BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
|
|
- Sri Kusuma
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Lemang Lemang merupakan suatu olahan pangan yang dibuat dari beras ketan yang dimasak dalam seruas bambu, setelah sebelumnya digulung dengan selembar daun pisang. Gulungan daun pisang di dalam bambu yang berisi beras ketan kemudian dicampur dengan santan kelapa yang lalu dimasak dengan cara dibakar hingga matang. Lemang lebih enak disajikan dalam keadaan hangat-hangat. Cara mengonsumsi lemang berbeda-beda dari daerah ke daerah. Ada yang senang menikmatinya dengan cara manis bersama selai, kinca, serikaya. Ada juga yang senang menikmatinya dengan cara asin bersama rendang, telur dan lauk pauk lainnya (Sahaja, 2013). Menurut Sahaja (2013) cara membuat lemang adalah sebagai berikut: a. Mula-mula cuci beras ketan terlebih dahulu kemudian tiriskan. Selanjutnya tambahkan santan kelapa bersama garam kedalam beras ketan yang telah dicuci tadi. b. Setelah itu, siapkan bambu lalu lapisi bagian pinggiran dalam bambu dengan daun pisang kemudian tuangkan beras ketan yang telah diberi santan tadi sebanyak ¾ dari bagian bambu, lalu tutupi bagian atas bambu dengan daun pisang.
2 c. Terakhir, siapkan api lalu bakar bambu yang sudah berisi beras ketan hingga matang. Setelah lemang matang, keluarkan lemang dari bambu kemudian potong-potong lalu sajikan Beras Ketan Beras adalah bagian bulir padi (gabah) yang telah dipisah dari sekam. Sekam (Jawa merang) secara anatomi disebut palea (bagian yang ditutupi) dan lemma (bagian yang menutupi). Pada salah satu tahap pemrosesan hasil panen padi, gabah ditumbuk dengan lesung atau digiling sehingga bagian luarnya (kulit gabah) terlepas dari isinya. Bagian isi inilah yang berwarna putih, kemerahan, ungu, atau bahkan hitam, yang disebut dengan beras. Salah satu jenis beras adalah ketan/beras ketan. Ketan berwarna putih, tidak transparan, seluruh atau hampir seluruh patinya merupakan amilopektin. Ketan hitam, merupakan versi ketan dari beras hitam (Kuswardani, 2013). Beras ketan putih (oryza sativa glutinosa) merupakan salah satu varietas padi yang termasuk dalam famili Graminae. Butir beras sebagian besar terdiri dari zat pati (sekitar 80-85%) yang terdapat dalam endosperma yang tersusun oleh granula-granula pati yang berukuran 3-10 milimikron. Beras ketan juga mengandung vitamin, mineral dan air. Komposisi kimiawi dari beras ketan putih terdiri dari Karbohidrat 79,4%, Protein 6,7%, Lemak 0,7%, Ca 0,012% dan Air 12% (Anonimous, 2012). Beras ketan merupakan bahan baku dalam pembuatan lemang yang paling penting, karena lemang sendiri merupakan makanan hasil olahan dari beras ketan yang dicampur dengan santan kelapa yang dibakar dengan seruas bambu. Dengan pengolahan tersebut maka akan menambah nilai tambah dari beras ketan.
3 Santan Kelapa Sebagai tanaman tropis, kelapa telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia untuk minyak goreng atau dibuat santan sebagai bahan campuran berbagai masakan/produk pangan. Santan murni secara alami mengandung sekitar 54% air, 35% lemak dan 11% padatan tanpa lemak (karbohidrat ± 6%, protein ± 4% dan padatan lain) yang dikategorikan sebagai emulsi minyak dalam air. Selain itu, santan juga mengandung vitamin C, B-6, thiamin, niasin, folat dan sejumlah mineral seperti kalsium, seng, magnesium, besi dan fosfor (Kulinologi, 2013). Santan kelapa merupakan cairan putih kental hasil ekstrasi dari kelapa yang dihasilkan dari kelapa yang diparut dan kemudian diperas bersama air. Santan mempunyai rasa lemak dan digunakan sebagai perasa yang menyebabkan masakan menjadi gurih. Dahulu, untuk memperoleh santan dilakukan dengan cara diperas dengan tangan dari kelapa yang diparut dan menambahkan air panas sehingga santan yang dihasilkan lebih baik. Akan tetapi, saat ini sudah terdapat mesin pemeras santan yang dalam penggunaannya kelapa yang diparut tidak perlu dicampurkan dengan air dan pati santan yang dihasilkan murni 100% (Anonimous, 2010) Pendapatan Wanita/Istri Wanita merupakan kelompok pekerja cadangan potensial yang bisa dimanipulasi oleh pemilik, karena wanita secara nyata melakukan pekerjaan untuk upah yang lebih rendah dari laki-laki, mereka dapat diambil sebagai buruh murah yang fleksibel bila dibutuhkan. Kemampuan wanita tergantung pada kesempatankesempatan dalam hidupnya untuk berpartisipasi dalam angkatan kerja, tempat ia
4 menghasilkan upah yang cukup karena tidak setuju melakukan pekerjaan non upahan dan pekerjaan berupah rendah (Ollenburger, 1996) Landasan Teori Pendapatan Pendapatan dalam ilmu ekonomi didefinisikan sebagai hasil berupa uang atau materi lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa manusia (Samuelson dan Nordhaus, 1995). Menurut Hadisapoetro (1973) di dalam Suratiyah (2009), pengertian dari pendapatan adalah sebagai berikut: a. Pendapatan kotor atau penerimaan adalah seluruh pendapatan yang diperoleh dari suatu usaha selama satu periode diperhitungkan dari hasil penjualan atau penaksiran kembali. Pendapatan kotor = Jumlah produksi (Y) x Harga per satuan (Py). b. Pendapatan bersih adalah selisih dari pendapatan kotor dengan biaya mengusahakan (Rp). c. Pendapatan petani adalah meliputi upah tenaga keluarga sendiri, upah petani sebagai manajer, bunga modal sendiri, dan keuntungan. Atau pendapatan kotor dikurangi biaya alat-alat luar dan bunga modal luar (Rp). d. Pendapatan tenaga keluarga merupakan selisih dari pendapatan pekerja dikurangi dengan bunga modal sendiri (Rp/jam kerja). e. Keuntungan atau kerugian merupakan selisih dari pendapatan dikurangi dengan upah keluarga dan bunga modal sendiri (Rp).
5 Pendapatan Keluarga Pendapatan keluarga adalah pendapatan yang diperoleh dari suatu kegiatan usaha ditambah dengan pendapatan rumah tangga yang berasal dari luar usaha tersebut. Pendapatan keluarga diharapkan mencerminkan tingkat kekayaan dan besarnya modal yang dimiliki. Pendapatan yang besar mencerminkan tersedianya dana yang cukup dalam berusaha. Rendahnya pendapatan menyebabkan menurunnya investasi dan upaya pemupukan modal (Soekartawi, 1993). Menurut Badan Pusat Statistik sesuai dengan konsep dan definisi, pengertian pendapatan keluarga adalah seluruh pendapatan dan penerimaan yang diterima oleh seluruh Anggota Rumah Tangga Ekonomi (ARTE), pendapatan adalah jumlah penghasilan riil dari seluruh anggota rumah tangga yang disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun perseorangan dalam rumah tangga. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pendapatan keluarga adalah seluruh bentuk penghasilan yang diterima nyata dari seluruh anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Menurut Tinker dalam Hutajulu (1987), untuk melihat kedudukan wanita dalam perekonomian rumah tangga para ahli lebih menitikberatkan perhatiannya pada rumah tangga sebagai satu kesatuan yang menentukan atau mengambil keputusan dalam berbagai aspek kehidupan anggota-anggotanya. Suatu ciri dari rumah tangga pada masyarakat agraris adalah sebagai kesatuan dasar dalam kegiatan produksi, konsumsi, dan reproduksi. Tujuan utama dari rumah tangga adalah untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan anggota. Maka setiap pria, wanita, tua maupun muda semua mempunyai peranan yang penting dalam memenuhi kebutuhan pokoknya.
6 2.2.3 Kontribusi Pendapatan Wanita/Istri Kontribusi pendapatan dari satu jenis kegiatan terhadap total pendapatan rumah tangga tergantung pada produktivitas faktor produksi yang digunakan dari jenis kegiatan yang bersangkutan. Stabilitas pendapatan rumah tangga cenderung dipengaruhi dominasi sumber-sumber pendapatan. Jenis-jenis pendapatan yang berasal dari luar sektor pertanian umumnya tidak terkait dengan musim dan dapat dilakukan setiap saat sepanjung tahun (Nurmanaf, 2006). Wanita disamping sebagai ibu rumah tangga ia juga berperan dalam peningkatan pendapatan keluarga, besarnya kemampuan dalam memberi kontribusi terhadap pendapatan dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial ekonomi yang dalam penelitian ini dibatasi pada faktor upah dan jumlah pendapatan suami (Moenandar, 1985) Pendapatan Pria/Suami Partisipasi laki-laki dalam golongan kajian wanita justru perlu mengingat bahwa pembahasan perempuan hanya bermakna bila dilakukan dalam konteks lingkungannya, termasuk bahwa dalam setiap lingkungan dimana ia berada selalu ada pula laki-laki. Sehingga dapat dikatakan bahwa suatu program kajian wanita diperkaya dengan adanya partisipasi kaum laki-laki, karena yang dituju bukan suatu masyarakat tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Hal ini juga dapat dilihat pada dominasi pendapatan rumah tangga tidak melulu didominasi oleh pendapatan kaum laki-laki saja tetapi juga ada kaum perempuan yang turut andil didalamnya (Ihromi, 1995) Faktor Sosial Ekonomi yang Mempengaruhi Pendapatan Wanita 1. Umur
7 Umur seseorang menentukan prestasi kerja atau kinerja orang tersebut. Semakin berat pekerjaan secara fisik maka semakin tua tenaga kerja akan semakin turun pula prestasinya. Namun, dalam hal tanggung jawab semakin tua umur tenaga kerja tidak berpengaruh karena justru semakin berpengalaman (Suratiyah, 2009). 2. Tingkat Pendidikan Formal Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan masyarakat, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup. Arti penting pendidikan semakin terasa, terutama dalam menghadapi era globalisasi dan perkembangan teknologi yang cepat. Pendidikan merupakan syarat utama guna masuk ke pasar kerja dan menciptakan SDM yang handal, oleh karena itu pendidikan masyarakat harus ditingkatkan sehingga kualitas penduduk dapat meningkat (Amnesi, 2013). Banyaknya atau lamanya sekolah/pendidikan yang diterima seseorang akan berpengaruh terhadap kecakapan dalam pekerjaan tertentu. Sudah tentu kecakapan tersebut akan mengakibatkan kemampuan yang lebih besar dalam menghasilkan pendapatan dalam rumah tangga. Tingkat pendidikan formal yang dimiliki akan memajukan tingkat pengetahuan serta wawasan yang luas untuk menerapkan apa yang diperoleh untuk peningkatan usahanya. Pendidikan rendah mengakibatkan kurangnya pengetahuan dalam memanfaatkan sumberdaya yang tersedia (Anonimous, 2013). 3. Pengalaman Bekerja Pengalaman seseorang dalam bekerja berpengaruh dalam menerima inovasi dari luar. Lamanya bekerja untuk setiap orang berbeda-beda, oleh karena itu lamanya bekerja dapat dijadikan bahan pertimbangan agar tidak melakukan kesalahan yang
8 sama sehingga dapat dilakukan hal yang baik untuk waktu berikutnya (Anonimous, 2013). Lama waktu bekerja seseorang dipengaruhi oleh seseorang tersebut. Seseorang yang tidak dalam keadaan cacat atau sakit secara normal mempunyai kemampuan untuk bekerja. Waktu maksimal sesorang bekerja selama 7 jam per hari (Suratiyah, 2009). Pengalaman bekerja biasanya dihubungkan dengan lamanya seseorang bekerja dalam bidang tertentu (misalnya lamanya seseorang bekerja sebagai petani) hal ini disebabkan karena semakin lama orang tersenut bekerja, berarti pengalaman bekerjanya tinggi sehingga secara langsung akan mempengaruhi pendapatan (Suwita, 2011). 4. Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah tanggungan keluarga adalah salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan pendapatan dalam memenuhi kebutuhannya. Banyaknya jumlah tanggungan keluarga akan mendorong kepala keluarga untuk melakukan banyak aktivitas terutama dalam mencari dan menambah pendapatan keluarganya (Hasyim, 2006). Semakin banyak jumlah tanggungan keluarga berarti beban ekonomi yang ditanggung oleh keluarga tersebut semakin berat. Kondisi ini memacu semangat perempuan untuk bekerja lebih giat untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarganya (Amnesi, 2013).
9 2.3 Penelitian Terdahulu Ririn Marissa (2013) meneliti dengan judul Peranan Tenaga Kerja Wanita Dalam Industri Sapu Ijuk dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga di Desa Medan Sinembah, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa secara serempak seluruh variabel bebas (umur, tingkat pendidikan, pengalaman bekerja, jumlah tanggungan) berpengaruh nyata secara serempak terhadap variabel terikat (pendapatan tenaga kerja wanita) dan hanya pengalaman bekerjalah yang secara parsial berpengaruh nyata terhadap pendapatan tenaga kerja wanita. Pendapatan tenaga kerja wanita (istri) per bulan adalah sekitar Rp ,33 per bulan dan Rp per tahun sedangkan pendapatan suami per bulan sekitar Rp ,33 per bulan dan Rp per tahun. Persentase kontribusi tenaga kerja wanita terhadap total pendapatan keluarga adalah 40% yaitu sebesar 37,3% itu berarti kontribusi tenaga kerja wanita terhadap total pendapatan keluarga masih kecil. Yoangga Praditya (2014) meneliti dengan judul Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Pemasaran Dodol Serta Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga Di Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita pada pemasaran dodol terhadap total pendapatan keluarga yakni sebesar 25,06%, karena memang upah yang diterima masih sangat jauh dari UMK Medan dan berarti kontribusi mereka rendah yaitu <40%. Dance Amnesi (2013) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pendapatan Perempuan Pada Keluarga Miskin Di Kelurahan Kapal, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Bandung. Hasil penelitian
10 menyimpulkan bahwa kontribusi rata-rata pendapatan perempuan terhadap pendapatan total keluarga miskin di Kelurahan Kapal adalah sebesar 49,074%. Umur, tingkat pendidikan, jam kerja, sifat pekerjaan dan jumlah tanggungan berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap pendapatan perempuan pada keluarga miskin di Kelurahan Kapal. 2.4 Kerangka Pemikiran Agroindustri adalah suatu kegiatan mengolah bahan-bahan yang dihasilkan dari kegiatan pertanian baik berupa hasil pangan maupun non pangan, perikanan ataupun peternakan. Usaha agroindustri dapat digolongkan menjadi beberapa skala berdasarkan besar kecilnya skala tersebut, antara lain industri skala rumah tangga, skala industri kecil, skala industri menengah dan skala industri besar. Adapun skala industri lemang di daerah penelitian yaitu skala industri rumah tangga hingga skala kecil. Usaha lemang dipengaruhi oleh faktor sosial dan faktor ekonomi. Faktor sosial terdiri dari umur, tingkat pendidikan formal dan pengalaman bekerja. Sedangkan faktor ekonomi terdiri dari jumlah tanggungan keluarga dan pendapatan di luar usaha lemang. Tenaga kerja yang terlibat dalam usaha lemang sebagian besar merupakan tenaga kerja wanita baik dalam proses pengolahan dan pemasarannya. Dari usaha lemang diperoleh produksi lemang dengan biaya produksi seminimal mungkin dan memperoleh hasil yang maksimal sehingga mendapat penerimaan yang besar. Penerimaan yang diperoleh juga dipengaruhi oleh harga jual lemang, semakin tinggi harga lemang maka penerimaan yang diperoleh juga semakin besar.
11 Dari hasil pengurangan antara penerimaan dengan biaya produksi diperoleh pendapatan tenaga kerja wanita pada usaha lemang. Penjumlahan antara pendapatan pria/suami dengan pendapatan wanita/istri maka akan diperoleh pendapatan keluarga. Untuk mengetahui pengaruh beberapa faktor sosial dan ekonomi terhadap pendapatan wanita pada usaha lemang serta kontribusinya terhadap pendapatan keluarga di daerah penelitian maka perlu dilakukan penelitian ilmiah. Adapun skema kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat dari gambar skema kerangka pemikiran.
12 Agroindustri Usaha Lemang FAKTOR SOSIAL EKONOMI: - Umur - Tingkat Pendidikan Formal - Pengalaman Bekerja - Jumlah Tanggungan Tenaga Kerja Wanita Penerimaan Tenaga Kerja Wanita Pendapatan Tenaga Kerja Wanita Pendapatan Pria/ Suami Pendapatan Wanita/ Istri Pendapatan Keluarga Kontribusi Pendapatan Tenaga Kerja Wanita
13 Keterangan: : Menyatakan Pengaruh Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran 2.5 Hipotesis Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan di atas maka dapat disusun hipotesis yang perlu diuji kebenarannya yaitu: 1. Umur, tingkat pendidikan formal, pengalaman bekerja dan jumlah tanggungan keluarga berpengaruh terhadap pendapatan wanita pada usaha lemang di daerah penelitian. 2. Persentase kontribusi pendapatan wanita terhadap pendapatan keluarga besar.
TINJAUAN PUSTAKA. menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekat kepada
TINJAUAN PUSTAKA Agroindustri Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciJl. Prof. A. Sofyan No.3 Medan Hp , ABSTRAK
PERANAN TENAGA KERJA WANITA PADA PEMASARAN DODOL SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA DI DESA BENGKEL KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI Yoangga Praditya 1), Yusak Maryunianta ),
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN WANITA PADA USAHA LEMANG DAN KONTRIBUSINYA PADA PENDAPATAN KELUARGA DI KOTA TEBING TINGGI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN WANITA PADA USAHA LEMANG DAN KONTRIBUSINYA PADA PENDAPATAN KELUARGA DI KOTA TEBING TINGGI Siti Fatimah*), Iskandarini**), Lily Fauzia**) *) Alumni Program Studi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Peranan bagi wanita secara keseluruhan dapat dikatakan sebagai sesuatu yang mulia dan dijunjung
Lebih terperinciPENGARUH SUHU TERHADAP PENURUNAN KADAR ABU TEPUNG BERAS DENGAN MENGGUNAKAN ALAT FURNACE
LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH SUHU TERHADAP PENURUNAN KADAR ABU TEPUNG BERAS DENGAN MENGGUNAKAN ALAT FURNACE (The Influence of Temperature to Reduce Dusty Rate of Rice Powder Using Furnace) Diajukan sebagai
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Pada tahap awal pembangunan, ekspor setiap negara didominasi oleh hasil hasil
PENDAHULUAN Latar Belakang Pada tahap awal pembangunan, ekspor setiap negara didominasi oleh hasil hasil pertanian. Tetapi permintaan komoditas pertanian cenderung menurun dan diganti oleh produk olahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai beranekaragam biji-bijian kacang polong yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan tempe seperti kacang merah, kacang hijau, kacang tanah, biji kecipir,
Lebih terperinciJAGUNG. Bahan Pangan Alternatif SERI BACAAN ORANG TUA
19 SERI BACAAN ORANG TUA JAGUNG Bahan Pangan Alternatif Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. berat kering beras adalah pati. Pati beras terbentuk oleh dua komponen yang
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beras Beras diperoleh dari butir padi yang telah dibuang kulit luarnya (sekam), merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Sebagian besar butir beras
Lebih terperinciTANAMAN PENGHASIL PATI
TANAMAN PENGHASIL PATI Beras Jagung Sagu Ubi Kayu Ubi Jalar 1. BERAS Beras (oryza sativa) terdiri dari dua jenis, yaitu Japonica yang ditanam di tanah yang mempunyai musim dingin, dan Indica atau Javanica
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Padi Organik Dan Bekatul Organik. ditanam dan diolah menurut standar yang telah ditetapkan (IRRI, 2007).
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Padi Organik Dan Bekatul Organik. Padi merupakan tanaman yang termasuk genus Oryza L yang meliputi kurang lebih 25 spesies tersebar di daerah tropis dan daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bekatul tidak banyak dikenal di masyarakat perkotaan, khususnya anak muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari beras yang terlepas saat
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi dikembangkannya sektor pertanian yang cukup besar dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional.
Lebih terperinciKARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK KENTANG
KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK KENTANG Karya ilmiah peluang bisnis tentang bisnis kentang goreng ini bertujuan untuk memberi petunjuk atau referensi kepada pembaca, untuk mengetahui bagaimana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Jambu biji disebut juga Jambu Klutuk (Bahasa Jawa), Jambu Siki, atau Jambu Batu yang dalam bahasa Latin disebut Psidium Guajava. Tanaman jambu biji merupakan
Lebih terperinci: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
I ndonesia merupakan salah satu negara produsen pisang yang penting di dunia, dengan beberapa daerah sentra produksi terdapat di pulau Sumatera, Jawa, Bali, dan N TB. Daerah-daerah ini beriklim hangat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai sifat mudah rusak. Oleh karena itu memerlukan penanganan pascapanen yang serius
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan kekayaannya termasuk kekayaan tentang makanan tradisional, banyak makanan tradisional yang tidak dijumpai di negara lain
Lebih terperinciRESEP KUE TALAM BESERTA TIPS dan VARIASINYA
RESEP KUE TALAM BESERTA TIPS dan VARIASINYA Kue talam memang biasanya diolah dari bahan ubi. Namun sebenarnya tidak harus seperti itu. Banyak sekali bahan yang bisa dimanfaatkan untuk membuat kue talam
Lebih terperinciPEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi
Tanggal 16 Oktober 2014 PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi PENDAHULUAN Usia 6 bulan hingga 24 bulan merupakan masa yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Snack telah menjadi salah satu makanan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat. Hampir seluruh masyarakat di dunia mengonsumsi snack karena kepraktisan dan kebutuhan
Lebih terperinciPENGOLAHAN TALAS. Ir. Sutrisno Koswara, MSi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013
PENGOLAHAN TALAS Ir. Sutrisno Koswara, MSi Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013 DISCLAIMER This presentation is made possible by the generous support of the American people
Lebih terperinciTANAMAN PERKEBUNAN. Kelapa Melinjo Kakao
TANAMAN PERKEBUNAN Kelapa Melinjo Kakao 1. KELAPA Di Sumatera Barat di tanam 3 (tiga) jenis varietas kelapa, yaitu (a) kelapa dalam, (b) kelapa genyah, (c) kelapa hibrida. Masing-masing mempunyai karakteristik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Ubi Kayu Ubi kayu merupakan tanaman tropis, namun demikian tetap mampu beradaptasi dan tumbuh baik di daerah subtropis. Di Indonesia, tanaman ini merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Strategi pembangunan pertanian yang berwawasan agribisnis dan agroindustri pada dasarnya menunjukkan arah bahwa pengembangan agribisnis merupakan suatu upaya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Padi merupakan salah satu komoditi pangan yang sangat dibutuhkan di
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Padi merupakan salah satu komoditi pangan yang sangat dibutuhkan di Indonesia. Oleh karena itu, semua elemen bangsa harus menjadikan kondisi tersebut sebagai titik
Lebih terperinciKuisioner Penelitian. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1
Kuisioner Penelitian Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1 A. Petunjuk Pengisian Kuisioner 1. Adik dimohon bantuannya untuk mengisi identitas diri pada bagian
Lebih terperinciTUGAS CHARACTER BUILDING RESEP MAKANAN
TUGAS CHARACTER BUILDING RESEP MAKANAN Disusun oleh Nama : Elsa E Ambarita NIM : 1701363250 Kelas : LA64 Memasak umumnya dilakukan ibu-ibu dan kaum hawa. Bahkan remaja putri yang memasuki masa dewasa sudah
Lebih terperinciBISNIS TELOR ASIN DAN KEUNTUNGANYA. Disusun oleh: Sandwi Devi Andri S1 teknik informatika 2F
BISNIS TELOR ASIN DAN KEUNTUNGANYA Disusun oleh: Sandwi Devi Andri 10.11.3934 S1 teknik informatika 2F JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA JENJANG STRATA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK
Lebih terperinciBISNIS BEKATUL KAYA MANFAAT
KARYA ILMIAH BISNIS BEKATUL KAYA MANFAAT MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS Nama : Asmorojati Kridatmaja NIM : 10.11.3641 Kelas : SI-TI 2B SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
Lebih terperinciCONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN
CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN 1. Serealia ) Pengolahan jagung : a. Pembuatan tepung jagung (tradisional) Bahan/alat : - Jagung pipilan - Alat penggiling - Ember penampung
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
27 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Sosial Ekonomi Sampel dalam penelitian ini adalah wanita dewasa dengan rentang usia 20-55 tahun. Menurut Hurlock (2004) rentang usia sampel penelitian ini dapat dikelompokkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan salah satu kelompok usia yang memiliki tingkat kerentanan cukup tinggi disaat masa pertumbuhan dan pada masa ini terjadi proses kehidupan menuju kematangan
Lebih terperinciTELUR ASIN 1. PENDAHULUAN
TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya murah. Telur dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekurangan protein merupakan salah satu masalah gizi utama di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekurangan protein merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Oleh karena itu peningkatan konsumsi protein perlu digalakkan, salah satunya melalui penganekaragaman
Lebih terperinciAnalisis usaha industri tempe kedelai skala rumah tangga di kota Surakarta
Analisis usaha industri tempe kedelai skala rumah tangga di kota Surakarta Oleh : Tri Rahayu Setyowati H0305040 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai agroekologi dataran rendah sampai dataran tinggi yang hampir semua dapat menghasilkan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai agroekologi dataran rendah sampai dataran tinggi yang hampir semua dapat menghasilkan buah-buahan. Indonesia menghasilkan banyak jenis buah-buahan.
Lebih terperinciNAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R
USAHA TELUR ASIN NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M (0610963043) R. YISKA DEVIARANI S (0610963045) SHANTY MESURINGTYAS (0610963059) WIDIA NUR D (0610963067) YOLANDA KUMALASARI (0610963071) PROGRAM STUDI
Lebih terperinciFilia Prima Artharina 1), Entika Fani Prastikawati 2) FPBS, IKIP PGRI Semarang
P R O S I D I N G ISBN:978-602-8047-99-9 SEMNAS ENTREPRENEURSHIP Juni 2014 Hal:351-355 PENDAYAGUNAAN LIMBAH PISANG MELALUI POSDAYA KELURAHAN TLOGOSARI WETAN Filia Prima Artharina 1), Entika Fani Prastikawati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada garis khatulistiwa. Hal ini mempengaruhi segi iklim, dimana Indonesia hanya memiliki 2 musim
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem perekonomian suatu negara merupakan satu kesatuan yang dicirikan oleh adanya hubungan sektor ekonomi yang satu dengan sektor ekonomi yang lain. Hubungan ini dapat
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Setelah melakukan beberapa pengamatan dan pengujian maka peneliti menghasilkan satu produk baru dengan melakukan inovasi terhadap jajanan pasar Indonesia yaitu lemper,
Lebih terperinciBuletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan
PROSES PEMBUATAN TELUR ASIN SEBAGAI PELUANG USAHA Oleh : Andi Mulia, Staff Pengajar di UIN Alauddin Makassar Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan
Lebih terperincitips: Menyimpan Tahu Segar
Tip's Memasak Tip's Memasak tips: Kaldu Udang Mendapatkan kaldu udang yang gurih, sangrai atau panggang kulit, dan kepala udang hingga kering dan harum. Angkat lalu rebus dengan air secukupnya di atas
Lebih terperincitips: Menyimpan Tahu Segar
Tip's Memasak Tip's Memasak tips: Kaldu Udang Mendapatkan kaldu udang yang gurih, sangrai atau panggang kulit, dan kepala udang hingga kering dan harum. Angkat lalu rebus dengan air secukupnya di atas
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian
PENDAHULUAN Latar Belakang Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian besar diolah menjadi berbagai bentuk dan jenis makanan. Pengolahan buahbuahan bertujuan selain untuk memperpanjang
Lebih terperinciTeknologi Pengolahan Hasil Ubi Jalar dan Ubi Kayu
Teknologi Pengolahan Hasil Ubi Jalar dan Ubi Kayu Sri Sudarwati, PENDAHULUAN Tanaman ubi-ubian merupakan tanaman yang menghasilkan karbohidrat atau pati dalam bentuk umbi batang dan umbi akar. Tanaman
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya
2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. populer di Indonesia. Buah dengan julukan The King of fruits ini termasuk dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Durian (Durio zibethinus murr) adalah salah satu buah yang sangat populer di Indonesia. Buah dengan julukan The King of fruits ini termasuk dalam famili Bombacaceae
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jenang Jenang adalah salah satu makanan tradisional yang sudah banyak di berbagai daerah di Indonesia. Widodo (2014) menyebutkan macam-macam jenang, antara lain jenang procotaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan merupakan salah satu daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara geografis berada di pesisir
Lebih terperinciINOVASI PEMBUATAN ANEKA PRODUK OLAHAN DARI BENGKUANG. OLEH : Gusti Setiavani, STP. MP
INOVASI PEMBUATAN ANEKA PRODUK OLAHAN DARI BENGKUANG OLEH : Gusti Setiavani, STP. MP Bengkuang merupakan buah yang kaya akan zat gizi yang mempunyai peranan yang penting untuk kesehatan terutama vitamin
Lebih terperinciUkuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram
Dibawah ini merupakan data nilai satuan ukuran rumah tangga (URT) yang dipakai untuk menentukan besaran bahan makanan yang biasa digunakan sehari- hari dalam rumah tangga. (Sumber: Puslitbang Gizi Depkes
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. meramu bahan-bahan kimia (anorganik) berkadar hara tinggi. Misalnya, pupuk urea
TINJAUAN PUSTAKA Pupuk Anorganik Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik pupuk dengan meramu bahan-bahan kimia (anorganik) berkadar hara tinggi. Misalnya, pupuk urea berkadar N 45-46
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. macam komoditi pangan pertanian, tetapi kemampuan produksi pangan di
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang menghasilkan berbagai macam komoditi pangan pertanian, tetapi kemampuan produksi pangan di Indonesia dari tahun ke tahun semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. misalnya sebagai lauk pauk, hal ini karena rasanya yang enak dan memiliki nilai. pangan juga tidak jauh berbeda (Hadiwiyoto, 1993).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan telah banyak dikenal, karena boleh dikatakan semua orang pernah menggunakan ikan sebagai bahan pangan dengan dimasak terlebih dahulu, misalnya sebagai lauk pauk,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beras Analog Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah dengan mengembangkan alternatif pangan. Program diversifikasi pangan belum dapat berhasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan bahan pangan bagi manusia bukan hanya sekedar untuk mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi bahan makanan yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor industri merupakan komponen utama dalam pembangunan ekonomi nasional. Sektor industri mampu memberikan kontribusi ekonomi yang besar melalui nilai tambah,
Lebih terperinciII. TINAJUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap makhluk hidup
7 II. TINAJUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Tinjauan Pustaka 1. Pola makan anak balita Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap makhluk hidup khususnya manusia. Pangan merupakan bahan yang
Lebih terperinci: Laila Wahyu R NIM :
Nama : Laila Wahyu R NIM : 11.11.568 Kelas : 11-S1TI-15 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 211/212 I. ABSTRAKSI Produk olahan krupuk ikan tenggiri merupakan produk pangan yang dapat digunakan sebagai makanan ringan
Lebih terperinciBAB III METODE PELAKSANAAN
BAB III METODE PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Proses pembuatan dari Tape Ketan Beta karoten ini akan dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 1 Mei 2015 pukul 09.00-17.00 di Jln. Gombang alas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlebih keuntungan dalam sektor pertanian. Sektor pertanian terutama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki iklim tropis yang banyak memberikan keuntungan, terlebih keuntungan dalam sektor pertanian. Sektor pertanian terutama hortikultura seperti buah-buahan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar yang terus meningkat. Menurut Trubus (2012), permintaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak keempat setelah Amerika Serikat, India dan China. Mengingat akan banyaknya penduduk, kebutuhan
Lebih terperincimi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mi bukan merupakan makanan asli budaya Indonesia. Meskipun masih banyak jenis bahan makanan lain yang dapat memenuhi karbohidrat bagi tubuh manusia selain beras, tepung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjamin pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Periode dapat dikatakan sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sejarah pembangunan ekonomi di Indonesia, industrialisasi merupakan suatu proses interaksi antara pengembangan teknologi, inovasi, spesialisasi, produksi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi makanan beranekaragam yang dapat memberikan sumber zat gizi yang cukup bagi tubuh, dengan adanya program
Lebih terperinciUBI JALAR. Bahan Pangan Alternatif SERI BACAAN ORANG TUA
18 SERI BACAAN ORANG TUA UBI JALAR Bahan Pangan Alternatif Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat terutama diperkotaan. Budidaya jamur di Indonesia masih sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan letaknya yang sangat strategis yaitu pada zona khatulistiwa, maka termasuk salah satu negara yang memiliki kekayaan alam yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan jajanan sudah menjadi kebiasaan yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai golongan apapun
Lebih terperinciMENU BERAGAM BERGIZI DAN BERIMBANG UNTUK HIDUP SEHAT. Nur Indrawaty Liputo. Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
MENU BERAGAM BERGIZI DAN BERIMBANG UNTUK HIDUP SEHAT Nur Indrawaty Liputo Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Disampaikan pada Seminar Apresiasi Menu Beragam Bergizi Berimbang Badan Bimbingan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komoditas tanaman hortikultura khususnya buah-buahan mempunyai prospek yang bagus untuk dikembangkan mengingat bertambahnya jumlah penduduk dan kesadaran masyarakat akan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESA PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESA PENELITIAN Tinjauan Pustaka Menurut Tharir (2008), penggilingan padi merupakan industri padi tertua dan tergolong paling besar di Indonesia,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. peran wanita berbeda bagi setiap masyarakat (Hutajulu, 2004).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Perilaku keluarga dan peran serta setiap individu anggota keluarga akan membantu kita untuk mengerti
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan pertanian merupakan bagian integral dari pembangunan ekonomi nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar bagi perekonomian
Lebih terperinciKUALITAS TEPUNG BERAS SEBAGAI BAHAN BAKU CAMPURAN RAGI TEMPE (Rhizopus oligosporus) DILIHAT DARI HASIL PRODUKSI TEMPE KEDELAI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH
KUALITAS TEPUNG BERAS SEBAGAI BAHAN BAKU CAMPURAN RAGI TEMPE (Rhizopus oligosporus) DILIHAT DARI HASIL PRODUKSI TEMPE KEDELAI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es krim merupakan salah satu olahan semi padat dengan bahan utama susu. Es krim merupakan produk olahan susu sapi yang dibuat dengan bahanbahan utama yang terdiri atas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Ikan Asin Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak di konsumsi masyarakat dan mudah didapat. Namun dibalik keunggulannya, ikan juga mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat beragam dan tergolong ke dalam jenis buah tropis seperti rambutan, nanas,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buah-buahan merupakan salah satu produk pertanian unggulan yang banyak dihasilkan di Indonesia sebagai negara agraris. Jenis buah yang dihasilkan sangat beragam dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Perikanan adalah suatu kegiatan ekonomi. Tujuan pembangunan sektor perikanan Indonesia sebagai sumber devisa negara, sumber pendapatan nelayan dan sumber proses
Lebih terperinciINOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU
INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU Oleh: Gusti Setiavani, S.TP, M.P Staff Pengajar di STPP Medan Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa
Lebih terperinciBAHAN MAKANAN SETENGAH JADI
BAHAN MAKANAN SETENGAH JADI Definisi : * Bahan makanan olahan yang harus diolah kembali sebelum dikonsumsi manusia * Mengalami satu atau lebih proses pengolahan Keuntungan: * Masa simpan lebih panjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mie adalah makanan alternatif pengganti beras yang banyak. dikonsumsi masyarakat. Mie menjadi populer dikalangan masyarakat karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mie adalah makanan alternatif pengganti beras yang banyak dikonsumsi masyarakat. Mie menjadi populer dikalangan masyarakat karena harganya murah dan cara pengolahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Waktu dan Tempat Penelitian.
I. PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tanaman Salak Tanaman salak memiliki nama ilmiah Salacca edulis reinw. Salak merupakan tanaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang memiliki rasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang memiliki rasa yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rata-rata kue kering di kota dan di pedesaan di Indonesia 0,40
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketergantungan konsumen pada makanan jajanan di Indonesia telah semakin meningkat dan memegang peranan penting, karena makanan jajanan juga dikonsumsi oleh golongan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan. Abon dapat
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan pangan pokok bagi penduduk Indonesia dan merupakan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padi merupakan bahan pangan pokok bagi penduduk Indonesia dan merupakan komoditas pangan unggulan Provinsi Lampung. Produksi padi yang dihasilkan di Provinsi Lampung secara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. industri yang berbasis pertanian atau biasa disebut agroindustri. Istilah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat besar dalam pertumbuhan ekonomi negara, terutama negara yang bercorak agraris seperti Indonesia.Pembangunan ekonomi menitikberatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konsumsi yang berkualitas dapat diwujudkan apabila makanan yang. kesadaran terhadap pangan beragam, bergizi, seimbang dan aman.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu upaya untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas adalah dengan memperbaiki kualitas konsumsi pangan masyarakat. Konsumsi yang berkualitas dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan jenis jamur pangan dari kelompok Basidiomycota. Jamur ini dapat ditemui di alam bebas sepanjang tahun. Jamur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hampir semua penduduk Indonesia bermatapencaharian dari hasil alam yang. berupa pertanian maupun perkebunan. (L.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara agrasis yang memiliki iklim tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan perkebunan. Hampir semua
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan tubuh yang memiliki dua bentuk yaitu padat dan cair. Pangan merupakan istilah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Produk olahan yang paling strategis untuk dikembangkan dalam. rangka menunjang penganekaragaman (diversifikasi) pangan dalam waktu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Produk olahan yang paling strategis untuk dikembangkan dalam rangka menunjang penganekaragaman (diversifikasi) pangan dalam waktu dekat adalah tepung yang berkualitas
Lebih terperinciABSTRAK PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG SEBAGAI BAHAN OLAHAN KRIPIK DAN KUE DONAT DI DESA BATU MERAH KOTA AMBON
ABSTRAK PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG SEBAGAI BAHAN OLAHAN KRIPIK DAN KUE DONAT DI DESA BATU MERAH KOTA AMBON 1 D. Wakano, 2 E. Samson, dan 3 L. D. Tetelepta 1,2,3 Jurusan Biologi Fakultas Matematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebar dari Sabang dari Merauke dengan bermacam-macam jenis pangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara agraris sangat kaya tanaman pangan yang tersebar dari Sabang dari Merauke dengan bermacam-macam jenis pangan khas bagi daerah masing-masing.
Lebih terperinciKERANGKA PENDEKATAN TEORI. kemampuannya dalam menyerap air sangat mudah karena mempunyai pori-pori kulit
II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjuan Pustaka 1. Prospek Telur Asin Brebes Menurut Novitasari (2012), salah satu telur yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia adalah telur itik (telur bebek). Namun,
Lebih terperinci