ANALISIS POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF PADA KARANGAN SISWA KELAS XI BAHASA I DI SMA N 1 SERIRIT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF PADA KARANGAN SISWA KELAS XI BAHASA I DI SMA N 1 SERIRIT"

Transkripsi

1 ANALISIS POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF PADA KARANGAN SISWA KELAS XI BAHASA I DI SMA N 1 SERIRIT Ni Wayan Resmayani, I Made Sutama, Ida Ayu Made Darmayanti Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia niwayanresmayani29@gmail.com,imadesutamaubd@gmail.com, idaayumadedarmayanti@yahoo.com ABSTRAK Penelitian deskriptif ini bertujuan mendeskripsikan pola pengembangan paragraf dalam karangan siswa kelas XI Bahasa I di SMA 1 Seririt. Subjek penelitian ini adalah karangan siswa kelas XI Bahasa I di SMA N 1 Seririt. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi. Data yang diperoleh diolah melalui beberapa tahap, yaitu (1) identifikasi data, (2), klasifikasi data, (3), penyajian data, dan (4), penarikan kesimpulan. Hasil penelitian secara umum membuktikan bahwa pola pengembangan paragraf dalam karangan siswa kelas XI Bahasa I di SMA N 1 Seririt sudah cukup baik. Dalam penelitian ini, data yang diperoleh adalah 29 buah karangan siswa kelas XI Bahasa I di SMA N 1 Seririt, dengan jumlah paragraf sebanyak 78. Dari 78 paragraf karangan siswa, jumlah paragraf yang mengandung pola pengembangan paragraf adalah 53 paragraf. Sementara itu, paragraf yang tidak menggunakan pola pengembangan paragraf berjumlah 25 paragraf. Kata kunci :analisis, pola pengembangan paragraf, karangan siswa. ABSTRACT This descriptive research aimed to describe the patterns of paragraph development used by students in writing essays. The subject of this research was the essays written by students of Grade XI Bahasa in SMA N 1 Seririt. The data was collected by using documentation method and it was processed by following four certain steps. Those are (1) data identification, (2) data classification, (3) data presentation, and (4) conclusion. The result of this study generally showed that the essays written by students of Grade XI Bahasa in SMA N 1 Seriritwere already developed by using good paragraph development patterns. The data proved that from twenty nine essays written by students of Grade XI Bahasa in SMA N 1 Seririt which consisted of seventy eight paragraphs, there were fifty three paragraphs were written by using certain patterns of paragraph development. Meanwhile, there were twenty five paragraphs were written without following the patterns of paragraph development. Keywords: analysis, patterns of paragraph development, student s essay. PENDAHULUAN Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 menyebutkan bahwa bahasa memiliki peranan sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, partisipasi dalam masyarakat yang menggunakaan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

2 kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan dengan baik dan benar, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Dilihat dari kurikulum KTSP, bahwa mata pelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) menggunakan bahasa secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tertulis; (2) menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara; (3) memahami bahasa Indonesia menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan; (4) menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial; (5) menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa; (6) menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Setiap siswa dalam mengarang mempunyai kemampuan untuk mengekspresikan pikiran, perasaan dan sikapnya. Kemampuan mengekspresikan tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk tulisan seperti artikel,wacana, sketsa, puisi maupun bentuk karangan. Melalui kegiatan mengarang siswa akan memberikan masukan berbagai informasi maupun pengetahuan kepada pembaca dari hasil tulisannya. Isi yang terdapat dalam karangan tersebut menceritakan hubungan manusia dengan alam semesta maupun hubungan antar manusia. Meskipun setiap siswa memiliki kemampuan. Namun, masih mempunyai tingkat kesulitan pada pembelajaran bahasa Indonesia dianggap tidak menjadi kekhawatiran yang perlu untuk dipikirkan. Hal ini sedikit berbeda dengan pembelajaran yang menyangkut ilmu eksakta, Fisika, Matematika, dan lainnya yang justru dianggap memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Pada akhirnya nilai yang didapatkan oleh siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia tidaklah lebih baik dari pembelajaran yang menyangkut ilmu eksakta. Menulis adalah menuangkan ide dalam bentuk uraian kata, kalimat, paragraf, yang akhirnya membentuk sebuah wacana. Kegiatan menulis merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam sebuah proses belajar yang produktif dialami siswa. Sesuai dengan pendapat Akhadiah, (1988: 112) yang menyatakan kemampuan menulis merupakan kemampuan yang kompleks, yang menuntut sejumlah pengetahuan dan keterampilan. Sejalan dengan yang diungkapkan oleh Suparno bahwa menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Menulis karangan merupakan salah satu dari sekian banyak kegiatan yang terdapat dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Dalam kegiatan menulis banyak siswa tidak mampu untuk menentukan topik, menyusun kerangka karangan,membangun koherensi dan pengembangan paragraf, menentukan kalimat utama dalam paragraf, serta menyesuaikan keselarasan isi dengan topik. Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang di pahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu (Tarigan). Di samping itu, Jos Deniel Parera mengatakan bahwa menulis merupakan suatu pewarisan yang mengatasi dua dimensi, yaitu dimensi waktu dan tempat. Menulis mengatasi dimentasi waktu berarti menulis itu dapat diwariskan kepada generasi-generasi yang akan datang. Secara kontenporer, hasil penelitian itu dapat dibaca oleh banyak orang pada waktu yang sama tanpa kehadiran si penulis itu sendiri. Menulis pun mengatasi dimensi tempat. Pembaca di tempat lain, seperti di luar negeri dan daerah-daerah dapat mengetahui gagasan, ide, pengetahuan, dan informasi yang

3 disampaikan oleh penulis walaupun penulis tidak hadir di tempat itu. Menurut Lamuddin Finoza (2010: ), jenis tulisan dapat digolongkan menjadi beberapa jenis yaitu: (1) karangan deskripsi merupakan karangan yang lebih menonjolkan aspek pelukisan sebuah benda atau objek, keadaan, lokasi dengan kat-kata, (2) karangan narasi adalah suatu bentuk tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan, merangkaikan tindak-tanduk perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa sacara kronologis atau yang berlangsung dalam kesatuan waktu kejadian, (3) karangan eksposisi yang merupakan wacana yang bertujuan memberitahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu, (4) karangan argumentasi yang merupakan karangan yang bertujuan meyakinkan pembaca agar menerima atau mengambil suatu doktrin, sikap, dan tingkah laku tertentu, dan (5) karangan persuasi yang merupakan karangan yang bertujuan membuat pembaca percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan yang mungkin berupa fakta, suatu pendirian umum, suatu pendapat atau gagasan ataupun perasaan seseorang. Jadi pentingnya menulis bukan hanya menuliskan yang diucapkan (membahasatuliskan bahasa lisan), melainkan juga merupakan suatu kegiatan yang sedemuikian rupa sehingga terjadi suatu tindak komunikasi (antara penlis dan pembaca). Pada dasarnya, pengertian dan hakikat menulis dapat dilihat pada tiga aspek, yaitu 1) menulis sebagai proses berpikir 2) menulis meliputi proses berpikir meliputi serangkaian aktivitas, dan 3) menulis sebagai proses berhubugan erat dengan membaca. Menurut Slamet (2009: 99), suatu karangan dapat dilihat dari segi bahasa yang digunakan, isi karangan, dan bentuk atau cara penyajiannya. Dari segi bahasa, karangan diidentifikasikan berdasarkan penggunaan bahasa Indonesia yang sulit, sederhana, mudah, dan penggunaan paragraf yang tepat dan penggunaan diksi yang tepat. Dari segi isi, karangan diidentifikasikan berdasarkan jenis karangan fiksi atau nonfiksi dan kesesuaian antara judul dan isi. Dari segi bentuk atau cara penyajiannya, karangan diidentifikasikan berdasarkan karangan berupa puisi atau prosa, jika prosa penyajiannya berbentuk narasi, eksposisi, argumentasi, deskripsi, atau persuasi. Di sisi lain, karangan adalah pengungkapan gagasan atau ide dalam sebuah karya tulis untuk dipahami oleh pembaca. Karangan terdiri atas karangan fiksi dan nonfiksi. Karangan fiksi adalah karangan yang dibuat dengan menggunakan sisi imajinatif dari pengarang. Selain itu, karangan merupakan bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema yang utuh. Karangan diartikan pula dengan rangkaian hasil pikiran atau ungkapan perasaan ke dalam bentuk tulisan yang teratur, yang akan menjadi suatu keterampilan menulis siswa. Nilai keterampilan menulis siswa saat ini sudah cukup baik, yang telah mencukupi nilai KKM tersebut membuat peneliti tertarik untuk meneliti hasil karangan para siswa agar dapat mengetahui struktur paragrafnya berdasarkan macam-macam paragraf dan pola pengembangannya. Hal-hal di atas yang melatar belakangi peneliti untuk melakukan penelitian dengan subjek dan objek tersebut. Adapun alasan peneliti melakukan penelitian ini karena masih banyak siswa yang kesulitan dalam membuat karangan dalam melakukan pembelajaran di sekolah. Di samping itu, siswa menganggap pelajaran bahasa Indonesia lebih gampang dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya terutama dalam pembuatan kalimat, paragraf dan penggunaan EYD siswa masih sering memebuat siswa kebingungan dalam menetukan kaidah-kaidah yang akan digunakan dalam membuat sebuah karangan. Padahal sejauh ini dalam kegiatan UTS dan UAS yang paling terendah terjadi pada mata pelajaran bahasa Indonesia hal itu kurang disadari oleh siswa sendiri, maka dari itu peneliti

4 mencoba untuk meneliti hasil karangan siswa tersebut. Berdasarkan hasil observasi awal yang telah peneliti lakukan, dari seluruh kelas XI SMA Negeri 1 Seririt hanya kelas XI bahasa 1 yang terlihat memiliki nilai rata-rata yang tinggi. Sehingga peneliti sepakat untuk menggunakan kelas bahasa 1 sebagai kelas yang akan di gunakan peneliti. Mengingat nilai kelas bahasa 1 yang tinggi dari kelas yang lainnya. Dipilihnya SMA Negeri 1 Seririt sebagai tempat penelitian dikarenakan sekolah tersebut merupakan sekolah sudah lama berdiri. Selain itu, SMA 1 Seririt juga memiliki prestasi khususnya dalam bidang sastra. Sekolah tersebut juga memiliki komunitas sastra. Tentunya kondisi belajar siswa dalam mengikut pelajaran bahasa Indonesia terutama pada materi pola pengembangan paragraf pada suatu karangan akan semakin meningkat dan diminati. Oleh sebab itu, peneliti merasa tertari melakukan penelitian di sekolah tersebut. Peneliti menemukan penelitian sejenis yang pernah dilakukan oleh peneliti lain. Penelitian sejenis yang pertama dilakukan oleh Devi Agnes METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan bagian yang sangat terpenting dalam suatu penelitian. Dengan adanya metode penelitian, dapat diberikan jawaban tentang cara yang dipilih untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan yang dianjurakan. Metode penelitian ini sangat bermanfaat untuk menuntun Peneliti dalam melakukan penelitiannya. Metode penelitian tersebut meliputi: (1) rancangan penelitian, (2) subjek dan ubjek penelitian, (3) metode pengumpuan data, (4) instrumen penelitian, dan (5) metode analisis data. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif. Rancangan penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan yang juga disebut pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan Sendiktyas pada tahun 2012 dengan judul Analisis Pola Pengembangan Paragraf pada Karangan Narasi Berbahasa Jawa Siswa Kelas X SMA N 1 Bejagoan. Penelitian ini mengkaji macam-macam pola pengembangan paragraf dalam karangan narasi, ciri-ciri paragraf, fungsi paragraf, dan syarat-syarat pembentukan paragraf. Jenis penelitian yang kedua terkait penelitian pola pengembangan paragraf telah dilakukan oleh Ellisa Tesdy Supraba pada tahun 2008, dengan penelitian yang berjudul Analisis Pola Pengembangan Paragraf dalam Karangan Narasi Siswa Kelas VIII SMP Bopkri 3 Yogyakarta. Penelitian tersebut mengkaji jenis-jenis pola pengembangan paragraf, jenis-jenis konjungsi, dan letak konjungsi. Dengan hasil penelitiannya adalah terdapat 5 (lima) jenis pola pengembangan paragraf pada 67 karangan siswa, yaitu pola umum khusus, proses, sudut pandang, sebab akibat, dan perbandingan/pertentangan. Selain itu, terdapat 5 (lima) jenis konjungsi, yaitu konjungsi penunjukkan, penggantian, pelepasan, perangkaian, dan hubungan leksikal. Letak konjungsinya ada 3 (tiga), yaitu awal, tengah, dan akhir paragraf. orang-orang di tempat penelitian (McMillan & Schumacher, 2003: 232). Penelitian kualitatif juga bisa dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuantemuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya (Strauss & Corbin, 2003:143). Penelitian kualitatif digunakan untuk menggambarkan kepada meneliti pada kondisi objek yang alamiah yang berkaitan dengan pola pengembangan karangan siswa di SMA N I Seririt. Subjek penelitian pada dasarnya adalah yang akan dikenai kesimpulan hasil penelitian. Apabila subjek penelitiannya terbatas dan masih dalam jangkauan sumber daya, maka dapat dilakukan studi populasi, yaitu mempelajari seluruh objek secara langsung. Sebaliknya, apabila subjek penelitian sangat banyak dan berada diluar jangkauan sumber daya peneliti, atau batasan populasinya tidak mudah

5 untuk didefinisikan, dapat dilakukan studi sempel. Subjek penelitian adalah benda, hal, atau orang tempat variabel melekat, dan yang dipermasalahkan dalam penelitian (Suandi, 2008: 31). Dalam penelitian ini subjek penelitian mempunyai kedudukan yang sangat sentral. Adapun yang menjadi subjek pada penelitian ini adalah karangan siswa kelas XI Bahasa 1 SMA N 1 Seririt. Objek atau sasaran yang diteliti dalam penelitian ini adalah pola pengembangan yang ada pada karangan siswa kelas XI Bahasa 1 SMA N 1 Seririt. Dalam proses pengumpulan data peneliti menggunakan dua metode untuk mempermudah pengambilan data. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Uraian yang lebih lengkap mengenai metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut. Metode dokumentasi peneliti gunakan untuk memperoleh data yang benar-benar valid dan memang diperlukan dalam penelitian. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karyakarya monumental seseorang (Sugiono, 2009;82). Dengan menggunakan metode dekumentasi, peneliti mendokumentasikan data karangan siswa yang telah dibuat. Dalam penelitian ini, data yang dicari dengan metode dokumentasi, yaitu pola pengembangan karangan siswa kelas XI Bahasa 1 SMA N 1 Seririt. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental seseorang (Sugiono, 2009: 82). Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis serta objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis. Arikunto (2010:203) mengatakan instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Sesuai dengan metode yang digunakan, dalam penelitian ini instrumen berupa kartu data untuk metode dokumentasi. Metode penelitian adalah metode analisis data yang peneliti lakukan dengan menggunakan kualitatif yaitu suatu cara pengolahan yang dilakukan dengan cara menyusun data secara sistematis sehingga diperoleh simpulan secara umum. Prosedur pengolahan data yang dilakukan dengan lima langkah, (a), identifikasi data, (b), klasifikasi data, (c), penyajian data, dan (d), penarikan kesimpulan. Pada tahap identifikasi data, kegiatan yang dilakukan adalah memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus penelitian yaitu pola pengembangan karangan siswa. Dengen demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Pada tahap ini dilakukan pengklasifikasian data atau pengelompokan data sesuai dengan subsub masalah yang dikemukakan dalam rumusan masalah. Data yang diperlukan dalam penelitian diklasifikasikan berdasarkan pola pengembangan karangan siswa. Setelah data diklasifikasi berdasarkan rumusan masalah, data disajikan secara sistematis. Dalam penelitian ini, data yang telah diidentifikasi dan dikelompokkan kemudian disajikan dengan uraian singkat dalam bentuk teks yang bersifat naratif. Pada tahap ini, data yang didapat akan menjawab permasalahan yang ingin dipecahkan. Langkah terakhir dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan. Untuk mengetahui keakuratan penelitian, penyimpulan sangat penting dilakukan. Peneliti merumuskan simpulkan berdasarkan hasil temuan yang telah disajikan dalam penyajian data, yakni mendeskripsikan temuan-temuan di lapangan dengan kata-kata. Penyimpulan yang dilakukan harus dapat menjawab semua masalah yang diangkat dalam penelitia.

6 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penyajian dan hasil penelitian dapat dipaparkan secara lebih rinci dalam bab IV ini. Dalam bab ini, peneliti memaparkan satu permasalahan yaitu pola pengembangan paragraf dalam karangan siswa kelas XI Bahasa 1 di SMA 1 Seririt. Setalah penelitian ini dipaparkan secara mendalam, selanjutnya, hasil penelitian ini akan diuraikan dan dibahas pada bagian pembahasan. Hasil penelitian ini peneliti membahas tentang pola pengembangan paragraf dalam karangan siswa kelas XI Bahasa 1 di SMA 1 Seririt. Dalam penelitian ini, subjek penelitian yang digunakan adalah 29 buah karangan siswa kelas XI Bahasa 1 di SMA 1 Seririt. Dengan jumlah paragraf sebanyak 78 paragraf dalam 29 karangan siswa. Dari 78 paragraf karangan siswa, jumlah paragraf yang mengandung pola pengembangan paragraf adalah 53 paragraf. Sementara itu, paragraf yang tidak menggunakan pola pengembangan paragraf berjumlah 25 paragraf. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dinyatakan bahwa pola pengembangan paragraf yang digunakan oleh siswa dalam menulis opini adalah pola pertentangan, sebab-akibat, dan klasifikasi. Dari tiga jenis pola pengembangan paragaf yang terdapat dalam karangan siswa, pola sebab-akibat paling banyak digunakan oleh siswa, yaitu berjumlah 44 paragraf. Pola pertentangan berjumlah 8 paragraf. Sementara itu, dan pola klasifkasi paling sedikit ditemukan, yaitu hanya berjumlah 1 paragraf. Pembahasan Berdasarkan pemaparan hasil penelitian di atas, teks hasil karangan siswa sebagian besar sudah mengandung pola pengembangan pararaf. Namun, masih ada beberapa paragraf siswa yang belim mengandung pola pengembangan paragarf. Dilihat dari jumlah hasil analisis tersebut, yaitu analisis pola pengembangan paragraf. Berdasarkan analisis yang dilakukan, dari 29 karangan siswa yang terdiri atas 78 paragraf, diantaranya 8 paragraf tulisan siswa yang termasuk pola pengembangan paragraf pertentangan, 44 paragraf tukisan siswa yang termasuk pola pengenbangan sebab-akibat, 1 paragraf tulisan siswa yang termasuk pola pengembangan pargraf klasifikasi, dan 25 paragraf tulisan siswa yang tidak mengandung pola pengembangan pargraf. Dari 78 jumlah paragraf siswa, sebagian besar sudah mengandung pola pengembangan paragraf. Hal ini disebabkan karena tulisan siswa sudah memenuhi kreteria penulisan pola pengembangan paragraf. Kreteria yang dimaksud adalah ciri-ciri kebasaan pola pengembangan masing-masing paragraf dan ciri-ciri struktur pola pengembangan paragraf. Sebagian besar teks karangan siswa sudah dapat menjawab pertanyaan tersebut. Dengan demikian, peneliti dapat mengatakan bahwa teks karangan siswa sebagian besar sudah mengandung pola pengembangan paragraf. Adapun, beberapa hal yang menyebabkan siswa dapat menulis dengan baik. Salah satunya adalah peran guru dalam memberikan pembejalaran. Dalam pembelajaran menulis karangan guru mampu mengembangkan pelajaran dengan memadukan buku panduan guru dan buku panduan siswa. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa terutama dalam meningkatkan pola pikir siswa sehingga mampu mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan. Hal ini sejalan dengan pendapat Tarigan (1985:6) karangan yang baik adalah karangan yang mencerminkan kemampuan pengerang untuk menggunakan nada yang serasi, karangan yang mencerminkan pengarang mampu menyusun karangan secara utuh dan tidak samar-samar dan dapat meyakinkan pembaca. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam menerapkan pola pengembangan paragraf pada karangan siswa, dengan menerapkan macam-macam pola pengembangan paragraf. Seperti contoh di bawah ini, paragraf 2 pada tulisan 03:

7 Kebakaran ini terjadi pada hari Kamis (3/7) malam, ini terjadi sekitar jam malam. Api pertama kali muncul di kios lantai satu. Api ini ditemukan sudah membesar dan memakan habis barang dagangan milik pedagang. Bahkan, sampai menghanguskan seluruh isi pasar. Pasukan pemadam kebakaran kewalahan untuk memadamkan api, karena api terus membesar. Pemadaman api ini dilakukan hingga besok pagi. Paragraf di atas, di ambil dari karangan siswa dengan tema kebakaran pasar Seririt. Paragraf di atas sudah mengandung pola pengambangan paragraf secara jelas karena sudah dapat menjawab pertanyaan apa yang sedang terjadi; kapan kejadian tersebut; bagaimana hal tersebut bisa terjadi; dan mengapa bisa terjadi. Pristiwa yang terjadi adalah kebakaran pasar Seririt. Terjadinya pristiwa tersebut ketika malam kamis 03 Juli di pasar Seririt. Api ditemukan sudah membesar dan memakan habis barang dagangan milik pedagang. Bahkan, sampai menghanguskan seluruh isi pasar. Pasukan pemadam kebakaran kewalahan untuk memadamkan api, karena api terus membesar. Kemudian, api terus membesar karena banyak dagangan wagra berupa gas, pakaian dan barang dagangan lainnya yang mudah terbakar. Pemaparan di atas akan memjawab kreteria yang ada dalam pola pengembangan paragraf dalam sebuah karangan siswa. Penulis sudah memebuat karangan dengan pemaparan yang jelas, yaitu memaparkan apa topik yang ingin dibahas, mengapa kejadian itu terjadi, dan bagaimana hal itu bisa terjadi. Halini sangat penting untuk untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis pola pengembangan paragraf dalam sebuah paragraf. Hal ini sejalan dengan pendapat Sakri (1992) bahwa pola pengembangan paragraf ialah cara penulis merangkai informasi yang dikumpulkan menurut kerangka dan runtutan tertentu. Dalam paragraf siswa di atas sudah mampu menjawab pertanyaan tersebut sehingga paragraf dengan kode 03-2 sudah mengandung pola pengembangan paragraf sebab-akibat. Berbeda halnya dengan pola pengembangan paragraf klasifikasi, dalam pengelompokannya berdasarkan kesamaan dan perpedaan sifat, ciri, dan karakter. Dengan pola pengmbangan paragraf klasifikasi ini diharapkan pembaca dapat lebih mudah memahami informasi yang disajikan. Seperti contoh di bawah ini. Paragraf 3 pada tulisan 07. Pemadam kebakaran mengaku sulit memadamkan api karena titik api belum ditemukan. Barang-barang di lantai satu juga merupakan barang-barang yang mudah terbakar jadi api dapat cepat membesar dan merembet ke sisi lain pasar. Kerugian yang dialami pedagang di Pasar Seririt masih belum diketahui karena saat itu kondisi masih penuh kepanikan dan warga membantu memadamkan api. Paragraf di atas adalah contoh paragraf yang mengandung pola pengembangan paragraf klasifikasi. Paragraf di atas sudah terdapat ciri kebahasaan pola pengembangan paragraf klasifikasi, karena dapat menggolongkan suatu kejadian tersebut. Sehingga mampu menjawab pertanyaan apa yang sedang terjadi. Dengan demikian, paragraf dengan kode 07-3 mampu menjawab pertanyaan yang terkait dengan lingkungan kejadian seperti; di mana, bagaimana, mengapa kejadian tersebut terjadi, dan sebaginya. Penelitian ini didukung oleh pendapat Keraf dalam Mudlofar (2002:103) dalam pengembangan karangan kadang-kadang diperlukan pengelompokan hal-hal yang mempunyai persamaan. Pengelompokan ini bekerja kedua arah yang berlawanan, yaitu yang pertama mempersatukan satuan-satuan ke dalam satu kelompok, dan kedua, memisahkan satuan-satuan dari kelompok yang lain. Begitu halnya dengan pola pengembangan paragraf pertentangan, yang banyak menonjolkan perbedaan yang ada pada dua benda atau lebih. Seperti contoh di bawah ini.

8 Warga sempat banyak yang panik karena takut barang dagangannya habis terbakar, namun pemadam kebakaran datang dan langsung berusaha untuk memadamkan api tersebut, tetapi api tersebut susah untuk dipadamkan sehingga sampai pukl 02:00 Wita. Api baru bisa dipadamkan meski masih ada percikan-percikan api kecil di beberapa sudut pasar itu. Kerugian yang didapat cukup besar, namun pemerintah telah menyediakan tempat agar para pedagang bisa berjualan kembali. Paragraf di atas sudah termasuk kedalam pola pengembangan paragraf pertentangan, karena sudah terdapat salah satu ciri kebahasaan dari pola pengembangan paragraf pertentangan. Selain itu, paragraf di atas juga mampu menjawab pertanyaan apa yang terjadi, kapan kejadian tersebut, bagaimana hal itu bisa terjadi, dan mengapa bisa terjadi. pristiwa yang terjadi adalah suatu kebakaran yang terjadi di pasar Seririt. Kejadian itu terjadi, saat malam hari di lantai 2 pasar. Kemudian, mengakibatkan banyak kerugian yang dialami oleh para warga yang mempunyai toko/kios di pasar seririt, namum pemerintah sudah nyediakan tempat yang layak untuk mereka berjualian kembali. Selanjutnya kurangnya ketelitian piha pedagang yang mengakibatkan kebakaran tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat Martin dan Mary (1990) yang mengatakan pola pengembangan paragraf menekankan pada perbedaan yang dimiliki oleh dua benda atau dua aspek yang berbeda pada satu benda. Perbedaan yang dimaksud adalah hal yang mengandung unsur ekstroversi dan introversi. Dari hasil penelitian ditemukan tiga macam pola pengembangan yang digunakan dalam paragraf karangan siswa kelas XI Bahasa 1 SMA N 1 Seririt. Adapun pola pengembangan yang digunakan oleh siswa dalam membuat paragraf pada karanganya, ialah pola pengembangan paragraf pertentanga, pola pengembangan paragraf sebabakibat, dan pola pengambangan paragraf klasifikasi. Dari ketiga macam pola pengembangan paragraf tersebut, pola pengembangan paragraf yang paling banyak digunakan atau yang sering muncul adalah pola pengembangan paragraf sebab-akibat. Banyaknya pola pengembangan paragraf yang terdapat dalam karangan siswa, itu dikarenakan peran seorang guru sebagai demonstrator. Dalam pembelajaran menulis paragraf guru mengembangkan pelajaran dengan memadukan buku pegangan dan buku pegangan siswa. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa sehingga mampu mencapai tujuan pembelajaran yang dirancang. Hal ini sejalan dengan pendapat Usman (2003:9) bahwa melalui perannya sebagai demonstrator, lecture, atau pengejar, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pembelajaran yang akan diajarkan serta senantiasa mengembangkan dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Dalam proses pembelajaran menulis pola pengembangan paragraf, guru menuntut siswa untuk memahami macam macam pola pengembangan paragraf yang terdapat ciri-ciri kebahasaan pola pengembangan paragraf dan ciri-ciri strukutur pola pengembangan paragraf. Hal ini bertujuan agar tulisan terssebut mengandung pola pengembangan paragraf dengan jelas. Selain kejelasan pola yang tekadung dalam paragraf, siswa juga diarahkan agar jelas apa audien dari tulisan yang akan dilahirkan. Pengelolaan kelas seperti inilah yang akan mampu menciptakan hasil belajar yang lebih baik, khususnya dalam menulis karangan. Hal-hal ini sudah nampak pada buku pegangan guru bahwa guru harus memberikan penjelasan kepada siswa agar siswa tahu kemana arah tulisan yang akan dibuat. Hasil penellitian ini didukung dengan oleh pendapat Usman (2003:9) bahwa dalam proses belajar-mengajar membawa konsekuensi guru untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya karena proses belajar-

9 mengajar dan hasil belajar siswa sebagian ditentukan oleh peranan kompetensi guru. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mumpu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat optimal. Dengan demikian, sangat jelas bahwa lahirnya tulisan-tulisan siswa yang optimal bukan karena sisten yang terisolasi, melainkan karena didukung oleh beberapa hal, baik dari guru pengajar yang mampu menjelaskan materi dengan baik, dari materi yang telah dipelajari oleh siswa, sesta kemauan dari dalam diri siswa untuk membuat sesuatu yang terbaik. Di samping itu, banyaknya tulisan siswa yang mengandung pola pengembangan paragraf sebab-akibat karena topik yang ditentukan pada saat pembelajaran menulis paragraf itu mengakibatkan tulisan siswa sebagian besar mengandung pola pengembangan paragraf sebab-akibat. Dalam hal ini, topik yang di ambil sebagai bahan yang akan dilahirkan adalah kebakan. Tentu saja pusat pikiran siswa tertuju pada apa yang menyebabkan kebakaran itu terjadi, apa akibat yang terjadi setelah kebakaran tersebut, dan kenapa kebakaran itu bisa terjadi. Maka dari itu, muncullah tulisan siswa yang dominan ciri-ciri mengandung pola pengembangan paragraf sebabakibat, seperti; adanya suatu kejadian atau penomena, kata penghubung jadi, karena, maka dll dan yang lainnya. Seperti contoh paragraf di bawah ini. Para warga yang menyaksikan kebakaran tersebut mengatakan bahwa sering terdengar dentuman yang cukup keras. Mereka menduga dentuman tersebut diakibatkan oleh tabung gas yang meledak. Para pemadam kebakaran cukup kuwalahan dalam memadamkan api tersebut karena di Pasar Seririt tidak ada pompa air sehingga pemadam kebakaran harus bolak-balik mengambil air. Paragraf di atas sudah sangat jelas terlihat mengandung pola pengembangan paragraf sebab-akibat, karena sudah mampu memenuhi ciri-ciri dari pola pengembangan paragraf. Selain tulisan siswa yang mengandung pola pengembangan paragraf juga ditemukan beberapa tulisan yang tidak mengandung pola pengembangan paragraf. Hal tersebut bisa terjadi, dikarenakan siswa yang kurang fokus dalam mengikuti pembelajaran didalam kelas, atau mungkin mereka memang memiliki kemampuan yang kurang dari temantemanmya. Paragraf di atas tidak mengandung pola pengembangan paragraf, karena tidak jelas kedua ciri-ciri yang digunakan pada tulisan siswa. Hal ini yang akan menyebabkan pembaca sulit utuk memahami apa informasi yang disampaikan. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa pola pengembangan paragraf dalam karangan siswa kelas XI Bahasa 1 di SMA N 1 Seririt. Dalam penelitian ini, ada 29 buah karangan siswa kelas XI Bahasa 1 di SMA 1 Seririt. Dengan jumlah paragraf sebanyak 78 paragraf dalam 29 karangan siswa. Dari 78 paragraf karangan siswa, jumlah paragraf yang mengandung pola pengembangan paragraf adalah 53 paragraf. Sementara itu, paragraf yang tidak menggunakan pola pengembangan paragraf berjumlah 25 paragraf. Setelah penelitian ini dilaksanakan, peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut: Bagi siswa hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi yang positif dalam pelaksanaan pembelajaran pola pengembangan paragraf dalam karangan siswa serta dapa mengetahui kemampuan siswa dalam menulis karangan, sehingga siswa yang merasa kurang dalam menulis suatu karangan lebih bersemangat untuk belajar. Bagi guru penelitian ini dapat menambah wawasan guru dalam mengajar siswa mengenai pola pengembangan paragraf, serta mengetahui kendala yang dialami

10 siswa saat menulis kaangan, sehingga guru dapat mengarahkan siswa untuk memahami pola pengembangan paragraf dalam pelajaran bahasa indonesia, sehingga siswa mampu menulis karangan dengan maksimal. Bagi sekolah penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif teradap kemajuan sekolah dalam mengoptimalkan kemampuan menulis karangan siswa. Bagi peneliti lain hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan refrensi atau perbandigan oleh peneliti lain yang hendak melaksanakan penelitian yang sejenis dengan penelitian ini DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Muchsin. (1988). Materi Dasar Pengajaran Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.Akhadiah, S., Maidar, G.A., dan Sakura, H.R Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Akhadiah, dkk Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud. Alek. A, dkk Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana. Darmadi, K Meningkatkan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Enre, Facrudin Ambo Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Jakarta : Dirjen Dikti Depdikbud. Gie, The Liang Pengantar Dunia Karang Mengarang. Yogyakarta: Andi Offset. Hastuti, P. H, dkk. (1993). Pendidikan Bahasa Indonesia. Yogyakarta: FBS UNY. Keraf, Gorys Komposisi. Jakarta : Ikrar Mandiri Abadi. Keraf, Gorys Komposisi. Ende, Flores: Nusa Indah. Rahardi, Kunjana Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang Mengarang. Jakarta: Erlangga. Ramlan, M Paragraf Alur Pikiran dan Kepanduan dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta : Andi Offset. Sakri, Adjad Bangun Paragraf Bahasa Indonesia. Bandung: ITB. Sendiktyas, Devi Agnes Analisis Pola Pengembangan Paragraf pada Karangan Narasi Berbahasa Jawa Siswa Kelas X SMA N 1 Bejagoan. Skripsi (tidak diterbitkan) Sudiana, I Nyoman Retorika Bertutur Efektif. Jakarta:Asri Press. Suparno, Yunus Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka Supraba, Ellisa Tesdy Analisis Pola Pengembangan Paragraf dalam Karangan Narasi Siswa Kelas VIII SMP Bopkri 3 Yogyakarta. Skripsi (tidak diterbitkan). Tarigan, HG Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:Angkasa. Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Usman, Uzer Moh Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Widjono, HS Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi (Edisi Revisi). Jakarta: Grasindo.Widyamartaya, A. (1990). Seni Menuangkan Gagasan. Yogyakarta: Yayasan Kanisius.

BAB V PENUTUP. siswa kelas X SMA N 1 Pejagoan ada 3 (tiga), yaitu (1) paragraf pembuka, (2)

BAB V PENUTUP. siswa kelas X SMA N 1 Pejagoan ada 3 (tiga), yaitu (1) paragraf pembuka, (2) BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Macam-macam paragraf yang terdapat pada karangan narasi berbahasa Jawa siswa kelas

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan berbahasa yang mumpuni serta dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2 TANJUNGPINANG TAHUN AJARAN 2012/2013

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2 TANJUNGPINANG TAHUN AJARAN 2012/2013 KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2 TANJUNGPINANG TAHUN AJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PERJALANAN DALAM BENTUK PARAGRAF DESKRIPSI SISWA KELAS VIII SEMESTER I SMPN 3 X KOTO SINGKARAK TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PERJALANAN DALAM BENTUK PARAGRAF DESKRIPSI SISWA KELAS VIII SEMESTER I SMPN 3 X KOTO SINGKARAK TAHUN PELAJARAN 2013/2014 KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PERJALANAN DALAM BENTUK PARAGRAF DESKRIPSI SISWA KELAS VIII SEMESTER I SMPN 3 X KOTO SINGKARAK TAHUN PELAJARAN 2013/2014 KAMELITA RINI WIRASTY. B,S.S., M.Pd. ZULFIKARNI, M.Pd.

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 KONAWE SELATAN. ANDI SUSI SURIANA PUSPITA DEWI

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 KONAWE SELATAN. ANDI SUSI SURIANA PUSPITA DEWI 1 KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 KONAWE SELATAN ANDI SUSI SURIANA PUSPITA DEWI andisusisuriana@yaho.com Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum adanya peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap individu dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa adalah sarana atau media yang digunakan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia menuntut siswa untuk mampu menuangkan pikiran serta perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sehubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai empat keterampilan berbahasa yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Bahasa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), standar kompetensi bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan berbahasa,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN TEKNIK PEMBELAJARAN WORD FLOW PADA SISWA KELAS XI SMK MA ARIF 9 KEBUMEN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN TEKNIK PEMBELAJARAN WORD FLOW PADA SISWA KELAS XI SMK MA ARIF 9 KEBUMEN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN TEKNIK PEMBELAJARAN WORD FLOW PADA SISWA KELAS XI SMK MA ARIF 9 KEBUMEN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh: Muslimah Kurniawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA FILM SISWA KELAS III SD N PENCAR 2, SLEMAN ARTIKEL JURNAL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA FILM SISWA KELAS III SD N PENCAR 2, SLEMAN ARTIKEL JURNAL PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA FILM SISWA KELAS III SD N PENCAR 2, SLEMAN ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi menjadi dua, yaitu bahasa lisan yang disampaikan secara langsung, dan bahasa tulisan

Lebih terperinci

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan ISSN 2252-6676 Volume 4, No. 1, April 2016 http://www.jurnalpedagogika.org - email: jurnalpedagogika@yahoo.com KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan

BAB II LANDASAN TEORI. dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Membaca 1. Pengertian Membaca Membaca adalah satu dari empat aspek kemampuan bahasa pokok dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan (Tapubolon, 1990:5).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam bidang pendidikan proses pembelajaran di sekolah menjadi pilar utama. Karena tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan nasional sangat ditentukan dari proses

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Program Studi : Pendidikan Bahasa Indonesia Kode Mata Kuliah : Mata Kuliah : Keterampilan Menulis Jumlah SKS : 3 sks Semester : I (satu) Dosen : Dr. Hj. Teti Sobari, M.Pd.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki siswa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENYUSUN KARANGAN ARGUMENTASI OLEH SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 OLEH RAHMAT BULOYO NIM

KEMAMPUAN MENYUSUN KARANGAN ARGUMENTASI OLEH SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 OLEH RAHMAT BULOYO NIM KEMAMPUAN MENYUSUN KARANGAN ARGUMENTASI OLEH SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 OLEH RAHMAT BULOYO NIM 311 407 049 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA JURUSAN

Lebih terperinci

PARAGRAPH WRITING SKILLS ARGUMENTS CLASS X SMAN 1 KANDIS DISTRICT SIAK

PARAGRAPH WRITING SKILLS ARGUMENTS CLASS X SMAN 1 KANDIS DISTRICT SIAK 1 PARAGRAPH WRITING SKILLS ARGUMENTS CLASS X SMAN 1 KANDIS DISTRICT SIAK Nofriani 1, Abdul Razak 2, Charlina 3 riaa111194@gmail.com Hp: 082173887766, encikabdulrazak25@gmail.com, charlinahadi@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan informasi pengetahuan ke buku catatan yang telah didapat dari

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan informasi pengetahuan ke buku catatan yang telah didapat dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan sehari-hari dalam lingkungan sekolah siswa tidak akan terlepas dengan aktifitas menulis. Hal tersebut dikarenakan dari menulis siswa memindahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dipahami oleh siswa sebagai pelajaran yang membosankan dan tidak menarik, sehingga pada akhirnya berpengaruh terhadap sikap

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Ige Janet L. W. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP secara umum adalah sebagai sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa Indonesia,

Lebih terperinci

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A) 271 33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SISWA KELAS VII SMP PERTIWI 2 PADANG DALAM MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG

KEMAMPUAN SISWA KELAS VII SMP PERTIWI 2 PADANG DALAM MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG KEMAMPUAN SISWA KELAS VII SMP PERTIWI 2 PADANG DALAM MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG Rio Analdi 1), Gusnetti 2), Dainur Putri 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing Nurmila Moidady Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE DENGAN MEDIA FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE DENGAN MEDIA FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN PADA SISWA SEKOLAH DASAR PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE DENGAN MEDIA FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN PADA SISWA SEKOLAH DASAR Febriana Dwi Fitri Astuti 1), Sukarno 2), H. Soegiyanto 3) PGSD FKIP

Lebih terperinci

Oleh ISNAYANTI LUBIS ABSTRAK

Oleh ISNAYANTI LUBIS ABSTRAK Pengaruh Penerapan Strategi Rantai Kejadian terhadap Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas X SMA Yayasan Pendidikan Keluarga Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014 Oleh ISNAYANTI LUBIS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin maju serta peradaban manusia yang semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas belajar siswa sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu wahana yang strategis untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia, sebab pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Berikut ini terdapat beberapa penelitian relevan yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai berikut.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dari sudut pandang: (i) hakikat menulis, (ii) fungsi, tujuan, dan manfaat menulis, (iii) jenis-jenis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan menyampaikan ide, pikiran, gagasan, dan perasaan secara tertulis

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan menyampaikan ide, pikiran, gagasan, dan perasaan secara tertulis BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan menyampaikan ide, pikiran, gagasan, dan perasaan secara tertulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai siswa dalam mata pelajaran mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan di Indonesia sedang gencar-gencarnya dibenahi. Salah satunya yaitu pembaharuan sistem kurikulum guna meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia. Secara luas dapat diartikan bahwa komunikasi

Lebih terperinci

KOMPETENSI PENGUASAAN IDE UTAMA DAN IDE TAMBAHAN DALAM PARAGRAF SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 HALBAR DI IBU TENGAH MALUKU UTARA

KOMPETENSI PENGUASAAN IDE UTAMA DAN IDE TAMBAHAN DALAM PARAGRAF SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 HALBAR DI IBU TENGAH MALUKU UTARA KOMPETENSI PENGUASAAN IDE UTAMA DAN IDE TAMBAHAN DALAM PARAGRAF SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 HALBAR DI IBU TENGAH MALUKU UTARA H. Udin Saubas 1), Sulami Sibua 2), Rizmada Azzahra 3) 1,2,3) Universitas Khairun,

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan ARTIKEL ILMIAH Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014 Oleh: Pebrina Pakpahan A1B110064 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan, Pengajaran Bahasa dan Sastra ONOMA PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo

Jurnal Pendidikan, Pengajaran Bahasa dan Sastra ONOMA PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo Peningkatan Keterampilan Menulis Wacana Eksposisi Menggunakan Media Berita dalam Koran Siswa Kelas X Nautika B SMK Pelayaran Samudera Nusantara Utama Palopo Darmawati (Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS TEKS NARASI TENTANG PENGALAMAN LIBUR SEKOLAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BERMANI ILIR KABUPATEN KEPAHIANG

KEMAMPUAN MENULIS TEKS NARASI TENTANG PENGALAMAN LIBUR SEKOLAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BERMANI ILIR KABUPATEN KEPAHIANG 218 KEMAMPUAN MENULIS TEKS NARASI TENTANG PENGALAMAN LIBUR SEKOLAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BERMANI ILIR KABUPATEN KEPAHIANG Suci Rahmadani 1, Suhartono 2, dan M. Arifin 3 1,2,3 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) KTSP Perangkat Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) (2006 : 317), secara umum mata pelajaran Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikan, diharapkan setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikan, diharapkan setiap individu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai kedudukan yang penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Melalui pendidikan, diharapkan setiap individu memiliki kompetensi pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia. Secara luas dapat diartikan bahwa

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENAMUKAN IDE POKOK PARAGRAF SISWA KELAS X SMAN 2 PRINGSEWU 2013/2014. Oleh

KEMAMPUAN MENAMUKAN IDE POKOK PARAGRAF SISWA KELAS X SMAN 2 PRINGSEWU 2013/2014. Oleh KEMAMPUAN MENAMUKAN IDE POKOK PARAGRAF SISWA KELAS X SMAN 2 PRINGSEWU 2013/2014 Oleh Nur Aisah Kahfie Nazaruddin Eka Sofia Agustina Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung e-mail :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterampilan berbahasa berhubungan erat dan saling melengkapi dengan pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di sekolah berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan pikirannya secara ilmiah dalam komunikasi ilmiah. Sarana yang digunakan dalam pembelajaran

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA PENGUASAAN KOSAKATA AKTIF-PRODUKTIF DENGAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS ARTIKEL PENELITIAN

KORELASI ANTARA PENGUASAAN KOSAKATA AKTIF-PRODUKTIF DENGAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS ARTIKEL PENELITIAN KORELASI ANTARA PENGUASAAN KOSAKATA AKTIF-PRODUKTIF DENGAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS ARTIKEL PENELITIAN OLEH ASNAWATI NIM F37009009 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN

Lebih terperinci

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B) 279 34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional

Lebih terperinci

Oleh Warniatul Ulfah ABSTRAK

Oleh Warniatul Ulfah ABSTRAK Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Menulis Teks Eksposisi oleh Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Babalan Tahun Pembelajaran 2013/2014 Oleh Warniatul Ulfah 2101111022 ABSTRAK

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 SIJUNJUNG

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 SIJUNJUNG KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 SIJUNJUNG Oleh 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) Dosen Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Menulis 1. Pengertian Menulis Menurut Dalman (2014, hlm. 3) menulis merupakan suatu kegiatan berkomunikasi dalam bentuk penyampaian pesan (informasi) secara tertulis

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Semakin terampil seseorang berpikir, semakin jelas dan cerah jalan pikirannya. Kemampuan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, terutama keterampilan kebahasaan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, terutama keterampilan kebahasaan yang dimiliki. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Tugas guru dalam proses pembelajaran adalah membantu, membimbing, dan memimpin. Melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm (Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia, 2012), hlm. 27.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm (Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia, 2012), hlm. 27. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memegang peran penting dalam kehidupan manusia karena bahasa merupakan alat komunikasi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa seseorang dapat menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang disadari atau tidak, selalu hidup berkelompok dan saling membutuhkan satu sama lain. Kelompok tersebut dimulai dari suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di masyarakat, pengaruh informasi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEKNIK WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 CISURUPAN KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN

PENGGUNAAN TEKNIK WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 CISURUPAN KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN PENGGUNAAN TEKNIK WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 CISURUPAN KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 Oleh NEULIS ATIN 10210562 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

MAKAKALAH Oleh : Sari Napitapulu

MAKAKALAH Oleh : Sari Napitapulu PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF NARASI DI KELAS X SMA MUHAMMADIYAH KADUNGORA KABUPATEN GARUT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK LATIHAN BERDASARKAN KTSP TAHUN AJARAN 2011-2012 MAKAKALAH Oleh : Sari Napitapulu 1021.0447

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE Aliffah Kartikasar, Soegiyant, Usad, Rukaya PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutarmi 36 A, Surakarta 57616 e-mail:

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Satuan Pendidikan : SMP/MTs. Kelas : VII, VIII, IX Nama Guru : Dwi Agus Yunianto, S.Pd. NIP/NIK : 19650628

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat menetukan, bagi perkembangan individu maupun suatu

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat menetukan, bagi perkembangan individu maupun suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi peradaban manusia dan peradaban bangsa, oleh karena itu pendidikan perlu direkontruksi secara baik. Menurut Rahardja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun menjadi satu kesatuan dengan suatu kesesuaian yang kemudian membentuk paragraf-paragraf, sehingga

Lebih terperinci

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN Ini adalah Contoh: Jika ada yang berminat dengan Format *.Doc Silahkan kontak: Telp/SMS : 085 255 989 455 Website : http://bit.ly/rppkita Terima kasih! PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI SISWA KELAS VII SEMESTER II MTs SWASTA SAWAHLUNTO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 FEBRI HARIANITA ABSTRACK

KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI SISWA KELAS VII SEMESTER II MTs SWASTA SAWAHLUNTO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 FEBRI HARIANITA ABSTRACK KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI SISWA KELAS VII SEMESTER II MTs SWASTA SAWAHLUNTO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 FEBRI HARIANITA ABSTRACK Skills students transform interviews into narrative

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka Keterampilan menulis perlu mendapat perhatian oleh penulis, agar tercipta hasil tulisan yang bermakna, menarik, dapat dipahami, dan mempengaruhi pembacanya. Seperti

Lebih terperinci

KORELASI KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN

KORELASI KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN KORELASI KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN Oleh: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Padang e-mail:

Lebih terperinci

ARTIKEL E-JOURNAL OLEH EGGA MILASA NIM

ARTIKEL E-JOURNAL OLEH EGGA MILASA NIM ARTIKEL E-JOURNAL OLEH EGGA MILASA NIM 090388201078 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2013 Kemahiran

Lebih terperinci

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa(SMPLB D)

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa(SMPLB D) 34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa(SMPLB D) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas dan terstruktur pula pikirannya. Keterampilan hanya dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh individu karena adanya interaksi dengan antar individu dan

BAB I PENDAHULUAN. oleh individu karena adanya interaksi dengan antar individu dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang dialami oleh individu karena adanya interaksi dengan antar individu dan lingkunganya 1 Menulis sebagai proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari. Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa berisi gagasan, ide, pikiran, keinginan atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan berbahasa yang harus dipelajari dan dikuasai yaitu keterampilan mendengarkan, keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat dimaknai sebagai bahasa

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Fitria Damayanti Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia phiethriedamaya@yahoo.co.id

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI)

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI) MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI) Icah 08210351 Icah1964@gmail.com Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS NARASI BERDASARKAN PENULISAN KEMBALI PENGALAMAN YANG MENYENANGKAN PADA SISWA KELAS VII SLTP AL IRSYAD SURAKARTA TAHUN 2011/2012

KEMAMPUAN MENULIS NARASI BERDASARKAN PENULISAN KEMBALI PENGALAMAN YANG MENYENANGKAN PADA SISWA KELAS VII SLTP AL IRSYAD SURAKARTA TAHUN 2011/2012 KEMAMPUAN MENULIS NARASI BERDASARKAN PENULISAN KEMBALI PENGALAMAN YANG MENYENANGKAN PADA SISWA KELAS VII SLTP AL IRSYAD SURAKARTA TAHUN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : ARIF NUGROHO A 310030103

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan 1 BAB I PENDAHULUAN peserta didik agar dapat mengenali siapa dirinya, lingkungannya, budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan perasaannya. Penggunaan bahan ajar yang jelas, cermat

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X MULTIMEDIA 1 SMK NEGERI 9 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Herman dan Nur Indah

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X MULTIMEDIA 1 SMK NEGERI 9 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Herman dan Nur Indah KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X MULTIMEDIA 1 SMK NEGERI 9 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Herman dan Nur Indah FKIP Universitas Jambi ABSTRACK Artikel ini memberikan hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari manusia, karena pendidikan merupakan salah satu wujud nyata dalam peningkatan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat tercapai sesuai yang diinginkan ( Hamalik, 2001 : 56) pengetahuan, ilmu dan pengalaman-pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis

BAB I PENDAHULUAN. dapat tercapai sesuai yang diinginkan ( Hamalik, 2001 : 56) pengetahuan, ilmu dan pengalaman-pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungan dan dengan demikian akan menimbulkan

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis adalah kegiatan pembelajaran yang mengedepankan proses dan hasil. Menulis merupakan suatu keterampilan yang kompleks dan unik yang menuntut sejumlah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa yang bersifat produktif dan keterampilan berbahasa yang bersifat

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa yang bersifat produktif dan keterampilan berbahasa yang bersifat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa mencakup dua aspek, yaitu keterampilan berbahasa yang bersifat produktif dan keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif. Menulis merupakan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI Yayan Yayan 56@yahoo.com Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

MAKALAH. Oleh DEDE KOMALA

MAKALAH. Oleh DEDE KOMALA MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOOPERATIF PADA SISWA KELAS VII SMP YPI SUKAWENING KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh DEDE KOMALA 10.21.0423

Lebih terperinci

MAKALAH. Oleh NURDIANTI

MAKALAH. Oleh NURDIANTI MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK CERITA PERMULAAN DISKUSI (DISCUSSION STARTER STORY) DI KELAS VII SMPN 1 SUKAWENING TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh NURDIANTI 10.21.0892

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia yaitu menyangkut bahasa yang digunakan oleh warga negara Indonesia dan sebagai bahasa persatuan antar warga, yang merupakan salah satu

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN METODE LATIHAN TERBIMBING DI KELAS V SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN METODE LATIHAN TERBIMBING DI KELAS V SEKOLAH DASAR 1 P PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN METODE LATIHAN TERBIMBING DI KELAS V SEKOLAH DASAR Rian Harmonis, Syamsiati, Tahmid Sabri Program Studi PGSD FKIP Untan, Pontianak Email.rianharmonis@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang harus dikuasai dalam mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik tingkat SMA adalah Menemukan Gagasan dari Beberapa Artikel

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik tingkat SMA adalah Menemukan Gagasan dari Beberapa Artikel 2 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pelajaran Bahasa memiliki peran yang sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

Lebih terperinci

Keywords: Writing Skills, Expository Narrative Paragraphs, Visual Media

Keywords: Writing Skills, Expository Narrative Paragraphs, Visual Media 1 KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI EKSPOSITORIS DENGAN BERBANTUAN MEDIA VISUAL SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LUNANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Ladri Yumardi 1 Aruna Laila 2 Afrini Rahmi 2 1 Mahasiswa Program

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V Isdianti Isdianti15@yahoo.com Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Beberapa orang ahli memberikan pengertian tentang belajar sperti yang ditulis oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Beberapa orang ahli memberikan pengertian tentang belajar sperti yang ditulis oleh BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Belajar Beberapa orang ahli memberikan pengertian tentang belajar sperti yang ditulis oleh Nana Sudjana (1989 : 5) Mouly, belajar pada hakikatnya adalah proses perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling subjektif dan mengandung nilai aktualisasi diri yang tinggi. Pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. paling subjektif dan mengandung nilai aktualisasi diri yang tinggi. Pernyataan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis adalah sebuah konsep komunikasi tidak langsung yang sifatnya paling subjektif dan mengandung nilai aktualisasi diri yang tinggi. Pernyataan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern, keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern, keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Hal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan modern, keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Hal ini terlihat dari banyaknya alat komunikasi yang sangat memerlukan keterampilan menulis

Lebih terperinci

peningkatan kualitas kehidupan, serta pertumbuhan tingkat intelektualitas, dimensi pendidikan juga semakin kompleks. Hal ini tentu membutuhkan desain

peningkatan kualitas kehidupan, serta pertumbuhan tingkat intelektualitas, dimensi pendidikan juga semakin kompleks. Hal ini tentu membutuhkan desain Eni Sukaeni, 2012 Penggunaan Model Penemuan Konsep BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan kualitas kehidupan, serta

Lebih terperinci