PERKEMBANGAN KURIKULUM LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM SEBELUM MADRASAH PADA MASA KEJAYAAN DINASTI ABBASIYAH. Nur Chanifah 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERKEMBANGAN KURIKULUM LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM SEBELUM MADRASAH PADA MASA KEJAYAAN DINASTI ABBASIYAH. Nur Chanifah 1"

Transkripsi

1 Nur Chanifah PERKEMBANGAN KURIKULUM LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM SEBELUM MADRASAH PADA MASA KEJAYAAN DINASTI ABBASIYAH Nur Chanifah 1 Abstract: Islamic education develops signivicantly in golden age (Abbasid dynasty). At that time, the Islamic educational institutions which appear very varied, especially before the advent of the madrasah. For example kuttab, library (Baitul Hikmah or Darul Hikmah), mosque, zawiyah, badiyah, khan, home of ulama, majlis, etc. The development of these institutions also followed by the development of the curriculum itself, because the curriculum is the spirit of educational success. The material is taught at a basic level more emphasis on memorizing the Qur an, reading and writing. The material continues to be developed in medium and high level. While learning system was still using halaqah. Keyword: Islamic institution, curriculum and golden age Pendahuluan Dalam lintas sejarah, pendidikan Islam berkembang seiring dengan perkembangan Islam itu sendiri. Lembaga-lembaga pendidikan Islam merupakan hasil pemikiran setempat yang dicetuskan oleh kebutuhan-kebutuhan suatu masyarakat Islam dan perkembangan yang digerakkan oleh jiwa Islam dan berpedoman kepada ajaran dan tujuannya. Secara keseluruhan, lembaga-lembaga 1 Penulis adalah dosen agama Islam pada Universitas Brawijaya Malang. 1

2 Perkembangan Kurikulum Lembaga Pendidikan Islam Sebelum... pendidikan Islam itu bukan datang dari luar atau terambil dari kebudayaan-kebudayaan lama, akan tetapi berasal dari dalam pertumbuhan dan perkembangannya mempunyai hubungan yang erat dengan Islam secara umum. Pada masa awal, Nabi Muhammad Saw mengembangkan pendidikan secara rahasia di lingkungan keluarganya. Secara berangsur-angsur, Nabi Muhammad Saw pun mengembangkan pendidikannya secara terang-terangan dengan menitikberatkan kepada aspek tauhid, al-qur an dan akhlak. Saat masih hidup, Nabi Muhammad Saw juga memberikan pelajaran baca tulis, dengan guru-guru adalah tawanan Perang Badar. 2 Pada masa Khulafa ur Rasyidin, pendidikan Islam sudah mulai maju. Materimateri yang diajarkan tidak hanya pengetahuan agama, tetapi juga pengetahuan umum. Pendidikan Islam terus-menerus berkembang pada masa-masa selanjutnya dan mencapai kejayaannya pada jaman dinasti Umayyah dan Abbasiyah. 3 Akan tetapi dalam tulisan ini akan ditekankan pada masa dinasti Abbasiyah, yaitu pada saat lembagalembaga pendidikan Islam berkembang dengan pesatnya. Lembaga pendidikan yang berkembang sangat bervariasi, mulai dari pendidikan tingkat dasar, menengah sampai pendidikan tinggi. Lembaga pendidikan tersebut telah tumbuh dalam jarak waktu yang jauh di bawah pengaruh situasi-situasi tertentu dan untuk melahirkan tujuan tertentu yang diinginkan oleh kebutuhan kehidupan Islam yang terus tumbuh dan berkembang. Kurikulum yang diterapkan juga disesuaikan dengan lembaga yang ada, sehingga lembaga tersebut memiliki karakter tersendiri. Penerapan kurikulum dalam pendidikan Islam merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kemajuan pendidikan Islam saat itu, selain faktor-faktor lainnya. Kurikulum merupakan suatu sistem yang sangat menentukan keberhasilan pendidikan. Dengan melakukan kajian pada kurikulum yang diterapkan saat itu, diharapkan kajian ini mampu memberikan kontribusi pada kondisi pendidikan Islam saat ini. 2 at/artikel.php?article_id= (Maret, 2007), 1. 3 M. Masyhur Amin, Dinamika Islam (Yogyakarta: LKPSM, 1995), 95. 2

3 Pembahasan Nur Chanifah A. Kurikulum Pendidikan Islam Secara etimologi, kurikulum berasal dari bahasa Latin, curriculum, yang berarti bahan pengajaran. Namun ada pula yang mengatakan kata tersebut berasal dari bahasa Prancis, courier, yang berarti berlari. Istilah ini kemudian digunakan untuk sejumlah mata pelajaran (courses) yang harus ditempuh untuk mencapai suatu gelar penghargaan dalam dunia pendidikan yang dikenal dengan ijasah. 4 Dalam studi kurikulum, terdapat beberapa batasan yang termasuk dalam kategori pola lama dan kategori pola baru. 5 Kurikulum dalam pengertian lama hanya mengacu kepada sejumlah mata pelajaran yang disiapkan berdasarkan rancangan sistematik dan koordinatif untuk mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan. 6 Sedangkan dalam pengertian baru, kurikulum tidak hanya sekedar memuat sejumlah mata pelajaran, akan tetapi termasuk pula di dalamnya segala usaha sekolah untuk mencapai tujuan yang diinginkan, baik usaha tersebut dilakukan di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Pengertian tersebut sejalan dengan pendapat Hasan Langgulung yang mengatakan bahwa kurikulum adalah sejumlah pengalaman pendidikan, kebudayaan sosial, olah raga dan kesenian, baik yang berada di dalam maupun di luar sekolah. 7 Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa perbedaan ini terletak kepada cakupan dari kurikulum itu sendiri. Kurikulum dalam pengertian lama hanya mengacu pada mata pelajaran, sedangkan dalam pengertian baru mencakup seluruh program yang didesain, direncanakan dan dikembangkan oleh sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan. Dalam tulisan ini, penulis memandang kurikulum sebagaimana dalam pengertian yang baru (modern). Hal ini dikarenakan semakin majunya ilmu 4 Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek (Jakarta: Gaya Media, 1999), 3. 5 Iskandar Wiryokusumo dan Usman Mulyadi, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum (Jakarta: Bina Aksara, 1998), 2. 6 Herdyat Soetopo dan Wasti Soemanto, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum (Jakarta: Bina Aksara, 1986), Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam (Jakarta: Pustaka al-husna, 1987),

4 Perkembangan Kurikulum Lembaga Pendidikan Islam Sebelum... pengetahuan dan teknologi, sehingga mengharuskan kurikulum untuk melakukan inovasi secara kontinyu. Secara teoritis, kurikulum lebih merupakan kendaraan dari pada materi. Oleh karena itu, sebagai sebuah kendaraan, kurikulum dapat digunakan untuk merancang kurikulum pendidikan Islam. Dengan kata lain, jenjang dan struktur suatu kurikulum adalah milik sebuah disiplin ilmu, termasuk disiplin ilmu yang diajarkan dalam pendidikan Islam. 8 Islam menggunakan kata manhaj untuk kata kurikulum yang diartikan jalan terang atau jalan yang dilalui oleh manusia dalam berbagai bidang kehidupannya. Jalan terang tersebut adalah jalan yang dilalui oleh pendidik dengan orang-orang yang dididik untuk mengembangkan pengetahuan, ketrampilan atau sikap mereka. 9 Berdasarkan definisi di atas, selama Periode Keemasan, pendidikan Islam memandang kurikulum pendidikan sebagai alat untuk mendidik generasi muda dengan baik dan menolong mereka untuk membuka dan mengembangkan kesediaan-kesediaan, bakat, kekuatan dan keterampilan mereka yang bermacam-macam dan menyiapkan mereka dengan baik untuk melaksanakan fungsinya sebagai khalifah di muka bumi. Omar M. al-toumy al-syaibany menyebutkan lima ciri kurikulum pendidikan Islam, yaitu (1) menonjolkan tujuan agama dan akhlak pada berbagai tujuan-tujuannya dan kandungan, me-tode dan tekniknya yang bercorak agama, (2) meluas cakupannya dan menyeluruh kandungannya, yaitu kurikulum yang betul-betul mencerminkan semangat pemikiran dan ajarannya yang menyeluruh. Di samping itu juga luas dalam perhatiannya, berupa pengembangan dan bimbingan terhadap segala aspek pribadi pelajar dari segi intelektual, psikologis, sosial dan spiritual, (3) bersikap seimbang di antara berbagai ilmu yang dikandung dalam kurikulum yang akan digunakan, selain itu juga seimbang antara pengetahuan yang berguna bagi pengembangan individual dan pengembangan social, (4) bersikap menyeluruh dalam menata seluruh mata pelajaran yang diperlukan oleh anak didik, (5) kurikulum yang disusun selalu disesuaikan dengan minat dan bakat anak didik Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), Ibid, Omar M. al-toumy al-syaibany, Falsafah Pendidikan Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1979),

5 Nur Chanifah Berdasarkan ciri-ciri yang dikemukakan oleh Omar M. al- Toumy al-syaibany di atas, dapat diketahui bahwa yang menjadi sasaran utama pendidikan Islam adalah akhlak. Muatan kurikulumnya juga tidak mengenal adanya dikotomi antara pendidikan agama dan umum. Hal ini sekaligus merupakan sanggahan bagi orang yang menganggap bahwa dalam pendidikan Islam itu terdapat dikotomi. Sedangkan prinsip yang menjadi dasar kurikulum pendidikan Islam adalah (1) pertautan yang sempurna dengan agama, termasuk ajaran dan nilai-nilainya, (2) prinsip menyeluruh atau universal pada tujuan dan kandungan kurikulum, (3) prinsip keseimbangan yang relatif antara tujuan dan kandungan kurikulum, (4) berkaitan dengan bakat, minat, kemampuan dan kebutuhan pelajar, (5) pemeliharaan perbedaan-perbedaan individual di antara pelajar-pelajar dalam bakat, minat, kemampuan, kebutuhan dan masalah-masalahnya, (6) prinsip perkembangan dan perubahan, (7) kaitan-kaitan yang ada dalam kurikulum itu sendiri, baik antara mata pelajaran, pengalaman dan aktifitas yang terkandung di dalamnya. 11 Prinsip-prinsip tersebut harus diperhatikan dalam pengembangan kurikulum pendidikan Islam. Hal ini dikarenakan pendidikan Islam bersumber dari ajarn Islam itu sendiri. Jika prinsipprinsip tersebut ditinggalkan, maka ruh atau jiwa pendidikan Islam itu akan hilang. B. Perkembangan Lembaga Pendidikan Islam pra-madrasah Pada saat dinasti Abbasiyah berkuasa, pendidikan Islam sangat maju. Pemerintahan Abbasiyah tersebut memiliki perbedaan dengan pemerintahan Umayyah. Salah satu dari sekian perbedaan tersebut adalah bahwa pemerintahan tidak terlalu bernafsu dalam melakukan ekspansi ke negara lainnya. Terkait masalah tersebut, Badri Yatim mengungkapkan dua alasan, yaitu karena pemerintahannya tidak kuat untuk membuat mereka tunduk dan lebih menitikberatkan kepada peradaban dan kebudayaan dari pada politik dan ekspansi Ibid, Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), 63. 5

6 Perkembangan Kurikulum Lembaga Pendidikan Islam Sebelum... Di samping itu, pada masa dinasti Abbasiyah memiliki kelebihan dalam berinteraksi dengan dunia intelektual, baik terkait dengan agama maupun keilmuan Yunani. Kemajuan juga didukung oleh pencapaian dalam ekonomi yang melimpah ruah sehingga mampu digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. 13 Dinasti ini kemudian tumbuh menjadi negara yang terbuka, universal, egaliter dan rasional. Kondisi seperti itulah yang mendorong lembaga-lembaga pendidikan Islam berkembang di banyak tempat, khazanah keilmuan ulama saat itu mewarnai kehidupan umat Islam dan banyak muncul ilmuwan-ilmuwan muslim yang mengantarkan pendidikan Islam pada kejayaannya. Di antara lembaga-lembaga pendidikan Islam yang muncul saat itu adalah: 1. Kuttab Kuttab berasal dari kata dasar kataba yang berarti menulis. Pada awalnya kuttab adalah sejenis tempat belajar yang mengajarkan tulis dan baca. Dalam perkembangannya lembaga kuttab ini tidak hanya mengajarkan baca tulis saja, akan tetapi sudah ditambah dengan ilmu-ilmu lainnya, seperti al-qur an. 14 Mayoritas ulama berpendapat bahwa hukum mengajarkan al-qur an kepada anak-anak adalah fardhu kifayah. Pendidikan di kuttab tersebut digunakan untuk semua kalangan, tanpa membeda-bedakan antara anak orang kaya dengan anak orang miskin. Hal ini dikarenakan pendidikan Islam menganut sistem demokrasi. Pada masa dinasti Abbasiyah, lembaga kuttab berkembang pesat. Pada setiap desa berdiri lembaga kuttab, bahkan terkadang lebih dari satu. Ibnu Hauqal menuturkan bahwa pernah menghitung ada 300 orang guru dalam sebuah kota Masjid Peran masjid sebagai lembaga pendidikan Islam terus-menerus berlangsung dari generasi ke generasi. Masjid dapat dianggap sebagai lembaga ilmu pengetahuan tertua dalam Islam. Pem- 13 Suwito dkk, Sejarah Sosial Pendidikan Islam (Jakarta : Kencana, 2005), ttp:// berita=107&head= tarih&menux=2 (Maret, 2007), Mehdi Nakosten, History of Islamic Origins of Western Education (Colorado: University of Colorado, 1964), 46. 6

7 Nur Chanifah bangunannya dimulai sejak jaman Nabi Muhammad Saw dan tersebar ke seluruh negeri Arab bersamaan dengan perkembangan Islam di berbagai penjuru dunia. Masjid berfungsi sebagai lembaga pendidikan menengah dan perguruan tinggi dalam waktu yang sama. 16 Terkait dengan peran masjid sebagai lembaga pendidikan, Philip K. Hitti juga mengemukakan bahwa di saat pendidikan tinggi telah dilakukan dengan cara sistematis, masjid di seluruh kota-kota muslim tetap menjadi pusat-pusat pendidikan yang sangat penting. Seorang pengunjung yang datang ke kota dengan bebas dapat mengikuti kuliah. Inilah yang disebut dengan halaqah (circle) atau majlis (assamble) yang memusatkan kajiannya pada hadits, fiqih, bacaan al-qur an dan literatur-literatur lainnya dalam masjid. 17 Dalam hal ini masjid merupakan lembaga pendidikan utama dalam Islam. 18 Masjid tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga untuk kegiatan pembelajaran. Masjid biasanya dibangun dengan mengatasnamakan para pengajar atau profesor yang mengajar di masjid tersebut, misalnya, masjid Abdullah Ibnu Mubarok yang berdekatan dengan khan sebagai tempat bermukimnya murid-murid yang dari luar. 19 Selain sebagai lembaga pendidikan, masjid juga menjadi tempat peristirahatan atau penginapan bagi para pengembara dan orangorang miskin. Masjid juga menjadi institusi untuk mempelajari mazhab-mazhab tertentu, seperti masjid Ibnu Mu alllim yang mengajarkan madzhab Syi ah. 3. Khan Pada abad pertengahan, khan disebut juga sebagai hotel. Selain itu disebut sebagai gudang barang atau pusat perdagangan, karena dalam khan terdapat banyak toko. Sebagaimana sudah disinggung sebelumnya, bahwa khan digunakan sebagai tempat penginapan atau asrama bagi murid-murid yang berasal dari luar kota. Salah satu khan yang dibangun adalah milik Di lij bin Ahmad Di lij yang terletak di dekat makam Suraij. Khan tersebut dibangun untuk 16 Suwito dkk, Sejarah Sosial Pendidikan Islam, Philip K. Hitti, History of the Arabs (London: The Macmillan Press, 1974), M. Munir Mursi, Al-Tarbiyah al-islamiyah (Kairo: Alim al-kutub, 1977), George Makdisi, The Rise of Colleges (Edinburgh: Edinburgh University Press, tt), 21. 7

8 Perkembangan Kurikulum Lembaga Pendidikan Islam Sebelum... memuliakan ahli hukum imam Syafi i dan dikhususkan bagi murid-murid madzhab Syafi i Pendidikan Istana Kemunculan pendidikan rendah di istana adalah untuk anakanak para pejabat dengan asumsi bahwa pendidikan itu harus menyiapkan anak didik agar mampu melaksanakan tugas-tugasnya kelak setelah dewasa. Atas dasar pemikiran tersebut, maka keluarga istana memanggil guru-guru khusus untuk memberikan pendidikan kepada anak-anaknya Kedai-kedai Kitab Pada masa permulaan dinasti Abbasiyah, di saat ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam sudah tumbuh dan berkembang, seiring penulisan kitab-kitab dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan dan dibukukan, toko-toko kitab mulai berdiri yang pada mulanya berfungsi sebagai tempat jual beli kitab-kitab yang telah ditulis tersebut. Akan tetapi pada perkembangannya, mereka menjadikan toko-toko kitab tersebut sebagai tempat untuk berkumpulnya para ulama dan pujangga untuk berdiskusi dan bertukar pikiran dalam berbagai masalah ilmiah. 22 Menurut Stanton, di Baghdad terdapat 100 toko buku. Selain di Baghdad, ada juga kota-kota lainnya, seperti Mosul, Basrah, Kairo, Cordova, Fez, Tunis dan sebagainya. 23 Perkembangan toko-toko buku tersebut menggambarkan semakin terdorongnya umat Islam untuk berlomba-lomba menciptakan dan mengembangkan tulisan-tulisan atau karya ilmiyah. Ini berarti semakin terbuka dan berkembangnya ilmu pengetahuan dalam dunia Islam. 6. Perpustakaan Pada masa ini pula, buku memiliki nilai sangat tinggi. Buku merupakan sumber informasi berbagai ilmu pengetahuan yang tertulis. Buku sebagai sarana utama dalam usaha pengembangan 20 Ibid, Nakosten, History of Islamic Origins of Western Education, Ibid, Charles Michael Stanton, Pendidikan Tinggi dalam Islam, ter. H. Afandi (Jakarta: Logos, 1994),

9 Nur Chanifah dan menyebarkan ilmu pengetahuan. Adapun para ulama dan sarjana dalam bidangnya masing-masing, selain memiliki aktivitas menulis buku, mereka juga mengajarkan kepada murid-muridnya tentang bidang yang dikuasai, mereka juga memberi kesempatan kepada murid-muridnya untuk belajar di perpustakaan-perpustakaan umum yang diselenggarakan pemerintah atau waqaf dari para ulama dan ilmuwan. Menurut Y. Eche, terdapat enam kata yang merupakan terminologi perpustakaan. Tiga kata menunjuk pada lokasi atau tempat, yaitu bait (rumah atau kamar), khizanah (kamar untuk belajar) dan dar (rumah). Sedangkan tiga kata merujuk pada sebuah muatan, yaitu hikmah (kebijaksanaan), ilmu (pengetahuan) dan kutub (buku). Eche mengkombinasikan kata-kata tersebut dan membentuk tujuh term perpustakaan, yaitu Bait al-hikmah, Dar al-hikmah, Dar Ilmi, Dar al-kutub, Khizanat al-kutub dan Bait al- Kutub. 24 Pada perkembangannya, perpustakaan memegang peran penting dalam menyukseskan tugas-tugas lembaga pendidikan Islam, karena dapat membantu berlangsungnya terus pelajaran, prestasi, penelitian perorangan dan memudahkan orang dalam memperoleh pendidikan. 7. Rumah-rumah Ulama Rumah bukan tempat belajar yang baik, karena selain kurang layak dan kurang kondusif, pembelajaran di rumah juga akan mengganggu pemiliknya. Akan tetapi, karena adanya faktorfaktor tertentu, maka rumah dapat digunakan sebagai tempat untuk menggali ilmu pengetahuan. Di antara rumah-rumah para ulama yang dijadikan sebagai tempat kegiatan pembelajaran adalah rumah Ibnu Sina, al-ghazali dan Ya kub Ibnu Khillis. Menurut Ahmad Syalabi, rumah-rumah tersebut digunakan sebagai tempat belajar dikarenakan adanya beberapa faktor, di antaranya karena sang guru tidak lagi megajar di madrasah, maka para pelajar tersebut mendatangi rumah para ulama tersebut guna mendapatkan ilmu pengetahuan kepadanya Makdisi, The Rise of Colleges, Ahmad Syalabi, Mausu ah al-hadharah al-islamiyyah al-tarbiyah wa al-ta lim fi al-fikr al-islamiy (Kairo: Maktabah Nahdhah al-mishriyah, 1987), 75. 9

10 Perkembangan Kurikulum Lembaga Pendidikan Islam Sebelum Badiyah Pada saat Islam mulai tersebar luas ke berbagai negara, bahasa Arab menjadi bahasa pengantar utama oleh bangsa-bangsa non- Arab yang beragama Islam. Seiring meluasnya bahasa Arab ke berbagai negara, justru menjadi penyebab hilangnya keaslian dan kemurniannya. Hal ini disebabkan karena orang-orang asing tidak bisa mengucapkan lafadz-lafadz Arab dengan fasih dan tidak mengetahui kaidah-kaidahnya dengan baik. Dengan demikian bahasa menjadi rusak dan menjadi bahasa pasaran. 26 Berbeda dengan kondisi bahasa Arab di kota, bahasa Arab di badiyah-badiyah atau dusun-dusun jazirah Arab masih tetap mempertahankan keaslian dan kefasihan bahasa dengan mempertahankan kaidah-kaidah bahasanya. Dengan demikian, badiyah tersebut menjadi tempat sumber asli bahasa Arab. 27 Oleh karena itu, para khalifah biasanya mengirimkan anak-anaknya ke badiyah-badiyah tersebut untuk mempelajari bahasa Arab yang menjadi sumber pengetahuan yang dispesialisasikan pada bidang bahasa dan sastra. 9. Rumah Sakit Pada jaman kejayaan budaya Islam, banyak didirikan rumah sakit oleh para khalifah dan pembesar negara. Rumah sakit yang juga disebut sebagai maristan bukan hanya sebagai tempat untuk merawat dan mengobati orang sakit, tetapi juga berfungsi untuk mendidik tenaga-tenaga ahli di bidang keperawatan dan pengobatan. Di antara guru-guru ahli bidang pengobatan adalah Ibrahim Ibnu Baks, yang mengajar di rumah sakit Adudi yang dibangun oleh dinasti Buwaihi. Muhammad Ibnu Zakaria al-razi, yang menjadi pemimpin maristan di Baghdad pada masa khalifah al-muktafa tahun 311 H dan Zahid al-ulama yang membangun rumah sakit di Maisyafaraqin, juga menjadikannnya sebagai sekolah keperawatan dan pengobatan. 28 Setiap rumah sakit juga memiliki perpustakaan berisi bukubuku kedokteran dan ilmu-ilmu lainnya. Perpustakaan ini disediakan untuk keperluan para dokter yang menjadi mahasiswa saja. 26 Ibid, Ibid, Makdisi, The Rise of Colleges,

11 Nur Chanifah Diberitakan bahwa di perpustakaan rumah sakit Ibnu Tulun di Kairo terdapat judul buku dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan. 29 Selain perpustakaan, di sana juga didirikan tempat khusus untuk memasak makanan, minuman dan obat-obatan serta tempat khusus bagi dokter kepala yang dipergunakan untuk memberi mata pelajaran kedokteran Majlis Yang dimaksud dengan majlis atau saloon kesusastraan adalah suatu majelis khusus yang diadakan oleh khalifah untuk membahas berbagai masalah ilmu pengetahuan, baik ilmu agama maupun sosial. Majelis saloon ini mengalami kemajuan pada masa dinasti Abbasiyah, yaitu pada masa Harun al-rasyid. Hal ini dikarenakan khalifah sendiri memiliki kecerdasan, senang dan ahli dalam ilmu pengetahuan. Sehingga khalifah sendiri aktif di dalamnya. Saloon juga digunakan sebagai tempat untuk berdiskusi berbagai obyek, khususnya bidang agama, teologi, skolastik, filsafat retorika, tata bahasa dan puisi. Pada masa khalifah al-makmun pernah diadakan debat antara filosof dan kaum Skolastik Aristetolian dan anti-aristotelian yang memperdebatkan tentang konflik waktu itu Zawiyah Kata zawiyah berarti sudut masjid, berasal dari inzawa yanzawi, yang berarti mengambil tempat tertentu atau sudut tertentu dari sudut-sudut masjid untuk menjalankan i tikaf dan mensyiarkan urusan agama. 32 Kemudian pemahaman zawiyah berkembang menjadi tempat kursus yang digunakan oleh para khalifah untuk memenuhi tuntutan kebutuhan orang-orang yang ingin mencari ilmu dan menjadikannya sebagai tempat tinggal. 33 Pengertian zawiyah juga sering dikatakan sebagai asrama atau pondok tempat beberapa tarekat tasawuf dikembangkan, seperti tarekat al-qadiriyah, al- Tijaniyah, al-sanusiah dan lain-lain Mustafa al-siba i, Kebangkitan Kebudayaan Islam, ter. Nabhan Husein (Jakarta: Media Dakwah, 1986), Suwito dkk, Sejarah Sosial Pendidikan Islam, Nakosten, History of Islamic Origins of Western Education, Ali al-jumbulati, Perbandingan Pendidikan Islam, ter. H.M. Arifin (Jakarta: Rineka Cipta, 1994), Hanun Asrohah, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Logos, 1999), Al-Jumbulati, Perbandingan Pendidikan Islam,

12 Perkembangan Kurikulum Lembaga Pendidikan Islam Sebelum... Selain itu, zawiyah terkadang juga didirikan untuk seorang syaikh terkenal yang bertugas mengembangkan ilmu pengetahuan dan mengasingkan diri untuk beribadah. Salah satu contohnya adalah zawiyah yang diperuntukkan Imam al-ghazali yang pernah mengajar hukum Islam (Fiqih Syafi iyah) di madrasah Nidzamiyah Baghdad. Meskipun pendirian zawiyah dipengaruhi oleh fanatisme madzhab, namun tidak mempengaruhi perkembangan pendidikan Islam saat itu. C. Organisasi Kurikulum Organisasi kurikulum yang diterapkan saat itu tidak lepas dengan tujuan pendidikan Islam itu sendiri. Kurikulum diterapkan guna mencapai tujuan pendidikan yang telah dirumuskan. Mahmud Yunus merumuskan tujuan pendidikan Islam saat itu menjadi tiga, yaitu (1) tujuan keagamaan dan akhlak, yang dirumuskan guna meneruskan tujuan pendidikan Islam yang telah diterapkan sebelumnya. Hal ini dikarenakan agar umat Islam paham dengan agamanya dan berakhlak sesuai dengan agamanya, mengingat akhlak merupakan jiwa dari pendidikan Islam. Mencapai suatu akhlak yang sempurna adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan. Akan tetapi tujuan ini bukan berarti bahwa umat Islam tidak mementingkan pendidikan jasmani atau ilmu yang lainnya, 35 (2) tujuan kemasyarakatan, yang dirumuskan guna mengubah dan memperbaiki masyarakat, dari masyarakat yang penuh kejahilan menjadi masyarakat yang bersinar ilmu pengetahuan, dari masyarakat yang mundur menjadi masyarakat yang maju dan makmur, (3) cinta terhadap ilmu pengetahuan serta senang dan merakan kelezatan setelah mencapai suatu ilmu. 36 Umat Islam belajar karena kecintaannya pada ilmu pengetahuan, sehingga mereka memiliki ghirah yang sangat tinggi terhadap ilmu pengetahuan. Adapun metode pembelajaran pendidikan Islam secara umum dibagi menjadi tiga macam. Pertama adalah metode lisan, yang berupa dikte, ceramah, qira ah dan diskusi. Metode dikte (imla ) 35 M. Athiyah al-abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam ( Jakarta: Bulan Bintang, 1970), Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Hidakarya Agung, 1990),

13 Nur Chanifah adalah metode penyampaian pengetahuan yang dianggap baik dan aman, karena dengan imla ini murid memiliki catatan yang akan dapat membantunya belajar ketika lupa. Metode ini juga dianggap penting karena pada masa klasik buku-buku cetak seperti pada masa sekarang ini sulit dimiliki. Metode ceramah disebut juga metode al-sama, karena dalam metode ceramah ini guru menjelaskan isi buku dengan hapalan, sedangkan murid mendengarnya. Sedangkan metode qira ah biasanya digunakan untuk belajar membaca. Kedua adalah metode menghapal, yang merupakan ciri umum pendidikan saat itu. Murid harus membaca berulang-ulang pelajarannya sehingga pelajaran tersebut melekat pada ingatan mereka, sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam Hanafi, bahwa seorang murid harus membaca suatu pelajaran berulang kali sampai hapal. 37 Dalam proses selanjutnya, murid akan mengeluarkan kembali dan melakukan kontekstualisasi terhadap pelajaran yang dihapal sehingga dalam diskusi dan perdebatan murid dapat merespons, mematahkan lawan ataupun memunculkan sesuatu yang baru. Ketiga adalah metode tulisan, yang dianggap sebagai metode paling penting pada saat itu. Metode tulisan adalah pengkopian karya-karya ulama. Dalam pengkopian buku-buku terjadi proses intelektualisasi hingga penguasaan ilmu semakin meningkat. Metode ini di samping berguna bagi proses penguasaan ilmu pengetahuan, juga sangat penting artinya bagi penggandaan buku teks, karena saat itu belum ada mesin cetak. 38 Sedangkan organisasi kurikulum yang diterapkan saat itu bervariasi sesuai dengan kondisi lembaga pendidikan yang ada, di antaranya adalah: 1) Lembaga Pendidikan Rendah atau Dasar Yang termasuk dalam lembaga pendidikan rendah atau dasar ini adalah kuttab, pendidikan rendah di istana, toko dan lain sebagainya. Pada lembaga pendidikan dasar ini, guru mengajar muridnya seorang demi seorang. Sistem pembelajaran masih 37 Makdisi, The Rise of Colleges, Asrohah, Sejarah Pendidikan Islam,

14 Perkembangan Kurikulum Lembaga Pendidikan Islam Sebelum... bersifat klasikal. Fasilitas yang ada juga belum begitu memadai. Pembelajaran belum memakai bangku, meja dan papan tulis. Dalam proses belajar mengajar fasilitas yang digunakan hanya batu tulis dan kertas. Mereka duduk bersila berkeliling (halaqah) menghadap ke guru. Secara umum, rencana pengajaran dalam pendidikan Islam adalah membaca al-qur an dan menghapalnya, pokok-pokok ajaran Islam (ushuluddin), menulis, kisah orang-orang besar Islam, membaca dan menghapal syair, berhitung, pokok-pokok ilmu nahwu dan sharaf yang diajarkan sekedarnya. 39 Materi pendidikan dasar di atas selaras dengan falsafah masyarakat yang hidup di dalamnya. Mereka memiliki tujuan untuk mewujudkan, yaitu: pertama, persiapan untuk kehidupan di akhirat, dengan cara mendidik anak-anak untuk mentaati perintah Allah Swt dan menjauhi segala larangan-nya serta senantiasa bersyukur kepada-nya. Kedua, memungkinkan anak untuk mengetahui kelompok-kelompok ilmu dan keahlian-keahlian yang akan membantu mereka dalam mencapai keberhasilan dalam hidup dan bermanfaat bagi masyarakat. 40 Meskipun demikian, rencana pengajaran itu tidak sama di seluruh negara Islam karena masing-masing daerah terkadang berbeda. Menurut pendapat Ibnu Khaldun, sebagaimana dikutip oleh Hasan Abd al- Al, di Maghribi (Maroko) hanya diajarkan al- Qur an saja dan mengutamakan tulisannya. Di Andalusia Spanyol, diajarkan al-qur an, menulis dan syair, pokok-pokok nahwu dan sharaf serta tulisan kaligrafi atau khat. Di Tunisia, diajarkan al- Qur an, hadits dan pokok-pokok ilmu agama, tetapi lebih mementingkan ilmu al-qur an. 41 Lama belajar di kuttab juga tidak sama antara satu anak dengan yang lain. Semua itu tergantung kepada kecerdasan dan kemampuan masing-masing anak, karena sistem pengajaran waktu itu berbeda dengan sistem pengajaran saat ini. Sistem pengajaran yang dilaksanakan saat itu masih klasikal. 39 Ibid, Suwito dkk, Sejarah Sosial Pendidikan Islam, Hasan Abd al- Al, Al-Tarbiyah al-islamiyah fil Qarn al-rabi al-hijriy (ttp: Dar al-fikr al- Arabi, th),

15 Nur Chanifah Adapun waktu belajar sudah diatur sedemikian rupa, yaitu dimulai pada pagi hari Sabtu dan selesai pada Ashar hari Kamis, sedangkan hari Jumat dan hari-hari besar Islam aktifitas belajar diliburkan, seperti hari raya Idul Fitri, hari tasyrik dan hari raya Idul Adha. Adapun pembagian mata pelajaran setiap harinya adalah pelajaran al-qur an dimulai pada pagi hari sampai waktu Dhuha, pelajaran menulis dimulai setelah setelah Dhuha sampai Dzuhur dan pelajaran ilmu yang lain, seperti nahwu, sharaf, berhitung, syair dan lain sebagainya, diajarkan mulai setelah Dzuhur sampai akhir siang. 42 Seperti itulah daftar pelajaran pada pendidikan dasar setiap harinya. Meskipun pendidikannya berjalan secara sederhana dan memprioritaskan pendidikan agama sebagai dasar kehidupan, melalui pendidikan dasar ini telah melahirkan generasi muda yang ahli dalam bidangnya, juga tafaqquh fiddin. Berbeda dengan pendidikan dasar lainnya, pendidikan dasar di istana dirancang oleh orang tua murid. Mereka merancang pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan dan kondisi anaknya. Guru yang mengajar di istana disebut dengan muaddib, karena guru berfungsi untuk mendidik budi pekerti dan mewariskan kecerdasan serta pengetahuan orang-orang terdahulu. 43 Pendidikan di istana tersebut, jika dianalogikan dengan kondisi pendidikan sekarang, pendidikan di rumah atau lebih dikenal dengan home schooling. Kurikulum dari home schooling tersebut sama dengan kurikulum pendidikan formal dan tenaga pengajarnya adalah guru yang sangat ahli di bidangnya. Terkadang kurikulumnya juga disesuaikan dengan kehendak orang tua. 2) Lembaga Pendidikan Menengah Salah satu lembaga yang tergolong dalam pendidikan menengah adalah pendidikan yang diselenggarakan di masjid. Rencana pembelajaran pendidikan tingkat menengah tidak sama di seluruh negara Islam, karena saat itu negara Islam telah menyebar di mana-mana. Secara umum, rencana pembelajaran pendidikan tingkat menengah adalah al-qur an, bahasa dan sastra Arab, fiqih, tafsir, hadits, nahwu-sharaf-balaghah, ilmu-ilmu pasti, 42 Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, Zuhairini dkk, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, tt),

16 Perkembangan Kurikulum Lembaga Pendidikan Islam Sebelum... manthiq, falaq, tarikh atau sejarah, ilmu-ilmu alam, kedokteran, musik dan lain sebagainya. 44 Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di lembaga pendidikan menengah ini tidak jauh berbeda dengan pendidikan di tingkat dasar, namun mata pelajaran yang diajarkan bertambah dari sebelumnya, sebagai lanjutan dari pendidikan dasar. 3) Lembaga Pendidikan Tinggi Yang termasuk dalam pendidikan tinggi ini adalah pendidikan yang diselenggarakan di perpustakaan, seperti Baitul Hikmah dan Darul Hikmah. 45 Secara umum, perguruan tinggi itu terdiri dari dua juruasan, yaitu (1) jurusan ilmu-ilmu agama, bahasa Arab dan kesusastraan. Ilmu ini dinamai Ibnu Khaldun sebagai ilmu naqliyah. Ilmu-ilmu ini meliputi tafsir al-qur an, hadits, fiqih dan usul fiqih, nahwu, sharaf, balaghah, bahasa dan sastra Arab. Rencana pembelajaran tersebut dirancang pada saat umat Islam berpikir terutama dalam rangka mengenal Islam, memelihara dan menyebarkannya. 46 Semua mata pelajaran tersebut diajarkan kepada siswa, (2) jurusan ilmu-ilmu hikmah atau filsafat. Ilmu ini dinamai Ibnu Khaldun sebagai ilmu aqliyah. Ilmu-ilmu ini yang diajarkan meliputi ilmu manthiq, ilmu-ilmu alam dan kimia, musik, ilmu pasti, ilmu ukur, ilmu falak, Ilahiyah (teologi), ilmu hewan, ilmu tumbuh-tumbuhan dan ilmu kedokteran. 47 Kegiatan pembelajaran di jenjang pendidikan tinggi ini diadakan dengan berkelompok-kelompok dan ber-halaqah, duduk mengelilingi guru. Guru duduk di atas tikar dan di hadapannya duduk siswa ber-halaqah. Sebelum guru menyampaikan materi, guru terlebih dahulu menyusun ta liqah yang memuat silabus berdasarkan catatan perkuliahannya ketika menjadi siswa, hasil bacaan dan pendapatnya tentang materi yang bersangkutan. Ta liqah ini memuat rincian jumlah pelajaran dan dapat disampaikan dalam jangka empat tahun. Siswa menyalin ta liqah itu dalam proses dikte (imla ), bahkan kebanyakan mereka menyalin langsung, namun sebagian dari mereka menambahkan pada salinan 44 Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, Ibid, Al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Ibid,

17 Nur Chanifah ta liqah ini dengan pendapat sendiri, sehingga ta liqah-nya merupakan refleksi pribadi tentang materi kuliah yang disampaikan gurunya. 48 Setelah itu guru memberikan pelajaran kepada semua siswa yang hadir, sebagaimana guru memberikan pelajaran kepada semua siswa di hadapan kelas pada masa sekarang. 49 Jika guru telah selesai mengajarkan ilmunya, guru menandatangani naskah yang ditulis oleh pelajar. Dari naskah-naskah yang ditulis oleh pelajar itu lahir kitab-kitab tulisan tangan yang kemudian dicetak beribu-ribu naskah, sehingga menjadi kitab-kitab yang terkenal. Di antara kitab-kitab tersebut masih ada yang dalam bentuk tulisan tangan sampai sekarang, misalnya diktat al-qali ( amali al-qali). Dalam sistem halaqah yang diterapkan pada pendidikan tingkat tinggi, pelajar diperbolehkan bertanya tentang sesuatu yang belum diketahuinya. Selain itu, ijasah yang diberikan itu tidak diberikan oleh sekolah, melainkan oleh guru sendiri. Para pelajar tidak memilih sekolah yang baik, akan tetapi memilih guru (syaikh) yang terkenal alim dan shalih. Mereka bebas memilih guru itu. Jika pengajaran seorang guru tidak memuaskan, murid boleh pindah ke halaqah guru yang lain. 50 Selain kegiatan pembelajaran dengan halaqah, di pendidikan tinggi seperti perpustakaan juga terdapat kegiatan keilmuan lain, misalnya penerjemahan buku-buku asing. Para ulama saat itu memiliki ghirah yang sangat tinggi untuk mendalami ilmu pengetahuan melalui kegiatan penerjemahan ini Pemerintahan memberikan dukungan sepenuhnya. Sebagai bentuk apresiasi pada kegiatan tersebut, pemerintah memberikan penghargaan yang besar atas usaha penerjemahan mereka, sehingga mereka termotivasi untuk mendalami ilmu pengetahuan lebih jauh lagi. Saat itulah pendidikan Islam mencapai puncak kejayaan. Karya-karya umat Islam banyak diadopsi oleh bangsa-bangsa Barat. Namun tidak demikian dengan kondisi sekarang. Umat Islam banyak mengambil ilmu pengetahuan dari Barat. Oleh karena itu tidak mengherankan lagi jika banyak ulama yang mengadakan pembaharuan dengan mengambil contoh dari Barat. Mereka 48 Stanton, Pendidikan Tinggi dalam Islam, Ibid, Ibid,

18 Perkembangan Kurikulum Lembaga Pendidikan Islam Sebelum... merasa bahwa kemajuan yang ada di Barat sekarang ini tidak lain adalah kontribusi Islam pada masa kejayaan. Penutup Perkembangan lembaga pendidikan Islam pada masa Dinasti Abbasiyah sangat pesat dan beragam. Masing-masing lembaga tersebut memiliki karakter tersendiri. Metode yang diterapkan pada umumnya ada tiga macam, yaitu melalui lisan, hapalan dan tulisan. Sistem pembelajarannya masih bersifat klasikal. Kurikulum yang diterapkan sangat variatif sesuai dengan tingkat lembaga pendidikannya. Dalam lembaga pendidikan tingkat dasar, kurikulum yang diutamakan adalah al-qur an, membaca dan menulis. Kegiatan pembelajarannya cukup sederhana dan signifikan. Sementara pendidikan dasar yang diadakan di istana, kurikulumnya bisa dirancang sesuai dengan kehendak orang tuanya. Kurikulum pendidikan menengah dirancang untuk melanjutkan pendidikan dasar yang telah ada. Kegiatan pembelajarannya tidak jauh berbeda dengan pendidikan dasar, hanya muatan kurikulumnya yang sedikit berbeda karena lebih banyak dibanding sebelumnya. Pada lembaga pendidikan tinggi, muatan kurikulumnya tidak hanya mengacu kepada pendidikan agama saja, tetapi juga memuat pendidikan umum atau non-agama. Pada tingkatan ini, semua bidang ilmu tersebut dipelajari sebagai mata kuliah penunjang, dan hanya ada satu bidang pendidikan konsentrasi yang fokus ditekuni atau harus dikuasai selama proses pembelajaran. Kegiatan pembelajarannya berlangsung dengan menggunakan sistem halaqah dan pemberian ijasah langsung diberikan guru (syaikh) kepada murid dan bukan dari sekolah. Sistem pendidikan tersebut bisa diterapkan pada lembaga pendidikan Islam pada masa sekarang, tentu saja dengan memilah, memilih dan melihat kesesuaian bidang pendidikan yang dipelajari terlebih dahulu serta menyesuaikannya dengan kondisi saat ini. Dengan begitu, pendidikan Islam diharapkan dapat bangkit dari keterpurukannya, memberikan kontribusi positif bagi kejayaan Islam dengan melahirkan generasi penerus muslim yang bermutu.* 18

19 Nur Chanifah DAFTAR PUSTAKA Abd al- Al, Hasan. Al-Tarbiyah al-islamiyah fil Qarn al-rabi al-hijriy. ttp: Dar al-fikr al- Arabi, tt. al-abrasyi, M. Athiyah. Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan Bintang, Amin, M. Masyhur. Dinamika Islam. Yogyakarta: LKPSM, Asrohah, Hanun. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Logos, Hitti, Philip K. History of the Arabs. London: The Macmillan Press, at/ artikel.php?article_id=80719 (Maret, 2007) &head=tarih&menux=2 (Maret, 2007). Idi, Abdullah. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Jakarta: Gaya Media, al-jumbulati, Ali. Perbandingan Pendidikan Islam, ter. H.M. Arifin. Jakarta: Rineka Cipta, Langgulung, Hasan. Asas-asas Pendidikan Islam. Jakarta: Pustaka al-husna, Makdisi, George. The Rise of Colleges. Edinburgh : Edinburgh University Press, tt. Mursi, M. Munir. Al-Tarbiyah al-islamiyah. Kairo: Alim al-kutub, Nakosten, Mehdi. History of Islamic Origins of Western Education. Colorado: University of Colorado, Nata, Abuddin. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, al-siba i, Mustafa. Kebangkitan Kebudayaan Islam, ter. Nabhan Husein. Jakarta: Media Dakwah, Soetopo, Herdyat dan Wasti Soemanto. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta : Bina Aksara, Stanton, Charles Michael. Pendidikan Tinggi dalam Islam, ter. H. Afandi. Jakarta: Logos,

20 Perkembangan Kurikulum Lembaga Pendidikan Islam Sebelum... Suwito dkk. Sejarah Sosial Pendidikan Islam. Jakarta : Kencana, al-syaibany, Omar M. al-toumy. Falsafah Pendidikan Islam. Jakarta : Bulan Bintang, Syalabi, Ahmad. Mausu ah al-hadharah al-islamiyyah al-tarbiyah wa al-ta lim fi al-fikr al-islamiy. Kairo: Maktabah Nahdhah al-mishriyah, Wiryokusumo, Iskandar dan Usman Mulyadi. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Jakarta : Bina Aksara, Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada, Yunus, Mahmud. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Hidakarya Agung, Zuhairini dkk. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, tt. 20

Tipologi-Tipologi Lembaga Pendidikan Islam

Tipologi-Tipologi Lembaga Pendidikan Islam Tipologi-Tipologi Lembaga Pendidikan Islam M. Wahid Tualeka Dosen Prodi Perbandingan Agama Fakultas Agama Islam UMSurabaya Abstrak Pendidikan Islam tumbuh bersamaan dengan munculnya agama Islam itu sendiri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang berbeda dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang berbeda dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang berbeda dengan ciptaan Allah SWT lainnya. Manusia satu-satunya ciptaan Allah SWT yang paling dimuliakan dan

Lebih terperinci

Muhammad Solihin STIT Agus Salim Metro

Muhammad Solihin STIT Agus Salim Metro KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM KLASIK Muhammad Solihin STIT Agus Salim Metro Pendahuluan Pendidikan Islam telah tumbuh dan berkembang sejalan dengan adanya dakwah Islam yang telah dilakukan Nabi Muhammad SAW.

Lebih terperinci

TRANSFORMASI TRADISI KEILMUAN DALAM ISLAM: MELACAK AKAR KEMUNCULAN DAN PERKEMBANGAN INSTITUSI PENDIDIKAN ISLAM

TRANSFORMASI TRADISI KEILMUAN DALAM ISLAM: MELACAK AKAR KEMUNCULAN DAN PERKEMBANGAN INSTITUSI PENDIDIKAN ISLAM TRANSFORMASI TRADISI KEILMUAN DALAM ISLAM: MELACAK AKAR KEMUNCULAN DAN PERKEMBANGAN INSTITUSI PENDIDIKAN ISLAM Saepudin Mashuri Dosen Jurusan Tarbiyah STAIN Datokarama Palu Abstract This article deals

Lebih terperinci

KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM KLASIK. Muhammad Solihin STIT Agus Salim Metro. Abstract

KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM KLASIK. Muhammad Solihin STIT Agus Salim Metro. Abstract KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM KLASIK Muhammad Solihin STIT Agus Salim Metro Abstract Essentially, the curriculum of classic Islam education is different in every region. There is no recognition of curriculum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan sengaja oleh orang dewasa agar seseorang menjadi dewasa. 1 Menurut Ki Hajar

BAB I PENDAHULUAN. dengan sengaja oleh orang dewasa agar seseorang menjadi dewasa. 1 Menurut Ki Hajar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan atau paedagogi berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar seseorang menjadi dewasa. 1 Menurut Ki Hajar

Lebih terperinci

SOAL UJI COBA HASIL BELAJAR PAI

SOAL UJI COBA HASIL BELAJAR PAI 141 LAMPIRAN XII SOAL UJI COBA HASIL BELAJAR PAI Perkembangan Ilmu Pengetahuan Hingga Daulah Abbasiyah Nama : Waktu : 2x 45 menit Kelas : Semester : II (Genap) Mulailah bekerja dengan membaca basmallah!

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi dilengkapi dengan perangkat lain yang menunjang segala kehidupan makhluk- Nya di muka bumi.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan 1. Secara Umum Konsep pendidikan yang Islami menurut Mohammad Natsir menjelaskan bahwa asas pendidikan Islam adalah tauhid. Ajaran tauhid manifestasinya

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab BAB IV PENUTUP 1. Kesimpulan Pesantren sebagai lembaga pendidikan agama Islam khas Indonesia merupakan pendidikan alternatif dari pendidikan formal yang dikelola oleh pemerintah. Pertama, karena pesantren

Lebih terperinci

SEJARAH ISLAM AHMADIN

SEJARAH ISLAM AHMADIN SEJARAH ISLAM AHMADIN RAYHAN INTERMEDIA 2013 i SEJARAH ISLAM Copyright Ahmadin Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit Rayhan Intermedia Penerbit: RAYHAN INTERMEDIA Jl. Naja Dg. Nai Lr 4/8 Rappokalling

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PEMIKIRAN FILSAFAT ISLAM DALAM ILMU PENDIDIKAN. Dede Rohaniawati, M.Pd. UIN Sunan Gunung Djati Bandung

KONTRIBUSI PEMIKIRAN FILSAFAT ISLAM DALAM ILMU PENDIDIKAN. Dede Rohaniawati, M.Pd. UIN Sunan Gunung Djati Bandung KONTRIBUSI PEMIKIRAN FILSAFAT ISLAM DALAM ILMU PENDIDIKAN Dede Rohaniawati, M.Pd. UIN Sunan Gunung Djati Bandung I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Filsafat merupakan pengetahuan yang wajib dipahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lahir ke alam dunia dalam keadaan yang paling sempurna. Selain diberi akal manusia juga diberi kesempurnaan jasmani. 1 Dengan akal dan jasmani yang sempurna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur an, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm. 57.

BAB I PENDAHULUAN. Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur an, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm. 57. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an telah melakukan proses penting dalam pendidikan manusia sejak diturunkannya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Ayat-ayat

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016

KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SatuanPendidikan : Madrasah Aliyah (Prog Keagamaan) Bentuk Soal : Pilihan Ganda Mata Pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu, Islam dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. 1

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu, Islam dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan keyakinan orang mukmin dan penegasan Allah SWT, Islam adalah satu-satunya agama yang diridhai Allah dan diperintahkan kepada manusia untuk memeluknya.

Lebih terperinci

KEBUDAYAAN DALAM ISLAM

KEBUDAYAAN DALAM ISLAM A. Hakikat Kebudayaan KEBUDAYAAN DALAM ISLAM Hakikat kebudayaan menurut Edward B Tylor sebagaimana dikutip oleh H.A.R Tilaar (1999:39) bahwa : Budaya atau peradaban adalah suatu keseluruhan yang kompleks

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar belakang

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sejarah menunjukan bahwa, Islam sebagai salah satu bagian dalam sejarah dunia, telah menorehkan sebuah sejarah yang sulit bahkan tidak mungkin terlupakan dalam sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis.

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang urgen bagi kehidupan manusia. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan. Untuk itu manusia berpacu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya, termasuk di dalamnya belajar Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya, termasuk di dalamnya belajar Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat kehidupan mereka. Belajar bukanlah suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjalanan umat Islam dari periode Nabi Muhammad Saw. diutus sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan dan kemunduran yang dialami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan-

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan syariat Allah yang diturunkan kepada umat manusia agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan- Nya.. Dalam menanamkan keyakinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara alamiah manusia tumbuh dan berkembang sejak dalam kandungan sampai meninggal serta mengalami proses tahap demi tahap. Demikian pula dengan pendidikan sebagai

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS. melupakan sisi non-formal dari pendidikan Islam itu sendiri. Tentu saja ini menjadi

BAB V ANALISIS. melupakan sisi non-formal dari pendidikan Islam itu sendiri. Tentu saja ini menjadi BAB V ANALISIS Adanya sekolah dan madrasah di tanah air sebagai institusi pendidikan Islam, hanyalah akan mempersempit pandangan kita tentang pendidikan Islam itu sendiri. Ini berarti, kita hanya mementingkan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Universitas Indonesia Islam kultural..., Jamilludin Ali, FIB UI, 2010.

BAB VI PENUTUP. Universitas Indonesia Islam kultural..., Jamilludin Ali, FIB UI, 2010. BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Islam kultural dalam konsep Nurcholish Madjid tercermin dalam tiga tema pokok, yaitu sekularisasi, Islam Yes, Partai Islam No, dan tidak ada konsep Negara Islam atau apologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai perbandingan konsep pendidikan Islam menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya terhadap pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Penelitian Terdahulu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Penelitian Terdahulu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Penelitian Terdahulu Pembahasan masalah nilai etika dalam kaitannya dengan naskah ADK menjadi topik penting yang selalu dibicarakan, karena masalah ini menyangkut

Lebih terperinci

NO SK / KD INDIKATOR MATERI BOBOT 1 Menceritakan sejarah berdirinya Dinasty Al Ayyubiyah

NO SK / KD INDIKATOR MATERI BOBOT 1 Menceritakan sejarah berdirinya Dinasty Al Ayyubiyah KISI KISI SOAL UJIAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MATA PELAJARAN : SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS : VIII PENYUSUN : EKA UMAYANTI, S.Pd SEMESTER : 2 NO SK / KD INDIKATOR MATERI BOBOT 1 Menceritakan

Lebih terperinci

Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq

Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq Pada Jumat, 17 Rabiul Awal 83 H (702 M), lahir seorang manusia suci dan penerus risalah Nabi Muhammad Saw. Pada hari yang bertepatan dengan maulid Rasulullah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL 86 BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL 4.1. Analisis Pelaksanaan Pengajian Tafsir Al-Qur an di Desa Jatimulya Kec.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga sekolah, non formal yakni keluarga dan informal seperti halnya pondok

BAB I PENDAHULUAN. lembaga sekolah, non formal yakni keluarga dan informal seperti halnya pondok BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting yang harus diberikan terhadap seorang anak. Pendidikan terbagi menjadi tiga yaitu pendidikan formal seperti

Lebih terperinci

Membahas Kitab Tafsir

Membahas Kitab Tafsir Lembaga Penelitian dan Pengembangan Tafsir menurut bahasa adalah penjelasan atau keterangan, seperti yang bisa dipahami dari Quran S. Al-Furqan: 33. ucapan yang telah ditafsirkan berarti ucapan yang tegas

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN: SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

SILABUS PEMBELAJARAN: SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM SILABUS PEMBELAJARAN: SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM Satuan Pendidikan : Madrasah Tsanawiyah Mata Pelajaran: Sejarah Kebudayaan Islam Kelas : VII (tujuh) Ganjil Kompetensi Inti : (K1) (K2) (K3) (K4) : Menghargai

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN MADRASAH PADA PERIODE AWAL SEBELUM LAHIRNYA MADRASAH NIZHAMIYAH : M.

PERTUMBUHAN MADRASAH PADA PERIODE AWAL SEBELUM LAHIRNYA MADRASAH NIZHAMIYAH : M. PERTUMBUHAN MADRASAH PADA PERIODE AWAL SEBELUM LAHIRNYA MADRASAH NIZHAMIYAH Oleh : M. Ja far Nashir (+62812 2598 176) Dosen Pada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Magelang Abstrak Madrasah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aliran mu tazilah adalah golongan yang membawa persoalan-persoalan teologi yang lebih mendalam dan bersifat filosofis dari pada persoalan-persoalan yang dibawa kaum

Lebih terperinci

F LS L A S F A A F T A T ISL S A L M

F LS L A S F A A F T A T ISL S A L M FILSAFAT ISLAM Prof. Dr. H. Almasdi Syahza,, SE., MP Peneliti Senior Universitas Riau Email: asyahza@yahoo.co.id; Website: http://almasdi.unri.ac.id Sumber Ilmu: AL 'ALAQ (1-5) 1. Bacalah dengan (menyebut)

Lebih terperinci

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan Mendidik Anak Menuju Surga Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA Tugas Mendidik Generasi Unggulan Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam proses perubahan dan pertumbuhan manusia. Perubahan dan pertumbuhan kepada

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 216 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Kiprah A. Hassan dalam upaya mencerdaskan umat Islam dapat dilihat dari karya-karyanya yang menambah khazanah ilmu pengetahuan. Usahanya mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Agama adalah wahyu yang diturunkan Allah untuk manusia. Fungsi dasar agama adalah memberikan orientasi, motivasi dan membantu manusia untuk mengenal dan menghayati

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ahmad, M. Abdul Qodir., Turuqut Ta lim At-Tarbiyah al-islamiyah, Kairo: Maktabah al-nahdhah al-mashriyah, 1980.

DAFTAR PUSTAKA. Ahmad, M. Abdul Qodir., Turuqut Ta lim At-Tarbiyah al-islamiyah, Kairo: Maktabah al-nahdhah al-mashriyah, 1980. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, M. Abdul Qodir., Turuqut Ta lim At-Tarbiyah al-islamiyah, Kairo: Maktabah al-nahdhah al-mashriyah, 1980. Aini, Umaroh, Peran Pendidikan Diniyah dalam Pengembangan Agama Islam, http://www.library.walisongo.ac.id/digilib/gdl.s.i.2005.umarohaini.359,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan antara satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan antara satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan selain karena manusia tercipta sebagai makhluk

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. 1. Aktivitas keagamaan di pondok sosial Babat Jerawat mengalami

BAB IV PENUTUP. 1. Aktivitas keagamaan di pondok sosial Babat Jerawat mengalami BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Aktivitas keagamaan di pondok sosial Babat Jerawat mengalami perkembangan. Mulanya jama

Lebih terperinci

BAB I. masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan warganya. berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.

BAB I. masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan warganya. berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945. BAB I A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil

Lebih terperinci

SEJARAH PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM. (Kasus Madrasah Nidham al-mulk) Oleh: Hasaruddin

SEJARAH PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM. (Kasus Madrasah Nidham al-mulk) Oleh: Hasaruddin SEJARAH PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM Oleh: Hasaruddin Dosen Tetap pada Fak. Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar Abstract In the history of human life, there is always requires the progress and

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.232,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah Islamiyah merupakan suatu kegiatan yang bersifat menyeru,

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah Islamiyah merupakan suatu kegiatan yang bersifat menyeru, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah Islamiyah merupakan suatu kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak maupun memanggil umat manusia untuk beriman serta taat kepada Allah Swt, serta sejalan

Lebih terperinci

PENGARUH AQIDAH ASY ARIYAH TERHADAP UMAT

PENGARUH AQIDAH ASY ARIYAH TERHADAP UMAT PENGARUH AQIDAH ASY ARIYAH TERHADAP UMAT Ditulis oleh: Al-Ustadz Abdurrahman Mubarak Paham Asy ariyah sangat kental sekali dalam tubuh umat Islam dan akidah tersebut terus menyebar di tengah kaum muslimin.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi kalam Allah yang digunakan sebagai pedoman dan petunjuk bagi kehidupan umat Islam. Adapun definisi Al-Qur

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Simpulan

BAB V PENUTUP A. Simpulan BAB V PENUTUP A. Simpulan Simpulan hasil penelitian ini sebagai berikut : 1. Prestasi belajar Akidah Akhlak siswa MTs Al-Islah Pageruyung Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2014/2015 tergolong baik. Data

Lebih terperinci

BAB XIII KEBUDAYAAN DALAM ISLAM

BAB XIII KEBUDAYAAN DALAM ISLAM BAB XIII KEBUDAYAAN DALAM ISLAM A. Hakikat Kebudayaan Salah satu referensi yang bisa menjadi acuan untuk mengetahui hakikat kebudayaan adalah ungkapan pelopor antropologi modern, Edward B Tylor sebagaimana

Lebih terperinci

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA KEGEMILANGAN ISLAM

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA KEGEMILANGAN ISLAM SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA KEGEMILANGAN ISLAM Zulhimma 1 Abstrak Dalam lintasan sejarah Islam, Pendidikan Islam mengalami kejayaan dan kegemilangan yang sangat pesat, tumbuh subur lembaga lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebahagiaan dunia dan akhirat. Dakwah sebagai aktifitas umat Islam dalam. metode maupun media yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. kebahagiaan dunia dan akhirat. Dakwah sebagai aktifitas umat Islam dalam. metode maupun media yang digunakan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah merupakan aktifitas mengajak, memanggil dan menyeru orang lain agar mengikuti perintah dan petunjuk Allah agar memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.

Lebih terperinci

S I L A B U S. Pengalaman Belajar. Jenis Penilaian

S I L A B U S. Pengalaman Belajar. Jenis Penilaian S L A B U S Mata Kuliah hakekat sejarah slam pengertian slam periodisasi islam perkembanga slam dalam tiap-tiap : slam : Tarbiyah / PA - TB NDKATOR HASL MATER pengertian sejarah, pengertian, budaya, slam

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan laporan hasil penelitian yang diuraikan pada BAB IV terlebih di

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan laporan hasil penelitian yang diuraikan pada BAB IV terlebih di BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Data Berdasarkan laporan hasil penelitian yang diuraikan pada BAB IV terlebih di atas dapat diketahui dengan jelas gambaran tentang program dan peran MUI Kabupaten HSS dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam ikut serta mencerdaskan bangsa. Banyaknya jumlah pesantren di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. dalam ikut serta mencerdaskan bangsa. Banyaknya jumlah pesantren di Indonesia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesantren telah lama menjadi lembaga yang memiliki kontribusi penting dalam ikut serta mencerdaskan bangsa. Banyaknya jumlah pesantren di Indonesia, serta besarnya jumlah

Lebih terperinci

DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM. WD8013 Sejarah Pendidikan Islam I (Minggu 3)

DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM. WD8013 Sejarah Pendidikan Islam I (Minggu 3) DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM WD8013 Sejarah Pendidikan Islam I (Minggu 3) PENSYARAH: Ustazah Dr Nek Mah Batri PhD Pendidikan Agama Islam (UMM) PhD Fiqh Sains & Teknologi (UTM) Silibus 1. Tujuan dan matlamat

Lebih terperinci

PENDIDIKAN MODEL HALAQAH DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Pendidikan Nonformal di Desa Pilang, Kec. Masaran, Kab.

PENDIDIKAN MODEL HALAQAH DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Pendidikan Nonformal di Desa Pilang, Kec. Masaran, Kab. PENDIDIKAN MODEL HALAQAH DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Pendidikan Nonformal di Desa Pilang, Kec. Masaran, Kab. Sragen) NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tasawuf adalah salah satu dari 3 cabang ilmu yang wajib. diketahui oleh pemeluknya, yakni Tauhid, Fiqih dan Tasawuf.

BAB I PENDAHULUAN. Tasawuf adalah salah satu dari 3 cabang ilmu yang wajib. diketahui oleh pemeluknya, yakni Tauhid, Fiqih dan Tasawuf. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tasawuf adalah salah satu dari 3 cabang ilmu yang wajib diketahui oleh pemeluknya, yakni Tauhid, Fiqih dan Tasawuf. Tauhid adalah ilmu yang membahas hal-hal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. RUMUSAN MASALAH

I. PENDAHULUAN II. RUMUSAN MASALAH I. PENDAHULUAN Istilah tasawuf adalah suatu makna yang mengandung arti tentang segala sesuatu untuk berupaya mebersihkan jiwa serta mendekatkan diri kepada Allah dengan Mahabbah yang sedekat-dekatnya.

Lebih terperinci

METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM EDUSIANA: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam Available online at: http://ejournal.stainim.ac.id/index.php/edusiana METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Volume 4 No 1 Hal 24 31 2017 P-ISSN: 2355-2743;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Madrasah adalah merupakan lembaga yang mengkhususkan diri untuk kegiatan pendidikan Islam, tempat masyarakat mentransfer keterampilan, kebiasaan, cita-cita

Lebih terperinci

STRATEGI BIMBINGAN QIRA AT SAB AH

STRATEGI BIMBINGAN QIRA AT SAB AH 1 STRATEGI BIMBINGAN QIRA AT SAB AH PADA LEMBAGAPENGAJIAN NURUL JIHAD DI DESA WATUNGGARANDU KECAMATAN LALONGGASUMEETO KABUPATEN KONAWE Musdalipa Wati PENDAHULUAN Qira at merupakan salah satu cabang ilmu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. bingkai akhlakul karimah. Sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya tentang tujuan pendidikan Islam yang terutama dan tertinggi

BAB IV ANALISA. bingkai akhlakul karimah. Sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya tentang tujuan pendidikan Islam yang terutama dan tertinggi BAB IV ANALISA A. Analisa Konsep Pendidikan Islam Perspektif Mahmud Yunus Pemikiran Mahmud Yunus tentang Pendidikan Islam yang dipadukan dengan pengetahuan umum tidak bisa dilepaskan dengan bingkai akhlakul

Lebih terperinci

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTER DI KABUPATEN DEMAK

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTER DI KABUPATEN DEMAK LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTER DI KABUPATEN DEMAK Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : ARI AYU KUSUMANINGTYAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum pendidikan, misalnya, yang sebelumnya terbatas pada Al-Qur an dan

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum pendidikan, misalnya, yang sebelumnya terbatas pada Al-Qur an dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Islam telah berlangsung kurang lebih 14 abad, yakni sejak Nabi Muhammad diutus sebagai Rasul. Pada awalnya pendidikan berlangsung secara sederhana,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW. Menurut ajaran Islam, kepada tiap-tiap golongan umat pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hamdani, Dasar-dasar Kependidikan, Bandung: CV Pustaka Setia, November 2011, hlm 98

BAB I PENDAHULUAN. Hamdani, Dasar-dasar Kependidikan, Bandung: CV Pustaka Setia, November 2011, hlm 98 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama pendidikan adalah membuat peserta didik menemukan dirinya sendiri, memahami kapasitasnya dan mendisiplinkan diri sendiri agar menjadi manusiaa yang

Lebih terperinci

MENGENAL ISLAM. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER

MENGENAL ISLAM. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER Modul ke: MENGENAL ISLAM Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK Fakultas ILMU KOMPUTER H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Program Studi SISTEM INFORMASI www.mercubuana.ac.id Sumbangan Islam

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Satuan Pendidikan : Madrasah Aliyah (IPA/IPS/BHS) Bentuk Soal : Pilihan Ganda Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam Jumlah Soal : 50 Butir

Lebih terperinci

BAB IV PENERAPAN METODE QIRA ATI DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR AN DI TPQ BINTANG KECIL 02 SEMARANG

BAB IV PENERAPAN METODE QIRA ATI DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR AN DI TPQ BINTANG KECIL 02 SEMARANG BAB IV PENERAPAN METODE QIRA ATI DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR AN DI TPQ BINTANG KECIL 02 SEMARANG Bentuk penelitian dalam skripsi kualitatif, yakni penelitian dengan cara memaparkan dalam bentuk kualitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini pendidikan senantiasa menjadi sorotan bagi masyarakat khususnya di Indonesia yang ditandai dengan adanya pembaharuan maupun eksperimen guna terus

Lebih terperinci

INFORMASI PENERIMAAN MAHASISWA BARU ANGKATAN 40 TA 2007/2008

INFORMASI PENERIMAAN MAHASISWA BARU ANGKATAN 40 TA 2007/2008 INFORMASI PENERIMAAN MAHASISWA BARU ANGKATAN 40 TA 2007/2008 Program Kuliah Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Dirosat Islamiyah Al-Hikmah (dulu Ma'had Al-Hikmah) adalah perguruan tinggi agama islam yang terdaftar

Lebih terperinci

Kata Kunci: Ajjaj al-khatib, kitab Ushul al-hadis.

Kata Kunci: Ajjaj al-khatib, kitab Ushul al-hadis. MANHAJ AJJAJ AL-KHATIB (Analisis Kritis terhadap Kitab Ushul al-hadis, Ulumuh wa Mushtalahuh) Sulaemang L. (Dosen Jurusan Dakwah dan Komunikasi STAIN Kendari) Abstrak: Penelitian ini mebmahas Manhaj Ajjaj

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan kitab suci sempurna sekaligus paripurna, terdiri dari 30 juz, 114 surat, 6666 ayat, 77.934 kosa kata dan 333.671 huruf. Untuk memberikan

Lebih terperinci

KELOMPOK : 1. RENI SUNDARI SEPTI ANISA ALBES

KELOMPOK : 1. RENI SUNDARI SEPTI ANISA ALBES KEBUDAYAAN ISLAM KEBUDAYAAN ISLAM KELOMPOK : 1. RENI SUNDARI 10301241011 2. SEPTI ANISA 10301241023 3. ALBES 10301249001 KEBUDAYAAN ISLAM Kebudayaan merupakan perwujudan segala aktivitas manusia sebagai

Lebih terperinci

MASJID SEBAGAI PUSAT PENDIDIKAN ISLAM MASA KLASIK. Oleh: Fathurrahman*

MASJID SEBAGAI PUSAT PENDIDIKAN ISLAM MASA KLASIK. Oleh: Fathurrahman* MASJID SEBAGAI PUSAT PENDIDIKAN ISLAM MASA KLASIK Oleh: Fathurrahman* Abstrak Tumbuh dan berkembangnya lembaga-lembaga pendidikan islam sejak masa klasik hingga masa modern tidak dapat dilepaskan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama merupakan salah satu bidang studi yang. dimasukkan dalam setiap kurikulum formal dan tingkat dasar hingga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama merupakan salah satu bidang studi yang. dimasukkan dalam setiap kurikulum formal dan tingkat dasar hingga BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan agama merupakan salah satu bidang studi yang dimasukkan dalam setiap kurikulum formal dan tingkat dasar hingga perguruan tinggi di Indonesia. Hal ini

Lebih terperinci

Kurikulum Bahasa Arab Berbasis Kompetensi Oleh Syihabuddin *)

Kurikulum Bahasa Arab Berbasis Kompetensi Oleh Syihabuddin *) Kurikulum Bahasa Arab Berbasis Kompetensi Oleh Syihabuddin *) Pengantar Kurikulum merupakan cerminan dari filosofi, keyakinan, dan cita-cita suatu bangsa. Melalui dokumen tersebut, seseorang dapat mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hal Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 4

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hal Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar sistematis, dilakukan orang-orang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGGUNAAN AL-RA Y OLEH

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGGUNAAN AL-RA Y OLEH BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGGUNAAN AL-RA Y OLEH AL-ZAMAKHSHARY DALAM TAFSIR AL-KASHSHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 17 2

BAB I PENDAHULUAN. Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 17 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses sangat menentukan untuk perkembangan individu dan perkembangan masyarakat. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai bentuk kegiatan manusia dalam kehidupannya juga menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan masalah masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad saw diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin, yang mana dalam agama Islam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Dalam sejarah perkembangan umat Islam, munculnya aliran teologi Islam

BAB V KESIMPULAN. Dalam sejarah perkembangan umat Islam, munculnya aliran teologi Islam BAB V KESIMPULAN Dalam sejarah perkembangan umat Islam, munculnya aliran teologi Islam disebabkan oleh dua faktor yaitu, faktor politik dan faktor sosial. Ditinjau dari aspek politik, perselisihan antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 2. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Situasi kehidupan dewasa ini sudah semakin kompleks. Kompleksitas kehidupan seolah-olah telah menjadi bagian yang mapan dari kehidupan masyarakat, sebagian

Lebih terperinci

PERINTIS PSIKOTERAPI ISLAM. Ilmuan Islam Perintis Pengobatan Penyakit Jiwa

PERINTIS PSIKOTERAPI ISLAM. Ilmuan Islam Perintis Pengobatan Penyakit Jiwa PERINTIS PSIKOTERAPI ISLAM Ilmuan Islam Perintis Pengobatan Penyakit Jiwa Abad 08 Oleh : Redaksi 27 Apr 2009 Praktek Konsultasi abad 8 Peradaban Barat kerap mengklaim bahwa Philipe Pinel (1793) merupakan

Lebih terperinci

DOMINASI PERADABAN BARAT DALAM PENDIDIKAN ISLAM. Oleh: Hasanuddin (Dosen dalam Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Fak. Tarbiyah IAIN Alauddin Makassar)

DOMINASI PERADABAN BARAT DALAM PENDIDIKAN ISLAM. Oleh: Hasanuddin (Dosen dalam Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Fak. Tarbiyah IAIN Alauddin Makassar) Hasanuddin Dominasi Pendidikan Barat DOMINASI PERADABAN BARAT DALAM PENDIDIKAN ISLAM Oleh: Hasanuddin (Dosen dalam Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Fak. Tarbiyah IAIN Alauddin Makassar) Abstract Deteriorations

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan sistem pendidikan yang dibuat pemerintah kolonial Belanda.

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan sistem pendidikan yang dibuat pemerintah kolonial Belanda. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhammadiyah sebagai organisasi sosial keagamaan yang bergerak di bidang dakwah Islam, pendidikan dan sosial kemasyarakatan, mendirikan lembaga pendidikan dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Tatang, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm Ibid., hlm

BAB I PENDAHULUAN. 1 Tatang, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm Ibid., hlm BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang untuk mengembangkan segala potensinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan merupakan hal yang secara mutlak harus dilakukan karena melalui pendidikan manusia dapat menjadi manusia seutuhnya, yaitu manusia

Lebih terperinci

MODEL PENELITIAN AGAMA

MODEL PENELITIAN AGAMA MODEL PENELITIAN AGAMA Diajukan Sebagai Tugas Makalah Dalam Mata Kuliah Metodologi Studi ISlam DOSEN PEMBIMBING Fitri Oviyanti, M.Ag DISUSUN OLEH Lismania Nina Lingga Sari FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses untuk memanusiakan manusia. Artinya pendidikan pada dasarnya adalah sebagai upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses untuk memanusiakan manusia. Artinya pendidikan pada dasarnya adalah sebagai upaya mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses untuk memanusiakan manusia. Artinya pendidikan pada dasarnya adalah sebagai upaya mengembangkan kemampuan/potensi individu

Lebih terperinci

GERAKAN INTELEKTUAL MAHASISWA DI MASA KEJAYAAN ISLAM (GOLDEN AGE) Ahmad Izza Muttaqin. Abstract

GERAKAN INTELEKTUAL MAHASISWA DI MASA KEJAYAAN ISLAM (GOLDEN AGE) Ahmad Izza Muttaqin. Abstract GERAKAN INTELEKTUAL MAHASISWA DI MASA KEJAYAAN ISLAM (GOLDEN AGE) Ahmad Izza Muttaqin Abstract The heyday of Islam with the rapid growth of Islamic culture, marked by the growing breadth of Islamic educational

Lebih terperinci

PENDALAMAN MATERI PAI ASPEK: TARIKH DAN PERADABAN ISLAM. Oleh Aprianto Widyaiswara Pertama

PENDALAMAN MATERI PAI ASPEK: TARIKH DAN PERADABAN ISLAM. Oleh Aprianto Widyaiswara Pertama PENDALAMAN MATERI PAI ASPEK: TARIKH DAN PERADABAN ISLAM Oleh Aprianto Widyaiswara Pertama SOAL 1. Jelaskanlah pengertian tarikh dan peradaban Islam! 2. Jelaskanlah manfaat dari pembelajaran PAI aspek Tarikh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Suatu lembaga pendidikan akan berhasil menyelenggarakan kegiatan jika ia dapat mengintegrasikan dirinya ke dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan. 1 Pada umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membacanya ibadah dan tidak ditolak kebenarannya (Al-hafidz, 2005: 1).

BAB I PENDAHULUAN. membacanya ibadah dan tidak ditolak kebenarannya (Al-hafidz, 2005: 1). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an adalah kalam Allah yang bersifat mu jizat, diturunkan kepada nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril, diriwayatkan secara mutawatir, membacanya ibadah

Lebih terperinci

KISI-KISI UJI AN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN

KISI-KISI UJI AN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN KISI-KISI UJI AN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN 2016-2017 Jenis Madrasah : Madrasah Tsanawiyah Bentuk Tes : Pilhan Ganda Mata Pelajaran : SKI Jumlah soal : 50 butir Kurikulum

Lebih terperinci

PEMIKIRAN IBNU KHALDUN TENTANG PENDIDIKAN

PEMIKIRAN IBNU KHALDUN TENTANG PENDIDIKAN PEMIKIRAN IBNU KHALDUN TENTANG PENDIDIKAN NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Program Studi Agama Islam (Tarbiyah)

Lebih terperinci

Ilmuwan Islam Sebelum Datangnya Barat. Written by Andi Rahmanto

Ilmuwan Islam Sebelum Datangnya Barat. Written by Andi Rahmanto Ilmuwan Islam Sebelum Datangnya Barat Written by Andi Rahmanto Wednesday, 06 May 2009 Peradaban Barat kerap mengklaim bahwa Philipe Pinel (1793) merupakan orang pertama yang memperkenalkan metode penyembuhan

Lebih terperinci

HAKIKAT DAN TUJUAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM. Oleh: Hambali ABSTRAK

HAKIKAT DAN TUJUAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM. Oleh: Hambali ABSTRAK HAKIKAT DAN TUJUAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM Oleh: Hambali ABSTRAK Manusia adalah makhluk yang sangat penting, karena dilengkapi dengan pembawaan dan syarat-syarat yang diperlukan

Lebih terperinci