ANALYSISOFOZONECONCENTRATIONBEFOREANDAFTEROCCUR RINGOFLAPINDOMUDFLOWINPERIOD AND 2013
|
|
- Siska Halim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALYSISOFOZONECONCENTRATIONBEFOREANDAFTEROCCUR RINGOFLAPINDOMUDFLOWINPERIOD 4-7 AND 13 Rochmatul Auwalia 1, Sutrisno 2, Dian Yudha R. 3 1 Mahasiswa Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang 2 Dosen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang 3 Pembimbing Lapangan, Balai Pengamatan Dirgantara, Gempol Jawa Timur Alamat rochmatul_auwalia@yahoo.com Abstract The analysis ofozoneconcentrationbefore and afteroccurrence oflapindomudflowin period4-7and13.the aim of this studyisto identify and analyzethe influence ofthe Lapindo mudflowtoozoneconcentrationsin the atmosphere. The analysis was conducted by making the monthly profileon eachoutcomemeasurementactivitiesozone,searches the altitudeand thencompareeachmeasurement resultwiththe factorsthataffect theozoneconcentrationas, the influence ofseasonandthe influence ofgasesissuedbylapindo.the results showed the tropospheric ozone concentrations are influenced by the changing seasons and gas from the Lapindo mudflow, otherwise the season does not affect the stratospheric ozone concentration and there was influence of the Lapindo mudflow ozone concentrations but was not sigificantly. Keyword: Ozon, Lapindomudflow, Troposphere, Stratosphere PENDAHULUAN Ozon merupakan molekul yang terdiri dari tiga atom oksigen dan mempunyai rumus kimia O 3 [1].Ozon di udara berfungsi menahan radiasi sinar ultraviolet dari matahari pada tingkat yang aman untuk kesehatan.ozon di stratosfer sangat penting keberadaannya bagi kehidupan di bumi kitakarena peranannya dalam mengabsorbsi sinar ultaviolet.walaupun susunan kimianya sama, pada lapisan troposfer ozon memiliki efek yang berbeda terhadap bumi dan mahluk hidup di dalamnya, dimana ozon di troposfer ini bersifat racun. Dengan kata lain, meningkatnya ozondi troposfer yang diestimasi terjadi karena polusi di permukaan bumi mempunyai efek memanaskan permukaan bumi sehingga menyumbang peristiwa efek rumah kaca []. Saat aktivitas matahari tinggi, konsentrasi ozon total meningkat karena intensitas matahari yang tinggi mempercepat laju pembentukan ozon, begitu juga sebaliknya. Saat musim hujan terjadi konsentrasi ozon menurun akibat berkurangnya intensitas matahari dan adanya uap air yang merusak molekul ozon [3]. Semburan lumpur lapindo bisa jadi menjadi salah satu penyebab pencemaran lingkungan.badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) mencatat kandungan gas metana yang keluar di sekitar lumpur Lapindo sangat tinggi. Hasil survei tim geohazard BPLS menyebutkan bahwa di beberapa titik, kadar gas metana atau Lower Explosive Limit (LEL) mencapai persen [6]. Disisi lain tim Bapedal Jawa Timur menyebutkan bahwa kandungan H 2 S (gas Hidrogen sulfida) sebesar,11 mg/l, NO 3 (nitrat) 1,33 mg/l, Cl 2 (gas Klorida) sebesar,2 mg/l, Phenol sebesar 3, mg/l, dan Cl - (ion klorida) sebesar 13.2 mg/l, jumlah ini akan terus bertambah seiring bertambahnya volume lumpur []. Dampak dari kandungan gas yang dikeluarkan oleh semburan lumpur tersebut dapat mempengaruhi jumlah konsentrasi ozon di atmosfer, sehingga dilakukan penelitian di Balai Pengamatan Dirgantara Watukosek- LAPAN untuk mendapatkan data konsentrasi ozon sebelum dan sesudah terjadinya semburan lumpur lapindo. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan dan pengembangan ilmu pengetahuan bagi penelitian selanjutnya dalam rangka upaya pengelolahan lingkungan hidup untuk perlindungan lapisan ozon.mengingat akan pentingnya lapisan ozon bagi kehidupan di bumi dan pengaruh dari semburan lumpur Lapindomaka perlu usaha untuk melindunginya, yaitu dengan melakukan 1
2 analisis pengaruhsemburan lumpur Lapindo terhadap konsentrasi ozon. Secara teoritis manfaat dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan dan pengembangan ilmu pengetahuan bagi penelitian selanjutnya dalam rangka upaya perlindungan lapisan ozon. Sedangkan manfaat praktis dengan penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan dan bahan pertimbangan bagi pembaca tentang pengaruh musim dan gasgas polutan dari semburan lumpur Lapindo terhadap ozon, dan memberi informasi tentang perbedaan bentuk grafik ozon pada lapisan troposfer dan stratosfer. METODE Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan apa yang saat ini berlangsung.dengan kata lain penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi yang ada saat ini,dan melihat kaitan antara variabel-variabel yang ada [4]. Sumber Data Sumber data konsentrasi ozon yangdiperoleh dari penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari kantor BPD Watukosek dari hasil pengukuran pada Januari 4 sampai Oktober 13. Data pengukuran ini meliputi data temperatur, data tekanan udara, data ketinggian, data kelembaban dan data ozon.data konsentrasi ozon yang diperoleh dari sensor ozonesonde dalam tekanan parsial dengan satuan milipascal (mpa). Data curah hujan tahun 4 sampai Desember 7 adalah data sekunder yang diperoleh dari Dinas Pengairan Provinsi Jawa Timur, sedangkan untuk data curah hujan tahun 13 diperoleh dari kantor BPD Watukosek. Alat, Bahan dan Teknik Pengukuran Adapun alat dan bahan yang diperlukan pada saat pengukuran konsentrasi ozon adalah sebagai berikut: 1. Electrochemical Concentration Cell (ECC) Ozonesonde 2. Radiosonde vaisala RS II-8 Gambar.1. Sensor ECC Ozonesonde Sensor ozonesonde bersama dengan radiosonde tipe RS II-8, yang merupakan peralatan yang bertugas untuk membaca parameter-parameter diatmosfer pada setiap lapisan udara secara vertikal dengan frekuensi 43MHz. Data ozon serta data parameter fisis atmosfer lainnya (tekanan, suhu, kelembaban dan beberapa parameter lainnya) ditransmisikan ke bumi dan diterima oleh radio penerima secara bersamaan. Sensor ozon yang dipergunakan pada ozonesonde adalah sel elektrokimia yang bekerja dengan reaksi iodine-iodine redox antara dua keping elektroda platinum. Kedua keping elektroda tersebut diletakkan terpisah pada tabung katoda dan anoda yang kemudian akan diisi cairan katoda dan cairan anoda jenuh. Ozon yang terdapat di udara bebas dipompakan ke tabung katoda yang akan mengakibatkan reaksi kimia dalam tabung elektroda, yaitu reaksi iodine-iodide redox antara dua keping elektroda platinum, yang menimbulkan arus listrik. Arus yang mengalir kemudian diukur.arus inilah yang kemudian dikonversikan ke harga konsentrasi ozon yang diterima oleh sistem radio.semakin besar konsertasi ozon semakin besar arus yang ditimbulkan. Teknik pengambilan data ozon yang dilakukan dalam kegiatan penelitian ini adalah melalui proses pemilihan dan seleksi yang dianggap dapat mewakili kegiatan penelitian. Dengan asumsi yang didasarkan pada konsentrasi ozon yang mencapai maksimum pada ketinggian bekisar 2 km sampai dengan 3 km (O Mara,198), maka seleksi data dilakukan dengan mengambil data yang mempunyai ketinggian minimum 2 km dengaan maksud bahwa pada ketinggian tersebut sudah diperoleh lapisan lapisan tropopause dan lapisan ozonosfer. Adapun data yang error atau rusak tidak digunakan dalam penelitian ini, kriteria data rusak /error adalah: a. Sensor ozonesonde rusak sehingga menghasilkan data error. 2
3 b. Data hasil pengukuran menunjukkan nilai tak terhingga [1]. Seleksi pengambilan data curah hujan yang dilkukan pada penelitian ini berdasarkan jumlah total bulanan dari hasil rekapitulasi setiap tahunnya. Sedangkan jumlah bulanan menunjukkan nilai total curah hujan harian pada bulan tersebut. Nilai nol () menunjukkan bahwa pada bulan tersebut tidak ada hujan atau jumlah hujan kurang dari, mm. Penentuan bulan basah atau hujan berdasarkan jumlah total curah hujan bulanan yang paling besar selama setahun, pada beberapa data curah hujan pemilihan bulan basah dan bulan kering dipergunakan untuk disesuaikan dengan waktu kegiatan pada saat ada pengukuran konsentrasi ozon. Metode Analisis Pengolahan awal dilaksanakan dengan membuat profil pada tiap-tiap hasil kegiatan pengukuran ozon, profil ozon dibuat dengan menggunakan data ketinggiandan data konsentrasi ozon di atmosfer.pengaruh dari semburan lumpur Lapindo terhadap konsentrasi ozon dapat diketahui dengan cara membandingkan setiap hasil pengukuran dengan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya, seperti pengaruh musim dan pengaruh gas-gas yang dikeluarkan oleh Lapindo. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian dan Analisis Data Data curah hujan yang didapatkan pada penelitian ini meliputi Informasi jumlah total bulanan dari hasil rekapitulasi setiap tahunnya, jumlah bulanan menunjukkan nilai total curah harian pada bulan tersebut, dan nilai nol () menunjukkan bahwa pada bulan tersebut tidak ada hujan atau jumlah hujan kurang dari, mm. Mulai tahun 4-7 dan 13 diperoleh buah profil data curah hujan, dari hasil yang diperoleh analisis dapat dilakukan untuk menentukan bulan basah dan bulan kering. Pada tabel 1 rekapitulasi data curah hujan selama tahun 4 sampai dengan tahun 7 dan 13, Curah hujan tahunan tertinggi jatuh pada tahun dengan total curah hujan tahunan sebesar 36 mm/thn, sedangkan Curah hujan terendah terjadi pada tahun 7 dengan nilai sebesar 97 mm/thn. Selama kurun waktu 4-7 dan 13 nila curah hujan bulanan tertinggi jatuh pada bulan Maret tahun 4 dengan nilai sebesar 6 mm, dan curah hujan terendah atau tidak ada hujan terjadi pada bulan Agustus dan September, sedangkan nilai rata- rata curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Maret dengan nilai sebesar 33,88 mm. Tb.1. Rekapitulasi Data Curah Hujan Bulanan Tahun 4-7 dan 13 Bulan Tahunan Tahun JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES Total ,4 19,8 31,4 14,4 197, ,8 146,2 14,8 Max Rerata 23,88 269,36 33,88 142,68 123,6 6,6,6 2 6,36,84 146,76 Min 64 19, Data yang diperoleh dari hasil pengukuran konsentrasi ozon meliputi tekanan udara (hpa), ketinggian (m), temperatur ( C), kelembaban (%), dan konsentrasi ozon dalam tekanan parsial (mpa) (Lampiran 12). Penelitian dilakukan dengan mengolah data tahun 8 13, seleksi data dilakukan dengan mengambil satu kegiatan pengukuran pada tiap bulan yang dianggap mewakili pada periode tersebut.apabila tidak ada kegiatan pengukuran pada suatu bulan pada periode tersebut, maka dianggap tidak ada data. Dari serangkaian peluncuran ozonesonde yang dilakukan pada musim kemarau dan musim hujan periode 4-7 dan 13 di Watukosek, data yang digunakan hanya data yang mempunyai ketinggian di atas 2 km.dari hasil yang diperoleh ini, analisis dapat dilakukan pada lapisan troposfer, di sekitar tropopause, dan dilapisan stratosfer. Pembahasan Berdasarkan Gb.2, Rekap profil ozon vertikal rata- rata musim hujan dan musim kemarau selama tahun 4-7 dan 13 dapat dijelaskan bahwa, pada lapisan troposfer bawah konsentrasi ozon pada musim hujan lebih rendah daripada saat musim kemarau. Hal ini dikarenakan curah hujan yang tinggi sangat mempengaruhi konsentrasi ozon mulai dari lapisan troposfer bawah (permukaan) sampai dengan ketinggian km. Pada musim hujan konsentrasi ozon permukaan saat balon dilpaskan adalah sebesar 2,61 mpa dengan konsentrasi maksimum 14,44 mpa. Nilai 3
4 konsentrasi ozon ini rendah dikarenakan terjadi musim hujan, sehingga terjadi pemisahan molekul ozon oleh air hujan yang berdampak pada penurunan konsentrasi ozon.sebaliknya pada musim kemarau konsentrasi ozon pada lapisan troposfer bawah sangat tinggi, nilai konsentrasi ozon terkecil saat balon dilepaskan adalah sebesar 4,36 mpa dengan konsentrasi maksimum 14,92 mpa. Nilai konsentrasi ozon permukaan ini tinggi disebabkan karena musim kemarau dimana intensitas sinar matahari cukup kuat sehingga memicu terbentuknya molekul ozon, disisi lain meningkatnya kegiatan manusia pada musim kemarau dapat menimbulkan polusi udara yang dapat meningkatkan konsentrasi ozon troposfer Profil Rata- Rata Kemarau dan Hujan Rerata kemarau Rerata Hujan Gambar.2. Profil Vertikal Rerata Ozon Pada Musim Hujan dan Musim Kemarau Tahun 4-7 dan 13 Pada gambar 3, didapatkan data konsentrasi ozon rata-rata saat musim hujan periode sebelum terjadinya semburan lumpur Lapindo pada lapisan troposfer tahun 4, dan 6 sebesar 2,969 mpa. Dan pada lapisan stratosfer didapatkan ratarata konsentrasi ozon sebesar 14,996 mpa. Sedangkan konsentrasi ozon rata-rata pada musim hujan setelah terjadinya semburan lumpur Lapindo yakni pada tahun 7 dan 13, pada lapisan troposfer didapatkan sebesar 2,29 mpa, dan pada lapian stratosfer 13,96 mpa. Terlihat adanya peningkatan konsentrasi ozon permukaan yang mengindikasikan bahwa adanya semburan lumpur Lapindo dan aktivitas manusia ikut andil dalam meningkatkan konsentrasi ozon permukaan di atmosfer yang nampak pada profil konsentrasi ozon permukaan Profil Ozon Vertikal (Musim Hujan) Gambar.3. Rekap Profil Ozon Vertikal Musim Hujan Tahun 4-7 dan 13 Pada gambar 4,didapatkan data konsentrasi ozon rata-rata saat musim kemarau periode sebelum terjadinya semburan lumpur Lapindo pada lapisan troposfer tahun 4, dan 6 sebesar4,1 mpa. Dan pada lapisan stratosfer didapatkan rata-rata konsentrasi ozon sebesar 16,41 mpa. Sedangkan konsentrasi ozon rata-rata pada musim kemarau setelah terjadinya semburan lumpur Lapindo yakni pada tahun 7 dan 13, pada lapisan troposfer didapatkan sebesar 4,894 mpa, dan pada lapian stratosfer 14,2 mpa Profil Ozon Vertikal (Musim kemarau) Gambar.4. Rekap Profil Ozon Vertikal Musim Kemarau Tahun 4-7 dan 13 Bila dianalisis secara keseluruhan, maka sedikit banyak semburan lumpur Lapindo mempengaruhi besarnya kecilnya konsentrasi ozon di atmosfer.hal ini dikarenakan semburan lumpur Lapindo juga melontarkan banyak gas-gas polutan 4
5 berbahaya seperti CH 4, H 2 S, Cl 2 dan juga gas hidrokarbon, yang memicu terbentuknya ozon permukaan. Sehingga semakin banyak gas polutan yang dilontarkan oleh lumpur Lapindo maka konsentrasi ozon permukaan tersebut akan semakin meningkat pula dan semakin membahayakan kehidupan di bumi. Sedangkan pada lapisan stratosfer, konsentrasi ozon musim kemarau terlihat semakin berkurang bila dibandingkan saat sebelum terjadinya semburan lumpur Lapindo. Hal ini bisa jadi dikarenakan gas polutan yang dilontarkan oleh Lapindo terangkat sampai lapisan ini, disisi lain faktor intensitas penyinaran matahari juga mempengaruhi penguraian molekul ozon di lapisan stratosfer. Akan tetapi pada lapisan troposfer (permukaan dekat bumi), kondisi ozon lebih banyak mengalami perubahan jika dibandingkan dengan di lapisan stratosfer.sehingga peningkatan konsentrasi ozon permukaan tersebut masih dapat diminimalisisr dengan meningkatkan penghijauan disekitar semburan. PENUTUP Kesimpulan dan Rekomendasi Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa terlihat adanya pengaruh musim terhadap konsentrasi ozon dimana konsentrasi ozon saat musim kemarau lebih besar bila dibandingkan saat musim hujan. Adanya pengaruh semburan lumpur Lapindo terhadap konsentrasi ozon di lapisan troposfer dan stratosfer walaupun tidak signifikan. Rekomendasi yang bisa disampaikan yakni dengan adanyakecendrungan konsentrasi ozon permukaan yang tinggi dapat diturunkan dengan menggalakkan penghijauan disekitar semburan lumpur Lapindo sehingga gas-gas reaktif yang dilontarkan oleh semburan lumpur dapat diminimalisir dengan baik. Serta perlunya penelitian lebih lanjut mengenai gas-gas yang disemburkan oleh lumpur Lapindo sebagai antisipasi pengaruh kerusakan atmosfer Daftar Pustaka 1. Yudha Risdianto,R.13. Analisis Vertikal Konsentrasi Ozon dalam Upaya Meningkatkan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Jawa Timur, Prosiding Seminar nasional VIII 2. Bayong, Tjasyono HK., (6), Ilmu Kebumian dan Antariksa, ROSDA, Bandung. 3. Ambarsari,Novita. Ninong komala.11.variabilitas Ozon Stratosfer Di Wilayah Indonesia Hasil Observasi Instrumen MLS Satelit Aura.(Online)( 4. Mardalis, (199), Metode Penelitian : Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta, Bumi Aksara.. Walhi, Jatim. 6. Walhi Jatim Tolak Pembuangan Lumpur.(Online)( 2 April 14) 6. BPLS.11.Kandungan Gas Metana Lumpur Lapindo Berbahaya.Tempo,(online) ( 21Februari14
BAB II LANDASAN TEORITIS
BAB I PENDAHULUAN Pengaruh pemanasan global yang sering didengungkan tidak dapat dihindari dari wilayah Kalimantan Selatan khususnya daerah Banjarbaru. Sebagai stasiun klimatologi maka kegiatan observasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kalimantan Selatan sebagai salah satu wilayah Indonesia yang memiliki letak geografis di daerah ekuator memiliki pola cuaca yang sangat dipengaruhi oleh aktifitas monsoon,
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.. Parameter Curah Hujan model REMO Data curah hujan dalam keluaran model REMO terdiri dari 2 jenis, yaitu curah hujan stratiform dengan kode C42 dan curah hujan konvektif dengan
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
23 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pola Sebaran Suhu Permukaan Laut (SPL) Hasil olahan citra Modis Level 1 yang merupakan data harian dengan tingkat resolusi spasial yang lebih baik yaitu 1 km dapat menggambarkan
Lebih terperinciATMOSFER BUMI A BAB. Komposisi Atmosfer Bumi
BAB 1 ATMOSFER BUMI A tmosfer Bumi berperan dalam menjaga bumi agar tetap layak huni. Dengan keberadaan atmosfer, suhu Bumi tidak turun secara drastis di malam hari dan tidak memanas dengan cepat di siang
Lebih terperinciAtmosfer Bumi. Meteorologi. Peran Atmosfer Bumi dalam Kehidupan Kita. Atmosfer Bumi berperan dalam menjaga bumi agar tetap layak huni.
Atmosfer Bumi Meteorologi Pendahuluan Peran Atmosfer Bumi dalam Kehidupan Kita Atmosfer Bumi berperan dalam menjaga bumi agar tetap layak huni. Dengan keberadaan atmosfer, suhu Bumi tidak turun secara
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
16 5.1 Hasil 5.1.1 Pola curah hujan di Riau BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Data curah hujan bulanan dari tahun 2000 sampai dengan 2009 menunjukkan bahwa curah hujan di Riau menunjukkan pola yang sama dengan
Lebih terperinciANALISIS VERTIKAL KONSENTRASI OZON DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI JAWA TIMUR
ANALISIS VERTIKAL KONSENTRASI OZON DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI JAWA TIMUR Dian Yudha Risdianto Balai Pengamatan Dirgantara Watukosek, LAPAN dian_yudha@yahoo.com ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL 4.1. Analisis Curah Hujan 4.1.1. Ketersediaan Data Curah Hujan Untuk mendapatkan hasil yang memiliki akurasi tinggi, dibutuhkan ketersediaan data yang secara kuantitas dan kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Agro Klimatologi ~ 1
BAB I PENDAHULUAN Klimatologi berasal dari bahasa Yunani di mana klima dan logos. Klima berarti kemiringan (slope) yang diarahkan ke lintang tempat, sedangkan logos berarti ilmu. Jadi definisi klimatologi
Lebih terperinciANALISIS PROFIL VERTIKAL KONSENTRASI OZON DARI HASIL OBSERVASI TAHUN 2011
ANALISIS PROFIL VERTIKAL KONSENTRASI OZON DARI HASIL OBSERVASI TAHUN 2011 Dian Yudha Risdianto e-mail: dian_yudha@yahoo.com Balai Pengamatan Dirgantara Watukosek, LAPAN Abstrak - Telah dilakukan analisis
Lebih terperinciTUGAS PRESENTASI ILMU PENGETAHUAN BUMI & ANTARIKSA ATMOSFER BUMI
TUGAS PRESENTASI ILMU PENGETAHUAN BUMI & ANTARIKSA ATMOSFER BUMI ATMOSFER BUMI 6.1. Awal Evolusi Atmosfer Menurut ahli geologi, pada mulanya atmosfer bumi mengandung CO 2 (karbon dioksida) berkadar tinggi
Lebih terperinciSELISIH RERATA RADIASI MATAHARI BULANAN MUSIM PANAS DAN HUJAN HASIL OBSERVASI TAHUN 2015 DI BALAILAPAN PASURUAN
SELISIH RERATA RADIASI MATAHARI BULANAN MUSIM PANAS DAN HUJAN HASIL OBSERVASI TAHUN 2015 DI BALAILAPAN PASURUAN Toni Subiakto, ST. Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Pasuruan. Jln. Raya Watukosek,
Lebih terperinciUdara & Atmosfir. Angga Yuhistira
Udara & Atmosfir Angga Yuhistira Udara Manusia dapat bertahan sampai satu hari tanpa air di daerah gurun yang paling panas, tetapi tanpa udara manusia hanya bertahan beberapa menit saja. Betapa pentingnya
Lebih terperinciSMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.10
SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.10 1. Akhir-akhir ini suhu bumi semakin panas dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya karena efek rumah kaca. Faktor yang mengakibatkan semakin
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
40 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Lokasi penelitian berada di Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Kota Depok seluas 462 ha. Secara geografis daerah penelitian terletak
Lebih terperinciSTRUKTURISASI MATERI
STRUKTURISASI MATERI KOMPETENSI DASAR 3.9 Menganalisis gejala pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan dan lingkungan 4.8 Menyajikan ide/gagasan pemecahan masalah gejala pemanasan global dan dampaknya
Lebih terperinciANALISIS HUBUNGAN ANTARA OZON DENGAN TEMPERATUR (STUDI KASUS DATA WATUKOSEK )
VOLUME 5 NO. 1, JUNI 9 ANALISIS HUBUNGAN ANTARA OZON DENGAN TEMPERATUR (STUDI KASUS DATA WATUKOSEK 1993-5) Ninong Komala Bidang Pengkajian Ozon dan Polusi Udara, Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim-LAPAN
Lebih terperinciATMOSFER I. A. Pengertian, Kandungan Gas, Fungsi, dan Manfaat Penyelidikan Atmosfer 1. Pengertian Atmosfer. Tabel Kandungan Gas dalam Atmosfer
KTSP & K-13 Kelas X Geografi ATMOSFER I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian dan kandungan gas atmosfer. 2. Memahami fungsi
Lebih terperinciGambar 1. Diagram TS
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Massa Air 4.1.1 Diagram TS Massa Air di Selat Lombok diketahui berasal dari Samudra Pasifik. Hal ini dibuktikan dengan diagram TS di 5 titik stasiun
Lebih terperinciAtmosfer Bumi. Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. 800 km. 700 km. 600 km. 500 km. 400 km. Aurora bagian. atas Meteor 300 km. Aurora bagian. bawah.
Atmosfer Bumi 800 km 700 km 600 km 500 km 400 km Aurora bagian atas Meteor 300 km Aurora bagian bawah 200 km Sinar ultraviolet Gelombang radio menumbuk ionosfer 100 km 80 km Mesopause Stratopause 50 km
Lebih terperinciANALISIS POLA DAN INTENSITAS CURAH HUJAN BERDASAKAN DATA OBSERVASI DAN SATELIT TROPICAL RAINFALL MEASURING MISSIONS (TRMM) 3B42 V7 DI MAKASSAR
JURNAL SAINS DAN PENDIDIKAN FISIKA (JSPF) Jilid Nomor, April 205 ISSN 858-330X ANALISIS POLA DAN INTENSITAS CURAH HUJAN BERDASAKAN DATA OBSERVASI DAN SATELIT TROPICAL RAINFALL MEASURING MISSIONS (TRMM)
Lebih terperinciBulan Basah (BB) : Bulan dengan curah hujan lebih dari 100 mm (jumlah curah hujan bulanan melebihi angka evaporasi).
1. Klasifikasi Iklim MOHR (1933) Klasifikasi iklim di Indonesia yang didasrakan curah hujan agaknya di ajukan oleh Mohr pada tahun 1933. Klasifikasi iklim ini didasarkan oleh jumlah Bulan Kering (BK) dan
Lebih terperinciSeputar ATMOSFER Asal katanya dari atmos dan shaira (bahasa Yunani), yang artinya atmos : uap, shaira : bulatan. Jadi, atmosfer adalah lapisan gas
ATMOSFER ATMOSFER Seputar ATMOSFER Asal katanya dari atmos dan shaira (bahasa Yunani), yang artinya atmos : uap, shaira : bulatan. Jadi, atmosfer adalah lapisan gas yang menyelimuti bulatan bumi. Atmosfir
Lebih terperinciIV. PEMBAHASAN. 4.1 Neraca Air Lahan
3.3.2 Pengolahan Data Pengolahan data terdiri dari dua tahap, yaitu pendugaan data suhu Cikajang dengan menggunakan persamaan Braak (Djaenuddin, 1997) dan penentuan evapotranspirasi dengan persamaan Thornthwaite
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Perbandingan Evapotranspirasi Tanaman Acuan Persyaratan air tanaman bervariasi selama masa pertumbuhan tanaman, terutama variasi tanaman dan iklim yang terkait dalam metode
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN SEBAGAI. Dosen Pembimbing : Dr. Ali Masduqi, ST. MT. Nohanamian Tambun
TUGAS AKHIR PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN SEBAGAI SUMBER AIR BERSIH PDAM JAYAPURA Dosen Pembimbing : Dr. Ali Masduqi, ST. MT Nohanamian Tambun 3306 100 018 Latar Belakang Pembangunan yang semakin berkembang
Lebih terperinciSMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.1. argon. oksigen. nitrogen. hidrogen
1. Komposisi gas terbesar di atmosfer adalah gas. SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.1 argon oksigen nitrogen hidrogen karbon dioksida Komposisi gas-gas di udara
Lebih terperinciCH BULANAN. Gambar 3. Curah hujan bulanan selama percobaan lapang
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Agroklimat Wilayah Penelitian Dari hasil analisis tanah yang dilakukan pada awal penelitian menunjukan bahwa tanah pada lokasi penelitian kekurangan unsur hara
Lebih terperinciEVALUASI MUSIM HUJAN 2007/2008 DAN PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2008 PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG Jln. Raya Kodam Bintaro No. 82 Jakarta Selatan ( 12070 ) Telp: (021) 7353018 / Fax: 7355262, Tromol Pos. 7019 / Jks KL, E-mail
Lebih terperinciANALISIS POTENSI ENERGI MATAHARI DI KALIMANTAN BARAT
ANALISIS POTENSI ENERGI MATAHARI DI KALIMANTAN BARAT Ida sartika Nuraini 1), Nurdeka Hidayanto 2), Wandayantolis 3) Stasiun Klimatologi Kelas II Mempawah Kalimantan Barat sartikanuraini@gmail.com, nurdeka.hidayanto@gmail.com,
Lebih terperinciGbr1. Lokasi kejadian Banjir dan sebaran Pos Hujan di Kabupaten Sidrap
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BALAI BESAR METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH IV MAKASSAR STASIUN KLIMATOLOGI KELAS I MAROS JL. DR. RATULANGI No. 75A Telp. (0411) 372366 Fax. (0411)
Lebih terperinciUnsur gas yang dominan di atmosfer: Nitrogen : 78,08% Oksigen : 20,95% Argon : 0,95% Karbon dioksida : 0,034%
Unsur gas yang dominan di atmosfer: Nitrogen : 78,08% Oksigen : 20,95% Argon : 0,95% Karbon dioksida : 0,034% Ozon (O 3 ) mempunyai fungsi melindungi bumi dari radiasi sinar Ultraviolet Ozon sekarang ini
Lebih terperinciKAT (mm) KL (mm) ETA (mm) Jan APWL. Jan Jan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kerentanan Produktifitas Tanaman Padi Analisis potensi kerentanan produksi tanaman padi dilakukan dengan pendekatan model neraca air tanaman dan analisis indeks kecukupan
Lebih terperinciANALISA KETERSEDIAAN AIR
ANALISA KETERSEDIAAN AIR 3.1 UMUM Maksud dari kuliah ini adalah untuk mengkaji kondisi hidrologi suatu Wilayah Sungai yang yang berada dalam sauatu wilayah studi khususnya menyangkut ketersediaan airnya.
Lebih terperinci02. Jika laju fotosintesis (v) digambarkan terhadap suhu (T), maka grafik yang sesuai dengan bacaan di atas adalah (A) (C)
Pengaruh Kadar Gas Co 2 Pada Fotosintesis Tumbuhan yang mempunyai klorofil dapat mengalami proses fotosintesis yaitu proses pengubahan energi sinar matahari menjadi energi kimia dengan terbentuknya senyawa
Lebih terperinciInfeksi di lapisan ozon
Infeksi di lapisan ozon Lapisan ozon terkena infeksi? Kok bisa? Infeksi apa? Bagaimana cara mengobatinya supaya cepat sembuh? Ternyata gejala infeksi di lapisan ozon ini sudah terdeteksi sejak puluhan
Lebih terperincidari tahun pada stasiun pengamat yang berada di daerah Darmaga, Bogor.
Jika plot peluang dan plot kuantil-kuantil membentuk garis lurus atau linier maka dapat disimpulkan bahwa model telah memenuhi asumsi (Mallor et al. 2009). Tingkat Pengembalian Dalam praktik, besaran atau
Lebih terperinciBAB IV PENGOLAHAN DATA
30 BAB IV PENGOLAHAN DATA 4.1 Data Curah Hujan DAS Brantas Data curah hujan di DAS Brantas merupakan data curah hujan harian, dimana curah hujan harian berasal dari stasiun-stasiun curah hujan yang ada
Lebih terperinciATMOSFER & PENCEMARAN UDARA
ATMOSFER & PENCEMARAN UDARA Pengelolaan lingkungan diperlukan agar lingkungan dapat terus menyediakan kondisi dan sumber daya yang dibutuhkan oleh makhluk hidup. Lingkungan abiotis terdiri dari atmosfer,
Lebih terperinciPRISMA FISIKA, Vol. I, No. 2 (2013), Hal ISSN :
Analisis Tingkat Kekeringan Menggunakan Parameter Cuaca di Kota Pontianak dan Sekitarnya Susi Susanti 1), Andi Ihwan 1), M. Ishak Jumarangi 1) 1Program Studi Fisika, FMIPA, Universitas Tanjungpura, Pontianak
Lebih terperinciPROFIL VERTIKAL OZON, ClO DAN TEMPERATUR DI BANDUNG DAN WATUKOSEK BERBASIS OBSERVASI SENSOR MLS SATELIT AURA
PROFIL VERTIKAL OZON, ClO DAN TEMPERATUR DI BANDUNG DAN WATUKOSEK BERBASIS OBSERVASI SENSOR MLS SATELIT AURA Novita Ambarsari dan Ninong Komala Bidang Pengkajian Ozon dan Polusi Udara, Pusfatsatklim-LAPAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Komposisi dan Perilaku Gas Buang Kendaraan Bermotor Emisi kendaraan bermotor mengandung berbagai senyawa kimia. Komposisi dari kandungan senyawa kimianya tergantung
Lebih terperinciHIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Ketiga (ATMOSFER)
Dosen : DR. ERY SUHARTANTO, ST. MT. JADFAN SIDQI FIDARI, ST., MT HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Ketiga (ATMOSFER) 1. Pengertian Atmosfer Planet bumi dapat dibagi menjadi 4 bagian : (lithosfer) Bagian padat
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 2 Diagram alir penelitian. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Identifikasi Stabilitas Atmosfer 4.1.1 Identifikasi Stabilitas Atmosfer Harian Faktor yang menyebabkan pergerakan vertikal udara antara lain
Lebih terperinciJurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 3, Juli 2014 ISSN
ANALISIS PENGARUH INTENSITAS RADIASI MATAHARI, TEMPERATUR DAN KELEMBABAN UDARA TERHADAP FLUKTUASI KONSENTRASI OZON PERMUKAAN DI BUKIT KOTOTABANG TAHUN 2005-2010 Mairisdawenti 1, Dwi Pujiastuti 1, Asep
Lebih terperinciStudi Optimasi Pola Tanam pada Daerah Irigasi Warujayeng Kertosono dengan Program Linier
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-30 Studi Optimasi Pola Tanam pada Daerah Irigasi Warujayeng Kertosono dengan Program Linier Ahmad Wahyudi, Nadjadji Anwar
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan Pengelompokan Area Kelurahan Kedung Lumbu memiliki luasan wilayah sebesar 55 Ha. Secara administratif kelurahan terbagi dalam 7 wilayah Rukun Warga (RW) yang
Lebih terperinciSMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.9. lithosfer. hidrosfer. atmosfer. biosfer
SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.9 1. Berdasarkan susunan kimianya komposisi permukaan bumi dapat dibagi menjadi empat bagian yaitu lithosfer, hidrosfer, atmosfer, dan biosfer.
Lebih terperinciPerkembangan Jasa Akomodasi Provinsi Kalimantan Tengah
Perkembangan Jasa Akomodasi Provinsi Kalimantan Tengah No. 10/10/62/Th. XI, 2 Oktober 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Perkembangan Jasa Akomodasi Provinsi Kalimantan Tengah Selama
Lebih terperinciBAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra
BAHAN BAKAR KIMIA Ramadoni Syahputra 6.1 HIDROGEN 6.1.1 Pendahuluan Pada pembakaran hidrokarbon, maka unsur zat arang (Carbon, C) bersenyawa dengan unsur zat asam (Oksigen, O) membentuk karbondioksida
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkurangnya jumlah curah hujan di bawah normal pada suatu periode atau biasa disebut dengan kekeringan meteorologis merupakan indikasi pertama yang selanjutnya mulai
Lebih terperinciTujuan: Peserta mengetahui metode estimasi Koefisien Aliran (Tahunan) dalam monev kinerja DAS
MONEV TATA AIR DAS ESTIMASI KOEFISIEN ALIRAN Oleh: Agung B. Supangat Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan DAS Jl. A.Yani-Pabelan PO Box 295 Surakarta Telp./fax. (0271)716709, email: maz_goenk@yahoo.com
Lebih terperinciESTIMASI NILAI TPW (TOTAL PRECIPITABLE WATER) DI ATAS DAERAH PADANG DAN BIAK BERDASARKAN HASIL ANALISIS DATA RADIOSONDE IRE PRATIWI
ESTIMASI NILAI TPW (TOTAL PRECIPITABLE WATER) DI ATAS DAERAH PADANG DAN BIAK BERDASARKAN HASIL ANALISIS DATA RADIOSONDE IRE PRATIWI DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kadar Air Tanah Air merupakan salah satu komponen penting yang dibutuhkan oleh tanaman baik pohon maupun tanaman semusim untuk tumbuh, berkembang dan berproduksi. Air yang
Lebih terperinciANALISIS FENOMENA PERUBAHAN IKLIM DAN KARAKTERISTIK CURAH HUJAN EKSTRIM DI KOTA MAKASSAR
JURNAL SAINS DAN PENDIDIKAN FISIKA (JSPF) Jilid 11 Nomor 1, April 2015 ISSN 1858-330X ANALISIS FENOMENA PERUBAHAN IKLIM DAN KARAKTERISTIK CURAH HUJAN EKSTRIM DI KOTA MAKASSAR 1) Intan Pabalik, Nasrul Ihsan,
Lebih terperinciDAMPAK PERUBAHAN KARAKTERISTIK HUJAN TERHADAP FENOMENA BANJIR DI AMBON
DAMPAK PERUBAHAN KARAKTERISTIK HUJAN TERHADAP FENOMENA BANJIR DI AMBON Happy Mulya Balai Wilayah Sungai Maluku dan Maluku Utara Dinas PU Propinsi Maluku Maggi_iwm@yahoo.com Tiny Mananoma Fakultas Teknik
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun
LAMPIRAN Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun 20002009 Bln Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des THN 2000 47 99 147 114 65 19 56 64 220 32 225
Lebih terperinciAngin Meridional. Analisis Spektrum
menyebabkan pola dinamika angin seperti itu. Proporsi nilai eigen mempresentasikan seberapa besar pengaruh dinamika angin pada komponen utama angin baik zonal maupun meridional terhadap keseluruhan pergerakan
Lebih terperinciAtmosphere Biosphere Hydrosphere Lithosphere
Atmosphere Biosphere Hydrosphere Lithosphere Atmosfer Troposfer Lapisan ini berada pada level yang paling rendah, campuran gasgasnya adalah yang paling ideal untuk menopang kehidupan di bumi. Di lapisan
Lebih terperinciBAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra
BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra 6.2 SEL BAHAN BAKAR Pada dasarnya sel bahan bakar (fuel cell) adalah sebuah baterai ukuran besar. Prinsip kerja sel ini berlandaskan reaksi kimia, bahwa
Lebih terperinciPENERAPAN TEORI RUN UNTUK MENENTUKAN INDEKS KEKERINGAN DI KECAMATAN ENTIKONG
Abstrak PENERAPAN TEORI RUN UNTUK MENENTUKAN INDEKS KEKERINGAN DI KECAMATAN ENTIKONG Basillius Retno Santoso 1) Kekeringan mempunyai peranan yang cukup penting dalam perencanaan maupun pengelolaan sumber
Lebih terperinciAtmosfer. 1. Bahan 2. Struktur 3. Peranan Atmosfer. Meteorology for better life
Atmosfer 1. Bahan 2. Struktur 3. Peranan Atmosfer 2 1 Bahan Penyusun Gas ~96%volume Udara kering 99.9% Gas utama 0.01% Gas penyerta (permanen, tidak permanen) >dftr Udara Lembab di daerah Subtropika 0%
Lebih terperinciANALISA KEJADIAN LUBANG KORONA (CORONAL HOLE) TERHADAP NILAI KOMPONEN MEDAN MAGNET DI STASIUN PENGAMATAN MEDAN MAGNET BUMI BAUMATA KUPANG
ANALISA KEJADIAN LUBANG KORONA (CORONAL HOLE) TERHADAP NILAI KOMPONEN MEDAN MAGNET DI STASIUN PENGAMATAN MEDAN MAGNET BUMI BAUMATA KUPANG 1. Burchardus Vilarius Pape Man (PMG Pelaksana Lanjutan Stasiun
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban.
BAB III METODOLOGI 3.1 Umum Metodologi merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki
Lebih terperinciINFLASI KOTA TARAKAN BULAN NOVEMBER 2015
BPS KOTA TARAKAN No. 12/12/6571/Th.IX, 01 Desember 2015 INFLASI KOTA TARAKAN BULAN NOVEMBER 2015 Mulai bulan Januari 2014 tahun dasar penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) menggunakan 2012 = 100 (sebelumnya
Lebih terperinciKD 3.9 kelas XI Tujuan Pembelajaran : Uraian Materi A. Penipisan Lapisan Ozon 1. Lapisan Ozon
KD 3.9 kelas XI : Menganalisis gejala pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan dan lingkungan Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa mampu mengidentifikasi penyebab terjadinya pemanasan global. 2. Siswa mampu
Lebih terperinciAnalisis Hujan Ekstrim Berdasarkan Parameter Angin dan Uap Air di Kototabang Sumatera Barat Tia Nuraya a, Andi Ihwan a*,apriansyah b
Analisis Hujan Ekstrim Berdasarkan Parameter Angin dan Uap Air di Kototabang Sumatera Barat Tia Nuraya a, Andi Ihwan a*,apriansyah b a Jurusan Fisika FMIPA Universitas Tanjungpura Pontianak b Program Studi
Lebih terperinciLAPISAN E IONOSFER INDONESIA
LAPISAN E IONOSFER INDONESIA Sri Suhartini Peneliti Bidang lonosfer dan Telekomunikasi, LAPAN RINGKASAN Karakteristik lapisan ionosfer, baik variasi harian, musiman, maupun variasi yang berkaitan dengan
Lebih terperinciEFEK RADIKAL HIDROXYL (OH) DAN NITRIC OXIDE (NO) DALAM REAKSI KIMIA OZON DI ATMOSFER
EFEK RADIKAL HIDROXYL (OH) DAN NITRIC OXIDE (NO) DALAM REAKSI KIMIA OZON DI ATMOSFER Novita Ambarsari Pusat Sain dan Teknologi Atmosfer Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Jl. Dr. Djundjunan 133,
Lebih terperinciHorizontal. Kedalaman. Laut. Lintang. Permukaan. Suhu. Temperatur. Vertikal
Temperatur Air Laut Dalam oseanografi dikenal dua istilah untuk menentukan temperatur air laut yaitu temperatur insitu (selanjutnya disebut sebagai temperatur saja) dan temperatur potensial. Temperatur
Lebih terperinciPERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI NOVEMBER 2011
Nop-06 Feb-07 Mei-07 Agust-07 Nop-07 Feb-08 Mei-08 Agust-08 Nop-08 Feb-09 Mei-09 Agust-09 Nop-09 Feb-10 Mei-10 Agust-10 Nop-10 Feb-11 Mei-11 Agust-11 PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI NOVEMBER 2011
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
CQWWka BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 10/07/62/Th. X, 1 Juli PERKEMBANGAN TINGKAT PENGGUNAAN SARANA AKOMODASI Selama, TPK Hotel Berbintang Sebesar 56,39 Persen. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel
Lebih terperinciPOTENSI EMISI METANA KE ATMOSFER AKIBAT BANJIR
Potensi Emisi Metana ke Atmosfer Akibat Banjir (Lilik Slamet) POTENSI EMISI METANA KE ATMOSFER AKIBAT BANJIR Lilik Slamet S Peneliti Bidang Komposisi Atmosfer, Lapan e-mail: lilik_lapan@yahoo.com RINGKASAN
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun
LAMPIRAN Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun 20002009 Bln Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des THN 2000 47 99 147 114 65 19 56 64 220 32 225
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Daerah Irigasi Banjaran merupakan Daerah Irigasi terluas ketiga di
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Diskripsi Lokasi Studi Daerah Irigasi Banjaran merupakan Daerah Irigasi terluas ketiga di wilayah Kabupaten Banyumas dengan luas areal potensial 1432 ha. Dengan sistem
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Defenisi Hujan Asam Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena keragamannya sangat tinggi baik menurut waktu dan tempat. Hujan adalah salah satu bentuk
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT UKUR POLLUTANT STANDARD INDEX YANG TERINTEGRASI DENGAN PENGUKURAN FAKTOR-FAKTOR CUACA SECARA REAL TIME
RANCANG BANGUN ALAT UKUR POLLUTANT STANDARD INDEX YANG TERINTEGRASI DENGAN PENGUKURAN FAKTOR-FAKTOR CUACA SECARA REAL TIME Vandri Ahmad Isnaini, Indrawata Wardhana, Rahmi Putri Wirman Jurusan Fisika, Fakultas
Lebih terperinciKATA PENGANTAR PANGKALPINANG, APRIL 2016 KEPALA STASIUN METEOROLOGI KLAS I PANGKALPINANG MOHAMMAD NURHUDA, S.T. NIP
Buletin Prakiraan Musim Kemarau 2016 i KATA PENGANTAR Penyajian prakiraan musim kemarau 2016 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diterbitkan untuk memberikan informasi kepada masyarakat disamping publikasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Perikanan Kabupaten Bandung Secara astronomi Kabupaten Bandung terletak pada 107 22-108 50 Bujur Timur dan 6 41-7 19 Lintang Selatan. Berdasarkan tofografi, wilayah
Lebih terperinciThe stress interaction index SX = (1-CDX/100) (1-CWX/100) (1- HDX/100) (1-HWX/100) dimana ;
5 yang telah tersedia di dalam model Climex. 3.3.3 Penentuan Input Iklim untuk model Climex Compare Location memiliki 2 input file yaitu data letak geografis (.LOC) dan data iklim rata-rata bulanan Kabupaten
Lebih terperinciATMOSFER BUMI A. Pengertian Atmosfer Bumi B. Lapisan Atmosfer Bumi
ATMOSFER BUMI A. Pengertian Atmosfer Bumi Bumi merupakan salah satu planet yang ada di tata surya yang memiliki selubung yang berlapis-lapis. Selubung bumi tersebut berupa lapisan udara yang sering disebut
Lebih terperinciGeografi. Kelas X ATMOSFER VII KTSP & K Iklim Junghuhn
KTSP & K-13 Kelas X Geografi ATMOSFER VII Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami iklim Junghuhn dan iklim Schmidt Ferguson. 2. Memahami
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penerbitan publikasi prakiraan musim hujan ini.
KATA PENGANTAR Penyajian Prakiraan Musim Hujan 2016/2017 di Provinsi Sumatera Selatan ditujukan untuk memberi informasi kepada masyarakat, disamping publikasi buletin agrometeorologi, analisis dan prakiraan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sungai Banjaran merupakan anak sungai Logawa yang mengalir dari arah
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Lokasi Studi Sungai Banjaran merupakan anak sungai Logawa yang mengalir dari arah Utara ke arah Selatan dan bermuara pada sungai Serayu di daerah Patikraja dengan
Lebih terperinciBMKG PRESS RELEASE BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
BMKG PRESS RELEASE BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BMKG OUTLINE I. GEMPABUMI TSUNAMI KEPULAUAN MENTAWAI (25 - oktober 2010); Komponen Tsunami Warning System (TWS) : Komponen Structure : oleh
Lebih terperinciBAB IV UJI KELAYAKAN PANTAI UJUNGNEGORO KABUPATEN BATANG SEBAGAI TEMPAT RUKYATUL HILAL A. UJI KELAYAKAN BERDASARKAN KONDISI GEOGRAFIS
BAB IV UJI KELAYAKAN PANTAI UJUNGNEGORO KABUPATEN BATANG SEBAGAI TEMPAT RUKYATUL HILAL A. UJI KELAYAKAN BERDASARKAN KONDISI GEOGRAFIS Seperti yang telah dijelaskan pada bab II, bahwa tempat yang layak
Lebih terperinciMINI RISET METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI PERHITUNGAN CURAH HUJAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE
MINI RISET METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI PERHITUNGAN CURAH HUJAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISUSUN OLEH : Nama : Winda Novita Sari Br Ginting Nim : 317331050 Kelas : B Jurusan : Pendidikan Geografi PEDIDIKAN
Lebih terperinciINFORMASI PENGGUNAAN BAHAN PERUSAK OZON (BPO) DI PROVINSI JAMBI
INFORMASI PENGGUNAAN BAHAN PERUSAK OZON (BPO) DI PROVINSI JAMBI Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad
Lebih terperinciStudi Tingkat Keasaman Air Hujan Berdasarkan Kandungan Gas CO 2, SO 2 Dan NO 2 Di Udara (Studi Kasus Balai Pengamatan Dirgantara Pontianak)
Studi Tingkat Keasaman Air Hujan Berdasarkan Kandungan Gas CO 2, SO 2 Dan NO 2 Di Udara (Studi Kasus Balai Pengamatan Dirgantara Pontianak) Nurul Kusuma Wardhani 1), Andi Ihwan 1*), Nurhasanah 1) 1) Program
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. PDAM kota Subang terletak di jalan Dharmodiharjo No. 2. Kecamatan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum Lokasi Studi PDAM kota Subang terletak di jalan Dharmodiharjo No. 2. Kecamatan Subang, Kabupaten Subang. Untuk mencapai PDAM Subang dapat ditempuh melalui darat
Lebih terperinciANALISA KETERSEDIAAN AIR SAWAH TADAH HUJAN DI DESA MULIA SARI KECAMATAN MUARA TELANG KABUPATEN BANYUASIN
ANALISA KETERSEDIAAN AIR SAWAH TADAH HUJAN DI DESA MULIA SARI KECAMATAN MUARA TELANG KABUPATEN BANYUASIN Jonizar 1,Sri Martini 2 Dosen Fakultas Teknik UM Palembang Universitas Muhammadiyah Palembang Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan pembangunan yang begitu pesat terkadang cenderung menimbulkan masalah baru di suatu wilayah bila dalam perencanaannya kurang/tidak memperhitungkan keadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran, yaitu masuknya zat pencemar yang berbentuk gas, partikel kecil atau aerosol ke dalam udara (Soedomo,
Lebih terperinciPERKEMBANGAN JASA TRANSPORTASI
CQWWka BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No.15/01/62/Th.XI, 3 Januari 2017 PERKEMBANGAN JASA TRANSPORTASI Selama November, Jumlah Penumpang Angkutan Laut dan Udara Masing-Masing 15.421 Orang dan 134.810 Orang.
Lebih terperinciSMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja...
SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.4 1. ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja... Klorofil Kloroplas Hormon Enzim Salah satu faktor yang mempengaruhi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Daerah Irigasi Lambunu Daerah irigasi (D.I.) Lambunu merupakan salah satu daerah irigasi yang diunggulkan Propinsi Sulawesi Tengah dalam rangka mencapai target mengkontribusi
Lebih terperinciSURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen
SURVEI KONSUMEN Desember 2013 Konsumsi rumah tangga diindikasikan semakin menguat pada bulan Desember 2013. Hal ini tercermin dari meningkatnya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Desember 2013 menjadi 116,5
Lebih terperinciMENGKAJI KARAKTERISTIK DAN APLIKASI SENSOR RS II 79 KC VAISALA HASIL PENGUJIAN DI BALAI PENGAMATAN ANTARIKSA DAN ATMOSFER PASURUAN
MENGKAJI KARAKTERISTIK DAN APLIKASI SENSOR RS II 79 KC VAISALA HASIL PENGUJIAN DI BALAI PENGAMATAN ANTARIKSA DAN ATMOSFER PASURUAN Rian Pramudia Salasa 1, Toni Subiakto 2 1 & 2 Balai LAPAN Pasuruan, Jln.
Lebih terperinciLAMPIRAN. Mulai. Penentuan Lokasi Penelitian. Pengumpulan. Data. Analisis Data. Pengkajian keandalan jaringan irigasi
LAMPIRAN Lampiran 1. Flowchart Pelaksanaan Penelitian Mulai Penentuan Lokasi Penelitian Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder Analisis Data Deskriptif Kuantitatif Pengggambaran kondisi luasan lahan
Lebih terperinci