Jilid 15 Perjalanan ke-empat anak muda itu disertai oleh 2 (dua) orang pengawal khusus yang sengaja ditugaskan Nyo Wangwe untuk menemani.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jilid 15 Perjalanan ke-empat anak muda itu disertai oleh 2 (dua) orang pengawal khusus yang sengaja ditugaskan Nyo Wangwe untuk menemani."

Transkripsi

1 Jilid 15 Perjalanan ke-empat anak muda itu disertai oleh 2 (dua) orang pengawal khusus yang sengaja ditugaskan Nyo Wangwe untuk menemani. Sekaligus mengurusi dan melayani ke-empat anak muda itu selama dalam perjalanan menuju Benteng Keluarga Hu di kota Ya In. Tetapi, hari kedua, Kwan Kim Ceng dan Bu San menyuruh kedua orang itu balik kembali ke gedung Nyo Wangwe, karena mereka merasa risih untuk dilayani orang selama dalam perjalanan. Sebetulnya Nona Nyo Bwee ingin protes, tetapi Kwan Kim Ceng dan Bu San tidak memperdulikan, sehingga pada akhirnya, berempat mereka melakukan perjalanan dan kali ini tanpa ada lagi orang yang melayani segela keperluan mereka. Hanya Nyo Bwee yang awalnya cukup terganggu dengan kenyataan tersebut, selebihnya, Nadine, Bu San dan Kim Ceng, pada dasarnya sudah terbiasa dengan pengembaraan dalam dunia persilatan. Kejadian menarik terjadi ketika mereka berjarak tinggal sehari semalam sebelum masuk ke kota Ya In, tujuan mereka. Mereka berempat, termasuk Nadine serta Nyo Bwee yang sedang berdandan ringkas namun tetap saja tidak menyembunyikan kecantikan mereka, sedang duduk sambil makan di sebuah kedai di pinggir jalan. Mereka sengaja makan siang di kedai itu berhubung selain memang sudah teramat lapar, juga mereka tidak akan singgah ke kota, melainkan akan langsung menuju kota Ya In. Kedai yang mereka singgahi meskipun sederhana, tetapi terhitung cukup ramai pengunjung seperti siang ketika keempat anak muda itu memasukinya untuk makan. Untung saja masih tersedia beberapa kursi kosong yang kemudian mereka tempati untuk makan siang dan sekaligus beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan. Tidak ada kejadian yang cukup menarik, merekapun makan dalam diam sampai kemudian ketika mereka akhirnya selesai makan dan tinggal beristirahat menghabiskan waktu, tiba-tiba masuklah tujuh orang kasar. Kebetulan saat itu tidak semua dari mereka bertujuh dapat beroleh kursi yang masih bisa digunakan saking banyaknya pengunjung. Keempat orang dari mereka beroleh kursi yang cukup dekat dengan kursi Bu San berempat yang baru saja selesai makan. Dan di belakang mereka, duduk dengan santai dan tidak menarik perhatian seorang pemuda yang membekal seruling dan berdandan sangat rapih. Melihat Bu San bersempat sudah selesai makan, dan melihat kecantikan Nadine yang amat khas dan unik serta Nyo Bwee yang juga sedang mekar dan ranum-ranumnya, watak dan bakat iseng mereka kambuh. Salah seorang dari mereka yang berwajah tirus dan berusia sekitar 35 tahunan, sudah memandang dan melihat meja Bu San dan kawan-kawan. Senyumnya mengembang begitu melihat Nadine dan semakin tambah mengembang ketika melirik Nyo Bwee yang duduk disamping kiri Nadine dan sebelah kanan Bu San. Kedua Nona itu memang sangat menonjol kecantikan mereka karena di antara puluhan pria pada saat itu, hanya ada kurang dari 5 perempuan belaka di antara mereka. Karena itu, tidaklah mengherankan jika si muka tirus jadi mulai cengar-cengir tidak keruan dan sudah segera muncul ide pikiran isengnya secara mendadak. Hahahahahaha, Jiwi kouwnio yang cantik jelita, apakah sudah selesai makan siangnya dan bisakah gerangan kami mengundang untuk ikutan bersama kami menikmati makan siang ini..? sapanya dengan tingkah yang cukup tengil dan cepat membuat baik Nadine maupun Nyo Bwee langsung tidak senang. Suasana hati yang terganggu dan tidak senang sudah langsung terbaca dari wajah keduanya, dan Bu San mendadak mendapat firasat sesuatu akan terjadi. Adalah Nadine yang berusia lebih banyak jika dibandingkan dengan Nyo Bwee dan juga jelas jauh lebih berpengalaman. Dia tahu dan mengenal banyak orang seperti si muka tirus, bahwa orang itu tidak memiliki bekal yang cukup tinggi, tetapi kerap suka sekali iseng dan mengganggu orang yang lebih lemah dibandingkan dirinya sendiri. Hmmmmm, kami memang baru saja selesai makan, tetapi mohon maaf karena kami baru saja selesai makan dan masih menunggu beberapa saat lagi sebelum melanjutkan perjalanan menuju kota Ya In. Accchhh, sedang dalam perjalanan rupanya. Jika kouwnio setuju, maka cayhe Ma Kun bersama kawan-kawan akan sangat senang untuk mengawal dan sekaligus menemani jiwi kouwnio dan teman-teman menuju ke tempat tujuan. Kami bertujuh dikenal dengan nama julukan Kau Kiong Chit Houw (Tujuh Harimau Dari Bukit Kau Kiong), dan cukup dikenal di daerah ini.. Maafkan Ma hengte, kami sedang beristirahat saat ini dan sedang tidak ingin untuk diganggu. Dan maafkan kami juga, karena sesungguhnya kami dapat mencapai Kota Ya In tanpa dikawal oleh Ma hengte dan kawan-kawan. Terima kasih sebelumnya atas niat baik dan tawaran Ma Hengte dan kawan-kawan Nadine masih tetap ramah meski hatinya sudah mulai mengkal.

2 Acchhh, tetapi perjalanan kalian berdua yang secantik ini, sungguh akan cukup mudah mengundang bahaya dalam perjalanan nanti, kami bersedia menemani perjalanan jiwi kouwnio jika memang diijinkan.. hehehehe.. Maafkan, kami sedang tidak ingin diganggu Ma hengte, silahkan.... Nadine berkata sambil mempersilahkan Ma hengte untuk berlalu. Acccchhh, tetapi kami sungguh ingin membantu dengan mengawal jiwi kouwnio hingga kelak tiba di kota Ya In.. Terima kasih, cukup Ma hengte, maafkan, kami sedang tidak ingin diganggu. Cayhe bukan mengganggu, tetapi menawarkan niat baik kami. Tetapi kami tidak membutuhkan niat baikmu dan tidak membutuhkan pengawalanmu. Sekali lagi, tolong jangan mengganggu kami Nadine mulai kesal, tetapi masih coba bersikap sabar dan baik. Sabar kouwnio.. cayhe menanggung perjalananmu akan jauh lebih aman ketimbang berjalan seperti kalian sekarang ini.. Enci.. kenapa si muka tikus ini begitu ngotot dan tidak tahu malu.. menjemukan tiba-tiba Nyo Bwee bersuara dan membuat orang yang menamakan dirinya Ma Kun langsung terlihat murka. Terlihat jelas mukanya memerah karena makian Nyo Bwee yang langsung atau tidak langsung memang ditujukan kepadanya. Sementara itu Bu San dan Kim Ceng sendiripun menjadi kaget dengan kalimat Nyo Bwee, gadis cucu seorang tokoh yang kaya raya itu. Tanpa tedeng aling-aling memaki orang yang sedang mengganggu ketenangan mereka. Kouwnio, apa,.. apa yang baru saja kau katakan..? tegur Ma Kun sambil memandang wajah Nyo Bwee dengan pandangan tajam menusuk. Keramahan serta sikap ceriwisnya hilang dengan sendirinya. Enci.. si muka tikus kelihatannya marah.. hikhikhik bukannya minta maaf dan membujuk Ma Kun, justru Nyo Bwee tambah memperburuk keadaan dengan secara tidak langsung memaki Ma Kun dengan si muka tikus. Sesungguhnya, keadaan mereka sedang diamati banyak orang yang sama tidak suka dengan kerja Ma Kun dan kawan-kawannya. Karena itu, mendengar jawaban-jawaban Nyo Bwee yang terkesan amat polos namun sangat menyinggung dan menyakitkan para pengganggunya, membuat banyak orang jadi geli dan bahkan banyak yang jadi tertawa karenanya. Termasuk bahkan beberapa orang teman sekomplotan Ma Kun yang memandang kawannya yang sedang serba salah itu. Menyerang Nyo Bwee jelas akan sangat memalukan, karena si gadis selain wajahnya cantik, juga terlihat jelas masih polos dan seperti tidak tahu urusan. Membiarkan si gadis memakinya sebagai si muka tikus, juga sungguh berabe. Ma Kun benar benar keki dan bingung apa yang sebaiknya dia lakukan pada waktu itu. Hmmmm, engkau sungguh sangat menghinaku Nona.. berkata Ma Kun dengan wajah memerah marah dan tak tahu harus bagaimana. Siapa suruh engkau mengganggu kami yang sedang istirahat.. ringan saja Nyo Bwee mendebat dan menyudutkannya. Cayhe meminta ijin untuk memakai kursi ini karena kalian sudah.. Bukan, engkau mendesak kami untuk kalian kawal, bahkan memaksa kami menerima kawalan kalian. belum lagi Ma Kun selesai berbicara, Nyo Bwee sudah menukasnya dengan suara meninggi. Tapi tidak mesti engkau menghinaku Kouwnio Kalau tidak mau dihina, jangan terlampau mendesak dan menekan-nekan kami disini. Kami sangat butuh istirahat. Carilah tempat lain yang kosong sana.. huh, sungguh menjemukan bukan main kata-kata Nyo Bwee, tajam dan amat menohok. Bahkan sampai-sampai Nadine sendiripun jadi terperangah mendengar Nyo Bwee mendebat dan menyudutkan Ma Kun. Tetapi, sebentar kemudian diapun jadi tersenyum manakala melihat Ma Kun menjadi begitu salah tingkah dan jadi tidak tahu apa yang sebaiknya dia lakukan saat itu. Meski demikian, Nadine menjadi sangat berwaspada begitu melihat sinar mata Ma Kun semakin lama semakin nyalang, sebuah pertanda jika emosinya sudah mempengaruhi pertimbangan akal sehatnya. Tetapi, untung saja seorang kawannya keburu datang dan kemudian berkata kepadanya: Sudahlah Chit sute kita sudah mendapat tempat untuk duduk disana, janganlah bertengkar dengan anak-anak ingusan itu dia berkata sembil menarik badan Ma Kun untuk segera berlalu dari hadapan Nyo Bwee dan Nadine. Diapun sendiripun mulai risih karena perhatian banyak orang tertuju kepada mereka. Hmmmm, bagus, pergilah secepatnya, kalau jadi laki-laki jangan berani beraninya hanya sama anak-anak gadis belaka. sungguh memalukan.. kalimat Nyo Bwee ini yang kembali membuat Ma Kun sangat emosional dan tiba-tiba merengut dari

3 pegangan serta tarikan kawannya dan kemudian berusaha untuk berdebat kembali dengan Nyo Bwee. Tetapi kawannya dengan cepat menggeretnya pergi diiringi dengan tatapan mata yang marah dan nyalang dari Ma Kun. Gangguan kecil itu membuat Kwan Kim Ceng dan Bu San menjadi hilang selera untuk beristirahat lebih lama lagi di kedai yang sedang ramai-ramainya tersebut. Beberapa menit kemudian, Kwan Kim Ceng memutuskan untuk pergi dan sebelumnya berkata sambil melirik Nadine dan Nyo Bwee: Sudah saatnya kita berangkat lain kali, sebaiknya kita lebih sabar supaya tidaklah mendapat gangguan dan musuh di perjalanan Kim Ceng berkata lirih dan memang hanya ditujukan kepada Bu San, Nadine dan Nyo Bwee Baik toako. Maafkan aku.. desis Nyo Bwee yang tiba-tiba merasa jika kalimat Kim Ceng tadi ditujukan kepadanya. Sudahlah.. ayo, kita lanjutkan perjalanan adalah Bu San yang kemudian ambil inisiatif berdiri dan kemudian berjalan sambil meredakan ketegangan. Tak berapa lama kemudian, keempat anak muda itu sudah berjalan kembali namun tetap dengan kecepatan seadanya. Karena sesungguhnya mereka tidak diburu waktu, dan melangkah sekedarnya. Mereka memang sudah memutuskan tidak memasuki kota dan rencananya nanti beristirahat di Kota Ya In, maka ketika tiba di persimpangan, keempatnya kemudian mengambil jalan kearah pegunungan. Arah tersebut menjauhi kota dan menuju ke Gunung Kau Kiong San yang sekarang ada di hadapan mereka. Di balik pegunungan itulah kota Ya In berada. Meski gunungnya tidak cukup tinggi tetapi hutannya tetap saja cukup lebat. Dan mereka mau tidak mau harus melintasinya untuk dapat mengambil jalan tercepat menuju kota Ya In. Tepat sebelum mereka memasuki hutan yang cukup lebat guna melintasi pegunungan Kau Kiong San, kembali satu gangguan mereka alami. Tidak banyak, hanya satu orang belaka. Seorang pemuda kelihatannya. Dia memegang sebatang seruling yang terbuat dari bahan yang keras, mungkin sejenis besi, tetapi yang aneh warnanya adalah hitam legam. Jelas bahan yang menarik, sebuah besi hitam mengkilat. Meski mengenakan caping tetapi tidaklah mampu menyembunyikan wajahnya yang masih muda dan terlihat cukup gagah, bahkan sedikit lebih tampan dibandingkan dengan Kwan Kim Ceng. Badannya nyaris mirip dengan Bu San, sedikit lebih kurus malahan, tetapi sikapnya sungguh penuh percaya diri dan kelihatan malah agak tinggi hati. Dia berdiri tepat di tengah jalan setapak yang harus dilalui oleh rombongan Kwan Kim Ceng dan kawan-kawan. Begitu Melihat ada yang menghalangi jalan mereka, sontak mereka berempat berhenti atau tepatnya menghentikan langkah kuda yang mereka gunakan untuk tidak menabrak si penghadang. Pada saat itu jalanan yang mereka tempuh memang menyempit, sejenis jalan setapak yang mengarahkan mereka menanjak ke pegunungan. Sebagai orang yang dituakan dan lebih berpengalaman, Kim Ceng kemudian ambil inisiatif untuk bertanya maksud si penghadang: Mohon dimaafkan jika cayhe kurang mengenali saudara yang berada di depan kami semua.. apa gerangan yang dapat kami bantu? Hmmmm, sungguh pemuda-pemuda pengecut yang gemar berlindung dibalik tajamnya lidah para gadis. Aku malu melihatmu dan kawanmu yang satu itu.. tajam dan pedas kalimat si pemuda sambil melirik Kwan Kim Ceng dan Bu San yang sama dituduhnya suka dan gemar berlindung di balik kata kata Nyo Bwee dan Nadine. Kwan Kim Ceng terdiam sejenak, tetapi Bu San dengan cepat mengambil alih posisi untuk bertanya jawab dengan si pemuda yang membuatnya tersinggung: Hmmmm, apa pula urusanmu dengan kami..? Jika kami mau, cukup dengan satu kali mengibaskan lengan, mereka bertujuh sudah jatuh terluka. Tetapi kami tidak mau mencari urusan dengan orang-orang tidak genah yang gede nyali terhadap kaum lemah tetapi pengecut menghadapi tokoh kuat. jawab Bu San getas tetapi tidak membuat si penghadang mundur dari posisinya. Hahahahahaha, apa benar engkau memiliki kemampuan untuk mengibaskan lengan sekali saja guna merubuhkan mereka bertujuh tadi itu? hahahahaha, engkau yang gede rasa dan sedang bermimpi kali ya..? jawabnya dengan nada mengejek dan sangat meremehkan Bu San. Tapi, anehnya Bu San tidak menjadi marah, sebaliknya dengan suara kalem dan ruang dia berkata: Tidak usah diriku yang memang tidak memiliki kemampuan sehebat itu, cukup enci Nadineku saja yang menghadapi mereka sudah lebih dari cukup. Dan kuyakinkan engkau kawan, enciku ini, sekali kibasannya akan mampu meluluh-lantakkan ketujuh kurcaci di kedai tadi itu. Bahkan engkau juga akan mampu digebahnya pergi jika suka usil dan mengganggu orang berkata Bu San untuk memuji dan mengangkat pamor Nadine yang terlihat terkejut bertemu pemuda itu. Malah dengan cepat dia maju

4 dan menarik lengan Bu San ke belakang sambil kemudian berkata: Hai, bukankah kami saat ini sedang berhadapan dengan seorang tokoh muda yang sangat menonjol dan baru saja angkat nama dan terkenal dengan nama dan julukannya Thian Cun Tui Hong (Malaikat Langit Pengejar Angin) Kat Thian Ho? murid penutup sekaligus pewaris dari salah seorang tokoh mujijat yang begitu dikenal nama besarnya, yakni Bu Eng Ho Khouw Kiat (Si Rase Tanpa Bayangan), apakah benar demikian adanya tuan? Sekali ini bukan hanya Kwan Kim Ceng yang terkejut, tetapi bahkan Bu San sendiripun terkejut setengah mati. Samar-samar dia terkenang masa kecil yang sulit dibentuknya kembali, yakni ketika bertemu Kat Thian Ho ini.. tetapi, lebih lengkap dan lebih detail lagi, dia tak mampu mengingatnya. Karena keadaan mereka waktu bertemu memang runyam dan susah dikenangnya secara lengkap. Nyo Bwee jelas tidak mengenalnya karena itu dia diam saja dan menyerahkan Nadine untuk meladeni pemuda gagah bercaping yang berdiri dihadapan mereka berempat. Tetapi, tokoh yang dipanggil dan disebut Thian Cun Tui Hong Kat Thian Ho, juga sama terkejutnya karena nama julukannya yang baru setahun terakhir dipupuk, dapat dikenali seorang gadis. Seorang gadis cantik yang kini sedang berdiri di hadapannya dan dapat mengenali nama serta juga julukannya itu. Belum lagi dia berkata lebih jauh, terdengar Bu San sudah berkata: Acchhhhh, jika tidak salah, dialah yang duduk tepat di meja belakang kita ketika makan siang di kedai tadi itu Dan sekali ini, Kat Thian Ho, demikian nama si pemuda tidak menjadi kaget dan seperti mengiyakan seruan Bu San tadi. Tetapi, dia masih penasaran terhadap Nadine, dan karena itu diapun berkata atau tepatnya bertanya: Siapa engkau kouwnio? mengapa engkau mengenali nama julukanku..? Gampang saja. Setahun terakhir, dunia persilatan diramaikan dengan munculnya 2 bintang muda yang cemerlang, satunya dikenal dengan nama Lat Ciu Sian Mo (Dewa Tangan Telengas) Cie Tong Pek, murid penutup Mo Hwee Hud. Dia dikenal sangat kejam, telengas dan sangat suka dan gemar membunuh siapa saja yang mengganggu atau merusak suasana hatinya. Dan satunya lagi adalah engkau, Thian Cun Tui Hong Kat Thian Ho yang kabarnya senang mengenakan jubah hitam mengenakan caping kemana-mana pergi dan dengan ciri utamanya adalah membawa serta dirinya sebatang seruling antik berwarna hitam legam. Berbeda dengan Cie Tong Pek yang telengas dan kejam, dia ini sedikit lebih kukoay (aneh) dan dikenal tidak putih tidak hitam, suka membawa adatnya sendiri. Nach, bukankah engkau yang dikenal dengan nama Kat Thian Ho? panjang lebar Nadine menjelaskan pengenalannya atas nama besar Kat Thian Ho dan terakhir balik bertanya. Hmmmmm, ternyata mataku sudah lamur... engkau pasti tokoh persilatan yang cukup terkenal dan tidak mungkin bisa mengenaliku jika tidak demikian. Siapa sesungguhnya engkau Nona? tanya Kat Thian Ho terkejut. Namaku Nadine. singkat saja. jawab Nadine lugas dan singkat, tetapi cepat Kat Thian Ho menyadari sesuatu. Acccchhhh, engkau salah seorang murid Mo Hwee Hud...? pantas saja engkau dapat mengenaliku dengan muda Nona. Hmmmm, boleh dibilang murid dan boleh juga dibilang bukan... tetapi, bukanlah urusanmu masalah itu kawan.. Hmmmmm, baiklah aku sudah mengerti sekarang berkata Kat Thian Ho sambil melirik Bu San dan Kwan Kim Ceng. Apa yang engkau ketahui..? apa engkau pikir aku tidak mengetahui apa yang berada dalam pikiranmu itu.. hmmmmm dengus Bu San paham yang dimaksudkan oleh Kat Thian Ho dengan kalimat terakhirnya. Sementara Kwan Kim Cu sedikit bingung dengan maksud dari Kat Thian Ho Syukurlah jika engkau tahu, bisa lebih tahu diri, dan terang lain kali tidak akan berlaku pengecut lagi seperti tadi.. Apakah engkau pikir dengan namamu yang sudah berkibar dan kemudian engkau bisa semena-mena dan memandang enteng Kwan toako? Engkau keliru kawan berkata Bu San dengan nada membela dan mengangkat harga diri dia dan Kwan Kim Ceng yang direndahkan dan disindir Kat Thian Ho. Memangnya tidak? Jika dia berani, aku memang geram dengan seorang laki-laki yang biasa bersembunyi dibalik mulut seorang anak gadis.. berkata Kat Thian Ho, dan pahamlah Kwan Kim Ceng apa yang dikejar oleh adik angkatnya Bu San itu. Jelas diapun marah dan murka, tetapi sedapat mungkin dia tahan karena dia tahu lawannya adalah tokoh hebat, murid tokoh legendaris. Rupanya karena engkau sudah amat terkenal membuat engkau menjadi terlampau

5 sombong dan angkuh sahabat, tetapi sudahlah. Saat ini kami perlu bergegas karena tidak ingin kemalaman di jalan, jika berkenan kami ingin lewat sekarang. Kedua Nona itu boleh berlalu, tetapi kalian berdua harus berusaha keras untuk dapat melewati tempatku berdiri. Dan jika gagal, harus berjanji kelak tidak bersembunyi dibalik ketiak seorang perempuan.. Pedas sekali dan sangat menusuk perkataan Kat Thian Ho. Meskipun sabar, Kwan Kim Ceng jadi terganggu dan merasa kesal dengan kelakuan Kat Thian Ho yang memang dikenal seenak udelnya itu. Demikian juga Bu San. Tetapi, dia sadar, kelihatannya dari gerak-gerik Kat Thian Ho yang demikian ringan dan penuh percaya diri, toakonya Kwan Kim Ceng belum cukup sanggup untuk meladeninya atau mengalahkannya dalam tarung atau perkelahian satu lawan satu. Meski tidak tertinggal jauh tipis saja, tetapi dia cukup yakin dengan penilaiannya itu, bahwa Kim Ceng tidak akan mampu menang. Berpikir demikian, diapun kemudian berkata dengan suara keras: Tidak perlu kami berempat sampai mengerubutimu hanya sekedar melewati tempatmu menghadang, toako dan enci Nadine sudah lebih dari cukup... berkata Bu San dengan cerdik dan membuat Kat Thian Ho terkejut. Tetapi, tentu saja dia tidak khawatir jikalau memang harus berhadapan dengan Nadine, bahkan berdua dengan Kwan Kim Ceng sekalipun. Kat Thian Ho memang sangat percaya dengan dirinya sendiri, baik kemampuan ilmunya dan juga kehebatan ilmu silatnya. Seandainya dia tahu bahwa Kwan Kim Ceng adalah murid Siauw Lim Sie, murid tokoh hebat Bu Kek Hwesio, dia mungkin akan pikir-pikir terlebih dahulu. Tidak.. biar aku saja yang maju San te. berkeras Kim Ceng, karena tentu saja dia risih untuk mengeroyok lawan yang masih sama muda. Tentu saja toako, enci Nadine hanya akan bersiap-siap, dan jika memang perlu, maka dia akan turun membantumu jawab Bu San lugas. Padahal dia memang merecanakan keterlibatan Nadine untuk dapat mengamankan perjalanan mereka melalui hadangan Kat Thian Ho yang dia lihat cukup hebat itu. Baik engkau majulah. Berkata Thian Ho menantang Kwan Kim Ceng untuk memulai. Pada dasarnya, Kim Ceng memang sudah mulai terbakar hatinya dengan kata kata bersembunyi dibalik kata-kata seorang perempuan. Karena itu, tanpa perlu diminta lebih lama, diapun segera menyerang Kat Thian Ho. Meski memang baru sekitar berapa bulan terakhir Kim Ceng melakukan perjalanan dengan Bu San, tetapi manfaat yang diperolehnya luar biasa banyak dan sangat dalam. Kwan Kim Ceng sangat memahami kemajuannya ilmu silatnya sejak berlatih bersama-sama dengan Bu San, dan karena itu dia menjadi curiga dengan kemampuan Bu San. Berbareng dengan itu, dia jadi sangat menyayangi dan bersikap melindungi persis seperti seorang kakak berlaku melindungi adiknya yang lebih muda. Begitu menyerang, Kwan Kim Ceng sudah menggunakan Lo Han Kun Hoat dan juga Tat Mo Kun Hoat. Kedua ilmu keras nan hebat dari kuil Siauw Lim Sie itu. Kat Thian Ho jadi terkejut menyadari betapa Kwan Kim Ceng ternyata bukanlah lawan ringan. Baik Pukulan maupun kekuatan iweekang pendorong ilmu serangannya sangat kuat dan hebat dan mendatangkan deru angin yang terdengar membahana. Menyadari bahwa ternyata kekuatan iweekang lawan tidak berada di bawah kemampuannya sendiri, Kat Thian Ho pada akhirnya bergerak dengan ginkang andalah perguruannya. Dalam Ilmu ginkang, Subonya Bu Eng Ho Khouw Kiat (Si Rase Tanpa Bayangan), adalah lawan setingkat dengan Lam Hay Sinni. Keduanya adalah tokoh dengan kemampuan berlari dan bergerak dengan cepat dan gesit yang tak ada tandingannya di dunia persilatan saat itu. Hanya ada satu hal detail yang membedakan mereka berdua. Karena itu, ilmu ginkang Kat Thian Ho sudah pasti adalah ilmu wahid. Dia kini menggunakan ilmunya itu yakni Ilmu Ginkang Sam Teng Jin Thian (Tiga Kali Melompat Memasuki Langit) begitu tahu lawannya bukanlah sembarangan. Hmmmm, engkau ternyata hebat juga desisnya sambil menghilang dari hadapan Kwan Kim Ceng. Dan sejenak kemudian dengan cepat Kat Thian Ho balik menyerang dengan menggunakan satu ilmu perguruannya, yakni Ilmu Sah Cap Lak Cau Hui Su Cong (Serangan Tinju Terbang 36 Perubahan). Ilmu ini memang khas dimainkan dengan dukungan ginkang yang istimewa baru terlihat kehebatan dan manfaatnya. Dan benar saja, dengan cepat ganti dia yang bergerak mengelilingi Kwan Kim Ceng dan kemudian mencecar si anak muda Siauw Lim Sie dengan jurus-jurus tinju yang hebat. Sesuai dengan namanya, jumlah perubahan yang sangat banyak dan ditunjang dengan kecepatan bergerak yang mujijat, membuat ilmu pukulan Kat Thian Ho jadi berlipat ganda manfaat dan kehebatannya. Untung saja Ilmu Kwan Kim Ceng memang adalah Ilmu-Ilmu murni dari Siauw Lim Sie. Bahkan kekuatan iweekangnyapun diturunkan dari teori-teori rahasia yang hanya

6 dapat dilatih oleh murid-murid dengan bakat dan kemampuan istimewa. Dan yang lebih hebat lagi, Kwan Kim Ceng bertemu dengan Bu San yang justru membantunya dengan hebat hingga mampu mencapai kemajuan yang hebat dan luar biasa. Dia dengan cepat memahami bahwa lawan memiliki keistimewaan dalam bergerak dengan ginkang yang istimewa. Artinya, dia mesti melawan dengan kokoh dan tidak banyak terbawa oleh arus serangan lawan yang mencecarnya di banyak tempat. Berpikir demikian, maka sambil mengembangkan Tan Ci Sin Thong guna memunahkan setiap serangan lawan, diapun menyerang dengan Telapak Tangan Budha. Dan kini mengandalkan kecepatannya, kembali Kat Thian Ho menyerang dengan varian perubahan yang banyak dan dalam kecepatan yang mengingatkan Koay Ji dengan Sie Lan In. Jurus-jurus serangan berhamburan dari kedua lengannya, meski ada tiga jurus yang dikeluarkannya, tetapi justru kemungkinan pengembangannya yang sangatlah banyak. Sambil membentak, Kat Thian Ho menyerang dengan jurus Sun Cu Tui Couw (Dengan Tangan Mendorong Perahu) yang mengarah pundak kanan, kemudian juga disusul dengan jurus Hun Hoa hud Liu (Sampok Kembang Menyapu Pohon liu), kemungkinan menyusul dengan jurus Tek-song-ciu (Tangan Memetik Bintang) mengarah ke dada dan bahkan perut. Luar biasa, dalam waktu sepersekian detik, Kat Thian Ho mendesak Kwan Kim Ceng untuk bertahan dengan kombinasi beberapa jurus yang sengaja dilepaskan untuk menyudutkan posisi dan kedudukan Kwan Kim Ceng. Begitupun, Kim Ceng yang sudah banyak belajar dan maju akhir-akhir ini, tidaklah keteteran, tidak juga khawatir. Dengan tenang dia bergerak lambat namun kokoh dengan dua buah jurus yang cukup membuat Kat Thian Ho kaget. Jurus pertama adalah dari Tan Ci Sin Thong dengan satu jari dia memainkan jurus Ciak Ciu Poh Liong (Tangan Kosong Menangkap Naga. Sasarannya adalah jalan darah cian-cing-hiat diatas bahu Kat Thian Ho, tujuan jurus itu adalah, berapapun variasi perubahan, jika jalan darah berhasil ditotok, maka kena serangannyapun tetap tidak berbahaya, atau bahayanya sudah jauh berkurang. Selain itu Kwan Kim Ceng juga memainkan jurus Tak Hai Peng Mo (Menginjak Laut Membasmi Iblis) dari Ilmu Telapak Tangan Budha. Setelah mengantisipasi serangan lawan, dengan segera dia melangkah maju satu langkah dan menyerang langsung Kat Thian Ho secara berhadap-hadapan. Maka hebat akibatnya, Kat Thian Ho menemukan kenyataan betapa semua serangan dengan gerak cepatnya dengan mudah diantisipasi dan dipatahkan lawan hingga tidak mendatangkan posisi bahaya bagi lawannya itu. Bahkan, serangan telapak tangan Kwan Kim Ceng kini sudah mengancamnya langsung dari hadapannya dan mengarah ke bagian perutnya. Menyadari lawan yang ternyata mengetahui gaya dan cara mengantisipasi serangan beruntunnya, Kat Thian Ho menjadi sadar bahwa dia harus berusaha secara serius namun tidak harus dengan memaksakan diri. Untuk menambah daya serangnya, diapun bukan hanya merubah gaya bertarungnya untuk tidak terlampau mengandalkan kecepatan. Sebagai gantinya, dia turut mengkombinasikan serangannya dengan Ilmu Kan Goan Cit Sin Kong (Jari sakti Menembus Baja). Kwan Kim Ceng terkejut ketika lawan tidak lagi mengutamakan kecepatan, tetapi kini bertarung lebih sabar dan banyak mengandalkan variasi-variasi jurus serangan yang berbahaya. Apalagi mengetahui bahwa Kat Thian Ho sendiripun ternyata menguasai ilmu jemari yang sakti dan sangat berbahaya, tidak kurang hebatnya dengan Tan Ci Sin Thong. Akibanya, perkelahian kini tidak lagi terutama kecepatan melawan kekokohan, tetapi sekali ini mulai lebih banyak mengandalkan kematangan iweekang, kecerdasan dan keberanian mengandal pada variasi serangan dan pertahanan. Kwan Kim Ceng segera merasa bahwa lawan lebih serius dan lebih sabar menghadapi dan bertarung melawannya. Dia kini tidak lagi terburu-buru dan membangun serangan dengan jurus demi jurus yang sambung menyambung. Untungnya Kwan Kim Ceng maju cukup jauh dengan banyak berlatih dengan Bu San. Jika tidak, tanpa variuasi dan pengetahuan baru, maka dia akan sangat kesulitan menghadapi serbuan serangan Kat Thian Ho sekali ini. Tiba-tiba Kat Thian Ho berteriak: Awas serangan Bersamaan dengan itu Kat Thian Ho menyerang dengan jurus Yun Liong Phun Uh (Naga di Awan Menyemburkan Kabut). Sepasang lengannya bergerak cepat dan juga terlihat gerakan jurus Hun Kang Toan Liu (Membendung Sungai Memutuskan Aliran). Kedua jurus itu mewakili dua ilmu silat hebat yang kini dimainkannya dengan kemungkinan varian yang cukup banyak. Serangan jurus Yun Liong Phun Uh secara langsung menyerbu Kwan Kim Ceng dengan langsung berdepan dan juga kekuatan iweekangnya luar biasa dahsyat. Bagaikan gedoran seekor banteng keraton yang lari dengan kekuatan penuh untuk menumbuk dan menyapu semua benda dihadapannya. Sementara tidak lama kemudian serangan susulan jurus Hun Kang Toan Liu menutup

7 semua serangan balasan Kwan Kim Ceng. Apa boleh buat, serangan terakhir Kat Thian Hong adalah akumulasi serangan demi serangan yang dibangunnya dengan penuh kesabaran. Kwan Kim Ceng semakin lama semakin didesak dan apa boleh buat, dalam keadaan yang rumit diapun memainkan jurus Bong Bong Bu Yang (Kosong Melompong Tiada Tepian). Jurus tersebut sebetulnya adalah jurus yang merupakan atau mengutamakan basis pertahanan yang sangat ketat dan sangat sulit ditembus. Tetapi yang menjadi akibatnya adalah, lawan akan semakin leluasa menyerang dan mencari celah untuk memasukkan serangannya. Untung saja, dalam latihan dengan Bu San, Kim Ceng sudah berlatih panjang dan lama untuk tetap kokoh dan tenang ketika memainkan jurus pertahanan ini. Karena menurut Bu San, dengan menggunakan jurus yang juga sudah banyak dia benahi gerakan-gerakannya ini, asalkan Kim Ceng tenang, bertahan ketat, maka lawan yang sangat hebatpun sulit menjatuhkannya. Dan benar saja demikian, meskipun dengan cepat Kat Thian Hong kembali mencecar dengan jurus Liu Seng Kan Goat (Bintang Sapu Mengejar Rembulan). Hanya sekali ini entah mengapa kemanapun Kat Thian Hong menyerang, dengan mudah saja Kwan Kim Ceng mengantisipasinya dan mengelakkannya. Sampai beberapa puluh jurus, Kim Ceng seperti dikejar-kejar oleh jurus-jurus serangan Kat Thian Ho yang hebat, tetapi Kwan Kim Ceng tidaklah berlari dan berlari menghindar dari jurus serangan lawan itu. Sering dia malah maju dengan memainkan Tan Ci Sin Thong, bukan untuk menyerang tetapi sekedar untuk mematahkan serangan lawan, atau mengantisipasi serangan susulan Kat Thian Ho. Dan sekejap kemudian balik lagi ke gerakangerakan bertahan yang kokoh dan ampuh tersebut. Sementara itu, Bu San mengamati pertarungan beberapa saat dan kemudian diapun mengangguk-angguk dengan amat puas. Kwan Kim Ceng toako akan dapat bertahan sangat lama... pikirnya sambil kemudian berjalan mendekati Nadine dan bertanya kepada gadis itu dengan sara rendah: Enci Nadine... apakah engkau ingat paduan jurus-jurus yang kutambahkan dalam ilmu silatmu pada 2 minggu yang lalu...? Tentu saja adik Bu San... apa engkau pikir sudah kulupakan...? jawab Nadine dengan nada suara manja. Tidak... tentu saja bukan Enci. Aku sedang tidak bergurau. Tetapi, dapat Enci sekarang memikirkan rangkaian empat gerakan itu jika digunakan ketika Kwan toako memainkan kombinasi Tan Ci Sin Thong dengan Hud Keng Ciang masing-masing pada jurus ketiga dan rangkaian jurus ke-sembilan...? tentu enci masih ingat ketika Kwan Toako berputar persis di tengah arena dalam 3 rangkaian jurus yang menyerang, mengantisipasi dan juga bertahan dalam jurus yang sekarang sedang dia mainkan. Sekarang, cobalah enci bayangkan jika Ilmu Lak hap im hwee (enam gabungan api dingin) melengkapi gerak Kwan Toako. Dan ketika lawan mundur, pukulan Kwan Toako pasti akan menyerang dengan jurus Ih Seng Hoan Tou (Memindahkan Bintang Ke Posisi Lain) Hmmmmm, aku tahu adikku.. akibatnya setidaknya Kat Thian Ho harus mundur sampai 3 langkah, tetapi dia akan dengan cepat menyerang dengan kecepatan luar biasa, karena ginkangnya memang sangat istimewa, salah satu yang terbaik di rimba persilatan Tionggoan ini Tepat sekali, dan bagaimana jika enci kemudian mengisi posisi di timur dan mainkan rangkaian 3 jurus yang pernah kuajarkan itu; Jurus Pat Pu Teng Khong (Delapan Langkah Menembus Angkasa) disusul kemudian dengan Jurus Seng Cah Put Cih (Berhambur Tak Teratur) dan ditutup dengan jurus Hui Po Ceng Ciong (Gembreng Terbang Menghantam Lonceng). Dan pikirkan dengan posisi sederhana, dimana cukup bagi Kwan Toako menyerang dalam jurus yang sederhana, yakni Jurus Thian Ciu Cian Im (Langit Mendung Awan Menggulung). Apakah yang mungkin akan terjadi dengan posisi seperti itu? Tanya Bu San sambil memandang wajah Nadine yang terlihat sedang berpikir serius. Ketika sedang berpikir keras seperti itu, tetap saja wajah Nadine itu cantik dan manis saat dipandang. Bu San menyadarinya, tetapi tidak berkonsentrasi dengan keindahan di depan matanya itu, Tetapi, beberapa saat kemudian, tiba-tiba wajah cantik dan manis menarik itu bercahaya dan gadis itupun segera berkata: Acccch, Bu San, engkau sungguh jenius bisa memikirkannya. Bahkan Suhu sendiripun kuyakin masih akan kerepotan menghadapi kombinasi seperti itu Bagus, engkau sungguh amat cepat memahaminya. Kelak, engkau harus berusaha untuk bisa menyempurnakan kombinasi jurus-jurus itu, karena dapat menjadi satu ilmu mujijat dari keadaan kalah berbalik bisa menang dengan melukai lawan. Tetapi, hari ini engkau harus mencobanya bersama Kwan toako beberapa saat

8 lagi engkau bisa masuk ke arena dan cukup beritahu Kwan Toako untuk menggunakan Hud Keng Ciang dan biarkan lawan terus menerus maju menyerang. Pada saat lawan terlalu semangat menyerang, maka saat itulah engkau masuk menjadi titik menentukan untuk menegur sesumbar Kat Thian Ho yang sok hebat itu Bu San berkata dengan nada suara gembira, dan Nadine hanya mengangguk sambil tersenyum Baik encimu sudah siap Bu San Begitu mendengar kesiapan Nadine, Bu San segera memandang kembali ke arena yang pertarungannya terus berlagsung namun dengan keadaan yang tetap seperti tadi. Keadaan Kwan Kim Ceng yang terus menerus diserang tetap kokoh dan tidak terlihat takut meskipun terus dalam ancaman pukulan-pukulan berbahaya lawan. Tiba-tiba Bu San berkata dengan suara berat namun jelas: Kat Thian Ho, sampai 100 jurus kedepan, engkau tidak akan mampu menerobos jurus bertahan yang dinamakan Jurus Bong Bong Bu Yang (Kosong Melompong Tiada Tepian). Enciku akan masuk dan mendesakmu hebat hingga malah bakalan akan mampu mengalahkanmu jika engkau ceroboh, dalam kurang lebih 20 jurus. Bagaimana apakah engkau berani menyelesaikannya secara demikian...? Mendengar suara Bu San yang demikian yakin itu, tiba-tiba Kat Thian Ho melompat mundur dan memandang Bu San serta Nadine dengan amat seriusnya. Sesaat kemudian dia berkata dengan suara keras dan lantang: Dia hanya mampu bertahan, tidak atau belum mampu membahayakanku sejak awal hingga saat ini, hmmm siapa takut...? Tetapi engkau tak mampu menerobosnya, bahkan hingga 200 jurus kedepan engkau belum akan menemukan formula yang tepat. Tetapi, Enciku akan masuk dan mendesak hingga engkau kerepotan dan terdesak hebat, bahkan jika lalai engkau terkalahkan dalam waktu 20 atau 25 jurus... bagaimana, apakah engkau berani melawan mereka berdua jika maju bersama...? Engkau berlebihan, mana bisa mereka mendesak hebat aku dalam hanya 25 jurus belaka? Tidak masuk di akal... Begini saja, jika mereka mendesak engkau sedemikian hebat dalam 25 jurus, berarti kami memenangkan taruhan dan akan pergi melewati jalanan yang engkau halangi ini. Jika tidak, maka menjadi hakmu untuk menentukan apakah kami boleh lewat ataukah tidak boleh... bagaimana menurutmu sobat...? Hmmmm, engkau terlalu percaya diri... tidak mungkin... Berarti engkau menolak dan takut...? suara Bu San terdengar provokatif dan pada akhirnya membuat Kat Thian Ho panas dan emosi. Takut...? engkau terlampau naif sobat, tapi baiklah, Nona itu boleh maju dan ikutan menyerangku dalam 25 jurus... mampu atau tidak mendesakku terserah mereka berdua dan terserah kemampuan mereka... Baiklah kawan, sekarang sebaiknya engkau bersiap untuk didesak dan bisa dikalahkan jika engkau keras hati dan tidak menemukan jalan yang paling baik. Nachhhh, Enciku akan segera masuk ke arena... Silahkan... Begitu Kat Thian Ho mengatakan SILAHKAN, Bu San sudah segera menoleh ke arah Nadine dan kemudian berkata dengan suara tegas: Enci... engkau boleh bersiap, ingat waktu enci dan toako hanya dalam permainan 20 hingga 25 jurus untuk mendesaknya... Baik adikku... sambil berkata demikian Nadine melompat ke arena dan kemudian berbisik lirih ke telinga Kwan Kim Ceng: Pukulan Tenaga Budha dan Tan Ci Sin Thong... Sebenarnya Kwan Kim Ceng mau menolak, tetapi dia percaya Bu San pastilah sudah menyiapkan sebuah kejutan. Karena itu, akhirnya dia mengangguk dan kemudian sudah cepat bersiap menyerang kembali. Saat itu Kat Thian Ho masih berdiri dengan pongahnya dan menunggu Kwan Kim Ceng dan Nadine bersiap untuk menyerangnya secara berpasangan. Dia sejujurnya belum tahu tingkat kepandaian Nadine, kecuali Kwan Kim Ceng, dan masih gelap bagaimana jika kedua orang itu maju bersama. Tetapi, tetap saja dia merasa sangat percaya atas kemampuannya sendiri. Itulah ciri seorang Kat Thian Ho. Memiliki keyakinan atas kemampuan sendiri yang kadangkala terkesan sangatlah berlebihan. Seagaimana bisikan Nadine tadi, Kwan Kim Ceng percaya, justru pukulan yang dia lontarkan pasti bermakna besar untuk menciptakan kondisi masuknya Nadine dalam arena. Karena itu, dengan cerdik Kim Ceng menyerang sekaligus dengan jurus Hud Ciang Peng San (Telapak Budha Meratakan Bukit) salah satu jurus hebat dari Hud Keng Ciang. Sementara sentilan Tan Ci Sin Thong digerakkan dengan jurus Lam Hay Poh Liang (Menangkap Naga di Laut Selatan). Dan memang benar, meski bergerak

9 dengan ilmu Kan Goan Cit Sin Kong (Jari sakti Menembus Baja) untuk memupus serangan Tan Ci Sin Thong dan menangkis menggunakan Ilmu Sah Cap Lak Cau Hui Su Cong (serangan tinju terbang dengan 36 perubahan), tetap saja Kat Thian Ho menggunakan ginkang mujijatnya mundur mempersiapkan serangan. Tetapi, pada saat bersamaan, Kwan Kim Ceng menyerang lagi dengan gaya jurus Gi San Tiam Hay (Memindahkan Bukit Menimbun Samudra). Kembali Kat Thian Ho mencelat mundur dan pada saat itulah Nadine dengan Ilmu Lak hap im hwee (enam gabungan api dingin) masuk untuk melengkapi gerak Kwan Toako. Gerakan menyerang Nadine terlihat sangat cepat, tetapi tetap saja masih lebih cepat Kat Thian Ho ketika bergerak mundur dan juga menghindar. Saat itu keadaan kembali sebagaimana skenario Bu San yang digambarkan tadi, yakni Kwan Kim Ceng masuk menyerang dengan jurus Ih Seng Hoan Tou (Memindahkan Bintang Ke Posisi Lain) yang menyasar bagian perut dan leher Koat Thian Ho. Memang hebat Kat Thian Ho, dia mampu dengan cepat untuk mundur tidak sampai tiga langkah, tetapi dengan cepat dia menyerang balik Kwan Kim Ceng dengan jurus Kim-cian toam-bwe (memotong sakura dengan gunting emas). Tetapi pada saat bersamaan, Nadine memainkan rangkaian jurus istimewa, yakni berturut-turut Jurus Pat Pu Teng Khong (Delapan Langkah Menembus Angkasa) disusul dengan Jurus Seng Cah Put Cih (Berhambur Tak Teratur). Sungguh terkejut Kat Thian Ho dengan kombinasi dan berondongan yang sangat hebat dari Nadine dengan kekuatan iweekang yang sehebat Kwan Kim Ceng. Apa boleh buat, diapun mundur ke belakang guna mencari cela menyerang Kwan Kim Ceng dengan memainkan Ilmu Mo In Cap Pwee Cao (Delapan Belas Jurus Pencakar Awan). Pada sangkaannya Kwan Kim Ceng akan mundur, tetapi siapa sangka justru Kim Ceng maju dengan beraninya sambil mengembangkan taktik serangan dilawan serangan dalam jurus Hua liong-tiam-cing (melukis naga menulis mata). Kat Thian Ho tibatiba beroleh firasat jelek, apalagi pada saat yang nyaris bersamaan kembali Nadine masuk dengan dengan jurus Hui Po Ceng Ciong (Gembreng Terbang Menghantam Lonceng). Posisi Kat Thian Ho tiba-tiba berubah menjadi sangat buruk dan mau tidak mau harus mundur terdesak hebat ke belakang. Kalau berkeras menyerang balik, dia pasti akan didahului oleh Nadine yang gerakannya lebih cepat dari Kwan Kim Ceng. Pada saat berpikir mundur itulah Kim Ceng bergerak dengan tipu sederhana dalam Jurus Thian Ciu Cian Im (Langit Mendung Awan Menggulung). Tepat seperti yang digambarkan serta juga diharapkan oleh Bu San tadi. Disinilah kecerdikan seorang Kat Thian Ho untuk melihat apa yang perlu dia lakukan. Jika berkeras melawan, maka dia pasti terpukul kalah lawan, satusatunya cara adalah dengan ginkang istimewanya. Tetapi, masalahnya, pilihan tersebut bakal merugikannya karena bagian jubahnya pasti akan terkena serempetan tenaga serangan lawan. Tapi, itu yang paling aman tanpa terluka, kalau pilihan lain, dia pasti terluka parah meskipun salah satu antara Nadine ataupun Kim Ceng akan ikut pula terluka. Hal paling mungkin ialah Kim Ceng yang terkena duluan serempetan Ilmu Mo In Cap Pwee Cao (Delapan Belas Jurus Pencakar Awan). Tetapi, yang kemudian terjadi tetap saja berada diluar perhitungan teliti Bu San, karena ada hal yang tak sempat dihitung dan diantisiasinya dengan baik. Hal lain itu adalah sebuah senjata khas Kat Thian Ho, yakni sebatang seruling hitam. Dan inilah yang menjadi pilihan terakhir Kat Thian Ho. Tiba-tiba senjata yang belum digunakan, kini entah bagaimana sudah ada dalam genggaman tangannya. Astaga. aku lupa menghitung ini.. desis Bu San dalam hatinya. Dan mau tidak mau diapun harus bertindak tetapi tanpa dapat dilihat oleh siapapun. Keadaannya menegangkan, karena sesungguhnya ketiga orang itu sedang berada dalam keadaan yang saling libas. Yang terjadi kemudian diluar perkiraan semua orang, termasuk di luar perkiraan Kat Thian Hong sendiri. Ketika menyerang diapun pada akhirnya memutuskan untuk menggunakan seruling hitamnya yang sudah langsung digunakan mengarah ke mata Nadine. Sementara itu, Nadine sedang dalam posisi menyerang sehingga teramat sulit baginya guna menghindari serangan di bagian matanya itu. Bisa dipastikan serangannya gagal karena akan terluka terlebih dahulu, adalah serangan Kwan Kim Ceng yang akan berhasil, tetapi serangan dengan jurus sederhana itu tidak akan mampu melukai parah Kat Thian Ho sehingga kerugian yang parah justru akan diterima Nadine. Artinya, mereka dapat dikategorikan kalah karena menyerang berdua namun kerugian keduanya jauh lebih parah dari Kat Thian Ho yang menjadi lawan mereka. Pada saat yang sangat berbahaya itu, terjadi dua hal yang sangat mengejutkan. Tiba-tiba Kwan Kim Ceng merubah serangannya dengan jurus sederhana dalam skenario awal dan kemudian meloncat untuk menghalangi arah serangan seruling

10 lawan yang mengarah ke mata Nadine. Nadine yang melihat tubuh Kim Ceng tiba-tiba menghalangi seruling hitam Kat Thian Ho, dengan sangat cepat menambah tenaga karena ancaman seruling kini mengarah persis ke pundak kanan Kwan Kim Ceng yang rela menerima serangan mengantikan mata Nadine. Bu San cepat menyadari bahaya ketika melihat Kwan Kim Ceng yang terancam bencana besar. Dengan sangat cepat diapun mulai menggerakkan tenaga mengisap yang diarahkan ke seruling hitam Kat Thian Ho sehingga melenceng sedikit dari bagian yang berbahaya di tubuh Kwan Kim Ceng. Begitu seruling itu melenceng, serangan Nadine masuk ke bagian perut Kat Thian Ho yang dengan segera terpukul mundur. Untung baginya, karena sempat terhalangi tubuh Kim Ceng, maka kekuatan serangan Nadine sudah sedikit berkurang, sehingga luka Kat Thian Ho tidaklah terlampau parah. Demikian juga dengan Kwan Kim Ceng. Ketika menerima seruling hitam lawan dengan pundak membuat dia terluka, tetapi untung hanya sekedar goresan belaka dan tidaklah sama sekali membahayakan. Karena serangan seruling tadi sedikit melenceng oleh tenaga hisapan iweekang istimewa Bu San. Dan serentak, dua tubuh laki-laki muda mundur dari arena dengan sama terluka, meski luka Kwan Kim Ceng lebih menyakitkan secara fisik dan luka Kat Thian Ho lebih membahayakan bagian dalamnya. Karena itu, dengan mendengus, Kat Thian Ho berkata: Sungguh hebat iweekang Siauw Lim Sie, hmmmm sesuai perjanjian, silahkan kalian lewat desisnya dengan sikap amat sedih karena dia memang menderita lebih berat dibandingkan Kwan Kim Ceng. Artinya, dia lebih dirugikan dan dengan demikian harus mengatakan diri kalah. Kalian memang hebat, tetapi suatu saat kita akan bertemu kembali.. sambil berkata demiki

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN. Naskah Film Dan Sinopsis. Ber Ibu Seekor KUCING

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN. Naskah Film Dan Sinopsis. Ber Ibu Seekor KUCING TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN Naskah Film Dan Sinopsis Ber Ibu Seekor KUCING DISUSUN OLEH : INDRA SUDRAJAT 09.12.3831 09-S1SI-05 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012

Lebih terperinci

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan. 1st Spring Hujan lagi. Padahal ini hari Minggu dan tak ada yang berharap kalau hari ini akan hujan. Memang tidak besar, tapi cukup untuk membuat seluruh pakaianku basah. Aku baru saja keluar dari supermarket

Lebih terperinci

Jilid 11 Tidak lama setelah Sie Lan In dan Kwan Kim Ceng berangkat, Koay Ji dengan cepat kembali berganti peran. Dia kembali mengenakan topeng

Jilid 11 Tidak lama setelah Sie Lan In dan Kwan Kim Ceng berangkat, Koay Ji dengan cepat kembali berganti peran. Dia kembali mengenakan topeng Jilid 11 Tidak lama setelah Sie Lan In dan Kwan Kim Ceng berangkat, Koay Ji dengan cepat kembali berganti peran. Dia kembali mengenakan topeng karetnya dan berdandan sebagai Tang Hok, pemuda berusia 30

Lebih terperinci

Pertama Kali Aku Mengenalnya

Pertama Kali Aku Mengenalnya 1 Pertama Kali Aku Mengenalnya Aku berhasil menjadi kekasihnya. Laki-laki yang selama 4 tahun sudah aku kagumi dan cintai. Aku pertama kali bertemu dengannya ketika aku duduk di bangku SMP. Saat itu hidupku

Lebih terperinci

Diceritakan kembali oleh: Rachma www.dongengperi.co.nr 2008 Cerita Rakyat Sumatera Utara Di tepi sebuah hutan kecil yang hijau, sebuah danau yang berair jernih berkilau disapa mentari pagi. Permukaannya

Lebih terperinci

SATU. Plak Srek.. Srek

SATU. Plak Srek.. Srek SATU Plak Srek.. Srek Kertas coklat bertuliskan WANTED itu terlepas dari dinding tempat ia tertempel tadi. Tejatuh ke lantai yang juga terbuat dari kayu. Sehingga gambarnya orang bertopi besar mirip pembungkus

Lebih terperinci

yang ikut bergabung memperkuat Bu Tek Seng Pay. Tidak heran jika banyak perguruan kecil yang kemudian lebih memilih untuk bersembunyi dan melenyapkan

yang ikut bergabung memperkuat Bu Tek Seng Pay. Tidak heran jika banyak perguruan kecil yang kemudian lebih memilih untuk bersembunyi dan melenyapkan yang ikut bergabung memperkuat Bu Tek Seng Pay. Tidak heran jika banyak perguruan kecil yang kemudian lebih memilih untuk bersembunyi dan melenyapkan diri untuk menjaga keselamatan murid-murid mereka dari

Lebih terperinci

Sebuah kata teman dan sahabat. Kata yang terasa sulit untuk memasuki kehidupanku. Kata yang mungkin suatu saat bisa saja meninggalkan bekas yang

Sebuah kata teman dan sahabat. Kata yang terasa sulit untuk memasuki kehidupanku. Kata yang mungkin suatu saat bisa saja meninggalkan bekas yang Prolog Seorang teman atau bahkan lebih dari sekedar teman, ya tepatnya adalah sahabat? Apa yang kalian tau tentang teman ataupun sahabat? Dua kata yang hampir serupa, namum mempunyai arti begitu berbeda

Lebih terperinci

Buah Kejujuran Putri Amanda Karimatullah LL

Buah Kejujuran Putri Amanda Karimatullah LL Buah Kejujuran Putri Amanda Karimatullah LL Berita duka menyelimuti kerajaan Airllie, patih kerajaan itu meninggal dunia karena tertimpa bebatuan yang jatuh dari atas bukit saat sedang menjalankan tugas

Lebih terperinci

Perlu waktu bagi anak anak itu untuk menjadi bagian dari kegelapan sebelum pohon pohon terlihat lebih jelas. Sebelum semak semak tinggi terlihat

Perlu waktu bagi anak anak itu untuk menjadi bagian dari kegelapan sebelum pohon pohon terlihat lebih jelas. Sebelum semak semak tinggi terlihat Perlu waktu bagi anak anak itu untuk menjadi bagian dari kegelapan sebelum pohon pohon terlihat lebih jelas. Sebelum semak semak tinggi terlihat lebih jelas. Sebelum batang pohon terlihat seperti batang

Lebih terperinci

Kuda Berkacamata Hitam

Kuda Berkacamata Hitam Kuda Berkacamata Hitam Jeko adalah kuda yang paling gagah di hutan. Tidak hanya gagah, ia pun kuat dan dapat berlari dengan cepat. Saking hebatnya, warga hutan yang lain memberikan gelar Kuda Perkasa padanya.

Lebih terperinci

Mata Tomi terbelalak, ketika menyadari dia berada

Mata Tomi terbelalak, ketika menyadari dia berada Petualangan Tomi di Negeri Glourius Oleh: Desi Ratih Mata Tomi terbelalak, ketika menyadari dia berada di tempat yang begitu asing baginya. Suasana gelap dan udara yang cukup dingin menyelimuti tempat

Lebih terperinci

[Fanfic] Sebuah gambar aneh menarik perhatianmu. Gambar itu jelek, tapi memiliki sesuatu yang membuatmu penasaran. Cast : Kalian yang membaca~

[Fanfic] Sebuah gambar aneh menarik perhatianmu. Gambar itu jelek, tapi memiliki sesuatu yang membuatmu penasaran. Cast : Kalian yang membaca~ DOODLE [Fanfic] Sebuah gambar aneh menarik perhatianmu Gambar itu jelek, tapi memiliki sesuatu yang membuatmu penasaran Cast : Kalian yang membaca~ Part 1: Coretan Gambar Aku melihatnya lagi Gambar itu

Lebih terperinci

Tetapi, menjelang subuh, sebagaimana pesan Lam Hay Sinni, benar saja Koay Ji kembali munculkan dirinya kembali sebagai Thian Liong Koay Hiap.

Tetapi, menjelang subuh, sebagaimana pesan Lam Hay Sinni, benar saja Koay Ji kembali munculkan dirinya kembali sebagai Thian Liong Koay Hiap. Tetapi, menjelang subuh, sebagaimana pesan Lam Hay Sinni, benar saja Koay Ji kembali munculkan dirinya kembali sebagai Thian Liong Koay Hiap. Bahkan sekali ini munculkan dirinya kembali bersama dengan

Lebih terperinci

oooooooo "Park Shinhye!!!!!"

oooooooo Park Shinhye!!!!! 1 Ingin mengerti apa makna di balik senyumnya. Tapi seolah-olah aku mengamati, hatiku semakin jauh berlari berlawanan arah. Mengapa semua begitu rumit dan selalu ada yang terluka? Adakah satu hal saja

Lebih terperinci

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com MEMBILAS PILU Oleh: Dipa Tri Wistapa Copyright 2014 by Dipa Tri Wistapa Penerbit Dipa Tri Wistapa Website dipoptikitiw@gmail.com

Lebih terperinci

Bagian 1 : Tak Kan Kubiarkan Kau Merebutnya Dariku!

Bagian 1 : Tak Kan Kubiarkan Kau Merebutnya Dariku! Bagian 1 : Tak Kan Kubiarkan Kau Merebutnya Dariku! Mesin mobil sudah mati beberapa menit yang lalu, tapi Zhara masih duduk diam dibelakang kemudi. Sibuk menenangkan debar jantungnya, berusaha untuk bisa

Lebih terperinci

BABAK I DI KOTA INDAH NAN MULIA

BABAK I DI KOTA INDAH NAN MULIA BABAK I DI KOTA INDAH NAN MULIA Betapa indah dan bahagia duduk di pangkuan ayah tercinta dalam dimensi kemuliaan ini. Tinggal di kota sorgawi yang penuh dengan kemuliaan dan cahayanya sama seperti permata

Lebih terperinci

1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati

1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati 1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati Oleh: Alberta Angela (@black_printzesa) Hai, namaku Jati. Mungkin kalian semua sudah sering mendengar namaku. Tapi mungkin kalian belum terlalu mengenal aku dan kehidupanku.

Lebih terperinci

Ayo, minum, katanya seolah mengajaknya ikut minum bersamanya.

Ayo, minum, katanya seolah mengajaknya ikut minum bersamanya. Keledai Cerpen Dedy Tri Riyadi (Koran Tempo, 6 April 2014) LELAKI tua itu memandang ke arah jalan yang ramai di luar jendela. Di jalanan, entah karena apa, banyak sekali orang seperti sedang menunggu sesuatu

Lebih terperinci

Yang Mencinta dalam Diam

Yang Mencinta dalam Diam Yang Mencinta dalam Diam Aku melihat sebuah abstrak dengan gambar batu-batu cantik menyerupai sebuah rumah, lengkap dengan air-air jernih dibatu-batu tersebut, mereka mengalir dan bergerak sebebas-bebasnya,

Lebih terperinci

sudah rapi kembali setelah dicukur. Ruangan-ruangan didalam bangunan ini sangat

sudah rapi kembali setelah dicukur. Ruangan-ruangan didalam bangunan ini sangat Hujan turun lagi disiang hari ini. Bulan April yang aneh. Bukankah seharusnya ini sudah menjadi liburan musim panas yang menyenankan? Mengapa hujan lagi? Jakarta, metropolitan yang sungguh kontras dengan

Lebih terperinci

Anak laki-laki itu segera mengangkat kakinya. Maaf, ujarnya, sementara si anak

Anak laki-laki itu segera mengangkat kakinya. Maaf, ujarnya, sementara si anak PROLOG S eorang anak laki-laki berjalan menuju rumahnya dengan lemas. Padahal ini adalah hari pertamanya masuk SD, seharusnya dia merasa senang. Dia juga termasuk anak lakilaki yang pemberani karena dia

Lebih terperinci

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com LUCKY_PP UNTUKMU Yang Bukan Siapa-Siapa Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com UNTUKMU Yang Bukan Siapa-Siapa Oleh: Lucky_pp Copyright 2014 by Lucky_pp Desain Sampul: Ii dan friend Diterbitkan

Lebih terperinci

S a t u DI PAKUAN EXPRESS

S a t u DI PAKUAN EXPRESS S a t u DI PAKUAN EXPRESS Ya, awal tahun 2008. Pindah ke rumah sendiri. Berpisah dari orangtua, pindah kerja pula ke Jakarta. Meninggalkan kenyamanan kerja di Bogor rupanya membuatku terkaget-kaget dengan

Lebih terperinci

Belajar Memahami Drama

Belajar Memahami Drama 8 Belajar Memahami Drama Menonton drama adalah kegiatan yang menyenangkan. Selain mendapat hiburan, kamu akan mendapat banyak pelajaran yang berharga. Untuk memahami sebuah drama, kamu dapat memulainya

Lebih terperinci

2. Gadis yang Dijodohkan

2. Gadis yang Dijodohkan 2. Gadis yang Dijodohkan Burung-burung berkicau merdu di tengah pagi yang dingin dan sejuk. Dahan-dahan pohon bergerak melambai, mengikuti arah angin yang bertiup. Sebuah rumah megah dengan pilar-pilar

Lebih terperinci

ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( )

ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( ) ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( 09.12.3843 ) Copyright 2011 Reza Fahlevi All Right Reserved SINOPSIS adalah seorang anak laki-laki dari pasangan Yusaku Matsuda dan dari desa kecil bernama Chikuya di

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.6

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.6 SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.6 1. Merpati, Elang, dan Bangau akan pamer kecepatan. Setelah semua siap, Rajawali memberi aba-aba. Tapi belum hitungan ketiga,

Lebih terperinci

Pekerjaan. Menghargai kelebihan orang lain merupakan wujud sikap memiliki harga diri

Pekerjaan. Menghargai kelebihan orang lain merupakan wujud sikap memiliki harga diri Tema 4 Pekerjaan Menghargai kelebihan orang lain merupakan wujud sikap memiliki harga diri Kamu Harus Mampu Setelah mempelajari tema ini, kamu akan mampu: 1. mengenal pentingnya memiliki harga diri; 2.

Lebih terperinci

Cermin. Luklukul Maknun

Cermin. Luklukul Maknun Cermin Luklukul Maknun Orang-orang terkekeh-kekeh setelah melihat dirinya di cermin. Mereka tersenyum, memerhatikan dirinya, lalu tersenyum lagi. Setelah itu, mereka mencatat sesuatu di buku. Mereka memerhatikan

Lebih terperinci

Yui keluar dari gedung Takamasa Group dengan senyum lebar di wajahnya. Usaha kerasnya ternyata tak sia-sia. Dia diterima berkerja di perusahaan itu

Yui keluar dari gedung Takamasa Group dengan senyum lebar di wajahnya. Usaha kerasnya ternyata tak sia-sia. Dia diterima berkerja di perusahaan itu PROLOG Yui mengerjapkan matanya yang berat dan menggerakan tubuhnya turun dari ranjangnya. Seluruh badannya terasa remuk, dan kepalanya terasa amat pening. Mungkin karena aku terlalu banyak minum semalam,

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.7

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.7 SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.7 1. Aduh, Kaka, kalau rambutmu kau sisir model begitu kau kelihatan lebih tua. Kau seperti nenek-nenek! Alah kau ini hanya sirik,

Lebih terperinci

Seperti api membakar hati Irfan. Dia menekan dadanya, menangis sekuatnya. Padahal hidup belum berakhir. Aisyah datang menampakkan diri.

Seperti api membakar hati Irfan. Dia menekan dadanya, menangis sekuatnya. Padahal hidup belum berakhir. Aisyah datang menampakkan diri. Seperti api membakar hati Irfan. Dia menekan dadanya, menangis sekuatnya. Padahal hidup belum berakhir. Aisyah datang menampakkan diri. Irfan terperangkap dalam medan asmara, hatinya terpaut dan terjatuh

Lebih terperinci

BAB 1. *** Seoul International High School

BAB 1. *** Seoul International High School BAB 1 당신때문에 Ingin aku mengabaikanmu laksana angin bertiup dan berlalu. Mengusirmu yang bertahta selaksa raja. Membisikan pada hatiku bahwa kau hanyalah orang asing yang tersesat dalam hidupku. Namun, apa

Lebih terperinci

Wonderheart ditinggali oleh manusia-manusia yang memiliki kepribadian baik. Tidak hanya itu, hampir semua dari mereka nampak cantik dan

Wonderheart ditinggali oleh manusia-manusia yang memiliki kepribadian baik. Tidak hanya itu, hampir semua dari mereka nampak cantik dan Bab 1 Wonderheart Di suatu titik di alam semesta ini, terdapat sebuah galaksi yang begitu mirip dengan galaksi Bimasakti. Di dalamnya terdapat sebuah planet yang juga memiliki kehidupan mirip seperti Bumi.

Lebih terperinci

Hidup ini singkat bagiku! Kebahagian saat ini hanyalah sementara, tak mudah bagiku untuk menjalani hidup normal layaknya sebagai manusia biasa.

Hidup ini singkat bagiku! Kebahagian saat ini hanyalah sementara, tak mudah bagiku untuk menjalani hidup normal layaknya sebagai manusia biasa. Hidup ini singkat bagiku! Kebahagian saat ini hanyalah sementara, tak mudah bagiku untuk menjalani hidup normal layaknya sebagai manusia biasa. Jadi aku hidup tidak normal? Ya itu menurutku! Kehidupan

Lebih terperinci

jawaban yang jujur dan sesuai dengan kenyataan dan kondisi kelas kami. Bangunan tempat kami belajar mungkin kurang layak untuk disebut sekolah.

jawaban yang jujur dan sesuai dengan kenyataan dan kondisi kelas kami. Bangunan tempat kami belajar mungkin kurang layak untuk disebut sekolah. BAGIAN I CERPEN 2 Buku Kosong Siapa yang tugasnya sudah selesai, kumpulkan di depan ya. Pak Guru akan nilai tugas kalian? ucapku pada murid-murid TK Tadika Satu. Saya sudah, Pak, kata si Abang sambil berdiri.

Lebih terperinci

wanita dengan seribu pesona yang ada disebelahku. Terkadang Rini berteriak dan memeluk erat lenganku. Lucu rasanya jika memikirkan setiap kali ia

wanita dengan seribu pesona yang ada disebelahku. Terkadang Rini berteriak dan memeluk erat lenganku. Lucu rasanya jika memikirkan setiap kali ia PERSPEKTIF TERBALIK Namaku Aji. Aku hanyalah seorang remaja biasa dengan penampilan yang tak kalah biasa. Kehidupan sosial ku pun bisa dibilang biasa-biasa saja. Bahkan aku belum menuai apapun di kehidupanku.

Lebih terperinci

Alifia atau Alisa (2)

Alifia atau Alisa (2) Alifia atau Alisa (2) Dari suratku yang satu ke surat yang lainnya, dari pesan melalui media yang terhubung kepadanya semua sia-sia. Hingga lebih dua bulan aku menanti, tapi sepertinya perempuan ini bagaikan

Lebih terperinci

Jadi aku harus minta izin Ayah supaya bisa masuk ke sana? tanya Putri Ahanni pada gurunya.

Jadi aku harus minta izin Ayah supaya bisa masuk ke sana? tanya Putri Ahanni pada gurunya. Letak Zalikan berada di lembah dataran tinggi Tehravim. Saat musim dingin tiba, kabut mulai menyelimuti Zalikan. Membentuk atap halimun yang memisahkan antara masyarakat dan penguasa. Istana kerajaan kokoh

Lebih terperinci

SINOPSIS. Universitas Darma Persada

SINOPSIS. Universitas Darma Persada SINOPSIS Watanabe Toru adalah seorang pria berusia 37 tahun yang sedang menaiki pesawat Boeing 737 menuju ke bandara Hamburg, Jerman. Sesampainya di bandara, dia mendengar suara lantunan instrumentalia

Lebih terperinci

yang berbentuk datar bagian atasnya dengan sebuah ukiran kepala singa. Mereka yang berada di ruangan sudah berdiri di atas shinéga sejak dari tadi.

yang berbentuk datar bagian atasnya dengan sebuah ukiran kepala singa. Mereka yang berada di ruangan sudah berdiri di atas shinéga sejak dari tadi. Prolog Orion mempercepat langkah kakinya, baju perang yang dikenakannya membuat langkah kakinya menjadi berat, suaranya menggema di lorong gua, bergema dengan cepat seiring dengan langkah kaki yang dia

Lebih terperinci

Dimana hati? Ia mati ketika itu juga..

Dimana hati? Ia mati ketika itu juga.. Awal sebuah cerita adalah kegelisahan Aku khawatir perut ini terus terisi, namun kepalaku tak lagi penasaran dengan maksud adanya kehidupan. Dimana hati? Ia mati ketika itu juga.. Gusarnya Angin Sore menjelang

Lebih terperinci

Segera jemput dia di bandara! Dan bawa kemari! Awas, jika dia melarikan diri! Siap, Pak! ~1~ Bandara Soekarno Hatta, am. Pesawat dari Singapura

Segera jemput dia di bandara! Dan bawa kemari! Awas, jika dia melarikan diri! Siap, Pak! ~1~ Bandara Soekarno Hatta, am. Pesawat dari Singapura Segera jemput dia di bandara! Dan bawa kemari! Awas, jika dia melarikan diri! Siap, Pak! ~1~ Bandara Soekarno Hatta, 11.30 am. Pesawat dari Singapura baru saja mendarat. Kau tahu siapa yang kita tunggu?

Lebih terperinci

Surat Cinta Untuk Bunda Oleh : Santi Widiasari

Surat Cinta Untuk Bunda Oleh : Santi Widiasari Surat Cinta Untuk Bunda Oleh : Santi Widiasari Namaku nanda, lengkapnya Nanda Prastika. Aku tinggal di sebuah desa bersama seorang wanita paruhbaya yang biasa aku panggil dengan sebutan emak ijah. Hidup

Lebih terperinci

Yarica Eryana. Destiny. Penerbit HKS

Yarica Eryana. Destiny. Penerbit HKS Yarica Eryana Destiny Penerbit HKS Destiny Oleh: Yarica Eryana Copyright 2013 by Yarica Eryana Penerbit HKS gaemgyuchokyuhyun.wordpress.com hyokyustory@yahoo.com Desain Sampul: Erlina Essen Diterbitkan

Lebih terperinci

Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu

Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu Ambillah waktu untuk berfikir, itu adalah sumber kekuatan. Ambillah waktu untuk bermain, itu adalah rahasia dari masa muda yang abadi. Ambillah waktu untuk berdoa,

Lebih terperinci

PERANCANGAN FILM KARTUN

PERANCANGAN FILM KARTUN PERANCANGAN FILM KARTUN NASKAH KISAH ANAK JALANAN Oleh YUS HARIADI 08.11.2104 S1 TEKNIK INFORMATIKA S1 5D Kisah Anak Jalanan Wrriten by Yus Hariadi 04 November 2010 Anak jalanan Mataram, NTB Blackscreen

Lebih terperinci

GURU. Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo silahkan perkenalkan diri.

GURU. Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo silahkan perkenalkan diri. INT. CLASSROOM - DAY Suasana kelas yang bising akan obrolan murid terhenti oleh sahutan guru yang mendatangi mereka dan membawa seorang murid yang berdiri di depan pintu kelas. GURU Anak-anak, hari ini

Lebih terperinci

Raja Langit, Raja Bumi, dan Putri Bulan Kisah dari Sulawesi Selatan

Raja Langit, Raja Bumi, dan Putri Bulan Kisah dari Sulawesi Selatan Raja Langit, Raja Bumi, dan Putri Bulan Kisah dari Sulawesi Selatan Kisah ini mengajarkan dua hal: Pertama, bahwa setiap peperangan yang dikobarkan oleh rasa iri dan benci hanya akan menghancurkan semua

Lebih terperinci

CINTA TELAH PERGI. 1 Penyempurna

CINTA TELAH PERGI. 1 Penyempurna CINTA TELAH PERGI 1 Penyempurna Enam belas tahun yang lalu seorang ibu bernama Rosa melahirkan seorang bayi perempuan, bayi yang selama ini bu Rosa dan pak Adam (suami bu Rosa) idam-idamkan selama dua

Lebih terperinci

Suzy melangkahkan kaki memasuki lift gedung tempatnya bekerja. Beberapa orang wanita yang tidak ia kenal akrab mengikutinya dari belakang.

Suzy melangkahkan kaki memasuki lift gedung tempatnya bekerja. Beberapa orang wanita yang tidak ia kenal akrab mengikutinya dari belakang. Suzy melangkahkan kaki memasuki lift gedung tempatnya bekerja. Beberapa orang wanita yang tidak ia kenal akrab mengikutinya dari belakang. Sepertinya mereka adalah rekan kerja satu ruangan di lantai 12,

Lebih terperinci

Angin senja terasa kencang berembus di antara

Angin senja terasa kencang berembus di antara Bab I Angin senja terasa kencang berembus di antara gedung-gedung yang tinggi menjulang. Di salah satu puncak gedung tertinggi, terlihat sebuah helikopter berputar di tempat, berusaha untuk mempertahankan

Lebih terperinci

Saya tidak peduli siapa kalian, tapi perbuatan kalian itu sangatlah kejam dan tidak berperi kemanusiaan!, jawab si Pitung.

Saya tidak peduli siapa kalian, tapi perbuatan kalian itu sangatlah kejam dan tidak berperi kemanusiaan!, jawab si Pitung. Pada jaman penjajahan belanda dahulu, di daerah Jakarta (dahulu Batavia) hiduplah seorang pria gagah yang bernama si Pitung Dia lahir dari pasangan suami istri yang bernama pak Piun dan bu Pinah Pekerjaan

Lebih terperinci

Setelah memberi isyarat mata kepada Yu Lian, maka merekapun segera berlalu dan meninggalkan Mo Hwee Hud dan Bu Te Hwesio di arena tersebut.

Setelah memberi isyarat mata kepada Yu Lian, maka merekapun segera berlalu dan meninggalkan Mo Hwee Hud dan Bu Te Hwesio di arena tersebut. Setelah memberi isyarat mata kepada Yu Lian, maka merekapun segera berlalu dan meninggalkan Mo Hwee Hud dan Bu Te Hwesio di arena tersebut. Jelas Koay Ji tidak tahu lagi apa yang terjadi dan apa yang dipercakapkan

Lebih terperinci

Oleh: Yasser A. Amiruddin

Oleh: Yasser A. Amiruddin LAKADAUNG Oleh: Yasser A. Amiruddin Dari balik kaca mobil yang melintas Ku melihat hamparan padi yang menguning Memandang kenangan lepas Mengingat kampung halaman yang lama ditinggal, Lakadaung Lakadaung

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.5

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.5 1. Perhatikan penggalan teks fabel di bawah ini! SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.5 Sayembara yang dinanti sudah tiba. Semua bintang berkumpul. Termasuk binatang

Lebih terperinci

Marwan. Ditulis oleh Peter Purwanegara Rabu, 01 Juni :25

Marwan. Ditulis oleh Peter Purwanegara Rabu, 01 Juni :25 Ellen hanya berdiri termangu melihat tubuh Marwan yang kaku terbujur yang tiga perempat tubuhnya tertutup oleh kain putih. Hanya kelihatan kepalanya saja. Ellen hanya ingin melihat wajah Marwan terakhir

Lebih terperinci

Kura-kura dan Sepasang Itik

Kura-kura dan Sepasang Itik Kura-kura dan Sepasang Itik Seekor kura-kura, yang kamu tahu selalu membawa rumahnya di belakang punggungnya, dikatakan tidak pernah dapat meninggalkan rumahnya, biar bagaimana keras kura-kura itu berusaha.

Lebih terperinci

PENDEKAR ANEH NAGA LANGIT (THIAN LIONG KOAY HIAP) Oleh: Marshall Jilid 5 Beberapa saat kemudian, kedua tokoh tua yang sedang berbincang-bincang itu

PENDEKAR ANEH NAGA LANGIT (THIAN LIONG KOAY HIAP) Oleh: Marshall Jilid 5 Beberapa saat kemudian, kedua tokoh tua yang sedang berbincang-bincang itu PENDEKAR ANEH NAGA LANGIT (THIAN LIONG KOAY HIAP) Oleh: Marshall Jilid 5 Beberapa saat kemudian, kedua tokoh tua yang sedang berbincang-bincang itu sudah tidak kelihatan lagi, nampaknya sudah masuk kedalam

Lebih terperinci

Lima Belas Tahun Tidak Lama

Lima Belas Tahun Tidak Lama Dari Kumpulan Cerpen "Keberanian Manusia" Lima Belas Tahun Tidak Lama Kota kami telah hampir berusia setengah abad, dan hampir saja hanyut karena kecelakaan gunung berapi. Beberapa tahun belakangan ini

Lebih terperinci

"Tapi mimpi itu inspirasi. Aku ragu untuk melangkah tanpa aku tau mimpiku."

Tapi mimpi itu inspirasi. Aku ragu untuk melangkah tanpa aku tau mimpiku. MIMPI Katanya mimpi itu bunga tidur. Bunga tidur yang wanginya terbawa hingga kita bangun dan selalu mengenangnya selama 5 menit sebelum pergi ke kamar mandi. Ah, mungkin hanya aku saja. Aku selalu begitu,

Lebih terperinci

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24 Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/2014 11:41:24 2 Buku BI 3 (12 des).indd 2 16/12/2014 11:41:25 Bintang berkunjung ke rumah Tante Menik, adik ibunya. Tante Menik seorang wartawati. Rumah Tante Menik kecil,

Lebih terperinci

pernah terasa sama lagi setelah kau mengalami hal yang fantastis. Bagiku, pengalaman selama di Vazard adalah hal yang fantastis.

pernah terasa sama lagi setelah kau mengalami hal yang fantastis. Bagiku, pengalaman selama di Vazard adalah hal yang fantastis. A PROLOG lex memacu kudanya secepat yang dia bisa. Matanya bergerak cepat menyisir pemandangan di hadapannya. Dia kenal betul kawasan ini, kawasan terlarang. Tangannya berusaha menarik tali kekang kudanya

Lebih terperinci

CINTA 2 HATI. Haii...! Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap.

CINTA 2 HATI. Haii...! Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap. CINTA 2 HATI Udara sore berhembus semilir lembut,terasa sejuk membelai kulit.kira kira menunjukan pukul 16.45 WIB. Seorang gadis yang manis dan lugu sedang berjalan didepan rumahnya itu. Tiba tiba seorang

Lebih terperinci

Kanuna Facebook on September 07, 2011 Prolog

Kanuna Facebook on September 07, 2011 Prolog Kanuna Facebook on September 07, 2011 Prolog Chelvia tengah asyik duduk di teras rumahnya sambil serius mengetik sesuatu di HP-nya dengan bibir tersenyum-senyum sendiri. Hari itu ia tengah bahagia karena

Lebih terperinci

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Lampiran Ringkasan Novel KoKoro Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Kamakura menjadi sejarah dalam kehidupan keduanya. Pertemuannya dengan sensei merupakan hal yang

Lebih terperinci

Eliora. orang yang sedang menjalaninya. 1 Artinya, seberat-berat kami melihat sesuatu terjadi, lebih menyakitkan lagi bagi

Eliora. orang yang sedang menjalaninya. 1 Artinya, seberat-berat kami melihat sesuatu terjadi, lebih menyakitkan lagi bagi 1 Nadia Eliora Yuda Putri Bahasa Indonesia 7 13 September 2012 Pelarian Jauh Di Hutan Duarr! Bunyi ledakan bom tentara-tentara Jepang. Setelah ledakan pertama itu, orang-orang di desaku menjadi kalang

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Dalam bab pertama yang berisi latar belakang penulisan skripsi ini, saya menjabarkan

Bab 5. Ringkasan. Dalam bab pertama yang berisi latar belakang penulisan skripsi ini, saya menjabarkan Bab 5 Ringkasan 5.1 Ringkasan Dalam bab pertama yang berisi latar belakang penulisan skripsi ini, saya menjabarkan tentang teori psikologi penyakit skizofrenia yang akan saya gunakan untuk membuat analisis

Lebih terperinci

Lebih dekat dengan Mu

Lebih dekat dengan Mu Chapter 2 : Semeru Lebih dekat dengan Mu diatas sana Kenapa kau langkahkan kakimu meninggalkan rumahmu yang nyaman? Kenapa kau tinggalkan peraduanmu dan tarik selimut hangatmu? Kenapa kau bersusah payah

Lebih terperinci

Testimoni. Ucapan Terima Kasih. Kata Penjemput. Daftar Isi. Ketika Akar Ketidakbahagiaan Ditemukan. Bahagia Begitu Menggoda

Testimoni. Ucapan Terima Kasih. Kata Penjemput. Daftar Isi. Ketika Akar Ketidakbahagiaan Ditemukan. Bahagia Begitu Menggoda Testimoni Ucapan Terima Kasih Kata Penjemput Daftar Isi Ketika Akar Ketidakbahagiaan Ditemukan Pilar Ketidakbahagiaan Tenggelam dalam Penyesalan Penjara Aturan Mengepung Jiwa Awal Setelah Akhir Pikiran

Lebih terperinci

YESUS DITANGKAP DAN DIADILI

YESUS DITANGKAP DAN DIADILI CERITA 22 YESUS DITANGKAP DAN DIADILI MATIUS 26:47-67, 27:1-26 ANALISA PERBUATAN Yang dialami Tuhan Yesus adalah penggenapan nubuat para Nabi. 26:47-50 51-56 52-56 Jawaban Yesus atas tuduhan yg diberikan.

Lebih terperinci

BAGIAN PERTAMA. Kumpulan Kisah-Kisah Hikmah

BAGIAN PERTAMA. Kumpulan Kisah-Kisah Hikmah BAGIAN PERTAMA Kumpulan Kisah-Kisah Hikmah 2 MOTIVASI HIKMAH 1 Cinta Sang Wanita Penghibur Apakah ada di dunia ini orang tua yang rela menghancurkan hidup anak kandungnya? Apa kau tahu rasanya hidup terkatung-katung

Lebih terperinci

Dan ia baru menyadari betapa salahnya dirinya. Disana, muncul dari sebelah kirinya, ia merasakan gerakan udara yang cepat. Angin yang berhembus

Dan ia baru menyadari betapa salahnya dirinya. Disana, muncul dari sebelah kirinya, ia merasakan gerakan udara yang cepat. Angin yang berhembus SATU Kalau manusia didesain untuk memiliki lebih dari dua kaki oleh sang Pencipta, ia akan sangat bersyukur saat ini. Ia adalah seorang pria; kegelapan malam menutupi wujudnya. Kegelapan itu merupakan

Lebih terperinci

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya)

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya) Nama : No HP : Alamat : Pendidikan Terakhir : 1. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya) Pemikiran dan perhatian ditujukan ke dalam,

Lebih terperinci

POLA ASUH MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF AUD. Zumrotus Sholichati PPL PLS UNY

POLA ASUH MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF AUD. Zumrotus Sholichati PPL PLS UNY POLA ASUH MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF AUD Zumrotus Sholichati PPL PLS UNY 2016 085643378090 PENGERTIAN Komunikasi pada dasarnya merupakan kegiatan penyampaian pesan. Proses tersebut melibatkan dua pihak

Lebih terperinci

Tuhan Sayang Ya Tuhan Sayang

Tuhan Sayang Ya Tuhan Sayang Tuhan Sayang Ya Tuhan Sayang Oleh : Emha Ainun Nadjib Sumber : Seribu Masjid Satu Jumlahnya, Tahajud Cinta Seorang Hamba, hlm. 24 28. Tiada yang kami ikuti dalam perjalanan Kecuali engkau maha penabur

Lebih terperinci

PERANCANGAN FILM KARTUN SINOPSIS DAN NASKAH FILM PENDEK (POLA C.VOLGER) Ujian MID Perancangan film kartun

PERANCANGAN FILM KARTUN SINOPSIS DAN NASKAH FILM PENDEK (POLA C.VOLGER) Ujian MID Perancangan film kartun PERANCANGAN FILM KARTUN SINOPSIS DAN NASKAH FILM PENDEK (POLA C.VOLGER) Ujian MID Perancangan film kartun Disusun Oleh : Luthfi Asrori (11.21.0573) JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA

Lebih terperinci

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika 1 Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman di Tesalonika yaitu kalian yang sudah bersatu dengan Allah Bapa dan Tuhan kita Kristus Yesus: Salam

Lebih terperinci

"Jika saya begitu takut maka biarlah saya mati malam ini". Saya takut, tetapi saya tertantang. Bagaimanapun juga toh akhirnya kita harus mati.

Jika saya begitu takut maka biarlah saya mati malam ini. Saya takut, tetapi saya tertantang. Bagaimanapun juga toh akhirnya kita harus mati. Malam di Perkuburan Diposkan pada 03 Januari 2016 Sebelumnya saya tidak pernah tinggal di tanah perkuburan. Dan tak ingin tinggal di sana. Namun suatu saat saya mengajak seorang pa-kow. Ketika saya sampai

Lebih terperinci

Kisah Dari Negeri Anggrek

Kisah Dari Negeri Anggrek Kisah Dari Negeri Anggrek By Eryani Widyastuti SATU Pernahkah kalian mendengar kisah ini? Kisah dari Negeri Anggrek yang damai, indah, dan udaranya dipenuhi oleh bau harum-manis bebungaan anggrek. Negeri

Lebih terperinci

*Satu Jam Saja* -satu-

*Satu Jam Saja* -satu- *Satu Jam Saja* -satu- Peristiwa itu terjadi sangat mengejutkan. Dalam sekejap lokasi itu segera menjadi ramai. Banyak orang berdatangan ke tempat itu. Hujan yang turun deras seakan tak menyurutkan rasa

Lebih terperinci

Suara alunan piano terdengar begitu lembut

Suara alunan piano terdengar begitu lembut Suara alunan piano terdengar begitu lembut mengalun. Beberapa pelayan hilir mudik mengitari para tamu, dengan membawa nampan berisi minuman dengan berbagai macam jenisnya. Beberapa orang berkumpul berkelompok,

Lebih terperinci

"Maafin gue Na, hari ini gue banyak melakukan kesalahan sendiri" Tutur Towi yang mengimbangi langkah Leana.

Maafin gue Na, hari ini gue banyak melakukan kesalahan sendiri Tutur Towi yang mengimbangi langkah Leana. Bahkan sang juara sejati sekali pun pasti pernah mengalami kegagalan. Itu wajar dalam setiap perjalanan hidup manusia, karena terbentuknya mental sang juara yang sesungguhnya adalah ketika orang itu pernah

Lebih terperinci

Setelah para penyamun pergi, Alibaba memberanikan diri keluar dari tempat

Setelah para penyamun pergi, Alibaba memberanikan diri keluar dari tempat Dahulu kala, dikota Persia, hidup 2 orang bersaudara yang bernama Kasim dan Alibaba. Alibaba adalah adik Kasim yang hidupnya miskin dan tinggal didaerah pegunungan. Ia mengandalkan hidupnya dari penjualan

Lebih terperinci

Setelah berlari melewati gang-gang kecil, kini mereka berdua telah tiba di sungai dekat tempat tinggal mereka.

Setelah berlari melewati gang-gang kecil, kini mereka berdua telah tiba di sungai dekat tempat tinggal mereka. Gadis kecil itu berlari dan terus berlari menghindari kejaran sang ayah. Kejadian ini bukan kali pertama yang dialaminya. Sering ia menerima siksaan fisik maupun batin dari sang ayah. Sejak ayah dan ibunya

Lebih terperinci

semoga hujan turun tepat waktu

semoga hujan turun tepat waktu semoga hujan turun tepat waktu aditia yudis kumpulan cerita pendek dan flash fiction yang pernah diikutkan kompetisi nulisbuku dan comotan dari blog pribadi. Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com

Lebih terperinci

Chapter 01: What will you do to protect me?

Chapter 01: What will you do to protect me? Chapter 01: What will you do to protect me? gimana bisa mereka?, Suzy memandangi tumpukan foto dihadapannya dengan muka merah padam menahan malu. Ada sepuluh lembar foto yang dikirim oleh wartawan Choi

Lebih terperinci

Di Pantai Pasir Putih

Di Pantai Pasir Putih Di Pantai Pasir Putih Menjelang musim panas di pantai, ombak tiada lelah mengempas pesisir. Langit biru menghiasi cakrawala. Burung-burung camar berterbangan di atas air. Sedang angin laut yang berembus

Lebih terperinci

Kilat masih terus menyambar dan menyilaukan mata. Cahaya terangnya masuk melalui celah-celah jendela dan ventilasi udara. Suara petir terus menderu

Kilat masih terus menyambar dan menyilaukan mata. Cahaya terangnya masuk melalui celah-celah jendela dan ventilasi udara. Suara petir terus menderu Kisah Satu (Oktra) Mendamba Angin Malam Hidup adalah tentang berkorban, atau bahkan mengorbankan orang lain untuk hidup kita. Hidup memberikan makna-makna tersirat yang harus kita artikan sendiri sebagai

Lebih terperinci

MENGUNGKAPKAN PERASAANMU (Semuanya, Sekitar Naik, Turun), 15 Desember B. Apa yang dikatakan tentang Mengungkapkan Perasaanmu

MENGUNGKAPKAN PERASAANMU (Semuanya, Sekitar Naik, Turun), 15 Desember B. Apa yang dikatakan tentang Mengungkapkan Perasaanmu Pelajaran 11 MENGUNGKAPKAN PERASAANMU Semuanya Sekitar, Naik, Turun 15 Desember 2012 1. Persiapan A. Sumber Matius 7:12 Yohanes 15:11 2 Samuel 6:14 Efesus 4:26-32 Yohanes 2:13-15 Matius 26:38 Mazmur 6:6,7

Lebih terperinci

Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali:

Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali: Noand Hegask Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali: Kisah-kisah pendek dan sajak rumpang Diterbitkan melalui: Nulisbuku.com Darah Biasanya keluar rumah Saat tengah malam Sambil menangis Hanya

Lebih terperinci

László Hankó: Kebahagiaan Marina

László Hankó: Kebahagiaan Marina 1 László Hankó: Kebahagiaan Marina Terjemahan: Mentari Siahaan Dahulu kala hiduplah seorang wanita muda dan cantik bernama Marina. Dia tinggal di sebuah gubuk kecil di tepi pantai bersama suaminya yang

Lebih terperinci

Bab 1 Sindrom Mahasiswa

Bab 1 Sindrom Mahasiswa Bab 1 Sindrom Mahasiswa Kampus UI Fakultas Teknik siang hari itu kembali heboh, lagi-lagi karena sebuah opini yang ditempel di mading kampus. Padahal sudah hampir setiap hari para mahasiswa membaca tulisan

Lebih terperinci

Aira Arsitha THE DARKA LAIA. Pertarungan Belum Selesai. Penerbit Gia Book Community

Aira Arsitha THE DARKA LAIA. Pertarungan Belum Selesai. Penerbit Gia Book Community Aira Arsitha THE DARKA LAIA Pertarungan Belum Selesai Penerbit Gia Book Community Prolog Auranya... Kau lihat..??? Dia yang disapa itu memicingkan mata. Tatapannya menghujam ke arah gadis kecil berkuncir

Lebih terperinci

YUNUS. 1 7/15/15 Yunus 1. Yunus menolak perintah Allah untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe

YUNUS. 1 7/15/15 Yunus 1. Yunus menolak perintah Allah untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe 1 7/15/15 Yunus 1 YUNUS Yunus menolak perintah Allah untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe 1 Pada jaman dahulu, ada seorang nabi di Israel yang bernama Yunus. Ayahnya bernama Amitai. ALLAH memberi

Lebih terperinci

Mungkin mereka tidak akan menemuiku, ujarku dalam hati.

Mungkin mereka tidak akan menemuiku, ujarku dalam hati. Saat ini usiaku masih sepuluh tahun namun entah mengapa hari ini adalah hari yang sangat aku tidak inginkan. Aku harus rela meninggalkan Indonesia, terlebih tiga sahabatku. Keluarga ku harus pindah ke

Lebih terperinci

berada dan segera sadar kalau dia tanpa sengaja tertidur di lantai dua. Semua masih sama pada posisinya, sofa-sofa itu masih ada di sana,

berada dan segera sadar kalau dia tanpa sengaja tertidur di lantai dua. Semua masih sama pada posisinya, sofa-sofa itu masih ada di sana, Tetapi tetap tidak ada jawaban. Aku mencoba mengeluarkan diriku dari tumpukan kertas ini. Kau tahu adegan dimana ada sebuah perahu yang bocor di tengah lautan dan orangorang di dalam perahu mencoba mengeluarkan

Lebih terperinci

Tukang Grafir. Dari Kumpulan Cerpen "Keberanian Manusia"

Tukang Grafir. Dari Kumpulan Cerpen Keberanian Manusia Dari Kumpulan Cerpen "Keberanian Manusia" Tukang Grafir Hanya ada satu tukang grafir di kota kami dan kebetulan dia adalah paman saya. Kalau dia bercakap dengan saya akhir-akhir ini, dia takkan bercerita

Lebih terperinci