Pengelolaan Tanaman Terpadu Pada Usahatani Padi Sawah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengelolaan Tanaman Terpadu Pada Usahatani Padi Sawah"

Transkripsi

1

2 Pengelolaan Tanaman Terpadu Pada Usahatani Padi Sawah Edisi Pertama Oleh: Max Nur Alam TADULAKO UNIVERSITY PRESS 2015 i

3 Dr. Ir. Max Nur Alam, M.S Pengelolaan Tanaman Terpadu Pada Usahatani Padi Sawah ISBN: Edisi Pertama 2015 xiii 105 hal. 15,5 x 23 cm Layout Isi : MDA Desain Sampul : MDA 2015 Hak Cipta ada pada penulis. Tidak boleh direproduksi sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari penulis. Kutipan Pasal 72: Sanksi Pelanggaran Undang-Undang Hal Cipta No. 19 Tahun Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayar (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp (lima miliar rupiah) 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp (lima ratus juta rupiah). Dicetak dan Diterbitkan oleh Tadulako University Press Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu Sulawesi Tengah ii

4 KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah penulis panjadkan ke Hadirat Allah S.W.T, yang telah memberikan Rahmad dan Hidayah-Nya sehingga buku referensi yang berjudul Pengelolaan Tanaman Terpadu Pada Usahatani Padi Sawah ini dapat penulis selesaikan dengan baik. Penyusunan dan penulisan buku ini didasarkan atas pengalaman penulis menyusun bahan ajar untuk kepentingan mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, khususnya pada Jurusan Agribisnis. Isi dari buku referensi ini masih sangat terbatas pada pokok pembahasan, yang meliputi: (1) penggunaan fungsi produksi Cobb- Douglass dalam upaya meningkatkan produksi padi sawah, (2) analisis pendapatan usahatani padi sawah dengan pola pengelolaan tanaman terpadu dan non terpadu, (3) Analisis perbedaan produksi dan pendapatan usahatani padi sawah dengan pola pengelolaan tanaman terpadu dan non terpadu. Walaupun isi buku referensi ini masih sangat terbatas, namun tetap diharapkan dapat memberi manfaat yang cukup bagi para mahasiswa dan pembaca lain yang berminat. Penyusunan, penulisan dan diterbitkannya buku ini terutama atas dorongan moril dari Bapak Prof. Dr. Ir. Made Antara, M.P. dan Bapak Dr. Ir. Effendy, M.Si., karenanya pada kesempatan ini, kepada beliau berdua penulis sampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya. Penulisan dan penerbitan buku referensi ini telah diupayakan dengan sebaik-baiknya, namun masih tetap dirasakan adanya berbagai kekurangan, karena penulis menyadari bahwa sesungguhnya tidak ada manusia yang sempurna, untuk itu kritik dan saran dari segenap pembaca sangat penulis harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan buku ini di masa yang akan datang. Palu, Mei 2015 iii penulis,

5 RINGKASAN Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) pengaruh penggunaan input produksi, yaitu : luas lahan, benih, pupuk dan tenaga kerja terhadap produksi padi sawah dalam penerapan pola pengelolaan tanaman terpadu (PTT) dan pola pengelolaan tanaman non terpadu (PTNT) dan (2) besar perbedaan produksi dan pendapatan usahatani padi sawah yang menerapkan PTT dan PTNT. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode survei dan pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana. Hasil penelitian menunjukkan (1) luas lahan, benih, pupuk, tenaga kerja dan pola pengelolaan tanaman terpadu berpengaruh positif dan nyata terhadap produksi padi sawah dalam bentuk beras di Desa Ranteleda. Besarnya pengaruh dari masing-masing variabel secara berturut-turut adalah 0,433%, 0,094%, 0,082%, 0,020% dan 0,055% dan (2) terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapatan padi sawah PTT dan padi sawah PTNT di Desa Ranteleda Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi. Pendapatan padi sawah PTT sebesar Rp ,51 / ha lebih tinggi jika dibandingkan dengan pendapatan padi sawah PTNT sebesar Rp ,17. Perbedaan pendapatan disebabkan oleh perbedaan produksi beras dari PTT dan PTNT, dimana produksi beras PTT sebesar 2.579,32 kg/ha sedangkan produksi beras PTNT sebesar 2.285,51 kg/ha. Perbedaan produksi ini cenderung disebabkan oleh penggunaan faktor produksi yang berbeda jumlahnya, seperti tenaga kerja, pupuk anorganik, pupuk organik dan pestisida. iv

6 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR RINGKASAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN iii iv v viii x xi BAB I. BAB II. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan penelitian Kegunaan Penelitian 6 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka Penelitian Terdahulu Konsep Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Pengembangan Tanaman Padi Konsep Usahatani Faktor Produksi Penerimaan dan Pendapatan Kerangka Pemikiran Hipotesis 20 v

7 Halaman BAB III. BAB 4. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian Instrumen Penelitian dan Populasi Penelitian Pengumpulan Data Analisis Data Konsep Operasional 27 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Letak Geografis dan Administratif Keadaan Wilayah Keadaan Penduduk Keadaan Sarana Dan Prasarana Keadaan Pertanian Karakteristik Responden Klasifikasi Umur Responden Tingkat Pendidikan Jumlah Tanggungan Keluarga Pengalaman Berusahatani Keadaan Usahatani Luas Lahan Penggunaan benih Penggunaan Pupuk Penggunaan Pestisida Penggunaan Tenaga Kerja Analisis faktor-faktor produksi Analisis Usahatani Analisis Komparatif Pendapatan Padi Sawah PTT dan PTNT 49 vi

8 Halaman BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Saran 53 DAFTAR PUSTAKA 54 vii

9 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1 Luas Panen Produksi dan Produktivitas Padi Sawah Provinsi Sulawesi Tengah, Luas Panen Produksi dan Produktivitas Padi Sawah Kabupaten Sigi Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kecamatan Palolo Penelitian Terdahulu 8 5. Perbedaan Konsep Pendekatan Pola Pengelolaan Tanaman Terpadu dengan Pola Pengelolaan Tanaman Non Terpadu Pada Usahatani Padi Sawah Alokasi Penggunaan Lahan di Desa Ranteleda, Tahun Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia, Jumlah Penduduk Desa Ranteleda Menurut Tingkat Pendidikan, Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian, Jumlah Sarana dan prasarana di Desa Ranteleda Kecamatan Palolo, Tahun Jumlah Jenis Tanaman Pangan di Desa Ranteleda Kecamatan Palolo, Jumlah Jenis Ternak di Desa Ranteleda Kecamatan Palolo, Klasifikasi Umur Responden Petani Usahatani Padi Sawah Pola Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) di Desa Ranteleda, Klasifikasi Umur Responden Petani Usahatani Padi Sawah Pola Pengelolaan Tanaman Non Terpadu (PTNT) di Desa Ranteleda, Tingkat Pendidikan Petani Responden PTT dan PTNT di Desa Ranteleda, viii

10 Tabel Halaman 16. Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Responden Usahatani Padi Sawah Pola PTT dan PTNT di Desa Ranteleda, Pengalaman Berusahatani Petani Responden Usahatani Padi Sawah Pola PTT dan Pola PTNT di Desa Ranteleda, Klasifikasi Luas Lahan Usahatani Padi Sawah PTT dan PTNT di Desa Ranteleda, Anova Dari Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi sawah di Desa Ranteleda, Taksiran Koefisien Regresi dari Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi sawah di Desa Ranteleda, Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Sawah PTT dan Padi Sawah PTNT di Desa Ranteleda / ha / MT, ix

11 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1. Bagan Kerangka Pikir 17 x

12 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Identitas Responden pada Usahatani Padi Sawah PTT di Desa Ranteleda Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi, Tahun Rekapitulasi Penggunaan Alat pada Usahatani Kabupaten Sigi, Tahun Rekapitulasi Penggunaan Pupuk pada Usahatani Kabupaten Sigi, Tahun Rekapitulasi Penggunaan Pestisida pada Usahatani Padi Sawah PTT di Desa Ranteleda Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi, Tahun Rekapitulasi Penggunaan Benih pada Usahatani Kabupaten Sigi, Tahun Rekapitulasi Penggunaan Tenaga Kerja pada Usahatani Kabupaten Sigi, Tahun Rekapitulasi Sewa Lahan per Musim Tanam pada Usahatani Padi Sawah PTT di Desa Ranteleda Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi, Tahun Total Biaya Tetap (FC) Petani pada Usahatani Padi Sawah PTT di Desa Ranteleda Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi, Tahun Total Biaya Variabel (VC) Petani pada Usahatani Kabupaten Sigi, Tahun Total Biaya (TC) Petani pada Usahatani Padi Sawah PTT di Desa Ranteleda Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi, Tahun xi

13 Lampiran Halaman 11. Total Penerimaan (TR) Petani pada Usahatani Kabupaten Sigi, Tahun Pendapatan Petani pada Usahatani Padi Sawah PTT di Desa Ranteleda Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi, Tahun Identitas Responden pada Usahatani Padi Sawah PTT di Desa Ranteleda Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi, Tahun Rekapitulasi Penggunaan Alat pada Usahatani Kabupaten Sigi, Tahun Rekapitulasi Penggunaan Pupuk pada Usahatani Kabupaten Sigi, Tahun Rekapitulasi Penggunaan Pestisida pada Usahatani Padi Sawah PTT di Desa Ranteleda Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi, Tahun Rekapitulasi Penggunaan Benih pada Usahatani Kabupaten Sigi, Tahun Rekapitulasi Penggunaan Tenaga Kerja pada Usahatani Kabupaten Sigi, Tahun Rekapitulasi Sewa Lahan per Musim Tanam pada Usahatani Padi Sawah PTT di Desa Ranteleda Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi, Tahun Total Biaya Tetap (FC) Petani pada Usahatani Kabupaten Sigi, Tahun Total Biaya Variabel (VC) Petani pada Usahatani Kabupaten Sigi, Tahun xii

14 Lampiran Halaman 22. Total Biaya (TC) Petani pada Usahatani Padi Sawah PTT di Desa Ranteleda Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi, Tahun Total Penerimaan (TR) Petani pada Usahatani Kabupaten Sigi, Tahun Pendapatan Petani pada Usahatani Padi Sawah PTT di Desa Ranteleda Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi, Tahun Output SPSS Fungsi Produksi Output SPSS uji t untuk Pendapatan 87 xiii

15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang dikaruniai. Indonesia memiliki hampir semua prasyarat untuk mampu menjadi kekuatan besar dalam perekonomian dunia. Kekayaan sumberdaya alam yang beragam dan melimpah serta jumlah penduduk yang besar dan beragam budayanya merupakan akses yang strategis kejaringan mobilitas global. Struktur ekonomi indonesia saat ini masih terfokus pada pada pertanian dan industri yang mengekstraksi dan mengumpulkan hasil alam. Salah satu usaha yang perlu dilakukan menunjang laju pertumbuhan ekonomi adalah meningkatkan pengusahaan komoditi pertanian yang beraneka ragam termasuk diantarannya pengusahaan komoditi tanaman pangan. Indonesia merupakan negara yang sedang melaksanakan pembangunan disegala sektor, salah satu sektor yang dapat diandalkan untuk memacu lajunya pertumbuhan ekonomi nasional adalah pertanian, baik saat ini maupun masa yang akan datang. Saat ini indonesia masih harus mengandalkan pemanfaatan kekayaan alam yang kita miliki untuk membiayai pembangunan negara kita (Rosida, 2012). Salah satu kebijakan pertanian di Indonesia adalah kebijakan kecukupan pangan (food adequency) yang dirancang untuk menjamin ketersediaan pangan di seluruh Indonesia yang dapat terjangkau dan aman di konsumsi oleh masyarakat luas sebagai bagian yang tak terpisahkan dari ketahanan pangan. Pembangunan sektor pertanian di Sulawesi Tengah telah memperlihatkan keberhasilan yaitu dengan meningkatnya produktivitas tanaman pangan. Padi adalah salah satu komoditi andalan dan menjadi tumpuan harapan bagi petani, maka keberadaanya harus dipertahankan dan ditingkatkan produktifitasnya. Padi merupakan komoditas yang menyangkut hajat hidup dan kebutuhan dasar hampir seluruh rakyat indonesia. Provinsi Sulawesi Tengah merupakan salah satu provinsi yang memberikan peranan pengadaan stok nasional yang cukup besar. Untuk mempertahankan peranan ini, maka pemerintah daerah telah 1

16 menetapkan tri program sebagai strategi pembangunan wilayah yang terdiri atas: perubahan pola pikir, pengwilayahan komoditas dan petik olah jual, serta standar sertifikasi benih, baik standar lapangan maupun laboratorium yang ketat dalam mempertahankan kemurnian varietas tersebut (BPTP, 2010). Luas panen produksi dan produktivitas padi sawah Provinsi Sulawesi Tengah dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1 menunjukkan bahwa pada tahun 2008 luas panen adalah /ha dengan produksi ton, sedangkan produktivitasnya mencapai 4,28 ton/ha, pada tahun 2009 luas panen mengalami peningkatan menjadi Ton dengan produksi Ton, sedangkan produktivitasnya mencapai 4,73 ton/ha, Tahun 2010 luas panen mengalami penurunan menjadi ton dengan produksi ton ini disebabkan karena irigasi yang mengalami kerusakan, sedangkan produktivitasnya mencapai 4,61 ton/ha, Tahun 2011 luas panen mengalami peningkatan menjadi ton dengan produksi ton, sedangkan produktivitasnya mencapai 4,66 ton/ha, dan di Tahun 2012 luas panen mengalami peningkatan menjadi ton dengan produksi ton, sedangkan produktivitasnya mencapai 4,75 ton/ha. Hal ini menunjukkan bahwa Provinsi Sulawesi Tengah sudah mengalami perkembangan dalam hal memproduksi padi sawah. Tabel 1. Luas Panen Produksi dan Produktivitas Padi Sawah Provinsi Sulawesi Tengah, No Tahun Luas panen (Ha) 2 Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha) , ,864 4, , ,340 4, , ,791 4, , ,536 4, , ,246 4,752 Jumlah 1012, ,777 Rat-rata 202, ,955 4,605

17 Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Tengah, Adapun luas panen produksi dan produktivitas padi sawah di Kabupaten Sigi dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 menunjukkan bahwa pada tahun terjadi peningkatan luas panen yang mendorong peningkatan produksi, namun pada tahun 2012 terjadi pengurangan luas lahan yang berpengaruh pada produksi, salah satu penyebabnya adalah jumlah penduduk yang semakin meningkat sehingga mengakibatkan lahan pertanian sedikit demi sedikit dialih fungsikan menjadi pemukiman penduduk, dilain pihak laju peningkatan produksi padi dari periode ke periode tertentu semakain melandai. Pencapaian rata-rata produksi relatif masih jauh dari potensi genetik yang dimiliki tanaman padi, sehingga peluang perbaikan untuk meningkatkan produksi padi masih sangat besar. Tabel 2. Luas Panen Produksi dan Produktivitas Padi Sawah Kabupaten Sigi No Tahun Luas panen (Ha) 3 Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha) , ,00 4, , ,00 4, , ,00 4, , ,00 6, , ,00 5,380 Jumlah , ,00 Rat-rata , ,20 4,945 Sumber : Dinas Pertanian, Provinsi Sulawesi Tengah, Salah satu daerah di wilayah Kabupaten Sigi yang menjadi produsen Padi adalah Kecamatan Palolo, Desa Ranteleda merupakan salah satu Desa di Kecamatan Palolo yang mengusahakan padi sawah. Luas panen, produksi dan produktivitas Kecamatan Palolo terlihat pada Tabel 3. Tabel 3 terlihat bahwa produksi padi di desa Ranteleda yaitu 1.518,0 Ton dengan luas panen sebesar 345 Ha serta memiliki nilai produktivitas tertinggi ketiga setelah Desa Bahagia dan Desa

18 Berdikari yaitu sebesar 4,40 Ton/Ha. Produktivitas yang tinggi dikarenakan masyarakat Desa Ranteleda telah mengenal dan menggunakan teknologi yang cukup memadai. Tabel 3. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kecamatan Palolo 2012 No Desa Luas Panen (Ha) 4 Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha) 1 Berdikari 171,00 769,50 4,50 2 Rejeki 105,00 399,00 3,80 3 Tongoa 411, ,10 4,10 4 Ampera 175,00 682,50 3,90 5 Makmur 165,00 643,50 3,90 6 Ranteleda 345, ,00 4,40 7 Bahagia 125,00 562,50 4,50 8 Uenuni 154,00 523,60 3,40 9 Rahmat 125,00 437,50 3,50 10 Sintuwu 91,00 354,90 3,90 11 Sejahtera 486, ,00 3,60 12 Petimbe 130,00 442,00 3,40 13 Tanah Harapan 335, ,00 4,40 14 Kapiroe 45,00 126,00 2,80 15 Lembantongoa 144,00 460,80 3,20 16 Sigimpu Bakubakulu Bobo Bunga Jumlah 3.007, ,90 Rata-rata 200,47 788,53 3,82 Sumber : BPS, Pengelolaan tanaman terpadu (PTT) merupakan salah satu pendekatan untuk memanfaatkan sumberdaya pertanian secara optimal. PTT akan memberikan keuntungan maksimum secara

19 berkelanjutan dalam sistim produksi yaitu dengan memadukan komponen teknologi sesuai dengan sumberdaya yang tersedia (lahan, air, tanaman dan organisme). Kunci keberhasilan dari pendekatan PTT ditentukan oleh komponen teknologi, sumberdaya alam dan kondisi masyarakat. Pencapaian hasil dari usahatani sistim Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) dan usahatani yang dilakukan oleh petani secara turun-temurun yaitu Pengelolaan Tanaman Non Terpadu (PTNT) padi sawah di Desa Ranteleda, tentu akan mempengaruhi produksi dan pendapatan usahatani secara konprehensif. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk menganalisis, berapa besar pengaruh pola pengelolaan tanaman terpadu terhadap produksi dan pendapatan usahatani padi sawah Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang tersebut, maka permasalahannya adalah : 1. Berapa besar pengaruh input produksi ( luas lahan, benih, pupuk dan tenaga kerja) terhadap produksi padi sawah dalam penerapan PTT dan PTNT di Desa Ranteleda Kecamatan Palolo? 2. Berapa besar pendapatan usahatani padi sawah penerapan PTT dan PTNT, di Desa Ranteleda Kecamatan Palolo? 3. Apakah ada perbedaan produksi dan pendapatan usahatani padi sawah antara penerapan PTT dan PTNT, di Desa Ranteleda Kecamatan Palolo? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya kajian tentang analisis komprehensif antara pendapatan usahatani padi sawah dengan pola pengelolaan tanaman terpadu (PTT) dan pola pengelolaan tanaman non terpadu (PTNT) padi sawah di Desa Ranteleda Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi sebagai berikut : 1. Mengetahui pengaruh penggunaan input produksi, yaitu : Luas Lahan, benih, pupuk dan tenaga kerja terhadap produksi padi sawah dalam penerapan PTT dan PTNT, 5

20 2. Mengetahui besar pendapatan usahatani padi sawah penerapan PTT dan PTNT, di Desa Ranteleda Kecamatan Palolo, 3. Mengetahui perbedaan produksi dan pendapatan usahatani padi sawah yang menerapkan PTT dan PTNT 1.4. Kegunaan Penelitian. Adapun kegunaan penelitian tentang analisis pendapatan usahatani padi sawah pola pengelolaan tanaman terpadu (PTT) dan (PTNT) ini adalah sebagai informasi dan masukan bagi: 1. Pemerintah daerah, yaitu sebagai bahan pertimbangan untuk mengembangkan teknologi pengelolaan tanaman padi sawah dalam rangka meningkatkan produksi dan stok cadangan pangan. 2. Pelaku bisnis, yaitu sebagai bahan informasi tentang pengelolaan tanaman padi sawah secara intensif yang berdaya saing dan berkesinambungan. 3. Lembaga swadaya masyarakat, yaitu stakeholder yang berkecimpung dalam kelompok tani, sebagai bahan evaluasi dan rujukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 4. Pengembangan ilmu pengetahuan usahatani padi sawah. Petani agar mampu memilih komponen kegiatan yang meningkatkan produksi usahatani padi sawah. 6

21 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Simpulan dari penelitian ini adalah: 1. Variabel luas lahan, benih, pupuk, tenaga kerja dan pola tanaman terpadu berpengaruh positif dan nyata terhadap produksi padi sawah dalam bentuk beras di Desa Ranteleda. Besarnya pengaruh dari masing-masing variabel secara berturut-turut adalah 0,433%, 0,094, 0,082, 0,020% dan 0,055%. 2. Terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapatan padi sawah PTT dan padi sawah PTNT di Desa Ranteleda Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi. Pendapatan padi sawah PTT sebesar Rp ,51 / ha lebih tinggi jika dibandingkan dengan pendapatan padi sawah PTNT sebesar Rp ,17. Perbedaan pendapatan disebabkan oleh perbedaan produksi beras dari PTT dan PTNT, dimana produksi beras PTT sebesar 2.579,32 kg/ha sedangkan produksi beras PTNT sebesar 2.285,51 kg/ha. Perbedaan produksi ini cenderung disebabkan oleh penggunaan faktor produksi yang berbeda jumlahnya, seperti tenaga kerja, pupuk anorganik, pupuk organik dan pestisida Saran 1. Petani padi sawah di Desa Ranteleda diharapkan untuk menanam padi sawah dengan PTT karena lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan PTNT. 2. Petani padi sawah di Desa Ranteleda diharapkan memperhatikan penggunaan input produksi seperti benih, pupuk anorganik, pupuk organik dan tenaga kerja karena berpengaruh terhadap produksi padi sawah. 53

22 DAFTAR PUSTAKA Asnawi, R., 2014, Peningkatan Produktivitas dan Pendapatan Petani Melalui Penerapan Model Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Sawah di Kabupaten Pesawaran Lampung. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan. Di akses pada Tanggal 28 Mei Badan Pelaksan Penyuluhan Pertanian Peternakan dan Kehutanan (BP4K), Petunjuk Teknis Inovasi Teknologi Pertanian., Biromaru Sulawesi Tengah. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Pedoman Umum PTT Padi Sawah. Departemen Pertanian. Badan Pusat Statistik, Kecamatan Palolo Dalam Angka. Biromaru Kabupaten Sigi. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Sawah. Biromaru, Sulawesi Tengah Daniel, M., Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta, PT. Bumi Aksara. Departemen Pertanian, 2010, Budidaya Padi Dengan Sistem Tapin & Tabela. Di akses Pada tanggal 14 Mei Diantoro, K., M. Sunarsih, D. Soejono, Faktor-Faktor yang Memengaruhi Produksi Padi pada Kelompok Tani Patemon II di Desa Patemon Kecamatan Tlogosari Kabupaten Bondowoso. J-SEP, 3 (3) : Dinas Pertanian Privinsi Sulawesi Tengah, Laporan Tahunan Tahun Anggaran Provinsi Sulawesi Tengah. Effendy, (2010). Efisiensi Faktor Produksi dan Tingkat Pendapatan Padi sawah di Desa Masani Kecamatan Poso Pesisir Kabupaten Poso. Jurnal Agroland, 17 (3) : Hantari, Analisis Pendapatan dan Produsi Usahatani Padi Sawah (lahan Sempit) Skripsi. Departemen Ilmu-ilmu 54

23 Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian. Insitut PertanianBogor. Haryono, Inovasi Teknologi Membangun Ketahanan Pangan dan Kesejahteraan Petani- Litbang, Jakarta.. Junandar dan Uun, Analisis Padi sawah di Kabupaten Pandeglang. Di akses pada tanggal 6 Mei Malian, A. H., S. Mardianto dan M. Ariani, Faktor-Faktor yang Memengaruhi Produksi, Konsumsi dan Harga Beras Serta Inflasi Bahan Makanan. Jurnal Agro Ekonomi, 22 (2): Mulyadi, Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Sawah. Departemen Pertanian, Sulawesi Tengah. Ndruru, R. E., M. Situmorang, G. Tarigan, Analisa Faktor- Faktor yang Memengaruhi Hasil Produksi Padi di Deli Serdang. Saintia Matematika, 2 (1) : Ninta, A., Pendapatan Usahatani Padi Sawah dengan Penerapan Teknologi Sistem Legowo 2.1. Nurdin, M Kajian dan Faktor Penentu Distribusi Penerapan Inovasi Pertanian PTT Padi Sawah di Kabupaten Buru. Di akses pada tanggal 11 Juni P3TP, Pedoman Umum PTT Padi Sawah. Departemen Pertanian, Jakarta. Reksohadiprodjo, dkk, Pengantar Ekonomi Perusahaan. BPFE, Jogyakarta. Riduwan, Pengantar Statistik Sosial. Alfabeta. Bandung. Ristiyawati, Analisis Komparatif Pendapatan Usahatani Padi Sawah Dengan Teknologi Enzymatic ( Studi Kasus Pada P3A Gumbasa Indah) di Desa PandereKecamatan Gumbasa Kabupaten Sigi, Skripsi Universitas Tadulako. Tidak di Publikasikan. Rosida, Percepatan dan Perluasan Pengembangan Ekonomi Indonesia Koridor IV Sulawesi dalam Perspektif Unggulan. Edukasi Mitra Grafika, Palu Sulawesi Tengah. 55

24 Soekartawi, Analisis Usaha Tani. Universitas Indonesia Press Jakarta. Soekartawi, Teori Ekonomi Produksi. Dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb-Douglass. Cetakan Ke III. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Sumarni, M dan Soepriharjo, J., Pengantar Bisnis (Dasar- Dasar Ekonomi Perusahaan), Liberty, Jogyakarta. Supari, D. H., Manajemen Produksi dan Operasional Agribisnis Hortikultura. Kelompok Gramedia, Jakarta. Suratiyah. K., Ilmu Usahatani. Cetakan I. Penebar Swadaya. Jakarta. Surono, Peningkatan Produksi Pertanian. Penebar Swadaya, Jakarta. Suryana, Budidaya Padi Sawah. Dunia Ilmu, Bandung. Sutijo, P., Padi Sawah Sistem Tapin. Penebar Swadaya, Jakarta. Syarfan, Analisis Produksi dan Pendapatan Usahatani Padi sawah Pola Pengelolaan Tanaman Terpadu dengan Pengelolaan Non Terpadu. Teguh, 2005 Tesis Analisis Perbedaan Pendapatan Petani Sistem Tabela dengan Tapin di Desa Arok Kecamatan Bangkalan Jawa Timur. Warintek, Budidaya Padi. Di akses Pada Tanggal 27 April Wieleoroux, Budidaya Tanaman Semusim. di akses pada Tanggal 14 Mei

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI J. Agroland 23 (1) : 64 69, April 2016 ISSN : 0854 641X E-ISSN : 2407 7607 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI The Analysis of Income

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki

I. PENDAHULUAN. sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang penting dalam pembangunan Indonesia, yaitu sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki peranan penting

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. adalah mencukupi kebutuhan pangan nasional dengan meningkatkan. kemampuan berproduksi. Hal tersebut tertuang dalam RPJMN

BAB I. PENDAHULUAN. adalah mencukupi kebutuhan pangan nasional dengan meningkatkan. kemampuan berproduksi. Hal tersebut tertuang dalam RPJMN 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Menurut Dillon (2009), pertanian adalah sektor yang dapat memulihkan dan mengatasi krisis ekonomi di Indonesia. Peran terbesar sektor pertanian adalah

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA e-j. Agrotekbis 4 (4) : 456-460, Agustus 2016 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA Income Analysis of Corn Farming Systemin Labuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertanian tanaman pangan masih menjadi usaha sebagian besar petani. Di Indonesia sendiri, masih banyak petani tanaman pangan yang menanam tanaman pangan untuk dikonsumsi

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI e-j. Agrotekbis 2 (1) : 107-113, Pebruari 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Revenue analysis and elegibility

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu usahatani diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki secara efektif dan efisien dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan hasil pertanian, kehutanan, perkebunan, peternakan, dan perikanan yang artinya masyarakat banyak yang bermata pencaharian

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya) ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya) Oleh: Ade Epa Apriani 1, Soetoro 2, Muhamad Nurdin Yusuf 3 1) Mahasiswa Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

SKRIPSI MUTIARA VIANI SINAGA

SKRIPSI MUTIARA VIANI SINAGA ANALISIS KOMPARASI USAHATANI PADI SAWAH SISTEM TANAM BENIH LANGSUNG DAN SISTEM GERAKAN SERENTAK TANAM PADI DUA KALI SETAHUN KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR SKRIPSI MUTIARA VIANI SINAGA JURUSAN / SISTEM

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) ABSTRACT PENDAHULUAN

ANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) ABSTRACT PENDAHULUAN Agricola, Vol 4 (1), Maret 2014, 1-7 p-issn : 2088-1673., e-issn 2354-7731 ANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) Surel: untari_83@yahoo.com

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional. Peran strategis pertanian tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata melalui pembentukan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini pertanian organik menjadi suatu bisnis terbaru dalam dunia pertanian Indonesia. Selama ini produk pertanian mengandung bahan-bahan kimia yang berdampak

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penyuluhan pertanian mempunyai peranan strategis dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia (petani) sebagai pelaku utama usahatani. Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sektor-sektor yang berpotensi besar bagi kelangsungan perekonomian

I. PENDAHULUAN. sektor-sektor yang berpotensi besar bagi kelangsungan perekonomian I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Memasuki era perdagangan bebas, Indonesia harus mampu mengantisipasi persaingan ekonomi yang semakin ketat di segala bidang dengan menggali sektor-sektor yang

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI e-j. Agrotekbis 2 (3) : 332-336, Juni 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI Analysis of income and feasibility farming

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan

I. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laju peningkatan produktivitas tanaman padi di Indonesia akhir-akhir ini cenderung melandai, ditandai salah satunya dengan menurunnya produksi padi sekitar 0.06 persen

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI KECAMATAN PALOLO KABUPATEN SIGI

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI KECAMATAN PALOLO KABUPATEN SIGI J. Agroland 20 (2) : 146-154, Agustus 2013 ISSN : 0854-641X ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI KECAMATAN PALOLO KABUPATEN SIGI Analysis of Corn Production and Income Farming at Palolo

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, khususnya tanaman pangan bertujuan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, khususnya tanaman pangan bertujuan untuk meningkatkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan pertanian, khususnya tanaman pangan bertujuan untuk meningkatkan produksi dan memperluas keanekaragaman hasil pertanian. Hal ini berguna untuk memenuhi

Lebih terperinci

Draf RUU SBT 24 Mei 2016 Presentasi BKD di Komisi IV DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG SISTEM BUDIDAYA TANAMAN

Draf RUU SBT 24 Mei 2016 Presentasi BKD di Komisi IV DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG SISTEM BUDIDAYA TANAMAN DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG SISTEM BUDIDAYA TANAMAN PUSAT PERANCANGAN UNDANG-UNDANG BADAN KEAHLIAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA 2016 1 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan jika terjadi pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan jika terjadi pertumbuhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses yang berkelanjutan dan berkesinambungan. Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan jika terjadi pertumbuhan sektor pertanian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkaitan dengan sektor-sektor lain karena sektor pertanian merupakan sektor

I. PENDAHULUAN. berkaitan dengan sektor-sektor lain karena sektor pertanian merupakan sektor I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki peran besar dalam perekonomian di Indonesia. Hal ini dikarenakan pertanian merupakan penghasil bahan makanan yang dibutuhkan

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI J. Agroland 22 (2) : 147-153, Agustus 2015 ISSN : 0854 641X E-ISSN : 2407 7607 ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Analysis Of

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 27 PENDAHULUAN Latar Belakang Paradigma baru pembangunan Indonesia lebih diorientasikan pada sektor pertanian sebagai sumber utama pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan kapasitas lokal. Salah satu fokus

Lebih terperinci

EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA PELAKSANAAN PROGRAM PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA PELAKSANAAN PROGRAM PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA PELAKSANAAN PROGRAM PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI Mhd. Asaad Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI (Glycine max L.) VARIETAS ORBA (Suatu Kasus pada Kelompoktani Cikalong di Desa Langkapsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Oleh: Apang Haris 1, Dini Rochdiani

Lebih terperinci

2. RENSTRA SKPD (Ringkasan) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK

2. RENSTRA SKPD (Ringkasan) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK 2. RENSTRA SKPD (Ringkasan) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK Rekapitulasi Matrik Rencana, Kegiatan, Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif SKPD Tanaman Pangan dan Hortikultura

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian selalu dikaitkan dengan kondisi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian selalu dikaitkan dengan kondisi kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian selalu dikaitkan dengan kondisi kehidupan para petani di daerah pedesaan dimana tempat mayoritas para petani menjalani kehidupannya sehari-hari,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Padi adalah salah satu bahan makanan

Lebih terperinci

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG Edisi Kedua Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2007 AGRO INOVASI MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG INTENSIFIKASI PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN PERKEBUNAN TAHUN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN SOSIAL EKONOMI PETANI JAGUNG SEBELUM DAN SETELAH ADANYA PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN MUNGKA KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

ANALISA PERBANDINGAN SOSIAL EKONOMI PETANI JAGUNG SEBELUM DAN SETELAH ADANYA PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN MUNGKA KABUPATEN LIMA PULUH KOTA ANALISA PERBANDINGAN SOSIAL EKONOMI PETANI JAGUNG SEBELUM DAN SETELAH ADANYA PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN MUNGKA KABUPATEN LIMA PULUH KOTA OLEH ELSA THESSIA YENEVA 06114052 FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAANTULA JAYA KECAMATAN WITAPONDA KABUPATEN MOROWALI

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAANTULA JAYA KECAMATAN WITAPONDA KABUPATEN MOROWALI e-j. Agrotekbis 4 (3) : 350-355, Juni 2016 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAANTULA JAYA KECAMATAN WITAPONDA KABUPATEN MOROWALI The Analysis of Income and

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk di dunia semakin meningkat dari tahun ketahun. Jumlah penduduk dunia mencapai tujuh miliar saat ini, akan melonjak menjadi sembilan miliar pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia yang memberikan energi dan zat gizi yang tinggi. Beras sebagai komoditas pangan pokok dikonsumsi

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Tahun. Pusat Statistik 2011.htpp://www.BPS.go.id/ind/pdffiles/pdf [Diakses Tanggal 9 Juli 2011]

BAB I. PENDAHULUAN. Tahun. Pusat Statistik 2011.htpp://www.BPS.go.id/ind/pdffiles/pdf [Diakses Tanggal 9 Juli 2011] BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sumber mata pencaharian masyarakat Indonesia. Sektor pertanian yang meliputi pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan merupakan kegiatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan salah satu komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial

TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan salah satu komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial TINJAUAN PUSTAKA Padi merupakan salah satu komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial maupun politik. Pada umumnya usahatani padi masih merupakan tulang punggung perekonomian keluarga tani dan perekonomian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai petani. Pembangunan pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan

Lebih terperinci

9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD)

9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD) 9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Selama beberapa dekade terakhir sektor pertanian masih menjadi tumpuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Selama beberapa dekade terakhir sektor pertanian masih menjadi tumpuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Selama beberapa dekade terakhir sektor pertanian masih menjadi tumpuan dalam pembangunan Indonesia, namun tidak selamanya sektor pertanian akan mampu menjadi

Lebih terperinci

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti: PROPOSAL PENELITIAN TA. 2015 POTENSI, KENDALA DAN PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI PADA LAHAN BUKAN SAWAH Tim Peneliti: Bambang Irawan PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang artinya bahwa pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan pada sektor pertanian. Di Indonesia sektor pertanian memiliki peranan besar dalam menunjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim

BAB I PENDAHULUAN. Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim global, krisis pangan dan energi yang berdampak pada kenaikan harga pangan dan energi, sehingga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha di Indonesia Tahun (Persentase)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha di Indonesia Tahun (Persentase) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang berperan sangat penting. Sektor ini mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi, laju pertumbuhannya sebesar 4,8 persen

Lebih terperinci

e-j. Agrotekbis 2 (2) : , April 2014 ISSN :

e-j. Agrotekbis 2 (2) : , April 2014 ISSN : e-j. Agrotekbis 2 (2) : 193-198, April 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS KOMPARATIF PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH IRIGASI SETENGAH TEKNIS DAN IRIGASI DESA DI DESA PAKULI KECAMATAN GUMBASA KABUPATEN

Lebih terperinci

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN DAN MENDASARI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMASARAN JERUK SIAM (Citrus nobilis LOUR var) MELALUI TENGKULAK (Studi Kasus Desa Wringinagung Kecamatan Gambiran Kabupaten

Lebih terperinci

PERAN SERTA TERNAK SEBAGAI KOMPONEN USAHATANI PADI UNTUK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI

PERAN SERTA TERNAK SEBAGAI KOMPONEN USAHATANI PADI UNTUK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI PERAN SERTA TERNAK SEBAGAI KOMPONEN USAHATANI PADI UNTUK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MH. Togatorop dan Wayan Sudana Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Bogor ABSTRAK Suatu pengkajian

Lebih terperinci

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT Ir. Mewa Ariani, MS Pendahuluan 1. Upaya pencapaian swasembada pangan sudah menjadi salah satu

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI BUDIDAYA TAMBAK BANDENG DI UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK TESIS

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI BUDIDAYA TAMBAK BANDENG DI UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK TESIS ANALISIS KEUNTUNGAN DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI BUDIDAYA TAMBAK BANDENG DI UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK TESIS Untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperolah derajat S2 Magister

Lebih terperinci

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT Handoko Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur ABSTRAK Lahan sawah intensif produktif terus mengalami alih fungsi,

Lebih terperinci

RENTABILITAS USAHATANI CABAI RAWIT VARIETAS TARUNA DI KECAMATAN NARMADA KABUPATEN LOMBOK BARAT

RENTABILITAS USAHATANI CABAI RAWIT VARIETAS TARUNA DI KECAMATAN NARMADA KABUPATEN LOMBOK BARAT RENTABILITAS USAHATANI CABAI RAWIT VARIETAS TARUNA DI KECAMATAN NARMADA KABUPATEN LOMBOK BARAT 1) TRIANA LIDONA, 2) MUH. ANSYAR Fakultas Pertanian Univ. Islam Al-Azhar Mataram Jln. Unizar No. 20 Turida

Lebih terperinci

EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO

EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO J. Agroland 17 (3) :233-240, Desember 2010 ISSN : 0854 641 EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO Production Factor Efficiency and Income

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber matapencaharian dari mayoritas penduduknya, sehingga sebagian besar penduduknya menggantungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya 1-1,5 ton/ha, sementara jumlah penduduk pada masa itu sekitar 90 jutaan sehingga produksi

Lebih terperinci

FAKTOR PENENTU PRODUKSI USAHATANI CABAI MERAH DI KECAMATAN BULU DAN TLOGOMULYO, KABUPATEN TEMANGGUNG ABSTRAK

FAKTOR PENENTU PRODUKSI USAHATANI CABAI MERAH DI KECAMATAN BULU DAN TLOGOMULYO, KABUPATEN TEMANGGUNG ABSTRAK FAKTOR PENENTU PRODUKSI USAHATANI CABAI MERAH DI KECAMATAN BULU DAN TLOGOMULYO, KABUPATEN TEMANGGUNG Renie Oelviani 1, Indah Susilowati 2,3, Bambang Suryanto 3 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan merupakan suatu rancangan kerja penelitian yang digunakan untuk mengungkapkan konsep dan teori dalam menjawab

Lebih terperinci

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN Atas perkenan dan ridho

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPARASI USAHATANI PADI METODE SRI DAN KONVENSIONAL

ANALISIS KOMPARASI USAHATANI PADI METODE SRI DAN KONVENSIONAL ANALISIS KOMPARASI USAHATANI PADI METODE SRI DAN KONVENSIONAL (Studi Kasus Di Kelompok Tani Dewi Sri, Desa Mangunrejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Strata

Lebih terperinci

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN/KOTA SE-NUSA TENGGARA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan salah satu komoditi pangan yang sangat dibutuhkan di

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan salah satu komoditi pangan yang sangat dibutuhkan di 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Padi merupakan salah satu komoditi pangan yang sangat dibutuhkan di Indonesia. Oleh karena itu, semua elemen bangsa harus menjadikan kondisi tersebut sebagai titik

Lebih terperinci

DAMPAK PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI TERHADAP PRODUKSI, PENDAPATAN, DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN

DAMPAK PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI TERHADAP PRODUKSI, PENDAPATAN, DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN 2004 Dwi Haryono Makalah Falsafah Sains (PPs-702) Sekolah Pascasarjana / S3 Institut Pertanian Bogor Nopember 2004 Dosen: Prof. Dr. Ir. Rudy C. Tarumingkeng (Penanggung Jawab) Prof. Dr. Ir. Zahrial Coto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disegala bidang. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. disegala bidang. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang diandalkan, karena sektor

Lebih terperinci

SEBARAN DAN POTENSI PRODUSEN BENIH PADI UNGGUL MENDUKUNG PENYEDIAAN BENIH BERMUTU DI KALIMANTAN SELATAN

SEBARAN DAN POTENSI PRODUSEN BENIH PADI UNGGUL MENDUKUNG PENYEDIAAN BENIH BERMUTU DI KALIMANTAN SELATAN SEBARAN DAN POTENSI PRODUSEN BENIH PADI UNGGUL MENDUKUNG PENYEDIAAN BENIH BERMUTU DI KALIMANTAN SELATAN Fakhrina dan Agus Hasbianto Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Selatan Jl. P.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah kemampuannya dalam menyerap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai penopang pembangunan. Sektor pertanian meliputi subsektor

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai penopang pembangunan. Sektor pertanian meliputi subsektor 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang berarti negara yang mengandalkan sektor pertanian baik sebagai sumber mata pencaharian maupun sebagai penopang pembangunan.

Lebih terperinci

PENDAPATAN PETANI TEMBAKAU ANTARA PENGGUNA AIR BOR DENGAN PENGGUNA AIR TADAH HUJAN

PENDAPATAN PETANI TEMBAKAU ANTARA PENGGUNA AIR BOR DENGAN PENGGUNA AIR TADAH HUJAN P r o s i d i n g 61 PENDAPATAN PETANI TEMBAKAU ANTARA PENGGUNA AIR BOR DENGAN PENGGUNA AIR TADAH HUJAN Maimuna (1), Dwi Ratna Hidayati (2), Taufani Sagita (3) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

ARAH PEMBANGUNAN PERTANIAN JANGKA PANJANG

ARAH PEMBANGUNAN PERTANIAN JANGKA PANJANG ARAH PEMBANGUNAN PERTANIAN JANGKA PANJANG K E M E N T E R I A N P E R E N C A N A A N P E M B A N G U N A N N A S I O N A L / B A D A N P E R E N C A N A A N P E M B A N G U N A N N A S I O N A L ( B A

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian dapat diartikan sebagai perubahan status sosial, bukan hanya bertujuan untuk meningkatkan status dan kesejahteraan petani semata, tetapi sekaligus

Lebih terperinci

BAB IV. METODE PENELITIAN

BAB IV. METODE PENELITIAN BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Gapoktan Tani Bersama Desa Situ Udik Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

Tanaman pangan terutama padi/beras menjadi komoditas yang sangat strategis karena merupakan bahan makanan pokok bagi bangsa Indonesia.

Tanaman pangan terutama padi/beras menjadi komoditas yang sangat strategis karena merupakan bahan makanan pokok bagi bangsa Indonesia. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian dihadapkan pada kondisi lingkungan strategis yang harus berkembang secara dinamis dan menjurus pada liberalisasi perdagangan internasional dan

Lebih terperinci

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DAN KEDELAI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DAN KEDELAI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DAN KEDELAI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS CATUR HERMANTO dan Tim Disampaikan pada seminar proposal kegiatan BPTP Sumatera Utara TA. 2014 Kamis, 9 Januari 2014 OUTLINE 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan sektor pertanian selalu dikaitkan dengan kondisi kehidupan para

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan sektor pertanian selalu dikaitkan dengan kondisi kehidupan para BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian selalu dikaitkan dengan kondisi kehidupan para petani di daerah pedesaan dimana tempat mayoritas para petani menjalani kehidupannya sehari-hari,

Lebih terperinci

1. RENSTRA SKPD DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK

1. RENSTRA SKPD DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK 1. RENSTRA SKPD DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK Rekapitulasi Matrik Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif SKPD Tanaman Pangan dan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS PERTANIAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS PERTANIAN ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI USAHATANI BENIH MENTIMUN LOKAL PADA PROGAM KEMITRAAN DENGAN PT. EAST WEST SEED INDONESIA (Kasus Di Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember Musim Tanam 2005)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan sumber devisa negara, pendorong pengembangan wilayah dan sekaligus

I. PENDAHULUAN. dan sumber devisa negara, pendorong pengembangan wilayah dan sekaligus I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki peran yang strategis dalam pembangunan perekonomian nasional diantaranya sebagai penyedia bahan pangan, bahan baku industri, pakan dan bioenergi,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap manusia untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari guna mempertahankan hidup. Pangan juga merupakan

Lebih terperinci

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Peran strategis sektor pertanian digambarkan dalam kontribusi sektor pertanian dalam

Lebih terperinci

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Agroekonomi Kabupaten Garut Kabupaten Garut memiliki 42 kecamatan dengan luas wilayah administratif sebesar 306.519 ha. Sektor pertanian Kabupaten

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya peningkatan produksi tanaman pangan khususnya pada lahan sawah melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. Pertambahan jumlah penduduk

Lebih terperinci

POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN

POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN Emlan Fauzi Pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar dari suatu bangsa. Mengingat jumlah penduduk Indonesia yang sudah mencapai sekitar 220

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan III. METODELOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. empiris, baik pada kondisi ekonomi normal maupun pada saat krisis. Peranan pokok

I. PENDAHULUAN. empiris, baik pada kondisi ekonomi normal maupun pada saat krisis. Peranan pokok I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Peranan pertanian sebagai subsektor andalan dalam perekonomian telah terbukti secara empiris, baik pada kondisi ekonomi normal maupun pada saat krisis. Peranan

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI TEMBAKAU (Studi Kasus Desa Sogaan Kecamatan Pakuniran Kabupaten Probolinggo) SKRIPSI

ANALISIS USAHATANI TEMBAKAU (Studi Kasus Desa Sogaan Kecamatan Pakuniran Kabupaten Probolinggo) SKRIPSI ANALISIS USAHATANI TEMBAKAU (Studi Kasus Desa Sogaan Kecamatan Pakuniran Kabupaten Probolinggo) SKRIPSI Diajukan sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Jurusan Agrbisnis Fakultas

Lebih terperinci

Produksi Kedelai; Strategi Meningkatkan Produksi Kedelai Melalui PTT, oleh Ir. Atman, M.Kom. Hak Cipta 2014 pada penulis

Produksi Kedelai; Strategi Meningkatkan Produksi Kedelai Melalui PTT, oleh Ir. Atman, M.Kom. Hak Cipta 2014 pada penulis 202 Judul Bab 204 Produksi Kedelai; Strategi Meningkatkan Produksi Kedelai Melalui PTT, oleh Ir. Atman, M.Kom. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-889398;

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Peran pertanian antara lain adalah (1) sektor pertanian menyumbang sekitar 22,3 % dari

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Usahatani Padi di Indonesia Padi merupakan komoditi pangan utama masyarakat Indonesia. Pangan pokok adalah pangan yang muncul dalam menu sehari-hari, mengambil porsi

Lebih terperinci

Kelayakan Ekonomi Teknologi Petani Pada Usahatani Bawang Merah Varietas Sumenep (Studi Kasus di Desa Rajun Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep)

Kelayakan Ekonomi Teknologi Petani Pada Usahatani Bawang Merah Varietas Sumenep (Studi Kasus di Desa Rajun Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep) Kelayakan Ekonomi Teknologi Petani Pada Usahatani Bawang Merah Varietas Sumenep (Studi Kasus di Desa Rajun Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep) Isdiantoni Fakultas Pertanian, Universitas Wiraraja

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi BAB 1.

ANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi BAB 1. ANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi ABSTRAK Tanaman pangan yang berkembang di Kabupaten Bekasi adalah padi, jagung, ubi kayu,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Bagi negara-negara yang sedang berkembang, termasuk Indonesia, pembangunan pertanian pada abad ke-21 selain bertujuan untuk mengembangkan sistem pertanian yang berkelanjutan

Lebih terperinci

e-j. Agrotekbis 1 (3) : , Agustus 2013 ISSN :

e-j. Agrotekbis 1 (3) : , Agustus 2013 ISSN : e-j. Agrotekbis 1 (3) : 244-249, Agustus 2013 ISSN : 2338-3011 ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH SISTEM TABELA DAN SISTEM TAPIN (Di Desa Dolago Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani (Suprihono, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani (Suprihono, 2003). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor pangan utama dan penting dalam pembangunan nasional. Pembangunan sektor pertanian merupakan prioritas utama dalam pembangunan nasional

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam menunjang perekonomian Indonesia. Mengacu pada keadaan itu, maka mutlak diperlukannya

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sub sektor pertanian tanaman pangan memiliki peranan sebagai penyedia bahan pangan bagi penduduk Indonesia yang setiap tahunnya cenderung meningkat seiring dengan pertambahan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan dititikberatkan pada pertumbuhan sektor-sektor yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Tujuan pembangunan pada dasarnya mencakup beberapa

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI SAWAH DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN SEMIDANG ALAS MARAS KABUPATEN SELUMA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI SAWAH DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN SEMIDANG ALAS MARAS KABUPATEN SELUMA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI SAWAH DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN SEMIDANG ALAS MARAS KABUPATEN SELUMA Eddy Makruf, Yulie Oktavia, Wawan Eka Putra, dan Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK 1 SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK Yang terhormat: Hari/Tanggal : Senin /11 Pebruari 2008 Pukul : 09.00 WIB Bupati

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi sumberdaya manusia suatu bangsa. Untuk mencapai ketahanan pangan diperlukan ketersediaan pangan dalam jumlah dan kualitas

Lebih terperinci

CURAHAN WAKTU KERJA PETANI PADA USAHATANI PADI SAWAH DI KECAMATAN PAGUYAMAN KABUPATEN BOALEMO JURNAL

CURAHAN WAKTU KERJA PETANI PADA USAHATANI PADI SAWAH DI KECAMATAN PAGUYAMAN KABUPATEN BOALEMO JURNAL CURAHAN WAKTU KERJA PETANI PADA USAHATANI PADI SAWAH DI KECAMATAN PAGUYAMAN KABUPATEN BOALEMO JURNAL SARFUDIN A. MADINA 6144 11 069 JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2015

Lebih terperinci