BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Untuk mencapai tujuannya dalam penelitian ini maka desain penelitian yang dipergunakan adalah deskritif korelatif, dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dalam penelitian ini mengunakan nonprobability sampling, dengan tehnik Consecutive Sampling. Dan teknik pengumpulan datanya dengan menggunakan kuesioner dibagikan kepada 81 responden yang merupakan sampel yang diteliti di Unit Rawat Jalan Rumah Sakit Telogorejo Semarang dengan mengidentifikasi data umum yang terdiri dari jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan dan juga data khusus yang berhubungan dengan komunikasi interpersonal perawat dan kepuasan pasien. Yang kemudian diolah secara manual meliputi pemberian skor responden untuk selanjutnya disusun dalam bentuk tabel data. 1. Karakteristik Lokasi Penelitian Penelitian tentang Hubungan Komunikasi Interpersonal Perawat terhadap Kepuasan Pasien di Rawat Jalan Rumah Sakit Telogorejo Semarang dilakukan di Unit Rawat Jalan yang berada di lantai 1, lantai 2 dan Lantai 3 Gedung OPD Rumah Sakit Telogorejo Semarang. Lantai 1 terdiri dari satu ruang yaitu Poli Umum dengan jumlah perawat 8 (delapan) orang bekerja dalam 2 (dua) shift. Lantai 2 Gedung OPD terdiri dari 9 (sembilan) ruang yaitu Klinik Penyakit Dalam, Klinik Syaraf, Klinik Bedah, Klinik Anak, Klinik Jantung, Klinik Paru, Klinik Gigi, BKIA dan Klinik Obsgyn dengan perawat berjumlah 26 orang. Dan Lantai 3 Gedung OPD terdiri dari 14 (empat belas) ruang yaitu Klinik Penyakit Dalam, Klinik Syaraf, Klinik Bedah, Klinik Anak, Klinik Jantung, Klinik Paru, Klinik Gigi, BKIA dan Klinik Obsgyn, Klinik Mata, THT, Klinik Pain, Klinik Kulit, Klinik Gizi dan Klinik DOT dengan jumlah perawat 37 orang. Baik Lantai 1, Lantai 2 dan Lantai 3 Gedung OPD menerima pelayanan 38

2 kesehatan bagi pasien umum maupun asuransi dan perusahaan. Rumah Sakit Telogorejo Semarang adalah Rumah Sakit Swasta yang terletak di Jalan KH Ahmad Dahlan Semarang. Adapun responden dalam penelitian ini adalah semua pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Telogorejo Semarang yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan berjumlah 81 responden dengan tehnik Consecutive Sampling. 2. Karakteristik Responden Penjelasan tentang karakteristik atau identitas responden terdapat dalam tahap ini. Karateristik tersebut meliputi jenis kelamin, usia responden, pendidikan, dan pekerjaan. a) Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin di Rawat Jalan Rumah Sakit Telogorejo Semarang Jenis Kelamin dalam penelitian ini dibedakan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu laki-laki dan perempuan. Hasil penelitian tentang jenis kelamin responden menunjukkan : Gambar 4.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin di Rawat Jalan Rumah Sakit Telogorejo Semarang Tahun 2014 Jenis Kelamin 71,6 % 28,4 % Laki-Laki Perempuan Dari data yang disajikan dalam gambar tersebut di atas, maka dapat diketahui bahwa mayoritas responden berjenis kelamin 39

3 perempuan, dengan prosentase 71,6% atau sebanyak 58 responden dari total 81 responden. Adapun sisanya yaitu 28,1% atau sebanyak 23 responden berjenis kelamin laki-laki. b) Karakteristik responden berdasarkan usia di Rawat Jalan Rumah Sakit Telogorejo Semarang Gambar 4.2 Karakteristik responden berdasarkan usia di Rawat Jalan Rumah Sakit Telogorejo Semarang Tahun 2014 Usia (tahun) 2,5 % 55,6 % 17,3 % 12,3 % 12,3 % Usia < 20 Usia Usia Usia Usia > 36 Dengan berdasarkan kepada hasil penelitian di atas maka diketahuii bahwa mayoritas usia responden adalah > 36 tahun, atau sebesar 55,6% dengan jumlah 45 responden dari total 81 responden yang diteliti. c) Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan di Rawat Jalan Rumah Sakit Telogorejo Semarang Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dibagi menjadi 5 (lima) kelompok, yaitu : 1. Kelompok 1 : PNS 2. Kelompok 2 : TNI/POLRI 40

4 3. Kelompok 3 : Swasta 4. Kelompok 4 : Wiraswasta 5. Kelompok 5 : Selain dari yang tersebut sebelumnya. Adapun hasil dari penelitian karakteristik berdasarkan pekerjaan tersebut adalah : responden Gambar 4.3 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan di Rawat Jalan Rumah Sakit Telogorejo Semarang Tahun ,8 % Pekerjaan 4,9 % 4,9 % 1,2 % 74,1 % PNS TNI/POLRI Swasta Wiraswasta Lainnya Dari hasil penelitian tentang karakteristik responden berdasarkan pekerjaan maka yang paling banyak melakukan kunjungan di Rawat Jalan Rumah Sakit Telogorejo Semarang adalah kelompok responden yang bekerja sebagai swasta dengan prosentase 74,1 % responden, atau sebanyak 60 responden dari total 81 responden. Sedangkan yang paling sedikit melakukan perawatan kesehatan di Rawat Jalan Rumah Sakit Telogorejo Semarang adalah kelompok responden yang bekerja sebagai TNI/POLRI dengan prosentase 1,2 % responden, atau sebanyak 1 responden dari total 81 responden. 41

5 d) Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan di Rawat Jalan Rumah Sakit Telogorejo Semarang Yang dimaksud dengan pendidikan dalam penelitian ini adalah pendidikan terakhir pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Telogorejo Semarang. Sedangkan pengelompokan yang dilakukan peneliti membagi kelompok pendidikan tersebut menjadi 3 (tiga), yang terdiri dari : 1. Kelompok 1 : SMP 2. Kelompok 2 : SMA 3. Kelompok 3 : Perguruan Tinggi Adapun hasil penelitian tentang Karakteristik responden berdasarkan pendidikan adalah sebagai berikut : Gambar 4.4 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan di Rawat Jalan Rumah Sakit Telogorejo Semarang Tahun ,9 % Pendidikan 45,7 % 49,4 % SMP SMA Perguruan Tinggi Dari hasil gambar di atas maka dapat diketahui bahwa kebanyakan responden yang membutuhkan pelayanan kesehatan rawat jalan di Rumah Sakit Telogorejo Semarang berpendidikan akhir perguruan tinggi, dengan jumlah prosentase sebanyak 49,4% responden atau sebanyak 40 responden dari total 81 responden. 42

6 Sedangkan responden berpendidikan SMA sebanyak 37 dengan jumlah prosentase 45,7%. Dan sebagian kecil respondenn sebanyak 4,9% responden atau sebanyak 4 responden dari total 81 responden yang membutuhkan pelayanan kesehatan rawat jalan di Rumah Sakit Telogorejo Semarang berpendidikan akhir SMP. 3. Data Khusus Penelitian ini tidak hanya menyajikan data karakteristik responden, namun juga meliputi data khusus yang terdiri dari Komunikasi Interpersonal Perawat dan Tingkat Kepuasan Pasien. Adapun penjelasan lebih lanjut adalah sebagai berikut : a) Komunikasi Interpersonal Perawat di Rawat Jalan Rumah Sakit Telogorejo Semarang Gambar 4.5 Komunikasi Interpersonal Perawat di Rawat Jalan Rumah Sakit Telogorejo Semarang Tahun 2014 Komunikasi Interpersonal Perawat 28,4 % 71,6 % Baik Cukup Baik Berdasarkan pada gambar tersebut di atas maka dapat diketahuii bahwa 71,6% responden menyatakan komunikasi interpersonal perawat di Rawat Jalan Rumah Sakit Telogorejo 43

7 Semarang baik atau sebanyak 58 responden dari total 81 responden yang diteliti. Sementara itu 28,4% responden atau sebanyak 23 responden dari total 81 responden yang diteliti menyatakan komunikasi interpersonal perawat di Rawat Jalan Rumah Sakit Telogorejo Semarang cukup baik. Dan tidak satupun responden dari 81 responden yang diteliti menyatakan komunikasi interpersonal perawat di Rawat Jalan Rumah Sakit Telogorejo Semarang kurang baik. b) Tingkat Kepuasan Pasien di Rawat Jalan Rumah Sakit Telogorejo Semarang Gambar 4.6 Tingkat Kepuasan Pasien di Rawat Jalan Rumah Sakit Telogorejo Semarang Tahun ,0 % Tingkat Kepuasan Pasien 1,2 % 61,7 % Puas Cukup Puas Tidak Puas Dari hasil penelitian tentang tingkat kepuasan pasien sesuai tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan pelayanan keperawatan di Rawat Jalan Rumah Sakit Telogorejo Semarang merasa puas, dengan prosentase 61,7% responden atau sebanyak 50 respondenn dari total 81 responden yang diteliti. Dan sisanya yaitu 37,0% responden 44

8 atau sebanyak 30 responden menyatakan cukup puas dan dari total 81 responden yang diteliti menyatakan pelayanan keperawatan di Rawat Jalan Rumah Sakit Telogorejo Semarang tidak memuaskan dengan prosentase 1,2% atau sebanyak 1 responden. c) Tabulasi Silang Hubungan Komunikasi Interpersonal Perawat terhadap Tingkat Kepuasan Pasien di Rawat Jalan Rumah Sakit Telogorejo Semarang Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa Hubungan Komunikasi Interpersonal Perawat Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien dari total 81 responden yang diteliti diperoleh data Komunikasi Interpersonal Perawat baik dan memuaskan adalah 94% responden atau sebanyak 47 responden. Sedangkan data Komunikasi Interpersonal Perawat baik dan cukup puas adalah 36,6% responden atau sebanyak 11 responden. Sedangkan Hubungan Komunikasi Interpersonal Perawat Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien dari total 81 responden yang diteliti diperoleh data Komunikasi Interpersonal Perawat cukup baik dan memuaskan adalah 6,0% responden atau sebanyak 3 responden. Data Komunikasi Interpersonal Perawat cukup baik dan cukup puas sebanyak 19 responden atau sebanyak 63,4% dan menyatakan tidak puas sebanyak 1 responden atau 100%. d) Uji Hipotesis Menggunakan Analisis Spearman s rho dengan Bantuan SPSS a. Hipotesis H 0 = Tidak ada Hubungan Komunikasi Interpersonal Perawatan terhadap Tingkat Kepuasan Pasien di Rawat Jalan Rumah Sakit Telogorejo Semarang. 45

9 H 1 = Ada Hubungan Komunikasi Interpersonal Perawatan terhadap Tingkat Kepuasan Pasien di Rawat Jalan Rumah Sakit Telogorejo Semarang. b. Uji Korelasi Dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisa Spearman s rho dengan bantuan program SPSS versi 17.0 dimana α = 0,05 dan kriteria pengujian H 0 diterima apabila p value α, dan sebaliknya. Adapun hasil output SPSS versi 17.0 tentang Hubungan Komunikasi Interpersonal Perawat Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien di Rawat Jalan Rumah Sakit Telogorejo Semarang p value = 0,00 dengan koefisien korelasi = 0,712. Sehingga dapat diketahui nilai p value < α. Dengan demikian H 0 ditolak, maka H 1 diterima. Maka dapat diketahui bahwa ada Hubungan Komunikasi Interpersonal Perawat Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien di Rawat Jalan Rumah Sakit Telogorejo Semarang dengan pengaruh yang kuat, karena korelasi 0,712 pada α = 0,01. Kesimpulan dari hasil analisa di atas bahwa semakin baik (tinggi) Komunikasi Interpersonal Perawat, maka akan semakin tinggi pula Tingkat Kepuasan Pasien di Rawat Jalan Rumah Sakit Telogorejo Semarang (berbanding lurus). 46

10 Gambar 4.6 Hubungan antara Komunikasi Interpersonal Perawat dan Tingkat Kepuasan Pasien di Rawat Jalan Rumah Sakit Telogorejo Semarang Tahun 2014 r = 0,712 p value = B. Pembahasan a) Komunikasi Interpersonal Perawat di Rawat Jalan Rumah Sakit Telogorejo Semarang Dalam setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia, komunikasi memiliki peran yang sangat penting tidak sekedar menyampaikan informasi namun juga berperan membentuk suasana yang melibatkan lingkungan sekitar, sehingga kenyamanan bahkan kepuasan terhadap suatu situasi muncul akibat terjadinya komunikasi yang baik. Edward Depari (Widjaja, 2000), komunikasi sebagai proses penyampaian gagasan harapan dan pesan (Stimulus, p valuenal, simbol atau informasi) baik dalam bentuk verbal maupun non-verbal, yang disampaikan melalui lambang-lambang tertentu, 47

11 mengandung arti, dilakukan oleh peyampai pesan (komunikator) ditujukan kepada penerima pesan (komunikan) dengan maksud mencapai kebersamaan (Commons). Demikian halnya dalam aktivitas sebuah rumah sakit atau pelayanan kesehatan. Dimana terdapat berbagai ragam komunikator dan komunikan yang berinteraksi dalam menyampaikan pesan. Maka kebutuhan untuk berkomunikasi dengan baik menjadi hal yang penting untuk mencapai maksud yang dituju. Meskipun berbeda kepentingan, baik pasien maupun perawat melakukan komunikasi untuk mencapai tujuan kebersamaan tersebut. Tentu tujuannya akan berbeda, dimana perawat melakukan komunikasi untuk menjaga kerjasama dengan pasien dalam memenuhi kebutuhannya akan pelayanan kesehatan, adapun pasien sendiri memiliki kebutuhan untuk memperoleh kepuasan dalam pelayanan kesehatan yang dia butuhkan, pasien berharap dengan demikian maka permasalahannya akan dapat teratasi. Dalam upaya menyatukan tujuan tersebut maka diperlukan komunikasi interpersonal perawat yang baik dengan pasiennya. Hal ini akan sangat membantu perawat dalam upayanya menyelesaikan permasalahan pasien, dengan demikian komunikasi dapat mempermudah usaha untuk memberikan bantuan medik serta memberikan pelayanan psikologis yang sangat dibutuhkan pasien. Tentunya perawat sangat perlu memahami komunikasi, karena belum semua pelayanan keperawatan mengarahkan jalinan/rangkaian komunikasi yang dia lakukan untuk memperjelas tujuan dan tindakan yang akan dilakukannya kepada pasien. Dari hasil penelitian diatas menunjukan bahwa komunikasi interpersonal perawat di Rawat Jalan Rumah Sakit Telogorejo Semarang saat memberikan pelayanan kepada pasien sudah baik. Komunikasi perawat dianggap baik oleh pasien misal seperti perawat saat menyambut pasien menunjukan sikap yang ramah saat 48

12 berkomunikasi, perawat tidak berbelit-belit dalam memberikan informasi, perawat mendengarkan keluhan pasien dan menanggapinya dengan baik, memberikan penjelasan tentang jadwal praktek dokter serta jam kedatangan dokter juga kejelasan perawat dalam memberikan informasi mengenai prosedur administrasi setelah pemeriksaan selesai dilakukan, pemberian informasi tentang tempat pengambilan obat dan pemeriksaan penunjang dan satu hal yang terpenting disini perawat selalu mengucapkan terimakasih setelah memberikan pelayanan terhadap pasien. Hasil penelitian dari 81 responden yang diteliti dapat diketahui bahwa 71,6% responden atau sebanyak 58 responden menyatakan komunikasi interpersonal perawat baik sedangkan 28,4% responden atau sebanyak 23 responden menyatakan komunikasi interpersonal perawat di Rawat Jalan Rumah Sakit Telogorejo Semarang cukup baik. Sama halnya yang dikemukakan oleh Imam Hanafi (2012), hasil penelitiannya dari 96 responden yang menyatakan komunikasi interpersonal perawat baik ada 53 responden (55,2%), komunikasi cukup baik 38 responden (39,6%), dan komunikasi yang kurang baik ada 5 responden (5,2%). Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Carl Hoveland (Effendy, 1993) yang menjelaskan bahwa salah satu tujuan komunikasi adalah proses dimana seorang komunikator menyampaikan rangsangan untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau sekelompok orang sebagaimana yang dikehendaki komunikator, agar isi pesan yang disampaikan dimengerti. Tentu maksudnya tidak hanya dimengerti oleh komunikan tetapi sebagaimana yang dikehendaki tujuan sesungguhnya akan tercapai apabila komunikan mengubah sikap dan perilakunya seperti apa yang diinginkan oleh komunikator. Adapun komunikasi dalam keperawatan secara umum memiliki tujuan sebagai berikut : 49

13 a. Agar pesan yang disampaikan oleh perawat (komunikator) dapat dimengerti oleh pasien (komunikan). Hal ini sangat penting karena perawat memiliki tanggung jawab untuk memberikan penjelasan kepada pasien atas hal-hal yang berhubungan dengan penyakit yang diderita pasien dan pelayanan kesehatan yang akan dilakukan. Pasien harus dapat menerima penjelasan yang diberikan oleh pasien tersebut sehingga dia mau mengerti pesan yang disampaikan. b. Agar perawat memahami pasien. Perawat butuh mengerti kondisi yang sedang diderita oleh pasien. Ini untuk memperoleh masukan dari pasien kondisi yang terkini yang sedang diderita pasien tersebut, sehingga perawat mendapat banyak masukan terkait kondisi, penderitaan, penyakit dan apa yang dibutuhkan pasien, terutama yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan yang diinginkannya. c. Agar gagasan perawat dapat diterima baik oleh pasien. Perlunya penerimaan pasien terhadap perawat yang sedang merawatnya. Selain menjadi komunikator bagi pasien, maka perawat juga menjadi edukator bagi pasien tersebut. Menjadi tugas perawat untuk memberikan pendidikan kepada pasien tentang perlunya kesehatan dan menjaga kesehatannya. Dengan diterimanya perawat oleh pasien, maka edukasi akan dapat berjalan secara efektif dan berhasil. d. Dan pada akhirnya perawat mampu menggerakkan pasien untuk melakukan perintahnya, ini sangat bermanfaat bagi pasien, karena pelayanan kesehatan akan dapat berjalan apabila pasien mau melakukan perintah dalam pelayanan kesehatan tersebut. Dengan bergeraknya pasien untuk melakukan perintah perawat dalam pelayanan kesehatan maka proses pengobatan pasien telah berjalan dengan baik, dengan demikian proses penyembuhan pasien dapat berjalan pula. 50

14 Sebagai fungsi instrument menjadi alat untuk mempengaruhi, membujuk dan menggerakkan orang lain, komunikasi interpersonal sangat potensial dan menjadi jenis komunikasi yang paling lengkap dan paling sempurna. Komunikasi seperti ini berperan sangat penting selama manusia memiliki emosi. Karena kedekatan emosional antara perawat dan pasien akan membuat perasaan akrab diantara meraka sehingga interaksinya menjadi lebih baik. Hal yang tidak mungkin didapatkan dari komunikasi jenis lain seperti lewat media massa atau teknologi canggih sekalipun. Dengan menggunakan pendapat dari De Vito (Leliweri, 2009) tentang ciri-ciri komunikasi interpersonal yang efektif, maka dapat diketahui sejauh mana hubungan interpersonal yang terjadi dalam penelitian ini : a) Keterbukaan (openness) Ada keterbukaan antara perawat (komunikator) dan pasien (komunikan) dalam berinteraksi, sehingga tidak ada yang ditutup-tutupi atau perasaan malu mengungkapan informasi yang ada. Dan keduannya saling mengerti dan memahami komunikasi mereka. Jadi tidak ada kebohongan dan menyembunyikan informasi yang sebenarnya. Sehingga komunikasi interpersonal berlangsung secara adil, transparan, dua arah dan dapat diterima kedua belah pihak. b) Empati (empathy) Terutama bagi perawat harus mampu menunjukkan empatinya kepada pasien, perasaan apabila dia dalam posisi pasien yang membutuhkan bantuan atas apa yang sedang dideritanya, dimana seorang pasien yang sakit tentu membutuhkan uluran tangan dan perhatian. c) Sikap mendukung (supportiveness) Baik perawat (komunikator) dan pasien (komunikan) saling mendukung dan bekerjasama, dengan harapan mampu 51

15 melaksanakan semua pendapat, ide dan gagasan, dimana setiap pasien tentu membutuhkan dukungan sehingga dapat lebih bersemangat untuk meraih keinginan pasien tersebut yaitu untuk sembuh. d) Sikap positif (positiveness) Dalam komunikasi interpersonal, tanggapan awal yang positif akan sangat membantu dalam melanjutkan komunikasi selanjutnya. Sikap positif ini dengan mudah akan dapat menghilangkan sikap curiga dan prasangka buruk yang dapat menghambat jalinan komunikasi antara komunikator dan komunikan. Jadi kedua belah pihak diharapkan dalam melakukan komunikasi interpersonal mengembangkan sikap positif dan menghilangkan sikap curiga dan prasangka buruk. e) Kesetaraan (equality) Anggapan salah satu diantara komunikator dan komunikan lebih tinggi derajatnya atau tidak setara hanya akan memperkeruh komunikasi interpersonal. Kesetaraan menjadi sangat penting dalam komunikasi interpersonal sehingga dapat menghilangkan perasaan canggung yang membuat suasana tidak nyaman. Kesetaraan akan sangat membantu terutama bila keduanya memiliki kesetaraan pandangan, pendapat, sikap, usia ideologi dan lain sebagainya. Profesionalisme seorang perawat tidak hanya dilihat dari kemampuan atau keahliannya di bidang medis saja, namun juga dapat dilihat dari kemampuan dan ketrampilan perawat tersebut dalam melakukan komunikasi interpersonal. Tanpa kemampuan untuk melakukan komunikasi interpersonal yang baik, maka dapat dipastikan perawat tidak akan mampu mengimplementasikan kemampuan atau keahliannya di bidang medis terhadap pasien. Dan kemampuan sebagaimana yang 52

16 diungkapkan De Vito di atas maka tidaklah mungkin seorang pasien memberikan kepercayaannya kepada perawat untuk merawatnya. Dan jika seorang perawat tidak mendapatkan ijin merawat pasien akibat dari komunikasi interpersonal yang buruk, maka bagaimana mungkin perawat tersebut mampu mencapai tujuan dan memenuhi harapan pasien tersebut. Dari hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa Komunikasi Interpersonal Perawat di Rawat Jalan Rumah Sakit Telogorejo Semarang pada saat memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien rawat jalan adalah baik. Jika pasien rawat jalan tersebut mendapat respon yang baik dari pelayanan kesehatan di rawat jalan Rumah Sakit Telogorejo Semarang sesuai yang mereka harapkan, sehingga pasien merasa mendapatkan pelayanan yang terbaik dari rumah sakit dan mampu meningkatkan kepuasan pasien, atas pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di Rawat Jalan Rumah Sakit Telogorejo Semarang. b) Tingkat Kepuasan Pasien di Rawat Jalan Rumah Sakit Telogorejo Semarang Dari hasil penelitian tentang tingkat kepuasan pasien di Rawat Jalan Rumah Sakit Telogorejo Semarang dapat diketahui bahwa dari total responden sebanyak 81 responden, maka 61,7% responden atau sebanyak 50 responden menyatakan puas, sedangkan dari total responden sebanyak 81 responden, maka 37,0% responden atau sebanyak 30 responden menyatakan cukup puas, 1 responden atau 1,2% responden menyatakan tidak puas. Adapun 1 responden atau sebanyak 1,2 % responden yang tidak merasa puas tersebut menyatakan ketidak puasannya atas komunikasi perawat karena tidak memberikan senyuman, perawat tidak memperkenalkan diri, perawat tidak memberi info urutan pasien, perawat tidak memberi tahu jam 53

17 praktek dan kedatangan dokter, mengecewakan dalam menanggapi keluhan, sikap ketidak bersediaan perawat untuk membantu dan tidak ada kontak mata. Namun dari data tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar responden, sebanyak 61,7% responden atau sebanyak 50 responden di Rawat Jalan Rumah Sakit Telogorejo Semarang menyatakan puas atas pelayanan kesehatan di Rawat Jalan Rumah Sakit Telogorejo Semarang. Kepuasan yang dirasakan pasien antara lain meliputi penampilan perawat yang ramah, bersih dan rapi, tersedianya alat-alat medis yang lengkap, kecepatan perawat dalam memberikan pelayanan, dan juga sikap perawat dalam memberikan pelayanan. Sesuai dengan visi Rumah Sakit Telogorejo, memberikan pelayanan yang terbaik untuk meningkatkan kepuasan pelanggan yaitu pasien. Oliver (Supranto, 2001) mengatakan bahwa kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapannya. Terori yang mendukung tentang kepuasan adalah teori performasi yang diharapkan (expectation-performance theory) yang menjelaskan bahwa kepuasan adalah fungsi dari harapan seseorang tentang jasa dan performasi yang diterimanya. Jika jasa sesuai dengan harapan maka ia akan puas dan jika jasa kurang sesuai dengan harapan maka ia akan tidak puas. Pada intinya kepuasan itu bersifat subjektif karena terorientasi kepada individu dan sesuai dengan tingkat rata-rata kepuasan penduduk. Kepuasan pasien merupakan tingkat kepuasan yang dirasakan dari harapan pasien dan keluarganya terhadap kinerja pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit. Hal ini menjadi salah satu indikator dari kinerja pelayanan kesehatan rumah sakit tersebut. Sebagaimana diketahui bahwa kepuasan pasien memiliki korelasi dengan berbagai aspek pelayanan kesehatan yang 54

18 disediakan oleh rumah sakit seperti mutu dari pelayanan yang diberikan, kecepatan dalam memberikan pelayanan, prosedur yang diterapkan oleh rumah sakit serta attitude dari petugas kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan. Apabila pasien memberikan respon yang baik atas kinerja pelayanan kesehatan dan hal tersebut dapat diindikasikan dari perilaku positif pasien, maka dapat disimpulkan bahwa pasien memang puas atas pelayanan kesehatan yang telah diberikan. Sebagai pangsa utama dari rumah sakit, atau market bagi produk yang dijual atas jasa pelayanan kesehatan yang ditawarkan oleh rumah sakit, maka pasien menjadi individu yang sangat penting yang menghidupi rumah sakit dan semua aktivitasnya. Dan dalam proses membeli jasa rumah sakit tersebut, maka pasien tidak hanya menerima, menikmati dan melakukan proses pelayanan kesehatan untuk kesembuhan penyakit yang dideritanya, namun pada akhir dari proses tersebut tentu pasien akan melakukan evaluasi atas kinerja dan harapan yang dirasakannya. Pada proses evaluasi tersebut maka muncul perasaan puas atau tidak puas. Perasaan puas atau tidak puas dari pasien tersebut akan meningkat seiring bergesernya jarak antara kenyataan dan harapan atas kinerja pelayanan kesehatan. Namun demikian beberapa pasien cenderung berusaha mengurangi/ memperkecil jarak tersebut agar berkurang rasa ketidakpuasan mereka (berusaha memaklumi atas apa yang terjadi). Tingkat Kepuasan Pasien sebetulnya adalah pembeda antara kinerja rumah sakit dan harapan pasien. Jika harapan pasien begitu tinggi sedangkan kinerja rumah sakit di bawah harapannya, maka kekecewaan yang akan muncul dalam diri pasien. Sedangkan jika kinerja rumah sakit lebih tinggi dari harapan pasien, maka pasien akan merasakan kepuasan yang tinggi pula, atau dapat dikatakan pasien sangat puas dengan pelayanan kesehatan rumah sakit. Pasien yang selalu merasa puas dengan pelayanan kesehatan rumah sakit 55

19 akan menumbuhkan kesetian yang lama, yang membuat mereka menjadi kurang sensitive terhadap harga atau biaya yang harus dikeluarkan dan akan memberikan pujian serta komentar yang baik tentang rumah sakit. Dalam kedekatannya dengan kepuasan pasien dan keluarganya, perawat memiliki hubungan dan kontribusi yang unik. Dimana attitute atau perilaku dari pelayanan seorang perawat merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kepuasan pasien. Semakin akrab seorang perawat dengan sikap yang baik akan lebih mudah diterima dan memberikan kenyamanan kepada pasien. Adapun pasien dalam mengevaluasi kinerja rumah sakit yang kemudian menghubungkannya dengan kepuasan atas pelayanan rumah sakit tersebut mengacu kepada beberapa faktor. Adapun beberapa faktor tersebut adalah : 1. Kualitas produk atau jasa Tidak seorang pun pasien yang tidak melihat dan menilai kualitas dari suatu produk atau jasa yang ditawarkan rumah sakit. Karena ini menyangkut kesehatan bahkan seringkali berkaitan dengan jiwa mereka. Maka sudut pandang pasien atas kualitas tersebut sangat dipengaruhi oleh dua hal yaitu kenyataan kualitas produk dan jasa yang sesungguhnya dan komunikasi rumah sakit, terutama iklan atau promosi rumah sakit dan bahkan promosi dari mulut ke mulut dari pasien yang pernah berobat di sana. 2. Kualitas pelayanan Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, kualitas pelayanan memegang peranan sangat penting dalam menentukan kepuasan pasien. Perawat yang pemarah, arogan dan tidak bersahabat hanya akan merusak semua harapan dan menjauhkan rasa puas pasien. Sebaliknya jika pelayanan dari petugas kesehatan ramah, bersahabat dan memiliki empati maka pasien dapat kehilangan sensitivitasnya pada faktor-faktor yang lain. 56

20 3. Faktor emosional Perasaan bangga yang sama manakala seseorang mampu membeli sebuah mobil mewah dengan perasaan seorang pasien yang mampu membeli produk dan jasa pelayanan kesehatan di rumah sakit mewah. Faktor emosional yang berbeda bila kita perhatikan seseorang yang hidup di rumah mewah dan kemudian dilayani di puskesmas. Maka pasien yang dilayani di rumah sakit mewah cenderung lebih mudah merasa puas dan mendapatkan tingkat kepuasan yang tinggi. Disamping itu pengalaman memiliki pengaruh yang besar pula pada pasien atas pelayanan kesehatan di suatu rumah sakit. 4. Harga Kualitas selalu identik dengan harga. Dimana kualitas yang tinggi selalu identik memiliki harga yang tinggi pula. Demikian pula sebaliknya, harga memberikan pengaruh kepada kualitas baik barang maupun jasa. Hal ini menjadi bagian dari evaluasi kepuasan seorang pasien. Bila seorang pasien telah memilih harga yang tinggi, maka harapan atas harga tersebut menjadi tinggi pula. 5. Biaya Biaya selalu menjadi pertimbangan utama seorang pasien memilih layanan kesehatan yang akan dipergunakannya. Terutama biaya yang murah dengan pertimbangan ekonomi mereka. Pertimbangan atas waktu dan efisiensi pelayanan yang tidak berlebihan menjadi bagian dari pertimbangan atas biaya yang mereka harus keluarkan. Meski pada pasien-pasien kaya biaya tidak terlalu menjadi pertimbangan mereka. Namun tetap saja pada saat akhir pelayanan, pasien akan mengevaluasi biaya sebagai bagian dari kepuasan mereka. 57

21 Secara khusus pasien sebagai pengguna jasa pelayanan kesehatan mengukur tingkat kepuasan mereka berdasarkan prinsip Service Quality yang terbagi dalam lima cara, yaitu : 1) Bukti Fisik (Tangibles) Merupakan bukti langsung atas fasilitas fisik, kelengkapan dan material yang digunakan rumah sakit termasuk penampilan karyawan yang ada. 2) Reliabilitas (Reliablity) Profesionalisme rumah sakit dalam memberikan pelayanan yang cepat dan akurat sejak awal pasien datang tanpa membuat kesalahan dan memuaskan. 3) Daya Tanggap (Responsiveness) Kemampuan karyawan untuk merespon kebutuhan pasien secara cepat memenuhi kebutuhannya dan menginformasikan jasa secara tepat. 4) Jaminan (Assurance) Melingkupi pengetahuan, keterampilan, kesopanan dan kemampuan menumbuhkan kepercayaan pasien. Secara luas jaminan juga memiliki arti bebas dari bahaya, resiko dan keraguraguan. 5) Empati (Empaty) Kemudahan dalam melakukan hubungan, mendapatkan perhatian pribadi, memahami kebutuhan pasien serta bertindak demi kepentingan pasien. Adapun dari hasil penelitian persentase tingkat kepuasan pasien menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden yang diteliti menyatakan pelayanan kesehatan di Rawat Jalan Rumah Sakit Telogorejo Semarang memuaskan sesuai dengan hasil penelitian sebanyak 61,7% responden atau sebanyak 50 responden. 58

22 c) Hubungan Komunikasi Interpersonal Perawat dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Rawat Jalan Rumah Sakit Telogorejo Semarang Dari hasil uji hipotesa dengan menggunakan analisis Spearman s rho, sebelumnya dimana α = 0,05 maka didapatkan nilai p value = 0,00 dengan korelasi = 0,712 Dengan demikian dapat diketahui bahwa p value < α sehingga H 0 ditolak yang berarti bahwa ada Hubungan Komunikasi Interpersonal Perawat Terhadap Kepuasan Pasien di Rawat Jalan Rumah Sakit Telogorejo Semarang, dengan pengaruh yang kuat, karena korelasi 0,712 pada α = 0,01. Dan dapat disimpulkan bahwa Komunikasi Interpersonal Perawat yang baik, akan mempengaruhi tingkat Kepuasan Pasien di Rawat Jalan Rumah Sakit Telogorejo Semarang. Komunikasi menjadi hal yang sangat penting dalam setiap pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh perawat. Terjalinnya komunikasi yang baik akan berpengaruh kepada kedekatan perawat dengan pasien dan kenyamanan serta penerimaan pasien atas pelayanan kesehatan yang sedang dilakukan sehingga pasien dapat merasakan kepuasan akibat dari kedekatan hubungan tersebut. Demikian halnya jika komunikasi tidak terjalin dengan baik, maka dapat dengan mudah menimbulkan kesalahpahaman, perbedaan pendapat hingga selisih paham yang membuat pasien tidak tenang dan ragu atas semua pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh perawat dan pada akhirnya menimbulkan kekesalan yang berujung kepada ketidak puasan pasien. Maka hasil penelitian tersebut di atas dapat menunjukkan bahawa ada hubungan antara Komunikasi Interpersonal Perawat Terhadap Kepuasan Pasien di Rawat Jalan Rumah Sakit Telogorejo Semarang. Hal ini tidak serta merta terjadi namun karena komunikasi interpersonal perawat rawat jalan yang baik terhadap pasien di sana, dimana mereka berkomunikasi dengan ramah, sopan bertatap muka 59

23 dan tidak berbelit-belit, sehingga mampu memberikan gambaran kepada pasien manakala pasien tidak mengerti dan harapan-harapan pasien dapat dimengerti oleh perawat. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya kepuasan pasien sangat tergantung kepada kualitas interaksi perawat dengan pasien, meski ada faktor lain yang turut memberikan kepuasan kepada pasien. Pasien akan mengangkap perawat sebagai orang terdekat dalam pelayanan kesehatan bagi dirinya, sehingga pasien tergantung kepada komunikasi yang baik antara pasien dan perawat. Apabila harapan mereka dapat dipenuhi maka mereka akan merasa dihargai dan diperhatikan. Kedekatan pasien tersebut dengan perawat membuat pasien menganggap perawat yang telah meluangkan waktunya untuk merawat mereka lebih bisa memahami keadaan mereka, memenuhi kebutuhan mereka, mendengarkan keluhan mereka dan pada akhirnya memenuhi semua harapan mereka untuk sembuh. Komunikasi juga merupakan sebuah bentuk kepedulian dari perawat kepada pasien yang mereka rawat. Sehingga komunikasi tersebut menjadi sebuah empati yang baik yang bisa menentramkan pasien dan membuat mereka merasakan kepuasan. Kepuasan yang mereka peroleh seringkali diperbandingkan dengan kepuasan yang mereka dapatkan dari rumah sakit lain. Tidak hanya kesembuhan, kepuasan merupakan bagian lain yang penting dari kesembuhan pasien, dan kepuasan selalu dikaitkan dengan bentuk dari keseriusan rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan dan upaya kesembuhan pasien. Sehingga kepuasan juga diharapkan mampu membantu mempercepat kesembuhan pasien tersebut. d) Keterbatasan Penelitian Penelitian ini hanya mengambil jumlah sampel pasien rawat jalan yang dirata-rata dalam satu hari saja sehingga kepuasan pasien pada penelitian ini belum bisa menggambarkan dan belum bisa mewakili 60

24 keseluruhan pasien rawat jalan di rumah sakit Telogorejo Semarang. Pembatasan ini dimaksudkan untuk memudahkan penelitian yang dilakukan. 61

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Desain penelitian dalam penelitian ini adalah deskritif korelatif yang bertujuan menggambarkan fenomena yang terjadi di dalam suatu populasi tertentu dan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pada jaman sekarang ini perkembangan dunia medis dan kedokteran di Indonesia sudah semakin berkembang, baik dari ilmu maupun teknologi /peralatan medis dipergunakan. Rumah sakit di tuntut untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. telah menempatkan dokter dalam peran sebagai pelaku ekonomi, yakni sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. telah menempatkan dokter dalam peran sebagai pelaku ekonomi, yakni sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola hubungan dokter dan pasien telah mengalami pergeseran dari zaman ke zaman. Hubungan antara dokter dan pasien yang dulunya menganut pola paternalistik berubah menjadi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan serangkaian pengumpulan data, penyebaran kuesioner, pengolahan data, dan pengujian hipotesis, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

Lebih terperinci

Kepada Yth Saudara/i Responden penelitian Di tempat

Kepada Yth Saudara/i Responden penelitian Di tempat Kepada Yth Saudara/i Responden penelitian Di tempat Dengan hormat, Dalam rangka menyelesaikan skripsi peneliti di program Strata Satu/S1 Universitas Esa Unggul, maka peneliti mempunyai kewajiban untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN DAN SARAN

V. KESIMPULAN DAN SARAN 71 V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Skor rata-rata tingkat kepuasan pasien terhadap kinerja

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia (2005) adalah puas ; merasa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia (2005) adalah puas ; merasa BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Pasien 2.1.1. Definisi Kepuasan Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia (2005) adalah puas ; merasa senang; perihal (hal yang bersiap puas, kesenangan, kelegaan dan

Lebih terperinci

PUSKESMAS. Data masyarakat ( Responden) (lingkari kode angka sesuai jawaban masyarakat/responden) Nomor Responden...

PUSKESMAS. Data masyarakat ( Responden) (lingkari kode angka sesuai jawaban masyarakat/responden) Nomor Responden... Lampiran KUESIONER KEPUASAN MASYARAKAT DENGAN KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS Data masyarakat ( Responden) (lingkari kode angka sesuai an masyarakat/responden) Nomor Responden... Diisi oleh petugas Umur...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, persaingan dunia bisnis menjadi semakin ketat karena persaingan bisnis sekarang ini bersifat mendunia sehingga hal tersebut mempengaruhi

Lebih terperinci

Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung

Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung 1 Kartini Apriana Hutapea 2 Blacius Dedi 3 Yuliana Elias 1,2,3 Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis Data 1. Uji Kualitas Instrumen a. Uji Validitas Uji validitas dilakukan untuk menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang diukur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. termasuk dalam kriteria inklusi pada penelitian ini, 15 responden untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. termasuk dalam kriteria inklusi pada penelitian ini, 15 responden untuk BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Validitas dan Realibilitas Pada penelitian kali ini dilakukan uji validasi dengan dilanjutkan uji realibilitas pada instrumen penelitian. Instrumen penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pasien

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pasien BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pasien Pengertian Pasien Pasien merupakan pelanggan layanan kesehatan, tetapi pasien dalam hal ini hanya merupakan salah satu jenis pelanggan. Pelanggan layanan kesehatan merupakan

Lebih terperinci

Kepada Yth. Pasien RSUD Wirosaban di Yogyakarta

Kepada Yth. Pasien RSUD Wirosaban di Yogyakarta KUESIONER PENELITIAN Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Bauran Pemasaran terhadap Kepuasan Pasien Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wirosaban Kota Yogyakarta Kepada Yth. Pasien RSUD Wirosaban di Yogyakarta

Lebih terperinci

ANALISIS MUTU PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANGSIDIMPUAN

ANALISIS MUTU PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANGSIDIMPUAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian ANALISIS MUTU PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANGSIDIMPUAN Bapak- ibu yang terhormat, Guna lebih meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional non eksperimental. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONSENT)

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONSENT) LAMPIRAN PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONSENT) PENELITIAN TENTANG : Gambaran Kepuasan Pasien BPJS dan Non BPJS Terhadap Kualitas Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas Umbulharjo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah setiap upaya yang. diselenggarakan secara mandiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah setiap upaya yang. diselenggarakan secara mandiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan kesehatan masyarakat adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara mandiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Jasa (Pelayanan) Menurut Kotler (2008) Jasa atau pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada

Lebih terperinci

Kuesioner penelitian HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG PROSEDUR PELAYANAN RAWAT JALAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN. di RSIA BUDI KEMULIAAN

Kuesioner penelitian HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG PROSEDUR PELAYANAN RAWAT JALAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN. di RSIA BUDI KEMULIAAN Lampiran 1 Kuesioner penelitian HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG PROSEDUR PELAYANAN RAWAT JALAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN di RSIA BUDI KEMULIAAN Bersama ini saya selaku mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya orientasi pasar dan liberalisasi jasa kesehatan sebagai akibat globalisasi, rumah sakit sebagai organisasi yang bergerak di bidang jasa

Lebih terperinci

BAB 4 PERSEPSI PASIEN JAMKESMAS RAWAT INAP TERHADAP KUALITAS PELAYANAN RSCM

BAB 4 PERSEPSI PASIEN JAMKESMAS RAWAT INAP TERHADAP KUALITAS PELAYANAN RSCM 41 BAB 4 PERSEPSI PASIEN JAMKESMAS RAWAT INAP TERHADAP KUALITAS PELAYANAN RSCM 4.1. Metodologi Penelitian 4.1.1. Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode survey dan observasi yang merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penenilitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Deskriptif berarti melukiskan variabel demi variabel, satu demi satu.

Lebih terperinci

1. Nama :... Jenis Kelamin : Pria Perempuan. 3. Pekerjaan : PNS Dosen / Guru. 4. Pendidikan Terakhir : SD SLTP. Doktor (S3)

1. Nama :... Jenis Kelamin : Pria Perempuan. 3. Pekerjaan : PNS Dosen / Guru. 4. Pendidikan Terakhir : SD SLTP. Doktor (S3) NOMOR RESPONDEN :... I. PROFIL RESPONDEN Pilihlah salah satu alternatif jawaban yang disediakan sesuai dengan identitas Bapak/Ibu/Sdr/i dengan memberikan tanda silang ( ) di bawah ini : 1. Nama :... Jenis

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Data diperoleh dengan menyebarkan secara acak kuesioner kepada pengguna jasa transpotasi udara Garuda Indonesia sebagai responden. Cara pengambilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Layanan Kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Layanan Kesehatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kualitas Layanan Kesehatan 1. Pengertian Kualitas Layanan Kesehatan Kualitas layanan adalah cara melayani, membantu menyiapkan, mengurus, menyelesaikan keperluan, kebutuhan seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan peluang bagi rumah sakit itu sendiri (Luck, 2000 dalam

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan peluang bagi rumah sakit itu sendiri (Luck, 2000 dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan rumah sakit merupakan pelayanan yang dapat langsung dirasakan oleh konsumen secara instant. Karena itu konsumen dapat bereaksi dengan segera terhadap jasa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Kepuasan Menurut Kotler ( 1995, p46 ), kepuasan adalah tingkat kepuasan perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja ( hasil ) yang dia rasakan dibandingkan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Pasien 1. Pengertian Kepuasan Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa yang muncul setelah membandingkan antara persepsi terhadap kinerja atau hasil suatu produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat banyak, maka peranan pemerintah dalam pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat banyak, maka peranan pemerintah dalam pelayanan 16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan merupakan setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatan kesehatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen dalam. merasakan kepuasan terhadap kualitas yang ditawarkan.

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen dalam. merasakan kepuasan terhadap kualitas yang ditawarkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia antara lain adalah kesehatan. Setiap orang melakukan berbagai cara untuk memperoleh kesehatan yang prima. Seseorang

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI Oleh : MEILINA DYAH EKAWATI K 100 050 204 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN TERHADAP PELAYANAN PRIMA DI PUSKESMAS TOMUAN KECAMATAN SIANTAR TIMUR KOTA PEMATANGSIANTAR TAHUN 2012 Keterangan / Petunjuk Pengisian Pertanyaan dijawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan diferensiasi adalah melalui jasa atau pelayanan yang diberikan.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan diferensiasi adalah melalui jasa atau pelayanan yang diberikan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan kemajuan dalam pendidikan, perekonomian yang lebih makmur, perubahan sosial budaya masyarakat serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Kepuasan 1.1 Defenisi Kepuasan Pasien Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Kuesioner A1 Harapan dan Kenyataan yang dirasakan Pelanggan

Lampiran 1 : Kuesioner A1 Harapan dan Kenyataan yang dirasakan Pelanggan 95 Lampiran 1 : Kuesioner A1 Harapan dan Kenyataan yang dirasakan Pelanggan Data Responden : Nama :.. (Boleh dikosongkan) Umur (lingkari) : 50 tahun Jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya, dengan

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya, dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini persaingan bisnis menjadi semakin tajam, hal ini menuntut setiap pelaku bisnis untuk berupaya keras mempertahankan pelanggan dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Kualitas Jasa Terhadap Loyalitas Pelanggan Logistik Pada

BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Kualitas Jasa Terhadap Loyalitas Pelanggan Logistik Pada 84 BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Kualitas Jasa Terhadap Loyalitas Pelanggan Logistik Pada Kantor Pos Besar Bandung 40000 Dalam penelitian ini penulis menyebarkan 80 lembar kuisioner

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan sebagai salah satu pembangunan nasional merupakan investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan kesehatan diselenggarakan

Lebih terperinci

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ABSTRAK Pada saat ini terjadi kemajuan teknologi informasi yang berkembang dengan pesat sehingga memicu terjadinya arus ekonomi global. Ini terbukti dengan ditandai dengan semakin tipisnya batas geografi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2014 dengan memperoleh responden

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2014 dengan memperoleh responden BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan menyajikan dan membahas hasil dari pengumpulan data kuisioner tentang Kepatuhan Pasien Hipertensi dalam Minum Obat yang akan diuraikan secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya adalah sektor jasa yang mampu menciptakan kesempatan kerja lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya adalah sektor jasa yang mampu menciptakan kesempatan kerja lebih BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi, persaingan jasa menjadi semakin ketat. Banyak peluang bisnis yang muncul dari berbagai sektor, salah satunya

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN PERSEPSI PASIEN JAMKESMAS TERHADAP KEPUASAN PELAYANAN RAWAT INAP DI RSUD GUNUNGSITOLI KABUPATEN NIAS TAHUN 2010 I. Identitas Responden 1. Nomor : 2. Nama : 3. Umur : 4. Jenis Kelamin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam strategi World Trade Organization (WTO) pada tahun 2010 Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam strategi World Trade Organization (WTO) pada tahun 2010 Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah suatu organisasi yang dilakukan oleh tenaga medis professional yang terorganisir baik dari sarana prasarana kedokteran yang permanen, pelayanan kedokteran,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Mutu Pelayanan Keperawatan 1. Pengertian mutu pelayanan keperawatan Menurut Azwar (1996) yang dikutip Purwanto (2009), mutu pelayanan kesehatan adalah yang menunjukkan tingkat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Karakteristik responden yang diperoleh dari hasil pengumpulan data melalui kuisioner kepada beberapa pelanggan pada Salon dan Spa Moz5 PTC Palembang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan. lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan. lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan Sosial di Indonesia. Menurut Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BALAI PENGOBATAN GIGI PUSKESMAS PADANGSARI KOTA SEMARANG

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BALAI PENGOBATAN GIGI PUSKESMAS PADANGSARI KOTA SEMARANG HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BALAI PENGOBATAN GIGI PUSKESMAS PADANGSARI KOTA SEMARANG MARSELLA OKTAVIANI PUTRI ABSTRAK Kinerja Puskesmas identik dengan kualitas

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN BPJS DALAM HAL KEPUASAN DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT Dr.PIRNGADI MEDAN TAHUN 2014

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN BPJS DALAM HAL KEPUASAN DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT Dr.PIRNGADI MEDAN TAHUN 2014 KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN BPJS DALAM HAL KEPUASAN DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT Dr.PIRNGADI MEDAN TAHUN 2014 I. KarakteristikResponden No. Responden : Umur : JenisKelamin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Pengertian rumah sakit Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan

Lebih terperinci

Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III

Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III M.Kustriyani 1), N.Rohana 2), T.S. Widyaningsih 3) F.S Sumbogo 4) 1,2,3) Dosen PSIK STIKES Widya Husada

Lebih terperinci

MANAJEMEN MUTU (KEPUASAN PELANGGAN)_AEP NURUL HIDAYAH_(RKM )_REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN_POLITEKNIK TEDC BANDUNG

MANAJEMEN MUTU (KEPUASAN PELANGGAN)_AEP NURUL HIDAYAH_(RKM )_REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN_POLITEKNIK TEDC BANDUNG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya jumlah rumah sakit menjadikan masyarakat memiliki banyak pilihan untuk menentukan rumah sakit mana yang akan mereka pilih. Masyarakat akan memilih rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang sering terlupakan namun sebenarnya sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang sering terlupakan namun sebenarnya sangatlah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek yang sering terlupakan namun sebenarnya sangatlah penting dalam kehidupan manusia adalah kesehatan. Pada prinsipnya kesehatan merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelayanan kesehatan khusus yang komprehensif yaitu pelayanan kesehatan Gigi dan Mulut disetiap

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Data Penelitian dilakukan terhadap kualitas pelayanan pada Warung Makan Gudeg Yu Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Semakin terbukanya akses informasi termasuk di bidang kesehatan dan kedokteran

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Semakin terbukanya akses informasi termasuk di bidang kesehatan dan kedokteran BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa tahun terakhir, kesehatan gigi menjadi pusat perhatian masyarakat di Indonesia. Semakin terbukanya akses informasi termasuk di bidang kesehatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1.Karakteristik Subjek Penelitian Responden pada penelitian ini adalah pasien di Klinik Unisia Polifarma. Kuesioner yang dibagikan berjumlah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan.

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teoritis 2.1.1. Kepuasan Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang dirasakan dengan harapannya.jadi, tingkat kepuasan merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Brand image Konsumen merupakan pusat perhatian dalam dunia pemasaran. Maka dari itu perlu dipelajari apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen pada saat ini. Dalam bukunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan di bidang bisnis merupakan kegiatan yang komplek dan beresiko

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan di bidang bisnis merupakan kegiatan yang komplek dan beresiko BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan di bidang bisnis merupakan kegiatan yang komplek dan beresiko tinggi, oleh karena itu diperlukan informasi yang lengkap, akurat, dan up to date untuk

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN PASIEN UMUM RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN INSTALASI FARMASI RSUD DR. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

TINGKAT KEPUASAN PASIEN UMUM RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN INSTALASI FARMASI RSUD DR. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA ARTIKEL PENELITIAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN UMUM RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN INSTALASI FARMASI RSUD DR. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA Dewi Sari Mulia Dosen Program Studi D-III Farmasi Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang mutlak diperlukan di

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang mutlak diperlukan di 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang mutlak diperlukan di masyarakat dan merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat, yang mengakibatkan semakin meningkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjiwani yang berlokasi di Jalan Ciung Wanara Nomor 2, Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjiwani yang berlokasi di Jalan Ciung Wanara Nomor 2, Kabupaten BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Obyek Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani yang berlokasi di Jalan Ciung Wanara Nomor 2, Kabupaten Gianyar.

Lebih terperinci

KUESIONER ANALISIS AUDIT KINERJA KUALITAS PELAYANAN PUBLIK PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT

KUESIONER ANALISIS AUDIT KINERJA KUALITAS PELAYANAN PUBLIK PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT KUESIONER ANALISIS AUDIT KINERJA KUALITAS PELAYANAN PUBLIK PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (STUDI KASUS PADA RUMAH SAKIT DR. HASAN SADIKIN BANDUNG) KARAKTERISTIK RESPONDEN 1. Nama : 2. Jenis Kelamin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan rumah sakit menghadapi suatu masalah global akan

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan rumah sakit menghadapi suatu masalah global akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan rumah sakit menghadapi suatu masalah global akan membawa kompetensi pelayanan kesehatan yang terdesak oleh investasi asing atau pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemenkes RI menyatakan mutu pelayanan kesehatan merupakan segala hal yang meliputi kinerja yang menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, tidak saja yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta memberikan kepuasan bagi pasien selaku pengguna jasa kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. serta memberikan kepuasan bagi pasien selaku pengguna jasa kesehatan. BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat. Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat, maka semakin meningkat pula tuntutan

Lebih terperinci

201 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik)

201 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik) ANALISIS KEPUASAN PASIEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERAWATAN GIGI DI KLINIK GIGI MY DENTAL CARE SURABAYA Adityarani Putranti (S Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Manajemen Pemasaran dan Keuangan,

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN ABSTRAK

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN ABSTRAK HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN 3 Evi Yusnita, Siti Aisah, Ernawati. ABSTRAK Komunikasi terapeutik yang baik diharapkan dapat memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

Lebih terperinci

Tingkat Kepuasan Pasien Jamkesmas Terhadap Pelayanan Rawat Jalan Pusat Kesehatan Masyarakat Ampenan Tahun 2013

Tingkat Kepuasan Pasien Jamkesmas Terhadap Pelayanan Rawat Jalan Pusat Kesehatan Masyarakat Ampenan Tahun 2013 2016, 5(3): 16-20 ISSN 2527-7154 Tingkat Kepuasan Pasien Jamkesmas Terhadap Pelayanan Rawat Jalan Pusat Kesehatan Masyarakat Ampenan Tahun 2013 Anies Dyaning Astuti, I Komang Gerudug, Arfi Syamsun Abstrak

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian 85 Lampiran 1 Surat Izin Penelitian 86 Lampiran 2 Data-Data Rumah Sakit Amal Sehat DATA ANALISIS KINERJA KEUANGAN RUMAH SAKIT AMAL SEHAT KETERANGAN TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014 RASIO AKTIVITAS TATO 2,41

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan tempat yang digunakan untuk menyelenggarakannya disebut sarana kesehatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. survei deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. sebagaimana adanya yang ditemui di lapangan.

BAB III METODE PENELITIAN. survei deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. sebagaimana adanya yang ditemui di lapangan. BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian survei deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan

Lebih terperinci

Ninda Karunia Rahayu Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Ninda Karunia Rahayu Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga ANALISIS EQUITY PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT BERDASARKAN STATUS PEMBAYARAN (PADA PESERTA JAMKESMAS, ASKES, DAN UMUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMBAKREJO SURABAYA) Ninda Karunia Rahayu Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

******* Dedicated for God,pap,mum,brother and sister..

******* Dedicated for God,pap,mum,brother and sister.. Untuk mengetahui nilai Satu Tahun, Tanyakan seorang siswa yang gagal dalam ujian kenaikannya Untuk mengetahui nilai Satu Bulan, Tanyakan seorang Ibu yang melahirkan bayi prematur Untuk mengetahui nilai

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT NIRMALA SURI SUKOHARJO SKRIPSI

EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT NIRMALA SURI SUKOHARJO SKRIPSI EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT NIRMALA SURI SUKOHARJO SKRIPSI Oleh PRATIWI K 100060070 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pusat latihan tenaga kesehatan, serta untuk penelitian biososial.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pusat latihan tenaga kesehatan, serta untuk penelitian biososial. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO, rumah sakit adalah suatu bagian menyeluruh dari organisasi sosial dan medis berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap kepada masyarakat, baik

Lebih terperinci

Kuesioner Untuk Penelitian Kepuasan Pasien di RSUD Ngimbang Lamongan. Saya adalah mahasiswa Universitas Wijaya Putra Surabaya, Fakultas

Kuesioner Untuk Penelitian Kepuasan Pasien di RSUD Ngimbang Lamongan. Saya adalah mahasiswa Universitas Wijaya Putra Surabaya, Fakultas 54 Lampitan I Kuesioner Untuk Penelitian Kepuasan Pasien di RSUD Ngimbang Lamongan. Bapak / ibu yang terhormat, Saya adalah mahasiswa Universitas Wijaya Putra Surabaya, Fakultas Ekonomi manajemen yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Sugiyono, 2002: 11). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh

BAB III METODE PENELITIAN. (Sugiyono, 2002: 11). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 00:

Lebih terperinci

LAMPIRAN OLAH DATA SPSS UJI RELIABILITAS & VALIDITAS

LAMPIRAN OLAH DATA SPSS UJI RELIABILITAS & VALIDITAS LAMPIRAN OLAH DATA SPSS UJI RELIABILITAS & VALIDITAS LAMPIRAN IDENTITAS RESPONDEN LAMPIRAN OLAH DATA SPSS UJI VALIDITAS LAMPIRAN KUESIONER LAMPIRAN TABULASI DATA LAIN - LAIN KUESIONER PENELITIAN Sehubungan

Lebih terperinci

KUESIONER KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JKA TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN

KUESIONER KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JKA TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN KUESIONER KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JKA TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN Assalamuallai kum, Wr Wb Dengan rendah hati peneliti mohon bantuan dan keihlasan Bapak/Ibu/Sdr untuk meluangkan waktu guna

Lebih terperinci

I. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN I. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Profil Responden 1. Distribusi responden berdasarkan Jenis Kelamin Dilihat dari jenis kelamin pasien diketahui tidak ada perbedaan jumlah yang besar antara

Lebih terperinci

PERSEPSI PASIEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA PADA RUMAH SAKIT ISLAM YARSI PONTIANAK Nurmalasari 1, Latifah 2

PERSEPSI PASIEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA PADA RUMAH SAKIT ISLAM YARSI PONTIANAK Nurmalasari 1, Latifah 2 Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2014, pp. 1~6 PERSEPSI PASIEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA PADA RUMAH SAKIT ISLAM YARSI PONTIANAK Nurmalasari 1, Latifah 2 1) AMIK BSI Pontianak

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENELITIAN. tangible, reliability, responsiveness, assurance dan empathy dibangun dari dua

BAB III KERANGKA PENELITIAN. tangible, reliability, responsiveness, assurance dan empathy dibangun dari dua BAB III KERANGKA PENELITIAN 3.1. Kerangka konsep Metode survei kepuasan konsumen/pasien menggunakan konsep tangible, reliability, responsiveness, assurance dan empathy dibangun dari dua faktor utama yaitu

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016 HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016 Suriani Ginting Jurusan Keperawatan Poltekkes Medan Abstrak Caring adalah

Lebih terperinci

KUISIONER SELF-EFFICACY

KUISIONER SELF-EFFICACY LAMPIRAN I DATA PENUNJANG DAN KUESIONER SELF-EFFICACY KUISIONER SELF-EFFICACY Nama : Usia : Jenis Kelamin : Pendidikan Terakhir : Lama Bekerja : Pada kuisioner ini terdapat 48 item yang berupa kalimat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat hidup layak dan produktif. Kesehatan adalah hak dasar setiap individu dan semua warga Negara

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam penelitian ini, penulis menganalisis kualitas pelayanan Lisung Coffee Station terhadap tingkat kepuasan konsumen dengan metode pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara, menyebarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu tempat untuk melakukan upaya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu tempat untuk melakukan upaya peningkatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu tempat untuk melakukan upaya peningkatan kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan. Kondisi masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN 80 BAB V HASIL PENELITIAN Bab ini secara khusus menyajikan dan menjelaskan hasil penelitian tentang Penerapan program orientasi pasien baru terhadap kepuasan pasien tentang pelayanan keperawatan di ruang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ini, peran website sebagai media promosi (X) diturunkan menjadi dua sub

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ini, peran website sebagai media promosi (X) diturunkan menjadi dua sub BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada Bab IV ini peneliti menguraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peran Website bapusipda.jabarprov.go.id Sebagai Media Promosi Badan Perpustakaan Dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN APOTEK RUMAH SAKIT PANCARAN KASIH GMIM MANADO Margreit I. Musak*

HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN APOTEK RUMAH SAKIT PANCARAN KASIH GMIM MANADO Margreit I. Musak* HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN APOTEK RUMAH SAKIT PANCARAN KASIH GMIM MANADO Margreit I. Musak* *Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Abstrak Mutu pelayanan kesehatan merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peran utama pemerintah terhadap rakyat adalah memberikan. pelayanan dalam rangka memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Peran utama pemerintah terhadap rakyat adalah memberikan. pelayanan dalam rangka memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran utama pemerintah terhadap rakyat adalah memberikan pelayanan dalam rangka memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh masyarakat. Peranan pemerintah memang mengalami

Lebih terperinci