BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Efisiensi Efisiensi berarti melakukan sesuatu dengan biaya serendah mungkin, tujuan dari proses yang efisien adalah untuk menghasilkan barang atau menyediakan layanan dengan menggunakan sumber daya atau input terkecil (Jacobs, F.R., Chase, R.B., dan Aquilano, N. J., 2009, p.6). 2.2 Efektivitas Efektivitas berarti melakukan hal yang benar untuk menciptakan nilai bagi perusahaan (Jacobs, F.R., Chase, R.B., dan Aquilano, N. J., 2009, p.6). Efektivitas adalah pencapaian tujuan (Robbins, S.P., 1996, pp.6). Dari kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah pencapaian tujuan dengan melakukan hal yang benar, sehingga dapat menciptakan nilai bagi suatu perusahaan. 11

2 2.3 Optimal Optimal memiliki arti yaitu paling bagus atau tinggi atau tertinggi atau paling baik (Dunia optimasi, 2011, par.4). Terkait dengan efisiensi dan efektivitas adalah konsep nilai (Jacobs, F.R., Chase, R.B., dan Aquilano, N. J., 2009, p.6). Jika suatu perusahaan dapat memberikan suatu produk yang berkualitas tinggi dengan harga yang rendah, maka nilai perusahaan tersebut semakin tinggi. Untuk menghadapi persaingan bisnis, dibutuhkan manajemen yang pintar untuk mencapai level nilai yang tinggi. Kaitannya optimal dengan efisiensi dan efektivitas dapat disimpulkan bahwa efisiensi dan efektivitas dapat berjalan sinergi dengan optimal, artinya dengan biaya yang rendah dan pemanfaatan input seminim mungkin, dapat menghasilkan produk atau jasa yang berkualitas sesuai dengan tujuan organisasi. Hal ini dilakukan perusahaan untuk dapat menghadapi persaingan serta untuk menambah nilai pada perusahaannya. 12

3 2.4 Proyek Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk atau deliverable yang kriteria mutunya telah digariskan dengan jelas (Soeharto, 1999, p.2). Proyek adalah suatu kegiatan yang berlangsung sekali, dengan kurun waktu dan anggaran yang telah ditetapkan dari awal, dimana memiliki objective dan lingkup kerja yang dikehendaki secara jelas dan biasanya organisasi yang terbentuk bersifat sementara sampai proyek tersebut selesai (Lewis, 1991, p.5). Dari kedua pengertian tersebut, maka dapat diartikan bahwa suatu proyek adalah merupakan kegiatan sementara dengan jangka waktu yang terbatas, alokasi sumber daya, serta lingkup kerja yang telah ditetapkan dengan jelas sejak awal. 2.5 Sasaran Proyek (Triple Constraint) Manajemen proyek dikenal sebagai suatu sarana yang merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai performance atau sasaran jangka pendek yang telah ditentukan dengan lingkup pekerjaan yang telah ditetapkan (Lewis, 1991, p.6). 13

4 Biaya Anggaran Jadwal Waktu Mutu Kinerja Gambar 2.1 Sasaran Proyek (Triple Constraint) Sumber : Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional, Soeharto, 1999, p.3. Soeharto (1999) menjelaskan bahwa, Anggaran Proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran. Jadwal Proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang telah ditentukan. Mutu Produk atau hasil kegiatan proyek harus memenuhi spesifikasi dan kriteria yang dipersyaratkan. Memenuhi persyaratan mutu berarti mampu memenuhi tugas yang dimaksudkan atau sering disebut sebagai fit for the intended use. (p.3) 14

5 2.6 Dinamika dalam Siklus Proyek Proyek berbeda-beda dalam hal kompleksitas, ukuran, dan sumber daya yang diperlukan. Meskipun demikian, setiap proyek memiliki pola tertentu yang merupakan ciri pokok yang melekat dan membedakannya dari kegiatan operasional rutin. Dalam siklus proyek, kegiatan-kegiatan berlangsung mulai dari titik awal, kemudian jenis beban dan intensitas beban pekerjaannya meningkat sampai ke puncak (peak), turun dan berakhir (Soeharto, 1999, p.7). Sumber daya Keperluan sumber daya Siklus proyek Waktu KONSEPTUAL PP/DEFINISI IMPLEMENTASI TERMINASI PROYEK Sasaran Rencana Mobilisasi Pra komisi Lingkup kerja Anggaran Engineering Start up Kelayakan Jadwal Pengadaan Demobilisasi Perangkat Konstruksi Penutupan Peserta Pengendalian Gambar 2.2 Siklus Proyek Sumber: Manajemen Proyek dari Konseptual Sampai Operasional, Soeharto, 1999, p.7. Santoso (2005) Perbedaannya yaitu kegiatan operasional rutin relatif stabil, sedangkan kegiatan proyek bersifat dinamis, terus berubah-ubah. Dengan demikian, seluruh kegiatan dalam siklus proyek merupakan rangkaian yang berkesinambungan 15

6 menuju sasaran yang telah ditentukan. Dalam menjalankan sebuah proyek, terdapat unsur-unsur yang mempengaruhinya. Unsur-unsur yang harus diperhatikan dalam hal ini bisa berasal dari dalam atau internal serta dari luar atau eksternal. FUNDS STAFF MATERIALS IDEAS/ PLANS THE PROJECT WORKSPACE FUNDS EQUIPMENT CUSTOM Gambar 2.3 Unsur-unsur Internal yang Mempengaruhi Keberhasilan Proyek Sumber: Project managemet, strategic design and implementation, Dikutip dari Santoso, 2005, Pengukuran efisiensi dan efektivitas manajemen proyek PT. PNI dalam proyek The Plaza Semanggi. p.11. Santoso (2005) Selain unsur-unsur internal, terdapat unsur-unsur eksternal yang mempengaruhi kesuksesan sebuah proyek seperti deadline atau batas waktu klien, isu-isu liability, public dan etikanya serta peraturan-peraturan pemerintah. CLIENT DEADLINES LIABILITY ISSUES THE PROJECT PUBLIC & ETHICAL CONCERNS GOVERNMENT & SOCIETAL ISSUES & LAWS Gambar 2.4 Unsur-unsur Eksternal yang Mempengaruhi Keberhasilan Proyek Sumber: Project managemet, strategic design and implementation, Dikutip dari Santoso, 2005, Pengukuran efisiensi dan efektivitas manajemen proyek PT. PNI dalam proyek The Plaza Semanggi. p

7 2.7 Manajemen Proyek H. Koontz (1982) mendefinisikan manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan kegiatan anggota serta sumber daya yang lain untuk mencapai sasaran organisasi (perusahaan) yang telah ditentukan (Soeharto, 1999, p.21). H. Kerzner (1982) mengatakan bahwa manajemen proyek adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan. Lebih jauh, manajemen proyek menggunakan pendekatan sistem dan hierarki (arus kegiatan) vertikal dan horisontal (Soeharto, 1999, p.28). Soeharto (1999) menjelaskan bahwa fungsi manajemen berdasarkan kedua definisi tersebut dapat diuraikan lebih lanjut, sebagai berikut: Merencanakan Memilih dan menentukan langkah-langkah kegiatan yang akan datang yang diperlukan untuk mencapai sasaran. Menentukan sasaran yang hendak dicapai, kemudian menyusun urutan langkah kegiatan untuk mencapainya. Perencanaan dimaksudkan untuk menjembatani antara sasaran yang akan diraih dengan keadaan atau situasi awal. Salah satu kegiatan perencanaan adalah pengambilan keputusan, mengingat hal ini diperlukan dalam proses pemilihan alternatif. 17

8 Mengorganisir Segala sesuatu yang berhubungan dengan cara bagaimana mengatur dan mengalokasikan kegiatan sumber daya kepada organisasi agar dapat mencapai sasaran secara efisien. Memimpin Kepemimpinan adalah aspek yang penting dalam mengelola suatu usaha, yaitu mengarahkan dan mempengaruhi sumber daya manusia dalam organisasi agar mau bekerja dengan sukarela untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Mengarahkan dan mempengaruhi ini erat hubungannya dengan motivasi, pelatihan, kepenyeliaan, koordinasi, dan konsultasi. Mengendalikan Mengendalikan adalah menuntun, dalam arti memantau, mengkaji, dan bila perlu mengadakan koreksi agar hasil kegiatan sesuai dengan yang telah ditentukan. Hasil-hasil pelaksanaan kegiatan selalu diukur dan dibandingkan dengan rencana. Umumnya telah dibuat tolak ukur seperti anggaran, standar mutu, jadwal penyelesaian pekerjaan, dan lain-lain. Bila terjadi penyimpangan, maka segera dilakukan pembetulan. Pengendalian merupakan salah satu upaya untuk meyakini bahwa arus kegiatan bergerak ke arah sasaran yang diingini. 18

9 Staffing Staffing meliputi pengadaan tenaga kerja, jumlah ataupun kualifikasi yang diperlukan bagi pelaksana kegiatan, termasuk perekrutan, pelatihan dan penyeleksian untuk menempati posisi-posisi dalam organisasi. (p.21-22) 2.8 Organisasi Proyek Membangun suatu tim proyek merupakan satu tindakan yang sangat penting dalam menentukan kesuksesan sebuah proyek. Untuk itu diperlukan seorang pemimpin yang mampu mengajak para anggotanya untuk memiliki komitmen yang sama dan membentuknya dalam satu organisasi proyek yang sesuai dengan kebutuhan proyek itu sendiri. Ada beberapa macam struktur organisasi proyek, masing-masing memiliki karakteristik. Struktur ini menggambarkan hubungan formal yang menunjukan pokok-pokok kegiatan organisasi, seperti hirarki, wewenang dan tanggung jawab bagi kelompok atau pimpinan, pengaturan kerjasama, jalur pelaporan serta komunikasi baik vertikal dan horisontal. Soeharto (1997) menjelaskan beberapa faktor yang menentukan pemilihan struktur organisasi proyek diantaranya adalah: Volume kegiatan Kompleksitas proyek 19

10 Jenis kegiatan dan kecanggihan teknologi Lokasi proyek Anggaran dan jadwal Intensitas kebutuhan integrasi Sumber daya yang tersedia Kebijakan dan strategi perusahaan Kultur organisasi (p.67) Secara umum bentuk struktur organisasi proyek, antara lain: Organisasi proyek fungsional (OPF) Lingkup kegiatan proyek diserahkan dan menjadi tambahan dari kegiatan fungsional serta dipimpin oleh manajer lini yang ada. Pimpinan Umum Bidang Pemasaran Bidang Keuangan Bidang Manufaktur Bidang Pengadaan Bidang Umum Pemeliharaan Manajer Teknik dan Proyek Organisasi OPF Operasi Desain Inspeksi Research Gambar 2.5 Struktur Organisasi Proyek Fungsional Sumber : Manajemen proyek dari konseptual sampai operasional, Soeharto, 1997, p

11 Soeharto (1997) menjelaskan kelemahan dari struktur ini yaitu tidak adanya pengaturan formal untuk menampung arus horisontal, tidak adanya penanggung jawab tunggal yang dedicated secara khusus untuk menangani proyek. Penanggung jawab proyek dirangkap oleh manajer lini disamping tugas-tugasnya sebagai manajer di bidang bersangkutan, hal ini menyebabkan kurangnya penekanan kepentingan proyek karena manajer lini cenderung mengerjakan sesuai dengan bidangnya. (p.61) Chase, R. B., Jacobs, F. R., dan Aquilano, N. J. (2006) menambahkan kelemahan dari struktur ini antara lain aspek dari proyek yang tidak langsung berhubungan dengan area fungsional akan mendapatkan perubahan, motivasi anggota tim sering lemah, kebutuhan klien menjadi sekunder dan ditanggapi perlahan. (p.61) Keuntungan dari struktur ini adalah tidak perlu melakukan strukturisasi atau modifikasi organisasi perusahaan yang sudah ada. Chase, R. B., Jacobs, F. R., dan Aquilano, N. J. (2006) menambahkan keuntungan dari struktur ini antara lain anggota dari suatu tim dapat bekerja pada beberapa proyek, keahlian teknis dipertahankan di dalam area fungsional walaupun individual meninggalkan proyek atau organisasi, area fungsional adalah tempat bekerja setelah proyek selesai, spesialis di area fungsional dapat maju secara vertikal, para ahli di area fungsional dapat menciptakan solusi yang synergystic dalam menghadapi permasalahan teknis suatu proyek. (p.61) 21

12 Organisasi proyek koordinator Soeharto (1997) menjelaskan bahwa organisasi proyek koordinator dibentuk sebagai tindak koreksi dari kelemahan struktur organisasi proyek fungsional, dimana dalam struktur organisasi ada penunjukan seorang koordinator yang bertugas sepenuhnya mengurusi proyek yang mana posisinya adalah sebagai anggota staf dari manajer lini yang telah ada. Kelebihan dari penggunaan struktur ini adalah adanya koordinator yang sepenuhnya mengurus proyek, mengkoordinasi pekerja, tenaga dan kegiatan lain yang berhubungan dengan proyek. Struktur ini membebaskan manajer lini dari tugas proyek tersebut dan tetap dapat berkonsentrasi untuk tugas sehari-harinya. Kelemahan yang dimiliki struktur ini adalah terbatasnya wewenang koordinator yang menyebabkan sukar baginya untuk melaksanakan kepemimpinan secara efektif terhadap proyek. (p.62) Organisasi proyek murni (OPMi) Proyek berstatus mandiri dan terpisah sejajar dengan divisi atau departemen lain dalam perusahaan. Pimpinan proyek berfungsi sebagai manajer lini yang ada dan mempunyai wewenang penuh atas pengelolaan proyek. Pimpinan proyek diberi keleluasaan untuk bertindak sepenuhnya dalam melaksanakan koordinasi, integrasi, komunikasi kegiatan proyek dan berwenang atas keputusan yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek. 22

13 Pimpinan Umum Bidang Pemasaran Bidang Keuangan Bidang Manufaktur Bidang Pengadaan Bidang Umum Proyek Pengadaan Konstruksi Engineering Kontrol Proyek Organisasi OPMi Civil Process Mekanikal Gambar 2.6 Struktur Organisasi Proyek Murni Sumber : Manajemen proyek dari konseptual sampai operasional, Soeharto, 1997, p.64. Soeharto (1997) menjelaskan bahwa kelemahan dari struktur ini adalah mahal dan tidak efisien karena membagi dan memecah penggunaan sumber daya di masing-masing proyek, tidak dapat menempatkan tenaga kerja secara permanen karena umur departemen tambahan ini amat terbatas sesuai dengan umur proyek yang ditangani. (p.64) Chase, R. B., Jacobs, F. R., dan Aquilano, N. J. (2009) menambahkan kelemahan dari struktur ini antara lain duplikasi sumber daya, peralatan dan tenaga kerja tidak dibagi di seluruh proyek; tujuan organisasi dan kebijakan diabaikan; organisasi jatuh tertinggal dalam pengetahuannya tentang teknologi baru karena divisi fungsional melemah; karena anggota tim tidak memiliki jabatan di area fungsional, mereka khawatir mengenai pekerjaan setelah proyek selesai. (p.59) 23

14 Soeharto (1997) menjelaskan bahwa keuntungan dari penggunaan struktur ini adalah adanya tim yang memungkinkan ditanggapinya perubahan dan diambilnya keputusan secara tepat; menumbuhkan identitas, komitmen dan orientasi kuat dari para anggotanya untuk menyelesaikan proyek; jalur komunikasi lebih pendek sehingga memungkinkan penyeliaan dan pengendalian secara lebih efektif; memudahkan koordinasi dan integrasi personil. (p.64) Chase, R. B., Jacobs, F. R., dan Aquilano, N. J. (2009) menambahkan keuntungan dari struktur ini antara lain manajer proyek memiliki wewenang penuh atas proyek tersebut, anggota tim melaporkan hanya kepada satu atasan, anggota tim tidak perlu khawatir membagi loyalitas dengan manajer fungsional, jalur komunikasi dipersingkat, keputusan dibuat dengan cepat, motivasi dan komitmen tim yang tinggi. (p.59) Penggunaan struktur ini merupakan alternatif bila diinginkan efektivitas yang tinggi dari penyelenggara proyek, hal ini dilakukan oleh perusahaan yang mempunyai strategi jangka panjang untuk membuat proyekproyek lain secara berulang-ulang dikemudian hari. 24

15 Organisasi proyek matriks (OPM) FM 1 FM 2 FM 3 FM 4 PM 1 PM 2 PM 3 PM 4 FM : Functional Manager, PM : Project Manager Gambar 2.7 Struktur Organisasi Matriks Sumber : Manajemen Proyek dari Konseptual sampai Operasional, Soeharto, 1999, Dikutip dari Santoso, 2005, Pengukuran efisiensi dan efektivitas manajemen proyek PT. PNI dalam proyek The Plaza Semanggi. p.18. Soeharto (1997) menjelaskan bahwa para spesialis tetap bernaung dibawah departemen fungsional sambil memberikan pelayanan kepada proyek. Karakteristik dari struktur ini yaitu berhubungan dengan organisasi induk dan berhubungan dengan proyek. Penggunaan struktur organisasi jenis ini membuka kesempatan adanya arus kerja, wewenang, tanggung jawab, koordinasi dan komunikasi yang terlaksanakan secara vertikal dan horisontal. Berbagai disiplin dalam perusahaan dapat dipakai secara bersama-sama untuk menangani berbagai proyek. (p.65) 25

16 Chase, R. B., Jacobs, F. R., dan Aquilano, N. J. (2009) mengatakan bahwa organisasi matriks adalah upaya untuk membaurkan sifat struktur organisasi fungsional dengan struktur organisasi murni. Setiap proyek menggunakan orang-orang dari bidang fungsional yang berbeda. Manajer proyek memutuskan apa tugas dan apa yang akan dilakukan, tetapi manajer fungsional mengontrol tenaga kerja dan teknologi yang digunakan. Jika bentuk organisasi matriks yang dipilih, proyek yang berbeda (baris dari matriks) meminjam sumber daya dari bidang fungsional (kolom). manajemen senior kemudian harus memutuskan apakah bentuk lemah atau seimbang atau kuat dari matriks yang akan digunakan. Ini menetapkan apakah manajer proyek memiliki otoritas yang sedikit atau sama, atau lebih dari manajer fungsional dengan siapa mereka melakukan negosiasi untuk sumber daya. (p.61) Soeharto (1997) menjelaskan kelemahan dari struktur organisasi ini adalah sering menyebabkan konflik antar organisasi maupun individu; adanya dua jalur pelaporan bagi anggota tim inti proyek, hal ini menyebabkan kebingungan dalam melaksanakan pekerjaan; adanya sifat ketergantungan yang tinggi antar proyek dan fungsi lainnya yang mungkin menangani lebih dari satu proyek sekaligus dalam waktu bersamaan; keputusan mengenai pelaksanaan pekerjaan dan keperluan personil terletak di departemen lain meskipun tanggung jawab tercapainya sasaran proyek berada di tangan pimpinan proyek. (p.66) 26

17 Chase, R. B., Jacobs, F. R., dan Aquilano, N. J. (2009) menambahkan kelemahan dari struktur ini antara lain seringkali manajer fungsional akan lebih didengar dibanding manajer proyek, struktur seperti ini bisa saja gagal kecuali manajer proyek memiliki keterampilan negosiasi yang kuat; suboptimisasi bahaya, manajer proyek dapat menimbun sumber daya untuk proyek mereka sendiri, sehingga merugikan proyek lainnya. (p.61) Soeharto (1997) menjelaskan keuntungan dari struktur organisasi ini adalah kepentingan proyek dapat terjaga karena adanya penanggung jawab tunggal, memudahkan respon atas persoalan yang timbul, memungkinkan pemakaian bersama terhadap tenaga ahli atau sumber daya lain secara efisien oleh lebih dari satu proyek. (p.66) Chase, R. B., Jacobs, F. R., dan Aquilano, N. J. (2009) menambahkan keuntungan dari struktur ini antara lain komunikasi antara divisi fungsional meningkat, seorang manajer proyek bertanggung jawab atas keberhasilan penyelesaian proyek, duplikasi sumber daya diminimalkan, anggota tim memiliki pekerjaan di area fungsional setelah penyelesaian proyek, sehingga tidak cemas mengenai pekerjaan setelah proyek selesai, kebijakan organisasi induk diikuti. (p.61) 27

18 2.9 Tahapan Manajemen Proyek Suatu perencanaan dapat berdaya guna maksimal atau efektif, untuk itu diperlukan usaha-usaha seperti penyampaian perencanaan kepada semua pihak yang terkait di dalam suatu proyek, penjabaran perencanaan implementasi, menggunakan parameter kuantitatif untuk mengukur kemajuan proyek, adanya pengkajian ulang secara periodik, penyusunan perencanaan yang realistis untuk menanggulangi situasi yang tidak terduga diperlukan suatu kontijensi Perencanaan Proyek atau Project Planning Tahapan perencanaan dimulai dari penentuan visi misi yang jelas dari perusahaan, tujuan, sasaran atau target spesifik yang ditetapkan oleh top management. Perencanaan strategis yang sifatnya mendasar berfungsi sebagai kerangka perencanaan operasi pelaksanaan serta perencanaan operasional yang terinci sebagai suatu action plan dari segala sesuatu yang telah digariskan dalam perencanaan strategis. 28

19 PERENCANAAN LINGKUP Definisi Lingkup PERENCANAAN MUTU Spesifikasi PERENCANAAN ORGANISASI DAN PERSONIL Struktur Staffing plan PERENCANAAN SUMBER DAYA Non SDM Material Peralatan SDM Kantor pusat Lapangan PERENCANAAN WAKTU Identifikasi jenis, urutan dan kurun waktu kegiatan PROGRAM RESIKO PERKIRAAN BIAYA PERENCANAAN JADWAL KOMUNIKASI Laporan ANGGARAN DAN JADWAL INDUK PERENCANAAN PROYEK (Overall Project plan) Gambar 2.8 Unsur-unsur Perencanaan Proyek Sumber : Manajemen Proyek dari Konseptual sampai Operasional, Soeharto, Dikutip dari Santoso, 2005, Pengukuran efisiensi dan efektivitas manajemen proyek PT. PNI dalam proyek The Plaza Semanggi, p.21. Soeharto (1999) menjelaskan bahwa perencanaan lingkup proyek adalah proses memberikan deskripsi gambaran perwujudan proyek dan batas-batas yang dikehendaki pemilik atau owner secara jelas dan tertulis. Sebagai output dikeluarkan suatu work statement dan daftar deliverable yang selajutnya diikuti oleh pembuatan perkiraan biaya, sumber daya berupa material, peralatan dan tenaga kerja. (p.223) 29

20 Soeharto (1999) menjelaskan bahwa perencanaan mutu merupakan proses penentuan standar dan kriteria mutu yang akan dipakai oleh proyek, serta usaha untuk dapat memenuhinya. Perencanaan ini dimulai sejak waktu design-engineering, seleksi peralatan dan cara kerja serta pemilihan spesifikasi material. Ketentuan standar mutu ini akan besar pengaruhnya terhadap biaya proyek secara keseluruhan. (p.224) Soeharto (1999) menjelaskan bahwa perencanaan waktu meliputi langkahlangkah yang bertujuan agar proyek dapat diselesaikan sesuai dengan sasaran waktu yang ditetapkan. Pada umumnya owner telah menetapkan waktu penyelesaian akhir yang dikehendaki untuk kemudian baru dibuatkan rencana kegiatan dengan jadwal yang ditarik kebelakang. Perencanaan waktu memberikan masukan kepada perencanan sumber daya agar sumber daya tersebut siap pada waktu yang diperlukan. Perencanaan ini terdiri dari penentuan definisi komponen kegiatan, urutan pelaksanaan komponen kegiatan dan perkiraan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan masing-masing komponen kegiatan. (p.225) Soeharto (1999) menjelaskan bahwa perencanaan biaya dan anggaran merupakan langkah untuk memperkirakan besar biaya dari sumber daya yang diperlukan oleh proyek. Perencanaan biaya yang dilakukan pada tahap awal ini sangat erat kaitannya dengan mutu yang dikehendaki dalam proyek. Perkiraan biaya selanjutnya akan dikaitkan dengan unsur jadwal pemakaiannya agar tersusun anggaran biaya proyek (time phased budget), time phased budget tergantung dari rencana progress pekerjaan. Setelah merinci jadwal pemakaian dan jumlah alokasi yang bersangkutan, anggaran biaya ini akan menjadi sarana bagi pengendalian kemajuan atau progress kegiatan proyek. Biaya proyek ini terdiri dari fixed capital 30

21 meliputi biaya langsung dan tak langsung, dan working capital (upah tenaga kerja, suku cadang, persediaan bahan mentah, dan lainnya). Biaya langsung meliputi pekerjaan persiapan lahan, peralatan pipa dan instrumen, listrik, utility dan offsite. Biaya tak langsung meliputi biaya design engineering, manajemen dan penyediaan peralatan konstruksi, fasilitas sementara, overhead dan pajak, kontijensi. (p. 225) Soeharto (1999) menjelaskan bahwa, Perencanaan sumber daya yaitu perencanaan sumber daya non manusia (pengadaan material serta peralatan yang permanen maupun tidak permanen) dan sumber daya manusia. Perencanaan sumber daya meliputi rancangan organisasi, personil, mobilisasi dan pelatihan tenaga kerja untuk lapangan, termasuk membuat uraian tugas, tanggung jawab, serta jalur komunikasi dan pelaporan. Setiap proyek selalu menghadapi berbagai resiko yang dapat berdampak besar terhadap pencapaian tujuan, maka dari itu pengelola proyek perlu memiliki perencanaan atau program pengelolaan resiko terutama dalam perencanaan tindakan dalam menghadapi segala permasalahan. Perencanaan kontrak dan pembelian merupakan proses penyusunan kebijakan kontrak dan pembelian, kemudian identifikasi dan pendokumentasian berbagai material, peralatan dan tenaga kerja keperluan proyek dengan cara kontrak atau pembelian. Perencanaan ini dilakukan sebagai tindak kerjasama yang dilakukan proyek terhadap pihak luar termasuk para pelaksana dan supplier bahan material di lapangan. Perencanaan komunikasi meliputi penentuan dan pemilihan jenis informasi dan sarana komunikasi yang diperlukan proyek, kapan dan berapa banyak frekuensinya. (p ) 31

22 2.9.2 Penjadwalan Proyek atau Project Schedulling Soeharto (1999) Untuk melakukan penjadwalan, maka ditentukan perkiraan waktu yang diberikan untuk masing-masing aktivitas dan koneksinya yang dibuat dalam network diagram. Perkiraan waktu dapat mengalami penyesuaian apabila diperlukan untuk memenuhi kebutuhan objektif manajemen, perkiraan waktu dapat dimodifikasi setelah proyek berjalan Pengendalian Proyek atau Project Control Pada tahap ini ditentukan apakah pelaksanaan proyek telah sesuai dengan perencanaan awal atau harus segera dilakukan tindakan koreksi. Apabila terjadi perbedaan rencana kenyataan yang cukup signifikan, Soeharto (1997) menjelaskan bahwa tahapan pengendalian dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Menentukan sasaran yang dihasilkan dari satu perencanaan dasar dan merupakan tonggak tujuan dari kegiatan pengendalian. 2. Menentukan standar dan kriteria atau spesifikasi yang dipakai sebagai tolak ukur untuk membandingkan dan menganalisis hasil pekerjaan, sifatnya harus kuantitatif dan metode pengukurannya harus dapat memberikan indikasi terhadap pencapaian sasaran. 32

23 3. Merancang sistem informasi dan pengumpulan data yang dapat memberikan keterangan secara tepat, cepat dan akurat untuk dipakai dalam pertimbangan pengambilan keputusan. 4. Mengumpulkan data dan informasi untuk memperoleh gambaran serealistis mungkin mengenai hasil pelaksanaan pekerjaan. Pelaporan dan pemeriksaan sejauh mungkin didasarkan atas pengukuran penyelesaian fisik pekerjaan. 5. Mengkaji dan menganalisis hasil pekerjaan dan membandingkannya dengan kriteria dan standar yang telah ditentukan pada awalnya. Hasil analisis ini penting karena akan digunakan sebagai landasan dan dasar tindakan pembetulan. 6. Mengadakan tindak pembetulan apabila ada indikasi penyimpangan yang cukup berarti. Tindakan pembetulan dapat berupa realokasi sumber daya, menambah tenaga kerja atau mengubah metode, cara dan prosedur kerja yang digunakan. (p ) Soeharto (1997) menjelaskan bahwa unsur-unsur dan objek pengendalian sekaligus sebagai sasaran proyek yang perlu ditekankan terdiri dari: Pengendalian lingkup Memperhatikan dan mengusahakan agar proyek dapat memenuhi deliverable sesuai dengan definisi dan integritas lingkup yang dikehendaki oleh pemilik atau owner. 33

24 Pengendalian biaya Pengendalian aktif atas kumulatif biaya pada sasaran akhir hanyalah meneruskan atau merupakan pengendalian lanjutan dari apa yang dilakukan pada pengendalian biaya tahap awal. Biaya yang hendak dikeluarkan proyek akan sangat bergantung pada bagaimana disain dibuat, cara pembuatannya, jenis bahan yang dipakai, dan sebagainya. Hal ini dilakukan dengan membuat dugaan biaya akhir konstruksi yang dapat berupa prediksi awal yang didasarkan atas catatan biaya pada proyek serupa, prediksi atas kuantitas akurat yang diukur dengan harga satuan komponen yang disepakati dan prediksi operasional. Untuk melakukan pengendalian biaya dapat dibantu dengan melakukan revisi prediksi biaya akhir secara teratur yang mencerminkan keadaan tertentu dalam tahap kemajuan proyek. Jika terjadi penyimpangan yang tidak diharapkan maka perlu diambil tindakan korektif untuk mengembalikan situasi pada rencana semula atau bertindak terus sesuai keinginan pemilik proyek. Pengendalian jadwal Terpusat pada pencapaian sasaran waktu penyelesaian akhir proyek baik bagi owner maupun kontraktor dan penyediaan sumber daya seperti material, peralatan dan tenaga kerja. Alat kendalinya adalah melakukan perbandingan prestasi aktual dengan target waktu yang direncanakan secara periodik. 34

25 Pengendalian mutu Pemantauan proses dan hasil kerja apakah memenuhi standar mutu dan pemuasan kebutuhan dan syarat yang diinginkan oleh owner atau pemilik. Pengendalian dilakukan oleh pengawas dan seluruh pihak yang terlibat di lapangan dan terpusat pada bahan bangunan yang akan dipakai, inspeksi dan pemeriksaan atas hasil pekerjaan dalam bentuk pengujian. Selanjutnya disesuaikan dengan gambar kerja dan spesifikasi yang disyaratkan secara teknis. (p ) Beberapa metode yang dapat mendeteksi penyimpangan sedini mungkin yaitu bagan balok, jaringan kerja jalur kritis, kurva-s yang sudah dibuat berdasarkan atas progress yang direncanakan dalam tahap perencanaan, identifikasi varians, konsep nilai hasil (earned value) atau audit proyek. Gambar 2.9 Model Bagan Balok dan Kurva S Sumber: Putra, Membuat Kurva-S (Manajemen Proyek), 1 Mei

26 Budisuanda (2011) menjelaskan bahwa kurva-s adalah suatu grafik hubungan antara waktu pelaksanaan proyek dengan nilai akumulasi progres pelaksanaan proyek mulai dari awal hingga proyek selesai. Terdiri dari dua buah grafik, yaitu grafik rencana dan grafik realisasi pelaksanaan (Budisuanda, 2011, par.2-3). Budisuanda (2011) mengatakan bahwa manfaat dari kurva-s adalah sebagai berikut: Alat indikator dan monitoring schedule pelaksanaan proyek. Sebagai alat yang diperlukan untuk membuat EVM (Earned Value Method). Sebagai alat yang dapat membuat prediksi atau forecast penyelesaian proyek. Sebagai alat untuk me-review dan membuat program kerja pelaksanaan proyek dalam satuan mingguan atau bulanan, biasanya untuk melakukan percepatan. Sebagai dasar perhitungan eskalasi proyek. Sebagai alat bantu dalam menghitung cash flow. Untuk mengetahui perkembangan program percepatan. Untuk dasar evaluasi kebijakan manajerial secara makro. 36

27 No Macam Pekerjaan Menyiapkan Lahan Membuat Pondasi Memasang Tiang dan Dinding KEGIATAN KONSTRUKSI Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agu (Rupiah) Anggaran Pengeluaran Varians Anggaran Pengeluaran Varians Anggaran Pengeluaran Varians Jumlah /Bulan Anggaran Pengeluaran Varians Jumlah Kumulatif Anggaran Pengeluaran Varians Gambar 2.10 Pengendalian Biaya dan Variannya Sumber: Manajemen Proyek dari Konseptual sampai Operasional, Soeharto, 1997, p.265. Spinner (1992) menjelaskan bahwa pengendalian yang efektif memuat hal-hal sebagai berikut: Monitor Peninjauan perkembangan status dari suatu kegiatan proyek secara periodik. Analisa Menganalisa status yang ter-update apakah sesuai atau tidak dengan rencana awal. Proses penganalisasian ini dilakukan hanya pada item-item yang sifatnya kritikal atau mempunyai pengaruh yang signifikan tehadap perkembangan proyek. 37

28 Resolusi Memecahkan setiap masalah yang timbul secepat mungkin begitu teridentifikasi, misalnya dengan memberi nilai negatif pada setiap keterlambatan yang terjadi sehingga semakin besar nilai negatifnya maka diketahui bahwa kondisi untuk penyelesaian proyek juga semakin kritis. Komunikasi Mengkomunikasikan seluruh informasi yang paling update, baik berupa status pekerjaan, keterlambatan jadwal, penanganan yang dilakukan dan segala informasi lainnya yang patut diketahui kepada seluruh pekerja dan karyawan yang terlibat dalam setiap kegiatan tersebut. (p.51) 2.10 Perencanaan Waktu dan Jaringan Kerja Bagan Balok Bagan balok digunakan untuk menyusun jadwal induk suatu proyek. Bagan ini tersusun pada koordinat x dan y, pada sumbu tegak lurus x dicatat pekerjaan atau elemen atau paket kerja dari hasil penguraian lingkup suatu proyek dan digambar berbentuk balok, sedangkan pada sumbu y tertulis satuan waktu misalnya hari, minggu atau bulan. 38

29 Soeharto (1999) menjelaskan bahwa milestone atau tonggak kemajuan adalah event yang mempunyai fungsi kunci dilihat dari pencapaian keberhasilan proyek dari segi jadwal, hal tersebut menandai waktu mulai atau akhir dari suatu kegiatan penting. (p.236) Gambar 2.11 Model Bagan Balok Sumber : Engineer, Civil. 5 Februari Construction Planning and Scheduling. Soeharto (1999) menjelaskan bahwa kelebihan metode bagan balok adalah mudah dibuat dan dipahami. Metode ini sangat bermanfaat sebagai alat perencanaan, komunikasi sekaligus pengendali. Kelemahan dari metode bagan balok adalah tidak menunjukan secara spesifik hubungan ketergantungan antara satu kegiatan dengan lainnya sehingga sulit untuk mengetahui dampak yang diakibatkan oleh keterlambatan suatu kegiatan terhadap jadwal keseluruhan proyek. (p.237) 39

30 Jaringan Kerja Metode ini mampu menyuguhkan teknik dasar dalam menentukan urutan dan kurun waktu kegiatan unsur proyek dan dapat dipakai untuk memperkirakan waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan. Soeharto (1999) menjelaskan bahwa sistematika lengkap dari proses menyusun jaringan kerja terdiri dari lima langkah sebagai berikut: 1. Mengkaji dan mengidentifikasi lingkup proyek, menguraikan dan memecahkannya menjadi kelompok kegiatan yang merupakan komponen proyek. 2. Menyusun komponen kegiatan tersebut menjadi mata rantai yang saling berhubungan sesuai urutan logika ketergantungan, dapat berupa pararel atau seri. 3. Memberikan perkiraan kurun waktu masing-masing kelompok kegiatan. 4. Identifikasi jalur kritis, float dan kurun waktu penyelesaian proyek. Jalur kritis adalah jalur yang terdiri dari rangkaian kegiatan dalam proyek yang bila terlambat akan menyebabkan keterlambatan proyek secara keseluruhan, sedangkan float adalah tenggang waktu suatu kegiatan tertentu non kritis dari proyek. 5. Meningkatkan daya guna dan hasil guna pemakaian sumber daya, seperti menentukan jadwal yang paling ekonomis, meminimalkan fluktuasi pemakaian sumber daya. (p ) 40

31 Gambar 2.12 Diagram Critical Path Method Sumber: J L Riggs, Wiley, 1987, "Production Systems", pp Kontrak dan Administrasi Kontrak Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kesepakatan yang dicapai dari hasil negosiasi kontrak dan pengaturan kerjasama antara peserta dalam suatu proyek dituangkan dalam suatu dokumen kontrak, dokumen ini menjadi landasan pokok yang memuat aturan-aturan tentang hubungan kerja, hak, kewajiban dan tanggung jawab masing-masing pihak serta penjelasan perihal lingkup kerja beserta syaratsyarat lain yang berkaitan dengan implementasi proyek. Soeharto (1997) menjelaskan bahwa dalam merencanakan suatu proyek, perlu diperhatikan beberapa hal yaitu: 41

32 Nilai Kontrak Harga yang dibayarkan kepada kontraktor atas jasa dan material yang telah diberikan. Pengaturan pembayaran sistemnya bermacam-macam sesuai dengan kesepakatan. Jadwal Dinyatakan sebagai tanggal mulai dan akhir serta kurun waktu yang ditentukan untuk menyelesaikan pekerjaan. Penjelasan akibat yang harus ditanggung oleh kontraktor jika terjadi keterlambatan yang disebabkan oleh kontraktor. Bonus Rangsangan yang diberikan oleh owner untuk kontraktor agar dapat menyelesaikan pekerjaannya lebih cepat dari yang tercantum dalam kontrak. Lingkup Kerja Memberi batasan dan dimensi dari jasa dan material yang akan dilakukan, karena luasnya deskripsi pekerjaan suatu proyek, biasanya lingkup kerja ini dipersempit dengan menyediakan gambaran spesifikasi dan kriteria selengkap mungkin agar antara kontraktor dan pemilik memiliki pengertian yang sama. Kajian Disain Hal ini dilakukan untuk mendapat konfirmasi perihal masalah-masalah seperti kendala peralatan, pemeliharaan keamanan, fleksibilitas dan sebagainya. 42

33 Pekerjaan sub kontraktor Pelaksanaan paket pekerjaan yang diserahkan kepada sub kontraktor harus disetujui oleh pemilik proyek, hasil dari paket pekerjaan yang dilakukan oleh sub kontraktor menjadi tanggung jawab kontraktor. Persetujuan hasil pekerjaan Penjelasan tentang tanggung jawab yang terkandung dalam prosedur persetujuan. Syarat pembayaran Perhitungan formulasi pembayaran harus dapat memenuhi keinginan baik dari pihak kontraktor maupun pemilik. Change order Melakukan persiapan untuk penghitungan pembayaran pekerjaan tambah yang mungkin terjadi seiring dengan perkembangan proyek, seperti mengikat harga satuan bagi pekerjaan yang mungkin menjadi pekerjaan tambahan. (p ) Soeharto (1997) menjelaskan bahwa bila dilihat dari pembagian tanggung jawab antara pemilik dan kontraktor yang tercermin dari cara pembayarannya, jenis kontrak dapat dibedakan menjadi dua jenis, antara lain: Kontrak dengan harga tetap Kontraktor setuju untuk melaksanakan semua pekerjaan proyek dengan harga yang jumlahnya tetap, segala resiko kemungkinan kenaikan biaya seperti 43

34 harga material, gaji, keperluan proyek dan sebagainya menjadi tanggungan kontraktor sepenuhnya. Kontrak dengan harga tidak tetap Pihak pemilik membayar semua biaya yang dikeluarkan, diatur dalam kontrak ditambah dengan sejumlah uang dalam bentuk upah. Kontrak ini memberi keleluasaan yang besar pada pemilik untuk menentukan, menyetujui ataupun menolak harga yang diajukan oleh kontraktor dalam pembelian barang tertentu. Pemilik menanggung resiko seluruhnya atas beban proyek seandainya terjadi kenaikan biaya material, perubahan nilai mata uang dan sebagainya. (p ) Soeharto (1997) menjelaskan bahwa untuk sistem pembayaran, terdapat beberapa cara pembayaran, antara lain: Biaya yang sesungguhnya dikeluarkan Pemilik membayar sesuai dengan pengajuan yang diperiksa kebenarannya. Kurun waktu periodik tertentu Pembayaran kepada kontraktor dibagi rata per kurun waktu tertentu. Kemajuan kinerja proyek Pembayaran dilakukan sesuai dengan presentase pekerjaan proyek yang diselesaikan yang diperoleh dari hasil opname secara bersama-sama. (p.655) 44

35 2.12 Pengendalian Proyek yang Efektif dan Tidak Efektif Soeharto (1999) menjelaskan bahwa pengendalian yang efektif harus: Tepat waktu dan peka terhadap penyimpangan. Bentuk tindakan yang diadakan tepat dan benar. Terpusat pada masalah atau titik yang sifatnya strategis, dilihat dari segi penyelenggaraan proyek. Mampu mengetengahkan dan mengkomunikasikan masalah dan penemuan, sehingga dapat menarik perhatian pimpinan maupun pelaksana proyek yang bersangkutan, agar tindakan koreksi yang diperlukan segera dapat dilaksanakan. Kegiatan pengendalian tidak lebih dari yang diperlukan. Dapat memberikan petunjuk berupa prakiraan hasil pekerjaan yang akan datang, bilamana pada saat pengecekan tidak mengalami perubahan. Pengendalian yang tidak efektif : Tidak mudah mengikuti kinerja masing-masing kegiatan dan menyimpulkan menjadi laporan yang tidak terkonsolidasi. Masalah komunikasi dan koordinasi semakin bertambahnya dengan besarnya jumlah peserta dan terpencarnya lokasi. Laporan yang tidak tepat pada waktunya dan tidak pandai memilih materi akan banyak mengurangi faedah suatu informasi, ditambah lagi dengan bila didasarkan atas informasi atau sumber yang kurang kompeten. (p.232) 45

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South Sumatra NGL Project PT. Tripatra dapat dilihat dari aspek lingkungan pengendalian dan proses pengendalian.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (resource) yang ada. Yang dimaksud dengan sumber daya (resource) di sini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (resource) yang ada. Yang dimaksud dengan sumber daya (resource) di sini BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 DEFINISI MANAJEMEN PROYEK Pengertian sederhana dari manajemen proyek adalah proses dalam pencapaian suatu tujuan yang telah disepakati dan dibatasi dengan waktu dan sumber daya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Proyek Dan Manajemen Proyek Proyek adalah rangkaian kegiatan yang dimulai dari perencanaan, dan dilaksanakan sampai benar-benar memberikan hasil atau keluaran-keluaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan Faktor sukses adalah suatu bagian penting, dimana prestasi yang memuaskan diperlukan untuk suatu organisasi agar dapat mencapai

Lebih terperinci

Pertemuan ke - 7 FUNGSI DAN PROSES PERENCANAAN SERTA PENGENDALIAN

Pertemuan ke - 7 FUNGSI DAN PROSES PERENCANAAN SERTA PENGENDALIAN Halaman 1 dari Pertemuan ke - 7 Halaman 2 dari Pertemuan ke - 7 Pertemuan ke - 7 FUNGSI DAN PROSES PERENCANAAN SERTA PENGENDALIAN Perencanaan adalah proses yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dianggap sebagai akibat tidak dipenuhinya rencana jadwal yang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dianggap sebagai akibat tidak dipenuhinya rencana jadwal yang telah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Penjadwalan Kunci utama keberhasilan melaksanakan proyek tepat waktu adalah perencanaan dan penjadwalan proyek yang lengkap dan tepat. Keterlambatan dapat dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Kegiatan konstruksi adalah kegiatan yang harus melalui suatu proses yang panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan. Dengan banyaknya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Menurut Ervianto (2002), suatu proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Menurut Ir. Abrar Husen, MT., Manajemen Proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya

Lebih terperinci

PROYEK DAN MANAJEMEN FUNGSIONAL

PROYEK DAN MANAJEMEN FUNGSIONAL PROYEK DAN MANAJEMEN FUNGSIONAL Konsep dan Pemikiran Proyek Manajemen Klasik - berkembang secara alamiah Manajemen Modern - dikembangkan secara ilmiah dan intensif sejak pertengahan abad 20 MANAJEMEN PROYEK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari Tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS

BAB VII TINJAUAN KHUSUS BAB VII TINJAUAN KHUSUS 7.1. Uraian Umum S-Curve atau Kurva S adalah suatu grafik hubungan antara waktu pelaksanaan proyek dengan nilai akumulasi progres pelaksanaan proyek mulai dari awal hingga proyek

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Proyek Proyek adalah aktivitas atau kegiatan yang telah direncanakan untuk diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan dan didalamnya dialokasikan biayanya (

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi merupakan rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam rangkaian kegiatan tersebut,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk menjamin

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK KONTEKS & PROSES PERTEMUAN 2

MANAJEMEN PROYEK KONTEKS & PROSES PERTEMUAN 2 MANAJEMEN PROYEK KONTEKS & PROSES PERTEMUAN 2 DEFINISI PROYEK Proyek adalah serangkaian aktifitas temporer dalam usaha melakukan dan mencapai tujuan tertentu (Schwalbe K, 2002). DEFINISI MANAJEMEN PROYEK

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN WAKTU DENGAN METODE LINTASAN KRITIS (CPM) PADA PROYEK PENGURUGAN DASAR JALAN RING ROAD KOTA SIDOARJO. Djamin

ANALISIS PERENCANAAN WAKTU DENGAN METODE LINTASAN KRITIS (CPM) PADA PROYEK PENGURUGAN DASAR JALAN RING ROAD KOTA SIDOARJO. Djamin ANALISIS PERENCANAAN WAKTU DENGAN METODE LINTASAN KRITIS (CPM) PADA PROYEK PENGURUGAN DASAR JALAN RING ROAD KOTA SIDOARJO Djamin ABSTRAKSI Dalam pelaksanaan proyek, tuntutan outputnya adalah ketepatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Proyek Proyek merupakan sekumpulan aktivitas yang saling berhubungan dimana ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu, proyek biasanya bersifat

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. MANAJEMEN PROYEK Manajemen proyek adalah ilmu dan seni yang berkaitan dengan memimpin dan mengkoordinir sumber daya yang terdiri dari manusia dan material dengan menggunakan tehnik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Proyek Kinerja Proyek merupakan bagaimana cara kerja proyek tersebut dengan membandingkan hasil kerja nyata dengan perkiraan cara kerja pada kontrak kerja yang disepakati

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 8 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumberdaya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci

Pengelolaan Proyek Sistem Informasi. Manajemen Sumber Daya Proyek

Pengelolaan Proyek Sistem Informasi. Manajemen Sumber Daya Proyek Pengelolaan Proyek Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Proyek Outline Sumber Daya Proyek Tim Proyek dan Organisasi Stakeholder Sumber Daya Proyek Pada sebuah proyek diperlukan adanya sumber daya manusia,

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 1 (SeNaTS 1) Tahun 2015 Sanur - Bali, 25 April 2015 ANALISIS KEUNTUNGAN KONTRAKTOR AKIBAT VARIASI SISTEM PEMBAYARAN DAN JADWAL PELAKSANAAN PADA PROYEK KONSTRUKSI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa

BAB II LANDASAN TEORI. tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Keterlambatan Pengertian penundaan (delay) adalah sebagian waktu pelaksanaan yang tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dibuat (Arditi and Patel, 1989)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dibuat (Arditi and Patel, 1989) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Penjadwalan Kunci utama keberhasilan melaksanakan proyek tepat waktu adalah perencanaan dan penjadwalan proyek yang lengkap dan tepat. Keterlambatan dapat dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Produktivitas Produktivitas memiliki pengertian yang beraneka ragam berkaitan dengan aspek ekonomi, kesejahteraan, teknologi, dan sumber daya. Pembahasan mengenai

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 7 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Manajemen Proyek 3.1.1 Pengertian Manajemen Proyek Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan kegiatan anggota serta sumber daya yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Proyek konstruksi merupakan kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu yang terbatas, dengan sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di Gedung X yang berlokasi di Jakarta Utara. Penelitian dilakukan pada 01

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. baik investasi kecil maupun besar dalam skala proyek memerlukan suatu

BAB III LANDASAN TEORI. baik investasi kecil maupun besar dalam skala proyek memerlukan suatu BAB III LANDASAN TEORI III. 1. Manajemen Proyek Kemajuan dan perkembangan dalam perindustrian telah mendorong untuk melakukan beberapa aspek pengelolaan dan manajemen yang dituntut memiliki kinerja, kecermatan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Optimalisasi Biaya dan Waktu Dalam pelaksanaan pembangunan proyek kontruksi sering mengalami keterlambatan akibat berbagai hal yang menyebabkan terjadinya kerugian materi dan

Lebih terperinci

Project Manager pada Proyek Wisma Atlet Banyuwangi

Project Manager pada Proyek Wisma Atlet Banyuwangi Project Manager pada Proyek Wisma Atlet Banyuwangi Merupakan pimpinan dalam suatu proyek,baik dilapangan maupun dikantor, sebagai penangung jawab tercapainya tujuan proyek. Pemilihan seorang manajer proyek

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dari sejumlah rangkaian analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan dan saran. 5.1 Kesimpulan Hasil akhir penelitian

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk

BAB III LANDASAN TEORI. mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk 9 BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci

ANALISIS CASH FLOW OPTIMAL PADA KONTRAKTOR PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN

ANALISIS CASH FLOW OPTIMAL PADA KONTRAKTOR PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN ANALISIS CASH FLOW OPTIMAL PADA KONTRAKTOR PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN Martho F. Tolangi J.P. Rantung, J.E.Ch. Langi, M. Sibi Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi email: martho_toex@yahoo.com

Lebih terperinci

Anak panah (arrow), menyatakan sebuah kegiatan/aktivitas (yang memerlukan jangka waktu tertentu) dalam pemakaian sejumlah sumberdaya

Anak panah (arrow), menyatakan sebuah kegiatan/aktivitas (yang memerlukan jangka waktu tertentu) dalam pemakaian sejumlah sumberdaya SIMBOL-SIMBOL DALAM NETWORK Anak panah (arrow), menyatakan sebuah kegiatan/aktivitas (yang memerlukan jangka waktu tertentu) dalam pemakaian sejumlah sumberdaya Lingkaran kecil (node), menyatakan sebuah

Lebih terperinci

Materi Kuliah Manajemen Konstruksi Dosen: Emma Akmalah, Ph.D. Pendahuluan

Materi Kuliah Manajemen Konstruksi Dosen: Emma Akmalah, Ph.D. Pendahuluan Materi Kuliah Manajemen Konstruksi Dosen: Emma Akmalah, Ph.D. Pendahuluan Secara umum, yang dimaksud dengan mengorganisir adalah mengatur sumber daya perusahaan atau proyek dalam suatu gerak yang harmonis

Lebih terperinci

PERILAKU DAN DINAMIKA PROYEK

PERILAKU DAN DINAMIKA PROYEK PERILAKU DAN DINAMIKA PROYEK Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana Yogyakarta Manajemen Proyek (TKE 3101) oleh: Indah Susilawati, S.T., M.Eng. Definisi

Lebih terperinci

3.1 STRUKTUR ORGANISASI LAPANGAN Gambar.3.1 Struktur Organisasi Lapangan (Sumber : Proyek Lexington Residence PT. PP (Persero), Tbk) III -1 3.1.1 Project Manager (PM) Project manager adalah pihak yang

Lebih terperinci

Phase Siklus Hidup Proyek

Phase Siklus Hidup Proyek MINGGU KE 2 MANAJEMEN PROYEK TERINTEGRASI 2.1. Tujuan, Proses dan Area Pengetahuan Proyek Mengintegrasikan manajemen proyek meliputi koordinasi semua area pengetahuan proyek ke dalam aktifitas pada siklus

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang Hal ini dilakukan guna meningkatkan taraf hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang Hal ini dilakukan guna meningkatkan taraf hidup dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan pembangunan disegala bidang mulai dirasakan, terutama di Negara berkembang Hal ini dilakukan guna meningkatkan taraf hidup dan kesejateraan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kegagalan pada Proyek Konstruksi Kegagalan konstruksi merupakan kegagalan yang bersifat teknis dan non teknis. Kegagalan pekerjaan konstruksi adalah keadaan hasil pekerjaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengendalian Mutu (Quality Control) 2.1.1. Pengertian pengendalian mutu (quality control) Beberapa pengertian pengendalian mutu (quality control) yang berkembang di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 5 TEMUAN DAN PEMBAHASAN

BAB 5 TEMUAN DAN PEMBAHASAN 104 BAB 5 TEMUAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Temuan Dari pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan maka ditemukan 3 faktor risiko dominan yang paling berpengaruh terhadap kinerja kualitas pelaksanaan konstruksi,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen Dalam menjalankan operasionalnya perusahaan membutuhkan suatu sistem yang memiliki kemampuan untuk mendukung dan mempersatukan berbagai tujuan ke dalam suatu

Lebih terperinci

LAMPIRAN 3 : PERENCANAAN AUDIT PROYEK

LAMPIRAN 3 : PERENCANAAN AUDIT PROYEK 95 LAMPIRAN 3 : PERENCANAAN AUDIT PROYEK Start Situation Analysis Planning PM Audit Management & QA Dept Lesson Learn Performance Analysis PM Audit Report- Generation PM Audit Presentation PM Audit Close

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian, dan keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya yang terbatas, untuk

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan proyek dapat berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah

Lebih terperinci

Manajemen Proyek Minggu 2

Manajemen Proyek Minggu 2 Project Management Process Manajemen Proyek Minggu 2 Danny Kriestanto, S.Kom., M.Eng Initiating / Requirement :...awal siklus! Planning : perencanaan... Executing : Lakukan! Monitoring and Controlling

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Tinjauan Umum Proyek dengan segala ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilibatkan didalamnya merupakan salah satu upaya manusia dalam membangun kehidupannya. Suatu proyek

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Sistem Organisasi Proyek 3.2 Struktur Organisasi Proyek PEMBERI TUGAS (OWNER) PT.Kompas Media Nusantara MANAJEMEN KONSTRUKSI PT.Ciriajasa Cipta Mandiri

Lebih terperinci

penting. Keberhasilan suatu proyek pertama-tama sangat dipengaruhi oleh ketepatan

penting. Keberhasilan suatu proyek pertama-tama sangat dipengaruhi oleh ketepatan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Tinjauan Umum Peranan Manajer Proyek dalam industri jasa konstruksi adalah sangat penting. Keberhasilan suatu proyek pertama-tama sangat dipengaruhi oleh ketepatan pemilihan

Lebih terperinci

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 2, No. 2 : , September 2015

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 2, No. 2 : , September 2015 Spektrum Sipil, ISSN 1858-4896 125 Vol. 2, No. 2 : 125-136, September 2015 PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG J (IRMA UTAMA) RSU PROVINSI NTB MENGGUNAKAN METODE EARNED VALUE Cost

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Kemajuan Proyek Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi merupakan bagian yang penting dari sistem informasi manajemen proyek.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

3/14/16 Manajemen Proyek IT - Universitas Mercu Buana Yogyakarta

3/14/16 Manajemen Proyek IT - Universitas Mercu Buana Yogyakarta Dosen Pengampu: Anief Fauzan Rozi, S.Kom., M.Eng. Phone/WA: 0856 4384 6541 PIN BB: 29543EC4 Email: anief.umby@gmail.com Website: http://anief.mercubuana- yogya.ac.id 3/14/16 Manajemen Proyek IT - Universitas

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Perencanaan merupakan perumusan awal segala sesuatu yang akan dicapai. Perencanaan melibatkan evaluasi mendalam dan cermat serangkaian tindakan terpilih dan penetapan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Metodologi penelitian merupakan langkah-langkah atau cara-cara yang berurutan yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian dan dipergunakan untuk membuktikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam periode tertentu ( Maharesi Dannyanti,2010 ). kurun waktu tertentu ( Tampubolon dalam Dannyanti,2010 )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam periode tertentu ( Maharesi Dannyanti,2010 ). kurun waktu tertentu ( Tampubolon dalam Dannyanti,2010 ) BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pengertian Proyek Proyek dalam analisis jaringan kerja adalah serangkaian kegiatan kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan produk dan hanya dilakukan dalam periode tertentu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Manajemen Proyek Pertama kali yang dibahas di dalam landasan teori ini adalah mengenai pemahaman mengenai manajemen proyek. Hal tersebut adalah penting karena pemahaman

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Pihak Pihak Yang Terkait Dengan Proyek 3.1.1. Pemilik Proyek / Owner Pemilik proyek atau owner adalah seseorang atau instasi yang memiliki proyek atau

Lebih terperinci

BAB 4. SIMPULAN DAN SARAN

BAB 4. SIMPULAN DAN SARAN BAB 4. SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka dapat disimpulkan, yaitu: a. Mengetahui tingkat keberhasilan implementasi e-procurement di PT. Pos Indonesia berdasarkan

Lebih terperinci

PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA PELAKSANAAN BANGUNAN KONSTRUKSI DI KOTA BANDUNG ABSTRAK

PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA PELAKSANAAN BANGUNAN KONSTRUKSI DI KOTA BANDUNG ABSTRAK Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA PELAKSANAAN BANGUNAN KONSTRUKSI DI KOTA BANDUNG Maksum Tanubrata 1 dan Deni Setiawan

Lebih terperinci

Pengertian Manajemen Proyek

Pengertian Manajemen Proyek MANAJEMEN PROYEK Pengertian Manajemen Proyek Suatu manajemen yang menangani proyek secara menyeluruh, dimulai dari pengembangan ide atau gagasan awal, perencanaan pembiayaan proyek, serta perencanaan kualitas

Lebih terperinci

MATERI 5 MANAJEMEN DAN ORGANISASI

MATERI 5 MANAJEMEN DAN ORGANISASI MATERI 5 MANAJEMEN DAN ORGANISASI Terdapat berbagai batasan pada definisi manajemen proyek tergantung pada proyek apa yang diberi penekanan. Bila digolongkan pada pendekatan sistem akan menjadi maka manajemen

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PENGENDALIAN. 2.1 Konsep & Metode Pengendalian

BAB II SISTEM PENGENDALIAN. 2.1 Konsep & Metode Pengendalian BAB II SISTEM PENGENDALIAN 2.1 Konsep & Metode Pengendalian Pengendalian adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata penghambat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diterjemahkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata penghambat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diterjemahkan 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Pengertian Penghambat Kata penghambat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai hal, keadaan atau penyebab lain yang menghambat (merintangi, menahan,

Lebih terperinci

Pertemuan ke - 4 SUMBERDAYA MANUSIA

Pertemuan ke - 4 SUMBERDAYA MANUSIA Pertemuan ke - 4 SUMBERDAYA MANUSIA Halaman 1 dari Pertemuan keempat Untuk menyelenggarakan proyek, salah satu sumber daya yang menjadi faktor penentu keberhasilannya adalah tenaga kerja. Jenis dan intensitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawasan 2.1.1 Pengertian Pengawasan Menurut Schermerhorn dalam Ernie dan Saefullah (2005: 317), mendifinisikan pengawasan merupakan sebagai proses dalam menetapkan ukuran

Lebih terperinci

PENGANTAR MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK

PENGANTAR MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK PENGANTAR MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Proyek Sebuah proyek adalah "usaha sementara

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Kemajuan Proyek Kemajuan proyek merupakan progress pekerjaan dari pekerjaan awal proyek sampai akhir pekerjaan proyek. Disetiap progress pekerjaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk menjamin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam suatu ilmu yang dinamakan MANAJEMEN.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam suatu ilmu yang dinamakan MANAJEMEN. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Konstruksi Bagaimana cara penanganan yang tepat, sebenarnya tidak ada suatu cara yang yang mutlak dan sempurna, dan harus selalu dikembangkan pada setiap saat sesuai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu. Proyek biasanya bersifat lintas fungsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu. Proyek biasanya bersifat lintas fungsi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Proyek Konstruksi Proyek merupakan sekumpulan aktivitas yang saling berhubungan. Ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu. Proyek biasanya bersifat lintas

Lebih terperinci

Manajemen Proyek Konstruksi. Perencanaan Proyek LOGO

Manajemen Proyek Konstruksi. Perencanaan Proyek LOGO Manajemen Proyek Konstruksi Perencanaan Proyek LOGO Anggota Kelompok KHOIRUL ARIF ROSYADI KHOIRUL IRFANI AYUK FRISTANTI Sub Bahasan Konsep Perencanaan Faktor yang mempengaruhi tahap perencanaan Komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya proyek merupakan suatu aktivitas yang bersifat sementara, kompleks, unik yang memiliki satu tujuan dan harus diselesaikan dalam waktu yang spesifik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan produk atau deliverable yang kriteria mutunya telah digariskan dengan jelas

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan produk atau deliverable yang kriteria mutunya telah digariskan dengan jelas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Dalam suatu proyek konstruksi, waktu merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Oleh karena itu, sebisa mungkin pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Menurut Ervianto (2002) proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam rangkaian

Lebih terperinci

Anggota Tim Proyek. Manajer Proyek 22/09/2007

Anggota Tim Proyek. Manajer Proyek 22/09/2007 Tim Proyek Adalah semua personil yang tergabung gdalam organisasi pengelola proyek. Ada personil fungsional dan organisasi induk, ada juga personil yang menjadi inti dari tim. Project office : Staf pendukung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 )

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 ) BAB II LANDASAN TEORI A. Anggaran 1. Definisi Anggaran Rencana yang dapat disebut dengan anggaran adalah rencana yang terorganisir dan menyeluruh, yang dinyatakan dalam bentuk angka rupiah, dollar, atupun

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Menurut Widiasanti (2013) manajemen diartikan sebagai kemampuan untuk memperoleh hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan sekelompok orang. Pengertian

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK MANAJEMEN OPERASIONAL MINGGU KETIGA BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.SI. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM

MANAJEMEN PROYEK MANAJEMEN OPERASIONAL MINGGU KETIGA BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.SI. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM MANAJEMEN PROYEK MANAJEMEN OPERASIONAL MINGGU KETIGA BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.SI. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM POKOK BAHASAN PENGERTIAN PENGORGANISASIAN PROYEK PENJADWALAN PROYEK PERCEPATAN DAN PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK 2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN JADWAL DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MICROSOFT PROJECT 2010 (Studi Kasus: Proyek PT. Trakindo Utama)

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN JADWAL DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MICROSOFT PROJECT 2010 (Studi Kasus: Proyek PT. Trakindo Utama) PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN JADWAL DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MICROSOFT PROJECT 2010 (Studi Kasus: Proyek PT. Trakindo Utama) David M. Walean R.J.M. Mandagi., J. Tjakra, G.Y. Malingkas Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK PROYEK Proyek adalah suatu kegiatan mengkoordinasikan segala sesuatu dengan menggunakan perpaduan sumber daya

MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK PROYEK Proyek adalah suatu kegiatan mengkoordinasikan segala sesuatu dengan menggunakan perpaduan sumber daya MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK PROYEK Proyek adalah suatu kegiatan mengkoordinasikan segala sesuatu dengan menggunakan perpaduan sumber daya manusia, teknik, administratif, keuangan untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi 14 BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi PT. Freshklido Graha Solusi adalah perusahaan jasa kebersihan terkemuka di Indonesia, yang menawarkan solusi cerdas

Lebih terperinci

I T S INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA. Biodata Penulis TRI WAHYU NUR WIJAYANTO

I T S INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA. Biodata Penulis TRI WAHYU NUR WIJAYANTO Biodata Penulis TRI WAHYU NUR WIJAYANTO 3109.105.008 ANALISA PERHITUNGAN PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL MIDTOWN SURABAYA TRI WAHYU NUR WIJAYANTO 3109.105.008 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Disusun oleh: Prof. Prayatni Soewondo dan Emenda Sembiring

Disusun oleh: Prof. Prayatni Soewondo dan Emenda Sembiring Disusun oleh: Prof. Prayatni Soewondo dan Emenda Sembiring POKOK BAHASAN: Sasaran kuliah ke 2 Istilah dalam siklus hidup proyek Siklus hidup proyek (Project life cycle) Siklus Perencanaan Proyek (Project

Lebih terperinci

PERAN MANAJEMEN KONSTRUKSI TERHADAP PRESTASI KONTRAKTOR PADA PROYEK KONSTRUKSI BERSKALA KECIL

PERAN MANAJEMEN KONSTRUKSI TERHADAP PRESTASI KONTRAKTOR PADA PROYEK KONSTRUKSI BERSKALA KECIL Konferensi Nasional Teknik Sipil I (KoNTekS I) Universitas Atma Jaya Yogyakarta Yogyakarta, 11 12 Mei 2007 PERAN MANAJEMEN KONSTRUKSI TERHADAP PRESTASI KONTRAKTOR PADA PROYEK KONSTRUKSI BERSKALA KECIL

Lebih terperinci

ABSTRAK. Salah satu tipe technology process dalam manajemen operasi adalah. proyek. Teknologi dalam proyek berhubungan dengan salah satu jenis produk

ABSTRAK. Salah satu tipe technology process dalam manajemen operasi adalah. proyek. Teknologi dalam proyek berhubungan dengan salah satu jenis produk ABSTRAK Salah satu tipe technology process dalam manajemen operasi adalah proyek. Teknologi dalam proyek berhubungan dengan salah satu jenis produk yang disesuaikan dengan syarat-syarat yang unik dari

Lebih terperinci

ANALISIS KONSEP CADANGAN WAKTU PADA PENJADWALAN PROYEK DENGAN CRITICAL PATH METHOD (CPM) (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Rumah Sakit Prima)

ANALISIS KONSEP CADANGAN WAKTU PADA PENJADWALAN PROYEK DENGAN CRITICAL PATH METHOD (CPM) (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Rumah Sakit Prima) ANALISIS KONSEP CADANGAN WAKTU PADA PENJADWALAN PROYEK DENGAN CRITICAL PATH METHOD (CPM) (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Rumah Sakit Prima) Gea Geby Aurora Syafridon 1 dan Syahrizal 2 1 Departemen Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Proyek Menurut Yamit (2000), setiap pekerjaan yang memiliki kegiatan awal dan memiliki kegiatan akhir, dengan kata lain setiap pekerjaan yang dimulai pada waktu tertentu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Definisi Manajemen Operasi Manajemen operasi adalah salah satu fungsi bisnis yang penting di dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisisi dan penegertian penghambat Kata penghambat dalam kamus besar bahasa indonesia diterjemahkan sebagai hal, keadaan atau penyebab lain yang menghambat (merintangi, menahan,

Lebih terperinci