HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN KECENDERUNGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA HIJABERS COMMUNITY DI KOTA MALANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN KECENDERUNGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA HIJABERS COMMUNITY DI KOTA MALANG"

Transkripsi

1 1 HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN KECENDERUNGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA HIJABERS COMMUNITY DI KOTA MALANG Ula Faza Naeli Sumi Lestari Yoyon Supriyono Program Studi Psikologi Universitas Brawijaya Abstract This study aims to find the relationship between conformity with a tendency of hedonic lifestyle on the hijabers community in Malang city. Population of this study were all member of the hijabers community in Malang city, and the sample as many as 53 persons. The sampling technique used snowball sampling technique. The data was collected using two scales namely is the scale of conformity dan the scale of hedonic lifestyle. The analysis used analytical techniques Product Moment Pearson. The result showed that the correlation coefficient (r) = 0,360 and significance value (p) = 0,008. This means that there are significant positive relationship between conformity with a tendency of hedonic lifestyle on the hijabers community in Malang city with effective contribution as 12,96%. Keyword: Conformity, Hedonic Lifestyle, Hijabers Community Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara konformitas dengan kecenderungan gaya hidup hedonis pada hijabers community di kota Malang. Populasi pada penelitian ini adalah semua anggota hijabers community di kota Malang, dengan sampel penelitian berjumlah 53 orang. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik snowball sampling. Data penelitian diperoleh menggunakan dua skala, yaitu skala konformitas dan skala gaya hidup hedonis. Analisis data menggunakan teknik analisis korelasi Product Moment Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien korelasi (r) = 0,360 dan nilai signifikansi (p) = 0,008. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara konformitas dengan kecenderungan gaya hidup hedonis pada hijabers community di kota Malang dengan sumbangan efektif sebesar 12,96%. Kata Kunci: Konformitas, Gaya Hidup Hedonis, Hijabers Community

2 2 LATAR BELAKANG Fenomena munculnya hijabers community yang merupakan komunitas perempuan muslimah pertama di Indonesia sangat menarik perhatian masyarakat khususnya para perempuan muslimah. Komunitas ini banyak menginspirasi berbagai fashion busana muslimah yang stylish dan modern sehingga banyak diminati kaum perempuan untuk menggunakan busana muslimah. Novitasari (2014) mengatakan hijabers community adalah sekumpulan wanita yang berdandan sangat modis dan Islami. Penampilan berbusana mereka sangat berbeda dengan kebanyakan wanita yang mengenakan busana muslimah, karena model pakaian yang mereka pakai sangat stylish dan modern, dari mulai jilbab, baju, sepatu, hingga tas. Media (2012) menambahkan hijabers community merupakan sebuah komunitas bagi para wanita muslimah yang didalamnya terdapat kegiatan-kegiatan khusus berkaitan dengan lifestyle, seperti mengadakan fashion show, beauty dan hijab class. Munculnya hijabers community, banyak menarik perhatian perempuan muslimah untuk mengikuti gaya berbusana ala hijabers community yang saat ini menjadi trend fashion bagi perempuan muslimah terutama di kalangan anak muda. Hijabers community, hingga kini mampu mengembangkan komunitasnya, yang awalnya hanya berada di ibu kota Jakarta, kini mampu menyebar hampir di seluruh kota di Indonesia termasuk di kota Malang. Hal ini menunjukkan bahwa banyak dari kalangan perempuan muslimah yang tertarik untuk bergabung dengan hijabers community. Hijabers community dikenal sebagai komunitas perempuan muslimah dengan gaya berbusana muslimah yang stylish dan modern serta melekat dengan gaya hidup yang high class ditunjukkan dari pilihan fashion dan barang-barang yang dipakai, serta pilihan tempat dan aktivitas yang biasanya mereka lakukan yang terkesan mewah dan ekslusif. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Novitasari (2014) yang mengatakan bahwa hijabers community cenderung merasa nyaman menggelar aktivitas-aktivitas komunitasnya, seperti fashion show, beauty dan hijab class di tempat-tempat yang memiliki status prestisius di mata masyarakat seperti di butik, restoran, mall, dan café. Hal itu mengindikasikan bahwa hijabers community memiliki kecenderungan gaya hidup hedonis. Susianto (Kasali, 2000) mendefinisikan gaya hidup hedonis adalah pola hidup yang mengarahkan aktivitasnya untuk mencari kesenangan hidup, seperti lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah, lebih banyak bermain, senang pada keramaian kota, senang membeli barang-barang mahal (branded) untuk memenuhi hasratnya, dan selalu ingin menjadi pusat perhatian. Lebih lanjut, Azam (Hamzah, Krauss, Suandi, Hamzah, Tamam, 2013) menambahkan gaya hidup hedonis ini sangat jelas terlihat pada masa remaja dan dewasa awal, termasuk pelajar, karyawan atau pegawai, maupun pekerja individual.

3 3 Penelitian dari Andriani dan Ni matuzahroh (2013) mengatakan bahwa hijabers community menyebut komunitasnya sebagai sosialita muslimah. Sosialita muslimah, dalam soal gaya dan kode gaul lainnya tidak jauh berbeda dengan sosialita pada umumnya. Menurut Wakhid, dkk (Andriani dan Ni matuzahroh, 2013), secara garis besar sosialita muslimah dapat dicirikan dengan menampilkan atribut fashion yang trendy dan tidak kampungan, dan memiliki kelompok pengajian atau ta lim sehingga mendapatkan muatan positif bagi pencerahan pemikiran yang nantinya akan berimbas pada perubahan dan kemajuan baik secara individu maupun masyarakat. Kecenderungan gaya hidup high class yang melekat pada hijabers community seakan-akan telah menjadi suatu ciri khas bagi hijabers community untuk menunjukkan identitas kelompoknya kepada masyarakat sebagai komunitas muslimah yang ekslusif. Hal itu seakan-akan telah menjadi suatu norma atau tuntutan yang harus diikuti oleh anggota hijabers community sehingga menimbulkan kecenderungan individu untuk menyamakan pola perilaku dan gaya hidup hijabers community lainnya. Perilaku mengikuti atau menyamakan tingkah laku yang terjadi dalam hijabers community ini biasanya disebut sebagai konformitas. Rongjun dan Sun (2013) mengatakan bahwa fenomena ketika seseorang mengubah perilaku dan sikapnya untuk menyamakan perilaku kelompok mayoritasnya disebut sebagai konformitas sosial. Baron dan Byrne (2005) mengatakan bahwa konformitas adalah suatu jenis pengaruh sosial dimana individu mengubah sikap dan tingkah laku mereka agar sesuai dengan norma sosial yang ada. Santrock (2003), mengatakan bahwa konformitas muncul ketika individu meniru sikap atau tingkah laku orang lain dikarenakan tekanan yang nyata maupun yang dibayangkan oleh mereka. Berdasarkan penjelasan beberapa tokoh diatas, maka mengindikasikan bahwa adanya keinginan individu untuk merasa conform dengan komunitasnya menimbulkan seseorang melakukan konformitas dengan cara menyamakan perilaku dan gaya hidup kelompok acuannya, yaitu hijabers community. Sears (Meilinda, 2013) mengungkapkan bahwa penyebab seseorang melakukan konformitas karena perilaku orang lain memberikan informasi yang bermanfaat dan bersikap comform karena ingin diterima dalam kelompok. Jalaludin (Meilinda, 2013) juga mengatakan bahwa bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan melakukan hal yang sama. Melihat fenomena dan paparan diatas, peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam mengenai hubungan antara konformitas dengan kecenderungan gaya hidup hedonis pada hijabers community di kota Malang.

4 4 LANDASAN TEORI Konformitas Konformitas menurut Baron dan Byrne (2005) adalah bentuk pengaruh sosial dimana individu mengubah sikap dan/atau perilakunya untuk mengikuti norma kelompok atau sosial. Konformitas berarti tunduk pada tekanan kelompok meskipun tidak ada permintaan langsung untuk mengikuti apa yang dilakukan oleh kelompok. Konformitas akan mengakibatkan suatu perubahan sikap dan perilaku individu yang dilakukan agar sesuai dengan norma sosial yang ada. Myers (2005), konformitas adalah suatu perubahan dalam bertingkah laku atau kepercayaan untuk menyamakan tingkah laku dengan yang lainnya sebagai hasil dari tekanan kelompok yang bersifat nyata maupun yang dibayangkan. Baron dan Byrne (2005) mengemukakan terdapat dua motif penting yang mendasari kecenderungan manusia untuk melakukan konformitas, yaitu keinginan untuk disukai oleh orang lain dan keinginan untuk menjadi benar atau tepat, untuk memiliki pemahaman yang tepat mengenai dunia sosial. Kedua motif tersebut tercermin dalam dua jenis pengaruh sosial yang berbeda, antara lain: 1. Pengaruh sosial normatif (normative social influence), yaitu keinginan atau kebutuhan manusia untuk disukai dan rasa takut akan penolakan. Pengaruh sosial ini meliputi perubahan tingkah laku untuk memenuhi harapan orang lain. 2. Pengaruh sosial informasional (informational social influence), yaitu keinginan manusia untuk merasa benar, artinya kecenderungan manusia untuk bergantung pada orang lain sebagai sumber informasi tentang berbagai aspek dunia sosial. Baron dan Byrne menambahkan dengan adanya proses-proses kognitif menyebabkan manusia melihat konformitas sebagai hal yang dibenarkan sepenuhnya setelah hal itu terjadi. Menurut Myers (2005), terdapat dua jenis konformitas, antara lain sebagai berikut. 1. Compliance, yaitu konformitas yang melibatkan individu bertingkah laku sesuai dengan tekanan kelompok, namun secara pribadi ia tidak menyetujui tingkah laku tersebut. 2. Acceptance, yaitu tingkah laku dan keinginan individu sesuai dengan tekanan kelompok yang diterimanya. Myers (2005) mengungkapkan terdapat beberapa dimensi dalam konformitas, antara lain sebagai berikut. 1. Pengetahuan (knowledge), yaitu informasi yang dimiliki individu mengenai anggota kelompok, aktivitas kelompok, tujuan kelompok, serta pemahaman terhadap aturan atau norma kelompok.

5 5 2. Pendapat (opinion) adalah anggapan individu terhadap anggota kelompok, aktivitas kelompok, serta aturan dan norma kelompok yang belum terbukti kebenarannya atau bersifat tentatif. 3. Keyakinan (belief), yaitu suatu kepercayaan individu terhadap kelompok bahwa kelompok dianggap benar sehingga menerima perlakuan kelompok, serta bersedia mematuhi peraturan dan norma kelompok. 4. Ketertarikan (interest), yaitu perasaan senang individu terhadap anggota kelompok, aktivitas kelompok, serta aturan dan norma kelompok. 5. Konatif (kecenderungan berinteraksi), yaitu kecenderungan individu untuk berinteraksi dengan anggota kelompok, kecenderungan individu untuk menyesuaikan perilaku, dan kecenderungan bekerjasama antar anggota kelompok. Gaya Hidup Hedonis Susianto (Kasali, 2000) mendefinisikan gaya hidup hedonis adalah pola hidup yang mengarahkan aktivitasnya untuk mencari kesenangan hidup, seperti lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah, lebih banyak bermain, senang pada keramaian kota, senang membeli barang-barang mahal (branded) untuk memenuhi hasratnya, dan selalu ingin menjadi pusat perhatian. Susianto (Kasali, 2000) menyebutkan bahwa ciri-ciri individu yang melakukan kegiatan hedonis adalah individu yang selalu menyelesaikan masalah bila mengalami kesulitan dengan keluar rumah yaitu dengan cara bermain. Ciri lainnya dari individu yang memiliki gaya hidup hedonis adalah cenderung impulsif, cenderung irasional, follower, dan mudah dibujuk secara emosional. Susanto (2001) menyatakan bahwa atribut kecenderungan gaya hidup hedonis meliputi lebih senang mengisi waktu luang (leisure time) di mall, kafe dan restoran-restoran makanan siap saji (fast food), serta memiliki sejumlah barang-barang dengan merek prestisius. Plummer (Kasali, 2000), mengatakan bahwa dimensi gaya hidup dijelaskan dalam bentuk AIO (Aktivities, Interest, Opinion) sebagai berikut. 1. Aktivitas, yaitu suatu cara seseorang menghabiskan waktu dan uangnya untuk pekerjaan yang dia sukai atau hobi yang sering dilakukan, kita dapat mengidentifikasi kepribadian seseorang dari pola kegiatan yang dia lakukan. 2. Minat, yaitu preferensi dan prioritas individu, seperti makanan, teknologi, barang, fashion atau rekreasi.

6 6 3. Opini, yaitu pandangan dan perasaan individu mengenai berbagai topik kejadian-kejadian yang berlangsung dilingkungan sekitar, baik yang lokal maupun internasional, masalahmasalah ekonomi, sosial, dan moral. METODE Partisipan dan Desain Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah hijabers community di kota Malang yang berjumlah sekitar 60 orang. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan jenis nonprobability sampling dengan teknik snowball sampling. Teknik snowball sampling, yaitu yaitu teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel yang diambil pada awalnya sedikit, tetapi semakin lama semakin banyak dan akan berhenti ketika informasi yang didapatkan dinilai/dianggap telah cukup (Sarjono dan Julianita, 2011). Teknik penentuan jumlah sampel menggunakan rumus dari Slovin dengan tingkat kesalahan 5% sehingga diperoleh jumlah sampel untuk penelitian ini berjumlah 53 orang anggota hijabers community di kota Malang. Desain Penelitian dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat korelasional. Penelitian kolerasional bertujuan untuk menyelidiki sejauh mana variasi pada suatu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2009). Penelitian ini menggunakan dua variabel penelitian, yaitu variabel bebas atau variabel X dan variabel terikat atau variabel Y. Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah konformitas dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah gaya hidup hedonis. Alat Ukur dan Prosedur Penelitian Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala dengan model Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2011). Instrumen penelitian dalam penelitian ini terdiri dari dua instrumen penelitian, yaitu skala konformitas dan skala gaya hidup hedonis. Kedua skala penelitian ini dibuat sendiri oleh peneliti dan di ujicobakan pada 30 anggota hijabers community di kota jember yang tidak menjadi subjek penelitian. Hasil uji coba kemudian di uji validitas dan reliabilitasnya. Pengujian validitas menggunakan analisis aitem dengan menggunakan rumus koefisien korelasi aitem-total (item-total correlation) dengan bantuan SPSS Version 20.0 for Windows. Menurut Sugiyono (2011) syarat minimum aitem dianggap memenuhi syarat jika r = 0,3. Jadi, jika korelasi

7 7 antara butir aitem dengan skor total kurang dari 0,3 maka aitem dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak lolos sehingga harus diperbaiki atau dibuang. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus koefisien alpha ( ) Cronbach dengan bantuan SPSS version 20.0 for Windows. Menurut Azwar (2009), reliabilitas telah dianggap memuaskan apabila koefisiennya mencapai minimal r 11 = 0,900. Tabel 1. Uji Reliabilitas Skala Penelitian No Skala Cronbach Alpha Keterangan 1. Konformitas 0,913 Reliable 2. Gaya hidup Hedonis 0,920 Reliable Setelah diketahui validitas dan reliabilitasnya, kemudian melakukan pengumpulan data penelitian dengan cara menyebarkan kuesioner penelitian, yaitu kuesioner konformitas yang memiliki 18 pernyataan dan kuesioner gaya hidup hedonis yang memiliki 20 pernyataan. Skala penelitian ini masing-masing terdiri dari aitem favourable dan aitem unfavourable dengan empat respon jawaban, yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. HASIL Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara konformitas dengan kecenderungan gaya hidup hedonis pada hijabers community di kota Malang, oleh karena itu penelitian ini menggunakan uji korelasi Product Moment Pearson dengan bantuan program software SPSS Version 20.0 for Windows. Hasil analisis deskriptif dari variabel konformitas dengan kecenderungan gaya hidup hedonis disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini. Tabel 2. Deskripsi Data Variabel Penelitian Variabel Statistik Hipotetik Empirik Konformitas Skor Minimum 18 46,00 Skor Maksimum 72 66,00 Mean 45 56,8868 Standart Deviasi 9 5,19119 Gaya Hidup Hedonis Skor Minimum 20 46,00 Skor Maksimum 80 80,00 Mean 50 66,7925 Standart Deviasi 10 10,33917 Berdasarkan tabel 1 diatas, menunjukkan bahwa rata-rata (mean) hipotetik variabel konformitas adalah 45 lebih kecil dibandingkan rata-rata (mean) empirik variabel konformitas yaitu 56,8868, yang artinya tingkat konformitas subjek penelitian cenderung tinggi. Demikian pula nilai rata-rata (mean) hipotetik variabel gaya hidup hedonis adalah 50,

8 8 lebih kecil dibandingkan nilai rata-rata (mean) empirik variabel gaya hidup hedonis yaitu 66,7925, yang artinya tingkat kecenderungan gaya hidup hedonis subjek penelitian cenderung tinggi. Hasil uji normalitas variabel konformitas dengan kecenderungan gaya hidup hedonis disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini. Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Variabel Nilai Kolmogorov- Smirnov Signifikansi Keterangan Konformitas Normal Gaya Hidup Hedonis Normal Tabel 2 diatas, menunjukkan bahwa variabel konformitas memiliki nilai Kolmogorovsmirnov sebesar dengan nilai signifikansi sebesar Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0.05 yang berarti bahwa data variabel konformitas berdistribusi normal. Demikian pula, variabel gaya hidup hedonis memiliki nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar dengan nilai signifikansi sebesar Nilai signifikansi tersebut juga lebih besar dari 0.05, yang artinya data variabel gaya hidup hedonis juga berdistribusi normal. Hasil uji linearitas variabel konformitas dengan kecenderungan gaya hidup hedonis disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini. Tabel 4. Hasil Uji Linearitas Variabel Nilai F Signifikansi Keterangan Konformitas*Gaya Hidup Hedonis Linear Tabel 3 diatas, menunjukkan bahwa uji linearitas dari kedua variabel, yaitu variabel konformitas dan variabel gaya hidup hedonis menghasilkan nilai F sebesar dengan nilai signifikan sebesar yang lebih kecil dari Hal itu menunjukkan bahwa variabel konformitas memiliki hubungan linear dengan variabel gaya hidup hedonis. Hasil uji korelasi Product Moment Pearson variabel konformitas dengan variabel gaya hidup hedonis disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini. Variabel Tabel 5. Hasil Uji Korelasi Product Moment Pearson Korelasi (r) Signifikansi Koefisien determinasi (r 2 ) Sumbangan efektif Konformitas*Gaya ,96% Hidup Hedonis Tabel 4 diatas, menunjukkan bahwa nilai (r) = dengan nilai signifikansi sebesar Hal itu menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara konformitas dengan kecenderungan gaya hidup hedonis pada hijabers community di Kota Malang. Nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,360 menunjukkan bahwa kekuatan hubungan antara variabel

9 9 konformitas dengan variabel gaya hidup hedonis berada pada kategori rendah. Hal itu diperkuat oleh Sugiyono (2011) mengenai penjabaran interpretasi koefisien korelasi dengan interval nilai koefisien korelasi antara 0,201-0,400 merupakan koefisien korelasi dengan kategori rendah. Nilai r 2 = menunjukkan bahwa sumbangan efektif konformitas terhadap kecenderungan gaya hidup hedonis pada hijabers community di kota Malang sebesar 12,96% sedangkan sisanya, 87,04% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini, misalnya seperti konsep diri, harga diri, kepribadian, persepsi, jenis kelamin, kelas sosial, kebudayaan, dan lain-lain. DISKUSI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara konformitas dengan kecenderungan gaya hidup hedonis pada hijabers community di kota Malang. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment Pearson untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas (konformitas) dengan variabel terikat (gaya hidup hedonis). Hijabers community merupakan salah satu kelompok sosial yang beranggotakan perempuan muslimah yang sangat tertarik akan fashion dan lifestyle. Hijabers community dikenal sebagai komunitas perempuan muslimah dengan gaya berbusana muslimah yang stylish dan modern serta melekat dengan gaya hidup yang high class ditunjukkan dari pilihan fashion dan barang-barang yang dipakai, serta pilihan tempat dan aktivitas yang biasanya mereka lakukan yang terkesan mewah dan ekslusif. Novitasari (2014), mengatakan bahwa hijabers community cenderung merasa nyaman menggelar aktivitas-aktivitas komunitasnya, seperti fashion show, beauty dan hijab class di tempat-tempat yang memiliki status prestisius di mata masyarakat seperti di butik, restoran, mall, dan café. Kecenderungan gaya hidup high class yang melekat pada hijabers community seakanakan telah menjadi suatu ciri khas bagi hijabers community untuk menunjukkan identitas kelompoknya kepada masyarakat sebagai komunitas muslimah yang ekslusif. Hal itu seakanakan telah menjadi suatu norma atau tuntutan yang harus diikuti oleh anggota hijabers community sehingga menimbulkan kecenderungan individu untuk mengikuti atau menyamakan pola perilaku dan gaya hidup hijabers community lainnya. Perilaku mengikuti atau menyamakan tingkah laku yang terjadi dalam hijabers community ini biasanya disebut sebagai konformitas. Konformitas merupakan suatu bentuk pengaruh sosial dimana individu mengubah sikap dan/atau perilakunya untuk mengikuti norma kelompok atau sosial (Baron & Byrne,

10 ). Perilaku konformitas dapat disebabkan oleh adanya ciri khas yang melekat pada hijabers community sehingga menimbulkan suatu tuntutan bagi anggota hijabers community untuk menyeragamkan perilakunya sesuai dengan ciri khas kelompoknya. Perilaku konformitas dapat pula disebabkan oleh keinginan individu untuk disukai dan diterima oleh anggota kelompok lainnya ataupun keinginan individu untuk menjadi benar dan tepat dalam memahami dunia sosial disekitarnya. Hal itu sesuai dengan yang diungkapkan oleh Baron dan Byrne (2005), yang mengemukakan terdapat dua motif penting yang mendasari kecenderungan manusia melakukan konformitas yang tercermin dalam dua jenis pengaruh sosial (social influence), yaitu pengaruh sosial normatif (normative social influence) dan pengaruh sosial informasional (informational social influence). Pengaruh sosial normatif (normative social influence) tercermin dalam bentuk perilaku individu yang ingin disukai atau takut akan penolakan dari kelompoknya, sedangkan pengaruh sosial informasional (informational social influence) tercermin dalam bentuk keinginan individu untuk menjadi benar dan tepat dalam memahami dunia sosial disekitarnya. Anggota Hijabers community rata-rata berusia diatas 20 tahun yang termasuk dalam kategori masa dewasa awal, merupakan masa transisi dari masa remaja menuju kedewasaan dimana pada masa tersebut indivu mengalami perkembangan secara fisik, psikis, maupun peran sosial. Seperti yang diungkapkan oleh Santrock (2003), yang mengatakan masa dewasa awal dimulai pada umur 20 tahun sampai kira-kira umur 30 tahun, dimana pada masa dewasa awal merupakan masa transisi, baik secara fisik, intelektual, serta peran sosial. Hijabers community yang sebagian besar anggotanya berada pada masa dewasa awal ini berusaha untuk menemukan jati diri dan peran sosialnya di lingkungan masyarakat dengan cara masuk kedalam kelompok sosial yang mereka anggap sesuai. Hal tersebut dilakukan sesuai dengan tugas perkembangan menurut Ericson (Santrock, 2009) yang menyatakan pada usia 20 tahun hingga 30 tahunan merupakan masa dewasa awal. Pada tahap perkembangan ini merupakan tahap keintiman (intimacy) versus isolasi (isolation) dimana pada tahap ini, tugas perkembangan individu adalah membangun hubungan yang positif dengan orang lain. Selain itu, keintiman bukan hanya sebagai penemuan diri sendiri, tetapi meleburnya diri sendiri dalam diri orang lain. Pada tahap keintiman (intimacy) inilah individu lebih banyak menghabiskan waktunya dengan kelompok pertemanannya dan berusaha untuk membangun hubungan yang positif dengan kelompok pertemanannya dengan harapan agar mendapat menerimaan dari kelompok pertemannya. Keintiman (intimacy) yang terjadi pada anggota hijabers community tampak pada kecenderungan individu untuk saling berkonformitas antar anggota kelompok hijabers

11 11 community yang ditunjukkan dari gaya hidupnya yang ekslusif dan cenderung mengarah pada gaya hidup hedonis. Susianto (Kasali, 2000) mengemukakan bahwa gaya hidup hedonis adalah pola hidup yang mengarahkan aktivitasnya untuk mencari kesenangan hidup, seperti lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah, lebih banyak bermain, senang pada keramaian kota, senang membeli barang-barang mahal (branded) untuk memenuhi hasratnya, dan selalu ingin menjadi pusat perhatian. Kecenderungan gaya hidup hedonis yang tampak pada hijabers community terlihat pada pilihan konsumsi, tempat, dan aktivitas yang biasanya dilakukan oleh anggota hijabers community, seperti gemar membeli dan mengoleksi barangbarang bermerek, mengadakan pertemuan ditempat yang mewah serta gemar berlibur ke luar negeri. Selain itu, hijabers community juga gemar mengadakan kegiatan fashion show, beauty dan hijab class di butik, hotel ataupun tempat yang mewah dengan tujuan untuk menarik perhatian masyarakat akan keberadaan komunitasnya dan menunjukkan identitasnya sebagai komunitas muslimah yang ekslusif. Aktivitas dan kebiasaan hijabers community yang cenderung mengarah pada aktivitas hedonisme diperkuat oleh hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa hijabers community memiliki tingkat kecenderungan gaya hidup hedonis kategori sedang hingga tinggi.

12 12 DAFTAR PUSTAKA Andriani, Mutia & Ni matuzahroh. (2013). Konsep Diri dengan Konformitas pada Komunitas Hijabers. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, (Online), 01 (01) ( diakses 27 Februari 2014 Azwar, S. (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Baron, R. A. & Donn Byrne. (2005). Psikologi Sosial. Jilid 2 (Edisi 10). Terjemahan oleh Ratna Djuwita, dkk. Jakarta: Erlangga Hamzah, Siti R., Steven Eric Krauss, Turiman Suandi, Azimi Hamzah & Ezhar Taman. (2013). The Moderating Effect of parent and Peer Influence of Hedonistic Behavior among Undergraduate Students in Malaysia. Asian Social Science, (Online), 9 (13) ( diakses 8 Maret 2014 Kasali, Renald. (2000). Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi, Targetting, dan Positioning. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Media, Zoya. (2012). Lia Zoya, Pencetus Hijabers Community Malang, (Online), ( (Diakses pada 21 April 2014) Meilinda, Endah. (2013). Hubungan antara Penerimaan Diri dan Konformitas terhadap Intensi Merokok pada Remaja di SMK Istiqomah Muhammadiyah 4 Samarinda. Jurnal Psikologi, (Online), 1 (1) ( diakses pada 27 Februari 2014 Myers, David G. (2005). Social Psychology Eight Edition. New York: McGraw-Hill Book Novitasari, Yasinta Fauziah. (2014). Jilbab sebagai Gaya Hidup (Studi Fenomenologi tentang Alasan Perempuan Memakai Jilbab dan Aktivitas Solo Hijabers Community). Jurnal Skripsi. Solo: FKIP Universitas Negeri Solo Rongjun, Yu. & Sai Sun. (2013). To Comform or Not to Comform: Spontaneous Conformity Diminishes the Sensitivity to Monetary Outcomes. Article of Social Psychology, (Online), 8 (5) ( diakses 8 Maret 2014 Santrock, John W. (2003). Adolescence (Perkembangan Remaja). Jakarta: Erlangga Santrock, John. W. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika Sarjono, H. & Winda Julianita. (2011). SPSS vs LISREL: Sebuah Pengantar, Aplikasi untuk Riset. Jakarta: Salemba Empat Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta Susanto, A. B. (2001). Potret-Potret Gaya Hidup dan Citra Metropolis. Jakarta: Kompas

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisanya pada data-data numerical (angka) yang di olah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisanya pada data-data numerical (angka) yang di olah dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Pendekatan pendekatan kuantitatif menekankan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hijabers Community Bandung.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hijabers Community Bandung. 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hijabers Community Bandung. 2. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini merupakan anggota

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Gaya Hidup Hedonis. Gaya hidup adalah pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Gaya Hidup Hedonis. Gaya hidup adalah pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Hidup Hedonis 1. Pengertian Gaya Hidup Hedonis Gaya hidup adalah pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia dalam masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008).

Lebih terperinci

Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Pada Produk X Dengan Citra Diri Remaja Putri

Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Pada Produk X Dengan Citra Diri Remaja Putri Jurnal Mediapsi 2016, Vol. 2, No. 1, 45-50 Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Pada Produk X Dengan Citra Diri Remaja Putri R. A. Adinah Suryati Ningsih, Yudho Bawono dhobano@yahoo.co.id Program Studi Psikologi,

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian dimulai dengan mempersiapkan alat ukur, yaitu menggunakan satu macam skala untuk mengukur self esteem dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke masyarakat di lokasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PRESENTASI DIRI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA DI SMA TARUNA NUSANTARA

HUBUNGAN ANTARA PRESENTASI DIRI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA DI SMA TARUNA NUSANTARA HUBUNGAN ANTARA PRESENTASI DIRI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA DI SMA TARUNA NUSANTARA Dwini Aisha Royyana, Nailul Fauziah Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip

Lebih terperinci

Jurnal SPIRITS, Vol.5, No.2, Mei ISSN:

Jurnal SPIRITS, Vol.5, No.2, Mei ISSN: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN GAYA HIDUP HEDONISME PADA MAHASISWI PSIKOLOGI UST YOGYAKARTA Ayentia Brilliandita Flora Grace Putrianti ABSTRACT This study aims to determine the relationship

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENGGUNAKAN PRODUK SKIN CARE PADA MAHASISWI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENGGUNAKAN PRODUK SKIN CARE PADA MAHASISWI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENGGUNAKAN PRODUK SKIN CARE PADA MAHASISWI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO Liestianti Surya Putri 1, Hastaning Sakti 2 1,2 Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional. Jenis penelitian korelasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan pendekatan studi korelasional yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELIITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan menggunakan

BAB III METODE PENELIITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan menggunakan BAB III METODE PENELIITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian yang berwujud data kuantitatif dianalisis dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Yogyakarta angkatan 2015 yang berjenis kelamin laki-laki dan

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Yogyakarta angkatan 2015 yang berjenis kelamin laki-laki dan 34 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa hubungan antara konformitas pada produk dan perilaku konsumtif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi dan metode

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi dan metode BAB III METODE PEELITIA Metode penelitian merupakan usaha untuk menjawab permasalahan, memahami peraturan, dan memprediksikan keadaan dimasa yang akan dating (ursalam, 2001). Pada bab ini akan diuraikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional 1. Variabel Menurut Sugiyono (2011), variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Negeri 2 Tarik Sidoarjo. Jumlah dalam penelitian ini sebanyak 67 subjek.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Negeri 2 Tarik Sidoarjo. Jumlah dalam penelitian ini sebanyak 67 subjek. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII 1 dan VII 7 di SMP Negeri 2 Tarik Sidoarjo. Jumlah dalam penelitian ini sebanyak 67 subjek.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi tersebut

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA Rita Sinthia Dosen Prodi Bimbingan Konseling FKIP Universitas Bengkulu Abstract:This study was

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. dalam hal ini yaitu kota Yogyakarta bertujuan untuk melihat pola-pola yang

BAB IV PENUTUP. dalam hal ini yaitu kota Yogyakarta bertujuan untuk melihat pola-pola yang BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian mengenai terjadinya variasi penggunaan hijab di masyarakat perkotaan, dalam hal ini yaitu kota Yogyakarta bertujuan untuk melihat pola-pola yang menimbulkan pembentukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional yaitu suatu cara untuk menemukan hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan pada data- data numerical atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi, karena penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas kehidupan bekerja dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk menguji hipotesis penelitian, sebelumnya akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan 36 BAB III METODE PENELITIAN A. VARIABEL DAN DEFENISI OPERASIONAL 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel independen (bebas) adalah Brand Image sedangkan variabel dependen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian Subjek penelitian ini adalah anggota dari kelompokkelompok game yang bermain Ayo Dance di Salatiga, tepatnya anggota Narciz Community

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 4 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Pedoman Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan jenis studi korelasi. Alasan peneliti menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung. 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung. 2. Populasi Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut karena Universitas Mercu Buana Jakarta merupakan salah satu universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di sekolah SMK NEGERI 1 Kecamatan SUTERA Kabupaten Pesisir Selatan. 4.2. Pelaksanaan Penelitian 4.2.1. Tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara etimologis, dalam Oxford English Dictonary (OED),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara etimologis, dalam Oxford English Dictonary (OED), 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara etimologis, dalam Oxford English Dictonary (OED), Fashion is good place to start as any, dari bahasa latin Faction yang berarti make or to do. Sementara itu

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. apabila P > 0,05 dan diperoleh hasil sebagai berikut:

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. apabila P > 0,05 dan diperoleh hasil sebagai berikut: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data memiliki distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN INTENSI PERILAKU SEKSUAL PADA SMP NEGERI X

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN INTENSI PERILAKU SEKSUAL PADA SMP NEGERI X HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN INTENSI PERILAKU SEKSUAL PADA SMP NEGERI X Dinda Puspa Handika, Imam Setyawan* Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro E-mail: dinda.handika@gmail.com, imamsetyawan.psiundip@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam penelitian ini, yang meliputi: desain penelitian, variabel penelitian, definisi konseptual dan operasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini dijelaskan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini dijelaskan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan metode dalam penelitian ini, yang mencakup jenis penelitian, variabel penelitian, definisi operasional variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 57 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Variabel adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan strategi yang mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang tetap sesuai dengan karakteristik dan tujuan

Lebih terperinci

JURNAL PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai. Gelar sarjana strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Oleh MEY FATMAWATI

JURNAL PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai. Gelar sarjana strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Oleh MEY FATMAWATI PENGARUH GAYA HIDUP (LIFESTYLE) DAN BUDAYA KELUARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PAKAIAN BATIK DI KALANGAN MAHASISWA KOS DI RT 04 RW 10 NILASARI BARU GONILAN KARTASURA SUKOHARJO JURNAL PUBLIKASI Untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER JARINGAN 1 SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER JARINGAN 1 SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER JARINGAN 1 SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh : Pudyastuti Widhasari ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan BAB III METODOLOGI PEELITIA A. Pendekatan Penelitian Suatu penelitian terdapat dua macam pendekatan, yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Hal tersebut digunakan karena penelitian ini menggunakan penghitungan statistik dalam penghitungan skala.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI Nama : Kartika Pradita Andriani NPM : 13510847 Jurusan : Psikologi Pembimbing : Prof. Dr. AM. Heru

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara sense of humor dengan work-life balance pada karyawan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel merupakan suatu atribut atau sifat, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan. kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004).

BAB III METODE PENELITIAN. inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan. kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004). BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dapat diklasifikasikan ke dalam penelitian pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan data yang dinyatakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN Bab III membahas mengenai lokasi, populasi, sampel, desain penelitian, metode penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dijelaskan di atas, maka penelitian ini dapat diklasifikasikan ke dalam penelitian kuantitatif.

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK Oleh: Amalia Gia Puspita Fuad Nashori PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, karena menggunakan data berupa angka angka yang kemudian dianalisa. Penelitian kuantitatif banyak dituntut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Gambaran umum subyek penelitian ini diperoleh dari data yang di isi subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMEN REMAJA MENGGUNAKAN PRODUK FASHION BERMEREK DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI

PERILAKU KONSUMEN REMAJA MENGGUNAKAN PRODUK FASHION BERMEREK DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI PERILAKU KONSUMEN REMAJA MENGGUNAKAN PRODUK FASHION BERMEREK DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI Wahyu Pranoto Iranita Hervi Mahardayani 1 2 Abstract This study aims to empirically examine the relationship

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Devinisi Operasional Penelitian, (C) Subjek Penelitian, Populasi dan Sampel (D)

BAB III METODE PENELITIAN. Devinisi Operasional Penelitian, (C) Subjek Penelitian, Populasi dan Sampel (D) 87 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam bab ini peneliti akan menjelaskan tentang metode yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi: (A) Identifikasi Variabel Penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian 1. Variabel Penelitian Untuk menguji hipotesis penelitian, akan dilakukan pengidentifikasian variabel-variabel yang diambil dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diharapkan. Seperti yang dikemukakan oleh Hadi (2004), bahwa untuk. A. Identifikasi Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. diharapkan. Seperti yang dikemukakan oleh Hadi (2004), bahwa untuk. A. Identifikasi Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Kegiatan penelitian harus menggunakan metode yang dapat dipertanggung jawabkan. Hal ini sangat penting agar dapat mencapai tujuan penelitian yang diharapkan. Seperti yang dikemukakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah 23 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah atau prosedur kerja sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Menurut Sugiyono (011: 8) metode penelitian kuantitatif dapat digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DENGAN INTENSI JUDI PADA KOMUNITAS FANS CLUB X INDONESIA REGIONAL SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DENGAN INTENSI JUDI PADA KOMUNITAS FANS CLUB X INDONESIA REGIONAL SEMARANG HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DENGAN INTENSI JUDI PADA KOMUNITAS FANS CLUB X INDONESIA REGIONAL SEMARANG Yahya Ghozy Baisa, Endang Sri Indrawati Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitan. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitan. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitan Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel Tergantung : Perilaku Konsumtif 2. Variabel Bebas : Konformitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang. ada di dalam penelitian ini (Azwar, 2004, h.5).

BAB III METODE PENELITIAN. yang menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang. ada di dalam penelitian ini (Azwar, 2004, h.5). BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Yang Digunakan Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, yaitu metode yang menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP TATA RUANG TOKO DENGAN KEPUASAN KONSUMEN SWALAYAN ADA BARU SALATIGA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP TATA RUANG TOKO DENGAN KEPUASAN KONSUMEN SWALAYAN ADA BARU SALATIGA HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP TATA RUANG TOKO DENGAN KEPUASAN KONSUMEN SWALAYAN ADA BARU SALATIGA Diyah Puji Lestari, Unika Prihatsanti* Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro diyah.saltig@gmail.com

Lebih terperinci

PENGARUH DIMENSI GAYA HIDUP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE BLACKBERRY DI PURWOREJO

PENGARUH DIMENSI GAYA HIDUP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE BLACKBERRY DI PURWOREJO 1 PENGARUH DIMENSI GAYA HIDUP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE BLACKBERRY DI PURWOREJO Oleh Mukhamad Habibi Universitas Muhammadiyah Purworejo habibi_emha@yahoo.com Abstrak Mukhamad Habibi. Pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya kepemimpinan partisipatif dan Work

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi atas dua macam, yaitu:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisikan pernyataan penelitian, hipotesis penelitian, variabel penelitian, responden penelitian, alat ukur penelitian, prosedur penelitian, dan metode analisis data.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas tentang orientasi kancah penelitian, subjek penelitian, prosedur penelitian, hasil uji coba, hasil uji asumsi, hasil uji hipotesa dan pembahasan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia yang berlokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan. Variabel bebas (X):

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang telah peneliti lakukan menunjukkan bahwa di sekolah tersebut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang telah peneliti lakukan menunjukkan bahwa di sekolah tersebut BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu sekolah di Kota Indramayu yaitu SMA PGRI 2 Sindang yang beralamat di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat korelasional, yaitu penelitian yang digunakan untuk melihat hubungan antara variabel yang diprediksi memiliki hubungan. A. IDENTIFIKASI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang

BAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Di bagian lain Kerlinger menyatakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian assosiatif. Menurut Sugiyono (2008:

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian assosiatif. Menurut Sugiyono (2008: BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian assosiatif. Menurut Sugiyono (2008: p55), penelitian assosiatif adalah suatu pertanyaan penelitian yang bersifat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Teknik Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Metode pada dasarnya merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu hasil menurut. Arikunto (2006, hlm. 160)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan keputusan pembelian. Peneliti mendeskripsikan skor brand image dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan keputusan pembelian. Peneliti mendeskripsikan skor brand image dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. DESKRIPSI SUBJEK Pada bagian ini, peneliti akan mendeskripsikan skor brand image dan keputusan pembelian. Peneliti mendeskripsikan skor brand

Lebih terperinci

PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA

PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA NUR IKHSANIFA Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda INTISARI Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian. korelasional dengan melibatkan variabel penelitian sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian. korelasional dengan melibatkan variabel penelitian sebagai berikut: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian Untuk menjawab tujuan dan hipotesis penelitian yang diajukan, maka penelitian ini akan menggunakan pendekatan kuantitatif dan desain

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai Hubungan Interaksi Kelompok Teman

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai Hubungan Interaksi Kelompok Teman V. HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum membahas lebih lanjut mengenai Hubungan Interaksi Kelompok Teman Sebaya Terhadap Perilaku Konsumtif Remaja pada siswa kelas XI SMA Al-Kautsar Bandar Lampung yang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perubahan dalam gaya hidup. Kehidupan yang semakin modern menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perubahan dalam gaya hidup. Kehidupan yang semakin modern menjadikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman dan teknologi membuat individu selalu mengalami perubahan dalam gaya hidup. Kehidupan yang semakin modern menjadikan individu berada dalam

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT This study was aimed to investigate the relationship between social

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. menengah perkotaan, mereka menyadari bahwa penampilan memegang peranan

BAB V PENUTUP. menengah perkotaan, mereka menyadari bahwa penampilan memegang peranan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Sebagai komunitas yang dibentuk berdasarkan kesadaran religious, Komunitas Hijabers Yogyakarta ingin menampilkan sebuah identitas baru yaitu berbusana yang modis tapi tetap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 58 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 8 Tabel Subjek penelitian berdasarkan kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 8 Tabel Subjek penelitian berdasarkan kelas A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di MTS Sullamul Hidayah Probolinggo. Jumlah dalam penelitian ini sebanyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran angka tersebut, serta penampilan

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran angka tersebut, serta penampilan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dalam usaha menguji hipotesis yang telah disusun. Penelitian kuantitatif banyak dituntut menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. B. Identifikasi Variabel. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang digunakan yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. B. Identifikasi Variabel. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang digunakan yaitu: BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Unsur yang paling penting di dalam suatu penelitian adalah metode penelitian, metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi untuk mengetahui ada tidaknya hubungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Konsumtif adalah pemakaian atau pengonsumsian barang-barang yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Konsumtif adalah pemakaian atau pengonsumsian barang-barang yang BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perilaku Konsumtif 1. Pengertian Perilaku Konsumtif Konsumtif adalah pemakaian atau pengonsumsian barang-barang yang sifatnya karena tuntutan gengsi semata dan bukan menurut tuntutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara individu dengan individu maupun kelompok. Interaksi sosial terjadi. pada setiap usia dan gender pada manusia.

BAB I PENDAHULUAN. antara individu dengan individu maupun kelompok. Interaksi sosial terjadi. pada setiap usia dan gender pada manusia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan individu lainnya untuk hidup. Dalam kehidupan setiap hari manusia selalu bertemu dengan manusia lainnya yang

Lebih terperinci

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 10 sebanyak 107 orang di SMAN 1 CiracapKabupatenSukabumi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan sebuah paradigma dalam penelitian yang memandang kebenaran sebagai suatu

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang terdiri atas dua bagian. Bagian pertama berisi hasil pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian. 4.1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu tentang suatu hal objektif, valid, dan reliabel

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu tentang suatu hal objektif, valid, dan reliabel BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian adalah sasaran untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang suatu hal objektif, valid, dan reliabel tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Menurut Neolaka (2014), penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang data penelitiannya berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan statistik,

Lebih terperinci

PENGARUH PENGELOLAAN KELAS DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA

PENGARUH PENGELOLAAN KELAS DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA PENGARUH PENGELOLAAN KELAS DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional kuantitatif. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel Tergantung : Konformitas 2. Variabel Bebas : Nilai Budaya Jawa B. Definisi Operasional 1. Konformitas Konformitas merupakan tendensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional. Penelitian korelasional dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Setelah data terkumpul dan siap diolah dan dianalisis, maka dilanjutkan dengan melakukan uji asumsi yaitu uji normalitas dan uji linearitas. Jika asumsi telah

Lebih terperinci