Bab II Profil Sanitasi Saat Ini

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab II Profil Sanitasi Saat Ini"

Transkripsi

1 2.1. GAMBARAN WILAYAH KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRATIF Bab II Secara geografis, Kabupaten Kudus terletak pada koordinat Lintang Selatan dan Bujur Timur, dengan batas-batas administratif yaitu : Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Jepara dan Pati, Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Demak dan Jepara, Sebelah selatan berbatasan Kabupaten Grobogan dan Pati serta Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Pati. Ditinjau dari letaknya di Pulau Jawa, wilayah Kabupaten Kudus berada pada posisi yang strategis karena berada pada Jalur Pantai Utara (Pantura) yang menghubungkan antara Jakarta dan Surabaya. Dengan melihat letaknya tersebut, Kabupaten Kudus sangat berperan dalam perekonomian di Indonesia karena banyak sekali perusahaan atau swasta yang berdiri di Kabupaten Kudus dikarenakan posisi strategis tersebut. A. Topografi Ditinjau dari topografi, Kabupaten Kudus memili ketinggian terendah 5 meter di atas permukaan air laut yang berada di Kecamatan Undaan dan ketinggian tertinggi meter di atas permukaan air laut berada di Kecamatan Dawe. Kelerengan 0 8 % menempati di daerah dataran antara lain di Kecamatan Undaan (Desa Undaan Kidul, Desa Undaan Lor, Desa Undaan Tengah), Kecamatan Kaliwungu (Desa Blimbing Kidul, Desa Sidorekso, Desa Kaliwungu, Kecamatan Gebog, Kecamatan Dawe (Desa Margorejo, Desa Samirejo, Desa Karangrejo, Desa Cendono) dan Kecamatan Jekulo (Desa Jekulo). Kelerengan 8 15 % menempati sebagian Kecamatan Jekulo, Kecamatan Dawe sebelah selatan, Kecamatan Gebog (Desa Gribig) dan Kecamatan Mejobo (Desa Jepang). Kelerengan % menempati Kecamatan Dawe (Desa Kajar) dan Gunung Patiayam bagian Timur. Kelerengan % menempati di daerah Gunung Patiayam bagian utara, Kecamatan Gebog (Desa Padurenan). Kelerengan > 45% menempati Kecamatan Dawe (Desa Ternadi) Kecamatan Gebog (Desa Rahtawu, Desa Menawan) dan daerah Puncak Muria bagian selatan. POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 1

2 B. Klimatologi Kondisi iklim di Kabupaten Kudus secara umum dipengaruhi oleh zona iklim tropis basah. Bulan basah jatuh antara bulan Oktober - Mei dan bulan kering terjadi antara Juni - September, sedang bulan paling kering jatuh setar bulan Agustus. Curah hujan yang jatuh di daerah Kudus bersar antara mm/tahun. Curah hujan tertinggi terjadi di daerah puncak Gunung Muria, yaitu antara mm/tahun. Temperatur tertinggi mencapai 33 o C dan terendah 26 o C dengan temperatur rata-rata setar 29 o C dan kelembaban rata-rata bulanan bersar antara 72% - 83%. Angin yang bertiup adalah angin barat dan angin timur yang bersifat basah dengan kelembaban setar 88 %, kecepatan angin minimum 5 km/jam dan kecepatan angin maksimum dapat mencapai 50 km/jam. C. Hidrologi 1. Air Permukaan Air permukaan yang dimaksud disini adalah sungai yang berair sepanjang musim dan sungai yang bersifat musiman (intermitten). Sungai yang mengalir sepanjang tahun diantaranya adalah Kali Serang, dimana sungai tersebut sejak tahun 1968 ditangani oleh proyek Jratunseluna, Departemen Pekerjaan Umum, untuk dimanfaatkan sebagi sumber air irigasi, air bersih dan tenaga listrik. Di daerah perbutan khususnya pada musim kemarau, sungai-sungai menjadi kering dan dijumpai sungai yang berair dengan debit sangat kecil. Air permukaan merupakan air yang ada di permukaan tanah, baik berupa sungai ataupun danau. Air permukaan umumnya dijumpai berupa sungai utama dengan cabang sungainya, sedangkan ranting sungai yang terutama berada di daerah perbutan umumnya berupa sungai musiman atau kering di musim kemarau dan hanya berair di musim hujan. Ada 2 (dua) sungai besar yang melintas di Kabupaten Kudus yaitu Sungai Wulan dan Sungai Juana. Sungai Juana menampung aliran drainase dari arah timur dan Sungai Wulan berperan untuk menampung aliran dari arah tengah sampai utara. Drainase di Kabupaten Kudus secara garis besar dilayani dengan saluran drainase yang dikombinasi dengan polder maupun long storage yang menampung kelebihan air selama terjadi banjir. Secara keseluruhan sistem jaringan drainase di Kabupaten Kudus terbagi POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 2

3 menjadi 4 (empat) sub sistem yaitu : 1. Sub sistem Sungai Wulan, menampung aliran dari drainase sekunder Sungai Gelis, Sungai Kondang dan Sungai Kencing; 2. Subsistem SWD-1 menampung aliran dari drainase sekunder Sungai Sumber, Sungai Jaranan, Sungai Sat / Sungai Beku dan Sungai Serut; 3. Subsistem SWD-2 menampung aliran drainase sekunder Kali Tali, Kali Jember, dan Kali Srabi; dan 4. Subsistem Sungai Juana-1 yang aliran dari semua drainase sekunder disebelah timur Sungai Gelis dan Sungai Kencing, seperti Sungai Tumpang, Sungai Dawe, Sungai Jumirah, dan Sungai Ngeseng. 2. Air Bawah Tanah Berdasarkan atas jumlah, mutu dan kemudahan untuk mendapatkan air tanahnya, di Kabupaten Kudus dapat dikelompokkan menjadi 6 (enam) wilayah potensi air tanah yaitu : a. Potensi air tanah sedang pada Akuifer Dangkal dan tinggi pada Akuifer Dalam; b. Potensi air tanah sedang pada Akuifer Dangkal dan Akuifer Dalam; c. Potensi air tanah rendah pada Akuifer Dangkal dan sedang pada Akuifer Dalam; d. Potensi air tanah rendah pada Akuifer Dangkal dan Akuifer Dalam; e. Potensi air tanah nihil pada Akuifer Dangkal dan rendah pada Akuifer Dalam; dan f. Potensi air tanah nihil pada Akuifer Dangkal dan Akuifer Dalam. D. Administratif Secara administratif, Kabupaten Kudus terdiri dari 9 kecamatan, 123 Desa dan 9 Kelurahan, dengan luas total wilayah adalah ,64 Ha. Kecamatan Dawe dengan luas 8.583,73 Ha, merupakan wilayah terluas dengan prosentase sebesar 20,19 % dari total luas wilayah administrasi, sedangkan Kecamatan Kota dengan luas 1.047,32 Ha merupakan Kecamatan terkecil dengan prosentase sebesar 2,46 % terhadap total wilayah administrasi. Namun apabila dilihat dari luas wilayah terbangun, Kecamatan Kota memili prosentase paling besar yaitu 67,51% sedangkan kecamatan Undaan memili luas terbangun terkecil dengan prosentase 11,44 % dari luas wilayah administrasi. Hal ini menunjukkan bahwa Kecamatan dengan luas wilayah yang kecil belum tentu resiko POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 3

4 permasalahan sanitasi lingkungan juga kecil. Hal ini disebabkan mespun kecamatan tersebut luas wilayahnya kecil namun prosentase area terbangun lebih besar sehingga permasalahan sanitasi lingkungan juga akan bertambah besar. Permasalahan keterbatasan lahan menjadi salah satu faktor penyebab permasalahan sanitasi di wilayah yang padat penduduknya. Tabel 2.1. Luas administrasi dan wilayah terbangun saat ini. Jumlah Kelurahan /Desa Luas Wilayah No Kecamatan Administrasi Terbangun (Ha) (%) thd total administrasi (Ha) 1 Kaliwungu ,28 7,69 % (%) thd luas administrasi 2 Kota ,32 2,46 % Jati ,80 6,19 % Undaan ,03 16,88 % Mejobo ,57 8,65 % 1, Jekulo ,67 19,50 % 1, Bae ,27 5,49 % 1, Gebog ,97 12,95 % 1, Dawe ,73 20,19 % 1, T O T A L , % 10, % Sumber : Kecamatan dalam angka, BPS, 2014 E. Wilayah Kajian Strategi Sanitasi Kabupaten Kudus Dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten ini, wilayah yang akan dikaji meliputi seluruh wilayah perkotaan dan perdesaan yang terdiri dari 9 Kecamatan, 123 Desa dan 9 Kelurahan. Hal ini dilakukan agar Pemerintah Kabupaten Kudus dapat mengetahui profil sanitasi di semua wilayah, sehingga dalam perencanaan pembangunan di bidang sanitasi akan dapat dilakukan dengan lebih tepat sasaran. Wilayah kajian Strategi Sanitasi Kabupaten perlu dibedakan kawasan perkotaan dan perdesaan dikarenakan adanya perbedaan jenis permuman, perilaku masyarakat dan penggunaan kawasan sebagai kegiatan ekonomi. Perbedaan ini akan membawa dampak terhadap permasalahan sanitasi yang berbeda pula untuk setiap wilayah. POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 4

5 Peta 2.1. Peta Administrasi dan Cakupan Wilayah Kajian Strategi Sanitasi Kabupaten Kudus PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP) TAHUN 2015 Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Kudus, 2012 POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 5

6 DEMOGRAFI A. Jumlah Penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Kudus pada tahun 2013 tercatat sebesar jiwa. Apabila dilihat dari jumlah penduduknya, maka kecamatan yang paling tinggi jumlah penduduknya adalah Kecamatan Jati sebanyak jiwa kemudian berturut-turut Kecamatan Jekulo jiwa, Kecamatan Dawe jiwa, Kecamatan Gebog jiwa, Kecamatan Kaliwungu jiwa, Kecamatan Kota Kudus jiwa, Kecamatan Mejobo jiwa, Kecamatan Undaan jiwa dan Kecamatan Bae dengan jumlah penduduk jiwa. Apabila dilihat dari komposisi penduduk yang tinggal di perkotaan dan perdesaan, pada tahun 2013 jumlah penduduk yang tinggal di perkotaan sejumlah jiwa atau 70,7 % dari jumlah penduduk Kabupaten kudus. Sedangkan penduduk yang tinggal di wilayah perdesaan sejumlah jiwa atau 29,3 % dari total penduduk. Permasalahan sanitasi diwilayah perkotaan dan perdesaan relatif berbeda, dimana hal tersebut disebabkan jenis timbulan sampah dan limbah yang berbeda pula, dimana di wilayah perkotaan cenderung menghasilkan jenis polutan yang lebih berbahaya dikarenakan adanya aktifitas rumah tangga, kegiatan bisnis dan industri. Untuk wilayah perdesaan, jenis timbulan polutan relatif kurang berbahaya dikarenakan aktifitas masyarakat yang masih tradisional, sehingga penanganannya lebih mudah. Dengan demian, maka untuk kedepan perlu dibuat skala prioritas penanganan sanitasi dengan memperhatikan kondisi wilayah. Rumah tangga atau biasa disebut dengan kepala keluarga (KK) menunjukkan jumlah satuan keluarga terkecil di masyarakat. di wilayah Kabupaten Kudus pada tahun 2013 diwilayah perkotaan sejumlah KK atau 68,9 % dari jumlah KK total, sedangkan di wilayah perdesaan sejumlah KK atau sebesar 31,1 % dari total jumlah KK di Kabupaten Kudus. Peran serta masyarakat dalam pembangunan sanitasi sangatlah diharapkan, dengan melibatkan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan sanitasi. Dengan melibatkan anggota keluarga dalam kegiatan sanitasi akan sangat efektif dikarenakan mereka akan lebih mudah mempengaruhi anggota keluarga yang lain daripada jika dilakukan oleh orang luar. POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 6

7 Tabel 2.2. Jumlah penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun kedepan Jumlah Penduduk (orang) Desa / Kelurahan Wilayah Perkotaan Wilayah Perdesaan Tahun Tahun Kaliwungu 1 Bakalankrapyak 6,921 6,968 7,015 7,063 7,111 7,160 7,208 7, Prambatan Kidul 7,214 7,263 7,312 7,362 7,412 7,463 7,513 7, Prambatan Lor 8,527 8,585 8,643 8,702 8,761 8,821 8,881 8, Garung Kidul 3,320 3,343 3,365 3,388 3,411 3,434 3,458 3, Setrokalangan ,217 2,232 2,247 2,263 2,278 2,293 2,309 2,325 6 Banget ,612 4,643 4,675 4,707 4,739 4,771 4,803 4,836 7 Blimbing Kidul ,613 4,644 4,676 4,708 4,740 4,772 4,804 4,837 8 Sidorekso ,007 6,048 6,089 6,130 6,172 6,214 6,256 6,299 9 Gamong ,224 3,246 3,268 3,290 3,313 3,335 3,358 3, Kedungdowo 10,515 10,587 10,658 10,731 10,804 10,877 10,951 11, Garung Lor 7,340 7,390 7,440 7,491 7,542 7,593 7,645 7, Karangampel 5,582 5,620 5,658 5,697 5,735 5,774 5,814 5, Mijen 10,046 10,114 10,183 10,252 10,322 10,392 10,463 10, Kaliwungu ,006 8,060 8,115 8,170 8,226 8,282 8,338 8, Papringan ,658 5,696 5,735 5,774 5,813 5,853 5,893 5,933 Jumlah 59,465 59,869 60,276 60,686 61,099 61,514 61,933 62,354 34,337 34,570 34,806 35,042 35,281 35,520 35,762 36,005 Kota 1 Purwosari 9,307 9,285 9,262 9,240 9,218 9,196 9,174 9, Janggalan 2,456 2,450 2,444 2,438 2,433 2,427 2,421 2, Demangan 1,897 1,892 1,888 1,883 1,879 1,874 1,870 1, Sunggingan 5,970 5,956 5,941 5,927 5,913 5,899 5,885 5, Panjunan 3,062 3,055 3,047 3,040 3,033 3,025 3,018 3, POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 7

8 Jumlah Penduduk (orang) Desa / Kelurahan Wilayah Perkotaan Wilayah Perdesaan Tahun Tahun Wergu Wetan 4,799 4,787 4,776 4,765 4,753 4,742 4,730 4, Wergu Kulon 3,064 3,057 3,049 3,042 3,035 3,027 3,020 3, Mlati Kidul 4,156 4,146 4,136 4,126 4,116 4,106 4,097 4, Mlatinorowito 5,370 5,357 5,344 5,331 5,319 5,306 5,293 5, Mlati Lor 4,471 4,460 4,450 4,439 4,428 4,418 4,407 4, Nganguk 2,605 2,599 2,593 2,586 2,580 2,574 2,568 2, Kramat 2,998 2,991 2,984 2,976 2,969 2,962 2,955 2, Demaan 4,852 4,840 4,829 4,817 4,806 4,794 4,783 4, Langgardalem 2,307 2,301 2,296 2,290 2,285 2,279 2,274 2, Kauman Damaran 1,473 1,469 1,466 1,462 1,459 1,455 1,452 1, Kerjasan 1,070 1,067 1,065 1,062 1,060 1,057 1,055 1, Kajeksan 3,775 3,766 3,757 3,748 3,739 3,730 3,721 3, Krandon 4,237 4,227 4,217 4,207 4,196 4,186 4,176 4, Singocandi 8,320 8,300 8,280 8,260 8,240 8,221 8,201 8, Glantengan 1,678 1,674 1,670 1,666 1,662 1,658 1,654 1, Kaliputu 3,098 3,091 3,083 3,076 3,068 3,061 3,054 3, Barongan 2,959 2,952 2,945 2,938 2,931 2,924 2,917 2, Burikan 2,760 2,753 2,747 2,740 2,734 2,727 2,720 2, Rendeng 5,031 5,019 5,007 4,995 4,983 4,971 4,959 4, Jumlah 92,039 91,818 91,598 91,378 91,159 90,940 90,722 90,504 Jati 1 Jetiskapuan 3,308 3,332 3,356 3,380 3,404 3,429 3,454 3, Tanjungkarang 5,466 5,505 5,545 5,585 5,625 5,666 5,706 5, Jati Wetan 8,600 8,662 8,724 8,787 8,850 8,914 8,978 9, POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 8

9 Jumlah Penduduk (orang) Desa / Kelurahan Wilayah Perkotaan Wilayah Perdesaan Tahun Tahun Pasuruhan Kidul 3,796 3,823 3,851 3,879 3,907 3,935 3,963 3, Pasuruhan Lor 10,732 10,809 10,887 10,965 11,044 11,124 11,204 11, Ploso 7,322 7,375 7,428 7,481 7,535 7,589 7,644 7, Jati Kulon 8,296 8,356 8,416 8,476 8,538 8,599 8,661 8, Getaspejaten 11,049 11,129 11,209 11,289 11,371 11,453 11,535 11, Loram Kulon 8,016 8,074 8,132 8,190 8,249 8,309 8,369 8, Loram Wetan 9,459 9,527 9,596 9,665 9,734 9,804 9,875 9, Jepangpas 9,367 9,434 9,502 9,571 9,640 9,709 9,779 9, Megawon 5,426 5,465 5,504 5,544 5,584 5,624 5,665 5, Ngembal Kulon 5,581 5,621 5,662 5,702 5,743 5,785 5,826 5, Tumpangkrasak 6,493 6,540 6,587 6,634 6,682 6,730 6,779 6, Jumlah 102, , , , , , , ,211 Undaan 1 Wonosoco ,055 1,064 1,073 1,081 1,090 1,100 1,109 1,118 2 Lambangan ,587 2,608 2,630 2,652 2,674 2,696 2,719 2,741 3 Kalirejo ,627 6,682 6,737 6,793 6,850 6,907 6,964 7,022 4 Medini 6,930 6,988 7,046 7,104 7,163 7,222 7,282 7, Sambung 3,983 4,016 4,049 4,083 4,117 4,151 4,186 4, Glagahwaru ,695 3,726 3,757 3,788 3,819 3,851 3,883 3,915 7 Kutuk ,397 6,450 6,504 6,558 6,612 6,667 6,722 6,778 8 Undaan Kidul 7,178 7,238 7,298 7,358 7,419 7,481 7,543 7, Undaan Tengah 4,977 5,018 5,060 5,102 5,144 5,187 5,230 5, Karangrowo ,910 6,967 7,025 7,083 7,142 7,202 7,261 7, Larikrejo ,463 1,475 1,487 1,500 1,512 1,525 1,537 1, Undaan Lor ,529 7,591 7,655 7,718 7,782 7,847 7,912 7,977 POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 9

10 Jumlah Penduduk (orang) Desa / Kelurahan Wilayah Perkotaan Wilayah Perdesaan Tahun Tahun Wates ,125 5,168 5,210 5,254 5,297 5,341 5,386 5, Ngemplak ,994 4,027 4,061 4,094 4,128 4,163 4,197 4, Terangmas 1,359 1,370 1,382 1,393 1,405 1,416 1,428 1, Berugenjang ,263 1,273 1,284 1,295 1,305 1,316 1,327 1,338 Jumlah 24,427 24,630 24,834 25,040 25,248 25,458 25,669 25,882 46,645 47,032 47,423 47,816 48,213 48,613 49,017 49,423 Mejobo 1 Gulang 6,842 6,897 6,952 7,008 7,064 7,120 7,177 7, Jepang 12,177 12,274 12,373 12,472 12,571 12,672 12,773 12, Payaman 5,201 5,243 5,285 5,327 5,369 5,412 5,456 5, Kirig ,337 4,372 4,407 4,442 4,477 4,513 4,549 4,586 5 Temulus ,283 6,333 6,384 6,435 6,486 6,538 6,591 6,643 6 Kesambi ,580 7,641 7,702 7,763 7,825 7,888 7,951 8,015 7 Jojo ,205 3,231 3,256 3,283 3,309 3,335 3,362 3,389 8 Hadiwarno ,047 5,087 5,128 5,169 5,210 5,252 5,294 5,337 9 Mejobo 8,290 8,356 8,423 8,491 8,558 8,627 8,696 8, Golantepus 5,785 5,831 5,878 5,925 5,972 6,020 6,068 6, Tenggeles 7,495 7,555 7,615 7,676 7,738 7,800 7,862 7, Jumlah 45,790 46,156 46,526 46,898 47,273 47,651 48,032 48,417 26,452 26,664 26,877 27,092 27,309 27,527 27,747 27,969 Jekulo 1 Sadang ,485 5,527 5,569 5,611 5,654 5,697 5,740 5,784 2 Bulungcangkring ,510 12,605 12,701 12,797 12,895 12,993 13,091 13,191 3 Bulungkulon ,324 10,402 10,482 10,561 10,641 10,722 10,804 10,886 4 Sidomulyo ,788 2,809 2,831 2,852 2,874 2,896 2,918 2,940 5 Gondoharum ,359 7,415 7,471 7,528 7,585 7,643 7,701 7,760 6 Terban ,784 7,843 7,903 7,963 8,023 8,084 8,146 8,208 POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 10

11 Jumlah Penduduk (orang) Desa / Kelurahan Wilayah Perkotaan Wilayah Perdesaan Tahun Tahun Pladen ,516 5,558 5,600 5,643 5,686 5,729 5,772 5,816 8 Klaling 8,471 8,535 8,600 8,666 8,731 8,798 8,865 8, Jekulo 10,365 10,444 10,523 10,603 10,684 10,765 10,847 10, Hadipolo 11,648 11,737 11,826 11,916 12,006 12,097 12,189 12, Honggosoco 9,125 9,194 9,264 9,335 9,406 9,477 9,549 9, Tanjungrejo 10,480 10,560 10,640 10,721 10,802 10,884 10,967 11, Jumlah 50,089 50,470 50,853 51,240 51,629 52,022 52,417 52,815 51,766 52,159 52,556 52,955 53,358 53,763 54,172 54,584 Bae 1 Dersalam 6,512 6,560 6,607 6,656 6,704 6,753 6,802 6, Ngembalrejo 8,379 8,440 8,502 8,564 8,626 8,689 8,753 8, Karangbener 7,265 7,318 7,371 7,425 7,479 7,534 7,589 7, Gondangmanis 15,069 15,179 15,290 15,401 15,514 15,627 15,741 15, Pedawang 4,239 4,270 4,301 4,333 4,364 4,396 4,428 4, Bacin 4,355 4,387 4,419 4,451 4,484 4,516 4,549 4, Panjang 4,437 4,469 4,502 4,535 4,568 4,601 4,635 4, Peganjaran 6,649 6,698 6,746 6,796 6,845 6,895 6,946 6, Purworejo 2,720 2,740 2,760 2,780 2,800 2,821 2,841 2, Bae 8,545 8,607 8,670 8,734 8,797 8,861 8,926 8, Jumlah 68,170 68,668 69,169 69,674 70,182 70,695 71,211 71,731 Gebog 1 Gribig 8,415 8,474 8,533 8,593 8,653 8,714 8,775 8, Klumpit 12,088 12,173 12,258 12,344 12,430 12,517 12,605 12, Getassrabi 11,215 11,294 11,373 11,452 11,532 11,613 11,694 11, Pedurenan 5,075 5,111 5,146 5,182 5,219 5,255 5,292 5, Karangmalang 8,763 8,824 8,886 8,948 9,011 9,074 9,138 9, POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 11

12 Jumlah Penduduk (orang) Desa / Kelurahan Wilayah Perkotaan Wilayah Perdesaan Tahun Tahun Besito 9,324 9,389 9,455 9,521 9,588 9,655 9,723 9, Jurang 7,685 7,739 7,793 7,848 7,902 7,958 8,013 8, Gondosari 13,118 13,210 13,302 13,395 13,489 13,584 13,679 13, Kedungsari 11,447 11,527 11,608 11,689 11,771 11,853 11,936 12, Menawan ,229 5,266 5,302 5,340 5,377 5,415 5,452 5, Rahtawu ,482 4,513 4,545 4,577 4,609 4,641 4,674 4,706 Jumlah 87,130 87,740 88,354 88,973 89,595 90,223 90,854 91,490 9,711 9,779 9,847 9,916 9,986 10,056 10,126 10,197 Dawe 1 Samirejo 4,282 4,319 4,356 4,393 4,431 4,469 4,508 4, Cendono 10,885 10,979 11,073 11,168 11,264 11,361 11,459 11, Margorejo ,828 9,913 9,998 10,084 10,170 10,258 10,346 10,435 4 Rejosari ,015 4,050 4,084 4,119 4,155 4,191 4,227 4,263 5 Kandangmas ,138 12,242 12,348 12,454 12,561 12,669 12,778 12,888 6 Glagah Kulon ,784 1,799 1,815 1,830 1,846 1,862 1,878 1,894 7 Tergo ,439 3,469 3,498 3,528 3,559 3,589 3,620 3,651 8 Cranggang ,683 4,723 4,764 4,805 4,846 4,888 4,930 4,972 9 Lau 9,985 10,071 10,157 10,245 10,333 10,422 10,511 10, Piji 7,991 8,060 8,129 8,199 8,269 8,341 8,412 8, Puyoh ,927 6,987 7,047 7,107 7,168 7,230 7,292 7, Soco ,335 4,372 4,410 4,448 4,486 4,525 4,564 4, Ternadi ,999 3,025 3,051 3,077 3,104 3,130 3,157 3, Kajar ,999 4,033 4,068 4,103 4,138 4,174 4,210 4, Kuwukan ,653 1,667 1,682 1,696 1,711 1,725 1,740 1, Dukuhwaringin ,615 1,629 1,643 1,657 1,671 1,686 1,700 1, Japan ,795 3,828 3,861 3,894 3,927 3,961 3,995 4,029 POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 12

13 Desa / Kelurahan Wilayah Perkotaan Tahun Jumlah Penduduk (orang) Wilayah Perdesaan Colo ,718 3,750 3,782 3,815 3,848 3,881 3,914 3,948 Jumlah 33,143 33,428 33,716 34,005 34,298 34,593 34,890 35,190 64,928 65,486 66,050 66,618 67,191 67,768 68,351 68,939 Total 563, , , , , , , , , , , , , , , ,117 Sumber : Profil sanitasi Kabupaten Kudus 2015, diolah Tahun Tabel 2.3. Jumlah kepala keluarga saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun kedepan No Desa / Kelurahan Wilayah Perkotaan Wilayah Perdesaan Tahun Tahun Kaliwungu 1 Bakalankrapyak 1,725 1,737 1,749 1,760 1,772 1,784 1,797 1, Prambatan Kidul 1,917 1,930 1,943 1,956 1,970 1,983 1,997 2, Prambatan Lor 2,547 2,564 2,582 2,599 2,617 2,635 2,653 2, Garung Kidul ,004 1,010 1,017 1,024 1,031 1, Setrokalangan Banget ,130 1,138 1,145 1,153 1,161 1,169 1,177 1,185 7 Blimbing Kidul ,219 1,227 1,236 1,244 1,252 1,261 1,270 1,278 8 Sidorekso ,725 1,737 1,749 1,760 1,772 1,784 1,797 1,809 9 Gamong Kedungdowo 3,022 3,043 3,063 3,084 3,105 3,126 3,147 3, Garung Lor 2,226 2,241 2,256 2,272 2,287 2,303 2,318 2, Karangampel 1,881 1,894 1,907 1,920 1,933 1,946 1,959 1, POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 13

14 No Desa / Kelurahan Wilayah Perkotaan Wilayah Perdesaan Tahun Tahun Mijen 2,779 2,798 2,817 2,836 2,855 2,875 2,894 2, Kaliwungu ,258 2,273 2,289 2,304 2,320 2,336 2,352 2, Papringan ,525 1,535 1,546 1,556 1,567 1,578 1,588 1,599 Jumlah 17,087 17,203 17,320 17,438 17,557 17,676 17,796 17,917 9,430 9,494 9,559 9,624 9,689 9,755 9,821 9,888 Kota 1 Purwosari 1,915 1,910 1,906 1,901 1,897 1,892 1,888 1, Janggalan Demangan Sunggingan 1,333 1,330 1,327 1,323 1,320 1,317 1,314 1, Panjunan 1,120 1,117 1,115 1,112 1,109 1,107 1,104 1, Wergu Wetan 1,484 1,480 1,477 1,473 1,470 1,466 1,463 1, Wergu Kulon 1,119 1,116 1,114 1,111 1,108 1,106 1,103 1, Mlati Kidul 1,468 1,464 1,461 1,457 1,454 1,450 1,447 1, Mlatinorowito 1,796 1,792 1,787 1,783 1,779 1,775 1,770 1, Mlati Lor 1,046 1,043 1,041 1,038 1,036 1,034 1,031 1, Nganguk Kramat Demaan 1,333 1,330 1,327 1,323 1,320 1,317 1,314 1, Langgardalem Kauman Damaran Kerjasan Kajeksan Krandon Singocandi 2,029 2,024 2,019 2,014 2,010 2,005 2,000 1, Glantengan POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 14

15 No Desa / Kelurahan Wilayah Perkotaan Wilayah Perdesaan Tahun Tahun Kaliputu Barongan Burikan Rendeng 1,578 1,574 1,570 1,567 1,563 1,559 1,555 1, Jumlah 24,733 24,674 24,614 24,555 24,496 24,438 24,379 24,320 Jati 1 Jetiskapuan Tanjungkarang 1,135 1,143 1,151 1,160 1,168 1,176 1,185 1, Jati Wetan 2,387 2,404 2,421 2,439 2,456 2,474 2,492 2, Pasuruhan Kidul Pasuruhan Lor 2,414 2,431 2,449 2,467 2,484 2,502 2,520 2, Ploso 1,493 1,504 1,515 1,525 1,536 1,548 1,559 1, Jati Kulon 2,010 2,024 2,039 2,054 2,069 2,083 2,098 2, Getaspejaten 3,733 3,760 3,787 3,814 3,842 3,869 3,897 3, Loram Kulon 1,983 1,997 2,012 2,026 2,041 2,055 2,070 2, Loram Wetan 1,350 1,360 1,370 1,379 1,389 1,399 1,409 1, Jepangpas 2,735 2,755 2,775 2,795 2,815 2,835 2,855 2, Megawon 1,300 1,309 1,319 1,328 1,338 1,347 1,357 1, Ngembal Kulon 1,263 1,272 1,281 1,290 1,300 1,309 1,319 1, Tumpangkrasak 1,701 1,713 1,726 1,738 1,751 1,763 1,776 1, Jumlah 25,045 25,225 25,407 25,590 25,774 25,960 26,147 26,335 Undaan 1 Wonosoco Lambangan Kalirejo ,036 2,053 2,070 2,087 2,104 2,122 2,140 2,157 4 Medini 1,739 1,753 1,768 1,783 1,797 1,812 1,827 1, POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 15

16 No Desa / Kelurahan Wilayah Perkotaan Tahun Wilayah Perdesaan Sambung 1,161 1,171 1,180 1,190 1,200 1,210 1,220 1, Glagahwaru ,224 1,234 1,244 1,255 1,265 1,276 1,286 1,297 7 Kutuk ,862 1,877 1,893 1,909 1,925 1,941 1,957 1,973 8 Undaan Kidul 2,073 2,090 2,108 2,125 2,143 2,160 2,178 2, Undaan Tengah 1,487 1,499 1,512 1,524 1,537 1,550 1,563 1, Karangrowo ,915 1,931 1,947 1,963 1,979 1,996 2,012 2, Larikrejo Undaan Lor ,637 2,659 2,681 2,703 2,726 2,748 2,771 2, Wates ,397 1,409 1,420 1,432 1,444 1,456 1,468 1, Ngemplak ,709 1,723 1,737 1,752 1,766 1,781 1,796 1, Terangmas Berugenjang Mejobo Jumlah 6,875 6,932 6,990 7,048 7,106 7,165 7,225 7,285 14,701 14,823 14,946 15,070 15,195 15,321 15,448 15,577 1 Gulang 2,027 2,043 2,060 2,076 2,093 2,109 2,126 2, Jepang 3,294 3,320 3,347 3,374 3,401 3,428 3,455 3, Payaman 1,363 1,374 1,385 1,396 1,407 1,418 1,430 1, Kirig ,070 1,079 1,087 1,096 1,105 1,113 1,122 1,131 5 Temulus ,678 1,691 1,705 1,719 1,732 1,746 1,760 1,774 6 Kesambi ,267 2,285 2,303 2,322 2,340 2,359 2,378 2,397 7 Jojo Hadiwarno ,633 1,646 1,659 1,673 1,686 1,699 1,713 1,727 9 Mejobo 3,261 3,287 3,313 3,340 3,367 3,394 3,421 3, Golantepus 1,570 1,583 1,595 1,608 1,621 1,634 1,647 1, Tenggeles 1,892 1,907 1,922 1,938 1,953 1,969 1,985 2, Jumlah 13,407 13,514 13,622 13,731 13,841 13,952 14,064 14,176 7,572 7,633 7,694 7,755 7,817 7,880 7,943 8,006 Tahun POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 16

17 No Desa / Kelurahan Jekulo Wilayah Perkotaan Tahun Wilayah Perdesaan Sadang ,657 1,670 1,682 1,695 1,708 1,721 1,734 1,747 2 Bulungcangkring ,998 4,028 4,059 4,090 4,121 4,152 4,184 4,216 3 Bulungkulon ,099 3,123 3,146 3,170 3,194 3,219 3,243 3,268 4 Sidomulyo ,013 1,021 1,028 1,036 1,044 1,052 1,060 1,068 5 Gondoharum ,245 2,262 2,279 2,297 2,314 2,332 2,349 2,367 6 Terban ,888 1,902 1,917 1,931 1,946 1,961 1,976 1,991 7 Pladen ,369 1,379 1,390 1,400 1,411 1,422 1,433 1,444 8 Klaling 1,691 1,704 1,717 1,730 1,743 1,756 1,770 1, Jekulo 3,127 3,151 3,175 3,199 3,223 3,248 3,272 3, Hadipolo 3,478 3,504 3,531 3,558 3,585 3,612 3,640 3, Honggosoco 2,666 2,686 2,707 2,727 2,748 2,769 2,790 2, Tanjungrejo 3,276 3,301 3,326 3,351 3,377 3,402 3,428 3, Jumlah 14,238 14,346 14,455 14,565 14,676 14,787 14,900 15,013 15,269 15,385 15,502 15,620 15,738 15,858 15,979 16,100 Bae 1 Dersalam 1,703 1,715 1,728 1,741 1,753 1,766 1,779 1, Ngembalrejo 2,113 2,128 2,144 2,160 2,175 2,191 2,207 2, Karangbener 1,629 1,641 1,653 1,665 1,677 1,689 1,702 1, Gondangmanis 3,282 3,306 3,330 3,354 3,379 3,404 3,428 3, Pedawang 1,118 1,126 1,134 1,143 1,151 1,159 1,168 1, Bacin 1,154 1,162 1,171 1,179 1,188 1,197 1,205 1, Panjang ,005 1,012 1,019 1,027 1,034 1, Peganjaran 1,295 1,304 1,314 1,324 1,333 1,343 1,353 1, Purworejo Bae 1,866 1,880 1,893 1,907 1,921 1,935 1,949 1, Jumlah 15,663 15,777 15,893 16,009 16,125 16,243 16,362 16,481 Tahun POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 17

18 No Desa / Kelurahan Gebog Wilayah Perkotaan Tahun Wilayah Perdesaan Gribig 2,397 2,414 2,431 2,448 2,465 2,482 2,499 2, Klumpit 3,581 3,606 3,631 3,657 3,682 3,708 3,734 3, Getassrabi 2,976 2,997 3,018 3,039 3,060 3,082 3,103 3, Pedurenan 1,392 1,402 1,412 1,421 1,431 1,441 1,451 1, Karangmalang 2,446 2,463 2,480 2,498 2,515 2,533 2,551 2, Besito 2,998 3,019 3,040 3,061 3,083 3,104 3,126 3, Jurang 2,199 2,214 2,230 2,246 2,261 2,277 2,293 2, Gondosari 3,516 3,541 3,565 3,590 3,615 3,641 3,666 3, Kedungsari 3,411 3,435 3,459 3,483 3,508 3,532 3,557 3, Menawan ,514 1,525 1,535 1,546 1,557 1,568 1,579 1, Rahtawu ,489 1,499 1,510 1,520 1,531 1,542 1,553 1,564 Dawe Jumlah 24,916 25,090 25,266 25,443 25,621 25,800 25,981 26,163 3,003 3,024 3,045 3,067 3,088 3,110 3,131 3,153 1 Samirejo Cendono 2,893 2,918 2,943 2,968 2,994 3,020 3,046 3,072 3 Margorejo ,693 2,716 2,740 2,763 2,787 2,811 2,835 2,859 4 Rejosari ,258 1,269 1,280 1,291 1,302 1,313 1,324 1,336 5 Kandangmas ,482 3,512 3,542 3,573 3,603 3,634 3,666 3,697 6 Glagah Kulon Tergo ,034 1,043 1,052 1,061 1,070 1,079 1,089 1,098 8 Cranggang ,482 1,495 1,508 1,521 1,534 1,547 1,560 1,574 9 Lau 2,893 2,918 2,943 2,968 2,994 3,020 3,046 3, Piji 2,168 2,187 2,205 2,224 2,244 2,263 2,282 2, Puyoh ,473 1,486 1,498 1,511 1,524 1,537 1,551 1, Soco Tahun POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 18

19 No Desa / Kelurahan Wilayah Perkotaan Tahun Wilayah Perdesaan Ternadi Kajar ,837 1,853 1,869 1,885 1,901 1,917 1,934 1, Kuwukan Dukuhwaringin Japan , Colo Jumlah 8,758 8,833 8,909 8,986 9,063 9,141 9,220 9,299 18,154 18,310 18,468 18,626 18,787 18,948 19,111 19,275 Total 150, , , , , , , ,989 68,129 68,669 69,213 69,762 70,315 70,872 71,434 72,000 Sumber : Profil sanitasi Kabupaten Kudus 2015, diolah Tahun POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 19

20 A. Kepadatan Penduduk Dalam menentukan estimasi perkembangan penduduk, perlu diperhitungkan tingkat pertumbuhan penduduk yang akan menentukan trend perubahan dalam kependudukan dimasa yang akan datang. Tingkat pertumbuhan penduduk di Kabupaten Kudus pada tahun 2013 dibuat dengan menggunakan formulasi pertumbuhan penduduk total yang merupakan kenaikan atau penurunan jumlah penduduk yang diabatkan oleh selisih jumlah kelahiran, kematian, dan migrasi (imigrasi dan emigrasi). Adapun persentase pertumbuhan penduduk total dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut. % = (L - M) + (I - E) / Po x 100% Keterangan : Pt = jumlah penduduk tahun akhir perhitungan Po = jumlah penduduk tahun awal perhitungan L = jumlah kelahiran M = jumlah kematian I = jumlah imigrasi (penduduk yang masuk ke suatu wilayah) E = jumlah emigrasi (penduduk yang keluar atau meninggalkan suatu wilayah) % = persentase pertumbuhan penduduk total. Dari hasil perhitungan berdasarkan rumus diatas, didapatkan hasil untuk prosentase pertumbuhan penduduk terbesar terdapat di wilayah Kecamatan Dawe sebesar 0,86 %, sedangkan prosentase pertumbuhan penduduk terkecil terdapat di wilayah Kecamatan Kota Kudus sebesar 0,24 %. Berdasarkan data prosentase pertumbuhan penduduk tersebut, maka dapat diperhitungkan tingkat kepadatan penduduk dengan rumus : Pn = Po (1 + % pertumbuhan penduduk) n Keterangan : Pn = kepadatan penduduk tahun ke n Po = Kepadatan penduduk tahun ke-1 n = tahun ke n Dari hasil olah data, didapatkan bahwa tingkat pertumbuhan terbesar terdapat di Kecamatan Dawe sebesar 0,86 % dan yang terkecil terdapat di Kecamatan Kota dengan tingkat pertumbuhan - 0,24%. Adapun data tingkat pertumbuhan dan kepadatan Kabupaten Kudus sebagaimana disampaikan dalam tabel 2.4. POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 20

21 Tabel 2.4 Tingkat pertumbuhan penduduk dan kepadatan saat ini dan proyeksinya 5 tahun kedepan Kepadatan Penduduk (orang/ha) No Desa / Kel. Tingkat Wilayah Perkotaan Wilayah Perdesaan Pertumbuhan Tahun Tahun (%) Kaliwungu 1 Bakalankrapyak 0.68% Prambatan Kidul 0.68% Prambatan Lor 0.68% Garung Kidul 0.68% Setrokalangan 0.68% Banget 0.68% Blimbing Kidul 0.68% Sidorekso 0.68% Gamong 0.68% Kedungdowo 0.68% Garung Lor 0.68% Karangampel 0.68% Mijen 0.68% Kaliwungu 0.68% Papringan 0.68% Rata - rata Kota 1 Purwosari -0.24% Janggalan -0.24% Demangan -0.24% Sunggingan -0.24% Panjunan -0.24% Wergu Wetan -0.24% Wergu Kulon -0.24% Mlati Kidul -0.24% POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 21

22 Kepadatan Penduduk (orang/ha) No Desa / Kel. Tingkat Wilayah Perkotaan Wilayah Perdesaan Pertumbuhan Tahun Tahun (%) Mlatinorowito -0.24% Mlati Lor -0.24% Nganguk -0.24% Kramat -0.24% Demaan -0.24% Langgardalem -0.24% Kauman -0.24% Damaran -0.24% Kerjasan -0.24% Kajeksan -0.24% Krandon -0.24% Singocandi -0.24% Glantengan -0.24% Kaliputu -0.24% Barongan -0.24% Burikan -0.24% Rendeng -0.24% Rata - rata Jati 1 Jetiskapuan 0.72% Tanjungkarang 0.72% Jati Wetan 0.72% Pasuruhan Kidul 0.72% Pasuruhan Lor 0.72% Ploso 0.72% Jati Kulon 0.72% Getaspejaten 0.72% Loram Kulon 0.72% POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 22

23 Kepadatan Penduduk (orang/ha) No Desa / Kel. Tingkat Wilayah Perkotaan Wilayah Perdesaan Pertumbuhan Tahun Tahun (%) Loram Wetan 0.72% Jepangpas 0.72% Megawon 0.72% Ngembal Kulon 0.72% Tumpangkrasak 0.72% Rata - rata Undaan 1 Wonosoco 0.83% Lambangan 0.83% Kalirejo 0.83% Medini 0.83% Sambung 0.83% Glagahwaru 0.83% Kutuk 0.83% Undaan Kidul 0.83% Undaan Tengah 0.83% Karangrowo 0.83% Larikrejo 0.83% Undaan Lor 0.83% Wates 0.83% Ngemplak 0.83% Terangmas 0.83% Berugenjang 0.83% Rata - rata Mejobo 1 Gulang 0.80% Jepang 0.80% Payaman 0.80% POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 23

24 Kepadatan Penduduk (orang/ha) No Desa / Kel. Tingkat Wilayah Perkotaan Wilayah Perdesaan Pertumbuhan Tahun Tahun (%) Kirig 0.80% Temulus 0.80% Kesambi 0.80% Jojo 0.80% Hadiwarno 0.80% Mejobo 0.80% Golantepus 0.80% Tenggeles 0.80% Rata - rata Jekulo 1 Sadang 0.76% Bulungcangkring 0.76% Bulungkulon 0.76% Sidomulyo 0.76% Gondoharum 0.76% Terban 0.76% Pladen 0.76% Klaling 0.76% Jekulo 0.76% Hadipolo 0.76% Honggosoco 0.76% Tanjungrejo 0.76% Rata - rata Bae 1 Dersalam 0.73% Ngembalrejo 0.73% Karangbener 0.73% Gondangmanis 0.73% POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 24

25 Kepadatan Penduduk (orang/ha) No Desa / Kel. Tingkat Wilayah Perkotaan Wilayah Perdesaan Pertumbuhan Tahun Tahun (%) Pedawang 0.73% Bacin 0.73% Panjang 0.73% Peganjaran 0.73% Purworejo 0.73% Bae 0.73% Rata - rata Gebog 1 Gribig 0.70% Klumpit 0.70% Getassrabi 0.70% Pedurenan 0.70% Karangmalang 0.70% Besito 0.70% Jurang 0.70% Gondosari 0.70% Kedungsari 0.70% Menawan 0.70% Rahtawu 0.70% Rata - rata Dawe 1 Samirejo 0.86% Cendono 0.86% Margorejo 0.86% Rejosari 0.86% Kandangmas 0.86% Glagah Kulon 0.86% Tergo 0.86% POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 25

26 No Desa / Kel. Tingkat Pertumbuhan (%) Kepadatan Penduduk (orang/ha) Wilayah Perkotaan Wilayah Perdesaan Tahun Tahun Cranggang 0.86% Lau 0.86% Piji 0.86% Puyoh 0.86% Soco 0.86% Ternadi 0.86% Kajar 0.86% Kuwukan 0.86% Dukuhwaringin 0.86% Japan 0.86% Colo 0.86% Rata - rata Total rata - rata Sumber : Profil sanitasi Kab. Kudus, POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 26

27 B. Kemisnan Keberhasilan pembangunan sering dikaitkan dengan tingkat kemisnan masyarakat pada suatu wilayah tertentu. Seman sedit jumlah warga misn pada suatu wilayah menunjukkan bahwa pembangunan telah berhasil. Tidak dapat dipungri bahwa masyarakat dengan penghasilan rendah cenderung kurang memperhatikan kesehatan lingkungan yang diabatkan oleh kondisi sarana dan prasarana yang ada dan juga tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan bersama masih kurang. Di Kabupaten Kudus, tingkat kemisnan diwilayah perkotaan sebesar KK atau 56 % dan diwilayah perdesaan sebesar KK orang atau 44 % dari jumlah KK di Kabupaten Kudus. Tabel 2.5 Jumlah Penduduk Misn Kabupaten Kudus No Desa / Kel misn Wilayah perkotaan Wilayah perdesaan Kaliwungu 1 Bakalankrapyak Prambatan Kidul Prambatan Lor Garung Kidul Setrokalangan Banget Blimbing Kidul Sidorekso Gamong Kedungdowo Garung Lor Karangampel Mijen Kaliwungu Papringan Jumlah 3,650 2,078 Kota 1 Purwosari Janggalan Demangan Sunggingan Panjunan Wergu Wetan Wergu Kulon Mlati Kidul Mlatinorowito Mlati Lor Nganguk POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 27

28 No Desa / Kel misn Wilayah perkotaan Wilayah perdesaan 12 Kramat Demaan Langgardalem Kauman Damaran Kerjasan Kajeksan Krandon Singocandi Glantengan Kaliputu Barongan Burikan Rendeng Jumlah 4,738 0 Jati 1 Jetiskapuan Tanjungkarang Jati Wetan Pasuruhan Kidul Pasuruhan Lor Ploso Jati Kulon Getaspejaten Loram Kulon Loram Wetan Jepangpas Megawon Ngembal Kulon Tumpangkrasak Jumlah 2,991 0 Undaan 1 Wonosoco Lambangan Kalirejo 0 1,756 4 Medini 1, Sambung Glagahwaru Kutuk 0 1,161 8 Undaan Kidul 1, Undaan Tengah Karangrowo 0 1, Larikrejo Undaan Lor 0 1, Wates Ngemplak Terangmas Berugenjang Jumlah 4,966 8,029 Mejobo POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 28

29 No Desa / Kel misn Wilayah perkotaan Wilayah perdesaan 1 Gulang Jepang 1, Payaman Kirig Temulus Kesambi Jojo Hadiwarno Mejobo Golantepus Tenggeles Jumlah 2,481 1,657 Jekulo 1 Sadang Bulungcangkring 0 1,652 3 Bulungkulon 0 1,169 4 Sidomulyo Gondoharum 0 1,104 6 Terban Pladen Klaling 1, Jekulo 1, Hadipolo 1, Honggosoco 1, Tanjungrejo 1,130 0 Jumlah 6,011 6,732 Bae 1 Dersalam Ngembalrejo Karangbener Gondangmanis Pedawang Bacin Panjang Peganjaran Purworejo Bae Jumlah 3,818 0 Gebog 1 Gribig Klumpit Getassrabi Pedurenan Karangmalang Besito Jurang Gondosari Kedungsari Menawan Rahtawu POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 29

30 No Desa / Kel misn Wilayah perkotaan Wilayah perdesaan Jumlah 4, Dawe 1 Samirejo Cendono Margorejo 0 2,411 4 Rejosari Kandangmas 0 1,185 6 Glagah Kulon Tergo Cranggang Lau 1, Piji Puyoh Soco Ternadi Kajar Kuwukan Dukuhwaringin Japan Colo Jumlah 3,175 8,931 Total 36,014 28,258 Sumber: : Data pentahapan keluarga Kabupaten Kudus BKBPM, RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KUDUS Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kudus yang selanjutnya disebut RTRW Kabupaten Kudus adalah rencana tata ruang yang bersifat umum dari wilayah kabupaten, yang berisi tujuan, kebijakan, strategi penataan ruang wilayah kabupaten, rencana struktur ruang wilayah kabupaten, rencana pola ruang wilayah kabupaten, penetapan kawasan strategis kabupaten, arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten, dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten. Dewasa ini dinamika pemanfaatan lahan di Kabupaten Kudus berlangsung relatif cukup pesat yang memicu berbagai pertumbuhan aktivitas dibanyak sektor. Pertumbuhan ini ditandai dengan munculnya banyak bangunan baik berupa bangunan fasilitas umum dan fasilitas sosial sebagai wujud pemanfaatan ruang. Berbagai aktivitas/kegiatan yang memanfaatkan ruang selayaknya dapat dikendalikan dan diarahkan agar sesuai dengan rencana tata ruang yang telah disusun untuk menghindarkan dampak pembangunan yang negatif. POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 30

31 Peta 2.2 Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Kudus PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP) TAHUN 2015 Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Kudus Tahun POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 31

32 Peta 2.3 Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Kudus PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP) TAHUN 2015 Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Kudus Tahun POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 32

33 2.2. KEMAJUAN PELAKSANAAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN Dokumen perencanaan pembangunan sanitasi Kabupaten Kudus telah disusun pada tahun 2011 dan tahun 2012, dimana dokumen tersebut disusun menjadi tiga bagian yaitu Buku Putih Sanitasi yang menyajikan profil sanitasi tingkat Kabupaten, Strategi Sanitasi Kabupaten yang berisi rencana aksi daerah dalam penyelesaian masalah sanitasi dan Memorandum Program yang berisi rencana program dan kegiatan untuk implementasi pembangunan sanitasi. Selama kurun waktu 5 tahun tersebut tentunya banyak perkembangan dalam pembangunan sektor sanitasi, sehingga perlu untuk dipetakan perkembangan pelaksanaan strategi sanitasi kabupaten yang disusun pada tahun Adapun dalam mengetahui perkembangan pelaksanaan strategi sanitasi kabupaten tersebut akan dibagi menjadi kemajuan pelaksanaan kegiatan dibidang air limbah domestik, persampahan dan drainase. A. Air Limbah Domestik Kondisi pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Kudus dalam strategi sanitasi kabupaten tahun 2011 akan dilihat dari kepemilikan sarana pengelolaan air limbah yang sehat, dalam hal ini adalah kepemilikan sarana jamban sehat di masyarakat. Disadari oleh Pemerintah Kabupaten Kudus, bahwa tidak semua warga masyarakat mampu untuk membangun sarana jamban sehat, sehingga perlu dibangun Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) komunal bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan tinggal diwilayah yang padat, sehingga target pembangunan Instalasi Pengelolaan Air Limbah komunal dimasukkan dalam strategi sanitasi kabupaten tahun Peran serta masyarakat dalam pengelolaan air limbah juga perlu terus dilibatkan. Hal ini ditegaskan dalam strategi sanitasi kabupaten tahun 2011 bahwa pengelola sedot tinja swasta dan pengelola Instalasi Pengelolaan Air Limbah industri besar dan kecil di Kabupaten Kudus juga perlu dilibatkan dalam pembangunan sanitasi. Lembaga pengelola air limbah juga mendapatkan perhatian khusus, mengingat peran pemerintah daerah dalam pelayanan pengelolaan air limbah rumah tangga berupa pengolahan akhir di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) harus dikelola dengan baik agar tidak mencemari lingkungan. Dengan seman meningkatnya kesadaran masyarakat untuk membangun jamban sehat dan perkembangan pembangunan Instalasi Pengelolaan Air Limbah komunal, mengharuskan lembaga pengelola air limbah harus mampu untuk melayani pengolahan akhir limbah tinja tersebut. Saat ini kelembagaan POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 33

34 pengelola air limbah sedang dalam tahap kajian untuk diperluas tugas pokok dan fungsinya agara dapat melayani pengelolaan air limbah dengan lebih baik. Adapun kemajuan pelaksanaan strategi sanitasi kabupaten tahun 2011 adalah sebagaimana terlihat pada tabel 2.6. Tabel 2.6 Kemajuan pelaksanaan strategi sanitasi kabupaten bidang air limbah domestik Strategi sanitasi kabupaten Periode tahun Tujuan Sasaran Data tahun 2011 Status saat ini (1) (2) (3) (4) Meningkatkan kualitas Meningkatnya KK memili KK memili sumber daya manusia pengetahuan personil sarana pengelolaan air sarana pengelolaan air yang menguasai SKPD terkait dan limbah yang sehat limbah yang sehat teknologi pengelolaan masyarakat tentang air limbah domestik pilihan (opsi) teknologi pengelolaan air limbah Mengatur usaha sektor swasta dalam pengelolaan tinja Membangun instalasi pengelolaan air limbah komunal dan jaringannya untuk menurunkan beban cemaran dengan memperhatikan keterbatasan lahan Membentuk dan memperkuat pengelola instalasi pengelolaan air limbah komunal dan jaringan. Membangun instalasi pengelolaan limbah cair untuk industri menengah yang belum mampu membuat istalasi sendiri domestik Pengusaha sedot tinja di Kabupaten Kudus Tercapainya penambahan instalasi pengelolaan air limbah untuk industri maupun komunal domestik Terbentuknya badan pengelola instalasi pengelolaan air limbah komunal Keikutsertaan perusahaan / masyarakat dalam pembangunan instalasi pengelolaan air limbah KK memili jamban yang memenuhi syarat sehat 2 Truk tinja milik Pemda 2 truk tinja Operasional instalasi pengolahan lumpur tinja kurang optimal Terbangun 6 instalasi pengelolaan air limbah komunal dengan teknologi biodigester Belum terbentuk lembaga pengelola instalasi pengelolaan air limbah komunal Terbangun 20 instalasi pengelolaan air limbah untuk pengusaha kecil Terbangun 11 instalasi pengelolaan air limbah untuk industri Terbangun 2 instalasi pengelolaan air limbah untuk rumah sat Sumber: Pokja Sanitasi Kabupaten Kudus Tahun KK memili jamban yang memenuhi syarat sehat Sudah dilakukan pembelian pompa lumpur tinja 1 unit Terbangun 48 instalasi pengelolaan air limbah komunal Terbentuk forum pengelola instalasi pengelolaan air limbah tingkat kabupaten. Terbangun 9 instalasi pengelolaan air limbah untuk pengusaha kecil Terbangun 11 instalasi pengelolaan air limbah industri Terbangun 5 instalasi pengelolaan air limbah rumah sat POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 34

35 B. Pengelolaan Persampahan Pengelolaan persampahan di Kabupaten Kudus dilakukan dengan peningkatan sarana dan prasaran, sumber daya manusia dan penerapan teknologi tepat guna bagi SKPD pengelola persampahan. Disadari bersama bahwa dalam pengelolaan sampah tidak mungn hanya dilakukan oleh pemerintah, namun peran swasta dan masyarakat harus dilibatkan, melalui peningkatan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah. Adapun perkembangan pengelolaan sampah adalah sebagai berikut : Tabel 2.7 Kemajuan pelaksanaan strategi sanitasi kabupaten bidang pengelolaan persampahan SSK Tahun Tujuan Sasaran Data SSK 2011 Status saat ini (1) (2) (3) (4) Diterapkannya teknologi Controlled landfill Controlled landfill pengelolaan persampahan yang berkelanjutan dan tepat guna oleh SKPD terkait Meningkatkan metode pengelolaan sampah di TPA Tanjungrejo dari Controlled Landfill ke Sanitary Landfill Membangun tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST) untuk mendukung program 3R Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengolah dan memilah sampah, dalam mendukung program 3R dan sistem sanitari landfill yang optimal. Meningkatkan sarana & prasarana pengangkutan sampah yang dapat menjangkau hingga ke batas batas terluar administrasi Diterapkannya teknologi pengelolaan persampahan yang berkelanjutan dan tepat guna oleh SKPD terkait dan masyarakat dengan pembangunan tempat pengelolaan sampah terpadu Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan persampahan permuman Meningkatkan sarana dan prasarana pengangkutan sampah yang dapat menjangkau ke seluruh wilayah, yang sulit di tempuh secara Belum ada tempat pengelolaan sampah terpadu 3R 26 unit kontainer sampah 25 unit tempat penampungan sementara (penempatan container) 1 unit pengomposan sampah di tempat pengelolaan akhir (TPA) 5 unit transfer depo sampah Jumlah timbulan sampah terlayani di Kabupaten Kudus pada tahun 2011 sebesar 636,3 m³/hari Terbangun tempat pengelolaan sampah terpadu 3R sebanyak 1 unit di Desa Rendeng 28 unit kontainer sampah 47 unit tempat penampungan sementara 1 unit pengomposan sampah di tempat pengelolaan akhir dan 1 unit produksi pupuk granule 9 unit transfer depo sampah Jumlah timbulan sampah terlayani di Kabupaten Kudus pada tahun 2015 sebesar 585,6 m³/hari POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 35

36 SSK Tahun Tujuan Sasaran Data SSK 2011 Status saat ini (1) (2) (3) (4) wilayah yang sulit di tempuh secara geografi, mencakup angkutan dari rumah rumah, ke TPS, hingga ke TPA geografi untuk mendukung proses program 3R dan sistem sanitary landfill 22 truk sampah 20 truk sampah 6 truk kontainer (arm roll) 6 Truk kontainer (arm roll) Meningkatkan kemampuan operasional dan maintenance pengelolaan sampah, mengingat sarana dan prasarana persampahan digunakan untuk pelayanan masyarakat setiap hari dengan kapasitas angkut yang tinggi. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia yang menangani bidang persampahan Memanfaatkan gas metan dari pengelolaan sampah Mengatur dan mengendalikan pembuangan sampah industri dan rumah tangga agar terkontrol Meningkatkan kemampuan operasional dan maintenance pengelolaan sampah, mulai dari sumbernya hingga ke sarana dan prasarana angkutan dan tempat penambungan sementara dan tempat pengolahan akhir sampah di Desa Tanjungrejo Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia pengelola sampah, Meningkatkan kemampuan pengelolaan sampah, di tempat pengolahan akhir Diterapkannya teknologi pengelolaan persampahan yang berkelanjutan dan tepat guna oleh perusahaan dan masyarakat Sumber: Pokja Sanitasi Kabupaten Kudus Tahun 2015 Sampah yang terangkut ke TPA sebesar 501,2 m³/hari Gas metan belum dimanfaatkan KK memili tempat sampah dengan kriteria sehat Sampah yang terangkut ke TPA sebesar 510,5 m³/hari Pelatihan pengelolaan sampah Gas metan sudah dimanfaatkan untuk internal tempat pengolahan akhir KK memili tempat sampah dengan kriteria sehat C. Drainase Perkotaan Kabupaten Kudus yang secara geografis terletak di daerah cekungan memberikan resiko terjadinya genangan terutama abat air hujan. Dengan kondisi yang seperti ini, pengelolaan drainase menjadi hal penting untuk menghindarkan wilayah wilayah rawan genangan dari terjadinya genangan dengan waktu yang lama. Pembangunan dan rehabilitasi saluran drainase menjadi salah satu target dalam rangka mengurangi luas wilayah, ketinggian dan waktu terjadinya genangan. Untuk lebih POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 36

37 memadukan pembangunan dibidang drainase, perlu dibuat master plan drainase yang akan memberikan arah dan pencapaian pembangunan dibidang drainase di Kabupaten Kudus. Adapun perkembangan pembangunan drainase di Kabupaten Kudus adalah sebagai berikut : Tabel 2.8 Kemajuan pelaksanaan strategi sanitasi kabupaten bidang drainase perkotaan Strategi sanitasi kabupaten Tahun Status saat ini Tujuan Sasaran Data tahun 2011 (1) (2) (3) (4) Meningkatkan kapasitas Meningkatkan Saluran drainase tersier saluran drainase sekunder kapasitas saluran yang masih berupa dan primer dengan drainase sekunder dan saluran tanah meningkatkan alokasi primer di seluruh m anggaran untuk kawasan dengan Saluran drainase tersier mengimbangi peningkatan meningkatkan alokasi pasangan m volume air limpasan dari anggaran saluran tersier dan abat 20 lokasi genangan 17 lokasi pengurangan infiltrasi genangan Meningkatkan sistem Mewujudkan sistem pengelolaan drainase pengelolaan drainase terpadu, yang terintegrasi terpadu, yang dengan sarana sanitasi terintegrasi dengan lain sarana sanitasi lain Sumber: Pokja Sanitasi Kabupaten Kudus Tahun 2015 Belum ada master plan drainase Sudah disusun masterplan drainase tahun PROFIL SANITASI SAAT INI Pembangunan di Kabupaten Kudus dilaksanakan secara partisipatif, transparan dan akuntabel dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip dan pengertian dasar pembangunan yang berkelanjutan agar mekanisme pengelolaan, pemanfaatan sumber daya yang ada diharapkan akan bermuara kepada kualitas lingkungan yang memenuhi standar kehidupan. Persoalan penting yang memerlukan prioritas penanganan dalam peningkatan kualitas lingkungan adalah pengelolaan sanitasi, baik sanitasi dalam kedudukan sebagai salah satu kegiatan sektoral yang menjadi bagian dari program pengelolaan lingkungan maupun sanitasi sebagai bagian dari sistem pengembangan kawasan di wilayah permuman. Sebagai bagian dari pengelolaan lingkungan, peningkatan kualitas sanitasi di Kabupaten Kudus lebih difokuskan kepada upaya peningkatan kualitas sanitasi yang berbasis masyarakat. Sedangkan sebagai subsistem pengembangan kawasan, peningkatan kualitas sanitasi di Kabupaten Kudus difokuskan kepada penataan drainase lingkungan, POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 37

38 pengelolaan persampahan dan pencegahan kontaminasi terhadap air tanah oleh limbah hasil kegiatan manusia khususnya di lingkungan pemuman yang padat penduduk dan atau pusat-pusat kegiatan masyarakat serta peningkatan kualitas, kuantitas dan kontinuitas penyediaan air minum bagi masyarakat. Seiring dengan aktifitas pembangunan yang meningkat dengan bertambahnya penduduk akan memberikan dampak negatif terhadap lingkungan, apabila tidak dikelola dengan baik maka akan dapat menimbulkan masalah di bidang sanitasi. Hal ini akan menyebabkan adanya pencemaran lingkungan, menurunnya kualitas lingkungan dan estetika serta kemungnan timbulnya penyat sehingga merugikan masyarakat di setarnya. Kebiasaan masyarakat membuang sampah dan limbah rumah tangga ke saluran drainase, sungai-sungai dan pada tempat-tempat yang bukan peruntukannya ikut memperburuk kondisi sanitasi di Kabupaten Kudus. Dari semua persoalan sanitasi di Kabupaten Kudus, penyebab utamanya adalah minimnya pengetahuan masyarakat tentang sanitasi yang berabat kepada kurangnya kesadaran terhadap pentingnya sanitasi dalam kehidupan. Untuk mengetahui profil sanitasi Kabupaten Kudus, dilakukan dengan menggunakan metode penyusunan diagram sistem sanitasi (DSS) sektor air limbah, persampahan dan drainase. Dengan metode ini akan dapat dilihat sistem yang ada di Kabupaten Kudus dalam pengelolaan sanitasi, sehingga akan mempermudah dalam mengidentifikasi masalah serta pemecahannya. A. Sistem Dan Infrastruktur Air Limbah Domestik Untuk mengetahui sistem dan infrastruktur pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Kudus, digunakan diagram sistem sanitasi (DSS), yang menjelaskan mengenai alur pengelolaan air limbah domestik mulai dari pengguna (user interface), pengumpulan dan penampungan / pengolahan awal, pengangkutan / pengaliran, (semi) pengolahan akhir terpusat dan daur ulang / pembuangan akhir. Dengan mengetahui diagram alir dari diagram sistem sanitasi tersebut, maka akan diketahui permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan air limbah POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 38

39 domestik di Kabupaten Kudus. Adapun sistem dan infrastruktur pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten kudus adalah sebagai berikut : 1. Diagram sistem sanitasi pengelolaan air limbah domestik model 1 Di Kabupaten Kudus masih terdapat masyarakat yang masih melakukan praktek buang air besar dengan menggunakan WC helikopter atau WC yang dibangun diatas badan air dengan tanpa melakukan pengolahan sama sekali. Masyarakat yang melakukan ini adalah yang tinggal disetar bantaran sungai atau badan air yang lainnya. Untuk masyarakat wilayah perkotaan disetar bantaran sungai, masyarakat langsung membuang limbah black water dan grey water langsung ke badan air, mespun menggunakan closet untuk buang air besar, namun limbah black water dan grey water tidak dilakukan pengolahan terlebih dahulu dan langsung dibuang ke badan air. Praktek ini sangat berbahaya bagi lingkungan dikarenakan apabila tanpa dilakukan proses pengolahan terhadap limbah tinja, maka sangat dimungnkan terjadi pencemaran lingkungan. Berdasarkan masterplan pengelolaan air limbah Kabupaten Kudus tahun 2013, layanan air limbah di Kabupaten Kudus harus dikembangkan agar mampu menangani beban air limbahn yang ditimbulkan oleh aktivitas keseharian rumah tangga, kegiatan niaga (komersial) dan kegiatan sosial yang diperrakan akan ada di Kabupaten Kudus. Gambar 2.1 Diagram sistim sanitasi pengelolaan air limbah model 1 Sumber : Hasil FGD diagram sistim sanitasi Dinas Cipkataru Kab. Kudus, 2015 POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 39

40 2. Diagram sistem sanitasi pengelolaan air limbah domestik model 2 Masyarakat yang telah sadar akan pentingnya pengelolaan air limbah rumah tangga telah membuat jamban dengan sistem setempat dengan model closet jongkok maupun duduk untuk kemudian dilakukan pengolahan awal limbah black water di instalasi tang septik sedangkan untuk grey water langsung dialirkan ke drainase lingkungan. Setelah jangka waktu tertentu, lumpur tinja di tang septik dilakukan pengurasan untuk selanjutnya diolah di instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT). Lumpur kering hasil pengolahan tinja tersebut untuk selanjutnya diolah menjadi pupuk organik yang terdapat di tempat pemprosesan akhir (TPA) Tanjungrejo, sedangkan limbah cair yang telah diolah dialirkan ke badan air. Berdasarkan masterplan pengelolaan air limbah Kabupaten Kudus tahun 2013, suatu sistem setempat yang memenuhi syarat harus : a. Mampu menurunkan kadar senyawa organik padatan sehingga memenuhi baku mutu air limbah domestik. b. Diletakkan setidaknya 10 meter dari sumur air bersih terdekat. c. Kedap dan tidak ada kebocoran. d. Memili lubang control sekaligus untuk penyedotan tinja. e. Memili sistem pelepasan gas. f. Dirawat setidaknya melalui penyedotan lumpur tinja secara periodik. Gambar 2.2 Diagram sistim sanitasi pengelolaan air limbah model 2 Sumber : Hasil FGD diagram sistem sanitasi Dinas Cipkataru Kab. Kudus, 2015 POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 40

41 3. Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah domestik model 3 Seiring dengan perkembangan penduduk, maka lahan untuk membangun tang septik di Kabupaten Kudus seman terbatas. Pemerintah melalui program urban sanitation and rural infrastructure (USRI) telah memfasilitasi masyarakat dengan membangun instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) komunal. Dengan instalasi pengelolaan air limbah komunal, masyarakat dapat melakukan praktek buang air besar dengan menggunakan jamban keluarga, namun limbah tinja tersebut dialirkan ke instalasi pengelolaan air limbah komunal untuk dilakukan pengolahan sementara. Setelah waktu tertentu, lumpur tinja dari instalasi pengelolaan air limbah komunal tersebut disedot dengan menggunakan mobil sedot tinja untuk selanjutnya dilakukan pengolahan di instalasi pengolahan lumpur tinja. Lumpur kering hasil pengolahan tinja tersebut untuk selanjutnya diolah menjadi pupuk organik, sedangkan limbah cair yang telah diolah dialirkan ke badan air. Berdasarkan masterplan pengelolaan air limbah Kabupaten Kudus tahun 2013, sistem komunal ini layak dikembangkan di permuman dengan kondisi : a. Pola tata guna lahan yang kurang rapi (perkampungan atau kawasan kumuh). b. Kepadatan penduduk lebih dari 150 orang / Ha. c. Rumah - rumah dan bangunan yang memili sumber air bersih dan jamban pribadi d. Ketersediaan lahan untuk unit pengolahan dengan ukuran lahan setidaknya 36 M2 untuk setiap 100 KK. Gambar 2.3 Diagram sistim sanitasi pengelolaan air limbah model 3 Sumber : Hasil FGD diagram sistem sanitasi Dinas Cipkataru Kab. Kudus, 2015 POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 41

42 4. Diagram sistem sanitasi pengelolaan air limbah domestik model 4 Tidak semua warga masyarakat mampu membuat jamban keluarga, baik dikarenakan alasan ekonomi atau lahan permuman. Pemerintah melalui program urban sanitation and rural infrastructure telah melakukan langkah - langkah untuk mengatasi hal tersebut dengan membangun sarana Mandi Cuci dan Kakus (MCK) dilingkungan yang padat penduduk. Untuk mengolah limbah black water dan grey water, dibangun instalasi pengelolaan air limbah komunal atau septik tank komunal sebagai pengolahan awal. Setelah waktu tertentu, lumpur tinja dari instalasi pengelolaan air limbah komunal tersebut disedot dengan menggunakan mobil sedot tinja untuk selanjutnya dilakukan pengolahan di instalasi pengolahan lumpur tinja. Lumpur kering hasil pengolahan tinja tersebut untuk selanjutnya diolah menjadi pupuk organik, sedangkan limbah cair yang telah diolah dialirkan ke badan air. Gambar 2.4 Diagram sistim sanitasi pengelolaan air limbah model 4 Sumber : Hasil FGD diagram sistem sanitasi Dinas Cipkataru Kab. Kudus, 2015 Berdasarkan hasil pemetaan profil sanitasi melalui metode penyusunan diagram sistem sanitasi diperoleh 4 (empat) model sistem pengelolaan air limbah rumah tangga. Berbagai program dan kegiatan telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kudus dalam upaya meningkatkan akses masyarakat dalam pengelolaan air limbah rumah tangga. Dalam pengelolaan air limbah rumah tangga dikenal beberapa hal, yaitu : POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 42

43 1. Sistem pengolahan setempat (on site), merupakan sistem pengolahan dimana fasilitas instalasi pengolahan berada di dalam persil atau batas tanah yang dimili. Teknologi yang digunakan dalam sistem ini adalah sistem sanitasi tanpa air (cubluk) dan sistem sanitasi dengan air (septic tank). 2. Sistem pengolahan terpusat (off site), yaitu sistem pembuangan air limbah dilakukan secara kolektif melalui jaringan pengumpul dan diolah serta dibuang secara terpusat. Berdasarkan skalanya, di Kabupaten Kudus belum ada sistem off site dengan skala kota, namun dilakukan dengan skala komunal diwilayah yang padat penduduk. 3. Buang air besar sembarangan (BABS), merupakan perilaku sebagian masyarakat yang tidak melakukan pengolahan terhadap limbah tinja dan langsung membuangnya ke lingkungan. Kebiasaan ini sangat mengganggu kesehatan karena pencemaran limbah tinja yang dapat menyebabkan berbagai macam penyat. Mespun telah melakukan berbagai upaya, namun sampai saat ini masih terdapat KK yang masih melakukan praktek buang air besar sembarangan (BABS), dimana KK dilakukan oleh masyarakat di perkotaan dan KK dilakukan oleh masyarakat perdesaan. Keadaan ini apabila dibiarkan akan menjadi permasalahan pencemaran lingkungan, mengingat limbah tinja yang langsung dibuang tanpa pengolahan akan menimbulkan permasalahan pencemaran lingkungan. Jumlah pengguna cubluk di wilayah perkotaan sejumlah KK dan di perdesaan KK. Mespun sudah lebih baik daripada BABS, namun sistem ini juga masih berpotensi besar dalam pencemaran lingkungan, terutama sumber air bersih masyarakat. Dinding / kompartemen pembuangan limbah tinja masih berupa tanah atau dengan bahan lain yang tidak kedap sehingga rembesan air limbahnya masih dapat mencemari lingkungan. Seiring dengan peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan limbah tinja, masyarakat secara swadaya telah membangun instalasi pengolahan tinja berupa tang septik yang aman. Diwilayah perkotaan, sebanyak KK telah mengakses jamban yang aman dan KK di perdesaan juga telah memili jamban dengan tang septik yang aman. Diharapkan masyarakat yang masih belum menggunakan teknologi tang septik dapat meningkatkan teknologi pengolahan limbah tinja menggunakan tang septik agar tidak terjadi kebocoran yang akan mencemari lingkungan. POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 43

44 Belum semua masyarakat mampu membangun sendiri instalasi pengolahan tinja di rumah masing masing, sehingga untuk akses buang air besar masih menumpang. Masyarakat perkotaan yang masih menumpang dalam buang air besar sebanyak KK dan di perdesaan sebanyak KK. Untuk mempercepat akses masyarakat terhadap instalasi pengelolaan limbah tinja terutama untuk masyarakat diwilayah padat, maka dilakukan langkah langkah untuk mambangun sarana mandi cuci kakus (MCK) sistem komunal. Diwilayah perkotaan saat ini telah melayani KK dan di perdesaan 980 KK. Untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pengelolaan limbah tinja, pemerintah melalui program urban sanitation and rural infrastructure melakukan pendampingan terhadap masyarakat diwilayah padat, kumuh dan misn dalam pembangunan instalasi pengelolaan air limbah rumah tangga dengan membangun sarana instalasi pengelolaan air limbah komunal. Saat ini telah terbangun 48 unit instalasi pengelolaan air limbah komunal yang dapat melayani 829 KK diwilayah perkotaan dan 174 KK di wilayah perdesaan. POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 44

45 Tabel 2.9 Cakupan akses dan sistem layanan air limbah domestik Kabupaten Kudus No Desa / Kel. Kaliwungu Wilayah perkotaan Wilayah perdesaan Sanitasi tidak layak Sanitasi layak Sanitasi tidak layak Sanitasi layak BABS (KK) yg memili akses ke jamban/ cubluk yg "tidak layak" On site Off site BABS (KK) On site Sistem individu Sistem komunal Sistem individu Sistem komunal yg memili akses ke jamban dan cubluk yg "layak" yang memili akses ke jamban bersama "layak" yang terkoneksi ke MCK yang terkoneksi ke IPAL Komunal 1 Bakalankrapyak , Prambatan Kidul , Prambatan Lor , Garung Kidul yg memili akses ke jamban/ cubluk yg "tidak layak" yg memili akses ke jamban dan cubluk yg "layak" yang memili akses ke jamban bersama "layak" yang terkoneksi ke MCK 5 Setrokalangan Banget Blimbing Kidul Sidorekso , Gamong Kedungdowo , Garung Lor , Karangampel , Mijen , Kaliwungu , Papringan , Off site yang terkoneksi ke IPAL Komunal Jumlah 335 3,229 12,146 1, ,253 6, Kota 1 Purwosari , POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 45

46 No Desa / Kel. Wilayah perkotaan Wilayah perdesaan Sanitasi tidak layak Sanitasi layak Sanitasi tidak layak Sanitasi layak BABS (KK) yg memili akses ke jamban/ cubluk yg "tidak layak" On site Off site BABS (KK) On site Sistem individu Sistem komunal Sistem individu Sistem komunal yg memili akses ke jamban dan cubluk yg "layak" yang memili akses ke jamban bersama "layak" yang terkoneksi ke MCK yang terkoneksi ke IPAL Komunal yg memili akses ke jamban/ cubluk yg "tidak layak" yg memili akses ke jamban dan cubluk yg "layak" yang memili akses ke jamban bersama "layak" yang terkoneksi ke MCK Off site yang terkoneksi ke IPAL Komunal 2 Janggalan Demangan Sunggingan , Panjunan Wergu Wetan Wergu Kulon Mlati Kidul Mlatinorowito 80 1, Mlati Lor Nganguk Kramat Demaan Langgardalem Kauman Damaran Kerjasan Kajeksan Krandon Singocandi 18 1, Glantengan Kaliputu POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 46

47 No Desa / Kel. Wilayah perkotaan Wilayah perdesaan Sanitasi tidak layak Sanitasi layak Sanitasi tidak layak Sanitasi layak BABS (KK) yg memili akses ke jamban/ cubluk yg "tidak layak" On site Off site BABS (KK) On site Sistem individu Sistem komunal Sistem individu Sistem komunal yg memili akses ke jamban dan cubluk yg "layak" yang memili akses ke jamban bersama "layak" yang terkoneksi ke MCK yang terkoneksi ke IPAL Komunal yg memili akses ke jamban/ cubluk yg "tidak layak" yg memili akses ke jamban dan cubluk yg "layak" yang memili akses ke jamban bersama "layak" yang terkoneksi ke MCK Off site yang terkoneksi ke IPAL Komunal 23 Barongan Burikan Rendeng 67 1, Jumlah 2,258 6,553 14,068 1, Jati 1 Jetiskapuan Tanjungkarang , Jati Wetan , Pasuruhan Kidul Pasuruhan Lor , Ploso , Jati Kulon , Getaspejaten , Loram Kulon 7 0 1, Loram Wetan , Jepangpas , Megawon , Ngembal Kulon , Tumpangkrasak , Jumlah , Undaan POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 47

48 No Desa / Kel. Wilayah perkotaan Wilayah perdesaan Sanitasi tidak layak Sanitasi layak Sanitasi tidak layak Sanitasi layak BABS (KK) yg memili akses ke jamban/ cubluk yg "tidak layak" On site Off site BABS (KK) On site Sistem individu Sistem komunal Sistem individu Sistem komunal yg memili akses ke jamban dan cubluk yg "layak" yang memili akses ke jamban bersama "layak" yang terkoneksi ke MCK yang terkoneksi ke IPAL Komunal yg memili akses ke jamban/ cubluk yg "tidak layak" yg memili akses ke jamban dan cubluk yg "layak" yang memili akses ke jamban bersama "layak" yang terkoneksi ke MCK Off site yang terkoneksi ke IPAL Komunal 1 Wonosoco Lambangan Kalirejo , Medini , Sambung Glagahwaru Kutuk Undaan Kidul , Undaan Tengah Karangrowo Larikrejo Undaan Lor , Wates Ngemplak Terangmas Berugenjang Jumlah 1,368 1,523 3, ,413 3,652 5, Mejobo 1 Gulang , Jepang , Payaman POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 48

49 No Desa / Kel. Wilayah perkotaan Wilayah perdesaan Sanitasi tidak layak Sanitasi layak Sanitasi tidak layak Sanitasi layak BABS (KK) yg memili akses ke jamban/ cubluk yg "tidak layak" On site Off site BABS (KK) On site Sistem individu Sistem komunal Sistem individu Sistem komunal yg memili akses ke jamban dan cubluk yg "layak" yang memili akses ke jamban bersama "layak" yang terkoneksi ke MCK yang terkoneksi ke IPAL Komunal yg memili akses ke jamban/ cubluk yg "tidak layak" yg memili akses ke jamban dan cubluk yg "layak" yang memili akses ke jamban bersama "layak" yang terkoneksi ke MCK Off site yang terkoneksi ke IPAL Komunal 4 Kirig Temulus , Kesambi , Jojo Hadiwarno , Mejobo , Golantepus , Tenggeles , Jumlah 404 2,200 9, ,211 5, Jekulo 1 Sadang , Bulungcangkring , Bulungkulon , Sidomulyo Gondoharum , Terban , Pladen Klaling , Jekulo , Hadipolo , Honggosoco , POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 49

50 No Desa / Kel. Wilayah perkotaan Wilayah perdesaan Sanitasi tidak layak Sanitasi layak Sanitasi tidak layak Sanitasi layak BABS (KK) yg memili akses ke jamban/ cubluk yg "tidak layak" On site Off site BABS (KK) On site Sistem individu Sistem komunal Sistem individu Sistem komunal yg memili akses ke jamban dan cubluk yg "layak" yang memili akses ke jamban bersama "layak" yang terkoneksi ke MCK yang terkoneksi ke IPAL Komunal yg memili akses ke jamban/ cubluk yg "tidak layak" yg memili akses ke jamban dan cubluk yg "layak" yang memili akses ke jamban bersama "layak" yang terkoneksi ke MCK Off site yang terkoneksi ke IPAL Komunal 12 Tanjungrejo , Jumlah 252 3,016 10, ,215 10, Bae 1 Dersalam , Ngembalrejo , Karangbener , Gondangmanis , Pedawang Bacin Panjang Peganjaran , Purworejo Bae , Jumlah 1, , Gebog 1 Gribig , Klumpit , Getassrabi , Pedurenan , Karangmalang , Besito , POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 50

51 No Desa / Kel. Wilayah perkotaan Wilayah perdesaan Sanitasi tidak layak Sanitasi layak Sanitasi tidak layak Sanitasi layak BABS (KK) yg memili akses ke jamban/ cubluk yg "tidak layak" On site Off site BABS (KK) On site Sistem individu Sistem komunal Sistem individu Sistem komunal yg memili akses ke jamban dan cubluk yg "layak" yang memili akses ke jamban bersama "layak" yang terkoneksi ke MCK yang terkoneksi ke IPAL Komunal yg memili akses ke jamban/ cubluk yg "tidak layak" yg memili akses ke jamban dan cubluk yg "layak" yang memili akses ke jamban bersama "layak" yang terkoneksi ke MCK Off site yang terkoneksi ke IPAL Komunal 7 Jurang , Gondosari 72 1,259 2, Kedungsari 63 1,251 1, Menawan Rahtawu Jumlah 698 6,692 16, , Dawe 1 Samirejo Cendono 1, , Margorejo , , Rejosari Kandangmas , , Glagah Kulon Tergo Cranggang Lau 1, , Piji , Puyoh Soco Ternadi Kajar , POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 51

52 No Desa / Kel. Wilayah perkotaan Wilayah perdesaan Sanitasi tidak layak Sanitasi layak Sanitasi tidak layak Sanitasi layak BABS (KK) yg memili akses ke jamban/ cubluk yg "tidak layak" On site Off site BABS (KK) On site Sistem individu Sistem komunal Sistem individu Sistem komunal yg memili akses ke jamban dan cubluk yg "layak" yang memili akses ke jamban bersama "layak" yang terkoneksi ke MCK yang terkoneksi ke IPAL Komunal yg memili akses ke jamban/ cubluk yg "tidak layak" yg memili akses ke jamban dan cubluk yg "layak" yang memili akses ke jamban bersama "layak" yang terkoneksi ke MCK Off site yang terkoneksi ke IPAL Komunal 15 Kuwukan Dukuhwaringin Japan Colo Jumlah 2, , ,024 2,090 10,879 1, Total 9,456 24, ,534 5,633 1, ,421 12,333 40,767 3, Sumber : Profil sanitasi Kab. Kudus, 2015 POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 52

53 Tabel 2.10 Kondisi prasarana dan sarana pengelolaan air limbah domestik No Jenis Satuan Jumlah / Kapasitas SPAL Setempat (Sistem Onsite) 1 Berbasis komunal MCK Komunal Unit 120 Ya 2 Truk tinja Unit 2 Ya 3 IPLT (Kapasitas) M3/hari 1/6 Ya SPAL Terpusat (Sistem Offsite) 1 Berbasis komunal Tang septic komunal > 10 KK Unit IPAL Komunal Unit 48 Ya 2 IPAL Kawasan / Terpusat Kapasitas Sistem M3/hari Kondisi Tidak Berfungsi Berfungsi Keterangan B. Sistem dan Infrastruktur Persampahan Untuk mengetahui sistem dan infrastruktur pengelolaan persampahan di Kabupaten Kudus, digunakan Diagram Sistem Sanitasi (DSS), yang menjelaskan mengenai alur pengelolaan air limbah domestik mulai dari pengguna (user interface), pengumpulan setempat, tempat penampungan sementara (TPS), pengangkutan, (semi) pengolahan akhir terpusat, daur ulang / pembuangan akhir. Dengan mengetahui diagram alir dari diagram sistem sanitasi tersebut, maka akan diketahui permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten Kudus. Adapun sistem dan infrastruktur pengelolaan persampahan di Kabupaten Kudus adalah sebagai berikut : 1. Diagram Sistem Sanitasi Persampahan model 1 Di Kabupaten Kudus, masih ada sebagian masyarakat yang belum mengelola sampah dengan baik, namun langsung dibakar. Kebiasaan ini sebenarnya kurang baik karena dapat menimbulkan pencemaran dan bahaya kebakaran. Masyarakat yang melakukan kebiasaan ini biasanya yang tinggal di perdesaan dan belum masuk dalam cakupan wilayah pelayanan persampahan di Kabupaten Kudus. POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 53

54 Gambar 2.5 Diagram Sistem Sanitasi Persampahan model 1 Sumber : Hasil FGD diagram sistem sanitasi Dinas Cipkataru Kab. Kudus, Diagram Sistem Sanitasi Persampahan model 2 Bagi masyarakat yang tinggal dipinggir sungai atau badan air masih banyak yang membuang sampahnya langsung ke sungai atau badan air. Kebiasaan ini sangat merugikan bagi lingkungan dikarenakan dapat menimbulkan pencemaran air dan berdampak pada penimbulan sampah di badan air yang akan menyebabkan banjir. Gambar 2.6 Diagram Sistem Sanitasi Persampahan model 2 Sumber : Hasil FGD diagram sistem sanitasi Dinas Cipkataru Kab. Kudus, 2015 POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 54

55 Perlu sosialisasi perubahan perilaku kepada masyarakat disetar sungai atau badan air agar tidak membuang sampah di sungai atau badan air. Selain itu perlu pengembangan cakupan pelayanan dengan menyediakan container sampah di permuman warga setar sungai dan badan air, agar masyarakat dapat membuang sampah secara benar. 3. Diagram Sistem Sanitasi Persampahan model 3 Untuk masyarakat yang tinggal diwilayah cakupan pelayanan persampahan, masyarakat membuang sampah ditempat sampah rumah tangga, untuk selanjutnya diambil oleh gerobag sampah dan dibuang ke tempat penampungan sementara (TPS). Dari tempat penampungan sementara sampah diangkut dengan menggunakan dump truck ke tempat pemprosesan akhir. Sebagian sampah organik diolah menjadi kompos di dalam instalasi pengolahan pupuk granule, sedangkan residu yang tidak dapat diolah ditempatkan dalam zona penimbunan sampah. Cairan sampah/lindi diolah dalam instalasi pengolahan lindi dan selanjutnya dibuang ke badan air. Gambar 2.7 Diagram Sistem Sanitasi Persampahan model 3 Sumber : Hasil FGD diagram sistem sanitasi Dinas Cipkataru Kab. Kudus, Diagram Sistem Sanitasi Persampahan model 4 Dalam model sistem persampahan ini, masyarakat membuang sampah ditempat sampah rumah tangga, untuk selanjutnya diambil oleh gerobag sampah dan dibuang ke kontainer sampah. Dari kontainer, sampah diangkut dengan POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 55

56 menggunakan truk arm roll ke tempat pemprosesan akhir. Sebagian sampah organik diolah menjadi kompos di dalam instalasi pengolahan pupuk granule, sedangkan residu yang tidak dapat diolah ditempatkan dalam zona penimbunan sampah. Cairan sampah / lindi diolah dalam instalasi pengolahan lindi dan selanjutnya dibuang ke badan air. Gambar 2.8 Diagram Sistem Sanitasi Persampahan model 4 Sumber : Hasil FGD diagram sistem sanitasi Dinas Cipkataru Kab. Kudus, Diagram Sistem Sanitasi Persampahan model 5 Di Kabupaten Kudus terdapat sebagian warga masyarakat yeng telah mengolah sampah dilingkungannya dengan menggunakan komposter / takakura sehingga jumlah timbulan sampah yang diangkut oleh gerobag sampah sudah berkurang. Sampah organik yang dibuat kompos tersebut dapat dimanfaatkan untuk kepentingan sendiri ataupun dijual sehingga meningkatkan nilai ekonomis sampah. Sampah an organik akan dilakukan pemilahan dan dapat dimanfaatkan untuk bahan baku kerajinan ataupun dijual untuk di daur ulang. Untuk sampah yang sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi, maka timbulan sampah tersebut akan diangkut dengan gerobag sampah untuk dibuang ke tempat penampungan sementara atau kontainer sampah, yang kemudian akan diambil oleh dump truk atau truk arm roll ke tempat pemprosesan akhir sampah. Sebagian sampah organik yang masih terbawa diolah menjadi kompos di dalam instalasi pengolahan pupuk granule, sedangkan residu yang tidak dapat diolah ditempatkan dalam zona penimbunan sampah. Cairan sampah/lindi diolah dalam instalasi pengolahan lindi dan selanjutnya dibuang ke badan air. POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 56

57 Gambar 2.9 Diagram Sistem Sanitasi Persampahan model 5 Sumber : Hasil FGD diagram sistem sanitasi Dinas Cipkataru Kab. Kudus, Diagram Sistem Sanitasi Persampahan model 6 Tingkat kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga di sebagian wilayah Kabupaten kudus sudah cukup tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan sudah adanya bank sampah yang mengolah sampah an organik menjadi produk yang laku dijual. Dengan adanya pengelolaan sampah dari sumbernya ini akan mengurangi beban tempat pemprosesan akhir sampah, sehingga umur sarana tempat pengolahan akhir sampah menjadi lebih panjang. Gambar 2.10 Diagram Sistem Sanitasi Persampahan model 6 Sumber : Hasil FGD diagram sistem sanitasi Dinas Cipkataru Kab. Kudus, 2015 POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 57

58 Residu sisa sampah yang tidak dapat diolah diangkut dengan gerobag sampah untuk dibuang ke tempat penampungan sementara atau kontainer sampah. Dari tempat penampungan sementara atau kontainer sampah kemudian diambil oleh dump truk atau truk arm roll ke tempat pemprosesan akhir. Sebagian sampah organik yang masih terbawa diolah menjadi kompos di dalam instalasi pengolahan pupuk granule, sedangkan residu yang tidak dapat diolah ditempatkan dalam zona penimbunan sampah. Cairan sampah / lindi diolah dalam instalasi pengolahan lindi untuk selanjutnya dibuang ke badan air. Berdasarkan masterplan pengelolaan persampahan perkotaan Kabupaten Kudus tahun 2013, sistem pengelolaan sampah yang dilaksanakan di Kabupaten Kudus dibedakan menurut sumber sampah, yaitu : a. Sampah permuman / rumah tangga Petugas kebersihan (RT/RW) mengambil sampah dari rumah dengan menggunakan becak sampah yang kemudian diangkut ke tempat penampungan sementara, untuk selanjutnya akan diangkut oleh Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang ke tempat pengolahan akhir. b. Sampah pasar Penanganan sampah pasar meliputi penyapuan / kebersihan dilingkungan pasar sampai dengan tempat penampungan sementara menjadi tanggungjawab Dinas Pengelola Pasar. Selanjutnya dari tempat penampungan sementara, sampah diangkut dengan menggunakan truk ke tempat pengolahan akhir oleh Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang. c. Sampah jalan Penanganan sampah disepanjang jalan protokol khususnya penyapuan dan pengumpulan dilaksanakan oleh Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang. Sampah hasil penyapuan diangkut dengan menggunakan dump truck ke tempat pengolahan akhir sampah. Peran serta masuarakat dalam pengelolaan sampah perlu untu ditingkatkan terutama dalam kegiatan pemilahan timbulan sampah dari sumbernya. Berdasarkan masterplan pengelolaan persampahan perkotaan oleh Bappeda Kabupaten Kudus tahun 2013, disebutkan bahwa peran serta masyarakat dapat terlibat dalam hal : a. Peran serta dalam pengolahan sampah b. Peran serta dalam pemeliharaan kebersihan di luar rumah dan di tempat umum. POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 58

59 Satuan PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KUDUS c. Peran serta dalam pembayaran retribusi sampah. Tabel 2.11 Kondisi Prasarana dan Sarana Persampahan No Jenis Prasarana / Sarana Jumlah / luas total terpakai Kapasitas / daya tampung M3 Ritasi / hari Baik Kondisi Rusak ringan Rusak Berat (i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viiii) (ix) (x) 1 Pengumpulan Setempat - Gerobak unit Becak Sampah unit Becak Motor unit Kendaraan Pick Up unit 1 1 Tempat 2 Penampungan Sementara (TPS) Unit 33 - Bak sampah unit - (beton/kayu/fiber) - Container unit Transfer Stasiun unit SPA (Stasiun unit - - Peralihan Antara) 3. Pengangkutan - Truck engkel unit Dump Truck unit Arm Roll Truck unit Compactor Truck unit 4 Pengolahan Sampah - Sistem 3R unit Incinerator unit TPA/TPA Regional Konstruksi:lahan urug saniter/lahan urug terkendali/ penimbunan terbuka Operasional:lahan urug saniter/lahan urug terkendali/ penimbunan terbuka Luas total TPA yg Ha 5,6 - terpakai - Luas sel Landfill Ha - - Daya tampung TPA (M3/h ari) - 6 Alat Berat - Bulldozer unit Whell/truck loader unit - Ket. POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 59

60 Satuan PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KUDUS No Jenis Prasarana / Sarana Jumlah / luas total terpakai Kapasitas / daya tampung M3 Ritasi / hari - Excavator / unit 1-1 backhoe - Truk tanah unit 7 IPL: Sistem kolam Unit 1 1 Hasil pemeriksaan lab (BOD dan COD): - Efluen di Inlet - Efluen di Outlet Sumber : Dinas Cipkataru Kabupaten Kudus, 2015 Baik Kondisi Rusak ringan Rusak Berat Ket. Data dari Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Kudus, dari jiwa penduduk pada tahun 2013, menghasilkan timbulan sampah sebanyak 585,6 M3/hari dengan rincian 62,1 M3/hari diwilayah perdesaan dan 523,5 M3/hari untuk wilayah perkotaan. Berdasarkan hal tersebut, timbulan sampah diwilayah perkotaan membutuhkan penanganan yang serius dikarenakan 89% timbulan sampah berasal dari wilayah perkotaan. Tabel 2.12 Timbulan sampah per kecamatan Jumlah Penduduk Volume Timbulan Sampah Kecamatan Wilayah perdesaan Wilayah perkotaan Total Wilayah perdesaan Wilayah Perkotaan Jiwa Jiwa Jiwa (%) (M3/hari) (%) (M3/hari) (%) (M3/hari) Kaliwungu Kota Jati Undaan Mejobo Jekulo Bae Gebog Dawe TOTAL Sumber : Dinas Cipkataru Kabupaten Kudus, 2015 Total Pengelolan sampah perlu pengelolaan yang baik, dikarenakan apabila semua sampah dibuang di tempat pengolahan akhir, maka akan berabat seman pendeknya masa pakai tempat pengolahan akhir tersebut. Pengelolaan sampah dari sumbernya terus POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 60

61 disosialisasikan oleh Pemerintah Kabupaten Kudus dengan menggunakan prinsip 3R (reduce, reuse dan recycle). Pengenalan konsep 3R ini dirasakan manfaatnya dan mulai dapat mengurangi jumlah timbulan sampah yang terangkut ke tempat pengolahan akhir. Ada beberapa teknologi yang digunakan dalam kampanye 3R, yaitu : a. Bank sampah Kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan bank sampah adalah : Mendampingi warga dalam pengelolaan sampah organik, dengan membuat kompos Memanfaatkan sampah an organik menjadi kerajinan yang bernilai ekonomis, misalnya tas, dompet dll. No Tabel 2.13 Daftar nama, lokasi dan pengelola bank sampah diwilayah Kabupaten Kudus Nama Bank Sampah Alamat Nama Ketua Kelompok Jumlah Sampah Yang dikelola (M3/bulan) Omzet Bank Sampah (Rp/bulan) 1 Karya Sentosa Ds. Tumpangkrasak Ibu Nasikah Sekar Melati Kel. Mlatinorowito Ibu Beny 9, Muria Berseri Perum Muria Indah, Ds Gondangmanis Ibu Patricia 32, Kapas Hijau Perum. Megawon Sejahtera Indah Ibu Riris 4, Jl. Raya Kudus-Colo 5 Bintang Muria Gg. Honggokusumo, Cendono, Dawe Bp. Akhsin Sumber : Masterplan pengelolaan persampahan perkotaan Kabupaten Kudus tahun 2013 b. Pembinaan sekolah adiwiyata Kegiatan yang dilakukan sekolah adiwiyata terkait dengan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, maka sekolah adiwiyata berkomitmen untuk : Kebijakan berwawasan lingkungan. Kurikulum berbasis lingkungan, dimana pendidikan lingkungan hidup diintegrasikan kedalam setiap mata pelajaran. Kegiatan lingkungan berbasis partisipatif. Pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan. Berikut ini Daftar sekolah adiwiyata yang concern terhadap upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di kawasan perkotaan Kabupaten Kudus : POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 61

62 Tabel 2.14 Daftar sekolah adiwiyata di kawasan perkotaan Kabupaten Kudus No Sekolah Alamat Penghargaan yang diperoleh 1 SD 1 Barongan Jl. Sunan Muria Gg. SD 1, Calon sekolah Adiwiyata Barongan, Kudus Nasional 2 SD Cahaya Nur Jl. Jend. Sudirman No. 54, Kudus Sekolah Adiwiyata Mandiri 3 SMP 1 Jekulo Jl. Sunan Muria No. 10A, Kudus Sekolah Adiwiyata Mandiri 4 SMA 1 Jekulo Jl. Raya Kudus-Pati Km. 10 No. 34, Kudus Sekolah Adiwiyata Nasional 5 SMK 1 Kudus Jl. Ganesha II Purwosari, Kudus Sekolah Adiwiyata Mandiri Sumber : Masterplan pengelolaan persampahan perkotaan Kabupaten Kudus tahun 2013 c. Penggunaan komposter Pengelolaan sampah dari sumbernya juga dilakukan dengan mengadakan pengolahan setempat dengan teknologi komposter untuk membuat pupuk organik. Dengan seman banyaknya pengelolaan sampah organik ini diharapkan masyarakat mendapatkan keuntungan dengan mendapatkan pupuk untuk kebutuhan sendiri atau dijual, sehingga menambah nilai ekonomis. Tabel 2.15 Daftar lokasi komposter di Kabupaten Kudus No Lokasi Keterangan 1 Perumahan Graha Kencana 30 unit takakura 2 Perumahan Barongan 30 unit takakura 3 Perumahan Kudus Permai 30 unit takakura 4 Perumahan Muria Indah 100 unit tong komposter 5 Kel. Mlatinorowito 100 unit tong komposter 6 Desa Tumpangkrasak 100 unit tong komposter 7 Kantor Lingkungan Hidup 2 unit tong komposter 8 Puskesmas Wergu Wetan 1 unit tong komposter 9 SD Cahaya Nur 6 unit tong komposter, biopori 10 SD 1 Barongan 6 unit tong komposter 11 SD 2 Jepang 1 unit tong komposter 12 Sd 4 Jepang 1 unit tong komposter 13 SD 5 Jepang 1 unit tong komposter 14 SMP 1 Kudus 6 unit tong komposter, 4 unit gentong komposter 15 SMP 1 Mejobo 10 unit tong komposter, 12 unit gentong komposter 16 SMP 2 Kudus 1 unit tong komposter POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 62

63 No Lokasi Keterangan 17 SMP 3 Kudus 6 unit tong komposter, 15 unit gentong komposter 18 SMP 5 Kudus 2 unit tong komposter 19 SMK 1 Kudus 6 unit tong komposter, 12 unit gentong komposter 20 SMA 1 Kudus 2 unit tong komposter 21 SMA 1 Jekulo 6 unit tong komposter Sumber : Masterplan pengelolaan persampahan perkotaan Kabupaten Kudus tahun 2013 Dengan seman banyaknya pengelolaan sampah dari sumbernya dengan konsep 3R, maka dari jumlah timbulan sampah sebesar 585,6 M3/hari, sampah yang terangkut ke TPA sebanyak 510,5 M3/hari. Dengan kondisi seperti ini, maka sosialisasi pemanfaatan teknologi 3R perlu untuk dilanjutkan karena akan berdampak pada peningkatan nilai ekonomis sampah dan memperpanjang umur pelayanan tempat pengolahan akhir. Tabel 2.16 Cakupan akses dan sistem layanan persampahan kecamatan per hari Kecamatan Wilayah perdesaan 3R Wilayah perkotaan Total Volume sampah yg terangkut ke TPA Wilayah Perkotaan dan Perdesaan Total (%) (M3) (%) (M3) (%) (M3) (%) (M3) (%) (M3) Kaliwungu Kota Jati Undaan Mejobo Jekulo Bae Gebog Dawe TOTAL Sumber : Dinas Cipkataru Kabupaten Kudus, 2015 C. Sistem dan Infrastruktur Drainase Dalam memudahkan identifikasi sistem dan infrastruktur pengelolaan drainase di Kabupaten Kudus, dikembangkan Diagram Sistem Sanitasi (DSS) yang menjelaskan POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 63

64 mengenai alur pengelolaan air limbah domestik mulai dari sumbernya, pengaliran dan pembuangan akhir. Dengan mengetahui diagram alir dari diagram sistem sanitasi tersebut, maka akan diketahui permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan drainase di Kabupaten Kudus. Permasalahan yang paling mendasar adalah masih tercampurnya air hujan dan grey water, sehingga kemungnan dalam pengaliran terdapat pencemaran masih besar. Untuk kedepan perlu dikembangkan sistem yang terpisah antara air hujan dan grey water rumah tangga. Adapun sistem dan infrastruktur pengelolaan drainase di Kabupaten kudus adalah sebagai berikut : 1. Diagram Sistem Sanitasi Drainase model 1 Di Kabupaten Kudus masih terdapat pola pengaliran drainase, dimana air hujan dan grey water dialirkan semua ke selokan tanah untuk selanjutnya akan dibuang ke sungai. Model ini biasanya ditemukan di kawasan perdesaan, dimana saluran drainase belum dibuat permanen. Untuk kedepan perlu direncanakan dalam pembangunan siatem drainase yang terpisah antara air hujan dan grey water dialirkan secara terpisah, sehingga mengurangi beban cemaran dari air tanah dan air permukaan. Gambar 2.11 Diagram sistem sanitasi drainase model 1 Sumber : Hasil FGD diagram sistem sanitasi Dinas Cipkataru Kab. Kudus, 2015 POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 64

65 2. Diagram Sistem Sanitasi Drainase model 2 Pengembangan permuman yang seman banyak di Kabupaten Kudus mengharuskan perbaikan sarana dan prasarana drainase permanen. Dengan drainase model ini diharapkan pola pengaliran air buangan dapat berjalan lebih baik dan mengurangi pencemaran air permuman apabila air buangan masih mengandung limbah cair yang tercemar. Gambar 2.12 Diagram sistem sanitasi drainase model 2 Sumber : Hasil FGD diagram sistem sanitasi Dinas Cipkataru Kab. Kudus, 2015 Dengar masih terbatasnya anggaran Pemerintah Kabupaten Kudus, untuk saluran drainase permanen masih terbatas diwilayah perkotaan atau jaringan utama saja. Untuk kedepan perlu diupayakan pembangunan saluran drainase permanen agar proses pengaliran air menjadi lebih baik dan perawatannyapun menjadi lebih mudah. 3. Diagram Sistem Sanitasi Drainase model 3 Berkenaan dengan keterbatasan anggaran, maka masih ditemukan saluran drainase yang rusak. Untuk kedepan perlu dilakukan inventarisasi saluran yang rusak, sehingga dapat diusulkan untuk dilakukan perbaikan. Peran serta masyarakat juga diperlukan dalam operasional dan perawatan saluran drainase sehingga akan menambah panjang umur sarana tersebut. Peran pemerintah desa juga perlu dilibatkan, dimana apabila ditemukan saluran yang rusak dapat diperbai menggunakan dana desa atau swadaya masyarakat. POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 65

66 Gambar 2.13 Diagram sistem sanitasi drainase model 3 Sumber : Hasil FGD diagram sistem sanitasi Dinas Cipkataru Kab. Kudus, Diagram Sistem Sanitasi Drainase model 4 Di Kabupaten Kudus masih terdapat sistem pengelolaan drainase yang kurang baik, dimana diwilayah tersebut belum terlayani sarana drainase, sehingga air hujan dan grey water tergenang di halaman atau kebun warga. Keadaan ini apabila dibiarkan akan menyebabkan munculnya berbagai macam penyat dikarenakan genangan air tersebut dapat menjadi tempat berkembangnya penyat dan nyamuk. Wilayah perdesaan dan kawasan kumuh paling banyak terdapat sistem ini dikarenakan belum terbangunnya sarana drainase, tidak tersedianya lahan untuk pembangunan atau pola hidup masyarakat yang belum menyadari pentingnya sarana drainase dilingkungannya. Gambar 2.14 Diagram sistem sanitasi drainase model 4 Sumber : Hasil FGD diagram sistem sanitasi Dinas Cipkataru Kab. Kudus, 2015 POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 66

67 Penanganan permasalahan drainase menjadi penting untuk menjadi prioritas dalam perencanaan pembangunan sanitasi, dikarenakan kondisi geografis wilayah Kabupaten Kudus yang rawan genangan pada musim penghujan. Ditinjau dari topografi, Kabupaten Kudus memili ketinggian terendah 5 meter di atas permukaan air laut yang berada di Kecamatan Undaan, sehingga curah hujan yang cukup tinggi menyebabkan sebagian wilayah akan tergenang. Berkenaan dengan Kabupaten Kudus sebagai sentra ekonomi dan letaknya di jalur pantura Jawa Tengah, maka kondisi tersebut tentunya akan sangat merugikan bagi warga Kudus maupun secara Nasional karena akan menghambat distribusi barang dan jasa di Pulau Jawa. Wilayah genangan di Kabupaten Kudus terdapat di bagian selatan sepanjang bantaran Sungai Wulan dan dibagian tengah, sepanjang bantaran sungai Juana. Selain itu, sumber genangan juga dipengaruhi curah hujan di Gunung Muria, sehingga limpasan air dapat menyebabkan genangan di Kabupaten Kudus. Adapun data mengenai genangan di Kabupaten Kudus seperti terlihat pada tabel Tabel 2.17 Data Genangan Kabupaten Kudus Wilayah Genangan Luas Ketinggian Lama Frekuensi No Lokasi Genangan (kali (Ha) (M) (jam /hari) /tahun) I. KEC. KALIWUNGU Bakalankrapyak 9 0,5 5 mnt 1 Prambatan Kidul 6 0,1 15 mnt 1 Prambatan Lor 8 0,1 15 mnt 1 Garung Kidul 9 0,15 15 mnt 1 Setrokalangan 19 0,4 7 hari 1 Blimbing Kidul 19 0,1 30 mnt 1 Sidorekso 30 0,1 30 mnt 1 Gamong 13 0,1 30 mnt 1 Kedungdowo 27 0,4 1 jam 1 Garung Lor 7 0,1 15 mnt 1 Karangampel 3 0,15 15 mnt 1 Mijen 7 0,1 30 mnt 1 Kaliwungu 22 0,1 15 mnt 1 Papringan 4 0,1 15 mnt 1 II. KEC. KOTA KUDUS Purwosari 8 0,1 30 mnt 1 Janggalan 6 0,1 15 mnt 1 Demangan 1 0,2 30 mnt 1 Sunggingan 11 0,2 30 mnt 1 Panjunan 1 0,1 15 mnt 1 Wergu Wetan 3 0,3 30 mnt 1 Penyebab Infrastruktur Jenis Ket. POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 67

68 No III. IV. Wilayah Genangan Luas Ketinggian Lama Frekuensi Lokasi Genangan (kali (Ha) (M) (jam /hari) /tahun) Wergu Kulon 2 0,1 15 mnt 1 Mlati Kidul 10 0,1 15 mnt 1 Mlatinorowito 24 0,3 30 mnt 1 Mlati Lor 18 0,15 15 mnt 1 Nganguk 17 0,2 30 mnt 1 Kramat 17 0,15 15 mnt 1 Demaan 21 0,15 30 mnt 1 Langgardalem 5 0,2 30 mnt 1 Kauman 1 0,1 15 mnt 1 Damaran 11 0,1 15 mnt 1 Kerjasan 5 0,1 15 mnt 1 Kajeksan 9 0,1 15 mnt 1 Krandon 3 0,1 15 mnt 1 Singocandi 22 0,1 15 mnt 1 Glantengan 1 0,1 15 mnt 1 Kaliputu 3 0,1 15 mnt 1 Barongan 11 0,1 15 mnt 1 Burikan 10 0,2 20 mnt 1 Rendeng 18 0,1 30 mnt 1 KEC. JATI Jetiskapuan 24 0,2 60 mnt 1 Tanjungkarang 32 0,4 120 mnt 1 Jati Wetan 40 0,5 2 hari 1 Pasuruhan Kidul 3 0,1 30 mnt 1 Pasuruhan Lor 7 0,1 15 mnt 1 Ploso 5 0,3 60 mnt 1 Jati Kulon 9 0,4 12 jam 1 Getaspejaten 8 0,1 15 mnt 1 Loram Kulon 25 0,1 30 mnt 1 Loram Wetan 9 0,1 30 mnt 1 Megawon 5 0,5 12 jam 1 Ngembal Kulon 7 0,4 1 jam 1 Tumpangkrasak 6 0,1 1 jam 1 KEC. UNDAAN Wonosoco 20 0,5 24 jam 1 Lambangan 29 0,5 24 jam 1 Kalirejo 22 0,5 24 jam 1 Medini 35 0,5 24 jam 1 Sambung 12 0,5 24 jam 1 Glagahwaru 36 0,5 24 jam 1 Kutuk 58 0,5 24 jam 1 Undaan Kidul 61 0,5 24 jam 1 Undaan Tengah 46 0,5 24 jam 1 Karangrowo 71 0,5 24 jam 1 Larikrejo 7 0,5 24 jam 1 Undaan Lor 50 0,5 24 jam 1 Wates 37 0,1 24 jam 1 Penyebab Infrastruktur Jenis Ket. POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 68

69 Wilayah Genangan Luas Ketinggian Lama Frekuensi No Lokasi Genangan (kali (Ha) (M) (jam /hari) /tahun) Ngemplak 38 0,5 24 jam 1 Terangmas 16 0,5 24 jam 1 Berugenjang 24 0,5 24 jam 1 V. KEC. MEJOBO Gulang 121 0,5 12 jam 1 Jepang 81 0,1 15 mnt 1 Payaman 39 0,5 12 jam 1 Kirig 31 0,5 12 jam 1 Temulus 53 0,5 12 jam 1 Kesambi 145 0,5 14 hari 1 Jojo 36 0,5 12 jam 1 Hadiwarno 98 0,5 12 jam 1 Mejobo 125 0,5 12 jam 1 Golantepus 67 0,5 12 jam 1 Tenggeles 126 0,5 12 jam 1 VI. KEC. JEKULO Sadang 26 0,1 30 mnt 1 Bulungcangkring 120 0,1 30 mnt 1 Bulungkulon 231 0,1 30 mnt 1 Sidomulyo 31 0,1 30 mnt 1 Gondoharum 43 0,5 7 hr 1 Terban 43 0,5 7 hr 1 Pladen 43 0,5 7 hr 1 Klaling 48 0,1 30 mnt 1 Jekulo 36 0,5 7 hr 1 Hadipolo 61 0,1 30 mnt 1 Tanjungrejo 55 0,5 7 hr 1 VII. KEC. BAE Gondangmanis 97 0,1 10 mnt 1 Peganjaran 21 0,1 10 mnt 1 VIII KEC. GEBOG Gribig 28 0,3 1 jam 1 Karangmalang 8 0,1 30 mnt 1 IX. KEC. DAWE Sumber : Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kab. Kudus, 2015 Penyebab Infrastruktur Jenis Ket. Pembangunan sarana dan prasarana drainase menjadi kebutuhan yang cukup penting dalam pengelolaan limpasan air hujan, limbah rumah tangga dan air dari Gunung Muria, sehingga nantinya dapat terkelola dengan baik dan tidak menimbulkan genangan. Pemerintah telah melakukan berbagai langkah dalam pembangunan infrastruktur dan perbaikan sarana drainase, termasuk penyusunan masterplan drainase. Adapun kondisi sarana dan prasarana drainase seperti terlihat pada tabel 2.18 berikut ini. POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 69

70 Tabel 2.18 Kondisi sarana dan prasarana drainase perkotaan di Kabupaten Kudus No Kode Lokasi Kondisi Dimensi Eksisiting Sungai/Sal. bo (m) b (m) h (m) Hasil survey inventarisasi saluran drainase Kab.Kudus 1 1 A1 ka Ds. Karangbener Pasangan 1 1 Ds. Karangbener Pasangan 0,8 0,8 2 A2 ka Ds. Karangbener Pasangan 1 1 Ds. Karangbener Pasangan 0,8 0,8 3 A3 ka Ds. Karangbener Pasangan 1 1 Ds. Karangbener Pasangan 0,5 0,5 4 A4 ka Ds. Karangbener Pasangan 0,5 0,5 Ds. Karangbener 5 A5 ka Ds. Karangbener Ds. Karangbener Pasangan 0,5 1 6 A6 ka Ds. Karangbener Pasangan 0,5 0,5 Ds. Karangbener Pasangan 0,5 0,5 7 A7 ka Ds. Karangbener Pasangan 0,3 0,3 Ds. Karangbener Pasangan 0,3 0,3 8 A8 ka Ds. Karangbener Pasangan 0,5 0,5 Ds. Karangbener 9 A9 ka Ds. Karangbener Ds. Karangbener Pasangan 0,3 0,3 10 A10 ka Ds. Karangbener Pasangan 0,3 0,3 Ds. Karangbener 11 A11 ka Ds. Karangbener Pasangan 0,8 0,8 Ds. Karangbener 12 A12 ka Ds. Karangbener Ds. Karangbener Pasangan 0,3 0,3 13 A13 ka Ds. Karangbener Pasangan 0,8 0,5 Ds. Karangbener 14 A14 ka Ds. Karangbener Pasangan 1 0,8 Ds. Karangbener 15 A15 ka Ds. Karangbener Ds. Karangbener Pasangan 1 0,8 16 A16 ka Ds. Karangbener Ds. Karangbener Pasangan 0,3 0,3 17 A17 ka Ds. Karangbener Ds. Karangbener Pasangan 0,3 0,3 18 A18 ka Ds. Karangbener Pasangan 0,5 0,8 Ds. Karangbener 19 A19 ka Ds. Karangbener Pasangan 0,3 0,3 Ds. Karangbener 20 A20 ka Ds. Karangbener Ds. Karangbener Pasangan 0,3 0,3 21 A21 ka Ds. Karangbener Ds. Karangbener Pasangan 0,5 0,5 22 A22 ka Ds. Karangbener Pasangan 0,3 0,3 Ds. Karangbener POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 70

71 No Kode Lokasi Kondisi Sungai/Sal. Dimensi Eksisiting bo (m) b (m) h (m) 23 A23 ka Ds. Karangbener Pasangan Ds. Karangbener 24 B1 ka Ds. Kandangmas Pasangan Ds. Kandangmas 25 B2 ka Ds. Kandangmas Ds. Kandangmas Pasangan B3 ka Ds. Kandangmas Pasangan Ds. Kandangmas 27 B4 ka Ds. Kandangmas Pasangan Ds. Kandangmas 28 B5 ka Ds. Kandangmas Ds. Kandangmas 29 B6 ka Ds. Kandangmas Pasangan Ds. Kandangmas Pasangan B7 ka Ds. Kandangmas Ds. Kandangmas Pasangan B8 ka Ds. Kandangmas Ds. Kandangmas Pasangan B9 ka Ds. Kandangmas Ds. Kandangmas Pasangan B10 ka Ds. Kandangmas Ds. Kandangmas Pasangan B11 ka Ds. Kandangmas Ds. Kandangmas Pasangan B12 ka Ds. Kandangmas Pasangan Ds. Kandangmas 36 B13 ka Ds. Kandangmas Ds. Kandangmas Pasangan B14 ka Ds. Kandangmas Pasangan Ds. Kandangmas 38 B15 ka Ds. Kandangmas Pasangan Ds. Kandangmas 39 B16 ka Ds. Kandangmas Ds. Kandangmas Pasangan C1 ka Ds. Dersalam Pasangan Ds. Dersalam Pasangan C2 ka Ds. Dersalam Ds. Dersalam Pasangan C3 ka Ds. Dersalam Ds. Dersalam Pasangan C4 ka Ds. Dersalam Pasangan Ds. Dersalam 44 C5 ka Ds. Dersalam Pasangan Ds. Dersalam 45 C6 ka Ds. Dersalam Pasangan Ds. Dersalam POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 71

72 No Kode Lokasi Kondisi Sungai/Sal. Dimensi Eksisiting bo (m) b (m) h (m) 46 C6a ka Ds. Dersalam Pasangan Ds. Dersalam Pasangan C7 ka Ds. Dersalam Ds. Dersalam Pasangan C8 ka Ds. Dersalam Ds. Dersalam Pasangan C9 ka Ds. Dersalam Ds. Dersalam Pasangan C9a ka Ds. Dersalam Pasangan Ds. Dersalam 51 C9b ka Ds. Dersalam Pasangan Ds. Dersalam 52 C10 ka Ds. Dersalam Pasangan Ds. Dersalam 53 C11 ka Ds. Dersalam Ds. Dersalam Pasangan C12 ka Ds. Dersalam Pasangan Ds. Dersalam Pasangan C13 ka Ds. Dersalam Pasangan Ds. Dersalam 56 C14 ka Ds. Dersalam Pasangan Ds. Dersalam 57 C15 ka Ds. Dersalam Ds. Dersalam Pasangan C16 ka Ds. Dersalam Pasangan 3 5 Ds. Dersalam 59 D1 ka Ds. Gondangmanis Pasangan Ds. Gondangmanis Pasangan D2 ka Ds. Gondangmanis Pasangan Ds. Gondangmanis Pasangan D3 ka Ds. Gondangmanis Pasangan Ds. Gondangmanis Pasangan E1 ka Ds. Rendeng Pasangan Ds. Rendeng 63 E2 ka Ds. Rendeng Pasangan Ds. Rendeng 64 E3 ka Ds. Rendeng Ds. Rendeng Pasangan E4 ka Ds. Rendeng Ds. Rendeng Pasangan E5 ka Ds. Rendeng Pasangan 3 1 Ds. Rendeng 67 E6 ka Ds. Rendeng Ds. Rendeng Pasangan E7 ka Ds. Rendeng Ds. Rendeng Pasangan F1 ka Ds. Honggosoco Pasangan Ds. Honggosoco POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 72

73 No Kode Lokasi Kondisi Sungai/Sal. Dimensi Eksisiting bo (m) b (m) h (m) 70 F2 ka Ds. Honggosoco Pasangan Ds. Honggosoco 71 F3 ka Ds. Honggosoco Ds. Honggosoco Pasangan F4 ka Ds. Honggosoco Ds. Honggosoco Pasangan F5 ka Ds. Honggosoco Pasangan Ds. Honggosoco 74 F6 ka Ds. Honggosoco Ds. Honggosoco Pasangan F7 ka Ds. Honggosoco Pasangan Ds. Honggosoco 76 F8 ka Ds. Honggosoco Ds. Honggosoco Pasangan F9 ka Ds. Honggosoco Ds. Honggosoco Pasangan F10 ka Ds. Honggosoco Ds. Honggosoco Pasangan F11 ka Ds. Honggosoco Pasangan Ds. Honggosoco 80 F12 ka Ds. Honggosoco Pasangan Ds. Honggosoco 81 G1 ka Ds. Margorejo Pasangan Ds. Margorejo 82 G2 ka Ds. Margorejo Pasangan Ds. Margorejo 83 G3 ka Ds. Margorejo Ds. Margorejo Pasangan G4 ka Ds. Margorejo Ds. Margorejo G5 ka Ds. Margorejo Ds. Margorejo Pasangan G6 ka Ds. Margorejo Ds. Margorejo Pasangan G7 ka Ds. Margorejo Pasangan Ds. Margorejo Pasangan G8 ka Ds. Margorejo Pasangan Ds. Margorejo Pasangan G9 ka Ds. Margorejo Ds. Margorejo Pasangan G10 ka Ds. Margorejo Ds. Margorejo Pasangan G11 ka Ds. Margorejo Pasangan Ds. Margorejo Pasangan G12 ka Ds. Margorejo Pasangan Ds. Margorejo Pasangan POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 73

74 No Kode Lokasi Kondisi Sungai/Sal. Dimensi Eksisiting bo (m) b (m) h (m) 93 G13 ka Ds. Margorejo Pasangan Ds. Margorejo Pasangan G14 ka Ds. Margorejo Ds. Margorejo Pasangan H1 ka Ds.Kandangmas Pasangan Ds.Kandangmas 96 H2 ka Ds.Kandangmas Ds.Kandangmas Pasangan H3 ka Ds.Kandangmas Ds.Kandangmas Pasangan H4 ka Ds.Kandangmas Pasangan Ds.Kandangmas 99 H5 ka Ds.Kandangmas Ds.Kandangmas Pasangan H6 ka Ds.Kandangmas Ds.Kandangmas Pasangan H7 ka Ds.Kandangmas Pasangan Ds.Kandangmas 102 H8 ka Ds.Kandangmas Ds.Kandangmas Pasangan H9 ka Ds.Kandangmas Ds.Kandangmas Pasangan H10 ka Ds.Kandangmas Pasangan Ds.Kandangmas 105 H11 ka Ds.Kandangmas Pasangan Ds.Kandangmas Pasangan I1 ka Ds. Terban Pasangan Ds. Terban 107 I2 ka Ds. Terban Ds. Terban Pasangan I3 ka Ds. Terban Ds. Terban Pasangan I4 ka Ds. Terban Ds. Terban Pasangan I5 ka Ds. Terban Pasangan Ds. Terban Pasangan I6 ka Ds. Terban Pasangan Ds. Terban 112 I7 ka Ds. Terban Pasangan Ds. Terban 113 I8 ka Ds. Terban Ds. Terban Pasangan POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 74

75 No Kode Lokasi Kondisi Dimensi Eksisiting Sungai/Sal. bo (m) b (m) h (m) Hasil survey inventarisasi saluran drainase Kab.Kudus 2 1 J1 ka Ds. Kaliwungu Pasangan 0,3 0,5 Ds. Kaliwungu Pasangan 0,3 0,5 2 J2 ka Ds. Kaliwungu Pasangan 0,5 0,5 Ds. Kaliwungu Pasangan 0,5 0,5 3 J3 ka Ds. Kaliwungu Pasangan 0,5 0,5 Ds. Kaliwungu Pasangan 0,5 0,5 4 J4 ka Ds. Kaliwungu Ds. Kaliwungu Pasangan 0,2 0,3 5 J5 ka Ds. Kaliwungu Pasangan 0,5 0,5 Ds. Kaliwungu 6 J6 ka Ds. Kaliwungu Ds. Kaliwungu Pasangan 0,3 0,3 7 J7 ka Ds. Kaliwungu Pasangan 0,5 0,5 Ds. Kaliwungu Pasangan 0,5 0,5 8 J8 ka Ds. Kaliwungu Pasangan 0,5 0,5 Ds. Kaliwungu Pasangan 0,5 0,5 9 J9 ka Ds. Kaliwungu Pasangan 0,5 0,5 Ds. Kaliwungu Pasangan 0,5 0,5 10 J10 ka Ds. Kaliwungu Pasangan 0,3 0,3 Ds. Kaliwungu Pasangan 0,3 0,3 11 J11 ka Ds. Kaliwungu Pasangan 0,5 0,5 Ds. Kaliwungu Pasangan 0,5 0,5 12 J12 ka Ds. Kaliwungu Pasangan 0,5 0,5 Ds. Kaliwungu Pasangan 0,5 0,5 13 J13 ka Ds. Kaliwungu Pasangan 0,3 0,2 Ds. Kaliwungu Pasangan 0,3 0,2 14 J14 ka Ds. Kaliwungu Ds. Kaliwungu Pasangan 0,3 0,2 15 J15 ka Ds. Getasrabi Pasangan 0,5 0,5 Ds. Getasrabi 16 J16 ka Ds. Getasrabi Pasangan 0,5 0,5 Ds. Getasrabi Pasangan 0,5 0,5 17 J17 ka Ds. Pedurenan Pasangan 0,5 1 Ds. Pedurenan 18 J18 ka Ds. Pedurenan Pasangan 0,5 1 Ds. Pedurenan 19 J19 ka Ds. Pedurenan Pasangan 0,5 0,5 Ds. Pedurenan 20 J20 ka Ds. Pedurenan Ds. Pedurenan Pasangan J21 ka Ds. Karangampel Pasangan 2 1 Ds. Karangampel Pasangan 2 1 POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 75

76 No Kode Lokasi Kondisi Sungai/Sal. Dimensi Eksisiting bo (m) b (m) h (m) 22 K1 ka Ds. Karangampel Pasangan Ds. Karangampel Pasangan K2 ka Ds. Karangampel Pasangan Ds. Karangampel Pasangan K3 ka Ds. Karangampel Pasangan Ds. Karangampel Pasangan K4 ka Ds. Karangampel Ds. Karangampel Pasangan K5 ka Ds. Karangampel Ds. Karangampel Pasangan K6 ka Ds. Karangampel Pasangan Ds. Karangampel Pasangan K7 ka Ds. Karangampel Pasangan Ds. Karangampel Pasangan K8 ka Ds. Karangampel Pasangan Ds. Karangampel Pasangan K9 ka Ds. Karangampel Pasangan Ds. Karangampel Pasangan K10 ka Ds. Karangampel Pasangan Ds. Karangampel 32 K11 ka Ds. Karangampel Ds. Karangampel Pasangan K12 ka Ds. Karangampel Pasangan Ds. Karangampel Pasangan K13 ka Ds. Karangampel Pasangan Ds. Karangampel Pasangan K14 ka Ds. Karangampel Pasangan Ds. Karangampel Pasangan K15 ka Ds. Karangampel Pasangan Ds. Karangampel Pasangan K16 ka Ds. Karangampel Pasangan Ds. Karangampel Pasangan K17 ka Ds. Karangampel Pasangan Ds. Karangampel Pasangan K18 ka Ds. Garung Lor Pasangan Ds. Garung Lor Pasangan K19 ka Ds. Garung Lor Ds. Garung Lor Pasangan K20 ka Ds. Garung Lor Pasangan Ds. Garung Lor Pasangan K21 ka Ds. Garung Lor Pasangan Ds. Garung Lor Pasangan K22 ka Ds. Garung Lor Pasangan Ds. Garung Lor Pasangan POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 76

77 No Kode Lokasi Kondisi Sungai/Sal. Dimensi Eksisiting bo (m) b (m) h (m) 44 K23 ka Ds. Garung Lor Pasangan 1 1 Ds. Garung Lor Pasangan K24 ka Ds. Garung Lor Ds. Garung Lor Pasangan K25 ka Ds. Garung Lor Ds. Garung Lor Pasangan K26 ka Ds. Garung Lor Pasangan Ds. Garung Lor Pasangan K27 ka Ds. Klumpit Pasangan Ds. Klumpit Pasangan K28 ka Ds. Klumpit Pasangan Ds. Klumpit Pasangan K29 ka Ds. Klumpit Pasangan Ds. Klumpit Pasangan K30 ka Ds. Klumpit Ds. Klumpit Pasangan K31 ka Ds. Krangmalang Pasangan Ds. Krangmalang Pasangan K32 ka Ds. Krangmalang Pasangan Ds. Krangmalang Pasangan K33 ka Ds. Klumpit Pasangan Ds. Klumpit Pasangan K34 ka Ds. Klumpit Pasangan Ds. Klumpit Pasangan L1 ka Ds. Bae Pasangan Ds. Bae Pasangan L2 ka Ds. Bae Pasangan Ds. Bae Pasangan L3 ka Ds. Cendono Pasangan L4 ka Pasangan L5 ka Pasangan 1 1 Pasangan L6 ka Ds. Bae Pasangan Pasangan L7 ka Ds. Gribig Pasangan L8 ka Pasangan L9 ka Pasangan Pasangan POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 77

78 No Kode Lokasi Kondisi Sungai/Sal. Dimensi Eksisiting bo (m) b (m) h (m) 65 L10 ka Pasangan Pasangan L11 ka Pasangan Pasangan L12 ka Pasangan L13 ka Pasangan L14 ka Pasangan L15 ka Ds. Gribig Pasangan L16 ka Pasangan Pasangan L17 ka Pasangan Pasangan L18 ka Ds. Bae Pasangan Pasangan L19 ka Ds. Cendono Pasangan Pasangan L20 ka Ds. Cranggang Pasangan Pasangan L21 ka Pasangan Pasangan L22 ka Pasangan Pasangan L23 ka Pasangan Pasangan L24 ka Pasangan Pasangan L25 ka Pasangan Pasangan L26 ka Pasangan Pasangan L27 ka Pasangan 1 1 Pasangan 83 L28 ka Pasangan 1 1 Pasangan 84 L29 ka Pasangan Pasangan 85 L30 ka Pasangan 1 1 Pasangan POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 78

79 No Kode Lokasi Kondisi Sungai/Sal. Dimensi Eksisiting bo (m) b (m) h (m) 86 L31 ka Pasangan Pasangan L32 ka Pasangan L33 ka Pasangan L34 ka Pasangan L35 ka Pasangan L36 ka Pasangan Pasangan L37 ka Pasangan L38 ka Pasangan L39 ka Pasangan L40 ka Pasangan L41 ka Pasangan L42 ka Pasangan L43 ka Pasangan Pasangan L44 ka Pasangan L45 ka Pasangan Pasangan L46 ka Pasangan Pasangan L47 ka Pasangan Pasangan L48 ka Pasangan Pasangan L49 ka Pasangan L50 ka Pasangan L51 ka Pasangan POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 79

80 No Kode Lokasi Kondisi Sungai/Sal. Dimensi Eksisiting bo (m) b (m) h (m) 107 L52 ka Pasangan Pasangan L53 ka Pasangan L54 ka Pasangan L55 ka Pasangan L56 ka Pasangan 3 2 No Kode Lokasi Kondisi Dimensi Eksisiting Sungai/Sal. bo (m) b (m) h (m) Hasil survey inventarisasi saluran drainase Kab.Kudus 3 Ds. Jati Wetan 1 M1 ka Gg. I Pasangan 0,2 0,2 0,3 Gg. I Pasangan 0,2 0,2 0,3 2 M2 ka Gg.II Pasangan 0,2 0,2 0,3 Gg.II Pasangan 0,2 0,2 0,3 3 M3 ka Gg.III Pasangan 0,2 0,2 0,3 Gg.III Pasangan 0,2 0,2 0,3 4 M4 ka Gg.IV Pasangan 0,2 0,2 0,3 Gg.IV Pasangan 0,2 0,2 0,3 5 M5 ka Gg.V Pasangan 1 1 0,8 Gg.V Pasangan 1 1,8 0,8 6 M6 ka Pasangan 0,8 0,8 0,8 7 M7 ka Pasangan 0,6 0,6 0,6 Pasangan 1,5 3 1,5 8 M8 ka Pasangan 0,5 0,5 0,5 Pasangan 1,5 3 1,5 9 M9 ka Gg. Seno Pasangan 0,2 0,2 0,3 Gg. Seno Pasangan 0,2 0,2 0,3 10 M10 ka Gg.Arjuno Pasangan 0,2 0,2 0,3 Gg.Arjuno Pasangan 0,2 0,2 0,3 11 M11 ka Gg.Abiyoso Pasangan 0,2 0,2 0,3 Gg.Abiyoso Pasangan 0,2 0,2 0,3 12 M12 ka Gg.Nakulo Pasangan 0,2 0,2 0,3 Gg.Nakulo Pasangan 0,2 0,2 0,3 13 M13 ka Gg.Sasewo Pasangan 0,2 0,2 0,3 POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 80

81 No Kode Lokasi Kondisi Dimensi Eksisiting Sungai/Sal. bo (m) b (m) h (m) 14 M14 ka Pasangan Pasangan M15 ka Pasangan Pasangan M16 ka Pasangan M17 ka Pasangan Pasangan M18 ka Ds.Loram Kulon Pasangan Jl.Sentot P. Pasangan M19 ka Jl.Musium- PLN Pasangan Pasangan M20 ka Jl.Getas Pejaten Pasangan Pasangan M21 ka Gg. I 22 M22 ka Gg. II 23 M23 ka Gg. III 24 M24 ka Gg. IV 25 M25 ka Jl. DPR 26 M26 ka Jl.Getas Pejaten 27 M27 ka Jl. Komarudin Pasangan Jl. Komarudin Pasangan M28 ka Jl. Loram Kulon Pasangan (Masjid Wali) Pasangan M29 ka Jl. Loram Kulon Pasangan Jl. Loram Kulon Pasangan M30 ka 31 M31 ka Jl. Loran Wetan Pasangan Jl. Loran Wetan Pasangan M32 ka Jl.GOR Kudus 33 M33 ka Jl. Agus Salim Pasangan Jl. Agus Salim Pasangan M34 ka Jl.Johar Pasangan M35 ka Jl. Nuri Pasangan Jl. Nuri Pasangan POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 81

82 No Kode Lokasi Kondisi Dimensi Eksisiting Sungai/Sal. bo (m) b (m) h (m) 36 M36 ka Jl.Kepodang Pasangan Jl.Kepodang Pasangan M37 ka Jl.Kenari Pasangan Jl.Kenari Pasangan M38 ka Jl.Kutilang Pasangan Jl. Kutilang Pasangan M39 ka Jl. Johar - Sleko Pasangan Jl. Johar - Sleko Pasangan M40 ka Jl. Tanjung Pasangan Jl. Tanjung Pasangan M41 ka Jl. Menur Pasangan Jl. Menur Pasangan M42 ka Jl.Pramuka Pasangan Jl.Pramuka Pasangan M43 ka Jl.Pemuda Pasangan Jl.Pemuda Pasangan M44 ka Jl.Mbejagan - Pasangan Loram Wetan Pasangan M45 ka Jl. Hoscokro- Pasangan aminoto Pasangan M46 ka Jl.Pg.Rendeng - Samsat 47 M47 ka Jl.Mejobo - Samsat Pasangan Jl.Mejobo - Samsat Pasangan M48 ka Jl.Samsat - GOR Pasangan Jl.Samsat - GOR Pasangan M49 ka Ds.Jepang-Pas Pasangan Ds.Jepang-Pas Pasangan M50 ka Jl.Loram Wetan Pasangan Jl.Loram Wetan Pasangan M51 ka Gg.Juwet Pasangan Gg.Juwet Pasangan POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 82

83 No Kode Lokasi Kondisi Dimensi Eksisiting Sungai/Sal. bo (m) b (m) h (m) Hasil survey inventarisasi saluran drainase Kab.Kudus 4 1 N1 ka Jl.Pasar Doro - Pasangan 0,5 0,5 0,5 Loram Pasangan 1,5 3 1,5 2 N2 ka Jl.Jepang- Megawon Pasangan 0,5 0,5 0,5 Jl.Jepang- Megawon Pasangan 0,5 0,5 0,5 3 N3 ka Ds. Loram Wetan 4 N4 ka Jl.SMA 1 Bae - Pasangan 0,5 1,5 0,5 Megawon Pasangan 0,5 1,5 0,5 5 N5 ka Jl.Ds. Tabak Boyo Pasangan 0,2 0,2 0,3 Jl.Ds. Tabak Boyo Pasangan 0,2 0,2 0,3 6 N6 ka Jl.Ds. Tabak Boyo Pasangan 0,2 0,2 0,3 Jl.Ds. Tabak Boyo Pasangan 0,2 0,2 0,3 7 N7 ka Jl.Ds. Tabak Boyo Pasangan 0,2 0,2 0,3 Jl.Ds. Tabak Boyo Pasangan 0,2 0,2 0,3 8 N8 ka Jl.Ds. Tumpang Pasangan 0,2 0,2 0,3 Krasak Pasangan 0,2 0,2 0,3 9 N9 ka Jl.Ds. Tumpang Krasak Pasangan 0,5 1,5 0,5 10 N10 ka Jl. Masjid Gawon 11 N11 ka Jl.Mejobo Pasangan 0,5 0,5 0,6 (Bangjo Jepang) Pasangan 0,5 0,5 0,6 12 N12 ka Gg.Masjid Wali Pasangan 0,2 0,2 0,3 Gg.Masjid Wali Pasangan 0,2 0,2 0,3 13 N13 ka Gg.Masjid Wali Pasangan 0,2 0,2 0,3 Gg.Masjid Wali Pasangan 0,2 0,2 0,3 14 N14 ka Jl.Ds. Jepang Krajan Pasangan 0,2 0,2 0,3 Dk.Krajan Lor Pasangan 0,2 0,2 0,3 15 N15 ka Jl.Jepang - Pandem Pasangan 0,3 0,3 0,4 Wetan Pasangan 0,3 0,3 0,4 16 N16 ka Jl.Ds. Gulang Pasangan 0,2 0,2 0,3 Jl.Ds. Gulang Pasangan 0,2 0,2 0,3 17 N17 ka Pasangan 0,2 0,2 0,3 Pasangan N18 ka Jl.Suryono-Suryadi Pasangan 0,2 0,2 0,3 Jl.Suryono-Suryadi Pasangan 0,2 0,2 0,3 19 N19 ka Jl.Payaman - POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 83

84 No Kode Lokasi Kondisi Dimensi Eksisiting Sungai/Sal. bo (m) b (m) h (m) Hasil survey inventarisasi saluran drainase Kab.Kudus 5 Jekulo 1 Q1 ka SMP 3 Gondo Arum Pasangan 0,2 0,2 0,4 SMP 3 Gondo Arum Pasangan 0,2 0,2 0,4 2 Q2 ka Jl.Dukuh Jajar Pasangan 0,2 0,2 0,4 Jl.Dk. Jajar Pasangan 0,2 0,2 0,4 3 Q3 ka Jl.Dk. Jajar 4 Q4 ka Jl.Dk. Tompe 5 Q5 ka Jl. Dk. Tompe 6 Q6 ka Jl.Dk. Rampung No Kode Lokasi Kondisi Dimensi Eksisiting Sungai/Sal. bo (m) b (m) h (m) Hasil survey inventarisasi saluran drainase Kab.Kudus 5 1 P1 ka Jl.Puskesmas Klaling Pasangan 0,3 0,3 0,4 2 P2 ka Jl. Jekulo Karang Pasangan 0,4 0,4 0,5 3 P3 ka Jl. Makam Klaling Pasangan 0,3 0,3 0,4 4 P4 ka Jl. Pladen Gajinan 5 P5 ka Jl. Pladen Krajan Pasangan 0,3 0,3 0,5 6 P6 ka Jl. Ds Pladen Pasangan P7 ka Gang Krajan 2 Pasangan P8 ka Gang Krajan 1 Pasangan 0,2 0,2 0,3 9 P9 ka Jl. Pladen Jawik Pasangan 0,3 0,3 0,4 10 P10 ka Jl. Pladen Pasangan P11 ka Jl. Pladen Palelesan POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 84

85 No Kode Lokasi Kondisi Sungai/Sal. Dimensi Eksisiting bo (m) b (m) h (m) 12 P12 ka Jl. Pladen - Pura 13 P13 ka Jl. Pladen - Sidomulyo 14 P14 ka Jl. Sidomulyo 15 P15 ka Jl. Sidomulyo 16 P16 ka Jl. Kaling - Bulung Pecinan 17 P17 ka Jl. Pecinan 18 P18 ka Jl. Pecinan 19 P19 ka Jl. Kalidoro 20 P20 ka Jl. Pecinan No Kode Lokasi Kondisi Dimensi Eksisiting Sungai/Sal. bo (m) b (m) h (m) Hasil survey inventarisasi saluran drainase Kab.Kudus 6 1 O1 ka Jl. Sumber - Mejobo Pasangan 0,5 0,5 0,6 2 O2 ka Jl. Boto Kidul - Tepus 3 O3 ka Jl. Sumber Perumahan 4 O4 ka Jl. Balai Ds Golan Tepus Pasangan 0,2 0,2 0,3 5 O5 ka Jl. Perempatan Mejobo Pasangan 0,5 0,5 0,6 6 O6 ka Jl. Mejobo Suryo Kusumo Pasangan 0,5 0,5 0,6 Pasangan 0,5 0,5 0,6 7 O7 ka Jl. Mejobo - Temulus Pasangan 0,2 0,2 0,3 Pasangan 0,5 0,5 0,6 8 O8 ka Balai Desa Temulus Pasangan 1,5 3 1,5 9 O9 ka Pasangan 1,5 3 1,5 10 O10 ka Jl. Ds. Tenggeles Pasangan 0,5 0,5 0,6 POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 85

86 No Kode Lokasi Kondisi Sungai/Sal. Dimensi Eksisiting bo (m) b (m) h (m) 11 O11 ka Pasangan O12 ka Jl. Perempatan Brayung (Jl. Kesambi 1) 13 O13 ka Jl. Perempatan Brayung (Jl. Kesambi 2) 14 O14 ka Jl. Dukuh Gili - Tepus 15 O15 ka Jl. Dukuh Mbadong Pasangan Pasangan O16 ka 17 O17 ka Pasangan O18 ka Pasangan O19 ka Jl. Krawang - Gambir Pasangan Pasangan O20 ka Jl. Perempatan Mbrayung Pasangan O21 ka Jl. Pertigaan Gambir Pasangan O22 ka Jl. Pertigaan Bulung Pasangan O23 ka Jl. Pertigaan Bulung Pasangan O24 ka Jl. Pertigaan Jekulo Pasangan O25 ka Jl. Ds. Bulung Cangkring Sumber : Masterplan Drainase Kabupaten Kudus, AREA BERESIKO DAN PERMASALAHAN MENDESAK SANITASI Untuk mengetahui kondisi permasalahan sanitasi di Kabupaten Kudus, digunakan metode penyusunan peta area beresiko. Dalam penentuan area beresiko, dilakukan dengan menyepakati besaran pembobotan exposure berdasarkan data sekunder, hasil study EHRA dan persepsi SKPD. Dari hasil kesepakatan, bobot untuk data sekunder sebesar 40 %, study EHRA 50 % dan persepsi SKPD 10 %. Selain itu juga dilakukan pembobotan terhadap data yang memberikan dampak (impact) dalam pemetaan kondisi sanitasi. Adapun bobot hasil kesepakatan untuk data jumlah penduduk sebesar 25 %, kepadatan penduduk 25 %, Angka kemisnan 25 % dan fungsi perkotaan / perdesaan sebesar 25 %. Setelah semua data dan pembobotan telah POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 86

87 disepakati oleh POKJA Sanitasi, maka digunakan perhitungan area beresiko sehingga menghasilkan peringkat tingkat resiko sanitasi dengan skala 1 sampai dengan 4, dimana: o Nilai 1 untuk tingkat resiko sangat rendah, o Nilai 2 untuk tingkat resiko rendah, o Nilai 3 untuk tingkat resiko tinggi dan o Nilai 4 untuk tingkat resiko sangat tinggi. A. Area beresiko dan permasalahan air limbah domestik 1. Area beresiko air limbah domestik Permasalahan buang air besar sembarangan (BABS) masih menjadi prioritas dalam penanganan air limbah rumah tangga, dimana pada tahun 2019 diharapkan sudah tidak ada lagi praktek BABS di Kabupaten Kudus. Perlu kerjasama antar stakeholder untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar sadar dalam mengelola air limbah rumah tangga dengan baik. Meningkatkan keterlibatan masyarakat menjadi langkah strategis dalam pencapaian pembangunan bidang air limbah, dengan melakukan serangkaian kegiatan pemicuan dalam rangka menghentikan kebiasaan buang air besar sembarangan serta pembentukan kelompok - kelompok masyarakat yang peduli terhadap kesehatan lingkungan, dimana kelompok tersebut nantinya akan menjadi agen perubahan dilingkungannya masing - masing. Sarana dan prasarana pengelolaan air limbah rumah tangga, mulai dari truk tinja sampai dengan sarana instalasi pengolahan lumpur tinja masih perlu untuk dilakukan perbaikan. Belum adanya personil yang khusus mengelola instalasi pengolahan lumpur tinja menjadi permasalahan dalam operasionalisasi sarana tersebut. Selain itu faktor penganggaran masih dirasakan belum mencukupi dalam mendukung pengembangan pengelolaan air limbah rumah tangga di Kabupaten Kudus. Adapun hasil peta area beresiko air limbah rumah tangga seperti terlihat pada gambar POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 87

88 Gambar 2.15 Gambar Peta Area Beresiko Air Limbah PETA AREA RESIKO AIR LIMBAH RUMAH TANGGA PPSP KABUPATEN KUDUS PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP) TAHUN 2015 LEGENDA : = Resiko sangat rendah = Resiko Rendah = Resiko Tinggi = Resiko Sangat Tinggi POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 88

89 Berdasarkan data diatas, maka wilayah yang termasuk dalam kategori beresiko bidang air limbah rumah tangga seperti terlihat dalam tabel 2.19 berikut. Terdapat 13 wilayah yang masuk dalam kategori 3 (tingkat resiko tinggi). Wilayah paling banyak resiko ini adalah di Kecamatan Kaliwungu dan Kecamatan Kota Kudus. Hal ini terjadi mengingat di wilayah tersebut merupakan wilayah yang padat penduduk dan wilayah bantaran sungai sehingga pengelolaan air limbah rumah tangga belum terkelola dengan baik, dimana masyarakat masih memanfaatkan badan air sebagai tempat buang air besar. Untuk kategori 4 (tingkat resiko sangat tinggi), masih terdapat 3 wilayah dari Kecamatan Undaan, Kecamatan Mejobo dan Kecamatan Dawe. Ketiga wilayah tersebut secara geografis terletak diwilayah perdesaan dan masih banyak warganya yang melakukan praktek buang air besar sembarangan (BABS). Tabel 2.19 Area berisiko sanitasi sektor Air Limbah Domestik No Wilayah Tingkat resiko Kecamatan Kaliwungu 1 Prambatan Kidul Setrokalangan Kedungdowo 3.0 Kecamatan Kota 4 Demangan Sunggingan Wergu Wetan 3.0 Kecamatan Undaan 7 Kalirejo Medini Karangrowo 3.0 Kecamatan Mejobo 10 Mejobo 4.0 Kecamatan Jekulo 11 Pladen Klaling 3.0 Kecamatan Bae 13 Bacin 3.0 POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 89

90 No Wilayah Tingkat resiko Kecamatan Gebog 14 Klumpit 3.0 Kecamatan Dawe 15 Cendono Lau 3.0 Sumber : Profil sanitasi Kabupaten Kudus, 2015, diolah 2. Permasalahan air limbah domestik Dari hasil focus group discusion (FGD) penyusunan diagram sistem sanitasi dan pemetaan area beresiko tersebut, dapat ditarik kesimpulan mengenai permasalahan mendesak terkait pengelolaan air limbah sebagai berikut : No Tabel 2.20 Daftar permasalahan terkait pengelolaan air limbah domestik Permasalahan Mendesak Aspek Teknis : Pengembangan Sarana dan Prasarana (User Interface - Pengolahan Awal - Pengangkutan Akhir - Pembuangan Akhir) a. Masih adanya praktek buang air besar sembarangan (BABS) b. Masih terdapat masyarakat yang memili akses terhadap jamban yang tidak sehat c. Jumlah truk tinja yang masih kurang ( hanya 2 unit) d. Kondisi instalasi pengolahan lumpur tinja belum berfungsi secara optimal Aspek Non-Teknis : Pendanaan, Kelembagaan, Peraturan dan Perundangundangan, Peran Serta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta, Komunikasi Belum adanya lembaga di SKPD yang mengurusi air limbah rumah tangga a. secara spesifik b. Rendahnya alokasi pendanaan dari Pemerintah Daerah Kudus c. Belum tertariknya sektor swasta untuk melakukan investasi di sektor air limbah d. Belum optimalnya penggalian potensi pendanaan dari masyarakat e. Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan air limbah rumah tangga f. Terbatasnya penyelenggaraan pengembangan sistem yang berbasis masyarakat g. Masih kurangnya sosialisasi mengenai pentingnya pengelolaan air limbah rumah tangga Sumber : FGD POKJA Sanitasi, 2015 POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 90

91 B. Area Beresiko dan Permasalahan persampahan 1. Area beresiko persampahan Limbah padat atau yang sering disebut sampah, menjadi hal yang sangat penting untuk dikelola. Baik dan buruknya suatu kawasan sering dinilai dari pengelolaan sampah di wilayah tersebut, bahkan dalam penilaian adipura menjadi hal yang sangat menentukan. Dalam pengelolaan sampah, masyarakat sangat memegang peran penting karena volume dan kualitas sampah yang terangkut sangat ditentukan oleh kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah. Konsep reduce, re use dan recycle (3R) masih belum difahami oleh sebagian masyarakat sehingga beban tempat pemprosesan akhir sampah menjadi seman berat karena harus menampung sebagian besar sampah. Perlu dikembangkan konsep 3R dilingkungan masyarakat sehingga dengan melibatkan masyarakat dalam pengelolaan sampah, beban pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah menjadi berkurang dan masyarakat mendapatkan keuntungan dalam pengelolaan sampah tersebut. Terbatasnya sarana dan prasarana penampungan dan transportasi menyebabkan cakupan pelayanan sampah saat ini masih belum cukup untuk melayani seluruh wilayah di Kabupaten Kudus. Perlu penambahan sarana dan prasaran agar cakupan pelayanan sampah dapat terus dikembangkan, mengingat saat ini pengembangan wilayah bisnis dan industri terus bertambah. Dalam pengelolaan sampah di lapangan maupun di tempat pemprosesan akhir perlu ditambah personil, mengingat saat ini jumlah personil dirasakan masih kurang untuk melayani wilayah pelayanan persampahan. Selain itu, perlu peningkatan sumber daya manusia (SDM) pengelola sampah, mengingat dengan seman berkembangnya teknologi, perlu peningkatan kapasitas kepada sumber daya manusia tersebut agar pengelolaan sampah menjadi lebih baik dengan peningkatan teknologi yang ada saat ini. Faktor pendanaan menjadi salah satu penentu dalam keberhasilan pengelolaan sampah, dimana anggaran untuk Seksi Kebersihan dirasakan masih belum mencukupi untuk mendukung operasional pengelolaan persampahan. Berdasarkan hasil olah data dalam profil sanitasi Kabupaten Kudus oleh POKJA Sanitasi, peta area beresiko persampahan seperti terlihat pada gambar 2.16 berikut ini. POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 91

92 Gambar 2.16 Peta area Beresiko persampahan PETA AREA RESIKO PERSAMPAHAN PPSP KABUPATEN KUDUS PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP) TAHUN 2015 LEGENDA : = Resiko sangat rendah = Resiko Rendah = Resiko Tinggi = Resiko Sangat Tinggi POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 92

93 Dari hasil penyusunan peta area beresiko, Kecamatan Kaliwungu mempunyai daerah yang rawan pengelolaan sampah paling banyak yaitu 7 wilayah dengan kriteria area beresiko tinggi (kategori 3). Hal ini disebabkan sebagian kriteria wilayah Kecamatan Kaliwungu yang termasuk wilayah perkotaan namun pelayanan persampahan belum dapat menjangkau seluruh wilayah tersebut. Untuk kategori 4 (resiko sangat tinggi) terdapat di Kecamatan Undaan sebanyak 2 lokasi yaitu Medini dan Kalirejo serta Kecamatan Gebog 1 lokasi yaitu diwilayah Klumpit. Untuk wilayah dengan kategori resiko sangat tinggi perlu segera mendapatkan perhatian yang serius, mengingat timbulan sampah apabila dibiarkan terlalu lama dan jangka waktu yang panjang akan banyak menimbulkan pencemaran lingkungan. Adapun area beresiko sanitasi Kabupaten Kudus seperti terlihat pada tabel Tabel 2.21 Area berisiko sanitasi sektor persampahan No Wilayah Tingkat resiko Kecamatan Kaliwungu 1 Prambatan Kidul Prambatan Lor Garung Kidul Banget Karangampel Mijen Kaliwungu 3.0 Kecamatan Kota 8 Purwosari Langgardalem 3.0 Kecamatan Undaan 10 Kalirejo Medini Undaan Kidul Karangrowo 3.0 Kecamatan Mejobo 14 Jepang Payaman 3.0 POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 93

94 No Wilayah Tingkat resiko Kecamatan Jekulo 16 Pladen 3.0 Kecamatan Gebog 17 Klumpit 4.0 Kecamatan Dawe 18 Margorejo Lau Soco 3.0 Sumber : Profil sanitasi Kabupaten Kudus, Permasalahan Persampahan Keterbatasan daerah pelayanan masih menjadi permasalahan utama dalam pengelolaan permasalahan persampahan di Kabupaten Kudus. Ketersediaan sarana dan prasarana mutlak diperlukan untuk mendukung pelayanan persampahan yang lebih optimal. Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah perlu terus didorong agar masyarakat selalu ikut berperan serta secara aktif dalam rangka pengelolaan persampahan dengan konsep 3R (reduce, reuse dan recycle), sehingga beban tempat pemprosesan akhir sebagai tempat pengolahan akhir sampah tidak menjadi berat yang pada gilirannya memperpanjang umur tempat pemprosesan akhir. Adapun berdasarkan FGD pemetaan diagram sistem sanitasi dan penyusunan area beresiko, disepakati permasalahan mendesak dibidang persampahan sebagai berikut. Tabel 2.22 Daftar permasalahan terkait pengelolaan Persampahan No Permasalahan Mendesak 1. Aspek Teknis : Pengembangan Sarana dan Prasarana (User Interface- Pengumpulan Setempat-Penampungan Sementara-Pengangkutan- Pengolahan Akhir Terpusat-Pembuangan Akhir) a. Kesadaran untuk pemilahan sampah rumah tangga masih rendah b. Pembuangan sampah di luar kontainer sehingga berceceran c. Masih banyak sampah yang dibakar sehingga menyebabkan polusi POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 94

95 No Permasalahan Mendesak d. Masih banyak warga yang membuang sampah di sungai e. Kontainer sampah perlu ditambah f. Pengelolaan Bank Sampah belum optimal dan perlu dikembangkan g. Pengelolaan 3R belum optimal h. Kapasitas TPA sudah mulai penuh i. Masih kurangnya SDM petugas lapangan penyapuan jalan 2. Aspek Non-Teknis : Pendanaan, Kelembagaan, Peraturan dan Perundangundangan, Peran Serta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta, Komunikasi a. Dinas masih berfungsi sebagai operator dan regulator b. SDM masih kurang memadai, baik dari kualitas maupun kuantitas c. Belum adanya kebijakan yang jelas terkait hubungan kerjasama dengan pihak swasta ataupun investor dalam pengelolaan persampahan d. Kurangnya sosialisasi tentang pentingnya pengolahan persampahan e. f. Masih kecilnya dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Daerah untuk sektor persampahan Anggaran Sektor Persampahan belum menjadi prioritas oleh para pengambilan kebijakan g. Masih rendahnya dana penarikan restribusi h. Potensi masyarakat dalam mengelola sampah belum dikembangkan secara sistematis i. Masih rendahnya investasi dunia usaha ataupun pihak swasta J Belum adanya skema strategi untuk bekerjasama dengan swasta/kelompok masyarakat dalam pengolahan persampahan Sumber : FGD POKJA sanitasi, 2015 C. Area Beresiko dan Permasalahan Drainase 1. Area Beresiko Drainase Masih tercampurnya air hujan dan grey water menjadi permasalahan yang umum terjadi di Kabupaten Kudus. Perlu sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan drainase lingkungan agar tidak terjadi genangan yang sangat menganggu kesehatan masyarakat. Kondisi sarana dan prasarana drainase yang rusak menjadi permasalahan mengingat keterbatasan pendanaan dari APBD. Perlu diupayakan keterlibatan masyarakat dalam pemanfaatan dan pemeliharaan saluran drainase, agar kondisi drainase dapat terawat dengan baik. Adapun peta area beresiko drainase seperti terlihat pada gambar 2.17 berikut. POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 95

96 Gambar 2.17 Peta area Beresiko sektor Drainase PETA AREA RESIKO DRAINASE PPSP KABUPATEN KUDUS PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP) TAHUN 2015 LEGENDA : = Resiko sangat rendah = Resiko Rendah = Resiko Tinggi = Resiko Sangat Tinggi POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 96

97 Kondisi sektor drainase diwilayah Kabupaten Kudus perlu mendapatkan perhatian yang serius. Apabila dilihat dari hasil pemetaan area beresiko, terlihat bahwa dari tiga sektor permasalahan sanitasi, sektor drainase yang mempunyai banyak permasalahan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya wilayah yang masuk kategori 3 (tingkat resiko tinggi) hampir merata diseluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Kudus. Untuk kategori 4 (resiko sangat tinggi) hanya terjadi di satu wilayah di Desa Kalirejo Kecamatan Undaan. Mespun yang termasuk kategori 4 hanya satu desa, namun apabila dilihat dari penyebaran tingkat resiko kategori 3 dapat memberikan gambaran bahwa permasalahan genangan masih menjadi permasalahan utama dalam bidang sanitasi. Tabel 2.23 Area beresiko sanitasi sektor drainase No Wilayah Tingkat resiko Kecamatan Kaliwungu 10 Kedungdowo Karangampel Mijen Kaliwungu 3.0 Kecamatan Kota 1 Purwosari Wergu Wetan Mlati Kidul Demaan Damaran Krandon Singocandi 3.0 Kecamatan Jati 3 Jati Wetan Pasuruhan Lor Ploso Getaspejaten Loram Kulon Jepangpas Megawon 3.0 POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 97

98 No Wilayah Tingkat resiko Kecamatan Undaan 1 Wonosoco Lambangan Kalirejo Medini Sambung Glagahwaru Kutuk Undaan Kidul Undaan Tengah Karangrowo Larikrejo Undaan Lor Wates Ngemplak Terangmas Berugenjang 3.0 Kecamatan Mejobo 3 Payaman Kirig Temulus 3.0 Kecamatan Jekulo 2 Bulungcangkring Pladen Klaling Jekulo 3.0 Kecamatan Gebog 1 Gribig Klumpit Getassrabi 3.0 Kecamatan Dawe 5 Kandangmas 3.0 Sumber : Profil sanitasi Kabupaten Kudus, 2015, diolah POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 98

99 Peta 2.4 Lokasi genangan Kabupaten Kudus Sumber : Masterplan drainase Kabupaten Kudus,2014. POKJA SANITASI KABUPATEN KUDUS II - 99

BUPATI KUDUS KEPUTUSAN BUPATI KUDUS NOMOR : 488 / / / 554 TENTANG

BUPATI KUDUS KEPUTUSAN BUPATI KUDUS NOMOR : 488 / / / 554 TENTANG BUPATI KUDUS KEPUTUSAN BUPATI KUDUS NOMOR : 488 / 116.1 / 2012 842.2 / 554 TENTANG PENETAPAN PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI DAN PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMBANTU DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN, DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN ATAU KELURAHAN MENJADI

Lebih terperinci

Bab III Kerangka Pengembangan Sanitasi

Bab III Kerangka Pengembangan Sanitasi Bab III 3.1. VISI DAN MISI SANITASI Visi merupakan harapan kondisi ideal masa mendatang yang terukur sebagai arah dari berbagai upaya sistematis dari setiap elemen dalam organisasi secara bertahap. Misi

Lebih terperinci

3 belanja modal pengadaan pompa air Pengadaan pompa air APBD Kab.

3 belanja modal pengadaan pompa air Pengadaan pompa air APBD Kab. Lampiran : Nomor : 050/1/PPBJ.PL/12 Tanggal : 04 September 2012 LAMPIRAN PENGUMUMAN PENGADAAN LANGSUNG PAKET PEKERJAAN KONSTRUKSI/ PENGADAAN BARANG PEJABAT PENGADAAN DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN

Lebih terperinci

KABUPATEN KUDUS INDUSTRI BORDIR / SULAMAN INDUSTRI PAKAIAN JADI

KABUPATEN KUDUS INDUSTRI BORDIR / SULAMAN INDUSTRI PAKAIAN JADI KABUPATEN KUDUS INDUSTRI BORDIR / SULAMAN 1. Kajeksan Kota mukena, kerudung 1.258.263 2. Janggalan Kota bordir kebaya sutra, bordir kebaya hicon, bordir 750.000 taplak, bordir selendang, bordir mukena

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUDUS

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUDUS IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUDUS 4.1. Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Secara geografis, Kabupaten Kudus terletak pada koordinat 110 o 36 dan 110 o 50 Bujur Timur dan antara 6 o 51 dan 7 o 16

Lebih terperinci

DAFTAR NAMA PANITIA PEMUNGUTAN SUARA (PPS) PEMILIHAN UMUM TAHUN 2019

DAFTAR NAMA PANITIA PEMUNGUTAN SUARA (PPS) PEMILIHAN UMUM TAHUN 2019 KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KUDUS KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KUDUS NOMOR : 23 /PP.05.1-Kpt/3319/KPU-Kab/III/2018 TENTANG PENETAPAN DAN PENGANGKATAN ANGGOTA PANITIA PEMUNGUTAN SUARA PEMILIHAN

Lebih terperinci

Tabel 2.1. Luas wilayah kecamatan di Kabupaten Kudus

Tabel 2.1. Luas wilayah kecamatan di Kabupaten Kudus BAB 2 GAMBARAN WILAYAH STUDI 2.1. Kondisi Kabupaten Kudus Kondisi dari Kabupaten Kudus meliputi kondisi fisik daratan, kondisi administrasi dan geografis, kondisi topografi, kondisi klimatologi, kondisi

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR TAHUN... TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KUDUS TAHUN

BUPATI KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR TAHUN... TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KUDUS TAHUN RANCANGAN BUPATI KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR TAHUN... TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KUDUS TAHUN 2011-2031 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KUDUS TAHUN

BUPATI KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KUDUS TAHUN BUPATI KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KUDUS TAHUN 2012-2032 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

DAFTAR NAMA GURU PAI PADA SEKOLAH - TAHUN 2011 KABUPATEN : KUDUS - PROVINSI : JAWA TENGAH

DAFTAR NAMA GURU PAI PADA SEKOLAH - TAHUN 2011 KABUPATEN : KUDUS - PROVINSI : JAWA TENGAH 1 Emma Sulistiyani S.Ag P 07/05/69 Non-PNS S1 20/07/03 8 TKS Nurush Shofa Bae Kudus 2 Malikhah S.Ag P 12/04/71 Non-PNS S1 02/02/03 8 TKS IT Al Akhyar Bae Kudus 2008 3 Siti Riayah S.Pd.I P 02/07/83 Non-PNS

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR : 41 TAHUN 2012 T E N T A N G PROGRAM INDIKATIF KABUPATEN KUDUS TAHUN 2014 BUPATI KUDUS,

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR : 41 TAHUN 2012 T E N T A N G PROGRAM INDIKATIF KABUPATEN KUDUS TAHUN 2014 BUPATI KUDUS, BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR : 41 TAHUN 2012 T E N T A N G PROGRAM INDIKATIF KABUPATEN KUDUS TAHUN 2014 BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Kudus Nomor 5 Tahun 2009

Lebih terperinci

RENCANA UMUM PENGADAAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2012

RENCANA UMUM PENGADAAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2012 RENCANA UMUM PENGADAAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2012 No Paket Kegiatan Metode 1 2 3 4 5 Paket Jasa Konsultansi Perencanaan Fisik DBH CHT Paket Jasa Konsultansi Pengawasan Fisik DBH

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KUDUS TAHUN 2015 BUPATI KUDUS,

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KUDUS TAHUN 2015 BUPATI KUDUS, BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KUDUS TAHUN 2015 BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Umum Kabupaten Kudus Kondisi Fisik

BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Umum Kabupaten Kudus Kondisi Fisik BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Umum Kabupaten Kudus 4.1.1 Kondisi Fisik Kabupaten Kudus merupakan kabupaten dengan luas wilayah terkecil di Jawa Tengah, yaitu sebesar 42.516 Ha, yang terdiri dari 9 kecamatan,

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN KUDUS TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN KUDUS TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN KUDUS TAHUN 2015 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2014 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM. atau kota dengan luas wilayah terkecil di Propinsi Jawa diantara tengah yakni

BAB II GAMBARAN UMUM. atau kota dengan luas wilayah terkecil di Propinsi Jawa diantara tengah yakni 63 BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kudus Kabupaten Kudus merupakan salah satu dari tiga puluh lima kabupaten atau kota dengan luas wilayah terkecil di Propinsi Jawa diantara tengah

Lebih terperinci

Usulan Bantuan Pembangunan Kudus Tahun 2016

Usulan Bantuan Pembangunan Kudus Tahun 2016 Usulan Pembangunan Kudus Tahun 2016 No Usulan Khusus Sarpras Big Sub big Keluaran Penajaman Usulan Tidak A. BANTUAN KEUANGAN KHUSUS 1 Pembangunan Dam Penahan Penanaman Bibit Kayu-Kayuan MPTS 2 Primatani

Lebih terperinci

(Di Isi Untuk PNS) GOL/RU ANG TTL KELAMI N TEMPA T DESA/KELURAHAN PEKERJAAN TGL LAHIR. Bae Bae Belum Lengkap MS

(Di Isi Untuk PNS) GOL/RU ANG TTL KELAMI N TEMPA T DESA/KELURAHAN PEKERJAAN TGL LAHIR. Bae Bae Belum Lengkap MS REKAPIULASI DAA PENDAFAR PPK PEMILU GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR SERA PEMILIHAN BUPAI DAN WAKIL BUPAI KUDUS 2018 KPU KABUPAEN KUDUS KECAMAAN BAE GL PENDAFARAN L N EMPA GL LAHIR 17 h) ALAMA KECAMAAN HP LENGKAP/

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUDUS. kondisi umum geografis, demografis, ekonomi, dan juga Satuan Kerja Perangkat

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUDUS. kondisi umum geografis, demografis, ekonomi, dan juga Satuan Kerja Perangkat BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUDUS Bab ini menggambarkan kondisi Daerah Kabupaten Kudus dan aktor pemerintahanya sebagai lokasi penelitian dari skripsi ini. Gambaran ini meliputi kondisi umum geografis,

Lebih terperinci

DAFTAR NAMA PENERIMA, ALAMAT DAN BESARAN ALOKASI HIBAH YANG DITERIMA TAHUN ANGGARAN 2017

DAFTAR NAMA PENERIMA, ALAMAT DAN BESARAN ALOKASI HIBAH YANG DITERIMA TAHUN ANGGARAN 2017 DAFTAR NAMA PENERIMA, ALAMAT DAN BESARAN ALOKASI HIBAH YANG DITERIMA TAHUN ANGGARAN 2017 NO NAMA PENERIMA ALAMAT PENERIMA JUMLAH 5. 1. 4. HIBAH 40.200.236.000,00 5. 1. 4. 01. HIBAH KEPADA PEMERINTAH PUSAT

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG BATAS DAERAH KABUPATEN KUDUS DENGAN KABUPATEN PATI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 BUPATI KUDUS,

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 BUPATI KUDUS, 1 BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Peraturan

Lebih terperinci

DAFTAR NAMA PENERIMA, ALAMAT DAN BESARAN ALOKASI BANTUAN SOSIAL YANG DITERIMA TAHUN ANGGARAN 2017

DAFTAR NAMA PENERIMA, ALAMAT DAN BESARAN ALOKASI BANTUAN SOSIAL YANG DITERIMA TAHUN ANGGARAN 2017 DAFTAR NAMA PENERIMA, ALAMAT DAN BESARAN ALOKASI BANTUAN SOSIAL YANG DITERIMA TAHUN ANGGARAN 2017 NO URAIAN ALAMAT PENERIMA JUMLAH 5. 1. 5 BANTUAN SOSIAL 5.077.780.000,00 5. 1. 5. 01 BANTUAN SOSIAL KEPADA

Lebih terperinci

No.1642, 2014 KEMENDAGRI. Batas Daerah. Kabupaten. Kudus. Demak. MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

No.1642, 2014 KEMENDAGRI. Batas Daerah. Kabupaten. Kudus. Demak. MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA No.1642, 2014 KEMENDAGRI. Batas Daerah. Kabupaten. Kudus. Demak. MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG BATAS DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

PENGUMUMAN PERTAMA LELANG EKSEKUSI HAK TANGUNGAN

PENGUMUMAN PERTAMA LELANG EKSEKUSI HAK TANGUNGAN PENGUMUMAN PERTAMA LELANG EKSEKUSI HAK TANGUNGAN KPKNL Semarang Berdasarkan pasal 6 UU Hak Tanggungan No.4 th.1996, PT.Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk. Kantor Cabang Kudus akan melakukan pelelangan

Lebih terperinci

RINGKASAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

RINGKASAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH Bidang Pemerintahan : 1. 01 Pendidikan Unit Organisasi : 1. 01. 01 DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA 1 PENDAPATAN DAERAH 110.228.000,00 87.384.000,00 (22.844.000,00) 79,28 1. 1 PENDAPATAN ASLI DAERAH

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 17 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada Bab ini akan dipaparkan mengenai hasil pemetaan karakter siswa SDLB Cendono Dawe Kudus. SDLB Cendono Dawe Kudus memiliki lingkungan belajar berdasarkan keadaan geografis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian, pembuktian tingkat validitas dan reliabilitas dari variabel penelitian serta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian, pembuktian tingkat validitas dan reliabilitas dari variabel penelitian serta 46 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam pembahasan hasil analisis ini dikemukakan secara garis besar tentang gambaran atau deskripsi lokasi penelitian, identitas responden, deskripsi variabel penelitian,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN

BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN 3.1 Data Lokasi Gambar 30 Peta Lokasi Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 62 1) Lokasi tapak berada di Kawasan Candi Prambanan tepatnya di Jalan Taman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan Embung Logung Dusun Slalang, Kelurahan Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan Embung Logung Dusun Slalang, Kelurahan Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Dalam rangka peningkatan taraf hidup masyarakat dan peningkatan sektor pertanian yang menjadi roda penggerak pertumbuhan ekonomi nasional, pemerintah berupaya melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI 3.1 Deskripsi Umum Lokasi Lokasi perancangan mengacu pada PP.26 Tahun 2008, berada di kawasan strategis nasional. Berda satu kawsan dengan kawasan wisata candi. Tepatnya

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,

Lebih terperinci

PROFIL SANITASI SAAT INI

PROFIL SANITASI SAAT INI BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI Tinjauan : Tidak ada narasi yang menjelaskan tabel tabel, Data dasar kemajuan SSK sebelum pemutakhiran belum ada ( Air Limbah, Sampah dan Drainase), Tabel kondisi sarana

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 1102001.3319020 Publikasi ini menyajikan data tentang gambaran keadaan Kecamatan Kota Kudus sampai tingkat desa/kelurahan yang berguna sebagai data-data dasar untuk pengambilan keputusan.

Lebih terperinci

KETENTUAN WAWANCARA PETUGAS SENSUS EKONOMI 2016 BPS KABUPATEN KUDUS

KETENTUAN WAWANCARA PETUGAS SENSUS EKONOMI 2016 BPS KABUPATEN KUDUS KETENTUAN WAWANCARA PETUGAS SENSUS EKONOMI 2016 BPS KABUPATEN 1. Membawa Surat Lamaran ditulis tangan dikertas Folio bergaris, fotocopy KTP (5 lembar), fotocopy NPWP jika ada (5 lembar) dan fotocopy Ijazah

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek

BAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek BAB III TINJAUAN LOKASI 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek 3.1.1 Kondisi Administratif Kabupaten Kulon Progo Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu kabupaten dari

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Fisiografi 1. Letak Wilayah Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan. Wilayah

Lebih terperinci

NAMA TEMPAT LAHIR TGL. LAHIR ALAMAT DESA/KEL KECAMATAN KAB/KOTA

NAMA TEMPAT LAHIR TGL. LAHIR ALAMAT DESA/KEL KECAMATAN KAB/KOTA DAFTAR NOMINATIF PELAMAR YANG DINYATAKAN MEMENUHI SYARAT DAN BERHAK MENGIKUTI UJIAN TERTULIS REKRUTMEN CALON PEGAWAI TETAP BLUD RSUD KABUPATEN KUDUS NON PNS TAHUN 2013 NO 1 2.1.12.0111 AAN PUJIANTO DEMAK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN I - 1

BAB 1 PENDAHULUAN I - 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banjir di Kota Kudus dan sekitarnya banyak menimbulkan kerugian karena menyebabkan terganggunya transportasi di jalur pantura maupun transportasi lokal, terganggunya

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN DAERAH PERENCANAAN

BAB IV GAMBARAN DAERAH PERENCANAAN BAB IV GAMBARAN DAERAH PERENCANAAN 4.1 KEADAAN FISIK 4.1.1 Geografi Kabupaten Rembang terletak antara 111 0.00-111 0.30 BT dan 6 0.30-7 0.60 LS dengan luas 1.014,08 km 2. Jenis tanah terdiri atas kandungan

Lebih terperinci

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Mengacu kepada Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Akhir Masa Jabatan 2007 2012 PemProv DKI Jakarta. Provinsi DKI Jakarta

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN LOKASI

BAB III TINJAUAN LOKASI BAB III TINJAUAN LOKASI 3.1. Tinjauan Kabupaten Jepara 3.1.1. Tinjauan Kabupaten Jepara Posisi geografis Kabupaten Jepara merupakan daerah paling ujung sebelah utara dari provinsi Jawa Tengah, yaitu pada

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS KEPUTUSAN BUPATI KUDUS NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG

BUPATI KUDUS KEPUTUSAN BUPATI KUDUS NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG 4. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah ( Lemba ran Negara Tahun 1999 Nomor 77, BUPATI KUDUS KEPUTUSAN BUPATI KUDUS NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG

Lebih terperinci

KONDISI UMUM BANJARMASIN

KONDISI UMUM BANJARMASIN KONDISI UMUM BANJARMASIN Fisik Geografis Kota Banjarmasin merupakan salah satu kota dari 11 kota dan kabupaten yang berada dalam wilayah propinsi Kalimantan Selatan. Kota Banjarmasin secara astronomis

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN 3.1. Tinjauan Umum Kota Yogyakarta Sleman Provinsi Derah Istimewa Yogyakarta berada di tengah pulau Jawa bagian selatan dengan jumlah penduduk 3.264.942 jiwa,

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Administrasi Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6º56'49'' - 7 º45'00'' Lintang Selatan dan 107º25'8'' - 108º7'30'' Bujur Timur

Lebih terperinci

Arief Riyanda Page 23

Arief Riyanda Page 23 BAB III TINJAUAN KOTA KUDUS 3.1 TINJAUAN UMUM KOTA KUDUS 3.1.1 Kondisi Fisik Kota a. Letak Geografis Kabupaten Kudus secara keseluruhan memiliki luas wilayah sebesar 21.516 Ha atau sekitar 1,31% luas propinsi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis Kabupaten Bandung terletak di Provinsi Jawa Barat, dengan ibu kota Soreang. Secara geografis, Kabupaten Bandung berada pada 6 41 7 19 Lintang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Bantul terletak pada Lintang Selatan dan 110

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Bantul terletak pada Lintang Selatan dan 110 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Deskripsi Daerah Daerah hulu dan hilir dalam penelitian ini adalah Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul. Secara geografis Kabupaten Sleman terletak pada 110 33 00

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN WILAYAH KOTA YOGYAKARTA

BAB IV TINJAUAN WILAYAH KOTA YOGYAKARTA BAB IV TINJAUAN WILAYAH KOTA YOGYAKARTA IV.1. Kondisi Kota Yogyakarta IV.1.1. Letak Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta (D.I.Y) adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian selatan Pulau

Lebih terperinci

DAFTAR CALON PESERTA SERTIFIKASI GURU RA/MADRASAH DALAM JABATAN DEPARTEMEN AGAMA PROVINSI JAWA TENGAH

DAFTAR CALON PESERTA SERTIFIKASI GURU RA/MADRASAH DALAM JABATAN DEPARTEMEN AGAMA PROVINSI JAWA TENGAH DAFTAR CALON PESERTA SERTIFIKASI GURU RA/MADRASAH DALAM JABATAN DEPARTEMEN AGAMA PROVINSI JAWA TENGAH KABUPATEN / KOTA JENJANG PENDIDIKAN : Kab. Kudus : RA NO URUT TEMPAT TUGAS NAMA NIP RANKING NAMA ALAMAT

Lebih terperinci

1 MI MUHAMMADIYAH 01 Desa Krandon Kota PASAR KLIWON MI MUHAMMADIYAH ROKHZANIK WIANA INAYATI

1 MI MUHAMMADIYAH 01 Desa Krandon Kota PASAR KLIWON MI MUHAMMADIYAH ROKHZANIK WIANA INAYATI 1 MI NEGERI KUDUS Desa Prambatan Kidul Kaliwungu KUDUS PLASA MIN KALIWUNGU KUDUS 3-060-01880-3 FARIKHIN WIWIT MUNTIAH 2 MI NU MATHO'LIUL HUDA Desa Bakalan Krapyak Kaliwungu CABANG KUDUS MI NU MATHO'LIUL

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI 26 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI 4.1 Kota Yogyakarta (Daerah Istimewa Yogyakarta 4.1.1 Letak Geografis dan Administrasi Secara geografis DI. Yogyakarta terletak antara 7º 30' - 8º 15' lintang selatan dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kudus merupakan kabupaten terkecil di Jawa Tengah dengan luas wilayah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kudus merupakan kabupaten terkecil di Jawa Tengah dengan luas wilayah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kudus merupakan kabupaten terkecil di Jawa Tengah dengan luas wilayah mencapai 42.516 hektar yang terbagi dalam 9 kecamatan. Kabupaten Kudus memiliki potensi pariwisata

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN WILAYAH BAB III TINJAUAN WILAYAH 3.1. TINJAUAN UMUM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Pembagian wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) secara administratif yaitu sebagai berikut. a. Kota Yogyakarta b. Kabupaten Sleman

Lebih terperinci

III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI

III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI Sumber : Dinas CIPTARU Gambar 1. Peta Wilayah per Kecamatan A. Kondisi Geografis Kecamatan Jepara merupakan salah satu wilayah administratif yang ada di Kabupaten Jepara,

Lebih terperinci

Lampiran 1 Perhitungan Produksi Total Per Kecamatan

Lampiran 1 Perhitungan Produksi Total Per Kecamatan LAMPIRAN 107 Lampiran 1 Perhitungan Produksi Total Per Kecamatan No. Komoditas Prod(ton) Harga Satuan Nilai Produksi (Rp) Prod(ton) Harga Satuan Nilai Produksi (Rp) Kaliwungu Kota 1 PADI SAWAH 24503 3750000

Lebih terperinci

PETA SUNGAI PADA DAS BEKASI HULU

PETA SUNGAI PADA DAS BEKASI HULU KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Sub DAS pada DAS Bekasi Hulu Berdasarkan pola aliran sungai, DAS Bekasi Hulu terdiri dari dua Sub-DAS yaitu DAS Cikeas dan DAS Cileungsi. Penentuan batas hilir dari DAS Bekasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang terdiri dari hulu sampai hilir dengan komponen penyusun ekosistemnya, termasuk di dalamnya sumberdaya

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MINAHASA UTARA

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MINAHASA UTARA 2.1 GEOGRAFIS, ADMINISTRATIF, DAN KONDISI FISIK 1. Geografis Kabupaten Minahasa Utara terletak pada 1 0 17 51,93 LU - 1 0 56 41,03 LU dan 124 0 40 38,39 BT - 125 0 5 15,53 BT dengan batas-batas sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Tinjauan Umum

BAB 1 PENDAHULUAN Tinjauan Umum BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum Seiring dengan gerak perkembangan pembangunan kawasan perkotaan, tentu memerlukan berbagai sarana dan prasarana perkotaan yang memadai untuk perkembangannya ke depan.

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI Kabupaten Kendal terletak pada 109 40' - 110 18' Bujur Timur dan 6 32' - 7 24' Lintang Selatan. Batas wilayah administrasi Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH P erpustakaan Anak di Yogyakarta BAB 3 TINJAUAN WILAYAH 3.1. Tinjauan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TBC) merupakan salah satu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis yang menyerang paru disebut tuberkulosis

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 4.1. Geografi dan Lingkungan Jakarta Timur terletak pada wilayah bagian Timur ibukota Republik Indonesia, dengan letak geografis berada pada 106 0 49 ' 35 '' Bujur Timur

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KUDUS TAHUN 2008-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis Kabupaten Magelang merupakan salah satu kabupaten yang berada di provinsi Jawa Tengah yang berbatasan dengan beberapa kota dan kabupaten seperti Kabupaten

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG SELATAN

GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG SELATAN GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG SELATAN Letak Geografis dan Luas Wilayah Kota Tangerang Selatan terletak di timur propinsi Banten dengan titik kordinat 106 38-106 47 Bujur Timur dan 06 13 30 06 22 30 Lintang

Lebih terperinci

KONDISI W I L A Y A H

KONDISI W I L A Y A H KONDISI W I L A Y A H A. Letak Geografis Barito Utara adalah salah satu Kabupaten di Propinsi Kalimantan Tengah, berada di pedalaman Kalimantan dan terletak di daerah khatulistiwa yaitu pada posisi 4 o

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2016: STUDI EHRA I

GAMBARAN PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2016: STUDI EHRA I GAMBARAN PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI KABUPATEN KUDUS TAHUN 26: STUDI EHRA I Rusdin Rauf, Nurdiana 2, Maryata 3, Rusiyati 4, Suwandi 5,2 Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta,

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon KONDISI UMUM LOKASI Gambaran Umum Kabupaten Cirebon Letak Administrasi Kabupaten Cirebon Kabupaten Cirebon merupakan salah satu wilayah yang terletak di bagian timur Propinsi Jawa Barat. Selain itu, Kabupaten

Lebih terperinci

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok IV. KONDISI UMUM 4.1 Lokasi Administratif Kecamatan Beji Secara geografis Kecamatan Beji terletak pada koordinat 6 21 13-6 24 00 Lintang Selatan dan 106 47 40-106 50 30 Bujur Timur. Kecamatan Beji memiliki

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Secara geografis Provinsi Sumatera Selatan terletak antara 1 0 4 0 Lintang Selatan dan 102 0-106 0 Bujur Timur dengan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS Kawasan Outbound Training di Kabupaten Kulon Progo 3.1 TINJAUAN KONDISI UMUM KABUPATEN KULON PROGO

BAB III TINJAUAN KHUSUS Kawasan Outbound Training di Kabupaten Kulon Progo 3.1 TINJAUAN KONDISI UMUM KABUPATEN KULON PROGO BAB III TINJAUAN KHUSUS Kawasan Outbound Training di Kabupaten Kulon Progo Kawasan outbound training di Kabupaten Kulon Progo merupakan kawasan pusat di alam terbuka yang bertujuan untuk mewadahi kegiatan

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 1102001.3319090 Publikasi ini menyajikan data tentang gambaran keadaan Kecamatan Dawe sampai tingkat desa yang berguna sebagai data-data dasar untuk pengambilan keputusan. Cakupan materi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Semarang adalah ibukota Provinsi Jawa Tengah, yang terletak di dataran pantai Utara Jawa. Secara topografi mempunyai keunikan yaitu bagian Selatan berupa pegunungan

Lebih terperinci

PT BPR NUSAMBA PECANGAAN DAFTAR PESERTA TES TERTULIS GELOMBANG I & WAWANCARA GELOMBANG III REKRUTMEN PERIODE AGUSTUS 2015

PT BPR NUSAMBA PECANGAAN DAFTAR PESERTA TES TERTULIS GELOMBANG I & WAWANCARA GELOMBANG III REKRUTMEN PERIODE AGUSTUS 2015 PT BPR NUSAMBA PECANGAAN DAFTAR PESERTA TES TERTULIS GELOMBANG I & WAWANCARA GELOMBANG III REKRUTMEN PERIODE AGUSTUS 2015 MARKETING WILAYAH JEPARA 1 Yaniar Fahmi Arsyad Kalipucang Wetan RT 03 RW 04 welahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Undaan merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Kudus

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Undaan merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Kudus BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Kecamatan Undaan Kecamatan Undaan merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Kudus Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis, Kecamatan Undaan berada diantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010). BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Air merupakan salah satu komponen penting untuk kehidupan semua makhluk hidup di bumi. Air juga merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUDUS

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUDUS BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUDUS A. Keadaan Geografi Kabupaten Kudus sebagai salah satu Kabupaten di Jawa Tengah, terletak diantara 4 Kabupaten yaitu di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Jepara

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Kelurahan Tamansari 3.1.1 Batas Administrasi Kelurahan Tamansari termasuk dalam Kecamatan Bandung Wetan, yang merupakan salah satu bagian wilayah

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Jakarta Pusat, Propinsi DKI Jakarta. Posisi Kota Jakarta Pusat terletak antara 106.22.42 Bujur Timur

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Dilihat dari peta Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Grobogan terletak diantara dua pegunungan kendeng yang membujur dari arah ke timur dan berada

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 45 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Lokasi Administrasi Secara geografis, Kabupaten Garut meliputi luasan 306.519 ha yang terletak diantara 6 57 34-7 44 57 Lintang Selatan dan 107 24 3-108 24 34 Bujur Timur.

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI II-1 BAB II 2.1 Kondisi Alam 2.1.1 Topografi Morfologi Daerah Aliran Sungai (DAS) Pemali secara umum di bagian hulu adalah daerah pegunungan dengan topografi bergelombang dan membentuk cekungan dibeberapa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. angin bertiup dari arah Utara Barat Laut dan membawa banyak uap air dan

I. PENDAHULUAN. angin bertiup dari arah Utara Barat Laut dan membawa banyak uap air dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai sebuah negara kepulauan yang secara astronomis terletak di sekitar garis katulistiwa dan secara geografis terletak di antara dua benua dan dua samudra, Indonesia

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga

Lebih terperinci