BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Black s Law Dictionary dalam Zulkarnain (2013) mendefinisikan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Black s Law Dictionary dalam Zulkarnain (2013) mendefinisikan"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori Pengertian fraud Menurut Black s Law Dictionary dalam Zulkarnain (2013) mendefinisikan fraud (kecurangan) sebagai suatu istilah generik: Embracing all multifarious means which human ingenuity can devise, and which are resorted to by one individual to get an advantage over another by false suggestions or suppression of truth, and includes all surprise, trick, cunning, or dissembling, and any unfair way by which another is cheated. Menurut IIA (Institute of Internal Auditors) dalam Sulastri & Simanjuntak (2014) menjelaskan fraud dengan menyatakan bahwa: Fraud encompasses an array of irregularities and illegal acts characterized by intentional deception. It can be perpetrated for the benefit of or to the detriment of the organization and by persons outside as well as inside organization. Menurut Zimbelman, Albrecht, Albrecht & Albrecht (2014) fraud merupakan penipuan yang bersifat material, sesuatu yang tidak benar, yang dilakukan secara sengaja dan dipercaya serta ditindaklanjuti oleh korban sehingga pada akhirnya korban menanggung kerugian. Hall & Singleton (2009) mendefinisikan fraud sebagai kebohongan yang disengaja dan ketidakbenaran dalam melaporkan aktiva perusahaan atau manipulasi data keuangan bagi keuntungan pihak yang melakukan manipulasi tersebut. 8

2 9 Menurut Assosiation of Certified Fraud Examiners (ACFE) dalam Tuanakotta (2014) pengertian fraud melalui pendekatan occupational fraud merupakan aktivitas: 1. yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi, 2. melalaikan kewajiban pegawai terhadap organisasi, 3. dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan finansial bagi pegawai, baik secara langsung maupun secara tidak langsung, dan 4. memanfaatkan biaya penggunaan aset, pendapatan, atau cadangan perusahaan. Berdasarkan pengertian di atas, dapat ditarik simpulan sederhana mengenai fraud yaitu merupakan suatu perbuatan yang disengaja dan melawan hukum. Fraud tersebut umumnya dilakukan oleh orang dalam maupun orang luar organisasi dan bertujuan untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau kelompok yang secara langsung merugikan pihak lain Teori fraud Teori tentang fraud yang digunakan sebagai landasan teori dalam penelitian ini adalah teori segitiga kecurangan (fraud triangle theory). Teori tersebut merupakan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Cressey (1953) dalam Tuanakotta (2014). Berdasarkan teori tersebut, terdapat tiga faktor yang mempengaruhi terjadinya fraud yaitu tekanan (pressure), peluang (opportunity) dan rasionalisasi (rationalization) yang dapat digambarkan sebagai berikut.

3 10 Gambar 2.1 Fraud Triangle PRESSURE OPPORTUNITY RATIONALIZATION Dalam penentuan variabel yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada proksi dari ketiga unsur fraud triangle, yaitu: 1. Tekanan (pressure) Tekanan merupakan motivasi seseorang yang melandasi untuk melakukan tindakan fraud. Motivasi tersebut dapat berasal dari pihak internal maupun pihak eksternal. Salah satu motivasi internal yang mempengaruhi fraud adalah keadilan kompensasi yang didapat setiap pegawai. Keadilan kompensasi dipilih peneliti sebagai proksi dari unsur tekanan (pressure) yang memotivasi seseorang untuk melakukan tindakan fraud di sektor pemerintah. Keadilan kompensasi dipilih peneliti sebagai variabel penelitian karena peneliti merasa tertarik untuk menguji

4 11 pengaruh keadilan dalam pemberian tunjangan kinerja dan gaji yang telah diterima selama ini terhadap fraud yang terjadi di kantor Perwakilan BPKP Provinsi Bali 2. Peluang (opportunity) Peluang merupakan kondisi yang memungkinkan terjadinya fraud. Kondisi tersebut dapat terjadi karena adanya sistem pengendalian internal yang lemah atau kurangnya proses kontrol (pengawasan). Sistem pengendalian internal dipilih peneliti sebagai proksi dari unsur peluang (opportunity) yang memungkinkan terjadinya fraud di sektor pemerintah. Pemilihan sistem pengendalian internal sebagai variabel penelitian karena di kantor Perwakilan BPKP Provinsi Bali telah mengimplementasikan sistem pengendalian internal. Selain itu, kegiatan sosialisasi tentang Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) bagi seluruh pegawai telah dilakukan di kantor Perwakilan BPKP Provinsi Bali. Atas dasar hal tersebut, penulis ingin menguji pengaruh sistem pengendaian internal terhadap fraud yang terjadi di kantor Perwakilan BPKP Provinsi Bali 3. Rasionalisasi (Rationalization) Rasionalisasi merupakan upaya pembenaran atas tindakan fraud sebelum tindakan fraud tersebut dilakukan. Dasar pembenaran yang dijadikan alasan sebelum melakukan tindakan fraud dapat berupa nilai etika organisasi maupun komitmen organisasi. Etika dan komitmen organisasi dipilih peneliti sebagai proksi unsur rasionalisasi atas tindakan fraud di sektor pemerintah. Pemilihan etika organisasi sebagai variabel penelitian karena nilai etika organisasi di kantor Perwakilan BPKP Provinsi Bali sangat dipengaruhi oleh nilai kearifan lokal

5 12 masyarakat Bali. Pemilihan komitmen organisasi sebagai variabel penelitian karena setiap tahun di kantor Perwakilan BPKP Provinsi Bali dilakukan penandatangan pakta integritas yang merupakan wujud loyalitas karyawan terhadap kantor. Hal tersebut yang mendasari penulis untuk menguji pengaruh komitmen dan etika organisasi terhadap fraud yang terjadi di kantor Perwakilan BPKP Provinsi Bali Teori kompensasi Menurut Dessler (2005) dalam Sulastri & Simanjuntak (2014), kompensasi merupakan semua bentuk pembayaran atau hadiah yang diberikan kepada karyawan atas pekerjaan yang telah dilakukan yang terdiri dari dua komponen pembayaran, yaitu: pembayaran langsung (dalam bentuk upah, gaji, insentif, komisi dan bonus) dan pembayaran tidak langsung dalam bentuk tunjangan keuangan seperti asuransi dan uang liburan). Menurut Handoko (1993 ) dalam Zulkarnain (2013), kompensasi merupakan pembayaran financial yang dilakukan oleh perusahaan kepada karyawan sebagai balas jasa atas pekerjaan yang telah dilaksanakan. Salah satu teori yang dapat menjelaskan tentang kompensasi adalah Teori Kesetaraan (Equity Theory) yang dikembangkan oleh Stacey Adam pada tahun 1963 (Sulastri & Simanjuntak, 2014). Teori tersebut menjelaskan bahwa karyawan akan berusaha untuk menyeimbangkan antara input yang mereka bawa dalam pekerjaan dengan outcome yang mereka peroleh dari pekerjaan tersebut. Input dalam pekerjaan dapat berupa waktu, loyalitas, kerja keras, komitmen dan

6 13 ketekunan. Outcome yang diterima dapat berupa upah, penghargaan, reputasi, pengakuan dan keamanan kerja. Berdasarkan Equity Teori, dalam pemberian kompensasi harus didasarkan pada prestasi yang telah dicapai dan diterima organisasi. Pemberian kompensasi harus mempertimbangkan kinerja pegawai, ketrampilan pegawai dan prestasi pegawai. Apabila besaran kompensasi yang diterima pegawai telah sesuai dengan keadilan dan harapan pegawai maka akan memotivasi pegawai untuk berkinerja lebih baik lagi. Dengan adanya kepuasan kerja maka akan dapat menurunkan tingkat terjadinya fraud. Menurut Mangkunegara (2001) dalam Zulkarnain (2013), terdapat enam faktor yang mempengaruhi kompensasi, yaitu: 1. Faktor Pemerintah (Government Factor) Peraturan pemerintah yang telah dibuat dijadikan dasar dalam pemberian dan besaran jumlah kompensasi yang diberikan. 2. Penawaran Bersama Perusahaan (Collective Bargaining) Kompensasi yang diberikat didasarkan pada tawar menawar antara perusahaan dan karyawan. 3. Standar Biaya Hidup (Standart and Cost In Living) Penentuan besaran kompensasi ditentukan atas dasar standar biaya hidup minimum karyawan di suatu daerah dan pertimbangan lain seperti ukuran perusahaan, tingkat pendidikan karyawan dan masa kerja karyawan.

7 14 4. Permintaan dan Persediaan (Supply and Demand) Besaran kompensasi yang diterima pegawai didasarkan pada tingkat persediaan dan permintaan pasar. 5. Kemampuan Membayar (Ability To Pay) Kompensasi yang diperoleh pegawai dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan dalam membayar karyawan Penelitian Terdahulu Penelitian tentang fraud telah banyak dilakukan. Salah satu penelitian tentang fraud adalah penelitian oleh Rae dan Subramaniam (2008) yang melakukan pengujian atas pengaruh sistem pengendali internal terhadap keadilan organisasi dan fraud. Penelitian tersebut dilakukan atas 64 sampel perusahaan di Australia. Penelitian ini menghasilkan simpulan bahwa sistem pengendalian internal memiliki efek moderasi atas faktor keadilan organisasi terhadap fraud karyawan. Penelitian ini juga menghasilkan simpulan bahwa faktor lingkungan etika perusahaan, pelatihan manajemen resiko dan aktivitas audit internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap sistem pengendalian internal perusahaan. Penelitian Faisal (2013) melakukan analisis fraud di sektor Pemerintahan Kabupaten Kudus. Dengan berdasarkan persepsi pegawai Dinas Kabupaten Kudus, hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pengendalian internal, gaya kepemimpinan, komitmen organisasi, dan penegakan hukum berpengaruh negatif terhadap fraud di sektor pemerintahan. Sedangkan perilaku tidak etis mempunyai pengaruh positif terhadap fraud di sektor pemerintahan. Hasil lain penelitian

8 15 menjelaskan bahwa kepuasan akan gaji dan kultur organisasi tidak mempunyai pengaruh terhadap fraud di sektor pemerintahan. Najahningrum (2013) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi fraud. Berdasarkan persepsi pegawai Dinas Provinsi DIY, hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penegakan peraturan, keefektifan pengendalian internal, keadilan distributif, keadilan prosedural, dan komitmen organisasi berpengaruh negatif terhadap fraud di sektor pemerintahan. Hasil lainnya menyebutkan bahwa faktor asimetri informasi berpengaruh positif terhadap fraud di sektor pemerintahan dan faktor budaya etis organisasi tidak berpengaruh terhadap fraud di sektor pemerintahan. Zulkarnain (2013) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya fraud di sektor pemerintahan. Objek penelitian tersebut dilakukan terhadap pegawai dinas se-kota Surakarta. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa faktor keefektifan sistem pengendalian internal, kesesuaian kompensasi, perilaku tidak etis, gaya kepemimpinan dan sistem pengendalian internal mempunyai pengaruh negatif terhadap fraud di sektor Pemerintah Kota Surakarta. Faktor kultur organisasi dan fakor penegakan hukum tidak berpengaruh terhadap fraud di sektor Pemerintah Kota Surakarta. Penelitian oleh Pramudita (2013) dilakukan dengan menganalisis fraud di sektor Pemerintah Kota Salatiga. Penelitian tersebut menghasilkan simpulan bahwa faktor keefektifan sistem pengendalian internal, kesesuaian kompensasi, budaya etis organisasi, dan gaya kepemimpinan berpengaruh negatif terhadap

9 16 fraud di sektor pemerintahan. Faktor komitmen organisasi dan faktor penegakan hukum tidak berpengaruh terhadap fraud di sektor pemerintahan Sulastri & Simanjuntak (2014) melakukan penelitian fraud pada sektor pemerintahan berdasarkan faktor keadilan kompensasi, sistem pengendalian internal dan etika organisasi pemerintah. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan studi kasus pada Dinas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor keadilan kompensasi dan sistem pengendalian internal berpengaruh negatif terhadap fraud yang terjadi di sektor pemerintah. Faktor etika organisasi pemerintah tidak berpengaruh terhadap fraud yang terjadi di sektor pemerintah. Surjandari & Martaningtyas (2015) melakukan pengujian faktor insentif kinerja, sistem pengendalian internal dan budaya organisasi terhadap fraud di pemerintahan. Berdasarkan sampel di Direktorat X1 di salah satu Kementerian X diperoleh simpulan bahwa faktor insentif kinerja dan sistem pengendalian internal tidak mempunyai pengaruh terhadap fraud. Faktor budaya organisasi mempunyai pengaruh negatif terhadap fraud. Meulila (2016) melakukan penelitian tentang pengaruh pengendalian internal dan komitmen organisasi terhadap pencegahan fraud dalam pengadaan barang. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengendalian internal dan komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap pencegahan fraud dalam pengadaan barang.

10 Kerangka Pemikiran Kerangka penelitian ini dibuat untuk mempermudah dalam pencapaian tujuan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keadilan kompensasi, sistem pengendalian internal, komitmen organisasi dan etika organisasi terhadap terjadinya fraud di sektor pemerintahan. Kerangka penelitian tersebut dapat digambarkan dengan skema berikut: Gambar 2.2 Skema Konseptual Penelitian Keadilan Kompensasi (X 1 ) H 1 - Sistem Pengendalian Intern (X 2 ) Komitmen Organisasi (X 3 ) H 2 - H 3 - H 4 - Fraud di Pemerintahan (Y) Etika Organisasi (X 4 ) 2.4. Pengembangan Hipotesis Pengaruh keadilan kompensasi terhadap fraud di sektor pemerintah Kompensasi merupakan imbalan yang didapat pegawai, berupa uang atau barang, atas pekerjaan atau jasa yang telah dilaksanakan. Menurut Luthans (1998)

11 18 dalam Sulastri & Simanjuntak (2014) menjelaskan bahwa kompensasi yang sesuai menjadi bagian yang sangat penting bagi kinerja karyawan serta keberhasilan organisasi. Adanya kompensasi yang sesuai diharapkan perilaku tidak etis dan kecenderungan perilaku fraud dapat berkurang. Dalam penelitian ini, keadilan kompensasi diproksikan dalam unsur tekanan (pressure). Keadilan kompensasi merupakan kompensasi yang didapat setiap pegawai sesuai dengan prestasi kerja yang telah capai. Terwujudnya keadilan kompensasi yang diterima pegawai akan berdampak pada meningkatnya kepuasan kerja pegawai. Adanya kepuasan kerja maka akan memperkecil tekanan dalam melakukan tindakan fraud. Oleh karenanya dapat dihipotesiskan semakin tinggi keadilan kompensasi maka akan semakin rendah kemungkinan terjadinya fraud disektor pemerintah. H 1 = Keadilan kompensasi berpengaruh negatif terhadap fraud di sektor pemerintah Pengaruh sistem pengendalian internal terhadap fraud di sektor pemerintah Sistem pengendalian internal merupakan seperangkat aturan atau kebijakan yang dibuat manajemen untuk mengatur secara integral atas seluruh unit organisasi untuk mewujudkan tujuan organisasi. Pada hakekatnya, sistem pengendalian internal dibuat untuk mengamankan aset dan memperkecil peluang terjadinya fraud. Arens, Elder, & Beaslay (2008) menyatakan sistem pengendalian internal merupakan sistem pengendalian yang dirancang untuk memberikan

12 19 jaminan bagi manajemen dalam mencapai tujuan dan sasaran perusahaan dan mencegah fraud. Dalam penelitian ini sistem pengendalian internal akan diproksikan dalam unsur peluang (opportunity). Sistem pengendalian internal dibuat untuk memperkecil dan menutup celah penyimpangan dalam pencapaian tujuan organisasi. Semakin baik sistem pengendalian internal maka akan dapat menutup peluang terjadinya fraud. Oleh karenanya dapat dihipotesiskan semakin baik sistem pengendalian internal maka akan semakin rendah kemungkinan terjadinya fraud disektor pemerintah. H 2 = Sistem pengendalian internal berpengaruh negatif terhadap fraud di sektor pemerintah Pengaruh komitmen organisasi terhadap fraud di sektor pemerintah Komitmen organisasi merupakan wujud sumpah setia atau loyalitas pegawai terhadap organisasi secara sukarela. Loyalitas tersebut dapat diwujudkan melalui mengutamakan kepentingan organisasi diatas kepentingan pribadi dengan didasarkan pada nilai-nilai yang ada di organisasi. Menurut Rae & Subramaniam (2008) menjelaskan bahwa komitmen organisasi secara umum mengacu kepada sikap dan perasaan karyawan dihubungkan dengan nilai-nilai dan cara perusahaan itu untuk melakukan berbagai hal. Dalam penelitian ini komitmen organisasi akan diproksikan dalam unsur rasionalisasi. Adanya komitmen organisasi maka pegawai akan bekerja dengan sebaik mungkin yang akan membawa dampak positif terhadap organisasi. Dampak positif tersebut akan menurunkan tindakan yang mengarah terjadinya

13 20 fraud. Oleh karenanya dapat dihipotesiskan semakin tinggi komitmen organisasi maka akan semakin rendah kemungkinan terjadinya fraud di sektor pemerintah. H 3 = Komitmen organisasi berpengaruh negatif terhadap fraud di sektor pemerintah Pengaruh etika organisasi terhadap fraud di sektor pemerintah Etika organisasi merupakan nilai moral yang mengatur hubungan antar individu dari setiap elemen dalam organisasi. Dalam pemerintahan, etika organisasi sering dikaitkan dengan nilai moral dan nilai mentalitas pegawai aparatur negara dalam menjalankan tugas pokok pemerintahan. Menurut Sulastri & Simanjuntak (2014) etika organisasi pemerintah sangat terkait dengan perilaku (kode etik) dan tindakan oleh aparatur pemerintah dalam melaksanakan fungsi dan kerjanya, apakah ia menyimpang dari aturan dan ketentuan atau tidak. Dalam penelitian ini etika organisasi akan diproksikan dalam unsur rasionalisasi. Dengan adanya etika organisasi yang dibuat maka akan ada penetapan batas-batas antara perilaku yang etis dan tidak etis dalam lingkungan organisasi yang salah satunya mengatur tentang tindakan fraud. Untuk pegawai yang melakukan perilaku tidak etis maka akan dikenakan sanksi sendiri oleh organisasi. Adanya sanksi tersebut diharapkan dapat menekan terjadinya perilaku tidak etis yang mengarah terjadinya tindakan fraud. Oleh karenanya dapat dihipotesiskan semakin baik etika organisasi maka akan semakin rendah kemungkinan terjadinya fraud di sektor pemerintah. H 4 = Etika organisasi berpengaruh negatif terhadap fraud di sektor pemerintah

Fenomena korupsi di Timor Leste dibuktikan dengan adanya penyalahgunaan kekuasaan, pemalsuan dokumen tender dengan memberi proyek jutaan dollar

Fenomena korupsi di Timor Leste dibuktikan dengan adanya penyalahgunaan kekuasaan, pemalsuan dokumen tender dengan memberi proyek jutaan dollar PENDAHULUAN Kecurangan merupakan sebuah representasi yang salah atau penyembunyian fakta-fakta yang material untuk mempengaruhi seseorang agar mau mengambil bagian dalam suatu hal yang berharga (Sawyer

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kecurangan (Fraud) Menurut Sawyer et al. (2006: 339) kecurangan merupakan sebuah representasi yang salah atau penyembunyian

TINJAUAN PUSTAKA Kecurangan (Fraud) Menurut Sawyer et al. (2006: 339) kecurangan merupakan sebuah representasi yang salah atau penyembunyian TINJAUAN PUSTAKA Kecurangan (Fraud) Menurut Sawyer et al. (2006: 339) kecurangan merupakan sebuah representasi yang salah atau penyembunyian fakta-fakta yang material untuk mempengaruhi seseorang agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu cita-cita bangsa Indonesia adalah mencapai masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera. Untuk mewujudkannya perlu diadakan pembaharuan di berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausalitas (sebab-akibat), yaitu jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausalitas (sebab-akibat), yaitu jenis penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausalitas (sebab-akibat), yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk menguji pengaruh antara variabel independen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Laporan keuangan menyediakan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan bagi pemangku kepentingan dan calon pemangku kepentingan (Pernyataan Standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencatatan, penghilangan dokumen dan mark-up yang merugikan keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN. pencatatan, penghilangan dokumen dan mark-up yang merugikan keuangan atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada dunia yang semakin berkembang ini, semakin tinggi tingkat kecurangan yang terjadi di sektor pemerintahan maupun di sektor swasta. Kecurangan terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lahirnya era informasi menuntut pemerintah Indonesia agar mempersiapkan diri

BAB I PENDAHULUAN. lahirnya era informasi menuntut pemerintah Indonesia agar mempersiapkan diri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis keuangan berkepanjangan yang melanda di negara-negara berkembang seperti Asia dan Indonesia, dengan tuntutan dalam memasuki era globalisasi menghadapi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terjadi antara pemilik dan pemegang saham (principal) dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terjadi antara pemilik dan pemegang saham (principal) dengan 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teori agensi (agency theory) yang dikemukakan oleh Jensen dan Meckling dalam Ratmono (2014) yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu bentuk alat komunikasi oleh manajer puncak kepada bawahannya serta kepada pihak luar perusahaan untuk menginformasikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Triangle Fraud dan Kecurangan Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Triangle Fraud dan Kecurangan Laporan Keuangan digilib.uns.ac.id 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Triangle Fraud dan Kecurangan Laporan Keuangan Menurut kamus Inggris-Indonesia, fraud diterjemahkan sebagai penipuan, kecurangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahwa Teori keagenan dalah suatu kontrak antara satu orang atau lebih yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahwa Teori keagenan dalah suatu kontrak antara satu orang atau lebih yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Keagenan Jensen dan Meckling (1976) dalam Krisdayanthi (2015) menyatakan bahwa Teori keagenan dalah suatu kontrak antara satu orang atau lebih yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Isu tentang sistem pengendalian internal pemerintahan (SPIP) mendapat

BAB I PENDAHULUAN. Isu tentang sistem pengendalian internal pemerintahan (SPIP) mendapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Isu tentang sistem pengendalian internal pemerintahan (SPIP) mendapat perhatian cukup besar belakangan ini. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selaku auditor eksternal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengauditan disebut dengan fraud akhir akhir ini menjadi berita utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengauditan disebut dengan fraud akhir akhir ini menjadi berita utama dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kecenderungan Kecurangan Akuntansi atau yang dalam bahasa pengauditan disebut dengan fraud akhir akhir ini menjadi berita utama dalam pemberitaan media yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Ada berberapa pendapat para ahli mengenai pengertian manajemen sumber daya manusia seperti: Menurut Hasibuan (2013:10), Manajemen Sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam pemerintahan Indonesia saat ini, korupsi (fraud) sudah menjadi hal yang sering terjadi. Hal ini dimungkinkan karena longgarnya pengawasan dari pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan Hubungan keagenan yakni dimana agent dan principal atau manajer dengan pemilik memiliki sebuah kontrak kerja sama atau sebagainya (Jensen dan

Lebih terperinci

PERSEPSI PEGAWAI MENGENAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECURANGAN (FRAUD) (Studi pada Satuan Kerja Pemerintah Daerah di Kabupaten Kebumen)

PERSEPSI PEGAWAI MENGENAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECURANGAN (FRAUD) (Studi pada Satuan Kerja Pemerintah Daerah di Kabupaten Kebumen) PERSEPSI PEGAWAI MENGENAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECURANGAN (FRAUD) (Studi pada Satuan Kerja Pemerintah Daerah di Kabupaten Kebumen) SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja 2.1.1 Defenisi Kinerja Kinerja berasal dari pengertian performance. Ada pula yang memberikan pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecurangan pada pemerintahan, baik pusat dan daerah sudah kerap kali

BAB I PENDAHULUAN. Kecurangan pada pemerintahan, baik pusat dan daerah sudah kerap kali BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Kecurangan pada pemerintahan, baik pusat dan daerah sudah kerap kali ditemukan. Hal ini ditandai dengan maraknya kasus-kasus korupsi pejabat pemerintahan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan dengan menggunakan kuisioner. Kuisioner berisi tentang persepsi

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan dengan menggunakan kuisioner. Kuisioner berisi tentang persepsi BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini tergolong sebagai penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk menguji suatu teori dan menunjukan hubungan antar variabel. Data yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin memicu para pengelola bisnis untuk mempermudah mendapatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin memicu para pengelola bisnis untuk mempermudah mendapatkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan kemajuan teknologi dan perkembangan perekonomian dalam era globalisasi telah membuat persaingan didunia bisnis semakin ketat, hal ini semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah yang dihadapi para pelaku usaha semakin kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah yang dihadapi para pelaku usaha semakin kompleks. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia bisnis yang semakin meningkat sekarang ini menyebabkan masalah yang dihadapi para pelaku usaha semakin kompleks. Tuntutan untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas perbankan atau

BAB I PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas perbankan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan dipublikasikan untuk memberikan informasi keuangan mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas perbankan atau perusahaan yang akan membantu

Lebih terperinci

Fraud Risk Management

Fraud Risk Management Fraud Risk Management Semua organisasi rentan terhadap fraud Tindak kecurangan adalah risiko yang susah untuk diatasi, kebanyakan pimpinan perusahaan lebih suka percaya bahwa karyawan mereka tidak akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kecurangan akuntansi saat ini telah menarik banyak

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kecurangan akuntansi saat ini telah menarik banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan kecurangan akuntansi saat ini telah menarik banyak perhatian media dan menjadi salah satu isu yang menonjol baik di dalam maupun di luar negeri. Kecurangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Agensi Kecurangan pelaporan keuangan atau yang sering disebut fraudulent financial reportingbukan merupakan fenomena baru, namun sudah sering terjadi di dunia bisnis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu cita-cita bangsa Indonesia adalah mencapai masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera. Untuk mewujudkannya perlu diadakan pembaharuan di berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang tahun Lembaga Indonesia Corruption Watch (ICW) merilis bahwa

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang tahun Lembaga Indonesia Corruption Watch (ICW) merilis bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Tindakan korupsi di Indonesia semakin marak dipublikasikan di media massa maupun media cetak. Jumlah kasus korupsi di Indonesia meningkat 12% di sepanjang

Lebih terperinci

Subsistem Kompensasi

Subsistem Kompensasi Subsistem Kompensasi Pengertian Kompensasi Kompensasi merupakan balas jasa yang diberikan oleh organisasi / perusahaan kepada karyawan, yang dapat bersifat finansial maupun non finansial, pada periode

Lebih terperinci

Peran BPKP dalam Penanganan Kasus Berindikasi Korupsi Pengadaan Jasa Konsultansi Instansi Pemerintah. Oleh: Prof. Dr. Eddy Mulyadi Soepardi

Peran BPKP dalam Penanganan Kasus Berindikasi Korupsi Pengadaan Jasa Konsultansi Instansi Pemerintah. Oleh: Prof. Dr. Eddy Mulyadi Soepardi Peran BPKP dalam Penanganan Kasus Berindikasi Korupsi Pengadaan Jasa Konsultansi Instansi Pemerintah Oleh: Prof. Dr. Eddy Mulyadi Soepardi Jakarta, 22 Juni 2010 1. Dasar Pemikiran Dalam berbagai diskusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Kecurangan belakangan ini menjadi sorotan publik dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Kecurangan belakangan ini menjadi sorotan publik dan menjadi BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Kecurangan belakangan ini menjadi sorotan publik dan menjadi pusat perhatian di kalangan pelaku bisnis di seluruh dunia. Di Indonesia pun tindakan kecurangan sepertinya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN : 107). Mathis dan Jackson (2006 : 98) menyatakan kepuasan kerja adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN : 107). Mathis dan Jackson (2006 : 98) menyatakan kepuasan kerja adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kepuasan Kerja 2.1.1 Pengertian Kepuasan Kerja Kepuasan kerja adalah suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berbagai entitas memiliki potensi untuk terindikasi melakukan berbagai penyimpangan, salah satunya adalah kecurangan laporan keuangan. Laporan keuangan menjadi instrumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat mencapai tujuan sesuai apa yang diharapkan perusahaan. Sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat mencapai tujuan sesuai apa yang diharapkan perusahaan. Sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam suatu perusahaan beroperasi dengan cara mengkombinasikan antara sumber daya yang ada, untuk menghasilkan produk dan jasa yang dapat dipasarkan dan dapat mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan ekonomi saat ini yang merupakan hasil dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan ekonomi saat ini yang merupakan hasil dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan ekonomi saat ini yang merupakan hasil dari proses pembangunan, telah membuat dunia usaha semakin semarak, kompleks, variatif,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Agency Theory Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam perusahaan yang memiliki berbagai kepentingan untuk mencapai tujuan dalam kegiatan perusahaan.

Lebih terperinci

Deteksi Kecurangan (Fraud) di Sektor Pemerintah (Studi Empiris pada SKPD di Kabupaten Jember)

Deteksi Kecurangan (Fraud) di Sektor Pemerintah (Studi Empiris pada SKPD di Kabupaten Jember) Deteksi Kecurangan (Fraud) di Sektor Pemerintah (Studi Empiris pada SKPD di Kabupaten Jember) Taufik Kurrohman 1, Ekaning Pratiwi 2, Andriana 3 123 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang telah mereka rintis. Namun, semua organisasi, apapun jenis, bentuk, skala

BAB I PENDAHULUAN. yang telah mereka rintis. Namun, semua organisasi, apapun jenis, bentuk, skala BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era masa kini banyak sekali perusahaan-perusahaan yang telah sukses dalam pekerjaannya mengendalikan kinerja di dalam sebuah organisasi yang telah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan yaitu dengan jalan memberikan kompensasi. Salah satu cara manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan yaitu dengan jalan memberikan kompensasi. Salah satu cara manajemen BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Pada dasarnya manusia bekerja ingin memperoleh uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk itulah seorang karyawan mulai menghargai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekeluargaan. Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) adalah koperasi yang

BAB I PENDAHULUAN. kekeluargaan. Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) adalah koperasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kecurangan akuntansi yang berkembang secara luas menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kecurangan akuntansi yang berkembang secara luas menimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kecurangan akuntansi telah berkembang di berbagai Negara, termasuk di Indonesia. Kecurangan akuntansi yang berkembang secara luas menimbulkan kerugian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia bisnis, berbagai persaingan dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia bisnis, berbagai persaingan dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan dunia bisnis, berbagai persaingan dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam mengoperasikan kinerjanya. Persaingan beberapa perusahaan tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan nasional erat hubungannya dengan tingkat kesehatan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan nasional erat hubungannya dengan tingkat kesehatan masyarakat, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan nasional erat hubungannya dengan tingkat kesehatan masyarakat, karena masyarakat yang sehat merupakan modal dasar dalam pembangunan. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Agency Theory Menurut Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa agency theory mendeskripsikan pemegang saham sebagai principal dan manajemen sebagai agent.

Lebih terperinci

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian Ariani et al tentang Analisis Pengaruh Moralitas Individu,

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian Ariani et al tentang Analisis Pengaruh Moralitas Individu, 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 2.1.1 Ariani et al (2014) Dalam penelitian Ariani et al tentang Analisis Pengaruh Moralitas Individu, Asimetri Informasi dan Keefektifan Pengendalian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dunia, termasuk Pemerintah Indonesia. The Association of Certified Fraud

PENDAHULUAN. dunia, termasuk Pemerintah Indonesia. The Association of Certified Fraud PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Kecurangan (fraud) merupakan salah satu masalah krusial yang dihadapi dunia, termasuk Pemerintah Indonesia. The Association of Certified Fraud Examiners (ACFE, 2016)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam membuat

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerbitan laporan keuangan secara umum bertujuan untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, serta arus kas perusahaan. Laporan keuangan

Lebih terperinci

METODA PENELITIAN Populasi dan Sampel Jenis Data Metoda Pengumpulan Data

METODA PENELITIAN Populasi dan Sampel Jenis Data  Metoda Pengumpulan Data METODA PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai negeri yang bekerja pada direksi nasional, kantor direktorat jenderal dan kantor menteri di Ministério dos Transportes

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Karyawan melakukan pekerjaan di instansi maupun perusahaan untuk memperoleh gaji berupa uang untuk memenuhi kebutuhan kehidupanya seharihari.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Agency Theory Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa teori keagenan mendeskripsikan mengenai prinsipal dan agen, dalam perusahaan pemegang saham dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada setiap periode akuntansi, perusahaan akan mengungkapkan laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan catatan atas informasi keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Remunerasi Menurut Panggabean (2004:75), remunerasi adalah setiap bentuk penghargaan yang diberikan kepada karyawan sebagai balas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendengar kata fraud di sektor publik maupun sektor swasta telah

BAB I PENDAHULUAN. mendengar kata fraud di sektor publik maupun sektor swasta telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecurangan(Fraud) telah ada sejak dulu hingga saat ini. Di Indonesia sendiri mendengar kata fraud di sektor publik maupun sektor swasta telah menjadi hal yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hukum, melaksanakan good governance, tetapi jika moral tidak berubah dan sikap

BAB I PENDAHULUAN. hukum, melaksanakan good governance, tetapi jika moral tidak berubah dan sikap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktik kecurangan akuntansi dalam organisasi hanya bisa dicegah dan dibasmi apabila ada komitmen tinggi untuk tidak melakukan berbagai bentuk kecurangan dari masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan adalah profesi yang memiliki tujuan fundamental sebagai penyedia

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan adalah profesi yang memiliki tujuan fundamental sebagai penyedia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Akuntan adalah profesi yang memiliki tujuan fundamental sebagai penyedia informasi transaksi ekonomi yang dilakukan oleh individu atau organisasi, melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan di Indonesia. Kondisi tersebut memaksa perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan di Indonesia. Kondisi tersebut memaksa perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi yang telah melanda di berbagai aspek kehidupan manusia seperti saat ini untuk bidang perekonomian berdampak cukup besar bagi perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan sumber daya ekonomi perusahaan ke dalam sebuah media

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan sumber daya ekonomi perusahaan ke dalam sebuah media 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan berkewajiban melaporkan aktivitasnya dalam pemanfaatan sumber daya ekonomi perusahaan ke dalam sebuah media tertulis yang dinamakan laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan maka akan memerlukan banyak pegawai. akan dicapai baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan maka akan memerlukan banyak pegawai. akan dicapai baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam melaksanakan kegiatan usahanya, setiap perusahaann sangat membutuhkan peranan Sumber Daya Manusia (SDM). Peranan SDM dalam hal ini sebagai input penting

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah penulis uraikan pada bab sebelumnya, dan berdasarkan hasil pengamatan penulis selama melaksanakan penelitian pada PT Industri

Lebih terperinci

Teknik Yogyakarta menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang positif dan. signifikan antara faktor kompensasi material, kompensasi sosial, kompensasi

Teknik Yogyakarta menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang positif dan. signifikan antara faktor kompensasi material, kompensasi sosial, kompensasi BAB II KAJIAN PISSTAKA A. Penelitian Terdahulu Adi (2001:60) dalam penelitiannya tentang Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Karvawan (Studi pada Mitra Kerja AJB Bumiputra 1912 Kantor Cabang Malang) diperoieh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbankan. Etika itu sendiri adalah kesepakatan bersama dan pedoman untuk

BAB I PENDAHULUAN. perbankan. Etika itu sendiri adalah kesepakatan bersama dan pedoman untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan umumnya menerapkan etika yang harus dipatuhi oleh para karyawannya, termasuk perusahaan yang bergerak di bidang perbankan. Etika itu sendiri adalah

Lebih terperinci

Tujuan administrasi kompensasi

Tujuan administrasi kompensasi kompensasi Definisi kompensasi Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa kerja mereka (Handoko,2001) Kompensasi karyawan adalah setiap bentuk pembayaran atau imbalan

Lebih terperinci

Keyakinan Etis Kesediaan untuk mempertahankan etika

Keyakinan Etis Kesediaan untuk mempertahankan etika Chapter 3 : Pernyataan Perang terhadap Kecurangan Kecurangan adalah tindakan yang membawa kerugian yang tidak sedikit bagi suatu organisasi. Untuk itu, perusahaan harus mengupayakan suatu tindakan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan tersebut, salah satu cara yang harus diupayakan adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan tersebut, salah satu cara yang harus diupayakan adalah dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menghadapi era globalisasi saat ini, banyak tantangan yang harus dihadapi oleh perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kemampuan Auditor Mendeteksi Kecurangan. Sedangkan The Institute of Internal Auditors (IIA) di dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kemampuan Auditor Mendeteksi Kecurangan. Sedangkan The Institute of Internal Auditors (IIA) di dalam 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kemampuan Auditor Mendeteksi Kecurangan Menurut BPK RI (2007) fraud (kecurangan) adalah sebagai satu jenis tindakan melawan hukum yang dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang penting dalam suatu organisasi atau perusahaan, disamping faktor lain seperti aktiva

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan Instansi Pemerintah, pimpinan Instansi Pemerintah wajib menerapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan Instansi Pemerintah, pimpinan Instansi Pemerintah wajib menerapkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Sistem Pengendalian Internal Dalam rangka pencapaian visi, misi, dan tujuan serta pertanggung jawaban kegiatan Instansi Pemerintah, pimpinan Instansi Pemerintah wajib

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemberian kompensasi finansial kepada karyawan, masih dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. Pemberian kompensasi finansial kepada karyawan, masih dirasakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberian kompensasi finansial kepada karyawan, masih dirasakan belum memenuhi tingkat kebutuhan dan kepuasan dari karyawan sesuai tingkat pendapatan yang diterima.

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN TETAP BAGIAN PRODUKSI PADA PT. KOSOEMA NANDA PUTRA DI KLATEN

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN TETAP BAGIAN PRODUKSI PADA PT. KOSOEMA NANDA PUTRA DI KLATEN PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN TETAP BAGIAN PRODUKSI PADA PT. KOSOEMA NANDA PUTRA DI KLATEN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu perusahaan ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam

Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu perusahaan ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan suatu perusahaan ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam mengatasi persaingan dalam dunia bisnis. Hal ini menimbulkan tantangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, dalam kehidupan kita sehari hari tindak kejahatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, dalam kehidupan kita sehari hari tindak kejahatan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, dalam kehidupan kita sehari hari tindak kejahatan dan pelanggaran menjadi sesuatu hal yang sudah menjadi suatu hal yang wajar untuk dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan ketatnya persaingan antar organisasi, sumber daya manusia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dan ketatnya persaingan antar organisasi, sumber daya manusia merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini yang ditandai dengan kemajuan teknologi dan ketatnya persaingan antar organisasi, sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pelaporan keuangan. berikut ini beberapa penelitian yaang berkaitan dengan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pelaporan keuangan. berikut ini beberapa penelitian yaang berkaitan dengan BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tijauan Penelitian Terdahulu Ada beberapa penelitian sebelumnya yang membahas tentang kecurangan pelaporan keuangan. berikut ini beberapa penelitian yaang berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan suatu organisasi, khususnya di bidang bisnis. Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan suatu organisasi, khususnya di bidang bisnis. Sumber Daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen Sumber Daya Manusia bukanlah sesuatu yang baru di lingkungan suatu organisasi, khususnya di bidang bisnis. Sumber Daya Manusia adalah potensi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan kegiatan usaha, suatu perusahaan tentunya membutuhkan berbagai sumber daya, seperti tenaga kerja (karyawan), modal, material dan mesin. Karyawan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian yang semakin komplek menuntut suatu perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian yang semakin komplek menuntut suatu perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi perekonomian yang semakin komplek menuntut suatu perusahaan untuk melakukan peningkatan produktivitas, daya saing, dan peningkatan laba usaha agar dapat terus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, auditor juga diwajibkan untuk mendeteksi adanya fraud dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, auditor juga diwajibkan untuk mendeteksi adanya fraud dalam suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Audit ditujukan untuk menilai kewajaran penyajian laporan keuangan. Selain itu, auditor juga diwajibkan untuk mendeteksi adanya fraud dalam suatu perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pegawai. Manajemen sumber daya manusia yang baik dapat menghasilkan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. pegawai. Manajemen sumber daya manusia yang baik dapat menghasilkan kinerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen sumber daya manusia merupakan satu bidang manajemen yang khusus mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam organisasi. Hal ini disebabkan manajemen sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Hasibuan (2013:10), manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. antara satu dengan yang lainnya, tergantung dari pandangan setiap orang dalam

BAB II LANDASAN TEORI. antara satu dengan yang lainnya, tergantung dari pandangan setiap orang dalam BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Persepsi Persepsi setiap orang dalam menyikapi suatu permasalahan yang terjadi berbeda antara satu dengan yang lainnya, tergantung dari pandangan setiap orang dalam

Lebih terperinci

DETERMINAN TERJADINYA FRAUD DI INSTITUSI PEMERINTAHAN

DETERMINAN TERJADINYA FRAUD DI INSTITUSI PEMERINTAHAN DETERMINAN TERJADINYA FRAUD DI INSTITUSI PEMERINTAHAN Oleh: Rangga Nuh Apriadi Dra. Nurul Fachriyah, MSA, Ak Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang The purpose of this

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah Pengendalian Intern baru resmi digunakan oleh IAI pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah Pengendalian Intern baru resmi digunakan oleh IAI pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Pengendalian Intern 2.1.1.1. Pengertian Pengendalian Intern Istilah Pengendalian Intern baru resmi digunakan oleh IAI pada tahun 2001. Sebelumnya istilah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Hasibuan (2012:10) mengatakan bahwa, manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Menurut Rachmawati (2007:146) kompensasi adalah keseluruhan balas jasa yang diterima oleh karyawan sebagai balas jasa dari pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau instansi yang akan mendapatkan upah atau imbalan dalam bentuk lain selama

BAB I PENDAHULUAN. atau instansi yang akan mendapatkan upah atau imbalan dalam bentuk lain selama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karyawan atau pegawai adalah orang yang bekerja di sebuah perusahaan atau instansi yang akan mendapatkan upah atau imbalan dalam bentuk lain selama seseorang itu masih

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian tentang kompensasi telah dilakukan oleh Nurmala (2003) dengan judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi Kerja

Lebih terperinci

MENANGKAL KORUPSI DENGAN MEMAHAMI FRAUD TRIANGLE. Oleh : Juli Winarto, Ak. MM, CA Widyaiswara Badan Diklat Pemprov. Jawa Timur

MENANGKAL KORUPSI DENGAN MEMAHAMI FRAUD TRIANGLE. Oleh : Juli Winarto, Ak. MM, CA Widyaiswara Badan Diklat Pemprov. Jawa Timur MENANGKAL KORUPSI DENGAN MEMAHAMI FRAUD TRIANGLE Oleh : Juli Winarto, Ak. MM, CA Widyaiswara Badan Diklat Pemprov. Jawa Timur Corruption Perception Index (CPI) atau Indeks Persepsi Korupsi (IPK) merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kompensasi Tidak Langsung. untuk mencapai tujuan bidang pendidikan. Kompensasi lebih dari sekedar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kompensasi Tidak Langsung. untuk mencapai tujuan bidang pendidikan. Kompensasi lebih dari sekedar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Kompensasi Tidak Langsung 2.1.1.1 Pengertian Kompensasi Tidak Langsung Guru harus diberi imbalan bagi upaya yang telah mereka keluarkan untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan alat bagi pihak manajemen untuk

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan alat bagi pihak manajemen untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan alat bagi pihak manajemen untuk menginformasikan kondisi keuangan dan aktivitas oprasional perusahaan kepada para pengguna laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebaik mungkin, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya.

BAB I PENDAHULUAN. sebaik mungkin, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jaman yang terus menerus berkembang dari waktu ke waktu membuat kemajuan dalam segala hal. Salah satunya merupakan kemajuan dalam dunia usaha. Kemajuan

Lebih terperinci

Accounting Analysis Journal

Accounting Analysis Journal AAJ 4 (3) (2015) Accounting Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/aaj FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA KECURANGAN (FRAUD) DI SEKTOR PEMERINTAHAN KABUPATEN KLATEN Yanita Maya Adinda,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir, jumlah dari skandal akuntansi yang utama disebabkan dari banyaknya spekulasi salah satu di antaranya adalah bahwa manajemen

Lebih terperinci

SUB SISTEM TUNJANGAN

SUB SISTEM TUNJANGAN 1 MINGGU V SUB SISTEM PENGGAJIAN & TUNJANGAN SUB SISTEM P&T Informasi tentang Penggajian dan Kompensasinya yang meliputi: Kehadiran Jam kerja Perhitungan Gaji Bonus Analisis Kompensasi Perencanaan Kompensasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Kompensasi meliputi pembayaran uang tunai secara langsung, imbalan tidak langsung dalam bentuk benefit dan pelayanan (jasa), dan insentif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. arahan yang positif demi tercapainya tujuan organisasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. arahan yang positif demi tercapainya tujuan organisasi. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan sumber daya yang paling penting untuk mencapai keberhasilan visi dan misi perusahaan. Oleh karena itu, betapapun sempurnanya aspek teknologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengendalian internal 2.1.1.1 Pengertian Pengendalian Internal Pengendalian internal adalah rencana, metoda,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan kinerja. Pemberian imbalan berguna baik bagi perusahaan maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan kinerja. Pemberian imbalan berguna baik bagi perusahaan maupun 2.1 Uraian Teoritis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Imbalan Imbalan merupakan motivator yang positif bagi para karyawan untuk meningkatkan kinerja. Pemberian imbalan berguna baik bagi perusahaan maupun karyawan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam dunia bisnis seringkali terjadi kecurangan-kecurangan atau tindakan yang menyimpang dari prosedur akuntansi yang benar, dimana kecurangan tersebut disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang aktivitas perusahaan selama periode waktu tertentu. Pemakai internal

BAB I PENDAHULUAN. tentang aktivitas perusahaan selama periode waktu tertentu. Pemakai internal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan sarana yang disediakan oleh perusahaan kepada para pemakai baik internal maupun eksternal untuk memperoleh informasi tentang aktivitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan saat ini. Kondisi perusahaan terkini maksudnya adalah keadaan keuangan perusahaan pada

Lebih terperinci