50 Media Bina Ilmiah ISSN No

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "50 Media Bina Ilmiah ISSN No"

Transkripsi

1 50 Media Bina Ilmiah ISSN No PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI I RENDANG SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN Oleh: I Gede Ginastra Guru pada SMP Negeri 1 Rendang Karangasem Abstraks: Kemampuan berbicara bukanlah kemampuan yang diwariskan secara turun-temurun, walaupun pada dasarnya, secara alamiah, manusia mampu berbicara. Namun, berbicara secara formal memerlukan pelatihan dan pengarahan atau pembimbingan yang intensif. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe think pair share dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas VIII D semester genap SMP Negeri 1 Rendang tahun pelajaran 2014/2015, dengan hasil penilaian pada siklus I untuk aspek kefektifan kalimat, yaitu 3.04 (60,8%) meningkat menjadi 3.32 (66,4%). Untuk aspek pilihan kata, dari 3,46 (69,2%) meningkat menjadi 3.54 (70,8%), untuk aspek kelancaran, dari 3.43 (68,6%) menjadi 3.93 (78,6%), aspek pemahaman dari 3.68 (73,6%) meningkat menjadi 3.82 (76,4%), dan untuk aspek keberanian dari 4.04 (80,8%) meningkat menjadi 4.14 (82,8%). Dari hasil penilaian pada masing-masing aspek kemampuan berbicara siswa, diperoleh nilai secara klasikal bahwa kemampuan berbicara siswa meningkat dari 3,53 (70,6%) pada siklus I meningkat menjadi 3.75 (75%) pada pelaksanaan siklus II.Respon penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dari 28 orang siswa adalah positif. Beberapa keterangan siswa menunjukan bahwa mereka senang dan antusias mengikuti pelajaran dengan cara berdiskusi. Selain itu, siswa merasa tertantang dan termotivasi setelah berbicara di depan kelas. Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif, Kemampuan Berbicara PENDAHULUAN Keterampilan berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang ada pada tataran kedua dalam pemerolehan bahasa. Secara operasional, keterampilan ini menduduki posisi terpenting, khususnya dalam berkomunikasi lisan. Dalam tujuan pembelajaran berbicara, siswa dituntut untuk terampil berbicara, seperti mengajukan pertanyaan atau pendapat, berpidato, menceritakan kembali secara lisan, dan membahas suatu masalah dalam kerja kelompok (Purwo dalam Disna, 1998:1). Kemampuan berbicara bukanlah kemampuan yang diwariskan secara turun-temurun, walaupun pada dasarnya, secara alamiah, manusia mampu berbicara. Namun, berbicara secara formal memerlukan pelatihan dan pengarahan atau pembimbingan yang intensif. Sebagai anggota masyarakat, secara alamiah orang mampu berbicara, namun dalam situasi formal sering timbul rasa gugup, sehingga gagasan yang dikemukakan tidak teratur, dan akhirnya, bahasannya pun menjadi tidak teratur. Mengingat pentingnya keterampilan berbicara seperti yang disebutkan di atas, keterampilan ini diajarkan dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi pada mata pelajaran bahasa Indonesia dan tercantum pada masing-masing kurikulum di sekolah. Tujuan keterampilan berbicara ini terdapat dalam standar kompetensi pada KTSP, yaitu Volume 10, No. 1, Januari 2016 mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi melalui kegiatan diskusi. Di sekolah, pembelajaran berbicara terkait dengan standar kompetensi itu telah dilakukan. Dari pembelajaran yang dilakukan, khususnya di kelas VIII D SMP Negeri 1 Rendang, ternyata belum diperoleh hasil yang optimal dan memuaskan. Dari hasil observasi awal pada saat proses belajar - mengajar berlangsung ditemukan permasalahan-permasalahan yang menyebabkan rendahnya kemampuan berbicara mereka. Adapun permasalahan itu adalah sebagai berikut. Pertama, pada saat proses belajar mengajar berlangsung, siswa cenderung bermain-main dengan temannya tanpa memerhatikan penjelasan guru. Saat diberikan pertanyaan, siswa tidak bisa menjawab sehingga tercermin interaksi dalam kelas rendah. Kurangnya kerja sama antar siswa saat proses belajar mengajar berlangsung juga menimbulkan interaksi yang rendah. Dalam proses belajar mengajar, kerja sama sangat dibutuhkan agar siswa dapat bertukar pikiran dan saling mengisi Kedua, interaksi yang terjadi di dalam kelas pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar masih rendah. Rendahnya interaksi siswa terlihat pada kemauan siswa untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan, ini berarti, aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar masih rendah.

2 ISSN No Media Bina Ilmiah 51 Ketiga, Siswa cenderung takut, malu, dan gugup pada saat ditunjuk atau pada saat akan menjawab pertanyaan. Hal ini menandakan keberanian mereka dalam mengungkapkan permasalahannya masih rendah. Siswa cenderung takut bahwa jawaban yang dikemukakan itu salah. Keempat, sulitnya melaksanakan metode diskusi. Pada saat proses belajar-mengajar berlangsung, guru mencoba menerapkan metode diskusi. Namun, dalam penerapan metode diskusi tersebut, guru belum memperoleh hasil yang memuaskan. Kendalanya terletak pada siswa, yaitu beberapa siswa cenderung memanfaatkan waktu diskusi untuk bermain-main atau bercanda dengan temannya. Saat guru mengawasi kelompok yang satu, kelompok yang lain tidak memanfaatkan waktu untuk melaksanakan diskusi dengan temannya. Kelima, hasil awal menunjukan bahwa nilai yang diperoleh siswa untuk kemampuan berbicara masih rendah. Dari 28 orang hanya 5 orang yang mendapatkan nilai batas KKM ke atas (72) dan 23 orang mendapatkan nilai 68 ke bawah. Nilai tersebut tergolong belum memenuhi ketuntasan secara klasikal (85%), Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian agar kemampuan berbicara siswa dapat lebih meningkat. Dari masalah-masalah yang dihadapi siswa kelas VIII D SMP Negeri 1Rendang sehubungan dengan kemampuan dan keterampilan berbicara, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian. Peneliti,dalam penelitian ini, mencoba mengajak para siswa untuk meningkatkan kerja sama dan peran aktif mereka, serta meningkatkan kemampuan berbicaranya dalam proses belajar mengajar (PBM) melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe think pair share. Model pembelajaran kooperatif tipe think pair share merupakan suatu model pembelajaran yang dilakukan secara berpasangan. Sesuai dengan namanya, yaitu think (berpikir), siswa terlebih dahulu memikirkan suatu masalah sendiri, kemudian siswa mendiskusikan suatu masalah dengan pasangannya dan memberikan komentar terhadap masalah tersebut. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share, secara teoretis, sangat cocok diterapkan di kelas yang memiliki kemampuan akademik yang heterogen, kerja sama siswa yang rendah, dan kurang aktif dalam hal mengungkapkan argumentasinya. Dalam pembelajaran tipe think pair share, siswa dituntut untuk berbicara lebih banyak dan lebih aktif daripada hanya menghafal. Pembelajaran tipe think pair share memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain serta menyumbangkan partisipasi mereka (Lie, 2004:57). Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penelitian ini berfokus pada penerapan pembelajaran kooperatif tipe think pair share untuk membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan akademik, meningkatkan kerja sama, dan yang terpenting meningkatkan kemampuan berbicara mereka. METODE PENELITIAN Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Rendang tahun pelajaran Dalam penelitian ini, siswa menjadi sumber utama dalam pemerolehan data yang terkait dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe think pair share. Siswa kelas VIII D SMP N 1 Rendang tahun pelajaran berjumlah 28 0rang yang terdiri dari 13 orang laki-laki dan 15 orang perempuan. Objek penelitian ini adalah sebagai berikut: Kemampuan berbicara siswa kelas VIII D SMP N 1 Rendang semester genap tahun pelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share,respon siswa kelas VIII D SMP N 1 Rendang semester genap tahun pelajaran terhadap penerapan pembelajaran kooperatif tipe think pair share. Penelitian ini dilaksanakan selama lima bulan yaitu dari bulan Januari sampai dengan bulan Mei Penelitian dilaksanakan dengan beberapa siklus sampai memperoleh hasil yang terbaik. Setiap siklus terdiri atas beberapa tahapan, yaitu refleksi awal, penyusunan rencana tindakan, pelaksanaan tinakan, observasi dan evaluasi, analisis hasil dan kembali refleksi. Metode wawancara digunakan untuk mendapatkan data yang jelas tentang respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share. Peneliti mengadakan wawancara terhadap semua siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Rendang dengan mengisi formaf yang telah disediakan. Metode wawancara yang digunakan adalah metode wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang membuat garis besar yang ditanyakan. Data dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik deskriptif kuantitatif adalah suatu teknik yang mengolah atau menganalisis data berdasarkan angka-angka. Analisis berdasarkan deskriptif kualitatif adalah suatu teknik analisis data yang dilakukan dengan menuliskan atau mendeskripsikan masalah dengan Volume 10, No. 1, Januari 2016

3 52 Media Bina Ilmiah ISSN No kata-kata. Hasil yang belum memuaskan yang dicapai pada siklus I dipakai sebagai bahan refleksi untuk tindakan siklus II. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Hasil Refleksi Awal Data hasil kemampuan berbicara siswa di atas diperoleh dari hasil tes langsung pada saat melaksanakan proses belajar mengajar (PBM). Materi yang diajarkan pada saat itu sesuai dengan kompetensi dasar, yaitu Menyampaikan persetujuan, sanggahan,dan penolakan pendapat dalam diskusi disertai dengan bukti dan alasan yang logis. Ada pun Teks yang diberikan berjudul Pendidikan untuk Anak Miskin sebagai bahasan untuk dikomentari. Hasil kemampuan berbicara siswa pada refleksi bahwa siswa yang mendapatkan nilai rata rata KKM (72) ke atas sebanyak 5 orang (17,86%),sedangkan 23 orang (82,14%) masih berada di bawah nilai rata-rata KKM.. Berdasarkan nilai awal yang diperoleh, perlu dilakukan perbaikan untuk meningkatkan hasil kemampuan berbicara siswa mengingat ketuntasan pembelajaran secara klasikal adalah 85%. Oleh karena itu, peneliti sebagai guru yang mengajar di kelas VIII D memutuskan untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share sebagai solusi untuk mengatasi kesulitan belajar tersebut. b. Hasil Tindakan Siklus Siklus I dilaksanakan berdasarkan skenario pembelajaran yang telah ditetapkan. Skenario pembelajaran ini disusun setelah dilaksanakan refleksi awal. 1. Langkah-langkah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Pada Siklus I Berdasarkan skenario, tindakan yang dilakukan dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share sudah sesuai dengan skenario yang disusun. Proses belajar mengajar berlangsung dengan baik. Siswa senang dan antusias mengikuti pelajaran. Siklus I dalam penelitian ini dilaksanakan selama 2 kali pertemuan. Pada pertemuan pertama, guru menjelaskan materi sekaligus siswa melakukan diskusi, sedangkan pertemuan kedua dilakukan tes. Masing-masing pertemuan dialokasikan waktu selama 2 jam pelajaran. Pengalokasian waktu untuk pertemuan pertama sebagai berikut: 10 menit pertama guru menyampaikan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dan mengabsen siswa, 5 menit berikutnya peneliti menyampaikan indikator Volume 10, No. 1, Januari 2016 pembelajaran, 5 menit selanjutnya membacakan siswa kelompok, masing-masing kelompok terdiri atas 4 orang siswa. Kelompok ini dibentuk berdasarkan prestasi. Tujuannya, agar siswa yang pintar dapat menyumbangkan pemikirannya pada siswa yang kemampuannya sedang atau kurang. Demikian sebaliknya, siswa yang merasa memiliki kemampuan sedang atau kurang dapat belajar dan menerima masukan dari teman yang kemampuannya baik. Pada 10 menit berikutnya, diberikan materi dengan membagikan teks bacaan sekaligus memberikan pertanyaan. Selanjutnya peneliti menyuruh siswa untuk memikirkan sendiri topik/pertanyaan yang sudah dibacakan.untuk memikirkan topik atau pertanyaan, peneliti memberikan waktu selama sepuluh menit. Hal ini dilakukan sesuai dengan prosedur model pembelajaran kooperatif tipe think pair share, yaitu sebelum siswa berpasangan, terlebih dahulu siswa memikirkan topik tersebut secara mandiri. Setelah itu, siswa mencari pasangan dalam kelompoknya dan melakukan sharing dengan pasangannya. Sharing ini dilakukan berdasarkan hasil pemikiran secara individual dan dilakukan selama 10 menit berikutnya dan siswa menyajikan hasil kerja kepada kelompoknya masing-masing. Pada tahap selanjutnya, beberapa pasangan membagikan hasil diskusinya di depan kelas secara berpasangan. Dalam membagikan hasil kerja, peneliti mengambil beberapa kelompok/pasangan secara acak. Guru memberikan waktu selama 10 menit untuk membagikan hasil kerjanya di depan kelas. Tahap terakhir adalah memberitahukan kepada siswa tentang tes yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya. Selanjutnya peneliti menyimpulkan pembelajaran. Pada pertemuan berikutnya, tes ini dilaksanakan secara berpasangan, namun penilaian dilakukan secara individu. Materi untuk tes masih terkait dengan materi pada pertemuan pertama. 2. Hasil Observasi Pada Siklus I Semua kegiatan berlangsung di kelas karena penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Pembagian kelompok sudah dibentuk sebelum proses belajar mengajar dimulai. Dalam pembentukan kelompok ini, tidak ada siswa yang tidak setuju. Artinya, semua siswa setuju dengan kelompok yang dibagikan dan masing-masing kelompok terdiri atas 4 orang. 3. Hasil Wawancara untuk Mendapatkan Respon Siswa pada Siklus I Sesuai dengan pernyataan dalam format wawancara/quesioner yang telah penulis siapkan, diperoleh hasil bahwa siswa senang mengikuti

4 ISSN No Media Bina Ilmiah 53 pelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share. Siswa lebih mudah memahami materi dengan cara berdiskusi. Adanya kerja sama atau diskusi sangat memudahkan untuk menemukan jawaban dan mengoreksi jawabannya, membandingkan dengan jawaban temannya. Siswa merasa bahwa diskusi merupakan cara yang bagus untuk belajar, lebih mudah mengerti. Siswa mengatakan bahwa setelah diterapkannya pembelajaran ini, mereka lebih berani untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan. Siswa yang bertanya jauh lebih banyak setelah diterapkannya pembelajaran ini. Sebelumnya hanya 3 orang siswa yang berani berbicara Sebelum diberikan perlakuan, mereka merasa grogi dan takut berdiri di depan kelas. Akan tetapi setelah diberikan perlakuan, mereka sudah berani berbicara walaupun belum begitu bagus dan, perasan takut mereka tampak sudah mulai berkurang. Siswa merasa lebih berani dengan cara membagikan ide atau jawaban di depan kelas karena sebelumnya hanya beberapa siswa yang berani berdiri untuk berbicara di depan kelas. Selain membuat siswa lebih berani, siswa juga merasa lebih lama mampu mengingat pelajaran atau materi yang diberikan dengan cara membagikan di depan kelas. Setelah berbicara beberapa kalimat, rasa takut yang dialami siswa berkurang. 4. Hasil Tes pada Siklus I Nilai siswa diperoleh dari hasil tes pada siklus I pertemuan ke-2. Pertanyaan diambil dari media pembelajaran pada pertemuan I. Setelah pembelajaran selesai pada pertemuan pertama, masing-masing siswa diminta untuk mempelajati dan berlatih memberikan tanggapan terhadap topik yang telah dibaca di rumah masing - masing dalam menyiapkan tes pada pertemuan berikutnya. Hal ini dilakukan karena tes yang dilaksanakan adalah tes lisan, yaitu untuk menguji kemampuan berbicara siswa di depan kelas. Tes ini dilaksanakan secara bergantian. Hasil tes tindakan siklus I jika dibandingkan dengan hasil refleksi awal menunjukan bahwa dari 28 orang, 19 orang siswa telah mencapai batas nilai rata-rata KKM, dan 9 siswa nilainya masih berada di bawah rata-rata KKM. Secara klasikal, siswa yang mencapai nilai minimal pada rata-rata KKM baru mencapai 67,86% dari 85% yang ditetapkan sebagai batas minimal ketuntasan klasikal. Hasil penilaian kemampuan berbicara siswa pada siklus I diperoleh dari hasil tes kemampuan berbicara. Tes ini dilakukan secara berpasangan, namun penilaian diambil secara individu dari masing-masing siswa. Hal ini dilakukan, mengingat model pembelajaran yang penulis terapkan adalah model pembelajaran kooperatif tipe think pair share, yaitu berdiskusi secara berpasangan. Oleh karena diskusi dilakukan secara berpasangan, tes yang dilaksanakan adalah tes secara berpasangan. Tindakan pada siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan dan tes dilaksanakan pada pertemuan kedua. Tes ini dilakukan selama 2 jam pelajaran(80 menit). Masing-masing kelompok diberikan waktu sekitar 2-3 menit. Siswa yang kemampuannya kurang atau sedang, diberikan waktu paling lama 5 menit. Sebaliknya, siswa yang memiliki kemampuan berbicara yang baik bisa memanfaatkan waktu yang telah diberikan. Pada pertemuan kedua, semua siswa mampu mengikuti tes dengan baik, tidak ada siswa yang tidak mengikuti tes. Hasil analisis kemampuan berbicara siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Rendang pada tindakan siklus Isebagai berikut: Aspek keefektifan kalimat, rata-rata nilai siswa adalah 3.04 (60,8 %), pilihan kata 3,46 (69,2%, kelancaran 3,43 (68,6%), aspek pemahaman rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 3.68 (73,6 %) dan aspek keberanian ratarata 4,04 (80,8%). Dari hasil analisis data yang telah diuraikan di atas dapat dikatakan bahwa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share, hasil kemampuan berbicara siswa meningkat dibandingkan dengan hasil kemampuan berbicara siswa sebelumnya. Nilai siswa sebelumnya rata-rata 6 dan hanya 5 orang siswa memperoleh nilai rata-rata KKM( 72 ) ke atas. Perbandingan nilai tersebut membuktikan bahwa pelaksanaan siklus I sudah ada peningkatan. Persentase siswa yang memperoleh nilai baik belum memenuhi standar ketuntasan klasikal yang ditetapkan, yaitu pencapaian minumum 85 %. Jumlah seluruh siswa yang memperoleh nilai di atas 72 sebagai batas KKM adalah 19 siswa dari 28 orang siswa di kelas VIIID. Pemerolehan nilai standar pencapain untuk siklus I adalah 67,86 %. Oleh karena itu, masih perlu diadakan perbaikan dengan melaksanakan siklus II. Tabel di atas menunjukan bahwa dari lima aspek kemampuan berbicara siswa yang peneliti gunakan sebagai acuan penilaian, pemerolehan nilai pada masing-masing siswa sudah cukup baik. Namun, untuk aspek keefektifan kalimat nilai yang diperoleh siswa menduduki posisi terendah, yaitu 3,04(60,8%) dan dari jumlah seluruhnya adalah 3,53 (70,6 %). Aspek keberanian menduduki posisi paling tinggi, yaitu 4.04 (80,8 %). Setelah aspek keefektifan kalimat disusul oleh aspek kelancaran Volume 10, No. 1, Januari 2016

5 54 Media Bina Ilmiah ISSN No yaitu 3,43(68,6%).Berikutnya adalah aspek pilihan kata, nilai yang diperoleh siswa berkisar 3-4 dan rata-rata jumlah seluruhnya adalah 3.46 (69,2 %). Untuk aspek pemahaman rata-rata nilai siswa adalah 3.68 (73,6 %). Rendahnya hasil kemampuan berbicara siswa untuk aspek keefektifan kalimat disebabkan oleh kekurangmampuan dan ketidaktahuan siswa tentang kalimat efektif sehingga gagasan yang dikemukakannya kurang efektif. Walaupun pesan yang disampaikan oleh siswa kurang efektif, keberanian untuk mengungkapkan ide dan penguasaan materi pelajaran tergolong sangat baik. Pada saat siswa berbicara di depan kelas, siswa tidak lagi terlihat takut atau grogi. Hal ini menunjukan bahwa rasa percaya diri siswa sudah semakin meningkat, yaitu dari hasil nilai yang diperoleh rata-rata 4,04 (80,8 %) tergolong cukup baik. Hal tersebut menandakan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif mendapat respon yang positif dari siswa. 5. Refleksi Tindakan I Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share, ditemukan kesulitan-kesulitan atau hambatan-hambatan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Salah satu kesulitan pelaksanaan pembelajaran ini adalah beberapa siswa di dalam kelompoknya masih cenderung bermain-main pada saat berdiskusi maupun pada saat membagikan hasilnya di depan kelas. Pada saat siswa membagikan hasil diskusi mereka di depan kelas, siswa masih terlihat malumalu dan lebih banyak tertawa. Sikap ini menimbulkan ketidakseriusan pada temantemannya. Teman-teman mereka yang belum mendapatkan giliran ikut memanfaatkan dengan menertawai temannya yang berbicara di depan kelas. Apalagi siswa yang berpasangan dengan berbeda jenis kelamin akan menimbulkan keributan bagi siswa yang lainnya. 6. Hasil Tindakan Siklus II Siklus II dilaksanakan berdasarkan skenario pembelajaran yang telah ditetapkan. Skenario pembelajaran ini disusun setelah dilaksanakan refleksi pada pembelajaran siklus I. Pengalokasian waktu pada siklus II sebagai berikut: 5 menit pertama guru membuka pelajaran dan mengabsen siswa, 10 menit selanjutnya guru menyampaikan indikator pembelajaran, 10 menit berikutnya guru menjelaskan manfaat berdiskusi, baik di sekolah maupun di masyarakat, 15 menit berikutnya guru membagikan teks bacaan dan memberikan isu atau pertanyaan yang terkait dengan teks bacaan, 10 menit berikutnya guru menyuruh siswa untuk memikirkan pertanyaan tersebut secara mandiri, 10 menit berikutnya guru Volume 10, No. 1, Januari 2016 menyuruh siswa untuk sharing dengan pasangannya. Pasangan ini sudah dibentuk pada saat pelaksanaan siklus I. setelah siswa melakukan sharing dengan pasangannya, siswa mebagikan hasil sharingnya pada kelompok masing-masing selama 10 menit. Beberapa siswa membagikan hasilnya di depan kelas. Tindakan pada siklus II menampakan keantusiasan siswa yang lebih serius daripada pembelajaran pada siklus I. Hal ini terjadi karena peneliti berupaya memotivasi beberapa siswa yang bermain pada siklus I untuk lebih berkonsentrasi dalam mengikuti pelajaran. Hasilnya, siswa tersebut memerhatikan dengan baik apa yang disampaikan gurunya. Pada saat proses belajar mengajar berlangsung siswa tampak lebih disiplin dalam mengikuti pelajaran dibandingkan pada pelaksanaan tindakan siklus I. 7. Hasil Observasi pada Siklus II Dengan langkah-langkah pembelajaran yang sudah disiapkan dan perbaikan yang telah dilakukan, ternyata hasil yang diperoleh pada siklus II lebih baik daripada siklus I. Temuan yang dimaksud adalah sebagai berikut. Hasil pantauan peneliti saat pembelajaran menunjukan bahwa suasana kelas lebih baik dari pada pelaksanaan siklus I. Siswa lebih disiplin dan antusias dalam mengikuti pelajaran. Siswa terlihat tekun dalam mengikuti pelajaran dan lebih aktif mendengarkan arahan guru. Pada pelaksanaan tindakan II, siswa lebih serius dalam mengikuti pelajaran. Siswa tidak lagi ribut-ribut atau bermain sebagaimana pelaksaan tindakan siklus I. Dalam membagikan hasilnya di depan kelas, siswa tampak lebih disiplin. Selain itu, siswa lebih aktif dalam menjawab dan bertanya. Hampir semua siswa dapat berbicara. Ini menunjukan kemampuan berbicara siswa sudah semakin meningkat. 8. Hasil Kemampuan Berbicara pada Siklus II Hasil penilaian kemampuan berbicara siswa pada siklus II diperoleh dari hasil tes kemampuan berbicara pada masing-masing aspek yang telah ditetapkan. Tes ini dilakukan secara berpasangan, namun penilaian diambil secara individu dari masing-masing siswa. Hal ini dilakukan, mengingat model pembelajaran yang penulis terapkan adalah model pembelajaran kooperatif tipe think pair share, yaitu sharing secara berpasangan. Tindakan pada siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan dan tes dilaksanakan pada pertemuan kedua. Pada pertemuan kedua, semua siswa mampu mengikuti tes dengan baik, tidak ada siswa yang tidak mengikuti tes. Hasil analisis nilai kemampuan berbicara siswa pada siklus II dibandingkan dengan hasil

6 ISSN No Media Bina Ilmiah 55 nilai kemampuan berbicara siswa pada refleksi awal dan hasil tes siklus I, hasil tindakan pada siklus II mengalami peningkatan. Hasil tes tindakan siklus II membuktikan bahwa dari 28 orang siswa, 18 orang siswa mengalami peningkatan nilai dan 6 orang siswa nilainya tetap. Hal itu membuktikan bahwa penerapan siklus II mengalami peningkatan. Persentase siswa yang memperoleh nilai baik sudah memenuhi standar pencapaian rata-rata KKM (72) yaitu 85 % (24 orang siswa nilainya 72 ke atas). Oleh karena itu, tindakan sudah dapat dihentikan. Hasil tindakan siklus II mengalami peningkatan, terutama untuk aspek keefektifan kalimat rata-rata nilai pada siklus I, 3,04 (60,8 %) meningkat menjadi 3.32 (66,4), aspek pilihan kata nilai pada siklus I 3,46 (69,2%) meningkat menjadi 3,54 (70,8%),aspek kelancaran pada sklus I 3,43(68,6%) meningkat menjadi 3,93 (78,6%), aspek pemahaman pada siklus I 3,68 (73,6%) meningkat menjadi 3,82 (76,4%) dan aspek yang kelima yaitu keberaniaan nilai pada siklus I 4,04 (80,8%) meningkat menjadi 4,14 (82,8%) pada siklus II. Posisi paling tinggi tetap berada pada aspek keberanian baik pada siklus I maupun pada siklus II. c. Pembahasan Hasil Penelitian Setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe think pair share, hasil kemampuan berbicara siswa meningkat dibandingkan dengan hasil kemampuan berbicara siswa sebelumnya. Nilai siswa sebelumnya (sebelum dilakukan tindakan) hanya 5 orang siswa dari 28 siswa memperoleh nilai rata-rata KKM (72) ke atas (17,86%) sehingga dapat dikatakan bahwa persentase siswa yang memperoleh nilai memenuhi standar 85% sebagai standar ketuntasan klasikal masih jauh.. Persentase pemerolehan nilai standar pencapain KKM untuk siklus I adalah 67,86 %.(19 orang siswa). Nilai kemampuan berbicara siswa pada refleksi awal jika dibandingkan dengan nilai tindakan siklus I dan siklus II terus mengalami peningkatan. Hasil tes tindakan siklus II membuktikan bahwa dari 28 orang siswa, 24 (85,71%) orang siswa sudah bisa mencapai batas KKM yang ditentukan sedangkan penurunan nilai tidak ada. Hal itu membuktikan bahwa penerapan siklus II sudah ada perubahan dan mengalami peningkatan. Persentase siswa yang memperoleh nilai baik sudah memenuhi standar pencapaian criteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 85 %. Oleh karena itu, tindakan sudah dapat dihentikan. Hasil pengamatan saat peneliti memberikan materi pelajaran, baik pada tindakan siklus I maupun pada tindakan siklus II, menunjukan bahwa siswa senang dan antusias dalam mengikuti pelajaran, terutama dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share. Pada tindakan siklus II, siswa terlihat lebih antusias dibandingkan dengan pada tindakan siklus I. Hasil tindakan baik pada siklus I maupun pada siklus II yang menunjukkan peningkatan prestasi dapat dikatakan sesuai dengan teori pembelajaran kooperatif yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan pada siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil, saling membantu untuk memahami suatu materi pelajaran,memeriksa dan memperbaiki jawaban temannya yang salah, serta aktifitas lainnya dengan tujuan mencapai prestasi belajar yang bermutu. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Widiarsa dkk. dalam Selamat (2005 : 5) yang mengatakan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dalam bentuk kelompok kecil, siswa bekerja sama dan mengoptimalkan keterlibatan diri dan kelompoknya dalam belajar. Pendapat yang mendukung hasil yang dipaparkan di atas juga relefan dengan yang dinyatakan Dalton dalam Rahmayani,(2006:28) yang menyatakan bahwa belajar di dalam kelompok kecil memberikan beberapa hasil seperti prestasi belajar lebih tinggi, produktivitas kreatif lebih tinggi, kemampuan memecahkan masalah lebih efektif, kemampuan berpikir kognitif lebih tinggi, motivasi intrinsic lebih baik, kepercayaan diri lebih baik dan keterampilan social lebih baik. Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share adalah belajar-mengajar berpikir berpasangan berkelompok berempat yang oleh Frank Lyman dikatakan sebagai struktur pembelajaran cooperative learning. Teknik ini memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Keunggulan lain bahwa teknik ini adalah adanya partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar. d. Refleksi Tindakan Siklus II Sesuai dengan hasil tes pada tindakan siklus I dan tindakan siklus II, tampak terjadi peningkatan kemampuan berbicara siswa. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai yang diperoleh siswa pada siklus I, yaitu 3,53 (70,6%) dan meningkat menjadi 3,75 (75%) setelah dilaksanakannya tindakan siklus II.Karena pelaksanaan tindakan siklus II secara klasikal sudah mencapai 85% yang merupakan ketuntasan klasikal yang ditetapkan, maka tindakan sudah dapat dihentikan. Berkaitan dengan uraian diatas, berikut ini disajikan hasil kemampuan siswa dari refleksi awal, siklus I dan siklus II. Volume 10, No. 1, Januari 2016

7 56 Media Bina Ilmiah ISSN No PENUTUP a. Simpulan Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe think pair share dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas VIII D semester genap SMP Negeri 1 Rendang tahun pelajaran 2014/2015, dengan hasil penilaian pada siklus I untuk aspek kefektifan kalimat, yaitu 3.04 (60,8%) meningkat menjadi 3.32 (66,4%). Untuk aspek pilihan kata, dari 3,46 (69,2%) meningkat menjadi 3.54 (70,8%), untuk aspek kelancaran, dari 3.43 (68,6%) menjadi 3.93 (78,6%), aspek pemahaman dari 3.68 (73,6%) meningkat menjadi 3.82 (76,4%), dan untuk aspek keberanian dari 4.04 (80,8%) meningkat menjadi 4.14 (82,8%). Dari hasil penilaian pada masing-masing aspek kemampuan berbicara siswa, diperoleh nilai secara klasikal bahwa kemampuan berbicara siswa meningkat dari 3,53 (70,6%) pada siklus I meningkat menjadi 3.75 (75%) pada pelaksanaan siklus II. 2. Respon penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dari 28 orang siswa adalah positif. Beberapa keterangan siswa menunjukan bahwa mereka senang dan antusias mengikuti pelajaran dengan cara berdiskusi. Selain itu, siswa merasa tertantang dan termotivasi setelah berbicara di depan kelas. b. Saran Berdasarkan hasil temuan pada pelaksanaan penelitian, dapat diajukan saran-saran sebagai berikut: 1. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru bahasa Indonesia sebagai salah satu alternatif dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa, oleh karena penerapan pembelajaran kooperatif tipe think pair share dapat mempercepat proses kemampuan berbicara siswa. 2. Peneliti yang ingin melaksanakan penelitian tindakan kelas, diharapkan agar memerhatikan kendala-kendala dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share. DAFTAR PUSTAKA Asri, Karyoni Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II dalam Pembelajaran Fisika Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Volume 10, No. 1, Januari 2016 Siswa Kelas II A SLTP Laboratorium IKIP Singaraja. Laporan Penelitian Singaraja: IKIP. Ariasnatalia, Ni Ketut Penerapan LKS Berwawasan Konstruktivis sebagai Upaya Meningkatkan Kompetensi Dasar Fisika Dalam Pembelajaran Kalor pada Siswa Kelas II B SMP Negeri 1 Kubu Kabupaten Karangasem Tahun Ajaran 2005/2006. Laporan Penelitian. Singaraja: IKIP. Disna Penguasaan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas III SLTP Negeri 2 Bangli untuk Meningkatkan Efektivitas Diskusi. Laporan Penelitian. Singaraja: IKIP. Lie, Anita Cooperative Learning. Jakarta. PT. Gramedia. Maryam, Siti, dkk Implementasi Pembelajaran Kontekstual Melalui Model Pembelajaran Kooperatif dan Berbantuan Buku Ajar untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Kimia Dasar pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Keolahragaan. Laporan Penelitian. Singaraja: IKIP. Nurjaya, dkk Penggunaan Kasus Kontroversial untuk Meningkatkan Mutu Pembelajaran Keterampilan Berbicara di Sekolah Menengah Umum. Laporan Penelitian. Singaraja: IKIP. Nur, Mohammad, dkk Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivisme dalam Pengajaran. Surabaya : Universitas Negeri. Pramawati, Eka Penerapan Strategi Think Pair Share dalam Pembelajaran Energi dan Usaha sebagai Upaya untuk Mengubah Miskonsepsi dan Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VII C SLTP Negeri 6 Singaraja. Laporan Penelitian. Singaraja : IKIP. Pujani Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Students Teams- Achievement Divisons (STAD) untuk Meningkatkan Kualitas Perkuliahan Fisika Dasar 3 Di Jurusan Pendidikan Fisika. Laporan Penelitian. Singaraja : IKIP. Rahmayani, Rika Implementasi Strategi Pemecahan Masalah Dengan Setting Kooperatif Tipe Pair Shair dalam Pembelajaran Fisika untuk

8 ISSN No Media Bina Ilmiah 57 Meningkatkan Kompetensi Dasar Fisika Siswa Kelas VII B SMP Negeri 3 Singaraja. Laporan Penelitian. Singaraja: IKP. Selamat Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode SQ3R Berbantuan LKM untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Kimia Dasar. Laporan Penelitian. Singaraja: IKIP. Volume 10, No. 1, Januari 2016

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD

Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN KALIMAT UTAMA DALAM PARAGRAF PADA SISWA KELAS VIIB SMP 17 AGUSTUS 1945 CLURING MENGGUNAKAN METODE STAD TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister

Lebih terperinci

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK Jurnal Dinamika, September 2011, halaman 74-90 ISSN 2087-7889 Vol. 02. No. 2 Peningkatan Motivasi, Aktivitas, dan Hasil Belajar Biologi Siswa melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR SHARE (TPS) PADA POKOK BAHASAN PELUANG SISWA KELAS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VII F SMP N 2 Susukan semester 2 tahun ajaran 2013 / 2014 pada kompetensi dasar mendiskripsikan Potensi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 1.Siklus I a. Perencanaan Tindakan Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas VI Sekolah

Lebih terperinci

BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK DENGAN TEKNIK THINK PAIR SHARE SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2012/2013 BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN YULI AMBARWATI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Berdasarkan

Lebih terperinci

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Inpres Pandaluk Pada Materi Penjumlahan Bilangan Bulat Lia Agustin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VIII E SMP N 2 Susukan semester I tahun ajaran 2012 / 2013 pada kompetensi dasar mendiskripsikan hubungan

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI UNNES

FAKULTAS EKONOMI UNNES FAKULTAS EKONOMI UNNES MENINGKATKAN PEMAHAMAN MAHASISWA TERHADAP KONSEP DASAR PENGANTAR ILMU EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE Nina Oktarina 1 Abstrak: Tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share Alam Pembelajaran IPS di Kelas IV SDN Inpres Mayayap Sarifa Tas, Anthonius Palimbong, dan Hasdin

Lebih terperinci

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 2, Oktober 2014 ISSN 2087-3557 PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA MATERI AJAR POWER POINT (PPt) SMP Teuku Umar Semarang Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus terus dibina untuk meningkatkan mutu pembelajaran bahasa sekarang ini. Kita mengenal ada berbagai macam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Ujung-Ujung 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2012/2013

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIIID SMPN 2 BURAU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIIID SMPN 2 BURAU Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIIID SMPN 2 BURAU Maryana 1 SMP

Lebih terperinci

METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KORMIANA MS Guru SMP Negeri 3 Tapung kormiiana342@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan kooperatif tipe group investigation (GI) pada mata pelajaran IPS dengan materi Perjuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu alat komunikasi untuk saling berinteraksi dalam kehidupan manusia baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Indonesia merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7 26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7 Kota Gorontalo, untuk mata pelajaran

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Harsono M. Timumun, Muchlis L. Djirimu, Lestari M.P. Alibasyah Mahasiswa

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN No. 1 Enu Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Diskusi Kelompok

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN No. 1 Enu Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Diskusi Kelompok Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN No. 1 Enu Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Diskusi Kelompok Evawati, H. Abduh. H. Harun, dan Nuraedah Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION Adek Hanna Tri Hartati SD Negeri 200515 Padangsidimpuan, kota Padangsidimpuan Abstract:

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Prasiklus Kondisi prasiklus merupakan titik awal munculnya penelitian tindakan kelas ini. Kegiatan pra tindakan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengawali

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda Lisna Selfi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pembelajaran yang diterapkan pada penelitian guna meningkatkan kreatifitas dan prestasi belajar dalam pemecahan masalah matematika adalah pembelajaran

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS (Think Pair Share) PADA SISWA KELAS V SDN SIDOMEKAR 07 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER Kawit Supriana 14 Abstrak. Pendidikan Kewarganegaraan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VI SD TEBING TINGGI

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VI SD TEBING TINGGI PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VI SD 166492 TEBING TINGGI Usdin Simbolon Surel: usdinsimbolon23@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain dan Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

Lebih terperinci

Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2

Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2 Dinamika Vol. 4, No. 3, Januari 2014 ISSN 0854-2172 PEMBELAJARAN PROGRAM APLIKASI MICROSOFT WORD MELALUI PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2

Lebih terperinci

Edumatica Volume 04 Nomor 01, April 2014 ISSN:

Edumatica Volume 04 Nomor 01, April 2014 ISSN: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA MATERI PENAMPANG DAN JARING-JARING MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS JAMBI Husni Sabil

Lebih terperinci

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung PENERAPAN MODEL KOOPERATIF THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SDN KENDALREJO 01 KECAMATAN TALUN KABUPATEN BLITAR Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel : PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE THINK PAIR SHARE PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga

Lebih terperinci

Jurnal EduFisika Vol. 01 No. 02, November 2016 E-ISSN:

Jurnal EduFisika Vol. 01 No. 02, November 2016 E-ISSN: UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DI KELAS XI MIA 7 SMAN 1 MUARO JAMBI Dwinda Nur Khodijah 1), Menza Hendri 2), Darmaji

Lebih terperinci

Peningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Dengan Model Cooperative Think Pair Sahre Pada Siswa Kelas XI Ipa 3 MAN Model Singkawang

Peningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Dengan Model Cooperative Think Pair Sahre Pada Siswa Kelas XI Ipa 3 MAN Model Singkawang Peningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Dengan Model Cooperative Think Pair Sahre Pada Siswa Kelas XI Ipa 3 MAN Model Singkawang Safitri 1), Eti Sunarsih 2) 1) Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai pengajar dan pendidik, guru merupakan salah satu faktor penentu setiap upaya pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya manusia

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG BIOLOGI DI KELAS VIII SMP NEGERI 6 BANAWA Nurmah nurmaharsyad@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian meliputi deskripsi kondisi awal, deskripsi hasil siklus I, deskripsi hasil perbaikan pada siklus II, pembahasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan

Lebih terperinci

Luwis Subi Widyaningsih, S.Pd, MM* ABSTRAKSI

Luwis Subi Widyaningsih, S.Pd, MM* ABSTRAKSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MATERI ANNOUNCEMENT DI KELAS IX A SMP NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2016/2017 DENGAN PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROUND TABLE Luwis Subi Widyaningsih, S.Pd,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN SD Negeri 02 Kebonsari, Karangdadap, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting 3.1.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Surabaya yang terletak di jalan Danau Towuti Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Deskripsi Awal Untuk memperoleh data awal sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu dilakukan orientasi dan observasi terhadap guru kelas mengenai proses

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1 Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1 PENINGKATAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING KELAS VIIF SMP NEGERI

Lebih terperinci

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian Jurnal Geografi Volume 12 No 1 (29 dari 114) Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS KOMPETENSI MEMAHAMI HUBUNGAN MANUSIA DAN BUMI MELALUI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Kutowinangun 08. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

Charlina Ribut Dwi Anggraini

Charlina Ribut Dwi Anggraini METODE PEMBELAJARAN TGT MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA SEBAGAI ALTERNATIF MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI BEDIWETAN KECAMATAN BUNGKAL KABUPATEN PONOROGO Charlina

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX D SMP NEGERI 1 ROWOKANGKUNG Idam Djunaedi Guru Matematika SMPN 1 Rowokangkung

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 20 Tolitoli Dinayanti Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA KULIAH KALKULUS DASAR BERBASIS LESSON STUDY

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA KULIAH KALKULUS DASAR BERBASIS LESSON STUDY Pedagogy Volume 3 Nomor 1 ISSN 2502-3802 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA KULIAH KALKULUS DASAR BERBASIS LESSON STUDY Desak Made Ristia Kartika 1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MI NU Tabudarat Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran yang sampai saat ini masih dianggap sulit oleh siswa,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran yang sampai saat ini masih dianggap sulit oleh siswa, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran yang sampai saat ini masih dianggap sulit oleh siswa, sedangkan ilmu fisika dapat ditemui dan dipelajari di kehidupan

Lebih terperinci

Dedi Kurniawan ABSTRAK

Dedi Kurniawan ABSTRAK UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS VII D SMP N 2 GAMPING SLEMAN Dedi Kurniawan ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD PADA MATA KULIAH GEOGRAFI SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2006A DI JURUSAN GEOGRAFI-FIS-UNESA Sri Murtini *) Abstrak : Model pembelajaran

Lebih terperinci

Rata-rata UN SMP/Sederajat

Rata-rata UN SMP/Sederajat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang - Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1 GROBOGAN semester II tahun ajaran 2013-2014 pada kompetensi dasar mengenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kunci penting dalam abad ke 21 ini. Oleh karena itu, siswa perlu dipersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. kunci penting dalam abad ke 21 ini. Oleh karena itu, siswa perlu dipersiapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) merupakan kunci penting dalam abad ke 21 ini. Oleh karena itu, siswa perlu dipersiapkan untuk mengenal, memahami

Lebih terperinci

PENINGKATAN MINAT, KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

PENINGKATAN MINAT, KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE PENINGKATAN MINAT, KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE PADA SISWA KELAS VII A SMP PGRI BAGELEN Nurma Gupita Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara, sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pada bab 2 pasal 3 menyatakan:

Lebih terperinci

Akhlakul Karimah dan Irni Cahyani STKIP PGRI Banjarmasin

Akhlakul Karimah dan Irni Cahyani STKIP PGRI Banjarmasin Stilistika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya ISSN 2527-4104 Vol.2 No.2, 1 Oktober 2017 193 MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA PADA KONSEP MEMECAHKAN PERMASALAHAN DAMPAK TEKNOLOGI LEWAT DISKUSI MELALUI

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Roslince Hutagaol Guru SMP Negeri 5 Tebing Tinggi

PENDAHULUAN. Roslince Hutagaol Guru SMP Negeri 5 Tebing Tinggi PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IX MERESPON MAKNA DALAM PERCAKAPAN TRANSAKSIONAL TENTANG UNGKAPAN KEPASTIAN MELALUI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE DI SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI Roslince

Lebih terperinci

NURHASANAH 1), Eka WARNA 1), dan HARIZON 1) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP Universitas Jambi

NURHASANAH 1), Eka WARNA 1), dan HARIZON 1) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP Universitas Jambi PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BERFIKIR BERPASANGAN BERBAGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN KPK DAN FPB KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 02/I KEMBANG SERI NURHASANAH

Lebih terperinci

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-A SMP Brawijaya Smart School Malang

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-A SMP Brawijaya Smart School Malang Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-A SMP Brawijaya Smart School Malang Agustin Eka Ariestari Universitas Negeri Malang Abstrak Hasil observasi

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini memberikan gambaran pada beberapa aspek meliputi

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini memberikan gambaran pada beberapa aspek meliputi IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian ini memberikan gambaran pada beberapa aspek meliputi perencanaan pembelajaran, proses pelaksanaan pembelajaran meliputi kemampuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Baleharjo Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri. SDN 1 Baleharjo terletak di lingkungan pedesaan yang jauh

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014 PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR KELAS IV B SD NEGERI TAHUNAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD Fathonah Guru Kelas IVB SD Negeri Tahunan Yogyakarta Abstrak Penelitian tindakan kelas ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1. Setting Penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri Karangrejo 01 Kecamatan Juwana Kebupaten Pati pada siswa kelas 3 dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan. Akan tetapi, apabila kegiatan berkomunikasi terjadi tanpa diawali keterampilan berbicara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan pembelajaran di sekolah merupakan kegiatan utama dalam proses pendidikan pada umumnya yang bertujuan membawa siswa menuju pada keadaan yang lebih baik. Susanto

Lebih terperinci

Oleh Saryana PENDAHULUAN

Oleh Saryana PENDAHULUAN PENDAHULUAN INOVASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA (Laporan Hasil Penelitian Tindakan kelas) Oleh Saryana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Katolik St. Stanislaus 1 Surabaya, diketahui bahwa kelas VIII B. mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran fisika.

BAB I PENDAHULUAN. Katolik St. Stanislaus 1 Surabaya, diketahui bahwa kelas VIII B. mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran fisika. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan di SMP Katolik St. Stanislaus 1 Surabaya, diketahui bahwa kelas VIII B mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, April 2016 ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW SD Negeri 01 Kebonsari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan yang paling utama dalam dunia pendidikan sekolah adalah terjadinya proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GATAK TAHUN PELAJARAN 2010/2011 NASKAH PUBLIKASI Diajukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran dan Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Suruh 02 berlokasi di Desa Suruh, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Subyek dalam

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia JPII 1 (1) (2012) 57-62 Jurnal Pendidikan IPA Indonesia http://journal.unnes.ac.id/index.php/jpii UPAYA MENGEMBANGKAN LEARNING COMMUNITY SISWA KELAS X SMA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Lebih terperinci

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DI SMA NEGERI 1 STABAT Suherman Guru Fisika

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR CERITA PENDEK MELALUI METODE JIGSAW

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR CERITA PENDEK MELALUI METODE JIGSAW inamika Vol. 3, No. 3, Januari 2013 ISSN 0854-2172 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR ERITA PENEK MELALUI METOE JIGSAW S Negeri Kasimpar Kecamatan Petungkriyono Kabupaten Pekalongan Abstrak Tujuan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses aktualisasi peserta didik melalui berbagai

I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses aktualisasi peserta didik melalui berbagai I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan proses aktualisasi peserta didik melalui berbagai pengalaman belajar. Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan pokok dalam seluruh proses pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di SD Negeri 5 Pringsewu Barat Kabupaten Pringsewu, dengan waktu penelitian mulai bulan Maret sampai dengan bulan

Lebih terperinci

Ewisahrani Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta,

Ewisahrani Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VII SMPN 13 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Ewisahrani Universitas Ahmad

Lebih terperinci

7,0 dengan ketuntasan klasikal 85%. Persentase siswa yang mencapai kategori terampil pada setiap aspek. psikomotor meningkat setiap siklus.

7,0 dengan ketuntasan klasikal 85%. Persentase siswa yang mencapai kategori terampil pada setiap aspek. psikomotor meningkat setiap siklus. 59 b. Hasil Belajar 1) Ranah kognitif Indikator keberhasilan tindakan ditinjau dari hasil tes, jika rata-rata siswa 7,0 dengan ketuntasan klasikal 85%. 2) Ranah Afektif Nilai aspek afektif dikatakan berhasil

Lebih terperinci

Vol. 1 No. 2 ISSN

Vol. 1 No. 2 ISSN MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS ( THINK PAIR SHARE ) DI KELAS IX 1 SMP NEGERI 4 MATARAM SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING. Rochimah

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING. Rochimah Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 4, Juli 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP SD Negeri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Kelas yang dijadikan

III. METODE PENELITIAN. Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Kelas yang dijadikan III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VIIIB SMP Pelita Bangsa yang terletak di Jalan Pangeran Emir M. Noer no. 33 Palapa, Tanjung Karang, Bandar Lampung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cara-cara berkomunikasi yang efektif, sehingga dapat dijadikan sebagai. kemampuan pemahaman konsep terhadap materi yang diajarkan.

I. PENDAHULUAN. cara-cara berkomunikasi yang efektif, sehingga dapat dijadikan sebagai. kemampuan pemahaman konsep terhadap materi yang diajarkan. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakekat pembelajaran adalah memberikan bimbingan dan fasilitas agar siswa dapat belajar. Dalam proses belajar mengajar di sekolah, guru diharapkan mengupayakan

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN 2354-614X Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang ada dalam pendidikan kita yaitu rendahnya mutu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang ada dalam pendidikan kita yaitu rendahnya mutu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang ada dalam pendidikan kita yaitu rendahnya mutu pendidikan yang tercermin dari rendahnya rata-rata presentasi hasil belajar siswa.

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DI KELAS IV SDN 01 PAYAKUMBUH BALAI GADANG.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DI KELAS IV SDN 01 PAYAKUMBUH BALAI GADANG. PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DI KELAS IV SDN 01 PAYAKUMBUH BALAI GADANG Oleh Kurniawan Ade Eka Saputra Email : kurniawan.ade155@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENINGKATAN PARTISIPASI SISWA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR-SHARE (TPS)

PENINGKATAN PARTISIPASI SISWA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR-SHARE (TPS) PENINGKATAN PARTISIPASI SISWA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR-SHARE (TPS) Oleh: Aneng Sih Samitri, Mujiyem Sapti, Nila Kurniasih Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII 1 MTs NEGERI ENOK Habibullah a, Hj. Zetriuslita b, Abdurrahman c a Alumni Program

Lebih terperinci

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. di kelas VII yang berjumlah 19 orang yang terdiri dari 5 orang siswa laki-laki dan

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. di kelas VII yang berjumlah 19 orang yang terdiri dari 5 orang siswa laki-laki dan 29 BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Satap Mootilango khususnya pada materi Wujud Zat dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mutu pendidikan merupakan permasalahan yang masih menjadi bahan kajian dan perhatian sampai sekarang ini. Hal ini terbukti dari banyaknya penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 3, No. 1, September 2016, Hal ISSN : Copyright 2016 by LPPM UPI YPTK Padang

Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 3, No. 1, September 2016, Hal ISSN : Copyright 2016 by LPPM UPI YPTK Padang Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Bahasa Inggris Peserta didik Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achivement Division (STAD) Pada Kelas X.3 SMA Negeri 5 Bukittingi Gusviar SMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia dipelajari untuk menjadikan peserta didik mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia dipelajari untuk menjadikan peserta didik mampu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Indonesia dipelajari untuk menjadikan peserta didik mampu berkomunikasi dengan baik dan benar. Pemerintah berharap menjadikan bahasa Indonesia sebagai wahana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian 3.1.1.1 Lokasi Tempat penelitian adalah SD 6 Gondangmanis Kecamatan Bae Kabupaten Kudus yang terletak

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengelolaan Pembelajaran dengan Menerapkan Model Pembelajaran

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengelolaan Pembelajaran dengan Menerapkan Model Pembelajaran BAB V PEMBAHASAN A. Pengelolaan Pembelajaran dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Penilaian kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran

Lebih terperinci