SUMARI SIDIK NIM a087

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SUMARI SIDIK NIM a087"

Transkripsi

1 EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ANAK PENDERITA INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) BAGIAN ATAS DI INSTALASI RAWAT JALAN RSI SULTAN AGUNG SEMARANG PERIODE AGUSTUS 2015 JUNI 2016 ARTIKEL Oleh SUMARI SIDIK NIM a087 PROGRAM STUDI FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN AGUSTUS, 2016

2 EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ANAK PENDERITA INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) BAGIAN ATAS DI INSTALASI RAWAT JALAN RSI SULTAN AGUNG SEMARANG PERIODE AGUSTUS 2015 JUNI 2016 ARTIKEL diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi Oleh SUMARI SIDIK NIM a087 PROGRAM STUDI FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN AGUSTUS, 2016

3

4 Evaluasi Rasionalitas Penggunaaan Antibiotik Pada Anak Penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Bagian Atas di Instalasi Rawat Jalan RSI Sultan Agung Semarang Periode Agustus 2015-Juni 2016 Sumari Sidik Program Studi Farmasi STIKES Ngudi Waluyo Ungaran, sidik_kinan99@yahoo.co.id ABSTRAK Latar Belakang : Peranan antibiotik pada ISPA bagian atas mempunyai peranan penting dalam penyembuhan. Antibiotik hendaknya digunakan secara rasional karena mempunyai dampak yang besar salah satunya yaitu terjadinya resistensi.tujuan :Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasionalitas penggunaan antibiotik pada pasien anak penderita ISPA bagian atas. Metode :Rancangan penelitian adalah deskriptif dan pengambilan data secara retrospektif, dengan sampel sebanyak 50 diambil secara purposive sampling.analisis data yaitu univariat menggunakan program Statistic Package for the Social Science (SPSS). Hasil : Rasionalitas penggunaan antibiotik meliputi tepat jenis antibiotik 36 %, tepat dosis antibiotik 20 %, tepat frekuensi pemberian antibiotik 54 % dan kerasionalan terapi dari ketiga parameter 20 %. Simpulan : Kerasionalan penggunaan antibiotik pada pengobatan ISPA bagian atas di Instalasi Rawat Jalan RSI Sultan Agung Semarang berdasarkan tepat jenis antibiotik, tepat dosis antibiotik dan tepat frekuensi pemberian antibiotik yaitu sebesar 20 %. Saran : Diperlukan membuat pedoman khusus(clinical Pathway) untuk pengobatan ISPA bagian atas pada pasien rawat jalan. Kata Kunci : ISPA,antibiotik, rasionalitas Kepustakaan : 40 ( )

5 ABSTRACT Background :The role of antibiotics forupper respiratory infection plays an important role in healing. Antibiotics should be used rationally because they have a huge impact, one of which is the occurrence of resistance. Objectives : This study aim to determine the rationality of antibiotic use in pediatric patients with upper respiratory infection. Method : The study design was descriptive and retrospective data collection, with the samples of 50 people taken by purposive sampling. The data analysis program of univariate usedstatistic Package for the Social Science (SPSS). Results :The rationality of the use of antibiotics included the right kind of antibiotic 36 %, appropriate doses of antibiotics 20 %, the exact frequency of antibiotics 54 % and rationalization of the treatment of the three parameters20 %. Conclusion :The rationality for the use of antibiotics in the treatment of upper respiratory infection in outpatient installation of Sultan Agungislamic hospital Semarangby the right kind of antibiotic, appropriate antibiotic treatment and the proper frequency of administration of antibiotics which is 20 %. Suggestion : It needs specific guidelines (Clinical Pathway) for the treatment of upper respiratory infection in outpatients. Keywords :ARI, antibiotics, rationality Biliographies : 40 ( )

6 A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Menurut WHO (2003) Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyakit penyebab kematian anak di seluruh dunia. Salah satu contoh penyakit infeksi yaitu penggunaan antibiotik mempunyai peranan penting dalam proses penyembuhan. Penggunaan antibiotik hendaknya digunakan secara rasional karena mempunyai dampak yang besar salah satunya terjadinya resistensi. Di Indonesia penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak. Banyak pengobatan yang diterima anak tidak sesuai dengan kondisi anak tersebut, sehingga hal ini dapat mengakibatkan penggunaan obat yang tidak rasional. Pengobatan yang ideal untuk anak adalah sesuai dengan umur, kondisi psikologis dan berat badan anak agar efek terapi yang diinginkan dapat tercapai. Di Indonesia sekitar 10 juta kejadian ISPA pada anak terjadi setiap tahunnya. Dari semua kasus yang terjadi di masyarakat, 7-13 % merupakan kasus berat dan memerlukan perawatan di rumah sakit. Kejadian batuk dan pilek pada balita diperkirakan terjadi 2-3 kali per tahun (KemenKes R1, 2012). Resiko ISPA mengakibatkan kematian pada anak dalam jumlah kecil, akan tetapi menyebabkan kecacatan seperti otitis media akut (OMA) dan mastoiditis. Bahkan infeksi saluran nafas bagian atas bila tidak di atasi dengan baik dapat menyebabkan komplikasi fatal yakni pneumonia (Depkes RI, 2005). Berdasarkan Riskesdas 2013 karakteristik penduduk dengan ISPA yang tertinggi pada kelompok umur 1-4 tahun. Sedangkan menurut SIRS 2013 persentase pasien anak balita rawat inap berjenis kelamin laki-laki sebesar 54,18% (5.983 jiwa) dan berjenis kelamin perempuan sebesar 45,82% (5.060 jiwa) tidak jauh berbeda persentase dengan pasien anak balita rawat jalan berjenis kelamin laki-laki sebesar 51,89% ( jiwa) dan berjenis kelamin perempuan sebesar 48,11% ( jiwa) (KemenKes RI, 2015). Kota Semarang merupakan ibukota propinsi Jawa Tengah yang penduduknya sebagian besar adalah pendatang dari kota-kota lain di Jawa Tengah. Dengan demikian kota Semarang memiliki karakteristik penduduk yang dapat mewakili karakteristik penduduk seluruh propinsi Jawa Tengah. Banyaknya polusi udara di kota Semarang menyebabkan banyak penduduk Semarang terutama balita yang menderita ISPA. Hal ini dapat diketahui dengan tingginya angka kunjungan pasien ISPA di tempattempat pelayanan kesehatan di seluruh kota Semarang (Dinkes Semarang, 2008). Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi rasionalitas penggunaan antibiotik pada anak penderita infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) bagian atas. Evaluasi pada penelitian ini dilakukan dengan cara menilai rasionalitas penggunaan antibiotik berdasarkan tepat pemilihan jenis antibiotik, tepat dosis dan tepat frekuensi pemberian antibiotik.

7 2. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan antibiotik pada pasien anak penderita ISPA bagian atas di instalasi rawat jalan RSI Sultan Agung Semarang. b. Tujuan Khusus Mengetahui rasionalitas penggunaan antibiotik pada pasien anak penderita ISPA bagian atas di instalasi rawat jalan RSI Sultan Agung Semarang yang meliputi meliputi tepat pemilihan jenis antibiotik, tepat dosis dan frekuensi pemberian antibiotik. B. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan desain (rancangan) penelitian deskriptif dan pengambilan data secara retrospektif. Retrospektif merupakan pengumpulan data dimulai dari efek atau akibat yang telah terjadi (Notoatmodjo, 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien anak yang menderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) bagian atas dan tercatat pada rekam medis di Instalasi Rawat Jalan RSI Sultan Agung Semarang periode Agustus 2015-Juni Sampel dalam penelitian ini adalah pasien anak yang berusia 2-12 tahun yang menderita ISPA bagian atas di Instalasi Rawat Jalan RSI Sultan Agung Semarang periode Agustus 2015-Juni 2016 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria dalam penelitian ini, antara lain: 1. Kriteria Inklusi a. Pasien anak yang berusia 2-12 tahun yang menderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) bagian atas di Instalasi Rawat Jalan RSI Sultan Agung Semarang periode Agustus 2015-Juni b. Pasien yang mendapatkan terapi antibiotik. c. Pasien ISPA bagian atas yang memiliki data lengkap dan memuat data penting (nama pasien, umur, jenis kelamin, berat badan, diagnosis, gejala, dosis, frekuensi pemberian). 2. Kriteria Eksklusi a. Rekam medik yang tidak terbaca dengan jelas. b. Pasien Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) bagian atas dengan komplikasi. Dalam penelitian ini, cara pengambilan sampel adalah purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiono, 2012). Dalam hal ini peneliti menelusuri rekam medik pasien anak yang berusia 2-12 tahun yang menderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) bagian atas di Instalasi Rawat Jalan RSI Sultan Agung Semarang periode Agustus 2015-Juni 2016, kemudian diambil data rekam medik yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 di RSI Sultan Agung Semarang. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah Lembar Pengumpul Data (LPD).

8 Analisis data penelitian ini yaitu analisis univariat tentang rasionalitas penggunaaan antibiotik pada anak penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) bagian atas dengan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel. C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik Pasien a. Jenis Kelamin Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Pasien berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%) Laki - laki Perempuan Berdasarkan tabel 4.1, dapat diketahui bahwa frekuensi pasien ISPA bagian atas terbanyak adalah pasien anak laki-laki sebesar 58 %. Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa penderita ISPA bagian atas mempunyai selisih yang tidak terlalu jauh antara laki-laki dan perempuan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan jenis kelamin bukan merupakan faktor yang dapat menyebabkan penyakit tersebut. b. Umur Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Pasien berdasarkan umur Umur Frekuensi Persentase (%) 2 6 tahun tahun Berdasarkan tabel 4.2, dapat diketahui bahwa frekuensi pasien ISPA bagian atas terbanyak adalah pada kelompok umur 2-6 tahun sebesar 76 %. Umur tersebut merupakan kelompok yang rentan terkena penyakit infeksi, terutama ISPA bagian atas. Hal ini dikarenakan daya tahan tubuhnya lebih rendah (WHO, 2007). c. Diagnosa Tabel 4.3 Distribusi Karakteristik Pasien berdasarkan diagnosa Diagnosa Frekuensi Persentase (%) Otitis Media Akut 2 4 Sinusitis Faringitis 8 16 Berdasarkan tabel 4.3, dapat diketahui bahwa frekuensi diagnosa anak pasien ISPA bagian atas terbanyak adalah sinusitis sebesar 80 %. Karena sinusitis dapat terjadi sepanjang tahun oleh karena sebab selain virus, alergi maupun benda asing (Depkes RI, 2005).

9 2. Penggunaan Obat a. Jenis Antibiotik Tabel 4.4 Penggunaan Antibiotik berdasarkan Jenis Antibiotik Antibiotik Frekuensi Persentase (%) Amoxicillin Cefadroxil Cefixime Berdasarkan tabel 4.4, dapat diketahui bahwa frekuensi penggunaan antibiotik berdasarkan jenis antibiotik pada anak pasien ISPA bagian atas terbanyak adalah cefixim sebesar 40 %. Cefixim merupakan antibiotik generasi ketiga golongan sefalosporin yang termasuk antibiotik beta-laktam dengan struktur, khasiat, dan sifat yang banyak mirip penisilin. Pada umumnya mempunyai efek samping yang sama dengan kelompok penisilin tetapi lebih jarang dan lebih ringan (Tjay dan Kirana, 2007). b. Obat Penyerta Golongan Antipiretik Analgesik Antihistamin Dekongestan Kortikosteroid Mukolitik & Ekspektoran Antivirus Bronkodilator Antialergi Antiemetik Antifungi Barbiturat Vitamin Lain-lain Tabel 4.5 Obat Penyerta Obat Parasetamol Ibuprofen CTM Tremenza (Pseudoefedrin HCL, Tripolidin HCL) Dexamethason, Metilprednisolon, Kenacort (Triamcinolon) Ambroxol, Sanadryl (Difenhidramin HCL), Triaminic batuk pilek, GG Isprinol Salbutamol Cetirizine (Setirizin HCL), Celestamine (Betametason, Deksklorfeniramina maleat) Domperidon, Vometa Nistatin Luminal (Phenobarbital) Apyalis (Vitamin A, B1,B2,B6,B12, C, D), Curvit (Kurkumoid, Vit B1,B2, B6, B12, b-karoten), Zamel (Vit A, Tiamin, Riboflavin, Piridoxin), B complex, B6 Starmuno kids, Benozym (Pankretin, Bromelain, Ox-bile)

10 Berdasarkan tabel 4.5, menunjukkan bahwa tiap pasien mendapatkan obat penyerta atau terapi suportif untuk mengobati tanda dan gejala yang dialami pasien, sehingga memberikan kenyamanan khususnya pada anak. 3. Rasionalitas Penggunaan Antibiotik a. Ketepatan Penggunaan Antibiotik berdasarkan Jenis Antibiotik Tabel 4.6 Distribusi Ketepatan Penggunaan Antibiotik berdasarkan Jenis Antibiotik Jenis Antibiotik Frekuensi Persentase (%) Tidak Tepat Tepat Berdasarkan tabel 4.6, dapat diketahui bahwa penggunaan antibiotik berdasarkan jenis antibiotik yang sudah tepat (36 %). Pada diagnosa otitis media akut pasien diberi antibiotik cefadroxil dan amoxicillin dengan pemberian tunggal. Berdasarkan buku Depkes (2005) yang berjudul Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan antibiotik cefadroxil tidak termasuk dalam antibiotik yang digunakan dalam pengobatan otitis media akut, maka penggunaan cefadroxil dalam mengobati otitis media akut tidak tepat. Antibiotik cefadroxil dianjurkan penggunaannya untuk pengobatan radang hulu kerongkongan atau sakit tenggorokan, infeksi saluran kemih dan infeksi kulit (Tjay dan Kirana, 2002). Sedangkan amoxicillin merupakan antibiotik lini pertama pada pengobatan otitis media akut yang berdasarkan buku Depkes (2005) yang berjudul Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan antibiotik, maka penggunaan amoxicillin sudah tepat. Amoxicillin adalah antibiotik golongan penisilin yang merupakan derivat β-laktam yang memiliki aksi bakterisidal dengan mekanisme kerja menghambat sintesis dinding sel bakteri (Depkes RI, 2005). Untuk pengobatan sinusitis, antibiotik yang digunakan adalah amoxicillin, cefadroxil, dan cefixime dengan pemberian tunggal. Berdasarkan buku Depkes (2005) yang berjudul Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan amoxicillin merupakan antibiotik yang digunakan dalam pengobatan sinusitis, maka penggunaan antibiotik amoxicillin sudah tepat. Amoxicillin merupakan penisilin spektrum luas derifat β-laktam tertua yang memiliki aksi bakterisidal dengan mekanisme kerja menghambat sintesis dinding sel bakteri. Spektrumnya mencakup E. Coli, Streptococcus pyogenes, Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, Neisseria gonorrhoeae. Dimana Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae adalah bakteri yang paling

11 umum penyebab sinusitis (Depkes RI, 2005). Antibiotik cefadroxil dan cefixime tidak termasuk dalam antibiotik yang digunakan dalam pengobatan sinusitis, maka penggunaan cefadroxil dan cefixime dalam mengobati sinusitis tidak tepat. Meskipun begitu, antibiotik cefixime berdasarkan buku panduan dari Dipiro, dkk (2012) yang berjudul Pharmacotherapy Handbook 8 th edition dapat digunakan dalam pengobatan sinusitis. Untuk pengobatan faringitis, antibiotik yang digunakan adalah cefixime dan cefadroxil dengan pemberian tunggal. Berdasarkan dari buku pedoman Depkes (2005) yang berjudul Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan antibiotik cefixime bukan antibiotik yang di rekomendasikan dalam pengobatan faringitis, maka penggunaan cefixime tidak tepat. Pada buku acuan Depkes (2005) antibiotik golongan sefalosporin yang digunakan adalah generasi satu dan dua, sedangkan cefixim adalah antibiotik golongan sefalosporin generasi ketiga (Depkes RI, 2005). Sedangkan penggunaan cefadroxil dalam pengobatan faringitis sudah tepat, karena dalam buku Depkes (2005) cefadroxil merupakan antibiotik lini kedua dalam pengobatan faringitis. Meskipun begitu, terdapat penggunaan antibiotik yang tidak tepat berdasarkan jenis antibiotik sebesar 64 %. Dimana penggunaan antibiotik cefadroxil untuk penyakit otitis media akut dan sinusitis tidak tepat, begitu juga penggunaan antibiotik cefixime pada pengobatan faringitis tidak tepat. Penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dapat menyebabkan kegagalan terapi bahkan dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan (Anonim, 2010). b. Ketepatan Penggunaan Antibiotik berdasarkan Dosis Antibiotik Tabel 4.7 Distribusi Ketepatan Penggunaan Antibiotik berdasarkan Dosis Antibiotik Jenis Antibiotik Frekuensi Persentase (%) Tidak Tepat Tepat Berdasarkan tabel 4.7, dapat diketahui bahwa penggunaan antibiotik berdasarkan dosis antibiotik yang sudah tepat (20 %) dan tidak tepat dosis sebesar 80 %. Dosis antibiotik yang tidak tepat meliputi overdose (dosisnya kelebihan) sebesar 64 % dan yang underdose (dosisnya kurang) sebesar 16 %. Dosis yang diberikan kebanyakan sesuai dengan dosis yang ada pada bentuk sediaanya, misal pada sediaan sirup maka dosis yang diberikan sesuai dengan mililiter yang ada di sirup tersebut dan tidak sesuai dengan perhitungan berdasarkan berat badan anak. Dosis di hitung berdasarkan berat badan setiap pasien anak dikali dosis yang berasal dari buku pedoman Depkes (2005) yang berjudul Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi Saluran

12 Pernafasan. Dosis untuk antibiotik amoxicillin pada otitis media akut dan sinusitis dosisnya yaitu mg/kg/hari terbagi dalam 3 dosis. Untuk cefadroxil pada pengobatan faringitis dosisnya yaitu 30 mg/kg/hari terbagi dalam 2 dosis. Sedangkan cefixime pada pengobatan sinusitis dosisnya 8 mg/kg/hari terbagi dalam 2 dosis. Penggunaan dosis antibiotik yang sesuai dapat memaksimalkan kerja obat, sehingga terapi yang diinginkan tercapai (Anonim. 2010). Pemberian dosis yang kurang akan mengakibatkan tidak berefeknya antibiotik dan dapat mengakibatkan resistensi bakteri yang tersisa dalam tubuh, namun jika dosis lebih akan mengakibatkan resiko efek samping yang tidak diinginkan pada pasien (Setiabudy, 2007). c. Ketepatan Penggunaan Antibiotik berdasarkan Frekuensi Pemberian Antibiotik Tabel 4.8 Distribusi Ketepatan Penggunaan Antibiotik berdasarkan Frekuensi Pemberian Antibiotik Jenis Antibiotik Frekuensi Persentase (%) Tidak Tepat Tepat Berdasarkan tabel 4.8, dapat diketahui bahwa penggunaan antibiotik berdasarkan frekuensi pemberian antibiotik yang sudah tepat (54 %). Frekuensi pemberian antibiotik amoxicillin adalah 3 x sehari (tiap 8 jam), sedangkan untuk antibiotik cefadroxil dan cefixim adalah 2 x sehari (tiap 12 jam). Hal ini sesuai dengan buku acuan yang digunakan yaitu berdasarkan dari buku pedoman Depkes (2005) yang berjudul Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan. Meskipun mayoritas sudah tepat dalam hal frekuensi pemberian antibiotik, tetapi masih terdapat frekuensi pemberian antibiotik yang tidak tepat sebanyak 46 %. Ketidaktepatan frekuensi pemberian antibiotik dikarenakan pada beberapa pasien antibiotik cefadroxil dan cefixime diberikan 3 x 1 (tiap 8 jam). Padahal berdasarkan buku pedoman Depkes (2005) yang berjudul Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan antibiotik cefadroxil dan cefixime harus diberikan 2 x 1 (tiap 12 jam), semakin sedikit frekuensi pemberian maka akan meningkatkan kenyamanan dan kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi antibiotik. Ketidaktepatan frekuensi pemberian antibiotik akan mempengaruhi kadar obat di dalam tubuh. Obat yang metabolismenya cepat dan t 1/2 -nya pendek, perlu diberikan sampai 3-6 kali sehari agar kadar plasmanya tetap tinggi, sedangkan obat dengan half-life panjang, pada umumnya cukup diberikan satu kali sehari dan tidak perlu sampai 2 atau 3 kali. Kecuali bila obat sangat terikat pada

13 protein, sedangkan kadar plasma tinggi diperlukan untuk efek terapeutiknya (Waldon, 2008). d. Kerasionalan Penggunaan Antibiotik Tabel 4.9 Distribusi Kerasionalan Penggunaan Antibiotik Jenis Antibiotik Frekuensi Persentase (%) Tidak Rasional Rasional Berdasarkan tabel 4.9, dapat diketahui bahwa penggunaan antibiotik untuk pengobatan ISPA bagian atas di Instalasi Rawat Jalan RSI Sultan Agung Semarang berdasarkan tepat jenis antibiotik, tepat dosis antibiotik dan tepat frekuensi pemberian antibiotik rasional sebesar 20 %. Kerasionalan penggunaan antibiotik dilihat dari parameter yang dipakai, antara lain tepat pemilihan jenis antibiotik, tepat dosis antibiotik dan tepat frekuensi pemberian antibiotik. Jika dalam pengobatan ketiga parameter tersebut tepat, maka dikatakan rasional. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional dapat menimbulkan dampak negatif, diantaranya timbulnya resistensi, terjadinya efek samping maupun toksisitas, terjadinya pemborosan biaya, dan tidak tercapainya manfaat klinik yang optimal dalam hal pencegahan maupun pengobatan penyakit infeksi (Kemenkes RI, 2011). D. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa rasionalitas penggunaan antibiotik pada pasien anak penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) bagian atas di instalasi rawat jalan RSI Sultan Agung Semarang Periode Agustus 2015 Juni 2016 yang meliputi tepat pemilihan jenis antibiotik sudah tepat sebesar 36 %, tepat dosis antibiotik sudah tepat sebesar 20 %, tepat frekuensi pemberian antibiotik sudah tepat sebesar 54 % dan kerasionalan terapi penggunaan antibiotik pada pasien anak penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) bagian atas dari ketiga parameter sudah rasional sebesar 20 %. E. UCAPAN TERIMA KASIH Seluruh civitas akademika STIKES Ngudi Waluyo Ungaran, Ketua Program Studi Farmasi STIKES Ngudi Waluyo Ungaran Drs. Jatmiko Susilo, Apt., M.Kes, Dosen Pembimbing I Richa Yuswantina S. Farm., Apt., M. Si., Dosen Pembimbing II Sikni Retno K, S.Farm., M.Sc., Apt., RSI Sultan Agung Semarang serta seluruh karyawan RSI Sultan Agung Semarang, Bapak Ibu saya tercinta serta kakak-kakak saya. F. DAFTAR PUSTAKA 1. WHO Respiratory Acute Infections. Dalam Trimutiara Infeksi Saluran Pernafasan Akut. ( blogspot. com/2010/04/ispa.html). Diakses Pada Tanggal 7 Desember 2014

14 2. DepKes RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan, Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. 3. KemenKes RI, 2015, Situasi Kesehatan Anak Balita di Indonesia, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. 4. DinKes Semarang Profil Kesehatan Kota Semarang. Dinas Kesehatan Kota Semarang. Semarang. 5. Notoatmodjo, Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. 6. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Alfabeta. Bandung. 7. WHO Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang Cenderung menjadi Epidemi dan Pandemi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. 8. Tjay, T. H., dan Kirana Rahardja Obat-obat Penting; Edisi ke 6. PT Elex Media Komputindo. Jakarta. 9. Dipiro, dkk., Pharmacotherapy Handbook 8 th edition. The McGraw- Hill Companies Inc, New York 10. Anonim Masalah Penggunaan Obat di Institusi Pelayanan Kesehatan. Farmakologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. 11. Setiabudy, R Pengantar Antimikroba. Dalam Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 12. Waldon, D.J. (2008). Pharmacokinetics and Drug Metabolism. Cambridge : Amgen, Inc., One Kendall Square, Building 1000, USA. 13. KemenKes RI, Pedoman Pelayanan Kefarmasian Untuk Terapi Antibiotik. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta..

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional yaitu jenis pendekatan penelitian

Lebih terperinci

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 1) EVALUASI KERASIONALAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PENGOBATAN BRONKITIS KRONIK PASIEN RAWAT JALAN DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JUNI 2013-JUNI 2014 2) 1) Abraham Sanni 1), Fatimawali 1),

Lebih terperinci

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Fakultas Farmasi. Oleh: LUSI DIANA ALBERTIN S K

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Fakultas Farmasi. Oleh: LUSI DIANA ALBERTIN S K EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ANAK TERDIAGNOSA INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS AKUT (ISPaA) DI INSTALASI RAWAT JALAN BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA TAHUN 2014-2016 Disusun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk pengobatan ISPA pada balita rawat inap di RSUD Kab Bangka Tengah periode 2015 ini

Lebih terperinci

ARTIKEL. Oleh UMATUS SHOLIHAH NIM A090. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi

ARTIKEL. Oleh UMATUS SHOLIHAH NIM A090. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi Kerasionalan Penggunaan Antibiotik pada Anak Penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Bagian Atas di Instalasi Rawat Jalan RSIA Kumalasiwi Jepara ARTIKEL Diajukan sebagai salah satu syarat untuk

Lebih terperinci

INTISARI KESESUAIAN DOSIS CEFADROXIL SIRUP DAN AMOKSISILIN SIRUP PADA RESEP PASIEN ANAK DI DEPO UMUM RAWAT JALAN RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA

INTISARI KESESUAIAN DOSIS CEFADROXIL SIRUP DAN AMOKSISILIN SIRUP PADA RESEP PASIEN ANAK DI DEPO UMUM RAWAT JALAN RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA INTISARI KESESUAIAN DOSIS CEFADROXIL SIRUP DAN AMOKSISILIN SIRUP PADA RESEP PASIEN ANAK DI DEPO UMUM RAWAT JALAN RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA Mega Lestari 1 ; Amaliyah Wahyuni, S.Si., Apt 2 ; Noor Hafizah,

Lebih terperinci

Antibiotic Utilization Of Pneumonia In Children Of 0-59 Month s Old In Puskesmas Kemiling Bandar Lampung Period Januari-October 2013

Antibiotic Utilization Of Pneumonia In Children Of 0-59 Month s Old In Puskesmas Kemiling Bandar Lampung Period Januari-October 2013 Antibiotic Utilization Of Pneumonia In Children Of 0-59 Month s Old In Puskesmas Kemiling Bandar Lampung Period Januari-October 2013 Advisedly, Tarigan A, Masykur-Berawi M. Faculty of Medicine Lampung

Lebih terperinci

EVALUASI KERASIONALAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN LANSIA DENGAN PNEUMONIA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP PROF. DR. R. D

EVALUASI KERASIONALAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN LANSIA DENGAN PNEUMONIA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP PROF. DR. R. D EVALUASI KERASIONALAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN LANSIA DENGAN PNEUMONIA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JUNI 2013 JULI 2014 Lisa Citra N. Kuluri 1), Fatimawali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang rasional dimana pasien menerima pengobatan yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang rasional dimana pasien menerima pengobatan yang sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rasionalitas obat (ketepatan pengobatan) adalah pemakaian obat yang rasional dimana pasien menerima pengobatan yang sesuai dengan kebutuhan klinis (Saraswati,

Lebih terperinci

IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No ijmsbm.org

IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No ijmsbm.org Pola Pengobatan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pasien Pediatrik Rawat Inap Di RSUD Karanganyar Bulan November 2013-Maret 2014 Mega Kusumanata 1, Susi Endrawati 2 Program Studi D III Farmasi Poltekkes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi saluran pernafasan adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia. Hampir empat juta orang meninggal akibat infeksi saluran nafas

Lebih terperinci

Sugiarti, et al, Studi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Penyakit ISPA Usia Bawah Lima Tahun...

Sugiarti, et al, Studi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Penyakit ISPA Usia Bawah Lima Tahun... Studi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Penyakit ISPA Usia Bawah Lima Tahun di Instalasi Rawat Jalan Puskesmas Sumbersari Periode 1 Januari-31 Maret 2014 (Study of Antibiotics Use on ARI Patients in Under

Lebih terperinci

INTISARI. Lisa Ariani 1 ; Erna Prihandiwati 2 ; Rachmawati 3

INTISARI. Lisa Ariani 1 ; Erna Prihandiwati 2 ; Rachmawati 3 INTISARI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PNEUMONIA DAN PNEUMONIA SERTA TB PARU STUDI DESKRIPTIF PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUANG DAHLIA (PARU) DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013 Lisa Ariani 1 ; Erna

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian yang berjudul Evaluasi Ketepatan Penggunaan Antibiotik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian yang berjudul Evaluasi Ketepatan Penggunaan Antibiotik BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pada penelitian yang berjudul Evaluasi Ketepatan Penggunaan Antibiotik untuk Pengobatan ISPA pada Balita Rawat Inap di RSUD Kab Bangka Tengah Periode 2015

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK ISPA NON-PNEUMONIA PADA PASIEN ANAK DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT X DEMAK TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK ISPA NON-PNEUMONIA PADA PASIEN ANAK DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT X DEMAK TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK ISPA NON-PNEUMONIA PADA PASIEN ANAK DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT X DEMAK TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI Oleh : RIRIN DYAH AYU APRILIA K 100080057 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

INTISARI. Kata Kunci : Antibiotik, ISPA, Anak. Muchson, dkk., Dosen Prodi DIII Farmasi STIKES Muhammadiyah Klaten 42

INTISARI. Kata Kunci : Antibiotik, ISPA, Anak. Muchson, dkk., Dosen Prodi DIII Farmasi STIKES Muhammadiyah Klaten 42 KERASIONALAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ANAK PENDERITA INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DI INSTALASI RAWAT JALAN RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU MUCHSON, YETTI OKTAVIANINGTYAS K, AYU WANDIRA INTISARI

Lebih terperinci

KETEPATAN DOSIS PERESEPAN ANTIBIOTIK AMOXICILLIN PADA BALITA PENDERITA ISPA DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN

KETEPATAN DOSIS PERESEPAN ANTIBIOTIK AMOXICILLIN PADA BALITA PENDERITA ISPA DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN KETEPATAN DOSIS PERESEPAN ANTIBIOTIK AMOXICILLIN PADA BALITA PENDERITA ISPA DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN Herliani 1, Noor Aisyah 2, Rony 3 herliani168@gmail.com aisyah.no2r@gmail.com rhaderi17@gmail.com

Lebih terperinci

Sikni Retno Karminigtyas, Rizka Nafi atuz Zahro, Ita Setya Wahyu Kusuma. with typhoid fever in inpatient room of Sultan Agung Hospital at Semarang was

Sikni Retno Karminigtyas, Rizka Nafi atuz Zahro, Ita Setya Wahyu Kusuma. with typhoid fever in inpatient room of Sultan Agung Hospital at Semarang was THE EVALUATION OF THE ACCURACY OF THE DOSE OF ANTIBIOTICS IN CHILDREN WITH TYPHOID FEVER IN INPATIENT INSTALLATION AT SULTAN AGUNG HOSPITAL SEMARANG AND AT NU ISLAMIC HOSPITAL DEMAK IN 2015 Sikni Retno

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pneumonia, mendapatkan terapi antibiotik, dan dirawat inap). Data yang. memenuhi kriteria inklusi adalah 32 rekam medik.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pneumonia, mendapatkan terapi antibiotik, dan dirawat inap). Data yang. memenuhi kriteria inklusi adalah 32 rekam medik. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini mengevaluasi tentang penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia di RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat 79 rekam

Lebih terperinci

ABSTRAK. Zurayidah 1 ;Erna Prihandiwati 2 ;Erwin Fakhrani 3

ABSTRAK. Zurayidah 1 ;Erna Prihandiwati 2 ;Erwin Fakhrani 3 ABSTRAK KETEPATAN DOSIS PERESEPAN AMOXICILLIN SIRUP KERING PADA BALITA TERDIAGNOSA INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DI PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN Zurayidah 1 ;Erna Prihandiwati 2 ;Erwin

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK ISPA NON-PNEUMONIA PADA PASIEN ANAK DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK TAHUN 2013 SKRIPSI

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK ISPA NON-PNEUMONIA PADA PASIEN ANAK DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK TAHUN 2013 SKRIPSI EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK ISPA NON-PNEUMONIA PADA PASIEN ANAK DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK TAHUN 2013 SKRIPSI Oleh : RIRIN DYAH AYU APRILIA K 100080057 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016 ISSN

PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016 ISSN EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PENGOBATAN PENDERITA PNEUMONIA ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD PROF. DR. W. Z. JOHANNES KUPANG PERIODE JANUARI JUNI 2015 EVALUATION OF ANTIBIOTIC USE AT CHILDRENS

Lebih terperinci

RASIONALITAS KRITERIA TEPAT DOSIS PERESEPAN COTRIMOXAZOLE PADA PENGOBATAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT PADA BALITA DI PUSKESMAS S

RASIONALITAS KRITERIA TEPAT DOSIS PERESEPAN COTRIMOXAZOLE PADA PENGOBATAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT PADA BALITA DI PUSKESMAS S ABSTRAK RASIONALITAS KRITERIA TEPAT DOSIS PERESEPAN COTRIMOXAZOLE PADA PENGOBATAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT PADA BALITA DI PUSKESMAS S.PARMAN BANJARMASIN Nurul Faijah 1 ; Roseyana Asmahanie 2 ; Apt

Lebih terperinci

F. Originalitas Penelitian. Tabel 1.1 Originalitas Penelitian. Hasil. No Nama dan tahun 1. Cohen et al Variabel penelitian.

F. Originalitas Penelitian. Tabel 1.1 Originalitas Penelitian. Hasil. No Nama dan tahun 1. Cohen et al Variabel penelitian. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kematian yang tersering pada anak-anak di negara yang sedang berkembang dan negara

Lebih terperinci

Peresepan Antibiotik pada Pasien Anak Rawat Jalan di BLUD RS Ratu Zalecha Martapura: Prevalensi dan Pola Peresepan Obat

Peresepan Antibiotik pada Pasien Anak Rawat Jalan di BLUD RS Ratu Zalecha Martapura: Prevalensi dan Pola Peresepan Obat Peresepan Antibiotik pada Pasien Anak Rawat Jalan di BLUD RS Ratu Zalecha Martapura: Prevalensi dan Pola Peresepan Obat (Antibiotic prescription of children outpatient in BLUD RS Ratu Zalecha Martapura:

Lebih terperinci

DRUG RELATED PROBLEMS (DRP s) OF ANTIBIOTICS USE ON INPATIENTS CHILDREN IN SARI MEDIKA CLINIC AMBARAWA

DRUG RELATED PROBLEMS (DRP s) OF ANTIBIOTICS USE ON INPATIENTS CHILDREN IN SARI MEDIKA CLINIC AMBARAWA DRUG RELATED PROBLEMS (DRP s) OF ANTIBIOTICS USE ON INPATIENTS CHILDREN IN SARI MEDIKA CLINIC AMBARAWA Nova Hasani Furdiyanti, Nyla Amelia Maharani, Meilinda Saputri novahasani@gmail.com ABSTRACT Infection

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah besar yang harus benar-benar diperhatikan oleh setiap orang tua. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. masalah besar yang harus benar-benar diperhatikan oleh setiap orang tua. Upaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak akan menjadi penerus bangsa, dengan punya anak yang sehat dan cerdas maka akan kuatlah bangsa tersebut. Selain itu kesehatan anak merupakan masalah besar yang

Lebih terperinci

KETEPATAN DOSIS PERESEPAN SIRUP KOTRIMOKSAZOL PADA BALITA PENDERITA DIARE SPESIFIK DI PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN

KETEPATAN DOSIS PERESEPAN SIRUP KOTRIMOKSAZOL PADA BALITA PENDERITA DIARE SPESIFIK DI PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN ABSTRAK KETEPATAN DOSIS PERESEPAN SIRUP KOTRIMOKSAZOL PADA BALITA PENDERITA DIARE SPESIFIK DI PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN Riska Ramdaniyah 1 ; Ratih Pratiwi Sari 2 ; Erwin Fakhrani 3 Ketepatan

Lebih terperinci

INTISARI TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA DALAM PENGGUNAAN AMOXICILLIN SIRUP KERING PADA PASIEN BALITA DI PUSKESMAS SUNGAI KAPIH SAMARINDA

INTISARI TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA DALAM PENGGUNAAN AMOXICILLIN SIRUP KERING PADA PASIEN BALITA DI PUSKESMAS SUNGAI KAPIH SAMARINDA INTISARI TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA DALAM PENGGUNAAN AMOXICILLIN SIRUP KERING PADA PASIEN BALITA DI PUSKESMAS SUNGAI KAPIH SAMARINDA Ruli Yanti ¹; Amaliyah Wahyuni, S.Si, Apt ²; drg. Rika Ratna Puspita³

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. secara descriptive dengan metode cross sectional dan pengambilan data secara

BAB III METODE PENELITIAN. secara descriptive dengan metode cross sectional dan pengambilan data secara BAB III METODE PENELITIAN Desain penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian observational yang dirancang secara descriptive dengan metode cross sectional dan pengambilan data secara retrospective.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. bawah 5 tahun dibanding penyakit lainnya di setiap negara di dunia. Pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. bawah 5 tahun dibanding penyakit lainnya di setiap negara di dunia. Pada tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pneumonia merupakan penyakit yang banyak membunuh anak usia di bawah 5 tahun dibanding penyakit lainnya di setiap negara di dunia. Pada tahun 2004, sekitar

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGOBATAN PADA PENDERITA ISPA (INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT) DI PUSKESMAS TRUCUK 1 KLATEN TAHUN 2010

GAMBARAN PENGOBATAN PADA PENDERITA ISPA (INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT) DI PUSKESMAS TRUCUK 1 KLATEN TAHUN 2010 GAMBARAN PENGOBATAN PADA PENDERITA ISPA (INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT) DI PUSKESMAS TRUCUK 1 KLATEN TAHUN 2010 Roy Yani Dewi Hapsari, Sunyoto, Farida Rahmawati INTISARI Infeksi Saluran Pernafasan Akut

Lebih terperinci

RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PENYAKIT ISPA DI PUSKESMAS KUAMANG KUNING I KABUPATEN BUNGO

RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PENYAKIT ISPA DI PUSKESMAS KUAMANG KUNING I KABUPATEN BUNGO RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PENYAKIT ISPA DI PUSKESMAS KUAMANG KUNING I KABUPATEN BUNGO Sanubari Rela Tobat, M. Husni Mukhtar dan Ida Hot Duma Pakpahan Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Perintis

Lebih terperinci

PHARMACY, Vol 05 No 01 April 2007

PHARMACY, Vol 05 No 01 April 2007 POLA PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PNEUMONIA BALITA PADA RAWAT JALAN PUSKESMAS I PURWAREJA KLAMPOK KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2004 Indri Hapsari dan Ika Wahyu Budi Astuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dua yaitu, infeksi saluran napas atas dan infeksi saluran napas bawah.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dua yaitu, infeksi saluran napas atas dan infeksi saluran napas bawah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi pada saluran pernapasan merupakan penyakit yang umum terjadi pada masyarakat. Infeksi saluran napas berdasarkan pada lokasi infeksinya terbagi menjadi dua yaitu,

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA BALITA DENGAN DIARE AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. MOEWARDI PERIODE SEPTEMBER-DESEMBER 2015 SKRIPSI

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA BALITA DENGAN DIARE AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. MOEWARDI PERIODE SEPTEMBER-DESEMBER 2015 SKRIPSI EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA BALITA DENGAN DIARE AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. MOEWARDI PERIODE SEPTEMBER-DESEMBER 2015 SKRIPSI Oleh : CANTIKA NUKITASARI K100130065 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pre-eklamsia adalah hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan yang biasanya terjadi setelah 20 minggu kehamilan. Pada pre-eklamsia, ditandai dengan hipertensi

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA DIARE AKUT PEDIATRI

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA DIARE AKUT PEDIATRI EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA DIARE AKUT PEDIATRI TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya D3 Farmasi Diajukan oleh : Bekti Handayani M3513013 PROGRAM

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PNEUMONIA PEDIATRIK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2011 SKRIPSI

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PNEUMONIA PEDIATRIK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2011 SKRIPSI EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PNEUMONIA PEDIATRIK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2011 SKRIPSI Oleh : NUVIA DHIAR SAPUTRI K100080169 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

EVALUASI KETEPATAN DOSIS ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEMAM TIFOID ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RSI SULTAN AGUNG SEMARANG BULAN AGUSTUS- DESEMBER TAHUN 2015

EVALUASI KETEPATAN DOSIS ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEMAM TIFOID ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RSI SULTAN AGUNG SEMARANG BULAN AGUSTUS- DESEMBER TAHUN 2015 EVALUASI KETEPATAN DOSIS ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEMAM TIFOID ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RSI SULTAN AGUNG SEMARANG BULAN AGUSTUS- DESEMBER TAHUN 2015 ARTIKEL Oleh RIZKA NAFI ATUZ ZAHRO NIM. 050112a079

Lebih terperinci

INTISARI KETEPATAN DOSIS PERESEPAN ANTIBIOTIK AMOXICILLIN

INTISARI KETEPATAN DOSIS PERESEPAN ANTIBIOTIK AMOXICILLIN INTISARI KETEPATAN DOSIS PERESEPAN ANTIBIOTIK AMOXICILLIN PADA PASIEN BALITA PENDERITA ISPA DI PUSKSMAS BASIRIH BARU BANJARMASIN Nurul Mardhatillah 1 ; Aditya MPP 2 ; Akhmad Fakhriadi 3 Infeksi saluran

Lebih terperinci

dalam terapi obat (Indrasanto, 2006). Sasaran terapi pada pneumonia adalah bakteri, dimana bakteri merupakan penyebab infeksi.

dalam terapi obat (Indrasanto, 2006). Sasaran terapi pada pneumonia adalah bakteri, dimana bakteri merupakan penyebab infeksi. BAB 1 PENDAHULUAN Infeksi pada Saluran Nafas Akut (ISPA) merupakan penyakit yang umum terjadi pada masyarakat. Adapun penyebab terjadinya infeksi pada saluran nafas adalah mikroorganisme, faktor lingkungan,

Lebih terperinci

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIDIABETIKA PADA PASIEN GERIATRI PENDERITA DIABETES MELITUS DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SRUWENG TAHUN 2010 Ratna Suminar, Moeslich Hasanmihardja, Anis

Lebih terperinci

6.2. Alur Penelitian Selanjutnya

6.2. Alur Penelitian Selanjutnya BAB 6 SIMPULAN 6.1. Simpulan Dari hasil penelitian terhadap pola regimentasi obat pada pasien pneumonia di Rumkital Dr. Ramelan Surabaya pada periode Januari 2009 sampai Desember 2009 dapat disimpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit ISPA merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. B. Alat Dan Bahan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. B. Alat Dan Bahan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif yang bersifat non eksperimental dengan pengambilan data secara retrospektif dari resep pasien diare di Puskesmas

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JULI JUNI

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JULI JUNI EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JULI 2013 - JUNI 2014 Fahijratin N.K.Mantu 1), Lily Ranti Goenawi 1),

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK Yumeina Gagarani 1,M S Anam 2,Nahwa Arkhaesi 2 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran Umum,

Lebih terperinci

DRUG USAGE DESCRIPTION FOR OUTPATIENT IN PKU MUHAMMADIYAH UNIT II OF YOGYAKARTA IN 2013 BASED ON WHO PRESCRIBING INDICATOR

DRUG USAGE DESCRIPTION FOR OUTPATIENT IN PKU MUHAMMADIYAH UNIT II OF YOGYAKARTA IN 2013 BASED ON WHO PRESCRIBING INDICATOR DRUG USAGE DESCRIPTION FOR OUTPATIENT IN PKU MUHAMMADIYAH UNIT II OF YOGYAKARTA IN 2013 BASED ON WHO PRESCRIBING INDICATOR GAMBARAN PERESEPAN OBAT PASIEN RAWAT JALAN DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT

Lebih terperinci

ANALISIS RASIONALITAS PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID PADA PENYAKIT ASMA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD X TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS RASIONALITAS PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID PADA PENYAKIT ASMA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD X TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI ANALISIS RASIONALITAS PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID PADA PENYAKIT ASMA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD X TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Oleh : ARUM NURIL HIDAYAH K 100 090 008 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi kesembuhan penyakit dan komplikasi yang mungkin timbul.

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi kesembuhan penyakit dan komplikasi yang mungkin timbul. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Obat merupakan komponen pelayanan kesehatan yang sangat mempengaruhi kesembuhan penyakit dan komplikasi yang mungkin timbul. Disisi lain, kesalahan pemberian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu permasalahan kesehatan utama di Indonesia yang mempengaruhi tingginya angka mortalitas dan morbiditas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Community Acquired Pneumonia (CAP) adalah penyakit saluran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Community Acquired Pneumonia (CAP) adalah penyakit saluran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Community Acquired Pneumonia (CAP) adalah penyakit saluran pernafasan yang sering dialami oleh masyarakat dan berpotensi menjadi serius yang berhubungan dengan morbiditas

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ANAK TERDIAGNOSA INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS AKUT

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ANAK TERDIAGNOSA INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS AKUT EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ANAK TERDIAGNOSA INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS AKUT (ISPaA) DI PUSKESMAS KECAMATAN KUNDURAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI Oleh: TESAR ZULMI ANTORO

Lebih terperinci

INTISARI. Ari Aulia Rahman 1 ; Yugo Susanto 2 ; Rachmawati 3

INTISARI. Ari Aulia Rahman 1 ; Yugo Susanto 2 ; Rachmawati 3 INTISARI GAMBARAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUANG DAHLIA (PARU) DENGAN DIAGNOSIS TB PARU DENGAN ATAU TANPA GEJALA HEMAPTO DI RSUD ULIN BANJARMASIN PADA TAHUN 2013 Ari Aulia Rahman

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DAN POLA PENGOBATAN PADA PASIEN PEDIATRI PENDERITA ISPA DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA

KARAKTERISTIK DAN POLA PENGOBATAN PADA PASIEN PEDIATRI PENDERITA ISPA DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA KARAKTERISTIK DAN POLA PENGOBATAN PADA PASIEN PEDIATRI PENDERITA ISPA DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA Redemptus Patria Adeliriansyah, Victoria Yulita F, Arsyik Ibrahim Samarinda, Kalimantan Timur Redemptus_patria@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Antibiotik merupakan golongan obat yang paling banyak digunakan di dunia terkait dengan banyaknya kejadian infeksi bakteri. Sekitar 10-40% anggaran kesehatan di dunia

Lebih terperinci

ABSTRAK PERBANDINGAN POLA RESISTENSI KUMAN PADA PENDERITA PNEUMONIA DI RUANGAN ICU DAN NON ICU RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2012

ABSTRAK PERBANDINGAN POLA RESISTENSI KUMAN PADA PENDERITA PNEUMONIA DI RUANGAN ICU DAN NON ICU RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2012 ABSTRAK PERBANDINGAN POLA RESISTENSI KUMAN PADA PENDERITA PNEUMONIA DI RUANGAN ICU DAN NON ICU RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2012 Maria F. Delong, 2013, Pembimbing I : DR. J. Teguh Widjaja, dr., SpP.,

Lebih terperinci

Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak

Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak EVALUASI KESESUAIAN DOSIS DAN KESESUAIAN PEMILIHAN OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI PERIODE JANUARI-DESEMBER 2014 Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan bidang kesehatan menurut Undang-Undang Nomor 36

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan bidang kesehatan menurut Undang-Undang Nomor 36 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembangunan bidang kesehatan menurut Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

EVALUASI POLA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ANAK PENDERITA DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP RS SLAMET RIYADI SURAKARTA TAHUN SKRIPSI

EVALUASI POLA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ANAK PENDERITA DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP RS SLAMET RIYADI SURAKARTA TAHUN SKRIPSI EVALUASI POLA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ANAK PENDERITA DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP RS SLAMET RIYADI SURAKARTA TAHUN 2010-2011 SKRIPSI Oleh : AMILIA FITRIANGGRAINI K 100080186 FAKULTAS

Lebih terperinci

DI PUSKESMAS KEDIRI II TAHUN 2013 SAMPAI DENGAN 2015

DI PUSKESMAS KEDIRI II TAHUN 2013 SAMPAI DENGAN 2015 PROFIL PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA UNTUK PENGOBATAN ISPA NONPNEUMONIA PROFIL PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA UNTUK PENGOBATAN ISPA NONPNEUMONIA DI PUSKESMAS KEDIRI II TAHUN 2013 SAMPAI DENGAN 2015 PROFILES THE USE OF

Lebih terperinci

Oleh : NIM : M SURAKARTAA commit to user

Oleh : NIM : M SURAKARTAA commit to user EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN BRONKITISAKUT TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya D3 Farmasi Oleh : Namaa : Umi Hartini NIM : M3513055 DIPLOMA

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KETEPATAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEWASA PENDERITA INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUD

PERBANDINGAN KETEPATAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEWASA PENDERITA INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUD PERBANDINGAN KETEPATAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEWASA PENDERITA INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUD Dr. MOEWARDI TAHUN 2008 DENGAN 2014 NASKAH PUBLIKASI Oleh: EKA SETIANISA

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA

HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA INTISARI HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA Nurul Ainah 1, Aditya Maulana PP, M.Sc., Apt 2, Nadya Sari, S.Farm.,

Lebih terperinci

PROFIL PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ISPA DI BEBERAPA PUSKESMAS KOTA SAMARINDA

PROFIL PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ISPA DI BEBERAPA PUSKESMAS KOTA SAMARINDA PROFIL PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ISPA DI BEBERAPA PUSKESMAS KOTA SAMARINDA Rizki Khairunnisa*, Hajrah, Rolan Rusli Laboratorium Penelitian dan Pengembangan FARMAKA TROPIS Fakultas Farmasi Universitas

Lebih terperinci

ABSTRAK TINGKAT KEPATUHAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN KOTRIMOKSAZOL SUSPENSI KEPADA BALITA YANG MENGALAMI ISPA DI PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN

ABSTRAK TINGKAT KEPATUHAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN KOTRIMOKSAZOL SUSPENSI KEPADA BALITA YANG MENGALAMI ISPA DI PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN ABSTRAK TINGKAT KEPATUHAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN KOTRIMOKSAZOL SUSPENSI KEPADA BALITA YANG MENGALAMI ISPA DI PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN Yuyun Wigati 1 ; Noor Aisyah 2 ; Hj. Rahmi Annissa 3 Infeksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Balita. Pneumonia menyebabkan empat juta kematian pada anak balita di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. Balita. Pneumonia menyebabkan empat juta kematian pada anak balita di dunia, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) khususnya Pneumonia masih merupakan penyakit utama penyebab kesakitan dan kematian bayi dan Balita. Pneumonia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diberikan antibiotik pada saat dirawat di rumah sakit. Dari jumlah rekam medik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diberikan antibiotik pada saat dirawat di rumah sakit. Dari jumlah rekam medik A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini telah dilakukan di RSU Puri Asih Salatiga pada tanggal 23-25 Januari 2017. Data penelitian diperoleh dari 67 rekam medis pasien

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PASIEN ANAK DI INSTALASI RAWAT JALAN BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT KLATEN TAHUN 2010

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PASIEN ANAK DI INSTALASI RAWAT JALAN BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT KLATEN TAHUN 2010 EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PASIEN ANAK DI INSTALASI RAWAT JALAN BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT KLATEN TAHUN 2010 NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : AKMALLIA PUSPA DEWI J500080062 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Pneumonia Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Terjadinya pneumonia pada anak seringkali bersamaan dengan terjadinya proses infeksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pernapasan bagian atas adalah batuk pilek biasa, sakit, radang tenggorokan,

BAB 1 PENDAHULUAN. pernapasan bagian atas adalah batuk pilek biasa, sakit, radang tenggorokan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar tidak saja di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia. Selain virus sebagai penyebabnya, bakteri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ISPA adalah proses infeksi akut berlangsung selama 14 hari, yang disebabkan oleh mikroorganisme dan menyerang salah satu bagian, dan atau lebih dari saluran napas, mulai

Lebih terperinci

KESESUAIAN DOSIS PEMBERIAN AMOXICILLIN PADA PASIEN ANAK DI POLI KIA PUSKESMAS PANJATAN I PERIODE OKTOBER-DESEMBER 2014

KESESUAIAN DOSIS PEMBERIAN AMOXICILLIN PADA PASIEN ANAK DI POLI KIA PUSKESMAS PANJATAN I PERIODE OKTOBER-DESEMBER 2014 Kesesuaian Dosis Pemberian Amoxcillin (Elif Nofiyani) 36 KESESUAIAN DOSIS PEMBERIAN AMOXICILLIN PADA PASIEN ANAK DI POLI KIA PUSKESMAS PANJATAN I PERIODE OKTOBER-DESEMBER 2014 APPROPRIATENESS OF DOSAGE

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah survei deskriptif terhadap semua variabel yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah survei deskriptif terhadap semua variabel yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei deskriptif terhadap semua variabel yang diteliti. Metode ini merupakan suatu bentuk pengumpulan data yang bertujuan menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Demam typhoid adalah suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut pada usus halus yang disebabkan oleh Salmonella enterica serotype typhi (Salmonella typhi) (Kidgell

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan batuk baik kering ataupun berdahak. 2 Infeksi saluran pernapasan akut

BAB I PENDAHULUAN. dan batuk baik kering ataupun berdahak. 2 Infeksi saluran pernapasan akut 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar belakang Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan infeksi yang mengenai saluran pernapasan. Istilah ini diadaptasi dari istilah bahasa inggris Acute Respiratory

Lebih terperinci

INTISARI. Madaniah 1 ;Aditya Maulana PP 2 ; Maria Ulfah 3

INTISARI. Madaniah 1 ;Aditya Maulana PP 2 ; Maria Ulfah 3 INTISARI PENGARUH PELAYANAN INFORMASI OBAT KEPADA ORANG TUA PASIEN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUANNYA PADA PENGGUNAAN SUSPENSI KERING ANTIBIOTIK CEFADROXIL 125 MG DI APOTEK AMANDIT FARMA BANJARMASIN Madaniah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Pencapaian tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan bidang kesehatan menurut Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

RASIONALITAS PENGOBATAN PNEUMONIA PADA BALITA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD SULTAN SYARIF MOHAMAD ALKADRIE PONTIANAK

RASIONALITAS PENGOBATAN PNEUMONIA PADA BALITA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD SULTAN SYARIF MOHAMAD ALKADRIE PONTIANAK RASIONALITAS PENGOBATAN PNEUMONIA PADA BALITA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD SULTAN SYARIF MOHAMAD ALKADRIE PONTIANAK Eka Kartika Untari 1, Ani Dharmastuti 2, Robiyanto 3 1,2,3 Program Studi Farmasi Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi saluran napas yang terbanyak didapatkan dan sering menyebabkan kematian hampir di seluruh dunia. Penyakit ini menyebabkan

Lebih terperinci

EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRP

EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRP EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRP s) PADA PASIEN ANAK INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Oleh : ISTIKOMAH

Lebih terperinci

POLA RESISTENSI BAKTERI TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PENDERITA PNEUMONIA DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN PERIODE AGUSTUS 2013 AGUSTUS 2015 SKRIPSI

POLA RESISTENSI BAKTERI TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PENDERITA PNEUMONIA DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN PERIODE AGUSTUS 2013 AGUSTUS 2015 SKRIPSI POLA RESISTENSI BAKTERI TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PENDERITA PNEUMONIA DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN PERIODE AGUSTUS 2013 AGUSTUS 2015 SKRIPSI Oleh: RATNANINGTYAS SULISTYANINGRUM K100120154 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prevalensi penyakit infeksi memiliki kecenderungan yang masih cukup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prevalensi penyakit infeksi memiliki kecenderungan yang masih cukup 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prevalensi penyakit infeksi memiliki kecenderungan yang masih cukup tinggi meskipun terapi pengobatan dan pencegahan terhadap kejadian infeksi semakin berkembang.

Lebih terperinci

KAJIAN DRUG RELATED PROBLEMs PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PEDIATRIK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG TESIS

KAJIAN DRUG RELATED PROBLEMs PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PEDIATRIK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG TESIS KAJIAN DRUG RELATED PROBLEMs PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PEDIATRIK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG TESIS Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, masalah BAB 1 PENDAHULUAN Di dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian, identifikasi kerangka kerja konseptual, pertanyaan penelitian, variabel penelitian,

Lebih terperinci

PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR BANGSAL KELAS III BERDASARKAN INDIKATOR BARBER JOHNSONTAHUN DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG

PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR BANGSAL KELAS III BERDASARKAN INDIKATOR BARBER JOHNSONTAHUN DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR BANGSAL KELAS III BERDASARKAN INDIKATOR BARBER JOHNSONTAHUN 2015 2019 DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG Oleh Tiffany Rizqi Nugraheni Universitas Dian Nuswantoro Semarang Email

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (40 60%), bakteri (5 40%), alergi, trauma, iritan, dan lain-lain. Setiap. (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. (40 60%), bakteri (5 40%), alergi, trauma, iritan, dan lain-lain. Setiap. (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang disebabkan oleh virus (40 60%), bakteri (5 40%), alergi, trauma, iritan, dan lain-lain. Setiap tahunnya ± 40 juta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Indikator WHO 1993 Indikator WHO 1993 adalah suatu metode untuk melihat pola penggunaan obat dan dapat secara langsung menggambarkan tentang penggunaan obat yang tidak sesuai.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah DBD merupakan penyakit menular yang disebabkan virus dengue. Penyakit DBD tidak ditularkan secara langsung dari orang ke orang, tetapi ditularkan kepada manusia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi saluran napas atas merupakan penyakit yang paling banyak terjadi pada masyarakat. Infeksi saluran napas atas meliputi rhinitis, sinusitis, faringitis, laringitis,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif dengan menggunakan data

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif dengan menggunakan data 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif dengan menggunakan data sekunder berupa rekam medik yang diambil dari Rawat Inap Simpur Kota Bandar Lampung.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Pada penelitian ini menggunakan data retrospektif dengan. Muhammadiyah Yogyakarta periode Januari-Juni 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Pada penelitian ini menggunakan data retrospektif dengan. Muhammadiyah Yogyakarta periode Januari-Juni 2015. 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dan bersifat deskriptif. Pada penelitian ini menggunakan data retrospektif dengan melakukan

Lebih terperinci

PEMAKAIAN ANTIBIOTIK PADA KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE ANAK DI RUMAH SAKIT ROEMANI SEMARANG TAHUN 2010

PEMAKAIAN ANTIBIOTIK PADA KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE ANAK DI RUMAH SAKIT ROEMANI SEMARANG TAHUN 2010 Seminar Hasil-Hasil Penelitian LPPM UNIMUS 2012 ISBN : 978-602-18809-0-6 PEMAKAIAN ANTIBIOTIK PADA KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE ANAK DI RUMAH SAKIT ROEMANI SEMARANG TAHUN 2010 Afiana Rohmani* dan Merry

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEMAM TIFOID DEWASA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD SOEWONDO PATI PERIODE JANUARI-JUNI 2016 ARTIKEL

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEMAM TIFOID DEWASA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD SOEWONDO PATI PERIODE JANUARI-JUNI 2016 ARTIKEL EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEMAM TIFOID DEWASA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD SOEWONDO PATI PERIODE JANUARI-JUNI 2016 ARTIKEL Oleh : SAPARUDIN 050110A082 PROGRAM STUDI FARMASI SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif retrospektif non analitik

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif retrospektif non analitik 44 III. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif retrospektif non analitik yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama membuat gambaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran pernapasan sehingga menimbulkan tanda-tanda infeksi dalam. diklasifikasikan menjadi dua yaitu pneumonia dan non pneumonia.

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran pernapasan sehingga menimbulkan tanda-tanda infeksi dalam. diklasifikasikan menjadi dua yaitu pneumonia dan non pneumonia. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah penyakit yang disebabkan oleh masuknya kuman atau mikroorganisme kedalam saluran pernapasan sehingga menimbulkan tanda-tanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Pneumonia adalah penyebab utama kematian anak di. seluruh dunia. Pneumonia menyebabkan 1,1 juta kematian

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Pneumonia adalah penyebab utama kematian anak di. seluruh dunia. Pneumonia menyebabkan 1,1 juta kematian BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyebab utama kematian anak di seluruh dunia. Pneumonia menyebabkan 1,1 juta kematian balita tiap tahunnya. Jumlah ini melebihi angka kematian gabungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Saat ini, ISPA merupakan masalah. rongga telinga tengah dan pleura. Anak-anak merupakan kelompok

BAB I PENDAHULUAN. (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Saat ini, ISPA merupakan masalah. rongga telinga tengah dan pleura. Anak-anak merupakan kelompok 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak setiap orang. Masalah kesehatan sama pentingnya dengan masalah pendidikan, perekonomian, dan lain sebagainya. Usia balita dan anak-anak merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang melibatkan organ saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah. Infeksi ini disebabkan

Lebih terperinci