Analisis Historiografis Pada Buku Sejarah Indonesia Kelas X Kurikulum 2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Historiografis Pada Buku Sejarah Indonesia Kelas X Kurikulum 2013"

Transkripsi

1 Analisis Historiografis Pada Buku Sejarah Indonesia Kelas X Kurikulum 2013 Arifin Suryo Nugroho 1, Sumiyatun Septianingsih 2 Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuhwaluh PO BOX 202 Purwokerto gus_ipin@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini berjudul Analisis Historiografis Pada Buku Teks Sejarah Indonesia Kelas X Kurikulum Tahun Tujuan penelitian untuk mengetahui materi yang terkandung dalam Buku Teks Sejarah Indonesia Kelas X kurikulum 2013, mengetahui pendekatan yang digunakan dalam penulisan Buku Teks Sejarah Indonesia Kelas X kurikulum 2013, dan mengetahui bentuk penulisan seperti apa yang dikembangkan dalam penulisan Buku Teks Sejarah Indonesia Kelas X kurikulum Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif analisis kualitatif dengan metode studi dokumen. Obyek penelitian ini adalah buku Sejarah Indonesia kelas X kurikulum 2013 yang merupakan buku wajib ajar dari Kemendikbud berdasarkan kurikulum Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode studi dokumen. Sementara teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan trianggulasi, yang terdiri dari 3 teknik macam trianggulasi yaitu (1) trianggulasi data, (2) trianggulasi metode dan (3) trianggulasi teori. Hasil penelitian ini berdasarkan hasil analisis historiografi terhadap buku pelajaran Sejarah Indonesia Kelas X Kurikulum 2013, dapat disimpulkan bahwa pada umumnya buku tersebut sudah menggunakan pendekatan kronologis dan tematis. Hanya sesuai dengan pengembangan materi sejarah model ini, penggunaan spirial konsentris yang membahas peristiwa sejarah yang makin tinggi, makin dalam, dan makin meluas tidak tampak dalam penulisan sejarah. Untuk model penulisan tematis, tidak secara rinci dituliskan pembahasan mengarah pada salah satu bidang tematis. Peneliti mengkaji bahwa dalam pembahasan materi tersirat tema-tema sejarah, seperti tema politik, ekonomi, budaya, sosial, dan lain sebagainya. Sementara itu, bentuk penulisan sejarah yang ada, buku teks sejarah dapat dikategorikan dalam empat bentuk yaitu narasi atau kisahan, deskripsi atau perian, argumentasi atau bahasan, dan eksposisi atau paparan. Dari bentuk-bentuk penulisan itu, bentuk penulisan pada buku sejarah pelajaran Sejarah Indonesia Kelas X Kurikulum 2013 mayoritas mengarah pada bentuk narasi dan deskripsi. Kata Kunci: analisis historiografis, buku teks Sejarah Indonesia, kurikulum 2013 PENDAHULUAN Perkembangan historiografi Indonesia dari neerlandosentrisme, etnosentrisme, indonesiasentrisme sampai pada saintifisme, merupakan bentuk dari bagaimana jiwa zaman mempengaruhi pada penulisan sejarah hingga saat ini. Isu terbaru yang terbungkus dalam Implementasi kurikulum 2013 akhir-akhir ini adalah disusun dan diseragamkannya buku teks mata pelajaran tingkat SD, SMP, SMA sederajat oleh Departemen Pendidikan Nasional. Buku teks tersebut wajib dipakai oleh sekolah sebagai bagian dari implementasi kurikulum Penulisan buku sejarah dipengaruhi oleh semangat implementasi kurikulum Dalam pengantarnya di dalam buku siswa, Menteri Pendidikan M. Nuh (Kemendikbud RI, 2013) menyatakan bahwa Buku Teks Sejarah Indonesia bukan berisi materi pembelajaran yang dirancang hanya untuk mengasah kompetensi pengetahuan peserta didik, namun membekali peserta didik dengan pengetahuan tentang dimensi ruang-waktu perjalanan sejarah Indonesia, keterampilan dalam menyajikan pengetahuan yang dikuasainya secara konkret dan abstrak, serta sikap menghargai jasa para pahlawan yang telah meletakkan pondasi bangunan negara Indonesia beserta segala bentuk warisan sejarah, baik benda maupun tak benda. Sehingga diharapkan terbentuk pola pikir peserta didik yang sadar sejarah. Penelitian ini berupaya untuk menganalisis buku teks pelajaran Sejarah Indonesia yang digunakan di SMA kelas X dalam sudut pandang historiografis. Analisis historiografis maksudnya adalah peneliti akan melakukan analisis bagaimana buku-buku teks pelajaran sejarah tersebut merekonstruksi peristiwaperistiwa sejarah yang didasarkan kaidah-kaidah keilmiahan dari ilmu sejarah. Buku-buku teks pelajaran sejarah yang akan diteliti adalah buku teks pelajaran Sejarah Indonesia yang disusun oleh Depdikbud dan digunakan di SMA kelas X Kurikulum

2 METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif analisis kualitatif dengan metode studi dokumen. Obyek penelitian ini adalah buku Sejarah Indonesia kelas X kurikulum 2013 yang merupakan buku wajib ajar dari Kemendikbud berdasarkan kurikulum Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode studi dokumen. Sementara teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan trianggulasi, yang terdiri dari 3 teknik macam trianggulasi yaitu (1) trianggulasi data, (2) trianggulasi metode dan (3) trianggulasi teori. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Materi Sejarah yang Terkandung di dalam Buku Teks Sejarah Indonesia Kelas X Kurikulum 2013 Dalam sebuah pembelajaran tidak terkecuali pembelajaran sejarah, materi berperan sangat penting. Karena faktor tersebutlah, materi sejarah yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan, baik pendidikan dasar maupun menengah harus mencerminkan tujuan pembelajaran yang seungguhnya sesuai dengan perkembangan usia peserta didik yang bersangkutan. Baik dari dimensi kognitif, afektif maupun psikomotorik. Dengan demikian, proses penalaran ilmu pengetahuan khususnya sejarah, dapat berjalan efektif. Kochhar juga mengungkapkan bahwa materi sejarah yang diajarkan disekolah harus disesuaikan dengan psikologi perkembangan peserta didik. Dan sejarah juga diyakini dapat dipelajari dengan benar dan tepat melalui proses perkembangan tokoh, peristiwa dan gagasan, dan kesemuanya berperan untuk menciptakan sejarah. Upaya ini terutama digunakan dalam menyeleksi materi. Kochhar menyebutnya sebagai spiral belajar kumulatif tiga tahap (Kochhar, 2008:75-76). Sebagaimana dijelaskan oleh Sartono Kartodirdjo (1992: 54), bahwa materi sejarah merupakan sebuah konstruk yang selalu merupakan suatu kesatuan yang koheren. Koherensi itu mengandung tuntutan bahwa unsur-unsur (fakta-fakta) terkumpul tetapi tidak lepas dari satu sama lain, yaitu adanya hubungan yang saling megaitkan unsur-unsur itu, sehingga pada dasarnya saling ketergantungan (interdependensi), terutama fungsi-fungsinya. Kesemuanya berfungsi untuk mendukung fungsi secara totalitas. Dari pemaparan buku teks Sejarah Indonesia untuk Guru kelas X secara spesifik dengan urutan penjabaran sebagai berikut: 1. Bab I, memuat materi Menelusuri Peradaban Awal Kepulauan Indonesia. 2. Bab II, memuat materi Pedagang, Penguasa dan Pujangga Pada Masa klasik (Hindhu-Buddha). 3. Bab III, memuat materi Islamisasi dan Silang Budaya di Kepulauan Indonesia. Urutan kompetensi dasar dan indikator dapat diurutkan lebih khusus. Secara spesifik materi-materi tersebut terurai seperti tabel berikut ini. Pendekatan yang digunakan dalam Penulisan Buku Teks Sejarah Kelas X Kuikulum 2013 Berdasarkan kajian pendekatan dalam penulisan teks pelajaran Sejarah Indonesia Kelas X Kurikulum 2013 (Buku untuk Siswa) yang dikaji, secara teoretis terbagi ke dalam dua bagian, yaitu kronologis dan tematik. Dalam artikel ini, tidak seluruh contoh hasil kajian ditunjukkan, tetapi hanya mengambil salah satu saja dari bagian yang dikaji. 195

3 Tabel 1. Deskripsi Materi Sejarah Indonesia Kelas X No Kategori Bab Penjabaran Materi I. Menelusuri Peradaban 1. Pra mengenal tulisan Awal di Kepulauan 2. Terbentuknya kepualauan Indonesia Indonesia 3. Manusia Purba (di Sangiran dan Trinil Jatim) 4. Perkembangan teknologi manusia Purba 5. Kehidupan sosial, ekonomi dan kepercayaan manusia Purba 6. Kedatangan Deutro dan Protomelayu II. Pedagang, Penguasa dan Pujangga Pada Masa Klasik (Hindhu dan Buddha). 1. Dari lembah Indus sampai Muarakaman (lahirnya agama Hindhu, Buddha dan pengaruhnya terhadap masyarakat Nusantara) 2. Kerajaan-kerajaan pada masa Hindhu-Buddha (Kutai, Tarumanegara, Kalingga, Sriwijaya, Mataram Kuno, Kediri, Singasari, Majapahit, Buleleng dan dinasti Warmadewa Bali). 3. Terbentuknya jaringan Nusantara melalui perdagangan 4. Akulturasi kebudayaan Nusantara da Hindhu-Buddha (bidang bangunan, seni rupa dan ukir, sastra dan aksara, kepercayaan dan pemerinathan. III. Islamisasi dan Silang Budaya di Nusantara 1. Kedatangan Islam di Nusantara 2. Islama dan jaringan perdagangan antarpulau 3. Islam masuk Istana Raja a. Kerajaan Islam di Sumatera b. Kerajaan Islam di Jawa c. Kerajaan Islam di Kalimantan d. Kerajaan Islam di Sulawesi e. Kerajaan Islam di Maluku f. Kerajaan Islam di Papua g. Kerajaan Islam di Nusa Tenggara 4. Terbentuknya jaringan keilmuan Nusanatara 5. Akulturasi budaya Islam (seni bangunan, seni ukir, aksara dan sastra, kesenian dan kalender). 6. Islam dan proses integrasi a. Peranan ulama dalam proses integrasi b. Peran perdagangan antarpulau c. Peran bahasa (Sumber: Buku Sejarah Indonesia untuk Siswa diadaptasi, Kemendikbud RI 2013: hal.v-vii) 1. Model Pendekatan kronologis Model pendekatan kronolologis merupakan salah satu model atau pola umum yang berorientasi kepada pengorganisasian materi pengajaran sejarah sebagai suatu pengembangan atas dasar urutan waktu terjadinya peristiwa-peristiwa sejarah. Peristiwa-peristiwa sejarah diorganisir atau diprogram berturutturut dari zaman pra sejarah-proto sejarah sampai sejarah kontemporer. Dalam pengembangan materi sejarah model ini, penggunaan pendekatan spiral konsentris dapat disajikan untuk membahas peristiwa sejarah yang makin tinggi, makin dalam, dan meluas. Ciri dari pengembangan materi model kronologis adalah adanya pengembangan atas dasar urutan tahun terjadinya peristiwa-peristiwa dalam sejarah. Sejarah adalah studi tentang kehidupan manusia dalam konteks waktu. Untuk memudahkan apa yang terjadi dengan kehidupan manusia, dibuatlah periodisasi. Maksud dibuat periodisasi adalah untuk memudahkan penjelasan bagaimana perkembangan manusia dari waktu ke waktu. Periodisasi ini semacam serialisasi rangkaian menurut urutan zaman. Dengan demikian, konsep periodisasi yang tepat untuk mengurutkan suatu peristiwa adalah model kronologis. Dengan periodisasi model kronologis dapat diketahui ciri khas atau karakteristik kehidupan manusia pada masing-masing periode dan secara garis besar suatu peristiwa akan mudah dipahami. Dalam periodisasi ini akan diketahui perkembangan kehidupan manusia, kesinambungan antara periode yang satu dengan yang periode berikutnya, dan adanya perubahan dari satu periode ke periode berikutnya. Buku Sejarah Kurikulum 2013 terdapat tiga peristiwa sejarah dalam sejarah Indonesia yang disusun secara kronologis dan dibagi dalam tiga bab yakni periode peradaban awal di kepulauan 196

4 Indonesia, periode Hindu-Buddha, periode Islamisasi dan Silang budaya. Berdasarkan hasil kajian model kronologis sebagai contohnya pada materi masa pra aksara di Indonesia. Dalam buku ini tidak lagi menggunakan istilah prasejarah. Menurut penulis buku, lebih tepat menggambarkan masa awal Indonesia dengan istilah praaksara. Hal ini dapat dilihat pada halaman 2 sebagai berikut : Penggunaan istilah prasejarah untuk menggambarkan perkembangan kehidupan dan budaya manusia saat belum mengenal tulisan adalah kurang tepat. Pra berarti sebelum dan sejarah adalah sejarah sehingga prasejarah berarti sebelum ada sejarah. Sebelum ada sejarah berarti sebelum ada aktivitas kehidupan manusia. Dalam kenyataannya sekalipun belum mengenal tulisan, makhluk yang dinamakan manusia sudah memiliki sejarah dan sudah menghasilkan kebudayaan. Oleh karena itu, para ahli mempopulerkan istilah praaksara untuk menggantikan istilah prasejarah. Kronologisasi dalam penulisan sejarah masa pra aksara dimulai dari identifikasi masa terkait rentang waktu masa praaksara. Dalam buku dijelaskan zaman praaksara dimulai sejak manusia ada, itulah titik dimulainya masa praaksara. Zaman praaksara berakhir setelah manusianya mulai mengenal tulisan meskipun diakui sampai sekarang para ahli belum dapat secara pasti menunjuk waktu kapan mulai ada manusia di muka bumi ini. Kronologi perjalanan kehidupan di permukaan bumi rentang waktunya sangat panjang. Bumi sekarang diperkirakan mulai terjadi sekitar juta tahun yang lalu. Kemudian menurut buku ini (hlm. 5), batasan masa praaksara selesai pada abad ke-4, ketika Prasasti Yupa menjadi pertanda berdirinya kerajaan Kutai. Sudah barang tentu zaman praaksara itu berakhir setelah kehidupan manusia mulai mengenal tulisan. Terkait dengan masa berakhirnya zaman praaksara masing-masing tempat akan berbeda. Penduduk di Kepulauan Indonesia baru memasuki masa aksara sekitar abad ke-4 dan ke-5 M. Hal ini jauh lebih terlambat bila dibandingkan di tempat lain misalnya Mesir dan Mesopotamia yang sudah mengenal tulisan sejak sekitar tahun 3000 SM. Fakta-fakta masa aksara di Kepulauan Indonesia dihubungkan dengan temuan prasasti peninggalan kerajaan tua seperti Kerajaan Kutai di Muara Kaman, Kalimantan Timur. Penyusunan periodisasi tergantung pada jenis sejarah yang akan ditulisnya. Periodisasi dapat disusun berdasarkan perkembangan politik, sosial-ekonomi, kebudayaan, agama, dan sebagainya. Dalam historiogafi pada buku Sejarah Kurikulum 2013 kelas X ini, penulis sudah berusaha mengadopsi pendekatan ilmu-ilmu sosial itu. Perkembangan politik misalnya pada periode kerajaan-kerajaan Hindu- Buddha dan periode Islam. Periode kerajaan Hindu-Buddha mulai dari kerajaan tertua yaitu Kutai sampai dengan Kerajaan Dinasti Warmadewa di Bali, Kerajaan Hindu terakhir di Nusantara setelah runtuhnya Majapahit. Akhir dari kerajaan Majapahit di Jawa, menjadi tanda masuknya periode kerajaan-kerajaan Islam. Dalam setiap periode kerajaan tersebut diceritakan tentang kekuasaan raja-raja khususnya yang berperan besar. Periodisasi berdasarkan sosial ekonomi masih dapat terlihat pada materi pada buku Sejarah Kurikulum 2013 kelas X misalnya, dalam Bab I melihat perkembangan kehidupan manusia mulai dari masa berburu, mengumpulkan makanan, mulai menanam, berkebun atau bersawah sampai dengan masa produksi. Pada setiap periode tersebut memiliki karakteristiknya. Masa berburu dan mengumpulkan makanan misalnya masa dimana manusia masih tergantung pada alam. Untuk mencapai kebutuhannya kehidupan manusia tergantung pada apa yang disediakan oleh alam. Kehidupan sosial pada masa berburu yaitu berkelompok-kelompok dan berpindah-pindah atau nomaden. Masa berkebun atau bersawah kehidupan manusia sudah mulai menetap, karena manusia sudah mampu mengolah alam dalam bentuk berkebun atau bersawah. Kehidupan sosial-ekonominya, sudah tidak lagi tergantung pada apa yang disediakan oleh alam. Ada proses produksi walaupun masih sederhana. Pada bab II uraian terkait perkembangan ekonomi ditekankan pada terbentuknya jaringan nusantara melalui perdagangan yang dijalin oleh raja-raja nusantara masa Hindu-Buddha yang dijelaskan secara kronologis mulai terbentuknya jalur laut hingga pertumbuhan jaringan dagang internasional dan antarpulau yang kemudian melahirkan kekuatan politik baru di Nusantara pada abad ke-16. Pada Bab III, proses Islamisasi diuraikan tanpa melepaskan pengaruh ekonomi dalam jaringan perdagangan nusantara pada masanya. Dimulai dengan penjelasan bahwa jaringan perdagangan di nusantara sudah berlangsung sejak abad-abad pertama Masehi sampai dengan abad ke-16. Dalam membahas materi ini, buku ini telah menggunakan pendekatan kronologis dengan menguraikan pembabakan. Untuk menjelaskan proses evolusi bumi dalam materi Peradaban Awal di kepulauan Indonesia misalnya, dibagi dalam beberapa periode sebagai berikut. 197

5 a. Azoicum, yaitu zaman sebelum adanya kehidupan, b. Palaezoicum, yaitu zaman purba tertua, sudah meninggalkan fosil flora dan fauna (berlangsung 350 juta tahun), c. Mesozoicum, yaitu zaman purba tengah, hewan mamalia,amfibi, burung dan tumbuhan berbunga mulai ada (berlangsung 140 juta tahun), d. Neozoicum, yaitu zaman purba baru (dimulai sejak 60 juta tahun yang lalu) yang dibagi dalam zaman tersier dan quarter. Materi zaman kerajaan Hindu-Buddha dan kerajaan Islam, juga memiliki kronologisasi yang jelas. Masa Hindu-Buddha di awali dengan penjelasan materi lahirnya agama Hindu-Buddha hingga masuknya ke nusantara. Kemudian perkembangan kerajaan bercorak Hindu-Buddha dimulai secara kronologis dari Kerajaan Kutai, Tarumanegara, Kalingga, Sriwijaya, Mataram Kuno, Kediri, Singhasari, Majapahit, Buleleng dan Dinasti Warmadewa di Bali. Penjelasan materi masa Hindu-Buddha diakhiri dengan uraian tentang akulturasi kebudayaan Nusantara dan Indonesia. Alur kronologi yang hampir serupa juga disajikan dalam penjelasan materi zaman Islam. Diawali dengan kedatangan Islam di Nusantara, hingga berpengaruh terbentuknya kerajaan di Nusantara yang bercorak Islam. Kerajaan Islam dijelaskan dalam bingkai kronologi sesuai tempat dimana kerajaan itu berdiri. Misalnya, pertama dijelaskan kerajaan yang berkembang di Sumatera dimulai dari Kerajaan Samudera Pasai (1270 M), Kesutanan Aceh Darussalam (1520 M). Kemudian kerajaan Islam di Jawa, dijelaskan pertama adalah Kerajaan Demak (1500 M) Kerajaan Mataram (1520 M), Kesultanan Banten (1526 M). Di pulau Kalimantan terdapat Kerajaan Islam Tanjungpura dan Lawe (1512 M). Di Sulawesi dijelaskan Kerajaan Goa Tallo (1605 M), di Maluku dijelaskan Kerajaan Ternate Tidore. Di Papua, kerajaan Islam meliputi Kerajaan Waigeo, Kerajaan Misool, Kerajaan Salawati, Kerajaan Sailolof, Kerajaan Fatagar, Kerajaan Rumbati, Kerajaan Kowiai, Kerajaan Aiduma, dan Kerajaan Kaimana. Kerajaan itu diperkirakan berkembang pada pertengahan abad ke-15. Kemudian yang terakhir yaitu Kerajaan Islam di Nusa Tenggara, meliputi Kerajaan Lombok dan Sumbawa (1618 M). Pendekatan kronologis yang bersifat kontinuitas ditampilkan dalam beberapa materi. Pengertian kontinuitas artinya antar suatu fakta sejarah atau peristiwa memiliki hubungan kesinambungan. Misalnya dalam materi tentang kerajaan Hindu-Buddha di Jawa khususnya pada kerajaan Mataram Kuno hingga Kerajaan Majapahit. Raja-raja Mataram Kuno yang dimulai dari Dinasti Sanjaya dan Syailendra, Kerajaan Singasari dan raja-raja Majapahit memiliki hubungan geneologis. Penyajian materi sejarah dengan pendekatan kronologis dalam buku Sejarah Indonesia Kelas X ini akan menjadi lebih baik apabila dilengkapi peta konsep maupun pohon silsilah. Untuk menjelaskan silsilah raja-raja misalnya, akan sangat baik jika disajikan pula dalam pohon silsilah. Hal ini akan sangat membantu pemahaman siswa terkait silsilah para raja di nusantara yang memiliki pola hubungan genealogis. Sangat disayangkan dalam buku ini tidak terdapat peta konsep maupun pohon silsilah. 2. Model Pendekatan Tematis Dijelaskan diawal bahwa pada hakikatnya ilmu sejarah bukanlah sebuah keilmuan yang berdiri sendiri dalam menjelaskan permasalahan yang menggelutinya. Namun demikian bukan berarti ilmu sejarah tidak mampu mandiri tanpa mempunyai identitas. Sebagai bagian dari ilmu kemanusiaan (humaniora), ia mempunyai ikatan yang cukup kuat dengan ilmu-ilmu lain, baik ilmu politik, antropologi, sosiologi, ekonomi, psikologi, geografi dan lainnya. Ilmu-ilmu sosial tersebut yang kemudian mempengaruhi tulisan sejarah dalam menyajikan sudut pandang tematisnya. Model tematis adalah salah satu model dalam mengembangkan materi bahan ajar atau pelajaran sejarah. Model ini mengembangkan tema-tema kehidupan masyarakat yang bermanfaat bagi pengembangan potensi-potensi tertentu, seperti nilai-nilai bagi potensi individu, potensi kemasyarakatan, intelektual, emosional, religius, atau dipusatkan kepada hal-hal yang sangat menarik perhatian peserta didik. Jika disederhanakan, materi dikelompokan pada tema-tema, di antaranya politik, militer, sosial, ekonomi, budaya, intelektual, pendidikan, dan lain sebagainya. Berdasarkan hasil penelitian terhadap Sejarah Indonesia Kelas X, penulis buku ini tampaknya sudah berusaha meninggalkan tradisi penulisan sejarah dengan dominasi tema politik. Secara sederhana tema politik biasanya diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan kekuasaan. Dalam kekuasaan terdapat berbagai komponen misalkan penguasa atau pemerintah, sistem pemerintahan, parlemen, undang-undang, partai politik, negara, kerajaan, dan lain-lain. Sajian historiografi dalam buku Sejarah Indonesia Kelas X ini sudah mempertimbangkan tema sosial, ekonomi, budaya untuk disajikan secara berimbang di samping tema politik. 198

6 Tema sosial, ekonomi, dan budaya cukup dominan dalam penulisan sejarah masa praaksara, masa Hindu-Buddha, maupun masa Islam di buku ini. Kehidupan masa Praaksara misalnya dijelaskan secara cukup detail dari aspek sosial, ekonomi, dan budaya. Kehidupan sosial misalnya, selama ratusan ribu tahun sejak zaman tua sampai zaman batu tengah masyarakat prasejarah indonesia hidup sebagai masyarakat nomaden. Mereka berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain untuk berburu dan mencari makanan (hlm ). Pada halaman menyajikan pembahasan seputar bidang ekonomi dan budaya. Dijelaskan bahwa perkembangan teknologi bahwa secara evolusioner mereka telah bisa membuat serta menggunakan batu perimbas serta alat-alat lainnya untuk berburu dan meramu makanan.untuk menunjang kehidupan ekonomi masa menetap, manusia prasejarah menciptakan alat-alat yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menunjang pengolahan makanan sebelum dikonsumsi masyarakat prasejarah telah memiliki kepandaian membuat gerabah. Perubahan dari masyarakat nomaden dan food gathering ke masyarakat bercocok tanam atau tradisi food producing berjalan secara evalusioner. Evolusi tersebut masih dipengaruhi oleh waktu yang panjang, perubahan dalam kemampuan berpikir serta berbagai tantangan alam yang dihadapi. Dalam masyarakat yang hidup menetap, pada saat bercocok tanam diperlukan pembagian tugas untuk itu diperlukan organisasi sosial. sistem kepercayaan manusia prasejarah menganut kepercayaan animisme dan dinamisme melalui daya berpikirnya tentang suatu kejadian atau gejala-gejala alam. Selain tema politik yang dijelaskan dalam Bab II dan III, tema ekonomi dan budaya banyak memperoleh perhatian. Dijelaskan dalam buku ini, silang budaya Nusantara di zaman praaksara terlihat jelas ketika masuknya pengaruh budaya Austronesia. Sebagian besar dimungkinkan berkat posisi silang letak geografis Nusantara (di antara dua benua dan dua samudera). Pola itu diulangi lewat integrasi budaya dominan seperti Hindu-Buddha. Sistem ekonomi dan budaya yang kemudian berkembang di Indonesia mulai abad ke-5 sebagai akibat dari hubungan interaksi antara budaya Nusantara dan Hindu- Buddha. Dalam bab III, tema sosial budaya menjelaskan akulturasi antara kebudayaan pra-islam dengan ketika Islam masuk, baik berbentuk fisik kebendaan seperti seni bangunan, seni ukir atau pahat, dan karya sastra maupun yang menyangkut pola hidup dan kebudayaan non fisik lainnya. Dalam bidang kebudayaan, umat Islam mempunyai ciri yang khusus dari budaya material (material culture) dalam kehidupan sehari-hari, sampai kepada budaya spiritual (spiritual culture). Kesinambungan antara tradisi Islam dengan tradisi budaya spiritual pra-islam sedikit banyak diwarnai dengan tradisi Hindu, Buddha, dan bahkan tradisi keagamaan spiritual lokal. Bentuk Penulisan yang Dikembangkan dalam Penulisan Buku Teks Sejarah Indonesia Kelas X Kurikulum 2013 Berdasarkan hasil analisis historiografi, bentuk penulisan teks sejarah dalam buku Sejarah Indonesia Kelas X Kurikulum 2014 dapat dikatagorikan dalam empat bentuk yaitu narasi atau kisahan, deskripsi atau perian, argumentasi atau bahasan, dan eksposisi atau paparan. 1. Narasi Narasi ialah penulisan sejarah yang hanya menekankan pada urutan waktu, rangkaian peristiwa dari awal hingga akhir cerita. Penulisan model ini hampir sama dengan penulisan sejarah kronologis, sehingga urutan waktu dalam peristiwa tampak terlihat. Materi-materi sejarah yang berbentuk tulisan narasi seperti ini banyak ditemukan dalam buku ini, diantaranya untuk menuliskan materi seperti terbentuknya jaringan nusantara melalui perdagangan, kerajaan-kerajaan pada masa Hindu-Buddha, terbentuknya jaringan keilmuan di nusantara, dan Kerajaan-kerajaan Islam. Berikut ini contoh bentuk penulisan narasi (hlm ) Pada abad ke-15, Sulawesi Selatan telah didatangi pedagang Muslim dari Malaka, Jawa, dan Sumatra. Dalam perjalanan sejarahnya, masyarakat Muslim di Gowa terutama Raja Gowa Muhammad Said ( ) dan putra penggantinya, Hasanuddin ( ) telah menjalin hubungan dagang dengan Portugis. Bahkan Sultan Muhammad Said dan Karaeng Pattingaloang turut memberikan saham dalam perdagangan yang dilakukan Fr. Vieira, meskipun mereka beragama Katolik. Kerjasama ini didorong oleh adanya usaha monopoli perdagangan rempah-rempah yang dilancarkan oleh kompeni Belanda di Maluku. Hubungan Ternate, Hitu dengan Jawa sangat erat sekali. Ini ditandai dengan adanya seorang raja yang dianggap benar-benar telah memeluk Islam ialah Zainal Abidin ( ) yang pernah belajar di Madrasah Giri. Ia dijuluki sebagai Raja Bulawa, artinya raja cengkeh, karena membawa cengkeh dari Maluku sebagai persembahan. Cengkih, pala, dan bunga pala (fuli) hanya terdapat di 199

7 Kepulauan Indonesia bagian timur, sehingga banyak barang yang sampai ke Eropa harus melewati jalur perdagangan yang panjang dari Maluku sampai ke Laut Tengah. Cengkih yang diperdagangkan adalah putik bunga tumbuhan hijau (szygium aromaticum atau caryophullus aromaticus) yang dikeringkan. Satu pohon ini ada yang menghasilkan cengkih sampai 34 kg. Hamparan cengkih ditanam di perbukitan di pulau-pulau kecil Ternate, Tidore, Makian, dan Motir di lepas pantai barat Halmahera dan baru berhasil ditanam di pulau yang relatif besar, yaitu Bacan, Ambon dan Seram. Meningkatnya ekspor lada dalam kancah perdagangan internasional, membuat pedagang nusantara mengambil alih peranan India sebagai pemasok utama bagi pasaran Eropa yang berkembang dengan cepat. Selama periode ( ) banyak terjadi gangguan di laut sehingga bandar-bandar Laut Tengah harus mencari pasokan hasil bumi Asia ke Lisabon. Oleh karena itu secara berangsur jalur perdagangan yang ditempuh pedagang muslim bertambah aktif, ditambah dengan adanya perang di laut Eropa, penaklukan Ottoman atas Mesir (1517) dan pantai Laut Merah Arabia (1538) memberikan dukungan yang besar bagi berkembangnya pelayaran Islam di Samudera Hindia. Meskipun banyak kota bandar, namun yang berfungsi untuk melakukan ekspor dan impor komoditi pada umumnya adalah kota-kota bandar besar yang beribu kota pemerintahan di pesisir, seperti Banten, Jayakarta, Cirebon, Jepara - Demak, Ternate, Tidore, Goa-Tallo, Banjarmasin, Malaka, Samudera Pasai, Kesultanan Jambi, Palembang dan Jambi. Kesultanan Mataram berdiri dari abad ke-16 sampai ke- 18. Meskipun kedudukannya sebagai kerajaan pedalaman namun wilayah kekuasaannya meliputi sebahagian besar pulau Jawa yang merupakan hasil ekspansi Sultan Agung. Kesultanan Mataram juga memiliki kota-kota bandar, seperti Jepara, Tegal, Kendal, Semarang, Tuban, Sedayu, Gresik, dan Surabaya. 2. Deskripsi Deskripsi atau perian adalah bentuk penulisan yang berusaha menggambarkan latar sejarah tertentu dalam periode tertentu. Melalui perian, siswa diharapkan ikut melihat, mendengar sebagaimana yang dilihat, dirasakan, dan didengar oleh penulis sejarah. Dalam praktiknya, deskripsi sering dikombinasikan dengan narasi, argumentasi, dan eksposisi. Berdasarkan hasil kajian teks, materi yang dideskripsikan antara lain mengenai terbentuknya kepulauan Indonesia, latar belakang perkembangan Hindu-Buddha di Indonesia, terbentuknya jaringan nusantara melalui perdagangan, kedatangan Islam di nusantara. Sebagian besar sudah dideskripsikan dengan berbagai tinjauan ilmu sosial, seperti ilmu geografi, antropologi, sosiologi, ekonomi. Seluruh peristiwa dalam sejarah hendaknya dideskripsikan tidak hanya di narasikan apa yang semestinya terjadi, tetapi melalui deskripsi pembahasan menjadi jauh lebih luas dan mendalam. 3. Argumentasi Argumentasi adalah penulisan sejarah yang ditujukan untuk meyakinkan orang, membuktikan pendapat atau pendirian, atau membujuk orang agar mau menerima pernyataan atau uraiannya. Berikut ini contoh kutipan penulisan bentuk argumentasi pada buku yang dikaji (hlm ). Terdapat berbagai pendapat mengenai proses masuknya Islam ke Kepulauan Indonesia, terutama perihal waktu dan tempat asalnya. Pertama, sarjana-sarjana Barat kebanyakan dari NegeriBelanda mengatakan bahwa Islam yang masuk ke KepulauanIndonesia berasal dari Gujarat sekitar abad ke-13 M atau abad ke-7 H. Pendapat ini mengasumsikan bahwa Gujarat terletak diindia bagian barat, berdekatan dengan Laut Arab. Letaknya sangat strategis berada di jalur perdagangan antara timur dan barat.pedagang Arab yang bermahzab Syafi i telah bermukim di Gujaratdan Malabar sejak awal tahun Hijriyah (abad ke- 7 M). Orang yangmenyebarkan Islam ke Indonesia menurut Pijnapel bukanlah dariorang Arab langsung, melainkan para pedagang Gujaratyang telah memeluk Islam dan berdagang ke dunia Timur. Pendapat J. Pijnapel kemudian didukung oleh C. Snouck Hurgronye, dan J.P. Moquetta (1912). Argumentasinyadidasarkan pada batu nisan Sultan Malik Al-Saleh yangwafat pada 17 Dzulhijjah 831 H atau 1297 M di Pasai,Aceh. Menurutnya, batu nisan di Pasai dan makammaulana Malik Ibrahim yang wafat tahun 1419 di Gresik, Jawa Timur, memiliki bentuk yang sama denganbatu nisan yang terdapat di Kambay, Gujarat. Moquettakemudian berkesimpulan bahwa batu nisan tersebut diimpor dari Gujarat, atau setidaknya dibuat oleh orang Gujaratatau orang Indonesia yang telah belajar kaligrafi khas Gujarat. Kedua, Hoesein Djajadiningrat mengatakan bahwa Islam yangmasuk ke Indonesia berasal Persia (Iran sekarang). Pendapatnyadidasarkan pada kesamaan budaya dan tradisi yang berkembangantara masyarakat Parsi dan Indonesia. Tradisi tersebut antara lain: tradisi merayakan 10 Muharram atau Asyuro sebagai hari suci kaum Syiah atas kematian Husein bin Ali, seperti yang berkembang dalamtradisi tabot di Pariaman di Sumatra Barat dan Bengkulu. 200

8 Ketiga, Buya Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah) mengatakan bahwa Islam berasal dari tanah kelahirannya,yaitu Arab atau Mesir. Proses ini berlangsung padaabad-abad pertama Hijriah atau abad ke-7 M. Senada dengan pendapat Hamka, teori yang mengatakan bahwa Islam berasal dari Mekkah dikemukakan Anthony H. Johns. Menurutnya, proses Islamisasi dilakukan oleh para musafir (kaum pengembara) yang datang ke Kepulauan Indonesia. Kaum ini biasanya mengembara dari satu tempat ke tempat lainnya dengan motivasihanya pengembangan agama Islam. Semua teori di atas bukan mengadaada, tetapi mungkin bisa saling melengkapi. Islamisasi di Kepulauan Indonesia merupakan hal yang kompleks dan hingga kini prosesnya masih terus berjalan. Pasai dan Malaka, adalah tempat dimana tongkat estafet Islamisasi dimulai. 4. Eksposisi Eksposisi atau paparan adalah penulisan sejarah yang bertujuan untuk memberikan informasi, penjelasan, dan pemahaman tentang peristiwa sejarah pada kurun dan lokalitas tertentu. Berdasarkan hasil kajian, penulisan bentuk ini jarang dilakukan. Rata-rata penulisan menggunakan bentuk narasi, deskripsi, dan argumentasi. Tetapi ada beberapa yang penulisannya mengarah pada bentuk penulisan paparan. Berikut ini kutipan teksnya (hlm. 161). Di Mataram dikenal beberapa kelompok dalam masyarakat. Ada golongan raja dan keturunannya, para bangsawan dan rakyat sebagai kawula kerajaan. Kehidupan masyarakat bersifat feodal karena raja adalah pemilik tanah beserta seluruh isinya. Sultan dikenal sebagai panatagama, yaitu pengatur kehidupan keagamaan. Oleh karena itu, Sultan memiliki kedudukan yang sangat tinggi. Rakyat sangat hormat dan patuh, serta hidup mengabdi pada sultan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis historiografi terhadap buku pelajaran Sejarah Indonesia Kelas X Kurikulum 2013, dapat disimpulkan bahwa pada umumnya buku tersebut sudah menggunakan pendekatan kronologis dan tematis. Hanya sesuai dengan pengembangan materi sejarah model ini, penggunaan spirial konsentris yang membahas peristiwa sejarah yang makin tinggi, makin dalam, dan makin meluas tidak tampak dalam penulisan sejarah. Untuk model penulisan tematis, tidak secara rinci dituliskan pembahasan mengarah pada salah satu bidang tematis. Peneliti mengkaji bahwa dalam pembahasan materi tersirat tema-tema sejarah, seperti tema politik, ekonomi, budaya, sosial, dan lain sebagainya. Sementara itu, bentuk penulisan sejarah yang ada, buku teks sejarah dapat dikategorikan dalam empat bentuk yaitu narasi atau kisahan, deskripsi atau perian, argumentasi atau bahasan, dan eksposisi atau paparan. Dari bentuk-bentuk penulisan itu, bentuk penulisan pada buku sejarah pelajaran Sejarah Indonesia Kelas X Kurikulum 2013 mayoritas mengarah pada bentuk narasi dan deskripsi. Berdasarkan hasil kajian ini, ada beberapa hal yang perlukan perhatikan: 1. Dalam historiografi sejarah, kaidah-kaidah keilmiahan perlu terus diperhatikan, terutama yang menyangkut pendekatan dan bentuk penulisan sejarah. Pengembangan materi sejarah untuk SMA perlu ada perluasan, sehingga tidak ada pengulangan materi sejarah dengan materi di tingkat satuan pendidikan sebelumnya. 2. Perlu adanya peta konsep maupun pohon silsilah untuk menjelaskan materi yang berhubungan dengan genealogi. 3. Media peta dalam bentuk gambar di dalam buku teks sejarah sangat penting sehingga perlu dipertahankan dan dioptimalkan keberadaannya. DAFTAR PUSTAKA Kochhar, S.K Pembelajaran Sejarah Teaching of History. Jakarta: Gramedia Kartodirdjo, Sartono Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Kemdikbud RI Buku Guru Sejarah Indonesia Kelas X. Jakarta: DepDikbud Buku Siswa Sejarah Indonesia Kelas X. Jakarta: DepDikbud 201

: Restu Gunawan, Sardiman AM, Amurwani Dwi L., Mestika Zed, Wahdini Purba, Wasino, dan Agus Mulyana.

: Restu Gunawan, Sardiman AM, Amurwani Dwi L., Mestika Zed, Wahdini Purba, Wasino, dan Agus Mulyana. Hak Cipta 2013 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN Disklaimer: Buku ini merupakan buku siswa yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka

Lebih terperinci

Pengaruh Islam dalam Kepemimpinan Indonesia

Pengaruh Islam dalam Kepemimpinan Indonesia Pengaruh Islam dalam Kepemimpinan Indonesia PROSES MASUK DAN BERKEMBANG NYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA Pada akhir abad ke-13, pengaruh Islam dari Timur Tengah berkembang pesat di Nusantara.

Lebih terperinci

Indikator Pencapaian Kompetensi. Kegiatan pembelajaran. Mencari artikel di perpustakaan dan internet mengenai lahir dan berkembangnya agama dan

Indikator Pencapaian Kompetensi. Kegiatan pembelajaran. Mencari artikel di perpustakaan dan internet mengenai lahir dan berkembangnya agama dan SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : Program : Ilmu Pengetahuan Sosial Mata Pelajaran : Kelas/Semester : X1/1 Standar : 1. Menganalisis Perjalanan pada Masa Negara-negara Tradisional 1.1. Menganalisis Pengaruh

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dalam kesempatan ini pula saya menyampaikan rasa bahagia dan ucapan rasa terima kasih kepada :

KATA PENGANTAR. Dalam kesempatan ini pula saya menyampaikan rasa bahagia dan ucapan rasa terima kasih kepada : KATA PENGANTAR Puji syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas sejarah yang berjudul Terbentuknya Jaringan Nusantara Melalui Perdagangan

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Modul ke: Pendidikan Agama Islam Perkembangan Islam di Indonesia Fakultas PSIKOLOGI Maukuf, M.Pd Program Studi Psikologi http://www.mercubuana.ac.id PErdagangan Islam masuk ke Indonesia salah satunya lewat

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 7. INDONESIA MASA ISLAMLATIHAN SOAL BAB 7

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 7. INDONESIA MASA ISLAMLATIHAN SOAL BAB 7 SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 7. INDONESIA MASA ISLAMLATIHAN SOAL BAB 7 1. Masuknya Islam ke Indonesia berasal dari Persia. Hal ini diperkuat dengan adanya... Bukti arkeologis tentang makam Sultan

Lebih terperinci

BAB III MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA JALUR ISLAMISASI. 3.1 Proses Islamisasi dan Perkembangan Islam di Indonesia

BAB III MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA JALUR ISLAMISASI. 3.1 Proses Islamisasi dan Perkembangan Islam di Indonesia BAB III MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA JALUR ISLAMISASI 3.1 Proses Islamisasi dan Perkembangan Islam di Indonesia Pada masa kedatangan dan penyebaran Islam di Indonesia terdapat beraneka ragam suku bangsa,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai.

I. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang damai, dimana agama ini mengajarkan keharusan terciptanya keseimbangan hidup jasmani maupun rohani sehingga dimanapun Islam datang selalu

Lebih terperinci

ISLAMISASI NUSANTARA Materi Ke 2. HIKMATULLOH, M.PdI

ISLAMISASI NUSANTARA Materi Ke 2. HIKMATULLOH, M.PdI ISLAMISASI NUSANTARA Materi Ke 2 HIKMATULLOH, M.PdI Kompetensi Dasar Memahami islamisasi dan terbentuknya institusi-institusi Islam Indikator Dapat menjelaskan proses Islamisasi di Indonesia Dapat menjelaskan

Lebih terperinci

dari periode yang awal sampai pada periode-periode berikutnya?. Perkembangan terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk yang

dari periode yang awal sampai pada periode-periode berikutnya?. Perkembangan terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk yang PERIODISASI SEJARAH Apakah yang disebut dengan periodisasi? Pertanyaan tersebut kita kembalikan pada penjelasan sebelumnya bahwa sejarah adalah studi tentang kehidupan manusia dalam konteks waktu. Untuk

Lebih terperinci

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat : RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMP / MTs :.. Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas/Semester : VII/2 Alokasi waktu : 8 x 40 menit ( 4 pertemuan) A. Standar Kompetensi 5. Memahami perkembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan perdagangan antara bangsa Indonesia dan India. Hubungan itu

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan perdagangan antara bangsa Indonesia dan India. Hubungan itu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masuknya agama Hindu-Buddha ke Indonesia diawali melalui hubungan perdagangan antara bangsa Indonesia dan India. Hubungan itu kemudian berkembang ke berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping menjadi salah satu faktor pemersatu bangsa juga memberikan nuansa baru dalam keberislamannya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 102 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Peran Cheng Ho dalam proses perkembangan agama Islam di Nusantara pada tahun 1405-1433 bisa dikatakan sebagai simbol dari arus baru teori masuknya agama Islam

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO: 1 Mata Pelajaran : Program Studi IPA (Sejarah) Kelas/Semester : XI/1 Materi Pokok : Kerajaan Kutai dan Tarumanegara Pertemuan Ke- : 1 Alokasi Waktu : 1 x pertemuan

Lebih terperinci

BAB I STRATEGI MARITIM PADA PERANG LAUT NUSANTARA DAN POROS MARITIM DUNIA

BAB I STRATEGI MARITIM PADA PERANG LAUT NUSANTARA DAN POROS MARITIM DUNIA BAB I PADA PERANG LAUT NUSANTARA DAN POROS MARITIM DUNIA Tahun 1620, Inggris sudah mendirikan beberapa pos perdagangan hampir di sepanjang Indonesia, namun mempunyai perjanjian dengan VOC untuk tidak mendirikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal memiliki segudang sejarah yang panjang dari kebudayaankebudayaan masa lampau. Sejarah tersebut hingga kini masih dapat dinikmati baik dari

Lebih terperinci

22 September 1605 M. Selatan mendapat tempat

22 September 1605 M. Selatan mendapat tempat 22 September 1605 M dengan gelar Sultan Abdullah. Selanjutnya Karaeng Gowa I Manga rangi Daeng Manrabbia mengucapkan syahadat pada Jumat, 19 Rajab 1016 H atau 9 November 1607 M. Perkembangan agama Islam

Lebih terperinci

Mam MAKALAH ISLAM. Melacak Jejak-jejak Islam di Tanah Papua

Mam MAKALAH ISLAM. Melacak Jejak-jejak Islam di Tanah Papua Mam MAKALAH ISLAM Melacak Jejak-jejak Islam di Tanah Papua 30, Januari 2014 Makalah Islam Melacak Jejak-jejak Islam di Tanah Papua Sigit Kamseno (Redaktur bimasislam.kemenag.go.id dan kontributor di beberapa

Lebih terperinci

Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke

Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke Cina untuk memperkenalkan Daulah Islam yang belum lama

Lebih terperinci

Wujud Akulturasi Budaya Islam Di Indonesia

Wujud Akulturasi Budaya Islam Di Indonesia Wujud Akulturasi Budaya Islam Di Indonesia Islam Budaya lokal Pengantar 611M Masa Kelahiran Islam Di Arab. 632-661 M Mulai muncul Kekhafilahan di Arab untuk menggantikan kepemimpinan Nabi Muhammad SAW.

Lebih terperinci

BAB IV BUDAYA DAN ALAM PIKIR MASA PENGARUH KEBUDAYAAN ISLAM DAN BARAT

BAB IV BUDAYA DAN ALAM PIKIR MASA PENGARUH KEBUDAYAAN ISLAM DAN BARAT BAB IV BUDAYA DAN ALAM PIKIR MASA PENGARUH KEBUDAYAAN ISLAM DAN BARAT A. Pengaruh Kebudayaan Islam Koentjaraningrat (1997) menguraikan, bahwa pengaruh kebudayaan Islam pada awalnya masuk melalui negara-negara

Lebih terperinci

249 Sejarah Indonesia B. Kompetensi Inti (KI): KI. 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan,

249 Sejarah Indonesia B. Kompetensi Inti (KI): KI. 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, 249 B. Kompetensi Inti (KI): KI. 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

Lebih terperinci

DOKUMEN PERKULIAHAN SEMESTER GANJIL 2013/2014. Mata Kuliah : Sejarah Indonesia 1. Nomor Dokumen : Garis-garis Besar Program Perkuliahan (GBPP)

DOKUMEN PERKULIAHAN SEMESTER GANJIL 2013/2014. Mata Kuliah : Sejarah Indonesia 1. Nomor Dokumen : Garis-garis Besar Program Perkuliahan (GBPP) DOKUMEN PERKULIAHAN SEMESTER GANJIL 2013/2014 Mata Kuliah : Sejarah Indonesia 1 Sks : 3 sks (3-0) Program Studi Dosen Pengampu : Pendidikan Sejarah : Dra. Sumiyatun, M.Pd Nomor Dokumen :... 1. Garis-garis

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 3. PERADABAN AWAL INDONESIALatihan Soal 3.1. Menhir. Waruga. Sarkofagus. Dolmen

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 3. PERADABAN AWAL INDONESIALatihan Soal 3.1. Menhir. Waruga. Sarkofagus. Dolmen SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 3. PERADABAN AWAL INDONESIALatihan Soal 3.1 1. Bangunan megalithikum yang berbentuk batu bertingkat berfungsi sebagai tempat pemujaan terhadap nenek moyang disebut...

Lebih terperinci

Sejarah Sosial & Politik Indonesia.

Sejarah Sosial & Politik Indonesia. Sejarah Sosial & Politik Indonesia Sejarah Ina Modern * Ricklefs: sejarah tertulis dimulai prasasti Yupa, Kutai 400M *3 unsur fundamental sbg kesatuan historis Budaya & agama: Islamisasi Ina 1300 M Unsur

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 6. AKULTURASI BUDAYA INDONESIA DENGAN HINDU BUDHA DAN ISLAMLATIHAN SOAL BAB 6. Ksatria. Waisya.

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 6. AKULTURASI BUDAYA INDONESIA DENGAN HINDU BUDHA DAN ISLAMLATIHAN SOAL BAB 6. Ksatria. Waisya. SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 6. AKULTURASI BUDAYA INDONESIA DENGAN HINDU BUDHA DAN ISLAMLATIHAN SOAL BAB 6 1. Berdasarkan letak geografis Indonesia yang berada dalam jalur perdagangan dunia, serta

Lebih terperinci

Kerajaan Ternate dan Tidore. Oleh Kelompok 08 : Faiqoh Izzati Salwa (08) Muhammad Anwar R (21) Shela Zahidah Wandadi (27)

Kerajaan Ternate dan Tidore. Oleh Kelompok 08 : Faiqoh Izzati Salwa (08) Muhammad Anwar R (21) Shela Zahidah Wandadi (27) Kerajaan Ternate dan Tidore Oleh Kelompok 08 : Faiqoh Izzati Salwa (08) Muhammad Anwar R (21) Shela Zahidah Wandadi (27) 1 Letak Kerajaan Sejarah Berdirinya Keadaan Kerajaan Kerajaan Ternate dan Tidore

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Di dalam aktivitas pelayaran dan perniagaan internasional Nusantara

BAB V KESIMPULAN. Di dalam aktivitas pelayaran dan perniagaan internasional Nusantara BAB V KESIMPULAN Di dalam aktivitas pelayaran dan perniagaan internasional Nusantara merupakan salah satu tempat tujuan maupun persinggahan bagi kapal-kapal dagang dari berbagai negara di dunia. Nusantara

Lebih terperinci

Tugas Perkuliahan & bobot nilai. Model Perkuliahan. Sub Pokok Bahasan. Kompetensi Khusus. Pokok Bahasan. Pertemuan ke- No.

Tugas Perkuliahan & bobot nilai. Model Perkuliahan. Sub Pokok Bahasan. Kompetensi Khusus. Pokok Bahasan. Pertemuan ke- No. SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) MATA KULIAH SEJARAH ISLAM DI INDONESIA DOSEN : Drs. Andi Suwirta, M,Hum. Dr. Agus Mulyana, M.Hum. Encep Supriatna, M.Pd. BOBOT 3 SKS/Kode SJ 200 =======================================================================================================

Lebih terperinci

Contoh fosil antara lain fosil manusia, fosil binatang, fosil pepohonan (tumbuhan).

Contoh fosil antara lain fosil manusia, fosil binatang, fosil pepohonan (tumbuhan). Kehidupan Manusia Pra Aksara Pengertian zaman praaksara Sebenarnya ada istilah lain untuk menamakan zaman Praaksara yaitu zaman Nirleka, Nir artinya tidak ada dan leka artinya tulisan, jadi zaman Nirleka

Lebih terperinci

Tatanan Politik di Nusantara Masa Kedatangan Islam

Tatanan Politik di Nusantara Masa Kedatangan Islam Tatanan Politik di Nusantara Masa Kedatangan Islam Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sejarah Lisan Semester VI Dosen Prof.Dr.H.Edi.S.Ekadjati Oleh : Fandy Hutari HIC 02005 JURUSAN ILMU SEJARAH

Lebih terperinci

ISLAM DI INDONESIA. UNIVERSITAS MERCU BUANA BEKASI Sholahudin Malik, S.Ag, M.Si. MATA KULIAH AGAMA ISLAM. Modul ke: 04Fakultas.

ISLAM DI INDONESIA. UNIVERSITAS MERCU BUANA BEKASI Sholahudin Malik, S.Ag, M.Si. MATA KULIAH AGAMA ISLAM. Modul ke: 04Fakultas. ISLAM DI INDONESIA Modul ke: 04Fakultas MATA KULIAH AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MERCU BUANA BEKASI Sholahudin Malik, S.Ag, M.Si. Program Studi A. Sejarah Masuknya Islam di Indonesia Pada tahun 30 H/651M Khalifah

Lebih terperinci

Nama Kelompok: Agnes Monica Dewi Devita Marthia Sari Dilla Rachmatika Nur Aisah XI IIS 1

Nama Kelompok: Agnes Monica Dewi Devita Marthia Sari Dilla Rachmatika Nur Aisah XI IIS 1 Nama Kelompok: Agnes Monica Dewi Devita Marthia Sari Dilla Rachmatika Nur Aisah XI IIS 1 Latar Belakang Kesultanan Gowa adalah salah satu kerajaan besar dan paling sukses yang terdapat di daerah Sulawesi

Lebih terperinci

ARSITEKTUR ISLAM PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA

ARSITEKTUR ISLAM PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA ARSITEKTUR ISLAM PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA Dra. Dwi Hartini Proses Masuk dan Berkembangnya Agama dan Kebudayaan Islam di Indonesia Ahmad Mansur, Suryanegara

Lebih terperinci

BAB 1: SEJARAH PRASEJARAH

BAB 1: SEJARAH PRASEJARAH www.bimbinganalumniui.com 1. Studi tentang kebudayaan adalah suatu studi yang mempelajari... (A) Gagasan-gagasan untuk mewujudkan tindakan dan artefak (B) Kesenian (C) Karya sastra dan cerita rakyat (D)

Lebih terperinci

KERAJAAN HINDU-BUDHA DAN ISLAM DI INDONESIA BESERTA PENINGGALANNYA

KERAJAAN HINDU-BUDHA DAN ISLAM DI INDONESIA BESERTA PENINGGALANNYA KERAJAAN HINDU-BUDHA DAN ISLAM DI INDONESIA BESERTA PENINGGALANNYA STANDAR KOMPETENSI: 1. Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia, sehingga kemudian jalur perdagangan berpindah tangan ke para

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Dari pembahasan mengenai Peran Sultan Iskandar Muda Dalam. Mengembangkan Kerajaan Aceh Pada Tahun , maka dapat diambil

BAB V KESIMPULAN. Dari pembahasan mengenai Peran Sultan Iskandar Muda Dalam. Mengembangkan Kerajaan Aceh Pada Tahun , maka dapat diambil BAB V KESIMPULAN Dari pembahasan mengenai Peran Sultan Iskandar Muda Dalam Mengembangkan Kerajaan Aceh Pada Tahun 1607-1636, maka dapat diambil kesimpulan baik dari segi historis maupun dari segi paedagogis

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN MUSYAWARAH KEPALA SEKOLAH (MKS) SMP DKI JAKARTA

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN MUSYAWARAH KEPALA SEKOLAH (MKS) SMP DKI JAKARTA PEMERINTAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN MUSYAWARAH KEPALA SEKOLAH (MKS) SMP DKI JAKARTA KISI-KISI ULANGAN AKHIR SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Mata Pelajaran Kelas / Smt

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dan berharga. Kebudayaan tersebut dapat menjadi pedoman atau

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dan berharga. Kebudayaan tersebut dapat menjadi pedoman atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan masyarakat masa lampau merupakan catatan sejarah yang sangat penting dan berharga. Kebudayaan tersebut dapat menjadi pedoman atau pegangan hidup bagi masyarakat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA

PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA MODUL 3 KELAS XI PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA DISUSUN OLEH : Drs. OCTAVIANUS DWIANTO WISNU AJI STANDAR KOMPETENSI Menganalisa perjalanan bangsa Indonesia pada masa negara-negara

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 1. MANUSIA DAN SEJARAHLatihan Soal 1.2

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 1. MANUSIA DAN SEJARAHLatihan Soal 1.2 SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 1. MANUSIA DAN SEJARAHLatihan Soal 1.2 1. Dalam ilmu sejarah akan menganalisis sebuah peristiwa dan perubahannya dari waktu ke waktu sehingga menungkinkan penilaian

Lebih terperinci

PROSES ISLAMISASI DI INDONESIA (ABAD M): MASALAH DI SEKITAR KAPAN, SIAPA, DAN DARI MANA? *)

PROSES ISLAMISASI DI INDONESIA (ABAD M): MASALAH DI SEKITAR KAPAN, SIAPA, DAN DARI MANA? *) MASALAH KONTROVERSIAL SEJARAH NASIONAL INDONESIA II PROSES ISLAMISASI DI INDONESIA (ABAD 13-18 M): MASALAH DI SEKITAR KAPAN, SIAPA, DAN DARI MANA? *) Oleh: Andi Suwirta **) ABSTRAK Tulisan ini ingin mendiskusikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka. 1. Konsep Proses. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, proses memiliki arti antara lain runtunan perubahan ( peristiwa ), perkembangan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMAN 1 Singosari : Sejarah Peminatan : XI IPS/Ganjil : Kerajaan-Kerajaan Besar Indonesia pada Masa

Lebih terperinci

TEORI MASUKNYA AGAMA ISLAM DI INDONESIA

TEORI MASUKNYA AGAMA ISLAM DI INDONESIA TEORI MASUKNYA AGAMA ISLAM DI INDONESIA Mengenai tempat asal dan kapan datangnya Islam ke Nusantara, sedikitnya ada lima teori besar. a. Teori Arab Pertama, teori yang menyatakan bahwa Islam datang langsung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. internasional, adanya kontrol terhadap labour dan hasil tanah serta sudah memilki

I. PENDAHULUAN. internasional, adanya kontrol terhadap labour dan hasil tanah serta sudah memilki 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nusantara adalah sebuah wilayah yang telah berkembang menjadi wilayah perdagangan internasional, karena sudah memiliki perniagaan regional dan internasional, adanya kontrol

Lebih terperinci

KISI-KISI ULANGAN KENAIKAN KELAS TAHUN PELAJARAN 2016/2017

KISI-KISI ULANGAN KENAIKAN KELAS TAHUN PELAJARAN 2016/2017 KISI-KISI ULANGAN KENAIKAN KELAS TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Jenis Sekolah : Sekolah Menengah Pertama (SMP) Alokasi Waktu : 120 menit Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Jumlah Soal : 45 soal Kurikulum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata.

BAB I PENDAHULUAN. yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki sekitar 500 kelompok etnis, tiap etnis memiliki warisan budaya yang berkembang selama berabad-abad, yang dipengaruhi oleh kebudayaan India,

Lebih terperinci

MATERI USBN SEJARAH INDONESIA. 6. Mohammad Ali : Sejarah adalah berbagai bentuk penggambaran tentang pengalaman kolektif di masa lampau

MATERI USBN SEJARAH INDONESIA. 6. Mohammad Ali : Sejarah adalah berbagai bentuk penggambaran tentang pengalaman kolektif di masa lampau MATERI USBN SEJARAH INDONESIA PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU SEJARAH 1. PENGERTIAN SEJARAH Istilah Sejarah berasal dari bahasa Arab yaitu Syajaratun yang berarti Pohon. Penggunaan kata tersebut dalam

Lebih terperinci

I. Berilah tanda silang ( X ) pada huruf a,b,c atau d di depan jawaban yang paling benar!

I. Berilah tanda silang ( X ) pada huruf a,b,c atau d di depan jawaban yang paling benar! Standar Kompetensi : Kemampuan memahami: (1) Keragaman kenampakan alam, sosial, budaya, dan kegiatan ekonomi di Indonesia; (2) Perjalanan bangsa Indonesia pada masa Hindu-Buddha, Islam, sampai masa kemerdekaan;

Lebih terperinci

S I L A B U S SATUAN PENDIDIKAN : MAN KOTO BARU SOLOK KELAS / SEMESTER : X / 1

S I L A B U S SATUAN PENDIDIKAN : MAN KOTO BARU SOLOK KELAS / SEMESTER : X / 1 S I L A B U S SATUAN PENDIDIKAN : MAN KOTO BARU SOLOK MATA PELAJARAN : SEJARAH INDONESIA KELAS / SEMESTER : X / 1 KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Menghayati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituturkan di sejumlah wilayah di Indonesia, dan ada pula bahasa-bahasa etnik

BAB I PENDAHULUAN. dituturkan di sejumlah wilayah di Indonesia, dan ada pula bahasa-bahasa etnik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara multibahasa. Ada bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa resmi kenegaraan, ada bahasa Melayu lokal yang dituturkan di

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Berdasarkan dari hasil pencarian penelitianterdahulu tentang animasi sejarah kerajaan terdapat makalah yang berjudul Kerajaan Demak, Pajang dan Mataram

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN SEJARAH INDONESIA. Standar Kompetensi Guru (SKG) Kompetensi Guru Mata Pelajaran (KD)

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN SEJARAH INDONESIA. Standar Kompetensi Guru (SKG) Kompetensi Guru Mata Pelajaran (KD) KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN SEJARAH INDONESIA No (IPK) 1 Pedagogik Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, sosial, kultural, emosional, dan intelektual Memahami karakteristik peserta

Lebih terperinci

1. Bukti-Bukti Masuknya Islam di Indonesia

1. Bukti-Bukti Masuknya Islam di Indonesia 1. Bukti-Bukti Masuknya Islam di Indonesia Diperkirakan pengaruh Islam masuk ke Indonesia lebih awal daripada yang diduga banyak orang. Orang-orang gujaat lebih awal menerima pengaruh Islam dan mereka

Lebih terperinci

Indikator. Teknik. peninggalan. sejarah yang bercorak Hindu yang ada di Indonesia Mampu menceritakan. peninggalan

Indikator. Teknik. peninggalan. sejarah yang bercorak Hindu yang ada di Indonesia Mampu menceritakan. peninggalan Silabus Sekolah : Kelas : V Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Semester : 1 (Satu) Standar Kompetensi : 1. Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Buddha

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMA : SMA N 1 SANDEN Matapelajaran : Sejarah Indonesia (Wajib) Kelas/Semester : X/1 Materi Pokok : Konsep Berfikir Kronologis dan Sinkronik Alokasi Waktu : 2 x 45

Lebih terperinci

INTERAKSI KEBUDAYAAN

INTERAKSI KEBUDAYAAN Pengertian Akulturasi Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN. Sejarah Desain. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

MODUL PERKULIAHAN. Sejarah Desain. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN Sejarah Seni Rupa Prasejarah Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Teknik Perencanaan & Desain Desain Produk 01 Kode MK Abstract Seni rupa dapat dikatakan sebagai

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER 1

KISI-KISI SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER 1 KISI-KISI PENILAIAN AKHIR SEMESTER 1 Nama Sekolah : SMA Islam Al-Azhar BSD Alokasi Waktu : 90 menit Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Jumlah Soal : 50 Kelas / Semester : X / Ganjil Bentuk Soal : Pilihan

Lebih terperinci

C. Masa Kerajaan Islam

C. Masa Kerajaan Islam C. Masa Kerajaan Islam 1. Kerajaan Samudera Pasai Samudera Pasai adalah kerajaan Islam pertama di Indonesia yang didirikan oleh Sultan Malikus Shaleh pada abad ke-13. Kerajaan ini terletak di pesisir timur

Lebih terperinci

KISI-KISI PENYUSUNAN SOAL UJIAN SEKOLAH PENYUSUN : 1. A. ARDY WIDYARSO, DRS. ID NO :

KISI-KISI PENYUSUNAN SOAL UJIAN SEKOLAH PENYUSUN : 1. A. ARDY WIDYARSO, DRS. ID NO : KISI-KISI PENYUSUNAN SOAL UJIAN SEKOLAH JENJANG PENDIDIKAN : PENDIDIKAN DASAR SATUAN PENDIDIKAN : SEKOLAH DASAR (/MI) MATA PELAJARAN : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) ALOKASI WAKTU : 120 MENIT JUMLAH SOAL

Lebih terperinci

INTERAKSI LOKAL - HINDU BUDDHA - ISLAM

INTERAKSI LOKAL - HINDU BUDDHA - ISLAM INTERAKSI LOKAL - HINDU BUDDHA - ISLAM AKULTURASI : menerima unsur baru tapi tetap mempertahankan kebudayaan aslinya jadi budaya campuran ASIMILASI : pernggabungan kebudayaan lokal dan unsur baru tapi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembicaraan karya sastra tidak lepas dari penilaian-penilaian. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu seni adalah yang imajinatif,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Program Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu Standar Kompetensi : 1. Kompetensi Dasar Indikator RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : MAN 1 Kota Bandung : Ilmu Pengetahuan Sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat dilihat dari kondisi sosio-kultural, agama maupun geografis yang

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat dilihat dari kondisi sosio-kultural, agama maupun geografis yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara multikultural terbesar di dunia, terdiri dari banyak suku bangsa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Hal

Lebih terperinci

Islam Di Nusantara. Ringkasan Materi

Islam Di Nusantara. Ringkasan Materi Islam Di Nusantara Standar Kompetensi : 7. Memahami Sejarah Perkembangan Islam di Nusantara 7 Kompetensi Dasar : 7.1 Menceritakan Sejarah Masuknya Islam di Nusantara Melalui Perdagangan, sosial, dan pengajaran

Lebih terperinci

KERAJAAN DEMAK. Berdirinya Kerajaan Demak

KERAJAAN DEMAK. Berdirinya Kerajaan Demak KERAJAAN DEMAK Berdirinya Kerajaan Demak Pendiri dari Kerajaan Demak yakni Raden Patah, sekaligus menjadi raja pertama Demak pada tahun 1500-1518 M. Raden Patah merupakan putra dari Brawijaya V dan Putri

Lebih terperinci

INTRODUCTION: INTERNATIONAL RELATIONS IN SOUTHEAST ASIA

INTRODUCTION: INTERNATIONAL RELATIONS IN SOUTHEAST ASIA INTRODUCTION: INTERNATIONAL RELATIONS IN SOUTHEAST ASIA by: Dewi Triwahyuni INTERNATIONAL RELATIONS DEPARTMENT COMPUTER UNIVERSITY OF INDONESIA (UNIKOM) BANDUNG 2013 1 SOUTHEAST ASIA (SEA) 2 POSISI GEOGRAFIS

Lebih terperinci

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009 ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT

Lebih terperinci

LETAK KERAJAAN ACEH YANG STRATEGIS YAITU DI PULAU SUMATERA BAGIAN UTARA DAN DEKAT JALUR PELAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL MENYEBABKAN KERAJAAN ACEH

LETAK KERAJAAN ACEH YANG STRATEGIS YAITU DI PULAU SUMATERA BAGIAN UTARA DAN DEKAT JALUR PELAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL MENYEBABKAN KERAJAAN ACEH 5W + 1H Apa Asal-usul Kerajaan AcehDarussalam? Siapakah Raja-raja yang memerintah di Kerajaan Aceh Darussalam? Kapan Kerajaan Aceh didirikan? Dimana Terletak Kerajaan Aceh? Mengapa Kerajaan Aceh Darussalam

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Sejarah

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Sejarah Nama : UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Sejarah Kelas : 7 Waktu : 10.00-11.30 No.Induk : Hari/Tanggal : Senin, 08 Desember 2014 Petunjuk Umum: Nilai : 1.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Secara umum pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Secara umum pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Secara umum pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana yang dilakukan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

Lebih terperinci

Naskah Drama. Sejarah Kerajaan Samudera Pasai

Naskah Drama. Sejarah Kerajaan Samudera Pasai Naskah Drama Sejarah Kerajaan Samudera Pasai Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Nusantara. Kemunculan kerajaan ini diperkirakan berdiri mulai awal atau pertengahan abad ke-13 M[1]

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Katulistiwa. Sejak awal abad Masehi, Pulau Sumatera telah

BAB I PENDAHULUAN. di Katulistiwa. Sejak awal abad Masehi, Pulau Sumatera telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pulau Sumatera atau yang dahulu dikenal dengan nama Pulau Swarnadwipa merupakan pulau terbesar keenam di dunia yang memanjang dari 6 0 Lintang Utara hingga

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH SEJARAH INDONESIA MADYA

SILABUS MATA KULIAH SEJARAH INDONESIA MADYA SILABUS MATA KULIAH SEJARAH INDONESIA MADYA Oleh: Miftahuddin, M. Hum. NIP. 19740302 200312 1 006 JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH PRODI ILMU SEJARAH FIS UNY 20 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA

PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA MODUL 3 KELAS XI PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA DISUSUN OLEH : Drs. OCTAVIANUS DWIANTO WISNU AJI STANDAR KOMPETENSI Menganalisa perjalanan bangsa Indonesia pada masa negara-negara tradisional KOMPETENSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sesuai dengan berkembangnya zaman, kita perlu tahu tentang sejarahsejarah perkembangan agama dan kebudayaan di Indonesia. Dengan mempelajarinya kita tahu tentang sejarah-sejarahnya

Lebih terperinci

SD kelas 4 - BAHASA INDONESIA BAB 1. INDAHNYA KEBERSAMAANLatihan Soal 1.7

SD kelas 4 - BAHASA INDONESIA BAB 1. INDAHNYA KEBERSAMAANLatihan Soal 1.7 SD kelas 4 - BAHASA INDONESIA BAB 1. INDAHNYA KEBERSAMAANLatihan Soal 1.7 1. Sejarah Sunda Kata Sunda artinya Bagus/ Baik/ Putih/ Bersih/ Cemerlang, segala sesuatu yang mengandung unsur kebaikan, orang

Lebih terperinci

BEBERAPA TEORI TENTANG MASUKNYA ISLAM

BEBERAPA TEORI TENTANG MASUKNYA ISLAM BEBERAPA TEORI TENTANG MASUKNYA ISLAM 1. Teori gujarat, abad ke 13, didukung oleh Snouck Hurgronye, WF Stuterheim dan HM. Vlekke. buktinya 1. Kurangnya fakta bahwa yg menyebarkan islam ke indonesia itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada masa lalu, wilayah nusantara merupakan jalur perdagangan asing

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada masa lalu, wilayah nusantara merupakan jalur perdagangan asing BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada masa lalu, wilayah nusantara merupakan jalur perdagangan asing yang sangat strategis, yang terletak di tengah-tengah jalur perdagangan yang menghubungkan antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budi Utomo, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budi Utomo, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pulau Bangka merupakan pulau kecil di sebelah selatan Sumatra. Pulau ini sudah terkenal sejak abad ke-6. Hal ini dibuktikan dengan adanya peninggalan prasasti

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA / MADRASAH TSANAWIYAH TAHUN PELAJARAN 2017/2018

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA / MADRASAH TSANAWIYAH TAHUN PELAJARAN 2017/2018 LAMPIRAN 2 KISI-KISI USBN SMP KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA / MADRASAH TSANAWIYAH TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Jenjang : SMP/MTs

Lebih terperinci

KISI-KISI PEDAGOGIK UKG 2015 SEJARAH STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/KEAHLIAN/BK

KISI-KISI PEDAGOGIK UKG 2015 SEJARAH STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/KEAHLIAN/BK KISI-KISI UKG 2015 SEJARAH Indikator Pencapaian b c d e 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, 1.1 Memahami karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek

Lebih terperinci

KERAJAAN SAMUDERA PASAI

KERAJAAN SAMUDERA PASAI KERAJAAN SAMUDERA PASAI Kerajaan Islam pertama di Indonesia, didirikan oleh Nazimuddin Al-Kamil dan Sultan Malik As-Saleh yang bergelar Marah Sile. Buktinya adalah terdapatnya makam bercirikan Islam dari

Lebih terperinci

DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI

DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI Matakuliah : Agama (Islam, Kristen, Khatolik)* Deskripsi :Matakuliah ini mengkaji tentang

Lebih terperinci

BEDAH BUKU: KONTIUNUITAS ISLAM TRADISIONAL DI BANGKA 1 Oleh: Janawi 2

BEDAH BUKU: KONTIUNUITAS ISLAM TRADISIONAL DI BANGKA 1 Oleh: Janawi 2 BEDAH BUKU: KONTIUNUITAS ISLAM TRADISIONAL DI BANGKA 1 Oleh: Janawi 2 Pendahulun Buku yang dibahas sekarang adalah tulisan yang dihasilkan melalui proses yang cukup panjang. Terbitnya buku ini diawali

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. Kamajaya,Karkono,Kebudayaan jawa:perpaduannya dengan islam,ikapi,yogja,1995 2

BAB II PEMBAHASAN. Kamajaya,Karkono,Kebudayaan jawa:perpaduannya dengan islam,ikapi,yogja,1995 2 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum pendidikan adalah upaya menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh setiap insan. Potensi itu berupa kemampuan berbahasa, berfikir, mengingat menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aceh secara geografis terletak di jalur perdagangan Internasional yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Aceh secara geografis terletak di jalur perdagangan Internasional yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aceh secara geografis terletak di jalur perdagangan Internasional yaitu selat malaka, banyaknya pelayaran dan pelabuhan di pantai Aceh membuat kapalkapal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. islam di Nusantara. Dan proses masuknya agama Islam di Indonesia menjadi

BAB I PENDAHULUAN. islam di Nusantara. Dan proses masuknya agama Islam di Indonesia menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Penyebaran Islam yang terjadi di Asia Tenggara menghasilkan terjadinya akulturasi dan asimilasi budaya lokal sehingga membuahkan budaya baru yang dinamis

Lebih terperinci

BAB 10 PROSES KEDATANGAN DAN KOLONIALISME BANGSA BARAT DI INDONESIA

BAB 10 PROSES KEDATANGAN DAN KOLONIALISME BANGSA BARAT DI INDONESIA BAB 10 PROSES KEDATANGAN DAN KOLONIALISME BANGSA BARAT DI INDONESIA TUJUAN PEMBELAJARAN Dengan mempelajari bab ini, kamu diharapkan mampu: mendeskripsikan sebab dan tujuan kedatangan bangsa barat ke Indonesia;

Lebih terperinci

Teori-teori Masukya Agama Islam ke Indonesia.

Teori-teori Masukya Agama Islam ke Indonesia. Teori-teori Masukya Agama Islam ke Indonesia. Proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia menurut Suryanegara dalam bukunya yang berjudul Menemukan Sejarah, terdapat 3 teori yaitu: 1. Teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah islam si pulau Jawa telah berlangsung sangat lama. Selama perjalanan tersebut banyak hal-hal yang terjadi pada masa itu, diantaranya yaitu dialog antar kebudayaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada sekitar 1.340 suku bangsa di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alamnya yang melimpah ruah, maka pulau-pulau timur seperti Kalimantan,

BAB I PENDAHULUAN. alamnya yang melimpah ruah, maka pulau-pulau timur seperti Kalimantan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berita-berita India yang dikutip awal abad masehi menyebut-nyebut daerah-daerah di Nusantara dengan lafal India.Melalui studi toponomi dapat diperoleh kesimpulan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN SASTRA YANG KONTEKSTUAL DENGAN MENGADOPSI CERITA RAKYAT AIR TERJUN SEDUDO DI KABUPATEN NGANJUK

PEMBELAJARAN SASTRA YANG KONTEKSTUAL DENGAN MENGADOPSI CERITA RAKYAT AIR TERJUN SEDUDO DI KABUPATEN NGANJUK PEMBELAJARAN SASTRA YANG KONTEKSTUAL DENGAN MENGADOPSI CERITA RAKYAT AIR TERJUN SEDUDO DI KABUPATEN NGANJUK Ermi Adriani Meikayanti 1) 1) Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, IKIP PGRI Madiun Email: 1)

Lebih terperinci

KISI KISI DAN SOAL ULANGAN TENGAH SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN

KISI KISI DAN SOAL ULANGAN TENGAH SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN KISI KISI DAN SOAL ULANGAN TENGAH SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2014 2015 MATA PELAJARAN KELAS / PROGRAM / SEMESTER ALOKASI WAKTU JENIS SOAL : SEJARAH (PEMINATAN) : X / IIS/ GASAL : 90 Menit : Pilihan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran : Sejarah 1 Beban Belajar : 4 SKS Pertemuan /Minggu ke : 1-4 /1 Alokasi waktu : 8 jam Kompetensi Dasar: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1.1 Menganalisis Pengaruh perkembangan agama dan

Lebih terperinci