BAB I PENDAHULUAN. telah menjadi klise ujaran bahwa suatu gambar bernilai seribu kata-kata, serta bisa

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. telah menjadi klise ujaran bahwa suatu gambar bernilai seribu kata-kata, serta bisa"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Ada istilah sebuah foto dapat bercerita lebih banyak daripada tulisan dan telah menjadi klise ujaran bahwa suatu gambar bernilai seribu kata-kata, serta bisa dikatakan tidak terbatas sama sekali oleh konteks. 1 Foto adalah catatan yang direkayasa secara canggih, hasil dari hubungan sekilas antara orang yang difoto dengan juru foto. Sebagai bahan sejarah, foto dapat dimanipulasi melalui seleksi, seperti halnya dengan sumber-sumber yang lain. 2 Sejarah menyuguhkan fakta secara diakronis, ideografis, unik dan empiris.bersifat diakronis karena berhubungan dengan waktu.sejarah bersifat ideografis karena sejarah menggambarkan dan menceritakan sesuatu.bersifat unik karena berisi bahan dan hasil dari penelitiannya berbeda dengan hal yang umum.dikatakan bersifat empiris sebab sejarah bersandar pada pengalaman manusia yang sungguh-sungguh dan nyata.sejarah adalah ilmu yang mempelajari tentang peristiwa, kejadian masa lampau yang disebabkan aktifitas manusia dan berakibat terjadinya perubahan pada peradaban umat manusia. 1 Seno Gumira Ajidarma, Kisah Mata Fotografi antara Dua Subjek: Perbincangan tentang Ada, Yogyakarta : Galangpress, 2004, hlm Henk Schulte Nordholt, Bambang Purwanto, dan Ratna Saptari, Persperktif Baru Penulisan Sejarah Indonesia, Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2013, hlm. 314.

2 Penulisan sejarah konvensional biasanya melakukan rekonstruksi sejarah berdasarkan sumber-sumber tertulis yang diperoleh dari dokumen-dokumen, sebab hal ini berkaitan erat dengan bukti dan fakta sejarah.bukti sejarah adalah jejak-jejak peninggalan yang dapat membenarkan terjadinya suatu peristiwa sejarah.sebelum dijadikan suatu bukti, tentunya jejak-jejak yang ditinggalkan itu merupakan sumbersumber sejarah. Setelah dilakukan proses verifikasi akan menghasilkan sumber yang autentik (asli) dan kredibel (dapat dipercaya). Sedangkan fakta sejarah adalah kejadian yang benar-benar terjadi sebagaimana ditemukan dalam sumber sejarah dan dianggap dapat dipercaya setelah pengujian yang seksama sesuai dengan hukum hukum metode sejarah. Fakta sejarah berupa pernyataan atau keterangan yang memuat kebenaran tentang sebuah kejadian atau peristiwa dalam penelitian sejarah.fakta sangat penting, karena tanpa fakta tidak ada tulisan sejarah. Rangkaian fakta yang disusun sebagai satu kesatuan yang koheren (berhubungan) inilah yang akan menghasilkan sebuah tulisan sejarah. Ada kesamaan anggapan oleh para penulis sejarah yang menganggap apabila tidak ada sumber tertulis, maka tidak ada sejarah. Dalam perkembangannya muncul aksioma 3 no document no history. Padahal perkembangannya saat ini, dalam merekonstruksi suatu sejarah kita tidak hanya mengandalkan dokumen atau teks sebagai sumber utama (sumber primer) pada penulisan sejarah.hal ini didasarkan 3 Aksioma: Pernyataan yang dapat diterima sebagai kebenaran tanpa pembuktian, Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ).

3 dengan semakin canggihnya teknologi informasi dalam metode visual yang bisa merekonstruksi sejarah dengan berdasarkan pada sumber sumber visual, seperti foto atau film (dokumenter dan fiksi).seperti contoh sumber sumber visual berupa foto, sebuah foto dapat mengisahkan kejadian atau peristiwa yang terjadi didalamnya.foto yang dibuat oleh juru foto (fotografer) pada suatu kejadian atau peristiwa tertentu tidak hanya menjadi fakta sejarah, tapi juga menjadi bukti sejarah hidup manusia dan peristiwa peristiwa yang melingkupinya.sumber sumber visual berupa foto didalam suatu penulisan sejarah sering dianggap hanya sebatas ilustrasi dan pelengkap data data sejarah. Secara nyata, ketika kita disuguhkan atau dihadapkan oleh sebuah foto ada pemikiran tentang apa, siapa, mengapa, kapan, dimana, dan bagaimana foto itu sendiri dibuat. Bercerita tentang apa foto itu dibuat, kejadian dan peristiwa bisa kita analisis didalam foto tersebut. Siapa yang melakukan pemotretan dan siapa yang dipotret oleh juru foto.mengapa foto itu dibuat, hal ini pasti berkaitan dengan dokumentasi (pribadi maupun umum).kapan foto itu dibuat pasti menjadi bahan kajian untuk dibahas sebab penulisan suatu sejarah, waktu mendapat posisi paling penting didalam penelitian.dimana letak peristiwa atau kejadian foto itu sendiri dibuat oleh juru foto. Bagaimana proses suatu pembuatan foto tersebut ada, hal ini ditinjau dari juru foto, baik alat yang digunakan untuk memotret (kamera) sampai hasil foto berupa gambar (cetakan).

4 Foto adalah suatu pesan yang dibentuk oleh sumber emisi, saluran transmisi, dan titik resepsi.struktur sebuah foto bukanlah sebuah struktur yang terisolasi, karena selalu berada dalam komunikasi dengan struktur lain, yakni teks tertulis, judul, keterangan, artikel, yang selalu mengiringi foto.dengan demikian pesan keseluruhannya dibentuk oleh ko-operasi dua struktur yang berbeda 4. Awal perkembangan fotografi itu sendiri tidak terlepas dari adanya alat untuk menciptakan suatu gambar yang dua dimensi yang sering disebut dengan kamera.jauh sebelum kamera diciptakan, manusia telah mengenal bentuk pahatan, ukiran, lukisan, serta sketsa yang berwujud satu dimensi untuk menggambarkan situasi dan kondisi pada saat itu.dahulu manusia mulai menciptakan sejarahnya melalui tulisan tulisan yang dibukukan. Kemudian tulisan tersebut dilengkapi dengan gambar atau sketsa untuk mempermudah pembaca memahami apa maksud penulis, gambar atau sketsa yang digunakan pun masih secara tradisional yakni digambar atau dilukis. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan zaman, manusia selalu menginginkan kepraktisan dan mulai berpindah dari lukisan atau sketsa ke fotografi.gambar yang diciptakan melalui media fotografi lebih bersifat nyata dan lebih cepat, serta dapat lebih luas menjelaskan suatu fenomena dari pada sebuah lukisan.peralihan dari bentuk satu dimensi ke bentuk dua dimensi memungkinkan penulis penulis sejarah dapat melihat perbandingan dan perbedaan melalui sumber sumber visual yang digunakan. Sumber berupa foto dapat membuka pendekatan 4 Seno Gumira Ajidarma, Op. cit., hlm. 27.

5 secara emosional dalam cara penulisan sejarah yang baru, sehingga foto tidak hanya digunakan sebagai lampiran atau bahkan pemanis dalam sebuah penulisan sejarah namun foto sebagai primary sources (sumber utama). Dari pokok permasalahan yang telah dirangkum, penulis mengangkat penelitian sumber sumber foto sebagai sumber sejarah dan cara penulisan sejarah yang menarik serta mudah dipahami oleh masyarakat pada umumnya. Fotografi merupakan sebuah media yang cepat menangkap peristiwa atau kejadian untuk dijadikan sejarah dari setiap segi sisi kehidupan manusia. Memotret dan menjadikannya sebagai foto untuk hasilnya menurut penulis adalah suatu wujud intepretasi tiga dimensi; masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang. Pembahasan tentang sejarah Kota Medan pada masa proklamasi sampai masa revolusi banyak ditulis di dalam buku-buku seperti contoh karya Anthony Reid yang berjudul Perjuangan Rakyat: Revolusi dan Hancurnya Kerajaan di Sumatera 5, Medan Area Mengisi Proklamasi yang ditulis Badan Musyawarah Pejuang Republik Indonesia Medan Area 6, serta buku karya H. R. Sjanan SH yang berjudul Dari Medan Area ke Pedalaman dan Kembali ke Kota Medan 7.Buku-buku tersebut 5 Anthony Reid, Perjuangan Rakyat: Revolusi dan Hancurnya Kerajaan di Sumatera, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, Badan Musyawarah Pejuang Republik Indonesia Medan Area, Medan Area Mengisi Proklamasi, Medan: Badan Musyawarah Pejuang Republik Indonesia Medan Area.Biro Sejarah Prima, Mayjen TNI (Purn) H.R. Sjanan SH, Dari Medan Area ke Pedalaman dan Kembali ke Kota Medan, Medan: Dinas Sejarah Kodam II/BB, 1982.

6 menggambarkan dan menuliskan perjalanan sejarah Kota Medan dalam menghadapi revolusi pada masa tahun tapi masih secara naratif-deduktif konvensional. Berdasarkan pemaparan dan uraian diatas, maka penelitian karya ilmiah ini diberi judul KOTA MEDAN : (SEBUAH REKONSTRUKSI SEJARAH VISUAL FOTOGRAFI). Peneliti akan menulis tentang sejarah masa revolusi di Kota Medan dengan cara yang baru dengan mengumpulkan dan memanfaatkan sumber-sumber visual berupa foto-foto dalam merekonstruksinya. Penulisan karya ilmiah ini akan memaparkan secara kronologis dan sistematik sumber sumber visual berupa foto tentang peristiwa dan kejadian yang terjadi di Kota Medan antara tahun dengan membuat sebuah konteks secara tekstual untuk menjelaskan dan menafsirkannya. Dimulai dengan situasi politik di Kota Medan, setelah dibacakannya proklamasi di Jakarta, Kota Medan masih kosong dan tanpa pemimpin yang sah, hal ini diakibatkan belum tibanya Mr. T. M. Hasan, Dr. Amir, dan Mr. Abbas sebagai utusan dari Sumatera yang menyaksikan langsung pelaksanaan upacara proklamasi di Jakarta. Ketiganya diberi tanggung jawab oleh pemerintah pusat untuk menjelaskan peristiwa proklamasi serta membentuk pemerintahan yang sah di daerahnya masing-masing. Tanggal 29 Agustus 1945 Mr.T. M. Hasan dan Dr. Amir tiba di Medan, dan barulah pada tanggal 31 September 1945 peristiwa Proklamasi Kemerdekaan secara resmi dijelaskan oleh Mr.T. M. Hasan dihadapan 700 rakyat pada rapat Barisan Pemuda Indonesia (BPI) di Sekolah Taman Siswa Medan. Sebagai reaksi masyarakat

7 atas proklamasi yang diumumkan di Jakarta, maka pada tanggal 6 Oktober 1945 diadakan rapat umum dilapangan Fukuraido 8 (sekarang Lapangan Merdeka) yang dihadiri ribuan penduduk bertujuan untuk meresmikan berkibarnya Sang Saka Merah Putih diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya. Pertempuran pertama yang terjadi setelah dinyatakannya proklamasi di Kota Medan adalah Insiden Jalan Bali pada tanggal 13 Oktober Kemudian disusul Pertempuran Medan Area 1 Desember 1945, Revolusi Sosial di Sumatera Timur bulan Maret 1946, Agresi Militer Belanda I pada tanggal 21 Juli 1947, lahirnya Negara Sumatera Timur pada tanggal 30 Juli 1947 (sepuluh hari setelah Agresi Militer Belanda I) 9, Agresi Militer Belanda II tanggal 19 Desember 1948, Pengakuan Kedaulatan secara de jure terhadap Republik Indonesia dalam Perjanjian Konferensi Meja Bundar tanggal 27 September 1949, dan akhirnya pada tanggal 13 Agustus 1950 Dewan Negara Sumatera Timur mengesahkan undang-undang pembubaran NST Fukuraido adalah nama yang diberikan Pemerintah Jepang untuk Lapangan Merdeka saat ini pada masa penjajahan di Kota Medan. Sebelumnya pada masa Pemerintahan Kolonial Belanda, lapangan ini bernama Esplanade Suprayitno, Mencoba (Lagi) Menjadi Indonesia, Yogyakarta: Terawang Press, 2001, hlm. 10 Suprayitno, Ibid, hlm. 213.

8 Juga penulis akan memaparkan peranan pers sebagai sarana informasi massa berfungsi sebagai sumber informasi, penyambung lidah rakyat, dan pembangkit semangat rakyat untuk bangun dan lepas dari cengkraman penjajah 11. Melihat aspek aspek yang telah diuraikan tersebut penulis akan menitikberatkan sejauh mana penggunaan sumber sumber visual berupa fotografi menjadi sumber utama dalam melakukan sebuah rekonstruksi sejarah, sebab sejarah mutlak memiliki aspek manusia, tempat, dan waktu. 11 Tiomsi Sitorus, Peranan Pers Di Medan ( ), Skripsi S-1, Medan : USU, 2007.

9 1.2 RUMUSAN MASALAH Keobyektifan suatu penelitian tidak terlepas dari pemilihan topik tertentu sebagai landasan pembahasan, mengusut semua evidensi (bukti) yang relevan dengan topik dan mengevaluasi secara kritis semua evidensi yang telah dikumpulkan.pemilihan topik tersebut harus dibatasi dan dikonsep dalam rumusan masalah yang nantinya menjadi alur dalam penulisan. Adapun rumusan masalah dalam Kota Medan : (Sebuah Rekonstruksi Sejarah Visual Fotografi) adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana sejarah Kota Medan dalam konteks penyelenggaraan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia antara tahun ditinjau dari sumber-sumber visual fotografi? 2. Bagaimana peranan sumber-sumber visual fotografi dapat menjadi media propaganda dan sumber informasi dalam menyelenggarakan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Kota Medan antara tahun ?

10 1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN Setelah perumusan masalah nantinya dapat diselesaikan oleh penulis, pada akhirnya pasti memiliki tujuan dan manfaat dari penulisan tersebut. Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini dilakukan penulis ialah : 1. Menguraikan sejarah Kota Medan dalam menyelenggarakan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada tahun melalui sumber-sumber visual fotografi. 2. Peranan sumber-sumber visual fotografi sebagai alat propaganda dan sumber informasi dalam menyelenggarakan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Kota Medan pada tahun Maka penulis berharap penulisan karya ilmiah ini memiliki manfaat sebagai berikut : 1. Bagi masyarakat umum khususnya di Kota Medan, semakin bertambahnya wawasan dan khazanah serta referensi tentang Kota Medan pada tahun dalam menyelenggarakan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah tidak hanya melalui sumber-sumber tulisan melainkan sumber-sumber visual terutama fotografi.

11 2. Media fotografi dewasa ini dapat memainkan peranan sebagai alat propaganda serta sumber informasi yang sangat akurat dalam menceritakan dan menjelaskan peristiwa atau kejadian yang sedang berlangsung. 3. Secara akademik dapat memberi gambaran kepada mahasiswa mahasiswi Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, untuk memakai sumber-sumber visual sebagai objek kajian utama dalam karya ilmiah penelitian sejarahnya.

12 1.4 TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ilmiah ini tidak terlepas dari adanya tinjauan tinjauan pustaka yang digunakan oleh penulis untuk memberikan informasi detail dan terpercaya terkait dengan sumber sumber yang telah dikutip dalam tulisan. Sumber - sumber ini bisa berupa karya ilmiah, buku-buku, ataupun dokumen-dokumen terkait. Buku yang bejudul Perspektif Baru Penulisan SejarahIndonesia karya G. Schulte Nordholt, Bambang Purwanto, dan Ratna Saptari dalam bab tiga belas Aceh: Narasi foto, ( ) yang ditulis oleh Jean Gelman Taylor menjelaskan bahwa ia melihat perspektif sejarah dari dokumentasi-dokumentasi fotografis dan foto sebagai sumber dalam historiografi. Pendekatan yang diambil tidak hanya menggunakan foto yang biasanya digunakan sebagai lampiran atau bahkan pemanis dalam sebuah historiografi, namun foto sebagai primary sources. Taylor menggabungkan antara kajian sejarah Aceh dengan kajian foto-foto Aceh di arsip KITLV. Simpulan yang bisa ditarik dari tulisan ini adalah, sebuah foto ternyata bisa menjadi sumber yang sangat penting dalam menggambarkan perubahan yang terjadi di sebuah masyarakat. Seorang sejarawan yang jeli dapat memanfaatkan narasi foto yang mengenai perang ke dalam sebuah narasi yang interpretasinya sangat berbeda yang menghasilkan historiografi yang lebih mendekati realitas. Makna lain yang muncul dibelakang sebuah foto menjadi sesuatu yang sangat kaya untuk dikaji. J. G. Taylor juga menunjukkan manfaat sumber sumber fotografi untuk menyelidiki kehidupan orang biasa melalui kacamata juru foto. Dengan melihat secara kritis foto foto yang

13 diambil mengenai Aceh antara 1874 dan 1939, ia memperlihatkan apa yang diinginkan juru foto, dan apa yang ditangkap oleh kamera. Dengan menjejerkan foto foto ini dengan tulisan-tulisan mengenai sejarah Aceh, ia membuat penafsiran terhadap foto foto ini menjadi jauh lebih sensitif, tidak saja dari apa yang terlihat tetapi juga apa yang tidak terlihat. Buku ini menjadi acuan penulis dalam menelaah dan menganalisis sejarah revolusi di Kota Medan pada masa dari data-data fotografi serta membentuknya menjadi sebuah narasi. Karya Suprayitno dalam bukunya Mencoba (Lagi) Menjadi Indonesia Dari Federalisme ke Unitarisme: Studi Tentang Negara Sumatera Timur Pemilihan topik di dalam buku ini tentang Negara Sumatera Timur dibahas secara sistematika, deskripsi dan analisis. Periode yang dipakai penulis dalam karya ilmiahnya berhubungan dengan buku ini, dimana periode itu merupakan masa lima tahun pertama Republik Indonesia. Indonesia sebagai negara yang baru lahir melalui kancah revolusi masih harus bergulat dengan pelbagai tantangan dan permasalahan, didalam kasus Negara Sumatera Timur tampak timbul polarisasi reaksi masyarakat dan daerah dalam merespon Proklamasi.Kedatangan Belanda kembali ke Indonesia yang diboncengi oleh Pasukan NICA berdampak terhadap masih adanya para elite dan masyarakat yang masih mendukung Belanda dan anti Republik Indonesia.Buku ini mengumpulkan serta memanfaatkan sumber dan bacaan yang beranekaragam dengan menyuguhkan narasi bersifat deskriptif yang mampu merekonstruksi suatu kronologi dengan sangat rinci sehingga memiliki kemampuan eksplanatoris. Buku ini membantu penulis dalam memahami dan memberi informasi

14 tentang bagaimana situasi terbentuknya sampai bubarnya dari Negara Sumatera Timur itu sendiri, sebab akan menjadi pembahasan di penulisan karya ilmiah ini. Karya Anthony Reid yang berjudul Perjuangan Rakyat: Revolusi dan Hancurnya Kerajaan di Sumatera, buku ini menceritakan penduduk di utara Pulau Sumatera seperti juga di negeri tetangganya Malaysia tetap berada dibawah kekuasaan sejumlah ragam raja-raja tradisional. Para sultan, raja kecil, datuk, dan uleebalang berada dibawah payung panji pemerintahan kolonial.berbeda dari rekanrekannya di Malaysia, golongan yang berkuasa di utara Sumatera itu telah digulingkan dengan kekerasan pada tahun Buku ini meneliti dan mempelajari mengapa daerah ini telah meruntaskan dirinya dari tata nilai masa lalunya, yang kemudian dikenal sebagai revolusi sosial.karya ini merupakan studi kasus dari sebagian revolusi nasional Indonesia.Peristiwa yang dipaparkan dalam buku ini umumnya dikenal dengan revolusi sosial di utara Pulau Sumatera.Dampaknya hingga kini masih terasa.karena itu pemahaman tentang peristiwa itu tetap penting.isi dari buku ini memberikan pengetahuan yang luas terhadap penulisan karya ilmiah ini tentang revolusi sosial yang terjadi di Kota Medan dan sekitarnya. Buku Dari Medan Area ke Pedalaman dan Kembali ke Kota Medan karya H. R Sjahnan SH ini mengisahkan pengalaman dan perjuangan sebuah pasukan TNI dalam perang kemerdekaan Indonesia sejak terbentuknya Tentara Keamanan Rakyat (TKR) sampai pengakuan kedaulatan. Tahapan-tahapan yang dibahas di buku ini dimulai saat perang kemerdekaan Indonesia dari tahun 1945 sampai akhir tahun

15 1949.Pembahasan didalam buku ini memberikan data-data untuk melihat peranan Tentara Nasional Indonesia dan laskar-laskar rakyat yang dibentuk dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari serangan Belanda pada Peristiwa Medan Area, Agresi Militer I, dan Agresi Militer II di Kota Medan dan sekitarnya. Skripsi S-1 oleh Tiomsi Sitorus yang berjudul Peranan Pers di Medan ( ) menggambarkan bagaimana peran pers mempunyai andil yang besar dalam memotivasi rakyat untuk terus berjuang dan mempertahankan kemerdekaan yang baru saja diraihnya agar tidak terjatuh pada lubang yang sama yakni penjajahan di Kota Medan. Skripsi ini sangat membantu penulis dalam memahami situasi dan kondisi Kota Medan pada saat itu yang sedang bergejolak dari sisi pandang pers.

16 1.5 METODE PENELITIAN Penulisan karya ilmiah ini tidak terlepas dari adanya metode metode yang melingkupinya, sebab hal ini yang menjadi syarat mutlak dalam penulisan suatu sejarah. Penulis akan mengumpulkan sumber-sumber foto tentang kejadian dan peristiwa sejarah politik di Kota Medan periode tahun yang memerlukan konteks untuk menjelaskan dan menafsirkannya. Foto-foto yang dipilih dan dipaparkan dalam karya ilmiah ini akan bersifat kronologi dan sistematik dalam merekonstruksi sejarah Kota Medan antara tahun Tahapan tahapan yang dilakukan oleh penulis dalam merekostruksi penelitiannya ini adalah: 1. Heuristik, tahap heuristik ini banyak menyita waktu, biaya, tenaga, pikiran, dan juga perasaan. 12 Di dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data data studi kepustakaan (library research) dan studi lapangan (field research). Pengumpulan data melalui kepustakaan yang dilakukan penulis memiliki tujuan untuk mengumpulkan sumber-sumber visual berupa foto asli sebagai sumber pertama. Pengklasifikasian sumbersumber visual foto diperlukan untuk pembagian menurut asal (dari mana asal foto tersebut), isi (mengenai apa), dan tujuan (untuk apa), yang masing-masing akan dibagi lebih lanjut menurut waktu, tempat, dan cara atau produknya. Penulis akan mengumpulan sumber-sumber tersebut dari: 12 Helius Sjamsuddin, Metodologi Sejarah, Yogyakarta : Ombak, 2007, hlm. 86.

17 1) Perpustakaan, yang meliputi: a. Perpustakaan. b. Perpustakaan Daerah Sumatera Utara. c. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. d. Buku buku yang membahas dan menceritakan peristiwa atau kejadian revolusi di kota Medan antara tahun e. Skripsi, tesis, dan disertasi yang membahas dan menceritakan peristiwa atau kejadian revolusi di kota Medan antara tahun f. Surat kabar, majalah, dan jurnal yang memiliki relevansi dalam peristiwa atau kejadian revolusi di kota Medan antara tahun ) Arsip, yang meliputi: a. Arsip daerah Provinsi Sumatera Utara. b. Arsip daerah Kotamadya Medan dan Sekitarnya. c. Arsip Dinas Sejarah Kodam II Bukit Barisan. d. Arsip arsip foto dari IPPHOS (Indonesian Press Photo Service) yang sekarang dikenal dengan ANTARA. e. Arsip Nasional Republik Indonesia. f. Arsip-arsip foto atau Pusat Dokumentasi dari KITLV (Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde). 3) Museum, yang meliputi:

18 a. Museum Negeri Daerah Provinsi Sumatera Utara. b. Musem TNI. c. Museum Djuang 45. Pada studi lapangan, penulis juga menggali sumber-sumbernya dengan menggunakan metode wawancara kepada para semua saksi-mata yang mengetahui tentang peristiwa sejarah politik yang terjadi di Kota Medan periode Fakto-faktor seperti: apa peranan pelaku sejarah ketika peristiwa itu berlangsung, keadaan-keadaan apa yang mengkondisi timbulnya peristiwa tersebut, akibat dan reaksi seperti apa peristiwa itu terjadi, dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh pelaku sejarah tersebut. Pembagian-pembagian ini berhubungan dengan beberapa aspek dari sumber-sumber visual berupa foto sebab sangat membantu dalam mengevaluasi sumber-sumber foto yang dipilih. 2. Kritik eksternal dan internal, dimana dalam usaha mencari kebenaran (truth) penulis dihadapkan dengan kebutuhan untuk membedakan apa yang benar, apa yang tidak benar (palsu), apa yang mungkin dan apa yang meragukan atau mustahil terhadap sumber-sumber yang telah dipilih, termasuk sumber visual fotografi. Melalui kritik eksternal, metode verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah atau dapat pula dipahami sebagai suatu verifikasi atas asal usul sumber. Kritik eksternal yang dilakukan penulis ialah dengan mengumpulkan sumber-sumber yang asli untuk dianalisis keakuratan data-datanya.

19 Dengan demikian, kritik eksternal mencakup dua hal penting yakni; masalah otentisitas sumber dan integritas sumber sejarah. Selanjutnya setelah mendapatkan sumber-sumber yang akurat dan berkoherensi (berhubungan) maka data-data tersebut di kritik internal untuk mendapatkan fakta sejarah. Kritik internal dengan melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek dalam dari sumber sejarah. Kritik internal mencakup dua hal penting yakni tingkat keakuratan sumber dan kredibilitas sumber, serta difokuskan pada pengujian atau verifikasi terhadap isi atau substansi dari sumber. 3. Penafsiran (interpretasi), setelah kritik selesai maka langkah berikutnya adalah melakukan interpretasi atau penafsiran terhadap fakta-fakta yang diperoleh dari berbagai sumber. Proses dalam interpretasi ini akan memuat analisis dan sintesis terhadap data yang telah dikritik atau diverifikasi. Sumber-sumber visual fotografi yang sudah dipilih secara selektif sesuai dengan topik yang ada dan mendukung kebenaran sejarah dibandingkan untuk diceritakan kembali dalam bentuk tulisan. 4. Historiografi (penulisan sejarah), yaitu tahap akhir dalam metode sejarah. Penulisan yang disusun berdasarkan hasil dari pengumpulan sumber, kritik (kritik intern dan kritik ekstern), serta hasil interpretasi. Dimana faktafakta yang ada dituliskan secara kronologis dan sistematis untuk menghasilkan tulisan sejarah yang ilmiah dan objektif.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia selalu mengalami yang namanya perubahan. Perubahan tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui peristiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode perjuangan tahun 1945-1949 sering disebut dengan masa perjuangan revolusi fisik atau periode perang mempertahankan kemerdekaan. Periode tersebut merupakan

Lebih terperinci

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran uang 1 di suatu daerah merupakan hal yang menarik untuk dikaji, terutama di suatu negara yang baru memerdekakan diri dari belenggu penjajahan. Uang

Lebih terperinci

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan sebuah negara maritim karena memiliki wilayah laut yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah daratan. Hal ini menjadikan bangsa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di kota Salatiga. Pertimbangan pemilihan lokasi penelitian adalah: 1. Sekolah Guru B di Salatiga menjadi salah satu pilot

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Sejarah Indonesia pada periode 1945-1950 merupakan sejarah yang menentukan masa depan bangsa ini, karena pada periode inilah bangsa Indonesia mencapai titik puncak

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 35 BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Metode Penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji skripsi yang berjudul Peranan Oda Nobunaga dalam proses Unifikasi Jepang ini, yaitu metode historis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 3.1 Metodologi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan mengenai metode penelitian yang penulis gunakan untuk mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan judul skripsi yang

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan BAB I Pendahuluan I. 1. Latar belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang penting di dalam perkembangan sebuah masyarakat. Melalui pendidikan kemajuan individu bahkan komunitas masyarakat tertentu dapat

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 1. MANUSIA DAN SEJARAHLatihan Soal 1.3

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 1. MANUSIA DAN SEJARAHLatihan Soal 1.3 SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 1. MANUSIA DAN SEJARAHLatihan Soal 1.3 1. Sejarah merupakan ilmu pengetahuan yang rasional sehingga memiliki sebuah metode ilmiah. Berikut ini merupakan langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan yang bulat dan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan yang bulat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dinamika sejarah terletak pada kemampuan untuk memandang dimensi waktu sekaligus, yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan berkembang sejak ribuan tahun yang lampau, ini yang dapat di lihat dari kayakarya para leluhur bangsa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang akan digunakan oleh penulis adalah di Desa Delanggu, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten. Sedangkan datanya dikumpulkan dari berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN Skripsi ini berjudul Peranan Pesantren Syamsul Ulum Dalam Revolusi Kemerdekaan di Sukabumi (1945-1946). Untuk membahas berbagai aspek mengenai judul tersebut, maka diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Deklarasi terhadap pembentukan sebuah negara yang merdeka tidak terlepas dari pembicaraan mengenai pembentukan struktur atau perangkatperangkat pemerintahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini merupakan pemaparan mengenai metode dan teknik penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan mengenai Afrika Selatan dibawah pemerintahan Presiden

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, di mana

III. METODE PENELITIAN. Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, di mana 20 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, di mana metode tersebut merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian sesuai dengan data-data empirik serta fakta-fakta yang terjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian sesuai dengan data-data empirik serta fakta-fakta yang terjadi BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yang bertujuan memberikan gambaran tentang karakteristik objek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Kajian yang penulis ambil dalam penelitian skripsi ini adalah mengenai Perkembangan Pendidikan Islam di Bandung Tahun 1901-1942. Untuk membahas berbagi aspek mengenai judul

Lebih terperinci

BAB III DESAIN/PENDEKATAN PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah yang berusaha menelaah kembali

BAB III DESAIN/PENDEKATAN PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah yang berusaha menelaah kembali BAB III DESAIN/PENDEKATAN PENELITIAN 3.1 Desain/Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian sejarah yang berusaha menelaah kembali peristiwa yang terjadi di masa lalu, dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang dipakai oleh penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan judul skripsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam suatu sistem yang terencana dan teratur. cara bagaimana orang memperoleh pengetahuan (howtoknow), sedangkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam suatu sistem yang terencana dan teratur. cara bagaimana orang memperoleh pengetahuan (howtoknow), sedangkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode adalah salah satu cara atau prosedur untuk mendapatkan objek, metode juga dapat dikatakan sebagai cara untuk berbuat atau mengerjakan sesuatu dalam suatu sistem yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejarah yang merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejarah yang merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan yang data analisis datanya secara deskriptif dengan menggunakan metode penelitian sejarah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pengaruh Tarekat Bektasyiyah Terhadap Korps

BAB III METODE PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pengaruh Tarekat Bektasyiyah Terhadap Korps BAB III METODE PENELITIAN Bab ini merupakan penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan skripsi yang berjudul Pengaruh Tarekat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang digunakan penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan penelitian yang penulis kaji mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Sesuai dengan karakteristik objek penelitian berupa berbagai peristiwa di masa lampau, maka metode penelitian yang dilakukan oleh penulis untuk menyusun karya ilmiah ini,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metodologi penelitian yang digunakan peneliti untuk mengkaji skripsi yang berjudul Peranan K.H Mas Mansur Dalam Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menguasai Indonesia. Setelah Indonesia. disebabkan karena sulitnya komunikasi dan adanya sensor dari Jepang.

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menguasai Indonesia. Setelah Indonesia. disebabkan karena sulitnya komunikasi dan adanya sensor dari Jepang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perang Medan Area merupakan suatu peristiwa dimana perjuangan rakyat Medan melawan sekutu yang ingin menguasai Indonesia. Setelah Indonesia memproklamasikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Mengacu pada permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul Revitalisasi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara Untuk Pendidikan Karakter

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun ,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun , BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Dan Strategi Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun 1974-2007,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak serta merta mengakhiri perjuangan rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi 16 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Dalam setiap penelitian, metode merupakan faktor yang penting untuk memecahkan suatu masalah yang turut menentukan keberhasilan penelitian. Sumadi Suryabrata,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau lain

BAB I PENDAHULUAN. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau lain dalam satu negara. Transmigrasi merupakan perpindahan penduduk secara permanen dari pulau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan salah satu penelitian yang bertujuan untuk merekonstruksi kembali

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan salah satu penelitian yang bertujuan untuk merekonstruksi kembali BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang datanya dianalisis secara naratif dengan menggunakan metode penelitian sejarah. Penelitian sejarah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini menguraikan mengenai metodologi penelitian yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini menguraikan mengenai metodologi penelitian yang digunakan 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1. Metode Penelitian Bab ini menguraikan mengenai metodologi penelitian yang digunakan peneliti, dengan judul skripsi Perkembangan Industri Bata Merah Antara Peluang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN KERANGKA BERFIKIR. penelitian yang digunakan adalah metode Historis atau metode sejarah.

BAB III METODOLOGI DAN KERANGKA BERFIKIR. penelitian yang digunakan adalah metode Historis atau metode sejarah. BAB III METODOLOGI DAN KERANGKA BERFIKIR A. Bentuk dan Strategi Penelitian Berdasarkan masalah yang dikaji dalam penelitian ini, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode Historis atau metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. itu, dikumpulkan sumber-sumber yang berhubungan dengan tema

BAB III METODOLOGI. itu, dikumpulkan sumber-sumber yang berhubungan dengan tema BAB III METODOLOGI A. Bentuk dan Strategi Penelitian Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau (Louis Gottschalk, 1986: 32). Metode yang digunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. teknik serta alat tertentu. (Winarno Surakhmad, 1982; 121).

III. METODE PENELITIAN. teknik serta alat tertentu. (Winarno Surakhmad, 1982; 121). III. METODE PENELITIAN Di dalam penelitian, metode merupakan faktor penting untuk memecahkan masalah yang turut menentukan keberhasilan suatu penelitian. Menurut winarno Surahkmad, metode adalah cara utama

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. interpretasi, dan historiografi. Heuristik atau dalam bahasa Jerman

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. interpretasi, dan historiografi. Heuristik atau dalam bahasa Jerman BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang terdiri dari empat Langkah, yaitu heuristik, verifikasi (kritik), interpretasi,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul relevansi pemikiran Mohammad Hatta di KUD Grabag pada era reformasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. mencapai tujuan, maka langkah-langkah yang ditempuh harus sesuai dengan

III. METODE PENELITIAN. mencapai tujuan, maka langkah-langkah yang ditempuh harus sesuai dengan 25 III. METODE PENELITIAN Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau yang sering disebut dengan metode. Metode pada dasarnya berarti cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, maka langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 menjadi hari bersejarah dalam kehidupan bangsa Indonesia. Peristiwa yang terjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara terperinci mengenai metode dan teknik penelitian yang digunakan oleh penulis dengan judul skripsi Peranan Polisi Pengawas Aliran Masyarakat Ditengah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini membahas secara rinci mengenai metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini membahas secara rinci mengenai metode penelitian yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini membahas secara rinci mengenai metode penelitian yang dipakai oleh penulis untuk mengumpulkan sumber berupa fakta dan data yang berkaitan dengan judul skripsi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode Historis dengan

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode Historis dengan III. METODE PENELITIAN A. Metode yang digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode Historis dengan menggunakan sumber primer dan sekunder sebagai objek penelitian. Metode Historis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. TempatPenelitian Penelitian yang berjudul peran liga demokrasi dalam demokrasi terpimpin, menggunakan teknik pengumpulan data melalui studi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian, dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian bahwa Islam tidak hanya tentang sistem nilai, tetapi juga memuat sistem politik. Islam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini merupakan penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis, dari mulai tahap perencanaan, persiapan, pelaksanaan, hingga penulisan laporan penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode berasal dari bahasa Yunani : methodos yang berarti cara atau jalan.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode berasal dari bahasa Yunani : methodos yang berarti cara atau jalan. 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode berasal dari bahasa Yunani : methodos yang berarti cara atau jalan. Metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dari penelitian ini secara deskriptif naratif. Tujuan penelitian ini yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dari penelitian ini secara deskriptif naratif. Tujuan penelitian ini yaitu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Mengacu dari permasalahan yang telah dirumuskan maka bentuk dari penelitian ini secara deskriptif naratif. Tujuan penelitian ini yaitu untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode historis. Menurut Kuntowijoyo, (1994: xii), metode sejarah adalah petunjuk pelaksanaan dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini penulis mencoba untuk memaparkan berbagai langkah yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini penulis mencoba untuk memaparkan berbagai langkah yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini penulis mencoba untuk memaparkan berbagai langkah yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini, mulai dari mencari sumber-sumber, kritik sumber, analisis dan cara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini penulis akan memaparkan metodologi penelitian dalam mengkaji berbagai permasalahan yang berkaitan dengan skripsi yang berjudul DAMPAK REVOLUSI BUNGA DI PORTUGAL

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pemikiran Gus Dur Tentang Pluralisme Agama Di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pemikiran Gus Dur Tentang Pluralisme Agama Di BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini merupakan penguraian mengenai metode penelitian yang digunakan oleh peneliti untuk mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan skripsi yang berjudul Pemikiran Gus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1 I. PENDAHULUAN A.Latar BelakangMasalah Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 banyak sekali permasalahan yang dihadapi oleh Indonesia.Sebagai negara yang baru merdeka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada bulan Juni 1944, tentara Sekutu berhasil mendarat di Prancis dalam sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu berhasil

Lebih terperinci

Pendekatan Historiografi Dalam Memahami Buku Teks Pelajaran Sejarah *) Oleh : Agus Mulyana

Pendekatan Historiografi Dalam Memahami Buku Teks Pelajaran Sejarah *) Oleh : Agus Mulyana Pendekatan Historiografi Dalam Memahami Buku Teks Pelajaran Sejarah *) Oleh : Agus Mulyana Buku teks pelajaran merupakan salah satu sumber dan media pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Penelitian tentang Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat Salatiga Masa

BAB III METODOLOGI. Penelitian tentang Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat Salatiga Masa BAB III METODOLOGI A. Lokasi Penelitian Penelitian tentang Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat Salatiga Masa Pendudukan Jepang Tahun 1942-1945 mengambil lokasi di Salatiga. B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan

PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia pada periode 1945-1950 merupakan sejarah yang menentukan masa depan bangsa ini, karena pada periode inilah bangsa Indonesia mencapai titik puncak perjuangan

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 3.1 METODE PENELITIAN Pada bab ini diuraikan mengenai metode serta teknik penelitian yang digunakan peneliti untuk mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan skripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan Sekutu memutus jalur suplai dari udara maupun laut mengakibatkan pertahanan Jerman-Italia dapat dikalahkan di Afrika Utara. Sehingga kemenangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Invasi dan pendudukan Vietnam ke Kamboja yang dilakukan pada akhir tahun 1978 merupakan peristiwa yang begitu mengejutkan baik bagi Kamboja sendiri maupun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini merupakan penguraian mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis untuk mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan skripsi yang berjudul Perkembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengertian metode menurut Helius Sjamsuddin dalam bukunya yang

BAB III METODE PENELITIAN. Pengertian metode menurut Helius Sjamsuddin dalam bukunya yang BAB III METODE PENELITIAN Pengertian metode menurut Helius Sjamsuddin dalam bukunya yang berjudul Metodologi Sejarah adalah Metode ada hubungannya dengan suatu prosedur, proses, atau teknik yang sistematis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi (Soekanto, 2003: 243). Peranan merupakan aspek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara terinci mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta berkaitan dengan judul skripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan manusia lainnya agar dapat mempertahankan hidupnya. Ia harus mendapat

BAB I PENDAHULUAN. dengan manusia lainnya agar dapat mempertahankan hidupnya. Ia harus mendapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia menjadi bagian dari kehidupan sosial, harus berkomunikasi dengan manusia lainnya agar dapat mempertahankan hidupnya. Ia harus mendapat informasi tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini merupakan pemaparan mengenai metode penelitian yang penulis gunakan dalam menganalisis masalah dalam karya ilmiah ini. Penulis membuat skripsi dengan judul Strategi Mao

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah peristiwa yang terjadi begitu saja. Peristiwa tersebut adalah sebuah akumulasi sebuah perjuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya industri-industri besar maupun kecil di Indonesia. Pembangunan sektor-sektor industri ini muncul sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Peranan Syaikh Ahmad

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Peranan Syaikh Ahmad BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Peranan Syaikh Ahmad Yasin dalam Perjuangan Harakah Al-Muqawamah Melawan Israel di Palestina Tahun 1987-2004. Suatu kajian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki tahun 1983, bangsa Indonesia dikejutkan dengan banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki tahun 1983, bangsa Indonesia dikejutkan dengan banyaknya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Memasuki tahun 1983, bangsa Indonesia dikejutkan dengan banyaknya korban pembunuhan melalui cara penembakan yang dikenal dengan nama penembakan misterius.

Lebih terperinci

I. METODE PENELITIAN. masalah bagi sebuah penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Husin Sayuti

I. METODE PENELITIAN. masalah bagi sebuah penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Husin Sayuti I. METODE PENELITIAN A. Metode yang digunakan Penggunaan metode dalam suatu penelitian merupakan suatu hal yang penting, hal ini dikarenakan metode merupakan faktor yang penting dalam memecahkan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam 27 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, mulai dari persiapan penelitian sampai dengan pelaksanaan penelitian dan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini merupakan pembahasan mengenai metodologi penelitian yang digunakan penulis mulai dari persiapan, pelaksanaan, hingga penulisan laporan penelitian. Dalam penulisan skripsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan penulis untuk mengkaji permasalahan yang berkaitan dengan judul skripsi Gejolak Patani Dalam Pemerintahan Thailand (Kajian Historis Proses

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab III Metodologi Penelitian merupakan bagian penguraian metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab III Metodologi Penelitian merupakan bagian penguraian metode penelitian yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab III Metodologi Penelitian merupakan bagian penguraian metode penelitian yang peneliti gunakan untuk mengkaji skripsi yang berjudul Pemikiran Imam Khomeini Tentang Wilayatul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jepang menyatakan menyerah pada Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945. Pada tanggal 17 Agustus Indonesia menyatakan kemerdekaan.kerena sulitnya informasi kabar bahagia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hampir bersamaan muncul gerakan-gerakan pendaulatan dimana targetnya tak

BAB I PENDAHULUAN. hampir bersamaan muncul gerakan-gerakan pendaulatan dimana targetnya tak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Periode 1945-1949 merupakan tahun-tahun ujian bagi kehidupan masyarakat Indonesia, karena selalu diwarnai dengan gejolak dan konflik sebagai usaha untuk merebut dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang dipakai oleh penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan judul

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III ini dipaparkan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam mengkaji permasalahan dalamskripsi yang berjudul Kehidupan Nelayan Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab III berisi pemaparan mengenai metode yang digunakan oleh peneliti dalam mengkaji permasalahan mengenai Pengaruh Pemikiran Harun Nasution Mengenai Islam Rasional Terhadap Pembangunan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENULISAN PERISTIWA SEJARAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENULISAN PERISTIWA SEJARAH SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENULISAN PERISTIWA SEJARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia kaya dengan keaneka ragaman kegiatan baik itu secara turun temurun atau kegiatan modern. Saat ini fenomena modern yang mulai ramai digandrungi oleh masyarakat

Lebih terperinci

penelitian ini mengambil objek dari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa

penelitian ini mengambil objek dari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa 21 A. Metode yang digunakan Berdasarkan permasalahan yang penulis rumuskan maka untuk memperoleh data yang diperlukan sehingga data relevansinya dengan tujuan yang akan dicapai. Pada penelitian ini penulis

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. suatu penelitian, hal ini dikarenakan metode merupakan salah satu faktor yang

METODE PENELITIAN. suatu penelitian, hal ini dikarenakan metode merupakan salah satu faktor yang 16 III. METODE PENELITIAN A. Metode Yang Digunakan Metode penelitian sangat dibutuhkan untuk mengukur sebuah keberhasilan dalam suatu penelitian, hal ini dikarenakan metode merupakan salah satu faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bukti bahwa sejarah itu perlu. Sejarah merupakan hasil peradaban manusia. Karena

BAB I PENDAHULUAN. bukti bahwa sejarah itu perlu. Sejarah merupakan hasil peradaban manusia. Karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah adalah rekonstruksi masa lalu. 1 Yang direkonstruksi ialah apa saja yang sudah dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan, dan dialami oleh manusia. Kenyataan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. atau tujuan pemecahan masalah (P. Joko Subagyo, S.H 2006 : 1).

METODE PENELITIAN. atau tujuan pemecahan masalah (P. Joko Subagyo, S.H 2006 : 1). 17 III. METODE PENELITIAN Metode dalam sebuah penelitian merupakan langkah penting karena metode dapat menentukan berhasil atau tidaknya sebuah penelitian. Metode berasal dari bahasa Yunani methodos berarti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan menguraikan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan judul skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Pendidikan juga dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Pendidikan juga dipandang sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Pendidikan sangat penting peranannya dalam kehidupan manusia, karena pendidikan merupakan sarana ataupun alat untuk mengubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kajian tentang Perkembangan Perusahaan Dodol Pusaka Terhadap. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Suci Kaler Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Kajian tentang Perkembangan Perusahaan Dodol Pusaka Terhadap. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Suci Kaler Kecamatan BAB III METODE PENELITIAN Kajian tentang Perkembangan Perusahaan Dodol Pusaka Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Suci Kaler Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut Tahun 1985-1998 ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam merekonstruksi fakta-fakta historis mengenai dinamika industri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam merekonstruksi fakta-fakta historis mengenai dinamika industri 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam merekonstruksi fakta-fakta historis mengenai dinamika industri Sandal Barepan selama 38 tahun tersebut, maka perlu digunakan suatu metode penelitian sejarah sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode dan teknik

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode dan teknik BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode dan teknik penelitian yang digunakan penulis dalam mengumpulkan sumber dan fakta yang berkaitan dengan judul skripsi Ibing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1.

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1. Manusia itu sendiri merupakan objek pelaku dalam peristiwa sejarah. Demikian juga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini masuk dalam kategori penelitian kualitatif.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini masuk dalam kategori penelitian kualitatif. 76 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Yang Digunakan Penelitian ini masuk dalam kategori penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuanya tidak

Lebih terperinci

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode Penelitian Historis karena

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode Penelitian Historis karena 21 A. Metode yang digunakan Berdasarkan permasalahan yang penulis rumuskan maka untuk memperoleh data yang diperlukan sehingga data relevansinya dengan tujuan yang akan dicapai. Pada penelitian ini penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada bulan Pebruari merupakan titik permulaan perundingan yang menuju kearah berakhirnya apartheid dan administrasi minoritas kulit putih di Afrika Selatan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pemikiran Jean Jacques Rousseau dalam Bidang Politik.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pemikiran Jean Jacques Rousseau dalam Bidang Politik. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini merupakan penguraian mengenai metode penelitian yang digunakan oleh peneliti untuk mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan skripsi yang berjudul Pemikiran Jean

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan satu dari dua pabrik gula yang saat ini dimiliki oleh PT. Perkebunan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan satu dari dua pabrik gula yang saat ini dimiliki oleh PT. Perkebunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pabrik Gula Kwala Madu atau sering disebut orang dengan istilah PGKM merupakan satu dari dua pabrik gula yang saat ini dimiliki oleh PT. Perkebunan Nusantara II (PTPN

Lebih terperinci