BAB I PENDAHULUAN. banyaknya bila tidak merasa puas. Kebanyakan dari mereka akan menceritakan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. banyaknya bila tidak merasa puas. Kebanyakan dari mereka akan menceritakan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia menceritakan kepuasannya kepada masyarakat lain sama banyaknya bila tidak merasa puas. Kebanyakan dari mereka akan menceritakan kepuasannya kepada lebih banyak orang lain. Implikasi dari karakter masyarakat Indonesia yang menyukai pertemuan informasi ini adalah pengaruh dari Pemuka Pendapat (Opinion Leader). Maka tidak sedikit perusahaan-perusahaan dengan cerdik dapat mempengaruhi para Pemuka Pendapat (Opinion Leader) seperti pemuka agama dan para senior dalam suku, akan mampu meningkatkan penetrasi dengan waktu yang relatif cepat. ( 1 Oktober :30:03 GMT). Para Pemuka Pendapat (Opinion Leader) mempunyai peranan yang sangat besar dalam meneruskan informasi walaupun dengan kemungkinan adanya seleksi atau pembengkokan informasi, maupun dalam menafsirkan informasi yang mereka terima. Sebab informasi yang disampaikan oleh Pemuka Pendapat (Opinion Leader) sangat bergantung pada cara mereka menafsirkan informasi yang mereka dapatkan, dan kemudian akan berkembang menjadi pengaruh pribadi. (Pergeseran Peranan Pemuka Pendapat Sebagai Sumber Informasi Oleh Media Massa Televisi di Wilayah Pedesaan, Lina Hidayati, ). Para pemuka masyarakat juga mempunyai kapasitas mempengaruhi secara informal atas warganya (followers). Dalam proses komunikasi massa peranan mereka amat besar, mereka menerjemahkan pesan-pesan media bagi khalayak. Jadi, kalau komunikasi massa dapat berlangsung secara lancar dan menghasilkan efek-efek di pihak mass audience, hal ini kemungkinan adalah berkat jasa Opinion Leaders. (Wiryanto,2000:76) 1

2 Hal itu berpengaruh pula pada segi kesehatan, sebab terutama pada masyarakat yang tinggal di pedesaan, pengaruh pemuka pendapat (Opinion Leader) akan semakin berpengaruh terhadap keberlangsungan dalam upaya mensukseskan program-program yang dijalankan oleh sebuah institusi pemerintah maupun swasta. Sebab masyarakat pedesaan masih mempercayai dan lebih mempertimbangkan perilaku orang yang dianggap di desa tersebut adalah orang yang dipandang sebagai seorang yang bukan hanya masyarakat biasa, dengan arti kata masyarakat yang berpendidikan tinggi atau mempunyai status sosial yang tinggi. Seiring dengan program promosi kesehatan yang dicanangkan pemerintah, sesuai dengan UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan, serta Keputusan Mentri RI Nomor 574/Menkese/SK/IV/2000 telah ditetapkan Visi pembangunan kesehatan yaitu Indonesia Sehat 2010 yang menggambarkan bahwa pada tahun 2010 bangsa Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat serta menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata (Arsip Dinkes Kabupaten Kulon Progo, September 2007). Dengan tema besar program promosi kesehatan yang dicanangkan oleh pemerintah tersebut tidak akan berjalan tanpa adanya peranan seorang opinion leader yang berperan sebagai penerus informasi tentang hal ikhwal promosi kesehatan PHBS tersebut. Bahkan keberadaan seorang pemuka pendapat (Opinion Leader) dalam mempengaruhi masyarakat dalam hal pembentukan perilaku masyarakat pedesaan ini diperkuat dengan riset yang membuktikan bahwa hampir tidak ada pemungutan suara yang secara langsung dipengaruhi oleh media. Data menunjukkan bahwa ide-ide mengalir dari radio dan barang cetakan lain kepada Opinion Leader dan baru diteruskan ke audience. Untuk itu sangat jelas menunjukkan betapa besarnya pengaruh opinion leader, khususnya dalam mempengaruhi masyarakat pemilih. Pemuka pendapat sebagai pihak yang sangat dipercaya dan yang sering terkena media exposure di dalam kehidupan 2

3 masyarakat yang tinggal di wilayah pedesaan kadang diperankan oleh opinion leader. Mereka ini sangat dipercaya disamping untuk tempat bertanya dan meminta nasihat bagi para anggota masyarakatnya. ( Nurudin,2000:92). Para anggota masyarakat di wilayah Kulonprogo, untuk membentuk opini masyarakat dan menjadi contoh guna menerapkan perilaku hidup yang bersih dan sehat, keberadaan seorang opinion leader sangat dibutuhkan mengingat tingkat kesadaran warga dalam menerapkan kesehatan sebagai hal utama yang perlu dilakukan untuk menunjang keberlangsungan hidup yang sehat, masih sangat kecil. Hal ini terlihat pada kasus kematian yang disebabkan karena angka diare yang tinggi di daerah Kulonprogo dan kebanyakan terjadi pada balita. (hasil observasi dilapangan melalui Dinas Kesehatan, 3 Desember 2007). Bahkan diare sebagai akibat kurangnya kesadaran berperilaku hidup bersih dan sehat menempati urutan ke-5 dari 10 diagnosa penyakit tahun 2007 di Puskesmas Sentolo I. Jumlah penderita dari penyakit diare ini mencapai 1527 jiwa. (Sumber: Inventarisasi Posyandu Puskesmas Sentolo I, Tahun 2007). Meski diare tidak termasuk jenis penyakit mematikan dan dianggap membahayakan, jumlah pasien penderita diare menempati angka tertinggi di sejumlah instalasi kesehatan dan rumah sakit yang ada di Kulonprogo, dibandingkan demam berdarah dan malaria. Tingginya angka penderita diare tersebut, lebih disebabkan oleh tingkat kesadaran masyarakat yang masih sangat rendah untuk hidup sehat. Jumlah penderita diare yang menduduki peringkat tertinggi di antara penyakit-penyakit lainnya setiap tahun. ( 5 Oktober :55:41 GMT). Sementara itu, untuk dapat membantu peningkatan pendidikan dan kesehatan siswa SD/MI di Kulonprogo, sejak tahun 2002 lalu telah melaksanakan Student Health Improvement (SHIP). Program tersebut meliputi program pemberian makanan tambahan anak sekolah (PMTAS) dalam bentuk mie remas dan biskuit, pengadaan sarana air bersih 3

4 dan pemanfaatan muatan lokal. Jumlah penerima manfaat program ini ada siswa di 68 SD/MI di kecamatan Kokap, Pengasih, Samigaluh dan Sentolo. Termasuk pembangunan sarana air bersih dan sanitasi di 15 SD. Pengembangan pelajaran bermuatan local di 4 SD dan pendidikan kesehatan di 4 SD. ( 19 Oktober :37:54 GMT) Dari angka yang diperoleh itu, terlihat jelas bahwasannya kesadaran masyarakat akan menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam suatu daerah masih sangat minim sekali. Masih banyak masyarakat yang belum memiliki kesadaran tentang menggunakan air bersih guna ikut serta mencegah bakteri kuman penyebab penyakit. Upaya pengentasan penyakit yang menyerang masyarakat Indonesia itulah yang akan sangat dipengaruhi oleh seorang pemuka pendapat (opinion leader). Pembentuk opini masyarakat ini akan dengan mudah mempengaruhi masyarakat lain dalam upaya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat di kalangan masyarakat. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan promosi kesehatan melalui pendekatan terhadap pejabat kampung atau orang-orang yang sudah dianggap mempunyai nilai lebih dimata masyarakat yang tinggal di daerah tersebut. Kerja sama yang akan terjalin antara pihak yang berperan sebagai opinion leader maupun instansi dengan masyarakat haruslah menjadi suatu hubungan yang dapat mempengaruhi dan setidaknya menurunkan daftar penyakit yang menjangkit masyarakat tersebut. Seperti yang terjadi di wilayah desa Sentolo yang hanya mepunyai satu buah sarana pelayanan kesehatan saja selaik Rumah Sakit yaitu Puskesmas Sentolo I. Dengan minimnya sarana kesehatan yang ada maka masyarakat akan semakin rendah di dalam memenuhi kebutuhan kesehatan diri dan lingkungannya. Terlebih pada program promosi kesehatan yang sedang digalakkan pemerintah. Dengan demikian program promosi kesehatan yang digalakkan pemerintah haruslah mendapatkan dukungan khusus untuk 4

5 mensukseskannya ditengah minimnya sarana kesehatan dan tenaga media yang lain. Karena tanpa adanya dukungan seorang opinion leader (pemuka pendapat), program promosi kesehatan yang ada di desa Sentolo dengan minim sarana kesehatan seperti itu tidak akan berjalan maksimal. Kesehatan menjadi kata kunci untuk kebahagiaan itu bisa dicapai dengan perilaku hidup yang sehat. Hal penting yang sering kali diabaikan untuk mencapai kesehatan adalah mencuci tangan khususnya menggunakan sabun. Meskipun kebiasaan kecil, kalau dilakukan secara benar dan kontinu hasilnya luar biasa. Kebiasaan masyarakat Indonesia mencuci tangan pakai sabun masih tergolong rendah. Indikasi ini dapat dilihat dari masih tingginya angka penyakit diare, tifus, cacing, dan flu burung. Menurut survey yang dilakukan Departemen Kesehatan pada tahun 2003, rasio penderita diare di Indonesia mencapai 300 penderita per 1000 orang. Penyakit ini menjadi penyebab kematian nomor dua balita, nomor tiga pada bayi, dan nomor lima pada semua umur. Salah satu upaya penting mengurangi tingkat kejadian (prevelensi) diare dan penyebaran virus flu burung yang sangat mudah dan murah yaitu dengan mencuci tangan pakai sabun secara baik dan benar serta menggunakan air bersih yang mengalir. Secara medis, mencuci tangan pakai sabun juga merupakan salah satu cara yang efektif mencegah prevalensi disentri, cacingan, tifus, kolera, hepatitis A, dan SARS. (Republika 18 September 2007) Kesehatan yang sangat penting untuk diprioritaskan menjadi urutan utama dalam hal mendasar di hidup manusia, menjadikan bahwa untuk meningkatkan kesadaran yang masih relatif rendah di kalangan masyarakat di wilayah Desa Sentolo Kabupaten Kulonprogo, DIY itu, peranan pemuka pendapat (opinion leader) di desa Sentolo sebagai sumber informasi masih begitu besar. Mereka masih membutuhkan keterangan yang lebih rinci dan detail yang bisa mereka dapatkan dari Bapak kepala desa dan kader kesehatan yang juga dianggap sebagai pemuka pendapat (opinion leader. Peranan daripada 5

6 pemerintah sebagai pihak yang mengendalikan dan mengontrol kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan kesehatan dan penanggulangan atau pemberantasan penyakit di wilayah pedesaan, dirasakan sangat perlu terjalin kerjasama yang erat guna mewujudkan Kulonprogo yang bersih dan sehat. Mengingat di wilayah desa Sentolo Kabupaten Kulonprogo yang hanya terdapat satu sarana pelayanan kesehatan dan juga berfungsi sebagai Rumah Sakit yaitu Puskesmas Sentolo I. Sehingga hal ini menuntut kerja lebih untuk mensukseskan program PHBS yang sedang dicanangkan pemerintah. Kerjasama antar-instansi sebaiknya tidak hanya memberikan manfaat bagi kedua belah pihak yang menjalin kerja sama tersebut, atau sekedar win-win solution, tetapi juga harus bermanfaat bagi masyarakat luas (triple rewards systems). Karenanya, setiap kerja sama yang dijalin Pemerintah kabupaten Kulonprogo dengan pihak lain harus berperan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kulonprogo.( 20 Juni :37:47 GMT). Tidak bisa dipungkiri bahwa opinion leader menjadi salah satu unsur yang sangat mempengaruhi arus komunikasi, khususnya di pedesaan. Berbagai perubahan dan kemajuan masyarakat sangat ditentukan oleh opinion leader ini. Misalnya, pemimpin opini bisa berperan memotivasi masyarakat agar ikut serta secara aktif dalam pembangunan. Untuk itulah selayaknya pemerintah memberikan perhatian khusus pada pemuka pendapat (opinion leader) ini. Sebaliknya, sikap meremehkan peran opinion leader justru merugikan sebab program pembangunan akan banyak hambatan, misalnya tentang kepercayaan masyarakat pada program pembangunan. Selayaknya pemerintah memfungsikan peran pemuka pendapat (opinion leader) sebagai tokoh sentral dalam pembangunan di wilayah pedesaan.(nurudin,2000:99). Memfungsikan peran pemuka pendapat (opinion leader) adalah hal yang tepat dalam rangka untuk memberikan pengaruh yang bersifat positif untuk perkembangan suatu perubahan yang mengarah pada perkembangan kesehatan yang lebih baik. Untuk itu 6

7 adanya korelasi atau hubungan antara pemuka pendapat (opinion leader) yang dibina oleh masyarakat hendaknya dapat menjadikan sebuah hubungan kausalitas yang sinergis dan menjadi sebuah cara guna memperoleh hasil yang maksimal dalam upaya menuju kesehatan masyarakat dan adanya perilaku hidup bersih dan sehat yang terus meningkat di setiap tahunnya. Hal ini merupakan keinginan dan visi dan misi bersama yang diharapkan dapat menjadi sumbangsih masyarakat antara program yang dijalankan pemerintah dan oleh masyarakat itu sendiri. Pada akhirnya nantinya akan nampak bahwa opinion leader adalah seseorang yang dapat menjadi sumber informasi yang dibutuhkan masyarakat didalam memperoleh informasi dan saran-saran yang dibutuhkan masyarakat dalam menuju kesehatan yang lebih baik dan tentu saja kehidupan yang lebih layak dan sehat pula. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut : Bagaimana peran seorang pemuka pendapat (opinion leader) dalam promosi kesehatan perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat di Desa Sentolo, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulonprogo,DIY?. C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mendeskripsikan dan menjelaskan peranan seorang pemuka pendapat (opinion leader) terhadap promosi kesehatan perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat di Desa Sentolo, Kabupaten Kulonprogo, DIY. 7

8 D. Manfaat Penelitian 1) Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk masukan bagi peneliti dan instansi pendidikan maupun kesehatan dalam rangka meningkatkan upaya-upaya pencegahan diare dan atau penyakit-penyakit yang disebabkan oleh kuman penyakit. 2) Hasil penelitian ini dapat menambah referensi dalam kajian sosial marketing bidang sosial maupun dalam bidang kesehatan masyarakat. E. Objek Penelitian Yang menjadi objek penelitian ini adalah peran opinion leader (pemuka pendapat) terhadap promosi kesehatan perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat di Desa Sentolo, Kabupaten Kulonprogo,DIY. F. KERANGKA TEORI F.1 Definisi Peran Definisi peran menurut beberapa tokoh berbeda pendapatnya. Akan tetapi peran itu sendiri merupakan suatu perilaku atau tindakan yang dilakukan oleh individu. Adapun definisi peran adalah sebagai berikut: Menurut Ralph Linton tentang definisi peran adalah sebagai berikut: a) Peran adalah sebuah rangkaian konsep yang berkaitan dengan apa yang dapat dilakukan oleh individu di dalam masyarakat yang berfungsi sebagai organisasi. b) Peran merupakan suatu perilaku yang penting bagi struktur sosial (Soekamto, 1983: 146). Sedangkan menurut Biddle dan Thomas, mendefinisikan peran sebagai: 8

9 Serangkaian rumusan yang membatasi perilaku-perilaku yang diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu (Sarwono, 1991: 243) Ada pula yang mendefinisikan peran sebagai berikut: Peran adalah sesuatu yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan yang terutama terjadi dalam suatu hal atau peristiwa (Purwanto,1994) Melihat dari definisi diatas, dapat dikatakan bahwa peran yang dijalankan oleh seorang individu ataupun kelompok merupakan suatu cermin dari sebuah harapan dan tujuan yang akan dicapai terhadap perubahan perilaku yang menyertainya. Berhubungan dengan program promosi kesehatan yang dijalankan pemerintah adalah sebuah program yang meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebagai hal paling utama dalam menjaga kesehatan diri dan lingkungan. Akan tetapi program promosi PHBS ini tidak akan berjalan jika tidak adanya peranan dari tokoh masyarakat ataupun kelompok yang ada di dalamnya. Peranan merupakan suatu konsep mengenai hal ikhwal yang dilakukan oleh individu dan masyarakat sebagai suatu rangkaian organisasi. Lvinson mengemukakan bahwa peran mengandung 3 hal penting yaitu (dalam Susanto, 1983: 95): 1. Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengna posisi atau kedudukan seseorang dalam kehidupan bermasyarakat atau instansi. 2. Peran adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat atau instansi sebagaoi organisasinya. 3. Peran juga dapat dimaknai sebagai perilaku individu yang sangat penting bagi struktur sosial dalam masyarakat atau sebuah instansi. Peranan adalah suatu tugas utama yang dilakukan oleh individu ataupun organisasi sebagai bagian dalam kehidupan bermasyarakat guna mewujudkan cita-cita dan tujuan hidup sehat bersama. Seperti yang telah dirumuskan tentang peran oleh 9

10 beberapa tokoh diatas, maka peranan merupakan sebuah konsep mengenai apa yang dilakukan oleh individu dan masyarakat sebagai organisasi. Peranan ini sendiri meliputi semua hal yang berkaitan dengan posisi seseorang yang berada di dalam komunitas masyarakat. Peran juga dapat dilihat dari partisipasi seseorang atau organisasi terhadap lingkungan sosial dimana ia berada. Dalam teori partisipasi menurut Ndraha, Partisipasi adalah merupakan keikutsertaan seseorang atau organisasi dalam berbagai hal secara tanggung jawab denga penuh kemurnian dan inisiatif dalam kegiatan kelompok yang dilaksanakan dalam mencapai tujuan (dalam Ndraha, 1987: 10). Seseorang yang berada di dalam masyarakat adalah individu ataupun kelompok yang mempunyai peran penting dalam keberhasilan program promosi PHBS. Karena mereka selain berfungsi sebagai komunikasi dan edukasi juga merupakan sumber informasi bagi khalayak masyarakat. Peran mereka itu merupakan sesuatu yang diharapkan dan apa yang dilakukan oleh seseorang maupun organisasi terhadap kehidupan sosial yang berada di lingkungan sekitarnya. Peran dalam sosiologi dibahas ketika mengkaji struktur sosial. Dalam struktu sosial ini dikenal dengan dua macam konsep yang sangat penting dalam peran, yaitu status (status) dan peran (role). Definisi dari kedua konsep tersebut menurut Ralph Linton adalah bahwasannya status adalah a collection of right and duties (suatu kumpulan antara hak dan kewajiban), sedangkan peran adalah the dynamic aspect of status (aspek dinamis dari suatu status). Dari definisi ini dapat disimpulkan bahwa deskripsi posisi dan kedudukan dari status dan peran sangatlah jelas. Seseorang dapat dikatakan menjalankan peran manakala ia menjalankan hal dan kewajiam yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari status yang dijabatnya. 10

11 Dalam kaitannya dengan peran yang harus dilakukan tidak seluruhnya mampu untuk menjalankan peran yang melekat dalam dirinya. Oleh karenanya tidak jarang terjadi kurangnya keberhasilan dalam menjalankan perannya. Dalam ilmu sosial, ketidakberhasilan ini terwujud dalam 3 hal yaitu: a) Kegagalan peran Kegagalan peran terjadi saat seseorang enggan atau tidak melanjutkan peran suatu individu yang harus dimainkannya. Implikasinya sangat mengencewakan para mitra perannya yaitu masyarakat. Orang yang telah mengecewakan masyarakat akan kehilangan kepercayaan untuk menjalankan perannya secara maksimal, termasuk stigma negatif yang akan melekat pada dirinya. b) Disensus peran dan Dalam disensus peran, mitra (masyarakat) tidak setuju dengan apa yang diharapkan dari salah satu pihak atau kedua-duanya. Hal ini terjadi karena dalam proses interaksi untuk menjalankan aktivitas yang berhubungan dengan perannya. Dalam hal ini permasalahan dapat berasal dari pembawa peran maupun mitra yang berkaitan dengan aktivitas menjalankan peran. c) Konflik peran Konflik peran ini terjadi saat seseorang dengan tuntutan yang bertentangan melakukan peran yang berlainan. Biasanya seseorang menangani konflik peran dengan memutuskan secara sadar atau tidak peran mana yang menimbulkan konsekuensi terburuk, jika diabaikan maka akan meperlakukan peran itu lebih dari peran yang lain. Konflik peran yang berlangsung seringkali terjadi bila individu dihadapkan sekaligus pada kewajiban-kewajiban dari dua 11

12 peranan yang dipegangnya. Pemenuhan kewajiban dari peranan tertentu sering berakibat melalaikan yang lain. Di sisi lain, kedudukan (status) itu sering diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu Tetapi apabila dipisahkan dari individu yang memilikinya, kedudukan hanya merupakan kumpulan hak-hak dan kewajiban. Karena hak dan kewajiban tersebut hanya dapat terlaksana melalui perantaraan individu. Oleh karena itu, agak sukar untuk memisahkannya secara tegas dan kaku antara keduanya. Masyarakat pada umumnya mengembangkan dua macam kedudukan, yaitu: a. Ascribde status, yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan tersebut diperoleh karena kelahiran. Misalnya, kedudukan anak seorang bangsawan adalah bangsawan pula. Anak bangsawan biasanya secara otomatis akan memperoleh penghormatan istimewa dari masyarakat di sekitarnya. b. Achieved status, adalah kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usahausaha yang disengaja. Kedudukan ini tidak diperoleh atas dasar kelahiran, akan tetapi diperoleh melalui usaha dan kerja keras. Oleh karena itu, kedudukan ini bersifat terbuka bagi siapa saja yang menginginkannya, tergantung dari kemampuan masing-masing dalam mengejar serta mencapai tujuan. Misalnya, seseorang hendak menjadi anggota legislatif. Jabatan legislatif merupakan jabatan dengan status sosial cukup istimewa di kalangan masyarakat kita. Untuk memperolehnya tidak berdasarkan keturunan, tetapi harus memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu yang seluruhnya tergantung pada usaha-usaha dan kemampuan yang bersangkutan untuk menjalaninya. Jika ia mampu memenuhi persyaratan tersebut, maka ia akan mampu menjadi seorang anggota legislatif. Jika tidak, walaupun ia seorang bangsawan atau 12

13 anak seorang legislatif, ia juga tidak otomatis menjadi anggota legislatif. ( yang direkam pada 26 Mei :43:26 GMT) Kedudukan seseorang yang melekat padanya, dapat terlihat pada kehidupan sehari-harinya melalui ciri-ciri tertentu. Dalam sosiologi, kondisi semacam ini dinamakan sebagai Prestise Simbol (status symbol). Ciri-ciri tersebut seolah-olah sudah menjadi bagian dari kehidupannya yang telah institusionalized atau bahkan internalized. Ada beberapa ciri tertentu yang dianggap sebagai status symbol. Misalnya, seseorang disebut kiai dengan cara berpakaian, cara bergaul, gaya hidup dan seterusnya. Demikian juga berkaitan dengan status simbol lainnya. Jika menyimpang dari status simbol yang berlaku secara umum, akan timbul perbincangan di kalangan masyarakat secara umum. Peranan (role) merupakan aspek dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan terhadap hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peranan. Dengan demikian, terdapat hubungan yang cukup erat antara peranan dengan kedudukan. Pembeda antara keduanya dilakukan untuk kepentingan ilmu. Karena memang sebenarnya diantara keduanya tidak dapat dipisahpisahkan dan satu tergantung pada yang lain begitu pula sebaliknya. Tidak ada peranan tanpa kedudukan atau kedudukan tanpa peranan. Di dalam interaksi sosial, kadangkala kurang disadari bahwa yang paling penting adalah melaksanakan peran. Tidak jarang terjadi bahwa di dalam proses interaksi tersebut, kedudukan lebih dipentingkan sehingga terjadi hubungan-hubungan timpang yang tidak seharusnya. Misalnya, di dalam kelompok sosial, anggota dewan, sebagai wakil rakyat kedudukannya menjadi anggota dewan sering lebih ditonjolkan daripada 13

14 memainkan peranannya, seorang pimpinan atau pengurus institusi tertentu kadang juga lebih menonjolkan kedudukannya dibanding harus melakukan peran dan tanggungjawabnya. F.2. Pengertian Pemuka Pendapat (Opinion Leader) F.2.a. Pengertian pemuka pendapat menurut Denis L Wilcox, dkk : Serving as catalysts for the formation of public opinion are people who are knowledgeable and articulate about specific issues. They are called opinion leaders. Sociologists describe them as (1) highly interested in the subject or issues, (2) better informed on the issues than average person, (3) avid consumers of mass media, (4) early adopters of new ideas, and (5) good organizers who can get other people to take action. Sehingga untuk membentuk katalis dari formasi opini publik yang mempunyai pengetahuan yang luas dan mengetahui tentang isu-isu yang spesifik. Mereka itu disebut dengan pemuka pendapat (opinion leader). Ahli sosiologi mendeskripsikan opinion leader sebagai orang yang : 1) Mempunyai ketertarikan yang tinggi terhadap isu-isu yang berkembang di tengah masyarakat 2) Mereka lebih informatif dalam menyampaikan isu-isu daripada rata-rata masyakarat biasa. 3) Opinion leader adalah orang yang berhubungan erat dengan media massa 4) Mereka paling dini mengadopsi atas ide-ide baru 5) Mereka dapat mengorganisir dengan sebaik mungkin untuk mempersuasikan orang lain untuk melakukan tindakan. ( Denis L.Wilcox,dkk, 2001,211) Pemuka pendapat (opinion leader) adalah orang yang mempunyai keunggulan daripada masyarakat kebanyakan. Salah satu keunggulan para pemuka pendapat (opinion leader) dibandingkan dengan masyarakat kebanyakan adalah pada umumnya para pemuka pendapat (opinion leader) itu lebih mudah menyesuaikan diri dengan 14

15 masyarakatnya, lebih kompeten dan lebih mengetahui tata cara memelihara norma yang ada di dalam masyarakat. ( Nurudin, 2000:97) pemuka pendapat (opinion leader) juga dapat diartikan sebagai orang yang sering dimintai petunjuk dan informasi oleh kebanyakan masyarakat, meneruskan informasi politik dari media massa kepada masyarakat. Misalnya tokoh informal masyarakat kharismatis, atau siapapun yang dipercaya oleh publik. ( 21 Oktober : 25: 02 GMT). Opinion leader merupakan sumber informasi atau opini, sedangkan followers sebagi penerima-penerima informasi atau opini (receivers). (Wiryanto, 2000:66). Para pemuka pendapat selain mempunyai kharisma dan mempunyai kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki oleh masyarakat yang kebanyakan, hal ini yang membuatnya lekat dapat menjadi pembentuk opini yang ada dalam masyarakat. Bahwa tidak semua masyarakat dapat berperan menjadi seorang opinion leader dikarenakan tidak mudah pada kenyataannya menjadi panutan dan contoh bagi semua pihak yang ada di dalam wilayah masyarakat desa. Berdasarkan penelitian para ahli, pada umumnya karakteristik pemuka pendapat adalah sebagai berikut : 1) Lebih tinggi pendidikan formalnya dibandingkan dengan anggota masyarakatnya atau kelompoknya. 2) Lebih tinggi status sosialnya serta status ekonominya. 3) Lebih inovatif dalam menerima atau mengadopsi ide baru 4) Lebih tinggi pengenalan medianya (media exposure). 5) Kemampuan empati mereka lebih besar. 6) Partisipasi social mereka lebih besar, atau lebih tinggi. 7) Lebih kosmopolit ( Drs. Riyono Pratikto, 1983:340). Ada dua pengelompokkan pemuka pendapat (opinion leader) berdasarkan aktif tidaknya dalam berperilaku. Pemuka pendapat (opinion leader) disebut aktif jika ia sengaja mencari penerima atau followers untuk mengumumkan atau mensosialisasikan suatu informasi. Pemuka pendapat (opinion leader) pasif artinya 15

16 pemuka pendapat (opinion leader) dicari followersnya. Dalam hal ini follower aktif mencari informasi kepada pemuka pendapat (opinion leader) sehubungan dengan masalah yang dihadapi. (Nurudin, 2000: 93). Dengan demikian bukan hanya masyarakat yang memerlukan dan membutuhkan informasi dari seorang opinion leader akan tetapi juga seorang opinion leader juga terkadang mencari masyarakat guna menyampaikan informasi yang hendak disampaikannya. Hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa seorang opinion leader mempunyai hubungan (relasi) yang relatif dekat dan saling mengenal dan mengetahui satu sama lain. Hanya saja terkadang proses untuk saling membutuhkan dan penyampaian informasi akan berjalan seiring dengan intensitas pesan yang hendak disampaikan. Akan tetapi seorang opinion leader memiliki kelebihan yang kadang kurang dimiliki oleh masyarakat yang berstatus masyarakat biasa. Sebab dengan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh pemuka pendapat (opinion leader) inilah yang menjadikannya pantas dijadikan tempat bertanya masyarakat lain yang bertempat tinggal di daerah setempat, atau hanya sekedar sebagai tempat untuk mencari informasi. Dalam masyarakat yang sedang mengalami proses modernisasi, peranan pemuka pendapat (opinion leader) dibutuhkan untuk membimbing masyarakat dalam menerima inovasi baru dengan cara mempraktekkan terlebih dahulu ide-ide baru sebelum disebarluaskan pada masyarakat setempat. Hal ini seperti yang dinyatakan oleh Katz, bahwa merupakan tugas pemuka pendapat (opinion leader) memperkenalkan kepada masyarakat mengenai ide-ide baru yang sesuai dengan hakikat lingkungannya, melalui media apapun yang dirasa tepat. ( Eduard Depari dan Colin Mac Andrew, 1973: 23). 16

17 Kerjasama dengan seluruh elemen masyarakat baik tokoh formal maupun tokoh informal yang berguna untuk menyebarluaskan informasi dan memberikan motivasi kepada seluruh masyarakat luas. Pihak ini berposisi sebagai opinion leader. Pemberian bekal para kader kesehatan secara terarah pada safe mother hood juga perlu segera direalisasikan. ( 25 Agustus : 10: 56 GMT). F.2.b. Keberadaan pemuka pendapat (opinion leader) Menurut Everett M. Rogers ada tiga cara untuk mengukur ataupun mengetahui adanya pemuka pendapat (opinion leader), yaitu : b) Metode Sosiometrik Metode sosiometrik ini masyarakat ditanyakan kepada siapa mereka meminta nasihat atau mencari informasi mengenai masalah kemasyarakatan yang sedang dihadapinya. Metode sosiometrik ini adalah metode yang paling tepat untuk dapat menentukan siapakah pemimpin masyarakat yang sesuai dengan pandangan dan anggapan oleh para pengikutnya. c) Informant s Rating Metode informant s rating ini mengajukan pertanyaan-pertanyaan tertentu pada orang atau responden yang dianggap sebagai key informants dalam masyarakat sebagai pemimpin-pemimpin mereka. Di dalam metode ini orang yang ingin mengetahui siapakah pemimpin masyarakat melalui responden harus jeli dalam memilih key informants dan mereka yang benar-benar akrab dengan masyarakatlah yang selayaknya pantas untuk dipilih menjadi pemimpin. d) Self Designing Method Metode self designing method adalah metode yang dapat mengajukan pertanyaan kepada para responden dan meminta untuk ditunjukkan tendensi yang lain yang dapat menunjuk siapa-siapa saja yang diperkirakan dapat mempunyai pengaruh. Validitas pertanyaan ini sangat tergantung pada ketepatan (akurasi) responden untuk mengidentifikasi dirinya sebagai pemimpin. Dengan kata lain, bias jadi ia jarang dimintai nasehat atau informasi, akan tetapi di dalam menjawab pertanyaan ia menjawab sering. Para pemuka pendapat (opinion leader) yang secara informal dapat mempengaruhi tindakan-tindakan atau sikap dari orang-orang lain, baik mereka, masyarakat yang sedang mencari-cari informasi (opinion seeker) ataupun orang yang sekedar menerima informasi secara pasif (opinion recipient). ( Para pemuka pendapat (opinion leader) ini, 17

18 terlebih yang tinggal di wilayah pedesaan, kuantitas untuk lebih memperoleh kepercayaan (trust) dari masyarakat akan lebih besar. Hal ini tidak terkecuali pada semua anggota masyarakat yang ada di dalam sebuah desa, baik dewasa maupun para orangtua, keberadaan opinion leader akan sangat berpengaruh terhadap tindakan-tindakan yang akan dilakukan. Orang-orang tua yang mayoritas mengenyam pendidikan yang sangat minim bahkan ada yang tidak mengenyam pendidikan sama sekali, mereka masih sangat membutuhkan keberadaan seorang opinion leader sebagai tempat mendapatkan informasi dan menjadi tempat bertanya perihal persoalan yang sedang dihadapi. Walaupun tidak semua opinion leader pada dirinya hanya mempunyai kemampuan untuk menjaga kredibilitas (wibawa) maka ia kemudian ditokohkan oleh para anggota masyarakatnya. Dengan lain perkataan, para opinion leader hanya melekat sebuah kemampuan yang hanya mengacu pada satu segi permasalahan atau topik saja (monomorphism opinion leadership). Ada dua macam kepemimpinan seorang opinion leader dilihat dari aspek penguasaan materi permasalahan ataupun penguasaan topik: 1) Monomorphic opinion leadership Monomorphic opinion leadership adalah seorang pemuka pendapat yang hanya menguasai satu macam topik permasalahan dalam hal kecenderungan seorang individu untuk melakukan tindakan. Di dalam Monomorphic opinion leadership ini pemuka pendapat (opinion leader) ini hanya sedikit sekali penguasaan dan pemahamannya sebab hanya terbatas pada satu pokok persoalan inti saja. Dengan kata lain tingkat kemampuan seorang opinion leader hanya sebagai sebuah pemuka pendapat pada satu bidang ilmu. 2) Polymorphic opinion leadership 18

19 Polymorphic opinion leadership adalah seorang pemuka pendapat (opinion leader) yang menguasai lebih dari berbagai topik permasalahan di dalam kecenderungannya terhadap tindakan yang dilakukan oleh masyarakatnya. Pemuka pendapat yang disebut Polymorphic opinion leadership ini menguasai lebih banyak topik permasalahan ini adalah yang paling mudah untuk mendapatkan followers sebab opinion leader ini dirasa mampu untuk memberikan informasi yang jauh lebih banyak daripada yang hanya menguasai satu tema permasalahan saja. F.3. Teori Difusi Inovasi Teori difusi inovasi ini diarahkan pada aspek pengaruh media yang agak berbeda. Teori ini difokuskan pada cara komunikasi, khususnya mengenai komunikasi massa, dan juga cara mempengaruhi orang untuk melaksanakan (mengadobsi) sesuatu yang baru atau sesuatu yang bersifat berbeda dari yang ada. (Joseph A. Devito,1997: 526). F.3.a. Difusi Pengertian difusi ini didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu selama jangka waktu terhadap anggota suatu sistem yang bersifat sosial. ( 25 Nopember 2007). Difusi ini mengacu pada menyebarnya sebuah informasi yang masih baru, inovasi maupun proses yang baru ditujukan kepada seluruh masyarakat. Difusi dapat juga dikatakan sebagai suatu tipe di dalam ilmu komunikasi khusus dimana pesannya adalah sebuah ide-ide baru. Disamping itu, difusi juga dapat dianggap sebagai suatu jenis perubahan sosial yaitu suatu proses perubahan yang terjadi 19

20 dalam struktur dan fungsi sistem sosial. Untuk itu istilah difusi tidak dapat lepas dari inovasi. Hal ini disebabkan karena tujuan utama dari proses difusi adalah untuk mengadopsi anggota sistem sosial tertentu dengan cara inovasi. Anggota sistem sosial yang berupa individu, kelompok informal, organisasi maupun sub sistem. F.3.b. Definisi Inovasi Inovasi secara umum didefinisikan sebagai suatu ide, praktek maupun objek yang dianggap sebagai sesuatu yang baru oleh seorang individu ataupun oleh satu unit adopsi yang lain. Thompson dan Eveland (1967) mendefinisikan inovasi sama dengan teknologi, yakni suatu desain yang digunakan untuk sebuah tindakan instrumental dalam rangka mengurangi ketidakteraturan suatu hubungan sebab akibat dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Fullan (1996) menerangkan bahwa tahun 1960-an adalah sebuah era dimana banyak inovasi-inovasi dalam pendidikan kontemporer diadopsi, seperti matematika, kimia dan fisika baru, mesin belajar (teaching machine), pendidikan terbuka, pembelajaran individu, pengajaran secara team (tema teaching) dan termasuk dalam hal ini adalah sistem belajar mandiri. ( 25 Nopember 2007). Dalam inovasi ini adanya seorang inovator, atau mereka yang pertama-tama mengadopsi, belum tentu adalah pencetus sebuah gagasan baru ini, akan tetapi merekalah yang akan memperkenalkannya secara cukup luas. Adopter awal, kadangkadang dinamai pembawa pengaruh, melegitimasi gagasan dan kemudian 20

21 membuatnya dapat diterima oleh masyarakat pada umumnya. (Joseph A. Devito,1997: 526). Tahap keputusan inovasi : a) Tahap pengetahuan b) Tahap bujukan c) Tahap keputusan d) Tahap implementasi e) Tahap pemastian ( 25 Nopember 2007) F.3.c. Konsep-konsep Adopsi Adopsi mengacu pada sebuah reaksi yang bersifat positif pada orang terhadap inovasi dan pemanfaatannya. Di dalam proses adopsi ini, William McEwen (1975) mengidentifikasikan kedalam tiga tahap umum : 1. Pada tahap akuisisi informasi orang memperoleh dam memahami informasi tentag inovasi. Misalnya, seorang guru belajar tentang ancangan baru untuk memberikan kuliah di kelas besar. 2. Pada tahap evaluasi informasi orang mengevaluasi informasi tentang inovasi. Misalnya, guru tadi menyadari bahwa metode yang baru itu lebih efektif daripada metode yang lama. 3. Pada tahap adopsi atau penolakan orang mengadopsi (melaksanakan) atau menolak inovasi. Misalnya, guru tersebut mulai mengjaar dengan menggunakan metode baru ini. (Joseph A. Devito,1997: 526) Untuk itu sangatlah jelas terlihat bahwa orang tidak akan memilih untuk mengadopsi ataupun menolak inovasi pada jangka waktu yang bersamaan. Periset dalam bidang difusi informasi membedakan lima tipe adopter: Inovator Adopter awal Mayoritas awal Mayoritas akhir kelompok yang tertinggal 21

22 3% 14% 34% 34% 14% Gambar 1.1 Lima tipe adopter dalam populasi Inovator, orang yang pertama,mengadopsi inovasi. Inovator ini menyukai hal yang baru dan menyukai percobaan. Adopter awal, yang terkadang sebagai pembawa pengaruh, melegitimasi gagasan dan membuatnya diterima masyarakat. Orang-orang di dalam kelompok ini adalah orangorang yang berpengaruh dan lebih dahulu memiliki akses. Mayoritas awal, mengikuti pembawa pengaruh dan melegitimasi labih jauh inovasi ini. Di dalam kelompok ini orang-orangnya yang lebih dahulu selangkah lebih maju. Mayoritas akhir, mengadopsi inovasi agak belakang. Di dalam kelompok ini mungkin dapat mengikuti pembawa pengaruh ataupun mayoritas awal. Di dalam kelompok mayoritas akhir ini, kelompok yang belakangan di dalam memperoleh inovasi setelah mendapat contoh. Kelompok tertinggal (laggard), kelompok terakhir yang mengadopsi inovasi, mungkin mengikuti orang dari tiga kelompok sebelumnya. Laggards ini adalah lapisan paling akhir. Kelima kelompok tersebut hampir mencakup 100% populasi. Sisanya adalah kepala batu (diehards). Diehards ini adalah kelompok yang tidak pernah mengadopsi inovasi. Sebagai contohnya adalah ketika seorang guru yang tidak mau menggunakan teknik pengajaran yang baru dan seterusnya. Akan tetapi ada kalanya di beberapa situasi dimana tidak terdapat kelompok kepala batu. Misalnya, jika seorang guru tersebut mungkin menginginkan untuk terus menggunakan teknik pengajaran dan buku teks tertentu. Namun jika buku teks tersebut tidak dicetak lagi, maka guru tersebut terpaksa berubah dan bergabung dengan kelompok sebelumnya, yakni kelompok yang tertinggal (laggards). 22

23 Pada umumnya, dari kelompok adopter hingga inovator jika dibandingkan dengan kelompok yang tertinggal (laggards), berusia lebih muda daripada adopter akhir dan yang berstatus sosial ekonominya lebih tinggi pula. Mereka memiliki pekerjaan yang bersifat lebih spesialis, lebih empatis, dan kurang dogmatic. Mereka lebih terbuka terhadap sebuah perubahan dan lebih banyak memanfaatkan informasi yang ada. Mereka ini mempunyai orientasi yang lebih cosmopolitan dan pada umumnya merupakan pemuka pendapat (opinion leader). F.3.d. Unsur-unsur Difusi Inovasi Proses difusi inovasi melibatkan empat unsur utama, yang meliputi : 1. Inovasi 2. Saluran Komunikasi 3. Kurun waktu tertentu 4. Sistem sosial. ( 25 Nopember 2007). Difusi inovasi adalah mengubah masyarakat melalui penyebarluasan ide-ide dan hal-hal baru. Difusi merupakan bentuk khusus komunikasi (penyebarluasan) Roger dan Schoemaker (1971) studi difusi mengkaji pesan-pesan, ide-ide, dan hal-hal baru, maka dipihak penerima umumnya akan terjadi derajat resiko tertentu. Inovasi adalah merupakan diperkenalkannya gagasan, ide-ide baru dan mempunyai dampak bagi perubahan sosial. F.3.e. Komponen dan Proses Difusi Inovasi Menurut Roger dan Schoemaker, 1971, menyatakan bahwa proses penyebarluasan inovasi terdapat unsur-unsur utama yang terdiri dari : a) Inovasi b) Yang dikomunikasikan melalui saluran tertentu c) Jangka waktu tertentu d) Diantara para anggota tertentu 23

24 F.4. Definisi dan Proses Komunikasi F.4.a. Definisi Komunikasi Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksdunya adalah sama dalam hal makna. Sehingga jikalau misalnya ada sua orang yang terlibat di dalam sebuah komunikasi, misalnya di dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang sedang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan perkataan lain, mengerti bahasanya belum tentu mengerti makna yang dibawakan oleh bahasa itu. Percakapan yang dilakukan oleh kedua orang tersebut dapat dikatakan komunikatif apabila kedua-duanya, selain mengerti bahasa yang dipergunakan, juga mengerti makna dan bahan yang dipercakapkan. (Onong Uchyana Effendi,1984:9). Sehingga dapat dikatakan bahwa komunikasi akan terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan (message) yang disampaikan oleh seorang komunikator dan diterima oleh komunikan. Dengan kata lain, secara umum komunikasi dapat dimaknai sebagai proses penyampaian dan sekaligus penerimaan pesan (message) antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang disampaikan dapat dipahami secara bersama-sama. Menurut Joseph A. Devito ( 1997: 23 ) : Komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi di dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik (feedback). 24

25 Komunikasi merupakan sebuah proses yang bersifat sosial yang selalu menyertai kehidupan manusia dalam hal menunjukkan eksistensinya dimanapun ia berada. Komunikasi akan menemukan bentuknya secara lebih baik di saat menggunakan bahasa sebagai alat penyampai pesan kepada lawan bicara. Komunikasi menurut Harold Lasswell, yaitu who says what in which channel to whom with what effect, dapat dijabarkan sebagai berikut : a) Sumber (source) Sumber (source) ini dapat pula dikatakan sebagai komunikator maupun pengirim pesan yang ditujukan untuk komunikan. b) Pesan (message) Di dalam pesan yang disampaikan oleh sumber (source), pesan ini adalah keseluruhan yang dikomunikasikan dan disampaikan kepada penerima (receiver). c) Saluran (Channel) Saluran ini yang dapat disebut juga sebagai media penyalur antara komunikan dengan komunikator selalu menggunakan alat yang disebut saluran ini untuk menyampaikan pesan kepada penerima. d) Penerima pesan (Receiver) Adalah orang yang menerima pesan dari sumber informasi atau komunikator. e) Efek (effect) Efek adalah apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut. ( Deddy Mulyana,2003: 62) F.4.b. Proses komunikasi Di dalam proses komunikasi menurut Sardjono (Nurudin,2000:88) terdapat empat tahap model arus komunikasi, yaitu: 25

26 a) Model jarum Injeksi (hypodermic needle model) Di dalam model ini, secara substansial berarti one step flow, yaitu arus komunikasi yang berjalan secara satu arah. Dasar pemikirannya adalah suatu keyakinan bahwa khalayak bersikap pasif terhadap berbagai macam informasi yang menyertainya, sebaliknya media aktif untuk mempengaruhi audience. Hal ini akan berakibat bahwa segala informasi yang datang dari media kepada khalayak akan mengenai audience. Dengan perkataan lain, audience dianggap sebagai pihak yang tidak berdaya dan tidak pernah berhubungan dengan orang lain. Sementara itu, hubungan dengan orang lain nyaris tidak dapat dipisahkan dalam tatanan pergaulan hidup bermasyarakat. Pesan-pesan Media massa Feedback sama Mass audience Reaksi sama Defenseless mind/ pasif Gambar 1.2 Model jarum Injeksi (hypodermic needle model) 1 b) Model Alir Satu Tahap (One Step Flow Model) Di dalam model alir satu tahap (One Step Flow Model), hampir menyerupai model jarum injeksi, terletak pada saluran media massa yang langsung berhubungan dengan audience. Pesan-pesan media mengalir tanpa melalui perantara. Dengan kata lain, audience dapat mengakses langsung media. Selain itu di dalam model ini, media massa bukanlah all powerfull dan tidak semua media mempunyai kekuatan yang sama, dan juga mempengaruhi 26

27 kemungkinan timbulnya reaksi atau efek yang berbeda di kalangan audience penerima terhadap pesan media yang sama. c) Model Alir Dua Tahap (Two Step Flow Model) Model Alir Dua Tahap (Two Step Flow Model) ini adalah bahwasannya pesanpesan media massa tidak seluruhnya langsung mengenai audience. Oleh karenanya, di dalam model ini ada pihak-pihak tertentu yang membawa pesan dari media untuk diteruskan kepada masyarakat. Pihak-pihak itu disebut sebagai opinion leader (pemuka pendapat). Model alir dua tahap (Two Step Flow Model) ini dikarenakan adanya dua tahapan di dalam penyebaran infomasi kepada masyarakat. Tahap yang pertama adalah pesan media pada opinion leader, dan tahap yang keduanya adalah pesan opinion leader pada audience. Audience disini bertindak sebagai followers yang tidak banyak bersentuhan dengan media massa. Sedangkan opinion leader lebih banyak bersentuhan dengan media massa. Sehingga dapat dikatakan bahwa opinion leader ini mempunyai kelebihan dalam hal mengakses pesan media daripada followers-nya yang hanya mendapat informasi dari opinion leader saja. x : Opinion leader o : followers 27

28 Gambar 1.3 Model Alir Dua Tahap (Two Step Flow Model) (Nurudin,2000:88) d) Model Alir Banyak Tahap (Multi Step Flow Model) Model ini menyatakan bahwa pesan-pesan media massa menyebar kepada audience melalui interaksi yang kompleks. Media mencapai audience dapat dengan langsung maupun tidak langsung melalui relaying (penerusan) yang terjadi secara beranting, baik melalui opinion leaders maupun melalui hubungan yang saling berkaitan antara audience dengan sesamanya. F.5. Karakteristik Masyarakat Pedesaan Dalam suatu kehidupan masyarakat yang tinggal di wilayah pedesaan, pada umumnya masyarakat pedesaan masih tinggal di daerah yang mayoritas banyak terdapat lahan-lahan pertanian. Sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa masyarakat di daerah pedesaan mayoritas bermata pencaharian sebagai petani dikarenakan wilayah agrarisnya yang sangat luas. Selain itu sistem pembagian kerja yang masih relatif sederhana dan bahkan belum terspesialisasi, sehingga pola pelapisan sosialnya tidak begitu kentara. Masyarakat pedesaan lebih mementingkan kepentingan umum (kepentingan orang banyak) dan kekerabatan yang masih sangat erat. Maka, sistem yang terdapat dalam sebuah masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang selalu berhubungan dengan satu sama lainnya. Sebab, di dalan sebuah sistem itu sendiri adalah sebuah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Jika salah seorang merasa kurang maka yang lain pun akan ikut merasakan penderitaan sesamanya. Hal ini juga tampak pada aktifitas saling membantu yang disebut dengan gotong-royong. Ciri-ciri yang menonjol dalam kehidupan masyarakat pedesaan adalah sebagai berikut : 1. Secara umum kehidupannya tergantung pada alam (bercocok tanam) 28

29 2. Anggotanya saling mengenal satu sama lain 3. Sifat kegotongroyongan yang sangat erat 4. Penduduk memiliki sedikit perbedaan, dan 5. Penghayatan dalam kehidupan religi lebih kuat (Tim Sosiologi,2000: 171). Berdasarkan ciri masyarakat pedesaan tersebut di atas, masyarakat pedesaan lebih suka melakukan pekerjaan secara bersama-sama dan tanpa pamrih. Misalnya saja dengan gotong-royong untuk membangun rumah atau tempat tinggal maupun membangun sarana sebagai fasilitas bersama di desa yang nantinya digunakan bersama. Maka tidak mengherankan jikalau di dalam kehidupan masyarakat desa lebih tenang dan cenderung damai dibandingkan dengan masyarakat yang tinggal di wilayah perkotaan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh tejadinya permasalahan maupun konflik di wilayah desa yang relative kecil. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Roucek dan Warren mengenai kharakteristik masyarakat pedesaan : - Masyarakat desa memiliki sifat yang homogen dalam hal mata pencaharian, nilai-nilai dalam kebudayaan, dan dalam sikap dan tingkah lakunya. - Kehidupan masyarakat di desa lebih menekankan anggota keluarga sebagai unit ekonomi - Faktor geografis sangat berpengaruh atas kehidupan yang ada - Hubungan sesamanya antar anggota masyarakat lebih intim dan akrab daripada masyarakat yang tinggal di wilayah perkotaan. F.6. Perkembangan Masyarakat Pedesaan Kedudukan yang tidak seimbang antara desa dengan kota, tercermin dari dalam hubungan (relasi) struktural-fungsional antara desa dan kota itu sendiri. Masyarakat desa seringkali diidentikkan dengan tenaga kasar, dengan berbagai hasil yang diperoleh dari desa, misalnya bahan makanan, bahan mentah, penghasil tenaga 29

30 kasar seperti pembantu rumah tangga dan kuli bangunan. Sedangkan masyarakat kota identik dengan pelindung dan terkesan selalu bersih baik dari segi lingkungan maupun warganya. Sehingga warga desa dapat memperbaiki hidupnya jikalau berada di kota untuk mengadu nasib. Perkembangan peradaban biasanya diidentifikasi dengan perkembangan kotakota besar, dan petani di desa sebagai pencocok tanam yang mempunyai hubungan tetap dengan kota itu sendiri. Perjalanan evolusi kebudayaan seringkali dimulai dari pusat-pusat khusus desa, yang nantinya akan menjadi kota besar. Seiring dengan perkembangan yang terjadi inilah yang nantinya akan signifikan terhadap perkembangan peradaban di desa yang kemungkinan akan terkikis keasliannya. Ada beberapa faktor yang membuat masyarakat desa akan bergerak menuju perkembangan yang mengarah pada perubahan, antara lain faktor luar (external) dan faktor yang berasal dari dalam (internal). Faktor-faktor yang dating dari luar (external) adalah, sebagai berikut : 1. Pengaruh modernisasi pertanian, baik cara, pupuk, seleksi dan sebagainya. 2. Perekonomian uang memberikan nilai-nilai hidup secara kebendaan saja. 3. Terbukanya pedesaan oleh alat-alat perhubungan yang baru dan baik, seperti kereta api, kendaraan bermotor, pers atau surat kabar, radio, dan juga televisi.(soekandar Wiriatmojo, 1982: 133). Sedangkan untuk factor yang berasal dari dalam (internal) adalah bahwasannya masyarakat desa yang lebih inovatif terhadap gagasan-gagasan baru dan ide-ide baru. F.7. Definisi dan Ruang Lingkup Promosi Kesehatan F.7.a. Definisi Promosi Kesehatan 30

31 Promosi kesehatan adalah ilmu dan seni dalam membantu masyarakat dalam upaya menjadikan gaya hidup masyarakat yang sehat dan optimal. Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai suatu keseimbangan kesehatan antara kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual, dan intelektual. Hal ini bukan sekedar pengubahan gaya hidup saja, akan tetapi juga berkaitan dengan pengubahan lingkungan yang diharapkan dapat lebih mendukung dalam membuat keputusan yang sehat. Adapun pengubahan gaya hidup dapat difasilitasi melalui penggabungan : a) Menciptakan lingkungan yang mendukung b) Mengubah perilaku masyarakat terhadap kesehatan c) Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan bagi hidupnya. ( Kesehatan 22 Desember : 20: 00 GMT) Adapun gambaran sebuah proses promosi kesehatan adalah sebagai berikut: Gambar 1.4 Proses Promosi Kesehatan ( Promosi kesehatan adalah kombinasi dari berbagai dukungan yang menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan dan peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan dan perilaku yang menguntungkan kesehatan (Green dan 31

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: 13 Fakultas Ilmu Komunikasi SOSIOLOGI KOMUNIKASI OPINION LEADER Rika Yessica Rahma,M.Ikom Program Studi Penyiaran http://mercubuana.ac.id Opinion leader adalah orang yang secara informal dapat

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI SOSIOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: 13 Opinion Leader Fakultas ILMU KOMUNIKASI Program Studi Publik Relations http://mercubuana.ac.id Dr. Heri Budianto.M.Si Istilah opinion leader menjadi perbincangan dalam

Lebih terperinci

TEORI KOMUNIKASI MASSA

TEORI KOMUNIKASI MASSA BAB 6 Modul 9 TEORI KOMUNIKASI MASSA Tujuan Intruksional Khusus: Mahasiswa mampu menjelaskan teori dan model dasar komunikasi massa, menjelaskan teori dan model tentang pengaruh komunikasi massa terhadap

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: SOSIOLOGI KOMUNIKASI Opinion Leader Fakultas ILMU KOMUNIKASI Enjang Pera Irawan, S.Sos, M.I.Kom Program Studi HUBUNGAN MASYARAKAT www.mercubuana.ac.id Opinion Leader Opinion leader adalah orang

Lebih terperinci

Komunikasi dan Sistem Kemasyarakatan

Komunikasi dan Sistem Kemasyarakatan Modul ke: Komunikasi dan Sistem Kemasyarakatan Fakultas ILKOM Desiana E. Pramesti, M.Si. Program Studi Periklanan www.mercubuana.ac.id Abstract Masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan adalah fenomena

Lebih terperinci

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa Modul ke: 9 Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa Model Dampak / Pengaruh Komunikasi Massa Fakultas ILMU KOMUNIKASI Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., Ph.D Program Studi Broadcasting Judul Sub Bahasan

Lebih terperinci

Modul ke: Opinion Leader. Fakultas ILKOM. Desiana E. Pramesti, M.Si. Program Studi Periklanan.

Modul ke: Opinion Leader. Fakultas ILKOM. Desiana E. Pramesti, M.Si. Program Studi Periklanan. Modul ke: Opinion Leader Fakultas ILKOM Desiana E. Pramesti, M.Si. Program Studi Periklanan www.mercubuana.ac.id Abstract Opinion leader atau pemimpin opini sebagai pihak-pihak yang memiliki peran besar

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DUA ARAH ANTAR MANUSIA DALAM KEHIDUPAN. Oleh: GM Djoko Hanantijo (Dosen PNS dpk Universitas Surakarta)

KOMUNIKASI DUA ARAH ANTAR MANUSIA DALAM KEHIDUPAN. Oleh: GM Djoko Hanantijo (Dosen PNS dpk Universitas Surakarta) KOMUNIKASI DUA ARAH ANTAR MANUSIA DALAM KEHIDUPAN Oleh: GM Djoko Hanantijo (Dosen PNS dpk Universitas Surakarta) ABSTRACT Communication is a two-way communication and communicant communicator always turn

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Definisi Komunikasi Ada banyak definisi tentang komunikasi yang diungkapkan oleh para ahli dan praktisi komunikasi. Akan tetapi, jika dilihat dari asal katanya,

Lebih terperinci

TEORI KOMUNIKASI KONTEKS BUDAYA DAN MASYARAKAT

TEORI KOMUNIKASI KONTEKS BUDAYA DAN MASYARAKAT PENYEBARAN INFORMASI DAN PENGARUH Teori Komunikasi-1, Sesi 14 Hipotesis Dua Langkah Lazarsfeld TEORI KOMUNIKASI KONTEKS BUDAYA DAN MASYARAKAT PENYEBARAN INFORMASI DAN PENGARUH: Hipotesis Dua Langkah Lazarsfeld

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bawah Pemda Kota Bandung. Promosi kesehatan Dinas Kesehatan Kota. Bandung memiliki strategi khusus dalam mengajak masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. bawah Pemda Kota Bandung. Promosi kesehatan Dinas Kesehatan Kota. Bandung memiliki strategi khusus dalam mengajak masyarakat untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Promosi Kesehatan (Promkes) Dinas Kesehatan Kota Bandung termasuk salah satu bagian lembaga pemerintahan karena institusi tersebut di bawah Pemda Kota Bandung.

Lebih terperinci

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF KOMUNIKASI YANG EFEKTIF Oleh: Muslikhah Dwihartanti Disampaikan pada kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun 2004 Penyuluhan tentang Komunikasi yang Efektif bagi Guru TK di Kecamatan Panjatan A. Pendahuluan

Lebih terperinci

Keywords: Role of Opinion Leader, Village Development

Keywords: Role of Opinion Leader, Village Development PERANAN OPINION LEADER DALAM MENYAMPAIKAN PESAN TENTANG PEMBANGUNAN DESA DI DESA LANTUNG KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA OLEH : Sintje A. Rondonuwu Opinion Leaders is people who has capability

Lebih terperinci

Komunikasi Politik & Rekrutmen Politik. Pertemuan 11-12

Komunikasi Politik & Rekrutmen Politik. Pertemuan 11-12 Komunikasi Politik & Rekrutmen Politik Pertemuan 11-12 Apa yang dimaksud dengan komunikasi? Proses komunikasi, Timbul balik Apa kriteria komunikan? Bisa menyaring informasi Bisa memberi respon yang baik

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Fokus Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penenlitian.. 7

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Fokus Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penenlitian.. 7 DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS... LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR...... ABSTRAK......... DAFTAR ISI...... DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

Luas Lingkup Komunikasi. Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

Luas Lingkup Komunikasi. Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Luas Lingkup Komunikasi Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Untuk Apa Kita Berkomunikasi? (Berbagai Kekeliruan dalam Memahami Komunikasi) Tidak ada yang sukar tentang komunikasi. Komunikasi

Lebih terperinci

PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO

PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO Oleh Kristevel Mokoagow e-mail: kristevelmokoagow@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi

Pengantar Ilmu Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Pengantar Ilmu Komunikasi Model-Model Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Broadcasting 07 Abstract Modul ini membahas pengertian dan funsi

Lebih terperinci

Praktikum Perilaku Konsumen

Praktikum Perilaku Konsumen Modul ke: Praktikum Perilaku Konsumen Difusi dan Inovasi Konsumen Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Ade Permata Surya, S.Gz., MM. Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id Definisi Inovasi dan Difusi Inovasi

Lebih terperinci

Pengertian Komunikasi

Pengertian Komunikasi Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadi milik bersama. Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang

Lebih terperinci

KEJELASAN KOMUNIKASI BERDASARKAN UNSUR KOMUNIKASI

KEJELASAN KOMUNIKASI BERDASARKAN UNSUR KOMUNIKASI Dewi Ma rufah H 0106006 KEJELASAN KOMUNIKASI BERDASARKAN UNSUR KOMUNIKASI Komunikasi merupakan aspek yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Komunikasi yang baik tentunya akan menciptakan hubungan

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi

Pengantar Ilmu Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Pengantar Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM Marcomm 03 85001 Deskripsi Pokok bahasan pengantar ilmu komunikasi membahas

Lebih terperinci

Makalah Akhir Berfikir dan Menulis Ilmiah (KPM 200) Oleh AMALIA SETYA PRATIWI I Dosen Ekawati S Wahyuni, Dr Ir Martua Sihaloho, SP MSi

Makalah Akhir Berfikir dan Menulis Ilmiah (KPM 200) Oleh AMALIA SETYA PRATIWI I Dosen Ekawati S Wahyuni, Dr Ir Martua Sihaloho, SP MSi Makalah Akhir Berfikir dan Menulis Ilmiah (KPM 200) Efektivitas Penyaluran Informasi dalam Komunikasi Dua Langkah di Masyarakat Pedesaan Oleh AMALIA SETYA PRATIWI I34120145 Dosen Ekawati S Wahyuni, Dr

Lebih terperinci

Dra. Dwi Pangastuti Marhaeni, M.Si

Dra. Dwi Pangastuti Marhaeni, M.Si Dra. Dwi Pangastuti Marhaeni, M.Si Dalam pengertian luas, model menunjuk pada setiap representasi simbolis dari suatu benda, proses atau gagasan/ide. Pada level konseptual model merepresentasikan ide ide

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kelompok maupun suatu kelompok dengan kelompok lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kelompok maupun suatu kelompok dengan kelompok lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial, dimana satu sama lain saling menumbuhkan yang didalamnya akan terbentuk dan terjalin suatu interaksi atau hubungan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada sebuah perusahaan bahwa tanggungjawab seorang public relations sangat diperlukan dengan tujuan membina hubungan yang baik dengan stakeholder termasuk dengan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman padi merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang penting dalam rangka ketahanan pangan penduduk Indonesia. Permintaan akan beras meningkat pesat seiring dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Judi Perjudian adalah permainan di mana pemain bertaruh untuk memilih satu pilihan di antara beberapa pilihan dimana hanya satu pilihan saja yang benar dan menjadi

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN

PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut: 1. Mahasiswa dapat memahami tentang arti interaksi, kontak dan komunikasi. 2. Mahasiswa

Lebih terperinci

TEORI KOMUNIKASI. Pengguanaan Teori dan Model Dasar Komunikasi Massa. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI

TEORI KOMUNIKASI. Pengguanaan Teori dan Model Dasar Komunikasi Massa. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI Modul ke: TEORI KOMUNIKASI Pengguanaan Teori dan Model Dasar Komunikasi Massa Fakultas ILMU KOMUNIKASI SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Program Studi MARKETING COMMUNICATIONS & ADVERTISING www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perkembangan Sosial 2.1.1 Pengertian Perkembangan Sosial Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berprilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Menjadi orang yang mampu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mengenai Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Secara estimologis istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin yakni Communicare. Artinya berbicara, menyampaikan pesan,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Pemkab Sragen, dalam hal ini Disparbudpor, telah melaksanakan komunikasi

BAB V PENUTUP. Pemkab Sragen, dalam hal ini Disparbudpor, telah melaksanakan komunikasi BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian dan pembahasan yang telah peneliti lakukan maka beberapa kesimpulan dapat dibuat. Pertama, hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa Pemkab Sragen, dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Kelompok Menurut beberapa ahli, terdapat beberapa definisi komunikasi. Menurut Mulyana (2002: 54) mengatakan bahwa komunikasi sebagai situasi-situasi yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian penting dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia

Lebih terperinci

1 & 2. Modul Perkuliahan I dan II Sosiologi Komunikasi. Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi. Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm.

1 & 2. Modul Perkuliahan I dan II Sosiologi Komunikasi. Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi. Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm. Modul ke: 1 & 2 Modul Perkuliahan I dan II Sosiologi Komunikasi Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi Fakultas ILMU KOMUNIKASI Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm Program Studi Broadcasting Judul Sub Bahasan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. mengenai program Kampung Ramah Anak, lahir melalui proses yang simultan dan

BAB V PENUTUP. mengenai program Kampung Ramah Anak, lahir melalui proses yang simultan dan BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan Konstruksi sosial yang dibangun oleh warga RW 11 Kampung Badran mengenai program Kampung Ramah Anak, lahir melalui proses yang simultan dan berlangsung secara dialektis yakni

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah merupakan tempat yang strategis dalam kehidupan anak, maka sekolah dapat difungsikan secara tepat sebagai salah satu institusi yang dapat membantu dan berperan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlu berinteraksi dengan sesama manusia sebagai aplikasi dari proses sosial

BAB I PENDAHULUAN. perlu berinteraksi dengan sesama manusia sebagai aplikasi dari proses sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya manusia sebagai makhluk sosial, dalam kehidupan seharihari, perlu berinteraksi dengan sesama manusia sebagai aplikasi dari proses sosial tersebut. Untuk

Lebih terperinci

MODUL EMPAT KOMUNIKASI MASSA DAN OPINI PUBLIK

MODUL EMPAT KOMUNIKASI MASSA DAN OPINI PUBLIK MODUL EMPAT KOMUNIKASI MASSA DAN OPINI PUBLIK Komunikasi didefinisikan sebagai suatu proses, misalnya seorang komunikator menyampaikan pesan berupa lambang-lambang yang mengandung arti, lewat saluran tertentu

Lebih terperinci

KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

KOMUNIKASI PEMBANGUNAN PERSPEKTIF TEORITIS KOMUNIKASI PEMBANGUNAN Oleh : Dr. M. Iqbal Sultan (Ketua Konsentrasi Komunikasi Massa PPs Unhas) BENGKEL KOMUNIKASI PEMBANGUNAN EFFEKTIF BURSA PENGETAHUAN KAWASAN TIMUR INDONESIA MAKASSAR

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Konstruksi Branding melalui Acara Sambang Desa. Kabupaten Mojokerto guna terjun langsung ke desa-desa untuk

BAB IV ANALISIS DATA. Konstruksi Branding melalui Acara Sambang Desa. Kabupaten Mojokerto guna terjun langsung ke desa-desa untuk BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian 1. Upaya Pemerintah Kabupaten Mojokerto dalam melakukan Konstruksi Branding melalui Acara Sambang Desa Sambang Desa merupakan salah satu program Pemerintah Kabupaten

Lebih terperinci

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa Modul ke: 7 Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa Khalayak / Audiens Komunikasi Massa Fakultas ILMU KOMUNIKASI Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., Ph.D Program Studi Broadcasting Judul Sub Bahasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. telah berjangkit dalam periode waktu lama di tengah-tengah masyarakat Indonesia,

BAB 1 PENDAHULUAN. telah berjangkit dalam periode waktu lama di tengah-tengah masyarakat Indonesia, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TBC) Paru merupakan salah satu jenis penyakit generatif yang telah berjangkit dalam periode waktu lama di tengah-tengah masyarakat Indonesia, yang menyerang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan suatu negara yang menganut paham demokrasi, dan sebagai salah satu syaratnya adalah adanya sarana untuk menyalurkan aspirasi dan memilih pemimpin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam industri telekomunikasi saat ini cenderung berada dalam kondisi pasar dengan tingkat kompetisi yang tinggi dan ke depan akan terus meningkat tekanannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi, Daerah Provinsi itu dibagi lagi atas daerah Kabupaten dan daerah Kota. Setiap daerah Provinsi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memaksa manusia perlu berkomunikasi (Cangara, 1998). yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. memaksa manusia perlu berkomunikasi (Cangara, 1998). yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi SOSIOLOGI KOMUNIKASI SOSIOLOGI KOMUNIKASI DAN KOMUNIKASI MASSA Feni Fasta, M.Si Eka Perwitasari Fauzi, M.Ed Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id Sejumlah upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Objek Penelitian Perumahan dan permukiman merupakan hak dasar bagi setiap warga negara Indonesia sebagaimana yang diamanatkan dalam UUD tahun 1945 pasal 28 H ayat (I) bahwa: setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem kerap muncul sebagai bentuk reformasi dari sistem sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem kerap muncul sebagai bentuk reformasi dari sistem sebelumnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roda pemerintahan terus bergulir dan silih berganti. Kebijakan baru dan perubahan sistem kerap muncul sebagai bentuk reformasi dari sistem sebelumnya. Dampak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan bermasyarakat. Komunikasi memegang peran penting dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat. Tanpa

Lebih terperinci

BAB 7 RUANG LINGKUP, TUJUAN, PRINSIP, STRATEGI DAN FUNGSI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

BAB 7 RUANG LINGKUP, TUJUAN, PRINSIP, STRATEGI DAN FUNGSI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN MATERI KULIAH KOMUNIKASI PEMBANGUNAN BAB 7 RUANG LINGKUP, TUJUAN, PRINSIP, STRATEGI DAN FUNGSI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN Materi Kuliah Komunikasi Pembangunan Hal 1 A. RUANG LINGKUP KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEORI DAN MODEL DASAR KOMUNIKASI MASSA

PENGGUNAAN TEORI DAN MODEL DASAR KOMUNIKASI MASSA Modul ke: 11Fakultas FIKOM PENGGUNAAN TEORI DAN MODEL DASAR KOMUNIKASI MASSA Teori dan Model-Model Dasar Komunikasi Massa Dr. Edison Hutapea, M.Si. Program Studi Public Relations Teori dan Model Komunikasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA 59 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian 1. Proses Komunikasi Efektif Pada proses komunikasi yang ada dilapangan bisa diketahui bahwasannya komunikasi antar pemerintah desa dan masyarakat desa melalui

Lebih terperinci

Modul Perkuliahan I Komunikasi Massa

Modul Perkuliahan I Komunikasi Massa Modul ke: 1 Modul Perkuliahan I Komunikasi Massa Pengertian Komunikasi Fakultas ILMU KOMUNIKASI Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., Ph.D Program Studi Broadcasting Judul Sub Bahasan Pengertian Komunikasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari satu pihak

TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari satu pihak TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Komunikasi Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari satu pihak (individu maupun kelompok) kepada pihak (individu atau kelompok) lainnya. komunikasi merupakan penyampaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun internasional harus bekerja secara kompetitif dengan meningkatkan efektifitas dan efisiensi

Lebih terperinci

Dalam Pokok bahasan ini akan diuraikan secara ringkas berbagai pendekatan dan bentuk

Dalam Pokok bahasan ini akan diuraikan secara ringkas berbagai pendekatan dan bentuk BENTUK BENTUK PENDEKATAN DAN PARTISIPASI / PERAN SERTA MASYARAKAT T SERTA PENGORGANISASIAN DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT Dalam Pokok bahasan ini akan diuraikan secara ringkas berbagai pendekatan dan bentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Definisi dan pengertian komunikasi juga banyak dijelaskan oleh beberapa ahli komunikasi. Komunikasi mengandung makna bersama sama (common). Istilah komunikasi berasal

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan 56 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan yang berjumlah 100 responden. Identitas responden selanjutnya didistribusikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing (UU No. 17/2007).

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing (UU No. 17/2007). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pentingnya menjaga kesehatan bagi masyarakat adalah hal mutlak. Karena dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat terus produktif.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 27 PENDAHULUAN Latar Belakang Paradigma baru pembangunan Indonesia lebih diorientasikan pada sektor pertanian sebagai sumber utama pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan kapasitas lokal. Salah satu fokus

Lebih terperinci

KOMUNIKASI PEMASARAN POLITIK

KOMUNIKASI PEMASARAN POLITIK KOMUNIKASI PEMASARAN POLITIK Modul ke: 08 Opini Publik Fakultas PASCASARJANA Program Studi Magister Ilmu Komunikasi http://mercubuana.ac.id Dr. Heri Budianto.M.Si Pengertian Opini Publik Opini publik berasal

Lebih terperinci

1. Lobi politik (political lobiying)

1. Lobi politik (political lobiying) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Promosi kesehatan adalah salah satu bentuk upaya pelayanan kesehatan yang berorientasi pada penyampaian informasi tentang kesehatan guna penanaman pengetahuan tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektifnya orang-orang bekerja sama dan mengkoordinasikan usaha-usaha mereka

BAB I PENDAHULUAN. efektifnya orang-orang bekerja sama dan mengkoordinasikan usaha-usaha mereka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi mempunyai peranan yang penting dalam menentukan betapa efektifnya orang-orang bekerja sama dan mengkoordinasikan usaha-usaha mereka untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima. Komunikasi terbagi ke

BAB I PENDAHULUAN. maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima. Komunikasi terbagi ke BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komunikasi merupakan sebuah proses sosial yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia, karena setiap orang dalam kehidupanya selalu berkeinginan untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa manusia lain dan senantiasa berusaha untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Hubungan antara individu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi merupakan hal terpenting dalam setiap kehidupan manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi merupakan hal terpenting dalam setiap kehidupan manusia. BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan sarana paling utama dalam kehidupan manusia, yang berarti tak ada seorang pun yang dapat menarik diri dari proses ini baik dalam fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (rakhmat,2003:188), yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cenderung hidup dan terlibat di dalam anggota kemasyarakatan. Organisasi di dalam

BAB I PENDAHULUAN. cenderung hidup dan terlibat di dalam anggota kemasyarakatan. Organisasi di dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah lepas dari kehidupan berorganisasi karena pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang cenderung hidup

Lebih terperinci

PARADIGMA BARU HUMAS DALAM MENINGKATKAN CITRA PEMERINTAH

PARADIGMA BARU HUMAS DALAM MENINGKATKAN CITRA PEMERINTAH KOMINFO PARADIGMA BARU HUMAS DALAM MENINGKATKAN CITRA PEMERINTAH Disampaikan Pada Acara Bimtek Kehumasan Peran Humas Dalam Implementasi UU No. 14 Tahun 2008, Kisaran, 23 Nopember 2010 oleh S O E K A R

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Promosi Kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Promosi Kesehatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi Kesehatan 2.1.1. Pengertian Promosi Kesehatan Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran diri oleh dan untuk masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gaya hidup sehat untuk kehidupan sehari-hari. Di dalam komunikasi ada beberapa unsur yakni sumber pesan (source),

BAB I PENDAHULUAN. gaya hidup sehat untuk kehidupan sehari-hari. Di dalam komunikasi ada beberapa unsur yakni sumber pesan (source), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat khususnya remaja sering melupakan pentingnya kesehatan dan gaya hidup sehat. Dimana para remaja sering melupakan dan tidak perduli

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara khusus, hal ini berarti meningkatkan Sumber Daya Manusia. Salah satu masalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kepuasan Pernikahan. 1. Pengertian Kepuasan Pernikahan

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kepuasan Pernikahan. 1. Pengertian Kepuasan Pernikahan 13 BAB II LANDASAN TEORI A. Kepuasan Pernikahan 1. Pengertian Kepuasan Pernikahan Pernikahan merupakan suatu istilah yang hampir tiap hari didengar atau dibaca dalam media massa. Namun kalau ditanyakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diam, melainkan suatu proses yang tidak berhenti. Karena di dalam masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diam, melainkan suatu proses yang tidak berhenti. Karena di dalam masyarakat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perubahan Sosial Masyarakat tidak dapat dibayangkan dalam suatu keadaan yang tetap dan diam, melainkan suatu proses yang tidak berhenti. Karena di dalam masyarakat akan selalu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi berbagai permasalahan yang sangat mendasar, terutama dalam upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi berbagai permasalahan yang sangat mendasar, terutama dalam upaya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Telah lebih setengah abad Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya tetapi berbagai permasalahan yang sangat mendasar, terutama dalam upaya mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan tugas dan penyelenggaraan pemerintahan, dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan tugas dan penyelenggaraan pemerintahan, dipengaruhi oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada sebuah organisasi pemerintahan, kesuksesan atau kegagalan dalam pelaksanaan tugas dan penyelenggaraan pemerintahan, dipengaruhi oleh kepemimpinan, melalui kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Pengetahuan Komunikasi Notoatmodjo (2012) mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Komunikasi merupakan aktivitas makhluk sosial. Menurut Carl I. Hovland (dalam Effendy, 2006: 10) komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain. Dalam praktik

Lebih terperinci

Modul Komunikasi Bisnis

Modul Komunikasi Bisnis BAB I PENGANTAR KOMUNIKASI BISNIS Tujuan Pembelajaran 1. Mengerti definisidan pentingnya komunikasi 2. Mengetahui komponen komunikasi 3. Mengetahui perbedaan bentuk komunikasi 4. Mengetahui proses komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Sekolah pada suatu waktu dan guru-guru tetap menjalankan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Sekolah pada suatu waktu dan guru-guru tetap menjalankan aktivitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ada berbagai pendapat menyangkut pola, peran dan tanggung jawab Kepala Sekolah pada suatu lembaga pendidikan. Ketika ada atau tidak ada Kepala Sekolah pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.2 Batasan Masalah. Makalah ini hanya membahas prinsip komunikasi dan komunikasi sebagai. proses.

BAB I PENDAHULUAN. I.2 Batasan Masalah. Makalah ini hanya membahas prinsip komunikasi dan komunikasi sebagai. proses. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Menurut lexicographer (ahli kamus bahasa), komunikasi adalah upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. Jika dua orang berkomunikasi maka pemahaman yang

Lebih terperinci

Manusia sebagai Makhluk Sosial

Manusia sebagai Makhluk Sosial persoalan makna menjadi sangat penting ditafsirkan oleh seseorang yang mendapat informasi (pemberitaan) karena makna yang dikirim oleh komunikator (receiver) dan penerima informasi (audience) menjadi sangat

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DALAM KEPEMIMPINAN UNTUK MENGEFEKTIFKAN ORGANISASI KEPEMIMPINAN 1

KOMUNIKASI DALAM KEPEMIMPINAN UNTUK MENGEFEKTIFKAN ORGANISASI KEPEMIMPINAN 1 KOMUNIKASI DALAM KEPEMIMPINAN UNTUK MENGEFEKTIFKAN ORGANISASI KEPEMIMPINAN 1 MENGAPA KOMUNIKASI PENTING? BAGI KEHIDUPAN MANUSIA mendorong kemajuan peradaban manusia dan tanpa komunikasi, peradaban manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi

Lebih terperinci

DIFUSI INOVASI JARING PENGUSIR BURUNG PADA KELOMPOK TANI SUMBER MAKMUR DI DESA KALIBELO, KECAMATAN GAMPENGREJO, KABUPATEN KEDIRI

DIFUSI INOVASI JARING PENGUSIR BURUNG PADA KELOMPOK TANI SUMBER MAKMUR DI DESA KALIBELO, KECAMATAN GAMPENGREJO, KABUPATEN KEDIRI DIFUSI INOVASI JARING PENGUSIR BURUNG PADA KELOMPOK TANI SUMBER MAKMUR DI DESA KALIBELO, KECAMATAN GAMPENGREJO, KABUPATEN KEDIRI Oleh: Gres Kurnia (071015025) - B Email: grassgresy@yahoo.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari serangkaian data yang diperoleh di lapangan baik melalui wawancara terhadap narasumber maupun hasil penelitian selama penelitian, maka peneliti dapat menarik

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan politik di Indonesia saat ini adalah kurangnya kesadaran politik dalam masyarakat khususnya generasi pemuda untuk terlibat dalam partisipasi politik. Tuntutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi ini, perusahaan menyadari akan pentingnya sumber daya manusia. Keberhasilan suatu perusahaan ditentukan oleh sumber daya yang ada di dalamnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era persaingan global, keberhasilan perusahaan dipengaruhi oleh beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era persaingan global, keberhasilan perusahaan dipengaruhi oleh beberapa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era persaingan global, keberhasilan perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktor penting adalah sumber daya manusia, karena sumber daya manusia

Lebih terperinci

tinggi gagal mengenyam pendidikan karena memang tak punya biaya. pendidikan tinggi yang tidak berorientasi kepada keuntungan, maka biaya

tinggi gagal mengenyam pendidikan karena memang tak punya biaya. pendidikan tinggi yang tidak berorientasi kepada keuntungan, maka biaya 3 dianggap sebagai hak setiap warga negara, melainkan sesuatu yang memberi keuntungan bagi sebagian orang. Pendidikan tinggi dijadikan lahan bisnis sehingga biaya pendidikan menjadi mahal, akibatnya banyak

Lebih terperinci

KOMUNIKASI MASSA. Pengertian Komunikasi Massa. Radityo Muhamad, MA. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi ILMU KOMUNIKASI

KOMUNIKASI MASSA. Pengertian Komunikasi Massa. Radityo Muhamad, MA. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi ILMU KOMUNIKASI Modul ke: KOMUNIKASI MASSA Pengertian Komunikasi Massa Fakultas FIKOM Radityo Muhamad, MA Program Studi ILMU KOMUNIKASI Pengertian Komunikasi KOMUNIKASI Istilah komunikasi yang dalam bahasa Inggris dikenal

Lebih terperinci

05FIKOM. Pengantar Ilmu Komunikasi. Prinsip-prinsip Atau Dalil Dalam Komunikasi. Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas

05FIKOM. Pengantar Ilmu Komunikasi. Prinsip-prinsip Atau Dalil Dalam Komunikasi. Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Modul ke: Pengantar Ilmu Komunikasi Prinsip-prinsip Atau Dalil Dalam Komunikasi Fakultas 05FIKOM Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM 1. PROSES KOMUNIKASI Salah satu prinsip komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang berkembang pesat ini, dunia pekerjaan dituntut menciptakan kinerja para pegawai yang baik

Lebih terperinci