MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PENDEKATAN TUTOR SEBAYA DALAM MENGANALISIS BUDAYA DEMOKRASI MENUJU MASYARAKAT MADANI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PENDEKATAN TUTOR SEBAYA DALAM MENGANALISIS BUDAYA DEMOKRASI MENUJU MASYARAKAT MADANI"

Transkripsi

1 MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PENDEKATAN TUTOR SEBAYA DALAM MENGANALISIS BUDAYA DEMOKRASI MENUJU MASYARAKAT MADANI YANTI DEVI WIJAYA ABSTRAKSI Abstract: Pengelolaan proses pembelajaran yang efektif merupakan kunci awal keberhasilan pembelajaran yang tujuan akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Metode tutor sebaya merupakan metode yang cukup efektif dalam meningkatkan motivasi belajar siswa guna peningkatan kualitas hasil pembelajaran, karena siswa dapat belajar bermusyawarah, mengemukakan pendapat secara kritis dan konstruktif. Karena siswa dari tidak tahu menjadi tahu dengan aktif menggali materi pembelajaran dengan tugas yang diberikan, juga siswa mempunyai peningkatan kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dengan orang lain serta mengelola dan mengatasi konflik, sehingga siswa dapat mempunyai bekal untuk hidup bersama dengan orang lain yang berbeda dengan penuh toleransi, dan menumbuhkan rasa percaya diri sehingga siswa mampu mengenal dirinya dan memiliki kecerdasan emosi. Kata Kunci: Metode Tutor Sebaya, Motivasi Belajar Siswa PENDAHULUAN Untuk mencapai keberhasilan tujuan pendidikan, semua komponen pendidikan yang antara lain meliputi motivasi belajar siswa, materi pembelajaran, proses pembelajaran dan tujuan pembelajaran saling terkait dan mempengaruhi. Guru sebagai ujung tombak dalam pencapaian tujuan pendidikan, perlu memilih strategi pembelajaran yang efektif dan edukatif. Pengelolaan proses pembelajaran yang efektif merupakan kunci awal keberhasilan pembelajaran yang tujuan akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Manusia, menurut Aristoteles, adalah zoon politicon. Manusia adalah sebagai mahluk individu dan mahluk sosial, yang tidak terlepas dari individu yang lain, tidak dapat hidup tanpa pertolongan orang lain di sekitarnya. Manusia mempunyai latar belakang, kemampuan dan tujuan serta harapan yang berbeda. Karena perbedaan itu, maka manusia dapat saling asah, asih dan suh. Pembelajaran kooperatif (bersifat kerja sama) dapat menciptakan interaksi yang saling asah (mencerdaskan), sehingga sumber belajar bagi siswa tidak hanya guru dan bahan ajar, tetapi juga sesama siswa. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui apakah dengan pendekatan tutor sebaya dalam pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan standar kompetensi Budaya Demokrasi menuju Masyarakat Madani dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI Teknik Mekanik Otomotif 1 SMK Negeri Wongsorejo Tahun Pembelajaran 2013/2014? Belajar merupakan proses perubahan yang terjadi pada diri Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.11 No.32 Agustus 2014 Page 1

2 seseorang melalui penguatan (reinforcement), sehingga terjadi perubahan yang bersifat permanen dan persisten pada dirinya sebagai hasil pengalaman (Learning is a change of behaviour as a result of experience), demikian pendapat John Dewey, salah seorang ahli pendidikan Amerika Serikat dari aliran Behavioural Approach (Drs. Aston L. Toruan, S.H.;2007) Perubahan yang dihasilkan oleh proses belajar bersifat progresif dan akumulatif, megarah kepada kesmpurnaan, misalnya dari tidak mampu menjadi mampu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, baik mencakup aspek pengetahuan (cognitive domain), aspek afektif (afektive domain) maupun aspek psikomotorik (psychomotoric domain). Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan (Drs. Aston L. Toruan, S.H.;2007). Pendidikan kewarganegaraan adalah sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan, watak dan karakter warganegara yang demokratis dan bertanggung jawab (Drs. Aston L. Toruan, S.H.;2007). Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelajaran PKn dalam rangka nation and character building (Drs. Aston L. Toruan, S.H.;2007): 1. PKn merupakan bidang kajian kewarganegaraan yang ditopang berbagai disiplin ilmu yang releven, yaitu: ilmu politik, hukum, sosiologi, antropologi, psokoliogi dan disiplin ilmu lainnya yang digunakan sebagai landasan untuk melakukan kajiankajian terhadap proses pengembangan konsep, nilai dan perilaku demokrasi warganegara. 2. PKn mengembangkan daya nalar (state of mind) bagi para peserta didik. Pengembangan karakter bangsa merupakan proses pengembangan warganegara yang cerdas dan berdaya nalar tinggi. PKn memusatkan perhatiannya pada pengembangan kecerdasan warga negara (civic intelegence) sebagai landasan pengembangan nilai dan perilaku demokrasi. 3. PKn sebagai suatu proses pencerdasan, maka pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah yang lebih inspiratif dan partisipatif dengan menekankan pelatihan penggunaan logika dan pealaran. Untuk menfasilitasi pembelajaran PKn yang efektif dikembangkan bahan pembelajaran yang interaktif yang dikemas dalam berbagai paket seperti bahan belajar tercetak, terekam, tersiar, elektronik, dan bahan belajar yang digali dari ligkungan masyarakat sebagai pengalaman langsung (hand of experience). 4. kelas PKn sebagai laboratorium demokrasi. Melalui PKn, pemahaman sikap dan perilaku demokratis dikembangkan bukan semata-mata melalui mengajar demokrasi (teaching democracy), tetapi melalui model pembelajaran yang secara langsung menerapkan cara hidup secara demokrasi (doing democracy). Penilaian bukan semata-mata dimaksudkan sebagai alat kedali mutu tetapi juga sebagai alat untuk memberikan bantuan belajar bagi siswa sehingga lebih dapat berhasil dimasa depan. Evaluasi dilakukan secara menyeluruh termasuk portofolio siswa dan Jurnal Ilmiah PROGHRESIF, Vol.11 No.32 Agustus 2014 Page 2

3 evaluasi diri yang lebih berbasis kelas. Tutor sebaya adalah proses pembelajaran seorang guru yang ditransfer pada peserta didik untuk dapat berperan sebagai pusat informasi belajar bagi peserta didik yang lain di depan kelas, yang strategi pendekatannya dengan membentuk kelompok untuk menumbuhkan suatu motivasi karena masing-masing anggota kelompok merasa menjadi turut bertanggung jawab atas berbagai tujuan, strategi dan proses tim tersebut. Walaupun tujuan akhir dari tindakan ini memotivasi peserta didik secara individu untuk dapat aktip (Kanisius, 1998). Mengaktifkan belajar siswa dapat dengan jalan memberikan berbagai pengalaman belajar bermakna yang bermanfaat bagi kehidupan siswa dengan memberikan rangsangan tugas, tantangan, memecahkan masalah, atau mengembangkan pembiasaan. Dari uraian di atas, metode tutor sebaya merupakan metode yang cukup efektif dalam meningkatkan motivasi belajar siswa guna peningkatan kualitas hasil pembelajaran, karena siswa dapat belajar bermusyawarah, mengemukakan pendapat secara kritis dan konstruktif. Dengan demikian siswa dapat lebih mudah menerima dan memahami materi pelajaran dari teman sebayanya yang lebih mampu. METODE PENELITIAN 1. Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan oleh guru sebagai peneliti, mulai tanggal 15 Maret 2014 sampai dengan 5 April 2014, yang dilakukan dalam 2(dua) siklus dan yang menjadi obyek penelitian adalah siswa kelas XI Teknik Mekanik Otomotif 1 SMK Negeri Wongsorejo Tahun Pembelajaran 2013/2014. Lokasi penelitian berada di SMK Negeri Wongsorejo Jalan PB. Sudirman No. 13 Wongsorejo, Banyuwangi, Kelas XI Teknik Mekanik Otomotif 1 dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan standar kompetensi Budaya Demokrasi menuju Masyarakat Madani. 2. Variabel yang diteliti Dalam penelitian ini variabel yang diteliti adalah keterkaitan antara metode Tutor Sebaya dengan Motivasi Belajar Siswa. Sebagaimana telah diuraikan dalam hipotesis, di sini peneliti ingin mengatahui dapatkan pembelajaran Budaya Demokrasi menuju Masyarakat Madani dengan menggunakan metode Tutor Sebaya ini menjadikan motivasi belajar siswa kelas XI Teknk Mekanik Otomotif 1 SMK Negeri Wongsorejo meningkat. 3. Data dan Cara Pengumpulan serta Pengolahannya Data untuk penelitian ini berupa hasil observasi, dokumentasi dari belajar siswa. Observasi dilakukan pada saat siswa melakukan diskusi, dengan melakukan pengamatan keaktivan setiap siswa per kelompok. Dokumentasi berupa foto pada saat pembelajaran dan penilaian hasil belajar siswa. Cara pengumpulan data dengan mengumpulkan format observasi yang sudah diisi dari hasil observasi dan melakukan pemotretan pada saat siswa berdiskusi yang dipimpin oleh teman sebayanya untuk mengetahui dan membuktikan keaktivan siswa. Dari data yang terkumpul tersebut akan diolah secara kualitatif, Jurnal Ilmiah PROGHRESIF, Vol.11 No.32 Agustus 2014 Page 3

4 yaitu dengan memaparkan hasil penelitian yang berupa gambaran mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan hingga didapatkan data yang dapat menunjang kebenaran hipotesa, sehingga peneliti dapat memperoleh hasil yang positif. 4. Indikator Pencapaian Peneliti dalam penelitian ini menentukan indikator pencapaian tujuan, jika persentase hasil observasi mengarah pada positif hipotesa, yaitu 85% (rata-rata dari beberapa indikator). 5. Prosedur Tindakan Perencanaan Pada tahap perencanaan dilakukan kegiatan sebagai berikut : 1. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan perangkat belajar. 2. Menyusun perangkat observasi. 3. Mendata siswa (mengelompokkan). Implementasi Seperti pada perencanaan peneliti telah mengadakan pembagian kelompok siswa dalam tiga kelompok yang masing-masing diketuai oleh satu orang siswa yang mempunyai kemampuan lebih dari yang lain, berdasarkan pada hasil evaluasi tentang keaktifan siswa dengan metode tutor sebaya tersebut. Dari hasil observasi pada siklus pertama menjadi acuan untuk observasi pada siklus kedua. Pada pertemuan di siklus kedua siswa telah siap dengan makalah diskusi yang akan dipresentasikan di dalam diskusi kelas oleh masingmasing tutor pada tiap-tiap kelompok. Pada awal pertemuan kedua ini guru memberikan ulasan pada pertemuan sebelumnya dan siswa sudah melaksanakan tugas membaca materi yang akan didiskusikan. Pada pertemuan untuk penelitian siklus pertama, guru memberikan pengarahan mengenai materi, lalu menjelaskan sistem atau metode pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pada kegiatan inti, siswa sudah siap pada kelompok diskusi masing-masing. Masing-masing ketua kelompok (berperan sebagai tutor) menjelaskan materi yang ditugaskan kepada anggota kelompoknya. Pada saat itulah akan terjadi proses tanya jawab antara ketua kelompok dengan anggotanya, disamping ada satu anggota yang menjadi sekretaris (mencatat hasil diskusi). Sementara itu guru (peneliti) mengadakan pendekatanpendekatan individu. Pada kegiatan penutup dari pertemuan pada siklus pertama, guru memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk menuangkan hasil dari materi yang telah didiskusikan pada kegiatan inti dalam suatu karya ilmiah (makalah) yang akan didiskusikan dalam diskusi kelas pada siklus kedua. Dari satu siklus pertama diatas guru (peneliti) diharapkan telah mendapat data hasil observasi tentang hasil diskusi pada siklus pertama, kemudian memberikan sedikit pengarahan materi, yang dilanjutkan dengan penjelasan sistem atau metode yang akan digunakan dalam diskusi kelas tersebut. Pada kegiatan ini di siklus kedua ini tiga siswa yang menjadi tutor akan diberi mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya masingmsing, sementara guru (peneliti) Jurnal Ilmiah PROGHRESIF, Vol.11 No.32 Agustus 2014 Page 4

5 mengadakan pendekatan-pendekatan individu. Observasi-Interpretasi Hasil observasi terhadap implementasi metode pembelajaran yang dimaksud diharapkan dapat diinterpretasikan sebagai berikut : - siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran : 90 % - kerjasama dalam kelompok tampak kondusif : 80 % - siswa tampak antusias : 80 % HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I Perencanaan Tindakan: Pada tahap ini peneliti mempersiapkan instrumen penelitian, yaitu berupa rencana pembelajaran, lembar observasi aktivitas siswa dan guru dan lembar penilaian aktivitas pembelajaran. Dalam penelitian ini guru sebagai peneliti dibantu oleh satu teman guru, yaitu Guru Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pengamat. Materi yang disampaikan tentang Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Masa Orde Lama, Orde Baru dan Reformasi. Materi tersebut dibagikan kepada tiga kelompok yang sudah ditentukan oleh guru berdasarkan dari guru pendidikan kewarganegaraan lain sebagai pengamat. Pada tanggal 15 Maret 2014 seperti yang telah tentang metode pembelajaran yang akan dilakukan, dimana pada pertemuan sebelumnya telah diberitahukan kepada siswa untuk mempersiapkan diri dalam diskusi kelompok dengan materi dan kelompok yang sudah ditentukan, juga menyampaikan kompetensi dasar yang diharapkan, serta menjelaskan tugas dan tanggung jawab kelompok. Kemudian guru Analisis Refleksi Pada tahap ini dilakukan analisa terhadap hasil observasi pertama untuk mengetahui keberhasilan peningkatan motivasi belajar siswa. Dari hasil analisa tersebut akan ditentukan refleksi untuk pelaksanaan siklus berikutnya, hingga penelitian menghasilkan keberhasilan atau dapat mencapai indikator pencapaian yang sudah direncanakan pertemuan sebelumnya, di mana pada masing-masing kelompok sudah ditentukan satu orang yang berkemampuan lebih dari anggota kelompoknya. Tiap kelompok mendiskusikan demokrasi di Indonesia berdasarkan era yang berbeda, yaitu Kelompok I tentang Demokrasi di Indonesia pada Masa Orde Lama, Kelompok II tentang Demokrasi di Indonesia pada Masa Orde Baru dan Kelompok III tentang Demokrasi pada Masa Reformasi. - Pelaksanaan: Pelaksnaan tindakan dilakukan oleh peneliti sendiri, sehingga peneliti bertindak sebagai guru dan dibantu oleh 1(satu) orang dipersiapkan guru membuka pelajaran dengan salam, kemudian menjelaskan pada siswa mempersiapkan siswa pada posisi bentuk diskusi pada kelompokkelompok yang sudah ditentukan. Meskipun pada awal persiapan kelompok terjadi kegaduhhan, tetapi dengan pengarahan guru, masingmasing kelompok akhirnya siap untuk berdiskusi pada tempatnya masing-masing, dan sebelum memulai berdiskusi guru memimpin siswa untuk memberikan semangat Jurnal Ilmiah PROGHRESIF, Vol.11 No.32 Agustus 2014 Page 5

6 awal dengan memerintahkan semua siswa mengangkat tangan kanannya, kemudian memerintahkan digoyanggoyang sambil memberi pengarahan dalam hitungan ketiga serempak mengatakan yes! sambil menarik kepalan tangannya. Selama siswa dalam proses diskusi yang dipimpin oleh ketua kelompok masing-masing sebagai tutor sebaya, guru sebagai peneliti mengamati dan menilai peran tutor dalam penyampaian materi dan aktivitas serta motivasi peserta didik yang lain. - Observasi dan Analisis: Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati seluruh kegiatan dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran, antara lain : kemampuan tutor dalam penyampaian materi dapat menarik perhatian para anggotanya, penyampaian materi tidak tekstual, keaktifan peserta diskusi dalam mengikuti jalannya diskusi, bertanya dan menyanggah sesuai pokok masalah, dan lain-lain. Selama proses diskusi tersebut, guru sebagai peneliti melakukan pendekatan terhadap setiap kelompok untuk mengamati aktivitas mereka, selain untuk memberikan motivasi dan bimbingan untuk memudahkan mereka mempelajari materi pada kelompoknya. Dan selama observasi dalam diskusi itu berlangsung, untuk lebih memotivasi dalam bekerja sama dalam kelompoknya, maka guru memberikan penguat (reinforcement) bagi kelompok yang paling aktif berdiskusi atau bekerja sama dalam menyelesaikan tugas akan diberi hadiah (reward). - Aktivitas Siswa dan Guru Berdasarkan pengamatan selama proses pembelajaran, aktivitas siswa dan guru berlangsung dengan baik. Guru melakukan kegiatan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Dan keaktifan siswa dalam pembelajaran juga cukup baik. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil observasi sebagai berikut : Tabel 1. Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru di Kelas Kegiatan Indikator Pengamatan Skor Ya Tidak 1. Mengucapkan salam 2. Menyampaikan topik yang diajarkan 3. Menyampaikan kompetensi dasar yang diharapkan Tindakan 4. Memberi apersepsi (bahan Awal pengamatan) 5. Menjelaskan tugas dan tanggung jawab kelompok 6. Menyediakan media yang dibutuhkan siswa 7. Memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk Tahap Inti mendiskusikan tugasnya 8. Membimbing dan mengarahkan siswa untuk mengolah bahan Jurnal Ilmiah PROGHRESIF, Vol.11 No.32 Agustus 2014 Page 6

7 Tindakan Akhir diskusi 9. Memotivasi siswa untuk aktif bekerja sama dalam diskusi kelompoknya, sehingga masingmasing individu memahami materi yang didiskusikan 10. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan pendapatnya 11. Mengidentifikasi dan memotivasi siswa yang kurang aktif dalam kegiatan belajarnya 12. Meminta kelompok untuk menyiapkan hasil diskusi kelompoknya 13. Merespon hasil diskusi 14. Mengevaluasi 15. Memberi tugas 16. Memberi salam Skor perolehan Nilai = x 100 Skor maksimal Keterangan : Nilai = Amat Baik Nilai = Baik Nilai = Cukup Nilai = Sedang Nilai 50 = Kurang Dari hasil observasi tersebut, aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran pada tabel 1 di atas adalah sebagai berikut : - jumlah skor perolehan = 14 - skor maksimal = Nilai = x = 87,5 Dengan demikian prosentase nilai yang diperoleh oleh guru dalam aktivitas pembelajaran adalah 87,5 %, maka dapat dikatakan aktivitas guru dalam pembelajaran baik. Jurnal Ilmiah PROGHRESIF, Vol.11 No.32 Agustus 2014 Page 7

8 Tabel 2. Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa Kegiatan Indikator Pengamatan Skor Ya Tidak 1. Siswa menjawab salam Tindakan 2. Siswa duduk di tempatnya masing-masing Awal sesuai dengan kelompoknya 3. Siswa memperhatikan dan mencatat topik yang diajarkan 4. Siswa mencatat kompetensi dasar yang disampaikan guru 5. Siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru tentang tugas yang diberikan dalam kelompoknya 6. Membaca dan memahami tugas yang diberikan pada kelompoknya 7. Bertanya kepada temanbila ada hal-hal yang kurang jelas Tahap 8. Mendiskusikan dengan kelompok materi Inti yang menjadi tugas diskusi 9. Bekerja sama membahas materi diskusi dan menyimpulkan 10. Menanyakan kepada guru bila ada kesulitan dalam membahas materi diskusi 11. Menanggapi respon dan evaluasi yang Tindakan diberikan guru Akhir 14. Mencatat tugas yang diberikan guru 15. Menjawab salam Skor perolehan Nilai = x 100 Skor maksimal Keterangan : Nilai = Amat Baik Nilai = Baik Nilai = Cukup Nilai = Sedang Nilai 50 = Kurang Dari hasil observasi tersebut, aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran pada tabel 2 di atas adalah sebagai berikut : - jumlah skor perolehan = 14 - skor maksimal = Nilai = x 100 = 93,3 15 Dengan demikian prosentase nilai yang diperoleh oleh siswa dalam aktivitas pembelajaran adalah 93,3 %, maka dapat dikatakan aktivitas siswa dalam pembelajaran amat baik. Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.11 No.32 Agustus 2014 Page 8

9 - Observasi Hasil Proses Diskusi Siswa: 1. Penilaian Diskusi Kelas NO NAMA Sikap Keaktifan Aspek Penilaian Wawas -an Kema mpuan Menge mukakan Pendapat Kerja sama Total Nilai 1 Achmad Fauzi Agus Supiyanto Ahmad Sofyan Halili Ahmad Zaini Ali Murtadlo Anwar Sanusi Aris Widiyanto Edi Purnomo Eka Permana Putra Galuh Prasetyo Hadi Nur Aziz Heri Suryanto Imam Fauzi Irfan Farid Iwan Sugiyono Lukman Zainur Rosi M. Angga Bahtiar M. Lutfi S M. Syamsul Arifin Miftahul Huda Mohammad Imron Mujianto Natok Firmansyah Rofiqi Jamil Romo Syarif H Syamsul Arifin (A) Syamsul Arifin (B) Suhartono Supriyanto Supriyono Efendi Susanto Suwandi Agus S Syaiful Azhari Syaifurrohman Teguh Prayogi Toni Mustofa Yoni Efendi Jurnal Ilmiah PROGHRESIF, Vol.11 No.32 Agustus 2014 Page 9

10 Keterangan nilai maksimal Analisa keaktifan siswa dalam proses pembelajaran : Total nilai maksimal keaktifan siswa = 740 Total nilai keaktifan siswa yang diperoleh = Prosentase perolehan nilai = x 100 = 83,51 % Analisa kerjasama siswa dalam kelompok : Total nilai maksimal keaktifan siswa = 740 Total nilai keaktifan siswa yang diperoleh = Prosentase perolehan nilai = x 100 = 90,27 % Analisa antusias siswa pembelajaran : Total nilai maksimal keaktifan siswa = 740 Total nilai keaktifan siswa yang diperoleh = Prosentase perolehan nilai = x 100 = 91,62 % Hasil Observasi diskusi kelompok. NO NAMA Aspek Penilaian Skor/ Jumlah 1 Achmad Fauzi Agus Supiyanto Ahmad Sofyan Halili Ahmad Zaini Ali Murtadlo Anwar Sanusi Aris Widiyanto Edi Purnomo Eka Permana Putra Galuh Prasetyo Hadi Nur Aziz Heri Suryanto Imam Fauzi Irfan Farid Iwan Sugiyono Lukman Zainur Rosi M. Angga Bahtiar M. Lutfi S M. Syamsul Arifin Miftahul Huda Mohammad Imron Mujianto Natok Firmansyah Rofiqi Jamil Romo Syarif H Jurnal Ilmiah PROGHRESIF, Vol.11 No.32 Agustus 2014 Page 10

11 26 Syamsul Arifin (A) Syamsul Arifin (B) Suhartono Supriyanto Supriyono Efendi Susanto Suwandi Agus S Syaiful Azhari Syaifurrohman Teguh Prayogi Toni Mustofa Yoni Efendi Aspek yang dinilai: 1. Kemampuan menyampaikan pendapat. 2. Kemampuan memberikan argumentasi. 3. Kemampuan memberikan kritik. 4. Kemampuan mengajukan pertanyaan. 5. Kemampuan menggunakan bahasa yang baik. 6. Kelancaran berbicara. Penskoran : Jumlah Skor : A. Tidak Baik Skor = Sangat baik. B. Kurang Baik Skor = Baik. C. Cukup Baik Skor = Cukup. D. Baik Skor = Kurang. E. Sangat Baik Skor 5. Refleksi: Dari data yang didapat pada siklus pertama tersebut di atas, hasil dari pembelajaran dengan pendekatan metode tutor sebaya tersebut masih kurang mencapai harapan yang diinterpretasikan. Hal tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : No. H a l Interpretasi Hasil 1. Siswa terlihat aktif dalam proses pembelajaran 90 % 83,51 % 2. Kerjasama dalam kelompok 80 % 90,27 % tampak kondusif 3. Siswa tampak antusias 80 % 91,62 % Dari tabel di atas dapat terlihat kerjasama siswa dalam proses pembelajaran tersebut sudah mencapai dari apa yang diharapkan. Antusias dari siswa dalam pembelajaran juga sudah mencapai dari apa yang diharapkan berdasarkan dari penilaian sikap siswa. Sedangkan ketetlibatan siswa dalam proses pembelajaran masih kurang dari yang diharapkan. Hal ini dapat disebabkan karena siswa masih kurang menguasai materi yang Jurnal Ilmiah PROGHRESIF, Vol.11 No.32 Agustus 2014 Page 11

12 dipelajari dan kurang maksimalnya aktifitas guru dalam pembelajaran, yang terlihat dari masih rendahnya nilai pada wawasan siswa dan nilai aktifitas guru Siklus II - Perencanaan Tindakan: Pada tahap ini peneliti mempersiapkan instrumen penelitian, yaitu berupa rencana pembelajaran, lembar observasi aktivitas siswa dan guru, lembar penilaian aktivitas pembelajaran. Dalam penelitian ini guru sebagai peneliti dibantu oleh satu teman guru, yaitu Guru Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pengamat. Pembelajaran dilakukan dengan diskusi kelas, dimana materi yang akan dipresentasikan siswa yang sudah ditunjuk sebagai tutor sebaya sudah berupa makalah hasil diskusi kelompok pada siklus pertama. - Pelaksanaan: Pelaksnaan tindakan dilakukan oleh peneliti sendiri, sehingga peneliti bertindak sebagai guru dan dibantu oleh 1(satu) orang guru pendidikan kewarganegaraan lain sebagai pengamat. Pada tanggal 22 Maret 2014 seperti yang telah dipersiapkan guru membuka pelajaran dengan salam, kemudian menjelaskan pada siswa tentang metode pembelajaran yang akan dilakukan, dimana pada pertemuan sebelumnya telah diberitahukan kepada siswa untuk mempersiapkan diri dalam diskusi kelas dengan materi dan kelompok yang sudah ditentukan, juga menyampaikan kompetensi dasar yang diharapkan, serta menjelaskan tugas dan tanggung jawab masingmasing dalam diskusi kelas. Sebelum memulai berdiskusi guru memimpin siswa untuk memberikan semangat awal dengan memerintahkan semua siswa mengangkat tangan kanannya, kemudian memerintahkan digoyanggoyang sambil memberi pengarahan dalam hitungan ketiga serempak mengatakan yes! sambil menarik kepalan tangannya. Kemudian guru mempersiapkan siswa sebagai tutor sebaya sebagai pemrasaran yang akan memaparkan hasil diskusi kelompoknya dengan diberi kesempatan dua termin, yang pada satu termin kelompok yang lain diberi kesempatan untuk mengajukan dua pertanyaan kepada kelompok pemakalah. Selama siswa dalam proses diskusi yang dipimpin oleh ketua kelompok masing-masing sebagai tutor sebaya, guru sebagai peneliti mengamati dan menilai peran tutor dalam penyampaian materi dan aktivitas serta motivasi peserta didik yang lain. - Observasi dan Analisis: Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati seluruh kegiatan dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran, antara lain : kemampuan tutor dalam penyampaian materi dapat menarik perhatian peserta diskusi, penyampaian materi tidak tekstual, keaktifan peserta diskusi dalam mengikuti jalannya diskusi, bertanya dan menyanggah sesuai pokok masalah, dan lain-lain. Selama proses diskusi tersebut, guru sebagai peneliti melakukan pendekatan terhadap setiap kelompok untuk mengamati aktivitas mereka, selain untuk memberikan motivasi dan bimbingan untuk memudahkan mereka mempelajari Jurnal Ilmiah PROGHRESIF, Vol.11 No.32 Agustus 2014 Page 12

13 materi yang dipaparkan oleh teman siswanya yang menjadi tutor sebaya. Dan selama observasi dalam diskusi itu berlangsung, untuk lebih memotivasi dalam bekerja sama dalam kelompoknya, maka guru memberikan penguat (reinforcement) bagi kelompok yang paling aktif berdiskusi atau bekerja sama dalam menyelesaikan tugas akan diberi hadiah (reward). - Aktivitas Siswa dan Guru Berdasarkan pengamatan selama proses pembelajaran, aktivitas siswa dan guru berlangsung dengan baik. Guru melakukan kegiatan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Dan keaktifan siswa dalam pembelajaran juga cukup baik. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil observasi sebagai berikut : Tabel 1. Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru di Kelas Kegiatan Indikator Pengamatan Skor Ya Tidak 1. Mengucapkan salam 2. Menyampaikan topik yang diajarkan 3. Menyampaikan kompetensi dasar yang diharapkan Tindakan 4. Memberi apersepsi (bahan Awal pengamatan) 5. Menjelaskan tugas dan tanggung jawab kelompok 6. Menyediakan media yang dibutuhkan siswa 7. Memberikan kesempatan kepada tutor sebaya untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya 8. Membimbing dan mengarahkan siswa selama proses diskusi 9. Memotivasi siswa untuk aktif dalam diskusi kelas, sehingga masing-masing Tahap individu memahami materi yang Inti didiskusikan 10. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan pendapatnya 11. Mengidentifikasi dan memotivasi siswa yang kurang aktif dalam kegiatan belajarnya 12. Meminta masing-masing kelompok Tindakan Akhir untuk melaporkan hasil diskusi 13. Merespon hasil diskusi 14. Mengevaluasi 15. Memberi tugas 16. Memberi salam Jurnal Ilmiah PROGHRESIF, Vol.11 No.32 Agustus 2014 Page 13

14 Skor perolehan Nilai = x 100 Skor maksimal Keterangan : Nilai = Amat Baik Nilai = Baik Nilai = Cukup Nilai = Sedang Nilai 50 = Kurang Dari hasil observasi tersebut, aktivitas guru dalam kegiatan - jumlah skor perolehan = 15 - skor maksimal = Nilai = x 100 = 93,75 16 Dengan demikian prosentase nilai yang diperoleh oleh guru dalam aktivitas pembelajaran adalah 93,75%, maka dapat dikatakan pembelajaran pada tabel 1 di atas adalah sebagai berikut : aktivitas guru dalam pembelajaran amat baik. Ini berarti ada peningkatan dibandingkan aktivitas guru pada siklus pertama. Kegiatan Tindakan Awal Tahap Inti Tabel 2. Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa Indikator Pengamatan Skor Ya Tidak 1. Siswa menjawab salam 2. Siswa duduk di tempatnya masingmasing sesuai dengan tugasnya pada diskusi kelas 3. Siswa memperhatikan dan mencatat topik yang diajarkan 4. Siswa mencatat kompetensi dasar yang disampaikan guru 5. Siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru tentang tugas masing-masing dalam diskusi kelas 6. Membaca dan memahami tugas yang diberikan 7. Bertanya kepada teman bila ada hal-hal yang kurang jelas 8. Bekerja sama membahas materi diskusi dan menyimpulkan 9. Menanyakan kepada guru bila ada kesulitan dalam membahas materi diskusi Tindakan 10. Menanggapi respon dan evaluasi yang Jurnal Ilmiah PROGHRESIF, Vol.11 No.32 Agustus 2014 Page 14

15 Akhir diberikan guru 11. Mencatat tugas yang diberikan guru 12. Menjawab salam Skor perolehan Nilai = x 100 Skor maksimal Keterangan : Nilai = Amat Baik Nilai = Baik Nilai = Cukup Nilai = Sedang Nilai 50 = Kurang Dari hasil observasi tersebut, aktivitas siswa dalam kegiatan - jumlah skor perolehan = 12 - skor maksimal = Nilai = x 100 = Dengan demikian prosentse nilai yang diperoleh oleh siswa dalam aktivitas pembelajaran adalah 100 %, maka dapat dikatakan pembelajaran pada tabel 2 di atas adalah sebagai berikut : aktivitas siswa dalam pembelajaran amat baik. Ini merupakan hasil yang sangat memuaskan. NO - Observasi Hasil Proses Diskusi Siswa 1. Penilaian Diskusi Kelas Aspek Penilaian NAMA Sikap Keaktifan Wawas -an Kemampu an Mengemu ka-kan Penda-pat Jurnal Ilmiah PROGHRESIF, Vol.11 No.32 Agustus 2014 Page 15 Total Nilai 1 Achmad Fauzi Agus Supiyanto Ahmad Sofyan Halili Ahmad Zaini Ali Murtadlo Anwar Sanusi Aris Widiyanto Edi Purnomo Eka Permana Putra Galuh Prasetyo Hadi Nur Aziz Heri Suryanto Imam Fauzi Irfan Farid Iwan Sugiyono

16 16 Lukman Zainur Rosi M. Angga Bahtiar M. Lutfi S M. Syamsul Arifin Miftahul Huda Mohammad Imron Mujianto Natok Firmansyah Rofiqi Jamil Romo Syarif H Syamsul Arifin (A) Syamsul Arifin (B) Suhartono Supriyanto Supriyono Efendi Susanto Suwandi Agus S Syaiful Azhari Syaifurrohman Teguh Prayogi Toni Mustofa Yoni Efendi Keterangan nilai maksimal Analisa keaktifan siswa dalam proses pembelajaran : Total nilai maksimal keaktifan siswa = 740 Total nilai keaktifan siswa yang diperoleh = Prosentase perolehan nilai = x 100 = 90,54 % Analisa antusias siswa pembelajaran : Total nilai maksimal keaktifan siswa = 740 Total nilai keaktifan siswa yang diperoleh = Prosentase perolehan nilai = x 100 = 92,43 % 740 Dari hasil data penilaian diskusi kelas pada siklus kedua di atas, dapat kita lihat peningkatan hasil, yaitu keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran sudah mencapai harapan dalam interpretasi, yaitu 90, 54 %. 2. Hasil Observasi Diskusi Kelas. NO NAMA Aspek Penilaian Skor/ Jumlah 1 Achmad Fauzi Agus Supiyanto Ahmad Sofyan Halili Ahmad Zaini Ali Murtadlo Jurnal Ilmiah PROGHRESIF, Vol.11 No.32 Agustus 2014 Page 16

17 6 Anwar Sanusi Aris Widiyanto Edi Purnomo Eka Permana Putra Galuh Prasetyo Hadi Nur Aziz Heri Suryanto Imam Fauzi Irfan Farid Iwan Sugiyono Lukman Zainur Rosi M. Angga Bahtiar M. Lutfi S M. Syamsul Arifin Miftahul Huda Mohammad Imron Mujianto Natok Firmansyah Rofiqi Jamil Romo Syarif H Syamsul Arifin (A) Syamsul Arifin (B) Suhartono Supriyanto Supriyono Efendi Susanto Suwandi Agus S Syaiful Azhari Syaifurrohman Teguh Prayogi Toni Mustofa Yoni Efendi Aspek yang dinilai: 1. Kemampuan menyampaikan pendapat. 2. Kemampuan memberikan argumentasi. 3. Kemampuan memberikan kritik. 4. Kemampuan mengajukan pertanyaan. 5. Kemampuan menggunakan bahasa yang baik. 6. Kelancaran berbicara. Penskoran : Jumlah Skor : A. Tidak Baik Skor = Sangat baik. B. Kurang Baik Skor = Baik. C. Cukup Baik Skor = Cukup. D. Baik Skor = Kurang. E. Sangat Baik Skor 5. Jurnal Ilmiah PROGHRESIF, Vol.11 No.32 Agustus 2014 Page 17

18 Dari data yang didapat sebagai hasil observasi, di atas ada peningkatan kemampuan siswa yang dapat dibandingkan antara skor siklus pertama dengan skor siklus kedua, sebagai berikut. NO NAMA Skor/ Skor/ Jumlah Jumlah Keterangan 1 Achmad Fauzi Meningkat 2 Agus Supiyanto Tetap 3 Ahmad Sofyan Halili Meningkat 4 Ahmad Zaini Meningkat 5 Ali Murtadlo Tetap 6 Anwar Sanusi Tetap 7 Aris Widiyanto Tetap 8 Edi Purnomo Meningkat 9 Eka Permana Putra Tetap 10 Galuh Prasetyo Meningkat 11 Hadi Nur Aziz Tetap 12 Heri Suryanto Tetap 13 Imam Fauzi Tetap 14 Irfan Farid Meningkat 15 Iwan Sugiyono Meningkat 16 Lukman Zainur Rosi Tetap 17 M. Angga Bahtiar Meningkat 18 M. Lutfi S Meningkat 19 M. Syamsul Arifin Tetap 20 Miftahul Huda Tetap 21 Mohammad Imron Meningkat 22 Mujianto Meningkat 23 Natok Firmansyah Tetap 24 Rofiqi Jamil Tetap 25 Romo Syarif H Tetap 26 Syamsul Arifin (A) Tetap 27 Syamsul Arifin (B) Tetap 28 Suhartono Tetap 29 Supriyanto Tetap 30 Supriyono Efendi Tetap 31 Susanto Meningkat 32 Suwandi Agus S Tetap 33 Syaiful Azhari Tetap 34 Syaifurrohman Tetap 35 Teguh Prayogi Tetap 36 Toni Mustofa Tetap 37 Yoni Efendi Tetap Dari semua data di atas dapat dibuktikan, bahwa dengan pendekatan tutor sebaya dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI Teknik Mekanik Otomotif 1 SMK Negeri Wongsorejo tahun Jurnal Ilmiah PROGRESSIF, Vol.11 No.32 Agustus 2014 Page 18

19 pembelajaran 2013/2014 dalam pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan standar kompetensi menganalisa budaya demokrasi menuju masyarakat madani pokok bahasan pelaksanaan demokrasi di Indonesia. Dari perbandingan skor hasil observasi diskusi terlihat, bahwa pembelajaran dengan metode tutor sebaya tersebut juga dapat memenuhi empat pilar belajar yang dikemukakan oleh UNESCO, yaitu siswa larning to know, learning to do, learning to live together dan learning to be. SIMPULAN Dari hasil pengamatan peneliti, dalam pembelajaran yang diamati dari siklus pertama sampai siklus kedua menunjukkan bahwa hampir semua siswa semakin aktif dalam mengikuti kegiatan diskusi. Jika dilihat perbandingan skor hasil observasi diskusi terlihat, bahwa pembelajaran dengan metode tutor sebaya tersebut juga dapat memenuhi empat pilar belajar yang dikemukakan oleh UNESCO, yaitu siswa larning to know, learning to do, learning to live together dan learning to be. Karena siswa dari tidak tahu menjadi tahu dengan aktif menggali materi pembelajaran dengan tugas yang diberikan, juga siswa mempunyai peningkatan kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dengan orang lain serta mengelola dan mengatasi konflik, sehingga siswa dapat mempunyai bekal untuk hidup bersama dengan orang lain yang berbeda dengan penuh toleransi, dan menumbuhkan rasa percaya diri sehingga siswa mampu mengenal dirinya, mempunyai kemantapan emosional dan intelektual yang dapat mengendalikan dirinya dengan konsisten (memiliki kecerdasan emosi). DAFTAR PUSTAKA Bambang Marhijanto, Drs Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Terbit Terang, Surabaya. Hobri, Drs., M.Pd., 2007, Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Untuk Gurudan Praktisi, UPTD Balai Pengembangan Pendidikan (BPP) Dinas Pendidikan Kabupaten Jember. Marno, M.Pd. dan M. Idris, S.Si., 2008, Strategi dan Metode Pengajaran, Menciptakan Keterampilan Mengajar yang Efektif dan Edukatif, Ar-Ruzz Media, Yogjakarta. Sardiman, A.M., 1987, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, C.V. Rajawali, Jakarta. Tim Dosen FIP-IKIP Malang, 1980, Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan, IKIP Malang Press, Malang. Trianto, S.Pd., M.Pd., 2007, Model Pembalajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta. Aston L. Toruan, Drs, S.H., 2007, Laporan Penelitian Tindakan Kelas-PKn, (online), tersedia : ress.com/2008/01/31/ laporan-penelitiantindakan-kelas-pkn/. Jurnal Ilmiah PROGHRESIF, Vol.11 No.32 Agustus 2014 Page 19

BAB II. Kajian Pustaka

BAB II. Kajian Pustaka 5 BAB II Kajian Pustaka 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakekat PKn Pendidikan kewarganegaraan adalah sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan, watak dan karakter warganegara yang demokratis dan bertanggung

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI PUSTAKA BAB II KAJIAN TEORI PUSTAKA 2.1. Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI KLARIFIKASI NILAI MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA DALAM MATA PELAJARAN PPKn DI SMP MUHAMMADIYAH 4 SURABAYA

PENERAPAN STRATEGI KLARIFIKASI NILAI MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA DALAM MATA PELAJARAN PPKn DI SMP MUHAMMADIYAH 4 SURABAYA 142 PENERAPAN STRATEGI KLARIFIKASI NILAI MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA DALAM MATA PELAJARAN PPKn DI SMP MUHAMMADIYAH 4 SURABAYA Oleh : Farida Rahmawati IKIP Widya Darma Surabaya Abstrak: Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada siswa kelas VIIIC MTs Muhammadiyah Kasihan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Untuk meningkatkan minat belajar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakekat Belajar 2.1.1. Pengertian Belajar Definisi belajar adalah suatu aktivitas mental / psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

Lebih terperinci

RAHIM NUSI NIM Nip Nip

RAHIM NUSI NIM Nip Nip MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI METODE PEMBELAJARAN DEBATH DI KELAS MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN SD Negeri 02 Kebonsari, Karangdadap, Kabupaten

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENUMBUHKAN PEMBELAJARAN PKN YANG JOYFULL LEARNING DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO

PENGGUNAAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENUMBUHKAN PEMBELAJARAN PKN YANG JOYFULL LEARNING DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO 176 PENGGUNAAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENUMBUHKAN PEMBELAJARAN PKN YANG JOYFULL LEARNING DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO Oleh : Sopiyah IKIP Widya Darma Surabaya Abstrak:

Lebih terperinci

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MASRI MANSYUR Guru SMP Negeri YASFII Dumai masrimansyur449@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V. Endah Tri Wahyuni

Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V. Endah Tri Wahyuni Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V Endah Tri Wahyuni 1 1 Universitas Negeri Malang Email: 1 endahtriw7@gmail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) Abstrak

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) Abstrak UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) Triyatno 1, John Sabari 2 1 Mahasiswa Program Pascasarjana PIPS Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR, AKTIVITAS DAN SIKAP PADA MATERI GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI, MELALUI METODE DISKUSI, OBSERVASI, DAN EKSPERIMEN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR, AKTIVITAS DAN SIKAP PADA MATERI GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI, MELALUI METODE DISKUSI, OBSERVASI, DAN EKSPERIMEN p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR, AKTIVITAS DAN SIKAP PADA MATERI GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI, MELALUI METODE DISKUSI, OBSERVASI, DAN EKSPERIMEN Yuni Lestari Purnomowati

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif. 6 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1. Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di SD merupakan interaksi antara siswa dengan lingkungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1. Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di SD merupakan interaksi antara siswa dengan lingkungan BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1. Kajian Teori 2.1.1.Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di SD merupakan interaksi antara siswa dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini mengakibatkan pembelajaran IPA perlu mengutamakan

Lebih terperinci

Jurnal Paradigma, Volume 10, Nomor 1, Januari 2015

Jurnal Paradigma, Volume 10, Nomor 1, Januari 2015 PENGGUNAAN MODEL DIRECT INSTRUCTION KOMBINASI DENGAN TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG DI KELAS V SDN KUIN CERUCUK 3 BANJARMASIN Diana Fatmasari, Hj.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penyatuan materi, media, guru, siswa, dan konteks belajar. Proses belajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penyatuan materi, media, guru, siswa, dan konteks belajar. Proses belajar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Belajar Proses belajar mengajar merupakan aktivitas antara guru dengan siswa di dalam kelas. Dalam proses itu terdapat proses pembelajaran yang berlangsung akibat penyatuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang bertujuan untuk mendidik siswanya menjadi warga negara yang baik. Pendidikan Kewarganegaraan

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL OLEH AHMAD DENNIS WIDYA PRADANA NIM 110151411533 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VI SDN REJOAGUNG 01 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER Sri Nupiksani 2 Abstrak. Dewasa ini tumbuh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Ada beberapa teori tentang belajar, di antaranya adalah teori Konstruktivisme yang dikemukakan oleh Jean Piaget, teori belajar Vygotsky dan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, April 2016 ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW SD Negeri 01 Kebonsari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pengubahan perilaku seseorang yang bertujuan untuk mendewasakan anak didik agar dapat hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari peningkatan kualitas sumber daya manusia, komponen yang selama ini dianggap sangat berpengaruh

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS XI SMK N 1 KASIHAN TAHUN AJARAN 2014/2015 Efin Nur Widiastuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu proses pembelajaran tidak terlepas dari peran guru dalam mengelola proses pembelajaran di kelas. Namun secara khusus keberhasilan dalam belajar

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGEMUKAKAN PENDAPAT PADA PEMBELAJARAN PKn MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SIRENJA

MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGEMUKAKAN PENDAPAT PADA PEMBELAJARAN PKn MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SIRENJA 1 MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGEMUKAKAN PENDAPAT PADA PEMBELAJARAN PKn MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SIRENJA Dina 1 H. Ali Jennah 2 Dwi Septiwiharti 3 ABSTRAK Masalah dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada penelitian ini diawali dengan perencanaan pembelajaran yang meliputi pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Pengoganisasian Materi Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. 1. Pengoganisasian Materi Pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa adalah menjadi tanggung jawab semua pihak yang terlibat dalam pendidikan terutama bagi guru Sekolah Dasar, yang merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Menurut Asra, dkk. (2007: 5) belajar adalah proses perubahan perilaku sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungan untuk mencapai tujuan. Belajar juga bisa

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS POKOK BAHASAN USAHA

Lebih terperinci

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Tlogowero Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung pada kelas 4

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara yang yang demokratis dan bertanggung jawab. 1 Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. negara yang yang demokratis dan bertanggung jawab. 1 Pendidikan merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses belajar untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISKUSI TIPE BUZZ GROUP DENGAN MEDIA PERMAINAN CROSSWORD PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII.6 SMP NEGERI 1 GROBOGAN TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question

BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question 1 BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa pada Pembelajaran PKn (Penelitian

Lebih terperinci

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI 164519 KOTA TEBING TINGGI Syarigfah Guru SD Negeri 164519 Kota Tebing Tinggi Surel : syarigfah16@gmail.com

Lebih terperinci

Pembelajaran IPA Biologi Berbasis Scientific Approach Di SMP Muhammadiyah 2 Depok Sleman

Pembelajaran IPA Biologi Berbasis Scientific Approach Di SMP Muhammadiyah 2 Depok Sleman SP-002-008 Proceeding Biology Education Conference (ISSN: 2528-5742), Vol 13(1) 2016: 97-101 Pembelajaran IPA Biologi Berbasis Scientific Approach Di SMP Muhammadiyah 2 Depok Sleman Muhammad Joko Susilo

Lebih terperinci

Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : E ISSN :

Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : E ISSN : Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : 2088-5792 E ISSN : 2580-6513 http://journal.upgris.ac.id/index.php/malihpeddas MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKn MATERI MENGHARGAI KEPUTUSAN BERSAMA MELALUI PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kini dan masa depan peran pendidikan semakin penting,

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kini dan masa depan peran pendidikan semakin penting, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa kini dan masa depan peran pendidikan semakin penting, terutama dalam mengorientasikan pola berpikir, bersikap dan bertindak yang sesuai dengan tatanan

Lebih terperinci

PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Tutik Yuliarni 7 Abstrak. Proses pembelajaran masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya tujuan pendidikan yaitu mengembangkan pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya tujuan pendidikan yaitu mengembangkan pengetahuan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Pada hakikatnya tujuan pendidikan yaitu mengembangkan pengetahuan dan kepribadian manusia. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan Hasil Belajar Pengertian belajar menurut Soejadi (1985: 34) bahwa belajar mengacu pada perubahan perilaku atau potensi individu sebagai hasil dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III SD Kayuapu, semester I, yang berjumlah 27 siswa. Berdasarkan

Lebih terperinci

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Tipe Jigsaw Siswa Kelas V

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Tipe Jigsaw Siswa Kelas V Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Tipe Jigsaw Siswa Kelas V Sri Rahyuni, Lukman Nadjamuddin, dan Abduh H. Harun Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

menerapkan model konsiderasi untuk meningkatkan aktivitas pembelajaran dan

menerapkan model konsiderasi untuk meningkatkan aktivitas pembelajaran dan 67 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Refleksi Awal Penelitian ini dilaksanakan di kelas VB SD Negeri 71 Kota Bengkulu. Subyek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VB SD Negeri

Lebih terperinci

Oleh: Prijo Santoso SMK Negeri 1 Trenggalek

Oleh: Prijo Santoso SMK Negeri 1 Trenggalek JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 279 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH MATERI KEBERAGAMAN BUDAYA INDONESIA DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN CTL PADA SISWA KELAS XI TITL 1 DI SMK

Lebih terperinci

Penggunaan Model Carousel Feedback untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Peta pada Siswa Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2 Madiun

Penggunaan Model Carousel Feedback untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Peta pada Siswa Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2 Madiun Kusuma, Penggunaan Model Carousel Feedback untuk Meningkatkan... 81 Penggunaan Model Carousel Feedback untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Peta pada Siswa Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2 Madiun Nanin

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN TERBALIK DALAM PENINGKATAN PRESTASI SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN TERBALIK DALAM PENINGKATAN PRESTASI SISWA SEKOLAH DASAR PENGGUNAAN PEMBELAJARAN TERBALIK DALAM PENINGKATAN PRESTASI SISWA SEKOLAH DASAR Wahyu Ashari 148620600077 Semester 6 B1 Wahyuas4577@gmail.com ABSTRAK Sangat rendahnya pemahaman calon pendidik saat ini

Lebih terperinci

Saira Tolana, , *Dr. Hj. Zulaecha Ngiu, M.Pd, **Asmun W. Wantu S.Pd, M.Sc, Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Jurusan

Saira Tolana, , *Dr. Hj. Zulaecha Ngiu, M.Pd, **Asmun W. Wantu S.Pd, M.Sc, Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Jurusan Kemasyarakatan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo Hal. 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO 232 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO Oleh: SUSMIATI SMP Negeri 1 Balongbendo Abstrak:

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan dan keterampilan, serta manusia manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan dan keterampilan, serta manusia manusia yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini memiliki peran penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan melaksanakan pendidikan. Anak-anak menerima pendidikan dari

BAB I PENDAHULUAN. dan melaksanakan pendidikan. Anak-anak menerima pendidikan dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Pendidikan adalah persoalan khas manusia. Hal ini berarti bahwa hanya manusia saja yang di dalam hidup dan kehidupannya mempunyai masalah kependidikan. Dengan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SDN SEMBORO 01 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER TAHUN AJARAN 2014/2015 Wiwik Kusumawat 1

Lebih terperinci

THE IMPLEMENTATION OF STUDENT-CENTERED LEARNING IN SOCIAL STUDIES BY IMPLEMENTING COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE RTE

THE IMPLEMENTATION OF STUDENT-CENTERED LEARNING IN SOCIAL STUDIES BY IMPLEMENTING COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE RTE THE IMPLEMENTATION OF STUDENT-CENTERED LEARNING IN SOCIAL STUDIES BY IMPLEMENTING COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE RTE Rahayu 1, Risa Dwi Naila Rizqi 2 1 2 Elementary Education Study Program, University

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Kemmis. pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Kemmis. pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang diungkapkan dalam penelitian ini, maka jenis penelitian yang cocok dan relevan adalah penelitian tindakan kelas (classroom

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Adapun subyek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Adapun subyek 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting Penelitian a. Gambaran Umum Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MI Perdamaian Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian tentang Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian tentang Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian tentang Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray dalam Mata Pelajaran PKn Organisasi Pemerintahan Pusat 1. Hasil Penelitian Siklus I Siklus

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 2 SMA N 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Martha Lorinda marthalorinda@gmail.com Pendidikan

Lebih terperinci

INOVASI KOOPERATIF MODEL STAD MATERI POKOK MEMAHAMI KEPUTUSAN BERSAMA

INOVASI KOOPERATIF MODEL STAD MATERI POKOK MEMAHAMI KEPUTUSAN BERSAMA Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Vol. 2, No. 1, Maret 2017 ISSN 2541-0393 (Media Online) 2541-0385 (Media Cetak ) SD Negeri Wanatawang 03 Songgom Brebes *Diterima September 2016, disetujui November

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data Penelitian ini menerapkan pendekatan keterampilan proses melalui praktikum pada materi pemisahan campuran peserta didik kelas VII B NU Nurul Huda Mangkang.

Lebih terperinci

Diyah Ayu Intan Sari Universitas PGRI Yogyakarta

Diyah Ayu Intan Sari Universitas PGRI Yogyakarta 1 UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH (ICM) KELAS VIID SMP NEGERI 4 PANDAK Diyah Ayu Intan Sari Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Pendidikan Akuntansi AGUS AZAM A

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Pendidikan Akuntansi AGUS AZAM A PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN CROSSWORD PUZZLE SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN EKONOMI KELAS VIII DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI BEKONANG FILIAL KARTASURA TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran PKn Dalam Mengembangkan Kompetensi (Studi Kasus di SMA Negeri 2 Subang)

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh. 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA Oleh Bustaman Asis Abstrak Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan analisis refleksi terhadap tindakan pembelajaran

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan analisis refleksi terhadap tindakan pembelajaran BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan analisis refleksi terhadap tindakan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan model Problem Based Learning dalam meningkatkan

Lebih terperinci

Neneng Kusmijati Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Purwokerto

Neneng Kusmijati Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Purwokerto PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DI SMP NEGERI 2 PURWOKERTO Neneng Kusmijati Guru Sekolah Menengah Pertama

Lebih terperinci

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar. UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS VII A SMP N 3 SENTOLO Estiningsih Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar Seseorang dapat dikatakan belajar jika dalam diri orang tersebut terjadi suatu aktifitas yang mengakibatkan perubahan tingkah laku yang dapat diamati dalam waktu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Motivasi Belajar dapat ditingkatkan melalui metode pembelajaran tutor sebaya siswa kelas IX B SMP Negeri

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Oleh: EDI BADRISYEH NIP. 19670501 199212 1 001 ABSTRAK Model Ccoperative Learning adalah suatu model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Pada dasarnya, pendidikan bertujuan untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusia.

Lebih terperinci

Oleh : Retnosari Widiastuti ABSTRAKSI

Oleh : Retnosari Widiastuti ABSTRAKSI Peningkatan Aktivitas dan Prestasi Belajar Materi Penyimpangan Sosial melalui Penerapan Model Pembelajaran Number Head Together Bagi Siswa Kelas XD SMAN 1 Rowosari Semeser 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (transfer ilmu) kepada siswa. Salah satu faktor yang sangat menentukan mutu

BAB I PENDAHULUAN. (transfer ilmu) kepada siswa. Salah satu faktor yang sangat menentukan mutu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rendahnya tingkat pemahaman siswa dan hasil belajar menjadi satu alasan perlunya pembaruan di bidang strategi pembelajaran dan cara penyampaian materi (transfer ilmu)

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab V ini dikemukakan simpulan dan saran-saran yang didasarkan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab V ini dikemukakan simpulan dan saran-saran yang didasarkan 156 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab V ini dikemukakan simpulan dan saran-saran yang didasarkan atas hasil penelitian dan pembahasannya. Adapun simpulan dan saran tersebut diuraikan berikut ini. A. Simpulan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. pengamat maupun dari peneliti sendiri berdasarkan fokus penelitian

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. pengamat maupun dari peneliti sendiri berdasarkan fokus penelitian 78 BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Pada bagian ini akan membahas hal-hal yang telah diperoleh baik dari pengamat maupun dari peneliti sendiri berdasarkan fokus penelitian 1. Fokus belajar pada Penerapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembelajaran IPA di SMP Negeri 3 Pacitan khususnya pada

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembelajaran IPA di SMP Negeri 3 Pacitan khususnya pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pembelajaran IPA di SMP Negeri 3 Pacitan khususnya pada kelas VIII-A cenderung text book oriented dan teacher oriented. Hal ini terlihat dari hasil

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA 12 e-jurnalmitrapendidikan, Vol 1, No. 2, April 2017 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA Ponco Budi Raharjo Indri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengurus surat izin penelitian dari

BAB IV HASIL PENELITIAN. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengurus surat izin penelitian dari BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Data 1. Paparan Data Pra Tindakan Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengurus surat izin penelitian dari Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Palembang. Selanjutnya,

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) SISWA KELAS VIIIC SMP MUHAMMADIYAH 1 MINGGIR Dian Safitri Universitas

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG Dwi Wahyuning Tiyas 1, Suminah 2, Sutansi 3 Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), keaktifan, hasil belajar

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), keaktifan, hasil belajar PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS XI IPS 5 SMA NEGERI 7 MALANG Nenis Julichah 1, Marhadi

Lebih terperinci

Syafwan SMPN 2 Poso Pesisir Kab. Poso ABSTRAK

Syafwan SMPN 2 Poso Pesisir Kab. Poso ABSTRAK Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Tutor Sebaya Untuk Siswa Kelas VII-A SMP Negeri 2 Poso Pesisir Syafwan SMPN 2 Poso Pesisir Kab. Poso ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR SHARE (TPS) PADA POKOK BAHASAN PELUANG SISWA KELAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lainnya. Sedangkan menurut Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lainnya. Sedangkan menurut Undang Undang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistim pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada suatu kelompok pekerjaan atau satu bidang

Lebih terperinci

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DI SMA NEGERI 1 STABAT Suherman Guru Fisika

Lebih terperinci

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE PADA SISWA KELAS VIIC SMP NEGERI 1 JENANGAN PONOROGO TAHUN AJARAN 2014/2015 ANIS PURWATI Mahasiswa Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Global artinya seluas dunia (world wide), sedangkan prosesnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. Global artinya seluas dunia (world wide), sedangkan prosesnya disebut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Global artinya seluas dunia (world wide), sedangkan prosesnya disebut globalisasi, dan pilar penyangganya adalah ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam menghadapi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 777 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Aktif Peran aktif merupakan partisipasi siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar. Siswa dipandang sebagai obyek dan subyek, maksudnya yaitu selain siswa mendengarkan

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Dilihat dari hasil analisa data, bahwa dari silkus satu ke siklus berikutnya yaitu sikus dua menunjukan hasil yang terus menerus meningkat.

ABSTRAKSI. Dilihat dari hasil analisa data, bahwa dari silkus satu ke siklus berikutnya yaitu sikus dua menunjukan hasil yang terus menerus meningkat. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING UNTUK MEINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS XI AP3 SMK NEGERI 28 JAKARTA Dra. Tri Budi Lestari.,M.M ( Guru smkn 28 jakarta) ABSTRAKSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia, sedangkan kualitas sumber daya manusia tergantung pada kualitas pendidikannya. Dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seseorang. Ada beberapa teori belajar salah satunya adalah teori belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seseorang. Ada beberapa teori belajar salah satunya adalah teori belajar 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas dan Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku seseorang. Ada beberapa teori belajar salah satunya adalah teori

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN 2012/2013 Achmad Hasbi Ash Shiddiq. Program studi pendidikan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING Oleh: Triani, Supriyono, Isnaeni Maryam Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diartikan sebagai usaha atau kegiatan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diartikan sebagai usaha atau kegiatan untuk mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diartikan sebagai usaha atau kegiatan untuk mengembangkan potensi dan ketrampilan. Di antaranya meliputi, pengajaran keahlian khusus, pengetahuan,

Lebih terperinci

OLEH : DRS. ZULIYANTO ABSTRAKSI

OLEH : DRS. ZULIYANTO ABSTRAKSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KOMPETENSI DASAR MENUNJUKKAN SIKAP POSITIF TERHADAP KONSTITUSI NEGARA MELALUI DISKUSI KELOMPOK SISWA KELAS X-C SEMESTER 2 (STUDI KASUS PADA : SMA NEGERI

Lebih terperinci

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Gelar S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Gelar S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS V SDN 03 KARANGSARI KEC. JATIYOSO KAB. KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

Almiati SMK Negeri 8 Semarang. Abstrak

Almiati SMK Negeri 8 Semarang. Abstrak 1 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA SMK NEGERI 8 SEMARANG DALAM MATERI INTEGRAL Almiati SMK Negeri 8 Semarang Abstrak

Lebih terperinci