Menurut Gagne (dalam Suprijono, 2009 :5-6 )hasil belajarberupa:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Menurut Gagne (dalam Suprijono, 2009 :5-6 )hasil belajarberupa:"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1Tinjaun Tentang Hasil Belajar Suprijono, 2009: 7mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif.dalam pembelajaran perubahan perilaku yang harus dicapai oleh pembelajar setelah melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, hasil belajar merupakan hal yang penting karena dapat menjadi petunjuk untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar yang sudah dilakukan. Hasil belajar dapat diketahui melalui evaluasi untuk mengukur dan menilai, apakah siswa sudah menguasai ilmu yang dipelajari atas bimbingan guru sesuai dengan tujuan yang dirumuskan. Menurut Gagne (dalam Suprijono, 2009 :5-6 )hasil belajarberupa: 1. Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan. 2. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Kemampuan intelektual terdiri dari kemampuan mengkategorisasi, kemampuan analitis sintesis fakta konsep dan mengembangkan prisip - prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas. Menurut Bloom hasil belajar yaitu kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan atau ingatan), komprehensif (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application 5

2 (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan) synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), evaluation (menilai). Domain afektif adalah sikap menerima, memberikan respon, nilai, organisasi dan karakteristik.psikomotor juga mencangkupketerampilan produktif,teknik fisik, sosial,dan intelektual. Sementara, menurut Lidgren hasil pembelajaran meliputi kecakapan,informasi, pengertian, dan sikap (Suprijono, 2009 : 6-7). Menurut Sudjana, 2008: 22 hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Menurut Kingsley (dalam Sudjana, 2008:22) hasil belajar dibagi menjadi (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Sedangkan menurut Segne dalam (Sudjana, 2008:22) hasil belajar dibagi menjadi lima kategori, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motoris. Menurut bloom dalam (Sudjana, 2009 : 22-23) mengemukakan bahwa hasil belajar secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu: (1) ranah kognitif, (2) ranah afektif, (3) ranah psikomotaris. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, sintesis dan evluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu (1) penerimaan, (2) jawaban atau reaksi, (3) penilaian, (4) organisasi (5) dan internalisasi.ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai.beberapa ahli menyatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahanya, bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Penilaian hasil belajar afektif kurang mendapat perhatian dari guru.para guru lebih banyak menilai kognitif semata-mata.tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingah laku sepeti perhatianya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial.ranah psikomotaris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotaris, yaitu (a) gerakan refleks, (b) keterampilan gerakan dasar, (c) kemampuan 6

3 perseptual, (d) keharmonisan atau ketepatan, (e) gerakan keterampilan kompleks, (e) gerakan ekspresif dan interpretatif. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar.di antara ketiga ranah tersebut ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. Menurut Sudjana, 2009 : 23 perbedaan antara hasil belajar afektif dan hasil belajar psikomotoris adalah sebagai berikut: Tabel 2.1.Perbedaan antara hasil belajar afektif dan hasil belajar psikomotoris No Hasil belajar afektif Hasil belajar psikomotoris 1 Kemauan untuk mnerima pelajaran 2 Perhatian siswa terhadap apa yang dijelaskan oleh guru 3 Penghargaan siswa terhadap guru 4 Kemauan untuk mempelajari bahan pelajaran lebih lanjut 5 Kemauan untuk menerapkan hasil pelajaran. 5 Senang terhadap guru dan mata pelajaran yang diberikanya. Segera memasuki kelas pada waktu guru datang dan duduk paling depan mempersiapkan kebutuhan belajar Mencatat bahan pelajaran dengan baiak dan sistematis Sopan, ramah, dan hormat kepada guru pada saat guru menjelaskan pelajaran. Segera membentuk kelompok untuk diskusi Melakukan latihan diri dalam memecahkan masalah berdasarkan konsep bahan yang telah diperolehnya atau menggunakanya dalam praktek kehidupanya. Akrab dan mau bergaul, mau berkomunikasi dengan guru dan bertanya atau meminta saran bagaimana mempelajari pelajaran yang diajarkanya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran dalam mencapai suatu tujuan pendidikan.hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kegiatan belajar merupakan penunjang hasil belajar yang dicapainya, oleh karena itu semakin baik kualitas pelaksanaan kegiatan belajar mengajar maka akan semakin baik pula hasil belajar siswa. 7

4 2.1.2Pembelajaran Menggunakan Metode Talking Stick Talking Stick merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam model pembelajaran inovatifyang berpusat pada siswa.motodetalkingstick adalah metode pembelajaran dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pokoknya Tarmizi (dalam Pramukantoro, 2013). Menurut (Suprijono, 2009 : 67-68) langkah-langkah metode talking stickadalah sebagai berikut: (1) guru menyiapkan sebuah tongkat, (2) guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi pada pegangannya/ paketnya, (3) setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya mempersilahkan siswa untuk menutup bukunya, (4) guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru, (5)guru memberikan kesimpulan, (6) evaluasi, dan (7) penutup. Dalam motode ini terdapat beberapa kelebihan antara lain yaitu melatih kesiapan siswa dalam merumuskan pertanyaan dengan bersumber pada materi yang diajarkan serta saling memberikan pengetahuan, menguji kesiapan siswa, melatih siswa memahami materi dengan cepat, dan agar lebih giat belajar (belajar dahulu sebelum pelajaran dimulai). Selain itu, metode ini juga memiliki kekurangan antara lain :(1) pengetahuan tidak luas hanya berpusat pada pengetahuan sekitar siswa serta tidak efektif,(2)membuatdekdekan hati siswa, (3) membuat siswa tegang dan ketakutan akan pertanyaan yang akan diberikan oleh guru Tarmizi (dalam Pramukantoro, 2013 : 97). Suyatno (dalam Astuti 2009 : 71) menyatakan bahwa metode talking stick merupakan metode pembelajaran yang di rancang untuk mengukur tingkat penguasaan materi pelajaran siswa dengan menggunakan media tongkat. pembelajaan dengan metode ini dilakukan dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pokoknya. Talking stick dipakai sebagai tanda bahwa siswa 8

5 yang mendapat giliran memegang tongkat mempunyai hak suara (berbicara) untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan materi yang telah di pelajari. Menurut Suprijono, 2009 : 109 metode talking stick dapat mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan pendapatnya. Keberanian siswa mengemukakan pendapat karena materi telah dikuasai maka akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.metode talking stick merupakan salah satu metodependukung pembelajarankooperatif dengan bantuan tongkat, metode ini bertujuan untuk menguji kesiapan siswa. Talking stick digunakan sebagai pendukung dalam pembelajaran ini, yang bertujuan agar setiap siswa menjadi lebih siap dalam mengikuti pelajaran karena guru tidak memberi tahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompoknya setelah siswa berdiskusi, sehingga dalam suatu kelompok tidak hanya menggantungkan pada siswa yang pandai saja tetapi siswa mempunyai kesempatan yang sama. Siswa yang berkemampuan tinggi dapat mempelajari siswa yang berkemampuan sedang dan rendah dalam timnya agar semua anggota dalam tim dapat memahami seluruh materi yang sedang dipelajari, sehigga akan terbentuk pembelajaran yang menarik, berkesan dan membuat siswa lebih bersemangat dan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar. Sukarpiani, 2013 metode pembelajaran talking stick menggunakan sebuah tongkat sebagai alat penunjuk giliran. Siswa yang mendapat tongkat akan diberi pertanyaan dan harus menjawabnya. Kemudian secara estafet tongkat tersebut berpindah ke tangan siswa lainnya secara bergiliran.demikian seterusnya sampai seluruh siswa mendapat tongkat dan pertanyaan.metode talking stick yang dimaksud dalam penelitian ini yatu pelaksanaan proses pembelajaran di kelas yang beorientasi pada terciptanya kondisi belajar melalui permainan tongkat yang dberikan dari satu siswa kepada siswa yang lainnya. Guru menjelaskan materi pelajaran dan selanjutnya mengajukan pertanyaan. Saat guru selesai mengajukan pertanyaan, maka siswa yang sedang memegang tongkat itulah yang memperoleh kesempatan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Hal ini dilakukan hingga semua siswa berkesempatan mendapat giliran menjawab pertanyaan yang diajukan guru, 9

6 Menurut yennita, 2010:10 mengemukakan bahwa metode talking stick merupakan salah satu inovasi pembelajaran atau suatu upaya baru dalam proses pembelajaran, untuk memudahkan tercapainya tujuan pembelajaran. Pembelajaran dengan metode talking stickdiawali dengan penjelasan guru secara umum mengenai mater pokok pelajaran yang akan dipelajari Pembelajaran Konvensional Pembelajaran konvensional dirancang untuk pengusaan pengetahuan prosedural, pengetahuan deklaratif (pengetahuan faktual) serta berbagai keterampilan. Pembelajaran langsung dimaksudkan untuk menuntaskan dua hasil belajar yaitu penguasan pengetahuan yang distruturalkan dengan baik dan penguasaan keterampilan. Tabel 2.2.Sintak model pembelajaran konvensional sebagai berikut: Fase-fase Fase 1 : menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik Fase 2: Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan Fase 3 : Membimbing pelatihan Fase 4 : Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan Perilaku Guru Menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang pelajaran, mempersiapkan peserta didik untuk belajar Mendemonsrtasikan keterampilan yang benar, menyajikan informasi tahap demi tahap Merencanakan dan memberi pelatihan awal Mengecek apakah peserta didik telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik Mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dalam kehidupan seharihari. (Suprijono, 2009 : 50) 10

7 2.1.4.Tinjaun Materi Tentang Koloid Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaanya antara larutan dan suspensi.koloid merupakan sistem heterogen, dimana suatu zat didispersikan ke dalam suatu media yang homogen. Ukuran zat yang didispersikan berkisar mikrometer (Syukri, 1999 : 453). Gambar 2.1 Larutan, Suspensi dan Koloid (Savitri, 2011). Tabel 2.3.Perbadingan antara koloid, larutan sejati dan suspensi kasar. No Larutan sejati Koloid Suspensi kasar 1 Homogen,tidak dapat di bedakan walaupun menggunakan mikroskop ultra 2 Semua partikelnya berdimensi > 1 nm Secara makroskopis bersifat homogen, tetapi heterogen jika diamati dengan mikroskop ultra Partikelnya berdimensi antara 1 nm sampai 100 nm Heterogen Partikelnya berdimensi > 100 nm 3 Satu fase Dua fase Dua fase 4 Stabil Stabil Tidak stabil 5 Tidak dapat di saring Tidak dapat di saring kecuali dengan penyaring ultra Dapat disaring 6 Penampilan jernih Keruh jernih Keruh 7 Contoh : larutan gula atau larutan garam Contoh : susu atau santan, tepung dalam air Contoh : air kopi atau air keruh (Achmad, 2001 : 203) 11

8 A. Jenis Jenis Koloid Menurut Achmad, 2001 : 204 berdasarkan fase terdispersinya, sistem koloid dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis yaitu : a. Sol ( fase terdispersi padat ) 1. Sol padat adalah sol dalam medium pendispersi padat. Contoh : paduan logam, gelas warna, intan hitam. 2. Sol cair atau emulsi adalah sol dalam medium pendispersi cair. Contoh : cat, tinta, tepung dalam air, tanah liat. 3. Sol gas atau aerosol padat adalah sol dalam medium pendispersi gas. Contoh : debu di udara, asap pembakaran. b. Emulsi ( fase terdispersi cair ) 1. Emulsi padat adalah emulsi dalam medium pendispersi padat. Contoh : jelly, keju, mentega 2. Emulsi cair adalah emulsi dalam medium pendispersi cair. Contoh : susu, mayones, krim tangan. 3. Emulsi gas atau aerosol cair adalah emulsi dalam medium pendispersi gas. Contoh : hairspray dan obat nyamuk c. Buih ( fase terdispersi gas ) 1. Buih padat busa padat adalah buih dalam medium pendispersi padat. Contoh : batu apung, karet busa. 2. Buih cair adalah buih dalam medium pendispersi cair. Contoh : putih telur yang di kocok dan busa sabun. B. Sifat Sifat Koloid Menurut Achmad, Sifat sifat koloid dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1) Efek tyndall yaitu suatu efek penghamburan berkas cahaya di partikelpartikel yang terdapat dalam sistem koloid sehingga berkas sinar telihat. Sepeti pada gambar 2.2, teramati bahwa berkas cahaya yang melelui koloid dapat menghamburkan cahaya. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup besar,menyebabkan berkas sinarnya teramati. Contoh lain sepeti berkas sinar matahari melalui celah daun pohon-pohon pada pagi hari yang berkabut. 12

9 Gambar 2.2Proses efek Tyndall (Savitri, 2011) 2) Gerak brown yaitu gerak partikel-partikel koloid yang tidak beraturan. Gerak Brown terjadi karena benturan antara partikel zat terdispersi dengan parikel zat pendispersi dalam koloid. Seperti yang telah teramati pasa gambar 2.3 dimana zat pendispersinya adalah air dan zat terdispersinya larutan. Gambar 2.3 Gerak Brown (Mariyam, 2010) 3) Adsorpsi yaitu peristiwa penyerapan suatu molekul atau ion pada permukaan suatu zat. Misalnya sol Fe (OH) 3 dalam air mengadsorpsi ion positif sehingga bermuatan positif, sedangkan sol As 2 S 3 mengadsorpsi ion negatif sehingga bermuatan negatif, seperti pada gambar 2.4 dibawah ini. Gambar 2.4AdsorpsiAs 2 S 3 dan Fe (OH) 3 (Mariyam, 2010). 4) Elektroforesis yaitu pergerakan partikel koloid bermuaatan menuju elektroda (kutub) berlawanan. Contoh pengurangan zat-zat udara yang dikeluarkan dari cerobong asap pabrik, yang zat-zat teramati pada gambar 2.5 dibawah ini. 13

10 Gambar 2.5 Elektroforesis (Mariyam, 2010) 5) Koagulasi yaitu penggumpalan partikel koloid yang terjadi karena kerusakan stabilitas sistem koloid atau karena penggabungan partikel koloid yang berbeda muatan. Contoh : perebusan telur, pembuatan tahu, penjernihan air. Seperti pada gambar 2.6 berikut ini. Gambar 2. 6 Proses Koagulasi (Mariyam, 2010) 6) Dialisis yaitu pergerakan ion-ion atau molekul-molekul dalam koloid yang ukuran partikelnya lebih kecil dari partikel melewati suatu membran semipermiabel, seperti membran usus, kertas selofan atau serat perkamen. Contoh : proses cuci darah penderita gagal ginjal. 7) Koloid liofil dan koloid liofob 1). Koloid liofil adalah koloid yang partikel-partikel terdispersinya menarik (suka) medium pendispersinya. Jika medium pendispersinya air disebut hidrofil.contoh : agar-agar, lem, kanji, gelatin (zat-zat organik). 2). Koloid liofob adalah koloid yang partikel partikel terdispersinya tidak menarik (tidak suka) pada medium pendispersinya. Jika medium pendispersinya air disebut hidrofob.contoh : koloid logam (emas, perak). 14

11 8) Koloid pelindung yaitu salah satu sifat koloid yang dapat melindungi koloid lainya sehingga menjadi koloid yang stabil. Contoh adalah gelatin yang digunakan pada pembuatan es krim untuk mencegah pembentukan kristal es yang keras dan kasar C. Pembuatan Koloid Suatu sistem koloid dapat dibuat dengan dua cara, yaitu cara dispersi dan cara kondensasi. 1). Dispersi Gumpalan materi atau suspesi kasar dapat diubah menjadi lebih kecil sehingga tersebar dan berukuran koloid. Membuat koloid dengan memecah gumpalan itu disebut dispersi (penyebaran), yaitu dengan cara sebagai berikut: 1. Cara mekanik yaitu meggerus (mengiling) partikel kasar sampai berukuran koloid, contohnya membuat koloid belerang dan urea masing-masing dari butirnya. 2. Cara elektronik yaitu membuat koloid dengan mencelupkan dua elektro logam (seperti emas) ke dalam air. 3. Cara peptisasi yaitu membuat koloid dengan menambahkan suatu cairan kepada partikel kasar (endapan) sehingga pecah menjadi koloid. Contohnya membuat koloid AgCl dengan menambahkan air suling kepada padatan AgCl, dan menambahkan HCl encer pada endapan Al(OH) 3 untuk mendapatkan koloid Al(OH) 3. Demikian juga koloid Fe(OH) 3 dapat di buat dengan menambahkan larutan FeCl 3 pada endapan Fe(OH) Kondensasi Kondensasi adalah kebalikan dari dispersi, yaitu pengabungan (kondensasi) partikel kecil menjadi lebih besar sampai berukuran koloid. Penggabungan itu terjadi dengan berbagai cara, diantaranya sebagai berikut: (1) Cara reaksi kimia yaitu menambahkan pereaksi tertentu ke dalam larutan sehingga hasil reaksinya berupa koloid. 15

12 1. Cara reduksi yaitu mereduksi logam dari senyawa sehinga terbentuk agregat atau logam. Contohnya membuat koloid emas dengan mereduksi emas klorida dengan stanni klorida. 2 AuCl SnCl 2 2 Au + 3 SnCl 4 2. Cara oksidasi yaitu mengoksidasi unsur dalam senyawa sehingga terbentuk unsur bebas. Contohnya dalam menbuat koloid belerang dengan mengoksidasi hidrogen sulfida dengan SO 2. 2 H 2 S + SO 2 2 S + H 2 O 3. Cara hidrolisis yaitu menghidrolisis senyawa ion sehingga terbentuk senyawa yang sukar larut (koloid). Contohnya dalam membuat koloid Fe(OH) 3 dengan memasukan larutan FeCl 3 ke dalam air panas. FeCl 3 (aq) + H 2 O Fe (OH) HCl 4. Reaksi metasesis yaitu penukaran ion sehingga terbentuk senyawa yang sukar larut. Contohnya dalam membuat koloid AgBr dengan mereaksikan larutan AgNO 3 dengan KBr AgNO 3 + KBr AgBr (s) + KNO 3 (2) Cara pertukaran pelarut, koloid dapat dibuat dengan menukar pelarut atau menanbahkan pelarut lain, jika senyawa lebih sukar larut dalam pelarut kedua. Contohnya dalam menbuat koloid belerang, dengan menambahkan air ke dalam larutan belerang dalam alkohol. (3) Pendinginan berlebih: koloid dapat terjadi bila campuran didinginkan sehingga salah satu senyawa membeku. Contohnya membuat koloid es dengan mendinginkan campuran eter atau kloroform dengan air (Syukri, 1999 : ). 3. Pemurnian Koloid Suatu koloid biasanya megandung senyawa lain yang larut, yang dapat dimurnikan dengan cara dialisis, elektroosmosis atau elektroforesis. 1. Cara dialisis Partikel koloid umunya tidak dapat melewati pori-pori saringan kertas perkamen, selofan atau plastik tertentu tetapi saringa tersebut dapat 16

13 dilewati oleh moleku kecil dan ion yang larut dalam medium.saringan seperti itu disebut selaput semipermiabel karena pori-porinya sangat kecil. 2. Elektroosmosis Koloid yang mengandung ion dapat di murnikan dengan cara Elektroosmosis, yaitu memaksa ion-ion melewati pori selaput semipermiabel dengan bantuan listrik. 3. Elektroforesis Campuran beberapa koloid yang bermuatan listrik dapat di pisahkan dengan cara elektroforsis karena koloid akan tertarik ke elektroda yang berlawanan muatannya (Syukri, 1999 : ). Kegunaan Sistem Koloid Sistem koloid banyak digunakan, terutama dalam kehidupan sehari hari.hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang penting yaitu dapat digunakan untuk mencampur zat zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi dalam skala besar.adapun kegunaan dari sistem koloid yaitu mengurangi polusi udara, membentu pasien gagal ginjal, sebagai bahan kosmetik, bahan pencuci, sebagai bahan makan, obat dan sebagai deodoran.selain itu, koloid juga dimanfaatkan dalam proses pemutihan gula, penggumpalan darah dan penjernihan (Syukri, 1999 : ). 2.2 Kajian Penelitian Yang Relevan Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan adalah (1) Pramukantoro (2013:95) mengemukakan bahwa pengembangan perangkat model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada standar kompetensi mengoperasikan peralatan pengendalian daya tegangan rendah di SMK 2 Surabaya mempunyai nilai hasil belajar yang lebih tinggi secara signifikan dibandingkan kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional. (2) Astuti, Dibia dan Riastini, (2012/2013) mengemukakan bahwa pengaruh metode talking stick terhadap hasil belajar PKn siswa kelas V SD di 17

14 Gugus Krisma Kecamatan Negara hasil belajar kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan metode talking stick lebih tinggih dibandingkan dengan kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional. (3) Pradnyani, Sujana dan Suniasih (2013) mengemukakan bahwa pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick terhadap hasil belajar IPS siswa kelas 4 SD 2 Sesetan Denpasar terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick terhadap hasil belajar. (4) Puspitasari, Suparti, dan Asngad mengemukakan bahwa efektivitas pembelajaran model talking stick untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok materi ekosistem kelas VII D SMP Negeri 3 KartasuraSukuharjo tahun pelajaran 2011/2012 terbuktiefektif untuk peningkatan hasil belajar aspek kognitif di mana ketuntasan hasil belajar siswa dari 2 siklus yang telah diterapkan menunjukkan presentase sebanyak 22,8 % dari siklus 1 ke siklus 2. (5) Sukarpiani, Dibia dan Dantes mengemukkan bahwa pengaruh pembelajaran metode talking stick terhadap pemahaman konsep IPA siswa kelas V di gugus VII Bontihing terdapat perbedaan yang signifikan pemahaman konsep IPA antara siswa yang mengikuti pembelajaran taling stick dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. (6) Yennita, Afriani, Rahmad mengemukkan bahwa model pembelajaran talking stick yang dipadukan dengan model pembelajaran kooperatif efektif meningkatkan motivas belajar siswa. Variasi berupa game dengan alat berupa tongkat yang digunakan guru dalam pembelajaran merupakan suatu strategi yang baru bagi siswa. 2.3 Kerangka Berpikir Dalam proses belajar mengajar siswa dituntut untuk memperhatikan materi yang diberikan oleh guru. Guru mengharapkan siswa bisa mengerti dengan materi yang diberikan. Tidak diharapkan adanya siswa yang tidak atau kurang memperhatikan penjelasanoleh guru, karena dengan demikian akan membuat siswa tidak mengerti dengan bahan yang diberikan oleh guru sehingga tujuan belajar tidak dicapai. Tujuan pembelajaran bisa tercapai apabila seorang guru memiliki strategi atau metode dalam proses belajar mengajar. Salah satu metode 18

15 yang bisa digunakan adalah metode talking stick, dengan matode ini siswa diharapkan bisa memahami materi yang diberikan sehingga tujuan pembelajaran tercapai.kerangka berpikir secara keseluruhan dirangkum dalam skema yang dilampirkan pada gambar 2.7. Skema kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Guru Kelas eksperimen Kelas kontrol Metode talking stick(1) guru menyiapkan sebuah tongkat, (2) guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan 3. Kelas eksperimen kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi pada pegangannya/ paketnya, (3) setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya mempersilahkan siswa untuk menutup bukunya, (4) guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru, (5)guru memberikan kesimpulan, (6) evaluasi, dan (7) penutup. Metode konvensional (1) menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik (2)Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan (3) Membimbing pelatihan (4) Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik (5)Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan Hasil Belajar Gambar 2.7 Skema Kerangka berpikir 19

16 2.4 Hipotesis Berdasarkan defenisi belajar menurut para ahli diatas, yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah: Terdapat pengaruh penerapan metode talking stick dan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar siswa pada materi koloid. 20

kimia KTSP & K-13 KOLOID K e l a s A. Sistem Dispersi dan Koloid Tujuan Pembelajaran

kimia KTSP & K-13 KOLOID K e l a s A. Sistem Dispersi dan Koloid Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 kimia K e l a s XI KOLOID Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami definisi koloid serta perbedaannya dengan larutan dan suspensi.

Lebih terperinci

Buku Saku. Sistem Koloid. Nungki Shahna Ashari

Buku Saku. Sistem Koloid. Nungki Shahna Ashari Buku Saku 1 Sistem Koloid Nungki Shahna Ashari 2 Daftar Isi Pengertian koloid... 3 Pengelompokan koloid... 4 Sifat-sifat koloid... 5 Pembuatan koloid... 12 Kegunaan koloid... 13 3 A Pengertian & Pengelompokan

Lebih terperinci

Purwanti Widhy H, M.Pd

Purwanti Widhy H, M.Pd Purwanti Widhy H, M.Pd Standar Kompetensi 5. Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi asar 5.2. Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya

Lebih terperinci

SISTEM KOLOID. Sulistyani, M.Si.

SISTEM KOLOID. Sulistyani, M.Si. SISTEM KOLOID Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id Konsep Materi Koloid merupakan campuran fase peralihan homogen menjadi heterogen. Sistem koloid terdiri dari dua fase, yaitu fase pendispersi

Lebih terperinci

KOLOID. 26 April 2013 Linda Windia Sundarti

KOLOID. 26 April 2013 Linda Windia Sundarti KOLOID 26 April 2013 Koloid merupakan suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi, yang dilihat secara makroskopis tampak bersifat homogen namun secara mikroskopis tampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem koloid merupakan bentuk campuran dari dua atau lebih suatu bentuk campuran dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1-100 nanometer),

Lebih terperinci

Sistem Koloid. A. Pengertian Sistem Koloid. Lampiran A.7

Sistem Koloid. A. Pengertian Sistem Koloid. Lampiran A.7 Lampiran A.7 Sistem Koloid Sistem koloid dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh cat adalah sistem koloid yang merupakan campuran heterogen zat padat pada koloid yang tersebar merata

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR PETA KONSEP

KOMPETENSI DASAR PETA KONSEP SISTEM KOLOID KOMPETENSI DASAR 3.15. Menganalisis peran koloid dalam kehidupan berdasarkan sifat-sifatnya. 4.15.Mengajukan ide/gagasan untuk memodifikasi pembuatan koloid berdasarkan pengalaman membuat

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 7 BAB IX SISTEM KOLOID Koloid adalah campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi. Perbandingan sifat larutan, koloid dan suspensi

Lebih terperinci

Materi Koloid. No Larutan sejati Koloid Suspensi. Antara homogen dan. 5 Tidak dapat disaring Tidak dapat disaring Dapat disaring

Materi Koloid. No Larutan sejati Koloid Suspensi. Antara homogen dan. 5 Tidak dapat disaring Tidak dapat disaring Dapat disaring Materi Koloid A.Dispersi Koloid Bila suatu zat dicampurkan dengan zat lain, maka akan terjadi penyebaran secara merata dari suatu zat ke dalam zat lain yang disebut dengan sistem dispersi.tepung kanji

Lebih terperinci

Kimia Koloid KIM 3 A. PENDAHULUAN B. JENIS-JENIS KOLOID KIMIA KOLOID. materi78.co.nr

Kimia Koloid KIM 3 A. PENDAHULUAN B. JENIS-JENIS KOLOID KIMIA KOLOID. materi78.co.nr Kimia Koloid A. PENDAHULUAN Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya antara larutan dan suspensi. Koloid tergolong sistem dua fase, yaitu: 1) Fase terdispersi (terlarut), adalah zat yang didispersikan,

Lebih terperinci

Koloid. Bab. Peta Konsep. Kompetensi Dasar OLOID 153. Kimiaia untukk SMA dan MA kelas XIII

Koloid. Bab. Peta Konsep. Kompetensi Dasar OLOID 153. Kimiaia untukk SMA dan MA kelas XIII Bab Koloid Peta Konsep Kompetensi Dasar Siswa mampu membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan yang ada di sekitarnya. Siswa mampu mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan

Lebih terperinci

Kelas : XI IPA Guru : Tim Guru HSPG Tanggal : Senin, 23 Mei 2016 Mata pelajaran : Kimia Waktu : WIB

Kelas : XI IPA Guru : Tim Guru HSPG Tanggal : Senin, 23 Mei 2016 Mata pelajaran : Kimia Waktu : WIB Kelas : XI IPA Guru : Tim Guru HSPG Tanggal : Senin, 23 Mei 2016 Mata pelajaran : Kimia Waktu : 10.15 11.45 WIB Petunjuk Pengerjaan Soal Berdoa terlebih dahulu sebelum mengerjakan! Isikan identitas Anda

Lebih terperinci

Kimia Koloid. Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc. Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Kimia Koloid. Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc. Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Kimia Koloid Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu

Lebih terperinci

XI IA 4 SMA Negeri 1 Tanjungpinang

XI IA 4 SMA Negeri 1 Tanjungpinang 1 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, akhirnya laporan hasil kegiatan kami yang berjudul Larutan Koloid ini, dapat terwujud. Tujuan kami melakukan kegiatan ini adalah dimana

Lebih terperinci

Jenis larutan : elektrolit dan non elektrolit

Jenis larutan : elektrolit dan non elektrolit KONSEP LARUTAN Definisi larutan Larutan adalah campuran homogen dari dua jenis zat atau lebih Larutan terdiri dari zat terlarut (solut) dan zat pelarut (solven) Larutan tidak hanya berbentuk cair, tetapi

Lebih terperinci

Jenis Nama Contoh. padat sol padat sol padat kaca berwarna, intan hitam. gas sol gas aerosol padat asap, udara berdebu

Jenis Nama Contoh. padat sol padat sol padat kaca berwarna, intan hitam. gas sol gas aerosol padat asap, udara berdebu > materi78.co.nr Kimia Koloid A. PENDAHULUAN Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya antara larutan dan suspensi. Koloid tergolong sistem dua fase, yaitu: 1) Fase terdispersi (terlarut), adalah

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I. Standar Kompetensi Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I. Standar Kompetensi Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mata Pelajaran Kelas / Semester Alokasi Waktu Materi : Kimia : XI (sebelas) / 2 (dua) : 180 menit ( 4 jam pelajaran) : Sistem Koloid I. Standar Kompetensi Menjelaskan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN / PERTEMUAN I )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN / PERTEMUAN I ) Lampiran A.4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN / PERTEMUAN I ) Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA) / Madrasah Aliyah (MA) Mata Pelajaran : Kimia Pokok Bahasan : Sistem

Lebih terperinci

Menu Utama SK/KD SK/KD. Komponen utama minyak bumi INDIKATOR SIFAT LARUTAN KOLOID. Fraksi fraksi minyak bumi PENJERNIHAN AIR MINUM

Menu Utama SK/KD SK/KD. Komponen utama minyak bumi INDIKATOR SIFAT LARUTAN KOLOID. Fraksi fraksi minyak bumi PENJERNIHAN AIR MINUM Menu Utama SK/KD SK/KD Komponen utama minyak bumi INDIKATOR SIFAT LARUTAN KOLOID Fraksi fraksi minyak bumi PENJERNIHAN AIR MINUM Bensin dan mutu bensin KOLOID LIOFIL DAN LIOFOB Dampak penggunaan minyak

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIFAT-SIFAT KOLOID DAN KEGUNAANNYA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIFAT-SIFAT KOLOID DAN KEGUNAANNYA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIFAT-SIFAT KOLOID DAN KEGUNAANNYA SEKOLAH MATA PELAJARAN KELAS / SEMESTER ALOKASI WAKTU : SMAN 16 SURABAYA : KIMIA : XI / 2 (dua) : 2x45 menit I. STANDAR KOMPETENSI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk memecahkan masalah baik secara individu maupun kelompok. Oleh karena

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk memecahkan masalah baik secara individu maupun kelompok. Oleh karena II. TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Problem Solving Metode problem solving adalah sistem pembelajaran yang menuntut siswa belajar untuk memecahkan masalah baik secara individu maupun kelompok. Oleh karena itu

Lebih terperinci

PEMETAAN / ANALISIS SK-KD (Kelas Eksperimen)

PEMETAAN / ANALISIS SK-KD (Kelas Eksperimen) Lampiran 1 PEMETAAN / ANALISIS SK-KD (Kelas Eksperimen) MATA PELAJARAN/TEMA KELAS/SEMESTER : KIMIA/Sistem Koloid : XI/Genap STANDAR KOMPETENSI 5. Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI PATIKRAJA Jalan Adipura 3 Patikraja Telp (0281) Banyumas 53171

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI PATIKRAJA Jalan Adipura 3 Patikraja Telp (0281) Banyumas 53171 PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI PATIKRAJA Jalan Adipura 3 Patikraja Telp (0281) 6844576 Banyumas 53171 ULANGAN KENAIKAN KELAS TAHUN PELAJARAN 2010/ 2011 Mata Pelajaran : Kimia

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XII/ Pertemuan ke : 1 & 2 Alokasi Waktu : 4 x 4 menit Standar Kompetensi : Memahami koloid, suspensi, dan larutan sejati Kompetensi

Lebih terperinci

Campuran koloid, suspensi, dan larutan sejati dijelaskan berdasarkan komponen-komponen pembentuknya

Campuran koloid, suspensi, dan larutan sejati dijelaskan berdasarkan komponen-komponen pembentuknya 14. Memahami koloid, suspensi dan larutan sejati 14.1 Mengidentifikasi koloid, suspensi dan larutan sejati Indikator : Campuran koloid, suspensi, dan larutan sejati dijelaskan berdasarkan komponen-komponen

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KOLOID DAN PROSES PEMBUATANNYA : SMAN 16 SURABAYA MATA PELAJARAN : KIMIA. KELAS / SEMESTER : XI / 2 (dua)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KOLOID DAN PROSES PEMBUATANNYA : SMAN 16 SURABAYA MATA PELAJARAN : KIMIA. KELAS / SEMESTER : XI / 2 (dua) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KOLOID DAN PROSES PEMBUATANNYA SEKOLAH : SMAN 16 SURABAYA MATA PELAJARAN : KIMIA KELAS / SEMESTER : XI / 2 (dua) ALOKASI WAKTU : 2x45 menit I. STANDAR KOMPETENSI

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KOLOID

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KOLOID LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KOLOID 1. Homegen, tak dapat Dibedakan walaupun menggunakan mikroskop ultra. SISTEM KOLOID I. Tujuan : Untuk mengetahui jenis, bentuk dan cara pembuatan koloid II. Landasan Teori

Lebih terperinci

Pembuatan Koloid, Denaturasi Protein dan Lem Alami

Pembuatan Koloid, Denaturasi Protein dan Lem Alami Pembuatan Koloid, Denaturasi Protein dan Lem Alami I. Tujuan Pada percobaan ini akan dipelajari beberapa hal mengenai koloid,protein dan senyawa karbon. II. Pendahuluan Bila garam dapur dilarutkan dalam

Lebih terperinci

Download Soal dan Pembahasan Lainnya di: SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN..

Download Soal dan Pembahasan Lainnya di:  SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN.. SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN../ MATA PELAJARAN : KIMIA KELAS : XI (Sebelas) HARI/TANGGAL : WAKTU : 07.30 09.30 (120 menit) 1. Kelarutan Mg(OH)2 dalam air adalah 10-3 mol/l. Maka harga

Lebih terperinci

BAB VII SISTEM KOLOID

BAB VII SISTEM KOLOID BAB VII SISTEM KOLOID INDIKATOR Menjelaskan pengelompokan campuran menjadi larutan, koloid, dan suspensi. Mendeskripsikan perbedaan larutan, koloid, dan suspensi berdasarkan sifat campurannya, fasanya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Learning Cycle merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat memberikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Learning Cycle merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat memberikan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Learning Cycle 5E Learning Cycle merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan untuk mengembangkan kreativitas belajar IPA pada setiap siswa. Menurut

Lebih terperinci

Pembersih Kaca PEMBERSIH KACA

Pembersih Kaca PEMBERSIH KACA Pembersih Kaca PEMBERSIH KACA I. PENDAHULUAN Penggunaan cairan pembersih kaca semakin menjadi kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, kebutuhan akan cairan pembersih kaca dari waktu ke waktu semakin meningkat.

Lebih terperinci

KISI-KISI TES KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISTEM KOLOID. Prediksi Andre jika filtrasi dikenakan cahaya

KISI-KISI TES KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISTEM KOLOID. Prediksi Andre jika filtrasi dikenakan cahaya Lampiran B.1 KISI-KISI TES KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISTEM KOLOID Tujuan Siswa mampu menganalisis sifat efek Tyndall melalui latihan prediksi 1 Andre melakukan percobaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Penerapan juga bisa diartikan sebagai kemampuan siswa untuk mengggunakan

BAB II KAJIAN TEORI. Penerapan juga bisa diartikan sebagai kemampuan siswa untuk mengggunakan BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoritis 1. Penerapan Prediction guide (tebak pelajaran) a. Penerapan strategi Prediction Guide Penerapan adalah proses mempraktikan teori yang telah dirancang. 1 Penerapan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Problem Solving Dalam pendidikan partisipatif seorang pendidik lebih berperan sebagai tenaga fasilitator, sedangkan keaktifan lebih dibebankan kepada peserta

Lebih terperinci

Bab XII TUJUAN PEMBELAJARAN. Koloid. Koloid 251. Demonstrasi efek Tyndall oleh koloid. Berkas cahaya yang melewati koloid akan terlihat nyata.

Bab XII TUJUAN PEMBELAJARAN. Koloid. Koloid 251. Demonstrasi efek Tyndall oleh koloid. Berkas cahaya yang melewati koloid akan terlihat nyata. Bab XII Koloid Sumber: Ebbing, General Chemistry Demonstrasi efek Tyndall oleh koloid. Berkas cahaya yang melewati koloid akan terlihat nyata. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mengikuti pembelajaran siswa dapat

Lebih terperinci

MODUL 5 KIMIA KOLOID

MODUL 5 KIMIA KOLOID MODUL 5 KIMIA KOLOID A. SISTEM KOLOID Di bawah ini ada beberapa perbedaan yang dapat di amati antara larutan sejati, sistem koloid dan suspensi kasar. Perhatikanlah tabel berikut: Tabel 5. 1 Perbedaan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN / PERTEMUAN III) Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA) / Madrasah Aliyah (MA)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN / PERTEMUAN III) Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA) / Madrasah Aliyah (MA) Lampiran A.6 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN / PERTEMUAN III) Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA) / Madrasah Aliyah (MA) Mata Pelajaran : Kimia Pokok Bahasan : Sistem

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. seseorang untuk memperoleh perubahan suatu tingkah laku yang baru

BAB II KAJIAN TEORI. seseorang untuk memperoleh perubahan suatu tingkah laku yang baru 9 BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoritis 1. Belajar dan Hasil Belajar Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menghadapi tuntutan masa depan yang penuh tantangan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menghadapi tuntutan masa depan yang penuh tantangan dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Model - Model Pembelajaran Dalam menghadapi tuntutan masa depan yang penuh tantangan dan perubahan, telah banyak dikembangkan berbagai model pembelajaran. Berikut ini dikemukakan

Lebih terperinci

Lampiran 1.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Lampiran 1.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 113 Lampiran 1.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Identitas sekolah Mata pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Sub Materi Alokasi Waktu Jumlah Pertemuan : SMA : Kimia :

Lebih terperinci

A. PEMBUATAN SISTEM KOLOID B. DISPERSI KOLOID C. JENIS-JENIS KOLOID D. SIFAT-SIFAT KOLOID E. KOLOID LIOFIL DAN KOLOID LIOFOB F

A. PEMBUATAN SISTEM KOLOID B. DISPERSI KOLOID C. JENIS-JENIS KOLOID D. SIFAT-SIFAT KOLOID E. KOLOID LIOFIL DAN KOLOID LIOFOB F 8 A. PEMBUATAN SISTEM KOLOID B. DISPERSI KOLOID C. JENIS-JENIS KOLOID D. SIFAT-SIFAT KOLOID E. KOLOID LIOFIL DAN KOLOID LIOFOB F. KOLOID DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI Di sekitar kita, terdapat berbagai macam

Lebih terperinci

MODUL KIMIA SMA IPA Kelas 11

MODUL KIMIA SMA IPA Kelas 11 A LARUTAN, KOLOID, SUSPENSI Campuran antara dua macam zat atau lebih akan memebentuk larutan, koloid, atau suspensi Ciri dan sifat ketiga campuran dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 61 Perbedaan larutan,

Lebih terperinci

SOAL KIMIA 1 KELAS : XI IPA

SOAL KIMIA 1 KELAS : XI IPA SOAL KIIA 1 KELAS : XI IPA PETUNJUK UU 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah soal dengan teliti sebelum Anda bekerja 3. Kerjakanlah soal anda pada lembar

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN KIMIA (Peminatan Bidang MIPA)

SILABUS MATA PELAJARAN KIMIA (Peminatan Bidang MIPA) L A M P I R A N Satuan Pendidikan Kelas/ Semester : XI IPA /2 Tahun Pelajaran : 2016/2017 Kompetensi Inti KI 1 KI 2 KI 3 KI 4 : SMA Katolik Sint Carolus Kupang SILABUS MATA PELAJARAN KIMIA (Peminatan Bidang

Lebih terperinci

OAL TES SEMESTER II. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat!

OAL TES SEMESTER II. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat! KIMIA XI SMA 217 S OAL TES SEMESTER II I. Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Basa menurut Arhenius adalah senyawa yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan a. proton d. ion H b. elektron e.

Lebih terperinci

BAB.4 LAJU REAKSI. Suatu reaksi yang diturunkan secara eksperimen dinyatakan dengan rumus kecepatan reaksi :

BAB.4 LAJU REAKSI. Suatu reaksi yang diturunkan secara eksperimen dinyatakan dengan rumus kecepatan reaksi : BAB.4 LAJU REAKSI laju reaksi adalah banyaknya mol/liter suatu zat yang dapat berubah menjadi zat lain dalam setiap satuan waktu. Pada umumnya kecepatan reaksi akan besar bila konsentrasi pereaksi cukup

Lebih terperinci

Sistem Koloid 11/10/2017. Sifat sifat koloid. Pembuatannya. Penerapannya. Soal Tentang Dispersi. Perbandingan sifat Macam macam koloid

Sistem Koloid 11/10/2017. Sifat sifat koloid. Pembuatannya. Penerapannya. Soal Tentang Dispersi. Perbandingan sifat Macam macam koloid Materi : Apa sistem koloid Sifat sifat koloid Pembuatannya Click here Penerapannya Soal Disampaikan dalam Kuliah Farmasi Fisik Fakultas Farmasi Unej In courtesy of onechemist. Foto foto yang berhubungan

Lebih terperinci

Penerapan Praktikum Aplikatif Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Materi Pokok Koloid.

Penerapan Praktikum Aplikatif Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Materi Pokok Koloid. Penerapan Praktikum Aplikatif Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Materi Pokok Koloid. A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat

Lebih terperinci

mengajar yang bervariasi merupakan manifestasi dari kreativitas seorang guru agar siswa tidak jenuh atau bosan dalam menerima pelajaran.

mengajar yang bervariasi merupakan manifestasi dari kreativitas seorang guru agar siswa tidak jenuh atau bosan dalam menerima pelajaran. Efektivitas penggunaan metode pembelajaran kooperatif jigsaw yang dimodifikasi dengan kegiatan laboratorium terhadap prestasi belajar pokok bahasan sistem koloid pada siswa kelas ii semester 2 sma negeri

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. sendiri. Pengetahuan bukanlah suatu imitasi dari kenyataan (realitas). Von

II. TINJAUAN PUSTAKA. sendiri. Pengetahuan bukanlah suatu imitasi dari kenyataan (realitas). Von II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Menurut Von Glasersfeld konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, dan perubahan itu sendiri karena usaha yang disengaja.

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, dan perubahan itu sendiri karena usaha yang disengaja. BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoritis 1. Hakikat Belajar Dan Mengajar Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

Lebih terperinci

BAB 10 SISTEM KOLOID. Tujuan Pembelajaran

BAB 10 SISTEM KOLOID. Tujuan Pembelajaran Bab 10 Sistem Koloid BAB 10 243 SISTEM KOLOID Tujuan Pembelajaran Setelah belajar bab ini, kalian diharapkan mampu: - membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan yang ada di sekitar, - menggolongkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Von Glasersfeld (Sardiman, 2007) konstruktivisme adalah salah satu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Von Glasersfeld (Sardiman, 2007) konstruktivisme adalah salah satu 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konstruktivisme Menurut Von Glasersfeld (Sardiman, 2007) konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. KajianTeori dan Penelitian yang Relevan 1. Kajian Teori a. Belajar Mandiri 1) Definisi belajar mandiri Belajar mandiri merupakan kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba. Pengetahuan bukanlah

II. TINJAUAN PUSTAKA. melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba. Pengetahuan bukanlah 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Konstruktivisme merupakan landasan berpikir pendekatan kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. pengetahuan, pengalaman, tugas, dan tanggung jawab. Saling membantu

BAB II KAJIAN TEORI. pengetahuan, pengalaman, tugas, dan tanggung jawab. Saling membantu 12 BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoritis 1. Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerja sama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA Mengamati Perbedaan Larutan, Koloid dan Suspensi XI IPA 3 Oleh : Agnes Oktaviani D.S ( 01 ) Anida Zulaifa ( 04 ) Fitri Hasrat P. ( 14 ) Habibah Sabrina ( 15 ) M. Akbar R. ( 19 )

Lebih terperinci

18/06/2015. Dispersi KOLOID. Dhadhang Wahyu

18/06/2015. Dispersi KOLOID. Dhadhang Wahyu Dispersi KOLOID Dhadhang Wahyu Kurniawan @Dhadhang_WK 1 SISTEM DISPERSI Klasifikasi sistem dispersi berdasarkan keadaan fisik medium pendispersi dan partikel terdispersi Fasa terdispersi Solid Solid dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan hal pokok dalam proses pendidikan. Pengertian belajar sudah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan hal pokok dalam proses pendidikan. Pengertian belajar sudah 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Belajar merupakan hal pokok dalam proses pendidikan. Pengertian belajar sudah banyak dikemukakan oleh para ahli psikologi, termasuk ahli psikologi

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN MAKE A-MATCH PADAA MATERI SISTEM KOLOID TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XISMAN 5 BANDA ACEH S K R I P S I.

PENGARUH PEMBELAJARAN MAKE A-MATCH PADAA MATERI SISTEM KOLOID TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XISMAN 5 BANDA ACEH S K R I P S I. PENGARUH PEMBELAJARAN MAKE A-MATCH PADAA MATERI SISTEM KOLOID TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XISMAN 5 BANDA ACEH S K R I P S I Diajukan Oleh NURIYANI NIM: 291 223 248 Mahasiswa Fakultas TarbiyahdanKeguruan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Arti sederhana dari teori belajar sebenarnya adalah penjelasan bagaimana informasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Arti sederhana dari teori belajar sebenarnya adalah penjelasan bagaimana informasi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendekatan Konstruktivisme Arti sederhana dari teori belajar sebenarnya adalah penjelasan bagaimana informasi diproses di dalam pikiran siswa. Dengan suatu teori belajar, diharapkan

Lebih terperinci

SMA UNGGULAN BPPT DARUS SHOLAH JEMBER UJIAN SEMESTER GENAP T.P 2012/2013 LEMBAR SOAL. Waktu : 90 menit Kelas : XII IPA T.

SMA UNGGULAN BPPT DARUS SHOLAH JEMBER UJIAN SEMESTER GENAP T.P 2012/2013 LEMBAR SOAL. Waktu : 90 menit Kelas : XII IPA T. SMA UNGGULAN BPPT DARUS SHOLAH JEMBER UJIAN SEMESTER GENAP T.P 0/0 LEMBAR SOAL Waktu : 90 menit Kelas : XII IPA T.P : 0/0 PETUNJUK :. Isikan identitas peserta pada tempat yang telah disediakan pada lembar

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN KIMIA

SILABUS MATA PELAJARAN KIMIA Lampiran 01 SILABUS MATA PELAJARAN KIMIA Satuan Pendidikan : SMA Negeri 6 Kupang Kelas/ Semester : XI MIA/ Genap Tahun Pelajaran : 2016/2017 Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme merupakan landasan berpikir pendekatan kontekstual, bahwa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme merupakan landasan berpikir pendekatan kontekstual, bahwa II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Konstruktivisme merupakan landasan berpikir pendekatan kontekstual, bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori dan Penelitian yang Relevan 1. Deskripsi Teori a. Keefektifan Pembelajaran Keefektifan mengacu pada apa yang dikerjakan, sedangkan efisiensi mengacu pada cara mengerjakan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. 1. Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Learning Start With A Question.

BAB II KAJIAN TEORITIS. 1. Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Learning Start With A Question. BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kerangka Teoritis 1. Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Learning Start With A Question. a. Pengertian Penerapan Arti kata penerapan adalah bisa berarti pemakaian suatu cara,

Lebih terperinci

SEMESTER PROGRAM. School : Semester : 2 Academic Year :

SEMESTER PROGRAM. School : Semester : 2 Academic Year : SEMESTER PROGRAM School : Subject : Chemistry Class : XI IPA Semester : Academic Year : No Kompetensi Dasar/ Materi Indikator 4.1 Mendeskripsikan teori-teori asam basa dengan menentukan sifat larutan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk menciptakan situasi yang kondusif dalam proses pembelajaran IPA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk menciptakan situasi yang kondusif dalam proses pembelajaran IPA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Untuk menciptakan situasi yang kondusif dalam proses pembelajaran IPA diperlukan suatu model pembelajaran. Ada berbagai macam model pembelajaran yang banyak digunakan dalam dunia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 1

BAB II LANDASAN TEORITIS. hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 1 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Belajar dan Prestasi Belajar Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

Lebih terperinci

Model Pembelajaran Inkuiri untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa SMK pada Topik Koloid

Model Pembelajaran Inkuiri untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa SMK pada Topik Koloid LAPORAN PENELITIAN SEAMEO QITEP IN SCIENCE Model Pembelajaran Inkuiri untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa SMK pada Topik Koloid Oleh : HERRY SOESANTO SMK MUHAMMADIYAH SERUI KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Problem Solving Problem solving adalah pembelajaran yang menuntut siswa belajar untuk memecahkan masalah baik secara individu maupun kelompok. Oleh karena itu dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. A. Kajian Pustaka

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. A. Kajian Pustaka BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori-teori Belajar Terdapat beberapa teori belajar yang dikemukakan oleh para ahli. Teori belajar tersebut saling melengkapi

Lebih terperinci

ANALISIS KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN INFERENSI PADA MATERI KOLOID MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING

ANALISIS KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN INFERENSI PADA MATERI KOLOID MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING ANALISIS KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN INFERENSI PADA MATERI KOLOID MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING Ratih Puji Astuti, Ila Rosilawati, Ratu Beta R., Nina Kadaritna, Pendidikan Kimia, Universitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. para ahli pendidikan di Jepang, kegiatan studi pembelajaran (lesson study) atau

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. para ahli pendidikan di Jepang, kegiatan studi pembelajaran (lesson study) atau BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Studi Pembelajaran (Lesson Study) Menurut catatan perkembangan pendidikan di Jepang yang di ungkapkan oleh para ahli pendidikan di Jepang, kegiatan studi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Masalah pada dasarnya merupakan hal yang sangat sering ditemui dalam kehidupan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Masalah pada dasarnya merupakan hal yang sangat sering ditemui dalam kehidupan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pemecahan Masalah (Problem Solving) Masalah pada dasarnya merupakan hal yang sangat sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Masalah dapat terjadi pada berbagai aspek

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 5.1 HASIL PENGAMATAN 5.1.1 Pengenalan Sistem Dispersi a. Larutan Awal Setelah dimasukkan ke dalam air Sampel Tekstur Warna Butiran Warna Kejernihan Homogenitas Garam

Lebih terperinci

BAB 9 SISTEM KOLOID. Gambar 9.1 Sistem koloid Sumber: Ensiklopedi Sains dan Kehidupan

BAB 9 SISTEM KOLOID. Gambar 9.1 Sistem koloid Sumber: Ensiklopedi Sains dan Kehidupan BAB 9 SISTEM KOLOID Gambar 9.1 Sistem koloid Sumber: Ensiklopedi Sains dan Kehidupan Pada bab kesembilan ini akan dipelajari tentang macam-macam dispersi, macam-macam koloid, kegunaan sistem koloid, sifat-sifat

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK PERCOBAAN H-3 SOL LIOFIL

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK PERCOBAAN H-3 SOL LIOFIL LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK PERCOBAAN H-3 SOL LIOFIL Nama : Winda Amelia NIM : 90516008 Kelompok : 02 Tanggal Praktikum : 11 Oktober 2017 Tanggal Pengumpulan : 18 Oktober 2017 Asisten : LABORATORIUM

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Teori konstruktivistik dikembangkan oleh Piaget pada pertengahan abad 20.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Teori konstruktivistik dikembangkan oleh Piaget pada pertengahan abad 20. 21 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Teori konstruktivistik dikembangkan oleh Piaget pada pertengahan abad 20. Piaget berpendapat bahwa pada dasarnya setiap individu sejak kecil sudah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS 10 BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kerangka Teoritis 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah sebuah istilah yang terdiri dari dua kata yakni hasil dan belajar, antara hasil dan belajar

Lebih terperinci

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 BAB I MATERI Materi adalah sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa. Materi dapat berupa benda padat, cair, maupun gas. A. Penggolongan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. diperoleh dengan skor 3,76 termasuk dalam kategori baik. b. Ketuntasan indikator tercapai dengan menerapkan pendekatan scientific

BAB V KESIMPULAN. diperoleh dengan skor 3,76 termasuk dalam kategori baik. b. Ketuntasan indikator tercapai dengan menerapkan pendekatan scientific BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan secara deskriptif dan statistik dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penerapan pendekatan scientific efektif pada materi pokok sistem

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Konsep Teoretis. 1. Strategi Pembelajaran Aktif. Strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja

BAB II KAJIAN TEORI. A. Konsep Teoretis. 1. Strategi Pembelajaran Aktif. Strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoretis 1. Strategi Pembelajaran Aktif Strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Strategi mencakup

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses belajar dapat terjadi melalui banyak cara baik. Sekolah sebagai lembaga

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses belajar dapat terjadi melalui banyak cara baik. Sekolah sebagai lembaga 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Proses belajar dapat terjadi melalui banyak cara baik. Sekolah sebagai lembaga pendidikan memfasilitasi siswa untuk melaksanakan proses pembelajaran sesuai

Lebih terperinci

OAL TES SEMESTER II. I. PILIHLAH JAWABAN YANG PALING TEPAT!

OAL TES SEMESTER II. I. PILIHLAH JAWABAN YANG PALING TEPAT! OAL TES SEMESTER II. I. PILIHLAH JAWABAN YANG PALING TEPAT! S OAL TES SEMESTER II I. Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Basa menurut Arhenius adalah senyawa yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan...

Lebih terperinci

2013 LEMBAR SOAL. WAKTU : 90 MENIT KELAS : XII IPA T

2013 LEMBAR SOAL. WAKTU : 90 MENIT KELAS : XII IPA T 2013 LEMBAR SOAL. WAKTU : 90 MENIT KELAS : XII IPA T SMA UNGGULAN BPPT DARUS SHOLAH JEMBER UJIAN SEMESTER GENAP T.P 2012/2013 LEMBAR SOAL Waktu : 90 menit Kelas : XII IPA T.P : 2012/2013 PETUNJUK : 1.

Lebih terperinci

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1 MATERI DAN PERUBAHANNYA Kimia Kelas X semester 1 SKKD STANDAR KOMPETENSI Memahami konsep penulisan lambang unsur dan persamaan reaksi. KOMPETENSI DASAR Mengelompokkan sifat materi Mengelompokkan perubahan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau

BAB II KAJIAN TEORI. data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoritis 1. Pendekatan Saintifik a. Pengertian Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari materi dan perubahannya, zat-zat yang

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari materi dan perubahannya, zat-zat yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari materi dan perubahannya, zat-zat yang terlibat dalam perubahan kimia itu sendiri adalah unsur dan senyawa. Selain itu, ilmu kimia

Lebih terperinci

ANALISIS PEMETAKAN SK/KD

ANALISIS PEMETAKAN SK/KD ANALISIS PEMETAKAN SK/ 20112012 Mata Pelajaran : Kimia Kelas : XI/2 Standar Dasar 4. Memahami sifatsifat larutan asambasa, metode pengukuran dan terapannya 4.1 Mendeskripsikan teoriteori asam basa dengan

Lebih terperinci

LAPORAN KIMIA FISIK KI-3141

LAPORAN KIMIA FISIK KI-3141 LAPORAN KIMIA FISIK KI3141 Percobaan H1 PENGENDAPAN SOL HIDROFOB OLEH ELEKTROLIT Percobaan H2 PENGENDAPAN TIMBAL BALIK SOL HIDROFOB Nama : Nisrina Rizkia NIM : 10510002 Kelompok :1 Tanggal Percobaan :

Lebih terperinci

MODUL KIMIA sma XII MIPA SISTEM KOLOID. Yovita Emiliana Irmayanti

MODUL KIMIA sma XII MIPA SISTEM KOLOID. Yovita Emiliana Irmayanti MODUL KIMIA sma XII MIPA SISTEM KOLOID Yovita Emiliana Irmayanti SISTEM KOLOID STANDAR KOMPETENSI: Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. KOMPETENSI DASAR 5.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Teori-teori baru dalam psikologi pendidikan dikelompokkan dalam teori pembelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Teori-teori baru dalam psikologi pendidikan dikelompokkan dalam teori pembelajaran 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Belajar Konstruktivisme Teori-teori baru dalam psikologi pendidikan dikelompokkan dalam teori pembelajaran kontruktivis (contruktivist theories of learning ). Teori kontruktivis

Lebih terperinci

Suryani NIM. K

Suryani NIM. K 48 Studi komparasi pemberian tes bentuk teka-teki silang (TTS) dan tes bentuk isian singkat terhadap prestasi belajar pada pokok bahasan sistem koloid kelas 2 semester 1 SMAnegeri 1 Ceper tahun pelajaran

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PRAKTIKUM APLIKATIF BERORIENTASI CHEMOENTREPRENEURSHIP (CEP) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK KOLOID SISWA KELAS XI

IMPLEMENTASI PRAKTIKUM APLIKATIF BERORIENTASI CHEMOENTREPRENEURSHIP (CEP) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK KOLOID SISWA KELAS XI IMPLEMENTASI PRAKTIKUM APLIKATIF BERORIENTASI CHEMOENTREPRENEURSHIP (CEP) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK KOLOID SISWA KELAS XI Skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan mata pelajaran dalam rumpun sains, yang sangat erat kaitannya

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan mata pelajaran dalam rumpun sains, yang sangat erat kaitannya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kimia merupakan mata pelajaran dalam rumpun sains, yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu ilmu kimia yang diperoleh siswa seharusnya tidak

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KOLOID DI SMAN 1 LABUHANHAJI ACEH SELATAN S K R I P S I

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KOLOID DI SMAN 1 LABUHANHAJI ACEH SELATAN S K R I P S I PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KOLOID DI SMAN 1 LABUHANHAJI ACEH SELATAN S K R I P S I Diajukan Oleh RAHMALIA NIM. 291325034 Mahasiswa Fakultas Tarbiyah

Lebih terperinci