1 Mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB 2, 3 Staf Pengajar Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "1 Mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB 2, 3 Staf Pengajar Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB"

Transkripsi

1 Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura STUDI KETERKAITAN ANTARA KUALITAS BUAH TERHADAP KADAR XANTON PADA KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) The Study Relation of Quality Morfology of Mangosteen to The Amount of Xanthone in Mangosteen s Hulls(Garcinia mangostana L.) 1 Pemi Pidianti, 2 Adiwirman, 3 Ani Kurniawati 1 Mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB 2, 3 Staf Pengajar Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB Abstract The objective of this research is to study relation of quality morfology the fruit to the amount of xanthone in fruit hulls mangosteen (pericarp). The research was held from January 2008 to August The fruit of mangosteen is from mangosteen plantation possed by local farmers at Leuwiliang, Bogor. Observation and measurement was held in PKBT laboratory, ecofisiology and general horticulture laboratory to mangosteen extraction, RGCI and Integrated laboratory in Faperta, IPB to amount the xanthone with HPLC. The experiment was arranged in Completely Random Block Design with 4 replications. The experiment consisted of 4 treatment: the big size mangosteen ( 100 g), the small size mangosteen (min. 50 g), gamboge, and scab. The result showed that the effect of quality morfology the fruit hulls mangosteen was not significantly different to the amount of xanthone accumulation. Keywords: mangosteen s hulls, quality of mangosteen, scab, gamboge, xanthone PENDAHULUAN Latar Belakang Petani manggis di Indonesia belum dapat meningkatkan kualitas manggis sehingga mengakibatkan anjloknya harga manggis di tingkat petani. Kualitas manggis dari penampilan fisik dapat dilihat dari tingkat kemulusan kulit serta ada tidaknya burik dan getah pada kulit manggis. Burik dan getah tidak digemari konsumen karena kurang menarik, sehingga mengurangi kualitas manggis. Untuk meningkatkan nilai tambah, dan antipasi anjloknya permintaan terhadap manggis, perlu dilakukan upaya pengolahan manggis sehingga nilai tambah manggis dapat ditingkatkan dan tidak terbuang percuma menjadi limbah. Akhirakhir ini sudah diketahui kulit manggis mengandung senyawa xanton. Hartati (2001), mengatakan bahwa kandungan senyawa utama manggis adalah senyawa turunan xanton yang mempunyai aktivitas biologi sebagai antibakteri, antimikroba, antiinflamasi, antioksidan, anti HIV serta dapat menghambat pertumbuhan sel kanker usus. Departemen farmasi Universitas Tohoku jepang melaporkan hasil penelitiannya bahwa αmangostin dan γmangostin mampu menghentikan inflamasi (radang) dengan cara menghambat produksi enzim cyclooxygenase2 (COX2) yang menyebabkan inflamasi. Dengan demikian dapat menghindarkan berbagai penyakit yang disebabkan oleh inflamasi, seperti arthiritis dan Alzhemer. Institut Internasional Bioteknologi Gifu Jepang melaporkan bahwa 10 mikron/ml αmangostin yang diisolasi dari kulit manggis mampu menghambat sel leukemia. Iswari dan Sudaryono (2007) menyebutkan bahwa xanton telah digunakan dalam pengobatan tradisional sebagai obat diare, disentri, pendarahan, serta sebagai anti diabetes dan anti inflamsi. Sifat antioksidan xanton melebihi vitamin E dan vitamin C. Menurut Suksamran et al., (2003), xanton diduga sebagai suatu senyawa yang terkandung dalam getah. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterkaitan antara kualitas dengan kadar xanton dalam kulit manggis (Garcinia mangostana L). Hipotesis Terdapat kualitas yang terkait dengan kadar xanton kulit manggis. BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu Buah manggis yang digunakan pada penelitian ini berasal dari kebun petani di daerah sentral produksi manggis Kampung Cengal, Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Bogor. Analisis penelitian pasca panen dilakukan di Laboratorium Pusat Kajian Buahan Tropika (PKBT), ekstraksi dilakukan di Laboratorium Ekofisiologi serta Laboraotorium Umum, Departemen Agronomi dan Hortikultura. Penentuan kadar xanton dilakukan di Laboratorium Terpadu Fakultas Pertanian IPB dan persiapannya dilakukan di Laboratorium RGCI. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2008 sampai bulan Agustus Bahan dan Alat Bahan yang akan digunakan pada penelitian ini adalah manggis, NaOH 0.1 N, Phenophtalain, aquades, metanol, dan formic acid. Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain timbangan analitik, Penetrometer, Refraktometer, labu takar, evaporator EYELA COOL ACE AC1111, suntikan, HPLC SHIMADZU dengan kolom C 18 dan alatalat penunjang penelitian lainnya. Metode Penelitian Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAK) faktor tunggal, dengan 4 macam perlakuan kualitas manggis yaitu manggis mulus berukuran besar (bobot 100 g), manggis mulus berukuran kecil (bobot minimal 50 g), manggis yang terkena getah, dan manggis yang terkena burik pada kulitnya (>95% burik). Pengambilan manggis setiap panen dianggap sebagai ulangan percobaan. Panen manggis dilakukan sebanyak 4 kali. Dalam satu kali panen, manggis yang diambil untuk setiap taraf perlakuan sebanyak 20. Maka manggis yang dibutuhkan pada penelitian ini sebanyak 4x4x20 adalah sejumlah 320. Model statistik untuk rancangan ini adalah Yij = μ + α i + β j + εij Dimana: Yij = Pengamatan pada kelompok kei dan ulangan kej μ = Rataan umum α I = Pengaruh kelompok kei β j = Pengaruh ulangan kej εij = Pengaruh acak pada kelompok kei dan ulangan kej Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan excel dan uji F (sas 6.12 under windows). Jika menunjukkan perbedaan yang nyata dilanjutkan dengan Tukey s stundentized range (uji Tukey) pada taraf nyata 5%. Pelaksanaan Panen manggis pada tahun ini bertepatan dengan siklus panen kecil (off year), sehingga jumlah yang dihasilkan setiap panennya sedikit. Buah yang dihasilkan dalam satu kali panen berjumlah kurang dari 10 tiap pohon. Buah yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini diambil dari

2 tempat pengumpulan manggis yaitu di Koperasi Bina Usaha AlIhsan, Leuwiliang Bogor. Penyortiran dilakukan berdasarkan ukuran dan tingkat kemulusan kulit. Penyortiran tersebut adalah manggis mulusbesar, manggis mulus kecil, manggis yang kulit nya terkena getah, dan manggis yang permukaan kulit nya tertutupi burik. Pengeringan kulit manggis dilakukan setelah pengamatan ukuran (diameter, bobot, bobot kulit, bobot aril+biji, tebal kulit), warna kulit, skor burik, skor getah, kekerasan, pengukuran nilai ph, PTT, dan TAT manggis. Kulit manggis dikering anginkan di suhu ruang. Kulit manggis yang sudah kering digiling, lalu diambil 100 g untuk diekstrak dengan pelarut metanol. Ekstrak yang dihasilkan kemudian dievaporasi untuk menguapkan pelarut sampai berubah menjadi karamel atau disebut sebagai crude ekstrak (CE). Selanjutnya ekstrak diuji dengan menggunakan HPLC (High Performance Liquid Chromatography) Pengamatan Pengamatan yang diamati adalah pengamatan kualitas manggis secara fisik dan pengamatan kualitas manggis secara kimia. A. Kualitas Fisik 1. Warna kulit Poerwanto (2004), penentuan indeks warna kulit manggis didasarkan atas tingkat kematangan manggis adalah sebagai berikut: Tahap 0 : warna kehijauan. Tahap 1 : warna kulit hijau kean Tahap 2 : warna kulit kemerahan dengan bercak merah hampir merata. Tahap 3 : warna kulit merah kecoklatan. Tahap 4 : warna kulit merah keunguan. Tahap 5 : warna kulit ungu kemerahan. Tahap 6 : warna kulit ungu kehitaman. 2.. diukur dengan menggunakan timbangan analitik. 3. Diameter. Diameter diukur dengan menggunakan jangka sorong. 4. kulit. kulit diukur dengan menggunakan timbangan analitik. 5. Tebal kulit. Tebal kulit diukur dengan menggunakan jangka sorong. 6. aril+biji. aril+biji diukur dengan menggunakan timbangan analitik. 7. Kekerasan kulit. Uji kekerasan diukur dengan menggunakan penetrometer pada pangkal, tengah dan ujung mangis. 8. Skor getah. Untuk manggis yang terkena getah dilakukan standarisasi dengan membuat skoring. Skoring getah dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Skoring getah Skor Ciriciri 1 baik sekali, kulit mulus tanpa getah baik, kulit mulus dengan 15 tetes getah yang 2 mengering tanpa mempengaruhi warna cukup baik, kulit mulus dengan 610 tetes getah yang mengering tanpa mempengaruhi warna. buruk, kulit kotor karena tetesan getah dan bekas aliran yang mengering dan membentuk jalurjalur yang berwarna di permukan. buruk sekali, kulit kotor karena tetesan getah dan bekas aliran yang mengering serta membentuk jalurjalur yang berwarna di permukan, selain itu menjadi kusam. 9. Skor burik. Skoring untuk manggis yang terkena burik adalah sebagai berikut : 1 = kulit manggis mulus tanpa burik 2 = 1% 25% burik. 3 = 26% 50% burik 4 = 51% 75% burik 5 = 76% 100% burik B. Kualitas Kimia 1. Padatan Terlarut Total (PTT) manggis diukur dengan refraktometer 2. Total Asam Tertitrasi (TAT) 3. ph manggis diukur dengan ph meter 4. Vitamin C manggis 5. Kadar xanton dan alfa mangostin diukur dengan menggunakan High Performance Liquid Cromathography (HPLC). HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Perkebunan manggis Leuwiliang termasuk pada sentra produksi manggis dataran rendah yaitu berada pada ketinggian 410 mdpl (Gunawan, 2007). Jumlah curah hujan selama bulan September 2007 Januari 2008 cukup tinggi, yaitu sebanyak 2535 mm. Selama rentang waktu lima bulan ini terjadi 109 hari hujan, dengan temperatur ratarata 22 o C 31.2 o C, dan dengan kelembaban ratarata 83.5% (BMG Darmaga Bogor, 2008). Leuwiliang mempunyai sifat daerah sangat basah dengan vegetasi hutan hujan tropika. Kebun manggis di Leuwiliang merupakan kebun warisan yang diberikan secara turun temurun dan dibudidayakan secara tradisional. Selain manggis, biasanya ada beberapa pohon lain yang ditanam di areal perkebunan seperti pohon pisang, durian dan melinjo. Jarak tanam antar pohon yang sangat berdekatan membuat kebun manggis lebih mirip dengan hutan. Hal ini membuat pohon manggis tidak dapat berproduksi secara maksimal. Tajuk tanaman yang lebat mengurangi intensitas sinar matahari sehingga menghambat proses fotosintesis. Hasil Kualitas Fisik Buah Manggis a. terhadap bobot. Ratarata bobot manggis mulusbesar adalah g. Buah manggis yang terkena getah dan burik memiliki ratarata bobot yang cukup besar yaitu g dan g, namun tidak memenuhi standar manggis kualitas ekspor karena terkena getah dan burik (tabel 2). Tabel 2. dan bobot kulit kulit g Besar a a Kecil c b Getah bc b Burik b b b. kulit terhadap bobot kulit. Hal tersebut disebabkan karena bobot kulit berkorelasi positif dengan bobot yaitu (tabel 3), sehingga semakin besar bobot maka semakin besar juga bobot kulit. kulit terbesar adalah manggis mulusbesar g. Nilai bobot kulit paling kecil adalah manggis muluskecil g (tabel 2).

3 Tabel 3. Nilai korelasi antar peubah Diameter aril+biji kulit aril+biji 0.967** kulit 0.986** 0.925** Diameter 0.977** 0.947** 0.959** Tebal kulit c. aril + biji terhadap bobot aril+biji. Hal ini disebabkan karena bobot aril+biji berkorelasi positif dengan bobot yaitu (tabel 3), sehingga semakin besar bobot, semakin besar pula bobot aril+biji manggis. aril+biji paling besar adalah pada manggis mulusbesar g dan yang paling kecil bobotnya adalah pada manggis muluskecil g. ( aril dan biji dapat dilihat pada tabel 4). Tabel 4. aril+biji, diameter, dan tebal kulit Diameter Tebal kulit aril+biji g cm Besar a 6.624a 0.919ab Kecil c 5.704c 0.774b Getah bc 6.034b 0.993a Burik b 6.147b 0.899ab d. Diameter terhadap diameter. Hal ini disebabkan karena diameter berkorelasi positif dengan bobot (tabel 3), sehingga semakin besar bobot, semakin besar pula diameter manggis. Berdasarkan hasil pengamatan manggis mulusbesar memiliki nilai diameter yang paling besar yaitu sebesar cm dan diameter paling kecil adalah pada manggis muluskecil dengan ratarata diameter sebesar cm (tabel 4). e. Tebal kulit tebal kulit. Manggis mulus ukuran kecil memiliki ratarata tebal kulit yang paling kecil yaitu cm. Sedangkan yang paling tebal adalah pada manggis yang terkena getah cm (tabel 4). Korelasi antara tebal kulit dengan bobot kulit (0.309) dan tebal kulit dengan kekerasan kulit (0.240) nilai korelasinya tidak signifikan. Hal ini menunjukkan tebal kulit tidak mempengaruhi bobot kulit dan kekerasan kulit. f. Kekerasan Kualitas manggis tidak mempengaruhi Kekerasan manggis. Diantara keempat perlakuan, manggis yang terkena getah memiliki nilai kekerasan paling tinggi yaitu 0.89 kg/detik (tabel 5). Hal ini disebabkan karena getah dapat menyebabkan manggis menjadi keras dan sukar untuk dibuka. g. Warna kulit terhadap warna kulit. Ratarata warna kulit berada pada tahap (tabel 5), yaitu dengan warna kulit merah keunguan hingga ungu kemerahan. Menurut Suyanti et.al. (1999) warna kulit manggis yang paling disukai ialah yang dipanen pada tingkat ketuaan berwawna 2550% ungu merah (tahap 4) dan 5075% ungu merah (tahap 5). Tabel 5. Warna kulit dan kekerasan manggis Kekerasan (Kg/s) Burik a h. Getah Kuning terhadap skor getah. Skor getah tertinggi terdapat pada yang terkena getah yaitu dengan skor (tabel 6), ini berarti kulit mulus dengan lebih dari 10 tetes getah. Menurut Kartika (2004), skor burik manggis Leuwiliang antara satu sampai dua yang berarti kulit mulus dengan 15 tetes getah yang mengering tanpa mempengaruhi warna. Tabel 6. Skor Getah Kuning dan Burik Warna kulit (tahap) Besar b Kecil a Getah ab Getah Kuning Burik Skor Tetes getah Skor % burik Besar 1.025b 1.175c Kecil 1.075b 1.113c Getah 3.650a ± b 26%50% Burik 2.625a ± a >90% i. Burik terhadap skor burik. Untuk manggis yang terkena burik dipilih dari yang seluruh permukaan kulit nya ditutupi oleh burik maka skor burik tertinggi adalah pada manggis yang terkena burik dengan skor burik Burik pada manggis yang terkena getah berada pada skor 3.100, ini berarti manggis yang terkena getah tingkat serangan buriknya antara 26% 50%. Skor burik dapat dilihat pada tabel 6. Kualitas Kimia Buah manggis a. Padatan Terlarut Total (PTT) nilai Padatan terlarut total. Walaupun tidak signifikan terdapat korelasi yang positif antara PTT dengan burik, yaitu (tabel 8). Padatan terlarut total dapat digunakan untuk menduga tingkat kemanisan manggis. Semakin besar nilai PTT, semakin manis rasa nya. PTT tertinggi dihasilkan oleh manggis yang terkena burik o Brik (tabel 7). (* Berdasarkan penuturan Bapak Nanang, ketua kelompok tani manggis Leuwiliang menyatakan bahwa manggis yang terkena burik rasanya lebih enak karena lebih manis dibandingkan dengan manggis mulus). b. Total Asam Tertitrasi Kualitas manggis tidak mempengaruhi nilai total asam tertitras. Ratarata nilai TAT manggis pada penelitian ini berkisar antara 1.09% 1.25% (tabel 7). Berdasarkan penelitian Gunawan (2007), kandungan TAT

4 manggis daerah Leuwiliang merupakan yang paling tinggi (1.16%). Tabel 7. Nilai PTT dan TAT manggis PTT Kecil 18.63b 1.14 Getah 19.18ab 1.25 Burik 20.22a 1.09 Tabel 8. Nilai korelasi antar peubah ph c. Vitamin C nilai vitamin C manggis. Pada penelitian ini diketahui bahwa vitamin C manggis berkorelasi positif dengan bobot, yaitu (tabel 8). Hal ini menunujukkan bobot diduga mempengaruhi kandungan vitamin C manggis. Semakin besar bobot maka semakin tinggi pula nilai vitamin C. Buah manggis mulusbesar memiliki nilai vitamin C tertinggi mg/100g. Nilai terendah dari vitamin C adalah pada manggis muluskecil mg/100 g (nilai vitamin C dapat dilihat pada tabel 9). Tabel 9. Vitamin C dan ph manggis TAT o Brix % Besar 19.09ab 1.21 Getah Getah Burik * PTT TAT Burik PTT TAT Vit C Vit C 0.776** Vit C mg/100g Burik ab 3.55 d. ph kualitas manggis tidak mempengaruhi nilai ph manggis. Hasil penelitian menunjukkan ratarata nilai ph manggis berkisar antara (tabel 9). Berdasarkan hasil penelitian Sidik (2004), nilai ph manggis Leuwiliang adalah e. Xanton dan αmangostin Kualitas manggis tidak mempengaruhi kadar xanton dan kadar αmangostin kulit manggis. Ratarata kadar xanton per 100 g adalah sekitar mg/100 g mg/100g. Kadar xanton tertinggi adalah pada manggis mulus kecil mg/100 g, dan yang paling kecil adalah pada ph Besar a 3.52 Kecil b 3.49 Getah b 3.51 manggis mulus besar mg/100 g. Kadar xanton dapat dilihat pada tabel 10. Tabel 10. Kadar xanton kulit manggis CE (g) per 100 g Xanton (mg/g CE) Besar Kecil Getah Burik Ratarata kadar αmangostin pada penelitian ini adalah berkisar antara mg/100 g mg/100 g. Kadar αmangostin paling tinggi adalah pada manggis yang terkena getah sebesar mg/100 g dan kadar αmangostin paling sedikit adalah manggis burik mg/100 g (tabel 11). Tabel 11. Kadar αmangostin kulit manggis CE (g) per 100 g α mangostin (mg/g CE) Xanton mg/100 g α mangostin mg/100 g Besar Kecil Getah Burik Tabel 12. Korelasi antara peubahpeubah penelitian dengan kadar xanton dan α mangostin Korelasi Xanton α mangostin Buah Aril Kulit Diameter Buah Tebal Kulit Kekerasan Buah ph PTT TAT VIT C Warna Kulit Burik Getah Kuning Korelasi antara kualitas manggis dengan xanton tidak signifikan. Walaupun hampir semua peubah berkorelasi positif, namun nilai korelasinya sangat kecil, yaitu berkisar antara yang memiliki nilai korelasi yang paling besar dengan xanton adalah burik yaitu peubah yang berkorelasi negatif berkisar antara pada TAT sampai untuk kekersan (tabel 12). Korelasi antara kualitas manggis dengan α mangostin tidak signifikan. Nilai korelasinya sangat kecil, dan hampir semua peubah berkorelasi negatif dengan α mangostin. Nilai korelasinya berkisar antara 0,058 untuk bobot sampai 0,225 untuk TAT. yang berkorelasi positif adalah warna kulit dan yang paling besar adalah getah (tabel 12).

5 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini korelasi antara kualitas manggis dengan kadar xanton yang terkandung dalam kulit manggis tidak signifikan. Nilai korelasi antara peubahpeubah kualitas manggis dengan kadar xanton sangat kecil ( ). Kualitas manggis tidak mempengaruhi kadar xanton. Berdasarkan hasil penelitian ini kadar xanton pada manggis mulusbesar jumlahnya lebih sedikit ( mg/100 g ) dibandingkan dengan manggis muluskecil ( mg/100 g ). Sedangkan untuk senyawa turunan xanton yaitu αmangostin, kualitas manggis tidak mempengaruhi kadar αmangostin. Buah manggis yang terkena getah memiliki kadar α mangostin terbesar yaitu mg/100 g. Saran Buah manggis yang akan diolah xantonnya lebih baik dipilih dari manggis yang ukurannnya kecil atau manggis yang terkena getah dan burik pada kulit nya, karena kadar xanton tidak dipengaruhi oleh tingkat kemulusan dan ukuran. Perlu adanya penelitian lanjut tentang pemanfaatan dan peningkatan kadar xanton, karena pada saat ini xanton kulit manggis masih kurang dimanfaatkan dan dikembangkan di Indonesia. Padahal di luar negeri seperti Jepang yang tidak memiliki pohon manggis telah banyak melakukan penelitian tentang xanton. Sidik, P Kualitas Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) dari Lima Lokasi Sentra Produksi di Pulau Jawa. Skripsi. Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. 35 hal. Sudarmadji, S., B. Haryono dan Suhardi. Prosedur Analisa Untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty. Yogyakarta. Suksamran et al Antimycrobacterial activity of prenylated xanthones from the fruits of Garcinia mangostana. Chem. Pharm. Bull. 51(7): Suyanti, Roosmani ABST, dan Sjaifullah Pengaruh tingkat ketuaan terhadap mutu pascapanen manggis selama penyimpanan. J. Hort. (9)1: Suyanti, S Penanganan Manggis Segar untuk Ekspor. Penebar Swadaya, Jakarta. 50 hal. Verheij, E. W. M Garcinia mangostana L.P E. W. M Verheij and R. E. Coronel (Eds). Edible Fruits and Nuts. Plant Resources of South East Asia. Bogor. Yaacob, O and Tindall Mangosteen Cultivation. FAO Plant Protection Paper. Food and Agriculture Organization of The United Nation Rome. DAFTAR PUSTAKA Allen, B. M Malayan Fruits: An Introduction to The Cultivated Species. Donald Moore Press LTD. Singapore. 595 p. Gunawan, E Hubungan Agroklimat dengan Fenofisiologi Tanaman dan Kualitas Buah Manggis di Lima Sentra Produksi di Pulau Jawa. Tesis. Institut Pertanian Bogor. 84 hal. Hadisutrisno, B Strategi pengendalian penyakit utama pada manggis. Makalah Seminar Agribisnis Manggis, Bogor. 11 hal. Iswari, K dan Sudaryono, T Jenis Olahan Manggis, Si Ratu Buah Dunia dari Sumbar. BPPTSumbar. Sumatra Barat. Kader, A.A Quality and Safety Factors : Definition and Evaluation for Fresh Horticultural Crops. In A.A Kader (ed.) Postharvest Technology of Horticultural Crops. Division of Agriculture and Natural Resources, University of California, California. Kartika, J. G Studi Pertumbuhan Buah, Gejala Getah Kuning dan Burik pada Buah Manggis (Garcinia mangostana L. ). Skripsi. Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. 32 hal. Noer, A. M Isolasi Senyawa Kimia Dari Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana) dan Studi Reaksi Fries. Karya Utama Sarjana Kimia. Universitas Indonesia. Jakarta. 56 hal. Purwanto, R Standar Operasional Manggis (SOP). www. Deptan.go.id. [8 Maret 2007]. Rusnah Buah. Manfaat Buah Tropika. [2 Februari 2007]. Ryugo, K Fruit Culture. Jhon Wiley and Sons, New York. 344 p. Satuhu, S., Roosmani ABST, dan Sjaifullah Karakteristik sifat fisik dan kimia manggis dari beberapa cara panen. J. Hort. 6(5):

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu 12 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada November 2011 sampai April 2012 dan bertempat di Kebun Manggis Cicantayan-Sukabumi dengan ketinggian tempat sekitar 500-700 m dpl (di atas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini berlangsung di kebun manggis daerah Cicantayan Kabupaten Sukabumi dengan ketinggian 500 700 meter di atas permukaan laut (m dpl). Area penanaman manggis

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilakukan pada

Lebih terperinci

PENGARUH APLIKASI DOLOMIT TERHADAP GETAH KUNING PADA BUAH MANGGIS

PENGARUH APLIKASI DOLOMIT TERHADAP GETAH KUNING PADA BUAH MANGGIS Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura PENGARUH APLIKASI DOLOMIT TERHADAP GETAH KUNING PADA BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) The Effect of Dolomite Aplication on Gamboge in Mangosteen

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat 12 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan dalam penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai dengan Desember 2010 di Laboratorium Pasca Panen, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas

Lebih terperinci

Tabel Lampiran 1. Pengaruh Suhu dan Kelembaban terhadap Resistensi Kulit Buah Manggis

Tabel Lampiran 1. Pengaruh Suhu dan Kelembaban terhadap Resistensi Kulit Buah Manggis LAMPIRAN Tabel Lampiran 1. Pengaruh Suhu dan Kelembaban terhadap Resistensi Kulit Buah Manggis 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24... (Bar) Suhu 15 0 C 1.64 0.29 0.16 0.32 0.24b 0.32b 0.27b 0.29b 0.39b 0.76b

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan 12 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan lapangan dilaksanakan pada bulan Oktober 2009 hingga Maret 2010 di kebun percobaan Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT) IPB, Tajur dengan elevasi 250-300 m dpl

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Pengamatan karakter fisik serta pengamatan mutu kimia buah manggis dilakukan di Laboratorium Pasca Panen, analisis senyawa fenol dan aktivitas antioksidan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat 9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Pascapanen, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian dimulai bulan April 2012 sampai dengan Mei 2012. Bahan dan

Lebih terperinci

Pengaruh Aplikasi Kalsium terhadap Getah Kuning pada Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

Pengaruh Aplikasi Kalsium terhadap Getah Kuning pada Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Pengaruh Aplikasi Kalsium terhadap Getah Kuning pada Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) The Effect of Calcium Application on Gamboge in Mangosteen Fruit (Garcinia mangostana L.) Indah Wulandari 1 dan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Buah yang digunakan untuk bahan penelitian berasal dari kebun petani sentra produksi manggis Purwakarta, Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret-April 2009

Lebih terperinci

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at:

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: 13 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di sentra produksi manggis di Desa Mulang Maya, Kecamatan Kota Agung, Kabupaten Tanggamus, Lampung. Penelitian berlangsung pada akhir Bulan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penilitan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penilitan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Jatibarang, Indramayu dan Laboratorium Pascapanen, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor. Penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat III. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian mengenai kajian semi-cutting dan pelilinan terhadap beberapa parameter mutu buah manggis (Garciana mangostana L.) selama penyimpanan dingin dilaksanakan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Bahan utama yang akan digunakan pada penelitian ini adalah Durian lokal

MATERI DAN METODE. Bahan utama yang akan digunakan pada penelitian ini adalah Durian lokal III. MATERI DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Pemuliaan dan Genetika, Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pemuliaan dan Genetika

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pemuliaan dan Genetika III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pemuliaan dan Genetika Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru.

Lebih terperinci

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at:

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: 22 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Cemaran Getah Kuning pada Aril dan Kulit Buah Manggis Tanaman yang diberi kalsium menghasilkan skor getah kuning aril dan kulit buah yang lebih rendah daripada tanaman yang

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan Penelitian

BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus 2008 sampai dengan Maret 2009. Tempat penelitian di Kebun IPB Tajur I dan analisis laboratorium dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN 38 Pencemaran Getah Kuning Pencemaran getah kuning pada buah manggis dapat dilihat dari pengamatan skoring dan persentase buah bergetah kuning pada aril dan kulit buah, serta persentase

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005 PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN Malang, 13 Desember 2005 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Buah mangga yang digunakan untuk bahan penelitian langsung diambil dari salah satu sentra produksi mangga, yaitu di daerah Indramayu, Kecamatan Jatibarang.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pascapanen, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB, Darmaga Bogor. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Curah hujan harian di wilayah Kebun Percobaan PKBT IPB Tajur 1 dan 2 pada Februari sampai Juni 2009 berkisar 76-151 mm. Kelembaban udara harian rata-rata kebun tersebut

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pascapanen Hortikultura, Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pascapanen Hortikultura, Jurusan 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pascapanen Hortikultura, Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Penelitian ini

Lebih terperinci

Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor PENGARUH SUHU DAN KELEMBABAN UDARA TERHADAP SHELF-LIFE DAN KARAKTERISTIK BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan buah yang berasal dari hutan

I. PENDAHULUAN. Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan buah yang berasal dari hutan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan buah yang berasal dari hutan tropis di kawasan Asia Tenggara. Salah satu sumber plasma nuftah manggis adalah Indonesia.

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU DAN KELEMBABAN UDARA TERHADAP SHELF-LIFE DAN KARAKTERISTIK BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SELAMA PENYIMPANAN

PENGARUH SUHU DAN KELEMBABAN UDARA TERHADAP SHELF-LIFE DAN KARAKTERISTIK BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SELAMA PENYIMPANAN PENGARUH SUHU DAN KELEMBABAN UDARA TERHADAP SHELF-LIFE DAN KARAKTERISTIK BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SELAMA PENYIMPANAN RELA SARTIKA A24050014 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hortikultura, Program Studi

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hortikultura, Program Studi III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hortikultura, Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Penelitian dilaksanakan pada bulan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian 24 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2012 sampai dengan bulan April 2012, di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP)

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pascapanen Hortikultura, Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung pada bulan September

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) TINJAUAN PUSTAKA Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Manggis (Garcinia mangostana L.) termasuk buah eksotik yang digemari oleh konsumen baik di dalam maupun luar negeri, karena rasanya yang

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Pemuliaan dan Genetika,

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Pemuliaan dan Genetika, III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Pemuliaan dan Genetika, Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Produksi Tanaman dan RGCI, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian

Lebih terperinci

EFEK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN MANGGIS ( Garcinia mangostana L.)

EFEK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN MANGGIS ( Garcinia mangostana L.) EFEK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN MANGGIS ( Garcinia mangostana L.) Liferdi L. Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Jl. Raya Solok-Aripan Km 8 Solok Sumatera Barat 27301 Kekurangan

Lebih terperinci

III. METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilakukan di kebun budidaya Ds. Junrejo, Kec. Junrejo,

III. METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilakukan di kebun budidaya Ds. Junrejo, Kec. Junrejo, III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di kebun budidaya Ds. Junrejo, Kec. Junrejo, Batu, Malang. Ds. Junrejo, Kec. Junrejo berada pada ketinggian 800 m dpl, memiliki suhu

Lebih terperinci

Pengaruh Umur Panen dan Suhu Simpan terhadap Umur Simpan Buah Naga Super Red (Hylocereus costaricensis)

Pengaruh Umur Panen dan Suhu Simpan terhadap Umur Simpan Buah Naga Super Red (Hylocereus costaricensis) Pengaruh Umur Panen dan Suhu Simpan terhadap Umur Simpan Buah Naga Super Red (Hylocereus costaricensis) Effects of Fruit Age and Storage Temperature on Shelf-life of Super Red-Fleshed Dragon Fruit (Hylocereus

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Umur Simpan Penggunaan pembungkus bahan oksidator etilen dapat memperpanjang umur simpan buah pisang dibandingkan kontrol (Lampiran 1). Terdapat perbedaan pengaruh antara P2-P7 dalam

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas Fisik Buah Kualitas fisik buah merupakan salah satu kriteria kelayakan ekspor buah manggis. Pada penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap kualitas fisik buah meliputi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lahan Kebun salak dalam penelitian ini terletak di Desa Tapansari, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Umur pohon salak yang digunakan sekitar 2 tahun

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pascapanen Hortikultura, Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pascapanen Hortikultura, Jurusan III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pascapanen Hortikultura, Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan September

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain daging, ikan dan susu. Umumnya telur yang dikonsumsi berasal dari jenis-jenis unggas, seperti ayam,

Lebih terperinci

SISTEM APLIKASI UNTUK MENENTUKAN KUALITAS BUAH MANGGIS BERBASIS WEB (PERKEBUNAN BAPAK H. BAMBANG) DI TANGGAMUS LAMPUNG

SISTEM APLIKASI UNTUK MENENTUKAN KUALITAS BUAH MANGGIS BERBASIS WEB (PERKEBUNAN BAPAK H. BAMBANG) DI TANGGAMUS LAMPUNG SISTEM APLIKASI UNTUK MENENTUKAN KUALITAS BUAH MANGGIS BERBASIS WEB (PERKEBUNAN BAPAK H. BAMBANG) DI TANGGAMUS LAMPUNG Warsito Jurusan Sistem Informasi STMIK Pringsewu Lampung Jl. Wisma Rini No. 09 pringsewu

Lebih terperinci

PERUBAHAN KUALITAS BUAH MANGGIS (Garcinia mangosiana L.) SETELAH PROSES TRANSPORTASI DAN PENYIMPANAN DINGIN

PERUBAHAN KUALITAS BUAH MANGGIS (Garcinia mangosiana L.) SETELAH PROSES TRANSPORTASI DAN PENYIMPANAN DINGIN PERUBAHAN KUALITAS BUAH MANGGIS (Garcinia mangosiana L.) SETELAH PROSES TRANSPORTASI DAN PENYIMPANAN DINGIN (Changes in the quality of mangosteen fruits (Garcinia mangosiana L.) after transportation and

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS. Nafi Ananda Utama. Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017

PENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS. Nafi Ananda Utama. Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017 7 PENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS Nafi Ananda Utama Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017 Pengantar Manggis merupakan salah satu komoditas buah tropika eksotik yang mempunyai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor pertanian Indonesia memiliki peranan penting dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor pertanian Indonesia memiliki peranan penting dalam pembangunan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian Indonesia memiliki peranan penting dalam pembangunan perekonomian. Ekspor negara Indonesia banyak dihasilkan dari sektor pertanian, salah satunya hortikultura

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE TempatdanWaktu

MATERI DAN METODE TempatdanWaktu III. MATERI DAN METODE 3.1. TempatdanWaktu Penelitianinitelahdilaksanakan di LaboratoriumPemuliaandanGenetika, FakultasPertaniandanPeternakanUniversitas Islam Negeri Sultan SyarifKasim Riau Pekanbaru,

Lebih terperinci

PENGARUH CARA PANEN DAN PEMBERIAN GIBERELIN TERHADAP MUTU BUAH DAN PERTUMBUHAN TRUBUS BARU MANGGIS (Garcinia mangostana L.)

PENGARUH CARA PANEN DAN PEMBERIAN GIBERELIN TERHADAP MUTU BUAH DAN PERTUMBUHAN TRUBUS BARU MANGGIS (Garcinia mangostana L.) PENGARUH CARA PANEN DAN PEMBERIAN GIBERELIN TERHADAP MUTU BUAH DAN PERTUMBUHAN TRUBUS BARU MANGGIS (Garcinia mangostana L.) Oleh: ASLIH SRILILLAH A34303030 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS

Lebih terperinci

Siti Noorrohmah, Sobir, Sriani Sujiprihati 1)

Siti Noorrohmah, Sobir, Sriani Sujiprihati 1) Keragaan Morfologi dan Kualitas Buah Pepaya Di Empat Lokasi di Wilayah Bogor pada Dua Musim (Morphological Performance and Fruit Quality of Papaya on Four Locations at Bogor Areas in Two Seasons) Siti

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk 12 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai Februari-Agustus 2009 dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, Dramaga, Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan jenis tanah

Lebih terperinci

MANGGIS; Kegunaan, Budidaya, Agribisnis & Pengolahan oleh Prof. Dr. Ir. Warid Ali Qosim, M.P. Hak Cipta 2015 pada penulis

MANGGIS; Kegunaan, Budidaya, Agribisnis & Pengolahan oleh Prof. Dr. Ir. Warid Ali Qosim, M.P. Hak Cipta 2015 pada penulis MANGGIS; Kegunaan, Budidaya, Agribisnis & Pengolahan oleh Prof. Dr. Ir. Warid Ali Qosim, M.P. Hak Cipta 2015 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-882262; 0274-889398; Fax:

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di laboratorium pengolahan limbah Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor dan di Laboratorium

Lebih terperinci

EFFEK LAMA PERENDAMAN DAN KONSENTRASI PELARUT DAUN SIRIH TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT ANTRAKNOSA PADA BUAH PISANG. ABSTRAK

EFFEK LAMA PERENDAMAN DAN KONSENTRASI PELARUT DAUN SIRIH TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT ANTRAKNOSA PADA BUAH PISANG. ABSTRAK EFFEK LAMA PERENDAMAN DAN KONSENTRASI PELARUT DAUN SIRIH TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT ANTRAKNOSA PADA BUAH PISANG. Nurhayati, Abu Umayah dan Heynce Berdnand * * Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya

Lebih terperinci

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hortikultura, Fakultas Pertanian,

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hortikultura, Fakultas Pertanian, III. METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hortikultura, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli Agustus 2011. 3.2 Bahan dan Alat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang mempunyai iklim tropis, berpeluang besar bagi pengembangan budidaya tanaman buah-buahan, terutama buah-buahan tropika.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN 15 Keadaan Umum Penelitian ini dilaksanakan di kebun buah naga di Desa Bojongkoneng, Bukit Sentul. udara rata-rata bulanan kawasan permukiman Bukit Sentul berdasarkan hasil pengukuran

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar Hasil Uji t antara Kontrol dengan Tingkat Kematangan Buah Uji t digunakan untuk membandingkan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 17 METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP) Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fateta-IPB.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di net house Gunung Batu, Bogor. Analisis tanah dilaksanakan di Laboratorium Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Institut Pertanian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkhasiat obat (biofarmaka) dan kurang lebih 9606 spesies tanaman obat

I. PENDAHULUAN. berkhasiat obat (biofarmaka) dan kurang lebih 9606 spesies tanaman obat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia memiliki begitu banyak plasma nuftah tanaman berkhasiat obat (biofarmaka) dan kurang lebih 9606 spesies tanaman obat terdapat di negara ini. Menurut Taslim

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimen. Penelitian ini dilakukan dilaboratorium Kimia Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimen. Penelitian ini dilakukan dilaboratorium Kimia Universitas BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah eksperimen. B. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan dilaboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Semarang,Jl.Wonodri Sendang

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan Yij : µ + τi + pj + εij ; i : 1,2,3.,8 ; j : 1,2,3

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan Yij : µ + τi + pj + εij ; i : 1,2,3.,8 ; j : 1,2,3 17 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun Percobaan Cikabayan (University Farm) Institut Pertanian Bogor dengan ketinggian tempat 240 meter di atas permukaan laut.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Manggis dan Syarat Tumbuh Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah berupa pohon yang banyak tumbuh secara alami pada hutan tropis di kawasan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Muhammadiyah Malang, dan Laboratorium Sentra Ilmu Hayati Universitas. Brawijaya. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan.

III. METODE PENELITIAN. Muhammadiyah Malang, dan Laboratorium Sentra Ilmu Hayati Universitas. Brawijaya. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan. III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Peternakan, Laboratorium Biologi, Laboratorium Bioteknologi Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Bahan dan alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Bahan dan alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juni sampai Oktober 2007 di kebun percobaan Cikabayan. Analisis klorofil dilakukan di laboratorium Research Group on Crop Improvement

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan tanaman buah berupa pohon

I. PENDAHULUAN. Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan tanaman buah berupa pohon 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan tanaman buah berupa pohon dengan batang dan cabang berkayu serta tumbuh tinggi tegak. Manggis berasal dari hutan

Lebih terperinci

KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG

KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG (Study on Molasses as Additive at Organoleptic and Nutrition Quality of Banana Shell Silage) S. Sumarsih,

Lebih terperinci

(Citrus reticulata Blanco). ;...,. ".,.., #

(Citrus reticulata Blanco). ;...,. .,.., # . PENGARUH PELILINAN DAN SUHU SIMPAN TERHADAP DAYA SIMPAN DAN KUALITAS BUAH JERUK SIEM. ~ (Citrus reticulata Blanco). ;.. :......,. ".,..,.-. -.. # MAMI MARGEYSTI A31.1859 JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN FAKULTAS

Lebih terperinci

APLIKASI METODE RESPON SURFACE UNTUK OPTIMASI KUANTITAS SUSUT BOBOT BUAH MANGGIS. Abstrak

APLIKASI METODE RESPON SURFACE UNTUK OPTIMASI KUANTITAS SUSUT BOBOT BUAH MANGGIS. Abstrak APLIKASI METODE RESPON SURFACE UNTUK OPTIMASI KUANTITAS SUSUT BOBOT BUAH MANGGIS Andriani Lubis 1*) 1) Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, 23111 *) andriani_loebis@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertanian dan perkebunan memegang peranan penting di Indonesia. Hal ini didukung oleh faktor letak geografis Indonesia yang mendukung untuk sektor pertanian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan selama lima bulan dari bulan Mei hingga September 2011, bertempat di Laboratorium Kimia Hasil Hutan, Bengkel Teknologi Peningkatan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian 19 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bagian Kimia Hasil Hutan Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan, Laboratorium Kimia Organik Departemen Kimia Fakultas MIPA

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Bagian buah dan biji jarak pagar.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Bagian buah dan biji jarak pagar. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Spesifikasi Biji Jarak Pagar Tanaman jarak (Jatropha curcas L.) dikenal sebagai jarak pagar. Menurut Hambali et al. (2007), tanaman jarak pagar dapat hidup dan berkembang dari dataran

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE. Metode Percobaan BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2009 hingga Maret 2010 di tiga lokasi di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Pengamatan lapang dilakukan Arboretum Fakultas

Lebih terperinci

MANFAAT KULIT MANGGIS. OKTOBER 2013 Abdul Malik

MANFAAT KULIT MANGGIS. OKTOBER 2013 Abdul Malik MANFAAT KULIT MANGGIS OKTOBER 2013 Abdul Malik - 649226 Manggis (Garcinia mangostana) adalah tumbuhan tropis yang diperkirakan berasal dari Asia Tenggara. Buah manggis adalah buah musiman dengan kulitnya

Lebih terperinci

PEMUPUKAN NITROGEN, FOSFOR DAN KALIUM TANAMAN MANGGIS (Garcinia mangostana L.) PADA TAHUN PRODUKSI KEEMPAT

PEMUPUKAN NITROGEN, FOSFOR DAN KALIUM TANAMAN MANGGIS (Garcinia mangostana L.) PADA TAHUN PRODUKSI KEEMPAT 1 PEMUPUKAN NITROGEN, FOSFOR DAN KALIUM TANAMAN MANGGIS (Garcinia mangostana L.) PADA TAHUN PRODUKSI KEEMPAT Muhammad Abdillah A34304009 PROGRAM STUDI HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah (daerah) yang beriklim panas (tropis) di dunia memiliki keragaman sumberdaya tanaman buah-buahan cukup banyak untuk digali dan didayagunakan potensinya. Potensi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian 12 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan dilakukan di Desa Dukuh Asem, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka pada tanggal20 April sampai dengan 2 Juli 2012. Lokasi percobaan terletak

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 20 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan pertanaman padi sawah di Desa Cijujung, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada bulan Februari

Lebih terperinci

METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Tahapan

METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Tahapan METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Agustus 2012. Penelitian dilakukan di Laboratorium Pengolahan Pangan, Laboratorium Organoleptik, Laboratorium Biokimia Zat Gizi,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka. Penelitian, (6) Hipotesis, dan (7) Tempat Penelitian.

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka. Penelitian, (6) Hipotesis, dan (7) Tempat Penelitian. 12 I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis, dan

Lebih terperinci

dapat dimanfaatkan sebagai obat berbagai macam penyakit. Beberapa yang dilakukan untuk menemukan senyawa-senyawa bioaktif yang

dapat dimanfaatkan sebagai obat berbagai macam penyakit. Beberapa yang dilakukan untuk menemukan senyawa-senyawa bioaktif yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuhan memiliki senyawa bioaktif metabolit sekunder yang dapat dimanfaatkan sebagai obat berbagai macam penyakit. Beberapa diantaranya memiliki sifat antibakteri

Lebih terperinci

TANAMAN PENGHASIL PATI

TANAMAN PENGHASIL PATI TANAMAN PENGHASIL PATI Beras Jagung Sagu Ubi Kayu Ubi Jalar 1. BERAS Beras (oryza sativa) terdiri dari dua jenis, yaitu Japonica yang ditanam di tanah yang mempunyai musim dingin, dan Indica atau Javanica

Lebih terperinci

PENGARUH CARA PANEN DAN PEMBERIAN GIBERELIN TERHADAP MUTU BUAH DAN PERTUMBUHAN TRUBUS BARU MANGGIS (Garcinia mangostana L.)

PENGARUH CARA PANEN DAN PEMBERIAN GIBERELIN TERHADAP MUTU BUAH DAN PERTUMBUHAN TRUBUS BARU MANGGIS (Garcinia mangostana L.) PENGARUH CARA PANEN DAN PEMBERIAN GIBERELIN TERHADAP MUTU BUAH DAN PERTUMBUHAN TRUBUS BARU MANGGIS (Garcinia mangostana L.) Oleh: ASLIH SRILILLAH A34303030 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS

Lebih terperinci

Variasi Kemasan Plastik Polipropilen Berperforasi pada Pengemasan Buah Jeruk Manis (Citrus sinensis Osb.)

Variasi Kemasan Plastik Polipropilen Berperforasi pada Pengemasan Buah Jeruk Manis (Citrus sinensis Osb.) Variasi Kemasan Plastik Polipropilen Berperforasi pada Pengemasan Buah Jeruk Manis (Citrus sinensis Osb.) 1* Ratna, 1 Syahrul, 1 Aulia Firdaus 1 Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Susut Bobot Susut bobot merupakan salah satu faktor yang mengindikasikan penurunan mutu buah. Muchtadi (1992) mengemukakan bahwa kehilangan bobot pada buah-buahan yang disimpan

Lebih terperinci

Kriteria Kematangan Pascapanen Pisang Raja Bulu dan Pisang Kepok

Kriteria Kematangan Pascapanen Pisang Raja Bulu dan Pisang Kepok Kriteria Kematangan Pascapanen Pisang Raja Bulu dan Pisang Kepok D. Sutowijoyo, W.D. Widodo Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor Jl. Meranti, Kampus IPB Darmaga,

Lebih terperinci

BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Hasil análisis data penelitian dari masing-masing parameter adalah sebagai berikut: a. Hasil Analisis Kandungan Tabel 1. Tandan Kosong Kelapa Sawit *) Parameter

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen di bidang teknologi pangan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen di bidang teknologi pangan. BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen di bidang teknologi pangan. B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Pembuatan sirup rosella dilakukan di Laboratorium Teknologi

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian

METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan 18 Maret 2016 sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara optimal, contohnya adalah tanaman Muntingia calabura L atau talok.

BAB I PENDAHULUAN. secara optimal, contohnya adalah tanaman Muntingia calabura L atau talok. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati yang belum dimanfaatkan secara optimal, contohnya adalah tanaman Muntingia calabura L atau talok. Talok atau Muntingia calabura

Lebih terperinci

ISOLASI DAN KARAKTERISASI STRUKTUR SANTON SERTA UJI ANTIOKSIDAN FRAKSI ETIL ASETAT KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L)

ISOLASI DAN KARAKTERISASI STRUKTUR SANTON SERTA UJI ANTIOKSIDAN FRAKSI ETIL ASETAT KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L) ISOLASI DAN KARAKTERISASI STRUKTUR SANTON SERTA UJI ANTIOKSIDAN FRAKSI ETIL ASETAT KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L) Skripsi Sarjana Kimia OLEH : FAUZI ALFON SURI 07 132 025 JURUSAN KIMIA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Prosedur Penelitian Persiapan Bahan Baku

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Prosedur Penelitian Persiapan Bahan Baku BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan April sampai dengan bulan November 2011 di Laboratorium Kimia Hasil Hutan dan Laboratorium Teknologi Peningkatan Mutu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ulangan. Faktor pertama adalah jenis pati bahan edible coating (P) yang

BAB III METODE PENELITIAN. ulangan. Faktor pertama adalah jenis pati bahan edible coating (P) yang 48 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor perlakuan dan 3 kali ulangan. Faktor

Lebih terperinci

KAJIAN PENGARUH JENIS PELAPIS DAN SUHU PENGERINGAN TERHADAP SIFAT FISIKA DAN KIMIA BUAH STROBERI (Fragraria sp) SELAMA PENYIMPANAN

KAJIAN PENGARUH JENIS PELAPIS DAN SUHU PENGERINGAN TERHADAP SIFAT FISIKA DAN KIMIA BUAH STROBERI (Fragraria sp) SELAMA PENYIMPANAN KAJIAN PENGARUH JENIS PELAPIS DAN SUHU PENGERINGAN TERHADAP SIFAT FISIKA DAN KIMIA BUAH STROBERI (Fragraria sp) SELAMA PENYIMPANAN Oleh : Kiki Isma Agniati 123020391 Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Waktu penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu mulai dari bulan Maret hingga Mei 2011, bertempat di Laboratorium Pilot Plant PAU dan Laboratorium Teknik

Lebih terperinci

KARAKTER KULIT MANGGIS, KADAR POLIFENOL DAN POTENSI ANTIOKSIDAN KULIT MANGGIS

KARAKTER KULIT MANGGIS, KADAR POLIFENOL DAN POTENSI ANTIOKSIDAN KULIT MANGGIS KARAKTER KULIT MANGGIS, KADAR POLIFENOL DAN POTENSI ANTIOKSIDAN KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.) PADA BERBAGAI UMUR BUAH DAN SETELAH BUAH DIPANEN KUKUH ROXA PUTRA HADRIYONO A24063492 DEPARTEMEN AGRONOMI

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat 16 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor mulai bulan Desember 2009 sampai Agustus 2010. Areal penelitian memiliki topografi datar dengan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 571/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN MANGGIS WANAYASA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 571/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN MANGGIS WANAYASA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 571/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN MANGGIS WANAYASA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. senyawa xanthone sebagai antioksidan, antiproliferativ, dan antimikrobial yang

BAB I PENDAHULUAN. senyawa xanthone sebagai antioksidan, antiproliferativ, dan antimikrobial yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manggis merupakan buah yang bernama latin Garcinia mangostana L. termasuk dalam family Guttiferae dan merupakan species terbaik dari genus Garcia. Manggis termasuk

Lebih terperinci