BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN IMAM MALIK SEBAGAIMANA JAWAD MUGHNIYAH TENTANG WAJIBNYA MANDI BAGI WANITA NIFAS YANG TIDAK MENGELUARKAN DARAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN IMAM MALIK SEBAGAIMANA JAWAD MUGHNIYAH TENTANG WAJIBNYA MANDI BAGI WANITA NIFAS YANG TIDAK MENGELUARKAN DARAH"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN IMAM MALIK SEBAGAIMANA JAWAD MUGHNIYAH TENTANG WAJIBNYA MANDI BAGI WANITA NIFAS YANG TIDAK MENGELUARKAN DARAH (Kaitannya Terhadap Bedah Caesar) A. Analisis Istinbath Hukum Imam Malik Pada bab sebelumnya penulis telah menguraikan pendapat Imam Malik tentang wajibnya mandi bagi wanita nifas yang tidak mengeluarkan darah, Sedangkan dalam bab ini penulis akan menganalisis pendapat Imam Malik, seorang imam ahli Madinah yang juga sebagai amirul mukminin fi al-hadits. Secara konsep pendirian Imam Malik didasarkan pada fenomena geografis dan metodologi istinbath hukum Islam pada zaman tersebut. sebagaimana di tulis para sejarawan bahwa keberadaan Imam Malik cenderung menekankan pada konsep tekstual. Abad ke-dua Hijriyah merupakan abad keemasan bagi dunia Islam khususnya zaman kekhalifahan Harun al-rasyid. Di masa itu kestabilan politik dapat diciptakan sehingga melapangkan jalan bagi perkembangan yang pesat dalam bidang ilmu dan sastra. Baghdad yang terkenal dengan julukan kota 1001 malam, selain sebagai pusat pemerintahan yang merupakan pusat pengembangan ilmu, kawasan itu terkenal juga sebagai pusat kubu Ahl al- Ra'y. tokohnya yang sangat terkenal adalah Imam Abu Hanifah bersama sahabatnya Abu Yusuf dan Muhammad bin Al-Hasan. Selain itu pusat pengembangan ilmu pada zaman itu adalah Madinah, sebuah kota yang sangat 44

2 45 bersejarah. Tokohnya yang terkenal ketika itu adalah Imam Malik. Beliau adalah pemegang panji di kubu Ahl al-hadits. 1 Kedua kubu tersebut, antara ahl al-ra'y dan ahl al-hadits merupakan fenomena fiqh yang berkembang dalam hukum Islam saat itu. Mereka saling memberikan pengaruh kepada masyarakat bahkan saling menghujat antara satu dengan yang lain dalam memberikan argumen tentang kekuatan dalilnya. Wilayah pertarungan itu sendiri sangat luas, tidak terbatas pada masalah Sunnah, atau status beberapa riwayat. Juga tidak hanya berkaitan dengan meluapnya pemalsuan hadits karena dorongan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan baru, yang menumbuhkan dan melegitimasi berkembangnya hipotesa teoritik bagi kaum rasionalis. Serta tidak juga sekedar berkaitan dengan meluapnya pendapat rasional yang berkembang jauh seiring dengan hipotesa teoritik tersebut, dan seringkali menyimpang dari pesan teks dan sikap para salaf dengan memegangi istihsan. 2 Pada dataran epistemologis, pertarungan ideologis itu menjelma di dalam perseteruan kelompok rasionalis dengan kelompok ahl hadits mengenai efektifitas teks-teks keagamaan. Sementara ahl al-hadits membela otoritas teks-teks keagamaan dan kekuasaannya atas setiap bidang aktifitas kemanusiaan, maka kelompok rasionalis mempertahankan akal dengan mengembangkan konsep-konsep seperti Maslahah mursalah, istihsan, dan istislah. 3 Dalam naungan pergulatan inilah perseteruan antara ahl hadits dan 1 KH. Ali Yafie. Menggagas Fiqih Sosial, Mizan, Bandung hlm Dr. Nasr Hamid Abu Zaid, Imam Syafi'ie Moderenitas Eklektisisme Arahisme. LKIS Yogyakarta hlm Ibid., hlm. 48.

3 46 kaum rasionalis menjadi salah satu fenomena pergulatan umum antara naql dan 'aql, antara filsafat dan agama, atau antara taqlid dan kreatifitas. 4 Namun demikian, keterangan lain menyatakan bahwa ada perkembangan tertentu, sempat terjadi pertikaian yang memuncak antara kedua kecenderungan tersebut di atas, yaitu ahli fiqh Iraq mengkritik ahli fiqh Madinah secara tajam. Ahli fiqh Iraq menganggap ahli fiqh Madinah sebagai golongan yang tidak terampil dalam mempergunakan nalar. Sebaliknya, ahli fiqh Madinah mempersalahkan ahli fiqh Irak atas tidak berfungsinya Sunnah. 5 Mayoritas ulama ushul fiqh memahami sumber penetapan hukum Islam adalah al Qur an, Sunnah, Ijma,Qiyas, Istihsan, istislah, istishab dan urf. Namun ada beberapa ulama yang mengklasifikasikan al Qur an dan Sunnah sebagai sumber hukum (mashadir al tasyri ) dan selain itu yang meliputi Ijma, Qiyas, Istislah, istihsan, istishab dll sebagai metode istinbat hukum (al adillah al syar iyyah). 6 Argumentasi yang dipakai oleh ulama yang membedakan antara sumber tasyri dan metode tasyri ini nampaknya lebih tepat dan rasional karena pada asasnya sumber yang menjadi rujukan pentasyri an dalam hukum Islam adalah hanya al Qur an dan Sunnah sedangkan yang lain adalah metode yang digunakan untuk memahami kedua sumber pentasyri an ini. 4 Ibid., hlm Abd al-wahhab Abu Sulayman, al-fikr al-usuli, Dar al-shuruq, Jeddah, 1983, hlm Diantara ulama yang berpendapat seperti ini adalah Muh. Hasyim Kamali, Selanjutnya baca Muh. Hasyim Kamali, Law and Society: The Interplay of Revelation and Reason in the Syari ah dalam John L.Esposito (Ed), The Oxford History of Islam, Oxford University Press, 1999, Opcit, Ibid, hlm 118

4 47 Dalam definisi para ulama metode istinbat hukum sesungguhnya lebih variatif dari hanya sekedar itu. Mereka biasanya membagi metode istinbath hukum menjadi tiga cara. Pertama adalah dengan pendekatan kebahasaan, misalnya amr-nahy, am-khas, muthlaq-muqayyad, manthuq-mafhum dan hakekat-majaz. Kedua dengan pendekatan maqashid al syari ah, seperti hifd al dien, hifdz al nas,lhifdz al-mal, hifdz al-nafs dan hifdz al-aql. Sedangkan metode yang lain yang bisa masuk dalam klasifikasi ini adalah ijma, qiyas, istihsan, istislah dan istishab. Ketiga dengan penyelesaian dalil yang bertentangan (ta arrudl dan tarjih). 7 Walaupun seperti itu sesungguhnya metode istinbath hukum ulama Ushul dapat dibagi dalam dua klasifikasi utama yaitu metode istinbath secara kebahasaan dan metode istinbath yang bukan kebahasaan. Dalam kaitan dengan periode perkembangan pemikiran fiqh, Ulama biasanya membaginya dalam enam periode (Kamali,1999: ). 8 Periode 7 Satria Effendi Muih. Zein, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Ichtiar Baroe van Hoe Voe, Jilid 3, hlm 279 baca juga Abdul Karim Zaidan, al Wajiz Fi Ushul al Fiqh, Mu assasah al Risalah, Beirut, 1987, hlm Sedangkan Wahbah az Zuhaily mengklasifikasikannya menjadi Thuruq al Istinbath min al Nash untuk metode istinbat berdasarkan kebahasaan dan mashadir al tasyri untuk dalil-dalil hukum seperti qur an, Sunnah, ijma, qiyas,,ijma, istislah dan istishab.selanjutnya baca Wahbah az Zuhaily, Usuhl al Fiqh al Islamy,Dar al Fikr, Damaskus, Abu Aminah Bilal Philips membagi periode perkembangan fiqh menjadi enam periode juga, yaitu a. Periode fondasi, yaitu masa Nabi ( M).B. Periode pembentukan, yatu masa Khulafa rasyidin ( ). c. Periode pembangunan, yaitu pada masa berdirinya Dinasti Ummayah sampai runtuhnya (661-abad 8M). d. perkembanagan,yaitu masa berdirinya sampai runtuhnya bani Abbasiyah ( abad 8-10M).e. Periode konsolidasi, yatu masa runtuhnya Dinasti Abbasiyah sampai penaklukan dinasti Abbasiyah oleh bangsa Mongol (abad 10-13m) dan f. Periode stagnasi dan kemunduran, yaitu dari masa penjarahan kota Baghdad sampai sekarang (Philips, 2000). Sedangkan Abd. Rahim dengan mendasarkan pada ulama Ushul terdahulu membagi menjadi empat periode, yaitu a. Periode Nabi,yaitu periode legislasi, b.periode koleksi dan interpretasi, yaitu masa sahabat, dan tabi in. c. Periode studi ilmiyah dan teoritis terhadap hukum, yaitu periode munculnya empat mazhab hukum serta d. Periode taklid, yaitu masa setelah mazhab empat. Saelanjutnya baca Abd. Rahim The Principles of Islamic Jurisprudence:According to Hanafi, Maliki, Syafi I and Hanbali s Schools, Kitab Bavan, New Delhi, 1994, hlm 16

5 48 Pertama adalah periode kenabian ( ). Pada periode ini yang menjadi landasan hukum umat Islam adalah al-qur an yang kemudian didukung oleh kekuatan Sunnah. Pada masa ini al-qur an benar-benar menjadi sumber hukum yang mempunyai orientasi praktis dan berdasarkan isu dan kasus hukum, bukan hanya sebagai dogma dan landasan teologis saja. Pada masa ini juga ditandai oleh belum perlunya sebuah penalaran hukum spekulatif atau ijtihad karena Nabi sendiri menyediakan aturan-aturan yang definitive terhadap persoalan yang muncul. Periode yang kedua adalah periode perkembangan fiqh pada Era sahabat Nabi ( ). Pada masa ini mulai muncul interpretasi tekstual tentang persoalan syari ah. Periode ini juga menandai awal mula munculnya fiqh dan ijtihad. Para sahabat Nabi mengambil sebuah jalan rasional terhadap materi-materi hukum yang bersifat tekstual, Qur an dan Sunnah. Pemahaman mereka tentang teks tidaklah dibingungkan oleh makna kata-kata karena para sahabat mengetahui rasionalisasi, sebab dan tujuan sebuah teks. Interpretasi para sahabat juga dianggap sangat otoritatif, hal ini bukan disebabkan karena merekla menerima langsung ajaran-ajaran Nabi,namun juga karena mereka mengetahui dan terlibat dalam persoalan asbab al nuzul. Periode yang ketiga disebut sebagai Era para Tabi in. Era ini dimulai ketika Bani Umayyah berkuasa pada sekitar abad 661 sampai berakhirnya kekuasaan Bani Umayyah yaitu pada tahun 750.Perkembanagan fiqh pada masa ini banyak dipengaruhi karena meluasnya territorial kekuasaan Islam sehingga menimbulkan persoalan-persoalan fiqh yang membutuhkan

6 49 penetapan hukum. Pada periode ini ditandai dengan munculnya dua mazhab besar hukum Islam, yaitu kaum tradisionalis (ahl al-hadits) yang berpusat di Makkah dan Madinah dan kaum rasionalis (ahl al-ra yi) yang berpusat di kota Iraq, Kufah dan Bashrah. Selain dua mazhab besar ulama fiqh di kalangan Sunni, kalangan Syi ah juga mempunyai mazhab pemikiran hukum tersendiri yang berkembang.. Periode yang keempat adalah Era yang disebut sebagai era kebebasan berfikir ( ). Fase ini ditandai dengan berkembangnya mazhab fiqh sampai saat ini seperti Hanafi, Maliki, Syafi i dan Hambali Periode Kelima dimulai pada tahun 950. Periode ini dimulai tatkala terjadi pelembagaan mazhab-mazhab yang dominan yang terfokus bukan pada pengembangan sesuatu yang baru, namun mengikuti pendapat yang telah ada (Taqlid).Para ulama dan ahli hukum pada masa ini mencukupkan diri dengan mengelaborasi karya-karya pendahulu mereka. Periode ini adalah periode paling lama dalam sejarah periode perkembangan pemikiran hukum Islam yang dimulai sejak runtuhnya Bani Abbasiyah sampai masa Turki Usmani dan munculnya hegemoni politik Barat atas dunia Islam. Periode keenam adalah periode perkembangan fiqh pada zaman modern, yaitu pada abad ke20 yang ditandai oleh berkurangnya taklid terhadap para pendahulu dan banyak menitikberatkan pada pemikiran yang original (ijtihad) dalam rangka mengaplikasikan Syari ah agar relevan terhadap realitas sosial dan pengalaman umat Muslim kontemporer. Pada zaman modern penafsiran dan reformasi hukum Islam biasanya menyentuh

7 50 pada empat persoalan, yaitu legislasi statuta, putusan peradilan, fatwa dan tulisan-tulisan ilmiyah. 9 B. Analisis Wajibnya Mandi Bagi Wanita Nifas Yang Tidak Mengeluarkan Darah (Kaitannya Terhadap Bedah Caesar) Hukum Islam (fiqh) adalah totalitas aturan keagamaan yang merupakan hasil interpretasi terhadap Al-Qur'an dan Hadits yang memiliki watak sangat adptif dan dinamis terhadap perkembangan situasi dan kondisi masyarakat. Hukum Islam bertujuan untuk menjaga kemaslahatan bagi kehidupan manusia dalam rangka mengangkat martabat kemanusiaan. 10 Dengan perbedaan interpretasi terhadap Al-Qur'an dan Hadits dikalangan fuqaha, serta perbedaan istinbath hukum yang digunakan menyebabkan terjadinya perbedaan pendapat di kalangan fuqaha seperti halnya dalam kasus ini. Kasus bedah Caesar memang belum mencuat ke permukaan. Namun ketika nifas menjadi tema diskusi, maka persoalan yang sangat debatable adalah wajibnya mandi bagi wanita nifas yang tidak mengeluarkan darah. Apalagi kasus ini disangkutkan dengan operasi bedah caesar. Menurut Imam Malik nifas adalah darah yang keluar dari rahim akibat persalinan baik ketika bersalin maupun sesudah bersalin. Malik telah 9 Muhammad Hasyim Kamali, Law and Society: The Interplay of Revelation and Reason in the Syari ah dalam John L.Esposito (Ed), The Oxford History of Islam, Oxford University Press, 1999, hlm Moh. Muslikhudin, Filsafat Hukum Islam dan Pemikiran Orientalis (Studi Perbandingan Hukum Islam), Jogjakarta: PT. Tiara Wacana, Cet. I, 1999, hlm. 8

8 51 mewajibkan mandi bagi wanita nifas yang melahirkan tanpa mengeluarkan darah untuk menjaga kebugaran dan kebersihan. 11 Diwajibkannya seorang wanita nifas yang tidak mengeluarkan darah baik melalui operasi atau tidak dengan mengambil manfaat dan menolak madharat sebagaimana pengertian awal tentang nifas. Malik mendefinisikan manfaat sebagaimana pemeliharaan terhadap tujuan-tujuan syari ah. Tujuan syari ah dari makhluk ini ada lima yakni, memelihara agama, jiwa, akal, keturunan dan harta mereka sementara menolak madharat untuk menjaga jiwa wanita tersebut karena telah melahirkan seorang anak sehingga tanggung jawabnya bertambah karena telah diberi amanat untuk menjaga dan merawatnya. Dengan tidak melihat adanya darah yang keluar maka wanita tersebut tetap menjalani masa nifas karena proses melahirkan itu merupakan masa nifas. Dari data yang diperoleh kebanyakan wanita yang menjalani operasi caesar dengan atau tanpa mengeluarkan darah tetap menjalani nifas. Terhadap pendapat di atas Maliki berpendapat bahwa darah nifas adalah darah yang dikeluarkan dari rahim yang disebabkan persalinan; baik ketika bersalin atau sesudahnya dan bukan sebelumnya. Akan tetapi, apabila seorang wanita hamil yang tidak mengeluarkan darah Maliki mewajibkan mandi sebagaimana kewajiban orang junub karena nifas termasuk hadats besar sehingga diwajibkannya mandi bagi seseorang 11 Moh. Jawad Mungniyah, Fiqh Lima Madzhab, Cet. 7, Jakarta : Lentera, 2001, hlm, 38

9 52 wanita yang melahirkan tanpa mengeluarkan darah merupakan kewajiban untuk menjaga kebugaran dan kebersihan bagi wanita tersebut. Di dalam Al-Qur'an Allah menegaskan :...و ا ن كنت م ج ن ب ا فا طه ر و ا... Artinya: Dan jika kamu junub maka mandilah. (QS. Al Maidah : 6) Al-Muwattha mengandung dua aspek yaitu aspek Hadits dan aspek fiqh, mengandung aspek Hadits karena banyak Hadits yang berasal dari Rasulullah Saw atau dari sahabat Tabi in. dan juga mengandung aspek fiqh karena disusun berdasarkan sistematika kitab fiqh. Dari segi isinya Al-Muwattha sebenarnya tidak lazim disebut sebagai Hadits murni karena didalamnya banyak fatwa sahabat dan fatwa tabi in yang disusun dalam sistematika fiqh. 12 Sehingga dalam hal ini menurut penulis dasar hukum yang digunakan Imam Malik kurang kuat karena Hadits-Hadits yang terdapat Al-Muwattha disamping terdapat Hadits-Hadits yang bersanad lengkap juga terdapat Hadits mursal, Hadits muttashil dan Hadits munqathi, bahkan ada yang disebut balaghat, yaitu suatu sanad yang tidak menyebutkan dari siapa Imam Malik menerima Hadits tersebut. 13 Dalam penulisan Al-Muwattha Imam Malik lebih pada pelaporan peristiwa-peristiwa yang diketahui dan berdasarkan hasil penalarannya sendiri serta kebiasaan hukum yang berlaku di Madinah. Karena pada dasarnya Al- 12 Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta, PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997 hlm Huzaemah Tahido Yanggo, Pengantar Perbandingan Madzhab, Jakarta, Logos, Cet I, 1997, hlm 117

10 53 Muwattha adalah sebuah panduan doktrin yang digunakan di Madinah saat itu Ibid.

BAB IV ANALISIS PENDAPAT HUKUM TENTANG IDDAH WANITA KEGUGURAN DALAM KITAB MUGHNI AL-MUHTAJ

BAB IV ANALISIS PENDAPAT HUKUM TENTANG IDDAH WANITA KEGUGURAN DALAM KITAB MUGHNI AL-MUHTAJ BAB IV ANALISIS PENDAPAT HUKUM TENTANG IDDAH WANITA KEGUGURAN DALAM KITAB MUGHNI AL-MUHTAJ A. Analisis Pendapat Tentang Iddah Wanita Keguguran Dalam Kitab Mughni Al-Muhtaj Dalam bab ini penulis akan berusaha

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI

BAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI BAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI A. Analisis Perhitungan Iddah Perempuan Yang Berhenti Haid Ketika

Lebih terperinci

TINJAUAN MAQASHID AL-SYARI AH SEBAGAI HIKMAH AL-TASYRI TERHADAP HUKUM WALI DALAM PERNIKAHAN

TINJAUAN MAQASHID AL-SYARI AH SEBAGAI HIKMAH AL-TASYRI TERHADAP HUKUM WALI DALAM PERNIKAHAN 1 TINJAUAN MAQASHID AL-SYARI AH SEBAGAI HIKMAH AL-TASYRI TERHADAP HUKUM WALI DALAM PERNIKAHAN (Studi Komparatif Pandangan Imam Hanafi dan Imam Syafi i dalam Kajian Hermeneutika dan Lintas Perspektif) Pendahuluan

Lebih terperinci

IJTIHAD SEBAGAI JALAN PEMECAHAN KASUS HUKUM

IJTIHAD SEBAGAI JALAN PEMECAHAN KASUS HUKUM IJTIHAD SEBAGAI JALAN PEMECAHAN KASUS HUKUM Soiman Nawawi Dosen Fakultas Syari ah Institut Agama Islam Imam Ghozali (IAIIG) Cilacap Jl. Kemerdekaan Barat No. 1, Kesugihan, 53274 ABSTRAK Al Qur an merupakan

Lebih terperinci

Mazhab menurut bahasa: isim makan (kata benda keterangan tempat) dari akar kata dzahab (pergi) (Al-Bakri, I ânah ath- Thalibin, I/12).

Mazhab menurut bahasa: isim makan (kata benda keterangan tempat) dari akar kata dzahab (pergi) (Al-Bakri, I ânah ath- Thalibin, I/12). Mazhab menurut bahasa: isim makan (kata benda keterangan tempat) dari akar kata dzahab (pergi) (Al-Bakri, I ânah ath- Thalibin, I/12). Jadi, mazhab itu secara bahasa artinya, tempat pergi, yaitu jalan

Lebih terperinci

`BAB I A. LATAR BELAKANG

`BAB I A. LATAR BELAKANG `BAB I A. LATAR BELAKANG Sebelum munculnya aliran teologi asy ariyyah, aliran muktazilah menjadi pusat pemikiran kalam pada waktu itu yang memperkenalkan pemikiran yang bersifat rasional. Akan tetapi,

Lebih terperinci

Biografi Singkat Empat Iman Besar dalam Dunia Islam

Biografi Singkat Empat Iman Besar dalam Dunia Islam Biografi Singkat Empat Iman Besar dalam Dunia Islam *Biografi Singkat Empat Imam Besar dalam Dunia Islam* *Imam Hanafi (80-150 H)* Beliau dilahirkan pada tahun 80 H dan meninggal dunia di Bagdad pada tahun

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Pemikiran Kiai Said Aqil Siroj tidak terlepas dari Nahdltul Ulama dalam

BAB V PENUTUP. 1. Pemikiran Kiai Said Aqil Siroj tidak terlepas dari Nahdltul Ulama dalam BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Pemikiran Kiai Said Aqil Siroj tidak terlepas dari Nahdltul Ulama dalam mengkontruks Ahl al - Sunnah wal Al Jama ah, oleh karena itu perlu disimpulkan pemikiran Nahdlatul

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN MADZHAB-MADZHAB FIQH

PEMBENTUKAN MADZHAB-MADZHAB FIQH PEMBENTUKAN MADZHAB-MADZHAB FIQH A. Landasan terbentuknya madzhab fiqh Munculnya pemikiran madzhab hukum dalam Islam dimulai sejak timbulnya persoalan tentang pemegang otoritas hukum. Weiss membedakan

Lebih terperinci

yang sama bahwa Allah mempunyai sifat-siafat. Allah mempunyai sifat melihat (al-sami ), tetapi Allah melihat bukan dengan dhat-nya, tapi dengan

yang sama bahwa Allah mempunyai sifat-siafat. Allah mempunyai sifat melihat (al-sami ), tetapi Allah melihat bukan dengan dhat-nya, tapi dengan I Sunni atau Ahl al-sunnah Wa al- Jama ah atau terkadang juga dikenal dengan sebutan ASWAJA merupakan paham yang berdasarkan pada tradisi Nabi Muhammad SAW, di samping berdasar pada Al Qur an sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh alam, dimana didalamnya telah di tetapkan ajaran-ajaran yang sesuai

BAB I PENDAHULUAN. seluruh alam, dimana didalamnya telah di tetapkan ajaran-ajaran yang sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama yang sempurna, agama yang memberi rahmat bagi seluruh alam, dimana didalamnya telah di tetapkan ajaran-ajaran yang sesuai bagi ummat manusia didalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDAPAT IMAM AL-SYAFI I TENTANG KEWARISAN KAKEK BERSAMA SAUDARA. A. Analisis Pendapat Imam al-syafi i Tentang Kewarisan Kakek Bersama

BAB IV ANALISIS PENDAPAT IMAM AL-SYAFI I TENTANG KEWARISAN KAKEK BERSAMA SAUDARA. A. Analisis Pendapat Imam al-syafi i Tentang Kewarisan Kakek Bersama 58 BAB IV ANALISIS PENDAPAT IMAM AL-SYAFI I TENTANG KEWARISAN KAKEK BERSAMA SAUDARA A. Analisis Pendapat Imam al-syafi i Tentang Kewarisan Kakek Bersama Saudara Dan Relevansinya Dengan Sistem Kewarisan

Lebih terperinci

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Dasar Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung Terhadap Putusan Waris Beda Agama Kewarisan beda agama

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar belakang

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sejarah menunjukan bahwa, Islam sebagai salah satu bagian dalam sejarah dunia, telah menorehkan sebuah sejarah yang sulit bahkan tidak mungkin terlupakan dalam sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai agama pembawa rahmat bagi seluruh alam, Islam hadir dengan ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan manusia. Islam tidak

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. yang berbeda. Muhammadiyah yang menampilkan diri sebagai organisasi. kehidupan serta sumber ajaran. Pada sisi ini, Muhammadiyah banyak

BAB V PENUTUP. yang berbeda. Muhammadiyah yang menampilkan diri sebagai organisasi. kehidupan serta sumber ajaran. Pada sisi ini, Muhammadiyah banyak BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Metode pehamanan hadis Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) dalam memahami hadis ada beberapa sisi persamaan dan perbedaan. Secara garis besar antara Muhammadiyah dan NU menggunakan

Lebih terperinci

BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI

BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI A. Abdul Wahab Khallaf 1. Biografi Abdul Wahab Khallaf Abdul Wahab Khallaf merupakan seorang merupakan

Lebih terperinci

Pengalaman Belajar Indikator Hasil Belajar

Pengalaman Belajar Indikator Hasil Belajar Fakultas : Syari ah/al-ahwal Al-Syakhshiyyah Mata Kuliah : Ushul Al-Fiqh II Kode Mata Kuliah : 21203 SKS/JS : 3/3 Stdar Kompetensi : dapat memberi respon secara aktif d benar terhadap peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

IMA>MIYAH TENTANG HUKUM MENERIMA HARTA WARISAN DARI

IMA>MIYAH TENTANG HUKUM MENERIMA HARTA WARISAN DARI BAB IV ANALISIS TERHADAP PANDANGAN IMAM SYAFI I DAN SYI> AH IMA>MIYAH TENTANG HUKUM MENERIMA HARTA WARISAN DARI PEWARIS NON MUSLIM A. Persamaan Pandangan Imam Syafi i dan Syi> ah Ima>miyah tentang Hukum

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016

KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SatuanPendidikan : Madrasah Aliyah (Prog Keagamaan) Bentuk Soal : Pilihan Ganda Mata Pelajaran

Lebih terperinci

Al-Qur an Al hadist Ijtihad

Al-Qur an Al hadist Ijtihad Al-Qur an Al hadist Ijtihad Al-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia hingga akhir zaman (Saba'

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN KETENTUAN PASAL 182 KHI DAN PERSPEKTIF HAZAIRIN TENTANG BAGIAN WARIS SAUDARA PEREMPUAN KANDUNG

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN KETENTUAN PASAL 182 KHI DAN PERSPEKTIF HAZAIRIN TENTANG BAGIAN WARIS SAUDARA PEREMPUAN KANDUNG BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN KETENTUAN PASAL 182 KHI DAN PERSPEKTIF HAZAIRIN TENTANG BAGIAN WARIS SAUDARA PEREMPUAN KANDUNG A. Analisis Terhadap Ketentuan Pasal 182 Kompilasi Hukum Islam Tentang

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam Modul ke: 02Fakultas Ekonomi dan Bisnis Pokok Bahasan : SUMBER AJARAN ISLAM Dr. Achmad Jamil, M.Si Program Studi S1 Manajemen AL QUR AN. Secara etimologi Alquran berasal dari kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lama sekitar 13 abad, yaitu sejak masa kepemimpinan Rasulullah SAW di

BAB I PENDAHULUAN. lama sekitar 13 abad, yaitu sejak masa kepemimpinan Rasulullah SAW di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah perjuangan umat Islam dalam pentas peradaban dunia berlangsung sangat lama sekitar 13 abad, yaitu sejak masa kepemimpinan Rasulullah SAW di Madinah (622-632M);

Lebih terperinci

BAB V P E N U T U P. A. Kesimpulan. Sebagai akhir dari pembahasan, tulisan ini menyimpulkan beberapa kesimpulan penting sebagai berikut :

BAB V P E N U T U P. A. Kesimpulan. Sebagai akhir dari pembahasan, tulisan ini menyimpulkan beberapa kesimpulan penting sebagai berikut : BAB V P E N U T U P A. Kesimpulan Sebagai akhir dari pembahasan, tulisan ini menyimpulkan beberapa kesimpulan penting sebagai berikut : 1. Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang zakat, Sejak tahun

Lebih terperinci

MADZHAB SYAFI I. Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Ilmu Fiqh Dosen: Kurnia Muhajarah,M.S.I

MADZHAB SYAFI I. Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Ilmu Fiqh Dosen: Kurnia Muhajarah,M.S.I MADZHAB SYAFI I Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Ilmu Fiqh Dosen: Kurnia Muhajarah,M.S.I Disusun Oleh : Muhlisaturrohmah (1601016054) Etik Fitriayasari (1601016055) Annisa Kurniawati (1601016056)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HEDGING TERHADAP KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK-BBM DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HEDGING TERHADAP KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK-BBM DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV ANALISIS HEDGING TERHADAP KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK-BBM DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Analisis Hedging Terhadap Dampak Kenaikan Harga BBM Ditinjau Dari Hukum Islam. Sebagaimana dijelaskan

Lebih terperinci

BAB IV T}ANT}A>WI> JAWHARI> hitung dan dikenal sebagai seorang sufi. Ia pengikut madzhab ahl sunnah wa aljama ah

BAB IV T}ANT}A>WI> JAWHARI> hitung dan dikenal sebagai seorang sufi. Ia pengikut madzhab ahl sunnah wa aljama ah BAB IV ANALISIS MAKNA DUKHA>N ANTARA AL-RA>ZI> DAN T}ANT}A>WI> JAWHARI> A. Analisis Makna Dukha>n Perspektif al-ra>zi> Al-Ra>zi> adalah seorang ulama yang memiliki pengaruh besar, baik di kalangan penguasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan makanan yang dikonsumsi oleh makhluk lain atau orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan makanan yang dikonsumsi oleh makhluk lain atau orang-orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap kaum hawa atau wanita yang normal dalam kehidupannya akan melalui satu proses iaitu bila wanita sudah meningkat baligh faraj wanita akan mengeluarkan darah

Lebih terperinci

Article Review. : Jurnal Ilmiah Islam Futura, Pascasarjana UIN Ar-Raniry :

Article Review. : Jurnal Ilmiah Islam Futura, Pascasarjana UIN Ar-Raniry : Article Review Judul Artikel : Perubahan Sosial dan Kaitannya Dengan Pembagian Harta Warisan Dalam Perspektif Hukum Islam Penulis Artikel : Zulham Wahyudani Reviewer : Anna Rizki Penerbit : Jurnal Ilmiah

Lebih terperinci

RISALAH KEDUDUKAN AL- ADAH WA AL- URF DALAM BANGUNAN HUKUM ISLAM

RISALAH KEDUDUKAN AL- ADAH WA AL- URF DALAM BANGUNAN HUKUM ISLAM RISALAH KEDUDUKAN AL- ADAH WA AL- URF DALAM BANGUNAN HUKUM ISLAM Imron Rosyadi Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Dalam makalah ini penulis mengkaji tentang al- adah wa al-

Lebih terperinci

PEMIKIRAN HARUN NASUTION TENTANG IJTIHAD DAN PERKEMBANGAN HUKUM ISLAM

PEMIKIRAN HARUN NASUTION TENTANG IJTIHAD DAN PERKEMBANGAN HUKUM ISLAM PEMIKIRAN HARUN NASUTION TENTANG IJTIHAD DAN PERKEMBANGAN HUKUM ISLAM Beni Firdaus * Abstract: Even though, Harun Nasution is not known as an expert of Islamic law, but he has some ideas about Islamic

Lebih terperinci

Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq

Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq Pada Jumat, 17 Rabiul Awal 83 H (702 M), lahir seorang manusia suci dan penerus risalah Nabi Muhammad Saw. Pada hari yang bertepatan dengan maulid Rasulullah

Lebih terperinci

Dr. Marzuki, M.Ag. Dosen PKn dan Hukum FIS UNY KATA PENGANTAR

Dr. Marzuki, M.Ag. Dosen PKn dan Hukum FIS UNY KATA PENGANTAR Dr. Marzuki, M.Ag. Dosen PKn dan Hukum FIS UNY KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr. wb. Puji syukur ke hadirat Allah swt., pertama-tama, penulis panjatkan atas taufiq, hidayah, serta inayah-nya kepada penulis,

Lebih terperinci

BAGAIMANA MEMILIH PENDAPAT DALAM BERAGAMA LIQA 23 JUNE Oleh Erwin Mazwardi

BAGAIMANA MEMILIH PENDAPAT DALAM BERAGAMA LIQA 23 JUNE Oleh Erwin Mazwardi BAGAIMANA MEMILIH PENDAPAT DALAM BERAGAMA LIQA 23 JUNE 2012 Oleh Erwin Mazwardi Daftar Isi Tafsiran Rasulullah Tafsiran Sahabat Tafsiran Tabiin Sejarah Mazhab Tafsiran Agama Siapa? Terbentuknya Pemahaman

Lebih terperinci

IMAMAH DALAM PANDANGAN POLITIK SUNNI DAN SYI AH

IMAMAH DALAM PANDANGAN POLITIK SUNNI DAN SYI AH IMAMAH DALAM PANDANGAN POLITIK SUNNI DAN SYI AH SKRIPSI Disusun Untuk Melengkapi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam Jurusan Syari ah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) IAIN SYEKH NURJATI CIREBON SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2016/2017

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) IAIN SYEKH NURJATI CIREBON SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 A. IDENTITAS 1 Jurusan/Prodi : Perbankan Syari ah 2 Nama Matakuliah..*) : Fiqh / Ushul Fiqh 3 Kode Matakuliah *) : SY. 300 4 Semester/SKS : I/3 SKS 5 Jenis Mata Kuliah : Wajib/Pilihan 6 Prasyarat.*) :

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN MAZHAB DAN PEMIKIRAN DALAM ISLAM

STUDI PERBANDINGAN MAZHAB DAN PEMIKIRAN DALAM ISLAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB DAN PEMIKIRAN DALAM ISLAM I. Pendahuluan Tiada keraguan bahwa salah satu bagian sejarah paling menarik adalah, kajian atas pandangan berbagai aliran pemikiran. Bagi kita sebagai

Lebih terperinci

MATERI I PENGANTAR USHUL FIQH TIM KADERISASI

MATERI I PENGANTAR USHUL FIQH TIM KADERISASI A. Pengertian Ushul Fiqh MATERI I PENGANTAR USHUL FIQH TIM KADERISASI Ushul fiqh merupakan sebuah pembidangan ilmu yang beorientasi pada dinamisasi hukum islam dan penanganan kasus-kasus yang berkaitan

Lebih terperinci

SOAL UJI COBA HASIL BELAJAR PAI

SOAL UJI COBA HASIL BELAJAR PAI 141 LAMPIRAN XII SOAL UJI COBA HASIL BELAJAR PAI Perkembangan Ilmu Pengetahuan Hingga Daulah Abbasiyah Nama : Waktu : 2x 45 menit Kelas : Semester : II (Genap) Mulailah bekerja dengan membaca basmallah!

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup atau sudah meninggal, sedang hakim menetapkan kematiannya. Kajian

BAB I PENDAHULUAN. hidup atau sudah meninggal, sedang hakim menetapkan kematiannya. Kajian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mafqud (orang hilang) adalah seseorang yang pergi dan terputus kabar beritanya, tidak diketahui tempatnya dan tidak diketahui pula apakah dia masih hidup atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dikaruniai keberhasilan dalam bekerja atas melimpahnya harta benda.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dikaruniai keberhasilan dalam bekerja atas melimpahnya harta benda. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat merupakan salah satu ibadah kepada Allah SWT. setelah manusia dikaruniai keberhasilan dalam bekerja atas melimpahnya harta benda. Karena memang membayar

Lebih terperinci

Lahirnya ini disebabkan munculnya perbedaan pendapat

Lahirnya ini disebabkan munculnya perbedaan pendapat BAB IV ANALISIS PANDANGAN TOKOH NAHDLATUL ULAMA (NU) DAN MUHAMMADIYAH KOTA MADIUN TENTANG BPJS KESEHATAN A. Analisis Hukum Islam Terhadap Pandangan Tokoh Nahdlatul Ulama NU) Dan Muhammadiyah Kota Madiun

Lebih terperinci

MAQASHID SYARI AH (SUATU PERBANDINGAN) MARYANI, S. Ag, MHI ABSTRAK

MAQASHID SYARI AH (SUATU PERBANDINGAN) MARYANI, S. Ag, MHI ABSTRAK 1 MAQASHID SYARI AH (SUATU PERBANDINGAN) MARYANI, S. Ag, MHI ABSTRAK Hukum Islam memiliki tujuan mewujudkan kemaslahatan manusia di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Untuk mengetahui dan menyelami tentang

Lebih terperinci

Etimologis: berasal dari jahada mengerahkan segenap kemampuan (satu akar kata dgn jihad)

Etimologis: berasal dari jahada mengerahkan segenap kemampuan (satu akar kata dgn jihad) PENGANTAR Sumber hukum tertinggi dalam Islam adalah Al- Quran dan Sunnah. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, banyak permasalahan baru yang dihadapi umat Islam, yang tidak terjadi pada masa Rasulullah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW. Menurut ajaran Islam, kepada tiap-tiap golongan umat pada

Lebih terperinci

HUKUM BARANG TEMUAN DALAM ISLAM ( STUDI KOMPARATIF MAZHAB SYAFI I DAN MAZHAB MALIKI ) ADAM

HUKUM BARANG TEMUAN DALAM ISLAM ( STUDI KOMPARATIF MAZHAB SYAFI I DAN MAZHAB MALIKI ) ADAM HUKUM BARANG TEMUAN DALAM ISLAM ( STUDI KOMPARATIF MAZHAB SYAFI I DAN MAZHAB MALIKI ) SKRIPSI Diajukan Oleh : ADAM Mahasiswa Fakultas Syariah Program Studi Muamalah NIM : 511 000 758 INSTITUT AGAMA ISLAM

Lebih terperinci

KEHUJJAHAN HADIS MENURUT IMAM MAZHAB EMPAT

KEHUJJAHAN HADIS MENURUT IMAM MAZHAB EMPAT 93 Jurnal Hukum Diktum, Volume 9, Nomor 1, Januari 2011, hlm 93-98 KEHUJJAHAN HADIS MENURUT IMAM MAZHAB EMPAT M. Nasri Hamang Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Parepare Email: nasri_hamang@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB IV JUAL BELI SEPATU SOLID DI KECAMATAN SEDATI SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF MASLAHAH MURSALAH

BAB IV JUAL BELI SEPATU SOLID DI KECAMATAN SEDATI SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF MASLAHAH MURSALAH 90 BAB IV JUAL BELI SEPATU SOLID DI KECAMATAN SEDATI SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF MASLAHAH MURSALAH A. Tinjauan Tentang Jual Beli Sepatu Solid di Kecamatan Sedati Sidoarjo Dengan mengikuti empat mazhab fiqh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam tradisi studi ushul fiqh dikenal lima macam hukum syar i yang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam tradisi studi ushul fiqh dikenal lima macam hukum syar i yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam tradisi studi ushul fiqh dikenal lima macam hukum syar i yang menjadi titik poin pembahasan seluruh permasalahan di dalam ilmu fiqh, yaitu wajib, sunnah,

Lebih terperinci

SILABUS PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNISNU JEPARA TAHUN 2015

SILABUS PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNISNU JEPARA TAHUN 2015 SILABUS PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNISNU JEPARA TAHUN 2015 Mata Kuliah : Ushul Fiqh Kode MK : KPIP 14104 Bobot / Semester : 2 sks / IV Standar Kompetensi

Lebih terperinci

BAB II SEJARAH PERKEMBANGAN MAZHAB SYAFI I DAN HANAFI. dizaman pertentangan antara aliran Ahlu Hadis (aliran yang cenderung terhadap

BAB II SEJARAH PERKEMBANGAN MAZHAB SYAFI I DAN HANAFI. dizaman pertentangan antara aliran Ahlu Hadis (aliran yang cenderung terhadap BAB II SEJARAH PERKEMBANGAN MAZHAB SYAFI I DAN HANAFI A. Sejarah Perkembangan Mazhab Syafi i Pemikiran fiqih mazhab syafi i diawali oleh Imam Syafi i, yang hidup dizaman pertentangan antara aliran Ahlu

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan 81 A. Kesimpulan BAB V PENUTUP Berangkat dari uraian yang telah penulis paparkan dalam bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Makna tawassul dalam al-qur an bisa dilihat pada Surat al-

Lebih terperinci

POLA PEMIKIRAN IMAM SYAFI I DALAM MENETAPKAN HUKUM ISLAM. Oleh : Drs. Abdul Karim, M.Ag (Dosen Fakultas Tarbiyah UIN Alauddin Makassar)

POLA PEMIKIRAN IMAM SYAFI I DALAM MENETAPKAN HUKUM ISLAM. Oleh : Drs. Abdul Karim, M.Ag (Dosen Fakultas Tarbiyah UIN Alauddin Makassar) Abdul Karim Pola Pemikiran Imam Syafii POLA PEMIKIRAN IMAM SYAFI I DALAM MENETAPKAN HUKUM ISLAM Oleh : Drs. Abdul Karim, M.Ag (Dosen Fakultas Tarbiyah UIN Alauddin Makassar) Abstract Imam Shafi'i is a

Lebih terperinci

ISTINBATH HUKUM TERHADAP UPAH MENGAJAR AL-QUR'AN (ANALISIS PENDAPAT FUQAHA KLASIK DAN KONTEMPORER)

ISTINBATH HUKUM TERHADAP UPAH MENGAJAR AL-QUR'AN (ANALISIS PENDAPAT FUQAHA KLASIK DAN KONTEMPORER) ISTINBATH HUKUM TERHADAP UPAH MENGAJAR AL-QUR'AN (ANALISIS PENDAPAT FUQAHA KLASIK DAN KONTEMPORER) TESIS Oleh: SYAHDIAN NOOR, LC. NIM: 11.0202.0767 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI PROGRAM PASCASARJANA

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 102 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melakukan studi analisis pemikiran Imam Syafi i tentang kehujjahan hadis dalam kitab Ar-Risālah dapat ditarik kesimpulan menjadi beberapa point. Pertama, Hadis wajib

Lebih terperinci

BAB III ABORSI PERSPEKTIF FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN UNDANG-UNDANG NO.32 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN

BAB III ABORSI PERSPEKTIF FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN UNDANG-UNDANG NO.32 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN BAB III ABORSI PERSPEKTIF FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN UNDANG-UNDANG NO.32 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN A. Aborsi Dalam Perspektif Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) 1. Dasar-dasar dan Prosedur Penetapan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG IMAM SYAFI I. Muhammad bin Idris asy-syafi i al-quraisyi. Adapun nasab beliau adalah

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG IMAM SYAFI I. Muhammad bin Idris asy-syafi i al-quraisyi. Adapun nasab beliau adalah 12 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG IMAM SYAFI I A. Nasab Imam Syafi i Imam Syafi i yang dikenal sebagai pendiri madzhab Syafi i adalah Muhammad bin Idris asy-syafi i al-quraisyi. Adapun nasab beliau adalah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENDAPAT ULAMA HANAFIYYAH TENTANG QADLI SEBAGAI PIHAK YANG BOLEH MENIKAHKAN DALAM WASIAT WALI NIKAH

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENDAPAT ULAMA HANAFIYYAH TENTANG QADLI SEBAGAI PIHAK YANG BOLEH MENIKAHKAN DALAM WASIAT WALI NIKAH BAB IV ANALISIS TERHADAP PENDAPAT ULAMA HANAFIYYAH TENTANG QADLI SEBAGAI PIHAK YANG BOLEH MENIKAHKAN DALAM WASIAT WALI NIKAH A. ANALISIS TERHADAP PENDAPAT ULAMA HANAFIYYAH TENTANG QADLI SEBAGAI PIHAK YANG

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. 1. konsep upah perspektif Hizbut Tahrir adalah sebagai berikut:

BAB VI PENUTUP. 1. konsep upah perspektif Hizbut Tahrir adalah sebagai berikut: 284 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan 1. konsep upah perspektif Hizbut Tahrir adalah sebagai berikut: a. Standar penentuan upah menurut Hizbut Tahrir ditakar berdasarkan jasa atau manfaat tenaganya (manfa at

Lebih terperinci

BAB IV KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MANHAJ. sama, pengambilan hukum yang dilakukan oleh lembaga Dewan Hisbah yang

BAB IV KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MANHAJ. sama, pengambilan hukum yang dilakukan oleh lembaga Dewan Hisbah yang BAB IV KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MANHAJ Manhaj yang digunakan tiap organisasi keagamaan pada dasarnya adalah sama, pengambilan hukum yang dilakukan oleh lembaga Dewan Hisbah yang cenderung menggunkan metode

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI TUKAR-MENUKAR RAMBUT DENGAN KERUPUK DI DESA SENDANGREJO LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI TUKAR-MENUKAR RAMBUT DENGAN KERUPUK DI DESA SENDANGREJO LAMONGAN BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI TUKAR-MENUKAR RAMBUT DENGAN KERUPUK DI DESA SENDANGREJO LAMONGAN A. Analisis Terhadap Praktik Tukar-Menukar Rambut di Desa Sendangrejo Lamongan Dari uraian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERSEPSI NASABAH TENTANG APLIKASI MURA<BAH}AH DI BMS FAKULTAS SYARIAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERSEPSI NASABAH TENTANG APLIKASI MURA<BAH}AH DI BMS FAKULTAS SYARIAH BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERSEPSI NASABAH TENTANG APLIKASI MURAbah}ah,

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam Modul ke: Sumber Ajaran Islam Fakultas PSIKOLOGI Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Dian Febrianingsih, M.S.I Pengantar Ajaran Islam adalah pengembangan agama Islam. Agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi dilengkapi dengan perangkat lain yang menunjang segala kehidupan makhluk- Nya di muka bumi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Abdullah Al-Mushlih, Fiqh Ekonomi Keuangan Islam, Darul Haq, Jakarta, 2004, hlm.90.

BAB I PENDAHULUAN. Abdullah Al-Mushlih, Fiqh Ekonomi Keuangan Islam, Darul Haq, Jakarta, 2004, hlm.90. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era modern manusia dituntut untuk berpikir kritis, dinamis, dan sistematis mengikuti derasnya arus modernisasi, dinamika tersebut mempengaruhi perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM IMAM MALIK BIN ANAS. Beliau dilahirkan di kota Madinah, suatu daerah di negeri Hijaz tahun 93

BAB II TINJAUAN UMUM IMAM MALIK BIN ANAS. Beliau dilahirkan di kota Madinah, suatu daerah di negeri Hijaz tahun 93 12 BAB II TINJAUAN UMUM IMAM MALIK BIN ANAS A. Biografi Imam Malik Bin Anas Imam Malik adalah Imam yang kedua dari Imam mazhab sunni. Beliau dilahirkan di kota Madinah, suatu daerah di negeri Hijaz tahun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDAPAT YUSUF QARDHAWI TENTANG ZAKAT INVESTASI

BAB IV ANALISIS PENDAPAT YUSUF QARDHAWI TENTANG ZAKAT INVESTASI BAB IV ANALISIS PENDAPAT YUSUF QARDHAWI TENTANG ZAKAT INVESTASI A. Analisis Pendapat Yusuf Qardhawi tentang Zakat Investasi Jika kita melihat kembali bagaimana zakat itu difungsikan sebagai sarana vital

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam menyalurkan kebutuhan biologisnya. diliputi rasa kasih sayang antara sesama anggota keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam menyalurkan kebutuhan biologisnya. diliputi rasa kasih sayang antara sesama anggota keluarga. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Islam dengan disyari atkannya nikah pada hakekatnya adalah sebagai upaya legalisasi hubungan seksual sekaligus untuk mengembangkan keturunan yang sah dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aksara, 1992, h Said Agil al-munawar, Filsafat Hukum Islam, Jakarta: Bumi

BAB I PENDAHULUAN. Aksara, 1992, h Said Agil al-munawar, Filsafat Hukum Islam, Jakarta: Bumi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum Islam adalah hukum yang dibangun berdasarkan pemahaman terhadap nas al-quran atau as-sunnah untuk mengatur kehidupan manusia. 1 Prinsip dalam hukum Islam

Lebih terperinci

Pengantar Ulumul Quran. (Realitas Al-Quran)

Pengantar Ulumul Quran. (Realitas Al-Quran) Pengantar Ulumul Quran (Realitas Al-Quran) Definisi Ulumul Quran Ulûm al-qur ân didefinisikan sebagai pembahasan yang berkaitan dengan al-qur an, dari aspek turunnya, kemukjizatan, pengumpulan, sistematika,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan

BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN Al-Qur an merupakan sumber hukum paling utama bagi umat Islam, M. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan sempurna. Kata

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Penetapan hak waris anak dalam kandungan menurut mazhab Syafi i adalah. diperkirakan satu saja, lebih dari itu adalah langka.

BAB V PENUTUP. 1. Penetapan hak waris anak dalam kandungan menurut mazhab Syafi i adalah. diperkirakan satu saja, lebih dari itu adalah langka. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Penetapan hak waris anak dalam kandungan menurut mazhab Syafi i adalah harta waris dalam kasus ini sebaiknya ditunda sampai janin yang ada dalam kandungan itu lahir hingga

Lebih terperinci

BAB II SEJARAH KEHIDUPAN IBN AL QAYYIM AL JAUZIYYAH. Secara makro, kehidupan Islam pada masa Ibn Al Qayyim yang lahir pada

BAB II SEJARAH KEHIDUPAN IBN AL QAYYIM AL JAUZIYYAH. Secara makro, kehidupan Islam pada masa Ibn Al Qayyim yang lahir pada 29 BAB II SEJARAH KEHIDUPAN IBN AL QAYYIM AL JAUZIYYAH A. Situasi Sosial Budaya dan Politik Secara makro, kehidupan Islam pada masa Ibn Al Qayyim yang lahir pada tanggal 29 Januari 1292 M bertepatan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak mau seorang manusia haruslah berinteraksi dengan yang lain. Agar kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. tidak mau seorang manusia haruslah berinteraksi dengan yang lain. Agar kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang akan saling membutuhkan satu sama lain sampai kapanpun, hal tersebut dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan. Maka dari itu mau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat membimbing para sahabat dalam membukukan hadis. Hal tersebut disebabkan beberapa faktor,

Lebih terperinci

FIQHUL IKHTILAF (MEMAHAMI DAN MENYIKAPI PERBEDAAN DAN PERSELISIHAN) Oleh : Ahmad Mudzoffar Jufri

FIQHUL IKHTILAF (MEMAHAMI DAN MENYIKAPI PERBEDAAN DAN PERSELISIHAN) Oleh : Ahmad Mudzoffar Jufri FIQHUL IKHTILAF (MEMAHAMI DAN MENYIKAPI PERBEDAAN DAN PERSELISIHAN) Oleh : Ahmad Mudzoffar Jufri MACAM-MACAM IKHTILAF (PERBEDAAN) 1. Ikhtilaful qulub (perbedaan dan perselisihan hati) yang termasuk kategori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan Islam sekarang ini telah dikenal luas di belahan dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan Islam sekarang ini telah dikenal luas di belahan dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan Islam sekarang ini telah dikenal luas di belahan dunia muslim dan Barat. Perbankan Islam merupakan bentuk perbankan yang pembiayaannya berusaha memberikan

Lebih terperinci

IJTIHAD PADA MASA KONTEMPORER (Konteks Pemikiran Islam dalam Fiqh Dan Ushul Fiqh)

IJTIHAD PADA MASA KONTEMPORER (Konteks Pemikiran Islam dalam Fiqh Dan Ushul Fiqh) Ijtihad pada Masa Kontemporer Oleh: Turmudi IJTIHAD PADA MASA KONTEMPORER (Konteks Pemikiran Islam dalam Fiqh Dan Ushul Fiqh) Oleh Turmudi Abstrak: Islam berkembang dan mencapai kejayaan karena menghormati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Imam Ahmad bin Hanbal merupakan salah satu dari tokoh madzab dalam Agama

BAB I PENDAHULUAN. Imam Ahmad bin Hanbal merupakan salah satu dari tokoh madzab dalam Agama BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Imam Ahmad bin Hanbal merupakan salah satu dari tokoh madzab dalam Agama Islam. Di samping Imam Ahmad bin Hanbal terdapat pula Imam madzab lainnya seperti Imam

Lebih terperinci

B A B I P E N D A H U L U A N. Puasa di dalam Islam disebut Al-Shiam, kata ini berasal dari bahasa Arab

B A B I P E N D A H U L U A N. Puasa di dalam Islam disebut Al-Shiam, kata ini berasal dari bahasa Arab 1 B A B I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Masalah Puasa di dalam Islam disebut Al-Shiam, kata ini berasal dari bahasa Arab yang mempunyai arti : Menahan diri dari makan, minum dan hubungan seksuil

Lebih terperinci

BAB IV PARADIGMA SEKUFU DI DALAM KELUARGA MAS MENURUT ANALISIS HUKUM ISLAM

BAB IV PARADIGMA SEKUFU DI DALAM KELUARGA MAS MENURUT ANALISIS HUKUM ISLAM BAB IV PARADIGMA SEKUFU DI DALAM KELUARGA MAS MENURUT ANALISIS HUKUM ISLAM A. Hal-Hal Yang Melatarbelakangi Paradigma Sekufu di dalam Keluarga Mas Kata kufu atau kafa ah dalam perkawinan mengandung arti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN. 1) Mengetahui atau mengepalai, 2) Memenangkan paling banyak, 3)

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN. 1) Mengetahui atau mengepalai, 2) Memenangkan paling banyak, 3) 12 A. Terminologi Pemimpin BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN Pemimpin dalam Kamus Bahasa Indonesia berarti: 1) Orang yang memimpin. 2) Petunjuk, buku petunjuk (pedoman), sedangkan Memimpin artinya:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dinamika kehidupan umat Muslim menuntut para pemikir hukum untuk merumuskan produk hukum yang relatif baru yang dapat merespon kebutuhan dan permasalahan umat

Lebih terperinci

BAB IV KUALITAS MUFASIR DAN PENAFSIRAN TABARRUJ. DALAM SURAT al-ahzab AYAT 33

BAB IV KUALITAS MUFASIR DAN PENAFSIRAN TABARRUJ. DALAM SURAT al-ahzab AYAT 33 59 BAB IV KUALITAS MUFASIR DAN PENAFSIRAN TABARRUJ DALAM SURAT al-ahzab AYAT 33 A. Kualitas Mufasir at-thabari Ditinjau dari latar pendidikannya dalam konteks tafsir al-qur an, penulis menilai bahwa at-thabari

Lebih terperinci

Ijtihad Pada Masa Kontemporer (Pembaruan Dalam Konteks Pemikiran Fiqh Dan Ushul Fiqh) M. Turmudzi Abror

Ijtihad Pada Masa Kontemporer (Pembaruan Dalam Konteks Pemikiran Fiqh Dan Ushul Fiqh) M. Turmudzi Abror Ijtihad Pada Masa Kontemporer (Pembaruan Dalam Konteks Pemikiran Fiqh Dan Ushul Fiqh) M. Turmudzi Abror Abstrak: Ijtihad merupakan karakter yang khas dalam agama yang masih hidup. Islam berkembang dan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Ajjaj al-khatib, kitab Ushul al-hadis.

Kata Kunci: Ajjaj al-khatib, kitab Ushul al-hadis. MANHAJ AJJAJ AL-KHATIB (Analisis Kritis terhadap Kitab Ushul al-hadis, Ulumuh wa Mushtalahuh) Sulaemang L. (Dosen Jurusan Dakwah dan Komunikasi STAIN Kendari) Abstrak: Penelitian ini mebmahas Manhaj Ajjaj

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga yang islami, yakni rumah tangga yang berjalan di atas

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga yang islami, yakni rumah tangga yang berjalan di atas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah menetapkan pernikahan sebagai wahana untuk membangun rumah tangga yang islami, yakni rumah tangga yang berjalan di atas tuntutan agama dan dengan pernikahanlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW juga telah memerintahkan agar orang-orang segera

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW juga telah memerintahkan agar orang-orang segera 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hubungan perkawinan antara seorang laki-laki dan perempuan pada kenyataannya merupakan sudut penting bagi kebutuhan manusia. Bahkan perkawinan adalah hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Islam merupakan proses perubahan menuju kearah yang lebih baik. Dalam konteks sejarah, perubahan yang positif ini adalah jalah Tuhan yang telah dibawa oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. benda tapi tidak sampai batas nisab zakat, namun ada pula yang tidak memiliki harta

BAB I PENDAHULUAN. benda tapi tidak sampai batas nisab zakat, namun ada pula yang tidak memiliki harta 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya semua isi alam ini diciptakan oleh Allah swt. untuk kepentingan seluruh umat manusia. Keadaan tiap manusia berbeda, ada yang memiliki banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam di Indonesia, Jakarta, Departemen Agama, 2001, hlm. 14.

BAB I PENDAHULUAN. Islam di Indonesia, Jakarta, Departemen Agama, 2001, hlm. 14. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap keluarga lazim menghadapi permasalahan, karena keluarga merupakan kumpulan dari setidaknya dua orang yang pada umumnya mempunyai latar belakang sosial, pengalaman

Lebih terperinci

Homaidi Hamid, S. Ag., M.Ag. Ushul Fiqh

Homaidi Hamid, S. Ag., M.Ag. Ushul Fiqh Ushul Fiqh i Homaidi Hamid, S. Ag., M.Ag. Ushul Fiqh ii iii KATA PENGANTAR USHUL FIQH Homaidi Hamid, 2013 ISBN: masih menunggu terbit Hak Cipta Dilindungi Undang-undang All rights reserved Cetakan I, Juli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aliran mu tazilah adalah golongan yang membawa persoalan-persoalan teologi yang lebih mendalam dan bersifat filosofis dari pada persoalan-persoalan yang dibawa kaum

Lebih terperinci

BAHAN AJAR PERADILAN AGAMA BAB I PENGANTAR

BAHAN AJAR PERADILAN AGAMA BAB I PENGANTAR BAHAN AJAR PERADILAN AGAMA BAB I PENGANTAR A. Deskripsi Mata Kuliah Hukum Acara Peradilan Agama merupakan matakuliah wajib fakultas yang diberikan kepada mahasiswa pada semeter VI, setelah mahasiswa menempuh

Lebih terperinci

BAB III BIOGRAFI MAZHAB MALIKI DAN MAZHAB HANBALI. suatu daerah di negeri Hijaz tahun 93 H/12 M, dan wafat pada hari ahād, 10

BAB III BIOGRAFI MAZHAB MALIKI DAN MAZHAB HANBALI. suatu daerah di negeri Hijaz tahun 93 H/12 M, dan wafat pada hari ahād, 10 BAB III BIOGRAFI MAZHAB MALIKI DAN MAZHAB HANBALI A. Mazhab Maliki 1. Riwayat Imam Malik Imam Malik adalah Imam yang kedua dari Imam-Imam empat serangkai dalam Islam dari segi umur. Beliau dilahirkan dikota

Lebih terperinci

BAB II. A. Pengertian dan Macam-Macam Metode Berijtihad. dahulu, kini banyak bermunculan di masyarakat. Persoalan-persoalan baru

BAB II. A. Pengertian dan Macam-Macam Metode Berijtihad. dahulu, kini banyak bermunculan di masyarakat. Persoalan-persoalan baru 22 BAB II DISKURSUS TENTANG MAS}LAH}AH AL-MURSALAH A. Pengertian dan Macam-Macam Metode Berijtihad Semakin hari persoalan yang terjadi pada kehidupan masyarakat terus berkembang. Berbagai realitas sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ahli keislaman, kebanyakan berada dalam prespektif hubungan Negara dan

BAB I PENDAHULUAN. ahli keislaman, kebanyakan berada dalam prespektif hubungan Negara dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Studi-studi teoritis tentang hubungan Islam dan politik yang dilakukan para ahli keislaman, kebanyakan berada dalam prespektif hubungan Negara dan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan fisik dan mental karena

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan fisik dan mental karena 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan adalah salah satu bentuk ibadah yang kesuciannya perlu dijaga oleh kedua belah pihak baik suami maupun istri. Perkawinan bertujuan untuk membentuk keluarga

Lebih terperinci

: SEJARAH PERKEMBANGAN MADZHAB

: SEJARAH PERKEMBANGAN MADZHAB SILABUS I. Mata Kuliah : SEJARAH PERKEMBANGAN MADZHAB Kode : PM 009 Fakultas : Syariah Program Studi : Perbandingan Mazhab Program : S.1 Bobot : 2 SKS Sifat : Wajib II. Deskripsi Mata Kuliah Sejarah mazhab

Lebih terperinci