BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 DASAR PERATURAN Perawatan dan Pemeliharaan Bangunan Gedung Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 24/PRT/M/2008 yang menjelaskan tentang Pedoman Perawatan dan pemeliharaan Gedung, mendefinisikan bahwa Pemeliharaan Bangunan Gedung merupakan kegiatan dalam menjaga keandalan bangunan gedung beserta prasarana dan sarananya agar bangunan gedung selalu laik fungsi (preventive maintenance). Sementara itu, Perawatan Bangunan Gedung dapat didefinisikan sebagai kegiatan memperbaiki atau mengganti bagian bangunan gedung, komponen, bahan bangunan, atau prasarana dan sarana agar bangunan gedung tetap laik fungsi (currative maintenance). Dengan pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa perawatan dan pemeliharaan bangunan gedung dapat diartikanproses pemulihan struktur dan komponen bangunan atau mengembalikan kondisi bangunan ke kondisi aslinya. Proses tersebut dapat mencakup pekerjaan perawatan dan pemeliharaan seluruh bangunan yang meliputi toilet, kamar, dinding, atap, saluran air, pintu, jendela, lantai dan bahkan hingga memperbaiki furniture yang ada. Dalam bangunan gedung, tentu saja dalam perawatan dan pemeliharaan harus direncanakan, dijalankan secara baik dan teratur.hal ini didasarkan pada berbagai pertimbangan, kontrol, dan penggunaan catatan/rekaman untuk mencapai kinerja sebagaimana dinyatakan dalam perencanaan pemanfaatan gedung. Maka dari itu, pertimbangan perawatan dan pemeliharaan sebaiknya diperhatikan sejak proses awal konstruksi untuk menjamin kualitas bangunan. POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 6

2 Secara teoritis, ada dua jenis proses pemeliharaan yaitu: 1. Pemeliharaan preventif, dalam Permen PU No. 24/PRT/M/2008 disebut sebagai pemeliharaan bangunan gedung, dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan tidak tercapainya kinerja bangunan gedung seperti yang diharapkan dalam perencanaan. Pemeliharaan pencegahan rutin, secara teratur menjadwalkan pemeliharaan peralatan dan sarana/prasarana gedung untuk memastikan bahwa gedung dapat terus digunakan, berfungsi dengan baik, sehingga mencapai usia maksimal gedung sesuai yang direncanakan. Pemeliharaan preventif disarankan untuk dilakukan dalam meminimalkan kegagalan peralatan atau sarana/prasarana karena bertambahnya usia pakai gedung. 2. Pemeliharaan korektif, dalam Permen PU No. 24/PRT/M/2008 disebut sebagai perawatan bangunan gedung, adalah kegiatan pemeliharaan darurat yang terpaksa dilakukan setelah kerusakan terjadi. Biaya yang terkait dengan pemeliharaan rutin peralatan relatif kecil dibandingkan dengan biaya mengatasi kerusakan tak terduga, yang tidak hanya memerlukan perbaikan tapi bahkan penggantian komponen atau sistem keseluruhan yang mengalami kerusakan. Pemeliharaan korektif adalah tindakan yang harus dilakukan untuk memperbaiki situasi dengan terlebih dahulu mengidentifikasi akar permasalahan atau faktor penyebabnya, khususnya faktor-faktor manajemen pemeliharaan dan layanan sistem. Pemeliharaan korektif juga harus mencakup perbaikan proses itu sendiri dan dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja secara permanen yang terkait dengan proses tersebut. Sementara itu, tindakan perbaikan (pemeliharaan korektif) juga dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu: 1. Tindakan korektif jangka pendek tidak dapat mengurangi atau meningkatkan faktor-faktor manajemen pemeliharaan, tetapi lebih ditujukan untuk memulihkan atau meningkatkan layanan pemeliharaan sistem gedung. POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 7

3 2. Tindakan korektif permanen bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkanmanajemen pemeliharaan dan faktor sistem layanan penting. Umumnya tindakan korektif permanen lebih ekonomis dan efektif dibandingkan dengan tindakan korektif jangka pendek Permasalahan dalam Pemeliharaan Bangunan Gedung Permasalahan yang terjadi dalam pemeliharaan bangunan gedung: 1. Tidak ada atau terbatasnya anggaran untuk perawatan dan pemeliharaan bangunan gedung. 2. Kesalahan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi (pada tahap konstruksi) bangunan gedung 3. Bangunan gedung tidak dilengkapi dengan gambar instalasi terpasang (as built drawings) 4. Perubahan fungsi bangunan dan/atau ruangan. 5. Tidak ada laporan atau catatan tentang riwayat perlengkapan/ peralatan (utilitas) bangunan gedung (history record equipment). 6. Bahan bangunan pengganti atau suku cadang utilitas bangunan gedung sudah tidak diproduksi lagi. Belum adanya pedoman teknis bagi perawatan dan pemeliharaan bangunan gedung. (permen PU no. 24, hal : 4) POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 8

4 2.2 DASAR TEORI Tujuan dalam Pemeliharaan Bangunan Gedung Suatu bangunan gedung dianggap dapat berfungsi dengan baik, bila dapat memenuhi berbagai persyaratan. Persyaratan itu antara lain adalah persyaratan fungsional, persyaratan kinerja, persyaratan legalitas dan pemenuhan akan regulasi, serta persyaratan user. Setelah tahap konstruksi selesai dan bangunan gedung serta semua instalasi dan sarana prasarana pelengkapnya diserahkan pada pemilik, diharapkan gedung dapat berfungsi sesuai dengan persyaratan tersebut di atas, sampai umur rencana. Tetapi, selama pemanfaatannya, bangunan dapat mengalami penurunan kinerja atau kerusakan. Kerusakan bangunan dapat merupakan akibat dari penyusutan (depresiasi) karena umur bangunan, perlakuan yang salah dari manusia terhadap bangunan, atau perilaku alam seperti cuaca dan kelembaban, fungi/lumut, kebakaran, bencana alam (gempa bumi, banjir) atau sebab lainnya. Karena itu perlu dilakukan perawatan dan pemeliharaan, agar bangunan gedung dan segala perlengkapannya dapat berfungsi dengan baik sampai umur rencananya. (Elisabeth: Manajemen Proyek Perawatan dan Perbaikan Gedung, 2011, POLBAN) Tujuan utama pemeliharaan dan perbaikan: 1. Memperpanjang usia bangunan. 2. Menjaga fungsi bangunan agar sesuai dengan rencana. 3. Untuk menjamin ketersediaan perlengkapan yang ada dan mendapat keuntungan investasi yang maksimum. 4. Untuk menjamin kesiapan operasional peralatan, seperti dalam menghadapi keadaan darurat atau bencana. 5. Untuk menjamin keselamatan manusia yang mempergunakan fasilitas bangunan tersebut. POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 9

5 6. Menghindari kerugian yang lebih besar dan gangguan kenyamanan pengguna akibat kerusakan bangunan. (Elisabeth, Pemeliharaan dan Perbaikan Gedung, Fresh Consultant, 2009) Adapun sifat kerusakan dalam Perawatan dan perbaikan gedung, tertera pada Tabel 2.1: Tabel 2.1: Sifat Kerusakan Sifat Kerusakan Pengaruh / Dampak Contoh Kerusakan Kerusakan yang mempunyai Kerusakan kran air, atap pengaruh sangat tinggi terhadap bocor, instalasi listrik, kunci Emergency aktivitas penghuni dan pintu utama dan lain-lain. kerusakan komponen lainnya pada gedung. Kerusakan yang mempunyai Kerusakan pada lantai pengaruh tinggi terhadap keramik di bagian bawah Urgent aktivitas penghuni dan sering dilalui, pada plafon, kerusakan komponen lainnya jalan berlubang atau paving pada gedung. blok lepas dan lain-lain. Kerusakan kecil yang Cat dinding, pintu atau menyebabkan fungsi kurang bagian lainnya kusam, sempurna atau penurunan keramik lepas di bagian Normal tampak pada komponen yang jarang dilewati, dan bangunan yang mempunyai lain-lain. pengaruh kecil pada aktivitas penghuni. Sumber: Rahardjo, perawatan dan perbaikan gedung, 2011 POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 10

6 2.2.2 Perencanaan Perawatan Gedung Maksud dari suatu perencanaan adalah untuk memperkirakan apa yang sebaiknya dilakukan untuk mencapai tujuan, dalam cara terbaik dengan memanfaatkan sumber daya yang terbatas kuantitas maupun kualitasnya, yang dimiliki. Seorang manajer harus mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian mengevaluasi apakah rencana yang dipilih tepat dan dapat memenuhi tujuan perusahaan secara efisien. Dalam manajemen perawatan dan perbaikan gedung, perencanaan dimaksudkan untuk merancang perawatan rutin dan perbaikan gedung dengan mempertimbangkan kemampuan dan sumber daya pengguna dan operator, sehingga dapat dipastikan bahwa bangunan mampu berfungsi sesuai tujuan pembangunannya. Pada dasarnya, ada dua jenis rencana, yaitu rencana strategis (strategic plans) dan rencana operasional (operational plans). Rencana Strategis umumnya terkait dengan visi, misi, sasaran jangka menengah, strategi dan kebijaksanaan yang bersifat normatif. Sedangkan rencana operasional merupakan rencana yang disusun sebagai pedoman operasional. Rencana operasional mengacu pada rencana strategis. Langkah awal yang tepat untuk melakukan perawatan dan perbaikan gedung adalah dengan menyiapkan suatu manual perawatan dan perbaikan gedung. Manual ini merupakan alat penting dan berupa pedoman pelaksanaan perawatan dan perbaikan, yang dapat digunakan untuk memastikan efektifitas dan efisiensi energi dalam menunjang fungsi bangunan. POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 11

7 Umumnya, manual perawatan dan perbaikan mencakup hal-hal berikut: 1. Informasi umum a. Lokasi bangunan, kepemilikan dan aspek legal. b. Data fisik bangunan. c. Sejarah konstruksi bangunan. d. Penyedia utilitas. e. Pihak yang terlibat lainnya. 2. Tujuan dan sasaran perawatan dan perbaikan gedung. 3. Manajemen perawatan dan perbaikan gedung. a. Bagan Organisasi. b. Deskripsi pekerjaan. c. Kontrakeksternal. 4. Sistem bangunan. a. Struktur bangunan. b. Pekerjaan eksternal dan lansekap. c. Pekerjaan finishing internal. d. Sistem HVAC. e. Sistem kelistrikan. f. Telekomunikasi. g. Air bersih dan air limbah. 5. Jadwal kegiatan. a. Jadwal perawatan. b. Jadwal perbaikan. 6. Pengukuran kinerja perawatan dan perbaikan. a. Indikator. b. Data dasar. POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 12

8 7. Prosedur dan pelaporan. a. Timesheets. b. Form Peralatan. c. Jadwalkegiatan. d. Form Perintah Kerja. e. Data indikator. f. Jaminan Kualitas. 8. Perencanaan dan pengujian. a. Rencana tahunan. b. Anggaran tahunan. c. Pemantauan dan review Struktur Organisasi Sebelum melakukan perencanaan terhadap kegiatan perawatan dan pemeliharaan gedumg, perlu diketahui tugas atau pembagian pekerjaan berdasarkan struktur organisasi perawatan dan pemeliharaan bangunan gedung. Adapun struktur organisasi perawatan dan pemeliharaan bangunan gedung C4 Islamic Center Bekasi yang terdiri dari manajer bangunan, administrasi dan keuangan, pengawas teknik yang terdiri dari pekerjaan sipil, pekerjaan arsitektural, pekerjaan mekanikal dan pekerjaan elektrikal. Selain itu ada juga pengawas tata graha yang mencakup kedalam pekerjaan pembersihan dan pekerjaan pertamanan. Berikut ini merupakan contoh struktur organisasi perawatan dan pemeliharaan bangunan: POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 13

9 Manajer Bangunan Pengawas Teknik Pengawas Administrasi dan Keuangan Pengawas Tata Graha Enjiner Sipil dan Arsitektural Enjiner Mekanikal Enjiner Elektrikal Enjiner Kebersihan dan Pertamanan Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pengelola Manajemen Perawatan Gedung Dari struktur organisasi di atas, dapat diketahui hirarki atau posisi tertinggi dipegang oleh seorang manajer bangunan yang mempunyai tiga orang staf yaitu pengawas teknik, pengawas tata graha dan pengawas administrasi dan keuangan. Pengawas teknik mempunyai bawahan yang terdiri dari satu orang enjiner pekerjaan sipil, satu orang enjiner arsitektural, satu orang enjiner pekerjaan mekanikal dan satu orang enjiner pekerjaan elektrikal. Pengawas tata graha mempunyai satu orang staf kebersihan dan satu orang staf pertamanan. Sehingga jumlah total staf beserta manajer building dalam perawatan dan pemeliharaan bangunan gedung C4 Islamic Center Bekasi adalah berjumlah 10 orang. Selain para staf, ada juga pekerja yang berada di bawah enjiner. Pekerja yang dimaksud dalam struktur organisasi merupakan pekerja pembersihan atau office boy. Setiap bagian pada struktur organisasi di atas memiliki tugas masing-masing. Seorang manajer bangunan merupakan pemimpin dalam pelaksanaan kegiatan perawatan dan pemeliharaan gedung. Seorang manajer bangunan harus dapat merencanakan kegiatan yang POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 14

10 harus dilakukan pada perawatan dan pemeliharaan bangunan gedung dan juga membuat penjadwalan perawatan dan pemeliharaan yang akan dilakukan. Setelah dilakukan pembuatan penjadwalan perawatan dan pemeliharaan, pelaksanaan pekerjaan perawatan dan pemeliharaan dilakukan oleh para enjiner seperti enjiner pekerjaan sipil, enjiner pekerjaan arsitektural, enjiner pekerjaan mekanikal, enjiner pekerjaan elektrikal, enjiner pekerjaan kebersihan dan pertamanan. Pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh enjiner diawasi oleh pengawas teknik dan pengawas tata graha. Pengawas teknik dan pengawas tata graha mengarahkan para enjiner agar pada pelaksanaan perawatan dan pemeliharaan dilakukan dengan baik. Pengawas teknik dan tata graha membuat laporan pekerjaan para enjiner yang kemudian diserahkan kepada staf administrasi, sehingga laporan tersebut dapat diberikan kepada manajer bangunan sebagai laporan pelaksanaan perawatan dan pemeliharaan bangunan gedung kepada pemilik gedung. Gaji bagi satu orang enjiner diambil dari gaji rata-rata enjiner yaitu sebesar Rp ,00. Sedangkan gaji bagi manajer bangunan beserta staf teknik, staf tata graha, dan staf administrasi yang ada pada manajemen perawatan dan pemeliharaan gedung didapatkan dari perhitungan overhead cost Konsep Dasar Perawatan dan pemeliharaan Konsep dasar perawatan dan pemeliharaan bangunan ini adalah sebagai berikut: 1. Bahan atau konstruksi akan mengalami penurunan kualitasnya, sesuai dengan lamanya waktu yang dicapai oleh bahan atau konstruksi tersebut, 2. Pemeliharaan harus dilakukan secara terencana sesuai dengan spesifikasi bahan yang dipakai, dan disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang mungkin mempengaruhi selama masa pakainya, POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 15

11 3. Pengabaian terhadap rencana pemeliharaan akan memperluas dan memperparah tingkat kerusakan bahan atau komponen konstruksinya, 4. Pemeliharaan mutu bahan dan mutu pelaksanaan pekerjaan yang tinggi, secara relatif mengurangi atau memliki umur pakai lebih panjang, sehingga mengurangi interval jadual pemeliharaan, 5. Pekerjaan perbaikan baru dapat dilakukan setelah diketahui secara tepat tentang penyebab kerusakannya dan penyebab tersebut telah ditanggulangi (Sjafei Amri, 2006). Adapun tujuan dari kegiatan perawatan atau pencegahan ini, menurut Edy Patrawijaya (2010) antara lain agar bangunan gedung dan sarana prasarananya: 1. Tetap mampu melayani dan memenuhi kebutuhan fungsi organisasi pemakai/ pengelola gedung sesuai rencana pelayanan semula. 2. Terjaga kualitasnya pada tingkat tertentu untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh bangunan itu sendiri dengan kegiatan pelayanan yang tidak terganggu. 3. Dapat menghemat energi dan daya pada pemanfaatannya, tidak terjadi penyimpangan penggunaan yang diluar batas rencana, dan sekaligus menghemat modal yang telah diinvestasikan ke dalam bangunan gedung tersebut selama waktu yang ditentukan dalam kebijakan perusahaan. 4. Hanya memerlukan biaya perawatan seoptimal mungkin, karena kegiatan-kegiatan perawatan sangat efektif dan efisien dalam penghematan biaya. Dalam buku Modern Maintenance Management karya Yatna Supriyatna (2008), Para ahli membagi kegiatan pemeliharaan dalam 5 kategori, yaitu: 1. Pemeliharaan Reguler Pemeliharaan ini dilaksanakan secara kontinu agar interval waktu tertentu yang telah direncanakan tergantung pada kualitas bahan dari komponen yang digunakan pemeliharaan ini biasanya dilakukan secara harian. POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 16

12 2. Pemeliharaan Periodik Merupakan pemeliharaan terencana untuk komponen yang masih digunakan. Pemeliharaan ini dilakukan untuk komponen-komponen yang mempunyai teknik pemeliharaan dan keahlian khusus, seperti pembersihan dan pergantian saluran AC, pemeriksaan pada sistem keamanan terhadap kebakaran dan lain-lain. 3. Pemeliharaan Jangka Panjang Pemeliharaan ini dilakukan untuk memperpanjang usia ekonomis suatu komponen dengan melakukan penggantian elemen dari komponen tersebut. Contoh: Penggantian kabel lift yang dilaksanakan tahun. 4. Pemeliharaan Struktur Bangunan Pemeliharaan ini dilakukan untuk mempertahankan suatu bangunan dari struktur bangunan. Contoh: memperbaiki korosi yang terjadi pada permukaan beton bertulang. 5. Pemeliharaan Darurat Pemeliharaan ini dilakukan apabila terjadi kerusakan pada komponen yang tidak diperkirakan sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi sistem kerja komponen tersebut. Contoh: Kerusakan sistem elektrikal akibat sambaran petir. Untuk memudahkan keperluan perencanaan, kegiatan pemeliharaan dapat dilakukan dengan mengelompokan elemen-elemen bangunan sebelumnya : 1. Elemen-elemen yang didesain secara tepat masa layannya sesuai usia rencana dari bangunan tanpa memerlukan perhatian dan pemaliharaan khusus. Contoh: Pondasi, beberapa bagian seperti tiang penyokong, dimana habisnya masalah layan yang tidak sesuai bangunan diakibatkan kesalahan desain atau adanya perubahan kondisi tanah yang tidak dapat diramalkan. POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 17

13 2. Elemen-elemen yang kekuatan atau masa layannya dapat diperpanjang dengan penggantian sebagian kecil elemen-elemennya pada jangka waktu tertentu. Contoh: Elemen seperti genteng. 3. Elemen-elemen yang dipakai atau ditentukan oleh manusia dan peralatan mesin. Contoh: Elemen lantai, dimana usia layannnya tergantung pada kepadatan dan jenis lalu lintas diatasnya. 4. Elemen-elemen yang mudah kuno karena adanya teknologi baru atau perubahan mode. Elemen seperti ini dimanfaatkan semaksimal mungkin selama masih berfungsi dengan baik. 5. Elemen-elemen yang banyak bersentuhan langsung dengan cuaca yang menyebabkan kerusakan atau perubahan bentuk dari semula. Dalam hal ini kegiatan pemeliharaan dan pembersihan yang teratur sangat diperlukan. Contoh: Pemeliharaan dengan pelapis pada genting dan dinding luar. 6. Elemen-elemen yang memerlukan lapisan pelindung. Untuk elemen pengguna lapisan pelindung memerlukan perhatian khusus. Walaupun lapisan ini mungkin memiliki nilai eksentrik, tetapi tujuan utama dari pemeliharaan adalah untuk memperpanjang usia layan elemen yang dipelihara tersebut. Pastinya kegiatan ini memerlukan proporsi pengeluaran yang sangat besar. Sementara itu menurut Widodo Azhar dalam tulisan Elisabeth Marlailana tahun 2011, membagi pekerjaan perawatan dan pemeliharaan bangunan gedung, dalam enam kategori, yaitu: 1. Planned Maintenance: yaitu pemeliharaan yang diorganisasikan dan dilaksanakan dengan perencanaan, kontrol dan penggunaan laporan laporan untuk suatu rencana yang ditentukan sebelumnya. 2. Unplanned Maintenance: yaitu pemeliharaan yang tidak direncanakan dan diorganisasikan sebelumnya. 3. Preventive Maintenance: yaitu pemeliharaan yang dilaksanakan pada interval yang ditentukan sebelumnya atau yang sesuai untuk kriteria POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 18

14 yang ditentukan dan ditujukan untuk mengurangi kemungkinan kegagalan atau degradasi performansi suatu bangunan. 4. Corrective Maintenance: yaitu pemeliharaan yang dilakukan setelah suatu kegagalan terjadi dan ditujukan untuk memperbaiki suatu item untuk suatu keadaan yang item tersebut dapat melakukan fungsinyayang diperlukan. 5. Emergency Maintenance: yaitu pemeliharaan yang diperlukan dengan segera untuk menghindari akibat akibat yang serius. 6. Condition Based Maintenance: yaitu predictive maintenance yang di mulai dari suatu hasil pengetahuan kondisi suatu hal dari pemantauan rutin Tipe Pemeliharaan Menurut British Standard (BS.3811), pekerjaan pemeliharaan dapat dilakukan ke dalam dua kondisi, yaitu : 1. Pemeliharaan yang dilakukan dengan suatu perencanaan (Planned Maintenance) Pemeliharaan ini dilakukan dengan suatu analisis yang telah ditentukan dan merupakan suatu pekerjaan rutin. Pemeliharaan ini dibagi menjadi dua kategori : a. Pemeliharaan pencegahan (preventive) Pemeliharaan ini bersifat proaktif dimana pemeliharaan dilakukan untuk suatu kondisi yang dapat diperkirakan sebelumnya.pemeliharaan jenis ini bertujuan untuk mempertahankan keutuhan fisik rencana dasar dan untuk meminimalkan biaya pemeliharaan korektif. b. Pemeliharaan korektif (corrective) Pemeliharaan ini bersifat reaktif dimana pemeliharaan dilakukan untuk rencana jangka pendek, termasuk reparasi minor, misalkan untuk satu tahunan atau dua tahunan.pemeliharaan ini POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 19

15 melibatkan perbaikan perbaikan untuk mempertahankan fungsi dari peralatan, fungsi utilitas, dan fungsi fasilitas bangunan. 2. Pemeliharaan yang dilakukan tanpa perencanaan (Unplanned Maintenance) Pemeliharaan ini dilakukan apabila diperlukan untuk mencegah akibat yang lebih besar, misalkan pemeliharaan untuk kerusakan besar peralatan atau keselamatan kerja. Kegiatan pemeliharaan selanjutnya dapat dibagi ke dalam tiga tingkatan, yaitu : a. Servis (Servicing) Merupakan pelayanan kebersihan yang dilakukan secara teratur dengan interval waktu tertentu dan biasanya disebut dengan pemeliharaan harian. b. Perbaikan (Rectification) Merupakan kegiatan yang sering terjadi pada awal usia gedung yang diakibatkan oleh kesalahan disain, ketidak sesuaian komponen, kerusakan pada saat instalasi, dan kesalahan pemasangan. c. Penggantian (Replacement) Merupakan kegiatan yang tidak bisa dihindari karena kondisi layan material yang menurun pada tingkat yang berbeda Lingkup Perawatan dan Pemeliharaan Bangunan Gedung 1. Lingkup Pemeliharaan Bangunan Gedung Pekerjaan permeliharaan meliputi jenis pembersihan, perapihan, pemeriksaan, pengujian, perbaikan dan/atau penggantian bahan atau perlengkapan bangunan gedung, dan kegiatan sejenis lainnya berdasarkan pedoman pengoperasian dan pemeliharaan bangunan gedung. POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 20

16 a. Arsitektural 1. Memelihara secara baik dan teratur jalan keluar sebagai sarana penyelamat bagi pemilik dan pengguna bangunan. 2. Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur tampak luar bangunan sehingga tetap rapih dan bersih. 3. Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur dalam ruang serta perlengkapannya 4. Menyediakan sistem dan sarana pemeliharaan yang memadai dan berfungsi secara baik, berupa perlengkapan/peralatan tetap dan/atau alat bantu kerja (tools). 5. Melakukan cara pemeliharaan ornamen arsitektural dan dekorasi yang benar oleh petugas yang mempunyai keahlian dan/atau kompetensi di bidangnya. b. Struktural 1. Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur struktur bangunan gedung dari pengaruh korosi, cuaca, kelembaban, dan pembebanan di luar batas kemampuan struktur, serta pencemaran lainnya. 2. Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur pelindung struktur. 3. Melakukan pemeriksaan berkala sebagai bagian dari perawatan preventif (preventive maintenance). 4. Mencegah dilakukan perubahan dan/atau penambahan fungsi kegiatan yang menyebabkan meningkatnya beban yang berkerja pada bangunan gedung, di luar batas beban yang direncanakan. 5. Melakukan cara pemeliharaan dan perbaikan struktur yang benar oleh petugas yang mempunyai keahlian dan/atau kompetensi di bidangnya. POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 21

17 6. Memelihara bangunan agar difungsikan sesuai dengan penggunaan yang direncanakan. c. Mekanikal 1. Memelihara dan melakukan pemeriksaan berkala sistem tata udara, agar mutu udara dalam ruangan tetap memenuhi persyaratan teknis dan kesehatan yang disyaratkan meliputi pemeliharaan peralatan utama dan saluran udara. 2. Memelihara dan melakukan pemeriksaan berkala sistem distribusi air yang meliputi penyediaan air bersih, sistem instalasi air kotor, sistem hidran, sprinkler dan septik tank serta unit pengolah limbah. 3. Memelihara dan melakukan pemeriksaan berkala sistem transportasi dalam gedung, baik berupa lift, eskalator, travelator, tangga, dan peralatan transportasi vertikal lainnya. d. Elektrikal 1. Melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara pada perlengkapan pembangkit daya listrik cadangan. 2. Melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara pada perlengkapan penangkal petir. 3. Melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara sistem instalasi listrik, baik untuk pasokan daya listrik maupun untuk penerangan ruangan. 4. Melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara jaringan instalasi tata suara dan komunikasi (telepon) serta data. 5. Melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara jaringan sistem tanda bahaya dan alarm. POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 22

18 e. Tata Ruang Luar 1. Memelihara secara baik dan teratur kondisi dan permukaan tanah dan/atau halaman luar bangunan gedung. 2. Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur pertamanan di luar dan di dalam bangunan gedung, seperti vegetasi (landscape), bidang perkerasan (hardscape), perlengkapan ruang luar (landscape furniture), saluran pembuangan, pagar dan pintu gerbang, lampu penerangan luar, serta pos/gardu jaga. 3. Menjaga kebersihan di luar bangunan gedung, pekarangan dan lingkungannya. 4. Melakukan cara pemeliharaan taman yang benar oleh petugas yang mempunyai keahlian dan/atau kompetensi di bidangnya. f. Tata Graha (House Keeping) Meliputi seluruh kegiatan Housekeeping yang membahas halhal terkait dengan sistem perawatan dan pemeliharaan bangunan gedung, di antaranya mengenai Cleaning Service, Landscape, Pest Control, General Cleaning mulai dari persiapan pekerjaan, proses operasional sampai kepada hasil kerja akhir. 1. Pemeliharaan kebersihan (Cleaning Service). Program kerja pemeliharaan kerja gedung meliputi program kerja harian, mingguan, bulanan dan tahunan yang bertujuan untuk memelihara kebersihan gedung yang meliputi kebersihan Public Area, Office Area dan Toilet Area serta kelengkapannya. POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 23

19 2. Perawatan dan pemeliharaan Hygiene Service. Program kerja Hygiene Service meliputi program perawatan dan pemeliharaan untuk pengharum ruangan dan anti septik yang memberikan kesan bersih, harum, sehat meliputi ruang kantor, lobby, lif, ruang rapat maupun toilet yang disesuaikan dengan fungsi dan keadaan ruangan. 3. Pemeliharaan Pest Control. Program kerja pelaksanaan perawatan dan pemeliharaan Pest Control bisa dilakukan setiap tiga bulan atau enam bulan dengan pola kerja bersifat umum, berdasarkan volume gedung secara keseluruhan dengan tujuan untuk menghilangkan hama tikus, serangga dan dengan cara penggunaan pestisida, penyemprotan, pengasapan (fogging) atau fumigasi, baik indoor maupun outdoor untuk memberikan kenyamanan kepada pengguna gedung. 4. Program General Cleaning. Program pemeliharaan kebersihan yang dilakukan secara umum untuk sebuah gedung dilakukan untuk tetap menjaga keindahan, kenyamanan maupun performance gedung yang dikerjakan pada hari hari tertentu atau pada hari libur yang bertujuan untuk mengangkat atau mengupas kotoran pada suatu objek tertentu, misalnya lantai, kaca bagian dalam, dinding, toilet dan perlengkapan kantor. 2. Lingkup Perawatan Bangunan Gedung Pekerjaan perawatan meliputi perbaikan dan/atau penggantian bagian bangunan, komponen, bahan bangunan, dan/atau prasarana dan sarana berdasarkan dokumen rencana teknis perawatan bangunan gedung, dengan mempertimbangkan dokumen pelaksanaan konstruksi. POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 24

20 a. Rehabilitasi Memperbaiki bangunan yang telah rusak sebagian dengan maksud menggunakan sesuai dengan fungsi tertentu yang tetap, baik arsitektur maupun struktur bangunan gedung tetap dipertahankan seperti semula, sedang utilitas dapat berubah. b. Renovasi Memperbaiki bangunan yang telah rusak berat sebagian dengan maksud menggunakan sesuai fungsi tertentu yang dapat tetap atau berubah, baik arsitektur, struktur maupun utilitas bangunannya c. Restorasi Memperbaiki bangunan yang telah rusak berat sebagian dengan maksud menggunakan untuk fungsi tertentu yang dapat tetap atau berubah dengan tetap mempertahankan arsitektur bangunannya sedangkan struktur dan utilitas bangunannya dapat berubah. d. Tingkat Kerusakan 1. Perbaikan dan/atau penggantian dalam kegiatan perawatan bangunan gedung dengan tingkat kerusakan sedang dan berat dilakukan setelah dokumen rencana teknis perawatan bangunan gedung disetujui oleh pemerintah daerah. 2. Kerusakan bangunan adalah tidak berfungsinya bangunan atau komponen bangunan akibat penyusutan/berakhirnya umur bangunan, atau akibat ulah manusia atau perilaku alam seperti beban fungsi yang berlebih, kebakaran, gempa bumi, atau sebab lain yang sejenis. 3. Intensitas kerusakan bangunan dapat digolongkan atas tiga tingkat kerusakan, yaitu: POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 25

21 I. Kerusakan ringan - Kerusakan ringan adalah kerusakan terutama pada komponen non-struktural, seperti penutup atap, langit-langit, penutup lantai, dan dinding pengisi. - Perawatan untuk tingkat kerusakan ringan, biayanya maksimum adalah sebesar 35% dari harga satuan tertinggi pembangunan bangunan gedung baru yang berlaku, untuk tipe/klas dan lokasi yang sama. II. Kerusakan sedang - Kerusakan sedang adalah kerusakan pada sebagian komponen non-struktural, dan atau komponen struktural seperti struktur atap, lantai, dan lain-lain. - Perawatan untuk tingkat kerusakan sedang, biayanya maksimum adalah sebesar 45% dari harga satuan tertinggi pembangunan bangunan gedung baru yang berlaku, untuk tipe/klas dan lokasi yang sama. III. Kerusakan berat - Kerusakan berat adalah kerusakan pada sebagian besar komponen bangunan, baik struktural maupun non-struktural yang apabila setelah diperbaiki masih dapat berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya. - Biayanya maksimum adalah sebesar 65% dari harga satuan tertinggi pembangunan bangunan gedung baru yang berlaku, untuk tipe/klas dan lokasi yang sama. IV. Pemeliharaan Bangunan Pemeliharaan per-m 2 /tahun bangunan sebesar 2% dari harga standar per-m 2 tertinggi yang berlaku. POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 26

22 V. Perawatan Khusus Untuk perawatan yang memerlukan penanganan khusus atau dalam usaha meningkatkan wujud bangunan, seperti kegiatan renovasi atau restorasi (misal yang berkaitan dengan perawatan bangunan gedung bersejarah), besarnya biaya perawatan dihitung sesuai dengan kebutuhan nyata dan dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Instansi Teknis setempat Tata Cara dan Metode Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung Struktur Beton Bertulang a. Pondasi Tiang Pancang Tidak ada pemeliharaan yang dapat dilakukan pada pondasi tiang pancang. Tetapi hanya perlu diperhatikan dengan keadaan sekitar seperti apabila terdapat pohon dengan akar menjalar, harus diperhatikan agar akar tersebut tidak mendorong atau mengganggu pondasi. b. Struktur Bangunan Beton Struktur bangunan beton digunakan pada kolom, pelat lantai, balok dan struktur bawah bangunan. Struktur beton sering terjadi retak rambut, sehingga pada struktur beton yang berinteraksi dengan air dapat mengalami kebocoran. Pemeliharaan yang dapat dilakukan pada struktur beton adalah sebagai berikut: Bersihkan kotoran yang menempel pada permukaan beton secara merata, cat kembali dengan cat emulsi atau cat yang tahan air dan asam pada permukaannya. Untuk bagian tiang bangunan yang rusak karena terkena benturan keras, bersihkan bagian yang rusak tersebut dan buat permukaan tiang menjadi kasar, kemudian beri lapisan air semen dan plester kembali dengan spesi atau mortar. Sementara pada retakan dilakukan injeksi dengan POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 27

23 menggunakan bahan Epoxy Grouts untuk mengisi keretakan beton tersebut Struktur Baja a. Struktur Bangunan Baja Bagian bangunan yang menggunakan struktur baja digunakan pada konstruksi atap bangunan. Pemeliharaan yang dapat dilakukan pada struktur baja seperti, struktur baja tidak boleh terkena bahan yang mengandung garam, atau bahan lain yang bersifat korosif. Bagian struktur baja yang terkena air dan panas dalam waktu yang lama, harus dilakukan pemberian cat atau meni besi yang berkualitas baik dengan tebal pengecatan sebanyak 2 sampai 3 kali pelapisan. Pada pertemuan struktur baja (joint) diusahakan tidak ada air yang menggenang atau tertampung oleh sambungan tersebut. b. Struktur Rangka Atap Baja Pemeliharaan yang dapat dilakukan khusus terhadap struktur rangka atap baja antara lain, dengan melakukan pemeriksaan terhadap rangka dan sambungan bautnya dari karat. Memperbaiki atap baja apabila terjadi kerusakan. Dapat dilakukan pemeriksaan pada lapisan pelindung karat pada baja dan baut penguatnya, serta dilakukan penggantian sesuai dengan kebutuhan. Pemeriksaan struktur rangka atap baja harus dilakukan setiap satu tahun tahun. Apabila ditemukan karat, maka harus segera dilakukan perbaikan dengan cara mengampelas bagian yang berkarat tersebut dengan ampelas halus. Setelah diampelas, dilapisi dengan cat dasar besi terutama pada bagian yang terbuka, kemudian cat dengan menggunakan cat tahan air (gloss paint / weathershield). Bagian atap yang terbuka dan sering terkena air hujan dan sinar matahari langsung harus mendapatkan perhatian POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 28

24 khusus, agar tidak cepat rusak. Setiap bagian rangka atap baja, harus dilakukan pengecatan ulang minimal setiap 4 tahun sekali Atap a. Atap Sirap Pemeliharaan yang dapat dilakukan pada atap sirap adalah dengan cara melakukan pembersihan setiap 6 bulan sekali pada permukaan atap dari kotoran agar jamur atau tumbuhan tidak melekat. Melakukan penggantian sirap yang telah rapuh atau pecah-pecah dengan dengan sirap yang baru dengan ukuran yang sama. b. Atap Genteng Keramik Pemeliharaan yang dapat dilakukan pada genteng keramik adalah dengan melakukan pemeriksaan setiap enam bulan, terutama pada genteng bubungannya. Apabila terdapat retak, segera bersihkan sehingga bersih dari kotoran, kemudian ditutup dengan cat antibocor yang tahan terhadap cuaca. Kemudian melakukan pengecatan kembali pada setiap pertemuan hubungan genteng keramik dengan cat genteng yang sama warnanya Arsitektural a. Kebersihan Lantai Keramik Pemeliharaan yang dapat dilakukan untuk kebersihan lantai keramik dengan membersihkan lantai dengan cara membasahi lantai keramik secara merata dengan menggunakan bahan kimia chemical cleaner. Melakukan pembersihan setiap sudut lantai yang sulit dijangkau. Menggunakan wet vacuum cleaner untuk menghisap cairan kotoran lantai keramik yang terangkat dan melakukan pengepelan berulang kali, minimal tiga kali pengepelan. POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 29

25 b. Kebersihan Lantai Granit Pemeliharaan yang dapat dilakukan untuk kebersihan lantai granit adalah dengan melakukan pembersihan lantai dengan menggunakan vacuum atau sapu untuk membersihkan kotoran atau debu pada permukaan granit, setelah itu dilakukan pengepelan, membersihkan nomad entrance, dan membersihkan semua tempat sampah. Apabila terdapat kotoran yang melekat, harus dilakukan pembersihan dengan menggunakan polisher. Setelah lantai granit bersih, lakukan buffing lantai granit dengan polisher sampai mengkilat. Kemudian melakukan pembersihan tiap pojok lantai dengan tapas untuk termpat yang sulit dijangkau dan melakukan penggosokan lantai granit dengan semir khusus minimal setiap 3 bulan sekali. c. Dinding Keramik Dinding keramik digunakan pada dinding kamar mandi, wc, tempat cuci, atau tempat wudhu. Cara Pemeliharaan dinding keramik adalah dengan cara membersihkan dinding keramik setiap hari sebanyak minimal 2 (dua) kali. Gunakan bahan pembersih yang tidak merusak semen pengikat keramik. Disarankan yang tidak mengandung air keras atau asam kuat. d. Kebersihan Dinding Granit Pemeliharaan yang dapat dilakukan untuk kebersihan dinding granit adalah dengan cara membersihkan dinding granit dengan menggunakan lap setengah basah setiap sebulan sekali. General cleaning harus dilakukan apabila permukaan granit sudah buram, dilakukan pencucian menggunakan tapas dengan deterjen atau floor cleaner kemudian semir dengan menggunakan lap kering. Bersihkan noda yang terdapat pada dinding granit dengan POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 30

26 menggunakan bantuan tapas atau spot remover, kemudian bilas dan keringkan. e. Dinding Batu Alam Pemeliharaan yang dapat dilakukan pada dinding batu alam adalah dengan cara melakukan pembersihan dengan menggunakan air, untuk membersihkan debu yang menempel. Melakukan pelapisan (coating) untuk menjaga penampilan batu dan melakukan pembersihan permukaan batu dengan menggunakan peralatan sikat dan air yang dilakukan minimal dua kali dalam setahun. f. Dinding Bata Merah atau Conblock Permasalahan yang sering terjadi pada dinding misalnya seperti rembes dan juga retak. Berikut ini merupakan pemeliharaan yang dilakukan pada dinding: 1. Dinding rembes air atau selalu basah: a. Hilangkan plesteran dinding terlebih dahulu. b. Ukur sekitar 15 sampai dengan 30 cm dari sloof dinding yang ada ke arah vertikal. c. Dilakukan pemahatan atau pembongkaran pada spesi yang terdapat di antara batu bata setebal setengah dari ketebalan bata, yang dilakukan pada arah horizontal sepanjang satu meter. d. Gantikan mortar atau spesi yang telah dibongkar dengan spesi atau mortar kedap air (campuran: 1 PC : 3 pasir) e. Setelah mengering, lanjutkan kembali kea rah horizontal berikutnya. f. Setelah selesai mengerjakan pada satu sisi dinding, kegiatan serupa dapat dilakukan pada sisi dinding yang lainnya. g. Plester kembali dinding dengan campuran yang sesuai. POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 31

27 2. Dinding retak a. Buat celah dengan pahat sepanjang retakan b. Isi celah dengan spesi atau mortar kedap air (campuran: 1 PC : 3 Pasir) c. Kemudian rapikan dan setelah mengering plamur serta cat dengan bahan yang serupa. g. Plafon Gipsum. Pemeliharaan yang dilakukan pada plafon gipsum dapat dilakukan dengan membersihkan kotoran yang ada pada plafon tersebut. Apabila terdapat plafon gipsum yang terkena air karena atap yang bocor, segera diperbaiki. Apabila sudah tidak dapat diperbaiki, harus segera dilakukan penggantian plafon tersebut dengan plafon baru. Cara memperbaiki plafon gipsum adalah dengan cara mengupas bagian yang rusak oleh air, kemudian tutupi bagian tersebut dengan bahan serbuk gipsum (gypsum powder) yang telah diaduk dengan air. Ratakan dengan menggunakan kape hingga merata dengan permukaan di sekitarnya. Tunggu sampai kering, kemudian ampelas agar permukaan menjadi halus, kemudian tutupi dengan plamur tembok dan kemudian dicat kembali sesuai dengan warna yang dikehendaki. h. Kusen Kayu. Pemeliharaan kusen dari kayu dapat dilakukan dengan cara membersihkan kusen kayu dari debu yang menempel setiap hari. melakukan pengecatan politur secara periodik yang dilakukan setiap 6 bulan sekali untuk memlihara permukaan kusen. Kemudian melakukan pembersihan dengan deterjen atau cairan sabun dengan menggunakan spon untuk membersihkan kusen kayu yang dicat dengan cat kayu. POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 32

28 i. Kusen Alumunium Pemeliharaan kusen alumunium dapat dilakukan dengan cara membersihkan kusen alumunium setiap hari untuk menghilangkan debu yang menempel. Melakukan pemeliharaan pada bagian karet penjepit kaca. Melakukan pembersihan kusen alumunium dengan menggunakan finishing powder coating setiap satu bulan sekali atau dapat juga dilakukan setiap hari. Pelaksanaan pembersihan tidak dilakukan dengan menggunakan bahan pembersih yang dapat menyebabkan korosif. Pelaksanaan pembersihan juga dapat menggunakan sabun cair atau pembersih kaca dan mengeringkan bagian yang dibersihkan dengan kain bersih. j. Pemeliharaan Daun Pintu Pemeliharaan yang dapat dilakukan untuk pemeliharaan daun pintu adalah melakukan pemeriksaan terhadap pintu apakah pintu dapat membuka dan menutup dengan baik, tidak bergesekan dengan lantai. Melakukan perbaikan, penggantian atau melakukan pengecatan ulang sesuai dengan kebutuhan. Melakukan pengencangan terhadap sekrup yang ada pada pintu dan pada engsel pintu dan membersihkan daun pintu dari rayap atau serangga dengan cara memberikan antiserangga. k. Pemeliharaan Jendela Pemeliharaan yang dapat dilakukan untuk pemeliharaan jendela adalah dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap jendela apakah masih berfungsi dengan baik, melakukan penggantian jendela apabila jendela rusak atau retak, memberikan pelumas pada engsel jendela, kemudian kencangkan baut-bautnya. Pembersihan sarang rayap juga harus dilakukan pada pemeliharaan jendela. POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 33

29 l. Listplank Pemeliharaan yang dapat dilakukan pada listplank adalah dengan melakukan pemeriksaan rutin terhadap kondisi listplank yaitu setiap enam bulan sekali. Melakukan pembersihan dari kotoran yang melekat dengan menggunakan sikat yang lembut dan air sabun atau deterjen. Apabila terdapat keretakan, maka dapat dilakukan perbaikan dengan cara melakukan pengerokan pada cat lama, kemudian ampelas dan dilakukan pengecatan kembali sesuai dengan warna cat semula. m. Kunci, Grendel, dan Engsel. Pemeliharaan kunci, grendel, dan engsel dapat dilakukan dengan cara melakukan periksaan keadaan kunci, grendel dan engsel pada pintu. Memberikan pelumas pada bagian yang bergerak, sekaligus menghilangkan karat yang terbentuk karena kotoran dan cuaca atau debu. Melakukan pemberian pelumas yang dilakukan minimal 2 bulan sekali dengan menggunakan pelumas pasta, pelumas cair atau pelumas yang sesuai. n. Kebersihan Perabot dan Peralatan Pemeliharaan yang dapat dilakukan untuk kebersihan perabot dan peralatan bangunan adalah dengan cara membersihkan kotoran dan sampah yang berada di meja sebelum pekerjaan pengelapan dilakukan, kemudian periksa laci meja agar bebas dari debu. Membuang sampah atau puntung rokok yang berada pada asbak. Membersihkan perangkat komputer dengan lap bersih, dan membersihkan sofa dengan kain minimal setiap satu bulan dengan menggunakan shampo khusus sofa. Membersihkan permukaan kayu furniture sampai pada cela-cela kayu, agar bebas dari debu sehingga mengkilap dengan menggunakan furniture polish atau yang setara untuk kayu, logam atau stainless steel dengan metal POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 34

30 polish atau yang setara. Membersihkan kaki kursi dengan menggunakan lap kering dan memberikan pengharum ruangan agar ruangan tetap wangi dan segar. o. Pemeliharaan Tata Ruang Luar Pemeliharaan yang dapat dilakukan untuk pemeliharaan tata ruang luar adalah dengan melakukan pembersihan setiap hari agar tidak ada sampah yang membusuk dan dapat menimbulkan bau tidak enak atau binatang yang bersarang. Melakukan pemotongan rutin terhadap rumput dan tanaman untuk menghindari binatang yang akan bersarang dan bersembunyi. Melakukan penyiraman teratur pada tanaman agar tanaman tumbuh dengan baik dan subut. Sediakan tempat sampah agar tampak bersih dan memudahkan pembuangannya. Melakukan pemotongan rumput dan tanaman yang mati agar tidak mempengaruhi yang lainnya. Melakukan penebangan pohon dan tumbuhan liar yang tumbuh di dekat bangunan, agar akarnya tidak membahayakan pondasi bangunan. Melakukan pemeriksaan dan membersihkan sarang rayap atau serangga Cat Bangunan Pengecatan pada dinding sangat penting untuk penampilan bangunan. Agar bangunan tetap terlihat bagus, sebaiknya dilakukan pengecatan ulang pada tembok bangun setiap 2 atau 3 tahun. Kerusakan yang sering terjadi pada cat bangunan adalah sebagai berikut: a. Menggelembung (blestering). Penyebab dari cat yang menggelembung (blestering) adalah: 1. Pengecatan pada permukaan tembok yang belum kering. 2. Pengecatan yang dilakukan pada saat terik matahari, sehingga terkena terik matahari secara langsung. POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 35

31 3. Pengecatan pada permukaan tembok yang sudah terjadi pengapuran. 4. Pengecatan pada permukaan tembok yang kotor dan berminyak. 5. Permukaan tembok yang dilakukan pengecatan mengandung air atau menyerap air. Cara memperbaiki penyebab terjadinya cat menggelembung adalah: 1. Melakukan pengerokan pada lapisan cat yang menggelembung dan menghaluskan permukaannya dengan kertas ampelas. 2. Memberikan lapisan cat baru sampai seluruh permukaan tertutup rata. 3. Melakukan pengerokan lapisan yang mengelupas dan membersihkannya dengan kertas ampelas hingga permukaannya rata, halus dan kering. 4. Memberikan lapisan cat yang baru hingga permukaannya tertutup rata. b. Berbintik (Bittiness) Penyebab dari cat yang berbintik (bittiness) adalah: 1. Adanya debu atau kotoran dari udara, kuas atau alat penyemprot yang tidak kering sempurna. 2. Adanya cairan pada cat yang sudah mengering ikut tercampur dengan cat yang baru. Cara memperbaiki cat yang berbintik (Bittiness) adalah: 1. Menunggu lapisan cat sampai kering terlebih dahulu 2. Melakukan penggosokan pada permukaan yang akan dilakukan pengecatan dengan kertas ampelas halus dan kemudian membersihkannya. 3. Memberikan lapisan cat baru sampai permukaan rata. POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 36

32 c. Retak-retak (Crazing/Cracking) Penyebab dari cat yang retak-retak (Crazing/Cracking) adalah: 1. Disebabkan karena lapisan cat yang sudah tua karena elastisitas cat sudah berkurang. 2. Melakukan pengecatan pada lapisan cat pertama yang belum cukup kering. 3. Pengecatan yang terlampau tebal dan pengeringan yang tidak merata. Cara memperbaiki cat yang retak-retak (Crazing/Cracking) adalah: 1. Melakukan pengerokan pada seluruh lapisan cat, dan menghaluskan permukaannya dengan kertas ampelas kemudian membersihkannya. 2. Memberikan lapisan cat yang baru. d. Perubahan Warna (Discoloration) Penyebab dari perubahan Warna (Discoloration) cat adalah: 1. Pigmen yang dipakai tidak tahan terhadap cuaca dan terik matahari. 2. Adanya bahan pengikat yang bereaksi dengan garam-garam alkali. Cara memperbaiki perubahan Warna (Discoloration) cat adalah: 1. Memilih jenis cat lain 2. Melakukan kembali persiapan permukaan dan lapisi dengan cat dasar tahan alkali. e. Sukar mengering (Drying troubles) Penyebab dari cat sukar mengering (Drying troubles) adalah: 1. Pelaksanaan pengecatan dilakukan pada cuaca yang kurang baik, misalnya udara lembab. POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 37

33 2. Pelaksanaan pengecatan yang dilakukan pada permukaan yang mengandung lemak, minyak atau berdebu. Cara memperbaiki cat sukar mengering (Drying troubles) adalah: 1. Melakukan pengerokan pada seluruh lapisan cat, kemudian membersihkan dan membiarkan permukaannya mengering dan baru dilakukan pengecatan ulang dalam keadaan cuaca yang baik. 2. Melakukan pengerokan seluruh lapisan cat, kemudian membersihkan dan member lapisan cat yang tahan alkali. f. Garis-garis bekas kuas (brush marks) Penyebab dari garis-garis bekas kuas (brush marks) adalah: 1. Kuas yang terus menerus diulaskan pada saat cat mulai mengering. 2. Permukaan cat yang terlalu kental. 3. Pada saat melaksanaan pengecatan menggunakan kuas yang kotor. Cara memperbaiki garis-garis bekas kuas (brush marks) adalah setelah lapisan cat mengering, harus dilakukan dengan kertas ampelas, kemudian bersihkan dan dicat dengan cara pengecatan yang benar dan dicat ulang dengan cat yang kekentalannya cukup. g. Daya tutup berkurang (Poor opacity) Penyebab dari daya tutup berkurang (Poor opacity) adalah: 1. Cat yang terlalu encer. 2. Pengadukan cat yang kurang baik. Cara memperbaiki daya tutup berkurang (Poor opacity) adalah: 1. Encerkan cat sesuai dengan anjuran, kemudian aduk cat sehingga merata. 2. Melakukan pengulangan pengecatan sampai cukup rata. POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 38

34 h. Lapisan cat menurun pada beberapa tempat (Sagging) Penyebab dari lapisan cat menurun pada beberapa tempat (Sagging) adalah dikarenakan pengecatan yang dilakukan secara tidak merata. Cara memperbaiki lapisan cat menurun pada beberapa tempat (Sagging) adalah membiarkan cat mengering dengan baik kemudian meratakan bagian-bagian yang menurun dengan kertas ampelas. Setelah selesai dilakukan pelaksanaan pengecatan kembali. i. Kurang mengkilap daripada seharusnya (Loss of Gloss) Penyebab dari cat kurang mengkilap daripada seharusnya (Loss of Gloss) adalah: 1. Pengecatan yang dilakukan pada permukaan yang mengandung minyak atau lilin. 2. Pelaksanaan pengecatan pada saat cuaca kurang baik atau lembab. 3. Pelaksanaan pengecatan yang dilakukan pada cat yang sudah tua atau mulai mengapur. Cara memperbaiki cat kurang mengkilap daripada seharusnya (Loss of Gloss) adalah: 1. Melakukan perataan dengan kertas ampelas dan mengulang pengecatan kayu pada lapisan cat yang sudah tua atau kurang mengkilap. 2. Melakukan pengerokan pada seluruh lapisan cat dari permukaan sebelum melakukan pengecatan yang baru. POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 39

35 Mekanikal dan Elektrikal a. Peralatan Sanitair Pemeliharaan yang dapat dilakukan pada peralatan saniter adalah dengan cara membersihkan peralatan saniter dengan cairan sabun atau pembersih lain yang tidak meyebabkan terjadinya korosi pada alat saniter yang terbuat dari logam. Melakukan penggosokan dengan spon plastik atau sikat yang lembut, bilas dengan air bersih, kemudian keringkan dengan kain lap yang bersih. b. Saluran Air Bersih Pemeliharaan yang dapat dilakukan pada saluran air bersih adalah dengan melakukan pengamatan pada saluran yang tidak terlindungi dari panas matahari. Apabila terjadi kebocoran pada sambungan, harus segera diperbaiki dengan mematikan aliran air dari stop kran terlebih dahulu. c. Saluran Air Kotor Pemeliharaan yang dapat dilakukan pada saluran air kotor adalah dengan cara memeriksa saluran tegak air kotor pada bangunan, apabila terdapat kebocoran pada sambungan harus segera diperbaiki. membersihkan saluran terbuka air kotor pada sekitar bangunan dari barang-barang yang dapat menghambat aliran air minimal setiap satu bulan sekali. Pada saluran tertutup air kotor, dilakukan pemeriksanaan melalui bak kontrol saluran air kotor dan kemudian berikan saringan dari batang besi berbentuk jeruji sebagai penghalang agar tidak tersumbat. d. Kran Air Pemeliharaan kran air dapat dilakukan dengan cara memeriksa kran air yang ada minimal setiap 2 bulan. Ketika pemeriksaan berlangsung, dilakukan pengencangan baut pengikat putaran kran, POLITEKNIK NEGERI BANDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL 40

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemeliharaan Bangunan Gedung Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 24/PRT/M/2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung, pemeliharaan bangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. prasarana dan sarananya agar bangunan gedung selalu laik fungsi (preventive

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. prasarana dan sarananya agar bangunan gedung selalu laik fungsi (preventive BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemeliharaan Bangunan Gedung Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 24/PRT/M/2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung, pemeliharaan bangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Pengelolaan Aset Terintegrasi Pengelolaan aset terintegrasi dimulai dengan pengumpulan data dan sistem yang dimulai dari pembelian atau pengadaan asset. Setelah asset ada, kemudian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. prasarana dan sarananya agar bangunan gedung selalu laik fungsi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. prasarana dan sarananya agar bangunan gedung selalu laik fungsi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemeliharaan Bangunan Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 24/PRT/M/2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung, pemeliharaan bangunan gedung

Lebih terperinci

Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung

Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung Standar Nasional Indonesia Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung ICS 87.020; 91.180 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Rumah Sakit Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang diharapkan mampu memberikan pelayanan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI RIAU DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA

PEMERINTAH PROVINSI RIAU DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA PEMERINTAH PROVINSI RIAU DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA FORM EVALUASI SARANA & PRASARANA VENUE. PERIODE BULAN. 201 FORM - 1 : DATA UMUM DOKUMENTASI DALAM - LUAR DAN HALAMAN GEDUNG TAMPAK DEPAN TAMPAK BELAKANG

Lebih terperinci

PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG

PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG Pertemuan ke-15 Materi Perkuliahan : Sistem perawatan dan pemeliharaan bangunan baik pada internal dan eksternal PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG Pemeliharan (maintenance) bangunan adalah sangat

Lebih terperinci

BAB XIII PENGECATAN A.

BAB XIII PENGECATAN A. BAB XIII PENGECATAN A. Pekerjaan Pengecatan Pada saat melakukan pengecatan baik itu tembok lama maupun baru, hal pertama yang harus dilakukan adalah memilih warna yang sesuai dengan fungsi dinding yang

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kerusakan Komponen Gedung D Lantai Dasar Lantai 4 1. Komponen Arsitektur a. Keramik Kerusakan lantai yang terdapat pada lantai dasar Gedung KH.Mas Mansur adalah lantai keramik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan konstruksi telah dikenal sejak lama dan terus berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan konstruksi telah dikenal sejak lama dan terus berkembang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan konstruksi telah dikenal sejak lama dan terus berkembang. Bangunan dianggap sebagai salah satu aset yang paling berharga bagi kehidupan bangsa yang berfungsi

Lebih terperinci

ANALISIS LIFE CYCLE COST PADA PEMBANGUNAN GEDUNG (Studi Kasus: Sekolah St. URSULA Kotamobagu)

ANALISIS LIFE CYCLE COST PADA PEMBANGUNAN GEDUNG (Studi Kasus: Sekolah St. URSULA Kotamobagu) ANALISIS LIFE CYCLE COST PADA PEMBANGUNAN GEDUNG (Studi Kasus: Sekolah St. URSULA Kotamobagu) Yellih Kristti Wongkar Jermias Tjakra, Pingkan A. K. Pratasis Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam

Lebih terperinci

RSNI3 Rancangan Standar Nasional Indonesia

RSNI3 Rancangan Standar Nasional Indonesia RSNI3 Rancangan Standar Nasional Indonesia SNI 03-2407-1991 Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung ICS Badan Standarisasi Nasional BSN Daftar Isi Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung...

Lebih terperinci

CARA PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN MATERIAL FASAD VERTIKAL NON STRUKTURAL PADA BANGUNAN RUMAH SUSUN

CARA PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN MATERIAL FASAD VERTIKAL NON STRUKTURAL PADA BANGUNAN RUMAH SUSUN CARA PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN MATERIAL FASAD VERTIKAL NON STRUKTURAL PADA BANGUNAN RUMAH SUSUN MUHAMMAD KAHFI, ADITYA DANUDJA, NADHIFA KHAIRANA, ARINI PRAMUDIANI, TECKY HENDRARTO Jurusan Arsitektur,

Lebih terperinci

MATERI KESEHATAN LINGKUNGAN

MATERI KESEHATAN LINGKUNGAN MATERI KESEHATAN LINGKUNGAN TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN dr. Tutiek Rahayu,M.Kes tutik_rahayu@uny.ac.id TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN 1 syarat LOKASI KONSTRUKSI Terhindar dari Bahan Pencemar (Banjir, Udara) Bahan

Lebih terperinci

International Quality Waterproofing

International Quality Waterproofing International Quality Waterproofing Hidup di negara tropis, kita dihadapkan pada cuaca yang cukup ekstrim yang datang silih berganti, yaitu panas matahari yang terik dan curah hujan yang tinggi. Menghadapi

Lebih terperinci

TABEL A1 SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN GEDUNG PEMERINTAH/LEMBAGA KLASIFIKASI TINGGI/TERTINGGI NEGARA

TABEL A1 SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN GEDUNG PEMERINTAH/LEMBAGA KLASIFIKASI TINGGI/TERTINGGI NEGARA TABEL A1 SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN GEDUNG PEMERINTAH/LEMBAGA KLASIFIKASI TINGGI/TERTINGGI NEGARA SEDERHANA TIDAK SEDERHANA KHUSUS A PERSYARATAN TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN 1. Jarak Antar Bangunan minimal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung, pemeliharaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung, pemeliharaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.7 Pemeliharaan Bangunan Gedung Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 24/PRT/M/2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung, pemeliharaan bangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemeliharaan Bangunan Gedung Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 24/PRT/M/2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung, pemeliharaan bangunan

Lebih terperinci

FINISHING. Fungsi dari bahan finishing: A. Melindungi material B. Memberikan nilai estetika

FINISHING. Fungsi dari bahan finishing: A. Melindungi material B. Memberikan nilai estetika FINISHING Merupakan suatu cara / teknik yang digunakan untuk memberikan suatu sentuhan akhir/finishing dalam suatu bangunan yang di aplikasikan untuk semua elemen bangunan supaya tampilan fisik suatu bangunan

Lebih terperinci

BAB 2 PRODUK. Anugerah adalah penduduk asli dan pendatang baru yang ada di kota

BAB 2 PRODUK. Anugerah adalah penduduk asli dan pendatang baru yang ada di kota BAB 2 PRODUK 2.1 Spesifikasi Rincian Produk Sesuai dengan target pasar yang di rencanakan oleh CV. Griya Indah Anugerah adalah penduduk asli dan pendatang baru yang ada di kota Payakumbuh. Usaha CV. Griya

Lebih terperinci

FAQ. Pengisi Nat (Tile Grout):

FAQ. Pengisi Nat (Tile Grout): FAQ Pengisi Nat (Tile Grout): Q: Apa kelebihan pengisi nat AM dengan pengisi nat semen konvensional? A: Kelebihan pengisi nat AM dibandingkan dengan pengisi nat semen konvensional adalah mengandung bahan

Lebih terperinci

ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG

ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG bidang TEKNIK ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG YATNA SUPRIYATNA Jurusan Teknik Sipil Universitas Komputer Indonesia Pesatnya pembangunan gedung-gedung baru umumnya tidak disertai dengan peningkatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Bangunan Gedung Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.2. Latar Belakang Pemeliharaan Bangunan

BAB II DASAR TEORI 2.2. Latar Belakang Pemeliharaan Bangunan BAB II DASAR TEORI 2.1. Definisi Menurut Permen PU 24/PRT/M/2008 pemeliharaan bangunan gedung adalah kegiatan menjaga keandalan bangunan gedung beserta sarana dan prasarananya agar bangunan gedung selalu

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion NACC10 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN B. Rumusan Masalah A. Latar Belakang C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Batasan Masalah

I. PENDAHULUAN B. Rumusan Masalah A. Latar Belakang C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Batasan Masalah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangunan Gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan atau di dalam tanah dan

Lebih terperinci

B. BENTUK, FORMAT DAN ISI FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI

B. BENTUK, FORMAT DAN ISI FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI B. BENTUK, FORMAT DAN ISI FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI Kepada Yth. Bupati Pati Cq. Kepala Dinas di Pati FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI Yang bertanda tangan di bawah ini : Pemohon

Lebih terperinci

SANITASI DAN KEAMANAN

SANITASI DAN KEAMANAN SANITASI DAN KEAMANAN Sanitasi adalah.. pengendalian yang terencana terhadap lingkungan produksi, bahan bahan baku, peralatan dan pekerja untuk mencegah pencemaran pada hasil olah, kerusakan hasil olah,

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif NBID42 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan benar.

Lebih terperinci

EBOOK PROPERTI POPULER

EBOOK PROPERTI POPULER EBOOK PROPERTI POPULER RAHASIA MEMBANGUN RUMAH TANPA JASA PEMBORONG M.FAIZAL ARDHIANSYAH ARIFIN, ST. MT User [Type the company name] M.FAIZAL ARDHIANSYAH ARIFIN, ST. MT Halaman 2 KATA PENGANTAR Assalamu

Lebih terperinci

HANDOUT MK. MANAJEMEN PEMELIHARAAR DAN OPRASIONAL GEDUNG

HANDOUT MK. MANAJEMEN PEMELIHARAAR DAN OPRASIONAL GEDUNG HANDOUT MK. MANAJEMEN PEMELIHARAAR DAN OPRASIONAL GEDUNG HAKEKAT PEMELIHARAAN BANGUNAN Maintenance 1 atau pemeliharaan pada bangunan dimaksudkan sebagai gabungan dari tindakan teknis dan administratif,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN : PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN : Kompetensi Keahlian : Hari / Tanggal : Teknik Gambar Bangunan Kelas / Jurusan : III / Teknik Gambar Bangunan Waktu

Lebih terperinci

RSU KASIH IBU - EXTENSION ARSITEKTUR - BAB - 12 DAFTAR ISI PEKERJAAN PENGECATAN

RSU KASIH IBU - EXTENSION ARSITEKTUR - BAB - 12 DAFTAR ISI PEKERJAAN PENGECATAN DAFTAR ISI 01. PENGECATAN SECARA UMUM 77 02. PENGECATAN LANGIT-LANGIT GYPSUM. 80 03. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT DAN DINDING BETON EXPOSE. 81 04. PENGECATAN DINDING.. 82 05. PENGECATAN BESI. 84 06. PEKERJAAN

Lebih terperinci

A. METODE PELAKSANAAN GEDUNG 2 TINGKAT PONDASI TIANG PANCANG. Adapun metode pelaksanaan yang digunakan adalah sebagai berikut:

A. METODE PELAKSANAAN GEDUNG 2 TINGKAT PONDASI TIANG PANCANG. Adapun metode pelaksanaan yang digunakan adalah sebagai berikut: A. METODE PELAKSANAAN GEDUNG 2 TINGKAT PONDASI TIANG PANCANG Adapun metode pelaksanaan yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Pekerjaan Pendahuluan Pekerjaan pendahuluan merupakan pekerjaan persiapan

Lebih terperinci

PT / CV. Alamat :. LOGO PT / CV. Kegiatan Pekerjaan Lokasi Sumber Dana

PT / CV. Alamat :. LOGO PT / CV. Kegiatan Pekerjaan Lokasi Sumber Dana LOGO PT / CV PT / CV. Alamat :. REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA No Uraian 1 2 3 A PEKERJAAN BANGUNAN GEDUNG I Persiapan dan Tanah II Pondasi dan Beton III Dinding dan Plesteran IV Lantai V Pekerjaaan

Lebih terperinci

PENGAMATAN PEKERJAAN FINISHING DINDING, LANTAI DAN PLAFON PADA BANGUNAN OFFICE AT PASAR BARU.

PENGAMATAN PEKERJAAN FINISHING DINDING, LANTAI DAN PLAFON PADA BANGUNAN OFFICE AT PASAR BARU. PENGAMATAN PEKERJAAN FINISHING DINDING, LANTAI DAN PLAFON PADA BANGUNAN OFFICE AT PASAR BARU. NAMA : Ratna Handayani NPM : 26312045 JURUSAN : S1 TEKNIK ARSITEKTUR DOSEN PEMBIMBING : Sumaiyah Fitriandini,

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA 7 BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM Pelaksanaan konstruksi merupakan rangkaian kegiatan atau bagian dari kegiatan dalam pekerjaan konstruksi mulai dari persiapan lapangan sampai dengan penyerahan

Lebih terperinci

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Bangunan

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Bangunan Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Bangunan METODE & TAHAPAN PELAKSANAAN Untuk mencapai keberhasilan dalam hal mutu, efisiensi waktu dan optimalisasi biaya pelaksanaan, dimana Kontraktor harus dapat

Lebih terperinci

A. GAMBAR ARSITEKTUR.

A. GAMBAR ARSITEKTUR. A. GAMBAR ARSITEKTUR. Gambar Arsitektur, yaitu gambar deskriptif dari imajinasi pemilik proyek dan visualisasi desain imajinasi tersebut oleh arsitek. Gambar ini menjadi acuan bagi tenaga teknik sipil

Lebih terperinci

RENCANA ANGGARAN BIAYA ( RAB ) REDESAIN GEDUNG PENGADILAN AGAMA MUNGKID MAGELANG TAHUN 2012

RENCANA ANGGARAN BIAYA ( RAB ) REDESAIN GEDUNG PENGADILAN AGAMA MUNGKID MAGELANG TAHUN 2012 RENCANA ANGGARAN BIAYA ( RAB ) REDESAIN GEDUNG PENGADILAN AGAMA MUNGKID MAGELANG TAHUN 2012 No. Uraian Pekerjaan Volume Satuan Rp. Rp. Rp. I. PEKERJAAN PERSIAPAN : 1 Pembersihan lapangan 2,325.78 m² 6,300.00

Lebih terperinci

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA 8.1. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rencana anggaran biaya (RAB) adalah tolok ukur dalam perencanaan pembangunan,baik ruma htinggal,ruko,rukan maupun gedung lainya. Dengan RAB

Lebih terperinci

PERMASALAHAN STRUKTUR ATAP, LANTAI DAN DINDING

PERMASALAHAN STRUKTUR ATAP, LANTAI DAN DINDING PERMASALAHAN STRUKTUR ATAP, LANTAI DAN DINDING DEASY MONICA PARHASTUTI M. IRFAN NUGRAHA NOVSA LIRIK QORIAH TAUFAN HIDAYAT KELOMPOK 3 KG-3A PERMASALAHAN PADA ATAP PERMASALAHAN 5. BUBUNGAN RETAK PENYEBAB

Lebih terperinci

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2 1. Varian I Varian I memiliki tiga buah komponen yaitu komponen D1 yang berfungsi sebagai dinding utama, komponen D2, komponen D3 dan komponen D4. Varian I dikembangkan dalam modul 70 x 60 cm. a. Komponen

Lebih terperinci

PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP DALAM SISTEM RESI GUDANG

PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP DALAM SISTEM RESI GUDANG LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR : 03/BAPPEBTI/PER-SRG/7/2007 TANGGAL : 9 JULI 2007 PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP 1. Ruang lingkup

Lebih terperinci

MM-100 PEREKAT PASANGAN BATA RINGAN THIN BED

MM-100 PEREKAT PASANGAN BATA RINGAN THIN BED MM-100 PEREKAT PASANGAN BATA RINGAN THIN BED DESKRIPSI Semen Instan sebagai perekat untuk pemasangan Bata Ringan (AAC Block) dengan bahan dasar semen, pasir silika, filler dan adi>f yang dcampur secara

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Konsep Manusia Pelaku Kegiatan No. Pelaku 1. Penghuni/Pemilik Rumah Susun 2. Pengunjung Rumah Susun 3. Pengunjung Pasar Tradisional

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG

PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 24/PRT/M/2008 Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 24/PRT/M/2008 TANGGAL 30 DESEMBER 2008 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA 8.1 Volume Pekerjaan 8.1.1 Perkerjaan Persiapan 8.1.1.1 Pembersihan Lokasi panjang bangunan (p) = 40 m lebar bangunan (l) = 40 m Luas Pembersihan Lokasi = p x l = 1600 m2 8.1.1.2

Lebih terperinci

Ketentuan gudang komoditi pertanian

Ketentuan gudang komoditi pertanian Standar Nasional Indonesia Ketentuan gudang komoditi pertanian ICS 03.080.99 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar Isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1 2 Istilah dan definisi...1 3 Persyaratan

Lebih terperinci

LAPORAN PEKERJAAN BANGUNAN PENGHUBUNG

LAPORAN PEKERJAAN BANGUNAN PENGHUBUNG LAPORAN PEKERJAAN BANGUNAN PENGHUBUNG 1. Latar Belakang Perguruan Tinggi Raharja memiliki 2 gedung yaitu Gedung Modern dan Gedung Lake View dimana mobilitas sivitas pribadi Raharja pada dua bangunan ini

Lebih terperinci

DINDING DINDING BATU BUATAN

DINDING DINDING BATU BUATAN DINDING Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Visualisasi Proses Pembuatan Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih dahulu harus mengetahui masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Lebih terperinci

CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK

CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi SIAP SAJI YANG BAIK BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Pemeliharan (maintenance) bangunan adalah sangat penting dan perlu setelah bangunan tersebut selesai dibangun dan dipergunakan. Pemeliharaan ini akan membuat

Lebih terperinci

BAB XIV INSTALASI PIPA PVC

BAB XIV INSTALASI PIPA PVC BAB XIV INSTALASI PIPA PVC Pipa PVC sudah banyak digunakan di dunia dan di Indonesia pada khususnya. Mulai untuk pipa air bersih, air kotor, kotoran, dan air hujan. Pipa PVC standar pipa pasar atau pipa

Lebih terperinci

Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA >

Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA > Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA > GSF-Aceh. Didalam Pelaksanaan Proyek, metode pelaksanaan sangat penting dilaksanakan, hal ini untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan. Pengelolaan sumber daya air adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan. Pengelolaan sumber daya air adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sungai Menurut Peraturan Pemerinah Republik Indonesia No.38 Tahun 2011, Sungai adalah alur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa jaringan pengaliran air beserta air di

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN 5.1 STRUKTUR BETON

BAB V PEMBAHASAN 5.1 STRUKTUR BETON BAB V PEMBAHASAN 5.1 STRUKTUR BETON Beton bertulang adalah struktur komposit yang sangat baik untuk digunakan pada konstruksi bangunan. Pada struktur beton bertulang terdapat berbagai keunggulan akibat

Lebih terperinci

Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung

Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung Standar Nasional Indonesia Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung ICS 27.180 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan

Lebih terperinci

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan mixed use building adalah kebutuhan akan hunian yaitu rumah susun bagi masyarakat menengah

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran LAMPIRAN Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran No Parameter Bobot Nilai A Kondisi umum sekitar restoran 1 Lokasi 1 0 Jarak jasaboga minimal 500 m dari sumber pencemaran seperti tempat sampah umum,

Lebih terperinci

LEMBAR OBSERVASI PENELTIAN PENYELENGHGARAAN KESEHATAN LINGKUNGANSEKOLAH DASAR (SD) NEGERI DAN SD SWASTA AL-AZHAR DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN

LEMBAR OBSERVASI PENELTIAN PENYELENGHGARAAN KESEHATAN LINGKUNGANSEKOLAH DASAR (SD) NEGERI DAN SD SWASTA AL-AZHAR DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN No LEMBAR OBSERVASI PENELTIAN PENYELENGHGARAAN KESEHATAN LINGKUNGANSEKOLAH DASAR (SD) NEGERI 060934 DAN SD SWASTA AL-AZHAR DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN 2016 Menurut 1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

CHECKLIST PEMBINAAN KANTIN SEKOLAH SEHAT SDN 04 LEBAK BULUS

CHECKLIST PEMBINAAN KANTIN SEKOLAH SEHAT SDN 04 LEBAK BULUS NO SARANA & PRASARANA / TANGGAL 1 LOKASI DAN BANGUNAN A. LANTAI BERSIH, TIDAK LICIN B. DINDING BERSIH, WARNA TERANG, KEDAP AIR C. LANGIT-LANGIT TIDAK BOCOR, TIDAK MENGELUPAS D. PINTU DAPAT DIBUKA TUTUP

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemeliharaan Dan Perawatan Bangunan Gedung Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 24/PRT/M/2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung, pemeliharaan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Perancangan Asrama Mahasiswa Universitas Mercu Buana ini diharapkan dapat menjadi hunian asrama yang nyaman aman dan mudah dijangkau bagi mahasiswa Universitas

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR I MEMPERSIAPKAN ADUKAN PASTA SEBAGAI BAHAN ACIAN UNTUK PERMUKAAN PLESTERAN

KEGIATAN BELAJAR I MEMPERSIAPKAN ADUKAN PASTA SEBAGAI BAHAN ACIAN UNTUK PERMUKAAN PLESTERAN KEGIATAN BELAJAR I MEMPERSIAPKAN ADUKAN PASTA SEBAGAI BAHAN ACIAN UNTUK PERMUKAAN PLESTERAN I. LEMBAR INFORMASI Pekerjaan mengaci pada plesteran tembok merupakan pekerjaan menutup pori-pori yang terdapat

Lebih terperinci

KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA KOP PERUSAHAAN REKAPTULAS DAFTAR KUANTTAS DAN HARGA NO KOMPONEN JUMLAH A B C D PERSAPAN GAPURA Luas 8 M2 KANTOR Luas 216 M2 PETAK TOKO Luas 836 M2 E PEK. LOST PASAR TYPE ( Los Pakaian + Los Rempah Rempah

Lebih terperinci

DAFTAR ANALISA SNI HARGA SATUAN PEKERJAAN

DAFTAR ANALISA SNI HARGA SATUAN PEKERJAAN DAFTAR ANALISA SNI HARGA SATUAN PEKERJAAN ANALISA BIAYA KONSTRUKSI PEKERJAAN PERSIAPAN SNI.01.2.6.1 1 m² Membersihkan lapangan dengan peralatan 0,1000 Oh Pekerja Rp. - - 0,0500 Oh Mandor Rp. - - SNI.01.2.6.

Lebih terperinci

Panduan Praktis Perbaikan Kerusakan Rumah Pasca Gempa Bumi

Panduan Praktis Perbaikan Kerusakan Rumah Pasca Gempa Bumi Panduan Praktis Kerusakan Rumah Pasca Gempa Bumi Jl. Panyaungan, Cileunyi Wetan, Kabupaten Bandung 0393 Telp:(022) 7798393 ( lines), Fax: (022) 7798392, E-mail: info@puskim.pu.go.id, Website: http://puskim.pu.go.id

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB IV TINJAUAN KHUSUS BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1. Perencanaan Bahan 4.1.1. Perencanaan Lantai Lantai dasar difungsikan untuk area parkir mobil, area service, pantry, ruang tamu, ruang makan, ruang keluarga, kamar mandi tamu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Rumah Sakit Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum harus diwujudkan melalui berbagai upaya kesehatan dalam rangkaian pembangunan kesehatan secara

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebagai dasar untuk memberikan saran bagi pihak perusahaan konstruksi. bangunan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebagai dasar untuk memberikan saran bagi pihak perusahaan konstruksi. bangunan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab lima ini penulis mengambil kesimpulan hasil penelitian yang telah dilakukan. Selanjutnya dari hasil penelitian tersebut, penulis menggunakannya sebagai dasar untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar perancangan Hasil perancangan sentra industri batu marmer adalah penerapan dari tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, Social dan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice

Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice 113 LAMPIRAN 113 114 Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice 1 Lokasi Lokasi produksi harus jauh dari tempattempat yang menjadi sumber cemaran, seperti: tempat pembuangan sampah,

Lebih terperinci

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan Syarat kesehatan yang mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/MENKES/SK/VI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat: A. Lokasi 1. Lokasi sesuai dengan Rencana Umum

Lebih terperinci

Aditif Mortar Waterproof, untuk pengisi celah pipa toilet, perbaikan dinding,

Aditif Mortar Waterproof, untuk pengisi celah pipa toilet, perbaikan dinding, TOP 5 PRODUCTS WELDPRIME WELDPAINT WELDNAT WELDGROUT Aditif Mortar Waterproof, untuk pengisi celah pipa toilet, perbaikan dinding, mencegah bocor dan lembab WELDCRETE COATING Waterproof Coating untuk mencegah

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN MAGANG 3.1 Pengenalan Lingkungan Kerja Penulis memulai praktek pelaksanaan kerja atau magang pada Kementerian Negara Koperasi dan UKM selama 1 (satu) bulan yang dimulai dari tanggal

Lebih terperinci

Struktur dan Konstruksi II

Struktur dan Konstruksi II Struktur dan Konstruksi II Modul ke: Material Struktur Bangunan Fakultas Teknik Christy Vidiyanti, ST., MT. Program Studi Teknik Arsitektur http://www.mercubuana.ac.id Cakupan Isi Materi Materi pertemuan

Lebih terperinci

SYARAT-SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN. Bangunan yang dilaksanakan adalah kegiatan PEMBANGUNAN RUANG KELAS

SYARAT-SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN. Bangunan yang dilaksanakan adalah kegiatan PEMBANGUNAN RUANG KELAS Spesifikasi Teknis SYARAT-SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN 1. LINGKUP UMUM Bangunan yang dilaksanakan adalah kegiatan PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU ( RKB ) yang diadakan oleh Kementrian Agama Kab. Kep Selayar.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN IV.1. Analisa Tapak dan Lingkungan IV.1.1 Data Fisik Tapak PETA LOKASI / SITE Utara - 19 - Data fisik tapak / kondisi tapak saat ini tidak banyak berbeda dengan apa yang akan

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

1. Untuk membantu menjaga kebersihan dan kenyamanan setiap ruangan dalam gedung klien kami

1. Untuk membantu menjaga kebersihan dan kenyamanan setiap ruangan dalam gedung klien kami CLEANING AND CARRYING SERVICE I. LATAR BELAKANG Di era globalisasi dan modern ini, kebanyakan orang atau perusahaan dan instansi menyukai hal yang instan, cepat, hemat, dan efisien. Termasuk dalam hal

Lebih terperinci

INSTALLATION MAINTENANCE AND CLEANING GUIDE

INSTALLATION MAINTENANCE AND CLEANING GUIDE INSTALLATION MAINTENANCE AND CLEANING GUIDE For EXPOSE Concrete Products www.exposeconcrete.com CONTENTS General Instructions 2 Preparations 3 Adhesives & Fixing 4 Cement base 5 Polymer base 8 After Fixing

Lebih terperinci

Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Pondasi

Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Pondasi Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Pondasi Pekerjaan pondasi yang telah disetting dalam software rab meliputi pekerjaanpekerjaan sebagai berikut: 1. Galian tanah pondasi 2. Pasangan Pondasi Batu Kosong

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGOPERASIAN

PETUNJUK PENGOPERASIAN PETUNJUK PENGOPERASIAN LEMARI PENDINGIN MINUMAN Untuk Kegunaan Komersial SC-178E SC-218E Harap baca Petunjuk Pengoperasian ini sebelum menggunakan. No. Pendaftaran : NAMA-NAMA BAGIAN 18 17 16 1. Lampu

Lebih terperinci

SISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN I

SISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN I Pertemuan ke-12 Materi Perkuliahan : Sistem penanggulangan bahaya kebakaran 1 (Sistem deteksi kebakaran, fire alarm, fire escape) SISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN I Kebakaran adalah bahaya yang diakibatkan

Lebih terperinci

REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA

REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA Kegiatan : 0 PEKERJAAN : PENGEMBANGAN PENETASAN LOKASI : BPTU KDI KEC. TAMBANG ULANG NO URAIAN PEKERJAAN JUMLAH (Rp) I. PEKERJAAN PERSIAPAN II. PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI

Lebih terperinci

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban HOUSEKEEPING Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban Penerapan housekeeping yang baik dapat mendukung terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan nyaman. Housekeeping

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pintu Masuk Kendaraan dan Manusia Dari analisa yang telah dibahas pada bab sebelumnya pintu masuk kendaraan dan manusia akan

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. perawatan kesehatan, termasuk bagian dari bangunan gedung tersebut.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. perawatan kesehatan, termasuk bagian dari bangunan gedung tersebut. BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Klasifikasi Gedung dan Risiko Kebakaran Proyek pembangunan gedung Rumah Sakit Pendidikan Universitas Brawijaya Malang merupakan bangunan yang diperuntukkan untuk gedung rumah sakit.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Konsep dasar perancangan pada Tempat Informasi HIV AIDS serta Komunitas ODHA dan OHIDHA ini terlahir dari pendekatan Arsitektur Perilaku. Dengan menganalisa

Lebih terperinci

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA 8.1. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rencana anggaran biaya (RAB) merupakan perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lain yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah peran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti perangkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah peran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti perangkat 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peran Istilah peran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat (KBBI, 2005:854).

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan V.1.1. Luas Total Perancangan Total luas bangunan adalah 6400 m 2 Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan

Lebih terperinci

Tatia Ardilla / Dosen Pembimbing : Cahyono Bintang Nurcahyo, ST. MT.

Tatia Ardilla / Dosen Pembimbing : Cahyono Bintang Nurcahyo, ST. MT. PENERAPAN REKAYASA NILAI PADA PROYEK PEMBANGUNAN ASRAMA X PROVINSI BALI (The Application of Value Engineering in The Project of X Dormitory Bali Province) Tatia Ardilla / 3109100091 Dosen Pembimbing :

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Kemajuan Proyek Kemajuan proyek merupakan progress pekerjaan dari pekerjaan awal proyek sampai akhir pekerjaan proyek. Disetiap progress pekerjaan

Lebih terperinci