Menarikan Jejak Ruang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Menarikan Jejak Ruang"

Transkripsi

1 Menarikan Jejak Ruang Klara Puspa Indrawati merupakan seni melukis dengan cahaya di medium udara. Hasil dari lukisan yang dibuat di medium udara tadi hanya dapat ditangkap dengan menggunakan kamera, tidak dapat dilihat secara langsung karena gerakan sumber cahaya untuk melukis berlangsung dengan cepat, namun masih dapat tertangkap kamera. Gerakan cepat sumber cahaya akan menghasilkan sebuah surface cahaya yang pada tangkapan kamera berperan sebagai pemberi outline bentuk yang ingin dihasilkan dalam lukisan. Pada seni ini, surface yang dibentuk sepanjang gerakan sumber cahaya sebenarnya menjadi batas ruang void yang tercipta dari gerakan. Dengan demikian, dalam ruang tidak akan terbentuk tanpa gerakan sumber cahaya yang menghasilkan surface yang kontinu. Selain pada, ide tentang gerakan tubuh manusia untuk memainkan surface dapat terlihat pada breakdance, yakni sebuah karya seni tari yang dimainkan di atas sebuah bidang datar atau suatu permukaan, breakdance justru berusaha mengeksplorasi surface yang kontinu melalui gerakan seluruh anggota tubuh, mulai dari kaki, tangan, bahkan kepala. Surface yang biasanya dipijak oleh kaki saat menari menjadi blur ketika sepanjang tarian sebab kaki tidak selalu berpijak pada surface datar. Kaki dapat berada di atas atau di samping, tangan terkadang dijadikan tumpuan yang menapak di atas surface datar, bahkan kepala juga dapat dijadikan penahan tubuh yang justru menyentuh surface datar. Dari kompleksitas gerakan yang mengeksplorasi kemampuan berbagai anggota tubuh ini, permukaan yang digunakan untuk melakukan gerak tidak hanya berupa bidang datar. Para penari breakdance bergerak dan menandai surface mereka yang dinamis sebagai batasan ruang gerak mereka. Breakdance memiliki tujuh jenis gerakan dasar, yaitu toprock, footwork, drops,, powermoves, freeze dan suicide. 9

2 Gambar 2. Gerakan toprock Gerakan toprock adalah gerakan untuk memulai tarian, di mana penari berada dalam posisi berdiri untuk pemanasan menuju gerakan lain yang lebih menantang. Saat melakukan toprock, penari masih memanfaatkan permukaan datar. Gambar 3. Gerakan footwork dan surface hasil peralihan dari gerakan toprock ke footwork dihasilkan Gambar 5. Gerakan power moves dan surface yang dihasilkan. Gambar 6. Gerakan freeze dan surface yang terjadi dari gerakan power moves, freeze dan diakhiri suicide. Gerakan lain yang mulai semakin sulit adalah footwork. Dalam gerakan ini, penari sudah menunjukkan adanya pergerakan kaki yang mulai terangkat dengan tangan menumpu di permukaan datar. Anggota tubuh yang aktif bergerak adalah kaki, sementara tangan lebih berfungsi sebagai penopang tubuh. Karena adanya gerakan kaki yang terangkat tadi, maka sudah ada perubahan surface dalam gerakan breakdance. Gerakan powermoves adalah serangkaian gerakan yang paling menantang untuk dipraktekkan oleh para breaker. Gerakan ini mengandalkan kemampuan gerak dan ketahanan dari tubuh bagian atas, mulai dari tangan hingga kepala. Contohnya adalah gerakan handstand dengan satu atau dua tangan dan gerakan headstand. Gerakan freeze biasanya dilakukan untuk bertahan dalam posisi tertentu yang dianggap menarik. Gerakan ini banyak menggunakan bagian tubuh atas untuk bergerak dan menahan beban tubuh. Permukaan yang dihasilkan dari gerakan pun hampir sama dengan sebelumnya, di mana kaki akan terangkat ke udara ditahan oleh kepala atau tangan. Rangkaian seluruh gerakan lalu ditutup dengan gerakan suicide, di mana breaker sengaja terlihat kehilangan kendali dan seakan terjatuh dalam posisi tertentu di atas punggung atau perut. 10

3 Dari serangkaian surface yang telah saya telusuri pada gerakan breakdance, tampak adanya permainan surface yang terbentuk dari eksplorasi gerakan seluruh anggota tubuh sepanjang tarian. Terlihat bahwa surface yang terbentuk bersifat kontinu dan dinamis serta bukan merupakan bidang datar. Seni light dan breakdance membentuk ruang yang batasannya kasat mata dan terbentuk dari pergerakan yang menghasilkan manipulasi surface. Pada breakdance terdapat order dari teknik gerakan dan kombinasi dari gerakan gerakan dasar permainan surface yang merupakan alat untuk memproduksi ruang intimate breaker. Sedangkan pada, ruang yang tercipta berupa intimate space dari sumber cahaya yang berupa bagian void dengan batas surface cahaya. Batasan ruang yang dihasilkan kedua seni ini sulit ditangkap oleh mata dalam penglihatan langsung, hal ini dikarenakan kedua seni ini dibentuk oleh gerakan gerakan yang sangat cepat. Seringkali untuk dapat menangkap batasan ruang dengan lebih jelas, dibutuhkan alat untuk menangkap sequence gerakan seperti kamera yang membuat kita tidak langsung menyadari pembentukan ruang yang terjadi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam kedua seni ini gerakan tidak terjadi pada sebuah surface datar yang sudah tersedia, tetapi justru dipicu oleh breaker dan pelukis dengan cara melakukan eksplorasi terhadap kemungkinan permukaan yang kontinu dan tak terbatas. Gerakan yang terjadi secara aktif menandai dan mengkolonisasi ruang dalam penjelajahan surface secara keseluruhan. Setelah mencoba membahas mengenai metode dalam pembentukan ruang dari permainan surface dalam breakdance dan, saya mencoba menyimpulkan bahwa pergerakan. dapat menjadi instrumen pembentuk surface dinamis yang kemudian berkembang menjadi boundary ruang. Sequence gerakan perlu didokumentasikan dengan alat bantu dokumentasi, kemudian ditracing kembali agar terlihat ada boundary tertentu yang terbentuk. Alat bantu dokumentasi menjadi penting karena gerakan yang menjelajahi surface di seluruh ruang 3 dimensi yang tak terbatas itu berlangsung dengan cepat, salah satunya karena harus melawan gravitasi (seperti pada gerakan breakdance). Gerakan dapat dilakukan dengan tidak terbatas karena medium geraknya berupa medium yang tak terbatas seperti udara, air). Gerakan gerakan tersebut lalu menandai surface yang menjadi boundary ruang, dan sebaliknya surface yang terbentuk menjadi jejak dari gerak. Jejak tersebutlah yang memungkinkan penelusuran kembali terhadap gerak. Dan, bentukan ruang dari boundary surface tertentu akan menjadi identitas gerakan tertentu. Bila melihat kembali pada breakdance dan, inti performance terletak pada proses selama pergerakan terjadi. Lalu, bagaimana bila kini jejak yang ditinggalkan itulah yang menjadi bahan pengamatan? Berikut adalah peta metode yang terjadi pada proses gerak breakdance dan light dalam menghasilkan permainan surface sebagai berikut: 1. Breakdance 11

4 Dari kedua metode di atas, saya mencoba mempertanyakan apabila tahapan yang berlangsung dalam breakdance dan dalam menghailkan ruang dibalik. Bagaimana jika jejak di akhir sequence gerak yang merupakan hasil dari gerakan dicoba untuk dibekukan dan menjadi objek pengamatan? Apa yang dapat digali dari jejak tersebut? Untuk melakukan semacam percobaan yang berdasarkan pada beberapa dengan cara membalik tahapan yang telah dipelajari sebelumnya: Percobaan ini diberi nama Crazy Mixer karena akan dilakukan eksplorasi gerak pada medium dan surface tanpa batas dengan menggunakan material berupa sebuah pengaduk dalam medium krim kue yang berisi selai strawberi. Eksplorasi ini akan didasari oleh panduan gerak yang di-tracing dari ketujuh gerakan breakdance yang telah dijelaskan sebelumnya. Proses Percobaan: Kombinasi Gerakan Breakdance dari Ruang Gerak Crazy Mixer Percobaan Crazy Mixer ini terdiri dari serangkaian tahapan: 1. Siapkan 3 mangkuk transparan dan sebuah pengaduk yang menjadi Crazy Mixer. Mangkuk kemudian akan diisi oleh krim dan selai strawberi. 2. Kemudian siapkan panduan pengadukan berupa jejak dari gerakan dasar breakdance yang sudah di-tracing terlebih dahulu. Jumlah gambar panduan adalah 3 buah sesuai dengan jumlah mangkuk. 3. Aduk krim dan selai dengan menggunakan Crazy Mixer. Pengadukan harus diakukan dengan cepat, dengan waktu kurang dari 10 detik untuk setia mangkuknya. 4. Setelah pengadukan dilakukan untuk setiap mangkuk dengan Crazy Mixer, letakkan kembali Crazy Mixer di luar mangkuk dan tandai mangkuk sesuai gambar panduan gerakan yang ditentukan. 5. Dinginkan krim dalam mangkuk hingga menjadi beku. 6. Potong adonan krim beku dalam setiap mangkuk dengan pisau secara sejajar menjadi 5 bagian. 7. Amati potongan potongan massa krim tadi dan lakukan tracing terhadap surface yang terbentuk. Tahapan tahapan percobaan ini dilakukan untuk mengamati surface yang terbentuk dalam medium krim, yaitu surface selai. Kontinuitas surface selai dalam sebuah mangkuk diamati lalu dilihat keterhubungannya dengan surface yang dihasilkan pada mangkuk mangkuk lainnya. Setelah mendapatkan kontinuitasnya, surface gerakan dalam breakdance, di mana diharapkan akan terjadi kombinasi gerakan dasar baru dari kontinuitas surface dalam satu mangkuk dan antar mangkuk lainnya. Untuk percobaan ini, akan dibutuhkan tiga buah mangkuk transparan untuk melihat bagaimana surface dari selai dihasilkan dalam medium krim, serta sebuah lemari pendingin untuk membekukan krim tersebut. Krim yang membeku akan lebih mudah dipotong dan diamati. Krim kue yang digunakan berwarna putih, sementara selai berwarna merah agar surface yang digerakkan dalam medium kemudian dapat diamati perbedaannya. Krim akan mengunci selai dalam adonannya, sehingga jejak surface yang dihasilkan dapat diamati oleh mata. 12

5 Selai dipilih karena tidak mudah larut dalam krim ketika dilakukan pengadukan, selai yang digunakan bukanlah selai yang kental seperti jelly, melainkan selai yang lebih cair seperti topping untuk mempermudah pengadukan dan pergerakan selai dalam krim. Setelah semua bahan dan alat siap, saya pun memulai percobaan. Gambar 7. Tahapan memasukkan krim ke tiga buah mangkuk transparan. Pertama tama, saya memasukkan krim ke setiap mangkuk dengan takaran separuh dari volume setiap mangkuk. Setelahnya, permukaan krim di setiap mangkuk diratakan agar selai yang dituangkan di atasnya dapat bertahan di bagian tengah. Setelahnya, saya menuangkan selai ke atas permukaan krim di setiap mangkuk dan menutupnya kembali dengan krim yang setara dengan volume setengah mangkuk. Krim penutup ini harus dipadatkan agar tidak ada ruang gerak untuk selai. Kini, ketiga mangkuk berisi krim siap untuk diaduk dengan Crazy Mixer. Pada awalnya saya menggunakan pengaduk yang pada tersangkut di antara pegas dan terangkat dari mangkuk, sehingga akhirnya digunakan pengaduk yang lebih kecil dan halus berupa dua buah sumpit. Proses pengadukan ini dipandu oleh tracing gerakan yang sudah lebih dulu dibuat. Proses pengadukan jejak 1: mangkuk krim 1 Gambar 8. Jejak selai 1 dan proses pengadukan. Panduan tracing gerak yang pertama ini mengambil gerakan dasar breakdance toprock dan footwork. Crazy mixer akan bergerak vertikal mengarah ke bagian dalam adonan, kemudian melakukan gerakan aktif yang membentuk gelombanggelombang kecil yang kontinu. Selanjutnya, Crazy Mixer akan bergerak menuju ke bagian bawah adonan, membentuk sebuah gelombang panjang secara horisontal yang kemudian diteruskan ke gerakan aktif berupa gelombang gelombang kecil secara horisontal yang letaknya semakin ke bagian bawah adonan. Proses pengadukan jejak 2: mangkuk krim 2 13

6 Gambar 9. Jejak selai 2 dan proses pengadukan. Panduan tracing gerak yang kedua mengambil gerakan dasar breakdance drops dan. Crazy Mixer akan bergerak horisontal secara spin atau memutar pada bagian tengah dan bawah adonan. Gerakan spin ini dilakukan dengan cepat. Proses pengadukan jejak 3: mangkuk krim 3 Gambar 10. Jejak selai 3 dan proses pengadukan. Panduan tracing gerak yang ketiga mengambil gerakan dasar breakdance powermoves, freeze, dan suicide. Crazy Mixer akan bergerak vertikal dari bagian bawah adonan menuju ke atas, sesampainya di bagian atas adonan Crazy Mixer melakukan gerakan memutar atau spin secara cepat. Gerakan lalu dilanjutkan dengan tarikan ke bagian atas adonan secara perlahan, lalu sejenak berhenti di bagian paling atas adonan dan bergerak vertikal secara tiba tiba menuju ke bawah. Crazy Mixer yang sudah ada di bagian bawah adonan lalu digerakkan membentuk sebuah gelombang panjang secara horisontal. Setelah proses pengadukan berdasarkan panduan tracing gerakan dasar breakdance dilakukan, terdapat hasil surface selai dalam krim yang berbeda beda di setiap mangkuk. Gambar 11. Hasil pengadukan ketiga mangkuk. Tahap berikutnya adalah pembekuan ketiga mangkuk yang berisi adonan krim dan selai ini dalam lemari pendingin. untuk kemudian dipotong menjadi 5 bagian setiap mangkuknya. Lama pendinginan sekitar 2 jam agar krim cukup keras dan dapat dengan mudah dipotong tanpa berubah bentuk. Setelah 2 jam didinginkan, adonan krim yang sudah membeku di setiap mangkuk diangkat dari mangkuk untuk dipotong. Sebelum krim mencair kembali, saya segera memotong adonan krim di setiap mangkuk menjadi 5 bagian secara sejajar, hingga berbentuk seperti pada gambar di samping: Adonan krim dari mangkuk 1 yang telah dipotong menjadi 5 bagian kemudian dinamakan dengan urutan potongan 1A, 1B, 1C, 1D, 1E seperti pada gambar di atas, begitu juga dengan potongan pada adonan krim pada mangkuk yang lainnya. Dengan demikian terdapat 5 layer potongan secara keseluruhan yang terdiri dari layer A yang berisi potongan: 1A, 2A, Gambar 11. Hasil pengadukan ketiga mangkuk. 14

7 3A; layer B yang berisi potongan: 1B, 2B, 3B; layer C yang berisi potongan: 1C, 2C, 3C; layer D yang berisi potongan: 1D, 2D, 3D; serta layer E yang berisi potongan: 1E, 2E, 3E. Berikutnya saya akan melakukan pengamatan terhadap kelima layer berkaitan dengan kontinuitas surface selai yang dihasilkan dan menganalisa identitas gerakan breakdance yang ditandai oleh bentukan boundary surface dari gerakan Crazy Mixer. Hasil pengamatan dari setiap layer akan menghasilkan serangkaian gerak kombinasi dari gerakan gerakan breakdance. Berikut adalah hasil analisis untuk setiap layer beserta tracing gerakan tertentu pada setiap layer-nya. Analisis Layer A Gambar 14. Layer A dari kiri ke kanan: potongan 1A, 2A, 3A serta tracing layer A dari potongan 1A, 2A, 3A Setelah dilakukan tracing terhadap bentukan surface selai pada potongan 1A, 2A, dan 3A, ternyata tidak terdapat kontinuitas surface dari potongan 1A ke potongan 2A, begitu juga dengan potongan 2A dan 3A. Dengan demikian, yang surface-nya hanyalah kontinuitas surface dalam potongan 2A saja. Surface selai di dalam krim yang ada di potongan 2A memberi identitas gerak dasar breakdance yang berupa gerakan footwork. Pada ketiga potongan ini tidak dapat ditemukan kontinuitas karena ketiga potongan ini terletak di lapisan terluar adonan. Selai terletak di inti adonan sehingga jangkauan gerak Crazy Mixer tidak sempat mencapai bagian lapisan terluar adonan. Analisis Layer B Gambar 15. Layer B dari kiri ke kanan: potongan 1B, 2B, 3B serta tracing layer B dari potongan 1B, 2B, 3B Pengamatan pada layer B menghasilkan hal yang berbeda dengan layer A. Dari potongan 1B, 2B, dan 3B terlihat adanya kontinuitas yang jelas. Potongan 1B menunjukkan bentukan surface selai yang menjadi identitas gerakan drops dan dilanjutkan dengan gerakan dan kemudian freeze ke arah atas. Setelah gerakan freeze yang dilanjutkan gerakan suicide sebagai gerakan transisi, surface berlanjut ke potongan 2B membentuk identitas gerakan powermoves lalu kembali ke gerakan suicide. Potongan 3B memiliki transisi surface yang drops yang berlanjut secara kontinu ke gerakan rock pada potongan 3B. 15

8 Analisis Layer C Gambar 16. Layer C dari kiri ke kanan: potongan 1C, 2C, 3C serta tracing layer C dari potongan 1C, 2C, 3C Layer C juga menunjukkan kontinuitas yang jelas antara surface selai yang terbentuk pada potongan 1C, 2C, dan 3C. Pada potongan 1C, surface selai footwork yang berlanjut ke gerakan powermoves, freeze, dan suicide pada potongan 2C. Setelah gerakan suicide, rangkaian gerakan tidak berhenti, melainkan berlanjut ke gerakan toprock di potongan 3C. Analisis Layer D Gambar 17. Layer D dari kiri ke kanan: potongan 1D, 2D, 3D serta tracing layer D dari potongan 1D, 2D, 3D Kontinuitas pada layer D diawali oleh surface selai sebagai identitas gerakan footwork pada potongan 1D yang terus berlanjut ke gerakan pada potongan 2D di mana terjadi gerakan memutar atau spin dengan transisi gerakan drops. Gerakan spin tadi kemudian dilanjutkan dengan gerakan powermoves pada potongan 3D yang lebih menantang dan dilanjutkan lagi dengan gerakan freeze. Analisis Layer E Gambar 18. Layer E dari kiri ke kanan: potongan 1E, 2E, 3E serta tracing layer E dari potongan 1E, 2E, 3E Pada layer kelima, yaitu layer E, juga terlihat ada kontinuitas gerakan yang menghasilkan serangkaian gerakan dari identitas yang dinyatakan bentukan surface selai. Dimulai dengan surface selai dalam krim yang memberi identitas gerak footwork pada potongan 1E, lalu dilanjutkan sampai potongan 2E dengan gerakan yang masih sama. Gerakan footwork berlangsung lebih lama, selanjutnya gerakan dilanjutkan oleh transisi gerakan drops pada potongan 3E yang disambung oleh gerakan yang menerus ke gerakan powermoves yang menantang. 16

9 Setelah melakukan serangkaian percobaan, dapat disimpulkan beberapa hal mengenai topik ruang dengan surface yang terjadi melalui tarian breakdance dan seni serta percobaan Crazy Mixer sebagai eksperimen lebih lanjut. Hal pertama yang dapat saya pelajari adalah permainan surface yang kontinu mampu membentuk boundary ruang yang sangat dinamis dan tak terbatas. Pengalaman ruang yang dapat dialami di dalam ruang semacam ini sangat menarik, sebab surface tempat berpijak bukan lagi sebuah bidang lantai, bahkan dapat berupa bidang langit langit dan melawan gravitasi. Surface yang kontinu sangat bergantung pada gerakan yang mengeksplorasinya. Tanpa gerakan yang mencoba mengeksplorasi surface dalam bidang 3 dimensi yang tak terbatas, tidak akan terjadi surface yang dinamis. Karenanya, gerakan menghasilkan surface sebagai jejak, sementara surface menjadi identitas gerakan pembentuknya. Boundary surface itulah yang menandai suatu ruang gerak. Berdasarkan percobaan yang saya lakukan, ketika jejak yang ditinggalkan dari serangkaian gerakan menjadi point of interest secara kasat mata, ternyata kontinuitas antar potongan dalam satu layer dapat ditemukan. Gerakan dasar breakdance yang dipraktekkan oleh Crazy Mixer pada medium krim dengan selai sebagai penanda surface yang digerakkan telah menghasilkan kombinasi rangkaian gerakan breakdance yang beragam. Dari analisis layer A, B, C, D, dan E terdapat 4 buah kombinasi rangkaian gerakan yang berhasil ditemukan kontinuitasnya. Kombinasi gerakan pada layer B yang berupa rangkaian gerakan drops,, freeze, suicide, powermoves, suicide, drops, dan. Kedua, gerakan pada layer C yang merangkai gerakan footwork, powermoves, freeze, suicide, dan toprock. Ketiga, gerakan pada layer D yaitu rangkaian gerakan footwork, drops, rock, powermoves, dan freeze adalah rangkaian gerakan pada layer E sebagai kontinuitas gerakan footwork, drops,, dan powermoves. surface sebagai ruang gerak Crazy Mixer dikarenakan medium gerak yang berupa krim adalah medium yang tak terbatas, seperti halnya air dan udara. Medium yang merupakan ruang 3 dimensi yang tak terbatas memberi kesempatan terciptanya surface yang sangat dinamis sebagai boundary ruang yang terbentuk dari pergerakan. Referensi [1] Calter, P. (1998). Geometry in Art & Architecture. edu/ %7Ematc/math5.geometry/unit13/unit13.html [2] Elam, Kimberly. (2001). Geometry Of Design Press. [3] Evans, Robin. (1995). The Projective Cast : Architecture and its Three Geometries. London : The MIT Press. [4] The World Book Encyclopedia.(1993). United States of America. [5] Vitruvius. (1960). The Ten Books on Architecture. [6] Zellner, Peter. (1999). Hybrid Space: New Forms in Digital Architecture. London: Thames and Hudson. 17

Geometri: Aturan-aturan yang Mengikat

Geometri: Aturan-aturan yang Mengikat Geometri: Aturan-aturan yang Mengikat Hardyanthony Wiratama Geometri secara Makro Geometri merupakan suatu dasar pemikiran akan bentuk, mulai dari bentuk yang ada pada alam hingga bentuk yang merupakan

Lebih terperinci

Indra. Seni Ebru: Melukis Di Atas Air

Indra. Seni Ebru: Melukis Di Atas Air Eksplorasi Seni Ebru: Keragaman Grid dalam Proses Melukis Di Atas Air Indra Seni Ebru: Melukis Di Atas Air Seni ebru adalah seni lukis dari Turki yang media dasarnya adalah air pada saat melukis dan dipraktikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2013 sampai dengan selesai.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2013 sampai dengan selesai. 38 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2013 sampai dengan selesai. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat yaitu preparasi sampel di

Lebih terperinci

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani Gerak Berirama Gerak berirama disebut juga gerak ritmik. Gerak ini dilakukan dalam gerakan dasar di tempat. Contoh dari gerakan yang berirama adalah gerak jalan, menekuk, mengayun, dan sebagainya. Ayo

Lebih terperinci

Resep Puding - Cara Membuat Puding Istimewa

Resep Puding - Cara Membuat Puding Istimewa Resep Puding - Cara Membuat Puding Istimewa Selain memposting resep puding yang super enak, kami juga akan memberikan tips bagaimana cara membuat puding yang lezat dan istimewa. 1. Wadah yang digunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari Sukarame, Bandar Lampung. Serta cornice adhesive atau

III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari Sukarame, Bandar Lampung. Serta cornice adhesive atau III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Pada penelitian ini sampel tanah yang digunakan adalah jenis tanah timbunan yang berasal dari Sukarame, Bandar Lampung. Serta cornice adhesive atau perekat gypsum

Lebih terperinci

: LANTAI PERINGKAT 1

: LANTAI PERINGKAT 1 : LANTAI PERINGKAT 1 1. Roll belakang dengan lengan dan kaki bengkok berakhir di posisi berdiri kangkang, badan horisontal dengan kedua lengan horisontal ke samping. Tahan 2 detik. 2. Tempatkan kedua tangan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Tahapan pelaksanaan penelitian ini dapat ditunjukkan pada diagram alur penelitian yang ada pada gambar 3-1. Mulai Identifikasi Masalah Penentuan Kriteria Desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Berawal dari ketertarikan penulis terhadap para pemain dari film animasi Legend Of The Guardian yang tidak lain adalah burung hantu. Meskipun film ini berjenis

Lebih terperinci

Architecture. Modern Aesthetic. Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto. Home Diary #009 / 2015

Architecture. Modern Aesthetic. Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto. Home Diary #009 / 2015 Architecture Modern Aesthetic in Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto 86 Kolaborasi gaya neoklasik dengan elemen yang mengusung aspek kekinian, menjadi kekuatan desain rumah ini.

Lebih terperinci

Memahami Gagasan Primitive Future

Memahami Gagasan Primitive Future Memahami Gagasan Primitive Future Bagi Sou Fujimoto, seorang arsitek muda Jepang, alam selalu hadir dan menjadi bagian dari lingkungan dimana kita berpijak. Manusia membuat segala sesuatu untuk mempermudah,

Lebih terperinci

BENTUK-BENTUK LATIHAN MULTILATERAL

BENTUK-BENTUK LATIHAN MULTILATERAL BENTUK-BENTUK LATIHAN MULTILATERAL MANSUR@UNY.AC.ID KOORDINASI ANGGOTA BADAN Fokus: koordinasi anggota badan 1. Berdiri dengan kedua lengan lurus disamping. 2. Berdiri dengan koordinasi kedua lengan diputar

Lebih terperinci

Geometri Serat Kertas

Geometri Serat Kertas Geometri Serat Kertas Rita Kertas sebagai media penyampaian dan pencarian ide,sebenarnya memiliki keunikan yang terabaikan. Selembar kertas memiliki serat serat yang berperan sebagai struktur dari kertas

Lebih terperinci

(6.38) Memasukkan ini ke persamaan (6.14) (dengan θ = 0) membawa kita ke faktor refleksi dari lapisan

(6.38) Memasukkan ini ke persamaan (6.14) (dengan θ = 0) membawa kita ke faktor refleksi dari lapisan 6.6.3 Penyerapan oleh lapisan berpori Selanjutnya kita mempertimbangkan penyerapan suara oleh lapisan tipis berpori, misalnya, dengan selembar kain seperti tirai, atau dengan pelat tipis dengan perforasi

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Dalam pemilihan material yang akan digunakan untuk membuat sebuah rak, perlu memperhatikan juga unsur kelestarian bagi lingkungan. Penggunaan kayu

Lebih terperinci

THE ART OF PHOTOGRAPHY. M.S. GUMELAR https://www.facebook.com/ultima.

THE ART OF PHOTOGRAPHY. M.S. GUMELAR https://www.facebook.com/ultima. THE ART OF PHOTOGRAPHY M.S. GUMELAR 2012 ms.gumelar@gmail.com http://michaelgumelar.blogspot.com/ https://www.facebook.com/ultima.michael Know your camera Shutter Speed Focal Length Aperture ISO Shutter

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Museum Anak-Anak di Kota Malang ini merupakan suatu wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, serta film untuk anak-anak. Selain sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN KARYA

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN KARYA 35 BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN KARYA Dalam proses pembuatan karya seni, konsep adalah hal terpenting yang menjadi acuan dalam berkarya, yang menjadi dasar sebuah pemikiran. Konsep dari karya yang

Lebih terperinci

1. Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya seperti gambar.

1. Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya seperti gambar. 1. Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya seperti gambar. Berdasar gambar diatas, diketahui: 1) percepatan benda nol 2) benda bergerak lurus beraturan 3) benda dalam keadaan diam 4) benda akan bergerak

Lebih terperinci

Bermain Jari. Austronaldo F.S.

Bermain Jari. Austronaldo F.S. Bermain Jari Austronaldo F.S. Mercedes-Benz Museum merupakan salah satu museum terbesar di dunia yang dibuka pada bulan Mei 2006 yang menyimpan koleksi lebih dari 160 mobil dengan merek Mercedes-Benz dari

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI KARYA. khususnya Ilustrasi untuk game flash Yo!Ice Cream.

BAB V IMPLEMENTASI KARYA. khususnya Ilustrasi untuk game flash Yo!Ice Cream. BAB V IMPLEMENTASI KARYA Pada bab implementasi karya ini, penulis akan menjelaskan tentang penerapan semua rancangan yang telah dibuat dalam proses perancangan karya khususnya Ilustrasi untuk game flash

Lebih terperinci

FISIKA FMIPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 Alfan Muttaqin/M

FISIKA FMIPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 Alfan Muttaqin/M FISIKA FMIPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 Alfan Muttaqin/M0207025 Di terjemahkan dalam bahasa Indonesia dari An introduction by Heinrich Kuttruff Bagian 6.6 6.6.4 6.6 Penyerapan Bunyi Oleh

Lebih terperinci

MENGGAMBAR PERSPEKTIF

MENGGAMBAR PERSPEKTIF BAB III MENGGAMBAR PERSPEKTIF Standar Kompetensi : Menerapkan Prinsip-prinsip seni grafis dalam desain komunikasi visual untuk MM Kompetensi Dasar : Menggambar Perspektif Materi Pembelajaran : Teknik menggambar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS

BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS 3.1 Perencanaan Alat Bab ini akan menjelaskan tentang pembuatan model sistem buka-tutup atap louvre otomatis, yaitu mengenai konstruksi atau rangka utama

Lebih terperinci

METODE PENGUJIAN KUAT TEKAN CAMPURAN BERASPAL

METODE PENGUJIAN KUAT TEKAN CAMPURAN BERASPAL METODE PENGUJIAN KUAT TEKAN CAMPURAN BERASPAL SNI 03-6758-2002 BAB I DESKRIPSI 1.1 Ruang Lingkup Metode pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan kuat tekan campuran aspal panas yang digunakan untuk lapis

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. DESAIN BENTUK DASAR Sebelum memasuki proses ini, Sebelumnya penulis berkordinasi dengan dosen pembimbing mengenai desain yang seperti apa yang nantinya akan diproduksi. Penilaian

Lebih terperinci

2 1- PERSYARATAN UMUM

2 1- PERSYARATAN UMUM Peringkat 2 Bagian 1- PERSYARATAN UMUM 1.1 Pendahuluan Peringkat 1 telah memperkenalkan wasit pada konsep-konsep dasar dari penilaian penampilan senam. Peringkat 2 akan membahas, secara lebih detil, penilaian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Suatu penelitian dapat terlaksana dengan baik, jika menggunakan metode penelitian yang tepat. Metode penelitian akan membantu peneliti dalam mendapatkan data sesuai tujuan yang

Lebih terperinci

Experiment indonesian (Indonesia) Loncatan manik-manik - Sebuah model transisi fase dan ketidak-stabilan (10 poin)

Experiment indonesian (Indonesia) Loncatan manik-manik - Sebuah model transisi fase dan ketidak-stabilan (10 poin) Q2-1 Loncatan manik-manik - Sebuah model transisi fase dan ketidak-stabilan (10 poin) Sebelum mengerjakan soal ini, kalian baca lebih dahulu Petunjuk Umum pada amplop yang terpisah. Pendahuluan Transisi

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan bagian dari suatu struktur suatu bangunan. Fungsi Kolom itu sendiri sebagai penyangga stuktur pelat dan balok atau juga meneruskan beban

Lebih terperinci

A. Peta 1. Pengertian Peta 2. Syarat Peta

A. Peta 1. Pengertian Peta 2. Syarat Peta A. Peta Dalam kehidupan sehari-hari kamu tentu membutuhkan peta, misalnya saja mencari daerah yang terkena bencana alam setelah kamu mendengar beritanya di televisi, sewaktu mudik untuk memudahkan rute

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. gerak. Penguasaan kemampuan gerak dasar akan mendasari keterampilan

I. PENDAHULUAN. gerak. Penguasaan kemampuan gerak dasar akan mendasari keterampilan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gerak dasar merupakan elemen yang mendasari dari suatu rangkaian gerak. Penguasaan kemampuan gerak dasar akan mendasari keterampilan gerak dalam suatu cabang olahraga.

Lebih terperinci

PERMAINAN MENUJU CABANG OLAHRAGA SOFTBALL

PERMAINAN MENUJU CABANG OLAHRAGA SOFTBALL Permainan up PERMAINAN MENUJU CABANG OLAHRAGA SOFTBALL Tujuan: Melatih keterampilan melempar dan menangkap dari atas kepala dan samping badan. Peralatan: Satu bola softball perpasang, satu glove softball

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Bab ini berisi pembahasan mengenai perancangan terhadap sistem yang akan dibuat. Dalam merancang sebuah sistem, dilakukan beberapa pendekatan dan analisis mengenai sistem yang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Kajian Pustaka a. Algoritma Pengambilan Keputusan Pada Kiper Robot Sepak Bola [1]

BAB II DASAR TEORI Kajian Pustaka a. Algoritma Pengambilan Keputusan Pada Kiper Robot Sepak Bola [1] BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan sistem. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari 2.1.

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritis 1. Tema Karya yang di Angkat Penulis mengangkat bentuk visualisasi gaya renang indah ke dalam karya seni grafis karena berenang merupakan salah satu bagian

Lebih terperinci

Re-inventing Method. Nadhila Adelina

Re-inventing Method. Nadhila Adelina Re-inventing Method Nadhila Adelina Cokelat merupakan hasil olahan makanan yang diolah dengan mempertimbangkan beberapa hal, yaitu substansi penyusunnya, kadar air di dalam dan di sekeliling proses pembuatannya,

Lebih terperinci

DESKRIPSI KARYA SENI LUKIS BERJUDUL: KELUARGA NELAYAN

DESKRIPSI KARYA SENI LUKIS BERJUDUL: KELUARGA NELAYAN DESKRIPSI KARYA SENI LUKIS BERJUDUL: KELUARGA NELAYAN Judul : Keluarga Nelayan Ukuran : 100x100 cm Tahun : 2005 Media : Batik di atas kain Dipamerkan pada acara: Pameran Karya Seni Rupa tingkat Nasional

Lebih terperinci

Pertemuan I, II I. Gaya dan Konstruksi

Pertemuan I, II I. Gaya dan Konstruksi Pertemuan I, II I. Gaya dan Konstruksi I.1 Pendahuluan Gaya adalah suatu sebab yang mengubah sesuatu benda dari keadaan diam menjadi bergerak atau dari keadaan bergerak menjadi diam. Dalam mekanika teknik,

Lebih terperinci

BAB II PERAMBATAN GELOMBANG SEISMIK

BAB II PERAMBATAN GELOMBANG SEISMIK BAB II PERAMBATAN GELOMBANG SEISMIK.1 Teori Perambatan Gelombang Seismik Metode seismik adalah sebuah metode yang memanfaatkan perambatan gelombang elastik dengan bumi sebagai medium rambatnya. Perambatan

Lebih terperinci

Main balet pakai fisika yuuk

Main balet pakai fisika yuuk Main balet pakai fisika yuuk Pada bulan April 1999 yang lalu penulis mengikuti suatu pertemuan fisika terbesar abad 20 di World Conggress Building Atlanta Amerika Serikat. Dalam pertemuan yang dihadiri

Lebih terperinci

Kurikulum Circuit. Minggu 2

Kurikulum Circuit. Minggu 2 Kurikulum Circuit Minggu 2 Pendahuluan (10 menit) Ucapkan selamat datang kepada para siswa untuk minggu ke dua ini. Tanyakan pada mereka apakah mereka masih mengingat materi yang mereka dapatkan pada minggu

Lebih terperinci

MODUL KULIAH : MEKANIKA FLUIDA DAN HIROLIKA

MODUL KULIAH : MEKANIKA FLUIDA DAN HIROLIKA MODUL KULIAH : MEKANIKA FLUIDA DAN SKS : 3 HIROLIKA Oleh : Acep Hidayat,ST,MT. Jurusan Teknik Perencanaan Fakultas Teknik Perencanaan dan Desain Universitas Mercu Buana Jakarta 2011 MODUL 12 HUKUM KONTINUITAS

Lebih terperinci

Wardaya College SAINS - FISIKA. Summer Olympiad Camp Sains SMP

Wardaya College SAINS - FISIKA. Summer Olympiad Camp Sains SMP SAINS - FISIKA Summer Olympiad Camp 2017 - Sains SMP 1. Seorang pelari menempuh jarak d selama waktu T detik, dimana t detik pertama gerakkannya dipercepat beraturan tanpa kecepatan awal, kemudian sisanya

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN POTONG LAS LINGKAR SEMI OTOMATIS DENGAN KETEBALAN MATERIAL POTONG 3-8 MM

PERANCANGAN MESIN POTONG LAS LINGKAR SEMI OTOMATIS DENGAN KETEBALAN MATERIAL POTONG 3-8 MM PERANCANGAN MESIN POTONG LAS LINGKAR SEMI OTOMATIS DENGAN KETEBALAN MATERIAL POTONG - 8 MM Pujono ¹), Handika Prabu Menang ¹) ¹) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Cilacap Jl. Dr Soetomo,

Lebih terperinci

Ramadana Putra. into their surroundings and through the permeability of bodies, the surroundings enter them (Franck, 1998).

Ramadana Putra. into their surroundings and through the permeability of bodies, the surroundings enter them (Franck, 1998). Membongkar Persepsi dalam Ruang melalui Ular Tangga dan Catur Ramadana Putra Dalam matematika kita telah belajar tentang titik, garis, bidang. Bidang merupakan sesuatu yang terdiri dari garis dan titik.

Lebih terperinci

LOMPAT JANGKIT. Dalam lompat jangkit ada 3 tahapan yang harus dilaksanakan yaitu : 1. Tahapan Hop ( Jingkat ) Design by R2 Bramistra

LOMPAT JANGKIT. Dalam lompat jangkit ada 3 tahapan yang harus dilaksanakan yaitu : 1. Tahapan Hop ( Jingkat ) Design by R2 Bramistra LOMPAT JANGKIT Definisi lompat jangkit : Lompat jangkit disebut juga lompat-lompat tiga, karena dilakukan dengan tiga lompatan yaitu jingkat (hop), langkah (step), lompat (jump) atau jingkat langkah lompat.

Lebih terperinci

1 Eksperimen I (Nilai : 27) Menentukan Percepatan Gravitasi Bumi Setiap benda yang ada di permukaan bumi akan jatuh ke bumi karena adanya gaya gravitasi bumi. Gaya gravitasi tersebut menyebabkan benda

Lebih terperinci

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN 4.1 ALAT Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan alat bantu untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan. Pada sub bab ini penulis akan membahas

Lebih terperinci

GERAK PARABOLA DAN GERAK MELINGKAR ABDUL AZIZ N.R (K ) APRIYAN ARDHITYA P (K )

GERAK PARABOLA DAN GERAK MELINGKAR ABDUL AZIZ N.R (K ) APRIYAN ARDHITYA P (K ) GERAK PARABOLA DAN GERAK MELINGKAR ABDUL AZIZ N.R (K2310001) APRIYAN ARDHITYA P (K2310011) KOMPETENSI INTI : 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif

Lebih terperinci

MENGGAMBAR PROYEKSI BENDA

MENGGAMBAR PROYEKSI BENDA MENGGAMBAR PROYEKSI BENDA A. MENGGAMBAR PROYEKSI Proyeksi adalah ilmu yang mempelajari tentang cara menggambarkan penglihatan mata kita dari suatu benda tiga dimensi kedalam kertas gambar secara dua dimensi

Lebih terperinci

Wanita Subadra Abioso, Ir., M.T Halaman 1 dari 6

Wanita Subadra Abioso, Ir., M.T Halaman 1 dari 6 TEORI ARSITEKTUR I SEMESTER GENAP 2013/ 2014 PERTEMUAN KEENAM DAN KETUJUH RHYTHM (IRAMA) KAIDAH-KAIDAH UMUM BERBAHASA ARSITEKTURAL BERDASARKAN TEORI ARSITEKTUR MODEREN (LANJUTAN) Rhythm (irama) merupakan

Lebih terperinci

PEMANTULAN CAHAYA LAPORAN PRAKTIKUM OPTIK. Disusun oleh: Nita Nurtafita

PEMANTULAN CAHAYA LAPORAN PRAKTIKUM OPTIK. Disusun oleh: Nita Nurtafita PEMANTULAN CAHAYA LAPORAN PRAKTIKUM OPTIK Disusun oleh: Nita Nurtafita 107016300115 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay A. PILIHAN GANDA Petunjuk: Pilih satu jawaban yang paling benar. 1. Grafik

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN. Chest freezer EFE EFI EFL

PETUNJUK PENGGUNAAN. Chest freezer EFE EFI EFL PETUNJUK PENGGUNAAN Chest freezer ID 7084 718-00 EFE EFI EFL Indonesia 0 1 2 1 3 0 4 1 -! & & $ & $ ' ' - $ ' 5 6 ' +! $ / " ' 7 / " # $ / # " 8 9 : ; < = : > : < :? > : < : = @ : A : B : C : : =? : :

Lebih terperinci

Aliran Turbulen (Turbulent Flow)

Aliran Turbulen (Turbulent Flow) Aliran Turbulen (Turbulent Flow) A. Laminer dan Turbulen Laminer adalah aliran fluida yang ditunjukkan dengan gerak partikelpartikel fluidanya sejajar dan garis-garis arusnya halus. Dalam aliran laminer,

Lebih terperinci

2. Prosedur Isolasi ke Media Padat

2. Prosedur Isolasi ke Media Padat 1. Prosedur Isolasi ke Media Cair 1. Seluruh proses dilakukan didekat api 2. Pegang jarum inokulasi di tangan kanan dan tabung berisi biakan bakteri di tangan kiri 3. Buka kapas penutup tabung dengan jari

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan Plat untuk di teruskan ke Pondasi. Tujuan penggunaan kolom yaitu : Gambar 5.1 : Pekerjaan

Lebih terperinci

Gaya. Gaya adalah suatu sebab yang mengubah sesuatu benda dari keadaan diam menjadi bergerak atau dari keadaan bergerak menjadi diam.

Gaya. Gaya adalah suatu sebab yang mengubah sesuatu benda dari keadaan diam menjadi bergerak atau dari keadaan bergerak menjadi diam. Gaya Gaya adalah suatu sebab yang mengubah sesuatu benda dari keadaan diam menjadi bergerak atau dari keadaan bergerak menjadi diam. Dalam mekanika teknik, gaya dapat diartikan sebagai muatan yang bekerja

Lebih terperinci

Sistem pengering pilihan

Sistem pengering pilihan Sistem pengering pilihan Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa akan dapat menjelaskan alat pengeringan yang khusus (pilihan) Sub Pokok Bahasan 1.Pengering dua tahap 2.Pengering

Lebih terperinci

BAB XI GAYA DAN GERAK

BAB XI GAYA DAN GERAK BAB XI GAYA DAN GERAK 1. Apa jenis-jenis gaya yang ada di alam? 2. Bagaimana cara menjumlahkan gaya yang segaris? 3. Faktor apakah yang mempengaruhi besarnya gaya gesekan? 4. Apakah yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

PS. DESAIN INTERIOR FDIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL

PS. DESAIN INTERIOR FDIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL MODUL PRAKTIKUM PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR MENGGAMBAR KONSTRUKTIF Indra G Rochyat, S.Sn., M.Ds. MENGGAMBAR KONSTRUKTIF PRAKTEK 1 PETUNJUK PELAKSANAAN BUKU MATERI Teori : 1. Perhatikan setiap hal yang

Lebih terperinci

1. MOCCA ANGEL CAKE A. RESEP

1. MOCCA ANGEL CAKE A. RESEP 1. MOCCA ANGEL CAKE A. RESEP Teknik pengolahan Memanggang Bahan: 90 gram Terigu 1 cangkir putih telur (12 butir) 150 gram gula halus yang sudah di ayak 1½ sdt cream of tar tar ½ sdt garam ½ sdt vanili

Lebih terperinci

Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya

Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya A. PASSING DAN CATCHING Passing atau operan adalah memberikan bola ke kawan dalam permainan bola basket. Cara memegang bola basket adalah sikap tangan

Lebih terperinci

TITIK LELEH DAN TITIK DIDIH. I. TUJUAN PERCOBAAN : Menentukan titik leleh beberapa zat Menentukan titik didih beberapa zat II.

TITIK LELEH DAN TITIK DIDIH. I. TUJUAN PERCOBAAN : Menentukan titik leleh beberapa zat Menentukan titik didih beberapa zat II. TITIK LELEH DAN TITIK DIDIH I. TUJUAN PERCOBAAN : Menentukan titik leleh beberapa zat Menentukan titik didih beberapa zat II. DASAR TEORI : A. TITIK LELEH Titik leleh didefinisikan sebagai temperatur dimana

Lebih terperinci

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya PENERAPAN DESAIN DALAM RANGKAIAN BUNGA SEBAGAI PELENGKAP DEKORASI RUANG Arita Puspitorini PKK Abstrak, Bunga sejak dulu hingga kini memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, karena bunga dirangkai

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas jasmani dan direncanakan secara sistimatis dan bertujuan

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 RENCANA TAPAK Pencapaian melalui tapak melalui jalan R. E. Martadinata dapat diakses oleh pejalan kaki, kendaraan umum, maupun kendaraan pribadi. Jalan dengan lebar 8 m ini, dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah anak anak mengalami proses pertumbuhan fisik yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah anak anak mengalami proses pertumbuhan fisik yang berbeda BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia sekolah anak anak mengalami proses pertumbuhan fisik yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Pada anak laki-laki lengan, paha dan kakinya cenderung bertambah

Lebih terperinci

Setting Kamera. mengcapture gambar Freezing, Panning, Moving. Fotografi. berdasar Kondisi lapangan. Bayu Widiantoro. Unika SOEGIJAPRANATA

Setting Kamera. mengcapture gambar Freezing, Panning, Moving. Fotografi. berdasar Kondisi lapangan. Bayu Widiantoro. Unika SOEGIJAPRANATA Setting Kamera berdasar Kondisi lapangan mengcapture gambar Freezing, Panning, Moving Fotografi Bayu Widiantoro Unika SOEGIJAPRANATA Hal apa yang paling penting dilakukan saat akan menghasilkan sebuah

Lebih terperinci

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli B Permainan Bola Voli Apakah kamu menyukai permainan bola voli? Sebenarnya permainan bola voli telah memasyarakat. Apakah kamu telah dapat melakukan gerak dasar permainan bola voli dengan benar? Ayo kita

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN TITIK LEMBEK ASPAL (RING AND BALL TEST) (PA ) (AASHTO-T53-74) (ASTM-D36-69)

PEMERIKSAAN TITIK LEMBEK ASPAL (RING AND BALL TEST) (PA ) (AASHTO-T53-74) (ASTM-D36-69) (PA-0302-76) (AASHTO-T53-74) (ASTM-D36-69) 1. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan percobaan ini untuk menentukan angka titik lembek aspal yang berkisar dari 30⁰C sampai dengan 157⁰C dengan cara ring and ball. Titik

Lebih terperinci

Cara menguasai kopling saat mengemudi mobil transmisi manual

Cara menguasai kopling saat mengemudi mobil transmisi manual Cara menguasai kopling saat mengemudi mobil transmisi manual Mengemudi mobil dengan transmisi manual bagi sebagian pengemudi terutama pemula yang baru belajar nyetir merupakan hal yang sulit. Meskipun

Lebih terperinci

Memahami Pola Pembentuk Estetika Batik Cakar

Memahami Pola Pembentuk Estetika Batik Cakar Memahami Pola Pembentuk Estetika Batik Cakar Klara Puspa Indrawati Tulisan mengenai batik sebagai sebuah produk geometri ini muncul dari ketertarikan saya terhadap keindahan pada detail. Dalam ilmu arsitektur

Lebih terperinci

KERANGKA KERJA UNTUK PEMBELAJARAN INVANSION GAMES

KERANGKA KERJA UNTUK PEMBELAJARAN INVANSION GAMES KERANGKA KERJA UNTUK PEMBELAJARAN INVANSION GAMES Masalah dan tujuan taktik Menyerang dan mencetak skor (gol) Menjaga posisi Penekanan pertahanan dan menyerang Transisi (Pergeseran ) Bertahan dan mencegah

Lebih terperinci

I. PERANAN AIR DI DALAM BAHAN PANGAN. terjadi jika suatu bahan pangan mengalami pengurangan atau penambahan kadar air. Perubahan

I. PERANAN AIR DI DALAM BAHAN PANGAN. terjadi jika suatu bahan pangan mengalami pengurangan atau penambahan kadar air. Perubahan I. PERANAN AIR DI DALAM BAHAN PANGAN A. PENDAHULUAN Air merupakan komponen yang penting dalam pangan. Banyak perubahan kimia yang terjadi jika suatu bahan pangan mengalami pengurangan atau penambahan kadar

Lebih terperinci

Gambar Perspektif. Oleh Tri Suerni

Gambar Perspektif. Oleh Tri Suerni Gambar Perspektif Oleh Tri Suerni Abstrak Gambar yang memperlihatkan objek seperti yang terekam atau terlihat oleh mata, dan tidak melukiskan dimensi objek yang sebenarnya,namun bersifat komunikatif dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Steam merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari teknologi modern. Tanpa steam, maka industri makanan kita, tekstil, bahan kimia, bahan kedokteran,daya, pemanasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kursi Roda adalah alat bantu untuk melakukan aktifitas bagi penderita cacat fisik seperti patah tulang kaki, cacat kaki, atau penyakit-penyakit lain yang menyebabkan

Lebih terperinci

Pertanyaan Final (rebutan)

Pertanyaan Final (rebutan) Pertanyaan Final (rebutan) 1. Seseorang menjatuhkan diri dari atas atap sebuah gedung bertingkat yang cukup tinggi sambil menggenggam sebuah pensil. Setelah jatuh selama 2 sekon orang itu terkejut karena

Lebih terperinci

BAB V PENDEKATAN & KONSEP. Pendekatan konsep didasarkan kepada karakteristik baik gua maupun kondisi lingkungan kawasan karst.

BAB V PENDEKATAN & KONSEP. Pendekatan konsep didasarkan kepada karakteristik baik gua maupun kondisi lingkungan kawasan karst. BAB V PENDEKATAN & KONSEP 5.1 Pendekatan Konsep Pendekatan konsep didasarkan kepada karakteristik baik gua maupun kondisi lingkungan kawasan karst. 5.1.1 Pendekatan Karakteristik Tapak Karakteristik kawasan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: 35 III. METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: 1. Pengecoran logam dilakukan dipabrik pengecoran logam, Desa Serdang, Kecamatan Tanjung Bintang

Lebih terperinci

Bagaimana Sebuah Pesawat Bisa Terbang? - Fisika

Bagaimana Sebuah Pesawat Bisa Terbang? - Fisika PESAWAT TERBANG Dengan mempelajari bagaimana pesawat bisa terbang Anda akan mendapatkan kontrol yang lebih baik atas UAV Anda. Bagaimana Sebuah Pesawat Bisa Terbang? - Fisika Empat gaya aerodinamik yang

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Fisika

Laporan Praktikum Fisika Laporan Praktikum Fisika A. Judul Hukum Kekekalan Energi Mekanik. B. Tujuan Praktikum Dengan dilakukannya percobaan ini, diharapkan mahasiswa dapat memverifikasi membuktikan kebenaran dari hukum kekekalan

Lebih terperinci

Architecture. Home Diary #007 / 2014

Architecture. Home Diary #007 / 2014 Architecture 58 The Art of Tropical Living Teks : Wdya Prawira Foto : Bambang Purwanto Desain rumah tropis yang menampilkan keindahan detil pada setiap sudutnya ini mampu menghadirkan sebuah rasa romantis

Lebih terperinci

G E O M E T R I FALLINGWATER FRANK LLOYD WRIGHT

G E O M E T R I FALLINGWATER FRANK LLOYD WRIGHT G E O M E T R I FALLINGWATER FRANK LLOYD WRIGHT Gagasan dimana bidang-bidang geometri dijadikan sebagai acuan dalam pembentukan bidang dasar. ASPEK GEOMETRI (ARSITEKTUR/BANGUNAN) METAFORA (KALIMAT) METAFORA

Lebih terperinci

Gambar 12.2 a. Melukis Penjumlahan Gaya

Gambar 12.2 a. Melukis Penjumlahan Gaya Bab 12 Gaya Sumber: image.google.com Gambar 12.1 Mengayuh sepeda Apakah kamu pernah naik sepeda? Jika belum pernah, cobalah. Apa yang kamu rasakan ketika naik sepeda? Mengapa sepeda dapat bergerak? Apakah

Lebih terperinci

Bab 2. Teori Gelombang Elastik. sumber getar ke segala arah dengan sumber getar sebagai pusat, sehingga

Bab 2. Teori Gelombang Elastik. sumber getar ke segala arah dengan sumber getar sebagai pusat, sehingga Bab Teori Gelombang Elastik Metode seismik secara refleksi didasarkan pada perambatan gelombang seismik dari sumber getar ke dalam lapisan-lapisan bumi kemudian menerima kembali pantulan atau refleksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini dijelaskan tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini serta rancangan untuk melakukan penelitian. 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, data

Lebih terperinci

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis A. Pemilihan Ide Pengkaryaan BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Lingkungan Pribadi Ide Lingkungan Sekitar Kontemplasi Stimulasi Sketsa Karya Proses Berkarya Apresiasi karya Karya Seni Bagan 3.1 Proses

Lebih terperinci

6.4! LIGHT ( B. LENSA ) NOOR

6.4! LIGHT ( B. LENSA ) NOOR 6.4! LIGHT ( B. LENSA ) NOOR 17 Menurunkan hukum pembiasan. 21 Mendeskripsikan pengertian bayangan nyata dan bayangan maya. INDIKATOR KD - 6.4 ( B. LENSA ) 18 Menjelaskan makna indeks bias medium. 19 Mendeskripsikan

Lebih terperinci

Bab ini membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah, metodologi, dan sistematika pembahasan dari tugas akhir ini.

Bab ini membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah, metodologi, dan sistematika pembahasan dari tugas akhir ini. BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah, metodologi, dan sistematika pembahasan dari tugas akhir ini. I.1 Latar Belakang Perkembangan interaksi

Lebih terperinci

Kue atau yang disebut juga cake merupakan produk bakery yang banyak diminati masyarakat. Dalam membuat kue, ada tiga faktor yang sangat menentukan

Kue atau yang disebut juga cake merupakan produk bakery yang banyak diminati masyarakat. Dalam membuat kue, ada tiga faktor yang sangat menentukan Kue atau yang disebut juga cake merupakan produk bakery yang banyak diminati masyarakat. Dalam membuat kue, ada tiga faktor yang sangat menentukan baik tidaknya kualitas kue yang dihasilkan. Ketiga faktor

Lebih terperinci

Lompat jangkit ( Triple Jump ) 1

Lompat jangkit ( Triple Jump ) 1 Lompat Jangkit Lompat jangkit (triple jump), di Indonesia dalam perlombaan adalah (hop step jump) atau lompat jangkit. Dimana lompatan terdiri dari sebuah jingkat (hop), sebuah langkah (step), dan sebuah

Lebih terperinci

GAYA DAN PERCEPATAN. Gb. anak sedang main ayunan. Apakah dorongan atau tarikan yang kamu lakukan itu? untuk mengetahuinya lakukanlah kegiatan berikut!

GAYA DAN PERCEPATAN. Gb. anak sedang main ayunan. Apakah dorongan atau tarikan yang kamu lakukan itu? untuk mengetahuinya lakukanlah kegiatan berikut! GAYA DAN PERCEPATAN 1. Pengertian Gaya Pernahkah kamu bermain ayunan? Bagaimanakah usahamu agar ayunan dapat berayun tinggi? Tentu kamu harus menggerakan kaki dan badan sehingga ayunan dapat melayang semakin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1. Mulai Mempersiapkan Alat dan Bahan Proses Peleburan Al-Si

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. super merah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017, pengujian overrun,

BAB III MATERI DAN METODE. super merah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017, pengujian overrun, 15 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian pembuatan es krim dengan penambahan ekstrak kulit buah naga super merah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017, pengujian overrun, resistensi pelelehan, total

Lebih terperinci

Sifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i

Sifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i Sifat gelombang elektromagnetik Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i Pantulan (Refleksi) Pemantulan gelombang terjadi ketika gelombang

Lebih terperinci

Di unduh dari : Bukupaket.com

Di unduh dari : Bukupaket.com Tabel tersebut mendeskripsikan besarnya jarak dan waktu yang diperlukan sepeda untuk bergerak. Dengan menggunakan rumus kelajuan dan percepatan, hitunglah: a. kelajuan sepeda pada detik ke 2, b. kelajuan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III TINJAUAN KHUSUS BAB III TINJAUAN KHUSUS III.1 Tema Ruang dan Sirkulasi III.1.a Latar Belakang Pemilihan Sebagian besar museum yang ada sekarang ini, tidak terlalu memperhatikan ruang dan sirkulasi. Ini bisa dilihat dari

Lebih terperinci