Fakultas Teknik Unjani
|
|
- Hartono Johan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1
2 2 I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sering kita dengar salah satu faktor penyebab kecelakaan pada kendaraan bermotor adalah sistem rem yang tidak dapat berfungsi dengan baik, yang dapat mengakibatkan pegemudi atau kendaraan mengalami hal-hal yang tidak diinginkan, maka dari itu perlunya analisa terhadap rem yang dapat memberikan kenyamanan bagi pemakai kendaraan. Pada tugas praktikum ini dilakukan suatu analisis tentang suatu elemen mesin yaitu rem yang lazim digunakan pada suatu kendaraan, suatu komponen mesin di katakan layak pakai yaitu apabila memenuhi berbagai yang antara lain aspek ekonomis, keindahan bentuk dan aspek teknik. Untuk mendapatkan suatu elemen mesin yang seperti persyaratan tersebut maka diperlukan perhitunganperhitungan. Frekuensi penggunaan rem pada kendaraan bermotor sangat tinggi terutama pada pemakaian terus menerus (continue) hal ini akan menyebakan umur menjadi singkat karena aus/gesekan yang terjadi. Pada kesempatan ini penulis mencoba menganalisa rem tromol pada kendaraan bermotor sebagai komparasi untuk yang lebih baik. Oleh karena itu dalam tugas Desain Elemen Mesin 2 ini membahas topik tentang Analisa Rem Tromol Belakang pada Motor Automatic Scoppy Tahun I.2 Tujuan Analisa
3 3 Dari berbagai masalah yang terjadi pada analisa ini tujuannya penulis hanya akan menganalisa ulang sebuah rem tromol pada motor matik dan parameterparameter yang berkaitan dengan rem tromol. Adapun tujuan dari analisa rem tromol pada motor matik adalah : Menentukan kapasitas pengereman dengan beban berlebih. Menentukan umur pemakaian kampas rem tromol. Menentukan material kanvas rem tromol. I.3 Ruang Lingkup Menentukan koefisien gesek, sehingga didapat daya pengereman yang maksimal. Menentukan umur komponen rem. Diharapkan material kanvas mempunyai sifat bahan yang tidak dipengaruhi oleh lingkungan seperti kelembaban, mempunyai daya tahan terhadap suhu tinggi, dan ketahanan yang baik terhadap keausan. I.4 Prinsip Kerja Prinsip kerja rem tromol adalah rem bekerja atas dasar gesekan antara sepatu rem dan drum yang ikut berputar dengan putaran roda kendaraan, agar gesekan dapat memperlambat kendaraan dengan baik,sepatu rem di buat dari bahan yang mempunyai koefisien gesek yang tinggi. Umumnya rem bekerja disebabkan oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. I.5 Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan pada laporan ini adalah sebagai berikut : a) I. PENDAHULUAN Pada Bab Pendahuluan ini memaparkan latar belakang masalah, tujuan analisa, ruang lingkup kajian dan sistematika penulisan. Bab ini memberikan gambaran umum mengenai isi dari laporan ini. b) II. LANDASAN TEORI
4 4 Bab ini menjelaskan tentang teori-teori dasar yang menyangkut rem tromol dan bagian-bagiannya, serta persamaan-persamaan yang akan digunakan pada perhitungan-perhitungan mengenai kinerja rem. c) III. TAHAPAN ANALISIS Bab ini berisikan tahapan-tahapan yang dimulai pada penyusunan laporan serta besaran yang diperlukan untuk penganalisaan. d) IV. PERHITUNGAN ANALISIS Bab ini berisikan perhitungan-perhitungan yang berkaitan dengan proses pengereman. e) V. KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini memuat kesimpulan dari seluruh hasil atau temuan yang ditulis secara singkat dan padat berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan serta kesimpulan hasil analisa yang dilakukan. II. LANDASAN TEORI 2.1 Klasifikasi Rem Fungsi utama rem adalah menghentikan putaran poros, mengatur putaran poros, dan juga mencegah putaran yang tidak dikehendaki, seperti telah di kemukakan di muka. Efek pengereman secara mekanis diperoleh dengan gesekan,
5 5 dan secara listrik dengan serbuk magnet, arus putar, fasa yang di balik, arus searah yang di balik atau penukaran kutup, dll. Rem gesekan dapat di klasifikasikan lebih lanjut di atas a) Rem blok, yang dapat di bagi lagi atas rem blok tunggal, dan ganda b) Rem drum c) Rem cakera d) Rem pita, dan beberapa macam lain nya. 1. Rem blok tunggal Rem blok macam yang paling sederhana terdiri dari satu blok rem yang ditekan terhadap drum rem, biasanya pada blok rem tersebut pada permukaan geseknya dipasang lapisan rem atau bahan gesek yang dapat diganti bila telah aus.jika gaya tekan blok terhadap drum adalah Q (kg), koefisien gesek adalah µ, dan gaya gesek yang di timbulkan pada rem adalah ƒ (kg), maka ƒ = µq (1.1) Momen T yang diserap oleh drum rem adalah T = ƒ.(d/2) atau T = µq.(d/2) (1.2) Jika panjang tuas rem adalah ɩ1, jarak engsel tuas sampai garis kerja Q adalah ɩ2, dan gaya yang diberikan kepada tuas adalah F, dan jika garis kerja gaya ƒ melalui engsel tuas, maka dari keseimbangan momen.(sularso, K. S. (1997). Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin. Cet: 9. Jakarta: Pradnya Paramita)
6 6 Gambar. 1.1 Rem blok tunggal. Sumber: Sularso, K. S. (1997). Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin. Cet: 9. Jakarta: Pradnya Paramita Gambar Rem blok ganda. Sumber: Sularso, K. S. (1997). Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin. Cet: 9. Jakarta: Pradnya Paramita 2. Rem Drum atau Rem tromol Tromol rem (brake drum) pada umumnya dibuat dari besi tuang (cast iron). Tromol rem ini dipasangkan hanya diberi sedikit renggang dengan sepatu rem dan tromol yang berputar bersama roda. Bila rem ditekan maka firodo rem akan menekan terhadap permukaan dalam tromol, mengakibatkan terjadinya gesekan dan menimbulkan panas pada tromol tinggi C. karena itu, untuk mencegah tromol ini terlalu panas ada semacam tromol yang disekeliling bagian luarnya di beri sirif, dan ada pula yang dibuat dari paduan aluminium yang mempunyai daya hantar panas yang tinggi. Permukaan tromol rem dapat menjadi tergores atau cacat, tetapi hal ini dapat diperbaiki dengan jalan membubut bila goresan itu tidak terlalu dalam.(sularso, K. S. (1997). Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin. Cet: 9. Jakarta: Pradnya Paramita)
7 7 Gambar. 1.3 Rem Drum. Sumber: Sularso, K. S. (1997). Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin. Cet: 9. Jakarta: Pradnya Paramita 3. Rem Cakera Rem cakera terdiri atas sebuah cakera dari baja yang di jepit oleh lapisan rem dari kedua sisinya pada waktu pengereman, rem ini mempunyai sifat-sifat yang baik seperti mudah di kendalikan, pengereman yang stabil, radiasi panas yang baik, dll.., sehingga sangat banyak dipakai untuk roda depan. Adapun kelemahannya adalah umur lapisan yang pendek, serta ukuran silinder rem yang besar pada roda.(sularso, K. S. (1997). Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin. Cet: 9. Jakarta: Pradnya Paramita Gambar Rem Cakera. Sumber: Sularso, K. S. (1997). Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin. Cet: 9. Jakarta: Pradnya Paramita 4. Rem Pita
8 8 Rem pita pada dasarnya terdiri dari pita baja yang di sebelah dalamnya dilapisi dengan bahan gesek, drum rem, dan tuas, Gaya rem akan timbu bila pita dikaitkan pada drum dengan gaya tarik pada kedua ujung pita tersebut. Jika gaya tarik pada kedua ujung pita adalah F 1 dan F2 (kg), maka besarnya gaya gesek adalah sama dengan (F1 F2). (Sularso, K. S. (1997). Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin. Cet: 9. Jakarta: Pradnya Paramita) Gambar Macam-macam rem pita. Sumber: Sularso, K. S. (1997). Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin. Cet: 9. Jakarta: Pradnya Paramita 2.2 Cara Kerja Sistem Rem Tromol Rem tromol merupakan sistem rem yang telah menjadi metode pengereman standar yang digunakan sepeda motor kapasitas kecil pada beberapa tahun belakangan ini. Alasannya adalah karena rem tromol sederhana dan murah. Konstruksi rem tromol umumnya terdiri dari komponen-komponen seperti: sepatu rem (brake shoe), tromol (drum), pegas pengembali (return springs), tuas penggerak (lever), dudukan rem tromol (backplate), dan cam/nok penggerak. Cara pengoperasian rem tromol pada umumnya secara mekanik yang terdiri dari; pedal rem (brake pedal) dan batang (rod) penggerak. Konstruksi dan cara kerja rem tromol seperti terlihat pada gambar di bawah ini:
9 9 Gambar 1.6 Kontruksi rem tromol Sumber: Adiwibowo. R, (n.d). at 6:46 pm. Cara kerja rem tromol, Pada saat kabel atau batang penghubung (tidak ditarik), sepatu rem dan tromol tidak saling kontak. Tromol rem berputar bebas mengikuti putaran roda.tetapi saat kabel rem atau batang penghubung ditarik, lengan rem atau tuas rem memutar cam/nok pada sepatu rem sehingga sepatu rem menjadi mengembang dan kanvas rem (pirodo)nya bergesekan dengan tromol. Akibatnya putaran tromol dapat ditahan atau dihentikan, dan ini juga berarti menahan atau menghentikan putaran roda.adiwibowo. R, (n.d). at 6:46 pm. Cara kerja rem tromol, Komponen Utama Sistem Rem Tromol
10 10 Gambar 1.7 Komponen Rem Tromol Sumber: Adiwibowo. R, (n.d). at 6:46 pm. Cara kerja rem tromol, Ket: 1. Brake Pedal (Pedal Rem), 2. Operating Rod (Batang Penghubung), 3. Brake Lever (Tuas Rem), 4. Brake Shoe (sepatu rem) 5. Drum (Tromol) Cara Kerja Rem Tromol Motor Matik Ketika handle rem ditekan kemudian kabel rem belakang menarik tuas rem dan menggerakan kedua kanvas rem sehingga bergesekan dengan drum sehingga menghentikan putaran ban, seperti terlihat pada gambar berikut:
11 11 Gambar 1.8 Rem tromol automatic Sumber: Stolk dan Kros, Elemen Mesin, Edisi ke-21, Erlangga, Jakarta (1994). Ket: brake shoes lining brake brake cam shaft pivot side brake lever CVT stang 8. rear brake cable 9. brake handle
12 12 Gambar 1.9 Bagian dalam rem tromol Sumber: Stolk dan Kros, Elemen Mesin, Edisi ke-21, Erlangga, Jakarta (1994). 2.4 Kekurangan dan Kelebihan Rem tromol Kelebihan: dari rem tromol adalah dapat di gunakan pada beban angkut yang berat (heavy duty) dengan bekerja secara maksimal.di gunakan untuk kendaraan yang memerlukan kerja ekstra dalam pengereman.contoh: kendaraan operasional seperti bus,truk,minibus dan sejenisnya. Kekurangan: rem tromol yang masih menggunakan sistem tertutup dalam prosesnya dalam sistem ini membuat partikel kotoran dalam sistem tersebut.jadi untuk perawatan membersihkannya harus membuka roda agar rumah rem dapat di bersihkan dari kotoran dan debu.pada saat banjir air akan berkumpul pada ruang tromolsehingga air akan menyulitkan sistem pengereman untuk bekerja,jadi setelah rem tromol menerjang banjir maka harus mengeringkannya dengan menginjak setengah rem pada saat melaju
13 13 sehingga rem tromol akan kering karena panas akibat gesekan setelah itu rem dapat digunakan kembali. Stolk dan Kros, Elemen Mesin, Edisi ke-21, Erlangga, Jakarta (1994). 2.5 Efek Pengereman Suatu kendaraan yang sedang bergerak memiliki energi kinetik. Energi kinetik ini berbanding lurus dengan massa dan kuadrat kecepatannya. Untuk memperlambat atau menghentikan kendaraan yang sedang bergerak diperlukan suatu mekanisme pengereman sehingga energi kinetik dapat diubah menjadi energi lain. Perubahan energi kinetik tersebut dapat terjadi karena adanya gesekan antara material gesek rem dengan tromol atau drum pada kendaraan yang menghasilkan panas. Kemampuan rem meredam energi kinetik kendaran per satuan waktu dinamakan daya pengereman. Untuk memperbesar daya pengereman, maka gaya gesek antara bidang gesek perlu diperbesar pula, oleh sebab itu gaya penekanan pada sepatu rem terhadap tromol harus besar. Gaya gesek yang terjadi dipengaruhi pula oleh material yang bersinggungan atau berkontak, oleh sebab itu harus dipilih suatu material yang memiliki koefisien gesek yang besar dan permukaan yang halus agar dapat meningkatkan gaya gesek serta meringankan pengemudi dalam mengoperasikan kendaraannya. Selain itu perlu juga dipertimbangkan masalah tekanan maksimum yang dapat diterima material gesek, karena setiap material mempunyai batas kerja maksimumnya. Stolk dan Kros, Elemen Mesin, Edisi ke-21, Erlangga, Jakarta (1994). 2.6 Bahan Benda Gesek Bahan benda gesek untuk rem atau klos harus mempunyai perilaku berikut, sampai suatu tingkat yang tidak tergantung pada berat pelayanannya: 1. Koefisien gesekan yang tinggi dan merata. 2. Sifat bahan yang tidak dipengaruhi oleh lingkungan, kondisi, seperti kelembaban. 3. Daya tahan terhadap suhu yang tinggi, bersama-sama dengan penghantaran (conductivity) panas yang baik.
14 14 4. Kekenyalan (resilency) yang baik 5. Ketahanan yang tinggi terhadap keausan, goresan, penggumpalan. Tabel 2.1 mencatat sifat-sifat dari lapisan rem yang khas. Lapisan tersebut bisa terdiri dari campuran serat asbes untuk membuat kekuatan dan kemampuan bertahan terhadap suhu yang tinggi, berbagai partikel-partikel gesekan untuk mendapatkan suatu tingkat ketahanan terhadap keausan dan juga koefisien gesek yang lebih tinggidan bahan pengikat. Tabel 2.1 Beberapa sifat lapisan rem Sumber: Shigley Joseph E, Perancangan Teknik Mesin Edisi ke Empat Jilid 2. Erlangga, Jakarta (1983). 2.7 Rumus-Rumus
15 15 momen akibat gaya normal, momen akibat gaya gesek, besar gaya pengereman,f: F= MF : M N M F c daya putar yang diberikan oleh sepatu sebelah kanan, T R : TR = MN : f p a b r 2 (cos θ 1 cos θ 2) sin θ daya putar yang diberikan oleh sepatu sebelah kiri, T L : f p a b r 2 (cos θ 1 cosθ 2) T L= sinθ kapasitas pengereman, T: T =T R +T L Pv Wtot Gaya pengereman : Momen gesek pengereman : bv g M R 1,1 Pv D 2 tr Waktu pengereman yang di butuhkan : Jarak Pengereman : SR Vmax bv Vmax t R 2
16 16 Kerja kinetik : Am 1,1 Wtot (Vmax ) 2 2 g NR Am z Daya yang hilang selama slip : Luas permukaan gesek : Volume material gesek yang boleh aus : Vv = F. Sv Tebal keausan Rem : LB Umur material : F 2 L b G ta VV L b Vv qv N R Sumber: Shigley Joseph E, Perancangan Teknik Mesin Edisi ke Empat Jilid 2. Erlangga, Jakarta (1983).
17 17 III. TAHAPAN ANALISIS 3.1 Diagram Alir Proses Analisis Studi Pendahuluan Identifikasi Masalah Tujuan Analisis Pengumpulan Data Studi Pustaka Analisis Data Hasil Percobaan Kesimpulan 3.2 Studi Pendahuluan Studi pendahuluan menjelaskan tentang latar belakang analisis pada sistem kerja rem tromol, ruang lingkup kajian merupakan batasan dari masalah sehingga dapat ditekankan pada suatu pokok bahasan, cara kerja dari sistem pengereman rem tromol dan sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan. 3.3 Identifikasi Masalah Sub bab ini membahas tentang permasalahan pada rem tromol dan penyebab dari permasalahan yang akan di analisis sehingga menjadi acuan dalam proses analisa.
18 Studi Pustaka Berisi tentang literatur yang digunakan dalam penyusunan serta teori- teori pendukung untuk menunjang laporan yang digunakan penulis sebagai landasan dasar dalam proses analisa. 3.5 Tujuan Analisis Pada sub bab ini di jelaskan tentang sasaran dalam proses analisa, sehingga dapat menjawab permasalahan yang terjadi dalam sistem pengereman rem tromol pada motor scoppy Pengumpulan Data Landasan teori dari literatur yang digunakan sebagai pembanding, sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai acuan yang akan dianalisa dalam proses analisis. 3.7 Analisis Data Hasil Percobaan Berisi data tentang hasil analisa dari percobaan yang telah dibandingkan dengan literatur yang digunakan sebagai acuan dasar serta pembahasan lebih lanjut dari hasil percobaan yang dilakukan sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan. 3.8 Kesimpulan Bagian ini berisi rangkuman hasil analisis untuk menjawab rumusan masalah, tujuan dari analisa yang telah dibandingkan dengan landasan teori dari literatur serta percobaan yang dilakukan.
19 Flowchart proses perhitungan Mulai Berat sepeda motor ( Wm ) Kecepatan Maksimum(Vmaks) Operasi pengereman (z) Perlambatan (bv) Tekanan maks. Bahan kanvas (P.maks) Koefisien gesek () Dimensi rem tromol Diagram benda bebas Gaya pengereman roda belakang (Pv) Momen gesek pengereman (MR) Waktu pengereman yang dibutuhkan (tr) Jarak pengereman (SR) Momen akibat gaya normal () Momen akibat gaya gesek () Daya putar yang diberikan oleh sepatu sebelah kanan () Daya putar yang diberikan oleh sepatu sebelah kiri () Kerja kinetik (Am) Daya yang hilang selama slip (NR) Luas permukaan gesek (F) Volume material gesek yang boleh aus (Vv) Umur material (LB) Umur rem (bulan) Kapasitas pengereman Umur rem Material Kanvas Selesai
20 Spesifikasi Teknik Kendaraan - Panjang X lebar X tinggi : x 699 x 1070 mm - Jarak Sumbu Roda : 1240 mm - Jarak terendah ke tanah : 150 mm - Berat kosong : 94 kg - Tipe rangka : Tulang punggung - Tipe suspensi depan : Teleskopik - Tipe suspensi belakang : Lengan ayun dengan sokbreker tunggal - Ukuran ban depan : 80/90-14 M/C 40P - Ukuran ban belakang : 80/90-14 M/C 46P - Rem depan : Cakram hidrolik dengan piston tunggal - Rem belakang : Tromol - Kapasitas tangki bahan bakar : 3,5 liter - Tipe mesin : 4 langkah, SOHC - Diameter x langkah : 50 x 55 mm - Volume langkah : 108 cc - Perbandingan Kompresi : 9,2 : 1 - Daya Maksimum : 8,28 PS/8.000 rpm - Torsi Maksimum : 0,85 kgf.m/5.500 rpm - Kapasitas Minyak Pelumas Mesin : 0,7 liter pada penggantian periodik - Kopling Otomatis : otomatis, sentrifugal, tipe kering - Gigi Transmsi : Otomatis V-Matic - Starter : Pedal dan Elektrik - Aki : MF 12 V - 3 Ah - Busi : ND U24EPR9, NGK CPRBEA-9 - Sistem Pengapian : DC-CDI, Baterai
21 Identifikasi Masalah Dalam analisa rem ada beberapa macam persyaratan penting yang harus dipenuhi yaitu besarnya momen pengereman, besarnya energi yang di ubah menjadi panas terutama bahan gesek yang dipakai. Pemanasan yang berlebihan bukan hanya akan merusak bahan lapisan rem, tetapi juga akan menurunkan koefisien gesekannya, dan menentukannya yaitu : indikator Gambar 3.1 Indikator Rem Tromol Indikator adalah bagian dari komponen rem tromol, yang harus diperhatikan adalah letaknya menentukan utama dari bahan gesek. Tepat nya tanda panah ke bawah yang menjadi pengguna bahwa letak tuas penarik rem berada pada posisi normal. Semakin maju ke kanan maka di dapat gesekan akan mengalami gaya tekanan gesek yang semakin dalam tuas rem ditarik. Bila dalam kondisi indikator melebihi kapasitas normal,maka tidak menimbulkan gesekan.
22 22 Baut Rem Gambar 3.2 Baut Tuas Rem Tromol Pada baut tuas rem digunakan bagian dari rangkaian mekanisme tekanan baut tuas ke indikator. Sehingga penyalur ini untuk menghubungakan pada indicator bersamaan akan membentuk tekanan yang sederhana. Semakin dalam memutarkan baut akan memberi tekanan tuas baut,bila akibat tuas baut terjadi indikasi rem tersebut maka tidak untuk menutup kemungkinan rem tromol menjadi panas.
23 23 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah melakukan proses perhitungan dalam perancangan rem teromol, ternyata didapatkan beberapa ukuran dimensi yang tidak sesuai dengan dimensi teromol yang sebenarnya. Diantaranya kanvas rem tromol yang diukur bukan bukan kanvas rem tromol baru sehingga umur pakainya pun hanya tinggal sebentar. Namun perbedaan ini tidak terlalu jauh atau tidak terlalu besar. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu: - Adanya ketidaksamaan atau kesalahan dalam menentukan angka faktor koreksi maupun angka konstanta dari tabel yang ada. - Kesalahan pembulatan angka hasil perhitungan yang didapatkan. - Asumsi-asumsi yang dilakukan dalam perhitungan. - Ukuran benda asli yang telah mengalami pengujian yang berulang kali, sehingga mendekati kesempurnaan secara teoritis. - Penentuan metoda dalam melakukan perhitungan
24 Diagram Benda Bebas Rem Tromol Gambar 4.1 DBB rem tromol
25 Perhitungan Kapasitas pengereman Gambar 4.2 Dimensi rem tromol HONDA Scoopy 2012 Dari hasil pengukuran didapat data sebagai berikut (gambar): r = 65 mm θ1 = 0 b = 25 mm θ2 = 120 f = 0,32 Ɵa= 90 Pa = 1000 kpa
26 c = = 102 mm a= = 53,85 = 54 mm ubah satuan ke (m) : r = 65 mm = 0,065 m b = 25 mm = 0,025 m a = 54 mm = 0,054 m Penyelesaian : MN momen akibat gaya normal, MN = MN = p a.b.r.a θ 1 sin 2 θ2 sinθ a 2 4 [ ] ( 3)(0,025)(0,065)(0,054) π sin sin ( ) M N = 110,89 N.m = 111 N.m momen akibat gaya gesek, MF = MF f. pa. b. r a r.r cos θ 2 sin 2 θ2 sinθ a 2 ( ) MF = ( 3)(0,25)(0,065) 0,054 2 (0,32) ,065 cos 120 sin 120 sin 90 2 M F = 40,17 N.m = 40 N.m ( F= besar gaya pengereman, F M N M F c F= = 0,7kN 102 Daya putar yang diberikan oleh sepatu sebelah kanan : )
27 TR = TR f p a b r 2 (cos θ 1 cos θ 2) sin θ = (0,32) ( 3)(0,025) ( 0,065 ) (cos 0 cos 120 ) sin 90 T R = 50,7 N.m = 51 N.m Daya putar yang diberikan oleh sepatu sebelah kiri : Tek. operasi max sepatu kiri MN= F= 0,7 = 111 p a 1000 MF = 40 p a 1000 M N+MF C 111 pa 40 pa Pa = ( = Pa 0, ) ( ) = 472,8 kpa = 473 kpa 2 f p a b r (cos θ 1 cos θ 2) sin θ2 TC = TC = (0,32) ( 3)(0,025) ( 0,065 ) (cos 0 cos 120 ) sin 90 T C = 23,98 N.m = 24 N.m Kapasitas pengereman, T : T = T R + TC = = 75 N.m A= 1 2 sin θ 2 = 2 B= θ2 1 sin 2 θ2 = 2 4 Tek kpa : 1 2 sin 120 = 0,375 2 π (120) 1 sin ( ) = 1,264 2(180) 4
28 D= pa. b. r sin θa = (1000)(0,025)(0,065) sin 90 = 1,6 kn Rx= D (A f. B) - Fx = 1,6 (0,375 0,32 (1,264)) 0,7 sin 30 = -0,397 kn Ry= D (B + f. A) - Fy = 1,6 (1,264 0,32 (0,375)) 0,7 cos 30 = 1,6 kn Resultan pada pena engsel : R = 0, ,62 = 1,648 kn Tek. 473 kpa : D= pa. b. r sin θa = (473)(0,032)(0,065) sin 90 = 0,98 kn Rx= D (A +f. B) - Fx = 0,98 (0,375 0,32 (1,264)) 0,7 sin 30 = 0,413 kn Ry= D (B -f. A) - Fy = 0,98 (1,264 0,32 (0,375)) 0,7 cos 30 = 0,514 kn Resultan pada pena engsel : R = 0, , DBB Skuter dan Perhitungannya = 0,659 kn
29 Gambar 4.1 DBB Honda Scoopy + fx = 0 Br RRf RRr + (W1 sin α) + (W2 sin α) + (W3 sin α) + (Wbb sin α) + (Wb sin α) + (Wm sin α) + Ri w1 + Ri w2 + Ri w3 + Ri wbb + Ri wb + Ri wm = 0 Br + RRf + RRr = (441,45 sin 22 ) + (441,45 sin 22 ) + (441,5 sin 22 ) + (28,25 sin 22 ) + (245,25 sin 22 ) + (922,14 sin 22 ) + ( 48) + ( 48) + ( 48) + ( 2,3) + ( 20) + ( 75,2) Br + RRf + RRr = 183, ,7 +183,7 + 10, , , , ,2 = 701,28 RRf = μ. Nf = 0,07. Nf ; RRfr = μ. Nr = 0,07. Nr
30 Br = 867,8 RRf RRr Br = 867,8 0,07. Nf 0,07. Nr fx = 0 Nr Nf + (W1 cos α) + (W2 cos α) + (W3 cos α) + (Wbb cos α) + (Wb cos α) + (Wm cos α) = 0 Nr + Nf = (441,45 cos 22 ) + (441,45 cos 22 ) + (441,45 cos 22 ) + (28,25 cos 22 ) + (245,25 cos 22 ) + (922,14 cos 22 ) Nr + Nf = 545, , ,7 + 26, , = 2237,2 Nr = 2237,2 Nf M / Terhadap Roda Belakang dan Jalan = 0 Nf. 1,24 ((W1 cos α) 0,049 (W1 sin α) 0,056 (m1. a) 0,064) ((W2 cos α) 0,022 (W2 sin α) 0,029 (m2. a) 0,037) ((W3cos α) 0,008 (W3 sin α) 0,001 (m3. a) 0,007) ((Wbb cos α) 0,008 (Wbb sin α) 0,015 (mbb. a) 0,022) ((Wb cos α) 0,071 (Wb sin α) 0,07 (mb. a) 0,078) + ((Wm cos α) 0,061 (Wm sin α) 0,06 (mm. a) 0,068) = 0 Nf. 1,24 17,462 7,486 0,101 11,27 36, ,73 =0 1,24 Nf = 17, , , , ,544 4,476 Nf = 61,304 1,24 Persamaan 3 = 49,43 N Persamaan 2
31 Nr = 2237,2 Nf = 2237,2 49,43 = 2187,77 N Nilai Nr dan Nf Persamaan 1 Br = 701,28 0,07. Nf 0,07. Nr = 781,38 0,07. 49,43 0, ,77 = 544,67 N Torsi Tromol Aktual TBr = Br. r = 608,29 N. 0,065 m = 43,91 N.m Umur kanvas rem Untuk mencari umur rem dapat diasumsikan sebagai berikut : Kecepatan maksimum : Vmax = 100 km/jam = 27,8 m/s Operasi pengereman : z = 20 kali/jam Perlambatan bv = 5 m/s2 Efesiensi mekanisme : G = 0,9 W1 (orang) : 45 kg W2 (orang) : 45 kg W3 (orang) : 45 kg Wb (berat barang) : 25 kg Wm (berat motor) : 94 kg Lebar muka : b = 22mm = 2,5 cm : Untuk materialnya didapat dari tabel : Asbestos pressed hydroulically with plastic Koefesien gesek kering : 0,47 Tebal yang akan aus (Sv) : 0,2 cm Keausan spesifik (qv) : 0,19 cm3
32 Beban total yang diperoleh : Wtot = W1 + W2+ W3+ Wb+ Wm = = 254 Kg Gaya inersia : F Wtot bv g = = 129 N Kerja kinetik (Am) Am 1,1 F (Vmax ) 2 1,1 129 (100) 2 2 g 2 9,81 = = Daya yang hilang selama slip (NR) NR Am z = 5, Luas permukaan gesek (F) F 2 L b G 2 9,5 2,85 0,9 = 48,735 dimana : G = 0,9 L = 9,5 cm Volume material gesek yang boleh aus (Vv) Vv = F. Sv =48,735.0,2 = 9,747 Umur material (LB) LB 9,747 Vv 0,19 5,3 qv N R = 9,67 artinya jika sepeda motor tersebut dioperasikan selama 4 jam per hari dengan 20 kali pengereman tiap jam, dan setiap pengereman lamanya 6,95 detik maka setiap harinya rem akan mengalami pengereman selama :
33 1 jam jam 1 jam 6,95 det ik 4 0,154 hari 3600 det ik hari jam Jmlpengereman 20 Dengan demikian umur pemakaian rem tersebut adalah : Umur Rem LB jam Jmlpengereman hari 9,67 jam 62 jam 0,154 hari hari 1bulan 2bulan 30hari 62hari
34 V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kapasitas pengereman T=75 N.m 2. Umur pemakaian kanvas rem = 2 bulan 3. Material kanvas yang digunakan adalah Asbestos pressed hydroulically with plastic Koefesien gesek kering : 0,47 Tebal yang akan aus (Sv) : 0,2 cm Keausan spesifik (qv) : 0,19 cm3 5.2 Saran Saran penulis mengenai Praktikum Disain Elemen Mesin 2 ini adalah agar pengerjaan praktikum ini lebih sistematis dan terarah, sehingga mahasiswa bisa lebih mengerti dengan proses-proses yang ada pada Praktikum ini. Untuk menyempurnakan hasil penelitian ini, maka beberapa hal berikut perlu dipertimbangkan. 1. Pada penelitian ini perlu diketahui terdapat kesulitan dalam melakukan pengukuran pengurangan tebal kampas rem di profil proyektor dibutuhkan
35 ketelitian yang tinggi untuk menepatkan titik acuan untuk menentukan ukuran selanjutnya. 2. Perbandingan pengukuran harus dengan kampas rem yang baru, agar terlihat selisih yang terjadi pada kampas rem yang sudah terpakai. DAFTAR PUSTAKA 1. Shigley Joseph E, Perancangan Teknik Mesin Edisi ke Empat Jilid 2. Erlangga, Jakarta (1983). 2. Stolk dan Kros, Elemen Mesin, Edisi ke-21, Erlangga, Jakarta (1994). 3. Sularso, K. S. (1997). Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin. Cet: 9. Jakarta: Pradnya Paramita. 4. Adiwibowo. R, (n.d). at 6:46 pm. Cara kerja rem tromol,
36 LAMPIRAN Rem Tromol belakang Honda Scoopy tahun 2012
BAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat Penelitian Dalam melakukan proses penelitian digunakan alat sebagai berikut: 1. Dynamometer Dynamometer adalah sebuah alat yang digunakan
Lebih terperinciFungsi Utama Rem: Menghentikan putaran poros Mengatur Putaran Poros Mencegah Putaran yang tak dikehendaki. Fungsi rem selanjutnya?
Fungsi Utama Rem: Menghentikan putaran poros Mengatur Putaran Poros Mencegah Putaran yang tak dikehendaki Fungsi rem selanjutnya? Cara Kerja Rem Rem:: 1. Secara Mekanis : dengan gesekan 2. Secara Listrik
Lebih terperinciKOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap
KOPLING Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Skematik Chassis Engine Test Bed Chassis Engine Test Bed digunakan untuk menguji performa sepeda motor. Seperti ditunjukkan pada Gambar 3.1, skema pengujian didasarkan
Lebih terperinciBAB III TINJAUN PUSTAKA
15 BAB III TINJAUN PUSTAKA 3.1 Perawatan (Maintenance) Perawatan atau maintenance adalah aktivitas agar suatu komponen atau sistem yang rusak dikembalikan atau diperbaiki dalam suatu kondisi tertentu pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Berikut ini adalah beberapa refrensi yang berkaitan dengan judul penelitian yaitu sebagai berikut: 1. Tugas akhir yang ditulis oleh Muhammad
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Mulai
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Pengujian Proses penelitian ini dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditunjukkan pada gambar 3.1. : 3.1.1. Diagram alir pengujian percikan bunga api pada busi
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN PERAWATAN REM 4.1 PENGERTIAN PERAWATAN Perawatan adalah segala sesuatu yang dilakukan untuk mencegah kerusakan terhadap suatu obyek, sehingga diharapkan dapat berfungsi secara maksimal
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN REM TROMOL
16 BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN REM TROMOL 3.1 Definisi Rem Rem adalah elemen mesin untuk memperlambat atau menghentikan putaran poros, dan juga mencegah putaran yang tidak dikehendaki. Efek pengereman
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari
Lebih terperinciELEMEN MESIN II REM Disusun oleh : Swardi L. Sibarani PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN 2015
ELEMEN MESIN II REM Disusun oleh : Swardi L. Sibarani 13320001 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN 2015 Defenisi Rem REM merupakan salah satu elemen paling dalam kendaraan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN. Tahap-tahap perancangan yang harus dilakukan adalah :
BAB III PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN 3.1 Metode Perancangan Metode yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode sistematis. Tahap-tahap perancangan yang harus dilakukan adalah : 1. Penjabaran
Lebih terperinciBAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :
BAB III TEORI PERHITUNGAN 3.1 Data data umum Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tinggi 4 meter 2. Kapasitas 4500 orang/jam
Lebih terperinciBab 3 METODOLOGI PERANCANGAN
Bab 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Spesifikasi New Mazda 2 Dari data yang diperoleh di lapangan (pada brosur), mobil New Mazda 2 memiliki spesifikasi sebagai berikut : 1. Daya Maksimum (N) : 103 PS 2. Putaran
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Rem adalah suatu alat yang digunakan untuk dapat memperlambat atau
BAB II DASAR TEORI 2.1 Rem 2.1.1Pengertian dan Fungsi Rem Rem adalah suatu alat yang digunakan untuk dapat memperlambat atau menghentikan gerak antara putaran pada suatu mesin dengan cara mengubah tenaga
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN LAPORAN TUGAS AKHIR. 3.1 Rangkaian Rem. Desain alat yang digunakan pada rangkaian rem merupakan desain alat
BAB III PERANCANGAN 3.1 Rangkaian Rem Desain alat yang digunakan pada rangkaian rem merupakan desain alat yang cukup sederhana. Rangkaian rem ini dibuat untuk mengetahui analisis tekanan hidrolik pada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian untuk menguji pengaruh jenis larutan elektrolit pada Hydrogen Eco Booster tipe Wet Cell terhadap konsumsi bahan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Didalam melakukan pengujian diperlukan beberapa tahapan agar dapat berjalan lancar, sistematis dan sesuai dengan prosedur dan literatur
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer
BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi
Lebih terperinciGambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian
BAB III METODOLOGI PENGUJIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Pengujian MULAI STUDI PUSTAKA PERSIAPAN MESIN UJI PEMERIKSAAN DAN PENGESETAN MESIN KONDISI MESIN VALIDASI ALAT UKUR PERSIAPAN PENGUJIAN PEMASANGAN
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN DATA PEGUJIAN
BAB III PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN DATA PEGUJIAN 3.1 METODE PERANCANGAN sistematis. Metode perancangan yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode 34 Gambar 3.1 Tahap tahap perancangan
Lebih terperinciREKAYASA JALAN REL. Modul 2 : GERAK DINAMIK JALAN REL PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
REKAYASA JALAN REL Modul 2 : GERAK DINAMIK JALAN REL OUTPUT : Mahasiswa dapat menjelaskan karakteristik pergerakan lokomotif Mahasiswa dapat menjelaskan keterkaitan gaya tarik lokomotif dengan kelandaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempertahankan atau merebut pangsa pasar yang ada. Konsumen saat ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi dewasa ini semakin mengarah pada persaingan ketat khususnya untuk perusahaan sejenis. Mereka dituntut untuk memiliki suatu keunikan tersendiri
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. yang menggerakan roda telah dibebaskan oleh kopling. Agar kendaraan bias. dan dengan jarak yang seminim mungkin.
BAB II DASAR TEORI 2.1 REM 2.1.1 Fungsi Rem Pada saat kendaraan mulai meluncur di jalanan, maka kelajuan akan tetap ada pada kendaraan itu walaupun mesin sudah dimatikan atau permindahan tenaga yang menggerakan
Lebih terperinciANALISA GAYA SISTEM REM DEPAN DAIHATSU XENIA TIPE R TAHUN 2012
ANALISA GAYA SISTEM REM DEPAN DAIHATSU XENIA TIPE R TAHUN 2012 Qomaruddin 1, Taufiq Hidayat 2 1 Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muria Kudus Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus
Lebih terperinciSOAL DINAMIKA ROTASI
SOAL DINAMIKA ROTASI A. Pilihan Ganda Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Sistem yang terdiri atas bola A, B, dan C yang posisinya seperti tampak pada gambar, mengalami gerak rotasi. Massa bola A, B,
Lebih terperinciGambar 3.1. Diagram alir percikan bunga api pada busi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Pengujian Proses pengambilan data yang dilakukan pada penelitian ini meliputi 3 bagian yang dapat ditunjukkan pada gambar-gambar di bawah ini : 1.1.1. Diagram
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai fungsi utama sebagai sarana transportasi digunakan untuk memenuhi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia otomotif sangat berperan penting pada kehidupan manusia yang kegiatan sehari-harinya tidak dapat dipisahkan dari alat transportasi. Kendaraan yang
Lebih terperinciELEMEN MESIN 2 REM ALI RIDHO ALATAS
ELEMEN MESIN REM ALI RIDHO ALATAS 43111511 JURUSAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS PANCASILA 01 ABSTRAK Rem digunakan untuk menghentikan dan mengatur gerakan. Karena itu, rem sangat diperlukan dalam teknik-kendaraan
Lebih terperinciBAB III SISTEM DAN KOMPONEN REM TROMOL BUS
BAB III SISTEM DAN KOMPONEN REM TROMOL BUS 3.1 Pengertian Rem dan Fungsi Rem Rem merupakan bagian kendaraan yang sangat penting dalam mendukung aspek keamanan berkendaraan, maka rem harus : Dapat menghentikan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Kopling Kopling adalah satu bagian yang mutlak di perlukan pada kendaraan di mana penggerak utamanya di peroleh dari hasil pembakaran di dalam silinder mesin. Sumber :
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Conveyor merupakan suatu alat transportasi yang umumnya dipakai dalam proses industri. Conveyor dapat mengangkut bahan produksi setengah jadi maupun hasil produksi
Lebih terperinci3.2 Tempat Penelitian 1. Mototech Yogyakarta 2. Laboratorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara mengadakan penelitian agar pelaksanaan dan hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Penelitian ini
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL
BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL 3.1 DESKRIPSI PERALATAN PENGUJIAN. Peralatan pengujian yang dipergunakan dalam menguji torsi dan daya roda sepeda motor Honda Karisma secara garis besar dapat digambarkan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:
BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flowchart Perencanaan Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Proses Perancangan mesin pemotong umbi seperti yang terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai mm Studi Literatur
Lebih terperinciTEORI SAMBUNGAN SUSUT
TEORI SAMBUNGAN SUSUT 5.1. Pengertian Sambungan Susut Sambungan susut merupakan sambungan dengan sistem suaian paksa (Interference fits, Shrink fits, Press fits) banyak digunakan di Industri dalam perancangan
Lebih terperinciPERENCANAAN REM PITA PADA MOBIL DEREK DENGAN BEBAN ANGKAT MAKSIMUM 2 TON
TUGAS AKHIR PERENCANAAN REM PITA PADA MOBIL DEREK DENGAN BEBAN ANGKAT MAKSIMUM 2 TON Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Meraih Gelar Sarjana Teknik Mesin Jenjang Pendidikan Strata satu (S1) Disusun
Lebih terperinciBAB III ANALISIS SISTEM REM BELAKANG PADA KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN A. Perbaikan Rem Yang Tidak Bekerja Maksimal
34 BAB III ANALISIS SISTEM REM BELAKANG PADA KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004 A. Perbaikan Rem Yang Tidak Bekerja Maksimal Sebelum melakukan perbaikan diharuskan melakukan pemeriksaan terhadap komponen-komponen
Lebih terperinciRem merupakan salah satu komponen mesin mekanik yang sangat vital. keberadaannya. Adanya rem memberikan gaya gesek pada suatu massa yang bergerak
EM em merupakan salah satu komponen mesin mekanik yang sangat vital keberadaannya. Adanya rem memberikan gaya gesek pada suatu massa yang bergerak sehingga berkurang kecepatannya atau berhenti. Pemakaian
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Identifikasi Kendaraan Gambar 4.1 Yamaha RX Z Spesifikasi Yamaha RX Z Mesin : - Tipe : 2 Langkah, satu silinder - Jenis karburator : karburator jenis piston - Sistem Pelumasan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengereman Modifikasi pengereman dan kemudi ini berlandaskan pada tinjauan pustaka yang mendukung terhadap cara kerja dari sistem pengereman dan kemudi. Rem adalah salah satu
Lebih terperinciMETODOLOGI PERANCANGAN. Dari data yang di peroleh di lapangan ( pada brosur ),motor TOYOTA. 1. Daya maksimum (N) : 109 dk
METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Spesifikasi TOYOTA YARIS Dari data yang di peroleh di lapangan ( pada brosur ),motor TOYOTA YARIS memiliki spesifikasi sebagai berikut : 1. Daya maksimum (N) : 109 dk. Putaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Dan Alat Penelitian 3.1.1. Bahan Penelitian 1. Sepeda Motor Dalam penelitian ini sempel atau bahan yang digunakan adalah mesin sepeda motor Honda Blade 110 cc Tahun
Lebih terperinciPENGARUH PERUBAHAN TITIK BERAT POROS ENGKOL TERHADAP PRESTASI MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH
PENGARUH PERUBAHAN TITIK BERAT POROS ENGKOL TERHADAP PRESTASI MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH Budiyanto, Rusdi, Sugiyanto, Sutriyono, Dedi Kurnia Rakhman Prodi Teknik Mesin, Institut Teknologi Nasional Malang
Lebih terperinciDinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA
Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dalam gerak translasi gaya dikaitkan dengan percepatan linier benda, dalam gerak rotasi besaran yang dikaitkan dengan percepatan
Lebih terperinciBAB IV PERBAIKAN SISTEM REM MITSUBISHI L300
BAB IV PERBAIKAN SISTEM REM MITSUBISHI L300 4.1. Pemeriksaan dan Uji Performa Komponen Setiap kendaraan yang akan dilakukan perbaikan tentunya memiliki beberapa masalah pada komponen yang terdapat pada
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik
BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Transmisi bertujuan untuk meneruskan daya dari sumber daya ke sumber daya lain, sehingga mesin pemakai daya tersebut bekerja menurut kebutuhan yang diinginkan.
Lebih terperinciAnalisis Gaya Pada Rem Tromol (drum brake) Untuk Kendaraan Roda Empat. Ahmad Arifin
Analisis Gaya Pada Rem Tromol (drum brake) Untuk Kendaraan Roda Empat Ahmad Arifin Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100 Depok Jawa Barat INDONESIA
Lebih terperinciPERANCANGAN ELECTRIC ENERGY RECOVERY SYSTEM PADA SEPEDA LISTRIK
PERANCANGAN ELECTRIC ENERGY RECOVERY SYSTEM PADA SEPEDA LISTRIK ANDHIKA IFFASALAM 2105.100.080 Jurusan Teknik Mesin Fakultas TeknologiIndustri Institut TeknologiSepuluhNopember Surabaya 2012 LATAR BELAKANG
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi
BAB II DASAR TEORI Dasar teori yang digunakan untuk pembuatan mesin pemotong kerupuk rambak kulit adalah sistem transmisi. Berikut ini adalah pengertian-pengertian dari suatu sistem transmisi dan penjelasannya.
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN KOMPONEN UTAMA ELEVATOR BARANG
IV PERHITUNGN KOMPONEN UTM ELEVTOR RNG 4.1 Perhitungan obot Pengimbang. obot pengimbang berfungsi meringkankan kerja mesin hoist pada saat mengangkat box. obot pengimbang yang akan kita buat disini adalah
Lebih terperinciRancang Bangun dan Uji Kinerja Dinamometer Tipe Rem Cakram
Rancang Bangun dan Uji Kinerja Dinamometer Tipe Rem Cakram Desrial 1), Y. Aris Purwanto 1) dan Ahmad S. Hasibuan 1) 1) Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, FATETA, IPB. Email: desrial@ipb.ac.id, Tlp.
Lebih terperinci2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung Mesin pemipil jagung merupakan mesin yang berfungsi sebagai perontok dan pemisah antara biji jagung dengan tongkol dalam jumlah yang banyak dan
Lebih terperinciSpesifikasi Honda Vario 150 esp :
Seperti yang sdah kita ketahui, awal tahun 2015 silam menjadi momentum bagi PT Astra Honda Motor (AHM) yang langsung melancarkan strategi terbarunya demi melawan determinasi kompetitor mereka yang juga
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Persiapan bahan pengujian :
28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Pengujian Pada penelitian ini langkah yang dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditunjukan pada gambar 3.1: 3.1.1. Diagram alir pengujian percikan bunga
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram alir penelitian Diagram alir penelitian yang dilakukan dengan prosedur adalah sebagai berikut seperti pada Gambar 3.1 MULAI Persiapan Penelitian 1. Sepeda motor standar
Lebih terperinciDASAR PENGUKURAN MEKANIKA
DASAR PENGUKURAN MEKANIKA 1. Jelaskan pengertian beberapa istilah alat ukur berikut dan berikan contoh! a. Kemampuan bacaan b. Cacah terkecil 2. Jelaskan tentang proses kalibrasi alat ukur! 3. Tunjukkan
Lebih terperinciStudi Komparasi Daya Pengereman Antara Piston Singel Dengan Double Pada Sepeda Motor. Abstrak
Studi Komparasi Daya Pengereman Antara Piston Singel Dengan Double Pada Sepeda Motor Dedy Darmawan (739) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang Abstrak Brake is a important divice in a vehicle. Caused
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT PEMOTONG KABEL ROBOTIK TIPE WORM GEAR
RANCAN BANUN ALAT PEMOTON KABEL ROBOTIK TIPE WORM EAR Estiko Rijanto Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik (Telimek) LIPI Kompleks LIPI edung 0, Jl. Cisitu No.1/154D, Bandung 40135, Tel: 0-50-3055;
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. II untuk sumbu x. Perasamaannya dapat dilihat di bawah ini :
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Perancangan Rem Persamaan umum untuk sistem pengereman menurut Hukum Newton II untuk sumbu x. Perasamaannya dapat dilihat di bawah ini : F = m. a Frem- F x = m.
Lebih terperinciSOAL TRY OUT FISIKA 2
SOAL TRY OUT FISIKA 2 1. Dua benda bermassa m 1 dan m 2 berjarak r satu sama lain. Bila jarak r diubah-ubah maka grafik yang menyatakan hubungan gaya interaksi kedua benda adalah A. B. C. D. E. 2. Sebuah
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1. HONDA SUPRA X 125 PGM-FI Honda Supra X adalah salah satu merk dagang sepeda motor bebek yang di produksi oleh Astra Honda Motor. Sepeda motor ini diluncurkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Pengujian Proses pengambilan data yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari 3 bagian yang dapat ditunjukkan pada gambar-gambar di bawah ini: A. Diagram
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan serta kemajuan di bidang industri terutama dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gokart saat ini sangat berkembang dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, seiring dengan perkembangan serta kemajuan di bidang industri terutama dalam bidang otomotif.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TIORI
BAB II LANDASAN TIORI 2.1. Prinsip Kerja Mesin Pemecah Kedelai Mula-mula biji kedelai yang kering dimasukkan kedalam corong pengumpan dan dilewatkan pada celah diantara kedua cakram yang salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menentunya perekonomian indonesia, maka para produsen otomotif. dapat di jadikan solusi untuk masalah ini, Material komposit dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan semakin pesatnya pertumbuhan ekonomi industri di indonesia, dan jumlah kendaraan bermotor di indonesia, kebutuhan akan produk material otomotif juga semakin
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor
BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Pada perancangan suatu kontruksi hendaknya mempunyai suatu konsep perencanaan. Untuk itu konsep perencanaan ini akan membahas dasar-dasar teori
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi sistem yang dibuat. Gambar 3.1 menunjukkan blok diagram sistem secara keseluruhan. Anak Tangga I Anak Tangga II Anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan dunia otomotif zaman sekarang khususnya kendaraan roda dua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan dunia otomotif zaman sekarang khususnya kendaraan roda dua kini semakin gencar. Belum genap dua bulan setelah memproduksi merek terbaru, kini telah dikeluarkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Prinsip Dasar Alat uji Bending 2.1.1. Definisi Alat Uji Bending Alat uji bending adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengujian kekuatan lengkung (bending)
Lebih terperinciPerancangan Kampas Rem Beralur dalam Usaha Meningkatkan Kinerja serta Umur dari Kampas Rem
Perancangan Kampas Rem Beralur dalam Usaha Meningkatkan Kinerja serta Umur dari Kampas Rem L u b i Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya Abstrak Kendaraan adalah merupakan salah satu media atau sarana
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :
BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN 3. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian
Lebih terperinciANALISA KUALITAS MATERIAL BEBERAPA PRODUK CRANK SHAFT SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS
TUGAS AKHIR ANALISA KUALITAS MATERIAL BEBERAPA PRODUK CRANK SHAFT SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Transmisi Transmisi yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk mendapatkan variasi momen dan kecepatan sesuai dengan kondisi jalan dan kondisi
Lebih terperinciBAB III PEMILIHAN TRANSMISI ATV DENGAN METODE PAHL AND BEITZ. produk yang kebutuhannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Setelah
BAB III PEMILIHAN TRANSMISI ATV DENGAN METODE PAHL AND BEITZ 3.1 MetodePahldanBeitz Perancangan merupakan kegiatan awal dari usaha merealisasikan suatu produk yang kebutuhannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Lebih terperinciPERHITUNGAN REM TROMOL PADA MOTOR HONDA SUPRA X 100 CC
PERHITUNGAN REM TROMOL PADA MOTOR HONDA SUPRA X 00 CC TUGAS ELEMEN MESIN I Dibuat untuk memenuhi syarat kurikulum pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Oleh Ardin Wahyu S 030900500
Lebih terperinciBAB III METODE PENGUJIAN. Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) seperti Uji emisi, Akselerasi, dan. Kendaraan uji yang disiapkan adalah :
BAB III METODE PENGUJIAN 3.1 Mesin - mesin dan Alat Uji Sebelum melakukan pengujian emisi kita harus mengetahui standarisasi yang akan kita gunakan. Standarisaisi yang akan saya gunakan disini adalah Standarisasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ditunjukkan pada gambar berikut :
BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ditunjukkan pada gambar berikut : a. Yamaha Jupiter MX 135 1) Sepesifikasi Gambar 3.1 Yamaha Jupiter MX 135
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Aliran Pengujian Proses pengambilan data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari 3 bagian yang dapat ditunjukan pada gambar gambar dibawah ini : A. Diagram
Lebih terperinciBAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS
BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis gaya-gaya pada benda 2. Menerapkan Hukum II Newton untuk menganalisis gerak objek 3. Menentukan pasangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pengertian Dongkrak Dongkrak merupakan salah satu pesawat pengangkat yang digunakan untuk mengangkat beban ke posisi yang dikehendaki dengan gaya yang kecil. 2.1.1 Dongkrak
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. WAKTU DAN TEMPAT Kegiatan Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juni hingga Desember 2011 dan dilaksanakan di laboratorium lapang Siswadhi Soepardjo (Leuwikopo), Departemen
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL
BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL 3.1 Deskripsi Peralatan Pengujian Peralatan pengujian yang dipergunakan dalam menguji torsi dan daya roda sepeda motor Yamaha Crypton secara garis besar dapat digambarkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PELAKSANAAN. penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi
BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 3.1. Tempat Pelaksanaan Tempat yang akan di gunakan untuk perakitan dan pembuatan sistem penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi Universitas
Lebih terperinciMODIFIKASI DAN PEMBUATAN SERTA PENGUJIAN SISTEM HANDBRAKE SEMI OTOMATIS SEBAGAI PERANGKAT SAFETY PADA KENDARAAN
MODIFIKASI DAN PEMBUATAN SERTA PENGUJIAN SISTEM HANDBRAKE SEMI OTOMATIS SEBAGAI PERANGKAT SAFETY PADA KENDARAAN Ian Hardianto Siahaan, A Ian Wiyono Prodi Teknik Mesin Universitas Kristen Petra Jalan. Siwalankerto
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Transmisi Transmisi yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk mendapatkan variasi momen dan kecepatan sesuai dengan kondisi jalan dan kondisi pembebanan,
Lebih terperinci3.2. Prosedur pengujian Untuk mengetahui pengaruhnya perbanding diameter roller CVT Yamaha mio Soul, maka perlu melakukan suatu percobaan. Dalam hal i
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Tahap Pengujian Sepeda Motor Yamaha Mio Soul Tune Up Roller CVT Diameter 15mm Roller CVT Diameter 16mm Roller CVT Diameter 17mm Variasi Putaran Mesin Pengukuran Daya
Lebih terperinciBAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT
BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT Pada pembahasan dalam bab ini akan dibahas tentang faktor-faktor yang memiliki pengaruh terhadap pembuatan dan perakitan alat, gaya-gaya yang terjadi dan gaya yang dibutuhkan.
Lebih terperinciPengaruh Variasi Konstanta Pegas dan Massa Roller CVT Terhadap Performa Honda Vario 150 cc
E1 Pengaruh Variasi Konstanta Pegas dan Massa Roller CVT Terhadap Performa Honda Vario 150 cc Irvan Ilmy dan I Nyoman Sutantra Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. transportasi lebih baik, tidak hanya pada mesinnya yang irit bahan bakar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia otomotif yang semakin berkembang menuntut perubahan agar alat transportasi lebih baik, tidak hanya pada mesinnya yang irit bahan bakar melainkan juga pada tingkat
Lebih terperinciPilihlah jawaban yang paling benar!
Pilihlah jawaban yang paling benar! 1. Besarnya momentum yang dimiliki oleh suatu benda dipengaruhi oleh... A. Bentuk benda B. Massa benda C. Luas penampang benda D. Tinggi benda E. Volume benda. Sebuah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Pengujian Proses pengambilan data yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari 3 bagian yang dapat ditunjukkan pada gambar-gambar di bawah ini: A. Diagram
Lebih terperinciBAB I KOMPONEN UTAMA SEPEDA MOTOR
BAB I KOMPONEN UTAMA SEPEDA MOTOR Sepeda motor terdiri dari beberapa komponen dasar. Bagaikan kita manusia, kita terdiri atas beberapa bagian, antara lain bagian rangka, pencernaan, pengatur siskulasi
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN.. DYNAMOMETER TIPE REM CAKERAM HASIL RANCANGAN Dynamometer adalah alat untuk mengukur gaya dan torsi. Dengan torsi dan putaran yang dihasilkan sebuah mesin dapat dihitung kekuatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan tempat pelaksanaan pembuatan media pembelajaran. kelistrikan sepeda motor Honda Kharisma sebagai berikut :
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Waktu dan tempat pelaksanaan pembuatan media pembelajaran kelistrikan sepeda motor Honda Kharisma sebagai berikut : 1. Tempat pembuatan alat :
Lebih terperinciBAB III ANALISA DATA
BAB III ANALISA DATA 3.1 Prosedur Pengujian Untuk melakukan pengujian, motor harus memiliki prosedur tersendiri. Berikut prosedur yang harus dipenuhi sebagai berikut : a. Motor harus dalam kondisi standar
Lebih terperinciPENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING
SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING 7 PENDAHULUAN SISTEM PEMINDAH TENAGA (POWER TRAIN). Pemindah tenaga (Power Train) adalah sejumlah mekanisme
Lebih terperinci