Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited)"

Transkripsi

1

2 REPUBLIK INDONESIA

3 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, kami atas nama Pemerintah Republik Indonesia menyajikan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Semester I Tahun Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2011, Pemerintah menyampaikan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berupa laporan keuangan kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Laporan keuangan tersebut terdiri dari Laporan Realisasi APBN, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Selain laporan keuangan tahunan yang disampaikan kepada DPR dalam bentuk Rancangan Undang-Undang tentang Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan APBN, dalam rangka meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, Pemerintah telah menyusun dan menyajikan laporan keuangan interim, yaitu LKPP Semester I Tahun Sehubungan dengan LKPP Semester I Tahun 2011 ini, perlu kami kemukakan hal-hal sebagai berikut: 1. Laporan Realisasi APBN memberikan informasi tentang realisasi pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Berdasarkan laporan ini, realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Semester I Tahun Anggaran (TA) 2011 adalah sebesar Rp499,90 triliun, atau 45,24 persen dari yang ditetapkan dalam APBN TA Sementara itu, realisasi Belanja Negara adalah sebesar Rp437,20 triliun, atau 35,56 persen dari yang dianggarkan dalam APBN TA 2011, sehingga terjadi Surplus Anggaran sebesar Rp62,70 triliun. Realisasi Pembiayaan Neto adalah sebesar Rp64,65 triliun, dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) sebesar Rp127,35 triliun. 2. Neraca menyajikan informasi tentang posisi aset, kewajiban, dan ekuitas Pemerintah Pusat per 30 Juni Dari Neraca tersebut diinformasikan bahwa nilai Aset adalah sebesar Rp2.663,40 triliun dan Kewajiban sebesar Rp1.850,06 triliun, sehingga Ekuitas Dana Neto (kekayaan bersih) Pemerintah Pusat per 30 Juni 2011 adalah sebesar Rp813,34 triliun; 3. Laporan Arus Kas menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas dari Kas Umum Negara. Dari Laporan Arus Kas tersebut diperoleh informasi bahwa saldo per 31 Desember 2010 sebesar Rp96,16 triliun, koreksi saldo awal sebesar Rp2,82 triliun, kenaikan Kas Negara selama Semester I TA 2011 sebesar Rp124,30 triliun, dan penyesuaian selisih kurs sebesar minus Rp1,43 triliun, sehingga saldo Kas Bendahara Umum Negara (BUN), Kas (Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara) KPPN, dan Kas Badan Layanan Umum (BLU) per 30 Juni 2011 adalah sebesar Rp221,85 triliun; 4. Catatan atas Laporan Keuangan dimaksudkan agar pengguna laporan keuangan dapat memperoleh informasi tentang hal-hal yang termuat dalam laporan keuangan. Catatan atas Laporan Keuangan meliputi uraian tentang kebijakan fiskal, kebijakan akuntansi, dan penjelasan pos-pos laporan keuangan, daftar rinci atau uraian atas nilai pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi APBN, Neraca, dan Laporan Arus Kas; Kata Pengantar -iii-

4 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) 5. LKPP Semester I Tahun 2011 berstatus sebagai laporan keuangan yang belum diperiksa (unaudited). LKPP Semester I Tahun 2011 ini disusun berdasarkan Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Lampiran II-SAP Berbasis Kas Menuju Akrual. LKPP Semester I Tahun 2011 menginformasikan juga mengenai Rencana Tindak Pemerintah terhadap Temuan Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas LKPP Tahun Pemerintah mengharapkan tanggapan, saran, maupun kritik yang konstruktif dari para pemangku kepentingan (stakeholders), sehingga kualitas LKPP akan semakin meningkat. Pemerintah akan terus berupaya untuk dapat menyusun dan menyajikan LKPP secara tepat waktu dan akurat sehingga terwujud tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Kata Pengantar -iv-

5 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) INDEKS I ISII I KATA PENGANTAR... iii INDEKS ISI.... v INDEKS TABEL.. vi INDEKS GRAFIK... vii INDEKS DAFTAR..... viii INDEKS SINGKATAN.. x INDEKS CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN.. xiii RINGKASAN... 2 I. LAPORAN REALISASI APBN II. NERACA III. LAPORAN ARUS KAS IV. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN A. PENJELASAN UMUM A.1. DASAR HUKUM.. 19 A.2. KEBIJAKAN FISKAL/KEUANGAN DAN EKONOMI MAKRO A.3. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN A.4. KEBIJAKAN AKUNTANSI B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI APBN B.1. PENJELASAN UMUM LAPORAN REALISASI APBN B.2. PENJELASAN PER POS LAPORAN REALISASI APBN B.3. CATATAN PENTING LAINNYA C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA C.1. POSISI KEUANGAN SECARA UMUM C.2. PENJELASAN PER POS NERACA C.3. CATATAN PENTING LAINNYA C.4. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL PELAPORAN D. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN ARUS KAS D.1. IKHTISAR LAPORAN ARUS KAS D.2. PENJELASAN PER POS LAPORAN ARUS KAS DAFTAR Indeks Isi -v-

6 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) INDEKS I TABELL 1. Asumsi Dasar APBN dan Realisasi APBN Semester I TA Perbandingan Realisasi Anggaran TA 2011 dan Perkembangan Realisasi Transfer ke Daerah Tahun Semester I Tahun Pagu dan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Menurut Fungsi Semester I Tahun Piutang Pajak per Jenis Pajak pada Ditjen Pajak Piutang Pajak per Jenis Pajak pada Ditjen Bea dan Cukai Posisi Utang Luar Negeri, SBN, dan Promissory Notes Posisi Utang Luar Negeri Menurut Valuta Asing Saldo Anggaran Lebih TA 2010 dan Mutasi Rekening Nomor Tahun 2010 dan Indeks Tabel -vi-

7 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) INDEKS I GRAFFI IK 1. Struktur PDB menurut Komponen Penggunaan Semester I Tahun Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Semester I Tahun Tren Laju Inflasi selama Tahun 2010 dan Semester I Tahun Ekspor Semester I Tahun Impor Semester I Tahun Perbandingan Ekspor Impor Januari-Juni Tahun 2011 dan Realisasi CAR, LDR dan NPL Bulan Januari - Juni Rasio Utang terhadap PDB Komposisi Pendapatan Negara dan Hibah Semester I Tahun Perkembangan Pendapatan Negara dan Hibah Semester I Tahun Persentase Realisasi Belanja Negara Semester I Tahun Realisasi Belanja per Klasifikasi Ekonomi Realisasi Transfer ke Daerah Semester I Tahun Proporsi Utang terhadap PDB Perbandingan Realisasi Penerimaan Negara dan Hibah Semester I TA 2011 dan Semester I TA Perbandingan Realisasi Belanja Negara Semester I TA 2011 dan Semester I TA Komposisi Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Semester I TA Komposisi Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak Semester I TA Komposisi Alokasi Belanja Negara Semester I Tahun Komposisi Lima Terbesar K/L Pengguna Anggaran Pemerintah Pusat Semester I Tahun Komposisi Realisasi Belanja Pemerintah Pusat menurut Fungsi Semester I Tahun Komposisi Realisasi Belanja Pemerintah Pusat menurut Jenis Belanja Semester I Tahun Komposisi Realisasi Transfer Daerah Semester I Tahun Komposisi Pendapatan BLU Semester I Tahun Perbandingan Pendapatan, Beban, dan Surplus/Defisit BLU Semester I Tahun Perbandingan Aset, Kewajiban, dan Ekuitas Dana Neto pada Neraca Tahun 2006 s.d Komposisi Arus Kas Bersih per Aktivitas 166 Indeks Grafik - vii -

8 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) INDEKS I DAFFTAR 1. Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Pemerintah Pusat TA Laporan Realisasi Anggaran Belanja Pemerintah Pusat TA Laporan Realisasi Dana Perimbangan TA Daftar Rekening Khusus per 31 Desember Daftar Saldo Kas di KPPN per 30 Juni 2011 dan 31 Desember Saldo Rekening Pemerintah Lainnya di BI per 30 Juni 2011 dan 31 Desember Saldo Rekening Pemerintah Lainnya di Bank Umum per 30 Juni Kas di Bendahara Pengeluaran per 30 Juni 2011 dan 31 Desember Kas di Bendahara Penerimaan per 30 Juni 2011 dan 31 Desember Kas Lainnya dan Setara Kas per 30 Juni Piutang PNBP per 30 Juni 2011 dan 31 Desember Piutang PNBP Minyak Bumi dan Gas Alam 30 Juni Bagian Lancar Tagihan TGR per 30 Juni 2011 dan 31 Desember Piutang yang Berasal dari Kewajiban Bank Dalam Likuidasi 15. Persediaan pada Kementerian Negara/Lembaga per 30 Juni 2011 dan 31 Desember Penyertaan Modal Negara Pada BUMN per 30 Juni Penyertaan Modal Negara Pada Non BUMN per 30 Juni Penyertaan Modal Negara pada Organisasi/Lembaga Keuangan Internasional/Regional per 30 Juni Aset Tetap pada Kementerian Negara/Lembaga per 30 Juni 2011 dan 31 Desember Tagihan TGR pada Kementerian Negara/Lembaga per 30 Juni 2011 dan 31 Desember Aset Tak Berwujud pada Kementerian Negara/Lembaga per 30 Juni 2011 dan 31 Desember Rekening Retur per 30 Juni Aset Lain-lain pada Kementerian Negara/Lembaga per 30 Juni 2011 dan 31 Desember Ringkasan Aset Negara yang Dikelola PPA per 30 Juni Aset Eks BPPN yang Dikelola Tim Koordinasi per 30 Juni Aset KKKS per 30 Juni Utang Kepada Pihak Ketiga pada pada Kementerian Negara/Lembaga per 30 Juni 2011 dan 31 Desember Bagian Lancar Utang Obligasi Dalam Negeri per 30 Juni Indeks Grafik - viii -

9 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) 29. Utang Bunga Obligasi Negara per 30 Juni Surat Perbendaharaan Negara per 30 Juni Pendapatan Diterima di Muka per 30 Juni Utang Bunga Obligasi dalam Negeri Jangka Panjang per 30 Juni Surat Berharga Negara Jangka Pendek Dalam Negeri per 30 Juni Rekapitulasi Hasil Penilaian Aset Bekas Milik Asing/Cina s.d. 30 Juni Tindak Lanjut Pemerintah terhadap Temuan Pemeriksaan BPK atas LKPP Tahun Indeks Grafik - ix -

10 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) INDEKS I SINGKATAN APBD APBN APBN-P BAPPENAS BBM BDL BEJ BHMN BI BKKBN BLBI BLU BPMIGAS BPHTB BPJT BPK BPOM BPPN BPPT BPYBDS BRR BULOG BUMD BUMN BUN CBN CBP CFO CGI COO CPI DAK DAU DAU DBH DIPA DJA DJBC DJKN DJP DJPBN DPR DTP EDI GBHN HTI INDRA KITE KKKS K/L KMK : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara-Perubahan : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional : Bahan Bakar Minyak : Bank Dalam Likuidasi : Bursa Efek Jakarta : Badan Hukum Milik Negara : Bank Indonesia : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional : Bantuan Likuiditas Bank Indonesia : Badan Layanan Umum : Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi : Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan : Badan Pengatur Jalan Tol : Badan Pemeriksa Keuangan : Badan Pengawas Obat dan Makanan : Badan Penyehatan Perbankan Nasional : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi : Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditetapkan Statusnya : Badan Rekontruksi dan Rehabilitasi : Badan Urusan Logistik : Badan Usaha Milik Daerah : Badan Usaha Milik Negara : Bendahara Umum Negara : Cadangan Benih Nasional : Cadangan Beras Pemerintah : Chief Financial Officer : Consultative Group on Indonesia : Chief Operating Officer : Consumer Price Index : Dana Alokasi Khusus : Dana Alokasi Umum : Dana Abadi Umat : Dana Bagi Hasil : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran : Direktorat Jenderal Anggaran : Direktorat Jenderal Bea dan Cukai : Direktorat Jenderal Kekayaan Negara : Direktorat Jenderal Pajak : Direktorat Jenderal Perbendaharaan : Dewan Perwakilan Rakyat : Ditanggung Pemerintah : Electronic Data Exchange : Garis-Garis Besar Haluan Negara : Hutan Tanaman Industri : Indonesian Debt Restructuring Agency : Kemudahan Impor Tujuan Ekspor : Kontraktor Kontrak Kerja Sama Kementerian Negara/Lembaga : Keputusan Menteri Keuangan Indeks Singkatan -x-

11 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) KONI : Komite Olahraga Nasional Indonesia KPPN : Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara KSM : Kelompok Swadaya Masyarakat KU : Kiriman Uang KUHR : Kredit Usaha Hutan Rakyat KUMK : Kredit Usaha Mikro dan Kecil KUN : Kas Umum Negara KUTPA : Kredit Usaha Tani Persuteraan Alam LAK : Laporan Arus Kas LBMN : Laporan Barang Milik Negara LDKP : Lembaga Dana Kredit Pedesaan LDR : Loan to Deposit Ratio LKBUN : Laporan Keuangan Bendahara Umum Negara LKKL : Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga LKP : Lembaga Keuangan Pelaksana LKPP : Laporan Keuangan Pemerintah Pusat LNSI : Lembaga Non Struktural/Independen LRA : Laporan Realisasi Anggaran MPN : Modul Penerimaan Negara MP3 : Monitoring Pelaporan Pembayaran Pajak NAD : Nanggroe Aceh Darussalam NPL : Non-Performing Loan PDB : Pendapatan Domestik Bruto PFK : Perhitungan Fihak Ketiga PIP : Pusat Investasi Pemerintah PMA : Penanaman Modal Asing PMDN : Penanaman Modal Dalam Negeri PMN : Penyertaan Modal Negara PNBP : Penerimaan Negara Bukan Pajak PPh : Pajak Penghasilan PPN : Pajak Pertambahan Nilai PPnBM : Pajak Penjualan atas Barang Mewah PSL : Past Service Liability PSO : Public Service Obligation PT PPA : PT Perusahaan Pengelolaan Aset RANTF : Recovery of Aceh Nias Trust Fund RDI : Rekening Dana Investasi RPD : Rekening Pembangunan Daerah RPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RPL : Rekening Pemerintah Lainnya SA-BUN : Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara SAI : Sistem Akuntansi Instansi SAKUN : Sistem Akuntansi Kas Umum Negara SAL : Saldo Anggaran Lebih SAP : Standar Akuntansi Pemerintahan SAPP : Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat SAU : Sistem Akuntansi Umum SBN : Surat Berharga Negara SBSN : Surat Berharga Syariah Negara SDA : Sumber Daya Alam SDHI : Sukuk Dana Haji Indonesia SiAP : Sistem Akuntansi Pusat SIBOR : Singapore Interbank Offered Rate SiKPA : Sisa Kurang Pembiayaan Anggaran Indeks Singkatan -xi-

12 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) SiLPA : Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran SIMAK-BMN : Sistem Informasi Manajeman dan Akuntansi Barang Milik Negara SKPA : Surat Kuasa Pengguna Anggaran SKPKB : Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPLB : Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar SPKPBM : Surat Pemberitahuan Kekurangan Pembayaran Bea Masuk SLA : Subsidiary Loan Agreement SP2D : Surat Perintah Pencairan Dana SPN : Surat Perbendaharaan Negara SP3 : Surat Perintah Pengesahan Pembukuan SUN : Surat Utang Negara TA : Tahun Anggaran TGR : Tuntutan Ganti Rugi THT : Tabungan Hari Tua TP : Tim Pemberesan Aset TPA : Tagihan Penjualan Angsuran TSA : Treasury Single Account TSP : Tempat Simpan Pinjam USD : United State Dolar USP : Usaha Simpan Pinjam UP : Uang Persediaan Indeks Singkatan -xii-

13 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) INDEKS I CATATAN ATAS LLAPORAN KEUANGAN LAPORAN REALISASI APBN Halaman Pendapatan Negara dan Hibah Catatan B.2.1 Pendapatan Negara dan Hibah 49 Catatan B Penerimaan Perpajakan 49 Catatan B Pajak Dalam Negeri 50 Catatan B Pajak Perdagangan Internasional 50 Catatan B Penerimaan Negara Bukan Pajak 50 Catatan B Penerimaan Sumber Daya Alam 51 Catatan B Bagian Pemerintah atas Laba BUMN 51 Catatan B Penerimaan Negara Bukan Pajak Lainnya 52 Catatan B Pendapatan BLU 52 Catatan B Penerimaan Hibah 53 Belanja Negara Catatan B.2.2 Belanja Negara 53 Catatan B Belanja Pemerintah Pusat 53 Catatan B Belanja Pegawai 56 Catatan B Belanja Barang 56 Catatan B Belanja Modal 57 Catatan B Pembayaran Bunga Utang 57 Catatan B Subsidi 58 Catatan B Belanja Hibah 58 Catatan B Belanja Bantuan Sosial 58 Catatan B Belanja Lain-lain 59 Catatan B Transfer ke Daerah 59 Catatan B Dana Perimbangan 60 Catatan B Dana Bagi Hasil 60 Catatan B Dana Alokasi Umum 60 Catatan B Dana Alokasi Khusus 60 Catatan B Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian 60 Catatan B Dana Otonomi Khusus 60 Catatan B Dana Penyesuaian 61 Catatan B Suspen 61 Surplus (Defisit) Anggaran Catatan B.2.3 Surplus (Defisit) Anggaran 61 Pembiayaan Catatan B.2.4 Pembiayaan 61 Catatan B Pembiayaan Dalam Negeri (Neto) 62 Catatan B Rekening Pemerintah 62 Catatan B Privatisasi dan Penjualan Aset Program Restrukturisasi 62 Catatan B Surat Berharga Negara (Neto) 62 Catatan B Penyertaan Modal Negara/Investasi Pemerintah 63 Catatan B Pinjaman Dalam Negeri 63 Catatan B Kewajiban Penjaminan 63 Indeks Catatan atas Laporan Keuangan -xiii-

14 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Catatan B Dana Pengembangan Pendidikan Nasional 63 Catatan B Pembiayaan Luar Negeri (Neto) 63 Catatan B Penarikan Pinjaman Luar Negeri 63 Catatan B Penarikan Pinjaman Program 64 Catatan B Penarikan Pinjaman Proyek 64 Catatan B Penerusan Pinjaman 65 Catatan B Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri 66 SiLPA (SiKPA) Catatan B.2.5 Sisa Lebih (Kurang) Pembiayaan Anggaran SiLPA (SiKPA) 66 CATATAN PENTING LAINNYA Catatan B.3 Catatan Penting Lainnya 67 NERACA ASET Aset Lancar Catatan C.2.1 Rekening Kas BUN di BI 72 Catatan C.2.2 Rekening Kas di KPPN 72 Catatan C.2.3 Rekening Pemerintah Lainnya 72 Catatan C.2.4 Kas di Bendahara Pengeluaran 73 Catatan C.2.5 Kas di Bendahara Penerimaan 73 Catatan C.2.6 Kas Lainnya dan Setara Kas 73 Catatan C.2.7 Kas Pada BLU 74 Catatan C.2.8 Uang Muka dari Rekening BUN 75 Catatan C.2.9 Piutang Pajak 75 Catatan C.2.10 Piutang Bukan Pajak 77 Catatan C.2.11 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran 79 Catatan C.2.12 Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi 79 Catatan C.2.13 Bagian Lancar Investasi Jangka Panjang 79 Catatan C.2.14 Uang Muka Belanja 80 Catatan C.2.15 Piutang dari Kegiatan BLU 80 Catatan C.2.16 Piutang Lain-lain 81 Catatan C.2.17 Investasi Jangka Pendek BLU 84 Catatan C.2.18 Persediaan 84 Investasi Jangka Panjang Catatan C.2.19 Rek. Dana Investasi/Rek. Pembangunan Daerah 85 Catatan C.2.20 Dana Bergulir 85 Catatan C.2.21 Investasi Non Permanen Lainnya 86 Catatan C.2.22 Investasi Permanen PMN 87 Catatan C.2.23 Investasi Permanen BLU 90 Catatan C.2.24 Investasi Permanen Lainnya 90 Catatan C.2.25 Aset Tetap 91 Catatan C.2.26 Aset Lainnya 91 KEWAJIBAN Kewajiban Jangka Pendek Catatan C.2.27 Utang Perhitungan Fihak Ketiga 99 Catatan C.2.28 Utang Kepada Pihak Ketiga 100 Catatan C.2.29 Utang Kelebihan Pembayaran Pendapatan 101 Indeks Catatan atas Laporan Keuangan -xiv-

15 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Catatan C.2.30 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang 102 Catatan C.2.31 Utang Biaya Pinjaman 103 Catatan C.2.32 Utang Subsidi 103 Catatan C.2.33 Utang Surat Perbendaharaan Negara 104 Catatan C.2.34 Pendapatan Diterima Dimuka 104 Catatan C.2.35 Utang Jangka Pendek Lainnya 104 Kewajiban Jangka Panjang Catatan C.2.36 Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Non Perbankan 105 Catatan C.2.37 Utang Kepada Dana Pensiun dan Program THT 106 Catatan C.2.38 Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Perbankan 107 Catatan C.2.39 Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Lainnya 107 Catatan C.2.40 Utang Jangka Panjang Luar Negeri Perbankan 108 Catatan C.2.41 Utang Jangka Panjang Luar Negeri Lainnya 108 EKUITAS Ekuitas Dana Lancar Catatan C.2.42 SAL Setelah Penyesuaian 138 Catatan C.2.43 SiLPA (SiKPA) Setelah Penyesuaian 139 Catatan C.2.44 Dana Lancar Lainnya 139 Catatan C.2.45 Cadangan Piutang 139 Catatan C.2.46 Cadangan Persediaan 140 Catatan C.2.47 Pendapatan yang Ditangguhkan 140 Catatan C.2.48 Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek 140 Catatan C.2.49 Barang/Jasa yang Masih Harus Diserahkan 141 Catatan C.2.50 Barang/Jasa yang Masih Harus Diterima 141 Catatan C.2.51 Selisih Kurs Bagian Lancar 141 Ekuitas Dana Investasi Catatan C.2.52 Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang 142 Catatan C.2.53 Diinvestasikan dalam Aset Tetap 142 Catatan C.2.54 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya 142 Catatan C.2.55 Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang 142 Catatan C.2.56 Selisih Kurs Bagian Jangka Panjang 142 CATATAN PENTING LAINNYA Catatan C.3 Catatan Penting Lainnya 144 KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL PELAPORAN ORAN Catatan C.4 Kejadian Penting Setelah Tanggal Pelaporan 164 LAPORAN ARUS KAS ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Catatan D.2.1 Penerimaan Perpajakan 135 Catatan D.2.2 PNBP 138 Catatan D.2.3 Penerimaan Hibah 140 Catatan D.2.4 Belanja Pegawai 140 Catatan D.2.5 Belanja Barang 141 Catatan D.2.6 Belanja Pembayaran Bunga Utang 141 Catatan D.2.7 Subsidi 142 Catatan D.2.8 Belanja Hibah 142 Indeks Catatan atas Laporan Keuangan -xv-

16 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Catatan D.2.9 Bantuan Sosial 143 Catatan D.2.10 Belanja Lain-Lain 143 Catatan D.2.11 Dana Bagi Hasil Pajak 143 Catatan D.2.12 Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau 144 Catatan D.2.13 Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam 144 Catatan D.2.14 Dana Alokasi Umum 144 Catatan D.2.15 Dana Alokasi Khusus 144 Catatan D.2.16 Dana Otonomi Khusus 145 Catatan D.2.17 Dana Penyesuaian 145 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI ASET NON KEUANGAN Catatan D.2.18 Penjualan Aset 145 Catatan D.2.19 Belanja Aset Tetap 146 ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN Catatan D.2.20 Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri 146 Catatan D.2.21 Penerimaan Pembiayaan Luar Negeri 147 Catatan D.2.22 Penerimaan Pengembalian Penerusan Pinjaman 148 Catatan D.2.23 Penerimaan Pembiayaan Lain-lain 149 Catatan D.2.24 Pengeluaran Pembiayaan Dalam Negeri 149 Catatan D.2.25 Pengeluaran Pembiayaan Luar Negeri 149 Catatan D.2.26 Penyertaan Modal Negara/Investasi Pemerintah 149 Catatan D.2.27 Penerusan Pinjaman 149 Catatan D.2.28 Pengeluaran Pembiayaan Lain-lain 150 ARUS KAS DARI AKTIVITAS NON ANGGARAN Catatan D.2.29 Perhitungan Fihak Ketiga (Neto) 150 Catatan D.2.30 PFK Prefinancing dan PFK Lainnya (Neto) 151 Catatan D.2.31 Kiriman Uang (Neto) 151 Catatan D.2.32 Transito (Neto) 152 Indeks Catatan atas Laporan Keuangan -xvi-

17 REPUBLIK INDONESIA RINGKASAN

18 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) RINGKASAN Berdasarkan Pasal 23 Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dan UU Nomor 10 Tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2011, Pemerintah menyusun laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran (TA) 2011 dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut terdiri dari Laporan Realisasi APBN, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan serta dilampiri Ikhtisar Laporan Keuangan Perusahaan Negara, Ikhtisar Laporan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) dan Badan Lainnya. Selain laporan keuangan tahunan yang disampaikan kepada DPR dalam bentuk Rancangan Undang-Undang tentang Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan APBN, dalam rangka meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara dan sesuai amanat PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Pemerintah telah menyusun dan menyajikan laporan keuangan interim, yaitu LKPP Semester I Tahun LKPP Semester I Tahun 2011 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Lampiran II (PSAP Berbasis Kas Menuju Akrual). LKPP Semester I Tahun 2011 ini disusun berdasarkan konsolidasian Laporan Keuangan Kementerian Negara/ Lembaga (LKKL) dan Laporan Keuangan Bendahara Umum Negara (LKBUN). 1. LAPORAN REALISASI APBN Laporan Realisasi APBN menggambarkan perbandingan antara APBN TA 2011 dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur pendapatan, belanja, dan pembiayaan selama periode 1 Januari Juni Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah pada Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp499,90 triliun atau 45,24 persen dari APBN. Sementara itu, realisasi Belanja Negara pada Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp437,20 triliun atau 35,56 persen dari APBN. Jumlah realisasi Belanja Negara tersebut terdiri dari realisasi Belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp254,28 triliun atau 30,40 persen dari APBN, dan realisasi Transfer ke Daerah sebesar Rp182,54 triliun atau 46,45 persen dari APBN. Selain itu, pada Semester I TA 2011 terdapat Suspen Belanja sebesar Rp0,38 triliun. Realisasi Surplus Anggaran Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp62,70 triliun. Realisasi Pembiayaan Neto Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp64,65 triliun atau 51,86 persen dari APBN, sehingga terjadi Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) sebesar Rp127,35 triliun. Ringkasan Laporan Realisasi APBN Semester I TA 2011 dan 2010 dapat disajikan sebagai berikut (Rp triliun): Semester I Uraian Semester I TA 2011 (Unaudited) TA 2010 (Unaudited) Anggaran % Realisasi Realisasi (UU No. 10/2010) thd Anggaran Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah 1.104,90 499,90 45,24 443,88 Belanja Negara 1.229,56 437,20 35,56 395,89 Belanja Pemerintah Pusat 836,58 254,28 30,40 233,53 Transfer ke Daerah 392,98 182,54 46,45 161,60 Suspen Belanja Negara - 0,38 - (0,80) Surplus (Defisit) Anggaran (124,66) 62,70 (50,30) 47,95 Pembiayaan Neto 124,66 64,65 51,86 54,66 SiLPA (SiKPA) - 127,35-102,64 Ringkasan -2-

19 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) 2. NERACA Neraca adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan Pemerintah Pusat mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal 30 Juni Jumlah Aset per 30 Juni 2011 adalah sebesar Rp2.663,40 triliun yang terdiri dari Aset Lancar sebesar Rp482,05 triliun; Investasi Jangka Panjang sebesar Rp673,20 triliun; Aset Tetap sebesar Rp1.217,50 triliun; dan Aset Lainnya sebesar Rp290,65 triliun. Jumlah Kewajiban per 30 Juni 2011 adalah sebesar Rp1.850,06 triliun yang terdiri dari Kewajiban Jangka Pendek sebesar Rp180,39 triliun dan Kewajiban Jangka Panjang sebesar Rp1.669,67 triliun. Sementara itu, jumlah Ekuitas Dana Neto per 30 Juni 2011 adalah sebesar Rp813,34 triliun yang terdiri dari Ekuitas Dana Lancar sebesar Rp305,48 triliun dan Ekuitas Dana Investasi sebesar Rp507,86 triliun. Ringkasan Neraca per 30 Juni 2011, 31 Desember 2010, dan 30 Juni 2010 dapat disajikan sebagai berikut (Rp triliun): Uraian 30 Juni Desember Juni 2010 (Unaudited) (Audited) (Unaudited) Aset 2.663, , ,65 Aset Lancar 482,05 254,78 368,58 Investasi Jangka Panjang 673,20 706,41 736,45 Aset Tetap 1.217, , ,04 Aset Lainnya 290,65 278,20 158,58 Kewajiban 1.850, , ,18 Kewajiban Jangka Pendek 180,39 201,34 112,21 Kewajiban Jangka Panjang 1.669, , ,97 Ekuitas Dana Neto 813,34 627,61 619,47 Ekuitas Dana Lancar 305,48 83,46 256,37 Ekuitas Dana Investasi 507,86 544,15 363,10 3. LAPORAN ARUS KAS Laporan Arus Kas adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama Semester I TA 2011 serta saldo kas dan setara kas pada tanggal 30 Juni Saldo Kas Bendahara Umum Negara (BUN) & Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) dan Kas Badan Layanan Umum (BLU) per 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp96,16 triliun, sedangkan pada awal tahun 2011 terjadi penyesuaian tambah sebesar Rp2,82 triliun, sehingga saldo awal Kas BUN & KPPN, dan Kas BLU tahun 2011 menjadi Rp98,98 triliun. Selama Semester I TA 2011 terjadi kenaikan kas dari aktivitas operasi sebesar Rp82,92 triliun, penurunan kas dari aktivitas investasi aset non keuangan sebesar Rp20,22 triliun, kenaikan kas dari aktivitas pembiayaan sebesar Rp64,65 triliun, penurunan kas dari aktivitas non anggaran sebesar Rp3,04 triliun, dan penyesuaian pembukuan sebesar minus Rp5,36 miliar, dan Selisih Kurs sebesar minus Rp1,43 triliun. Dengan demikian, saldo Kas BUN & KPPN, dan Kas BLU per 30 Juni 2011 adalah Rp221,85 triliun. Ringkasan -3-

20 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Selain kas di atas, terdapat Rekening Pemerintah Lainnya sebesar Rp27,29 triliun, Kas di Bendahara Pengeluaran sebesar Rp3,93 triliun, Kas di Bendahara Penerimaan sebesar Rp0,81 triliun, Kas Lainnya dan Setara Kas sebesar Rp3,91 triliun, dan Kas pada BLU yang Belum Disahkan sebesar Rp8,9 miliar, sehingga saldo akhir Kas dan Bank Pemerintah Pusat sebesar Rp257,81 triliun. Ringkasan Laporan Arus Kas Semester I TA 2011, TA 2010 dan Semester I TA 2010 dapat disajikan sebagai berikut (Rp triliun): Uraian Semester I TA 2011 (Unaudited) TA 2010 (Audited) Semester I TA 2010 (Unaudited) Saldo Awal Kas BUN, KPPN, dan BLU 96,16 46,06 46,06 Koreksi Saldo Awal 2,82 20,99 0,08 Saldo Awal Kas BUN, KPPN, dan BLU setelah Koreksi 98,98 67,05 46,14 Kenaikan (Penurunan) Kas Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi 82,92 33,20 64,22 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan (20,22) (80,04) (16,23) Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan 64,65 91,55 54,66 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Non Anggaran (3,04) 2,93 (22,04) Pengunaan SAL 0 (17,35) 0 Penyesuaian Pembukuan (0,005) (1,18) (1,19) Selisih Kurs Kas (1,43) (1,08) Kenaikan (Penurunan) Kas 122,87 29,11 (74,50) Saldo Akhir Kas BUN, KPPN, dan BLU 221,85 96,16 120,56 4. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menguraikan kebijakan makro, kebijakan fiskal, metodologi penyusunan LKPP, dan kebijakan akuntansi yang diterapkan. Selain itu, dalam CaLK dikemukakan penjelasan pos-pos laporan keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai. Sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), dalam penyajian Laporan Realisasi APBN, pendapatan, belanja, dan pembiayaan diakui berdasarkan basis kas, yaitu pada saat kas diterima atau dikeluarkan oleh dan dari Kas Umum Negara (KUN). Dalam penyajian Neraca, aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui berdasarkan basis akrual, yaitu pada saat diperolehnya hak atas aset dan timbulnya kewajiban tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan oleh dan dari KUN. Dalam CaLK ini diungkapkan pula kejadian penting setelah tanggal pelaporan keuangan serta beberapa informasi tambahan yang diperlukan. Ringkasan -4-

21 REPUBLIK INDONESIA LAPORAN REALIISASII APBN (UNAUDIITED)

22 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Uraian A. Pendapatan Negara dan Hibah B.2.1 PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA LAPORAN REALISASI APBN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 30 JUNI 2011 DAN 2010 Catatan I. LLAPORAN REALLI ISASII APBN (UNAUDI( ITED) ) (Dalam Rupiah) Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Anggaran (UU 10/2011) Realisasi % Realisasi terhadap Anggaran Realisasi I. Penerimaan Perpajakan B ,65% Pajak Dalam Negeri B ,48% Pajak Perdagangan Internasional B ,54% II. Penerimaan Negara Bukan Pajak B ,09% Penerimaan Sumber Daya Alam B ,61% Bagian Pemerintah atas Laba BUMN B ,83% Penerimaan Negara Bukan Pajak Lainnya B ,88% Pendapatan BLU B ,18% III. Penerimaan Hibah B ,21% Jumlah Pendapatan Negara dan Hibah (A.I + A.II + A.III) ,24% B. Belanja Negara B.2.2 I. Belanja Pemerintah Pusat B ,40% Belanja Pegawai B ,46% Belanja Barang B ,41% Belanja Modal B ,94% Pembayaran Bunga Utang B ,52% Subsidi B ,03% Belanja Hibah B ,69% - 7. Belanja Bantuan Sosial B ,79% Belanja Lain-lain B ,97% Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini -6-

23 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Uraian Catatan Anggaran % Realisasi Anggaran (UU 10/2011) Realisasi terhadap Realisasi II. Transfer ke Daerah B ,45% Dana Perimbangan B ,21% a. Dana Bagi Hasil B ,96% b. Dana Alokasi Umum B ,31% c. Dana Alokasi Khusus B ,35% Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian B ,72% a. Dana Otonomi Khusus B ,00% b. Dana Penyesuaian B ,87% III. Suspen Belanja Negara B Jumlah Belanja Negara (B.I + B.II + B.III) ,56% C. Surplus (Defisit) Anggaran (A - B) B.2.3 ( ) ,30% D. Pembiayaan B ,54% I. Pembiayaan Dalam Negeri B ,71% Rekening Pemerintah B ,00% Privatisasi dan Penjualan Aset Program Restrukturisasi B ,41% Surat Berharga Negara (Neto) B ,36% Pinjaman dalam negeri B ,00% 0 5. PMN/ Dana Investasi Pemerintah B ( ) 0,00% 0 6. Kewajiban Penjaminan B ( ) 0,00% 0 7. Dana Pengembangan Pendidikan Nasional B ( ) 0,00% II. Pembiayaan Luar Negeri (Neto) B ( ) ( ) 2281,25% ( ) 1. Penarikan Pinjaman Luar Negeri (Bruto) B ,46% a. Penarikan Pinjaman Program B ,11% b. Penarikan Pinjaman Proyek B ,16% Penerusan Pinjaman B ( ) ,24% ( ) 3. Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri B ( ) ( ) 47,93% ( ) Jumlah Pembiayaan (D.I + D.II) ,86% E. Sisa Lebih (Kurang) Pembiayaan Anggaran-SiLPA (SiKPA) (D+C) B Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini -7-

24 REPUBLIK INDONESIA NERACA (UNAUDIITED)

25 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) III I.. NERACA (UNAUDI( ITED) ) PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NERACA PER 30 JUNI 2011 DAN 31 DESEMBER 2010 (Dalam Rupiah) Uraian Catatan 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Des 2010 (Audited) ASET Aset Lancar Kas dan Bank Rekening Kas BUN di BI C Rekening Kas di KPPN C Rekening Pemerintah Lainnya C Kas di Bendahara Pengeluaran C Kas di Bendahara Penerimaan C Kas Lainnya dan Setara Kas C Kas pada BLU C Jumlah Kas dan Bank Uang Muka dari Rekening BUN C Piutang Piutang Pajak C Piutang Bukan Pajak C Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran C Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi C Bagian Lancar Investasi Jangka Panjang C Uang Muka Belanja C Piutang dari Kegiatan BLU C Piutang Lain-lain C Jumlah Piutang Investasi Jangka Pendek BLU C Persediaan C Jumlah Aset Lancar Investasi Jangka Panjang Investasi Non Permanen Rek. Dana Investasi/Rek. Pembangunan Daerah C Dana Bergulir C Investasi Non Permanen Lainnya C Jumlah Investasi Non Permanen Investasi Permanen Investasi Permanen PMN C Investasi Permanen BLU C Investasi Permanen Lainnya C Jumlah Investasi Permanen Jumlah Investasi Jangka Panjang Aset Tetap C.2.25 Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Irigasi, dan Jaringan Aset Tetap Lainnya Konstruksi Dalam Pengerjaan Jumlah Aset Tetap Aset Lainnya C.2.26 Tagihan Penjualan Angsuran Tagihan Tuntutan Ganti Rugi Kemitraan Dengan Pihak Ketiga Penerusan Pinjaman Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini -9-

26 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Uraian Catatan 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Des 2010 (Audited) Aset Tak Berwujud Dana yang Dibatasi Penggunaannya Dana Kelolaan BLU yang Belum Digulirkan Dana Penjaminan Aset Lain-lain Jumlah Aset Lainnya JUMLAH ASET KEWAJIBAN Kewajiban Jangka Pendek Utang Perhitungan Fihak Ketiga C Utang Kepada Pihak Ketiga C Utang Kelebihan Pembayaran Pendapatan C Bagian Lancar Utang Jangka Panjang C Utang Biaya Pinjaman C Utang Subsidi C Utang Surat Perbendaharaan Negara C Pendapatan Diterima di Muka C Utang Jangka Pendek Lainnya C Jumlah Kewajiban Jangka Pendek Kewajiban Jangka Panjang Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Non Perbankan C Utang Kepada Dana Pensiun dan THT C Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Perbankan C Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Lainnya C Jumlah Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Utang Jangka Panjang Luar Negeri Utang Jangka Panjang Luar Negeri Perbankan C Utang Jangka Panjang Luar Negeri Lainnya C Jumlah Utang Jangka Panjang Luar Negeri Jumlah Kewajiban Jangka Panjang JUMLAH KEWAJIBAN EKUITAS DANA Ekuitas Dana Lancar SAL Awal Setelah Penyesuaian C SiLPA (SiKPA) Setelah Penyesuaian C Dana Lancar Lainnya C Cadangan Piutang C Cadangan Persediaan C Pendapatan yang Ditangguhkan C Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek C.2.48 ( ) ( ) Barang/Jasa yang Masih Harus Diserahkan C.2.49 ( ) ( ) Barang/Jasa yang Masih Harus Diterima C Selisih Kurs Bagian Lancar C.2.51 ( ) ( ) Jumlah Ekuitas Dana Lancar Ekuitas Dana Investasi Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang C Diinvestasikan dalam Aset Tetap C Diinvestasikan dalam Aset Lainnya C Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang C.2.55 ( ) ( ) Selisih Kurs Bagian Jangka Panjang C.2.56 ( ) ( ) Jumlah Ekuitas Dana Investasi EKUITAS DANA NETO JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini -10-

27 REPUBLIK INDONESIA LAPORAN ARUS KAS (UNAUDIITED)

28 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) III II.. LLAPORAN ARUS KAS (UNAUDI( ITED) ) PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA LAPORAN ARUS KAS UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 30 JUNI 2011 DAN 2010 (Dalam Rupiah) Uraian Catatan Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 A. ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI I. Arus Kas Masuk 1. Penerimaan Perpajakan D.2.1 a. Pajak Penghasilan b. Pajak Pertambahan Nilai dan Penjualan Barang Mewah c. Pajak Bumi dan Bangunan d. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan ( ) e. Cukai f. Pajak Lainnya g. Pajak Perdagangan Internasional Total Penerimaan Perpajakan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) D.2.2 a. Penerimaan Sumber Daya Alam b. Penerimaan Bagian Pemerintah atas Laba BUMN c. Penerimaan PNBP Lainnya d. Penerimaan BLU Total PNBP Penerimaan Hibah D Jumlah Arus Kas Masuk (A.I) II. Arus Kas Keluar 1. Belanja Pegawai D Belanja Barang D Bunga Utang D Subsidi D Belanja Hibah D Bantuan Sosial D Belanja Lain-Lain D Bagi Hasil Pajak D Bagi Hasil Cukai D Bagi Hasil Sumber Daya Alam D Dana Alokasi Umum D Dana Alokasi Khusus D Dana Otonomi Khusus D Dana Penyesuaian D Jumlah Arus Kas Keluar (A.II) Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi (A.I - A.II) B. ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI ASET NON KEUANGAN I. Arus Kas Masuk Penjualan Aset D Jumlah Arus Kas Masuk (B.I) II. Arus Kas Keluar Belanja Aset Tetap D Jumlah Arus Kas Keluar (B.II) Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini -12-

29 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan (B.I - B.II) ( ) ( ) C. ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN I. Arus Kas Masuk 1. Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri D Penerimaan Pembiayaan Luar Negeri D Penerimaan Pengembalian Penerusan Pinjaman D Penerimaan Pembiayaan Lain-lain D Jumlah Arus Kas Masuk (C.I) II. Arus Kas Keluar 1. Pengeluaran Pembiayaan Dalam Negeri D Pengeluaran Pembiayaan Luar Negeri D Penyertaan Modal Negara/ Investasi Pemerintah D Penerusan Pinjaman D Pengeluaran Pembiayaan Lain-lain D Jumlah Arus Kas Keluar (C.II) Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan (C.I C.II) D. ARUS KAS DARI AKTIVITAS NON ANGGARAN 1. Perhitungan Fihak Ketiga (Neto) D ( ) 2. PFK Prefinancing dan PFK Lainnya (Neto) D ( ) 3. Kiriman Uang (Neto) D.2.31 ( ) Transito (Neto) D.2.32 ( ) ( ) Arus Kas Bersih dari Aktivitas Non Anggaran (D) ( ) ( ) KENAIKAN (PENURUNAN) KAS SEBELUM KOREKSI PEMBUKUAN (A+B+C+D) Akumulasi Koreksi Pembukuan ( ) ( ) KENAIKAN (PENURUNAN) KAS SETELAH KOREKSI PEMBUKUAN SALDO AWAL KAS BUN, KPPN DAN BLU Penambahan Saldo Awal SALDO AWAL KAS BUN, KPPN DAN BLU setelah koreksi SALDO AKHIR KAS BUN, KPPN, DAN BLU Penyesuaian Selisih Kurs ( ) ( ) SALDO AKHIR KAS BUN, KPPN, DAN BLU setelah penyesuaian Rekening Pemerintah Lainnya C Kas di Bendahara Pengeluaran C Kas di Bendahara Penerimaan C Kas Lainnya dan Setara Kas C.2.8/D Kas pada BLU yang Belum Disahkan D SALDO AKHIR KAS DAN BANK Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini -13-

30 REPUBLIK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (UNAUDIITED)

31 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 D. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN ARUS KAS D.1. IKHTISAR LAPORAN ARUS KAS SALDO AWAL KAS Saldo Awal Kas per 1 Januari 2011 sebesar Rp98,98 triliun Saldo Awal Kas BUN, KPPN, dan BLU per 1 Januari 2011 adalah sebesar Rp ,093 yang merupakan saldo akhir Kas BUN, KPPN, dan BLU per 31 Desember 2010 ditambah koreksi saldo awal kas pada TA Rincian saldo awal Kas BUN, KPPN, dan BLU adalah sebagai berikut (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Saldo Awal Kas BUN, KPPN & BLU: Kas BUN di BI Kas di KPPN Kas pada BLU Kas Hibah Langsung K/L yang telah disahkan Saldo Awal Kas BUN, KPPN & BLU Sebelum Penyesuaian Penyesuaian Saldo Awal Koreksi saldo BUN*) Penyesuaian saldo awal BLU ( ) Koreksi RR tahun 2010 ( ) Koreksi Kas di KL ( ) Reklasifikasi dari Rekening Khusus dan RDI Total Penyesuaian Saldo Awal Saldo Awal Kas BUN, KPPN & BLU Setelah Koreksi *) Koreksi Saldo BUN Sebesar Rp terdiri dari koreksi penerimaan KU sebesar Rp ,- dan kelebihan limpah dari Bank Persepsi ke Rekening sebesar Rp Kenaikan Kas pada TA 2011 sebesar Rp122,87 triliun PERUBAHAN KAS Kenaikan (penurunan) kas dari berbagai aktivitas pemerintah sepanjang Semester I TA 2011 dan Semester I TA 2010 adalah sebagai berikut (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Kenaikan (Penurunan) Kas dari Aktivitas Operasi Kenaikan (Penurunan) Kas dari Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan ( ) ( ) Kenaikan (Penurunan) Kas dari Aktivitas Pembiayaan Kenaikan (Penurunan) Kas dari Aktivitas Non Anggaran ( ) ( ) Penyesuaian Pembukuan*) ( ) ( ) Penyesuaian Selisih Kurs ( ) ( ) Kenaikan (Penurunan) Kas Catatan atas Laporan Keuangan -133-

32 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 *) Jumlah Penyesuaian Pembukuan terdiri dari: Uraian Pengembalian Pendapatan TA yang lalu Koreksi Hibah Sumatera Koreksi Pengenaan biaya kliring Koreksi Uang Persediaan Jumlah Penyesuaian Pembukuan Semester I TA 2011 ( ) (25.000) ( ) Semester I TA 2010 ( ) ( ) ( ) Komposisi Arus Kas Bersih dari tiap aktivitas disajikan dalam Grafik Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Milyar Rupiah (20.000) (40.000) Aktivitas Operasi (20.220) Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan (16.229) Aktivitas Pembiayaan (3.040) Aktivitas Non Anggaran (0,005) (27.039) Penyesuaian Pembukuan (0,108) (1,40) (1,08) Selisih Kurs Grafik 42: Komposisi Arus Kas Bersih per Aktivitas Saldo Akhir Kas per 31 Desember 2011 sebesar Rp257,81 triliun SALDO AKHIR KAS DAN BANK Saldo Akhir Kas dan Bank per 30 Juni 2011 sebesar Rp merupakan kas Pemerintah Pusat yang tersedia dan siap digunakan untuk membiayai aktivitas pemerintah semester berikutnya, dengan rincian (dalam Rp): Uraian Kas BUN, KPPN & BLU *) Rekening Pemerintah Lainnya Kas di Bendahara Pengeluaran Kas di Bendahara Penerimaan Kas Lainnya dan Setara Kas Kas pada BLU **) Jumlah Saldo Akhir Kas Semester I TA ,908,858,507, ,805,835,170,4933 Semester I TA *) Saldo Akhir Kas BUN, KPPN & BLU terdiri dari: Uraian Rekening Kas BUN di BI Rekening Kas di KPPN Kas di BLU yang Sudah Disahkan Kas Hibah Langsung yang telah disahkan Jumlah Semester I TA Semester I TA Catatan atas Laporan Keuangan -134-

33 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 **) Kas pada BLU sebesar Rp merupakan Kas pada BLU yang belum disahkan oleh KPPN dan beberapa koreksi, dengan perhitungan sebagai berikut (Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Total Kas pada BLU menurut K/L Dikurangi: Kas pada BLU yang telah disahkan KPPN Kas pada BLU yang belum disahkan KPPN Kas pada BLU yang telah disahkan KPPN sebesar Rp berasal dari perhitungan sebagai berikut (Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Saldo awal BLU Koreksi Tambah Saldo Awal Kas pada BLU ( ) Pendapatan BLU Belanja BLU ( ) ( ) Kas pada BLU yang telah disahkan KPPN D.2. PENJELASAN PER POS LAPORAN ARUS KAS Penjelasan atas Laporan Arus Kas Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 diuraikan sebagai berikut: Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi sebesar Rp82,92 triliun ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Arus Kas dari Aktivitas Operasi menjelaskan aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas untuk kegiatan operasional Pemerintah selama satu periode yang berakhir 30 Juni Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi adalah sebesar Rp , dengan rincian sebagai berikut (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Arus Kas Masuk Dikurangi Arus Kas Keluar Arus Kas Bersih Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi menunjukkan bahwa pendapatan operasional Pemerintah cukup untuk membiayai seluruh kegiatan operasional Pemerintah. Jika dibandingkan dengan Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi Semester I TA 2010, terdapat kenaikan arus kas bersih sebesar Rp atau 29,12%. Penerimaan Perpajakan Rp388,15 triliun D.2.1. Penerimaan Perpajakan Penerimaan Perpajakan pada Semester I TA 2011 sebesar Rp terdiri dari Penerimaan Pajak Dalam Negeri sebesar Rp dan Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional sebesar Rp Penerimaan Perpajakan ini merupakan penerimaan Pemerintah yang dihimpun dari sektor perpajakan sepanjang Semester I TA 2011 setelah dikurangi pengembalian pendapatan perpajakan. Rincian Penerimaan Perpajakan Semester I TA 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut (dalam Rp): Catatan atas Laporan Keuangan -135-

34 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Pajak Dalam Negeri Pajak Penghasilan (PPh) Pajak Pertambahan Nilai dan Penjualan Barang Mewah (PPN & PPnBM) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) ( ) Cukai Pajak Lainnya Jumlah Penerimaan Pajak DN Pajak Perdagangan Internasional Bea Masuk Bea Keluar Jumlah Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional Penerimaan Perpajakan Dengan demikian, penerimaan Perpajakan dalam Semester I TA 2011 lebih besar Rp atau 14,98 persen dari Semester I TA a. Pajak Penghasilan Penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) pada Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp yang berasal dari Pajak Penghasilan Migas dan Non Migas. Rincian penerimaan kas dari PPh pada Semester I TA 2011 dan TA 2010 adalah sebagai berikut (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 PPh Migas PPh Minyak Bumi PPh Gas Alam PPh Lainnya Minyak Bumi PPh Migas Lainnya - - Jumlah PPh Migas PPh Non Migas PPh Pasal PPh Pasal PPh Pasal 22 Impor PPh Pasal PPh Pasal 25/29 Orang Pribadi PPh Pasal 25/29 Badan PPh Pasal PPh Final dan Fiskal LN PPh Non Migas Lainnya Jumlah PPh Non Migas Jumlah Pajak Penghasilan Dengan demikian, penerimaan Pajak Penghasilan pada Semester I TA 2011 lebih besar Rp atau 16,56 persen dari penerimaan Semester I TA b. Pajak Pertambahan Nilai dan Penjualan Barang Mewah Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai dan Penjualan Barang Mewah (PPN & PPnBM) untuk Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp Rincian Penerimaan PPN & Catatan atas Laporan Keuangan -136-

35 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 PPnBM adalah sebagai berikut (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 PPN dan PPnBM Dalam Negeri PPN dan PPnBM Impor PPN dan PPnBM lainnya Jumlah PPN dan PPnBM (neto) Dengan demikian, penerimaan Pajak Pertambahan Nilai dan Penjualan Barang Mewah pada Semester I TA 2011 lebih besar Rp atau 13,25 persen dari Semester I TA c. Pajak Bumi dan Bangunan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) pada Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp Rincian dari Penerimaan PBB tersebut adalah sebagai berikut (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 PBB Pedesaan PBB Perkotaan PBB Perkebunan PBB Kehutanan PBB Pertambangan PBB Migas Jumlah PBB (Neto) Dengan demikian, penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan pada Semester I TA 2011 lebih kecil Rp atau 80,57 persen dari Semester I TA d. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) Penerimaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) pada Semester I TA 2011 adalah sebesar minus Rp yang berarti lebih kecil Rp atau 100,02 persen dari penerimaan Semester I TA 2010 sebesar Rp e. Cukai Penerimaan Cukai pada Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp , dengan rincian sebagai berikut (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Cukai Hasil Tembakau Cukai Ethyl Alkohol Cukai Minuman mengandung Ethyl Alkohol Denda Administrasi Cukai Cukai Lainnya Jumlah Penerimaan Cukai (Neto) Dengan demikian, penerimaan Cukai pada Semester I TA 2011 lebih besar Rp atau 8,37 persen dari Penerimaan Cukai Semester I TA f. Pajak Lainnya Penerimaan Pajak Lainnya pada Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp Rincian Penerimaan Pajak Lainnya adalah sebagai berikut: Catatan atas Laporan Keuangan -137-

36 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Penjualan Benda dan Bea Materai Pendapatan PPn Batubara Pajak Tidak Langsung Bunga Penagihan Pajak: - Bunga Penagihan PPh Bunga Penagihan PPN Bunga Penagihan PPnBM Bunga Penagihan PTLL Jumlah Bunga Penagihan Pajak Jumlah Pajak Lainnya (neto) Dengan demikian, penerimaan Pajak Lainnya pada Semester I TA 2011 lebih besar Rp atau 14,76 persen dari Semester I TA g. Pajak Perdagangan Internasional Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional pada Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp , yang terdiri dari Penerimaan Bea Masuk sebesar Rp dan Penerimaan Bea Keluar sebesar Rp Rincian Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional adalah sebagai berikut (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Bea Masuk Bea Masuk Bea Masuk DTP atas Hibah (SPM Nihil) Pendapatan Denda Administrasi Pabean Bea Masuk dalam rangka KITE Denda atas sanksi administrasi Pabean Lainnya 0 0 Jumlah Bea Masuk Bea Keluar Jumlah Pajak Perdagangan Internasional Dengan demikian, penerimaan Pajak Perdagangan Internasional Semester I TA 2011 lebih besar Rp atau 151,23 persen dari Semester I TA PNBP sebesar Rp110,54 triliun D.2.2. Penerimaan Negara Bukan Pajak Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp , yang berarti lebih besar Rp atau 4,39 persen dari Semester I TA 2010 sebesar Rp PNBP tersebut berasal dari penerimaan dari Sumber Daya Alam, bagian pemerintah atas laba BUMN, PNBP Lainnya, dan Pendapatan BLU. Rincian atas penerimaan negara bukan pajak adalah sebagai berikut: a. Penerimaan Sumber Daya Alam Penerimaan Sumber Daya Alam (SDA) pada Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp Penerimaan ini merupakan penerimaan negara yang berhubungan dengan kegiatan eksploitasi SDA, yang terdiri dari: Catatan atas Laporan Keuangan -138-

37 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Pendapatan Minyak Bumi Pendapatan Gas Alam Pendapatan Pertambangan Umum Pendapatan Kehutanan Pendapatan Perikanan Pendapatan Pertambangan Panas Bumi Jumlah Penerimaan SDA Dengan demikian, penerimaan Sumber Daya Alam pada Semester I TA 2011 lebih besar Rp atau 4,91 persen dari Semester I TA b. Penerimaan Bagian Pemerintah atas Laba BUMN Penerimaan Bagian Pemerintah atas Laba BUMN pada Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp , yang berarti lebih besar Rp atau 44,79 persen dari Semester I TA 2010 sebesar Rp Penerimaan tersebut merupakan penerimaan yang diperoleh Pemerintah atas pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan, yakni kekayaan negara yang ditempatkan sebagai penyertaan modal pada Perusahaan Negara. c. Penerimaan PNBP Lainnya Penerimaan PNBP Lainnya pada Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp Penerimaan ini terdiri dari (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Pendapatan Penjualan Hasil Produksi/ Sitaan Pendapatan Penjualan dari Kegiatan Hulu Migas Pendapatan Sewa Pendapatan Jasa I Pendapatan Jasa II Pendapatan Jasa Luar Negeri Pendapatan Jasa Perbankan Pendapatan atas Pengelolaan (TSA) dan/atau atas Penempatan Uang Negara Pendapatan Jasa Kepolisian Pendapatan Jasa Pelayanan Tol Pendapatan Jasa Lainnya Pendapatan Bunga Pendapatan Gain On Bond Redemption Pendapatan Premium atas Obligasi Negara Pendapatan Fee atas Security Landing 0 0 Pendapatan Kejaksaan dan Peradilan Pendapatan Pendidikan Pendapatan Gratifikasi dan Uang Sitaan Hasil Korupsi Pendapatan Iuran dan Denda Pendapatan Pelunasan Piutang Pendapatan dari Penutupan Rekening Pendapatan Lain-lain Jumlah PNBP Lainnya (Neto) Dengan demikian, penerimaan PNBP Lainnya pada Semester I TA 2011 lebih kecil Rp atau 1,62 persen dari TA Catatan atas Laporan Keuangan -139-

38 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 d. Penerimaan Badan Layanan Umum Penerimaan Badan Layanan Umum (BLU) pada Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp , yang terdiri dari (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Pendapatan Jasa Layanan Umum Pendapatan Hibah Badan Layanan Umum Pendapatan Hasil Kerja Sama BLU Pendapatan BLU Lainnya Jumlah Penerimaan BLU (Neto) Dengan demikian, penerimaan BLU pada Semester I TA 2011 lebih besar Rp atau 6,26 persen dari Semester I TA Penerimaan Hibah sebesar Rp1,13 triliun D.2.3. Penerimaan Hibah Penerimaan Hibah pada Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp Pendapatan ini merupakan penerimaan negara yang berasal dari sumbangan dalam negeri perorangan, lembaga/badan usaha dan hibah dalam negeri lainnya. Selain itu, penerimaan hibah juga berasal dari luar negeri perorangan, bilateral, multilateral dan hibah luar negeri lainnya. Rincian Pendapatan Hibah adalah sebagai berikut (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Hibah Dalam Negeri Hibah Dalam Negeri Perorangan Hibah Dalam Negeri Lembaga/Badan Usaha Hibah Dalam Negeri Lainnya Hibah Dalam Negeri Langsung 0 0 Hibah Dalam negeri Langsung 0 0 Jumlah Hibah Dalam Negeri Hibah Luar Negeri Hibah Luar Negeri Perorangan Hibah Luar Negeri Bilateral Hibah Luar Negeri Multilateral Pendapatan Hibah Luar Negeri Lainnya Jumlah Hibah Luar Negeri Jumlah Hibah Dengan demikian, penerimaan Hibah pada Semester I TA 2011 lebih besar Rp atau 390,61 persen dari Semester I TA Belanja Pegawai sebesar Rp80,51 triliun D.2.4. Belanja Pegawai Belanja Pegawai pada Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp , dengan rincian sebagai berikut (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Belanja Gaji dan Tunjangan PNS Belanja Gaji dan Tunjangan TNI/Polri Belanja Gaji dan Tunjangan Pejabat Negara Belanja Gaji Dokter PTT Catatan atas Laporan Keuangan -140-

39 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 Belanja Gaji dan Tunjangan Pegawai Non PNS Belanja Honorarium Belanja Lembur Belanja Vakasi Belanja Tunj. Khusus & Belanja Pegawai Transito Belanja Pensiun dan Uang Tunggu Belanja Asuransi Kesehatan Belanja Tunjangan Kesehatan Veteran Belanja Cadangan Perubahan Sharing ( ) ( ) Belanja Kontribusi APBN Pembayaran Pensiun Eks PNS Dephub Pada PT KAI ( ) Total Belanja Pegawai Dengan demikian, Belanja Pegawai pada Semester I TA 2011 lebih besar Rp atau 9,57 persen dari Semester I TA Belanja Barang sebesar Rp32,30 triliun D.2.5. Belanja Barang Belanja Barang pada Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp yang merupakan pengeluaran Pemerintah dalam rangka pengadaan/pembelian barang dan jasa non investasi guna mendukung kegiatan operasional pemerintahan. Rincian Belanja Barang adalah sebagai berikut (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Belanja Barang Belanja Jasa Belanja Pemeliharaan Belanja Perjalanan Belanja Barang BLU Jumlah Belanja Barang Dengan demikian, Belanja Barang Semester I TA 2011 ini lebih besar Rp atau 10,07 persen dari Semester I TA Belanja Pembayaran Bunga Utang sebesar Rp46,68 triliun D.2.6. Belanja Pembayaran Bunga Utang Belanja Pembayaran Bunga Utang pada Semester I TA 2011 sebesar Rp merupakan pembayaran yang dilakukan atas kewajiban penggunaan pokok utang (outstanding principal), baik utang dalam negeri maupun utang luar negeri yang dihitung berdasarkan posisi pinjaman, dan pembayaran denda berupa imbalan bunga. Belanja Bunga Utang mengalami penurunan Rp atau 7,58 persen dari Belanja Bunga Utang Semester I TA 2010 sebesar Rp Rincian Belanja Bunga Utang tersebut terdiri dari Pembayaran Bunga atas Utang Dalam Negeri (DN) dan Luar Negeri (LN) masing-masing sebesar Rp dan Rp dengan rincian sebagai berikut: Pembayaran Bunga atas Utang Dalam Negeri Belanja Pembayaran Bunga atas Utang Dalam Negeri sebesar Rp merupakan pembayaran bunga dan kewajiban lain atas Surat Berharga Negara baik berdominasi rupiah maupun valas, serta pembayaran denda berupa imbalan bunga, dengan rincian sebagai berikut (dalam Rp): Catatan atas Laporan Keuangan -141-

40 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Belanja Pembayaran Bunga Obligasi Negara DN Belanja Pembayaran Imbalan SBSN DN Belanja Pembayaran Discount Obligasi Negara DN Belanja Pembayaran Loss On Bond Redemption Belanja Pembayaran Discount SBSN DN Belanja Pembayaran Bunga Obligasi Negara Valas Belanja Pembayaran Imbalan SBSN Valas Belanja Pembayaran Discount Obligasi Negara Valas Belanja Pembayaran Denda Jumlah Pembayaran Bunga Utang DN Belanja Pembayaran Bunga atas Utang Luar Negeri Belanja Pembayaran Bunga atas Utang Luar Negeri sebesar Rp merupakan pembayaran bunga dan kewajiban lain atas pinjaman program dan pinjaman proyek, dengan rincian sebagai berikut (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Belanja Bunga Pinjaman Program Belanja Bunga Pinjaman Proyek Jumlah Pembayaran Bunga Utang LN Subsidi sebesar Rp61,98 triliun D.2.7. Subsidi Belanja Subsidi pada Semester I TA 2011 sebesar Rp merupakan belanja negara yang diberikan kepada perusahaan/lembaga yang memproduksi, menjual, mengekspor atau mengimpor barang dan jasa, yang memenuhi hajat hidup orang banyak, sehingga harga jual terjangkau oleh masyarakat. Rincian Subsidi adalah sebagai berikut (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Subsidi Perusahaan Negara Subsidi Lembaga Non Keuangan BBM Subsidi Non Lembaga Keuangan - Non BBM: Subsidi Non BBM - Harga/biaya Subsidi Non BBM - Pajak 0 0 Subsidi Non BBM - Lainnya 0 0 Subtotal Subsidi dalam Rangka PSO 0 0 Jumlah Subsidi Perusahaan Negara Subsidi Perusahaan Swasta Belanja Subsidi Lembaga Keuangan Jumlah Subsidi Perusahaan Swasta Jumlah Belanja Subsidi (Neto) Dengan demikian, Subsidi Semester I TA 2011 ini lebih besar Rp atau 19,78 persen dari Semester I TA Bantuan Hibah sebesar Rp36,2 miliar D.2.8. Belanja Hibah Belanja Hibah merupakan transfer uang atau barang oleh Pemerintah Pusat kepada negara lain, organisasi internasional, dan pemerintah daerah yang sifatnya tidak wajib. Pada Semester I TA 2011 terdapat belanja hibah negara kepada pemerintah daerah sebesar Rp Catatan atas Laporan Keuangan -142-

41 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 Bantuan Sosial sebesar Rp12,1 triliun D Bantuan Sosial Belanja Bantuan Sosial sebesar Rp merupakan uang atau barang yang diberikan kepada masyarakat guna melindungi dari kemungkinan terjadinya risiko sosial dengan rincian sebagai berikut (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Kompensasi Kenaikan Harga BBM Bantuan Langsung Sekolah/Lembaga/Guru Imbal Swadaya Sekolah/Lembaga Beasiswa Lembaga Peribadatan Lembaga Sosial Lainnya Jumlah Bantuan Sosial (Neto) Dengan demikian, Belanja Bantuan Sosial Semester I TA 2011 ini lebih kecil Rp atau 36,58 persen dari Semester I TA Belanja Lain-lain sebesar Rp774,09 miliar D Belanja Lain-lain Belanja Lain-lain pada Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp , dengan rincian sebagai berikut (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Belanja Rekonstruksi Aceh 0 ( ) Kerjasama Teknis Internasional 0 ( ) Pemilu Tahunan 0 ( ) Cadangan Tunjangan Beras PNS/TNI/Polri Cadangan Dana Reboisasi 0 ( ) Dana Cadangan Tanggap Darurat (Dana Kontijensi) Belanja DBH Biaya/Upah Pungut PBB untuk DJP ( ) Belanja Dana Penunjang (PHLN) Belanja Non Modal-Otorita Batam Belanja karena rugi selisih kurs Jasa Surveyor Jasa Perbendaharaan Jasa Pelayanan Bank Operasional Belanja untuk LPP TVRI Belanja untuk LPP RRI Belanja Kompensasi Kenaikan Harga BBM Dana Cadangan Risiko Kenaikan Harga Tanah Belanja Lainnya Jumlah Belanja Lain-lain Dengan demikian, Belanja Lain-lain Semester I TA 2011 mengalami penurunan sebesar Rp atau 11,47 persen dari Semester I TA DBH Pajak sebesar Rp7,4 triliun D Dana Bagi Hasil Pajak Bagi Hasil Pajak merupakan transfer oleh Pemerintah Pusat kepada pemerintah daerah atas bagi hasil penerimaan pajak yang merupakan bagian pendapatan pemerintah daerah. Transfer Bagi Hasil Pajak pada Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp , dengan rincian sebagai berikut (dalam Rp): Catatan atas Laporan Keuangan -143-

42 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Bagi Hasil Pajak Penghasilan Bagi Hasil PBB Bagi Hasil BPHTB Jumlah Bagi Hasil Pajak Dengan demikian, Bagi Hasil Pajak Semester I TA 2011 lebih kecil Rp atau 47,67 persen dari Semester I TA DBH Cukai Tembakau sebesar Rp519,07 triliun D Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau Bagi Hasil Cukai Tembakau merupakan transfer oleh Pemerintah Pusat kepada pemerintah daerah atas bagi hasil penerimaan cukai yang merupakan bagian pendapatan pemerintah daerah. Transfer Bagi Hasil Cukai Tembakau pada Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp , sedangkan pada Semester I TA 2010 sebesar Rp Dengan demikian DBH Cukai Tembakau Semester I TA 2011 lebih kecil Rp atau 6,13%. DBH SDA sebesar Rp17,94 triliun D Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Bagi Hasil Sumber Daya Alam (SDA) merupakan transfer oleh Pemerintah Pusat kepada pemerintah daerah atas bagi hasil penerimaan sumber daya alam yang merupakan bagian pendapatan pemerintah daerah. Transfer Bagi Hasil SDA dalam Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp , dengan rincian sebagai berikut (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Bagi Hasil Minyak Bumi Bagi Hasil Gas Alam Bagi Hasil Pertambangan Umum Bagi Hasil Pertambangan Panas Bumi Bagi Hasil Kehutanan Bagi Hasil Perikanan Jumlah Bagi Hasil SDA Dengan demikian, DBH SDA Semester I TA 2011 lebih besar Rp atau 21,75 persen dari Semester I TA DAU sebesar Rp131,50 triliun D Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Umum merupakan transfer oleh Pemerintah Pusat kepada pemerintah daerah yang digunakan untuk membiayai kebutuhan propinsi dan kabupaten/kota dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Transfer Dana Alokasi Umum pada Semester I TA 2011 sebesar Rp , jumlah tersebut lebih besar Rp atau 11,73 persen dari Semester I TA 2010 sebesar Rp DAK sebesar Rp7,15 triliun D Dana Alokasi Khusus Dana Alokasi Khusus adalah alokasi dari APBN kepada provinsi/kabupaten/kota tertentu dengan tujuan untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan pemerintah daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Transfer Dana Alokasi Khusus pada Semester I TA 2011 sebesar Rp , jumlah tersebut lebih besar Rp atau 7,22 persen dari Semester I TA 2010 sebesar Rp Catatan atas Laporan Keuangan -144-

43 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 Dana Otonomi Khusus sebesar Rp3,13 triliun D Dana Otonomi Khusus Dana Otonomi Khusus adalah dana yang dialokasikan untuk membiayai pelaksanaan otonomi khusus suatu daerah. Penggunaan Dana Otonomi Khusus ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Daerah Istimewa Aceh Sebagai Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua. Transfer Dana Otonomi Khusus pada Semester I TA 2011 sebesar Rp , jumlah tersebut lebih besar Rp atau 29,54 persen dari Semester I TA 2010 sebesar Rp Dana Penyesuaian sebesar Rp14,89 triliun D Dana Penyesuaian Dana Penyesuaian adalah dana yang dialokasikan untuk membantu daerah dalam melaksanakan kebijakan Pemerintah Pusat. Transfer Dana Penyesuaian pada Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp , lebih besar Rp atau 176,70 persen dari Semester I TA 2010 sebesar Rp Penurunan kas dari Aktivitas Investasi Aset Nonkeuangan sebesar minus Rp20,22 triliun ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI ASET NON KEUANGAN Arus Kas dari Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan menjelaskan penerimaan dan pengeluaran kas bruto dalam rangka perolehan dan pelepasan sumber daya ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan dan mendukung pelayanan Pemerintah kepada masyarakat di masa yang akan datang. Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan pada Semester I TA 2011 menunjukkan arus kas keluar bersih sebesar Rp , dengan rincian sebagai berikut (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Arus Masuk Dikurangi Arus Keluar Arus Kas Bersih ( ) ( ) Dengan demikian, Arus Kas Keluar Bersih dari Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan pada Semester I TA 2011 lebih besar Rp atau 24,59 persen dari Semester I TA Penjualan Aset sebesar Rp80,37 miliar D Penjualan Aset Pendapatan Penjualan Aset merupakan pendapatan yang berasal dari penjualan Aset Tetap baik berupa rumah tinggal, kendaraan bermotor, dan aset yang rusak atau berlebihan. Pendapatan yang berasal dari Penjualan Aset Tetap pada Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp , dengan rincian sebagai berikut (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Penjualan Rumah, Gedung, Bangunan, dan Tanah Penjualan Kendaraan Bermotor Penjualan Sewa Beli Penjualan Aset Tetap Lainnya Penjualan Aset Lainnya Jumlah Penjualan Aset Dengan demikian, Pendapatan ini pada Semester I TA 2011 lebih kecil Rp atau 52,74 persen dari Semester I TA Catatan atas Laporan Keuangan -145-

44 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 Belanja Aset Tetap sebesar Rp20,3 triliun D Belanja Aset Tetap Belanja Aset Tetap pada Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp dengan rincian sebagai berikut (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Belanja Modal Tanah Belanja Modal Peralatan dan Mesin Belanja Modal Gedung dan Bangunan Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan Belanja Modal Aset Tetap Lainnya Belanja Modal BLU Jumlah Belanja Aset Tetap Belanja Aset Tetap ini pada Semester I TA 2011 lebih besar Rp atau 23,78 persen dari Semester I TA Dengan Arus Kas Masuk Bersih dari Aktivitas Operasi sebesar Rp dan Arus Kas Bersih Keluar dari Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan sebesar Rp mengakibatkan surplus anggaran sebesar Rp Kenaikan kas dari Aktivitas Pembiayaan sebesar Rp64,65 triliun ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan menjelaskan aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan pendanaan defisit atau penggunaan surplus anggaran yang bertujuan untuk memprediksi klaim (tuntutan) pihak lain terhadap arus kas Pemerintah dan tuntutan Pemerintah terhadap pihak lain di masa yang akan datang. Jumlah Pembiayaan Neto dalam Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp , yang berasal dari (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Arus Masuk Dikurangi Arus Keluar Arus Kas Bersih Dengan demikian, Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan Semester I TA 2011 lebih besar Rp atau 18,28 persen dari Semester I TA Penerimaan Pembiayaan DN sebesar Rp119,70 triliun D Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri dalam Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp , yang terdiri dari (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Rekening Pemerintah Privatisasi dan Penjualan Aset Restrukturisasi Penerimaan Surat Berharga Negara (SBN) Pinjaman Dalam Negeri 0 0 Jumlah Penerimaan Pembiayaan DN Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri dalam Semester I TA 2011 lebih besar Rp atau 2,41 persen dibandingkan dengan Semester I TA Catatan atas Laporan Keuangan -146-

45 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 a. Rekening Pemerintah Tidak terdapat penerimaan pembiayaan dari Rekening Pemerintah pada Semester I TA Sedangkan penerimaan pembiayaan dari Rekening Pemerintah pada Semester I TA 2011 sebesar Rp b. Privatisasi dan Penjualan Aset Program Restrukturisasi Penerimaan Hasil Privatisasi dan Penjualan Aset Program Restrukturisasi pada Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp , berarti lebih besar Rp atau 124,47 persen dari penerimaan pada Semester I TA 2010 sebesar Rp Penerimaan ini berasal dari privatisasi dan penjualan aset program restrukturisasi dan penjualan/ penyelesaian aset eks BPPN dan aset bekas milik eks Bank Dalam Likuidasi (BDL). Rincian Penerimaan Hasil Privatisasi dan Penjualan Aset Program Restrukturisasi adalah (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Penerimaan Hasil Privatisasi Penerimaan Hasil Penjualan Aset Program Restrukturisasi Penerimaan Hasil Penjualan/Penyelesaian aset eks BPPN Penerimaan Hasil Penjualan/Penyelesaian Aset Bekas Milik Eks Bank Dalam Likuidasi (BDL) Total Penerimaan c. Penerimaan Surat Berharga Negara (SBN) Penerimaan pembiayaan SBN merupakan penerimaan pembiayaan dari penjualan Surat Perbendaharaan Negara (SPN), Obligasi Negara, dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), baik berdominasi rupiah maupun valas. Penerimaan pembiayaan SBN pada Semester I TA 2011 sebesar Rp , dengan rincian sebagai berikut (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Penerbitan/Penjualan SPN Penerbitan/Penjualan Obligasi Negara DN Utang Bunga Obligasi Negara DN Penerbitan/Penjualan Obligasi Negara - Valas Penerbitan/Penjualan SBSN - DN Penerbitan/Penjualan SBSN - Valas Imbalan Dibayar di muka SBSN - DN Total Penerimaan SBN Dengan demikian, penerimaan pembiayaan SBN pada Semester I TA 2011 lebih besar Rp atau 4,48 persen dibanding Semester I TA Penerimaan Pembiayaan LN sebesar Rp7,34 triliun D Penerimaan Pembiayaan Luar Negeri Penerimaan Pembiayaan Luar Negeri dalam Semester I TA 2011 sebesar Rp merupakan seluruh penerimaan Pemerintah sehubungan dengan penarikan pinjaman luar negeri yang terdiri dari pinjaman program dan pinjaman proyek, serta penjadualan kembali bunga utang luar negeri. Rincian Pembiayaan Luar Negeri adalah sebagai berikut (dalam Rp): Catatan atas Laporan Keuangan -147-

46 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Pinjaman Program Pinjaman Proyek Jumlah Penerimaan Pembiayaan LN Dengan demikian, penerimaan Pembiayaan Luar Negeri dalam Semester I TA 2011 lebih kecil Rp atau 56,72 persen dari Semester I TA a. Pinjaman Program Pinjaman Program yang diterima dalam Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp , dengan rincian (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Program Bilateral Program Mutilateral Jumlah Pinjaman Program Dengan demikian, Pinjaman Program Semester I TA 2011 lebih besar Rp atau 83,48 persen dari Semester I TA b. Pinjaman Proyek Pinjaman Proyek yang diterima dalam Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp , dengan rincian (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Pinjaman Proyek dari Bilateral Pinjaman Proyek dari Multilateral Pinjaman Proyek Fasilitas Kredit Ekspor Pinjaman Proyek Lainnya Jumlah Pinjaman Proyek Dengan demikian, Pinjaman Proyek Semester I TA 2011 lebih kecil Rp atau 8,39 persen dibandingkan Semester I TA Penerimaan Pengembalian Penerusan Pinjaman sebesar Rp2,3 triliun D Penerimaan Pengembalian Penerusan Pinjaman Penerimaan Pengembalian Penerusan Pinjaman pada Semester I TA 2011 sebesar Rp merupakan seluruh penerimaan Pemerintah sehubungan dengan cicilan pengembalian Pinjaman Subsidiary Loan Agreement (SLA) yang terdiri dari penerimaan cicilan pengembalian penerusan pinjaman dalam dan luar negeri kepada Pemda, BUMD dan BUMN. Rincian Penerimaan Cicilan Pengembalian Penerusan Pinjaman adalah sebagai berikut (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Penerimaan Cicilan Pengembalian Penerusan Pinjaman DN 0 Penerimaan Cicilan Pengembalian Penerusan Pinjaman LN 0 0 Penerimaan Pengembalian Penerusan Pinjaman Pada Semester I TA 2010 tidak terdapat transaksi Penerimaan Pengembalian Penerusan Pinjaman. Catatan atas Laporan Keuangan -148-

47 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 Penerimaan Pembiayaan Lain-lain sebesar Rp0 D Penerimaan Pembiayaan Lain-lain Tidak terdapat transaksi Penerimaan Pembiayaan Lain-lain pada Semester I TA 2011 dan Semester I TA Pengeluaran Pembiayaan DN sebesar Rp41,15 triliun D Pengeluaran Pembiayaan Dalam Negeri Pengeluaran Pembiayaan Dalam Negeri dalam Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp yang digunakan untuk pembiayaan pengembangan pendidikan nasional, pelunasan SPN, Obligasi Negara, dan SBSN, dengan rincian sebagai berikut (Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Pelunasan Surat Perbendaharaan Negara Pelunasan Obligasi Negara Rupiah Pelunasan SBSN Jumlah Pembiayaan Dalam Negeri Dengan demikian, Pengeluaran Pembiayaan Dalam Negeri Semester I TA 2011 lebih kecil Rp atau 20,43 persen dibandingkan Semester I TA Pengeluaran Pembiayaan LN sebesar Rp22,92 triliun D Pengeluaran Pembiayaan Luar Negeri Pengeluaran Pembiayaan Luar Negeri dalam Semester I TA 2011 sebesar Rp merupakan pembiayaan cicilan pokok utang luar negeri, yang terdiri dari (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Pinjaman Program Pinjaman Proyek Jumlah Penerimaan Pembiayaan LN Dengan demikian, Pengeluaran Pembiayaan Luar Negeri Semester I TA 2011 lebih kecil Rp atau 11,80 persen dibandingkan dengan Semester I TA PMN/Investasi Pemerintah sebesar Rp0 D Penyertaan Modal Negara/Investasi Pemerintah Pengeluaran Penyertaan Modal Negara (PMN)/Investasi Pemerintah merupakan penyertaan modal Pemerintah Pusat dalam rangka pendirian, pengembangan, dan peningkatan kinerja Badan Usaha Milik Negara/Daerah atau Badan Hukum lainnya yang dimiliki Negara/Daerah, serta investasi dalam bentuk dana bergulir. Pada Semester I TA 2011 dan TA 2010 tidak terdapat transaksi PMN/Investasi Pemerintah. Penerusan Pinjaman sebesar Rp633,34 miliar D Penerusan Pinjaman Penerusan Pinjaman merupakan pengeluaran Pemerintah atas pemberian pinjaman dan penerusan pinjaman luar negeri yang disalurkan untuk pemerintah daerah, dan BUMN/BUMD. Penerusan pinjaman luar negeri pada Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp Jumlah tersebut lebih kecil Rp atau 57,72 persen dibandingkan dengan Semester I TA 2010 sebesar Rp Catatan atas Laporan Keuangan -149-

48 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 Pengeluaran Pembiayaan Lain-lain sebesar Rp0 D Pengeluaran Pembiayaan Lain-Lain Tidak terdapat transaksi Pengeluaran Pembiayaan Lain-lain pada Semester I TA 2011 dan semester I TA Dengan Arus Kas Masuk Bersih dari Aktivitas Pembiayaan sebesar Rp dan defisit anggaran sebesar Rp , terdapat Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) Semester I TA 2011 sebesar Rp Penurunan Kas dari Aktivitas Nonanggaran sebesar minus Rp3,04 triliun ARUS KAS DARI AKTIVITAS NON ANGGARAN Arus Kas dari Aktivitas Non Anggaran merupakan aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang tidak mempengaruhi anggaran dan tidak disajikan dalam Laporan Realisasi APBN. Dalam Semester I TA 2011, Arus Kas Bersih dari Aktivitas Non Anggaran adalah sebesar minus Rp , dengan rincian sebagai berikut: Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Perhitungan Fihak Ketiga (Neto) ( ) PFK Prefinancing (Neto) ( ) Kiriman Uang (Neto) ( ) Transito (Neto) ( ) ( ) Arus Kas Bersih ( ) ( ) Dengan demikian, Arus Keluar Kas Bersih dari Aktivitas Non Anggaran Semester I TA 2011 lebih besar Rp atau 88,76 persen dari Semester I TA PFK (Neto) sebesar Rp691,13 milyar D Perhitungan Fihak Ketiga (Neto) Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) dalam Semester I TA 2011 sebesar Rp berasal dari penerimaan pemerintah yang berasal dari sejumlah dana yang dipotong dari Surat Perintah Membayar (SPM)/Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) atau diterima secara tunai untuk pihak ketiga, seperti potongan gaji, pensiun, beras BULOG, dan PFK lainnya dikurangi dengan jumlah pembayaran yang telah dilakukan pemerintah kepada pihak ketiga yang berhak menerimanya, serta penerimaan dan pengeluaran karena kesalahan rekening pihak ketiga. Adapun Rincian penerimaan dan pengeluaran PFK pada Semester I TA 2011 adalah sebagai berikut (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Penerimaan Non Anggaran PFK Penerimaan PFK 10% Gaji Penerimaan PFK 2% Gaji Terusan Penerimaan PFK Beras BULOG Penerimaan PFK 2% Pemda Penerimaan PFK Penutupan Rekening Penerimaan PFK Lain-lain Penerimaan Non Anggaran PFK karena Kesalahan Rekening Jumlah Penerimaan PFK Pengeluaran Non Anggaran PFK Pengembalian Penerimaan PFK 10% Gaji ( ) ( ) Pengembalian Penerimaan PFK 2% Gaji Terusan ( ) ( ) Pengembalian Penerimaan PFK Beras Bulog ( ) ( ) Catatan atas Laporan Keuangan -150-

49 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 Pengembalian Penerimaan PFK 2% Pemda ( ) ( ) Pengembalian Penerimaan PFK Lain-lain ( ) ( ) Pengeluaran Non Anggaran PFK karena Kesalahan Rekening ( ) ( ) Jumlah Pengeluaran PFK ( ) ( ) PFK (Neto) ( ) Dengan demikian, Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) dalam Semester I TA 2011 lebih besar Rp atau 479,35 persen dari Semester I TA PFK Prefinancing sebesar Rp7,1 juta D PFK Prefinancing dan PFK Lainnya PFK Prefinancing dan PFK Lainnya Semester I TA 2011 sebesar Rp merupakan transaksi yang dilakukan BUN berupa prefinancing (pembiayaan pendahuluan), penerimaan/ pengembalian dana talangan, dan pembayaran rekening khusus kosong (reksus kosong), dengan rincian sebagai berikut (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Penerimaan PFK Prefinancing: Penerimaan Reimburesement Dalam Rangka Prefinancing (PP) dan PFK BUN Lainnya Penerimaan Dana Talangan dari Rekening SAL Jumlah Penerimaan PFK Prefinancing Dikurangi: Pembayaran PFK Prefinancing dan PFK BUN Lainnya dan Pengembalian Dana Talangan: Pengembalian Dana Talangan dari Rekening BUN ke Rekening SAL ( ) Jumlah Pembayaran PFK Prefinancing 0 ( ) Jumlah PFK Prefinancing (Neto) ( ) Dengan demikian, PFK Prefinancing dan PFK Lainnya (neto) dalam Semester I TA 2011 lebih besar Rp dari Semester I TA Kiriman Uang sebesar minus Rp283,36 miliar D Kiriman Uang Kiriman Uang (KU) Neto Semester I TA 2011 sebesar minus Rp antara lain merupakan penerimaan dan pengeluaran kiriman uang antar rekening pemerintah yang berasal dari KPPN ke Kantor Pusat Direktorat Jenderal Perbendaharaan-Kementerian Keuangan dan sebaliknya, pemindahbukuan intern rekening BUN, dan pemindahbukuan intern KPPN. Dalam transaksi KU Semester I TA 2011 masih terdapat selisih antara penerimaan dengan pengeluaran KU yang disebabkan belum sepenuhnya seluruh transaksi atas rekening yang saling terkait dengan transaksi kas dibukukan dalam Sistem Akuntansi Pusat, dan ketidaktepatan dalam penggunaan akun. Rincian KU adalah sebagai berikut (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Penerimaan Kiriman Uang Penerimaan Kiriman Uang Dalam Rangka TSA Penerimaan Kiriman Uang Dalam Rangka Reksus Penerimaan Pemindahbukuan Penerimaan Pemindahbukuan Penutupan Rekening 0 0 Penerimaan Pemindahbukuan Dalam Rangka Catatan atas Laporan Keuangan -151-

50 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 Penempatan Koreksi Pengeluaran Pemindahbukuan Jumlah Penerimaan KU Dikurangi: Pengeluaran Kiriman Uang ( ) ( ) Pengeluaran Kiriman Uang Dalam Rangka TSA ( ) ( ) Pengeluaran Kiriman Uang Dalam Rangka Reksus ( ) ( ) Pengeluaran Pemindahbukuan ( ) ( ) Pengeluaran Pemindahbukuan Dalam Rangka Penempatan ( ) ( ) Koreksi Penerimaan Pemindahbukuan ( ) ( ) Jumlah Pengeluaran KU ( ) ( ) Jumlah KU (Neto) ( ) Dengan demikian, KU keluar neto dalam Semester I TA 2011 lebih kecil Rp atau 110,32 persen dari Semester I TA Transito minus Rp3,45 triliun D Transito Transito (Neto) Semester I TA 2011 sebesar minus Rp merupakan transaksi BUN yang terkait dengan Pengeluaran Uang Persediaan (UP) tahun berjalan kepada Kuasa Pengguna Anggaran dan Penerimaan atas Pengembalian UP tersebut. Pengembalian UP dari Kuasa Pengguna Anggaran dapat berupa UP yang diterima tahun berjalan maupun tahun yang lalu, dengan rincian sebagai berikut (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Penerimaan Transito Penerimaan Pengembalian UP Dana Rupiah Penerimaan Pengembalian UP Dana Pinjaman/Hibah LN Penerimaan Pengembalian UP Pengguna PNBP (Swadana) Penerimaan Pengembalian UP Tahun Anggaran yang Lalu Penerimaan Pengembalian UP Pengembalian (Restitusi) Pajak 0 0 Jumlah Penerimaan Transito Dikurangi: Pengeluaran Transito Pengeluaran UP Dana Rupiah ( ) ( ) Pengeluaran UP Dana Pinjaman/Hibah LN ( ) ( ) Pengeluaran UP Pengguna PNBP (Swadana) ( ) ( ) Pengeluaran Pengemb Kelebihan Setoran Sisa UP/TUP TAYL Pengeluaran Uang Persediaan Pengembalian (Restitusi) Pajak ( ) ( ) Jumlah Pengeluaran Transito ( ) ( ) Jumlah Transito (Neto) ( ) ( ) Dengan demikian, Transito (Neto) dalam Semester I TA 2011 lebih besar Rp atau 24,68 persen dari Semester I TA Catatan atas Laporan Keuangan -152-

51 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI APBN B.1. PENJELASAN UMUM LAPORAN REALISASI APBN Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah pada Semester I Tahun Anggaran (TA) 2011 adalah sebesar Rp atau mencapai 45,24 persen dari target APBN TA 2011 sebesar Rp Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah berasal dari Penerimaann Perpajakan sebesar Rp , PNBP sebesar Rp , dan Penerimaan Hibah sebesar Rp Pendapatann Negara dan Hibah Semester I 2011 mengalami kenaikan Rp atau 12,622 persen jika dibandingkan dengan periode yang samaa TA Perbandingan realisasi Penerimaan Negara dan Hibah Semester I 2011 dan Semester I 2010 terlihat pada Grafik ,6 388,1 Triliun rupiah ,1 110,6 0,23 1,13 Semester I 2010 Semester I Perpajakan PNBP Hibah Grafik 15: Perbandingan Realisasi Penerimaan Negara dan Hibah Semester I TA 2011 dan Semester I TA 2010 Realisasi Belanja Negara pada Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp atau 35,56 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN TA 2011 sebesar Rp Sementara itu, realisasi Belanja Negara pada periode yang sama TA 2010 adalah sebesar Rp Realisasi Belanjaa negara terdiri dari Belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp , Transfer ke Daerah sebesar Rp , dan terdapat Suspen sebesar Rp Perbandingan realisasi Belanja Negara Semester I 2011 dan Semester I 2010 terlihat pada Grafik 16. Triliun rupiah ,53 254,28 161,6 182,5 0,76 0,38 Semester I 2010 Semester I Belanja Pemerintah Pusat Transfer ke Daerah Suspen Grafik 16: Perbandingan Realisasi Belanja Negara Semester I TA 2011 dan Semester I TA 2010 Catatan atas Laporan Keuangan -48-

52 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Berdasarkan realisasi Pendapatan Negara dan Hibah sebesar Rp dan realisasi Belanja Negara sebesar Rp , maka terjadi Surplus Anggaran pada Semester I TA 2011 sebesar Rp Sementara itu, realisasi Pembiayaan (Neto) pada Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp , yang terdiri dari Pembiayaan Dalam Negeri (Neto) sebesar Rp dan Pembiayaan Luar Negeri (Neto) sebesar minus Rp Terjadinya Surplus Anggaran dan adanya Realisasi Pembiayaan Neto mengakibatkan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) Semester I TA 2011 sebesar Rp B.2. PENJELASAN PER POS LAPORAN REALISASI APBN Pendapatan Negara dan Hibah Rp499,90 triliun B.2.1. Pendapatan Negara dan Hibah Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp , berarti mencapai 45,24 persen dari APBN sebesar Rp Pendapatan Negara dan Hibah terdiri dari Penerimaan Perpajakan, PNBP, dan Penerimaan Hibah. Komposisi realisasi Pendapatan Negara dan Hibah (dalam persentase) Semester I TA 2011 dapat dilihat pada Grafik 17. Grafik 17: Komposisi Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Semester I TA 2011 Penerimaan Perpajakan Rp388,15 triliun B Penerimaan Perpajakan Realisasi Penerimaan Perpajakan Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp atau mencapai 45,65 persen dari target yang ditetapkan dalam APBN sebesar Rp Hal ini berarti Penerimaan Perpajakan Semester I TA 2011 lebih besar Rp atau 14,98 persen dibandingkan dengan realisasi Semester I TA Penerimaan Perpajakan ini berasal dari (i) Pajak Dalam Negeri dan (ii) Pajak Perdagangan Internasional. Catatan atas Laporan Keuangan -49-

53 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Penerimaan Pajak Dalam Negeri R359,72 triliun B Pajak Dalam Negeri Realisasi Penerimaan Pajak Dalam Negeri Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp atau mencapai 43,48 persen dari target yang ditetapkan dalam APBN sebesar Rp Hal ini berarti realisasi Pajak Dalam Negeri Semester I TA 2011 lebih besar Rp atau 10,25 persen dibandingkan dengan realisasi Semester I TA Besarnya realisasi Pajak Dalam Negeri ini adalah sebagai berikut (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 PPh Migas PPh Nonmigas PPh Fiskal PPN dan PPnBM PBB BPHTB ( ) Cukai Pajak Lainnya Jumlah Berdasarkan tabel di atas, realisasi BPHTB selama Semester I 2011 bersaldo minus karena realisasi penerimaannya lebih rendah daripada pengembaliannya (restitusi). Sedangkan penurunan realisasi PBB terutama disebabkan penerimaan PBB Migas selama Semester I TA 2011 sebesar ekuivalen Rp masih ditampung di Rekening Migas ( ) dan belum diakui sebagai Penerimaan PBB. Rincian lebih lanjut dapat dilihat dalam Daftar 1. Pajak Perdagangan Internasional Rp28,43 triliun B Pajak Perdagangan Internasional Realisasi Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp , atau mencapai 123,54 persen dari target yang ditetapkan dalam APBN sebesar Rp Hal ini berarti Pajak Perdagangan Internasional Semester I TA 2011 lebih besar Rp atau naik 151,23 persen dibandingkan dengan realisasi Semester I TA Rincian realisasi Pajak Perdagangan Internasional adalah (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Bea Masuk Bea Keluar Jumlah Rincian lebih lanjut dapat dilihat dalam Daftar 1. PNBP Rp110,62 triliun B Penerimaan Negara Bukan Pajak Realisasi PNBP Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp atau mencapai 44,09 persen dari jumlah yang ditetapkan dalam APBN sebesar Rp Hal ini berarti realisasi PNBP Semester I TA 2011 lebih besar Rp atau 4,30 persen dibandingkan dengan realisasi Semester I TA Realisasi PNBP berasal dari (i) Penerimaan Sumber Daya Alam; (ii) Bagian Pemerintah atas Laba BUMN; (iii) PNBP Lainnya; dan (iv) Pendapatan BLU. Komposisi realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (dalam persentase) Semester I TA 2011 dapat dilihat pada Grafik 18. Catatan atas Laporan Keuangan -50-

54 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Grafik 18: Komposisi Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak Semester I TA 2011 Penerimaan SDA Rp71,13 triliun B Penerimaan Sumber Daya Alam Realisasi Penerimaan Sumber Daya Alam (SDA) Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp , atau mencapai 43,61 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar Rp Hal ini berarti Penerimaan SDA Semester I TA 2011 lebih besar Rp atau 4,91 persen dibandingkan dengan realisasi Semester I TA Rincian realisasi Penerimaan SDA adalah sebagai berikut (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Pendapatan Minyak Bumi Pendapatan Gas Alam Pendapatan Pertambangan Umum Pendapatan Kehutanan Pendapatan Perikanan Pendapatan Pertambangan Panas Bumi Jumlah Rincian lebih lanjut dapat dilihat dalam Daftar 1. Bagian Pemerintah atas Laba BUMN Rp5,20 triliun B Bagian Pemerintah atas Laba BUMN Realisasi Bagian Pemerintah atas Laba BUMN Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp atau mencapai 18,83 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar Rp Hal ini berarti Bagian Laba Pemerintah atas Laba BUMN Semester I TA 2011 lebih besar Rp atau naik 44,79 persen dibandingkan dengan realisasi Semester I TA Realisasi Pendapatan Bagian Pemerintah atas Laba BUMN terdiri dari (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Pendapatan Laba BUMN Perbankan Pendapatan Laba BUMN Non Perbankan Jumlah Daftar 10 BUMN penghasil deviden terbesar pada Semester I TA 2011 adalah sebagai berikut: Uraian Jumlah 1 PT. Bank Mandiri PT. Freeport Indonesia PT. Bank Rakyat Indonesia Catatan atas Laporan Keuangan -51-

55 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) 4 PT. Bank Negara Indonesia PT. Jasa Raharja PT. Bank Tabungan Negara PT. Wijaya Karya PT. Socfin Indonesia PT. Jasindo PT. Perkebunan Nusantara IX Lainnya Total Pendapatan Bagian Laba BUMN PNBP Lainnya Rp30,66 triliun B Penerimaan Negara Bukan Pajak Lainnya Realisasi PNBP Lainnya Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp atau 67,88 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp Hal ini berarti realisasi PNBP Lainnya Semester I TA 2011 lebih kecil Rp atau turun 1,90 persen dibandingkan dengan realisasi Semester I TA Realisasi PNBP Lainnya ini terdiri dari (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Pendapatan Penjualan dan Sewa Pendapatan Jasa Pendapatan Bunga Pendapatan Kejaksaan dan Peradilan dan Hasil Tindak Pidana Korupsi Pendapatan Pendidikan Pendapatan Gratifikasi dan Uang Sitaan Hasil Korupsi Pendapatan Iuran dan Denda Pendapatan Lain-lain Jumlah Pendapatan BLU Rp3,63 triliun B Pendapatan Badan Layanan Umum Realisasi Pendapatan BLU Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp atau 24,18 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp Hal ini berarti realisasi Pendapatan BLU Semester I TA 2011 lebih besar Rp atau naik 6,26 persen dibandingkan dengan realisasi Semester I TA Realisasi Pendapatan BLU terdiri dari (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Pendapatan Jasa Layanan Umum: Pendapatan Penyediaan Barang dan Jasa Kepada Masyarakat Pendapatan dari Pengelolaan Wilayah/ Kawasan Tertentu Pengelolaan Dana Khusus untuk Masyarakat Total Pendapatan Jasa Layanan Umum Pendapatan Hibah Badan Layanan Umum Pendapatan Hasil Kerjasama BLU Pendapatan BLU Lainnya Jumlah Rincian lebih lanjut dapat dilihat dalam Daftar 1. Catatan atas Laporan Keuangan -52-

56 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Penerimaan Hibah Rp1,13 triliun B Penerimaan Hibah Realisasi Penerimaan Hibah Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp atau 30,21 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar Rp Hal ini berarti Penerimaan Hibah Semester I TA 2011 lebih besar Rp atau naik 390,61 persen dibandingkan dengan realisasi Semester I TA Rincian lebih lanjut dapat dilihat dalam Daftar 1. Belanja Negara Rp437,2 triliun B.2.2. Belanja Negara Realisasi Belanja Negara Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp atau 35,56 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar Rp Belanja Negara Semester I TA 2011 lebih besar Rp atau naik 10,43 persen dibandingkan dengan realisasi Semester I TA Realisasi Belanja Negara terdiri dari (i) Belanja Pemerintah Pusat, (ii) Transfer ke Daerah dan (iii) Suspen. Berdasarkan alokasi peruntukkannya, komposisi Belanja Negara Semester I TA 2011 dapat disajikan pada Grafik 19. Grafik 19: Komposisi Alokasi Belanja Negara Semester I TA 2011 Alokasi untuk kementerian negara/lembaga (K/L), antara lain untuk belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, dan belanja lain-lain dalam rangka pelaksanaan kegiatan kepemerintahan. Belanja Pemerintah Pusat Rp254,28 triliun B Belanja Pemerintah Pusat Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp atau 30,40 persen dari APBN sebesar Rp Hal ini berarti realisasi Belanja Pemerintah Pusat Semester I TA 2011 lebih besar Rp atau 8,88 persen dari Realisasi Semester I TA Belanja Pemerintah Pusat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) klasifikasi, yaitu (i) Belanja Pemerintah Pusat menurut Organisasi/Bagian Anggaran; (ii) Belanja Pemerintah Pusat menurut Fungsi; dan (iii) Belanja Pemerintah Pusat menurut Jenis Belanja (Ekonomi). Catatan atas Laporan Keuangan -53-

57 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Belanja Pemerintah Pusat menurut Organisasi/BA Belanja Pemerintah Pusat Menurut Organisasi/Bagian Anggaran Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Semester I TA 2011 menurut Bagian Anggaran (BA) terbesar adalah pada BA 999 (Bendahara Umum Negara) sebesar Rp atau 57,04 persen dari total Belanja Pemerintah Pusat. Sementara itu, total realisasi Belanja Pemerintah Pusat Semester I TA 2011 pada K/L (selain BA BUN) adalah sebesar Rp Dari total realisasi belanja tersebut, realisasi belanja pada K/L terbesar adalah Kementerian Pertahanan sebesar Rp atau 7,70 persen dari total Belanja Pemerintah Pusat dan 17,92 persen dari total realisasi Belanja Pemerintah Pusat untuk K/L. Komposisi 5 (lima) terbesar K/L pengguna anggaran Belanja Pemerintah Pusat (dalam persentase) selain BA 999 (Bendahara Umum Negara) pada Semester I TA 2011 dapat dilihat pada Grafik 20. Grafik 20: Komposisi Lima Terbesar Kementerian Negara/Lembaga Pengguna Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Semester I TA 2011 Rincian realisasi Belanja Pemerintah Pusat menurut Organisasi/Bagian Anggaran dapat dilihat dalam Daftar 2. Belanja Pemerintah Pusat menurut Fungsi Belanja Pemerintah Pusat Menurut Fungsi Realisasi Belanja Pemerintah Pusat juga dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsi. Fungsi adalah perwujudan tugas kepemerintahan di bidang tertentu yang dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional. Belanja Pemerintah Pusat menurut Fungsi terbagi dalam 11 (sebelas) fungsi, yaitu fungsi pelayanan umum, fungsi pertahanan, fungsi ketertiban dan keamanan, fungsi ekonomi, fungsi lingkungan hidup, fungsi perumahan dan fasilitas umum, fungsi kesehatan, fungsi pariwisata dan budaya, fungsi agama, fungsi pendidikan, dan fungsi perlindungan sosial. Realisasi Belanja Pemerintah Pusat per fungsi pada Semester I TA 2011 dan Semester I 2010 adalah sebagaimana terdapat dalam Tabel 4. Catatan atas Laporan Keuangan -54-

58 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Tabel 4 Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Menurut Fungsi Semester I TA 2011 dan Semester I TA 2010 (Dalam Rupiah) Kode Uraian Fungsi Pelayanan Umum Pertahanan Ketertiban dan Keamanan Ekonomi Lingkungan Hidup Perumahan dan Fasilitas Umum Kesehatan Pariwisata dan Budaya Agama Pendidikan Perlindungan Sosial Total *) Semester I TA Semester I TA *) Termasuk rmasuk realisasi sebesar Rp pada Semester I TA 2011 dan minus Rp pada Semester I TA 2010 yang tidak dapat diketahui kode fungsinya. Komposisi realisasi Belanja Pemerintah Pusat menurut Fungsi Semester I TA 2011 dapat terlihat lihat pada Grafik ,61 Triliun rupiah ,53 4,91 18,99 1,64 5,61 0,00 0,59 0,35 19,04 0,94 0 Grafik 21:: Komposisi Realisasi Belanja Pemerintah Pusat menurut Fungsi Semester I TA 2011 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Pemerintah menurut Fungsi dapat dilihat dalam Daftar 2. Belanja Pemerintah Pusat Menurut Jenis Belanja Belanja Pemerintah Pusat menurut Jenis Belanja Belanja Pemerintah emerintah Pusat menurut jenis belanja terdiri atas: (i) Belanja elanja Pegawai; (ii) Belanja Barang; arang; (iii) Belanja Modal; (iv) Pembayaran Bunga Utang; (v) Subsidi; (vi) Belanja B Hibah; (vii) Bantuan Sosial; dan (viii) Belanja B Lain-lain. Komposisi realisasi Belanja B Pemerintah Pusat menurut jenis belanja disajikan pada Grafik 22. Catatan atas Laporan Keuangan -55-

59 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Grafik 22: Komposisi Realisasi Belanja Pemerintah Pusat menurut Jenis Belanja Semester I TA 2011 Belanja Pegawai Rp80,39 triliun B Belanja Pegawai Realisasi Belanja Pegawai Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp yang berarti 44,46 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar Rp Hal ini berarti realisasi Belanja Pegawai Semester I TA 2011 lebih besar Rp atau 9,99 persen dari realisasi Semester I TA Rincian Belanja Pegawai adalah sebagai berikut (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Belanja Gaji dan Tunjangan PNS Belanja Gaji dan Tunjangan TNI/POLRI Belanja Gaji dan Tunjangan Pejabat Negara Belanja Gaji Dokter PTT Belanja Gaji dan Tunjangan Non PNS Belanja Honorarium Belanja Lembur Belanja Vakasi Belanja Tunjangan Khusus dan Belanja Pegawai Transito Belanja Pensiun dan Uang Tunggu Belanja Asuransi Kesehatan Belanja Tunjangan Kesehatan Veteran Belanja Kontribusi APBN Pembayaran Pensiun Eks PNS Dep. Hub. Pada PT KAI Jumlah Belanja Barang Rp32,27 triliun B Belanja Barang Realisasi Belanja Barang Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp yang berarti 23,41 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar Rp Hal ini berarti realisasi Belanja Barang Semester I TA 2011 lebih besar Rp atau naik 10,29 persen dari Realisasi Semester I TA Rinciannya adalah sebagai berikut (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Belanja Barang Operasional Belanja Barang Non Operasional Belanja Barang Penunjang Kegiatan Catatan atas Laporan Keuangan -56-

60 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Belanja Barang Fisik Lain Tugas Pembantuan Belanja Jasa Belanja Pemeliharaan Belanja Perjalanan Dalam Negeri Belanja Perjalanan Luar Negeri Belanja Barang BLU Jumlah Belanja Barang BLU sebesar Rp terdiri dari: Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Belanja Gaji dan Tunjangan Belanja Barang Belanja Jasa Belanja Pemeliharaan Belanja Perjalanan Belanja Penyedia Barang dan Jasa BLU Lainnya Total Belanja Modal 20,29 triliun B Belanja Modal Realisasi Belanja Modal Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp yang berarti 14,94 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar Rp Hal ini berarti realisasi Belanja Modal Semester I TA 2011 lebih besar Rp atau 23,93 persen dari Realisasi Semester I TA Rincian realisasi Belanja Modal adalah sebagai berikut (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Belanja Modal Tanah Belanja Modal Peralatan dan Mesin Belanja Modal Gedung dan Bangunan Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan Belanja Modal Fisik Lainnya Belanja Modal BLU Jumlah Belanja Modal BLU terdiri dari: Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Belanja Modal Tanah Belanja Modal Peralatan dan Mesin Belanja Modal Gedung dan Bangunan Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan Belanja Modal Fisik Lainnya Total Pembayaran Bunga Utang Rp46,69 triliun B Pembayaran Bunga Utang Realisasi Belanja Pembayaran Bunga Utang Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp , yang berarti 40,52 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar Rp Hal ini berarti realisasi Belanja Pembayaran Bunga Utang Semester I TA 2011 lebih besar Rp atau lebih besar 7,58 persen Catatan atas Laporan Keuangan -57-

61 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) dari Realisasi Semester I TA Rincian Pembayaran Bunga Utang Semester I TA 2011 dan Semester I TA 2010 adalah sebagai berikut (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Belanja Pembayaran Bunga Utang DN Jangka Panjang Belanja Pembayaran Imbalan SBSN DN Belanja Pembayaran Bunga Utang LN Jangka Panjang Belanja Pembayaran Imbalan SBSN LN Belanja Pembayaran Discount SUN DN Belanja Pembayaran Discount SUN LN Belanja Pembayaran Loss on Bond Redemption atas Pembelian Kembali Obligasi Negara DN Belanja Pembayaran Imbalan SBSN DN Belanja Pembayaran Denda Jumlah Subsidi Rp61,97 triliun B Subsidi Realisasi Subsidi Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp yang berarti 33,03 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar Rp Hal ini berarti realisasi Belanja Subsidi Semester I TA 2011 ini lebih besar Rp atau 19,78 persen dari Realisasi Semester I TA Rincian realisasi Subsidi adalah sebagai berikut (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Subsidi Premium Subsidi Minyak Solar Subsidi Minyak Tanah Subsidi Elpiji Subsidi Pangan Subsidi Listrik Subsidi Bunga KPR Subsidi Bunga Ketahanan Pangan dan Energi Subsidi Bunga Kredit Biofuel (KPEN-RP) Belanja Subsidi Imbalan Jasa Penjamin Kredit Usaha Rakyat (KUR) Subsidi Bunga Pengusaha NAD dan Nias Subsidi Kredit Sektor Peternakan Subsidi Kredit Resi Gudang Jumlah Belanja Hibah Rp36,21miliar B Belanja Hibah Pada Semester I TA 2011 terdapat realisasi Belanja Hibah sebesar Rp , yang berarti 4.69 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar Rp Dalam Semester I TA 2010 tidak terdapat realisasi Belanja Hibah. Dalam APBN Belanja Hibah Semester I TA 2010 dianggarkan sebesar Rp Bantuan Sosial Rp11,87 triliun B Bantuan Sosial Realisasi Bantuan Sosial Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp yang berarti 18,79 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar Rp Hal ini berarti realisasi Belanja Bantuan Sosial Semester I TA 2011 lebih kecil Rp atau lebih kecil 36,82 persen dari Realisasi Semester I TA Rincian realisasi Bantuan Sosial adalah sebagai berikut (dalam Rp): Catatan atas Laporan Keuangan -58-

62 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Belanja Bantuan Kompensasi Kenaikan Harga BBM Belanja Bantuan Langsung (Block Grant) Sekolah/ Lembaga/Guru Belanja Bantuan Imbal Swadaya Sekolah/Lembaga Belanja Bantuan Beasiswa Belanja Bantuan Sosial Lembaga Peribadatan Belanja Lembaga Sosial Lainnya Jumlah Belanja Lain-lain Rp759,1 miliar B Belanja Lain-lain Realisasi Belanja Lain-lain Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp yang berarti 4,97 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar Rp Hal ini berarti realisasi Belanja Lain-lain Semester I TA 2011 lebih kecil Rp atau lebih kecil 14,18 persen dari Realisasi Semester I TA Rincian Belanja lain-lain adalah sebagai berikut (dalam Rp): Uraian Semester I 2011 Semester I TA 2010 Belanja Biaya/Upah Pungut PBB untuk DJP Jasa Surveyor Jasa Perbendaharaan Belanja TVRI Belanja RRI Dana Cadangan Resiko Kenaikan Harga Tanah Belanja Lain-lain Jumlah Transfer ke Daerah Rp182,54 triliun B Transfer ke Daerah Realisasi Transfer untuk Daerah Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp , yang berarti 46,45 persen dari jumlah yang ditetapkan dalam APBN sebesar Rp Hal ini berarti Realisasi Transfer ke Daerah Semester I TA 2011 ini lebih besar Rp atau 12,96 persen dari Realisasi Semester I TA Transfer untuk Daerah terdiri dari (i) Dana Perimbangan, dan (ii) Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian. Komposisi realisasi Transfer untuk Daerah Semester I TA 2011 disajikan pada Grafik 23. Grafik 23: Komposisi Realisasi Transfer untuk Daerah Semester I TA 2011 Catatan atas Laporan Keuangan -59-

63 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Dana Perimbangan Rp164,52 triliun B Dana Perimbangan Realisasi Dana Perimbangan Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp yang berarti 49,21 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar Rp Hal ini berarti realisasi Dana Perimbangan Semester I TA 2011 ini lebih besar Rp atau 6,97 persen dari realisasi Semester I TA Dana Perimbangan terdiri dari (i) Dana Bagi Hasil (DBH), (ii) Dana Alokasi Umum (DAU), dan (iii) Dana Alokasi Khusus (DAK). Rincian realisasi Dana Perimbangan disajikan pada Daftar 3. DBH Rp25,87 triliun B Dana Bagi Hasil Realisasi Dana Bagi Hasil (DBH) Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp atau 30,96 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar Rp Hal ini berarti realisasi Dana Bagi Hasil Semester I TA 2011 ini lebih kecil Rp atau turun 12,12 persen dari realisasi Semester I TA Realisasi DBH terdiri dari Bagi Hasil Perpajakan sebesar Rp dan Bagi Hasil SDA sebesar Rp DAU Rp131,50 triliun B Dana Alokasi Umum Realisasi Dana Alokasi Umum (DAU) Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp , atau 58,31 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar Rp Hal ini berarti realisasi DAU Semester I TA 2011 ini lebih besar Rp atau naik 11,73 persen dari realisasi Semester I TA DAK Rp 7,15 triliun B Dana Alokasi Khusus Realisasi Dana Alokasi Khusus (DAK) Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp , atau 28,35 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar Rp Hal ini berarti realisasi DAK Semester I TA 2011 ini lebih besar Rp atau naik 7,22 persen dari realisasi Semester I TA Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian Rp18,02 triliun B Dana Otonomi Khusus & Penyesuaian Realisasi Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp , atau 30,72 persen dari jumlah yang ditetapkan dalam APBN sebesar Rp Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian terdiri dari (i) Dana Otonomi Khusus, dan (ii) Dana Penyesuaian. Dana Otonomi Khusus Rp 3,13 triliun B Dana Otonomi Khusus Realisasi Dana Otonomi Khusus Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp , yang berarti 30 persen dari jumlah yang ditetapkan dalam APBN sebesar Rp Catatan atas Laporan Keuangan -60-

64 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Dana Penyesuaian Rp14,89 triliun B Dana Penyesuaian Realisasi Dana Penyesuaian Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp , yang berarti 30,87 persen dari jumlah yang ditetapkan dalam APBN sebesar Rp Dana Penyesuaian adalah dana yang dialokasikan untuk membantu daerah dalam rangka melaksanakan kebijakan pemerintah pusat dan membantu mendukung percepatan pembangunan di daerah. Suspen Rp 383,64 miliar B Suspen Suspen merupakan perkiraan (akun) yang menampung perbedaan pencatatan realisasi APBN menurut kementerian negara/lembaga dengan pencatatan penerimaan dan pengeluaran anggaran yang dilakukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN). Angka Suspen yang dilaporkan timbul karena perbedaan pencatatan realisasi Belanja Negara. Sementara bila terdapat selisih/perbedaan pencatatan realisasi Pendapatan Negara dan Hibah, maka data yang digunakan adalah data BUN yang dapat ditelusuri ke kas yang diterima. Jumlah Suspen Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp dengan rincian (dalam Rp): Uraian BUN Kementerian Negara/Lembaga (KL) Selisih (BUN K/L) Belanja Pemerintah Pusat Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Bunga Utang ( ) Subsidi Belanja Hibah Bantuan Sosial Belanja lain-lain Transfer ke Daerah Dana Bagi Hasil ( ) Suspen Suspen tersebut disebabkan antara lain sampai dengan tanggal pelaporan, terdapat beberapa Satuan Kerja yang belum menyampaikan laporan keuangannya ke tingkat Kementerian Negara/Lembaga. Surplus Anggaran Rp62,7 triliun B.2.3. Surplus Anggaran Berdasarkan realisasi Pendapatan Negara & Hibah dan realisasi Belanja Negara Semester I TA 2011 sebagaimana telah diuraikan di atas, maka Surplus Anggaran Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp Pembiayaan (Neto) Rp64,65 triliun B.2.4. Pembiayaan Realisasi Pembiayaan (Neto) Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp yang berarti 51,86 persen dari jumlah yang ditetapkan dalam APBN sebesar Rp Pembiayaan terdiri dari (i) Pembiayaan Dalam Negeri, dan (ii) Pembiayaan Luar Negeri. Realisasi Pembiayaan yang akan diuraikan di bawah ini adalah realisasi Pembiayaan berdasarkan data penerimaan dan pengeluaran kas yang dikelola oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara umum Negara (BUN). Catatan atas Laporan Keuangan -61-

65 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Pembiayaan Dalam Negeri Rp78,55 triliun B Pembiayaan Dalam Negeri Realisasi Pembiayaan Dalam Negeri Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp , yang berarti 62,71 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar Rp Pembiayaan Dalam Negeri terdiri dari (i) Rekening Pemerintah, (ii) Privatisasi dan Penjualan Aset Program Restrukturisasi, (iii) Surat Berharga Negara (Neto), (iv) Pinjaman Dalam Negeri, (v) Penyertaan Modal Negara/Dana Investasi Pemerintah, (vi) Kewajiban Penjaminan, (vii) Dana Pengembangan Pendidikan Nasional Rekening Pemerintah Rp 0 B Rekening Pemerintah Pembiayaan dari Rekening Pemerintah adalah penerimaan/pengeluaran pembiayaan yang terkait dengan penerimaan dan pengembaliannya dari rekening-rekening pemerintah lainnya yang dikelola/dikuasai oleh Menteri Keuangan sebagai BUN. Pada Semester I TA 2011 tidak terdapat Realisasi Penerimaan Pembiayaan Rekening Pemerintah, sementara jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar Rp Pembiayaan Privatisasi dan Penjualan Aset Program Restrukturisasi Rp843,83 miliar B Privatisasi dan Penjualan Aset Program Restrukturisasi Realisasi Pembiayaan dari Privatisasi dan Penjualan Aset Program Restrukturisasi Semester I TA 2011 sebesar Rp , atau 91,41 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN-P sebesar Rp Program privatisasi dilakukan Pemerintah dengan tujuan utama yaitu untuk peningkatan kinerja BUMN. Peningkatan kinerja tersebut dapat dilakukan dengan peningkatan kapasitas modal BUMN dan pelepasan kepemilikan pemerintah kepada swasta agar BUMN lebih mampu bersaing. Sementara itu, Penjualan Aset Program Restrukturisasi dilakukan oleh PT PPA melalui penjualan aset pasca dibubarkannya BPPN. Surat Berharga Negara (Neto) Rp77,71 triliun B Surat Berharga Negara (Neto) Realisasi Pembiayaan dari Surat Berharga Negara (SBN) Neto Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp atau 61,36 persen dari yang dianggarkan dalam APBN sebesar Rp Pembiayaan dari SBN mencakup Penerbitan SBN dalam valas sesuai dengan penjelasan UU No. 10 Tahun 2010 tentang tentang APBN TA 2011 yang menyatakan bahwa Surat Berharga Negara (Neto) merupakan selisih antara penerbitan dengan pembayaran pokok dan pembelian kembali. Penerbitan SBN tidak hanya dalam mata uang rupiah di pasar domestik, tetapi juga mencakup penerbitan SBN dalam valuta asing di pasar Internasional, baik SBN konvensional maupun SBSN (Sukuk). Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Penerimaan Penerbitan/Penjualan SPN Penerbitan/Penjualan Obligasi Negara DN Utang Bunga Obligasi Negara DN Penerbitan/Penjualan SBSN Jangka Panjang Imbalan Dibayar di muka SBSN Jangka Panjang Penerbitan/Penjualan Obligasi Negara Valas Total Penerimaan Catatan atas Laporan Keuangan -62-

66 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Pengeluaran Pelunasan SPN Pelunasan Obligasi DN Pembelian Kembali Obligasi DN Utang Bunga Obligasi Negara DN Pelunasan SBSN- Jangka Pendek Pembayaran Imbalan Dibayar di muka SBSN- Jangka Panjang Total Pengeluaran Jumlah Surat Berharga Negara (Neto) Pinjaman Dalam Negeri Rp0 B Pinjaman Dalam Negeri Pada Semester I TA 2011 belum terdapat realisasi penerimaan Pembiayaan Pinjaman Dalam Negeri, sedangkan jumlah yang dianggarkan APBN-P sebesar Rp PMN/ Dana Investasi Pemerintah Rp0 B Penyertaan Modal Negara/Dana Investasi Pemerintah Pada Semester I TA 2011 belum terdapat realisasi Pembiayaan Penyertaan Modal Negara (PMN)/Dana Investasi Pemerintah, sedangkan jumlah yang dianggarkan APBN sebesar minus Rp Kewajiban Penjaminan Rp0 B Kewajiban Penjaminan Pada Semester I TA 2011 belum terdapat realisasi Kewajiban Penjaminan, sedangkan jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar minus Rp Dana Pengembangan Pendidikan Nasional Rp0 B Dana Pengembangan Pendidikan Nasional Pada Semester I TA 2011 belum terdapat realisasi Dana Pengembangan Pendidikan Nasional, sedangkan jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar minus Rp Pembiayaan LN (Neto) minus Rp13,90 triliun B Pembiayaan Luar Negeri (Neto) Realisasi Pembiayaan Luar Negeri (Neto) Semester I TA 2011 adalah sebesar minus Rp , yang berarti 2281,25 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar minus Rp Pembiayaan Luar Negeri berasal dari penarikan pinjaman luar negeri bruto setelah dikurangi dengan pembayaran cicilan pokok utang luar negeri. Penarikan Pinjaman LN (Bruto) Rp7,34 triliun B Penarikan Pinjaman Luar Negeri Realisasi Penarikan Pinjaman Luar Negeri (Bruto) Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp yang berarti 12,46 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar Rp Penarikan pinjaman luar negeri terdiri dari (i) penarikan pinjaman program, dan (ii) penarikan pinjaman proyek. Catatan atas Laporan Keuangan -63-

67 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Penarikan Pinjaman Program Rp1,80 triliun B Penarikan Pinjaman Program Realisasi Pinjaman Program Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp , yang berarti 9,11 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar Rp Pinjaman Program adalah pinjaman yang diterima dalam bentuk tunai (cash financing) yang memerlukan policy matrix untuk pencairannya. Policy matrix adalah suatu set of policy yang menjadi collateral pinjaman program yang harus dipenuhi agar pinjaman dapat dicairkan. Pinjaman program digunakan untuk mendukung pembiayaan defisit tunai APBN. Besarnya pinjaman program dilakukan dengan mempertimbangkan defisit pada suatu tahun anggaran. Berikut di bawah ini adalah rincian realisasi Penarikan Pinjaman Program Semester I TA 2011 dan Semester I TA 2010 (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Penarikan Pinjaman Program dari OECF Penarikan Pinjaman Program Bilateral Lainnya Penarikan Pinjaman Program dari IBRD Penarikan Pinjaman Program dari ADB Jumlah Realisasi Penarikan Pinjaman Program ini berbeda dengan realisasi yang dilaporkan oleh BA (Utang Pemerintah), dengan selisih sebesar minus Rp dengan rincian (dalam Rp): Uraian Data BUN Data BA 999 Selisih Penarikan Pinjaman Program dari OECF ( ) Penarikan Pinjaman Program Bilateral Lainnya Penarikan Pinjaman Program dari IBRD ( ) Penarikan Pinjaman Program dari ADB Jumlah ( ) Penjelasan selisih adalah: - Selisih pada Penarikan Pinjaman Program dari OECF sebesar Ro karena adanya perbedaan saat pengakuan penerimaan pinjaman (selisih kurs) antara Ditjen Perbendaharaan selaku Kuasa BUN dengan Ditjen Pengelolaan Utang selaku Kuasa Pengguna Anggaran Penarikan Pinjaman Program dari IBRD sebesar Rp karena Ditjen Perbendaharaan (Data BUN) menyajikannya sebagai Pinjaman Proyek. Penarikan Pinjaman Proyek Rp5,54 triliun B Penarikan Pinjaman Proyek Realisasi Pinjaman Proyek Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp , yang berarti 14,16 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar Rp Pinjaman Proyek merupakan pinjaman luar negeri yang digunakan untuk membiayai kegiatan/proyek pembangunan tertentu. Kegiatan pembangunan ini adalah kegiatan yang telah menjadi kegiatan prioritas pembangunan yang disusun oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dengan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah. Kegiatan prioritas ini disusun Bappenas berdasarkan usulan dari kementerian negara/lembaga, pemerintah daerah, dan BUMN. Catatan atas Laporan Keuangan -64-

68 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Berikut di bawah ini adalah rincian realisasi Penarikan Pinjaman Proyek Semester I TA 2011 dan Semester I TA 2010 (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Penarikan Pinjaman Proyek Bilateral Penarikan Pinjaman Proyek Multilateral Penarikan Pinjaman Proyek Fasilitas Kredit Ekspor Penarikan Pinjaman Proyek Komersial/Lainnya Jumlah Realisasi Penarikan Pinjaman Proyek ini berbeda dengan realisasi yang dilaporkan oleh BA (Utang Pemerintah), dengan selisih Rp dengan rincian (dalam Rp): Uraian Data BUN Data BA 999 Selisih Penarikan Pinjaman Proyek Bilateral ( ) Penarikan Pinjaman Proyek Multilateral Penarikan Pinjaman Proyek Fasilitas Kredit Ekspor ( ) Penarikan Pinjaman Proyek Komersial/ Lainnya ( ) Jumlah ( ) Penjelasan selisih adalah: Penyebab Selisih Jumlah (Rp) Penarikan Pinjaman Program dari IBRD disajikan sebagai Penarikan Pinjaman Proyek Multilateral pada Data BUN ( ) NoD telah diterbitkan pada Semester I 2011, namun SP3 baru diterbitkan pada Semester II Lainnya (seperti selisih kurs) Jumlah Penerusan Pinjaman Rp1,67 triliun B Penerusan Pinjaman Realisasi Penerusan Pinjaman Semester I TA 2011 adalah sebesar Rp Jumlah tersebut merupakan jumlah neto dari Penerimaan Cicilan Pengembalian Penerusan Pinjaman dan Pengeluaran Penerusan Pinjaman. Sementara itu anggaran Penerusan Pinjaman dalam APBN TA 2011 sebesar minus Rp Rincian Pengeluaran Pembiayaan Penerusan Pinjaman Luar Negeri adalah sebagai berikut (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Penerimaan Cicilan Pengembalian Penerusan Pinjaman Dalam Negeri kepada Pemda Penerimaan Cicilan Pengembalian Penerusan Pinjaman Dalam Negeri kepada BUMD Penerimaan Cicilan Pengembalian Penerusan Pinjaman Dalam Negeri kepada BUMN Penerimaan Cicilan Pengembalian Penerusan Pinjaman Dalam Negeri kepada Non Pemerintah Penerusan Pinjaman LN TAB kepada Daerah ( ) - Penerusan Pinjaman LN TAB kepada BUMN ( ) ( ) Penerusan Pinjaman LN TAYL kepada BUMN - ( ) Jumlah ( ) Catatan atas Laporan Keuangan -65-

69 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Pembayaran Cicilan Pokok Utang LN Rp 22,92 triliun B Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri Realisasi Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri merupakan pembayaran pokok utang luar negeri yang jatuh tempo pada Semester I TA Realisasi Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri dalam Semester I TA 2011 adalah sebesar minus Rp , yang berarti 47,93 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar minus Rp Berikut di bawah ini adalah rincian Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri Semester I TA 2010 dan Semester I TA 2009 (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Pembiayaan Cicilan Pokok Utang LN Pinjaman Program Cicilan Pokok Utang LN - Pinjaman Program Pembiayaan Cicilan Pokok Utang LN - Pinjaman Proyek Cicilan Pokok Utang LN - Pinjaman Proyek Jumlah SiLPA Rp127,35 triliun B.2.5. Sisa Lebih (Kurang) Pembiayaan Anggaran SiLPA (SiKPA) Berdasarkan Surplus Anggaran sebesar Rp dan realisasi Pembiayaan Neto sebesar Rp sebagaimana diuraikan di atas, maka terdapat Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) sebesar Rp , dengan rincian sebagai berikut (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 Semester I TA 2010 Pendapatan Negara dan Hibah Belanja Negara ( ) ( ) Surplus (Defisit) Pembiayaan Neto SiLPA (SiKPA) Catatan atas Laporan Keuangan -66-

70 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) B.3. CATATAN PENTING LAINNYA 1. Data Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan/Urusan Bersama Berdasarkan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga terdapat realisasi belanja terkait dengan dana dekonsentrasi/tugas pembantuan/urusan bersama Semester I TA 2011, dengan rincian sebagai berikut: Realisasi Semester TA 2011 (dalam Rp) Kode Kementerian Negara/Lembaga Tugas BA Dekonsentrasi Urusan Bersama Pembantuan 010 Kementerian Dalam Negeri Kementerian Pertanian Kementerian Perindustrian Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Pendidikan Nasional Kementerian Kesehatan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kementerian Sosial Kementerian Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Pekerjaan Umum Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Kementerian Negara Lingkungan Hidup Kementerian Negara Koperasi dan UKM Perpustakaan Nasional RI Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Arsip Nasional Republik Indonesia Kementerian Perdagangan Kementerian Negara Perumahan Rakyat Kementerian Negara Pemuda dan Olah Raga Total Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK BLU) Sebagai bagian reformasi manajemen keuangan negara, UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara telah mengamanatkan berbagai perubahan fundamental, antara lain pada Pasal 68 dan 69 mengenai PK BLU untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan keuangan negara dalam rangka meningkatkan kinerja pelayanan publik. Amanat UU 1/2004 tersebut telah dijabarkan lebih lanjut dalam PP No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan 5 (lima) Peraturan Menteri Keuangan berkaitan dengan Persyaratan Administratif Dalam Rangka Pengusulan dan Penetapan Satker Instansi Pemerintah untuk Menerapkan PPK BLU, Kewenangan Pengadaan Barang/Jasa pada BLU, Pembentukan Dewan Pengawas pada BLU, Pedoman Penetapan Remunerasi pada BLU, Tata Cara Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran BLU. BLU merupakan implementasi konsep enterprising the government dan penganggaran berbasis kinerja di lingkungan pemerintah. BLU diberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan untuk mendukung produktivitas, efisiensi dan efektivitas pelayanan publik tetapi tidak bertujuan mencari laba. Fleksibilitas BLU antara lain mengelola langsung pendapatan Catatan atas Laporan Keuangan -67-

71 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) operasionalnya, tidak harus menyetor surplus akhir tahun ke Rekening Kas Negara, pegawai bisa PNS dan non-pns, remunerasi berdasarkan tingkat tanggung jawab dan profesionalisme. Sumber pembiayaan instansi yang menerapkan PK BLU berasal dari APBN, pendapatan dari pelayanan, kerja sama operasional, hibah dan pendapatan lainnya. Bidang layanan umum yang diselenggarakan instansi PK BLU adalah kegiatan pemerintah yang bersifat operasional dalam menyelenggarakan pelayanan umum yang menghasilkan semi barang/jasa (quasi public goods), meliputi penyediaan barang/jasa, pengelola wilayah, dan pengelola dana khusus untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. BLU diharuskan menyusun dan mengintegrasikan RBA dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) kementerian negara/lembaga induknya. Transparansi dan akuntabilitas diinformasikan dalam laporan keuangan instansi PK BLU, minimal terdiri dari laporan operasional/laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan, disertai laporan kinerja. Laporan keuangan tersebut diaudit oleh pemeriksa ekstern sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Laporan keuangan instansi PK BLU tersebut harus dikonsolidasikan dalam laporan keuangan kementerian negara/lembaga, yang selanjutnya dikonsolidasikan dalam Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) yang disampaikan Presiden kepada DPR sebagai RUU pertanggungjawaban pelaksanaan APBN. Sampai dengan Juni 2011, terdapat 109 instansi pemerintah yang telah menerapkan PK BLU. Seratus satu Satker BLU tersebut berasal dari 19 Kementerian Negara/Lembaga, yaitu: No Kementerian/Lembaga Jumlah BLU 1 Sekretariat Negara 2 2 Kementerian Keuangan 2 3 kementerian Pertanian 2 4 Kementerian Perindustrian 4 5 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral 1 6 Kementerian Perhubungan 6 7 Kementerian Pendidikan Nasional 20 8 Kementerian Kesehatan 41 9 Kementerian Agama Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi 3 11 Kementerian Kehutanan 1 12 Kementerian Pekerjaan Umum 1 13 Kenterian Negara Riset dan Teknologi 1 14 Kementerian Koperasi dan UKM 2 15 Kementerian Komunikasi dan Informatika 1 16 Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi 1 17 Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional 1 18 Kementerian Perumahan Rakyat 2 19 Kepolisian Republik Indonesia 6 Jumlah BLU 109 Ditinjau dari bidang layanan, dari 109 BLU tersebut dapat dibagi menjadi: a. 102 BLU bidang Pengadaan Barang dan/atau Jasa; b. 2 BLU bidang Pengelolaan Wilayah Kawasan; c. 5 BLU bidang Pengelolaan Dana Khusus. Dari 109 BLU, 64 BLU belum menyampaikan laporan keuangan. Berdasarkan laporan keuangan 109 BLU, total pendapatan pada Semester I 2011 adalah sebesar Rp Komposisi pendapatan BLU pada Semester TA 2011 dapat dilihat pada Grafik 24. Catatan atas Laporan Keuangan -68-

72 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) 30,25% 1,77% Operasional Non Operasional APBN 6,83% 61,16% Hibah Grafik 24: Komposisi Pendapatan BLU Semester I TA 2011 Sementara itu, Pendapatan, Beban, dan Surplus/Defisit BLU Semester I Tahun 2011 terlihat pada Grafik 25. Miliar 7.000, , , , , , ,00 0, ,00 Total Pendapatan Beban Usaha Surplus (Defisit) tanpa APBN Grafik 25: Pendapatan, Beban, dan Surplus/Defisit BLU Semester I TA 2011 Ikhtisar Laporan Keuangan BLU disajikan secara lengkap pada Daftar Penerimaan Hibah dan Belanja Hibah Berdasarkan LRA BA (Hibah) jumlah penerimaan hibah sebesar Rp dengan rincian sebagai berikut: Pendapatan dan Hibah Hibah Luar Negeri Hibah Luar Negeri Barang Hibah Luar Negeri Bilateral Hibah Luar Negeri Jasa Hibah Luar Negeri Lainnya Hibah Luar Negeri Multilateral Hibah Dalam Negeri Hibah Dalam Negeri Barang Jumlah Pendapatan Hibah Jumlah (Rp) Penerimaan Hibah yang dilaporkan BA tersebut berbeda dengan Penerimaan Hibah yang berasal dari data BUN (lebih kecil) sebesar Rp Perbedaan tersebut Catatan atas Laporan Keuangan -69-

73 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) disebabkan antara lain oleh: - Penerimaan Hibah dalam Bentuk Barang dan Jasa tidak disajikan pada data BUN. BUN hanya melaporkan Penerimaan Hibah dalam bentuk Kas. - NoD atas Penerimaan Hibah Luar Negeri belum diterima, namun sudah diterbitkan SP3- nya pada Semester I NoD atas Penerimaan Hibah Luar Negeri telah diterima pada Semester I 2011, namun SP3-nya baru diterbitkan pada Semester II Selisih kurs. Selain itu, Belanja Hibah yang dilaporkan oleh BA (Hibah) adalah sebesar Rp , lebih besar dari Belanja Hibah yang dilaporkan dari data BUN sebesar Rp Perbedaan tersebut disebabkan adanya Hibah dalam bentuk Barang (Pasar) kepada Pemda Kabupaten Lamongan sebesar Rp dilaporkan oleh BA Catatan atas Laporan Keuangan -70-

74 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA Posisi Neraca secara umum C.1. POSISI KEUANGAN SECARA UMUM Ringkasan Neraca per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut (dalam Rp): Uraian 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Desember 2010 (Audited) Aset Lancar Investasi Jangka Panjang Aset Tetap Aset Lainnya Jumlah Aset Kewajiban Jangka Pendek Kewajiban Jangka Panjang Jumlah Kewajiban Ekuitas Dana Lancar Ekuitas Dana Investasi Jumlah Ekuitas Dana Neto Jumlah Kewajiban dan Ekuitas Perbandingan Aset, Kewajiban, dan Ekuitas Dana Neto selama 5 (lima) tahun terakhir disajikan pada Grafik 26. Perbandingan Neraca selama 5 tahun terakhir *dalam triliun rupiah Grafik 26: Perbandingan Aset, Kewajiban, dan Ekuitas Dana Neto pada Neraca Tahun 2007 Sem I 2011 Grafik di atas menunjukkan bahwa selama 5 (lima) tahun berturut-turut, nilai Ekuitas Dana selalu meningkat. Ekuitas Dana per 31 Desember 2010 naik 42,25 persen dari posisi 31 Desember Catatan atas Laporan Keuangan - 71-

75 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) C.2. PENJELASAN PER POS NERACA Rekening Kas BUN di BI Rp207,14 triliun C.2.1. Rekening Kas BUN di Bank Indonesia Jumlah Rekening Kas BUN di Bank Indonesia (BI) per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp merupakan saldo Rekening Bendahara Umum Negara (BUN) yang ada di BI, dengan rincian sebagai berikut: Jenis Rekening 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Desember 2010 (Audited) Rekening BUN No Rekening KUN dalam Valuta USD No Rekening Kas Penempatan dalam Rupiah No Rekening Kas Penempatan dalam Valuta USD No Rekening Penempatan dalam Valuta YEN No Rek. Penerimaan Bantuan Bencana Alam Sumatera dalam Rupiah No Rek. Penerimaan Bantuan Bencana Alam Sumatera dalam USD No Rek. Penerimaan Bantuan Bencana Alam Sumatera dalam EURO No Rekening SAL Rekening khusus RDI (RDI YEN No ) Jumlah Rekening Dana Investasi dan Rekening Pembangunan Daerah (RDI/RPD) pada LKPP Semester I Tahun 2011 ini disajikan sebagai Kas BUN di BI, yang pada tahun 2010 dan sebelumnya disajikan sebagai Rekening Pemerintah Lainnya. Hal ini disebabkan mulai Tahun 2011 RDI dan RPD ditetapkan sebagai Rekening Penerimaan SUBRKUN. Mengingat Rekening Khusus telah disajikan sebagai Kas BUN di BI pada Tahun 2010, maka Rekening yang terkait dengan Reksus yaitu Rekening Dana Talangan disajikan sebagai Kas BUN di BI. Rincian Rekening Khusus dapat dilihat pada Daftar 4. Rekening Kas di KPPN Rp5,87 triliun C.2.2. Rekening Kas di KPPN Jumlah Rekening Kas di KPPN per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp merupakan saldo Rekening Kas Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) di seluruh Indonesia. Daftar Saldo Kas di KPPN dapat dilihat pada Daftar 5. RPL Rp27,29 triliun C.2.3. Rekening Pemerintah Lainnya Jumlah Rekening Pemerintah Lainnya per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp merupakan saldo Rekening Pemerintah Lainnya (RPL) yang ada di BI dan Bank Umum dengan rincian sebagai berikut (dalam Rp): Bank 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Desember 2010 (Audited) 1. Bank Indonesia Bank Umum Jumlah Catatan atas Laporan Keuangan - 72-

76 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) 1. Rekening Pemerintah Lainnya di BI, terdiri dari (dalam Rp): Rekening 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Desember 2010 (Audited) Rekening RDI/RPD Rekening Panas Bumi Rekening Hasil Minyak Perjanjian KPS Rekening Pemerintah Lainnya Jumlah Pada tahun 2010, Rekening RDI/RPD merupakan bagian dari Rekening Pemerintah Lainnya di BI. Pada tahun 2011, Rekening RDI/RPD direklasifikasikan menjadi bagian dari rekening kas BUN di Bank Indonesia. Rincian lebih lengkap masing-masing RPL di BI dapat dilihat pada Daftar 6. Khusus Saldo Rekening Hasil Minyak Perjanjian KPS sebesar Rp merupakan Kas BUN dalam bentuk valuta asing pada Rekening Nomor , sebagai rekening antara untuk menampung seluruh penerimaan dalam valuta asing dari hasil kegiatan usaha hulu migas dalam rangka Production Sharing Contract/Kontrak Kerja Sama dan membayar kewajiban kontraktual migas kepada Pemerintah. Transaksi (mutasi) arus masuk dan keluar kas dari Hasil Minyak Perjanjian KPS dan Rekening Panas Bumi disajikan pada Catatan Penting Lainnya. 2. Rekening Pemerintah Lainnya pada bank umum sebesar Rp merupakan Kas pada BA yang tersimpan di berbagai bank umum berupa: - Rekening Induk Dana Lingkungan (RIDL) sebesar Rp ; - Rekening KUMK sebesar Rp ; dan - 15 Rekening Pemerintah sebagai penampungan transaksi dari program/kegiatan yang masih berlangsung sebesar Rp Rincian RPL di bank umum dapat dilihat pada Daftar 7. Kas di Bendahara Pengeluaran Rp3,93 triliun Kas di Bendahara Penerimaan Rp809,52 miliar C.2.4. Kas di Bendahara Pengeluaran Jumlah Kas di Bendahara Pengeluaran per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp merupakan kas yang dikuasai, dikelola, dan di bawah tanggung jawab bendahara pengeluaran yang berasal dari sisa Uang Persediaan (UP), namun sampai dengan akhir tahun anggaran belum disetor/dipertanggungjawabkan ke kas negara. Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran pada K/L dapat dilihat pada Daftar 8. C.2.5. Kas di Bendahara Penerimaan Jumlah Kas di Bendahara Penerimaan per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp mencakup seluruh kas, baik saldo rekening di bank, termasuk bunga dan jasa giro, maupun saldo uang tunai yang berada di bawah tanggung jawab bendahara penerimaan yang belum disetorkan ke kas negara. Rincian Kas di Bendahara Penerimaan pada K/L dapat dilihat pada Daftar 9. Catatan atas Laporan Keuangan - 73-

77 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Kas Lainnya dan Setara Kas Rp3,96 triliun C.2.6. Kas Lainnya dan Setara Kas Jumlah Kas Lainnya dan Setara Kas per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp merupakan kas yang berada di bendahara pengeluaran selain uang persediaan. Saldo tersebut dapat berupa pendapatan seperti bunga, jasa giro, pungutan pajak, dan pengembalian belanja yang belum disetor ke kas negara, serta belanja yang sudah dicairkan akan tetapi belum dibayarkan kepada pihak ketiga. Kas Lainnya dan Setara Kas terdiri dari (dalam Rp): Uraian 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Desember 2010 (Audited) Bunga dan Jasa Giro, dan Pengembalian Belanja yang Belum Disetor ke Kas Negara Kas yang Belum Dibayarkan kepada Pihak Ketiga Dana Lancar Lainnya (termasuk hibah langsung K/L) Dana Lancar BLU Jumlah Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas menurut organisasi Kementerian Negara/Lembaga dan BUN adalah sebagai berikut: Uraian 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Desember 2010 (Audited) 1. K/L BUN Jumlah Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas masing-masing K/L dapat dilihat pada Daftar 10. Kas Lainnya dan Setara Kas yang berada di BUN sebesar Rp merupakan Kas Lainnya dan Setara Kas yang terdapat di Bagian Anggaran Belanja Lain-lain sebesar Rp Kas tersebut sebagian besar merupakan Dana Bantuan Rehabilitasi dan Rekonstruksi yang akan disalurkan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau Instansi yang menangani bencana dalam semester II TA 2011 dan pengembalian belanja tunjangan kinerja dari beberapa K/L serta pendapatan bunga dan jasa giro yang belum disetor ke kas negara. Kas pada BLU Rp8,81 triliun C.2.7. Kas pada BLU Jumlah Kas pada BLU per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp merupakan saldo kas yang ada di satuan kerja BLU, yang terdiri dari (dalam Rp): Kementerian Negara/Lembaga 30 Juni Desember 2010 (Unaudited) (Audited) 1. BLU di Sekretariat Negara BLU di Kementerian Keuangan BLU di Kementerian Pertanian BLU di Kementerian Perindustrian BLU di Kementerian ESDM BLU di Kementerian Perhubungan BLU di Kementerian Pendidikan Nasional BLU di Kementerian Kesehatan BLU di Kementerian Agama BLU di Tenaga Kerja dan Transmigrasi BLU di Kementerian Pekerjaan Umum BLU di Kemen Ristek Catatan atas Laporan Keuangan - 74-

78 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) 13. BLU di Kementerian Negara KUKM BLU di Kementerian Kominfo BLU di Kepolisian RI BLU di BPPT BLU di LAPAN BLU di Kementerian Perdagangan BLU di Kemen Perumahan Rakyat Jumlah Kas pada BLU sebesar Rp berasal dari Kas pada BLU yang telah disahkan oleh KPPN melalui SP2D Pengesahan atas Pendapatan dan Belanja Operasional BLU serta koreksi saldo awal kas pada BLU adalah sebesar Rp dan Kas pada BLU yang belum disahkan oleh KPPN sebesar Rp Lihat Catatan D.1. Uang Muka dari Rekening BUN Rp847,22 miliar C.2.8 Uang Muka dari Rekening Bendahara Umum Negara (BUN) Jumlah Uang Muka dari Rekening BUN per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp merupakan pembayaran pembiayaan pendahuluan dalam rangka penarikan pinjaman luar negeri dari BUN yang belum ada penggantian dari lender. Rincian Uang Muka dari Rekening BUN menurut lender adalah sebagai berikut (dalam Rp): Lender 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Desember 2010 (Audited) 1. IBRD ADB ( ) OECF/JBIC Lainnya Jumlah Uang Muka dari Rekening BUN sebesar Rp adalah Uang Muka dari Rekening BUN yang eligible, yaitu uang muka yang masih dapat ditagihkan kepada lender yang terjadi sejak tahun Sedangkan Uang Muka dari Rekening BUN yang ineligible pada tahun 2010 telah ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 119/KMK.05/2011, dan tidak disajikan pada Neraca. Jumlah uang muka yang tidak dapat ditagihkan kepada lender adalah sebesar Rp yang terjadi pada tahun 2008 dan tahun sebelumnya. Piutang Pajak Rp89,4 triliun C.2.9. Piutang Pajak Jumlah Piutang Pajak per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp dan Rp dengan rincian sebagai berikut (dalam Rp): Unit Pengelola (Kementerian Keuangan) 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Desember 2010 (Audited) 1. Direktorat Jenderal Pajak Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jumlah Catatan atas Laporan Keuangan - 75-

79 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Piutang Pajak pada Ditjen Pajak 1. Piutang Pajak pada Direktorat Jenderal Pajak (DJP) per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 masing-masing sebesar Rp dan Rp merupakan tagihan pajak yang tercantum dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), dan Surat Tagihan Pajak (STP) atau Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) yang belum dilunasi sampai dengan 30 Juni Rincian piutang pajak per jenis pajak dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Piutang Pajak per Jenis Pajak pada Ditjen Pajak (Dalam Rp) No. Jenis Piutang Pajak 30 Juni Desember Piutang PPh Pasal Piutang PPh Pasal Piutang PPh Pasal Piutang PPh Pasal 25 Orang Pribadi Piutang PPh Pasal 25 Badan Piutang PPh Pasal Piutang PPh Final dan Fiskal LN Piutang PPN Dalam Negeri Piutang PPnBM Dalam Negeri Piutang PBB Pedesaan Piutang PBB Perkotaan Piutang PBB Perkebunan Piutang PBB Kehutanan Piutang PBB Pertambangan Piutang BPHTB Piutang PTLL Piutang Bunga Penagihan PPh Jumlah Berdasarkan umurnya, Piutang Pajak di DJP dapat dirinci sebagai berikut: Umur Piutang 30 Juni Desember 2010 (Unaudited) (Audited) Kurang dari 1 Tahun Tahun dan Kurang dari 3 Tahun Tahun dan Kurang dari 5 Tahun Tahun atau Lebih Jumlah Dari nilai piutang pajak sebesar Rp terdapat piutang pajak yang disisihkan sebesar Rp Nilai piutang yang disisihkan tersebut termasuk piutang yang telah daluwarsa penagihannya sebesar Rp Selama tahun 2011 atas nilai piutang pajak yang telah daluwarsa tersebut, telah diusulkan penghapusan sebesar Rp Selama Tahun Anggaran 2011 nilai piutang yang telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Keuangan untuk dihapusbukukan sebesar Rp Dalam rangka pemenuhan hak dan kewajiban Wajib Pajak, Direktorat Jenderal Pajak memberikan hak kepada Wajib Pajak untuk mengajukan pembetulan, keberatan, pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi, pengurangan atau pembatalan surat ketetapan pajak, pengurangan atau pembatalan Surat Tagihan Pajak, pembatalan hasil pemeriksaan pajak atau surat ketetapan pajak, banding, gugatan dan Catatan atas Laporan Keuangan - 76-

80 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Piutang Pajak pada Ditjen Bea dan Cukai peninjauan kembali. Nominal ketetapan pajak kurang bayar yang menjadi sengketa pajak tersebut diatas yang belum diterbitkan keputusan atau putusan sampai dengan tanggal 30 Juni 2011 adalah Rp dan USD 791,082, Dalam rangka melaksanakan penagihan pajak dengan surat paksa. Direktorat Jenderal Pajak telah melakukan penyitaan terhadap harta benda Wajib Pajak sebagai jaminan piutang pajak yang tidak dilunasi Wajib Pajak sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Nilai estimasi harga pasar aset Wajib Pajak yang dilakukan penyitaan yang belum dilakukan penjualan secara lelang dan atau penjualan yang dikecualikan dari lelang sebesar Rp dan dari piutang pajak sebesar Rp Piutang Pajak pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 masing-masing sebesar Rp dan Rp merupakan tagihan pajak yang telah mempunyai surat ketetapan yang dapat dijadikan kas dan belum diselesaikan pada tanggal neraca yang diharapkan dapat diterima dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun. Rincian Piutang Pajak per jenis pajak dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Piutang Pajak per Jenis Pajak pada Ditjen Bea dan Cukai (Dalam Rp) No. Jenis Piutang Pajak 30 Juni Desember Piutang PPh Pasal 22 Impor Piutang PPN Dalam Negeri Piutang PPN Impor Piutang PPN Lainnya Piutang PPnBM Impor Piutang PPnBM Lainnya Piutang Cukai Hasil Tembakau Piutang Cukai Ethyl Alkohol Piutang Cukai Minuman mengandung Ethyl Alkohol 10 Piutang Pendapatan Denda Administrasi Cukai Piutang Pendapatan Cukai Lainnya Piutang Bunga Penagihan PPN Piutang Bea Masuk Piutang Pendapatan Denda Administrasi Pabean 15 Piutang Pendapatan Pabean Lainnya Piutang Pajak/Pungutan Ekspor Piutang Pendapatan Denda Administrasi Keluar Piutang Pendapatan Bunga Bea Keluar Jumlah Berdasarkan umurnya, Piutang Pajak di DJBC dapat dirinci sebagai berikut: Umur Piutang Jumlah (Rp) Kurang dari 1 Tahun Tahun s.d 2 Tahun Tahun s.d 3 Tahun Di atas 3 Tahun Piutang Bukan Pajak Rp62,36 triliun C Piutang Bukan Pajak Jumlah Piutang Bukan Pajak per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp dan Rp Piutang tersebut merupakan semua hak Catatan atas Laporan Keuangan - 77-

81 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang atau jasa yang dapat dijadikan kas dan belum diselesaikan pada akhir tahun anggaran serta diharapkan dapat diterima dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun. Piutang tersebut terdiri dari (dalam Rp): Jenis Piutang Bukan Pajak 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Desember 2010 (Audited) 1. Piutang pada K/L Piutang pada BUN Jumlah Piutang Bukan Pajak di BUN Rp59 triliun 1. Rincian Piutang Bukan Pajak pada K/L per 30 Juni 2011 sebesar Rp dapat dilihat pada Daftar Piutang Bukan Pajak pada BUN per 30 Juni 2011 sebesar Rp terdiri dari (dalam Rp): 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Desember 2010 (Audited) 1. Piutang pada Belanja Subsidi Piutang pada Belanja Lain-lain Piutang kepada PT PPA Piutang Migas Piutang Deviden dan Denda Jumlah Piutang pada Bagian Anggaran Belanja Subsidi (BA ) sebesar Rp terdiri dari: a. Piutang pada Kementerian Keuangan Piutang sebesar Rp berasal dari Direktorat Jenderal Anggaran yang merupakan kelebihan pembayaran terhadap subsidi Minyak Tanah kepada PT Pertamina (Persero) berdasarkan hasil audit BPK RI TA b. Piutang pada Kementerian Pertanian Piutang Bukan Pajak sebesar Rp merupakan kelebihan bayar atas subsidi pupuk berdasarkan hasil audit BPK RI TA 2010 yang berasal dari BUMN Operator Subsidi Pupuk, yaitu: PT Pupuk Sriwijaya sebesar Rp ; PT Pupuk Kujang sebesar Rp ; PT Pupuk Iskandar Muda sebesar Rp ; dan PT Petrokimia Gresik sebesar Rp Piutang pada Bagian Anggaran Belanja Lain-Lain (BA ) sebesar Rp merupakan piutang pada Kementerian Pertahanan sebesar Rp , Kementerian Pertanian sebesar Rp , dan Satker Rehabilitasi dan Rekonstruksi Kepulauan Nias sebesar Rp Piutang kepada PT PPA sebesar Rp merupakan kewajiban PT PPA atas Hasil Pengelolaan Aset (HPA) yang masih harus disetorkan kepada Pemerintah. Piutang Migas per 30 Juni 2011 sebesar Rp terdiri dari (dalam Rp): Catatan atas Laporan Keuangan - 78-

82 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Uraian 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Desember 2010 (Audited) 1. Piutang pada PT Pertamina Piutang Migas Lainnya Jumlah Rincian Piutang Migas disajikan pada Daftar 12. Piutang Dividen dan Denda per 30 Juni 2011 sebesar Rp terdiri dari (dalam Rp): Uraian 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Desember 2010 (Audited) 1. Pokok Dividen Denda Bunga Deviden Jumlah Piutang Dividen dan Denda tersebut terdiri dari: Piutang Laba BUMN yang telah mendapat penetapan Menteri Keuangan untuk dicicil sebesar Rp ,45. Piutang laba BUMN yang belum mendapat penetapan Menteri Keuangan untuk dicicil (masih dalam proses) sebesar Rp ,45. Piutang laba BUMN yang timbul pada tahun 2010 (Tahun Buku 2009) sebesar Rp ,70. Bagian Lancar TPA Rp0 C Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran Jumlah Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp0 dan Rp Pada tahun 2010 bagian lancar TPA merupakan saldo TPA yang akan jatuh tempo kurang dari 12 bulan setelah tanggal neraca yang berada di BAPPENAS dan untuk semester I tahun 2011 sudah tidak ada lagi. Bagian Lancar Tagihan TGR Rp15,15 miliar C Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi Jumlah Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp merupakan saldo Tagihan TGR pada K/L dan BUN (Belanja Subsidi dan Belanja Lainnya) yang akan jatuh tempo kurang dari 12 bulan setelah tanggal neraca. Rincian Bagian Lancar TGR pada masing-masing K/L dan BUN dapat dilihat pada Daftar 13. Bagian Lancar Investasi Jangka Panjang Rp4,85 triliun C Bagian Lancar Investasi Jangka Panjang Jumlah Bagian Lancar Investasi Jangka Panjang per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp merupakan bagian lancar Rekening Dana Investasi/Rekening Pemerintah Daerah (RDI/RPD) dan SLA kepada pemda, BUMN, dan BUMD yang akan jatuh tempo kurang dari 12 bulan setelah tanggal neraca. Uang Muka Belanja Rp337,92 miliar C Uang Muka Belanja Uang Muka Belanja per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp merupakan uang muka dan/atau pembayaran termin yang telah Catatan atas Laporan Keuangan - 79-

83 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) diterima oleh kontraktor atau pihak ketiga atas pekerjaannya dalam rangka penyediaan barang/jasa yang berada di beberapa K/L, yaitu (dalam Rp): Kementerian Negara/Lembaga 30 Juni Desember 2010 (Unaudited) (Audited) 1. BPK MA Kejaksaan Agung Sekretariat Negara Kementerian Dalam Negeri Kementerian Pertahanan Kementerian Hukum dan HAM RI Kementerian Keuangan Kementerian Pertanian Kementerian Perhubungan Kementerian Kesehatan Kementerian Agama Kementerian Kehutanan Kementerian KDP Kementerian Pekerjaan Umum Kementerian Budpar Kemen Lingkungan Hidup BPS Badan Pertanahan Nasional Kepolisian RI BPOM BNN LIPI BPPT BSN LAN BKN BPPK Kementerian Perdagangan KPK BRR NAD - Nias DPD LKPBJP BUN (Belanja lainnya) Jumlah Rp Rp Piutang dari Kegiatan BLU Rp1,39 triliun C Piutang dari Kegiatan BLU Piutang dari Kegiatan BLU per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp merupakan piutang yang timbul dalam kegiatan operasional BLU sebesar Rp dan non operasional BLU sebesar Rp Piutang Kegiatan Operasional BLU adalah sebesar Rp berada di (dalam Rp): Kementerian Negara/Lembaga 30 Juni Desember 2010 (Unaudited) Audited 1. BLU di Sekretariat Negara BLU di Kementerian Keuangan BLU di Kementerian Perindustrian BLU di Kementerian Diknas Catatan atas Laporan Keuangan - 80-

84 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) 5. BLU di Kementerian Kesehatan BLU di Kementerian Agama BLU di Kementerian PU BLU di Kemenristek BLU di Kementerian Negara KUKM BLU di Kepolisian RI BLU di BPPT BLU di Kementerian Perdagangan BLU di Kemen Perumahan Rakyat Jumlah Rp Rp Piutang Kegiatan Non Operasional BLU sebesar Rp berada di (dalam Rp): Kementerian Negara/Lembaga 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Desember 2010 (Audited) 1. BLU di Sekretariat Negara BLU di Kementerian Keuangan BLU di Kementerian Kesehatan BLU di Kementerian Agama BLU di BPPT Jumlah Rp Rp Piutang lain-lain Rp12,70 triliun C Piutang Lain-lain Piutang Lain-lain per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp merupakan piutang yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam salah satu kategori piutang sebagaimana telah dijelaskan di atas, yang terdiri dari (dalam Rp): Jenis Piutang 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Desember 2010 (Audited) 1. Piutang di K/L Piutang di BUN Jumlah Piutang di K/L per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp merupakan piutang yang berada di (Rp): Kementerian Negara/Lembaga 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Desember 2010 (Audited) 1. BPK Kejaksaan Agung BRR NAD - Nias Badan SAR Jumlah Piutang yang berada di BUN sebesar Rp terdiri dari Piutang yang terkait dengan Penerusan Pinjaman sebesar Rp (sudah termasuk penyisihan piutang sebesar Rp ), piutang kepada 20 Bank Dalam Likuidasi (BDL) sebesar Rp , Piutang Transfer ke Daerah sebesar Rp , dan Piutang pada Bagian Anggaran Belanja Lain-Lain (999.08) sebesar Rp a. Piutang lainnya yang terkait dengan Penerusan Pinjaman sebesar Rp (Rp dikurangi penyisihan sebesar Rp ) terdiri dari: Catatan atas Laporan Keuangan - 81-

85 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) - Potensi tunggakan dapat ditagih per 30 Juni 2011 merupakan bagian hak tagih pemerintah yang telah jatuh tempo dan menunggak serta memiliki potensi untuk dapat ditagih pada Berdasarkan Perdirjen No 12/PB/2011 mengenai kualitas dan penyisihan piutang, piutang disajikan berdasarkan umur piutang. Piutang yang tertunggak dengan kolektibilitas dibawah 12 (duabelas) bulan per tanggal neraca dikategorikan sebagai potensi tunggakan yang dapat ditagih. Sedangkan piutang yang tertunggak dengan kolektibilitas diatas 12 (duabelas) bulan per tanggal neraca dikategorikan diklasifikasikan pada aset lainnya RDI. Jumlah potensi tunggakan yang dapat ditagih sebesar Rp , yang terdiri dari piutang pada: No Uraian Jumlah (Rp) 1 BUMN BUMD Pemda Lainnya Jumlah Piutang Bunga sebesar Rp yang diklasifikasikan berdasarkan debitur, yaitu: No Uraian Jumlah (Rp) 1 BUMN BUMD Pemda Lainnya (Channeling dan KUMK SUP 005) Jumlah Penyisihan Piutang Tak Tertagih terkait piutang lainnya Penerusan Pinjaman per 30 Juni 2011 adalah sebesar Rp Penyisihan piutang ini diterapkan sesuai Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor: PER-12/PB/2011 tentang Petunjuk Teknis Penentuan Kualitas dan Penyisihan Piutang Tak Tertagih Penerusan Pinjaman. Jumlah penyisihan piutang tersebut terdiri dari Penyisihan Bagian Lancar RDI sebesar Rp , Penyisihan Piutang Bunga sebesar Rp , serta Penyisihan Potensi Tunggakan dapat ditagih sebesar Rp b. Piutang kepada 20 Bank Dalam Likuidasi (BDL) sebesar Rp merupakan total kewajiban 20 BDL kepada Pemerintah sampai dengan triwulan IV tahun 2009, yang terdiri dari (dalam Rp): Uraian 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Desember 2010 (Audited) 1) 15 BDL eks dana talangan Pemerintah ) 5 BDL eks dana penjaminan Pemerintah Jumlah ). Piutang pada 15 BDL eks dana talangan Pemerintah sebesar Rp berasal dari (dalam Rp): Uraian 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Desember 2010 (Audited) Dana BLBI BDL yang di-cessie-kan Dikurangi: Pengembalian s.d. Desember Pengembalian tahun Pengembalian tahun Pengembalian tahun Pengembalian tahun Pengembalian sd semester I tahun Saldo Catatan atas Laporan Keuangan - 82-

86 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Dari 15 BDL, 12 BDL telah melaksanakan penandatanganan Berita Acara Serah Terima (BAST) Aset dari Tim Likuidasi kepada Pemerintah cq. Kementerian Keuangan dengan, 1 (satu) BDL yaitu Bank Umum Majapahit Jaya telah melaksanakan RUPS pembubaran Tim Likuidasi, dan 2 (dua) BDL belum melakukan penandatanganan BAST Aset, yaitu PT Bank Jakarta dan PT Bank Industri. Rincian Piutang 15 BDL lebih lengkap dapat dilihat pada Daftar 14. 2). Piutang pada 5 BDL Eks Dana Penjaminan sebesar Rp merupakan saldo penjaminan pemerintah terhadap 5 BDL yang diberikan melalui UP3 (Unit Pelaksana Penjaminan Pemerintah) dengan bank pembayar PT BNI (Persero), dengan perhitungan sebagai berikut: Uraian 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Desember 2010 (Audited) Total dana BLBI BDL yang di-cessie-kan Dikurangi: Pengembalian dari Tim Likuidasi Th ( ) Pengembalian dari Tim Likuidasi Th ( ) Pengembalian dari Tim Likuidasi Th ( ) Pengembalian dari Tim Likuidasi Th ( ) Pengembalian dari Tim Likuidasi Th ( ) Pengembalian sd semester I tahun Saldo BLBI c. Piutang Transfer ke Daerah sebesar Rp terdiri dari lebih salur DBH Pajak sebesar Rp , lebih salur DBH SDA sebesar Rp , lebih salur diestimasi DBH SDA TA 2010 (Panas Bumi) sebesar Rp , dan lebih salur diestimasi DBH Pajak 2010 sebesar Rp Untuk Piutang akibat lebih salur Dana Bagi Hasil (DBH) SDA Migas, Pertambangan Umum dan Kehutanan TA 2010 dengan rincian sebagai berikut: No Jenis Piutang Jumlah (Rp) 1. Lebih Salur DBH SDA Migas TA Lebih Salur DBH SDA Pertambangan Umum TA Lebih Salur DBH SDA Kehutanan TA Total d. Piutang Lain-lain pada BA per 30 Juni 2011 sebesar Rp0 sedangkan per 31 Desember 2010 sebesar Rp ,00. Penurunan Piutang Lain-lain disebabkan mulai tahun 2011 akun piutang Lain-lain merupakan nilai stock Cadangan Benih Nasional (CBN) yang berada di penangkaran PT. Sang Hyang Seri (Persero) pada Satker Ditjen Tanaman Pangan (Kode Satker ) BA dipindahkan ke Satker Ditjen Tanaman Pangan (Kode Satker ) BA e. Piutang Lain-lain pada BA per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp0 pada Kementerian Pertanian berupa cadangan benih yang berada di penangkaran yang merupakan nilai stock Cadangan Benih Nasional (CBN) yang sementara digunakan oleh PT. Sang Hyang Seri (SHS) sebanyak kg dalam 4 (empat) komoditas. Berdasarkan hasil audit BPK RI tahun 2010 terhadap temuan akan persediaan di penangkaran dan benih yang rusak dimasukkan di akun Piutang Lain-lain pada Ditjen Tanaman Pangan yang semula disajikan dengan kode satker BA menjadi kode satker BA Catatan atas Laporan Keuangan - 83-

87 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Investasi Jangka Pendek BLU Rp151,25 miliar C Investasi Jangka Pendek BLU Jumlah Investasi Jangka Pendek BLU per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp , merupakan nilai investasi yang dilakukan dan diharapkan akan diperoleh kembali dalam tahun 2011 berupa Deposito berjangka 12 bulan. Nilai Investasi Jangka Pendek tersebut berada di BLU pada Kementerian Pendidikan Nasional sebesar Rp dan BLU pada Kementerian Kesehatan sebesar Rp Persediaan Rp52,18 triliun RDI/RPD Rp0 C Persediaan Jumlah Persediaan per 30 Juni 2011 dan 30 Juni 2011 sebesar Rp dan Rp dan merupakan nilai persediaan yang berdasarkan neraca K/L dan unit terkait lainnya, dengan rincian sebagai berikut (dalam Rp): Jenis Persediaan 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Desember 2010 (Audited) Persediaan di K/L Persediaan di BLU Persediaan di BUN Jumlah Rincian Persediaan di K/L dan BLU dapat dilihat pada Daftar 15. Persediaan di BUN per 30 Juni 2011 sebesar Rp terdiri dari: 1. Persediaan pada BA sebesar Rp Penurunan Persediaan disebabkan mulai tahun 2011 nilai persediaan Cadangan Benih Nasional (CBN) yang berada di gudang PT Sang Hyang Seri (Persero) pada Satker Ditjen Tanaman Pangan (Kode Satker ) BA dipindahkan ke Satker Ditjen Tanaman Pangan (Kode Satker ) BA Persediaan pada BA sebesar Rp , merupakan nilai persediaan berdasarkan neraca Kementerian/Lembaga dan Satker Khusus pengguna dana BA BUN Belanja Lainnya (BA BUN ), diantaranya a. Persediaan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) pada Perum Bulog per 30 Juni 2011 sebesar Rp b. Persediaan pada Kementerian Pertanian per 30 Juni 2011 berupa barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat sebesar Rp , sedangkan per 31 Desember 2010 sebesar Rp Dibandingkan dengan per 31 Desember 2010, Persediaan per 30 Juni 2011 mengalami kenaikan sebesar Rp Kenaikan Persediaan disebabkan Nilai Persediaan Cadangan Benih Nasional (CBN) yang berada di gudang PT Sang Hyang Seri (Persero) pada Satker Ditjen Tanaman Pangan yang semula disajikan dengan kode satker BA menjadi kode satker BA Rincian Persediaan pada BA c. Persediaan diberbagai instansi lainnya pengguna BA C Rekening Dana Investasi/Rekening Pembangunan Daerah (RDI/RPD) Jumlah Rek. Dana Investasi/Rek. Pembangunan Daerah (RDI/RPD) per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp0 dan Rp ,00. Penurunan investasi non permanen RDI/RPD disebabkan pada LKPP Semester I TA 2011 akun tersebut direklasifikasi ke akun Aset Lainnya (Penerusan Pinjaman) sesuai dengan PMK.28/PMK.05/2010 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Penerusan Pinjaman. Catatan atas Laporan Keuangan - 84-

88 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Dana Bergulir Rp5,69 triliun C Dana Bergulir Jumlah Dana Bergulir per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp merupakan dana Pemerintah yang disalurkan dalam bentuk pinjaman bergulir kepada pengusaha kecil, anggota koperasi, anggota Kelompok Swadaya Masyarakat, dan lain-lain yang dikelola oleh K/L dengan rincian sebagai berikut (dalam Rp): Kementerian Negara/Lembaga 30 Juni Desember 2010 (Unaudited) (Audited) 1. Kementerian Perindustrian Kementerian Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Lingkungan Hidup Kementerian Negara Koperasi dan UKM BUN Jumlah Dari Dana Bergulir sebesar Rp terdapat Dana Bergulir yang sumber pembiayaannya berasal dari BA sebesar Rp dan disalurkan melalui BLU pada Kementerian Perumahan Rakyat, Kementerian Pekerjaan Umum, dan Kementerian Negara Koperasi dan KUKM. Penjelasan masing-masing dana bergulir adalah: 1. Dana bergulir di Kementerian Perindustrian per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp merupakan dana yang disalurkan dalam bentuk pinjaman bergulir kepada pengusaha kecil yang dikelola oleh 15 LPT-Indag. 2. Dana Bergulir di Kementerian Kehutanan per 30 Juni 2011 sebesar Rp adalah dana bergulir yang dikelola oleh Pusat Pembiayaan Pembangunan Hutan. 3. Dana Bergulir di Kementerian Kelautan dan Perikanan sebesar Rp merupakan dana perguliran pada koperasi usaha bersama (KUB) pada 13 pelabuhan. 4. Dana Bergulir di Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KLH) per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp merupakan dana KLH yang ditempatkan di Bank Syariah Mandiri yang akan disalurkan kepada Usaha Ekonomi Lemah sebagai kredit untuk membiayai investasi di bidang lingkungan hidup. Dana ini berasal dari kerjasama antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Jerman untuk program Debt for Nature Swap (DNS). 5. Dana Bergulir di Kementerian Negara Koperasi dan UKM per 30 Juni 2011 sebesar Rp Dari dana tersebut, dana bergulir sebesar Rp merupakan dana pemerintah yang dikelola Kementerian Koperasi dan UKM untuk disalurkan kepada usaha mikro, kecil, dan menengah melalui lembaga koperasi sebagai stimulan dalam pemberdayaan koperasi dan usaha kecil dan menengah. Selain itu Kementerian Koperasi dan UKM juga mengelola dana bergulir yang berasal dari BA sebesar Rp yang disalurkan kepada Lembaga Pengelolan Dana bergulir (LPDB) Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Nilai yang disajikan tersebut berdasarkan hasil inventarisasi pihak independen atas perkembangan nilai dana bergulir sesuai dengan nilai bersih yang dapat direalisasikan yaitu jumlah yang terdapat dalam rekening perguliran dan piutang yang diperkirakan dapat tertagih. Hal ini sesuai dengan PMK Nomor 99/PMK.05/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Bergulir pada Kementerian Negara/Lembaga, bahwa seluruh dana bergulir harus diinventarisasi dan disajikan berdasarkan nilai bersih yang dapat direalisasikan sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Jumlah dana bergulir tersebut semula disajikan pada tahun 2007 sebesar Rp yang berasal antara lain Catatan atas Laporan Keuangan - 85-

89 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) dari belanja bantuan sosial, belanja subsidi, dan belanja modal dari APBN TA 2000 s.d yang tidak jelas perlakuannya sebagai dana bergulir atau bantuan sosial sehingga perlu dilakukan koreksi pembukuan. 6. Dana Bergulir di Kementerian Negara Perumahan Rakyat per 30 Juni 2011 sebesar Rp merupakan dana bergulir untuk pembiayaan perumahan yang berasal dari BA Pembiayaan perumahan ini merupakan dana yang digulirkan kepada masyarakat berpenghasilan rendah dan masyarakat berpenghasilan menengah bawah untuk kredit kepemilikan rumah sederhana sehat (KPRSH). 7. Dana Bergulir di Kementerian Pekerjaan Umum per 30 Juni 2011 adalah sebesar Rp merupakan hak tagihan BLU BPJT kepada pihak ketiga khususnya Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang telah diberikan pinjaman untuk dana uang ganti rugi pengadaan tanah proyek pembangunan jalan tol. Investasi Non Permanen Lainnya Rp123,15 miliar C Investasi Non Permanen Lainnya Investasi Non Permanen Lainnya per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp merupakan investasi yang berada di beberapa K/L dan BUN, yaitu (dalam Rp): Uraian 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Desember 2010 (Audited) K/L BUN Jumlah Investasi Non Permanen Lainnya di K/L per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp berada pada Kementerian Perindustrian. Investasi Non Permanen pada Kementerian Perindustrian sebesar Rp merupakan pemberian keringanan dalam pembelian peralatan dan mesin untuk mempertahankan keberadaan dan mengembangkan potensi industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional. Nilai Investasi Non Permanen pada BUN terdapat pada BLU Pusat Investasi Pemerintah (Kementerian Keuangan) sebesar Rp yang bersumber dari BA Nilai investasi permanen lainnya tersebut merupakan nilai investasi atau pinjaman yang diberikan oleh Badan Layanan Umum Pusat Investasi Pemerintah (BLU PIP) kepada pihak ketiga sebagai bagian dari kegiatan operasi BLU PIP. Investasi Non Permanen sebesar Rp terdiri dari: 1. Pinjaman modal kerja kepada PT Nindya Karya (Persero) sebesar Rp ; 2. Pinjaman modal kerja kepada PT Wijaya Karya (Persero) Tbk sebesar Rp ; dan 3. Kredit investasi kepada Pemprov Sulawesi Tenggara sebesar Rp PMN Rp583,57 triliun C Investasi Permanen Penyertaan Modal Negara Jumlah Investasi Permanen Penyertaan Modal Negara (PMN) per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp merupakan nilai penyertaan modal negara pada BUMN, Non BUMN, BHMN, dan Lembaga Internasional dengan jumlah (dalam Rp): PMN 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Desember 2010 (Audited) 1. BUMN BHMN Catatan atas Laporan Keuangan - 86-

90 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) 3. Non BUMN Lembaga Internasional Badan Usaha Lainnya Jumlah PMN pada BUMN 1. Nilai PMN pada BUMN per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp disajikan berdasarkan metode ekuitas (equity method), yaitu dihitung dari penjumlahan total ekuitas masing-masing BUMN setelah dikalikan dengan persentase kepemilikan Pemerintah pada BUMN yang bersangkutan. Nilai PMN pada BUMN per 30 Juni 2011 tersebut merupakan nilai PMN pada 142 BUMN sebesar Rp dan 4 BUMN/Lembaga dibawah pembinaan Kementerian Keuangan sebesar Rp Status laporan keuangan pada 142 BUMN adalah sebagai berikut: Status Laporan Keuangan Jumlah BUMN Jumlah (Rp) Semester I Triwulan I Audited Unaudited Prognosa ( ) Prognosa Audited ( ) Jumlah Rincian PMN pada BUMN dapat dilihat pada Daftar 16. Nilai PMN pada BUMN per 30 Juni 2011 tersebut termasuk Bantuan Pemerintah yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) pada 26 BUMN dengan nilai sebesar Rp Nilai PMN pada BUMN per 30 Juni 2011 termasuk PMN pada 4 (empat ) BUMN sebesar Rp yang berada di bawah pembinaan Kementerian Keuangan yaitu PT Sarana Multi Infrastruktur sebesar Rp , PT Sarana Multigriya Financial sebesar Rp , Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia sebesar Rp , dan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia sebesar Rp Sesuai dengan ketentuan Pasal 30 ayat (2) UU No.17 Tahun 2003 dan Pasal 22 ayat (1) PP No. 8 Tahun 2006, LKPP dilampiri dengan ikhtisar laporan keuangan perusahaan negara yang memuat informasi lebih rinci tentang aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban, dan laba (rugi) bersih yang disajikan dalam Daftar 16. PMN pada BHMN 2. PMN pada Badan Hukum Milik Negara (BHMN) sebesar Rp merupakan nilai ekuitas pada BHMN dengan rincian sebagai berikut: BHMN 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Desember 2010 (Audited) a. Institut Pertanian Bogor (IPB) b. Universitas Airlangga c. BP MIGAS ( ) ( ) Jumlah Catatan atas Laporan Keuangan - 87-

91 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) PMN pada perusahaan minoritas (non BUMN) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan (BHP), seluruh penyelenggara pendidikan harus berbentuk BHP, untuk itu seluruh PT BHMN harus mengubah bentuk dan menyesuaikan tata kelolanya sebagai BHP sesuai ketentuan UU tersebut. Namun, sebelum dilakukannya penyesuaian perubahan bentuk dan tata kelola menjadi BHP, telah ditetapkan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor dan 136/PUU-VII/2009 tanggal 31 Maret 2010 dalam sidang putusan uji materi Undangundang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan (UU BHP) yang memutuskan antara lain bahwa Penjelasan Pasal 53 ayat (1) UU Nomor 20 Tahun 2003 yang memberikan landasan hukum penyelenggara pendidikan dalam bentuk BHMN tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat dan juga menyatakan UU BHP bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum yang mengikat. Sebagai tindak lanjut Putusan Mahkamah Konstitusi tersebut, telah ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan yang menetapkan antara lain PT BHMN ditetapkan sebagai perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh Pemerintah yang menerapkan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum. Meskipun Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 menetapkan perubahan PT BHMN menjadi instansi pemerintah yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK BLU), namun pelaksanaan pengalihan status tersebut masih memerlukan langkah-langkah, yaitu: Penetapan melalui Peraturan Pemerintah mengenai PT BHMN Institut Pertanian Bogor, Universitas Airlangga, Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, Universitas Sumatera Utara, dan Universitas Pendidikan Indonesia menjadi instansi pemerintah yang menerapkan PPK BLU. Penetapan pengalihan seluruh kekayaan masing-masing PT BHMN menjadi kekayaan instansi pemerintah yang menerapkan PPK BLU. Mengingat penerapan pelaksanaan PPK BLU masih memerlukan proses lebih lanjut, maka selama masa transisi nilai penyertaan negara pada PT BHMN tetap disajikan dalam laporan keuangan BA sebesar nilai aktiva bersih. PMN pada perusahaan minoritas (non BUMN) sebesar Rp , merupakan penyertaan pemerintah pada perusahaan dengan prosentase kepemilikan kurang dari 51%. Nilai penyertaan pada perusahaan minoritas dengan kepemilikan 20% sampai dengan 50% disajikan dengan menggunakan metode ekuitas (equity method), sedangkan kepemilikan kurang dari 20% menggunakan metode biaya (cost method). Perubahan nilai kepemilikan negara pada Non-BUMN per 30 Juni 2011 disebabkan oleh: a. Perubahan total ekuitas pada Non-BUMN dengan kepemilikan Pemerintah antara 20% sampai dengan 50%, karena perhitungan Pemerintah menggunakan metode ekuitas; b. Penjualan kepemilikan Pemerintah pada PT Jakarta International Hotel Development, Tbk senilai Rp , dan penjualan kepemilikan Pemerintah pada PT Kertas Basuki Rachmat senilai Rp ,00; c. Adanya perubahan kurs tengah BI untuk nilai tukar Dollar Amerika. Per tanggal 30 Juni 2010 kurs tengah BI adalah USD=Rp9.083, sedangkan per tanggal 30 Juni 2011 adalah USD=Rp Perubahan kurs tengah BI berpengaruh pada kepemilikan Pemerintah pada PT Freeport dan PT Indonesia Asahan Alumunium. Pada kedua perusahaan tersebut, Laporan Keuangan disajikan menggunakan mata uang Dollar Amerika, sehingga harus dilakukan konversi ke dalam mata uang Rupiah, untuk Catatan atas Laporan Keuangan - 88-

92 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Penyertaan pada Lembaga Internasional PMN pada Badan Usaha Lainnya menghitung nilai kepemilikan Pemerintah; d. Adanya perubahan kurs tengah BI untuk nilai tukar Ringgit Malaysia. Per tanggal 30 Juni 2010 kurs tengah BI adalah MYR=Rp2,783,65, sedangkan per tanggal 30 Juni 2011 adalah MYR=Rp2.845,99. Perubahan kurs tengah BI untuk Ringgit Malaysia berpengaruh pada kepemilikan di Asean Bintulu Fertilizer, mengingat nilai kepemilikan Pemerintah disajikan pada mata uang Ringgit Malaysia; e. Terdapat Non-BUMN yang statusnya berubah menjadi BUMN, yang diakibatkan meningkatnya kepemilikan Pemerintah, yaitu PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia dan Semen Kupang. Peningkatan kepemilikan Pemerintah pada PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia disebabkan adanya hibah saham dari Bank Indonesia yang dilakukan pada tahun 2010; f. Penambahan PT Waskita Karya sebagai Non-BUMN. Pada tahun 2010, Pemerintah melakukan restrukturisasi dan/atau revitalisasi pada PT Waskita Karya dengan cara penerbitan saham baru. Saham baru yang diterbitkan tersebut diambil bagian secara penuh oleh PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero), dengan total dana yang disetorkan sebesar Rp ,00. Setelah proses tersebut, PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) memiliki saham PT Waskita Karya sebesar 99%, sedangkan Pemerintah memiliki kepemilikan pada PT Waskita Karya sebesar 1%. Dengan proses tersebut PT Waskita Karya selanjutnya dikategorikan sebagai Non-BUMN. Pada non-bumn dengan kepemilikan Negara di bawah 20%, nilai penyertaan negara pada Non-BUMN tersebut tetap, sepanjang tidak ada penambahan penyertaan yang dilakukan oleh Pemerintah, mengingat perhitungan kepemilikan negara menggunakan metode biaya. Berdasarkan hal tersebut, nilai kepemilikan negara pada Non-BUMN tersebut tidak terpengaruh pada status laporan keuangan non-bumn tersebut, atau perubahan ekuitas pada Non-BUMN tersebut dapat dilihat pada Daftar Penyertaan pada Lembaga Internasional sebesar Rp merupakan Penyertaan Modal Pemerintah Indonesia dalam rangka keanggotaan pada beberapa organisasi/lembaga keuangan internasional/regional baik yang telah disetor maupun yang masih dalam bentuk promissory notes. PMN ini dikonversikan ke dalam rupiah berdasarkan kurs tengah BI pada tanggal 30 Juni Rincian PMN pada Lembaga Internasional dapat dilihat pada Daftar 18. Sampai dengan 30 Juni 2011, dari total penyertaan pada Lembaga Internasional sebesar Rp , termasuk penyertaan dalam bentuk promissory notes sebesar Rp di antaranya sebesar Rp kepada International Monetary Fund (IMF). Rincian promissory notes per Lembaga International adalah sebagai berikut: No. Nama Lembaga Jumlah (Rp) 1. International Monetary Fund International Bank for Reconstruction and Development ,20 3. International Development Association ,81 4. Multilateral Investment Guarantee Agency ,00 5. Common Fund for Commodities ,42 Jumlah total Penyertaan dalam bentuk Promissory Notes disajikan sebagai bagian utang. Lihat Catatan C.2.35 dan Catatan C Penyertaan pada Badan Usaha Lainnya sebesar Rp merupakan Investasi Permanen Pemerintah pada perusahaan penerbit SBSN. Perusahaan penerbit SBSN terdiri Catatan atas Laporan Keuangan - 89-

93 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) atas 2 (dua) perusahaan, yaitu Perusahaan Penerbit SBSN I dan Perusahaan Penerbit SBSN II. Nilai kepemilikan Negara pada masing-masing perusahaan tersebut sebesar Rp dan Rp Kenaikan nilai penyertaan pada Badan Usaha Lainnya pada tahun 2010 disebabkan adanya pendirian perusahaan penerbit SBSN yang baru, yaitu Perusahaan Penerbitan Surat Berharga Syariah Negara Indonesia II (SBSN II) yang didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2010 tentang Pendirian Perusahaan Penerbitan Surat Berharga Syariah Negara Indonesia II dengan nilai penyertaan Rp Investasi Permanen BLU Rp6,64 miliar C Investasi Permanen BLU Saldo Investasi Permanen BLU per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 yang berjumlah Rp dan Rp merupakan penyertaan modal oleh BLU PPK Gelora Bung Karno (Sekretariat Negara) pada PT Senayan Trikarya Sempana (PT STS) dengan porsi kepemilikan sebesar 10%. Investasi Permanen Lainnya Rp83,80 triliun C Investasi Permanen Lainnya Jumlah Investasi Permanen Lainnya per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp merupakan nilai PMN pada badan-badan lainnya yang disajikan berdasarkan metode ekuitas (equity method). Rincian Investasi Permanen Lainnya adalah sebagai berikut (dalam Rp): Uraian 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Desember 2010 (Audited) 1. Bank Indonesia Otorita Batam * LPS Taman Mini Indonesia Indah ** Otorita Asahan BP Gedung Manggala Wanabakti Yayasan Gedung Veteran Jumlah Keterangan: *) Merupakan nilai net ekuitas berdasarkan Laporan Keuangan Semester I Tahun 2011 setelah dikurangi dengan nilai Aset sebesar Rp ,00 karena telah disajikan pada Laporan Keuangan BA **) Merupakan nilai net ekuitas berdasarkan Laporan Keuangan Tahun 2010 setelah dikurangi dengan nilai Tanah sebesar Rp ,00 karena telah disajikan pada Laporan Keuangan Sekretariat Negara. Aset Tetap Rp1.217,50 triliun C Aset Tetap Jumlah Aset Tetap per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp merupakan nilai aset tetap berdasarkan neraca K/L dan Neraca BUN. Aset Tetap dinilai dengan menggunakan metode harga perolehan (acquisition cost) dan belum memperhitungkan depresiasi (penyusutan). Rincian Aset Tetap menurut jenisnya adalah sebagai berikut (dalam Rp): Catatan atas Laporan Keuangan - 90-

94 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Jenis Aset Tetap 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Desember 2010 (Audited) Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Irigasi, dan Jaringan Aset Tetap Lainnya Konstruksi Dalam Pengerjaan Jumlah Dalam nilai Aset Tetap per 30 Juni 2011 tersebut termasuk Aset Tetap yang dikelola oleh BLU sebesar Rp , dengan rincian: Jenis Aset Tetap 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Desember 2010 (Audited) Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Irigasi, dan Jaringan Aset Tetap Lainnya Konstruksi Dalam Pengerjaan Jumlah Nilai Aset Tetap per 30 Juni 2011 mengalami kenaikan sebesar Rp atau 2,8% dari nilai per 31 Desember Kenaikan nilai Aset Tetap ini terutama karena perolehan dari realisasi Belanja Modal, aset tetap yang diperoleh dari dana non APBN (hibah), dan lainnya. Penurunan Nilai Aset Gedung dan Bangunan pada Semester I TA 2011, dimungkinkan karena adanya reklasifikasi akun dan hasil Inventarisasi dan Penilaian (IP). Nilai Aset Tetap yang disajikan dalam LKPP merupakan konsolidasian dari LKKL dan LKBUN, yang telah dilakukan rekonsiliasi dengan Laporan BMN dari Direktorat Jenderal Kekayaan Negara. Perbedaan nilai antara LKKL dengan LBMN disajikan pada Catatan Penting Lainnya. Rincian daftar Aset Tetap per K/L dan BUN disajikan pada Daftar 19. Aset Lainnya Rp290,65 triliun C Aset Lainnya Jumlah Aset Lainnya per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp terdiri dari (dalam Rp): Uraian 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Desember 2010 (Audited) Tagihan Penjualan Angsuran Tagihan Tuntutan Ganti Rugi Kemitraan dengan Pihak Ketiga Penerusan Pinjaman Aset Tak Berwujud Aset yang Dibatasi Penggunaannya Dana Kelolaan BLU Dana Penjaminan Aset Lain-lain Jumlah Catatan atas Laporan Keuangan - 91-

95 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) TPA Rp1,38 miliar Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) Saldo TPA per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp merupakan saldo TPA yang berada di (dalam Rp): Kementerian Negara/Lembaga 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Desember 2010 (Audited) 1. Kementerian Negara PPN/BAPPENAS Kementerian Negara KUKM Jumlah Tagihan TGR Rp57,48 miliar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi Saldo Tagihan TGR per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp merupakan saldo Tagihan TGR yang berada di K/L sebesar Rp dan di BUN sebesar Rp Rincian Tagihan TGR pada K/L dapat dilihat pada Daftar 20. Kemitraan dengan Pihak Ketiga Rp212,61 miliar Kemitraan dengan Pihak Ketiga Saldo Kemitraan dengan Pihak Ketiga per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp merupakan saldo Kemitraan dengan Pihak Ketiga yang berada di (dalam Rp): Kementerian Negara/Lembaga 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Desember 2010 (Audited) 1. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Kementerian Negara PPN/ BAPPENAS Jumlah Penerusan Pinjaman Rp44,32 triliun Penerusan Pinjaman Saldo Penerusan Pinjaman per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp merupakan total pokok pinjaman yang akan jatuh tempo lebih dari 1 (satu) tahun setelah tanggal neraca, yang berasal dari perjanjian penerusan pinjaman yang ditandatangani mulai tahun Penerusan Pinjaman tersebut terdiri atas Penerusan Pinjaman kepada BUMN sebesar Rp , BUMD sebesar Rp , pemerintah daerah sebesar Rp , dan lainnya sebesar Rp dikurangi penyisihan sebesar Rp Kenaikan aset lainnya penerusan pinjaman disebabkan reklasifikasi dari investasi non permanen. Aset Tak Berwujud Rp9,5 triliun Aset Tak Berwujud Saldo Aset Tak Berwujud per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp merupakan aset yang berupa software, biaya survei/penelitian, dan hak paten yang berada di K/L dan BUN. Rincian Aset Tak Berwujud pada K/L dapat dilihat pada Daftar 21. Dana yang Dibatasi Penggunaannya Rp12,65 triliun Dana yang Dibatasi Penggunaannya Saldo Dana yang Dibatasi Penggunaannya per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp , terdiri atas (dalam Rp): Catatan atas Laporan Keuangan - 92-

96 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Uraian 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Desember 2010 (Audited) 1. Kementerian Luar Negeri Kementerian Pertahanan Kementerian ESDM Kementerian Agama Kementerian Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Lingkungan Hidup BUN Jumlah Masing-masing Dana yang Dibatasi Penggunaannya dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Dana yang Dibatasi Penggunaannya pada Kementerian Pertahanan sebesar Rp merupakan dana devisa berupa L/C yang belum dicairkan oleh pihak ketiga. 2. Dana yang Dibatasi Penggunaannya pada Kementerian Agama sebesar Rp terdiri dari: a. Dana Abadi Umat (DAU) sebesar Rp yang merupakan dana yang diperoleh dari hasil efisiensi biaya penyelenggaraan haji dan dari sumber lain sebagaimana tertuang dalam UU Nomor 17 Tahun DAU dialokasikan untuk kemaslahatan umat Islam di bidang pendidikan, dakwah, pembangunan sarana dan prasarana ibadah serta bidang penyelenggaraan haji. b. Aset bersih Badan Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) sebesar Rp BPIH mengelola setoran awal hingga adanya pelunasan BPIH sebagai akibat adanya keputusan keberangkatan jemaah atau adanya keputusan dari jemaah itu sendiri untuk menunda atau membatalkan kepesertaan dalam program BPIH atau adanya keputusan dari pejabat yang berwenang. 3. Dana yang Dibatasi Penggunaannya pada Kementerian Kehutanan sebesar Rp merupakan Deposito Terbeku Dana Kredit Usaha Konservasi Daerah Aliran Sungai (KUK-DAS). 4. Dana yang Dibatasi Penggunaannya pada Kementerian Kelautan dan Perikanan sebesar Rp berupa Dana Penguatan Modal (DPM) dan Dana Ekonomi Produktif (DEP) merupakan bagian dari program pemerintah untuk pemberdayaan masyarakat. 5. Dana yang Dibatasi Penggunaannya pada Kementerian Lingkungan Hidup sebesar Rp merupakan dana yang berada di rekening untuk menampung penerimaan awal dari programan Debt for Nature Swap (DNS) dan menampung alokasi biaya peningkatan kemampuan kualitas Sumber Daya Manusia dalam memahami pengelolaan lingkungan hidup dan pembiayaan di sektor lingkungan hidup. 6. Dana yang Dibatasi Penggunaannya pada BUN sebesar Rp , terdiri dari: 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Desember 2010 Uraian (Audited) Rekening Retur Rekening Cadangan Escrow Bank Mutiara Aset Bersih Bapertarum BA Jumlah Catatan atas Laporan Keuangan - 93-

97 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Rincian masing-masing dana yang dibatasi penggunaannya pada BUN adalah: a. Rekening Retur sebesar Rp merupakan saldo Rekening Retur Kuasa BUN Pusat untuk menampung retur SP2D karena adanya kesalahan rekening pihak penerima. Rekening Retur Kuasa BUN Pusat dapat dilihat pada Daftar 22. b. Rekening Cadangan sebesar Rp merupakan rekening yang digunakan untuk menampung sisa anggaran belanja yang terdiri dari (dalam Rp): Uraian 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Desember 2010 (Audited) Rekening Cadangan Reboisasi Rekening Cadangan Subsidi/PSO Rekening Cadangan Dana Bagi Hasil Rekening Cadangan Penyediaan Sarana dan Prasarana Pengalihan Minyak Tanah ke LPG Jumlah Rekening Cadangan Reboisasi sebesar Rp , adalah rekening milik Menteri Keuangan c.q Direktur Jenderal perbendaharaan yang digunakan untuk menampung sisa dana reboisasi setiap tahun dari bagian pemerintah pusat setelah dikurangi alokasi ke Kementerian Kehutanan. Dana yang terdapat dalam rekening cadangan reboisasi digunakan untuk membiayai kegiatan reboisasi seperti Program Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (Gerhan) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 2002 tentang Dana Reboisasi, Peraturan Bersama antara Menteri Keuangan dan Menteri Kehutanan No. 06.1/PMK.01/2007 dan No. 02/Menhut-II/2007 tanggal 5 Februari 2007 tentang Pengelolaan Dana Reboisasi Dalam Rekening Pembangunan Hutan. c. Rekening escrow sebesar Rp adalah Rekening escrow pada rekening No atas nama Dirjen Anggaran yang berada di Bank Mutiara (dulu Bank Century) yang setara dengan USD17,279, Rekening tersebut digunakan untuk menampung hibah dari Pemerintah Amerika Serikat. d. Aset Bapertarum sebesar Rp merupakan nilai ekuitas (kekayaan bersih) Bapertarum. e. Dana sebesar Rp pada BA merupakan dana devisa berupa L/C yang belum dicairkan oleh pihak ketiga pada Kementerian Pertahanan yang sumber dananya berasal dari BA Dana Kelolaan BLU yang Belum Digulirkan Rp16,63 triliun Dana Kelolaan BLU Yang Belum Digulirkan/Disalurkan Dana Kelolaan BLU sebesar Rp merupakan dana yang masih berupa kas yang belum disalurkan/diinvestasikan oleh BLU kepada pihak ketiga, yang terdiri: Kementerian Negara/Lembaga 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Desember 2010 (Audited) 1. Kementerian Keuangan Kementerian Kehutanan Kementerian Koperasi dan UKM Kementerian Perumahan Rakyat Kementerian Pekerjaan Umum Jumlah Dana Kelolaan BLU yang berada di Kementerian Keuangan sebesar Rp Catatan atas Laporan Keuangan - 94-

98 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) merupakan dana yang ada di BLU PIP yang disimpan pada rekening giro dan deposito sebagai berikut: No. Nama Bank Jumlah (Rp) 1. Giro di Bank Mandiri Giro Dollar As di Bank BRI Deposito BRI Deposito Bank Mandiri Deposito BTN Deposito BNI Deposito Bank Bukopin Deposito Bank Sumut Deposito Bank DKI Deposito Bank Bukopin Syariah Deposito Bank Muamalat Jumlah Dana Penjaminan Rp73,84 miliar Dana Penjaminan Dana Penjaminan per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp merupakan dana penjaminan yang berada Kementerian Negara Koperasi dan UKM yang digunakan sebagai penjaminan dari setiap kredit dan pembiayaan yang disalurkan penerima jaminan kepada KUKM terjamin. Dana penjaminan tersebut dikelola oleh perusahaan penjamin, yaitu Perum Jaminan Kredit Indonesia. Aset Lain-lain Rp207,2 triliun Aset Lain-lain Aset Lain-lain sebesar Rp berdasarkan instansi/unit terkait dapat dirinci sebagai berikut (dalam Rp): Instansi/Unit Terkait 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Desember 2010 (Audited) 1. K/L BA BUN BA BUN BA BUN PT PPA (Persero) Aset PT PPA yang sudah dikembalikan ke Menteri Keuangan Tim Koordinasi Aset KKKS Aset eks Pertamina Jumlah Penjelasan Aset Lain-lain adalah sebagai berikut: 1. Aset Lain-lain yang berada di K/L sebesar Rp diantaranya berupa: Piutang uang pengganti kerugian negara di Kejaksaan Agung yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap yang sampai dengan tanggal 30 Juni 2011 belum diselesaikan sebesar Rp Piutang PNBP di Kementerian ESDM sebesar Rp merupakan piutang PNBP periode yang berasal dari 6 (enam) kontraktor batubara Generasi I dan telah diaudit oleh Tim BPKP. Sampai saat ini, piutang tersebut belum Catatan atas Laporan Keuangan - 95-

99 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) dapat ditagih penuh karena perusahaan tambang batubara dimaksud masih menahan setoran ini sebagai potongan atas restitusi pajak (PPN) yang harus dibayar oleh Pemerintah pada periode tersebut. Aset Tetap milik K/L yang digunakan oleh Pemerintah Daerah dan akan diserahkan ke Pemerintah Daerah yaitu: Aset pada Kementerian Diknas sebesar Rp Kementerian Kesehatan sebesar Rp Kementerian Luar Negeri sebesar Rp termasuk diantaranya sebesar Rp yang berasal dari reklasifikasi UP/TUP. Dana Hutan Tanaman Industri, Dana Kredit Usaha Konservasi Daerah Aliran Sungai, Dana Kredit Usaha Persuteraan Alam dan Dana Kredit Usaha Hutan Rakyat di Kementerian Kehutanan sebesar Rp Kementerian Nakertrans sebesar Piutang macet di beberapa K/L yang penagihannya dialihkan ke Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Kementerian Keuangan; Aset Tetap yang sudah rusak berat dan tidak digunakan lagi dalam kegiatan operasional pemerintahan. Rincian Aset Lain-lain di K/L disajikan pada Daftar Aset lain-lain pada BA berupa endowment fund (Dana Pendidikan Nasional) sebesar Rp yang ada di BLU PIP-Kementerian Keuangan. 3. Aset Lain-Lain BA BUN sebesar Rp yaitu nilai bruto sebesar Rp dikurangi dengan penyisihan sebesar Rp Rincian Aset lain-lain pada BA adalah sebagai berikut: Piutang Jangka Panjang sebesar Rp yang terdiri dari: Uraian Jumlah (Rp) 1. KUMK 2,379,780,000, KKPA Bagi Hasil Bank Muamalat Dana Induk Lingkungan Penyisihan piutang tidak tertagih ( ) Jumlah Aset Lainnya RDI sebesar Rp (Rp dikurangi penyisihan sebesar Rp ) berasal dari seluruh tunggakan yang akan diselesaikan melalui restrukturisasi dan piutang yang tertunggak lebih dari satu tahun per tanggal neraca sebesar Rp ,80, tunggakan dalam proses Penyertaan Modal Negara di Direktorat Jenderal Kekayaan Negara sebesar Rp ,96 tunggakan macet yang terdiri dari tunggakan BBO/BBKU/BDL sebesar Rp ,40 tunggakan Eks Timor Timur sebesar Rp ,00, dan tunggakan koperasi/proyek sebesar Rp Aset Lainnya RDI telah memperhitungkan penyisihan tidak tertagih sebesar Rp Aset Lainnya Kredit Program Non Subsidi sebesar Rp (Rp (bruto) dikurangi penyisihan sebesar Rp ) terdiri atas: Catatan atas Laporan Keuangan - 96-

100 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Uraian Jumlah (Rp) 1. PIR Perkebunan UPP Perkebunan Peternakan Kredit Listrik Pedesaan Pengembangan Pendidikan Akuntansi Dana Cadangan Risiko Dana Jaminan Ulang Dana Kelolaan Dana Risiko Penyisihan ( ) Jumlah Aset Lain-lain yang berasal dari Bagian Anggaran sebesar Rp berada di beberapa K/L atau lembaga sebagai berikut (dalam Rp): Kementerian Negara/Lembaga 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Desember 2010 (Audited) 1. Kementerian Pertanian Kementerian Perhubungan LPP TVRI LPP RRI Otorita Batam Jumlah Aset Lain-lain yang berasal dari PT PPA (Persero) sebesar Rp merupakan aset Pemerintah eks BPPN yang masih dikelola PT PPA (Persero) menunggu untuk dijual dan hasilnya disetorkan ke Kas Negara sebagai PNBP. Nilai aset tersebut merupakan nilai pengalihan eks BPPN ke Menteri Keuangan. Rincian Aset Lain-lain yang berasal dari PT PPA disajikan pada Daftar Aset lain-lain eks PT PPA sebesar Rp merupakan aset eks PT PPA yang masih berada di Kementerian Keuangan setelah perjanjian PT PPA tahap pertama diselesaikan. Mutasi aset tersebut selama tahun 2011 sebagai berikut: No Jenis Aset Aset Kredit yang dikelola PUPN Saldo Awal Mutasi Kurang Saldo Akhir Unit Rp Unit Rp Unit Rp Properti Surat Berharga Aset Saham Non Bank Jumlah Aset Lain-lain yang berasal dari Tim Koordinasi sebesar Rp merupakan aset Pemerintah eks BPPN yang status kepemilikan dan nilainya masih bermasalah (belum bersih), sehingga belum dapat diserahkan kepada PT PPA (Persero). Termasuk di dalamnya adalah tagihan Penyelesaian Kewajiban Pemegang Saham (PKPS) sebesar Rp yang merupakan piutang BPPN yang timbul sehubungan dengan PKPS kepada perusahaan induk yang didirikan oleh eks Pemegang Saham Pengendali (PSP) BTO dan BBO dalam rangka penyelesaian terhadap kewajiban eks PSP tersebut berdasarkan perjanjian MSAA, MRNIA, dan piutang BPPN kepada eks PSP BBKU dan BTO II dalam perjanjian APU. Sampai dengan 30 Juni 2011 telah dilakukan inventarisasi dan penilaian terhadap asset eks BPPN dengan hasil sebagai berikut: Catatan atas Laporan Keuangan - 97-

101 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) JENIS ASET JUMLAH NILAI Rp USD JPY DM Aset Kredit (termasuk PKPS) , , Aset Properti Aset Nostro Aset Inventaris Rincian jumlah aset dan nilai pengalihan disajikan pada Daftar Aset Lain-lain yang berasal dari KKKS sebesar Rp antara lain aset negara berupa tanah seluas m2 yang digunakan dalam rangka kontrak kerja sama minyak bumi dan gas alam yang dikelola oleh KKKS sebagai hasil inventarisasi terhadap 42 KKKS sebesar Rp dan aset lain non tanah sebesar Rp pada 20 KKKS. Rincian Nilai Aset KKKS Migas per 30 Juni 2011 disajikan pada Daftar Aset eks Pertamina sebesar Rp merupakan nilai aset sebagai akibat penetapan Neraca Pembukaan PT Pertamina (Persero) Per 17 September Aset tersebut terdiri atas: a. Aktiva Tetap LNG BADAK-Bontang Rp dan LNG ARUN- Lhokseumawe Rp Perolehan aset LNG Arun dan LNG Badak berasal dari pinjaman sindikasi bank yang tertuang dalam PSC Agreement antara Pertamina (saat itu bertindak selaku Pemerintah) dengan PSC untuk pembangunan LNG Arun dan LNG Badak. Pinjaman tersebut akan jatuh tempo pada tahun 2011 untuk pembangunan LNG Badak, sedangkan untuk pembangunan LNG Arun sudah lunas. Adapun sumber dana untuk pembayaran pinjaman dimaksud berasal dari hasil penjualan gas LNG Arun dan LNG Badak sehingga kemungkinan default atas pembayaran tersebut sangat kecil. Aset kilang LNG Arun dan LNG Badak dioperasikan oleh PT Arun NGL dan PT Badak NGL di bawah pengawasan PT Pertamina (Persero) yang ditunjuk sebagai penanggung jawab sementara atas kedua aset LNG dimaksud sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 92/KMK.06/2008. Inventarisasi dan penilaian terhadap aktiva kilang LNG Arun dilakukan oleh PT Arun NGL, Kanwil I DJKN Banda Aceh dan KPKNL Lhokseumawe sejak tanggal 15 Desember 2010, sedangkan terhadap aktiva kilang LNG Badak dilakukan oleh PT Badak NGL, Kanwil XIII DJKN Samarinda dan KPKNL Bontang sejak tanggal 1 Nopember Saat ini Laporan Inventarisasi dan Penilaian aktiva kilang LNG Arun dan LNG Badak sedang dalam tahap penyelesaian oleh masing-masing Tim Pelaksana. b. Aktiva Tetap yang tidak dialihkan kepada PT Pertamina (Persero) pada 10 lokasi dengan total nilai sebesar Rp Nilai Aset Lainnya tersebut di atas dihitung berdasarkan hasil penilaian PT Ujatek yang telah direviu oleh Ditjen Pajak dan telah dinilai BMN di Jalan Tanjung 34 Jakarta Pusat oleh Tim Penilai DJKN dengan nilai sebesar Rp Dalam Aset Tetap tersebut terdapat aset berupa: - Aset tanah di Jalan Taragong Nomor 33 Jakarta Selatan dengan luas tanah m2 yang masih disewa oleh Jakarta International School (JIS). Perjanjian sewa menyewa dilakukan oleh JIS dan Pertamina sebelum aset tersebut diserahkan kepada Pemerintah. Saat ini masih dalam proses pembahasan mengenai besaran tarif sewa. Karena aset tersebut telah menjadi milik Pemerintah maka ketentuan pemanfaatan aset harus mengikuti ketentuan PMK 96/PMK.06/2007, namun JIS keberatan dengan besaran tarif karena perjanjian sewa menyewa dilakukan sebelum aset tersebut diserahkan kepada Pemerintah. Catatan atas Laporan Keuangan - 98-

102 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) - Aset tanah di Jalan Abdul Muis 68, Jakarta seluas m2 yang digunakan sebagian untuk SPBU COCO Pertamina dan bangunan satu lantai untuk kantor PT Mitra Tours & Travel. Saat ini masih dalam proses pembahasan mengenai besaran tarif sewa, karena pihak penyewa keberatan dengan besaran tarif sewa. c. Aset yang digunakan oleh Pertamina EP adalah sebesar Rp Terhadap aset ini Menteri Keuangan melalui surat Nomor:S-23/MK.6/2009 tanggal 21 Januari 2009 perihal Isu-Isu Penting Pertamina, Pertamina diminta untuk melakukan inventarisasi dan penilaian atas aset tersebut. Hasil inventarisasi dan penilaian aset dimaksud telah dimintakan kepada PT Pertamina dengan surat Dirjen Kekayaan Negara Nomor 3865/KN/2010 tanggal 1 Juli 2010, namun PT Pertamina belum menyampaikan rincian aset hasil inventarisasi, melainkan masih berupa pengelompokan aset. Aset yang digunakan oleh PT Pertamina EP tersebut dikenakan sewa karena Pertamina EP dalam hal ini selaku KKKS. Pihak PT Pertamina (Persero) telah menyampaikan surat kepada Menteri Keuangan Nomor 1105/C00000/2008-SO tanggal 15 Agustus 2008 mengenai permohonan PT Pertamina untuk menerapkan skema sewa atas penggunaan BMN berupa aset eks KKKS Pertamina atas sebagian dari BMN senilai Rp dan kemudian telah disetujui permohonan pengenaan sewa tersebut oleh Menteri Keuangan melalui surat Menteri Keuangan Nomor S-23/MK.6/2009 tanggal 21 Januari 2009 yang menjelaskan bahwa Pemerintah menyetujui usulan Pertamina untuk menerapkan skema sewa atas sebagian aset yang digunakan oleh Pertamina EP. Kemudian berdasarkan surat Nomor S-533/KN/2011 tanggal 8 Maret 2011 perihal Sewa Aset Eks KKKS Pertamina Senilai Rp , dijelaskan bahwa pihak PT Pertamina telah membukukan Beban Sewa atas peralatan yang harus disewa pada Laporan Keuangan Audited PT Pertamina (Persero) tahun 2003 sampai dengan Namun pihak PT Pertamina sampai dengan saat ini belum melakukan pembayaran atas nilai sewa tersebut kepada negara, sehingga Pemerintah meminta PT Pertamina untuk dengan segera menyetorkan beban sewa tersebut ke Rekening Kas Umum Negara sebagai Pendapatan dari Pengelolaan BMN pada Pengelola Barang (Kode Akun ). Namun pihak Pertamina (Persero) belum dapat melakukan pembayaran karena belum adanya kontrak perjanjian sewa menyewa antara pemerintah dengan Pertamina (Persero). Saat ini Pemerintah sedang melakukan kajian atas permasalahan ini. Utang PFK Rp2,31 triliun C Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) Utang PFK per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp merupakan selisih antara Penerimaan Potongan PFK dan Pengeluaran Pembayaran kepada pihak ketiga, dengan rincian sebagai berikut (dalam Rp): URAIAN 31 DES 2010 SEMESTER I JUNI 2011 PENERIMAAN PENGELUARAN PFK 10% Gaji PNS PFK 2% Gaji Terusan ( ) ( ) PFK 2% Iuran Kes. Pemda PFK 2% As. Bidan/Dokter PTT PFK 2% Askes TNI/Polri PFK Lain-Lain Catatan atas Laporan Keuangan - 99-

103 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) PFK Beras Bulog ( ) PFK Eks PNS PT KAI ( ) ( ) PFK Penutupan Rekening JUMLAH Utang Kepada Pihak Ketiga Rp23,99 triliun C Utang Kepada Pihak Ketiga Jumlah Utang Kepada Pihak Ketiga per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp merupakan kewajiban Pemerintah atas barang yang telah diterima dari pihak ketiga dan kewajiban Pemerintah lainnya kepada pihak ketiga namun sampai dengan tahun anggaran berakhir belum dibayar, dengan rincian sebagai berikut: Utang Kepada Pihak Ketiga 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Desember 2010 (Audited) K/L BUN Jumlah Utang kepada pihak ketiga yang berada di K/L sebesar Rp antara lain berupa dana yang harus dibayarkan atas pekerjaan gedung dan pembelian peralatan dan mesin, honor yang belum dibayarkan kepada pegawai, keterlambatan penagihan dari pihak ketiga, dan lain-lain. Rincian utang kepada pihak ketiga dapat dilihat pada Daftar Utang kepada pihak ketiga yang berada di BUN sebesar Rp , antara lain terdiri dari: a. Utang Transfer ke Daerah dan kekurangan dana bagi hasil yang belum dibayarkan sebesar Rp Rincian Utang Transfer ke Daerah dan kekurangan dana bagi hasil yang belum dibayarkan sebesar Rp , adalah sebagai berikut: No Jenis Kewajiban Jumlah (Rp) 1. Kurang Salur BP PBB TA Kurang Salur DBH PBB Bagian Daerah TA Kurang Salur BP PBB TA Kurang Salur DBH PPh 21 & 25/29 TA Kurang Salur DBH CHT TA Kurang Salur DBH PBB Bagian Pemerintah Pusat (10%) TA Kurang Salur DBH BPHTB Bagian Pemerintah Pusat (20%) TA Kurang Bayar Dana Sarana dan Prasarana Infrastruktur Papua Barat TA Kewajiban Transfer Diestimasi DBH CHT TA Kewajiban Transfer Diestimasi DBH SDA TA Kewajiban Transfer Diestimasi DBH Pajak TA Total b. Utang pada BAPERTARUM sebesar Rp merupakan selisih antara penerimaan Iuran Tabungan Perumahan yang dikenakan kepada Pegawai Negeri Sipil dengan pengeluarannya. c. Utang Kepada Pihak Ketiga (KPPN) merupakan utang yang timbul kepada pihak ketiga karena terjadinya Penerimaan Non Anggaran Pihak Ketiga karena kesalahan rekening yaitu retur SP2D sebesar Rp ,00. Jumlah ini berasal dari Utang s.d Tahun 2010 sebesar Rp ,00 ditambah penerimaan Non Anggaran Pihak Ketiga karena kesalahan rekening tahun berjalan sebesar Rp ,00 dikurangi pengeluaran Non Anggaran Pihak Ketiga karena kesalahan rekening sebesar Rp ,00 Catatan D.2.2. Catatan atas Laporan Keuangan

104 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) d. Utang Pihak Ketiga pada Rekening retur merupakan utang kepada Pihak Ketiga yang disetor ke Rekening Retur yang berasal dari retur SP2D karena kesalahan nama dan nomor rekening yang tercantum dalam SP2D sebesar Rp e. Jumlah Utang Kepada Pihak Ketiga pada BA (Belanja Lain-lain) per 30 Juni 2011 adalah sebesar Rp Jumlah tersebut diantaranya berupa: Utang Kepada Pihak Ketiga pada BNPB sebesar Rp merupakan dana yang akan disalurkan kepada BPBD atau Instansi yang menangani bencana tahun Utang Kepada Pihak Ketiga pada Kepolisian sebesar Rp merupakan pengembalian belanja Tunjangan Kinerja per 30 Juni Utang Kepada Pihak Ketiga pada Badan Pengusahaan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam sebesar Rp dengan penyeimbang akun Dana yang harus Disediakan untuk pembayaran Utang Jangka Pendek. Utang Kepada Pihak Ketiga pada LPP TVRI sebesar Rp Utang Kepada Pihak Ketiga pada Sekretariat Negara sebesar Rp terdiri dari: Utang atas kekurangan biaya charter pesawat penjemputan jenazah Ibu Hasri Ainun Habibie tahun 2010 sebesar Rp ; Utang pembayaran termin II sebesar Rp (yang akan dibayarkan pada tahun 2011) dan Utang pembayaran termin III adalah sebesar Rp (yang akan dibayarkan pada Semester I 2012) atas pengadaan green aircraft pesawat kepresidenan pada Sekretariat Negara. Utang Kelebihan Pembayaran Pendapatan Rp939,26 miliar C Utang Kelebihan Pembayaran Pendapatan Jumlah Utang Kelebihan Pembayaran Pendapatan per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp merupakan kewajiban Pemerintah atas kelebihan pembayaran pendapatan yang dilakukan oleh penyetor namun sampai dengan tahun anggaran berakhir belum dibayar oleh Pemerintah dengan rincian sebagai berikut: Unit 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Desember 2010 (Audited) K/L BUN Jumlah Utang Kelebihan Pembayaran Pendapatan di K/L sebesar Rp adalah pada Kementerian Keuangan yang merupakan SPM-KP yang belum diterbitkan SP2D-nya. Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Rp50,21 triliun C Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Jumlah Bagian Lancar Utang Jangka Panjang per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp merupakan utang Pemerintah yang diperhitungkan akan dibayar atau jatuh tempo 1 (satu) tahun setelah tanggal neraca, yang terdiri dari (dalam Rp): Catatan atas Laporan Keuangan

105 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Bagian Lancar Utang Jangka Panjang 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Desember 2010 (Audited) Bagian Lancar Utang Luar Negeri Bagian Lancar Utang Dalam Negeri Jumlah Bagian Lancar Utang Jangka Panjang luar negeri semester I tahun 2011 pada BA tidak disajikan terpisah dari bagian jangka panjangnya. Bagian Lancar Utang Dalam Negeri sebesar Rp terdiri dari reklasifikasi Surat Berharga Negara (SBN) dalam negeri yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 (satu) tahun setelah tanggal neraca sebesar Rp , serta bagian lancar utang jangka panjang pada POLRI sebesar Rp SBN dalam negeri yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun adalah dengan rincian sebagai berikut (dalam Rp): Jenis SBN 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Desember 2010 (Audited) I. Fixed Rate Bonds dan ORI Nominal Unamortized Premium (Discount) ( ) Nilai bersih (nilai buku) I. Variable Rate Nominal Unamortized Premium (Discount) - - Nilai bersih (nilai buku) III. Surat Utang Pemerintah kepada BI Nominal yg harus diamortisasi Accrued Indexation - - Nilai bersih (nilai buku) V. ORI Nominal Unamortized Premium (Discount) - - Nilai bersih (nilai buku) Total SBN (I + II + III+IV) Catatan: - Fixed Rate Bond terdiri dari 4 seri Fixed Rate Bond; - ORI terdiri dari 2 seri, yaitu ORI003 dan ORI004; - Surat Utang Pemerintah (SUP) kepada BI terdiri dari SU-002, SU-004 dan SU-007 Rincian lebih lanjut Bagian Lancar Utang Obligasi Dalam Negeri dapat dilihat pada Daftar 28. Utang Biaya Pinjaman Rp21,43 triliun C Utang Biaya Pinjaman Jumlah Utang Biaya Pinjaman per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp merupakan utang bunga yang belum dibayar sampai dengan tanggal neraca, yang terdiri dari (dalam Rp): Uraian 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Desember 2010 (Audited) Utang Bunga Obligasi dan Bunga Pinjaman dalam negeri Utang Bunga Pinjaman Luar Negeri Jumlah Catatan atas Laporan Keuangan

106 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Utang Bunga Obligasi dan pinjaman dalam negeri Utang Bunga Pinjaman Luar Negeri Penjelasan masing-masing Utang Bunga adalah sebagai berikut: 1. Utang Bunga Obligasi dan bunga pinjaman dalam negeri per 31 Desember 2010 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp dapat dirinci sebagai berikut (dalam Rp): Uraian 30 Juni Desember 2010 (Unaudited) (Audited) Fixed Rate Bonds ORI SBSN Variable Rate Bonds SUP kepada BI SBN Valas Pinjaman Dalam Negeri Jumlah Rincian lebih lanjut Utang Bunga Obligasi dapat dilihat pada Daftar Utang Bunga Pinjaman Luar Negeri per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp dapat dirinci sebagai berikut (dalam Rp): Uraian 30 Juni Desember 2010 (Unaudited) (Audited) Utang Bilateral Kredit Komersial Kredit Ekspor Leasing - Multilateral Jumlah Utang Subsidi Rp37,43 triliun C Utang Subsidi Jumlah Utang Subsidi per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp dan Rp , yang terdiri dari: Uraian 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Desember 2010 (Audited) Utang Subsidi PSO yang Belum Disalurkan (BULOG, PT Pelni, PT KAI, PT Pos) Utang Subsidi Bunga Ketahanan Pangan & Kredit Program - Utang Subsidi Listrik Utang Subsidi BBM dan LPG Utang Subsidi Pupuk dan Benih Utang Subsidi Bunga Kredit Program KLBI Jumlah Utang SPN/OBN Jangka Pendek Rp31,88 triliun C Utang Surat Perbendaharaan Negara Jumlah Surat Perbendaharaan Negara (SPN)/Obligasi Negara Jangka Pendek per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp dan Rp SPN merupakan instrumen utang jangka pendek yang diterbitkan dengan diskonto yang akan jatuh tempo kurang dari satu tahun atau pada tahun Sampai akhir tahun 2010, terdapat 10 (sepuluh) seri SPN. Rincian SPN dapat dilihat dalam Daftar 30. Catatan atas Laporan Keuangan

107 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Pendapatan Diterima Dimuka Rp79,05 miliar C Pendapatan Diterima di Muka Jumlah Pendapatan Diterima di Muka per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp merupakan pendapatan yang sudah masuk ke kas Negara, namun barang/jasa belum diserahkan kepada pihak ketiga. Rincian Pendapatan Diterima di Muka adalah sebagaimana pada Daftar 31. Utang Jangka Pendek Lainnya Rp12,12 triliun C Utang Jangka Pendek Lainnya Jumlah Utang Jangka Pendek Lainnya per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp dan Rp , dengan rincian sebagai berikut (dalam Rp): Uraian 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Desember 2010 (Audited) 1. MA Kementerian Pertahanan Kementerian Keuangan Kementerian Pertanian Kementerian Kesehatan Kementerian Agama Kementerian Kehutanan Kementerian Pekerjaan Umum Dewan Ketahanan Nasional Perpustakaan Nasional Republik Indonesia KPU BNP2TKI BPLS BA BA BUN Jumlah Utang Promissory Notes adalah utang yang terkait dengan penyertaan Pemerintah pada lembaga-lembaga keuangan internasional yang belum dibayar yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu satu tahun setelah tanggal neraca. Promissory Notes sebesar Rp adalah yang akan dibayarkan kepada International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) pada tahun Kewajiban kepada KKKS per 30 Juni 2011 sebesar Rp merupakan estimasi kewajiban kontraktual Pemerintah yang harus dibayarkan dalam rangka pelaksanaan kontrak kerjasama dengan KKKS berupa DMO fee, dan pengembalian (reimbursement) PPN dan PBB terkait dengan penerimaan migas pada rekening Total saldo penerimaan migas yang berada di rekening per 30 Juni 2011 adalah sebesar Rp Berdasarkan hasil verifikasi, jumlah yang diestimasi akan dibayarkan kepada KKKS adalah sebesar Rp dan sisanya sebesar Rp yang sudah dapat diperhitungkan menjadi hak Negara disajikan sebagai Pendapatan yang Ditangguhkan. Rincian kewajiban Pemerintah kepada KKKS adalah: Catatan atas Laporan Keuangan

108 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Uraian 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Desember 2010 (Audited) Fee Penjualan PT Pertamina (Persero) DMO Fee dan Fee lainnya DMO Fee PT Pertamina EP Underlifting KKKS Reimbursment PPN PDRD Retur atas penyelesaian kewajiban kontraktual pemerintah yang belum dibayarkan kembali Jumlah Utang Jangka Panjang DN SBN Rp1.044,50 triliun C Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Non Perbankan Jumlah Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Non Perbankan per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp merupakan posisi utang dalam bentuk SBN yang akan jatuh tempo lebih dari 1 (satu) tahun setelah tanggal neraca. Utang Jangka Panjang Dalam Negeri SBN per 30 Juni 2011 sebesar Rp ini terdiri dari SBN berdenominasi dalam rupiah sebesar Rp dan SBN Internasional (valas) sebesar Rp Rincian Utang Jangka Panjang Dalam Negeri SBN adalah sebagai berikut (dalam Rp): 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Desember 2010 (Audited) Jenis SBN I. Fixed Rate Bonds Principle Outstanding Unamortized Premium (Discount) ( ) ( ) Nilai Bersih (Nilai Buku) II. ORI Principle Outstanding Unamortized Premium (Discount) - - Nilai Bersih (Nilai Buku) III. Zero Coupon Bonds Principle Outstanding Unamortized Premium (Discount) ( ) ( ) Nilai Bersih (Nilai Buku) IV. Variable Rate Bonds Principle Outstanding Unamortized Premium (Discount) - - Nilai Bersih (Nilai Buku) V. Surat Utang Pemerintah kepada BI Principle Outstanding Unamortized Premium (Discount) - Nilai Bersih (Nilai Buku) VI. SBSN Principle Outstanding Unamortized Premium (Discount) Nilai Bersih (Nilai Buku)) Subtotal SBN Denominasi Rupiah VII. Obligasi Negara dalam Valas Principles Outstanding Accrued Indexation ( ) ( ) Net Unamortized Premium (Discount) ( ) ( ) Subtotal Obligasi Negara dalam (Valas Total SBN Jangka Panjang Catatan atas Laporan Keuangan

109 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Catatan: Fixed Rate Bonds terdiri dari 34 seri dengan masa jatuh tempo tahun ORI terdiri dari 3 seri dengan masa jatuh tempo tahun Zero Coupon Bonds terdiri dari 2 seri dengan masa jatuh tempo tahun 2012 dan Variable Rate Bonds terdiri dari 14 seri, dengan masa jatuh tempo tahun Fixed Rate Bonds, ORI, Zero Coupon Bonds, dan Variable Rate Bonds diperdagangkan dan dipindahtangankan kepemilikannya di pasar sekunder. Surat Utang Pemerintah (SUP) kepada Bank Indonesia (BI) terdiri dari SU002, SU004, SU007 dan SRBI01, dengan masa jatuh tempo tahun SUP tidak dapat diperdagangkan (nontradable). Pelunasan SRBI dapat bersumber dari surplus BI yang menjadi bagian Pemerintah dan akan dilakukan apabila rasio modal terhadap kewajiban moneter BI telah mencapai di atas 10%. Dalam hal rasio modal terhadap kewajiban moneter BI kurang dari 3%, maka Pemerintah akan membayar charge kepada BI sebesar kekurangan dana yang diperlukan untuk mencapai rasio modal tersebut. SBSN terdiri dari 9 seri fixed rate dengan masa jatuh tempo tahun , 6 seri SDHI dengan masa jatuh tempo dan 2 seri Sukuk Ritel (SR-001 dan SR-002) dengan dengan masa jatuh tempo tahun Obligasi Negara dalam Valas terdiri dari 12 seri berdenominasi USD dengan masa jatuh tempo tahun , 2 seri berdenominasi JPY yang jatuh tempo tahun 2019 dan 2020, dan 1 seri SBSN berdenominasi USD yang jatuh tempo tahun Rincian Utang Obligasi Dalam Negeri Jangka Panjang dapat dilihat pada Daftar 32. Utang Kepada Dana Pensiun dan THT Rp8,39 triliun C Utang Kepada Dana Pensiun dan THT Utang Kepada Dana Pensiun dan Tabungan Hari Tua (THT) sebesar Rp merupakan kewajiban Pemerintah terhadap Program Dana Pensiun dan THT akibat kenaikan gaji PNS tahun 2007, 2008, 2009, dan 2010 dengan rincian sebagai berikut: Uraian Jumlah (Rp) Unfunded Liability akibat PP No. 9 Tahun Unfunded Liability akibat PP No. 14 Tahun Unfunded Liability akibat PP No. 8 Tahun Unfunded Liability akibat PP No. 25 Tahun Jumlah Nilai Unfunded Liability atas Program THT sebesar Rp merupakan nilai yang ditetapkan PT Taspen. Pemerintah dapat menyesuaikan besaran Unfunded Liability tersebut. Pelunasan Unfunded Liability akan dilakukan Pemerintah apabila dinilai perlu setelah dilakukan: a. Audit menyeluruh (due diligence) atas PT Tapen (Persero) oleh auditor dan aktuaris independen; dan b. Pemisahan kekayaan dan kewajiban Program THT non-pns dari kekayaan dan kewajiban Program THT PNS sesuai dengan PMK No. 79/PMK.010/2011 tentang Kesehatan Keuangan Badan Penyelenggara Program Tabungan Hari Tua PNS. Utang Jangka Panjang DN Perbankan Rp550,61 miliar C Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Perbankan Jumlah Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Perbankan per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp Rp merupakan posisi utang dalam negeri perbankan yang akan jatuh tempo lebih dari 1 (satu) tahun setelah tanggal neraca. Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Perbankan tersebut adalah pinjaman antara Pemerintah RI sebagai penerima pinjaman dengan PT. BNI Persero dan PT. BRI Persero sebagai pemberi pinjaman. Pinjaman tersebut digunakan untuk pengadaaan Alutsista pada Kementerian Pertahanan dan POLRI. Jangka waktu pinjaman adalah 8 tahun dengan tingkat bunga JIBOR 3 Catatan atas Laporan Keuangan

110 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) months ditambah spread 1% untuk pinjaman dari BRI, sedangkan untuk pinjaman dari BNI tingkat bunganya adalah JIBOR 3 months ditambah spread 1,1%. Utang Jangka Panjang DN Lainnya Rp3,10 triliun C Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Lainnya Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Lainnya per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp terdiri dari Utang Pemerintah Indonesia kepada BI dalam rangka Penyertaan pada Lembaga Keuangan Internasional sebesar Rp , dan pada Kementerian Negara/Lembaga sebesar Rp Dalam rangka penyertaan Pemerintah pada lembaga keuangan internasional, sejak tahun 1972 s.d. 1999, Bank Indonesia (BI) atas nama Pemerintah juga telah melakukan pembayaran secara tunai atas penyertaan Pemerintah pada lembaga keuangan internasional. Jumlah yang telah dibayarkan oleh BI adalah sebesar Rp , termasuk diantaranya Rp kepada IMF. Pembayaran oleh BI dilakukan sebelum terbit UU No. 23 Tahun 1999 tentang BI. BI mencatat pembayaran tersebut sebagai dana talangan/piutang kepada Pemerintah. Pemerintah belum menyepakati nilai dan status dana talangan/piutang tersebut. Pemerintah mengusulkan kepada BI, agar dana talangan/piutang tersebut dihapuskan dan tidak ditagihkan kepada Pemerintah. Terkait dengan itu, Menteri Keuangan telah mengirim surat kepada BI beberapa kali, terakhir dengan surat No. S-08/MK.11/2010 tanggal 9 Maret 2010 untuk meminta jawaban mengenai penyelesaian status dana talangan sesuai dengan usulan Pemerintah agar dapat dihapuskan. Kementerian Keuangan telah melakukan pertemuan dengan BI pada tanggal 7 Mei 2010, dan sesuai kesepakatan dilakukan beberapa langkah berikut: (1) Pemerintah dan BI melakukan verifikasi atas seluruh data dan transaksi dan talangan tersebut untuk memastikan jumlah dan status klaim BI; (2) Bila status dan jumlah dana talangan tersebut telah disepakati bersama, maka Pemerintah dan BI akan segera melakukan langkah penyelesaian status dana talangan. Pemerintah dan Bank Indonesia telah melakukan verifikasi atas dana talangan tersebut, dan disepakati bahwa jumlah sebesar Rp telah didukung dengan data dan dokumen yang memadai yaitu Rekening Koran, Warkat transaksi, Surat dari BI ke Kementerian Keuangan dan sebaliknya, faksimili, SWIFT, dan Teleks. Sementara untuk jumlah Rp hanya didukung rekening koran. Pemerintah dan Bank Indonesia hingga saat ini terus melakukan pembahasan terkait nilai dana talangan tersebut dan opsi penyelesaian yang akan diambil atas permasalahan dana talangan tersebut. Utang Jangka Panjang dalam Negeri lainnya pada Kementerian Negara/Lembaga sebesar Rp adalah pada Kementerian Keuangan sebesar Rp , Kementerian Kehutanan sebesar Rp , dan POLRI sebesar Rp Utang Jangka Panjang LN Perbankan Rp587,74 triliun C Utang Jangka Panjang Luar Negeri Perbankan Jumlah Utang Jangka Panjang Luar Negeri Perbankan per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp merupakan posisi utang luar negeri perbankan yang akan jatuh tempo lebih dari 1 (satu) tahun setelah tanggal neraca. Rincian Utang Jangka Panjang LN Perbankan adalah sebagai berikut (dalam Rp): Jenis Utang 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Desember 2010 (Audited) Bilateral Multilateral Kredit Ekspor Kredit Komersial Jumlah Catatan atas Laporan Keuangan

111 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Utang Jangka Panjang Luar Negeri Lainnya Rp25,39 triliun C Utang Jangka Panjang Luar Negeri Lainnya Utang Jangka Panjang Luar Negeri Lainnya per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp merupakan utang dalam bentuk Promissory Notes terkait dengan Penyertaan Pemerintah Lembaga Keuangan Internasional yang jatuh tempo/dibayar lebih dari 1 (satu) tahun sejak tanggal laporan. Rincian Promissory Notes tersebut adalah adalah sebagai berikut: Lembaga Keuangan Internasional 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Desember 2010 (Audited) International Monetary Fund International Bank for Reconstruction and Development International Development Association Multilateral Investment Guarantee Agency Common Fund for Commodities Total Kenaikan dan penurunan saldo Utang Luar Negeri, SBN, dan Promissory Notes dalam mata uang Rupiah, serta kenaikan dan penurunan saldo Utang Luar Negeri (tidak termasuk utang bunga) dalam valuta asing secara keseluruhan disajikan pada Tabel 13 dan Tabel 14. Tabel 8 Posisi Utang Luar Negeri, SBN, dan Promissory Notes (Dalam Rp Juta) Posisi Utang Luar negeri, SBN, dan PN Jenis Utang 31 Juni Desember 2010 Kenaikan (Penurunan) Utang Luar Negeri (LN): Utang LN Bagian Lancar , ,95 ( ,95) Utang LN Jangka Panjang , , ,78 Total Utang LN , ,50 ( ,17) Surat Berharga Negara (SBN): SBN Bagian Lancar , ,23 SPN , , ,96 SDHI - - SBSN Jangka Panjang , , ,77 Total SBN , ,96 Promissory Notes (PN): PN Jangka Pendek , ,00 - PN Jangka Panjang , ,83 (338,78) Total PN , ,83 (338,78) Catatan atas Laporan Keuangan

112 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Posisi Utang Luar negeri Menurut Valuta Asing Tabel 9 Posisi Utang Luar Negeri Menurut Valuta Asing Valuta 30 Juni Desember 2010 Kenaikan (Penurunan) ACU ADB AUD CAD CHF CNY DKK EUR GBP JPY KRW KWD SAR SDR USD WBD SAL Setelah Penyesuaian Rp97,77 triliun C Saldo Anggaran Lebih (SAL) Setelah Penyesuaian Saldo Anggaran Lebih (SAL) Semester I Tahun Anggaran 2011 dan Tahun Anggaran 2010 setelah penyesuaian adalah sebesar Rp dan Rp SAL setelah penyesuaian tersebut berasal dari saldo awal SAL tahun 2011 sebesar Rp , dan penyesuaian saldo SAL selama Semester I tahun 2011 sebesar Rp Pada Semester I TA 2011 terdapat Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) setelah penyesuaian sebesar Rp , dan penyesuaian selisih kurs sebesar Rp yang terdiri dari selisih kurs sampai dengan periode 31 Desember 2010 sebesar minus Rp dan selisih kurs periode berjalan sebesar minus Rp , sehingga saldo akhir SAL dan selisih kurs per 30 Juni 2011 adalah sebesar Rp Rincian SAL sebagaimana disajikan pada Tabel 15. Tabel 10 Saldo Anggaran Lebih Semester I TA 2011 dan TA 2010 Uraian Semester I TA 2011 (Rp) TA 2010 (Rp) Saldo Awal SAL Penggunaan SAL - ( ) Penambahan dari Selisih Lebih Kas Tahun Lalu Koreksi Kas KPPN Koreksi Saldo Awal Kas pada BLU ( ) Penyesuaian Rekening Khusus Koreksi Kas di BUN Koreksi Kas di KL ( ) - SAL setelah Penyesuaian SiLPA (SiKPA) Sebelum Penyesuaian Penyesuaian SiLPA (SiKPA): Penyesuaian Pengembalian Pendapatan Tahun Lalu ( ) ( ) Penyesuaian UP Disetor pada KPPN Bukan Mitra Kerja Penyesuaian Rekening Retur ( ) Penyesuaian Pendapatan Anggaran lain-lain - ( ) Koreksi Pengenaan biaya kliring (25.000) - Penyesuaian Dana Talangan (Backlog) SiLPA (SiKPA) Setelah Penyesuaian Saldo Akhir SAL Catatan atas Laporan Keuangan

113 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Selisih Kurs Selisih Kurs s.d. periode sebelumnya ( ) - Selisih Kurs Kas di BUN ( ) ( ) Selisih Kurs Kas Hibah Sumatera ( ) ( ) Selisih Kurs Kas Hibah ESSP - ( ) Selisih Kurs ( ) ( ) Saldo Akhir SAL dan Selisih Kurs Rincian SAL terdiri dari: Rekening SAL di BI Rekening BUN di BI Rekening KPPN Rekening Khusus Rekening Penempatan pada Bank Umum - - Kas di Bendahara Pengeluaran Uang Persediaan di Kementerian LN sebagai Aset Lainnya Kas pada BLU Kas Hibah Langsung K/L yang telah Disahkan Utang PFK ( ) ( ) Utang Kepada Pihak Ketiga (SP2D Retur) ( ) ( ) Selisih Kas (Lebih) Kurang ( ) Saldo Akhir SAL Catatan: 1). Kas BLU sebesar Rp merupakan Kas pada BLU yang telah disahkan KPPN melalui SP2D Pengesahan dan koreksi saldo awal. 2). Kas Hibah Langsung K/L yang telah disahkan berdasarkan laporan KPPN yang melakukan pengesahan pendapatan hibah langsung K/L dan belanja yang dilakukan atas pendapatan hibah tersebut. 3). Penyesuaian Uang Muka BUN selama Semester I 2011 tidak dilaporkan sebagai penambah/pengurang SiLPA karena sudah diakui sebagai pembiayaan. 4). Selisih kurang kas sebesar Rp kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal, yaitu antara lain: Terdapat satker pada KL yang belum manyampaikan laporan keuangan kepada KL sehingga saldo Kas di Bendahara Pengeluaran secara keseluruhan masih kurang saji sebesar Rp (merupakan saldo awal Kas di Bendahara Pengeluaran sebesar Rp ditambah dengan pemberian UP selama Semester I 2011 (neto) sebesar Rp dikurangi saldo yang dilaporkan oleh KL per 30 Juni 2011 sebesar Rp ). Terdapat Kiriman Uang dengan nilai sebesar minus Rp yang disebabkan antara lain karena ketidaktepatan dalam penggunaan akun kiriman uang. SiLPA setelah Penyesuaian Rp127,34 triliun C SiLPA (SiKPA) Setelah Penyesuaian Jumlah Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp merupakan selisih antara realisasi seluruh penerimaan dan pengeluaran anggaran selama Semester I TA 2011 setelah dilakukan penyesuaian-penyesuaian, dengan rincian sebagai berikut (dalam Rp): Uraian Semester I TA 2011 (Unaudited) TA 2010 (Audited) Pendapatan Negara dan Hibah Belanja Negara Surplus (Defisit) ( ) Pembiayaan Neto SiLPA (SiKPA) Sebelum Penyesuaian Penyesuaian SiLPA: Penyesuaian Pengembalian Pendapatan Tahun Lalu ( ) ( ) Penyesuaian UP Disetor Pada KPPN Bukan Mitra Kerja Penyesuaian Rekening Retur ( ) Penyesuaian Dana Talangan (Backlog) Pendapatan Anggaran Lain-lain ( ) Biaya kliring (25.000) SiLPA (SiKPA) Setelah Penyesuaian Catatan atas Laporan Keuangan

114 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Dana Lancar Lainnya Rp1,12 triliun C Dana Lancar Lainnya Jumlah Dana Lancar Lainnya per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp , yang terdiri dari (Rp): 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Desember 2010 (Audited) Rekening Pemerintah Lainnya (selain Rek. Migas, Rek. Panas Bumi) Kas BLU yang Belum Disahkan sebagai SiLPA Investasi Jangka Pendek BLU Kas Hibah Langsung yang belum disahkan *) Koreksi Selisih SAL: Selisih Kas Lebih Tahun ini ( ) ( ) Jumlah Catatan: *) Kas Hibah Langsung yang belum disahkan merupakan selisih antara Kas Hibah Langsung pada neraca dengan kas hibah langsung yang disahkan KPPN. Cadangan Piutang Rp171,37 triliun C Cadangan Piutang Jumlah Cadangan Piutang per 30 Juni 2011 dan per 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp merupakan akun lawan dari Piutang, termasuk Uang Muka dari Rekening BUN. Cadangan Persediaan Rp52,18 triliun C Cadangan Persediaan Jumlah Cadangan Persediaan per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp merupakan pasangan perkiraan persediaan yang dilaporkan K/L dan instansi terkait lainnya, termasuk persediaan pada BLU. Pendapatan yang Ditangguhkan Rp 15,7 triliun C Pendapatan yang Ditangguhkan Jumlah Pendapatan yang Ditangguhkan per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp merupakan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) K/L yang belum disetorkan ke Kas Negara serta pendapatan dan piutang terkait penerimaan migas dan panas bumi yang belum dapat diakui sebagai PNBP karena earning process-nya belum selesai. Jumlah Pendapatan yang Ditangguhkan merupakan akun lawan (pasangan) atas (dalam Rp): Akun Lawan 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Desember 2010 (Audited) Kas di Bendahara Penerimaan Kas Lainnya dan Setara Kas 1) Rek. Migas No ) Rek. Penerimaan Panas Bumi Aset Lainnya 3) Jumlah Catatan: 1). Kas Lainnya dan Setara Kas merupakan dana yang berasal dari penerimaan hibah yang belum disahkan, pengembalian belanja, pungutan pajak dan bunga jasa giro yang belum disetor yang berada pada Bendahara Pengeluaran. (lihat Catatan C.2.6) Catatan atas Laporan Keuangan

115 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) 2). Merupakan sebagian dari jumlah dari rekening migas yang telah teridentifikasi sebagai potensi penerimaan Negara, yaitu sebesar Rp dikurangi estimasi Kewajiban kepada KKKS sebesar Rp (lihat Catatan C.2.35) Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek minus Rp158,25 triliun C Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek Jumlah Dana yang harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar minus Rp dan minus Rp Perkiraan tersebut merupakan bagian dari ekuitas dana yang disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek. Jumlah ini merupakan total nilai Utang Jangka Pendek dikurangi Utang PFK. Rincian penghitungan Dana yang harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek adalah sebagai berikut (dalam Rp): Uraian 30 Juni Desember 2010 (Unaudited) (Audited) Total Utang Jangka Pendek Dikurangi: Utang PFK ( ) ( ) Utang kepada Pihak Ketiga yang merupakan akun lawan Kas Lainnya dan Setara Kas ( ) ( ) Pendapatan Diterima di Muka ( ) ( ) Utang karena Kesalahan Pemindahbukuan Rekening BUN dan Rekening Retur ( ) ( ) Rekening Cadangan Subsidi - ( ) Kewajiban kepada KKKS ( ) ( ) Rekening Cadangan Penyediaan Sarana dan Prasarana Pengalihan Minyak Tanah ke LPG - ( ) Rekening Cadangan Dana Bagi Hasil - ( ) Akun lawan Aset Bapetarum ( ) ( ) Selisih Kurs Bagian Lancar ( ) ( ) Jumlah Barang/Jasa yang Masih Harus Diserahkan minus Rp79,045 miliar C Barang/Jasa yang Masih Harus Diserahkan Barang/Jasa yang Masih Harus Diserahkan per 30 Juni 2011 sebesar minus Rp dan 31 Desember 2010 sebesar minus Rp merupakan akun lawan dari Pendapatan yang Diterima di Muka. Barang/Jasa yang Masih Harus Diterima Rp337,92 miliar C Barang/Jasa yang Harus Diterima Barang/Jasa yang Harus Diterima per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp merupakan akun lawan dari Uang Muka Belanja. Selisih Kurs Bagian Lancar minus Rp3,18 triliun C Selisih Kurs Bagian Lancar Selisih Kurs Bagian Lancar per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar minus Rp dan minus Rp merupakan selisih yang timbul karena penjabaran mata uang asing ke rupiah pada kurs yang berbeda antara kurs saat transaksi dengan kurs pada tanggal pelaporan (kurs tengah BI). Selisih kurs meliputi: Catatan atas Laporan Keuangan

116 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Uraian Jumlah (Rp) Selisih kurs atas Bagian Lancar Utang Jangka Panjang yang terkait dengan utang luar negeri dan dalam negeri ( ) Selisih kurs atas Rekening BUN dan Hibah Sumatera dalam valas*) ( ) Selisih kurs pada aset Penerusan Pinjaman Jumlah ( ) Catatan: *) Selisih kurs ini termasuk Selisih Kurs sampai dengan periode sebelumnya (31 Desember 2010) sebesar minus Rp dan selisih kurs tahun berjalan sebesar minus Rp Selisih Kurs atas Bagian Lancar Utang Jangka Panjang yang terkait dengan utang dalam negeri (SBN Valas) sebesar minus Rp dan utang luar negeri (utang bunga) sebesar minus Rp Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang Rp673,19 triliun C Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang Jumlah Perkiraan Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp merupakan dana Pemerintah Pusat yang diinvestasikan dalam bentuk investasi permanen dan investasi non permanen yang merupakan lawan dari perkiraan Investasi Jangka Panjang. Diinvestasikan dalam Aset Tetap Rp1.217,50 triliun C Diinvestasikan dalam Aset Tetap Jumlah Diinvestasikan dalam Aset Tetap per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp merupakan jumlah ekuitas dana yang diinvestasikan oleh Pemerintah Pusat dalam bentuk Aset Tetap. Diinvestasikan dalam Aset Lainnya Rp282,06 triliun C Diinvestasikan dalam Aset Lainnya Jumlah Diinvestasikan dalam Aset Lainnya per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp dan Rp merupakan jumlah ekuitas dana yang diinvestasikan oleh Pemerintah Pusat dalam bentuk aset Lainnya. Pada LKPP Tahun 2010, jumlah Diinvestasikan dalam Aset Lainnya dihitung berdasarkan jumlah total Aset Lainnya dikurangi dengan bagian Aset Lainnya yang merupakan kontra akun dari utang, seperti rekening cadangan. Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang minus Rp1.575,67 triliun C Dana Yang Harus Disediakan Untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang Dana Yang Harus Disediakan Untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar minus Rp dan minus Rp merupakan bagian dari ekuitas dana yang disediakan untuk pembayaran utang jangka panjang. Jumlah ini merupakan akumulasi utang jangka panjang yang terdiri dari Utang Jangka Panjang Dalam Negeri dan Utang Jangka Panjang Luar Negeri dikurangi selisih kurs, dengan rincian sebagai berikut (dalam Rp): Uraian 30 Juni Desember 2010 (Unaudited) (Audited) Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Utang Jangka Panjang Luar Negeri Selisih Kurs Utang Jangka Panjang ( ) ( ) Jumlah Catatan atas Laporan Keuangan

117 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Selisih Kurs Bagian Jangka Panjang minus Rp89,24 triliun C Selisih Kurs Bagian Jangka Panjang Selisih Kurs Bagian Jangka Panjang per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar minus Rp dan Rp merupakan selisih yang timbul karena penjabaran mata uang asing ke rupiah pada kurs yang berbeda antara kurs saat transaksi dengan kurs pada tanggal pelaporan (kurs tengah BI). Selisih Kurs Bagian Jangka Panjang terdiri dari: Uraian Jumlah (Rp) Selisih kurs atas Utang Jangka Panjang yang terkait dengan Utang LN ( ) Selisih kurs pada aset atas Investasi Jangka Panjang dan Aset Lainnya dalam Penerusan Pinjaman Jumlah ( ) Rincian selisih kurs atas utang luar negeri dan SBN Internasional (Valas) sebesar minus Rp adalah (dalam Rp): Selisih Kurs 30 Juni 2011 (Unaudited) 31 Desember 2010 (Audited) Utang Luar Negeri: Bilateral Multilateral Kredit Ekspor Kredit Komersial Subtotal Obligasi Internasional (Valas) Jumlah Catatan atas Laporan Keuangan

118 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) C.3. CATATAN PENTING LAINNYA 1. Rekening Migas Saldo Rekening Hasil Minyak Perjanjian KPS per 30 Juni 2011 adalah sebesar Rp Dana tersebut merupakan Kas BUN dalam bentuk valuta asing pada Rekening No , sebagai rekening antara untuk menampung seluruh penerimaan dalam valuta asing dari hasil kegiatan usaha hulu migas dalam rangka Production Sharing Contract/Kontrak Kerja Sama dan membayar kewajiban kontraktual migas kepada Pemerintah. Berikut adalah mutasi Rekening Migas selama Tahun Tabel 11 Mutasi Rekening Nomor Semester I Tahun 2011 dan 2010 URAIAN ((Unaudited) ((Audited) USD Rp Juta USD Rp Juta I. Saldo Awal , , , ,28 II. Penerimaan: 1. Penerimaan PPh Migas dan Penerimaan Bag Pemerintah , , , ,04 2. Koreksi Kurs Pembukuan Kredit/Debit (b) , , ,37 3. Retur/Pengembalian karena salah rekening (c) , , Pengembalian Dana Talangan Koreksi Pembukuan , ,36 6. Penerimaan lain-lain , ,95 7. Selisih Kurs Pembukuan Kredit (d) ,31 Total Penerimaan , , , ,72 III. Pengeluaran: 1. Pengeluaran berkaitan dengan APBN/ APBD: a. Bagi Hasil PBB Migas ke Pemda via BO III , ,52 b. Pajak Penerangan Jalan non PLN & ABT ke Pemda c. Pemindahbukuan ke Rek. Valas KUN No PPh Minyak Bumi (411111) , , , ,09 PPh Gas Alam (411112) , , , ,02 Pendapatan Minyak Bumi (421111) , , , ,37 Pendapatan Gas Alam (421211) , , , ,50 Pendapatan Migas lainnya (423439) , , , ,90 PPh Pasal 25 (411126) - - Sub Total Pengeluaran berkaitan dengan , , , APBN/APBD 2. Pengeluaran non APBN/APBD: a. Reimbursement PPN ke Kontraktor , , , ,58 b. Pembayaran DMO Fee KKKS , , , ,99 c. Pembayaran Fee Penjualan Migas Tahun , , & 2008 kepada PT Pertamina (Persero) d. Pembayaran Fee / Anggaran BPMIGAS , , , ,71 e. Pembayaran Underlifting KKKS , , , ,04 f. Pengembalian Sisa Dana White & Case - - kepada PT Pertamina (Persero) g. Pajak Penerangan Jalan non PLN & ABT ke , , , ,03 Pemda Sub Total Pengeluaran non APBN/APBD , , ,03 3. Koreksi Pembukuan Debit (e) , , , ,31 4. Koreksi Kurs Pembukuan Debit , ,04 5. Pengeluaran lain-lain , ,80 6. Administrasi Bank (f) 17,50 1,26 84,50 5,99 7. Retur/Pengembalian karena salah rekening , ,18 Total Pengeluaran , , , ,60 IV. Kenaikan/Penurunan (II - III) , ,48 ( ,58) ( ,88) V. Saldo Akhir (I + IV) g) , , , ,40 Penjelasan: a) Rekening valas No merupakan rekening yang digunakan sebagai perantara untuk menampung seluruh Catatan atas Laporan Keuangan

119 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) penerimaan negara dalam valuta asing yang berasal dari hasil kegiatan usaha hulu migas dalam rangka Production Sharing Contract / Kontrak Kerja Sama dan untuk membayar kewajiban kontraktual migas Pemerintah serta membayar kewajiban-kewajiban Pemerintah lainnya terkait dengan kegiatan usaha hulu migas. b) Koreksi Pembukuan Kredit oleh Bank Indonesia Koreksi pembukuan kredit oleh Bank Indonesia sebesar US$131,764, atau setara dengan Rp ,00 merupakan koreksi-koreksi kredit yang diakibatkan adanya koreksi pembukuan ganda atau koreksi karena kesalahan posting, yang terdiri dari : - Koreksi atas double pembukuan/ dua kali jurnal penerimaan oleh Bank Indonesia pada setoran penerimaan migas dari KKKS sebesar US$116,132, atau setara dengan Rp ,00. - Koreksi pembukuan karena salah posting oleh BI (seharusnya penerimaan ini tidak masuk ke rekening migas No karena peruntukkannya bukan sebagai penerimaan migas) yaitu sebesar US$15,631, atau setara dengan Rp ,00. Atas penerimaan-penerimaan tersebut, telah dikoreksi kembali oleh Bank Indonesia dan menjadi koreksi pembukuan debit sebagaimana dijelaskan pada poin e) c) Retur/Pengembalian Kredit/Debit karena salah rekening Retur/Pengembalian Kredit/Debit karena salah rekening sebesar USD837, atau ekuivalen Rp ,84 merupakan transaksi retur atas pembayaran kewajibankewajiban sektor migas yang disebabkan karena kesalahan rekening pihak ketiga, dengan rincian sebagai berikut: - Retur pembayaran reimbursement PPN Migas sebesar US$781, atau setara dengan Rp ,00 - Retur pembayaran DMO Fee KKKS sebesar US$55, atau setara dengan Rp ,84 d) Selisih Kurs Pembukuan Kredit / Debit Merupakan selisih kurs pada pembukuan Bank Indonesia akibat dari perubahan kurs transaksi harian dengan kurs neraca yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Selisih kurs ini terjadi karena transaksi di rekening migas No dalam satuan mata uang US Dollar sedangkan pembukuan harian Bank Indonesia dalam rupiah. Koreksi selisih kurs ini tidak berpengaruh pada saldo penerimaan migas. e) Koreksi Pembukuan Debit oleh Bank Indonesia Adalah pembetulan/jurnal koreksi yang dilakukan oleh Bank Indonesia sebagai tindak lanjut atas koreksi pembukuan kredit sebagaimana dimaksud pada poin b) sebesar US$131,764, ekuivalen Rp ,00 dengan rincian sebagai berikut: - Koreksi atas double pencatatan/ dua kali jurnal penerimaan oleh Bank Indonesia pada setoran penerimaan migas dari KKKS sehingga perlu didebit kembali atas double pencatatan tersebut yaitu sebesar US$116,132, atau setara dengan Rp ,00. - Koreksi pembukuan karena salah posting oleh Bank Indonesia sebesar US$15,631, atau setara dengan Rp ,00. f) Administrasi Perbankan Biaya administrasi perbankan sebesar US$17.50 atau setara dengan Rp ,90 merupakan potongan yang dilakukan oleh Bank koresponden KKKS karena adanya retur Catatan atas Laporan Keuangan

120 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) atau pengembalian akibat salah rekening ketika pemerintah melakukan pembayaran atas kewajiban kontraktual. Potongan tersebut dapat diketahui dengan berkurangnya jumlah nominal antara pembayaran aktual dengan jumlah nominal yang diretur. g) Saldo Akhir Saldo akhir sebesar US$3,012,041, atau setara dengan Rp ,70 (ekivalen menggunakan kurs tengah BI tanggal 30 Juni 2011 sebesar Rp8.597/US$), termasuk pendapatan yang ditunda sebesar US$435,309, dan sisanya sebesar US$2,576,731, akan digunakan sebagai cadangan untuk pembayaran kewajiban-kewajiban kontraktual dan kewajiban-kewajiban lainnya terkait dengan kegiatan usaha hulu migas tahun 2010 dan 2011 yang belum diselesaikan sampai akhir Juni Rekening Panas Bumi (Rek ) Pada Catatan C.2.3 (Rekening Pemerintah Lainnya) disajikan bahwa saldo Rekening Panas Bumi per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp dan Rp Rekening Panas Bumi (No ) adalah Rekening Penerimaan Panas Bumi Kementerian Keuangan di Bank Indonesia yang digunakan untuk menampung penerimaan negara yang berasal dari kegiatan panas bumi di Indonesia serta menyelesaikan kewajiban pemerintah di bidang perpajakan (pembayaran kembali PPN, Pembayaran PBB) terkait dengan kegiatan usaha panas bumi. Berikut adalah mutasi Rekening Panas Bumi: URAIAN 30 Juni Desember 2010 I. Saldo Awal 1) II. Penerimaan: 1. Setoran Bagian Pemerintah dari Kegiatan Usaha Panas Bumi Koreksi Pembukuan Kredit - - Total Penerimaan III. Pengeluaran: 1. Pembayaran PBB Panas Bumi Pembayaran Kembali PPN kepada Pengusaha Panas Bumi 2) Pemindahbukuan PNBP Pertambangan Panas Bumi ke Rek. 3) KUN Pinjaman untuk Dana Talangan Koreksi Pembukuan debit Total Pengeluaran IV. Kenaikan/Penurunan (II - III) V. Saldo Akhir (I + IV) 4) Penjelasan: 1) Rekening No adalah Rekening Penerimaan Panas Bumi Kementerian Keuangan di Bank Indonesia yang digunakan untuk menampung penerimaan negara yang berasal dari kegiatan panas bumi di Indonesia serta menyelesaikan kewajiban pemerintah di bidang perpajakan (pembayaran kembali PPN, Pembayaran PBB) terkait dengan kegiatan usaha panas bumi. 2) Pembayaran kembali PPN kepada Pengusaha panas bumi sebesar Rp adalah Pembayaran kembali PPN yang pengajuannya pada Tahun ) Pemindahbukuan PNBP Pertambangan Panas Bumi ke Rekening KUN sebesar Rp terdiri dari: 1. PNBP Pertambangan Panas Bumi Triwulan I tahun 2011 Rp Catatan atas Laporan Keuangan

121 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) 2. PNBP Pertambangan Panas Bumi Triwulan II tahun 2011 Rp ) Saldo awal sebesar Rp merupakan cadangan untuk pembayaran kewajiban terkait dengan kegiatan usaha panas bumi yang terdiri dari: a. Cadangan pembayaran kembali (reimbursement) PPN panas bumi kepada Pengusaha panas bumi yaitu PT Pertamina (Persero) Area Geothermal Hulu Kamojang, Chevron Geothermal Salak,Ltd, Chevron Geothermal Indonesia, Ltd dan Dayabumi Salak Pratama, Ltd sebesar Rp b. Cadangan Pembayaran PBB pertambangan panas bumi Tahun 2010 untuk Wilayah Kerja Panas Bumi PT Geodipa Energy sebesar Rp PBB atas Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) PT Geodipa Energi belum dapat dibayarkan karena masih diperlukan klarifikasi landasan hukum atas pembayaran PBB untuk badan usaha tersebut. 5) Saldo akhir sebesar Rp ,65 merupakan cadangan untuk pembayaran kewajiban terkait dengan kegiatan usaha panas bumi yang terdiri dari: a. Cadangan untuk pembayaran kembali (reimbursement) PPN panas bumi Tahun 2010 dan 2011 kepada Pengusaha panas bumi yaitu PT Pertamina (Persero) Area Geothermal Hulu Kamojang, Chevron Geothermal Salak,Ltd dan Chevron Geothermal Indonesia,Ltd sebesar Rp ,90. b. Cadangan untuk Pembayaran PBB Pertambangan panas bumi Tahun 2010 dan tahun 2011 sebesar Rp ,00. Cadangan tahun 2010 adalah cadangan pembayaran PBB untuk Wilayah Kerja Panas Bumi PT Geodipa Energy sebesar Rp ,00 yang belum dapat dibayarkan karena masih diperlukan klarifikasi landasan hukum atas pembayaran PBB untuk badan usaha tersebut. Sedangkan cadangan PBB Tahun 2011 adalah cadangan pembayaran PBB yang belum dibayarkan karena masih terdapat kekurangan data/dokumen pendukung tagihan dari Ditjen Pajak. 3. Penertiban Barang Milik Negara Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan BPK atas LKPP terdapat beberapa temuan yang terkait dengan Barang Milik Negara (BMN), antara lain: (i) BMN yang disajikan pada Neraca belum dapat diyakini kewajarannya, (ii) Aset Tetap Kementerian Negara/Lembaga belum disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan, (iii) prosedur pencatatan dan pelaporan barang milik negara tidak dilakukan sesuai dengan sistem akuntansi yang telah ditetapkan, dan (vi) sistem pengendalian intern pengelolaan atas BMN masih lemah. Sebagai tindak lanjut terhadap temuan pemeriksaan BPK atas LKPP tersebut, Pemerintah telah dan sedang melakukan penertiban BMN. Sebagai langkah awal, telah diterbitkan Keputusan Presiden No. 17 Tahun 2007 jo. Keppres 13 Tahun 2009 tentang Tim Penertiban Barang Milik Negara. Penertiban BMN dilaksanakan melalui inventarisasi, penilaian, dan sertifikasi seluruh BMN pada K/L, sehingga diharapkan terwujud penertiban dan pengamanan BMN secara tertib, efektif, efisien dan akuntabel baik secara administratif, fisik maupun hukum. Lingkup obyek penertiban terdiri dari seluruh aset tetap/bmn yang perolehannya berasal dari APBN dan perolehan yang sah serta kekayaan negara lain-lain yang diungkapkan dalam temuan BPK. Pelaksanaan penertiban BMN dilakukan mulai Oktober 2007 s.d. 31 Catatan atas Laporan Keuangan

122 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Maret 2011 terhadap 74 K/L, Lembaga Pelayanan Publik, dan aset kekayaan negara lainlain seperti Aset KKKS, BMKT, Aset Asing/Cina, Aset eks Kepabeanan, Aset eks BPPN, Aset eks BDL, dan Aset eks Kelolaan PPA. Hasil inventarisasi dan penilaian BMN akan dijadikan sebagai dasar koreksi atas nilai BMN yang telah disajikan pada Neraca Awal Pemerintah per 31 Desember Hasil inventarisasi dan penilaian sampai dengan 30 Juni 2011 telah dibukukan pada LKKL sebesar Rp Penertiban Rekening Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga Dalam rangka melanjutkan penertiban rekening Pemerintah untuk mewujudkan akuntabilitas dan transparansi keuangan negara serta untuk memenuhi amanat undangundang yang menjadi landasan bagi reformasi pengelolaan keuangan negara, Menteri Keuangan melakukan langkah-langkah lanjutan penertiban rekening pemerintah pada seluruh instansi K/L melalui penerbitan 4 (empat) Peraturan Menteri Keuangan, yaitu: Nomor 57/PMK.05/2007 tentang Pengelolaan Rekening Milik Kementerian Negara/ Lembaga/Kantor/Satuan Kerja; Nomor 58/PMK.05/2007 tentang Penertiban Rekening Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga; Nomor 67/PMK.05/2007 tentang Pengenaan Sanksi Dalam Rangka Pengelolaan dan Penertiban Rekening Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/ Satuan Kerja; Nomor 05/PMK.05/2010 tentang Perubahan PMK Nomor 57/PMK.05/2007 tentang Pengelolaan Rekening Milik Kementerian Negara/ Lembaga/Kantor/Satuan Kerja. Kementerian Keuangan melalui Tim Penertiban Rekening Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga yang dibentuk oleh Menteri Keuangan melakukan langkah-langkah penertiban rekening yaitu: a. Mendata rekening-rekening di 76 (K/L) dan BUN yang berjumlah rekening, dan dari jumlah tersebut telah ditutup rekening dengan saldo rekening yang disetor ke kas negara sebesar Rp dan USD11,600,887. b. Rekening operasional K/L (untuk digunakan permanen dan/atau sementara/masih perlu ditindaklanjuti) yang dikelola oleh K/L per 30 Juni 2011 sebanyak rekening. Masih terdapat rekening operasional yang belum mendapat persetujuan Menteri Keuangan selaku BUN. Pada tahun 2011, TPRP ditugaskan untuk terus mencari keterangan terhadap rekening operasional K/L yang belum mendapat persetujuan dari BUN. c. Terhadap rekening yang dibekukan sebanyak rekening, 194 rekening telah diaktifkan kembali berdasarkan klarifikasi dari K/L yang bersangkutan, rekening yang diusulkan ditutup, dan masih terdapat rekening yang masih dibekukan karena belum ada klarifikasi dan permintaan pengaktifan kembali dari K/L yang bersangkutan atau rekening tersebut tidak memenuhi syarat untuk diaktifkan kembali. Selanjutnya, dalam rangka menindaklanjuti Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor: 02/PB/2010 tentang Tindak Lanjut Atas Pengenaan Sanksi Pengelolaan dan Penertiban Rekening Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga/ Kantor/Satuan Kerja, Tim akan segera mengusulkan penutupan terhadap rekening yang masih dibekukan dan tidak mendapatkan tanggapan/respons dari K/L sampai dengan tanggal 31 Desember Catatan atas Laporan Keuangan

123 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) d. Rekening yang diinvestigasi rekening, rekening dinyatakan telah selesai, dan rekening masih dalam proses, karena belum semua APIP K/L telah tuntas melakukan penyelidikan terhadap keseluruhan rekening yang diserahkan oleh Tim maupun rekening tambahan yang ditemukan dalam proses penyelidikan. Rekening pada 33 KL dinyatakan clear and free, dan akan segera diserahkan kepada Direktorat Pengelolaan Kas Negara (Dit. PKN) - Ditjen Perbendaharaan sebagai unit yang secara struktural bertugas membina dan memonitor ketertiban KL dalam mengelola rekening Pemerintah agar tetap sesuai ketentuan yang berlaku. Rekening pada 43 K/L lainnya, sebagian besar telah dapat dikategorikan sebagai rekening-rekening yang clear and free, namun belum dapat dilakukan karena masih terdapat beberapa rekening pada K/L bersangkutan yang belum dinyatakan clear and free. TPRP terus mengupayakan penyelesaian terhadap rekening-rekening tersebut agar statusnya segera ditetapkan sebagai rekening yang clear and free. Termasuk di dalamnya adalah K/L yang memiliki kantor vertikal (diantaranya satker Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan) yang sangat banyak antara lain: Mahkamah Agung, Kejaksaan Agung, Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Agama, Badan Pusat Statistik, dan Kepolisian RI. Penertiban Rekening Pemerintah masih terus dilanjutkan pada TA 2011, dengan tugas antara lain perbaikan/updating data; Tindak lanjut terhadap rekening-rekening diinvestigasi; Penyusunan daftar rekening yang telah disetujui; Inventarisasi Rekening Bendahara Umum Negara (BUN), termasuk Rekening Kas Umum Negara (RKUN); Percepatan penyelesaian data rekening pada 43 K/L, antara lain Mahkamah Agung, Kejaksaan Agung, Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Agama, Badan Pusat Statistik, dan Kepolisian RI; dan Pengujian/pengkajian ulang rekening-rekening yang telah diberi persetujuan. Laporan lengkap mengenai Penertiban Rekening Pemerintah Tahun 2010 disajikan tersendiri dalam bentuk Suplemen. 5. Aset Bersejarah (Heritage Assets) Aset Bersejarah pada K/L antara lain: a. Badan Pemeriksa Keuangan, aset tersebut berlokasi di Gedung Museum BPK RI, Magelang. Barang bersejarah tersebut saat ini masih tercatat di kantor BPK RI Perwakilan Provinsi DI Yogyakarta. b. Kementerian Perhubungan berupa Tugu Peringatan dan Bangunan Bersejarah. c. Kementerian Luar Negeri, berupa aset dari Museum Konferensi Asia Afrika (KAA) Bandung sebanyak 67 unit dan aset yang berada pada Gedung Pancasila yang pengelolaannya berada pada Sekretariat Jenderal sebanyak 524 buah. Aset tersebut dikelompokkan menjadi 6 kelompok: Koleksi dengan bahan dasar logam sebanyak 17 unit Koleksi dengan bahan dasar kayu sebanyak 64 unit Koleksi dengan bahan dasar tekstil sebanyak 498 unit Koleksi dengan bahan dasar kertas sebanyak 207 unit Koleksi dengan bahan dasar audio visual sebanyak 139 unit Koleksi dengan bahan dasar lain-lain sebanyak 16 unit d. Arsip Nasional Republik Indonesia, berupa arsip/dokumen negara yang terdiri atas: Arsip Konvensional sebanyak km linier. Catatan atas Laporan Keuangan

124 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Arsip Kartografi dan Kearsitekturan sebanyak lembar. Arsip Film sebanyak reel. Arsip Mikrofilm sebanyak reel. Arsip Video sebanyak kaset. Arsip Rekaman Suara sebanyak kaset. Arsip Optical Disc sebanyak 427 keping. Arsip foto sebanyak lembar (negatif foto) dan lembar (positif foto). Arsip foto belum terdata sebanyak 221 boks dan 282 album. e. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia mempunyai 4 unit aset bersejarah yang terdiri dari Tugu Peringatan, Tugu Raffless, Makam Belanda (Santiong) dan Patung Kepala Sapi. f. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Pusat Survei Geologi berupa Gedung Museum yang terletak di Jalan Diponegoro 57 Bandung beserta berbagai koleksi yang ada di dalamnya. g. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata telah menetapkan 598 Benda Cagar Budaya (BCB), yang dikelompokkan menjadi: Benda cagar budaya seperti: bangunan cagar budaya (candi, situs, tugu, gedung, dsb). Benda sejarah lainnya seperti: benda sejarah dalam klasifikasi peralatan dan mesin dan aset tetap lainnya, seperti: benda kuno, benda antik, benda seni, pusaka, fosil, dsb. Aset Bersejarah yang dikelola Kementerian Budpar sebanyak unit yang tergolong dalam Candi, Tugu Peringatan, Bangunan Bersejarah, tanah peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan dan jembatan, irigasi serta aset tetap lainnya. h. Perpustakaan Nasional RI, berupa koleksi manuskrip/naskah kuno berjumlah eksemplar naskah kuno. i. Kementerian Hukum dan HAM menguasai aset bersejarah dengan rincian: Tugu Peringatan sebanyak 1 Unit Alat Kantor dan Rumah Tangga sebanyak 4 Unit Eksakta sebanyak 13 Unit. j. Kementerian Sosial RI menguasai aset bersejarah berupa Tugu Peringatan sebanyak 5 unit serta 1 Unit Makam Bersejarah. k. Kementerian Kehutanan, berupa Tugu Peringatan sebanyak 1 unit dan Eksakta sebanyak 96 Buah. l. Kementerian Pekerjaan Umum menguasai aset sejarah yang terdiri dari: Tugu Peringatan sebanyak 14 unit Bangunan Bersejarah sebanyak 4 unit Aset Eksakta sebanyak 2 unit Aset Non-Eksakta sebanyak 7 unit. 6. Laporan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) Pertanggungjawaban Pengelolaan Keuangan BLU telah dijelaskan sebelumnya pada Catatan Penting Lainnya dalam Laporan Realisasi APBN. Perbandingan aset, kewajiban, Catatan atas Laporan Keuangan

125 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) dan ekuitas Saker BLU per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) disajikan dalam grafik di bawah ini: Grafik 27: Aset, Kewajiban, dan Ekuitas Badan Layanan Umum 30 Juni 2011 dan 30 Juni 2010 Ikhtisar Laporan Keuangan BLU disajikan pada Daftar Neraca Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Nanggroe Aceh Darusalam dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara (BRR-NAD-Nias) BRR-NAD Nias dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 2 Tahun 2005 tanggal 16 April 2005 tentang Wilayah dan Kehidupan Masyarakat Provinsi yang selanjutnya menjadi UU dengan diterbitkannya UU No. 10 Tahun 2005 tanggal 25 Oktober Masa tugas BRR berlaku 4 (empat) tahun dan pengakhiran masa Tugas BRR NAD-Nias diatur dalam PP No. 3 Tahun 2009 tentang Pengakhiran Masa Tugas Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Wilayah dan Kehidupan Masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara, yaitu pada tanggal 16 April Dalam rangka penyelesaian Aset-aset BRR NAD-Nias yang berakhir tanggal 16 April 2009, Pemerintah membentuk Tim Likuidasi BRR-NAD-Nias. Tugas Tim Likuidasi antara lain menyusun Laporan Keuangan Likuidasi Bagian Anggaran 094 (BRR NAD-Nias). Sampai dengan penyusunan LKPP Tahun 2010, LK Likuidasi belum diterbitkan, namun LK Penutup per 31 Desember 2010 telah disusun, sehingga Neraca BRR NAD-Nias yang disajikan dalam LKPP Semester I Tahun 2011 masih merupakan Neraca Penutup per 31 Desember Berikut ini adalah Neraca per 31 Desember 2008 (Audited) dan Neraca penutup per 30 Juni 2011/31 Desember Catatan atas Laporan Keuangan

126 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) NERACA BRR NAD-NIAS Uraian 31 Des 2008 (Audited) 3O Juni 2010 Aset Aset Lancar Piutang Kepada Pihak Ketiga Uang Muka Belanja Belanja Dibayar Di Muka Persediaan Jumlah Aset Lancar Aset Tetap Tanah Peralatan Dan Mesin Gedung Dan Bangunan Jalan Irigasi Dan Jaringan Aset Tetap Lainnya Konstruksi Dalam Pengerjaan Jumlah Aset Tetap Aset Lainnya Aset Lain-Lain Jumlah Aset Lainnya Jumlah Aset Kewajiban 0 0 Ekuitas Dana Ekuitas Dana Lancar Cadangan Piutang Cadangan Persediaan Jumlah Ekuitas Dana Lancar Ekuitas Dana Investasi Diinvestasikan Dalam Aset Tetap Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya Jumlah Ekuitas Dana Investasi Jumlah Ekuitas Dana Jumlah Kewajiban dan Ekuitas Dana Perubahan nilai aset tetap dan aset lainnya dari Neraca per 31 Desember 2008 (Audited) menjadi Neraca Penutup per 31 Desember 2010 adalah karena adanya koreksi dan penghapusbukuan. 8. Lembaga Non Struktural dan Yayasan di Lingkungan Kementerian Negara/Lembaga Lembaga Non Struktural merupakan bagian eksekutif (berada di bawah atau bertanggung jawab kepada presiden atau menteri), namun bukan merupakan struktur/bagian dari kementerian maupun lembaga pemerintah non kementerian. Eksistensi dan fungsinya diatur dalam UU, PP, Keppres maupun Peraturan Presiden. Pembentukan lembaga negara non struktural dimaksudkan untuk membantu pemerintah menangani masalah yang belum bisa dilaksanakan dan diselesaikan oleh lembaga negara formal. Istilah non struktural dikaitkan dengan tidak adanya hubungan organisatoris antara lembaga ini dengan K/L selain hubungan kerja meskipun pendanaannya menginduk ke K/L. Istilah tersebut secara eksplisit juga diungkap dalam peraturan perundangan yang membentuknya. Kata independen atau mandiri/otonom terkadang menjadi kata tambahan dalam peraturan pembentukan lembaga tertentu. Biasanya dikaitkan dengan keterlibatan pihak-pihak di luar pemerintahan seperti: praktisi, pakar, dan tokoh Catatan atas Laporan Keuangan

127 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) masyarakat dalam komposisi keanggotaan atau pengurus LNS. Nomenklatur lembaga itu bermacam-macam. Ada akademi, badan, dewan, komisi, komite, konsil, korps, lembaga, majelis, otorita, dan unit kerja. Kesekretariatan LNS/I biasanya berada di departemen atau instansi resmi pemerintah yang sudah ada sebelumnya, sedangkan pegawai seluruhnya berasal atau merupakan pinjaman dari K/L. Gaji pegawai sekretariat LNS sebagai PNS tetap dibayar oleh instansi asal, sedangkan dari LNS biasanya mereka mendapat tunjangan tambahan. Hingga akhir Tahun 2010, Kementerian Keuangan telah mengidentifikasi 101 LNS atau terdapat peningkatan 11 LNS yang sebagian besar baru dibentuk pada tahun Dari 101 lembaga tersebut, lebih dari sepertiganya (35 lembaga) merupakan amanat yang tertulis dalam Undang-Undang. Menilik legalitas pembentukannya, sebanyak 20% dibentuk berdasarkan peraturan pemerintah. Sedangkan yang dibentuk berdasarkan keputusan presiden sebanyak 60% dan 20% berdasarkan Peraturan Presiden. Komposisi sumber dana untuk membiayai kegiatan operasional LNS bisa dikategorikan dalam 3 jenis: 1. Sekitar 75% (68 LNS) dibiayai dari APBN. Sebanyak 43 Sekretariat LNS merupakan Satker yang berada di bawah K/L, sedangkan 25 Sekretariat LNS dibiayai dari Kegiatan K/L. Dari 43 satker tersebut, diantaranya adalah 13 Badan Pengelola Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (BP KAPET) yang didanai APBN melalui Dana Dekonsentrasi di SKPD Dinas PU & Kimpraswil. 2. Empat LNS yakni: Bapertarum, Badan Pengelola Dana Abadi Umat, Otorita Asahan, dan LPS mendanai kegiatannya dari penerimaan tertentu tanpa kucuran dana dari APBN. 3. Empat Lembaga Non Struktural yang menerima dana dari APBN dan Non APBN yakni: Badan Wakaf Indonesia (BWI). Badan Amil Zakat Nasional (Baznas). Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (KOMNAS PEREMPUAN) dan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN). Enam LNS saat ini sudah tidak aktif lagi namun peraturan perundang-undangan tentang pembentukan LNS tersebut belum dicabut. Sedangkan 8 LNS belum aktif karena belum lama dibentuk pemerintah dan 10 LNS yang baru dibentuk pada tahun LNS yang dibiayai dari APBN murni, akuntansi atas transaksi keuangan dan laporan keuangannya sudah dikonsolidasikan dalam LKKL maupun dalam LKPP. LNS yang menjadi satuan kerja atau entitas akuntansi tersendiri, pengurusan administrasi keuangannya ditangani oleh Sekretariat yang dipimpin oleh Kepala Sekretariat atau pejabat struktural K/L yang menaungi dan bertindak sebagai Kuasa Pengguna Anggaran. LNS sebagai entitas akuntansi tunduk pada ketentuan Pasal 27 ayat (1) PP 8/2006 bahwa Kepala Satuan Kerja sebagai Kuasa Pengguna Anggaran di lingkungan K/L menyampaikan Laporan Keuangan dan Kinerja interim sekurang-kurangnya setiap triwulan kepada Menteri/Pimpinan Lembaga. Selanjutnya. Menteri/Pimpinan Lembaga menyusun Laporan Keuangan dan Kinerja interim K/L berdasarkan Laporan Keuangan dan Kinerja interim Kuasa Pengguna Anggaran dan menyampaikannya kepada Menteri Keuangan, Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Sampai dengan akhir Tahun 2010, total aset LNS sebesar Rp54,29 triliun. Pemilik aset terbesar berturut-turut: Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, Badan Pertimbangan Tabungan Perumahan-PNS, LPP RRI, dan LPP TVRI. Catatan atas Laporan Keuangan

128 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Yayasan di Lingkungan Kementerian Negara/Lembaga UU No. 17 Tahun 2003 pasal 2 memasukkan yayasan di lingkungan Kementerian Negara/Lembaga dalam ruang lingkup keuangan negara. Terdapat kata pihak lain pada butir g dan I yaitu: Kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara/daerah. Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang diberikan pemerintah. Dalam penjelasan pasal demi pasal disebutkan bahwa kekayaan pihak lain sebagaimana dimaksud Pasal 2 butir I UU 17/2003 meliputi kekayaan yang dikelola oleh orang atau badan lain berdasarkan kebijakan pemerintah, yayasan-yayasan di lingkungan K/L, atau perusahaan negara/daerah. Berdasarkan ruang lingkup keuangan negara di atas, yayasan di lingkungan K/L adalah yayasan yang terafiliasi dengan K/L, yang menurut Akta Notaris dan Anggaran Dasarnya didirikan atau dipimpin oleh pejabat pemerintah aktif di K/L tertentu atau yayasan yang menerima dan memanfaatkan aset negara dalam melaksanakan kegiatannya. Identifikasi atas yayasan di lingkungan kementerian negara/lembaga ini diperlukan untuk kemajuan tata kelola pemerintahan melalui transparasi dan akuntabilitas sektor publik. Identifikasi lebih lanjut atas yayasan di lingkungan K/L dipisahkan dari yayasan-yayasan yang bernaung di bawah institusi TNI. Hal ini karena Pasal 76 UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI telah mengamanatkan bahwa dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak berlakunya undang-undang ini, pemerintah harus mengambil alih seluruh aktifitas bisnis yang dimiliki dan dikelola oleh TNI baik secara langsung maupun tidak langsung. Saat ini ada 900-an unit bisnis baik berupa yayasan maupun koperasi di bawah naungan TNI yang telah teridentifikasi oleh Badan Pengelola Transformasi Bisnis TNI yang diketuai oleh Sekretaris Kementerian Negara BUMN untuk diserahkan kepada Presiden. Selanjutnya yayasan maupun koperasi tersebut ditransformasikan dalam korporasi atau dimasukkan dalam mekanisme APBN, sehingga TNI bisa berkonsentrasi mengembangkan profesionalitas tentara dan meninggalkan bisnis. Sejauh ini, yayasan dalam lingkup keuangan negara yang sudah teridentifikasi dan menyampaikan laporan keuangan yakni: 1. Yayasan Harapan Kita dalam hal ini Badan Pengelola dan Pengembangan TMII yang mengelola TMII. 2. Yayasan Sarana Wana Jaya dalam hal ini Badan Pengelola Gedung Manggala Wanabakti yang berada di Kementerian Kehutanan. 3. Yayasan Gedung Veteran RI yang mengelola gedung Graha Purna Yudha di Jalan Sudirman, Semanggi Jakarta Pusat. 4. Yayasan Kesejahteraan Pegawai Bhumibhakti Adhiguna di lingkungan Badan Pertanahan Nasional. 5. Yayasan Gedung Arsip Nasional RI 6. Yayasan Yustitia Dharmayukti Karini di lingkungan Mahkamah Agung 7. Yayasan Purna Bhakti (YARNATI) di lingkungan Kementerian Dalam Negeri 8. Yayasan Pengembangan BUMN di lingkungan Kementerian Negara BUMN Yayasan Kesejahteraan Pegawai Bhumibhakti Adhiguna (YBBA) di lingkungan Badan Catatan atas Laporan Keuangan

129 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Pertanahan Nasional telah dibubarkan sesuai Akta Notaris S.Rachma C.Hardiyanto Hoesodo, SH Nomor 3 tanggal 18 Desember 2008 dan menunjuk Tim Likuidasi yang bertugas melakukan likuidasi atau pemberesan hak-hak dan kewajiban yayasan meliputi administrasi, kekayaan, dan keuangan yayasan. Saat ini tim likuidasi yayasan telah melakukan audiensi dengan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara menyangkut tata cara penyerahan dan pelimpahan aset-aset YBBA. Badan Pemeriksa Keuangan mengkonfirmasi telah melakukan pembekuan kegiatan yayasan di lingkup BPK-RI yaitu Yayasan Cakra Bhakti dan PT Pentas Cakra Bhakti dalam pengelolaan aset milik negara di BPK-RI, yang ditindaklanjuti dengan SK Sekjen No. 244a/K/X-XIII.2/10/2007 tanggal 31 Oktober 2007 tentang Pencabutan Pengelolaan Sebagian Fasilitas Pendukung Milik Badan Pemeriksa Keuangan yang berada di Lingkungan Sekretariat Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan dari Yayasan Cakra Bhakti. Ikhtisar laporan keuangan yayasan tersebut disajikan dalam Daftar Aset Bekas Milik Asing/Cina Aset Bekas Milik Asing/Cina (ABMA/C) merupakan Aset yang dikuasai Negara yang berasal dari bekas: 1. Milik perkumpulan-perkumpulan Cina yang dinyatakan terlarang dan dibubarkan dengan peraturan Penguasa Perang Pusat melalui Peraturan Penguasa Perang Pusat Nomor Prt/032/PEPERPU/1958 jo. Keputusan Penguasa Perang Pusat Nomor Kpts/Peperpu/ 0439/1958 jo. Undang-Undang Nomor 50 Prp. Tahun 1960; 2. Perkumpulan/aliran kepercayaan asing yang tidak sesuai dengan kepribadian Bangsa Indonesia yang dinyatakan terlarang dan dibubarkan sesuai Penetapan Presiden Nomor 2 Tahun 1962; 3. Perkumpulan-perkumpulan yang menjadi sasaran aksi massa/kesatuan-kesatuan aksi tahun 1965/1966 sebagai akibat keterlibatan Republik Rakyat Tjina (RRT) dalam pemberontakan G.30.S/PKI yang ditertibkan dan dikuasai oleh Penguasa Pelaksana Dwikora Daerah sehingga asetnya dikuasai Negara melalui Instruksi Radiogram Kaskogam Nomor T-0403/G-5/5/66. Penyelesaian ABMA/C diatur dalam PMK No. 188/PMK.06/2008 tentang Penyelesaian Aset Bekas Milik Asing/Cina, yang sebelumnya diatur dengan Surat Menteri Keuangan No. S-394/MK.03/1989 tanggal 12 April 1989 perihal Tanah dan Bangunan Gedung Bekas Sekolah Asing/Cina. Sesuai dengan PMK No. 188/PMK.06/2008, penyelesaian ABMA/C dapat dilaksanakan dengan beberapa cara sebagai berikut: 1. disertifikatkan atas nama Pemerintah Republik Indonesia (apabila telah selesai, maka dicatat dan dilaporkan sebagai BMN); 2. disertifikatkan atas nama Pemerintah Daerah (apabila telah selesai, maka dicatat dan dilaporkan sebagai BMD); 3. dilepaskan penguasaannya dari Negara kepada pihak ketiga dengan cara pembayaran kompensasi kepada Pemerintah dengan menyetorkannya ke Kas Negara; 4. dipertukarkan dengan aset yang dimiliki oleh pihak ketiga; 5. dihibahkan; 6. dikembalikan kepada pemilik perorangan yang sah; atau 7. dikeluarkan dari daftar Aset Bekas Milik Asing/Cina. Sampai dengan 31 Desember 2010, dari total 1.010, telah diselesaikan sebanyak 24 aset dengan rincian sebagai berikut: Catatan atas Laporan Keuangan

130 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) 1. Pemantapan status hukum ABMA/C menjadi BMN sebanyak 1 aset di Provinsi DKI Jakarta, 4 aset di Provinsi Jawa Barat, 1 aset di Provinsi Jawa Timur, dan 2 aset di Provinsi Bali. 2. Pemantapan status hukum ABMA/C menjadi BMD sebanyak 2 aset di Sumatera Utara, 7 aset di Jawa Barat, 1 aset di Jawa Tengah, 2 aset di Jawa Timur, dan 1 aset di Kalimantan Timur. 3. Pelepasan ABMA/C kepada pihak ketiga dengan pembayaran kompensasi sebanyak 1 aset di Provinsi Bangka Belitung. 4. Pengeluaran ABMA/C dari daftar lampiran PMK 188/2008 sebanyak 2 aset di Provinsi Kalimantan Timur. Pemerintah masih terus melakukan inventarisasi dan penilaian ABMA/C dalam rangka updating data. Sampai dengan 31 Desember 2010, dari aset, telah dilakukan inventarisasi/cek fisik aset sebanyak 645 aset dan diantaranya telah dilakukan penilaian sebanyak 275 aset dengan nilai mencapai Rp Rincian ABMA/C disajikan pada Daftar Kewajiban Kontinjensi Merupakan kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan keberadaannya menjadi pasti dengan terjadinya atau tidak terjadinya suatu peristiwa atau lebih pada masa datang yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali suatu entitas; atau kewajiban kini yang timbul sebagai akibat masa lalu, tetapi tidak diakui karena: (i) tidak terdapat kemungkinan besar (not probable) suatu entitas mengeluarkan sumber daya yang mengandung manfaat ekonomis untuk menyelesaikan kewajibannya; atau (ii) jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur secara andal. Jaminan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik yang Menggunakan Batu Bara Sesuai Perpres Nomor 91 Tahun 2007, dalam rangka mendukung percepatan pembangunan pembangkit listrik MW berbahan bakar batubara oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PT PLN), Pemerintah memberikan jaminan penuh atas kewajiban pembayaran pinjaman PT PLN (Persero) kepada kreditur perbankan. Jaminan pemerintah dimaksud diberikan atas risiko/kemungkinan PT PLN (Persero) tidak mampu memenuhi kewajiban pembayaran kepada kreditur. Kewajiban pemerintah untuk membayar kepada kreditur PT PLN (Persero) baru akan timbul jika PT PLN (Persero) tidak mampu memenuhi kewajibannya. Sehingga terdapat unsur ketidakpastian atas timbulnya kewajiban Pemerintah. Selain itu, jumlah kewajiban yang mungkin timbul atas penjaminan kepada PT PLN (Persero) tidak dapat diukur secara pasti. Jumlah pastinya baru akan diketahui pada masa yang akan datang. Sampai dengan semester I TA 2011, surat jaminan Pemerintah yang telah diterbitkan dalam rangka program percepatan pembangunan pembangkit tenaga listrik yang menggunakan batu bara adalah sebanyak 30 surat jaminan Pemerintah untuk proyek pembangkit dan 4 surat jaminan Pemerintah untuk proyek tranmisi. Nilai total jaminan Pemerintah tersebut adalah Rp36,2 triliun dan USD3,96 miliar. Besaran kewajiban kontinjensi atas penjaminan kepada PT PLN (Persero) tidak dapat diukur secara handal. Estimasi besaran kewajiban didasarkan pada jumlah kewajiban PT PLN (Persero) kepada kreditur proyek MW serta probabilitas gagal bayar Catatan atas Laporan Keuangan

131 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) dari kewajiban tersebut. Kewajiban PT PLN (Persero) kepada kreditur pada tahun 2010 terbatas pada kewajiban pembayaran bunga atas pinjaman. Sesuai dengan PMK Nomor 44 tahun 2008, perhitungan estimasi besaran kewajiban kontinjensi dilakukan oleh Badan Kebijakan Fiskal. Adapun estimasi besaran kewajiban kontinjensi untuk tahun 2010 yang dialokasikan dalam APBN-P TA 2010 sebesar Rp889 miliar, namun belum terealisasi. Terdapat ketidakpastian atas waktu dan jumlah kewajiban yang mungkin timbul terkait dengan penjaminan kepada PT PLN (Persero). Kewajiban Pemerintah kepada kreditur PT PLN (Persero) baru akan timbul jika PT PLN (Persero) tidak dapat memenuhi kewajibannya/gagal bayar. Terjadinya gagal bayar PT PLN (Persero) tergantung dengan kondisi keuangan PT PLN (Persero). Untuk memperkirakan terjadinya gagal bayar, digunakan rasio CICR (Consolidated Interest Coverage Ratio) dan DSCR (Debt Service Coverage Ratio). Sesuai dengan PMK 44 Tahun 2008, apabila terjadi gagal bayar, Pemerintah sebagai penjamin akan membayar kewajiban kepada kreditur PT PLN (Persero) sejumlah utang yang jatuh tempo. Kewajiban yang dibayarkan Pemerintah tersebut akan diperhitungkan sebagai piutang pemerintah kepada PT PLN (Persero). Berdasarkan PMK Nomor 44 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Pelaksanaan Pemberian Jaminan Pemerintah untuk Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Yang Menggunakan Batubara, Direktur Jenderal Pengelolaan Utang ditunjuk sebagai Kuasa Penggunaan Anggaran (KPA) dalam kegiatan penjaminan Pemerintah pada proyek percepatan pembangunan pembangkit listrik MW berbahan bakar batubara oleh PT PLN (Persero). Jaminan Risiko Land Capping atas Proyek Pembangunan Jalan Tol Dalam rangka proyek pembangunan jalan tol, Pemerintah menanggung sebagian dari kelebihan biaya pengadaan tanah sebagai akibat adanya kenaikan harga pada saat pembebasan lahan. Jumlah proyek pembangunan jalan tol mendapat dukungan Pemerintah sebanyak 28 proyek, diantaranya adalah proyek-proyek Jalan Tol Trans Jawa dan Jakarta Outer Ring Road II (JORR II). Pemberian dukungan Pemerintah atas kenaikan biaya pengadaan tanah pada 28 ruas jalan tol dimaksudkan untuk mendorong percepatan pembangunan jalan tol yang tersendat karena permasalahan kenaikan harga dalam pembebasan tanah yang akan digunakan dalam pembangunan jalan tol. Di samping itu, dukungan juga dimaksudkan untuk menjaga tingkat kelayakan finansial dari proyek jalan tol sehingga diharapkan investor segera menyelesaikan pembangunannya. Dana dukungan Pemerintah atas kenaikan biaya pengadaan lahan (land capping) tersedia sebesar Rp4,89 triliun sejak tahun Dari jumlah tersebut, Rp890,2 miliar akan dialokasikan pada APBN TA Pelaksanaan penggunaan dana pada akhir tahun 2010 dan pada awal tahun 2011 akan digunakan sebagai bahan evaluasi kebijakan dukungan Pemerintah dalam menetapkan kelanjutan kebijakan land capping di tahun 2012 dan selanjutnya. Percepatan Penyediaan Air Minum Dalam rangka percepatan penyediaan air minum bagi penduduk dan untuk mencapai millennium development goals (MDG), Pemerintah memandang perlu untuk mendorong peningkatan investasi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Hal tersebut dilakukan dengan cara meningkatkan akses PDAM untuk memperoleh kredit investasi dari perbankan nasional, melalui kebijakan pemberian jaminan dan subsidi bunga oleh Pemerintah Pusat. Catatan atas Laporan Keuangan

132 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Kebijakan dimaksud dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2009 tentang Pemberian Jaminan dan Subsidi Bunga oleh Pemerintah Pusat dalam Rangka Percepatan Penyediaan Air Minum. Jaminan Pemerintah Pusat adalah sebesar 70%n dari jumlah kewajiban pembayaran kembali kredit investasi PDAM yang telah jatuh tempo, sedangkan sisanya sebesar 30% menjadi risiko bank yang memberikan kredit investasi. Sedangkan tingkat bunga kredit investasi yang disalurkan bank kepada PDAM ditetapkan sebesar BI rate ditambah paling tinggi 5%, dengan ketentuan tingkat bunga sebesar BI rate ditanggung PDAM dan selisih bunga di atas BI rate paling tinggi sebesar 5% menjadi subsidi yang ditanggung Pemerintah Pusat. Jaminan atas kewajiban PDAM serta subsidi bunga tersebut akan dibayarkan Pemerintah melalui skema APBN. Jaminan tersebut selanjutnya akan menjadi kewajiban PDAM dan Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Pusat. Risiko fiskal yang mungkin terjadi dari penjaminan ini adalah ketidakmampuan PDAM untuk membayar kewajibannya yang jatuh tempo kepada perbankan. Untuk itu Pemerintah akan memenuhi 70% dari kewajiban PDAM tersebut. Faktor-faktor yang dapat memicu terjadinya hal itu di antaranya adalah tingkat kehilangan air (non water revenue/nwr) yang tinggi, manajemen internal PDAM yang kurang handal, serta penetapan tarif air minum (oleh Pemda/Kepala Daerah) yang berada di bawah harga keekonomian. Kewajiban PDAM kepada bank masih terbatas pada kewajiban pembayaran bunga atas pinjaman. Untuk itu dalam APBN-P Tahun 2010, Pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp50 miliar guna mengantisipasi risiko fiskal atas kewajiban PDAM dalam pembayaran bunga kredit tersebut. Alokasi anggaran kewajiban kontijensi penjaminan PDAM oleh Pemerintah TA 2011 adalah sebesar Rp147 miliar. Hingga saat ini belum realisasi atas kewajiban ini. 11. Unfunded Liability atas Program Tabungan Hari Tua (THT) Dalam pelaksanaan pemberian kesejahteraan kepada Pegawai Negeri Sipil, disamping Negara dapat menanggung pembiayaan penyelenggaraan kesejahteraan PNS, juga melibatkan PNS dalam menanggung pembiayaan untuk penyelenggaraannya melalui iuran PNS bersangkutan. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, sesuai Pasal 1 ayat (1) Keputusan Presiden No. 56 Tahun 1974, maka dari setiap Pegawai Negeri dan Pejabat Negara dipungut iuran 10% dari penghasilan setiap bulannya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3¼% dari 10% tersebut merupakan iuran THT. Sesuai dengan penjelasan Pasal 6 PP No. 25 Tahun 1981, Penghasilan adalah gaji pokok ditambah dengan tunjangan-tunjangan yang diterima peserta setiap bulan tanpa pangan, satu dan lain berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 478/KMK.06/2002, skema THT adalah manfaat pasti, di mana setiap PNS pada saat pensiun atau meninggal dunia akan menerima manfaat asuransi dwiguna dan atau manfaat asuransi kematian dan formulanya sudah ditetapkan. Pasal 14 PP 25 Tahun 1981 menyatakan bahwa dalam hal penyelenggara asuransi sosial yaitu Badan Usaha Negara yang berbentuk Perusahaan Perseroan (Persero) tidak dapat memenuhi kewajiban-kewajibannya terhadap PNS berdasarkan Peraturan Pemerintah ini, maka Negara bertanggung jawab penuh untuk itu. Sesuai dengan Pasal 1 poin 3 PMK 65 Tahun 2008, Utang Kepada Dana Pensiun dan THT (unfunded liability) THT adalah pos belanja yang dialokasikan untuk memenuhi kewajiban Pemerintah dalam rangka penyesuaian perhitungan besarnya manfaat THT PNS dan Hakim. Catatan atas Laporan Keuangan

133 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Pada Laporan Keuangan PT TASPEN (program THT) Tahun 2010 diungkapkan bahwa terdapat Piutang Past Service Liability (PSL) Pemberi Kerja atas THT yang diestimasi, akibat kenaikan gaji pokok PNS tahun 2007, 2008, 2009, dan 2010 dengan rincian sebagai berikut: Uraian Jumlah (Rp) PSL Pemberi Kerja akibat PP 9/ PSL Pemberi Kerja akibat PP 14/ PSL Pemberi Kerja akibat PP 8/ PSL Pemberi Kerja akibat PP 25/ Total Utang Kepada Dana Pensiun dan THT (unfunded liability) tersebut merupakan estimasi sepihak oleh PT TASPEN (Persero). Pelunasan Unfunded Liability tersebut akan dilakukan Pemerintah apabila dinilai perlu setelah dilakukan: a. Audit menyeluruh (due diligence) atas PT Tapen (Persero) oleh auditor dan aktuaris independen; dan b. Pemisahan kekayaan dan kewajiban Program THT non-pns dari kekayaan dan kewajiban Program THT PNS sesuai dengan PMK No. 79/PMK.010/2011 tentang Kesehatan Keuangan Badan Penyelenggara Program Tabungan Hari Tua PNS. Selanjutnya, guna meningkatkan kemanfaatan program pensiun dan program THT bagi PNS, Pemerintah akan melakukan hal-hal sebagai berikut: a. Perumusan dan penetapan program THT PNS baru yang mampu meningkatkan manfaat THT bagi PNS; b. Perumusan dan penetapan mekanisme program THT PNS baru yang lebih efisien dan akuntabel serta sesuai dengan international best practices; c. Pengaturan dan pengawasan yang lebih efektif atas PT Taspen (Persero). 12. Past Service Liabilities Program Pensiun Program Pensiun PNS diselenggarakan berdasarkan UU Nomor 11 Tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/Duda Pegawai. Dana Pensiun dibentuk berdasarkan kontribusi Pemerintah, sebagai pemberi kerja, dan PNS, sebagai peserta. Namun demikian, selama ini untuk penyelenggaraan program pensiun dan program THT, iuran hanya disetor oleh peserta masing-masing sebesar 4,75% dan 3,25% dari gaji pokok. Pemerintah menganut sistem pembayaran secara pay as you go, yaitu pembayaran pensiun dipenuhi secara langsung oleh Pemerintah melalui APBN pada saat pegawai memasuki masa pensiun dengan sistem sharing dengan Dana Pensiun. Pada APBN-P TA 2010 pembayaran pensiun 100% beban APBN. Sejak tahun 1994 sampai dengan tahun 2008, Pemerintah meminta PT TASPEN melakukan sharing terhadap pembayaran manfaat pensiun seperti pada tabel berikut ini: No. Periode Sharing (%) Sharing (Rp) APBN TASPEN APBN TASPEN 1 Januari - Maret % 100% April Maret ,50% 22,50% April Desember % 23% Januari Desmeber % 25% Januari Desember % 21% Januari - Desember ,50% 17,50% Januari - Desember ,50% 14,50% Januari - Desember % 9% Total Catatan atas Laporan Keuangan

134 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) Sistem pembayaran sebagaimana tersebut di atas mengakibatkan kekurangan pendanaan penyelenggaraan program pensiun dan THT. Berdasarkan Hasil Valuasi Aktuaria Independen per 31 Desember 2010 terdapat kewajiban Aktuaria Program Dana Pensiun sebesar Rp1.809,42 triliun. Jumlah tersebut dihitung berdasarkan seluruh PNS, termasuk Veteran, TNI dan Polri (yang telah menjalani masa pensiun sampai dengan 31 Maret 1989), serta pejabat negara. Sejak 1 April 1989, pembayaran pensiun TNI dan Polri dikelola oleh PT Asabri (Persero). Berdasarkan hasil perhitungan aktuaria yang dilakukan oleh konsultan PT Binaputera Jaga Hikmah per 25 April 2007 menunjukkan bahwa past service liabilities (gabungan program pensiun dan beras) pada PT Asabri (Persero) per 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp70,22 triliun. Berdasarkan penjelasan di atas, total saldo past service liabilities untuk seluruh pensiun PNS, Veteran, TNI dan Polri adalah sebesar Rp1.879,64 triliun. Saldo past service liabilities ini belum disajikan sebagai kewajiban dalam LKPP Tahun Sesuai dengan data dalam Laporan Keuangan PT Taspen (Persero) Tahun 2010 diketahui bahwa jumlah dana titipan atas iuran program pensiun sampai dengan 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp28,76 triliun. Rincian Dana Program pensiun per 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: A. Saldo per 31 Desember B. Penerimaan: Penerimaan Iuran Peserta Penerimaan Dana dari Pemerintah Hasil Investasi Kenaikan Nilai Investasi Pendapatan Lain-lain Total Penerimaan C. Pengeluaran: Pembayaran Manfaat Pensiun Beban Operasional Total Pengeluaran D. Perubahan Dana (B-C) E. Koreksi Dana Bersih ( ) F. Saldo per 31 Desember 2010 (A+D+E) Laporan Barang Milik Negara Berdasarkan hasil rekonsiliasi aset tetap per 30 Juni 2011, antara data Neraca LKKL dan data Laporan BMN, terdapat selisih sebesar Rp, dengan rincian: Jenis Aset Tetap Data Neraca LKKL *) Data LBMN *) SELISIH (1) (2) (3) (4) = (2) (3) Tanah Peralatan dan Mesin ( ) Gedung dan Bangunan ( ) Jalan, Irigasi dan Jaringan ( ) Aset Tetap Lainnya Konstruksi Dalam Pengerjaan Jumlah ( ) *) tidak termasuk aset tetap yang ada di BRR NAD-Nias dan BA BUN. Selisih tersebut terutama disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut: 1. Aset berstatus Bagian Pemerintah yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) berupa Jalan, Irigasi, dan Jaringan pada Kementerian ESDM sebesar Rp26,37 triliun Catatan atas Laporan Keuangan

135 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) masih tercatat pada LBMN. 2. Aset yang berasal dari Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan pada Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan Nasional, dan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi berupa Gedung dan Bangunan dan Peralatan dan Mesin, pada Neraca LKKL telah direklasifikasi menjadi Aset Lain-lain, namun masih tersaji sebagai Aset Tetap pada Laporan BMN. 3. Adanya aset tetap renovasi yang belum diakomodasikan dalam SIMAK-BMN sehingga pencatatannya dilakukan dalam aplikasi SAKPA saja. 4. Hal-hal lain yang menyebabkan selisih antara lain: a. Beberapa Kementerian belum menyampaikan Laporan BMN-nya karena belum menggunakan pencatatan dengan Aplikasi SIMAK-BMN. b. Adanya pergeseran data BMN dalam proses penyusunan LBP Tahun Anggaran 2010 yang dihimpun dari level pelaporan yang berada di bawahnya yang tidak diikuti dengan update data BMN pada LKKL. c. SIMAK-BMN belum mencatat perolehan aset karena SPM pengesahan belum terbit. d. Terdapat reklasifikasi aset yang belum dicatat dalam Laporan BMN. 14. Tindak Lanjut Temuan BPK atas LKPP Tahun 2010 Dalam rangka menindaklanjuti Laporan Hasil Pemeriksaan BPK, Pemerintah telah melakukan tindak lanjut terhadap Temuan Pemeriksaan BPK atas LKPP Tahun Tindak lanjut dimaksud dapat dilihat pada Daftar 35. Catatan atas Laporan Keuangan

136 REPUBLIK INDONESIA DAFTAR

137 REPUBLIK INDONESIA DAFTAR

138 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 1 LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 DAN 2010 (dalam rupiah) KODE MA URAIAN MA ANGGARAN SEMESTER I 2011 % SEMESTER I 2010 KENAIKAN/ PENURUNAN % KENAIKAN/ PENURUNAN 4 PENDAPATAN NEGARA HIBAH ,24% ,62% 41 Penerimaan Perpajakan ,65% ,98% 411 Pendapatan Pajak Dalam Negeri ,48% ,25% 4111 Pendapatan Pajak Penghasilan ,47% ,56% Pendapatan Pajak PPh Migas ,80% ,05% Pendapatan PPh Minyak Bumi ,09% ,56% Pendapatan PPh Gas Alam ,74% ,33% ( ) -100,00% Pendapatan PPh Migas Lainnya Pendapatan PPh Non-Migas ,60% ,50% Pendapatan PPh Pasal ,79% ,33% Pendapatan PPh Pasal ,45% ( ) -1,44% Pendapatan PPh Pasal 22 Impor ,06% ,25% Pendapatan PPh Pasal ,88% ,45% Pendapatan PPh Pasal 25/29 Orang Pribadi ,54% ,05% Pendapatan PPh Pasal 25/29 Badan ,19% ,35% Pendapatan PPh Pasal ,10% ,77% Pendapatan PPh Final ,56% ,20% Pendapatan PPh Nonmigas Lainnya ,17% Pendapatan PPh Fiskal ( ) -87,21% Pendapatan PPh Fiskal Luar Negeri ( ) -87,21% Pendapatan PPh ditanggung Pemerintah Pendapatan PPh psl 21 ditanggung Pemerintah Pendapatan PPh psl 22 ditanggung Pemerintah Pendapatan PPh psl 23 ditanggung Pemerintah Pendapatan PPh psl 25/29 ditanggung Pemerintah Pendapatan PPh psl 26 ditanggung Pemerintah Pendapatan PPh Final ditanggung Pemerintah Pendapatan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah ,13% ,25% Pendapatan PPN ,46% Pendapatan PPN Dalam Negeri ,63% Pendapatan PPN Impor ,24% Pendapatan PPN Lainnya ( ) -7,96% Pendapatan PPnBM ( ) -4,00% Pendapatan PPnBM Dalam Negeri ( ) -8,44% Pendapatan PPnBM Impor ,37% Pendapatan PPnBM Lainnya ,23% Pendapatan PPN ditanggung Pemerintah Pendapatan PPN Dalam Negeri Ditanggung Pemerintah - DAFTAR LRA

139 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 1 LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 DAN 2010 (dalam rupiah) KODE MA URAIAN MA ANGGARAN SEMESTER I 2011 % SEMESTER I 2010 KENAIKAN/ PENURUNAN % KENAIKAN/ PENURUNAN Pendapatan PPN Impor Ditanggung Pemerintah Pendapatan PPN Lainnya Ditanggung Pemerintah Pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan ,05% ( ) -80,57% Pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan ( ) -80,57% Pendapatan PBB Pedesaan ,38% Pendapatan PBB Perkotaan ,18% Pendapatan PBB Perkebunan ( ) -2,79% Pendapatan PBB Kehutanan ,66% Pendapatan PBB Pertambangan ( ) -77,64% Pendapatan PBB Migas ( ) -100,00% Pendapatan PBB Lainnya Pendapatan BPHTB - ( ) ( ) -100,02% Pendapatan BPHTB - ( ) ( ) -100,02% Pendapatan BPHTB ( ) ( ) -100,02% 4115 Pendapatan Cukai ,48% ,37% Pendapatan Cukai ,48% ,37% Pendapatan Cukai Hasil Tembakau ,15% ,31% Pendapatan Cukai Ethyl Alkohol ,61% ,38% Pendapatan Cukai Minuman Mengandung Ethyl Alkohol ,59% ,45% Pendapatan Denda Administrasi Cukai ( ) -47,59% Pendapatan Cukai Lainnya ( ) -1,84% 4116 Pendapatan Pajak Lainnya ,61% ,76% Pendapatan Pajak Lainnya ,98% Pendapatan Bea Meterai ,85% Pendapatan Dari Penjualan Benda Meterai ,55% Pendapatan PPn Batubara Pendapatan Pajak Tidak Langsung Lainnya ,14% Pendapatan Bunga Penagihan Pajak ,64% Pendapatan Bunga Penagihan PPh ,82% Pendapatan Bunga Penagihan PPN ,87% Pendapatan Bunga Penagihan PPnBM ( ) -61,08% Pendapatan Bunga Penagihan PTLL ,34% Pendapatan Bunga Penagihan Pajak Ditanggung Pemerintah Pendapatan Bunga Penagihan PPh Ditanggung Pemerintah Pendapatan Bunga Penagihan PPN Ditanggung Pemerintah Pajak Perdagangan Internasional ,54% ,23% 4121 Pendapatan Bea Masuk ,09% ,60% Pendapatan Bea Masuk ,60% Pendapatan Bea Masuk ,03% DAFTAR LRA

140 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 1 LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 DAN 2010 (dalam rupiah) KODE MA URAIAN MA ANGGARAN SEMESTER I 2011 % SEMESTER I 2010 KENAIKAN/ PENURUNAN % KENAIKAN/ PENURUNAN Pendapatan Bea Masuk Ditanggung Pemerintah atas Hibah (SPM Nihil) ,35% Pendapatan Denda Administrasi Pabean ( ) -36,90% Pendapatan Bea Masuk Dalam Rangka Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) ,36% Denda atas sanksi administrasi dari pelaksanaan pengawasan terhadap barang tertentu yang pengangkutannya ( ) -100,00% Pendapatan Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BM-DPT) transaksi non kas Pendapatan Pabean Lainnya ,85% 4122 Pendapatan Bea Keluar ,91% ,32% Pendapatan Bea Keluar ,32% Pendapatan Bea Keluar ,11% Pendapatan Denda Administrasi Bea Keluar ( ) ( ) -2921,56% Pendapatan Bunga Bea Keluar ,32% 42 Penerimaan Negara Bukan Pajak ,09% ,30% 421 Penerimaan Sumber Daya Alam ,61% ,91% 4211 Pendapatan Minyak Bumi ,50% ( ) -9,91% Pendapatan Minyak Bumi ,50% ( ) -9,91% 4212 Pendapatan Gas Bumi ,37% ,17% Pendapatan Gas Bumi ,37% ,17% 4213 Pendapatan Pertambangan Umum ,21% ,87% Pendapatan Iuran Tetap ,89% ,59% Pendapatan Royalti ,08% ,11% 4214 Pendapatan Kehutanan ,65% ,17% Pendapatan Dana Reboisasi ,38% ( ) -1,77% Pendapatan Dana Reboisasi ,38% ( ) -1,77% Pendapatan Provisi Sumber Daya Hutan ,35% ,48% Pendapatan Provisi Sumber Daya Hutan ,35% ,48% Pendapatan IIUPH (IHPH) ,92% ( ) -67,79% Pendapatan IIUPH (IHPH) Tanaman Industri ,00% ( ) -100,00% Pendapatan IIUPH (IHPH) Bambu Pendapatan IIUPH (IHPH) Tanaman Rotan Pendapatan IIUPH (IHPH) Hutan Alam ,40% ( ) -67,79% Pendapatan Penggunaan Kawasan Hutan ,31% ,47% Pendapatan Penggunaan Kawasan Hutan untuk Kepentingan Pembangunan di Luar Kegiatan Kehutanan ,31% ,47% 4215 Pendapatan Perikanan ,77% ,16% Pendapatan Perikanan ,77% ,16% Pendapatan Perikanan ,77% ,16% 4216 Pendapatan Pertambangan Panas Bumi ,50% ,57% Pendapatan Pertambangan Panas Bumi ,50% ,57% Pendapatan Pertambangan Panas Bumi ,50% ,57% DAFTAR LRA

141 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 1 LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 DAN 2010 (dalam rupiah) KODE MA URAIAN MA ANGGARAN SEMESTER I 2011 % SEMESTER I 2010 KENAIKAN/ PENURUNAN % KENAIKAN/ PENURUNAN 422 Pendapatan Bagian Laba BUMN ,83% ,79% 4221 Pendapatan Bagian Pemerintah atas Laba BUMN ,83% ,79% Pendapatan Laba BUMN Perbankan ,56% Pendapatan Laba BUMN Perbankan ,56% Pendapatan Laba BUMN Non-Perbankan ,95% Pendapatan Laba BUMN Non-Perbankan ,95% 423 Pendapatan PNBP Lainnya ,88% ( ) -1,90% 4231 Pendapatan Penjualan dan Sewa ,37% ,25% Pendapatan Penjualan Hasil Produksi/Sitaan ,24% ,63% Pendapatan Penjualan Hasil Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan ,87% ( ) -37,71% Pendapatan Penjualan Hasil Peternakan dan Perikanan ,46% ( ) -9,92% Pendapatan Penjualan Hasil Tambang ,32% ,06% Pendapatan Penjualan Hasil Sitaan/Rampasan dan Harta Peninggalan ,99% ,77% Pendapatan Penjualan Obat-Obatan dan Hasil Farmasi Lainnya ,72% Pendapatan Penjualan Informasi, Penerbitan, Film, dan Hasil Cetakan Lainnya ,17% ,10% Pendapatan Penjualan Dokumen-Dokumen Pelelangan ,57% ( ) -97,23% Pendapatan Penjualan Cadangan Beras Pemerintah Dalam Rangka Operasi Pasar Murni ,13% Pendapatan Penjualan Lainnya ,15% ( ) -9,70% Pendapatan Penjualan Aset ,22% ( ) -52,74% Pendapatan Penjualan Rumah, Gedung, Bangunan, dan Tanah ,19% ( ) -98,57% Pendapatan Penjualan Kendaraan Bermotor ,90% ( ) -37,44% Pendapatan Penjualan Sewa Beli ( ) -15,39% Pendapatan Penjualan Aset Bekas Milik Asing ,33% Pendapatan Penjualan Aset Lainnya yang Berlebih / Rusak / Dihapuskan ,38% ,74% Pendapatan Penjualan dari Kegiatan Hulu Migas ,64% ( ) -9,41% Pendapatan Bersih Hasil Penjualan Bahan Bakar Minyak ( ) -99,98% Pendapatan Minyak Mentah (DMO) ,49% ,86% Pendapatan Lainnya dari Kegiatan Hulu Migas ( ) -89,61% Pendapatan Sewa ,52% ,89% Pendapatan Sewa Rumah Dinas/Rumah Negeri ,32% ,81% Pendapatan Sewa Gedung, Bangunan, dan Gudang ,73% ,06% Pendapatan Sewa Benda-Benda Bergerak ,88% ( ) -3,31% Pendapatan Sewa Benda-Benda Tak Bergerak Lainnya ,51% ,28% 4232 Pendapatan Jasa ,33% ,37% Pendapatan Jasa I ,26% ( ) -16,61% Pendapatan Rumah Sakit dan Instansi Kesehatan Lainnya ,86% ( ) -40,91% Pendapatan Tempat Hiburan/ Taman/ Museum dan Pungutan Usaha Pariwisata Alam (PUPA) ,05% ,14% Pendapatan Surat Keterangan, Visa/Paspor dan SIM, STNK, dan BPKB ,72% ,14% DAFTAR LRA

142 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 1 LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 DAN 2010 (dalam rupiah) KODE MA URAIAN MA ANGGARAN SEMESTER I 2011 % SEMESTER I 2010 KENAIKAN/ PENURUNAN % KENAIKAN/ PENURUNAN Pendapatan Hak dan Perijinan ,14% ( ) -41,23% Pendapatan Sensor/Karantina, Pengawasan/Pemeriksaan ,22% ,78% Pendapatan Jasa Tenaga, Pekerjaan, Informasi, Pelatihan, Teknologi, Pendapatan BPN, Pendapatan DJBC ,61% ( ) -20,91% Pendapatan Jasa Kantor Urusan Agama ,51% ,92% Pendapatan Jasa Bandar Udara, Kepelabuhanan dan Kenavigasian ,80% ,48% Pendapatan pelayanan pertanahan Pendapatan Jasa II ,98% ,04% Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan (Jasa Giro) ,77% ( ) -11,45% Pendapatan Jasa Penyelenggaraan Telekomunikasi ,03% ,84% Pendapatan Iuran Lelang Untuk Fakir Miskin Pendapatan Jasa Catatan Sipil Pendapatan Biaya Penagihan Pajak Negara Dengan Surat Paksa ,44% ,99% Pendapatan Uang Pewarganegaraan ,45% ( ) -62,79% Pendapatan Bea Lelang ,83% ,45% Pendapatan Biaya Pengurusan Piutang dan Lelang Negara ,60% ( ) -3,39% Pendapatan Registrasi Dokter dan Dokter Gigi ,22% ,79% Pendapatan Jasa Luar Negeri ,42% ( ) -52,39% Pendapatan dari Pemberian Surat Perjalanan RI ,25% ,71% Pendapatan dari Jasa Pengurusan Dokumen Konsuler ,63% ,84% Pendapatan Rutin Lainnya dari Luar Negeri ,89% ( ) -89,77% Pendapatan Layanan Jasa Perbankan ,69% ( ) -55,42% Pendapatan Layanan Jasa Perbankan ,69% ( ) -55,42% Pendapatan atas Pengelolaan Rekening Tunggal Perbendaharaan (TSA) dan/atau atas Penempatan Uang Negara ,66% ,04% Pendapatan Atas Penertiban SP2D Dalam Rangka TSA ,21% ,26% Pendapatan Atas Penempatan Uang Negara pada Bank Umum ,29% ( ) -83,30% Pendapatan dari Pelaksanaan Treasury Notional Pooling ,00% ( ) -100,00% Pendapatan Atas Penempatan Uang Negara pada Bank Indonesia ,02% ,67% Pendapatan Jasa Kepolisian ,20% ,43% Pendapatan Surat Ijin Mengemudi (SIM) ,15% ,34% Pendapatan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) ,09% ,96% Pendapatan Surat Tanda Coba Kendaraan (STCK) ,05% ,67% Pendapatan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKP) ,85% ,47% Pendapatan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) ,75% ,65% Pendapatan Klinik Pengemudi (KLIPENG) ,83% ,56% Pendapatan Senjata Api (SENPI) ,17% ,80% Pendapatan Jasa Pelayanan Tol ( ) -100,00% Pendapatan Jasa Pelayanan Tol Suramadu ( ) -100,00% Pendapatan Jasa Kepolisian II ,09% DAFTAR LRA

143 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 1 LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 DAN 2010 (dalam rupiah) KODE MA URAIAN MA ANGGARAN SEMESTER I 2011 % SEMESTER I 2010 KENAIKAN/ PENURUNAN % KENAIKAN/ PENURUNAN Pendapatan Penerbitan Surat Mutasi Kendaraan Ke Luar Daerah ,71% Pendapatan Penerbitan Surat Keterangan Catatan Kepolisian Pendapatan Penerbitan Surat Keterangan Lapor Diri Pendapatan Penerbitan Karti Sidik Jari (Inafis Card) Pendapatan Denda Pelanggaran Lalu Lintas Pendapatan Jasa Lainnya ,07% ,02% Pendapatan Jasa Lainnya ,07% ,02% 4233 Pendapatan Bunga ,89% ( ) -63,90% Pendapatan Bunga ,44% ( ) -58,55% Pendapatan Bunga atas Investasi Dalam Obligasi ,43% Pendapatan PPA (eks BPPN) atas Bunga Obligasi ,52% Pendapatan Bunga Dari Piutang dan Penerusan Pinjaman ,81% ( ) -58,87% Pendapatan Bunga Lainnya ( ) -81,22% Pendapatan Gain On Bond Redemption ( ) -96,84% Pendapatan Gain On Bond Redemption atas Pembelian Kembali Obligasi Dalam Negeri Jangka Panjang ( ) -96,84% Pendapatan Premium atas Obligasi Negara ( ) -68,58% Pendapatan Premium Obligasi Negara Dalam Negeri/Rupiah ( ) -71,41% Pendapatan Premium Obligasi Negara Dalam Valuta Asing Pendapatan Fee atas Securities Lending SUN Pendapatan Fee Lainnya atas Surat Berharga Negara Pendapatan Fee Lainnya atas Transaksi Securities lending SUN Pendapatan Kejaksaan dan Peradilan dan Hasil Tindak Pidana Korupsi ,66% ,95% Pendapatan Kejaksaan dan Peradilan dan Hasil Tindak Pidana Korupsi ,66% ,95% Pendapatan Legalisasi Tanda Tangan ,22% ,57% Pendapatan Pengesahan Surat di Bawah Tangan ,90% ,08% Pendapatan Uang Meja (Leges) dan Upah Pada Panitera Badan Pengadilan (Peradilan) ,55% ( ) -2,91% Pendapatan Hasil Denda/Denda Tilang dan Sebagainya ,37% ,02% Pendapatan Ongkos Perkara ,99% ,97% Pendapatan Penjualan Hasil Lelang Tindak Pidana Korupsi ,73% Pendapatan Penjualan Hasil Lelang Gratifikasi ,17% Pendapatan Kejaksaan dan Peradilan Lainnya ,41% ,63% 4235 Pendapatan Pendidikan ,58% ,21% Pendapatan Pendidikan ,58% ,21% Pendapatan Uang Pendidikan ,78% ,41% Pendapatan Uang Ujian Masuk, Kenaikan Tingkat, dan Akhir Pendidikan ,86% ( ) -25,89% Pendapatan Uang Ujian Untuk Menjalankan Praktek ,50% ,57% Pendapatan Pendidikan Lainnya ,66% ,37% 4236 Pendapatan Gratifikasi dan Uang Sitaan Hasil Korupsi ,28% ( ) -57,89% Pendapatan Gratifikasi dan Uang Sitaan Hasil Korupsi ,28% ( ) -57,89% DAFTAR LRA

144 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 1 LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 DAN 2010 (dalam rupiah) KODE MA URAIAN MA ANGGARAN SEMESTER I 2011 % SEMESTER I 2010 KENAIKAN/ PENURUNAN % KENAIKAN/ PENURUNAN Pendapatan Uang Sitaan Hasil Korupsi yang Telah Ditetapkan Pengadilan ,48% ( ) -82,26% Pendapatan Gratifikasi yang Ditetapkan KPK Menjadi Milik Negara ,47% ,56% Pendapatan dari Pengembalian Penyalahgunaan Penyelenggaraan Keuangan Negara ( ) -61,76% Pendapatan Uang Pengganti Tindak Pidana Korupsi yang Ditetapkan di Pengadilan ,69% Pendapatan Hasil Pengembalian Uang Negara ( ) -4,69% 4237 Pendapatan Iuran dan Denda ,40% ,80% Pendapatan Iuran Badan Usaha ,13% ,25% Pendapatan Iuran Badan Usaha dari kegiatan usaha penyediaan dan pendistribusian BBM ,71% ,90% Pendapatan Iuran Badan Usaha dari kegiatan usaha pengangkutan Gas Bumi melalui Pipa ,08% ,18% Pendapatan Iuran Badan Usaha di Bidang Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ,82% Pendapatan Dana Pengamanan Hutan ( ) -96,58% Pendapatan Dana Pengamanan Hutan ( ) -96,58% Pendapatan dari Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam ,76% ,07% Pendapatan Iuran Menangkap/Mengambil/Mengangkut Satwa Liar/Mengambil/Mengangkut Tumbuhan Alam Hidup atau Mati ,49% ( ) -6,03% Pungutan Izin Pengusahaan Pariwisata Alam (PIPPA) ,86% ( ) -73,20% Pungutan Izin Pengusahaan Taman Buru (PIPTB) Pungutan Izin Berburu di Taman Buru dan Areal Buru (PIB) Pungutan masuk Obyek Wisata Alam ,17% ( ) -31,17% Iuran Hasil Usaha Pengusahaan Pariwisata Alam (IHUPA) ,45% ,78% Iuran Hasil Usaha Perburuan di Taman Buru (IHUPTB) Pendapaatan Penggantian Nilai Tegakan ,53% Pendapatan Penerimaan dana Kompensasi Pelestarian Sumber Daya Alam Kelautan Pendapatan Penerimaan dana Kompensasi Pelestarian Sumber Daya Alam Kelautan Pendapatan Denda I ,08% ,65% Pendapatan Denda Pelanggaran Eksploitasi Hutan ,22% Pendapatan Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan Pemerintah ,50% ,01% Pendapatan Denda Administrasi BPHTB ,07% Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Pasar Modal ,28% Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha ,59% Pendapatan Denda Pelaksanaan Rekening Pengeluaran Bersaldo Nihil dalam Rangka TSA ,21% Pendapatan Denda atas Pelaksanaan Penempatan Uang Negara di Bank Umum dan Bank Indonesia ( ) -100,00% Pendapatan Denda atas Pelaksanaan Treasury Notional Pooling - Pendapatan Denda Atas Kekurangan/Keterlambatan Penyetoran Penerimaan Negara Oleh Bank/Pos Persepsi ( ) -72,12% Pendapatan Denda II ( ) -53,27% Pendapatan Denda atas Kekurangan/Keterlambatan Pelimpahan Saldo BO II ke BO I ,59% Pendapatan Denda atas Kekurangan/Keterlambatan Pembagian PBB/BPHTB oleh BO III PBB/BPHTB ( ) -65,54% 4239 Pendapatan Lain-Lain ,04% ,93% Pendapatan Dari Penerimaan Kembali Belanja Tahun Anggaran yang Lalu ,51% ,60% DAFTAR LRA

145 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 1 LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 DAN 2010 (dalam rupiah) KODE MA URAIAN MA ANGGARAN SEMESTER I 2011 % SEMESTER I 2010 KENAIKAN/ PENURUNAN % KENAIKAN/ PENURUNAN Penerimaan Kembali Belanja Pegawai Pusat TAYL ,10% ,80% Penerimaan Kembali Belanja Pensiun TAYL ,89% Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Rupiah Murni TAYL ,56% ,46% Penerimaan Kembali Belanja Lain Pinjaman Luar Negeri TAYL ,91% ,56% Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Hibah TAYL ,69% Penerimaan Kembali Belanja Swadana TAYL ( ) -66,18% Penerimaan Kembali Belanja Transfer ke Daerah TAYL ,28% Penerimaan Kembali Belanja Lainnya TAYL ,79% ,61% Pendapatan Pelunasan Piutang ,32% ( ) -79,58% Pendapatan Pelunasan Piutang Non-Bendahara ,52% ( ) -98,80% Pendapatan Pelunasan Ganti Rugi atas Kerugian yang Diderita Oleh Negara(Masuk TP/TGR) Bendahara ,17% ( ) -46,85% Pendapatan dari Penutupan Rekening ,45% Pendapatan dari Penutupan Rekening ,45% Pendapatan dari Selisih Kurs Pendapatan dari Selisih Kurs dalam pengelolaan RKUN Pendapatan Lain-Lain ,99% ( ) -70,05% Penerimaan Kembali Persekot/ Uang Muka Gaji ,90% ,92% Penerimaan Premi Penjaminan Perbankan Nasional ,92% ( ) -98,08% Pendapatan dari Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL) ( ) -15,50% Pendapatan dari Biaya Pengawasan HET Minyak Tanah Pendapatan Bagian Pemerintah dari Sisa Surplus Bank Indonesia Pendapatan Kelebihan Pelimpahan Pajak/PNBP dari bank/pos Persepsi Pendapatan Anggaran Lain-Lain ( ) -70,72% 424 Pendapatan Badan Layanan Umum ,18% ,26% 4241 Pendapatan Jasa Layanan Umum ,27% ,25% Pendapatan Penyediaan Barang dan Jasa Kepada Masyarakat ,20% ,82% Pendapatan Jasa Pelayanan Rumah Sakit ,19% ,04% Pendapatan Jasa Pelayanan Pendidikan ,69% ( ) -11,17% Pendapatan Jasa Pelayanan Tenaga, Pekerjaan, Informasi, Pelatihan dan Teknologi ,49% ,78% Pendapatan Jasa Pencetakan ,37% Pendapatan Jasa Bandar Udara, Kepelabuhanan dan Kenavigasian Pendapatan Jasa Penyelenggaraan Telekomunikasi ,05% ,29% Pendapatan Jasa Pelayanan Pemasaran ,15% ,96% Pendapatan Jasa Penyediaan Barang Pendapatan Jasa Penyediaan Barang dan Jasa Lainnya ,50% ,59% Pendapatan dari Pengelolaan Wilayah/Kawasan Tertentu ,71% ( ) -5,30% Pendapatan Pengelolaan Kawasan Otorita Pendapatan Pengelolaan Kawasan Terpadu Pengembangan Ekonomi Terpadu DAFTAR LRA

146 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 1 LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 DAN 2010 (dalam rupiah) KODE MA URAIAN MA ANGGARAN SEMESTER I 2011 % SEMESTER I 2010 KENAIKAN/ PENURUNAN % KENAIKAN/ PENURUNAN Pendapatan Pengelolaan Fasilitas Umum Milik Pemerintah Pendapatan Pengelolaan Kawasan Lainnya ,81% ( ) -5,30% Pengelolaan Dana Khusus untuk Masyarakat ,76% ( ) -17,20% Pendapatan Program Dana Penjaminan Pendapatan Program Dana Penjaminan Syariah Pendapatan Program Modal Ventura ( ) -100,00% Pendapatan Program Dana Bergulir Sektoral ,95% ,57% Pendapatan Program Dana Bergulir Syariah ,00% ( ) -100,00% Pendapatan Investasi ,49% ( ) -36,93% Pendapatan Pengelolaan Dana Khusus Lainnya ( ) -100,00% 4242 Pendapatan Hibah Badan Layanan Umum ,68% ,31% Pendapatan Hibah Terkait ,21% ,68% Pendapatan Hibah Terikat Dalam Negeri - Perorangan ,20% ( ) -93,19% Pendapatan Hibah Terikat Dalam Negeri - Lembaga/Badan Usaha ,02% ,80% Pendapatan Hibah Terikat Dalam Negeri - Pemda ,71% Pendapatan Hibah Terikat Luar Negeri - Perorangan Pendapatan Hibah Terikat Luar Negeri - Lembaga/Badan Usaha Pendapatan Hibah Terikat Luar Negeri - Negara - #DIV/0! Pendapatan Hibah Terikat Lainnya Pendapatan Hibah Tidak Terikat ,18% ( ) -31,68% Pendapatan Hibah Tidak Terikat Dalam Negeri - Perorangan ,00% ( ) -100,00% Pendapatan Hibah Tidak Terikat Dalam Negeri - Lembaga/Badan Usaha ,30% Pendapatan Hibah Tidak Terikat Dalam Negeri - Pemda Pendapatan Hibah Tidak Terikat Luar Negeri - Perorangan Pendapatan Hibah Tidak Terikat Luar Negeri - Lembaga/Badan Usaha Pendapatan Hibah Tidak Terikat Luar Negeri - Negara Pendapatan Hibah Tidak Terikat - Lainnya ,00% Pendapatan Hasil Kerja Sama BLU ,48% Pendapatan Hasil Kerja Sama BLU ,67% ,48% Pendapatan Hasil Kerjasama Perorangan ,68% ( ) -20,25% Pendapatan Hasil Kerjasama Lembaga/Badan Usaha ,51% ,27% Pendapatan Hasil Kerjasama Pemerintah Daerah ,09% ,72% 4249 Pendapatan BLU Lainnya ,79% ,43% Pendapatan BLU Lainnya ,79% ,43% Pendapatan Jasa Layanan Perbankan BLU ,79% ,43% 43 Penerimaan Hibah ,21% ,61% 431 Pendapatan Hibah Dalam Negeri dan Luar Negeri ,61% 4311 Pendapatan Hibah Dalam Negeri ,95% Pendapatan Hibah Dalam Negeri ,95% DAFTAR LRA

147 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 1 LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 DAN 2010 (dalam rupiah) KODE MA URAIAN MA ANGGARAN SEMESTER I 2011 % SEMESTER I 2010 KENAIKAN/ PENURUNAN % KENAIKAN/ PENURUNAN Pendapatan Hibah Dalam Negeri - Perorangan Pendapatan Hibah Dalam Negeri - Lembaga/Badan Usaha ( ) -100,00% Pendapatan Hibah Dalam Negeri Lainnya ,49% Pendapatan Hibah Dalam Negeri Non Kas Pendapatan Hibah Berupa Barang Pendapatan Hibah Dalam Negeri Langsung Pendapatan Hibah Dalam Negeri - Lembaga/Badan Usaha Pendapatan Hibah Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Pendapatan Hibah Luar Negeri ,62% Pendapatan Hibah Luar Negeri ,62% Pendapatan Hibah Luar Negeri - Perorangan ( ) -100,00% Pendapatan Hibah Luar Negeri - Bilateral ,74% Pendapatan Hibah Luar Negeri - Multilateral Pendapatan Hibah Luar Negeri Lainnya ,37% Pendapatan Hibah Luar Negeri-Non Kas Pendapatan Hibah Luar Negeri Berupa Barang Pendapatan Hibah Luar Negeri Berupa Jasa Jumlah Penerimaan ,24% ,62% DAFTAR LRA

148 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 2.A LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT MENURUT BA DAN ESELON I SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (dalam rupiah) KODE BA ESELON I BAGIAN ANGGARAN & ESELON I ANGGARAN REALISASI BRUTO PENGEMBALIAN REALISASI NETTO REALISASI DI ATAS (DI BAWAH) ANGGARAN 001 MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT ( ) 01 SEKRETARIAT JENDERAL ( ) 02 MAJELIS ( ) 002 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT ( ) 01 SEKRETARIAT JENDERAL ( ) 02 DEWAN ( ) 004 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN ( ) 01 SEKRETARIAT JENDERAL ( ) 02 B.P.K. PUSAT ( ) 005 MAHKAMAH AGUNG ( ) 01 BADAN URUSAN ADMINISTRASI ( ) 02 KEPANITERAAN ( ) 03 DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM ( ) 04 DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA ( ) 05 DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN MILITER DAN PERADILAN TATA USAHA NEGARA ( ) 06 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HUKUM DAN P ( ) 07 BADAN PENGAWASAN MAHKAMAH AGUNG ( ) 006 KEJAKSAAN AGUNG ( ) 01 KEJAKSAAN AGUNG ( ) 007 SEKRETARIAT NEGARA ( ) 01 SEKRETARIAT NEGARA ( ) 02 SEKRETARIAT KABINET ( ) 03 RUMAH TANGGA KEPRESIDENAN ( ) 04 SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN ( ) 05 SEKRETARIAT MILITER ( ) 06 PASUKAN PENGAMANAN PRESIDEN ( ) 07 DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN ( ) 08 UNIT KERJA PRESIDEN BD.PENGAWASAN & PENGENDALIAN PEMBANGUNAN (UKP-PPP) ( ) 09 LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN (LPSK) ( ) 010 KEMENTERIAN DALAM NEGERI ( ) 01 SEKRETARIAT JENDERAL ( ) 02 INSPEKTORAT JENDERAL ( ) 03 DITJEN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK ( ) 04 DITJEN PEMERINTAHAN UMUM ( ) 05 DITJEN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA ( ) DAFTAR LRA

149 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 2.A LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT MENURUT BA DAN ESELON I SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (dalam rupiah) KODE BA ESELON I BAGIAN ANGGARAN & ESELON I ANGGARAN REALISASI BRUTO PENGEMBALIAN REALISASI NETTO REALISASI DI ATAS (DI BAWAH) ANGGARAN 06 DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH ( ) 07 DITJEN OTONOMI DAERAH ( ) 08 DITJEN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN ( ) 09 DITJEN BINA ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH ( ) 11 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ( ) 12 BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ( ) 011 KEMENTERIAN LUAR NEGERI ( ) 01 SEKRETARIAT JENDERAL ( ) 02 DITJEN ASIA PASIFIK DAN AFRIKA ( ) 03 DITJEN AMERIKA DAN EROPA ( ) 04 DITJEN KERJASAMA ASEAN ( ) 05 DIREKTORAT JENDERAL MULTILATERAL ( ) 06 DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI DAN DIPLOMASI PUBLIK ( ) 07 DIREKTORAT JENDERAL HUKUM DAN PERJANJIAN INTERNASIONAL ( ) 08 DIREKTORAT JENDERAL PROTOKOL DAN KONSULER ( ) 09 INSPEKTORAT JENDERAL ( ) 11 BADAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN ( ) 012 KEMENTERIAN PERTAHANAN ( ) 01 KEMENTERIAN PERTAHANAN ( ) 21 MARKAS BESAR TNI ( ) 22 MARKAS BESAR TNI AD ( ) 23 MARKAS BESAR TNI AL ( ) 24 MARKAS BESAR TNI AU ( ) 013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA ( ) 01 SEKRETARIAT JENDERAL ( ) 02 INSPEKTORAT JENDERAL ( ) 03 DITJEN ADMINISTRASI HUKUM UMUM ( ) 05 DITJEN PEMASYARAKATAN ( ) 06 DITJEN IMIGRASI ( ) 07 DITJEN HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL ( ) 08 DITJEN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN ( ) 09 DITJEN HAK ASASI MANUSIA ( ) 10 BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL ( ) 11 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANAN HAM ( ) 12 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA ( ) 015 KEMENTERIAN KEUANGAN ( ) DAFTAR LRA

150 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 2.A LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT MENURUT BA DAN ESELON I SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (dalam rupiah) KODE BA ESELON I BAGIAN ANGGARAN & ESELON I ANGGARAN REALISASI BRUTO PENGEMBALIAN REALISASI NETTO REALISASI DI ATAS (DI BAWAH) ANGGARAN 01 SEKRETARIAT JENDERAL ( ) 02 INSPEKTORAT JENDERAL ( ) 03 DITJEN ANGGARAN ( ) 04 DITJEN PAJAK ( ) 05 DITJEN BEA DAN CUKAI ( ) 06 DITJEN PERIMBANGAN KEUANGAN ( ) 07 DITJEN PENGELOLAAN UTANG ( ) 08 DITJEN PERBENDAHARAAN ( ) 09 DITJEN KEKAYAAN NEGARA ( ) 10 BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN ( ) 11 BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN ( ) 12 BADAN KEBIJAKAN FISKAL ( ) 018 KEMENTERIAN PERTANIAN ( ) 01 SEKRETARIAT JENDERAL ( ) 02 INSPEKTORAT JENDERAL ( ) 03 DITJEN TANAMAN PANGAN ( ) 04 DITJEN HOLTIKULTURA ( ) 05 DITJEN PERKEBUNAN ( ) 06 DITJEN PETERNAKAN ( ) 07 DITJEN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN ( ) 08 DITJEN PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR ( ) 09 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN ( ) 10 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN ( ) 11 BADAN KETAHANAN PANGAN ( ) 12 BADAN KARANTINA PERTANIAN ( ) 019 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN ( ) 01 SEKRETARIAT JENDERAL ( ) 02 DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO ( ) 03 DIREKTORAT JENDERAL BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR ( ) 04 DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI UNGGULAN BERBASIS TEKNOLOGI TINGGI ( ) 05 DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH ( ) 06 INSPEKTORAT JENDERAL ( ) 07 BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI ( ) 08 DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI ( ) 09 DIREKTORAT JENDERAL KERJASAMA INDUSTRI INTERNATIONAL ( ) 020 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL ( ) DAFTAR LRA

151 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 2.A LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT MENURUT BA DAN ESELON I SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (dalam rupiah) KODE BA ESELON I BAGIAN ANGGARAN & ESELON I ANGGARAN REALISASI BRUTO PENGEMBALIAN REALISASI NETTO REALISASI DI ATAS (DI BAWAH) ANGGARAN 01 SEKRETARIAT JENDERAL ( ) 02 INSPEKTORAT JENDERAL ( ) 04 DITJEN MINYAK DAN GAS BUMI ( ) 05 DITJEN LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI ( ) 06 DITJEN MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI ( ) 07 DEWAN ENERGI NASIONAL ( ) 11 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL ( ) 12 BADAN DIKLAT ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL ( ) 13 BADAN GEOLOGI ( ) 14 BPH MIGAS ( ) 15 DITJEN ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI ( ) 022 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN ( ) 01 SEKRETARIAT JENDERAL ( ) 02 INSPEKTORAT JENDERAL ( ) 03 DITJEN PERHUBUNGAN DARAT ( ) 04 DITJEN PERHUBUNGAN LAUT ( ) 05 DITJEN PERHUBUNGAN UDARA ( ) 08 DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN ( ) 11 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN ( ) 12 BADAN PENDIDIKAN DAN LATIHAN PERHUBUNGAN ( ) 023 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL ( ) 01 SEKRETARIAT JENDERAL ( ) 02 INSPEKTORAT JENDERAL ( ) 03 DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH ( ) 04 DITJEN PENDIDIKAN TINGGI ( ) 05 DITJEN PENDIDIKAN NONFORMAL DAN INFORMAL ( ) 08 DITJEN PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN ( ) 11 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DIKBUD ( ) KEMENTERIAN KESEHATAN ( ) 01 SEKRETARIAT JENDERAL ( ) 02 INSPEKTORAT JENDERAL ( ) 03 DITJEN BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU DAN ANAK ( ) 04 DITJEN BINA UPAYA KESEHATAN ( ) DAFTAR LRA

152 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 2.A LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT MENURUT BA DAN ESELON I SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (dalam rupiah) KODE BA ESELON I BAGIAN ANGGARAN & ESELON I ANGGARAN REALISASI BRUTO PENGEMBALIAN REALISASI NETTO REALISASI DI ATAS (DI BAWAH) ANGGARAN 05 DITJEN PENGENDALIAAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN ( ) 07 DITJEN BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN ( ) 11 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN ( ) 12 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN ( ) 025 KEMENTERIAN AGAMA ( ) 01 SEKRETARIAT JENDERAL ( ) 02 INSPEKTORAT JENDERAL ( ) 03 DITJEN BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM ( ) 04 DITJEN PENDIDIKAN ISLAM ( ) 05 DITJEN BIMBINGAN MASYARAKAT KRISTEN ( ) 06 DITJEN BIMBINGAN MASYARAKAT KHATOLIK ( ) 07 DITJEN BIMBINGAN MASYARAKAT HINDU ( ) 08 DITJEN BIMBINGAN MASYARAKAT BUDDHA ( ) 09 DITJEN PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH ( ) 11 BADAN PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PENDIDIKAN PELATIHAN ( ) 026 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI ( ) 01 SEKRETARIAT JENDERAL ( ) 02 INSPEKTORAT JENDERAL ( ) 04 DITJEN PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA ( ) 05 DITJEN PEMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL & JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN ( ) 06 DITJEN PEMBINAAN PEMBANGUNAN KAWASAN TRANSMIGRASI ( ) 07 DITJEN PEMBINAAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT DAN KAWASAN TRANSMIGRASI ( ) 08 DITJEN PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN ( ) 11 BADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN INFORMASI ( ) 13 DITJEN PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS ( ) 027 KEMENTERIAN SOSIAL ( ) 01 SEKRETARIAT JENDERAL ( ) 02 INSPEKTORAT JENDERAL ( ) 03 DITJEN PEMBERDAYAAN SOSIAL ( ) 04 DITJEN PELAYANAN DAN REHABILITASI SOSIAL ( ) 05 DITJEN BANTUAN DAN JAMINAN SOSIAL ( ) 11 BADAN PENDIDIKAN DAN PENELITIAN KESEJAHTERAAN SOSIAL ( ) 029 KEMENTERIAN KEHUTANAN ( ) 01 SEKRETARIAT JENDERAL ( ) 02 INSPEKTORAT JENDERAL ( ) 03 DITJEN BINA USAHA KEHUTANAN ( ) DAFTAR LRA

153 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 2.A LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT MENURUT BA DAN ESELON I SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (dalam rupiah) KODE BA ESELON I BAGIAN ANGGARAN & ESELON I ANGGARAN REALISASI BRUTO PENGEMBALIAN REALISASI NETTO REALISASI DI ATAS (DI BAWAH) ANGGARAN 04 DITJEN BINA PENGELOLAAN DAS DAN PERHUTANAN SOSIAL ( ) 05 DITJEN PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM ( ) 06 DITJEN PLANOLOGI KEHUTANAN ( ) 07 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN ( ) 08 BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KEHUTANAN ( ) 032 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN ( ) 01 SEKRETARIAT JENDERAL ( ) 02 INSPEKTORAT JENDERAL ( ) 03 DITJEN PERIKANAN TANGKAP ( ) 04 DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA ( ) 05 DITJEN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN SUMBER DAYA KELAUTAN & PERIKANAN ( ) 06 DITJEN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN (P2HP) ( ) 07 DITJEN KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL (KP3K) ( ) 11 BADAN RISET KELAUTAN DAN PERIKANAN (BRKP) ( ) 12 BADAN PENGEMBANGAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN ( ) 13 BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN ( ) 033 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM ( ) 01 SEKRETARIAT JENDERAL ( ) 02 INSPEKTORAT JENDERAL ( ) 03 DITJEN PENATAAN RUANG ( ) 04 DITJEN BINA MARGA ( ) 05 DITJEN CIPTA KARYA ( ) 06 DITJEN SUMBER DAYA AIR ( ) 11 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ( ) 13 BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI ( ) 034 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN ( ) 01 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN ( ) 035 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN ( ) 01 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN ( ) 036 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT ( ) 01 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT ( ) 040 KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ( ) 01 SEKRETARIAT JENDERAL ( ) 02 INSPEKTORAT JENDERAL ( ) 03 DIREKTORAT JENDERAL NILAI BUDAYA, SENI DAN PERFILMAN ( ) 04 DIREKTORAT JENDERAL SEJARAH DAN PURBAKALA ( ) DAFTAR LRA

154 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 2.A LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT MENURUT BA DAN ESELON I SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (dalam rupiah) KODE BA ESELON I BAGIAN ANGGARAN & ESELON I ANGGARAN REALISASI BRUTO PENGEMBALIAN REALISASI NETTO REALISASI DI ATAS (DI BAWAH) ANGGARAN 05 DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA ( ) 06 DIREKTORAT JENDERAL PEMASARAN ( ) 10 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ( ) 041 KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA ( ) 01 KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA ( ) 042 KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI ( ) 01 KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI ( ) 043 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP ( ) 01 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP ( ) 044 KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM ( ) 01 KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM ( ) 047 KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK ( ) 01 KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK ( ) 048 KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI ( ) 01 KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI ( ) 050 BADAN INTELIJEN NEGARA ( ) 01 BADAN INTELIJEN NEGARA ( ) 051 LEMBAGA SANDI NEGARA ( ) 01 LEMBAGA SANDI NEGARA ( ) 052 DEWAN KETAHANAN NASIONAL ( ) 01 SETJEN DEWAN KETAHANAN NASIONAL ( ) 054 BADAN PUSAT STATISTIK ( ) 01 BADAN PUSAT STATISTIK ( ) 055 KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS ( ) 01 KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS ( ) 056 BADAN PERTANAHAN NASIONAL ( ) 01 BADAN PERTANAHAN NASIONAL ( ) 057 PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA ( ) 01 PERPUSTAKAAN NASIONAL ( ) 059 KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA ( ) 01 SEKRETARIAT JENDERAL ( ) 02 INSPEKTORAT JENDERAL ( ) 03 DITJEN POS DAN TELEKOMUNIKASI ( ) 04 DITJEN APLIKASI TELEMATIKA ( ) 05 DITJEN SARANA KOMUNIKASI DAN DISEMINASI INFORMASI ( ) 06 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ( ) DAFTAR LRA

155 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 2.A LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT MENURUT BA DAN ESELON I SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (dalam rupiah) KODE BA ESELON I BAGIAN ANGGARAN & ESELON I ANGGARAN REALISASI BRUTO PENGEMBALIAN REALISASI NETTO REALISASI DI ATAS (DI BAWAH) ANGGARAN 07 BADAN INFORMASI PUBLIK ( ) 060 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ( ) 01 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ( ) 063 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN ( ) 01 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN ( ) 064 LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL ( ) 01 LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL RI ( ) 065 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL ( ) 01 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL ( ) 066 BADAN NARKOTIKA NASIONAL ( ) 01 PELAKSANA HARIAN BNN ( ) 067 KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL ( ) 01 KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL ( ) 068 BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL ( ) 01 BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL ( ) 074 KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA ( ) 01 KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA ( ) 075 BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA ( ) 01 BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA ( ) 076 KOMISI PEMILIHAN UMUM ( ) 01 KOMISI PEMILIHAN UMUM ( ) 077 MAHKAMAH KONSTITUSI RI ( ) 01 MAHKAMAH KONSTITUSI RI ( ) 078 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN ( ) 01 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN ( ) 079 LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA ( ) 01 LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA ( ) 080 BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ( ) 01 BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ( ) 081 BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI ( ) 01 BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI ( ) 082 LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL ( ) 01 L A P A N ( ) 083 BADAN KOORDINASI SURVEY DAN PEMETAAN NASIONAL ( ) 01 BADAN KOORDINASI SURVEY DAN PEMETAAN NASIONAL ( ) 084 BADAN STANDARISASI NASIONAL ( ) DAFTAR LRA

156 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 2.A LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT MENURUT BA DAN ESELON I SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (dalam rupiah) KODE BA ESELON I BAGIAN ANGGARAN & ESELON I ANGGARAN REALISASI BRUTO PENGEMBALIAN REALISASI NETTO REALISASI DI ATAS (DI BAWAH) ANGGARAN 01 BADAN STANDARISASI NASIONAL ( ) 085 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR ( ) 01 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR ( ) 086 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA ( ) 01 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA ( ) 087 ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA ( ) 01 ARSIP NASIONAL ( ) 088 BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA ( ) 01 BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA ( ) 089 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN ( ) 01 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN ( ) 090 KEMENTERIAN PERDAGANGAN ( ) 01 SEKRETARIAT JENDERAL ( ) 02 DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI ( ) 03 DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN LUAR NEGERI ( ) 04 DIREKTORAT JENDERAL KERJASAMA PERDAGANGAN INTERNASIONAL ( ) 05 INSPEKTORAT JENDERAL ( ) 06 DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN EKSPOR NASIONAL ( ) 07 BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI ( ) 08 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERDAGANGAN ( ) 09 DIREKTORAT JENDERAL STANDARDISASI DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN ( ) 091 KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT ( ) 01 KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT ( ) 092 KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAH RAGA ( ) 01 KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAH RAGA ( ) 093 KOMISI PEMBERATASAN KORUPSI ( ) 01 KOMISI PEMBERATASAN KORUPSI ( ) 095 DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD) ( ) 01 SEKRETARIAT JENDERAL DPD RI ( ) 02 DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD) ( ) 100 KOMISI YUDISIAL RI ( ) 01 KOMISI YUDISIAL RI ( ) 103 BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( ) 01 BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( ) 104 BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TKI ( ) 01 SEKRETARIAT UTAMA BNP2TKI ( ) DAFTAR LRA

157 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 2.A LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT MENURUT BA DAN ESELON I SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (dalam rupiah) KODE BA ESELON I BAGIAN ANGGARAN & ESELON I ANGGARAN REALISASI BRUTO PENGEMBALIAN REALISASI NETTO REALISASI DI ATAS (DI BAWAH) ANGGARAN 105 BADAN PENANGGULANGAN LUMPUR SIDOARJO ( ) 01 BADAN PENANGGULANGAN LUMPUR SIDOARJO ( ) 106 LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH ( ) 01 LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH ( ) 107 BADAN SAR NASIONAL ( ) 01 BADAN SAR NASIONAL ( ) 108 KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA ( ) 01 KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA ( ) 109 BADAN PENGEMBANGAN WILAYAH SURAMADU ( ) 01 BADAN PENGEMBANGAN WILAYAH SURAMADU (BPWS) ( ) 110 OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA ( ) 01 OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA ( ) 111 BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN ( ) 01 BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN ( ) 999 BENDAHARA UMUM NEGARA ( ) 01 PENGELOLA UTANG PEMERINTAH ( ) 02 PENGELOLA HIBAH ( ) 07 PENGELOLA BELANJA SUBSIDI ( ) 08 PENGELOLA BELANJA LAINNYA ( ) ( ) DAFTAR LRA

158 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 2.B LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT MENURUT JENIS BELANJA SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (dalam rupiah) KODE BA URAIAN BA Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Bunga Utang Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bansos Lain-lain Total Belanja MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT BADAN PEMERIKSA KEUANGAN MAHKAMAH AGUNG KEJAKSAAN AGUNG SEKRETARIAT NEGARA DEPARTEMEN DALAM NEGERI DEPARTEMEN LUAR NEGERI DEPARTEMEN PERTAHANAN DEPARTEMEN HUKUMDAN HAK ASASI MANUSIA RI DEPARTEMEN KEUANGAN DEPARTEMEN PERTANIAN DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DEPARTEMEN KESEHATAN DEPARTEMEN AGAMA DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DEPARTEMEN SOSIAL DEPARTEMEN KEHUTANAN DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK DAN KEAMANAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT DEPARTEMEN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KEMENTERIAN NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA KEMENTERIAN NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN UKM KEMENTERIAN NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEMENTERIAN NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA BADAN INTELIJEN NEGARA LEMBAGA SANDI NEGARA DEWAN KETAHANAN NASIONAL BADAN PUSAT STATISTIK KEMENTERIAN NEGARA PPN/BAPPENAS BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL BADAN NARKOTIKA NASIONAL KEMENTERIAN NEGARA PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA DAFTAR LRA

159 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 2.B LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT MENURUT JENIS BELANJA SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (dalam rupiah) KODE BA URAIAN BA Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Bunga Utang Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bansos Lain-lain Total Belanja BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHKAMAH KONSTITUSI RI PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL BADAN KOORDINASI SURVEY DAN PEMETAAN NASIONAL BADAN STANDARISASI NASIONAL BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DEPARTEMEN PERDAGANGAN KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT KEMENTERIAN NEGARA PEMUDA DAN OLAH RAGA KOMISI PEMBERATASAN KORUPSI DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD) KOMISI YUDISIAL RI BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TKI BADAN PENANGGULANGAN LUMPUR SIDOARJO LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BADAN SAR NASIONAL KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA BADAN PENGEMBANGAN WILAYAH SURAMADU (BPWS) OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN BENDAHARA UMUM NEGARA JUMLAH DAFTAR LRA

160 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT DAFTAR 5 MENURUT FUNGSI SUBFUNGSI SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (dalam rupiah) KODE FUNGSI/ SUBFUNGSI FUNGSI/SUBFUNGSI ANGGARAN REALISASI BELANJA BRUTO PENGEMBALIAN REALISASI BELANJA NETTO REALISASI DI ATAS (DI BAWAH) ANGGARAN 01 PELAYANAN UMUM ( ) LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN ( ) PELAYANAN UMUM ( ) PENELITIAN DASAR DAN PENGEMBANGAN IPTEK ( ) PINJAMAN PEMERINTAH ( ) PEMBANGUNAN DAERAH ( ) LITBANG PELAYANANAN UMUM ( ) PELAYANAN UMUM LAINNYA ( ) 02 PERTAHANAN ( ) LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN ( ) BANTUAN LUAR NEGERI ( ) PENELITIAN DASAR DAN PENGEMBANGAN IPTEK ( ) 03 KETERTIBAN DAN KEAMANAN ( ) LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN ( ) BANTUAN LUAR NEGERI ( ) PELAYANAN UMUM ( ) PENELITIAN DASAR DAN PENGEMBANGAN IPTEK ( ) PEMBANGUNAN DAERAH ( ) PELAYANAN UMUM LAINNYA ( ) 04 EKONOMI ( ) LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN ( ) BANTUAN LUAR NEGERI ( ) PELAYANAN UMUM ( ) PENELITIAN DASAR DAN PENGEMBANGAN IPTEK ( ) PINJAMAN PEMERINTAH ( ) PEMBANGUNAN DAERAH ( ) LITBANG PELAYANANAN UMUM ( ) TRANSPORTASI ( ) TELEKOMUNIKASI ( ) LITBANG EKONOMI ( ) PELAYANAN UMUM LAINNYA ( ) 05 LINGKUNGAN HIDUP ( ) LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN ( ) DAFTAR LRA

161 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT DAFTAR 5 MENURUT FUNGSI SUBFUNGSI SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (dalam rupiah) KODE FUNGSI/ SUBFUNGSI FUNGSI/SUBFUNGSI ANGGARAN REALISASI BELANJA BRUTO PENGEMBALIAN REALISASI BELANJA NETTO REALISASI DI ATAS (DI BAWAH) ANGGARAN PELAYANAN UMUM ( ) PENELITIAN DASAR DAN PENGEMBANGAN IPTEK ( ) PINJAMAN PEMERINTAH ( ) PELAYANAN UMUM LAINNYA ( ) 06 PERUMAHAN DAN FASILITAS UMUM ( ) LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN ( ) BANTUAN LUAR NEGERI ( ) PELAYANAN UMUM ( ) PELAYANAN UMUM LAINNYA ( ) 07 KESEHATAN ( ) LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN ( ) BANTUAN LUAR NEGERI ( ) PELAYANAN UMUM ( ) PENELITIAN DASAR DAN PENGEMBANGAN IPTEK ( ) PINJAMAN PEMERINTAH ( ) PELAYANAN UMUM LAINNYA ( ) 08 PARIWISATA DAN BUDAYA ( ) LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN ( ) PELAYANAN UMUM ( ) PENELITIAN DASAR DAN PENGEMBANGAN IPTEK ( ) PINJAMAN PEMERINTAH ( ) PELAYANAN UMUM LAINNYA ( ) 09 AGAMA ( ) LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN ( ) BANTUAN LUAR NEGERI ( ) PELAYANAN UMUM ( ) PELAYANAN UMUM LAINNYA ( ) 10 PENDIDIKAN ( ) LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN ( ) BANTUAN LUAR NEGERI ( ) PELAYANAN UMUM ( ) PENELITIAN DASAR DAN PENGEMBANGAN IPTEK ( ) DAFTAR LRA

162 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT DAFTAR 5 MENURUT FUNGSI SUBFUNGSI SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (dalam rupiah) KODE FUNGSI/ SUBFUNGSI FUNGSI/SUBFUNGSI ANGGARAN REALISASI BELANJA BRUTO PENGEMBALIAN REALISASI BELANJA NETTO REALISASI DI ATAS (DI BAWAH) ANGGARAN PINJAMAN PEMERINTAH ( ) PEMBANGUNAN DAERAH ( ) LITBANG PELAYANANAN UMUM ( ) TRANSPORTASI ( ) TELEKOMUNIKASI ( ) LITBANG EKONOMI ( ) PELAYANAN UMUM LAINNYA ( ) 11 PERLINDUNGAN SOSIAL ( ) LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN ( ) BANTUAN LUAR NEGERI ( ) PENELITIAN DASAR DAN PENGEMBANGAN IPTEK ( ) PINJAMAN PEMERINTAH ( ) TRANSPORTASI ( ) TELEKOMUNIKASI ( ) PELAYANAN UMUM LAINNYA ( ) Fungsi Subfungsi Tidak Ada JUMLAH ( ) DAFTAR LRA

163 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3.A LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA PERIMBANGAN SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Wilayah Dana Bagi Hasil Pajak SDA Cukai Jumlah DAU DAK Total Dana Perimbangan = = Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Provinsi Sumatera Utara Provinsi Sumatera Barat Provinsi Riau Provinsi Kepulauan Riau Provinsi Jambi Provinsi Sumatera Selatan Provinsi Bangka Belitung Provinsi Bengkulu Provinsi Lampung Provinsi DKI Jakarta Provinsi Jawa Barat Provinsi Banten Provinsi Jawa Tengah Provinsi DI Yogyakarta Provinsi Jawa Timur Provinsi Kalimantan Barat Provinsi Kalimantan Tengah Provinsi Kalimantan Selatan Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Sulawesi Utara Provinsi Gorontalo Provinsi Sulawesi Tengah Provinsi Sulawesi Selatan Provinsi Sulawesi Barat Provinsi Sulawesi Tenggara Provinsi Bali Provinsi Nusa Tenggara Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur Provinsi Maluku Provinsi Maluku Utara Provinsi Papua Provinsi Papua Barat JUMLAH DAFTAR LRA

164 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3.B LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA BAGI HASIL PAJAK SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah Pagu Realisasi PPh Perorangan PBB BPHTB Total = Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Kab. Aceh Barat Kab. Aceh Besar Kab. Aceh Selatan Kab. Aceh Singkil Kab. Aceh Tengah Kab. Aceh Tenggara Kab. Aceh Timur Kab. Aceh Utara Kab. Bireuen Kab. Aceh Pidie Kab. Simeulue Kota Banda Aceh Kota Sabang Kota Langsa Kota Lhokseumawe Kab. Gayo Lues Kab. Aceh Barat Daya Kab. Aceh Jaya Kab. Nagan Raya Kab. Aceh Tamiang Kab. Bener Meriah Kab. Pidie Jaya Kota Subulussalam Provinsi Sumatera Utara Kab. Asahan Kab. Dairi Kab. Deli Serdang Kab. Tanah Karo Kab. Labuhan Batu Kab. Langkat Kab. Mandailing Natal Kab. Nias Kab. Simalungun Kab. Tapanuli Selatan Kab. Tapanuli Tengah Kab. Tapanuli Utara Kab. Toba Samosir Kota Binjai Kota Medan Kota Pematang Siantar Kota Sibolga Kota Tanjung Balai Kota Tebing Tinggi Kota Padang Sidempuan Kab. Pakpak Bharat Kab. Nias Selatan Kab. Humbang Hasundutan Kab. Serdang Berdagai Kab. Samosir Kab. Batu Bara Kab. Padang Lawas Kab. Padang Lawas Utara Kab. Labuhan Batu Selatan Kab. Labuhan Batu Utara Kab. Nias Utara Kab. Nias Barat Kab. Gunung Sitoli Provinsi Sumatera Barat Kab. Limapuluh Kota Kab. Agam Kab. Kepulauan Mentawai Kab. Padang Pariaman Kab. Pasaman Kab. Pesisir Selatan Kab. Sawahlunto Sijunjung Kab. Solok Kab. Tanah Datar Kota Bukit Tinggi Kota Padang Panjang Kota Padang Kota Payakumbuh Kota Sawahlunto Kota Solok Kota Pariaman DAFTAR LRA

165 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3.B LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA BAGI HASIL PAJAK SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah Pagu Realisasi PPh Perorangan PBB BPHTB Total = Kab. Pasaman Barat Kab. Dharmasraya Kab. Solok Selatan Provinsi Riau Kab. Bengkalis Kab. Indragiri Hilir Kab. Indragiri Hulu Kab. Kampar Kab. Kuantan Singingi Kab. Pelalawan Kab. Rokan Hilir Kab. Rokan Hulu Kab. Siak Kota Dumai Kota Pekanbaru Kab. Kepulauan Meranti Provinsi Riau Kepulauan Kab. Natuna Kab. Kepulauan Anambas Kab. Karimun Kota Batam Kota Tanjung Pinang Kab. Lingga Kab. Bintan Provinsi Jambi Kab. Batanghari Kab. Bungo Kab. Kerinci Kab. Merangin Kab. Muaro Jambi Kab. Sarolangun Kab. Tanjung Jabung Barat Kab. Tanjung Jabung Timur Kab. Tebo Kota Jambi Kota Sungai Penuh Provinsi Sumatera Selatan Kab. Lahat Kab. Musi Banyuasin Kab. Musi Rawas Kab. Muara Enim Kab. Ogan Komering Ilir Kab. Ogan Komering Ulu Kota Palembang Kota Prabumulih Kota Pagar Alam Kota Lubuk Linggau Kab. Banyuasin Kab. Ogan Ilir Kab. OKU Timur Kab. OKU Selatan Kab. Empat Lawang Provinsi Bangka Belitung Kab. Bangka Kab. Belitung Kota Pangkal Pinang Kab. Bangka Selatan Kab. Bangka Tengah Kab. Bangka Barat Kab. Belitung Timur Provinsi Bengkulu Kab. Bengkulu Selatan Kab. Bengkulu Utara Kab. Rejang Lebong Kota Bengkulu Kab. Kaur Kab. Seluma Kab. Mukomuko Kab. Lebong Kab. Kepahiang Kab. Bengkulu Tengah Provinsi Lampung Kab. Lampung Barat Kab. Lampung Selatan Kab. Lampung Tengah DAFTAR LRA

166 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3.B LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA BAGI HASIL PAJAK SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah Pagu Realisasi PPh Perorangan PBB BPHTB Total = Kab. Lampung Utara Kab. Lampung Timur Kab. Tanggamus Kab. Tulang Bawang Kab. Way Kanan Kota Bandar Lampung Kota Metro Kab. Pesawaran Kab. Pringsewu Kab. Mesuji Kab. Tulang Bawang Barat Provinsi DKI Jakarta Provinsi Jawa Barat Kab. Bandung Kab. Bekasi Kab. Bogor Kab. Ciamis Kab. Cianjur Kab. Cirebon Kab. Garut Kab. Indramayu Kab. Karawang Kab. Kuningan Kab. Majalengka Kab. Purwakarta Kab. Subang Kab. Sukabumi Kab. Sumedang Kab. Tasikmalaya Kota Bandung Kota Bekasi Kota Bogor Kota Cirebon Kota Depok Kota Sukabumi Kota Tasikmalaya Kota Cimahi Kota Banjar Kab. Bandung Barat Provinsi Banten Kab. Lebak Kab. Pandeglang Kab. Serang Kab. Tangerang Kota Cilegon Kota Tangerang Kota Serang Kota Tangerang Selatan Provinsi Jawa Tengah Kab. Banjarnegara Kab. Banyumas Kab. Batang Kab. Blora Kab. Boyolali Kab. Brebes Kab. Cilacap Kab. Demak Kab. Grobogan Kab. Jepara Kab. Karanganyar Kab. Kebumen Kab. Kendal Kab. Klaten Kab. Kudus Kab. Magelang Kab. Pati Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Purbalingga Kab. Purworejo Kab. Rembang Kab. Semarang Kab. Sragen Kab. Sukoharjo Kab. Tegal DAFTAR LRA

167 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3.B LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA BAGI HASIL PAJAK SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah Pagu Realisasi PPh Perorangan PBB BPHTB Total = Kab. Temanggung Kab. Wonogiri Kab. Wonosobo Kota Magelang Kota Pekalongan Kota Salatiga Kota Semarang Kota Surakarta Kota Tegal Provinsi DI Yogyakarta Kab. Bantul Kab. Gunung Kidul Kab. Kulon Progo Kab. Sleman Kota Yogyakarta Provinsi Jawa Timur Kab. Bangkalan Kab. Banyuwangi Kab. Blitar Kab. Bojonegoro Kab. Bondowoso Kab. Gresik Kab. Jember Kab. Jombang Kab. Kediri Kab. Lamongan Kab. Lumajang Kab. Madiun Kab. Magetan Kab. Malang Kab. Mojokerto Kab. Nganjuk Kab. Ngawi Kab. Pacitan Kab. Pamekasan Kab. Pasuruan Kab. Ponorogo Kab. Probolinggo Kab. Sampang Kab. Sidoarjo Kab. Situbondo Kab. Sumenep Kab. Trenggalek Kab. Tuban Kab. Tulungagung Kota Blitar Kota Kediri Kota Madiun Kota Malang Kota Mojokerto Kota Pasuruan Kota Probolinggo Kota Surabaya Kota Batu Provinsi Kalimantan Barat Kab. Bengkayang Kab. Landak Kab. Kapuas Hulu Kab. Ketapang Kab. Pontianak Kab. Sambas Kab. Sanggau Kab. Sintang Kota Pontianak Kota Singkawang Kab. Sekadau Kab. Melawi Kab. Kayong Utara Kab. Kubu Raya Provinsi Kalimantan Tengah Kab. Barito Selatan Kab. Barito Utara Kab. Kapuas Kab. Kotawaringin Barat Kab. Kotawaringin Timur DAFTAR LRA

168 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3.B LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA BAGI HASIL PAJAK SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah Pagu Realisasi PPh Perorangan PBB BPHTB Total = Kota Palangkaraya Kab. Katingan Kab. Seruyan Kab. Sukamara Kab. Lamandau Kab. Gunung Mas Kab. Pulang Pisau Kab. Murung Raya Kab. Barito Timur Provinsi Kalimantan Selatan Kab. Banjar Kab. Barito Kuala Kab. Hulu Sungai Selatan Kab. Hulu Sungai Tengah Kab. Hulu Sungai Utara Kab. Kota Baru Kab. Tabalong Kab. Tanah Laut Kab. Tapin Kota Banjar Baru Kota Banjarmasin Kab. Balangan Kab. Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Timur Kab. Berau Kab. Bulungan Kab. Kutai Kartanegara Kab. Kutai Barat Kab. Kutai Timur Kab. Malinau Kab. Nunukan Kab. Pasir Kota Balikpapan Kota Bontang Kota Samarinda Kota Tarakan Kab. Penajam Paser Utara Kab. Tana Tidung Provinsi Sulawesi Utara Kab. Bolaang Mongondow Kab. Minahasa Kab. Sangihe Kota Bitung Kota Manado Kab. Kepulauan Talaud Kab. Minahasa Selatan Kota Tomohon Kab. Minahasa Utara Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro Kota Kotamobagu Kab. Bolaang Mangondow Utara Kab. Minahasa Tenggara Kab. Bolaang Mongondow Timur Kab. Bolaang Mongondow Selatan Provinsi Gorontalo Kab. Boalemo Kab. Gorontalo Kota Gorontalo Kab. Pohuwato Kab. Bone Bolango Kab. Gorontalo Utara Provinsi Sulawesi Tengah Kab. Banggai Kab. Banggai Kepulauan Kab. Buol Kab. Toli-Toli Kab. Donggala Kab. Morowali Kab. Poso Kota Palu Kab. Parigi Moutong Kab. Tojo Una Una Kab. Sigi Provinsi Sulawesi Selatan Kab. Bantaeng DAFTAR LRA

169 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3.B LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA BAGI HASIL PAJAK SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah Pagu Realisasi PPh Perorangan PBB BPHTB Total = Kab. Barru Kab. Bone Kab. Bulukumba Kab. Enrekang Kab. Gowa Kab. Jeneponto Kab. Luwu Kab. Luwu Utara Kab. Maros Kab. Pangkajene Kepulauan Kab. Palopo Kab. Luwu Timur Kab. Pinrang Kab. Sinjai Kab. Selayar Kab. Sidenreng Rappang Kab. Soppeng Kab. Takalar Kota Tana Toraja Kab. Wajo Kota Pare-pare Kota Makassar Kab. Toraja Utara Provinsi Sulawesi Barat Kab. Majene Kab. Mamuju Kab. Polewali Mandar Kab. Mamasa Kab. Mamuju Utara Provinsi Sulawesi Tenggara Kab. Buton Kab. Konawe Kab. Kolaka Kab. Muna Kota Kendari Kota Bau-bau Kab. Konawe Selatan Kab. Bombana Kab. Wakatobi Kab. Kolaka Utara Kab. Konawe Utara Kab. Buton Utara Provinsi Bali Kab. Badung Kab. Bangli Kab. Buleleng Kab. Gianyar Kab. Jembrana Kab. Karangasem Kab. Klungkung Kab. Tabanan Kota Denpasar Provinsi Nusa Tenggara Barat Kab. Bima Kab. Dompu Kab. Lombok Barat Kab. Lombok Tengah Kab. Lombok Timur Kab. Sumbawa Kota Mataram Kota Bima Kab. Sumbawa Barat Kab. Lombok Utara Provinsi Nusa Tenggara Timur Kab. Alor Kab. Belu Kab. Ende Kab. Flores Timur Kab. Kupang Kab. Lembata Kab. Manggarai Kab. Ngada Kab. Sikka Kab. Sumba Barat Kab. Sumba Timur DAFTAR LRA

170 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3.B LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA BAGI HASIL PAJAK SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah Pagu Realisasi PPh Perorangan PBB BPHTB Total = Kab. Timor Tengah Selatan Kab. Timor Tengah Utara Kota Kupang Kab. Rote Ndao Kab. Manggarai Barat Kab. Nagekeo Kab. Sumba Tengah Kab. Sumba Barat Daya Kab. Manggarai Timur Kab. Sabu Raijua Provinsi Maluku Kab. Maluku Tenggara Barat Kab. Maluku Tengah Kab. Maluku Tenggara Kab. Buru Kota Ambon Kab. Seram Bagian Barat Kab. Seram Bagian Timur Kab. Kepulauan Aru Kota Tual Kab. Maluku Barat Daya Kab. Buru Selatan Provinsi Maluku Utara Kab. Halmahera Tengah Kota. Ternate Kab. Halmahera Barat Kab. Halmahera Timur Kab. Halmahera Selatan Kab. Halmahera Utara Kab. Kepulauan Sula Kota Tidore Kepulauan Kab. Pulau Morotai Provinsi Papua Kab. Biak Numfor Kab. Jayapura Kab. Jayawijaya Kab. Merauke Kab. Mimika Kab. Nabire Kab. Paniai Kab. Puncak Jaya Kab. Yapen Waropen Kota Jayapura Kab. Sarmi Kab. Keerom Kab. Yahukimo Kab. Pegunungan Bintang Kab. Tolikara Kab. Boven Digoel Kab. Mappi Kab. Asmat Kab. Waropen Kab. Supiori Kab. Memberamo Raya Kab. Mamberamo Tengah Kab. Yalimo Kab. Lanny Jaya Kab. Nduga Kab. Dogiyai Kab. Puncak Kab. Intan Jaya Kab. Deiyai Provinsi Papua Barat Kab. Fak Fak Kab. Manokwari Kab. Sorong Kota Sorong Kab. Raja Ampat Kab. Sorong Selatan Kab. Teluk Bintuni Kab. Teluk Wondama Kab. Kaimana Kab. Maybrat Kab. Tambrauw JUMLAH DAFTAR LRA

171 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3-C LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah Pagu Realisasi Minyak Bumi Gas Bumi Pertambangan Umum Panas Bumi Hasil Kehutanan Hasil Perikanan Total Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Kab. Aceh Barat Kab. Aceh Besar Kab. Aceh Selatan Kab. Aceh Singkil Kab. Aceh Tengah Kab. Aceh Tenggara Kab. Aceh Timur Kab. Aceh Utara Kab. Bireuen Kab. Aceh Pidie Kab. Simeulue Kota Banda Aceh Kota Sabang Kota Langsa Kota Lhokseumawe Kab. Gayo Lues Kab. Aceh Barat Daya Kab. Aceh Jaya Kab. Nagan Raya Kab. Aceh Tamiang Kab. Bener Meriah Kab. Pidie Jaya Kota Subulussalam Provinsi Sumatera Utara Kab. Asahan Kab. Dairi Kab. Deli Serdang Kab. Tanah Karo Kab. Labuhan Batu Kab. Langkat Kab. Mandailing Natal Kab. Nias Kab. Simalungun Kab. Tapanuli Selatan Kab. Tapanuli Tengah Kab. Tapanuli Utara Kab. Toba Samosir Kota Binjai Kota Medan Kota Pematang Siantar Kota Sibolga Kota Tanjung Balai Kota Tebing Tinggi Kota Padang Sidempuan Kab. Pakpak Bharat DAFTAR LRA

172 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3-C LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah Pagu Realisasi Minyak Bumi Gas Bumi Pertambangan Umum Panas Bumi Hasil Kehutanan Hasil Perikanan Total Kab. Nias Selatan Kab. Humbang Hasundutan Kab. Serdang Berdagai Kab. Samosir Kab. Batu Bara Kab. Padang Lawas Kab. Padang Lawas Utara Kab. Labuhan Batu Selatan Kab. Labuhan Batu Utara Kab. Nias Utara Kab. Nias Barat Kab. Gunung Sitoli Provinsi Sumatera Barat Kab. Limapuluh Kota Kab. Agam Kab. Kepulauan Mentawai Kab. Padang Pariaman Kab. Pasaman Kab. Pesisir Selatan Kab. Sawahlunto Sijunjung Kab. Solok Kab. Tanah Datar Kota Bukit Tinggi Kota Padang Panjang Kota Padang Kota Payakumbuh Kota Sawahlunto Kota Solok Kota Pariaman Kab. Pasaman Barat Kab. Dharmasraya Kab. Solok Selatan Provinsi Riau Kab. Bengkalis Kab. Indragiri Hilir Kab. Indragiri Hulu Kab. Kampar Kab. Kuantan Singingi Kab. Pelalawan Kab. Rokan Hilir Kab. Rokan Hulu Kab. Siak Kota Dumai Kota Pekanbaru Kab. Kepulauan Meranti Provinsi Riau Kepulauan DAFTAR LRA

173 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3-C LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah Pagu Realisasi Minyak Bumi Gas Bumi Pertambangan Umum Panas Bumi Hasil Kehutanan Hasil Perikanan Total Kab. Natuna Kab. Kepulauan Anambas Kab. Karimun Kota Batam Kota Tanjung Pinang Kab. Lingga Kab. Bintan Provinsi Jambi Kab. Batanghari Kab. Bungo Kab. Kerinci Kab. Merangin Kab. Muaro Jambi Kab. Sarolangun Kab. Tanjung Jabung Barat Kab. Tanjung Jabung Timur Kab. Tebo Kota Jambi Kota Sungai Penuh Provinsi Sumatera Selatan Kab. Lahat Kab. Musi Banyuasin Kab. Musi Rawas Kab. Muara Enim Kab. Ogan Komering Ilir Kab. Ogan Komering Ulu Kota Palembang Kota Prabumulih Kota Pagar Alam Kota Lubuk Linggau Kab. Banyuasin Kab. Ogan Ilir Kab. OKU Timur Kab. OKU Selatan Kab. Empat Lawang Provinsi Bangka Belitung Kab. Bangka Kab. Belitung Kota Pangkal Pinang Kab. Bangka Selatan Kab. Bangka Tengah Kab. Bangka Barat Kab. Belitung Timur Provinsi Bengkulu Kab. Bengkulu Selatan Kab. Bengkulu Utara DAFTAR LRA

174 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3-C LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah Pagu Realisasi Minyak Bumi Gas Bumi Pertambangan Umum Panas Bumi Hasil Kehutanan Hasil Perikanan Total Kab. Rejang Lebong Kota Bengkulu Kab. Kaur Kab. Seluma Kab. Mukomuko Kab. Lebong Kab. Kepahiang Kab. Bengkulu Tengah Provinsi Lampung Kab. Lampung Barat Kab. Lampung Selatan Kab. Lampung Tengah Kab. Lampung Utara Kab. Lampung Timur Kab. Tanggamus Kab. Tulang Bawang Kab. Way Kanan Kota Bandar Lampung Kota Metro Kab. Pesawaran Kab. Pringsewu Kab. Mesuji Kab. Tulang Bawang Barat Provinsi DKI Jakarta Provinsi Jawa Barat Kab. Bandung Kab. Bekasi Kab. Bogor Kab. Ciamis Kab. Cianjur Kab. Cirebon Kab. Garut Kab. Indramayu Kab. Karawang Kab. Kuningan Kab. Majalengka Kab. Purwakarta Kab. Subang Kab. Sukabumi Kab. Sumedang Kab. Tasikmalaya Kota Bandung Kota Bekasi Kota Bogor Kota Cirebon Kota Depok DAFTAR LRA

175 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3-C LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah Pagu Realisasi Minyak Bumi Gas Bumi Pertambangan Umum Panas Bumi Hasil Kehutanan Hasil Perikanan Total Kota Sukabumi Kota Tasikmalaya Kota Cimahi Kota Banjar Kab. Bandung Barat Provinsi Banten Kab. Lebak Kab. Pandeglang Kab. Serang Kab. Tangerang Kota Cilegon Kota Tangerang Kota Serang Kota Tangerang Selatan Provinsi Jawa Tengah Kab. Banjarnegara Kab. Banyumas Kab. Batang Kab. Blora Kab. Boyolali Kab. Brebes Kab. Cilacap Kab. Demak Kab. Grobogan Kab. Jepara Kab. Karanganyar Kab. Kebumen Kab. Kendal Kab. Klaten Kab. Kudus Kab. Magelang Kab. Pati Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Purbalingga Kab. Purworejo Kab. Rembang Kab. Semarang Kab. Sragen Kab. Sukoharjo Kab. Tegal Kab. Temanggung Kab. Wonogiri Kab. Wonosobo Kota Magelang Kota Pekalongan DAFTAR LRA

176 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3-C LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah Pagu Realisasi Minyak Bumi Gas Bumi Pertambangan Umum Panas Bumi Hasil Kehutanan Hasil Perikanan Total Kota Salatiga Kota Semarang Kota Surakarta Kota Tegal Provinsi DI Yogyakarta Kab. Bantul Kab. Gunung Kidul Kab. Kulon Progo Kab. Sleman Kota Yogyakarta Provinsi Jawa Timur Kab. Bangkalan Kab. Banyuwangi Kab. Blitar Kab. Bojonegoro Kab. Bondowoso Kab. Gresik Kab. Jember Kab. Jombang Kab. Kediri Kab. Lamongan Kab. Lumajang Kab. Madiun Kab. Magetan Kab. Malang Kab. Mojokerto Kab. Nganjuk Kab. Ngawi Kab. Pacitan Kab. Pamekasan Kab. Pasuruan Kab. Ponorogo Kab. Probolinggo Kab. Sampang Kab. Sidoarjo Kab. Situbondo Kab. Sumenep Kab. Trenggalek Kab. Tuban Kab. Tulungagung Kota Blitar Kota Kediri Kota Madiun Kota Malang Kota Mojokerto Kota Pasuruan DAFTAR LRA

177 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3-C LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah Pagu Realisasi Minyak Bumi Gas Bumi Pertambangan Umum Panas Bumi Hasil Kehutanan Hasil Perikanan Total Kota Probolinggo Kota Surabaya Kota Batu Provinsi Kalimantan Barat Kab. Bengkayang Kab. Landak Kab. Kapuas Hulu Kab. Ketapang Kab. Pontianak Kab. Sambas Kab. Sanggau Kab. Sintang Kota Pontianak Kota Singkawang Kab. Sekadau Kab. Melawi Kab. Kayong Utara Kab. Kubu Raya Provinsi Kalimantan Tengah Kab. Barito Selatan Kab. Barito Utara Kab. Kapuas Kab. Kotawaringin Barat Kab. Kotawaringin Timur Kota Palangkaraya Kab. Katingan Kab. Seruyan Kab. Sukamara Kab. Lamandau Kab. Gunung Mas Kab. Pulang Pisau Kab. Murung Raya Kab. Barito Timur Provinsi Kalimantan Selatan Kab. Banjar Kab. Barito Kuala Kab. Hulu Sungai Selatan Kab. Hulu Sungai Tengah Kab. Hulu Sungai Utara Kab. Kota Baru Kab. Tabalong Kab. Tanah Laut Kab. Tapin Kota Banjar Baru Kota Banjarmasin Kab. Balangan DAFTAR LRA

178 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3-C LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah Pagu Realisasi Minyak Bumi Gas Bumi Pertambangan Umum Panas Bumi Hasil Kehutanan Hasil Perikanan Total Kab. Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Timur Kab. Berau Kab. Bulungan Kab. Kutai Kartanegara Kab. Kutai Barat Kab. Kutai Timur Kab. Malinau Kab. Nunukan Kab. Pasir Kota Balikpapan Kota Bontang Kota Samarinda Kota Tarakan Kab. Penajam Paser Utara Kab. Tana Tidung Provinsi Sulawesi Utara Kab. Bolaang Mongondow Kab. Minahasa Kab. Sangihe Kota Bitung Kota Manado Kab. Kepulauan Talaud Kab. Minahasa Selatan Kota Tomohon Kab. Minahasa Utara Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro Kota Kotamobagu Kab. Bolaang Mangondow Utara Kab. Minahasa Tenggara Kab. Bolaang Mongondow Timur Kab. Bolaang Mongondow Selatan Provinsi Gorontalo Kab. Boalemo Kab. Gorontalo Kota Gorontalo Kab. Pohuwato Kab. Bone Bolango Kab. Gorontalo Utara Provinsi Sulawesi Tengah Kab. Banggai Kab. Banggai Kepulauan Kab. Buol Kab. Toli-Toli Kab. Donggala Kab. Morowali DAFTAR LRA

179 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3-C LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah Pagu Realisasi Minyak Bumi Gas Bumi Pertambangan Umum Panas Bumi Hasil Kehutanan Hasil Perikanan Total Kab. Poso Kota Palu Kab. Parigi Moutong Kab. Tojo Una Una Kab. Sigi Provinsi Sulawesi Selatan Kab. Bantaeng Kab. Barru Kab. Bone Kab. Bulukumba Kab. Enrekang Kab. Gowa Kab. Jeneponto Kab. Luwu Kab. Luwu Utara Kab. Maros Kab. Pangkajene Kepulauan Kab. Palopo Kab. Luwu Timur Kab. Pinrang Kab. Sinjai Kab. Selayar Kab. Sidenreng Rappang Kab. Soppeng Kab. Takalar Kota Tana Toraja Kab. Wajo Kota Pare-pare Kota Makassar Kab. Toraja Utara Provinsi Sulawesi Barat Kab. Majene Kab. Mamuju Kab. Polewali Mandar Kab. Mamasa Kab. Mamuju Utara Provinsi Sulawesi Tenggara Kab. Buton Kab. Konawe Kab. Kolaka Kab. Muna Kota Kendari Kota Bau-bau Kab. Konawe Selatan Kab. Bombana Kab. Wakatobi DAFTAR LRA

180 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3-C LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah Pagu Realisasi Minyak Bumi Gas Bumi Pertambangan Umum Panas Bumi Hasil Kehutanan Hasil Perikanan Total Kab. Kolaka Utara Kab. Konawe Utara Kab. Buton Utara Provinsi Bali Kab. Badung Kab. Bangli Kab. Buleleng Kab. Gianyar Kab. Jembrana Kab. Karangasem Kab. Klungkung Kab. Tabanan Kota Denpasar Provinsi Nusa Tenggara Barat Kab. Bima Kab. Dompu Kab. Lombok Barat Kab. Lombok Tengah Kab. Lombok Timur Kab. Sumbawa Kota Mataram Kota Bima Kab. Sumbawa Barat Kab. Lombok Utara Provinsi Nusa Tenggara Timur Kab. Alor Kab. Belu Kab. Ende Kab. Flores Timur Kab. Kupang Kab. Lembata Kab. Manggarai Kab. Ngada Kab. Sikka Kab. Sumba Barat Kab. Sumba Timur Kab. Timor Tengah Selatan Kab. Timor Tengah Utara Kota Kupang Kab. Rote Ndao Kab. Manggarai Barat Kab. Nagekeo Kab. Sumba Tengah Kab. Sumba Barat Daya Kab. Manggarai Timur Kab. Sabu Raijua DAFTAR LRA

181 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3-C LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah Pagu Realisasi Minyak Bumi Gas Bumi Pertambangan Umum Panas Bumi Hasil Kehutanan Hasil Perikanan Total Provinsi Maluku Kab. Maluku Tenggara Barat Kab. Maluku Tengah Kab. Maluku Tenggara Kab. Buru Kota Ambon Kab. Seram Bagian Barat Kab. Seram Bagian Timur Kab. Kepulauan Aru Kota Tual Kab. Maluku Barat Daya Kab. Buru Selatan Provinsi Maluku Utara Kab. Halmahera Tengah Kota. Ternate Kab. Halmahera Barat Kab. Halmahera Timur Kab. Halmahera Selatan Kab. Halmahera Utara Kab. Kepulauan Sula Kota Tidore Kepulauan Kab. Pulau Morotai Provinsi Papua Kab. Biak Numfor Kab. Jayapura Kab. Jayawijaya Kab. Merauke Kab. Mimika Kab. Nabire Kab. Paniai Kab. Puncak Jaya Kab. Yapen Waropen Kota Jayapura Kab. Sarmi Kab. Keerom Kab. Yahukimo Kab. Pegunungan Bintang Kab. Tolikara Kab. Boven Digoel Kab. Mappi Kab. Asmat Kab. Waropen Kab. Supiori Kab. Memberamo Raya Kab. Mamberamo Tengah Kab. Yalimo DAFTAR LRA

182 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3-C LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah Pagu Realisasi Minyak Bumi Gas Bumi Pertambangan Umum Panas Bumi Hasil Kehutanan Hasil Perikanan Total Kab. Lanny Jaya Kab. Nduga Kab. Dogiyai Kab. Puncak Kab. Intan Jaya Kab. Deiyai Provinsi Papua Barat Kab. Fak Fak Kab. Manokwari Kab. Sorong Kota Sorong Kab. Raja Ampat Kab. Sorong Selatan Kab. Teluk Bintuni Kab. Teluk Wondama Kab. Kaimana Kab. Maybrat Kab. Tambrauw JUMLAH DAFTAR LRA

183 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3.D LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA BAGI HASIL CUKAI SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah Pagu Realisasi Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Kab. Aceh Barat Kab. Aceh Besar Kab. Aceh Selatan Kab. Aceh Singkil Kab. Aceh Tengah Kab. Aceh Tenggara Kab. Aceh Timur Kab. Aceh Utara Kab. Bireuen Kab. Aceh Pidie Kab. Simeulue Kota Banda Aceh Kota Sabang Kota Langsa Kota Lhokseumawe Kab. Gayo Lues Kab. Aceh Barat Daya Kab. Aceh Jaya Kab. Nagan Raya Kab. Aceh Tamiang Kab. Bener Meriah Kab. Pidie Jaya Kota Subulussalam Provinsi Sumatera Utara Kab. Asahan Kab. Dairi Kab. Deli Serdang Kab. Tanah Karo Kab. Labuhan Batu Kab. Langkat Kab. Mandailing Natal Kab. Nias Kab. Simalungun Kab. Tapanuli Selatan Kab. Tapanuli Tengah Kab. Tapanuli Utara Kab. Toba Samosir Kota Binjai Kota Medan Kota Pematang Siantar Kota Sibolga Kota Tanjung Balai Kota Tebing Tinggi Kota Padang Sidempuan Kab. Pakpak Bharat Kab. Nias Selatan Kab. Humbang Hasundutan Kab. Serdang Berdagai Kab. Samosir Kab. Batu Bara Kab. Padang Lawas Kab. Padang Lawas Utara Kab. Labuhan Batu Selatan Kab. Labuhan Batu Utara Kab. Nias Utara Kab. Nias Barat Kab. Gunung Sitoli Provinsi Sumatera Barat Kab. Limapuluh Kota Kab. Agam Kab. Kepulauan Mentawai Kab. Padang Pariaman DAFTAR LRA

184 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3.D LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA BAGI HASIL CUKAI SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah Pagu Realisasi Kab. Pasaman Kab. Pesisir Selatan Kab. Sawahlunto Sijunjung Kab. Solok Kab. Tanah Datar Kota Bukit Tinggi Kota Padang Panjang Kota Padang Kota Payakumbuh Kota Sawahlunto Kota Solok Kota Pariaman Kab. Pasaman Barat Kab. Dharmasraya Kab. Solok Selatan Provinsi Riau Kab. Bengkalis Kab. Indragiri Hilir Kab. Indragiri Hulu Kab. Kampar Kab. Kuantan Singingi Kab. Pelalawan Kab. Rokan Hilir Kab. Rokan Hulu Kab. Siak Kota Dumai Kota Pekanbaru Kab. Kepulauan Meranti Provinsi Riau Kepulauan Kab. Natuna Kab. Kepulauan Anambas Kab. Karimun Kota Batam Kota Tanjung Pinang Kab. Lingga Kab. Bintan Provinsi Jambi Kab. Batanghari Kab. Bungo Kab. Kerinci Kab. Merangin Kab. Muaro Jambi Kab. Sarolangun Kab. Tanjung Jabung Barat Kab. Tanjung Jabung Timur Kab. Tebo Kota Jambi Kota Sungai Penuh Provinsi Sumatera Selatan Kab. Lahat Kab. Musi Banyuasin Kab. Musi Rawas Kab. Muara Enim Kab. Ogan Komering Ilir Kab. Ogan Komering Ulu Kota Palembang Kota Prabumulih Kota Pagar Alam Kota Lubuk Linggau Kab. Banyuasin Kab. Ogan Ilir Kab. OKU Timur Kab. OKU Selatan DAFTAR LRA

185 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3.D LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA BAGI HASIL CUKAI SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah Pagu Realisasi Kab. Empat Lawang Provinsi Bangka Belitung Kab. Bangka Kab. Belitung Kota Pangkal Pinang Kab. Bangka Selatan Kab. Bangka Tengah Kab. Bangka Barat Kab. Belitung Timur Provinsi Bengkulu Kab. Bengkulu Selatan Kab. Bengkulu Utara Kab. Rejang Lebong Kota Bengkulu Kab. Kaur Kab. Seluma Kab. Mukomuko Kab. Lebong Kab. Kepahiang Kab. Bengkulu Tengah Provinsi Lampung Kab. Lampung Barat Kab. Lampung Selatan Kab. Lampung Tengah Kab. Lampung Utara Kab. Lampung Timur Kab. Tanggamus Kab. Tulang Bawang Kab. Way Kanan Kota Bandar Lampung Kota Metro Kab. Pesawaran Kab. Pringsewu Kab. Mesuji Kab. Tulang Bawang Barat Provinsi DKI Jakarta Provinsi Jawa Barat Kab. Bandung Kab. Bekasi Kab. Bogor Kab. Ciamis Kab. Cianjur Kab. Cirebon Kab. Garut Kab. Indramayu Kab. Karawang Kab. Kuningan Kab. Majalengka Kab. Purwakarta Kab. Subang Kab. Sukabumi Kab. Sumedang Kab. Tasikmalaya Kota Bandung Kota Bekasi Kota Bogor Kota Cirebon Kota Depok Kota Sukabumi Kota Tasikmalaya Kota Cimahi Kota Banjar Kab. Bandung Barat DAFTAR LRA

186 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3.D LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA BAGI HASIL CUKAI SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah Pagu Realisasi Provinsi Banten Kab. Lebak Kab. Pandeglang Kab. Serang Kab. Tangerang Kota Cilegon Kota Tangerang Kota Serang Kota Tangerang Selatan Provinsi Jawa Tengah Kab. Banjarnegara Kab. Banyumas Kab. Batang Kab. Blora Kab. Boyolali Kab. Brebes Kab. Cilacap Kab. Demak Kab. Grobogan Kab. Jepara Kab. Karanganyar Kab. Kebumen Kab. Kendal Kab. Klaten Kab. Kudus Kab. Magelang Kab. Pati Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Purbalingga Kab. Purworejo Kab. Rembang Kab. Semarang Kab. Sragen Kab. Sukoharjo Kab. Tegal Kab. Temanggung Kab. Wonogiri Kab. Wonosobo Kota Magelang Kota Pekalongan Kota Salatiga Kota Semarang Kota Surakarta Kota Tegal Provinsi DI Yogyakarta Kab. Bantul Kab. Gunung Kidul Kab. Kulon Progo Kab. Sleman Kota Yogyakarta Provinsi Jawa Timur Kab. Bangkalan Kab. Banyuwangi Kab. Blitar Kab. Bojonegoro Kab. Bondowoso Kab. Gresik Kab. Jember Kab. Jombang Kab. Kediri Kab. Lamongan Kab. Lumajang DAFTAR LRA

187 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3.D LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA BAGI HASIL CUKAI SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah Pagu Realisasi Kab. Madiun Kab. Magetan Kab. Malang Kab. Mojokerto Kab. Nganjuk Kab. Ngawi Kab. Pacitan Kab. Pamekasan Kab. Pasuruan Kab. Ponorogo Kab. Probolinggo Kab. Sampang Kab. Sidoarjo Kab. Situbondo Kab. Sumenep Kab. Trenggalek Kab. Tuban Kab. Tulungagung Kota Blitar Kota Kediri Kota Madiun Kota Malang Kota Mojokerto Kota Pasuruan Kota Probolinggo Kota Surabaya Kota Batu Provinsi Kalimantan Barat Kab. Bengkayang Kab. Landak Kab. Kapuas Hulu Kab. Ketapang Kab. Pontianak Kab. Sambas Kab. Sanggau Kab. Sintang Kota Pontianak Kota Singkawang Kab. Sekadau Kab. Melawi Kab. Kayong Utara Kab. Kubu Raya Provinsi Kalimantan Tengah Kab. Barito Selatan Kab. Barito Utara Kab. Kapuas Kab. Kotawaringin Barat Kab. Kotawaringin Timur Kota Palangkaraya Kab. Katingan Kab. Seruyan Kab. Sukamara Kab. Lamandau Kab. Gunung Mas Kab. Pulang Pisau Kab. Murung Raya Kab. Barito Timur Provinsi Kalimantan Selatan Kab. Banjar Kab. Barito Kuala Kab. Hulu Sungai Selatan Kab. Hulu Sungai Tengah Kab. Hulu Sungai Utara 0 0 DAFTAR LRA

188 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3.D LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA BAGI HASIL CUKAI SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah Pagu Realisasi Kab. Kota Baru Kab. Tabalong Kab. Tanah Laut Kab. Tapin Kota Banjar Baru Kota Banjarmasin Kab. Balangan Kab. Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Timur Kab. Berau Kab. Bulungan Kab. Kutai Kartanegara Kab. Kutai Barat Kab. Kutai Timur Kab. Malinau Kab. Nunukan Kab. Pasir Kota Balikpapan Kota Bontang Kota Samarinda Kota Tarakan Kab. Penajam Paser Utara Kab. Tana Tidung Provinsi Sulawesi Utara Kab. Bolaang Mongondow Kab. Minahasa Kab. Sangihe Kota Bitung Kota Manado Kab. Kepulauan Talaud Kab. Minahasa Selatan Kota Tomohon Kab. Minahasa Utara Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro Kota Kotamobagu Kab. Bolaang Mangondow Utara Kab. Minahasa Tenggara Kab. Bolaang Mongondow Timur Kab. Bolaang Mongondow Selatan Provinsi Gorontalo Kab. Boalemo Kab. Gorontalo Kota Gorontalo Kab. Pohuwato Kab. Bone Bolango Kab. Gorontalo Utara Provinsi Sulawesi Tengah Kab. Banggai Kab. Banggai Kepulauan Kab. Buol Kab. Toli-Toli Kab. Donggala Kab. Morowali Kab. Poso Kota Palu Kab. Parigi Moutong Kab. Tojo Una Una Kab. Sigi Provinsi Sulawesi Selatan Kab. Bantaeng Kab. Barru Kab. Bone Kab. Bulukumba DAFTAR LRA

189 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3.D LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA BAGI HASIL CUKAI SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah Pagu Realisasi Kab. Enrekang Kab. Gowa Kab. Jeneponto Kab. Luwu Kab. Luwu Utara Kab. Maros Kab. Pangkajene Kepulauan Kab. Palopo Kab. Luwu Timur Kab. Pinrang Kab. Sinjai Kab. Selayar Kab. Sidenreng Rappang Kab. Soppeng Kab. Takalar Kota Tana Toraja Kab. Wajo Kota Pare-pare Kota Makassar Kab. Toraja Utara Provinsi Sulawesi Barat Kab. Majene Kab. Mamuju Kab. Polewali Mandar Kab. Mamasa Kab. Mamuju Utara Provinsi Sulawesi Tenggara Kab. Buton Kab. Konawe Kab. Kolaka Kab. Muna Kota Kendari Kota Bau-bau Kab. Konawe Selatan Kab. Bombana Kab. Wakatobi Kab. Kolaka Utara Kab. Konawe Utara Kab. Buton Utara Provinsi Bali Kab. Badung Kab. Bangli Kab. Buleleng Kab. Gianyar Kab. Jembrana Kab. Karangasem Kab. Klungkung Kab. Tabanan Kota Denpasar Provinsi Nusa Tenggara Barat Kab. Bima Kab. Dompu Kab. Lombok Barat Kab. Lombok Tengah Kab. Lombok Timur Kab. Sumbawa Kota Mataram Kota Bima Kab. Sumbawa Barat Kab. Lombok Utara Provinsi Nusa Tenggara Timur Kab. Alor Kab. Belu DAFTAR LRA

190 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3.D LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA BAGI HASIL CUKAI SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah Pagu Realisasi Kab. Ende Kab. Flores Timur Kab. Kupang Kab. Lembata Kab. Manggarai Kab. Ngada Kab. Sikka Kab. Sumba Barat Kab. Sumba Timur Kab. Timor Tengah Selatan Kab. Timor Tengah Utara Kota Kupang Kab. Rote Ndao Kab. Manggarai Barat Kab. Nagekeo Kab. Sumba Tengah Kab. Sumba Barat Daya Kab. Manggarai Timur Kab. Sabu Raijua Provinsi Maluku Kab. Maluku Tenggara Barat Kab. Maluku Tengah Kab. Maluku Tenggara Kab. Buru Kota Ambon Kab. Seram Bagian Barat Kab. Seram Bagian Timur Kab. Kepulauan Aru Kota Tual Kab. Maluku Barat Daya Kab. Buru Selatan Provinsi Maluku Utara Kab. Halmahera Tengah Kota. Ternate Kab. Halmahera Barat Kab. Halmahera Timur Kab. Halmahera Selatan Kab. Halmahera Utara Kab. Kepulauan Sula Kota Tidore Kepulauan Kab. Pulau Morotai Provinsi Papua Kab. Biak Numfor Kab. Jayapura Kab. Jayawijaya Kab. Merauke Kab. Mimika Kab. Nabire Kab. Paniai Kab. Puncak Jaya Kab. Yapen Waropen Kota Jayapura Kab. Sarmi Kab. Keerom Kab. Yahukimo Kab. Pegunungan Bintang Kab. Tolikara Kab. Boven Digoel Kab. Mappi Kab. Asmat Kab. Waropen Kab. Supiori Kab. Memberamo Raya 0 0 DAFTAR LRA

191 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3.D LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA BAGI HASIL CUKAI SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah Pagu Realisasi Kab. Mamberamo Tengah Kab. Yalimo Kab. Lanny Jaya Kab. Nduga Kab. Dogiyai Kab. Puncak Kab. Intan Jaya Kab. Deiyai Provinsi Papua Barat Kab. Fak Fak Kab. Manokwari Kab. Sorong Kota Sorong Kab. Raja Ampat Kab. Sorong Selatan Kab. Teluk Bintuni Kab. Teluk Wondama Kab. Kaimana Kab. Maybrat Kab. Tambrauw 0 0 JUMLAH DAFTAR LRA

192 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3.E LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA ALOKASI UMUM SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah PAGU REALISASI Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Kab. Aceh Barat Kab. Aceh Besar Kab. Aceh Selatan Kab. Aceh Singkil Kab. Aceh Tengah Kab. Aceh Tenggara Kab. Aceh Timur Kab. Aceh Utara Kab. Bireuen Kab. Aceh Pidie Kab. Simeulue Kota Banda Aceh Kota Sabang Kota Langsa Kota Lhokseumawe Kab. Gayo Lues Kab. Aceh Barat Daya Kab. Aceh Jaya Kab. Nagan Raya Kab. Aceh Tamiang Kab. Bener Meriah Kab. Pidie Jaya Kota Subulussalam Provinsi Sumatera Utara Kab. Asahan Kab. Dairi Kab. Deli Serdang Kab. Tanah Karo Kab. Labuhan Batu Kab. Langkat Kab. Mandailing Natal Kab. Nias Kab. Simalungun Kab. Tapanuli Selatan Kab. Tapanuli Tengah Kab. Tapanuli Utara Kab. Toba Samosir Kota Binjai Kota Medan Kota Pematang Siantar Kota Sibolga Kota Tanjung Balai Kota Tebing Tinggi Kota Padang Sidempuan Kab. Pakpak Bharat Kab. Nias Selatan Kab. Humbang Hasundutan Kab. Serdang Berdagai Kab. Samosir Kab. Batu Bara Kab. Padang Lawas Kab. Padang Lawas Utara Kab. Labuhan Batu Selatan DAFTAR LRA

193 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3.E LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA ALOKASI UMUM SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah PAGU REALISASI Kab. Labuhan Batu Utara Kab. Nias Utara Kab. Nias Barat Kab. Gunung Sitoli Provinsi Sumatera Barat Kab. Limapuluh Kota Kab. Agam Kab. Kepulauan Mentawai Kab. Padang Pariaman Kab. Pasaman Kab. Pesisir Selatan Kab. Sawahlunto Sijunjung Kab. Solok Kab. Tanah Datar Kota Bukit Tinggi Kota Padang Panjang Kota Padang Kota Payakumbuh Kota Sawahlunto Kota Solok Kota Pariaman Kab. Pasaman Barat Kab. Dharmasraya Kab. Solok Selatan Provinsi Riau Kab. Bengkalis Kab. Indragiri Hilir Kab. Indragiri Hulu Kab. Kampar Kab. Kuantan Singingi Kab. Pelalawan Kab. Rokan Hilir Kab. Rokan Hulu Kab. Siak Kota Dumai Kota Pekanbaru Kab. Kepulauan Meranti Provinsi Riau Kepulauan Kab. Natuna Kab. Kepulauan Anambas Kab. Karimun Kota Batam Kota Tanjung Pinang Kab. Lingga Kab. Bintan Provinsi Jambi Kab. Batanghari Kab. Bungo Kab. Kerinci Kab. Merangin Kab. Muaro Jambi Kab. Sarolangun Kab. Tanjung Jabung Barat Kab. Tanjung Jabung Timur DAFTAR LRA

194 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3.E LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA ALOKASI UMUM SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah PAGU REALISASI Kab. Tebo Kota Jambi Kota Sungai Penuh Provinsi Sumatera Selatan Kab. Lahat Kab. Musi Banyuasin Kab. Musi Rawas Kab. Muara Enim Kab. Ogan Komering Ilir Kab. Ogan Komering Ulu Kota Palembang Kota Prabumulih Kota Pagar Alam Kota Lubuk Linggau Kab. Banyuasin Kab. Ogan Ilir Kab. OKU Timur Kab. OKU Selatan Kab. Empat Lawang Provinsi Bangka Belitung Kab. Bangka Kab. Belitung Kota Pangkal Pinang Kab. Bangka Selatan Kab. Bangka Tengah Kab. Bangka Barat Kab. Belitung Timur Provinsi Bengkulu Kab. Bengkulu Selatan Kab. Bengkulu Utara Kab. Rejang Lebong Kota Bengkulu Kab. Kaur Kab. Seluma Kab. Mukomuko Kab. Lebong Kab. Kepahiang Kab. Bengkulu Tengah Provinsi Lampung Kab. Lampung Barat Kab. Lampung Selatan Kab. Lampung Tengah Kab. Lampung Utara Kab. Lampung Timur Kab. Tanggamus Kab. Tulang Bawang Kab. Way Kanan Kota Bandar Lampung Kota Metro Kab. Pesawaran Kab. Pringsewu Kab. Mesuji Kab. Tulang Bawang Barat Provinsi DKI Jakarta DAFTAR LRA

195 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3.E LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA ALOKASI UMUM SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah PAGU REALISASI Provinsi Jawa Barat Kab. Bandung Kab. Bekasi Kab. Bogor Kab. Ciamis Kab. Cianjur Kab. Cirebon Kab. Garut Kab. Indramayu Kab. Karawang Kab. Kuningan Kab. Majalengka Kab. Purwakarta Kab. Subang Kab. Sukabumi Kab. Sumedang Kab. Tasikmalaya Kota Bandung Kota Bekasi Kota Bogor Kota Cirebon Kota Depok Kota Sukabumi Kota Tasikmalaya Kota Cimahi Kota Banjar Kab. Bandung Barat Provinsi Banten Kab. Lebak Kab. Pandeglang Kab. Serang Kab. Tangerang Kota Cilegon Kota Tangerang Kota Serang Kota Tangerang Selatan Provinsi Jawa Tengah Kab. Banjarnegara Kab. Banyumas Kab. Batang Kab. Blora Kab. Boyolali Kab. Brebes Kab. Cilacap Kab. Demak Kab. Grobogan Kab. Jepara Kab. Karanganyar Kab. Kebumen Kab. Kendal Kab. Klaten Kab. Kudus Kab. Magelang Kab. Pati DAFTAR LRA

196 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3.E LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA ALOKASI UMUM SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah PAGU REALISASI Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Purbalingga Kab. Purworejo Kab. Rembang Kab. Semarang Kab. Sragen Kab. Sukoharjo Kab. Tegal Kab. Temanggung Kab. Wonogiri Kab. Wonosobo Kota Magelang Kota Pekalongan Kota Salatiga Kota Semarang Kota Surakarta Kota Tegal Provinsi DI Yogyakarta Kab. Bantul Kab. Gunung Kidul Kab. Kulon Progo Kab. Sleman Kota Yogyakarta Provinsi Jawa Timur Kab. Bangkalan Kab. Banyuwangi Kab. Blitar Kab. Bojonegoro Kab. Bondowoso Kab. Gresik Kab. Jember Kab. Jombang Kab. Kediri Kab. Lamongan Kab. Lumajang Kab. Madiun Kab. Magetan Kab. Malang Kab. Mojokerto Kab. Nganjuk Kab. Ngawi Kab. Pacitan Kab. Pamekasan Kab. Pasuruan Kab. Ponorogo Kab. Probolinggo Kab. Sampang Kab. Sidoarjo Kab. Situbondo Kab. Sumenep Kab. Trenggalek Kab. Tuban Kab. Tulungagung DAFTAR LRA

197 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3.E LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA ALOKASI UMUM SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah PAGU REALISASI Kota Blitar Kota Kediri Kota Madiun Kota Malang Kota Mojokerto Kota Pasuruan Kota Probolinggo Kota Surabaya Kota Batu Provinsi Kalimantan Barat Kab. Bengkayang Kab. Landak Kab. Kapuas Hulu Kab. Ketapang Kab. Pontianak Kab. Sambas Kab. Sanggau Kab. Sintang Kota Pontianak Kota Singkawang Kab. Sekadau Kab. Melawi Kab. Kayong Utara Kab. Kubu Raya Provinsi Kalimantan Tengah Kab. Barito Selatan Kab. Barito Utara Kab. Kapuas Kab. Kotawaringin Barat Kab. Kotawaringin Timur Kota Palangkaraya Kab. Katingan Kab. Seruyan Kab. Sukamara Kab. Lamandau Kab. Gunung Mas Kab. Pulang Pisau Kab. Murung Raya Kab. Barito Timur Provinsi Kalimantan Selatan Kab. Banjar Kab. Barito Kuala Kab. Hulu Sungai Selatan Kab. Hulu Sungai Tengah Kab. Hulu Sungai Utara Kab. Kota Baru Kab. Tabalong Kab. Tanah Laut Kab. Tapin Kota Banjar Baru Kota Banjarmasin Kab. Balangan Kab. Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Timur DAFTAR LRA

198 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3.E LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA ALOKASI UMUM SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah PAGU REALISASI Kab. Berau Kab. Bulungan Kab. Kutai Kartanegara Kab. Kutai Barat Kab. Kutai Timur Kab. Malinau Kab. Nunukan Kab. Pasir Kota Balikpapan Kota Bontang Kota Samarinda Kota Tarakan Kab. Penajam Paser Utara Kab. Tana Tidung Provinsi Sulawesi Utara Kab. Bolaang Mongondow Kab. Minahasa Kab. Sangihe Kota Bitung Kota Manado Kab. Kepulauan Talaud Kab. Minahasa Selatan Kota Tomohon Kab. Minahasa Utara Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro Kota Kotamobagu Kab. Bolaang Mangondow Utara Kab. Minahasa Tenggara Kab. Bolaang Mongondow Timur Kab. Bolaang Mongondow Selatan Provinsi Gorontalo Kab. Boalemo Kab. Gorontalo Kota Gorontalo Kab. Pohuwato Kab. Bone Bolango Kab. Gorontalo Utara Provinsi Sulawesi Tengah Kab. Banggai Kab. Banggai Kepulauan Kab. Buol Kab. Toli-Toli Kab. Donggala Kab. Morowali Kab. Poso Kota Palu Kab. Parigi Moutong Kab. Tojo Una Una Kab. Sigi Provinsi Sulawesi Selatan Kab. Bantaeng Kab. Barru Kab. Bone Kab. Bulukumba DAFTAR LRA

199 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3.E LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA ALOKASI UMUM SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah PAGU REALISASI Kab. Enrekang Kab. Gowa Kab. Jeneponto Kab. Luwu Kab. Luwu Utara Kab. Maros Kab. Pangkajene Kepulauan Kab. Palopo Kab. Luwu Timur Kab. Pinrang Kab. Sinjai Kab. Selayar Kab. Sidenreng Rappang Kab. Soppeng Kab. Takalar Kota Tana Toraja Kab. Wajo Kota Pare-pare Kota Makassar Kab. Toraja Utara Provinsi Sulawesi Barat Kab. Majene Kab. Mamuju Kab. Polewali Mandar Kab. Mamasa Kab. Mamuju Utara Provinsi Sulawesi Tenggara Kab. Buton Kab. Konawe Kab. Kolaka Kab. Muna Kota Kendari Kota Bau-bau Kab. Konawe Selatan Kab. Bombana Kab. Wakatobi Kab. Kolaka Utara Kab. Konawe Utara Kab. Buton Utara Provinsi Bali Kab. Badung Kab. Bangli Kab. Buleleng Kab. Gianyar Kab. Jembrana Kab. Karangasem Kab. Klungkung Kab. Tabanan Kota Denpasar Provinsi Nusa Tenggara Barat Kab. Bima Kab. Dompu Kab. Lombok Barat Kab. Lombok Tengah DAFTAR LRA

200 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3.E LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA ALOKASI UMUM SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah PAGU REALISASI Kab. Lombok Timur Kab. Sumbawa Kota Mataram Kota Bima Kab. Sumbawa Barat Kab. Lombok Utara Provinsi Nusa Tenggara Timur Kab. Alor Kab. Belu Kab. Ende Kab. Flores Timur Kab. Kupang Kab. Lembata Kab. Manggarai Kab. Ngada Kab. Sikka Kab. Sumba Barat Kab. Sumba Timur Kab. Timor Tengah Selatan Kab. Timor Tengah Utara Kota Kupang Kab. Rote Ndao Kab. Manggarai Barat Kab. Nagekeo Kab. Sumba Tengah Kab. Sumba Barat Daya Kab. Manggarai Timur Kab. Sabu Raijua Provinsi Maluku Kab. Maluku Tenggara Barat Kab. Maluku Tengah Kab. Maluku Tenggara Kab. Buru Kota Ambon Kab. Seram Bagian Barat Kab. Seram Bagian Timur Kab. Kepulauan Aru Kota Tual Kab. Maluku Barat Daya Kab. Buru Selatan Provinsi Maluku Utara Kab. Halmahera Tengah Kota. Ternate Kab. Halmahera Barat Kab. Halmahera Timur Kab. Halmahera Selatan Kab. Halmahera Utara Kab. Kepulauan Sula Kota Tidore Kepulauan Kab. Pulau Morotai Provinsi Papua Kab. Biak Numfor Kab. Jayapura Kab. Jayawijaya DAFTAR LRA

201 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3.E LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA ALOKASI UMUM SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah PAGU REALISASI Kab. Merauke Kab. Mimika Kab. Nabire Kab. Paniai Kab. Puncak Jaya Kab. Yapen Waropen Kota Jayapura Kab. Sarmi Kab. Keerom Kab. Yahukimo Kab. Pegunungan Bintang Kab. Tolikara Kab. Boven Digoel Kab. Mappi Kab. Asmat Kab. Waropen Kab. Supiori Kab. Memberamo Raya Kab. Mamberamo Tengah Kab. Yalimo Kab. Lanny Jaya Kab. Nduga Kab. Dogiyai Kab. Puncak Kab. Intan Jaya Kab. Deiyai Provinsi Papua Barat Kab. Fak Fak Kab. Manokwari Kab. Sorong Kota Sorong Kab. Raja Ampat Kab. Sorong Selatan Kab. Teluk Bintuni Kab. Teluk Wondama Kab. Kaimana Kab. Maybrat Kab. Tambrauw JUMLAH DAFTAR LRA

202 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3.F LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA ALOKASI KHUSUS SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah PAGU REALISASI Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Kab. Aceh Barat Kab. Aceh Besar Kab. Aceh Selatan Kab. Aceh Singkil Kab. Aceh Tengah Kab. Aceh Tenggara Kab. Aceh Timur Kab. Aceh Utara Kab. Bireuen Kab. Aceh Pidie Kab. Simeulue Kota Banda Aceh Kota Sabang Kota Langsa Kota Lhokseumawe Kab. Gayo Lues Kab. Aceh Barat Daya Kab. Aceh Jaya Kab. Nagan Raya Kab. Aceh Tamiang Kab. Bener Meriah Kab. Pidie Jaya Kota Subulussalam Provinsi Sumatera Utara Kab. Asahan Kab. Dairi Kab. Deli Serdang Kab. Tanah Karo Kab. Labuhan Batu Kab. Langkat Kab. Mandailing Natal Kab. Nias Kab. Simalungun Kab. Tapanuli Selatan Kab. Tapanuli Tengah Kab. Tapanuli Utara Kab. Toba Samosir Kota Binjai Kota Medan Kota Pematang Siantar Kota Sibolga Kota Tanjung Balai Kota Tebing Tinggi Kota Padang Sidempuan Kab. Pakpak Bharat Kab. Nias Selatan Kab. Humbang Hasundutan Kab. Serdang Berdagai Kab. Samosir Kab. Batu Bara Kab. Padang Lawas Kab. Padang Lawas Utara Kab. Labuhan Batu Selatan Kab. Labuhan Batu Utara Kab. Nias Utara Kab. Nias Barat Kab. Gunung Sitoli Provinsi Sumatera Barat Kab. Limapuluh Kota Kab. Agam Kab. Kepulauan Mentawai Kab. Padang Pariaman Kab. Pasaman Kab. Pesisir Selatan Kab. Sawahlunto Sijunjung Kab. Solok Kab. Tanah Datar Kota Bukit Tinggi DAFTAR LRA

203 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3.F LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA ALOKASI KHUSUS SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah PAGU REALISASI Kota Padang Panjang Kota Padang Kota Payakumbuh Kota Sawahlunto Kota Solok Kota Pariaman Kab. Pasaman Barat Kab. Dharmasraya Kab. Solok Selatan Provinsi Riau Kab. Bengkalis Kab. Indragiri Hilir Kab. Indragiri Hulu Kab. Kampar Kab. Kuantan Singingi Kab. Pelalawan Kab. Rokan Hilir Kab. Rokan Hulu Kab. Siak Kota Dumai Kota Pekanbaru Kab. Kepulauan Meranti Provinsi Riau Kepulauan Kab. Natuna Kab. Kepulauan Anambas Kab. Karimun Kota Batam Kota Tanjung Pinang Kab. Lingga Kab. Bintan Provinsi Jambi Kab. Batanghari Kab. Bungo Kab. Kerinci Kab. Merangin Kab. Muaro Jambi Kab. Sarolangun Kab. Tanjung Jabung Barat Kab. Tanjung Jabung Timur Kab. Tebo Kota Jambi Kota Sungai Penuh Provinsi Sumatera Selatan Kab. Lahat Kab. Musi Banyuasin Kab. Musi Rawas Kab. Muara Enim Kab. Ogan Komering Ilir Kab. Ogan Komering Ulu Kota Palembang Kota Prabumulih Kota Pagar Alam Kota Lubuk Linggau Kab. Banyuasin Kab. Ogan Ilir Kab. OKU Timur Kab. OKU Selatan Kab. Empat Lawang Provinsi Bangka Belitung Kab. Bangka Kab. Belitung Kota Pangkal Pinang Kab. Bangka Selatan Kab. Bangka Tengah Kab. Bangka Barat Kab. Belitung Timur Provinsi Bengkulu Kab. Bengkulu Selatan Kab. Bengkulu Utara DAFTAR LRA

204 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3.F LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA ALOKASI KHUSUS SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah PAGU REALISASI Kab. Rejang Lebong Kota Bengkulu Kab. Kaur Kab. Seluma Kab. Mukomuko Kab. Lebong Kab. Kepahiang Kab. Bengkulu Tengah Provinsi Lampung Kab. Lampung Barat Kab. Lampung Selatan Kab. Lampung Tengah Kab. Lampung Utara Kab. Lampung Timur Kab. Tanggamus Kab. Tulang Bawang Kab. Way Kanan Kota Bandar Lampung Kota Metro Kab. Pesawaran Kab. Pringsewu Kab. Mesuji Kab. Tulang Bawang Barat Provinsi DKI Jakarta Provinsi Jawa Barat Kab. Bandung Kab. Bekasi Kab. Bogor Kab. Ciamis Kab. Cianjur Kab. Cirebon Kab. Garut Kab. Indramayu Kab. Karawang Kab. Kuningan Kab. Majalengka Kab. Purwakarta Kab. Subang Kab. Sukabumi Kab. Sumedang Kab. Tasikmalaya Kota Bandung Kota Bekasi Kota Bogor Kota Cirebon Kota Depok Kota Sukabumi Kota Tasikmalaya Kota Cimahi Kota Banjar Kab. Bandung Barat Provinsi Banten Kab. Lebak Kab. Pandeglang Kab. Serang Kab. Tangerang Kota Cilegon Kota Tangerang Kota Serang Kota Tangerang Selatan Provinsi Jawa Tengah Kab. Banjarnegara Kab. Banyumas Kab. Batang Kab. Blora Kab. Boyolali Kab. Brebes Kab. Cilacap Kab. Demak DAFTAR LRA

205 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3.F LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA ALOKASI KHUSUS SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah PAGU REALISASI Kab. Grobogan Kab. Jepara Kab. Karanganyar Kab. Kebumen Kab. Kendal Kab. Klaten Kab. Kudus Kab. Magelang Kab. Pati Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Purbalingga Kab. Purworejo Kab. Rembang Kab. Semarang Kab. Sragen Kab. Sukoharjo Kab. Tegal Kab. Temanggung Kab. Wonogiri Kab. Wonosobo Kota Magelang Kota Pekalongan Kota Salatiga Kota Semarang Kota Surakarta Kota Tegal Provinsi DI Yogyakarta Kab. Bantul Kab. Gunung Kidul Kab. Kulon Progo Kab. Sleman Kota Yogyakarta Provinsi Jawa Timur Kab. Bangkalan Kab. Banyuwangi Kab. Blitar Kab. Bojonegoro Kab. Bondowoso Kab. Gresik Kab. Jember Kab. Jombang Kab. Kediri Kab. Lamongan Kab. Lumajang Kab. Madiun Kab. Magetan Kab. Malang Kab. Mojokerto Kab. Nganjuk Kab. Ngawi Kab. Pacitan Kab. Pamekasan Kab. Pasuruan Kab. Ponorogo Kab. Probolinggo Kab. Sampang Kab. Sidoarjo Kab. Situbondo Kab. Sumenep Kab. Trenggalek Kab. Tuban Kab. Tulungagung Kota Blitar Kota Kediri Kota Madiun Kota Malang Kota Mojokerto Kota Pasuruan DAFTAR LRA

206 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3.F LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA ALOKASI KHUSUS SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah PAGU REALISASI Kota Probolinggo Kota Surabaya Kota Batu Provinsi Kalimantan Barat Kab. Bengkayang Kab. Landak Kab. Kapuas Hulu Kab. Ketapang Kab. Pontianak Kab. Sambas Kab. Sanggau Kab. Sintang Kota Pontianak Kota Singkawang Kab. Sekadau Kab. Melawi Kab. Kayong Utara Kab. Kubu Raya Provinsi Kalimantan Tengah Kab. Barito Selatan Kab. Barito Utara Kab. Kapuas Kab. Kotawaringin Barat Kab. Kotawaringin Timur Kota Palangkaraya Kab. Katingan Kab. Seruyan Kab. Sukamara Kab. Lamandau Kab. Gunung Mas Kab. Pulang Pisau Kab. Murung Raya Kab. Barito Timur Provinsi Kalimantan Selatan Kab. Banjar Kab. Barito Kuala Kab. Hulu Sungai Selatan Kab. Hulu Sungai Tengah Kab. Hulu Sungai Utara Kab. Kota Baru Kab. Tabalong Kab. Tanah Laut Kab. Tapin Kota Banjar Baru Kota Banjarmasin Kab. Balangan Kab. Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Timur Kab. Berau Kab. Bulungan Kab. Kutai Kartanegara Kab. Kutai Barat Kab. Kutai Timur Kab. Malinau Kab. Nunukan Kab. Pasir Kota Balikpapan Kota Bontang Kota Samarinda Kota Tarakan Kab. Penajam Paser Utara Kab. Tana Tidung Provinsi Sulawesi Utara Kab. Bolaang Mongondow Kab. Minahasa Kab. Sangihe Kota Bitung Kota Manado Kab. Kepulauan Talaud DAFTAR LRA

207 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3.F LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA ALOKASI KHUSUS SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah PAGU REALISASI Kab. Minahasa Selatan Kota Tomohon Kab. Minahasa Utara Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro Kota Kotamobagu Kab. Bolaang Mangondow Utara Kab. Minahasa Tenggara Kab. Bolaang Mongondow Timur Kab. Bolaang Mongondow Selatan Provinsi Gorontalo Kab. Boalemo Kab. Gorontalo Kota Gorontalo Kab. Pohuwato Kab. Bone Bolango Kab. Gorontalo Utara Provinsi Sulawesi Tengah Kab. Banggai Kab. Banggai Kepulauan Kab. Buol Kab. Toli-Toli Kab. Donggala Kab. Morowali Kab. Poso Kota Palu Kab. Parigi Moutong Kab. Tojo Una Una Kab. Sigi Provinsi Sulawesi Selatan Kab. Bantaeng Kab. Barru Kab. Bone Kab. Bulukumba Kab. Enrekang Kab. Gowa Kab. Jeneponto Kab. Luwu Kab. Luwu Utara Kab. Maros Kab. Pangkajene Kepulauan Kab. Palopo Kab. Luwu Timur Kab. Pinrang Kab. Sinjai Kab. Selayar Kab. Sidenreng Rappang Kab. Soppeng Kab. Takalar Kota Tana Toraja Kab. Wajo Kota Pare-pare Kota Makassar Kab. Toraja Utara Provinsi Sulawesi Barat Kab. Majene Kab. Mamuju Kab. Polewali Mandar Kab. Mamasa Kab. Mamuju Utara Provinsi Sulawesi Tenggara Kab. Buton Kab. Konawe Kab. Kolaka Kab. Muna Kota Kendari Kota Bau-bau Kab. Konawe Selatan Kab. Bombana Kab. Wakatobi DAFTAR LRA

208 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3.F LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA ALOKASI KHUSUS SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah PAGU REALISASI Kab. Kolaka Utara Kab. Konawe Utara Kab. Buton Utara Provinsi Bali Kab. Badung Kab. Bangli Kab. Buleleng Kab. Gianyar Kab. Jembrana Kab. Karangasem Kab. Klungkung Kab. Tabanan Kota Denpasar Provinsi Nusa Tenggara Barat Kab. Bima Kab. Dompu Kab. Lombok Barat Kab. Lombok Tengah Kab. Lombok Timur Kab. Sumbawa Kota Mataram Kota Bima Kab. Sumbawa Barat Kab. Lombok Utara Provinsi Nusa Tenggara Timur Kab. Alor Kab. Belu Kab. Ende Kab. Flores Timur Kab. Kupang Kab. Lembata Kab. Manggarai Kab. Ngada Kab. Sikka Kab. Sumba Barat Kab. Sumba Timur Kab. Timor Tengah Selatan Kab. Timor Tengah Utara Kota Kupang Kab. Rote Ndao Kab. Manggarai Barat Kab. Nagekeo Kab. Sumba Tengah Kab. Sumba Barat Daya Kab. Manggarai Timur Kab. Sabu Raijua Provinsi Maluku Kab. Maluku Tenggara Barat Kab. Maluku Tengah Kab. Maluku Tenggara Kab. Buru Kota Ambon Kab. Seram Bagian Barat Kab. Seram Bagian Timur Kab. Kepulauan Aru Kota Tual Kab. Maluku Barat Daya Kab. Buru Selatan Provinsi Maluku Utara Kab. Halmahera Tengah Kota. Ternate Kab. Halmahera Barat Kab. Halmahera Timur Kab. Halmahera Selatan Kab. Halmahera Utara Kab. Kepulauan Sula Kota Tidore Kepulauan Kab. Pulau Morotai Provinsi Papua DAFTAR LRA

209 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3.F LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA ALOKASI KHUSUS SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah PAGU REALISASI Kab. Biak Numfor Kab. Jayapura Kab. Jayawijaya Kab. Merauke Kab. Mimika Kab. Nabire Kab. Paniai Kab. Puncak Jaya Kab. Yapen Waropen Kota Jayapura Kab. Sarmi Kab. Keerom Kab. Yahukimo Kab. Pegunungan Bintang Kab. Tolikara Kab. Boven Digoel Kab. Mappi Kab. Asmat Kab. Waropen Kab. Supiori Kab. Memberamo Raya Kab. Mamberamo Tengah Kab. Yalimo Kab. Lanny Jaya Kab. Nduga Kab. Dogiyai Kab. Puncak Kab. Intan Jaya Kab. Deiyai Provinsi Papua Barat Kab. Fak Fak Kab. Manokwari Kab. Sorong Kota Sorong Kab. Raja Ampat Kab. Sorong Selatan Kab. Teluk Bintuni Kab. Teluk Wondama Kab. Kaimana Kab. Maybrat Kab. Tambrauw JUMLAH DAFTAR LRA

210 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3.G LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA OTONOMI KHUSUS DAN PENYESUAIAN SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah Pagu Realisasi Otonomi Khusus Dana Penyesuaian Realisasi = Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Kab. Aceh Barat Kab. Aceh Besar Kab. Aceh Selatan Kab. Aceh Singkil Kab. Aceh Tengah Kab. Aceh Tenggara Kab. Aceh Timur Kab. Aceh Utara Kab. Bireuen Kab. Aceh Pidie Kab. Simeulue Kota Banda Aceh Kota Sabang Kota Langsa Kota Lhokseumawe Kab. Gayo Lues Kab. Aceh Barat Daya Kab. Aceh Jaya Kab. Nagan Raya Kab. Aceh Tamiang Kab. Bener Meriah Kab. Pidie Jaya Kota Subulussalam Provinsi Sumatera Utara Kab. Asahan Kab. Dairi Kab. Deli Serdang Kab. Tanah Karo Kab. Labuhan Batu Kab. Langkat Kab. Mandailing Natal Kab. Nias Kab. Simalungun Kab. Tapanuli Selatan Kab. Tapanuli Tengah Kab. Tapanuli Utara Kab. Toba Samosir Kota Binjai Kota Medan Kota Pematang Siantar Kota Sibolga Kota Tanjung Balai Kota Tebing Tinggi Kota Padang Sidempuan Kab. Pakpak Bharat Kab. Nias Selatan Kab. Humbang Hasundutan Kab. Serdang Berdagai Kab. Samosir Kab. Batu Bara Kab. Padang Lawas Kab. Padang Lawas Utara Kab. Labuhan Batu Selatan Kab. Labuhan Batu Utara Kab. Nias Utara Kab. Nias Barat Kab. Gunung Sitoli Provinsi Sumatera Barat Kab. Limapuluh Kota Kab. Agam DAFTAR LRA

211 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3.G LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA OTONOMI KHUSUS DAN PENYESUAIAN SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah Pagu Realisasi Otonomi Khusus Dana Penyesuaian Realisasi = Kab. Kepulauan Mentawai Kab. Padang Pariaman Kab. Pasaman Kab. Pesisir Selatan Kab. Sawahlunto Sijunjung Kab. Solok Kab. Tanah Datar Kota Bukit Tinggi Kota Padang Panjang Kota Padang Kota Payakumbuh Kota Sawahlunto Kota Solok Kota Pariaman Kab. Pasaman Barat Kab. Dharmasraya Kab. Solok Selatan Provinsi Riau Kab. Bengkalis Kab. Indragiri Hilir Kab. Indragiri Hulu Kab. Kampar Kab. Kuantan Singingi Kab. Pelalawan Kab. Rokan Hilir Kab. Rokan Hulu Kab. Siak Kota Dumai Kota Pekanbaru Kab. Kepulauan Meranti Provinsi Riau Kepulauan Kab. Natuna Kab. Kepulauan Anambas Kab. Karimun Kota Batam Kota Tanjung Pinang Kab. Lingga Kab. Bintan Provinsi Jambi Kab. Batanghari Kab. Bungo Kab. Kerinci Kab. Merangin Kab. Muaro Jambi Kab. Sarolangun Kab. Tanjung Jabung Barat Kab. Tanjung Jabung Timur Kab. Tebo Kota Jambi Kota Sungai Penuh Provinsi Sumatera Selatan Kab. Lahat Kab. Musi Banyuasin Kab. Musi Rawas Kab. Muara Enim Kab. Ogan Komering Ilir Kab. Ogan Komering Ulu Kota Palembang Kota Prabumulih Kota Pagar Alam Kota Lubuk Linggau DAFTAR LRA

212 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3.G LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA OTONOMI KHUSUS DAN PENYESUAIAN SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah Pagu Realisasi Otonomi Khusus Dana Penyesuaian Realisasi = Kab. Banyuasin Kab. Ogan Ilir Kab. OKU Timur Kab. OKU Selatan Kab. Empat Lawang Provinsi Bangka Belitung Kab. Bangka Kab. Belitung Kota Pangkal Pinang Kab. Bangka Selatan Kab. Bangka Tengah Kab. Bangka Barat Kab. Belitung Timur Provinsi Bengkulu Kab. Bengkulu Selatan Kab. Bengkulu Utara Kab. Rejang Lebong Kota Bengkulu Kab. Kaur Kab. Seluma Kab. Mukomuko Kab. Lebong Kab. Kepahiang Kab. Bengkulu Tengah Provinsi Lampung Kab. Lampung Barat Kab. Lampung Selatan Kab. Lampung Tengah Kab. Lampung Utara Kab. Lampung Timur Kab. Tanggamus Kab. Tulang Bawang Kab. Way Kanan Kota Bandar Lampung Kota Metro Kab. Pesawaran Kab. Pringsewu Kab. Mesuji Kab. Tulang Bawang Barat Provinsi DKI Jakarta Provinsi Jawa Barat Kab. Bandung Kab. Bekasi Kab. Bogor Kab. Ciamis Kab. Cianjur Kab. Cirebon Kab. Garut Kab. Indramayu Kab. Karawang Kab. Kuningan Kab. Majalengka Kab. Purwakarta Kab. Subang Kab. Sukabumi Kab. Sumedang Kab. Tasikmalaya Kota Bandung Kota Bekasi Kota Bogor Kota Cirebon DAFTAR LRA

213 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3.G LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA OTONOMI KHUSUS DAN PENYESUAIAN SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah Pagu Realisasi Otonomi Khusus Dana Penyesuaian Realisasi = Kota Depok Kota Sukabumi Kota Tasikmalaya Kota Cimahi Kota Banjar Kab. Bandung Barat Provinsi Banten Kab. Lebak Kab. Pandeglang Kab. Serang Kab. Tangerang Kota Cilegon Kota Tangerang Kota Serang Kota Tangerang Selatan Provinsi Jawa Tengah Kab. Banjarnegara Kab. Banyumas Kab. Batang Kab. Blora Kab. Boyolali Kab. Brebes Kab. Cilacap Kab. Demak Kab. Grobogan Kab. Jepara Kab. Karanganyar Kab. Kebumen Kab. Kendal Kab. Klaten Kab. Kudus Kab. Magelang Kab. Pati Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Purbalingga Kab. Purworejo Kab. Rembang Kab. Semarang Kab. Sragen Kab. Sukoharjo Kab. Tegal Kab. Temanggung Kab. Wonogiri Kab. Wonosobo Kota Magelang Kota Pekalongan Kota Salatiga Kota Semarang Kota Surakarta Kota Tegal Provinsi DI Yogyakarta Kab. Bantul Kab. Gunung Kidul Kab. Kulon Progo Kab. Sleman Kota Yogyakarta Provinsi Jawa Timur Kab. Bangkalan Kab. Banyuwangi Kab. Blitar DAFTAR LRA

214 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3.G LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA OTONOMI KHUSUS DAN PENYESUAIAN SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah Pagu Realisasi Otonomi Khusus Dana Penyesuaian Realisasi = Kab. Bojonegoro Kab. Bondowoso Kab. Gresik Kab. Jember Kab. Jombang Kab. Kediri Kab. Lamongan Kab. Lumajang Kab. Madiun Kab. Magetan Kab. Malang Kab. Mojokerto Kab. Nganjuk Kab. Ngawi Kab. Pacitan Kab. Pamekasan Kab. Pasuruan Kab. Ponorogo Kab. Probolinggo Kab. Sampang Kab. Sidoarjo Kab. Situbondo Kab. Sumenep Kab. Trenggalek Kab. Tuban Kab. Tulungagung Kota Blitar Kota Kediri Kota Madiun Kota Malang Kota Mojokerto Kota Pasuruan Kota Probolinggo Kota Surabaya Kota Batu Provinsi Kalimantan Barat Kab. Bengkayang Kab. Landak Kab. Kapuas Hulu Kab. Ketapang Kab. Pontianak Kab. Sambas Kab. Sanggau Kab. Sintang Kota Pontianak Kota Singkawang Kab. Sekadau Kab. Melawi Kab. Kayong Utara Kab. Kubu Raya Provinsi Kalimantan Tengah Kab. Barito Selatan Kab. Barito Utara Kab. Kapuas Kab. Kotawaringin Barat Kab. Kotawaringin Timur Kota Palangkaraya Kab. Katingan Kab. Seruyan Kab. Sukamara Kab. Lamandau DAFTAR LRA

215 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3.G LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA OTONOMI KHUSUS DAN PENYESUAIAN SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah Pagu Realisasi Otonomi Khusus Dana Penyesuaian Realisasi = Kab. Gunung Mas Kab. Pulang Pisau Kab. Murung Raya Kab. Barito Timur Provinsi Kalimantan Selatan Kab. Banjar Kab. Barito Kuala Kab. Hulu Sungai Selatan Kab. Hulu Sungai Tengah Kab. Hulu Sungai Utara Kab. Kota Baru Kab. Tabalong Kab. Tanah Laut Kab. Tapin Kota Banjar Baru Kota Banjarmasin Kab. Balangan Kab. Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Timur Kab. Berau Kab. Bulungan Kab. Kutai Kartanegara Kab. Kutai Barat Kab. Kutai Timur Kab. Malinau Kab. Nunukan Kab. Pasir Kota Balikpapan Kota Bontang Kota Samarinda Kota Tarakan Kab. Penajam Paser Utara Kab. Tana Tidung Provinsi Sulawesi Utara Kab. Bolaang Mongondow Kab. Minahasa Kab. Sangihe Kota Bitung Kota Manado Kab. Kepulauan Talaud Kab. Minahasa Selatan Kota Tomohon Kab. Minahasa Utara Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro Kota Kotamobagu Kab. Bolaang Mangondow Utara Kab. Minahasa Tenggara Kab. Bolaang Mongondow Timur Kab. Bolaang Mongondow Selatan Provinsi Gorontalo Kab. Boalemo Kab. Gorontalo Kota Gorontalo Kab. Pohuwato Kab. Bone Bolango Kab. Gorontalo Utara Provinsi Sulawesi Tengah Kab. Banggai Kab. Banggai Kepulauan Kab. Buol Kab. Toli-Toli DAFTAR LRA

216 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3.G LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA OTONOMI KHUSUS DAN PENYESUAIAN SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah Pagu Realisasi Otonomi Khusus Dana Penyesuaian Realisasi = Kab. Donggala Kab. Morowali Kab. Poso Kota Palu Kab. Parigi Moutong Kab. Tojo Una Una Kab. Sigi Provinsi Sulawesi Selatan Kab. Bantaeng Kab. Barru Kab. Bone Kab. Bulukumba Kab. Enrekang Kab. Gowa Kab. Jeneponto Kab. Luwu Kab. Luwu Utara Kab. Maros Kab. Pangkajene Kepulauan Kab. Palopo Kab. Luwu Timur Kab. Pinrang Kab. Sinjai Kab. Selayar Kab. Sidenreng Rappang Kab. Soppeng Kab. Takalar Kota Tana Toraja Kab. Wajo Kota Pare-pare Kota Makassar Kab. Toraja Utara Provinsi Sulawesi Barat Kab. Majene Kab. Mamuju Kab. Polewali Mandar Kab. Mamasa Kab. Mamuju Utara Provinsi Sulawesi Tenggara Kab. Buton Kab. Konawe Kab. Kolaka Kab. Muna Kota Kendari Kota Bau-bau Kab. Konawe Selatan Kab. Bombana Kab. Wakatobi Kab. Kolaka Utara Kab. Konawe Utara Kab. Buton Utara Provinsi Bali Kab. Badung Kab. Bangli Kab. Buleleng Kab. Gianyar Kab. Jembrana Kab. Karangasem Kab. Klungkung Kab. Tabanan Kota Denpasar DAFTAR LRA

217 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3.G LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA OTONOMI KHUSUS DAN PENYESUAIAN SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah Pagu Realisasi Otonomi Khusus Dana Penyesuaian Realisasi = Provinsi Nusa Tenggara Barat Kab. Bima Kab. Dompu Kab. Lombok Barat Kab. Lombok Tengah Kab. Lombok Timur Kab. Sumbawa Kota Mataram Kota Bima Kab. Sumbawa Barat Kab. Lombok Utara Provinsi Nusa Tenggara Timur Kab. Alor Kab. Belu Kab. Ende Kab. Flores Timur Kab. Kupang Kab. Lembata Kab. Manggarai Kab. Ngada Kab. Sikka Kab. Sumba Barat Kab. Sumba Timur Kab. Timor Tengah Selatan Kab. Timor Tengah Utara Kota Kupang Kab. Rote Ndao Kab. Manggarai Barat Kab. Nagekeo Kab. Sumba Tengah Kab. Sumba Barat Daya Kab. Manggarai Timur Kab. Sabu Raijua Provinsi Maluku Kab. Maluku Tenggara Barat Kab. Maluku Tengah Kab. Maluku Tenggara Kab. Buru Kota Ambon Kab. Seram Bagian Barat Kab. Seram Bagian Timur Kab. Kepulauan Aru Kota Tual Kab. Maluku Barat Daya Kab. Buru Selatan Provinsi Maluku Utara Kab. Halmahera Tengah Kota. Ternate Kab. Halmahera Barat Kab. Halmahera Timur Kab. Halmahera Selatan Kab. Halmahera Utara Kab. Kepulauan Sula Kota Tidore Kepulauan Kab. Pulau Morotai Provinsi Papua Kab. Biak Numfor Kab. Jayapura Kab. Jayawijaya Kab. Merauke Kab. Mimika DAFTAR LRA

218 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2011 (UNAUDITED) DAFTAR 3.G LAPORAN REALISASI ANGGARAN TRANSFER DANA OTONOMI KHUSUS DAN PENYESUAIAN SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2011 (Dalam Rupiah) No. Daerah Pagu Realisasi Otonomi Khusus Dana Penyesuaian Realisasi = Kab. Nabire Kab. Paniai Kab. Puncak Jaya Kab. Yapen Waropen Kota Jayapura Kab. Sarmi Kab. Keerom Kab. Yahukimo Kab. Pegunungan Bintang Kab. Tolikara Kab. Boven Digoel Kab. Mappi Kab. Asmat Kab. Waropen Kab. Supiori Kab. Memberamo Raya Kab. Mamberamo Tengah Kab. Yalimo Kab. Lanny Jaya Kab. Nduga Kab. Dogiyai Kab. Puncak Kab. Intan Jaya Kab. Deiyai Provinsi Papua Barat Kab. Fak Fak Kab. Manokwari Kab. Sorong Kota Sorong Kab. Raja Ampat Kab. Sorong Selatan Kab. Teluk Bintuni Kab. Teluk Wondama Kab. Kaimana Kab. Maybrat Kab. Tambrauw JUMLAH DAFTAR LRA

219 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited ) DAFTAR 4 REKENING KHUSUS PER 30 JUNI 2011 NO NO. REKENING NAMA REKENING SALDO AWAL PENERIMAAN PENGELUARAN SALDO AKHIR REKENING KHUSUS DEPKEU (RUPIAH) UNTUK MONETISASI NON PROJECT TYPE GRANT AID REKENING KHUSUS DEPKEU (RUPIAH) UNTUK MONETISASI NON PROJECT TYPE GRANT AID NON PROJECT GRANT AID TAHUN NON PROJECT GRANT AID TAHUN REKENING PENERIMAAN HIBAH JEPANG MELALUI PROGRAM SECOND KENNEDY ROUND CSKR REKSUS DEPKEU U/ CONST. OF JUNIOR SECONDARY SCHOOL FACILITIES UNDER THE BASIC EDUCATION PROGRAM, LOAN AIPRD L REKSUS DEPKEU U/ LOAN EASTERN INDONESIA NATIONAL ROAD IMPROVEMENT PROJECT (EINRIP), AIPRD L REKSUS DEPKEU U/PROY. GAJAH MADA UNIVERSITY DEV. IP-494 OECF REKSUS DEPKEU U/ PROY. PENGEMB. PRAS. PEDESAAN (P2D) RURAL AREAS INFRAST.DEVELOPMENT PROJECT (III) IP-506 JBIC DLM VAL. JPY REKSUS DEPKEU U/ PROFESIONAL HUMAN RESOURCES DEVELOPMENT PROJECT-III (OVERSEAS PROGRAM) PROJECT LOAN JBIC 535 A REKSUS DEPKEU U/ PROFESSIONAL HUMAN RESOURCES DEVELOPMENT PROJECT III (DOMESTIC PROGRAM) PROJECT LOAN JBIC IP-535 B REKSUS DEPKEU U/ DEVELOPMENT OF FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCIES OF SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIV REKSUS DEPKEU U/ PROYEK PENGEMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDIN LOAN JBIC IP-541 DLM VALUTA JPY REKSUS DEPKEU U/ REGIONAL INFRASTRUCTURE FOR SOCIAL AND ECONOMIC DEVELOPMENT PROJECT, LOAN JBIC IP-543 A DALAM VALUTA JPY REKSUS DEPKEU U/ REGIONAL INFRASTRUCTURE FOR SOCIAL AND ECONOMIC DEVELOPMENT PROJECT, LOAN JBIC IP-543 B DALAM VALUTA JPY REKSUS DEPKEU U/ PROYEK OZONE PROJECT TRUST FUND REKSUS DEPKEU U/ PEMBIY SECOND WATER & SANITATION FOR LOW INCOME COMMUNITIES PROJECT REKSUS DEPKEU U/ PROYEK COMMUNITY EMPOWERMENT FOR RURAL DEVELOPMENT PROJECT ADB NO INO REKSUS DEPKEU U/ PARTICIPATORY INTREGRATED DEV. IN RAINFED AREAS PROJ PIDRA 539-ID IFAD REKSUS DEPKEU U/ PROYEK DECENTRALIZED HEALTH SERVICES REKSUS DEPKEU U/ TECHNOLOGICAL AND PROFESSIONAL SKILLS DEVELOP.SECTOR PROJ REKSUS DEPKEU U/ MARINE & COASTAL RESOURCES MANAGEMENT PROJECT REKSUS DEPKEU U/ SECOND KECAMATAN DEVELOPMENT PROJECT IBRD NO IND/IDA CR. NO IND/TF REKSUS DEPKEU U/ DECENTRALIZED BASIC EDUCATION PROJECT REKSUS DEPKEU U/ SECOND URBAN POVERTY PROJECT LOAN IBRD NO IND/CREDIT IDA 3658-IND DALAM VALUTA USD REKSUS DEPKEU U/ POOR FARMER INCOME IMPROVEMENT THROUGH INNOVATIONT PROJ (PF13P) REKSUS DEPKEU U/ CORAL REEF REHABILITATION AND MANAGEMENT PROJECT PHASE II (COREMAP II) REKSUS DEPKEU U/ GOVERNMENT FINANCE MANAGEMENT REVENUE ADMINISTRATION PROJECT 4762 IND REKSUS DEPKEU U/ HEALTH WORKFORCE AND SERVICE PROJECT LOAN IBRD IND/IDA CR IND REKSUS DEPKEU LAND MANAGEMENT AND POLICY DEVELOPMENT PROJECT LOAN/CREDIT NO. 4731/3884-IND.DLM.VAL.USD REKSUS DEPKEU U/ SECOND EASTERN INDONESIA TRANSPORT PROJECT (EIRTP ) REKSUS DEPKEU U/ THIRD KECAMATAN DEVELOPMENT PROJECT REKSUS DEPKEU U/ THE IMPROVEMENT O/ LAND & IRRIGATION SYSTEM AT FARM LEVEL PROJECT IDB NO. IND REKSUS DEPKEU U/ CORAL REEF REHABILITATION & MANAGEMENT PROJ PHASE II (COREMEP II) REKSUS DEPKEU U/ SECOND DECENTRALIZED HEALTH SERVICES PROJECT REKSUS DEPKEU U/ SECOND DECENTRALIZED HEALTH SERVICES PROJECT REKSUS DEPKEU U/ STATE AUDIT REFORM SECTOR DEVELOPMENT PROG REKSUS DEPKEU U/ SUPPORT FOR POOR & DISADVANTAGED AREAS PROJECT REKSUS DEPKEU U/ INDONESIA MANAGING HIGH EDUCATION F/ RELEVANCE & EFFICIENC PROJ. IBRD NO IND/IDA NO IND REKSUS DEPKEU U/ NEIGHBORHOOD UPGRADING SHELTER SECTOR PROJECT (NUSSP) REKSUS DEPKEU U/ THIRD KECAMATAN DEVELOPMENT PROJECT PHASE II REKSUS DEPKEU U/ THIRD URBAN POVERTY PROJECT LOAN IBRD NO IND/IDA CR REKSUS DEPKEU U/ LOCAL GOVERNMENT FINANCE AND GOVERNANCE REFORM SEC. DEV. PROGRAM (LGFGRSDP) LOAN ADB NO INO REKSUS DEPKEU U/ INITATIVES FOR LOCAL GOVERNANCE REFORM PROJECT (ILGRP) DAFTAR NERACA 235

220 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited ) DAFTAR 4 REKENING KHUSUS PER 30 JUNI 2011 NO NO. REKENING NAMA REKENING SALDO AWAL PENERIMAAN PENGELUARAN SALDO AKHIR REKSUS DEPKEU U/ WATER RESOURCES AND IRRIGATION SECTOR MNGMNT PRJ WISMP REKSUS DEPKEU U/ COMMUNITY WATER SERVICES & HEALTH PROJECT REKSUS DEPKEU U/ COMMUNITY WATER SERVICES & HEALTH PROJECT LOAN NO INO (SF) REKSUS DEPKEU U/ URBAN SECTOR DEVELOPMENT REFORM PROJECT 4786-IND REKSUS DEPKEU U/ PARTICIPATORY IRRIGATION SECTOR (PISP) REKSUS DEPKEU U/ PARTICIPATORY IRRIGATION SECTOR (PISP) REKSUS DEPKEU U/ EARLY CHILDHOOD EDUC & DEV PROJ (ECED) REKSUS DEPKEU U/ PROYEK READ, LOAN IFAD 645-IP REKSUS DEPKEU U/ SUSTAINABLE AQUACULTURE DEV.FOR FOOD SECURITY AND POVERTY REDUCTION PROJECT REKSUS DEPKEU U/ MADRASAH EDUCATION DEVELOPMENT PROJECT REKSUS DEPKEU U/ P. FARMER EMPOWNT THROUGH AGRICULTURAL TECH & INFORMATION PROJECT REKSUS DEPKEU U/ LOAN STRATEGIC ROADS INFRASTRUCTURE PROJECT / SRIP REKSUS DEPKEU U/ BETTER EDUCATION THROUGH REFORMED MANAGEMENT AND UNIVERSAL TEACHER UPGRADING PROJECT (BERMUTU) REKSUS DEPKEU U/ NUTRITION IMPROVEMENT THROUGH COMMUNITY EMPOWERMENT PROJECT (NICE), REKSUS DEPKEU U/ THIRD WATER SUPPLY AND SANITATION FOR LOW INCOME COMMUNITIES PROJECT-PAMSIMAS (4204) REKSUS DEPKEU U/ NATIONAL PROGRAM FOR COMMUNITY EMPOWERMENT IN RURAL AREAS PROJECT REKSUS DEPKEU U/ LOAN IBRD NO.7504-ID/CREDIT IDA NO ID (NATIONAL PROGRAM FOR COMMUNITY EMPOWERMENT IN URBAN AREAS PROJECT)/7664-ID REKSUS DEPKEU U/ VOCATIONAL EDUCATION STRENGTHENING PROJECT (INVEST) REKSUS DEPKEU U/ RURAL INFRASTRUCTURE SUPPORT PNPM MANDIRI REKSUS DEPKEU U/ NATIONAL PROGRAMME FOR COMMUNITY EMPOWEMENT IN RURAL AREAS PROJECT LOAN NO. 755-ID REKSUS DEPKEU U/ INTEGRATED COMMUNITY -DRIVEN DEVELOPMENT PROJECT IDB LOAN NO. IND-131 (1ST)/132 (LN) DLM VAL USD REKSUS DEPKEU U/ INTEGRATED CITARUM WATER RESOURCES MGT INVESTM PROGRAM-PROJECT 1 (ICWRMIP), LOAN ADB NO INO (SF) REKSUS DEPKEU LOAN IBRD 7669-ID(DAM OPERASIONAL IMPROVEMENT AND SAFETY PROJECT/DOISP) REKSUS DEPKEU UNTUK HEALTH PROFESSIONAL EDUCATION QUALITY PROJECT LOAN 7737-IND REKSUS DEPKEU UNTUK RURAL INFRASTRUCTURE SUPPORT TO THE PNPM MANDIRI PROJECT II (RIS PNPM II) LOAN ADB NO INO REKSUS DEPKEU UNTUK URBAN WATER SUPPLY AND SANITATION PROJECT IBRD LOAN NO 7730 ID REKSUS DEPKEU UTK DEVELOPMENT OF BANDUNG INSTITUTE OF TECHNOLOGY (III) LOAN JICA NO. IP-553 DLM VALUTA JPY REKSUS DEPKEU UTK INFRASTRUCTURE REFORM SECTOR DEVELOPMENT PROJECT (IRSDP) LOAN ADB NO INO(SF) REKSUS DEPKEU U/ THIRD NATIONAL PROGRAM FOR COMMUNITY EMPOWERMENT IN RURAL AREAS - PNPM MANDIRI PEDESAAN (LOAN IBRD ID) REKSUS KEMENTRIAN KEUANGAN UTK PROJECT FOR INDONESIAN TAX ADMINISTRATION REFORM LOAN IBRD NO ID REKSUS KEMENKEU U/TNP FOR COMM.EMPOW IN URBAN AREAS LOAN 7866-ID REKSUS KEMENKEU U/ HIBAH BOS TRAINING NO. EP DALAM VALUTA AUD REKSUS KEMENKEU U/ TSP II HIBAH UNI EROPA NO. DCI-ASIE/2008/ DALAM VALUTA EURO REKSUS KEMENKEU U/ HIBAH KFW NO DALAM VALUTA EURO REKSUS DEPKEU U/ CORAL REEF REHABILITION AND MANAGEMENT PROJ. PHASE II (COREMAP II) REKSUS DEPKEU U/ GOVERNMENT FINANCIAL MANAGEMENT & REVENUE ADMINISTRATION PROJECT TF REKSUS DEPKEU U/ EARTHQUAKE AND TSUNAMI EMERGENCY SUPPORT PROJECT REKSUS DEPKEU U/ COMMUNITY WATER SERVICES AND HEALTH ACEH/NIAS NORTH SUMATERA PROJECT, REKSUS DEPKEU U/ STATE AUDIT REFORM SECTOR DEVELOPMENT PROJECT REKSUS DEPKEU U/ INITIATIVES FOR LOCAL GOVERNANCE REFORM PROJECT (ILGRP) REKSUS DEPKEU U/ WATER RESOURCES AND IRRIGATION SECTOR MNGMNT PROJECT WISMP REKSUS DEPKEU U/ SEARCH AND TSUNAMI EMERGENCY SUPP.PRJ D/ HBH.PEM.BELANDA SEC.FDCRY.OVSGHT REKSUS DEPKEU U/ URBAN SECTOR DEVELOPMENT PROJECT TF DAFTAR NERACA 236

221 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited ) DAFTAR 4 REKENING KHUSUS PER 30 JUNI 2011 NO NO. REKENING NAMA REKENING SALDO AWAL PENERIMAAN PENGELUARAN SALDO AKHIR REKSUS DEPKEU U/ EUROPEAN UNION GRANT F/N USA TENGG.BRT. WTR RSRC.MNG.PROGRAM REKSUS DEPKEU U/ PARTICIPATORY IRRIGATION SECTOR PROJECT REKSUS DEPKEU U/ EARLY CHILDHOOD EDUCATION AND DEVELOPMENT PROJECT TF REKSUS DEPKEU U/ SEISMICALLY UPGRADED HOUSING IN NANGGROE ACEH DARUSSALAM AND NORTH SUMATERA REKSUS DEPKEU U/ PROYEK DEUTCH GRANT REKSUS DEPKEU U/ PROYEK FROM BEST PRACTICE POLICY FORMULATION PROJECT IDF TF REKSUS DEPKEU U/ PROYEK KECAMATAN BASED RECONSTR AND REHABILITATION PLANNING PROJECT (KRRP) TF IND REKSUS DEPKEU U/ STRENGTHENING ACCOUNTABILITY FOR AND AUDIT OF DISASTER RELATED AID, IDF GRANT NO. TF REKSUS DEPKEU GRANT IDA NO. TF (MDTF FOR ACEH AND NORTH SUMATERA, SUPP. FOR POOR AND DISADVANTAGE AREAS PROJ.) REKSUS DEPKEU U/ INFRASTRUCTURE PROJECT DEVELOPMENT FACILITY IMPREST ACCOUNT F/ DUTCH GRANT AGREEMENT 0064-INO REKSUS DEPKEU U/ PROYEK READ, GRANT IFAD 726-ID REKSUS DEPKEU U/ PROYEK MDTFANS-INFRASTRUCTURE RECONSTRUCTION FINANCING FACILITY TF REKSUS DEPKEU U/ PROY JAVA RECONSTRUCTION FUND (JRF) GRANT IBRD TF IND REKSUS DEPKEU GRANT FOR PILOT STUDY ON TEACHER SERTIF. EMPLOYMENT AND DEPLOYM. UNDER THE DUTCH EDUC. SUPP. PROG. TF REKSUS DEPKEU U/ MDTF TO SUPPORT PUBLIC FINANCIAL MANAGEMENT AND REVENUE ADMINISTRATION REFORM PROJECT TF IND REKSUS DEPKEU U/ KECAMATAN DEVELOPMENT PROJECT AND ENVIRONMENT IN SULAWESI PROJECT REKSUS DEPKEU U/ THIRD KEC. DEV. PROJ. PHASE II FOR SMALLHOLDER AGRIBUS. DEV. INITIATIVE (SADI) REKSUS DEPKEU GRANT NO STREAMLING DATA FLOWS FROM REGION TO THE CENTER UNDER DECENTRALIZATION PROJECT REKSUS DEPKEU U/ NETHERLANDS TRUST FUND FOR THE BETTER EDUCATION THROUGH REFORMED MGT AND UNIV. TEACHER UPGRADING PROJ REKSUS DEPKEU U/ TECH. ASS. TO IND. NAT.SGL WINDOW, MULTI DONOR TRUST FUND TO SUP. PUBL. FIN. MGT & REV. ADM. REFORM GRANT TF REKSUS DEPKEU U/ BASIC EDUCATION PROJECT TF IND REKSUS DEPKEU U/ P GEOTHERMAL POWER GENERATION DEV. PROJECT TF REKSUS DEPKEU U/ IDF GRANT F/ THE INPROV LINK BETWEEN GOV FIN REPORT & SOURCE OF FP TF REKSUS DEPKEU U/ DUTCH EDUCATION SUPPORT PROGRAM BOS - KITA TF MULTI-DONOR SUPPORT FACILITY F/ NATIONAL COMMUNITY EMPOWERMENT CO FINANCING GRANT F/ DECENTRALIZED MGT O/ NATURAL RESOURCES & RENEWABLE ENERGY REKSUS DEPKEU U/ HIBAH TF ACEH ECONOMIC DEVELOPMENT FINANCING FACILITY (EDFF) REKSUS DEPKEU U/ GLOBAL PARTNERSHIP ON OUTPUT BASIC AND EXPANDING PIPE AND WATER SUPPLY TO SURABAYA'S URBAN POOR PROJECT REKSUS DEPKEU U/ NATIONAL PROGRAMME FOR COMMUNITY EMPOWERMENT IN RURAL AREAS PROJECT GRANT NO ID REKSUS DEPKEU UNTUK HIBAH TF (THE PREPARATION OF STRENGTH THE NATIONAL STATISTICAL SYSTEM OF INDONESIA PROJECT PROYEK MULTI DONOR TRADE AND INVESMENT CLIMATE FACILITY TF REKSUS DEPKEU U/ SUPPORT FOR THE THIRD WATER SUPPLY & SANITATION FOR LOW INCOME COMMUNITY PROJECT PANSIMAS (TF ) REKSUS DEPKEU U/DECENTRALIZATION SUPPORT FACILITY II CAPACITY STRENGTHENING PROG. FOR LOCAL GOVERNMENT LEGISLATURES (TF ) REKSUS DEPKEU U/ WEST INDONESIA NATIONAL ROAD IMPROVEMENT PROJECT GRANT TF REKSUS DEPKEU UNTUK INDONESIA WATER AND SANITATION PROGRAM SUB PROGRAM D- SANITATION COMMUNITY & MUNICIPAL PILOTS PROJECT TF REKSUS DEPKEU U/ INDONESIA WATER AND SANITATION PROGRAM SUB PROGRAM J - TECHNICAL ASSISTANCE FOR FLOOD MITIGATION PROJECT (TF ) REKSUS DEPKEU U/ JFPR ASSISTANCE FOR RICE FORTIFICATION FOR THE POOR, GRANT NO INO DLM VAL. USD REKSUS DEPKEU UNTUK DECENTRALIZATION SUPPORT FACILITY II: GOVT TRAINING AND EDUCATION CENTER DEV:INT.CBSIPSD(TF ) DAFTAR NERACA 237

222 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited ) DAFTAR 4 REKENING KHUSUS PER 30 JUNI 2011 NO NO. REKENING NAMA REKENING SALDO AWAL PENERIMAAN PENGELUARAN SALDO AKHIR REKSUS DEPKEU UTK URBAN HOUSEHOLD WATER SUPPLY AND SANITATION PROGRAM DLM VAL. AUD (DIRECT FUNDING AGREE NO ) REKSUS KEMENKEU UTK IND TECH ASSISTANCE TO IND TAX ADM REFORM UNDER THE SUPP TO PUBLIC FIN MNGMT N REV ADM MULTI DONOR TF SUPPORTING THE INDONESIAN CORRUPTION ERADICATION CORRUPTION PREVENTION STRATEGY TF REKSUS DEPKEU UTK DSF II:NSPK FOR LOCAL GOVERNMENT SERVICE DELIVERY TF MDTF FOR ACEH AND NORTH SUMATRA TF REKSUS DEPKEU UNTUK IDF GRANT FOR SUPPORT TO BPK FOR PREPARATION OF NEW STRATEGIC PLAN PROJECT TF WATER AND SANITATION POLICY AND ACTION PLANNING FACILITY PROJECT (WASPOLA) TF REKSUS KEMENKEU UTK GRANT AGREEMENT PNPM SUPPORT FACILITY TRUST FUND (PSF) REKSUS KEMENKEU U/ INFRASTRUCTURE RECONSTRUCTION FINANCING FACILITY PROJECT-ADDITIONAL FINIANCING TF REKSUS KEMENKEU GLOBAL PARTNERSHIP ON OUTPUT BASED AID: EXTENDING TELECOMMUNICATION IN RURAL INDONESIA PROJECT TF REKSUS KEMENKEU UNTUK CITARUM WATERSHED MANAGEMENT AND BIODIVERSITY CONSERVATION (0216-INO) TOTAL DAFTAR NERACA 238

223 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited ) DAFTAR 5 SALDO KAS KPPN PER 30 JUNI 2011 DAN 31 DESEMBER 2010 Dalam Rupiah No. Kanwil/KPPN Kode KPPN 30 Juni Desember 2010 I. ACEH BANDA ACEH LANGSA MEULABOH TAPAK TUAN LHOKSEUMAWE KUTACANE TAKENGON BANDA ACEH (KHUSUS) II. MEDAN MEDAN I PEMATANG SIANTAR PADANG SIDEMPUAN GUNUNG SITOLI RANTAU PRAPAT TANJUNG BALAI SIBOLGA SIDIKALANG MEDAN II TEBING TINGGI BALIGE III. PADANG PADANG BUKIT TINGGI SIJUNJUNG SOLOK LUBUK SIKAPING PAINAN IV. PEKANBARU PEKANBARU TANJUNG PINANG RENGAT DUMAI BATAM V. JAMBI JAMBI SUNGAI PENUH DAFTAR NERACA 239

224 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited ) DAFTAR 5 SALDO KAS KPPN PER 30 JUNI 2011 DAN 31 DESEMBER 2010 Dalam Rupiah No. Kanwil/KPPN Kode KPPN 30 Juni Desember MUARA BUNGO KUALA TUNGKAL BANGKO VI. PALEMBANG PALEMBANG LUBUK LINGGAU BATURAJA LAHAT SEKAYU VII. BANDAR LAMPUNG BANDAR LAMPUNG KOTABUMI METRO LIWA VIII. BENGKULU BENGKULU MANNA CURUP MUKO MUKO IX. PANGKAL PINANG PANGKAL PINANG TANJUNG PANDAN X. SERANG SERANG TANGERANG RANGKASBITUNG XII. JAKARTA JAKARTA I JAKARTA II JAKARTA III JAKARTA IV JAKARTA V JAKARTA VI XII. BANDUNG DAFTAR NERACA 240

225 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited ) DAFTAR 5 SALDO KAS KPPN PER 30 JUNI 2011 DAN 31 DESEMBER 2010 Dalam Rupiah No. Kanwil/KPPN Kode KPPN 30 Juni Desember PURWAKARTA BANDUNG I BOGOR CIREBON TASIKMALAYA KARAWANG SUMEDANG BANDUNG II GARUT SUKABUMI KUNINGAN BEKASI XIII. SEMARANG SEMARANG I PURWOREJO SURAKARTA PURWOKERTO PEKALONGAN PATI MAGELANG TEGAL KUDUS CILACAP SEMARANG II KLATEN SRAGEN PURWODADI BANJARNEGARA XIV. YOGYAKARTA YOGYAKARTA WONOSARI WATES XV. SURABAYA SURABAYA I MALANG MADIUN KEDIRI BONDOWOSO DAFTAR NERACA 241

226 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited ) DAFTAR 5 SALDO KAS KPPN PER 30 JUNI 2011 DAN 31 DESEMBER 2010 Dalam Rupiah No. Kanwil/KPPN Kode KPPN 30 Juni Desember PAMEKASAN BOJONEGORO MOJOKERTO PACITAN BANYUWANGI JEMBER SURABAYA II BLITAR SIDOARJO TUBAN XVI. PONTIANAK PONTIANAK SINTANG SINGKAWANG KETAPANG PUTUSSIBAU SANGGAU XVII. PALANGKARAYA PALANGKARAYA SAMPIT BUNTOK PANGKALAN BUN XVIII. BANJARMASIN BANJARMASIN KOTABARU BARABAI TANJUNG PELAIHARI XIX. SAMARINDA SAMARINDA BALIKPAPAN TARAKAN NUNUKAN TANJUNG REDEP XX. DENPASAR DENPASAR DAFTAR NERACA 242

227 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited ) DAFTAR 5 SALDO KAS KPPN PER 30 JUNI 2011 DAN 31 DESEMBER 2010 Dalam Rupiah No. Kanwil/KPPN Kode KPPN 30 Juni Desember SINGARAJA AMLAPURA XXI. MATARAM MATARAM BIMA SUMBAWA BESAR SELONG XXII. KUPANG KUPANG ENDE WAINGAPU RUTENG ATAMBUA LARANTUKA XXIII. MAKASAR MAKASSAR I WATAMPONE BANTAENG PARE-PARE PALOPO MAJENE MAKASAR II BENTENG MAKALE SINJAI MAMUJU XXIV. PALU PALU POSO LUWUK TOLI-TOLI XXV. KENDARI KENDARI BAU-BAU KOLAKA RAHA DAFTAR NERACA 243

228 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited ) DAFTAR 5 SALDO KAS KPPN PER 30 JUNI 2011 DAN 31 DESEMBER 2010 Dalam Rupiah No. Kanwil/KPPN Kode KPPN 30 Juni Desember 2010 XXVI. GORONTALO GORONTALO MARISA XXVII. MANADO MANADO TAHUNA KOTAMOBAGU BITUNG XXVIII. TERNATE TERNATE TOBELO XXIX. AMBON AMBON TUAL SAUMLAKI MASOHI XXX. JAYAPURA JAYAPURA BIAK MANOKWARI SORONG FAK-FAK MERAUKE NABIRE WAMENA SERUI TIMIKA JUMLAH KPPN DAFTAR NERACA 244

229 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited ) DAFTAR 6 SALDO REKENING PEMERINTAH LAINNYA DI BANK INDONESIA PER 30 JUNI 2011 DAN 31 DESEMBER 2010 Dalam Rupiah NO. NO REKENING NAMA REKENING 31 Desember JUNI Koreksi (+/-) 30 JUNI Depkeu K / Hasil Minyak Perjanjian Karya Production Sharing Penerimaan Bidang Pertambangan dan Perikanan Penerimaan Panas Bumi Menteri Keuangan Cq.Direktur Jenderal Anggaran utk menampung dana talangan reksus kosong dan 0 reimbursement dari lender Menteri Keuangan Penerimaan Penerbitan Surat Berharga Negara Menteri Keuangan Cq. Dirjen Perbendaharaan untuk menampung pengembalian dana talangan dan pencairan aset BPR Menteri Keuangan Pengeluaran untuk Surat Berharga Negara Bendahara Umum Negara untuk Obligasi dalam rangka penjaminan Rekening Khusus Menteri Keuangan karena penjualan saham PT Telkom di pasar domestik Rek. Pinjamanan Luar Negeri untuk menampung sisa saldo SPL XI INP 22 dan SPL XII INP Rekening Giro Kas Negara Dalam Valuta Asing (USD) Rekening Depkeu u/ Penampungan Hibah dari Luar Negeri dalam Rangka Bencana Alam Nasional dalam valuta USD Rek. Penerimaan Hasil Penjualan Beras Pemerintah JUMLAH DAFTAR NERACA 245

230 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited ) DAFTAR 7 ] SALDO REKENING PEMERINTAH LAINNYA DI BANK UMUM PER 30 JUNI 2011 No Nomor Rekening Nama Rekening Jumlah (Rp) Penampungan dana cadangan resiko KUT TP 1999/ Rekening induk dana lingkungan bergulir , Penampungan pengembalian pinjaman proyek pengembangan akuntasi (P2A) , Rekening Kredit Listrik Pedesaan (KLP) 0, Proyek redistribusi ternak , Proyek P3 Bali (proyek pemuliaan dan pengembangbiakan sapi bali) , Cadangan pembayaran fee konversi dan collecting fee proyek PIR/UPP (5%) , Dirjen Perbendaharaan untuk menampung pengembalian pinjaman petani proyek PIR/UPP perkebunan (92%) , Pembiayaan percepatan pengembalian pinjaman petani proyek PIR/UPP perkebunan (3%) , Penampungan recovery risiko KUT TP 1999/ , Rekening penampungan pencairan dana surat utang pemerintah , Penampungan pengembalian kredit gudang, lantai jemur dan kios KUD (GLK- KUD) , Dirjen perbendaharaan untuk pengembalian pinjaman petani proyek PIR/UPP/Perkebunan * , Cadangan pembayaran fee konversi dan collecting fee proyek PIR/UPP , Dirjen perbendaharaan untuk penampungan pengembalian pinjaman petani proyek PIR/UPP/Perkebunan , Cadangan pembayaran fee konversi dan collecting fee proyek PIR/UPP , Penampungan nisbah bagi hasil dalam rangka KKPA bagi hasil bank muamalat ,61 JUMLAH ,49 DAFTAR NERACA 246

231 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) DAFTAR 8 KAS DI BENDAHARA PENGELUARAN PER 30 JUNI 2011 DAN 31 DESEMBER 2010 (Dalam Rupiah) NO BA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA 30 Juni Desember MPR DPR BPK MA Kejaksaan Agung Sekretariat Negara Kementerian Dalam Negeri Kementerian Luar Negeri Kementerian Hukum dan HAM RI Kementerian Keuangan Kementerian Pertanian Kementerian Perindustrian Kementerian ESDM Kementerian Perhubungan Kementerian Pendidikan Nasional Kementerian Kesehatan Kementerian Agama Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kementerian Sosial Kementerian Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Pekerjaan Umum Kemenko Bidang Politik dan Keamanan Kemenko Bidang Perekonomian Kemenko Bidang Kesejahteraan Rakyat Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Kementerian Negara BUMN Kementerian Negara Riset dan Teknologi Kementerian Negara Lingkungan Hidup Kementerian Negara KUKM Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan Kementerian Negara PAN BIN LSN Dewan Ketahanan Nasional BPS Kementerian Negara PPN/ Bappenas Badan Pertanahan Nasional Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Kementerian Kominfo Kepolisian RI BPOM Lembaga Ketahanan Nasional BKPM DAFTAR NERACA 247

232 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) DAFTAR 8 KAS DI BENDAHARA PENGELUARAN PER 30 JUNI 2011 DAN 31 DESEMBER 2010 (Dalam Rupiah) NO BA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA 30 Juni Desember BNN Kementerian Negara PDT BKKBN Komnas HAM BMG KPU Mahkamah Konstitusi RI PPATK LIPI Badan Tenaga Nuklir Nasional BPPT LAPAN Bakosurtanal BSN Badan Pengawas Tenaga Nuklir LAN ANRI BKN BPPK Kementerian Perdagangan Kemen Perumahan Rakyat Kemen Pemuda dan Olah Raga KPK DPD Komisi Yudisial RI BKNPB BNP2TKI BPLS LKPBJP Badan SAR KPPU Badan Pengembangan Wilayah Suramadu Ombudsman Republik Indonesia Badan Nasional Pengelola Perbatasan BUN (Belanja lainnya) JUMLAH DAFTAR NERACA 248

233 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited ) DAFTAR 9 KAS DI BENDAHARA PENERIMAAN PER 30 JUNI 2011 DAN 31 DESEMBER 2010 (Dalam Rupiah) NO BA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA 30 Juni Desember DPR MA Kejaksaan Agung Sekretariat Negara Kementerian Dalam Negeri Kementerian Luar Negeri Kementerian Pertahanan Kementerian Hukum dan HAM RI Kementerian Keuangan Kementerian Pertanian Kementerian Perindustrian Kementerian ESDM Kementerian Perhubungan Kementerian Pendidikan Nasional Kementerian Kesehatan Kementerian Agama Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kementerian Sosial Kementerian Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Kementerian Negara Riset dan Teknologi Kementerian Negara Lingkungan Hidup BPS Badan Pertanahan Nasional Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Kementerian Kominfo Kepolisian RI BPOM BNN BKKBN BMG LIPI Badan Tenaga Nuklir Nasional BPPT Bakosurtanal BSN Badan Pengawas Tenaga Nuklir LAN ANRI BPPK Kementerian Perdagangan Kemen Pemuda dan Olah Raga KPK Badan SAR JUMLAH DAFTAR NERACA 249

234 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited ) DAFTAR 10 KAS LAINNYA DAN SETARA KAS PER 30 JUNI 2011 (Dalam Rupiah) NO BA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA 30 Juni Desember MPR BPK MA Kejaksaan Agung Sekretariat Negara Kementerian Dalam Negeri Kementerian Luar Negeri Kementerian Pertahanan Kementerian Hukum dan HAM RI Kementerian Keuangan Kementerian Pertanian Kementerian Perindustrian Kementerian ESDM Kementerian Perhubungan Kementerian Pendidikan Nasional Kementerian Kesehatan Kementerian Agama Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kementerian Sosial Kementerian Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Pekerjaan Umum Kemenko Bidang Perekonomian Kemenko Bidang Kesejahteraan Rakyat Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Kementerian Negara Riset dan Teknologi Kementerian Negara Lingkungan Hidup Kementerian Negara KUKM Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan BIN LSN BPS Kementerian Negara PPN/ Bappenas Badan Pertanahan Nasional Kementerian Kominfo Kepolisian RI BPOM BKPM BNN Kementerian Negara PDT BKKBN Komnas HAM BMG KPU DAFTAR NERACA 250

235 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited ) DAFTAR 10 KAS LAINNYA DAN SETARA KAS PER 30 JUNI 2011 (Dalam Rupiah) NO BA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA 30 Juni Desember LIPI BPPT LAPAN LAN ANRI BPPK Kementerian Perdagangan Kemen Perumahan Rakyat Kemen Pemuda dan Olah Raga KPK DPD Komisi Yudisial RI BKNPB BNP2TKI LKPBJP BUN (Belanja lainnya) JUMLAH DAFTAR NERACA 251

236 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited ) DAFTAR 11 PIUTANG BUKAN PAJAK PER 30 JUNI 2011 DAN 31 DESEMBER 2010 (Dalam Rupiah) NO BA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA 30 Juni Desember MA Sekretariat Negara Kementerian Dalam Negeri Kementerian Luar Negeri Kementerian Pertahanan Kementerian Hukum dan HAM RI Kementerian Keuangan Kementerian Pertanian Kementerian Perindustrian Kementerian ESDM Kementerian Perhubungan Kementerian Pendidikan Nasional Kementerian Kesehatan Kementerian Agama Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kementerian Sosial Kementerian Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Pekerjaan Umum Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Kementerian Negara BUMN Kementerian Negara Lingkungan Hidup BPS Kementerian Negara PPN/ Bappenas Badan Pertanahan Nasional Kementerian Kominfo Kepolisian RI BPOM BKPM BNN BKKBN BMG KPU PPATK LIPI Badan Tenaga Nuklir Nasional BPPT LAPAN Bakosurtanal BSN Badan Pengawas Tenaga Nuklir LAN ANRI DAFTAR NERACA 252

237 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited ) DAFTAR 11 PIUTANG BUKAN PAJAK PER 30 JUNI 2011 DAN 31 DESEMBER 2010 (Dalam Rupiah) NO BA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA 30 Juni Desember Kementerian Perdagangan KPK DPD BNP2TKI BPLS Badan SAR KPPU BUN (Subsidi) BUN (Belanja lainnya) BUN (Transaksi Khusus) BUN (PT PPA) JUMLAH DAFTAR NERACA 253

238 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited ) DAFTAR 12.A PIUTANG PNBP TERKAIT DENGAN SUBDIT PENERIMAAN MINYAK BUMI DAN GAS ALAM PER 30 JUNI 2011 Piutang Saldo piutang per 31 Des 10 setelah koreksi 1) Kewajiban Des 10 - Mei 11 Penyelesaian Jan - Juni 11 Saldo per 30 Juni 2011 dalam USD dalam Rupiah Ekivalen Rupiah 2) dalam USD dalam Rupiah USD Rupiah USD Rupiah Ekivalen Rupiah 2) a. Pertamina 2) b. Non Pertamina Total Piutang Catatan : 1) Termasuk saldo yang berasal dari transaksi tahun sebelumnya 2) Saldo piutang tidak termasuk piutang-piutang yang dimintakan audit khusus kepada instansi berwenang sebagai berikut: - Piutang atas saldo kewajiban operasi hulu PT Pertamina (Persero) tahun 2005 sebesar Rp2.770 miliar 3) 4) Piutang atas saldo kewajiban operasi TAC Ramba tahun 2005 sebesar Rp299 miliar Piutang atas overlifting PT Pertamina (Persero) tahun 2004 dan 2005 sebesar US$604 juta Piutang atas overlifting PT Pertamina (Persero) tahun 2004 dan 2005 sebesar US$604 juta Saldo piutang per 31 Desember 2010 termasuk di dalamnya saldo piutang tahun 2005 yang berasal dari saldo kewajiban PT PIM atas transaksi swap gas Exxon Mobil tahun 2005 sebesar US$19.5 juta dan tidak termasuk overlifting KKKS yang masih terjadi perbedaan pendapat antara BPMIGAS dan KKKS sebesar US$272,265, sebagai berikut: - Overlifting ConocoPhillips Grisik Tahun 2009 sebesar US$50,786, Overlifting ConocoPhillips Indonesia Tahun 2009 sebesar US$191,004, Overlifting Premier Oil Tahun 2009 sebesar US$532, Overlifting Kondur Petroleum Indonesia Tahun 2009 sebesar US$4,255, Overlifting Kodeco Energy Tahun 2009 sebesar US$860, Overlifting JOB Petrochina East Java Tahun 2009 sebesar US$2,946, Overlifting ConocoPhillips Grisik Tahun 2010 sebesar US$2,839, Overlifting ConocoPhillips Indonesia Tahun 2010 sebesar US$19,040, Ekuivalen Rupiah menggunakan kurs tengah BI tanggal 30 Juni 2011 sebesar Rp8.597/US$ DAFTAR NERACA 254

239 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited ) DAFTAR 12.B PIUTANG PNBP TERKAIT DENGAN SUBDIT PENERIMAAN MINYAK BUMI DAN GAS ALAM PER 30 JUNI 2011 A. Piutang Pemerintah kepada Pertamina No. Piutang Saldo piutang per 31 Des 2010 setelah koreksi Kewajiban Des Mei 2011 Penyelesaian Jan - Juni 2011 Saldo piutang per 30 Juni 2011 USD Rupiah USD Rupiah USD Rupiah USD Rupiah 1. Nilai Lawan Ekspor Minyak Mentah Natural Gas LPG Total Piutang DAFTAR NERACA 255

240 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited ) DAFTAR 12,C PIUTANG PNBP TERKAIT DENGAN SUBDIT PENERIMAAN MINYAK BUMI DAN GAS ALAM PER 30 JUNI 2011 B. Piutang Pemerintah kepada KKKS lain selain Pertamina No. Piutang (dalam USD) Saldo piutang Penyelesaian Saldo piutang per 31 Des 2010 Kewajiban Des 10 - Mei 11 Jan - Jun 2011 per 30 Juni ) 1. Penjualan Minyak bumi Penjualan Gas Alam a. Melalui Trustee Ekspor LNG Ekspor Gas Alam Domestik Gas Alam Domestik LPG b. Melalui Non Trustee (Kewajiban KKKS) Ekspor LPG Domestik Gas Alam 1) Overlifting KKKS a. Minyak Bumi b. Gas Alam Total Piutang DAFTAR NERACA 256

241 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) DAFTAR 13 BAGIAN LANCAR TUNTUTAN GANTI RUGI PER 30 JUNI 2011 DAN 31 DESEMBER 2010 (Dalam Rp) NO BA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA 30 Juni Desember BPK MA Sekretariat Negara Kementerian Dalam Negeri Kementerian Luar Negeri Kementerian Pertahanan Kementerian Keuangan Kementerian Pertanian Kementerian Perindustrian Kementerian ESDM Kementerian Perhubungan Kementerian Pendidikan Nasional Kementerian Kesehatan Kementerian Sosial Kementerian Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Pekerjaan Umum Kemenko Bidang Politik dan Keamanan Kemenko Bidang Perekonomian Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Kementerian Negara KUKM BIN BPS Kementerian Negara PPN/ Bappenas Badan Pertanahan Nasional Kementerian Kominfo Kepolisian RI BPOM Kementerian Negara PDT LIPI Badan Tenaga Nuklir Nasional BPPT LAPAN Bakosurtanal BSN Badan Pengawas Tenaga Nuklir ANRI BPPK Kementerian Perdagangan BNP2TKI BUN (Belanja lainnya) JUMLAH DAFTAR NERACA 257

242 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) DAFTAR 14 KEKAYAAN NEGARA LAIN-LAIN BERUPA HAK TAGIH PEMERINTAH KEPADA BDL PER 30 JUNI 2011 No. ASAL BANK BDL Jumlah Hak Tagih Nilai Buku Aset Yang Setoran Kas Ke Rekg. BUN Jumlah Pengembalian Saldo Hak Tagih 1 Januari Diserahkan Pengembalian s.d Pengembalian Tahun Pengembalian Tahun Pengembalian Tahun Pengembalian Tahun Pengembalian Tahun Total (Saldo Awal) s.d Juni (Berdasarkan Laporan Desember (s.d Juni) BDL eks Dana Talangan A B C D E F G H I= (C+D+E+F+G+I) J= (A-I) 1 PT. Bank Anrico , , , , , , , , , ,88 2 PT. Bank Guna Internasional , , , , , , , , , ,60 3 PT. Bank Harapan Sentosa , , , , , , , , , ,81 4 PT. Bank Citrahasta Dhanamanunggal , , , , , ,00 0,00 0, , ,11 5 PT. Bank Kosagraha Semesta Sejahtera , , , , , , , , , ,65 6 PT. Bank Mataram Dhanarta , , , , ,00 0,00 0,00 0, , ,98 7 PT. Bank Pasific , , , , , , , , , ,03 8 PT. Sejahtera Bank Umum , , , , , , , , , ,88 9 PT. South East Asia Bank , , , , , , , , , ,31 10 PT. Bank Dwipa Semesta , , ,00 0, ,00 0,00 0,00 0, , ,87 11 PT. Astria Raya Bank , , ,00 0, ,42 0,00 0,00 0, , ,35 12 PT. Bank Pinaesaan , , , , , , , , , ,47 13 PT. Bank Jakarta ,00 0, , , ,00 0,00 0, , ,33 14 PT. Bank Industri , , ,00 0,00 0, , , , , ,68 15 PT. Bank Umum Majapahit Jaya ,67 0, ,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, , ,67 Total BDL Eks Dana Talangan , , , , , , , , , ,62 No. ASAL BANK BDL Jumlah Hak Tagih Nilai Buku Aset Yang Setoran Kas Ke Rekg. BUN Saldo Hak Tagih 1 Januari Diserahkan Pengembalian s.d Pengembalian Tahun Pengembalian Tahun Pengembalian Tahun Pengembalian Tahun Pengembalian Tahun Jumlah Pengembalian Total (Saldo Awal) 2011 (Berdasarkan Laporan Desember BDL eks Dana Penjaminan A B C D E F G H I= (C+D+E+F+G+I) J= (A-I) 1 PT Bank Asiatic , , , , ,00 0,00 0, ,00 2 PT Bank Dagang Bali ,24 0,00 0,00 0, , ,00 0, , ,24 Belum BAST 3 PT Bank Global Internasional ,51 0,00 0,00 0, ,00 0,00 0, , ,51 4 PT Bank Ratu ,00 0, , ,00 0, ,00 0, , ,00 5 PT Bank Prasidha Utama , , ,00 0,00 0, ,52 0,00 0, , ,48 Total BDL Eks Dana Penjaminan , , , , , , ,00 0, , ,23 DAFTAR NERACA 258

243 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) DAFTAR 15 PERSEDIAAN PER 30 JUNI 2011 DAN 31 DESEMBER 2010 (Dalam Rp) No. BA Kementerian Negara/Lembaga 30 Juni 2011 Audited 31 Desember MPR DPR BPK MA Kejaksaan Agung Sekretariat Negara BLU Sekretariat Negara Kementerian Dalam Negeri Kementerian Luar Negeri Kementerian Pertahanan Kementerian Hukum dan HAM RI Kementerian Keuangan BLU Kementerian Keuangan Kementerian Pertanian Kementerian Perindustrian Kementerian ESDM Kementerian Perhubungan BLU Kementerian Perhubungan Kementerian Pendidikan Nasional BLU Kementerian Pendidikan Nasional Kementerian Kesehatan BLU Kementerian Kesehatan Kementerian Agama BLU Kementerian Agama Tenaga Kerja dan Transmigrasi BLU Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kementerian Sosial Kementerian Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Pekerjaan Umum BLU Kementerian Pekerjaan Umum Kemenko Bidang Politik dan Keamanan Kemenko Bidang Perekonomian Kemenko Bidang Kesejahteraan Rakyat Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Kementerian Negara BUMN Kementerian Negara Riset dan Teknologi Kementerian Negara Lingkungan Hidup Kementerian Negara KUKM BLU Kementerian Negara KUKM Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan Kementerian Negara PAN BIN LSN Dewan Ketahanan Nasional BPS Kementerian Negara PPN/ Bappenas Badan Pertanahan Nasional DAFTAR NERACA 259

244 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) DAFTAR 15 PERSEDIAAN PER 30 JUNI 2011 DAN 31 DESEMBER 2010 (Dalam Rp) No. BA Kementerian Negara/Lembaga 30 Juni 2011 Audited 31 Desember Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Kementerian Kominfo BLU Kementerian Kominfo Kepolisian RI BPOM Lembaga Ketahanan Nasional BKPM BNN Kementerian Negara PDT BKKBN Komnas HAM BMG KPU Mahkamah Konstitusi RI PPATK LIPI Badan Tenaga Nuklir Nasional BPPT LAPAN BLU LAPAN Bakosurtanal BSN Badan Pengawas Tenaga Nuklir LAN ANRI BKN BPPK Kementerian Perdagangan Kemen Perumahan Rakyat BLU Kemen Perumahan Rakyat Kemen Pemuda dan Olah Raga KPK BRR NAD - Nias DPD Komisi Yudisial RI BKNPB BNP2TKI BPLS LKPBJP Badan SAR KPPU Badan Nasional Pengelola Perbatasan BUN (Subsidi) BUN (Belanja lainnya) JUMLAH DAFTAR NERACA 260

245 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) DAFTAR 16.A IKHTISAR LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN NEGARA BUMN SEMESTER I TAHUN 2010 AKTIVA, KEWAJIBAN, DAN EKUITAS NO SEKTOR BUMN STATUS AKTIVA TIDAK KEWAJIBAN KEWAJIBAN TAMBAHAN MODAL KESEHATAN AKTIVA LANCAR AKTIVA LAIN TOTAL AKTIVA TOTAL KEWAJIBAN HAK MINORITAS MODAL SAHAM BPYBDS EKUITAS LAIN LABA DITAHAN TOTAL EKUITAS % SAHAM NEGARA KEPEMILIKAN LAPORAN LANCAR JANGKA PENDEK JANGKA PANJANG DISETOR NEGARA =(1+2+3) 5 6 7=(5+6) =( ) 15 16=(14*15) 1 Perkebunan PT Perkebunan Nusantara I LK Audited (68.517) % PT Perkebunan Nusantara II LK Audited ( ) % PT Perkebunan Nusantara III LK Triwulan I % PT Perkebunan Nusantara IV LK Audited % PT Perkebunan Nusantara V LK Audited % PT Perkebunan Nusantara VI LK Audited % PT Perkebunan Nusantara VII LK Audited % PT Perkebunan Nusantara VIII LK Audited % PT Perkebunan Nusantara IX LK Audited % PT Perkebunan Nusantara X LK Audited % PT Perkebunan Nusantara XI LK Audited % PT Perkebunan Nusantara XII LK Audited % PT Perkebunan Nusantara XIII LK Triwulan I % PT Perkebunan Nusantara XIV LK Audited ( ) ( ) 100% ( ) PT Rajawali Nusantara Indonesia LK Audited % Kehutanan Perum Perhutani LK Audited % PT Inhutani I LK Audited ( ) % PT Inhutani II LK Audited (20.504) % PT Inhutani III LK Audited ( ) % PT Inhutani IV LK Semester I (44.690) % PT Inhutani V LK Audited ( ) % Perikanan PT Perikanan Nusantara LK Semester I ( ) ( ) 100% ( ) Perum PPS LK Audited % Penunjang Pertanian Perum Bulog LK Audited ( ) % PT Sang Hyang Seri LK Audited % PT Pertani LK Audited % Pupuk PT Pusri Unaudited % Jasa Pengairan Perum Jasa Tirta I LK Semester I % Perum Jasa Tirta II LK Semester I % Pertambangan PT Antam Tbk LK Audited % PT Timah Tbk LK Audited % PT Bukit Asam Tbk LK Audited ,02% PT Sarana Karya Unaudited (19.948) (4.950) 100% (4.950) 8 Energi PT Pertamina LK Audited ( ) % PT PGN Tbk LK Audited ( ) ,97% PT Energy Management Indonesia Unaudited (6.625) % PT Batan Teknologi LK Semester I (15.456) % Industri semen PT Semen Gresik Tbk LK Audited ,01% PT Semen Baturaja LK Semester I ,00% PT Semen Kupang Prognosa (50.638) 61,48% (31.132) 10 Industri Pertahanan PT Dirgantara Indonesia Unaudited ( ) ( ) 100% ( ) PT PAL Indonesia LK Audited ( ) % PT Pindad LK Audited ( ) % PT Dahana LK Semester I % Ind. Baja, Manufaktur, & Rekayasa Rnc Bangun PT Krakatau Steel Tbk LK Semester I % PT INKA LK Audited % PT Barata Indonesia LK Semester I ( ) % PT Boma Bisma Indra LK Audited ( ) ( ) 100% ( ) 12 Industri Dok dan Perkapalan PT Dok dan Kodja Bahari LK Audited ( ) ( ) 100% ( ) PT Dok dan Perkapalan Surabaya LK Audited % PT Industri Kapal Indonesia Prognosa (62.177) (5.483) 100% (5.483) 13 Aneka Industri PT Industri Sandang Nusantara LK Semester I ( ) ( ) 100% ( ) PT Garam LK Semester I (52.201) % PT Primissima LK Audited (18.458) (3.580) 52,79% (1.890) PT Iglas Unaudited ( ) ( ) 100% ( ) PT Industri Soda Indonesia (dalam Likuidasi) Audited (85.388) (70.388) 100,00% (70.388) 14 Ind. Kertas, Percetakan dan Penerbitan Perum Peruri LK Audited % PT Balai Pustaka Unaudited ( ) (95.485) 100% (95.485) Perum PNRI LK Audited % PT Pradnya Paramita LK Audited (30.629) (3.580) 100% (3.580) PT Kertas Leces LK Audited ( ) ( ) 100% ( ) PT Kertas Kraft Aceh LK Audited ( ) ( ) 96,50% ( ) 15 Industri Farmasi PT Indofarma Tbk LK Audited (73.760) ,66% PT Kimia Farma Tbk LK Audited ,03% DAFTAR NERACA 261

246 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) DAFTAR 16.A IKHTISAR LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN NEGARA BUMN SEMESTER I TAHUN 2010 AKTIVA, KEWAJIBAN, DAN EKUITAS NO SEKTOR BUMN STATUS AKTIVA TIDAK KEWAJIBAN KEWAJIBAN TAMBAHAN MODAL KESEHATAN AKTIVA LANCAR AKTIVA LAIN TOTAL AKTIVA TOTAL KEWAJIBAN HAK MINORITAS MODAL SAHAM BPYBDS EKUITAS LAIN LABA DITAHAN TOTAL EKUITAS % SAHAM NEGARA KEPEMILIKAN LAPORAN LANCAR JANGKA PENDEK JANGKA PANJANG DISETOR NEGARA PT Bio Farma LK Triwulan I % Telekomunikasi dan Media PT Telkom Tbk LK Audited ( ) ,47% PT INTI LK Semester I (25.696) % PT LEN Industri LK Triwulan I % Perum LKBN Antara LK Audited % Perum Produksi Film Negara Unaudited (32.989) % Listrik PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA LK Audited % Pelabuhan PT Pelabuhan Indonesia I LK Audited % PT Pelabuhan Indonesia II LK Audited % PT Pelabuhan Indonesia III LK Audited % PT Pelabuhan Indonesia IV LK Audited (3.429) % Bandar Udara PT ANGKASA PURA I LK Semester I % PT ANGKASA PURA II LK Audited % Angkutan Darat, Udara dan Laut PT Kereta Api Indonesia LK Semester I % PERUM PPD Unaudited ( ) (44.769) 100% (44.769) PERUM DAMRI LK Audited (32.737) % PT MERPATI NUSANTARA AIRLINES Unaudited ( ) ( ) 95,38% ( ) PT GARUDA INDONESIA LK Triwulan I ( ) ,14% PT PELNI LK Audited ( ) % PT ANGKUTAN SUNGAI DANAU PENYEBERANGAN Unaudited % PT Djakarta Lloyd Prognosa ( ) % Pelayaran Bahtera Adhiguna LK Semester I (37.273) % Konstruksi PT Amarta Karya LK Audited (10.309) % PT Adhi Karya Tbk LK Semester I (6.737) ,28% PT Istaka Karya Unaudited (59.871) % PT Pembangunan Perumahan Tbk LK Audited % PT Nindya Karya LK Audited (6) % PT Hutama Karya LK Audited % PT Wijaya Karya Tbk LK Triwulan I ,65% Perum Perumnas LK Semester I (4.451) % PT Brantas Abipraya LK Audited (26.070) % Konsultan Konstruksi PT Bina Karya Unaudited % PT Indah Karya LK Audited (7.776) % PT Yodya Karya LK Audited % PT Indra Karya Unaudited % PT Virama Karya Unaudited % Kawasan PT Kawasan Berikat Nusantara LK Audited ,15% PT Kawasan Industri Makassar Unaudited (812) % PT Kawasan Industri Medan LK Audited % PT Kawasan Industri Wijayakusuma LK Audited ,09% PT PDIP Batam LK Semester I % Pergudangan PT Varuna Tirta Prakasya LK Audited (17.407) (6.407) 100% (6.407) PT Bhanda Ghara Reksa LK Semester I % Perbankan PT Bank Mandiri Tbk LK Triwulan I ,00% PT Bank BRI Tbk LK Triwulan I ,79% PT Bank BNI Tbk LK Semester I ( ) % PT Bank BTN Tbk LK Semester I ,92% Asuransi PT JIWASRAYA LK Semester I % PT ASABRI LK Audited % PT JAMSOSTEK LK Audited % PT TASPEN LK Audited % PT ASKES LK Semester I % PT JASINDO LK Triwulan I % PT RUI LK Audited ( ) % PT JASA RAHARJA LK Triwulan I % PT ASEI LK Semester I % PT ASKRINDO LK Semester I (750) ( ) % Pembiayaan PERUM JAMKRINDO LK Audited ( ) % PT PPA LK Semester I ( ) % PT Danareksa LK Audited (10.766) % PT Permodalan Nasional Madani LK Semester I % Perum Pegadaian LK Triwulan I % PT PANN Multi Finance LK Semester I ( ) ( ) 93% ( ) PT Bahana PUI LK Semester I ( ) ( ) 100% ( ) Perdagangan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia LK Audited ( ) ( ) 100% ( ) DAFTAR NERACA 262

247 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) DAFTAR 16.A IKHTISAR LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN NEGARA BUMN SEMESTER I TAHUN 2010 AKTIVA, KEWAJIBAN, DAN EKUITAS NO SEKTOR BUMN STATUS AKTIVA TIDAK KEWAJIBAN KEWAJIBAN TAMBAHAN MODAL KESEHATAN AKTIVA LANCAR AKTIVA LAIN TOTAL AKTIVA TOTAL KEWAJIBAN HAK MINORITAS MODAL SAHAM BPYBDS EKUITAS LAIN LABA DITAHAN TOTAL EKUITAS % SAHAM NEGARA KEPEMILIKAN LAPORAN LANCAR JANGKA PENDEK JANGKA PANJANG DISETOR NEGARA PT Sarinah LK Semester I % Sertifikasi PT Surveyor Indonesia LK Audited (1.036) ,12% PT Sucofindo LK Audited % PT BKI LK Audited % Perhotelan dan Pariwisata PT Hotel Indonesia Natour LK Audited (23.499) % PT TWC PBR LK Audited % PT Pengembangan Pariwisata Bali LK Audited % Lain-lain PT Berdikari Unaudited % PT Jasa Marga Tbk LK Triwulan I (10.690) % PT Pengerukan Indonesia LK Audited ( ) % PT Pos Indonesia LK Audited (31.068) (1.115) % PT Kliring Berjangka Indonesia LK Semester I % PT Survey Udara Penas Unaudited (19.638) (6.484) 100% (6.484) GRAND TOTAL ( ) DAFTAR NERACA 263

248 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) DAFTAR 16 B IKHTISAR LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN NEGARA BUMN SEMESTER I TAHUN 2011 PENDAPATAN, BEBAN, DAN LABA (RUGI) BERSIH NO SEKTOR BUMN STATUS LAPKEU KESEHATAN PENDAPATAN USAHA HPP+ BEBAN USAHA LABA USAHA PENDAPATAN LAIN - LAIN BEBAN LAIN - LAIN EBIT BEBAN BUNGA LABA SEBELUM PAJAK PAJAK LABA RUGI SEBELUM POS LUAR BIASA POS LUAR BIASA LABA RUGI SEBELUM HAK MINORITAS HAK MINORITAS LABA RUGI BERSIH = (1-2) = (3+4-5) 7 8 = (6-7) 9 10 = (8-9) = (10-11) = (12-13) 1 Perkebunan PT Perkebunan Nusantara I LK Audited PT Perkebunan Nusantara II LK Semester I PT Perkebunan Nusantara III LK Triwulan I PT Perkebunan Nusantara IV LK Audited PT Perkebunan Nusantara V LK Audited PT Perkebunan Nusantara VI LK Audited PT Perkebunan Nusantara VII LK Semester I (175) PT Perkebunan Nusantara VIII LK Audited (485) PT Perkebunan Nusantara IX LK Audited , , , , , , , , , , ,82 (37.564,20) ,02 PT Perkebunan Nusantara X LK Audited , , , , , , , , , , ,39 306, ,05 PT Perkebunan Nusantara XI LK Audited , , , , , , , , , , , ,77 PT Perkebunan Nusantara XII LK Audited , , , , , , , , , , , ,20 PT Perkebunan Nusantara XIII LK Triwulan I PT Perkebunan Nusantara XIV LK Audited (19.884) (25.788) (56.016) - (56.016) - (56.016) - (56.016) PT Rajawali Nusantara Indonesia LK Audited , , ,51 (87.853,92) , , , , , , ,45 2 Kehutanan Perum Perhutani LK Audited PT Inhutani I LK Audited (14.819) PT Inhutani II LK Audited (7.935) (584) PT Inhutani III LK Audited (7.613) PT Inhutani IV LK Semester I PT Inhutani V LK Audited Perikanan PT Perikanan Nusantara LK Semester I Perum PPS LK Audited (222) Penunjang Pertanian Perum Bulog LK Audited (28.295) PT Sang Hyang Seri LK Audited PT Pertani LK Audited Pupuk PT Pusri Unaudited Jasa Pengairan Perum Jasa Tirta I LK Semester I Perum Jasa Tirta II LK Semester I Pertambangan PT Antam Tbk LK Audited (8.476) PT Timah Tbk LK Audited PT Bukit Asam Tbk LK Audited (9.954) PT Sarana Karya Unaudited (4.030) (3.498) - (3.498) - (3.498) - (3.498) - (3.498) 8 Energi PT Pertamina LK Audited PT PGN Tbk LK Audited PT Energy Management Indonesia Unaudited PT Batan Tek LK Semester I (2.348) (2.348) Industri semen PT Semen Gresik Tbk LK Audited PT Semen Baturaja LK Semester I PT Semen Kupang Prognosa (900) (25.289) - (25.289) - (25.289) - (25.289) 10 Industri Pertahanan PT Dirgantara Indonesia Unaudited (57.090) ( ) - ( ) (5.663) ( ) - ( ) ( ) PT PAL Indonesia LK Audited ( ) ( ) ( ) (40.670) ( ) ( ) 2 ( ) PT Pindad LK Audited PT Dahana LK Semester I Ind. Baja, Manufaktur, & Rekayasa PT Krakatau Steel Tbk LK Semester I Rnc Bangun PT INKA LK Audited PT Barata Indonesia LK Semester I PT Boma Bisma Indra LK Audited (1.548) (5.539) (606) (4.933) - (4.933) - (4.933) 12 Industri Dok dan Perkapalan PT Dok dan Kodja Bahari LK Audited (1.047) (333) PT Dok dan Perkapalan Surabaya LK Audited PT Industri Kapal Indonesia Prognosa (812) - (812) - (812) - (812) 13 Aneka Industri PT Industri Sandang Nusantara LK Semester I (13.223) (16.076) (16.076) (19.021) (19.021) (19.021) PT Garam LK Semester I (2.785) (1.570) (4.334) (4.334) (4.334) (4.334) PT Primissima LK Audited PT Iglas Unaudited (18.947) - - (18.947) (21.124) (25.367) - (25.367) - (25.367) PT Industri Soda Indonesia (dalam Likuidasi) Audited Ind. Kertas, Percetakan dan PenerbitanPerum Peruri LK Audited (36.900) PT Balai Pustaka Unaudited (5.903) (1.141) Perum PNRI LK Audited PT Pradnya Paramita LK Audited PT Kertas Leces LK Audited (74.118) ( ) ( ) (26.659) (82.536) - (82.536) DAFTAR - NERACA 264 (82.536) PT Kertas Kraft Aceh LK Audited (34.428) (66.337) - (66.337) - (66.337) - (66.337) - (66.337) 15 Industri Farmasi PT Indofarma Tbk LK Audited

249 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) DAFTAR 16 B IKHTISAR LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN NEGARA BUMN SEMESTER I TAHUN 2011 PENDAPATAN, BEBAN, DAN LABA (RUGI) BERSIH NO SEKTOR BUMN STATUS LAPKEU KESEHATAN PENDAPATAN USAHA HPP+ BEBAN USAHA LABA USAHA PENDAPATAN LAIN - LAIN BEBAN LAIN - LAIN EBIT BEBAN BUNGA LABA SEBELUM PAJAK PAJAK LABA RUGI SEBELUM POS LUAR BIASA POS LUAR BIASA LABA RUGI SEBELUM HAK MINORITAS HAK MINORITAS LABA RUGI BERSIH PT Kimia Farma Tbk LK Audited DAFTAR NERACA 265

250 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) DAFTAR 16 B IKHTISAR LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN NEGARA BUMN SEMESTER I TAHUN 2011 PENDAPATAN, BEBAN, DAN LABA (RUGI) BERSIH NO SEKTOR BUMN STATUS LAPKEU KESEHATAN PENDAPATAN USAHA HPP+ BEBAN USAHA LABA USAHA PENDAPATAN LAIN - LAIN BEBAN LAIN - LAIN EBIT BEBAN BUNGA LABA SEBELUM PAJAK PAJAK LABA RUGI SEBELUM POS LUAR BIASA POS LUAR BIASA LABA RUGI SEBELUM HAK MINORITAS HAK MINORITAS LABA RUGI BERSIH PT Bio Farma LK Triwulan I Telekomunikasi dan Media PT Telkom Tbk LK Audited PT INTI LK Semester I PT LEN Industri LK Triwulan I (64) Perum LKBN Antara LK Audited Perum Produksi Film Negara Unaudited (561) (758) - (758) - (758) (758) (758) 17 Listrik PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA LK Audited Pelabuhan PT Pelabuhan Indonesia I LK Audited PT Pelabuhan Indonesia II LK Audited PT Pelabuhan Indonesia III LK Audited PT Pelabuhan Indonesia IV LK Audited Bandar Udara PT ANGKASA PURA I LK Semester I PT ANGKASA PURA II LK Audited Angkutan Darat, Udara dan Laut PT Kereta Api Indonesia LK Semester I (20) PERUM PPD Unaudited PERUM DAMRI LK Triwulan I PT MERPATI NUSANTARA AIRLINES Unaudited ( ) ( ) - ( ) - ( ) - ( ) PT GARUDA INDONESIA LK Audited (67.159) ( ) ( ) PT PELNI LK Audited ( ) ( ) 0 ( ) ( ) 0 ( ) 52 ( ) PT ANGKUTAN SUNGAI DANAU PENYEBERANGAN Unaudited PT Djakarta Lloyd Prognosa Pelayaran Bahtera Adhiguna LK Semester I (2.298) Konstruksi PT Amarta Karya LK Audited PT Adhi Karya Tbk LK Semester I PT Istaka Karya Unaudited PT Pembangunan Perumahan Tbk LK Audited PT Nindya Karya LK Audited (6.076) (6.421) - (6.421) (0) (6.421) PT Hutama Karya LK Audited PT Wijaya Karya Tbk LK Triwulan I Perum Perumnas LK Semester I PT Brantas Abipraya LK Audited Konsultan Konstruksi PT Bina Karya Unaudited PT Indah Karya LK Audited PT Yodya Karya LK Audited PT Indra Karya Unaudited PT Virama Karya Unaudited Kawasan PT Kawasan Berikat Nusantara LK Audited PT Kawasan Industri Makassar Unaudited PT Kawasan Industri Medan LK Audited PT Kawasan Industri Wijayakusuma LK Audited PT PDIP Batam LK Semester I (1.638) 154 (1.484) (1.484) (1.484) (1.484) (1.484) 24 Pergudangan PT Varuna Tirta Prakasya LK Audited (67) PT Bhanda Ghara Reksa LK Semester I Perbankan PT Bank Mandiri Tbk LK Triwulan I PT Bank BRI Tbk LK Triwulan I PT Bank BNI Tbk LK Semester I PT Bank BTN Tbk LK Semester I Asuransi PT JIWASRAYA LK Semester I PT ASABRI LK Audited PT JAMSOSTEK LK Audited PT TASPEN LK Audited (4.257) PT ASKES LK Semester I (20.533) PT JASINDO LK Triwulan I PT RUI LK Audited PT JASA RAHARJA LK Semester I PT ASEI LK Semester I PT ASKRINDO LK Semester I Pembiayaan PERUM JAMKRINDO LK Audited PT PPA LK Semester I PT Danareksa LK Audited PT Permodalan Nasional Madani LK Semester I Perum Pegadaian LK Triwulan I DAFTAR -NERACA PT PANN Multi Finance LK Semester I PT Bahana PUI LK Semester I ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

251 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) DAFTAR 16 B IKHTISAR LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN NEGARA BUMN SEMESTER I TAHUN 2011 PENDAPATAN, BEBAN, DAN LABA (RUGI) BERSIH NO SEKTOR BUMN STATUS LAPKEU KESEHATAN PENDAPATAN USAHA HPP+ BEBAN USAHA LABA USAHA PENDAPATAN LAIN - LAIN BEBAN LAIN - LAIN EBIT BEBAN BUNGA LABA SEBELUM PAJAK PAJAK LABA RUGI SEBELUM POS LUAR BIASA POS LUAR BIASA LABA RUGI SEBELUM HAK MINORITAS HAK MINORITAS LABA RUGI BERSIH 28 Perdagangan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia LK Audited PT Sarinah LK Semester I Sertifikasi PT Surveyor Indonesia LK Audited PT Sucofindo LK Audited PT BKI LK Audited Perhotelan dan Pariwisata PT Hotel Indonesia Natour LK Audited PT TWC PBR LK Audited PT Pengembangan Pariwisata Bali LK Audited (105) Lain-lain PT Berdikari Unaudited PT Jasa Marga Tbk LK Triwulan I PT Pengerukan Indonesia LK Audited PT Pos Indonesia LK Audited (155) PT Kliring Berjangka Indonesia LK Semester I PT Survey Udara Penas Unaudited (1.698) (2.147) - (2.147) 647 (2.794) - (2.794) - (2.794) GRAND TOTAL (19.552) DAFTAR NERACA 267

252 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) DAFTAR 16 C DAFTAR BPYBDS PADA BUMN PER 30 JUNI 2011 No. BUMN Status Sumber Data 30 JUNI JUNI Perum DAMRI Audited , ,00 2 Perum PPD Unaudited , ,00 3 PT Kereta Api Indonesia Semester I , ,00 4 PT Perusahaan Listrik Negara Audited , ,00 5 Perum Jasa Tirta I Semester I ,00 6 PT Angkasa Pura I Semester I , ,00 7 PT Angkasa Pura II Audited , ,00 8 Perum BULOG Audited , ,00 9 Pelindo I Audited , ,00 10 Pelindo II Audited , ,00 11 Pelindo III Audited , ,00 12 Pelindo IV Audited , ,00 13 PT Angkutan Sungai Danau dan Penyebrangan Unaudited , ,00 14 Perum Percetakan Negara Indonesia Audited , ,00 15 Perum Prasarana Perikanan Samudra Audited , ,00 16 PT Djakarta Lloyd Prognosa , ,05 17 PT Pelayaran Nasional Indonesia Audited , ,70 18 PT Inhutani I Audited , ,00 19 PT Dirgantara Indonesia Unaudited , ,00 20 Perum Perumnas Unaudited , ,00 21 PT Pos Indonesia Audited , ,00 22 Perum LKBN Antara Audited ,00 0,00 23 PT Pengerukan Indonesia Audited , ,50 24 Perum produksi film Negara (PFN) Unaudited , ,00 25 Sarana Karya Unaudited , ,00 26 PT Pertamina Audited ,47 0,00 Jumlah , ,20 DAFTAR NERACA 268

253 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2011 (Unaudited) DAFTAR 17 A PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PADA NON BUMN ( MINORITAS ) PER 30 JUNI 2011 No. Nama Perusahaan Sumber a) % Saham Kepemilikan RI Nilai Ekuitas Kepemilikan Pemerintah Per 30 Juni PT Atmindo Audited ,60% PT Indonesia Asahan Alumunium (INALUM) Audited ,12% PT Surabaya Indah Estate Rungkut (SIER) Audited ,00% PT Jayakarta Indah Estate Pulogadung (JIEP) Audited ,00% PT Kertas Padalarang Audited ,77% PT Asean Aceh Fertilizer Proses Likuidasi - 7 PT Asean Copper Product n.a. - Jumlah I No. Nama Perusahaan Sumber a) Saham % Saham Kepemilika Jumlah Saham Kepemilkan Pemerintah 1 PT Bank Bukopin Triwulan I 2011 A 0,08% Triwulan I 2011 B 18,11% PT Rekayasa Industri (REKIND) Audited ,97% PT Freeport Indonesia Audited 2009 Biasa 9,36% PT Indosat, Tbk Triwulan I 2011 Seri B 14,29% PT Waskita Karya Prognosa ,00% PT Socfindo Audited 2008 Seri B Audited 2008 Seri C Audited 2008 Seri D Audited 2008 Total 10% PT Prasadha pamunah Limbah Industri (PPLI) Audited % PT Asean Bintulu Fertilizer Audited % JUMLAH II JUMLAH I + II DAFTAR NERACA 268

254 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) DAFTAR 17 B IKHTISAR LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN NEGARA MINORITAS PENDAPATAN, BEBAN, DAN LABA (RUGI) BERSIH PER 30 JUNI 2011 ( Rp. Juta ) No PERUSAHAAN NEGARA SUMBER STATUS PENDAPATAN USAHA HPP+ BEBAN USAHA LABA USAHA PENDAPATAN LAIN - LAIN BEBAN LAIN - LAIN EBIT BEBAN BUNGA LABA SEBELUM PAJAK PAJAK LABA RUGI SEBELUM POS LUAR BIASA POS LUAR BIASA LABA RUGI SEBELUM HAK MINORITAS = (1-2) = (3+4-5) 7 8=(6-7) 9 10=(8-9) 11 12=(10+11) 13 14=(12-13) 1 PT Freeport Indonesia LK Audited PT Socfindo 3 PT Asean Bintulu Fertilizer **) LK Audited PT Indosat, Tbk LK Triwulan I PT INALUM Prognosa PT Kertas Padalarang LK Audited (5.447) (14.300) 895 (15.195) (2.472) (12.724) - (12.724) - (12.724) 7 PT Atmindo LK Audited (1.969) PT SIER LK Audited PT JIEP LK Audited PT Waskita Karya Prognosa PT Rekayasa Industri LK Audited PT Bank Bukopin Tbk LK Triwulan I PT PPLI*) LK Audited Asean Copper Product 15 Asean Aceh Fertilizer Grand Total HAK MINORITAS LABA RUGI BERSIH DAFTAR NERACA 269

255 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) DAFTAR 17 C NO NON BUMN SUMBER KESEHATAN AKTIVA LANCAR AKTIVA TIDAK LANCAR AKTIVA LAIN TOTAL AKTIVA IKHTISAR LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN NEGARA MINORITAS NERACA PER 31 JUNI 2011 (RP. Juta) KEWAJIBAN KEWAJIBAN JANGKA JANGKA PENDEK PANJANG TOTAL KEWAJIBAN HAK MINORITAS MODAL SAHAM TAMBAHAN MODAL DISETOR BPYDS EKUITAS LAIN LABA DITAHAN TOTAL EKUITAS % SAHAM NEGARA KEPEMILIKAN NEGARA =(1+2+3) 5 6 7=(5+6) =( ) 15 16=(14*15) 1 PT Freeport Indonesia LK Audited PT Socfindo 3 PT Asean Bintulu Fertilizer LK Audited PT Indosat, Tbk LK Triwulan I PT INALUM Prognosa ( ) PT Kertas Padalarang LK Audited ( ) PT Atmindo LK Audited PT SIER LK Audited PT JIEP LK Audited PT Waskita Karya Prognosa ( ) PT Rekayasa Industri LK Audited PT Bank Bukopin Tbk LK Triwulan I PT PPLI*) LK Audited (21.757) Asean Copper Product 15 Asean Aceh Fertilizer Grand Total DAFTAR NERACA 270

256 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) DAFTAR 18 PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PADA ORGANISASI/LEMBAGA KEUANGAN INTERNASIONAL/REGIONAL PER 30 JUNI 2011 LEMBAGA KEUANGAN INTERNASIONAL TOTAL PENYERTAAN MODAL Penyertaan yang masih Mata Uang USD IDR 1 Berbentuk Promissory Asian Development Bank SDR , , ,47 International Monetary Fund SDR , , , ,40 World Bank Group International Bank for Reconstruction and Development USD , , , ,20 International Development Association USD , , , ,81 International Finance Corporation USD , , ,00 Multilateral Investment Guarantee Agency USD , , , ,00 Islamic Development Bank Group ID , , ,70 International Islamic Trade Finance Corporation USD , , ,00 Islamic Corporation for Insurance of Investment and Export Credit ID , , ,02 International Fund for Agricultural Development USD , , ,00 Common Fund for Commodities USD , , , ,42 The Islamic Corporation for the Development of the Private Sector (ICD) USD , , ,00 Jumlah total , , Catatan: 1. Kurs Special Drawing Right (SDR) IMF adalah kurs official IMF per 30 Juni 2011, SDR1 = USD Kurs USD adalah kurs tengah BI pada tanggal 30 Juni 2011, yaitu USD 1 = Rp Kurs Islamic Dinar (ID) sama dengan kurs Special Drawing Right (SDR) IMF pada tanggal 30 Juni Kurs franc Perancis ke Euro adalah tetap sebesar EUR 1 = Kurs Euro ke USD adalah kurs IMF per 30 Juni 2011, EUR1 = USD Hutang ke BI adalah dana talangan BI kepada Pemerintah ketika BI masih menjadi bagian dari Pemerintah (sebelum berlakukan UU tentang independensi BI tahun 2009). Kemenkeu dan BI sedang membahas proses penyelesaiannya. DAFTAR NERACA 271

257 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited ) DAFTAR 19.A ASET TETAP - TANAH PER 30 JUNI 2011 DAN 31 DESEMBER 2010 (Dalam Rp) NO BA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA 30 Juni Desember MPR DPR BPK MA Kejaksaan Agung Sekretariat Negara BLU Sekretariat Negara Kementerian Dalam Negeri Kementerian Luar Negeri Kementerian Pertahanan Kementerian Hukum dan HAM RI Kementerian Keuangan BLU Kementerian Keuangan Kementerian Pertanian Kementerian Perindustrian Kementerian ESDM Kementerian Perhubungan BLU Kementerian Perhubungan Kementerian Pendidikan Nasional BLU Kementerian Pendidikan Nasional Kementerian Kesehatan BLU Kementerian Kesehatan Kementerian Agama BLU Kementerian Agama Tenaga Kerja dan Transmigrasi BLU Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kementerian Sosial Kementerian Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Pekerjaan Umum Kemenko Bidang Politik dan Keamanan Kemenko Bidang Perekonomian Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Kementerian Negara BUMN Kementerian Negara Riset dan Teknologi Kementerian Negara Lingkungan Hidup Kementerian Negara KUKM Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan BIN LSN BPS Kementerian Negara PPN/ Bappenas Badan Pertanahan Nasional Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Kementerian Kominfo Kepolisian RI BPOM Lembaga Ketahanan Nasional BKPM BKKBN DAFTAR NERACA 272

258 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited ) DAFTAR 19.A ASET TETAP - TANAH PER 30 JUNI 2011 DAN 31 DESEMBER 2010 (Dalam Rp) NO BA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA 30 Juni Desember BMG KPU Mahkamah Konstitusi RI PPATK LIPI Badan Tenaga Nuklir Nasional BPPT LAPAN Bakosurtanal Badan Pengawas Tenaga Nuklir LAN ANRI BKN BPPK Kementerian Perdagangan Kemen Pemuda dan Olah Raga KPK BRR NAD - Nias Komisi Yudisial RI BNP2TKI BPLS Badan SAR BUN (Belanja lainnya) JUMLAH DAFTAR NERACA 273

259 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited ) DAFTAR 19.B ASET TETAP - PERALATAN DAN MESIN PER 30 JUNI 2011 DAN 31 DESEMBER 2010 (Dalam Rp) No. BA Kementerian Negara/Lembaga 30 Juni 2011 Audited 31 Desember 2010 Audited MPR DPR BPK MA Kejaksaan Agung Sekretariat Negara BLU Sekretariat Negara Kementerian Dalam Negeri Kementerian Luar Negeri Kementerian Pertahanan Kementerian Hukum dan HAM RI Kementerian Keuangan BLU Kementerian Keuangan Kementerian Pertanian Kementerian Perindustrian Kementerian ESDM Kementerian Perhubungan BLU Kementerian Perhubungan Kementerian Pendidikan Nasional BLU Kementerian Pendidikan Nasional Kementerian Kesehatan BLU Kementerian Kesehatan Kementerian Agama BLU Kementerian Agama Tenaga Kerja dan Transmigrasi BLU Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kementerian Sosial Kementerian Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Pekerjaan Umum Kemenko Bidang Politik dan Keamanan Kemenko Bidang Perekonomian Kemenko Bidang Kesejahteraan Rakyat Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Kementerian Negara BUMN Kementerian Negara Riset dan Teknologi Kementerian Negara Lingkungan Hidup Kementerian Negara KUKM BLU Kementerian Negara KUKM Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan Kementerian Negara PAN BIN LSN Dewan Ketahanan Nasional BPS Kementerian Negara PPN/ Bappenas Badan Pertanahan Nasional Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Kementerian Kominfo BLU Kementerian Kominfo Kepolisian RI BPOM Lembaga Ketahanan Nasional BKPM BNN Kementerian Negara PDT BKKBN DAFTAR NERACA 274

260 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited ) DAFTAR 19.B ASET TETAP - PERALATAN DAN MESIN PER 30 JUNI 2011 DAN 31 DESEMBER 2010 (Dalam Rp) Komnas HAM BMG KPU Mahkamah Konstitusi RI PPATK LIPI Badan Tenaga Nuklir Nasional BPPT LAPAN BLU LAPAN Bakosurtanal BSN Badan Pengawas Tenaga Nuklir LAN ANRI BKN BPPK Kementerian Perdagangan Kemen Perumahan Rakyat BLU Kemen Perumahan Rakyat Kemen Pemuda dan Olah Raga KPK BRR NAD - Nias DPD Komisi Yudisial RI BKNPB BNP2TKI BPLS LKPBJP Badan SAR KPPU Badan Pengembangan Wilayah Suramadu Ombudsman Republik Indonesia Badan Nasional Pengelola Perbatasan BUN (Subsidi) BUN (Belanja lainnya) JUMLAH DAFTAR NERACA 275

261 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited ) DAFTAR 19.C ASET TETAP - GEDUNG DAN BANGUNAN PER 30 JUNI 2011 DAN 31 DESEMBER 2010 (Dalam Rp) No. BA Kementerian Negara/Lembaga 30 Juni 2011 Audited 31 Desember 2010 Audited MPR DPR BPK MA Kejaksaan Agung Sekretariat Negara BLU Sekretariat Negara Kementerian Dalam Negeri Kementerian Luar Negeri Kementerian Pertahanan Kementerian Hukum dan HAM RI Kementerian Keuangan BLU Kementerian Keuangan Kementerian Pertanian Kementerian Perindustrian Kementerian ESDM Kementerian Perhubungan BLU Kementerian Perhubungan Kementerian Pendidikan Nasional BLU Kementerian Pendidikan Nasional Kementerian Kesehatan BLU Kementerian Kesehatan Kementerian Agama BLU Kementerian Agama Tenaga Kerja dan Transmigrasi BLU Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kementerian Sosial Kementerian Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Pekerjaan Umum Kemenko Bidang Politik dan Keamanan Kemenko Bidang Perekonomian Kemenko Bidang Kesejahteraan Rakyat Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Kementerian Negara BUMN Kementerian Negara Riset dan Teknologi Kementerian Negara Lingkungan Hidup Kementerian Negara KUKM BLU Kementerian Negara KUKM Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan Kementerian Negara PAN BIN LSN BPS Kementerian Negara PPN/ Bappenas Badan Pertanahan Nasional Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Kementerian Kominfo Kepolisian RI BPOM Lembaga Ketahanan Nasional BKPM DAFTAR NERACA 276

262 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited ) DAFTAR 19.C ASET TETAP - GEDUNG DAN BANGUNAN PER 30 JUNI 2011 DAN 31 DESEMBER 2010 (Dalam Rp) BNN Kementerian Negara PDT BKKBN BMG KPU Mahkamah Konstitusi RI PPATK LIPI Badan Tenaga Nuklir Nasional BPPT LAPAN Bakosurtanal Badan Pengawas Tenaga Nuklir LAN ANRI BKN BPPK Kementerian Perdagangan Kemen Perumahan Rakyat Kemen Pemuda dan Olah Raga BRR NAD - Nias Komisi Yudisial RI BKNPB BNP2TKI BPLS Badan SAR BUN (Belanja lainnya) JUMLAH DAFTAR NERACA 277

263 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited ) DAFTAR 19.D ASET TETAP - JALAN, IRIGASI, DAN JARINGAN PER 30 JUNI 2011 DAN 31 DESEMBER 2010 (Dalam Rp) NO BA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA 30 Juni Desember MPR DPR BPK MA Kejaksaan Agung Sekretariat Negara BLU Sekretariat Negara Kementerian Dalam Negeri Kementerian Luar Negeri Kementerian Pertahanan Kementerian Hukum dan HAM RI Kementerian Keuangan BLU Kementerian Keuangan Kementerian Pertanian Kementerian Perindustrian Kementerian ESDM Kementerian Perhubungan BLU Kementerian Perhubungan Kementerian Pendidikan Nasional BLU Kementerian Pendidikan Nasional Kementerian Kesehatan BLU Kementerian Kesehatan Kementerian Agama BLU Kementerian Agama Tenaga Kerja dan Transmigrasi BLU Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kementerian Sosial Kementerian Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Pekerjaan Umum Kemenko Bidang Politik dan Keamanan Kemenko Bidang Kesejahteraan Rakyat Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Kementerian Negara BUMN Kementerian Negara Riset dan Teknologi Kementerian Negara Lingkungan Hidup Kementerian Negara KUKM BLU Kementerian Negara KUKM Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan Kementerian Negara PAN BIN LSN BPS Kementerian Negara PPN/ Bappenas Badan Pertanahan Nasional Kementerian Kominfo BLU Kementerian Kominfo Kepolisian RI BPOM Lembaga Ketahanan Nasional BKPM BNN Kementerian Negara PDT BKKBN DAFTAR NERACA 278

264 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited ) DAFTAR 19.D ASET TETAP - JALAN, IRIGASI, DAN JARINGAN PER 30 JUNI 2011 DAN 31 DESEMBER 2010 (Dalam Rp) BMG KPU Mahkamah Konstitusi RI LIPI Badan Tenaga Nuklir Nasional BPPT LAPAN Bakosurtanal BSN Badan Pengawas Tenaga Nuklir LAN ANRI BKN BPPK Kementerian Perdagangan Kemen Perumahan Rakyat Kemen Pemuda dan Olah Raga KPK BRR NAD - Nias Komisi Yudisial RI BKNPB BNP2TKI BPLS Badan SAR BUN (Belanja lainnya) JUMLAH DAFTAR NERACA 279

265 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited ) DAFTAR 19.E ASET TETAP - ASET TETAP LAINNYA PER 30 JUNI 2011 DAN 31 DESEMBER 2010 (Dalam Rp) NO BA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA 30 Juni Desember MPR DPR BPK MA Kejaksaan Agung Sekretariat Negara BLU Sekretariat Negara Kementerian Dalam Negeri Kementerian Luar Negeri Kementerian Pertahanan Kementerian Hukum dan HAM RI Kementerian Keuangan BLU Kementerian Keuangan Kementerian Pertanian Kementerian Perindustrian Kementerian ESDM Kementerian Perhubungan BLU Kementerian Perhubungan Kementerian Pendidikan Nasional BLU Kementerian Pendidikan Nasional Kementerian Kesehatan BLU Kementerian Kesehatan Kementerian Agama BLU Kementerian Agama Tenaga Kerja dan Transmigrasi BLU Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kementerian Sosial Kementerian Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Pekerjaan Umum Kemenko Bidang Politik dan Keamanan Kemenko Bidang Perekonomian Kemenko Bidang Kesejahteraan Rakyat Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Kementerian Negara BUMN Kementerian Negara Riset dan Teknologi Kementerian Negara Lingkungan Hidup Kementerian Negara KUKM BLU Kementerian Negara KUKM Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan Kementerian Negara PAN BIN LSN Dewan Ketahanan Nasional BPS Kementerian Negara PPN/ Bappenas Badan Pertanahan Nasional Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Kementerian Kominfo BLU Kementerian Kominfo DAFTAR NERACA 280

266 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited ) DAFTAR 19.E ASET TETAP - ASET TETAP LAINNYA PER 30 JUNI 2011 DAN 31 DESEMBER 2010 (Dalam Rp) NO BA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA 30 Juni Desember Kepolisian RI BPOM Lembaga Ketahanan Nasional BKPM BNN Kementerian Negara PDT BKKBN Komnas HAM BMG KPU Mahkamah Konstitusi RI PPATK LIPI Badan Tenaga Nuklir Nasional BPPT BLU BPPT LAPAN Bakosurtanal BSN Badan Pengawas Tenaga Nuklir LAN ANRI BKN BPPK Kementerian Perdagangan Kemen Pemuda dan Olah Raga KPK BRR NAD - Nias DPD Komisi Yudisial RI BKNPB BNP2TKI BPLS LKPBJP Badan SAR KPPU BUN (Belanja lainnya) JUMLAH DAFTAR NERACA 281

267 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited ) DAFTAR 19.F ASET TETAP - KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN PER 30 JUNI 2011 DAN 31 DESEMBER 2010 (Dalam Rp) NO BA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA 30 Juni Desember BPK MA Kejaksaan Agung Sekretariat Negara BLU Sekretariat Negara Kementerian Dalam Negeri Kementerian Luar Negeri Kementerian Pertahanan Kementerian Hukum dan HAM RI Kementerian Keuangan BLU Kementerian Keuangan Kementerian Pertanian Kementerian Perindustrian Kementerian ESDM Kementerian Perhubungan BLU Kementerian Perhubungan Kementerian Pendidikan Nasional BLU Kementerian Pendidikan Nasional Kementerian Kesehatan BLU Kementerian Kesehatan Kementerian Agama BLU Kementerian Agama Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kementerian Sosial Kementerian Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Pekerjaan Umum Kemenko Bidang Politik dan Keamanan Kemenko Bidang Perekonomian Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Kementerian Negara KUKM BIN BPS Badan Pertanahan Nasional Kementerian Kominfo Kepolisian RI BPOM Lembaga Ketahanan Nasional BKPM BNN BKKBN BMG KPU PPATK LIPI Badan Tenaga Nuklir Nasional BPPT LAPAN Bakosurtanal LAN ANRI BKN BPPK DAFTAR NERACA 282

268 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited ) DAFTAR 19.F ASET TETAP - KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN PER 30 JUNI 2011 DAN 31 DESEMBER 2010 (Dalam Rp) NO BA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA 30 Juni Desember Kementerian Perdagangan Kemen Perumahan Rakyat Kemen Pemuda dan Olah Raga BRR NAD - Nias DPD BKNPB BNP2TKI BPLS LKPBJP Badan SAR Badan Pengembangan Wilayah Suramadu BUN (Belanja lainnya) JUMLAH DAFTAR NERACA 283

269 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited ) DAFTAR 20 TAGIHAN TUNTUTAN PERBENDAHARAAN/TUNTUTAN GANTI RUGI PER 30 JUNI 2011 DAN 31 DESEMBER 2010 (Dalam Rp) NO BA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA 30 Juni Desember BPK MA Kejaksaan Agung Sekretariat Negara Kementerian Luar Negeri Kementerian Pertahanan Kementerian Hukum dan HAM RI Kementerian Keuangan Kementerian Pertanian Kementerian Perindustrian Kementerian ESDM Kementerian Perhubungan Kementerian Pendidikan Nasional BLU Kementerian Pendidikan Nasional Kementerian Kesehatan BLU Kementerian Kesehatan Kementerian Agama Kementerian Sosial Kementerian Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Pekerjaan Umum Kemenko Bidang Politik dan Keamanan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Kementerian Negara Lingkungan Hidup Kementerian Negara KUKM BPS Kementerian Negara PPN/ Bappenas Badan Pertanahan Nasional Kementerian Kominfo Kepolisian RI BPOM Kementerian Negara PDT LIPI Badan Tenaga Nuklir Nasional LAPAN Bakosurtanal Badan Pengawas Tenaga Nuklir ANRI BPPK Kementerian Perdagangan BUN (Belanja lainnya) JUMLAH DAFTAR NERACA 284

270 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited ) DAFTAR 21 ASET TAK BERWUJUD PER 30 JUNI 2011 DAN 31 DESEMBER 2010 (Dalam Rp) NO BA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA 30 Juni Desember MPR DPR BPK MA Kejaksaan Agung Sekretariat Negara BLU Sekretariat Negara Kementerian Dalam Negeri Kementerian Luar Negeri Kementerian Pertahanan Kementerian Hukum dan HAM RI Kementerian Keuangan BLU Kementerian Keuangan Kementerian Pertanian Kementerian Perindustrian Kementerian ESDM Kementerian Perhubungan BLU Kementerian Perhubungan Kementerian Pendidikan Nasional BLU Kementerian Pendidikan Nasional Kementerian Kesehatan BLU Kementerian Kesehatan Kementerian Agama BLU Kementerian Agama Tenaga Kerja dan Transmigrasi BLU Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kementerian Sosial Kementerian Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Pekerjaan Umum BLU Kementerian Pekerjaan Umum Kemenko Bidang Politik dan Keamanan Kemenko Bidang Perekonomian Kemenko Bidang Kesejahteraan Rakyat Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Kementerian Negara BUMN Kementerian Negara Riset dan Teknologi Kementerian Negara Lingkungan Hidup Kementerian Negara KUKM BLU Kementerian Negara KUKM Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan Kementerian Negara PAN BIN LSN Dewan Ketahanan Nasional BPS Kementerian Negara PPN/ Bappenas Badan Pertanahan Nasional Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Kementerian Kominfo DAFTAR NERACA 285

271 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited ) DAFTAR 21 ASET TAK BERWUJUD PER 30 JUNI 2011 DAN 31 DESEMBER 2010 (Dalam Rp) BLU Kementerian Kominfo Kepolisian RI BPOM Lembaga Ketahanan Nasional BKPM BNN Kementerian Negara PDT BKKBN Komnas HAM BMG KPU Mahkamah Konstitusi RI PPATK LIPI Badan Tenaga Nuklir Nasional BPPT LAPAN BLU LAPAN Bakosurtanal BSN Badan Pengawas Tenaga Nuklir LAN ANRI BKN BPPK Kementerian Perdagangan Kemen Perumahan Rakyat Kemen Pemuda dan Olah Raga KPK DPD Komisi Yudisial RI BKNPB BNP2TKI BPLS LKPBJP Badan SAR KPPU BUN (Subsidi) BUN (Belanja lainnya) JUMLAH DAFTAR NERACA 286

272 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) DAFTAR 22 REKENING RETUR PER 30 JUNI 2011 DAN 31 DESEMBER 2010 (Dalam Rp) NO. NOMOR REKENING NAMA REKENING NAMA BANK SALDO [1] [2] [3] [4] [5] Retur RPK BUN P BANK BENGKULU CABANG UTAMA BENGKULU Rekening Retur (RR) BANK BNI CABANG JAKARTA PUSAT RR Rekening Retur RPKBUN PBANK BRI CABANG JAKARTA VETERAN Rekening Retur (RR) BPD KALBAR CABANG UTAMA PONTIANAK Rekening Retur RR BPD MALUKU CABANG UTAMA AMBON Retur KPPN RPK-BUN-P BANK MANDIRI CABANG JAKARTA GAMBIR Rekening RR BPD SULSEL CABANG UTAMA MAKASSAR Rekening Retur (RR) BPD SUMUT CABANG UTAMA MEDAN 0 JUMLAH ,00 NO. NOMOR REKENING NAMA REKENING NAMA BANK SALDO [1] [2] [3] [4] [5] Rekening Penampungan Pelimpahan Dana Retur dari Bank BRI KANTOR PUSAT BANK INDONESIA JUMLAH DAFTAR NERACA 287

273 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 ( Unaudited ) DAFTAR 23 ASET LAIN-LAIN PER 30 JUNI 2011 DAN 31 DESEMBER 2010 (Dalam Rp) NO BA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA 30 Juni Desember MPR DPR BPK MA Kejaksaan Agung Sekretariat Negara BLU Sekretariat Negara Kementerian Dalam Negeri Kementerian Luar Negeri Kementerian Pertahanan Kementerian Hukum dan HAM RI Kementerian Keuangan BLU Kementerian Keuangan Kementerian Pertanian Kementerian Perindustrian Kementerian ESDM BLU Kementerian ESDM Kementerian Perhubungan Kementerian Pendidikan Nasional BLU Kementerian Pendidikan Nasional Kementerian Kesehatan BLU Kementerian Kesehatan Kementerian Agama BLU Kementerian Agama Tenaga Kerja dan Transmigrasi BLU Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kementerian Sosial Kementerian Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Pekerjaan Umum Kemenko Bidang Politik dan Keamanan Kemenko Bidang Kesejahteraan Rakyat Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Kementerian Negara BUMN Kementerian Negara Riset dan Teknologi Kementerian Negara Lingkungan Hidup Kementerian Negara KUKM BLU Kementerian Negara KUKM Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan Kementerian Negara PAN Dewan Ketahanan Nasional BPS Kementerian Negara PPN/ Bappenas Badan Pertanahan Nasional Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Kementerian Kominfo Kepolisian RI BPOM Lembaga Ketahanan Nasional DAFTAR NERACA 288

274 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 ( Unaudited ) DAFTAR 23 ASET LAIN-LAIN PER 30 JUNI 2011 DAN 31 DESEMBER 2010 (Dalam Rp) NO BA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA 30 Juni Desember BKPM BNN Kementerian Negara PDT BKKBN BMG KPU Mahkamah Konstitusi RI LIPI Badan Tenaga Nuklir Nasional BPPT BLU BPPT LAPAN Bakosurtanal BSN Badan Pengawas Tenaga Nuklir LAN ANRI BKN BPPK Kementerian Perdagangan Kemen Perumahan Rakyat Kemen Pemuda dan Olah Raga KPK BRR NAD - Nias DPD BKNPB BPLS Badan SAR KPPU JUMLAH DAFTAR NERACA 289

275 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2010 (Unaudited) DAFTAR 24 PT. PERUSAHAAN PENGELOLA ASET (PERSERO) RINGKASAN ASET NEGARA YANG DIKELOLA PPA UNTUK PERIODE 01 JUNI JUNI 2010 NO. JENIS ASET SATUAN ASET ITEM ASET SALDO AWAL PERIODE ( 1 JANUARI 2010 ) *) Original CCY NILAI ASET Ekv. Rupiah MUTASI SERAH KELOLA ITEM ASET NILAI ASET Original CCY Ekv. Rupiah ITEM ASET MUTASI PERIODE BERJALAN MUTASI TRANSAKSI SALDO AKHIR PERIODE BERJALAN (30 JUNI 2010 ) **) PROCEEDS NILAI ASET NILAI ASET ITEM Original CCY Ekv. Rupiah Original CCY Ekv. Rupiah ASET Original CCY Ekv. Rupiah 1 SAHAM BANK Bank SAHAM NON BANK Perusahaan HAK TAGIH Debitur ( ) $ $ SAHAM DAN KREDIT Perusahaan $ ( ) $ JUMLAH ( ) $ ,00 $ Catatan: *) Menggunakan kurs transaksi beli BI tgl 31 Mei 2010 $1=9.134 **) Menggunakan kurs transaksi beli BI tgl 30 Juni 2010 $1=9.038 DAFTAR NERACA 290

276 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) DAFTAR 25 ASET EKS BPPN YANG DIKELOLA TIM KOORDINASI PER 30 JUNI 2011 No. JENIS ASET Per 31 Desember 2005* JUMLAH NILAI PENGALIHAN (Rp) ASET Uraian Per 31 Desember 2010 Per 30 Juni 2011 Koreksi +/- JUMLAH JUMLAH JUMLAH NILAI (Rp) NILAI (Rp) NILAI (Rp) ASET ASET ASET 1 Surat Berharga - Surat Berharga Treasury Surat Berharga Non Treasury Surat Berharga terkait PKPS Penyertaan di Bank Lainnya Penyertaan Non Bank Pinjaman yang Diberikan - Dikelola BPPN Dalam Rupiah , ,41 (61) ( ,81) Dalam USD , ,50 Dalam JPY , ,20 Dalam DM , ,00 - Dikelola BDI ** 5 Aktiva Non Inti - NCA Properti , ,00 (1) ( ,00) - NCA Non Properti Inventaris , ,00 0 0,00 6 Tagihan PKPS Tagihan PKPS 1) Telah diserahkan kepada PUPN , ,90 0 ( ,00) 2) Eks Kepolisian Negara RI *** , ,00 0 3) Eks Kejaksaan Agung RI **** 7 7 0,00 0 0,00 7 Piutang Bank Piutang Non Bank Penempatan Antar Bank dan Nostro , ,00 10 Aktiva Lainnya Jumlah , ,30 (62) ( ,81) Dalam USD ,50 Dalam USD ,50 Dalam JPY ,20 Dalam JPY ,20 Dalam DM ,00 Dalam DM ,00 Keterangan: * Sumber data berasal dari Surat Tim Audit LKPP BPK RI No. 08/ST-6 LKPP/06/2006 tanggal 12 Juni 2006 ** Telah disatukan dalam pinjaman yang dikelola BPPN *** Nil **** Tidak ada nilai JKPS dalam APU, dan sampai saat ini masih dalam proses perhitungan dengan BPK-RI 1) Adanya pengurangan jumlah dan nilai aset kredit karena adanya pelunasan hutang oleh debitur di PUPN 2) Adanya pembayaran kompensasi penggunaan aset properti untuk pembuatan jalan tol Kuala Namo, Sumatera Utara 3) Adanya pengurangan jumlah aset kredit yang berasal dari tagihan PKPS karena satu obligor atas nama PT Bank Deka dalam laporan sisa aset per 31 Desember 2009 dimaksukkan ke dalam tagihan PKPS yang telah diserahkan kepada PUPN (nomor 6 angka 1)). DAFTAR NERACA 291

277 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 ( Unaudited ) DAFTAR 26.A ASET KONTRAKTOR KONTRAK KERJASAMA (KKKS) PER 30 JUNI 2011 DATA s.d. 31 Desember 2004 Aset KKKS (Berdasarkan LHP KOREKSI) No. KKKS Block Nilai Perolehan Jumlah USD Rp Nilai Wajar (Rp) 1 Chevron Indonesia Company (Cico) East Kalimantan , , ,00 2 Chevron Makassar Ltd. Makassar Strait , , ,00 3 CNOOC South East Sumatera Ltd. Southeast Sumatera , , ,00 4 ConocoPhillips (Grissik) Ltd. Corridor , , ,00 5 ExxonMobil Oil Indonesia Inc. Block B , , ,00 6 Mobil Exploration Indonesia North Sumatera Offshore , , ,20 7 PetroChina International (Jabung) Ltd. Tanjung Jabung , , ,00 8 Premier Oil Natuna Sea BV Natuna Sea Block A , , ,23 9 PT Chevron Pacific Indonesia Rokan , , ,00 10 Total E&P Indonesie Mahakam , ,60 11 Vico Indonesia Co. Sanga-sanga , , ,65 SUB TOTAL CRASH PROGRAM , ,70 Keterangan 12 Kalila (Korinci Baru) Pty Ltd. Korinci Baru , ,00 13 Kalila (Bentu) Ltd. Bentu Block , , ,00 14 Kangean Energy Indonesia Kangean , , ,51 15 Elnusa Bangkanai energy Ltd. Bangkanai , ,00 16 PT. Medco E&P Tarakan Tarakan , ,76 17 JOB Pertamina-PetroChina East Java Tuban , ,62 18 ENI Krueng Mane Ltd. Offshore North Aceh , ,07 19 ENI Ambalat Ltd. Ambalat , ,00 SUB TOTAL HASIL IP TAHUN , , ,96 20 Kodeco Energy Co. Ltd. West Madura , , ,00 SUB TOTAL NON CRASH PROGRAM , , ,00 20 TOTAL 20 KKKS CAT : 1. Hasil Perhitungan belum dilakukan rekonsiliasi dengan BPMIGAS, BPKP, dan KESDM. DAFTAR NERACA 292

278 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited ) DAFTAR 26.B ASET KONTRAKTOR KONTRAK KERJASAMA (KKKS) PER 30 JUNI 2011 Well/Sumur tidak digunakan PENGGUNAAN KURS BELUM TEPAT SUBSEQUENT EXPENDITURE YANG MASIH DIRAGUKAN Aset KKKS (Berdasarkan LHP KOREKSI) Aset KKKS (Berdasarkan LHP KOREKSI) Aset KKKS (Berdasarkan LHP KOREKSI) No. KKKS Block Nilai Perolehan Nilai Wajar (Rp) Nilai Perolehan Nilai Wajar (Rp) Nilai Perolehan Jumlah Jumlah Jumlah USD Rp USD Rp USD Rp Nilai Wajar (Rp) 1 Chevron Indonesia Company (Cico) East Kalimantan , , , , , , Chevron Makassar Ltd. Makassar Strait , , , CNOOC South East Sumatera Ltd. Southeast Sumatera , , , , , , ConocoPhillips (Grissik) Ltd. Corridor , , , , , , , , ,89 5 ExxonMobil Oil Indonesia Inc. Block B , , , , , , , , ,00 6 Mobil Exploration Indonesia North Sumatera Offshore , , , , , ,09 7 PetroChina International (Jabung) Ltd. Tanjung Jabung , , , , , , Premier Oil Natuna Sea BV Natuna Sea Block A , , , , , ,71 9 PT Chevron Pacific Indonesia Rokan , , , , , , Total E&P Indonesie Mahakam , , Vico Indonesia Co. Sanga-sanga , , , SUB TOTAL CRASH PROGRAM , , ,00 976, , , ,68 ExxonMobil Exploration and Production Indonesia 12 Surumana ,48 0, ,00 Surumana Limited ExxonMobil Exploration and Production Indonesia 13 Mandar ,59 0, ,50 (Mandar) Limited Anardako Indonesia Company North East Madura ,00 0, , Anardako Indonesia Nunukan Company Nunukan ,00 0, , Santos (Madura) Pty Ltd. Madura , , , Santos (Sampang) Pty Ltd. Sampang , , , Kalila (Korinci Baru) Pty Ltd. Korinci Baru , , , Kalila (Bentu) Ltd. Bentu Block , , , Kangean Energy Indonesia Kangean , , , Elnusa Bangkanai energy Ltd. Bangkanai , , , PT. Medco E&P Tarakan Tarakan ,01 0, , JOB Pertamina-PetroChina East Java Tuban ,00 0, , ENI Krueng Mane Ltd. Offshore North Aceh ,00 0,00 0, ENI Ambalat Ltd. Ambalat ,00 0,00 0, SUB TOTAL HASIL IP TAHUN HESS (Indonesia-Pangkah) Pangkah-Gresik , , , ,00 27 Kodeco Energy Co. Ltd. West Madura , , ,00 222, , , , SUB TOTAL NON CRASH PROGRAM , , ,00 494, , , , CAT : 1. Hasil Perhitungan belum dilakukan rekonsiliasi dengan BPMIGAS, BPKP, dan KESDM. DAFTAR NERACA 293

279 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited ) DAFTAR 26.C ASET KONTRAKTOR KONTRAK KERJASAMA (KKKS) PER 30 JUNI 2011 SALDO PER JUNI 2011 No. UNIT / KKKS LOKASI/BLOCK LUAS (M2) NILAI WAJAR TANAH KETERANGAN (Rp) (1) (2) (3) (8) (9) (10) 1 TOTAL INDONESIA E&P BALIKPAPAN ,00 2 VICO SANGA SANGA SANGA-SANGA ,00 3 PT. MEDCO E & P TARAKAN TARAKAN ,00 4 PT PERTAMINA EP AREA CEPU AREA CEPU ,00 5 PT. CHEVRON INDONESIA COMPANY BALIKPAPAN ,00 6 PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA ROKAN ,00 7 PT. KONDUR PETROLEUM SA PEKANBARU ,00 8 PT. PETROSELAT LTD SELAT PANJANG ,00 9 PT. MEDCO E & P INDONESIA PEKANBARU - PELALAWAN ,00 10 PT. KALILA (BENTU) LTD. PELALAWAN & ,00 PEKANBARU 11 PT. KALILA (KORINCI BARU) LTD. PEKANBARU ,00 12 PT. PETROCHINA INT. BERMUDA SORONG ,00 13 PT. PETROCHINA SALAWATI SALAWATI ,00 14 KANGEAN ENERGY KANGEAN BLOCK ,00 15 PT. MEDCO E & P RIMAU RIMAU BLOCK ,00 16 MOBIL CEPU LTD BLORA & ,00 BOJONEGORO 17 EXXONMOBIL OIL INDONESIA BLOCK B ACEH ,00 18 PT PERTAMINA EP REGION SUMATERA SUMATERA ,00 19 CONOCOPHILLIPS SOUTH JAMBI LTD JAMBI ,00 20 VICO UNIT SEMBERAH SEMBERAH ,00 21 VICO UNIT MUTIARA LAPANGAN PAMAGUAN ,00 22 VICO UNIT MUTIARA LAPANGAN MUTIARA ,00 23 VICO UNIT BADAK & NILAM BADAK DAN NILAM ,00 24 PETROCHINA INTERNATIONAL BANGKO BANGKO BLOCK ,00 25 PT. MEDCO E & P INDONESIA LEMATANG BLOCK ,00 26 JOB HESS JAMBI MERANG JAMBI ,00 27 JOB PERTAMINA GOLDEN SPIKE - PENDOPO PENDOPO ,00 28 JOB PERTAMINA JAVA - TUBAN TUBAN ,00 29 CONOCOPHILLIPS GRISSIK LTD GRISSIK - MUSI ,00 BANYUASIN 30 PT. MEDCO E & P INDONESIA CENTRAL ,00 SUMATERA/MUSI RAWAS 31 JOB PERTAMINA TALISMAN OGAN KOMERING ,00 32 PT. BOB BUMI SIAK PUSAKO SIAK - PEKANBARU ,00 33 TAC PERTAMINA BWP MERUAP LTD SAROLANGUN ,00 34 PT. LAPINDO BRANTAS INC. SIDOARJO ,00 35 JOB PERTAMINA - MEDCO TOMORI BLOCK TOILI- SULAWE ,00 36 PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA - SIAK SIAK - PEKANBARU ,00 37 ENERGY EQUITY EPIC (SENGKANG) SENGKANG ,00 38 PEARL OIL TUNGKAL LTD TUNGKAL BLOCK - JAM ,00 39 PT. PETROCHINA INT JABUNG JABUNG BLOCK - JAM ,00 40 KODECO ENERGY LTD. GRESIK ,00 41 HESS INDONESIA PANGKAH GRESIK USD ,00 42 PT PERTAMINA EP REGION JAWA BAGIAN BARAJAWA BAGIAN BARAT T O T A L ,00 Hasil IP ,00 dan USD 6,755, Ekuivalen : Rp ,00 DAFTAR NERACA 294

280 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited ) DAFTAR 27 UTANG KEPADA PIHAK KETIGA PER 30 JUNI 2011 DAN 31 DESEMBER 2010 (Dalam Rp) NO BA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA 30 Juni Desember MPR BPK MA Kejaksaan Agung Sekretariat Negara Kementerian Dalam Negeri Kementerian Luar Negeri Kementerian Pertahanan Kementerian Hukum dan HAM RI Kementerian Keuangan Kementerian Pertanian Kementerian Perindustrian Kementerian ESDM Kementerian Perhubungan Kementerian Pendidikan Nasional Kementerian Kesehatan Kementerian Agama Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kementerian Sosial Kementerian Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Pekerjaan Umum Kemenko Bidang Politik dan Keamanan Kemenko Bidang Perekonomian Kemenko Bidang Kesejahteraan Rakyat Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Kementerian Negara BUMN Kementerian Negara Riset dan Teknologi Kementerian Negara Lingkungan Hidup Kementerian Negara KUKM Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan Kementerian Negara PAN BIN LSN BPS Kementerian Negara PPN/ Bappenas Badan Pertanahan Nasional Kementerian Kominfo Kepolisian RI BPOM BKPM BNN Kementerian Negara PDT BKKBN Komnas HAM BMG KPU Mahkamah Konstitusi RI PPATK LIPI Daftar Neraca 295

281 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited ) DAFTAR 27 UTANG KEPADA PIHAK KETIGA PER 30 JUNI 2011 DAN 31 DESEMBER 2010 (Dalam Rp) NO BA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA 30 Juni Desember Badan Tenaga Nuklir Nasional BPPT LAPAN BSN Badan Pengawas Tenaga Nuklir LAN ANRI BKN BPPK Kementerian Perdagangan Kemen Perumahan Rakyat Kemen Pemuda dan Olah Raga KPK DPD Komisi Yudisial RI BKNPB BNP2TKI LKPBJP KPPU BUN (DJPK) BUN (Belanja lainnya) BUN (Dit. PKN) BUN (BAPERTARUM) BADAN PENANGGULANGAN LUMPUR SIDOARJO LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BADAN SAR KOMISI PERSAINGAN PEGAWASAN USAHA - - JUMLAH Daftar Neraca 296

282 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited ) DAFTAR 28 Surat Berharga Negara Jangka Pendek Per 30 Juni 2011 (Dalam Rupiah) No. Seri Maturity Principle Rate Unamortized Date Outstanding (%) Prem(+)/Disc(-) Book Value FIXED RATE BOND FR /08/ ,45000% FR /01/ ,15000% FR /09/ ,00000% ( ) FR /10/ ,00000% ( ) ORI ORI003 12/09/ ,40000% ORI004 12/03/ ,50000% SURAT UTANG PEMERINTAH SU002 01/10/ ,10000% SU002 01/04/ ,10000% SU004 01/12/ ,10000% SU004 01/06/ ,10000% SU007 01/08/ ,10000% SU007 01/02/ ,10000% BAGIAN LANCAR SUN JK PJG (a) SPN ( ) SPN /07/ ( ) SPN /07/ ( ) SPN /07/ ( ) SPN /08/ ( ) SPN /08/ ( ) SPN /09/ ( ) SPN /09/ ( ) SPN /11/ ( ) SPN /02/ ( ) SPN /03/ ( ) SPN /04/ ( ) SPN /05/ ( ) SPN /06/ ( ) SUN JANGKA PENDEK (b) ( ) SBSN SR001 25/02/ ,000% SDHI SDHI 2012A 03/03/ ,61000% SBSN JANGKA PENDEK (c) DAFTAR NERACA 297

283 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited ) DAFTAR 29 Utang Bunga/Imbalan (Accrued Interest/Return ) - Surat Berharga Negara Per 30 Juni 2011 (Dalam Rupiah) No. Seri Maturity Date Principle Rate (%) Accrued Interest FIXED RATE BOND FR /08/ ,45000% FR /01/ ,15000% FR /07/ ,17500% FR /06/ ,25000% FR /12/ ,27500% FR /09/ ,00000% FR /12/ ,00000% FR /10/ ,00000% FR /10/ ,00000% FR /06/ ,50000% FR /07/ ,00000% FR /05/ ,75000% FR /11/ ,00000% FR /07/ ,00000% FR /03/ ,50000% FR /06/ ,80000% FR /06/ ,90000% FR /09/ ,50000% FR /09/ ,00000% FR /08/ ,60000% FR /08/ ,75000% FR /09/ ,00000% FR /07/ ,25000% FR /07/ ,25000% FR /09/ ,00000% FR /05/ ,75000% FR /07/ ,50000% FR /02/ ,00000% FR /09/ ,00000% FR /09/ ,00000% FR /07/ ,50000% FR /05/ ,25000% FR /08/ ,50000% FR /07/ ,25000% FR /07/ ,50000% FR /09/ ,37500% FR /09/ ,37500% FR /05/ ,50000% ORI ORI003 12/09/ ,40000% ORI004 12/03/ ,50000% ORI005 15/09/ ,45000% ORI006 15/08/ ,35000% ORI007 15/08/ ,95000% VARIABLE RATE BOND VR /10/ ,19271% VR /12/ ,44000% VR /04/ ,19271% DAFTAR NERACA 298

284 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited ) DAFTAR 29 Utang Bunga/Imbalan (Accrued Interest/Return ) - Surat Berharga Negara Per 30 Juni 2011 (Dalam Rupiah) No. Seri Maturity Date Principle Rate (%) Accrued Interest 4 VR /11/ ,87745% VR /03/ ,44000% VR /10/ ,19271% VR /02/ ,87745% VR /09/ ,44000% VR /01/ ,19271% VR /07/ ,19271% VR /08/ ,87745% VR /08/ ,87745% VR /12/ ,44000% VR /07/ ,19271% SU DAN SRBI SU002 01/04/ ,10000% SU004 01/12/ ,10000% SU007 01/08/ ,10000% SRBI01 01/08/ ,10000% SBSN IFR001 15/08/ ,80000% IFR002 15/08/ ,95000% IFR003 15/09/ ,25000% IFR004 15/10/ ,00000% IFR005 15/01/ ,00000% IFR006 15/03/ ,25000% IFR007 15/01/ ,25000% IFR008 15/03/ ,80000% IFR010 15/02/ ,00000% SDHI2012A 03/03/ ,61000% SDHI2013A 17/05/ ,55000% SDHI2014A 09/08/ ,36000% SDHI2014B 25/08/ ,30000% SDHI2014C 07/10/ ,13000% SDHI2014D 11/02/ ,85000% SDHI2021A 11/04/ ,00000% SR /02/ ,00000% SR /02/ ,70000% SR /02/ ,15000% INTERNATIONAL BOND RI /03/ ,75000% RI /04/ ,25000% RI /01/ ,50000% RI /03/ ,87500% RI /01/ ,87500% RI /10/ ,50000% RI /02/ ,62500% RI /01/ ,75000% RI /03/ ,87500% RI14-GMTN 04/05/ ,37500% RI19-GMTN 04/03/ ,62500% DAFTAR NERACA 299

285 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited ) DAFTAR 29 Utang Bunga/Imbalan (Accrued Interest/Return ) - Surat Berharga Negara Per 30 Juni 2011 (Dalam Rupiah) No. Seri Maturity Date Principle Rate (%) Accrued Interest 12 SNI14 23/04/ ,80000% JPYSH /07/ ,73000% JPYSB /11/ ,60000% RI /05/ ,87500% TOTAL * Kurs Tengah BI JPY pada tanggal pelaporan (30 Juni 2011) adalah Rp106,72 * Kurs Tengah BI USD pada tanggal pelaporan (30 Juni 2010) adalah Rp8,597 DAFTAR NERACA 300

286 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited ) DAFTAR 30 Surat Berharga Negara Jangka Pendek Per 30 Juni 2011 (Dalam Rupiah) No. Seri Maturity Principle Rate Unamortized Date Outstanding (%) Prem(+)/Disc(-) BookValue SPN ( ) SPN /07/ ( ) SPN /07/ ( ) SPN /07/ ( ) SPN /08/ ( ) SPN /08/ ( ) SPN /09/ ( ) SPN /09/ ( ) SPN /11/ ( ) SPN /02/ ( ) SPN /03/ ( ) SPN /04/ ( ) SPN /05/ ( ) SPN /06/ ( ) JUMLAH SUN JANGKA PENDEK ( ) DAFTAR NERACA 301

287 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 ( Unaudited ) DAFTAR 31 PERNDAPATAN DITERIMA DI MUKA PER 30 JUNI 2011 DAN 31 DESEMBER 2010 No. BA Kementerian Negara/Lembaga 30 Juni Desember 2010 Audited Audited BPK Sekretariat Negara Kementerian Dalam Negeri Kementerian Hukum dan HAM RI Kementerian Keuangan Kementerian Pertanian Kementerian Perindustrian Kementerian ESDM Kementerian Perhubungan Kementerian Kesehatan Kementerian Agama Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kementerian Pekerjaan Umum Kemenko Bidang Politik dan Keamanan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Kementerian Negara Lingkungan Hidup Kementerian Negara KUKM Badan Pertanahan Nasional Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Kementerian Kominfo Kepolisian RI BPOM BKPM Mahkamah Konstitusi RI PPATK Badan Tenaga Nuklir Nasional BSN LAN BPPK Kementerian Perdagangan Komisi Yudisial RI BNP2TKI JUMLAH Daftar Neraca 302

288 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) DAFTAR 32.A Surat Berharga Negara Jangka Panjang Dalam Negeri Per 30 Juni 2011 (Dalam Rupiah) No. Seri Maturity Principle Rate Unamortized Date Outstanding (%) Prem(+)/Disc(-) BookValue FIXED RATE BOND ( ) FR /07/ ,17500% FR /06/ ,25000% FR /12/ ,27500% FR /12/ ,00000% ( ) FR /10/ ,00000% ( ) FR /06/ ,50000% FR /07/ ,00000% FR /05/ ,75000% ( ) FR /11/ ,00000% ( ) FR /07/ ,00000% ( ) FR /03/ ,50000% ( ) FR /06/ ,80000% FR /06/ ,90000% ( ) FR /09/ ,50000% ( ) FR /09/ ,00000% ( ) FR /08/ ,60000% ( ) FR /08/ ,75000% ( ) FR /09/ ,00000% FR /07/ ,25000% ( ) FR /07/ ,25000% ( ) FR /09/ ,00000% ( ) FR /05/ ,75000% ( ) FR /07/ ,50000% ( ) FR /02/ ,00000% ( ) FR /09/ ,00000% ( ) FR /09/ ,00000% ( ) FR /07/ ,50000% ( ) FR /05/ ,25000% ( ) FR /08/ ,50000% ( ) FR /07/ ,25000% FR /07/ ,50000% ( ) FR /09/ ,37500% ( ) FR /09/ ,37500% ( ) FR /05/ ,50000% ORI ORI005 15/09/ ,45000% ORI006 15/08/ ,35000% ORI007 15/08/ ,95000% ZERO COUPON ( ) ZC /11/ ( ) ZC /02/ ( ) VARIABLE RATE BOND VR /10/ ,19271% VR /12/ ,44000% VR /04/ ,19271% VR /11/ ,87745% VR /03/ ,44000% DAFTAR NERACA 303

289 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) DAFTAR 32.A 6 VR /10/ ,19271% VR /02/ ,87745% VR /09/ ,44000% VR /01/ ,19271% VR /07/ ,19271% VR /08/ ,87745% VR /08/ ,87745% VR /12/ ,44000% VR /07/ ,19271% SURAT UTANG PEMERINTAH SU002 01/04/ ,10000% SU004 01/12/ ,10000% SU007 01/08/ ,10000% SRBI01 01/08/ ,10000% Total SUN Jangka Panjang (a) ( ) SBSN IFR /08/ ,80000% IFR /08/ ,95000% IFR /09/ ,25000% IFR /10/ ,00000% ( ) IFR /01/ ,00000% IFR /03/ ,25000% IFR /01/ ,25000% ( ) IFR /03/ ,80000% ( ) IFR /02/ ,00000% SDHI2013A 17/05/ ,55000% SDHI2014A 09/08/ ,36000% SDHI2014B 25/08/ ,30000% SDHI2014C 07/10/ ,13000% SDHI2014D 11/02/ ,85000% SDHI2021A 11/04/ ,00000% SR /02/ ,70000% SR /02/ ,15000% Total SBSN Jangka Panjang (b) TOTAL SBN Jangka Panjang (a+b) ( ) DAFTAR NERACA 304

290 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) DAFTAR 32.B Surat Berharga Negara Jangka Panjang Valas Per 30 Juni 2011 Maturity Issued Principle Rate Accrued Indexed Principle Unamortized No. Seri BookValue Date Outstanding (%) Indexation Outstanding Prem(+)/Disc(-) SUN VALAS (USD) Rp Rp Rp Rp Rp RI /03/2014 Rp ,75000% ( ) Rp ( ) RI /04/2015 Rp ,25000% ( ) Rp ( ) RI /01/2016 Rp ,50000% ( ) Rp ( ) Rp RI /03/2017 Rp ,87500% ( ) Rp ( ) RI /01/2018 Rp ,87500% ( ) Rp ( ) RI /10/2035 Rp ,50000% ( ) Rp ( ) RI /02/2037 Rp ,62500% ( ) Rp ( ) RI /01/2038 Rp ,75000% ( ) Rp ( ) RI /03/2020 Rp ,87500% ( ) Rp RI /05/2014 Rp ,37500% ( ) Rp ( ) RI /03/2019 Rp ,62500% ( ) Rp ( ) RI /05/2021 Rp ,87500% Rp SBSN VALAS (USD) ( ) SNI14 23/04/2014 Rp ,80000% ( ) Rp SUN VALAS (JPY) ( ) RIJPY /07/ ,73000% RIJPY /11/ ,60000% ( ) Jumlah SBSN Valas ( ) Jumlah SUN Valas ( ) Rp TOTAL ( ) ( ) * Kurs Tengah BI JPY pada tanggal pelaporan (30 Juni 2011) adalah Rp106,72 * Kurs Tengah BI USD pada tanggal pelaporan (30 Juni 2010) adalah Rp8.597 DAFTAR NERACA 305

291 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) DAFTAR 33 A IKHTISAR LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM PENDAPATAN, BEBAN, DAN SURPLUS (DEFISIT) Periode 1 Januari 2011 sampai dengan 30 Juni 2011 BERDASARKAN SAK Pendapatan dan Sumbangan Tidak Terikat No Jenis Layanan KEMENTERIAN/SATKER Surplus (Defisit) Sblm Disetor Setor Surplus (Defisit) Surplus (Defisit) Operasional Non Operasional APBN Hibah Total Pendapatan Beban Usaha ke Kas Negara Ke Kas Negara dengan APBN tanpa APBN Keterangan Pengadaan KEMENTERIAN KESEHATAN (024) Barang dan/atau 1 RS. Cipto Mangunkusumo, Jakarta ( ) ( ) ( ) Jasa 2 RSUP Fatmawati, Jakarta ( ) - ( ) ( ) 3 RSUP Persahabatan, Jakarta ( ) 4 RS JPD Harapan Kita, Jakarta RSAB Harapan Kita, Jakarta RS Kanker Dharmais, Jakarta ( ) 7 RS. Hasan Sadikin, Bandung ( ) 8 RS Kariadi, Semarang RS Sardjito, Yogyakarta ( ) 10 RSUP Sanglah, Denpasar ( ) 11 RS Wahidin Sudirohusodo, Makassar RS Djamil, Padang ( ) 13 RS Muhammad Hoesin, Palembang RSPI Prof.DR. Sulianti Saroso, Jakarta RSO Prof.DR.R.Soeharso, Surakarta ( ) - ( ) ( ) 16 RSU Prof.Dr.R.D. Kandow, Manado RSU Dr. Soeradji Tirtonegoro, Klaten ( ) 18 RS Paru Ario Wirawan, Salatiga ( ) 19 RS Paru Dr. H.A. Rotinsulu Bandung ( ) 20 RS Mata Cicendo, Bandung ( ) 21 RSJ Dr. Soeharto Heerdjan, Jakarta ( ) 22 RS Jiwa Dr. Soeroyo, Magelang ( ) - ( ) ( ) 23 RS. DR. H. Marzoeki Mahdi, Bogor ( ) 24 RS Adam Malik, Medan ( ) - ( ) ( ) 25 RS Ketergantungan Obat, Jakarta ( ) ( ) ( ) ( ) 26 RS Paru Dr. M. Gunawan, Cisarua Bogor ( ) 27 RSUP Rujukan Stroke Nasional, Bukittinggi ( ) 28 RS Jiwa Radjiman W., Lawang ( ) 29 RS Kusta Dr.Tadjuddin Chalid Makassar ( ) ( ) ( ) 30 RS Kusta Dr. Rivai Abdullah Palembang RS Kusta Sitanala Tangerang Politeknik Kesehatan Jakarta III Politeknik Kesehatan Bandung ( ) 34 Politeknik Kesehatan Medan Politeknik Kesehatan Semarang Politeknik Kesehatan Makassar ( ) 37 Politeknik Kesehatan Jakarta II Balai Besar Labkes Palembang Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makasar ( ) ( ) ( ) 41 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya KEMENTERIAN KEUANGAN (015) 1 Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), Jakarta ( ) DAFTAR NERACA 306

292 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) DAFTAR 33 A IKHTISAR LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM PENDAPATAN, BEBAN, DAN SURPLUS (DEFISIT) Periode 1 Januari 2011 sampai dengan 30 Juni 2011 BERDASARKAN SAK Pendapatan dan Sumbangan Tidak Terikat No Jenis Layanan KEMENTERIAN/SATKER Surplus (Defisit) KEMENTERIAN PERTANIAN (018) Sblm Disetor Setor Surplus (Defisit) Surplus (Defisit) Operasional Non Operasional APBN Hibah Total Pendapatan Beban Usaha ke Kas Negara Ke Kas Negara dengan APBN tanpa APBN Keterangan 1 Pusat Veterinaria Farma Surabaya Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari Malang KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN (019) 1 Akademi Kimia Analis (AKA), Bogor ( ) ( ) ( ) 2 Balai Besar Industri Agro ( ) 3 Balai Besar Bahan dan Barang Teknik Bandung Balai Besar Tek Pencegahan & Pencemaran Industri Semarang ( ) KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL (023) Universitas Diponegoro, Semarang ( ) 2 Universitas Padjadjaran, Bandung Universitas Negeri Malang, Malang Universitas Hasanuddin, Makassar Universitas Brawijaya, Malang ( ) 6 Universitas Negeri Semarang, Semarang Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya ( ) ( ) ( ) 8 Universitas Mulawarman Samarinda ( ) 9 Universitas Sebelas Maret Surakarta ( ) 10 Universitas Lampung ( ) 11 Universitas Negeri Yogyakarta Universitas Negeri Surabaya Universitas Negeri Gorontalo Universitas Bengkulu Universitas Sriwijaya Palembang Universitas Negeri Jakarta Universitas Andalas Universitas Jenderal Soedirman ( ) 19 Universitas Haluoleo Kendari ( ) 20 Universitas Riau KEMENTERIAN AGAMA (025) 1 UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta ( ) ( ) ( ) 3 UIN Malang UIN Sunan Gunung Djati, Bandung UIN Alauddin, Makassar ( ) 6 IAIN Sumatera Utara UIN Walisongo Semarang UIN Sultan Syarif Kasim Riau ( ) 9 IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi ( ) ( ) ( ) 10 IAIN Sunan Ampel IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten ( ) 12 IAIN Raden Intan Lampung ( ) KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI (026) 1 Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Dalam Negeri, Bandung 2 Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Luar Negeri, Bekasi ( ) ( ) ( ) DAFTAR NERACA 307

293 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) DAFTAR 33 A IKHTISAR LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM PENDAPATAN, BEBAN, DAN SURPLUS (DEFISIT) Periode 1 Januari 2011 sampai dengan 30 Juni 2011 BERDASARKAN SAK Pendapatan dan Sumbangan Tidak Terikat No Jenis Layanan KEMENTERIAN/SATKER Surplus (Defisit) Sblm Disetor Setor Surplus (Defisit) Surplus (Defisit) Operasional Non Operasional APBN Hibah Total Pendapatan Beban Usaha ke Kas Negara Ke Kas Negara dengan APBN tanpa APBN Keterangan 3 Balai Besar Latihan Kerja Industri, Serang ( ) ( ) KEMENTERIAN NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI (042) 1 PP IPTEK ( ) KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM (044) 1 Lembaga Layanan Pemasaran - KUKM ( ) KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (059) 1. Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI) KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA (060) 1. RS. Bhayangkara R. Said Sukanto Jakarta RS. Bhayangkara Tk.III Kediri RS Bhayangkara Tk.II H.S. Samsoeri, Mertojoso, Surabaya RS Bhayangkara Tk.II Mappa Oudang, Makassar RS Bhayangkara, Semarang RS Bhayangkara Tk.III, Palembang BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI (BPPT) 1. BPPT Enjiniring LEMBAGA PENERBANGAN ANTARIKSA NASIONAL (082) 1 Pusat Pemanfaatan Tekhnologi Dirgantara (FATEKGAN) KEMENTERIAN PERHUBUNGAN (022) 1 Balai Besar Pendidikan Penyegaran & Peningkatan Ilmu Pelayaran (BP3IP) 2 Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) ( ) 3 Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar ( ) 4 Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang ( ) ( ) ( ) 5 Balai Diklat Transportasi Darat (BPPTD) Tegal ( ) 6 Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan Surabaya ( ) KEMENTERIAN ESDM 1 Puslitbang Teknologi Minyak & Gas Bumi KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT (091) 1 Pusat Pembiayaan Perumahan Jakarta TOTAL PER DEPARTEMEN KEMENTERIAN KEUANGAN (015) KEMENTERIAN PERTANIAN (018) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN (019) KEMENTERIAN KESEHATAN (024) KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL (023) KEMENTERIAN AGAMA (025) KEMENTERIAN NEGARA RISTEK (042) KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM (044) KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA(059) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) POLISI REPUBLIK INDONESIA (060) BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKHNOLOGI (081) LEMBAGA PENERBANGAN ANTARIKSA NASIONAL (082) KEMENTERIAN PERHUBUNGAN ( ) KEMENTERIAN ESDM DAFTAR NERACA 308

294 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) DAFTAR 33 A IKHTISAR LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM PENDAPATAN, BEBAN, DAN SURPLUS (DEFISIT) Periode 1 Januari 2011 sampai dengan 30 Juni 2011 BERDASARKAN SAK Pendapatan dan Sumbangan Tidak Terikat No Jenis Layanan KEMENTERIAN/SATKER Surplus (Defisit) Pengelolaan KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TOTAL JENIS PELAYANAN PENYEDIAAN BARANG DAN JASA SEKRETARIAT NEGARA (007) Sblm Disetor Setor Surplus (Defisit) Surplus (Defisit) Operasional Non Operasional APBN Hibah Total Pendapatan Beban Usaha ke Kas Negara Ke Kas Negara dengan APBN tanpa APBN Keterangan ( ) Wilayah 1. Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno PPK GBK) Jkt ( ) ( ) Kawasan 2. Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran (PPKK), Jakarta ( ) - ( ) ( ) TOTAL JENIS PELAYANAN PENGELOLAANWILAYAH/KAWASAN ( ) ########## ( ) ( ) Pengelolaan Dana KEMENTERIAN KEUANGAN (015) Khusus 1. Pusat Investasi Pemerintah (PIP) KEMENTERIAN KEHUTANAN (029) 1. Pusat Pembiayaan Pembangunan Hutan ( ) ( ) KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM (033) 1. Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM (044) 1. Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT (091) 1. Pusat Pembiayaan Perumahan TOTAL PER DEPARTEMEN KEMENTERIAN KEUANGAN (015) KEMENTERIAN KEHUTANAN (029) KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM (033) KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM (044) TOTAL JENIS PELAYANAN PENGELOLAAN DANA KHUSUS TOTAL SELURUH JENIS PELAYANAN ########## ( ) ( ) ########## ########## ( ) DAFTAR NERACA 309

295 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) DAFTAR 33.B IKHTISAR LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM ASET, KEWAJIBAN, DAN EKUITAS Per 30 Juni 2011 BERDASARKAN SAK ASET Kewajiban Ekuitas Dana Aset Lancar Aset Tetap Aset Lainnya Utang Jk Pendek Utang Jk. Panjang No JENIS LAYANAN BIDANG/ESELON I/SATKER Kas & Setara Kas Piutang Persediaan Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Aset Tetap Lainnya Konstruksi Dalam Pengerjaan Jalan, Irigasi, dan Jaringan (Akumulasi Penyusutan Aset Tetap) Total Aset Tetap Aset tak Berwujud Aset Lain-lain Pihak Ke-3 Utang Jk. Pendek Lainnya Utang Jk. Panjang Utang Lainnya Ekuitas Dana Lancar Ekuitas Dana Investasi Keterangan Penyediaan Barang dan/atau Jasa KEMENTERIAN KESEHATAN (024) (1) 1 RS. Cipto Mangunkusumo, Jakarta RSUP Fatmawati, Jakarta RSUP Persahabatan, Jakarta RS JPD Harapan Kita, Jakarta 5 RSAB Harapan Kita, Jakarta 6 RS Kanker Dharmais, Jakarta RS. Hasan Sadikin, Bandung RS Kariadi, Semarang RS Sardjito, Yogyakarta RSUP Sanglah, Denpasar RS Wahidin Sudirohusodo, Makassar RS Djamil, Padang RS Muhammad Hoesin, Palembang RSPI Prof.DR. Sulianti Saroso, Jakarta RSO Prof.DR.R.Soeharso, Surakarta RSU Prof.Dr.R.D. Kandow, Manado RSU Dr. Soeradji Tirtonegoro, Klaten RS Paru Ario Wirawan, Salatiga RS Paru Dr. H.A. Rotinsulu Bandung RS Mata Cicendo, Bandung RSJ Dr. Soeharto Heerdjan, Jakarta RS Jiwa Dr. Soeroyo, Magelang ( ) ( ) RS. DR. H. Marzoeki Mahdi, Bogor RS Adam Malik, Medan RS Ketergantungan Obat, Jakarta RS Paru Dr. M. Gunawan, Cisarua Bogor RSUP Rujukan Stroke Nasional, Bukittinggi RS Jiwa Radjiman W., Lawang RS Kusta Dr.Tadjuddin Chalid Makassar RS Kusta Dr. Rivai Abdullah Palembang RS Kusta Sitanala Tangerang Politeknik Kesehatan Jakarta III Politeknik Kesehatan Bandung Politeknik Kesehatan Medan Politeknik Kesehatan Semarang Politeknik Kesehatan Makassar Politeknik Kesehatan Jakarta II Balai Besar Labkes Palembang Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta , , , , , , , , , , ,00 40 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makasar Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya KEMENTERIAN KEUANGAN (015) Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), Jakarta KEMENTERIAN PERTANIAN (018) Pusat Veterinaria Farma Surabaya Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari Malang KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN (019) Akademi Kimia Analis (AKA), Bogor Balai Besar Industri Agro Balai Besar Bahan dan Barang Teknik Bandung Balai Besar Tek Pencegahan & Pencemaran Industri Semarang KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL (023) Universitas Diponegoro, Semarang Universitas Padjadjaran, Bandung Universitas Negeri Malang, Malang Universitas Hasanuddin, Makassar , , , , , , , , , , , , , , , , ,00 5 Universitas Brawijaya, Malang Universitas Negeri Semarang, Semarang , , , , , , , , , , , , , , ,00 7 Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya Universitas Mulawarman Samarinda Universitas Sebelas Maret Surakarta Universitas Lampung Universitas Negeri Yogyakarta Universitas Negeri Surabaya Universitas Negeri Gorontalo Universitas Bengkulu Universitas Sriwijaya Palembang Universitas Negeri Jakarta Universitas Andalas , , , , , , , , , , , , , ,00 18 Universitas Jenderal Soedirman Universitas Haluoleo Kendari Universitas Riau KEMENTERIAN AGAMA (025) UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta DAFTAR NERACA 310

296 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) DAFTAR 33.B IKHTISAR LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM ASET, KEWAJIBAN, DAN EKUITAS Per 30 Juni 2011 BERDASARKAN SAK ASET Kewajiban Ekuitas Dana Aset Lancar Aset Tetap Aset Lainnya Utang Jk Pendek Utang Jk. Panjang No JENIS LAYANAN BIDANG/ESELON I/SATKER (Akumulasi Gedung dan Konstruksi Dalam Jalan, Irigasi, dan Kas & Setara Kas Piutang Persediaan Tanah Peralatan dan Mesin Aset Tetap Lainnya Penyusutan Utang Jk. Pendek Ekuitas Dana Lancar Ekuitas Dana Investasi Total Aset Tetap Aset tak Berwujud Aset Lain-lain Pihak Ke-3 Utang Jk. Panjang Utang Lainnya Bangunan Pengerjaan Jaringan Aset Tetap) Lainnya 2 UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta UIN Malang UIN Sunan Gunung Djati, Bandung UIN Alauddin, Makassar IAIN Sumatera Utara UIN Walisongo Semarang UIN Sultan Syarif Kasim Riau IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi IAIN Sunan Ampel IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten IAIN Raden Intan Lampung KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI (026) Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Dalam Negeri, Bandung Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Luar Negeri, Bekasi Balai Besar Latihan Kerja Industri, Serang KEMENTERIAN NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI (042) PP IPTEK Keterangan KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM (044) Lembaga Layanan Pemasaran - KUKM KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (059) Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI (BPPT) BPPT Enjiniring KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA (060) 1. RS. Bhayangkara R. Said Sukanto Jakarta RS Bhayangkara Tk.III Kediri RS Bhayangkara Tk.II H.S. Samsoeri, Mertojoso, Surabaya RS Bhayangkara Tk.II Mappa Oudang, Makassar RS Bhayangkara, Semarang RS Bhayangkara Tk.III, Palembang LEMBAGA PENERBANGAN ANTARIKSA NASIONAL (082) 1 Pusat Pemanfaatan Tekhnologi Dirgantara (FATEKGAN) KEMENTERIAN PERHUBUNGAN (022) Balai Besar Pendidikan Penyegaran & Peningkatan Ilmu Pelayaran Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang Balai Diklat Transportasi Darat (BPPTD) Tegal Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan Surabaya KEMENTERIAN ESDM 1 Puslitbang Teknologi Minyak & Gas Bumi KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT (091) Pusat Pembiayaan Perumahan Jakarta TOTAL PER DEPARTEMEN KEMENTERIAN KEUANGAN (015) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN (019) KEMENTERIAN PERTANIAN (018) KEMENTERIAN KESEHATAN (024) KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL (023) KEMENTERIAN AGAMA (025) KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI (026) KEMENTERIAN NEGARA RISTEK (042) KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM (044) KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA(059) KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA (060) BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKHNOLOGI LEMBAGA PENERBANGAN ANTARIKSA NASIONAL (082) KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KEMENTERIAN ESDM KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TOTAL JENIS PELAYANAN PENYEDIAAN BARANG DAN JASA Pengelolaan SEKRETARIAT NEGARA (007) Wilayah/Kawasan Pengelolaan Dana Khusus Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno PPK GBK), Jakarta Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran (PPKK), Jakarta TOTAL JENIS PELAYANAN PENGELOLAANWILAYAH/KAWASAN KEMENTERIAN KEUANGAN (015) - 1. Pusat Investasi Pemerintah (PIP) KEMENTERIAN KEHUTANAN (029) Pusat Pembiayaan Pembangunan Hutan KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM (033) Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM (044) Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT (091) 1. Pusat Pembiayaan Perumahan TOTAL PER DEPARTEMEN KEMENTERIAN KEUANGAN (015) KEMENTERIAN KEHUTANAN (029) KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM (033) KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT (091) KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM (044) TOTAL JENIS PELAYANAN PENGELOLAAN DANA KHUSUS DAFTAR NERACA 311

297 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2011 (Unaudited) DAFTAR 34 JUMLAH ASET BEKAS MILIK ASING/CINA YANG TELAH DINILAI Posisi per 30 JUNI 2011 NO KANWIL DJKN Data Awal Cek Fisik Penilaian NILAI (aset) (%) (aset) (%) (aset) (%) (rupiah) 1 I BANDA ACEH ,00 2 II MEDAN ,00 3 III PEKANBARU ,00 4 IV PALEMBANG ,00 5 V LAMPUNG ,00 6 VI SERANG ,00 7 VII JAKARTA ,00 8 VIII BANDUNG ,00 9 IX SEMARANG ,00 10 X SURABAYA ,00 11 XI PONTIANAK ,00 12 XII BANJARMASIN ,00 13 XIII SAMARINDA ,00 14 XIV DENPASAR ,00 15 XV MAKASSAR ,00 16 XVI MANADO ,00 17 XVII JAYAPURA ,00 JUMLAH DAFTAR NERACA 312

298 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2011 (Unaudited) DAFTAR 35 RENCANA TINDAK LANJUT PEMERINTAH TERHADAP TEMUAN PEMERIKSAAN BPK ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT (LKPP) TAHUN 2010 No TEMUAN PENJELASAN TEMUAN KLASIFIKASI *) RENCANA TINDAK LANJUT JADWAL PENYELESAIAN I TEMUAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN 1 Pendapatan dan Hibah 1.1 Penerimaan perpajakan menurut SAU senilai Rp965,40 miliar belum dapat direkonsiliasi dengan penerimaan menurut SAI dan transaksi pembatalan (reversal) penerimaan perpajakan senilai Rp3,39 triliun tidak dapat diyakini kewajarannya. 1. Masih ditemukan jumlah transaksi dan nilai transaksi pengganti tidak sesuai dengan jumlah transaksi dan nilai transaksi reversal sebesar Rp ,90 juta tahun 2009 dan sebesar Rp ,76 juta tahun Terdapat data transaksi SAU dan SAI yang tidak terekonsiliasi, yaitu sebesar Rp ,92 juta ada di SAU namun tidak terdapat di SAI, dan sebesar Rp ,04 ada di SAI namun tidak terdapat di SAU. 3. Pada DJBC, berdasarkan pengujian terhadap database SAI, tidak semua field nomor dokumen yang di-input merupakan NTPN penerimaan yang seharusnya dan masih terdapat kesalahan peng-input-an nomor dokumen. Berdasarkan hasil rekonsiliasi DJBC, transaksi senilai Rp ,11 juta di SAI tidak tercatat di SAU dan transaksi senilai Rp ,58 juta di SAU tidak tercatat di SAI. X Pemerintah telah dan sedang melakukan upaya-upaya: 1. Menyempurnakan sistem pencatatan transaksi penerimaan melalui Bank/Pos Persepsi, salah satunya yaitu sentralisasi penerimaan negara melalui penerapan sistem billing. Menteri Keuangan telah menetapkan PMK No-60/PMK.5/2011 tgl 23 Maret 2011 tentang Pelaksanaan Ujicoba Penerapan Sistem Pembayaran Pajak Secara Elektronik (Billing System) dalam Sistem MPN. Sistem tersebut diharapkan dapat mengurangi transaksi reversal dan menggunakan data MPN yang telah diakui oleh bank/pos persepsi sebagai dokumen sumber pembukuan penerimaan negara untuk menghilangkan perbedaan antara data transaksi kas dan data MPN. 2. Dalam rangka meningkatkan compliance Bank/Pos Persepsi dalam menatausahakan penerimaan negara, sejak tahun 2010, telah dilakukan User Acceptance Test (UAT) ulang terhadap Bank/Pos Persepsi. Dengan UAT ulang tersebut, Bank/Pos Persepsi telah Ujicoba Billing System akan diterapkan secara bertahap mulai semester II tahun 2011; Semester II Tahun 2011 Tindak Lanjut Pemerintah terhadap Temuan Pemeriksaan BPK atas LKPP Tahun

299 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2011 (Unaudited) No TEMUAN PENJELASAN TEMUAN KLASIFIKASI *) RENCANA TINDAK LANJUT menunjukkan kinerjanya yang semakin membaik. JADWAL PENYELESAIAN 3. Melakukan penyempurnaan peraturan rekonsiliasi perpajakan pada tahun 2011 dan mengintensifkan rekonsiliasi penerimaan perpajakan antara data SAI/MPN dengan data Kas Negara secara bulanan 4. Melakukan monitoring data harian dengan menyelenggarakan pertemuan rutin mingguan antara DJP dan DJPBN di bawah koordinasi staf khusus Menteri Keuangan Bidang IT. Dalam hal terjadi reversal dalam jumlah yang signifikan pada masing-masing Bank/Pos Persepsi, maka segera ditindaklanjuti dengan melakukan konfirmasi kepada Bank/Pos Persepsi bersangkutan tentang sebabsebab terjadinya reversal dalam jumlah yang signifikan. 5. Meminta kepada Bank/Pos Persepsi untuk melaporkan setiap transaksi yang direversal ke KPPN mitra kerja. Semester II Tahun 2011 Semester II Tahun 2011 Semester II Tahun Menyempurnakan prosedur pemantauan dan pelaporan transaksi reversal MPN/SAI dengan data SAU yang dilakukan oleh KPPN melalui intranet Ditjen Perbendaharaan dan selanjutnya melakukan konfirmasi ke Bank Persepsi mitra kerja KPPN. Semester II Tahun Terkait dengan pendapatan bea dan cukai: a. Ditjen Bea dan Cukai telah menindaklanjuti unmatch antara SAI dan SAU, dengan mendistribusikan data penerimaan yang unmatch tersebut ke satker-satker melalui surat Sesditjen Bea dan Cukai Nomor S- 244/BC.1/2011 tanggal 21 Juni 2011 Tindak Lanjut Pemerintah terhadap Temuan Pemeriksaan BPK atas LKPP Tahun

300 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2011 (Unaudited) No TEMUAN PENJELASAN TEMUAN KLASIFIKASI *) RENCANA TINDAK LANJUT untuk dilakukan penelitian lebih lanjut ke dokumen sumber (SSPCP). JADWAL PENYELESAIAN b. Mewajibkan satker untuk melakukan rekonsiliasi penerimaan secara periodik dan berjenjang. c. Melakukan pembahasan dengan PT Pos mengenai penyempurnaan aplikasi pos pabean dan penyusunan strategi implementasi aplikasi pabean atas transaksi barang kiriman pos (PPKP), sesuai surat undangan PT Pos nomor 928/Posin/0611 tanggal 17 Juni d. Untuk transaksi SAU unmatch yang tidak mempunyai kode Kantor Bea dan Cukai, dicatat sebagai penerimaan satker Kantor Pusat Bea dan Cukai sesuai Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per- 05/PB/2010 tanggal 22 Februari 2010 tentang pelaksanaan rekonsiliasi dan pelaporan realisasi anggaran pendapatan sektor perpajakan. e. Menyempurnakan prosedur pembukuan pada unit fungsional perpajakan, diantaranya dikeluarkannya Perdirjen Bea dan Cukai Nomor PER-23/BC/2011 tanggal 15 Juni 2011 tentang Tata Cara Rekonsiliasi Penerimaan Pada Ditjen Bea dan Cukai. f. Memperbaiki penatausahaan dan pelaporan data penerimaan dengan menyusun Perdirjen Bea dan Cukai tentang penatausahaan penerimaan; Agustus 2011 g. Pelaksanaan rekonsiliasi akan diterapkan secara berjenjang untuk tingkat satker tiap bulan, tingkat Kanwil triwulanan, dan tingkat Eselon I tiap Semester II 2011 Tindak Lanjut Pemerintah terhadap Temuan Pemeriksaan BPK atas LKPP Tahun

301 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2011 (Unaudited) No TEMUAN PENJELASAN TEMUAN KLASIFIKASI *) RENCANA TINDAK LANJUT semester; JADWAL PENYELESAIAN h. Terkait dengan ketidakvalidan NTPN, akan terus dikoordinasikan dengan DJPBN dan bank. 1.2 Pelaksanaan monitoring dan penagihan atas kewajiban PPh Migas tidak optimal sehingga selisih kewajiban PPh Migas sebesar Rp1,25 triliun tidak dipantau dan kekurangan PPh Migas sebesar Rp2,60 triliun belum ditagih. 1. Tidak ada instansi yang melakukan rekonsiliasi antara nilai government tax entitlement dalam FQR Tahun 2009 dengan nilai pembayaran pajak oleh operator dan partner dalam Laporan PSC 7.1 dan 7.2 Tahun 2009, sehingga selisih kewajiban PPh Migas Tahun 2009 sebesar USD juta atau ekuivalen Rp ,92 juta dari kontraktor-kontraktor pada 21 wilayah kerja tidak dipantau. 2. Pengawasan terhadap kepatuhan KKKS masih lemah dan tidak seluruh jumlah kewajiban pajak KKKS dapat diketahui. 3. Tidak ada instansi yang memantau ketepatan kompensasi kelebihan pembayaran PPh Migas pada periode kewajiban berikutnya sehingga tidak dapat diketahui ketepatan perhitungan kewajiban pajaknya. 4. Tidak ada instansi yang memantau First Tranche Petroleum (FTP) dan cost recovery dalam penghitungan kewajiban pajak KKKS. 5. Ketidakjelasan kewenangan dalam menindaklanjuti hasil pemeriksaan BPKP terkait kurang bayar PPh Migas. X 1. Memperbaiki mekanisme monitoring dan penagihan kewajiban PPh Migas dengan pembuatan PMK dan aturan teknis dari PP No.79 Tahun 2010 tentang Biaya Operasi yang Dapat Dikembalikan dan Perlakuan Pajak Penghasilan di Bidang Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Dalam Perhitungan PPh Migas; 2. Memverifikasi selisih kewajiban PPh Migas dan akan menagih kekurangan PPh Migas; 3. Meningkatkan koordinasi antara DJP, DJA, DJPK, BP Migas dalam pelaksanaan monitoring dan penagihan PPh Migas. 4. Dalam rangka memperbaiki mekanisme administrasi pelaporan dan penerimaan migas (PPh Migas dan PNBP Migas), saat ini sedang disusun Rancangan Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai kewenangan dan koordinasi antar instansi terkait dalam pengelolaan administrasi perpajakan dari KKKS. Semester II Tahun Pemerintah belum memiliki mekanisme penetapan dan penagihan PPh Migas sehingga kekurangan pembayaran PPh Migas sebesar USD4.73 juta atau ekuivalen Rp42.514,39 juta belum ditetapkan dan ditagih. 1.3 Terdapat inkonsistensi penggunaan tarif pajak dalam perhitungan PPh Migas dan perhitungan Bagi Hasil Migas 1. Hasil pemeriksaan secara uji petik terhadap penerapan tarif PPh oleh KKKS dalam perhitungan bagi hasil dan kewajiban PPh Migas untuk periode Januari s.d.november 2010 X Telah diterbitkan PP No.79 Tahun 2010 tentang Biaya Operasi yang Dapat Dikembalikan dan Perlakuan Pajak Penghasilan di Bidang Usaha Hulu Minyak dan Sudah berjalan tahun 2011 Tindak Lanjut Pemerintah terhadap Temuan Pemeriksaan BPK atas LKPP Tahun

302 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2011 (Unaudited) No TEMUAN PENJELASAN TEMUAN sehingga Pemerintah kehilangan penerimaan negara minimal sebesar Rp1,43 triliun. menunjukkan ketidakkonsistenan 29 KKKS dalam menggunakan tarif PPh tersebut. 2. KKKS menggunakan tarif tax treaty yang lebih kecil dari tarif PPh yang ditetapkan dalam PSC. Dengan menggunakan tarif taxtreaty tersebut, kontraktor memperoleh share lebih dari yang seharusnya sehingga Pemerintah memperoleh pendapatan yang lebih rendah sebesar selisih tarif PPh sesuai PSC dengan tarif tax treaty atau sebesar USD juta (ekuivalen Rp ,10 juta dengan kurs tengah BI tanggal 31 Desember 2010 Rp8.991,00). KLASIFIKASI *) RENCANA TINDAK LANJUT Gas Bumi Dalam Perhitungan PPh Migas, sehingga tidak terjadi lagi inkonsistensi tarif pajak di tahun 2011 dan seterusnya. Aturan pelaksanaan atas PP No.79 Tahun 2010 tersebut sedang dalam proses penyusunan. JADWAL PENYELESAIAN 1.4 Penerimaan hibah langsung minimal sebesar Rp868,43 miliar pada 18 K/L belum dilaporkan kepada BUN dan dikelola di luar mekanisme APBN. 1. DJPB tidak mencatat Penerimaan Hibah Non Kas baik Penerimaan Hibah Non Kas Dalam Negeri sebesar Rp4.553,52 juta maupun Penerimaan Hibah Non Kas Luar Negeri sebesar Rp ,21 juta, namun telah mengungkapkannya dalam CaLK. 2. Terdapat perbedaan Penerimaan Hibah Luar Negeri kas sebesar Rp ,88 juta antara LKPP dengan LK BA DJPB telah menjelaskan dalam CaLK(audited) bahwa perbedaan Penerimaan Hibah sebesar Rp ,88 juta disebabkan adanya selisih kurs atas Penerimaan Hibah Luar Negeri dan perbedaan waktu pencatatan atas Penerimaan Hibah melalui mekanisme rekening khusus. 3. Hasil pemeriksaan BPK secara uji petik juga menunjukkan bahwa KL yang menerima hibah langsung belum seluruhnya melaporkan atau mengesahkan penerimaan hibahnya kepada Kementerian Keuangan, baik hibah kas maupun barang/jasa. Pemeriksaan uji petik menunjukkan bahwa terdapat 13 KL yang belummelaporkan penerimaan hibahnya minimal sebesar Rp ,33 juta dan satu KL belum melaporkan belanja hibah sebesar Rp7.994,75 juta. X 1. Menyempurnakan Sistem Akuntansi Hibah (revisi PMK 40/PMK05/2009) dan peraturan teknis lainnya, yang antara lain mengatur sanksi, penunjukan satker yang bertanggung jawab atas hibah, perlakuan transaksi penerimaan hibah non kas, serta metode dan format konfirmasi. 2. Mengintensifkan penerapan PMK No. 33/PMK.08/2010 mengenai Monitoring, Evaluasi, Pelaporan, Publikasi, dan Dokumentasi Pinjaman dan/atau Hibah Pemerintah. 3. Mengintensifkan sosialisasi tentang akuntansi dan pelaporan hibah langsung yang diterima oleh K/L. September 2011 Tindak Lanjut Pemerintah terhadap Temuan Pemeriksaan BPK atas LKPP Tahun

303 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2011 (Unaudited) No TEMUAN PENJELASAN TEMUAN KLASIFIKASI *) RENCANA TINDAK LANJUT JADWAL PENYELESAIAN 2 Sistem Pengendalian Belanja 2.1 Sistem penyaluran, pencatatan, dan pelaporan realisasi Belanja Bantuan Sosial tidak menjamin pemberian bantuan mencapai sasaran yang telah ditetapkan. 1. Penyaluran bansos pada 6 (enam) K/L sebesar Rp ,68 juta belum didukung dengan bukti pertanggungjawaban keuangannya dari penerima bantuan. 2. Dana bansos pada 4 (empat) K/L belum disalurkan dan masih tersimpan pada pihak ketiga (bank/lembaga-kelompok penerima/koperasi) sebesarrp ,96 juta. 3. Penyaluran bansos pada 3 (tiga) K/L tidak sesuai dengan peruntukannya atau tidak tepat sasaran sebesar Rp4.937,13 juta. X 1. Meninjau kembali beberapa kebijakan dan pedoman atas pelaksanaan bantuan sosial agar lebih optimal dan tepat sasaran. 2. Melakukan sosialisasi kepada K/L untuk peningkatan peranan APIP K/L dan BPKP dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban bantuan sosial. 3. Melakukan sosialisasi Buletin Teknis SAP tentang Akuntansi Belanja Bantuan Sosial. 4. Menginstruksikan Satker/penerima bantuan sosial untuk membuat bukti pertanggungjawaban penggunaan bantuan sosial. 5. Menyetorkan sisa dana bantuan sosial ke kas negara. 6. Meningkatkan pengawasan penggunaan dana bantuan sosial. 7. Memberikan teguran kepada satker yang tidak taat menjalankan peraturan dalam penggunaan bantuan sosial. 8. Khusus pada Kementerian Sosial RI: - Mengevaluasi kerja sama dengan pihak ketiga yaitu PT Pos dan PT BRI dalam penyaluran bantuan sosial. Semester II Tahun 2011 (untuk sosialisasi Bultek SAP telah dilakukan sejakmei 2011) Mengoptimalkan implementasi MOU antara Kementerian Sosial dengan BPKP dalam proses perencanaan sampai dengan pertanggungjawaban dan pelaporan. 2.2 Pengelompokan jenis belanja pada saat penganggaran 1. Ketidaksesuaian terkait anggaran Belanja Barang X 1. Mengintensifkansosialisasi mengenai penggunaan Bagan Akun Standar (BAS), Juli Tindak Lanjut Pemerintah terhadap Temuan Pemeriksaan BPK atas LKPP Tahun

304 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2011 (Unaudited) No TEMUAN PENJELASAN TEMUAN tidak sesuai dengan kegiatan yang dilakukan sebesar Rp4,70 Triliun. dan Modal sebagai berikut: - Pada 33 K/L masih ditemukan Anggaran Belanja Modal direalisasikan untuk Belanja Barang senilai Rp ,81 juta. - Pada 50 K/L masih ditemukan Anggaran Belanja Barang direalisasikan untuk Belanja Modal sebesar Rp ,13 juta. - Pembiayaan pada Kementerian Lingkungan Hidup sebesarrp17.000,00 juta dari anggaran Belanja Barang. - Realisasi Belanja Bansos di 3 (tiga) K/L minimal sebesar Rp ,33 juta yang dianggarkan dari Belanja Barang dan Belanja Bansos di dua KL yang dianggarkan dari Belanja Modal sebesar Rp16.623, Prosedur penganggaran dan alokasi anggaran Belanja Lain-Lain tidak sesuai ketentuan dan klasifikasi penyajian realisasi Belanja Lain-Lain minimal sebesarrp ,40 juta pada LKPP TA Nilai tersebut digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang seharusnya menggunakan BA lain. KLASIFIKASI *) RENCANA TINDAK LANJUT baik kepada penelaah di DJA, pejabat/pegawai di Kanwil dan KPPN, serta perencanaan anggaran di K/L; 2. Menerbitkan PMK tentang Petunjuk Penyusunan RKA-KL yang memuat definisi dan pengertian serta contoh-contoh yang lebih detail dan spesifik terhadap masingmasing jenis belanja. 3. Terkait dengan alokasi anggaran dari Belanja Lain-lain yang tidak sesuai dengan Nature of Account, Pemerintah telah berupaya untuk meminimalisasi alokasi Belanja Lain-lain yang tidak sesuai dengannature of Account, yaitu membuat PMK 187/PMK.02/2010 tentang Tata Cara Pergeseran Anggaran Belanja Lainnya (BA ) ke BA K/L Tahun Hal tersebut sesuai dengan Pasal 16 ayat (1) huruf a pada UU APBN-P Tahun 2010 bahwa Pemerintah dapat melakukan pergeseran dari BA Pengelola Barang Lainnya ke BA K/L untuk kegiatan yang mempunyai ciri-ciri antara lain: dilakukan oleh K/L yang telah mempunyai kode BA,tidak bersifat ad-hoc; kegiatan lintas sektoral yang dikoordinasikan oleh satu K/L; dan bukan merupakan kewenangan Menteri Keuangan selaku BUN. JADWAL PENYELESAIAN Akhir bulan Juni 2011 Tahun 2012 (untuk tahun 2011 sebagian telah dilakukan pergeseran anggaran Belanja Lain-Lain ke anggaran K/L) X 4. Terkait dengan status kelembagaan LPP TVRI, LPP RRI, BPK Sabang, dan Bawaslu, saat ini masih dalam proses pembahasan dan koordinasi dengan melibatkan pejabat di lingkungan Kementerian Keuangan, LPP TVRI, LPP TVRI, Kementerian Komunikasi dan Informatika. Tahun Sistem Pengendalian Aset Tindak Lanjut Pemerintah terhadap Temuan Pemeriksaan BPK atas LKPP Tahun

305 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2011 (Unaudited) No TEMUAN PENJELASAN TEMUAN 3.1 Uang Muka dari Rekening BUN sebesar Rp1,88 triliun yang disajikan pada LKPP Tahun 2010 belum dapat diyakini kewajarannya 1. Sistem pengendalian pengelolaan reksus belum memadai. Proses pengajuan WA atas SP2D reksus yang telah diterbitkan mulai dari pengajuan K/L kepada lender/donor melalui Dit. PKN sampai dengan proses penggantian (reimbursement) talangan bersangkutan masih lemah: - Mekanisme hubungan kerja antara Kementerian Keuangan dhi. DJPB selaku BUN dengan Kementerian Teknis selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)/satker selaku EA dalam pengelolaan reksus belum dapat menjamin ketepatan waktu dan ketepatan jumlah pengajuan talangan serta reimbursement. - Sistem pengendalian dalam pengelolaan rekening antara Sub BUN Dana Talangan Reksus oleh Dit. PKN belum optimal sehingga saldo dan klasifikasi akun UangMuka dari Rekening BUN yang disajikan pada Neraca belum dapat diyakini. 2. Pada Tahun 2009 dan 2010, terdapat nilai talangan dan reimbursement masingmasing sebesar Rp ,25 juta dan Rp ,40 juta yang tidak dapat diidentifikasi loan ID-nya (unidentified transactions). 3. Selama tahun 2008 sampai dengan tahun 2010, terdapat pinjaman/hibah dengan nilai pengajuan reimbursement (WA yang diajukan) lebih kecil dibandingkan dengan nilai WA yang disetujui oleh lender/donor (WA yang di-reimburse). Selisih yang terjadi adalah sebesar Rp ,15 juta. 4. Selama Tahun 2008 sampai dengan 2010, terdapat reimbursement sebesar Rp85.847,43 juta atas tujuh pinjaman/hibah dengan nilai talangan Rp0, Terdapat WA untuk hibah TF dengan aplikasi nomor 01/SBUN sebesar Rp787,45 juta yang batal diajukan kepada Bank Dunia. WA KLASIFIKASI *) RENCANA TINDAK LANJUT X 1. Melakukan koordinasi dengan K/L selaku executing agency secara lebih intensif untuk menjamin ketersediaan dana dalam rekening khusus sesuai dengan rencana belanja KPA/Satker sehingga dapat meminimalkan terjadinya Rekening Khusus kosong/tidak mencukupi; 2. Menyempurnakan peraturan dan proses bisnis pengelolaan Rekening Khusus terkait penggunaan Dana Talangan apabila terjadi Rekening Khusus kosong/tidak mencukupi. 3. Memperbaiki Sistem Akuntansi dan Pelaporan Rekening Khusus dan Rekening Dana Talangan. 4. Melakukan klarifikasi atas penggunaan nilai Dana Talangan dan reimbursement masing-masing sebesar Rp ,25 juta dan Rp ,40 antara lain: a. Dari data temuan atas unidentified transaction telah dilaksanakan pemetaan dan identifikasi data. Data yang belum dapat diidenfikasi sebesar masingmasingrp dan Rp b. Mengajukan permintaan penjelasan atas nilai talangan dan reimbursement yang belum dapat diindenfikasi loan IDnya (unidentified transaction) kepada Bank Indonesia. 5. Melakukan rekonsiliasi data antara DJPBN dan K/L dan melakukan klarifikasi data antara penerimaan pembiayaan/ pendapatan hibah dengan Aplikasi Penarikan Dana (withdrawal application- WA); 6. Melengkapi data pengawasan pengajuan (Withdrawal Application) dan JADWAL PENYELESAIAN Mulai Juni 2011 Juni 2011 Juni 2011 November 2011 Mulai Juni 2011 Januari- Tindak Lanjut Pemerintah terhadap Temuan Pemeriksaan BPK atas LKPP Tahun

306 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2011 (Unaudited) No TEMUAN PENJELASAN TEMUAN 3.2 Sistem pengendalian atas pencatatan piutang pajak oleh DJP tidak memadai tersebut seharusnya diajukan untuk mengganti pemberian talangan pengeluaran SP2D nomor152494o tanggal 28 Desember 2009 melalui KPPN Jakarta III. Pembatalan dilakukan karena pinjaman tersebut sebenarnya telah overdraft (telah melebihi nilai pagu pinjaman yang tercantum dalam DIPA). Dengan demikian, pemberian talangan sebesar Rp787,45 juta tersebut tidak akan pernah mendapatkan penggantian dari donor. 1. Monitoring atas pencatatan penambahan Piutang Pajak yang berasal dari SKPKBTahun Pajak 2008 s.d masih lemah, sehingga terdapat perbedaan nilai antara penambah Piutang Pajak yang berasal dari penerbitan SKPKB dan STP dalam Laporan Perkembangan Piutang Pajak (LP3) dengan data dalam Sistem Informasi DJP (SIDJP)/Sistem Informasi Perpajakan Modifikasi (SIPMod) sebesarrp ,65 juta. Sampai dengan penyusunan laporan, Pemerintah belum dapat memberikan dokumen sumber terkait Piutang Pajak. 2. Terdapat selisih absolut nilai pengurang Piutang PBB dalam LP3 dengan penerimaanpbb sebesar KLASIFIKASI *) RENCANA TINDAK LANJUT penggantiaannya dari lender/donor. 7. Terhadap temuan nilai Rp85.847,43 juta atas 7 pinjaman/hibah dengan nilai talangan Rp0: a. Melakukan klarifikasi data dan besaran nilainya untuk masing-masing transaksi. b. Melakukan pembenahan Sistem Akuntansi pengelolaan Rekening Khusus dan Dana Talangan. c. Melakukan penyempurnaan pengawasan pengajuan withdrawal application dengan sistem aplikasi yang memadai. 8. Terhadap overdraft, yaitu pencairan belanja dari grant yang melebihi nilai pagu grant, akan dibebankan penggunaan Dana Talangan dimaksud kepada K/L yang bersangkutan. Overdraft disebabkan oleh kenaikan nilai tukar (exchange rate) valas terhadap rupiah pada saat perencanaan (pagu DIPA) dengan nilai tukar pada pelaksanaan pembayaran. X 1. Terkait dengan monitoring pencatatan penambahan piutang, langkah yang akan dilaksanakan adalah: a. Menyusun prosedur dan format kertas kerja rekonsiliasi penambahan Piutang Pajak dari SKPKB/SKPKBT/STP yang dilaporkan di Laporan Perkembangan Piutang Pajak (LP3) dan register SIDJP/SIPMod. b. Menyusun prosedur dan format kerja monitoring SKPKB/SKPKBT hasil pemeriksaan tahun pajak 2008 ke atas yang telah diakui sebagai Piutang Pajak karena upaya hukum keberatan JADWAL PENYELESAIAN Desember 2011 Januari- Desember 2011 November 2011 Selesai Juli 2011 Tindak Lanjut Pemerintah terhadap Temuan Pemeriksaan BPK atas LKPP Tahun

307 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2011 (Unaudited) No TEMUAN PENJELASAN TEMUAN Rp ,40 juta. 3. Saldo awal dan saldo akhir Piutang Pajak pada LKPP Tahun 2010 per 31 Desember 2010 tidak sesuai dengan rincian per SKPKB/STP. KLASIFIKASI *) RENCANA TINDAK LANJUT dan banding yang dilakukan oleh Wajib Pajak. c. Membangun aplikasi yang mengintegrasikan seluruh transaksi perpajakan yang mempengaruhi Piutang Pajak. JADWAL PENYELESAIAN 2. Terkait selisih pengurang Piutang PBB dalam LP3 dengan penerimaan PBB, langkah-langkah yang akan dilakukan: Akhir Tahun 2011 a. Melaksanakan rekonsiliasi data pembayaran PBB antara Modul Penerimaan Negara dan Bank Operasional III. b. Melakukan sinkronisasi dan pemutakhiran data pembayaran PBB khususnya PBB Sektor Pedesaan dan Perkotaan dalam aplikasi Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak (SISMIOP). 3. Terkait pencatatan pelimpahan SP3DRI dari DJBC ke DJP, langkah-langkah yang dilakukan: Akhir Tahun 2011 a. Merumuskan perubahan Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-78/PJ/2008 tanggal 19 Desember 2008, tentang Tata Cara Pelaksanaan Tindak Lanjut Surat Pemberitahuan Piutang Pajak Dalam Rangka Impor (SP3DRI); b. Menindaklanjuti SP3DRI senilai Rp yang telah dikirimkan oleh DJBC ke masingmasing KPP terkait melalui Surat Direktur Pemeriksaan dan Penagihan Nomor S-481/PJ.04/2011 tanggal 11 Mei DJP akan menyusun kertas kerja yang Tindak Lanjut Pemerintah terhadap Temuan Pemeriksaan BPK atas LKPP Tahun

308 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2011 (Unaudited) No TEMUAN PENJELASAN TEMUAN 3.3 Aset Tetap yang dilaporkan dalam LKPP Tahun 2010 belum seluruhnya dilakukan IP, masih berbeda dengan laporan hasil IP, dan belum didukung dengan pencatatan pengguna barang yang memadai 1. Nilai koreksi yang berasal dari laporan Tim Satgas IP DJKN per 1 April 2011 pada 74 K/L sebesar Rp ,02 juta, sedangkan nilai koreksi yang telah di-inputke dalam Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara(SIMAK BMN) berdasarkan data DJKN sebesar Rp ,27 juta sehingga terdapat selisih neto sebesar Rp ,83juta, atau selisih absolut sebesarrp ,83juta. 2. Hasil pemeriksaan pada KL juga menunjukan adanya permasalahan sebagai berikut: - Terdapat Aset Tetap pada delapan KL dengan nilai perolehan sebesar Rp ,04 juta yang belum dilakukan IP; - Aset Tetap bukan milik KL yang bersangkutan senilai Rp27.127,02 juta dimasukkan sebagai hasil IP; - Hasil IP pada tiga KL sebesar Rp ,47 juta masih belum menunjukkan nilai wajar diantaranya karena nilainya masih sebesar Rp1,00; - Terdapat hasil IP sebesar Rp ,69 juta pada empat KL yang belum dicatat dalam LKKL; - Pelaksanaan IP di lingkungan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia (Kemhan TNI) belum selesai dilakukan, hasil IP belum dicatat seluruhnya,inventarisasi fisiktidak dilakukan secara populasi, dan hasil IP masih menunjukkan nilai yang tidak wajar. KLASIFIKASI *) RENCANA TINDAK LANJUT merupakan dasar penyusunan Laporan Perkembangan Piutang Pajak oleh masing-masing KPP sehingga dapat dilakukan monitoring atas Piutang Pajak sejak awal timbulnya sampai tanggal laporan keuangan. X 1. Terkait dengan hasil IP: a. Mendorong seluruh K/L untuk menyampaikan pelaporan BMN Semester I/2011 secara lengkap dan tepat waktu termasuk untuk melakukan verifikasi dan validasi data IP sebelum dilakukan penginputannya dalam SIMAK BMN. b. Menugaskan seluruh pemegang nomenklatur di Direktorat BMN bersamasama dengan KPKNL/Kanwil DJKN untuk melakukan rekonsiliasi hasil IP atau melakukan klarifikasi kembali atas koreksi hasil IP satuan kerja K/L pada proses rekonsiliasi BMN Semester I/2011 dan tahunan 2011 serta menuangkannya dalam Berita Acara Rekonsiliasi BMN. c. Mengumpulkan dan memetakan data BMN yang belum dilakukan IP atau sudah di IP namun nilainya masih belum wajar (sebaran satker, jenis BMN, lokasi BMN, dll) dan menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk dukungan pembiayaan. d. Melakukan IP dengan target penyelesaian sebelum Triwulan IV/2011 sehingga masih cukup waktu bagi satker untuk melakukan verifikasi hasil IP, rekonsiliasi dengan tim pelaksana IP, mengoreksi dalam aplikasi SIMAK BMN dan melaporkannya dalam laporan barang selambat-lambatnya pada JADWAL PENYELESAIAN Juli 2011 Tahun 2011 Untuk Laporan Keuangan Semester I Juli - Agt 2011 Untuk Laporan Keungan Tahunan Jan - Feb 2012 Juni 2011 (selesai) September 2011 Tindak Lanjut Pemerintah terhadap Temuan Pemeriksaan BPK atas LKPP Tahun

309 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2011 (Unaudited) No TEMUAN PENJELASAN TEMUAN 3. Pelaksanaan IP yang dilakukan oleh Pemerintah dhi. DJKN, belum mencakup penilaian mengenai masa manfaat Aset Tetap sehingga Pemerintah belum bisa melakukan penyusutan terhadap Aset Tetap. 4. Terdapat selisih nilai Aset Tetap antara Neraca LKPP Tahun 2010 dan Laporan Barang Milik Negara (LBMN) yang merupakan output dari SIMAK BMN sebesar Rp ,22 juta diantaranya karena permasalahan-permasalahan sebagai berikut; - Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditetapkan Status Penggunaannya (BPYBDS) sebesar Rp ,87 juta masih dicatat dalam LBMN karena belum ada PP mengenai penetapannya sebagai Penyertaan Modal Negara (PMN). - BMN eks DK/TP sebesar Rp ,16 juta masih disajikan dalam LBMN karena belum ada penyerahan dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah yang menguasai BMN tersebut. Sementara itu, BMN eks DK/TP sudah tidak lagi dicatat di Neraca sebagai Aset Tetap melainkan direklasifikasi menjadi Aset Lain- Lain. - Aset Tetap Renovasi sebesar Rp ,952 juta dibukukan dalam Neraca menggunakan mekanisme jurnal aset karena akunnya telah tersedia. Namun, Aset Tetap Renovasi tidak dapat dibukukan dalam LBMN karena aset belum tersedia kodefikasinya. KLASIFIKASI *) X RENCANA TINDAK LANJUT laporan tahunan e. Melakukan pembinaan dan asistensi pada seluruh K/L terutama terkait monitoring koreksi IP dengan target TA 2011 adalah periode terakhir koreksi IP. f. Menyelenggarakan rapat dan komunikasi informal dengan K/L terkait dalam rangka percepatan penyelesaian BMN yang belum dilakukan IP. 2. Terkait dengan penerapan penyusutan aset tetap: a. Menyusun RPMK tentang Penyusutan. b. Mengembangkan aplikasi, sosialisasi dan piloting pada beberapa K/L. c. Menerapkan pada seluruh K/L dengan menyesuaikan terhadap implementasi akuntansi berbasis akrual 3. Terkait dengan aset BPYBDS: a. Melakukan monitoring atas pencatatan BPYBDS pada K/L yang memiliki aset BPYBDS; b. Meminta K/L agar mempercepat penyampaian permohonan penetapan status aset BPYBDS menjadi PMN, sehingga dapat diproses Peraturan Pemerintah tentang Penyertaan Modal Negara; JADWAL PENYELESAIAN Desember 2011 Juni 2011 Oktober 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Semester II 2011 c. Memproses usulan PMN dari BPYBDS yang sudah disampaikan kepada Menteri Keuangan, antara lain: 1). BPYBDS pada Perum LKBN Antara senilai Rp25,927 miliar, dimana PP PMN nya telah diharmonisasikan di Tindak Lanjut Pemerintah terhadap Temuan Pemeriksaan BPK atas LKPP Tahun

310 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2011 (Unaudited) No TEMUAN PENJELASAN TEMUAN KLASIFIKASI *) RENCANA TINDAK LANJUT Kumham, dan dalam proses penyampaian ke DPR; JADWAL PENYELESAIAN 2). BPYBDS pada PT PLN senilai Rp20,019 triliun, dimana saat ini telah dimintakan persetujuan kepada DPR RI, dan sedang dibahas di Komisi terkait di DPR. 3). BPYBDS pada 13 BUMN di bawah Kementerian Perhubungan, dimana saat ini Kementerian Perhubungan akan melengkapi data-data atas kekurangan data yang telah disampaikan. 4. Menyusun RPMK pengelolaan BMN eks DK/TP yang diperoleh sebelum TA 2010, termasuk di dalamnya pengaturan terkait mekanisme hibah, penjualan, pemusnahan, penghapusan, serta akuntansi dan pelaporannya. September Mengimplementasikan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 29/PMK.06/2010 tentang Penggolongan dan Kodefikasi Barang Milik Negara. 6. Menyempurnakan aplikasi SIMAK BMN Mulai Laporan Keuangan Semester I 2011 Mei Pengendalian atas pelaksanaan inventarisasi dan penilaian aset Eks KKKS belum memadai 1. Beberapa kelemahan pengendalian terkait dengan inventarisasi yaitu: - Tidak adanya pemberian tanda IP pada asetaset yang telah diinventarisir secara sensus tersebut. Sehingga timbul risiko adanya aset yang tidak terhitung (terinventarisasi) atau terhitung dua kali. - Ketidakseragaman sudut pandang atau X 1. Menerapkan Buletin Teknis Inventarisasi yang telah disempurnakan mengenai metode dan pengendalian atas pelaksanaan IP BMN KKKS. Buletin Teknis Inventarisasi tersebut akan digunakan sebagai pedoman pelaksanaan IP BMN KKKS yang belum selesai. 2. Melakukan verifikasi terhadap seluruh hasil IP yang telah selesai dilaksanakan dan Juni 2011 (selesai) September 2011 Tindak Lanjut Pemerintah terhadap Temuan Pemeriksaan BPK atas LKPP Tahun

311 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2011 (Unaudited) No TEMUAN PENJELASAN TEMUAN penilaian masing-masing tim atas kondisi (baik, sedang, atau jelek) dan status (digunakan atau tidak digunakan) serta adanya kreativitas masing-masing tim dalam melaksanakan inventarisasi aset. - Pelaksanaan Inventarisasi aset KKKS secara sensus diragukan karena adanya beberapa aset yang kondisi dan statusnya berbeda antara Berita Acara (BA) hasil IP dengan BA hasil cek fisik BPK. 2. Kelemahan pengendalian terkait penilaian yaitu: - Tidak terdapat dokumentasi yang memadai atas proses awal penetapan metodologi penilaian menggunakan pendekatan biaya (NRC) dan perbandingan data pasar, tentang bagaimana asumsi disusun dan simplifikasi ditetapkan; - Tidak adanya validasi atas data dasar Harta Modal Nomor Induk III (Harmoni III) yang digunakan, yang sebenarnya merupakan data aset KKKS yang dibuat oleh Pertamina (saat ini dikelola oleh BPMIGAS) untuk tujuan cost recoverybukan untuk inventarisasi aset; - Penilaian aset KKKS dilakukan tanpa membandingkan dengan dokumen sumber atau dokumen pendukung masing-masing aset; - Pelaksanaan penilaian aset pada beberapa KKKS yang telah dinyatakan selesai100% belum sepenuhnya selesai. Masih terdapat beberapa aset dengan nilai hasil penilaian senilai nol; - Penilaian aset yang diperoleh tahun 2004 dan sebelumnya menggunakan nilai kurs tanggal penilaian, namun untuk aset yang diperoleh tahun 2005 s.d menggunakan kurs akhir tahun perolehan. Dari Harmoni III terdapat KLASIFIKASI *) RENCANA TINDAK LANJUT memperbaikinya sesuai dengan hasil rekomendasi/temuan BPK yang meliputi: a. Penggunaan kurs sesuai dengan tanggal/bulan perolehannya PIS (Place Into Service) untuk aset perolehan tahun 2005 ke atas. Hasil koreksi Kantor Pusat DJKN telah disampaikan kepada Kanwil DJKN untuk dilakukan perbaikan atas Laporan Hasil Penertiban BMN KKKS, selanjutnya hasil koreksi tersebut akan disampaikan kembali kepada Kantor Pusat DJKN. b. Terhadap status sumur telah dilakukan koreksi sesuai dengan data yang disampaikan BPMIGAS/KKKS, sehingga terhadap sumur yang sudah tidak digunakan (ditutup permanen) akan dikeluarkan dari neraca (CaLK) sedangkan sumur yang masih digunakan akan dicatat dalam neraca. c. Telah disusun foto aset KKKS sesuai dengan format yang disepakati untuk menunjukkan bahwa IP aset KKKS dimaksud telah dilaksanakan secara sensus, mengingat jumlah dan karakteristik aset KKKS diharapkan penyusunan foto selesai pada bulan September d. Terhadap subsequent expenditure untuk aset KKKS saat ini sedang dilakukan pembahasan. 3. Melanjutkan IP BMN KKKS yang belum selesai. Berdasarkan rapat koordinasi tingkat pusat yang diadakan tanggal 23 Juni 2011 telah disepakati bahwa IP BMN KKKS yang belum dilaksanakan (terhadap 36 KKKS) JADWAL PENYELESAIAN September 2011 Tindak Lanjut Pemerintah terhadap Temuan Pemeriksaan BPK atas LKPP Tahun

312 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2011 (Unaudited) No TEMUAN PENJELASAN TEMUAN informasi BPK LHP SPI LKPP TAHUN 2010 Halaman 37 dari 46bulan Place Into Service (PIS) sehingga seharusnya kurs yang digunakan untuk perolehan aset tahun 2005 s.d adalah kurs akhir bulan perolehan; KLASIFIKASI *) RENCANA TINDAK LANJUT akan dimulai pada minggu kedua Juli 2011 yang didahului dengan pembekalan di 3 (tiga) tempat yaitu Makassar (tanggal 01 Juli 2011), Pekanbaru (tanggal 04 Juli 2011) dan Jakarta (04 Juli 2011). JADWAL PENYELESAIAN - Dalam penilaian DJKN tidak mempertimbangkan status aset. Selain itu nilai aset KKKS di harmoni III termasuk biaya pemeliharaan yang dikeluarkan olehkkks setelah tanggal perolehan. Hal tersebut tidak sesuai dengan SAP yang mengatur bahwa pengeluaran setelah tanggal perolehan akan dikapitalisasi bila menambah kapasitas dan kinerja aset; Masih adanya beberapa aset dengan tahun perolehan setelah tahun 2004 yang harus dinilai ulang karena dilaporkan dengan nilai perolehan nol. 3.5 Pengendalian penatausahaan aset eks BPPN yang berasal dari Tim Koordinasi belum memadai 1. Penatausahaan atas Aset Kredit Tim Koordinasi sebesar Rp ,97 juta olehdjkn belum memadai. 2. Aset Properti Eks BPPN yang berasal dari aset yang dikelola Tim Koordinasiminimal senilai Rp532,09 miliar dan Aset Properti hasil verifikasi Tahun 2010sebanyak 244 unit belum dilakukan inventarisasi dan penilaian. X 1. Menyusun pedoman/juknis untuk melakukan inventarisasi dan verifikasi aset kredit dan properti eks BPPN. 2. Inventarisasi aset kredit dan aset properti eks BPPN di kustodi penyimpanan dokumen, yaitu Jakarta, Bandung, Medan, Bandar Lampung, Surabaya, dan Semarang. 3. Terkait aset kredit eks BPPN: a. Mengelola database aset kredit eks BPPN hasil inventarisasi dan verifikasi dalam Modul Kekayaan Negara II. b. Rekonsiliasi data penyerahan pengurusan aset kredit dengan KPKNL dalam rangka updating data debitur. 4. Terkait aset properti eks BPPN: a. Inventarisasi fisik dan penilaian aset berperkara, aset sita kejaksaan, dan Juli 2011 Agustus s.d. September 2011 September 2011 Oktober 2011 Tindak Lanjut Pemerintah terhadap Temuan Pemeriksaan BPK atas LKPP Tahun

313 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2011 (Unaudited) No TEMUAN PENJELASAN TEMUAN 4. Sistem Pengendalian Kewajiban Status penitipan, pengelolaan, penggunaan, dan pertanggungjawaban potongan gaji PNS untuk iuran dana pensiun masih belum diatur dengan jelas 5. Sistem Pengendalian Ekuitas Saldo Anggaran Lebih (SAL) tahun 2010 masih berbeda dengan rincian fisik kas Berdasarkan pemeriksaan atas LKPP Tahun 2010, dapat diketahui bahwa status penitipan, pengelolaan, penggunaan, dan pertanggungjawaban potongan gaji PNS untuk iuran dana pensiun masih belum diatur dengan jelas Dalam LKPP Tahun 2010, saldo akhir SAL menurut catatan masih berbeda dengan rincian fisik kas. Fisik SAL, setelah dikurangi Utang PFK dan Utang pada Pihak Ketiga adalah Rp ,95 juta atau lebih kecil sebesar Rp40.204,49 juta dibandingkan catatannya. Selisih antara fisik dan catatan SAL tersebut diantaranya terjadi karena: - Terdapat akumulasi uang persediaan yang sudah digunakan oleh Kementerian LuarNegeri sebesar Rp80.077,83 juta, namun belum dipertanggungjawabkan sehingga masih tercatat sebagai utang KL pada BUN. - Belum efektifnya rekonsiliasi antara data realisasi belanja berdasarkan SAU dan SAI sehingga masih terdapat selisih sebesar Rp17.405,48 juta. - Adanya kesalahan penggunaan mata anggaran atas penyetoran pengembalian UP oleh satker KLASIFIKASI *) X RENCANA TINDAK LANJUT aset dalam sengketa, serta 244 aset hasil verifikasi. b. Mengelola database aset properti eks BPPN hasil verifikasi dan penilaian dalam Modul Kekayaan Negara II. 1. Menyempurnakan kebijakan dan aturan mengenai penyelenggaran program pensiun PNS, termasuk kejelasan mengenai status dana pensiun PNS. Penyelesaian ini merupakan bagian dari grand design perubahan program pensiun dan THT PNS yang disinkronkan dengan implementasi SJSN. 2. Melakukan koordinasi lintas Kementerian/Lembaga. X 1. Menyusun Peraturan Menteri Keuangan mengenai perlakuan selisih kurs pada perwakilan luar negeri. 2. Melakukan penelusuran dan identifikasi permasalahan terkait saldo Kas di Bendahara Pengeluaran di KPPN dan kas pada BLU 3. Menyusun petunjuk langkah-langkah bagi KPPN dalam penyelesaian permasalahan Kas di Bendahara Pengeluaran. 4. Terhadap temuan unidentified transaction, akan dilakukanklarifikasi atas data tahun 2010 baik penggunaan dana talangan dan penggantiannya, serta ditindaklanjuti dengan mengajukan permintaan penjelasan atas nilai talangan dan penggantiannya JADWAL PENYELESAIAN Semester II Tahun 2011 Tindak Lanjut Pemerintah terhadap Temuan Pemeriksaan BPK atas LKPP Tahun

314 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2011 (Unaudited) No TEMUAN PENJELASAN TEMUAN selama tahun KLASIFIKASI *) RENCANA TINDAK LANJUT kepada Bank Indonesia. JADWAL PENYELESAIAN - Adanya permasalahan terkait pengelolaan dana talangan dan penggantiannya dari lender/donor. Masih ditemukan unidentified transactions atas talangan dan penggantiannya selama tahun 2010 masing-masing sebesar Rp16,78 juta dan Rp ,44 juta. II TEMUAN PEMERIKSAAN ATAS KEPATUHAN TERHADAP PERATURANPERUNDANG-UNDANGAN 1 Pendapatan dan Hibah 1.1 Penetapan, penagihan, dan pembayaran PBB Migas tidak sesuai dengan UU PBB dan UU Migas sehingga realisasi PBB Migas sebesar Rp19,30 triliun tidak diyakini kewajarannya 1. Mekanisme penagihan dan pembayaran PBB Migas tidak sesuai dengan UU PBB: - DJP tidak melakukan pengawasan yang memadai terkait penyampaian SPOP PBB Migas. - DJP tidak menggunakan mekanisme yang telah diatur dalam UU PBB dalam penetapan PBB Migas. - Penagihan PBB Migas kepada subjek pajak tidak memiliki dasar hukum. 2. Penetapan Nilai PBB Migas Tidak Wajar: - Luas areal onshore yang digunakan DJP sebagai dasar perhitungan PBB Migas bukan hanya luas tanah yang sudah dibebaskan, melainkan seluruh luas wilayah kerja berdasarkan koordinat yang ditentukan dalam Kontrak Kerja Sama. Hal tersebut mengakibatkan pengenaan ganda atas satu objek pajak yang sama, bahkan pengenaan pajak atas objek yang tidak dikenakan PBB atau yang dikecualikan dari wilayah kerja. - Luas areal onshore yang digunakan oleh DJP melebihi luas wilayah administrasi X 1. Melaksanakan perbaikan terhadap peraturan-peraturan yang ada, khususnya yang mengatur masalah areal onshore dan hasil produksi. Langkah riil yang akan dilakukan adalah mengadakan rapat koordinasi antar Direktorat untuk memperbaiki Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE-155/PJ./2010 dan Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE-20/PJ/2010 untuk mempertegas mengenai definisi dan klasifikasi objek PBB Migas, khususnya areal onshore dengan menyesuaikan dengan UU No. 12 Tahun 1985 sebagaimana diubah terakhir dengan UU Nomor 12 Tahun 1994 dan UU No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi 2. Melaksanakan perbaikan terhadap aturan dan mekanisme penetapan dan penagihan PBB Migas melalui: a. Koordinasi bersama lintas Eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan untuk menyempurnakan aturan yang selama ini menjadi payung hukum penetapan dan penagihan PBB Migas yang tidak sesuai lagi, antara lain: November 2011 November 2011 Tindak Lanjut Pemerintah terhadap Temuan Pemeriksaan BPK atas LKPP Tahun

315 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2011 (Unaudited) No TEMUAN PENJELASAN TEMUAN kabupaten/kota yang ditetapkan Menteri Dalam Negeri. - Terdapat kelebihan penetapan PBB Migas atas Hasil Produksi sebesar Rp ,28 juta (Rp ,02 juta - Rp ,74 juta). - Berdasarkan hasil uji petik menunjukkan adanya KKKS yang melaporkan hasil produksi pada KKKS yang belum menggambarkan lifting yang sebenarnya. KLASIFIKASI *) RENCANA TINDAK LANJUT 1) Surat Edaran Bersama antara Dirjen Pajak dan Dirjen Lembaga Keuangan (sekarang Dirjen Anggaran) Nomor 630/4568, tanggal 24 September 2001 untuk disempurnakan menjadi Peraturan Menteri Keuangan. 2) Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-20/PJ/2010 tentang Prosedur Kerja Pengenaan dan Permintaan Pemindahbukuan Pembayaran PBB Migas untuk disesuaikan dengan aturan perundang-undangan yang ada. JADWAL PENYELESAIAN b. Menyusun SOP link, yaitu SOP yang mengatur alur penetapan dan penagihan PBB Migas antar unit eselon I di Kementerian Keuangan. c. Melaksanakan koordinasi dengan BPMIGAS dan Kementerian ESDM untuk mendorong percepatan penyampaian SPOP dari KKKS sehingga SPPT PBB Migas untuk tahun pajak berjalan dapat segera terselesaikan. 3. Melaksanakan verifikasi atas validitas data luas areal tanah dan bangunan yang disampaikan oleh KKKS melalui BPMIGAS sehingga diperoleh data objek pajak yang lebih valid, termasuk inventarisasi data luas 51 kabupaten/kota yang kelebihan luas administrasi serta selisih lifting. a. Melakukan koordinasi dengan BPMIGAS untuk mengkofirmasi luas areal tanah dan bangunan yang disampaikan dalam SPOP oleh KKKS. Agustus 2011 b. Jika terdapat selisih luas, akan dilakukan verifikasi lapangan untuk September s.d. Tindak Lanjut Pemerintah terhadap Temuan Pemeriksaan BPK atas LKPP Tahun

316 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2011 (Unaudited) No TEMUAN PENJELASAN TEMUAN KLASIFIKASI *) RENCANA TINDAK LANJUT mendapatkan hasil ukuran yang lebih riil. JADWAL PENYELESAIAN Desember 2011 c. Mengusulkan untuk diperhitungkan dalam tahun-tahun berikutnya terkait dengan pembayaran PBB Migas. Desember Penyelesaian PPN sebesar Rp11,28 triliun melalui mekanisme Pajak Ditanggung Pemerintah tidak sesuai dengan UU PPN Penyelesaian PPN melalui mekanisme Pajak DTP tidak sesuai dengan UU Nomor 8 tahun 1983 sebagaimana terakhir diubah dengan UU Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah Pasal 16B yang menyatakan bahwa fasilitas PPN berupa: (1) terutang tetapi tidak dipungut baik sebagian maupun seluruhnya; dan (2) dibebaskan. X Pemerintah akan mengubah skema pemberian Pajak Ditanggung Pemerintah menjadi skema pemberian subsidi harga. Akhir Semester II Tahun 2011, disesuaikan dengan APBN-P PNBP pada 41 KL Minimal sebesar Rp368,97 miliar belum dan/atau terlambat disetor ke Kas Negara dan sebesar Rp213,75 miliar digunakan langsung di luar mekanisme APBN 1. Terdapat PNBP yang terlambat disetor ke Kas Negara minimal sebesarrp ,54 juta yang terjadi pada 23 KL. 2. Terdapat PNBP yang belum disetor pada 18 KL sebesar Rp56.464,60 juta dan PNBP yang digunakan langsung di luar mekanisme APBN sebesar Rp ,49 juta. X 1. Mendorong pimpinan K/L untuk memberikan sanksi kepada pejabat pengelola PNBP yang mengelola PNBP tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2. Menyusun RPMK tentang sanksi atas pengelolaan PNBP yang tidak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Juni-Juli 2011 Desember Belanja Negara 2.1 Pengalokasian Dana Penyesuaian Tidak Berdasarkan Kriteria dan Aturan yang Jelas 1. Pengalokasian Dana Penyesuaian Tahun Anggaran (TA) 2010 tidak sesuai dengan UU Nomor 33 Tahun 2004.UU Nomor 33 Tahun 2004 Pasal 27 menyatakan bahwa penetapan Dana AlokasiUmum (DAU) dilakukan sekurangkurangnya sebesar 26% dari Penerimaan DalamNegeri (PDN) Neto yang ditetapkan APBN dan Penjelasan Pasal 107 ayat (2) menyatakan bahwa DAU ditetapkan sebesar 25,5% dari PDN Netto s.d. Tahun Bidang yang dibiayai oleh DPDF PPD, DPIPD, X Pemerintah akan menyampaikan Dana Penyesuaian dalam pembahasan Nota Keuangan dan RAPBN TA 2012 berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam hal diperlukan tambahan Dana Penyesuaian, agar tetap mengacu pada kriteria dan aturan yang dapat dipertanggungjawabkan (transparan dan akuntabel). Pemerintah juga akan mempertajam kriteria, program, dan jenis kegiatan yang dapat mencerminkan output dan Agustus 2011 Tindak Lanjut Pemerintah terhadap Temuan Pemeriksaan BPK atas LKPP Tahun

317 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2011 (Unaudited) No TEMUAN PENJELASAN TEMUAN dan DPPIP hampir sama dengan bidang yang dibiayai oleh Dana Alokasi Khusus (DAK). KLASIFIKASI *) RENCANA TINDAK LANJUT outcome dalam mengalokasikan Dana Penyesuaian. JADWAL PENYELESAIAN 3. Belum ada ketentuan dan prosedur yang jelas dalam menentukan daerah dan besaran alokasi atas Dana Penyesuaian, terutama DPDF PPD, DPIPD, dan DPPIP. 4. Belum diketahui efektivitas kegiatan yang didanai oleh Dana Penyesuaian Alokasi kurang bayar DAK tidak sesuai dengan alokasi pos yang seharusnya. 2.2 Realisasi Belanja Barang di 44 KL Sebesar Rp110,48 Miliar dan USD63.45 Ribu Tidak Dilaksanakan Kegiatannya, Dibayar Ganda, Tidak Sesuai Bukti Pertanggungjawaban, dan Tidak Didukung Bukti Pertanggungjawaban 1. Pertanggungjawaban realisasi belanja perjalanan dinas sebesar Rp12.713,17 juta pada23 K/L digunakan untuk membiayai kegiatan yang tidak pernah dilakukan; 2. Pembayaran biaya perjalanan dinas ganda yaitu perjalanan dinas atas nama satu orang yang berbenturan waktunya dengan pelaksanaan kegiatan perjalanan dinas ke tempat lain. Permasalahan ini ditemukan pada sembilan KL dengan nilai Rp1.293,13 juta; X 1. Memberikan pembinaan kepada pegawai yang melaksanakan perjalanan dinas tidak sesuai dengan ketentuan; 2. Menyetorkannya ke Kas Negara pembayaran perjalanan dinas yang tidak sesuai dengan ketentuan; 3. Melakukan verifikasi perjalanan dinas dengan dokumen sumbernya; 4. Menyusun SOP perjalanan dinas; Tahun Perjalanan dinas tidak dilaksanakan sesuai bukti pertanggungjawaban. Adanyaperjalanan dinas yang tidak dilaksanakan dengan menggunakan maskapai sesuai tiket yang dilampirkan sebagai bukti pertanggungjawaban perjalanan dinas. Permasalahan ini terjadi pada 39 KL dengan nilai Rp69.159,36 juta dan USD63.45 ribu. 5. Meningkatkan pengawasan dan pengendalian internal terhadap pelaksana kegiatan. 4. Perjalanan dinas tidak didukung bukti pertanggungjawaban sebagaimana diatur dalam Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Permasalahan ini terjadi pada dua KL dengan nilai Rp6.420,98 juta Tindak Lanjut Pemerintah terhadap Temuan Pemeriksaan BPK atas LKPP Tahun

318 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2011 (Unaudited) Keterangan: Klasifikasi 1: Temuan Pemeriksan BPK diselesaikan dalam tahun anggaran berjalan; Klasifikasi 2: Temuan Pemeriksaan BPK diselesaikan dalam tahun anggaran berikutnya; Klasifikasi 3: Temuan Pemeriksaan BPK diselesaikan dalam 2-3 tahun anggaran berikutnya. Tindak Lanjut Pemerintah terhadap Temuan Pemeriksaan BPK atas LKPP Tahun

319

KATA PENGANTAR Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2011 (Audited)

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2011 (Audited) Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2011 (Audited) INDEKS I ISII I INDEKS ISI.... iii INDEKS TABEL.. iv INDEKS GRAFIK... v INDEKS DAFTAR..... vii INDEKS SINGKATAN.. viii INDEKS CATATAN ATAS LAPORAN

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2017 (Audited) LKPP TAHUN 2017 AUDITED

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2017 (Audited) LKPP TAHUN 2017 AUDITED LKPP TAHUN 2017 AUDITED MEI 2018 KATA PENGANTAR Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA MEI MEI

REPUBLIK INDONESIA MEI MEI REPUBLIK INDONESIA MEI 2013 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2012 (audited) INDEKS I ISII I INDEKS ISI...... iii INDEKS TABEL... iv INDEKS GRAFIK..... v INDEKS DAFTAR..... vii INDEKS SINGKATAN..

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2006 (Audited) Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2006 (Audited) KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN

REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN (Unaudited) Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2007 (Unaudited) KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kepada

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA MEI 2013 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2012 (audited) INDEKS I ISII I INDEKS ISI...... iii INDEKS TABEL... iv INDEKS GRAFIK..... v INDEKS DAFTAR..... vii INDEKS SINGKATAN..

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT 2007 ( A

REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT 2007 ( A REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT Tahun 2007 ( A u d i t e d ) Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2007 (Audited) KKATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 17 Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN

LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEMESTER I TAHUN 2008 (Unaudited) Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2008 (Unaudited) KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2016 (Audited) KATA PENGANTAR

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2016 (Audited) KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN

LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 (Audited) 11 JUNI 2009 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, kami atas nama Pemerintah Republik Indonesia

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2005 (Audited) KATA PENGANTAR

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2005 (Audited) KATA PENGANTAR Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2005 (Audited) KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, kami atas nama Pemerintah Republik Indonesia menyajikan Laporan Keuangan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN BENDAHARA UMUM NEGARA TAHUN ANGGARAN

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN BENDAHARA UMUM NEGARA TAHUN ANGGARAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KEUANGANN KONSOLIDASIAN BENDAHARA UMUMM NEGARA TAHUN ANGGARAN 2011 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, kami sebagai Bendahara Umum Negara

Lebih terperinci

BAGIAN ANGGARAN 015 LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2011 AUDITED. Jalan Wahidin Raya No 1 Jakarta Pusat

BAGIAN ANGGARAN 015 LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2011 AUDITED. Jalan Wahidin Raya No 1 Jakarta Pusat BAGIAN ANGGARAN 015 LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2011 AUDITED Jalan Wahidin Raya No 1 Jakarta Pusat KATA PENGANTAR Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang RI Nomor 17 tahun 2003 tentang

Lebih terperinci

1. Sampul Luar Merupakan sampul luar dari laporan keuangan, memuat informasi mengenai Eselon I dan periode penyampaian laporan keuangan.

1. Sampul Luar Merupakan sampul luar dari laporan keuangan, memuat informasi mengenai Eselon I dan periode penyampaian laporan keuangan. BAGIAN ANGGARAN 015 LAPORAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN ANGGARAN 2010 AUDITED Jl. Gatot Subroto Kav. 40-42 Jakarta Selatan SISTEMATIKA PENYAJIAN LAPORAN

Lebih terperinci

INDEKS I ISII INDEKS CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN x... RINGKASAN 1... I. LAPORAN REALISASI 4 APBN... II.

INDEKS I ISII INDEKS CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN x... RINGKASAN 1... I. LAPORAN REALISASI 4 APBN... II. INDEKS I ISII I INDEKS ISI i....... INDEKS TABEL ii...... INDEKS GRAFIK iii...... INDEKS DAFTAR v....... INDEKS SINGKATAN Vii.... INDEKS CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN x..... RINGKASAN 1....... I. LAPORAN

Lebih terperinci

Halaman Kata Pengantar Pernyataan Tanggung Jawab. Daftar Tabel Daftar Grafik. viii Daftar Lampiran. ix Daftar Singkatan

Halaman Kata Pengantar Pernyataan Tanggung Jawab. Daftar Tabel Daftar Grafik. viii Daftar Lampiran. ix Daftar Singkatan DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar i Pernyataan Tanggung Jawab ii Daftar Isi iii Daftar Tabel iv Daftar Grafik viii Daftar Lampiran ix Daftar Singkatan x Ringkasan 1 I. Laporan Realisasi Anggaran 4 II.

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2010 LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Nomor : 27a/LHP/XV/05/2011 Tanggal : 24 Mei 2011 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

Lebih terperinci

M E T A D A T A INFORMASI DASAR

M E T A D A T A INFORMASI DASAR M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Operasi Keuangan Pemerintah Pusat 2 Penyelenggara Statistik : Departemen Statistik Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 4 Contact : Divisi

Lebih terperinci

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang -Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah

Lebih terperinci

IV. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN. Akuntansi Pemerintahan. Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

IV. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN. Akuntansi Pemerintahan. Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. IV. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN A. PENJELASAN UMUM Dasar Hukum A.1. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS <KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA> (Diisi dengan rencana strategis Kementerian Negara/Lembaga)

RENCANA STRATEGIS <KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA> (Diisi dengan rencana strategis Kementerian Negara/Lembaga) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (UNAUDITED/AUDITED)* A. PENJELASAN UMUM Dasar Hukum A.1. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN ix RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang -Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2004 DAFTAR ISI DAFTAR ISI. i DAFTAR TABEL.. ii DAFTAR GRAFIK.. iii DAFTAR LAMPIRAN... iv DAFTAR SINGKATAN v INDEKS CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN.

Lebih terperinci

BAGIAN ANGGARAN 015 LAPORAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN ANGGARAN 2011 AUDITED

BAGIAN ANGGARAN 015 LAPORAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN ANGGARAN 2011 AUDITED BAGIAN ANGGARAN 015 LAPORAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN ANGGARAN 2011 AUDITED Jl. Gatot Subroto Kav. 40-42 Jakarta Selatan SISTEMATIKA PENYAJIAN LAPORAN

Lebih terperinci

BAGIAN ANGGARAN 005 LAPORAN KEUANGAN

BAGIAN ANGGARAN 005 LAPORAN KEUANGAN BAGIAN ANGGARAN 5 LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SUKABUMI BADAN URUSAN ADMINISTRASI MAHKAMAH AGUNG RI PERIODE SEMESTER I (3 JUNI 211) TAHUN ANGGARAN 211 Jl. Bhayangkara No. 15, Telp. (266) 22174 S

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun Anggaran 2015 (Audited)

Laporan Keuangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun Anggaran 2015 (Audited) Laporan Keuangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun Anggaran 215 (Audited) RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN BENDAHARA UMUM NEGARA TAHUN 2016 AUDITED

LAPORAN KEUANGAN BENDAHARA UMUM NEGARA TAHUN 2016 AUDITED LAPORAN KEUANGAN BENDAHARA UMUM NEGARA TAHUN 2016 AUDITED KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, kami selaku Bendahara Umum Negara (BUN) menyajikan Laporan Keuangan

Lebih terperinci

BAGIAN ANGGARAN 005 LAPORAN KEUANGAN

BAGIAN ANGGARAN 005 LAPORAN KEUANGAN BAGIAN ANGGARAN 5 LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SUKABUMI BADAN PERADILAN UMUM MAHKAMAH AGUNG RI PERIODE SEMESTER I (3 JUNI 211) TAHUN ANGGARAN 211 Jl. Bhayangkara No. 15, Telp. (266) 22174 S U K A

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN A. PENJELASAN UMUM Dasar Hukum A.1. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara TA. 2011; 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun

Lebih terperinci

BAGIAN ANGGARAN 005 LAPORAN KEUANGAN

BAGIAN ANGGARAN 005 LAPORAN KEUANGAN BAGIAN ANGGARAN 5 LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SUKABUMI KLAS IB DITJEN BADAN PERADILAN UMUM MAHKAMAH AGUNG RI PERIODE SEMESTER II (31 DESEMBER 211) TAHUN ANGGARAN 211 Jl. Bhayangkara No. 15, Telp.

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.142, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN NEGARA. APBN. Tahun anggaran 2014. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5547) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

ANALISIS ATAS KONDISI KEUANGAN PEMERINTAH BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT Tahun Anggaran 2012

ANALISIS ATAS KONDISI KEUANGAN PEMERINTAH BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT Tahun Anggaran 2012 ANALISIS ATAS KONDISI KEUANGAN PEMERINTAH BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT Tahun Anggaran 2012 I. PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 23 Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun

Lebih terperinci

BAGAN AKUN STANDAR - TINGKAT 5

BAGAN AKUN STANDAR - TINGKAT 5 0 1 0 ASET 11 ASET LANCAR 111 KAS DAN SETARA KAS 112 113 1111 1112 1113 1114 1115 1116 1117 1118 1119 Rekening Pemerintah di Bank Indonesia dalam Rupiah 11111 Kas di Bank Indonesia Rekening Pemerintah

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PEMERINTAH KOTA TEGAL LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 NO. URUT URAIAN ANGGARAN 2014 REALISASI 2014 (%) REALISASI

Lebih terperinci

I. UMUM. Saldo...

I. UMUM. Saldo... PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2010 I. UMUM Dalam rangka mendukung

Lebih terperinci

BAGIAN ANGGARAN 087 LAPORAN KEUANGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (AUDITED)

BAGIAN ANGGARAN 087 LAPORAN KEUANGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (AUDITED) BAGIAN ANGGARAN 087 LAPORAN KEUANGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (AUDITED) Jl. Ampera Raya No.7 Cilandak Jakarta Selatan Kata Pengantar... Daftar Isi...

Lebih terperinci

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI Laporan Keuangan Audited Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2012 Jalan Purnawarman Nomor 99, Kebayoran Baru Jakarta DAFTAR ISI Kata

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA Mei 2 Mei

REPUBLIK INDONESIA Mei 2 Mei REPUBLIK INDONESIA Mei 201 013 REPUBLIK INDONESIA RINGKASAN Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2012 (Audited) RINGKASAN Berdasarkan Pasal 23 Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang (UU)

Lebih terperinci

KERTAS KERJA PENYUSUNAN NERACA KONSOLIDASI POSISI PER TANGGAL.

KERTAS KERJA PENYUSUNAN NERACA KONSOLIDASI POSISI PER TANGGAL. 1 ASET 2 ASET LANCAR 3 Kas di Kas Daerah XXXX 4 Kas di Bendahara Pengeluaran XXXX 5 Kas di Bendahara Penerimaan XXXX 6 Piutang Pajak XXXX 7 Piutang Retribusi XXXX 8 Bagian Lancar TGR XXXX 9 Piutang Lainnya

Lebih terperinci

Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 1

Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 1 LAPORAN KEUANGAN 1. NERACA KOMPARATIF PEMERINTAH KABUPATEN AGAM N E R A C A PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (AUDITED) NO. U R A I A N 2,014.00 2,013.00 1 ASET 2 ASET LANCAR 3 Kas di Kas Daerah 109,091,924,756.41

Lebih terperinci

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN SEMESTER I TAHUN 2012 (UNAUDITED) BAGIAN ANGGARAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA BADAN URUSAN ADMINISTRASI

LAPORAN KEUANGAN SEMESTER I TAHUN 2012 (UNAUDITED) BAGIAN ANGGARAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA BADAN URUSAN ADMINISTRASI BAGIAN ANGGARAN 005.01 MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA BADAN URUSAN ADMINISTRASI LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG Jl. Soekarno Hatta No. 714 Bandung - Jawa Barat SEMESTER I TAHUN 2012

Lebih terperinci

BALAI BESAR INSEMINASI BUATAN SINGOSARI

BALAI BESAR INSEMINASI BUATAN SINGOSARI BALAI BESAR INSEMINASI BUATAN SINGOSARI Laporan Keuangan Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2014 Ds. Toyomarto Kec. Singosari Kab.Malang Kotak Pos 8 Singosari 65153 Telp.0341-458359 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2013 dan 2012 dapat disajikan sebagai berikut:

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2013 dan 2012 dapat disajikan sebagai berikut: RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri

Lebih terperinci

I. RINGKASAN. Laporan Keuangan Kementerian Pertanian Tahun 2009 (Audited)

I. RINGKASAN. Laporan Keuangan Kementerian Pertanian Tahun 2009 (Audited) I. RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 NO. URUT URAIAN ANGGARAN REALISASI REF (%) 2015 2015

Lebih terperinci

PIDATO MENTERI KEUANGAN PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI POKOK-POKOK RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG

PIDATO MENTERI KEUANGAN PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI POKOK-POKOK RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PIDATO MENTERI KEUANGAN PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI POKOK-POKOK RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2016 REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Realisasi Belanja Negara pada TA 2014 adalah senilai Rp ,00 atau mencapai 90,41% dari alokasi anggaran senilai Rp ,00.

Realisasi Belanja Negara pada TA 2014 adalah senilai Rp ,00 atau mencapai 90,41% dari alokasi anggaran senilai Rp ,00. RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 213/PMK.05/2013 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

Lebih terperinci

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2015

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2015 SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2006 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN SEMESTER II TAHUN 2011 (UNAUDITED) BAGIAN ANGGARAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA BADAN URUSAN ADMINISTRASI

LAPORAN KEUANGAN SEMESTER II TAHUN 2011 (UNAUDITED) BAGIAN ANGGARAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA BADAN URUSAN ADMINISTRASI BAGIAN ANGGARAN 005.01 MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA BADAN URUSAN ADMINISTRASI LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG Jl. Soekarno Hatta No. 714 Bandung - Jawa Barat SEMESTER II TAHUN 2011

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2006 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA DEWAN PERWAKILAN DAERAH KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH NOMOR 4/DPD RI/I/2013-2014 PERTIMBANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN AKUNTANSI KEUANGAN NEGARA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN AKUNTANSI KEUANGAN NEGARA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN AKUNTANSI KEUANGAN NEGARA KEPUTUSAN KEPALA BADAN AKUNTANSI KEUANGAN NEGARA NOMOR : KEP- 07/AK/2003 TENTANG PELAKSANAAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Komisi Pemilihan Umum Tahun 2016 (Audited) ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

Lebih terperinci

NERACA PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

NERACA PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 LAPORAN KEUANGAN POKOK 1. NERACA KOMPARATIF NERACA PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 No Uraian Reff (dalam rupiah) 1 ASET 2 ASET LANCAR 4.5.1.1 3 Kas di Kas Daerah 4.5.1.1.1) 90.167.145.260,56

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH NO 1 PENDAPATAN 2 PENDAPATAN ASLI DAERAH LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Pembahasan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Pembahasan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi Keuangan Pemerintahan sekarang memasuki Era Desentralisasi, maka pelaksanaan akuntansi pemerintahan itu ada di daerah-daerah (Provinsi ataupun Kabupaten),

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

BAGIAN ANGGARAN 005 DIPA 01 (308152)

BAGIAN ANGGARAN 005 DIPA 01 (308152) LAMPIRAN IVa PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 65/PB/2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA BAGIAN ANGGARAN 005 DIPA 01 (308152) LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB V JURNAL STANDARD

BAB V JURNAL STANDARD BAB V JURNAL STANDARD Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) yang terdiri dari Sistem Akuntansi Pusat (SiAP) yang dilaksanakan oleh Kementerian Keuangan dan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yang dilaksanakan

Lebih terperinci

PEDOMAN ANALISA A. Latar Belakang Analisa B. Ruang Lingkup Analisa C. Prosedur Analisa Analisa Laporan Tingkat KPPN Analisa LAK

PEDOMAN ANALISA A. Latar Belakang Analisa B. Ruang Lingkup Analisa C. Prosedur Analisa Analisa Laporan Tingkat KPPN Analisa LAK Lampiran II Pedoman Analisa Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan NOMOR: PER- /PB/2006 Tanggal 2006 Tentang Pedoman Rekonsiliasi dan Analisa & Penyusunan Laporan Keuangan Tingkat Kuasa BUN KPPN

Lebih terperinci

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI Laporan Keuangan Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 30 SEPTEMBER 2009

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 30 SEPTEMBER 2009 PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 30 SEPTEMBER 2009 I. ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 1. Pertumbuhan Ekonomi Dalam UU APBN 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PETERNAKAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PETERNAKAN PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PETERNAKAN NO 1 PENDAPATAN 2 PENDAPATAN ASLI DAERAH 3 Pendapatan Pajak Daerah LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN

Lebih terperinci

I. RINGKASAN. Tabel 1. Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan 2011

I. RINGKASAN. Tabel 1. Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan 2011 I. RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan 233/PMK.05/2011

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2016

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2016 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.259, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN NEGARA. APBN Tahun Anggaran 2015. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5593) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Semester 1 Tahun 2013

Laporan Keuangan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Semester 1 Tahun 2013 RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan 233/PMK.05/2011

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS

KEBIJAKAN AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 219/PMK.05/2013 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT MENTERI KEUANGAN SALINAN KEBIJAKAN AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS A. DEFINISI Kas dan Setara Kas

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2009 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 No. Uraian Anggaran Setelah Perubahan 2015 2014

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2016

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2016 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga PENGADILAN NEGERI SIBOLGA LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2014 Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga Sibolga Jl. Padangsidimpuan - Sumatera Utara 22553 No. 6 Sibolga Telp. Sibolga

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN POKOK

LAPORAN KEUANGAN POKOK LAPORAN KEUANGAN POKOK 1. NERACA KOMPARATIF PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR NERACA DAERAH PER 31 DESEMBER 2008 DAN 2007 (dalam rupiah) No Uraian 2008 2007 I ASET A. ASET LANCAR 1. Kas 26,237,044,323.93

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5341 KEUANGAN NEGARA. Pertanggungjawaban. APBN 2011. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 178) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2009 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

DATA POKOK APBN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DATA POKOK APBN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DATA POKOK APBN 2005 2010 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Tabel 1 : Asumsi Ekonomi Makro, 2005 2010.. 1 Tabel 2 : Ringkasan APBN, 2005 2010..... 2 Tabel 3 : Pendapatan Negara, 2005

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga PENGADILAN NEGERI SIBOLGA LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2014 Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga Sibolga Jl. Padangsidimpuan - Sumatera Utara 22553 No. 6 Sibolga Telp. Sibolga

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009 PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009 I. ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 1. Pertumbuhan Ekonomi Dalam UU APBN 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan sebesar 6,0%.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2009 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERB ENDAHARAAN NOMOR : PER - 01/PB/2005 TENTANG PEDOMAN JURNAL STANDAR DAN POSTING RULES PADA SISTEM

Lebih terperinci

Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat

Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat Sistem akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) adalah serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai

Lebih terperinci

PEMERINTAH ACEH NERACA Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

PEMERINTAH ACEH NERACA Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 A. NERACA Laporan Keuangan Pemerintah Aceh Tahun 2011 PEMERINTAH ACEH NERACA Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah) ASET ASET LANCAR Kas Kas di Kas Daerah 1.506.460.908.360,30

Lebih terperinci

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 215 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 21 tentang Standar

Lebih terperinci

Hal Daftar Isi. Daftar Tabel Daftar Grafik. Daftar Singkatan

Hal Daftar Isi. Daftar Tabel Daftar Grafik. Daftar Singkatan DAFTAR ISI Hal Daftar Isi i Daftar Tabel ii Daftar Grafik iii Kata Pengantar iv Daftar Singkatan v Pernyataan Tanggung Jawab vi Pernyataan Telah di Review vii I. Ringkasan 1 II. Laporan Realisasi Anggaran

Lebih terperinci

C. PENJELASAN ATAS POS- POS NERACA

C. PENJELASAN ATAS POS- POS NERACA C. PENJELASAN ATAS POS POS NERACA C.1. PENJELASAN UMUM NERACA . Penjelasan atas pospos neraca

Lebih terperinci

PEMERINTAH ACEH NERACA Per 31 Desember 2012 dan 2011

PEMERINTAH ACEH NERACA Per 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Pemerintah Aceh Tahun 212 A. NERACA PEMERINTAH ACEH NERACA Per 31 Desember 212 dan 211 (Dalam Rupiah) URAIAN TAHUN 212 TAHUN 211 ASET ASET LANCAR Kas Kas di Kas Daerah 1,931,325,183,1.75 1,56,46,98,36.3

Lebih terperinci

JURNAL STANDAR. 1. Jurnal Standar APBN

JURNAL STANDAR. 1. Jurnal Standar APBN JURNAL STANDAR Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat terdiri dari Sistem Akuntansi Pusat dan Sistem Akuntansi Instansi. Kedua sistem tersebut mempunyai sub sistem pendukung berupa: 1. Sistem Akuntansi Pusat

Lebih terperinci

Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Laporan Keuangan Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2017 Jln. Raya Kendalpayak km 8, Kotak Pos 66 Malang 65101 Telp.0341-801468, Fax. 0341-801496 e-mail

Lebih terperinci

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD A. KERANGKA HUKUM Laporan Keuangan adalah produk akhir dari proses akuntansi yang telah dilakukan. Laporan Keuangan yang disusun harus memenuhi prinsipprinsip yang

Lebih terperinci

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan limpahan rahmat dan ridhonya semata Pemerintah Kabupaten Sampang dapat menyelesaikan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2007 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2005 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Laporan Keuangan Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2016 Jln.Raya Kendalpayak km 8,Kotak Pos 66 Malang 65101 Telp.0341-801468, Fax. 0341-801496 e-mail:balitkabi@litbang.pertanian.go.id

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2009 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BUKU I RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2017 REPUBLIK INDONESIA

BUKU I RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2017 REPUBLIK INDONESIA BUKU I RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2017 REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN

Lebih terperinci