BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kusta 1. Pengertian Penyakit kusta adalah penyakit kronik yang disebabkan oleh kuman mycobacterium leprae(m. leprae) yang pertama kali menyerang susunan saraf tepi, selanjutnya dapat menyerang kulit, mukosa (kulit), saluran pernafasan bagian atas, system etikulo endothelial, mata, otot, tulang dan testis (Amiruddin, 2000). Penyakit kusta adalah penyakit menular yang menahun dan disebabkan oleh kuman kusta (Mycobacterium leprae) yang menyerang saraf tepi, kulit, dan jaringan tubuh lainnya (DepKes, 2002). Penyakit kusta adalah penyakit menular yang sifatnya kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae, yang primer menyerang saraf tepi dan sekunder menyerang kulit, otot saluran nafas bagian atas, mata, dan testis (RSUD Dr. Soetomo, 1994). Pada kebanyakan orang yang terinfeksi dapat asimtomatik, namun pada sebagian kecil memperlihatkan gejala dan mempunyai kecenderungan untuk menjadi cacat, khususnya pada tangan dan kaki. Tingkat kecacatan kusta adalah keadaan abnormal dari fisik serta hilangnya beberapa struktur dan fungsi tubuh yang diakibatkan oleh penyakit kusta (Depkes, 2000). 2. Etiologi Mycobacterium leprae belum memenuhi postulat koch karena tidak dapat dibiak dalam media apapun, namun bisa dibiak dalam hewan. penyakit ini telah ditemukan sejak tahun 1500 SM. Kumannya ditemukan pada tahun 1874, cara penularannya belum diketahui, diduga melalui kontak langsung yang erat dan lama, mungkin melalui penyebaran droplet dari tipe leptomatosa, ada juga yang menduga melalui insekta atau 6

2 7 inhalasi. Organ yang pertama diserang adalah syaraf tepi dengan manifestasi pertama pada kulit, lalu bisa menyerang mukosa saluran pernafasan atas dan organ lain kecuali SSP. Terutama pada usia antara tahun, makin muda usia makin kurang kekebalan, sehingga anak-anak sangat rentan. Juga terutama mengenai keadaan sosioekonomi rendah yang sanitasinya buruk, gizi buruk, dan perumahan tak adekuat. Masa inkubasinya sangat lama diperkirakan 2-5 tahun. 3. Diagnosa dan Klasifikasi a. Diagnosa Menentukan diagnosa penyakit kusta perlu dicari tanda-tanda utama cardinal sign. Pada waktu dilakukan pemeriksaan klinis akan ditemukan tanda-tanda sebagai berikut : 1) Adanya kelainan kulit dapat berupa hipopigmentasi ( bercak putih seperti panu ), bercak eritema ( kemerahan ), infiltrat ( penebalan kulit ), nodul ( benjolan ). 2) Berkurang sampai hilang rasa pada kelainan kulit tersebut. 3) Penebalan syaraf tepi. 4) Adanya Bakteri Tahan Asam ( BTA ) di dalam kerokan jaringan kulit ( BTA positif ). Seseorang dinyatakan sebagai penderita kusta apabila terdapat sekurang- kurangnya dua dari tanda utama cardinal sign. Bila raguragu orang tersebut dianggap sebagai suspek dan diperiksa ulang setiap tiga bulan sampai diagnosis dapat ditegakkan. Melakukan diagnosa secara lengkap dilaksanakan hal-hal sebagai berikut : Anamnesa, pemeriksaan klinis yaitu pemeriksaan kulit dan syaraf tepi serta fungsinya, pemeriksaan bacteriologis, pemeriksaan histopatologis, dan imunologis. b. Klasifikasi Setelah diagnosa ditegakkan penderita perlu diklasifikasikan sesuai dengan klasifikasi WHO yang bertujuan, Untuk menentukan rejimen

3 8 pengobatan, prognosis dan komplikasi, menentukan operasional, misalnya menemukan pasien-pesian yang menular yang mempunyai nilai epidemiologis tinggi sebagai target utama pengobatan dan untuk identifikasi pasien yang kemungkinan besar akan menderita cacat. Klasifikasi Kusta adalah : 1) Pausi Basiler ( PB ) Pausi Basiller ( PB ) ada 2 yaitu PB 1 atau Pausi Basiller dengan jumlah lesi 1 serta tidak ada kerusakan syaraf dan PB 2 atau Pausi Basiller dengan jumlah lesi 2 5 asimetris, mati rasa jelas serta kerusakan hanya 1 syaraf. 2) Multi Basiler ( MB). Termasuk kusta tipe Lepromatosa ( LL ), Bordeline lepromataos dimorphous ( B ) dan Lepromatous ( L ) menurut Madrid dan semua tipe kusta dengan BTA ( Bakteri Tahan Asam ) positif, terdapat banyak lesi, simetris dan mati rasa. B. Pengobatan Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam masa pengobatan kusta antara lain, Penderita harus minum obat secara teratur sampai dinyatakan sembuh, penderita mendapat pengobatan MDT (Multi Drug Treatment) di puskesmas secara gratis dan lama pengobatan 6 9 bulan pada penderita kusta tipe PB dan bulan pada penderita kusta tipe MB (Multi Basiler). Regimen pengobatan mengikuti rekomendasi dari WHO yaitu : 1. MDT untuk kusta PB 1 Regimen obat kusta PB 1 pada penderita dewasa dengan berat badan kg menggunakan rifamppicin 600 mg, ofloxasin 400 mg, minocyclin 100 mg, pada penderita anak umur kurang dari 5 14 tahun menggunakan rifampicin 300 mg, ofloxasin 200 mg, minocyclin 50 mg dan pada penderita anak umur kurang dari 5 tahun dan ibu hamil tidak diberi Rifampicin Ofloxasin Minocyclin ( ROM ).

4 9 Pemberian obat sekali saja langsung Relies From Treatmen ( RFT), bila obat-obat ini belum datang dari WHO maka sementara semua kasus PB 1 diobati selama 6 bulan dengan regimen PB 2 5. lesi satu dengan pembesaran syaraf diberikan regimen PB MDT untuk kusta PB 2 5 Regimen obat kusta PB 2 5 terdiri dari 2 macam obat yaitu Rifampicin dan Dapsone atau DDS (Diamino Diphenyl sulfon). a. Hari ke 1 : Obat diberikan dan diminum di puskesmas dengan pengawasan petugas puskesmas terdiri dari 2 kapsul : Rifampicin 300 mg dan 1 tablet DDS 100 mg. b. Hari ke 2 : Obat diteruskan selama sebulan ( 28 hari ) obat dibawa pulang dan ditelan setiap hari di rumah yaitu tablet DDS 100 mg. Setelah selesai minum obat sesuai dengan jumlah dosis dan batas waktu yang ditentukan, tanpa pemeriksaan laboratorium penderita dinyatakan RFT dan diawasi selama 2 tahun pada kusta tipe MB. Pada penderita kusta yang terlambat diobati dengan obat MDT dapat menimbulkan kecacatan seperti jari-jari tangan atau kaki terjadi pemendekan atau kontraktur, tangan lunglai, kaki simper (lumpuh lunglai ) dan kebutaan. Penderita yang beresiko terjadi kecacatan adalah penderita yang terlambat ditemukan dan terlambat diobati dengan kombinasi MDT (Multi Drug Treatment), penderita dengan reaksi terutama reaksi refersal dan penderita dengan banyak bercak dikulit terletak didekat saraf. C. Reaksi kusta Reaksi kusta adalah suatu episode dalam perjalanan kronis penyakit kusta yang merupakan reaksi kekebalan (cellular respons) atau reaksi antigen antibody (humoral respon) dengan akibat merugikan penderita. Reaksi ini dapat terjadi sebelum pada saat, maupun sesudah pengobatan. Umumnya ditandai dengan bercak bertambah merah disertai dengan peradangan akut

5 10 pada kulit, syaraf, timbul benjolan kemerahan yang nyeri, syaraf tepi menjadi sakit, nyeri dan bengkak, demam dan lesu, tangan dan kaki mungkin membengkak. Paling sering terjadi pada 6 bulan sampai 1 tahun setelah selesai pengobatan. Reaksi kusta merupakan peristiwa awal terjadinya kecacatan maka dideteksi dan diobati dengan obat dan dosis khusus menggunakan prednisone. Ada 2 macam reaksi kusta yaitu reaksi tipe I ( Reversal reaction ) dan reaksi tipe II ( Erythema Nodusum Leprosum = ENL ). Gejala pada kedua reaksi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.1 Perbedaan antara Reaksi kusta Tipe I dengan Tipe II No Gejala / Tanda Reaksi tipe I Reaksi tipe II 1 Keadaan umum Umumnya baik, demam ringan (subfebri) atau tanpa demam. 2 Peradangan di kulit Bercak kulit lama menjadi meradang (merah).dapat timbul bercak baru. 3 Syaraf Sering terjadi, umumnya berupa nyeri tekan syaraf dan atau gangguan fungsi. 4 Peradangan pada Hampir tidak pernah ada organ lain 5 Waktu timbulnya Biasanya segera setelah pengobatan. 6 Tipe kusta Dapat terjadi pada kusta tipe PB maupun MB. 7 Faktor pencetus - Melahirkan -Obat-obatan yang meningkatkan kekebalan tubuh. Ringan sampai berat disrtai kelemahan umum dan demam tinggi Timbul nodul baru kemerahan lunak dan nyeri tekan.nodul dapat pecah(ulcerasi).biasanya pada lengan dan tungkai. Jarang terjadi Terjadi pada mata, kelenjar getah bening, sendi,ginjal, testis, dll. Biasanya setelah mendapatkan pengobatan yang lama, umumnya lebih dari 6 bulan. Hanya pada kusta tipe MB. - Emosi - Kelelahan dan stress fisik lainnya - Kehamilan - Penyakit infeksi lainnya Hal-hal yang mempermudah terjadinya reaksi kusta misalnya : penderita dalam kondisi lemah, kehamilan, sesudah mendapat imunisasi, pembedahan, stress fisik, saat-saat setelah melahirkan dan lain-lain.

6 11 D. Tingkat Kecacatan Penderita Kusta Tingkat kecacatan merupakan suatu keadaan atau kondisi penderita yang diakibatkan oleh penyakitnya ( kusta ) yang dapat digolongkan menurut berat ringannya kecacatan tersebut. Mengingat bahwa organ paling berfungsi dalam kegiatan sehari-hari adalah mata, tangan dan kaki, maka WHO ( 1998 ) membagi cacat menjadi 3 tingkatan kecacatan yaitu : Tabel 2.2 Tingkat kecacatan menurut WHO TINGKAT KECACATAN Tingkat Mata Telapak tangan / kaki 0 Tidak ada kelainan pada mata (mata merah, visus kurang) akibat kusta I II Ada kelainan mata akibat kusta tetapi tidak kelihatan dan visus sedikit berkurang (masih dapat menghitung jari pada jarak 6 meter) akibat kusta. Ada lagophthalmus (mata tidak dapat menutup rapat) visus sangat terganggu akibat kusta. Tidak ada anastesi, tidak ada kerusakan yang kelihatan akibat kusta Ada anastesi tetapi tidak ada cacat atau kerusakan (luka, kekakuan, mutilasi dan absorbsi) yang kelihatan. Ada cacat atau kerusakan yang kelihatan, misalnya: ulkus, jari-jari kiting (clawing),tangan atau kaki simper ( lumpuh lunglai ).

7 12 Skema 2.1 proses kecacatan kusta Gangguan fungsi syaraf tepi Sensorik Motorik Otonom Anastesi Kelemahan Gangguan kel. (mati rasa) keringat, kel. minyak aliran darah Tangan Kornea mata Tangan Mata Kulit kering / & Kaki Mati rasa, & kaki tidak bisa pecah-pecah Kurang Reflek kedip lemah/ berkedip Rasa berkurang lumpuh Luka Infeksi Jari-jari Infeksi Luka Bengkok/kaku Luka Mutilasi Buta Buta Infeksi absorbsi Mutilasi absorbsi ( Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007 )

8 13 Tabel 2.3 Tabel Kerusakan Syaraf Syaraf Fungsi Motorik Sensorik Otonom Facialis Ulnaris Medianus Radialis Kelopak mata tidak bisa menutup Jari tangan ke 4 dan ke 5 lemah / lumpuh / kiting Ibu jari, jari ke 2 dan ke 3 lemah / lumpuh / kiting Tangan lunglai Mati rasa telapak tangan bagian jari ke 4 dan ke 5 Mati rasa telapak tangan bagian ibu jari, jari ke 2 dan ke 3 Kekeringan dan kulit retak akibat kerusakan kelenjar keringat, minyak dan aliran darah Peroneus Tibialis posterior Kaki simper ( lumpuh lunglai Jari kaki kiting Mati rasa telapak kaki E. Penemuan Penderita 1. Penemuan penderita secara pasif (sukarela ) Penemuan penderita secara pasif adalah penemuan penderita yang dilakukan terhadap orang yang belum pernah berobat kusta yang datang sendiri atau atas saran orang lain ke puskesmas atau sarana kesehatan yang lain. Penderita biasanya sudah dalam stadium lanjut. Faktor- faktor yang menyebabkan penderita terlambat datang berobat ke puskesmas atau sarana kesehatan yang lain masyarakat tidak mengerti tanda dini penyakit kusta, malu datang ke puskesmas, adanya puskesmas yang belum siap,tidak tahu bahwa ada obat tersedia cuma-cuma di puskesmas, dan jarak penderita ke puskesmas atau sarana kesehatan lainnya terlalu jauh. 2. Penemuan penderita secara aktif Penemuan penderita kusta secara aktif dapat dilaksanakan dalam beberapa kegiatan yaitu pemeriksaan kontak serumah (survey kontak), pemeriksaan anak SD atau TK atau sederajat ( survey sekolah ), dan chase survey.

9 14 F. Eliminasi kusta Menurut definisi WHO, Eliminasi sebagai angka prevalensi ( angka kesakitan ) kurang dari 1 penderita per penduduk. Penyakit kusta akan dapat dieliminasi kalau kita menemukan semua penderita dan mengobatinya dengan menggunakan pengobatan kombinasi atau MDT ( Multi Drug Treatment ).Eliminasi berarti menurunkan beban penyakit pada tingkat yang sangat rendah. Ini akan mengakibatkan pengurangan sumber infeksi, sehingga kusta mungkin akan lenyap secara alamiah dibanyak bagian dunia. Upaya-upaya yang dapat dilakukan agar eliminasi tercapai adalah memperluas jangkauan pelayanan MDT ke seluruh unit pelayanan kesehatan, mendiagnosis dan mengobati dini semua penderita yang ditemukan dengan MDT secara gratis di semua puskesmas atau sarana kesehatan lainnya, memastikan semua penderita minum obat secara teratur sampai selesai, memastikan ketersediaan MDT yang cukup, memperbaiki tata laksana penderita termasuk mencegah cacat, menghilangkan ketakutan pada kusta, meningkatkan kesadaran pada tanda dini atau awal dan memotivasi masyarakat mencari pengobatan, meningkatkan peran serta masyarakat dalam menemukan penderita secara dini, dan meningkatkan kerjasama dengan berbagai unit terkait. G. Perawatan Penyakit Kusta Prinsip pencegahan bertambahnya cacat pada dasarnya adalah 3M yaitu : 1. Melindungi mata, tangan dan kaki dari trauma fisik 2. Memeriksa mata, tangan dan kaki secara teratur 3. Melakukan perawatan diri : a. Mata yang tidak dapat ditutup rapat, hindari goresan kain baju, sarung bantal, tangan, daun, debu, rambut, asap, dll dapat merusak mata, akibatnya mata akan merah, meradang dan terjadi infeksi yang bisa mengakibatkan kebutaan dan untuk mencegah kerusakan mata hindari tugas-tugas dimana ada debu, misalnya mencangkul tanah kering,

10 15 menuai padi, menggiling padi, bakar sampah dll, melindungi mata dari debu dan angin yang dapat mengeringkan mata dengan memakai kacamata, sering mencuci atau membasahi mata dengan air bersih, waktu istirahat tutup mata dengan sepotong kain basah dan seringseringlah bercermin apakah ada kemerahan atau benda yang masuk ke mata. b. Tangan yang mati rasa bisa terluka oleh benda panas seperti gelas kopi panas, cerek, kuali, rokok, api, bara api, knalpot, benda-benda tajam seperti kaca, seng, pisau, duri, kawat berduri, paku, gergaji, gesekan dari alat kerja (cangkul ), tali pengikat sapi atau perahu, batu dan pegangan yang terlalu kuat pada alat kerja. Penderita bisa mencegah luka dengan melindungi tangan dari benda panas, kasar ataupun tajam, dengan memakai kaos tangan tebal atau alas kain, membagi tugas rumah tangga supaya orang lain mengerjakan bagian yang berbahaya bagi tangan yang mati rasa, seringlah berhenti dan periksa tangan dengan teliti apakah ada luka atau lecet yang sekecil apapun, jika ada luka, memar atau lecet kecil sekecil apapun, rawatlah dan istirahatkan bagian tangan itu sampai sembuh. c. Kulit tangan yang kering bisa mengakibatkan luka-luka kecil yang kemudian terinfeksi, untuk mencegah kekeringan, rendam bagian yang kerig selama 20 menit setiap hari dalam air dingin kemudian langsung mengolesi dengan minyak ( minyak kelapa atau minyak lain ) untuk menjaga kelembaban kulit. d. Jari tangan yang bengkok bila dibiarkan bengkok, sendi-sendi akan menjadi kaku dan otot-otot akan memendek sehingga jari akan menjadi lebih kaku dan tidak dapat digunakan, serta dapat menyebabkan luka. Mencegah supaya jangan sampai terjadi kekakuan lebih berat maka sesering mungkin setiap hari memakai tangan lain untuk meluruskan sendi-sendinya, taruh tangan di atas paha, luruskan dan bengkokkan jari berulang kali. pegang ibu jari dengan tangan lain dan gerakkan sendi supaya tidak kaku.apabila ada kelemahan membuka jari, kuatkan

11 16 dengan menaruh tangan di meja atau paha dan pisahkan dan rapatkan jari berulang kali, ikat jari dengan 2 3 karet gelang, lalu pisahkan dan rapatkan jari berulang kali. e. Kaki yang simper ( lumpuh lunglai ) biarkan tergantung, otot pergelangan kaki bagian belakang ( archilles ) akan memendek sehingga kaki itu tetap tidak bisa diangkat. Jari-jari kaki akan terseret dan luka, dan oleh karena kaki itu miring waktu melangkah akan mudah terjadi ulkus di belakang jari kaki 4 dan ke 5. Mencegah agar kaki yang simper ( lumpuh lunglai ) tidak bertambah cacat maka selalu pakai sepatu supaya jari-jari tidak terseret dan luka, angkat lutut lebih tinggi waktu berjalan, pakai tali karet antar lutut dan sepatu guna mengangkat kaki bagian depan waktu berjalan, pakai plastik atau kertas keras dari betis sampai ke telapak kaki agar kaki tidak jatuh, jaga supaya tidak menjadi kaku dengan cara duduk dengan kaki lurus ke depan, pakailah kain panjang atau sarung yang di sangkutkan pada bagian depan kaki itu dan tarik ke arah tubuh. Apabila kaki yang simper ( lumpuh lunglai ) tidak disertai luka, maka dapat dilakukan variasi melatih kaki tersebut dengan cara berdiri menghadap ke tembok dengan jarak 60 cm, lipat siku dan sandarkan pada tembok, dorong tubuh ke depan dengan tumit tetap menapak ke lantai, dan tahan selama beberapa detik, hingga terasa ototnya tertarik, kemudian dorong kembali tubuh ke belakang. Lakukan latihan ini beberapa kali. Jika kelemahan saja yang terjadi, kerjakan latihan seperti langkah sebelumnya, serta sering-seringlah mencoba mengangkat jari dan bagian depan kaki tersebut, angkatlah karet ( dari ban dalam ) pada tiang atau kaki meja, dan tarik tali karet itu dengan punggung kaki, lalu tahan beberapa saat dan kemudian ulangi beberapa kali. f. Kulit kaki yang tebal dan kering akan mengakibatkan luka-luka kecil yang kemudian terinfeksi, untuk mencegah kulit kering rendamlah kaki selama 20 menit setiap hari dalam air dingin, gosoklah bagian yangg

12 17 menebal dengan batu gosok kemudian langsung diolesi dengan minyak kelapa untuk menjaga kelembaban kulit. g. Kaki yang mati rasa bisa terluka oleh benda panas seperti api, bara api, knalpot, aspal panas, benda tajam seperti kaca, seng, pisau, duri, kawat berduri, paku, gergaji, gesekan dari sepatu atau sandal yang terlalu besar ataupun kecil, atau batu dalam sepatu, tekanan tinggi ataupun lama, berdiri terlalu lama tanpa gerak, berjalan terlalu jauh atau terlalau cepat, jongkok yang lama dll, untuk mencegah terjadinya luka,maka lindungi kaki dengan selalu memakai alas kaki, membagi tugas rumah tangga supaya orang lain mengerjakan tugas yang berbahaya bagi kaki yang mati rasa, sering berhenti dan memeriksa kaki dengan teliti apakah ada luka atau memar atau lecet yang sekecil apapun dan apabila ada luka, memar atau lecet kecil, langsung rawat dengan istirahatkan bagian kaki itu sampai sembuh ( jangan sekalisekali diinjakkan ). Alas kaki yang cocok atau baik adalah yang empuk dan dalam, keras di bagian bawah supaya benda tajam tidak dapat tembus, tidak mudah terlepas ( ada tali di belakang ) dan tidak perlu sepatu khusus kalau memilih sepatu atau sandal di pasar cukup hati-hati atau modifikasi jika perlu. h. Luka borok atau ulkus disebabkan karena menginjak benda tajam, panas, atau kasar, atau ada memar yang tidak dihiraukan karena penderita tidak merasa sakit, luka itu terus terinjak karena berat badan penuh, sampai kulit dan daging hancur, luka itu sebenarnya akan dapat sembuh sendiri bila diistirahatkan selama beberapa minggu. Perawatan yang tepat adalah bersihkan luka dengan sabun, kemudian rendam kaki dalam air selama menit, gosok bagian pinggiran luka yang menebal dengan batu apung, setelah dikeluarkan dari air, beri minyak bagian kaki yang tidak luka, balut lalu istirahatkan bagian kaki itu ( jangan diinjakkan pada waktu berjalan, berjalanlah dengan pincang atau pakai tongkat, kruk atau gunakan sepeda.

13 18 Jika ada penderita yang sudah menyelesaikan pengobatan atau Release From Treatment ( RFT ), kemudian mendapat luka atau borok pada telapak kakinya, seringkali akan berfikir bahwa penyakit kustanya tersebut kambuh. Hal itu tidaklah benar, luka pada kaki yang mati rasa bukan disebabkan oleh mycobacterium leprae, jadi jangan mengulangi pemberian MDT (Multi Drug Treatment) atau DDS (Diamino Diphenyl Sulfon) dan jika pada ulkus tidak ada tanda infeksi ( merah, bengkak, panas, sakit), berarti tidak ada infeksi sekunder oleh bakteri lain sehingga antibiotik tidak perlu diberikan.

14 19 H. Kerangka teori Skema 2.2 Kerangka Teori Penderita Tingkat Kecacatan Penderita Kusta: (cacat tingkat I,II) 1.Pengobatan dengan MDT 2.Perawatan penyakit kusta Tidak terjadi reaksi Reaksi Kusta Pengobatan reaksi Sembuh tanpa cacat Sembuh dengan cacat Tercapai Eleminasi Kusta Tercapai Eradikasi Kusta WHO ( 2007 ), Subdirektorat Kusta Dan Frambusia ( 2007 )

15 20 I. Kerangka Konsep Skema 2.3 Kerangka Konsep Perawatan penyakit kusta Variabel Independen Tingkat kecacatan penderita kusta : (cacat tingkat I,II ) Variabel Dependen J. Variabel Penelitian Penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu perawatan penyakit kusta sebagai variabel bebas (independent) dan tingkat kecacatan sebagai variabel terikat (dependent). K. Hipotesa Hipotesa adalah jawaban sementara yang akan dibuktikan dalam suatu penelitian (Notoatmodjo, 2002). Hipotesa dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara perawatan penyakit kusta dengan tingkat kecacatan penderita kusta di Kabupaten Pekalongan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENYAKIT KUSTA 1. Pengertian Umum. Epidemiologi kusta adalah ilmu yang mempelajari tentang masyarakat kejadian, penyebaran dan faktor yang mempengaruhi sekelompok manusia. Timbulnya

Lebih terperinci

5. Sulfas Ferrosus Obat tambahan untuk penderita kusta yang mengalami anemia berat.

5. Sulfas Ferrosus Obat tambahan untuk penderita kusta yang mengalami anemia berat. PENGOBATAN DAN KECACATAN PENYAKIT KUSTA / LEPRA Dr. Suparyanto, M.Kes PENGOBATAN DAN KECACATAN PENYAKIT KUSTA / LEPRA Tujuan Pengobatan Menyembuhkan penderita kusta dan mencegah timbulnya cacat. Pada penderita

Lebih terperinci

-Faktor penyebab penyakit kusta. -Tanda dan gejala penyakit kusta. -Cara penularan penyakit kusta. -Cara mengobati penyakit kusta

-Faktor penyebab penyakit kusta. -Tanda dan gejala penyakit kusta. -Cara penularan penyakit kusta. -Cara mengobati penyakit kusta SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENYAKIT KUSTA Judul Pokok Bahasan : Penyakit Kusta : Tanda dan Gejala Penyakit Kusta Sub Pokok Bahasan : -Pengertian penyakit kusta - Penyebab penyakit kusta -Faktor penyebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Kusta merupakan salah satu penyakit menular yang menimbulkan masalah yang sangat komplek. Penyebab penyakit kusta yaitu Mycobacterium Leprae. Masalah yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium leprae (M.leprae) yang pertama kali menyerang susunan saraf

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium leprae (M.leprae) yang pertama kali menyerang susunan saraf BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kusta adalah penyakit kronik yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae (M.leprae) yang pertama kali menyerang susunan saraf tepi, selanjutnya dapat menyerang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Sebenarnya kusta bila ditemukan dalam stadium dini

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Sebenarnya kusta bila ditemukan dalam stadium dini BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penderita kusta (lepra) di Indonesia dewasa ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Sebenarnya kusta bila ditemukan dalam stadium dini merupakan penyakit ringan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kusta adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh kuman kusta (Mycobacterium leprae) terutama menyerang kulit dan saraf tepi. Penularan dapat terjadi dengan cara kontak

Lebih terperinci

Saya bisa melakukannya sendiri! Petunjuk praktis bagi orang terkena kusta yang ingin mencegah kecacatan

Saya bisa melakukannya sendiri! Petunjuk praktis bagi orang terkena kusta yang ingin mencegah kecacatan Saya bisa melakukannya sendiri! Petunjuk praktis bagi orang terkena kusta yang ingin mencegah kecacatan SAMBUTAN Saya menyambut baik atas diterbitkannya buku SAYA BISA MELAKUKANNYA SENDIRI, merupakan terjemahan

Lebih terperinci

PROSEDUR DIAGNOSIS KUSTA

PROSEDUR DIAGNOSIS KUSTA Kabupaten dr. ABDUL FATAH A. NIP: 197207292006041014 1.Pengertian 2.Tujuan Adalah penilaian klinis atau pernyataan ringkas tentang status kesehatan individu yang didapatkan melalui proses pengumpulan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh masih kurangnya pengetahuan/pengertian, kepercayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh masih kurangnya pengetahuan/pengertian, kepercayaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit menular sampai saat ini sangat ditakuti oleh semua orang baik itu dari masyarakat, keluarga, termasuk sebagian petugas kesehatan. Hal ini disebabkan oleh masih

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penyakit kusta (morbus Hansen) merupakan penyakit infeksi kronis menahun

I. PENDAHULUAN. Penyakit kusta (morbus Hansen) merupakan penyakit infeksi kronis menahun I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kusta (morbus Hansen) merupakan penyakit infeksi kronis menahun yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae ( M.leprae ) yang menyerang hampir semua organ tubuh

Lebih terperinci

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru 1.1 Pengertian Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis

Lebih terperinci

dan menjadi dasar demi terwujudnya masyarakat yang sehat jasmani dan rohani.

dan menjadi dasar demi terwujudnya masyarakat yang sehat jasmani dan rohani. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya peningkatan kesehatan masyarakat merupakan tanggung jawab bersama dan menjadi dasar demi terwujudnya masyarakat yang sehat jasmani dan rohani. Indonesia masih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menyerang kulit dan susunan saraf tepi,sering dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menyerang kulit dan susunan saraf tepi,sering dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyakit kusta 1. Definisi Penyakit kusta merupakan suatu penyakit menular menahun yang menyerang kulit dan susunan saraf tepi,sering dapat menimbulkan reaksi akut (ekserbasi)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kusta merupakan infeksi kronis granulomatous yang mengenai kulit, syaraf tepi

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kusta merupakan infeksi kronis granulomatous yang mengenai kulit, syaraf tepi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Penyakit kusta merupakan infeksi kronis granulomatous yang mengenai kulit, syaraf tepi dan jaringan tubuh lainnya disebabkan oleh organisme obligat intraselluler Mycobacterium

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KECACATAN PENDERITA KUSTA DI KABUPATEN NGAWI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KECACATAN PENDERITA KUSTA DI KABUPATEN NGAWI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KECACATAN PENDERITA KUSTA DI KABUPATEN NGAWI Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memproleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

Klasifikasi penyakit kusta

Klasifikasi penyakit kusta Penyakit kusta merupakan masalah dunia, terutama bagi Negara-negara berkembang. Di Indonesia pada tahun 1997 tercatat 33.739 orang, yang merupakan negara ketiga terbanyak penderitanya setelah India dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan penyumbang kusta nomor 4 terbesar di dunia setelah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan penyumbang kusta nomor 4 terbesar di dunia setelah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kusta tersebar di Indonesia secara tidak merata dengan angka penderita yang terdaftar sangat bervariasi menurut Propinsi dan Kabupaten. Indonesia merupakan

Lebih terperinci

Modul ke: Pedologi. Cedera Otak dan Penyakit Kronis. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

Modul ke: Pedologi. Cedera Otak dan Penyakit Kronis. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi. Modul ke: Pedologi Cedera Otak dan Penyakit Kronis Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Apakah yang Dimaksudkan dengan Kelumpuhan Otak itu? Kelumpuhan

Lebih terperinci

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio Pengertian Polio Polio atau poliomyelitis adalah penyakit virus yang sangat mudah menular dan menyerang sistem saraf. Pada kondisi penyakit yang bertambah parah, bisa menyebabkan kesulitan 1 / 5 bernapas,

Lebih terperinci

Tingginya prevalensi kusta di Kabupaten Blora juga didukung oleh angka penemuan kasus baru yang cenderung meningkat dari tahun 2007 sampai dengan

Tingginya prevalensi kusta di Kabupaten Blora juga didukung oleh angka penemuan kasus baru yang cenderung meningkat dari tahun 2007 sampai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kusta adalah penyakit menular dan menahun yang disebabkan oleh kuman kusta (Mycobacterium leprae) yang awalnya menyerang saraf tepi, dan selanjutnya menyerang kulit,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan angka kejadiannya yang masih tinggi (World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. dengan angka kejadiannya yang masih tinggi (World Health Organization BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kusta merupakan salah satu dari 17 penyakit tropis yang masih terabaikan dengan angka kejadiannya yang masih tinggi (World Health Organization (WHO), 2013). Tahun 2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kusta (Mycobacterium leprae) yang awalnya menyerang saraf tepi, dan selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. kusta (Mycobacterium leprae) yang awalnya menyerang saraf tepi, dan selanjutnya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kusta adalah penyakit menular dan menahun yang disebabkan oleh kuman kusta (Mycobacterium leprae) yang awalnya menyerang saraf tepi, dan selanjutnya menyerang kulit,

Lebih terperinci

KUSTA SALAH SATU PENYAKIT MENULAR YANG MASIH DI JUMPAI DI INDONESIA. Drh. Hiswani Mkes Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

KUSTA SALAH SATU PENYAKIT MENULAR YANG MASIH DI JUMPAI DI INDONESIA. Drh. Hiswani Mkes Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara KUSTA SALAH SATU PENYAKIT MENULAR YANG MASIH DI JUMPAI DI INDONESIA Drh. Hiswani Mkes Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Penyakit kusta adalah salah satu penyakit menular yang menimbulkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Amiruddin dalam Harahap (2002) menjelaskan penyakit kusta adalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Amiruddin dalam Harahap (2002) menjelaskan penyakit kusta adalah BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Penyakit kusta Amiruddin dalam Harahap (2002) menjelaskan penyakit kusta adalah penyakit kronik disebabkan kuman Mycobacterium leprae yang pertama kali menyerang susunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kusta atau lepra (leprosy) atau disebut juga Morbus hansen merupakan penyakit menular kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Penyakit kusta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemudian dapat ke organ lain kecuali susunan saraf pusat. Masa tunas dari

BAB I PENDAHULUAN. kemudian dapat ke organ lain kecuali susunan saraf pusat. Masa tunas dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kusta merupakan penyakit infeksi kronik yang penyebabnya ialah Mycobacterium leprae dan bersifat intraseluler obligat. Saraf perifer sebagai afinitas pertama, lalu kulit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas hal-hal yang berkaitan dengan materi penelitian yaitu : Teori Kusta, teori dukungan keluarga, teori upaya pencegahan penderita kusta, serta kerangka teori.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Mekanisme Koping Kemampuan koping diperlukan oleh setiap manusia untuk mampu bertahan hidup didalam lingkungan yang selalu berubah dengan cepat. Koping merupakan proses pemecahan

Lebih terperinci

APA ITU TB(TUBERCULOSIS)

APA ITU TB(TUBERCULOSIS) APA ITU TB(TUBERCULOSIS) TB adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tubercolusis. Penyakit Tuberkolusis bukanlah hal baru, secara umum kita sudah mengenal penyakit ini. TB bukanlah

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA INTERVENSI TERHADAP PENDERITA KUSTA SETELAH SELESAI PENGOBATAN MELALUI PENGAMATAN SEMI AKTIF DAN PENGAMATAN PASIF (STUDI KASUS DI KABUPATEN PASURUAN TAHUN

Lebih terperinci

Obat Alami Diabetes Dapat Mencegah Amputasi Pada Diabetesi

Obat Alami Diabetes Dapat Mencegah Amputasi Pada Diabetesi Obat Alami Diabetes Dapat Mencegah Amputasi Pada Diabetesi Obat Alami Diabetes Untuk Pengobatan Komplikasi Pada Diabetesi Komplikasi Pada Kaki Penderita diabetes dapat mengalami banyak permasalahan pada

Lebih terperinci

Mengapa Kita Batuk? Mengapa Kita Batuk ~ 1

Mengapa Kita Batuk? Mengapa Kita Batuk ~ 1 Mengapa Kita Batuk? Batuk adalah refleks fisiologis. Artinya, ini adalah refleks yang normal. Sebenarnya batuk ini berfungsi untuk membersihkan tenggorokan dan saluran napas. Atau dengan kata lain refleks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi bidang promotif, pencegahan, dan pengobatan seharusnya

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi bidang promotif, pencegahan, dan pengobatan seharusnya BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keberadaan penyakit kusta atau lepra sangat ditakuti. Penyakit itu disebabkan bakteri Microbakterium leprae, juga dipicu gizi buruk. Tidak jarang penderitanya dikucilkan

Lebih terperinci

Kelompok. Nama Anggota

Kelompok. Nama Anggota Kelompok... Nama Anggota... CARA PENGISIAN Satu buku digunakan untuk satu anggota. Data dasar diambil pada saat seorang menjadi anggota kelompok (hal. 5). Pemeriksaan rutin dilakukan pada setiap pertemuan

Lebih terperinci

Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara

Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, pada akhirnya buku Profil Program Pemberantasan Penyakit Kusta Kabupaten Kayong Utara

Lebih terperinci

Obat Penyakit Diabetes dan Berbagai Komplikasi Neuropati

Obat Penyakit Diabetes dan Berbagai Komplikasi Neuropati Obat Penyakit Diabetes dan Berbagai Komplikasi Neuropati Berbagai Jenis Neuropati Serta Cara Menanganinya Dengan Obat Penyakit Diabetes Kerusakan saraf akibat diabetes disebut diabetic neuropathy. Sekitar

Lebih terperinci

Awal Kanker Rongga Mulut; Jangan Sepelekan Sariawan

Awal Kanker Rongga Mulut; Jangan Sepelekan Sariawan Sariawan Neng...! Kata-kata itu sering kita dengar pada aneka iklan suplemen obat panas yang berseliweran di televisi. Sariawan, gangguan penyakit pada rongga mulut, ini kadang ditanggapi sepele oleh penderitanya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kronis pada manusia yang disebabkan Mycobacterium leprae (M. leprae) yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kronis pada manusia yang disebabkan Mycobacterium leprae (M. leprae) yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Kusta Lepra (penyakit kusta, Morbus Hansen) adalah suatu penyakit infeksi kronis pada manusia yang disebabkan Mycobacterium leprae (M. leprae) yang secara primer menyerang

Lebih terperinci

Laporan Pendahuluan Morbus Hansen. BAB 1 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

Laporan Pendahuluan Morbus Hansen.  BAB 1 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Laporan Pendahuluan Morbus Hansen Ditulis pada Kamis, 24 Maret 2016 04:03 WIB oleh damian dalam katergori Mikrobiologi tag Morbus hansen, Kusta, Lepra, Mikrobilogi, Laporan Pendahuluan http://fales.co/blog/laporan-pendahuluan-morbus-hansen.html

Lebih terperinci

Laporan Kasus REAKSI KUSTA TIPE 2 PADA PENDERITA KUSTA MULTIBASILER (MB) YANG TELAH MENYELESAIKAN TERAPI MDT-MB. dr. Cut Putri Hazlianda

Laporan Kasus REAKSI KUSTA TIPE 2 PADA PENDERITA KUSTA MULTIBASILER (MB) YANG TELAH MENYELESAIKAN TERAPI MDT-MB. dr. Cut Putri Hazlianda Laporan Kasus REAKSI KUSTA TIPE 2 PADA PENDERITA KUSTA MULTIBASILER (MB) YANG TELAH MENYELESAIKAN TERAPI MDT-MB dr. Cut Putri Hazlianda DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN KULIT & KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN USU

Lebih terperinci

Tentang Penyakit SIPILIS dan IMPOTEN...!!! Posted by AaZ - 12 Aug :26

Tentang Penyakit SIPILIS dan IMPOTEN...!!! Posted by AaZ - 12 Aug :26 Tentang Penyakit SIPILIS dan IMPOTEN...!!! Posted by AaZ - 12 Aug 2009 19:26 1. SIFILIS Sifilis adalah penyakit kelamin yang bersifat kronis dan menahun walaupun frekuensi penyakit ini mulai menurun, tapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium leprae, ditemukan pertama kali oleh sarjana dari Norwegia GH

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium leprae, ditemukan pertama kali oleh sarjana dari Norwegia GH 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kusta masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia, masalah yang dimaksud bukan hanya dari segi medis tetapi meluas sampai ke masalah sosial, ekonomi, budaya,

Lebih terperinci

Lampiran 1. A. Kuesioner Nordic Body Map Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Masa kerja :...tahun

Lampiran 1. A. Kuesioner Nordic Body Map Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Masa kerja :...tahun Lampiran 1 KUESIONER GAMBARAN KELUHAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PEKERJA PANDAI BESI DITINJAU DARI SIKAP KERJA DAN ALAT PELINDUNG DIRI DI KUALA BEGUMIT KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Kusta merupakan penyakit menular langsung yang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh kuman kusta (Mycobacterium leprae)

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI A. PENGERTIAN Chikungunya berasal dari bahasa Shawill artinya berubah bentuk atau bungkuk, postur penderita memang kebanyakan membungkuk

Lebih terperinci

S T O P T U B E R K U L O S I S

S T O P T U B E R K U L O S I S PERKUMPULAN PELITA INDONESIA helping people to help themselves * D I V I S I K E S E H A T A N * S T O P T U B E R K U L O S I S INGAT 4M : 1. MENGETAHUI 2. MENCEGAH 3. MENGOBATI 4. MEMBERANTAS PROGRAM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI Tuberkulosis A.1 Definisi Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini ditemukan pertama kali oleh Robert

Lebih terperinci

Obat Luka Diabetes Pada Penanganan Komplikasi Diabetes

Obat Luka Diabetes Pada Penanganan Komplikasi Diabetes Obat Luka Diabetes Pada Penanganan Komplikasi Diabetes Obat Luka Diabetes Untuk Komplikasi Diabetes Pada Kulit Diabetes dapat mempengaruhi setiap bagian tubuh Anda, termasuk juga kulit. Sebenarnya, permasalahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae. Kecacatan / cacat

BAB II TINJAUAN TEORI. yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae. Kecacatan / cacat BAB II TINJAUAN TEORI A. Kusta 1. Pengertian Penyakit kusta adalah suatu infeksi granulomatosa menahun pada manusia, yang menyerang jaringan superfisial, khususnya kulit, saraf tepi (Isselbacher, Ashadi,

Lebih terperinci

MENGINDENTIFIKASI TANGAN, KAKI DAN KUKU

MENGINDENTIFIKASI TANGAN, KAKI DAN KUKU KEGIATAN BELAJAR I MENGINDENTIFIKASI TANGAN, KAKI DAN KUKU A. LEMBAR INFORMASI 1. Anatomi Kuku (Onyx ) Keadaan kuku seperti halnya keadaan kulit, dapat menentukan kesehatan umum dari badan. Kuku yang sehat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mycobacterium tuberculosis dan menular secara langsung. Mycobacterium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mycobacterium tuberculosis dan menular secara langsung. Mycobacterium BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Etiologi dan Patogenesis Tuberkulosis Paru Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan menular secara langsung. Mycobacterium

Lebih terperinci

Latihan Aktif Dan Pasif / Range Of Motion (ROM) Pada Pasien. Stroke Non Hemoragik

Latihan Aktif Dan Pasif / Range Of Motion (ROM) Pada Pasien. Stroke Non Hemoragik LAMPIRAN 1 Latihan Aktif Dan Pasif / Range Of Motion (ROM) Pada Pasien Stroke Non Hemoragik A. Pengertian Latihan aktif dan pasif / ROM adalah merupakan suatu kebutuhan manusia untuk melakukan pergerakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Notoatmodjo(2011),pengetahuan mempunyai enam tingkatan,yaitu:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Notoatmodjo(2011),pengetahuan mempunyai enam tingkatan,yaitu: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Defenisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu,penginderaan terjadi

Lebih terperinci

INOVASI KEPERAWATAN PENCEGAHAN DAN PERAWATAN TBC ANAK. Perawatan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan merawat. Keperawatan

INOVASI KEPERAWATAN PENCEGAHAN DAN PERAWATAN TBC ANAK. Perawatan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan merawat. Keperawatan 1 Lampiran 1 INOVASI KEPERAWATAN PENCEGAHAN DAN PERAWATAN TBC ANAK I. Pengertian Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2007) pencegahan adalah proses, cara, tindakan mencegah atau tindakan menahan agar

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Mycobacterium leprae (M.leprae). Kuman golongan myco ini berbentuk batang yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Mycobacterium leprae (M.leprae). Kuman golongan myco ini berbentuk batang yang 8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Kusta 2.1.1 Pengertian Penyakit kusta adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae (M.leprae). Kuman golongan myco ini berbentuk batang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lepra adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lepra adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lepra adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae (M. leprae). Kuman ini bersifat intraseluler obligat yang menyerang saraf tepi dan dapat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kewaspadaan universal (Universal Precaution) adalah suatu tindakan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kewaspadaan universal (Universal Precaution) adalah suatu tindakan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kewaspadaan Umum/Universal Precaution 2.1.1. Defenisi Kewaspadaan universal (Universal Precaution) adalah suatu tindakan pengendalian infeksi yang dilakukan oleh seluruh tenaga

Lebih terperinci

PENGARUH KOINSIDENSI DIABETES MELITUS TERHADAP LAMA PENGOBATAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA TAHUN

PENGARUH KOINSIDENSI DIABETES MELITUS TERHADAP LAMA PENGOBATAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA TAHUN PENGARUH KOINSIDENSI DIABETES MELITUS TERHADAP LAMA PENGOBATAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA TAHUN 2008 2009 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kusta merupakan penyakit menular menahun disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae yang menyerang saraf tepi, kulit dan organ tubuh lain kecuali susunan

Lebih terperinci

KEDARURATAN LAIN DIABETES HIPOGLIKEMIA

KEDARURATAN LAIN DIABETES HIPOGLIKEMIA DIABETES HIPOGLIKEMIA GEJALA TANDA : Pusing Lemah dan gemetar Lapar Jari dan bibir kebas Pucat Berkeringat Nadi cepat Mental bingung Tak sadar DIABETES HIPOGLIKEMIA PERTOLONGAN PERTAMA ; Bila tak sadar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, dan kesejahteraan sosial ekonomi pada masyarakat. World Health Organization (WHO) pada berbagai negara terjadi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, dan kesejahteraan sosial ekonomi pada masyarakat. World Health Organization (WHO) pada berbagai negara terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kusta adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium leprae (M. leprae) yang pertama menyerang saraf tepi, selanjutnya dapat menyerang kulit,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sementara penyakit menular lain belum dapat dikendalikan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. sementara penyakit menular lain belum dapat dikendalikan. Salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia masih menghadapi beberapa penyakit menular baru sementara penyakit menular lain belum dapat dikendalikan. Salah satu penyakit menular yang belum sepenuhnya

Lebih terperinci

Tuberkulosis Dapat Disembuhkan

Tuberkulosis Dapat Disembuhkan Tuberkulosis Dapat Disembuhkan Erlina Burhan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Apakah Penyakit Tuberkulosis atau TB itu? Penyakit menular Kuman penyebab: Mycobacterium tuberculosis Bukan penyakit keturunan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ukuran dari bakteri ini cukup kecil yaitu 0,5-4 mikron x 0,3-0,6 mikron

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ukuran dari bakteri ini cukup kecil yaitu 0,5-4 mikron x 0,3-0,6 mikron 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tuberkulosis Paru 2.1.1 Etiologi Penyebab dari penyakit ini adalah bakteri Mycobacterium tuberculois. Ukuran dari bakteri ini cukup kecil yaitu 0,5-4 mikron x 0,3-0,6 mikron

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) OSTEOARTHRITIS

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) OSTEOARTHRITIS SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) OSTEOARTHRITIS Topik Sub Topik : Nyeri sendi degeneratif (Osteoartritis) : Pengertian Osteoartritis, Penyebab osteoarthritis, Tanda-tanda nyeri sendi (osteoartritis), Cara

Lebih terperinci

PENGADAAN OBAT KUSTA

PENGADAAN OBAT KUSTA PENGADAAN OBAT KUSTA Dr. Donna Partogi, SpKK NIP. 132 308 883 DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN FK.USU/RSUP H.ADAM MALIK/RS.Dr.PIRNGADI MEDAN 2008 PENGADAAN OBAT KUSTA PENDAHULUAN Penyakit kusta

Lebih terperinci

APA ITU REMATIK...??? Rematik adalah penyakit peradangan. pada sendi yang bersifat menahun. atau kronis yang menyebabkan. perubahan dari bentuk sendi

APA ITU REMATIK...??? Rematik adalah penyakit peradangan. pada sendi yang bersifat menahun. atau kronis yang menyebabkan. perubahan dari bentuk sendi KELOMPOK G AKLIMA, S.Kep ISMARDI, S.Kep MAYLINDA, S.Kep MILA YUSNA, S.Kep ANDRIE FAUZY, S.Kep AZRIYANI NURMAN, S.Kep FITRIANTI NURDIN, S.Kep PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit kusta adalah penyakit infeksi kronis menular dan menahun yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit kusta adalah penyakit infeksi kronis menular dan menahun yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kusta adalah penyakit infeksi kronis menular dan menahun yang disebabkan oleh kuman kusta (Mycobacterium leprae) yang utamanya menyerang saraf tepi, dan kulit,

Lebih terperinci

Definisi Bell s palsy

Definisi Bell s palsy Definisi Bell s palsy Bell s palsy adalah penyakit yang menyerang syaraf otak yg ketujuh (nervus fasialis) sehingga penderita tidak dapat mengontrol otot-otot wajah di sisi yg terkena. Penderita yang terkena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya sangat cepat. Penyakit ini bervariasi mulai dari hiperemia

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya sangat cepat. Penyakit ini bervariasi mulai dari hiperemia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konjungtivitis merupakan penyakit mata paling umum didunia. Penyakit konjungtivitis ini berada pada peringkat no.3 terbesar di dunia setelah penyakit katarak dan glaukoma,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kusta merupakan salah satu jenis penyakit menular yang masih

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kusta merupakan salah satu jenis penyakit menular yang masih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kusta merupakan salah satu jenis penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Selain menimbulkan masalah kesehatan penyakit kusta juga

Lebih terperinci

SAFII, 2015 GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP REGIMEN TERAPEUTIK DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

SAFII, 2015 GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP REGIMEN TERAPEUTIK DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuberkulosis (Tb) merupakan penyakit menular bahkan bisa menyebabkan kematian, penyakit ini menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil tuberkulosis

Lebih terperinci

PANDUAN KESELAMATAN KERJA DAN PRAKTIKUM

PANDUAN KESELAMATAN KERJA DAN PRAKTIKUM PANDUAN KESELAMATAN KERJA DAN PRAKTIKUM D3 UNIVERSITAS BUDI LUHUR Buku Pedoman untuk Dosen Pengajar dan Mahasiswa Versi 2 (2012) Universitas Budi Luhur Jakarta PENDAHULUAN Panduan ini menjelaskan tentang

Lebih terperinci

Mengenal Penyakit Kelainan Darah

Mengenal Penyakit Kelainan Darah Mengenal Penyakit Kelainan Darah Ilustrasi penyakit kelainan darah Anemia sel sabit merupakan penyakit kelainan darah yang serius. Disebut sel sabit karena bentuk sel darah merah menyerupai bulan sabit.

Lebih terperinci

Laboratorium Komputasi Dasar Ilmu Komputer PANDUAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM KOMPUTASI DASAR JURUSAN ILMU KOMPUTER

Laboratorium Komputasi Dasar Ilmu Komputer PANDUAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM KOMPUTASI DASAR JURUSAN ILMU KOMPUTER PANDUAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM KOMPUTASI DASAR JURUSAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS LAMPUNG 2017 PENDAHULUAN Bahwa agar fungsi Laboratorium komputer jurusan ilmu komputer Universitas

Lebih terperinci

BAB XXV. Tuberkulosis (TB) Apakah TB itu? Bagaimana TB bisa menyebar? Bagaimana mengetahui sesorang terkena TB? Bagaimana mengobati TB?

BAB XXV. Tuberkulosis (TB) Apakah TB itu? Bagaimana TB bisa menyebar? Bagaimana mengetahui sesorang terkena TB? Bagaimana mengobati TB? BAB XXV Tuberkulosis (TB) Apakah TB itu? Bagaimana TB bisa menyebar? Bagaimana mengetahui sesorang terkena TB? Bagaimana mengobati TB? Pencegahan TB Berjuang untuk perubahan 502 TB (Tuberkulosis) merupakan

Lebih terperinci

BAB I KONSEP MEDIK A. DEFINISI

BAB I KONSEP MEDIK A. DEFINISI BAB I KONSEP MEDIK A. DEFINISI Kusta adalah penyakit infeksikronis yang di sebabkan oleh mycobacterium lepra yang interseluler obligat, yang pertama menyerang saraf tepi, selanjutnya dapat menyerang kulit,

Lebih terperinci

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Serviks Kanker serviks merupakan penyakit yang umum ditemui di Hong Kong. Kanker ini menempati peringkat kesepuluh di antara kanker yang diderita oleh wanita dengan lebih dari 400 kasus baru setiap

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. fenomena penyakit yang terjadi pada sebuah kelompok masyarakat, yang berhubungan,

BAB 1 : PENDAHULUAN. fenomena penyakit yang terjadi pada sebuah kelompok masyarakat, yang berhubungan, BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit berbasis lingkungan merupakan penyakit yang proses kejadiannya atau fenomena penyakit yang terjadi pada sebuah kelompok masyarakat, yang berhubungan, berakar

Lebih terperinci

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Prostat Kanker prostat merupakan tumor ganas yang paling umum ditemukan pada populasi pria di Amerika Serikat, dan juga merupakan kanker pembunuh ke-5 populasi pria di Hong Kong. Jumlah pasien telah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada kulit yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae. Predileksi awal penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. pada kulit yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae. Predileksi awal penyakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kusta atau disebut juga Morbus Hansen (MH) merupakan infeksi kronik pada kulit yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae. Predileksi awal penyakit ini adalah saraf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan dunia. Pada tahun 2012 diperkirakan 8,6 juta orang terinfeksi TB dan 1,3 juta orang meninggal karena penyakit ini (termasuk

Lebih terperinci

Masalah Kulit Umum pada Bayi. Kulit bayi sangatlah lembut dan membutuhkan perawatan ekstra.

Masalah Kulit Umum pada Bayi. Kulit bayi sangatlah lembut dan membutuhkan perawatan ekstra. Masalah Kulit Umum pada Bayi Kulit bayi sangatlah lembut dan membutuhkan perawatan ekstra. Brosur ini memberikan informasi mendasar tentang permasalahan kulit yang lazimnya dijumpai pada usia dini sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kusta maupun cacat yang ditimbulkannya. kusta disebabkan oleh Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN. kusta maupun cacat yang ditimbulkannya. kusta disebabkan oleh Mycobacterium BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kusta masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia dan beberapa negara di dunia. Penyakit kusta sampai saat ini masih ditakuti oleh masyarakat,

Lebih terperinci

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Leukemia Leukemia merupakan kanker yang terjadi pada sumsum tulang dan sel-sel darah putih. Leukemia merupakan salah satu dari sepuluh kanker pembunuh teratas di Hong Kong, dengan sekitar 400 kasus baru

Lebih terperinci

Tindakan keperawatan (Implementasi)

Tindakan keperawatan (Implementasi) LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN No. Dx Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Hari/ Pukul tanggal 1 Senin / 02-06- 14.45 15.00 15.25 15.55 16.00 17.00 Tindakan keperawatan (Implementasi) Mengkaji kemampuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berperilaku, karena mereka mempunyai aktivitas masing-masing sehingga yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berperilaku, karena mereka mempunyai aktivitas masing-masing sehingga yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Perilaku Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organism (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu dari sudut pandang biologis semua

Lebih terperinci

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS 1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, berlangsung kirakira 6 minggu. Anjurkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi kusta Penyakit kusta adalah sebuah penyakit infeksi kronis yang di sebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Penyakit ini adalah tipe penyakit granulomatosa pada syaraf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB, yaitu mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman menyerang paru lewat saluran

Lebih terperinci

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9 Kanker Paru-Paru Kanker paru-paru merupakan kanker pembunuh nomor satu di Hong Kong. Ada lebih dari 4.000 kasus baru kanker paru-paru dan sekitar 3.600 kematian yang diakibatkan oleh penyakit ini setiap

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN PROSES PENYEMBUHAN PADA PENDERITA KUSTA DI KABUPATEN BENGKALIS RIAU TAHUN 2010

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN PROSES PENYEMBUHAN PADA PENDERITA KUSTA DI KABUPATEN BENGKALIS RIAU TAHUN 2010 KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN PROSES PENYEMBUHAN PADA PENDERITA KUSTA DI KABUPATEN BENGKALIS RIAU TAHUN 2010 No. Urut Responden : Alamat Responden : Tanggal Wawancara

Lebih terperinci

DIABETES MELLITUS (PENYAKIT GULA)

DIABETES MELLITUS (PENYAKIT GULA) DIABETES MELLITUS (PENYAKIT GULA) AFRIYANI, S.Kep 04121004 PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN GERONTIK PSIK-FK UNAND PADANG 2008 Apa itu Diabetes Melitus (DM)..?? Suatu keadaan tingginya kadar gula darah karena

Lebih terperinci

Tema Lomba Infografis Community TB HIV Care Aisyiyah 2016

Tema Lomba Infografis Community TB HIV Care Aisyiyah 2016 Tema Lomba Infografis Community TB HIV Care Aisyiyah 2016 TEMA 1 : Tuberkulosis (TB) A. Apa itu TB? TB atau Tuberkulosis adalah Penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberkulosis. Kuman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah kematian per tahun. Kematian tersebut pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah kematian per tahun. Kematian tersebut pada umumnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit Tuberkulosis (TB) paru adalah penyakit infeksi menular yang masih menjadi masalah kesehatan dunia, dimana WHO melaporkan bahwa setengah persen dari

Lebih terperinci

Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Saya yang bertanda tangan dibawah ini : LAMPIRAN Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth.Sdra/I Responden Dengan hormat Assalamu alaikum Wr. Wb Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Yogyakarta, Maret 2016 Nama : Hasrullah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menahun yang disebabkan oleh penyakit degeneratif, diantaranya

BAB 1 PENDAHULUAN. menahun yang disebabkan oleh penyakit degeneratif, diantaranya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pola penyakit di Indonesia mengalami pergeseran, dimana penyakit infeksi dan kekurangan gizi berangsur-angsur turun, dilain pihak penyakit menahun yang disebabkan oleh

Lebih terperinci

LUKA BAKAR Halaman 1

LUKA BAKAR Halaman 1 LUKA BAKAR Halaman 1 1. LEPASKAN: Lepaskan pakaian/ perhiasan dari daerah yang terbakar. Pakaian yang masih panas dapat memperburuk luka bakar 2. BASUH: Letakkan daerah yang terbakar di bawah aliran air

Lebih terperinci

Obat Untuk Diabetes Dengan Komplikasi Neuropati Perifer

Obat Untuk Diabetes Dengan Komplikasi Neuropati Perifer Obat Untuk Diabetes Dengan Komplikasi Neuropati Perifer Obat Untuk Diabetes Dengan Komplikasi Neuropati Perifer Kerusakan saraf akibat diabetes disebut diabetic neuropathy. Sekitar setengah dari semua

Lebih terperinci