UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR BUAH- BUAHAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS VII SMP IT AL-FITYAN SCHOOL MEDAN ARTIKEL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR BUAH- BUAHAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS VII SMP IT AL-FITYAN SCHOOL MEDAN ARTIKEL"

Transkripsi

1 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR BUAH- BUAHAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS VII SMP IT AL-FITYAN SCHOOL MEDAN ARTIKEL Disusun Oleh: DIAN LESTARI NIM JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN J u r n a l S e n i R u p a

2 ARTIKEL UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR BUAH- BUAHAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS VII SMP IT AL-FITYAN SCHOOL MEDAN Disusun dan Diajukan oleh: DIAN LESTARI NIM Telah diverifikasi dan Dinyatakan Memenuhi Syarat untuk diunggah pada jurnal online Medan, September 2012 Menyetujui: Pembimbing Skripsi, Drs. Anam Ibrahim, M.Pd NIP J u r n a l S e n i R u p a

3 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR BUAH- BUAHAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS VII SMP IT AL-FITYAN SCHOOL MEDAN Dian Lestari ABSTRAK Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMP IT Al-Fityan School Medan. Dari hasil wawancara dengan guru seni budaya ditemukan bahwa para siswa belum pernah diajarkan menggambar bentuk buahbuahan secara langsung, belum pernah mendapatkan pengalaman belajar dari lingkungan mereka sendiri dan hasil belajar siswa dalam pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan masih kurang. Tujuan penelitian ini adalah dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar menggambar buah-buahan siswa kelas VII-B SMP IT Al-Fityan School Medan. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan 2 siklus. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII-B SMP IT Al-Fityan School Medan dengan jumlah 31 siswa. Setiap siklus terdiri dari Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan/Observasi, dan Refleksi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Lembar Penilaian Siswa, Tes Unjuk Kerja, Wawancara, Catatan Lapangan dan dokumentasi. Hasil-hasil penelitian yang diperoleh adalah hasil belajar pada tiap siklus terjadi peningkatan, yaitu nilai rata-rata kelas Siklus I mencapai 73,18 dengan siswa yang tuntas belajar 14 siswa atau 45,16%. Siklus II nilai rata-rata kelas mencapai 83,91, siswa yang mengalami tuntas belajar sebanyak 27 siswa atau 87,10%. Aspek ketepatan bentuk pada siklus I 18 siswa (58,07%) yang tuntas, pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 27 siswa (87,09%) yang tuntas. Aspek gelap terang pada siklus I 12 siswa (38,70%) yang tuntas, pada silkus II mengalami peningkatan menjadi 28 siswa (90,32%) yang tuntas. Aspek arsiran pada siklus I 12 siswa (38,70%) yang tuntas, pada silkus II mengalami peningkatan menjadi 27 siswa (87,09%) yang tuntas.aspek komposisi pada siklus I 20 siswa (64,52%) yang tuntas, pada silkus II mengalami peningkatan menjadi 29 siswa (93,54%) yang tuntas.aspek proporsi pada siklus I 19 siswa (61,30%) yang tuntas, pada silkus II mengalami peningkatan menjadi 29 siswa (93,54%) yang tuntas. Kata Kunci: Hasil belajar, menggambar buah-buahan, metode demonstrasi. 3 J u r n a l S e n i R u p a

4 PENDAHULUAN Pelajaran seni rupa merupakan bagian dari pendidikan sejak dahulu hingga sekarang, dimana secara formal diberikan kepada siswa secara berkesinambungan mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Dalam belajar seni rupa siswa terlebih dahulu memahami materi sebelumnya serta memahami konsep yang merupakan pendukung dalam memahami materi yang akan dipelajarinya dan juga siswa harus mendapat motivasi dari siswa itu sendiri dan juga dari guru atau pihak lain yang mana dapat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Usaha-usaha guru dalam membelajarkan siswa merupakan bagian yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan. Oleh karena itu, pemilihan berbagai metode, strategi, pendekatan serta teknik pembelajaran merupakan suatu hal yang utama. Ada berbagai jenis metode yang dapat digunakan dalam pengajaran. Setiap metode berbeda satu dengan yang lain. Perbedaan metode-metode tersebut adalah disebabkan karena setiap metode memiliki karakteristik sendiri-sendiri, yaitu kebaikan dan keburukan tujuan penggunaan dan teknis penggunaannya. Oleh karena itu tidak cocok satu metode saja yang digunakan untuk melaksanakan semua kegiatan-kegiatan pengajaran. Untuk mencapai tujuannya sesuai dengan yang diharapkan setiap metode dapat cocok dan tepat digunakan, apabila metode tersebut sesuai dan serasi untuk mencapai pencapaian tujuan yang akan dicapai dalam pengajaran itu. Berdasarkan dokumen yang didapat dari guru seni budaya pelajaran seni rupa SMP IT Al-Fityan School Medan, bahwa siswa kurang mampu dalam belajar menggambar buah-buahan pada pokok bahasan menggambar bentuk sehingga hasil belajar siswa kurang memuaskan (rendah), terlihat sekitar 40% dari 40 siswa yang belum mencapai standar yang diharapkan, hanya 60% yang siswa yang dapat mencapai standar ketuntasan belajar. Selain itu, disini penulis juga salah satu guru pada mata pelajaran seni budaya dan kesenian di sekolah tersebut, bahwasanya dari pengamatan dan kejadian yang ada, guru yang sebelumnya mengajar tersebut belum pernah melakukan atau mendemonstrasikan kegiatan belajar mengajar pada materi menggambar bentuk, sehingga siswa kurang paham dalam pelaksanaan atau langkah-langkah dalam menggambar bentuk khususnya menggambar buah-buahan dengan menggunakan objek atau model objek langsung yang akan digambar oleh siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya kemampuan siswa dalam menggambar bentuk yang masih dibawah standar yang diharapkan, dari segi bentuk, perspektif, arsiran, tekstur, dan gelap terang. Oleh sebab itu, hasil belajar siswa belum mencapai hasil yang diharapkan. Berdasarkan keadaan itu penulis tertarik untuk mengkaji penggunaan metode demonstrasi dalam upaya meningkatkan hasil belajar menggambar buahan-buhan pada pokok bahasan menggambar bentuk. Disini penulis ingin meningkatkan kemampuan menggambar bentuk siswa terutama dalam hal ketepatan bentuk, arsiran, dan gelap terang. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti berminat untuk mengetahui, membahas, dan melakukan penelitian dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Menggambar Buah-buahan dengan Menggunakan Metode Demonstrasi di Kelas VII SMP Islam Terpadu Al-Fityan School Medan. 4 J u r n a l S e n i R u p a

5 Rumusan Masalah 1. Bagaimana pelaksanaan metode demonstrasi dalam pembelajaran menggambar bentuk khususnya menggambar buah-buahan? 2. Bagaimana hasil belajar siswa dalam menggambar bentuk khususnya menggambar buah-buahan setelah mengalami proses pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi yang dilakukan oleh guru? Tujuan 1. Mengetahui penerapan metode demonstrasi sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam menggambar buah-buahan di kelas VII SMP IT Al Fityan School Medan. 2. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam menggambar bentuk khususnya menggambar buah-buahan setelah mengalami proses pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi yang dilakukan oleh guru. LANDASAN TEORI Pengertian Belajar Dalam keseluruhan proses pendidikan disekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Menurut pengertian secara psikologi dalam Slameto (2010:2), belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dalam lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Oemar Hamalik (2007:106), belajar adalah bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara berperilaku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Gagne dalam Slameto (2010:13) memberikan dua definisi belajar, yaitu: 1) Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku; 2) Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi. Bruner dalam Slameto (2010:11) bahwa belajar adalah proses aktif siswa dalam mengkonstruk (membangun) pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang sudah dimilikinya. Sesuatu yang baru tersebut tidak hanya berupa pengetahuan akan tetapi dapat berupa keterampilan, sikap, kemauan, kebiasaan maupun pengetahuanpengetahuan. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa belajar mengandung arti yang cukup luas atau kompleks. Dalam hal ini yang dimaksud belajar berarti pada individu yang belajar terjadi perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan tingkah laku, baik itu aspek pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Misalnya, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil atau dengan kata lain perubahan itu bukan hanya berkaitan dengan 5 J u r n a l S e n i R u p a

6 penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan sikap dan keterampilan. Pengertian Menggambar Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, gambar adalah tiruan yang dilukis di atas kertas atau kanvas. Menggambar adalah mencoret sesuatu untuk digambar. Menurut Veri Apriyatno (2004:4), menggambar adalah unsur rupa paling mendasar dalam seni rupa dan merupakan bahasa yang paling universal yang sudah ada sebelum manusia menemukan bahasa tulisan. Gambar adalah informasi dan ekspresi. Menurut Firmanawaty Sutan & Setiyo Hartono (2010), menggambar adalah memadukan rasa, pikiran, keterampilan, ide, dan teknik. Menurut Lewis Bruce (2005:10) mengemukakan pengertian drawing antara lain: Drawing is a form of visual representation in which two dimensional images of person, things or ideas are created with the intention of recreating the essences of those things in the mind of the viewer. All types of drawing are by nature processes of abstraction. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa menggambar adalah menuangkan ide, ekspresi, dan imajinasi melalui media alat dan bahan tertentu dengan menggunakan teknik atau cara tertentu, sehingga menghasilkan suatu karya gambar. Pengertian Hasil Belajar Hal pokok yang mendasari suksesnya pelaksanaan pendidikan adalah merubah pandangan atau persepsi setiap individu yang terlibat langsung dalam pendidikan. Dari berbagai definisi belajar, maka perubahan tingkah laku itu bisa saja dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian baru, perubahan dalam sikap dan kebiasaan, perubahan pandangan, kegemaran dan lain-lain. Kegiatan dan usaha untuk mencapai tingkah laku merupakan proses belajar sedangkan perubahan tingkah laku itu sendiri merupakan hasil belajar. Hasil belajar terdiri dari dua kata yaitu: hasil dan belajar. Hasil merupakan akibat dari yang ditimbulkan karena langsungnya suatu proses kegiatan. Sedangkan belajar adalah serangkaian kegiatan untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Sudjana (1990:2) mengemukakan bahwa: belajar dan mengajar sebagai suatu proses yang mengandung tiga unsur yang dapat dibedakan, yakni tujuan pengajaran (instruksional), pengalaman (proses) belajar-mengajar, dan hasil belajar. Howard Kingsley dalam Sudjana (1990:22) membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan; (b) pengetahuan dan pengertian; (c) sikap dan cita- 6 J u r n a l S e n i R u p a

7 cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Menurut Gagne dalam Sudjana (1990:22) membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motoris. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler paupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris. Dengan demikian, hasil belajar menggambar bukan hanya semata-mata merupakan hasil dari proses keterampilan secara motorik saja, tetapi sebelumnya didahului dengan pengetahuan dan pemahaman bagaimana melakukan kegiatan menggambar, seperti tahapan yang harus dilakukan, yaitu pemahaman tentang dasar-dasar dalam menggambar antara lain pemilihan bahan dasar menggambar, penggunaan titik, penggarisan, kesesuaian bentuk, ketepatan dalam pencahayaan, penggunaan warna, ruang atau pembidangan, keselarasan, keseimbangan, irama, dan sebagainya, sehingga diperoleh suatu karya yang baik. Pengertian Menggambar Bentuk Menggambar bentuk adalah kegiatan menggambar suatu benda dengan cara menangkap bentuk fisik benda tersebut. Menggambar bentuk dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1. Menggambar dengan model, yaitu kegiatan menggambar dimana kita harus berada di depan objek yang akan digambar. Menggambar dengan model ini memiliki kelebihan-kelebihan, di antaranya: a. Objek gambar lebih jelas; b. Ketetapan sudut atau lekuk-lekuk gambar lebih terjamin; c. Tidak perlu bingung mencari objek gambar; dan d. Orang yang menggambar dapat sesering mungkin mengontrol gambar tehadap modelnya. 2. Menggambar tanpa model, yaitu kegiatan menggambar bentuk di mana kita hanya menggunakan pemahaman terhadap bentuk dasar suatu benda. Bentuk Dasar Benda Bentuk dasar benda dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: 1. Bentuk kubistis, yaitu bentuk benda yang menyerupai kubus. Contoh: lemari, televisi, speaker, dan meja. 2. Bentuk silindris, yaitu benda yang dimiliki bentuk dasar menyerupai silinder. Contoh: botol, gelas, ember, panci, dan kaleng. 3. Bentuk bebas, yaitu benda yang bentuknya tidak beraturan. Contoh: bunga, pohon, buah, pakaian, dan batu. Teknik Menggambar dengan Pensil Teknik-teknik yang digunakan dalam menggambar dengan pensil antara lain: 7 J u r n a l S e n i R u p a

8 1. Teknik Pointilist, yaitu menggambar dengan titik-titik atau noda-noda yang diulang-ulang. 2. Teknik Dussel, atau disebut dengan teknik gosok. Yaitu menggambar dengan cara menggosok-gosokkan tangan atau kertas yang sudah diberi/dibubuhi dengan pensil. (Teknik ini tidak diperkenankan untuk digunakan dalam dunia pendidikan, akan tetapi kenyataan di lapangan para pelukis wajah/potret sering menggunakannya). 3. Teknik Arsir, Untuk menyampaikan kesan bentuk tiga dimensi yang tidak dapat terwakili hanya dengan garis kontur saja. Garis-garis arsir mengacu pada serangkaian garis sejajar dengan jarak berdekatan atau rapat. Jenis-Jenis Arsir antara lain: a. Arsir Biasa, yaitu garis-garis arsir yang mengacu pada serangkaian garis rapat sejajar, seirama sesuai dengan bentuk benda yang digambar. b. Arsir Silang, ialah arsir yang melibatkan penggunaan dua lapis garis arsir untuk mendapatkan kepadatan yang lebih tinggi dan menghasilkan nada gelap terang. c. Teknik Scribbling, adalah suatu jenis arsiran jaringan yang terdiri dari garis-garis berbagai arah yang dibuat secara acak, sehingga tekstur visualnya akan bervariasi dengan teknik garis yang digunakan. Peralatan Menggambar Belajar menggambar hanya memerlukan peralatan sederhana dan relative murah. Adapun peralatan yang digunakan dalam menggambar yaitu pensil, kertas gambar, penggaris, karet penghapus, dan peraut pensil. Langkah-Langkah Menggambar Buah-Buahan dengan Menggunakan Pensil Buah-buahan memiliki aneka rupa dan bentuk. Bentuk dasar buah yang beragam, dari bentuk bulat, bulat memanjang, panjang melengkung, atau bahkan berkelok-kelok. Begitu juga struktur kulitnya yang licin mengkilap, berpori-pori halus, berbulu, berambut, berduri, dan bersisik. Yang paling banyak adalah berbentuk bulat. Menggambar buah dengan arsiran yang pas agar terlihat lebih natural. Langkah-langkah menggambar bentuk yaitu prosedur atau tata urutan kerja dalam kegiatan menggambar bentuk. Sedangkan langkah-langkah dalam menggambar bentuk dalam pendekatan model adalah melakukan pengamatan, membuat sketsa, menentukan gelap-terang, memilih atau menentukan teknik yang digunakan dan sentuhan akhir. 1. Melakukan pengamatan Pengamatan adalah kegiatan yang mengenali atau memahami objek yang akan digambar. Dalam kegiatan ini, objek hendaknya diamati berulang kali dengan seksama, bahkan bila perlu dilakukan dengan bingkai (frame). 2. Membuat Sketsa Sketsa adalah rancangan gambar yang ingin dibuat. Sketsa merupakan bentuk gambar yang paling sederhana. Setelah kita melakukan pengamatan terhadap objek gambar, langkah selanjutnya adalah menuangkan hasil pengamatan tersebut di atas bidang gambar dengan cara membuat sketsa gambar bagian perbagian dengan tipis. 8 J u r n a l S e n i R u p a

9 3. Menentukan Gelap-Terang Setelah sketsa gambar terbentuk, kita beri tanda batas yang tipis antara bagian yang gelap dan yang terang dengan memperhatikan asal sumber cahaya atau arah cahaya. 4. Memilih Teknik Penggunaan teknik sangat tergantung dari alat dan media yang digunakan untuk menggambar. Pada menggambar bentuk buahan-buahan dengan menggunakan pensil, teknik yang digunakan adalah teknik arsir dan dusel. 5. Sentuhan Akhir Yaitu memberikan penekanan pada gambar dengan arsiran yang bersifat memantapkan goresan sehingga gambar tersebut memiliki makna. Metode Demonstrasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara sistematis dan terpikir secara baik untuk mencapai tujuan. Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunanya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satu pun metode mengajar yang dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan pendidikan (Syaiful Bahri Djamarah, 1991 : 72). Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau secara kelompok (Ahmad Sabri, 2007:49). Menurut Ahmad Sabri, (2007:57), metode demonstrasi adalah mengajar yang memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu. Ini dapat dilakukan oleh guru atau orang lain yang sengaja diminta dalam suatu proses. Metode demontrasi dapat dilakukan apabila: 1. Anak mempunyai keterampilan tertentu. 2. Untuk memudahkan berbagai penjelasan. 3. Untuk membantu anak memahami dengan jelas jalannya suatu proses dengan penuh perhatian. 4. Untuk menghindari verbalisme. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi Adapun kelebihan dari metode demonstrasi adalah sebagai berikut: 1. Dapat membuat pengajaran lebih jelas dan lebih konkret, sehingga menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau kalimat). 2. Siswa lebih mudah memahami apa yang terjadi. 3. Proses pengajaran lebih banyak. 4. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukan sendiri. 5. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi. 9 J u r n a l S e n i R u p a

10 Di samping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa kelemahan, di antarannya: 1) Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak. 2) Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah. 3) Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Di samping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa. Langkah-langkah Penggunaan Metode Demonstrasi dalam Menggambar Buahbuahan 1. Tahapan Persiapan Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan: a. Adapun tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah melakukan proses belajar mengajar yaitu: 1) Siswa mampu membuat gelap terang dengan teknik arsir, dusel dan pointillist. 2) Siswa mampu membuat sketsa bentuk dasar pada buah-buahan. 3) Siswa mampu membuat gambar buah-buahan dengan kriteria hasil belajar yang meliputi, ketepatan bentuk, proporsi, perspektif, arsiran dan gelap terang. b. Adapun persiapan garis besar langkah-langkah menggambar buah-buhan yang akan digambar yaitu: 1) Mempersiapkan alat dan bahan untuk menggambar. 2) Mempersiapkan model atau objek yang digambar yaitu buah-buahan. c. Melakukan praktik menggambar buah-buahan. 2. Tahap Pelaksanaan Adapun tahap pelaksanaan dalam menggambar buah-buahan dengan menggunakan metode demonstrasi adalah sebagai berikut: a. Langkah pembukaan. Sebelum melakukan praktik menggambar, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya: 1) Salam pembuka. 2) Penyampaian informasi tentang komptensi dasar. 3) Tanya jawab berbagai hal yang terkait dengan wawasan siswa dalam menggambar bentuk khususnya buah-buahan. 4) Posisi duduk siswa dibentuk membentuk lingkaran, dengan objek atau model yang akan digambar berada di tengah-tengah lingkaran sebagai pusat perhatian siswa. 10 J u r n a l S e n i R u p a

11 5) Guru menyampaikan kepada siswa tujuan yang harus dicapai siswa dalam menggambar buah-buahan yang meliputi ketepatan bentuk, proporsi, perspektif, arsiran dan gelap terang. 6) Guru menyampaikan tugas-tugas yang akan dilakukan siswa melalui prosedur atau langkah-langkah dalam menggambar buah-buahan. b. Langkah Pelaksanaan Menggambar Bentuk 1) Siswa mengamati objek buah-buahan yang akan digambar. 2) Guru mendemonstrasikan cara memilih posisi kertas apakah siswa menggunakan posisi kertas secara horizontal atau dengan posisi kertas secara vertikal dengan cara mengukur objek benda dengan pensil dari posisi duduk siswa. Kemudian amati apakah objek yang akan digambar lebih panjang kesamping atau lebih tinggi ke atas. Jika objek yang akan digambar lebih lebar kesamping, maka posisi kertas horizontal (landscape). Dan sebaliknya, jika objek yang akan digambar lebih tinggi ke atas, maka posisi kertas yang digunakan adalah vertikal (portrait). 3) Siswa mulai membuat sketsa buah-buahan dengan melihat model yang disediakan. 4) Setelah membuat sketsa, siswa menyempurnakan bentuk sehingga dapat diarsir sesuai dengan karakter buah yang digambar dengan memperhatikan gelap terang pada model. 5) Melakukan finishing pada gambar. c. Langkah mengakhiri menggambar buah-buahan dengan menggunakan metode demonstrasi adalah sebagai berikut: 1) Menunjukkan gambar buah-buahan hasil karya siswa dengan cara melakukan apresiasi dan evaluasi bersama-sama tentang proses pembuatan gambar buah-buahan. 2) Menyimpulkan materi pembelajaran. 3) Salam penutup. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bersifat melakukan perbaikan pembelajaran karena penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research), yakni studi sistematis yang dilakukan dalam upaya perbaikan praktik-praktik pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas model Kurt Lewin dan terdiri dari tiga siklus, yang setiap siklusnya terdiri dari empat tahap (Arikunto, 2006:16), yaitu perencanaan, pelaksanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII SMP IT Al- Fityan School Medan, dengan populasi sebanyak 60 orang (2 kelas), sedangkan sampel penelitian berjumlah 31 orang (1 kelas) yang di ambil. Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini adalah observasi disertasi praktik, hasilnya dipergunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas siswa serta tingkat pengalaman siswa. Observasi dilakukan guna melihat bagaimana 11 J u r n a l S e n i R u p a

12 proses pembelajaran menggambar buah-buahan yang menggunakan metode demonstrasi berlangsung. Segala hal yang terjadi selama kegiatan pembelajaran dicatat dalam suatu lembar observasi atau daftar checklist. Sedangkan tes praktik digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa dalam menggambar buahbuhan dengan menggunakan metode demonstrasi. Lembar observasi dan tes praktik ini digunakan disetiap siklus penelitian. HASIL PENELITIAN Hasil-hasil penelitian yang diperoleh adalah hasil belajar pada tiap siklus terjadi peningkatan, yaitu nilai rata-rata kelas Siklus I mencapai 73,18 dengan siswa yang tuntas belajar 14 siswa atau 45,16%. Siklus II nilai rata-rata kelas mencapai 83,91, siswa yang mengalami tuntas belajar sebanyak 27 siswa atau 87,10%. PEMBAHASAN Dari data hasil pada tindakan I menunjukkan bahwa masih sedikit siswa yang mampu menggambar buah-buahan dengan nilai yang memuaskan. 1 s orang siswa (3,22%) yang mendapatkan predikat sangat baik, 8 orang siswa (25,80%) yang memperoleh nilai dengan predikat baik, 13 orang siswa (41,93%) yang memperoleh predikat cukup baik, dan 9 orang siswa (29,03%) yang memperoleh predikat kurang baik. Namun pada tindakan I ini, tidak ada lagi siswa yang mendapatkan nilai tidak baik. Berdasarkan uraian di atas, secara umum hal ini belum menunjukkan hasil yang maksimal, namun sudah mengalami kenaikan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan 17 orang siswa (54,84%) yang belum tuntas, belum mampu mengenal bentuk dan karakter buah apel yang sebenarnya, serta kemampuan dalam teknik menggambar yang masih minim seperti aspek ketepatan bentuk, gelap terang, arsiran, komposisi, dan penguasaan teknik. Hanya 14 orang siswa (45,16%) yang mendapatkan predikat baik dalam menggambar buah apel. Maka dari hasil tindakan I ini, peneliti menjadi tahu peningkatan kemampuan siswa yang masih kurang memuaskan, sehingga peneliti akan melaksanakan siklus II pada pertemuan selanjutnya dan lebih memperdalam aspek ketepatan bentuk, arsiran, dan gelap terang, karena siswa masih lemah pada aspek-aspek tersebut. Dari data hasil penilaian tindakan II menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat sehingga siswa mampu menggambar buah-buahan dengan nilai yang memuaskan. Pada siklus II ini, terdapat 7 siswa (22,58%) yang memperoleh predikat sangat baik dan mampu menggambar buah-buahan dengan sangat baik, 18 siswa (58,07%) yang memperoleh predikat baik 6 siswa (19,35%) yang memperoleh predikat cukup dan sudah hampir mencapai hasil yang diharapkan. Pada siklus ini tidak ada siswa yang memperoleh predikat kurang baik dan tidak baik. Berdasarkan uraian di atas, secara umum hal ini sudah menunjukkan hasil yang maksimal. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata kelas 83,61 dengan 12,90% siswa belum tuntas, belum mampu mengenal bentuk dan karakter buah yang digambar, serta kemampuan dalam teknik menggambar yang masih minim. Pada siklus ini 87,10% siswa yang tuntas dan mendapatkan predikat baik dalam menggambar buah. Jadi, tidak perlu dilakukan siklus III lagi, karena penelitian ini mencapai hasil yang 12 J u r n a l S e n i R u p a

13 diharapkan dan sudah melewati KKM pada mata pelajaran Seni Budaya dan Kesenian. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menggambar buah-buahan sehingga karya siswa lebih natural. 2. Penerapan metode demonstrasi terbukti dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menggambar. 3. Nilai hasil kerja siswa mengalami peningkatan pada setiap siklusnya, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa semakin meningkat secara bertahap sesuai dengan setiap siklus yang dilakukan peneliti. 4. Nilai hasil kerja siswa pada siklus I adalah sebagai berikut: 1 siswa memperoleh predikat sangat baik (3.22%), 6 siswa memperoleh predikat baik (19,36%), 14 siswa memperoleh nilai cukup (45,16%), dan 10 siswa yangg memperoleh predikat kurang (32,26%). Nilai rata-rata kelas pada siklus I ini adalah 73, Nilai hasil kerja siswa pada siklus II adalah sebagai berikut: 7 siswa memperoleh predikat sangat baik (22,58%), 21 siswa memperoleh predikat baik (67,74%), dan 3 siswa memperoleh nilai cukup (9,68%). Saran 1. Inovasi pembelajaran yang memacu pembelajaran berbasis siswa perlu dikembangkan guna meningkatkan kualitas pembelajaran. 2. Metode demonstrasi dapat dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan dan hasil belajar siswa dalam menggambar buah-buahan. 3. Aspek-aspek yang menentukan metode demonstrasi adalah kemampuan keterampilan siswa, memudahkan berbagai penjelasan, membantu siswa memahami dengan jelas jalannya suatu proses dalam pembelajaran. 4. Hasil penerapan metode demonstrasi dapat di informasikan kepada siswa guna memotivasi siswa untuk terus mengembangkan kemampuannya. 5. Guru perlu melakukan pendekatan untuk memberikan motivasi sehingga terbentuk rasa percaya diri. 6. Untuk mengembangkan kreativitas siswa, keterampilan bertanya, mengemukakan pendapat, dan menumbuhkan antusias siswa memerlukan banyak latihan dan bimbingan dalam pembelajaran. 13 J u r n a l S e n i R u p a

14 DAFTAR PUSTAKA Apriyatno, Veri. Tanpa Tahun. Cara Mudah Menggambar dengan Pensil. Jakarta: Kawan Pustaka. Arikunto, Suharsimi Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Friend, Trudy Drawing and Painting Flowers Problems and Solutions. Cina: D & C. Hamalik, Oemar Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya. Ian Wongkar dan Patricia Linkan. Tanpa Tahun. Melukis dengan Pensil. Jakarta: PT Gramedia. Indahan, Zeli Menggambar dengan Pensil itu Mudah Panduan Belajar Menggambar untuk Pemula. Yogyakarta: One Books. Lewis, Bruce Draw Manga How to Draw Manga in Your Own Unique Style. Cina: C & D. Sabri, Ahmad Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching. Padang: Quantum Teaching. Slameto Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana, Nana Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.. Sutan, Firmanawaty dan Setiyo Hartono Langkah Mudah Menggambar dengan Pensil. Bogor: Rumah Ide. Togarma dan Wegig Murwonugroho Metodologi Riset Seni Rupa dan Desain. Jakarta: Universitas Trisakti. 14 J u r n a l S e n i R u p a

BAB III Membuat Sketsa

BAB III Membuat Sketsa BAB III Membuat Sketsa Pada dasarnya sketsa merupakan sebuah gambar sederhana dengan sentuhan goresan pensil namun tetap memperlihatkan nilai estetika pada objek yang digambar. Permasalahannya menggambar

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI MEMAHAMI DAN MENANGKAP PESAN DALAM LAGU MELALUI METODE DEMONSTRASI. Endah Sulistiowati

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI MEMAHAMI DAN MENANGKAP PESAN DALAM LAGU MELALUI METODE DEMONSTRASI. Endah Sulistiowati Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI MEMAHAMI DAN MENANGKAP PESAN DALAM LAGU MELALUI METODE DEMONSTRASI SMP

Lebih terperinci

SITI ARFAH, S.Pd 1 ABSTRAK

SITI ARFAH, S.Pd 1 ABSTRAK 131 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI PESAWAT SEDERHANA DENGAN MENERAPKAN METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 5 SIMEULU TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SITI ARFAH, S.Pd 1 Oleh: ABSTRAK

Lebih terperinci

MENGGAMBAR 1 HAND OUT DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG. DEDDY AWARD W. LAKSANA, M.Pd

MENGGAMBAR 1 HAND OUT DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG. DEDDY AWARD W. LAKSANA, M.Pd MENGGAMBAR 1 HAND OUT DEDDY AWARD W. LAKSANA, M.Pd DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG Macam Bentuk Gambar Bentuk bentuk adalah suatu proses pernyataan kembali hasil pengamatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) 2.1.1.1 Pengertian IPA Sains berasal dari kata "science" yang berarti ilmu. sains adalah ilmu yang mempelajari lingkungan alam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Metode Demonstrasi 2.1.1.1 Hakekat Metode Demonstrasi Metode demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMP Negeri 2 Ngemplak Mata Pelajaran : Seni Budaya (Seni Rupa) Kelas/semester : VII (Tujuh)/1 (Satu) Materi Pokok : Menggambar Alam Benda Alokasi Waktu

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I ( RPP I )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I ( RPP I ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I ( RPP I ) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Alokasi Waktu : SMP NEGERI 3 KALASAN : Seni Budaya (Seni Rupa) : VII (Tujuh) /1 (Satu) : 3 X 40 menit A. Kompetensi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Kuliah : MENGGAMBAR ETNIS Semester : I Kode : - SKS : 4 Jurusan : Desain Komunikasi Visual Dosen : Anton Rosanto, Asmoro Nurhadi Panindias Kompetensi : Mahasiswa mampu

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DI KELAS V SD NEGERI 50 PADANG TONGGA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DI KELAS V SD NEGERI 50 PADANG TONGGA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DI KELAS V SD NEGERI 50 PADANG TONGGA Silvianita Merizal 1, Edrizon 1, Erwinsyah Satria 1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat: 1. Mengetahui penerapan strategi index card match khususnya pada materi pokok binatang yang halal dan

Lebih terperinci

02FDSK. Studio Desain 1. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Hapiz Islamsyah, S.Sn

02FDSK. Studio Desain 1. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Hapiz Islamsyah, S.Sn Modul ke: Studio Desain 1 Fakultas 02FDSK Penjelasan mengenai kontrak perkuliahan yang didalamnya dijelaskan mengenai tata tertib, teknis, serta bahan untuk perkuliahan di Universitas Mercu Buana Denta

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Hakikat Kemampuan Mengenal Bentuk Bangun Datar Sederhana

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Hakikat Kemampuan Mengenal Bentuk Bangun Datar Sederhana BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Hakikat Kemampuan Mengenal Bentuk Bangun Datar Sederhana Kemampuan mengenal bentuk bangun datar sederhana adalah suatu kemampuan yang

Lebih terperinci

JUPENDAS, Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN:

JUPENDAS, Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN: PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI MENGUBAH PECAHAN BIASA KE BENTUK DESIMAL DAN PERSEN DENGAN METODE DISCOVERY DI KELAS V SD NEGERI 1 PEUSANGAN email: raudhatuljannah183@yahoo.com email: asrulkarim@ymail.com

Lebih terperinci

cara kerja suatu alat kepada kelompok siswa.

cara kerja suatu alat kepada kelompok siswa. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Demonstrasi 1. Pengertian Metode Demonstrasi Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses,

Lebih terperinci

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No.

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No. Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No. 1 Polanto Jaya Fartati Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Konsep Dasar Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Konsep Dasar Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan BAB II KAJIAN TEORI A. Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) 1. Konsep Dasar Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan Konsep dasar pendidikan seni pada dasarnya dapat dibagi dalam dua kategori,

Lebih terperinci

WIWIK PUJIATI. Pendahuluan. Abstrak:

WIWIK PUJIATI. Pendahuluan.   Abstrak: Penggunaan Metode Pembelajaran Peta Konsep (Mind Map) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VIII-B SMP Negeri 1 Ngimbang Semester I Tahun Pelajaran 2016-2017 WIWIK PUJIATI Email : wiwikpujiati@gmail.com

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE OUTDOOR STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 TAJI TAHUN AJARAN 2014/2015

PENERAPAN METODE OUTDOOR STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 TAJI TAHUN AJARAN 2014/2015 PENERAPAN METODE OUTDOOR STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 TAJI TAHUN AJARAN 2014/2015 Naskah Publikasi Ilmiah Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan IPA Pendidikan IPA merupakan disiplin ilmu yang di dalamnya terkait dengan ilmu pendidikan dan IPA itu sendiri. Sebelum mengetahui lebih jelas mengenai pendidikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian hasil belajar Belajar merupakan proses aktif siswa untuk mempelajari dan memahami konsep-konsep yang dikembangkan dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam. Model yang diajarkan disini memakai model Inquiry Based

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam. Model yang diajarkan disini memakai model Inquiry Based BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan di jaman sekarang semakin berkembang karena dengan adanya perubahan kurikulum yang semakin pesat. Model pembelajaran yang dipakai pun bermacam-macam.

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Lariang Melalui Metode Demonstrasi

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Lariang Melalui Metode Demonstrasi Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Lariang Melalui Metode Demonstrasi Putu Ayu Puspayanti, Lilies, Bustamin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

Endang Srininsih SMP NEGERI 4 MATARAM

Endang Srininsih SMP NEGERI 4 MATARAM DAMPAK PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SENI MUSIK DENGAN TEKNIK BERMAIN ALAT MUSIK RECORDER DI KELAS VII 1 SMP NEGERI MATARAM SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menggunakan metode yang menarik dan bervariasi dalam mengajar. Bahri (dalam

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menggunakan metode yang menarik dan bervariasi dalam mengajar. Bahri (dalam 1 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakikat Metode Demonstrasi Kegiatan belajar mengajar akan lebih bersemangat apabila seorang guru dapat menggunakan metode yang

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMP Negeri 2 Ngemplak Mata Pelajaran : Seni Budaya (Seni Rupa) Kelas/semester : VII (Tujuh)/1 (Satu) Materi Pokok : Menggambar Flora, Fauna, dan Alam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Metode Demonstrasi 2.1.1 Pengertian Metode Demonstrasi Metode demonstrasi merupakan format belajar mengajar yang secara sengaja mempertunjukkan atau memperagakan tindakan, proses

Lebih terperinci

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar   1 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Question Student Have (QSH) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Pengukuran pada Siswa Kelas IV Aminudin 1 1 SDN Sukorejo 01, Kota Blitar Email:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan esensial dalam pengajaran, juga terkait dengan berbagai faktor yang dapat memberikan perubahan pada siswa. Faktor siswa, guru serta

Lebih terperinci

Pemanfaatan Media Alat Peraga Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas IV SDN 1 Toili

Pemanfaatan Media Alat Peraga Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas IV SDN 1 Toili Pemanfaatan Media Alat Peraga Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas IV SDN 1 Toili Sulastri, Jamaludin, dan Hasdin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

Pembelajaran Sistem Area Dalam Meningkatkan Minat Belajar Anak Di TK Purwo Kencono Desa Purworejo

Pembelajaran Sistem Area Dalam Meningkatkan Minat Belajar Anak Di TK Purwo Kencono Desa Purworejo Pembelajaran Sistem Area Dalam Meningkatkan Minat Belajar Anak Di TK Purwo Kencono Desa Purworejo Khurotun (10261306) Maahasiswa PG-PAUD IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Penelitian ini didasarkan pada permasalahan

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR Vicky Budi Utomo 1, Dedi Kuswandi 2, Saidah Ulfa 3 Jurusan Teknologi Pendidikan FIP Universitas

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu Yunius, Siti Nuryanti, dan Yusuf Kendek Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALAT PERAGA LANGSUNG PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MATERI PECAHAN SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENGGUNAAN ALAT PERAGA LANGSUNG PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MATERI PECAHAN SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PENGGUNAAN ALAT PERAGA LANGSUNG PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MATERI PECAHAN SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA RUSMAWATI Guru SD Negeri 031 Tarai Bangun rusmawati6360@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

`PENINGKATAN KOMUNIKASI MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFIC DENGAN MODEL DISCOVERY LEARNING KELAS VII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 24 SURAKARTA

`PENINGKATAN KOMUNIKASI MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFIC DENGAN MODEL DISCOVERY LEARNING KELAS VII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 24 SURAKARTA `PENINGKATAN KOMUNIKASI MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFIC DENGAN MODEL DISCOVERY LEARNING KELAS VII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 24 SURAKARTA 2014/2015 ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bilangan Berpangkat melalui Model Pembelajaran Discovery Learning

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bilangan Berpangkat melalui Model Pembelajaran Discovery Learning Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bilangan Berpangkat melalui Model Pembelajaran Discovery Learning Rachmad Lasaka Guru Matematika SMP Negeri 2 Luwuk, Kabupaten Banggai, Propinsi Sulawesi Tengah,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 5-26 Januari di kelas VII MTs Tsamrotul Huda Jepara Tahun Ajaran 2009/2010.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 06 November sampai 28 November 2009. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau Sumanti N. Laindjong, Lestari M.P. Alibasyah, dan Ritman Ishak Paudi Mahasiswa Program Guru

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DISKUSI TIPE BUZZ GROUP

PENERAPAN METODE DISKUSI TIPE BUZZ GROUP PENERAPAN METODE DISKUSI TIPE BUZZ GROUP PADA MATERI VIRUS UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA KELAS X B MA BUSTANUL ULUM PAGERHARJO KECAMATAN WEDARIJAKSA PATI TAHUN AJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VI DI SD NEGERI CINANGSI KECAMATAN CIBOGO KABUPATEN SUBANG 2016 Cucu Suaedah, S.Pd. SD NIP.

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL WORD SQUARE PADA SDN MEDAN DENAI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL WORD SQUARE PADA SDN MEDAN DENAI MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL WORD SQUARE PADA SDN 6497 MEDAN DENAI Masta Ginting Dosen Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED Surel : mastaginting@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI POKOK CUACA DI SEKITAR KITA

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI POKOK CUACA DI SEKITAR KITA Dinamika Vol. 4, No. 4, April 2014 ISSN 0854-2172 PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI POKOK CUACA DI SEKITAR KITA SDN Pangkah 01 Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal Abstrak

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and BAB V PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas II di MIN Sumberjati Kademangan Blitar pada mata pelajaran Fiqih dengan melalui penerapan model

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-nilai sikap.

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-nilai sikap. BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Landasan Teori 1. Pembelajaran sejarah Belajar merupakan suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan, yang menghasilkan

Lebih terperinci

Seni Rupa. (Sumber: Dok. Kemdikbud)

Seni Rupa. (Sumber: Dok. Kemdikbud) Seni Rupa Bab 1 Pembelajaran Menggambar Flora, Fauna, dan Alam Benda Kompetensi Inti KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun manusia yang memiliki kepribadian. Hal ini juga diwujudkan oleh pemerintah, dengan membangun

Lebih terperinci

: Model pembelajaran inkuiri, keaktifan siswa, hasil belajar siswa, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

: Model pembelajaran inkuiri, keaktifan siswa, hasil belajar siswa, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN IPA MATERI BENDA DAN SIFATNYA DI KELAS III SD NEGERI PADURENAN 04 BEKASI Aningsih Irnawati Sapitri

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA 12 e-jurnalmitrapendidikan, Vol 1, No. 2, April 2017 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA Ponco Budi Raharjo Indri

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktif dan pendekatan keterampilan proses, guru berperan sebagai fasilitator dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktif dan pendekatan keterampilan proses, guru berperan sebagai fasilitator dan 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kreativitas Belajar Belajar mengandung arti suatu kegiatan yang dilakukan guru dan siswa secara bersama-sama. Dalam konsep pembelajaran dengan pendekatan cara belajar siswa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2007: 910), disebutkan bahwa. prestasi adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang

BAB II KAJIAN TEORI. Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2007: 910), disebutkan bahwa. prestasi adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang BAB II KAJIAN TEORI A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Menurut Poerwadarminta. W.J.S (2006: 915), prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan dan dikerjakan. Dalam Kamus

Lebih terperinci

Ernidalisma Guru Matematika dan Kepala Sekolah SMP N 30 Pekanbaru. Kata kunci: metode pembelajaran learning start with a question, hasil belajar.

Ernidalisma Guru Matematika dan Kepala Sekolah SMP N 30 Pekanbaru. Kata kunci: metode pembelajaran learning start with a question, hasil belajar. PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LEARNING START WITH A QUESTION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII-6 SMP NEGERI 30 PEKANBARU TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Ernidalisma Guru Matematika

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kepenerima pesan (2006:6). Dalam Accociation for education and communication

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kepenerima pesan (2006:6). Dalam Accociation for education and communication BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Media Secara harfiah media berarti perantara atau pengantar. Oleh Sadiman dikemukakan bahwa media adalah perantara atau pengantar

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar. menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan proses belajar.

BAB I PENDAHULUAN. dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar. menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan proses belajar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan berkaitan erat dengan istilah belajar dan mengajar. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar (Sudjana, 2013 : 28) menunjuk

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi sebagaian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi sebagaian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN POHON JARINGAN (NETWORK TREE) TENTANG SUMBER DAYA ALAM GUNA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 DELINGAN KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS Launa Yenny Abadi Simanjuntak Sekolah Dasar Negeri 173652 Tanjung Pasir Corresponding author: lona_joentax@yahoo.com

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS VIIC SMP N 1 PAJANGAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS VIIC SMP N 1 PAJANGAN UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS VIIC SMP N 1 PAJANGAN Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aktivitas Belajar 2.1.1. Pengertian Aktivitas Belajar Sanjaya (2009: 130) mengungkapkan bahwa aktifitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktifitas fisik akan tetapi juga meliputi

Lebih terperinci

BAB 1 : PERSIAPAN MENGGAMBAR

BAB 1 : PERSIAPAN MENGGAMBAR BAB 1 : PERSIAPAN MENGGAMBAR 1.1 ALAT DASAR MENGGAMBAR Alat dasar dalam menggambar adalah pensil gambar, selanjutnya ada beberapa alat gambar lainnya seperti pensil warna, tinta, kuas, spidol, crayon,

Lebih terperinci

BAB II REMEDIASI HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN. A. Pembelajaran Remediasi Menggunakan Metode Eksperimen

BAB II REMEDIASI HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN. A. Pembelajaran Remediasi Menggunakan Metode Eksperimen BAB II REMEDIASI HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN A. Pembelajaran Remediasi Menggunakan Metode Eksperimen 1. Pengertian Pengajaran Remediasi Pengajaran remediasi dalam proses belajar mengajar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Secara umum, semua aktivitas

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN SIKAP SISWA KELAS VI SDN 135/V MAKMUR JAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN SIKAP SISWA KELAS VI SDN 135/V MAKMUR JAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN SIKAP SISWA KELAS VI SDN 135/V MAKMUR JAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI Mhd. Jamil Sutarni Guru SDN 135/V Makmur Jaya Tanjung Jabung Barat, Jambi Abstrak: Setiap

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG Farraz Putri Febriani, Suminah PP3 Jalan Ir. Soekarno No. 1 Blitar

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN ABSTRAK FLORA Guru SD Negeri 38 Ampenan e-mail: flora.60@yahoo.com Untuk mengatasi masalah rendahnya

Lebih terperinci

PERANAN MEDIA GAMBAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR ANAK DI KELOMPOK B TK MELATI BURANGA KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG. Oleh FENI TOHEBA 1

PERANAN MEDIA GAMBAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR ANAK DI KELOMPOK B TK MELATI BURANGA KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG. Oleh FENI TOHEBA 1 PERANAN MEDIA GAMBAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR ANAK DI KELOMPOK B TK MELATI BURANGA KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG Oleh FENI TOHEBA 1 ABSTRAK Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING MELALUI PENDEKATAN BERBASIS PROBLEM (PROBLEMS BASED APPROACH) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X2 SMA AL ISLAM I SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

Oleh: AGUS SUSILA NIP Guru SMP Negeri 1 Jalancagak

Oleh: AGUS SUSILA NIP Guru SMP Negeri 1 Jalancagak MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATERI LEMBAGA NEGARA MELALUI MODEL MIND MAPPING (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VIII K SMP Negeri 1 Jalancagak Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2016/2017)

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN CAWANG 07 PAGI JAKARTA TIMUR

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN CAWANG 07 PAGI JAKARTA TIMUR UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN CAWANG 07 PAGI JAKARTA TIMUR LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( CLASSROOM ACTION RESEARCH

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP N 1 Prambanan Klaten : Seni Budaya (Seni Rupa) : VIII E dan VIII F /Satu : Menggambar Model

Lebih terperinci

FAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG

FAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG FAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG Desi Kurnia Ningsih 1 Erianjoni, M.Si 2 Erningsih, S.Sos 3 Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI GAYA MENGAJAR LATIHAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI GAYA MENGAJAR LATIHAN UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI GAYA MENGAJAR LATIHAN Rinaldi Aditya Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Stok Bina Guna Medan ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF Journal of Mechanical Engineering Education, Vol. 3, No. 2, Desember 2016 256 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF Saepuloh 1, Dede Suhayat

Lebih terperinci

Rinendah Sihwinedar 16

Rinendah Sihwinedar 16 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, DAN INTELEKTUAL) PADA SISWA KELAS III SDN REJOAGUNG 01 SEMBORO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Rinendah Sihwinedar

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MODEL BERMAIN PERAN. Bambang Turjayus

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MODEL BERMAIN PERAN. Bambang Turjayus Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MODEL BERMAIN PERAN

Lebih terperinci

Oleh Fathorrasi (1), Hasan Muchtar Fauzi (2)

Oleh Fathorrasi (1), Hasan Muchtar Fauzi (2) PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA MATERI POKOK SIFAT-SIFAT BENDA KELAS III SEMESTER GANJIL DI SDN 1 DAWUAN KECAMATAN SUBOH KABUPATEN SITUBONDO TAHUN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika 2.1.1.1 Pengertian Matematika Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Teori Belajar 1. Teori Belajar a. Teori Belajar Konstruktivisme Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme menekankan kontribusi seseorang pembelajar

Lebih terperinci

4.1 MENGGAMBAR ALAM BENDA BUATAN MANUSIA

4.1 MENGGAMBAR ALAM BENDA BUATAN MANUSIA BAB 4 ALAM BENDA Bila pada pertemuan sebelumnya, diperkenalkan bagaimana mengamati dan menggambarkan tanaman pohon yang terbentuk oleh alam, maka pada pertemuan berikutnya, akan diperkenalkan benda-benda

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Pokok Bahasan Sifat Benda Melalui Metode Demonstrasi Di Kelas IV SDN 1 Kalangkangan Tolitoli

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Pokok Bahasan Sifat Benda Melalui Metode Demonstrasi Di Kelas IV SDN 1 Kalangkangan Tolitoli Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 3 ISSN 2354-614X Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Pokok Bahasan Sifat Benda Melalui Metode Demonstrasi Di Kelas IV SDN 1 Kalangkangan Tolitoli

Lebih terperinci

Jurusan Pendidikan Ekonomi Prodi S1 Pendidikan Ekonomi

Jurusan Pendidikan Ekonomi Prodi S1 Pendidikan Ekonomi MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS X AK 1 SMK NEGERI 1 BATUDAA KABUPATEN GORONTALO Sofyawati Usman Jurusan Pendidikan Ekonomi

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI MEDAN ESTATE

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI MEDAN ESTATE PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI MEDAN ESTATE RAMLI SITORUS Dosen Jurusan PPSD Prodi PGSD Email: ramlisitorus105@ymail.com

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Konsep Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungan. Hamalik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 3 BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 3 BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 3 BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO Djotin Mokoginta, Irvin Novita Arifin dan Taufik Masengge

Lebih terperinci

Arnot Pakpahan Surel :

Arnot Pakpahan Surel : PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAI SISTEM TATA SURYA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI Arnot Pakpahan Surel : arnotpakpahan20@gmail.com

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SMP

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SMP PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SMP MURNIYATI Guru SMP Negeri 3 Dumai mmurniyati7@gmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini

Lebih terperinci

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI KELAS V SD NEGERI 106146 MULIOREJO MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri 106146 Muliorejo

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH PENULISANKARYA ILMIAH (PKI) MELALUI SUMBER BELAJAR LINGKUNGAN PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PG PAUD

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH PENULISANKARYA ILMIAH (PKI) MELALUI SUMBER BELAJAR LINGKUNGAN PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PG PAUD MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH PENULISANKARYA ILMIAH (PKI) MELALUI SUMBER BELAJAR LINGKUNGAN PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PG PAUD Muraeni Mursanib, Hj. Shofiyanti Nur Zuama Abstrak : Permasalahan

Lebih terperinci

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

Mata Kuliah Persepsi Bentuk Modul ke: Mata Kuliah Persepsi Bentuk Pertemuan 3 Fakultas FDSK Nina Maftukha, S.Pd., M.Sn. Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Bentuk Bentuk merupakan penjabaran geometris dari bagian semesta

Lebih terperinci

Oleh: Wa Ode Zariati Guru SDN 13 Katobu Kabupaten Muna

Oleh: Wa Ode Zariati Guru SDN 13 Katobu Kabupaten Muna PEMANFAATAN KALENG BEKAS SEBAGAI MEDIA BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI SATUAN DEBIT DI KELAS VI SD NEGERI 13 KATOBU TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh: Wa Ode Zariati Guru SDN 13 Katobu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Mata Pelajaran IPA untuk Sekolah Dasar Ilmu Pengetahuan Alam berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ruang Lingkup IPA SD/MI

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ruang Lingkup IPA SD/MI BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam dari segi istilah dapat diartikan sebagai ilmu yang berisi pengetahuan alam. Ilmu artinya pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Gagne (dalam Slameto, 2007:43) lima kategori hasil belajar yaitu

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Gagne (dalam Slameto, 2007:43) lima kategori hasil belajar yaitu BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Menurut Gagne (dalam Slameto, 2007:43) lima kategori hasil belajar yaitu (1) informasi verbal; (2) keterampilan

Lebih terperinci

Agung Listiadi dan Friska Imelda Sitorus Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRAK

Agung Listiadi dan Friska Imelda Sitorus Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRAK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 2 PADA KOMPETENSI DASAR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN JASA DI SMA NEGERI 18 SURABAYA Agung Listiadi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. 2.1 Hakikat Hasil Belajar Siswa Tentang Perubahan Wujud Benda

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. 2.1 Hakikat Hasil Belajar Siswa Tentang Perubahan Wujud Benda BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakikat Hasil Belajar Siswa Tentang Perubahan Wujud Benda 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Menurut Hamalik (2001 : 1), Hasil belajar adalah bila seseorang

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I ( RPP I )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I ( RPP I ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I ( RPP I ) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Alokasi Waktu : SMP NEGERI 3 KALASAN : Seni Budaya (Seni Rupa) : IX (sembilan) /1 (Satu) : 3 X 40 menit A. Kompetensi

Lebih terperinci

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MASRI MANSYUR Guru SMP Negeri YASFII Dumai masrimansyur449@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: EKO MARGIANTO A PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: EKO MARGIANTO A PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENINGKATAN MINAT BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRING MINDS WANT TO KNOW BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 3 WATANGREJO TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Oleh: EKO

Lebih terperinci