pareparekota.bps.go.id

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "pareparekota.bps.go.id"

Transkripsi

1

2 Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN IPM Kota Parepare Tahun

3

4 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA PAREPARE 2015 I S S N : No. Publikasi : Katalog BPS : Ukuran Buku Jumlah Halaman Naskah Penyunting : 21 cm x 15 cm : 104 Halaman : Badan Pusat Statistik Kota Parepare : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Gambar Kulit : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Diterbitkan Oleh Dicetak Oleh : : Badan Pusat Statistik Kota Parepare Catatan: Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya.

5 PENGANTAR KEPALA BPS KOTA PAREPARE Publikasi INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA PAREPARE 2015 ini merupakan publikasi statistik tahunan yang diterbitkan BPS Kota Parepare. IPM Tahun 2015 ini menggunakan metode baru dalam penghitungannya sehingga dengan adanya perubahan ini dapat lebih memperoleh gambaran menyeluruh mengenai tingkat kesejahteraan rakyat dan indikator yang berfungsi sebagai ukuran pencapaian keberhasilan pembangunan daerah. Berhasilnya penerbitan publikasi ini karena dukungan serta kerja sama yang baik dari semua pihak yang turut membantu. Menyadari hal tersebut, maka melalui kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada seluruh pimpinan Dinas/Badan/Instansi terkait serta lembaga pemerintah dan swasta atas bantuan dan peran sertanya dalam penerbitan publikasi ini. Diharapkan, kerja sama yang baik ini dapat lebih ditingkatkan pada masa yang akan datang guna memenuhi keperluan data yang makin esensial bagi pembangunan dalam rangka penerapan otonomisasi yang luas, nyata, dan bertanggung jawab. Akhir kata, untuk perbaikan di masa yang akan datang, saran dan kritik dari berbagai pihak sangat diharapkan. Semoga buku ini dapat digunakan oleh seluruh kalangan dan bemanfaat adanya. Parepare, Oktober 2015 KEPALA BPS KOTA PAREPARE, Ir. ARI PRIHANDINI, M.Si NIP: iii

6 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN KATALOG PUBLIKASI... PENGANTAR KEPALA BPS KOTA PAREPARE... i ii iii DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data Sistematika Penulisan... 6 BAB II METODOLOGI.. 11 BAB III TINJAUAN UMUM 3.1 Geografis Kependudukan iv vi vii viii 3.3 Ekonomi Potensi dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam BAB IV POSISI PEMBANGUNAN MANUSIA 4.1 Komponen IPM IPM Kota Parepare iv

7 BAB V KESEHATAN 5.1 Angka Harapan Hidup Pemerataan Pelayanan Kesehatan Status Kesehatan Masyarakat Peningkatan Peran Serta Masyarakat BAB VI BAB VII BAB VIII PENDIDIKAN 6.1 Sarana dan Prasarana Pendidikan Angka Harapan Lama Sekolah Rata-Rata Lama Sekolah Angka Partisipasi Sekolah KETENAGAKERJAAN 7.1 Angkatan Kerja Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Tingkat Pengangguran Terbuka Penyerapan Tenaga Kerja PERUMAHAN 8.1 Kondisi Fisik Tempat Tinggal Fasilitas Tempat Tinggal Fasilitas Penerangan LAMPIRAN v

8 DAFTAR TABEL Tabel 1. Nilai Maksimum dan Minimum Komponen IPM yang Digunakan Dalam Penghitungan Tabel 2. Produk Domestik Regional Bruto Kota Parepare, Tahun Tabel 3. Perbandingan IPM Kabupaten/Kota di Ajattapareng, Tahun Tabel 4. Persentase Balita Menurut Penolong Persalinan di Kota Parepare, Tahun 2014 (Persen) Tabel 5. Statistik Pelayanan Kesehatan di Kota Parepare, Tahun Tabel 6. Tabel 7. Tabel 8. Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Menurut Jenis Kelamin di Kota Parepare,Tahun 2014 (Persen) Persentase Penduduk yang Menderita Sakit Menurut Jenis Kelamin dan Jumlah Hari Sakit di Kota Parepare, Tahun 2014 (Persen) Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Usia Sekolah (7 24 Tahun) di Kota Parepare, Tahun 2014 (Persen) Tabel 9. Data Angkatan Kerja dan Penduduk Kota Parepare, Tahun Tabel 10. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Kegiatan Utama Selama Seminggu yang Lalu di Kota Parepare, Tahun (Persen) Tabel 11. Persentase Rumah Tangga Menurut Kualitas Rumah yang Ditempati dan Luas Lantainya di Kota Parepare, Tahun (Persen) Tabel 12. Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum, Penggunaan Kakus, dan Jarak ke Penampungan Terakhir di Kota Parepare, Tahun (Persen) Tabel 13. Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Penerangan di Kota Parepare, Tahun (Persen) vi

9 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Grafik IPM Kota Parepare dan Provinsi Sulawesi Selatan, Tahun Gambar 2. Grafik Angka Harapan Hidup (AHH; e0) Kota Parepare, Tahun (Tahun) Gambar 3. Gambar 4. Grafik Persentase Penduduk yang Menyatakan Mengalami Keluhan Menurut Ada Tidaknya Gangguan Kesehatan dan Jenis Kelamin di Kota Parepare, Tahun 2014 (Persen) Grafik Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) Kota Parepare, Tahun (Persen) Gambar 5. Grafik Rata-Rata Lama Sekolah Kota Parepare, Tahun (Tahun) Gambar 6. Gambar 7. Grafik Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kota Parepare, Tahun (Persen) Persentase Penduduk Usia 15 tahun ke atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha, Kota Parepare Tahun vii

10 DAFTAR TABEL LAMPIRAN Tabel 1. Beberapa Indikator Kependudukan Di Kota PArepare, Tahun Tabel 2. Beberapa Indikator Dasar Kependudukan dan Geografis di Kota Parepare, Tahun Tabel 3. Tabel 4. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen IPM Kota Parepare, Tahun Beberapa Indikator Ketenagakerjaan di Kota Parepare, Tahun Tabel 5. Grafik Rata-Rata Lama Sekolah Kota Parepare, Tahun (Tahun) Tabel 6. Beberapa Indikator Perumahan di Kota Parepare, Tahun (persen) Tabel 7. PDRB ADH Berlaku dan ADH KOnstan 2010 Menurut Sektor Ekonomi di Kota Parepare, Tahun (Juta Rupiah) viii

11 BAB I PENDAHULUAN

12 Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sebelum tahun 1970-an, pembangunan semata-mata dipandang sebagai fenomena ekonomi saja. (Todaro dan Smith). Pengalaman pada decade tersebut menunjukkan adanya tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi tetatpi gagal memperbaiki taraf hidup sebagian besar penduduknya. Pada tahun 1991 Bank Dunia menerbitkan laporannya yang menegaskan bahwa tantangan uatama pembangunan.adalah memperbaiki kualitas kehidupan (World Development Report). Pembangunan harus dipandang sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur social, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional. Konsep pembangunan muncul untuk memperbaiki kelemahan konsep pertumbuhan ekonomi karena selain memperhitungkan aspek pendapatan juga memperhitungkan aspek kesehatan dan pendidikan. Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Pembangunan manusia menempatkan manusia sebagai tujuan akhir dari pembangunan, bukan hanya alat dari pembangunan. Tujuan utama pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang IPM Kota Parepare Tahun

13 Pendahuluan memungkinkan rakyat untuk menikmati umur panjang,sehat dan menjalankan kehidupan yang produktif (United Nation Development Programme-UNDP). Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi penduduk (a process of enlarging people s choices). 1.2 TUJUAN PENULISAN Publikasi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Parepare Tahun 2015 disusun dalam kerangka untuk menempatkan dimensi manusia sebagai titik sentral dalam pembangunan, dengan bercirikan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Sehingga diharapkan daerah mempunyai indikator yang berfungsi sebagai ukuran pencapaian pembangunan, terutama yang terkait erat dengan upayaupaya peningkatan kualitas hidup manusia. IPM menjelaskan tentang bagaimana manusia mempunyai kesempatan untuk mengakses hasil dari suatu proses pembangunan, sebagai bagian dari haknya seperti dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan lain sebagainya. IPM dibentuk oleh 3 (tiga) dimensi dasar yaitu Umur Panjang dan hidup sehat (a long and healthy life), Pengetahuan (knowledge), Satandar hidup layak (decent standart of living). 4 IPM Kota Parepare Tahun 2015

14 Pendahuluan Adapun manfaat atau kegunaan data IPM adalah sebagai berikut: - IPM merupakan indicator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). - IPM juga dijadikan salah satu indicator target pembangunan pemerintah - IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator dalam penentuan Dana Alokasi Umum (DAU). - IPM dapat menentukan peringkat atau level pembangunan suatu wilayah/negara 1.3 SUMBER DATA Sumber data yang digunakan untuk menghitung Indeks Pembangunan Manusia adalah data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Sensus Penduduk (SP), dan Survei Penduduk Antar Sensus (Supas). Hasil Susenas merupakan data pokok dalam perhitungan indeks pembangunan manusia, sedangkan data selain itu digunakan sebagai data pendukung. Sejak tahun 1993, data Susenas menjadi alat untuk mengkaji dan memantau hasil pembangunan di bidang sosial dan kesejahteraan IPM Kota Parepare Tahun

15 Pendahuluan masyarakat serta pembangunan manusia hingga tingkat kabupaten/ kota. Variabel-variabel yang terdapat dalam survei tersebut adalah kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, fertilitas dan keluarga berencana serta konsumsi/pengeluaran rumah tangga sebulan. Metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung antara pengumpul data (pencacah) dengan responden. Pengumpul data diusahakan berasal dari lokasi survei dan dikoordinir oleh seorang Koordinator Statistik Kecamatan. Direkrutnya pencacah dari lokasi suvei diharapkan lebih mempermudah operasional lapangannya. Hasil pencacahan tersebut diperiksa oleh tim pemeriksa lapangan dan diedit oleh tim pengolahan untuk dientri. Data Susenas adalah hasil dari pelaksanaan survei, oleh sebab itu sebelum dipublikasikan harus dilakukan estimasi terhadap populasi. 1.4 SISTEMATIKA PENULISAN Publikasi Indeks Pembangunan Manusia Kota Parepare 2015 disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Menguraikan latar belakang, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan. 6 IPM Kota Parepare Tahun 2015

16 Pendahuluan Bab II Metodologi Membahas tentang metodologi, yang meliputi pengertian, konsep, metode yang digunakan, penjelasan IPM dan komponennya, cara penghitungan indeks masing-masing komponen, dan sumber data yang digunakan. Bab III Tinjauan Umum Membahas gambaran Umum Kota Parepare berdasarkan letak geografis, kependudukan, ekonomi (PDRB) potensi pemanfaatan sumber daya alam dan tren alokasi APBD Bab IV Posisi Pembanguan Manusia Membahas mengenai posisi pembangunan manusia yang meliputi Indeks Kesehatan, Indeks Pendidikan, Indeks Paritas Daya Beli, dan IPM. Bab V Kesehatan Membahas masalah kesehatan yang meliputi Angka Kematian Bayi dan Angka Harapan Hidup, pelayanan kesehatan, status gizi, status kesehatan masyarakat, dan peningkatan peran serta masyarakat. Bab VI Pendidikan Membahas mengenai pendidikan yang meliputi sarana dan prasarana pendidikan, tingkat pendidikan yang ditamatkan, serta partisipasi sekolah. IPM Kota Parepare Tahun

17 Pendahuluan Bab VII Ketenagakerjaan Membahas mengenai ketenagakerjaan yang meliputi angkatan kerja, lapangan pekerjaan utama, sektor informal, dan angka pengangguran. Bab VIII Perumahan Membahas mengenai perumahan yang meliputi kondisi fisik tempat tinggal dan fasilitas tempat tinggal. Lampiran 8 IPM Kota Parepare Tahun 2015

18 BAB II METODOLOGI

19 Bab 2 Metodologi - Rumus IPM - Variabel IPM

20 Metodologi BAB II METODOLOGI Kebutuhan untuk melihat fenomena atau masalah sering menuntut adanya ukuran baku dengan menyusun indeks agregat yang memungkinkan diturunkannya satu angka yang merangkum berbagai dimensi masalah yang sedang menjadi topik bahasan. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pemberdayaan masyarakat yang telah dicapai adalah dengan menggunakan indikator komposit. Beberapa indikator komposit yang telah dikembangkan dan direkomendasi oleh United Nations Development Programme (UNDP) adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Indeks Pembangunan Jender (IPJ), Indeks Pemberdayaan Jender (IDJ), dan Indeks Kemiskinan Manusia (IKM). Dalam publikasi ini hanya IPM yang akan dibahas lebih lanjut. IPM dapat dijadikan salah ukuran untuk melihat tingkat pencapaian pembangunan manusia secara keseluruhan. Meskipun demikian ukuran komposit ini sangat penting untuk meningkatkan kesadaran bagi para perencana pembangunan di daerah tentang kualitas pembangunan manusia perkembangan fenomena yang sifatnya kuantitatif, dimulai dengan memahami konsep dan definisi serta batasan baku masalah yang hendak diukur. Oleh sebab itu dalam publikasi ini disajikan konsep dan definisi dari beberapa indikator yang digunakan serta sumber data yang dibutuhkan. IPM merupakan indeks komposit yang dihitung sebagai rata-rata aritmatik dari Indeks Kesehatan (Harapan Hidup e 0 ), Indeks Pendidikan Rata yang telah dicapai selama ini. Langkah yang ditempuh untuk menghadapi IPM Kota Parepare Tahun

21 Metodologi Rata Lama Sekolah dan Harapan Lama Sekolah), dan Indeks Standar Hidup Layak (Indeks Paritas Daya Beli), yang dirumuskan sebagai berikut: Dengan menggunakan rata-rata geometric dalam menyusun IPM dapat diartikan bahwa capaian satu dimensi tidak dapat ditutupi oleh capaian di dimensi lain. Artinya, untuk mewujudkan pembangunan manusia yang baik, ketiga dimensi harus memperoleh perhatian yang sama besar karena sama pentingnya. Nilai indeks hasil hitungan masing-masing komponen tersebut adalah antara 0 (keadaan terburuk) dan 1 (keadaan terbaik). Dalam penulisan ini, indeks tersebut dinyatakan dalam angka ratusan (dikalikan 100) untuk mempermudahkan penafsiran, seperti yang disarankan oleh BPS dan UNDP tahun Masing-masing indeks komponen IPM tersebut merupakan perbandingan antara selisih nilai suatu indikator dan nilai minimumnya dengan selisih nilai maksimum dan nilai minimum indikator yang bersangkutan. Rumusnya adalah sebagai berikut: Indeks X(i) = X(i) X(i) min X(i) maks X(i) min 12 IPM Kota Parepare Tahun 2015

22 Metodologi Dimana, X(i) = Indikator ke-i, dengan i = 1, 2, dan 3 X(i) maks = Nilai Maksimum X(i) X(i) min = Nilai Minimum X(i) Tabel 1. Nilai Maksimum dan Minimum Komponen IPM yang Indikator Komponen IPM [=X(i)] Digunakan dalam Penghitungan Maksimum Nilai Minimum Angka Harapan Hidup Harapan Lama Sekolah (HLS) Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) Konsumsi Perkapita yang Disesuaikan (Pendekatan Terhadap Daya Beli) (PPP U$) (Rp)* 100 (PPP U$) (Rp)** Catatan Sesuai Standar Global (UNDP) Sesuai Standar Global (UNDP) Sesuai Standar Global (UNDP) UNDP Menggunakan PDB Perkapita Riil yang Disesuaikan Ket :*) Daya beli maksimum merupakan nilai tertinggi kabupaten yang diproyeksikan hingga 2025 (akhir RPJPN) yaitu perkiraan pengeluaran perkapita Jakarta Selatan tahun 2025 **) Daya beli minimum merupakan garis kemiskinan terendah kabupaten tahun 2010 (data empiris) yaitu di Toliakra-Papua Variabel dalam IPM : a. Angka Harapan Hidup Saat Lahir (e 0 ) IPM Kota Parepare Tahun

23 Metodologi Penggunaan angka harapan hidup didasarkan atas pertimbangan bahwa angka ini merupakan resultante dari berbagai indikator kesehatan. AHH didefinisikan sebagai rata-rata perkiraan banyak tahun yang ditempuh oleh seseorang sejak lahir. AHH mencerminkan derajat kesehatan suatu masyarakat. AHH dihitung dari hasil Proyeksi SP2010. Indeks Harapan Hidup, dihitung berdasarkan angka harapan hidup sejak seseorang dilahirkan dengan mempertimbangkan angka harapan hidup terendah dan tertinggi (UNDP). Secara matematik dapat ditulis sebagai berikut: Keterangan : Ahh 20 X1= X X1 : Indeks harapan hidup Ahh : angka harapan hidup 25 : nilai terendah 85 : nilai tertinggi Angka Harapan Hidup dapat diperoleh melalui suatu paket program Mortpack (metode Trussel dengan model West), dengan meng-input data hasil Susenas yaitu rata-rata jumlah anak yang dilahirkan hidup (ALH) dan rata-rata jumlah anak yang masih hidup (AMH) per wanita yang berumur IPM Kota Parepare Tahun 2015

24 Metodologi tahun. Rumus untuk memperoleh rata-rata anak yang dilahirkan hidup (children ever born), adalah sebagai berikut: 7 Σ alhi i=1 Ralh = Σ wi i=1 Keterangan : Ralh : rata-rata anak lahir hidup alh : anak lahir hidup menurut kelompok umur ibu ke-i w : wanita menurut kelompok umur ke-i I : kelompok umur 15-19; 20-24; 25-29;30-34; 35-39;40-44; Rumus untuk memperoleh rata-rata anak yang masih hidup (children surviving), adalah sebagai berikut: 7 Σ amshi i=1 Ramsh = Σ wi i=1 Keterangan : Ramsh : rata-rata anak yang masih hidup IPM Kota Parepare Tahun

25 Metodologi Amsh : anak yang masih hidup menurut kelompok umur ibu ke-i w : wanita menurut kelompok umur ke-i I : kelompok umur 15-19; 20-24; 25-29;30-34;35-39;40-44;45-49 Angka harapan hidup dianggap sebagai resultan dari berbagai indikator kesehatan. Angka harapan hidup merupakan cerminan dari ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, sanitasi lingkungan, pengetahuan ibu tentang kesehatan, gaya hidup masyarakat, dan pemenuhan gizi ibu & bayi. b. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Rata-rata Lama Sekolah (RLS) didefinisikan sebagai jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk dalam menjalani pendidikan formal. Cakupan penduduk yang dihitung RLS adalah penduduk berusia 25 tahun ke atas. RLS dihitung untuk usia 25 tahun ke atas dengan asumsi pada umur 25 tahun proses pendidikan sudah berakhir dan dalam kondisi normal rata-rata lama sekolah suatu wilayah tidak akan turun. Perhitungan RLS pada usia 25 tahun ke atas juga mengikuti standard internasional yang digunakan oleh UNDP. Teknik Menghitung RLS : - Seleksi Penduduk pada umur 15 tahun ke atas 16 IPM Kota Parepare Tahun 2015

26 Metodologi - Mengelompokkan jenjang pendidikan yang pernah/sedang diduduki - Mengelompokkan ijazah/sttb tertinggi yang dimiliki - Mengkonversi tahun lama sekolah menurut ijazah terakhir IPM Kota Parepare Tahun

27 Metodologi - Menghitung lamanya bersekolah sampai kelas terakhir. - Menghitung lamanya bersekolah Sumber data rata-rata lama sekolah didapatkan dari Survei social ekonomi (Susenas KOR) yang dilakukan oleh BPS. c. Harapan Lama Sekolah (HLS) Angka Harapan Lama Sekolah didefinisikan lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada 18 IPM Kota Parepare Tahun 2015

28 Metodologi umur tertentu di masa mendatang. Diasumsikan bahwa peluang anak tersebut akan tetap bersekolah pada umur-umur berikutnya sama dengan peluang penduduk yang bersekolah per jumlah penduduk untuk umur yang sama saat ini. Angka Harapan Lama Sekolah dihitung untuk penduduk berusia 7 tahun ke atas. HLS dapat digunakan untuk mengetahui kondisi pembangunan system pendidikan di berbagai jenjang yang ditunjukkan dalam bentuk lamanya pendidikan (dalam tahun) yang diharapkan dapat dicapai oleh setiap anak. HLS dihitung pada usia 7 tahun keatas karena mengikuti kebijakan pemerintah yaitu program wajib belajar. Untuk mengakomodir penduduk yang tidak tercakup dalam susenas, HLS dikoreksi dengan siswa yang bersekolah di Pesantren (sumber data pesantren yaitu Direktorat Pendidikan Islam).Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : Keterangan : t EYS a : Harapan Lama Sekolah pada umur a di tahun t t E i t P i EYS t a t E P i a : Partisipasi sekolah penduduk usia I pada tahun t : Populasi penduduk usia I yang bersekolah pada tahun t i : Usia (a, a+1,, n) t i t i IPM Kota Parepare Tahun

29 Metodologi Teknik menghitung HLS : - Menghitung Jumlah Penduduk menurut umur (7 tahun ke atas) - Menghitung jumlah penduduk yang masih sekolah menurut umur (7 tahun keatas) - Menghitung rassio penduduk masih sekolah menurut umur - Menghitung harapan lama sekolah d. Pengeluaran per Kapita yang disesuaikan Pengeluaran per kapita yang disesuaikan ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan paritas daya beli (Purchasing Power Parity-PPP). Rata-rata pengelluaran per kapita setahun diperoleh dari Susenas, dihitung dari level propinsi hingga level kab/kota. Rata-rata pengeluaran per kapita dibuat konstan/riil dengan tahun dasar 2012=100. Perhitungan paritas daya beli pada metode baru menggunakan 96 komoditas dimana 66 komoditas merupakan makanan dan sisanya merupan komoditas nonmakanan. Metode penghitungan paritas daya beli menggunakan Metode Rao. Daya beli yang disesuaikan Y = pengeluran per kapita PPP = paritas daya beli 20 IPM Kota Parepare Tahun 2015

30 Metodologi Keterangan : P i,j = harga per unit komoditi j yang dikonsumsi di provinsi/ kabupaten i P k,j = harga per unit komoditi j di Jakarta Selatan Q i,j = volume komoditi j (unit) yang dikonsumsi di provinsi/ kabupaten i Teknik Penghitungan Pengeluaran per Kapita disesuaikan: - Menghitung rata-rata pengeluaran per kapita dari susenas - Menghitung nilai riil dari rata-rata pengeluaran per kapita - Menghitung PPP - Menghitung pengeluaran per kapita disesuaikan IPM Kota Parepare Tahun

31 Metodologi 22 IPM Kota Parepare Tahun 2015

32 BAB III TINJAUAN UMUM

33 Bab 3 Tinjauan Umum - Geografis - Kependudukan - Ekonomi - Potensi dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam

34 Tinjauan Umum BAB III TINJAUAN UMUM 3.1 GEOGRAFIS Kota Parepare terletak di bagian tengah Provinsi Sulawesi Selatan dengan posisi antara 03 o o Lintang Selatan dan 119 o o Bujur Timur. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Pinrang, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Barru, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Sidrap dan sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar. Luas wilayah Kota Parepare adalah sekitar 99,33 km 2, yang terdiri dari 4 kecamatan dan 22 kelurahan. Sekitar 20 persen dari luas Kota Parepare merupakan daerah pantai dan 80 persen merupakan daerah yang berbukit- bukit, dengan ketinggian antara meter di atas permukaan laut. Selama tahun 2013, Kota Parepare memiliki iklim tropis basah dengan curah hujan rata-rata 182,75 mm. 3.2 KEPENDUDUKAN Penduduk Kota Parepare pada tahun 2014 sekitar jiwa yang terdiri dari jiwa laki-laki dan jiwa IPM Kota Parepare Tahun

35 Tinjauan Umum perempuan. Sex rasionya adalah sekitar 96 yang berarti terdapat sekitar 96 orang laki-laki diantara 100 perempuan. Diduga salah satu penyebabnya adalah karena penduduk laki-laki di daerah ini lebih banyak keluar daerah untuk sekolah, bekerja dan mencari pekerjaan. Berdasarkan Hasil Sensus Penduduk (SP) tahun 1980,1990, dan 2000, 2010 laju pertumbuhan penduduk Kota Parepare pada kurun waktu adalah 1,62 persen per tahun, turun menjadi 0,66 persen pertahun. Sementara pada tahun 2014 pertumbuhan penduduknya adalah sekitar 1,44 persen per tahun. Pertumbuhan penduduk yang tinggi tersebut, oleh banyak pihak dianggap sebagai suatu hal yang merisaukan apalagi bila tidak dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi pula. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tapi tidak merata juga berpotensi menimbulkan kesenjangan sosial, terutama bila tidak diimbangi dengan pertambahan lapangan kerja. Dengan kata lain apabila pertumbuhan penduduk lebih tinggi dibanding dengan pertumbuhan ekonomi maka pertumbuhan penduduk akan menjadi masalah, terlebih bila terdapat kesenjangan pendapatan yang cukup tinggi. Pertumbuhan penduduk yang positif akan memperluas lahan hunian dan mengurangi lahan usaha bagi penduduk itu sendiri. 26 IPM Kota Parepare Tahun 2015

36 Tinjauan Umum Tren data yang ada memperlihatkan bahwa kepadatan penduduk Kota Parepare semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2013 kepadatan penduduk Kota Parepare adalah sekitar orang/km 2 naik menjadi orang/km 2 pada tahun Peningkatan kepadatan penduduk tentunya akan menambah beban pemerintah dalam penyediaan berbagai macam fasilitas, tetapi jika hal itu diikuti dengan peningkatan potensi penduduk terutama dari segi ekonomi, maka peningkatan kepadatan penduduk justru akan memberikan dampak yang positif. Pada tahun 2014 jumlah penduduk usia muda (0-14 tahun) di Kota Parepare adalah sekitar orang, penduduk usia produktif (15-64 tahun) sekitar orang, dan penduduk usia lanjut (65 tahun keatas) sekitar orang. Angka beban tanggungan penduduk Kota Parepare pada tahun 2014 adalah sebesar 50,75 artinya setiap 100 penduduk usia produktif menanggung beban ekonomi sekitar 51 orang usia tidak produktif. Angka beban tanggungan ini menurun dibanding tahun 2013 yang berkisar 56 orang. 3.3 EKONOMI Perkembangan maupun petumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan IPM Kota Parepare Tahun

37 Tinjauan Umum pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari besarnya nilai PDRB (atas dasar harga konstan) yang berhasil diperoleh pada tahun tertentu dibandingkan dengan nilai PDRB tahun sebelumnya. Penggunaan angka atas dasar harga konstan ini dimaksudkan untuk menghindari pengaruh perubahan harga. Perubahan yang diukur adalah perubahan produksi sehingga menggambarkan pertumbuhan riil ekonomi. Pertumbuhan ekonomi baik nasional maupun regional provinsi dan kabupaten/kota dihitung dengan menggunakan harga konstan 2010 sebagai tahun dasar. Tabel di bawah ini menyajikan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi Kota Parepare Tahun Bila diperhatikan selama periode , terlihat bahwa perekonomian Kota Parepare mengalami perlambatan dalam pertumbuhannya. Tabel 2. Produk Domestik Regional Bruto Kota Parepare, Tahun ADH Berlaku ADH Konstan 2000 Tahun PDRB Perkembangan Ekonomi PDRB Pertumbuhan Ekonomi (Juta Rupiah) (Persen) (Juta Rupiah) (Persen) ,2 13, ,4 8, * ,7 12, ,8 7,97 28 IPM Kota Parepare Tahun 2015

38 Tinjauan Umum 2014** ,5 12, ,8 6,09 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Parepare Catatan : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara Struktur ekonomi Kota Parepare dalam kurun waktu tahun tampaknya tidak mengalami pergeseran dan masih didominasi oleh sektor-sektor sekunder dan tersier dalam pembentukan angka PDRB. Pada tahun 2014 Sektor sekunder memberikan andil sebesar 18,77 persen, sedangkan sektor tersier memberikan andil sangat besar yaitu 73,86 persen. Sebagai Kota, andil tertinggi PDRB di Kota Parepare adalah dari Lapangan Usaha Konstruksi sebesar 16,73 persen Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran sebesar 14,94 persen, dan Lapangan Usaha Jasa, terutama Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan social sebesar 11,21 persen. Sektor lain yang juga memberikan andil cukup tinggi bagi struktur ekonomi Kota Parepare adalah Real Estate sebesar 9,16 persen. Sedangkan Kontribusi terkecil untuk total PDRB Kota Parepare adalah Lapangan usaha Pengadaan Listrik dan Gas, dikarenakan pengeluaran yang dihitung adalah pengeluaran riil rumah tangga setelah dikeluarkan unsur subsidi di dalamnya. PDRB perkapita Kota Parepare dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. PDRB perkapita merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar IPM Kota Parepare Tahun

39 Tinjauan Umum aktivitas ekonomi yang terjadi di suatu wilayah dan dalam kurun waktu tertentu. Selama tahun PDRB Perkapita Kota Parepare meningkat dari Rp. 26,51 juta menjadi Rp. 32,34 juta Walaupun demikian, angka tersebut relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan PDRB perkapita Provinsi Sulawesi Selatan yang sebesar Rp. 35,59 juta pada tahun Kenaikan pendapatan perkapita secara makro belum tentu meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara merata, tergantung dari sektor pekerjaan masing-masing POTENSI DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM Kota Parepare memiliki areal seluas 99,33 km², terbagi menjadi 4 Kecamatan dan 22 Kelurahan. Dari empat Kecamatan yang ada, hanya Kecamatan Bacukiki yang memiliki potensi di sektor pertanian tanaman pangan. Pada tahun 2014 produksi padi sawah di Kota Parepare adalah sekitar ton, sedikit penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2013 yaitu sekitar ton, dikarenakan tahun ini luas panen berkurang 16,21 persen dari tahun sebelumnya. Lahan sawah di Kota Parepare merupakan sawah tadah hujan yang tidak dapat berproduksi secara optimal dan luas areal persawahan tidak lebih dari 10 persen terhadap luas total Kota Parepare. Selain itu, topografi Kota Parepare 85 persen 30 IPM Kota Parepare Tahun 2015

40 Tinjauan Umum merupakan daerah berbukit-bukit dan sisanya merupakan wilayah dataran yang umumnya digunakan sebagai pusat pemukiman maupun kegiatan ekonomi penduduk. Dengan demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa hasil produksi yang ada belum cukup memenuhi permintaan konsumsi penduduk Kota Parepare, sehingga harus dipenuhi dengan mendatangkannya dari daerah lain. Di subsektor tanaman hortikultura, ada beberapa jenis komoditi tanaman sayuran yang cukup potensi di Kota Parepare yaitu petsai/sawi, kangkung, dan bayam. Tanaman tersebut terutama berada di Kecamatan Soreang. Selain sayuran, terdapat pula berbagai jenis tanaman buah-buahan yang dihasilkan seperti manga, pisang dan nangka. Berdasarkan penelitian agrocultumate, untuk jenis tanah yang ada di Kota Parepare memang cocok untuk ditanami pohon mangga dan nangka. Ikan sebagai salah satu bahan makanan untuk memenuhi kebutuhan protein hewani merupakan komoditas yang cukup banyak di Kota Parepare. Pada tahun 2014 produksi perikanan laut di Kota Parepare mencapai 2.566,69 Ton. Di sub sektor peternakan, secara keseluruhan populasi ternak besar (sapi, kerbau, dan kuda) maupun ternak kecil pada tahun Ternak besar berupa sapi adalah ekor, kerbau 25 ekor, kuda 22 ekor dan ternak kecil IPM Kota Parepare Tahun

41 Tinjauan Umum yaitu kambing sebanyak ekor, Ayam kampung sebanyak ekor, ayam ras ekor, dan itik ekor. 32 IPM Kota Parepare Tahun 2015

42 BAB IV POSISI PEMBANGUNAN MANUSIA

43 Bab 4 Posisi Pembangunan Manusia - Komponen IPM - IPM Kota Parepare

44 Posisi Pembangunan Manusia BAB IV POSISI PEMBANGUNAN MANUSIA 4.1 KOMPONEN IPM Pembangunan manusia merupakan model pembangunan yang menurut United Nations Development Programm (UNDP) ditujukan untuk memperluas pilihan-pilihan yang dapat ditumbuhkan melalui upaya pemberdayaan penduduk. Pemberdayaan penduduk ini dicapai melalui upaya yang menitikberatkan pada peningkatan kemampuan dasar manusia yaitu meningkatnya derajat kesehatan, pengetahuan, dan keterampilan agar dapat digunakan untuk mempertinggi partisipasi dalam kegiatan ekonomi produktif, sosial budaya, dan politik. Model pembangunan manusia telah menempatkan manusia sebagai titik sentral pembangunan yang berarti bahwa pembangunan yang dilaksanakan adalah dari rakyat (of people), untuk rakyat (for people), dan oleh rakyat (by people). Pembangunan dari rakyat mengandung makna pemberdayaan yaitu peningkatan kapabilitas melalui pendidikan, pelatihan, pemeliharaan kesehatan yang lebih baik, perumahan layak huni dan perbaikan gizi. Pembangunan untuk rakyat berarti hasil pembangunan benar-benar diterima semua rakyat secara adil, buah pertumbuhan ekonomi harus terlihat pada IPM Kota Parepare Tahun

45 Posisi Pembangunan Manusia kehidupan rakyat sehari-hari, tidak terjadi ketimpangan dalam masyarakat. Proses ini biasanya tidak secara otomatis tampak, akan tetapi memerlukan waktu serta manajemen kebijakan yang hati-hati. Pembangunan oleh rakyat berarti rakyat harus benar-benar ikut mengambil bagian dan berperan aktif dalam pembangunan, bukan sebagai penonton dan penerima hasil pembangunan. Dengan berperan aktif berarti ikut serta berkontribusi dalam pengambilan keputusan yang pada akhirnya akan mempengaruhi kehidupannya. Dua hal yang ditekankan pada konsep pembangunan manusia, yaitu peningkatan kapabilitas atau pemberdayaan, dan penciptaan peluang. Antara kapabilitas dan peluang harus imbang. Bila kapabilitas berhasil ditingkatkan melalui pembangunan SDM, namun tidak ada peluang atau sebaliknya bila peluang telah tercipta tapi tidak ditopang oleh kemampuan SDM maka akan menimbulkan pengaruh yang tidak baik. IPM dapat digunakan sebagai ukuran kebijakan dan upaya yang dilakukan dalam kerangka pembangunan manusia khususnya upaya pemberdayaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan partisipasi dalam pembangunan. Namun indeks ini hanya akan memberikan gambaran perbandingan antar waktu dan perbandingan antar wilayah. Sebelum pembahasan mengenai perbandingan IPM antar waktu, perlu diuraikan terlebih dahulu 36 IPM Kota Parepare Tahun 2015

46 Posisi Pembangunan Manusia mengenai keadaan dari masing-masing indikator (komponen) pembentuk IPM. Masing-masing komponen tersebut adalah indeks kesehatan, indeks pendidikan, dan indeks paritas daya beli. Model pembangunan adalah suatu model pembangunan yang memiliki konsep yang lebih luas mengenai pilihan-pilihan manusia yang sangat tidak terbatas jumlahnya dan bahkan cenderung berubah setiap waktu. Namun sejumlah pilihan ini, ada 3 pilihan yang sangat esensial untuk dipenuhi yaitu, (1) pilihan untuk hidup sehat dan berumur panjang, (2) pilihan untuk memiliki ilmu pengetahuan, dan (3) pilihah untuk mempunyai akses ke berbagai sumber yang diperlukan agar dapat memenuhi standar kehidupan yang layak. Apabila ketiga pilihan mendasar ini dapat terpenuhi maka seseorang akan mudah meningkatkan kemampuannya dalam aktifitas seharihari serta memiliki kemampuan pula untuk meraih pilihan-pilihan lain yang juga tidak kalah pentingnya seperti pilihan untuk berpartisipasi dalam bidang politik, kebebasan mengeluarkan pendapat dan sebagainya. Ketiga pilihan yang esensial tersebut di atas dapat tercermin dari komponen-komponen indeks pembangunan manusia sebagai berikut: a. Indeks Kesehatan IPM Kota Parepare Tahun

47 Posisi Pembangunan Manusia Indeks kesehatan ini diperoleh dari angka harapan hidup seseorang sejak dilahirkan. Angka harapan hidup ini sering digunakan sebagai proxy terhadap keadaan dan sistem pelayanan kesehatan suatu masyarakat. Hal itu dapat dipandang sebagai suatu bentuk akhir dari upaya peningkatan taraf kesehatan secara makro. Indeks kesehatan yang diwakili oleh Angka Harapan Hidup (e 0 ) diharapkan dapat mencerminkan pembangunan manusia dibidang kesehatan. Pada tahun 2014 angka harapan hidup Kota Parepare tercatat sekitar 70,39 tahun. Hal ini dapat diartikan bahwa kondisi kesehatan masyarakat Kota Parepare semakin baik dalam kurun waktu 2014, jika dibandingkan dengan Angka Harapan Hidup Sulawesi Selatan yang hanya 69,60 tahun. Indeks kesehatan Kota Parepare tahun 2014 yaitu 77,52 persen juga masih lebih tinggi dibandingkan dengan Sulawesi Selatan yang hanya sebesar 76,30 persen. Walaupun indeks kesehatan di daerah ini, relatif membaik atau sedikit lebih tinggi dibanding rata-rata Sulawesi Selatan, tetapi perhatian di bidang ini harus terus ditingkatkan. Untuk lebih lengkapnya lagi mengenai indeks kesehatan dan turunannya, dapat dilihat pada tabel yang ada di lampiran. 38 IPM Kota Parepare Tahun 2015

48 Posisi Pembangunan Manusia b. Indeks Pendidikan Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa indeks pendidikan terdiri dari dua unsur yaitu rata-rata Harapan Lama Sekolah (HLS) penduduk 7 tahun ke atas dan rata-rata lama sekolah (RLS) penduduk 25 tahun ke atas. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, komponen rata-rata Harapan Lama Sekolah pada tahun 2014 mengalami sedikit peningkatan dari 13,65 tahun menjadi 14,04 tahun. Begitu juga, rata-rata lama sekolah pada tahun 2014 meningkat menjadi 9,95 tahun dibandingkan tahun 2013 sebesar 9,89 tahun. Angka ini lebih tinggi daripada angka Sulawesi Selatan yang hanya sekitar 7,49 tahun. Indeks Pendidikan Kota Parepare Tahun 2014 sebesar 72,17 persen, sedangkan Propinsi Sulawesi Selatan hanya sekitar 60,79 persen. Untuk lebih lengkapnya lagi mengenai indeks pendidikan dan turunannya, dapat dilihat pada tabel yang ada di lampiran. c. Indeks Paritas Daya Beli Komponen PPP (Purchasing Power Parity) atau dikenal sebagai komponen kemampuan daya beli atau standar hidup layak, IPM Kota Parepare Tahun

49 Posisi Pembangunan Manusia dalam laporan ini digunakan PDRB riil perkapita. Penggunaan PDRB riil perkapita ini karena data yang ideal (modul konsumsi susenas) belum sampai estimasi kabupaten/kota. Namun dengan asumsi bahwa PDRB Kota Parepare dapat dinikmati oleh sebagian besar penduduk, maka dianggap masih relevan dengan tingkat pendapatan sebagai indikator standar hidup layak. Daya beli penduduk Kota Parepare pada tahun 2014 sekitar ribu rupiah. Sementara itu, ratarata daya beli penduduk Sulawesi Selatan pada tahun 2014 hanya sekitar ribu rupiah. 4.2 IPM KOTA PAREPARE Manusia sebagai subjek dan sekaligus objek pembangunan harus mampu meningkatkan kualitas hidupnya, untuk itu peran pemerintah dan masyarakat sangat dibutuhkan. Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Pembangunan sumber daya manusia secara fisik dan mental mengandung makna sebagai peningkatan kemampuan dasar penduduk. Kemampuan dasar penduduk tersebut diperlukan untuk memperbesar kesempatan berpartisipasi dalam proses pembangunan. 40 IPM Kota Parepare Tahun 2015

50 Posisi Pembangunan Manusia IPM merupakan suatu jawaban untuk menilai tingkat kinerja pembangunan manusia secara keseluruhan dari tingkat pencapaian pembangunan manusia. Indikator ini juga secara mudah dapat memberikan posisi kinerja pembangunan (output pembangunan) yang dicapai oleh suatu daerah. Makin tinggi nilai IPM suatu daerah, maka makin tinggi pula tingkat kinerja pembangunan yang dicapai wilayah tersebut. Indeks Pembangunan Manusia Kota Parepare pada tahun 2014 sekitar 75,66 persen. Posisi IPM Kota Parepare pada tahun 2014 berada pada peringkat ke 2 (dua) dari 24 kabupaten/kota se- Sulawesi Selatan, sedangkan posisi pertama adalah Kota Makassar (79,35 %) dan posisi terakhir Kabupaten Jeneponto (61,45). Pada tahun 2014 IPM Kota Parepare sedikit mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya, dan masih lebih tinggi dari rata-rata IPM kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan (68,49 %). Hal ini diduga karena adanya kesadaran masyarakat Parepare akan pentingnya kesehatan yang tercermin pada meningkatnya angka harapan hidup, kesadaran akan pentingnya pendidikan yang tercermin pada meningkatnya Harapan Lama Sekolah dan rata-rata lama sekolah, serta daya beli masyarakat yang semakin tinggi. Capaian Nilai IPM diklasifikasikan menjadi beberapa kategori : - IPM 80 = Sangat Tinggi IPM Kota Parepare Tahun

51 Posisi Pembangunan Manusia - 70 IPM < 80 = Tinggi - 60 IPM <70 = Sedang - IPM 60 = Rendah Sesuai dengan kriteria tersebut, IPM Kota Parepare tergolong IPM tinggi, baik pada tahun 2013 maupun tahun Perbandingan antar indikator (komponen IPM seperti yang diuraikan pada sub-bab sebelumnya) merupakan tinjauan parsial, artinya tingkat keberhasilan pembangunan baru diukur dari satu komponen saja. Akan tetapi dengan adanya indikator tunggal IPM merupakan suatu jawaban untuk menilai tingkat kinerja pembangunan manusia secara keseluruhan dari tingkat pencapaian pembangunan manusia. Indikator ini juga secara mudah dapat memberikan posisi kinerja pembangunan (output pembangunan) yang dicapai oleh suatu daerah. Makin tinggi nilai IPM suatu daerah, maka makin tinggi pula tingkat kinerja pembangunan yang dicapai wilayah tersebut. Untuk lebih lengkapnya lagi mengenai indeks paritas daya beli dan turunannya, dapat dilihat pada tabel yang ada di lampiran. 42 IPM Kota Parepare Tahun 2015

52 Posisi Pembangunan Manusia Gambar 1. Grafik IPM Kota Parepare dan Provinsi Sulawesi Selatan,Tahun Tabel 3. Perbandingan IPM Kabupaten/Kota di Ajattapareng,Tahun Kabupaten/ Kota IPM Kota Parepare dan Sul-Sel Tahun IPM Sulawesi Selatan Kota Parepare 2013* 2014** Peringkat Peringkat se-prov. IPM se-prov. Sul-Sel Sul-Sel (1) (2) (3) (4) (5) Pinrang 68, ,92 6 Parepare 75, ,66 2 Sidrap 67, ,14 7 Enrekang 68, ,37 5 Barru 67, ,94 8 Sulawesi 67,92 68,49 IPM Kota Parepare Tahun

53 Posisi Pembangunan Manusia Selatan Sumber Catatan : Badan Pusat Statistik Kota Parepare : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara 44 IPM Kota Parepare Tahun 2015

54 BAB V KESEHATAN

55 Bab 5 Kesehatan - Angka Harapan Hidup - Pemerataan Pelayanan Kesehatan - Status Kesehatan Masyarakat - Peningkatan Peran Serta Masyarakat

56 Kesehatan BAB V KESEHATAN Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan dan status kesehatan penduduk, ketersediaan serta keterjangkauan fasilitas dan sarana kesehatan merupakan salah satu faktor yang penting. Ketersediaan fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas dalam pelayanan kesehatan penduduk menjadi suatu keharusan. Pada umumnya di daerah perkotaan tersedia rumah sakit dan juga puskesmas, sedangkan di daerah pedesaan umumnya hanya terdapat puskesmas (termasuk puskesmas pembantu atau puskesmas keliling). Fasilitas kesehatan yang dimaksudkan dalam bab ini adalah banyaknya rumah sakit dan puskesmas termasuk puskesmas pembantu atau puskesmas keliling. Perbandingan ketersediaan fasilitas kesehatan dengan jumlah penduduk dirasakan masih belum optimal. Hidup sehat merupakan kebutuhan dasar manusia, dan setiap insan mempunyai hak untuk menikmati derajat kesehatan yang tinggi bagi kehidupannya. Agar dapat dicapai derajat kesehatan yang tinggi, penduduk juga harus mendapatkan hak-haknya atas kecukupan dalam memperoleh makanan, air minum, pakaian, pemukiman, pelayanan kesehatan, pendidikan dan pelayanan sosial. IPM Kota Parepare Tahun

57 Kesehatan Pemerintah mempunyai peranan penting dalam meningkatkan derajat kesehatan penduduk, karena kesehatan merupakan investasi untuk meningkatkan SDM. Disamping itu, setiap individu bertanggung jawab terhadap kesehatan dirinya, keluarganya dan lingkungannya. Kemajuan dalam pembangunan kesehatan akan mempunyai pengaruh terhadap pembangunan nasional dan sebaliknya pembangunan nasional akan mempunyai dampak penting terhadap derajat kesehatan penduduk. Pada hakekatnya derajat kesehatan penduduk sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor perilaku masyarakat, lingkungan hidup, pelayanan kesehatan dan faktor keturunan. Oleh sebab itu, pembangunan kesehatan yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat guna mewujudkan derajat kesehatan yang tinggi perlu dijalankan dengan mengikutsertakan seluruh lapisan masyarakat. Untuk mengetahui keberhasilan pembangunan dibidang kesehatan dapat dilihat dari derajat kesehatan & gizi penduduk, meningkatnya pelayanan kesehatan, serta bertambah baiknya lingkungan kesehatan masyarakat. 48 IPM Kota Parepare Tahun 2015

58 Kesehatan 5.1 ANGKA HARAPAN HIDUP Salah satu indikator kesejahteraan rakyat di bidang kesehatan adalah Angka Harapan Hidup (AHH). Angka Harapan Hidup Kota Parepare mengalami peningkatan sangat kecil pada tahun 2013 AHH adalah 70,38 tahun dan AHH pada tahun 2014 adalah 70,39 tahun. Gambar 2. Angka Harapan Hidup Kota Parepare Tahun Jika dibandingkan dengan Angka Harapan Hidup Sulawesi Selatan tahun 2013 dan tahun 2014, tampak bahwa Angka Harapan Hidup Kota Parepare masih lebih tinggi. Pada tahun 2013 Angka Harapan Hidup Sulawesi Selatan adalah sekitar 69,50 tahun sedangkan tahun 2014 sekitar 69,60 tahun. Besar kecilnya Angka Harapan Hidup dipengaruhi oleh banyak variabel baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung, dapat seketika maupun dengan tenggang waktu (time lag) tertentu. Variabel yang IPM Kota Parepare Tahun

59 Kesehatan diperkirakan sangat berpengaruh terhadap AHH/e0. adalah balita yang ditolong kelahirannya oleh tenaga medis. Persalinan yang ditolong oleh tenaga medis di Kota Parepare pada tahun 2014 adalah sekitar 99,61 persen. Tabel 4. Persentase Balita Menurut Penolong Persalinan Penolong Persalinan Terakhir di Kota Parepare, Tahun 2014 (Persen) Pertama Terakhir Dokter 29,78 26,26 Bidan 69,83 73,74 Tenaga Paramedis Lain - - Dukun - - Keluarga 0,39 - Lainnya - - Total 100,00 100,00 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Parepare 5.2 PEMERATAAN PELAYANAN KESEHATAN Dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat secara menyeluruh, pemerintah melaksanakan program kesehatan gratis. 50 IPM Kota Parepare Tahun 2015

60 Kesehatan Sebagai penunjang utama adalah fasilitas dan tenaga kesehatan yang memadai. Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, selain terdapat 3 rumah sakit besar, dan 1 rumah sakit khusus kusta. Kota Parepare juga dilengkapi dengan 6 buah Puskesmas dan 22 buah Puskesmas Pembantu (Pustu) yang tersebar di empat kecamatan. Di Kota Parepare terdapat Rumah Sakit Umum Tipe B, yang merupakan tempat rujukan rumah sakit dari beberapa kabupaten lain. Dinas Kesehatan Kota Parepare tidak mendapat kesulitan untuk menjangkau semua penduduk dalam wilayah kerja masingmasing karena secara umum Kota Parepare mempunyai kondisi geografis yang tidak sulit. Walaupun masih ada masyarakat yang hidup di daerah pegunungan, mereka ditunjang dengan fasilitas layanan kesehatan yang disebut Puskesmas Pembantu (Pustu). Jumlah tenaga medis dan paramedis di Kota Parepare cenderung berfluktuasi. Pada tahun 2014 jumlah dokter yang ada di Kota Parepare adalah sebanyak 96 orang dengan rincian dokter umum sebanyak 43 orang, dokter spesialis 32 orang, dokter gigi 21 orang, sedangkan tenaga bidan sebanyak 90 orang, paramedic keperawatan 422 orang, apoteker sebanyak 53 orang dan refraksionis sebanyak 5 orang. IPM Kota Parepare Tahun

61 Kesehatan Tabel 5. Statistik Pelayanan Kesehatan di Kota Parepare, Tahun Rincian Fasilitas Kesehatan: Rumah Sakit 3 3 Rumah Sakit Khusus 1 1 Puskesmas dengan RRI 6 6 Puskesmas Pembantu (Pustu) Poskesdes - - Rumah Bersalin 2 3 Balai Pengobatan - 1 Laboratorium Klinik 1 1 Optikal 7 6 Apotik Gudang Farmasi - 1 Toko Obat Berizin Praktek Perorangan : Dokter Umum Dokter Spesialis 7 7 Dokter Gigi 3 3 Bidan IPM Kota Parepare Tahun 2015

62 Kesehatan Refraksionis 2 2 Fisioterapi 1 - Tenaga Kesehatan: Dokter Umum Dokter Gigi Dokter Ahli Apoteker Bidan Sumber : Dinas Kesehatan Kota Parepare Pada tahun 2014 jumlah penduduk Kota Parepare adalah sebanyak , dengan jumlah dokter sebanyak 75 orang dokter umum dan ahli (tidak termasuk dokter gigi), maka diperoleh rasio 1:1.825, sehingga dapat dikatakan bahwa setiap dokter secara ratarata melayani orang. Tenaga medis lain seperti bidan jumlahnya relatif berfluktuasi. Pada tahun 2013 jumlah bidan adalah sebanyak 110 orang, menurun menjadi 90 orang pada tahun STATUS KESEHATAN MASYARAKAT Dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia, sejak dini keadaan gizi perlu mendapat perhatian yang lebih serius. IPM Kota Parepare Tahun

63 Kesehatan Status gizi balita dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain pemberian zat besi terhadap ibu-ibu hamil, pemberian kapsul yodium (untuk ibu hamil, ibu nifas & wanita usia subur), dan pemberian kapsul vitamin A kepada balita. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kota Parepare pada tahun 2009 masih ada balita yang berstatus gizi buruk, tetapi telah ditangani dengan baik sehingga pada awal tahun 2010,2011 sampai 2014 tidak ada lagi kasus gizi buruk. Variabel lain yang berpengaruh terhadap AHH/e 0 yaitu persentase penduduk dengan keluhan kesehatan dan persentase penduduk yang sakit. Secara umum diharapkan bahwa semakin sedikit persentase penduduk dengan keluhan kesehatan dan persentase penduduk yang sakit maka akan semakin tinggi kemungkinan kelangsungan hidupnya. Tabel 6. Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Menurut Jenis Kelamin di Kota Parepare, Tahun (Persen) Rincian Ya Tidak Ya Tidak Laki-Laki 19,59 80,41 29,02 70,98 Perempuan 18,79 81,21 29,63 70,37 Laki-Laki + Perempuan 19,18 80,82 29,33 70,67 54 IPM Kota Parepare Tahun 2015

64 Kesehatan Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Parepare (Susenas) Jika dilihat dari jenis kelamin tampak bahwa persentase laki-laki yang mengeluh sakit adalah sekitar 29,02 persen, sedangkan perempuan sekitar 29,63 persen dari total penduduk pada tahun 2014 sedangkan Pada tahun 2013 jumlah laki-laki yang mengeluh sakit sebanyak 19,59 persen, sedangkan perempuan sebanyak 18,79 persen. Data Susenas menunjukkan bahwa persentase penduduk yang mengalami keluhan di Kota Parepare sekitar 19,18 persen pada tahun 2013, naik menjadi 29,33 persen pada tahun Penduduk yang mengeluh diduga akibat perubahan cuaca yang tidak menentu. Pada tahun 2014, dari 29,33 persen penduduk Kota Parepare (laki-laki + perempuan) yang mengalami keluhan tersebut, maka dapat dirinci lebih dalam lagi apakah penduduk tersebut benar-benar ada gangguan kesehatan atau tidak. Persentase penduduk yang menyatakan mengalami keluhan menurut ada tidaknya gangguan kegiatan, jenis kelamin di Kota Parepare pada tahun 2014 dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini. IPM Kota Parepare Tahun

65 Kesehatan Gambar 3. Grafik Persentase Penduduk yang Menyatakan Mengalami Keluhan Menurut Ada Tidaknya Gangguan Kegiatan, Jenis Kelamin di Kota Parepare, Tahun 2014 (Persen) Laki-laki Perempuan Total Ada Tidak Tidak Ada Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa di Kota Parepare pada tahun 2014, dari 29,33 persen penduduk (laki-laki + perempuan) yang menyatakan ada keluhan, yang benar-benar terganggu kesehatannya adalah sekitar 40,32 persen, sedangkan sisanya 59,68 persen tidak ada gangguan kesehatan. Sementara itu, dari 29,02 persen penduduk laki-laki yang menyatakan ada keluhan, yang benar-benar terganggu kesehatannya adalah sekitar 41,22 persen, sedangkan sisanya sekitar 58,78 persen tidak ada gangguan 56 IPM Kota Parepare Tahun 2015

66 Kesehatan kesehatan. Kemudian, dari 29,63 persen penduduk perempuan yang menyatakan ada keluhan, yang benar-benar terganggu kesehatannya adalah sekitar 39,47 persen, sedangkan sisanya 60,53 persen tidak ada gangguan kesehatan. Dari 41,19 persen penduduk (laki-laki + perempuan) yang benar-benar terganggu kesehatannya, dapat dirinci lebih lanjut berdasarkan jumlah hari sakitnya tersebut, seperti yang ditampilkan pada tabel di bawah ini. Tabel 7. Persentase Penduduk yang Menderita Sakit Menurut Jenis Kelamin dan Jumlah Hari Sakit di Kota Parepare, Tahun 2014 (Persen) Rincian Laki-Laki Perempuan L + P < 4 71,01 65,83 68, ,25 23,03 20, ,05 1,74 3, ,47-0, ,23 9,40 7,53 Jumlah 100,00 100,00 100,00 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Parepare (Susenas) Pada tahun 2014, persentase penduduk terbesar jumlah hari sakitnya adalah kurang dari 4 hari yaitu sebanyak 68,40 persen, IPM Kota Parepare Tahun

67 Kesehatan dimana penduduk laki-laki sebanyak 71,01 persen dan penduduk perempuan sebanyak 65,83 persen. Sedangkan persentase terkecil adalah penduduk yang jumlah hari sakitnya antara hari yaitu sebesar 0,24 persen, dimana hanya penduduk laki-laki sebanyak 0,47 persen. 5.4 PENINGKATAN PERAN SERTA MASYARAKAT Kesehatan merupakan kebutuhan setiap insan oleh sebab itu kesehatan mestinya tercermin dari kegiatan tersebut. Peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan diarahkan melalui 3 kegiatan, yaitu: - Kepemimpinan, dengan melakukan suatu intervensi kepemimpinan yang berwawasan kesehatan untuk semua, - Pengorganisasian, yaitu melakukan intervensi dibidang kesehatan pada setiap kelompok masyarakat sehingga muncul Usaha Kesehatan Bersama Masyarakat (UKBM), dan - Pendanaan, yaitu dengan mengembangkan sumber dana yang ada untuk membiayai beberapa kegiatan di bidang kesehatan. Peningkatan peran serta masyarakat secara kasar dapat dilihat dengan melihat keberadaan jenis UKBM, misalnya Posyandu, Polindes, POD (Pos Obat Desa), BKB (Bina Keluarga Balita), dan lain 58 IPM Kota Parepare Tahun 2015

68 Kesehatan sebagainya. Namun karena keterbatasan data pada publikasi ini, maka yang dapat disampaikan hanya keberadaan Posyandu saja yang ada di Kota Parepare. Peningkatan peran serta masyarakat secara kasar dapat dilihat melalui keberadaan jenis UKBM misalnya Posyandu, Pos KB, dan BKM (Bina Keluarga Balita ) dan lain lain. Namun karena keterbatasan data pada publikasi ini hanya dapat disampaikan keberadaan posyandu dan pos KB di Kota Parepare. Di Kota Parepare terjadi perubahan yang cukup signifikan terhadap kualitas peran serta masyarakat selama dua tahun terakhir ini. Disamping tenaga kesehatan, kader binaan posyandu memegang peranan yang sangat penting bagi kelangsungan posyandu. Biasanya kader ini direkrut dari penduduk sekitar tempat posyandu didirikan dan ditempatkan di rumah-rumah penduduk sehingga sangat akrab dengan penduduk sekitarnya. Adanya kader ini menunjukkan betapa pedulinya penduduk terhadap kesehatan dilingkungan tempat tinggalnya. IPM Kota Parepare Tahun

69 Kesehatan 60 IPM Kota Parepare Tahun 2015

70 BAB VI PENDIDIKAN

71 Bab 6 Pendidikan - Sarana dan Prasarana Pendidikan - Angka Harapan Lama Sekolah - Rata-Rata Lama Sekolah - Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan - Angka Partisipasi Sekolah

72 Pendidikan BAB VI PENDIDIKAN 6.1 SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN Sumber daya manusia sangat penting peranannya dalam proses pembangunan. Untuk itu, pembangunan yang dilakukan bermuara pada pembangunan manusia. Salah satu komponen dalam pembangunan manusia adalah peningkatan di bidang pendidikan, karena merupakan suatu sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan manusia. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah Sulawesi Selatan sangat konsisten dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Program Pembangunan Daerah (Propeda) Sulawesi Selatan tahun yang menyebutkan strategi yang dilakukan di antaranya adalah perluasan dan pemerataan di dalam memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh masyarakat melalui peningkatan anggaran pendidikan secara berarti. Sektor pendidikan merupakan salah satu sektor yang mendapat prioritas utama dalam pembangunan nasional. Hal ini disadari karena pendidikan dipandang sebagai unsur utama dalam pembentukan kualitas sumber daya manusia yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan IPM Kota Parepare Tahun

73 Pendidikan pendidikan telah diupayakan pemerintah melalui berbagai program, di antaranya pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, program wajib belajar, beasiswa, progam Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dan lain sebagainya. Program pendidikan mempunyai andil yang sangat besar terhadap kemajuan bangsa, ekonomi, dan sosial. Sehingga keberhasilan pembangunan di bidang pendidikan merupakan salah satu parameter untuk mengetahui kesejahteraan masyarakat. Ketersediaan fasilitas pendidikan dan tenaga pengajar merupakan dua hal yang memegang peranan penting terhadap maju mundurnya dunia pendidikan. Salah satu hal yang selama ini masih menjadi kendala adalah kelangkaan jumlah guru pada daerah-daerah terpencil. Isu yang masih sering terdengar adalah sebagian besar guru enggan ditempatkan pada daerah terpencil, sehingga mengakibatkan menumpuknya jumlah guru di daerah-daerah perkotaan. Untuk melihat ketersediaan dan penyebaran guru pada suatu daerah dapat dilihat dengan membandingkan jumlah guru. Walaupun belum ada angka ideal sebagai patokan namun semakin kecil angka ini maka akan menggambarkan beban seorang guru yang semakin kecil pula. 64 IPM Kota Parepare Tahun 2015

74 Pendidikan Untuk melihat ketersediaan guru dapat diketahui dengan membandingkan antara jumlah guru dan jumlah murid pada setiap jenjang pendidikan yang ada di masing-masing daerah. Semakin kecil angka ini maka akan semakin kecil pula beban seorang guru. Rasio murid guru SD di Kota Parepare selama kurun waktu hampir sama. Pada tahun 2012 dan 2014 rasio murid-guru SD sekitar 13, ini berarti pada tahun 2014 secara rata-rata ada sekitar 13 murid SD yang harus ditangani oleh seorang guru pada sekolah tempatnya mengajar. Rasio murid guru SLTP selama kurun waktu juga hampir sama. Pada tahun 2014 terdapat 11 murid dari setiap guru. Begitupun itu, rasio murid guru SMU, pada tahun relatif sama yaitu 1 guru menangani 8 orang siswa. Untuk melihat rata-rata banyaknya murid yang bersekolah dalam setiap jenjang pendidikan dapat diketahui dengan membandingkan jumlah murid terhadap sekolah. Salah satu kegunaannya adalah untuk melihat apakah sudah waktunya pemerintah atau pihak swasta membangun sekolah baru pada suatu tempat. Rasio murid-sekolah SD di Kota Parepare pada tahun 2014 sekitar 188 murid per sekolah. Sedangkan Rasio murid sekolah SLTP pada tahun 2014 adalah dari 346 siswa per sekolah. Sementara itu, IPM Kota Parepare Tahun

75 Pendidikan rasio siswa SMU terhadap sekolah pada tahun 2014 adalah 193 siswa per sekolah. 6.2 ANGKA HARAPAN LAMA SEKOLAH Tingkat pendidikan yang tinggi secara tidak langsung akan mencerminkan keberhasilan program pendidikan yang telah diusahakan. Beberapa indikator penting yang dapat digunakan untuk melihat tingkat pendidikan di suatu daerah salah satunya adalah Angka Harapan Lama Sekolah (HLS). Angka harapan lama sekolah penduduk usia 7 tahun ke atas di Kota Parepare pada tahun 2014 adalah 14,04 tahun. Bisa diartikan bahwa penduduk parepare yang berusia 7 tahun ke atas akan menempuh pendidikan sampai 14 tahun ke depan atau diperkirakan sampai semester 4 perguruan tinggi. Sedangkan pada tahun 2013, penduduk umur 7 tahun ke atas diperkirakan bisa menyelesaikan pendidikannya sampai semester 2 perguruan tinggi, dimana HLS tahun 2013 adalah 13,65 tahun. Gambar 4. Grafik Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) Kota Parepare,Tahun (Tahun) IPM Kota Parepare Tahun

76 Pendidikan Dengan demikian, Rata-rata penduduk Kota Parepare yang berumur 7 tahun keatas dapat menyelesaikan pendidikannya sampai tingkat SLTA bahkan sampai semester 4 perguruan tinggi atau setara dengan diploma II. Sedangkan angka harapan lama sekolah Propinsi Sulawesi Selatan di tahun 2014, angka HLS yaitu 12,90 tahun sehingga bisa diartikan bahwa rata-rata penduduk Propinsi Sulawesi Selatan yang berumur 7 tahun diperkirakan dapat menyelesaikan pendidikannya sampai lulus SLTA. 6.3 RATA-RATA LAMA SEKOLAH Selain angka harapan lama sekolah, indikator penting lain yang dapat digunakan untuk melihat tingkat pendidikan di suatu daerah adalah Rata-Rata Lama Sekolah. Indikator ini dapat memberikan informasi tentang sejauh mana tingkat pendidikan yang dicapai oleh penduduk. Rata-rata lama sekolah penduduk Kota Parepare yang berumur 25 tahun ke atas pada tahun 2013 sekitar 9,89 tahun, dan mengalami kenaikan pada tahun 2014 IPM Kota Parepare Tahun

77 Pendidikan menjadi 9,95 tahun. Dengan melihat angka tersebut dapat dikatakan bahwa pada tahun 2013 penduduk Kota Parepare rata-rata menyelesaikan pendidikan hingga tingkat SD dan SLTP, demikian juga pada tahun Jika dibandingkan dengan 24 kabupaten/kota lainnya maka angka rata-rata lama sekolah penduduk Kota Parepare berada di atas rata-rata angka Sulawesi Selatan yaitu 7,49 tahun atau lulus SD. Fenomena ini mencerminkan bahwa kesadaran masyarakat Kota Parepare dibidang pendidikan sudah semakin baik. Gambar 5. Grafik Rata-Rata Lama Sekolah Kota Parepare, Tahun (Tahun) Rata-rata lama sekolah 6.4 ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH Tinggi rendahnya kualitas sumberdaya manusia antara lain ditandai dengan adanya unsur kreativitas dan produktivitas yang 68 IPM Kota Parepare Tahun 2015

78 Pendidikan direalisasikan dengan hasil kerja atau kinerja yang berkualitas secara perorangan atau kelompok. Beberapa cara untuk menampilkan hasil kerja produktif diantaranya dengan mengasah pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang umumnya dapat diperoleh melalui pendidikan formal. Perhatian pemerintah terhadap sumber daya manusia secara dini semakin meningkat, hal tersebut juga terkait dengan program wajib belajar sembilan tahun yang dicanangkan pemerintah dalam upaya meningkatkan partisipasi sekolah pada jenjang pendidikan sekolah dasar (7-12 tahun) dan sekolah lanjutan pertama (13-15 tahun). Untuk mengetahui keberhasilan program tersebut, dapat dilihat dari Angka Partisipasi Sekolah (APS) yaitu gambaran secara umum mengenai banyaknya kelompok umur tertentu yang sedang bersekolah tanpa memandang atau tanpa memperhatikan jenjang pendidikan yang sedang diikuti. APS untuk SD misalnya, diperoleh dengan membagi jumlah penduduk usia Sekolah Dasar (7 12 tahun) yang masih/sedang bersekolah pada setiap jenjang pendidikan dengan jumlah penduduk usia Sekolah Dasar. Begitu juga perlakuannya pada jenjang pendidikan SLTP, SLTA, dan sebagainya. Keberhasilan pembangunan dibidang pendidikan juga dapat dilihat dari peningkatan angka partisipasi sekolah (APS). IPM Kota Parepare Tahun

79 Pendidikan APS di sini adalah persentase penduduk umur tertentu yang masih sekolah terhadap seluruh penduduk usia tersebut. Meningkatnya Angka Partisipasi Sekolah menunjukkan adanya keberhasilan di bidang pendidikan, terutama yang berkaitan dengan upaya memperluas jangkauan pelayanan pendidikan. Tabel 8. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Usia Sekolah (7 24 Tahun) dan jenis kelamin di Kota Parepare,Tahun 2014 (Persen) Usia Sekolah (Tahun) Laki-laki Perempuan Total Penduduk 7 12 (SD) 98,10 100,00 98, (SLTP) 98,52 96,47 97, (SLTA) 74,87 78,32 76, (D1 S1) 36,64 38,90 36,87 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Parepare Angka Partisipasi Sekolah (APS) untuk usia sekolah dasar (7-12 tahun) di Kota Parepare untuk laki-laki sebesar 98,10 persen sedangkan untuk perempuan sebesar 100 persen sehingga semua perempuan berumur 7-12 tahun telah bersekolah. APS usia SLTP (13-15 tahun) laki-laki sebesar 98,52 persen, sedangkan perempuan nilai APS-nya lebih kecil dibandingkan Laki-laki yaitu 96,47 persen. 70 IPM Kota Parepare Tahun 2015

80 Pendidikan Sedangkan APS usia SLTA (16-18 tahun) sebesar 76,66 persen dengan APS laki-laki sebesar 74,80 persen dan perempuan sebesar 78,32 persen. APS usia D1-S1 (19-24 tahun) sebesar36,87 persen. IPM Kota Parepare Tahun

81 BAB VII KETENAGAKERJAAN

82 Bab 7 Ketenagakerjaan - Angkatan Kerja - Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja - Tingkat Pengangguran Terbuka

83 Ketenagakerjaan BAB VII KETENAGAKERJAAN Sektor ketenagakerjaan merupakan salah satu sektor penting bagi pembangunan ekonomi, khususnya dalam upaya pemerintah untuk mengurangi penduduk miskin dengan menitikberatkan pada masalah perluasan kesempatan kerja bagi angkatan kerja yang terus bertambah. Dengan demikian pemerintah perlu strategi pembangunan yang berorientasi pada perluasan/pembukaan kesempatan kerja. Kemudian sejauhmana pemerintah mengambil strategi seperti itu dan menjalankannya seefektif mungkin, telah dianggap sebagai salah satu batu ujian yang penting artinya bagi keberhasilan pembangunan. Masalah ketenagakerjaan mencakup banyak aspek seperti pengangguran, tingkat upah yang rendah, tidak adanya jaminan sosial dan sebagainya. Pada umumnya tenaga kerja yang bekerja pada sektor formal mempunyai tingkat upah, produktivitas dan jaminan sosial yang lebih baik dibanding mereka yang bekerja disektor informal. Ketenagakerjaan merupakan aspek yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia karena mencakup dimensi ekonomi dan sosial. IPM Kota Parepare Tahun

84 Ketenagakerjaan 7.1 ANGKATAN KERJA Dalam konsep BPS, usia kerja yang digunakan untuk keperluan pengumpulan data ketenagakerjaan adalah 15 tahun ke atas. Penduduk usia kerja ini dibagi lagi menjadi penduduk yang masuk sebagai angkatan kerja dan penduduk yang bukan angkatan kerja. Angkatan kerja adalah penduduk yang ikut berpartisipasi dalam lapangan kerja, baik statusnya sudah bekerja maupun yang pengangguran, sedangkan bukan angkatan kerja aktivitasnya adalah yang tidak terkait dengan bekerja secara produktif misalnya sekolah dan mengurus rumahtangga. Setiap pembicaraan mengenai angkatan kerja pasti akan terkait dengan masalah kependudukan, karena angkatan kerja merupakan bagian dari penduduk dan tenaga kerja terus bertambah sejalan dengan perkembangan penduduk. Perkembangan angkatan kerja tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan ekonomi secara makro, karena proses penciptaan lapangan kerja mengacu kepada kecenderungan pergerakan sektor ekonomi. Jumlah angkatan kerja di Kota Parepare mengalami kenaikan dari orang pada tahun 2013 menjadi orang pada tahun 2014 (Hasil Sakernas). 74 IPM Kota Parepare Tahun 2015

85 Ketenagakerjaan Tabel 9. Data Angkatan Kerja dan Penduduk Kota Parepare Tahun Tahun Angkatan Kerja Bukan Angkatan Kerja Jumlah TPAK , ,62 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Parepare 7.2 TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah salah satu ukuran yang dapat menggambarkan partisipasi penduduk usia kerja dalam kegiatan ekonomi. TPAK merupakan perbandingan jumlah angkatan kerja yaitu jumlah penduduk yang bekerja dan mencari pekerjaan terhadap jumlah seluruh penduduk usia kerja (15 tahun ke atas). Penduduk lainnya adalah bukan angkatan kerja yaitu penduduk yang tidak terlibat dalam kegiatan ekonomi, yaitu penduduk yang sekolah, mengurus rumah tangga, dan lain sebagainya. IPM Kota Parepare Tahun

86 Ketenagakerjaan Tabel 10. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Kegiatan Utama Selama Seminggu yang Lalu di Kota Parepare, Tahun (Persen) Rincian (Persen) Angkatan Kerja: 57,72 60,62 - Bekerja 54,91 56,34 - Pengangguran Terbuka 2,80 4,28 Bukan Angkatan Kerja: 42,28 39,38 - Sekolah 14,80 13,26 - Mengurus RT 21,57 20,30 - Lainnya 5,92 5,81 Penduduk Usia Kerja (15 Tahun ke Atas) Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Parepare 100,00 100,00 TPAK di Kota Parepare pada tahun 2014 mancapai 60,62 persen, yang berarti bahwa pada setiap 100 orang penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) sekitar 60 orang di antaranya adalah termasuk angkatan kerja. TPAK tahun 2014 ini naik bila dibandingkan tahun 2013 yakni sekitar 57,72 persen. Untuk lebih lengkapnya dapat 76 IPM Kota Parepare Tahun 2015

87 Ketenagakerjaan dilihat pada tabel di bawah ini. Sebagai catatan bahwa persentase angkatan kerja yang ditampilkan tidak lain adalah TPAK itu sendiri TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA Pengangguran terbuka dapat diartikan sebagai: - Mereka yang sedang mencari pekerjaan, - Mereka yang sedang mempersiapkan usaha baru, - Mereka tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak mungkin dapat pekerjaan (putus asa), dan - Mereka sudah punya pekerjaan, tetapi belum mulai bekerja. Sedangkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) merupakan perbandingan antara jumlah pengangguran terbuka dengan jumlah angkatan kerja TPT Gambar 6. Grafik Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kota Parepare, Tahun (Persen) Selama kurun waktu IPM Kota Parepare Tahun

88 Ketenagakerjaan tahun , TPT Kota Parepare terus mengalami kenaikan. Jika pada tahun 2012 TPT Kota Parepare sebesar 4,21 persen, maka pada tahun 2013 naik menjadi 4,86 persen, dan pada tahun 2014 meningkat menjadi 8,39 persen. 7.4 PENYERAPAN TENAGA KERJA Penyerapan tenaga kerja untuk setiap sektor ekonomi pada tahun 2014 tercatat sebanyak pekerja. Dari 5 sektor ekonomi yang dicakup, sektor yang paling dominan menyerap tenaga kerja adalah sektor perdagangan yaitu sekitar 37,69 persen. Gambar 7. Persentase Penduduk Usia 15 tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha, Kota Parepare Tahun IPM Kota Parepare Tahun 2015

89 Ketenagakerjaan Pertanian Industri Perdagangan, Restoran & Hotel Jasa Kemasyarakatan lainnya Selama ini sektor perdagangan, restoran dan hotel masih merupakan lapangan usaha bagi sebagian besar penduduk di Kota Parepare. Persentase penduduk yang bekerja pada sektor ini 37,69 persen pada tahun 2014, Selanjutnya sebanyak 30,84 persen penduduk di Kota Parepare bekerja pada sektor jasa. IPM Kota Parepare Tahun

90 Ketenagakerjaan 80 IPM Kota Parepare Tahun 2015

91 BAB VIII PERUMAHAN

92 Bab 8 Perumahan - Kondisi Fisik Tempat Tinggal - Fasilitas Tempat Tinggal

93 Perumahan BAB VIII PERUMAHAN Perumahan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia disamping sandang dan pangan. Keberadaan rumah tidak hanya berfungsi sebagai tempat berlindung, tetapi rumah sudah menjadi bagian dari gaya hidup dan simbol status bahkan juga menunjukkan identitas pemiliknya. Rumah selain berfungsi sebagai tempat istirahat atau berlindung dari hujan dan panasnya matahari, juga berfungsi sebagai tempat untuk membina kehidupan rumahtangga dan bersosialisasi antar individu dalam rumah dan mengembangkan diri. Dengan sifatnya sebagai mahluk sosial, manusia selalu ingin hidup bersama dengan orang lain dan berinteraksi antara satu dengan lainnya, sehingga satu persatu bangunan rumah tinggal bermunculan sampai terbentuk suatu pemukiman penduduk. Pemerintah telah berupaya untuk mempermudah masyarakat untuk mendapatkan rumah melalui berbagai program diantaranya menyediakan fasilitas kredit kepemilikan rumah (KPR). Rumah dapat dijadikan sebagai indikator untuk mengukur tingkat sosial masyarakat dan keberhasilan pembangunan di bidang perumahan. Keberadaan rumah yang dimaksud tidak saja IPM Kota Parepare Tahun

94 Perumahan menyangkut kuantitas, tetapi juga mengenai kualitas rumah. Kualitas rumah tinggal menunjukkan tingkat kesejahteraan suatu rumah tangga, dimana kualitas tersebut ditentukan oleh fisik rumah tersebut yang dapat terlihat dari fasilitas yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai fasilitas yang mencerminkan kesejahteraan rumahtangga tersebut diantaranya dapat terlihat dari luas lantai rumah, sumber air minum dan fasilitas tempat buang air besar. Peningkatan kesejahteraan rakyat dan kualitas masyarakat diwujudkan dengan pembangunan nasional di segala bidang secara berimbang. Dalam bidang perumahan, pembangunan tidak hanya menyangkut segi kuantitatif, melainkan juga segi kualitatif yang memungkinkan terselenggaranya perumahan sesuai dengan hakikat dan fungsinya. 8.1 KONDISI FISIK TEMPAT TINGGAL Kondisi perumahan dan lingkungan mencerminkan kondisi penduduk yang tinggal dari perumahan dan lingkungan tersebut. Oleh karena itu, laporan terhadap kondisi perumahan dan lingkungan adalah merupakan bagian dari laporan pembangunan manusia. 84 IPM Kota Parepare Tahun 2015

95 Perumahan Gambaran kondisi perumahan dan lingkungan tidak hanya dilihat secara fisik saja tapi juga dilihat dari akses penghuni rumah tersebut ke berbagai fasilitas seperti air bersih, penggunaan jamban, dan sebagainya. Kenyamanan tempat tinggal dapat dilihat dari luas lantai perkapita yang digunakan. Selama kurun waktu tahun luas lantai perkapita rumah di Kota Parepare cenderung mengalami kemajuan. Pada tahun 2014 persentase rumah tangga yang menempati rumah dengan luas lantai kurang dari 20 meter persegi sekitar 4,19 persen. Selanjutnya rumah tangga di Kota Parepare yang menempati rumah dengan luas lantai meter persegi sekitar 31,35 persen pada tahun Sedangkan luas lantai meter persegi adalah 49,12 persen dan luas lantai meter persegi adalah 15,33 persen. IPM Kota Parepare Tahun

96 Perumahan Tabel 11. Persentase Rumah Tangga Menurut Kualitas Rumah yang Ditempati di Kota Parepare,Tahun (Persen) Rincian Rumah Tangga Menurut Kualitas Rumah (Persen): Lantai Bukan Tanah Atap Seng Dinding Tembok Tidak Ada Kakus ,06 91,10 88,27 37,94 45,96 0,16 3,99 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Parepare (Susenas) 8.2 FASILITAS TEMPAT TINGGAL Fasilitas perumahan merupakan indikator penting untuk mengukur kesejahteraan keluarga. Adapun fasilitas perumahan yang dimaksud antara lain sumber air minum, penggunaan jamban/kakus oleh rumah tangga, dan jarak sumber air minum ke tempat penampungan kotoran/tinja tedekat. Sumber air minum merupakan indikator penting untuk mengukur derajat kesehatan keluarga. Air bersih adalah sumber air minum yang berasal dari leding, pompa, sumur terlindung, mata air terlindung dan air kemasan. 86 IPM Kota Parepare Tahun 2015

97 Perumahan Tabel 12. Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum, Penggunaan Kakus, dan Jarak ke Penampungan Terakhir di Kota Parepare, Tahun (Persen) Rincian Sumber Air Minum 100,00 100,00 - Air Bersih 87,80 98,53 - Bukan Air Bersih 12,20 1,48 Penggunaan Kakus 100,00 100,00 - Ada Kakus 94,77 97,49 - Tidak Ada Kakus 5,23 3,99 Jarak ke Penampungan 100,00 100, m 43,90 25,21 > 10 m 50,34 63,45 Tidak Tahu 5,77 11,34 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Parepare Pada tahun 2014, rumah tangga di Kota Parepare yang menggunakan air bersih sekitar 98,53 persen. Sedangkan rumah tangga yang menggunakan bukan air bersih yaitu sebesar 1,48 persen Sumber air minum tidak bersih ini berasal dari sumur tidak IPM Kota Parepare Tahun

98 Perumahan terlindung, mata air tidak terlindung, sungai, danau/ waduk, dan air hujan. Sementara itu, kesehatan lingkungan dapat dilihat dari penggunaan kakus oleh rumah tangga. Pada tahun 2014, rumah tangga di Kota Parepare yang menggunakan kakus (kakus milik sendiri, bersama, dan umum) adalah sekitar 97,49 persen, sedangkan yang tidak menggunakan kakus sekitar 3,99 persen. Jika dilihat dari jarak ke penampungan terakhir, maka persentase rumah tangga yang tinggal di rumah dengan jarak ke penampungan terakhir dari 0 10 m pada tahun 2014 di Kota Parepare adalah sekitar 25,21 persen, lebih dari 10 m adalah sekitar 50,34 persen, dan yang tidak tahu ada sekitar 5,77 persen. Angka ini semakin meningkat dari tahun sebelumnya. 8.3 FASILITAS PENERANGAN Listrik sudah menjadi kebutuhan primer bagi penduduk, hampir seluruh rumah tangga di Kota Parepare sudah menggunakan listrik sebagai sumber penerangan. Pada tahun 2014, rumah tangga yang menggunakan PLN sebagai sumber penerangan sekitar 99,6 persen, 0,17 persen menggunakan listrik non PLN dan Sisanya sekitar 0,23 persen menggunakan sumber penerangan petromak/aladin. Sarana listrik yang disediakan oleh pemerintah 88 IPM Kota Parepare Tahun 2015

99 Perumahan (PLN) dan swasta sudah menjangkau seluruh wilayah Kota Parepare. Kemungkinan rumah tangga yang belum menggunakan listrik sebagai sumber penerangan disebabkan oleh faktor kesulitan ekonomi rumah tangga. Tabel 13. Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Penerangan, di Kota Parepare, Tahun (Persen) Sumber Penerangan Listrik PLN 99,41 99,60 Listrik Non PLN - 0,17 Petromak/Aladin 0,21 0,23 Pelita/Sentir/Obor 0,38 - Lainnya - - Jumlah 100,00 100,00 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Parepare IPM Kota Parepare Tahun

100 Perumahan 90 IPM Kota Parepare Tahun 2015

101 LAMPIRAN

102 Pada bagian lampiran ini terlampir 8 (delapan) tabel utama yang berkaitan dengan IPM Kota Parepare.

103 Lampiran LAMPIRAN Tabel 1. Beberapa Indikator Kependudukan di Kota Parepare,, Tahun Rincian Tahun Penduduk a. Laki-Laki b. Perempuan Sex Ratio Laju Pertumbuhan Penduduk 1,12 1,50 1,44 4. Kepadatan Penduduk Penduduk Menurut Kelompok Umur a Tahun b Tahun c. 65 Tahun ke Atas Angka Beban Tanggungan 53,88 56,21 50,75 7. Jumlah Rumah Tangga*) Rata 2 Anggota Rum. Tangga Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Parepare IPM Kota Parepare Tahun

104 Lampiran Tabel 2. Beberapa Indikator Dasar Kependudukan dan Geografis di Kota Parepare, Tahun Rincian Tahun Jumlah Kecamatan Jumlah Desa/Kelurahan a. Desa/Kelurahan Pantai b. Desa/Kelurahan Bukan Pantai Luas Wilayah (Km 2 ) 99,33 km 2 99,33 km 2 99,33 km 2 4. Letak Astronomis LS dan BT, 5. Letak Geografis Jaraknya sekitar 155 km ke arah utara atau sekitar 3 4 jam perjalanan darat dari ibu Kota Provinsi. Posisinya tepat di pesisir Selat Makassar yang memisahkan Pulau Sulawesi dan Pulau Kalimantan. Berbatasan dengan Kabupaten Pinrang di sebelah utara, Kabupaten Sidrap di sebelah timur, Kabupaten Barru di sebelah selatan dan 94 IPM Kota Parepare Tahun 2015

105 Lampiran Selat Makassar di sebelah barat. 6. Rata2 Jumlah Penduduk per Kecamatan* 7. Rata2 Jumlah Penduduk per Desa/Kelurahan* Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Parepare IPM Kota Parepare Tahun

106 Lampiran Tabel 3. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen IPM Kota Parepare, Tahun Jenis Indikator * Angka Harapan Hidup (e 0 ) (Tahun) 70,37 70,38 70,39 Angka Harapan Lama Sekolah (Persen) Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun) Pengeluaran Perkapita Riil Disesuaikan (Ribu Rupiah) 13,58 13,65 14,04 9,68 9,89 9, Indeks Kesehatan 77,49 77,51 77,52 Indeks Pendidikan 69,99 70,89 72,17 Indeks Paritas Daya Beli 76,76 77,09 77,42 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Parepare Catatan : * Angka Sementara 74,67 75,10 75,66 96 IPM Kota Parepare Tahun 2015

107 Lampiran Tabel 4. Beberapa Indikator Pendidikan di Kota Parepare, Tahun Jumlah Sekolah Rincian SD SLTP SLTA Jumlah Murid - SD SLTP SLTA Jumlah Guru - SD SLTP SLTA Rasio Murid-Guru - SD 1:12 1:13 1:13 - SLTP 1:11 1:11 1:11 - SLTA 1:8 1:8 1:8 IPM Kota Parepare Tahun

108 Lampiran 5. Rasio Murid Sekolah 6. - SD 1:191 1:188 1:188 - SLTP 1:323 1:339 1:346 - SLTA 1:369 1:360 1:193 Angka Partisipasi Sekolah (persen) Tahun Tahun Tahun Tahun Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Parepare 98,82 98,77 98,93 91,37 91,73 97,52 65,73 72,55 76,66 41,68 35,28 36,87 98 IPM Kota Parepare Tahun 2015

109 Lampiran Tabel 5. Beberapa Indikator Ketenagakerjaan di Kota Parepare, Tahun No. Indikator Angkatan Kerja (Jiwa) Bekerja (%) 57,83 54,91 56, Pengangguran (%) 2,54 2,80 4,28 Bukan Angkatan Kerja (Jiwa) Sekolah (%) 2,62 14,80 13,26 - Mengurus RT (%) 23,88 21,57 20,30 - Lainnya (%) 13,13 5,92 5,82 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (Persen) 60,37 58,13 60,62 Tingkat Pengangguran Terbuka (Persen) 4,21 4,86 7,06 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Parepare IPM Kota Parepare Tahun

110 Lampiran Tabel 6. Beberapa Indikator Perumahan di Kota Parepare, Tahun (Persen) 1. Lantai Rincian < 20 m 2 2,56 4, m 2 32,41 31, m 2 40,83 49,12 - > 100 m 2 24,19 15,33 2. Sumber Air Minum - Air Bersih 97,24 87,80 98,53 - Bukan Air Bersih 2,76 12,20 1,48 3. Fasilitas Tempat Buang Air Besar - Ada 95,64 94,77 96,01 - Tidak Ada 4,36 5,23 3,99 4. Jarak ke Penampungan Terakhir m 31,57 43,90 25,21 - > 10 m 52,20 50,34 63,45 - Tidak Tahu 16,22 5,77 11,34 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Parepare 100 IPM Kota Parepare Tahun 2015

111 Lampiran Tabel 7. PDRB ADH Berlaku dan ADH Konstan 2010 Menurut Sektor Ekonomi di Kota Parepare, Tahun (Juta Rupiah) Sektor Ekonomi Nilai (Rupiah) * 2014** PDRB ADH Berlaku , , ,5 1. Pertanian,Kehutanan, dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian , , , , , ,81 3. Industri Pengolahan , , ,21 4. Pengadaan Listrik dan Gas 5. Pengadaaan Air,Pengelolaan Sampah,limbah dan Daur ulang 2.886, , , , , ,59 6. Konstruksi , , ,31 7. Perd. Besar dan Eceran :REparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,66 8. Transportasi dan Pergudangan , , ,82 9. Penyediaan , , ,72 IPM Kota Parepare Tahun

112 Lampiran Akomodasi dan Makan Minum 10. Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan 9.452, , , Administrasi Pemerintahan,Pertahan an dan Jaminan Sosial , , , Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa Lainnya , , ,21 PDRB ADH Konstan Pertanian,Kehutanan, dan Perikanan , , , , , ,18 2. Pertambangan dan Penggalian 7.845, , ,60 3. Industri Pengolahan , , , IPM Kota Parepare Tahun 2015

113 Lampiran 4. Pengadaan Listrik dan Gas 5. Pengadaaan Air,Pengelolaan Sampah,limbah dan Daur ulang 3.023, , , , , ,22 6. Konstruksi , , ,69 7. Perd. Besar dan Eceran :REparasi Mobil dan Sepeda Motor 8. Transportasi dan Pergudangan 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , , , , , , , Informasi dan Komunikasi , , , Jasa Keuangan dan Asuransi , , , Real Estate , , , Jasa Perusahaan 8.414, , , Administrasi Pemerintahan,Pertahan an dan Jaminan Sosial , , ,21 IPM Kota Parepare Tahun

114 Lampiran 15. Jasa Pendidikan , , , Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , Jasa Lainnya , , ,67 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Parepare Catatan : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara 104 IPM Kota Parepare Tahun 2015

115 Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN IPM Kota Parepare Tahun

116

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KOTA PAREPARE TAHUN 2014

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KOTA PAREPARE TAHUN 2014 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KOTA PAREPARE TAHUN 2014 ISSN : Nomor Publikasi : 73720.1412 Katalog Publikasi : 4102002.7372 Ukuran buku : 21 x 15 cm Jumlah Halaman : 85 halaman Naskah : Seksi Neraca

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA PAREPARE 2012

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA PAREPARE 2012 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA PAREPARE 2012 No. Publikasi : 7372.5.1103 Katalog BPS : 4102002.7372 Ukuran Buku Jumlah Halaman Naskah Penyunting Gambar Kulit Diterbitkan Oleh : 21 cm x 15 cm : 82 Halaman

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) METODE BARU

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) METODE BARU INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) METODE BARU H.Nevi Hendri, S.Si Soreang, 1 Oktober 2015 Pendahuluan Metodologi IPM Hasil Penghitungan IPM Metode Baru Penutup Pendahuluan SEJARAH PENGHITUNGAN IPM 1990:

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN NGADA, TAHUN O15

PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN NGADA, TAHUN O15 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN NGADA No. 0/07/Th. VIII, 1 Juli 016 PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN NGADA, TAHUN 011 - O15 Selama kurun waktu 011-015, IPM Kabupaten Ngada meningkat dari

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL INDIKATOR PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA JAKARTA SELATAN 2014

ANALISIS HASIL INDIKATOR PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA JAKARTA SELATAN 2014 ANALISIS HASIL INDIKATOR PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA JAKARTA SELATAN 2014 (Oleh Endah Saftarina Khairiyani, S.ST) 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan era globalisasi menuntut setiap insan untuk menjadi

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN GUNUNG MAS 2017

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN GUNUNG MAS 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN GUNUNG MAS 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN GUNUNG MAS 2017 Nomor ISBN : Ukuran Buku : 6,5 x 8,5 inchi Jumlah Halaman : vii + 38 Halaman Naskah Penanggung

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 BADAN PUSAT STATISTIK No. 34/06/73/Th. I, 15Juni 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 IPM Sulawesi Selatan Tahun 2015 Pembangunan manusia di Sulawesi Selatan pada tahun 2015 terus mengalami

Lebih terperinci

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Mamuju

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Mamuju Katalog BPS: 4102002.7604 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Mamuju Human Development Index of Mamuju Regency 2012 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Mamuju

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 1413.7371 Indeks Pembangunan Manusia Kota Makassar 2014 Katalog BPS : 1413.7371 Naskah/Editor : Seksi Neraca Wilayah & Analisis Statistik Gambaran Kulit : Seksi Neraca Wilayah & Analisis

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 No. 36/06/17/II, 2 Juni 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN IPM PROVINSI BENGKULU TAHUN TERMASUK KATEGORI SEDANG Pembangunan manusia di Provinsi Bengkulu terus mengalami kemajuan yang ditandai

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 22/04/73/Th.II, 17 April 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 IPM Sulawesi Selatan Tahun 2016 Pembangunan manusia di Sulawesi Selatan pada tahun 2016 terus

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN NGADA, TAHUN O14

PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN NGADA, TAHUN O14 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN NGADA No. 02/10/Th. VII, 05 Oktober 2015 PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN NGADA, TAHUN 2010-2O14 (PENGHITUNGAN DENGAN MEMAKAI METODE BARU) Selama kurun

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) D.I. Yogyakarta TAHUN 2016 TERUS MENINGKAT

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) D.I. Yogyakarta TAHUN 2016 TERUS MENINGKAT BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 27/05/34/Th.XIX, 5 Mei 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) D.I. Yogyakarta TAHUN 2016 TERUS MENINGKAT Pembangunan manusia di D.I. Yogyakarta terus mengalami kemajuan

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 B A D A N P U S A T S T A T I S T I K No.31/05/76/Th.XI, 5 Mei 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 IPM Sulawesi Barat Tahun 2016 Pembangunan manusia di Sulawesi Barat pada tahun 2016 terus

Lebih terperinci

jayapurakota.bps.go.id

jayapurakota.bps.go.id INDEKS PEMBANGUNGAN MANUSIA DAN ANALISIS SITUASI PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA JAYAPURA TAHUN 2015/2016 ISSN: Nomor Katalog : 2303003.9471 Nomor Publikasi : 9471.1616 Ukuran Buku Jumlah Halaman Naskah : : 16,5

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI GORONTALO 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI GORONTALO 2015 No. 34/06/75/Th.X, 15 Juni 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI GORONTALO 2015 IPM Provinsi Gorontalo Tahun 2015 Pembangunan manusia di Provinsi Gorontalo pada tahun 2015 terus mengalami kemajuan

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 Nomor Katalog : 9302001.9416 Ukuran Buku : 14,80 cm x 21,00 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI NTB TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI NTB TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK No. 25/04/52/th II, 17 April 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI NTB TAHUN 2016 Indeks Pembangunan Manusia Provinsi NTB pada tahun 2016 mengalami kemajuan yang ditandai

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 B A D A N P U S A T S T A T I S T I K No.36/06/76/Th.X, 15 Juni 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 IPM Sulawesi Barat Tahun 2015 Pembangunan manusia di Sulawesi Barat pada tahun 2015 terus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pembangunan adalah IPM (Indeks Pembangunan Manusia). Dalam. mengukur pencapaian pembangunan sosio-ekonomi suatu negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pembangunan adalah IPM (Indeks Pembangunan Manusia). Dalam. mengukur pencapaian pembangunan sosio-ekonomi suatu negara yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesejahteraan masyarakat merupakan hal yang harus dicapai dalam pembangunan. Adapun salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan dalam pembangunan adalah

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT. STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) BENGKULU TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) BENGKULU TAHUN 2015 No. 38/07/17/I, 1 Juli 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) BENGKULU TAHUN 2015 IPM Bengkulu Tahun 2015 = 68,59 Pembangunan manusia di Bengkulu pada tahun 2015 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK

KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK Katalog BPS : 4102004.1111 Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Utara Jl. T. Chik Di Tiro No. 5 Telp/Faks. (0645) 43441 Lhokseumawe 24351 e-mail : bpsacehutara@yahoo.co.id, bps1111@bps.go.id BADAN PUSAT

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) BANTEN TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) BANTEN TAHUN 2015 No. 40/07/36/Th.X, 1 Juli 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) BANTEN TAHUN 2015 STATUS PEMBANGUNAN MANUSIA BANTEN MENINGKAT MENJADI TINGGI Pembangunan manusia di Banten pada tahun 2015 terus mengalami

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) BANTEN TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) BANTEN TAHUN 2016 No. 30/05/36/Th.XI, 5 Mei 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) BANTEN TAHUN 2016 PEMBANGUNAN MANUSIA BANTEN TERUS MENGALAMI KEMAJUAN Pembangunan manusia di Banten pada tahun 2016 terus mengalami kemajuan,

Lebih terperinci

IPM KABUPATEN BANGKA: CAPAIAN DAN TANTANGAN PAN BUDI MARWOTO BAPPEDA BANGKA 2014

IPM KABUPATEN BANGKA: CAPAIAN DAN TANTANGAN PAN BUDI MARWOTO BAPPEDA BANGKA 2014 IPM KABUPATEN BANGKA: CAPAIAN DAN TANTANGAN PAN BUDI MARWOTO BAPPEDA BANGKA 2014 LATAR BELAKANG Sebelum tahun 1970-an, pembangunan semata-mata dipandang sebagai fenomena ekonomi saja. (Todaro dan Smith)

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 No. 33/05/Th. XI, 5 Mei 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 IPM Sulawesi Utara Tahun 2016 Pembangunan manusia di Sulawesi Utara pada tahun 2016 mengalami kemajuan yang ditandai dengan meningkatnya

Lebih terperinci

BPS KABUPATEN EMPAT LAWANG. Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi penduduk

BPS KABUPATEN EMPAT LAWANG. Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi penduduk BPS KABUPATEN EMPAT LAWANG No. 001/05/1611/Th.XIX, 24 Mei 2017 INDEKS PEMBANGUNA AN MANUSIA (IPM) TAHUN IPM Empat Lawang Tahun Pembangunan manusia di Empat Lawang pada tahun terus mengalami kemajuan yang

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

Statistik Daerah Kabupaten Bintan Statistik Daerah Kabupaten Bintan 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TAMBELAN 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TAMBELAN 2014 ISSN : No. Publikasi: 21020.1423 Katalog BPS : 1101001.2102.070 Ukuran Buku : 17,6

Lebih terperinci

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Maluku Utara Tahun 2016

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Maluku Utara Tahun 2016 No. 22/04/82/Th XVI, 17 April 2017 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Maluku Utara Tahun 2016 IPM Maluku Utara Tahun 2016 Pembangunan manusia di Maluku Utara pada tahun 2016 terus mengalami kemajuan yang

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN M A N U S I A K A B U P A T E N K E P U L A U A N S E L A Y A R

INDEKS PEMBANGUNAN M A N U S I A K A B U P A T E N K E P U L A U A N S E L A Y A R INDEKS 4102002.7301 PEMBANGUNAN M A N U S I A K A B U P A T E N K E P U L A U A N S E L A Y A R INDEKS 4102002.7301 PEMBANGUNAN M A N U S I A K A B U P A T E N K E P U L A U A N S E L A Y A R INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 PROVINSI RIAU SEBESAR 71,20

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 PROVINSI RIAU SEBESAR 71,20 No. 23/05/14/Th. XVIII, 5 Mei 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 PROVINSI RIAU SEBESAR 71,20 IPM Riau Tahun 2016 Pembangunan manusia di Riau pada tahun 2016 terus mengalami kemajuan yang

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEBESAR 73,75

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEBESAR 73,75 BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEBESAR 73,75 No. 48/06/21/Th. XI, 15 Juni 2016 IPM Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015 Pembangunan manusia

Lebih terperinci

Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya (tahun) sekolah formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa me

Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya (tahun) sekolah formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa me BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAGELANG No.02/05/33.08/Th. I, 04 Mei 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KABUPATEN MAGELANG 2016 1. Perkembangan IPM Kabupaten Magelang, 2010-2016 Pembangunan manusia

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROPINSI NTB TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROPINSI NTB TAHUN 2015 BADAN PUSAT STATISTIK No. 40/06/52/th I, 15 Juni 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROPINSI NTB TAHUN 2015 Pembangunan manusia di Propinsi NTB pada tahun 2015 terus mengalami kemajuan yang ditandai

Lebih terperinci

Katalog : pareparekota.bps.go.id

Katalog : pareparekota.bps.go.id Katalog : 1101002.7372011 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BACUKIKI BARAT TAHUN 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BACUKIKI BARAT TAHUN 2014 ISSN : Katalog BPS : 1101002.7372011 Ukuran Buku : 21 cm x 14,8 cm Jumlah

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 No. 40/06/51/Th. I, 15 Juni 2016 Pembangunan manusia pada tahun 2015 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA METODE BARU UMUR PANJANG DAN HIDUP SEHAT PENGETAHUAN STANDAR HIDUP LAYAK BADAN PUSAT STATISTIK DAFTAR ISI Pembangunan Manusia Perubahan Metodologi IPM Implementasi IPM Metode

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 No. 28/05/63/Th.XXI/5 Mei 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 IPM Kalimantan Selatan Tahun 2016 Pembangunan manusia di Kalimantan Selatan pada tahun 2016 terus mengalami kemajuan yang ditandai

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 No. 25/05/15/Th.XI, 5 Mei 2017 IPM Provinsi Jambi Tahun 2016 Pembangunan manusia di Provinsi Jambi pada tahun 2016 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 BPS PROVINSI SUMATERA UTARA INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 No. 29/05/12/Thn. XX, 5 Mei 2017 IPM PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 MEMASUKI KATEGORI TINGGI Pembangunan manusia di Sumatera

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 No. 33/06/63/Th. XX/15 Juni 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 IPM Kalimantan Selatan Tahun 2015 Pembangunan manusia di Kalimantan Selatan pada tahun 2015 terus mengalami kemajuan yang ditandai

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014 12 IndikatorKesejahteraanRakyat,2013 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014 No. ISSN : 0854-9494 No. Publikasi : 53522.1002 No. Katalog : 4102004 Ukuran Buku Jumlah Halaman N a s k a

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 BPS PROVINSI MALUKU No. 07/05/81/Th. II, 2 Mei 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 IPM Maluku Tahun 2016 Pembangunan manusia di Maluku pada tahun 2016 terus mengalami kemajuan yang ditandai

Lebih terperinci

BPS PROVINSI MALUKU INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 IPM Maluku Tahun 2015 1. Perkembangan IPM Maluku Tahun 2010-2015 No. 06/07/81/Th. I, 1 Juli 2016 Pembangunan manusia di Maluku pada tahun

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 No. 30/06/14/Th. XVII, 15 Juni 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 IPM Riau Tahun 2015 Pembangunan manusia di Riau pada tahun 2015 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 BPS PROVINSI LAMPUNG No. 15/05/18/TAHUN II, 5 Mei 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 IPM Lampung Tahun 2016 Pembangunan manusia di Lampung pada tahun 2016 terus mengalami kemajuan yang ditandai

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2016 BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 31/04/64/Th.XX, 17 April 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2016 IPM Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016 Pembangunan manusia di Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 No. 27/05/62/Th. II, 5 Mei 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 IPM KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2016 TERUS MENINGKAT IPM Kalimantan Tengah Tahun 2016 Pembangunan manusia di Kalimantan Tengah pada

Lebih terperinci

Boleh dikutip dengan mencantumkan sumbernya

Boleh dikutip dengan mencantumkan sumbernya INDIKATOR KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PROVINSI ACEH 2016 Nomor Publikasi : 11522.1605 Katalog BPS : 4102004.11 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : xvii + 115 Halaman Naskah Gambar Kulit Diterbitkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Administrasi Kabupaten Majalengka GAMBAR 4.1. Peta Kabupaten Majalengka Kota angin dikenal sebagai julukan dari Kabupaten Majalengka, secara geografis terletak

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KALIMANTAN UTARA TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KALIMANTAN UTARA TAHUN 2016 BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 32/04/64/Th.XX, 17 April 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KALIMANTAN UTARA TAHUN 2016 IPM Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016 Pembangunan manusia di Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 BPS PROVINSI LAMPUNG No. 15/06/18/TAHUN I, 15 Juni 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 IPM Lampung Tahun 2015 Pembangunan manusia di Lampung pada tahun 2015 terus mengalami kemajuan yang ditandai

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepada semua pihak yang telah membantu menyusun publikasi ini kami sampaikan terima kasih. Temanggung, November 2016

KATA PENGANTAR. Kepada semua pihak yang telah membantu menyusun publikasi ini kami sampaikan terima kasih. Temanggung, November 2016 KATA PENGANTAR Semangat otonomi daerah yang digulirkan dengan UU Nomor 22 Tahun 1999 dan telah direvisi dengan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan UU Nomor 22 Tahun 1999 yang direvisi

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 No. 27/07/62/Th. I, 01 Juli 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 IPM Kalimantan Tengah Tahun 2015 Pembangunan manusia di Kalimantan Tengah pada tahun 2015 terus mengalami kemajuan yang ditandai

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 No. 42/06/Th. X, 15 Juni 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 IPM Sulawesi Utara Tahun 2015 Pembangunan manusia di Sulawesi Utara pada tahun 2015 mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 No. 33/05/51/Th. II, 5 Mei 2017 IPM Provinsi Bali Tahun 2016 Progres pembangunan manusia pada tahun 2016 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 No. 29/05/72/ThXX, 05 Mei 2017 IPM Sulawesi Tengah Tahun 2016 Pembangunan manusia di Sulawesi Tengah terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan, yang dilakukan setiap negara ataupun wilayah-wilayah administrasi dibawahnya, sejatinya membutuhkan pertumbuhan, pemerataan dan keberlanjutan. Keberhasilan

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL HALAMAN. iii

DAFTAR TABEL HALAMAN. iii DAFTAR ISI HALAMAN KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... v BAB I PENDAHULUAN... 1 I.1 Latar Belakang... 1 I.2 Tujuan dan Sasaran... 3 I.3 Sumber Data... 4 I.4 Sistematika

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 28 / 05/ 61/ Th XX, 05 Mei 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 IPM Kalimantan Barat Tahun 2016 Pembangunan manusia di Kalimantan Barat pada tahun 2016 terus

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 29/05/16/Th.XIX, 5 Mei 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 IPM Sumatera Selatan Tahun 2016 Pembangunan manusia di Sumatera Selatan pada tahun 2016 terus mengalami

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI BANTEN

BAB IV GAMBARAN UMUM INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI BANTEN BAB IV GAMBARAN UMUM INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI BANTEN 4.1 Pendidikan di Banten Pemerintah Provinsi Banten sejauh ini berupaya melakukan perbaikan tingkat kesejahteraan masyarakat salah satunya

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 1101002.6409010 Statistik Daerah Kecamatan Babulu 2015 Statistik Daerah Kecamatan Babulu No. Publikasi : 6409.550.1511 Katalog BPS : 1101002.6409010 Naskah : Seksi Statistik Neraca Wilayah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 No. 31/05/Th.I, 5 Mei 2017 IPM Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Pembangunan manusia di Sulawesi Tenggara pada tahun 2016 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 39/07/16/Th.XVII, 1 Juli 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 IPM Sumatera Selatan Tahun 2015 Pembangunan manusia di Sumatera Selatan pada tahun 2015 terus

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 38/07/34/Th.XVIII, 1 Juli 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 IPM Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2015 Pembangunan manusia di Daerah Istimewa Yogyakarta pada

Lebih terperinci

Gambar 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Tengah,

Gambar 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Tengah, No.26/04/33/Th.XI, 17 April 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 IPM Jawa Tengah Tahun 2016 Pembangunan manusia di Jawa Tengah pada tahun 2016 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Indeks Pembangunan Manusia Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Pembangunan manusia menempatkan

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DKI JAKARTA TAHUN 2016 TERUS MENINGKAT

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DKI JAKARTA TAHUN 2016 TERUS MENINGKAT No. 19/04/31/Th.XIX, 17 April 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DKI JAKARTA TAHUN 2016 TERUS MENINGKAT Pembangunan manusia di Provinsi DKI Jakarta terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 No.42/06/33/Th.X, 15 Juni 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 IPM Jawa Tengah Tahun 2015 Pembangunan manusia di Jawa Tengah pada tahun 2015 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

Statistik Daerah Kabupaten Bintan Statistik Daerah Kabupaten Bintan 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BINTAN PESISIR 2014 ISSN : No. Publikasi: 21020.1421 Katalog BPS : 1101001.2102.063 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 12

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 39/ 06/ 61/ Th XIX, 1 Juli 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 IPM Kalimantan Barat Tahun 2015 Pembangunan manusia di Kalimantan Barat pada tahun 2015 terus

Lebih terperinci

INDIKATOR PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PULAU MOROTAI 2015

INDIKATOR PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PULAU MOROTAI 2015 INDIKATOR PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PULAU MOROTAI Kata Pengantar merupakan publikasi yang menyajikan data terkait indikator ekonomi, sosial, infrastruktur dan pelayanan publik, lingkungan, dan teknologi

Lebih terperinci

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2015 di Kabupaten Asmat

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2015 di Kabupaten Asmat Nomor : BRS-02/BPS-9415/Th. I, 28 Juni 2016 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2015 di Kabupaten Asmat 1. IPM pertama kali diperkenalkan oleh United Nation Development Programme (UNDP) pada tahun 1990

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA K o t a B a t a m Tahun 2015 No. Publikasi : 2171.15.07 No. Katalog BPS : 4102.002.2171 Ukuran Buku : 21 cm x 15 cm Jumlah Halaman : viii + 50 Naskah : Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA METODE BARU UMUR PANJANG DAN HIDUP SEHAT PENGETAHUAN STANDAR HIDUP LAYAK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DAFTAR ISI Pembangunan Manusia Perubahan Metodologi

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BACUKIKI BARAT 2012

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BACUKIKI BARAT 2012 Katalog : 1101002.7372011 1101002 i STATISTIK DAERAH KECAMATAN BACUKIKI BARAT 2012 ISSN : Katalog BPS : 1101002.7372011 Ukuran Buku : 21 cm x 14,8 cm Jumlah Halaman : 20 halaman Naskah : Koordinator Statistik

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 No. 14/07/Th.I, 1 Juli 2016 IPM Sulawesi Tenggara Tahun 2015 Pembangunan manusia di Sulawesi Tenggara pada tahun 2015 terus mengalami kemajuan yang ditandai

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2015 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2015 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi : 3403.16.27 Katalog BPS : 4102002.3403 Ukuran Buku : 21 x 29,7 cm Jumlah Halaman : vi rumawi + 53 halaman Naskah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i ii iii iv ix BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEBESAR 73,99

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEBESAR 73,99 BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEBESAR 73,99 No. 29/04/21/Th. XII, 17 April 2017 IPM Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 Pembangunan manusia

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN MANUSIA BERBASIS GENDER TAHUN 2015

PEMBANGUNAN MANUSIA BERBASIS GENDER TAHUN 2015 BPS PROVINSI MALUKU No. 05/010/81/Th. I, 3 Oktober 2016 PEMBANGUNAN MANUSIA BERBASIS GENDER TAHUN 2015 Untuk melngkapi penghitungan IPM, UNDP memasukan aspek gender ke dalam konsep pembangunan manusia.

Lebih terperinci

Katalog BPS:

Katalog BPS: Katalog BPS: 4103.1409 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT (INKESRA) KABUPATEN ROKAN HILIR TAHUN 2013 No. Katalog : 4103.1409 Ukuran Buku Jumlah Halaman Naskah Gambar Kulit dan Setting Diterbitkan Oleh Kerjasama

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 20 BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 3.1. SITUASI GEOGRAFIS Secara geografis, Kota Bogor berada pada posisi diantara 106 derajat 43 30 BT-106 derajat 51 00 BT dan 30 30 LS-6 derajat 41 00 LS, atau kurang

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2016 No. 010/06/3574/Th. IX, 14 Juni 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2016 IPM Kota Probolinggo Tahun 2016 Pembangunan manusia di Kota Probolinggo pada tahun 2016 terus mengalami

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN LAMONGAN No. 04/06/3524/Th. II, 14 Juni 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2016 RINGKASAN Pembangunan manusia di Lamongan pada tahun 2016 terus

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG 2015 No Publikasi : 2171.15.31 Katalog BPS : 1102001.2171.081 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 11 hal. Naskah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sumberdaya manusia merupakan proses untuk. ini juga merupakan proses investasi sumberdaya manusia secara efektif dalam

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sumberdaya manusia merupakan proses untuk. ini juga merupakan proses investasi sumberdaya manusia secara efektif dalam I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan sumberdaya manusia merupakan proses untuk meningkatkan pengetahuan manusia, kreativitas dan keterampilan serta kemampuan orang-orang dalam masyarakat. Pengembangan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS :

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS : BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS : Katalog BPS : 9302008.53 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR KINERJA PEREKONOMIAN NUSA TENGGARA TIMUR 2013 KINERJA PEREKONOMIAN

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR 4. 1 Kondisi Geografis Provinsi Jawa Timur membentang antara 111 0 BT - 114 4 BT dan 7 12 LS - 8 48 LS, dengan ibukota yang terletak di Kota Surabaya. Bagian utara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses menuju perubahan yang diupayakan suatu negara secara terus menerus dalam rangka mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. setiap negara, terutama di negara-negara berkembang. Negara terbelakang atau

I. PENDAHULUAN. setiap negara, terutama di negara-negara berkembang. Negara terbelakang atau I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemiskinan merupakan suatu masalah yang dihadapi dan menjadi perhatian di setiap negara, terutama di negara-negara berkembang. Negara terbelakang atau berkembang adalah

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA(IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA(IPM) TAHUN 2015 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA(IPM) TAHUN 2015 No. 038/07/15/Th.IX, 1 Juli 2016 IPM Provinsi Jambi Tahun 2015 Pembangunan manusia di Provinsi Jambi pada tahun 2015 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 No Publikasi : 2171.15.27 Katalog BPS : 1102001.2171.060 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 14 hal. Naskah

Lebih terperinci