Hoa-xin, dan putra keduanya Li Hoa-sheng. Li Hoa-xin sudah kawin dan punya anak, usianya baru dua puluh limaenam tahun sudah mempunyai

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Hoa-xin, dan putra keduanya Li Hoa-sheng. Li Hoa-xin sudah kawin dan punya anak, usianya baru dua puluh limaenam tahun sudah mempunyai"

Transkripsi

1 i orang jadi lega dan damai. Orang yang paling depan mendaki adalah putra sulung tuan Li, Li Hoa-xin, dan putra keduanya Li Hoa-sheng. Li Hoa-xin sudah kawin dan punya anak, usianya baru dua puluh limaenam tahun sudah mempunyai sepasang anak, julukannya di dunia persilatan Telapak Besi Pedang Dewa (Tie zhang-shenjian). Li Hoa-sheng masih belum berusia sepuluh tahun, tapi tubuhnya tegap seperti anak sapi, malah memakai baju ringkas sutra berwarna biru, tampak sangat gagah. Ada seorang pemuda yang berjalan bersama mereka, sama gagah dan juga tampan. Mantelnya berwarna hijau langit, di sabuknya yang lebar ada dua buah variasi yang modern: Kantong bahu dan dompet. Di belakangnya, ada tiga orang wanita. Mereka adalah tamunya keluarga Li Salah satu tamunya adalah nyonya muda berusia dua puluh tahun lebih, bajunya berwarna hijau air danau, memakai konde rambut hijau, mutiaranya tampak bergoyang-goyang. Di sabuknya ada sebuah belati mewah sebagai pelindung. Tuan rumahnya adalah putri sulung tuan besar Li, Li Jianjian, dan putri yang paling bontot Li Xiu-xiu. Usia Jian-jian delapan belas tahun, dia pernah ikut kakaknya Telapak Besi Pedang Dewa pergi ke banyak tempat, punya banyak pengalaman, tapi sampai sekarang masih belum punya jodoh, putra orang kaya di sekitarnya, sama sekali tidak berani melamar pada keluarga Li, begitu menyebut putri sulung keluarga Li, tidak ada orang yang berminat. Ini bukan karena Li Jian-jian, wanita buruk rupa yang ditakuti orang, sebaliknya dia adalah wanita cantik yang jarang ada tandingannya di Xiang-yang. Justru karena dia sangat cantik, wanita yang sangat cantik dan pintar, akan berbeda dengan wanita umumnya, membuat para pemuda yang didikan keluarganya keras, hatinya merasa takut. Hari ini dandanan dia, tidak terlihat seperti anak keluarga kaya, dia memakai baju musim semi dengan lengan ketat warna biru kehijauan, baju model ini sangat di benci oleh para pendekar, walau para pendekar diam-diam juga sangat menikmati baju model begini, baju ini bisa membuat orang yang melihat menjadi melotot, bajunya membuat lekuk

2 tubuhnya bisa dilihat dengan jelas, langsing semampai, sangat seksi. Dia juga membawa belati, dan lebih dari satu kantong kulit kecil, tentu saja di dalamnya terisi senjata rahasia. Adiknya Li Xiu-xiu, gadis kecil berusia dua belas tahun, juga sama seperti kakaknya, dia memakai baju ringkas hitam kehijauan, meski masih kecil, sudah tampak kecantikannya. Enam orang itu dibagi jadi dua kelompok, sambil berbincang mereka berjalan naik keatas. "Saudara Luo." Li Hoa-xin pada tamu yang tampan itu berkata, "kau datang dari Jiang-xi, kudengar, Xie-jian-xiu-luo yang paling misterius, paling berani di dunia persilatan, tiga bulan yang lalu telah membuat onar di Jiu-jiang, sebenarnya apa yang terjadi?" "Kejadian sebenarnya aku juga tidak begitu jelas." Luo Wen-jing tersenyum pahit, "menurut kabar, salah satu dari tiga perkumpulan besar pembunuh bayaran di dunia yaitu perkumpulan Qing-lian, mendapat pesanan membuat jebakan di Wu-hu diam-diam ingin membunuh Xie-jian-xiu-luo, tapi rencana ini tidak saja gagal, malah sebaliknya Xie-jian-xiu-luo mendatangi pusat perkumpulan, dan membubarkan perkumpulan Qing-lian, menghapus namanya dari perkumpulan pembunuh bayaran." "Ooo! Saudara Luo." Kata Li Jian-jian di belakang menyela, "tahun lalu aku di Wu-chang, sudah mendengar nama Xiejian-xiu-luo, setiap orang membuat cerita berbeda, Saudara Luo sudah lama berkelana di dunia persilatan, julukan saudara Shuang-jie-shu-sheng, termasuk dalam Tiga Pelajar Persilatan, pengalamannya banyak, apakah saudara pernah melihat orang ini?" "Tidak pernah." Kata Shuang-jie-shu-sheng Luo Wen-jing wajahnya tidak senang, "orang ini jarang tampil dengan wajah aslinya, berhubungan dengan orang juga jarang sekali menyebutkan julukannya, hampir tidak ada orang yang pernah melihat wajah aslinya, dia adalah golongan keji yang tidak pantas bertemu dengan orang, iblis jahat yang suka mengurusi urusan orang dengan cara keji, orang-orang aliran putih dan hitam memandang dia sebagai wabah, semua membenci pada dia." "Siapa marga dan namanya " "Tidak pernah ada orang mendengar dia menyebutkan namanya." Kata Luo Wen-jing lagi, "makanya sahabat persilatan menyebut dia orang

3 yang paling misterius." "Jika ada kesempatan, aku ingin mencoba orang ini." Li Hoa-xin seperti berkata pada diri sendiri, "aku tidak percaya dia mampu menghancurkan perkumpulan Qinglian." "Adik Li, paling bagus kau jangan sampai bertemu dengan pengelana persilatan yang suka berbuat seenaknya." Kata nyonya muda yang cantik itu, "menurut yang aku tahu, orang yang bertarung dengan dia, tidak satu pun yang bisa mengalahkannya, sampai Raja Langit Utara Ling Jun-yi pendekar besar Ling yang paling hebat dari aliran putih, juga di permainkan oleh dia sampai mendapat malu, jadi sulit di bicarakan, setiap orang ini berada di suatu tempat, maka di tempat itu akan timbul mala petaka, paling baik kau menghindari dia sejauh mungkin." "Sebenarnya, dia tidak pantas dikatakan dia iblis jahat yang dibenci dewa ditolak setan." Kata Luo Wen-jing sedikit malu, "umumnya, sahabat persilatan kelas satu atau dua, memuji dirinya. Dalam aliran putih, juga tidak sedikit orang yang menyukai dia. Bagusnya orang semacam ini selalu tidak memupuk kekuasaan untuk dirinya sendiri, hingga dunia persilatan masih bisa menerima dia" "Pedang saudara Luo menggemparkan dunia persilatan, kedudukannya termasuk satu diantara Tiga Sastrawan Persilatan." Li Hoa-xin dengan bodohnya menanyakan hal yang tidak seharusnya ditanyakan, "jika saudara Luo berselisih dengan Xie-jian-xiu-luo, apakah saudara mampu mengungguli dia?" "Sulit dikatakan," Shuang-jie-shu-sheng Luo Wen-jing tidak tersinggung, dia tertawa tawar, "penyakit buruk orang persilatan adalah suka bertarung dan ingin menang, setiap orang percaya akan dirinya sendiri, aku pun tidak terkecuali, aku percaya bisa menang. Sayang aku belum pernah bertemu dengan dia, juga tidak ada perselisihan sulit mendapat kesempatan bertarung dengan dia, jika benar-benar bertemu, aku percaya sanggup membuat dia sedikit mengurangi kesombongannya. Ooo! Saudara Hoa-xin, adik anda Hoa-rong beberapa hari ini pasti bisa pulang?" "Mungkin." Kata Li Hoa-xin, "kemarin adikku mengutus orang kemari melapor, mengatakan beberapa hari lalu di kabupaten Gang-yi, bertemu dengan orang hebat Nan-yang, hampir saja kalah, makanya saat kembali mungkin akan mengambil jalan lain, akan melalui gunung Tong-bo, sehingga akan telat beberapa hari kedatangan-nya." "Ooo! Nan-yang-ba-jie (Delapan Hebat Nan-yang)?" "Benar. Ayahku sudah lama bermusuhan dengan mereka, mereka tidak pernah mendapat kemenangan, adikku hanya

4 membawa empat orang, mereka juga tidak mendapat keuntungan." "Mmm! Saudara Hoa-xin, kali ini mungkin kalian akan ada kerepotan." Kata Shuang-jie-shu-sheng Luo Wen-jing dengan serius. "Maksud saudara Luo adalah " "Di kota He-nan, aku sudah mendengar manusia aneh nomor satu dari Zhong-zhou Huo-bao-ing (Pembalas Segera), Du Zhang-he, sedang menuju gunung Xiong Er bertamu ke Bu-fei-khe (Tamu Tak Kembali), Hong-wu, mereka bersamasama akan menuju Nan-yang, berkumpul dengan Tombak Dewa Lu Hoa-ji. Tombak Dewa adalah kakak tertuanya Nanyang-ba-jie, jika Lu Hoa-ji minta bantuan pada Huo-bao-ing, Du Zhang-he dan Bu-fei-khe, Hong-wu keadaan kalian sangat tidak menguntungkan! Menghitung waktu perjalanan, dua tua aneh yang sulit dihadapi ini, beberapa hari ini juga akan sampai." "Dua tua aneh ini tidak ada yang perlu ditakuti." Hoa Sheng kecil meniru orang dewasa, dengan menepuk dada dengan berani dia berkata, "tentara datang di tahan jenderal, air datang ditimbun tanah, kita keluarga Li takut pada siapa? Apa itu Huo-bao-ing, apa itu Bu-fei-khe, menakuti orang lain boleh, datang ke Xiang-yang untuk menakuti orang keluarga Li, jangan harap." "Pepatah mengatakan, tombak terang mudah dihadapi, panah gelap sulit menahannya." Kata Shuang-jie-shu-sheng tertawa, "dua orang tua aneh tidak mudah dihadapi, dalam kegelapan seperti setan mengganggu kalian, bagaimana pun hal ini bisa membuat orang sakit kepala, bagaimana pun berhati-hati adalah yang terbaik, jika menilai kemampuan sebenarnya, tentu saja Pedang Pemutus Arwah (Toan-hun-jian) ayah kalian bisa mengalahkan mereka, tapi mereka berada di tempat gelap kita di tempat terang, juga siang malam harus waspada, itu hal yang tidak menyenangkan." "Xiang-yang adalah daerah kekuasaan keluargamu, orangnya banyak, pengawasan di mana-mana." Nyonya muda cantik melanjut-kan, "jika mereka datang membalas dendam, pasti tidak akan terangterangan, cara paling bagus bertahan, adalah menyerang lebih dulu, tidak memberi kesempatan lawan menyerang."

5 "Betul, menyerang lebih dahulu." Li Hoa-xin mengangguk kepala tanda setuju, "jika bukan saudara Luo kebetulan datang bertamu ke rumah, kami masih tidak tahu dua orang tua aneh itu adalah temannya Nan-yang-ba-jie, hingga mungkin memberi mereka kesempatan! Saudara Luo, terima kasih." Di depan tampak ada satu bangunan kecil untuk istirahat, tadinya dari kejauhan tidak terlihat di dalamnya ada orang, tidak diduga setelah mendekati sampai sepuluh langkah, mereka melihat di sisi tiang berdiri seorang sastrawan muda berbaju hijau. Sastrawan muda ini usianya dua puluh tahun lebih, wajahnya tampan, perawakan tinggi semampai, seluruh tubuhnya tampak lembut, tidak ada ciri-ciri orang persilatan, juga tidak seperti seorang pelajar yang lemah. Mata semua orang menjadi bersinar, tidak tahan mereka menatap sekali pada sastrawan itu, tapi tidak ada waktu berpikir bagaimana dia bisa datang, sambil berbincang, mereka berjalan nendekati bangunan untuk istirahat. "Kalian baru datang!" Sastrawan baju hijau :ertawatawar, "sungguh bagus, bagus..." Li Hoa-xin tertegun, lalu menghentikan angkah. "Kata-kata anda mengandung sesuatu." kata Shuang-jieshu-sheng Luo Wen-jing dengan nada dalam, "tolong tanya, bisakah beritahu siapa marga dan nama anda?" "Aku orang biasa, tidak punya keluarga yang bisa dibanggakan, tidak menyebut marga dan nama juga tidak apa, kau panggil saja aku sastrawan, aku memang seorang sastrawan." "Baik, anggap saja kau sastrawan." Li Hoa-rin sudah sampai dimulut bangunan, jarak kedua belah pihak kira-kira empat lima chi, "kau kenal kami?" "Di kota Xiang-yang siapa yang tidak kenal dengan tuan muda Li yang besar?" "Tapi aku tidak kenal dirimu, Ooo! Kau pasti ada keperluan penting, tolong tanya ada keperluan apa?" "Ada orang menitipkan surat padaku untuk disampaikan." Sastrawan baju hijau mengulur tangan kedalam dada, "orang yang mengirim surat itu berkata, asalkan orangnya keluarga Li, suratnya boleh diberikan. Aku tahu tuan-tuan dari keluarga

6 Li, sering datang bermain ke gunung Xian, maka aku datang kesini menunggu. Di rumah anda, di kebun Li ada anjing galak, aku tidak berani datang kesana mengantar surat. Ini! Ini suratnya." "Ooo! Coba lihat." Luo Wen-jing melewati Li Hoa-xin, mengulurkan tangan kanan menerima surat, "surat ini... ii!" Luo Wen-jing berniat baik, dari pembicaraannya, dia sudah tahu orang ini, lawan bukanlah kawan, makanya dia ingin menggunakan kesempatan menerima surat, sekalian menangkap sastrawan untuk di tanya. Tapi jurus Sutra Emas Membelit Pergelangan gagal dilancarkan, tangan si sastrawan sangat lincah, tidak saja telah ditarik di saat berbahaya, juga melontarkan surat itu dengan dua jarinya, dengan kecepatan sangat tinggi berputar menuju ke wajah Luo Wen-jing. Suratnya lewat dari sisi telinga kanan Luo Wen-jing, malah terdengar ada desiran angin, bisa diketahui tenaga jari sastrawan sangat mengejutkan. Jika Luo Wen-jing tidak meningkatkan kewaspadaan sebelumnya, pasti tidak akan bisa menghindar luncuran surat itu. Reaksi Luo Wen-jing cukup luar biasa, begitu tangkapannya gagal, dia sudah tahu ada bahaya, tepat waktu itu tubuhnya bergerak menghindar, juga menarik tangannya, cepat menangkap surat itu, sayang dia masih terlambat sedetik, dia tidak dapat menangkap surat yang sangat cepat itu. Li Hoa-xin juga sudah bersiap, dia segera merendahkan tubuh, begitu berteriak, tangan kirinya diangkat, sebuah mata uang membelah angin terbang keluar. Sastrawan itu tidak tertipu, dia tertawa dua kali, bertiarap ke tanah, meloncat miring keluar, menerobos bawah pembatas sisi bangunan, sejauh tiga zhang lebih. Uang logam itu tiba-tiba menjadi tiga, membelok dari tiga arah terbang berputar, lalu setelah satu zhang lebih berkumpul kembali, baru nenjadi satu garis lurus berurutan terbang, di empat-lima zhang baru jatuh kedalam hutan. Tapi sastrawan itu malah muncul dari arah berlawanan, dari sebelah kiri dia bangkit berdiri.

7 Li Jian-jian sudah sampai, dia juga berteriak, dengan angin yang membawa bau harum dia menyerang, lima jari tangan kanannya setengah lurus setengah di tekuk, dengan cepat menjulur ke dada sastrawan itu, arahnya sederetan jalan darah besar Ren-me, ke atas menguasai tenggorokan, ke bawah jalan darah Jiu-wei, titik mana pun sekali terkena, jika tidak lumpuh juga pasti mendapat luka dalam, melihat tenaganya saja, sudah tahu jari-jari mulus itu sangat menakutkan, pasti bukan serangan ringan. "Kau juga terlalu sombong." Sastrawan dari dalam lengan bajunya mengeluarkan kipas, tanpa sungkan menyabetkan keatas. Li Jian-jian terpaksa merubah gerakannya lari menotok jadi mencengkram, lima jarinya ditekan, dan berhasil menangkap bagian atas kipas tertutup itu, dengan posisi kuda-kuda merampas kipas. Tapi, tiba-tiba dia merasakan diatas kipas ada arus tenaga yang tidak dapat ditahan, tidak saja dia harus melepaskan cengkeramannya, tenaga lawannya pun sudah menyerang. Terdengar teriakan terkejut! Li Jian-jian seperti ditiup angin topan, terbang ke pinggir sejauh dua zhang lebih, hampir saja terjatuh, wajahnya berubah. "Hahahaha " Tawa sastrawan itu menggelagar, tubuhnya zerbang masuk kedalam hutan, pergi menjauh. "Saudara Li, jangan dikejar." Nyonya muda cantik cepat berteriak, "bertemu hutan jangan masuk, musuh sudah tidak dapat dikejar." Li Hoa-xin menghentikan langkahnya dan mundur kebelakang, warna wajahnya sudah tidak seperti biasanya. Dia tadi melihat, sastrawan itu telah mendahului, menghindar dari jurus Tiga Bintang Mengejar Rembulan, membuat di dalam hatinya merasa terkejut, dan merasa sangat tidak tenang. Hoa-sheng yang kecil memungut suratnya, lalu membacakan: "Kepada Pedang Pemutus Arwah Tuan besar Li. Penjelasannya ada didalam." Suratnya telah disegel, menurut aturan harus dibuka sendiri oleh tuan besar Li. Tapi karena cara pengirimannya mengandung permusuhan, diatas surat juga tidak ada pengirimnya, jadi sangat

8 mencurigakan. Li Hoa-xin adalah seorang yang berani bertanggung jawab, setelah berpikir sebentar, dengan berani membuka surat itu, dan dibacanya. Setelah selesai membaca, diajadi tertegun. "Surat dari siapa?" tanya Luo Wen-jing yang menghindar ke pinggir dengan perhatian. "Tidak ditulis nama pengirim." Li Hoa-xin menggelengkan kepala. "Apa yang ditulis?" "Katanya setengah bulan lalu, kereta adik ku di pantai utara sungai Ru di kabupaten Ye terjadi kecelakaan, adikku dengan sengaja membuat celaka sebuah kereta, hingga empat belas orang mati." "Aduh!" "Orang yang mengirim surat meminta ayah ku bertanggung jawab, pergi ke kabupaten Ye menyelesaikannya, menyerahkan pelakunya pada pemerintah, mengganti kerugian pada keluarga yang ditinggalkan." "Hal tidak bagus." Luo Wen-jing tertawa pahit. "Adikku di kabupaten Ye bertarung dengan Nan-yang-bajie, orang yang diutus belum kembali hingga laporannya tidak jelas, harus tunggu adikku pulang dulu, baru bisa tahu kejadiannya dengan jelas. Jika yang mati adalah orangnya Nan-yang-baie, Hm! memang mereka seharusnya mati." Kata Li Hoa-xin dingin, "meminta kami menyerahkan orang ke pemerintah, mana ada aturannya?" "Sastrawan tadi, sangat mungkin bukan orangnya Nanyang-ba-jie." Li Jian-jian sangat teliti, berpikir tentang hal yang tadi dibicarakan, jika benar, dia seharusnya bertindak menurut aturan dunia persilatan, kenapa minta menyerahkan diri pada pemerintah?' "Memang seharusnya dia bukan." Nada bicara Luo Wenjing tidak begitu yakin, di sudut matanya timbul hawa pembunuhan, "jika benar, aku Luo Wen-jing akan terus bermusuhan dengan dia. Hemm! Aku pasti bisa menyelidiki asal-usul orang ini, lain kali jangan harap dia bisa meloloskan diri. Saudara Hoa-xin, kita pulang saja, ayahmu harus membuat rencana menghadapinya." Enam orang berangkat dengan gembira tapi pulang dengan lesu. Turun gunung sekitar setengah li, tiba-tiba Luo Wen-jing berkata dengan perlahan:

9 "Saudara Hoa-xin, kalian jalanlah duluan, jangan melihat kebelakang." Li Hoa-xin mengerti, dia menganggukan kepala, mempercepat langkahnya. Shuang-jie-shu-sheng, Luo Wen-jing menyelinap ke belakang sebuah pohon besar di sisi jalan, menyembunyikan diri, seperti seekor kucing mengincar tikus, dengan sabarnya diam menunggu tikus bodoh keluar dari lubangnya. Lama didepan dibelakang tidak ada gerakan. Tempat ini adalah sebuah belokan jalan, keatas kebawah bisa melihat pemandangan sejauh setengah li. Di kedua sisi jalan adalah hutan sangat rimbun, rumput liar tumbuh subur, pandangan jadi terbatas dan juga sulit berjalan disana, walau kemiringan gunung tidak seberapa, berjalan pun tidak mudah. Sehingga, orang yang naik atau turun gunung pasti lewat jalan gunung ini, tidak mungkin melewati tempat liar, mencari kesulitan sendiri. Dia bersiap tidak menunggu lagi, baru saja mau bangkit berdiri. "Apa sudah tidak sabar menunggu?" di belakang tubuhnya terdengar suara lantang yang penuh mengandung sindiran, "kau harus belajar seperti aku, tidur diatas pohon, kau lihat, bukankah aku ini santai sekali?" Dia membalikan kepala melihat, hatinya diam-diam menjadi dingin! Sastrawan baju hijau itu berada diatas akar pohon besar, tiga-empat zhang jauhnya, sedang menyilangkan kaki, setengah berbaring, tampak santai sekali. Dengan ketajaman telinganya, di hari yang terang, ada daun kering yang jatuh pun, tidak ada orang yang bisa mendekati dari belakang, sampai sepuluh zhang tanpa diketahuinya, lalu darimana sastrawan ini datangnya? "Anda sepertinya sudah datang beberapa saat." Dengan suara dalam sastrawan itu melangkah pelan menginjak rumput menuju kebawah pohon, katanya

10 "Tidak salah." Kata sastrawan itu seperti tidak terjadi apaapa. "Anda sungguh hebat." Sastrawan itu tertawa dingin, dengan santai nengeluarkan kipas lipat yang bergambarkan bunga anggrek. "Terima kasih atas pujiannya." "Apa kau mengerti keadaanmu?" "Pasti berbahaya, benar tidak?" "Benar, sangat bahaya." "Belum tentu." "Anda tidak perlu memaksakan diri bersikap tenang, anda sudah tidak dapat turun lagi." "Jika tidak bisa turun lagi, buat apa aku nenyapamu?" Sastrawan itu sedikit pun tidak serniat untuk bergerak, "bukankah kau sendiri yang kurang tenang, kau berpikir ingin menunggu kelinci dibawah pohon, lalu kenapa pergi begitu saja? Jarak dari tanah dua zhang, kau tidak dapat berbuat apa-apa padaku. Jika kau meloncat ke atas, aku akan turun kebawah, kau ikut turun, aku kembali meloncat keatas. Ha ha ha! Kau bisa berbuat apa?" "Apa kau tahu julukanku Shuang-jie-shu-sheng, maka sengaja mempermainkan aku?" Luo Wen-jing kesal sampai hatinya terasa panas, "kau ngin mengadu ilmu meringankan tubuh denganku?" "Memangku maksudku." Kata Sastrawan itu dengan wajah berseri-seri, "kau, marga Luo menganggap dirinya pahlawan hebat, menganggap dirinya dengan sebilah pedang dengan ilmu meringankan tubuh yang lumayan bagus, ingin meraja lela, menjagoi dunia persilatan, makanya mengambil sebutan Shuang-jie (sepasang hebat). Sekarang di tanganmu tidak ada pedang, kecuali beradu ilmu meringankan tubuh denganku, kau sedikit pun tidak ada kemampuan lainnya." "Jika anda sudah tahu asal-usulku, tentu juga tahu tentang " "Aku tahu maksudmu." Kata Sastrawan memotong, "kau punya seorang pelayan merangkap teman yang setia, dipanggil Bandit Tai. Orang ini sejak lahir sudah mempunyai tenaga super, dengan satu tangan dapat mengangkat tempat abu kaki tiga yang besar dan beratnya seribu jin, suatu kali perampok yang ternama dari gunung Tai ini, dikepung oleh tentara pemerintah, dan hampir dipenggal kepalanya. Saat itu kau tanpa sengaja sedang lewat disana, sesaat

11 timbul perasaan satu nasib, malam-malam kau masuk ke dalam penjagaan yang ketat menolong dia membuat dia terhindar dari hukuman mati, membuat dia merasa hutang budi dan ingin membalas budinya, dia mengikutimu dari pinggir secara diam-diam melindungi keselamatanmu, dia telah menjadi bayanganmu. Tapi kau adalah pendekar kelana dari aliran putih, dia adalah perampok besar dari rimba hijau, jika berjalan bersama, mana pantas? Maka dia selalu bersembunyi, selamanya dengan setulus hati membalas budimu secara diam diam. Tapi, kau telah mengabaikan satu hal penting." "Hal penting apa?" "Kau terlalu yakin pada pemikiranmu, kau memastikan, dengan teman-temanmu bermain keatas gunung, pasti tidak akan terjadi sesuatu. Makanya, aku berani bertaruh denganmu, pengawalmu pasti ada di kampung Xian sedang tertidur lelap, kau tidak mungkin dapat menggunakan kemahiran dia menggunakan Garpu Terbang Kecilnya yang dahsyat itu bersama-sama menyerang aku, kau berani bertaruh tidak?" "Suara siulanku dapat mencapai sepuluh li lebih, aku pasti bisa memanggil dia kesini, asal aku bisa bertahan, itu sudah cukup. Garpu Terbang Kecil dia, dalam jarak lima zhang tidak pernah meleset, kau pasti mati." "Menunggu dia datang, mungkin aku sudah ada di kota bersenang-senang." "Siapa tuan sebenarnya?" Luo Wen-jing mengganti topik pembicaraan, dia jelas tahu kata-kata sastrawan ini masuk akal. "Kau tebak saja sendiri! tuan, pulang dan beritahu Tuan Li, orang yang mati siasia di kabupaten Ye itu, setiap orangnya harus mendapat ganti kerugian seribu liang perak. Dengan kekayaan dia, mungkin hanya satu rambut dari sembilan sapi. Jika dia tidak mau, dia akan menyesali seumur nidup." "Nan-yang-ba-jie juga bukan orang baik, tidak perlu mengganti kerugian, perselisihan dunia persilatan bisa dibereskan masing-masing, kalau mati ya terima nasib, anda tidak berhak melibatkan diri dalam hal ini. Sekarang, anda sengaja menantang aku marga Luo, ini adalah perselisihan pribadi antara aku dengan

12 kau, harus diselesaikan oleh kita berdua, bertarung mati atau hidup mengandalkan kepandaian masing-masing, aku pasti tidak akan melepaskanmu." "Kau tidak pantas bagus! Ha ha ha " Shuang-jie-shu-sheng, Luo Wen-jing tidak tahan lagi, mendadak dia meloncat terbang, tanpa bersiap tanpa mengangkat kaki, dengan jurus Bangau Menerjang Awan dia naik keatas, senjatanya sudah siap menyerang. Dalam tawa yang keras, sastrawan telah bergeser ke pinggir dua zhang, cepat dan ringan melayang turun, dibawah terdengar suara gemeresik daun, dia menerobos ranting masuk kedalam hutan, seperti terbang pergi ke selatan, dua tiga kali kelebatan sudah menghilang didalam hutan. Luo Wen-jing mengejar sejauh setengah li, beberapa kelinci hutan pada lari ketakutan karena kejarannya, tapi dia terpaksa membawa perasaan terkejut menyerah mengejar, dengan lesu kembali mencari jalan turun gunung. Setengah li di sana, Li Hoa-xin berlima bersembunyi di dalam kebun buah di sisi jalan, diam mendengarkan gerakan yang ada diatas, lama sekali, hingga membuat setiap orang gelisah. Yang pertama tidak tahan adalah Hoa Sheng, anak kecil memang kesabarannya terbatas, dia ribut ingin naik ke atas membantu, akhirnya di paksa oleh kakaknya untuk diam. Akhirnya, mereka mendengar tawa keras itu! Mereka melihat ada orang yang turun gunung, Luo Wenjing turun dengan rupa wajah yang tidak biasa. Ketika dia berkumpul bersama melewati belakang kampung Xian beberapa saat, seorang pria besar dengan dandanan orang kampung, perawakannya tegap, dengan langkah besar keluar dari kampung, berjalan menuju ke jalan kecil. Di sebelah kanan jalan di belakang satu pohon, melangkah keluar seorang sastrawan baju hijau, kipas lipatnya direntangkan, menghadang jalannya. 0oo0

13 Bab 6 "Bangsat gunung Tai, ha ha ha! Kau berdandan seperti orang kampung, meninggalkan gunung Tai seribu li lebih, mengira tidak ada orang yang bisa mengenalimu?" kata Sastrawan itu dengan keras, "kau ikut di belakang Shuang-jieshu-sheng, Luo Wen-jing jadi pengawalnya, semua orang persilatan sudah tahu, asal bisa mendapatkan marga Luo, pasti bisa menangkapmu dan menyerahkan pada polisi, memenggal kepalamu untuk digantungkan di gerbang kota untuk di pertontonkan Bandit Tai Qiao-zhuang bertolak pinggang, berhenti dua zhang lebih, sepasang mata yang seperti bel tembaga melotot pada sastrawan itu, dia tidak bicara, tidak bergerak, wajahnya bengis. Sastrawan itu tidak banyak bicara lagi, juga dengan tanpa takut menatap lawannya. Mata besar melotot pada mata kecil, terjadi, perang pelototan, melihat siapa yang lebih kuat, melihat siapa yang takut akan hancur lebih dulu. Matahari diatas terasa terik, walau dari hutan di kedua sisi jalan angin bertiup sepoi-sepoi, perasaan panasnya tetap membuat orang tidak tahan, situasi yang tegang juga menambah kekuatan panasnya. Udara gerah membuat sifat manusia bisa jadi buruk, mudah membuat orang kehilangan kesabarannya, dengan begini saling berhadapan, kau memelototi aku, aku memelototimu, lebih lebih mudah membuat orang naik darah. "Kau ingin menangkap aku?'' Bandit Tai akhirnya tidak tahan bicara. "Ada sedikit maksud itu, tapi bukan karena hadiahnya." Kata Sastrawan dengan santai. "Apa kau pantas?" "Pantas atau tidak, tidak lama lagi akan tahu." "Katakan julukanmu, nanti aku antar kau ke akherat." "Sudahlah, yang ke akherat belum tentu diriku, pesilat tinggi bertarung, kesempatan hidup atau mati adalah setengah-setengah. Kalau kau mati, tahu julukanku juga apa gunanya? Bagaimana pun kau di depan raja akherat tidak bisa mendakwa aku, kau sama sekali tidak percaya di dunia ini ada dewa atau setan, hanya percaya yang kuat hidup yang

14 lemah mati, orang mati seperti lampu mati, jika aku mati, kau juga tidak perlu tahu aku ini siapa, semuanya selesai, betul tidak?" "Betul." "Makanya kau tidak ada gunanya bertanya." "Kau sudah berada dalam lingkup kekuatan garpu terbang pencabut nyawaku, kau sudah dipastikan mati disini." "Ha ha ha! Jika aku takut pada garpu terbang mu, aku tidak akan menampakkan diri berbicara denganmu, dari belakang kau saja diam-diam melakukan serangan mematikan, bukankah akan jauh lebih aman?" "Sayang kau sudah tidak ada kesempatan untuk melakukan serangan diam-diam." Kata Bandit Tai dengan galak. "Aku tidak percaya tahayul, coba buktikan padaku!" Begitu Sastrawan habis berkata, tubuhnya tiba-tiba berkelebat kekiri. Satu sinar membelah udara, berubah jadi pelangi, berkelebat dengan kecepatan yang sulit di lihat mata telanjang. Tapi, kelebatan ke kiri tubuh sastrawan mendadak berhenti, dia tetap berada di tempatnya, sepertinya sedang menggunakan ilmu merubah tubuh, bayangan berkelebat, hanya begitu saja. Garpu terbang yang kecil tajam sepanjang delapan cun, dari sisi bayangan sastrawan meluncur lewat, hingga mencapai sepuluh zhang lebih baru dengan satu suara keras jatuh ketanah. Dalam jarak sepuluh zhang, jejak terbang garpu terbang ini adalah lurus, titik paling tingginya hanya naik sekitar lima cun, tenaga lemparan garpu terbang nya Bandit Tai, sungguh membuat orang mengeluarkan lidah, sulit di percaya. "Lihay!" kata Sastrawan tertawa meng-ejek, "saudara, kau telah menghamburkan sebuah garpu terbang yang tidak mudah membuatnya, walau kau ada kesempatan memungutnya kembali, garpunya juga sudah berubah bentuknya tidak seperti semula lagi,

15 ingin melemparnya dengan jitu sudah tidak mungkin." "Kali ini aku akan memberimu tiga bilah." Kata Bandit Tai menggigit gigi, mulutnya bicara, tapi sepasang tangannya ke bawah tidak bergerak, telapak tangannya menghadap ke paha luar, entah garpu terbang kecil itu disembunyikan dimana. "Aku ini orangnya tidak sabaran, tidak ada kesabaran yang besar." Sastrawan tidak tertawa lagi, nadanya berubah jadi bertenaga, tegas, tidak mengizinkan orang salah paham, "aku bisa memaafkan kau dalam keadaan gelisah ingin menyerang mengambil nyawaku, tapi tidak akan sungkan kalau kau terusterusan menyerang ingin mengambil nyawaku. Mulai sekarang, jika kau menggunakan senjata rahasia lagi, menggunakan garpu terbang itu untuk mengambil nyawa orang, kau akan menyesal selama-lamanya." Hati Bandit Tai seperti meloncat, sorot matanya sedikit berubah. Melihat tingkah sastrawan yang berdiri tegak seperti gunung, tidak takut dan tidak ngeri, dan juga tampil dengan wajah yang percaya diri dan tegas, kepercayaan akan ketepatan lemparannya akhirnya mulai goyah, hatinya tergerak, telapaknya mulai berkeringat, ini adalah hal yang paling tidak bisa di benarkan oleh para pakar senjata gelap. Arti lain dari telapak tangan berkeringat, adalah hati tegang, kepercayaan diri berkurang, pasti akan mempengaruhi ketepatan senjatanya. "Aku ingin kau menyampaikan pesanku." Kata sastrawan itu menambah tekanan, "suruh Shuang-jie-shu-sheng, Luo Wen-jingjangan sampai tertutup matanya oleh persahabatan, mempercayai kata-kata sepihak pasti akan menghancurkan dia sendiri. Jika dia mau lepas tangan dan pergi, itu yang paling bagus, jika tidak mau menuruti, dan memutuskan melibatkan diri, maka pergilah kekantor polisi di kabupaten Ye, tanyakan dengan jelas kejadiannya, untuk menentukan apakah dia pantas melibatkan diri atau tidak. Mengingat dia tidak mudah bisa jadi ternama, bagaimana pun Tiga Sastrawan Dunia Persilatan adalah orang dari aliran kebenaran yang dihormati orang, aku beri dia satu kesempatan untuk menguji apakah hati manusia itu jahat atau baik, apakah dia membuat cacat nama sastrawan, biarkan dia sendiri yang memutuskan kebaikan atau keburukan dia sendiri, kau, sekarang boleh pergi, ingat sampaikan pesanku." Kata-kata ini maknanya benar, kalimatnya tegas, nadanya pun

16 sangat angkuh. Yang lebih penting adalah, setiap kata-katanya tegas bertenaga, menampakan tekad dan keberanian. Bandit Tai Qiao-zhuang merasakan telapak, tangannya sudah basah oleh keringat. "Siapa sebenarnya dirimu?" "Seorang yang melihat ada yang tidak adil maka akan bersuara." "Jika aku tidak memakai garpu gerbangku, apakah anda berani bertarung dengan aku?" "Setiap saat kau boleh menyerang." Kata sastrawan itu menyimpan kipas lipatnya. Bandit Tai membuka sepasang tangannya, menepukan tangan, menyatakan tangannya tidak menyembunyikan senjata gelap apa pun, sepasang matanya yang besar menyorot sinar dingin, hawa membunuh seperti gelombang ganas, semangatnya menekan orang. Sastrawan itu membuat kuda-kuda, sepasang telapak di angkat menunggu serangan. Seluruh tubuh dia tampak kendur, setiap ototnya lemas, sepasang telapak yang diangkat satu diatas satu dibawah, jarak depan belakang hanya kurang lebih setengah chi, telapaknya juga terlihat tidak bertenaga, dengan tampang Bandit Tai yang kejam seperti ingin makan orang sama sekali berbeda. Bandit Tai mulai bergerak merubah posisi, tidak berani menyerang dari depan. Sastrawan itu berputar di tempatnya, seluruh tubuhnya tampak lemas, kuda-kudanya pun tidak mantap, hanya sepasang matanya bersorot sinar aneh, menghisap dengan kuat sorot mata lawannya. "Kau telah berlatih mencapai tingkat dari fokus kembali ke hampa," Bandit Tai tiba-tiba mengendurkan tenaganya, "aku bukan lawanmu, aku menyanggupi permintaanmu, aku pasti akan

17 menyampaikan pesanmu." Bandit Tai pandai melihat keadaan, memukul genderang mundur bukan tidak ada alasannya. Seorang ahli sekali mengulurkan tangan, sudah tahu lawan ada tidak isinya. Kepandaian sastrawan yang tenaga dalamnya terpusat di dalam, telah mencapai tingkat tertinggi dalam bertarung, sudah melampaui kemampuan seorang manusia, mencapai tingkat tiada orang tiada aku. Saat tidak menyerang, penampilan luarnya lemas, sedikit pun tidak ada gejala yang membahayakan, sekali tenaga dalamnya keluar, pasti akan seperti geledek mendadak muncul, seperti gunung meletus bumi pecah, sangat mengerikan. Bandit Tai adalah seorang ahli tenaga dalam, dia terpaksa mengakui dirinya tidak setinggi kepandaian lawannya. Setelah berjalan sejauh seratus langkah lebih, Bandit Tai baru"merasakan otot di tubuhnya mengendur, sepasang telapak tangan sudah tidak berkeringat lagi, dia membalikan kepala melihat kebelakang, ternyata lawan sudah menghilang. "Orang ini sangat menakutkan." Dia berkata sendiri, "ilmu silat dan pengalaman bertarungnya, paling sedikit telah mengalami ujian keras selama lima puluh tahun. Kenapa sejak dulu tidak pernah mendengar ada orang yang ilmu silatnya setinggi ini, apa lagi usianya begitu muda, sungguh hal yang tidak masuk akal." Di kebun Li telah terjadi keributan yang tidak kecil, pengantar surat dengan kecepatan penuh menuju perumahan Han-bei di kota Fan, tikus, ular diseluruh kota semua dikerahkan. Shuang-jie-shu-sheng Luo Wen-jing tidak pergi ke kabupaten Ye, di kebun Li, mereka menunggu anak kedua tuan besar Li pulang dan menceritakan kejadiannya. Menunggu anak-anak keluarga Li, menyelesaikan perselisihan lamanya dengan Nan-yang-ba-jie yang namanya di dunia persilatan tidak begitu bagus, masalah di kabupaten Ye apa yang masih perlu di selidiki? Masalah ini tidak perlu ditangani oleh pemerintah, kecuali mayatnya korban ada di tangan polisi. Alasan lain yang menurut tuan besar Li benar, adalah Nanyang-ba-jie dalam keadaan marah, telah menutup jalan raya yang menuju ke utara, orang-orang tuan besar Li jika berani melampaui perbatasan, akan

18 mendapat pembalasan yang sangat kejam. Dua keluarga hartawan besar yang bertetangga ini telah bermusuhan selama beberapa tahun, akhirnya masing-masing mencari bantuan pada teman-temannya, permusuhan menjadi terbuka, masing-masing tidak mau mengalah, menimbulkan gejolak di dunia persilatan. Api telah dinyalakan, tinggal menunggu kesempatan membara. Setelah tiga hari, di jembatan Bao-tai sebelah utara kota Fan kira-kira lima-enam li, lima orang penanggung yang datang dari Nan-yang, dengan beberapa tukang pukulnya Tanah Delapan Arah Jin-ba-dou telah melakukan pertarungan yang seimbang, kedua belah pihak masing-masing ada yang terluka dan mati. Akhirnya orangnya Jin-ba-dou yang lebih banyak bisa memenangkan pertarungan kecil yang pertama kali ini. Situasi kota Fan menjadi tegang, mereka bersiap-siap menghadapi keributan yang segera akan datang. Hari ini penginapan Fu-tai menerima dua tamu, semuanya pria berusia sekitar empat puluhan, tepat menginap di sebalah kanan kamar Fu Ke-wei. Karena sama-sama tamu, kedua belah pihak tidak terhindar bertemu dan menganggukan kepala saling menyapa, berbincang-bincang untuk menghilangkan kesepian di perjalanan. Dimalam hari, kereta tuan muda kedua Li, memutar Zaoyang kembali ke Xiang-yang, pulang dari kota Fan kereta empat kuda melewati jalan raya, dengan cepat masuk ke perumahan Han-bei. Tuan muda kedua Li Hoa-rong membawa seorang gadis cantik, lalu menunggang kuda sampai di sisi sungai, dengan perahu cepat yang di peruntukan keluarga Li diantar kepelabuhan kota, dengan gembira dia pulang ke kebun Li. Dia berjalan melalui jalan raya barat kota, tidak melalui kota, karena gerbang kota telah di tutup.

19 Fu Ke-wei berdiri di depan penginapan, melihat kereta empat kuda lewat. Dia mengenal kereta empat kuda yang mewah ini, tapi, dia melihat empat penunggang kuda yang mengawal orangnya telah diganti, bukan empat orang yang semula. Biksunya bisa lari, kuilnya tidak akan lari, asalkan dia tahu siapa pemilik kereta empat kuda, dia tidak akan takut tidak bisa menemukan pelaku kejahatannya. Tengah hari di hari kedua, situasi penginapan Fu Tai tibatibajadi tegang. Sepuluh lebih pria besar mengawal Jin-ba-dou yang memakai mantel panjang, berdandan hartawan, dengan angkuh masuk keruangan, mereka mendapat sambutan dari pemilik dan pelayan penginapan. Jin-ba-dou, julukannya adalah Ba-fang-du-ti (Tanah delapan arah), orangnya gampang bergaul, di Jiang-hu dia cukup punya nama. Dia sudah berusia setengah abad, bahunya lebar berpinggang besar, beralis pedang, mata macan, tidak saja belum tampak tua, juga masih bersemangat sekali, gerakannya lincah, sorot mata sedikit berhawa pembunuhan, keberaniannya menonjol keluar. Di bawah tuntunan pemilik penginapan, Jin-ba-dou dengan enam orang tukang pukulnya sampai di luar pintu kamar dua orang tamu. Di depan dua mulut jalan pekarangan, sudah ada dua orang laki-laki besar berjaga. Fu Ke-wei kebetulan mau keluar dan membuka pintu kamar, hingga mereka bertemu berhadapan. Jin-ba-dou baru saja lewat dari pinggir sampai di depan pintu sebelah, ketika Fu Ke-wei membuka pintu melangkah keluar kamar, seorang tukang pukul yang berada dibelakang Jin-ba-dou, dengan tanpa sungkan mengulurkan tangan menghadang dia, tangannya menekan di dadanya.

20 "Masuk, disini tidak ada urusanmu." Tukang pukulnya berkata pada dia, lagaknya memaksa, sepasang mata yang aneh melotot, sikapnya seperti ingin makan orang saja. "Iii...! Kenapa kau ini?" Sepasang kakinya tetap di tempat, dia melawan dorongan tangan besar lawan, membantah dengan tidak senang. Begitu ada penolakan, segera hal itu menarik perhatian semua orang, sampai Jin-badou yang di depan juga membalikan kepala, melihatnya. Para penjahat setempat ini sudah terbiasa memaksa orang, mana bisa menerima orang yang melawan? Tukang pukul yang pertama tertegun, lalu timbul amarahnya. "Apa kau ingin mati? Jika tidak, pasti punya tulang hina, ingin dipukul." Kata tukang pukul dengan keras, matanya melotot, "cepat kau berguling kesana, supaya tidak kupecahkan tulang hinamu." Fu Ke-wei melirik sekali pada Jin-ba-dou, yang juga menatap dia, sedikit pun tidak ada niat menghentikan tindakan tukang pukulnya, dan di wajahnya tampak ada rasa tidak senang dan tidak sabar atas penolakan dia yang berani ini. "Aku keluar untuk makan siang, aku tidak mengganggu siapa pun." Sorot matanya melihat pada tukang pukul dengan berani, "siapa yang memberitahuku, orang-orang bengis ini begitu galaknya, sebenarnya apa maksudnya?" "Tuan, kau kurangilah bicara." Pemilik penginapan dengan wajah pahit menasihati. "Paak..!" terdengar satu suara. Tukang pukul yang marah itu menampar. "Pergi sana!" Tukang pukul itu berteriak marah, ingin menginjakkan kakinya diatas perut pemilik penginapan. Fu Kei Wei mundur ke dalam kamar, lalu muncul kembali di pintu. "Aku akan mengingat wajah kalian." Dia berkata dingin,

21 "tempat ini sudah tidak ada hukum, harus mencari seorang yang punya kharisma, yang punya kemampuan, tampil membereskannya." "Hajar dia!" teriak Jin-ba-dou tiba-tiba dengan nada dalam. "Buum!" pintu kamarnya di tutup. Tukang pukul baru saja ingin mendobrak pintu, pemilik penginapan keburu berteriak: "Tuan ke delapan, penginapan kecilku tidak bisa bertanggung jawab kalau terjadi apa-apa." Jin-ba-dou tidak bodoh, akhirnya mengangkat tangan menyuruh menghentikan tukang pukulnya mendobrak pintu. "Lihat saja nanti." Kata Jin-ba-dou pada tukang pukul, "urus hal penting dulu, utus orang awasi orang ini." Seorang tukang pukul maju mengetuk pintu kamar sebelah, pintunya tidak lama sudah dibuka, tujuh orang masuk kedalam. Pemilik penginapan dengan seorang pelayan menunggu di pekarangan, dua orang itu mengerutkan alis, wajahnya pahit, seperti ada kesulitan tidak bisa dibicarakan. Pintu kamar Fu Ke-wei di buka, dia melangkah keluar kamar. "Tuan, melawan orang-orang ini tidak ada gunanya." Kata pemilik penginapan sambil menggosok-gosok tangan tidak tenang, "orang jauh dari rumah yang utama harus bisa menahan diri, mereka orangnya banyak, jika kau tidak mengalah, demi mukanya, kau lebih beralasan juga mereka tidak akan membiarkan kau menyalahkannya, buat apa kau...?" "Aku tadi dengar orang itu memaki aku orang bodoh." Dia berkata pada diri sendiri, 'aku ingin dia menyesal selamanya.' "Tuan..." "Bagus, bagus sekali." Dia mulai tertawa keji, melirik sekali pada dua pria di ujung jalan pekarangan. Di dalam kamar, dua orang tamu melihat dengan dua pasang mata aneh yang tidak bersahabat. "Pagi ini kalian berdua pergi ke kantor polisi melapor." Tawa dingin di wajah Jin-ba-dou membuat orang ketakutan, "apa sudah selesai melapornya." "Jin-ba-dou, aku mengerti maksudmu." Kata tamu pertama tenang, "walau anda bisa mengusir aku pergi, di kemudian hari masih ada orang yang akan datang. Orang yang datang lain kali, sangat

22 mungkin adalah tuan Tui Guan, akibatnya bagaimana, harap kau dapat menghadapinya. Aku menjamin pada anda, sebelum tuan Tui-guan datang ke tempat anda, tuan Li dan anda sekalian, pasti akan makan nasi damai dulu di dalam penjara, percaya atau tidak terserah kau. Jika tidak bisa menghukum kalian yang tidak tahu aturan ini, buat apa pemerintah punya pejabat besar dan kecil?" "Kau mengancam aku?" "Aku tidak perlu mengancam siapa pun." kata si tamu dengan dingin, "aku hanyalah pengantar surat dari kantor polisi Nan-yang, dengan kantor Xiang-yang tidak ada hubungan sedikit pun, aku hanya melaksanakan tugas, itu saja. Jangan menganggap tuan besar Li banyak hartanya,dan besar kekuasaannya, lantas pemerintah takut pada dia, tapi jika bapak Bupati di tempat anda mengetahui masa depannya terancam, maka sudah tidak ada yang dia takuti lagi, maka nasib tuan besar Li sudah di tetapkan, anda pasti tahu cerita Ling Yi yang seluruh keluarganya di penggal." "Mmm...! Begitu seriuskah? Apakah Nan-yang-ba-jie yang menuntutnya?" "Masalah ini tidak ada hubungannya dengan Nan-yang-bajie." "Apa...? Bukan mereka..." "Nan-yang-ba-jie bukan orang yang tidak bisa menerima, mereka sama dengan kalian, ingin menyelesaikan dengan cara sendiri." "La...laporan dari kantor anda adalah..." "Ada surat laporan resmi dari kabupaten Ye, yang menuntut adalah dua orang korban yang selamat, mereka adalah tamu ekspedisi, keluarga korban yang meninggal juga dengan tegas menuntut menangkap pelakunya. Di dalam kereta ada seorang yang jadi saksi, orang ini sudah sampai di tempat anda. Kantorku mengirim surat pada Xiang-yang, harap mengundang tamu ini ke kantor tempat kejadian menjadi saksi, itulah tugasku datang ketempat anda, besok aku segera meninggalkan tempat ini, tidak perlu merepotkan anda membawa orang mengusir keluar." "Iii...! Bukankah orang yang mati itu orangnya Nan-yangba-jie?" "Mereka yang mati tujuh orang, belum dilaporkan ke kantor pemerintah. Dalam angkutan kereta dari Xu-zhou, kusirnya berikut enam orang penumpang semua meninggal." Pengantar surat itu

23 tertawa dingin, "tujuh nyawa orang hilang, apakah pemerintah bisa tinggal diam? meski kalian lebih kejam juga tidak akan bisa membereskan dengan menekan aku, tidak ada gunanya, bagaimana anda harus bertindak pikirlah sendiri, benarkah anda akan memaksa kami berdua pergi?" Jin-ba-dou jadi bengong, tampang bengisnya sekarang sudah menghilang. "Jangan menyangka pak Bupati di tempat anda merasa takut pada tuan besar Li, menurut yang aku tahu, terhadap tuan besar Li dia sudah tidak senang." Pengirim surat menambah tekanannya, "tidak ada orang yang senang di matanya ada duri, di hatinya ada pisau, tuan besar Li itulah duri di matanya pisau di hatinya. Kau tahu, beberapa tahun ini penangkapan terhadap orang-orang perkumpulan Er-le sangat gencar, entah sudah terjadi berapa banyak salah tangkap yang mengerikan, asalkan pak Bupati bertekad, mudah saja mengambil tindakan pada Tuan Jin, yang telah memenggal kepala tiga atau lima ratus orang. Tentu, kalian tidak ada hubungannya dengan perkumpulan Er-le, tapi asalkan ada dua tiga orang yang tampil menjadi saksi, akibatnya sulit dikatakan, bukankah begitu? Mencari beberapa orang saksi mudah sekali." Jin-ba-dou mendengar kata-kata ini bulu kuduknya jadi berdiri semua, warna wajahnya berubah besar. "Aku kira ini masalahnya Nan-yang-ba-jie, makanya..." Akhirnya Jin-ba-dou tidak bisa galak lagi, "makanya berbuat tidak sopan, saudara, aku di sini minta maaf, minta maaf." "Tidak berani." Kata pengantar surat terhadap tingkah Jinba-dou yang mula-mula kasar belakangan menjadi hormat, dia seperti tidak merasakan terganggu, "sebenarnya dalam perkara ini kalian telah salah jalan, kalian ingin menghilangkan masalah, tapi malah mencari masalah yang bukan-bukan, kalian dengan sekuat tenaga menghadapi Nan-yang-ba-jie, sebaliknya mereka tenang-tenang menonton lelucon ini." "Tolong tanya, siapa nama dan marga tamu itu?" tanya Jinba-dou. "Surat dinas itu menggunakan surat segel, yang dikirim dari kantor polisi ke kantor polisi di tempat anda, juga memakai surat rahasia, aku tidak cukup alasan bisa mengetahui isi surat." "Kalau begitu harus menyelidik ke kantor polisi." "Betul, tuan besar Li tentu punya orang di kantor polisi." "Terima kasih atas perhatiannya." Jin-ba-dou jelas ingin buru-buru pergi dari sana, "hal yang tidak mengenakkan ini, di lain hari aku akan meminta maaf, pamit."

24 Setelah mengantar pergi tamu yang tidak di undang, dua pengantar surat itu saling tertawa penuh arti, mereka kembali kekamar menutup pintu. Di ruang dalam melangkah keluar seorang bertubuh pendek yang gesit berusia setengah baya, dengan enteng berkata, "terima kasih atas bantuan kalian berdua, banyak terima kasih." "Baik, baik." Kata Pengirim surat yang tadi bicara dengan Jin-ba-dou, "dengan demikian, mereka tidak sempat lagi memperdulikan masalah kalian, pergilah dengan bebas! Semoga kalian berhasil." "Aku segera menyampaikan suratnya." Kata orang setengah baya, "surat palsu itu, apa tidak tampak ada kelemahan?" "Bukan aku bermulut besar." Pengantar surat menepuk dadanya, "aku Pit Seribu Bayangan dalam meniru tulisan dan prosedur surat resmi dan aturannya aku sangat hapal, pasti tidak akan ada kesalahan, tenang saja!" "Bagus kalau begitu. Kalian berdua paling baik segera tinggalkan tempat ini, supaya jangan terjadi 'malam panjang banyak mimpinya', aku pergi dulu." Orang setengah baya selesai bicara, mundur ke ruang dalam, dari jendela belakang pergi meninggalkan rumah penginapan. Dua orang pengantar surat segera beres-beres, bersiap pergi, ketika sedang membereskan bungkusan, seorang pengantar surat mengulur tangan mengambil kantong surat dinas yang di taruh diatas meja. "Kantong itu tinggalkan saja, boleh tidak?" Di dalam gorden jendela ada orang yang bicara, "aku ingin melihat tanda tangan penerima-nya." Dua orang pengantar surat itu terkejut, mereka jadi terbengong. Fu Ke-wei melangkah maju ke sisi meja, wajahnya tenang. "Pembicaraan kalian, aku telah mendengar semua." Dia menunjuk keruang dalam, "saudara yang telah pergi itu, apakah orangnya Nan-yangba-jie?" "Kau..." Yang menyebut dirinya sendiri Pit Seribu Bayangan

25 pengantar surat palsu maju ke depan mendesak. "Jangan risau." Fu Ke-wei menggoyangkan tangan menghadangnya, "aku tidak menanyakan urusan kalian, kalian memberitahukan jejaknya saksi pada Jin-ba-dou, supaya semua orang-orangnya mencari saksi ini. Aku tanya, kalian tahu seberapa banyak terhadap saksi itu?" "Jujur saja padamu, terbatas sekali." Kata Pit Seribu Bayangan, "orang itu tidak mau memberitahu namanya, kami hanya dapat katakan pada laporan di kampung Ru-wen, kirakira tahu bentuk tubuh dan wajahnya saja, kalau mau jelas harus menyelidik ke Xu-zhou, di perusahaan angkutan Zhongzhou di Xu-zhou dia telah meninggalkan nama dan usianya." "Bukankah kalian berniat mencelakai dia? Jika dia jatuh ke tangan orang-orangnya tuan besar Li, tinggal tunggu mati saja." "Tidak mungkin." Kata Pit Seribu Bayangan dengan pasti, "dia itu tidak mau menuntut, pasti ingin cepat-cepat pergi menghindarkan kerepotan, malah mungkin sudah meninggalkan Xiang-yang, lagi pula, di laporan dinas hanya ditulis nama palsu dia..." "Nama palsu dia adalah..." "Nama palsu dia adalah Wu-ming, ciri tubuhnya di kirakira." "semua pelancong yang bermarga Wu yang lewat di Xiangyang, akan terkena imbasnya karena ulah kalian. Tapi itu bukan urusanku, pamit." Habis bicara dia tertawa tawar, lalu mundur ke ruang belakang. Pit Seribu Bayangan berdua mencoba mengikutinya, tapi sudah kehilangan jejak dia. Hati dua orang seperti ada setan, buru-buru mengambil bungkusannya, keluar kamar dan pergi. Jin-ba-dou sudah melupakan masalah Fu Ke-wei, juga tidak mengutus orang mengawasinya. Masalahnya terlalu sibuk, sibuk mengejar pelancong yang bermarga Wu namanya Ming, sibuk mengutus orang pergi ke kabupaten Ye mencari kabar. Hampir tengah malam, perumahan Han-bei masih sibuk. Jin-ba-dou di ruangan mewah yang luas, mengumpulkan sepuluh pembantu yang di percaya, sedang merundingkan kemana pergi nya saksi Wu-ming.

26 Kota Xiang-yang sebesar itu, ingin cari seorang yang bermarga Wu dan namanya Ming. Sungguh tidak tahu harus bagaimana, marga dan nama ini sangat umum sekali, Wuming di kota ini yang sudah di data ada sebanyak sepuluh sampai dua puluhan. Jika bisa mendapatkan saksi ini, masih ada harapan merubah keadaan, makanya Tuan besar Li sangat mementingkan hal ini, Jin-ba-dou terpaksa bekerja sekuat tenaga. Dua bayangan hitam mendekat dari arah utara, dengan mudah menyusup masuk dua lingkaran penjagaan luar. "Sungguh bodoh Tuan muda kedua melakukan hal ini." Kata Jin-ba-dou pada sepuluh lebih anak buahnya, "dia bersikeras tidak tahu apa yang terjadi, setelah lepas dari kejaran orang-orangnya Nan-yang-ba-jie, langsung menuju Xu-zhou, menjemput nona Bai, melalui Xi-ping kembali ke selatan, seharusnya setelah dia sampai di kota Xiangyang, diam-diam mengutus orang kembali mengawasi ada gerakan apa dari Nan-yang-ba-jie, hingga akan tahu apa sebenarnya yang terjadi...iii!" Satu bayangan orang melayang masuk dari luar pintu ruangan yang terbuka, dibawah sinar lampu tidak bisa melihat dengan jelas. Seorang laki-laki besar tertegun, dengan reflek yang cepat sekali bangkit berdiri mengulur tombak menghadang. "Berhenti! Kau..." teriak laki-laki besar dengan suara dalam, sambil memukul dengan sebelah telapaknya. "Buung!" terdengar suara getaran besar! Orang yang terbang masuk itu bertabrakan dengan dua laki-laki besar, dua orang itu jatuh ke bawah bergulung. "Ha ha ha ha..." Suara tertawa keras terdengar, "disini Huo-bao-ing, Bu-feikhe, orang yang menuntut keadilan sudah datang." Satu hitam satu putih, dua bayangan orang, dengan suara keras, cepat masuk kedalam, mulutnya mengatakan keadilan, tapi gerakannya sebaliknya, sebilah pedang sebuah tongkat kepala naga seperti angin ribut hujan deras, dengan dahsyat melabrak. Untungnya semua orang disana membawa senjata, tapi sudah tidak ada kesempatan membicarakan keadilan, di dalam teriakan marah, golok dan pedang keluar dari sarungnya melakukan serangan

27 geledek. Senjata bersentuhan membuat orang ketakutan, kelebatan bayangan orang seperti kilat. Diikuti teriakan terkejut, bayangan orang mendadak berpisah, tenaga angin berpencar ke segala arah. Semuanya ada empat orang yang jatuh ke tanah, di tanah meronta, merintih. Di tengah ruangan berdiri dua orang, berwajah merah dengan janggut putih, Huo-bao-ing Du Zhang-he, dengan pedang bersinar di tangan, ujungnya ada bekas darah. Bu-fei-khe Hong-wu yang memakai mantel putih berwajah pucat, beralis panjang dengan mata kecil, tongkat kepala naga di tangannya tampak panjang dan berat, bersinar ungu menyilaukan mata. Karena Jin-ba-dou duduk di sebelah atas, tidak keburu bentrok dengan tamu tidak diundang, pedangnya sudah digenggam, saat ini tepat berhadapan dengan dua orang hebat dari punia persilatan. "Aku bicara aturan dengan kalian." Huo-bao-ing dengan nada dalam berkata, "tiga hari kemudian tepat tengah hari, di Guan-qiu sebelah utara jembatan Bao-tai, suruh Tuan besar Li membawa anaknya kesana dan menyelesaikan masalah, jika dia melakukan siasat busuk, akibatnya dia yang bertanggung jawab." "Du Zhang-he, apa dengan cara ini kau menyampaikan pesan?" kata Jin-ba-dou dengan marah sekali, dia mengangkat pedangnya maju ke depan, "kau terlalu menghina orang, perumahan Han-bei tidak bisa mengizinkan kau melakukan kejahatan disini, aku ingin mencoba ilmu pedangmu." "Kau punya ilmu silat tinggi, aku tidak menganggap rendah dirimu, seharusnya aku menemanimu bermain-main sebentar." Huo-bao-ing Du Zhang-he memberi aba-aba tangan pada Bu-fei-khe, "pesan sudah di sampaikan, tidak ada waktu berlama-lama, pamit!" "Berkata datang langsung datang, berkata pergi langsung pergi, kau terlalu menghinaku, aku akan menahanmu." Habis berkata begitu Jin-ba-dou menyerang, pedang dan orangnya tiba bersamaan, terlihat sinar dingin sekelebat, cepat laksana kilat, pedang-nya mendadak berbunyi seperti siulan naga, hawa pedang seperti gelombang menerjang. Menghadapi dua orang aneh dan hebat yang ternama di dunia

Dia juga membawa belati, dan lebih dari satu kantong kulit kecil, tentu saja di dalamnya terisi senjata rahasia.

Dia juga membawa belati, dan lebih dari satu kantong kulit kecil, tentu saja di dalamnya terisi senjata rahasia. erti anak keluarga kaya, dia memakai baju musim semi dengan lengan ketat warna biru kehijauan, baju model ini sangat di benci oleh para pendekar, walau para pendekar diam-diam juga sangat menikmati baju

Lebih terperinci

Diceritakan kembali oleh: Rachma www.dongengperi.co.nr 2008 Cerita Rakyat Sumatera Utara Di tepi sebuah hutan kecil yang hijau, sebuah danau yang berair jernih berkilau disapa mentari pagi. Permukaannya

Lebih terperinci

Dan ia baru menyadari betapa salahnya dirinya. Disana, muncul dari sebelah kirinya, ia merasakan gerakan udara yang cepat. Angin yang berhembus

Dan ia baru menyadari betapa salahnya dirinya. Disana, muncul dari sebelah kirinya, ia merasakan gerakan udara yang cepat. Angin yang berhembus SATU Kalau manusia didesain untuk memiliki lebih dari dua kaki oleh sang Pencipta, ia akan sangat bersyukur saat ini. Ia adalah seorang pria; kegelapan malam menutupi wujudnya. Kegelapan itu merupakan

Lebih terperinci

Perlu waktu bagi anak anak itu untuk menjadi bagian dari kegelapan sebelum pohon pohon terlihat lebih jelas. Sebelum semak semak tinggi terlihat

Perlu waktu bagi anak anak itu untuk menjadi bagian dari kegelapan sebelum pohon pohon terlihat lebih jelas. Sebelum semak semak tinggi terlihat Perlu waktu bagi anak anak itu untuk menjadi bagian dari kegelapan sebelum pohon pohon terlihat lebih jelas. Sebelum semak semak tinggi terlihat lebih jelas. Sebelum batang pohon terlihat seperti batang

Lebih terperinci

Pertama Kali Aku Mengenalnya

Pertama Kali Aku Mengenalnya 1 Pertama Kali Aku Mengenalnya Aku berhasil menjadi kekasihnya. Laki-laki yang selama 4 tahun sudah aku kagumi dan cintai. Aku pertama kali bertemu dengannya ketika aku duduk di bangku SMP. Saat itu hidupku

Lebih terperinci

PENJAGAL ANGIN. Tri Setyorini

PENJAGAL ANGIN. Tri Setyorini PENJAGAL ANGIN Tri Setyorini Awal yang ku lihat adalah abu putih yang berterbangan. Pikirku itu adalah salju yang menyejukkan. Namun ternyata bukan karena abu ini justru terasa panas dan membakar telapak

Lebih terperinci

Pantang Menyerah. Nasution 1. Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011

Pantang Menyerah. Nasution 1. Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011 Nasution 1 Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011 Pantang Menyerah Saya berjalan di tengah kota, cuaca begitu indah. Dagangan di kota tampaknya telah terjual semua.

Lebih terperinci

Kilat masih terus menyambar dan menyilaukan mata. Cahaya terangnya masuk melalui celah-celah jendela dan ventilasi udara. Suara petir terus menderu

Kilat masih terus menyambar dan menyilaukan mata. Cahaya terangnya masuk melalui celah-celah jendela dan ventilasi udara. Suara petir terus menderu Kisah Satu (Oktra) Mendamba Angin Malam Hidup adalah tentang berkorban, atau bahkan mengorbankan orang lain untuk hidup kita. Hidup memberikan makna-makna tersirat yang harus kita artikan sendiri sebagai

Lebih terperinci

Kura-kura dan Sepasang Itik

Kura-kura dan Sepasang Itik Kura-kura dan Sepasang Itik Seekor kura-kura, yang kamu tahu selalu membawa rumahnya di belakang punggungnya, dikatakan tidak pernah dapat meninggalkan rumahnya, biar bagaimana keras kura-kura itu berusaha.

Lebih terperinci

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.9

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.9 SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.9 1. Di suatu siang yang terik, seekor burung pipit tengah asik menikmati buah Delima kesukaannya. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh teriakan

Lebih terperinci

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN. Naskah Film Dan Sinopsis. Ber Ibu Seekor KUCING

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN. Naskah Film Dan Sinopsis. Ber Ibu Seekor KUCING TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN Naskah Film Dan Sinopsis Ber Ibu Seekor KUCING DISUSUN OLEH : INDRA SUDRAJAT 09.12.3831 09-S1SI-05 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012

Lebih terperinci

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Lampiran Ringkasan Novel KoKoro Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Kamakura menjadi sejarah dalam kehidupan keduanya. Pertemuannya dengan sensei merupakan hal yang

Lebih terperinci

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan. 1st Spring Hujan lagi. Padahal ini hari Minggu dan tak ada yang berharap kalau hari ini akan hujan. Memang tidak besar, tapi cukup untuk membuat seluruh pakaianku basah. Aku baru saja keluar dari supermarket

Lebih terperinci

BAB II RINGKASAN CERITA. sakit dan mengantarkan adik-adiknya ke sekolah. Karena sejak kecil Lina

BAB II RINGKASAN CERITA. sakit dan mengantarkan adik-adiknya ke sekolah. Karena sejak kecil Lina BAB II RINGKASAN CERITA Ada dua kewajiban yang paling di benci Lara yang harus di lakukannya setiap pagi. Lara harus mengemudi mobil ayahnya yang besar dan tua ke rumah sakit dan mengantarkan adik-adiknya

Lebih terperinci

ROSE PAPPER AND BLOODY LILY Part 1

ROSE PAPPER AND BLOODY LILY Part 1 ROSE PAPPER AND BLOODY LILY Part 1 Sinar matahari siang ini begitu terik hingga sanggup menembus setiap celah kain berlapis yang menutupi kulit setiap orang yang menantangnya. Langkah Guri semakin cepat

Lebih terperinci

Eliora. orang yang sedang menjalaninya. 1 Artinya, seberat-berat kami melihat sesuatu terjadi, lebih menyakitkan lagi bagi

Eliora. orang yang sedang menjalaninya. 1 Artinya, seberat-berat kami melihat sesuatu terjadi, lebih menyakitkan lagi bagi 1 Nadia Eliora Yuda Putri Bahasa Indonesia 7 13 September 2012 Pelarian Jauh Di Hutan Duarr! Bunyi ledakan bom tentara-tentara Jepang. Setelah ledakan pertama itu, orang-orang di desaku menjadi kalang

Lebih terperinci

Kalau kau mendengar sesuatu, itu akan hanya memudar dan menjadi bagian dari latar belakang.

Kalau kau mendengar sesuatu, itu akan hanya memudar dan menjadi bagian dari latar belakang. Induksi Jika aku mengatakan kepadamu, lihatlah seekor burung merah, dapatkah kau melihatnya untukku? Lihatlah setangkai bunga kuning. Lihatlah sebuah mobil biru. Lihatlah seekor anjing dan seekor kucing.

Lebih terperinci

2. Gadis yang Dijodohkan

2. Gadis yang Dijodohkan 2. Gadis yang Dijodohkan Burung-burung berkicau merdu di tengah pagi yang dingin dan sejuk. Dahan-dahan pohon bergerak melambai, mengikuti arah angin yang bertiup. Sebuah rumah megah dengan pilar-pilar

Lebih terperinci

Mengajarkan Budi Pekerti

Mengajarkan Budi Pekerti 4 Mengajarkan Budi Pekerti Sukakah kamu membaca cerita dan dongeng? Banyak cerita dan dongeng anak-anak yang dapat kamu baca. Dalam sebuah cerita, terdapat pelajaran. Belajarlah dari isi cerita dan dongeng.

Lebih terperinci

Sebuah kata teman dan sahabat. Kata yang terasa sulit untuk memasuki kehidupanku. Kata yang mungkin suatu saat bisa saja meninggalkan bekas yang

Sebuah kata teman dan sahabat. Kata yang terasa sulit untuk memasuki kehidupanku. Kata yang mungkin suatu saat bisa saja meninggalkan bekas yang Prolog Seorang teman atau bahkan lebih dari sekedar teman, ya tepatnya adalah sahabat? Apa yang kalian tau tentang teman ataupun sahabat? Dua kata yang hampir serupa, namum mempunyai arti begitu berbeda

Lebih terperinci

YUNUS. 1 7/15/15 Yunus 1. Yunus menolak perintah Allah untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe

YUNUS. 1 7/15/15 Yunus 1. Yunus menolak perintah Allah untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe 1 7/15/15 Yunus 1 YUNUS Yunus menolak perintah Allah untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe 1 Pada jaman dahulu, ada seorang nabi di Israel yang bernama Yunus. Ayahnya bernama Amitai. ALLAH memberi

Lebih terperinci

Setelah para penyamun pergi, Alibaba memberanikan diri keluar dari tempat

Setelah para penyamun pergi, Alibaba memberanikan diri keluar dari tempat Dahulu kala, dikota Persia, hidup 2 orang bersaudara yang bernama Kasim dan Alibaba. Alibaba adalah adik Kasim yang hidupnya miskin dan tinggal didaerah pegunungan. Ia mengandalkan hidupnya dari penjualan

Lebih terperinci

YUNUS. 1 Yunus 1. Yunus menolak perintah ALLAH untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe

YUNUS. 1 Yunus 1. Yunus menolak perintah ALLAH untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe 1 Yunus 1 YUNUS 1P Yunus menolak perintah ALLAH untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe ada zaman dulu ada seorang nabi di Israel bernama Yunus. Bapak dari Yunus bernama Amitai. ALLAH memberikan

Lebih terperinci

ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( )

ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( ) ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( 09.12.3843 ) Copyright 2011 Reza Fahlevi All Right Reserved SINOPSIS adalah seorang anak laki-laki dari pasangan Yusaku Matsuda dan dari desa kecil bernama Chikuya di

Lebih terperinci

Belajar Memahami Drama

Belajar Memahami Drama 8 Belajar Memahami Drama Menonton drama adalah kegiatan yang menyenangkan. Selain mendapat hiburan, kamu akan mendapat banyak pelajaran yang berharga. Untuk memahami sebuah drama, kamu dapat memulainya

Lebih terperinci

1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati

1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati 1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati Oleh: Alberta Angela (@black_printzesa) Hai, namaku Jati. Mungkin kalian semua sudah sering mendengar namaku. Tapi mungkin kalian belum terlalu mengenal aku dan kehidupanku.

Lebih terperinci

enam kali pukulan. Buum... terdengar satu suara keras, untuk kedua kalinya dia roboh lagi, Fu Ke-wei dengan santai menyelipkan kipas

enam kali pukulan. Buum... terdengar satu suara keras, untuk kedua kalinya dia roboh lagi, Fu Ke-wei dengan santai menyelipkan kipas Akhirnya Tang-nan dengan susah payah bisa berdiri, meski masih bergoyang-goyang. "Kau...kau bagus...bagus pukulannya..." Tang-nan berkata dengan kacau, lidahnya seperti membesar satu kali lipat, suaranya

Lebih terperinci

Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali:

Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali: Noand Hegask Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali: Kisah-kisah pendek dan sajak rumpang Diterbitkan melalui: Nulisbuku.com Darah Biasanya keluar rumah Saat tengah malam Sambil menangis Hanya

Lebih terperinci

Suara alunan piano terdengar begitu lembut

Suara alunan piano terdengar begitu lembut Suara alunan piano terdengar begitu lembut mengalun. Beberapa pelayan hilir mudik mengitari para tamu, dengan membawa nampan berisi minuman dengan berbagai macam jenisnya. Beberapa orang berkumpul berkelompok,

Lebih terperinci

Seorang gadis sedang berjalan bahagia di

Seorang gadis sedang berjalan bahagia di Chapter I: The First Meeting Seorang gadis sedang berjalan bahagia di sepanjang jalan pada malam yang cerah. Ia melihat ke sekelilingnya dengan senyum ceria. Ia berharap hal aneh itu tidak akan muncul

Lebih terperinci

Trainers Club Indonesia Surabaya Learning Forum episode 28. Rabu 29 Juli 2009 WILLEM ISKANDAR

Trainers Club Indonesia Surabaya Learning Forum episode 28. Rabu 29 Juli 2009 WILLEM ISKANDAR WILLEM ISKANDAR Willem Iskandar adalah penulis terkenal dari Sumatra Utara, Indonesia. Ia menulis puisi dan buku-buku sekolah. Ia tertarik untuk mengajar dan belajar. Ia adalah seorang Sumatra pertama

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.5

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.5 1. Perhatikan penggalan teks fabel di bawah ini! SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.5 Sayembara yang dinanti sudah tiba. Semua bintang berkumpul. Termasuk binatang

Lebih terperinci

1. Aku Ingin ke Bandung

1. Aku Ingin ke Bandung 1. Aku Ingin ke Bandung Malam ini terasa berbeda, apa yang aku dengar terasa bagaikan bisikan dari masa lalu yang tak akan pernah mendatangi kehidupanku. Aku ingin ke Bandung hatiku berbisik pelan tapi

Lebih terperinci

Yui keluar dari gedung Takamasa Group dengan senyum lebar di wajahnya. Usaha kerasnya ternyata tak sia-sia. Dia diterima berkerja di perusahaan itu

Yui keluar dari gedung Takamasa Group dengan senyum lebar di wajahnya. Usaha kerasnya ternyata tak sia-sia. Dia diterima berkerja di perusahaan itu PROLOG Yui mengerjapkan matanya yang berat dan menggerakan tubuhnya turun dari ranjangnya. Seluruh badannya terasa remuk, dan kepalanya terasa amat pening. Mungkin karena aku terlalu banyak minum semalam,

Lebih terperinci

Suzy melangkahkan kaki memasuki lift gedung tempatnya bekerja. Beberapa orang wanita yang tidak ia kenal akrab mengikutinya dari belakang.

Suzy melangkahkan kaki memasuki lift gedung tempatnya bekerja. Beberapa orang wanita yang tidak ia kenal akrab mengikutinya dari belakang. Suzy melangkahkan kaki memasuki lift gedung tempatnya bekerja. Beberapa orang wanita yang tidak ia kenal akrab mengikutinya dari belakang. Sepertinya mereka adalah rekan kerja satu ruangan di lantai 12,

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.7

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.7 SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.7 1. Aduh, Kaka, kalau rambutmu kau sisir model begitu kau kelihatan lebih tua. Kau seperti nenek-nenek! Alah kau ini hanya sirik,

Lebih terperinci

Ketika mimpi menjadi sebuah bayangan, aku menanyakan "kapan ini akan terwujud?" Mungkin nanti, ketika aku telah siap dalam segalagalanya

Ketika mimpi menjadi sebuah bayangan, aku menanyakan kapan ini akan terwujud? Mungkin nanti, ketika aku telah siap dalam segalagalanya Live is a dream Mengertikah engkau saat purnama datang menjelang? Entah apa yang ku maksud saat ini aku pun tak mengerti Tetapi yang jelas aku berusaha untuk memulihkan semua rasa yang ada sebelumnya ketika

Lebih terperinci

yang berbentuk datar bagian atasnya dengan sebuah ukiran kepala singa. Mereka yang berada di ruangan sudah berdiri di atas shinéga sejak dari tadi.

yang berbentuk datar bagian atasnya dengan sebuah ukiran kepala singa. Mereka yang berada di ruangan sudah berdiri di atas shinéga sejak dari tadi. Prolog Orion mempercepat langkah kakinya, baju perang yang dikenakannya membuat langkah kakinya menjadi berat, suaranya menggema di lorong gua, bergema dengan cepat seiring dengan langkah kaki yang dia

Lebih terperinci

Di Unduh dari : Bukupaket.com

Di Unduh dari : Bukupaket.com bab 5 kejujuran gambar 5.1 tesa sedang berkumpul dengan teman temannya lihatlah gambar di atas tesa sedang berkumpul dengan teman temannya tentu kalian juga sering melakukannya setiap hari kita bergaul

Lebih terperinci

IBU - seorang ibu beranak 1 berumur 30 tahun, berkulit putih, rambut hitam pendek - berjalan menuju sebuah BUKU.

IBU - seorang ibu beranak 1 berumur 30 tahun, berkulit putih, rambut hitam pendek - berjalan menuju sebuah BUKU. INT. GUDANG - MALAM IBU - seorang ibu beranak 1 berumur 30 tahun, berkulit putih, rambut hitam pendek - berjalan menuju sebuah BUKU. Ibu meniup permukaan buku. Debu berterbangan. Glittering particle membentuk

Lebih terperinci

"Jika saya begitu takut maka biarlah saya mati malam ini". Saya takut, tetapi saya tertantang. Bagaimanapun juga toh akhirnya kita harus mati.

Jika saya begitu takut maka biarlah saya mati malam ini. Saya takut, tetapi saya tertantang. Bagaimanapun juga toh akhirnya kita harus mati. Malam di Perkuburan Diposkan pada 03 Januari 2016 Sebelumnya saya tidak pernah tinggal di tanah perkuburan. Dan tak ingin tinggal di sana. Namun suatu saat saya mengajak seorang pa-kow. Ketika saya sampai

Lebih terperinci

Segera jemput dia di bandara! Dan bawa kemari! Awas, jika dia melarikan diri! Siap, Pak! ~1~ Bandara Soekarno Hatta, am. Pesawat dari Singapura

Segera jemput dia di bandara! Dan bawa kemari! Awas, jika dia melarikan diri! Siap, Pak! ~1~ Bandara Soekarno Hatta, am. Pesawat dari Singapura Segera jemput dia di bandara! Dan bawa kemari! Awas, jika dia melarikan diri! Siap, Pak! ~1~ Bandara Soekarno Hatta, 11.30 am. Pesawat dari Singapura baru saja mendarat. Kau tahu siapa yang kita tunggu?

Lebih terperinci

Hari Raya Korban? (Idul Adha)

Hari Raya Korban? (Idul Adha) Hari Raya Korban? (Idul Adha) Ini merupakan cerita yang terkenal pada saat Allah bertanya pada Abraham untuk mengorbankan anaknya. Juga merupakan cerita seorang anak muda yang dihukum mati oleh Tuhan.

Lebih terperinci

Wonderheart ditinggali oleh manusia-manusia yang memiliki kepribadian baik. Tidak hanya itu, hampir semua dari mereka nampak cantik dan

Wonderheart ditinggali oleh manusia-manusia yang memiliki kepribadian baik. Tidak hanya itu, hampir semua dari mereka nampak cantik dan Bab 1 Wonderheart Di suatu titik di alam semesta ini, terdapat sebuah galaksi yang begitu mirip dengan galaksi Bimasakti. Di dalamnya terdapat sebuah planet yang juga memiliki kehidupan mirip seperti Bumi.

Lebih terperinci

Hari Raya Korban? Hari Raya Korban? (Idul Adha) (Idul Adha) Yesus menyatakan:

Hari Raya Korban? Hari Raya Korban? (Idul Adha) (Idul Adha) Yesus menyatakan: Yesus menyatakan: Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata

Lebih terperinci

SATU. Plak Srek.. Srek

SATU. Plak Srek.. Srek SATU Plak Srek.. Srek Kertas coklat bertuliskan WANTED itu terlepas dari dinding tempat ia tertempel tadi. Tejatuh ke lantai yang juga terbuat dari kayu. Sehingga gambarnya orang bertopi besar mirip pembungkus

Lebih terperinci

Raja Langit, Raja Bumi, dan Putri Bulan Kisah dari Sulawesi Selatan

Raja Langit, Raja Bumi, dan Putri Bulan Kisah dari Sulawesi Selatan Raja Langit, Raja Bumi, dan Putri Bulan Kisah dari Sulawesi Selatan Kisah ini mengajarkan dua hal: Pertama, bahwa setiap peperangan yang dikobarkan oleh rasa iri dan benci hanya akan menghancurkan semua

Lebih terperinci

Bab 4 Kecakapan Komunikasi Dasar

Bab 4 Kecakapan Komunikasi Dasar Bab 4 Kecakapan Komunikasi Dasar Orang biasanya berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata atau isyarat. Tetapi anak-anak mulai berkomunikasi jauh sebelum mereka mempelajari kecakapan-kecakapan ini. Komunikasi

Lebih terperinci

Angin senja terasa kencang berembus di antara

Angin senja terasa kencang berembus di antara Bab I Angin senja terasa kencang berembus di antara gedung-gedung yang tinggi menjulang. Di salah satu puncak gedung tertinggi, terlihat sebuah helikopter berputar di tempat, berusaha untuk mempertahankan

Lebih terperinci

CINTA 2 HATI. Haii...! Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap.

CINTA 2 HATI. Haii...! Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap. CINTA 2 HATI Udara sore berhembus semilir lembut,terasa sejuk membelai kulit.kira kira menunjukan pukul 16.45 WIB. Seorang gadis yang manis dan lugu sedang berjalan didepan rumahnya itu. Tiba tiba seorang

Lebih terperinci

László Hankó: Kebahagiaan Marina

László Hankó: Kebahagiaan Marina 1 László Hankó: Kebahagiaan Marina Terjemahan: Mentari Siahaan Dahulu kala hiduplah seorang wanita muda dan cantik bernama Marina. Dia tinggal di sebuah gubuk kecil di tepi pantai bersama suaminya yang

Lebih terperinci

Pemilik jiwa yang sepi

Pemilik jiwa yang sepi Mawar biru Kusiapkan ini khusus untuk hadiah ulang tahunmu Sebagai persembahanku atas perhatianmu... Cintamu dan kesediaanmu menerima diriku Terimalah ini Mawar biru... Yang khusus kupetik dari surga Untuk

Lebih terperinci

Mata Tomi terbelalak, ketika menyadari dia berada

Mata Tomi terbelalak, ketika menyadari dia berada Petualangan Tomi di Negeri Glourius Oleh: Desi Ratih Mata Tomi terbelalak, ketika menyadari dia berada di tempat yang begitu asing baginya. Suasana gelap dan udara yang cukup dingin menyelimuti tempat

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.6

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.6 SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.6 1. Merpati, Elang, dan Bangau akan pamer kecepatan. Setelah semua siap, Rajawali memberi aba-aba. Tapi belum hitungan ketiga,

Lebih terperinci

yang paling tidak pernah luput dari kematian adalah cairan ini. Wanita itu meringis ngilu. Semua yang menimpanya kini sudah jelas bagian dari

yang paling tidak pernah luput dari kematian adalah cairan ini. Wanita itu meringis ngilu. Semua yang menimpanya kini sudah jelas bagian dari PROLOG Queenstown Singapore, 1970 Apartemen setinggi ratusan kaki itu mustahil akan membuatnya mudah turun dan keluar. Dia ada di lantai paling atas. Bersama tiga nyawa yang telah hilang dengan beragam

Lebih terperinci

Adam Aksara MENANTI CINTA. Penerbit. Nulisbuku.com

Adam Aksara MENANTI CINTA. Penerbit. Nulisbuku.com Adam Aksara MENANTI CINTA Penerbit Nulisbuku.com PROLOG Butir-butir keringat hangat berjatuhan dari dagu persegi seorang pria. Terdengar suara nafasnya yang memburu cepat. Kedua otot-otot lengannya yang

Lebih terperinci

Kisah Dari Negeri Anggrek

Kisah Dari Negeri Anggrek Kisah Dari Negeri Anggrek By Eryani Widyastuti SATU Pernahkah kalian mendengar kisah ini? Kisah dari Negeri Anggrek yang damai, indah, dan udaranya dipenuhi oleh bau harum-manis bebungaan anggrek. Negeri

Lebih terperinci

Anak laki-laki itu segera mengangkat kakinya. Maaf, ujarnya, sementara si anak

Anak laki-laki itu segera mengangkat kakinya. Maaf, ujarnya, sementara si anak PROLOG S eorang anak laki-laki berjalan menuju rumahnya dengan lemas. Padahal ini adalah hari pertamanya masuk SD, seharusnya dia merasa senang. Dia juga termasuk anak lakilaki yang pemberani karena dia

Lebih terperinci

.satu. yang selalu mengirim surat

.satu. yang selalu mengirim surat .satu. yang selalu mengirim surat Bunyi klakson motor berwarna oranye, dengan teriakan khas Pos! setiap hari selalu aku nantikan. Mata tak lepas dari balik pagar besi lusuh bewarna coklat tua. Ketika pagi

Lebih terperinci

bertiga di sisi jalan seperti gemetar ketakutan, dia lalu lari mengejar.

bertiga di sisi jalan seperti gemetar ketakutan, dia lalu lari mengejar. ebelah telapaknya menyerang, mencoba memukul pada dada Fu Ke-wei, tenaga dalamnya seperti air bah menerjang. Fu Ke-wei tidak menangkis, dia melayang mundur satu zhang lebih, sambil tertawa keras langsung

Lebih terperinci

Sarah mengemas barangnya dengan cemberut. Entah yang keberapa. kalinya Dia harus pindah. Dari Jakarta ke Jogja lalu ke Makassar dan kali ini dia

Sarah mengemas barangnya dengan cemberut. Entah yang keberapa. kalinya Dia harus pindah. Dari Jakarta ke Jogja lalu ke Makassar dan kali ini dia 1 Sarah mengemas barangnya dengan cemberut. Entah yang keberapa kalinya Dia harus pindah. Dari Jakarta ke Jogja lalu ke Makassar dan kali ini dia harus on the way ke Korea. Korea? Huh, bahkan dia pun tak

Lebih terperinci

Sepasang Sayap Malaikat

Sepasang Sayap Malaikat Sepasang Sayap Malaikat Mereka sepasang sayap terbang ke awan-awan ingatan pemiliknya memilih menapak tanah, menikah dengan gadis pujaan. Setahun lalu, ia bertemu seorang gadis di sebuah kebun penuh air

Lebih terperinci

Peter Swanborn, The Netherlands, Lima Portret Five Portraits

Peter Swanborn, The Netherlands,  Lima Portret Five Portraits Peter Swanborn, The Netherlands, www.peterswanborn.nl Lima Portret Five Portraits Bukan seperti salam Semula, kata si laki-laki, adalah air di sini manis dan penuh hidup, kemudian manusia datang mereka

Lebih terperinci

BAB 1 AKU DAN PULAU PISANG

BAB 1 AKU DAN PULAU PISANG BAB 1 AKU DAN PULAU PISANG Jari ini berjalan begitu saja, seiring angan yang tidak pernah berhenti berharap. Merasa sebuah mimpi yang tidak pernah akan terwujud, harapan yang tidak pernah akan tercapai.

Lebih terperinci

Bagian 1 : Tak Kan Kubiarkan Kau Merebutnya Dariku!

Bagian 1 : Tak Kan Kubiarkan Kau Merebutnya Dariku! Bagian 1 : Tak Kan Kubiarkan Kau Merebutnya Dariku! Mesin mobil sudah mati beberapa menit yang lalu, tapi Zhara masih duduk diam dibelakang kemudi. Sibuk menenangkan debar jantungnya, berusaha untuk bisa

Lebih terperinci

dengan mudah, mereka melukaimu? Mengancammu?, aku membuka mataku. Menatap

dengan mudah, mereka melukaimu? Mengancammu?, aku membuka mataku. Menatap Dean, kau menghilang cukup lama, dan kau tak mungkin bergabung dengan mereka dengan mudah, mereka melukaimu? Mengancammu?, aku membuka mataku. Menatap Justin yang menatapku dengan penuh perhatian. Aku

Lebih terperinci

Cermin. Luklukul Maknun

Cermin. Luklukul Maknun Cermin Luklukul Maknun Orang-orang terkekeh-kekeh setelah melihat dirinya di cermin. Mereka tersenyum, memerhatikan dirinya, lalu tersenyum lagi. Setelah itu, mereka mencatat sesuatu di buku. Mereka memerhatikan

Lebih terperinci

hidup damai pelajaran 6 suasana hutan damai ada kicauan burung suara hewan bersahutan suara daun bergesekan kehidupan di hutan sungguh damai

hidup damai pelajaran 6 suasana hutan damai ada kicauan burung suara hewan bersahutan suara daun bergesekan kehidupan di hutan sungguh damai pelajaran 6 hidup damai suasana hutan damai ada kicauan burung suara hewan bersahutan suara daun bergesekan kehidupan di hutan sungguh damai apakah kamu suka hidup damai hidup damai 77 menulis melengkapi

Lebih terperinci

Seorang pria menyelinap keluar dari balik pohon, dan Endra mengenalinya sebagai pemandunya, Lole.

Seorang pria menyelinap keluar dari balik pohon, dan Endra mengenalinya sebagai pemandunya, Lole. Hampir sore, saat Endra berada di hutan bedugul. Jari-jari lentik sinar matahari menembus kanopi puncak pepohonan menerangi kerimbunan hutan. Suara burung mengiringi langkahnya menembus batas hutan terlarang.

Lebih terperinci

Bintang Pembuka. Kepada orang-orang yang tidak pernah naik keatas atap rumahnya untuk sekedar melihat betapa indahnya bintang-bintang.

Bintang Pembuka. Kepada orang-orang yang tidak pernah naik keatas atap rumahnya untuk sekedar melihat betapa indahnya bintang-bintang. Bintang Pembuka Kepada orang-orang yang tidak pernah naik keatas atap rumahnya untuk sekedar melihat betapa indahnya bintang-bintang. Kepada orang-orang yang belum pernah merasakan nikmatnya menatap bintang

Lebih terperinci

Kuda Berkacamata Hitam

Kuda Berkacamata Hitam Kuda Berkacamata Hitam Jeko adalah kuda yang paling gagah di hutan. Tidak hanya gagah, ia pun kuat dan dapat berlari dengan cepat. Saking hebatnya, warga hutan yang lain memberikan gelar Kuda Perkasa padanya.

Lebih terperinci

"Antar saja mereka ke kantor polisi." Kata si nona, "berani sekali mereka membuat onar di perumahan pemerintah, jangan dibiarkan."

Antar saja mereka ke kantor polisi. Kata si nona, berani sekali mereka membuat onar di perumahan pemerintah, jangan dibiarkan. baju besinya dinamakan Tie-fo (Budha Besi), dia mengira telah berhasil melatih Budha Besi pelindung badan, makanya aku akan menghancurkan ilmunya, jika beberapa kali lagi dipukul tentu ilmunya akan pecah."

Lebih terperinci

Intro. Cupve - Izzi - Guardian

Intro. Cupve - Izzi - Guardian Intro Cahaya putih bersinar terang. Di ikuti bau yang begitu harum. Dari sebuah bola cahaya muncul sosok bersayap, dengan kaki-kaki yang lentik, tangan yang mungil tapi kuat, mata penuh dengan cinta dan

Lebih terperinci

Buah Kejujuran Putri Amanda Karimatullah LL

Buah Kejujuran Putri Amanda Karimatullah LL Buah Kejujuran Putri Amanda Karimatullah LL Berita duka menyelimuti kerajaan Airllie, patih kerajaan itu meninggal dunia karena tertimpa bebatuan yang jatuh dari atas bukit saat sedang menjalankan tugas

Lebih terperinci

Fiction. John! Waktunya untuk bangun!

Fiction. John! Waktunya untuk bangun! Prologue Ada seorang anak kecil yang mengendap-endap memasuki sebuah kamar dimana di tengah ruangan terdapat sebuah piano besar. Dia perlahan-lahan menutup pintu dan melihat piano besar tersebut dengan

Lebih terperinci

APOCRYPHA SUSANNA KING JAMES BIBLE Susanna

APOCRYPHA SUSANNA KING JAMES BIBLE Susanna www.scriptural-truth.com APOCRYPHA SUSANNA KING JAMES BIBLE 1611 Sejarah Susanna [dalam Daniel] Susanna Temukan awal Daniel, karena tidak di bahasa Ibrani, bukan narasi Bel dan naga. {1:1} sana tinggal

Lebih terperinci

Suatu hari, saat liburan semester pertama mereka pergi ke sebuah pantai. Disana mereka menghabiskan waktu hanya bertiga saja. ``Aku mau menuliskan

Suatu hari, saat liburan semester pertama mereka pergi ke sebuah pantai. Disana mereka menghabiskan waktu hanya bertiga saja. ``Aku mau menuliskan Sahabat yang Pergi Kisah ini diawali dari tiga anak laki-laki yang sudah berteman sejak mereka masih duduk di bangku SD. Mereka adalah Louis William, Liam Payne, dan Harry Styles. Louis tinggal bersama

Lebih terperinci

Tubuh-tubuh tanpa bayangan

Tubuh-tubuh tanpa bayangan Tubuh-tubuh tanpa bayangan Ada sebuah planet bernama Arais. Planet Arais dihuni oleh suatu makhluk bernama Tubuh berjubah hitam. Mereka adalah makhluk yang sepanjang masa hanya berdiri di tempat yang sama.

Lebih terperinci

Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu

Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu Ambillah waktu untuk berfikir, itu adalah sumber kekuatan. Ambillah waktu untuk bermain, itu adalah rahasia dari masa muda yang abadi. Ambillah waktu untuk berdoa,

Lebih terperinci

Lima Belas Tahun Tidak Lama

Lima Belas Tahun Tidak Lama Dari Kumpulan Cerpen "Keberanian Manusia" Lima Belas Tahun Tidak Lama Kota kami telah hampir berusia setengah abad, dan hampir saja hanyut karena kecelakaan gunung berapi. Beberapa tahun belakangan ini

Lebih terperinci

Setelah mengantar pergi laki-laki besar brewokan, Fu Ke-wei mengambil baju dan yang lainnya.

Setelah mengantar pergi laki-laki besar brewokan, Fu Ke-wei mengambil baju dan yang lainnya. saja saudara Fu, tidak ada orang yang berani mendekati dirimu yang seperti setan ini." Laki-laki besar brewokan tertawa, "kau bukanlah manusia, menakutkan! Jika tidak ada keperluan lain, aku pamit saja,

Lebih terperinci

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com LUCKY_PP UNTUKMU Yang Bukan Siapa-Siapa Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com UNTUKMU Yang Bukan Siapa-Siapa Oleh: Lucky_pp Copyright 2014 by Lucky_pp Desain Sampul: Ii dan friend Diterbitkan

Lebih terperinci

KOMPETENSI 5 CERITA MENARIK. Standar Kompetensi Memahami isi berbagai teks bacaan sastra dengan membaca.

KOMPETENSI 5 CERITA MENARIK. Standar Kompetensi Memahami isi berbagai teks bacaan sastra dengan membaca. KOMPETENSI 5 CERITA MENARIK A. MEMBACA CERITA Standar Kompetensi Memahami isi berbagai teks bacaan sastra dengan membaca. Kompetensi Dasar Menceritakan kembali cerita anak yang dibaca. Indikator 1. Mampu

Lebih terperinci

Perempuan dan Seekor Penyu dalam Senja

Perempuan dan Seekor Penyu dalam Senja Perempuan dan Seekor Penyu dalam Senja Perempuan itu berjalan di antara gerimis dan licinnya jalan kampung. Bagian bawah kainnya sudah basah terkena percikan. Ia menenteng sendalnya di tangan kirinya sementara

Lebih terperinci

Buku BI 1 (5 des).indd 1 10/12/2014 8:43:03

Buku BI 1 (5 des).indd 1 10/12/2014 8:43:03 Buku BI 1 (5 des).indd 1 10/12/2014 8:43:03 Ibu Utha berjualan gorengan di tepi jalan. Di sana ada pisang, bakwan, tahu, dan cireng tersedia. Rasanya? Kata para pembelinya, gorengan Ibu Utha renyah dan

Lebih terperinci

Chapter 01: What will you do to protect me?

Chapter 01: What will you do to protect me? Chapter 01: What will you do to protect me? gimana bisa mereka?, Suzy memandangi tumpukan foto dihadapannya dengan muka merah padam menahan malu. Ada sepuluh lembar foto yang dikirim oleh wartawan Choi

Lebih terperinci

Nama orang, nama tempat dan istilah-istilah lain yang dipakai, semuanya menggunakan bahasa: PING YIN

Nama orang, nama tempat dan istilah-istilah lain yang dipakai, semuanya menggunakan bahasa: PING YIN Judul asli : JIANG HU LIE REN ~Pengelana Rimba Persilatan~ Karya : Huang Yi Saduran : Liang YZ Editor : Adhi H Penerbit : Tunas Mandiri Jaya Cetakan Kel: Desember 2007 ISBN/KDT : 978-979-1489-14-0 Sumber

Lebih terperinci

Stupid Love. June 21 st, 2013

Stupid Love. June 21 st, 2013 Stupid Love June 21 st, 2013 Sepasang mata biru terangnya menatapku lekat. Aku menggigit bibir bawahku, menahan kalimat yang tidak ingin aku katakan. Tapi aku harus. Aku harus mengatakannya. Emosiku sudah

Lebih terperinci

Sahabat Terbaik. Semoga lekas sembuh ya, Femii, Aldi memberi salam ramah. Kemarin di kelas sepi nggak ada kamu.

Sahabat Terbaik. Semoga lekas sembuh ya, Femii, Aldi memberi salam ramah. Kemarin di kelas sepi nggak ada kamu. Sahabat Terbaik Hari Minggu pagi yang cerah ini seharusnya adalah waktu yang menyenangkan untuk olahraga bersama sahabat terdekat. Sayangnya, hari ini Femii sedang tidak enak badan, perut dan punggungnya

Lebih terperinci

Cara Membaca Bahasa Tubuh

Cara Membaca Bahasa Tubuh Cara Membaca Bahasa Tubuh Disunting oleh WikiHowID Editor, Rosy Guerra Memerhatikan sinyal yang dikirim orang dengan bahasa tubuhnya adalah keterampilan sosial yang sangat bermanfaat. Sebagian dari kita

Lebih terperinci

Awal, Sosok Sang pembunuh Aaarrrrrggghh terdengar suara guraman keras aahhhh, tolong aku teriakan seorang wanita. Ternyata ada demon yang mencoba

Awal, Sosok Sang pembunuh Aaarrrrrggghh terdengar suara guraman keras aahhhh, tolong aku teriakan seorang wanita. Ternyata ada demon yang mencoba Awal, Sosok Sang pembunuh Aaarrrrrggghh terdengar suara guraman keras aahhhh, tolong aku teriakan seorang wanita. Ternyata ada demon yang mencoba memakan jiwa seorang wanita, wanita itu terduduk lemas

Lebih terperinci

Ramadan di Negeri Jiran

Ramadan di Negeri Jiran Ramadan di Negeri Jiran By: Tari Nabila Dengan langkah mengendap-endap dan hati berdebar aku memberanikan diri menuruni anak tangga. Dalam pikiranku selalu berkata semoga bos laki-laki sudah tidur di kamar.

Lebih terperinci

Tukang Grafir. Dari Kumpulan Cerpen "Keberanian Manusia"

Tukang Grafir. Dari Kumpulan Cerpen Keberanian Manusia Dari Kumpulan Cerpen "Keberanian Manusia" Tukang Grafir Hanya ada satu tukang grafir di kota kami dan kebetulan dia adalah paman saya. Kalau dia bercakap dengan saya akhir-akhir ini, dia takkan bercerita

Lebih terperinci

Prolog. 09 Oktober 2011

Prolog. 09 Oktober 2011 Prolog 09 Oktober 2011 Pertempuran antar gangster dan mafia pecah di Jakarta. Jakarta dalam krisis dan kerusuhan besar, korban berhamburan di jalanan, anggota gangster, mafia, penegak hukum bahkan warga

Lebih terperinci

*Satu Jam Saja* -satu-

*Satu Jam Saja* -satu- *Satu Jam Saja* -satu- Peristiwa itu terjadi sangat mengejutkan. Dalam sekejap lokasi itu segera menjadi ramai. Banyak orang berdatangan ke tempat itu. Hujan yang turun deras seakan tak menyurutkan rasa

Lebih terperinci

SHIN HAIDO THE FINNEGANS SHADOWS #1. Penerbit FD Company IVAN DE FINNEGAN

SHIN HAIDO THE FINNEGANS SHADOWS #1. Penerbit FD Company IVAN DE FINNEGAN SHIN HAIDO THE FINNEGANS SHADOWS #1 IVAN DE FINNEGAN Penerbit FD Company The Finnegans Shadows #1 Ivan De Finnegan Oleh: Shin Haido Copyright 2013 by Shin Haido Penerbit FD Company Desain Sampul: Picture

Lebih terperinci

Kehidupan itu terlalu penuh dengan kebahagian bagi orang yang menyadarinya Tommy membaca kalimat terakhir dari sebuah novel yang diterbitkan melalui

Kehidupan itu terlalu penuh dengan kebahagian bagi orang yang menyadarinya Tommy membaca kalimat terakhir dari sebuah novel yang diterbitkan melalui Kehidupan itu terlalu penuh dengan kebahagian bagi orang yang menyadarinya Tommy membaca kalimat terakhir dari sebuah novel yang diterbitkan melalui salah satu blog yang sudah lama ia ikuti. Blog yang

Lebih terperinci

A Y U R I A N N A. There s Something Between Us

A Y U R I A N N A. There s Something Between Us A Y U R I A N N A There s Something Between Us There s Something Between Us oleh Ayu Rianna Amardhi Copyright 2012 by Ayu Rianna Proofreader Arfi Fadhilla Putri Arni Fadhilla Putri Desain Sampul Ayu Rianna

Lebih terperinci

JUDUL FILM: Aku Belum Mati tapi Tidak Hidup

JUDUL FILM: Aku Belum Mati tapi Tidak Hidup JUDUL FILM: Aku Belum Mati tapi Tidak Hidup 1. EXT. Pinggrian Rel Kereta Api (Siang) BEJO, seorang anak laki-laki berusia 24 tahun, berjalan menyusuri rel sepulang dari bekerja mengais rupiah di jalanan,

Lebih terperinci

Yang Mencinta dalam Diam

Yang Mencinta dalam Diam Yang Mencinta dalam Diam Aku melihat sebuah abstrak dengan gambar batu-batu cantik menyerupai sebuah rumah, lengkap dengan air-air jernih dibatu-batu tersebut, mereka mengalir dan bergerak sebebas-bebasnya,

Lebih terperinci