"Antar saja mereka ke kantor polisi." Kata si nona, "berani sekali mereka membuat onar di perumahan pemerintah, jangan dibiarkan."

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ""Antar saja mereka ke kantor polisi." Kata si nona, "berani sekali mereka membuat onar di perumahan pemerintah, jangan dibiarkan.""

Transkripsi

1 baju besinya dinamakan Tie-fo (Budha Besi), dia mengira telah berhasil melatih Budha Besi pelindung badan, makanya aku akan menghancurkan ilmunya, jika beberapa kali lagi dipukul tentu ilmunya akan pecah." Fu ke-wei sambil bicara, sambil mendesak kearah Tany, nun "Antar saja mereka ke kantor polisi." Kata si nona, "berani sekali mereka membuat onar di perumahan pemerintah, jangan dibiarkan." Tang-nan gemetar tidak kedinginan, tidak sadar dia melangkah mundur. "Aku tidak...tidak mau urus lagi masalah kau dengan Huang-jit-ye." Tang-nan akhirnya mengaku kalah, "aku belajar silat kurang rajin, aku tidak menyalahkanmu." "Bagus sekali. Tolong bawa pergi juga Hou yen, beritahu dia, di kemudian hari jangan mendekati aku, supaya tidak merepotkanku mematahkan lengan besinya." Tang-nan tidak berani banyak bicara lagi, dia menggendong Hou-yen, lari terbirit-birit. "Saudara sangat berbesar hati." Si gadis tersenyum pada Fu Ke-wei, di pipi kirinya tampak satu legok tawa yang dalam, "aku dengar para perampok gunung Taihang galak-galak, Tang-nan berani mengaku kalah, jarang bisa terjadi ini!" "Dia cukup pintar." Katanya, "bila benar-benar dia diantarkan kekantor polisi dia akan dihukum penggal, bagaimana pun itu bukanlah hal yang menggembirakan. Nona masalah kau mengejar orang bagaimana kejadiannya?" "Biarlah, hanya seorang perampok. Aku lewat di Ze-zhou ketika bertemu dengan seorang perampok sedang merampok kereta, dan membunuh dua orang, dia sudah dua hari dikejar olehku. Malam ini aku pastikan dia akan lari masuk kekota dan bersembunyi, aku menunggu di atas benteng gerbang selatan, benar saja dapat melihat dia, sayang jaraknya ada sejauh seratus langkah lebih, sehingga dia bisa lari sampai kemari dan lolos." "Siapa orang itu?" "Tidak tahu, mana dia berani memberi tahu namanya!" "Ilmu meringankan tubuh nona sangat hebat, dia masih bisa meloloskan diri, orang ini pasti bukan orang yang tidak punya nama. Nona menginap dimana?" "Penginapan Zhang-zhi di gerbang selatan." "Siapa nama nona? Aku marga Fu." "Margaku Peng. Saudara Fu dengan temanmu apa bukan orang sini?" Si gadis sambil bicara sambil melirik pada Ouw Yu-zhen. "Bukan, aku dengan temanku pengelana, orang yang menganggap dunia adalah rumah. Ooo! Nona tadi terbang meloncat tembok pekarangan dan kaki tidak menyentuh tembok, setelah sebelah kaki menyentuh tanah segera meloncat ke atas, tubuhnya mengecil mengurangi tekanan angin, satu loncatan bisa sejauh tiga zhang lebih, gerakan ini aku sangat hafal..." Kata Ouw Yu-zhen: "Tuan, itulah gerakan Meteor Meluncur di Langit, nona ini mungkin ada hubungan dengan keluarga Jie di Zhong-zhou, Tian-wai-liu-xing (Meteor Luar Angkasa) pendekar besar Jie." "Tian-wai-liu-xing adalah suami bibiku, kakak ini sungguh tajam matanya, tolong tanya..."

2 "Aku juga marga Fu, pelayannya." Kata Ouw Yu-zhen tertawa. "Betul, ilmu meringankan tubuh nona begitu hebat, ternyata ada hubungannya dengan pendekar besar Jie..." kata Fu Ke-wei tertawa. "Saudara Fu kenal dengan suami bibiku?" "Aku sudah lama mengaguminya, sayang belum pernah bertemu." Kata Fu Ke-wei, "jujur saja, antara aku dengan suami bibimu ada perbedaan pendapat, tapi aku menghormati dia." "Beda pendapat, kenapa?" "Pendekar besar Jie orangnya polos, kecuali terpaksa, tidak mau terlibat dalam masalah, setelah usianya setengah baya, dia jarang keluar rumah, dan menempuh hidup tenang. Di daerahnya menjadi seorang yang baik, hanya mendamaikan masalah yang kecil-kecil saja." Wajah Fu Ke-wei tampak sedikit tenang, "dan aku yang muda, bersifat bebas tidak terkendali, tidak memperdulikan masalah kecil, arak, wanita, harta, tidak merusak kehormatan, berkelana di dunia persilatan demi masyarakat, mencegah orang melanggar aturan dunia persilatan, selama banyak tahun lebih banyak merusak dari pada mengharumkan nama, sampai aku sendiri juga tidak tahu apa. yang telah kulakukan, entah benar menurut hukum alam, hukum negara, hubungan manusia. Makanya... menurut pendapat, pendekar besar Jie tidak akan suka pada orang sepertiku." "Aduh! Kalau begitu aku sudah tahu siapa kau ini." Nona Peng teriak gembira, "kau adalah orang yang di dunia persilatan paling misterius..." "Aku apa pun bukan, aku adalah Fu Shan, hanyalah seorang pengangguran pengelana Dunia persilatan." Fu Ke-wei memotong pembicaraan dia, "Nona Peng, kau datang dari Zhong-zhou? Apa datang seorang diri?" "Ini..." "Mmm! Diam-diam keluar rumah, berkelana di dunia persilatan, betulkan? Ha ha! Hati-hati suami bibimu memukul patah kakimu. "Sembarangan ngomong!" kata nona Peng genit, dia melihat sekali dengan mata putihnya, tingkahnya sangat menarik hati, "aku sedang mengejar kakak Pei, dia dengan pendeta wanita Fou Yun berkunjung ke gunung Wu Tai." "Ooo! Walet Gelombang Awan Pei Pei-yin? Kau membanggakan dia betul tidak? Dia turun gunung sudah lima tahun, namanya termasuk dalam tujuh wanita hebat di dunia persilatan, hatimu tentu tergerak. Terus terang saja, jika kau juga turun gunung, pasti tidak akan kalah olehnya, masalahnya kau harus bisa menghadapi bahaya yang tidak kecil, perbandingan sukses tidaknya adalah satu banding seratus, apakah kau ingin tanya pendapatku?" "Menurutmu?" "Cepat pulang." katanya dengan pasti. "Kau..." "Dunia persilatan adalah tempat setan, sulit untuk sukses, apalagi kalau kalah, sangat menyedihkan, buat apa? Ini adalah nasihatku. Malam sudah larut, nona sudah harus kembali ke penginapan beristirahat. Pendeta wanita Fou-yun dan Walet Gelombang Awan sudah lewat empat hari lalu, mungkin sudah bersembahyang di gunung Wu-tai! Sudah tidak dapat terkejar, selamat malam, nona." 'Hmm..! Orang ini memang aneh.' Kata nona Peng seperti berbicara sendiri, dia melihat Fu Ke-wei dan Ouw Yu-zhen berjalan menuju ke kamar. Kuil gunung Tai-hang hanyalah sebuah kuil kecil yang tidak ada orang mengurus

3 tempatnya, kampung terdekatnya ada sejauh lima li, satu bangunan kecil, ruangannya tidak dapat menampung Sepuluh orang, tapi di depan kuil tumbuh lima pohon besar cemara putih, seperti lima raksasa berdiri di puncak bukit, dalam jarak lima enam li sudah bisa terlihat. Mengenai cerita setan, di sini banyak dan seram sekali, walau di siang hari, tetap bisa membuat orang ngeri dan tubuh terasa tidak enak, malam hari lebihlebih bisa memukul mati orang, tidak ada orang yang berani mendekat, malah binatang liarnya banyak sekali. Masuk tengah hari, Fu Ke-wei seorang diri muncul di depan kuil, dia berbaju ringkas biru, dengan pedang diselipkan di pinggang. Dia seperti telah berganti orang, penampilan dulu yang tampan, santai, seperti pohon anggrek sudah menghilang tidak berbekas, berganti dengan penampilan yang pemberani, anggun, lapang dada, mata bersinar, sorot mata dingin, seluruh tubuhnya mengeluarkan hawa berbahaya, seperti seekor harimau yang mencium bau mangsanya. Sorot matanya yang tajam, dengan waspada meneliti setiap tempat yang dapat menyembunyikan orang, rimba, kumpulan rumput, lereng bukit, tanah liar...setiap sudut tempat diawasi dengan teliti, meneliti gejala-gejala yang mencurigakan. Dia mengawasi dengan pelan, rumput yang bergoyang di tiup angin juga tidak akan lolos dari pengawasannya, dengan waspada dan pengalaman nya, dia tidak perlu mendatangi setiap sudut, dia sudah tahu tempat mana yang harus diawasi, tempat mana mungkin bisa mendapat serangan menggelap atau pengeroyokkan, tempat mana saja bisa maju atau mundur dengan mudah, tempat mana adalah sudut mati. Paling akhir, di dalam radius tiga ratus langkah, dengan santai dia berjalan satu keliling, di atas tanah keadaan aneh sekecil apa pun tidak akan lolos dari pengamatannya. Dia kembali ke depan kuil, dia meloncat ke atas atap kuil dan duduk, mencabut pedangnya lalu beberapa saat memeriksanya, mengangkat kepala melihat keadaan cuaca. Matahari terik tepat di atas kepala, langit tidak berawan sejauh puluhan ribu li, bukit mengelilingi, rumputnya tinggi rimbanya lebat, kecuali burung yang terbang dan kadang kelinci, anjing liar yang menyusup keluar, tidak ada seorang pun di sana. "Taar!" sebuah suara diikuti suara siulan panjang yang keras, membuat burung yang sedang istirahat terkejut terbang, kelinci terkejut berlarian. Tik tak tik tak... suara derap kuda semakin mendekat, sekelompok kuda telah tiba. Kelompok pertama empat kuda tiba di bawah bukit, semuanya kuda Ce-jin yang besar dan tinggi, penunggang kuda dari jarak seratus langkah lebih menghentikan kudanya dan turun dari kudanya, mengangkat kepala melihat ke atas, tapi tidak berjalan mendekat. Tidak lama, kelompok kedua dengan enam ekor kuda menyusul, meninggalkan satu orang untuk menjaga kuda, sebelas orang pria wanita di pimpin oleh Huang-jit-ye, Huang Yung-sheng berjalan menuju kuil. Fu Ke-wei mengembalikan pedangnya ke dalam sarung, lalu meloncat turun kebawah. Kedua belah pihak berhadapan di lapangan rumput depan kuil. Satu banding sebelas

4 Bab 10 "Huang-jit-ye sungguh tepat waktu." Fu Ke-wei mengepalkan tangan menghormat, "aku merasa bangga, bisa dikatakan telah memberi muka padaku." "Bagus, bagus." Huang-jit-ye membalas hormat, "aku telah menyelidik dengan teliti, anda sepertinya benar hanya seorang diri datang kesini, di mana teman wanita anda?" "Masalahnya tidak ada sangkutan dengan dia, makanya dia tidak datang. Huang-jitye tenang saja, jika aku mati di tempat ini, tidak akan ada orang yang akan mengucurkan air mata, juga tidak akan ada orang yang membalaskan dendamku pada anda." "Bagus kalau kau tahu itu. Tuan, kau mencari adik seperguruanku ada keperluan apa?" "Ingin dia buktikan satu hal." "Hal apa?" "Itu masalah dia." "Aku ingin tahu masalahnya dengan jelas." "Harus menunggu setelah bertemu dengan adik seperguruanmu, baru bisa membicarakannya." "Jika anda tidak mengatakannya..." "Orang-orang yang dibawamu akan menguburkan aku disini." "Bagus kalau kau mengerti." "Menurut pendapatku, jika anda tidak memberitahukan keberadaan adik seperguruanmu, aku juga sama tidak akan berhenti memaksa. Kelihatannya kau dan aku sudah tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, harus ada yang kalah baru bisa menyelesaikan masalah." "Jika kau berpendapat demikian, aku terpaksa menyanggupinya." Kata Huang-jit-ye dengan dingin, tangannya diangkat dan dilayangkan. Sebelas orang itu secara bersamaan bergerak, sebentar saja sudah mengepungnya, membentuk satu lingkaran sepuluh zhang. Di mata Fu Ke-wei masih ada perasaan curiga, melihat keadaan, lawan sepertinya tidak ada niat untuk bertarung beramai-ramai! Lingkaran besar ini sama sekali tidak bisa menyerang bersama-sama. Dalam sekejap, tiba-tiba dia menyadari situasi dirinya sangat berbahaya, pengalaman memberitahu, dia tengah menghadapi keadaan buntu. Lawan sama sekali tidak berniat menghadapi dirinya dengan pertarungan adil, tapi akan menggunakan strategi senjata rahasia yang menakutkan menghadapi dia. Tidak perduli dia mendobrak kearah mana, pasti akan mendapatkan serangan mendadak dari tiga arah, lawan sama sekali tidak akan peduli melukai teman sendiri. Sebelas orang itu semuanya tidak mengeluarkan senjata, sepasang tangannya menempel di tubuh dengan santai dijulurkan ke bawah, sebelas pasang mata aneh

5 semua dengan dingin menatap dia, hawa pembunuhan yang begitu dahsyat, dan tekanan yang menekan hati orang seperti ombak menghantam dia, kematian yang menyeramkan tanpa kasihan menyerang dia. Jika hatinya timbul ketakutan, pasti dia akan hancur oleh tekanan ini, dengan mudah mereka akan memperlakukan dia hingga mati. Tapi dia bukan orang yang mudah hancur. Sebaliknya, dia konsentrasi mengumpulkan tenaga dalamnya, menghirup nafas, tenaga dalam disalurkan ke seluruh tubuh, seluruh orangnya seperti seekor macan tutul siap menerkam mangsanya, seperti macan ganas yang akan mengeluarkan kekuatannya, dia harus menempuh bahaya menaklukan musuhnya. Pedangnya pelan-pelan dicabut, sekarang orang dengan pedang sudah menjadi satu. Sepertinya, di sekeliling tubuhnya telah ada unsur yang tidak terlihat, tapi dapat dirasakan, semacam penampilan aneh yang membuat lawan takut, sepertinya matahari terik telah kehilangan panasnya, aliran angin dingin yang tidak hentinya telah menutupi daerah ini. Dia berhadapan dengan Huang-jit-ye, walau Huang-jit-ye berdiri lima zhang jauhnya, tapi tetap terpengaruh oleh situasi yang aneh ini, wajahnya pelan-pelan berubah, seluruh tubuhnya keluar bintik-bintik dingin, bulu kuduknya berdiri. Kedua belah pihak tidak berniat menyerang lebih dulu, muncul situasi aneh yang tidak normal, sepertinya sedang bertarung siapa yang bisa bertahan lebih lama, siapa dalam situasi begini lebih dulu hancur. Lama, matahari diatas kepala semakin condong ke barat, waktu tidak terasa telah lewat, situasinya semakin dingin, membuat orang lebih sulit bernafas. Di sebelah kanan di atas satu pohon cemara putih, tiba-tiba terdengar satu teriakan dalam, "inilah ilmu mempengaruhi semangat, cepat bergerak, supaya tidak terpengaruh!" Huang-jit-ye terkejut, semangatnya bergetar, sekarang dia baru merasakan dia telah berkeringat dingin, tubuhnya merasa dingin, perasaan sulit bernafas semakin bertambah. Lima pohon cemara putih besar, sepuluh orang itu semuanya dengan cepat meloncat keatas. "Buum!" Seorang teman yang berada di sebelah kanan Huang-jit-ye, tiba-tiba dengan tegak jatuh ke depan, semangatnya telah hancur. Sebuah suara yang keluar dari mulunya Fu Ke-wei membuat hati orang ketakutan, membuat kepala orang seperti terkena pukulan, dia menjelma menjadi kilat, tubuh dan pedangnya menjadi satu menerjang maju dari sisi kiri Huang-jit-ye, sekelebat lewat. Laki-laki besar yang menghadang jalannya, persis sebelumnya, dalam sekejap jatuh ke bawah. Suara siulan itu mendadak menghilang, bayangan tubuhnya Fu Ke-wei juga telah menghilang ke dalam rimbunan pohon pendek yang berada dalam jarak sepuluh zhang lebih, seperti setan menghilang. Dan dua orang pria besar yang bersembunyi di depan pohon, begitu kepalanya terpukul langsung jatuh pingsan. "Gila! Bo...bocah ini se...sebenarnya manusia atau setan?" teriak Huangjit-ye dengan gemetar dan ketakutan sekali. Seorang pria setengah baya yang berdandan dao meloncat turun dari atas pohon, pedang disembunyikan di belakang tangannya dengan bersuara yang masih ketakutan berkata, "dermawan Huang, mala petaka segera akan menimpa, masuklah ke gunung

6 Tai-hang untuk menghindar! Berharap masih sempat." Huang-jit-ye bergidik, menggunakan lengan bajunya dia mengelap keringat dingin di wajahnya, sambil ketakutan bertanya: "Apakah begitu serius? Pendeta dao Qing Chen, maksudmu adalah..." "Sangat serius." Pendeta dao Qing-chen dengan wajah serius, "Menurut kabar, ilmu mempengaruhi semangat, dengan ilmu Penangkap Semangat, dan ilmu Pembingung Semangat disebut tiga ilmu rahasia aliran sesat. Orang yang ilmunya tinggi, malah bisa mengendalikan ribuan tentara. Dermawan Huang, melawan orang semacam ini, akibatnya sangat mengerikan." "Katamu... dia... dia... adalah... anggota.. perk umpulan te...teratai putih..." "Dia bukan termasuk dari Perkumpulan Teratai Putih, tapi dari jurus hebat Mempengaruhi Semangat aliran istana, orang yang pertahanan tubuhnya kurang kuat, mungkin akan jadi idiot selamanya. Untung kalian berada jauh lima zhang lebih, makanya dapat bertahan beberapa saat, dan ilmu dia masih belum mencapai tingkat tertinggi. Dermawan Huang, apa kau tidak merasakan hawa pedangnya yang sangat dingin menusuk tulang, tubuh pedang pelan-pelan membesar, mendekat, mendesak?" "I...ya betul..." "Kecuali hawa pedang dan bayangan pedang yang datang mendesak menakutkan, yaitu kaki dan tangan tidak bisa digerakan?" "I...ya betul..." "Kalau begitu benar. Dermawan Huang, dia tidak berniat membunuh kalian, dia juga tidak akan melepaskan yang dia ingin kerjakan, malam-malam dia akan masuk kerumah anda, jika tidak tercapai tujuannya, dia tidak akan berhenti. Malam ini...dermawan Huang, hindarilah dia!" "Pendeta dao tidak dapat menaklukan dia?" "Tidak dapat." Kata pendeta dao Qing-chen pasti, "Hanya ada dua macam kepandaian yang dapat melawan dia, satu adalah ilmu Yoga dari Wu-tai, satu lagi adalah Ilmu Kepompong dari aliran sesat. Kepandaianku yang begini, tidak dapat berbuat apaapa. Maaf, aku tidak dapat membantu, pamit." Pendeta dao tua dengan menyesal menganggukan kepala, membalikan tubuh lalu pergi. Tidak lama, Fu Ke-wei muncul di depan kuil yang telah kosong, dia melihat jauh ke arah kota ditempat dimana ada debu yang berterbangan, itu adalah debu di injak oleh kawanan kuda kelompok Huang-jit-ye. Wajahnya tampak tersenyum dingin, dan mengeluarkan suara "Hm...!" Malam telah tiba, rumah keluarga Huang sepi seperti kota mati. Di awal tengah malam, dua bayangan hitam masuk meloncati tembok benteng pekarangan sebelah kanan, gerakannya seperti roh melayang, tempat yang di lewati tidak ada debu yang terbang. Di satu sudut rumah sembunyi dua orang penjaga, mereka melihat bayangan hitam yang melayang datang, mereka secara bersamaan menerjang, satu golok satu pedang menyerang bersama-sama dengan sangat cepat sekali. Kecepatan dua bayangan hitam mendadak bertambah sepuluh kali, sekelebat melewati golok dan pedang saat sekejap akan menyerang.

7 "Aww..." Dua penjaga itu berteriak, lalu jatuh meronta ditanah. Sekejap terdengar beberapa kali teriakan, setiap kali menandakan ada satu kelompok penjaga di pukul roboh. Akhirnya, dua bayangan hitam langsung menuju kepusat, muncul di depan tangga ruangan besar. Pintu tengah dibuka, sinar lampu bersinar keluar, seorang bermantel hijau muncul diatas tangga, tidak membawa senjata, wajahnya tenang sekali. "Anda datang terlambat!" Orang bermantel hijau berkata, "Huang-jit-ye telah pergi ke Tai-hang-shan, sia-sia kedatangan anda." "Biksunya bisa lari, kuilnya tidak bisa lari." Kata Fu Ke-wei dingin, "dia bisa pergi tidak perdulikan rumah, buat apa aku jadi orang baik? Akan kubakar rumahnya, apakah anda akan melawan?" "Tentu saja melawan..." "Apakah anda ada kemampuan melawan?" "Saudara kecil." Nada orang bermantel hijau melemah, "anda melakukan ini, tidak cocok dengan aturan dunia persilatan, betul?" "Huang-jit-ye siang hari bolong menyiapkan pasukan panah, malam hari belum bertanggung-jawab sudah pergi, apakah ini sesuai aturan dunia persilatan? kau tidak bisa bertindak menurut aturan dunia persilatan, kenapa aku harus menurut? Kecuali kau mampu menghalangi, jika tidak jangan sebut-sebut aturan dunia persilatan untuk menakut-nakuti aku." "Saudara kecil..." "Turun." teriak Fu Ke-wei menunjuk, "aku datang bukan untuk membicarakan aturan, kalian tidak pernah membicarakan aturan pada orang lain, diam-diam berhubungan dengan para perampok gunung Tai-hang, di dalam aturan sudah tidak bisa dibenarkan, satu-satunya yang dapat anda lakukan, keluarkan seluruh kemampuan kalian, coba usir aku dari sini." Orang mantel hijau sedikit ragu, lalu turun dari tangga. Fu Ke-wei memberi isyarat tangan, Ouw Yu-zhen meloncat berdiri di sudut tembok. Dia pelan-pelan mundur, menunggu di tempat lapangan yang kosong. "Saudara kecil kau terlalu mendesak orang." Orang bermantel hijau dengan nada dalam berkata, "tanpa sebab datang memaksa orang, ini keterlaluan, anda marga Fu, siapa namanya." "Kau, kau panggil saja aku Fu-shan." Kata Fu Ke-wei dengan tenang, "bukan aku mendesak orang, tapi karena ingin membuktikan satu hal jadi terpaksa datang kesini, jangan gunakan hukum alam, hukum negara, hubungan manusia menghadapi aku. Kau tidak tahu aku, aku pun tidak tahu kau, masing-masing keluarkan kemampuannya untuk membedakan siapa yang kuat siapa yang lemah, setelah selesai baru bicarakan yang lainnya. Tuan, senjata, tinju, kaki, senjata gelap, silahkan gunakan sekehendakmu, aku akan hadapi semuanya, silahkan!" "Saudara kecil, apa tidak bisa dibicarakan lagi?" "Tidak bisa dibicarakan lagi." Dia mengatakannya dengan tegas, "aku sendiri juga tahu kedatanganku kurang menurut aturan, makanya sampai detik ini, masih belum melakukan pembunuhan. Sekarang hari terlalu gelap, bertarung mungkin saja tidak

8 terkontrol, tidak terhindarkan terluka atau terbunuh, harap anda jangan salahkan. Jika anda menang, masalah aku anggap selesai." "Tentu saja, aku akan bertarung dengan tangan dan kaki, silahkan." Orang mantel hijau mengangkat kain mantelnya di selipkan di pinggang, sepasang tangan dibuka, bersiap-siap bertarung. Dengan sebuah teriakan dingin, Fu Ke-wei menyerang dengan dahsyat, begitu suara terdengar orangnya pun sampai, tangan kiri dengan jurus Naga Awan Menampakan Cakar, merogoh ke dalam. Buug... satu suara terbekam terdengar, angin kuat bergetar ke sekeliling, orang bermantel hijau berkelit menghindar, telapaknya memukul pergelangan Fu Ke-wei, cepat seperti kilat. Kedua belah pihak adalah pesilat bertenaga dalam tinggi, setelah beradu tenaga, sama-sama terdorong mundur ke samping, memasang kuda-kuda kembali menyerang, dalam layangan pukulan dan telapak, masing-masing menyerang dan menangkis, setiap pukulannya menggunakan tenaga dalam, suara pukulan atau telapak beradu menimbulkan suara keras. Dalam sesaat, sepertinya seimbang, maju mundur berputar sama-sama cepat dan lincah, siapa pun tidak bisa merebut posisi diatas angin, hari terlalu gelap, jurus lincah tidak ada gunanya, sekali serangan dilancarkan langsung bentrok, ruang geraknya sempit, seperti bertarung jarak dekat saja, siapa yang tidak dapat menahan pukulan, dia yang kalah. Dalam kegelapan, tiba-tiba terdengar satu siulan aneh, satu bayangan orang dengan rambut kacau melayang turun dari atap rumah, turun tepat diatas kepala Fu Ke-wei. Fu Ke-wei mengeluarkan suara Hm...!" tubuhnya berkelebat, kecepatannya bertambah satu kali lipat, datang ke sebelah kanan orang bermantel hijau, telapak tangannya dilayangkan miring, serangkum angin kuat tiba-tiba muncul. Orang mantel hijau dengan sendirinya memutar tubuh menangkis, paak... satu suara terdengar karena beradunya pukulan, tapi kali ini tenaga yang menyerangnya seperti bertambah beberapa kali lipat, sambil berteriak terkejut, dia terlontar sejauh satu zhang lebih, hampir saja terjatuh. Hampir bersamaan waktunya, Fu Ke-wei sudah barada di sisi bayangan hitam yang melayang turun, dia menangkap tongkat lawannya, sekali berteriak keras, dengan keras dia menarik ke belakang. "Paak!" Tongkat itu tiba-tiba patah, seperti meletus hancur berterbangan, tongkat bambu isi itu telah hancur berleping-keping. Dengan sebuah teriakan dingin, Fu Ke-wei maju menyerang, sebelah tangannya dipukulkan seperti kilat. "Buug.. paak.. paak!" Orang yang rambutnya acak-acakan dapat menangkis tiga pukulan tangannya, tapi mundur sepuluh langkah lebih, walau dapat menangkis tiga pukulan, tapi tidak bisa menahan seluruhnya. Orang bermantel hijau telah tiba, tangan kanannya menyerang pinggang dan punggung kanan Fu Ke-wei. Fu Ke-wei memutar tubuhnya, tidak saja dengan tepat menghindar pukulan yang keras itu, dan juga balas memukul bahu kiri orang mantel hijau, kecepatannya sulit di bayangkan, buuk... satu suara telapak telah mengenai dasar leher orang

9 mantel hijau, seperti kapak yang amat besar. "Mmm..!" teriak orang bermantel hijau itu kaget dan roboh terguling. Fu Ke-wei seperti seekor harimau ganas, dia lalu membelok menerjang orang yang tongkat nya telah hancur itu. "Berhenti!" teriak orang yang rambutnya acak-acakan itu. Saat ini, tempat dua orang berdiri tepat di bawah sinar lampu pintu, sisi kedua orang itu disinari dengan jelas sekali. Pukulan telapak besi Fu Ke-wei, berjarak kurang tiga cun dari jantungnya lawan, tapi dia malah bisa menghentikannya, dan ditarik setengah chi. "Kau, Tian-ya-koay (Pengemis Aneh Dunia), Jie Ling-feng." Fu Ke-wei tertawa dingin, "Malah jadi tamu aliran hitam Huang Yung-sheng, sungguh tidak di sangka perbuatan seorang manusia, namamu sebagai pendekar sekarang sudah boleh pensiun! Jika bukan hari ini melihat dengan mata kepala sendiri, aku sungguh tidak berani percaya anda adalah pendekar palsu." "Sembarangan bicara." Teriak Tian-ya-koay, "Aku datang untuk mencari Lang-ye (Serigala Malam) Hong-hao, dia melarikan diri dari He-nan ke Shan Xi, di tempat ini jejaknya menghilang, aku sengaja datang memeriksanya, dan akhirnya bertemu dengan kalian yang sedang bertarung, sesaat timbul gatal tanganku jadi menampakan diri..." "Oh! Begitu, jadi aku telah salah menduga." Kata Fu Ke-wei. "Hm! Bocah, tenaga dalammu sangat menakutkan sekali, telah menghancurkan tongkat pemukul anjingku..." "Tetua turun dari atas, telah melanggar larangan dulu." "Hm...! Mmm... orang yang bisa dengan satu pukulan telapak menjatuhkan Sastrawan Neraka, di dunia persilatan sekarang, hanya ada beberapa, coba kupikir, siapa kau sebenarnya." "Jangan urus aku siapa. Tetua paling bagus jangan ikut campur." Orang bermantel hijau yang bernama Sastrawan Neraka, saat ini dengan susah payah meronta berdiri, tapi tetap tidak bisa berdiri mantap, tubuhnya bergoyang-goyang tidak bisa berdiri dengan tegak. "Uuu! Kau masih muda, di dalam sepuluh tahun terakhir ini angkatan muda di dunia persilatan sekarang, ada beberapa orang yang hebat. Apa marga kau?" "Tetua Jie, apa kau tidak mau melepaskan keterlibatan ini?" Fu Ke-wei mencoba menghindar pertanyaan. "Uuu! Aku Tian-ya-koay termasuk dalam Delapan Hebat Dunia Persilatan, Sastrawan Neraka menduduki urutan pertama dari tiga penjahat dunia persilatan, tapi semua tidak di pandang olehmu, tidak sulit menerka siapa kau sebenarnya..." "Dia marga Fu, menyebut dirinya Fu-shan. Seorang teman wanitanya dipanggil Fuzhen." Sastrawan Neraka dengan lesu memotong, "dia datang mencari Huang-jit-ye untuk meminta kabar keberadaan Yun-sang-nie." "Ooo! Aku tahu siapa kau." Tian-ya-koay sadar, "kau adalah orang yang paling misterius di dunia persilatan...bukan, salah, menurut kabar orang itu datang dan perginya sendirian, kenapa sekarang bersama seorang teman wanita." "Kau tidak perlu sembarangan menebak, aku bukanlah orang yang kau pikirkan." Fu Ke-wei membelokan pembicaraan, "tetua Jie, untung bukan tamu Huang Yung-sheng,

10 jika tidak..." Mendadak wajah Sastrawan Neraka berubah, seperti tikus cepat-cepat melarikan diri. "Aku hanya mencari Lang-ye, bangsat itu melakukan kejahatan berdarah di He-nan dan melarikan diri ke Shan-xi, di sepanjang jalan dia masih melakukan kejahatan, sangat mungkin bersembunyi di rumah Huang Yung-sheng. Dia adalah mantan kekasihnya Yun-sang-nie, dengan Huang Yung-sheng di dunia persilatan sering melakukan..." "Tunggu! katamu Lang-ye adalah mantan kekasihnya Yun-sang-nie?" Fu Ke-wei menyela kata-kata Tian-ya-koay, "berita kau ini apa bisa dipercaya?" "Tentu saja bisa dipercaya, aku tidak pernah sembarang bicara." Tian-ya-koay menyunggingkan mulut, "masih banyak berita rahasia yang aku tahu! Iii... aneh! Rumah setan ini sepertinya selain beberapa penjaga, seluruhnya tidak lebih dari sembilan orang, kemana perginya teman-teman Huang-jit-ye?" "Mungkin telah naik kegunung." Kata Fu Ke-wei, "aku akan menunggu dia, menunggu sampai jam lima pagi baru membakarnya." "Membakar? Kau..." "Jangan terkejut, aku melakukan sesuatu pekerjaan tergantung perasaan hatiku, jika tidak mencapai tujuan tidak akan berhenti. Aku tidak percaya tuan Huang sudah naik ke gunung, dia masih belum tahu jelas asal-usulku, mana sudi melarikan diri jauh-jauh?" Fu Ke-wei masuk ke dalam ruangan yang amat besar, menyalakan empat lampu, lalu duduk di atas kursi besar. Tiba-tiba tercium bau wangi, Ouw Yu-zhen mendadak muncul diruangan. Dia berbisik disisi telinga Fu Ke-wei, Fu Ke-wei menganggukan kepala, mulutnya tersenyum dingin! Tian-ya-koay dengan mata penuh pertanyaan menatap pada Ouw Yu-zhen. "Nona ini temanmu?" tanya Tian-ya-koay. "Orang tua, kau salah." Ouw Yu-zhen tertawa, "aku hanyalah pelayannya." Tian-ya-koay menatap pada belati mewah yang bergantung di pinggangnya Ouw Yuzhen, berkata, "belati Salju Hijau kau ini aku pernah dengar, siapa marga nona?" "Belati ini adalah pemberian dari tuan untukku menjaga diri, apakah belati Salju Hijau, aku tidak tahu." Ouw Yu-zhen asal bicara, "aku marga Fu, dipanggil Fuzhen, orang tua sebenarnya apa yang ingin kau ketahui?" Tian-ya-koay menggeleng-gelengkan kepala, mengelilingi ruangan sekali, menghilang di ujung sudut timur. "Apa kau telah mendapatkan jejak?" tanya Fu Ke-wei. "Benar, tepat menurut perkiraan tuan, semua bersembunyi di ruang rahasia bawah tanah." Kata Ouw Yu-zhen pelan. Pada saat itu Tian-ya-koay tepat kembali dari luar ruangan, lalu kedua orang berhenti bicara. "Aneh! Sepertinya keluarganya juga menghilang." Kata Tian-ya-koay duduk di hadapan Fu Ke-wei dengan tidak mengerti, "saudara kecil, mungkin Huang-jit-ye dan teman penjahatnya benar-benar telah naik ke gunung menjadi perampok."

11 "Lorong rahasia di bawah tanah untuk menghindar musuh banyak sekali, tersedia makanan dan air, sembunyi tiga-lima puluh hari juga tidak akan kekurangan makanan. Dia tidak ada alasan lari ke atas gunung." Kata Fu Ke-wei dingin, "jika mengatakan dia dengan perampok gunung Tai-hang ada hubungan, tentu tidak salah, mau menuduh dia bersembunyi disana, itu terlalu di paksakan. Jika dia benarbenar naik kegunung, dan ditemukan oleh mata-mata yang diutus permerintah, apa dia masih bisa tinggal di kota? Dia adalah seorang yang pintar, harusnya tahu untung ruginya naik ke gunung, makanya, dia tidak naik kegunung." "Mmm! Masuk akal...ada orang yang datang." Pintu belakang ruangan terbuka, keluarlah seorang nyonya setengah baya berbaju rok dengan delapan tilapan warna hijau, dituntun oleh seorang pelayan dengan wajah penuh ketakutan. "Kau...kau adalah tuan Fu?" tanya Nyonya setengah baya Jia-yong. "Tidak salah, Sastrawan Neraka telah memberitahukan, nyonya adalah..." "Tuan Fu, kau adalah orang ternama di dunia persilatan, tidak bisa tidak menurut aturan, menyerang ke rumah..." "Nyonya, aku bukan orang ternama di dunia persilatan, juga bukan orang yang tidak mengindahkan aturan, masalahnya adalah apakah lawan menurut aturan tidak." Dia memotong perkataannya, "di siang hari bolong di tempat pertemuan di depan kuil, Huang-jit-ye mengerahkan tiga puluh orang lebih, di antaranya setengah lebih adalah perampok, sisanya lagi juga adalah orang-orang pelarian aliran hitam, dia sama sekali tidak menurut aturan menjumpai aku, nyonya mengatakan tidak menurut aturan, menyalahkan aku, apakah itu adil?" "Kau..." "Jam lima seperempat, aku pasti membakar, nyonya harus bersiap-siap." katanya dengan nada dalam, "Kecuali aku tahu keberadaan Yun-sang-nie, jika tidak, aku tidak akan meninggalkan perumahan Lu An." "Aku pengemis tua juga ingin tahu keberadaannya Lang-ye, ini yang disebut dalam kesempatan kebakaran merampok, ha ha ha..." Tian-ya-koay juga mendukung disamping. "Lang-ye sudah mengetahui ada orang yang mengancam dia, kemarin malam sudah pergi dari sini." Nyonya setengah baya menyerah, "Yun-sang-nie setahun lalu masih berada di perumahan Qing-yun, jaraknya beberapa ribu li, mengirim surat padanya juga tidak mudah, sekarang tidak tahu apakah masih di perumahan Qing-yun atau tidak." Wajah Fu Ke-wei berubah. Tian-ya-koay juga tertegun, mengerutkan alis berpikir. "Nyonya, kata-katamu, satu pun aku tidak ada yang percaya." Kata Fu Ke-wei dengan keras, "perumahan Qing-yun adalah satu diantara tiga perumahan di dunia persilatan, ketua perumahan yang sekarang adalah Satu Pedang Utara Chen Rou-yi, dijuluki yang terhebat dari Sembilan Jago Pedang terbesar, dia adalah orang aliran putih yang ternama. Yun-sang-nie adalah seorang wanita cabul di dunia persilatan, wanita bejad di dunia persilatan, mana bisa tinggal di perumahan Qing-yun?" "Yang aku katakan adalah kenyataan, jika tidak percaya kenapa tidak pergi ke perumahan Qing-yun membuktikannya?" Nyonya setengah baya cepat-cepat membela diri. "Kau ingin supaya aku cepat-cepat pergi, tidak semudah itu."

12 "Aku bisa saja sembarangan mengatakan satu tempat, supaya kau tidak bisa menemukannya, juga bisa mengatakan dia ada di perkampungan Cheng-huang di Shichuan-feng-du, sedang berlatih silat bersama Manusia Iblis salah satu dari empat iblis besar, karena kau juga tidak berani pergi ke perkampungan Cheng-huang mengantar nyawa." "Jika benar kau mengatakan dia ada di perkampungan Cheng-huang, aku tetap akan pergi memeriksanya, Pendeta dao, Manusia Iblis walau orang mendengar namanya sudah ketakutan, tapi aku bukan orang yang mudah dibuat takut." Fu Ke-wei mendorong kursi bangkit berdiri, "jika terbukti kata-katamu ini bohong semua, lain kali, Hm! Tempat ini mungkin akan jadi rongsokan. Ingat peringatan aku, harap saja aku tidak kembali lagi ke sini mengacau." Dia dengan langkah besar berjalan keluar ruangan, Tian-ya-koay berjalan berdampingan dengannya, Ouw Yu-zhen berjalan di belakang sebelah kiri dia, sungguh persis seperti pelayan yang setia. "Saudara kecil Fu, masalah ini mungkin sangat sulit." Tian-ya-koay tampak sedikit gelisah, "orang-orangnya keluarga Chen tidak mudah diajak bicara, jika kau tanpa persiapan mendatangi rumahnya meminta orang, apakah kau tahu akibatnya?" "Tahu, tentu akan menimbulkan amarah para pendekar aliran putih." "Kalau begitu kau..." "Aku tetap harus pergi tidak bisa tidak." "Saudara kecil, sebenarnya Yun-sang-nie telah melakukan kejahatan apa, sehingga kau jauh-jauh mengejar dia?" "Itu rahasiaku." "Kalian berdua pergi melabrak perumahan Qing-yun, mungkin..." "Pergi menyelidik, bukan melabrak." Kata Fu Ke-wei dengan tenang, "jika hasilnya benar, membuktikan wanita setan itu benar berada di perumahan Qing-yun..." "Maka akan melabraknya?" "Betul! dilabrak." Nada Fu Ke-wei tegas, tidak mengizinkan lawan salah mengerti, "jika perumahan Qing-yun adalah tempat persembunyian penjahat, aku ada hak membongkarnya, kecuali aku mati, tidak ada orang yang bisa menahan aku menantang perumahan Qing-yun. Tetua Jie, apakah kau melepas begitu saja masalah Lang-ye?" "Itu hal yang tidak dapat berbuat apa-apa, aku terpaksa mencari jalan lain." "Sekarang kau kembali kesana, sangat mungkin bisa bertemu dengan pejahat itu." "Apa? Kau kata..." "Di ruangan dalam, pasti tidak salah." Fu Ke-wei seperti tidak terjadi apa-apa melangkah masuk kedalam pintu pekarangan besar yang terbuka, "di ruang dalam ada satu pintu masuk terowongan, menuju ke ruang rahasia bawah tanah di pinggir sungai Shi-zi, terowongan di bawah tanah seperti sarang laba-laba, masuk ke dalam mencari orang terlalu bahaya, Huang-jit-ye dengan tamunya bersembunyi di ruang rahasia bawah tanah itu, sekali kita pergi, mereka seharusnya sudah naik keatas... Jangan membalikan kepala, ada orang menguntit, jalanlah lebih-jauh sedikit baru kembali, aku ingin dari mulutnya Huang-jit-ye mendapatkan berita yang pasti." 0-0-0

13 Di ruang dalam rumah Huang ada satu lampu menyala kecil sekali, sepuluh lebih pesilat tinggi dunia persilatan berturut-turut muncul, Huang-jit-ye duduk di kursi besar dengan wajah penuh amarah. "Si anjing Fu yang harus mati!" Huang-jit-ye menggigit gigi memaki, "aku Huang Yung-sheng tidak ada permusuhan tidak ada dendam dengan dia, dia malah mendatangi rumah, menghina orang, sungguh keterlaluan, jika tidak membunuh dia sulit meredakan amarahku." "Jika bocah ini benar adalah Xie-jian-xiu-luo yang di dunia persilatan keluar masuknya sulit ditebak, jejaknya juga membingungkan kadang di utara kadang di selatan, ingin membunuh dia tidaklah mudah?" Sastrawan Neraka yang wajahnya masih belum pulih seperti semula, "Saudara Huang, jika tidak berhasil, tempat ini mungkin sudah tidak bisa ditinggali." "Aku akan menyewa pembunuh bayaran diam-diam membunuh dia." "Empat bulan yang lalu, perkumpulan Qing-lian menerima pesanan diam-diam membunuh Xie-jian-xiu-luo, bukan saja tidak berhasil, malah dia sendiri datang ke markas pusatnya dan menghancurkan perkumpulan itu. Siapa lagi yang masih berani menerima pesananmu? Jangan terlalu berharap, saudara." Sastrawan Neraka menasihati dengan tujuan baik, "berurusan dengan gelandangan seperti ini, tidak akan mendapat keuntungan sedikit pun. Ooo! Di pihak adik seperguruanmu..." "Lang-ye sudah menawarkan diri pergi, sekarang sudah berangkat." "Ooo! Lang-ye orangnya tidak berperasaan, sedikit pun tidak bisa dipercaya, kenapa bisa begitu semangat?" kata Sastrawan Neraka mengerutkan alis. "Aku juga merasa aneh." Huang-jit-ye tidak mengerti, "Sejak dia mendengar marga Fu mencari adik seperguruanku, dia sudah tidak tenang, terhadap Tian-ya-koay dan nona aneh yang sedang mengejarnya, malah sedikit pun tidak ada perhatikan, tidak tahu apa sebabnya." "Mungkin dia dengan adik seperguruan anda masih belum putus cinta lamanya!" "Tidak tahu, katanya siang malam dia akan mengejar waktu pergi ke perumahan Qing-yun memberitahu kabar...iii!" Jendela sebelah kanan tanpa suara membuka sendiri, diluar jendela tampak wajah Fu Ke-wei dan Tian-ya-koay. "Pergi ke perumahan Qing-yun di Shan-dong ada dua jalan, satu timur satu selatan." Tian-ya-koay berkata, "jalan selatan lebih jauh, Lang-ye pasti ambil jalan timur gunung Lin-lu keluar dari Peng-de. Dia adalah Lang-ye yang tidak biasa melihat matahari, jalan malam tentu harus begitu, dia pasti belum jauh." Jendela sebelah kiri juga ada yang membukanya, nona Peng muncul di luar jendela, berkata: "Ternyata penjahat itu namanya Hong-hao, aku tidak percaya dia larinya bisa lebih cepat dari pada serigala." Sepuluh orang lebih jadi terkejut, semua menyembunyikan diri. Tapi bayangan orang yang diluar jendela telah menghilang, Huang-jit-ye juga sembunyi di kamar dalam, di ruangan jadi kosong kembali

14 Hari belum terang Fu Ke-wei dan Ouw Yu-zhen sudah meninggalkan penginapan, menggendong bungkusan baju malam-malam pergi menyeberang sungai kota. Jalan lewat arah timur sungguh jelek sekali, melalui jalur dalam selatan gunung Tai-hang, jalannya jalan setapak, tempat beraksi para perampok, tidak ada penginapan, juga sedikit sekali kampung, dalam jarak ratusan li binatang liar keluar masuk, puluhan li tidak bertemu dengan manusia. Di ujung barat, di Hu-guan ada markas tentara, sebelah tenggara, di Yu-xia baru ada pasukan keamanan, di tengah-tengah, orang sekali masuk, mati hidup hanya tergantung nasib. Pegunungan Tai-hang bersambung ribuan li, di jalur selatan daerah ini yang paling liar, di hutan yang lebat gunung yang tinggi ini, setiap saat bisa terjadi hal yang tidak terduga. Demi memudahkan perjalanan, Ouw Yu-zhen menyamar jadi seorang pemuda, Fu Ke-wei tetap bermantel hijau, memakai mantel berjalan di pegunungan, sunguh-sungguh dia bisa tahan. Hari sudah terang, dua orang telah jalan sampai dibawah gunung Fu-kou, masuk ke Fu-kou membeli alat-alat yang diperlukan untuk berjalan di gunung dan makanan kering, menanyakan dengan jelas arah jalan, cepat-cepat melanjutkan perjalanan. Mereka harus bisa mendahului Lang-ye, harus sampai lebih dulu di Shan-dong. Jalan kecil keluar dari timur sebenarnya ada beberapa jalan, hanya jalan Fu Kou ini jalannya lebih bagus, karena jalan ini sering dipatroli oleh pasukan keamanan, makanya kelompok-kelompok orang bepergian menganggap jalan ini adalah jalan besar, dan memang juga adalah jalan besar menuju ke kota Zhang-de di Henan, tidak akan sampai tersasar didalam hutan. Orang yang bepergian keluar kota sudah pergi di bagi menjadi 3 kelompok, di jalan sering terlihat orang-orang yang kampungnya dekat berlalu lalang. Diwaktu hampir tengah hari dua orang itu sudah menyusul kelompok pertama dari ratusan orang yang bepergian, mereka terus berjalan lagi, hingga tinggal mereka berdua saja! Tepat untuk mempercepat langkahnya, tidak perlu takut bisa mengejutkan masyarakat. Menurut perkiraan Fu Ke-wei, Lang-ye seharusnya sudah berada di belakang mereka. Penjahat itu walau belum pernah bertemu, sebutannya asing, tapi mendengar nada bicara Tian-ya-koay, penjahat itu tidak akan berjalan di siang hari, sangat mungkin bersembunyi dulu di sekitar Fu-kou menunggu hari gelap. Dia memutuskan jika perlu siang malam berjalan terus mengejar waktu, Lang-ye pasti tidak bisa lebih cepat sampai di Shan-dong memberi kabar. Setelah lari beberapa saat, mengeliling bukit sekitar dua puluh li lebih, keadaannya semakin menanjak, tumbuhan sudah tidak seperti tadi yang subur, sudah terlihat bukit yang gundul dari kejauhan, Fu Ke-wei tahu, jika berjalan ke depan lagi, maka mereka akan masuk ke daerah yang berbahaya. Di depan terlihat ada tiga pejalan kaki, dua orang menggendong bungkusan baju, seorang menuntun seekor keledai dengan bawaan di punggungnya, ketiga orang itu semuanya membawa senj ata untuk pertahanan diri. Fu Ke-wei dengan Ouw Yu-zhen memperlambat langkahnya, berjalan dengan santai. Sesudah dekat, orang yang menuntun keledai secara tidak sengaja melirik kebelakang, melihat dia.

15 "Hey! Sobat, kalian berani berjalan hanya berdua saja?" sapa orang yang menuntun keledai sambil tersenyum kepada mereka, "didaerah ini kemarin dulu ada terjadi perampokan, jalan bersama lebih berarti banyak dari pada dua pedang kalian, paling sedikit bisa menakuti perampok kecil, bagaimana?" "Aku tidak banyak membawa uang, perampok kecil juga tidak akan mau merampok kami." Fu Ke-wei sambil bicara dengan Ouw Yu-zhen berjalan dengan langkah besar melewati mereka, "bila benar membawa terlalu banyak uang, lebih banyak tiga atau lima pedang juga tidak bisa menghadang para perampok yang ingin kaya mendadak. Lagi pula, lebih banyak sepasang kaki, jalannya akan lebih lambat." "Ha ha! Teman, kalian berdua berjalan terburu-buru, tidak akan bertahan lama." kata seorang pejalan yang membawa golok, "berjalan di pegunungan harus berjalan dengan santai dan mantap, ingin cepat malah tidak akan tercapai." "Terima kasih atas kebaikan hati saudara." Mereka berdua sudah berada di depan, "kami masih muda, lari sebentar tidak akan apa-apa." Setelah menjauh dua li lebih, sudah tidak terlihat tiga pejalan kaki tadi. Turun dari satu kaki gunung, jalan kecil di depan jalan memecah menjadi dua, di tengah pertigaan ada satu papan penunjuk jalan, di kiri tertulis: ke Lu-cheng. Dikanan tertulis: ke Fu-guan. Mereka berdua tanpa pikir jalan kearah Fu-guan. Yang dinamakan Fu-guan, bukanlah menunjuk pada Fu Kou-guan, tapi menunjuk pada kota kabupaten Fu-guan, jika salah maka akan sia-sia berjalan, menurut jadwal perjalanan yang dia tahu, tidak perlu melalui Fu-guan, arah yang ditunjuk papan penunjuk jalan, di tengah jalan pasti ada satu jalan cabang yang mengarah ke timur. Ingin cepat malah tidak tercapai, benar saja tidak salah perkataan itu. Dia dengan Ouw Yu-zhen tidak tahu daerah, mereka ingin cepat sampai, tapi tidak memperhatikan jalan lama di sekitar ini, tidak pernah di pasang papan penunjuk jalan, tapi papan penunjuk jalan yang terbuat dari batu dan panah jenderal, ini ada kegunaannya, tidak takut di tiup angin, kena hujan atau terik matahari. Dan juga papan penunjuk jalan ini yang permukaannya licin ini, tulisannya seperti belum kering. Hidup manusia didunia, jika setiap saat harus perhatikan setiap keadaan apakah ada bahaya tidak, itu sungguh merepotkan sekali, hidup ini sungguh tidak ada banyak artinya. Melewati dua gunung, aneh! Kenapa jalannya semakin sempit, jejak manusia dan telapak kuda juga sudah tidak ada. Dua orang berhenti, melihat jauh ke depan. Hm...! Mungkin benar telah salah jalan. Dua li didepan sepertinya ujungnya jalan kecil, di depan hutan nampak satu rumah gubuk, di bawah pohon besar di depan rumah, terikat seekor keledai kecil. "Biar aku pergi tanyakan jalan." Kata Ouw Yu-zhen. "Tidak, biar aku saja yang bertanya." Fu Ke-wei menghadang Ouw Yu-zhen yang akan melewatinya, "situasinya sepertinya tidak normal, kau sementara sembunyi di dalam hutan, tunggu siulan aku baru bergerak." Pintu papan tidak tertutup rapat, dia mendorong membuka pintu teriak:

16 "Hey! Apa ada orang?" Di dalam ruangan kosong tidak ada orang, satu meja empat kursi, dan beberapa barang serta alat pertanian. Jalan yang menuju kebelakang rumah sangat kecil, di dalam tiba-tiba terdengar suara tua berkata: "Siapa itu? Silahkan duduk dulu, aku segera keluar." Fu Ke-wei masuk kedalam, sampai disisi meja, baru saja akan melepas bungkusan baju beristirahat, tiba-tiba merasa kaki amblas ke bawah, hatinya terangkat keatas. Peristiwa ini sangat mendadak sekali, punya kemampuan sebesar langit juga siasia, tidak menunggu dia bereaksi, tubuhnya dengan cepat telah jatuh ke bawah, sedalam kurang lebih empat zhang, dia baru dapat menggerakan kaki dan tangan menstabilkan tubuh, mengangkat tenaga dalam supaya sampai kebawah. Untung saja lubangnya sedalam lima zhang, dia masih sempat bereaksi, buug... satu suara dengan mantap menyentuh tanah. Di atas, lubang telah ditutup, gelap hingga mengulurkan tangan juga tidak bisa melihat lima jari. Dia menenangkan diri, dengan tenang berpikir, tangan kirinya meraba-raba, dia tahu ini adalah lubang jebakan sebesar satu zhang dua, dasarnya dari batu, permukaan batu tidak terlalu kasar. Dia merasa aneh, meja dan kursi kenapa tidak ikut jatuh kebawah? Setelah dipikir lagi, dia jadi sadar. Ternyata meja dan kursi itu terpaku diatas papan jebakan, setelah jatuh, lalu ditarik lagi ketempat semula, menutup kembali lubang jebakan. Kalau begitu, papan jebakannya seharusnya terbuat dari kayu, tidak akan menyulitkan dia, asal bisa naik keatas... Dia melepaskan tali mendaki gunung, diujung tali ada kail kecil, melemparkannya keatas, mencoba dahulu papan jebakan itu. "Traang!" suara kail, mental kembali jatuh kebawah. Celaka! Papannya dari besi. Dia menggunakan tangan mengukur tali, tingginya ada empat zhang lima chi. Dalam bahaya kematian mencari kehidupan, dia harus mencari satu jalan hidup, tidak bisa duduk terus menunggu kematian, orang yang suaranya tua itu, mungkin sedang mencari cara menghadapi dia! Dia melepaskan bungkusan bajunya, dia menempelkan punggungnya di sudut dinding, kaki dan tangan digunakan, menggunakan ilmu cecak satu langkah demi satu langkah satu cun demi satu cun merayap keatas. Dasar jebakan adalah lapisan batu, di tengah adalah dinding tanah, satu zhang lebih dekat mulut lubang, adalah dibangun dengan batu besar, naik keatas tidaklah sulit. Tapi, begitu mengusap tutup lubang yang rapat, hatinya menjadi dingin. ternyata tutup lubangnya terbuat dari baja, ketebalan bajanya tidak bisa dihadapi dengan golok atau pedang biasa, punya tenaga super juga tidak bisa digunakan karena tidak ada tempat pijakan. Dia telah mencoba beberapa kali, tapi sia-sia.

17 Kecuali menunggu mati, sedikit pun tidak ada jalan untuk lolos. Tidak lama, di atas ada gerakan. "Ha ha ha ha..." terdengar tawa keras, "sobat, kawan-kawannya Serigala tua berhasil menunggumu. Kau bisa tidak mati karena jatuh, sungguh luar biasa!" Dengan pengalamannya, dia tahu dirinya terjebak, pasti bukan jatuh ke tangan para penjahat setempat, tapi lawan telah merencanakan jebakan menunggu dia. "Sungguh hebat jebakanmu." Dia terpaksa berkata, "orang yang pintar dan waspada pun, juga tidak akan curiga di dalam rumah ada jebakan, jebakan ini dibangun sangat bagus, di luar sedikit pun tidak ada celah, mengagumkan sekali." "Anda terlalu memuji. Kau bermarga Fu, apa benar adalah Xie-jian-xiu-luo?" "Tidak salah, tapi bukan Xie-jian-xiu-luo. Ooo! Mungkin kau temannya Huang-jitye." "Betul, dia memastikan kau pasti melalui jalan ini. Dimana temanmu?" "Dia jalan lewat jalan cabang satunya lagi. sobat, apakah kita sudah kenal?" "Tidak kenal, hanya saudara Huang orang yang tahu orang macam kau ini, aku belum pernah dengar orang sepertimu." "Kau ingin berbuat apa?" "Menyerahkanmu pada saudara Huang, aku sudah mengutus orang menyampaikan beritanya." "Sobat, apa kalian orang yang membantu Huang-jit-ye di depan kuil gunung kemarin?" "Kemarin hanya kami bertiga saudara dari Tie Han Ling yang ikut serta, kami tahu kau amat lihay, makanya harus menggunakan siasat untuk menangkapmu. Tenang saja istirahat di bawah! Tunggu sampai saudara Huang tiba, baru menentukan kau mati atau hidup." "Sobat, bisakah kita berunding?" Tidak ada jawaban, tidak terdengar sedikit pun ada gerakan, walau dia teriakteriak dengan keras, juga tidak ada orang yang menjawab. Saat ini yang paling dia khawatirkan adalah, keselamatannya Ouw Yu-zhen, jika dia lama tidak menerima isyarat darinya, dalam keadaan gelisah akan melabrak masuk, tentu akan terkena jebakan, sehingga tidak ada lagi orangyang bisa menolong. Entah lewat berapa lama, pokoknya makanan kering untuk makan sehari itu sudah habis dimakan, sisanya hanya untuk makan sehari lagi, sekarang rasa haus menyerangnya, bau dasar lubang semakin menyengat. Jika keadaannya begini terus, rasa hausnya lambat laun akan merengut nyawanya. Dia sudah mencoba merayap dua kali, dua kalinya tidak bisa menggoyahkan tutup lubang dari baja yang sangat berat itu. Sungguh susah menahan rasa haus, perutnya terasa mengepul asap, hawa yang dihembuskan panas, bibir mulai kering merekah. Makanan kering untuk dua hari sudah habis dimakan, kecuali haus, kelaparan segera akan menyerang dia.

18 Huang-jit-ye masih belum datang, di atas juga tidak ada kabar beritanya. Selama tujuh delapan tahun, dia telah lolos dari pintu kematian entah berapa kali, dia pernah mengalami, entah berapa banyak terjangan angin topan dan bahaya. Tapi dia tetap sukses, dia juga pernah mengalami kegagalan, tapi belum pernah merasakan rasa kelaparan dan kehausan di bawah lubang, yang kali ini dia rasakan. Di ambang hidup atau mati, orang pemberani bisa menghadapi tantangan dengan tenang, keinginan hidup yang kuat menahan dirinya, membuat memangatnya tidak sampai hancur. Ketika dia sedang berusaha tenang, menahan sakit perutnya, dari atas masuk bau wangi yang aneh, setelah dia merasakan ada yang salah, dia telah menghirup udara wangi tidak sedikit, terasa kepala jadi berat, tangan dan kaki menjulur, sesaat dia telah hilang kesadarannya. Saat dia terbangun, dia merasa seluruh tubuhnya lemas, sinar petang menembus dari lubang di depan gua, di depannya duduk bersila tiga orang asing. Akhirnya dia sadarkan diri sepenuh-nya. Ternyata dirinya berada di dalam gua batu yang di luarnya kecil dalamnya besar, dalamnya sekitar dua zhang, dirinya menyander di dinding gua, kakinya dirantai, sepasang tangannya terbuka, masing-masingjuga dirantai ke dinding batu, tebalnya borgol ada setebal tiga fen, dan dipaku mati, sampai gajah besar pun jangan harap bisa melepasnya. Akhirnya lumayan juga, mulut sudah tidak haus lagi, mungkin lawan tidak berniat supaya dia mati kehausan, setelah dia diangkat keatas, diberinya minum yang banyak. "Tempat apa ini?" Suaranya tampak serak, lemas, tapi dia tahu dirinya sudah sedikit pulih. Tiga orang pria besar setengah baya sedang makan daging, minum arak, baki keramik untuk menaruh masakan ditaruh di atas tanah, araknya tersimpan di hulu, menggunakan tangan mengambil potongan besar daging, memasukan ke mulut, cara makannya sangat kasar. "Ini adalah Tie-han-ling, kami semuanya orang gua." Kata orang yang rambutnya kacau wajah penuh brewok, "mau makan sedikit?" Baru sekarang dia bisa melihat wajah ketiga orang ini dengan jelas, juga dapat merasa ada yang tidak beres. "Beri aku sedikit sup daging." Dengan suara serak dia berkata, "mungkin seumur hidup kalian tidak pernah ke kota." "Omong kosong!" laki-laki brewokan bangkit berdiri membawa baki, menyuapi dia sup daging rusa yang segar, "kami sering keluar masuk kota, pernah hidup di kota Hu-zhou dan Zi-zhou." "Tapi kalian tidak berani muncul di siang hari. Terima kasih, sudah cukup! Tidak bisa makan terlalu banyak, perutku tidak akan tahan." Dia menyamankan posisi duduk, "kalian tidak merampok di satu tempat, tentu tidak ada hubungan dengan para perampok Tai-hang-shan!" "Apa itu perampok Tai-hang." Pria besar brewokan dengan kasar memaki, "mereka itu, siapa pun dirampoknya, dan dibunuh supaya tidak ada saksi, mulut berkata setia kawan, tapi yang di lakukan adalah sangat tidak manusiawi. Kami adalah kaum gelandangan di dalam gunung, mana bisa dibandingkan dengan para perampok

enam kali pukulan. Buum... terdengar satu suara keras, untuk kedua kalinya dia roboh lagi, Fu Ke-wei dengan santai menyelipkan kipas

enam kali pukulan. Buum... terdengar satu suara keras, untuk kedua kalinya dia roboh lagi, Fu Ke-wei dengan santai menyelipkan kipas Akhirnya Tang-nan dengan susah payah bisa berdiri, meski masih bergoyang-goyang. "Kau...kau bagus...bagus pukulannya..." Tang-nan berkata dengan kacau, lidahnya seperti membesar satu kali lipat, suaranya

Lebih terperinci

Perlu waktu bagi anak anak itu untuk menjadi bagian dari kegelapan sebelum pohon pohon terlihat lebih jelas. Sebelum semak semak tinggi terlihat

Perlu waktu bagi anak anak itu untuk menjadi bagian dari kegelapan sebelum pohon pohon terlihat lebih jelas. Sebelum semak semak tinggi terlihat Perlu waktu bagi anak anak itu untuk menjadi bagian dari kegelapan sebelum pohon pohon terlihat lebih jelas. Sebelum semak semak tinggi terlihat lebih jelas. Sebelum batang pohon terlihat seperti batang

Lebih terperinci

ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( )

ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( ) ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( 09.12.3843 ) Copyright 2011 Reza Fahlevi All Right Reserved SINOPSIS adalah seorang anak laki-laki dari pasangan Yusaku Matsuda dan dari desa kecil bernama Chikuya di

Lebih terperinci

Pantang Menyerah. Nasution 1. Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011

Pantang Menyerah. Nasution 1. Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011 Nasution 1 Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011 Pantang Menyerah Saya berjalan di tengah kota, cuaca begitu indah. Dagangan di kota tampaknya telah terjual semua.

Lebih terperinci

PENJAGAL ANGIN. Tri Setyorini

PENJAGAL ANGIN. Tri Setyorini PENJAGAL ANGIN Tri Setyorini Awal yang ku lihat adalah abu putih yang berterbangan. Pikirku itu adalah salju yang menyejukkan. Namun ternyata bukan karena abu ini justru terasa panas dan membakar telapak

Lebih terperinci

Pertama Kali Aku Mengenalnya

Pertama Kali Aku Mengenalnya 1 Pertama Kali Aku Mengenalnya Aku berhasil menjadi kekasihnya. Laki-laki yang selama 4 tahun sudah aku kagumi dan cintai. Aku pertama kali bertemu dengannya ketika aku duduk di bangku SMP. Saat itu hidupku

Lebih terperinci

bertiga di sisi jalan seperti gemetar ketakutan, dia lalu lari mengejar.

bertiga di sisi jalan seperti gemetar ketakutan, dia lalu lari mengejar. ebelah telapaknya menyerang, mencoba memukul pada dada Fu Ke-wei, tenaga dalamnya seperti air bah menerjang. Fu Ke-wei tidak menangkis, dia melayang mundur satu zhang lebih, sambil tertawa keras langsung

Lebih terperinci

Seorang pria menyelinap keluar dari balik pohon, dan Endra mengenalinya sebagai pemandunya, Lole.

Seorang pria menyelinap keluar dari balik pohon, dan Endra mengenalinya sebagai pemandunya, Lole. Hampir sore, saat Endra berada di hutan bedugul. Jari-jari lentik sinar matahari menembus kanopi puncak pepohonan menerangi kerimbunan hutan. Suara burung mengiringi langkahnya menembus batas hutan terlarang.

Lebih terperinci

yang paling tidak pernah luput dari kematian adalah cairan ini. Wanita itu meringis ngilu. Semua yang menimpanya kini sudah jelas bagian dari

yang paling tidak pernah luput dari kematian adalah cairan ini. Wanita itu meringis ngilu. Semua yang menimpanya kini sudah jelas bagian dari PROLOG Queenstown Singapore, 1970 Apartemen setinggi ratusan kaki itu mustahil akan membuatnya mudah turun dan keluar. Dia ada di lantai paling atas. Bersama tiga nyawa yang telah hilang dengan beragam

Lebih terperinci

Anak laki-laki itu segera mengangkat kakinya. Maaf, ujarnya, sementara si anak

Anak laki-laki itu segera mengangkat kakinya. Maaf, ujarnya, sementara si anak PROLOG S eorang anak laki-laki berjalan menuju rumahnya dengan lemas. Padahal ini adalah hari pertamanya masuk SD, seharusnya dia merasa senang. Dia juga termasuk anak lakilaki yang pemberani karena dia

Lebih terperinci

Setelah para penyamun pergi, Alibaba memberanikan diri keluar dari tempat

Setelah para penyamun pergi, Alibaba memberanikan diri keluar dari tempat Dahulu kala, dikota Persia, hidup 2 orang bersaudara yang bernama Kasim dan Alibaba. Alibaba adalah adik Kasim yang hidupnya miskin dan tinggal didaerah pegunungan. Ia mengandalkan hidupnya dari penjualan

Lebih terperinci

Kura-kura dan Sepasang Itik

Kura-kura dan Sepasang Itik Kura-kura dan Sepasang Itik Seekor kura-kura, yang kamu tahu selalu membawa rumahnya di belakang punggungnya, dikatakan tidak pernah dapat meninggalkan rumahnya, biar bagaimana keras kura-kura itu berusaha.

Lebih terperinci

Dan ia baru menyadari betapa salahnya dirinya. Disana, muncul dari sebelah kirinya, ia merasakan gerakan udara yang cepat. Angin yang berhembus

Dan ia baru menyadari betapa salahnya dirinya. Disana, muncul dari sebelah kirinya, ia merasakan gerakan udara yang cepat. Angin yang berhembus SATU Kalau manusia didesain untuk memiliki lebih dari dua kaki oleh sang Pencipta, ia akan sangat bersyukur saat ini. Ia adalah seorang pria; kegelapan malam menutupi wujudnya. Kegelapan itu merupakan

Lebih terperinci

Setelah mengantar pergi laki-laki besar brewokan, Fu Ke-wei mengambil baju dan yang lainnya.

Setelah mengantar pergi laki-laki besar brewokan, Fu Ke-wei mengambil baju dan yang lainnya. saja saudara Fu, tidak ada orang yang berani mendekati dirimu yang seperti setan ini." Laki-laki besar brewokan tertawa, "kau bukanlah manusia, menakutkan! Jika tidak ada keperluan lain, aku pamit saja,

Lebih terperinci

"Jika saya begitu takut maka biarlah saya mati malam ini". Saya takut, tetapi saya tertantang. Bagaimanapun juga toh akhirnya kita harus mati.

Jika saya begitu takut maka biarlah saya mati malam ini. Saya takut, tetapi saya tertantang. Bagaimanapun juga toh akhirnya kita harus mati. Malam di Perkuburan Diposkan pada 03 Januari 2016 Sebelumnya saya tidak pernah tinggal di tanah perkuburan. Dan tak ingin tinggal di sana. Namun suatu saat saya mengajak seorang pa-kow. Ketika saya sampai

Lebih terperinci

berada dan segera sadar kalau dia tanpa sengaja tertidur di lantai dua. Semua masih sama pada posisinya, sofa-sofa itu masih ada di sana,

berada dan segera sadar kalau dia tanpa sengaja tertidur di lantai dua. Semua masih sama pada posisinya, sofa-sofa itu masih ada di sana, Tetapi tetap tidak ada jawaban. Aku mencoba mengeluarkan diriku dari tumpukan kertas ini. Kau tahu adegan dimana ada sebuah perahu yang bocor di tengah lautan dan orangorang di dalam perahu mencoba mengeluarkan

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.7

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.7 SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.7 1. Aduh, Kaka, kalau rambutmu kau sisir model begitu kau kelihatan lebih tua. Kau seperti nenek-nenek! Alah kau ini hanya sirik,

Lebih terperinci

Mata Tomi terbelalak, ketika menyadari dia berada

Mata Tomi terbelalak, ketika menyadari dia berada Petualangan Tomi di Negeri Glourius Oleh: Desi Ratih Mata Tomi terbelalak, ketika menyadari dia berada di tempat yang begitu asing baginya. Suasana gelap dan udara yang cukup dingin menyelimuti tempat

Lebih terperinci

"Apa begitu sulit untuk memulai hidup dengan seorang fotografer?" tanyanya saat aku

Apa begitu sulit untuk memulai hidup dengan seorang fotografer? tanyanya saat aku One - Deshi Angin yang semilir, bergerak dalam diam, malu-malu menelusup masuk melalui jendela kamar yang memang di biarkan terbuka oleh sang pemilik. Jam dinding yang bertengger indah di sisi sebelah

Lebih terperinci

dengan mudah, mereka melukaimu? Mengancammu?, aku membuka mataku. Menatap

dengan mudah, mereka melukaimu? Mengancammu?, aku membuka mataku. Menatap Dean, kau menghilang cukup lama, dan kau tak mungkin bergabung dengan mereka dengan mudah, mereka melukaimu? Mengancammu?, aku membuka mataku. Menatap Justin yang menatapku dengan penuh perhatian. Aku

Lebih terperinci

PROLOG. Wow, lihat! Dia datang. Kata Ronald sambil bersiul.

PROLOG. Wow, lihat! Dia datang. Kata Ronald sambil bersiul. PROLOG Frankfurt, Germany. Nick umur 9 tahun. Aku berlarian di padang rumput. Mengitari lapangan yang seperti permadani hijau. Rumput-rumputnya sudah mulai meninggi. Tingginya hampir melewati lututku.

Lebih terperinci

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN. Naskah Film Dan Sinopsis. Ber Ibu Seekor KUCING

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN. Naskah Film Dan Sinopsis. Ber Ibu Seekor KUCING TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN Naskah Film Dan Sinopsis Ber Ibu Seekor KUCING DISUSUN OLEH : INDRA SUDRAJAT 09.12.3831 09-S1SI-05 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012

Lebih terperinci

Diceritakan kembali oleh: Rachma www.dongengperi.co.nr 2008 Cerita Rakyat Sumatera Utara Di tepi sebuah hutan kecil yang hijau, sebuah danau yang berair jernih berkilau disapa mentari pagi. Permukaannya

Lebih terperinci

Eliora. orang yang sedang menjalaninya. 1 Artinya, seberat-berat kami melihat sesuatu terjadi, lebih menyakitkan lagi bagi

Eliora. orang yang sedang menjalaninya. 1 Artinya, seberat-berat kami melihat sesuatu terjadi, lebih menyakitkan lagi bagi 1 Nadia Eliora Yuda Putri Bahasa Indonesia 7 13 September 2012 Pelarian Jauh Di Hutan Duarr! Bunyi ledakan bom tentara-tentara Jepang. Setelah ledakan pertama itu, orang-orang di desaku menjadi kalang

Lebih terperinci

Seorang gadis sedang berjalan bahagia di

Seorang gadis sedang berjalan bahagia di Chapter I: The First Meeting Seorang gadis sedang berjalan bahagia di sepanjang jalan pada malam yang cerah. Ia melihat ke sekelilingnya dengan senyum ceria. Ia berharap hal aneh itu tidak akan muncul

Lebih terperinci

Cinta, bukan satu hal yang patut untuk diperjuangkan. Tapi perjuangan untuk mendapatkan cinta, itulah makna kehidupan. Ya, lalu mengapa...

Cinta, bukan satu hal yang patut untuk diperjuangkan. Tapi perjuangan untuk mendapatkan cinta, itulah makna kehidupan. Ya, lalu mengapa... 6 Cinta, bukan satu hal yang patut untuk diperjuangkan. Tapi perjuangan untuk mendapatkan cinta, itulah makna kehidupan. Ya, lalu mengapa... OooOooOooO "Hye..." "Hhmmm..." "Aku mencintaimu..." "Nado. Aku

Lebih terperinci

Cermin. Luklukul Maknun

Cermin. Luklukul Maknun Cermin Luklukul Maknun Orang-orang terkekeh-kekeh setelah melihat dirinya di cermin. Mereka tersenyum, memerhatikan dirinya, lalu tersenyum lagi. Setelah itu, mereka mencatat sesuatu di buku. Mereka memerhatikan

Lebih terperinci

Adam Aksara MENANTI CINTA. Penerbit. Nulisbuku.com

Adam Aksara MENANTI CINTA. Penerbit. Nulisbuku.com Adam Aksara MENANTI CINTA Penerbit Nulisbuku.com PROLOG Butir-butir keringat hangat berjatuhan dari dagu persegi seorang pria. Terdengar suara nafasnya yang memburu cepat. Kedua otot-otot lengannya yang

Lebih terperinci

1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati

1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati 1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati Oleh: Alberta Angela (@black_printzesa) Hai, namaku Jati. Mungkin kalian semua sudah sering mendengar namaku. Tapi mungkin kalian belum terlalu mengenal aku dan kehidupanku.

Lebih terperinci

Yui keluar dari gedung Takamasa Group dengan senyum lebar di wajahnya. Usaha kerasnya ternyata tak sia-sia. Dia diterima berkerja di perusahaan itu

Yui keluar dari gedung Takamasa Group dengan senyum lebar di wajahnya. Usaha kerasnya ternyata tak sia-sia. Dia diterima berkerja di perusahaan itu PROLOG Yui mengerjapkan matanya yang berat dan menggerakan tubuhnya turun dari ranjangnya. Seluruh badannya terasa remuk, dan kepalanya terasa amat pening. Mungkin karena aku terlalu banyak minum semalam,

Lebih terperinci

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan. 1st Spring Hujan lagi. Padahal ini hari Minggu dan tak ada yang berharap kalau hari ini akan hujan. Memang tidak besar, tapi cukup untuk membuat seluruh pakaianku basah. Aku baru saja keluar dari supermarket

Lebih terperinci

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com MEMBILAS PILU Oleh: Dipa Tri Wistapa Copyright 2014 by Dipa Tri Wistapa Penerbit Dipa Tri Wistapa Website dipoptikitiw@gmail.com

Lebih terperinci

Hidup ini singkat bagiku! Kebahagian saat ini hanyalah sementara, tak mudah bagiku untuk menjalani hidup normal layaknya sebagai manusia biasa.

Hidup ini singkat bagiku! Kebahagian saat ini hanyalah sementara, tak mudah bagiku untuk menjalani hidup normal layaknya sebagai manusia biasa. Hidup ini singkat bagiku! Kebahagian saat ini hanyalah sementara, tak mudah bagiku untuk menjalani hidup normal layaknya sebagai manusia biasa. Jadi aku hidup tidak normal? Ya itu menurutku! Kehidupan

Lebih terperinci

Marwan. Ditulis oleh Peter Purwanegara Rabu, 01 Juni :25

Marwan. Ditulis oleh Peter Purwanegara Rabu, 01 Juni :25 Ellen hanya berdiri termangu melihat tubuh Marwan yang kaku terbujur yang tiga perempat tubuhnya tertutup oleh kain putih. Hanya kelihatan kepalanya saja. Ellen hanya ingin melihat wajah Marwan terakhir

Lebih terperinci

2. Gadis yang Dijodohkan

2. Gadis yang Dijodohkan 2. Gadis yang Dijodohkan Burung-burung berkicau merdu di tengah pagi yang dingin dan sejuk. Dahan-dahan pohon bergerak melambai, mengikuti arah angin yang bertiup. Sebuah rumah megah dengan pilar-pilar

Lebih terperinci

László Hankó: Kebahagiaan Marina

László Hankó: Kebahagiaan Marina 1 László Hankó: Kebahagiaan Marina Terjemahan: Mentari Siahaan Dahulu kala hiduplah seorang wanita muda dan cantik bernama Marina. Dia tinggal di sebuah gubuk kecil di tepi pantai bersama suaminya yang

Lebih terperinci

Sebuah kata teman dan sahabat. Kata yang terasa sulit untuk memasuki kehidupanku. Kata yang mungkin suatu saat bisa saja meninggalkan bekas yang

Sebuah kata teman dan sahabat. Kata yang terasa sulit untuk memasuki kehidupanku. Kata yang mungkin suatu saat bisa saja meninggalkan bekas yang Prolog Seorang teman atau bahkan lebih dari sekedar teman, ya tepatnya adalah sahabat? Apa yang kalian tau tentang teman ataupun sahabat? Dua kata yang hampir serupa, namum mempunyai arti begitu berbeda

Lebih terperinci

Trainers Club Indonesia Surabaya Learning Forum episode 28. Rabu 29 Juli 2009 WILLEM ISKANDAR

Trainers Club Indonesia Surabaya Learning Forum episode 28. Rabu 29 Juli 2009 WILLEM ISKANDAR WILLEM ISKANDAR Willem Iskandar adalah penulis terkenal dari Sumatra Utara, Indonesia. Ia menulis puisi dan buku-buku sekolah. Ia tertarik untuk mengajar dan belajar. Ia adalah seorang Sumatra pertama

Lebih terperinci

Sepasang Sayap Malaikat

Sepasang Sayap Malaikat Sepasang Sayap Malaikat Mereka sepasang sayap terbang ke awan-awan ingatan pemiliknya memilih menapak tanah, menikah dengan gadis pujaan. Setahun lalu, ia bertemu seorang gadis di sebuah kebun penuh air

Lebih terperinci

BAB 9 Pekerjaan Pertama

BAB 9 Pekerjaan Pertama BAB 9 Pekerjaan Pertama Berjalan pelan mendekati sebuah gerbang besar yang berdiri di depanku. Aku keluar dari area hutan dan makin mendekati wilayah kekaisaran ini. Masuk melalui gerbang ini, pandanganku

Lebih terperinci

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Lampiran Ringkasan Novel KoKoro Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Kamakura menjadi sejarah dalam kehidupan keduanya. Pertemuannya dengan sensei merupakan hal yang

Lebih terperinci

BAGIAN PERTAMA. Kumpulan Kisah-Kisah Hikmah

BAGIAN PERTAMA. Kumpulan Kisah-Kisah Hikmah BAGIAN PERTAMA Kumpulan Kisah-Kisah Hikmah 2 MOTIVASI HIKMAH 1 Cinta Sang Wanita Penghibur Apakah ada di dunia ini orang tua yang rela menghancurkan hidup anak kandungnya? Apa kau tahu rasanya hidup terkatung-katung

Lebih terperinci

Angin senja terasa kencang berembus di antara

Angin senja terasa kencang berembus di antara Bab I Angin senja terasa kencang berembus di antara gedung-gedung yang tinggi menjulang. Di salah satu puncak gedung tertinggi, terlihat sebuah helikopter berputar di tempat, berusaha untuk mempertahankan

Lebih terperinci

Kalau kau mendengar sesuatu, itu akan hanya memudar dan menjadi bagian dari latar belakang.

Kalau kau mendengar sesuatu, itu akan hanya memudar dan menjadi bagian dari latar belakang. Induksi Jika aku mengatakan kepadamu, lihatlah seekor burung merah, dapatkah kau melihatnya untukku? Lihatlah setangkai bunga kuning. Lihatlah sebuah mobil biru. Lihatlah seekor anjing dan seekor kucing.

Lebih terperinci

Bagian 1 : Tak Kan Kubiarkan Kau Merebutnya Dariku!

Bagian 1 : Tak Kan Kubiarkan Kau Merebutnya Dariku! Bagian 1 : Tak Kan Kubiarkan Kau Merebutnya Dariku! Mesin mobil sudah mati beberapa menit yang lalu, tapi Zhara masih duduk diam dibelakang kemudi. Sibuk menenangkan debar jantungnya, berusaha untuk bisa

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.2

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.2 SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.2 1. Dia sudah diperingatkan supaya jangan keluar dari lingkaran, tetapi dia tetap nekat. Saat kelinci sadar, dia melihat Singa

Lebih terperinci

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com LUCKY_PP UNTUKMU Yang Bukan Siapa-Siapa Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com UNTUKMU Yang Bukan Siapa-Siapa Oleh: Lucky_pp Copyright 2014 by Lucky_pp Desain Sampul: Ii dan friend Diterbitkan

Lebih terperinci

TEKNIK EDITING DALAM FILM BELENGGU

TEKNIK EDITING DALAM FILM BELENGGU TEKNIK EDITING DALAM FILM BELENGGU Scene 36 Scene 41 Untuk memenuhi tugas mata kuliah Penyuntingan Digital II Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn Disusun Oleh Nopsi Marga Handayani 14148118 Angga

Lebih terperinci

BAB 1 AKU DAN PULAU PISANG

BAB 1 AKU DAN PULAU PISANG BAB 1 AKU DAN PULAU PISANG Jari ini berjalan begitu saja, seiring angan yang tidak pernah berhenti berharap. Merasa sebuah mimpi yang tidak pernah akan terwujud, harapan yang tidak pernah akan tercapai.

Lebih terperinci

SATU. Plak Srek.. Srek

SATU. Plak Srek.. Srek SATU Plak Srek.. Srek Kertas coklat bertuliskan WANTED itu terlepas dari dinding tempat ia tertempel tadi. Tejatuh ke lantai yang juga terbuat dari kayu. Sehingga gambarnya orang bertopi besar mirip pembungkus

Lebih terperinci

Ayo, minum, katanya seolah mengajaknya ikut minum bersamanya.

Ayo, minum, katanya seolah mengajaknya ikut minum bersamanya. Keledai Cerpen Dedy Tri Riyadi (Koran Tempo, 6 April 2014) LELAKI tua itu memandang ke arah jalan yang ramai di luar jendela. Di jalanan, entah karena apa, banyak sekali orang seperti sedang menunggu sesuatu

Lebih terperinci

ROSE PAPPER AND BLOODY LILY Part 1

ROSE PAPPER AND BLOODY LILY Part 1 ROSE PAPPER AND BLOODY LILY Part 1 Sinar matahari siang ini begitu terik hingga sanggup menembus setiap celah kain berlapis yang menutupi kulit setiap orang yang menantangnya. Langkah Guri semakin cepat

Lebih terperinci

BAB II RINGKASAN CERITA. sakit dan mengantarkan adik-adiknya ke sekolah. Karena sejak kecil Lina

BAB II RINGKASAN CERITA. sakit dan mengantarkan adik-adiknya ke sekolah. Karena sejak kecil Lina BAB II RINGKASAN CERITA Ada dua kewajiban yang paling di benci Lara yang harus di lakukannya setiap pagi. Lara harus mengemudi mobil ayahnya yang besar dan tua ke rumah sakit dan mengantarkan adik-adiknya

Lebih terperinci

AKU AKAN MATI HARI INI

AKU AKAN MATI HARI INI AKU AKAN MATI HARI INI Cerpen Ardy Kresna Crenata AKU BELUM TAHU DENGAN CARA APA AKU AKAN MATI. Apakah mengiris nadi dengan pisau akan menyenangkan? Atau memukul-mukul tengkorak dengan batu akan jauh lebih

Lebih terperinci

Intro. Cupve - Izzi - Guardian

Intro. Cupve - Izzi - Guardian Intro Cahaya putih bersinar terang. Di ikuti bau yang begitu harum. Dari sebuah bola cahaya muncul sosok bersayap, dengan kaki-kaki yang lentik, tangan yang mungil tapi kuat, mata penuh dengan cinta dan

Lebih terperinci

Dia juga membawa belati, dan lebih dari satu kantong kulit kecil, tentu saja di dalamnya terisi senjata rahasia.

Dia juga membawa belati, dan lebih dari satu kantong kulit kecil, tentu saja di dalamnya terisi senjata rahasia. erti anak keluarga kaya, dia memakai baju musim semi dengan lengan ketat warna biru kehijauan, baju model ini sangat di benci oleh para pendekar, walau para pendekar diam-diam juga sangat menikmati baju

Lebih terperinci

Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali:

Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali: Noand Hegask Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali: Kisah-kisah pendek dan sajak rumpang Diterbitkan melalui: Nulisbuku.com Darah Biasanya keluar rumah Saat tengah malam Sambil menangis Hanya

Lebih terperinci

Bab 6. Persahabatan. M e n u U t a m a. Peta Konsep. M e n u T a m b a h a n. Persahabatan. Memahami cerita dan teks drama. Bertelepon dan bercerita

Bab 6. Persahabatan. M e n u U t a m a. Peta Konsep. M e n u T a m b a h a n. Persahabatan. Memahami cerita dan teks drama. Bertelepon dan bercerita Bab 6 Persahabatan M e n u U t a m a Peta Konsep Persahabatan dibahas Memahami cerita dan teks drama Bertelepon dan bercerita Memahami teks Menulis paragraf dan puisi fokus fokus fokus fokus Membaca teks

Lebih terperinci

Penerbit PT Elex Media Komputindo

Penerbit PT Elex Media Komputindo the the Penerbit PT Elex Media Komputindo The Goddess Test by Aimée Carter Copyright 2011 by Aimée Carter Published by the arrangement with Harlequin Book S.A. and Maxima Creative Agency. The Goddess Test

Lebih terperinci

Untungnya dia sudah tahu sifat racunnya, jadi dia sudah menyiapkan obat penawarnya.

Untungnya dia sudah tahu sifat racunnya, jadi dia sudah menyiapkan obat penawarnya. tidak tahan lagi, kepalanya pusing, kaki dan tangan mati rasa. Untungnya dia sudah tahu sifat racunnya, jadi dia sudah menyiapkan obat penawarnya. Di dalam rerumputan yang tertutup rapat, dengan aman dia

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Manusia Api

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Manusia Api Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Manusia Api Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh : Lazarus Disadur oleh: E. Frischbutter Diterjemahkan oleh: Widi Astuti

Lebih terperinci

IBU - seorang ibu beranak 1 berumur 30 tahun, berkulit putih, rambut hitam pendek - berjalan menuju sebuah BUKU.

IBU - seorang ibu beranak 1 berumur 30 tahun, berkulit putih, rambut hitam pendek - berjalan menuju sebuah BUKU. INT. GUDANG - MALAM IBU - seorang ibu beranak 1 berumur 30 tahun, berkulit putih, rambut hitam pendek - berjalan menuju sebuah BUKU. Ibu meniup permukaan buku. Debu berterbangan. Glittering particle membentuk

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Manusia Api

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Manusia Api Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Manusia Api Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh : Lazarus Disadur oleh: E. Frischbutter Diterjemahkan oleh: Widi Astuti

Lebih terperinci

Batu yang Menjadi Roti

Batu yang Menjadi Roti Batu yang Menjadi Roti Berikut ini adalah kisah tentang Tuhan Yesus dan para murid-nya. Kisah ini hanya sebuah kiasan, ceritanya sendiri tidak tertulis dalam Injil mana pun. Oleh karenanya kisah ini hanya

Lebih terperinci

Raja Langit, Raja Bumi, dan Putri Bulan Kisah dari Sulawesi Selatan

Raja Langit, Raja Bumi, dan Putri Bulan Kisah dari Sulawesi Selatan Raja Langit, Raja Bumi, dan Putri Bulan Kisah dari Sulawesi Selatan Kisah ini mengajarkan dua hal: Pertama, bahwa setiap peperangan yang dikobarkan oleh rasa iri dan benci hanya akan menghancurkan semua

Lebih terperinci

Segera jemput dia di bandara! Dan bawa kemari! Awas, jika dia melarikan diri! Siap, Pak! ~1~ Bandara Soekarno Hatta, am. Pesawat dari Singapura

Segera jemput dia di bandara! Dan bawa kemari! Awas, jika dia melarikan diri! Siap, Pak! ~1~ Bandara Soekarno Hatta, am. Pesawat dari Singapura Segera jemput dia di bandara! Dan bawa kemari! Awas, jika dia melarikan diri! Siap, Pak! ~1~ Bandara Soekarno Hatta, 11.30 am. Pesawat dari Singapura baru saja mendarat. Kau tahu siapa yang kita tunggu?

Lebih terperinci

Loyalitas Tak Terbatas

Loyalitas Tak Terbatas Loyalitas Tak Terbatas Agra Utari Saat orang bertanya pada saya, Hal favoritmu di dunia ini apa, Gra? Saya selalu dengan pasti menjawab, Anjing. Ya, saya sangat cinta dengan makhluk berkaki empat ini.

Lebih terperinci

Kehidupan itu terlalu penuh dengan kebahagian bagi orang yang menyadarinya Tommy membaca kalimat terakhir dari sebuah novel yang diterbitkan melalui

Kehidupan itu terlalu penuh dengan kebahagian bagi orang yang menyadarinya Tommy membaca kalimat terakhir dari sebuah novel yang diterbitkan melalui Kehidupan itu terlalu penuh dengan kebahagian bagi orang yang menyadarinya Tommy membaca kalimat terakhir dari sebuah novel yang diterbitkan melalui salah satu blog yang sudah lama ia ikuti. Blog yang

Lebih terperinci

Suara alunan piano terdengar begitu lembut

Suara alunan piano terdengar begitu lembut Suara alunan piano terdengar begitu lembut mengalun. Beberapa pelayan hilir mudik mengitari para tamu, dengan membawa nampan berisi minuman dengan berbagai macam jenisnya. Beberapa orang berkumpul berkelompok,

Lebih terperinci

Puzzle-Puzzle Fiksi. Inilah beberapa kisah kehidupan yang diharapkan. menginspirasi pembaca

Puzzle-Puzzle Fiksi. Inilah beberapa kisah kehidupan yang diharapkan. menginspirasi pembaca Puzzle-Puzzle Fiksi Inilah beberapa kisah kehidupan yang diharapkan menginspirasi pembaca JULIE 2 Akhirnya Buku Ini Milikku Aku tidak menghiraukan panasnya matahari di siang hari ini. Aku tetap berlari

Lebih terperinci

- Sebuah Permulaan - - Salam Perpisahan -

- Sebuah Permulaan - - Salam Perpisahan - - Sebuah Permulaan - - Salam Perpisahan - Aku bertemu denganmu lengkap dengan salam perkenalan. Senyummu membaur dengan karamel panas yang kau suguhkan. Katamu cuaca cukup dingin jika hanya duduk diam

Lebih terperinci

Entahlah, suamiku. Aku juga tidak pernah berbuat jahat dan bahkan selalu rajin beribadah, jawab sang isteri sambil menahan air mata.

Entahlah, suamiku. Aku juga tidak pernah berbuat jahat dan bahkan selalu rajin beribadah, jawab sang isteri sambil menahan air mata. Hikayat Cabe Rawit Alkisah, pada zaman dahulu hiduplah sepasang suami-isteri di sebuah kampung yang jauh dari kota. Keadaan suami-isteri tersebut sangatlah miskin. Rumah mereka beratap anyaman daun rumbia,

Lebih terperinci

Sayangnya, bukan karena faktor-faktor positifnya. Gang Eyeri-Headburry terkenal sebagai gang terkumuh di kota Headburry. Terkotor, terbobrok, dan

Sayangnya, bukan karena faktor-faktor positifnya. Gang Eyeri-Headburry terkenal sebagai gang terkumuh di kota Headburry. Terkotor, terbobrok, dan Eyeri Headburry Suasana kota kecil itu tetap ramai walaupun pada malam hari. Orang-orang lalu-lalang sambil membawa belanjaan mereka. Mobil-mobil sibuk membunyikan klakson, menyelipkan posisinya satu sama

Lebih terperinci

JUDUL FILM: Aku Belum Mati tapi Tidak Hidup

JUDUL FILM: Aku Belum Mati tapi Tidak Hidup JUDUL FILM: Aku Belum Mati tapi Tidak Hidup 1. EXT. Pinggrian Rel Kereta Api (Siang) BEJO, seorang anak laki-laki berusia 24 tahun, berjalan menyusuri rel sepulang dari bekerja mengais rupiah di jalanan,

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Daud si Anak Gembala

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Daud si Anak Gembala Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Daud si Anak Gembala Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh : Lazarus Disadur oleh: Ruth Klassen Diterjemahkan oleh: Widi

Lebih terperinci

yang berbentuk datar bagian atasnya dengan sebuah ukiran kepala singa. Mereka yang berada di ruangan sudah berdiri di atas shinéga sejak dari tadi.

yang berbentuk datar bagian atasnya dengan sebuah ukiran kepala singa. Mereka yang berada di ruangan sudah berdiri di atas shinéga sejak dari tadi. Prolog Orion mempercepat langkah kakinya, baju perang yang dikenakannya membuat langkah kakinya menjadi berat, suaranya menggema di lorong gua, bergema dengan cepat seiring dengan langkah kaki yang dia

Lebih terperinci

YUNUS. 1 Yunus 1. Yunus menolak perintah ALLAH untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe

YUNUS. 1 Yunus 1. Yunus menolak perintah ALLAH untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe 1 Yunus 1 YUNUS 1P Yunus menolak perintah ALLAH untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe ada zaman dulu ada seorang nabi di Israel bernama Yunus. Bapak dari Yunus bernama Amitai. ALLAH memberikan

Lebih terperinci

Ditatapnya sebuah batu cukup besar didekat kolam. Air yang tampak jernih hingga pantulan cahaya matahari yang masih remang bisa dengan mudah

Ditatapnya sebuah batu cukup besar didekat kolam. Air yang tampak jernih hingga pantulan cahaya matahari yang masih remang bisa dengan mudah Hitam-Putih Hari yang masih sunyi, disaat matahari baru saja beranjak dari tempat tidurnya yang menyembunyikan cahayanya dengan berselimutkan langit malam. Flynn hari ini pun terbangun pagi sekali. Membuka

Lebih terperinci

Pengembara yang Tersesat

Pengembara yang Tersesat Pengembara yang Tersesat Oleh: U Sikkhānanda (Andi Kusnadi) Dahulu kala ada seorang pengembara yang sering berpergian dari kota yang satu ke kota yang lainnya. Suatu ketika karena waktu yang sangat terbatas,

Lebih terperinci

Aira Arsitha THE DARKA LAIA. Pertarungan Belum Selesai. Penerbit Gia Book Community

Aira Arsitha THE DARKA LAIA. Pertarungan Belum Selesai. Penerbit Gia Book Community Aira Arsitha THE DARKA LAIA Pertarungan Belum Selesai Penerbit Gia Book Community Prolog Auranya... Kau lihat..??? Dia yang disapa itu memicingkan mata. Tatapannya menghujam ke arah gadis kecil berkuncir

Lebih terperinci

Siang itu terasa sangat terik, kami merasa lelah

Siang itu terasa sangat terik, kami merasa lelah SATU Siang itu terasa sangat terik, kami merasa lelah sekali. Namaku Reginia, Nia begitu sapaan orang-orang kepadaku. Aku dan suamiku Santoso baru saja pindah rumah. Maklum saja, aku dan Santoso adalah

Lebih terperinci

Surat Cinta Untuk Bunda Oleh : Santi Widiasari

Surat Cinta Untuk Bunda Oleh : Santi Widiasari Surat Cinta Untuk Bunda Oleh : Santi Widiasari Namaku nanda, lengkapnya Nanda Prastika. Aku tinggal di sebuah desa bersama seorang wanita paruhbaya yang biasa aku panggil dengan sebutan emak ijah. Hidup

Lebih terperinci

(Matius 28:18-20, Kisah 1:8b)

(Matius 28:18-20, Kisah 1:8b) (Matius 28:18-20, Kisah 1:8b) Kita tidak diminta Tuhan Yesus datang ke gereja dengan konsep 4 D. Apa maksudnya? 4 D itu adalah Datang, Duduk, Diam, Dengar, tetapi kita perlu 4 P, apa itu? Pikirkan baik-baik,

Lebih terperinci

PERANCANGAN FILM KARTUN SINOPSIS DAN NASKAH FILM PENDEK (POLA C.VOLGER) Ujian MID Perancangan film kartun

PERANCANGAN FILM KARTUN SINOPSIS DAN NASKAH FILM PENDEK (POLA C.VOLGER) Ujian MID Perancangan film kartun PERANCANGAN FILM KARTUN SINOPSIS DAN NASKAH FILM PENDEK (POLA C.VOLGER) Ujian MID Perancangan film kartun Disusun Oleh : Luthfi Asrori (11.21.0573) JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA

Lebih terperinci

Sayang berhenti menangis, masuk ke rumah. Tapi...tapi kenapa mama pergi, Pa? Masuk Sayang suatu saat nanti pasti kamu akan tahu kenapa mama harus

Sayang berhenti menangis, masuk ke rumah. Tapi...tapi kenapa mama pergi, Pa? Masuk Sayang suatu saat nanti pasti kamu akan tahu kenapa mama harus SATU Love is that condition in which the happiness of another person is essential to your own - ROBERT A. HEINLEIN Kenapa Mama harus pergi? tanya seorang anak berusia sekitar delapan tahun. Mama harus

Lebih terperinci

1. Aku Ingin ke Bandung

1. Aku Ingin ke Bandung 1. Aku Ingin ke Bandung Malam ini terasa berbeda, apa yang aku dengar terasa bagaikan bisikan dari masa lalu yang tak akan pernah mendatangi kehidupanku. Aku ingin ke Bandung hatiku berbisik pelan tapi

Lebih terperinci

dak. Dia harus bisa merebut kembali daftar nama itu hal itu baru bisa membuktikan..." "Permintaan Nona terlalu banyak!" "Permintaanku tidak banyak.

dak. Dia harus bisa merebut kembali daftar nama itu hal itu baru bisa membuktikan... Permintaan Nona terlalu banyak! Permintaanku tidak banyak. dak. Dia harus bisa merebut kembali daftar nama itu hal itu baru bisa membuktikan..." "Permintaan Nona terlalu banyak!" "Permintaanku tidak banyak. Dia sanggup melakukan permintaanku." "Aku harus jujur

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Cerita 19 dari 60.

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Cerita 19 dari 60. Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Daud si Anak Gembala Penulis: Edward Hughes Digambar oleh: Lazarus Diterjemahkan oleh: Widi Astuti Disadur oleh: Ruth Klassen Cerita 19 dari 60 www.m1914.org Bible

Lebih terperinci

SHIN HAIDO THE FINNEGANS SHADOWS #1. Penerbit FD Company IVAN DE FINNEGAN

SHIN HAIDO THE FINNEGANS SHADOWS #1. Penerbit FD Company IVAN DE FINNEGAN SHIN HAIDO THE FINNEGANS SHADOWS #1 IVAN DE FINNEGAN Penerbit FD Company The Finnegans Shadows #1 Ivan De Finnegan Oleh: Shin Haido Copyright 2013 by Shin Haido Penerbit FD Company Desain Sampul: Picture

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (5/6)

Siapakah Yesus Kristus? (5/6) Siapakah Yesus Kristus? (5/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus Memiliki Semua Kuasa dan Penakluk Kematian Kode Pelajaran : SYK-P05 Pelajaran 05 - YESUS MEMILIKI SEMUA KUASA

Lebih terperinci

Yang Mencinta dalam Diam

Yang Mencinta dalam Diam Yang Mencinta dalam Diam Aku melihat sebuah abstrak dengan gambar batu-batu cantik menyerupai sebuah rumah, lengkap dengan air-air jernih dibatu-batu tersebut, mereka mengalir dan bergerak sebebas-bebasnya,

Lebih terperinci

YUNUS. 1 7/15/15 Yunus 1. Yunus menolak perintah Allah untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe

YUNUS. 1 7/15/15 Yunus 1. Yunus menolak perintah Allah untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe 1 7/15/15 Yunus 1 YUNUS Yunus menolak perintah Allah untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe 1 Pada jaman dahulu, ada seorang nabi di Israel yang bernama Yunus. Ayahnya bernama Amitai. ALLAH memberi

Lebih terperinci

Air mataku berlinang-linang sewaktu dokter mengatakan

Air mataku berlinang-linang sewaktu dokter mengatakan Bagian I 1 2 Air mataku berlinang-linang sewaktu dokter mengatakan keputusasaannya untuk mengobatiku. Aku ingat benar bagaimana harapanku dulu untuk sembuh di dalam rawatannya seperti pasien-pasien yang

Lebih terperinci

Dimana hati? Ia mati ketika itu juga..

Dimana hati? Ia mati ketika itu juga.. Awal sebuah cerita adalah kegelisahan Aku khawatir perut ini terus terisi, namun kepalaku tak lagi penasaran dengan maksud adanya kehidupan. Dimana hati? Ia mati ketika itu juga.. Gusarnya Angin Sore menjelang

Lebih terperinci

Belajar Memahami Drama

Belajar Memahami Drama 8 Belajar Memahami Drama Menonton drama adalah kegiatan yang menyenangkan. Selain mendapat hiburan, kamu akan mendapat banyak pelajaran yang berharga. Untuk memahami sebuah drama, kamu dapat memulainya

Lebih terperinci

Di Unduh dari : Bukupaket.com

Di Unduh dari : Bukupaket.com bab 5 kejujuran gambar 5.1 tesa sedang berkumpul dengan teman temannya lihatlah gambar di atas tesa sedang berkumpul dengan teman temannya tentu kalian juga sering melakukannya setiap hari kita bergaul

Lebih terperinci

Dengan berhati-hati dan waspada Kyai Singoprono mengelilingi sawahnya, dan Kyai Singoprono merasa tentram, sebab tanamannya tak satupun yang rusak.

Dengan berhati-hati dan waspada Kyai Singoprono mengelilingi sawahnya, dan Kyai Singoprono merasa tentram, sebab tanamannya tak satupun yang rusak. ASAL MULA NAMA SIMO Sawah dan ladang milik Kyai Singoprono subur dengan hasil melimpah ruah, namun kesemuanya itu merupakan hasil kerja keras dan doa yang senantiasa menghiasinya. Suatu malam yang cerah,

Lebih terperinci

wanita dengan seribu pesona yang ada disebelahku. Terkadang Rini berteriak dan memeluk erat lenganku. Lucu rasanya jika memikirkan setiap kali ia

wanita dengan seribu pesona yang ada disebelahku. Terkadang Rini berteriak dan memeluk erat lenganku. Lucu rasanya jika memikirkan setiap kali ia PERSPEKTIF TERBALIK Namaku Aji. Aku hanyalah seorang remaja biasa dengan penampilan yang tak kalah biasa. Kehidupan sosial ku pun bisa dibilang biasa-biasa saja. Bahkan aku belum menuai apapun di kehidupanku.

Lebih terperinci

Negeri Peri Di Tengah Hutan

Negeri Peri Di Tengah Hutan Negeri Peri Di Tengah Hutan EXT. Desa Terpencil. Pagi Hari Disebuah desa hiduplah seorang anak perempuan yang lugu, yang bernama. Ia senang sekali bermain ditepi hutan. Namun ibunya sebenarnya melarangnya.

Lebih terperinci

Level 3 Pelajaran 5. PENGANIAYAAN Oleh Don Krow

Level 3 Pelajaran 5. PENGANIAYAAN Oleh Don Krow Level 3 Pelajaran 5 PENGANIAYAAN Oleh Don Krow Di Matius 10:16-23, Yesus ingin mempersiapkan murid-muridnya untuk menghadapi oposisi (perlawanan); Dia ingin memberitahu mereka bahwa akan muncul perlawanan.

Lebih terperinci