bertiga di sisi jalan seperti gemetar ketakutan, dia lalu lari mengejar.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "bertiga di sisi jalan seperti gemetar ketakutan, dia lalu lari mengejar."

Transkripsi

1 ebelah telapaknya menyerang, mencoba memukul pada dada Fu Ke-wei, tenaga dalamnya seperti air bah menerjang. Fu Ke-wei tidak menangkis, dia melayang mundur satu zhang lebih, sambil tertawa keras langsung lari ke dalam hutan. Hoa-fei-hoa yang kembali datang menerkam, hampir saja jarinya mengenai Niu Lang-xing yang ada dihadapannya, Niu Lang-xing terkejut sampai mengeluarkan keringat dingin. Tenaga jari Hoa-fei-hoa bisa melukai orang dari jarak satu zhang tujuh delapan che, sangat menakutkan. "Jangan sampai dia lolos." Hoa-fei-hoa cepat berteriak, setelah melihat Ouw Yu-zhen bertiga di sisi jalan seperti gemetar ketakutan, dia lalu lari mengejar. "Nona, bawa pedang..." Pelayan wanita yang menyamar wanita tua kampung cepatcepat berteriak, mengambil pedang yang ada didalam bungkusan di atas punggung keledai. Sepasang Bintang Perak sangat gelisah, mereka tidak ada waktu mengambil pedangnya, mereka bersama-sama langsung lari mengejar, sedang bayangan punggung Hoa-feihoa sudah berada jauh tiga puluh langkah lebih, kecepatannya sulit dibayangkan. Satu-satu nya cara adalah membunuh orang untuk membungkam mulut, bagaimana tidak terburu-buru mengikuti mengejar? Mereka sudah tidak ada pilihan lain. Pelayan wanita itu menuntun dua ekor keledai, juga cepat-cepat mengikuti mengejar. "Ternyata dua orang ini adalah sumber mala petaka, yang membuat aku hampir saja terbunuh di kuil dewa tanah, ayo kita cepat pergi membantu!" Xie-shen berteriak pelan. "Tunggu!" Ouw Yu-zhen mengulur tangan menarik lengan baju dia, "Tuan sengaja memancing mereka pergi, pasti ada maksudnya, kita pelan-pelan saja mengikuti." "Melihat tampang tuan muda yang jujur, siapa yang menyangka begitu nakal, sungguh tidak mirip sekali." Kata

2 Nie-sha-yin-hoa tertawa. Semua orang segera melintas gunung mengikuti. Ilmu meringankan tubuh ketiga orang ini hebat-hebat, tapi Hoa-fei-hoa lebih hebat lagi, dia bergerak seperti angin kencang yang cepat sekali.. Tapi dibandingkan gerakan Fu Ke Wei, mereka tetap saja masih kalah, begitu mengejar masuk ke dalam hutan, di depan sudah tidak terlihat ada benda yang bergerak, hutannya kosong dan tenang, orangnya telah menghilang! Hoa-fei-hoa jadi bengong, tidak tahu harus mengejar ke arah mana? "Sudah, tidak bisa dikejar lagi nona Hoa." Niu Lang-xing tiba dengan nafas terengah-engah, dengan hati sedikit gentar dia berkata, "bocah ini seperti setan, gerakan tubuhnya tidak menentu, setiap saat dia bisa melepaskan diri dari kita, dapat terkejar juga kita tidak dapat berbuat apa apa, meski kita berempat maju bersama juga tidak dapat mengalahkan dia, lepaskan saja!" "Bagaimana bisa tidak dikejar?" kata Hoa-fei-hoa masih penasaran, "jika dia menyebarkan berita, rencana kita pergi ke benteng Zhang-feng menagih hutang pasti akan gagal total, kita harus membunuh untuk menutup mulutnya." "Tapi..." "Tidak ada tapi, kita bagi ke beberapa arah, masuk kehutan mencarinya." Zhi Nu-xing sudah sampai, tidak lama pelayan wanita Hoafei-hoa juga tiba dengan menuntun dua ekor keledai kecil, empat orang itu membagi diri mencari ke dalam hutan. Jika orang yang dikejar berniat melarikan diri, mungkin sudah lari sejauh sepuluh li lebih. Begitu empat orang itu keluar dari hutan, di depannya ada lapangan rumput seluas satu li lebih, tertanam banyak rumpun pohon pendek, Fu Ke-wei sedang berdiri dengan santainya di lapangan rumput tujuh delapan zhang dari hutan, di tangannya memegang satu tongkat kayu sepanjang empat che. "Kemarilah! menghadapi orang yang akan mengeroyok di sana

3 kurang menguntungkan." Teriak Fu Ke-wei pada Hoa-feihoa yang pertama muncul, "kuakui kalian ini hebat, tapi aku tidak bisa terima, disini aku akan menemani kalian bermain dua-tiga hari, cukup untuk menunggu Satu Pedang Dunia ketua benteng Xi kembali melakukan perhitungan dengan kalian." Empat orang itu pelan-pelan maju, berdiri berdampingan di depan Fu Ke-wei, sepertinya tidak berniat mengepung dan mengeroyok dia. "Siapa kau?" tanya Hoa-fei-hoa dengan nada dalam, dia tidak terburu buru lagi. "Kenapa kau perdulikan siapa aku? Aku kan tidak mengganggu kalian!" suara dia besar sekali, "aku berjalan tidak mengganggu orang, malah Kalian seperti kesurupan, tanpa alasan menyerang mau merampok, lebih galak dari pada perampok. Aneh! Kalian seperti timbul kesenangan jadi seperti anjing gila, sembarangan menggigit orang!" "Jangan main-main di depanku!" Hoa-fei-hoa berteriak marah, "kau kenal kami, tahu asal-usul kami, aku ingin tahu asal usulmu." "Tidak perlu menanyakan asal-usul, bagaimana pun di antara kita tidak ada dendam atau permusuhan, paling baik seperti air sumur tidak mengganggu air sungai, aku tidak akan perdulikan perlakuan kurang ajar kalian terhadap aku." Katakata dia masuk akal, wajah yang ingin meredakan masalah tampak jelas, tapi di dalam perkataannya sangat keras, "jika kalian tidak mau berhenti, akibatnya tanggung sendiri." Hoa-fei-hoa adalah orang yang ternama di dunia persilatan, situasi seperti ini, juga tidak mengizinkan dia untuk mundur. "Kau tahu Satu Pedang Dunia?" Hoa-fei-hoa penasaran, terus mencari akal untuk bisa membuat dia bicara. "Orang yang berkelana di dunia persilatan, siapa yang tidak tahu Satu Pedang Dunia?" katanya dengan enteng, "benteng Zhang-feng dibangun oleh si tua brengsek itu, di pedalaman pegunungan Li-liang, dia sering membawa anak buahnya keluar dari benteng untuk berlagak, diam-diam menjadi perampok, dan merampok hartawan di berbagai tempat, sampai pemerintah juga harus sedikit mengalah pada dia!" "Mendengar nada pembicaraanmu, sepertinya sedikit pun tidak menghormat pada dia." "Kenapa aku harus menaruh hormat pada dia? Aku seorang persilatan biasa, tidak perlu berhubungan dengan orang besar ini." "Kau asal bicara saja, jelas kau adalah mata-matanya

4 benteng Zhang-feng yang hebat, kau tidak mati..." Belum habis suaranya terdengar, satu sinar kilat terbang keluar dari tangan kiri Hoa Bu Hoa. Sepasang Bintang Perak dan pelayannya, sepertinya sudah ada janji diam-diam dengan Hoa Bu Hoa, bersamaan waktu juga melepaskan senjata gelapnya, semua senjata itu mengarah ke Fu Ke-wei yang hanya berjarak dua zhang, siulan senjata gelap yang membelah angin bagi orang yang mendengar hatinya jadi dingin. Mereka semua adalah pesilat tinggi diantara pesilat tinggi, ilmu silatnya sangat hebat, senjata gelap yang digunakan pasti lebih keji, lebih menakutkan. Tubuh Fu Ke-wei berkelebat sekali, mendadak menghilang. Empat orang itu mengikuti senjata gelapnya ikut maju menerjang, tapi sesaat masih terlambat, empat macam senjata gelap tebang sejauh sepuluh zhang lebih, begitu tenaga lemparannya habis lalu jatuh ke dalam rumput, orang yang ikut di belakangnya, jadi menerjang tempat kosong. "Ha ha ha ha..." Sebuah tawa keras terdengar dari depan sisi hutan di belakang tubuh mereka, bayangan orang muncul, berkelebat sekali lagi, lalu kembali menghilang. Empat orang itu tidak sempat memungut kembali senjata gelapnya, masing-masing menggunakan ilmu meringankan tubuh yang hebat sekuat tenaga mengejar. Setelah mengejar setengah harian, hanya terlihat bayangan orang yang mendadak muncul mendadak menghilang, selalu tidak terkejar, terakhir bayangan itu hilang di dalam hutan. "Sudah, jangan di kejar lagi! Orang ini sengaja mempermainkan kita, perjalanan kita ke benteng Zhang-feng, akan mendapat banyak kesulitan." Hoa-fei-hoa terpaksa menyerah, dengan putus asa menghentikan langkahnya. "Mungkin dia bukan orangnya benteng Zhang-feng." Zhi Nu-xing berkata, "penjahat

5 keji yang berlindung di benteng Zhang-feng, tidak akan sembarangan keluar benteng. Anak buah kepercayaannya ketua benteng Xi memang adalah pesilat tinggi yang amat lihay, tapi pasti tidak ada yang sehebat orang ini. Nona Hoa, aku berani pastikan, perjalanan kita ke benteng Zhang-feng, orang ini bukan ancaman.'' Di belakang empat orang itu mendadak terdengar suara yang mengejek: "Aku memang bukan orang benteng Zhang-feng, hanya wanita yang paling cantik di dunia persilatan ini yang menuduh aku anak buahnya benteng Zhang-feng..." "Kau pantas mati..." Hoa-fei-hoa mendadak membalikan tubuh, terdengar suara keluarnya pedang, tubuh dan pedang menjadi satu mendadak menyerang dengan cepat, hawa pedang yang menusuk tulang mendadak muncul, dia telah mengerahkan seluruh kekuatannya, dia ingin saat lawan tidak siap, melakukan satu serangan mematikan. "Hemm..." Fu Ke-wei membentak, tongkat kayunya diayunkan, kecepatannya membuat orang tidak bisa melihat, buug... satu suara miring mengenai badan pedang, tapi kulit kayu itu sedikitpun tidak rusak. Hoa-fei-hoa melayang miring delapan che, dia terkejut sekali! Pedangnya dipukul keluar oleh tongkat kayu, getarannya sangat kuat sekali, walau bukan seorang ahli, dia tahu tenaga dalam kedua belah pihak berbeda jauh, tenaga aneh yang keluar dari tongkat kayu, sedikit pun tidak terpengaruh oleh hawa pedang. Fu Ke-wei melangkah satu langkah kesamping, dia juga di dalam hati merasa terkejut. Dalam pukulannya tadi dia telah menyalurkan tenaga dalamnya, dalam perkiraannya dia bisa memukul lepas pedang dari tangan lawannya, malah bisa memukul patah pedangnya, tapi di luar dugaan dua perkiraan ini satu pun tidak terjadi. "Tampaknya aku telah salah menilai ilmu silatmu. Tidak aneh di dalam situasi dunia yang bergolak, pesilat tinggi yang memenuhi dunia persilatan, kau bisa dengan leluasa bertindak, dengan lancarnya mendapatkan posisi yang baik, kau sudah punya kedudukan di dunia

6 persilatan, apakah kau bisa sebagai seorang pesilat tinggi ternama, bertarung dengan aku satu lawan satu?" kata Fu Ke-wei dengan serius. "Ini..." "Ha ha ha ha...apa ingin mengeroyok? disini ada kami bertiga, jadi empat lawan empat, kita bermain-main bersama." Dari dalam hutan melangkah keluar Xieshen dan Ouw Yuzhen, Nie-sha-yin-hoa, "Hoa-fei-hoa, jujur saja aku katakan, kalian masih belum pantas bermain pedang di hadapan majikan kami, hematlah tenaga kalian! Aku katakan sebuah nasihat yang tidak enak didengar, jika kalian pergi ke benteng Zhang-feng pasti tidak akan bisa hidup, di bawah perintah Satu Pedang Dunia, mereka tidak akan bertarung satu lawan satu dengan kalian, dia akan menggunakan tembok manusia menindih mati kalian. Kalian bermain kucing menangkap tikus dengan dia, tidak tahu telah berapa banyak mengorbankan nyawa tidak berdosa, majikan kami seharusnya menyembelih kalian, supaya tidak mengorbankan i iyawa yang tidak berdosa lainnya." Tentu saja di dalam hati Xie-shen mengerti, Fu Ke-wei tidak bisa, juga tidak mungkin menyembelih empat orang ini, mengatakan kesal adalah satu hal, berkata aturan satu hal lainnya. Orang benteng Zhang-feng dengan keji membunuh orang tidak berdosa, tidak seharusnya empat orang ini yang bertanggungjawab. Di dunia ini melakukan hal apa saja, selalu tidak bisa terhindar akan melibatkan orang lain, mana bisa dosanya dijatuhkan pada kelompok Hoa-fei-hoa? Walau Xie-shen bertiga adalah orang ternama di dunia persilatan, tapi terhadap tiga orang ini kelompok Hoa-fei-hoa hanya mendengar nama tidak pernah bertemu muka, sehingga, tidak bisa melihat asal-usul orang yang datang ini. Tapi dari kata-katanya Xie-shen tadi, mereka mengerti satu hal, Fu Ke-wei adalah majikannya tiga orang ini. "Ternyata kau punya teman, kau memancing kami datang kesini, apa maksudnya?" "Aku dengan tegas menolak tuduhan tanpa alasan itu." Fe Ke Wei tertawa, "kalian terlebih dulu mempermainkan aku, karena aku takut di jalan raya akan menggegerkan masyarakat, baru aku lari kesini membicarakan dengan kalian. Nona, kita tidak ada permusuhan atau

7 dendam, sedikit salah paham ini, diakhiri saja ok?" "Kau dengan sengaja mempermainkan aku, aku bersumpah salah satu dari kita harus mati, ambil pedangmu, kita bertarung siapa yang hidup atau mati?" Pedang Hoa-fei-hoa mulai mendengung tidak biasa. Nie-sha-yin-hoa melangkah maju, mencabut pedang dan diberikan pada Fu Ke-wei. "Tuan, jangan terlalu mempermalukan dia." Kata Nie-shayin-hoa dengan pelan. "Baiklah! Aku mau lihat seluruh kemampuanmu." Kata Fu Ke-wei membuang tongkat kayu dan menerima pedang, "aku mau lihat kau wanita ternama yang menggemparkan dunia persilatan ini, sebenarnya mengandalkan apa sampai bisa mendapat kedudukan dan nama seperti sekarang ini." Dia pelan menggetarkan pedang, pedangnya samar-samar mengeluarkan suara dengungan. Terkenalnya Hoa-fei-hoa lebih lambat satu tahun dari pada Fu Ke-wei, kedua belah pihak baru kali ini bertemu muka, namun Hoa-fei-hoa tidak tahu asal-usul lawannya, malah mengira dia adalah anak muda yang baru turun gunung? "Aku pasti akan menyembelihmu." Kata Hoa-fei-hoa dengan galaknya, lalu dia mengangkat pedang pelan-pelan mendesak maju. "Tapi aku tidak ada selera menyembelihmu, kau juga tidak bisa menyembelih aku." Dia dengan wajah berkelakar merubah posisinya, pedangnya tidak diangkat, "aku tahu senjata rahasiamu sangat lihay, tapi kali ini kau paling bagus jangan berharap dengan senjata rahasiamu, karena kau tidak akan ada kesempatan menggunakannya, sekali membagi konsentrasi, maka kau akan mati, terima ini!" Begitu teriakan keluar dari mulutnya, pedangnya mendadak berobah menjadi sebuah sinar, tanpa takut masuk menyerang dengan dahsyatnya. Hoa-fei-hoa telah mengeluarkan seluruh kemampuannya, dengan jurus Awan Menutup Kabut Mengunci dia menangkis serangan pedang, segera balik menyerang dengan menggunakan jurus Wanita Penenun Meluncurkan Sekoci. "Traang traang..." Terdengar serentetan suara logam beradu, jurus pedang kedua belah

8 pihak terlalu cepat, tidak terhindarkan beradunya senjata, mereka sama-sama berniat dengan tenaga dalam yang tinggi, menepis pedang lawan supaya dapat balas menyerang, melancarkan serangan mematikan. Setelah kedua belah pihak masing-masing telah menyerang seratus kali lebih, ketangguhan Hoa-fei-hoa mulai menurun dengan drastis, dia tidak kuat lagi menahan serangan Fu Kewei yang bertubi-tubi, dia hanya dapat dengan cepat merubah posisi, menghindar bentrokan langsung, karena setiap sekali menangkis, akan timbul keadaan yang membahayakan. Sekarang Fu Ke-wei bergerak dengan menempel dia, segera saja serangannya sudah mengendalikan keadaan. "Kau masih belum cukup tangguh." Fu Ke-wei sambil menyerang cepat sambil berteriak, "bergeraklah lebih cepat lagi, jangan salah gerak, hati-hati jangan sampai terjerat jatuh oleh rumput. Mmm! Tangkisannya bagus, sayang tidak bisa menggunakan kesempatan ini balas menyerang.." Hoa-fei-hoa melayang di seluruh lapangan, dengan terengah-engah sekuatnya bertahan. Pedangnya sudah tidak bisa dikendalikan, tidak bisa mengikuti keinginannya, tidak dapat menahan kecepatan serangannya Fu Ke-wei, dia hanya melihat sinar yang tidak terhitung banyaknya datang menyerang, kecuali mundur menghindar sedikit pun tidak mampu balik menyerang. "Traang traang traang..." Suara logam beradu semakin keras, pertahanan Hoa-feihoa sudah terdesak pada akhir pertahanan. Dalam kecepatan dia kalah, dalam jurus pedang kalah, tenaga dalam mengendalikan pedang juga kalah, ini adalah pertarungan yang tidak ada harapan. Dia terpikir kata-kata Xie-shen: Bermain permainan kucing menangkap tikus. Sedikit pun tidak salah, Fu Ke-wei adalah kucing pintar, mempermainkan dia, tikus. Kata-kata Fu Ke-wei tidak salah, dia sama sekali tidak ada

9 kesempatan menggunakan senjata rahasia untuk membantu. Asalkan dia telat sedikit saja menangkis, atau mundur telat satu langkah, sinar pedang lawan akan masuk menusuk dirinya, hawa pedang yang mendesak tubuhnya memaksa tenaga dalam perlindungan dirinya menjadi buyar, hawa murninya bergelombang seperti akan tumpah, mana bisa perhatiannya dibagi mencari kesempatan melepaskan senjata rahasia? Sepasang Bintang Perak dan pelayan wanita menyaksikan sejauh sembilan zhang, terbengong mengucurkan keringan dingin, terkejut dan ketakutan oleh teriakan senang Fu Ke-wei, walau Xie-shen dan kawan-kawan tidak menghalangi, mereka juga hilang keberanian ikut bertarung. Akhirnya terdengar buum... satu suara diiringi getaran keras, Fu Ke-wei dengan entengnya mundur tiga zhang lebih. Guntur dan angin ribut mendadak lenyap. Hoa-fei-hoa berdiri ditempatnya dengan terengah-engah. "Kehebatanmu masih kurang." Kata Fu Ke-wei dengan tenang, "mungkin kau bisa bertarung imbang dengan Satu Pedang Dunia, tapi anak buah dia terlalu banyak, pendeta dao Tai-yi dari gunung Zhong-tiao saja, kau mungkin tidak bisa melewatinya, Kekuatan tenaga dalamnya jika telah bisa mengendalikan pedang dan menyerang, kesempatan kau bisa menang tidak akan lebih dari setengah, lebih baik jangan pergi ke benteng Zhang-feng, kalian..." "Kau...kau siapa?" tanya Hoa-fei-hoa dengan nada dalam. "Jangan tanya aku siapa." "Aku ingin tahu." Hoa-fei-hoa memaksa. "Seorang yang tidak ada hubungannya." "Jurus pedang kau ti...tidak ada anehnya..." "Itu karena aku tidak ingin melukaimu." "Aku pernah bertarung dengan Pedang Dewa sebanyak seratus jurus, tetap bisa menyerang dan menghindar." "Bagus, tidak aneh kau punya nama besar seperti hari ini." Fu Ke-wei tertawa, "ilmu silat Pedang Dewa, malah lebih tinggi dari pada sepuluh pesilat hebat terbesar di dunia persilatan generasi terdahulu, dia adalah orang baik, teladannya para aliran putih. Jika kau orang yang tidak bisa diampuni dari

10 sepuluh tindak kejahatan, dia tidak akan izinkan kau bertahan sampai seratus jurus. Aku...juga tidak akan selesai setelah kau mengucurkan keringat. Kalian pergilah!" Dia membalikan tubuh berjalan menuju Nie-sha-yin-hoa, kelakuannya bersahabat. "Kau...kau siapa sebenarnya?" Hoa-fei-hoa penasaran. "Aku telah beritahu, seseorang yang tidak ada hubungannya." Tanpa membalikan kepala, dia memberikan pedang pada Nie-sha-yin-hoa. "Aku akan mencarimu, membalas penghinaanmu pada ku hari ini..." "Ha ha ha...! Aku tunggu kau di dunia persilatan." "Lalu kenapa kau tidak menyebutkan nama? Bagaimana caranya aku bisa mencari kau, pengecut yang tidak berani menyebut namanya?" kata Hoa-fei-hoa telah menggunakan cara membuat marah. "Ha ha ha! Itu adalah kesulitanmu sendiri, bukan urusan aku. Ha ha ha..." Dalam tawanya yang panjang, tubuhnya berkelebat, seperti kilat, sekejap telah menghilang di hutan yang ada di depannya, Xie-shen dan kawan-kawan juga berkelebat masuk ke dalam hutan lalu menghilang. "Alur Sinar Menghilangkan Bayangan!" teriak Niu Lang-xing terkejut. "Jangan sombong." Hoa-fei-hoa berteriak, "aku akan menemukan kau. Kau..." tapi di dalam hati dia mengerti, bisa menemukannya juga lalu bisa apa? Akibatnya, akan sama dengan hari ini kembali masuk dalam permainan kucing pintar mempermainkan tikus. Biasanya dia sangat membanggakan jurus pedangnya, selama lima-enam tahun dia jarang menemui lawan, makanya dia tidak takut pada ketua benteng Zhang-feng, meski Satu Pedang Dunia adalah salah satu dari sembilan jago pedang terbesar di dunia persilatan masa kini. Tiga puluh tahun yang lalu, saat orang-orang persilatan

11 mengakui sepuluh pesilat hebat terbesar dunia persilatan, mereka adalah simbol orang dunia persilatan. Sepuluh orang ini ada yang dari aliran putih ada yang dari aliran hitam, orang-orang persilatan dengan ilmu silatnya masing masing untuk menentukan urutan tinggi rendahnya, dan sekarang mereka telah mengundurkan diri dari dunia persilatan. Karena Hoa-fei-hoa bisa bertahan sampai seratus jurus dari Pedang Dewa yang termasuk sepuluh pesilat hebat terbesar generasi sebelumnya, tentu saja dia mengira ilmu pedangnya tidak lebih jelek dari pada sepuluh pesilat terbesar itu. Tapi hari ini, dia seperti baru bangun dari mimpi. Anak muda ini, hanya menggunakan jurus pedang yang biasa, bisa mendesak dia hingga tidak bisa balas menyerang, sampai menghindar saja juga sulit. Tapi anak muda berkata, mungkin dia akan seimbang bertarung dengan Satu Pedang Dunia. Satu Pedang Dunia hanya salah satu dari sembilan jago pedang terbesar masa kini, dibandingkan dengan sepuluh pesilat terbesar generasi sebelumnya masih jauh kehebatannya. Nama sembilan jago pedang terbesar, sebenarnya hanyalah julukan kosong yang dalam kutipan setengah dibesarbesarkan, di dunia persilatan banyak sekali orang yang ilmu pedangnya hebat, hanya karena sembilan orang ini sering terdengar diluaran dibandingkan orang lain, suka pamer dan banyak pengekornya, makanya namanya jadi tersiar, orang yang benar-benar ilmu pedangnya lebih tinggi dari sembilan jagi pedang terbesar tidak tahu masih ada berapa banyak lagi. Ilmu pedangnya Hoa-fei-hoa juga lebih tinggi dari pada sembilang jago pedang terbesar, paling tidak menurut perkiraan dia lebih tinggi dari pada mereka, makanya dia berani melawan Satu Pedang Dunia. Ketika Pedang Dewa yang ternama menyerang, dia bisa bertahan sampai seratus jurus lebih. Satu Pedang Dunia mana bisa dibandingkan dengan Pedang Dewa? Makanya, dia merasa yakin dapat melawan Satu Pedang Dunia.

12 Orang muda itu mengatakan dia hanya bisa mengimbangi Satu Pedang Dunia, jika itu benar, maka dia akan kerepotan, di benteng Zhang-feng yang pesilat hebatnya banyak sekali! Pendeta dao dari Zhong-tiao dan Dewa Dingin adalah beberapa di antaranya. Dia menatap dengan bengong ke arah hutan tempat menghilangnya Fu Ke-wei, didalam hati penuh dengan perasaan menyerah. "Bocah ini benar-benar sulit dibayangkan." kata Niu Langxing dengan kecewa, "jika dia berniat mengambil nyawa kita, kita tidak mungkin bisa hidup sampai sekarang. Di dunia persilatan bisa muncul seorang pendatang baru yang begitu hebat, hanya langit yang tahu dia muncul dari mana?" "Sudahlah! Jika dunia persilatan tiada generasi, dunia persilatan tidak berhenti, hari apa yang tidak ada orang baru di dunia?" kata Wanita Penenun, nadanya tampak tidak bisa berbuat apa-apa, "untungnya dia bukan anak buahnya benteng Zhang-feng, jika tidak..." "Hey! apakah kalian masih berani pergi ke benteng Zhangfeng?" kata Hoa-fei-hoa sambil berjalan menuju hutan, "orang brengsek ini telah mempermainkan kita, tidak tahu apa tujuannya, tapi bisa dipastikan dia bukanlah orangnya benteng Zhang-feng, dia tidak akan mengganggu rencana kita." "Tapi harus dipikirkan lagi." Keluh Wanita Penenun mengikuti, "jika kita tidak pergi, bagaimana menghadapi sanak famili di alam sana yang mengharapkan kita membalaskan dendam mereka?" "Ku pikir, kita tetap harus pergi!" kata Niu Lang-xing dengan nada dalam. "Apa dilakukan menurut rencana semula?" tanya Hoa-feihoa. "Tapi tidak mengambil harta pusakanya." "Maksudmu..." "Di sekitar benteng kita sembelih orang-orang benteng mereka, setelah itu kita pergi. Si anjing Xi Wen-xin tentu akan membawa banyak anak buahnya mengejar dan tidak akan berhasil, si anjing tua Xi pasti marah sekali dan lalu akan turun tangan sendiri, asalkan dia keluar, maka kita ada kesempatan menggunakan siasat membunuhnya." "Hmm...! Baik, ayo kita cepat pergi mencari kesempatan." Kata Hoa-fei-hoa dengan gembira, "hanya saja kalau tidak

13 mengosongkan gudang harta dia, sungguh mengecewakan sekali, si perampok ini duduk mendapat upeti, keluar merampas dan merampok, seharusnya mendapat hukum karma, keluarganya hancur, harta bendanya habis baru itu menurut aturan langit." "Nona besar, sekarang mana pantas kita membicarakan hukum alam?" Niu Lang-xing tertawa pahit, "kami suami istri keluar gunung lebih lama sepuluh tahun dari padamu, ada berapa hal yang menurut hukum alam? julukanmu lebih jelek dari pada kami! Jalanlah! Sudah waktunya berangkat." Fu Ke-wei berempat sebenarnya tidak pergi jauh, tanpa diketahui mereka muncul dari samping. "Keberaniannya sungguh patut dipuji." katanya sambil menatap ke empat bayangan orang yang semakin menjauh, pada Xie-shen dan kawan-kawan berkata lagi, "mereka tidak jadi memindahkan gudang hartanya, tapi kita bisa." Empat orang saling tertawa, dengan langkah enteng, berjalan menuju Lin-jia-gou. Begitu melangkah masuk ke tempat penginapan Yue-lai, sorot mata Xie-shen pertama-tama melihat pada kuda tunggangannya. "Kuda tungganganku masih ada, para bajingan itu tidak membawanya, sungguh bagus!" kata Xie-shen dengan senang. "Aku datang menumpang kereta keledai, bungkusan bajuku ditinggalkan di ruang makan penginapan, seharusnya tidak hilang." Kata Nie-sha-yin-hoa. Pelayan yang berdiri di pintu samping, begitu melihat mereka wajahnya tampak cerah. "Langit melindungi!" teriak pelayan dengan gembira, "akhirnya ada tamu yang kembali dengan selamat, terimakasih langit terima kasih bumi." Orang-orang di penginapan Yung-an di seberang jalan, mendengar suara itu pada keluar melihat. Dua orang itu tidak perduli keramaian yang terjadi, mereka berjalan terus menuju pintu samping. Fu Ke-wei dan Ouw Yu-zhen menunggu diluar.

14 "Tuan, dimana tamu yang lainnya?" Pelayan penginapan mendekat dan bertanya penuh perhatian. "Telah dibunuh semua, dan dikuburkan oleh orang yang baik hati di depan kuil Dewa Bumi di bukit sebelah timur laut, hanya kami berdua yang selamat." Kata Xie-shen keras, "kami ingin mengambil kembali kuda tunggangan dan bungkusan baju, tidak ada masalahkan?" "Tamu yang lain telah mati dibunuh?" Pelayan penginapan terkejut wajahnya berubah. "Betul, malah digantung di atas pohon dan dipukuli sampai mati. Orang-orang benteng Zhang-l<ng sangat kejam, langit dan bumi tidak akan menerimanya, kalian cepat lapor polisi." "Ini..." Xie-shen dan Nie-sha-yin-hoa membawa bungkusan bajunya mengikuti Fu Ke-wei dan Ouw Yu-zhen berjalan menuju penginapan Yung-an. "Tuan, sungguh maaf sekali, kamar kami telah penuh..." kata pelayan dengan gelisah sambil menggosok tangan tertawa. "Pelayan, mereka adalah temanku, kami ada dua kamar, mereka bisa tidur bersama kami satu malam saja!" kata Fu Kewei tertawa. "Terima kasih tuan muda telah mempermudah." Kata pelayan dengan lega. Setelah selesai mendaftar, empat orang itu masing-masing masuk kekamar. Fu Ke-wei membalikan tubuh menutup pintu kamar, tidak sengaja mengangkat kepala melirik, dari kamar tamu diseberang keluar dua orang tamu sedang jalan menuju ruang makan, sorot mata Fu Ke-wei jadi berubah. Empat orang itu setelah selesai mandi, mereka keluar kamar berjalan menuju ruang makan untuk makan malam. "Jika diruang makan ada orang bertanya peristiwanya kalian ditolong, jangan bicarakan peristiwa aku bertarung dengan Sepasang Pedang Langit Selatan," Kata Fu Ke-wei pelan sesaat sebelum masuk ke ruang makan, dia berpesan pada Xie-shen dan Nie-sha-yin-hoa.

15 Dua orang ini mengerti dan menganggukan kepala. Sudah hampir jam tujuh, tamu yang makan malam kebanyakan sudah puas mengisi perut dan kembali ke kamarnya masing-masing untuk istirahat, di dalam ruang makan hanya tinggal dua meja dan empat tamu sedang makan. Empat orang itu duduk dimeja dekat sisi jendela, memesan makanan. "Hey! saudara Tu." Di meja sebelah terdengar suara yang nyaring berkata, "kau tadi di seberang jalan berkata, di antara tamu penginapan Yue-lai yang ditangkap orang-orangnya benteng Zhang-feng, ada kau dan Nie-sha-yin-hoa? Ha ha ha..." Xie-shen membalikan kepala melihat, tampak seorang sastrawan tampan berbaju biru, usianya sekitar dua puluh enam-tujuh sedang tertawa menengadahkan kepala! "Kau tertawa apa?" tanya Xie-shen dengan melotot. "Kebesaran namamu Xie-shen dengan Satu Pedang Dunia setingkat, Nie-sha-yin-hoa juga tidak lebih rendah dari pada dia. Hari ini, semua malah kalah oleh sekelompok orang bawahan benteng Zhang-feng, bagaimana aku tidak harus ketawa?" "Shan-xi adalah daerah kekuasaannya si marga Xi, anak buahnya banyak sekali, aku Xie-shen mengaku kalah, tapi aku akan menunggu dia di dunia persilatan." Kata Xie-shen dengan menggigit gigi, "kecuali dia selanjutnya tinggal didalam benteng selamanya tidak berani keluar." "Menunggu dia mati tua di dalam benteng, kau tidak akan bisa membalas dendam." Sorot mata sastrawan berbaju biru melihat pada Fu Ke-wei dan Ouw Yu-zhen, "mari kita bekerja sama saja! Datangi benteng Zhang-feng dan cari dia, menunggu dia mati tua di dalam benteng, baru pergi mencarinya itu akan terlambat." "Kau..." "Kami punya masalah yang harus diperhitungkan dengan dia." "Kau ini..." "Aku marga Gao, seharusnya kau sudah tahu nama Seruling Damai bukan? Aku datang bersama dia." Sastrawan setengah baya menunjuk pada orang setengah baya yang berwajah dingin yang duduk satu meja dengan dia. Seruling Damai yang berwajah dingin dengan acuhnya mengangkat tangan kanan menggoyangkan dua kali, maksudnya

16 telah menyapa. Xie-shen yang sedang menahan marah, melihat munculnya Seruling Damai, amarahnya jadi mereda. Seruling Damai Xiao Tai-ping termasuk satu diantara tiga orang besar seruling dunia, namanya sedikit lebih tinggi dari dia, dulu dia pernah bertemu sekali, jadi rada kenal. "Kalian hanya berdua?" Xie-shen tertawa dingin, "Satu Pedang Dunia tidak akan melayani lawan yang datang menantang dengan bertarung adil." "Aku tahu, makanya aku datang membawa banyak orang." Sastrawan marga Gao tertawa, "hanya saja kami jalan duluan, kekuatannya kurang sedikit dari pada benteng Zhang-feng, jika ditambah kau dan Nie-sha-yin-hoa, pasti akan bertambah kuat dan tidak perlu takut lagi pada dia! Kami harap kalian berminat." "Aku tidak berminat," kata Nie-sha-yin-hoa dingin, "anggap saja aku takut!" "Aku pikir aku lebih baik dengan temanku menunggu dia di dunia persilatan, itu akan lebih aman." Xie-shen menunjuk pada Fu Ke-wei. "Saudara ini, kau juga orang yang selamat dari pembunuhan itu?" Sastrawan marga Gao bertanya sambil tertawa, tapi sepasang matanya berputar-putar diatas tubuh Ouw Yu-zhen dan Nie-sha-yin-hoa. "Bukan." Fu Ke-wei menggeleng kepala. "Jika bukan, lalu kenapa kau dengan saudara tua Tu mereka..." "Temanku adalah korban, aku ada kewajiban membalaskan dendam untuk dia." Fu Ke-wei menyela kata-kata sastrawan marga Gao. "Ooo! Cukup setia kawan. Siapa marga kau?" "Marga Fu." "Bisa bertemu itu adalah jodoh, setelah bertemu semua adalah teman, kenapa tidak kemari duduk satu meja? Biar aku yang traktir." Sastrawan marga Gao jelas berniat berteman dengan dia, tingkahnya tulus dan sopan, "di dunia ini semua orang adalah saudara, saudara Fu, satusatunya cara membalas adalah datang ketempat-nya, gigi dibalas gigi, menunggu di dunia persilatan, itu adalah cara yang paling buruk."

17 "Aku tidak melakukan pekerjaan di luar kemampuanku." Fu Ke-wei menggelengkan kepala, "kau ada kemampuan membalas, aku tidak ada..." "Kalau begitu bergabung saja bersamaku." "Apa untungnya?" "Bergabung denganku, akan kuberikan kau..." "Apa memberikan aku jabatan raja?" katanya menyindir, "kau lihat tampangku, walau memakai mantel naga juga tidak seperti raja." Di sebelah kanan muncul bayangan orang, t iga orang wanita penunggang kuda berturut-turut masuk ke ruangan, menarik sorot mata semua orang yang ada di ruang makan, lebih-lebih buat sastrawan marga Gao matanya tampak bersinar. Wanita penunggang kuda yang memimpin, penampilannya kalem, wajahnya ramah, tampak sangat anggun, seperti penampilan seorang tuan putri. Usianya duapuluh tahun lebih, wajahnya cantik, apa lagi matanya yang jernih bersinar, mempunyai daya tarik yang sangat kuat. Pakaian yang dikenakan menonjolkan lekuk tubuh yang seksi.wajah yang anggun bersahabat seperti dewi, membuat orang ingin melakukan dosa. Wanita penunggang kuda ini termasuk wanita semacam ini. Kebanyakan laki-laki, mungkin akan melihat dia seperti dewi, tapi di dalam mata seorang ahli, malah akan melihat dia sebagai wanita macam lainnya. Wanita yang menunggang kuda kedua dan ketiga, melihat pakaian dan model rambutnya, jelas adalah pelayannya. "Kau!" Wanita penunggang kuda kedua berteriak aneh, mendadak melewati sisi majikannya, sekali berkelebat, sudah tiba di depan meja Fu Ke-wei. Entah bagaimana tiba-tiba tubuh Fu Ke-wei berkelebat, tahu-tahu dia sudah meninggalkan tempat duduknya, tiba di depan meja sastrawan marga Gao. "Kau berani lari?" Wanita penunggang kuda kedua berteriak, tangannya siap diulurkan.

18 Wajah Nie-sha-yin-hoa berubah, saat akan bergerak, tapi tepat waktunya ditahan oleh Ouw Yu-zhen. "Jangan khawatir." Kata Ouw Yu-zhen pelan, dia sudah mengenal tiga orang wanita ini, "tuan sedang mempermainkan mereka." "Sialan!" teriak Fu Ke-wei dengan tingkah lucu, "kurasa, hari ini rupanya aku telah mengganggu dewa Tai-xui, celaka..! Terus menerus dihina orang, kenapa nasibku begitu sial?" Wanita penunggang kuda yang menjadi memimpin juga sudah tiba, wajahnya tampak merah. "Ku sangka kau sudah mati di dalam parit!" Wanita penunggang kuda yang jadi pemimpinnya menunjuk Fu Kewei, angkuh seperti seorang ratu, "aku telah mencari kau satu tahun penuh, baru hari ini aku bisa menemukannya, aku tidak percaya kali ini kau bisa lolos, kau telah lolos sekali, tapi tidak akan bisa lolos seumur hidup." Dua orang pelayan wanita sudah berdiri di kedua sisi mengepung Fu Ke-wei, tampaknya ingin sekali menyerang Bab 15 "Saudar Fu, kenapa kau ini?" sastrawan marga Gao tertawa sambil berdiri, "kenapa kau bisa membuat marah nona Liu? Sungguh pantas dihukum?" "Ooo...! Kau kenal aku?" Pemimpin penunggang kuda itu merasa aneh, memandang sastrawan marga Gao. "Nona Liu namanya termasuk dalam Dua Walet dari tujuh wanita terhebat di dunia persilatan, yaitu, Satu Ying, (Ying = burung yang warna bulunya indah.) Dua Walet, Empat Phoenix, selama tiga tahun ini di dunia persilatan pedang pusaka Bai-hong mu tidak ada tandingannya, Hui-feng-liu-yuedao (pisau angin menerbangkan daun pohon Liu) lebih menakutkan dari pada kartu undangan raja neraka, Di dunia persilatan kau seperti dewi naga, tidak ada orang yang tahu anda sebenarnya, Ling-yun-yan (Walet awan dingin.) Liu Feiyan yang namanya menggemparkan dunia persilatan." Wajah Sastrawan Gao tampan, begitu mulutnya memuji, tentu saja sangat menarik hati setiap wanita. Tidak terkecuali Ling-yun-yan Liu Fei-yan, wajahnya yang cantik tampak gembira. Tapi Xie-shen dan kawan-kawannya setelah mendengar didalam hati ingin muntah, seluruh tubuhnya timbul bintikbintik

19 seperti kedinginan. "Kau ini adalah..." "Aku Gao Yun-fei..." "Mmm! Aku pernah dengar nama ini." Ling-yun-yan tidak lagi bersikap seperti ratu yang angkuh, "kau tentu Yu-shu-xiushi satu diantara tiga sastrawan persilatan (Yu-shu = Pohon giok, Xiu Shi = satu gelar tingkat sastrawan.) anda sudah berkelana di dunia persilatan selama lima tahun, sedang aku baru tiga tahun, mana berani menyombongkan diri telah menggemparkan dunia persilatan?" Ling-yun-yan berkata merendah, tapi tampangnya tampak ada rasa bangga, "jika dia temanmu, kau tanyalah dia! nanti aku akan mempertimbangkannya." "Aku akan menegakan keadilan untuk nona." "Bagus sekali." Di dalam hati Fu Ke-wei memaki, 'Dua orang ini katakatanya menggelikan dan lucu, mengira telah menaklukan aku." Akhirnya dia tahu sastrawan yang berpura pura sopan ini, adalah Yu-shu-xiu-shi yang ternama. Walau baru pertama kali bertemu, tapi Fu Ke-wei tahu asalusul orang ini sudah sejak tiga-empat tahun lalu, dia juga tahu latar belakang orang yang misterius ini. Berbicara tentang dunia persilatan, orang harus mengenal betul keadaan dan situasi dunia persilatan, baru dapat melewati dengan lancar, tanpa ada rintangan. Wajah Yu-shu-xiu-shi segera berubah, seperti wajah majikan yang berkuasa, alisnya diangkat, tertawa dingin pada Fu Ke-wei! Jika Xie-shen belum mendapat pesan dari Fu Ke-wei, lalu menceritakan kejadian tentang pertolongannya pada Yu-shuxiu-shi, tingkahnya Yu-shu-xiu-shi mungkin tidak akan sedingin ini. Tiga sastrawan dunia persilatan dengan tujuh wanita terhebat namanya sejajar, ilmu silatnya masing-masing tidak berbeda jauh, jika bertanding satu lawan satu entah siapa yang lebih unggul, kalau satu lawan tiga itu hal yang tidak mungkin. Ketika Fu Ke-wei berada di depan kuil Dewa Bumi, bertarung

20 melawan tiga orang wanita terhebat ditambah dengan Shi-tu Yu-yao yang ilmu silatnya tidak lebih rendah dari mereka, empat orang itu bersatu padu melawan dia, tapi empat orang itu tidak bisa berbuat apa-apa padanya. "Katakan, sebenarnya apa yang terjadi?" Yu-shu-xiu-shi berlagak seperti majikan menegur pelayan, jari tangan yang diulurkan hampir saja mengenai hidung Fu Ke-wei, "jangan berbohong, kau harus bertanggungjawab." Xie-shen mendadak bangkit, karena marah. Tapi tangan Ouw Yu-zhen bergerak cepat, matanya yang tajam melihat reaksi Xie-shen, dia lansung menangkap tangan Xie-shen, lima jari telah mengerahkan tenaga, memaksa dia duduk kembali. "Jangan gelisah." Kata Ouw Yu-zhen pelan, "tuan telah mengetahui dua orang itu bermaksud tertentu, sengaja purapura ketakutan." Xie-shen adalah angkatan tua dunia persilatan, begitu diberi petunjuk dia langsung mengerti, di dalam hati segera timbul pertanyaan. Seruling Damai adalah angkatan tua yang terkenal, nama dan ilmu silatnya lebih tinggi dari pada tiga sastrawan dunia persilatan, kenapa tingkahnya seperti seorang pelayan? Sepertinya rela menghormati Yu-shu-xiu-shi sebagai majikan? Sungguh membuat orang bingung. Xie-shen tidak emosi lagi, dengan tenang dia menonton. Fu Ke-wei melirik pada Yu-shu-xiu-shi, wajahnya mengendur. Dia tidak ingin marah, karena waktunya belum tiba. "Dari pada aku yang mengatakannya lebih baik dia yang mengatakan, jika tidak kau akan mengira itu hanya kata-kata sepihak." Wajahnya tampak seperti tidak dapat berbuat apaapa. "Aku ingin kau yang mengatakannya!" teriak Yu-shu-xiu-shi marah. "Jika aku tidak..." "Jika kau tidak mengatakannya, aku akan gunakan cara ampuh membuat kau bicara." Wajah dan perkataan Yu-shu-xiu-shi sangat keras, wajah

21 memaksanya tampak dengan jelas. "Baik, baik, aku katakan." Fu Ke-wei menampakan wajah ketakutan, "tahun lalu di Yang Zhou, temanku tanpa sengaja, telah membuat marah nona Liu, nona Liu lalu memukul dia hingga babak belur, sampai harus mencari giginya kemanamana, aku hanya menggunakan serangan ringan, mengambil pergi anting dia, begitulah kejadiannya. Nona Liu, maukah aku ceritakan dengan jelas kejadian saat itu?" "Kutunggu kau mengatakannya, menunggu kau mengatakan kata-katamu yang menghina aku." Kata Ling-yunyan dengan wajah merah, "baru aku beralasan tepat menghukummu. Kau yang harus mati, cepat sekali melarikan diri, kali ini coba kau melarikan diri lagi biar aku lihat?" "Kau orang yang murahan, berani mengatakan kata-kata jahil, cocok kalau gigi anjingmu dipukul hancur." Kata Yu-shuxiu-shi dengan marah, "dimana antingnya nona Liu?" "Sudah diberikan pada pelacur di rumah Zhi-hong!" "Kau harus mati ini..." Yu-shu-xiu-shi mengayunkan sebuah tamparan yang ganas. "Pergi kau, sialan!" Fu Ke-wei tidak bisa menahan diri lagi, sambil merebahkan diri ke belakang sebelah kakinya dengan enteng menendang, membuat meja makan menjadi terbalik dan sayurnya berhamburan. Yu-shu-xiu-shi tidak mengukur dirinya, dengan sombong menyerang, tiga wanita yang mengurung menjadi lengah, jadi memberi kesempatan bagus untuk Fu Ke-wei meloloskan diri. Kejadiannya begitu mendadak, siapa pun tidak ada yang mengira dia bisa bergerak sehebat ini. Semua orang melihat dia menjatuhkan diri ke belakang menghindar serangan telapak tangan, tapi tidak memperhatikan masakan dan piring mangkuk di atas meja, sekejap lebih dulu terbang. Kasihan Yu-shu-xiu-shi, dia sedikit pun tidak ada persiapan, perubahannya juga terlalu cepat, mana ada kesempatan menghindar? Alat makan, masakan air kuah, mangkuk piring mengenai tubuhnya

22 hancur berantakan, kepalanya dipenuhi oleh masakan dan kuah, membuat matanya menjadi kabur tubuh kepanasan, tampak menderita sekali. Meja makannya malah terbang ke samping, menuju kearah Liu Fei-yan yang berada di sebelah kiri depan, tapi tidak ada alat makan dan masakan yang terbang, meja makan yang besar dengan mudah dihindari. Meja makan dan alat makan, di lempar dengan ke dua arah yang berbeda, hanya seorang pakar yang memperhatikan dengan teliti baru dapat melihat keanehannya. Di dalam ruang makan itu lampunya sedikit, sinarnya jadi terbatas, dalam sekejap sinar lampu bergoyang-goyang, bayangan orang jadi kacau. Seruling Damai yang melihat dari samping, sekelebat sudah sampai, lima jari tangan kanannya dibuka menekan ke bawah mencoba menangkap orang. Tapi cengkeramannya menangkap tempat kosong, di lantai tidak ada Fu Ke-wei yang terbaring. "Aku akan mengupas kulitmu!" Yu-shu-xiu-shi berteriak keras, mundur dua langkah, segera membersihkan kuah sayur di wajahnya, minyak kuah yang masuk ke mata sungguh tidak enak rasanya, dia marah sekali tapi tidak bisa bergerak menyerang. "Ih...!" Seruling Damai berteriak terkejut, "bocah ini menakutkan, seperti setan saja menghilangnya." Empat buah rak pasangan lilin sudah padam dua buah, sinarnya jadi lebih gelap lagi. "Itu adalah ilmu meringankan tubuh Liu-guang-dun-xing (Sinar menyorot menyembunyikan bentuk)," kata Liu Fei-yan yang mundur ke-samping dengan kesal, "cepatnya tidak terbayang, tahun lalu dibawah mata orang banyak didalam ruang makan, dia menggunakan jurus ini melarikan diri, kali ini aku juga tetap tidak bisa menahan dia." Seruling Damai segera berlari keluar pintu, tapi tidak ada orang, bayangan setan pun tidak ada. Pelayan rumah makan kembali menyalakan lilin, tapi wajah yang

23 hadir tidak begitu normal. Di dalam hati Xie-shen dan kawan-kawannya mengerti, mereka tidak merasa aneh. Di kuil Dewa Bumi tempat peristiwa pembunuhan besar-besaran, tiga wanita hebat dari tujuh wanita terhebat dunia persilatan dan Shi-tu Yu-yao, bersatu menyerang di siang hari bolong, Fu Ke-wei tetap bisa menghindarkan kepungan pedang, menghilang sepuluh zhang lebih, di malam hari untuk meloloskan diri tentu lebih mudah seratus kali lipat. 'Dia pasti keturunan atau muridnya Xie-dao-zi-zun (Aliran sesat paling terhormat.) Tian-luo-fei-mo (Jaring langit setan terbang)." dari generasi sebelumnya, tidak salah lagi.' Teriak Xie-shen di dalam hati. Perbuatan Tian-luo-fei-mo sebenarnya tidak benar-benar sesat atau jahat, hanya saja dia seorang aneh yang hebat, yang hanya tanya benar atau salah, tidak membicarakan hubungan, meraja lela di dunia persilatan empat puluh tahun lebih, menurut kabar tidak pernah menemui tandingan. Terhadap penguasa di berbagai tempat, dia sangat benci, asalkan dia mendapatkan satu alasan ketidak adilan, maka dia akan bertindak menghancurkannya. Orang yang sering melakukan kejahatan, tidak sedikit yang menaruh dendam dan ketakutan, menganggap dia paku di dalam mata, semua sepakat menyebut dia Setan Sesat, siang malam terus menyelidiki, agar bisa membunuhnya. Orang aneh yang bertindak semacam ini, di dunia persilatan jumlahnya banyak sekali, setiap generasi tentu muncul seorang yang menonjol, malah ada beberapa yang sangat hebat malah dihormati dengan sebutan pendekar, pendekar adalah wakil dari penegak kebenaran. Tapi tidak ada orang yang dengan rela menyebut dia seorang pendekar, karena dia terlalu banyak membunuh. Tiga puluh tahun lalu, ketika Xie-shen berjalan di pegunungan Xian-ning, dia menyaksikan Tian-luo-fei-mo menggunakan jurus pedang Tian-luo, dalam waktu singkat telah menghabisi Lima Setan Keji dari gunung Ming yang merupakan pesilat hebat di dunia persilatan yang mendengar namanya saja sudah ketakutan. Dan yang digunakan oleh Fu Ke-wei di kuil Dewa Bumi adalah

24 jurus pedang Tian-luo, makanya dia memastikan Fu Ke-wei pasti ada hubungan-nya dengan Tian-luo-fei-mo. Jalan raya gelap gulita, tidak ada orang. Beberapa bintang bertebar di langit malam, di lapangan liar yang luas kadang terdengar lolongan anjing liar, membuat orang berdiri bulu kuduknya. Di atas jalan raya di Shan-xi, berjalan di malam hari sangatlah berbahaya, perampok dan penjahat banyak sekali berkeliaran, setiap saat para pejalan kaki bisa mengalami hal yang tidak terduga, maka untuk keselamatan, para pejalan biasanya menginap dulu di penginapan, supaya saat berangkat besok mereka bisa berjalan bersama-sama, perampok-perampok kecil tidak akan berani menempuh bahaya melakukan perampokan. Suara kaki kuda yang berlari cepat, menimbulkan lolongan anjing dari kampung yang jauh. Penunggang kudanya pasti keberaniannya melebihi orang biasa, sendirian menuju selatan. Seratus langkah dari kejauhan, sudah tampak ada satu bayangan hitam yang tinggi besar berdiri di sisi kanan jalan, diam tidak bergerak seperti roh. Penunggang kuda itu sangat waspada, terhadap bayangan hitam yang tidak jelas berdiri menunggu, dia meningkatkan kewaspadaan? Sambil melarikan kuda, dia memeriksa pedangnya, juga dengan reflek memeriksa kantongnya. Setelah semua dipersiapkan, saat mendekat lari kudanya diperlambat. Bayangan hitam yang berdiri menunggu di sisi jalan, sedikit pun tidak pernah bergerak. "Siapa itu?" Mendekat hingga sepuluh langkah, kudanya dihentikan, penunggang kuda dengan penuh waspada bertanya. "Orang yang menunggumu." Bayangan hitam dingin itu menjawab.

25 "Orang yang menunggu aku? Apakah kita saling kenal?" "Bukankah sekarang telah kenal?" "Kau dari aliran mana?" "Tidak lama lagi kau akan tahu sendiri." "Apa tujuanmu menghadang jalan?" "Aku ingin tahu beberapa hal." "Jika aku tidak mau mengatakannya?" "Kau akan mengatakannya." Bayangan hitam itu tertawa dingin, "dengan caraku yang khusus, hingga hal buruk delapan belas keturunan, kau akan menceritakan dengan jelas." "Jika kau berani bicara besar begitu, kenapa tidak berani menyebutkan sebutanmu?" teriak penunggang kuda lebih meningkatkan kewaspadaan. "Tidak lama lagi kau akan tahu sendiri." "Kau, mampuslah!" Penunggang kuda meng ayunkan tangan besarnya. Jarak kedua belah pihak tidak sampai dua zhang, senjata gelap yang dilepaskan dari tangannya langsung tiba, dalam kegelapan malam sulit bisa melihat dengan jelas bentuknya senjata gelap itu. Penunggang kuda memastikan tidak akan gagal serangannya. Bayangan hitam yang menunggu itu, tangan kirinya mengebut didepan tubuh dengan perlahan, dengan tepat sekali menjepit sebilah pisau daun Liu yang tiba didepan dadanya, dia tetap berdiri seperti semula. Penunggang kuda itu terkejut, tangan kirinya kembali diayunkan. Hanya terlihat bayangan hitam berkelibat menghilang, sekejap kembali muncul ditempat semula. "Kukembalikan!" teriaknya seperti geledek. Penunggang kuda itu berteriak, lalu jatuh dari pelana kuda, buug... satu suara mencapai tanah, dan mengeluarkan suara rintihan

26 kesakitan. "Kau tidak akan mati." Bayangan hitam pelan-pelan menghampiri, "pisau daun Liu hanya menancap miring dibahu kirimu saja." Penunggang kuda itu ketakutan sekali, lawan bukan saja bisa menerima senjata gelapnya, juga dalam keadaan begitu bisa dengan tepat melemparkan pisau terbang mengenai jalan darah-nya, ilmu silat mereka sungguh jaraknya terlalu jauh. "Kau...kau ini sebenar...sebenarnya dari a... aliran mana..." kata penunggang kuda lemah. "Aku marga Fu." Kata bayangan hitam, "aku khusus datang menunggumu." "Kenapa menunggu...menungguku?" "Karena kau adalah orang yang mengantarkan berita." "Aku..." Kepalanya terkena satu pukulan, segera jatuh pingsan. Hampir tengah malam, lampu didalam ruangan penginapan Yung-an tidak seperti biasanya terang benderang. Liu Fei-yan dengan Yu-shu-xiu-shi dan Seruling Damai sedang berbincang sambil makan malam, tapi tidak ada pelayan penginapan yang melayani. Kedua belah pihak sepakat menjalin kerja sama, kedua belah pihak sama-sama merasakan pertemuannya agak terlambat. "Nona Liu datang dari selatan?" Yu-shu-xiu-shi mulai bicara pada pokok masalahnya, "aku juga sama, siap pergi ke benteng Zhang-feng karena ada sedikit urusan." "Aku datang kemari karena sedang mengejar tiga orang yang mencurigakan." Liu Fei-yan sedikitpun tidak menyembunyikan maksud kedatangannya, "satu bulan yang lalu, ada tiga orang bertopeng, malam-malam masuk ke rumah suami bibiku, merampas dengan paksa sepasang patung giok singa, dan juga dengan pedang melukai adik misanku. Salah-satunya memakai baju pendeta dao, aku mengejar mengikuti jejaknya, hingga sampai di daerah Shanxi, lalu kehilangan jejaknya, kampung yang ada di depan, aku mendengar berita orang-orang benteng Zhang-feng melakukan kejahatan di tempat ini, makanya aku datang kesini melihat-lihat. Benteng Zhang-feng berada jauh seratus li lebih, mana mungkin di tempat ini menyamar menjadi perampok, tapi tidak diduga malah ternyata benar adanya."

27 "Orang-orang benteng Zhang Fung melakukan kejahatan di tempat ini, sebenarnya bukan hal yang aneh." Yu-shu-xiu-shi tertawa, "Shan-xi adalah daerah mereka, mereka punya hak menjaga wilayahnya, mereka menangkap beberapa orang dan menghukum mati, itu tidaklah berlebihan, apa tujuan terjun di dunia persilatan dengan senjata berlumuran darah? Jujur saja semua demi nama dan keuntungan dua kata ini, kekuasaan adalah bersatunya nama dan keuntungan, demi mendapatkan dan melindungi kekuasaan, mengorbankan beberapa orang, itu sudah jamak." "Memang benar, dia memang berhak menjaga wilayahnya." Liu Fei-yan juga wanita kuat yang mencari kekuasaan. "Nona Liu kenapa tidak berjalan bersamaku saja, kekuasaan benteng Zhang-feng mencakup seluruh daerah Shan-xi, mereka mungkin bisa memberikan kabar keberadaan tiga perampok yang malam-malam merampok rumah suami bibimu itu, dan setelah aku menyelesaikan urusannya, aku berharap bisa membantumu, harap kau jangan menolak bantuan aku, boleh kan?" "Kalau begitu aku ucapkan terima kasih!" Liu Fei-yan tertawa manis, di bawah sinar lilin terlihat sikapnya lebih genit, "orangku sedikit, sungguh sulit mengejarnya, dengan ada kau yang membantu itu sangat menguntungkan sekali, semoga saja bisa cepat berhasil menangkap tiga perampok itu." "Harap saja begitu. Ooo ya! terhadap si marga Fu, kau tahu berapa banyak?" "Tahun lalu dia menyebut dirinya Fu-xian." "Julukannya?" "Tidak ada orang yang tahu, juga tidak ada orang yang tahu asal-usulnya, aku dengan dia hanya bertemu sekali di restoran di Yang-zhou, selanjutnya aku mencari tahu kemanamana, tapi tidak berhasil mendapatkan berita tentang dia." "Tahun lalu dia menyebut Fu-xian, hari ini menyebut Fu-jiu, nama orang ini mungkin sering berubah, pasti bukan orang ternama.'' Yu-shu-xiu-shi menampakan kesombongannya, "orang kecil semacam ini hanya mengambil untung dari pertarungan kacau, mana ada asal-usul hebat dan kemampuan yang hebat, lain kali jangan bertemu lagi dengan aku..." Pintu penginapan yang tadinya telah ditutup, entah kapan

28 mendadak telah terbuka, palang pintunya juga patah sendiri tanpa bersuara. Setelah pintu terbuka terdengar, Fu Ke-wei muncul diluar pintu. "Jangan kata lain kali, urusan kita kali ini juga belum selesai!" Fu Ke-wei melangkah masuk, menggunakan kaki menutup pintu, sepertinya dia telah mendengar dengan jelas perbincangan mereka, wajahnya tampak tertawa penuh arti, sambil membungkukan pinggang dia mengambil sebuah kursi dan mematahkan satu kaki kursi itu, "kau si bajingan ini di depan wanita cantik mengangkat diri sebagai pahlawan, menganggap diri sebagai pelindung bunga, dengan sombong berani menantang aku, tanpa malu mengatakan aku hidup hanya mengandalkan pertarungan kacau. Baik, malam ini kita selesaikan masalahnya, supaya kau tidak ada kesempatan lain kali, lain kali aku tidak ingin membasahi kepala anjingmu dengan masakan dan kuah sayur lagi." Sifat Yu-shu-xiu-shi sangat sombong, mana bisa dia menerima kata-kata yang bersifat meng-hina ini? Apa lagi terpikir saat makan malam kepalanya telah terkena oleh masakan dan kuah sayur, membuat dia jadi tambah berang. Sekali berteriak keras, Yu-shu-xiu-shi mencabut pedang dan maju menerjang. Kaki kursinya Fu Ke-wei pertama-tama menyapu dulu kekiri dan kekanan, membuat meja dan kursi panjang yang ada di dekatnya, telah disapu sejauh dua zhang lebih, sehingga ada ruang bergerak yang cukup leluasa. Panjang kaki kursi hanya satu che lebih, digunakan untuk melawan pedang, sungguh tidak seimbang. Saat Yu-shu-xiu-shi maju menyerang, pedangnya telah keluar dari sarungnya, dengan jurus pedang Luan-sa-xing-luo (Jaring bintang mengacak serabutan), ingin mencincang tubuh Fu Ke-wei. Bertarung di hadapan wanita cantik, tentu saja dia akan mengerahkan segala kehebatan dan kekuatan, di atas pedangnya keluar angin dan geledek, dahsyatnya serangan sangat menakutkan. "Ting ting trang trang..." Suara aneh yang keluar dari sentuhan kaki kursi dengan pedang berturut-turut terdengar, suara dengungan pedang jelas terdengar.

enam kali pukulan. Buum... terdengar satu suara keras, untuk kedua kalinya dia roboh lagi, Fu Ke-wei dengan santai menyelipkan kipas

enam kali pukulan. Buum... terdengar satu suara keras, untuk kedua kalinya dia roboh lagi, Fu Ke-wei dengan santai menyelipkan kipas Akhirnya Tang-nan dengan susah payah bisa berdiri, meski masih bergoyang-goyang. "Kau...kau bagus...bagus pukulannya..." Tang-nan berkata dengan kacau, lidahnya seperti membesar satu kali lipat, suaranya

Lebih terperinci

ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( )

ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( ) ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( 09.12.3843 ) Copyright 2011 Reza Fahlevi All Right Reserved SINOPSIS adalah seorang anak laki-laki dari pasangan Yusaku Matsuda dan dari desa kecil bernama Chikuya di

Lebih terperinci

Pantang Menyerah. Nasution 1. Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011

Pantang Menyerah. Nasution 1. Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011 Nasution 1 Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011 Pantang Menyerah Saya berjalan di tengah kota, cuaca begitu indah. Dagangan di kota tampaknya telah terjual semua.

Lebih terperinci

Mata Tomi terbelalak, ketika menyadari dia berada

Mata Tomi terbelalak, ketika menyadari dia berada Petualangan Tomi di Negeri Glourius Oleh: Desi Ratih Mata Tomi terbelalak, ketika menyadari dia berada di tempat yang begitu asing baginya. Suasana gelap dan udara yang cukup dingin menyelimuti tempat

Lebih terperinci

"Antar saja mereka ke kantor polisi." Kata si nona, "berani sekali mereka membuat onar di perumahan pemerintah, jangan dibiarkan."

Antar saja mereka ke kantor polisi. Kata si nona, berani sekali mereka membuat onar di perumahan pemerintah, jangan dibiarkan. baju besinya dinamakan Tie-fo (Budha Besi), dia mengira telah berhasil melatih Budha Besi pelindung badan, makanya aku akan menghancurkan ilmunya, jika beberapa kali lagi dipukul tentu ilmunya akan pecah."

Lebih terperinci

Perlu waktu bagi anak anak itu untuk menjadi bagian dari kegelapan sebelum pohon pohon terlihat lebih jelas. Sebelum semak semak tinggi terlihat

Perlu waktu bagi anak anak itu untuk menjadi bagian dari kegelapan sebelum pohon pohon terlihat lebih jelas. Sebelum semak semak tinggi terlihat Perlu waktu bagi anak anak itu untuk menjadi bagian dari kegelapan sebelum pohon pohon terlihat lebih jelas. Sebelum semak semak tinggi terlihat lebih jelas. Sebelum batang pohon terlihat seperti batang

Lebih terperinci

SATU. Plak Srek.. Srek

SATU. Plak Srek.. Srek SATU Plak Srek.. Srek Kertas coklat bertuliskan WANTED itu terlepas dari dinding tempat ia tertempel tadi. Tejatuh ke lantai yang juga terbuat dari kayu. Sehingga gambarnya orang bertopi besar mirip pembungkus

Lebih terperinci

Pertama Kali Aku Mengenalnya

Pertama Kali Aku Mengenalnya 1 Pertama Kali Aku Mengenalnya Aku berhasil menjadi kekasihnya. Laki-laki yang selama 4 tahun sudah aku kagumi dan cintai. Aku pertama kali bertemu dengannya ketika aku duduk di bangku SMP. Saat itu hidupku

Lebih terperinci

PENJAGAL ANGIN. Tri Setyorini

PENJAGAL ANGIN. Tri Setyorini PENJAGAL ANGIN Tri Setyorini Awal yang ku lihat adalah abu putih yang berterbangan. Pikirku itu adalah salju yang menyejukkan. Namun ternyata bukan karena abu ini justru terasa panas dan membakar telapak

Lebih terperinci

Diceritakan kembali oleh: Rachma www.dongengperi.co.nr 2008 Cerita Rakyat Sumatera Utara Di tepi sebuah hutan kecil yang hijau, sebuah danau yang berair jernih berkilau disapa mentari pagi. Permukaannya

Lebih terperinci

Belajar Memahami Drama

Belajar Memahami Drama 8 Belajar Memahami Drama Menonton drama adalah kegiatan yang menyenangkan. Selain mendapat hiburan, kamu akan mendapat banyak pelajaran yang berharga. Untuk memahami sebuah drama, kamu dapat memulainya

Lebih terperinci

Dan ia baru menyadari betapa salahnya dirinya. Disana, muncul dari sebelah kirinya, ia merasakan gerakan udara yang cepat. Angin yang berhembus

Dan ia baru menyadari betapa salahnya dirinya. Disana, muncul dari sebelah kirinya, ia merasakan gerakan udara yang cepat. Angin yang berhembus SATU Kalau manusia didesain untuk memiliki lebih dari dua kaki oleh sang Pencipta, ia akan sangat bersyukur saat ini. Ia adalah seorang pria; kegelapan malam menutupi wujudnya. Kegelapan itu merupakan

Lebih terperinci

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Lampiran Ringkasan Novel KoKoro Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Kamakura menjadi sejarah dalam kehidupan keduanya. Pertemuannya dengan sensei merupakan hal yang

Lebih terperinci

AKU AKAN MATI HARI INI

AKU AKAN MATI HARI INI AKU AKAN MATI HARI INI Cerpen Ardy Kresna Crenata AKU BELUM TAHU DENGAN CARA APA AKU AKAN MATI. Apakah mengiris nadi dengan pisau akan menyenangkan? Atau memukul-mukul tengkorak dengan batu akan jauh lebih

Lebih terperinci

Awal, Sosok Sang pembunuh Aaarrrrrggghh terdengar suara guraman keras aahhhh, tolong aku teriakan seorang wanita. Ternyata ada demon yang mencoba

Awal, Sosok Sang pembunuh Aaarrrrrggghh terdengar suara guraman keras aahhhh, tolong aku teriakan seorang wanita. Ternyata ada demon yang mencoba Awal, Sosok Sang pembunuh Aaarrrrrggghh terdengar suara guraman keras aahhhh, tolong aku teriakan seorang wanita. Ternyata ada demon yang mencoba memakan jiwa seorang wanita, wanita itu terduduk lemas

Lebih terperinci

Kura-kura dan Sepasang Itik

Kura-kura dan Sepasang Itik Kura-kura dan Sepasang Itik Seekor kura-kura, yang kamu tahu selalu membawa rumahnya di belakang punggungnya, dikatakan tidak pernah dapat meninggalkan rumahnya, biar bagaimana keras kura-kura itu berusaha.

Lebih terperinci

Raja Langit, Raja Bumi, dan Putri Bulan Kisah dari Sulawesi Selatan

Raja Langit, Raja Bumi, dan Putri Bulan Kisah dari Sulawesi Selatan Raja Langit, Raja Bumi, dan Putri Bulan Kisah dari Sulawesi Selatan Kisah ini mengajarkan dua hal: Pertama, bahwa setiap peperangan yang dikobarkan oleh rasa iri dan benci hanya akan menghancurkan semua

Lebih terperinci

dengan mudah, mereka melukaimu? Mengancammu?, aku membuka mataku. Menatap

dengan mudah, mereka melukaimu? Mengancammu?, aku membuka mataku. Menatap Dean, kau menghilang cukup lama, dan kau tak mungkin bergabung dengan mereka dengan mudah, mereka melukaimu? Mengancammu?, aku membuka mataku. Menatap Justin yang menatapku dengan penuh perhatian. Aku

Lebih terperinci

PROLOG. Wow, lihat! Dia datang. Kata Ronald sambil bersiul.

PROLOG. Wow, lihat! Dia datang. Kata Ronald sambil bersiul. PROLOG Frankfurt, Germany. Nick umur 9 tahun. Aku berlarian di padang rumput. Mengitari lapangan yang seperti permadani hijau. Rumput-rumputnya sudah mulai meninggi. Tingginya hampir melewati lututku.

Lebih terperinci

Anak laki-laki itu segera mengangkat kakinya. Maaf, ujarnya, sementara si anak

Anak laki-laki itu segera mengangkat kakinya. Maaf, ujarnya, sementara si anak PROLOG S eorang anak laki-laki berjalan menuju rumahnya dengan lemas. Padahal ini adalah hari pertamanya masuk SD, seharusnya dia merasa senang. Dia juga termasuk anak lakilaki yang pemberani karena dia

Lebih terperinci

Setelah para penyamun pergi, Alibaba memberanikan diri keluar dari tempat

Setelah para penyamun pergi, Alibaba memberanikan diri keluar dari tempat Dahulu kala, dikota Persia, hidup 2 orang bersaudara yang bernama Kasim dan Alibaba. Alibaba adalah adik Kasim yang hidupnya miskin dan tinggal didaerah pegunungan. Ia mengandalkan hidupnya dari penjualan

Lebih terperinci

Misteri Allah. Amsal 25:2-3. Orang bodoh seperti orang berhikmat. Amsal 26:11-12. Musuh seperti teman. Amsal 26:18-25.

Misteri Allah. Amsal 25:2-3. Orang bodoh seperti orang berhikmat. Amsal 26:11-12. Musuh seperti teman. Amsal 26:18-25. Lesson 10 for March 7, 2015 Pada bagian ini, kitab Amsal menolong kita untuk menemukan apa yang ditemukan di balik topeng. Yaitu, realitas di balik penampilan, apa yang mata kita tidak dapat lihat. Misteri

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.6

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.6 SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.6 1. Merpati, Elang, dan Bangau akan pamer kecepatan. Setelah semua siap, Rajawali memberi aba-aba. Tapi belum hitungan ketiga,

Lebih terperinci

YUNUS. 1 7/15/15 Yunus 1. Yunus menolak perintah Allah untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe

YUNUS. 1 7/15/15 Yunus 1. Yunus menolak perintah Allah untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe 1 7/15/15 Yunus 1 YUNUS Yunus menolak perintah Allah untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe 1 Pada jaman dahulu, ada seorang nabi di Israel yang bernama Yunus. Ayahnya bernama Amitai. ALLAH memberi

Lebih terperinci

2. Gadis yang Dijodohkan

2. Gadis yang Dijodohkan 2. Gadis yang Dijodohkan Burung-burung berkicau merdu di tengah pagi yang dingin dan sejuk. Dahan-dahan pohon bergerak melambai, mengikuti arah angin yang bertiup. Sebuah rumah megah dengan pilar-pilar

Lebih terperinci

IBU - seorang ibu beranak 1 berumur 30 tahun, berkulit putih, rambut hitam pendek - berjalan menuju sebuah BUKU.

IBU - seorang ibu beranak 1 berumur 30 tahun, berkulit putih, rambut hitam pendek - berjalan menuju sebuah BUKU. INT. GUDANG - MALAM IBU - seorang ibu beranak 1 berumur 30 tahun, berkulit putih, rambut hitam pendek - berjalan menuju sebuah BUKU. Ibu meniup permukaan buku. Debu berterbangan. Glittering particle membentuk

Lebih terperinci

Seorang gadis sedang berjalan bahagia di

Seorang gadis sedang berjalan bahagia di Chapter I: The First Meeting Seorang gadis sedang berjalan bahagia di sepanjang jalan pada malam yang cerah. Ia melihat ke sekelilingnya dengan senyum ceria. Ia berharap hal aneh itu tidak akan muncul

Lebih terperinci

yang berbentuk datar bagian atasnya dengan sebuah ukiran kepala singa. Mereka yang berada di ruangan sudah berdiri di atas shinéga sejak dari tadi.

yang berbentuk datar bagian atasnya dengan sebuah ukiran kepala singa. Mereka yang berada di ruangan sudah berdiri di atas shinéga sejak dari tadi. Prolog Orion mempercepat langkah kakinya, baju perang yang dikenakannya membuat langkah kakinya menjadi berat, suaranya menggema di lorong gua, bergema dengan cepat seiring dengan langkah kaki yang dia

Lebih terperinci

Xen.. aku tutup mata kamu sebentar ya oke? ujar Ican dengan hati-hati menutupi maksudnya. Kalau aku tidak mau bagaimana? jawab Xena santai.

Xen.. aku tutup mata kamu sebentar ya oke? ujar Ican dengan hati-hati menutupi maksudnya. Kalau aku tidak mau bagaimana? jawab Xena santai. KOPI - Sudah ya capek aku lari-larian terus.. niat sekali ya ngelitikin aku?? ujar Xena ketika Ican mengejarnya di sebuah Taman Tiara yang biasa mereka datangi di waktu senggang. Xena dan Ican sudah dua

Lebih terperinci

Untungnya dia sudah tahu sifat racunnya, jadi dia sudah menyiapkan obat penawarnya.

Untungnya dia sudah tahu sifat racunnya, jadi dia sudah menyiapkan obat penawarnya. tidak tahan lagi, kepalanya pusing, kaki dan tangan mati rasa. Untungnya dia sudah tahu sifat racunnya, jadi dia sudah menyiapkan obat penawarnya. Di dalam rerumputan yang tertutup rapat, dengan aman dia

Lebih terperinci

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com MEMBILAS PILU Oleh: Dipa Tri Wistapa Copyright 2014 by Dipa Tri Wistapa Penerbit Dipa Tri Wistapa Website dipoptikitiw@gmail.com

Lebih terperinci

Kilat masih terus menyambar dan menyilaukan mata. Cahaya terangnya masuk melalui celah-celah jendela dan ventilasi udara. Suara petir terus menderu

Kilat masih terus menyambar dan menyilaukan mata. Cahaya terangnya masuk melalui celah-celah jendela dan ventilasi udara. Suara petir terus menderu Kisah Satu (Oktra) Mendamba Angin Malam Hidup adalah tentang berkorban, atau bahkan mengorbankan orang lain untuk hidup kita. Hidup memberikan makna-makna tersirat yang harus kita artikan sendiri sebagai

Lebih terperinci

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika 1 Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman di Tesalonika yaitu kalian yang sudah bersatu dengan Allah Bapa dan Tuhan kita Kristus Yesus: Salam

Lebih terperinci

Eliora. orang yang sedang menjalaninya. 1 Artinya, seberat-berat kami melihat sesuatu terjadi, lebih menyakitkan lagi bagi

Eliora. orang yang sedang menjalaninya. 1 Artinya, seberat-berat kami melihat sesuatu terjadi, lebih menyakitkan lagi bagi 1 Nadia Eliora Yuda Putri Bahasa Indonesia 7 13 September 2012 Pelarian Jauh Di Hutan Duarr! Bunyi ledakan bom tentara-tentara Jepang. Setelah ledakan pertama itu, orang-orang di desaku menjadi kalang

Lebih terperinci

1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati

1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati 1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati Oleh: Alberta Angela (@black_printzesa) Hai, namaku Jati. Mungkin kalian semua sudah sering mendengar namaku. Tapi mungkin kalian belum terlalu mengenal aku dan kehidupanku.

Lebih terperinci

Dia juga membawa belati, dan lebih dari satu kantong kulit kecil, tentu saja di dalamnya terisi senjata rahasia.

Dia juga membawa belati, dan lebih dari satu kantong kulit kecil, tentu saja di dalamnya terisi senjata rahasia. erti anak keluarga kaya, dia memakai baju musim semi dengan lengan ketat warna biru kehijauan, baju model ini sangat di benci oleh para pendekar, walau para pendekar diam-diam juga sangat menikmati baju

Lebih terperinci

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan. 1st Spring Hujan lagi. Padahal ini hari Minggu dan tak ada yang berharap kalau hari ini akan hujan. Memang tidak besar, tapi cukup untuk membuat seluruh pakaianku basah. Aku baru saja keluar dari supermarket

Lebih terperinci

YUNUS. 1 Yunus 1. Yunus menolak perintah ALLAH untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe

YUNUS. 1 Yunus 1. Yunus menolak perintah ALLAH untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe 1 Yunus 1 YUNUS 1P Yunus menolak perintah ALLAH untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe ada zaman dulu ada seorang nabi di Israel bernama Yunus. Bapak dari Yunus bernama Amitai. ALLAH memberikan

Lebih terperinci

"Jika saya begitu takut maka biarlah saya mati malam ini". Saya takut, tetapi saya tertantang. Bagaimanapun juga toh akhirnya kita harus mati.

Jika saya begitu takut maka biarlah saya mati malam ini. Saya takut, tetapi saya tertantang. Bagaimanapun juga toh akhirnya kita harus mati. Malam di Perkuburan Diposkan pada 03 Januari 2016 Sebelumnya saya tidak pernah tinggal di tanah perkuburan. Dan tak ingin tinggal di sana. Namun suatu saat saya mengajak seorang pa-kow. Ketika saya sampai

Lebih terperinci

oooooooo "Park Shinhye!!!!!"

oooooooo Park Shinhye!!!!! 1 Ingin mengerti apa makna di balik senyumnya. Tapi seolah-olah aku mengamati, hatiku semakin jauh berlari berlawanan arah. Mengapa semua begitu rumit dan selalu ada yang terluka? Adakah satu hal saja

Lebih terperinci

Marwan. Ditulis oleh Peter Purwanegara Rabu, 01 Juni :25

Marwan. Ditulis oleh Peter Purwanegara Rabu, 01 Juni :25 Ellen hanya berdiri termangu melihat tubuh Marwan yang kaku terbujur yang tiga perempat tubuhnya tertutup oleh kain putih. Hanya kelihatan kepalanya saja. Ellen hanya ingin melihat wajah Marwan terakhir

Lebih terperinci

Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu

Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu Ambillah waktu untuk berfikir, itu adalah sumber kekuatan. Ambillah waktu untuk bermain, itu adalah rahasia dari masa muda yang abadi. Ambillah waktu untuk berdoa,

Lebih terperinci

SAMPLE. Prologue. Beberapa tahun lalu... image diriku yang ingin kutanamkan dalam benakku. Aku

SAMPLE. Prologue. Beberapa tahun lalu... image diriku yang ingin kutanamkan dalam benakku. Aku Prologue Langit yang berawan di siang hari ini seolah menarikku kembali ke masa itu. Masa dimana rasa ini belum ada. Rasa yang mengakibatkan semuanya menjadi abu-abu. Baik aku... Loki... dan juga Fyari...

Lebih terperinci

Ayo, minum, katanya seolah mengajaknya ikut minum bersamanya.

Ayo, minum, katanya seolah mengajaknya ikut minum bersamanya. Keledai Cerpen Dedy Tri Riyadi (Koran Tempo, 6 April 2014) LELAKI tua itu memandang ke arah jalan yang ramai di luar jendela. Di jalanan, entah karena apa, banyak sekali orang seperti sedang menunggu sesuatu

Lebih terperinci

Cermin. Luklukul Maknun

Cermin. Luklukul Maknun Cermin Luklukul Maknun Orang-orang terkekeh-kekeh setelah melihat dirinya di cermin. Mereka tersenyum, memerhatikan dirinya, lalu tersenyum lagi. Setelah itu, mereka mencatat sesuatu di buku. Mereka memerhatikan

Lebih terperinci

Yang Mencinta dalam Diam

Yang Mencinta dalam Diam Yang Mencinta dalam Diam Aku melihat sebuah abstrak dengan gambar batu-batu cantik menyerupai sebuah rumah, lengkap dengan air-air jernih dibatu-batu tersebut, mereka mengalir dan bergerak sebebas-bebasnya,

Lebih terperinci

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN. Naskah Film Dan Sinopsis. Ber Ibu Seekor KUCING

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN. Naskah Film Dan Sinopsis. Ber Ibu Seekor KUCING TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN Naskah Film Dan Sinopsis Ber Ibu Seekor KUCING DISUSUN OLEH : INDRA SUDRAJAT 09.12.3831 09-S1SI-05 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012

Lebih terperinci

Hari Raya Korban? (Idul Adha)

Hari Raya Korban? (Idul Adha) Hari Raya Korban? (Idul Adha) Ini merupakan cerita yang terkenal pada saat Allah bertanya pada Abraham untuk mengorbankan anaknya. Juga merupakan cerita seorang anak muda yang dihukum mati oleh Tuhan.

Lebih terperinci

yang paling tidak pernah luput dari kematian adalah cairan ini. Wanita itu meringis ngilu. Semua yang menimpanya kini sudah jelas bagian dari

yang paling tidak pernah luput dari kematian adalah cairan ini. Wanita itu meringis ngilu. Semua yang menimpanya kini sudah jelas bagian dari PROLOG Queenstown Singapore, 1970 Apartemen setinggi ratusan kaki itu mustahil akan membuatnya mudah turun dan keluar. Dia ada di lantai paling atas. Bersama tiga nyawa yang telah hilang dengan beragam

Lebih terperinci

membentak-bentak mereka apabila mereka tidak melakukan hal-hal yang Riani inginkan. Semua pelampiasan amarahnya kepada semua orang selalu dia tujukan

membentak-bentak mereka apabila mereka tidak melakukan hal-hal yang Riani inginkan. Semua pelampiasan amarahnya kepada semua orang selalu dia tujukan PROLOG Semua orang berhak menentukan mimpi mereka. Begitu pula dengan Riani. Setiap malam Riani selalu bermimpi memiliki kehidupan yang begitu indah dan nyaman. Kehidupan yang sangat berbeda dengan kehidupannya

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (5/6)

Siapakah Yesus Kristus? (5/6) Siapakah Yesus Kristus? (5/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus Memiliki Semua Kuasa dan Penakluk Kematian Kode Pelajaran : SYK-P05 Pelajaran 05 - YESUS MEMILIKI SEMUA KUASA

Lebih terperinci

Bagian 1 : Tak Kan Kubiarkan Kau Merebutnya Dariku!

Bagian 1 : Tak Kan Kubiarkan Kau Merebutnya Dariku! Bagian 1 : Tak Kan Kubiarkan Kau Merebutnya Dariku! Mesin mobil sudah mati beberapa menit yang lalu, tapi Zhara masih duduk diam dibelakang kemudi. Sibuk menenangkan debar jantungnya, berusaha untuk bisa

Lebih terperinci

Level 3 Pelajaran 5. PENGANIAYAAN Oleh Don Krow

Level 3 Pelajaran 5. PENGANIAYAAN Oleh Don Krow Level 3 Pelajaran 5 PENGANIAYAAN Oleh Don Krow Di Matius 10:16-23, Yesus ingin mempersiapkan murid-muridnya untuk menghadapi oposisi (perlawanan); Dia ingin memberitahu mereka bahwa akan muncul perlawanan.

Lebih terperinci

Hari Raya Korban? Hari Raya Korban? (Idul Adha) (Idul Adha) Yesus menyatakan:

Hari Raya Korban? Hari Raya Korban? (Idul Adha) (Idul Adha) Yesus menyatakan: Yesus menyatakan: Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata

Lebih terperinci

Cinta, bukan satu hal yang patut untuk diperjuangkan. Tapi perjuangan untuk mendapatkan cinta, itulah makna kehidupan. Ya, lalu mengapa...

Cinta, bukan satu hal yang patut untuk diperjuangkan. Tapi perjuangan untuk mendapatkan cinta, itulah makna kehidupan. Ya, lalu mengapa... 6 Cinta, bukan satu hal yang patut untuk diperjuangkan. Tapi perjuangan untuk mendapatkan cinta, itulah makna kehidupan. Ya, lalu mengapa... OooOooOooO "Hye..." "Hhmmm..." "Aku mencintaimu..." "Nado. Aku

Lebih terperinci

Amarah telah menghilangkan pikiran sehatnya, laki-laki penunggang kuda itu tanpa berpikir panjang sebelah tangannya diayunkan menampar.

Amarah telah menghilangkan pikiran sehatnya, laki-laki penunggang kuda itu tanpa berpikir panjang sebelah tangannya diayunkan menampar. a, mau ditauh dimana wajahnya? Tentu saja, mereka tidak tahu asal-usul wanita ini, lebih-lebih tidak tahu wanita cantik ini adalah pesilat tinggi di antara pesilat tinggi generasi muda. Jadi mereka menganggap

Lebih terperinci

Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali:

Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali: Noand Hegask Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali: Kisah-kisah pendek dan sajak rumpang Diterbitkan melalui: Nulisbuku.com Darah Biasanya keluar rumah Saat tengah malam Sambil menangis Hanya

Lebih terperinci

"ne..cheonmaneyo" jawab Yunho mewakili DBSK sambil sedikit membungkuk.

ne..cheonmaneyo jawab Yunho mewakili DBSK sambil sedikit membungkuk. "Ok pemotretan selesai..gomawo" Ujar Photographer pada DBSK yang sudah terlihat lelah karena seharian berpose dan dipotret untuk memenuhi gambar semua halaman di sebuah majalah remaja "ne..cheonmaneyo"

Lebih terperinci

Saya tidak peduli siapa kalian, tapi perbuatan kalian itu sangatlah kejam dan tidak berperi kemanusiaan!, jawab si Pitung.

Saya tidak peduli siapa kalian, tapi perbuatan kalian itu sangatlah kejam dan tidak berperi kemanusiaan!, jawab si Pitung. Pada jaman penjajahan belanda dahulu, di daerah Jakarta (dahulu Batavia) hiduplah seorang pria gagah yang bernama si Pitung Dia lahir dari pasangan suami istri yang bernama pak Piun dan bu Pinah Pekerjaan

Lebih terperinci

Sebuah kata teman dan sahabat. Kata yang terasa sulit untuk memasuki kehidupanku. Kata yang mungkin suatu saat bisa saja meninggalkan bekas yang

Sebuah kata teman dan sahabat. Kata yang terasa sulit untuk memasuki kehidupanku. Kata yang mungkin suatu saat bisa saja meninggalkan bekas yang Prolog Seorang teman atau bahkan lebih dari sekedar teman, ya tepatnya adalah sahabat? Apa yang kalian tau tentang teman ataupun sahabat? Dua kata yang hampir serupa, namum mempunyai arti begitu berbeda

Lebih terperinci

Negeri Peri Di Tengah Hutan

Negeri Peri Di Tengah Hutan Negeri Peri Di Tengah Hutan EXT. Desa Terpencil. Pagi Hari Disebuah desa hiduplah seorang anak perempuan yang lugu, yang bernama. Ia senang sekali bermain ditepi hutan. Namun ibunya sebenarnya melarangnya.

Lebih terperinci

APOCRYPHA SUSANNA KING JAMES BIBLE Susanna

APOCRYPHA SUSANNA KING JAMES BIBLE Susanna www.scriptural-truth.com APOCRYPHA SUSANNA KING JAMES BIBLE 1611 Sejarah Susanna [dalam Daniel] Susanna Temukan awal Daniel, karena tidak di bahasa Ibrani, bukan narasi Bel dan naga. {1:1} sana tinggal

Lebih terperinci

Andalah Yang Bertanggung Jawab (You Are Responsible!) Oleh: K. Sri Dhammananda

Andalah Yang Bertanggung Jawab (You Are Responsible!) Oleh: K. Sri Dhammananda Andalah Yang Bertanggung Jawab (You Are Responsible!) Oleh: K. Sri Dhammananda Sebagaimana sudah menjadi sifat manusia, kita semuanya cenderung menyalahkan orang-orang lain untuk kekurangan-kekurangan

Lebih terperinci

Kalau kau mendengar sesuatu, itu akan hanya memudar dan menjadi bagian dari latar belakang.

Kalau kau mendengar sesuatu, itu akan hanya memudar dan menjadi bagian dari latar belakang. Induksi Jika aku mengatakan kepadamu, lihatlah seekor burung merah, dapatkah kau melihatnya untukku? Lihatlah setangkai bunga kuning. Lihatlah sebuah mobil biru. Lihatlah seekor anjing dan seekor kucing.

Lebih terperinci

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.9

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.9 SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.9 1. Di suatu siang yang terik, seekor burung pipit tengah asik menikmati buah Delima kesukaannya. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh teriakan

Lebih terperinci

Kuda Berkacamata Hitam

Kuda Berkacamata Hitam Kuda Berkacamata Hitam Jeko adalah kuda yang paling gagah di hutan. Tidak hanya gagah, ia pun kuat dan dapat berlari dengan cepat. Saking hebatnya, warga hutan yang lain memberikan gelar Kuda Perkasa padanya.

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #24 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #24 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #24 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #24 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

Adam Aksara MENANTI CINTA. Penerbit. Nulisbuku.com

Adam Aksara MENANTI CINTA. Penerbit. Nulisbuku.com Adam Aksara MENANTI CINTA Penerbit Nulisbuku.com PROLOG Butir-butir keringat hangat berjatuhan dari dagu persegi seorang pria. Terdengar suara nafasnya yang memburu cepat. Kedua otot-otot lengannya yang

Lebih terperinci

pernah terasa sama lagi setelah kau mengalami hal yang fantastis. Bagiku, pengalaman selama di Vazard adalah hal yang fantastis.

pernah terasa sama lagi setelah kau mengalami hal yang fantastis. Bagiku, pengalaman selama di Vazard adalah hal yang fantastis. A PROLOG lex memacu kudanya secepat yang dia bisa. Matanya bergerak cepat menyisir pemandangan di hadapannya. Dia kenal betul kawasan ini, kawasan terlarang. Tangannya berusaha menarik tali kekang kudanya

Lebih terperinci

Suara alunan piano terdengar begitu lembut

Suara alunan piano terdengar begitu lembut Suara alunan piano terdengar begitu lembut mengalun. Beberapa pelayan hilir mudik mengitari para tamu, dengan membawa nampan berisi minuman dengan berbagai macam jenisnya. Beberapa orang berkumpul berkelompok,

Lebih terperinci

DITEBUS OLEH PENGORBANAN BESAR

DITEBUS OLEH PENGORBANAN BESAR DITEBUS OLEH PENGORBANAN BESAR As-Saffat 37:107 Assalamu alaikum! Kitab Suci Al-Qur an memberikan deskripsi ilustrasi mengenai kepatuhan kepada Firman dari Allah di dalam hidup Ibrahim. Kita harus mempertimbangkan

Lebih terperinci

Peter Swanborn, The Netherlands, Lima Portret Five Portraits

Peter Swanborn, The Netherlands,  Lima Portret Five Portraits Peter Swanborn, The Netherlands, www.peterswanborn.nl Lima Portret Five Portraits Bukan seperti salam Semula, kata si laki-laki, adalah air di sini manis dan penuh hidup, kemudian manusia datang mereka

Lebih terperinci

[Fanfic] Sebuah gambar aneh menarik perhatianmu. Gambar itu jelek, tapi memiliki sesuatu yang membuatmu penasaran. Cast : Kalian yang membaca~

[Fanfic] Sebuah gambar aneh menarik perhatianmu. Gambar itu jelek, tapi memiliki sesuatu yang membuatmu penasaran. Cast : Kalian yang membaca~ DOODLE [Fanfic] Sebuah gambar aneh menarik perhatianmu Gambar itu jelek, tapi memiliki sesuatu yang membuatmu penasaran Cast : Kalian yang membaca~ Part 1: Coretan Gambar Aku melihatnya lagi Gambar itu

Lebih terperinci

PERANCANGAN FILM KARTUN SINOPSIS DAN NASKAH FILM PENDEK (POLA C.VOLGER) Ujian MID Perancangan film kartun

PERANCANGAN FILM KARTUN SINOPSIS DAN NASKAH FILM PENDEK (POLA C.VOLGER) Ujian MID Perancangan film kartun PERANCANGAN FILM KARTUN SINOPSIS DAN NASKAH FILM PENDEK (POLA C.VOLGER) Ujian MID Perancangan film kartun Disusun Oleh : Luthfi Asrori (11.21.0573) JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA

Lebih terperinci

Written by Administrator Sunday, 17 November 2013 05:31 - Last Updated Thursday, 27 March 2014 12:12

Written by Administrator Sunday, 17 November 2013 05:31 - Last Updated Thursday, 27 March 2014 12:12 Dahulu, di daerah Belu, Nusa Tenggara Timur, terdapat sebuah kerajaan yang diperintah oleh seorang raja bernama Laku Leik. Ia adalah raja yang bengis dan kejam. Ia tidak segan-segan menganiaya, bahkan

Lebih terperinci

Buah Kejujuran Putri Amanda Karimatullah LL

Buah Kejujuran Putri Amanda Karimatullah LL Buah Kejujuran Putri Amanda Karimatullah LL Berita duka menyelimuti kerajaan Airllie, patih kerajaan itu meninggal dunia karena tertimpa bebatuan yang jatuh dari atas bukit saat sedang menjalankan tugas

Lebih terperinci

Stupid Love. June 21 st, 2013

Stupid Love. June 21 st, 2013 Stupid Love June 21 st, 2013 Sepasang mata biru terangnya menatapku lekat. Aku menggigit bibir bawahku, menahan kalimat yang tidak ingin aku katakan. Tapi aku harus. Aku harus mengatakannya. Emosiku sudah

Lebih terperinci

BAB II RINGKASAN CERITA. sakit dan mengantarkan adik-adiknya ke sekolah. Karena sejak kecil Lina

BAB II RINGKASAN CERITA. sakit dan mengantarkan adik-adiknya ke sekolah. Karena sejak kecil Lina BAB II RINGKASAN CERITA Ada dua kewajiban yang paling di benci Lara yang harus di lakukannya setiap pagi. Lara harus mengemudi mobil ayahnya yang besar dan tua ke rumah sakit dan mengantarkan adik-adiknya

Lebih terperinci

Di Unduh dari : Bukupaket.com

Di Unduh dari : Bukupaket.com bab 5 kejujuran gambar 5.1 tesa sedang berkumpul dengan teman temannya lihatlah gambar di atas tesa sedang berkumpul dengan teman temannya tentu kalian juga sering melakukannya setiap hari kita bergaul

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.7

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.7 SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.7 1. Aduh, Kaka, kalau rambutmu kau sisir model begitu kau kelihatan lebih tua. Kau seperti nenek-nenek! Alah kau ini hanya sirik,

Lebih terperinci

RINGKASAN CERITA DALAM FILM BUSHI NO ICHIBUN 武士の一分. Mimura Shinnojo adalah seorang bushi yang bekerja sebagai dokumi yaku

RINGKASAN CERITA DALAM FILM BUSHI NO ICHIBUN 武士の一分. Mimura Shinnojo adalah seorang bushi yang bekerja sebagai dokumi yaku Lampiran RINGKASAN CERITA DALAM FILM BUSHI NO ICHIBUN 武士の一分 Mimura Shinnojo adalah seorang bushi yang bekerja sebagai dokumi yaku atau pencicip makanan Shogun. Dia tinggal bersama istrinya bernama Kayo

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. 1. Ada 81 buah idiom yang digunakan dalam novel Ayah karya Andrea

BAB IV PENUTUP. 1. Ada 81 buah idiom yang digunakan dalam novel Ayah karya Andrea BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan. 1. Ada 81 buah idiom yang digunakan dalam novel Ayah karya Andrea Hirata, yaitu 1) gurat nasib, 2) kucing

Lebih terperinci

MENGAMPUNI ORANG LAIN

MENGAMPUNI ORANG LAIN Level 2 Pelajaran 9 MENGAMPUNI ORANG LAIN Oleh Don Krow Hari ini kita akan membahas mengenai pengampunan yang di ambil dari Matius 18:21-22: Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus:"Tuhan, sampai

Lebih terperinci

Yui keluar dari gedung Takamasa Group dengan senyum lebar di wajahnya. Usaha kerasnya ternyata tak sia-sia. Dia diterima berkerja di perusahaan itu

Yui keluar dari gedung Takamasa Group dengan senyum lebar di wajahnya. Usaha kerasnya ternyata tak sia-sia. Dia diterima berkerja di perusahaan itu PROLOG Yui mengerjapkan matanya yang berat dan menggerakan tubuhnya turun dari ranjangnya. Seluruh badannya terasa remuk, dan kepalanya terasa amat pening. Mungkin karena aku terlalu banyak minum semalam,

Lebih terperinci

Surat Petrus yang kedua

Surat Petrus yang kedua 1 Surat Petrus yang kedua Kepada yang kekasih Saudara-saudari saya seiman yaitu kalian yang sudah diberkati Allah sehingga kalian percaya penuh kepada Kristus Yesus sama seperti kami. Dan oleh karena percaya

Lebih terperinci

BAB 1 AKU DAN PULAU PISANG

BAB 1 AKU DAN PULAU PISANG BAB 1 AKU DAN PULAU PISANG Jari ini berjalan begitu saja, seiring angan yang tidak pernah berhenti berharap. Merasa sebuah mimpi yang tidak pernah akan terwujud, harapan yang tidak pernah akan tercapai.

Lebih terperinci

hijau tuanya, jam tangannya dan topinya. Ia sempat melihat Widya masih sedang membuat sarapan di dapur dekat kamar mandi. Dan pada saat kembali ke

hijau tuanya, jam tangannya dan topinya. Ia sempat melihat Widya masih sedang membuat sarapan di dapur dekat kamar mandi. Dan pada saat kembali ke Di kamar Widya, Ricky dan Widya sedang menonton suatu anime. Pada saat anime itu memasukki adegan mesra, Widya langsung memegang tangan Ricky. Lalu Widya berkata bahwa Widya mencintai Ricky, begitu juga

Lebih terperinci

Dimana hati? Ia mati ketika itu juga..

Dimana hati? Ia mati ketika itu juga.. Awal sebuah cerita adalah kegelisahan Aku khawatir perut ini terus terisi, namun kepalaku tak lagi penasaran dengan maksud adanya kehidupan. Dimana hati? Ia mati ketika itu juga.. Gusarnya Angin Sore menjelang

Lebih terperinci

Angin senja terasa kencang berembus di antara

Angin senja terasa kencang berembus di antara Bab I Angin senja terasa kencang berembus di antara gedung-gedung yang tinggi menjulang. Di salah satu puncak gedung tertinggi, terlihat sebuah helikopter berputar di tempat, berusaha untuk mempertahankan

Lebih terperinci

Hoa-xin, dan putra keduanya Li Hoa-sheng. Li Hoa-xin sudah kawin dan punya anak, usianya baru dua puluh limaenam tahun sudah mempunyai

Hoa-xin, dan putra keduanya Li Hoa-sheng. Li Hoa-xin sudah kawin dan punya anak, usianya baru dua puluh limaenam tahun sudah mempunyai i orang jadi lega dan damai. Orang yang paling depan mendaki adalah putra sulung tuan Li, Li Hoa-xin, dan putra keduanya Li Hoa-sheng. Li Hoa-xin sudah kawin dan punya anak, usianya baru dua puluh limaenam

Lebih terperinci

Level 1 Pelajaran 6 PERTOBATAN

Level 1 Pelajaran 6 PERTOBATAN Level 1 Pelajaran 6 PERTOBATAN Oleh Don Krow Beberapa orang memiliki pengertian yang salah mengenai pertobatan. Pertobatan bukanlah kesempurnaan tapi perubahan arah. Kita akan bicara mengenai kisah anak

Lebih terperinci

Pelajaran 09: KATA KOTOR YANG TERKUTUK Hati-hati dengan Kata-katamu! 31 Agustus 2013

Pelajaran 09: KATA KOTOR YANG TERKUTUK Hati-hati dengan Kata-katamu! 31 Agustus 2013 Pelajaran 09: KATA KOTOR YANG TERKUTUK Hati-hati dengan Kata-katamu! 31 Agustus 2013 Hati-hati dengan kata-katamu! (Apa kira-kira hubungan ilustrasi berikut dengan ayat-ayat Alkitab di pelajaran hari Rabu?)

Lebih terperinci

Tiga Belas Ribu Empat Ratus Lima Puluh Rupiah

Tiga Belas Ribu Empat Ratus Lima Puluh Rupiah Tiga Belas Ribu Empat Ratus Lima Puluh Rupiah Malam ini hujan turun begitu lebat. Dodo masih berdiri menghadap jendela menanti sang ayah yang belum juga pulang. Sesekali dia berlari kepangkuan ibunya yang

Lebih terperinci

Aira Arsitha THE DARKA LAIA. Pertarungan Belum Selesai. Penerbit Gia Book Community

Aira Arsitha THE DARKA LAIA. Pertarungan Belum Selesai. Penerbit Gia Book Community Aira Arsitha THE DARKA LAIA Pertarungan Belum Selesai Penerbit Gia Book Community Prolog Auranya... Kau lihat..??? Dia yang disapa itu memicingkan mata. Tatapannya menghujam ke arah gadis kecil berkuncir

Lebih terperinci

berada dan segera sadar kalau dia tanpa sengaja tertidur di lantai dua. Semua masih sama pada posisinya, sofa-sofa itu masih ada di sana,

berada dan segera sadar kalau dia tanpa sengaja tertidur di lantai dua. Semua masih sama pada posisinya, sofa-sofa itu masih ada di sana, Tetapi tetap tidak ada jawaban. Aku mencoba mengeluarkan diriku dari tumpukan kertas ini. Kau tahu adegan dimana ada sebuah perahu yang bocor di tengah lautan dan orangorang di dalam perahu mencoba mengeluarkan

Lebih terperinci

Suzy melangkahkan kaki memasuki lift gedung tempatnya bekerja. Beberapa orang wanita yang tidak ia kenal akrab mengikutinya dari belakang.

Suzy melangkahkan kaki memasuki lift gedung tempatnya bekerja. Beberapa orang wanita yang tidak ia kenal akrab mengikutinya dari belakang. Suzy melangkahkan kaki memasuki lift gedung tempatnya bekerja. Beberapa orang wanita yang tidak ia kenal akrab mengikutinya dari belakang. Sepertinya mereka adalah rekan kerja satu ruangan di lantai 12,

Lebih terperinci

Hidup ini singkat bagiku! Kebahagian saat ini hanyalah sementara, tak mudah bagiku untuk menjalani hidup normal layaknya sebagai manusia biasa.

Hidup ini singkat bagiku! Kebahagian saat ini hanyalah sementara, tak mudah bagiku untuk menjalani hidup normal layaknya sebagai manusia biasa. Hidup ini singkat bagiku! Kebahagian saat ini hanyalah sementara, tak mudah bagiku untuk menjalani hidup normal layaknya sebagai manusia biasa. Jadi aku hidup tidak normal? Ya itu menurutku! Kehidupan

Lebih terperinci

Chapter 01: What will you do to protect me?

Chapter 01: What will you do to protect me? Chapter 01: What will you do to protect me? gimana bisa mereka?, Suzy memandangi tumpukan foto dihadapannya dengan muka merah padam menahan malu. Ada sepuluh lembar foto yang dikirim oleh wartawan Choi

Lebih terperinci

Cila Aulia. Altocumulus. Aulia Publishing

Cila Aulia. Altocumulus. Aulia Publishing Cila Aulia Altocumulus Aulia Publishing Altocumulus Oleh: Cila Aulia Copyright 2013 by Cila Aulia Penerbit Cila Aulia (http://disa2908.blogspot.com/) (snurcahyani@rocketmail.com) (santi.n2908@gmail.com)

Lebih terperinci

Candy, Tidak Semanis Namanya

Candy, Tidak Semanis Namanya #1 Candy, Tidak Semanis Namanya Suatu malam yang sunyi di bawah sinar rembulan yang terang, ada sebuah rumah di lokasi perkomplekan, disitu ada satu ruang dari lima ruang yang lampunya tidak menyala, di

Lebih terperinci