BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Gorontalo yang terletakdi jalan Bukit Dauda Tuladenggi, Kabupaten

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Gorontalo yang terletakdi jalan Bukit Dauda Tuladenggi, Kabupaten"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Deskripsi Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo yang terletakdi jalan Bukit Dauda Tuladenggi, Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Lokasi penelitian dapat dilihat pada peta letak lokasi penelitian berikut ini: 21

2 SMP Negeri 2 Telaga Biru mulai dibuka pada tahun Sekolah ini memiliki ruangan yang digunakan dalam proses belajar mengajar dan juga ruangan lain yang digunakan diluar proses belajar mengajar. Berikut ini adalah tabel keadaan ruangan dan pemanfaatannya di SMP Negeri 2 Telaga Biru. Tabel 3: Keadaan Gedung SMP Negeri 2 Telaga Biru dan pemanfaatannya No Jenis ruangan Jumlah Keterangan 1 Ruangan Belajar 9 Baik 2 Ruangan Kepala Sekolah 1 Baik 3 Ruangan Wakasek 1 Baik 4 Ruangan Dewan Guru 1 Baik 5 Ruangan Tata Usaha 2 Baik 6 Ruangan Tamu 1 Baik 7 Ruangan Kurikulum 1 Baik 8 Ruangan Perpustakaan 1 Baik 9 Ruangan Lab. IPA 1 Baik 10 Ruangan UKS 1 Baik 11 Ruangan BK 1 Baik 12 Ruangan Osis 1 Baik 13 Ruangan Keterampilan 1 Baik 14 Ruanga Olahraga 1 Baik 15 Ruangan Ibadah 1 Baik Sumber: Profil SMP Negeri 2 Telaga Biru 2013 Lebih jelasnya keadaan gedung sekolah yang merupakan lokasi penelitian dapat dilihat pada denah sekolah berikut ini: 22

3 DENAH SMP NEGERI 2 TELAGA BIRU RG. KELAS RG. KELAS R M RG. KELAS Musholah WC Lokasi Pembangun an RKB RG. KELAS MESS MESS Lokasi Pembanguna n Lab. Multimedia RG. KELAS MESS Lokasi Pembanguna n Lab. Bahasa RG. KELAS Lokasi Persia RUANG PERPUSTA KAAN Lab. Keteram OSIS RUANG R. BP/BK Ruang Taman Sekolah Ruang Tamu R. T. Ruang Kep. Sek Rg. Wkl WC w c Tempat RG. KELAS Lab. IPA pan Pembangunan RPL Lain 23

4 Kegiatan belajar di SMP Negeri 2 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo dilaksanakan oleh guru sebagaimana tabel data guru berdasarkan profil sekolah tahun 2013 beriku ini; Tabel 4:Data Keadaan Tenaga Pengajar SMP Negeri 2 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo tahun 2013 menurut kualifikasi pendidikan dan jenis kelamin Jumlah dan Status Guru No Tingkat Pendidikan GT/ PNS GTT/ Guru Bantu Jumlah L P L P 1 Sarjana S S JUMLAH 12 Sumber: Profil SMP Negeri 2 Telaga Biru 2013 Selanjutnya dalam melaksanakan kegiatan administrasi sekolah SMP Negeri 2 Telaga Biru dibantu oleh beberapa tenaga administrasi Sekolah sebagaimana pada tabel 4 berikut ini; Tabel 5:Data Keadaan tenaga Tata Usaha menurut tingkat pendidikan dan jenis kelamin Tenaga Tata Usaha No Tingkat Pendidikan PNS Honorer Jumlah L P L P 1 Sarjana SLTA /SLTP Pegawai Tetap Pegawai Honor Penjaga Sekolah Satpol JUMLAH 5 Sumber: Profil SMP Negeri 2 Telaga Biru tahun ajaran 2012/2013 Selanjutnya keadaan siswa SMP Negeri 2 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo saat ini berjumlah 211 yang terbagi dalam tiga kelas yaitu; kelas VII berjumlah 59 siswa yang tersebar dalam 3 rombongan belajar, kelas VIII berjumlah 77 siswa Yang tersebar dalam 3 rombongan belajar dan kelas IX berjumlah 75 siswa yang tersebar dalam 3 rombongan belajar Objek Penelitan Objek penelitian adalah siswa kelas VIII, khususnya kelas VIII-1 SMP Negeri 2 Telaga Biru, dengan jumlah siswa 22 orang terdiri dari 9 orang laki-laki dan 13 orang 21

5 perempuan. Kelas VIII-1 merupakan kelas yang siswa-siswi terpilih dari beberapa kelas VIII yang ada di Sekolah tersebut. Siswa-siswi dari kelas VIII-1 ini memiliki kreatifitas dalam pendidikan formal maupun ektrakurikuler. Keadaan ini dibuktikan ketika ada kegiatan, lomba dan lain-lain, kelas VIII-1 yang diambil dan dikutsertakan dalam even-even tertentu. 22

6 4.2. Tahap Pembelajaran Penelitian ini dilakukan untuk memicu kreativitas siswa dalam berkreasi tari pada siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 2 Telaga Biru. Dilaksanakan delapan kali pertemuan melalui dua tahap penilaian kemampuan siswa. Kedua tahap yang dimaksud adalah kemampuan siswa mengembangkan motif gerak tari dan mengkomposisi tari. Berdasarkan survei yang telah dilakukan sebelumnya, bahwa siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 2 Telaga Biru telah pernah mendapatkan beberapa tari bentuk dan tari bentuk tersebut merupakan tari-tari dari daerah Gorontalo, maka peneliti memilih menerapkan pengembangan motif gerak tari sederhana dari salah satu tari jenis tari kreasi. Pengambilan tari kreasi karena tari ini telah digarap sebelumnya oleh peneliti dengan didalamnya terdapat beberapa motif tari yang sederhana yang dapat diterapkan kepada siswa sebagai metode pembelajaran kreatifitas tari. Pengembangan motif ini diterapkan dalam dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 80 menit setiap kali pertemuan. Pertemuan pertama diberikan dua motif untuk dikembangkan dan pertemuan ke dua diberikan tiga motif. Enam kali pertemuan yang tersisa digunakan dalam mengkomposisi tari, dengan waktu alokasi waktu yang sama pada setiap pertemuan. 23

7 Pertemuan I Pertemuan pertama peneliti yang bertindak sebagai guru pengajar, memberikan terlebih dahulu pengantar tentang materi dan metode yang akan digunakan dalam pembelajaran kreatifitas tari. Pertama tama guru memberi pemahaman tentang gerak adalah salah satu unsur pokok dalam tarian. Kemudian masuk pada penjelasan tentang pengembangan motif gerak tari. Pengembangan motif gerak tari ini dijelaskan guru dengan mengembangankan motif dari segi ruang, tenaga, waktu dan volume. Setelah penjelasan dipaparkan, kemudian guru memberikan contoh. Contoh yang diberikan adalah salah satu motif yang ada dalam tari motiheluma. Setelah siswa paham dengan penjelasan guru, langkah selanjutnya guru memberikan dan memperagakan lima motif tari motiheluma yang akan diberikan kepada siswa dan kemudian yang akan dikembangkan oleh para siswa. Dalam pemberian motif, peneliti membedakan motif antara siswa laki-laki dan siswa perempuan, karena dalam tari motiheluma yang menjadi tarian yang motif-motifnya diambil untuk dikembangkan, hampir secara keseluruhan motif laki-laki dan perempuan berbeda. Selain motif yang berbeda peneliti juga memberikan dua motif yang sama antara laki-laki dan perempuan. Kelima motif tersebut dapat didekripsikan sebagai berikut; Motif 1 Motif 1 peneliti memberikan motif dengan nama motif art mendak. Deskripsi motif tersebut sebagai berikut : Perempuan (Motif Art Mendak 2 x 8 hitungan) 24

8 Gambar 1 Posisi Awal Motif 1 Gambar 2 Posisi Akhir Motif 1 Posisi awal : 25

9 Kaki kanan dan kaki kiri ditekuk dengan posisi kaki kanan berada depan kaki kiri dan posisi badan mendak. Kedua tangan berada disamping kiri dan kanan badan dengan setengah ditekuk ke arah depan dan telapak tangan terbuka ke atas. Gerakan 2 x 8 hitungan : Hitungan 1 x 8 pertama, berjalan ke arah depan dengan tangan diayunkan kearah kanan dan kiri sebanyak 4 kali, setiap arah hitungan 1 x 2. Sampai pada posisi didepan. Hitungan 1 x 8 kedua, posisi badan mendak dengan kaki kanan didepan kaki kiri secara berdekatan (dengan hitungan 1 x 4 ) kemudian hitungan 1x 4 terakhir dilanjutkan dengan tangan kiri diletakkan depan dada dan tangan kanan memutar full di samping kanan sampai berada dibawah telapak tangan kiri. Posisi Akhir : Badan mendak dengan posisi kaki kanan didepan kaki kiri, tangan kanan berada dibawah tangan kiri dengan posisi didepan dada dan pinggang ke kiri. Laki laki (Motif Art Mendak 2 x 8 hitungan) 26

10 Gambar 3 Posisi Awal Motif 1 Gambar 4 Posisi Akhir Motif 1 27

11 Posisi awal : Berdiri seperempat mendak dengan posisi tangan kanan berada didepan tangan kiri yang ada didepan dada. Posisi kaki kanan berada didepan kaki kiri. Gerakan 2 x 8 hitungan : Hitungan 1 x 8 pertama, berjalan ke arah depan dengan posisi tangan tetap dan kemudian turun dengan lutut kanan menyentuh lantai dan kaki sebelah kiri di tekuk. Hitungan 1 x 8 kedua, posisi badan pada posisi hitungan 1 x 8 pertama. Kemudian tangan kanan diputar setengah derajat disamping kanan sampai diatas kepala dengan telapak tangan menghadap keatas dan tangan kiri berada didepan dada. Posisi Akhir : Posisi jongkok dengan lutut kaki kanan menyentuh lantai dan kaki kiri ditekuk. Tangan kiri berada depan dada dan tangan kanan berada diatas kepala dengan telapak tangan terbuka keatas Motif 2 Motif 2 peneliti memberikan motif dengan nama motif Art zig - zag. Deskripsi motif tersebut sebgai berikut; Perempuan (Motif Art zig-zag 2 x 8 hitungan) 28

12 Gambar 5 Posisi Awal Motif 2 Gambar 6 Posisi Akhir Motif 2 Posisi awal : 29

13 Posisi awal tangan disilangkan di depan dengan tangan kanan berada di atas dan tangan kiri di bawah. Posisi badan mendak dengan kaki kanan berada di kaki kiri. Gerakan 2 x 8 hitungan : Hitungan 1 x 8 pertama maju ke depan di mulai dengan kaki kanan didepan dan tangan sambil disilangkan bergantian. Hitungan 1 x 8 ke dua menghadap kearah kiri 1 x 4 tangan kanan diputar disamping kanan badan dengan posisi mendak kaki kanan di depan dan arah pandang mengikuti tangan kanan. Hitungan 1 x 4 berikutnya tangan sebelah kiri. Posisi Akhir : Mengahdap ke kiri dengan posisi badan mendak kaki kanan didepan kaki kiri dan tangan kiri berada di atas bahu dengan telapak tangan terbuka. Tangan kanan berada disamping paha serta pandangan ke depan. Laki laki (Motif Art Zig-zag 2 x 8 hitungan) 30

14 Gambar 7 Posisi Awal Motif 2 Gambar 8 Posisi Akhir Motif 2 Posisi awal : Posisi awal tangan berada disamping kiri dan kanan badan dengan telapak tangan menghadap kedepan dan posisi badan seperempat mendak serta pandangan kedepan. 31

15 Gerakan 2 x 8 hitungan : Hitungan 1 x 8 pertama maju kedepan dimulai dengan kaki kanan didepan dan tangan diayunkan kedepan. Hitungan 1 x 8 kedua mengahdap kedepan dengan 1 x 4 pertama tangan di silangkan didepan dengan arah pandang ke tangan kanan yang berada dibagian atas dan hitungan 1 x 4 berikunya adalah kebalikannya. Posisi Akhir : Mengahdap kedepan dengan tangan kiri di atas dan tangan kanan dibawah membentuk diagonal. Kaki kanan didepan kaki kiri dan posisi badan mendak Motif 3 Motif 3 peneliti memberikan motif dengan nama motif Art jinjit. Deskripsi motif tersebut sebagai berikut; 32

16 Perempuan (Motif Art Jinjit 2 x 8 hitungan) Gambar 11 Posisi Awal Motif 3 Gambar 12 Posisi Akhir Motif 3 Posisi awal : 33

17 Posisi awal tangan berada disamping kiri dan kanan badan dengan posisi badan mendak kaki kiri didepan dan pandangan kedepan. Gerakan 2 x 8 hitungan : Hitungan 1 x 8 pertama gerakan jinjit dengan 1 x 2 hitungan tangan menghadap kebawah. Hitungan 1 x 2 berikutnya tangan keatas masih dengan gerakan jinjit. Diulangi sebanyak dua kali dan Arah pandang mengikuti tangan. Hitungan 1 x 8 ke dua memutar kebelakang sampai kedepan kembali dengan posisi badan mendak dan tangan kiri didepan dada, tangan kanan direntangkan kebawah. Posisi Akhir : Menghadap kedepan dengan kaki kanan didepan kaki kiri pada posisi mendak dan tangan kiri didada serta tangan kanan di rentangkan kebawah. 34

18 Laki laki (Motif Art Jinjit 2 x 8 hitungan) Gambar 13 Posisi Awal Motif 3 Gambar 14 Posisi Akhir Motif 3 35

19 Posisi awal : Posisi jongkok dengan lutut kanan menyentuh lantai dan kaki kiri ditekuk. Tangan kiri didepan dada, tangan kanan terentang ke samping kanan. Gerakan 2 x 8 hitungan : Hitungan 1 x 8 pertama tangan diayunkan ke samping kanan hitungan 1 x 4 pertama. Hitungan 1 x 4 kedua sebaliknya. Hitungan 1 x 8 kedua posisi badan masih sama, hitungan 1 x 4 tangan kanan ditekuk keatas tangan kiri. Diulangi sebanyak dua kali. Posisi Akhir : Posisi badan yang sama dengan posisi awal. Tangan kanan dan tangan kiri berada didepan dada dengan tangan kanan berada didepan tangan kiri Motif 4 Motif 4 peneliti memberikan motif dengan nama motif art samping. Deskripsi motif tersebut sebagai berikut : 36

20 Perempuan dan laki laki (Motif jalan zig-zag 2 x 8 hitungan) Gambar 15 Posisi Awal Motif 4 Gambar 16 Posisi Akhir Motif 4 Posisi awal : 37

21 Tangan direntangkan dengan posisi kaki kanan didepan kaki kiri. Gerakan 2 x 8 hitungan : Hitungan 1 x 8 pertama lompat kearah depan dengan menghadap kiri dan tangan direntangkan. Hitungan 1 x 8 ke dua tangan kanan diatas tangan kiri, tangan kanan dibuka dan tangan kiri diujung siku tangan kanan lalu berputar. Posisi Akhir : Menghadap kedepan dengan posisi tangan sama dengan hitungan 1 x 8 kedua dan posisi badan mendak dengan posisi kaki sama dengan posisi awal Motif 5 Motif 5 peneliti memberikan motif dengan nama motif art tereretet. Deskripsi motif tersebut sebagai berikut : 38

22 Perempuan (Motif art tereretet 2 x 8 hitungan) Gambar 17 Posisi Awal Motif 5 Gambar 18 Posisi Akhir Motif 5 39

23 Posisi awal : Posisi badan mendak kaki kanan depan kaki kiri dan tangan disilangkan depan dada dengan tangan kanan diatas. Gerakan 2 x 8 hitungan : Hitungan 1 x 8 pertama melompat kekanan hitungan 1 x 4, hitungan berikutnya bahu digoyang. Hitungan 1 x 8 kedua tangan direntangkan dengan bentuk diagonal kemudian tangan kiri di putar kedepan dada sampai ke tangan kanan. Arah pandangan ke tangan kanan. Posisi Akhir : Posisi mendak dengan posisi tangan seperti posisi terakhir gerakan hitungan 1 x 8 kedua Pertemuan 2 Pertemuan kedua peneliti memberikan 2 motif tari yang akan dikembangkan oleh siswa. Penerapan motif ini dilakukan oleh peneliti dengan metode demonstrasi, yaitu peneliti mempraktekkan motif tari didepan kelas kemudian siswa menirukan. Motif tari diulangi sebanyak tiga sampai lima kali. Langkah berikut peneliti menginstruksikan siswa untuk mengembangakan motif tersebut sesuai dengan penjelasan cara mengembangankan motif tari pada pertemuan pertama. Kegiatan selanjutnya peneliti mengamati siswa mengembangkan motif tersebut. Setelah siswa selesai mengembangkan motif 1 maka selanjutnya peneliti memberikan motif yang kedua. Teknis yang sama dilakukan yakni, peneliti memberikan motif kemudian siswa diinstruksikan untuk menirukan. Setelah siswa dapat menirukan, dilanjutkan dengan 40

24 mengembangkan motif kedua tersebut. Peneliti mengamati dan pada akhir pembelajaran peneliti mengevaluasi kedua pengembangan motif tersebut yakni pengembangan motif 1 dan pengembangan motif 2. Pertemuan kedua ini peneliti melakukan penilaian awal untuk melihat kemampuan siswa dalam mengembangkan motif dan juga sebagai evaluasi untuk pengembangan motif selanjutnya. Cara peneliti menilai adalah, melihat siswa yang mampu mengambangkan motif lebih dari dua pengembangan, siswa tersebut akan mendapat skor 40. Berikut hasil perolehan siswa dalam mengembangkan motif 1 dan 2 yang diberikan dapat dilihat pada presentase tabel 6 dan 7. Tabel 6:NilaiPengembangan Motif 1 No Nama siswa Skor Presentase Kualifikasi 1 Aldi Umar Cukup 2 Firman Ibrahim Cukup 3 Ismail Puhi Cukup 4 Jefriyanto Abdul Rahman Kurang 5 Marten Olii Kurang 6 Rahman Akuba Cukup 7 Reflin Mahajani Kurang 8 Reynaldi Dalanggo Kurang 9 Wawan Makalalang Cukup 10 Hadija Yunus Nani Cukup 11 Hariyati Abdul Kurang 12 Indah Sri N Sango Cukup 13 Indriyawati M Hasan Cukup 14 Maryam Husain Cukup 15 Mega a. Rauf Kurang 16 Mukmin Anis Cukup 17 Ririn Sabihi Cukup 18 Sagita Hasan Cukup 19 Silvana Maku Kurang 20 Delviana Rabiasa Cukup 21 Lidyawati Hasan Cukup 22 Kamelia Rasid Cukup JUMLAH RATA RATA CUKUP Tabel 7:Nilai Pengembangan Motif 2 41

25 No Nama Siswa Skor Presentase Kualifikasi 1 Aldi Umar Cukup 2 Firman Ibrahim Cukup 3 Ismail Puhi Cukup 4 Jefriyanto Abdulrahman Kurang 5 Marten Olii Kurang 6 Rahman Akuba Cukup 7 Reflin Mahajani Kurang 8 Reynaldi Dalanggo Kurang 9 Wawan Makalalang Cukup 10 Hadija Yunus Nani Cukup 11 Hariyati Abdul Kurang 12 Indah Sri N Sango Cukup 13 Indriyawati M Hasan Cukup 14 Maryam Husain Cukup 15 Mega a. Rauf Kurang 16 Mukmin Anis Cukup 17 Ririn Sabihi Cukup 18 Sagita Hasan Cukup 19 Silvana Maku Kurang 20 Delviana Rabiasa Cukup 21 Lidyawati Hasan Cukup 22 Kamelia Rasid Cukup JUMLAH RATA RATA CUKUP Nilai yang diperoleh siswa dalam tahap pemberian motif 1 dan motif 2 dirata ratakan dari hasil keseluruhan siswa termasuk kualifikasi cukup, karena dari 22 orang siswa nilai tertinggi yang diperoleh adalah 30 dan terendah adalah 25. Siswa yang memperoleh nilai 30 hanya mampu mengembangkan motif sebanyak dua pengembangan. Untuk yang nilai 25 siswa hanya mampu melakukan pengembangan motif dengan satu pengembangan saja. Penjelasan diatas menyimpulkan, pada pengembangan motif 1 siswa memperoleh nilai cukup dan kurang karena pengembangan motif yang diterapkan peneliti adalah hal pertama kali dilakukan. Selama proses pembelajaran yang siswa ikuti guru tidak memberi pemahaman tentang adanya pengembangan motif dalam tarian. Sesuai observasi sebelumnya pembelajaran tari di kelas VIII-1 lebih ke praktek tari bentuk baik tari tardisi maupun 42

26 moderen. Siswa yang memperoleh nilai 30 adalah siswa yang memiliki bakat dalam menari, sehingga mereka berminat dan berusaha semampunya melakukan pengembangan motif tari. Melihat peroleh diatas, serta semangat siswa yang antusias ingin belajar pengembangan motif tari, maka peneliti melanjutkan pada tahap berikut. Peneliti menugaskan siswa mengulang kembali dirumah pengembangan motif yang telah dilakukan, untuk mencapai nilai lebih baik dan lebih mudah dalam mengembangkan tiga motif selanjutnya yang akan diberikan oleh peneliti pada siswa Pertemuan 3 Pertemuan ketiga peneliti meberikan tiga motif berikutnya kepada siswa. Cara peneliti memberikan motif sama seperti pemberian dua motif sebelumnya. Peneliti memperagakan motif tiga didepan kelas dan diulangi sebanyak tiga sampai lima kali kemudian siswa menirukannya. Setelah siswa lancar dengan motif tersebut kemudian siswa mengembangkan motif ketiga. Demikian juga dengan motif empat dan lima dilakukan cara yang sama. Peneliti mengamati terlebih dahulu proses siswa mengembangkan motif 3 yang diberikan, setelah siswa bisa melakukan pengembangan motif 3 tersebut, peneliti yang bertindak sebagai guru memberikan kembali motif berikutnya dengan cara yang sama. Cara yang sama pula dilakukan peneliti dalam memberikan motif terakhir. Hasil capaian siswa dalam mengembangkan motif 3, 4, dan 5 di presentasikan oleh peneliti dalam bentuk tabel, seperti pada motif 1 dan 2. Berikut hasil capaian siswa mengembangkan motif 3, 4, dan 5. 43

27 Tabel 7:Nilai Pengembangan Motif 3 No Nama Siswa Skor Presentase Kualifikasi 1 Aldi Umar 35 87,5 Baik 2 Firman Ibrahim 35 87,5 Baik 3 Ismail Puhi 35 87,5 Baik 4 Jefriyanto Abdul Rahman 35 87,5 Baik 5 Marten Olii 35 87,5 Baik 6 Rahman Akuba 35 87,5 Baik 7 Reflin Mahajani Cukup 8 Reynaldi Dalanggo 35 87,5 Baik 9 Wawan Makalalang 35 87,5 Baik 10 Hadija Yunus Nani 35 87,5 Baik 11 Hariyati Abdul Cukup 12 Indah Sri N Sango 35 87,5 Baik 13 Indriyawati M Hasan 35 87,5 Baik 14 Maryam Husain 35 87,5 Baik 15 Mega a. Rauf Cukup 16 Mukmin Anis 35 87,5 Baik 17 Ririn Sabihi 35 87,5 Baik 18 Sagita Hasan 35 87,5 Baik 19 Silvana Maku Cukup 20 Delviana Rabiasa 35 87,5 Baik 21 Lidyawati Hasan 35 87,5 Baik 22 Kamelia Rasid 35 87,5 Baik JUMLAH RATA RATA BAIK Tabel 8 : Nilai Pengembangan Motif 4 No Nama siswa Skor Presentase Kualifikasi 1 Aldi Umar 35 87,5 Baik 2 Firman Ibrahim 35 87,5 Baik 3 Ismail Puhi 35 87,5 Baik 4 Jefriyanto Abdul Rahman 35 87,5 Baik 5 Marten Olii 35 87,5 Baik 6 Rahman Akuba 35 87,5 Baik 7 Reflin Mahajani Cukup 8 Reynaldi Dalanggo 35 87,5 Baik 9 Wawan Makalalang 35 87,5 Baik 10 Hadija Yunus Nani 35 87,5 Baik 11 Hariyati Abdul Cukup 12 Indah Sri N Sango 35 87,5 Baik 13 Indriyawati M Hasan 35 87,5 Baik 14 Maryam Husain 35 87,5 Baik 15 Mega a. Rauf Cukup 16 Mukmin Anis 35 87,5 Baik 44

28 17 Ririn Sabihi 35 87,5 Baik 18 Sagita Hasan 35 87,5 Baik 19 Silvana Maku Cukup 20 Delviana Rabiasa 35 87,5 Baik 21 Lidyawati Hasan 35 87,5 Baik 22 Kamelia Rasid 35 87,5 Baik JUMLAH RATA RATA BAIK Tabel 9: Nilai Pengembangan Motif 5 No Nama siswa Skor Presentase Kualifikasi 1 Aldi Umar 35 87,5 Baik 2 Firman Ibrahim 35 87,5 Baik 3 Ismail Puhi 35 87,5 Baik 4 Jefriyanto abdulr ,5 Baik 5 Marten Olii 35 87,5 Baik 6 Rahman Akuba 35 87,5 Baik 7 Reflin Mahajani Cukup 8 Reynaldi Dalanggo 35 87,5 Baik 9 Wawan Makalalang 35 87,5 Baik 10 Hadija Yunus Nani 35 87,5 Baik 11 Hariyati Abdul Cukup 12 Indah Sri N Sango 35 87,5 Baik 13 Indriyawati M Hasan 35 87,5 Baik 14 Maryam Husain 35 87,5 Baik 15 Mega a. Rauf Cukup 16 Mukmin Anis 35 87,5 Baik 17 Ririn Sabihi 35 87,5 Baik 18 Sagita Hasan 35 87,5 Baik 19 Silvana Maku Cukup 20 Delviana Rabiasa 35 87,5 Baik 21 Lidyawati Hasan 35 87,5 Baik 22 Kamelia Rasid 35 87,5 Baik JUMLAH RATA RATA BAIK Jumlah siswa 22 orang, yang mendapat nilai 35 pada pertemuan ketiga adalah nilai tertinggi dan nilai terendah adalah 30. Siswa yang mampu mengembangkan lebih dari tiga motif mendapat nilai 35 dan yang bisa mengmbangkan sampai dua pengembangan motif tari mendapat nilai 30. Berdasarkan pengamatan peneliti, dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan ketiga siswa memiliki kemajuan. Peneliti menugaskan siswa mengulang kembali dirumah pengembangan motif yang telah dilakukan. Karena pada pertemuan selanjutnya 45

29 sebelum masuk pada komposisi tari, peneliti akan mengevaluasi secara keseluruhan lima motif yang telah diberikan Pertemuan 4 Pertemuan keempat 30 menit pertama digunakan peneliti untuk mengevaluasi lima pengembangan motif yang telah dilakukan oleh siswa. Siswa maju satu persatu didepan dan mempraktekkan lima motif tersebut. Berdasarkan kegiatan tersebut peneliti dapat memberikan nilai sebagai berikut; Tabel 10: Nilai Evaluasi Pengembangan 5 Motif No Nama Siswa Skor Presentase Kualifikasi 1 Aldi Umar 35 87,5 Baik 2 Firman Ibrahim 35 87,5 Baik 3 Ismail Puhi 35 87,5 Baik 4 Jefriyanto AbdulRahman 35 87,5 Baik 5 Marten Olii 35 87,5 Baik 6 Rahman Akuba 35 87,5 Baik 7 Reflin Mahajani Cukup 8 Reynaldi Dalanggo 35 87,5 Baik 9 Wawan Makalalang 35 87,5 Baik 10 Hadija Yunus Nani 35 87,5 Baik 11 Hariyati Abdul Cukup 12 Indah Sri N Sango 35 87,5 Baik 13 Indriyawati M Hasan 35 87,5 Baik 14 Maryam Husain 35 87,5 Baik 15 Mega a. Rauf Cukup 16 Mukmin Anis 35 87,5 Baik 17 Ririn Sabihi 35 87,5 Baik 18 Sagita Hasan 35 87,5 Baik 19 Silvana Maku Cukup 20 Delviana Rabiasa 35 87,5 Baik 21 Lidyawati Hasan 35 87,5 Baik 22 Kamelia Rasid 35 87,5 Baik JUMLAH RATA RATA BAIK Berdasarkan tabel diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa sebagian besar siswa telah dapat mengembangkan motif dan menghafal pengembangan pengembangan yang 46

30 telah dilakukan. Siswa yang memperoleh nilai 35 adalah siswa yang mampu mempraktekkan kelima pengembangan motif akan tetapi salah satu pengembangan motif masih siswa lupa akan gerakannya. Siswa yang mendapat nilai 30 adalah siswa yang sudah membuat 5 pengembangan motif akan tetapi saat evaluasi dua pengembangan siswa masih bingung dengan gerakannya. Diprediksikan oleh peneliti, hal ini disebabkan siswa lupa dengan pengembangan motif yang telah dilakukan dan kurangnya pemantapan atau latihan dirumah Pertemuan 5 Pertemuan ke lima Peneliti melangkah pada tahap berikut setelah siswa melakukan pengembangan motif tari sebanyak 5 motif. Tahap tersebut adalah komposisi tari. Sebelum masuk ke tahap tersebut, terlebih dahulu siswa dibagi dalam 4 kelompok. Pada komposisi tari, peneliti mengelompokkan siswa karena indikator capaian yang dipilih peneliti pada Standar kompetensi adalah menggelar pertunjukan karya seni tari berkelompok dikelas. Selain itu juga, dengan berkelompok, komposisi tari akan lebih mudah dilakukan. Empat unsur telah ditentukan oleh peneliti yang harus dibuat oleh siswa, yaitu merangkai gerak dari hasil pengembangan motif, memberi unsur dinamika, pengolahan ruang yang terdiri dari leveling dan pola lantai, dan yang terakhir memberi unsur musik. Tujuan dari kegiatan ini adalah, peneliti ingin mengenalkan kepada siswa sebagian unsure-unsur tari yang sangat penting mereka ketahui. Selain itu mengasah daya kreativitas mereka. Skor ideal atau nilai tertinggi untuk tahap ini adalah 60, yang terbagi atas skor 15 merangkai gerak, skor 10 pemberian dinamika, skor 25 pengolahan ruang yang terbagi atas skor 15 pola lantai dan skor 10 leveling, kemudian skor 10 untuk pemberian unsur musik. Pengembangan motif tari yang telah dihasikan oleh siswa menjadi pembendaharaan gerak siswa. Peneliti menentukan siswa merangkai gerak minimal 6 gerakan untuk menjadi 47

31 satu tarian sederhana. Peneliti memberikan kemudahan terhadap siswa bahwa setiap gerakan dengan hitungan 2 x 8. Waktu yang digunakan 80 menit jam pelajaran. Pertemuan kelima ini peneliti menugaskan kepada siswa merangkai gerak, tetapi sebelumnya dijelaskan terlebih dahulu indikator-indikator yang harus dicapai. Peneliti memberikan contoh rangkaian gerak yakni menggabungkan motif-motif tari yang telah diberikan sebelumnya yang dikembangkan siswa. Dari contoh yang peneliti berikan, siswa mulai mencoba merangkai gerak. Peneliti mendampingi siswa dan memberikan arahan apabila ada siswa yang bertanya. Waktu 80 menit yang diberikan peneliti dimanfaakan siswa dengan baik, sehingga dapat menghasilkan rangkaian gerak tetapi belum tertata dengan baik. Jam pelajaran ke-2 peneliti melakukan evaluasi secara perkelompok siswa mendemonstrasikan didepan kelas hasil rangkaian gerak. Nilai siswa merangkai gerak dapat dilihat sebagai berikut pada tabel. 48

32 Tabel 11: Nilai Siswa Merangkai Gerak Kelompok Nama Siswa Skor Presentase Kualifikasi Ismail Puhi 1 Sagita Hasan Hadijah Yunus Nani Mukmin Anis Jefriyanto Abdul Baik Maryam Husain 2 Lidyawati Hasan Indriyawati M Hasan Rahman Akuba Hariyati Abdul Wahab Wawan Makalalang Baik Inda Sri N Sango 3 Kamelia Rasyid Firman Ibrahim Silvana Maku Riskiyanto Zakaria Mukmin Anis Baik Sekali Reynaldi Dalanggo 4 Wawan Makalangi Reflin Mahajani Delviana Rabiasa Ririn Sabihi Baik Sekali JUMLAH RATA RATA Baik Nilai tertinggi yang diberikan kepada siswa yang mampu merangkai 6 gerak dari hasil pengembangan motif yang telah dilakukan adalah 15. Siswa yang memperoleh nilai tersebut ada 2 kelompok. 1 kelompok siswa tidak mampu menghafalkan rangkaian gerak sehingga masih terlihat beberapa kesalahan saat praktek sehingga mereka memperoleh nilai kelompok yang tersisa adalah siswa yang tidak mampu merangkai gerak sesuai dengan batasan yang diberikan oleh peneliti. Kelompok tersebut hanya dapat merangkai sampai 3 gerak. Kelompok yang dapat merangkai gerak dengan sempurna dan divariasikan adalah siswa yang memang mengetahui beberapa tari tradisi sehingga lebih mempermudah mereka dalam merangkai gerak. Pengamatan peneliti ada beberapa orang siswa yang memperoleh nilai tinggi atau mampu pada tahap pengembangan motif tari tetapi, rendah saat merangkai gerak. Semua itu 49

33 disebabkan oleh pengalaman menari yang kurang atau tidak memiliki minat dalm menari, adapula yang terpengaruh dengan pengetahuan menari yang telah mereka miliki, sehingga apa yang peneliti tugaskan yaitu merangkai gerak dari gerakan pengembangan motif dianggap berat Pertemuan 6 Pada pertemuan ke-enam peneliti menugaskan siswa untuk mendemonstrasikan kembali hasil ragkaian gerak yang telah dibuat. Hasil rangkaian gerak yang siswa buat, belum terlihat dinamika walaupun sudah menggunakan hitungan, sehingga hasil rangkaian terlihat datar. Untuk itu peneliti member tugas pada siswa memasukkan unsur dinamika yang diberi skor 10. Peneliti menjelaskan kegunaan dinamika dalam tari serta memberi contoh gerak yang memiliki dinamika. Siswa mulai melakukan apa yang ditugaskan peneliti, dari hasil pengamatan peneliti pada menit ke-35, hasil rangkaian gerak 4 kelompok sudah memiliki dinamika sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing, untuk itu peneliti mengadakan evaluasi. Hasil kemampuan siswa memberi unsur dinamika dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 12 : Hasil Siswa Memberi Unsur Dinamika Kelompok Nama Siswa Skor Presentase Kualifikasi Ismail Puhi 1 Sagita Hasan Hadijah Yunus Nani Mukmin Anis Jefriyanto Abd 8 80 Baik Maryam Husain 2 Lidyawati Hasan Indriyawati m. Hasan Rahman Akuba Hariyati Abd Wahab Wawan Makalalang Baik Sekali 3 Inda Sri N Sango Kamelia Rasyid Baik Sekali 50

34 Firman Ibrahim Silvana Maku Riskiyanto Zakaria Mukmin Anis Reynaldi Dalanggo 4 Wawan Makalangi Reflin Mahajani Delviana Rabiasa Ririn Sabihi Baik Sekali JUMLAH RATA RATA Baik Kemampuan siswa dalam memberi unsur dinamika lebih meningkat dari merangkai gerak, semua itu disebabkan karena sudah ada gerak yang mereka rangkai, kemudian diberi tekanan dari yang lambat menjadi cepat atau yang lembut menjadi keras. Kelompok yang mampu mencapai criteria tersebut adalah 3 kelompok yang diberi nilai 10. Karena terlihat jelas penggunaan tenaga untuk menciptakan tekanan pada gerak yang telah dihasilkan. Nilai 9 diberikan kepada 1 kelompok yang dipantau oleh peneliti tenaga yang dihasilkan tidak maksimal sehingga nilai kualitas gerak yang telah dirangkai berkurang. Pengamatan peneliti terhadap siswa yang memperoleh nilai rendah dalam memberi unsur dinamika dikarenakan, mereka tidak konsentrasi dan gugup saat mendemonstrasikan didepan kelas, selain alasan utama kurangnya minat dan pengalaman menari. Dua unsur komposisi telah siswa lakukan yaitu merangkai gerak dan memberi unsur dinamika, untuk lebih mengasah daya kreativitas siswa, peneliti menugaskan siswa memberi unsur leveling pada hasil kreativitas mereka. Peneliti menugaskan siswa mengingat tarian yang pernah mereka lihat atau yang mereka kuasai, geraknya memiliki level atau tidak dan bagaimana tarian yang memiliki level apa ada perbedaan. Dari jawaban siswa yang beragam dengan pendapat masing-masing, peneliti menjelaskan dan memberi contoh bagaimana memberi level pada gerak, serta mendampingi dan mengamati siswa melakukan apa yang 51

35 ditugaskan pada mereka. Leveling diberikan skor 10 oleh peneliti. Pada menit ke-65 peneliti mengevaluasi yang telah ditugaskan kepada siswa. Pengamatan yang dilakukan peneliti kepada siswa dalam memberi unsur level, masing-masing kelompok memiliki kemampuan yang berbeda. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. 52

36 Tabel 13 :Hasil Siswa Memberi Unsur Leveling Kelompok Nama Siswa Skor Presentase Kualifikasi Ismail Puhi 1 Sagita Hasan Hadijah Yunus Nani Mukmin Anis Jefriyanto Abd 6 60 Kurang Maryam Husain 2 Lidyawati Hasan Indriyawati M Hasan Rahman Akuba Hariyati Abdul Wahab Wawan Makalalang 8 80 Baik Inda Sri N Sango 3 Kamelia Rasyid Firman Ibrahim Silvana Maku Riskiyanto Zakaria Mukmin Anis 9 90 Baik Sekali Reynaldi Dalanggo 4 Wawan Makalangi Reflin Mahajani Delviana Rabiasa Ririn Sabihi 9 90 Baik Sekali JUMLAH RATA RATA 8 80 Baik Nilai yang diperoleh seluruh kelompok saat memberi unsur level pada gerak bervariasi, dari nilai terendah 6, sedang 8, dan tertinggi 9, tidak ada siswa yang mampu mencapai skor nilai ideal yang telah ditentukan peneliti, yaitu keseluruhan gerak yang mereka rangkai 2 gerak yang mereka beri level. 1 kelompok memperoleh nilai 6 karena, hasil rangkain geraknya tidak memiliki level gerak, semua itu berkaitan dengan capaian pada tahap sebelumnya, yaitu hasil rangkaian gerak yang kurang. Nilai 8 diperoleh oleh 1 kelompok, Mereka sedikit meningkat dari kelompok yang memperoleh nilai 2. Nilai 9 diberikan kepada 2 kelompok yang mampu memberikan level pada 2 gerak dari keseluruhan hasil gerak mereka, sehingga memperoleh nilai 9. Hasil siswa jika dirata-ratakan dalam kualifikasi kurang sekali. Peneliti menyimpulkan, siswa tidak berani mencoba melakukan gerak yang dilakukan dengan level 53

37 atas dilakukan pada level menengah atau bawah, begitu pula sebaliknya, gerak yang dilakukan pada level bawah dilakukan pada level atas. Rangkaian gerak tari yang sudah memiliki dinamika dan level lebih indah dilakukan tidak pada tempat yang berpijak, untuk itu peneliti memberi pemahaman kepada siswa bagaimana cara menghindari hal tersebut, yaitu dengan membuat pola lantai Pertemuan 7 Pertemuan ketujuh ini peneliti menugaskan siswa membuat pola lantai. Peneliti menentukan pola lantai yang sesuai dengan kemampuan siswa kelas VIII pada umumnya, yaitu pola lantai dasar yang tercipta dari pengembangan garis lurus, seperti garis lurus ke depan, belakang, samping kanan dan kiri, segitiga, segi empat, setengah lingkaran dan lingkarang penuh. Sebelum siswa melakukan tugas yang diberikan, peneliti memberikan penjelasan dan contoh, begitu pula pada unsur tari pola lantai. Saat siswa mulai membuat pola lantai peneliti mengamati dan memberi arahan apabila siswa mengalami kesulitan saat membuat. Berikut perolehan siswa membuat pola lantai. 54

38 Tabel 14 : Hasil Siswa Memberi Unsur Pola Lantai Kelompok Nama siswa Skor Presentase Kualifikasi Ismail Puhi 1 Sagita Hasan Hadijah Yunus Nani Mukmin Anis Jefriyanto Abd Cukup Maryam Husain 2 Lidyawati Hasan Indriyawati M Hasan Rahman Akuba Hariyati Abdul Wahab Wawan Makalalang Baik Inda Sri N Sango 3 Kamelia Rasyid Firman Ibrahim Silvana Maku Riskiyanto Zakaria Mukmin Anis Baik Sekali Reynaldi Dalanggo 4 Wawan Makalangi Reflin Mahajani Delviana Rabiasa Ririn Sabihi Baik JUMLAH RATA RATA Baik Criteria yang ditentukan peneliti untuk memperoleh skor ideal atau nilai 15 yaitu, siswa mampu membuat 5 pola lantai dari beberapa contoh yang telah diajarkan pada awal pertemuan. 1 kelompok mendapat nilai 15 karena dapat menerapkan 5 pola lantai seperti yang ditetapkan oleh peneliti. 1 kelompok mendapat nilai 14 karena dapat menerapkan 4 pola lantai dalam tarian mereka. 1 kelompok lagi hanya mampu menerapkan 3 pola lantai saja dalam tarian mereka, dan 1 kelompok lainnya mendapat skor 10 yang dapat menerapkan 2 pola lantai saja. Hal ini disebabkan karena pada tahap sebelumnya kelompok tersebut hanya dapat merangkai beberapa gerakan, sehingga penyesuaian dengan pola lantai pun terbatas Pertemuan 8 Pertemuan ke-8, peneliti melangkah pada tahap terakhir yakni pemberian unsur musik dari hasil kreativitas masing-masing kelompok siswa. Salah satu fungsi musik dalam tari 55

39 adalah sebagai pengiring tari, sehingga perlu adanya penghayatan dalam musik yaitu cepat lambat ritme. Apabila siswa bisa menghayati musik maka tidak megalami kesulitan dalam menyesuaikan gerak yang dibuat dengan iringan musik. Penerapan musik ini dilakukan pada pertemuan ke-7 dengan alokasi yang sama dengan pertemuan sebelumnya, yaitu 80 menit. Peneliti menawarkan beberapa jenis musik, baik musik tari tradisi, modern, kreasi dan musik bebas yang bergendre dangdut, klasik dan disko. Peneliti membatasi unsur musik sebagai pengiring tarian, bukan sekedar ilustrasi dalam tarian, pada tahap ke-2 ini peneliti menentukan 2 aspek penilaian yaitu penghayatan musik diberi skor 10 dan ketepatan irama dengan gerak diberi skor 10 tetapi penilain dilakukan bersamaan. Penghayatan musik yang dimaksudkan peneliti adalah, dapat menguasai ritme musik. Tahap ini diawali dengan penjelasan fungsi musik dalam tari dan begaimana menghayati musik sehingga mudah menyesuaikan dengan gerak yang telah dirangkai. Siswa memilih satu persatu lagu yang peneliti tawarkan, kemudian disesuaikan dengan hasil dari rangkaian mereka, apabila dirasakan belum tepat siswa bisa mengganti dengan jenis musik yang sesuai. Akhir pertemuan siswa bergiliran mendemonstrasikan secara perkelompok hasil rangkaian gerak yang telah diberi musik. Berikut tabel hasil perolehan siswa dalam memberikan unsur musik dalam tarian. Kel om pok 1 2 Tabel 15 : Nilai Siswa Memberi Unsur Musik Aspek Penilaian Nama Siswa Penghaya Ketepatan tan Musik Gerak dan Skor % Kualifikasi Irama Ismail Puhi Sagita Hasan Hadijah Yunus Nani Baik Mukmin Anis Jefriyanto Abd Maryam Husain Lidyawati Hasan Indriyawati M Baik Hasan 56

40 Rahman Akuba Hariyati Abdul Wahab Wawan Makalalang Inda Sri N Sango 3 Kamelia Rasyid Firman Ibrahim Silvana Maku Riskiyanto Zakaria Mukmin Anis BS Reynaldi Dalanggo 4 Wawan Makalangi Reflin Mahajani Delviana Rabiasa Ririn Sabihi BS JUMLAH RATA RATA BS Perolehan siswa dalam memberi unsur musik pada hasil kreativitas siswa terbagi atas 2 yaitu, baik dan baik sekali. Skor tertinggi yang diberikan 10, terbagi atas penghayatan musik 5, ketepatan gerak dengan irama 5. Apabila ada siswa yang dapat mencapai nilai tersebut termasuk pada kualifikasi baik sekali. Dari hasil evaluasi yang dilakukan seluruh kelompok dapat kualifikasi rata-rata baik tetapi, ada 2 kelompok yang memperoleh nilai baik sekali dengan capaian nilai sampai 10 seperti yang telah menjadi patokan peneliti. Kelompok tersebut memperoleh nilai 10 karena dapat dapat menghayati musik dengan baik dan dengan baik pula menempatkan irama dan gerak. Dua kelompok lainnya memperoleh kualifikasi baik dengan skor nilai yang berbeda. Kualifikasi baik dapat diperoleh siswa mencapai 80 % penghayatan musik dan ketepatan gerak dan irama/musik. 2 kelompok yang terdiri dari 11 orang siswa mendapat nilai baik karena siswa tersebut menghayati musik yaitu memperhatikan ritme sehingga gerakannya dapat mengikuti musik. Hal yang mempengaruhi siswa kesulitan memberi musik pada hasil kreativitas mereka adalah, kurangnya pengalaman dalam menari juga pengetahuan tentang tari, seperti menonton pertunjukan tari baik secara langsung maupun dalam bentuk video. 57

41 Tahapan komposisi tari secara keseluruhan hasil capaian siswa di presentasikan oleh peneliti dalam tabel. Tujuannya adalah melihat kelompok yang mencapai indikator capaian yang ditentukan. Berikut tabel rekapitulasi nilai siswa mengkomposisi tari. 58

42 Kel. Nama Siswa Table 16 : Rekapitulasi nilai siswa mengkomposisi tari Aspek Penilain Merangkai Dina Gerak mika Pengol ahan ruang Memb eri Musik Skor % Ismail Puhi 1 Sagita Hasan Hadijah Yunus Nani Mukmin Anis Jefriyanto Abdul C Maryam Husain 2 Lidyawati Hasan Indriyawati M Hasan Rahman Akuba Hariyati Abdul Wahab Wawan Makalalang B Inda Sri N Sango 3 Kamelia Rasyid Firman Ibrahim Silvana Maku Riskiyanto Zakaria Mukmin Anis BS Reynaldi Dalanggo 4 Wawan Makalangi Reflin Mahajani Delviana Rabiasa Ririn Sabihi BS JUMLAH RATA RATA B 5 Ku alif ika si Keterangan : B C BS : Baik : Cukup : Baik Sekali Berdasarkan tabel perolehan siswa dalam mengkomposisi tari, maka dapat dikatakan siswa yang termasuk dalam kualifikasi baik sekali berjumlah 12 orang yang terhimpun dalam 2 kelompok, kelompok 3 dan kelompok 4. Dari ke 12 siswa yang menacapai nilai yang baik sekali perolehan skor bervariasi antara 59 dan 58, tetapi jika di presentasikan memenuhi nilai baik sekali. Terdapat 2 nilai karena 12 orang siswa ini terbagi dalam 2 kelompok. Siswa tersebut memperoleh nilai baik sekali karena mampu merangkai 6 gerak hasil dari 59

43 pengembangan motif tari dan menambah gerak variasi, terlihat jelas dinamika dan leveling, begitu pula pola lantai lebih bervariasi dan dapat menyesuaikan dengan musik yang dipilih. Siswa yang memperoleh kualifikasi baik ada 6 orang yang terhimpun dalam 1 kelompok dengan perolehan nilai 35. Siswa yang berjumlah 6 orang tersebut mampu mencapai nilai baik sesuai dengan criteria penilain yang ditentukan peneliti, yaitu mampu merangkai gerak 5 pengembangan motif tari, dinamika dan leveling tidak terlihat jelas, pola lantai tidak bervariasi dan masih sulit menyesuaikan dengan musik pada beberapa gerakan baik itu gerakan awal, tengah ataupun gerakan akhir. Kualifikasi cukup 5 orang dengan nilai 30 yang terhimpun dalam 1 kelompok. Nilai cukup diberikan kepada siswa yang hasil rangkaian geraknya 5 gerak pengembangan motif tari, hasil gerak yang dirangkai tidak memiliki dinamika dan leveling, serta pola lantai yang menoton bahkan tidak ada sama sekali, sedangkan menyesuaikan dengan musik kelompok ini terlihat sulit dalam penyesuaian gerak dengan musik. Untuk kualifikasi kurang dan kurang sekali 0, karena sesuai dengan pengamatan peneliti pada tahap II ini hasil capaian siswa sampai pada criteria cukup. Siswa antusias dalam melakukan tahap ke-2 ini, karena mereka dapat berkreasi, membuat satu rangkaian gerak tari dari hasil pengembnagan motif tari, serta memeperoleh pengetahuan tentang beberapa unsur unsur komposisi tari. Walaupun masih ada kesulitan yang mereka temui, seperti pada unsur merangkai gerak, membutuhkan 1 kali pertemuan untuk dapat merangkai 6 gerakan pengembangan motif yang dikreasikan dengan kreativitas sendiri. Begitu pula dengan unsur dinamika, leveling dan pola lantai, tetapi secara keseluruhan siswa sudah paham dengan apa yang diterapkan peneliti. Penerapan 2 tahap ini menyimpulkan dari 22 orang siswa yang terbagi dalam 4 kelompok ada perbedaan hasil yang mereka capai. Sama seperti pada tahap pengembangan 60

44 motif tari dalam membuat komposisi tari yang memperoleh nilai baik sekali dan baik dipengaruhi pengalaman menari yang lebih dan yang paling utama minat dan bakat dalam menari, sehingga siswa semangat dam cepat memahami apa yang diterapkan peneliti dan indikator capaian tercapai untuk semester ini. Pengamatan peneliti dua tahap penelitian, disimpulkan siswa yang mampu melakukan olah pengembangan motif gerak tari dengan baik, tidak menjadi acuan siswa tersebut mampu membuat komposisi tari, seperti merangkai gerak, memberi unsur dinamika, leveling, pola lantai serta memberi unsur musik, Begitu pula sebaliknya. Siswa mampu membuat komposisi tari walaupun pengembangan motif tari yang dihasilkan cukup Pembahasan Pengembangan motif gerak tari motiheluma sebagai metode pembelajaran kreativitas tari dikelas VIII-1 SMP Negeri 2 Telaga Biru Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo. Pengembangan motif yang diterapkan adalah motif-motif yang diambil dari tari motiheluma yang tingkat kesulitannya disesuaikan dengan keadaan siswa SMP khususnya kelas VIII. Motif yang diberikan dapat dilihat pada deskripsi motif yang telah dipaparkan sebelumnya. Motif yang diterapkan terdiri dari 5 motif yang dibagi dalam 2 kali pertemuan. Pertemuan ke-1, 2 motif yang diberikan kepada siswa untuk dikembangkan. Pertemuan ke-2, diberikan 3 motif terakhir yang akan dikembangkan. Pemberian motif, 3 motif berbeda antara laki laki dan perempuan sedangkan 2 motif diambil motif yang sama dari tari motiheluma. Setelah siswa mengembangkan motif, peneliti menugaskan siswa untuk merangkai gerak dari hasil pengembangan motif tari, tidak dibatasi pada siswa untuk mereka membuat variasi atau gerak sendiri. 61

45 SMP Negeri 2 Telaga Biru menjadi tempat diadakan penelitian. Dengan pertimbangan sekolah ini belum terlalu maju dalam bidang seni. Pengalaman siswa siswinya masih kurang, khususnya dalam bidang tari, sehingga peneliti tertarik memberikan sesuatu yang baru pada mereka. Penelitian ini dilakukan dari bulan April sampai dengan Juni 2013, Awal tanggal 15 April sampai 5 Juni Bulan April bertepatan dengan berakhirnya mid semester, materi pelajaran sebelumnya telah tuntas dan untuk pelajaran seni budaya kelas VIII memasuki materi baru yaitu seni tari, sehingga peneliti tidak kesulitan menerapkan penelitian ini. Peneliti diberikan waktu sampai bulan juni menjelang ulangan semester. Objek penelitian adalah kelas VIII-1 yang berjumlah 22 orang yang terdiri dari laki laki 10 dan perempuan 12. Siswa di kelas ini rata-tara memiliki minat dan bakat dibidang seni. Peneliti menargetkan 8 kali pertemuan dalam 2 bulan, seminggu satu kali pertemuan setiap jam pelajaran dengan alokasi waktu 2 x 40 menit. Rancangan peneliti disesuaikan dengan waktu 8 kali pertemuan yaitu, pertemuan 1 penjelasan materi motif, pengembangan motif tari dan tari yang akan diambil motif tariannya yang akan dikembangkan. Peretemuan ke-2 penerapan dan pengembangan motif 1 dan 2. Pertemuan ke-3 penerapan motif dan membuat pengembanga motif 3, 4, dan 5. Pertemuan ke-4 evaluasi pengembangan motif gerak tari. Pertemuan ke-5 merangkai gerak, Pertemuan ke-6 memberi unsur dinamika dan leveling pada hasil rangkaian gerak. Pertemuan ke-7 membuat pola lantai dan pertemuan ke-8 memberi unsur musik. Pengembangan motif dan merangkai gerak dan memberi unsur musik merupakan tahap yang membutuhkan waktu lebih lama melakukannnya, dengan pertimbangan waktu yang hanya 80 menit serta kemampuan siswa melakukannnya, karena apa yang diterapkan merupakan hal yang pertama kali dilakukan. Pengembangan motif tidak cukup dilakukan dalam satu kali pertemuan, karena motif yang akan dikembangkan ada lima motif, sedangkan siswa belum pernah melakukan kegiatan ini, oleh karena itu peneliti membagi dalam dua kali pertemuan untuk mengembangkan lima motif tersebut. Begitu pula 62

46 dengan merangkai gerak dan memberi unsur musik. Satu kali pertemuan belum seluruh siswa dapat merangkai gerak maupun memberi unsure musik, sehingga dilanjutkan dalam pertemuan ke-2 untuk lebih memaksimalkan hasil yang mereka buat. Apabila sudah ada gerak maka siswa tidak kesulitan memberi unsur dinamika, leveling dan pola lantai. Dinamika, leveling digabung dalam 1 kali pertemuan, karena tingkat kesulitannya rendah, pola lantai membutuhkan waktu 1 kali pertemuan karena siswa masih mencoba-coba membuat model-model pola lantai yang dicontohkan peneliti, mencocokkan dengan gerak yang mereka buat. Penerapan pengembangan motif ini peneliti turun langsung sebagai guru yang memberikan pembelajaran tersebut. Alasan peneliti turun langsung terhadap siswa, karena motif-motif yang diambil untuk dikembangkan adalah motif yang telah dihasilkan dari pemikiran peneliti sendiri dalam merangkai tari motiheluma. Tari ini adalah tari yang 5 motifnya diambil untuk dikembangkan oleh siswa sebagai kreativitas tari dikelas tersebut. Tahap selanjutnya juga peneliti turun langsung menerapkan pembelajaran tersebut, yaitu tahap merangkai gerak, memberi unsur dinamika, leveling, pola lantai dan pemberian unsur musik. Proses pelaksanaan penelitian ini dibagi dalam 2 tahap yaitu, tahap 1, pengembangan motif gerak tari dilakukan dalam 2 kali pertemuan, pertemuan 1 mengembangkan 2 motif pertama dan pertemuan 2 mengembangkan 3 motif terakhir. Pada jam pelajaran terakhir diadakan evaluasi hasil oleh tubuh siswa. Tahap 2 membuat komposisi tari yang dibagi dalam 5 unsur yaitu merangkai gerak dari hasil pengembangan motif, memberi unsur dinamika, leveling, pola lantai dan pemberian unsure musik. Siswa ditugaskan merangkai 6 gerak yang diambil dari pengembangan motif tari dengan menambahkan gerakan awal dan penutup. Peneliti mempertimbangkan kemampuan siswa yang baru pertama kalinya melakukan hal 63

47 seperti ini, baik dalam proses pembelajaran maupun kegiatan ekstrakurikuler, tetapi peneliti tidak membatasi siswa mengembangkan gerak tersebut. Dari hasil rangkaian gerak, siswa ditugaskan kembali unsur dinamika atau efek-efek kekuatan dalam gerak, dilanjutkan memberi unsur leveling yang bertujuan rangkaian gerak akan terlihat bervariasi, ada gerak yang dilakukan pada level bawah, level tengah dan atas. Untuk tidak menimbulkan kesan menoton pada rangkaian gerak, peneliti menugaskan mebuat pola lantai sederhana seperti garis lurus ke depan, belakang, samping kiri kanan, segi tiga dan melengkung. Pola lantai sederhana disesuaikan dengan kemampuan siswa kelas VIII yang pengalaman berkeseniannya masih kurang. Terakhir memberi unsur musik pada hasil rangkaian gerak, tahap ini peneliti lakukan untuk lebih mengasah daya kreativitas siswa, karena siswa akan menyesuaikan gerak yang dirangkai dengan musik. Peneliti menawarkan beberapa musik dan siswa memilih sendiri yang dianggap sesuai dengan gerak. Evaluasi dilakukan pada setiap tahap pengembangan motif, merangkai gerak, memberi unsur dinamika, leveling, pola lantai dan memberi unsur musik. Pelaksanaan evaluasi dilakukan setelah penerapan setiap tahap yang dilakukan pada akhir pertemuan, evaluasi tidak dilakukan pada awal pertemuan pelajaran, karena peneliti memberi kesempatan siswa berproses melakukan apa yang ditugaskan dengan sungguh-sungguh. Data yang diperoleh diberi nilai sesuai dengan acuan penilaian yang telah ditetapkan, menggunakan pendekatan penilaian acuan patokan atau PAP dengan rumus; Jumlah skor perolehan Jumlah skor ideal x 100 % Hasil yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan metode deskriptif. Seluruh hasil tiap tahap penilaian dideskripsikan, dari rancangan yang akan dilakukan, proses, hasil, perolehan nilai dan kesimpulan. 64

48 Hasil siswa pada tahap 1 bervariasi, ada yang memperoleh nilai baik, cukup dan kurang, tetapi jika dirata-ratakan kemampuan siswa kelas VIII-1 melakukan pengembangan motif memperoleh nilai baik, siswa mampu mengembangkan motif yang telah diberikan oleh peneliti. Untuk siswa yang memperoleh nilai cukup dan kurang dipengaruhi oleh minat yang kurang dalam bidang tari, sehingga mereka tidak berusaha melakukan pengembangan motif dengan baik. Hasil siswa pada tahap 2 tidak jauh berbeda dengan hasil siswa pada tahap 1 yaitu, perolehan nilai yang bervariasi serta penyebab siswa yang memperoleh nilai cukup dan kurang. 5 unsur yang diterapkan pada tahap ini memiliki tingkat kesulitan yang berbeda beda, siswa menemui kesulitan saat memberi unsur dinamika dan leveling, terbukti dengan beberapa orang siswa yang tidak memasukkan unsur tersebut pada hasil rangkaian gerak mereka. Siswa tidak berani atau percaya diri mencoba memasukkan kedua unsur tersebut karena tidak terbiasa mengalami kesulitan, walaupun siswa sendiri yang memilih musik yaitu memperhatikan ritme atau ketukan irama mempengaruhi ketepatan gerak dan irama. Setiap tahap ada kesulitan dan ada kemudahannya, begitu pula dengan siswa yang merasa mudah pada tahap 1 tetapi pada tahap 2 kesulitan. Dari pengamatan peneliti dan hasil yang mereka peroleh pada setiap tahap, siswa merasa kesulitan pada mengembangkan motif, khususnya mengembangkan motif pertama. Begitu pula saat memberi unsur dinamika dan leveling serta saat memberi unsur musik. Peneliti menyimpulkan kesulitan yang mereka dapatkan karena, belum terbiasa melakukan atau mencoba, tetapi setiap tahap yang dilakukan peneliti, rasa ingin tahu siswa tinggi, sehingga mereka semangat melakukannya. Siswa merasa senang dengan apa yang diterapkan karena merupakan hal yang baru dilakukan Faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas siswa Dari hasil kreativitas siswa yang dilihat dari dua tahap yang telah ditentukan, yaitu pengembangan motif gerak tari dan mengkompisisikan tari, maka ditemukan beberapa 65

Jubaidah Monayanti Fathan Jurusan : Pendidikan Seni Drama,Tari dan Musik Anggota Penulis : 1. Riana Diah Sitharesmi 2. Zulkifli S.Pd, M.Sn.

Jubaidah Monayanti Fathan Jurusan : Pendidikan Seni Drama,Tari dan Musik Anggota Penulis : 1. Riana Diah Sitharesmi 2. Zulkifli S.Pd, M.Sn. PENGEMBANGAN MOTIF GERAK TARI MOTIHELUMA SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN KREATIVITAS TARI DI KELAS VIII-1 SMP NEGERI 2 TELAGA BIRU KECAMATAN TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO. Jubaidah Monayanti Fathan Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peranan seni budaya sangat penting dan perlu penanganan yang mendalam didunia

BAB I PENDAHULUAN. Peranan seni budaya sangat penting dan perlu penanganan yang mendalam didunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Peranan seni budaya sangat penting dan perlu penanganan yang mendalam didunia pendidikan. Seni budaya merupakan pelajaran yang mengajarkan tentang kesenian. Pembelajaran

Lebih terperinci

Peta Konsep GERAK RITMIK

Peta Konsep GERAK RITMIK Gerak Ritmik Apakah kamu tahu tentang senam aerobik? Senam aerobik termasuk salah satu senam ritmik. Senam aerobik biasanya diiringi dengan musik dan dipandu oleh instruktur. Mengapa banyak orang yang

Lebih terperinci

bab 1 gerak dasar kata kunci berjalan memutar melempar berlari mengayun menangkap melompat menekuk menendang

bab 1 gerak dasar kata kunci berjalan memutar melempar berlari mengayun menangkap melompat menekuk menendang bab 1 gerak dasar sumber www.sdialazhar14.wordpress.com tanggal 11 Juni 2009 kata kunci berjalan memutar melempar berlari mengayun menangkap melompat menekuk menendang meloncat menggiring setiap hari kamu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode Penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode Penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan BAB III METODE PENELITIAN. Desain Penelitian Metode Penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan : senam lantai : 2 x 2 x 40 Menit (dua kali pertemuan)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan : senam lantai : 2 x 2 x 40 Menit (dua kali pertemuan) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Kelas/Semester Mata Pelajaran Topik Waktu : SMP N 2 PIYUNGAN : VIII / 1 (satu) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan : senam lantai : 2 x

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Kelas / Semester : IX / 1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Kelas / Semester : IX / 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Nama Sekolah : SMP N 9 Magelang Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Kelas / Semester : IX / 1 Alokasi Waktu : 2x40 menit 4. Standar Kompetensi

Lebih terperinci

BAB 1 GERAK DASAR KATA KUNCI BERJALAN MEMUTAR MELEMPAR BERLARI MENGAYUN MENANGKAP MELOMPAT MENEKUK MENENDANG

BAB 1 GERAK DASAR KATA KUNCI BERJALAN MEMUTAR MELEMPAR BERLARI MENGAYUN MENANGKAP MELOMPAT MENEKUK MENENDANG BAB 1 GERAK DASAR KATA KUNCI BERJALAN MEMUTAR MELEMPAR BERLARI MENGAYUN MENANGKAP MELOMPAT MENEKUK MENENDANG bab 1 gerak dasar sumber www.sdialazhar14.wordpress.com tanggal 11 Juni 2009 kata kunci berjalan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMP NEGERI 9 MAGELANG Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : IX/I Tahun Pelajaran : 2013/ 2014 A. Standar Kompetensi

Lebih terperinci

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani Gerak Berirama Gerak berirama disebut juga gerak ritmik. Gerak ini dilakukan dalam gerakan dasar di tempat. Contoh dari gerakan yang berirama adalah gerak jalan, menekuk, mengayun, dan sebagainya. Ayo

Lebih terperinci

Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini

Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini Berbagai Gerakan Dasar BEBERAPA MACAM GERAKAN DASAR DAN VARIASINYA,YAITU; BERBARING, DUDUK, BERDIRI, BERJALAN, BERLARI, MENDAKI, MELONCAT DAN BERJINGKAT,

Lebih terperinci

KOMPOSISI TARI 1. Gerak Tari

KOMPOSISI TARI 1. Gerak Tari KOMPOSISI TARI Ada sebagian orang yang mengatakan bahwa komposisi identik dengan lantai atau posisi penari di atas pentas. Namun ada pula yang mengatakan bahwa komposisi tari adalah segala sesuatu yang

Lebih terperinci

Senam Ritmik/ Irama (Lanjutan)

Senam Ritmik/ Irama (Lanjutan) Bab 16 Senam Ritmik/ Irama (Lanjutan) Sumber: www.blitarkota.go.id id Kata Kunci gerakan tubuh pita/tali sit up putar badan mengayun tali lompat belakang dasar lompat depan dasar langkah kop ke depan langkah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian dilakukan dalam praktek pembelajaran di kelas V SDN Kebowan 02 Kecamatan Suruh dengan jumlah 21 siswa yang terdiri dari 10 siswa

Lebih terperinci

( ) Administrasi Bisnis 2014 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro

( ) Administrasi Bisnis 2014 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Nama: Jessica Talenta (075) Resa Junita Anwar (076) Muhammad Ilmal F (077) Rani Atika Marthalove (078) Dinar Rian Fiona (079) Ahmad Surya G (080) Yusian Tabita (081) Gilang Chrsitian E.K (082) Zenia Perwitasari

Lebih terperinci

Gerak Ritmik. Pendahuluan

Gerak Ritmik. Pendahuluan Gerak Ritmik Pendahuluan Ayo kita melakukan aktivitas ritmik yang gerakan-gerakannya diiringi irama dan juga menyenangkan. Ayo kita melakukan gerak ritmik yang dapat dirangkai dari gerakangerakan yang

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENARI BEDANA SISWI KELAS XI DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER. (Jurnal) Oleh. Nia Daniati

KEMAMPUAN MENARI BEDANA SISWI KELAS XI DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER. (Jurnal) Oleh. Nia Daniati 1 KEMAMPUAN MENARI BEDANA SISWI KELAS XI DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER (Jurnal) Oleh Nia Daniati 0913043026 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN I RENCANA KEGIATAN HARIAN (RKH) Pertemuan Pertama

LAMPIRAN I RENCANA KEGIATAN HARIAN (RKH) Pertemuan Pertama 171 LAMPIRAN I RENCANA KEGIATAN HARIAN (RKH) Pertemuan Pertama Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Sumberjaya (Ekstrakurikuler Seni Tari) Alokasi Waktu 1 x 40 (1x Pertemuan) Mengapresiasi karya seni tari Bedana

Lebih terperinci

SIKAP HORMAT DAN TEGAK

SIKAP HORMAT DAN TEGAK SIKAP HORMAT DAN TEGAK Sikap tegak yang digunakan untuk menghormati kawan maupun lawan. Posisi sikap hormat adalah badan tegap, kaki rapat tangan di depan dada terbuka dan rapat dengan jari-jari tangan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. sebelumnya tentang penerapan ragam gerak tarian Tiba Meka bagi mahasiswi

BAB V PENUTUP. sebelumnya tentang penerapan ragam gerak tarian Tiba Meka bagi mahasiswi BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang tertera pada bagian sebelumnya tentang penerapan ragam gerak tarian Tiba Meka bagi mahasiswi minat tari program studi Sendratasik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. relevan dengan penelitian ini. Berikut ini akan diuraikan beberapa kajian relevan

BAB II KAJIAN TEORI. relevan dengan penelitian ini. Berikut ini akan diuraikan beberapa kajian relevan 7 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Penelitian yang Relevan Penelitian tentang Tengge-Tengge sebagai stimulus kreativitas tari belum pernah diteliti sebelumnya. Namun peneliti menemukan beberapa kajian yang

Lebih terperinci

Lampiran 15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Passing Bawah

Lampiran 15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Passing Bawah Lampiran 15. Rencana Pelaksanaan Passing Bawah RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMP : SMP Negeri 1 Puring Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : VIII/Ganjil

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN LAMPIRAN 1. SURAT IJIN PENELITIAN LAMPIRAN 2. SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN LAMPIRAN 3 KUESIONER PENELITIAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PETANI PEMETIK KOPI DI DUSUN BANUA TAHUN 2015 Karakteristik

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sekolah Mata Pelajaran Materi : SMP N 2 PIYUNGAN : Pendidikan jasmani, kesehatan dan rekreasi : Permainan Bola Voli Kelas/Semester : VIII/ 1 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. : Jl. Kentang I/ 126 Perum I Tangerang. 4. Fakultas Fisioterapi Universitas Esa Unggul, Jakarta (2005-Sekarang)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. : Jl. Kentang I/ 126 Perum I Tangerang. 4. Fakultas Fisioterapi Universitas Esa Unggul, Jakarta (2005-Sekarang) DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Abdul Malik AA Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 04 Oktober 1987 Alamat : Jl. Kentang I/ 126 Perum I Tangerang No Tlp : 08569077785 Riwayat Pendidikan : 1. SDN Karawaci XII,

Lebih terperinci

: mempraktikan tari tradisional tari zapin dengan menggunakan pola lantai dan. No. Ragam Nama gerak Hit Uraian gerak 1. Masuk awal

: mempraktikan tari tradisional tari zapin dengan menggunakan pola lantai dan. No. Ragam Nama gerak Hit Uraian gerak 1. Masuk awal Soal iringan : mempraktikan tari tradisional tari zapin dengan menggunakan pola lantai dan No. Ragam Nama gerak Hit Uraian gerak 1. Masuk awal Posisi Awal Kedua tangan ngruji, tangan kiri nekuk di depan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMP N 1 Klaten Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : VIII / 1 (Ganjil ) Materi Pokok : Renang Gaya Dada Alokasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa, cara berpakaian, dan cara berperilaku antara sesama. Kehadiran seni tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa, cara berpakaian, dan cara berperilaku antara sesama. Kehadiran seni tidak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan yang mencerminkan ciri khas kehidupan dari setiap masyarakat yang tinggal disuatu daerah, baik dari segi berbahasa, cara

Lebih terperinci

sambil kedua tangan didepan mulut.

sambil kedua tangan didepan mulut. Lampiran 1. Bentuk- bentuk senam irama Berikut bentuk- bentuk gerakan senam irama: 1) Gerakan Peralihan a) Jalan ditempat, gerakan tangan keatas, turun kembali kedepan dengan posisi kedua telapak tangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disekitar individu, belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disekitar individu, belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu, belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Mangunsari 06 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Mangunsari 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Alamat

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator : SMP Negeri 4 SLEMAN : Seni Budaya (Seni Tari) : VIII/ Ganjil :

Lebih terperinci

SENAM REFLEKSI TAHAP PELEBURAN (terdiri dari tujuh gerakan)

SENAM REFLEKSI TAHAP PELEBURAN (terdiri dari tujuh gerakan) SENAM REFLEKSI Senam refleksi dilakukan dengan menggabungkan gerakan tubuh dan teknik pengaturan pernapasan. Tujuannya adalah memperbaiki fungsi-fungsi otot-otot yang berhubungan dengan alat-alat/organ

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMP/MTs :... Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan : VII (Tujuh )/1 (satu) : Mempraktikan

Lebih terperinci

2.4.1 Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik Menunjukkan perilaku disiplin selama pembelajaran.

2.4.1 Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik Menunjukkan perilaku disiplin selama pembelajaran. I. Penilaian 1. Instrumen Penilaian sikap Indikator : 1.2.1 Tumbuhnya kesadaran bahwa tubuh harus dipelihara dan dibina, sebagai wujud syukur kepada sang Pencipta. 2.2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melalui media lagu anak-anak ditaman kanak islam Al-Amin Bandar Lampung.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melalui media lagu anak-anak ditaman kanak islam Al-Amin Bandar Lampung. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Sebagai acuan penelitian ini dapat disebutkan hasil penelitian sebelumnya, yaitu: 1. Refi Puspitasari (2008), penelitian berjudul kreativitas penciptaan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK DENGAN LATIHAN GERAK DASARTARI PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PEMBINA MANNA BENGKULU SELATAN KARYA ILMIAH

MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK DENGAN LATIHAN GERAK DASARTARI PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PEMBINA MANNA BENGKULU SELATAN KARYA ILMIAH 1 MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK DENGAN LATIHAN GERAK DASARTARI PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PEMBINA MANNA BENGKULU SELATAN KARYA ILMIAH DiajukanUntukMemenuhiPersyaratanGunaMencapaiGelar SarjanaPendidikanBagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB II A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN BAB II A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Saat ini banyak sekali jenis-jenis olahraga yang ada di dunia ini, salah satunya adalah olahraga renang. Seperti yang telah diketahui, renang termasuk salahsatu cabang

Lebih terperinci

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117 BAB V KEBUGARAN JASMANI Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117 Kebugaran jasmani merupakan alat pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, juga merupakan upaya untuk meningkatkan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Sekolah Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Gabahan Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman Semester II Tahun Ajaran 2011/2012 dengan Subjek Penelitian Siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMP Negeri 14 Gorontalo merupakan salah satu sekolah Menengah Pertama

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMP Negeri 14 Gorontalo merupakan salah satu sekolah Menengah Pertama 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Gambaran Umum SMP Negeri 14 Gorontalo SMP Negeri 14 Gorontalo merupakan salah satu sekolah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif adalah prosedur

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif adalah prosedur BAB III METODE PENELITIAN. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan

Lebih terperinci

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMP/MTs :... Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : VII (Tujuh )/1 (satu) Alokasi Waktu : 6 x 40 menit (3 x pertemuan ) A. Standar

Lebih terperinci

BAB IV KAJIAN VISUAL PADA KOSTUM DAN GERAK TARI KESENIAN SURAK IBRA

BAB IV KAJIAN VISUAL PADA KOSTUM DAN GERAK TARI KESENIAN SURAK IBRA BAB IV KAJIAN VISUAL PADA KOSTUM DAN GERAK TARI KESENIAN SURAK IBRA 4.1. Kajian Visual pada Kostum Kesenian Surak Ibra Pada kesenian Surak Ibra di Kampung Sindangsari, Desa Cinunuk terdapat kostum yang

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Nama Sekolah :... Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : [ dua ] / [ dua ] Pertemuan ke : [ satu ] Alokasi Waktu : x 35 Menit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif

Lebih terperinci

KRITERIA/KETUNTASAN PENSKORAN. No Aspek Komponen Skor Keterangan 1 Sikap Badan 1. Condong ke depan 2. Pandangan ke depan 3.

KRITERIA/KETUNTASAN PENSKORAN. No Aspek Komponen Skor Keterangan 1 Sikap Badan 1. Condong ke depan 2. Pandangan ke depan 3. Lampiran 1. Kriteria/Ketuntasan Penskoran KRITERIA/KETUNTASAN PENSKORAN No Aspek Komponen Keterangan 1 Sikap Badan 1. Condong ke depan 2. Pandangan ke depan 3. Kepala rileks 2 Langkah Kaki 1. Langkah panjang

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG 1 1 BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Masalah Kemajuan yang pesat dibidang sains dan tehnologi pada masa sekarang ini menuntut pemerintah untuk lebih memperhatikan pendidikan di Indonesia, sebab melalui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri 2 Kembaran Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo terletak di Jln. Ronggolawe Dsn Kembaran, berdiri sejak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di SD Cokrowati Kecamatan Todanan Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. analisis dan ditulis dalam bentuk kualitatif. seperti yang di dukung pengertian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. analisis dan ditulis dalam bentuk kualitatif. seperti yang di dukung pengertian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan deskriptif analisis kualitatif, yaitu mendeskripsikan hasil pembelajaran tari di SMA Negeri 1 Botumoito kemudian di analisis

Lebih terperinci

Sejarah Lempar Lembing

Sejarah Lempar Lembing Sejarah Lempar Lembing Lempar lembing merupakan suatu aktivitas yang menuntut kecekatan dan kekuatan dalam melempar. Medianya berupa lembing, yaitu sejenis tombak, tapi lebih ringan dan kecil. Awal mulanya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara. pada ketepatan dalam penggunaan metode.

BAB III METODE PENELITIAN. mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara. pada ketepatan dalam penggunaan metode. 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penggunaan metode penelitian dalam penelitian harus tepat sasaran dan mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah agar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gendongan 01 yang terletak di Jl. Margorejo No.580 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Siswa

Lebih terperinci

BAB II PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR, INDIKATOR DAN TEMA SDLB TUNAGRAHITA SEDANG KELAS I SEMESTER 1

BAB II PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR, INDIKATOR DAN TEMA SDLB TUNAGRAHITA SEDANG KELAS I SEMESTER 1 BAB II PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR, INDIKATOR DAN TEMA SDLB TUNAGRAHITA SEDANG KELAS I SEMESTER 1 2 1. 2. PKN 1. Standar hidup rukun dirumah 2. Menerapkan hidup rukun dengan teman sekelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku,

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian Jenis penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi,

Lebih terperinci

Lampiran 7 LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN (INFORMED CONSENT) Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama responden Umur :. :. Menyatakan bersedia menjadi subyek (responden) dalam penelitian dari : Nama

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMP N 1 Klaten Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : VIII / 1 (Ganjil ) Materi Pokok : Senam Lantai Alokasi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMPN 43 BANDUNG Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : XII / 1 Pertemuan : 1 kali pertemuan (2,4,6,8,10,12) Alokasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustakan merupakan refrensi berupa teori-teori yang mendukung dalam penelitian. Berdasarkan rumusan masalah, dan tujuan penelitian digunakan tinjauan pustaka sebagai berikut

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMK Negeri 3 Cimahi Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester/Jurusan : XI / 1 / Perhotelan Pertemuan/Tanggal : 7-9 Alokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam semboyan pendidikan dikatakan bahwa Hidup adalah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam semboyan pendidikan dikatakan bahwa Hidup adalah pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam semboyan pendidikan dikatakan bahwa Hidup adalah pendidikan dan pendidikan adalah kehidupan, yang bermakna bahwa pendidikan harus berlandaskan pada hal-hal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekitar 200 meter dari jalan raya Ring Road Utara. Kondisi fisik sekolah cukup

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekitar 200 meter dari jalan raya Ring Road Utara. Kondisi fisik sekolah cukup 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Gambaran Umum Sekolah SMP N 3 Depok beralamat di Sopalan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta. SMP Negeri 3 Depok berada cukup

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. A. Standar Kompetensi B. Kompetensi dasar

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. A. Standar Kompetensi B. Kompetensi dasar RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Kelas/Semester Mata Pelajaran Topik Waktu : SMP N 2 PIYUNGAN : VIII / 1 (satu) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan : Pencak Silat : 2 x

Lebih terperinci

Yeni Andriyani 1, M. Rifa at Hamdy 2, Wakidi 3 1 Mahasiswa Lulusan Program Studi PENJASKESREK Tahun 2014

Yeni Andriyani 1, M. Rifa at Hamdy 2, Wakidi 3 1 Mahasiswa Lulusan Program Studi PENJASKESREK Tahun 2014 PENERAPAN PEMBELAJARAN LEMPAR CAKRAM GAYA MENYAMPING MENGGUNAKAN METODE SITEKTIF DALAM RANGKA MENUMBUHKAN MINAT DAN KREATIVITAS GERAK SISWA KELAS XI AKUNTANSI 1 SMK NEGERI 1 NANGA PINOH Yeni Andriyani

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MODEL RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KURIKULUM 03 MATA PELAJARAN Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 03) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini sifat nya masih sederhana apabila diamati dari buku-buku serta hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini sifat nya masih sederhana apabila diamati dari buku-buku serta hasil BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini sifat nya masih sederhana apabila diamati dari buku-buku serta hasil penelitian yang telah ada. Buku-buku penelitian yang didapatkan tentang pembelajaran, Tari Bedana

Lebih terperinci

TUGAS TUTORIAL III MATA KULIAH METODE PENGEMANGAN FISIK TUTOR ; DIAN BUDIANA, M.PD.

TUGAS TUTORIAL III MATA KULIAH METODE PENGEMANGAN FISIK TUTOR ; DIAN BUDIANA, M.PD. TUGAS TUTORIAL III MATA KULIAH METODE PENGEMANGAN FISIK TUTOR ; DIAN BUDIANA, M.PD. 1. Dasar dari keterampilan motorik anak adalah A. Bahasa B. Bernyanyi C. Menari D. Gerak 2. Salah satu cara untuk mengembangkan

Lebih terperinci

Main balet pakai fisika yuuk

Main balet pakai fisika yuuk Main balet pakai fisika yuuk Pada bulan April 1999 yang lalu penulis mengikuti suatu pertemuan fisika terbesar abad 20 di World Conggress Building Atlanta Amerika Serikat. Dalam pertemuan yang dihadiri

Lebih terperinci

2.2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik.

2.2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik. I. Penilaian 1. Instrumen Penilaian sikap Indikator : 1.2.1 Tumbuhnya kesadaran bahwa tubuh harus dipelihara dan dibina, sebagai wujud syukur kepada sang Pencipta. 2.2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab.

Lebih terperinci

Lampiran 1 NILAI AWAL. Jumlah No Nama L/P Awalan Mengguling Lanjutan. Jml N T/B

Lampiran 1 NILAI AWAL. Jumlah No Nama L/P Awalan Mengguling Lanjutan. Jml N T/B Lampiran 1 NILAI AWAL No Nama L/P Awalan Mengguling Lanjutan Jml N T/B 1 Y T L 2 2 2 6 67 B 2 P W T L 2 3 2 7 78 T 3 A D L 2 3 2 7 78 T 4 E P P 2 2 2 6 67 B 5 G T L 2 3 1 6 67 B 6 M S L 2 2 2 6 67 B 7

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini yang dijadikan lokasi penelitian adalah SMKN I Panyingkiran Majalengka, tepatnya di Jln. Kirapandak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 MOTORIK KASAR 2.1.1 Motorik Kasar Untuk merangsang motorik kasar anak menurut Sujiono, dkk, (2008) dapat di lakukan seperti melatih anak untuk meloncat, memanjat,berlari, berjinjit,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi awal Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 5 SD Negeri 3 Karangwuni pada semester II tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SD Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan Kelas/Semester : 1/1 Tema : Diri Sendiri Standar Kompetensi : Seni Rupa 1. Mengapresiasi karya seni rupa.

Lebih terperinci

Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan

Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan latihan dengan gerakan-gerakan berikut ini. "Saya seorang wanita berusia 30 tahun. Secara teratur, saya melakukan olahraga jalan pagi. Setiap latihan waktunya antara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hidup bangsa dan negara. Pada Negara-negara yang masih berkembang,

I. PENDAHULUAN. hidup bangsa dan negara. Pada Negara-negara yang masih berkembang, I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan adalah upaya yang dikerjakan secara sadar oleh manusia untuk meningkatkan kualitas manusia dan untuk bersaing dalam membangun taraf hidup bangsa dan negara.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK MELALUI PENERAPAN GERAK DASAR TARI SOUMPAK PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK MELALUI PENERAPAN GERAK DASAR TARI SOUMPAK PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK MELALUI PENERAPAN GERAK DASAR TARI SOUMPAK PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN Ridha Rinanda Cahyaunique Putri, Ismunandar, Lukmanulhakim Program Studi Pendidikan Seni Tari dan Musik

Lebih terperinci

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar Lampiran 4 No. Panduan Senam Bugar Lansia (SBL) Langkah Gerakan SBL Bag. 1 Gerakan Pemanasan Gambar Latihan Pernapasan 1. Meluruskan badan dengan kedua tangan lurus ke bawah sejajar dengan kedua sisi tubuh.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Padaan 02 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Semester II Tahun 2013/2014. Subjek penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bakat yang dimiliki, berpikir kritis dan memecahkan permasalahan yang. mengarah pada peningkatan hasil belajar.

BAB I PENDAHULUAN. bakat yang dimiliki, berpikir kritis dan memecahkan permasalahan yang. mengarah pada peningkatan hasil belajar. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Aktivitas belajar merupakan aspek yang sangat penting dalam pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa pembelajaran yang menekankan aktivitas belajar akan menjadi lebih

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekolah, guru penjaskes dan siswa di SMP N 15 Kota Bengkulu diperoleh data :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekolah, guru penjaskes dan siswa di SMP N 15 Kota Bengkulu diperoleh data : BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Deskripsi data lingkungan sekolah Pada bagian ini sebelum melaksanakan rangkaian proses penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan pengamatan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. : Variasi Permainan Sepak Bola

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. : Variasi Permainan Sepak Bola RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/ semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP 3 Pajangan : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan : VIII / 1 (Ganjil) : Variasi

Lebih terperinci

BAB. Eksplorasi Gerak Tari: Konsep, Teknik, dan Prosedur. Di unduh dari : Bukupaket.com. Alur Pembelajaran

BAB. Eksplorasi Gerak Tari: Konsep, Teknik, dan Prosedur. Di unduh dari : Bukupaket.com. Alur Pembelajaran BAB 4 Eksplorasi Gerak Tari: Konsep, Teknik, dan Prosedur Alur Pembelajaran Pada Bab 4 ini, peserta didik diharapkan: 1. Mengamati konsep ragam gerak tari tradisional: Kepala, Badan, Tangan dan Kaki. 2.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini penulis laksanakan pada SMP Negeri 1 Mootilango Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini penulis laksanakan pada SMP Negeri 1 Mootilango Kabupaten 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini penulis laksanakan pada SMP Negeri 1 Mootilango Kabupaten Gorontalo tepatnya pada kelas VII 1 yang jumlahnya 32 siswa yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dan dapat dibuktikan suatu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kelas II Sekolah Dasar Negeri Hamayung Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kelas II Sekolah Dasar Negeri Hamayung Utara 41 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas II Sekolah Dasar Negeri Hamayung Utara Kecamatan Daha Utara Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian SD N 2 Bacin Kecamatan Bae Kabupaten Kudus terletak di desa Bacin. SD ini terdiri dari 6 ruang kelas, satu ruang guru, satu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus. Siklus 1 dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus. Siklus 1 dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Kondisi Awal Penelitian ini dilakukan pada Kelas VII B SMP Negeri 2 Mrebet Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga pada Semester

Lebih terperinci

d. Pembelajaran Menahan Siku Lawan di Atas Pundak Cara melakukannya adalah sebagai berikut.

d. Pembelajaran Menahan Siku Lawan di Atas Pundak Cara melakukannya adalah sebagai berikut. A B A B A B Gambar 4.16 Pembelajaran mengunci lawan dengan menahan serangan siku lawan d. Pembelajaran Menahan Siku Lawan di Atas Pundak 1) Peserta didik A melancarkan pukulan dengan tangan kanan lurus

Lebih terperinci

TARI ZAPIN PECAH LIMA SEBAGAI STIMULUS UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DALAM PROSES EKSPLORASI GERAK TARI

TARI ZAPIN PECAH LIMA SEBAGAI STIMULUS UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DALAM PROSES EKSPLORASI GERAK TARI TARI ZAPIN PECAH LIMA SEBAGAI STIMULUS UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DALAM PROSES EKSPLORASI GERAK TARI Putri Nandia Septiawani Program Studi Pendidikan Seni Tari dan Musik FKIP UNTAN Email : putrinandia89@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. hasil praktik yang diulang-ulang (Kimble, Garmezy dalam Thobroni

BAB II KAJIAN PUSTAKA. hasil praktik yang diulang-ulang (Kimble, Garmezy dalam Thobroni BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Pembelajaran Pembelajaran adalah suatu perubahan perilaku yang relatif tetap dan merupakan hasil praktik yang diulang-ulang (Kimble, Garmezy dalam Thobroni dan Mustafa,

Lebih terperinci

1. Mengamati tari Nasional yang ditampilkan oleh seorang penari

1. Mengamati tari Nasional yang ditampilkan oleh seorang penari Pertemuan 2 KONSEP, FUNGSI, JENIS, KARAKTERISTIK PENDIDIKAN SENI TARI Jenis Tari Jenis tari tradisional di Indonesia bisa diamati dari bagaimana tari tersebut ditampilkan. Tari yang ditampilkan seorang

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP 3)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP 3) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP 3) Satuan Pendidikan : SMP Negeri 3 Pakem Mata Pelajaran : Seni Budaya ( Seni Tari ) Kelas / Semester Alokasi Waktu : VIII / I : 2 x 40 menit A. Standar Kompetensi

Lebih terperinci

nilai tertinggi nilai terendah (log n) (log 32)

nilai tertinggi nilai terendah (log n) (log 32) 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Tlogo 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Subyek yang menjadi penelitian

Lebih terperinci

BAB III ANALISA MASALAH

BAB III ANALISA MASALAH BAB III ANALISA MASALAH Dari data dan fakta yang ada, penulis melihat beberapa hal yang menjadi masalah pembelajaran ekstrakurikuler di St. Aloysius. Permasalahan itu antara lain berkaitan dengan kurikulum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Jambean 03 Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati terletak di Desa Jambean Jalan Pati Margorejo Km 05. SD Negeri

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian Lampiran. Surat Izin Penelitian 63 64 65 66 Lampiran 2. Surat Pernyataan Kolaborator SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : PURWANTO NIM : 060422706 Program Studi : PJKR/PKS D2-S Fakultas

Lebih terperinci