POTENSI PASAR BANK YANG BERBASIS AGRIBISNIS BAGI PENGEMBANGAN PT. BANK BUKOPIN, TBK CABANG KARAWANG DI WILAYAH KABUPATEN PURWAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "POTENSI PASAR BANK YANG BERBASIS AGRIBISNIS BAGI PENGEMBANGAN PT. BANK BUKOPIN, TBK CABANG KARAWANG DI WILAYAH KABUPATEN PURWAKARTA"

Transkripsi

1 POTENSI PASAR BANK YANG BERBASIS AGRIBISNIS BAGI PENGEMBANGAN PT. BANK BUKOPIN, TBK CABANG KARAWANG DI WILAYAH KABUPATEN PURWAKARTA SKRIPSI EMMY WARDHANI A PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

2 RINGKASAN EMMY WARDHANI. Potensi Pasar Bank yang Berbasis Agribisnis bagi Pengembangan PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang di Wilayah Kabupaten Purwakarta. Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan NETTI TINAPRILLA). Prospek agribisnis dapat dilihat dari kecenderungan permintaan produk agribisnis dan kemampuan menghasilkan produk tersebut. Permintaan produk agribisnis dapat dilihat dari pasar domestik dan internasional. Indonesia merupakan pasar potensial produk agribisnis, dimana memiliki jumlah penduduk melebihi 200 juta jiwa dan pertumbuhan penduduk yang masih relatif cukup tinggi. Sedangkan untuk pasar internasional, dengan semakin terbukanya perdagangan dunia akan meningkatkan pasar internasional produk-produk agribisnis. Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah mengetahui seberapa besar potensi pasar bank yang berbasis agribisnis di Kabupaten Purwakarta dan menganalisis kelayakan usaha pembukaan Kantor Cabang Pembantu dari PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang di Kabupaten Purwakarta. Lokasi penelitian dilakukan di PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang yang berlokasi pada Jalan Ahmad Yani No.92 Kabupaten Karawang, Jawa Barat dan Kabupaten Purwakarta yang terdiri dari 17 Kecamatan. Lokasi pendirian Kantor Cabang Pembantu yang akan didirikan berada di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dikarenakan PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang di dalam tahun anggarannya akan melaksanakan proyek pendirian satu unit kantor cabang pembantu. Penelitian dilakukan selama 2 bulan. Potensi agribisnis di Kabupaten Purwakarta meliputi sub sistem hulu, sub sistem usahatani, sub sistem hilir dan sub sistem penunjang. Salah satu bagian dalam sistem agribisnis yang berperan penting dalam kelancaran pengembangan bagi seluruh kegiatan agribisnis adalah sub sistem yang keempat yaitu sub sistem penunjang. Sub sistem penunjang ini mendukung semua kegiatan pada sub sistem lainnya. Lembaga keuangan merupakan salah satu bagian dari sub sistem penunjang. Semua kegiatan dari keseluruhan sistem agribisnis memerlukan permodalan untuk dapat menjalankan aktivitasnya. Permodalan ini dapat dipenuhi dengan keberadaan lembaga keuangan yang antara lain merupakan pihak perbankan. Studi kelayakan usaha yang dilakukan meliputi aspek pasar, aspek teknis dan manajemen, dan aspek keuangan. Berdasarkan analisis keuangan yang dilakukan diperoleh hasil NPV sebesar Rp ,- Net B/C Ratio sebesar 10,22 IRR sebesar 82 persen dan Payback Periode selama 1,8 tahun. Keseluruhan aspek tersebut menyimpulkan bahwa rencana pendirian kantor cabang pembantu di Kabupaten Purwakarta layak untuk dilakukan.

3 POTENSI PASAR BANK YANG BERBASIS AGRIBISNIS BAGI PENGEMBANGAN PT. BANK BUKOPIN, TBK CABANG KARAWANG DI WILAYAH KABUPATEN PURWAKARTA EMMY WARDHANI A Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

4 Judul Skripsi Nama : Potensi Pasar Bank yang Berbasis Agribisnis bagi Pengembangan PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang di Wilayah Kabupaten Purwakarta : Emmy Wardhani NIM : A Disetujui, Dosen Pembimbing Ir. Netti Tinaprilla, MM NIP Diketahui Dekan Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP Tanggal Lulus :

5 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Potensi Pasar Bank yang Berbasis Agribisnis bagi Pengembangan PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang di Wilayah Kabupaten Purwakarta adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Januari 2010 Emmy Wardhani A

6 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Potensi Pasar Bank yang Berbasis Agribisnis bagi Pengembangan PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang di Wilayah Kabupaten Purwakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi pasar bank yang berbasis agribisnis dan studi kelayakan usaha untuk pengembangan PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang di Kabupaten Purwakarta. Namun demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan pada skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak. Bogor, Januari 2010 Emmy Wardhani

7 DAFTAR ISI DAFTAR ISI.. DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN.. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian 8 Halaman II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Potensi Agribisnis Kelayakan Usaha Pengertian Bank Pengertian Kredit Hasil Penelitian Terdahulu 15 III.KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Sistem Agribisnis Pentingnya Sub Sistem Penunjang Studi KelayakanUsaha Aspek Pasar Aspek Teknis dan Manajemen Aspek Keuangan Kerangka Pemikiran Operasional.. 29 IV.METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengambilan Data Jenis dan Sumber Data Pengolahan dan Analisis Data Analisis Data Potensi Bisnis Analisis Aspek Teknis Analisis Keuangan V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran PT. Bank Bukopin, Tbk Sejarah Berdirinya Bank Bukopin Gambaran Umum Bank Bukopin Cab Karawang Visi dan Misi Perusahaan Budaya Perusahaan Struktur Organisasi Produk. 43 i iv v vi i

8 Produk Dana (Funding) Produk Kredit (Lending) Gambaran Perekonomian Kabupaten Purwakarta Keadaan Geografis Purwakarta Demografi Purwakarta Sosial Ekonomi Purwakarta Potensi Agribisnis Kabupaten Purwakarta Sub Sistem Hulu Sub Sistem Usahatani Sub Sistem Hilir. 60 VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Studi Kelayakan Usaha Aspek Pasar Aspek Teknis dan Manajemen Lokasi dan Bangunan Teknologi Manajemen Aspek Keuangan Analisa Ekonomi 71 VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Saran 77 DAFTAR PUSTAKA.. 78 ii

9 Nomor DAFTAR TABEL Halaman 1. Nilai Ekspor Indonesia menurut Sektor (Jan-mar 2007 dan 2008) Pangsa Aset Industri Jasa Keuangan per Agustus Perkembangan Kredit Bank Umum Berdasarkan Sektor Ekonomi 5 4. Data Jumlah Keluarga yang Mengelola Produk Perkebunan dan Hasil Produksi Perkebunan Tahun Market Share Bank Bukopin Cabang Karawang Thn Market Share Bank Bukopin Cabang Karawang di Kabupaten Purwakarta Tahun Perkembangan Sumber Dana Masyarakat Tahun Proyeksi Rata-rata Perkembangan Sumber Dana Masyarakat Perkiraan Biaya Investasi Pendirian Kantor Cabang Pembantu Rincian Biaya Tetap per Tahun. 73 iii

10 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Mata Rantai Kegiatan Agribisnis Skema Pengertian Pasar Potensial dan Permintaan Industri Kurva NPV dan IRR Bagan Kerangka Pemikiran Diagram Produksi Tanaman Pangan Kab.Purwakarta iv

11 Nomor DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Struktur Organisasi PT. Bank Bukopin, Tbk Struktur Organisasi PT. Bank Bukopin.Tbk Cabang Kelas C (Cabang Karawang) Rincian Daftar Perusahaan Di Kab.Purwakarta Cashflow Rencana Pendirian Kantor Cabang Pembantu.. 86 v

12 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada prinsipnya pengertian agribisnis adalah merupakan usaha komersial (bisnis) di bidang pertanian (dalam arti luas) dan bidang-bidang yang berkaitan langsung dengan pertanian tersebut. Bidang-bidang yang berkaian itu adalah sebagai berikut, yaitu 1) usaha produksi dan distribusi alat-alat / mesin pertanian, sarana produksi pertanian dan input pertanian lainnya (agroindustri hulu), 2) pengolahan dan manufakturing hasil pertanian serta pemasarannya (agroindustri hilir), 3) kegiatan penunjang seperti penyediaan kredit, asuransi pertanian, pelatihan, konsultasi dan transportasi. Pengertian ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Davis & Golberg mendefinisikan agribisnis sebagai penjumlahan semua kegiatan yang berkecimpung dalam pabrik dan distribusi alatalat maupun bahan untuk pertanian, kegiatan produksi pertanian, pengolahan, penyimpanan dan distribusi komoditas pertanian atau barang-barang yang dihasilkan (Masyuri 2002). Agribisnis sebagai suatu sistem dapat dibagi dalam beberapa subsistem yaitu subsistem input pertanian, usaha pertanian, pengolahan, pemasaran dan penunjang. Subsitem usahatani / pertanian sering disebut on farm dan subsistem lainnya disebut off-farm. Perekonomian di Indonesia, agribisnis mempunyai peranan yang sangat penting sehingga mempunyai nilai strategis. Hal ini disebabkan antara lainnya karena 1) mayoritas rumah tangga penduduk Indonesia yang mengusahakan agribisnis dan mayoritas angkatan kerja bekerja di bidang agribisnis, 2) kandungan impor dalam usaha agribisnis rendah, 3) agribisnis sebagai salah satu sumber devisa, 4) kegiatan agribisnis lebih bersifat ramah terhadap lingkungan, 1

13 5) agribisnis merupakan kegiatan usaha penghasil makanan pokok dan kebutuhan lainnya, 6) agribisnis bersifat padat karya. Selain itu agribisnis merupakan tumpuan utama dalam pemulihan ekonomi dari krisis ekonomi yang berkepanjangan ini. Prospek agribisnis dapat dilihat dari kecenderungan permintaan produk agribisnis dan kemampuan menghasilkan produk tersebut. Permintaan produk agribisnis dapat dilihat dari pasar domestik dan internasional. Indonesia merupakan pasar potensial produk agribisnis, dimana memiliki jumlah penduduk melebihi 200 juta jiwa dan pertumbuhan penduduk yang masih relatif cukup tinggi. Sedangkan untuk pasar internasional, dengan semakin terbukanya perdagangan dunia akan meningkatkan pasar internasional produk-produk agribisnis. Tahun 2003, perdagangan bebas di kawasan asia tenggara telah diberlakukan AFTA (Asia Pacific Economic Cooperation) dan di tingkat dunia sesuai dengan kesepakatan GATT (General Agreement on Trade and Tariff) secara bertahap akan diberlakukan tahun Adanya perdagangan bebas ini, proteksi terhadap semua usaha produksi dikurangi termasuk produk agribisnis, sehingga beberapa negara terutama negara pengimpor produk agribisnis akan semakin mengembangkan usaha non agribisnis, dengan demikian produksi agribisnis akan semakin menurun dan impor produk agribisnis akan semakin meningkat. Hal ini terjadi seperti di negara tetangga seperti Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Singapura dan Hongkong. Pasar ini cukup menjanjikan bagi para negara pemasok yang berada di sekitarnya, termasuk Indonesia. Sebagai gambaran, peranan dan perkembangan ekspor non migas Indonesia menurut sektor untuk periode Januari-Maret tahun 2008 dibandingkan tahun 2007 dapat 2

14 dilihat pada Tabel 1. Ekspor produk pertanian serta produk industri masingmasing meningkat 41,70 persen dan 30,48 persen, sementara produk pertambangan dan lainnya turun 10,02 persen. Dilihat dari kontribusinya tahun 2008, ekspor produk industri adalah sebesar 66,52 persen sedangkan produk pertanian sebesar 3,12 persen dan produk pertambangan sebesar 8,40 persen, sementara itu kontribusi ekspor migas adalah sebesar 21,96 persen. Tabel 1. Nilai Ekspor Indonesia menurut Sektor (Januari-Maret 2007 dan 2008) Uraian Nilai (Juta US $) Jan-Mar 2007 Jan-Mar 2008 Perubahan Jan-Mar 2008 thd 2007 (%) % Peran thd Total Jan- Mar 2008 (%) Total Ekspor , ,1 31,43 100,00 Migas 4.564, ,8 61,79 21,96 Non Migas , ,3 24,83 78,04 - Pertanian 740, ,9 41,70 3,12 - Industri , ,5 30,48 66,52 - Pertambangan & lainnya 3.137, ,9-10,02 8,40 Sumber : Berita Resmi Statistik No.22/05/Thn. XI, 2 Mei 2008 Indonesia memiliki kemampuan dari sisi menghasilkan produk agribisnis, karena mempunyai sumber daya yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari lahan yang luas dan subur, sumber daya perairan dan kelautan yang potensial, sumber daya manusia yang jumlahnya cukup besar dan mempunyai pengalaman dalam mengembangkan agribisnis, keadaan iklim yang cocok untuk pertanian dalam mendukung kegiatan agribisnis. Adanya lembaga-lembaga penelitian pertanian juga dapat menunjang peluang Indonesia mengembangkan komoditas-komoditas unggulan seperti kelapa sawit, kelapa, karet, dan coklat yang menjadi salah satu produsen terbesar di dunia. 3

15 Krisis ekonomi di Indonesia yang dipicu oleh gejolak nilai tukar mata uang rupiah pada pertengahan tahun 2007 telah berdampak sangat luas terhadap seluruh sendi perekonomian dan tatanan kehidupan nasional. Kegiatan ekonomi di Indonesia secara keseluruhan mengalami kemunduran yang drastis terutama pada kegiatan usaha berskala besar. Sementara itu terdapat sektor usaha yang relatif memiliki daya tahan terhadap krisis tersebut, yaitu usaha kecil dan mikro, seperti sektor usaha retail, perdagangan, termasuk sektor agribisnis. Sektor usaha ini tetap bertahan karena peranan dari campur tangan Lembaga Keuangan Perbankan sebagai salah satu bagian dalam sub sistem penunjang mendukung pengembangan potensi agribisnis yang juga mengalami gejolak. Kehadiran bank dalam menyokong dunia usaha tidak dapat diragukan lagi, dan akan memperbanyak pilihan investasi bagi para investor. Berkaitan dengan investasi maka hal tersebut erat kaitannya dengan lembaga perantara finansial yang merupakan sarana yang mempertemukan antara pihak yang memiliki dana dengan pihak yang memerlukan dana. Industri perbankan merupakan bisnis kepercayaan mengingat kegiatan usaha bank terkait dengan usaha penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat. Saat ini, industri jasa keuangan di Indonesia masih terus tumbuh, hal ini ditandai dengan mulai meningkatnya sektor ekonomi yang diantaranya ditandai dengan meningkatnya pembangunan infrastruktur, properti, agribisnis dan perindustrian. Pangsa aset industri jasa keuangan dapat dilihat pada Tabel 2. Salah satu pangsa pasar industri jasa keuangan yang terbesar adalah perbankan 84,68 persen. 4

16 Tabel 2. Pangsa Aset Industri Jasa Keuangan per Agustus 2007 No. Perusahaan Jasa Keuangan Nominal Asset (dlm Triliun Rp) Persentase 1 Perusahaan Pembiayaan a) 115,89 5,32 2 Asuransi Jiwa b) 70,99 3,26 3 Asuransi Umum b) 23,74 1,09 4 Dana Pensiun b 77,52 3,56 5 Perusahaan Sekuritas a **) 38,95 1,79 6 Pegadaian a) 6,92 0,32 7 Bank 1.846,07 84,68 Total Aset Industri Jasa Keuangan 2.180, Keterangan : a) per Juni 2007 b) per Desember 2006 Sumber : Biro Riset InfoBank (birl), 2007 Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang diterbitkan BI, total kredit bank umum yang dikucurkan ke sektor ekonomi sampai dengan Juli 2007 mencapai Rp. 871,99 Triliun, naik Rp.155,19 Triliun dibandingkan dengan Juli Pada Juli 2006, total kredit bank umum yang dikucurkan ke sektor ekonomi hanya sebesar Rp.716,79 Triliun, yang mana sektor pertanian dan perindustrian mengambil pangsa pasar yang cukup besar. Perkembangan kredit bank umum berdasarkan sektor ekonomi dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Perkembangan Kredit Bank Umum Berdasarkan Sektor Ekonomi (dalam Rp Triliun) N o Sektor Ekonomi Des 2005 Des 2006 Grow th (%) Pang sa (%) Juli 2006 Juli 2007 Grow th (%) Pang sa (%) 1 Pertanian, Perburuan 37,18 45,18 21,52 5,70 39,32 47,25 20,17 5,42 &Sarana Pertanian 2 Pertambangan 8,13 14,09 73,32 1,78 9,65 20,20 118,3 2,32 3 Perindustrian 171,3 184,0 7,43 23,23 168,8 185,6 9,95 21,29 4 Listrik, Gas dan Air 5,37 7,22 34,60 0,91 5,59 6,97 24,68 0,80 5 Konstruksi 26,99 33,09 22,61 4,18 30,17 38,54 27,74 4,42 6 Perdagangan, 135,8 163,4 20,32 20,63 149,5 185,9 24,36 21,32 Restoran, dan Hotel 7 Pengangkutan,Pergudangan,Komunikasi 19,83 27,07 36,51 3,42 20,54 28,64 39,46 3,28 8 Jasa Dunia Usaha 72,63 78,46 8,02 9,90 69,30 92,82 33,94 10,64 9 Jasa Sosial / 10,03 12,04 20,05 1,52 9,76 12,18 24,78 1,40 Masyarakat 10 Lain-lain 208,4 227,7 9,27 28,7 214,2 253,8 18,49 29,11 TOTAL 695,6 792,3 13, ,8 871,9 21, Sumber : BI, diolah kembali oleh Biro Riset InfoBank (birl),2007 5

17 Semakin meningkatnya pengucuran kredit terhadap sektor ekonomi setiap tahunnya, mengakibatkan desakan kepada pihak perbankan untuk memperluas jangkauan pelayanannya ke berbagai daerah di Indonesia terutama ke daerahdaerah yang memiliki potensial lebih di bidang agribisnis dan perindustrian yang dianggap sebagai sektor usaha yang memiliki prospek dan pangsa pasar yang besar. Selain itu juga, dengan meningkatnya persaingan antar bank dalam melayani nasabahnya, mengakibatkan desakan pelayanan tersebut sangat diperlukan. PT. Bank Bukopin, Tbk merupakan salah satu bank yang ada dalam dunia perbankan Indonesia. Bank yang sudah berdiri sejak tahun 1970 juga berkembang pesat, dimana sudah tersebar di seluruh Indonesia dengan keberadaan 38 kantor cabang. PT. Bank Bukopin, Tbk besar dengan penyaluran kreditnya, baik itu kredit UMKM (Unit Mikro, Koperasi, dan Menengah) maupun kredit konsumsi. Penyaluran kredit-kredit dari pemerintah untuk membantu peningkatan sektor pertanian dan agribisnis juga dilaksanakan oleh Bank Bukopin seperti Kredit Ketahanan Pangan (KKP), Kredit Usaha Tani (KUT), Kredit Surat Utang 005 dan Kredit Usaha Rakyat. Salah satu cabang dari PT. Bank Bukopin,Tbk yang menyalurkan kredit UKMK cukup besar adalah Cabang Karawang Perumusan Masalah PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang memiliki wilayah kerja yang meliputi Kabupaten Karawang, Kecamatan Cikampek, Kabupaten Purwakarta, dan Kabupaten Subang. Wilayah ini didukung dengan fasilitas satu Kantor Cabang Utama yang berada di Kabupaten Karawang dan dua Kantor Kas yang berada di Kabupaten Karawang dan Kecamatan Cikampek. Wilayah kerja yang 6

18 luas inilah yang menuntut keberadaan kantor cabang pembantu yang baru agar peningkatan volume usaha dapat tercapai dan kedekatan dengan konsumen dapat terlayani dengan baik. Kabupaten Purwakarta merupakan salah satu wilayah yang dianggap baik untuk pengembangan PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang. Potensi pasar yang tersedia cukup menjanjikan, dimana jumlah Bank yang terdapat di Kabupaten Purwakarta sebanyak 11 Bank, dengan asumsi rata-rata simpanan masyarakat yang terdapat pada masing-masing bank adalah sebesar Milliar Rupiah, dan market share yang dimiliki Bank Bukopin sampai dengan Bulan September 2008 sebesar 2.92 Milliar Rupiah (3.50 persen). Bank Bukopin Cabang Karawang masih memiliki potensi pasar yang sangat besar yakni persen atau sebesar Milliar Rupiah dari dana masyarakat yang tersebar. Kabupaten Purwakarta yang terletak pada titik temu dari tiga jalur utama lalu lintas yang sangat strategis yaitu jalur Jakarta, Bandung dan Cirebon. Luas wilayah yang dimiliki sebesar Km 2 atau sekitar 2,81 persen dari luas wilayah propinsi jawa barat dan kurang lebih 52 persen merupakan lahan pertanian. Hal ini menyebabkan potensi pasar yang cukup besar dicapai oleh sektor pertanian dan industri yang bergerak di bidang agribisnis, salah satunya produksi padi di Kabupaten Purwakarta tahun 2007 mencapai ton Gabah Kering Giling (GKG), terjadi peningkatan produksi sebesar 11,25 persen dibandingkan dengan produksi tahun Sebelum melakukan pelaksanaan pendirian kantor cabang perlu dilakukan pengkajian-pengkajian dan pertimbangan yang matang, salah satunya dengan melakukan studi kelayakan terhadap rencana proyek pendirian kantor cabang 7

19 pembantu tersebut. Hal ini dikarenakan dalam pelaksanaan pendirian kantor cabang pembantu memerlukan perencanaan yang baik dan akan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Berdasarkan hal tersebut, perumusan masalah yang dikaji adalah bagaimana potensi pasar bank yang berbasis agribisnis bagi pengembangan PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang di wilayah Kabupaten Purwakarta dan bagaimana feasibility study (Studi Kelayakan Usaha) pembukaan Kantor Cabang Pembantu dari PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang di Kabupaten Purwakarta, apakah layak didirikan atau tidak, meliputi besar keuntungan yang akan diperoleh, dengan melakukan investasi dibidang tersebut (Estimasi rugi/laba), tingkat keuntungan yang diperoleh (Internal rate of Return/IRR) dan nilai uang yang akan kita peroleh sekarang dengan investasi yang cukup panjang tersebut (Net Present Value/NPV) Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan, maka tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah mengetahui seberapa besar potensi pasar bank yang berbasis agribisnis di Kabupaten Purwakarta dan menganalisis kelayakan usaha pembukaan Kantor Cabang Pembantu dari PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang di Kabupaten Purwakarta Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini adalah untuk dapat membantu PT. Bank Bukopin, Tbk cabang karawang dalam mengetahui potensi pasar agribisnis yang dapat dikelola dan membantu dalam pemilihan lokasi pendirian kantor cabang pembantu yang tepat, pencapaian anggaran kerja dan peningkatan asset dari Bank 8

20 Bukopin Cabang Karawang tahun Sedangkan bagi penulis adalah untuk melatih kemampuan analisis suatu masalah dan merupakan pengalaman belajar yang dapat menambah pengetahuan di bidang perekonomian perbankan. Lebih dari itu, kegunaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan volume bisnis PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Karawang dan sebagai bahan untuk penelitian selanjutnya. 9

21 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Potensi Agribisnis Pengertian potensi berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan ; kekuatan ; kesanggupan ; daya. Agribisnis adalah usaha yang berhubungan dengan (tanah) pertanian. Istilah potensi juga erat kaitannya dengan istilah prospek yang dapat juga berupa harapan. Arti dari potensi agribisnis merupakan kemampuan/kekuatan yang dimiliki oleh usaha yang berhubungan dengan kegiatan pertanian dalam arti luas yang mempunyai peluang untuk dikembangkan Kelayakan Usaha Studi Kelayakan Usaha atau juga dikenal sebagai Studi Kelayakan Proyek dapat diartikan sebagai penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil. Studi kelayakan usaha membahas berbagai aspek yang berkaitan dengan adanya rencana investasi suatu usaha, antara lain meliputi aspek pasar, aspek teknis, dan aspek keuangan Pengertian Bank Definisi bank yang dapat diberlakukan di negara kita adalah sesuai dengan aturan yang ada yaitu tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan dan merupakan perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun Menurut undang-undang tersebut definisi Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit 10

22 dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan perbankan menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksankan kegiatan usahanya. Lebih lanjut dalam undang-undang tersebut dijelaskan bahwa sektor perbankan memiliki posisi strategis sebagai lembaga intermediasi dan menunjang sistem pembayaran. Tujuan Perbankan Indonesia menurut Pasal 3 UU No.10 Tahun 1998 yaitu menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Adapun kegiatan atau aktivitas penyaluran dana yang dilakukan oleh perbankan adalah sebagai berikut : 1. Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat baik yang memberikan kredit maupun pembiayaan (prinsip syariah) dalam melakukan penyaluran dana tersebut diharuskan : a. Mempunyai keyakinan atas itikad debitur / peminjam. b. Melakukan analisis yang mendalam. c. Debitur/peminjam sanggup melunasi hutangnya atau mengembalikan pembiayaannya sesuai dengan yang diperjanjikan. 2. Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat juga harus memiliki dan menerapkan pedoman perkreditan atau pedoman pembiayaan, dimana pedoman tersebut harus telah sesuai dengan ketentuan yang diterapkan oleh Bank Indonesia. 11

23 3. Dalam menerima agunan/jaminan, maka Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat harus : a. Menyelenggarakan kegiatan penitipan agunan/jaminan. b. Bertanggung jawab atas penitipan agunan tersebut. c. Memenuhi semua kewajiban sesuai dengan perjanjian (kontrak). d. Agunan tersebut harus dicatat secara tersendiri. e. Apabila bank mengalami kepailitan, agunan tersebut harus dikembalikan ke pemilik agunan. f. Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat dapat membeli sebahagian atau seluruh agunan apabila debitur/peminjam tidak dapat mengembalikan pinjaman sesuai perjanjian. Traksaksi jual beli agunan tersebut dapat dilakukan melalui pelelangan maupun diluar pelelangan berdasarkan penyerahan secara sukarela atau berdasarkan kuasa untuk menjual oleh pemilik agunan serta wajib dicairkan secepatnya. Pendirian lembaga keuangan perbankan di Indonesia diperkenankan oleh pemerintah dan sebelumnya mendapat ijin usaha sebagai Bank Umum atau Bank Perkreditan Rakyat dari pimpinan Bank Indonesia. Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat dapat memperoleh ijin usaha selama memenuhi persyaratan minimal sebagai berikut : 1. Mempunyai susunan organisasi dan kepengurusan. 2. Memiliki permodalan sesuai dengan ketentuan. 3. Adanya kepemilikan yang jelas. 12

24 4. Pengurus memiliki keahlian di bidang perbankan, untuk menghindari berbagai resiko yang mungkin timbul akibat lemahnya pengetahuan di bidang tersebut. 5. Mempunyai kelayakan rencana kerja baik dalam kebijakan maupun operasional Pengertian Kredit Kredit berasal dari bahasa Latin yaitu credere yang berarti percaya/mempercayai. Definisi lainnya menurut UU No.10 tahun 1998 menyebutkan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Sedangkan menurut ensiklopedi umum, kredit dijelaskan sebagai sistem keuangan untuk memudahkan pemindahan modal dari pemilik kepada pemakai dengan pengharapan memperoleh keuntungan. Kredit diberikan berdasarkan kepercayaan kepada orang lain yang memberikannya terhadap kecakapan dan kejujuran si peminjam. Secara umum kredit terdiri dari beberapa jenis dilihat dari segi kriterianya antara lain : 1. Segi Kegunaan a. Kredit Investasi, merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru. Kredit ini memerlukan masa pemakaian yang relatif lebih lama dan membutuhkan modal yang relative besar. 13

25 b. Kredit Modal Kerja, merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. 2. Segi Tujuan Kredit a. Kredit Produktif, merupakan kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. b. Kredit Konsumtif, merupakan kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi, sehingga tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan. c. Kredit Perdagangan, merupakan kredit yang diberikan kepada pedagang dan digunakan untuk membiayai aktivitas perdagangannya. 3. Segi Jangka Waktu a. Kredit Jangka Pendek, merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun, dan biasanya digunakan untuk kredit modal kerja. b. Kredit Jangka Menengah, merupakan kredit yang memiliki jangka waktu sekitar satu sampai tiga tahun, dan biasanya digunakan untuk kredit investasi. c. Kredit Jangka Panjang, merupakan kredit yang memiliki jangka waktu lebih dari 3 tahun, dan biasanya digunakan untuk kredit investasi jangka panjang. 4. Segi Jaminan 14

26 a. Kredit dengan Jaminan, merupakan kredit yang diberikan dengan menggunakan jaminan. Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud. b. Kredit tanpa Jaminan, merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit ini melihat prospek usaha, karakter, dan nama baik calon peminjam. 5. Segi Sektor Usaha a. Kredit Pertanian, membiayai usaha pertanian. b. Kredit Peternakan, membiayai usaha peternakan. c. Kredit Industri, membiayai usaha industri kecil maupun besar. d. Kredit Pertambangan, membiayai usaha tambang e. Kredit Pendidikan, membiayai sektor usaha pendidikan. f. Kredit Profesi, membiayai usaha yang terkait dengan profesi pekerjaan g. Dan sektor-sektor lainnya Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu mengenai sektor perbankan diantaranya dilakukan oleh Wicaksono (2007). Penelitiannya membahas mengenai analisis dari faktorfaktor yang mempengaruhi penyaluran kredit pertanian oleh Bank BRI di Indonesia. Faktor penting yang perlu diperhatikan dalam penyaluran kredit pertanian terdiri dari prinsip 5 C yaitu character (karakter), capasity (kapasitas), capital (modal), collateral (jaminan) dan condition (kondisi). Penelitian lainnya mengenai sektor perbankan dilakukan oleh Novitasari (2006) yang membahas mengenai analisis kinerja dan dampak kredit umum pedesaan terhadap 15

27 peningkatan pendapatan usaha kecil dengan studi kasus di Bank Rakyat Indonesia unit Kreo Tangerang, dimana dilakukan perbandingan tingkat pendapatan sebelum dan sesudah penyaluran kredit usaha kecil. Adapun penelitian mengenai studi kelayakan telah banyak dilakukan yang biasanya dilakukan untuk kelayakan usaha yang bergerak di bidang produksi (seperti pabrikasi dan pertanian). Ada beberapa penelitian studi kelayakan yang dilakukan untuk bidang jasa, salah satunya yang telah dilakukan oleh Tinton (2006) yang membahas mengenai evaluasi kelayakan usaha pada restoran mie kondang di Jakarta Selatan. Penelitian ini membahas kelayakan investasi yang meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek produksi, aspek hukum, aspek manajerial, dan aspek finansial. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini seperti analisis kualitatif yang meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek hukum dan aspek manajerial. Sedangkan analisis kuantitatifnya meliputi Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Internal Rate Of Return (IRR), Payback Periode (PBP) dan analisis sensitivitas. Penelitian ini menyimpulkan bahwa investasi tersebut layak untuk dilakukan. Penelitian lainnya dilakukan oleh Andrie (2005) yang melakukan studi pendahuluan kelayakan finansial dan ekonomi proyek pengembangan pelabuhan perikanan nusantara (PPN) Pelabuhan Ratu di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Dari penelitian ini, Andie menyimpulkan bahwa proyek pengembangan terhadap pelabuhan tersebut tidak layak untuk dilakukan menurut kriteria investasinya dikarenakan kurangnya keuntungan yang akan diperoleh dan biaya yang dikeluarkan sangat besar. Peneliti menyarankan untuk melakukan perbaikan 16

28 fasilitas yang telah ada saja dan peningkatan pelayanan terhadap pengguna jasa pelabuhan. Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu dapat dilihat bahwa pada umumnya analisis kelayakan usaha dilakukan terhadap beberapa aspek penting yaitu Aspek Pasar dan Aspek Ekonomis (finansial / keuangan). Di dalam melakukan Studi Kelayakan tidak harus selalu mendapatkan hasil yang layak, karena banyaknya aspek yang harus benar-benar dijadikan perhatian dan bahan pertimbangan. Penelitian ini akan melakukan pendataan dari potensi pasar agribisnis yang dapat dijadikan peluang untuk meningkatkan volume usaha dan pengembangan PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Karawang di wilayah Kabupaten Purwakarta dengan melakukan studi kelayakan untuk proyek pendirian kantor cabang pembantu dari salah satu perusahaan perbankan dengan alat-alat analisis yang sama untuk mengetahui kelayakan dari proyek tersebut, yang mana biasanya dilakukan secara internal perusahaan. 17

29 III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Sistem Agribisnis Agribisnis sering diartikan secara sempit, yaitu perdagangan atau pemasaran hasil pertanian.sistem agribisnis sebenarnya adalah suatu sistem yang utuh, mulai dari penyediaan sarana pertanian, proses produksi, mengolah hasil, pemasaran dan aktivitas lain yang berkaitan dengan kegiatan pertanian (penunjang). Menurut Arsyad dkk. (1985) dalam Soekartawi (1991), yang dimaksud dengan agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang ada hubungannya dengan pertanian dalam arti luas. Yang dimaksud dengan adanya hubungannya dengan pertanian dalam arti luas adalah kegiatan usaha yang menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan pertanian. Mata rantai kegiatan agribisnis ini dapat digambarkan seperti pada Gambar 1. AGRIBISNIS Kegiatan usaha yang menghasilkan/menyedi akan prasarana/sarana/input bagi kegiatan pertanian (industry pupuk, alatalat pertanian, pestisida,dsb) Kegiatan pertanian Kegiatan usaha yang menggunakan hasil pertanian sebagai input (industry pengolahan hasil pertanian, perdagangan, dsb) Gambar 1. Mata Rantai Kegiatan Agribisnis Sumber : Soekartawi (1991) 18

30 Dapat dikatakan juga bahwa sistem agribisnis terdiri dari empat sub sistem, yaitu sub sistem hulu, sub sistem usahatani, sub sistem hilir dan sub sistem penunjang. Sub sistem hulu meliputi semua kegiatan untuk memproduksi dan menyalurkan input-input pertanian dalam arti luas, atau pengadaan sarana produksi. Sub sistem usahatani meliputi kegiatan mengelola input-input berupa lahan, tenaga kerja, modal, teknologi, dan manajemen untuk menghasilkan produk pertanian, atau budidaya. Sub sistem yang ketiga yaitu sub sistem hilir yang meliputi kegiatan pasca panen terhadap produk pertanian termasuk di dalamnya pengolahan terhadap produk pertanian tersebut dan distribusi pemasarannya. Sedangkan sub sistem yang keempat yaitu sub sistem penunjang yang meliputi lembaga-lembaga yang menunjang keberadaan dan kelangsungan hidup dari produk pertanian seperti adanya lembaga keuangan yang menunjang permodalan dari kegiatan pertanian dan lembaga penelitian yang menunjang peningkatan produk pertanian. Potensi merupakan kelebihan yang dimiliki berupa sumber daya yang dapat menciptakan peluang untuk dikembangkan dan dimanfaatkan. Sehingga potensi agribisnis menggambarkan kelebihan sumber daya yang dimiliki dari keseluruhan sub sistem untuk dikembangkan dan dimanfaatkan. Pemberdayaan potensi ini menciptakan banyak peluang yang dapat diambil untuk peningkatan perekonomian dan kesejahteraan penduduk setempat pada khususnya dan negara pada umumnya Pentingnya Sub Sistem Penunjang Salah satu bagian dalam sistem agribisnis yang berperan penting dalam kelancaran pengembangan bagi seluruh kegiatan agribisnis adalah sub sistem yang 19

31 keempat yaitu sub sistem penunjang. Sub sistem penunjang ini mendukung semua kegiatan pada sub sistem lainnya. Lembaga keuangan merupakan salah satu bagian dari sub sistem penunjang. Semua kegiatan dari keseluruhan sistem agribisnis memerlukan permodalan untuk dapat menjalankan aktivitasnya. Permodalan ini dapat dipenuhi dengan keberadaan lembaga keuangan yang antara lain merupakan pihak perbankan Studi Kelayakan Usaha Studi Kelayakan Usaha atau juga dikenal sebagai Studi Kelayakan Proyek dapat diartikan sebagai penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil. Keberhasilan ini dapat diartikan dalam arti terbatas maupun arti luas. Artian terbatas biasanya dipergunakan oleh pihak swasta yang lebih berminat tentang manfaat ekonomis suatu investasi, sedangkan dalam artian luas dapat terjadi penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan sumber daya yang melimpah pada suatu daerah, penghematan atau penambahan devisa yang diperlukan oleh pemerintah. Menurut Husnan & Suwarsono (1999), pada umumnya manfaat ekonomis suatu studi kelayakan proyek akan menyangkut tiga aspek, yaitu : 1. Manfaat ekonomis proyek tersebut bagi proyek itu sendiri (sering juga disebut sebagai manfaat finansial ). Yang berarti apakah proyek itu dipandang cukup menguntungkan apabila dibandingkan dengan resiko proyek tersebut. 2. Manfaat ekonomis proyek tersebut bagi negara tempat proyek itu dilaksanakan (sering juga disebut sebagai manfaat ekonomi nasional). 20

32 Yang menunjukkan manfaat proyek tersebut bagi ekonomi makro suatu Negara. 3. Manfaat sosial proyek tersebut bagi masyarakat sekitar proyek tersebut. Ini merupakan studi yang relatif paling sulit untuk dilakukan. Masih menurut Husnan & Suwarsono (1999), dalam studi kelayakan proyek tersebut, ada beberapa hal yang perlu diketahui adalah : 1. Ruang Lingkup Kegiatan Proyek. Disini perlu dijelaskan/ditentukan bidang-bidang apa proyek akan beroperasi, kalau misalnya proyeknya adalah pendirian usaha/pabrik tekstil, maka apakah pabrik tekstil ini merupakan tekstil yang terpadu, ataukah hanya tahapan tertentu saja. 2. Cara Kegiatan Proyek Dilakukan. Disini ditentukan apakah proyek akan ditangani sendiri, ataukah akan diserahkan pada (beberapa) pihak lain. Siapa yang akan menangani proyek tersebut? 3. Evaluasi terhadap Aspek-aspek yang Menentukan Berhasilnya Seluruh Proyek. Disini perlu diidentifikasikan faktor-faktor kunci keberhasilan usaha semacam ini. 4. Sarana yang Diperlukan oleh Proyek. Menyangkut bukan hanya kebutuhan seperti : material, tenaga kerja, dan sebagainya, tetapi termasuk juga fasilitas-fasilitas pendukung seperti : jalan raya, transportasi dan sebagainya. 21

33 5. Hasil Kegiatan Proyek tersebut, serta Biaya-biaya yang harus ditanggung untuk memperoleh hasil tersebut. 6. Akibat-akibat yang Bermanfaat maupun yang tidak dari adanya proyek tersebut. Hal ini sering disebut juga sebagai manfaat dan pengorbanan ekonomis dan sosial. 7. Langkah-langkah rencana untuk mendirikan proyek, beserta jadwal dari masing-masing kegiatan tersebut, sampai dengan proyek investasi siap berjalan Aspek Pasar Aspek pasar menempati prioritas pertama dan utama dari studi kelayakan proyek. Banyak dijumpai kegagalan proyek karena tidak tersedianya pasar potensial yang cukup terutama di negara sedang berkembang, karena itu perlu dipahami beberapa karakteristik pasar di negara sedang berkembang. Beberapa pertanyaan dasar yang perlu dipahami dari aspek pasar adalah berapa market potensial yang tersedia dan berapa bagian daripadanya yang dapat diraih oleh proyek yang diusulkan serta strategi pemasaran yang direncanakan untuk memperebutkan konsumen. Kedudukan produk, jangka waktu proyek dan daerah pemasaran merupakan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap jawaban yang diberikan terhadap pertanyaan-pertanyaan utama tersebut. Menurut Husnan & Suwarsono (1999), pasar potensial adalah keseluruhan jumlah produk atau sekelompok produk yang mungkin dapat dijual dalam pasar tertentu dalam satu periode tertentu di bawah pengaruh suatu kondisi tertentu meliputi variabel yang dapat dikontrol oleh calon investor yakni marketing mix 22

34 dan kemampuan manajemen lainnya serta variabel yang tidak dapat dikontrol oleh calon investor, yakni kondisi perekonomian pada umumnya, kondisi industri. Sedangkan pengertian sales potensial adalah proporsi (sebahagian) dari keseluruhan pasar potensial yang diharapkan dapat diraih oleh proyek yang bersangkutan. Pengertian lainnya, pasar potensial dapat diartikan dengan permintaan industri jika marketing efforts yang dilakukan oleh perusahaan dalam industri tersebut mencapai titik optimal, dan sales potensial adalah permintaan perusahaan tertentu di bawah marketing efforts yang dilakukan atau sering juga disebut market share perusahaan. Secara skematis dapat dilihat pada Gambar 2. Pasar Potensial Pasar Potensial (denganasumsi tertentu) Peramalan Pasar Potensial Permintaan Industri Marketing Efforts Industi Total Marketing Efforts Industri Gambar 2. Skema Pengertian Pasar Potensial dan Permintaan Industri. Sumber : Husnan & Suwarsono (1999) Aspek Teknis dan Manajemen Aspek Teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan proyek secara teknis dan pengoperasiannya setelah proyek tersebut selesai dibangun. Berdasarkan analisa ini pula dapat diketahui rancangan awal 23

35 penaksiran biaya investasi termasuk biaya eksploitasinya. Menurut Husnan & Suwarsono (1999), terdapat beberapa pertanyaan utama yang perlu mendapatkan jawaban dari aspek teknis ini adalah : a. Lokasi Proyek, yakni dimana suatu proyek akan didirikan baik untuk pertimbangan lokasi dan lahan pabrik maupun lokasi bukan pabrik. b. Seberapa besar skala operasi/luas produksi ditetapkan untuk mencapai suatu tingkatan skala ekonomis. c. Kriteria pemilihan mesin dan equipment utama serta alat pembantu mesin dan equipment. d. Bagaimana proses produksi dilakukan dan layout pabrik yang dipilih, termasuk juga layout bangunan dan fasilitas lain. e. Apakah jenis teknologi yang diusulkan cukup tepat, termasuk didalamnya perimbangan variabel sosial. Beberapa variabel yang perlu diperhatikan untuk pemilihan lokasi proyek dibedakan dalam dua golongan besar, yaitu variabel utama (primer) dan variabel sekunder. Variabel primer tersebut antara lain adalah ketersediaan bahan mentah, letak pasar yang dituju, tenaga listrik dan air, supply tenaga kerja dan fasilitas transportasi. Sedangkan variabel sekunder antara lain adalah hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia maupun di tingkat lokasi pada rencana lokasi, iklim (keadaan tanah), sikap dari masyarakat setempat (adat-istiadat), dan rencana masa depan perusahaan dalam kaitannya untuk perluasan usaha. Luas produksi adalah jumlah produk yang seharusnya diproduksi untuk mencapai keuntungan yang optimal. Beberapa factor yang perlu diperhatikan dalam penentuan luas produksi ini adalah batasan permintaan (market share), 24

36 tersedianya kapasitas mesin-mesin yang dibatasi oleh kapasitas teknis atau kapasitas ekonomis, jumlah dan kemampuan tenaga kerja pengelola proses produksi, kemampuan finansial dan manajemen, serta kemungkinan adanya perubahan teknologi produksi di masa yang akan dating. Layout merupakan keseluruhan proses penentuan bentuk dan penempatan fasilitas-fasilitas yang dimiliki suatu perusahaan. Kriteria yang dapat digunakan untuk evaluasi layout pabrik antara lain adalah adanya konsistensi dengan teknologi produksi, adanya arus produk dalam proses yang lancer dari proses yang satu ke proses lainnya, penggunaan ruangan yang optimal, terdapat kemungkinan untuk dengan mudah melakukan penyesuaian maupun untuk ekspansi, dan meminimisasi biaya produksi dan memberikan jaminan yang cukup untuk keselamatan tenaga kerja. Sedangkan kriteria untuk pemilihan jenis teknologi dan equipment antara lain adalah ketepatan jenis teknologi yang dipilih dengan bahan mentah yang digunakan, keberhasilan penggunaan jenis teknologi tersebut di tempat lain yang memiliki ciri-ciri yang mendekati dengan lokasi proyek, kemampuan pengetahuan penduduk (tenaga kerja) setempat dan kemungkinan pengembangannya, serta pertimbangan kemungkinan adanya teknologi lanjutan sebagai salinan teknologi yang akan dipilih sebagai akibat keusangan. Aspek manajemen terkait dengan sumber daya manusia yang tersedia untuk dapat menjalankan usaha/proyek yang akan didirikan. Hal ini terkait dengan jumlah karyawan yang dibutuhkan, kemampuan manajerial dan keahlian yang dibutuhkan untuk menjalankan operasional dari pendirian proyek yang akan dilaksanakan. 25

37 Aspek Keuangan Aspek keuangan (finansial) menbahas hal-hal yang menyangkut dengan perkiraan biaya investasi, perkiraan biaya operasional dan pemeliharaan, kebutuhan modal kerja, sumber pembiayaan, perkiraan pendapatan dan perhitungan kriteria investasi. Masih menurut Husnan & Suwarsono (1999). Aktiva tetap yang diperlukan untuk investasi bisa diklasifikasikan sebagai berikut: a. Aktiva Tetap Berwujud, yang antara lain terdiri dari tanah dan pengembangan lokasi, bangunan dan perlengkapannya, pabrik dan mesinmesin, dan aktiva tetap lainnya seperti meubelair, perlengkapan kantor dan sebagainya. b. Aktiva Tetap Tidak Berwujud, yang antara lain terdiri dari Aktiva Tidak Berwujud seperti patent, dan lisensi. Selain itu terdapat biaya sebelum operasi, seperti biaya perekrutan tenaga kerja, biaya latihan, beban bunga, dan sebagainya. Pelaksanaan dari semua proyek diperlukan dana yang cukup besar, diantaranya sumber dana yang tersedia dapat berasal dari sebagai berikut : a. Modal sendiri yang disetor oleh pemilik perusahaan. b. Saham biasa atau saham luar biasa (yang juga merupakan modal sendiri) yang diperoleh dari emisi (penerbitan) saham di pasar modal. c. Oblogasi yang diterbitkan oleh perusahaan dan dijual di pasar modal. d. Kredit Bank, baik itu kredit investasi maupun kredit modal kerja. e. Leasing (Sewa Guna) dari lembaga keuangan non-bank, dan f. Project Finance, yaitu merupakan bentuk kredit yang pembayarannya didasarkan atas kemampuan proyek tersebut melunasi kewajiban 26

38 finansialnya, dimana perusahaan yang mensponsori proyek tersebut tidak akan diminta melunasi kewajiban financial dari proyek tersebut apabila terjadi gangguan cashflow dari proyek tersebut. Penilaian kelayakan usaha secara finansial menggunakan analisis finansial. Analisis finansial menggunakan empat kriteria untuk menguji kelayakan usaha yaitu : 1. Nilai Bersih Sekarang (Net Present Value = NPV) Net Present Value merupakan nilai sekarang dari selisih antara penerimaan dan biaya pada tingkat diskonto tertentu. Net Present Value menunjukkan keuntungan yang akan diperoleh selama umur investasi, merupakan jumlah nilai penerimaan arus tunai pada waktu sekarang dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan selama waktu waktu tertentu. Dengan kata lain, NPV menghitung keuntungan yang diperoleh berdasarkan nilai uang sekarang (Siegel,1993). Penggunaan kriteria NPV ditujukan untuk mengetahui gambaran nilai bersih suatu proyek. Suatu bisnis dikatakan layak bila NPV lebih besar dari nol dan semakin besar NPV menunjukkan semakin layak bisnis tersebut untuk dilaksanakan. Sebaliknya apabila NPV di bawah nol, maka menunjukkan bisnis tidak layak untuk diusahakan karena kegiatan usaha tersebut tidak menguntungkan. 2. Perbandingan Manfaat dan Biaya (Net Benefit Cost Ratio = Net B/C Ratio) Net B/C Ratio merupakan perbandingan antara jumlah NPV positif (sebagai pembilang) dengan NPV yang negative (sebagai penyebut). Angka ini menunjukkan tingkat besarnya tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu satuan (Husnan & Suwarsono,1999). Kriteria investasi Net B/C digunakan untuk mengetahui sampai sejauh mana manfaat yang diterima oleh 27

39 bisnis dapat menutup seluruh biaya yang dikeluarkan dan mempunyai modal lagi bagi kelanjutannya. Suatu bisnis dikatakan layak berdasarkan kriteria investasi ini, apabila nilai Net B/C > 1. Sebaliknya, nilai Net B/C <1, menunjukkan bahwa manfaat yang diperoleh adalah lebih kecil daripada biaya yang dikeluarkan. Net B/C = 1 berarti besarnya manfaat yang diperoleh adalah sama besarnya dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat tersebut. 3. Tingkat Hasil Pengembalian Internal (Internal Rate of Return = IRR) IRR menunjukkan persentase keuntungan yang akan diperoleh atau investasi bersih dari suatu usaha, atau tingkat diskonto yang dapat membuat arus penerimaan bersih sekarang dari investasi (NPV) sama dengan nol atau dengan kata lain merupakan tingkat diskonto pada saat NPV sama dengan nol. Perhitungan IRR dimaksudkan untuk mengetahui nilai tingkat suku bunga social yang membuat NPV proyek sama dengan nol. Tingkat suku bunga tersebut adalah tingkat suku bunga maksimum apabila modal yang digunakan didepositokan ke bank. Adapun pembanding yang digunakan untuk mengukur kelayakan berdasarkan IRR adalah tingkat suku bunga yang telah ditentukan. Suatu bisnis dikatakan layak bila dapat memberikan nilai IRR yang lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku. Sebaliknya suatu bisnis dinyatakan tidak layak bila nilai IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga yang berlaku. 4. Masa Pengembalian Investasi (Payback Periode = PBP) PBP merupakan kriteria tambahan dalam analisis kelayakan untuk melihat periode waktu yang diperlukan dalam melunasi seluruh pengeluaran investasi. Kriteria Payback Periode digunakan untuk mengetahui tingkat kecepatan modal investasi yang dikeluarkan dapat kembali. Semakin cepat modal dapat kembali, 28

40 semakin baik untuk membiayai kegiatan lain. Dalam kriteria ini, suatu bisnis dikatakan layak apabila bisnis tersebut dapat mengembalikan modal sebelum berakhirnya umur proyek tersebut. Sebaliknya, suatu bisnis dikatakan tidak layak jika bisnis tersebut tidak dapat mengembalikan modal sampai saat proyek berakhir. NPV (Rp) (Rp) (Rp) IRR i (rate %) Gambar 3. Kurva NPV dan IRR Sumber : Gittinger (1986) 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional Potensi agribisnis yang dimiliki oleh suatu daerah yang cukup baik, mendorong adanya rencana untuk perluasan pelayanan dengan pendirian kantor cabang. Untuk mewujudkan rencana pendirian kantor cabang memerlukan pertimbangan dan perencanaan yang baik, salah satunya dengan melakukan studi kelayakan usaha. Studi kelayakan usaha yang akan dilakukan meliputi beberapa aspek yang akan dikembangkan yaitu, aspek pasar, aspek teknis dan aspek keuangan. Ketiga aspek ini berperan sama penting. Hasil yang diperoleh dari penelusuran aspek-aspek tersebut dapat menghasilkan keputusan bahwa proyek pengembangan pendirian Kantor Cabang Pembantu di Kabupaten Purwakarta oleh 29

I PENDAHULUAN. (bisnis) di bidang pertanian (dalam arti luas) dan bidang-bidang yang berkaitan

I PENDAHULUAN. (bisnis) di bidang pertanian (dalam arti luas) dan bidang-bidang yang berkaitan I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada prinsipnya pengertian agribisnis adalah merupakan usaha komersial (bisnis) di bidang pertanian (dalam arti luas) dan bidang-bidang yang berkaitan langsung dengan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Sistem Agribisnis Agribisnis sering diartikan secara sempit, yaitu perdagangan atau pemasaran hasil pertanian.sistem agribisnis sebenarnya

Lebih terperinci

POTENSI PASAR BANK YANG BERBASIS AGRIBISNIS BAGI PENGEMBANGAN PT. BANK BUKOPIN, TBK CABANG KARAWANG DI WILAYAH KABUPATEN PURWAKARTA

POTENSI PASAR BANK YANG BERBASIS AGRIBISNIS BAGI PENGEMBANGAN PT. BANK BUKOPIN, TBK CABANG KARAWANG DI WILAYAH KABUPATEN PURWAKARTA POTENSI PASAR BANK YANG BERBASIS AGRIBISNIS BAGI PENGEMBANGAN PT. BANK BUKOPIN, TBK CABANG KARAWANG DI WILAYAH KABUPATEN PURWAKARTA SKRIPSI EMMY WARDHANI A14102528 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

ASPEK-ASPEK STUDI KELAYAKAN BISNIS

ASPEK-ASPEK STUDI KELAYAKAN BISNIS Kuliah 3 ASPEK-ASPEK STUDI KELAYAKAN BISNIS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB Menurut Husnan, Suad ASPEK PASAR ASPEK TEKNIS ASPEK MANAJEMEN ASPEK HUKUM KEUANGAN (FINANSIAL) EKONOMI, SOSIAL, DAN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis Penelitian tentang analisis kelayakan yang akan dilakukan bertujuan melihat dapat tidaknya suatu usaha (biasanya merupakan proyek atau usaha investasi)

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan untuk membangun sistem yang belum ada. Sistem dibangun dahulu oleh proyek, kemudian dioperasionalkan

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi)

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Proyek Menurut Kadariah et al. (1999) proyek merupakan suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Analisis Kelayakan Usaha Analisis Kelayakan Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang benar tentang konsep agribisnis itu sendiri. Sering ditemukan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang benar tentang konsep agribisnis itu sendiri. Sering ditemukan bahwa 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Konsep Agribisnis Semakin bergemanya kata agribisnis ternyata belum diikuti dengan pemahaman yang benar tentang konsep agribisnis itu sendiri. Sering

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Suatu investasi baik dalam bidang industri atau bidang lainnya bertujuan untuk memperoleh standar yang cukup layak di kemudian hari. Manfaat ini bisa berupa keuangan, non keuangan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberdayaan Usaha Mikro (UM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jumlah (Unit) Perkembangan Skala Usaha. Tahun 2009*) 5 Usaha Besar (UB) ,43

I. PENDAHULUAN. Jumlah (Unit) Perkembangan Skala Usaha. Tahun 2009*) 5 Usaha Besar (UB) ,43 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah merupakan salah satu sektor usaha yang paling banyak diminati oleh para pelaku usaha dan cukup prospektif untuk dikembangkan. UMKM dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Definisi Proyek Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah : III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Analisis Kelayakan Investasi Pengertian Proyek pertanian menurut Gittinger (1986) adalah kegiatan usaha yang rumit karena penggunaan sumberdaya

Lebih terperinci

DESAIN STUDI KELAYAKAN. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

DESAIN STUDI KELAYAKAN. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM DESAIN STUDI KELAYAKAN Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Tujuan: Setelah mempelajari Bab ini mahasiswa diharapkan dapat memahami: Aspek-aspek apa saja yang perlu diperhatikan dalam menyusun laporan studi kelayakan?

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Bank Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan dalam bentuk giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PERLUASAN USAHA PEMASOK IKAN HIAS AIR TAWAR Budi Fish Farm Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. Oleh: DWIASIH AGUSTIKA A

ANALISIS KELAYAKAN PERLUASAN USAHA PEMASOK IKAN HIAS AIR TAWAR Budi Fish Farm Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. Oleh: DWIASIH AGUSTIKA A ANALISIS KELAYAKAN PERLUASAN USAHA PEMASOK IKAN HIAS AIR TAWAR Budi Fish Farm Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor Oleh: DWIASIH AGUSTIKA A 14105665 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang digunakan dalam analisa dan pembahasan penelitian ini satu persatu secara singkat dan kerangka berfikir

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini dijelaskan tentang konsep yang berhubungan dengan penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang di

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biaya dengan harapan untuk memperoleh hasil dan

Lebih terperinci

II. KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN II. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan erat dengan permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB II Kajian Pustaka. mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang

BAB II Kajian Pustaka. mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang BAB II Kajian Pustaka 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Dunia keuangan khususnya perbankan dari tahun ketahun telah mengalami peningkatan yang signifikan. Peningkatan ini ditunjukkan dari jumlah

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Mekar Unggul Sari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut : BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kredit 2.1.1.1 Pengertian Kredit Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut : Permberian prestasi oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Dwi Susianto pada tahun 2012 dengan judul Travel AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Menurut Amsyah (1977: 11), menyatakan bahwa prosedur adalah aturan permainan atau langkah-langkah aturan yang harus dipatuhi oleh masing-masing

Lebih terperinci

Studi Kelayakan Bisnis. Desain Studi Kelayakan

Studi Kelayakan Bisnis. Desain Studi Kelayakan , ST., MT Universitas Islam Malang 2007 Universitas Gunadarma TUJUAN Setelah mempelajari Bab ini mahasiswa diharapkan dapat memahami: Aspek-aspek apa saja yang perlu diperhatikan dalam menyusun laporan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 17 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Proyek adalah suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biaya-biaya dengan harapan akan memperoleh hasil yang secara logika merupakan wadah

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

KINERJA PERBANKAN 2008 (per Agustus 2008) R e f. Tabel 1 Sumber Dana Bank Umum (Rp Triliun) Keterangan Agustus 2007

KINERJA PERBANKAN 2008 (per Agustus 2008) R e f. Tabel 1 Sumber Dana Bank Umum (Rp Triliun) Keterangan Agustus 2007 KINERJA PERBANKAN (per ) R e f A. Sumber Dana Bank A.1. Dana Pihak Ketiga (DPK) merupakan sumber utama dana perbankan. Hingga total sumber dana bank umum mencapai Rp1.746,80 triliun atau naik 10,89% dibandingkan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek memiliki beberapa pengertian. Menurut Kadariah et al. (1999) proyek ialah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategi dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk terlibat dalam kegiatan UMKM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) 2.1.1 Pengertian UMKM Ada beberapa pengertian UMKM menurut para ahli atau pihak yang langsung berhubungan dengan UMKM, antara lain: 1.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical),

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical), BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat

Lebih terperinci

Mata Kuliah - Kewirausahaan II-

Mata Kuliah - Kewirausahaan II- Mata Kuliah - Kewirausahaan II- Modul ke: Studi Kelayakan & Aspek Teknis dalam Kegiatan Bisnis Fakultas FIKOM Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur 47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro dan Kecil (UMK), yang merupakan bagian integral. dunia usaha nasional mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro dan Kecil (UMK), yang merupakan bagian integral. dunia usaha nasional mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Usaha Mikro dan Kecil (UMK), yang merupakan bagian integral dunia usaha nasional mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat penting dan strategis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari semakin menginginkan pola hidup yang sehat, membuat adanya perbedaan dalam pola konsumsi

Lebih terperinci

Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun. dan menyalurkan dana dari dan kepada masyarakat yang memiliki fungsi

Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun. dan menyalurkan dana dari dan kepada masyarakat yang memiliki fungsi BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dan menyalurkan dana dari dan kepada masyarakat yang memiliki fungsi intermediasi atau memperlancar lalu lintas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Kuncoro (2002:68), Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut kemasyarakat

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGEMBANGAN PEMBIBITAN (BREEDING)SAPI POTONG PADA PT LEMBU JANTAN PERKAS (LJP), SERANG, PROPINSI BANTEN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGEMBANGAN PEMBIBITAN (BREEDING)SAPI POTONG PADA PT LEMBU JANTAN PERKAS (LJP), SERANG, PROPINSI BANTEN ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGEMBANGAN PEMBIBITAN (BREEDING)SAPI POTONG PADA PT LEMBU JANTAN PERKAS (LJP), SERANG, PROPINSI BANTEN Oleh: RONA PUTRIA A 14104687 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pertumbuhan suatu usaha dipengaruhi dari beberapa aspek diantaranya ketersediaan modal. Sumber dana yang berasal dari pelaku usaha agribisnis sendiri

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank Penyaluran kredit merupakan salah satu jasa perbankan yang utama dalam mendukung perputaran ekonomi. Melalui kredit, sektor usaha akan mendapatkan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Studi kelayakan merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dian Layer Farm yang terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

A. Kerangka Pemikiran

A. Kerangka Pemikiran III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Penelitian ini mengkaji studi kelayakan pendirian industri pengolahan keripik nangka di kabupaten Semarang. Studi kelayakan dilakukan untuk meminimumkan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I.PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang 1. Latar Belakang I.PENDAHULUAN Indonesia adalah negara dengan sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Petani di Indonesia terdiri dari bermacam-macam jenis, antara lain petani perkebunan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut UU No.10 tahun 1998 : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kredit Usaha Mikro Pasal 1 angka (1) Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menyebutkan: Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pendapatan yang merata. Namun, dalam

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pendapatan yang merata. Namun, dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan pembangunan ekonomi tujuan utamanya adalah untuk mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera dengan cara mencapai pertumbuhan ekonomi yang

Lebih terperinci

BEBERAPA PERTANYAAN YANG PERLU MENDAPAT JAWABAN DARI ASPEK TEKNIK

BEBERAPA PERTANYAAN YANG PERLU MENDAPAT JAWABAN DARI ASPEK TEKNIK ASPEK TEKNIS PROYEK Bilamana berdasarkan evaluasi pasar, suatu proyek memiliki kesempatan pemasaran yang memadai untuk suatu jangkauan waktu yang relatif panjang, maka tahapan berikutnya yang perlu dilakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Berjalannya pembangunan ekonomi nasional dalam jangka panjang. dapat dilihat dari bergeraknya roda perekonomian melalui peningkatan

I. PENDAHULUAN. Berjalannya pembangunan ekonomi nasional dalam jangka panjang. dapat dilihat dari bergeraknya roda perekonomian melalui peningkatan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Peranan Perbankan Berjalannya pembangunan ekonomi nasional dalam jangka panjang dapat dilihat dari bergeraknya roda perekonomian melalui peningkatan investasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengambil langkah meningkatkan BI-rate dengan tujuan menarik minat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengambil langkah meningkatkan BI-rate dengan tujuan menarik minat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia pernah mengalami krisis pada tahun 1997, ketika itu nilai tukar rupiah merosot tajam, harga-harga meningkat tajam yang mengakibatkan inflasi yang tinggi,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) STUDI KASUS USAHA AGRIBISNIS DI BRI UNIT TONGKOL, JAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) STUDI KASUS USAHA AGRIBISNIS DI BRI UNIT TONGKOL, JAKARTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) STUDI KASUS USAHA AGRIBISNIS DI BRI UNIT TONGKOL, JAKARTA SKRIPSI EKO HIDAYANTO H34076058 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN PINJAMAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR KEPADA PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TIMUR Tbk DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2011, bertempat di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pemerintah berkewajiban mensejahterakan rakyatnya secara adil dan merata. Ukuran sejahtera biasanya dapat dilihat dari kemampuan seseorang dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : Nandana Duta Widagdho A

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : Nandana Duta Widagdho A ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Oleh : Nandana Duta Widagdho A14104132 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu dan sekelompok orang (organisasi) yang menciptakan nilai (create

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Blendung, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. barang, pesaing, perkembangan pasar, perkembangan perekonomian dunia.

BAB I PENDAHULUAN. barang, pesaing, perkembangan pasar, perkembangan perekonomian dunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini laju pertumbuhan ekonomi dunia dipengaruhi oleh dua elemen penting yaitu globalisasi dan kemajuan teknologi yang menyebabkan persaingan diantara perusahaan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang dilakukan di Perusahaan Parakbada, Katulampa, Kota Bogor, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin yang terletak di Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan,yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Investasi Kasmir dan Jakfar (2009) menyatakan bahwa investasi adalah penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perbankan berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perbankan berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan memperluas kesempatan kerja melalui penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan peternakan sapi perah di CV. Cisarua Integrated Farming, yang berlokasi di Kampung Barusireum, Desa Cibeureum, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Nomor 10 Tahun Menurut Pasal 1 ayat 2

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Nomor 10 Tahun Menurut Pasal 1 ayat 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengertian bank secara otentik telah dirumuskan di dalam Undangundang Perbankan 7 Tahun 1992 yang telah diubah menjadi Undangundang Perbankan Nomor 10 Tahun

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang berhubungan dengan penelitian studi kelayakan usaha pupuk kompos pada Kelompok Tani

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN LARVA IKAN BAWAL AIR TAWAR BEN S FISH FARM CIBUNGBULANG, KABUPATEN BOGOR

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN LARVA IKAN BAWAL AIR TAWAR BEN S FISH FARM CIBUNGBULANG, KABUPATEN BOGOR ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN LARVA IKAN BAWAL AIR TAWAR BEN S FISH FARM CIBUNGBULANG, KABUPATEN BOGOR SKRIPSI SURAHMAT H34066119 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengambil tempat di kantor administratif Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat yang berlokasi di Kompleks Pasar Baru Lembang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat

Lebih terperinci

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA A. Pengertian Pengalokasian Dana Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk tabungan, simpanan giro dan deposito adalah menyalurkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian dan Fungsi Kredit Menurut Dahlan Siamat (2005 : 349), kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. peternak, khususnya bagi yang berminat meningkatkan skala usahanya. Salah satu

PENDAHULUAN. peternak, khususnya bagi yang berminat meningkatkan skala usahanya. Salah satu I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pemberian kredit pada saat ini telah banyak dilakukan oleh berbagai lembaga keuangan yang ada di Indonesia. Jenis kredit yang diberikan pun sudah menyesuaikan dengan berbagai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Kelayakan Usaha

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Kelayakan Usaha II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Kelayakan Usaha Studi kelayakan merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak suatu gagasan usaha yang direncanakan. Pengertian

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Elsari Brownies and Bakery yang terletak di Jl. Pondok Rumput Raya No. 18 Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata

I.PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata I.PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di sektor pertanian. Sektor pertanian memiliki peranan yang sangat penting dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, yang merupakan suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha pada Tahun * (Miliar Rupiah)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha pada Tahun * (Miliar Rupiah) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan di Indonesia merupakan salah satu sektor yang telah berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk

Lebih terperinci

akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bank tersebut, baik dilihat dari sudut pandang operasional bank dan dampak psikologis yang terjadi.

akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bank tersebut, baik dilihat dari sudut pandang operasional bank dan dampak psikologis yang terjadi. Perkembangan dunia usaha di Indonesia, tidak terlepas dari peranan pemerintah yang memberikan kesempatan kepada pihak swasta untuk dapat mengembangkan diri seluas-luasnya sejauh tidak menyimpang dari sasaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di industri pembuatan tempe UD. Tigo Putro di Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan

Lebih terperinci