PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN MELALUI PUSAT BIAYA SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN MANAJEMEN PADA PT. POS INDONESIA (PERSERO)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN MELALUI PUSAT BIAYA SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN MANAJEMEN PADA PT. POS INDONESIA (PERSERO)"

Transkripsi

1 PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN MELALUI PUSAT BIAYA SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN MANAJEMEN PADA PT. POS INDONESIA (PERSERO) Eva Damayanti Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 Pondok Cina Depok ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan akuntansi pertanggungjawaban perusahaan melalui penyusunan anggaran sebagai alat pengendalian biaya, penyusunan klasifikasi dan kode rekening, pelaporan realisasi anggaran serta analisis selisih antara realisasi dan anggaran. Penelitian dilakukan pada PT. Pos Indonesia (Persero). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyusunan anggaran sebagai alat pengendalian dan pengklsifikasian serta pembuatan kode rekening telah dilaksanakan dengan baik tetapi tidak seluruhnya sesuai dengan penerapan akuntansi pertanggungjawaban. Sedangkan untuk pelaporan realisasi dan anggaran dan analisis selisih antara realisasi dan anggaran menunjukkan bahwa besarnya penyimpangan anggaran tersebut masih cukup baik karena disebabkan oleh faktor di luar kendali manajer pusat pertanggungjawaban sehingga dengan adanya penyimpangan ini akan mendorong manajer untuk melakukan pengendalian biaya untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Kata Kunci: Pengendalian, Kinerja, Penyusunan Anggaran, Realisasi Anggaran, Analisis Selisih PENDAHULUAN Dalam perencanaan dan pengendalian operasi perusahaan, manajemen puncak memberikan peran bagi bagi para manajer dalam merencanakan pencapaian sasaran organisasi yang kemudian dibuat dalam suatu anggaran. Untuk dapat melaksanakan rencana tersebut, manajemen puncak mengalokasikan sumber daya yang diukur dalam satuan uang. Pusat biaya melaporkan secara berjenjang menurut organisasi hasil pelaksanaan rencana pencapaian sasaran organisasi yang merupakan perannya dalam mencapai tujuan utama perusahaan. Proses perencanaan pencapaian sasaran pelaksanaan dan pelaporan hasil pelaksanaan oleh manajemen yang bertanggung jawab, pada umumnya menggunakan istilah akuntansi pertanggungjawaban. Untuk dapat menerapkan akuntansi pertang- 84 JURNAL EKONOMI & BISNIS NO. 2, Jilid 9, Tahun 2004

2 gungjawaban secara baik, harus dipenuhi beberapa hal yang merupakan syarat penerapan akuntansi pertanggungjawaban. Dengan demikian dalam konsep akuntansi pertanggungjawaban perilaku dan tindakan harus mendapat perhatian dari manajemen agar proses pengendalian khususnya pada biaya operasi dapat berjalan dengan efektif. Pengendalian pada umumnya bertujuan untuk memeriksa efektifitas penyelesaian rencana dalam perusahaan dan juga mengoreksi adanya penyimpangan yang terjadi. Dengan demikian apabila terdapat kelemahan dan kekurangan dalam rencana kebijakan dapat diatasi dengan cepat dan tepat. Pengendalian dapat dilakukan salah satunya dengan cara melimpahkan wewenang kedalam suatu departemen. Kinerja departemen akan dinilai berdasarkan pelimpahan wewenang dan tugas ke dalam departemen/devisi yang masing-masing memiliki suatu kendali terhadap wewenang tersebut. Prestasi masingmasing departemen/divisi akan dinilai oleh perusahaan melalui laporan pertanggungjawaban masing-masing departemen/devisi. PEMBAHASAN Penyusunan Anggaran Sebagai Tolak Ukur Pengendalian Biaya Kebijakan PT.Pos Indonesia (Persero) dalam penyusunan anggaran adalah anggaran eksploitasi dan anggaran investasi. Program kerja dan anggaran adalah merupakan rencana kerja yang menjadi sasaran organisasi pengukuran dan pengendalian. Anggaran yang sudah disahkan merupakan komitmen untuk dilaksanakan dan apabila terdapat anggaran yang belum terealisasi, maka anggaran tersebut hanya dapat dipakai setelah diajukan kembali pada tahun berikutnya dan disahkan. 1. Anggaran eksploitasi Anggaran ini merupakan hasil proses perencanaan yang disusun secara sistematis, rasional dan formal. Anggaran ini meliputi seluruh kegiatan operasi perusahaan dalam jangka waktu satu tahun. Secara garis besar anggaran eksploitasi ini meliputi pendapatan dan biaya yang akan dijabarkan sebagai berikut: Pusat pendapatan, terdiri dari pendapatan usaha dan non usaha (lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1). Tabel 1 Pusat Pendapatan Pendapatan Usaha Pendapatan surat pos Pendapatan jasa pengiriman surat pos dinas pemerintah Pendapatan bea paket pos Pendapata bea wesel pos Pendapata giro pos Pendapatan pengangkutan pos luar negeri Pendapatan provisi jasa pelayanan keagenan Pendapatan usaha lainnya Pendapata non Usaha Pendapatan pengelolaan kas Pendapatan surat berharga Pendapatan non usaha lainnya 85 JURNAL EKONOMI & BISNIS NO. 2, Jilid 9, Tahun 2004

3 Pusat biaya Untuk menjalankan usaha jasa pos dan giro diperlukan pusat biaya sebagai beban yang berhubungan langsung dengan kegiatan operasional perusahaan. Pusat biaya dibedakan menjadi dua yaitu pusat biaya usaha dan pusat biaya non usaha, seperti yang ditunjukkan Tabel 2. Pusat Biaya Usaha Biaya pegawai Biaya pembinaan Biaya operasi Biaya pemeliharaan Biayapenerangan/humas Biaya pemasaran Biaya perjalanan dinas Biaya administrasi dan umum Tabel 2 Pusat Biaya Pusat Biaya non Usaha Biaya iuran ke dappenpos Biaya pengelolaan museum pos Biaya pendidikan dan pelatihan 2. Anggaran investasi. Pada dasarnya anggaran investasi sama dengan anggaran eksploitasi dalam hal penyusunannya. Hanya pada anggaran investasi tidak semua kegiatan investasi dalam satu tahun anggaran sepenuhnya disediakan dana karena terdapat kegiatan yang bersifat beberapa tahun yang penggunaan anggaran investasinya masih dapat berlanjut ke anggaran berikutnya, apabila ada kegiatan yang masih dapat berlanjut atau diperlukan. Dalam anggaran investasi terdapat biaya investasi yaitu semua pengeluaran untuk investasi yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun dan menambah sumber daya ekonomi dalam rangka mengantisipasi dan merealisasi masa manfaat dimasa yang akan datang. Pengeluaran investasi terdiri dari aktiva tetap seperti: tanah, gedung kantor, rumah dinas, kendaraan bermotor, dan barang inventaris. Proses Penyusunan Anggaran Proses penyusunan rencana kerja anggaran pada PT. Pos Indonesia (Persero) adalah sebagai berikut : 1. Setiap bidang kerja di kantor pusat, dan cabang wajib menyusun rancangan program kegiatan dan anggaran masing-masing. 2. Setiap rancangan program kegiatan dan anggaran sekurangkurangnya memuat : a. Program kegiatan, yang terdiri dari program operasional, program kerja pembiayaan, serta program investasi. b. Anggaran masing-masing unit, yang terdiri dari anggaran eksploitasi dan anggaran investasi. c. Hal lain diantaranya mengenai penghapusan piutang dan penghapusan aktiva te-tap. 3. Rancangan program kegiatan kerja dan anggaran yang dibuat DAMAYANTI, PENERAPAN AKUNTANSI 86

4 oleh cabang diserahkan ke kantor pusat selambat-lambatnya bulan Agustus tahun berjalan. 4. Masing-masing bidang kerja di kantor pusat wajib mengevaluasi dan merevisi rancangan program dan anggaran yang diajukan oleh cabang untuk kemudian disampaikan kepada Direktorat Keuangan yaitu divisi akuntansi sebagai bahan pembahasan dengan Direksi paling lambat bulan September tahun berjalan. 5. Setelah rencana kerja dan anggaran kerja perusahaan dibahas oleh Direksi dan Dewan Komisaris, kemudian disampaikan kepada pemegang saham (RUPS) untuk disahkan paling lambat bulan November. 6. Berdasarkan rencana kerja dan anggaran perusahaan yang telah disahkan RUPS, Direktorat Keuangan menyampaikan program kerja dan anggaran per unit usaha kepada masing-masing bidang kerja di kantor pusat dan cabang. 7. Berdasarkan rencana kerja dan anggaran perusahaan per unit usaha, masing-masing bidang kerja di kantor pusat dan cabang menjabarkan dalam pelaksanaannya per triwulan dan selambatlambatnya akhir bulan Januari anggaran yang baru sudah diterima Direktorat Keuangan. 8. Selambat-lambatnya bulan Februari tahun anggaran yang baru Direksi telah menyampaikan jadwal pelaksanaan RKAP per triwulan kepada Dewan Komisaris dan pemegang saham (RUPS) untuk kemudian dilaksanakan oleh setiap bidang kerja di kantor pusat dan cabang. Penyusunan anggaran PT. Pos Indonesia (Persero) telah dilaksanakan dengan baik, hanya saja apabila dibandingkan dengan penyusunan anggaran secara teknis dan proses penyusunan anggaran yang ada dalam penerapan akuntansi pertanggungjawaban terdapat beberapa perbedaan, diantaranya adalah : 1. Penyusunan anggaran secara teknis di dalam akuntansi pertanggungjawaban menjabarkan bahwa di dalam suatu perusahaan hendaknya dibuat suatu anggaran induk dan hubungan informasi keuangan antar komponen anggaran yang membentuk anggaran induk. Anggaran induk terdiri dari tiga komponen yaitu: anggaran operasi, anggaran modal, dan anggaran keuangan. Anggaran operasi bersangkutan dengan aktivitas menghasilkan laba perusahaan. Hasil akhir anggaran operasi adalah laporan laba rugi projeksian. Anggaran modal berkaitan dengan tambahan dan pengurangan aktiva tetap perusahaan. Anggaran ini disusun berdasarkan perkiraan penjualan jangka panjang. Anggaran keuangan berkaitan dengan aliran kas masuk dan kas keluar. Karena banyak kegiatan keuangan yang baru diketahui setelah anggaran operasi disusun, maka anggaran operasi disusun lebih awal dari anggaran lainnya. Sedangkan di dalam 87 JURNAL EKONOMI & BISNIS NO. 2, Jilid 9, Tahun 2004

5 perusahaan anggaran yang dibuat hanya meliputi dua jenis anggaran yaitu anggaran eksploitasi yang memuat pusat biaya dan pusat pendapatan dan anggaran investasi yang menunjang kegiatan investasi perusahaan. 2. Dalam proses penyusunan anggaran yang diterapkan oleh akuntansi pertanggungjawaban pada dasarnya proses penyusunan anggaran harus memuat tahaptahap sebagai berikut : a. Penetapan sasaran oleh manajer tingkat atas. b. Pengajuan usulan aktivitas dan taksiran sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas tersebut oleh manajer bawah. c. Review oleh manajer atas terhadap usulan anggaran yang diajukan oleh manajer bawah. d. Persetujuan oleh manajer atas terhadap usulan anggaran yang diajukan oleh manajer bawah. Hal ini berbeda dengan yang dilakukan perusahaan dimana perusahan tidak melakukan review atas usulan anggaran manajer bawah. Review memerlukan kemampuan manajer atas dalam memahami aktivitas yang seharusnya dilaksanakan oleh manajer bawah dalam mencapai sasaran anggaran perusahaan. Review dilakukan melalui proses negosiasi antara manajer atas dan manajer bawah mengenai efektifitas aktivitas yang diusulkan oleh manajer bawah untuk mencapai sasaran anggaran dan usulan jumlah sumber daya yang dipandang memadai untuk melaksanakan aktivitas tersebut. Negosiasi ini juga dapat digunakan manajer atas untuk menilai sampai seberapa jauh manajer bawah memiliki persepsi yang benar mengenai sasaran anggaran. Jika manajer atas tidak melakukan review atau tidak memiliki kompetensi dalam melaksanakan review usulan anggaran yang diajukan oleh manajer bawah, anggaran yang dihasilkan dalam proses penyusunan anggaran hanya berupa rub- berstamp budget, dimana manajer atas hanya sekedar memberikan persetujuan tanpa memahami isinya. Kemungkinan lain, jika manajer tidak memahami usulan yang diajukan oleh manajer bawah, manajer atas akan melakukan pemotongan setiap usulan anggaran kepadanya tanpa memberikan alasan yang masuk akal atas pemotongan yang dilakukannya. Situasi semacam ini akan mengakibatkan manajer bawah termotivasi untuk melakukan budget watering, yaitu dengan melakukan pengajuan usulan anggaran biaya jauh lebih tinggi dari jumlah yang seharusnya dan mengajukan anggaran pendapatan jauh lebih rendah dari jumlah yang seharusnya. Klasifikasi dan Kode Rekening Dalam penerapan akuntansi pertanggungjawaban, diisyaratkan adanya sistem akuntansi biaya yang disesuaikan dengan struktur organisasi. Salah satu faktor penting dalam sistem akuntansi biaya adalah kode rekening. Kode rekening dapat me- DAMAYANTI, PENERAPAN AKUNTANSI 88

6 nunjukkan unit kerja yang ada sebagaimana yang tercantum dalam struktur organisasi. Pembentukan rekening beserta pengklasifikasiannya dilakukan agar data biaya dalam perusahaan dapat dikelompokkan sesuai dengan karakteristik masing-masing biaya. Pembuatan klasifikasi terhadap rekening itu dilakukan sedemikian rupa sehingga seluruh data biaya dapat dikelompokkan dan dapat dengan mudah dipantau. Pada PT. Pos Indonesia (Persero), nomor urut rekening dalam buku besar yang ada harus disesuaikan dengan yang ada dalam neraca. Rekening tersebut diberi nomor agar mudah dicari dan agar dapat dipergunakan juga sebagai posting references dalam jurnal. Pemberian nomor ini harus dibuat dan diatur secara baik dan berurutan sesuai dengan kegunaannya untuk memudahkan pemantauan dan bukan mempersulit. PT. Pos Indonesia (Persero) membuat suatu bagan akun (perkiraan) yang merupakan suatu kerangka yang menggunakan susunan angka yang disusun dengan maksud untuk mengidentifikasikan transaksi akuntansi yang terjadi sesuai dengan struktur laporan keuangan. Kode rekening yang digunakan oleh PT. Pos Indonesia (Persero) ada 5, yaitu digit 1 menunjukkan aktiva, digit 2 hutang, digit 3 modal dan cadangan, digit 4 pendatapan dan digit 5 biaya. Digot 1, 2 dan 3 merupakan rekening neraca, sedangkan digit 4 dan 5 termasuk dalam laporan rugi/laba. Masing-masing digit dibagi lagi menjadi beberapa golongan seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 3. Tabel 3 Golongan dan Jenis Rekening pada Masing-masing Digit Golongan Rekening 11 Aktiva Lancar 12 Investasi Jangka Panjang 13 Aktiva Tetap 14 Aktiva Lain 21 Hutang Lancar 22 Hutang Jangka Panjang 23 Hutang Lainnya 31 Modan dan Cadangan 41 Pendapatan Usaha 42 Pendapatan non Usaha 51 Biaya Usaha 52 Biaya non Usaha Pada setiap penggolongan, dibagi lagi atau dirinci lagi untuk keperluan analisa dan pengawasan, dan Contoh : dibuatkan rekening sub golongan dan buku pembantu, yang lebih detail sebagai berikut : 89 JURNAL EKONOMI & BISNIS NO. 2, Jilid 9, Tahun 2004

7 Untuk rekening pendapatan diberi kode rekening sebagai berikut : 41 : Pendapatan usaha : Pendapatan surat pos : Pendapatan benda pos : Pendapatan perangko : Pendapatan formulir benda pos : Pendapatan filateli : Pendapatan porto/bea tunai surat pos : Pendapatan porto/bea tunai surat pos non peka waktu : Pendapatan perangko berlangganan : Pendapatan porto dibayar : Pendapatan mesin perangko sistem R/K : Pendapatan wasantara Net, dan seterusnya. Dari contoh tersebut, pengembangan yang diharapkan dari klasifikasi yang masih ada masih dapat menampung hingga 100 golongan lagi. Dari segi analisa dan pengawasan serta pengelompokkan rekening tersebut memungkinkan untuk lebih efisien. Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa pengklasifikasian dan pengkodean rekening yang diterapkan pada PT. Pos Indonesia (Persero) akan memudahkan pencatatan dan pengikhtisaran informasi akuntansi sesuai dengan pusat pertanggungjawabannya. Pelaporan Realisasi Anggaran Pertanggungjawaban tiap unit usaha, dilakukan oleh masing-masing kepala divisi dan cabang yang nantinya akan melaporkan anggaran dan realisasi yang terjadi pada unit usaha tersebut ke kantor pusat, yaitu ke divisi akuntansi pada bagian laporan keuangan dan anggaran. Setelah menerima laporan tiap divisi, maka bagian laporan keuangan dan anggaran mencocokkan dan membandingkan antara anggaran yang ada dengan realisasinya yang terjadi pada tiap divisi, selanjutnya dilakukan verifikasi oleh bagian pembukuan kantor cabang. Pada akhir periode, bagian laporan keuangan dan anggaran melakukan perbandingan antara realisasi yang terjadi dengan anggaran yang ada. Apabila terdapat penyimpangan maka harus diuraikan dalam laporan tentang penyimpangan tersebut dan dicari cara untuk mengatasinya. Periode pelaksanaan anggaran PT. Pos Indonesia (Persero) dilaksanakan setiap tahun anggaran ( bulan Januari-Desember). Laporan realisasi anggaran disusun oleh bagian laporan keuangan dan anggaran dalam bentuk laporan tahunan. Bagian laporan keuangan dan anggaran menyerahkan realisasi anggaran biaya usaha pos dan giro kepada Direksi dan Dewan Komisaris sebagai wujud pertanggungjawaban manajemen atas program kerja yang telah ditetapkan sebelumnya. DAMAYANTI, PENERAPAN AKUNTANSI 90

8 Seperti laporan pertanggungjawaban pada umumnya, laporan realisasi anggaran mencakup anggaran, realisasi anggaran dan selisih penyimpangan realisasi (persentase) di atas atau di bawah anggaran. Laporan realisasi anggaran melaporkan hasil pelaksanaan anggaran setiap satu tahun anggaran. Laporan pertanggungjawaban berisi tentang : a. Jenis biaya yang dianggarkan dalam bulan tertentu sampai dengan bulan tertentu. b. Realisasi masing-masing jenis biaya tersebut dalam bulan tertentu sampai bulan tertentu pada suatu pusat biaya tertentu. Laporan pertanggungjawaban juga digunakan untuk menilai prestasi kerja manajer, sedangkan untuk menilai hasil kerja manajer, dapat dilihat dari hasil pertanggungjawaban manajer kepada atasannya. Atas dasar evaluasi antara anggaran dan realisasinya, para manajer secara individu diberi penghargaan apabila mereka bekerja sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan dan sebaliknya jika mereka tidak melaksanakan sesuai dengan yang direncanakan maka akan diberikan teguran. Analisis Selisih dan Realisasi Anggaran Pengendalian biaya merupakan hal yang paling utama dalam sebuah perusahaan yang didalamnya mencakup anggaran dan realisasinya untuk kemudian diketahui apakah anggaran yang ditetapkan telah sesuai atau terdapat penyimpangan antara anggaran dan realisasinya. Berikut ini adalah pelaporan anggaran biaya PT. Pos Indonesia (Persero) secara keseluruhan yang akan dijabarkan dalam Tabel 4. Tabel 4 91 JURNAL EKONOMI & BISNIS NO. 2, Jilid 9, Tahun 2004

9 Anggaran Biaya PT. Pos Indonesia (Persero) Tahun 2003 Uraian Realisasi Tahun 2003 Anggaran Tahun Biaya Usaha : Biaya Pegawai Biaya Pembinaan Biaya Operasi Biaya Pemeliharaan Biaya Penerangan/humas Biaya Pemasaran Biaya Perjalanan dinas Pajak-Pajak Biaya adm dan umum Penghapusan piutang Penyusutan Aktiva Tetap Biaya Non Usaha : Iuran ke Dappenpos Pengelolaan Museum Pos Biaya Puspranlitpan Biaya Diklat Biaya TSI Biaya PUKK Rugi/Selisih Kurs Jumlah (Sumber : PT. Pos Indonesia (Persero),2003) Dari pelaporan anggaran biaya PT. Pos Indonesia (Persero) secara keseluruhan, dapat dilihat adanya penyimpangan yang terjadi yaitu penyimpangan yang favorable atau menguntungkan dimana realisasi berada dibawah anggaran dan penyimpangan yang unfavorable atau tidak menguntungkan dimana realisasi berada diatas anggaran. Adapun penyimpangan pada anggaran biaya akan dijabarkan sebagai berikut : A. Biaya Usaha, terdiri dari : 1. Biaya pegawai. Realisasi biaya pegawai terjadi sebesar Rp , sedangkan anggaran untuk biaya ini sebesar Rp , sehingga terjadi penyimpangan yang menguntungkan sebesar Rp atau varians sebesar 2,58 % 2. Biaya Pembinaan. Realisasi biaya pembinaan terjadi sebesar Rp , sedangkan anggaran untuk biaya ini hanya sebesar Rp , sehingga terjadi penyimpangan yang tidak menguntungkan sebesar (Rp ) atau varians sebesar - 7,46 %. Anggaran terlampaui karena adanya kebijakan Direksi untuk melaksanakan penggantian anggaran yang sebelumnya tidak dianggarkan. 3. Biaya Operasi. Realisasi biaya operasi terjadi sebesar Rp , sedangkan DAMAYANTI, PENERAPAN AKUNTANSI 92

10 anggaran ini adalah sebesar Rp sehingga terjadi penyimpangan yang menguntungkan sebesar Rp atau varians sebesar 1,95% 4. Biaya Pemeliharaan. Realisasi biaya pemeliharaan terjadi sebesar Rp , sedangkan anggaran biaya ini hanya sebesar Rp , sehingga terjadi penyimpangan yang tidak menguntungkan sebesar (Rp ) atau varians sebesar - 3,66 %. Anggaran ini terlampaui karena peningkatan volume kegiatan operasional pos secara keseluruhan dan naiknya biaya perbaikan/pemeliharaan komputer. 5. Biaya penerangan/humas. Realisasi biaya penerangan/humas terjadi sebesar Rp , sedangkan anggaran untuk biaya ini hanya sebesar Rp sehingga terjadi penyimpangan yang tidak menguntungkan sebesar (Rp ) atau varians sebesar -15,46%. Anggaran terlampaui karena pembuatan buku Pos Indonesia edisi khusus dan majalah Merpati Pos edisi khusus. 6. Biaya Pemasaran. Realisasi biaya pemasaran yang terjadi adalah sebesar Rp , sedangkan anggaran untuk biaya ini sehingga terjadi penyimpangan yang menguntungkan sebesar Rp atau varians sebesar 10,62 %. 7. Biaya Perjalanan Dinas. Realisasi biaya perjalanan yang terjadi adalah sebesar Rp , sedangkan anggaran untuk biaya ini sebesar Rp sehingga terjadi penyimpangan yang menguntungkan sebesar Rp atau varians sebesar 10,23%. 8. Pajak-pajak Realisasi biaya untuk pajakpajak yang terjadi sebesar Rp , sedangkan anggaran untuk biaya ini sehingga terjadi penyimpangan yang tidak menguntungkan sebesar (Rp ) atau varians sebesar -5,9%. Anggaran terlampaui karena pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan yang lebih besar dari perhitungan semula. 9. Biaya Administrasi dan Umum. Realisasi biaya administrasi dan umum adalah sebesar Rp , sedangkan anggaran untuk biaya ini sehingga terjadi penyimpangan yang tidak menguntungkan sebesar 93 JURNAL EKONOMI & BISNIS NO. 2, Jilid 9, Tahun 2004

11 (Rp ) atau varians sebesar -8,8%. Anggaran terlampaui karena dilaksanakannya rapat koordinasi yang diselenggarakan dalam rangka evaluasi kinerja tahun mendatang yang sebelumnya tidak dianggarkan. 10. Penghapusan Piutang Realisasi dari biaya ini adalah sebesar Rp , sedangkan anggaran untuk biaya ini sehingga terjadi penyimpangan yang tidak mnguntungkan sebesar (Rp ) atau varians sebesar -92%. 11. Penyusutan Aktiva Tetap Realisasi biaya untuk penyusutan ini , sedangkan anggaran untuk biaya ini , sehingga terjadi penyimpangan yang tidak menguntungkan sebesar (Rp ) atau varians sebesar - 8,1%. B. Biaya Non Usaha, terdiri dari : 1 Iuran ke Dappenpos. Realisasi biaya ini adalah sebesar Rp , sedangkan budget anggaran untuk biaya ini adalah sebesar Rp sehingga terjadi penyimpangan yang menguntungkan sebesar Rp atau varians sebesar 4,4%. 2. Pengelolaan Musium Pos. Realisasi biaya ini adalah sebesar Rp , sedangkan anggaran biaya ini sehingga terjadi penyimpangan yang menguntungkan sebesar Rp atau varians sebesar 47,17%. 3. Biaya Puspranlitpan. Realisasi biaya ini adalah sebesar Rp , sedangkn anggaran biaya ini sehingga terjadi penyimpangan yang menguntungkan sebesar Rp atau varians sebesar 22,80 %. 4. Biaya Pendidikan dan Pelatihan Realisasi untuk biaya ini , sedangkan anggaran yang ditetapkan sehingga terjadi penyimpangan yang menguntungkan sebesar Rp atau varians sebesar 22,66%. 5. Biaya TSI Realisasi untuk biaya ini sedangkan anggaran yang telah ditetapkan adalah sebesar Rp sehingga terjadi penyimpangan yang menguntungkan sebesar Rp atau varians sebesar 42,38%. 6. Biaya PUKK DAMAYANTI, PENERAPAN AKUNTANSI 94

12 Realisasi untuk biaya ini , sedangkan anggaran yang ditetapkan sehingga terjadi anggaran yang menguntungkan sebesar Rp atau varians sebesar 17,19%. Secara keseluruhan jumlah realisasi biaya berada diatas jumlah anggaran yang telah ditetapkan dimana besarnya realisasi biaya keseluruhan adalah Rp , sedangkan anggaran yang ditetapkan secara keseluruhan hanya sebesar Rp , sehingga terjadi penyimpangan yang tidak menguntungkan sebesar (Rp ) atau mengalami varians sebesar -1,15%. Berdasarkan hasil perhitungan penyimpangan di atas, maka dapat dikatakan bahwa anggaran biaya yang terjadi pada tahun 2003 mengalami penyimpangan/varians yang tidak menguntungkan dimana realisasi berada di atas anggaran (varians negatif). Untuk varians yang negatif (tidak menguntungkan) PT. Pos Indonesia (Persero) memiliki kebijakan tentang kewajaran penyimpangan anggaran biaya, yaitu dalam ketetapan anggaran yang merupakan batas plafond penggunaan anggaran. Apabila berdasarkan pemantauan terdapat pelampauan ketetapan anggaran (penyimpangan) yang merugikan, maka manajer yang bertanggung jawab terhadap biaya tersebut harus menginformasikan dan menjelaskan sebab terjadinya penyimpangan tersebut sehingga dapat dilakukan tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi terjadinya penyimpangan tersebut. Pengendalian biaya pada PT. Pos Indonesia (Persero) mencakup kepada pengumpulan anggaran biaya dan realisasinya, kemudian penyimpangannya dianalisa apakah menguntungkan atau tidak. Jika tidak menguntungkan, maka dilakukan tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi penyimpangan tersebut. Tindakan perbaikan yang dilakukan laporan realisasi yang telah diuraikan sebelumnya salah satunya berupa revisi anggaran sehingga anggaran yang baru tidak menyebabkan terjadinya penyimpangan yang merugikan lagi. Tindakan koreksi merupakan suatu implementasi pengendalian melalui anggaran. Dimana setelah kegiatan pengevaluasian dan penelaahan atas penyimpangan yang terjadi dapat diambil suatu tindakan/sikap. Dengan demikian pelaksanaan anggaran tetap berjalan dan terkendali dengan baik. Hasil usaha PT. Pos Indonesia (Persero) yang dicapai tentu saja tidak akan sama/akurat dengan anggaran yang disusun sedikit banyak pasti terdapat perbedaan. Tetapi dengan adanya suatu tindakan perbaikan diharapkan dapat meminimalisasikan penyimpangan yang terjadi. Untuk itulah agar dapat diambil suatu tindakan yang tepat, data yang tersediapun harus benar, akurat dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. 95 JURNAL EKONOMI & BISNIS NO. 2, Jilid 9, Tahun 2004

13 Adanya laporan perbandingan antara anggaran dan realisasinya memungkinkan pihak manajemen PT.Pos Indonesia (Persero) menelaah dan segera mengambil tindakan yang diperlukan sesegera mungkin. Dengan demikian pihak manajemen PT. Pos Indonesia (Persero) dapat lebih memusatkan perhatian kepada penyimpangan yang terjadi dan mengambil suatu tindakan perbaikan untuk mencegah penyimpangan yang berlarut-larut. Jadi kesimpulannya laporan pertanggungjawabaan merupakan konsekwesi logis hubungan antara wewenang dan tanggung jawab sehingga mampu melihat penyimpangan setiap pusat biaya. Hal tersebut merupakan indikator dalam membandingkan prestasi kerja dan melakukan penilaian manajerial PT. Pos Indonesia (Persero). PENUTUP Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diyang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Penyusunan anggaran pada PT. Pos Indonesia (Persero) telah dilaksanakan dengan baik, akan tetapi tidak seluruhnya sesuai dengan penerapan akuntansi pertanggungjawaban. 2. Klasifikasi perkiraan dan kode rekening pada PT. Pos Indonesia (Persero) memudahkan para manajer dalam melakukan pencatatan, penganalisaan, pengikhtisaran, dan pelaporan informasi akuntansi sesuai dengan pusat pertanggungjawaban. 3. Pelaporan realisasi anggaran pada PT. Pos Indonesia (Persero) merupakan pertanggungjawaban dan menjadi bahan evaluasi bagi manajer yang menyusun laporan realisasi atas biaya yang dikelolanya, laporan realisasi tersebut memuat anggaran, realisasi serta penyimpangan tiap unsurnya. 4. penyimpangan antara realisasi dan anggaran terjadi secara keseluruhan adalah sebesar 1,5 %, menyebabkan realisasi yang terjadi melebihi anggaran yang ditetapkan. DAFTAR PUSTAKA Adisaputro, Gunawan dan Marwan Asri Anggaran Perusahaan. Edisi 3. Yogyakarta:BPFE. Anthony, Dearden, dan Bedford Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi 6.Jilid 1.Jakarta: Bina Rupa Aksara. Abdullah, Shahab Accounting Principles 1. Edisi 11. Bandung:SAS. Dominiak and Lauderback Managerial Accounting. Sixth Edition. Boston: PWS-Kent Publishing Company. Estes Ralph Kamus Akuntansi. Edisi 3. Jakarta: Erlangga. Garrison,RH Akuntansi Manajemen Bussines. Edisi 3. Jakarta: Erlangga. Harahap, Sofyan Syafri Budgeting, Penganggaran. Perencanaan Lengkap.Edisi 1. Yogyakarta:BPFE. DAMAYANTI, PENERAPAN AKUNTANSI 96

14 Horgren, Foster dan Datar Cost Accounting, A Managerial Emphasis. Eight Edition. Englewoodcliffs New Jersey: Prentice Hall Inc. Hansen, Don R Mowen and Maryanne M Cost Management Accounting and Controll. Cincinnati Ohio: South Westren College Publishing. Harnanto Akuntansi Untuk Usahawan. Edisi 5.Jakarta: LPFE UI. Hutahuruk, Gunawan Controllership, Tugas Akuntan Manajemen. Edisi3 Jakarta: Erlangga. Khan My Managerial Accounting. New Delhi: Tata Mc Graw. Mulyadi Akuntansi Biaya. Edisi 3.Yogyakarta: STIE YKPN Akuntansi Manajemen. Edisi 1. Yogyakarta: STIE YKPN Akuntansi Manajemen, Konsep, Manfaat, dan Rekayasa. Edisi 2.Yogyakarta:STIE YKPN. M,Munandar Budgeting, Perencanaan kerja, Pengkoordinasian Kerja Pengawasan Kerja. Edisi 1.Cetakan 4.Yogyakarta: BPFE. Niswonger, Fess dan Warren Prinsip-Prinsip Akuntansi. Edisi 16. Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Rainborn, Cecily Managerial Accounting. Second Edition. Minneapolis: West Publishingg Company. Supriyono, RA Akuntansi Manajemen, Konsep Dasar Akuntansi Manajemen dan Proses Perencanaan. Edisi 1. Jilid 1. Yogyakarta: BPFE. Sumarsono, SR Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi 4. Bandung:Rineka Cipta. Stoner, Freeman, Gilbert JR. Manajemen. Jilid 2. Jakarta: Prehallindo. Usry F, Milton Akuntansi Biaya. Edisi 10.Jakarta: Erlangga. Welsch,Hilton Gordon Anggaran Perencanaan dan Pengendalian Laba. Edisi 5. Jakarta: Salemba empat. 97 JURNAL EKONOMI & BISNIS NO. 2, Jilid 9, Tahun 2004

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan mengenai peranan anggaran bahan baku terhadap efektifitas bahan baku di PT. Gold Coin Indonesia,

Lebih terperinci

BABIV KES~PULANDANSARAN. Setelah dilakukan penelitian terhadap situasi dan kondisi yang ada dalam

BABIV KES~PULANDANSARAN. Setelah dilakukan penelitian terhadap situasi dan kondisi yang ada dalam BABIV KES~PULANDANSARAN 4.1 Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian terhadap situasi dan kondisi yang ada dalam Departemen Kantor Depan Hotel"X", dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut: 1. Adanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 )

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 ) BAB II LANDASAN TEORI A. Anggaran 1. Definisi Anggaran Rencana yang dapat disebut dengan anggaran adalah rencana yang terorganisir dan menyeluruh, yang dinyatakan dalam bentuk angka rupiah, dollar, atupun

Lebih terperinci

TINJAUAN PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT KONTROL PADA PT ASTRA FUJI XEROX DI MAKASSAR. AGUS RAHIM STIE-YPUP Makassar

TINJAUAN PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT KONTROL PADA PT ASTRA FUJI XEROX DI MAKASSAR. AGUS RAHIM STIE-YPUP Makassar TINJAUAN PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT KONTROL PADA PT ASTRA FUJI XEROX DI MAKASSAR AGUS RAHIM STIE-YPUP Makassar ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui penerapan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. biaya aktivitas saat terjadi perubahan aktivitas output yang memungkinkan

BAB V PENUTUP. biaya aktivitas saat terjadi perubahan aktivitas output yang memungkinkan BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Activity Based Flexible Budgeting dapat mengidentifikasikan perubahan biaya aktivitas saat terjadi perubahan aktivitas output yang memungkinkan manajer untuk lebih berhati-hati

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Evaluasi Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2001;310) yang ditulis oleh Tim Penyusun Kamus Departemen Pendidikan Nasional, pengertian kata evaluasi adalah: Evaluasi: penilaian.

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. terdahulu penulis dapat membuat kesimpulan dan saran sebagai berikut:

BAB IV PENUTUP. terdahulu penulis dapat membuat kesimpulan dan saran sebagai berikut: 1 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dan pembahasan yang dilakukan pada bab-bab terdahulu penulis dapat membuat kesimpulan dan saran sebagai berikut: 1. PT. Sejahtera Panca Jaya adalah perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III METODOLOGI ANALISIS 59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses

Lebih terperinci

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN 2.1. Anggaran Perusahaan Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja dalam rangka waktu satu tahun yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dalam proposisi penelitian ini bertujuan untuk. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dalam proposisi penelitian ini bertujuan untuk. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 77 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1. Kesimpulan Berdasarkan dalam proposisi penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tentang penerapan akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat untuk menilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sasaran organisasi yang kemudian dibuat dalam suatu anggaran. Untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. sasaran organisasi yang kemudian dibuat dalam suatu anggaran. Untuk dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perencanaan dan pengendalian operasi perusahaan, manajemen puncak memberikan peran bagi para manajer dalam merencanakan pencapaian sasaran organisasi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Biaya 1. Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2005:40), biaya merupakan kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut

BAB II BAHAN RUJUKAN. memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran 2.1.1 Pengertian Anggaran Anggaran perusahaan dapat dianggap sebagai suatu sistem tunggal yang memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Jenis-Jenis Anggaran 1. Pengertian Anggaran Pengertian anggaran terus berkembang dari masa ke masa. Dulu anggaran hanya merupakan suatu alat untuk menyeimbangkan

Lebih terperinci

Jurnal FASILKOM Vol.2 No.2, 1 Oktober 2004 PERAN SISTEM INFORMASI DALAM MEMBUAT ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN LABA

Jurnal FASILKOM Vol.2 No.2, 1 Oktober 2004 PERAN SISTEM INFORMASI DALAM MEMBUAT ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN LABA PERAN SISTEM INFORMASI DALAM MEMBUAT ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN LABA Abstraks Eva Faja Ripanti evaripanti@yahoo.com Anggaran adalah alat perencanaan dan pengendalian manajemen.

Lebih terperinci

ANALISIS ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA RANDIK KABUPATEN MUSI BANYUASIN

ANALISIS ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA RANDIK KABUPATEN MUSI BANYUASIN ISSN-P 2407-2184 Jurnal Akuntansi Politeknik Sekayu ( ACSY ) Volume IV, No. 1, Januari 2016, h. 1-11 ANALISIS ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA

Lebih terperinci

Kata kunci: akuntansi pertanggungjawaban, anggaran, pengendalian biaya, pusatpusat pertanggungjawaban

Kata kunci: akuntansi pertanggungjawaban, anggaran, pengendalian biaya, pusatpusat pertanggungjawaban AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DENGAN ANGGARAN SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN DALAM PENGENDALIAN BIAYA Studi Kasus Pada PT Anugerah Pharmindo Lestari Cabang Semarang) Silviani Putri Paramita Jurusan Akuntansi,

Lebih terperinci

TINJAUAN ATAS PENYUSUNAN DAN REALISASI ANGGARAN BIAYA ADMINISTRASI PADA PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN ABSTRAK

TINJAUAN ATAS PENYUSUNAN DAN REALISASI ANGGARAN BIAYA ADMINISTRASI PADA PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN ABSTRAK TINJAUAN ATAS PENYUSUNAN DAN REALISASI ANGGARAN BIAYA ADMINISTRASI PADA PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN Debbie Christine Email: debbie.christine@widyatama.ac.id debbie.dr75@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. manusia, benda, situasi dan organisasi. Dalam organisasi pengendalian

BAB II LANDASAN TEORI. manusia, benda, situasi dan organisasi. Dalam organisasi pengendalian 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengendalian Manajemen Pengendalian pada umumnya adalah proses mengarahkan sekumpulan variabel untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengendalian

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat, manajemen perusahaan memerlukan suatu tindakan yang hati-hati dan cermat, sehingga dalam setiap tindakan dan pengambilan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: anggaran, perencanaan, pengendalian UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRAK. Kata kunci: anggaran, perencanaan, pengendalian UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ABSTRAK Seiring dengan berkembangnya berbagai macam industri yang ada di Indonesia, industri garmen juga mengalami kemajuan yang pesat. Hal ini menyebabkan munculnya banyak perusahaan yang bergerak dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Definisi Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban, akuntan melaporkan kepada setiap manajer hanya informasi yang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data mengenai perhitungan biaya produksi dengan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data mengenai perhitungan biaya produksi dengan 67 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data mengenai perhitungan biaya produksi dengan menggunakan pendekatan target costing ini, maka dapat diberi kesimpulan bahwa agar industri ini

Lebih terperinci

KAJIAN ANGGARAN KAS KAITANNYA DENGAN PENGENDALIAN KEUANGAN TAHUNAN Studi Kasus Pada PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.

KAJIAN ANGGARAN KAS KAITANNYA DENGAN PENGENDALIAN KEUANGAN TAHUNAN Studi Kasus Pada PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 4 No. 1, April 2004 : 1 6 KAJIAN ANGGARAN KAS KAITANNYA DENGAN PENGENDALIAN KEUANGAN TAHUNAN Studi Kasus Pada PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Cabang Bogor Oleh : Bambang

Lebih terperinci

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG Zuraidah Abstrak. Laporan pertanggungjawaban akan membantu pimpinan dalam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. melakukan pengamatan, pengumpulan data, dan. melakukan analisis atas data yang telah diperoleh dari perusahaan Bakpia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. melakukan pengamatan, pengumpulan data, dan. melakukan analisis atas data yang telah diperoleh dari perusahaan Bakpia 68 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Setelah penulis melakukan pengamatan, pengumpulan data, dan melakukan analisis atas data yang telah diperoleh dari perusahaan Bakpia Djogdja, maka penulis membuat kesimpulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Mulyadi (2001:2), menyatakan bahwa akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian

Lebih terperinci

Analisis Harga Pokok Produksi Amplang Pada UD Mawar Sari Di Samarinda. Ety Murdiana Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman

Analisis Harga Pokok Produksi Amplang Pada UD Mawar Sari Di Samarinda. Ety Murdiana Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Analisis si Amplang Pada UD Mawar Sari Di Samarinda Ety Murdiana Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Iskandar, SE., M.Si, Ak Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Muhammad Ikbal, SE., M.Sa Fakultas

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali manajemen puncak

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali manajemen puncak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perencanaan dan pengendalian operasional Dinas Pendapatan, Pengelolaan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali manajemen puncak memberikan peran bagi para kepala

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Manajemen Akuntansi dapat dipandang sebagai suatu sistem yang mengolah masukan berupa data operasi dan data keuangan untuk menghasilkan keluaran berupa informasi akuntansi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran 2.1.1 Pengertian Anggaran Anggaran adalah merupakan suatu alat di dalam proses perencanaan dan pengendalian operasional keuangan dalam suatu perusahaan baik yang bertujuan

Lebih terperinci

Jurnal Sistem Pengendalian Manajemen

Jurnal Sistem Pengendalian Manajemen Jurnal Sistem Pengendalian Manajemen Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban pada Pusat Biaya sebagai Alat Penilaian Kinerja Manajer di PT Perkebunan Nusantara IX Oleh : Imam Safi i (12080694001) S1 AKUNTANSI

Lebih terperinci

PENYUSUNAN ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA HOME INDUSTRY JOGJACART Vivian Angelia Ch. Rusiti

PENYUSUNAN ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA HOME INDUSTRY JOGJACART Vivian Angelia Ch. Rusiti PENYUSUNAN ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA HOME INDUSTRY JOGJACART Vivian Angelia Ch. Rusiti Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada Perusahaan FD, maka penulis mengambil kesimpulan mengenai masalah yang telah diidentifikasi sebagai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 73 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan pada Badger Invaders Bandung, mengenai peranan akuntansi pertanggungjawaban dalam menunjang efektivitas

Lebih terperinci

Analisis Cost Of Capital dan Pengaruhnya Terhadap Laba Pada PT Bumi Jasa Utama-Kalla Rent Makassar

Analisis Cost Of Capital dan Pengaruhnya Terhadap Laba Pada PT Bumi Jasa Utama-Kalla Rent Makassar Analisis Cost Of Capital dan Pengaruhnya Terhadap Laba Pada PT Bumi Jasa Utama-Kalla Rent Makassar JORDAN TIBLOLA ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah biaya modal yang dikeluarkan oleh

Lebih terperinci

ANALISIS COST OF CAPITAL

ANALISIS COST OF CAPITAL ANALISIS COST OF CAPITAL DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA PADA PT. BUMI JASA UTAMA KALLA RENT MAKASSAR JORDAN TIBLOLA ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah biaya modal yang dikeluarkan oleh

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Koperasi Koperasi lahir pada permulaan abad ke-19, sebagai realisasi terhadap sistem liberalisasi ekonomi, yang pada waktu itu segolongan kecil pemilikpemilik modal menguasai kehidupan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anggaran Perusahaan Suatu perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan utama dari suatu perusahaan bersifat profit oriented, yaitu mencapai laba

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari bagaimana anggaran gaji dan upah yang dijadikan sebagai alat bantu manajemen untuk mencapai efektivitas pengendalian

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) DINAS PENDIDIKAN KAB TEMANGGUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) DINAS PENDIDIKAN KAB TEMANGGUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN 1 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) DINAS PENDIDIKAN KAB TEMANGGUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN Berkaitan dengan pengelolaan keuangan daerah, Dinas Pendidikan Kabupaten Temanggung dalam penyusunan dan pelaksanaan

Lebih terperinci

ANALISIS PROSEDUR DAN VARIANS ANGGARAN PENJUALAN PADA CV. AGUNG JAYA ART PALEMBANG

ANALISIS PROSEDUR DAN VARIANS ANGGARAN PENJUALAN PADA CV. AGUNG JAYA ART PALEMBANG ANALISIS PROSEDUR DAN VARIANS ANGGARAN PENJUALAN PADA CV. AGUNG JAYA ART PALEMBANG M. Fadli Jurusan Akuntansi POLTEK PalComTech Palembang Abstrak Penganggaran atau Budgeting merupakan proses yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa: 1. Metode pemilihan pemasok kawat pada perusahaan Medion berdasarkan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA Matakuliah : Pengantar Akuntansi 2 Fakultas : Ekonomi Jurusan / Jenjang : S1/Akuntansi SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA Minggu Pokok Bahasan ke dan TIU 1 1. Akuntansi Perusahaan Dagang (Penjualan

Lebih terperinci

INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER. Untung Sriwidodo Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta

INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER. Untung Sriwidodo Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER Untung Sriwidodo Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta ABSTRACT Each responsibility center have manager in charge

Lebih terperinci

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG USAHA TERHADAP HUTANG USAHA PADA PT. BINTANG AGROKIMIA UTAMA MEDAN

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG USAHA TERHADAP HUTANG USAHA PADA PT. BINTANG AGROKIMIA UTAMA MEDAN ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG USAHA TERHADAP HUTANG USAHA PADA PT. BINTANG AGROKIMIA UTAMA MEDAN Sunarji Harahap STIE Professional Manajemen College Indonesia ABSTRAK Peranan piutang, khususnya piutang usaha

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), proses adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), proses adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Proses Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), proses adalah rangkaian tindakan, pembuatan, atau pengolahan yang menghasilkan produk. 2.1.2

Lebih terperinci

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA PT BRIDGESTONE SUMATRA RUBBER ESTATE KABUPATEN SIMALUNGUN

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA PT BRIDGESTONE SUMATRA RUBBER ESTATE KABUPATEN SIMALUNGUN PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA PT BRIDGESTONE SUMATRA RUBBER ESTATE KABUPATEN SIMALUNGUN Oleh: Dika Wahyu Agus Miran S1 Akuntansi Yansen Siahaan, Mahaitin H.

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN PADA PT. PELNI CABANG TANJUNGPINANG SUSANTI Jurusan Akuntansi FAKULTAS EKONOMI

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN PADA PT. PELNI CABANG TANJUNGPINANG SUSANTI Jurusan Akuntansi FAKULTAS EKONOMI ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN PADA PT. PELNI CABANG TANJUNGPINANG SUSANTI 100462201057 Jurusan Akuntansi FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI ABSTRAK. PT. Pelni atau PT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi yang terjadi saat ini di Indonesia telah membuat dunia usaha semakin marak, bervariasi, dan semakin kompetitif dalam memasuki era globalisasi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karakteristik Anggaran 1. Anggaran Definisi anggaran ada bermacam-macam tetapi mempunyai karakterisrik yang hampir mirip, berikut salah satu definisi anggaran dari berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan di bidang keuangan baik dalam jangka pendek maupun jangka

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan di bidang keuangan baik dalam jangka pendek maupun jangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi semakin pesat sehingga permasalahan yang dihadapi oleh bidang usaha semakin kompleks dan bersifat dinamis. Salah satu masalah yang selalu

Lebih terperinci

PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG DAGANG (PSAK NO.09) PADA LAPORAN KEUANGAN PT. KEBAYORAN PHARMA SAMARINDA

PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG DAGANG (PSAK NO.09) PADA LAPORAN KEUANGAN PT. KEBAYORAN PHARMA SAMARINDA PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG DAGANG (PSAK NO.09) PADA LAPORAN KEUANGAN PT. KEBAYORAN PHARMA SAMARINDA Yeyen Herlina Wati 1, LCA. Robin Jonatha 2, Imam Nazarudin Latif 3 Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang 2.1.1 Definisi Piutang Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) adalah: Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori

Lebih terperinci

AKTIVA TETAP BERWUJUD

AKTIVA TETAP BERWUJUD AKTIVA TETAP BERWUJUD A. PENGERTIAN Aktiva tetap berwujud adalah aktivaaktiva yang mempunyai wujud yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Karakteristik utama

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi-transaksi tersebut dapat mengakibatkan perubahan terhadap aktiva, hutang,

Lebih terperinci

PT. Daya Mulia Sejahtera Laporan Laba rugi Per 31 Desember

PT. Daya Mulia Sejahtera Laporan Laba rugi Per 31 Desember L1 PT. Daya Mulia Sejahtera Laporan Laba rugi Per 31 Desember 2005-2006 Keterangan 2005 2006 Penjualan 11,552,652,345.00 12,501,522,540.00 Harga pokok penjualan Persediaan awal barang 2,010,628,560.00

Lebih terperinci

Analisis Anggaran Operasional dan Realisasi pada PT XYZ

Analisis Anggaran Operasional dan Realisasi pada PT XYZ Analisis Anggaran Operasional dan Realisasi pada PT XYZ Mayang Windyati 1)*, Damayanti 2), Dian Nirmala Dewi 3) 1) Mahasiswa, 2-3) Dosen pengajar PS Akuntansi ABSTRACT Tujuan penulisan Tugas Akhir ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Akuntansi Pertanggungjawaban Gagasan dibalik akuntansi pertanggungjawaban adalah bahwa kinerja setiap manajer harus seberapa baik dia mengelola hal-hal

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) Mata Kuliah : Pengantar Akuntansi I KMK / SKS : AKT 010 / 3(2-1) Waktu : 3 x 50 menit Pertemuan : 1 A. Kompetensi Dasar dan Indikator: 1. Kompetensi Dasar: Setelah mengikuti

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan, dengan memanfaatkan sumber-sumber ekonomi secara optimal. Tujuan utama perusahaan

Lebih terperinci

BAB III TOPIK PENELITIAN. A. Fungsi Anggaran Sebagai Alat Perencanaan. PT TELKOM merupakan langkah awal dalam menetapkan anggaran

BAB III TOPIK PENELITIAN. A. Fungsi Anggaran Sebagai Alat Perencanaan. PT TELKOM merupakan langkah awal dalam menetapkan anggaran BAB III TOPIK PENELITIAN A. Fungsi Anggaran Sebagai Alat Perencanaan Anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire Vennotschap/ Perseroan Komanditer). Perusahaan ini didirikan oleh

Lebih terperinci

AKUNTANSI AKTIVA TETAP GUNA MENDUKUNG KEWAJARAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X PG. NGADIREDJO KEDIRI)

AKUNTANSI AKTIVA TETAP GUNA MENDUKUNG KEWAJARAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X PG. NGADIREDJO KEDIRI) AKUNTANSI AKTIVA TETAP GUNA MENDUKUNG KEWAJARAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X PG. NGADIREDJO KEDIRI) Sabilla Ayu Pamungkas Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORTTIS

BAB II LANDASAN TEORTTIS BAB II LANDASAN TEORTTIS A. Anggaran Perusahaan Menurut M. Munandar,1991 anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi semua kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam suatu

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. PT.Merak Mekar Abadi perlu menerapkan metode target costing dalam perhitungan

BAB V PENUTUP. PT.Merak Mekar Abadi perlu menerapkan metode target costing dalam perhitungan 56 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan mengenai penerapan metode target costing dalam upaya meningkatkan volume penjualan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Hansen dan Mowen Accounting Managerial, terjemahan Arnos Deny Kwary, buku 1 edisi 8, Salemba Empat, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Hansen dan Mowen Accounting Managerial, terjemahan Arnos Deny Kwary, buku 1 edisi 8, Salemba Empat, Jakarta. 66 DAFTAR PUSTAKA. Armanto Witjaksono.2013. Akuntansi Biaya, edisi revisi Graha Ilmu, Yogyakarta. Bustami, Bastian dan Nurlela. 2013.Akuntansi Biaya, Mitra Wacana Media, Jakarta. Cecily A. Raiborn, Michael

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Penganggaran perusahaan (Business Budgeting) merupakan suatu proses perencanaan dan pengendalian kegiatan operasional perusahaan yang dinyatakan dalam suatu kegiatan dan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Struktur Organisasi PT Barata Indonesia (Persero) UUM Medan

Lampiran 1. Struktur Organisasi PT Barata Indonesia (Persero) UUM Medan Lampiran 1 Struktur Organisasi PT Barata Indonesia (Persero) UUM Medan GENERAL MANAGER BAGIAN OPERASIONAL BAGIAN PENJUALAN & ENJ. PENGADAAN PPP ENJINIRING AKUNTANSI BENGKEL & DALTAS PENJ. & ADPEM ADMIKUM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggaran merupakan salah satu cara manajemen dalam menjalankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggaran merupakan salah satu cara manajemen dalam menjalankan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Anggaran Anggaran merupakan salah satu cara manajemen dalam menjalankan fungsinya yaitu fungsi perencanaan dan fungsi pengendalian. Anggaran sebagai fungsi perencanaan diharapkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Anggaran II.1.1 Pengertian Anggaran Untuk mendapatkan pengertian anggaran yang lebih jelas dan tepat, di bawah ini akan dikemukakan beberapa pengertian anggaran yang dinyatakan

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN MANAJEMEN STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT UMUM KARDINAH TEGAL. Inayah Adi Sari ABSTRAK

EVALUASI SISTEM ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN MANAJEMEN STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT UMUM KARDINAH TEGAL. Inayah Adi Sari ABSTRAK EVALUASI SISTEM ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN MANAJEMEN STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT UMUM KARDINAH TEGAL Inayah Adi Sari ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana praktek-praktek penyusunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh dan dipakai selama periode waktu tertentu. jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh dan dipakai selama periode waktu tertentu. jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang. 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anggaran 2.1.1 Pengertian Anggaran Anggaran merupakan alat akuntansi yang dapat membantu pimpinan perusahaan dalam merencanakan dan mengendalikan operasi perusahaan. Anggaran

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Secara sederhana anggaran didefinisikan sebagai rencana keuangan yaitu suatu rencana tertulis mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian lapangan, penelitian kepustakaan dan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian lapangan, penelitian kepustakaan dan BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian lapangan, penelitian kepustakaan dan analisis yang dilakukan sebagaimana diuraikan pada pembahasan dalam bab-bab sebelumnya, penulis menarik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Pengertian peranan (role) menurut Komarudin (1999; 768) adalah: 1. Bagian tugas utama yang harus dilaksanakan seseorang dalam manajemen. 2. Pola prilaku

Lebih terperinci

Penganggaran Perusahaan 1 BAB 1 ANGGARAN

Penganggaran Perusahaan 1 BAB 1 ANGGARAN Penganggaran Perusahaan 1 BAB 1 ANGGARAN Anggaran merupakan unsur yang penting dalam perusahaan, karena anggaran digunakan manajemen dalam melaksanakan fungsinya terutama dalam perencanaan dan pengendalian.

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR KEP-236/MBU/2003 TENTANG PROGRAM KEMITRAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN USAHA KECIL DAN PROGRAM BINA LINGKUNGAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa: 1. Terdapat empat faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Berikut ini beberapa pengertian tentang anggaran atau Budget yang

BAB II BAHAN RUJUKAN. Berikut ini beberapa pengertian tentang anggaran atau Budget yang BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Anggaran Berikut ini beberapa pengertian tentang anggaran atau Budget yang dikemukakan oleh beberapa ahli ekonomi menurut M. Munandar (2001 : 1) mengemukakan pengertian

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29 BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN III.1. Objek Penelitian III.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29 Oktober 1971 di Jakarta,

Lebih terperinci

2 kemudian mengetahui unit yang bertanggungjawab atas aktivitas usahanya, kemudian mengetahui unit yang bertanggungjawab atas aktivtas agar mengetahui

2 kemudian mengetahui unit yang bertanggungjawab atas aktivitas usahanya, kemudian mengetahui unit yang bertanggungjawab atas aktivtas agar mengetahui 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi yang semakin pesat ini keberlangsungan perusahaan menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan dan menuntut persaingan yang ketat dalam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN dan SARAN

BAB V KESIMPULAN dan SARAN 7 BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang telah dilakukan di dalam bab IV, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut: Wisma Djoglo belum menghitung

Lebih terperinci

PERANAN ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN MENAJEMEN PADA PT. SARIWANGI AEA. Nani Nurani

PERANAN ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN MENAJEMEN PADA PT. SARIWANGI AEA. Nani Nurani PERANAN ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN MENAJEMEN PADA PT. SARIWANGI AEA Nani Nurani Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma 2009 Abstrak Anggaran perusahaan merupakan rencana

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.8, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Penyetoran. PNBP. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/PMK.02/2013 TENTANG TATA CARA PENYETORAN PENERIMAAN

Lebih terperinci

ANALISIS PERANAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN TERHADAP PENGENDALIAN BIAYA PADA PT (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA IV CABANG MAKASSAR

ANALISIS PERANAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN TERHADAP PENGENDALIAN BIAYA PADA PT (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA IV CABANG MAKASSAR ANALISIS PERANAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN TERHADAP PENGENDALIAN BIAYA PADA PT (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA IV CABANG MAKASSAR Rosida Maedina Agus Sekolah Tinggil Ilmu Ekonomi YPUP Jl. Andi Tonro No.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Serangkaian kebijakan dibidang ekonomi dan moneter yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia telah cukup mendorong para pelaku ekonomi baik swasta, asing

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KODE / SKS KK / 2 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KODE / SKS KK / 2 SKS SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KODE / SKS KK-013234 / 2 SKS Minggu ke Pokok Bahasan dan TIU 1. 1.Tinjauan Sekilas Sistem Informasi Akuntansi. TIU : Mahasiswa dapat memahami

Lebih terperinci

PENERAPAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DALAM KAITANNYA DENGAN PELAPORAN KEUANGAN PADA PT ALAS SENI KREASI INDUSTRI

PENERAPAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DALAM KAITANNYA DENGAN PELAPORAN KEUANGAN PADA PT ALAS SENI KREASI INDUSTRI PENERAPAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DALAM KAITANNYA DENGAN PELAPORAN KEUANGAN PADA PT ALAS SENI KREASI INDUSTRI Oleh Hendara Setiawan dan Edison Dosen Akademi Manajemen Kesatuan dan STIE Kesatuan

Lebih terperinci

7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 228/ Tahun MEMUTUSKAN :

7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 228/ Tahun MEMUTUSKAN : KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : KEP-101/MBU/2002 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN PERUSAHAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK Nurul Badriyah,SE,MPd ABSTRAK Direct costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang

Lebih terperinci

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 30 Juni 2010 dan 2009

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 30 Juni 2010 dan 2009 1. UMUM a. Pendirian dan Informasi Umum PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk. (Perusahaan) didirikan di Bandung berdasarkan Akta No. 7 tanggal 1 Juli 1988 dan Notaris Nany Sukarja, S. H. Akta Pendirian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi yang semakin pesat telah mempengaruhi dunia usaha terutama dalam bidang jasa. Dalam hal ini perusahaan jasa semakin dirasakan manfaatnya

Lebih terperinci

PENILAIAN KINERJA MANAJER PUSAT BIAYA (Studi Kasus PT. PABELAN SURAKARTA) SKRIPSI

PENILAIAN KINERJA MANAJER PUSAT BIAYA (Studi Kasus PT. PABELAN SURAKARTA) SKRIPSI PENILAIAN KINERJA MANAJER PUSAT BIAYA (Studi Kasus PT. PABELAN SURAKARTA) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH LAB. PENGANTAR AKUNTANSI 3 (ED) KODE / SKS : KD / 2 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH LAB. PENGANTAR AKUNTANSI 3 (ED) KODE / SKS : KD / 2 SKS 1 Fungsi-Pengertian dan 1. Latar belakang timbulnya cabang Diharapkan setelah mempelajari materi pada minggu ini, Ruang Lingkup akuntansi yang dinal dengan 3,4, Akuntansi Biaya Akuntansi Biaya 2. Pengertian,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Fungsi Controller Dalam Pengendalian Investasi Guna Meningkatkan Rasio Kecukupan Dana, dapat diambil kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun

BAB II BAHAN RUJUKAN. Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN PERATURAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: PER- 02 /BL/2007 TENTANG BENTUK DAN

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI KOMPUTER D3 BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS GUNADARMA

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI KOMPUTER D3 BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS GUNADARMA RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI KOMPUTER D3 BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS GUNADARMA Tanggal Penyusunan 15/08/2016 Tanggal revisi 24/02/2017 Fakultas Program D3 Bisnis dan Kewirausahaan

Lebih terperinci