HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK PEKERJAAN DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT TINGKAT.III ROBERT WOLTER MONGISIDI MANADO

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK PEKERJAAN DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT TINGKAT.III ROBERT WOLTER MONGISIDI MANADO Rahayu Takatelide*, A.J.M. Rattu*, F.J.O. Pelealu** *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Sumber daya manusia merupakan aspek yang paling penting dalam suatu wadah organisasi dalam mencapai suatu tujuan dalam organisasi, agar dapat meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas organisasi seharusnya dapat memperhatikan kebutuhan sumber daya manusia yang ada.salah satu faktor yang sangat berpengaruh bagi sumber daya manusia adalah kepuasan kerja dari sumber daya manusia itu sendiri, masalah ketidakpuasan kerja dapat mempengaruhi kualitas dan produktivitas dan kelangsungan dari organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik pekerjaan dengan kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Tingkat.III Robert Wolter Mogisidi Manado. Jenis penelitian ini survei analitik dengan desain cross sectional sudy.penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Tingkat.III Robert Wolter Mogisidi Manado pada Oktober-desember 2014.Populasi dalam penelitian ini sebesar 164 orang dengan sampel 63 orang data yang dikumpulkan dianalisis secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang bernilai negatif antara variabel supervisi dengan kepuasan kerja perawat yaitu nilai p=0,000 (p<0,05), terdapat hubungan antara variabel keamanan kerja dengan kepuasan kerja p=0,029 (p<0,05), sedangkan variabel kompensasi terdapat hubungan antara variabel kompensasi dengan kepuasan kerja perawat yaitu p=0,086 (p<0,05). Terdapat hubungan antara karakteristik pekerjaan dengan kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Tingkat.III Robert Wolter Mongisidi Manado. Kata Kunci : pekerjaan, kepuasaan kerja, perawat ABSTRACT Human resource is the most important aspect in a container organization in achieving a goal in the organization, in order to improve the quality of human resources organization should be able to address the needs of existing human resources. One of the most influential factor for human resources is the job satisfaction of human resources itself, job dissatisfaction problems can affect the quality and the productivity and viability of the organization. This study aimed to determine the relationship between job characteristics and job satisfaction of nurses in h ospital Tingkat.III Robert Wolter Monginsidi Manado. This study was a cross sectional survey design analytic study. This study was conducted at Hospital Tingkat.I II Robert Wolter Monginsidi Manado. In October-December 2014.The population in this study of 164 people with a sample of 63 individuals. The data collected were analyzed using univariate and bivariate. The results of this study showed no negative correlation between variables worth supervision and job satisfac tion of nurses that is the value of p = (p <0.05), there is a relationship between the variables of job sec urity and job satisfaction p = (p <0.05 ), whereas there is a relationship between the variable compens ation variable compensation and job satisfaction of nurses ie, p = (p = <0.05). There is a relationship between job characteristics and job satisfaction of nurses in hospital Tingkat.III Robe rt Wolter Monginsidi Manado. Keywords : Job, Job Satisfaction, Nurse

2 PENDAHULUAN Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai berbagai tujuan individu, organisasi, dan masyarakat. Pengelolaan sumber daya manusia akan menjadi bagian yang sangat penting dari tugas manajemen organisasi. Kompleksitas pengelolaan sumber daya manusia oleh banyak faktor yang sesuai dengan perkembangan dan kemajuan yang ada. Faktor lingkungan, perubahan teknologi, kompetisi internasional, dan kondisi perekonomian yang tak menentu hanyalah beberapa faktor eksternal yang menyebabakan organisasi harus selalu harus mencari cara baru agar dapat memanfaatkan sumber daya manusia yang lebih efektif. Faktor internal, seperti tuntutan memperoleh karyawan yang terlatih, biaya kompensasi, konflik antara serikat pekerjamanajemen, aspek hukum, dan aspek sosial budaya internal merupakan faktor yang membuat manajemen sumberdaya manusia menjadi semakin penting dan kompleks (Rachmawati, 2008). Salah satu penyebab utama masalahmasalah tenaga keperawatan, pelayanan keperawatan dan kekurangan perawat adalah rendahnya kepuasan kerja perawat.berbagai penelitian yang dilakukan tentang kepuasan kerja perawat didapatkan hasil bahwa masih banyak perawat yang mengalami ketidakpuasan kerja. Penelitian di berbagai rumah sakit menunjukkan bahwa lebih dari 40% perawat mengalami ketidakpuasan kerja dan 33% perawat berumur kurang dari 30 tahun bermaksud keluar dari pekerjaan mereka. Menurut Baumann di Amerika Serikat, Kanada, lnggris, Jerman menunjukkan bahwa 41% perawat di rumah sakit mengalami ketidakpuasan dengan pekerjaannya dan 22% diantaranya merencanakan meninggalkan pekerjaannya dalam satu tahun (Wuryanto, 2010). Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara karakteristik pekerjaan dengan kepuasan kerja perawat Rumah Sakit Tingkat.III Robert Wolter Mongisidi Teling. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survei analitik dengan menggunakan rancangan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada Oktober-Desember 2014 bertempat di Rumah Sakit Tingkat.III Robert Wolter Monginsidi Manado. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 164 orang kemudian di batasi dengan kriteria inklusi yaitu perawat yang terdaftar sebagai tenaga keperawatan di Rumah Sakit Tingkat.III Robert Wolter Mongisidi Manado, serta mau dan bersedia menjadi responden dan kriteria eksklusi yaitu perawat yang mengikuti studi lanjut, sakit, cuti dan tidak hadir sehingga di dapatkan sampel sebanyak 63 responden Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari responden dalam bentuk kuesioner yang akan didapatkan pada saat melakukan penelitian. Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung, adanya perantara dengan pihak lain

3 dalam bentuk Profil RS, Tupoksi pegawai di RSU GMIM Kalooran Amurang.Data yang didapat dianalisa dengan menggunakan analisa univariat untuk melihat distribusi frekuensi dari variabel-variabel yang ada, analisa bivariat untuk melihat ada tidaknya hubungan antara variabel dengan analisis statistik menggunakan uji chi-square dengan bantuan program SPSS version 21 for Windows. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana di Rumah Sakit Tingkat.III Robert Wolter Mongisidi Manado berjumlah 164 orang.tetapi dalam pelaksanaan di tempat penelitian hanya 63 perawat yang di ambil sebagai sampel, karena di batasi oleh kriteria inklusi dan ekslusi. 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Proporsi responden perempuan adalah 79,4% (50 orang), sedangkan proporsi responden lakilaki adalah 20,6% (13 orang). 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Responden paling banyak terdapat pada kategori umur < 25 tahun yaitu sebanyak 31 (49,2%) orang, kemudian pada ketegori umur tahun yaitu sebanyak 24 (38,1%) orang, kategori umur tahun 6 (9,5%) orang dan jumlah responden paling sedikit terdapat pada kategori antara tahun 1 (1,6%) orang dan kategori > 40 tahun 1 (1,6%) orang. 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Kerja Dari segi masa kerja, responden yang memiliki lama kerja terbanyak masa kerja responden paling banyak terdapat pada kategori 1-5 tahun 50 (79,2%) orang, kaategori 6-10 tahun 11 (17,5%) orang, dan jumlah responden paling sedikit pada kategori 11-5 tahun 2 (3,2%) orang. 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat pendidikan Distribusi pendidikan responden paling banyak terdapat pada tingkat pendidikan DIII Keperawatan 47 (74,6%) orang, kemudian SI Keperawatan 10 (15,9%) orang, dan DIII Kebidanan 4 (6,3%) orang, sedangkan jumlah responden dengan tingkat pendidikan paling sedikit yaitu 2 (3,2%) orang SPK. B. Berdasarkan hasil penelitian kategori kepuasan kerja perawat di golongkan menjadi dua ketegori yang ditunjukkan pada yaitu kategori puas dan tidak puas dengan jumlah responden 32 (50,8%) orang dan kategori tidak puas 31 (49,2%) orang. C. Supervisi Berdasarkan hasil penelitian dari jawaban responden untuk variabel supervisi dengan kategori baik sebanyak 21 (33,3%) orang dan kategori tidak baik 42 (66,7%) orang. D. Keamana Kerja Berdasarkan hasil penelitian terdapat keamanan kerja reponden yang merasa keamanan kerja yang ada baik sebanyak 27 (42,9%) orang sedangkan responden yang merasa keamanan kerja tidak baik adalah sebanyak 36 (57,1%) orang. E. Kompensasi Kategori kompensasi digolongkan menjadi dua kategori baik dan tidak baik dengan jumlah

4 kategori puas sebanyak 11 (17,5%) oang sedangkan kategori tidak puas 52 (82,5%) orang. Hubungan Antara Supervisi Dengan Hasil hubungan antara supervisi dengan kepuasan kerja perawat di rumah sakit Tingkat.III Robert Wolter Mongisidi Manado pada tabel 10 menunjukkan 20,6% atau 13 responden yang merasa supervisi yang ada kurang baik dan 4,8% atau 3 responden merasa supervisi yang dilakukan sudah baik. Uji statistik dengan menggunakan chi square didapatkan hasil p value 0,000 kurang dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan yang bernilai negatif antara supervisi dengan kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Tingkat.III Robert Wolter Mongisidi Manado. Hubungan Antara Keamanan Kerja Dengan Hasil hubungan antara keamanan kerja dengan kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Tingkat.III Robert Wolter Mongisidi Manado pada tabel 12 menunjukkan 34,9% atau 22 orang merasa tidak baik dengan keamanan kerja dan 28,6% atau 18 orang merasa baik dengan keamanan kerja yang ada. Uji statistik dengan menggunakan chi square didapat hasil p value 0,029 kurang dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara keamanan kerja dengan kepuasan kerja. Hubungan antara Kompensasi Dengan Hasil hubungan antara kompensasi dengan kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Tingkat.III Robert Wolter Mongisidi Manado pada tabel 11 menunjukkan 36,5% atau 23 orang merasa kurang puas dengan kompensasi yang diterima dan 4,8% atau 3 orang merasa puas dengan kompensasi yang diterima. Uji statistik dengan menggunakan chi square didapat hasil p value 0,086 kurang dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kompensasi dengan kepuasan kerja. Hubungan Supervisi dengan Kepuasan Kerja Hasil penelitian terhadap 63 responden tentang hubungan supervisi dengan kepuasan kerja melalui pengujian data menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bernilai negatif antara variabel supervisi dengan kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Tingkat.III Robert Wolter Mongisidi Manado dimana terdapat 20,6% atau 13 responden yang merasa supervisi yang ada tidak baik dan 4,8% atau 3 responden merasa supervisi yang dilakukan sudah baik variabel ini bernilai negatif artinya semakin tinggi supervisi semakin tinggi ketidakpuasan dari responden yang ada. Hal tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rapina dan Friska (2011) tentang pengaruh komitmen organisasi dan tindakan supervisi terhadap kepuasan kerja auditor junior bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara tindakan supervisi dan kegiatan kerja auditor junior.variabel ini bernilai positif artinya pengaruh antara keduanya searah semakin tinggi tindakan supervisi yang dilakukan semakin tinggi pula kepuasan kerja auditor junior tersebut. Hubungan Keamanan Kerja dengan

5 Berdasarkan hasil pengelolaan data yang ada hubungan antara keamanan kerja dengan kepuasan kerja dengan responden yang merasa baik dengan keamanan kerja yang adalah 18 orang (28,6%) sedangkan responden yang merasa keamanan yang ada tidak baik sebanyak 22 orang (34,9%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahajaan T, Swasto B, Rahardjo K (2015) tentang pengaruh karakteristik pekerjaan terhadap lingkungan kerja, stress kerja, kepuasan kerjadan organiszational citizenship behavior yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara lingkungan kerja dengan kepuasan kerja. Kondisi lingkungan kerja yang baik dapat meningkatkan kualitas hidup dalam bekerja yang berdampak pada produktivitas kerja tenaga kesehatan profesional yang baik pula. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengelola lingkungan kerja perawat secara optimal adalah melalui pemberdayaan perawat untuk lebih memahami dan mengaplikasikan kemampuanya dalam membuat keputusan terkait prakteknya disesuaikan dengan otoritas yang dimilikinya secara bertanggung jawab akan berdampak terhadap terwujudnya pelaksanaan praktek keperawatan secara professional (Putra, Hamid, Mustikasari 2006). Catatan yang perlu diajukan adalah dengan adanya penerangan yang cukup dimungkinkan akan menghasilkan kenyamanan dalam bekerja, harapan lebih lanjut dengan adanya kenyamanan ini adalah setiap individu yang bekerja pada ruang tersebut akan menampilkan unjuk kerja yang baik. Sebagaimana diungkap di muka bahwa jika dari hasil penilaian karyawan suasana kerjanya mendukung, ataupun nyaman maka akan diperoleh satu kepuasan kerja dan pada akhirnya akan dapat memperbaiki kualitas kehidupan kerja karyawan tersebut. Didalam lingkungan kerja yang baik akan memberikan kenyamanan pribadi dan dapat membangkitkan semangat kerja pengawai sehingga dapat mengerjakan tugas-tugasnya dengan begitu baik. Selain itu pengawai akan lebih senang dan nyaman dalam bekerja jika fasilitas yang ada dapat menunjang kerja yang ada tidak bising, penerangan yang baik, pertukaran udara yang baik, dan peralatan yang memadai serta reletif modern dengan lingkungan kerja yang baik akan berpengaruh terhadap kepuasan kerja yang ada (Idrus, 2006). Hubungan Antara Kompensasi Dengan Hasil penelitian terhadap 63 responden tentang hubungan kompensasi dengan kepuasan kerja perawat melalui pengujian data, maka disimpulkan terdapat hubungan antara kompensasi dengan kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Tingkat.III Robert Wolter Mongisidi Manado, perawat yang ada mengeluhkan bahwa kompensasi yang ada tidak sesuai dengan beban kerja yang ada. Pada hasil mengenai kompensasi masih terdapat 46,0% responden yang mengatakan bahwa pelaksanaan kompensasi masih belum merasa puas dengan kompensasi yang diterima. Kondisi kerja yang beban kerja semakin meningkat di ruangan merupakan suatu kondisi yang dapat meningkatkan kesalahan dalam bekerja dan tentunya hal ini akan berdampak pada penurunan kualitas asuhan yang diberikan kepada klien hal ini sejalan dengan penelitian Ilma A, Hamzah A, Amirudin R (2012) tentang

6 kepuasan kerja petugas kesehatan di instalasi rawat inap rumah sakit islam faisal makasar 2012 yang menunjukkan sistem kompensasi (insentif) dirasakan masih sangat kurang bagi petugas kesehatan baik medis maupun nonmedis, pemberian insentif pun diberikan berdasarkan tanggung jawab, pendidikan, dan masa kerja, padahal seharusnya bagi perawat pelaksana yang mendapat paling banyak insentif karena beban kerja mereka yang cukup berat. Masih adanya jawaban responden mengenai belum adanya kesesuaian kompensasi dengan beban kerja dan juga hasil kerja berarti dapat disimpulkan masih belum ada keseimbangan antara beban kerja dengan kompensasi yang diperoleh dan juga masih kuarang puasnya responden pada kompensasi terhadap tunjangan yang ada penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Handaru A, Utomo T, Sudartditha I (2013) tentang pengaruh lingkungan kerja, kompensasi dan komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan di rumah sakit x sebagian besar karyawan merasa kompensasi dalam rumah sakit x masih kurang baik terutama dalam proxy tunjangan dan gaji. Kepuasan kompensasi dapat diperoleh melalui keadilan dalam pemberian kompensasi yang sesuai dengan apa yang sudah para perawat kerjakan. Pemberian kompensasi kepada pegawai dengan pembayaran finansial sebagai balas jasa untuk pekerjaan yang telah dilaksanakan dan sebagai motivator untuk pelaksanaan kegiatan di waktu yang akan datang. Bagi organisasi atau perusahaan, kompensasi memiliki arti penting karena kompensasi mencerminkan upaya organisasi dalam mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraan pegawainya.secara umum pemberian manajemen kompensasi adalah untuk membantu organisasi dalam mencapai tujuan keberhasilan strategi dan menjamin terciptanya keadilan baik keadilan internal maupun keadilan eksternal.semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atau jasa yang diberikan kepada perusahan.penghargaan berarti semua bentuk penggajian kepada pegawai dan. Dapat berupa pembayaran uang secara langsung (upah, gaji, insentif, bonus) dan dapat pula berbentuk pembayaran tidak langsung (asuransi, liburan atas biaya perusahaan) dan dapat pula berupa ganjaran bukan uang melainkan jam kerja yang luwes, kantor yang bergengsi, pekerjaan yang lebih menantang (Ilma, 2012). KESIMPULAN Pada bagian ini ditarik kesimpulan berdasarkan pembahasan hasil penelitian sebelumnya, yaitu sebagai berikut: 1. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bernilai negatif antara supervisi perawat dengan kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Tingkat.III Robert Wolter Mongisidi Manado. 2. Hasil uji statistik didapat nilai p value 0,029 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keamanan kerja perawat dengan kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Tingkat.III Robert Wolter Mongisidi Manado.

7 3. Hasil uji statistik didapat nilai p value 0,086 maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara kompensasi dengan kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Tingkat.III Robert Wolter Mongisidi Manado. SARAN Berdasarkan hasil dari penelitian ini, maka peneliti ingin memberikan beberapa saran rekomendasi sebagai berikut: 1. Untuk supervisi: Disarankan bagi rumah sakit agar dapat meningkatkan perlakuan dan tindakan-tindakan yang dapat meningkatkan kepuasan kerja perawat dengan menyelenggarakan pelatihan kepada supervisior untuk meningkatkan kompetensi dari supervisior. 2. Untuk Kompensasi: Disarankan bagi pihak rumah sakit untuk memperhatikan kompensasi yang diberikan sesuai beban kerja yang ada agar dapat meningkatkan kepuasan kerja perawat sehingga menunjang produktivitas perawat dalam bekerja. 3. Untuk Keamanan Kerja: Disarankan bagi pihak rumah sakit memperhatikan dan meningkatkan keamanan kerja yang ada agar perawat lebih merasa aman dalam melakukan pekerjaannya. 4. Bagi para pembaca, semoga dengan referensi ini dapat di jadikan sebagai media untuk menambah wawasan dan tambahan informasi yang didapat menjadi acuan dalam melakukan penelitian-penelitian ke depan. DAFTAR PUSTAKA Handaru A, Utomo T, Sudiarditha I Pengaruh Lingkungan Kerja, Kompensasi Dan Komitmen organisasi Terhadap Perawat Di Rumah Sakit X. Jurnal Manajemen Sains (JRMSI) Vol 4 No (online) diakses pada tanggal 10 November Idrus M Implikasi Iklim Organisasi Terhadap dan Kualitan Kehidupan Karyawan.Jurnal Psikolog Universitas Diponegoro Vol 3 No 1 Juni 2006.(Online).diakses Pada tanggal 12 November Ilma A, Hamzah A, Amiruddi Kepuasan Kerja Petugas Kesehatan di Instalasi Rawat Inap RS Islam Faisal Makassar.Jurnal AKK volume 1 No1 September 2012.(Online) diakses pada tanggal 5 November Putra K, Hamid A, Mustikasari Pengaruh Lingkungan Kerja Perawat Terhadap Pelaksanaan Praktek Keperawatan Di Rumah Sakit Umum Saiful Anwar Malang Tahun 2006.Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol. XXIII, No. 1, April 2007(Online) diakses pada tanggal 20 November 2014 Rachmawati. I Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: C.V Andi Offset: Yogyakarta. Rahajaan T, Swasto B, Rahardjo K Pengaruh Karakteristik Pekerjaan Terhadap Lingkungan Kerja, Stress

8 Kerja Dan Kerjadan Organisasi Citizenship behavior.jurnal Profit vol 6 No 2, 2013 (Online) diakses pada tanggal 15 november Rapina dan Priska Pengaruh Tindakan Organisasi Dan Tindakan Supervisi Terhadap Auditor Junior Kantor Akuntan Publik.Jurnal Ilmiah Akutansi Nomor 6 Tahun Ke 2 September- Desember 2011.(Online )diakses pada tanggal 4 November Wuryanto E Hubungan Antara Kualitas Kepemimpinan dan Gaya Manajemen Dengan Perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang.Jurnal Keperawatan volume 3 No 2, September Diakses tanggal 01 juli 2013.