RKT-2014 Direktorat Perlindungan Perkebunan
|
|
- Susanti Tanuwidjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 RKT-2014 Direktorat Perlindungan Perkebunan
2 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR.. DAFTAR ISI... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan RKT... 2 II. TUGAS POKOK DAN FUNGSI III. VISI DAN MISI A. Visi 4 B. Misi... 4 IV. TUJUAN DAN SASARAN A. Tujuan.. 5 B. Sasaran... 6 V. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI... 7 VI. KEBIJAKAN DAN STRATEGI... 9 A. Kebijakan... 9 B. Strategi... 9 VII. PROGRAM DAN KEGIATAN A. Program B. Kegiatan VIII. RENCANA KERJA TAHUN LAMPIRAN 2
3 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 : Matriks Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun
4 KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Perlindungan Perkebunan disusun guna memudahkan pengukuran dan penilaian kinerja kegiatan Direktorat Perlindungan Perkebunan sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi seperti yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia No. 341/Kpts/OT.140/9/2005 tanggal 8 September 2005 tentang Kelengkapan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian. Penyusunan Rencana Kinerja Tahunan ini mengacu pada Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun Materi yang disajikan dalam RKT tahun 2014 merupakan perencanaan pelaksanaan kegiatan sesuai tugas pokok dan fungsi secara garis besar. Sistematika penulisan RKT terdiri dari Bab I. Pendahuluan, Bab II. Tugas Pokok dan Fungsi, Bab III. Visi dan Misi, Bab. IV. Tujuan dan Sasaran, Bab V. Permasalahan yang Dihadapi, Bab VI. Kebijakan dan Strategi, Bab. VII. Program dan Kegiatan, Bab VIII. Rencana Kerja Tahun Kami menyadari bahwa dokumen RKT 2014 ini masih jauh dari sempurna dan untuk itu kami mengharapkan masukan dan koreksi dari semua pihak untuk perbaikan dan penyempurnaan RKT 2014 ini. Akhirnya kami sampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi aktif dalam penyusunan RKT ini. Jakarta, Juni 2013 Direktur, Ir. Hudi Haryono, MS. 4
5 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Luas areal perkebunan di Indonesia sampai dengan tahun 2012 berjumlah 21,49 juta ha; dan sekitar 70,8 % dari total areal perkebunan merupakan perkebunan rakyat dengan produktivitas yang masih rendah, yaitu baru mencapai 58 % dari potensi produksi, meskipun ada komoditas yang sudah mendekati potensinya seperti kelapa sawit. Rendahnya produktivitas tersebut antara lain disebabkan masih rendahnya penggunaan bahan tanaman unggul, adanya serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), tanaman tua/rusak dan dampak perubahan iklim (kekeringan, kebanjiran dan kebakaran). Penerapan World Trade Agreement yang menandai penghapusan segala bentuk hambatan tarif menjadi salah satu alasan pengelolaan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) sebagai salah satu hambatan teknis (Technical Barrier to Trade) baru di dalam perdagangan berbagai komoditi perkebunan. Beberapa isu yang terkait perlindungan tanaman yang menjadi hambatan baru dan dikemas dalam berbagai ketentuan, seperti International Standard on Phytosanitary Measures (ISPM), Hazard Analysis on Critical Control Point (HACCP), Codex Alimentarius dan sebagainya. Keseluruhan ketentuan ini telah menjadikan perlindungan perkebunan menjadi isu internasional. Penerapan UU No. 22/1999 dan PP 25/2000 tentang Otonomi Daerah dan PP No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan telah membawa perubahan penting dalam pelaksanaan pembangunan pertanian. Peran pemerintah pada masa lalu yang dominan dalam pembangunan pertanian, saat ini berubah menjadi fasilitator, stimulator, promotor dan regulator. Dalam undang-undang ini telah menjadikan Pemerintah Daerah memiliki kewenangan yang lebih besar dalam mengelola pembangunan sektor pertanian termasuk didalamnya kegiatan perlindungan perkebunan. Tantangan ke depan dalam penanganan OPT adalah bagaimana menyelenggarakan kegiatan penanganan OPT yang semakin komplek. Kondisi tersebut menjadi semakin sulit dengan terbatasnya SDM perlindungan, bertambahnya luas areal yang harus dilindungi, penggunaan pestisida sintetis yang cenderung meningkat, lemahnya kelembagaan petani. Pada penanganan non OPT (kebakaran dan dampak perubahan iklim) tantangan yang dihadapi adalah terjadinya degradasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup dan lambatnya diseminasi teknologi pada tingkat lahan usaha tani. 5
6 B. Tujuan Tujuan disusunnya RKT ini adalah: 1. Menghubungkan antara perencanaan strategis dan perencanaan operasional secara terinci; 2. Membantu pencapaian hasil pelaksanaan program; 3. Memudahkan proses pengukuran dan penilaian kinerja; 4. Membantu pemantauan dan evaluasi kinerja; 5. Membantu dalam menetapkan target kinerja; 6
7 II. TUGAS POKOK DAN FUNGSI Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia No. 61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, ditetapkan bahwa Direktorat Perlindungan Perkebunan merupakan salah satu dari 6 unit kerja Eselon II di lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan. Direktorat Perlindungan Perkebunan terbagi dalam empat Sub Direktorat, Sub Bagian Tata Usaha dan kelompok jabatan fungsional yaitu : 1. Sub Direktorat Identifikasi dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Tanaman Semusim, membawahi Seksi Identifikasi dan Seksi Pengendalian; 2. Sub Direktorat Identifikasi dan Pengendalian OPT Tanaman Rempah dan Penyegar, membawahi Seksi Identifikasi dan Seksi Pengendalian; 3. Sub Direktorat Identifikasi dan Pengendalian OPT Tanaman Tahunan, membawahi Seksi Identifikasi dan Seksi Pengendalian; 4. Sub Direktorat Dampak Perubahan Iklim dan Pencegahan Kebakaran, membawahi Seksi Dampak Perubahan Iklim dan Seksi Pengendalian Kebakaran; 5. Sub Bagian Tata Usaha; 6. Kelompok Jabatan Fungsional. Tugas fungsi Direktorat Perlindungan Perkebunan Peraturan Menteri Pertanian RI No.61/Permentan/ OT.140/10/2010 adalah melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perlindungan perkebunan. Dalam melaksanakan tugas di atas, Direktorat Perlindungan Perkebunan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : 1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang identifikasi dan pengendalian organisme penganggu tanaman semusim, rempah, penyegar, dan tahunan serta pencegahan kebakaran dan dampak perubahan iklim; 2. Pelaksanaan kebijakan di bidang identifikasi dan pengendalian organisme penganggu tanaman semusim, rempah, penyegar, dan tahunan serta pencegahan kebakaran dan dampak perubahan iklim; 3. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang identifikasi dan pengendalian organisme penganggu tanaman semusim, rempah, penyegar, dan tahunan serta pencegahan kebakaran dan dampak perubahan iklim; 4. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang identifikasi dan pengendalian organisme penganggu tanaman semusim, rempah, penyegar, dan tahunan serta pencegahan kebakaran dan dampak perubahan iklim; dan 5. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perlindungan Perkebunan. 7
8 III. VISI DAN MISI A. Visi B. Misi Sebagai penjabaran tugas pokok dan fungsi Direktorat Perlindungan Perkebunan, serta memperhatikan perubahan lingkungan strategis domestik maupun internasional dan Renstra Pembangunan Perkebunan maka dirumuskan visi Direktorat Perlindungan Perkebunan yaitu Profesional dalam Memfasilitasi Perlindungan Perkebunan. Misi Direktorat Perlindungan Perkebunan untuk mencapai visi yang sudah ditetapkan adalah: 1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM petugas dan petani, ketersediaan teknologi, pemanfaatan sarana dan prasarana dan pemantapan sistem perlindungan perkebunan; 2. Meningkatkan sistem pengamatan, peramalan, pemantauan, dan pengendalian OPT serta antisipasi dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran lahan perkebunan; 3. Memantapkan jejaring dan kerjasama di bidang perlindungan dengan Puslit/Balit, Perguruan Tinggi, BBP2TP, BPTP, UPTD, Dinas Perkebunan, dan pihak terkait lainnya; 4. Memperkuat sistem informasi perlindungan perkebunan. 8
9 IV. TUJUAN DAN SASARAN A. Tujuan Untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan perkebunan seperti telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Pembangunan Perkebunan yaitu mendukung peningkatan produksi, produktivitas dan mutu perkebunan yang berdaya saing, maka tujuan pembangunan perkebunan sebagai berikut : 1. Meningkatkan produksi, produktivitas, mutu, nilai tambah dan daya saing perkebunan; 2. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat; 3. Meningkatkan penerimaan dan devisa negara dari sub sektor perkebunan; 4. Mendukung penyediaan pangan di wilayah perkebunan; 5. Memenuhi kebutuhan konsumsi dan meingkatkan penyediaan bahan baku industri alam negeri; 6. Mendukung pengembangan bio-energi melalui peningkatan peran sub sektor perkebunan sebagai penyedia bahan baku industri dalam negeri; 7. Mengoptimalkan pengelolaan sumber daya secara arif dan berkelanjutan serta mendorong pengembangan wilayah; 8. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM); 9. Meningkatkan peran sub sektor perkebunan sebagai penyedia lapangan pekerjaan; 10. Meningkatkan pelayanan organisasi yang berkualitas. Untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan perkebunan sebagaimana telah ditetapkan dalam Renstra Pembangunan Perkebunan, maka peranan Direktorat Perlindungan Perkebunan adalah sebagai berikut: 1. Menyiapkan rumusan kebijakan di bidang identifikasi dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) tanaman semusim, tanaman rempah dan penyegar, dan tanaman tahunan; 2. Menyiapkan rumusan kebijakan di bidang pencegahan kebakaran lahan dan dampak perubahan iklim;. 3. Menyusun Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan di bidang identifikasi dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) tanaman semusim, tanaman rempah dan penyegar, tanaman tahunan, pencegahan kebakaran dan dampak perubahan iklim; 4. Meningkatkan kualitas pembinaan dan pengawalan melalui pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang identifikasi dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) tanaman semusim, tanaman rempah dan penyegar, tanaman tahunan dan antisipasi dampak perubahan iklim; 5. Memberikan pelayanan organisasi yang berkualitas. 9
10 B. Sasaran Sasaran yang hendak dicapai Direktorat Perlindungan Perkebunan dalam periode dirumuskan dalam formulir Rencana Strategis Sasaran tersebut disesuaikan dengan tugas Direktorat Perlindungan Perkebunan yang tertera dalam Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang Oganisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian yaitu melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perlindungan perkebunan. Sasaran utama yang ditetapkan oleh Direktorat Perlindungan Perkebunan dalam rangka mendukung pencapaian sasaran pembangunan perkebunan tahun adalah : 1. Rumusan kebijakan di bidang identifikasi dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) tanaman semusim, rempah dan penyegar, tahunan, terutama untuk OPT penting pada 9 (sembilan) komoditas unggulan nasional; 2. Rumusan kebijakan di bidang pencegahan kebakaran lahan dan dampak perubahan iklim (DPI) pada 9 (sembilan) provinsi rawan kebakaran dan DPI; 3. Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) di bidang identifikasi dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) tanaman semusim, rempah dan penyegar, tahunan dan pencegahan kebakaran dan dampak perubahan iklim pada 32 provinsi; 4. Kebijakan di bidang identifikasi dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) tanaman semusim, rempah dan penyegar, tahunan dan pencegahan kebakaran lahan dan dampak perubahan iklim; 5. Meningkatnya kuantitas dan kualitas pelayanan organisasi. 10
11 V. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI A. Permasalahan yang dihadapi dalam mendorong dilaksanakannya Dukungan Perlindungan Perkebunan di daerah melalui dana Tugas Pembantuan dan Dekonsentrasi sebagai berikut: 1. Kemampuan dan kesadaran petani dalam mengendalikan OPT masih terbatas dan belum berkembang sehingga diperlukan kegiatan pengendalian OPT pada daerah-daerah sumber serangan yang dikhawatirkan akan menimbulkan kerusakan dan kerugian yang lebih tinggi. 2. Pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku petani/kelompok tani dalam pengelolaan kebun secara PHT masih rendah sehingga perlu ditingkatkan melalui kegiatan SL-PHT 3. Kemampuan operasional perangkat perlindungan perkebunan di daerah dalam mendukung kegiatan pengendalian OPT belum optimal, sehingga perlu dilakukan pemberdayaan dan revitalisasi perangkat perlindungan di daerah 4. Standarisasi dan jaminan kualitas serta legalitas Agens Pengendali Hayati (APH) yang dipergunakan petani sehingga diperlukan upaya untuk mendorong unit perlindungan/perangkat untuk mengembangkan penggunaan dan legalitas APH. 5. Data tentang perkembangan OPT masih belum optimal dalam mendukung pengambilan keputusan penanganan OPT secara akurat, cepat dan tepat sehingga perlu meningkatkan kapasitas petugas dalam melaksanakan pengamatan dan pelaporan OPT di wilayah kerja masing-masing 6. Pengaruh dampak perubahan iklim terhadap komoditas perkebunan sehingga diperlukan upaya adaptasi dan mitigasi dampak perubahan iklim pada sentra-sentra pengembangan perkebunan. 7. Masih terjadinya kebakaran lahan perkebunan pada sentra-sentra pengembangan perkebunan yang dilakukan petani/pekebun/perusahaan, maka perlu dilakukan Sosialisasi tentang pembukaan lahan tanpa bakar dan pemantauan terhadap daerah-daerah rawan kebakaran. B. Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan dan upaya yang perlu dilakukan sebagai berikut: 1. Penetapan SK Tim Pelaksana Satker Provinsi/Kabupaten dan penetapan CP/CL seringkali terlambat sehingga pelaksanaan kegiatan menjadi terlambat, oleh karena itu harus menjadi perhatian utama dalam upaya melaksanakan kegiatan secara tepat waktu; 2. Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan Petunjuk Teknis (Juknis) yang mengacu kepada Pedoman Teknis yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan seringkali belum ada atau terlambat disusun. Penyusunan juklak/juknis oleh Dinas seharusnya dilakukan sebelum kegiatan dimulai 11
12 sehingga dapat menjabarkan/mengakomodir hal-hal yang bersifat spesifik lokasi namun tidak bertentangan dengan Pedoman Teknis Pusat; 3. Penelaahan dan sinkronisasi antara kegiatan dalam DIPA/POK dengan Pedoman Teknis sering terlambat dilakukan sehingga sering terjadi revisi yang terlambat. Satker agar melaksanakan penelaahan sejak awal setelah diterimanya Pedoman Teknis dan pengusulan revisi segera dilakukan pada awal tahun; 4. Sinkronisasi perencanaan kegiatan Pusat (Tugas Pembantuan /TP dan Dekon) dengan Daerah belum sepenuhnya berjalan baik sehingga tidak terjadi sinergi yang baik dalam pelaksanaannya di lapangan. Perlu peningkatan sinkronisasi perencanaan dan pengawalan sejak pengusulan sampai penetapan DIPA; 5. Pengajuan revisi kegiatan oleh daerah seringkali dilakukan menjelang akhir tahun anggaran, yang berakibat terhambatnya pelaksanaan kegiatan. Sebaiknya semua kegiatan yang perlu direvisi segera diusulkan sejak awal setelah menerima DIPA; 6. Proses pengadaan barang/jasa khususnya untuk kegiatan pengendalian OPT pada tanaman perkebunan seringkali dilakukan menjelang akhir tahun. Untuk itu perlu percepatan proses pelelangan/pengadaan dan kontrak ditandata ngani paling lambat bulan Maret diawal tahun anggaran; 7. Jadual pelaksanaan dan tahapan penarikan uang kegiatan belum sepenuhnya sesuai dengan ROPAK yang telah disusun. Penarikan anggaran harus mengacu pada ROPAK dan dilaksanakan secara konsisten; 8. Kegiatan yang telah selesai dilaksanakan tidak segera dilaporkan kepada Pusat tetapi menunggu sampai akhir tahun anggaran. Sebaiknya penyelesaian dan penyampaian laporan dilakukan paling lambat dua minggu setelah kegiatan dilaksanakan, tanpa harus menunggu akhir tahun. 12
13 VI. KEBIJAKAN DAN STRATEGI A. Kebijakan Kebijakan umum pembangunan perkebunan dalam Renstra adalah mensinergiskan seluruh sumberdaya perkebunan dalam rangka peningkatan daya saing usaha perkebunan, nilai tambah, produktifitas dan mutu produk perkebunan dengan mendorong partisipasi aktif masyarakat perkebunan dan penerapan organisasi modern yang berlandaskan kepada IPTEK dengan didukung tata kelola pemerintahan yang baik. Kebijakan teknis pembangunan perkebunan yaitu meningkatkan produksi, produktifitas dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan melalui pengembangan komoditas, SDM, kelembagaan dan kemitraan usaha, investasi usaha perkebunan sesuai kaidah pengelolaan SDA dan lingkungan hidup dengan dukungan pengembangan sistem informasi manajemen perkebunan. Kebijakan Direktorat Perlindungan Perkebunan dalam mendukung kebijakan pembangunan perkebunan adalah memperkuat SDM, kelembagaan, sarana dan prasarana perlindungan guna mengurangi kehilangan hasil dan memperbaiki mutu produk perkebunan dengan mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam identifikasi dan pengendalian OPT serta pencegahan kebakaran lahan dan dampak perubahan iklim melalui peningkatan koordinasi dan membangun jejaring serta kerjasama dengan berbagai pihak terkait. B. Strategi Strategi umum Direktorat Perlindungan Perkebunan tahun merupakan bagian dari strategi khusus pembangunan perkebunan yang meliputi : Mengoptimalkan kegiatan pengendalian OPT dan penanganan dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran pada sentra-sentra pengembangan perkebunan. Untuk melaksanakan strategi tersebut maka langkah operasional yang ditempuh adalah sebagai berikut : 1. Pemberdayaan SDM Direktorat Perlindungan Perkebunan antara lain melalui pelatihan, magang, dan studi banding sesuai kebutuhan; 2. Memperluas dan memantapkan jaringan sistem informasi perlindungan antara petani, pengamat, dinas, UPTD, Balai Besar, Perguruan Tinggi dan Direktorat Perlindungan Perkebunan, perluasan jaringan dan kerjasama, optimalisasi pemanfaatan Website, penguatan database perlindungan, dan penerbitan bahan/dokumen informasi teknis pengendalian OPT dan Non OPT; 3. Melakukan pengendalian OPT pada pusat/sumber serangan di daerah sentra pengembangan perkebunan 13
14 4. Mendorong pemanfaatan dan penggunaan APH melalui peningkatakan legalitas penggunaan APH; 5. Memaksimalkan hasil pengamatan dan peramalan OPT serta faktor iklim; 6. Penyediaan teknologi pengendalian OPT dan dampak perubahan iklim melalui penyebarluasan rekomendasi dan informasi teknis pengendalian OPT serta adaptasi dan mitigasi dampak perubahan iklim; 7. Pemantapan gerakan pengendalian OPT dan pencegahan kebakaran kebun dan lahan melalui revitalisasi brigade pengendalian OPT dan pembentukan regu-regu proteksi OPT di tingkat kelompok tani; 8. Mengoptimalkan petugas fungsional POPT dan PPNS perkebunan; 9. Membangun jejaring dan kerjasama yang sinergis dengan Puslit/Balit, BBP2TP dan BPTP, Perguruan Tinggi, Dinas dan UPTD Daerah. 14
15 VII. PROGRAM DAN KEGIATAN A. Program Berdasarkan hasil restrukturisasi program dan kegiatan sesuai surat edaran bersama Menteri Keuangan Nomor SE-1848/MK/2009 dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Nomor 0142/M.PPN/06/2009 tanggal 19 Juni 2009 ditetapkan bahwa program pembangunan perkebunan tahun adalah Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan. Untuk mencapai program pembangunan perkebunan, telah ditetapkan tujuh fokus kegiatan pembangunan perkebunan sebagai berikut : 1. Revitalisasi perkebunan; 2. Swasembada gula nasional; 3. Penyediaan bahan tanaman sumber bahan bakar nabati (bio energi); 4. Gerakan peningkatan produksi dan mutu kakao nasional; 5. Pengembangan komoditas ekspor; 6. Pengembangan komoditas pemenuhan kebutuhan dalam negeri; 7. Dukungan pengembangan tanaman perkebunan berkelanjutan. Fokus kegiatan pembangunan perkebunan yang terkait dengan Direktorat Perlindungan Perkebunan adalah fokus nomor 7 (tujuh) yaitu Dukungan Pengembangan Tanaman Perkebunan Berkelanjutan. Fokus kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka mendukung peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan melalui dukungan perlindungan perkebunan. B. Kegiatan Kegiatan yang menjadi tanggungjawab Direktorat Perlindungan Perkebunan dalam rangka pencapaian program perkebunan merupakan cerminan dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsi perlindungan adalah Dukungan Perlindungan Perkebunan.. Output kegiatan dukungan perlindungan perkebunan adalah luas areal pengendalian OPT untuk penurunan luas areal serangan OPT sebesar 1 % per tahun dari star awal sebesar 32 % pada tahun Komponen kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan sesuai Renstra Direktorat Perlindungan Perkebunan tahun adalah: 1. Peningkatan kemampuan Teknis Petugas dan Petani a. Pembinaan petugas; b. Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT); 15
16 2. Pemantapan Kelembagaan Perlindungan Perkebunan a. Pembinaan dalam rangka pemberdayaan perangkat; b Pertemuan Koordinasi Perlindungan (KPT dan MPTHI); c. Pertemuan kebijakan perlindungan perkebunan; d. Pembahasan program anggaran dan evaluasi; e. Bimbingan dan Pembinaan SL-PHT; g. Koordinasi pengendalian kebakaran dan dampak perubahan iklim serta pencegahan kebakaran; h. Operasional Laboratorium LL/UPTD, BPT, LUPH, dan Sub Laboratorium; i. Administrasi Kegiatan; 3. Fasilitasi Identifikasi dan Pengendalian OPT Tanaman Perkebunan pada komoditi Unggulan Nasional Perkebunan a. Bimbingan teknis dan pengembangan jabatan fungsional pengendali OPT (POPT) Perkebunan; c. Pengawalan identifikasi dan pengendalian OPT utama tanaman tahunan; d. Pengawalan dan Pembinaan identifikasi dan pengendalian OPT utama tanaman semusim; e. Pengawalan identifikasi dan pengendalian OPT utama tanaman rempah dan Penyegar; f. Pemberdayaan Pengamat Hama dan Penyakit (Insentif Petugas Hama dan Penyakit); g. Pengendalian OPT utama tanaman tahunan; h. Pengendalian OPT utama tanaman semusim; i. Pengendalian OPT utama tanaman rempah dan penyegar. 4. Fasilitasi dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran lahan dan kebun a. Bimbingan teknis dan evaluasi dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran; b. Pengawalan mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim; c. Pengawalan pengendalian kebakaran lahan dan kebun serta dampak perubahan iklim; d. Fasilitasi Pengendalian/pemantauan kebakaran dan dampak perubahan iklim; e. Sosialisasi PLTB dan Peraturan Perundang-undangan (daerah); f. Pertemuan Koordinasi Pengendalian Kebakaran dan Dampak Perubahan Iklim daerah; g. Mitigasi dan adaptasi Perubahan Iklim. 16
17 5. Pemantapan sistim informasi manajement perlindungan perkebunan (SIMPP) a. Pembuatan publikasi dan informasi perlindungan perkebunan (buku, Leaflet, poster dan peta); b. Pemanfaatan Web Site Perlindungan Perkebunan 6. Peningkatan sarana dan prasarana perlindungan perkebunan a. Penyediaan alat laboratorium; b. Pengadaan Alat Pengolah Data. VII. RENCANA KERJA TAHUN 2014 Rencana kerja tahunan dukungan perlindungan perkebunan tahun 2014 merupakan bagian dari rencana kerja tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun Rencana kerja dukungan perlindungan perkebunan tahun 2014 adalah: 1. Pengendalian OPT Tanaman Perkebunan Pengendalian OPT tanaman perkebunan terdiri dari pengendalian OPT, demfarm pengendalian OPT, dan demplot pengendalian OPT (tebu, kapas, tembakau, nilam, lada, kopi, kakao, kelapa, karet dan jambu mete) dengan luas areal pengendalian OPT sekitar ha dengan rincian sebagai berikut: a. Pengendalian OPT (300 ha), demfarm pengendalian OPT (10 ha), dan demplot pengendalian OPT (1 ha) pada tanaman lada tersebar di 2 provinsi b. Pengendalian OPT (425 ha), dan demplot pengendalian OPT (1 ha) pada tanaman kopi tersebar di 4 provinsi c. Pengendalian OPT (525 ha) dan demfarm pengendalian OPT (10 ha pada tanaman cengkeh tersebar di 4 provinsi d. Pengendalian OPT (1.275 ha) dan demfarm pengendalian OPT (20 ha), pada tanaman kakao tersebar di 9 provinsi e. Pengendalian OPT (4.400 ha), demfarm pengendalian OPT (10 ha), dan demplot pengendalian OPT (12 ha) pada tanaman tebu tersebar di 8 provinsi f. Pengendalian OPT pada tanaman tembakau tersebar (100 ha) di 4 provinsi g. Pengendalian OPT pada tanaman kapas 225 ha tersebar di 6 provinsi h. Demplot pengendalian OPT pada tanaman nilam 12 ha tersebar di 6 provinsi i. Pengendalian OPT (3.900 ha) dan demfarm pengendalian OPT (20 ha), pada tanaman kelapa tersebar di 12 provinsi 17
18 j. Pengendalian OPT (660 ha), demfarm pengendalian OPT (70 ha), dan demplot pengendalian OPT (1 ha) pada tanaman karet tersebar di 7 provinsi k. Pengendalian OPT (205 ha), dan demfarm pengendalian OPT (10 ha) pada tanaman jambu mete tersebar di 2 provinsi 2. Pemberdayaan Perangkat a. Operasional Laboratorium Lapangan sebanyak 28 unit yang tersebar di 27 provinsi. b. Operasional Laboratorium Utama Pengendalian Hayati (LUPH) sebanyak 4 unit yang tersebar di 4 provinsi. c. Operasional Sub Lab. Hayati sebanyak 14 unit yang tersebar di 13 provinsi. d. Operasional Brigade Proteksi Tanaman sebanyak 26 unit yang tersebar di 26 provinsi 3. Pemberdayaan Petugas Pengamat OPT Pemberdayaan pengamat melalui pemberian Insentif Pengamat sebanyak 961 orang yang tersebar di 27 provinsi 4. Fasilitasi Pencegahan Kebakaran lahan dan Dampak Perubahan Iklim a. Pemantauan kebakaran dampak perubahan iklim dan bencana alam di 9 provinsi dan 14 kabupaten b. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran lahan Kebun di 5 provinsi di 5 kabupaten c. Mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim sebanyak 12 paket yang tersebar di 12 provinsi d. Pengembangan model perkebunan rendah emisi karbon pada perkebunan kopi rakyat sebanyak 10 paket yang tersebar di 10 provinsi 5. SL-PHT Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) sebanyak 194 Kelompok Tani (KT) yang terdiri dari 132 KT untuk komoditi non tebu dan 62 KT untuk komoditi tebu. SL-PHT akan dilaksanakan di 24 provinsi, 89 kabupaten. 18
19 Lampiran 1 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2014 DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN Unit Organisasi Eselon II : Direktorat Perilndungan Perkebunan Program : Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan Kegiatan : Dukungan Perlindungan Perkebunan Sasaran Strategis Indikator Kerja Target Meningkatnya Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan Melalui Dukungan Perlindungan Perkebunan 1 Penurunan Luas Areal Serangan OPT melalui Fasilitasi Pengendalian OPT tanaman Perkebunan 2 Penurunan jumlah hot spot melalui fasilitasi pencegahan kebakaran lahan dan kebun, dampak perubahan iklim serta bencana alam 1 Tersedianya Rumusan Kebijakan di Bidang Identifikasi dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Tanaman Semusim, Rempah Penyegar dan Tahunan. a Jumlah rumusan kebijakan perlindungan perkebunan; b Jumlah rekomendasi teknis perlindungan tanaman perkebunan 1 Dokumen 1 Dokumen 19
20 c Jumlah rumusan koordinasi dan Sinkronisasi Program dan Kegiatan Perlindungan Perkebunan 1 Dokumen d Jumlah rumusan Bimbingan Teknis dan 1 Dokumen Sosialisasi SKKNI 2 Tersedianya Rumusan Kebijakan Dampak Perubahan Iklim dan Pencegahan Kebakaran a Jumlah rumusan kebijakan pencegahan 1 Dokumen kebakaran lahan dan kebun serta penanganan dampak perubahan iklim. b Jumlah rumusan Bimbingan Teknis 1 Dokumen Sistem Perkebunan Rendah Emisi gas Rumah Kaca 3 Terlaksananya Kebijakan dan NSPK di Bidang Identifikasi dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)Tanaman Semusim, Rempah Penyegar dan Tahunan a Jumlah rekomendasi/saran/tanggapan/ 22 Dokumen laporan SL-PHT b Jumlah rekomendasi/saran/tanggapan/ laporan pengawalan/pembinaan pengendalian OPT Tanaman Semusim; 10 Dokumen - Jumlah saran/tanggapan/laporan monev 10 Dokumen pengendalian OPT Tanaman Semusim; - Jumlah hasil konsultasi 4 Dokumen c Jumlah rekomendasi/saran/tanggapan/ 9 Dokumen laporan pengawalan/pembinaan pengendalian OPT tanaman rempah dan penyegar; - Jumlah saran/tanggapan/laporan monev 9 Dokumen pengendalian OPT tanaman rempah dan penyegar; - Jumlah hasil konsultasi 4 Dokumen d Jumlah rekomendasi/saran/tanggapan/ laporan pengawalan/pembinaan pengendalian OPT tanaman tahunan; 9 Dokumen - Jumlah saran/tanggapan/laporan monev 9 Dokumen pengendalian OPT tanaman tahunan; - Jumlah hasil konsultasi 4 Dokumen e Jumlah perangkat perlindungan yang operasional 20
21 - Jumlah laboratorium lapangan 28 Unit - Jumlah laboratorium Utama 4 Unit Pengendalian Hayati - Jumlah Sub lab hayati 14 Unit - Jumlah Brigade Proteksi Tanaman 26 Unit - Jumlah petugas pengamat yang diberi 961 orang Insentif - Jumlah Pengawalan Perangkat 10 Kali g Jumlah kelompok tani SLPHT 194 KT h Luas areal pengendalian OPT : - Tanaman tahunan (kelapa, karet, Ha jambu mete) - Tanaman semusim (tebu, tembakau, Ha kapas, nilam) - Tanaman rempah dan penyegar (lada, Ha kopi, cengkeh, kakao) i Jumlah kelompok tani yang menerima bantuan sosial dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat perkebunan pada wilayah bencana j Jumlah bahan binaan /laporan 10 dokumen pembinaan POPT - Jumlah bahan publikasi/laporan POPT 10 dokumen k Laporan Pelatihan Petugas Surveliens OPT 1 Dokumen l Rekap RKAKL, Pagu Indikatif, 3 Dokumen sementara, dan definitif 4 Tersedianya Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria di Bidang Identifikasi dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Tanaman Semusim, Rempah Penyegar dan Tahunan a Jumlah judul pedoman perlindungan Perkebunan - Buku 3 Judul - Leaflet 5 Judul 5 Terlaksananya kebijakan dan NSPK dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran a Jumlah rekomendasi/saran/tanggapan/ laporan pengawalan pemantauan kebakaran lahan dan dampak perubahan iklim 9 Dokumen 21
22 b Jumlah rekomendasi/saran/tanggapan/ laporan pengawalan dan pemantauan Dampak Perubahan Iklim dan Bencana Alam 10 Dokumen c Jumlah rekomendasi/saran/tanggapan/ laporan pengawalan Mitigasi dan Adaptasi dampak perubahan iklim 12 Dokumen d Terlaksananya pemantauan kebakaran 9 Prov dampak perubahan iklim dan bencana alam e Pemberdayaan Masyarakat Dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran lahan Kebun 5 Kab f Jumlah pertemuan koordinasi 6 Prov pencegahan kebakaran dan penanganan Dampak Perubahan Iklim g Terlaksananya mitigasi dan adaptasi 12 Paket dampak perubahan iklim h Terlaksananya pengembangan model 10 Paket perkebunan rendah emisi karbon pada perkebunan kopi rakyat 6 Terlaksananya Kuantitas dan Kualitas Pelayanan Organisasi a Jumlah rekomendasi/saran/tanggapan 22 Dokumen pembinaan pimpinan b Jumlah data administrasi pada UPT 1 Dokumen c Jumlah rekomendasi/rumusan dengan instansi terkait 1 Dokumen d Terlaksananya Operasional PPK Direktorat Perlindungan Perkebunan 1 Dokumen 22
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2012
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2012 i RKT 2012 Direktorat Perlindungan Perkebunan KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Perlindungan Perkebunan disusun
Lebih terperinciLAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN TAHUN 2012
LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN TAHUN 2012 KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2012 disusun
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN 2014
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN 2014 DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Direktorat Perlindungan
Lebih terperinciRENCANA KERJA TAHUNAN
RENCANA KERJA TAHUNAN BALAI PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN PONTIANAK DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.. i DAFTAR ISI... ii DAFTAR LAMPIRAN... iii I. PENDAHULUAN...
Lebih terperinci(LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH) DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN TAHUN
LAKIP (LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH) DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN TAHUN 2011 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN JAKARTA, FEBRUARI 2012 Tahun 2011 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN TAHUN 2010
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN TAHUN 2010 DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 IKHTISAR
Lebih terperinciPENETAPAN KINERJA TAHUN 2011 DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN
PENETAPAN KINERJA TAHUN 2011 DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan
Lebih terperinciBAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2010 2014 (Edisi Revisi Tahun 2011), Kementerian Pertanian mencanangkan
Lebih terperinciLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2011
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2011 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN Jakarta, Maret 2012 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR...
Lebih terperinciKATA PENGANTAR Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan
KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI iii iv v vi DAFTAR TABEL vii viii DAFTAR GAMBAR ix x DAFTAR LAMPIRAN xi xii 1 PENDAHULUAN xiii xiv I. PENDAHULUAN 2 KONDISI UMUM DIREKTOAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2005-2009
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2014 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) SURABAYA Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahun
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Jenderal Perkebunan, Ir. Gamal Nasir,MS Nip
KATA PENGANTAR Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan tahun 2010-2014 diawali dari penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Pembangunan Perkebunan yang kemudian menjadi
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN 2016
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN 2016 DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2017 KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Direktorat Perlindungan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Ir. Gamal Nasir, MS Nip
KATA PENGANTAR Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan tahun 2010-2014 diawali dari penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Pembangunan Perkebunan yang kemudian menjadi
Lebih terperinciSTANDAR BAKU INDIKATOR KINERJA (SBIK) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TERKAIT INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN
STANDAR BAKU INDIKATOR KINERJA (SBIK) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TERKAIT INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2015-2019 MANUAL IKU (INDIKATOR KINERJA UTAMA) KEMENTERIAN PERTANIAN
Lebih terperinci, ,56 99, , ,05 96,70
LAPORAN KONSOLIDASI PER PROGRAM/KEGIATAN/SUB.KEGIATAN/GROUP TAHUN ANGGARAN 2016 DANA DEKON DAN TUGAS PEMBANTUAN LINGKUP DITJEN PERKEBUNAN, P2HP DAN PSP Posisi : DESEMBER 2016 Sasaran Fisik Sasaran Keuangan
Lebih terperinciDUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN
DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS PELATIHAN PEMANDU LAPANG TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Pedoman Teknis Kegiatan Pelatihan Pemandu
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii Halaman I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran...... 2 D. Dasar Hukum... 2 II. Arah Kebijakan Pembangunan 3 A. Visi dan
Lebih terperinciDisampaikan pada: RAPAT KOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TAHUN 2018 Jakarta, Januari 2017
Disampaikan pada: RAPAT KOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TAHUN 2018 Jakarta, 26-27 Januari 2017 Prioritas Nasional KETAHANAN PANGAN dengan 2 Program Prioritas yaitu: 1) PENINGKATAN PRODUKSI
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. IR. H. AZWAR AB, MSi. NIP
KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan atau strategis instansi.
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015 DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN Jakarta, Maret 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur
Lebih terperinciPEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN BALAI BESAR
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2014
RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2014 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN AMBON KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun 2014
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi
PENDAHULUAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 28 Tahun 2015 tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau, pada pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa
Lebih terperinciDIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
EVALUASI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2015 Evaluasi Capaian Kinerja Pembangunan Tanaman
Lebih terperinciDUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN
DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS REHABILITASI LABORATORIUM HAYATI TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Pedoman Teknis Kegiatan Rehabilitasi
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2015
Dok L.11/19/03/2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN AMBON Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun
Lebih terperinciVol. Sat. Keu (Rp x 1,000) Keu (Rp x 1,000) Vol Sat. %
LAPORAN KONSOLIDASI PER PROGRAM/KEGIATAN/SUB.KEGIATAN/GROUP TAHUN ANGGARAN 2014 DANA DEKON DAN TUGAS PEMBANTUAN LINGKUP DITJEN PERKEBUNAN, P2HP DAN PSP Posisi : JUNI 2014 Kode Program / Kegiatan / Output
Lebih terperincia. Kepala Balai ; b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha; c. Kepala Seksi Proteksi Tanaman Pangan; d. Kepala Seksi Proteksi Hortikultura; e. Kelompok Jabatan
BAB XXII BALAI PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PADA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI BANTEN Pasal 98 Susunan Organisasi Balai Balai Proteksi Tanaman Pangan Dan Hortikultura terdiri dari:
Lebih terperinciRevisi ke 02 Tanggal : 08 April 2015
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 DIREKTORAT TANAMAN SEMUSIM DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN 0 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerapan sistem akuntabilitas kinerja instansi
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN
RENCANA STRATEGIS 2015-2019 DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN JAKARTA, 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan
Lebih terperinciLAKIP. (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013
Dok L. 01 28/01/2014 LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN
Lebih terperinciDIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN 1 i DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR ISI i ii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1.2. Maksud dan Tujuan... 1.3. Sasaran... 1.4 Dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan perkebunan harus mampu meningkatkan pemanfaatan potensi sumberdaya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat secara berkeadilan dan berkelanjutan,
Lebih terperinciDIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN ii DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI iii I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 2 II. TUGAS POKOK DAN FUNGSI... 2
Lebih terperinciRENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018
RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018 Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 30 Mei 2017 CAPAIAN INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN PERKEBUNAN NO.
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Provinsi Jawa Barat BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Dinas Dengan memperhatikan Visi dan Misi Pemerintah Provinsi Jawa
Lebih terperinciL A K I P - BBPPTP Medan Tahun 2014 L A K I P - BBP2TP Medan Tahun 2012 KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan, penjabaran dari visi, misi dan strategi Instansi Pemerintah
Lebih terperinciDUKUNGAN SUB SEKTOR PERKEBUNAN TERHADAP PELAKSANAAN KEBIJAKAN
DUKUNGAN SUB SEKTOR PERKEBUNAN TERHADAP PELAKSANAAN KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL Direktur Jenderal Perkebunan disampaikan pada Rapat Kerja Revitalisasi Industri yang Didukung oleh Reformasi Birokrasi 18
Lebih terperinciLAKIP DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN JAKARTA, FEBRUARI 2012 DIREKTORAT PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA
2011 LAKIP (LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH) DIREKTORAT PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN JAKARTA, FEBRUARI 2012 LAKIP (LAPORAN AKUNTABILITAS
Lebih terperinciDUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN
DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN LABORATORIUM LAPANGAN DI KAB. MERAUKE PROVINSI PAPUA TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciPENGENDALI ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN BAB I PENDAHULUAN
5 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 80/PERMENTAN/OT.140/12/2012 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENGENDALI ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENGENDALI
Lebih terperinciDUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS PENANGANAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DAN PENCEGAHAN KEBAKARAN LAHAN/KEBUN TAHUN 2017
DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS PENANGANAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DAN PENCEGAHAN KEBAKARAN LAHAN/KEBUN TAHUN 2017 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN NOVEMBER 2016 DAFTAR
Lebih terperinciBAB II RENCANA STRATEJIK
Dinas Provinsi Jawa Barat 2016 BAB II RENCANA STRATEJIK 2.1 Rencana Stratejik Tahun 2013 2018 Rencana Stratejik (Renstra) Dinas Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 telah dirumuskan pada pertengahan tahun
Lebih terperinciRENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013
RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iii DAFTAR LAMPIRAN... iv
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2010-2014 ini dapat diselesaikan.
Lebih terperinciDIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN i KATA PENGANTAR Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
Lebih terperinciDirektorat Jenderal Perkebunan KATA PENGANTAR
DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERKEBUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN JAKARTA, JANUARI 2017 KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIN) Direktorat Pengolahan
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) MEDAN KATA PENGANTAR Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan target kinerja berikut kegiatan-kegiatan
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN Tahun 2015 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2015
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP
KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2013
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIK (RENSTRA) BALAI PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN PONTIANAK TAHUN
RENCANA STRATEGIK (RENSTRA) BALAI PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN PONTIANAK TAHUN 2010-2014 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN BALAI PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN PONTIANAK 2010 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Ir. Gamal Nasir,MS Nip
KATA PENGANTAR Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan tahun 2015-2019 diawali dari penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Perkebunan, yang selanjutnya
Lebih terperinciKementerian Pertanian KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2016
KATA PENGANTAR Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan tahun 2015-2019 diawali dari penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Perkebunan, yang selanjutnya
Lebih terperinciPOTENSI DAN PELUANG EKSPOR PRODUK PERKEBUNAN UNGGULAN DI SULAWESI SELATAN
POTENSI DAN PELUANG EKSPOR PRODUK PERKEBUNAN UNGGULAN DI SULAWESI SELATAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN DINAS PERKEBUNAN Jalan Perkebunan No. 7 Makassar Tujuan Penyelenggaraan Perkebunan 1. Meningkatkan
Lebih terperinciJakarta, Januari 2016 Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar. Dr.Ir. Dwi Praptomo Sudjatmiko, MS NIP
DIREKTORAT TANAMAN TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN JAKARTA, JANUARI 2016 KATA PENGANTAR Laporan Kinerja (LAKIN) Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2015 adalah laporan kinerja
Lebih terperinciDirektorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja Tahun 2014 i RINGKASAN EKSEKUTIF 1. Pengamanan produksi tanaman pangan mencakup seluruh areal pertanaman. Operasional kegiatan diarahkan dalam rangka penguatan perlindungan tanaman pangan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. LAKIP- Direktorat Tanaman Semusim 2013
KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggung jawaban unit kinerja Esselon II dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran
Lebih terperinciPEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN II 2016
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT
Lebih terperinciSURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016
SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-18.5-/216 DS995-2521-7677-169 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.
Lebih terperinciPEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN I 2016
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN
Lebih terperinciDINAS PERKEBUNAN. Tugas Pokok dan Fungsi. Sekretaris. Sekretaris mempunyai tugas :
DINAS PERKEBUNAN Tugas Pokok dan Fungsi Sekretaris Sekretaris mempunyai tugas : a. Menyusun rencana dan program kerja kesekretariatan; b. Mengkoordinasikan program kerja masing-masing Sub Bagian; c. Mengkoordinasikan
Lebih terperinci- Hibah Luar Negeri Langsung - Pinjaman Luar Negeri
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3. UU No. 19 Tahun
Lebih terperinciBAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN
BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN 5.1. TUGAS PEMBANTUAN YANG DITERIMA 5.1.1. Dasar Hukum Berdasarkan ketentuan umum pasal 1 Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Tugas Pembantuan
Lebih terperinciDUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN
DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS PENANGANAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TAHUN 2018 (Kegiatan Mitigasi dan Adaptasi Dampak Perubahan Iklim Serta Kegiatan Penghitungan Penurunan Emisi Gas Rumah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditi aneka kacang (kacang tanah dan kacang hijau) memiliki peran yang cukup besar terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan dan pakan. Peluang pengembangan aneka kacang
Lebih terperinciRencana Kinerja tahunan (RKT) Tahun 2014 BBPPTP Medan 1
Rencana Kinerja tahunan (RKT) Tahun 2014 BBPPTP Medan 1 Rencana Kinerja tahunan (RKT) Tahun 2014 BBPPTP Medan 2 Rencana Kinerja tahunan (RKT) Tahun 2014 BBPPTP Medan 3 DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar...
Lebih terperinciPerkebunan Kementerian
-a t -t!!!!! g -t t! J t J -t 9 RENCANA KNERJA TAHUNAN {RKT} $ekretariat llirektorat enderal Perkebunan Tahun 201 Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian..-_.,:*l j l! t t t g ^ - ;!! t t
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii
Lebih terperinciHal i. LAKIP-Direktorat Tanaman Semusim 2012
Hal i KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggung jawaban unit kinerja Esselon II dalam mencapai tujuan atau sasaran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kerusakan tanaman yang disebabkan gangguan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) baik hama, penyakit maupun gulma menjadi bagian dari budidaya pertanian sejak manusia
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) SEKOLAH LAPANG PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SL-PHT) TAHUN 2013
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) SEKOLAH LAPANG PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SL-PHT) TAHUN 2013 Kementerian negara/lembaga : Pertanian Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Perkebunan Program :
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN fungsi
I. PENDAHULUAN Undang Undang No.18 tahun 2004 tentang Perkebunan, mengamanatkan bahwa pembangunan perkebunan harus mampu meningkatkan pemanfaatan potensi sumberdaya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran
Lebih terperinciDirektorat Jenderal Perkebunan
KATA PENGANTAR Laporan kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan, baik yang pembiayaannya
Lebih terperinciDirektorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT} Ilirektorat lenderal Perkebunan Tahun 2013 Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian = :3 =3 ra = g l' ]' It 3 it = =3 =t 5 =t 3 3 I I :t =t I =t g =t =t =t I =t
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 80/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENGENDALI ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 80/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENGENDALI ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,
Lebih terperinciDirektorat Jenderal Perkebunan KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Laporan kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2012 merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan, baik yang pembiayaannya
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii
Lebih terperinciRENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) GUGUS TUGAS KALENDER TANAM TERPADU DI PROVINSI BENGKULU
RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) GUGUS TUGAS KALENDER TANAM TERPADU DI PROVINSI BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI
Lebih terperinciL A K I P - BBP2TP Medan Tahun Page 1
Page 1 KATA PENGANTAR Kinerja Instansi Pemerintah adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan, penjabaran dari visi, misi dan strategi Instansi Pemerintah yang mengindikasikan tingkat
Lebih terperinciLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BALAI PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BPTP) PONTIANAK Tahun Anggaran 2014
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BALAI PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BPTP) PONTIANAK Tahun Anggaran 2014 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN BALAI PROTEKSI TANAMAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LAKIN DIREKTORAT TANAMAN TAHUNAN DAN PENYEGAR
DIREKTORAT TANAMAN TAHUNAN DAN PENYEGAR DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN JAKARTA, JANUARI 2017 BAB I PENDAHULUAN LAKIN DIREKTORAT TANAMAN TAHUNAN DAN PENYEGAR BAB II PERENCANAAN DAN
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014
KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2014
Lebih terperinciBelanja ( x Rp ) 28,459,972, ,459,972, ,351,299,600 A PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
PROVINSI : SULAWESI SELATAN SKPD : DINAS PERKEBUNAN PERIODE : DESEMBER 2013 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN T.A. 2013 LAPORAN REALISASI (FISIK DAN KEUANGAN ) ANGGARAN KINERJA
Lebih terperinciDUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN
DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS INSENTIF PETUGAS PENGAMAT TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Pedoman Teknis Kegiatan Insentif Petugas
Lebih terperinciRENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013
RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN KETINDAN 2012 KATA PENGANTAR Sesuai Instruksi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN fungsi
I. PENDAHULUAN Undang Undang No.18 tahun 2004 tentang Perkebunan, mengamanatkan bahwa pembangunan harus mampu meningkatkan pemanfaatan potensi sumberdaya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat
Lebih terperinciLAKIP (LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH) DIREKTORAT PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA TAHUN 2012 KATA PENGANTAR
LAKIP (LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH) DIREKTORAT PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA TAHUN 2012 KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Pascapanen dan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Rencana Kinerja Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2014
KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah untuk melaksanakan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Lebih terperinciBALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBP2TP) MEDAN
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2012 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBP2TP) MEDAN KATA PENGANTAR Perencanaan Kinerja merupakan proses penetapan target-target kinerja berikut
Lebih terperinciProgram Pembangunan Perkebunan 2018
Program Pembangunan Perkebunan 2018 PENYELENGGARAAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN= Segala kegiatan pengelolaan SDA, SDM, sarana produksi, alat dan mesin, budidaya, panen, pengolahan dan pemasaran terkait tanaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rencana Kinerja Tahunan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat 2015
Dinas Provinsi Jawa Barat 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang mempunyai peran strategis, baik dalam pembangunan ekonomi secara nasional maupun dalam menjawab isu-isu global, antara lain berperan
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 RKT PSP TA. 2012 KATA PENGANTAR Untuk
Lebih terperinciPENGANTAR. Ir. Suprapti
PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan tersusunnya Rencana Strategis Direktorat Alat dan Mesin Pertanian Periode 2015 2019 sebagai penjabaran lebih lanjut Rencana Strategis
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB
Lebih terperinciDINAS PERKEBUNAN LAKIP 2011 PROV. JATIM
KATA PENGANTAR Laporan Akuntabititas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini disusun sebagai salah satu wujud pertanggungjawaban tugas pokok dan fungsi serta kewenangan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur
Lebih terperinci