BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Bahan makanan pada umumnya sangat sensitif dan mudah mengalami penurunan kualitas karena faktor lingkungan, kimia, biokimia, dan mikrobiologi. Penurunan kualitas tersebut dapat dipercepat dengan adanya oksigen, air, cahaya, dan temperatur. Salah satu cara untuk mencegah atau memperlambat fenomena tersebut adalah dengan pengemasan yang tepat. Pengemasan makanan yaitu suatu proses pembungkusan makanan dengan bahan pengemas yang sesuai. Bahan pengemas yang dapat digunakan antara lain plastik, kertas, logam, dan kaca. Akan tetapi penggunaan material sintetis tersebut berdampak pada pencemaran lingkungan. Oleh karena itu pada saat ini dibutuhkan penelitian mengenai bahan pengemas yang dapat diuraikan. Edible film memberikan alternatif bahan pengemas yang tidak berdampak pada pencemaran lingkungan karena menggunakan bahan yang dapat diperbaharui dan harganya murah. Polisakarida seperti pati dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan edible film karena ekonomis, dapat diperbaharui, dan memberikan karakteristik fisik yang baik. Ubi-ubian seperti singkong merupakan salah satu sumber pati. Singkong memiliki persentase kandungan pati yang tinggi yaitu 90%, penanamannya yang mudah, dan mudah didapatkan di Indonesia menjadikan singkong sangat potensial dijadikan sebagai bahan dasar edible film. Pati singkong dapat dihasilkan dengan melakukan proses ekstraksi dari ubi singkong. Proses utama dari ekstraksi terdiri perendaman, disintegrasi, dan sentrifugasi. Perendaman dilakukan dalam larutan natrium bisulfit pada ph yang diatur untuk menghambat reaksi biokimia seperti perubahan warna dari ubi. Disintegrasi dan sentrifugasi dilakukan untuk memisahkan pati dari komponen lainnya. Menurut definisinya, edible film merupakan lapisan tipis yang dapat dimakan dan ditempatkan di atas atau di antara komponen makanan. Dalam produk pangan, lapisan tipis ini berfungsi untuk penghambat perpindahan uap air, menghambat 1

2 2 pertukaran gas, mencegah kehilangan aroma, mencegah perpindahan lemak, meningkatkan karakteristik fisik, dan sebagai pembawa zat aditif. Bahan dasar pembentuk edible film dapat terdiri hidrokoloid, lipida, dan komposit. Hidrokoloid yang cocok antara lain senyawa protein, turunan selulosa, alginat, pektin, pati dan polisakarida lainnya. Lipida yang biasa digunakan waxes, asilgliserol, dan asam lemak. Sedangkan komposit merupakan gabungan lipida dengan hidrokoloid. Jenis pati singkong yang digunakan akan berpengaruh terhadap karakteristik film yang akan dihasilkan. Film yang terbuat dari larutan pati singkong yang tidak dimodifikasi akan menghasilkan pori-pori yang kecil. Sedangkan larutan pati singkong yang dimodifikasi dengan esterifikasi menunjukkan adanya granulagranula pati dengan struktur yang kecil yang saling berdempetan pada film yang dihasilkan, dan pati singkong yang dioksidasi menunjukkan struktur granula yang utuh pada film dan tidak hancur dalam air. Tidak ada metode standar dalam pembuatan edible film sehingga dapat dihasilkan film dengan fungsi dan karakteristik fisik atau kimia yang berbeda sesuai dengan yang diinginkan. Suhu pemanasan yang digunakan ditentukan berdasarkan bahan dasar yang digunakan dan akan berpengaruh terhadap elastisitas, persentase pemanjangan, permeabilitas terhadap uap air, dan kelarutan edible film atau coating. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh M. Suba'I,dkk pada tahun 2010 yang berjudul "Polimer Pati tapioka sebagai terbosan baru Edible Packaging makanan yang higienis dan ramah lingkungan" menjelaskan bahwa pengemasan dengan bahan sintetik berbahaya dan oleh karena itu menggunakan edible film yang terbuat dari polimer pati tapioka yang ramah lingkungan. Serta menjelaskan tentang potensi Edible Packaging sebagai kemasan primer, barrier, pengikat dan pelapis makanan. Penelitian yang dilakukan oleh Litha Astriana pada tahun 2014 yang berjudul "Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Jamkesmas menggunakan metode Weighted Product" menjelaskan tentang masyarakat yang seperti apa yang dapat menerima Jamkesmas agar adil menggunakan Sistem Pengambilan Keputusan yang didesain dengan website dan menggunakan database MySQL, sehingga tidak terjadi kecemburuan sosial yang tidak berhak atau mampu masih mendapatkan jamkesmas dari negara.

3 Rumusan Masalah Pengemasan makanan yaitu suatu proses pembungkusan makanan dengan bahan pengemas yang sesuai. Bahan pengemas yang dapat digunakan antara lain plastik, kertas, logam, dan kaca. Akan tetapi penggunaan material sintetis tersebut berdampak pada pencemaran lingkungan. Oleh karena itu pada saat ini dibutuhkan penelitian mengenai bahan pengemas yang dapat diuraikan. Edible film memberikan alternatif bahan pengemas yang tidak berdampak pada pencemaran lingkungan karena menggunakan bahan yang dapat diperbaharui dan harganya murah. Polisakarida seperti pati dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan edible film karena ekonomis, dapat diperbaharui, dan memberikan karakteristik fisik yang baik. Ubi-ubian seperti singkong merupakan salah satu sumber pati. Singkong memiliki persentase kandungan pati yang tinggi yaitu 90%, penanamannya yang mudah, dan mudah didapatkan di Indonesia menjadikan singkong sangat potensial dijadikan sebagai bahan dasar edible film. Pati singkong dapat dihasilkan dengan melakukan proses ekstraksi dari ubi singkong. Proses utama dari ekstraksi terdiri perendaman, disintegrasi, dan sentrifugasi. Perendaman dilakukan dalam larutan natrium bisulfit pada ph yang diatur untuk menghambat reaksi biokimia seperti perubahan warna dari ubi. Disintegrasi dan sentrifugasi dilakukan untuk memisahkan pati dari komponen lainnya. Berdasarkan penjelasan diatas penulis berusaha membuat analisis dan perancangan program pengambilan keputusan penanaman bahan baku pembuatan edible film, yaitu singkong varietas unggul guna mendapatkan keuntungan yang maksimal atau kriteria keuntungan dari pemaksimalan pati yang diperoleh sebagai salah satu sumber pembuatan edible film, atau mungkin juga untuk produk yang lainnya menggunakan hasil terbaik dari analisis dua buah metode yang ada pada Multi Attribute Decision Making yaitu metode Weighted Product (WP) dan Simple additive weighting (SAW).

4 4 Batasan-batasan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah : 1. Proses pengolahan jenis singkong hingga menjadi pati singkong murni dan seterusnya sampai menjadi bahan jadi tidak menjadi bahasan perhitungan dalam penulisan ini. 2. Data yang diproses hanya berdasarkan data yang resmi telah dikeluarkan oleh kementerian pertanian bahan dan pangan. 3. Data yang diproses oleh program tidak menggunakan database dan harus diinput secara manual karena jenis yang dikeluarkan belum terlalu banyak Tujuan Tujuan dalam pembuatan skripsi ini adalah : 1. Untuk mendapatkan varietas ubikayu yang memiliki jenis pati paling optimal dari beberapa kriteria varietas yang ada. 2. Merancang program pengambilan keputusan jenis ubikayu yang terbaik berdasarkan beberapa kriteria pemilihan. 3. Untuk memahami tentang sistem pendukung keputusan. 4. Untuk mengetahui tentang pengertian metode WP serta penerapannya. 5. Untuk mengetahui tentang pengertian metode SAW serta penerapannya. 6. Untuk mengetahui tentang pati singkong dan fungsinya. 7. Untuk mengetahui hasil dari metode WP dan SAW sama atau tidak Manfaat Yang diharapkan dalam pembuatan skripsi ini adalah : Bagi Mahasiswa Dapat mengerti tentang pati singkong yang berfungsi untuk apa saja Dapat memahami tentang metode WP dan SAW Dapat memahami tentang metode terbaik pada pemilihan alternatif pati singkong Bagi Peneliti atau Pengusaha atau Pihak Lain : Dapat mengetahui pati singkong yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku edible film atau yang lainnya.

5 5 Dapat menerapkan sistem pendukung keputusan pada pemilihan alternatif jenis pati singkong menggunakan metode yang terbaik Dapat mengembangkan analisis terhadap metode-metode sistem pendukung keputusan pada pemilihan alternatif jenis pati singkong Metodologi Penelitian Metodologi penulisan skripsi ini yaitu sebagai berikut : 1. Analisis Pada tahap ini, penulis melakukan analisis terhadap permasalahan awal, lalu solusi pemecahan masalah, mengumpulkan seluruh data jenis varietas singkong yang dikeluarkan dari lalu diproses menggunakan metode Weighted Product dan Simple Additive Weighted. 2. Perancangan Perancangan program pengambil keputusan meliputi input, output, serta proses yang dibutuhkan. perancangan layar awal dan diagram UML untuk membantu proses pembuatan program. 3. Studi Pustaka Penulis mencari sumber buku, artikel, dan literatur melalu media internet yang berhubungan dengan topik penelitian skripsi. Penulis kemudian mempelajari dan memahami materi tersebut sebagai penunjang dalam kaitannya dengan materi yang di pilih Makalah Relevan IMPLEMENTASI METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM SISTEM INFORMASI LOWONGAN KERJA BERBASIS WEB UNTUK REKOMENDASI PENCARI KERJA TERBAIK ( IVE_WEIGHTING_SAW_DALAM_SISTEM_INFORMASI_LOWONGAN_KERJA_B ERBASIS_WEB_UNTUK_REKOMENDASI_PENCARI_KERJA_TERBAIK)

6 6 Instruksi presiden nomor 3 tahun 2006 berisi tentang Paket Kebijakan Perbaikan Iklim Investasi Presiden RI. Pada bagian ketenagakerjaan disebutkan bahwa Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi harus memfasilitasi penerapan teknolog yang tepat guna dalam pembangunan dan perluasan lapangan kerja dan lapanagan usaha termasuk di daerah transmigrasi. Instruksi presiden tersebut menyatakan bahwa saat ini dibutuhkan pemberdayaan Sistem Informasi Lowongn Kerjaonline dan perlu ditingkatkannya mekanisme pelaksanaan pengelolaan informasi lowongan kerja. Beberapa perusahaan besar maupun kecil di Indonesia menyediakan informasi lowongan kerja melalui media cetak seperti koran, ada juga yang mengumumkan lowongan pekerjaan melalui papan pengumuman serta melalui media elektronik termasuk internet. Lowongan kerja adalah lowongan kerja terbaru dan belum lewat waktu terakhir pendaftaran. Hal ini akan menjadi kesulitan bagi pencari kerja jika mekanisme pelaksanaan pengelolaan informasi lowongan kerja dari perusahaan terkait tidak berjalan dengan baik. Sampai saat ini banyak penyedia kerja yang telah memanfaatkan teknologi untuk memberikan informasi lowongan kerja kepada pencari kerja. Beberapa perusahaan telah memanfaatkan bursa lowongan kerja yang sudah ada masih menggunakan pencarian berdasarkan masing-masing atribut permintaan dan belum ada pengolahan data profil dari penyedia kerja dan pencari kerja. Hal ini akan menyulitkan penyedia kerja dalam menyaring calon pelamar yang telah melamar, meskipun banyak pelamar yang mengajukan lamaran, tetapi hanya sedikit pelamar yang sesuai dengan ketentuan perusahaan. Ini disebabkan sistem informasi lowongan kerja tersebut belum memanfaatkan data profil pencari kerja dan penyedia kerja untuk mendapatkan rekomendasi pencari kerja terbaik dan lowongan kerja yang sesuai dengan minat pencari kerja. Untuk membuat sistem informasi yang dapat memberikan rekomendasi diperlukan sebuah metode pengambil keputusan yang tepat. Ada beberapa metode pengambilan keputusan antara lain : Simple Additive Weighting Method (SAW), Weighted Product (WP), Electre, Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS), dan Analytic Hierarchy Process (AHP). Menurut Sri Eniyati (2011), metode SAW sesuai untuk proses pengambilan keputusan karena dapat menentukan

7 7 nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perangkingan yang akan menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif terbaik. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perlu dibuat sebuah sistem informasi lowongan kerja yang dapat merekomendasikan pencari kerja terbaik dengan menggunakan metode SAW untuk rekomendasi tenaga kerja terbaik dalam sistem informasi lowongan kerja akan didapatkan calon pelamar kerja yang sesuai dengan kriteria pihak penyedia kerja, serta akan didapatkan lowongan kerja yang sesuai dengan kemampuan calon pelamar kerja. Hal ini akan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak, pencari kerja cukup mendaftarkan diri sebagai calon pelamar, sedangkan penyedia kerja akan mendapat rekomendasi calon pelamar terbaik dalam waktu singkat sesuai dengan kriteria tenaga kerja yang dibutuhkan. SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA JAMKESMAS MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT ( Pemilihan penerima Jamkesmas sangat penting untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang semakin kompleks dan membutuhkan penanganan profesional yang mampu mengatasi ketidakadilan dalam pemilihan penerima jamkesmas bagi masyarakat. Karena saat ini banyak Jamkesmas yang dinilai tidak tepat sasaran, dimana masih banyak orang yang seharusnya berhak, justru tidak mendapatkan dana bantuan tersebut. Peranan teknologi informasi dan komputer saat ini menjadi salah satu pendukung pengolahan data agar lebih efektif dan efisien guna membantu permasalahan pemilihan penerima Jamkesmas. Masalah tersebut juga memerlukan Sistem Pendukung keputusan (SPK) untuk mempercepat dan mempermudah membuat suatu keputusan. Penggunaan sistem pendukung keputusan tersebut akan lebih mudah ketika diimplementasikan ke dalam aplikasi berbasis web, selain perangkat komputer dan internet yang sudah banyak dimiliki oleh sebagian besar masyarakat, juga dapat diakses melalui media mobile yang sudah semakin canggih sekarang ini dengan akses internet dan browser mobile dimanapun dan kapanpun. Pada penelitian ini kriteria yang digunakan sebanyak 14 kriteria menggunakan metode Weighted Product dengan inputan nilai kriteria berupa Quisioner dari

8 8 pengguna. Sistem pendukung keputusan ini diimplementasikan menggunakan bahasa pemrograman PHP yang terintegrasi dengan database MySQL. Pengujian yang digunakan yaitu pengujian validasi (pengujian black box) dan pengujian akurasi sistem pakar. Hasil pengujian validasi yaitu 100% yang menunjukkan bahwa fungsionalitas sistem dapat berjalan dengan baik sesuai dengan daftar kebutuhan. Hasil pengujian akurasi yaitu 86,6% yang menunjukkan bahwa sistem pendukung keputusan dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan metode Weighted Product. ANALISIS SENSITIVITAS DARI METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) : HASIL DARI SATU PERUBAHAN NILAI BOBOT ATRIBUT PADA POSISI PERANGKINGAN ATRIBUT TERAKHIR. ( 6e8144b236a&fileName=full_text.pdf.) Sebagian besar masalah dalam pengambilan data keputusan multi-atribut (MADM) adalah tidak stabil dan berubah-ubah, maka penggunaan analisis sensitivitas setelah pemecahan masalah secara efektif dapat berkontribusi untuk membuat keputusan yang akurat. Makalah ini memberikan metode baru untuk analisis sensitivitas pada masalah MADM sehingga dengan menggunakannya dan mengubah bobot atribut, kita dapat menentukan perubahan dalam hasil akhir dari keputusan. Analisis ini diterapkan untuk teknik SAW, salah satu metode yang paling sering digunakan dalam kasus MADM. Pengambilan keputusan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Terlepas dari berbagai pengambilan keputusan masalah, kita dapat mengkategorikan mereka ke dalam dua kategori, banyak tujuan pengambilan keputusan masalah yang pengambil keputusan harus merancang pendekatan yang memiliki paling berguna dalam mempertimbangkan sumber daya yang terbatas dan keputusan MADM yang pengambil keputusan harus memilih salah satu alternatif antara alternatif yang tersedia sehingga memiliki yang paling berguna.tentu, untuk memilih alternatif kita harus memperhatikan beberapa atribut dan sering bertentangan.

9 9 Umumnya, semua masalah MADM dapat digambarkan sebagai matriks. Setiap baris dari matriks ini adalah ilustrasi dari salah satu alternatif dan setiap kolom adalah ilustrasi dari satu atribut dan unsur-unsurnya adalah efisiensi alternatif terhadap atribut. Atribut yang dipilih untuk keputusan pembuatan saling bertentangan, biasanya. Ini berarti bahwa, perbaikan pada satu atribut dapat menyebabkan deflasi atribut lainnya. Juga, dengan menganggap pentingnya relasi antar atribut, seseorang dapat menetapkan berat bagi mereka. Dengan asumsi vektor untuk bobot atribut dan unsur pengambilan keputusan matriks, masalah MADM dapat diselesaikan dengan teknik yang tersedia dan memilih yang terbaik alternatif atau peringkat mereka. Dalam teknik klasik MADM, sering, diasumsikan bahwa semua data yang digunakan (seperti bobot atribut, efisiensi alternatif terhadap atribut,...) adalah deterministik maka skor akhir atau kegunaan alternatif diperoleh dengan memecahkan MADM, padahal dalam kenyataannya, data keputusan membuat masalah berubah. Sehingga, setelah memecahkan pengambilan keputusan masalah, biasanya analisis sensitivitas harus dilakukan untuk mereka. Para penelitian telah dilakukan pada analisis sensitivitas untuk Masalah MADM, sering terfokus pada penentuan atribut yang paling sensitif dalam model. Atribut ini adalah salah satunya. Perubahan bobot relatif terhadap orang lain, memimpin untuk merubah dalam peringkat alternatif. Juga, mereka menemukan nilai perubahan dalam berat satu atribut yang mengarah untuk mengubah dalam peringkat alternatif. Studistudi ini sering berfokus pada sensitivitas atribut. Jenis lain dari analisis sensitivitas yang tidak ditunjukan pada studi sebelumnya, adalah menghitung perubahan skor akhir alternatif dalam perubahan dalam bobot atribut tertentu. Dalam analisis sensitivitas ini, untuk perubahan yang diberikan dalam bobot satu atribut, perubahan dalam skor alternatif dihitung. Jenis analisis sensitivitas dapat diterapkan dalam software MADM terkait untuk memecahkan pengambilan keputusan masalah sehingga dengan menambahkannya ke software ini dan dengan memanfaatkan kemampuan grafis komputer, seseorang dapat mengubah bobot satu atribut sewenang-wenang dan mengamati efeknya pada skor akhir dan peringkat alternatif, secara langsung.

10 10 POLIMER PATI TAPIOKA SEBAGAI TEROBOSAN BARU EDIBLE PACKAGING MAKANAN YANG HIGIENIS DAN RAMAH LINGKUNGAN ( Polimer.doc) Perkembangan teknologi mempengaruhi variasi bentuk dan teknologi pengemasan sebagai salah satu cara melindungi dan memperpanjang umur simpan hasil pertanian. Kini, penggunaan plastik sebagai bahan kemasan meningkat. Faktanya, kemasan sintetik ini justru dapat merusak kesehatan dan lingkungan. Karena itu, digunakanlah edible packaging sebagai kemasan alternatif. Edible packaging dibuat dari komponen berbahan dasar polisakarida pati sehingga pemanfaatan pati tapioka berpotensi menurunkan biaya produksi. Umumnya, pembuatan edible packaging melalui proses pelarutan, pemanasan, pencetakan, pendinginan, pengeringan dan penyimpanan. Potensi edible packaging sebagai kemasan primer, barrier, pengikat, dan pelapis diharapkan dapat mendorong penemuan bahan dasar lain untuk meningkatkan kualitas edible packaging sekaligus mengurangi masalah lingkungan. APLIKASI PATI SINGKONG SEBAGAI BAHAN BAKU EDIBLE COATING UNTUK MEMPERPANJANG UMUR SIMPAN PISANG CAVENDISH (MUSA CAVENDISHII). ( Permintaan buah-buahan baik di dalam maupun di luar negeri cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Salah satu kendala utama dalam ekspor buah-buahan adalah produktivitas tanaman dan kualitas yang rendah. Negara pengimpor menuntut adanya buah-buahan yang segar dan bermutu tinggi baik untuk konsumsi segar maupun industri pengolahan. Kualitas yang diharapkan yaitu penampakan yang baik, relatif tahan lama, dan tidak cepat busuk atau rusak selama penyimpanan. Masalah mutu dan kualitas buah-buahan perlu menjadi perhatian mengingat sifat komoditas buahbuahan yang mudah rusak dan mudah busuk. Penanganan pasca panen yang baik termasuk salah satu usaha untuk dapat memperpanjang umur simpan dan kesegaran buah-buahan tersebut.

11 11 Buah-buahan pada umumnya sangat sensitif dan mudah mengalami penurunan kualitas karena faktor lingkungan, kimia, biokimia, dan mikrobiologi. Penurunan kualitas tersebut dapat dipercepat dengan adanya oksigen, air, cahaya, dan temperatur. Salah satu cara untuk mencegah atau memperlambat fenomena tersebut adalah dengan pengemasan yang tepat (Komolprasert, 2006 dalam Hui, 2006). Neraca perdagangan hortikultura pernah mengalami surplus yang sangat tinggi pada tahun 1999, yaitu mencapai US Dollar 215 juta (Departemen Pertanian, 2005). Setelah itu nilai neraca perdagangan terus mengalami penurunan, hingga menjadi negatif. Buah-buahan yang memberikan nilai ekspor tertinggi antara lain nenas dan pisang, setelah manggis yang menempati posisi pertama. Data pada tahun 2006 menunjukkan bahwa produksi nenas dan pisang menunjukkan peningkatan selama dasawarsa terakhir. Pisang merupakan salah satu tanaman yang mempunyai prospek cerah di masa datang karena di seluruh dunia hampir setiap orang gemar mengkonsumsi buah pisang. Selain itu tanaman pisang sangat mudah dibudidayakan dan cepat menghasilkan sehingga lebih disukai petani untuk dibudidayakan. Banyak jenis tanaman pisang komersial yang telah dibudidayakan di Indonesia, salah satunya adalah Pisang Cavendish. Pisang Cavendish (Musa Cavendishii.) merupakan komoditas buah tropis yang sangat popular di dunia. Hal ini dikarenakan rasanya lezat, gizinya tinggi, dan memiliki banyak manfaat. Pisang Cavendish di Indonesia lebih dikenal dengan pisang Ambon Putih. Varietas yang dikembangkan di SEAMEO BIOTROP adalah jenis pisang Cavendish Grand Naim yang banyak dijual di supermarket sebagai pisang meja yaitu pisang yang dihidangkan langsung untuk dikonsumsi. Pisang Cavendish dijadikan sebagai konsumsi pabrik tepung pisang sebagai bahan makanan bayi, buah meja, sale pisang, pure pisang dan tepung pisang. Kulit pisang dapat dimanfaatkan untuk membuat cuka melalui proses fermentasi alkohol dan asam cuka. Terdapat banyak metode yang dapat dilakukan untuk memperpanjang masa simpan komoditas buah-buahan, salah satunya dengan pengaplikasian edible coating. Edible coating adalah salah satu lapisan tipis yang rata, dibuat dari bahan yang dapat

12 12 dikonsumsi, biodegradable, dan dapat berfungsi sebagai barrier agar tidak kehilangan kelembaban, bersifat permeabel terhadap gas-gas tertentu, serta mampu mengontrol migrasi komponen-komponen larut air yang dapat menyebabkan perubahan pigmen dan nutrisi buah-buahan. Metode edible coating dapat memperpanjang umur simpan dan mempertahankan mutu produk yang di coating. Pisang cavendish mudah mengalami penurunan kualitas atau mengalami kerusakan untuk itu diperlukan edible coating untuk melapisi pisang cavendish sehingga dapat mempertahankan kualitas pisang cavendih dan umur simpan pisang cavendish menjadi lebih lama sehingga pisang cavendish mempunyai kualitas yang baik dan umur simpan yang baik sampai pada konsumen. Berdasarkan beberapa penelitian pendahuluan sebelumnya, peneliti berusaha membuat sistem pengambilan keputusan untuk memilih jenis pati singkong yang menghasilkan pati singkong terbanyak yang akan digunakan untuk bahan baku edible film menggunakan metode Multi Attribute Decision Making yaitu metode simple additive weighting dan weighted product dan menggunakan bahasa pemrograman PHP. Dimana dalam pemilihan jenis singkong tersebut ada faktor-faktor tertentu yang menentukan seperti usia panen, hasil panen dan kadar pati itu sendiri yang terkandung di dalam ubikayu atau singkongnya Sistematika Penulisan Sistematika dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : BAB 1. Pendahuluan Bab ini menguraikan latar belakang masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan. BAB 2. Landasan Teori Bab ini menguraikan teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dalam skripsi. Bab ini berisi pemahaman tentang jenis tanaman yang akan dijadikan bahan penelitian, pati, edible film, teori mengenai metode Weighted Product, metode Simple additive weighting, serta perancangan program waterfall dan eight golden rules.

13 13 BAB 3. Analisis dan Perancangan Bab ini mengurai tentang permasalahan yang ada, usulan pemecahan masalah, perancangan layar program, beberapa diagram Unified Modelling Language, serta contoh kasus yang ada. BAB 4. Hasil dan Pembahasan Bab ini berisi program yang telah dibuat, cara penggunaan serta perbandingan hasil yang didapat. BAB 5. Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari program yang telah dibuat.

BAB I PENDAHULUAN. antarmuka antara mesin/komputer dan pengguna, Sistem Pendukung Keputusan

BAB I PENDAHULUAN. antarmuka antara mesin/komputer dan pengguna, Sistem Pendukung Keputusan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem Pendukung Keputusan adalah sebuah sistem berbasis komputer dengan antarmuka antara mesin/komputer dan pengguna, Sistem Pendukung Keputusan ditujukan untuk membantu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) baik tingkat SMK/sederajat

PENDAHULUAN. melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) baik tingkat SMK/sederajat 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak lembaga pendidikan yang mewajibkan siswa/mahasiswanya melakukan kegiatan Praktek (PKL) baik tingkat SMK/sederajat maupun universitas sebagai salah satu syarat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Konsumen tidak hanya menginginkan produk yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Konsumen tidak hanya menginginkan produk yang berkualitas, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Konsumen tidak hanya menginginkan produk yang berkualitas, melainkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbasis web, seperti situs internet resmi perusahaan atau intranet perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. berbasis web, seperti situs internet resmi perusahaan atau intranet perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Kerim & Kettley (2003), E-Recruitment adalah segala macam proses perekrutan yang dilakukan oleh suatu organisasi bisnis melalui alat-alat berbasis web, seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pengemasan merupakan proses perlindungan suatu produk pangan yang bertujuan menjaga keawetan dan konsistensi mutu. Produk yang dikemas akan memiliki masa simpan relatif

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Pada Program Studi Sistem Informasi OLEH :

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Pada Program Studi Sistem Informasi OLEH : IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMA BERAS MISKIN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING ( STUDI KASUS KEL. JAMSAREN KOTA KEDIRI) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemilihan smartphone yang tepat merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan oleh pengguna (dalam hal ini pengambil keputusan) sebelum melakukan pembelian.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tahun. Menurut data FAO (2008), pada tahun konsumsi kentang. di Indonesia adalah 1,92 kg/kapita/tahun.

I. PENDAHULUAN. tahun. Menurut data FAO (2008), pada tahun konsumsi kentang. di Indonesia adalah 1,92 kg/kapita/tahun. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kentang (Solanum tuberosum) merupakan tanaman hortikultura yang mempunyai kandungan kalori dan mineral penting bagi kebutuhan manusia (Dirjen Gizi, 1979). Meskipun kentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahan makanan pada umumnya sangat sensitif dan mudah mengalami penurunan kualitas karena faktor lingkungan, kimia, biokimia, dan mikrobiologi. Penurunan kualitas bahan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori mengenai Sistem Pendukung Keputusan, penelitan lain yang berhubungan dengan sistem pendukung keputusan, Simple Additve Weighting (SAW), dan Weighted

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat suatu keputusan. Penggunaan sistem pendukung keputusan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. membuat suatu keputusan. Penggunaan sistem pendukung keputusan tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem Pendukung Keputusan untuk mempercepat dan mempermudah membuat suatu keputusan. Penggunaan sistem pendukung keputusan tersebut akan lebih mudah ketika diimplementasikan

Lebih terperinci

KULIAH KE VIII EDIBLE FILM. mampu membuat kemasan edible yang dapat diaplikasikan pada bahan pangan.

KULIAH KE VIII EDIBLE FILM. mampu membuat kemasan edible yang dapat diaplikasikan pada bahan pangan. KULIAH KE VIII EDIBLE FILM mampu membuat kemasan edible yang dapat diaplikasikan pada bahan pangan. Kelemahan Kemasan Plastik : non biodegradable Menimbulkan pencemaran Dikembangkan kemasan dari bahan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELULUSAN UJIAN SARINGAN MASUK JALUR PMDK BERDASARKAN NILAI RATA-RATA MATEMATIKA DAN BAHASA INGGRIS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELULUSAN UJIAN SARINGAN MASUK JALUR PMDK BERDASARKAN NILAI RATA-RATA MATEMATIKA DAN BAHASA INGGRIS SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELULUSAN UJIAN SARINGAN MASUK JALUR PMDK BERDASARKAN NILAI RATA-RATA MATEMATIKA DAN BAHASA INGGRIS Fitrah Rumaisa, S.T., Tanti Nurafianti Universitas Widyatama, Jl. Cikutra

Lebih terperinci

Kata Kunci : Fuzzy MADM, SAW, kriteria, beasiswa.

Kata Kunci : Fuzzy MADM, SAW, kriteria, beasiswa. SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA MENGGUNAKAN SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) (STUDI KASUS : SISWA SMK MUHAMMADIYAH PRINGSEWU) Andra Setiawan Jurusan Sistem Informasi STMIK

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA DIKLAT DENGAN FUZZY MADM

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA DIKLAT DENGAN FUZZY MADM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA DIKLAT DENGAN FUZZY MADM Tri Handayani (teha.nazla@gmail.com) Wawan Laksito YS (wlaksito@yahoo.com) Teguh Susyanto (teguhsusyanto@gmail.com) ISSN : 2338-408 ABSTRAK

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (Studi kasus: Universitas Sari Mutiara Indonesia)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (Studi kasus: Universitas Sari Mutiara Indonesia) Page 83 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (Studi kasus: Universitas Sari Mutiara Indonesia) Burhanuddin, Dini 2 Universitas Sari Mutiara Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan dari kerusakan. Kemasan makanan di masa modern sudah

BAB I PENDAHULUAN. makanan dari kerusakan. Kemasan makanan di masa modern sudah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengemasan makanan merupakan hal penting untuk melindungi bahan makanan dari kerusakan. Kemasan makanan di masa modern sudah berkembang dengan pesat menuju kemasan praktis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada sistem saat ini terdapat kendala atau permasalahan yaitu dikarenakan penilaian yang dilakukan secara manual sehingga hasil proses penilaian belum akurat. Banyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tembakau merupakan tanaman yang menjadi bahan baku utama dalam pembuatan rokok. Sebelum memutuskan untuk menanam tembakau, hal terpenting yang harus dilakukan adalah

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (Studi kasus: Universitas Sari Mutiara Indonesia)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (Studi kasus: Universitas Sari Mutiara Indonesia) Page 83 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (Studi kasus: Universitas Sari Mutiara Indonesia) Burhanuddin, Dini 2 Universitas Sari Mutiara Indonesia

Lebih terperinci

TEKNIK PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN Interaksi Bahan dan Teknologi Pengemasan

TEKNIK PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN Interaksi Bahan dan Teknologi Pengemasan TEKNIK PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN Interaksi Bahan dan Teknologi Pengemasan Interaksi Bahan dan Kemasan Pertukaran Udara dan Panas Kelembaban Udara Pengaruh Cahaya Aspek Biologi Penyimpanan Migrasi Zat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air untuk

BAB I PENDAHULUAN. irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman yang semakin maju terjadi banyak perubahan - perubahan yang mengenai kemajuan teknologi, pertumbuhan jumlah penduduk dan lain sebagainya. Pertumbuhan jumlah

Lebih terperinci

Dedi Dermawan. Binus University, Jalan K.H. Syahdan no. 9, Palmerah, Jakarta (11480), Indonesia Rojali S.Si., M.Si.

Dedi Dermawan. Binus University, Jalan K.H. Syahdan no. 9, Palmerah, Jakarta (11480), Indonesia Rojali S.Si., M.Si. ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN JENIS PATI SINGKONG SEBAGAI BAHAN BAKU EDIBLE FILM MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT DAN SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING BERBASIS PHP Dedi Dermawan

Lebih terperinci

sebesar 15 persen (Badan Pusat Statistik, 2015).

sebesar 15 persen (Badan Pusat Statistik, 2015). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Apel adalah salah satu buah yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Apel digemari karena rasanya yang manis dan kandungan gizinya yang tinggi. Buah apel mempunyai

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 menetapkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

Lebih terperinci

SISTEM REKOMENDASI PEMBERHENTIAN HUBUNGAN KERJA MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATTRIBUTE DECISION MAKING METODE SIMPLE ADDTIVE WEIGHTING (SAW) SKRIPSI

SISTEM REKOMENDASI PEMBERHENTIAN HUBUNGAN KERJA MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATTRIBUTE DECISION MAKING METODE SIMPLE ADDTIVE WEIGHTING (SAW) SKRIPSI SISTEM REKOMENDASI PEMBERHENTIAN HUBUNGAN KERJA MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATTRIBUTE DECISION MAKING METODE SIMPLE ADDTIVE WEIGHTING (SAW) SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Beasiswa Pendidikan Menggunakan Metode Simple Additive Weighting

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Beasiswa Pendidikan Menggunakan Metode Simple Additive Weighting SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI BEASISWA PENDIDIKAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING Oleh : Ita Yulianti 1, Imam Tahyudin 2, Nurfaizah 3 1,2,3) STMIK AMIKOM Purwokerto ABSTRAK Tujuan penelitian

Lebih terperinci

PENENTUAN PENERIMA BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATRIBUTE DECISSION MAKING.

PENENTUAN PENERIMA BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATRIBUTE DECISSION MAKING. PENENTUAN PENERIMA BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATRIBUTE DECISSION MAKING Apriansyah Putra 1, Dinna Yunika Hardiyanti 2 Jurusan Sistem Informasi,Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kemajuan teknologi sangat modern sekarang ini yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kemajuan teknologi sangat modern sekarang ini yang semakin BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dengan kemajuan teknologi sangat modern sekarang ini yang semakin pesat dan terutama dalam bidang IT. Sebuah SmartPhone sudah tidak lagi sebagai barang mewah seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional maka pendidikan tinggi menjadi acuan dalam mendorong perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. nasional maka pendidikan tinggi menjadi acuan dalam mendorong perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan Tinggi merupakan salah satu pilar penting dalam pembangunan suatu bangsa. Sebagai jenjang pendidikan paling tinggi dalam sistem pendidikan nasional maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu teknologi internet. Pemanfaatan teknologi Web sudah. manusia yang dapat dipenuhi dengan teknologi Web.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu teknologi internet. Pemanfaatan teknologi Web sudah. manusia yang dapat dipenuhi dengan teknologi Web. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Internet telah memberikan akses kepada informasi tanpa mengenal batasan ruang dan waktu. Informasi dapat diakses kapan saja secara global. Pemanfaatan internet telah

Lebih terperinci

Sistem Informasi Penilaian Supplier Komputer Menggunakan Metode Fuzzy Multiple Attribute Decision Making Dengan Simple Additive Weighting

Sistem Informasi Penilaian Supplier Komputer Menggunakan Metode Fuzzy Multiple Attribute Decision Making Dengan Simple Additive Weighting Sistem Informasi Penilaian Supplier Komputer Menggunakan Metode Fuzzy Multiple Attribute Decision Making Dengan Simple Additive Weighting Johana Harjayanti 1, Anief Fauzan Rozi 2 1 2 Program Studi Sistem

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7)

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA DI SMA NEGERI 6 PANDEGLANG

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA DI SMA NEGERI 6 PANDEGLANG SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA DI SMA NEGERI 6 PANDEGLANG Heri Sulistiyo Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonrsia Jln.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penggunaan komputer saat ini sudah menjadi suatu kebutuhan primer. Komputer merupakan alat bantu yang sempurna apabila digunakan dengan baik karena mampu memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah merupakan salah satu jenis pangan yang sangat penting peranannya bagi tubuh kita, terlebih karena mengandung beberapa vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh. Buah juga

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM REKOMENDASIAN PENERIMAAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FMADM

IMPLEMENTASI SISTEM REKOMENDASIAN PENERIMAAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FMADM IMPLEMENTASI SISTEM REKOMENDASIAN PENERIMAAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FMADM Anis Yusrotun Nadhiroh Jurusan Teknik Informatika - STT Nurul Jadid Paiton ayusrotun@gmail.com ABSTRAK Sesuai dengan peraturan

Lebih terperinci

PENENTUAN PRODUK KERAJINAN UNGGULAN DENGAN MENGGUNAKAN MADM-SAW. Fera Tri Wulandari 1*, Setiya Nugroho 1

PENENTUAN PRODUK KERAJINAN UNGGULAN DENGAN MENGGUNAKAN MADM-SAW. Fera Tri Wulandari 1*, Setiya Nugroho 1 PENENTUAN PRODUK KERAJINAN UNGGULAN DENGAN MENGGUNAKAN MADM-SAW Fera Tri Wulandari 1*, Setiya Nugroho 1 1 Program Studi Manajemen Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Widya Dharma Klaten Jl

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE WEIGHTED PRODUCT UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BANTUAN BERAS MASYARAKAT MISKIN (RASKIN)

PENERAPAN METODE WEIGHTED PRODUCT UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BANTUAN BERAS MASYARAKAT MISKIN (RASKIN) PENERAPAN METODE WEIGHTED PRODUCT UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BANTUAN BERAS MASYARAKAT MISKIN (RASKIN) Septiyana Firdyana 1*, Dedy Cahyadi 2, Indah Fitri Astuti 3 Ilmu Komputer, Fakultas Ilmu Komputer dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bantuan Siswa Miskin (BSM) adalah Program Nasional yang bertujuan untuk menghilangkan halangan siswa miskin berpartisipasi untuk bersekolah dengan membantu siswa miskin

Lebih terperinci

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) ISSN: Yogyakarta, 20 Juni 2009

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) ISSN: Yogyakarta, 20 Juni 2009 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA BANK BRI MENGGUNAKAN FMADM (STUDI KASUS: MAHASISWA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA) Henry Wibowo S 1), Riska Amalia

Lebih terperinci

Penerapan Metode Simple Additive Weighting (SAW) pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Lokasi untuk Cabang Baru Toko Pakan UD.

Penerapan Metode Simple Additive Weighting (SAW) pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Lokasi untuk Cabang Baru Toko Pakan UD. Penerapan Metode Simple Additive Weighting (SAW) pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Lokasi untuk Cabang Baru Toko Pakan UD. Indo Multi Fish 1 Nalsa Cintya Resti 1 Sistem Informasi, Universitas Nusantara

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN STAF PENGAJAR MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN STAF PENGAJAR MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN STAF PENGAJAR MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) (STUDI KASUS: ILC (Intensive Learning Center) Pringsewu) Eka Yulia Rosalin Jurusan Sistem Informasi

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KOST DI SEKITAR KAMPUS UNP KEDIRI MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KOST DI SEKITAR KAMPUS UNP KEDIRI MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KOST DI SEKITAR KAMPUS UNP KEDIRI MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) Erna Daniati Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik Universitas Nusantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang dimiliki tidak cukup bila informasi tersebut tidak digunakan

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang dimiliki tidak cukup bila informasi tersebut tidak digunakan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang. Kemampuan untuk mengambil keputusan yang cepat, tepat dan akurat akan menjadi kunci keberhasilan dalam persaingan global saat kini. Banyak informasi yang dimiliki

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Dalam Menentukan Dosen Pembimbing Skripsi

Sistem Pendukung Keputusan Dalam Menentukan Dosen Pembimbing Skripsi E-journal Teknik Informatika, Volume 9, No 1 (2016), ISSN : 1 Sistem Pendukung Keputusan Dalam Menentukan Dosen Pembimbing Skripsi Iwan Laengge, Hans F. Wowor, Muhamad D. Putro Teknik Informatika Universitas

Lebih terperinci

MADM-TOOL : APLIKASI UJI SENSITIVITAS UNTUK MODEL MADM MENGGUNAKAN METODE SAW DAN TOPSIS.

MADM-TOOL : APLIKASI UJI SENSITIVITAS UNTUK MODEL MADM MENGGUNAKAN METODE SAW DAN TOPSIS. MADM-TOOL : APLIKASI UJI SENSITIVITAS UNTUK MODEL MADM MENGGUNAKAN METODE SAW DAN TOPSIS. Henry Wibowo S Laboratorium Komputasi dan Sistem Cerdas Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri,Universitas

Lebih terperinci

SISTEM SELEKSI BEASISWA SMA NEGERI 2 BAE KUDUS DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) ABSTRAK

SISTEM SELEKSI BEASISWA SMA NEGERI 2 BAE KUDUS DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) ABSTRAK SISTEM SELEKSI BEASISWA SMA NEGERI 2 BAE KUDUS DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) Herdi widyatmoko Jurusan teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro Jln Nakula

Lebih terperinci

Abstract. Keywords: Scholarship, Fuzzy MADM, SAW, Criteria.

Abstract. Keywords: Scholarship, Fuzzy MADM, SAW, Criteria. ISSN : 1693 1173 Sistem Pendukung Keputusan Beasiswa Diklat dengan Fuzzy Multiple Attribute Decission Making (MADM) Tri Handayani, Wawan Laksito Yuly Saptomo, Teguh Susyanto Abstract The scholarship is

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TOPSIS UNTUK MENDUKUNG PROGRAM BANTUAN PERUMAHAN RAKYAT

PENERAPAN METODE TOPSIS UNTUK MENDUKUNG PROGRAM BANTUAN PERUMAHAN RAKYAT PENERAPAN METODE TOPSIS UNTUK MENDUKUNG PROGRAM BANTUAN PERUMAHAN RAKYAT Aris Rakhmadi 1*, Nana Suhendar 2 1,2 Prodi Informatika, Fakultas Komunikasi dan Informatika, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

Multi atributte decision making (madm) MCDM, MADM, SAW

Multi atributte decision making (madm) MCDM, MADM, SAW Multi atributte decision making (madm) MCDM, MADM, SAW Entin Martiana, S.Kom, M.Kom Multi criteria decision making (mcdm) Suatu metode pengambilan keputusan untuk menetapkan alternatif terbaik dari sejumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenang terbuat dari tepung ketan, santan, dan gula tetapi kini jenang telah dibuat

BAB I PENDAHULUAN. jenang terbuat dari tepung ketan, santan, dan gula tetapi kini jenang telah dibuat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jenang identik dengan rasa manis dan gurih yang lekat. Secara umum jenang terbuat dari tepung ketan, santan, dan gula tetapi kini jenang telah dibuat dari bahan buah-buahan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman adalah salah satu industri yang. agar produk akhir yang dihasilkan aman dan layak untuk dikonsumsi oleh

I. PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman adalah salah satu industri yang. agar produk akhir yang dihasilkan aman dan layak untuk dikonsumsi oleh I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri makanan dan minuman adalah salah satu industri yang berkembang sangat pesat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Berbagai jenis makanan dan minuman dengan

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Lokasi Gudang di Perusahaan dengan Metode Weighted Product

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Lokasi Gudang di Perusahaan dengan Metode Weighted Product Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Lokasi Gudang di Perusahaan dengan Metode Weighted Product Indah Kumala Sari 1, Yohana Dewi Lulu W 2, Kartina Diah K 3 1,2 Jurusan Sistem Informasi,.3 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

DECISION SUPPORT SYSTEM FOR DETERMINING SCHOLARSHIP RECIPIENTS USING TOPSIS FMADM METHOD

DECISION SUPPORT SYSTEM FOR DETERMINING SCHOLARSHIP RECIPIENTS USING TOPSIS FMADM METHOD ZERO JURNAL SAINS MATEMATIKA DAN TERAPAN Volume 1 No. 1 2017 Page : 11-21 P-ISSN: 2580-569X E-ISSN: 2580-5754 DECISION SUPPORT SYSTEM FOR DETERMINING SCHOLARSHIP RECIPIENTS USING TOPSIS FMADM METHOD Ismail

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Stroberi berasal dari benua Amerika, jenis stroberi pertama kali yang ditanam di

I. PENDAHULUAN. Stroberi berasal dari benua Amerika, jenis stroberi pertama kali yang ditanam di 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroberi berasal dari benua Amerika, jenis stroberi pertama kali yang ditanam di Indonesia adalah jenis Fragaria vesca L. Buah stroberi adalah salah satu produk hasil

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu jenis buah yang akhir-akhir ini populer adalah buah naga. Selain

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu jenis buah yang akhir-akhir ini populer adalah buah naga. Selain I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu jenis buah yang akhir-akhir ini populer adalah buah naga. Selain karena bentuknya yang eksotik, buah naga juga memiliki rasa yang manis dan beragam manfaat untuk

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka I PENDAHULUAN Bab I akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. konsumsi masyarakat, khususnya untuk plastik kemasan. Berdasarkan data

I. PENDAHULUAN. konsumsi masyarakat, khususnya untuk plastik kemasan. Berdasarkan data 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Produksi plastik di Indonesia mengalami peningkatan seiring dengan kenaikan konsumsi masyarakat, khususnya untuk plastik kemasan. Berdasarkan data INAPLAS

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULAN

1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULAN BAB 1 PENDAHULAN 1.1. Latar Belakang Pangan yang bersumber dari hasil ternak termasuk produk pangan yang cepat mengalami kerusakan. Salah satu cara untuk memperkecil faktor penyebab kerusakan pangan adalah

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE WEIGHTED PRODUCT DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN TUNJANGAN PROFESI GURU DI KABUPATEN NGAWI

IMPLEMENTASI METODE WEIGHTED PRODUCT DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN TUNJANGAN PROFESI GURU DI KABUPATEN NGAWI IMPLEMENTASI METODE WEIGHTED PRODUCT DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN TUNJANGAN PROFESI GURU DI KABUPATEN NGAWI Sylvia Elita Esteriani A11.2009.04702 TEKNIK INFORMATIKA-S1 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA MENGGUNAKAN METODE FMADM (STUDI KASUS: MAHASISWA FKIP UMN AL-WASHLIYAH MEDAN) ABSTRACT

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA MENGGUNAKAN METODE FMADM (STUDI KASUS: MAHASISWA FKIP UMN AL-WASHLIYAH MEDAN) ABSTRACT ZERO JURNAL MATEMATIKA DAN TERAPAN Volume 1 No. 1 2017 P-ISSN: 2580-569X E-ISSN : 2580-5754 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA MENGGUNAKAN METODE FMADM (STUDI KASUS: MAHASISWA

Lebih terperinci

Kata Kunci: Guru, Decision support systems, MADM, SAW. 1. Pendahuluan

Kata Kunci: Guru, Decision support systems, MADM, SAW. 1. Pendahuluan RANCANG BANGUN DECISION SUPPORT SYSTEM PEMILIHAN GURU TERBAIK MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) (STUDI KASUS : SMA BHAKTI PERTIWI KOTA TANGERANG) Taufik Hidayat, S.Kom., M.Kom 1, Fajar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. air, gas, aroma, dan zat-zat lain dari bahan ke lingkungan atau sebaliknya

I. PENDAHULUAN. air, gas, aroma, dan zat-zat lain dari bahan ke lingkungan atau sebaliknya I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pengemasan merupakan hal terpenting untuk mempertahankan kualitas bahan pangan karena pengemas mampu bertindak sebagai penahan migrasi uap air, gas, aroma, dan zat-zat

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TABLET

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TABLET PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TABLET Dhuto Hestu Wicaksono Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro Email

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspornya adalah produk hortikultura.

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspornya adalah produk hortikultura. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu produk pertanian yang memiliki potensi cukup tinggi untuk ditingkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspornya adalah produk hortikultura. Komoditas hortikultura

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi semakin pesat membuat terdorongnya para ahli di bidang teknologi informasi untuk terus menciptakan inovasi baru. Seiring berkembangnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat lunak sebagai berikut : a. Processor Intel Core i3. d. VGA Nvidia GeForce 610M 2GB

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat lunak sebagai berikut : a. Processor Intel Core i3. d. VGA Nvidia GeForce 610M 2GB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Penelitian Pada penelitian ini digunakan alat berupa perangkat keras dan perangkat lunak sebagai berikut : 1. Perangkat Keras a. Processor Intel

Lebih terperinci

BAB 4 Hasil dan Pembahasan

BAB 4 Hasil dan Pembahasan BAB 4 Hasil dan Pembahasan 4.1. Spesifikasi Sistem Dalam pengerjaan program aplikasi ini, penulis menggunakan jenis hardware dan software sebagai berikut : 4.1.1. Hardware Dalam perancangan program aplikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberikan pemerintah melalui Direktorat Jendral pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti).

BAB I PENDAHULUAN. diberikan pemerintah melalui Direktorat Jendral pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti). BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Salah satu hak azasi manusia yang paling mendasar adalah memperoleh pendidikan yang layak seperti tercantum dalam UUD 1945. Ketika seseorang memperoleh pendidikan yang

Lebih terperinci

Multi-Attribute Decision Making

Multi-Attribute Decision Making Materi Kuliah [05] SPK & Business Intelligence Multi-Attribute Decision Making Dr. Sri Kusumadewi Lizda Iswari Magister Teknik Informatika Program Pascasarjana Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tidak rata karena mata tunas dan warna daging dari putih hingga kuning

I. PENDAHULUAN. tidak rata karena mata tunas dan warna daging dari putih hingga kuning I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura yang dikonsumsi pada bagian umbi di kalangan masyarakat dikenal sebagai sayuran umbi. Kentang

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PEMBELIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN METODE SAW

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PEMBELIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN METODE SAW SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PEMBELIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN METODE SAW Arie Wedhasmara 1, Jasmo ari wibowo 2 Jurusan Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya Email : jasmo_ari_wibowo@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Sistem pendukung keputusan merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data. Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan misalnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan misalnya dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan keberadaan dan kebutuhan akan teknologi sangat berpengaruh terhadap perkembangan masyarakat maupun instansi. Pemanfaatan komputer sebagai alat bantu tidak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bagi kehidupan manusia sehari-hari. Plastik umumnya berasal dari minyak bumi

I. PENDAHULUAN. bagi kehidupan manusia sehari-hari. Plastik umumnya berasal dari minyak bumi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Plastik merupakan salah satu bahan yang telah memberikan banyak kemudahan bagi kehidupan manusia sehari-hari. Plastik umumnya berasal dari minyak bumi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. regu yang masing-masing regunya terdiri dari sebelas orang termasuk seorang

BAB I PENDAHULUAN. regu yang masing-masing regunya terdiri dari sebelas orang termasuk seorang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepakbola adalah suatu permainan dengan bola yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regunya terdiri dari sebelas orang termasuk seorang penjaga gawang. Permainan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan jumlah penduduk, kebutuhan akan rumah ikut meningkat. Ini

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan jumlah penduduk, kebutuhan akan rumah ikut meningkat. Ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok bagi manusia. Seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk, kebutuhan akan rumah ikut meningkat. Ini terbukti dengan semakin maraknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura dari kelompok tanaman sayuran umbi yang sangat potensial sebagai sumber karbohidrat dan mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. buah dan sayuran. Salah satunya adalah buah tomat (Lycopersicon esculentum

BAB I PENDAHULUAN. buah dan sayuran. Salah satunya adalah buah tomat (Lycopersicon esculentum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah dan sayuran. Buah yang berasal dari negara subtropis dapat tumbuh baik dan mudah dijumpai di Indonesia. Hal ini

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Siswa Terbaik Menggunakan FMADM Di Skadron Pendidikan 204 Pangkalan TNI AU Sulaiman Bandung

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Siswa Terbaik Menggunakan FMADM Di Skadron Pendidikan 204 Pangkalan TNI AU Sulaiman Bandung Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Siswa Terbaik Menggunakan FMADM Di Skadron Pendidikan 204 Pangkalan TNI AU Sulaiman Bandung Zaky Satrio Wijaya 10106463 Dosen Pembimbing Dosen Penguji I Dosen Penguji

Lebih terperinci

mempengaruhi atribut kualitas dari produk tersebut (Potter, 1986). Selama proses

mempengaruhi atribut kualitas dari produk tersebut (Potter, 1986). Selama proses I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahan pangan seperti produk buah-buahan dan produk hortikultura memiliki sifat yang khas, yaitu tetap mengalami perubahan setelah proses pemanenan sehingga mempengaruhi

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN EDIBLE COATING TERHADAP SUSUT BOBOT, ph, DAN KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK BUAH POTONG PADA PENYAJIAN HIDANGAN DESSERT ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN EDIBLE COATING TERHADAP SUSUT BOBOT, ph, DAN KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK BUAH POTONG PADA PENYAJIAN HIDANGAN DESSERT ABSTRAK PENGARUH PENGGUNAAN EDIBLE COATING TERHADAP SUSUT BOBOT, ph, DAN KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK BUAH POTONG PADA PENYAJIAN HIDANGAN DESSERT Alsuhendra 1, Ridawati 1, dan Agus Iman Santoso 2 1 Staf Pengajar

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Anggota Badan Eksekutif Mahasiswa dengan Metode Elimination Et Choix Traduisant La Realite (Electre)

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Anggota Badan Eksekutif Mahasiswa dengan Metode Elimination Et Choix Traduisant La Realite (Electre) Dwi Prabowo Apriansyah, Indriyati Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Anggota Badan Eksekutif Mahasiswa dengan Metode Elimination Et Choix Traduisant La Realite (Electre) Dwi Prabowo Apriansyah, Indriyati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan memasak dilakukan seseorang untuk menghidangkan suatu masakan. Memasak selain menjadi rutinitas yang cukup penting dalam kehidupan sehari-hari, juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepeda merupakan alat transportasi yang sudah ada sejak awal abad ke-18, asal mula sepeda diperkirakan berasal dari Perancis yang pada saat itu dinamakan velocipede.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Siswa yang berprestasi merupakan salah satu bukti bagi pihak sekolah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Siswa yang berprestasi merupakan salah satu bukti bagi pihak sekolah yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan informasi yang cepat, tepat dan akurat merupakan suatu hal yang sangat penting di dalam setiap aspek kegiatan suatu instansi. Penggunaan teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat pengatur tekanan dirancang khusus untuk mengatur tipe tabung baja

BAB I PENDAHULUAN. alat pengatur tekanan dirancang khusus untuk mengatur tipe tabung baja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Regulator LPG (Liquified Petroleum Gas) adalah alat pengatur tekanan untuk tabung baja LPG yang berfungsi untuk menyalurkan dan mengatur serta menstabilkan tekanan gas

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2)

PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

SISTEM PENILAIAN KARYAWAN TERBAIK MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING PADA DEALER MOTOR

SISTEM PENILAIAN KARYAWAN TERBAIK MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING PADA DEALER MOTOR SISTEM PENILAIAN KARYAWAN TERBAIK MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING PADA DEALER MOTOR Aris Rakhmadi 1*, Bambang Efirianto 2 1,2 Prodi Informatika, Fakultas Komunikasi dan Informatika, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kerusakan yang disebabkan oleh mikroorganisme yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kerusakan yang disebabkan oleh mikroorganisme yang mengakibatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buah-buahan merupakan salah satu produk hortikultura yang mudah rusak dan membusuk pada saat panen maupun setelah panen. Kerusakan buah-buahan diawali dengan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kamera digital merupakan imaging device yang banyak digunakan dalam masyarakat modern saat ini. munculnya kamera digital tentunya menggeser kepopuleran kamera analog,

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN SISWA TELADAN DI SDN 5 TUNGGUL PAWENANG. Beta Wulan Asmara 1, Dedi Irawan 2

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN SISWA TELADAN DI SDN 5 TUNGGUL PAWENANG. Beta Wulan Asmara 1, Dedi Irawan 2 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN SISWA TELADAN DI SDN 5 TUNGGUL PAWENANG Beta Wulan Asmara 1, Dedi Irawan 2 Jurusan Sistem Informasi STMIK Pringsewu Lampung Jl. Wisma Rini No. 09 Pringsewu Lampung

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENENTUAN PEMBERIAN BEASISWA TINGKAT SEKOLAH

PENGEMBANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENENTUAN PEMBERIAN BEASISWA TINGKAT SEKOLAH PENGEMBANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENENTUAN PEMBERIAN BEASISWA TINGKAT SEKOLAH Gunawan 1, Ririn Prananingrum Kesuma 2, Ruwilin Restu Wigati 3 Program Studi Sistem Informasi, STMIK Mikroskil Jl. Thamrin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diselenggarakan oleh pihak FMPIA Universitas Sumatera Utara. Beasiswa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. diselenggarakan oleh pihak FMPIA Universitas Sumatera Utara. Beasiswa yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beasiswa adalah pemberian berupa bantuan keuangan yang diberikan kepada mahasiswa atau pelajar untuk keberlangsungan pendidikan. Setiap tahunnya FMIPA menawarkan beasiswa

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPARASI SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING DAN WEIGHTED PRODUCT DALAM PENENTUAN PENERIMA BEASISWA

ANALISIS KOMPARASI SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING DAN WEIGHTED PRODUCT DALAM PENENTUAN PENERIMA BEASISWA ANALISIS KOMPARASI SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING DAN WEIGHTED PRODUCT DALAM PENENTUAN PENERIMA BEASISWA Siti Nurhayati Magister Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl Ring road Utara, Condongcatur,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dicampur dengan tapioka dan bumbu yaitu: santan, garam, gula, lada, bawang

I. PENDAHULUAN. dicampur dengan tapioka dan bumbu yaitu: santan, garam, gula, lada, bawang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otak-otak merupakan produk pengolahan dari daging ikan yang dicampur dengan tapioka dan bumbu yaitu: santan, garam, gula, lada, bawang putih, dan bawang merah. Produk otak-otak

Lebih terperinci

Multi atributte decision making (madm)

Multi atributte decision making (madm) Multi atributte decision making (madm) Weighted Product, Topsis Weighted Product (wp) Metode WP menggunakan perkalian untuk menghubungkan rating atribut, dimana rating setiap atribut harus dipangkatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Keputusan Teori keputusan adalah teori mengenai cara manusia memilih pilihan diantara pilihan-pilihan yang tersedia secara acak guna mencapai tujuan yang hendak diraih (Hansson,

Lebih terperinci