UPAYA PENINGKATAN PRESTASI KERJA PEGAWAI MELALUI PENERAPAN AZAS-AZAS MOTIVASI OLEH SEORANG PEMIMPIN. Oleh : H. Firman Yudhanegara.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UPAYA PENINGKATAN PRESTASI KERJA PEGAWAI MELALUI PENERAPAN AZAS-AZAS MOTIVASI OLEH SEORANG PEMIMPIN. Oleh : H. Firman Yudhanegara."

Transkripsi

1 UPAYA PENINGKATAN PRESTASI KERJA PEGAWAI MELALUI PENERAPAN AZAS-AZAS MOTIVASI OLEH SEORANG PEMIMPIN Oleh : H. Firman Yudhanegara Abstrak Dalam memasuki suatu organisasi setiap orang secara implisit selalu membawa kebutuhan dan keinginannya masing-masing baik yang positif maupun yang negatif. Dengan demikian dalam setiap organisasi selalu terdapat dua pola kepentingan yaitu disatu pihak kepentingan organisasi yang dijelmakan dalam pencapaian tujuan organisasi dan dilain pihak kepentingan masing-masing individu sebagai penjelmaan kebutuhan dan keinginan individual masing-masing anggota. Tingkat kepuasan dan pengabdian seseorang kepada organisasi dalam hubungan dengan kedua pola kepentingan diatas pada individu seseorang bersesuaian dengan kepentingan organisasi. Maka disini pulalah letak fungsi pimpinan organisasi, seorang pimpinan dalam memimpin organisasi harus dapat mengayomi kepada para pegawai dalam kesatuan kerjanya, jika pimpinan hanya berkemampuan saja tanpa bisa memberikan dorongan yang baik kepada bawahan, maka pimpinan tidak akan dapat merubah sikap, perilaku dan kinerja para pegawainya. Dengan adanya motivasi dari pimpinan tersebut, pegawai merasa diperhatikan, dihargai dan akan menerima segala perintah yang dibebankan kepadanya. Selain itu pula dapat menumbuhkn rasa kesatuan antar pegawai serta meningkatkan saling pengertian dan menunjukan semangat dilingkungan kerjanya, sehingga pada akhirnya prestasi kerja tercapai secara optimal. Kata Kunci : Motivasi dan Prestasi Kerja Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember

2 PENDAHULUAN Pentingnya peranan manusia dalam kehidupan berorganisasi, didasarkan pada kenyataan bahwa manusia bukan saja memakai ciri dan kemampuan (seperti akal, rasio, kepribadian) yang tidak dimiliki oleh alat produksi lainnya dalam organisasi, akan tetapi jauh lebih penting dari semua itu adalah karena manusia mempunyai harkat dan martabat yang bukan saja harus diakui, akan tetapi harus dihargai bahkan dijunjung tinggi. Hanya dengan demikianlah faktor manusia didalam organisasi menjadi faktor yang benar-benar memainkan peranan yang dominan dan bahkan menentukan dalam usaha pencapaian tujuan organisasi yang bersangkutan. Tingkat kepuasan dan pengabdian seseorang kepada organisasi dalam hubungan dengan kedua pola kepentingan diatas pada individu seseorang bersesuaian dengan kepentingan organisasi. Maka disini pulalah letak fungsi pimpinan organisasi, seorang pimpinan dalam memimpin organisasi harus dapat mengayomi kepada para pegawai dalam kesatuan kerjanya, jika pimpinan hanya berkemampuan saja tanpa bisa memberikan dorongan yang baik kepada bawahan, maka pimpinan tidak akan dapat merubah sikap, perilaku dan kinerja para pegawainya. Dengan adanya motivasi dari pimpinan tersebut, pegawai merasa diperhatikan, dihargai dan akan menerima segala perintah yang dibebankan kepadanya. Selain itu pula dapat Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember

3 menumbuhkn rasa kesatuan antar pegawai serta meningkatkan saling pengertian dan menunjukan semangat dilingkungan kerjanya, sehingga pada akhirnya prestasi kerja tercapai secara optimal. Sejalan dengan uraian di atas, pemimpin mempunyai peran penting dalam mewujudkan tujuan dari organisasi, dalam arti pencapaian tujuan, maka perlu ditingkatkan pengetahuan, kecakapan serta ketrampilan dari seluruh pegawai, sehingga dalam pelaksanaan pekerjaannya dapat mewujudkan peningkatan prestasi kerja pegawai secara optimal. Hal ini dapat terwujud apabila pemimpin dalam pelaksanaan tugasnya melaksanakan salah satu fungsi manajemen, yaitu Motivasi. Terdapat beberapa indikator yang dapat mengindikasikan prestasi pegawai pada suatu organisasi belum optimal, diantaranya adalah : 1. Masih terdapat sebagian pegawai yang kurang menunjukan kemampuan dalam melakukan pekerjaannya, sehingga mengakibatkan target kerja yang ditetapkan belum tercapai. 2. Lambannya pegawai dalam bekerja sehingga mengakibatkan sering terlambat dalam penyelesaiannya. 3. Kurang memperhatikan validitas data dalam penyusunan laporan, sehingga mengakibatkan tidak bisa dijadikan dasar atau masukan Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember

4 bagi perencanaan atau pengambilan keputusan untuk masa yang akan datang. Hal-hal tersebut diatas akan terjadi pada sebuah organisasi apabila pemimpin pada suatu organisasi tidak mampu menerapkan azas-azas motivasi didalam kepemimpinannya, ketidakmampuan pemimpin dalam melaksanakan azas-azas motivasi tersebut dapat terlihat pada hal-hal berikut ini : 1. Kurang adanya perhatian pimpinan terhadap pegawai dalam melaksanakan tugas pekerjaannya. 2. Belum maksimal dalam hal pemberian insentif kepada setiap pegawai 3. Sering terjadi adanya pelimpahan wewenang yang diberikan kepada pegawai tidak sesuai dengan jabatan atau keahliannya PEMBAHASAN Proses pencapaian tujuan dari suatu organisasi tidak dapat dilepaskan dari adanya proses pembinaan dan bimbingan yang dilakukan oleh pimpinan organisasi tersebut, sehingga akan terwujud adanya peningkatan pengetahuan, kecakapan serta ketrampilan pegawai di dalam pelaksanaan tugasnya. Hal ini dapat terwujud melalui pelaksanaan motivasi. Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember

5 Pengertian Motivasi Guna memahami secara hakiki tentang motivasi dan aspek-aspeknya serta pengaruhnya terhadap orang-orang yang berada dalam organisasi, terlebih dahulu akan peneliti kemukakan pengertian dari motivasi itu sendiri. Perkataan motivasi berasal dari perkataan motif, pengertian motif menurut Barelson dan Steiner yang dikutip oleh Wahjosumidjo dalam bukunya Kepemimpinan dan Motivasi, dapat dirumuskan sebagai berikut : Motif pada hakikatnya merupakan terminologi umum yang memberikan makna, daya dorong, keinginan, kebutuhan dan kemampuan, dan sesungguhnyalah bahwa motif-motif tersebut merupakan penyebab yang mendasar perilaku seseorang. (1993:178). Motif yang merupakan pendorong manusia untuk melakukan tindakan-tindakan dapat ditumbuhkan oleh seseorang dengan menggunakan berbagai peralatan atau pun sarana yang sesuai dengan kebutuhan orang yang bersangkutan untuk dapat menumbuhkan motivasi seseorang atau pegawai dalam bekerja. Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember

6 Terlaksananya kelancaran kerja guna tercapainya gairah kerja pegawai memerlukan motivasi dari pimpinan. Untuk lebih jelasnya peneliti kemukakan pengertian motivasi dari beberapa pakar atau ahli. Menurut Siagian dalam bukunya Filsafat Administarsi, memberikan pengertian motivasi sebagai berikut : Motivasi merupakan keseluruhan proses pemberian motif bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga mau bekerja dengan ikhlas demi terciptanya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis. (1995 : 128) Sedangkan menurut Duncan yang dikutip oleh Wahjosumidjo dalam bukunya Kepemimpinan dan Motivasi, mengartikan motivasi sebagai berikut: Suatu usaha sadar untuk mempengaruhi prilaku seseorang agar supaya mengarah tercapainya tujuan organisasi. (1993 : 178) Usaha yang dilakukan untuk menumbuhkan motivasi pegawai, diarahkan pada suatu pencapaian tujuan organisasi tersebut, alasannya adalah karena manusia selalu mempunyai kebutuhan-kebutuhan dan pemenuhan terhadap kebutuhan ini mendasari tindakan-tindakan individu didalam organisasi. Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember

7 Menurut pendapat Sukarna (1987 : 177) dalam bukunya Administarsi Negara, faktor-faktor yang mempengaruhi dalam memberikan motivasi kepada para pegawai agar mau bekerja secara ikhlas dalam mencapai tujuan organisasi diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Kebutuhan-kebutuhan manusia 2. Kebutuhan berhubungan 3. Kepemimpinan 4. Perangsang 5. Supervisi 6. Sikap dan Semangat 7. Disiplin Jadi motivasi merupakan daya dorong atau kehendak batin untuk melakukan sesuatu yang mengarah kepada sasaran. Atas dasar itulah seseorang mau bekerja dan berprilaku sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Oleh karena itu diperlukan seorang pemimpin yang mampu memotivasi kepada bawahannya agar mereka bekerja sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Motivasi merupakan unsur manajemen, dan berhasil tidaknya suatu pencapaian tujuan organisasi, sangat tergantung pada proses manajemen, di Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember

8 mana motivasi merupakan salah satu unsur organik manajemen yang mampu menumbuhkan adanya pengertian, sehingga tujuan organisasi tersebut tercapai. Dalam melaksanakan motivasi seorang pimpinan dituntut memiliki kemampuan untuk dapat mengerahkan tenaga, semangat dan dapat memberikan bimbingan terhadap para pegawai untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Menurut Malayu S.P. Hasibuan dalam bukunya Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah Motivasi adalah pemberian daya peggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, berekrja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan (1996:223). Sedangkan menurut Sondang P Siagian dalam bukunya Filsafat Administrasi mengemukakan bahwa motivasi adalah keseluruhan proses pemberian motif bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa agar para bawahan mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efesien dan ekonomi (1994 : 128). Begitu juga menurut Berelson dan Stainer yang dikutip oleh Harold Koontz dalam bukunya Manajemen edisi ke 8 Jilid 2, mendefinisikan Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember

9 motivasi adalah istilah umum yang mencangkup keseluruhan golongan, dorongan, keinginan, kebutuhan dan daya yang sejenis. (1996 : 115). Dan beberapa uraian pendapat para ahli tentang motivasi diatas ternyata banyak perbedaan, akan tetapi kalau kita perhatikan kesemuanya mempunyai maksud yang sama yaitu unsur dorongan yang ditujukan kepada orang lain agar mereka mau bekerja untuk mencapai tujuan. Seorang pemimpin yang mandiri juga mempunyai motivasi yang berprestasi dengan atau tanpa mendapat dukungan fasilitas yang memadai untuk itu ia harus mengenal betul apa sebenarnya yang diperlukan dalam menumbuhkan motivasi yang tinggi agar tugas-tugas kepemimpinan dapat dijalankan dengan berdaya guna dan berhasil guna. Menurut Sutopo (1998:16) dalam bukunya Administrasi Manajemen dan Organisasi pemberian motif terutama meliputi kegiatan : a. Mengkomunikasikan dan menjelaskan tujuan-tujuan organisasi kepada para karyawan. b. Menentukan standar-standar palaksanaan c. Memerikan bimbingan kepada para bawahan. d. Memberikan penghargaan pada bawahan yang berprestasi. Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember

10 Dengan memberikan motivasi yang baik dan sesuai dengan tingkat kebutuhan akan menimbulkan rasa kepuasan dan kegairahan dalam melakukan pekerjaan dan akhirnya akan meningkatkan kinerja pada pegawai. Seorang pimpinan harus berupaya dan mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara efektif dan efisien, seperti yang dikemukakan oleh Suwarno Handayaningrat dalam bukunya tujuan (motif) dari administrasi dan manajemen ialah untuk mencapai tujuan dengan hasil yang berhasil guna dan berdaya guna. Pentingnya motivasi bagi suatu organisasi yaitu merupakan fungsi organik, dimana semua fungsi harus dijalankan dalam proses administrasi maupun manajemen, sebab jika fungsi-fungsi tersebut tidak dijalankan maka akan berakibat berhentinya semua aktifitas organisasi, baik mati seketika maupun secara perlahan-lahan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Barleson dan Stainer yang dikutip oleh Suwarno Handayaningrat dalam bukunya Pengantar Studi Administrasi dan Manajemen, sebagai berikut : Motivasi menyangkut reaksi berantai, yaitu. dari kebutuhan yang dirasakan (the need). lalu timbul keinginan sasaran yang hendak dicapai (want), kemudian menyebabkan usaha-usaha mencapai sasaran (tujuan Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember

11 yang berakhir dengan pemuasan ( satisfaction). Reaksi berantai antara kebutuhan, keinginan dan pemuasan (need-want-satisfaction-chain) tidak selalu berjalan demikian mudah sebagaimana yang digambarkan kebutuhan yang diinginkan karena disebabkan perilaku tetapi dapat pula kebutuhan mungkin akibat daripada perilaku. Demikian pula pemuasan satu kebutuhan yang lain. (1981 : 82). Dari beberapa pendapat ahli, maka dapat ditarik suatu kesimpulan adalah yang dimaksud dengan motivasi pada dasarnya adalah setiap tindakan yang dilakukan secara sadar untuk menumbuhkan semangat kerja para pegawai dengan memberikan rangsangan atau dorongan sehingga pegawai dapat terdorong untuk bekerja secara ikhlas untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Dengan demikian tidak dapat disangkal lagi betapa menentukannya fungsi dalam pencapaian tujuan organisasi. Agar pelaksanaan motivasi dapat berhasil mencapai sasaran yang diinginkan, maka dalam pelaksanaanya perlu menerapkan asas-asas motivasi. Menurut Hasibuan (1991: ) dalam bukunya Manajemen Dasar, pengertian dan masalah asas-asas tersebut adalah : a) Asas mengikutsertakan, dengan indikatornya : Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember

12 - Mengikutsertakan pegawai dalam proses pengambilan keputusan. - Bersikap terbuka terhadap saran atau ide dari pegawai. b) Asas komunikasi, dengan indikatornya : - Menciptakan komunikasi dua arah. - Penggunaan bahasa yang mudah dimengerti. c) Asas pengakuan, dengan indikatornya : - Memberikan penghargaan kepada pegawai yang berprestasi - Menciptakan persaingan yang sehat di antara pegawai d) Asas wewenang yang didelegasikan, dengan indikatornya : - Menumbuhkan rasa percaya diri pegawai yang menerima delegasi wewenang - Memberikan delegasi wewenang kepada pegawai yang tepat e) Asas perhatian timbal balik, dengan indikatornya : - Memenuhi fasilitas kerja. - Suasana kerja yang menyenangkan Apabila motivasi telah didasarkan pada asas-asas motivasi, maka dengan sendiri akan meningkatkan kemampuan, kecakapan serta pengetahuan para pegawai di dalam pelaksanaan tugasnya, yang pada akhirnya mengarah pada peningkatan prestasi kerja pegawai. Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember

13 Peranan Pemimpin dalam Melaksanakan Kegiatan Motivasi Pimpinan mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu organisasi, baik organisasi pemerintah maupun swasta yaitu merupakan daya penggerak atau motornya, untuk menggerakan orang-orang dalam bekerjasama atau dalam menggerakan sumber-sumber yang lainnya dengan alat-alat atau fasilitas yang tersedia dalam organisasi agar pelaksanaan tujuan itu tercapai dengan efisien dan efektif. Dengan kata lain suksesnya seorang pimpinan dapat dilihat dari kepemimpinannya yaitu menggerakan orangorang yang menjadi bawahannya untuk melaksanakan kegiatan yang telah ditentukan sebelumnya. Kesuksesan pimpinan dalam melaksanakan pekerjaan sangat tergantung kepada keahliannya untuk menggerakan orang lain untuk bekerja ke arah tercapainya tujuan organisasi. Pimpinan berkewajiban menggerakan orang-orang atau bawahannya untuk melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya, maka kepemimpinan seseorang diharapkan dapat diterima dan diakui oleh bawahannya sesuai dengan kemampuan yang ada. Pimpinan mempunyai peranan yang sangat mendasar, maka peneliti akan mengemukakan pendapat tentang kepemimpinan dari para ahli menejemen yaitu John Pfiffner meneliti kepemimpinan sebagai proses. Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember

14 Pendapat tersebut dikutip oleh Handayaningrat (1990 : 64) dalam bukunya Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen, yaitu sebagai berikut: 1. Kepemimpinan adalah seni untuk mengkoordinasikan dan memberikan dorongan terhadap individu atau kelompok untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 2. Kepemimpinan sebagai suatu proses dimana pimpinan memberikan perintah/pengarahan, bimbingan atau mempengaruhi pekerjan orang lain dalm memilih dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dari uraian tersebut yang dimiliki seorang pimpinan tidak hanya kemampuan atau kecakapan konseptual yaitu kemampuan untuk mengetahui kebijakan organisasi secara keseluruhan dan kecakapan teknis adalah kecakapan yang dimiliki oleh pimpinan tingkat menengah dan tingkat bawah, yang dalam kecakapan ini termasuk kegiatan-kegiatan dalam menggunakan metode, proses, prosedur dan teknis yang pada umunya berhubungan erat dengan alat-alat atau operasional. Akan tetapi juga mempunyai kecakapan kemanusiaan untuk bekerja di dalam kelompok atau dengan kelompok, hal ini dimaksudkan untuk membangun suatu usaha motivasi di dalam suatu team, dimana bertindak sebagai pimpinan. Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember

15 Mengingat pentingnya peranan pimpinan dalam kehidupan organisasi maka menjadi kewajiban utama bagi setiap pimpinan untuk selalu secara terus menerus berusaha mengamati, memahami dan mengarahkan tingkah laku bawahan. Dikatakan penting karena peran pimpinan itu sendiri erat kaitannya dengan bawahannya. Seorang pimpinan tidak boleh bertindak sendiri serta dituntut untuk bekerja bersama-sama dan melalui orang lain atau bawahan, untuk itu diperlukan kemampuan memberikan motivasi kepada bawahan atau karyawannya. Alat-alat Motivasi Penggunaan alat-alat motivasi ini dengan segala bentuknya haruslah mempertimbangkan situasi dan orangnya sebab pada hakekatnya setiap individu berbeda dengan yang lainnya. Menurut Hasibuan (1992 : 195) dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia, mangatakan bahwa pada dasarnya alat-alat motivasi yang diberikan bisa dibagi 2 (dua) yaitu : 1. Material incentive adalah motivasi yang bersifat material sebagai imbalan prestasi yang diberikan, misalnya upah, barang-barang dan lain sejenisnya. 2. Non material incentive adalah daya dorong yang diberikan bukan berbentuk materi, misalnya penempatan yang tepat, latihan Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember

16 sistematis, piagam pekerjaan, bintang jasa, perlakuan yang sejenis lainnya. Prestasi Kerja Salah satu unsur yang sangat penting dalam suatu organisasi adalah orang-orang atau anggota dan organisasi yang bersangkutan. Karena hidup tidaknya suatu organisasi sangat tergantung kepada anggota organisasi dalam menjalankan roda organisasinya. Dalam kehidupan sehari-hari anggota organisasi, baik pemerintah maupun swasta, lazim disebut sebagai pegawai. Sebagaimana telah disebutkan bahwa suatu organisasi sangat, bergantung kepada para pegawainya dalam melaksanakan tugasnya dalam rangka mencapai tujuan organisasi tersebut. Oleh karena itu, setiap pegawai dalam organisasi manapun dituntut untuk mampu memiliki prestasi kerja yang baik. Dalam hal prestasi kerja, Agus Dharma (1995 : 1) dalam bukunya Manajemen Prestasi Kerja memberikan pengertian bahwa: Prestasi kerja adalah sesuatu yang dihasilkan atau produk/jasa yang dihasilkan atau diberikan oleh seseorang atau sekelompok orang. Mengenai pengertian prestasi kerja pegawai, sebagaimana yang dikemukakan Dharma dalam bukunya Manajemen Prestasi Kerja memberikan pengertian bahwa: "Prestasi kerja adalah sesuatu yang Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember

17 dikerjakan atau produk/jasa yang dihasilkan atau diberikan oleh seseorang atau sekelompok orang. (1995: 1) Menurut Sutrisno dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia memberikan pendapat: Prestasi kerja adalah hasil upaya seseorang yang ditentukan oleh kemampuan karakteristik pribadinya secara persepsi terhadap perannya dalam pekerjaan itu. (2009:164) Sedangkan menurut Sedarmayanti dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia berpendapat bahwa: Prestasi kerja adalah hasil kerja pegawai dalam menjalankan tugas, baik secara kualitas maupun kuantitas kerja. (2007:377) Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa prestasi kerja merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seorang atau sekelompok orang pegawai dalam melaksanakan tugasnya baik berupa produk atau pun jasa. Pengukuran Prestasi Kerja Untuk mengetahui prestasi kerja pegawai, menurut Dharma (1995:11) dalam bukunya Manajemen Prestasi Kerja mengemukakan tolok ukur/pengukuran prestasi kerja dapat dilakukan atas dasar: Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember

18 - Kuantitas: jumlah yang harus diselesaikan. - Kualitas: mutu yang harus dihasilkan. - Ketepatan waktu: kesesuaian dengan waktu yang telah direncanakan. Pengukuran kuantitatif melibatkan perhitungan keluaran dari proses atau pelaksanaan kegiatan. Hal ini berkaitan dengan jumlah keluaran yang dihasilkan. Pengukuran kualitatif, keluaran yang dihasilkan mencerminkan pengukuran tingkat kepuasan yaitu seberapa baik penyelesaiannya. Pengukuran ketepatan waktu, merupakan jenis khusus dari pengukuran kuantitatif yang menentukan ketepatan waktu penyelesaian untuk kegiatan. (1995 : 55) Prestasi kerja pegawai merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seorang atau sekelompok orang pegawai dalam melaksanakan tugasnya baik berupa produk ataupun jasa, dengan bertolok ukur pada kuantitas, kualitas dan ketepatan waktu dalam penyelesaian tugas. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka penulis mengemukakan asumsi, sebagai berikut: Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember

19 1. Suatu keahlian pihak pimpinan untuk mengerahkan daya kemampuan, sehingga dapat tercapai dua tujuan sekaligus yaitu keinginan bawahan dan tujuan organisasi. 2. Dalam melaksanakan motivasinya pemimpin harus memperhatikan azasazas motivasi sehingga tujuan yang hendak dicapai sesuai dengan yang telah ditetapkan. Kegunaan Penilaian Prestasi Kerja Penilaian prestasi kerja dapat memperbaiki keputusan-keputusan personalia dan memberikan umpan balik kepada karyawan tentang pelaksanaan kerja mereka. Oleh karena itu kegunaan penilaian prestasi kerja dapat dirinci sebagai berikut: 1. Perbaikan Prestasi Kerja Umpan balik pelaksanaan kerja memungkinkan karyawan, manajer dan departemen personalia dapat membetulkan kegiatankegiatan mereka. 2. Penyesuaian-Penyesuaian Kompensasi Evaluasi prestasi kerja membantu para pengambil keputusan dalammenentukan kenaikan upah, pemberian bonus dan bentuk kompensasi lainnya. Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember

20 3. Keputusan-Keputusan Penempatan Promosi, transfer dan demosi biasanya didasarkan pada prestasi kerja masa lalu atau antisipasinya. Promosi sering merupakan bentuk penghargaan terhadap prestasi kerja masa lalu. 4. Kebutuhan-Kebutuhan Latihan dan Pengembangan Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kebutuhan latihan. Demikian juga, prestasi yang baik mungkin mencerminkan potensi yang harus di kembangkan. 5. Perencanaan dan Pengembangan Karier Umpan balik prestasi kerja mengarahkan keputusan-keputusan karier, yaitu tentang jalur karier tertentu yang harus diteliti 6. Penyimpangan-Penyimpangan Proses Staffing Prestasi kerja yang baik atau jelek mencerminkan kekuatan atau kelemahan prosedur staffing departemen personalia 7. Ketidak-akuratan Informasional Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kesalahankesalahan dalam informasi analisis jabatan, rencana-rencana sumber daya manusia, atau komponen-komponen lain sistem Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember

21 informasi manajemen personalia. Akibatnya keputusan-keputusan yang diambil menjadi tidak tepat. 8. Kesalahan-Kesalahan Desain Pekejaan Prestasi kerja yang jelek mungkin merupakan suatu tanda kesalahan dalam desain pekerjaan. Penilaian prestasi membantu diagnosa kesalahan-kesalahan tersebut. 9. Kesempatan Kerja yang Adil Penilaian prestasi kerja secara akurat akan menjamin keputusankeputusan penempatan internal diambil tanpa diskriminasi. 10. Tantangan-Tantangan Eksternal Kadang-kadang prestasi kerja dipengaruhi oleh faktor di luar lingkungan kerja seperti keluarga, kesehatan, kondisi finansial atau masalah-masalah pribadi lainnya. PENUTUP Untuk mempermudah pemahaman terhadap fungsi motivasi dalam meningkatkan prestasi kerja pegawai, maka penulis mengemukakan gambaran model pendekatan sistem mengenai kaitan antara fungsi motivasi Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember

22 dengan prestasi kerja pegawai sebagaimana akan dipaparkan dalam tahapantahapan sebagaimana berikut : 1. Input Terdiri dari masukan-masukan yang berupa tenaga kerja, biaya, peralatan atau mesin, cara kerja, pelayanan. Manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam menjalankan suatu organisasi karena dengan adanya pegawai maka tujuan organisasi dapat dicapai sehingga konsumen dapat dilayani. Biaya diperlukan untuk menjalankan organisasi karena tanpa dana maka organisasi tidak dapat berjalan untuk memenuhi semua kebutuhan. Bahan-bahan pokok merupakan fator yang penting untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan. Segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas lain yang berfungsi sebagai alat utama untuk membantu dalam melaksanakan pekerjaan. Cara atau metode yang digunakan oleh pegawai dalam rangka mencapai tujuan, sangat berpengaruh pada organisasi yang menyebabkan pasat atau tidaknya suatu organisasi. Organisasi dibentuk pada umumnya dimaksudkan dapat berfungsi sebagai wadah yang mampu menampung berbagai aspirasi anggota, sebagai alat mencapai dalam mencapai tujuan bersama yang efektif dan efesien. Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember

23 2. Proses Proses pelaksanaan motivasi yang bertujuan meningkatkan prestasi kerja pegawai harus sesuai dengan asas-asas motivasi yaitu Asas Mengikutsertakan, Asas Komunikasi, Asas Pengakuan, Asas Wewenang yang didelegasikan, Asas Perhatian Timbal Balik dengan faktor-faktor prestasi kerja pegawai yaitui efektivitas, efesiensi, otoritas, tanggung jawab, disiplin dan inisiatif. 3. Output Setelah melalui proses maka diharapkan dalam melaksanakan peranan motivasi sesuai dengan asas-asas motivasi tersebut, sehingga dapat meningkatkan prestasi kerja pegawai sesuai dengan yang diharapkan. 4. Feed back Semua pemasukan berupa sumber-sumber yaitu semua sarana dan prasarana yang ada yaitu tenaga kerja, biaya, peralatan atau fasilitas, cara kerja atau pelayanan yang diperoses melalui peranan motivasi sesuai dengan asas-asas motivasi. Dengan melalui proses tersebut diharapkan ada keluaran yang berupa hasil kerja yang baik sehingga akan menghasilkan atau meningkatkan prestasi kerja Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember

24 pegawai yang unggul sesuai faktor-paktor kinerja yaitu efektivitas, efesiensi, otoritas, tanggung jawab, disiplin dan inisiatif. Apabila asas-asas motivasi belum dilaksanakan oleh pimpinan maka dengan adanya umpan balik diharapkan dapat menjadi masukan-masukan baru dalam proses, sehingga akan menghasilkan keluaran baru yang lebih sesuai dengan keinginan atau harapan pegawai dan prestasi kerja pegawaipun akan meningkat. Berdasarkan penjelasan yang peneliti uraikan mengenai motivasi dan prestasi kerja pegawai, maka jelaslah bahwa motivasi erat hubungannya dengan prestasi kerja pegawai. Dengan motivasi yang diberikan pimpinan kepada para pegawai berdasarkan asas-asas motivasi maka prestasi kerja pegawai akan meningkat. Berdasarkan yang telah dipaparkan sebelumnya maka dapat kita ketahui bahwa semakin tinggi tingkat penerapan azas-azas motivasi oleh pemimpin dalam sebuah organisasi maka akan semakin tinggi tingkat prestasi yang akan dilakukan oleh pegawai atau bawahannya. Agar pegawai mau bekerja serta organisasi dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan maka diperlukan pemimpin yang bukan hanya mementingkan keinginan organisasi yang dipimpinnya akan tetapi juga mampu untuk memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan para pegawainya Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember

25 dalam upaya menstimulasi dan mendorong motivasi kerja pegawainya sehingga dapat terwujud pegawai yang memiliki prestasi yang baik. Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember

26 DAFTAR PUSTAKA Dharma, Agus, 1995, Manajemen Prestasi Kerja, Jakarta: CV Rajawali Gibson, 1996, Manajemen, Jakarta, Erlangga Handayaningrat, Soewarno, 1994, Pengantar Studi Ilmu Administrasi Dan Manajemen, Jakarta: Haji Masagung Hasibuan, S.P. Malayu, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT Bumi Aksara , 2008, Manajemen Dasar, Pengertian Dan Masalah, Jakarta: Bumi Aksara Pasolong, Harbani, 2008, Teori Administrasi Publik, Bandung: Alfabeta Samsudin, Sadili, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: CV Pustaka Setia Sarwoto, 1991, Dasar-dasar Organisasi Dan Manajemen, Jakarta: Haji Masagung Sedarmayanti, 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: PT Refika Aditama Siagian, P. Sondang, 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara , 2004, Teori Motivasi dan Aplikasinya, Jakarta: Rineka Cipta Sugiyono, 2000, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta Sutrisno, Edy, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Kencana Media Group Wahjosumidjo, 1993, Kepemimpinan Dan Motivasi, Jakarta: Ghalia Indonesia Al-Akhbar : Vol.8 No.3 Desember

BAB II LANDASAN TEORI. satu file sehingga menghasilkan satu hasil yang dikehendaki. (Abdul Kadir,

BAB II LANDASAN TEORI. satu file sehingga menghasilkan satu hasil yang dikehendaki. (Abdul Kadir, BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Program Program adalah rangkaian perintah yang sistematis yang disimpan dalam satu file sehingga menghasilkan satu hasil yang dikehendaki. (Abdul Kadir, 2000). 2.2

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian yang dilakukan oleh Agusafitri (2006) dengan judul Peranan

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian yang dilakukan oleh Agusafitri (2006) dengan judul Peranan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Agusafitri (2006) dengan judul Peranan Sistim Penilaian Kinerja Dalam Memotivasi Karyawan Pada PT. PLN (Persero) Kitlur Sumbagut.

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu 1. Agung (2006) melakukan penelitian dengan judul Hubungan Kompensasi Terhadap Kualitas Kerja Karyawan Pada PT Barisan Baja Perkasa Medan. Hasil penelitiannya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Remunerasi Menurut Panggabean (2004:75), remunerasi adalah setiap bentuk penghargaan yang diberikan kepada karyawan sebagai balas

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia mempunyai peran yang sangat penting dalam suatu perusahaan, sehingga tenaga kerja yang ada perlu dipelihara dan dikembangkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Telah kita ketahui bersama bahwa manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam kegiatan suatu organisasi, karena manusia sebagai perencana,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan unit sosial yang dengan sengaja diatur, terdiri atas dua orang atau lebih yang berfungsi secara relatif terus menerus untuk mencapai sasaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang masing-masing jabatan. Pekerjaan (job) terdiri dari sekelompok tugas yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang masing-masing jabatan. Pekerjaan (job) terdiri dari sekelompok tugas yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembagian Kerja 2.1.1 Pengertian Pembagian Kerja Tugas merupakan suatu kewajiban dalam pekerjaan yang telah ditentukan dalam organisasi untuk melaksanakan pekerjaan yang telah

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan

BAB II URAIAN TEORITIS. pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan BAB II URAIAN TEORITIS A. PENELITIAN TERDAHULU Menurut Febya (2008) Motivasi dapat diartikan sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan tertentu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini adalah pengertian dari perangkat lunak : Menurut Jogiyanto H.M (1992 : 420), perangkat lunak adalah program yang

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini adalah pengertian dari perangkat lunak : Menurut Jogiyanto H.M (1992 : 420), perangkat lunak adalah program yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Lunak Berikut ini adalah pengertian dari perangkat lunak : 2.1.1 Pengertian Perangkat Lunak Menurut Jogiyanto H.M (1992 : 420), perangkat lunak adalah program yang di

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Donuts cabang arteri Jakarta. Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui

BAB II URAIAN TEORITIS. Donuts cabang arteri Jakarta. Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Koko Sujatmoko (2007), melakukan penelitian dengan judul pengaruh insentif terhadap prestasi kerja karyawan pada departemen operasional Dunkin Donuts cabang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya suatu koordinasi yang baik antara fungsi-fungsi yang ada di dalam

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya suatu koordinasi yang baik antara fungsi-fungsi yang ada di dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap organisasi baik itu swasta maupun pemerintah akan berupaya dan berorientasi pada tujuan jangka panjang yaitu berkembangnya organisasi yang diindikasikan

Lebih terperinci

personalia yang diambil tidak tepat. h. Diagnosa Disain Pekerjaan i. Kesempatan Kerja yang Adil internal diambil tanpa diskriminasi.

personalia yang diambil tidak tepat. h. Diagnosa Disain Pekerjaan i. Kesempatan Kerja yang Adil internal diambil tanpa diskriminasi. 20 komponen lain sistem informasi manajemen atau komponen lain sistem informasi manajemen personalia. Menggantungkan diri pada informasi yang tidak akurat dapat menyebabkan keputusan personalia yang diambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Dinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kantor Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu dari dinas daerah dan menjadi bagian dari Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Dinas daerah merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Salah satu asset yang paling berharga bagi perusahaan adalah Sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Salah satu asset yang paling berharga bagi perusahaan adalah Sumber BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Salah satu asset yang paling berharga bagi perusahaan adalah Sumber Daya Manusia. Dan apabila Sumber Daya Manusia itu diperhatikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. karyawan selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik mungkin. Tanpa

BAB II KAJIAN TEORITIS. karyawan selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik mungkin. Tanpa BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Prestasi Kerja 2.1.1 Pengertian Prestasi Kerja Setiap perusahaan pada dasarnya menginginkan dan menuntut agar seluruh karyawan selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem Informasi pada suatu sistem meliputi masukan data (input) yang

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem Informasi pada suatu sistem meliputi masukan data (input) yang 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Informasi Sistem Informasi pada suatu sistem meliputi masukan data (input) yang kemudian diolah melalui suatu model dalam pemrosesan data, hasil informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk BAB II LANDASAN TEORI Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antar variable, sehingga

Lebih terperinci

CENDEKIA Jurnal Ilmu Administrasi Negara

CENDEKIA Jurnal Ilmu Administrasi Negara PELAKSANAAN MOTIVASI OLEH CAMAT DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR CAMAT RAJAGALUH KABUPATEN MAJALENGKA Oleh : Dr. DIDING BAJURI., S.Sos., M.Si. ABSTRAK Penulisan ini didasarkan karena

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. untuk melakukan atau bertindak sesuatu. Keberadaan pegawai tentunya

BAB II KAJIAN TEORI. untuk melakukan atau bertindak sesuatu. Keberadaan pegawai tentunya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Motivasi Kerja Motivasi adalah proses seseorang untuk mendorong mereka melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan. Sedangkan motivasi kerja adalah keinginan yang timbul

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian tentang kompensasi telah dilakukan oleh Nurmala (2003) dengan judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi Kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang atau lebih yang didasarkan atas tujuan yang ingin dicapai bersama. Suatu

BAB I PENDAHULUAN. orang atau lebih yang didasarkan atas tujuan yang ingin dicapai bersama. Suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi sekarang ini dipahami sebagai suatu wadah atau tempat berkumpulnya manusia dalam melaksanakan suatu aktivitas kerjasama antara dua orang atau lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengelola suatu instansi/lembaga/perusahaan peran pegawai yang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengelola suatu instansi/lembaga/perusahaan peran pegawai yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Untuk mengelola suatu instansi/lembaga/perusahaan peran pegawai yang berkualitas dan profesional dalam pengelolaannya sangat diperlukan, karena berhasil

Lebih terperinci

CENDEKIA Jurnal Ilmu Administrasi Negara

CENDEKIA Jurnal Ilmu Administrasi Negara PELAKSANAAN MOTIVASI KEPALA DINAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR DINAS BINA MARGA DAN CIPTA KARYA KABUPATEN MAJALENGKA Oleh : RATNA, S.IP., M.Si. ABSTRAK Belum optimalnya kinerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja 2.1.1 Defenisi Kinerja Kinerja berasal dari pengertian performance. Ada pula yang memberikan pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sumber daya manusia dan sumber daya yang lainnya secara efektif dan efisien. untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

BAB II LANDASAN TEORI. sumber daya manusia dan sumber daya yang lainnya secara efektif dan efisien. untuk mencapai suatu tujuan tertentu. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen merupakan ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya yang lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. dilaksanakan bila dalam pencapaian suatu tujuan tersebut tidak hanya dilakukan

II. LANDASAN TEORI. dilaksanakan bila dalam pencapaian suatu tujuan tersebut tidak hanya dilakukan 15 II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen banyak diartikan sebagai ilmu dan seni sehingga bisa mencapai suatu tujuan melalui kegiatan orang lain, hal ini berarti manajemen hanya dapat dilaksanakan

Lebih terperinci

APA ITU PENGINTEGRASIAN?

APA ITU PENGINTEGRASIAN? PENGINTEGRASIAN PENGINTEGRASIAN APA ITU PENGINTEGRASIAN? Metode-metode pengintegrasian yang kita kenal adalah sebagai berikut: 1. Hubungan antar manusia (human relation) 2. Motivasi (motivation) 3. Kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi

BAB II LANDASAN TEORITIS. job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi BAB II LANDASAN TEORITIS A. Uraian Teoritis 1. Pengertian dan Penilaian Prestasi Kerja a. Pengertian Prestasi Kerja Kinerja sumber daya manusia merupakan istilah yang berasal dari kata job performance

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Untuk memahami apa itu manajemen sumber daya manusia, kita sebaiknya meninjau terlebih dahulu pengertian manajemen itu sendiri. Manajemen berasal dari bahasa

Lebih terperinci

MOTIVASI KERJA DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI FAKULTAS DAKWAH IAIN AR-RANIRY

MOTIVASI KERJA DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI FAKULTAS DAKWAH IAIN AR-RANIRY MOTIVASI KERJA DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI FAKULTAS DAKWAH IAIN AR-RANIRY Oleh: Ernawaty Nasution Jurusan Magister Administrasi Pendidikan Universitas Syiah Kuala Jl. Tgk. Syeh Abdul

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORITIK BAB II KAJIAN TEORITIK A. Penelitian Terdahulu yang Relevan Menguraikan penelitian terdahulu yang relevan dengan masalah penelitian ini, digunakan untuk mengetahui masalah mana yang belum diteliti secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ditahun ini semakin banyak perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Ditahun ini semakin banyak perusahaan-perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ditahun 2006-2007 ini semakin banyak perusahaan-perusahaan yang saling berusaha bersaing dengan perusahaan lainnya. Keadaan yang demikian menuntut pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup anggota organisasi dan masyarakat. Suatu

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup anggota organisasi dan masyarakat. Suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia merupakan faktor yang penting untuk menunjang keberhasilan suatu organisasi. Salah satu tugas organisasi yang penting adalah mempertahankan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Disiplin Kerja Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Disiplin Kerja Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini penulis akan menguraikan kajian pustaka yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Kajian pustaka akan menjelaskan mengenai tinjauan pustaka dan kerangka dasar penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saing perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. saing perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya sebagai suatu organisasi yang merupakan salah satu bentuk dari usaha partisipasi anggota masyarakat yang bermanfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mencapai tujuan. Tercapainya tujuan perusahaan tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mencapai tujuan. Tercapainya tujuan perusahaan tidak hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia perusahaan yang sangat pesat mengharuskan setiap perusahaan mendapatkan karyawan yang berkualitas dan mampu membawa perusahaan untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. arahan yang positif demi tercapainya tujuan organisasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. arahan yang positif demi tercapainya tujuan organisasi. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan sumber daya yang paling penting untuk mencapai keberhasilan visi dan misi perusahaan. Oleh karena itu, betapapun sempurnanya aspek teknologi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Hasibuan (2012:10) mengatakan bahwa, manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPENSASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN MEUBEL CV. MUGIHARJO BOYOLALI

PENGARUH KOMPENSASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN MEUBEL CV. MUGIHARJO BOYOLALI PENGARUH KOMPENSASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN MEUBEL CV. MUGIHARJO BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

DETERMINAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. X MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan

DETERMINAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. X MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan DETERMINAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. X MEDAN BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan baguscipta@gmail.com ABSTRAK This research aimed to find out the correlation between motivation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional, sistematis,

BAB I PENDAHULUAN. dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional, sistematis, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi merupakan suatu alat yang berfungsi sebagai wadah atau tepat dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional, sistematis, terencana, terorganisasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta memegang peranan penting dalam fungsi operasional. Karyawan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. serta memegang peranan penting dalam fungsi operasional. Karyawan merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada suatu perusahaan proses pengukuran keberhasilan atau maju mundurnya sangat ditentukan oleh kegiatan pendayagunaan sumber daya manusia, yaitu orangorang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. organisasi untuk mencapai sasaran dan tujuan sebagaimana yang telah direncanakan.

BAB II LANDASAN TEORITIS. organisasi untuk mencapai sasaran dan tujuan sebagaimana yang telah direncanakan. BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Pemberdayaan Pegawai Setiap instansi memerlukan tenaga kerja dalam menjalankan tugas dan fungsi organisasi untuk mencapai sasaran dan tujuan sebagaimana yang telah direncanakan.

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Kinerja di Balai Ternak Embrio Bogor. Hasil penelitian ini menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumber daya Manusia merupakan bagian dari manajemen umum yang memfokuskan diri pada unsur sumberdaya manusia. Perhatian ini mencakup fungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sumber Daya Manusia (MSDM) Menurut Hasibuan (2004:10) Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungna dan peranan tenaga kerja agar efektif dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi perkembangan abad 21 semua organisasi dituntut untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materiil dan non materiil.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. efisien untuk mencapai tujuan tertentu didalam suatu organisasi. Dasar-dasar manajemen adalah sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI. efisien untuk mencapai tujuan tertentu didalam suatu organisasi. Dasar-dasar manajemen adalah sebagai berikut : BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Manajemen Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA. Kepemimpinan merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial, sebab prinsipprinsip

BAB II TELAAH PUSTAKA. Kepemimpinan merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial, sebab prinsipprinsip 1 BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial, sebab prinsipprinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai, misalnya meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Dalam usaha merealisasikan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab menjalankan kegiatan administrasi sehari-hari. Dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab menjalankan kegiatan administrasi sehari-hari. Dengan tidak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepala Madrasah adalah unsur pelaksana administrasi dengan tugas dan tanggung jawab menjalankan kegiatan administrasi sehari-hari. Dengan tidak mengecilkan arti keterlibatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari kata Latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1. Motivasi Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah tersedia, baik sumber yang bersifat manusia maupun non manusia, serta

BAB I PENDAHULUAN. telah tersedia, baik sumber yang bersifat manusia maupun non manusia, serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan keseluruhan daripada sumber-sumber yang telah tersedia, baik sumber yang bersifat manusia maupun non manusia, serta pengelompokan daripada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Kiggundu dalam Gomes (2003:4-5), manajemen sumber daya adalah pengembangan dan pemanfaatan personil (pegawai) bagi pencapaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi ini, perusahaan menyadari akan pentingnya sumber daya manusia. Keberhasilan suatu perusahaan ditentukan oleh sumber daya yang ada di dalamnya,

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN PT. BENTOEL PRIMA BANDAR LAMPUNG. Oleh Jhon Nasyaroeka ABSTRAK

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN PT. BENTOEL PRIMA BANDAR LAMPUNG. Oleh Jhon Nasyaroeka ABSTRAK 9 PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN PT. BENTOEL PRIMA BANDAR LAMPUNG Oleh Jhon Nasyaroeka ABSTRAK PT. Bentoel Prima adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan bersedia mengerahkan segenap kemampuannya untuk. diluar diri seseorang itu turut mempengaruhinya, pemimpin harus memilih

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan bersedia mengerahkan segenap kemampuannya untuk. diluar diri seseorang itu turut mempengaruhinya, pemimpin harus memilih BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Karyawan bersedia mengerahkan segenap kemampuannya untuk melaksanakan pekerjaan jika dengan melaksanakan pekerjaan tersebut karyawan dapat memenuhi kebutuhannya,

Lebih terperinci

PENGARUH INSENTIF DAN PROMOSI TERHADAP PRESTASI KERJA

PENGARUH INSENTIF DAN PROMOSI TERHADAP PRESTASI KERJA PENGARUH INSENTIF DAN PROMOSI TERHADAP PRESTASI KERJA (Studi Pada Karyawan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Unit Pelayanan dan Jaringan Kabupaten sampang) Dhanang Bayu Pratama Bambang Swasto Sunuharyo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus-menerus seiring perkembangan zaman. Saat ini baik perusahaan swasta

BAB I PENDAHULUAN. terus-menerus seiring perkembangan zaman. Saat ini baik perusahaan swasta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia usaha merupakan dunia yang bersifat dinamis, selalu berkembang terus-menerus seiring perkembangan zaman. Saat ini baik perusahaan swasta maupun perusahaan

Lebih terperinci

Oleh FITRI WIJAYANTI UNDJILA NIM: ABSTRAK

Oleh FITRI WIJAYANTI UNDJILA NIM: ABSTRAK 1 PENGARUH KEDISIPLINAN PEGAWAI TERHADAP PRESTASI KERJA PADA KANTOR PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL (BKKBN) PROVINSI GORONTALO Oleh FITRI WIJAYANTI UNDJILA NIM: 931 409 070

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 7, Nopember 2016 FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI KERJA PADA PD JAYA HARDWARE DI PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 7, Nopember 2016 FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI KERJA PADA PD JAYA HARDWARE DI PONTIANAK FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI KERJA PADA PD JAYA HARDWARE DI PONTIANAK Lily Indriani Email: lily.indriani99@yahoo.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah

Lebih terperinci

b. Aspek-Aspek Loyalitas Aspek-Aspek loyalitas menurut Saydam ( 2000 ) adalah sebagai berikut : 1) ketaatan atau kepatuhan ;

b. Aspek-Aspek Loyalitas Aspek-Aspek loyalitas menurut Saydam ( 2000 ) adalah sebagai berikut : 1) ketaatan atau kepatuhan ; BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Loyalitas Kerja a. Pengertian Loyalitas Kerja Hasibuan (2005), mengemukakan bahwa loyalitas atau kesetiaan merupakan salah satu unsur yang digunakan dalam penilaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Tenaga Kerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tenaga kerja adalah salah satu komponen dari perusahaan dan mempunyai peranan yang sangat penting di dalam operasional perusahaan. Menurut Biro Pusat Statistik

Lebih terperinci

Bab l. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab l. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah Bab l Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman saat ini banyak membawa perubahan, baik itu perubahan pada manusia, alam ataupun teknologi. Perubahan ini juga telah menyebabkan pola berpikir

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Pada masa sekarang ini, manajemen bukan lagi merupakan istilah yang asing bagi kita. Istilah manajemen telah digunakan sejak dulu, berasal dari bahasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan kegiatan usaha, suatu perusahaan tentunya membutuhkan berbagai sumber daya, seperti tenaga kerja (karyawan), modal, material dan mesin. Karyawan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki era perdagangan bebas abad ke 21, akan menjadi iklim kompetensi yang tinggi disegala bidang. Belum lagi krisis ekonomi yang barubaru ini terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aspek yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aspek yang sangat penting bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia merupakan aspek yang sangat penting bagi perkembangan dan pertumbuhan organisasi. Oleh sebab itu, organisasi yang baik tidak akan pernah

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BANDUNG

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BANDUNG PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BANDUNG Eko Yuliawan STIE Mikroskil Jl. Thamrin No. 112, 124, 140 Medan 20212 eko_yuliawan@mikroskil.ac.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Administrasi dan Administrasi Publik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Administrasi dan Administrasi Publik BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Administrasi dan Administrasi Publik 2.1.1 Pengertian Administrasi Administrasi adalah usaha dan kegiatan yang berkenaan dengan penyelenggaraan kebijaksanaan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Hasibuan (2013:10), manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Banyak para ahli berusaha untuk memberikan pengertian tentang manajemen, walaupun definisi yang dikemukakan mereka berbeda satu sama lainnya, namun pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada tenaga kerja yang dimiliki oleh organisasi. yang lebih serius dibandingkan dengan sumber daya lainnya

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada tenaga kerja yang dimiliki oleh organisasi. yang lebih serius dibandingkan dengan sumber daya lainnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sukses atau tidaknya sebuah organisasi sangat tergantung pada tenaga kerja yang dimiliki oleh organisasi tersebut. Sumber daya manusia memegang peranan yang

Lebih terperinci

2.1.2 Tipe-Tipe Kepemimpinan Menurut Hasibuan (2009: ) ada tiga tipe kepemimpinan masing-masing dengan ciri-cirinya, yaitu:

2.1.2 Tipe-Tipe Kepemimpinan Menurut Hasibuan (2009: ) ada tiga tipe kepemimpinan masing-masing dengan ciri-cirinya, yaitu: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepemimpinan 2.1.1 Pengertian Kepemimpinan Menurut Wukir (2013:134), kepemimpinan merupakan seni memotivasi dan mempengaruhi sekelompok orang untuk bertindak mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Hasibuan (2000:10) manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan peranan tenaga kerja agar efektif membantu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Setelah mengemukakan latar belakang penelitian yang diantaranya memuat rumusan masalah dan ruang lingkup

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 GAYA KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF PADA HOTEL GARUDA DI PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 GAYA KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF PADA HOTEL GARUDA DI PONTIANAK GAYA KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF PADA HOTEL GARUDA DI PONTIANAK Andi Julio Email:andi_julio0909@yahoo.com Program StudiManajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAK Setiap perusahaan memiliki tujuan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Manajemen Manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari serangkaian kegiatan seperti perencanaan, pengendalian/pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK Yuliana Susi yulianasusi888@yahoo.co.id Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAKSI Tujuan penelitian adalah

Lebih terperinci

PRESTASI KERJA. Prepared by Ridwan Iskandar Sudayat, SE.

PRESTASI KERJA. Prepared by Ridwan Iskandar Sudayat, SE. PRESTASI KERJA 1. Penilaian Prestasi Kerja 1.1. Pengertian Penilaian Prestasi Kerja Penilaian prestasi kerja adalah proses mengevaluasi atau menilai prestasi kerja pegawai. Penilaian prestasi kerja yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. yang menitik beratkan perhatiannya terhadap masalah yang berhubungan

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. yang menitik beratkan perhatiannya terhadap masalah yang berhubungan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu manajemen yang menitik beratkan perhatiannya terhadap

Lebih terperinci

Adrianus Oyok Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak

Adrianus Oyok   Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak KEBIJAKAN KOMPENSASI DALAM MENINGKATKAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA PT PALMDALE AGROASIA LESTARI MAKMUR DI SUNGAI AMBAWANG Adrianus Oyok email: adrianus.pangalupha@gmail.com Program Studi Manajemen STIE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bantu pengawasan ini dapat menunjang terwujudnya proses pengawasan yang sesuai

BAB I PENDAHULUAN. bantu pengawasan ini dapat menunjang terwujudnya proses pengawasan yang sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi memiliki perancangan proses pengawasan, yang berguna untuk merencanakan secara sistematis dan terstruktur agar proses pengawasan berjalan sesuai dengan apa

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemimpin merupakan orang yang mempunyai kemampuan untuk. mempengaruhi sekelompok orang dalam usaha mencapai tujuan organisasi dan

I PENDAHULUAN. Pemimpin merupakan orang yang mempunyai kemampuan untuk. mempengaruhi sekelompok orang dalam usaha mencapai tujuan organisasi dan 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pemimpin merupakan orang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi sekelompok orang dalam usaha mencapai tujuan organisasi dan mengarahkan para pegawai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Manajemen merupakan inti dari organisasi, oleh karena itu penulis menganggap perlu untuk mengemukakan pengertian manajemen, manajemen dari kata to manage

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bekerja merasa kebutuhannya sudah terpenuhi,maka akan timbul kepuasan bekerja dalam diri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bekerja merasa kebutuhannya sudah terpenuhi,maka akan timbul kepuasan bekerja dalam diri BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 KEPUASAN KERJA 2.1.1. Pengertian Kepuasan Kerja Manusia dalam hidup mempunyai kebutuhan mendasar yang tidak mungkin dapat dihilangkan, karena kebutuhan tersebut mendasari perilaku

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA RESTORAN A&W MALL TRANS STUDIO MAKASSAR. A s m a w i y a h 1

PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA RESTORAN A&W MALL TRANS STUDIO MAKASSAR. A s m a w i y a h 1 PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA RESTORAN A&W MALL TRANS STUDIO MAKASSAR A s m a w i y a h 1 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi dan kedisiplinan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Motivasi Menurut Samsudin (2010: 281) mengemukakan bahwa motivasi adalah proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Dalam usaha tersebut karyawan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Dalam usaha tersebut karyawan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan didirikan untuk memperoleh keuntungan yang optimal sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Dalam usaha tersebut karyawan sebagai unsur utama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen Personalia Pengertian Manajemen Personalia telah banyak dikemukakan oleh beberapa ahli manajemen baik dari dalam maupun luar negeri. Berikut ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah berdiri

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah berdiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Suatu organisasi atau perusahaan, baik swasta nasional maupun swasta asing berusaha untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah berdiri sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut salah satunya adalah sumber daya manusia. Tumbuh lebih baik, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut salah satunya adalah sumber daya manusia. Tumbuh lebih baik, bahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam berbagai industri merupakan bagian yang tidak bisa dihi ndari. Banyak faktor yang mendukung tingginya persaingan di berbagai industri tersebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dengan baik dan maksimal apabila tidak ada pelaksanaannya yakni sumber

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dengan baik dan maksimal apabila tidak ada pelaksanaannya yakni sumber BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) Sumber daya manusia sangat penting bagi pelaksanaan operasional perusahaan. Sumber daya yang ada pada perusahaan tidah dapat berfungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipakai untuk melihat organisasi. Organisasi dapat dipandang sebagai wadah,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipakai untuk melihat organisasi. Organisasi dapat dipandang sebagai wadah, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Organisasi Definisi organisasi banyak ragamnya, tergantung pada sudut pandang yang dipakai untuk melihat organisasi. Organisasi dapat dipandang sebagai wadah, sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawasan Pengawasan merupakan bagian terpenting dalam praktik pencapaian evektifitas di Indonesia. Adapun fungsi dari pengawasan adalah melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Terbentuknya persepsi positif pekerja terhadap organisasi, secara teoritis merupakan determinan penting terbentuknya motivasi kerja yang tinggi. Para pekerja adalah manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kinerja karyawan meningkat. Menurut Wirawan (2005) dalam Potu

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kinerja karyawan meningkat. Menurut Wirawan (2005) dalam Potu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia atau karyawan adalah motor penggerak utama suksesnya sebuah perusahaan. Walaupun perusahaan menyediakan sarana dan prasarana yang memadai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Hasibuan (2010:10), manajemen sumber daya manusia adalah ilmu atau seni yang mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar

Lebih terperinci