REVIEW OF DETERMINING DRY RUBBER CONTENT ON PROCESSING RUBBER SHEET
|
|
- Sonny Gunawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 REVIEW OF DETERMINING DRY RUBBER CONTENT ON PROCESSING RUBBER SHEET Ikha Rasti Julia Sari 1 dan Januar Arif Fatkhurahman 1 1 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Jl. Ki Mangunsarkoro No.6, Telp /Fax Semarang ikharasti@kemenperin.go.id ABSTRACT Dry Rubber Content (DRC) used as standard to adding chemical material in ribbed smoked sheet process. DRC data was not accurate can effect in quality of product. Review determine DRC is aim to compare good methods on market or standard method so get the right method, accurate, effective and applicative to use in rubber sheet production process. Process of getting DRC in laboratory standard need until 12 hours. In fact, a big plantation determine the DRC did not suitable with the standard and only based on rubber dry weight deviation done with the manual way. Dielectric capacitance and photoelectric technology is an innovation in the determination of dry rubber content which need to be developed and customized to the needs of industrial rubber sheet, in order to determine the value of dry rubber content can be done effectively and accurately. Keywords : Dry Rubber Content (DRC), Latex, Rubber Sheet 169 Kajian Penentuan Kadar Karet..., Ikha Rasti Julia Sari
2 KAJIAN PENENTUAN KADAR KARET KERING PADA PENGOLAHAN KARET SHEET Ikha Rasti Julia Sari 1 dan Januar Arif Fatkhurahman 1 1 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Jl. Ki Mangunsarkoro No.6, Telp /Fax Semarang ikharasti@kemenperin.go.id ABSTRAK Kadar Karet Kering (KKK) dipakai sebagai standar dalam pemberian bahan kimia untuk pengolahan karet sheet. Data kadar karet kering yang tidak akurat akan berimbas pada mutu produk. Kajian penentuan kadar karet kering ini bertujuan untuk membandingkan beberapa metode baik yang ada di pasaran maupun metode standar sehingga diperoleh metode yang tepat, akurat, efektif dan aplikatif untuk digunakan pada proses pengolahan karet sheet asap. Proses untuk mengetahui kadar KKK sesuai dengan standar alat laboratorium memerlukan waktu hingga 12 jam. Kenyataannya, perkebunan besar menentukan KKK tidak sesuai standar dan hanya berdasarkan selisih berat kering karet yang diperoleh secara manual sehingga memberikan hasil yang kurang akurat. Teknologi kapasitansi dielektrik dan photoelectric merupakan inovasi penentuan kadar karet kering dalam lateks yang perlu dikembangkan dan disesuaikan dengan kebutuhan industri karet sheet, agar penentuan nilai KKK dapat dilakukan secara efektif dan akurat. Kata Kunci : Kadar Karet Kering (KKK), Lateks, Karet Sheet Kajian Penentuan Kadar Karet..., Ikha Rasti Julia Sari 170
3 PENDAHULUAN Kebijakan Industri Nasional yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 28 tahun 2008, industri karet dan plastik merupakan bagian dari kelompok industri yang diprioritaskan dalam pengembangannya. Kualitas karet alam sekarang ini masih rendah, oleh sebab itu diperlukan peningkatan kualitas bahan olah karet alam (Sannia dkk., 2013). Dalam Sa id, dkk.(2005) Blow dan Hepburn menyatakan karet alam memiliki daya elastis atau daya lenting yang sempurna, plastisitas yang baik, kepegasan yang tinggi dan keteraturan geo-metri yang tinggi, yang menambah kuat tarik pada saat direnggangkan. Keunggulan ini yang belum bisa digantikan oleh karet sintetis. Karet Ribbed Smoked Sheet (RSS) atau sering disebut dengan karet sheet termasuk jenis karet alam konvensional, dimana pengolahannya dilakukan oleh perkebunan besar dengan menggunakan peralatan yang lebih baik dan dengan kapasitas yang lebih besar. (Utomo, dkk., 2004) Tahapan yang paling kritis pada pengolahan karet RSS adalah proses pengenceran lateks kebun, jumlah asam yang ditambahkan pada proses penggumpalan dan proses pengasapan. Kadar Karet Kering (KKK) adalah kandungan padatan karet per satuan berat (%). (Juliasari, dkk., 2014) menyatakan KKK merupakan salah satu data yang diperlukan untuk menghitung asam formiat dalam proses penggumpalan. KKK menjadi salah penentu kualitas mutu produk karet. Komponen terbesar dari dalam lateks adalah partikel karet dan air. Tingginya nilai KKK menyatakan kandungan air dalam lateks semakin rendah (Sulasri dkk., 2014). Berdasarkan Maspanger (2005) membagi klasifikasi mutu lateks kebun didasarkan kadar kering yaitu mutu I dengan kadar kering minimal 28% dan mutu II dengan kadar kering minimal 20% atau di bawah 28%. Dalam pengolahan karet sheet nilai KKK digunakan untuk sebagai dasar untuk menentukan jumlah kebutuhan air pada proses pengenceran lateks sampai diperoleh Kadar Karet Baku (Kadar Karet Standar). Proses pengenceran yang terlalu encer akan mengakibatkan koagulum (bekuan) yang terlalu lunak, sehingga mudah robek pada saat penggilingan. Sebaliknya jika koagulum terlalu keras, akan mengakibatkan pemakaian tenaga gilingan yang lebih besar dan memerlukan waktu pengeringan 171 Kajian Penentuan Kadar Karet..., Ikha Rasti Julia Sari
4 terlalu lama. Kondisi ini akan mempengaruhi mutu karet sheet berdasarkan green book yang diterbitkan oleh International Rubber Quality and Packing Conference (IRQPC), (IS 15361, 2003). Kadar karet kering dalam pengolahan karet sheet memegang peranan penting dan berpengaruh terhadap mutu karet. Parameter KKK ini berperan dalam kalkulasi penentuan pengenceran lateks dan penambahan bahan kimia, yang berpengaruh juga pada biaya produksi. Dalam perkembangannya penentuan KKK terus mengalami perkembangan dari mulai tahapan yang sederhana berupa estimasi kasar sampai dengan analisis laboratorium yang mengedepankan akurasi, ditambah dengan perkembangan teknologi beberapa tahun terakhir ini dengan pendekatan viskositas, kapasitansi elektrolit, maupun sensor photoelectric. Dalam tulisan ini akan dipaparkan secara detail perkembangan prosedur penentuan KKK dengan beberapa kelebihan dan kekurangannya yang merupakan bagian pengolahan karet sheet, sehingga nantinya dapat dijadikan data awal bagi kegiatan penelitian lain yang berfokus pada pengembangan penentuan KKK sesuai kebutuhan industri. PEMBAHASAN Penentuan KKK merupakan salah satu bagian dalam menjaga mutu pengolahan karet sheet dan acuan pokok penambahan bahan kimia proses. Berbagai metode penentuan KKK dilakukan dimana masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. (Purbaya,dkk., 2011) Kadar karet kering pada lateks tergantung dari beberapa faktor antara lain jenis klon, umur pohon, waktu penyadapan, musim, suhu udara serta letak tinggi dari permukaan laut Batasan pembahasan tulisan ini, penentuan KKK dibagi menjadi tiga kategori; estimasi, analisis laboratorium, dan pendekatan teknologi, dengan pembagian sebagai berikut; 1. Estimasi Pendekatan penentuan KKK dengan estimasi memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari metode estimasi yaitu mendapatkan nilai KKK secara cepat, namun mempunyai kekurangan bahwa hasil yang diperoleh memiliki nilai akurasi yang rendah hanya merupakan estimasi fisik dengan penimbangan maupun volume. metode ini biasa digunakan untuk menentukkan KKK di Kajian Penentuan Kadar Karet..., Ikha Rasti Julia Sari 172
5 lapangan, dimana membutuhkan hasil yang cepat untuk melakukan pembayaran ke pengepul lateks. Pendekatan penentuan KKK dengan cara estimasi ini, diantaranya; - Pembobotan Lateks Pada metode penentuan KKK dengan pembobotan lateks (Kumara, 2006), secara umum lateks hanya melewati tahapan proses penyaringan, pengukuran volume dengan penanda volume, dan estimasi berdasarkan berat kasar, seperti terlihat pada gambar 1. Gambar 1. Penentuan KKK menggunakan Metode Pembobotan Lateks Dengan hanya dua tahapan singkat tersebut dapat dilihat bahwa metode ini cukup sederhana, cepat tetapi memberikan nilai KKK secara kasar. Penentuan dengan metode ini umumnya hanya digunakan sebagai acuan pembayaran kepada penyadap karet. - Metode Metrolac Secara umum Metrolac tidak dapat dijadikan acuan baku sebagai penentu KKK, hal ini dikarenakan menurut (Smith, 1947); 1. Densitas partikel lateks tidak diketahui secara pasti dan bervariasi tergantung pada faktor yang mempengaruhi mutu lateks secara umum 2. Serum pada lateks bukan merupakan komposisi tunggal seperti air, namun merupakan multikomponen dengan campuran seperti protein dan garam 3. Lateks yang baru disadap merupakan cairan yang terlalu kental yang menyebabkan hydrometer seperti metrolac tidak dapat menampilkan 173 Kajian Penentuan Kadar Karet..., Ikha Rasti Julia Sari
6 bacaan nilai yang stabil, sehingga untuk mendapatkan bacaan yang stabil perlu ditambahkan air pada lateks, dimana secara substansi fisika mempengaruhi densitas yang pada akhirnya akan merusak korelasi densitas dan KKK. Penentuan KKK dengan metode metrolac mendasarkan pada pengukuran densitas lateks. Asumsi mendasar yang menyebabkan kurang tepatnya penentuan KKK menggunakan metrolac adalah densitas dan KKK mempunyai korelasi yang linier (Kumara, 2006). Gambar 2. Penentuan KKK menggunakan Metode Metrolac Secara umum tahapan utama proses penentuan KKK menggunakan metode Metrolac, lateks uji diencerkan dan ditempatkan pada tempat dengan bukaan berbentuk silinder. Metrolac ditempatkan pada tabung silinder berisi lateks tersebut dan akan membaca skala KKK pada lateks uji. - Metode Ujicoba Koagulasi Metode ujicoba koagulasi ini secara umum banyak digunakan di perkebunan. Secara umum tahapan analisa adalah lateks diencerkan dengan air dalam perbandingan 1 : 1, dibagi menjadi 2 sampel dengan volume masing-masing sampel adalah 5 liter, kemudian ditambahkan ml larutan asam formiat 1% sampai tergumpal sempurna. Koagulum dicetak dalam mesin roll dan dipress, dikeringkan dengan dihilangkan secara manual menggunakan kain kemudian kedua sampel ditimbang bersama, bila akurat nilainya adalah Kajian Penentuan Kadar Karet..., Ikha Rasti Julia Sari 174
7 10 gr dimana 1/5 dari berat kedua sampel menunjukkan kandungan karet dalam gr/ liter. Sebagai kendali mutu, menimbang masing-masing sampel secara terpisah untuk melihat deviasinya. Kondisi di lapangan yang dilakukan menunjukkan bahwa untuk kendali mutu jarang/ hampir tidak pernah dilakukan, karena lateks yang datang harus segera diolah sebelum menggumpal secara alami yang akan menurunkan mutu lateks. Gambar 3. Penentuan KKK menggunakan Metode Ujicoba Koagulasi 2. Analisis Laboratorium Bila dibandingkan dengan metode estimasi, pendekatan analisa laboratorium memberikan hasil yang lebih akurat dalam penentuan KKK. Analisa laboratorium ini dilakukan melalui proses kimia dan fisis berdasarkan berat konstannya. Pendekatan ini memakan waktu yang relatif lama dan secara umum tidak bisa dilakukan di pengolahan karet sheet, yang membutuhkan waktu relatif cepat untuk mengetahui kadar KKK. Proses pengolahan karet sheet asap di pabrik mulai dari lateks datang sampai proses pembekuan hanya memerlukan waktu ± menit. Secara umum analisis laboratorium dalam penentuan KKK dibagi menjadi dua jenis (Kumara, 2006); - Metode Standar Metode standar ini merupakan metode yang dipopulerkan oleh Standar Inggris dan ISO 126 (2000) dalam penentuan KKK dilaksanakan dalam tahapan panjang meliputi perlakuan fisik pengepresan dan pemanasan untuk menghilangkan komposisi air dalam lateks. Waktu yang diperlukan dalam 175 Kajian Penentuan Kadar Karet..., Ikha Rasti Julia Sari
8 metode ini mencapai 6-8 jam, dimana metode ini biasa digunakan untuk pengendalian produksi pabrik pengolahan. Metode standar Inggris/ ISO 126 ini memakan biaya yang relatif besar. Tahapan proses meliputi mengambil sampel lateks sebanyak 10 gram yang kemudian dikoagulasi dengan sejumlah asam asetat. Koagulum tersebut kemudian dipanaskan dalam waterbath sampai serum lateks muncul. Koagulum kemudian dipress dengan ketebalan tidak boleh melebihi 2 mm. Dilanjutkan dengan proses pencucian, koagulum dikeringkan dalam oven dengan suhu 60 o C. Setelah dikeringkan, karet didinginkan dengan dimasukkan dalam desikator dan dilaksanakan analisis secara gravimetri dengan penimbangan berat konstan. Gambar 4. Penentuan KKK menggunakan Metode Standar Analisis Laboratorium - Metode acak dengan oven Metode ini memangkas waktu dengan metode standar Inggris/ ISO dengan waktu analisa antara 10 dan 25 menit dengan menggunakan mikrowave oven pada operasi daya rendah-medium (Tillekeratne, dkk., 1989). Hasil analisa penentuan KKK yang didapat tidak seakurat metode standar. Penentuan KKK menggunakan metode acak ini menggunakan jaminan mutu pengujian KKK lateks secara triplo, sehingga deviasi maksimum dari masing masing analisis tidak boleh lebih dari 0,05%. Pengeringan dilakukan menggunakan microwave/ oven. Kajian Penentuan Kadar Karet..., Ikha Rasti Julia Sari 176
9 Gambar 5. Penentuan KKK Menggunakan metode Acak 3. Pendekatan Teknologi Dengan banyaknya metode uji yang digunakan untuk penentuan KKK, masing masing mempunyai kelemahan yang dapat dilihat dalam matrix di bawah ini. Tabel 1. Matriks Akurasi dan Waktu Penentuan KKK No Metode Akurasi Waktu 1 Pembobotan Lateks Metrolac Ujicoba Koagulasi Standar Laboratorium Metode Acak - ++ Matriks tersebut menggambarkan semakin sedikit tanda (-) berarti semakin akurat penentuan KKK, dan tanda (+) berarti semakin cepat penentuan KKK. Dengan melihat matriks tersebut masih terdapat peluang untuk mencari metode penentuan KKK secara akurat dan relatif cepat,sehingga beberapa penelitian baik di dalam maupun luar negeri menggunakan pendekatan teknologi untuk menentukan KKK. Beberapa penentuan KKK menggunakan pendekatan teknologi yang beberapa tahun terakhir cukup berkembang adalah; - Penentuan KKK dengan pendekatan kapasitansi elektrolit 177 Kajian Penentuan Kadar Karet..., Ikha Rasti Julia Sari
10 Penelitian penentuan Kadar Kering Karet (KKK) dengan mengkorelasikan konstanta dielektrik lateks menggunakan arus bolak-balik berfrekuensi tinggi. KKK diperoleh menggunakan metode gravimetric dengan memvariasikan lama waktu pengeringan lateks. Konstanta dielektrik lateks diukur menggunakan rangkaian RLC. Nilai KKK optimum diperoleh dari lama waktu pengeringan 8 jam yakni sebesar 28,235% dan konstanta dielektrik lateks sebesar 0,374 untuk lama waktu pengeringan 6 jam, 0,123 untuk lama waktu pengeringan 8 jam, 0,159 untuk lama waktu pengeringan 10 jam dan 0,335 untuk lama waktu pengeringan 12 jam (Sulasri, dkk., 2014). Konstanta dielektrik lateks menurun seiring pertambahan KKK yang menunjukkan bahwa kandungan air dalam lateks semakin rendah.. Air yang merupakan penyusun utama dari lateks merupakan molekul polar yang mempunyai sifat jika ditempatkan dalam medan listrik menyebabkan pembentukan dipol, beda tegangan yang diberikan antara dua kutub medan listrik tersebut akan menimbulkan efek dielektrik pada molekul lateks. Penentuan KKK dengan metode ini berfokus pada perbedaan geometrikal pada molekul lateks yang berbeda untuk tiap lateks dengan KKK berbeda (Jayanty, 2005) - Penentuan KKK dengan pendekatan photoelectric (Zhao,dkk, 2010) Penentuan KKK dengan metode ini berdasarkan prinsip Lamber-Beer, daya reflektivitas lateks diuji menggunakan modul penguat untuk mendapatkan beda tegangan berdasarkan variasi nilai KKK. Dengan metode ini, KKK dapat dianalisis secara realtime. Gambar 6. Penentuan KKK dengan Pendekatan Photoelectric Kajian Penentuan Kadar Karet..., Ikha Rasti Julia Sari 178
11 Zhao dalam tulisannya menyebutkan bahwa penentuan KKK dengan pendekatan photo electric ini mengkalibrasi pengukurannya dengan beberapa lateks dengan konsentrasi KKK yang berbeda, kemudian korelasi KKK terhadap beda tegangan yang dihasilkan unit penguat sinyal dianalisis dengan linier fitting, sehingga peralatan yang dibuat dapat digunakan untuk menentukan KKK secara cepat dan akurat. KESIMPULAN Penentuan KKK dengan metode manual tanpa pendekatan teknologi masih membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga mengurangi efektivitas produksi secara keseluruhan. Beberapa metode uji tidak dapat menghasilkan angka yang akurat sehingga lebih cocok diterapkan di lapangan sebagai acuan untuk memperkirakan harga lateks dari petani penyadap. Penentuan KKK yang cukup akurat dapat dilaksanakan dengan metode laboratorium, dan waktu analisis KKK yang masih cukup lama membuka peluang penentuan KKK dengan inovasi teknologi untuk mengurangi waktu analisis. Teknologi kapasitansi dielektrik dan photoelectric merupakan inovasi penentuan kadar karet kering dalam lateks yang perlu dikembangkan dan disesuaikan dengan kebutuhan industri karet sheet, agar penentuan nilai KKK dapat dilakukan secara efektif dan akurat. DAFTAR PUSTAKA ISO Rubber Latex Natural. Determination of Dry Rubber Content. Jayanti, dkk Measurement of Dry Rubber Content in Latex Using Microwave Technique. Measurement Science Review, Volume 5, Section 3 Juliasari, I.R.J., Fathurakhman, J,Korelasi Penggunaan Asam Formiat terhadap Kadar Amoniak terhadap Peningkatan Mutu Karet Sheet. Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik ke-3. Yogyakarta. ISBN Kajian Penentuan Kadar Karet..., Ikha Rasti Julia Sari
12 Kumara, Sarath Methods of Estimation of Dry Rubber Content in Natural Rubber Latex. Bulletin of the Rubber Research Institute of Sri Lanka. Maspanger, D.R., 2005, Karakterisasi Mutu Koagulum Karet Alam Dengan Metode Ultrasonik. Desertasi IPB. Bogor. Purbaya, Mili. Sari, T.I., Saputri, C.A., Fajriaty, M.T., Pengaruh Beberapa Jenis Bahan Penggumpal Lateks dan Hubungannya dengan Susut Bobot, Kadar Karet Kering dan Plastisitas. Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3. Palembang Oktober ISBN : Sannia, Belladina., Ismono, R.H., Viantimala,B., Hubungan Kualitas Karet Rakyat dengan di desa Program dan Non Pogram. Jurnal Ilmu Ilmu Agribisnis. Volume 1 No.1, Januari Hal Sulasri, Malino, B.M., Lapanporo, B.P., Kadar Karet Kering dan Pengukuran Konstanta Dielektrik Lateks Menggunakan Arus Bolak Balik Berfrekuensi Tinggi. Jurnal Prisma Fisika, Vol. II, No. 1 (2014), Hal ISSN Smith, H Fairfield Use of Hydrometers to Estimate Dry Rubber Content of Latex. JRRI Communication. Malaysian Rubber Board Tillekeratne, L.M.K., Karunanayake, L., Kumara, S.P.H., Weeraman, S., A Rapid and Accurate Method for Determining the Dry Rubber Content and Total Solid Content of NR Latex. Polimer Testing 8 (1989) Elsevier Science Publishers Ltd, England. Sa id Gumbira, E., Rahman, N., Febriyanti, L., Pengaruh Hidrogenasi Dalam Fasa Lateks Pada Karet Alam Hevea Brasiliensis. Jurnal Teknologi Industri Pertanian Vol. 14(3). ISSN Hal Utomo, T.P., Suroso, Erdi, Aplikasi Sistem Pakar pada Pengendalian Mutu Karet RSS. Prosiding Komputer dan Sistem Intelijent. Jakarta, Agustus ISSN , Hal Zhao, dkk A Novel Measurement System for Dry Rubber Content in Concentrated Natural Latex Based on Annular Photoelectric Sensor. International Journal of Physical Sciences Vol. 5(3). Kajian Penentuan Kadar Karet..., Ikha Rasti Julia Sari 180
PENGARUH WAKTU TERHADAP KESTABILAN INTENSITAS BERKAS CAHAYA PADA LATEKS
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik Ke-5 ISSN : 2477-3298 PENGARUH WAKTU TERHADAP KESTABILAN INTENSITAS BERKAS CAHAYA PADA LATEKS Januar Arif Fatkhurrahman 1 dan Ikha Rasti Julia Sari 1
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Adapun alat alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
30 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat Adapun alat alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Beaker glass 250 ml Blender Cawan platina Gelas ukur 200 ml Gunting Kertas saring
Lebih terperinciTHE CORRELATION OF USING FORMIC ACID TO AMMONIA CONCENTRATION ON RUBBER SHEET PRODUCT QUALITY IMPROVEMENT
THE CORRELATION OF USING FORMIC ACID TO AMMONIA CONCENTRATION ON RUBBER SHEET PRODUCT QUALITY IMPROVEMENT Januar Arif Fatkhurahman* dan Ikha Rasti Julia Sari Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran
Lebih terperinciI. METODOLOGI PENELITIAN
I. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mutu Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan di Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Aagrobisnis Perkebunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konstanta dielektrik adalah perbandingan nilai kapasitansi kapasitor pada bahan dielektrik dengan nilai kapasitansi di ruang hampa. Konstanta dielektrik atau permitivitas
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Karet alam (natural rubber, Hevea braziliensis), merupakan komoditas perkebunan tradisional sekaligus komoditas ekspor yang berperan penting sebagai penghasil devisa negara
Lebih terperinciPengaruh Dosis Serum Lateks terhadap Koagulasi Lateks (Hevea brasiliensis) (The Effect of Dose Latex Serum to Latex Coagulation [Hevea brasiliensis])
Jurnal Agro Industri Perkebunan Pengaruh Dosis Serum Lateks terhadap Koagulasi Lateks (Hevea brasiliensis) (The Effect of Dose Latex Serum to Latex Coagulation [Hevea brasiliensis]) Maryanti 1)* dan Rachmad
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lateks adalah cairan koloid yang berwarna putih susu yang diperoleh dari pohon karet (Havea Brasiliensis) dengan partikel-partikel karet terdispersi air. Lateks dikenal
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakterisasi Bahan Baku Karet Crepe
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakterisasi Bahan Baku 4.1.2 Karet Crepe Lateks kebun yang digunakan berasal dari kebun percobaan Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Ciomas-Bogor. Lateks kebun merupakan
Lebih terperinciKAJIAN KETEBALAN TANAH LIAT SEBAGAI BAHAN DIELEKTRIK KAPASITOR PLAT SEJAJAR. Jumingin 1, Susi Setiawati 2
KAJIAN KETEBALAN TANAH LIAT SEBAGAI BAHAN DIELEKTRIK KAPASITOR PLAT SEJAJAR Jumingin 1, Susi Setiawati 2 e-mail: juminginpgri@gmail.com 1 Dosen Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas PGRI Palembang 2
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Karet alam dihasilkan dari tanaman karet (Hevea brasiliensis). Tanaman karet
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karet Alam Karet alam dihasilkan dari tanaman karet (Hevea brasiliensis). Tanaman karet termasuk tanaman tahunan yang tergolong dalam famili Euphorbiaceae, tumbuh baik di dataran
Lebih terperinci' Balai Penelitian Teknologi karct, Bogor
STUD1 PEMANFAATAN KARET SKIM BARU SEBAGAI BAHAN BAKU DALAM PEMBUATAN SOL KARET Ary Achyar ~lfa' dan Tatit K. ~unasor* ' Balai Penelitian Teknologi karct, Bogor 'Jurusan Teknologi lndustri Pertanian, FATETA
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam SNI (2002), pengolahan karet berawal daripengumpulan lateks kebun yang
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penanganan Pasca Panen Lateks Dalam SNI (2002), pengolahan karet berawal daripengumpulan lateks kebun yang masih segar 35 jam setelah penyadapan. Getah yang dihasilkan dari proses
Lebih terperinciPENENTUAN PLASTISITAS AWAL DAN PLASTISITAS RETENSI INDEKS KARET. Rudi Munzirwan Siregar
PENENTUAN PLASTISITAS AWAL DAN PLASTISITAS RETENSI INDEKS KARET Rudi Munzirwan Siregar Abstrak Penelitian tentang Penentuan Plastisitas Awal dan Plastisitas Retensi Indeks karet telah dilakukan. Kedalam
Lebih terperinciPENERAPAN IPTEKS PERBANDINGAN ASAM ASETAT DENGAN ASAM FORMIAT SEBAGAI BAHAN PENGGUMPAL LATEKS. Oleh Rudi Munzirwan Siregar
PERBANDINGAN ASAM ASETAT DENGAN ASAM FORMIAT SEBAGAI BAHAN PENGGUMPAL LATEKS Oleh Rudi Munzirwan Siregar Abstrak Penelitian tentang perbandingan asam asetat dengan asam formiat sebagai bahan penggumpal
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
17 III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan devisa Indonesia. Pada dasarnya karet berasal dari alam yaitu dari getah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan salah satu negara penghasil karet alam terbesar di dunia. Awal mulanya karet hanya ada di Amerika Selatan, namun sekarang sudah berhasil
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN SBR DAN NR TERHADAP SIFAT FISIKA KOMPON KARET PACKING CAP RADIATOR
Nuyah Pengaruh Penggunaan SBR dan NR PENGARUH PENGGUNAAN SBR DAN NR TERHADAP SIFAT FISIKA KOMPON KARET PACKING CAP RADIATOR THE EFFECT OF STYRENE BUTADIENE RUBBER AND NATURAL RUBBER UTILIZATION ON PHYSICAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan pengekspor karet spesifikasi teknis terbesar ke
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan pengekspor karet spesifikasi teknis terbesar ke tiga di dunia setelah Thailand dan Malaysia. Karet spesifikasi teknis (Technically Specified Rubber)
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Lampung pada bulan Juli
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2015, bertempat di
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2015, bertempat di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian dan Laboratorium Rekayasa Bioproses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lateks pekat sebagai bahan utama pada penelitian ini tetap berada dalam bentuk emulsi sebelum diolah menjadi bahan baku pada industri. Biasanya lateks pekat banyak
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2011 hingga Agustus 2011 di Laboratorium Energi dan Listrik Pertanian serta Laboratorium Pindah Panas dan
Lebih terperinciLokakarya Fungsional Non Penefiti Cara Kerja Ditimbang 0,5 gram contoh dan dimasukkan kedalam gelas piala 600 ml, kemudian ditambahkan 60 ml larutan d
LEMAK PADA PAKAN TERNAK DAPAT MEMPENGARUHI HASIL ANALISIS SERAT () D Suherman dan Martini Balai Penelitian Ternak, Ciawi-Bogor PENDAHULUAN Analisis komposisi dari pakan ternak merupakan hal yang diperlukan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Lehan Kecamatan Bumi Agung Kabupaten Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri Lampung
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Karet (Hevea brasiliensis M.) merupakan salah satu komoditi penting dan terbesar
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karet (Hevea brasiliensis M.) merupakan salah satu komoditi penting dan terbesar di Indonesia. Lampung adalah salah satu sentra perkebunan karet di Indonesia. Luas areal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Karet (Hevea brasiliensis M.) merupakan salah satu komoditi hasil pertanian yang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Karet (Hevea brasiliensis M.) merupakan salah satu komoditi hasil pertanian yang keberadaannya sangat penting dan dibutuhkan di Indonesia. Tanaman karet sangat
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: SIR (Standard Indonesian Rubber) 20, Aspal Pen 60 yang berasal dari Dinas Pekerjaan Umum Binamarga,
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. WAKTU DAN PELAKSANAAN Penelitian ini dilaksanaan pada bulan Februarisampai Mei 2011 di Laboratorium Teknik Kimia, dan Laboratorium Pengawasan Mutu Departemen Teknologi Industri
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah bubuk susu kedelai bubuk komersial, isolat protein kedelai, glucono delta lactone (GDL), sodium trpolifosfat
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dijadikan tanaman perkebunan secara besaar besaran, karet memiliki sejarah yang
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Karet Sejak pertama kali ditemukan sebagai tanaman yang tumbuh secara liar sampai dijadikan tanaman perkebunan secara besaar besaran, karet memiliki sejarah yang cukup
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2012 sampai dengan Oktober 2012. Adapun laboratorium yang digunakan selama penelitian antara lain Pilot
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Surfaktan merupakan suatu molekul yang sekaligus memiliki gugus hidrofilik dan gugus lipofilik sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari air dan minyak.
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA
PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA H.Abdullah Saleh,, Meilina M. D. Pakpahan, Nowra Angelina Jurusan
Lebih terperinciAplikasi Energi Surya Dalam Pengolahan Ribbed Smoke Sit (RSS) Dengan Menggunakan Asap Cair Sebagai Pengumpulan dan Pengawet Karet SIT di Palembang
logo lembaga PKPP-54 (F.78) Aplikasi Energi Surya Dalam Pengolahan Ribbed Smoke Sit (RSS) Dengan Menggunakan Asap Cair Sebagai Pengumpulan dan Pengawet Karet SIT di Palembang Koordinator/ PU Sutopo BALAI
Lebih terperinciDOK.KTI 721. Proceeding of. Second Added Value Of Energy Resources. 2 nd AvoER Palembang, Juli 2009
DOK.KTI 721 Proceeding of Second Added Value Of Energy Resources 2 nd AvoER 2009 Palembang, 29 30 Juli 2009 PENINGKATAN EFISIENSI KAPASITAS KAMAR PENGERING SIT ASAP DENGAN PEMANFAATAN SINAR MATAHARI Mili
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Pengambilan sampel tanah lempung dan pasir. 2. Persiapan alat. Pengujian Pendahuluan (ASTM D422-63)
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Tahapan Penelitian Untuk memudahkan dalam proses penelitian, diperlukan rencana dalam menyusun langkah-langkah penelitian, seperti yang ditampilkan dalam bagan alir pada Gambar
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM INDUSTRI KARET REMAH (CRUMB RUBBER) INDONESIA. Karet merupakan polimer hidrokarbon yang bersifat elastis dan terbentuk
48 IV. GAMBARAN UMUM INDUSTRI KARET REMAH (CRUMB RUBBER) INDONESIA 4.1. Gambaran Umum Karet Karet merupakan polimer hidrokarbon yang bersifat elastis dan terbentuk dari emulsi kesusuan yang dikenal sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Sumber daya alam yang ada di Indonesia digunakan dalam berbagai hal, seperti: sumber energi (bahan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Pengolahan Hasil Perkebunan STIPAP Medan. Waktu penelitian dilakukan pada
II. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Proses Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan STIPAP Medan. Waktu penelitian dilakukan pada bulan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. KARET ALAM DAN KARET ALAM PADAT (SIR 20) Karet alam adalah senyawa hidrokarbon yang dihasilkan melalui penggumpalan getah dari hasil penyadapan tanaman tertentu. Getah tersebut
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu industri rumah tangga (IRT) tahu di
III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di salah satu industri rumah tangga (IRT) tahu di Kelurahan Gunung Sulah Kecamatan Sukarame Bandar Lampung, Laboratorium
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. terjadinya prakoagulasi perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
II. TINJAUAN PUSTAKA Lateks kebun yang bermutu baik merupakan syarat utama mendapatkan hasil olah karet yang baik. Penurunan mutu biasanya disebab terjadinya prakoagulasi. Prakoagulasi akan menjadi masalah
Lebih terperinciPeningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a
Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a a Prodi Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura, Jalan Prof. Dr. Hadari Nawawi,
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:
BAB V METODOLOGI Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu: Tahap : Tahap Perlakuan Awal ( Pretreatment ) Pada tahap ini, biji pepaya dibersihkan dan dioven pada suhu dan waktu sesuai variabel.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perdagangan Internasional Suatu Negara membutuhkan negara lain dan saling menjalin hubungan perdagangan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup bagi masyarakat. Hubungan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan Laboratorium Peternakan Universitas
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan Laboratorium Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang, Laboratorium Keamanan dan Mutu Pangan Universitas Brawijaya Malang. Penelitian
Lebih terperinciPENGARUH VOLUME KOAGULAN, WAKTU KONTAK DAN TEMPERATUR PADA KOAGULASI LATEKS DARI KAYU KARET DAN KULIT KAYU KARET
PENGARUH VOLUME KOAGULAN, WAKTU KONTAK DAN TEMPERATUR PADA KOAGULASI LATEKS DARI KAYU KARET DAN KULIT KAYU KARET Farida Ali*, Wulan Novi Astuti, Nahdia Chairani *) Dosen Jurusan Teknik Kimia Universitas
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Fakultas
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Ilmu Tanah Jurusan Agroteknologi
Lebih terperinci3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).
3 Percobaan 3.1 Bahan dan Alat 3.1.1 Bahan Bahan yang digunakan untuk menyerap ion logam adalah zeolit alam yang diperoleh dari daerah Tasikmalaya, sedangkan ion logam yang diserap oleh zeolit adalah berasal
Lebih terperinciPEMANFAATAN ASAP CAIR SERBUK KAYU SEBAGAI KOAGULAN BOKAR THE UTILIZATION OF LIQUID SMOKE FROM SAWDUST AS BOKAR COAGULANT. Abstrak
PEMANFAATAN ASAP CAIR SERBUK KAYU SEBAGAI KOAGULAN BOKAR THE UTILIZATION OF LIQUID SMOKE FROM SAWDUST AS BOKAR COAGULANT Eli Yulita (1), (2), (2) Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang (1) Fakultas
Lebih terperinciPENENTUAN KOEFISIEN ABSORBSI BUNYI DAN IMPEDANSI AKUSTIK DARI SERAT ALAM ECENG GONDOK (EICHHORNIA CRASSIPES) DENGAN MENGGUNAKAN METODE TABUNG
PENENTUAN KOEFISIEN ABSORBSI BUNYI DAN IMPEDANSI AKUSTIK DARI SERAT ALAM ECENG GONDOK (EICHHORNIA CRASSIPES) DENGAN MENGGUNAKAN METODE TABUNG Vonny Febrita, Elvaswer Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Peternakan Universiatas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian telah dilaksanakan pada bulan April - Mei 2016 bertempat di Laboratorium Peternakan Universiatas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium Pengujian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -
digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - Kompor gas - Sendok - Cetakan plastik A.2Bahan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri Lampung, Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Laboratoriun
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman karet (Hevea brasiliensis) merupakan salah satu komoditi pertanian
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Karet di Provinsi Lampung Tanaman karet (Hevea brasiliensis) merupakan salah satu komoditi pertanian penting di lingkungan Internasional dan juga Indonesia. Di Indonesia
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PEMBUATAN CAT BESI DARI GETAH KARET MENGGUNAKAN PELARUT SOLAR DAN CPO DENGAN WARNA ALAMI DARI EKSTRAK PANDAN
LAPORAN AKHIR PEMBUATAN CAT BESI DARI GETAH KARET MENGGUNAKAN PELARUT SOLAR DAN CPO DENGAN WARNA ALAMI DARI EKSTRAK PANDAN Diajukan Sebagai Persyaratan untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan
Lebih terperinciSNI Standar Nasional Indonesia. Bahan olah karet ICS. Badan Standardisasi Nasional
Standar Nasional Indonesia Bahan olah karet ICS Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Standar Nasional Indonesia...i No...4 Parameter...4 No...5 Parameter...5 i Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI)
Lebih terperinciDAFTAR LAMPIRAN. No. Judul Halaman. 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong... 66
DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Halaman 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan... 66 a. Ekstraksi pati ganyong... 66 b. Penentuan kisaran konsentrasi sorbitol untuk membuat edible film 68 c. Penentuan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit pisang dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik
III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri Lampung dan Laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Kebun Batang Serangan dibuka pada tahun 1910 yang dikelola oleh pemerintahan Belanda dengan nama perusahaan NV.BDM (Breningde Deli Maatscappinjen).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karet alam merupakan cairan getah dari tumbuhan Hevea brasiliensis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karet alam merupakan cairan getah dari tumbuhan Hevea brasiliensis merupakan polimer alam dengan monomer isoprena. Karet alam memiliki ikatan ganda dalam konfigurasi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi
III. METODE PENELITIAN A. Sampel Tanah Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi dengan material pasir. Sampel tanah yang akan digunakan adalah dari daerah Belimbing Sari,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Percobaan Penelitian tentang peran pemberian metionin dan linoleat pada tepung kaki ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari bonggol nanas dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :
BAB V METODOLOGI Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu : Tahap I : Tahap perlakuan awal (pretreatment step) Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji nyamplung dari cangkangnya
Lebih terperinciC. Prosedur Penelitian 1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk mendapatkan yield nata de cassava yang optimal.
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini adalah penelitan eksperimental. Tempat penelitian adalah Laboratorium Kimia Universitas Katolik Soegijapranoto Semarang dan Laboratorium
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biokompsit Departemen Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan, Laboratorium Kekuatan Bahan dan Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan
25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan Januari 2011. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material jurusan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen
23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit singkong dengan penggunaan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau atau tauge. Nata yang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan dalam penelitian kali ini terdiri dari bahan utama yaitu biji kesambi yang diperoleh dari bantuan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan
Lebih terperinciDEPOLIMERISASI KARET ALAM SECARA MEKANIS UNTUK BAHAN ADITIF ASPAL
Jurnal Penelitian Karet, 214, 32 (1) : 81-87 Indonesian J. Nat. Rubb. Res. 214, 32 (1) : 81-87 DEPOLIMERISASI KARET ALAM SECARA MEKANIS UNTUK BAHAN ADITIF ASPAL Mechanically Depolimerization of Natural
Lebih terperinciPRODUKSI DAN KUALITAS LATEKS PADA BERBAGAI JARAK TANAM TANAMAN KARET. Jl. Slamet Riyadi, Broni Jambi Telp
PRODUKSI DAN KUALITAS LATEKS PADA BERBAGAI JARAK TANAM TANAMAN KARET Hayata 1*, Yuza Defitri 1 dan Afrozi 2 1 Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Batanghari Jl. Slamet Riyadi, Broni
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. bulan agustus tahun 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Rancangan kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan dimulai pada bulan agustus tahun 2011 sampai bulan Januari tahun 2012. Tempat penelitian
Lebih terperinciSEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Wahyu Kusuma A Pembimbing : Ir. Sarwono, MM Ir. Ronny Dwi Noriyati, M.Kes
SEMINAR TUGAS AKHIR KAJIAN EKSPERIMENTAL TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET LIMBAH AMPAS KOPI INSTAN DAN KULIT KOPI ( STUDI KASUS DI PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA ) Oleh : Wahyu Kusuma
Lebih terperinciPEMANFAATAN ASAP CAIR SEBAGAI BAHAN KOAGULAN PADA PENGOLAHAN KARET ALAM DI PTP NUSANTARA III KEBUN BANDAR BETSY KARYA ILMIAH FRAN HARTIKA
PEMANFAATAN ASAP CAIR SEBAGAI BAHAN KOAGULAN PADA PENGOLAHAN KARET ALAM DI PTP NUSANTARA III KEBUN BANDAR BETSY KARYA ILMIAH FRAN HARTIKA 122401111 PROGRAM STUDI D-3 KIMIA DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA
Lebih terperinciPENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN
PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN Junaidi, Ariefin 2, Indra Mawardi 2 Mahasiswa Prodi D-IV Teknik Mesin Produksi Dan Perawatan 2 Dosen Jurusan Teknik
Lebih terperinciPEMANFAATAN ASAP CAIR SERBUK KAYU SEBAGAI KOAGULAN BOKAR THE UTILIZATION OF LIQUID SMOKE FROM SAWDUST AS BOKAR COAQULANT
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 22 No. 1 Tahun 2011 Hal. 35-40 PEMANFAATAN ASAP CAIR SERBUK KAYU SEBAGAI KOAGULAN BOKAR THE UTILIZATION OF LIQUID SMOKE FROM SAWDUST AS BOKAR COAQULANT Eli Yulita
Lebih terperinciMahasiswa Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung 2,3
Jurnal Teknik Pertanian LampungVol. 4 No. 1: 73-80 MEMPELAJARI KARAKTERISTIK PENGERINGAN LATEKS DENGAN PERBEDAAN KETEBALAN MENGGUNAKAN ALAT PENGERING EFEK RUMAH KACA (ERK) A STUDY ON LATEX DRYING CHARACTERISTICS
Lebih terperinciPENGUKURAN KONSENTRASI LARUTAN GULA MENGGUNAKAN TRANSDUSER KAPASITIF
PENGUKURAN KONSENTRASI LARUTAN GULA MENGGUNAKAN TRANSDUSER KAPASITIF Muhammad Hidayatullah 1, Kuwat Triyana 2 1 Program Studi Teknik Elektro, FTI, Universitas Teknologi Sumbawa. 2 Jurusan Fisika, FMIPA,
Lebih terperinciPENGARUH KOMPOSISI BAHAN KOMPOSIT KARET TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEAUSAN BAHAN KARET LUAR BAN PADA LINTASAN SEMEN
C.7 PENGARUH KOMPOSISI BAHAN KOMPOSIT KARET TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEAUSAN BAHAN KARET LUAR BAN PADA LINTASAN SEMEN Muhammad Alfatih Hendrawan 1, Pramuko Ilmu Purboputro 2 1 2 Jurusan Teknik Mesin
Lebih terperinciGambar 7 Desain peralatan penelitian
21 III. METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah pemucat bekas yang diperoleh dari Asian Agri Group Jakarta. Bahan bahan kimia yang digunakan adalah
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokimia Hasil Pertanian Jurusan
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Labaratorium Analisis
Lebih terperinciDalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Ekstraksi Tepung Karaginan Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : 1. Sortasi dan Penimbangan Proses sortasi ini bertujuan untuk memisahkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Produksi Karet Indonesia Berdasarkan Kepemilikan Lahan pada Tahun Produksi (Ton)
A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Tanaman karet merupakan tanaman tahunan dengan bentuk pohon batang lurus. Bagian yang dipanen dari tanaman karet adalah getah atau lateks. Lateks tanaman karet banyak digunakan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri Lampung, Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Laboratoriun Analisis
Lebih terperinciALAT PENGERING BERKABUT UNTUK MENGHASILKAN ZAT WARNA ALAMI DARI KULIT KAYU MAHONI, JAMBAL, DAN TINGI GUNA MENGGANTIKAN SEBAGIAN WARNA SINTETIK BATIK
SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA V Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 6 April 2013
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Mozzarela dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 di Laboratorium Kimia dan
20 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul Pemanfaatan Susu Sapi,Susu Kerbau Dan Kombinasinya Untuk Optimalisasi Kadar Air, Kadar Lemak Dan Tekstur Keju Mozzarela dilaksanakan pada bulan Oktober
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Optimasi pembuatan mikrokapsul alginat kosong sebagai uji
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Optimasi pembuatan mikrokapsul alginat kosong sebagai uji pendahuluan Mikrokapsul memberikan hasil yang optimum pada kondisi percobaan dengan
Lebih terperinciKIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd
KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd KIMIA TERAPAN Penggunaan ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari sangat luas CAKUPAN PEMBELAJARAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu tersebut diambil
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Persiapan Penelitian Jenis kayu yang dipakai dalam penelitian ini adalah kayu rambung dengan ukuran sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Industri Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Universitas Katholik Soegiyapranata untuk analisis fisik (ph) dan Laboratorium Kimia Universitas
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. SOCFINDO (SOCFINDO) berdiri pada tanggal 7 Desember 1930 dengan nama Socfin Medan S.A. Pada tahun 1965, PT. SOCFINDO dialihkan di bawah pengawasan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Februari 2012 sampai dengan Juni 2012 di Laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian, Departemen Teknik
Lebih terperinci3. Metodologi Penelitian
3. Metodologi Penelitian 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Peralatan gelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas kimia, gelas ukur, labu Erlenmeyer, cawan petri, corong dan labu Buchner, corong
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 WAKTU DAN TEMPAT Penelitian dilaksanakan dari bulan April 2012 hingga September 2012 di Laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia modern saat ini banyak peralatan peralatan yang menggunakan bahan yang sifatnya elastis tidak mudah pecah bila jatuh dari suatu tempat. Peningkatan
Lebih terperinciSeminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017
PENGARUH PERBANDINGAN PELARUT DAN BAHAN BAKU TERHADAP PENINGKATAN RENDEMEN MINYAK NILAM (POGOSTEMON CABLIN BENTH) DENGAN DESTILASI AIR MENGGUNAKAN GELOMBANG MIKRO Kusyanto 1), Ibnu Eka Rahayu 2 1),2) Jurusan
Lebih terperinci