MESIN PRES HIDROLIK UNTUK LIMBAH KERTAS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MESIN PRES HIDROLIK UNTUK LIMBAH KERTAS"

Transkripsi

1 MESIN PRES HIDROLIK UNTUK LIMBAH KERTAS TUGAS AKHIR Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 Program Studi Teknik Mesin JurusanTeknik Mesin Diajukan oleh : A.DADANG KURNIAWAN NIM : PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012 i

2 PAPER WASTE HYDRAULIC PRESS MACHINE FINAL PROJECT As partial fulfillment of the requirement to obtain the SarjanaTeknik degree Mechanical Engineering Study Program Mechanical Engineering Department by A.DADANG KURNIAWAN Student Number: SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA 2012 ii

3

4

5

6 INTISARI Kertas banyak digunakan dalam kehidupan manusia sehari-hari dalam bentuk buku, koran, majalah, hingga kemasan. Hal ini mendorong munculnya banyak industri serta usaha yang menggunakan kertas sebagai bahan dasarnya. Industriindustri tersebut akan banyak menyisakan limbah yang berupa sisa-sisa potongan kertas. limbah kertas ini dapat didaur ulang kembali menjadi bahan dasar pembuatan kertas yang baru. Oleh karena itu perlu dibuat sebuah mesin untuk membantu pengusaha pengepresan kertas. Salah satu mesin yang perlu dibuat adalah mesin pres hidrolik. Oleh karena itu penelitian ini ditujukan untuk membuat mesin pres hidrolik sederhana untuk memadatkan limbah kertas dan mengetahui hubungan tekanan pengepresan dan kerapatan hasil pengepresan limbah kertas. Mesin pres hidrolik ini digunakan untuk mengepres limbah kertas. Metode penelitian yang dilakukan dengan cara mengepres limbah kertas menggunakan mesin pres dan diatur tekanan pres sampai tujuh variasi. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah tekanan yang diterima bahan, tinggi kertas pada saat dipres dan ditahan selama 2 menit serta tinggi kertas setelah piston dinaikkan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai kerapatan dari pengepresan limbah kertas. Hal ini dapat dilihat dari percobaan yang telah dilakukan dengan berat kertas 2 kg dan tekanan terukur yang diberikan 90 kg/cm 2 maka dihasilkan nilai kerapatan (densitas) posisi piston mengepres selama 2 menit 0,484 kg/dm 3, dan kerapatan (densitas) posisi piston dinaikan 0,162 kg/dm 3. Kata Kunci : Limbah kertas, Mesin pres hidrolik, tekanan dan kerapatan.

7

8 KATA PENGANTAR Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus dan Allah Roh Kudus karena berkat karunia dan kasihnya Tugas Akhir ini dapat penulis selesaikan dengan baik. Kiranya tanpa kekuatan darinya Tugas Akhir ini tidak akan selesai pada waktunya. Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat yang wajib untuk setiap mahasiswa Jurusan Teknik Mesin. Tugas Akhir ini dilaksanakan dalam rangka memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar sarjana S-1 pada Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Berkat bimbingan, dukungan dan nasihat dari berbagai pihak, akhirnya Tugas Akhir ini dapat terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini dengan segenap kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Ir. Rines, M.T., sebagai Dosen Pembimbing Tugas Akhir. 2. Bapak Ir. Petrus Kanisius Purwadi, M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Bapak Yosef Agung Cahyanta, S.T., M.T., dan Bapak Raden Benedictus Dwiseno Wihadi, S.T., M.Si., selaku Dosen pembimbing akademik yang terdahulu dan sekarang. 4. Segenap staf karyawan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma. 5. Bapak M.Sumaryanto dan ibu Yustina Murni Sejati selaku orang tua penulis, karena kebaikan dan kerendahan hati memberikan semangat pada penulis, serta semua keluarga penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. 6. Bapak Tono yang telah membantu dalam pembuatan mesin hidrolik ini. 7. Rekan sekelompok saya, yaitu Gani Purwanto, Wasis Indra Wisesa, Dionisius Sri Maryanto dan Edward Yonathan yang telah membantu dalam pembuatan, perbaikkan alat dan pengambilan data. viii

9 8. Teman-teman Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma dan teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki dalam penulisan Tugas Akhir ini, untuk itu penulis mengharapkan masukan, kritik dan saran dari berbagai pihak untuk menyempurnakannya. Semoga tugas Akhir ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun pembaca. Yogyakarta, 10 Agustus 2012 Penulis ix

10 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... TITLE PAGE... HALAMAN PENGESAHAN... DAFTAR DEWAN PENGUJI... PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR... INTISARI... LEMBAR PERNYATAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... ISTILAH PENTING... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... i ii iii iv v vi vii viii x xiii xiv xvi BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Penelitian Manfaat penelitian Batasan masalah... 3 BAB II DASAR TEORI Definisi Hidrolik Massa, Tekanan, dan Gaya Hukum Pascal Perpindahan Gaya Hidrolik Prinsip Perpindahan Tekanan Persamaan Kontinuitas Rugi - rugi Energi Akibat Gesekan Pompa Hidrolik... 9 x

11 2.9. Efisiensi Pompa Pipa saluran Komponen Sistem Hidrolik Tangki dan Fluida Hidrolik BAB III METODE PENELITIAN Diagram Alir Penelitian Obyek Penelitian Waktu Dan Tempat Penelitian Tabung Hidrolik Alat dan Bahan Prinsip Kerja Mesin Pres Hidrolik BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN Data Hasil Percobaan Perhitungan Karakteristik Mesin dan Pengolahan Data Luas Silinder dan rod mesin pres Cairan yang dibutuhkan pompa Kecepatan piston pada saat turun dan naik Daya motor yang dibutuhkan Perhitungan Volume Perhitungan kerapatan Hasil Perhitungan Grafik Hasil Perhitungan Grafik untuk mengetahui selisih tinggi kertas Grafik hubungan antara kerapatan dan tekanan pres BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA xi

12 ISTILAH PENTING Simbol Keterangan P Tekanan (kg/cm 2 ) F Gaya (kg) A Luas penampang (cm 2 ) Q V t v Laju aliran (liter/menit) Volume (liter) Waktu (menit) Kecepatan (cm/detik) ρ Kerapatan (kg/cm 3 ) m massa (kg) V D Volumetric Displacement (cm 3 ) n Kecepatan putaran poros (rpm) xii

13 DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Cara Memadatkan Kertas Secara Konvensional... 2 Gambar 2.1 Gambar Ilustrasi Hukum Pascal... 5 Gambar 2.2 Ilustrasi Persamaan Kontinuitas... 8 Gambar 2.3 Diagram Klasifikasi Pompa... 9 Gambar 2.4 Pompa Roda Gigi Dalam Gambar 2.5 Pompa Roda Gigi Luar Gambar 2.6 Directional control valve Gambar 2.7 Pressure Relief Valve Gambar 2.8 Flow Contol Valve Gambar 2.9 Non-return Valve Gambar 2.10 Silinder Kerja Tunggal Gambar 2.11 Silinder Kerja Ganda Gambar 2.12 Contoh Tangki Gambar 3.1 Diagram Aliran Gambar 3.2 Kontruksi Mesin Hidrolik Gambar 3.3 Tabung Hidrolik Gambar 3.4 Motor Listrik Gambar 3.5 Panel Listrik Gambar 3.6 Pompa Hidrolik Gambar 3.7 Alat Ukur Tekanan Gambar 3.8 Pipa Saluran Gambar 3.9 Tangki Gambar 3.10 Piston Gambar 3.11 Limit switch Gambar 3.12 Katup pengatur arah Gambar 3.13 Cetakan xiii

14 Gambar 3.14 Diagram alir posisi netral Gambar 3.15 Diagram alir posisi piston turu Gambar 3.16 Diagram alir posisi piston naik Gambar 4.1 Grafik Selisih Tinggi Kertas Beban 2 kg Gambar 4.2 Grafik Selisih Tinggi Kertas Beban 4 kg Gambar 4.3 Grafik Selisih Tinggi Kertas Beban 6 kg Gambar 4.4 Grafik hubungan antara kerapatan dan tekanan pres dengan berat kertas 2 kg Gambar 4.5 Grafik hubungan antara kerapatan dan tekanan pres dengan berat kertas 4 kg Gambar 4.6 Grafik hubungan antara kerapatan dan tekanan pres dengan berat kertas 6 kg xiv

15 DAFTAR TABEL Tabel 4.1. Data percobaan bahan kertas dengan berat 2 kg Tabel 4.2. Data percobaan bahan kertas dengan berat 4 kg Tabel 4.3. Data percobaan bahan kertas dengan berat 6 kg Tabel 4.4. Data hasil perhitungan untuk berat kertas 2 kg posisi piston mengepres Tabel 4.5. Data hasil perhitungan untuk berat kertas 4 kg posisi piston mengepres Tabel 4.6. Data hasil perhitungan untuk berat kertas 6 kg posisi piston mengepres Tabel 4.7. Data hasil perhitungan untuk berat kertas 2 kg posisi Piston dinaikan Tabel 4.8. Data hasil perhitungan untuk berat kertas 4 kg posisi Piston dinaikan Tabel 4.9. Data hasil perhitungan untuk berat kertas 6 kg posisi Piston dinaikan xv

16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kertas banyak digunakan dalam kehidupan manusia sehari-hari dalam bentuk buku, koran, majalah, hingga kemasan. Hal ini mendorong munculnya banyak industri serta usaha yang menggunakan kertas sebagai bahan dasarnya. Misalnya perusahaan pengepakan, percetakan, fotokopi, dan lain-lain. Industri-industri tersebut akan banyak menyisakan limbah yang berupa sisa-sisa potongan kertas. limbah kertas ini dapat didaur ulang kembali menjadi bahan dasar pembuatan kertas yang baru. Seringkali sisa-sisa kertas yang menumpuk mempersulit dalam pengangkutan karena menyita banyak ruangan dan bentuk susunan dari potongan kertas yang tidak beraturan. Untuk mempermudah serta memaksimalkan daya angkut pada kendaraan yang membawa sisa-sisa potongan kertas menuju tempat pendaur ulang, limbah kertas perlu dipadatkan agar menjadi suatu bentuk persegi dengan menggunakan mesin pres. Dahulu untuk memadatkan sisa-sisa potongan kertas seringkali orang menggunakan cara manual ataupun dengan cara konvensional, yaitu dengan cara diinjak-injak atau ditekan dengan menggunakan mesin pres dengan sistem manual yang menggunakan batang ulir sebagai mekanisme pendorongnya, seperti yang terlihat pada Gambar 1. Hasil yang didapatkan dari cara-cara konvensional selain tidak maksimal juga membutuhkan tenaga manusia yang besar. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan serta hasil dari sisa-sisa potongan kertas yang kurang padat sehingga dimensinya kurang maksimal. Perencanaan mesin pres hidrolik ini diharapkan sisa-sisa potongan kertas yang dihasilkan dalam bentuk persegi dapat menjadi lebih padat sehingga ruangan yang ada pada kendaraan pengangkut menuju ke tempat pendaur ulang dapat digunakan semaksimal mungkin. 1

17 2 Gambar 1. Cara memadatkan sampah kertas secara konvensional. 1.2 TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini untuk : a) Mengetahui sistem kerja mesin pres hidrolik untuk pengepresan limbah kertas. b) Mengetahui unjuk kerja sistem pengepresan secara hidrolik yang dapat dihasilkan. c) Mengetahui hubungan tekanan pengepresan dengan kerapatan hasil pengepresan limbah kertas. 1.3 MANFAAT PENELITIAN Manfaat yang dihasilkan dari penelitian ini antara lain : a) Menghasilkan mesin pres hidrolik untuk memadatkan limbah kertas yang dapat digunakan para pengusaha pengepresan limbah kertas. b) Menjadi referensi bagi masyarakat untuk mengetahui tentang mesin pres hidrolik.

18 3 1.4 BATASAN MASALAH Pada penelitian ini, permasalahan yang diteliti dibatasi pada masalah : a. Pengaturan sistem aliran fluida sebagai sumber tenaga serta penggerak dari mesin pres hidrolik. b. Tekanan kerja pompa.

19 BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi hidrolik Kata hidrolik berasal dari kata yunani hydor yang berarti air. Dahulu didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan air. Sekarang kita mendefinisikan hidrolik sebagai pemindahan, pengaturan, gaya-gaya dan gerakangerakan zat cair. Dalam hal ini cairan digunakan sebagai sarana perpindahan energi. Minyak mineral adalah cairan yang sering digunakan, tetapi dapat juga dengan cairan sintetis, seperti air atau emulsi minyak air. Beberapa sifat khusus sistem hidrolik : a. Tenaga yang dihasilkan dari sistem hidrolik besar. b. Mudah dan akurat dalam pengendaliannya. c. Mampu melipat gandakan gaya. d. Memberikan gaya yang tetap. e. Memiliki perlindungan otomatis terhadap beban lebih. f. Cocok untuk mengendalikan proses gerakan yang cepat dan untuk gerakan yang sangat lambat yang akurat. g. Sederhana, aman dan ekonomis. 2.2 Hubungan Massa, Tekanan dan Gaya Massa diartikan sebagai ukuran kuantitatif inersia atau ketahanan untuk mengubah gerakan suatu benda. Juga dapat dianggap sebagai sejumlah materi dalam suatu benda yang memberikan peningkatan terhadap gaya tarik gravitasi. Gaya merupakan aksi dari suatu benda pada benda yang lain, sering digunakan pada suatu kontak aktual atau pada jarak tertentu seperti pada gaya grafitasi dan gaya magnetik. Gaya dapat ditunjukkan dengan vektor karena mempunyai besaran dan arah tertentu. Tekanan adalah salah satu pengukuran yang penting dalam hidrolik, yang didefinisikan sebagai gaya per satuan luas. Dulu tekanan diberi satuan kg/cm 2 dimana 1kg/cm 2 = 1atm. Karena sekarang Newton yang digunakan sebagai satuan gaya, maka 4

20 5 digunakan 1kg/cm 2 = 1Bar. Jika menggunakan satuan SI untuk gaya (F) dalam satuan N dan luas dalam satuan (m 2 ), maka didapatkan satuan tekanan dalam bentuk Pascal, dimana 1Pa = 1N/m 2. Karena satuan pascal dalam prakteknya mengalikan angka yang besar maka satuan bar lebih sering digunakan dimana 1Bar = Pa. Tekanan dapat juga diberikan satuan psi ( pound-force per square inch ) dimana 1Bar = 14.5psi. 2.3 Hukum Pascal Jika sebuah gaya F bekerja pada fluida tertutup melalui suatu permukaan A, maka akan terjadi tekanan pada fluida. Tekanan tergantung dari gaya yang bekerja tegak lurus atas permukaan dan luas. A F h Gambar 2.1 Ilustrasi Hukum Pascal Gambar diatas menunjukkan suatu wadah tertutup yang berisi zat cair yang diberikan F tekanan (p) sebesar A dengan : p dalam bar F dalam N A dalam 2 cm Tekanan yang diberikan pada zat cair di dalam ruang tertutup akan diteruskan kesegala arah dan semua bagian ruang tersebut dengan sama besar. Jadi tekanan disemua tempat sama. Hukum ini berlaku selama gaya tarik bumi dapat diabaikan, yang semestinya ditambahkan dalam perhitungan sesuai dengan tinggi zat cair.

21 6 2.4 Perpindahan gaya hidrolik Bentuk tangki bukan merupakan suatu faktor yang penting dalam sistem hidrolik ini, karena tekanan dapat bekerja ke semua sisi dan besarnya sama. Untuk dapat bekerja dengan tekanan yang berasal dari gaya luar, jika menekan dengan gaya F 1 atas permukaan A 1, maka dapat menghasilkan tekanan : p = F A 1 1 Tekanan p 1 beraksi diseluruh tempat dari sistem tersebut, juga atas permukaan A 2. Gaya yang dicapai sama dengan beban yang diangkat. F = p 2 A 2 sehingga : F 1 = A 1 F A 2 2 atau : F 2 = F 1 A A 2 1 Tekanan dalam sistem ini selalu tergantung dari besarnya beban dan permukaan efektif. Artinya tekanan dalam sistem meningkat sampai dapat mengalahkan hambatan yang gerakannya berlawanan dengan gerakan fluida. Jika dengan gaya F 1 dan permukaan A 1 dapat menghasilkan tekanan yang diperlukan untuk mengalahkan gaya F 1 atas permukaan A 2, maka beban F 2 dapat ditingkatkan (rugi-rugi akibat gesekan tidak perlu diperhatikan disini).

22 7 2.5 Prinsip perpindahan tekanan Dua buah torak dengan ukuran penampang yang berbeda A 1 dan A 2 yang ditempatkan di dalam dua silinder yang saling berhubungan dan berisi zat cair. Bila penampang A 1 menerima tekanan p 1, maka pada torak besar bekerja gaya sebesar F 1 = p1 A1 Gaya ini diteruskan ke torak kecil F F F 2 = 1 yang akan menyebabkan tekanan pada penampang torak kecil F p 2 = A 2 2 Berdasarkan hubungan-hubungan di atas, maka tekanan pada torak kecil dapat dihubungkan dengan tekanan pada torak besar. p 1 = p 2 A 2 A 1 Dalam perpindahan tekanan perbandingan tekanan berbanding terbalik dengan perbandingan luas permukaan. 2.6 Persamaan Kontinuitas Jika fluida mengalir dalam pipa yang diameternya berubah maka volume yang sama akan mengalir dalam waktu yang sama. V Q = t dengan : Q = volume aliran dalam liter/detik V = volume fluiada yang mengalir dalam liter t = waktu dalam detik A = luas penampang dalam m 2

23 8 s = jarak panjang dalam meter v = kecepatan aliran dalam meter/detik Volume digunakan dalam menentukan Kecepatan dengan V = A s V Q = t s v = t Q = A v dapat dihasilkan : Persamaan Kontinuitas A 1 v1 = A2 v2 Q 1 = Q2 Gambar 2.2 ilustrasi persamaan kontinuitas (Sumber : Yacop Prayogo, 2003, hal.14) 2.7 Rugi-rugi Energi Akibat Gesekan Jika fluida diam ( tidak ada gerakan fluida ) maka tekanan sebelum, selama dan sesudah posisi cekik atau secara umum pada saluran adalah sama. Jika fluida mengalir dalam sebauh sistem, maka gesekan akan mengakibatkan panas. Dengan demikian sebagian dari energi berubah dalam bentuk energi panas, artinya terjadi kerugian tekanan. Energi hidrolik tidak dapat dipindahkan tanpa kerugian. Besar kerugian akibat gesekan tergantung dari :

24 9 1. Panjang pipa 2. Kekasaran dinding pipa 3. Banyaknya belokan dalam pipa 4. Diameter pipa 5. Kecepatan aliran 2.8 Pompa Hidrolik Jenis-jenis pompa yang sering digunakan dalam sistem hidrolik dapat dilihat pada Diagram dibawah ini : Gambar 2.3 Diagram Klasifikasi Pompa (Sumber: P.Croser, Festo Didactic, 1994, hal: 147) Pompa membutuhkan tenaga penggerak (electromotor) untuk dapat bekerja. Tenaga penggerak ini dapat diperoleh dengan persamaan : P p k p wr = 600 Q η dengan : p k = tekanan kerja dalam silinder act tot P = tenaga penggerak pompa pwr Q = kapasitas aliran pompa aktual act

25 10 η = effisiensi total tot Pada sistem hidrolik pompa bekerja untuk menciptakan aliran fluida ( untuk memindahkan volume fluida ) dan memberikan gaya yang dibutuhkan. Pompa menghisap fluida ( biasanya dari tangki ) dan mengalirkannya keluar. Dari sana fluida memasuki sistem mencapai piston dengan menggunakan elemen pengendali tersendiri, piston akan meberikan tahanan pada fluida, sebagai contoh piston dari silinder langkah yang menerima beban sehingga terjadi peningkatan tekanan pada fluida hingga cukup tinggi guna mengatasi gaya-gaya tahanan. Tekanan pada sistem hidolik tidak diciptakan oleh pompa hidrolik, tetapi terjadi dengan sendirinya karena tahanan yang berlawanan dengan arah aliran. Tinggi tekan fluida dilihat sebagai batang penghubung dimana pompa memberi gaya yang diperlukan. Pompa roda gigi dengan roda gigi didalam Gambar 2.4. Pompa roda gigi dengan roda gigi dalam (Sumber: http// Bagian utama adalah sebuah rumah 1, dimana terdapat sepasang roda gigi yang bergerak (sedemikian rupa) dengan longgar dalam arah aksial dan radial sehingga unit tersebut praktis terendam minyak. Bagian penghisap dihubungkan dengan sistem hidrolik. Roda gigi dalam 2, bergerak sesuai arah panah menggerakan roda gigi luar 3 pada arah yang sama. Putaran ini menyebabkan roda gigi terpisah sehingga rongga gigi menjadi bebas. Akibatnya terjadi tekanan negatif pada pompa sedangkan fluida

26 11 pada tangki mempunyai tekanan atmosfir, sehingga fluida mengalir dari tangki ke pompa. Proses ini biasa disebut dengan hisapan pompa. Fluida mengisi ruang roda gigi hingga membentuk ruang tertutup dengan rumah dan elemen berbentuk sabit 4 selama gerakan selanjutnya didorong ke bagian tekan. Roda gigi lalu sering rapat lagi dan mendorong fluida dari ruang roda gigi. Kedua roda gigi yang saling bersentuhan mencegah berbaliknya aliran dari ruang tekan ke ruang hisap. Pompa roda gigi dengan roda gigi luar Gambar 2.5. pompa roda gigi dengan roda gigi luar (Sumber: Pada kasus ini, dua roda gigi luar akan saling kontak. Roda gigi 2 digerakan sesuai panah yang menyebabkan roda gigi 3 bergerak berlawanan. Proses hisapan yang terjadi sama dengan jenis pompa roda gigi dalam. Fluida dalam ruang roda gigi 4 didesak keluar dan keluar dari celah roda gigi pada sisi tekan. Dari gambar potongan dengan mudah dapat dilihat roda gigi menutup celah-celahnya sebelum bagian itu jadi kosang. Tanpa mengurangi beban pada ruang yang tersisa, tekanan yang sangat tinggi dapat terjadi yang akan menyebabkan getaran keras pada pompa.untuk itu dipasang lubang pengurang beban pada tempat ini yang terletak disamping blok-blok bantalan. Akibat tekanan tinggi, maka terbentuk fluida mamapat yang masuk ke ruang tekan.

27 Efisiensi Pompa Pompa merupakan suatu pemindah fluida dari suatu tempat ketempat yang lain, secara teoritis putaran pompa dengan debit fluida yang keluar harus seimbang tapi pada kenyataan tidak begitu. Hal ini disebabkan adanya kebocoran atau selip. Angka effisiensi suatu pompa ditentukan oleh dua factor, yaitu : 1. Effisiensi volumetric ( η v ) Effisiensi volumetric menunjukan tingkat kebocoran yang terjadi di dalam pompa, yang dapat dihitung dari rumus berikut : η v dengan : = Q Q A T 100 % Q A : laju aliran actual yang dihasilkan pompa Q T : laju aliran teoritis yang seharusnya dihasilkan pompa Kisaran effisiensi volumetric untuk beberapa jenis pompa : 82-90% untuk pompa roda gigi 82-92% untuk pompa sudu dan 90-98% untuk pompa torak 2. Effisiensi mekanis (η m ) Effisiensi mekanis menunjukkan banyaknya rugi-rugi energi yang penyebabnya bukan karena kebocoran. Misalnya gesekan pada bantalan-bantalan dan bagianbagian yang bergerak dan juga turbulensi fluida. Umumnya effisiensi mekanis unuk berbagai jenis pompa berkisar dari 90-95%. Effisiensi mekanis ini dapat dihitung dengan membandingkan daya teoritis yang diperlukan untuk mengoperasikan pompa dengan daya actual yang diserap pompa, yang dirumuskan sebagai η m = P Q T T n A 100 dengan : p : tekanan sisi keluar pompa terukur (Pa). QT TA n % : laju aliran pompa teoritis terhitung (m 3 /s). : torsi input actual pada poros penggerak. : kecepatan poros pompa terukur (rad/s) 14

28 2.10 Pipa Saluran Distribusi saluran fluida bisa menggunakan pipa, selang yang menghubungkan berbagai komponen hidraulik. Penghantar tidak hanya dapat menahan tekanan saja menurut perhitungan tetapi juga harus mampu menahan kejutan-kejutan dalam sistem. Pemilihan ukuran pipa berdasar pada jumlah aliran fluida dan tekanan kerja yang terjadi dalam pipa. Semakin besar diameter pipa akan semakin besar aliran yang terjadi didalam pipa. Untuk tekanan kerja yang tinggi digunakan dengan tebal dinding yang besar. Pemilihan pipa dan sambungan tergantung pada factor-faktor berikut : 1. Tekanan yang diterima pipa 2. Debit fluida 3. Kesesuaian dengan fluida 4. Pemeliharaan 5. Kondisi lingkungan 6. Pemakaian 7. Harga Pipa dalam system hidrolik harus mempunyai luas penampang yang memadai untuk menghantar fluida tanpa menimbulkan rugi-rugi daya yang besar Komponen sistem hidrolik Sebuah sistem hidrolik terdiri dari beberapa komponen-komponen yang penting diantaranya sebagai berikut: 1. Sumber tenaga Sumber tenaga merupakan hal yang paling penting dalam sistem hidrolik ini, dimana sumber tenaga akan memberikan energi ke pompa hidrolik. Fluida dari tangki penyimpanan masuk ke pompa untuk dialirkan ke sistem. Selain itu, air filtration unit yang berfungsi sebagai filter sangat penting penggunaanya untuk menyaring partikelpartikel pengotor yang dapat masuk dan merusak system hidrolik. Pengotor-prngotor ini berasal dari lingkungan sekitar.

29 15 2. Fluida hidrolik Ini adalah media kerja untuk memindahkan energy dari power supply ke silinder. Fluida yang digunakan ini mempunyai berbagai macam karakteristik, untuk itu perlu dilakukan pemilihan yang tepat dalam mengaplikasikannya. Secara umum fluida yang digunakan adalah oli, yang disebut hydrolic oils. Dalam aplikasinya fluida hidrolik mempunyai tiga tujuan utama : 1. Sebagai penerus gaya Fluida harus dapat mengalir dengan mudah melalui komponen-komponen salurannya dan mempunyai sifat kompresibel sehingga gerakan yang terjadi saat pompa dihidupkan atau katup dibuka dengan segera dapat dipindahkan. 2. Sebagai pendingin Sirkulasi fluida hidrolik melalui pipa-pipa penghantar dan tangki akan menyerap panas yang ditimbulkan dalam system tersebut. 3. Sebagai pelumas Dalam system hidrolik selalu ada dua bidang yang saling bergesakan yang menyebabkan keausan sehingga diperlukan pelumas untuk mencegah kontak atau gesekan secara langsung. 3. Katup Ada 4 jenis katup yang digunakan dalam sistem hidrolik ini, yaitu : 1. Katup Pengatur Arah (Directional Control Valve) Digunakan untuk mengatur aliran fluida, arah pergerakan dan posisi dari komponen-komponen yang dapat dilihat seperti pada Gambar 2.8. Katup ini dapat digerakan secara manual, mekanis, elektrik dan pneumatic. Gambar 2.6. Directional control valve (Sumber: P.Croser, Festo Didactic, 1994, hal: 188) 16

30 2. Katup pengatur tekanan (Pressure relief valves) Secara umum katup ini berfungsi sebagai pengaman saat tekanan fluida melebihi batas agar tidak mengganggu sistem hidrolik. Gambar 2.7. Pressure relief valve (Sumber: P. Croser, festo Didactic, 1994, hal: 170) 3. Katup pengontrol kecepatan silinder (Flow control valve) Katup ini saling berinteraksi dengan pressure relief valve, berfungsi untuk mengontrol kecepatan silinder. Pressure relief valve dan flow control valve saling berkaitan. Gambar 2.8. Flow control valve (Sumber: P. Croser, Festo Didactic, 1994, hal: 219) 4. Katup pengatur arah fluida (Non-return valve) Katup ini berfungsi untuk mengatur arah pergerakan dari aliran fluida. Katup ini mempunyai sebuah pegas ringan untuk menahan klep dalam posisi tertutup. Sehingga dalam arah aliran terblokir terkena fluida akan membantu klep dalam menutup aliran.

31 17 Gambar 2.9. Non-return valve (Sumber: P.Croser, Festo Didactic, 1994, hal: 201) 4. Silinder hidrolik Silinder hidrolik ini berfungsi mengkonversi energy hidrolik menjadi energy mekanik. Pada umumnya gerakan silinder ini adalah linear. Ada 2 macam tipe dasar silinder, yaitu silinder kerja tunggal dan silinder kerja ganda 1. Silinder kerja tunggal Untuk silinder kerja tunggal, fluida hanya masuk melalui salah satu piston. Oleh karena itu, piston hanya bekerja satu arah saja. Prinsip kerjanya yaitu fluida masuk area piston dan menghasilkan tekanan yang akan menyebabkan piston bergerak maju. Kemudian agar piston dapat mundur digunakan pegas atau piston yang diakibatkan oleh muatan beban pada saat katup tidak bekerja. Saat piston bergerak mundur, fluida keluar dari piston melalui saluran masuk. Gambar Silinder kerja tunggal (Sumber: P. Croser, Festo Didactic,1994, hal: 229)

32 18 2. Silinder kerja ganda Untuk silinder kerja ganda, fluida dapat masuk melalui kedua sisi pada piston. Oleh karena itu, piston dapat bergerak dua arah yaitu piston bergerak maju dan piston bergerak mundur. Prinsip kerjanya yaitu fluida masuk ke area piston melalui sisi pertama dan menimbulkan tekanan sehingga menyebabkan piston maju, kemudian saat katup tidak bekerja aka nada aliran fluida yang masuk melalui sisi lainnya yang akan mendorong piston masuk. Gambar Silinder kerja ganda (Sumber: P.Croser, Festo Didactic, 1994, hal: 231) 2.12 Tangki Dan Fluida Hidrolik 1. Tangki Pada dasarnya tangki oli pada sistem hidrolik mempunyai fungsi yang bermacam-macam, antara lain : a) Menyimpan persediaan oli Sedapat mungkin tabung dapat menampung semua oli sistem. Volume bandul, yang tergantung pada piston-piston dan siklus kerja, harus diperhatikan. Kebocoran-kebocoran akan diganti dari cadangan oli dalam tabung. b) Pendinginan (pembiasan panas) Pada setiap pengalihan energi timbul penyusutan-penyusutan yang dalam hidrolik diberikan sebagai energi panas pada oli hidro. Gaya penyusutan ini menentukan tingkat efisiensi.

33 19 c) Mengeluarkan udara Oli mengandung uadara yang larut. Gaya larut udara bergantung pada tekanan dan suhu. Jadi dalam sistem bisa saja terbentuk udara berupa gelembung yang harus dikeluarkan dari tabung.oleh sebab itu disarankan dipakai permukaan oli yang sebesar mungkin. Meskipun terdapat penyaringan yang memadai, oli yang dipakai dalam jangka waktu cukup lama mungkin mengadung partikel-partikel kotoran, seperti kotoran abrasi, endapan-endapan akibat kelamaan. Kotoran ini harus bisa mengendap didasar tabung. Karena itu perlu diperhatikan bentuk dan penataan saluran penghisap dan saluran arus balik, diujungnya harus dimiringkan dan diletakkan sedemikian rupa sehingga keduanya tidak saling mempengaruhi ( bagian miring harus berjauhan satu sama lain). d) Penampungan dari gabungan motor pompa dan panel montase Pada unit standar biasanya gabungan motor pompa dan kadang-kadang juga panel montase dipasang dengan elemen-elemen pengontrol diatas tangki. Hal ini harus diperhatikan saat merancang bagian tangki. Gambar 2.12 Contoh Tangki (Sumber: P.Croser, Festo Didactic, 1994, hal: 239) 2. Fluida Fluida hidrolik merupakan bagian yang terpenting pada suatu sistem hidrolik. Dalam aplikasinya fluida hidraulik mempunyai 3 tujuan utama yaitu :

34 20 1. Sebagai Penerus Gaya Fluida harus dapat mengalir dengan mudah melalui komponen-komponen salurannya dan mempunyai sifat kompresibel sehingga gerakan yang terjadi saat pompa dihidupkan atau katup dibuka dengan segera dapat dipindahkan. 2. Sebagai pendingin Sirkulasi fluida hidrolik melalui pipa-pipa penghantar dan tangki akan menyerap panas yang ditimbulkan dalam sistm tersebut. 3. Sebagai pelumas Dalam sistem pesawat hidraulik selalu ada dua bidang yang saling bergesekan yang menyebabkan keausan sehingga diperlukan pelumasan untuk mencegah kontak atau gesekan secara langsung. Selain fungsi-fungsi tersebut diatas, fluida hidrolik akan lebih baik apabila memenuhi sejumlah persaratan seperti dibawah ini : 1. Mampu mencegah terbentuknya buih 2. Mampu mencegah terbentunya korosi 3. Mampu menjaga nilai kekentalan meskipun dalam temperatur yang cukup tinggi.

35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Langkah kerja yang dilakukan dalam penelitian ini disajikan dalam diagram alir sebagai berikut : Mulai Membuat tabung hidrolik Merakit komponen-komponen hidrolik Melakukan pengujian jalan mesin dan mengambil data Mengolah data Selesai Gambar 3.1. Diagram Alir Langkah-langkah Penelitian 20

36 Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah pengepresan dengan berbagai tekanan dengan dimulai tekanan rendah ( 30 kg/cm 2 ) ke tekanan tinggi( 90 kg/cm 2 ) untuk memperoleh beberapa variasi kerapatan bahan yang dipres Waktu dan Tempat Penelitian Proses pembuatan mesin hidrolik dimulai pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011 di bengkel las bubut Bumi Ayu, Jawa Tengah. Pengambilan data dilakukan pada laboratorium Teknologi Mekanik Jurusan Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2011/ Tabung Hidrolik Perencanaan tabung hidrolik ini digunakan bahan dari baja. Tabung hidrolik berfungsi mengkonversikan energi hidrolik menjadi energi mekanik. Tabung hidrolik ini dibuat dengan sistem kerja ganda, dimana fluida dapat masuk melalui kedua sisi pada piston. Oleh karena itu, piston dapat bergerak dalam dua arah yaitu piston bergerak maju dan piston bergerak mundur. Prinsip kerjanya yaitu fluida masuk ke area piston melalui sisi pertama dan menimbulkan tekanan sehingga menyebabkan piston maju, kemudian saat katup tidak bekerja akan ada aliran fluida yang masuk melalui sisi lainnya yang akan mendorong piston mundur.

37 Alat Dan Bahan Model mesin hidrolik beserta bagian-bagiannya dapat dilihat pada Gambar 3.2. (a) (b) Gambar 3.2. Konstruksi mesin hidrolik.

38 23 Keterangan gambar : 1. Tabung hidrolik 2. Motor listrik 3. Panel listrik 4. Pressure relief valve 5. Pompa 6. Pipa 7. Tangki 8. Filter 9. Piston 10. Limit switch 11. Directional control valve 12. Cetakan Komponen-komponen di atas memiliki fungsi dan peran yang sangat penting dalam mengatur jalannya mesin pres hidrolik, diantaranya : 1. Tabung hidrolik Tabung hidrolik berfungsi mengkonversi energi hidrolik menjadi energi mekanik, dalam penelitian ini tabung hidrolik yang digunakan dengan diameter 11cm. Kecepatan gerak piston saat turun 2,42 cm/detik, sedangkan kecepatan piston saat naik 3,45 cm/detik.

39 24 2. Motor Gambar 3.3. Tabung Hidrolik Penggerak dalam sistem hidrolik ini menggunakan motor listrik arus bolak balik 3 fase dengan daya 3 hp dan putaran 1400 rpm. Karena motor listrik bersifat efisien, tidak memerlukan banyak tempat, dan tidak berisik. Gambar 3.4. Motor Listrik

40 25 3. Panel listrik Panel listrik ini berfungsi untuk mengatur kebutuhan arus listrik pada mesin hidrolik. Gambar 3.5. Panel Listrik 4. Pompa Sistem hidrolik ini menggunakan jenis pompa roda gigi dalm dengan kapasitas volume fluida dalam pompa 10 cc. Dari beberapa komponen yang ada dalam sistem hidrolik pompa adalah komponen yang paling utama. Fungsi dari pompa itu sendiri adalah untuk mengubah energi mekanik menjadi energi hidrolik dengan cara menekan fluida hidrolik menuju sistem, oleh karena itu pompa disebut sebagai pembangkitan aliran fluida dan sebagai memberi gaya yang diperlukan.

41 26 Gambar 3.6. Pompa hidrolik 5. Alat ukur tekanan Dari beberapa komponen yang dipakai pada mesin hidrolik ini terdiri dari alat ukur tekanan. Pengukuran tekanan, digunakan dalam sistem ini bertujuan untuk mengetahui tekanan fluida sebelum memasuki tabung plunyer. Sehingga dapat diketahui tekanan penyetelan pada katup pengontrol tekanan, agar dapat mengetahui gaya yang diinginkan. Pengukur tekanan yang digunakan yaitu dengan menggunakan pressure gage. Gambar 3.7. Alat ukur tekanan (pressure gage)

42 27 6. Pipa saluran Pipa saluran berfungsi untuk menghubungkan berbagai komponen hidrolik. Penghantar tidak hanya dapat menahan tekanan menurut perhitungan saja tetapi juga harus mampu menahan kejutan-kejutan dalam sistem. Pemilihan ukuran pipa berdasar pada jumlah aliran fluida dan tekanan kerja yang terjadi dalam pipa. Semakin besar diameter pipa akan semakin besar aliran yang terjadi didalam pipa. Untuk tekanan kerja yang tinggi digunakan dengan tebal dinding yang besar. Pipa dalam sistem hidrolik harus mempunyai luas penampang yang memadai untuk menghantar fluida tanpa menimbulkan rugi-rugi daya yang besar. 7. Tangki Gambar 3.8. Pipa Saluran Pada dasarnya tabung / tangki oli pada hidrolik mempunyai fungsi untuk menyimpan persediaan oli yang akan bersirkulasi pada sistem hidrolik.

43 28 8. Strainer Gambar 3.9. Tangki Strainer adalah sejenis filter kasar yang berfungsi untuk menyaring kotaran dari tangki supaya tidak masuk kedalam sistem hidrolik. 9. Piston Piston digunakan untuk meneruskan gaya dari silinder menuju ke bahan yang akan dipres dimana pada ujung piston dihubungkan dengan alat pengepresan. Gambar Piston

44 Limit switch Limit switch berfungsi untuk memberikan sinyal pada kontrol panel, pada saat piston telah melakukan langkah penuh, sehingga piston akan berhenti bergerak. Gambar Limit Switch 11. katup pengatur arah (Directional control valve). Katup pengatur arah dirancang untuk menghidupkan, mematikan, mengontrol arah dan memperlambat silinder dan motor hidrolik. Gambar Katup Pengatur Arah

45 Cetakan Cetakan merupakan tempat untuk menaruh limbah kertas yang akan dipres. Gambar Cetakan 3.6. Prinsip Kerja Mesin Pres Hidrolik Mesin pres hidrolik ini memakai minyak untuk mendorong silinder naik atau turun. Gerakan naik turunnya silinder dibatasi oleh sebuah limit switch, yang dapat diatur ketinggian posisinya sehingga jika gerakan silinder sudah mencapai batas yang telah ditentukan maka silinder akan menyentuh limit switch dan silinder akan diam atau tidak bergerak lagi. Pertama, silinder hidrolik berada pada posisi terbuka penuh, dimana dais atau cetakan yang digunakan untuk menampung limbah kertas berada pada kondisi kosong. Lalu kertas dimasukkan kedalam cetakan sampai penuh dengan kondisi kepadatan serta permukaannya harus rata. Hal ini bertujuan agar pada saat dilakukan pengepresan gaya yang bekerja tersebar merata sehingga didapatkan bentuk dari dimensi kertas yang bagus. Tekanan yang diterima oleh bahan yang dipres dapat disesuaikan dengan mengatur pressure. pressure itu sendiri adalah Pengukuran tekanan, digunakan dalam sistem ini bertujuan untuk mengetahui tekanan fluida sebelum memasuki tabung plunyer. Sehingga dapat diketahui tekanan penyetelan pada katup pengontrol tekanan, agar dapat mengetahui gaya yang diinginkan. Pengukur tekanan yang digunakan yaitu dengan menggunakan manometer.

46 31 Pada saat silinder hidrolik bergerak turun ( melakukan proses pengepresan ), dan mencapai tekanan yang diinginkan maka silinder tidak akan bergerak turun lagi. Aliran fluida yang berupa oli akan terus mengalir melewati solenoid dan kembali ke tangki sehingga piston tetap pada posisinya dan tidak bergerak turun tetapi akan menahan limbah kertas yang dipres tersebut. Untuk memperjelas prinsip kerja mesin pres hidrolik maka dapat dilihat gambar dibawah ini : Diagram alir posisi netral Gambar Diagram alir posisi netral

47 32 Diagram alir posisi piston turun Gambar Diagram alir posisi piston turun

48 33 Diagram alir posisi piston naik Gambar Diagram alir posisi piston naik

49 BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Percobaan Data hasil percobaan pengepresan limbah kertas ini ditampilkan pada Tabel 4.1 untuk bahan kertas dengan beban 2 kg, Tabel 4.2 untuk beban 4 kg, dan Tabel 4.3 untuk beban 6 kg. Tabel 4.1 Bahan kertas dengan beban 2 kg No Tinggi kertas setelah Tinggi kertas setelah Berat Tekanan 2menit piston naik (kg) (kg/cm 2 ) (cm) (cm) ,6 11, ,3 11, ,1 10, ,0 10, ,9 10, ,7 9, ,6 9,2 Tabel 4.2 Bahan kertas dengan beban 4 kg No Tinggi kertas Tinggi kertas setelah Berat Tekanan setelah 2 menit piston naik (kg) (kg/cm 2 ) (cm) (cm) ,5 19, ,3 18, ,8 18, ,6 18, ,3 17, ,9 16, ,6 16,4 34

50 35 Tabel 4.3 Bahan kertas dengan beban 6 kg No Tinggi kertas Tinggi kertas setelah Berat Tekanan setelah 2 menit piston naik (kg) (kg/cm 2 ) (cm) (cm) ,1 27, ,8 25, ,4 25, ,2 24, ,9 24, ,6 24, ,2 23,9 Data diatas hasil dari peercobaan dengan beban 2 kg, 4kg, dan 6kg dengan variasi tekanan. Dalam setiap beban, percobaan dilakukan sebanyak tujuh kali variasi tekanan. 4.2 Perhitungan Karakteristik Mesin Dan Pengolahan Data Perhitungan karakteristik mesin bertujuan untuk mengetahui karakter mesin yang ditinjau secara teoritis. Contoh perhitungan untuk bahan kertas dengan beban 2 kg pada Tabel 4.1 pada kondisi kertas di pres lalu di tahan selama 2 menit dan pada saat setelah piston di naikan. Perhitungan yang dilakukan untuk mengetahui volume dan kerapatan kertas setelah di pres Luas silinder dan rod mesin pres Luas yang tersedia pada silinder dan rod mesin pres dengan diameter silinder ( d ) =11cm dan diameter rod ( ) = 6 cm s d maka dapat dihitung : r

51 36 Luas silinder mesin pres π A s = d s 4 π A s = 11 4 A s ( ) 2 ( ) 2 = 94,985 cm 2 Luas rod mesin pres π A r = d r 4 π A r = 6 4 A r ( ) 2 ( ) 2 2 = 28,26 cm Cairan yang dibutuhkan oleh pompa Cairan yang dibutuhkan oleh pompa dengan putaran motor 1400 rpm dan kapasitas pompa 10 cc maka dapat dihitung : Q = 10 cc 1400 rpm cc Q = menit liter Q = 14 menit liter Q = 0,23 detik 3 cm Q = 230 detik

52 Kecepatan hidrolik pada saat turun dan naik Kecepatan hidrolik dapat dihitung dengan cairan yang dibutuhkan pompa A, sehingga didapatkan hasil : ( Q ) dibagi dengan luasan ( ) Kecepatan hidrolik pada saat turun Q v turun = A v turun v turun s 2 cm 230 = detik 94,98 cm = 2,42 detik Kecepatan hidrolik pada saat naik v naik = ( A A ) s Q r v naik v naik = 2 cm 230 detik 2 ( 94,98 28,26) cm cm = 3,45 detik Daya motor yang dibutuhkan Dengan mengetahui cairan yang dibutuhkan pompa kg Tekanan maksimal p =100 2, maka daya motor dapat dicari : cm Q p daya motor = cm Q = 230 dan detik

53 38 Q = debit minyak, gpm liter 14 = menit 3,8 liter = 3,68 gpm P = tekanan psi kg = cm 14,224 psi kg 1,01 2 cm =1408,31 psi 3, ,31 Daya motor = 1714 Daya motor = 3,02 hp Perhitungan volume Dengan mengetahui luasan cetakan = 25x25 cm dan tinggi kertas setelah di pres = 6,6 cm, maka volume dapat dihitung : V = panjang lebar V = V = cm tinggi Perhitungan kerapatan (ρ) Dengan mengetahui massa bahan yang dipres = 2 kg dan volume bahan setelah dipres = 4125 cm 3, maka kerapatan dapat dihitung : ρ = m v

54 39 ρ = ρ = 4.84x10 4 kg cm Hasil Perhitungan Dari percobaan yang telah dilakukan dengan beban kertas dan mengatur tekanan pada sstem hidrolik, maka data yang didapatkan adalah sebagai berikut : Tabel 4.4 Data hasil perhitungan untuk beban 2 kg posisi piston mengepres No Berat (kg) Tekanan Tinggi kertas setelah 2 menit Volume kerapatan Tekanan yang diterima bahan (kg/cm 2 ) (cm) (cm 3 ) (kg/dm 3 ) (kg/cm 2 ) , ,484 4, ,3 3937,5 0,507 6, ,1 3812,5 0,524 7, , ,533 9, ,9 3687,5 0,542 10, ,7 3562,5 0,561 12, , ,571 13,677

55 40 Tabel 4.5 Data hasil perhitungan untuk beban 4 kg posisi piston mengepres No Berat (kg) Tekanan Tinggi kertas setelah 2 menit Volume kerapatan Tekanan yang diterima bahan (kg/cm 2 ) (cm) (cm 3 ) (kg/dm 3 ) (kg/cm 2 ) ,5 8437,5 0,237 4, ,3 8312,5 0,240 6, , ,25 7, , ,253 9, ,3 7687,5 0,260 10, ,9 7437,5 0,268 12, , ,275 13,677 Tabel 4.6 Data hasil perhitungan untuk beban 6 kg posisi piston mengepres Tekanan No Tinggi kertas yang Berat Tekanan Volume kerapatan setelah 2menit diterima (kg) bahan (kg/cm 2 ) (cm) (cm 3 ) (kg/dm 3 ) (kg/cm 2 ) , ,5 0,159 4, , ,161 6, , ,164 7, , ,166 9, , ,5 0,169 10, , ,172 12, , ,175 13,677

56 41 Tabel 4.7 Data hasil perhitungan untuk beban 2 kg posisi piston naik Tekanan Tinggi kertas yang Berat Tekanan setelah piston volume kerapatan No diterima (kg) naik bahan (kg/cm 2 ) (cm) (cm 3 ) (kg/dm 3 ) (kg/cm 2 ) ,5 7187,5 0,278 4, ,3 7062,5 0,283 6, , ,296 7, ,3 6437,5 0,310 9, ,1 6312,5 0,316 10, , ,326 12, , ,347 13,677 Tabel 4.8 Data hasil perhitungan untuk beban 4 kg posisi piston naik Tekanan Tinggi kertas yang Berat Tekanan setelah piston volume kerapatan No diterima (kg) naik bahan (kg/cm 2 ) (cm) (cm 3 ) (kg/cm 3 (kg/cm 2 ) , ,5 0,162 4, , ,5 0,169 6, , ,5 0,174 7, , ,177 9, , ,183 10, , ,190 12, , ,195 13,677

57 42 Tabel 4.9 Data hasil perhitungan untuk beban 6 kg posisi piston naik No Berat (kg) Tekanan Tinggi kertas setelah piston naik volume kerapatan Tekanan yang diterima bahan (kg/cm 2 ) (cm) (cm 3 ) (kg/dm 3 ) (kg/cm 2 ) , ,5 0,116 4, , ,125 6, , ,5 0,125 7, , ,5 0,128 9, , ,5 0,129 10, , ,132 12, , ,5 0,133 13, Grafik Hasil Perhitungan Dari data yang telah diperoleh, kemudian diolah kembali ke dalam bentuk grafik untuk mengatuhi tinggi kertas setelah dipres selama 2 menit dengan tinggi kertas setelah piston dinaikan setiap tekanan, dan kerapatan kertas (kg/cm^3) dengan tekanan pres (kg/cm^2). Grafik yang disajikan untuk setiap percobaan dapat dilihat pada grafik berikut ini : Grafik untuk mengetahui selisih tinggi kertas 1. Grafik selisih tinggi kertas dengan beban 2 kg Berdasarkan hasil pengambilan data pada Tabel 4.1, maka dapat dibuat grafik untuk mengetahui selisih tinggi kertas setelah dipres selama 2 menit dengan setelah piston dinaikan yang disajikan pada Gambar 4.1.

58 Tinggi kertas dalam cm tinggi kertas setelah 2 menit tinggi kertas setelah piston naik Tekanan kg/cm 2 k k/ Gambar 4.1 Grafik selisih kertas pada beban 2 kg 2. Grafik selisih tinggi kertas dengan beban 4 kg Berdasarkan hasil pengambilan data pada Tabel 4.2, maka dapat dibuat grafik untuk mengetahui selisih tinggi kertas setelah dipres selama 2 menit dengan setelah piston dinaikan yang disajikan pada Gambar Tinggi kertas dalam cm tinggi kertas setelah 2 menit tinggi kertas setelah piston naik Gambar 4.2 Grafik selisih kertas pada beban 4 kg

59 44 3. Grafik selisih tinggi kertas dengan beban 6 kg Berdasarkan hasil pengambilan data pada Tabel 4.3, maka dapat dibuat grafik untuk mengetahui selisih tinggi kertas setelah dipres selama 2 menit dengan setelah piston dinaikan yang disajikan pada Gambar Tinggi kertas dalam cm tinggi kertas setelah 2 menit tinggi kertas setelah piston naik T k k/ ^2 Gambar 4.3 Grafik selisih kertas pada beban 6 kg Dari ketiga grafik diatas dapat dilihat bahwa tinggi kertas saat piston mengepres selama 2 menit dan saat piston naik terjadi perubahan ketinggian, misal pada percobaan pertama dengan beban kertas 2 kg, tekanan yang diterima kertas sebesar 4,559 kg/cm 2 didapatkan tinggi kertas saat piston mengepres selama 2 menit sebesar 6,6 cm sedangkan pada saat piston naik tinggi kertas tersebut menjadi 11,5 cm. Perbedaan tinggi kertas saat piston mengepres dan saat piston dinaikan dikarenakan kertas memiliki sifat mebal yang tinggi Grafik Hubungan Antara Kerapatan Dengan Tekanan Pres 1. Grafik hubungan antara kerapatan dengan tekanan pengepresan pada beban 2kg saat piston mengepres dan saat piston dinaikan. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan pada Tabel 4.4, dan Tabel 4.7, maka dapat dibuat grafik hubungan antara kerapatan dengan tekanan pres pada beban 2kg saat piston mengepres dan saat piston dinaikan, yang disajikan pada Gambar 4.4.

60 45 Gambar 4.4 grafik hubungan antara kerapatan dengan tekanan pengepresan pada beban 2 kg 2. Grafik hubungan antara kerapatan dengan tekanan pengepresan pada beban 4 kg saat piston mengepres dan saat piston dinaikan. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan pada Tabel 4.5, dan Tabel 4.8, maka dapat dibuat grafik hubungan antara kerapatan dengan tekanan pengepresan pada beban 2kg saat piston mengepres dan saat piston dinaikan, yang disajikan pada Gambar 4.5. Gambar 4.5 grafik hubungan antara kerapatan dengan tekanan pengepresan pada beban 4 kg

61 46 3. Grafik hubungan antara kerapatan dengan tekanan pengepresan pada beban 6 kg saat piston mengepres dan saat piston dinaikan. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan pada Tabel 4.6, dan Tabel 4.9, maka dapat dibuat grafik hubungan antara kerapatan dengan tekanan pengepresan pada beban 2kg saat piston mengepres dan saat piston dinaikan, yang disajikan pada Gambar 4.6 Gambar 4.6 grafik hubungan antara kerapatan dengan tekanan pengepresan pada beban 6 kg Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa hubungan antara kerapatan dengan tekanan berbanding lurus, dimana jika tekanan yang diterima bahan semakin besar maka nilai kerapan yang didapatkan semakin besar pula.

62 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Telah berhasil dibuat mesin pres hidrolik untuk memadatkan limbah kertas. 2. Daya yang dibutuhkan untuk kerja sistem hidrolik adalah 3 hp, laju aliran pompa mencapai 230 cm 3 /detik dan tekanan maksimal yang digunakan adalah 90kg/cm Dari percobaan yang telah dilakukan dengan mengatur tekanan pengepresan pada sistem hidrolik maka dihasilkan nilai densitas yang berbeda, hal ini dapat ditunjukkan dari percobaan yang telah dilakukan dengan beban kertas yang dipres sebesar 2 kg, dan tekanan yang diberikan sebesar 90 kg/cm 2 maka dihasilkan nilai densitas posisi piston mengepres 2 menit 0,484 kg/dm 3, dan nilai densitas posisi piston dinaikan 0,162 kg/dm Saran Berdasarkan pada pengalaman penulis dalam pembuatan mesin pres ini dan penelitian terhadap pengepresan limbah kertas maka dapat disarankan hal-hal sebagai berikut: 1. Untuk meningkatkan performa mesin pres hidrolik yang telah dibuat maka perlu ditambahkan check valve, pemasangan check valve biasanya ditempatkan didekat pompa, fungsi dari check valve sendiri untuk mengalirkan oli hanya ke satu arah dan mencegah aliran kearah sebaliknya, sehingga ketika mesin tibatiba mati pompa dapat terlindungi dari aliran balik. 2. Meningkatkan kapasitas hasil pengepresan limbah kertas, karena dari penelitian dan percobaan yang telah dilakukan hasil yang didapatkan kurang maksimal hal ini disebabkan karena luas cetakan yang digunakan terlalu kecil (ukuran cetakan yang digunakan 25 cm x 25 cm), maka untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal luas cetakan harus dibuat lebih besar ( ukuran cetakan yang biasanya digunakan pada pabrik pengepresan limbah kertas 90 cm x 90 cm). 47

63 DAFTAR PUSTAKA Croser, P. Hidrolik and Peneumatik Tingkat Dasar Festo Didactic, Jakarta, Ernest C, dan Fitch. (1996) Fluid Power and Control System. New York: Hill Book Company Rines Bahan Ajar Hidrolik dan Penumatik Bagian 1. Yogyakarta Rines Bahan Ajar Hidrolik dan Penumatik Bagian 2 : Pompa dan Komponen komponen Kendali. Yogyakarta Yacop Prayogo, 2003, hidrolik dan peneumatik. Surabaya : Universitas Petra Kristian sg/ biochemical_enginering/lectures/bioreact 1. Diakses pada tanggal 9 Agustus 2012 pukul WIB Diakses pada tanggal 15 Agustus 2012 pukul WIB http// Diakses pada tanggal 15 Agustus 2012 pukul WIB 48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI MESIN PRES HIDROLIK LIMBAH BOTOL PLASTIK TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin Diajukan Oleh: EDWARD YONATHAN Y.CH

Lebih terperinci

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan dalam pengontrolan dan kemudahan dalam pengoperasian

Lebih terperinci

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK Dalam ilmu hidraulik berlaku hukum-hukum dalam hidrostatik dan hidrodinamik, termasuk untuk sistem hidraulik. Dimana untuk kendaraan forklift ini hidraulik berperan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK 4.1 Perhitungan Beban Operasi System Gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat movable bridge kapasitas 100 ton yang akan diangkat oleh dua buah silinder hidraulik kanan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Prinsip Dasar Hidrolik Hidrolika adalah ilmu yang menyangkut berbagai gerak dan keadaan keseimbangan zat cair. Pada penggunaan secara tekni szat cair dalam industri, hidrolika

Lebih terperinci

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2 Sistem Hidrolik No HP : 082183802878 Tujuan Training Peserta dapat : Mengerti komponen utama dari sistem hidrolik Menguji system hidrolik Melakukan perawatan pada sistem hidrolik Hidrolik hydro = air &

Lebih terperinci

Menguak Prinsip Kerja Dongkrak Hidrolik

Menguak Prinsip Kerja Dongkrak Hidrolik Menguak Prinsip Kerja Dongkrak Hidrolik Pernahkah kalian memperhatikan orang yang mengganti ban mobil yang bocor dengan ban yang baru? Orang tersebut cukup menggunakan dongkrak hidrolik untuk mengangkat

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN SYSTEM HYDROLIK PADA MOVABLE BRIDGE DERMAGA KAPASITAS 100 TON

TUGAS AKHIR PERENCANAAN SYSTEM HYDROLIK PADA MOVABLE BRIDGE DERMAGA KAPASITAS 100 TON TUGAS AKHIR PERENCANAAN SYSTEM HYDROLIK PADA MOVABLE BRIDGE DERMAGA KAPASITAS 100 TON Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI 3 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Pustaka II.1.1.Fluida Fluida dipergunakan untuk menyebut zat yang mudah berubah bentuk tergantung pada wadah yang ditempati. Termasuk di dalam definisi ini adalah

Lebih terperinci

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR 3.1 Mesin Perakit Radiator Mesin perakit radiator adalah mesin yang di gunakan untuk merakit radiator, yang terdiri dari tube, fin, end plate, dan side plate.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. ENERGI PADA SISTEM HIDRAULIK. Perbedaan tekanan pada sistem akam menyebabkan fluida mengalir, perbedaan ini ditimbulkan oleh pemberian energi pada fluida. Energi tersebut berupa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Perpipaan Dalam pembuatan suatu sistem sirkulasi harus memiliki sistem perpipaan yang baik. Sistem perpipaan yang dipakai mulai dari sistem pipa tunggal yang sederhana

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS 1. Dongkrak Hidrolik Dongkrak hidrolik merupakan salah satu aplikasi sederhana dari Hukum Pascal. Berikut ini prinsip kerja dongkrak hidrolik. Saat pengisap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGERTIAN SISTEM HIDROLIK Sistem hidrolik adalah sistem penerusan daya dengan menggunakan fluida cair. minyak mineral adalah jenis fluida yang sering dipakai. prinsip dasar

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI MESIN PRES HIDROLIK UNTUK MENGEPRES TEMBAKAU TUGAS AKHIR Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 Program Studi Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin Diajukan oleh : Gani Purwanto NIM

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Movable Bridge Movable Bridge (Jembatan bergerak) adalah jembatan yang difungsikan sebagai tempat sandar kapal laut serta sebagai jembatan penghubung antara pintu masuk dan keluar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Radiator Radiator memegang peranan penting dalam mesin otomotif (misal mobil). Radiator berfungsi untuk mendinginkan mesin. Pembakaran bahan bakar dalam silinder mesin menyalurkan

Lebih terperinci

ANALISA HIDROLIK SISTEM LIFTER PADA FARM TRACTOR FOTON FT 824

ANALISA HIDROLIK SISTEM LIFTER PADA FARM TRACTOR FOTON FT 824 NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR ANALISA HIDROLIK SISTEM LIFTER PADA FARM TRACTOR FOTON FT 824 Disusun Sebagai Syarat Untuk Mengikuti Ujian Tugas Akhir Pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PERENCANAAN POWER PACK MESIN PRESS HIDROLIK

PERENCANAAN POWER PACK MESIN PRESS HIDROLIK PERENCANAAN POWER PACK MESIN PRESS HIDROLIK SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S.T) Pada Program Studi TEKNIK MESIN UN PGRI Kediri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian pompa Pompa adalah peralatan mekanis untuk meningkatkan energi tekanan pada cairan yang di pompa. Pompa mengubah energi mekanis dari mesin penggerak pompa menjadi energi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pompa Pompa adalah peralatan mekanis yang digunakan untuk menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk mengalirkan cairan dari daerah bertekanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hidrodinamika 2.1.1 Definisi Hidrodinamika Hidrodinamika merupakan salah satu cabang ilmu yang berhubungan dengan gerak liquid atau lebih dikhususkan pada gerak air. Skala

Lebih terperinci

MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Media Pembelajaran yang dibimbing oleh Bapak Drs. Ganti Depari, ST.M.Pd Disusun oleh

Lebih terperinci

SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC DI PT. UNITED TRACTORS TBK.

SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC DI PT. UNITED TRACTORS TBK. SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC 200-8 DI PT. UNITED TRACTORS TBK. Nama : Ricko Pramudya NPM : 26411117 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Iwan Setyawan, ST. MT Latar Belakang Penggunan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM DAC HIDROLIK

PRAKTIKUM DAC HIDROLIK LAPORAN LAB PNEUMATIK PRAKTIKUM DAC HIDROLIK Dikerjakan oleh: Lukman Khakim (1141150019) D4 1A PROGRAM STUDI SISTEM KELISTRIKAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MALANG 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN SISTEM HIDRAULIK PADA BACKHOE LOADER TYPE 428E

TUGAS AKHIR PERENCANAAN SISTEM HIDRAULIK PADA BACKHOE LOADER TYPE 428E TUGAS AKHIR PERENCANAAN SISTEM HIDRAULIK PADA BACKHOE LOADER TYPE 428E Disusun oleh Nama : Wiwi Widodo Nim : 41305010007 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Fluida Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial fluida, atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. kata lain kompresor adalah penghasil udara mampat. Karena proses. dengan tekanan udara lingkungan. Dalam keseharian, kita sering

BAB II DASAR TEORI. kata lain kompresor adalah penghasil udara mampat. Karena proses. dengan tekanan udara lingkungan. Dalam keseharian, kita sering BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Kompresor Kompresor adalah alat pemampat atau pengkompresi udara dengan kata lain kompresor adalah penghasil udara mampat. Karena proses pemampatan, udara mempunyai tekanan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Prinsip Dasar Alat uji Bending 2.1.1. Definisi Alat Uji Bending Alat uji bending adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengujian kekuatan lengkung (bending)

Lebih terperinci

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. MESIN-MESIN FLUIDA Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

15 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengertian Pompa Pompa adalah mesin fluida yang berfungsi untuk memindahkan fluida cair dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara memberikan energi mekanik pada pompa

Lebih terperinci

KARYA AKHIR KEMAMPUAN KERJA POMPA TORAK (RECIPROCATING) TERHADAP KAPASITAS YANG DIHASILKAN DI PABRIK MINI PTKI MEDAN

KARYA AKHIR KEMAMPUAN KERJA POMPA TORAK (RECIPROCATING) TERHADAP KAPASITAS YANG DIHASILKAN DI PABRIK MINI PTKI MEDAN KARYA AKHIR KEMAMPUAN KERJA POMPA TORAK (RECIPROCATING) TERHADAP KAPASITAS YANG DIHASILKAN DI PABRIK MINI PTKI MEDAN Karya Akhir ini diajukan untuk Melengkapi Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

Lembar Latihan. Lembar Jawaban.

Lembar Latihan. Lembar Jawaban. DAFTAR ISI Daftar Isi Pendahuluan.. Tujuan Umum Pembelajaran.. Petunjuk Penggunaan Modul.. Kegiatan Belajar 1 : Penggambaran Diagram Rangkaian.. 1.1 Diagram Alir Mata Rantai Kontrol. 1.2 Tata Letak Rangkaian.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pompa Hidram Pompa merupakan salah satu jenis alat yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang diinginkan. Zat cair tersebut contohnya

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data 26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Instalasi Pengujian Pengujian dengan memanfaatkan penurunan temperatur sisa gas buang pada knalpot di motor bakar dengan pendinginan luar menggunakan beberapa alat dan

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER

PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER TUGAS SARJANA MESIN FLUIDA PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER OLEH NAMA : ERWIN JUNAISIR NIM : 020401047 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin cepat mendorong manusia untuk selalu mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi (Daryanto, 1999 : 1). Sepeda motor, seperti juga

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN HIDRAULIK

BAB IV PERHITUNGAN HIDRAULIK BAB IV PERHITUNGAN HIDRAULIK.1. Perhitungan Silinder-silinder Hidraulik.1.1. Kecepatan Rata-rata Menurut Audel Pumps dan Compressor Hand Book by Frank D. Graha dan Tara Poreula, kecepatan piston dipilih

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Teknologi dispenser semakin meningkat seiring perkembangan jaman. Awalnya hanya menggunakan pemanas agar didapat air dengan temperatur hanya hangat dan panas menggunakan heater, kemudian

Lebih terperinci

PEMBUATAN ALAT PERAGA SISTEM HIDROLIK LENGAN WHEEL LOADER (SILINDER LENGAN)

PEMBUATAN ALAT PERAGA SISTEM HIDROLIK LENGAN WHEEL LOADER (SILINDER LENGAN) PEMBUATAN ALAT PERAGA SISTEM HIDROLIK LENGAN WHEEL LOADER (SILINDER LENGAN) PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi DIII Teknik Mesin Disusun

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Semakin berkembangnya industri terutama dibidang jasa dan produksi akan mempengaruhi perusahaan untuk meningkatkan kualitas kerja yang dihasilkan untuk memenuhi

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALI DAN PENGONTROL PNEUMATIK UNTUK MESIN PENGAMPLAS KAYU OTOMATIS

SISTEM PENGENDALI DAN PENGONTROL PNEUMATIK UNTUK MESIN PENGAMPLAS KAYU OTOMATIS SISTEM PENGENDALI DAN PENGONTROL PNEUMATIK UNTUK MESIN PENGAMPLAS KAYU OTOMATIS Disusun Oleh : 1. Lilis Susanti ( 2214 039 007 ) 2. Kirliyanti Novia Rachma ( 2214 039 024 ) 3. M. Zein Al Haq ( 2214 039

Lebih terperinci

1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA

1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA 1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA 1. Centrifugal pumps (pompa sentrifugal) Sifat dari hidrolik ini adalah memindahkan energi pada daun/kipas pompa dengan dasar pembelokan/pengubah aliran (fluid

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Penelitian pirolisis dilakukan pada bulan Juli 2017. 3.1.2 Tempat Penelitian Pengujian pirolisis, viskositas, densitas,

Lebih terperinci

BAB 3 POMPA SENTRIFUGAL

BAB 3 POMPA SENTRIFUGAL 3 BAB 3 POMPA SENTRIFUGAL 3.1.Kerja Pompa Sentrifugal Pompa digerakkan oleh motor, daya dari motor diberikan kepada poros pompa untuk memutar impeler yang dipasangkan pada poros tersebut. Zat cair yang

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE)

ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE) ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE) SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik FAISAL RIZA.SURBAKTI

Lebih terperinci

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA TURBOCHARGER URAIAN Dalam merancang suatu mesin, harus diperhatikan keseimbangan antara besarnya tenaga dengan ukuran berat mesin, salah satu caranya adalah melengkapi mesin dengan turbocharger yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB III METODA PERENCANAAN

BAB III METODA PERENCANAAN BAB III METODA PERENCANAAN 3. 1. Perencanaan Pompa Injeksi Bahan Bakar Seperti yang telah kita bahas sebelumnya bahwa perencanaan pompa injeksi bahan bakar bertujuan untuk menentukan parameter-parameter

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : Nama : Hakim Abdau NIM : Pembimbing : Nur Indah. S. ST, MT.

LAPORAN TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : Nama : Hakim Abdau NIM : Pembimbing : Nur Indah. S. ST, MT. LAPORAN TUGAS AKHIR Perancangan Alat Simulasi Mesin Pneumatik Pemadat Sampah Plastik Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu ( S1 ) Disusun Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHALUAN 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHALUAN 1.1 Latar Belakang. BAB I PENDAHALUAN 1.1 Latar Belakang. Material atau bahan dalam industri teknik kimia dapat berupa bentuk padat, cair dan gas. Material dalam bentuk cair sendiri misalnya saja pada industri minuman, tentunya

Lebih terperinci

Oleh : Endiarto Satriyo Laksono Maryanto Sasmito

Oleh : Endiarto Satriyo Laksono Maryanto Sasmito Oleh : Endiarto Satriyo Laksono 2108039006 Maryanto Sasmito 2108039014 Dosen Pembimbing : Ir. Syamsul Hadi, MT Instruktur Pembimbing Menot Suharsono, S.Pd ABSTRAK Dalam industri rumah untuk membuat peralatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Kata hidrolik sendiri berasal dari bahasa Greek yakni dari kata hydro yang berarti air dan aulos yang berarti pipa. Sistim hidrolik pada pesawat terbang adalah merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA Untuk mendapatkan koefisien gesek dari saluran pipa berpenampang persegi, nilai penurunan tekanan (pressure loss), kekasaran pipa dan beberapa variabel

Lebih terperinci

PERENCANAAN POMPA SENTRIFUGAL DENGAN KAPASITAS 42 LITER/ DETIK, HEAD 40M DAN PUTARAN 1450 PRM DENGAN PENGGERAK DIESEL

PERENCANAAN POMPA SENTRIFUGAL DENGAN KAPASITAS 42 LITER/ DETIK, HEAD 40M DAN PUTARAN 1450 PRM DENGAN PENGGERAK DIESEL TUGAS AKHIR PERENCANAAN POMPA SENTRIFUGAL DENGAN KAPASITAS 42 LITER/ DETIK, HEAD 40M DAN PUTARAN 1450 PRM DENGAN PENGGERAK DIESEL Tugas akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata satu Jurusan

Lebih terperinci

LOGO POMPA CENTRIF TR UGAL

LOGO POMPA CENTRIF TR UGAL LOGO POMPA CENTRIFUGAL Dr. Sukamta, S.T., M.T. Pengertian Pompa Pompa merupakan salah satu jenis mesin yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang diinginkan. Klasifikasi

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN PERBEDAAN SISTEM HIDROLIK DAN PNEUMATIK

PENGERTIAN DAN PERBEDAAN SISTEM HIDROLIK DAN PNEUMATIK PENGERTIAN DAN PERBEDAAN SISTEM HIDROLIK DAN PNEUMATIK Sistem Pneumatik adalah sebuah teknologi yang memanfaatkan udara terkompresi untuk menghasilkan efek gerakan mekanis. Karena menggunakan udara terkompresi,

Lebih terperinci

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1 PERANCANGAN ALAT PENGUJIAN Desain yang digunakan pada penelitian ini berupa alat sederhana. Alat yang di desain untuk mensirkulasikan fluida dari tanki penampungan

Lebih terperinci

Komponen Sistem Pneumatik

Komponen Sistem Pneumatik Komponen Sistem Pneumatik Komponen Sistem Pneumatik System pneumatik terdiri dari beberapa tingkatan yang mencerminkan perangkat keras dan aliran sinyal. Beberapa tingkatan membentuk lintasan kontrol untuk

Lebih terperinci

FISIKA STATIKA FLUIDA SMK PERGURUAN CIKINI

FISIKA STATIKA FLUIDA SMK PERGURUAN CIKINI FISIKA STATIKA FLUIDA SMK PERGURUAN CIKINI MASSA JENIS Massa jenis atau kerapatan suatu zat didefinisikan sebagai perbandingan massa dengan olum zat tersebut m V ρ = massa jenis zat (kg/m 3 ) m = massa

Lebih terperinci

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

Fungsi katup Katup masuk Katup buang MEKANISME KATUP FUNGSI KATUP Fungsi katup Secara umum fungsi katup pada motor otto 4 langkah adalah untuk mengatur masuknya campuran bahan bakar dan udara dan mengatur keluarnya gas sisa pembakaran. Pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fluida yang dimaksud berupa cair, gas dan uap. yaitu mesin fluida yang berfungsi mengubah energi fluida (energi potensial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fluida yang dimaksud berupa cair, gas dan uap. yaitu mesin fluida yang berfungsi mengubah energi fluida (energi potensial BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mesin-Mesin Fluida Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1. Rancangan Alat Uji Pada penelitian ini alat uji dirancang sendiri berdasarkan dasar teori dan pengalaman dari penulis. Alat uji ini dirancang sebagai

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI PENYETELAN CELAH KATUP MASUK TERHADAP EFISIENSI VOLUMETRIK RATA - RATA PADA MOTOR DIESEL ISUZU PANTHER C 223 T

PENGARUH VARIASI PENYETELAN CELAH KATUP MASUK TERHADAP EFISIENSI VOLUMETRIK RATA - RATA PADA MOTOR DIESEL ISUZU PANTHER C 223 T PENGARUH VARIASI PENYETELAN CELAH KATUP MASUK TERHADAP EFISIENSI VOLUMETRIK RATA - RATA PADA MOTOR DIESEL ISUZU PANTHER C 223 T Sarif Sampurno Alumni Jurusan Teknik Mesin, FT, Universitas Negeri Semarang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR BAGAN... vii DAFTAR NOTASI... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN... 1

Lebih terperinci

MAKALAH TEKNIK PERAWATAN I PERAWATAN DAN PERBAIKAN DONGKRAK HIDROLIK

MAKALAH TEKNIK PERAWATAN I PERAWATAN DAN PERBAIKAN DONGKRAK HIDROLIK MAKALAH TEKNIK PERAWATAN I PERAWATAN DAN PERBAIKAN DONGKRAK HIDROLIK DISUSUN OLEH: AZANO DESFIANTO 4201417017 DODDY SETIAWAN 4201417018 JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 2016 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1)

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1) Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1) Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari komponen Pneumatik Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai karakteristik dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 56 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada Perancangan alat deteksi dengan sistem pneumatik ini menggunakan dasar perancangan dari buku dasar perancangan teknik mesin, teori ini digunakan sebagai

Lebih terperinci

Kata Pengantar. sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan

Kata Pengantar. sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang turbin uap ini dengan baik meskipun

Lebih terperinci

Uji Fungsi Dan Karakterisasi Pompa Roda Gigi

Uji Fungsi Dan Karakterisasi Pompa Roda Gigi Uji Fungsi Dan Karakterisasi Pompa Roda Gigi Wismanto Setyadi, Asmawi, Masyhudi, Basori Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Nasional Jakarta Korespondensi: tmesin@yahoo.com

Lebih terperinci

PENGARUH MODIFIKASI PENAMBAHAN UKURAN DIAMETER SILINDER PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH TERHADAP DAYA YANG DIHASILKAN ABSTRAK Sejalan dengan pesatnya persaingan dibidang otomotif banyak orang berpikir untuk

Lebih terperinci

BAB FLUIDA A. 150 N.

BAB FLUIDA A. 150 N. 1 BAB FLUIDA I. SOAL PILIHAN GANDA Jika tidak diketahui dalam soal, gunakan g = 10 m/s 2, tekanan atmosfer p 0 = 1,0 x 105 Pa, dan massa jenis air = 1.000 kg/m 3. dinyatakan dalam meter). Jika tekanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang bertekanan lebih rendah dari tekanan atmosfir. Dalam hal ini disebut pompa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang bertekanan lebih rendah dari tekanan atmosfir. Dalam hal ini disebut pompa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kompresor Kompresor adalah mesin untuk memampatkan udara atau gas. Kompresor udara biasanya mengisap udara dari atsmosfir. Namun ada pula yang mengisap udara atau

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM 4.1 Pengujian Pompa Reciprocating Pengujian kinerja pompa ini dimaksudkan untuk mengetahui kinerja pompa setelah proses modifikasi, yang meliputi ketangguhan sistem

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PNEUMATIK PADA MESIN PEMROSES BUAH KELAPA TERPADU

RANCANG BANGUN SISTEM PNEUMATIK PADA MESIN PEMROSES BUAH KELAPA TERPADU UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI RANCANG BANGUN SISTEM PNEUMATIK PADA MESIN PEMROSES BUAH KELAPA TERPADU Nama Disusun Oleh : : Jiwandana Nugraha Npm : 23411830 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing

Lebih terperinci

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur BAB II MESIN PENDINGIN 2.1. Pengertian Mesin Pendingin Mesin Pendingin adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mendinginkan air, atau peralatan yang berfungsi untuk memindahkan panas dari suatu tempat

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR

PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR MAKALAH PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR PROGRAM IbPE KELOMPOK USAHA KERAJINAN ENCENG GONDOK DI SENTOLO, KABUPATEN KULONPROGO Oleh : Aan Ardian ardian@uny.ac.id FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN INSTALASI SISTEM PNEUMATIK PADA BENGKEL SEPEDA MOTOR KAPASITAS 5 PIT

RANCANG BANGUN INSTALASI SISTEM PNEUMATIK PADA BENGKEL SEPEDA MOTOR KAPASITAS 5 PIT RANCANG BANGUN INSTALASI SISTEM PNEUMATIK PADA BENGKEL SEPEDA MOTOR KAPASITAS 5 PIT Ir. Syawalludin,MM,MT 1.,Andre Mahendra 2 Lecture 1,College student 2,Departement of machine, Faculty of Engineering,

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN MOTOR BENSIN TYPE SOHC

TUGAS AKHIR PERENCANAAN MOTOR BENSIN TYPE SOHC TUGAS AKHIR PERENCANAAN MOTOR BENSIN TYPE SOHC Diajukan sebagai Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata Satu Teknik Mesin Oleh : FAUZY HUDAYA NIM D 200 940 169 NIRM 9461060303050169 JURUSAN TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM

PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM Franciscus Manuel Sitompul 1,Mulfi Hazwi 2 Email:manuel_fransiskus@yahoo.co.id 1,2, Departemen

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. kompresi udara. Udara yang dikompresi sering disebut udara tekan atau udara

BAB II DASAR TEORI. kompresi udara. Udara yang dikompresi sering disebut udara tekan atau udara BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Kompresi Kompresi adalah pemampatan gas sehingga tekanannya lebih tinggi dari tekanan semula. Proses ini dipakai dalam banyak cabang bidang teknik. Istilah kompresi umumnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Prinsip Kerja Pompa Hidram Prinsip kerja hidram adalah pemanfaatan gravitasi dimana akan menciptakan energi dari hantaman air yang menabrak faksi air lainnya untuk mendorong ke

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI VOLUME TABUNG TEKAN TERHADAP EFISIENSI PADA POMPA HIDRAM

PENGARUH VARIASI VOLUME TABUNG TEKAN TERHADAP EFISIENSI PADA POMPA HIDRAM NASKAH PUBLIKASI PENGARUH VARIASI VOLUME TABUNG TEKAN TERHADAP EFISIENSI PADA POMPA HIDRAM Naskah Publikasi ini disusun guna memenuhi Tugas Akhir pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pengertian Dongkrak Dongkrak merupakan salah satu pesawat pengangkat yang digunakan untuk mengangkat beban ke posisi yang dikehendaki dengan gaya yang kecil. 2.1.1 Dongkrak

Lebih terperinci

LABORATORIUM SATUAN OPERASI

LABORATORIUM SATUAN OPERASI LABORATORIUM SATUAN OPERASI SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2013-2014 MODUL : Pompa Sentrifugal PEMBIMBING : Ir. Unung Leoanggraini, MT Praktikum : 10 Maret 2014 Penyerahan : 17 Maret 2014 (Laporan) Oleh :

Lebih terperinci

Analisa Pengaruh Variasi Volume Tabung Udara Dan Variasi Beban Katup Limbah Terhadap Performa Pompa Hidram

Analisa Pengaruh Variasi Volume Tabung Udara Dan Variasi Beban Katup Limbah Terhadap Performa Pompa Hidram Analisa Pengaruh Variasi Volume Tabung Udara Dan Variasi Beban Katup Limbah Terhadap Performa Pompa Hidram Andrea Sebastian Ginting 1, M. Syahril Gultom 2 1,2 Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI BAB II. LANDASAN TEORI 2.1. Mengenal Motor Diesel Motor diesel merupakan salah satu tipe dari motor bakar, sedangkan tipe yang lainnya adalah motor bensin. Secara sederhana prinsip pembakaran pada motor

Lebih terperinci

BAB I PESAWAT PESAWAT BANTU DI KAPAL

BAB I PESAWAT PESAWAT BANTU DI KAPAL BAB I PESAWAT PESAWAT BANTU DI KAPAL Pesawat bantu terdiri dari dan berbagai peralatan yang secara garis besar dapat dibagi menjadi mesin bantu di kamar mesin dan mesin bantu, di geladak (dek) atau di

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Mesin diesel pertama kali ditemukan pada tahun 1893 oleh seorang berkebangsaan

BAB II TEORI DASAR. Mesin diesel pertama kali ditemukan pada tahun 1893 oleh seorang berkebangsaan BAB II TEORI DASAR 2.1. Sejarah Mesin Diesel Mesin diesel pertama kali ditemukan pada tahun 1893 oleh seorang berkebangsaan Jerman bernama Rudolf Diesel. Mesin diesel sering juga disebut sebagai motor

Lebih terperinci

BAB II. 2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro. lebih kecil. Menggunakan turbin, generator yang kecil yang sama seperti halnya PLTA.

BAB II. 2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro. lebih kecil. Menggunakan turbin, generator yang kecil yang sama seperti halnya PLTA. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro atau biasa disebut PLTMH adalah pembangkit listrik tenaga air sama halnya dengan PLTA, hanya

Lebih terperinci

AKTUATOR AKTUATOR 02/10/2016. Rian Rahmanda Putra Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri

AKTUATOR AKTUATOR 02/10/2016. Rian Rahmanda Putra Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri AKTUATOR Rian Rahmanda Putra Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri AKTUATOR Istilah yang digunakan untuk mekanisme yang menggerakkan robot. Aktuator dapat berupa hidrolik, pneumatik dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pompa Pompa adalah suatu peralatan mekanik yang digerakkan oleh tenaga mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan (fluida) dari suatu tempat ke tempat lain, dimana

Lebih terperinci

Rumus Minimal. Debit Q = V/t Q = Av

Rumus Minimal. Debit Q = V/t Q = Av Contoh Soal dan tentang Fluida Dinamis, Materi Fisika kelas 2 SMA. Mencakup debit, persamaan kontinuitas, Hukum Bernoulli dan Toricelli dan gaya angkat pada sayap pesawat. Rumus Minimal Debit Q = V/t Q

Lebih terperinci

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) LAMPIRAN 74 75 Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) : 15,4 kg Diameter silinder pencacah (D) : 37,5cm = 0,375 m Percepatan gravitasi (g) : 9,81 m/s 2 Kecepatan putar

Lebih terperinci

PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM

PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik FRANCISCUS

Lebih terperinci

ANALISA KAPASITAS DAN EFESIENSI POMPA TORAK. : Danang Sularso Wicaksono :

ANALISA KAPASITAS DAN EFESIENSI POMPA TORAK. : Danang Sularso Wicaksono : ANALISA KAPASITAS DAN EFESIENSI POMPA TORAK Nama NPM Jurusan Fakultas Pembimbing : Danang Sularso Wicaksono : 21411710 : Teknik Mesin : Teknologi Industri : Dr. Ridwan ST., MT. Latar Belakang 1. Perkembangan

Lebih terperinci

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

Fungsi katup Katup masuk Katup buang MEKANISME KATUP FUNGSI KATUP Fungsi katup Secara umum fungsi katup pada motor otto 4 langkah adalah untuk mengatur masuknya campuran bahan bakar dan udara dan mengatur keluarnya gas sisa pembakaran. Pada

Lebih terperinci