RELIGI. Oleh : Firdaus
|
|
- Suharto Kusumo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 RELIGI Oleh : Firdaus
2 Pertemuan ini akan Membahas : 1. Konsep Religi 2. Komponen sistem Religi 3. Teori Berorintasi Keyakinan Pertanyaan untuk Diskusi Awal: 1. Apa Konsep Religi 2. Apa Komponen Sistem Religi 3. Apa Saja Teori Yang berorientasi Keyakinan 4. Siapa Tokoh-Tokoh Teori Tersebut?
3 Konsep Religi Suatu sistem berkaitan dari keyakinankeyakinan dan upacara-upacara yang keramat, keyakinan-keyakinan dan upacara berorientasi pada suatu komunitas moral yang disebut umat (E. Durkheim)
4 Komponen Religi Emosi Keagamaan Sistem Keyakinan Sistem Ritus dan Upacara Peralatan Ritus dan Upacara Umat Agama Suatu getaran yang menggerakkkan jiwa manusia Berwujud fikiran dan gagasan manusia yang menyangkut keyakinan dan konsepsi manusia tentang sifat tuhan, tentang wujud alam gaib (kosmologi), terjadinya alam dan manusia (kosmogini), zaman akhirat (esyatologi), wujud dan ciri-ciri kekuatan sakti, roh nenek moyang, roh alam, dewa-dewa, roh jahat dan lainnya. Aktifitas dan tindakan manusia dalam melaksanakan kebaktiannya terhadap tuhan, dewa-dewa, roh nenek moyang atau makhluk lain dalam upaya berkomunikasi dengan tuhan dan penghuni dunia gaib Segala sesuatu yang berhubungan dengan perlengkapan upacara keagamaan Kesatuan sosial yang menganut sistem keyakinandan yang melaksanakan sistem ritus dan upacara
5 Sistem Keyakinan Umat Agama Emosi Keagamaan Sistem Ritus dan Upacara Keagamaan Peralatan Ritus dan Upacara
6 Tiga Teori Religi Teori yang berorientasi pada keyakinan religi Teori yang berorintasi kepada sikap manusia terhadap hal gaib Teori yang berorientasi pada upacara religi
7 Asal Mula Religi Teori E. B. Tylor Teori Jiwa yang berpusat pada keyakinan religi manusia purba. J. Frazer Teori Batas Kemampuan Ilmu Gaib berpusat kepada sikap manusia purba terhadap kekuatan-kekuatan gaib yang menyebabkan adanya apa yang dikehendaki manusia
8 Andrew Lang 1. Seorang Sastrawan Inggris Dalam jiwa manusia terdapat kemampuan gaib yang dapat bekerja lebih kuat dengan lemahnya aktifitas berfikir manusia yang rasional 3. Kekuatan gaib pada manusia menyebabkan timbulnya konsep jiwa 4. Memperkenalkan konsep dewa tertinggi, yaitu pencipta alam semesta dan isinya.
9 R. R. Marett 1. Ahli kesusatraan Yunani ) 2. Religi tertua adalah keyakinan manusia akan adanya kekuatan gaib dalam hal-hal biasa 3. Memperkenalkan konsep Mana, yaitu suatu kekuatan gaib yang ada pada semua manusia, binatang dan tumbuhan 4. Pangkal religi adalah suatu emosi atau getaran jiwa karena kekaguman terhadap hal-hal yang luar biasa
10 A. C. Kruyt 1. Pendeta Belanda ( ) 2. Bentuk religi manusia primitif berpusat pada kekuatan gaib seperti Mana dan Supernatural 3. Meperkenalkan konsep zielestof, yaitu zat halus yang memberikan kekuatan hidup dan gerak kepada banyak hal dalam alam semesta. 4. Keyakinan terhadap zielestof disebut oleh Kruyt dengan istilah Animisme. 5. Memperkenalkan konsep Spritisme, yaitu keyakinan terhadap makhluk halus, baik yang baik maupun yang jahat.
11 TERIMA KASIH Topik Minggu Depan : 1. Teori berorientasi pada sikap manusia terhadap yang gaib 2. Teori berorientasi pada upacara religi
12 Pertemuan ini akan Membahas : 1. Teori Berorintasi Kepada Sikap Manusia Terhadap Yang Gaib 2. Teori Berorintasi Kepada Upacara Religi Pertanyaan untuk Diskusi Awal: 1. Teori Berorintasi Kepada Sikap Manusia Terhadap Yang Gaib 2. Teori Berorintasi Kepada Upacara Religi
13 Rudolf Otto 1. Seorang Ahli Teologi 2. Semua Religi, kepercayaan dan agama berpusat hal yang gaib (mysterium) yang dianggap maha dahsyat (termendum) dan keramat (sacer) 3. Yang keramat bersifat maha abadi, maha dahsyat, maha baik, maha adil, maha bijaksana, tak terlihat, tak berobah dan sebagainya. 4. Sistem religi pada masyarakat bersahaja adalah pendahuluan dari sistem agama yang berkembang.
14 Teori W. Robertson Smith 1. Seorang ahli teologi, ahli ilmu pasti dan ahli bahasa dan kesusasteraan Semit ( ) 2. Mengembangkan teori tentang upacara bersaji 3. Tiga konsep : 1. Di samping keyakinan dan doktrin, sistem upacara juga merupakan suatu perwujudan dari religi atau agama. 2. Upacara religi dan agama mempunyai fungsi sosial untuk mengintensifkan solidaritas masyarakat 3. Fungsi upacara bersaji untuk solidaritas dengan dewa
15 K. T. Preuzs 1. Ahli antopologi museum Jerman ( ) 2. Menawarkan tiga konsep: 1. Religi tertua merupakan tindakan manusia untuk mengadakan keperluan hidup yang tidak tercapai melalui naluri dan akal. 2. Pusat dari tiap sistem religi dan kepercayaan di dunia adalah ritus dan upacara 3. Ritus yang paling penting dalam banyak religi di dunia adalah ritus kematian 3. Ritus atau upacara religi akan menjadi kosong dan tidak bermakna apabila tingkah laku manusia dipengaruhi oleh akal dan logika.
16 R. Hertz 1. Seorang antropolog Prancis 2. Upacara kematian, selalu dilakukan menusia dalam rangka adat istiadat dan struktur sosial 3. Kematian adalah proses peralihan dari status sosial tertentu ke status sosial lainnya 4. Lima anggapan tentang kematian 1. Proses peralihan adalah masa krisis 2. Jenazah dan yang berhubungan dengannya adalah keramat 3. Peralihan status orang mati berlangsung secara bertahap 4. Inisiasi melalui tiga tahap (melepaskan objek dari masyarakat lamapersiapan untuk kedudukan yang baru-mengangkat ke kedudukan yang baru) 5. Pada masa persiapan, individu adalah makhluk lemah yang perlu dikuatkan 5. Tiga tahap Upacara kematian 1. Sepulture provisoire (pemakaman sementara) 2. Intermediaire (masa kerabat menjalani pantangan dan memeilihara roh) 3. Ceremonie finale (upacara pemakaman akhir).
17 A. Van Gennep 1. Ahli foklore Perancis ( ) 2. Ritus dan upacara religi berfungsi untuk menimbulkan kembali semangat kehidupan sosial di antara masyarakat 3. Kehidupan sosial masyarakat memerlukan regenerasi 4. Ritus upacara dalam life cycle rites 1. Perpisahan adalah proses manusia dipisahkan dari kehidupannya 2. Peralihan (marge) adalah proses manusia dianggap mati atau tidak ada lagi 3. Integrasi kembali (agregation) adalah proses manusia diresmikan sebagai bagian dari lingkungan yang baru
18 TERIMA KASIH Topik Minggu Depan : 1. Sistem perkawinan 2. Keluarga 3. Kekerabatan
I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.
I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara kepulauan, yang memiliki berbagai macam suku bangsa yang kaya akan kebudayaan serta adat istiadat, bahasa, kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan
Lebih terperinciBAB II TELAAH TEORITIS ANIMISME DALAM MASYARAKAT. Nusak Dengka, dan makna perayaan Limbe dalam masyarakat tersebut.
BAB II TELAAH TEORITIS ANIMISME DALAM MASYARAKAT Bab ini merupakan pembahasan atas kerangka teoritis yang dapat menjadi referensi berpikir dalam melihat masalah penelitian yang dilakukan sekaligus menjadi
Lebih terperinciDOSEN PENGASUH DRS. AFRIDA, H.HUM NIP
DOSEN PENGASUH DRS. AFRIDA, H.HUM NIP. 132046383 PERTEMUAN I KONTRAK PERKULIAHAN Tujuan Intruksional: -Umum -Khusus Tata cara perkuliahan : Tatap muka, Diskusi kelompok, Tanyajawab. Evaluasi : -Ujian Tertulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk yang berbudaya, karena kebudayaan merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk yang berbudaya, karena kebudayaan merupakan pendorong didalam tingkah laku manusia dalam hidupnya. Kebudayaanpun menyimpan nilai-nilai
Lebih terperinciBAB IV MAKNA PELAKSANAAN UPACARA ADAT ALAWAU AMANO BAGI KEHIDUPAN ORANG NOLLOTH. A. Mendiskripsikan Upacara Adat Kematian Alawau Amano
BAB IV MAKNA PELAKSANAAN UPACARA ADAT ALAWAU AMANO BAGI KEHIDUPAN ORANG NOLLOTH A. Mendiskripsikan Upacara Adat Kematian Alawau Amano Menurut Hertz, kematian selalu dipandang sebagai suatu proses peralihan
Lebih terperinciC. TOPIK :TEORI SOSIAL TENTANG AGAMA
C. TOPIK :TEORI SOSIAL TENTANG AGAMA 1. Ilmuwan Sosial mencari Asal-usul Agama. Agama banyak dipandang sebagai wahyu yang turun dan langit, secara dogmatika hal ini tidak dapat dibantah. Dunia ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. Menurut Budiono Harusatoto dalam bukunya yang berjudul Simbolisme. menurut etimologinya simbol diambil dari kata Yunani.
BAB IV ANALISIS A. Peran Simbol dalam Konsep Hermeneutika Menurut Budiono Harusatoto dalam bukunya yang berjudul Simbolisme Jawa, simbol atau lambang adalah sesuatu hal atau keadaan yang merupakan perantara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki keanekaragaman di segala aspek kehidupan. Keanekaragaman tersebut terlihat dari beragamnya kebudayaan
Lebih terperinciPALANGEHON BORU. ( Ritus Dan Upacara Siklus Hidup Etnis Batak Toba di Desa. Pargarutan, Tapanuli Tengah )
PALANGEHON BORU ( Ritus Dan Upacara Siklus Hidup Etnis Batak Toba di Desa Pargarutan, Tapanuli Tengah ) 1.1 Latar Belakang Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, salah satu akibat dari kemajemukan
Lebih terperinciModul 3 OBYEK DAN METODE PENELITIAN PSIKOLOGI AGAMA
Obyek dan Metode Penelitian Psikologi Agama Modul 3 OBYEK DAN METODE PENELITIAN PSIKOLOGI AGAMA PENDAHULUAN Psikologi Agama pada jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) disajikan untuk membantu mahasiswa
Lebih terperinciPERGULATAN MANUSIA MENCARI TUHAN
PERGULATAN MANUSIA MENCARI TUHAN Taslim HM. Yasin Fakultas Ushuluddin IAIN Ar-Raniry Kopelma Darussalam, Kota Banda Aceh, 23111 ABSTRAK Sejauh ini telah banyak para ahli memusatkan perhatiannya kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberagaman suku bangsa di Indonesia telah melahirkan ragamnya adat - istiadat dan kepercayaan pada setiap suku bangsa. Tentunya dengan adanya adatistiadat tersebut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, salah satu akibat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, salah satu akibat dari kemajemukan tersebut adalah terdapat beraneka ragam ritual yang dilaksanakan dan dilestarikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan - kemampuan serta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan - kemampuan serta kebiasaan yang didapatkan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masing manusia tersebut mewujudkan kebudayaannya dalam bentuk ide - ide,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap manusia memiliki kebudayaannya masing - masing, dan masing - masing manusia tersebut mewujudkan kebudayaannya dalam bentuk ide - ide, gagasan, nilai - nilai,
Lebih terperinciOta Rabu Malam. Musik Ritual. Disusun oleh Hanefi
Ota Rabu Malam Musik Ritual Disusun oleh Hanefi MUSIK RITUAL Disusun oleh Hanefi Sistem Kepercayaan Pendekatan Sosiologis Tokoh: Emile Durkheim (1858-19170 Bentuk agama yang paling elementer dapat ditemukan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Kebudayaan berasal dari kata sansekerta budhayah, yaitu bentuk jamak
BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Kebudayaan Kebudayaan berasal dari kata sansekerta budhayah, yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budhi atau akal. Kebudayaan dapat diartikan hal-hal yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Tinjauan Pustaka 1. Definisi Kebudayaan Kata kebudayaan berasal dari kata Sansekerta buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau
Lebih terperinciBAB IV MAKNA ARUH MENURUT DAYAK PITAP. landasan untuk masuk dalam bagian pembahasan yang disajikan dalam Bab IV.
BAB IV MAKNA ARUH MENURUT DAYAK PITAP 4.1. PENDAHULUAN Bertolak dari uraian tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, dan tujuan penelitian yang terdapat dalam Bab I, yang dilanjutkan dengan pembahasan
Lebih terperinciBAB II AGAMA DALAM PRESPEKTIF FILOSOFIS
21 BAB II AGAMA DALAM PRESPEKTIF FILOSOFIS A. Profan dan Sakral 1. Pengertian Profan dan Sakral Profan adalah sesuatu yang biasa, yang bersifat umum dan dianggap tidak penting. Sedangakan sakral adalah
Lebih terperinciDesa Klinting merupakan bagian dari kecamatan Somagede, kabupaten. Banyumas. Secara mayoritas masyarakatnya memeluk agama Islam, dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Desa Klinting merupakan bagian dari kecamatan Somagede, kabupaten Banyumas. Secara mayoritas masyarakatnya memeluk agama Islam, dan selebihnya beragama Hindu. Meskipun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan yang mati sangat berakar pada jiwa manusia yang menimbulkan perasaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kematian merupakan suatu peristiwa keluarnya ruh dari jasad manusia serta merupakan proses perceraian antara tubuh dan jiwa sehingga menjadi pengalaman fundamental bagi
Lebih terperinciBAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus
BAB V Penutup 5.1 Kesimpulan dan Refleksi Upacara slametan sebagai salah satu tradisi yang dilaksanakan jemaat GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus sebagai juruslamat
Lebih terperinciKekerabatan dan Keturunan
Kekerabatan dan Keturunan Lewis Henry Morgan (1818-1881) Latar belakang Guru besar Antropologi Amerika Utara abad ke- 19 yang dipandang sebagai perintis studi tentang kekerabatan. Dalam bukunya yang berjudul:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap kebudayaan yang hidup dalam suatu masyarakat yang dapat berwujud sebagai komunitas desa, sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Manusia sebagai mahluk sosial tidak dapat hidup seorang diri, karena kelemahan kelemahan fisiknya dan karena harus belajar berbagai unsur budaya dari orang lain. Di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Penulis merasa tertarik untuk meneliti mengenai Upacara Tingkapan karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penulis merasa tertarik untuk meneliti mengenai Upacara Tingkapan karena upacara ini masih tetap berlangsung hingga kini meskipun perkembangan budaya semakin canggih.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kasunanan Surakarta merupakan sebuah kerajaan yang bercirikan keislaman. Ciri keislaman itu dapat dilihat dari adanya jabatan penghulu dan abdi dalem ngulama dalam
Lebih terperinciPerkembangan Antropologi: Tokoh, Sejarah dan Metode. Tatap Muka Minggu ke-3
Perkembangan Antropologi: Tokoh, Sejarah dan Metode Tatap Muka Minggu ke-3 Tokoh-tokoh besar Antropologi Bronislaw Malinowski (1884-1942), kelahiran Cracow, Polandia dan merupakan ahli fungsionalisme.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. universal artinya dapat di temukan pada setiap kebudayaan. Menurut
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebudayaan suatu daerah dengan daerah lain pada umumnya berbeda, dan kebudayaan tersebut seantiasa berkembang dari waktu ke waktu. Kebudayaan tersebut berkembang disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. generasi yang telah mendarah daging berurat dan berakar. Kebiasaan ini dilakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tiap kelompok manusia memiliki corak, watak, kaidah, norma, etika, moral, serta tradisi dan adat istiadat yang dilakukan dengan turun temurun dari generasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beberapa pulau besar seperti, Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki ribuan pulau, dengan beberapa pulau besar seperti, Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan strukturstruktur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan sesuatu yang turun-temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian,
Lebih terperinciBAB II TEORI-TEORI TENTANG AGAMA
BAB II TEORI-TEORI TENTANG AGAMA A. Teori Rasionalistik Teori ini diterapkan pada kajian agama mulai abad ke-19, secara umum yang dimaksudkan dengan teori rasionalistik adalah keyakinan ilmuwan bahwa manusia
Lebih terperinciAGAMA: FENOMENA UNIVERSAL
AGAMA: FENOMENA UNIVERSAL Bukti-buktinya: Banyaknya orang yang beragama atau semua orang (tanpa kecuali) memeluk agama. Robert M. Bellah menyebut adanya agama yang dinamakan Pseudo Religion atau Civil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Simon Kemoni yang dikutip oleh Esten (2001: 22) globalisasi dalam bentuk yang alami akan meninggikan berbagai budaya dan nilai-nilai budaya. Globalisasi
Lebih terperinciKepribadian. Oleh : Tine A. Wulandari, S.I.Kom.
Kepribadian Oleh : Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Pengertian Kepribadian PENGERTIAN ETIMOLOGI Kepribadian dalam Bahasa Inggris disebut Personality Berasal dari kata Persona yang artinya Topeng PENGERTIAN
Lebih terperinciPENGERTIAN DASAR SEJARAH KEBUDAYAAN
PENGERTIAN DASAR SEJARAH KEBUDAYAAN Pengertian dasar sejarah kebudayaan yang dimaksudkan di sini adalah pembahasan umum mencakup pembahasan mengenai istilah dan definisi kebudayan, perbedaan kebudayaan
Lebih terperinciBAB II AGAMA DAN KEBUDAYAAN DALAM KAITANYA DENGAN ALAM. yang harus dipahami terlebih dahulu. Penulis mengangkat topik mengenai sebuah tradisi
BAB II AGAMA DAN KEBUDAYAAN DALAM KAITANYA DENGAN ALAM 2.1. DEFINISI AGAMA DAN KEBUDAYAAN Pemaparan yang telah di berikan pada bagian pendahuluan tidak terlepas dari kata-kata yang harus dipahami terlebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berproses. Kepercayaan itu bisa berupa pandangan-pandangan atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebudayaan dapat menunjukkan derajat dan tingkat peradaban manusia. Kebudayaan juga bisa menunjukan ciri kepribadian manusia atau masyarakat pendukungnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang diungkapkan dalam bentuk cara bertindak, berbicara, berfikir, dan hidup. Daerah kebudayaan Kalimantan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekompleksitasan Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah membuat Indonesia menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dunia ini banyak hal yang tidak terbaca karena selalu ada sesuatu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dunia ini banyak hal yang tidak terbaca karena selalu ada sesuatu yang tidak bisa terungkap secara kasat mata. Untuk mengungkapkan sesuatu kadang tabu untuk
Lebih terperinciMANUSIA DAN AGAMA KOMPETENSI DASAR
MANUSIA DAN AGAMA KOMPETENSI DASAR : Menganalisis religiositas manusia Mendeskripsikan teori, unsur, pengertian, dan klasifikasi agama INDIKATOR : Mendeskripsikan hubungan manusia dan agama Mendeskripsikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. menjadi pusat perhatian (Singarimbun, 1989: 33).
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Konsep Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, kelompok
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Tinjauan Pustaka 1. Definisi Kebudayaan Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi
Lebih terperinciPERTEMUAN MINGGU KE 5
PERTEMUAN MINGGU KE 5 WUJUD KEBUDAYAAN Talcott Parsons bersama A.L. Kroeber pernah menganjurkan untuk membedakan wujud kebudayaan sebagai suatu sistem dari ide-ide dan konsep-konsep dari wujud kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sehingga terpisah dari satu wilayah dengan wilayah lain. dengan perbedaan itulah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara multikultural baik dari adat, budaya, bahasa dan agama serta kepercayaan. Hal itu ada karena Indonesia adalah Negara kepualauan. Sehingga
Lebih terperinciKEBUDAYAAN. Oleh : Firdaus
KEBUDAYAAN Oleh : Firdaus Pertemuan ini akan Membahas : 1. Konsep Kebudayaan 2. Unsur-Unsur Kebudayaan 3. Wujud Ideal Kebudayaan 4. Beberapa Teori Kebudayaan Pertanyaan untuk Diskusi Awal: 1. Apa Itu Kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Karo memiliki berbagai upacara, tradisi, maupun beragam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Karo memiliki berbagai upacara, tradisi, maupun beragam ritual yang menjadi ciri khasnya. Masyarakat Karo pada masa dahulu percaya akan kekuatan mistis yang
Lebih terperinciSISTEM KEKERABATAN Pengertian kelompok kekerabatan merupakan deskripsi mengenai suku bangsa tertentu Perkawinan merupakan unsur universal yang
SISTEM KEKERABATAN SISTEM KEKERABATAN Pengertian kelompok kekerabatan merupakan deskripsi mengenai suku bangsa tertentu Perkawinan merupakan unsur universal yang dilakukan oleh masyarakat di dunia, Perkawinan
Lebih terperinciRELIGI SEBAGAI SALAH SATU IDENTITAS BUDAYA. (Tinjaun Antropologis terhadap unsur Kepercayaan dalam masyarakat) Makalah
RELIGI SEBAGAI SALAH SATU IDENTITAS BUDAYA (Tinjaun Antropologis terhadap unsur Kepercayaan dalam masyarakat) Makalah Disajikan dalam diskusi Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI Bandung Oleh : Drs. Syarif
Lebih terperinciTUGAS MATAPELAJARAN AGAMA ISLAM
TUGAS MATAPELAJARAN AGAMA ISLAM (bentuk bentuk diferensi sosial agama) Nama : Febrinasari SMA : Mutiara, Natar Kata diferensiasi berasal dari bahasa Inggris different yang berarti berbeda. Sedangkan sosial
Lebih terperinciBAB IV. Makna Slametan Bagi Jemaat GKJW Magetan. 4.1 Pemahaman jemaat GKJW Magetan melakukan slametan
BAB IV Makna Slametan Bagi Jemaat GKJW Magetan 4.1 Pemahaman jemaat GKJW Magetan melakukan slametan Jika kita kembali melihat kehidupan jemaat GKJW Magetan tentang kebudayaan slametan mau tidak mau gereja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan kegiatan manusia untuk menguasai alam dan mengolahnya bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Kebudayaan
Lebih terperinciUpacara Ngoa Ngi i di Desa Sawu Kecamatan Mauponggo Kabupaten Nagekeo Ntt. *Corresponding Author
Upacara Ngoa Ngi i di Desa Sawu Kecamatan Mauponggo Kabupaten Nagekeo Ntt Maria Angelia Mei Dakosta 1*, I Ketut Kaler 2, A.A. Ayu Murniasih 3 123 Prodi Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Unud 1 [angeliamey11@gmail.com]
Lebih terperinciAntropologi Psikologi
Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI Antropologi Psikologi Manusia sebagai makhluk individu Manusia sebagai makhluk sosial Manusia sebagai makhluk budaya Kehidupan kolektif manusia dan defenisi masyarakat Wenny
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Ciri / Tanda Klien Lanjut Usia Menjelang Kematian. menunjukkan beberapa reflek, serta tidak ada kegiatan otak.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Perawatan Menjelang Ajal 2.1.1 Ciri / Tanda Klien Lanjut Usia Menjelang Kematian Menjelang ajal adalah bagian dari kehidupan, yang merupakan proses menuju akhir kehidupan
Lebih terperinciFilsafat Umum. Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi
Filsafat Umum Modul ke: 01 Fakultas Psikologi Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1 Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. RAPEM FILSAFAT UMUM Judul Mata Kuliah : Filsafat Umum
Lebih terperinciPendidikan Agama Islam
Modul ke: Pendidikan Agama Islam Manusia dan Ketuhanan Fakultas EKONOMI Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Perkataan yang selalu diterjemahkan Tuhan, dalam al-qur`an
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN REFLEKSI TRADISI PENGUBURAN MASYARAKAT TRUNYAN DAN CARA MEMPERLAKUKAN JENAZAH
BAB IV ANALISIS DAN REFLEKSI TRADISI PENGUBURAN MASYARAKAT TRUNYAN DAN CARA MEMPERLAKUKAN JENAZAH 4.1.Ritual Masyarakat Trunyan Dalam kehidupan suatu masyarakat yang berbudaya menghadirkan suatu tradisi-tradisi
Lebih terperinciUNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
Pokok Bahasan : Perkembangan teori sosiologi dan antropologi. Pertemuan ke- : 1 dan 2 Mahasiswa memiliki pemahaman dan wawasan mengenai perkembangan teori sosiologi dan antropologi. 1. Menjelaskan pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu unsur kebudayaan dan sebagai salah satu perantara sosial
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan bermasyarakat. Seiring dengan zaman, kebudayaan dan masyarakat akan selalu berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berketurunan. Secara umum nilai, norma, dan berbagai konsep pengetahuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam menghadapi lingkungan selalu menggunakan berbagai model tingkah laku yang sesuai dengan tantangan lingkungan yang dihadapinya. Model tingkah laku itu didasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) 1, mendapat pengaruh yang cukup besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) 1, mendapat pengaruh yang cukup besar dari kebudayaan yang dimiliki oleh warga jemaatnya. Kebudayaan yang dimaksud adalah kebudayaan
Lebih terperinciBAB II TEORI-TEORI ASAL MULA AGAMA. agama. Agama ada pada dasarnya merupakan aktualisasi dari kepercayaan
BAB II TEORI-TEORI ASAL MULA AGAMA A. Pengertian Agama Dilihat dari perspektif agama, umur agama setua dengan umur manusia. Tidak ada suatu masyarakat manusia yang hidup tanpa suatu bentuk agama. Agama
Lebih terperinciTEORI MUNCULNYA RELIGI (Tinjaun Antropologis terhadap Unsur Kepercayaan dalam Masyarakat)
TEORI MUNCULNYA RELIGI (Tinjaun Antropologis terhadap Unsur Kepercayaan dalam Masyarakat) Oleh (Tenaga Pengajar pada Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar) Abstract Religion deals with human
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang Masalah. Kehidupan kelompok masyarakat tidak terlepas dari kebudayaannya sebab kebudayaan ada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Masalah Kehidupan kelompok masyarakat tidak terlepas dari kebudayaannya sebab kebudayaan ada karena ada masyarakat pendukungnya. Salah satu wujud kebudayaan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cukup kaya akan nilai sejarah kebudayaannya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia memiliki keanekaragaman suku yang tersebar diseluruh bagian tanah air. Masing-masing dari suku tersebut memiliki sejarahnya tersendiri. Selain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki akal dan pikiran yang mampu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki akal dan pikiran yang mampu menciptakan pola bagi kehidupannya berupa kebudayaan. Kebudayaan merupakan hasil cipta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena bangsa Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau dan keanekaragaman budaya merupakan
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN TEORITIS
BAB II PENDEKATAN TEORITIS Beberapa teori akan dibahas dalam Bab ini sebagai bagian yang diangkat dari beberapa literatur yang mengulas pemahaman masyarakat tentang kebudayaan dan pendapat para ahli atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bukan sekedar jumlah penduduk saja, melainkan sebagai suatu system yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut pandangan yang popular, masyarakat dilihat sebagai kekuatan impersonal yang mempengaruhi, mengekang dan juga menentukan tingkah laku anggota-anggotanya.
Lebih terperinciPERTAMA HAKIKAT BANGSA DAN NEGARA. MATRIKULASI supentri
PERTAMA HAKIKAT BANGSA DAN NEGARA MATRIKULASI supentri MANUSIA, BANGSA DAN NEGARA MANUSIA. MANUSIA BERASAL DARI BAHASA SANSAKERTA YAITU MANU, ARTINYA BERPIKIR DAN BERAKAL BUDI. DALAM SEJARAH, HOMO BERARTI
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DATA PENELITIAN
BAB IV PEMBAHASAN DATA PENELITIAN A. Pelaksanaan Tradisi Rokkat Gunung Sambung 1. Kesakralan Tradisi Rokkat Gunung Sambung dan Tabu dalam Prosesi Pelaksanaan Tradisi rokkat Gunung ini merupakan suatu adat
Lebih terperinciBUDAYA MASYARAKAT INDONESIA
Manfaat mempelajari Antropologi : 1. Dapat mengetahui pola prilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat secara Universal maupun pola prilaku manusia pada tiap-tiap masyarakat (suku bangsa) 2. Dapat mengetahui
Lebih terperincidianut oleh sekelompok suku atau sub-suku ataupun gabungan beberapan suku;
PENGERTIAN AGAMA Menurut teori Evolusi [yang sampai kini belum ada bukti-bukti utuh dan lengkap tentang kebenarannya], manusia modern atau homo sapiens ada karena suatu proses perkembangan yang panjang
Lebih terperinciTeori Evolusi Kebudayaan
Teori Evolusi Kebudayaan Pengatar Antropologi Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si 1 Teori Evolusi Kebudayaan J.J. Bachoven Lewis H. Morgan Teori Evolusi Religi E.B. Taylor J.G. Frazer Evolusi Kebudayaan
Lebih terperinciTUGAS. Wawasan Budaya Nusantara. Dosen pembimbing : Ranang Agung S., SPd., M.Sn
TUGAS Wawasan Budaya Nusantara Dosen pembimbing : Ranang Agung S., SPd., M.Sn Oleh : Helmy Yunica Andrean (13148141) Dimas Erdhinta Pratama Putra (13148142) PRODI TELEVISI DAN FILM JURUSAN SENI MEDIA REKAM
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. spesifik. Oleh sebab itu, apa yang diperoleh ini sering disebut sebagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kearifan merupakan salah satu bagian yang melekat pada masyarakat, khususnya masyarakat lokal. Kondisi lingkungan dan pengalaman belajar yang spesifik membuat masyarakat
Lebih terperinciPENYUSUN Indrijati Soerjasih, S.Sos., M.Si. ( PPPPTK PKn DAN IPS )
PENYUSUN Indrijati Soerjasih, S.Sos., M.Si. ( PPPPTK PKn DAN IPS ) Usman Effendi, S.Sos., M.Pd. ( PPPPTK PKn DAN IPS ) PEMBAHAS Sri Endah Kinasih, S.Sos. M.Si. ( Universitas Airlangga Surabaya ) Antropologi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan Negara yang memiliki keberagaman suku bangsa di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Masalah dan Latar Belakang Negara Indonesia merupakan Negara yang memiliki keberagaman suku bangsa di Indonesia, yaitu: dari Sabang sampai Marauke, dan di dalam setiap suku bangsa
Lebih terperinci2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk menjadikan bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman adat istiadat, budaya, suku, ras, bahasa dan agama. Kemajemukan tersebut
Lebih terperinciBAB II AGAMA: PENGERTIAN, SEJARAH, KLASIFIKASI
BAB II AGAMA: PENGERTIAN, SEJARAH, KLASIFIKASI A. Pengertian Agama Dilihat dari perspektif agama, umur agama setua dengan umur manusia. Tidak ada suatu masyarakat manusia yang hidup tanpa suatu bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. istiadat yang berlaku, akan kesulitan dalam menjalani kehidupan bermasyarakat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adat merupakan warisan nenek moyang yang harus ditaati. Masyarakat harus memiliki pengetahuan tentang adat yang berlaku di masyarakat agar tidak terjadi kesalahpahaman
Lebih terperinciKEPRIBADIAN RITA RAHMAWATI
KEPRIBADIAN RITA RAHMAWATI Definisi kepribadian Susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan tingkah laku atau tindakan seorang individu (yang berada pada setiap inividu) Dalam bahasa popular istilah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. manusia senantiasa mengalami suatu perubahan-perubahan pada kehidupan. tak terbatas (Muhammad Basrowi dan Soenyono, 2004: 193).
11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Perubahan Perubahan di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti, hal (keadaan) berubah, peralihan, pertukaran. Dalam hal ini perubahan didefinisikan
Lebih terperinciKERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENGARAH
41 KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENGARAH Kerangka Berpikir Kebudayaan adalah sebuah pola dari makna-makna yang tertuang dalam simbol-simbol yang diwariskan melalui sejarah. Kebudayaan adalah sebuah
Lebih terperinciUJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008
UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA SEJARAH BUDAYA/ ANTROPOLOGI PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Iman adalah pekerjaan yang berhubungan dengan perbuatan batin (hati)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iman adalah pekerjaan yang berhubungan dengan perbuatan batin (hati) yaitu percaya kepada Allah SWT, para Malaikat, para Rasul Allah, kitab-kitab Allah, akan
Lebih terperinciAGAMA dan PERUBAHAN SOSIAL. Oleh : Erna Karim
AGAMA dan PERUBAHAN SOSIAL Oleh : Erna Karim DEFINISI AGAMA MENGUNDANG PERDEBATAN POLEMIK (Ilmu Filsafat Agama, Teologi, Sosiologi, Antropologi, dan Ilmu Perbandingan Agama) TIDAK ADA DEFINISI AGAMA YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Do Tenu Hatu. Ada pula yang menyebutnya dengan nama Nes Do Male atau
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Rote adalah sebuah pulau yang dahulu dikenal dengan sebutan Lolo Neo Do Tenu Hatu. Ada pula yang menyebutnya dengan nama Nes Do Male atau Lino Do Nes yang berarti pulau
Lebih terperinciAhli Sejarah menjelaskan agama dalam hubungan kejadian-kejadian yang dihasilkan kepercayaan dari dulu sampai sekarang.
PERBANDINGAN AGAMA I. STUDI TENTANG AGAMA-AGAMA Apakah Agama itu? Berbagai jawaban dan definisi bisa diberikan oleh orang tergantung dari sudut mana mereka melihat agama itu. Secara sederhana ada yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumatera utamanya di Sumatera Utara, awalnya Gereja Pentakosta Indonesia dibawa orangorang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Masuknya Ajaran Kharismatik Gereja Pentakosta Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan gereja pada umumnya dari zaman ke zaman. Demikian juga diwilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mahluk biologis merupakan individu yang mempunyai potensi-potensi diri yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang memiliki akal pikiran yang membedakan manusia dengan makhluk yang lain. Namun demikian sebagai mahluk biologis merupakan individu yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia dengan semboyan
Lebih terperinci2. Fungsi tari. a. Fungsi tari primitif
2. Fungsi tari Tumbuh dan berkembangnya berbagai jenis tari dalam kategori tari tradisional dan tari non trasional disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor ekternal. Faktor internal
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Komunikasi dan Perubahan Kebudayaan
5 TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi dan Perubahan Kebudayaan Kata kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta buddhayah yang merupakan bentuk jamak kata buddhi yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. agama-agama asli (agama suku) dengan pemisahan negeri, pulau, adat yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberagamaan orang Maluku, dapat dipahami melalui penelusuran sejarah yang memberi arti penting bagi kehidupan bersama di Maluku. Interaksiinteraksi keagamaan
Lebih terperinci