BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, akhirnya dapat disimpulkan
|
|
- Suharto Lesmana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, akhirnya dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kepemimpinan visioner memberikan kontribusi yang besar terhadap kinerja dosen. Dilihat dari pengaruhnya kepemimpinan visioner berpengaruh secara kuat dan signifikan terhadap kinerja dosen. Dalam penelitian ini kepemimpinan visioner ditinjau dari perannya sebagai penentu arah, agen perubahan, juru bicara dan pelatih. Sebagai penentu arah pemimpin visioner menetapkan visi. misi, tujuan, dan strategi pencapaiannya. Sebagai agen perubahan pemimpin menyesuaikan diri dengan lingkungannya, tidak memelihara status quo bahkan sanggup menjadi agen perubahan walaupun lingkungan kurang mendukung. Sebagai juru bicara pemimpin mensosialisasikan secara internal dan eksternal visi, misi, tujuan, dan kebijakan strategis lembaga, bertindak sebagai negoisator dalam hubungannya dengan pihak luar, membangun kerja sama dan membangun jaringan eksternal. Sebagai pelatih pemimpin visioner memberi teladan, memberi semangat untuk belajar dan tumbuh, membangun percaya diri dan menghargai keberhasilan. Dengan demikian kepemimpinan visioner merupakan faktor strategis untuk meningkatkan kinerja dosen. 2. Kepemimpinan visioner memberikan kontribusi yang besar serta memberikan pengaruh yang kuat dan signifikan terhadap mutu PTS di kota Bandung. Secara langsung kepemimpinan visioner memberikan kontribusi yang besar 414
2 serta pengaruh yang kuat terhadap mutu PTS. Sementara secara tidak langsung atau melalui kinerja dosen memberikan kontribusi yang lebih kecil dan pengaruh yang lebih lemah. Dengan demikian terwujudnya mutu PTS lebih tergantung pada keberadaan kepemimpinan visioner secara langsung dari pada melalui kinerja dosen. 3. Kinerja dosen memberikan kontribusi yang besar serta memberikan pengaruh yang kuat dan signifikan terhadap mutu PTS di kota Bandung. Secara langsung kinerja dosen memberikan kontribusi yang sangat kecil serta pengaruh yang sangat lemah terhadap mutu PTS. Secara tidak langsung atau melalui kepemimpinan visioner kinerja dosen memberikan kontribusi yang lebih besar dan pengaruh yang lebih kuat serta signifikan. Dosen yang berkinerja dengan baik adalah dosen yang memiliki kompetensi dan motif berprestasi. Dan itu semua tidak ada artinya apabila tidak didukung oleh lingkungan kerja yang kondusif. Memeperhatikan pengaruh tidak langsung (melalui kaprodi) lebih kuat maka lingkungan kerja yang kondusiflah yang lebih berpengaruh dalam meningkatkan kinerja dosen sehingga mutu PTS di kota Bandung dapat terwujud. 4. Kepemimpinan visioner dan kinerja dosen memberikan kontribusi yang sangat besar dan berpengaruh sangat kuat dan signifikan terhadap mutu PTS di kota Bandung. Artinya kepemimpinan visioner dan kinerja dosen merupakan faktor yang strategis dalam menciptakan mutu PTS di kota Bandung. Mutu PTS diukur melalai relevasi, efisiensi, efektivitas, akuntabilitas, kreativitas, empati, penampilan, ketanggapan, dan produktivitas. 415
3 5. Kepemimpinan visioner dalam kapasitasnya sebagai penentu arah secara total memberikan kontribusi kecil, serta pengaruh yang lemah tapi signifikan terhadap kinerja dosen. Secara langsung memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap kinerja dosen dibandingkan secara tidak langsung (melalui agen perubahan, juru bicara, dan pelatih). Dilihat dari pengaruhnya, kepemimpinan visioner secara langsung berpengaruh lebih kuat terhadap kinerja dosen dibandingkan secara tidak langsung (melalui agen perubahan, juru bicara, dan pelatih). 6. Dilihat dari kepemimpinan visioner dalam kapasitasnya sebagai agen perubahan secara total memberikan kontribusi kecil serta memberikan pengaruh yang lemah terhadap mutu PTS tapi masih signifikan. Apabila dilihat dari pengaruh langsung dan tidak langsung, secara langsung agen perubahan memberikan pengaruh lebih kecil dan pengaruh lebih lemah terhadap kinerja dosen dibandingkan secara tidak langsung (melalui penentu arah, juru bicara, dan pelatih). 7. Secara total kepemimpinan visioner dalam kapasitasnya sebagai juru bicara memberikan kontribusi kecil terhadap kinerja dosen. Artinya kepemimpinan visioner dalam kapasitasnya sebagai juru bicara berpengaruh sangat lemah terhadap kinerja dosen. Sementara secara langsung memberikan kontribusi yang lebih kecil terhadap mutu PTS dibandingkan secara tidak langsung (melalui penentu arah, agen perubahan, dan pelatih). Ini mengindikasikan bahwa kepemimpinan visioner dalam kapasitasnya sebagai juru bicara secara tidak langsung memberikan berpengaruh yang lebih kuat dibandingkan pengaruh secara tidak langsung. 416
4 8. Kepemimpinan visioner dalam kapasitasnya sebagai pelatih secara total memberikan kontribusi kecil terhadap kinerja dosen. Dengan demikian kepemimpinan visioner dalam kapasitasnya sebagai pelatih memberikan pengaruh yang sangat lemah. Sementara ditinjau dari pengaruh langsung dan tidak langsung, secara langsung kepemimpinan visioner dalam kapasitasnya sebagai pelatih memberikan kontribusi lebih kecil terhadap mutu PTS dibandingkan secara tidak langsung. Artinya secara langsung kepemimpinan visioner dalam kapasitasnya sebagai pelatih berpengaruh lebih lemah dibandingkan secara tidak langsung (melalui penentu arah, agen perubahan, dan juru bicara) namun demikian masi berpengaruh secara signifikan yang dibuktikan dengan hasil perhitungan t hitung lebih besar dari pada t tabel. 9. Dilihat secara total kepemimpinan visioner dalam kapasitasnya sebagai penentu arah memberikan kontribusi yang sangat kecil terhadap mutu PTS di kota Bandung. Kenyataan ini memberikan arti bahwa kepemimpinan visioner secara total meberikan pengaruh yang sangat lemah terhadap mutu PTS di kota Bandung. Ditinjau dari pengaruh langsung dan tidaka langsung, secara langsung memberikan kontribusi lebih kecil dibangdingkan secara tidak langsung. Dengan demikian secara langsung kepemimpinan visioner dalam kapasitasnya sebagai penentu arah berpengaruh lebih lemah dibandingkan secara tidak langsung (melalui agen perubahan, juru bicara, dan pelatih). 10. Kepemimpinan visioner dalam kapasitasnya sebagai agen perubahan secara total memberikan kontribusi kecil terhadap mutu PTS di kota Bandung. Sementara secara langsung diperoleh kontribusi yang lebih kecil dibandingkan secara tidak langsung. Ini mengindikasikan bahwa 417
5 kepemimpinan visioner dalam kapasitasnya sebagai agen perubahan berpengaruh lebih lemah dibandingkan secara tidak langsung (melalui penentu arah, juru bicara dan pelatih). 11. Kepemimpinan visioner dalam kapasitasnya sebagai juru bicara secara total memberikan kontribusi kecil dan pengaruh lemah terhadap mutu PTS di kota Bandung. Dilihat dari pengaruh langsung dan tidak langsung mengindikasikasikan bahwa secara langsung kepemimpinan visioner dalam kapasitasnya sebagai juru bicara memberikan kontribusi lebih kecil dibandingkan secara tidak langsung. Dengan demikian kepemimpinan visioner dalam kapasitasnya sebagai juru bicara secara langsung berpengaruh lebih lemah terhadap mutu PTS di kota Bandung dibandingkan secara tidak langsung (melalui penentu arah, agen perubahan dan pelatih). 12. Secara total kepemimpinan visioner dalam kapasitasnya sebagai pelatih memberikan kontribusi kecil. Secara langsung memberikan kontribusi yang kecil dibandingkan secara tidak langsung. Dengan demikian kepemimpinan visioner dalam kapasitasnya sebagai pelatih berpengaruh lemah terhadap mutu PTS di kota Bandung. Dilihat pengaruh langsung dan tidak langsung memberikan makna bahwa pengaruh langsung lebih lemah dibandingkan pengaruh tidak langsung (melalui penentu arah, agen erubahan, dan juru bicara). Selain kedubelas point tersebut ada hal menarik diluar hipotesis yang perlu dikemukakan yaitu bahwa secara simultan penentu arah, agen perubahan, juru bicara, dan pelatih memberikan kontribusi yang besar serta berpengaruh sangat kuat dan signifikan terhadap kinerja dosen PTS. Namun tidak demikian apabila 418
6 ditinjau secara parsial. Masing-masing berpengaruh lemah sampai sangat lemah serta memberikan kontribusi kecil namun masih signifikan kecuali pengaruh juru bicara terhadap kinerja dosen tidak signifikan. Secara parsial kontribusi total terbesar adalah pengaruh kepemimpinan visioner dalam kapasitasnya sebagai penentu arah terhadap kinerja dosen. Secara parsial kontribusi total yang terkecil yaitu pengaruh juru bicara terhadap kinerja dosen. Artinya peran seorang pemimpin sebagai juru bicara sangat lemah dan tidak signifikan terhadap kinerja dosen. Secara simultan penentu arah, agen perubahan, juru bicara, dan pelatih memberikan kontribusi terbesar serta berpengaruh sangat kuat dan signifikan terhadap mutu PTS di kota Bandung. Tapi tidak demikian halnya dengan secara parsial. Secara parsial setiap komponen rata-rata hanya memberikan kontribusi kecil sampai ke sangat kecil. Kotribusi secara total yang terbesar atau pengaruh terkuat dan signifikan adalah juru bicara terhadap mutu PTS sementara terkecil atau pengaruh terlemah adalah penentu arah terhadap mutu PTS. Hasil ini berbanding terbalik dengan kepemimpinan visioner dalam kapasitasnya sebagai penentu arah, agen perubahan, juru bicara, dan pelatih terhadap kinerja dosen. B. Rekomendasi 1. Kepemimpinan visioner merupakan kemamapuan seorang pemimpinan dalam membangun, menciptakan dan mengkomunikasikan visi serta berfikir strategis untuk dapat mengarahkan dan merubah organisasi ke arah yang lebih baik sehingga dapat meraih keunggulan dan keberhasilan di masa depan. 419
7 Berdasarkan batasan tersebut maka kepemimpinan visioner merupakan gaya kepemimpinan kekinian yang paling cocok untuk meningkan kinerja dosen. Kenyataan ini didukung oleh hasil penelitian dan berbagai literatur. Untuk itu direkomendasikan bagi para pimpinan PTS untuk selalu memperhatikan kinerja dosennya. 2. Hasil penelitian menunjukkan kepemimpinan visioner memberikan kontribusi yang besar dan berpengaruh secara kuat terhadap mutu PTS. Kenyataan ini didukung oleh hasil penelitian dan berbagai literatur yang menyatakan bahwa kepemimpinan visioner merupakan komponen krusial, faktor esensial, ciri pokok, nilai inti dari perguruan tinggi bermutu. Dengan demikian pimpinan PTS direkomendasikan untuk menggunakan kepemimpinan visioner dalam rangka menciptakan sebuah perguruan tinggi yang bermutu. 3. Kinerja dosen merupakan perilaku yang menunjukkan hasil kerja dosen atas pelaksanaan suatu pekerjaan. Dosen yang bekinerja dengan baik adalah dosen yang memiliki kompetensi, motif berprestasi, dan ada dalam lingkungan kerja yang kondusif. Kinerja dosen yang demikian akan menghasilkan perguruan tinggi yang bermutu. Hal ini didukung oleh hasil penelitian dan berbagai literatur yang menyatakan bahwa dosen memiliki posisi strategis dalam menentukan mutu lulusan maupun mutu kelembagaan secara umum. Dengan demikian pimpinan PTS direkomdasikan untuk lebih memperhatikan kinerja dosen sehingga dapat mewujudkan perguruan tinggi yang bermutu. 4. Kinerja dosen memberikan kontribusi besar dan pengaruh yang kuat terhadap mutu PTS. Hasil ini menunjukkan bahwa untuk mewujudkan mutu PTS memerlukan kinerja dosen yang dapat dilihat dari kompetensinya, motif 420
8 berprestasinya, dan lingkungan kerjanya. Kompetensi dosen dapat diperhatikan dari kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi profesional, dan kompetensi kepribadian. Kinerja dosen juga dapat dilihat dari motif berprestasi. Artinya ada usaha dari dosen untuk melakukan aktivitas berprestasi sebaik-baiknya, mengadakan antisipasi berencana untuk melaksanakan tugas, melakukan kegiatan secara kreatif dan inovatif, dan berusaha sekuat kemampuannya dalam mencapai citacita. Tidak kalah pentingnya adalah lingkungan kerja. Lingkungan kerja dosen mencakup lingkungan fisik dan non fisik. Mengacu pada uraian di atas maka untuk mewujudkan PTS yang bermutu, direkomendasikan untuk selalu memperhatikan kinerja dosen melalui kempetensinya, motif berprestasinya, terutama lingkungan kerjanya yaitu dengan menyediakan vasilitas untuk mengikuti studi lanjut ke jenjang yang lebih tinggi, menyediakan vasilitas belajar mengajar, ruang dosen yang nyaman dengan berbagai vasilitas, memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian, pengabdian pada masyarakat serta faktor penunjang (mengikuti pertemuan ilmiah, terlibat dalam kepanitiaan, dan sebagainya), kesempatan untuk memperoleh jabatan fungsional dan lain-lain. 5. Kepemimpinan visioner dan kinerja dosen yang diterapkan secara bersamaan akan menjadi faktor strtegis dalam mewujudkan perguruan tingi yang bermutu. Karena kedua variabel ini secara bersamaan memberikan kontribusi yang besar dan berpengaruh kuta serta signifikan terhadap mutu, maka PTS direkomendasikan menerapkan kepemimpinan vioener yang berperan sebagai penentu arah, agen perubahan, juru bicara, dan pelatih serta memperhatikan 421
9 kinerja dosen dalam rangka mewujudkan perguruan tinggi yang bermutu. Yaitu perguruan tinggi yang memperhatikan relevansi, efisiensi, efektivitas, akuntabilitas, kreativitas, penampilan, empati, ketanggapan, dan produktivitas. 6. Masing-masing peran kepemimpinan visioner yaitu penentu arah, agen perubahan, juru bicara, dan pelatih secara individual memberikan kontribusi kecil dan berngaruh lemah terhadap kinerja dosen. Sementara secara simultan memberikan kontribusi besar dan pengaruh yang kuat serta signifikan terhadap kinerja dosen. Untuk itu tidak direkomendasikan bagi pimpinan PTS menggunakan kepemimpinan visioner dalam kapasitasnya sebagai penentu arah, agen perubahan, juru bicara, dan pelatih secara secara individual atau parsial (per bagian). Artinya akan lebih baik (direkomendasikan) bagi pimpinan PTS menggunakan kepemimpinan visioner tersebut secara simultan atau bersamaan. 7. Kepemimpinan visioner dalam kapasitasnya sebagai penentu arah agen perubahan, juru bicara, dan pelatih secara individual memberikan kontribusi kecil dan berpengaruh lemah terhadap kinerja dosen. Sementara secara simultan memberikan kontribusi sangat besar dan pengaruh yang sangat kuat serta signifikan terhadap mutu PTS. Untuk itu tidak direkomendasikan bagi pimpinan PTS menggunakan kepemimpinan visioner dalam kapasitasnya sebagai penentu arah, agen perubahan, juru bicara, dan pelatih secara secara individual atau parsial (per bagian). Tetapi direkomendasikan bagi pimpinan PTS menggunakan kepemimpinan visioner tersebut secara simultan atau bersamaan untuk mewujudkan PTS yang bermutu sehingga memenuhi selera stakehoder. 422
10 8. Mutu PTS merupakan hasil berupa jasa pendidikan tinggi sebagai produk pengelolaan lembaga pendidikan tinggi yang memenuhi atau melampaui spesifikasi atau standar-standar sesuai dengan kebutuhan stakeholders. Di samping kepemimpinan visioner dan kinerja dosen, masih banyak faktor yang mempengaruhi mutu perguruan tinggi seperti rencana strategis, kinerja lembaga, akuntabilitas, perubahan organisasi, kualitas pelayanan dan sebagainya. Untuk itu dalam rangka pengembangan ilmu, bagi peneliti lanjutan direkomendasikan untuk meneliti faktor-faktor tersebut. 423
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKSIH... ABSTRACT... ABATRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKSIH... ABSTRACT... ABATRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... I v viii ix x xiv xxiii xxiv BAB I : PENDAHULUAN... 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cukup menarik untuk diperbincangkan hingga dewasa ini. Media massa, baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepemimpinan merupakan salah satu isu dalam manajemen yang masih cukup menarik untuk diperbincangkan hingga dewasa ini. Media massa, baik elektronik maupun cetak, seringkali
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. besar pengaruh kepemimpinan, lingkungan kerja, motivasi kepuasan kerja
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menyelidiki seberapa besar pengaruh kepemimpinan, lingkungan kerja, motivasi kepuasan kerja terhadap kinerja yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. yang diperoleh adalah tingkat Kompetensi Pedagogik guru-guru SD Negeri di
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan, maka kesimpulan yang diperoleh adalah tingkat Kompetensi Pedagogik guru-guru SD Negeri di Kabupaten
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. signifikan (F=7,595 dan p<0,01) dengan sumbangan efektif secara bersamasama
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berikut adalah kesimpulan hasil penelitian yang telah dilakukan: 1. Hasil pengujian membuktikan secara simultan bahwa ada pengaruh gaya kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Deskripsi variabel a. Kepemimpinan kepala sekolah dengan dimensi orientasi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan penelitian pada bab sebelumnya, maka dalam bab ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan yang pada dasarnya merupakan jawaban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di era otonomi daerah menghadapi tantangan besar dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan di era otonomi daerah menghadapi tantangan besar dan kompleks yang harus direspons secara positif dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Lembaga
Lebih terperinci1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kepemimpinan kepala
108 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut. 1. Terdapat hubungan yang signifikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu
A. Pendekatan dan Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu suatu penelitian ilmiah yang sistematis mengenai bagian-bagian dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian
BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian lapangan dan pembahasan, maka kesimpulan penelitian sebagai berikut:
Lebih terperinciStrategi Pengembangan Sekolah Efektif untuk Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi
Strategi Pengembangan Sekolah Efektif untuk Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi Tjondro Indrasutanto Abstrak. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya
Lebih terperinciMENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI)
MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH A. Prawacana DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI) Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan formal
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Pada bagian ini dibahas mengenai kesimpulan dari hasil lapangan mengenai model kepemimpinan pengelola lembaga Pos PAUD Miana V, Kinerja tutor Pos PAUD Miana V, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan yang harus dihadapi oleh manajemen sumber daya manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam rangka menghadapi perubahan dan persaingan bisnis yang semakin ketat antar perusahaan, maka diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas. Kondisi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan sumber daya manusia maupun untuk menciptakan masyarakat yang berkualitas, berbagai upaya dilakukan
Lebih terperinciLatihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012
Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012 I. Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) huruf A, B, C, atau D pada lembar jawaban! 1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. strategis terhadap pencapaian tujuan dari program-program yang telah ditetapkan oleh sekolah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan rangkaian kompleks antara manusia yang berkaitan dengan upaya pembinaan manusia, sehingga keberhasilan pendidikan sangat tergantung pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Regulasi utama dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia adalah Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang RI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Produktivitas sekolah merupakan wujud dari produktivitas pendidikan dalam skala persekolahan. Tujuan diselenggarakannya pendidikan secara institusional adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pencapaian prestasi belajar di perguruan tinggi. saat masih dalam Sekolah Menengah Atas (SMA).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang perlu dan penting. Perlu maksudnya bahwa ilmu pengetahuan yang terkandung dalam pendidikan harus dimiliki oleh setiap orang,
Lebih terperinciVI. KESIMPULAN DAN SARAN. dan gaya kepemimpinan terhadap komitmen organisasi dan kinerja pegawai di
VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Penelitian ini menguji pengaruh antara budaya organisasi, kepuasan kerja, dan gaya kepemimpinan terhadap komitmen organisasi dan kinerja pegawai di Dinas Tanaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha manusia (pendidik) dengan penuh tanggung jawab membimbing anak-anak didik menuju kedewasaan. 1 Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
135 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan lapangan dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam Bab IV, maka hasil studi hubungan kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (human resources) secara unggul. Sumber daya manusia yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia sebagai bagian dari masyarakat global, perlu mempersiapkan sumber daya manusia (human resources) secara unggul. Sumber daya manusia yang unggul diperlukan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin cepat membuat konsumen
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang semakin cepat membuat konsumen dengan leluasa mendapatkan info yang terkini mengenai kondisi pasar, sekaligus membuat konsumen
Lebih terperinciII. Rangkuman Eksekutif
II. Rangkuman Eksekutif Konsistensi dan relevansi antara visi, misi, tujuan, dan sasaran yang dirumuskan UPI dengan visi, misi, tujuan, dan sasaran yang dijabarkan oleh Program Studi Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. diuraikan pada bab terdahulu dalam penelitian ini, guna mengungkap dan menjawab
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Hasil Penelitian Merujuk dari analisis terhadap hasil pengukuran data penelitian yang telah diuraikan pada bab terdahulu dalam penelitian ini, guna mengungkap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era reformasi, pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era reformasi, pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja menjadi perhatian utama bagi para pengambil keputusan di pemerintahan. Perubahan perubahan penting dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Melalui pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha dalam meningkatkan kualitas dan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Melalui pendidikan diharapkan peserta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab. kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional yang telah dibangun selama tiga dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab kebutuhan dan tantangan nasional
Lebih terperinciPENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AIR MANCUR WONOGIRI
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AIR MANCUR WONOGIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu sumber daya penentu keberhasilan pendidikan di sekolah adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu sumber daya penentu keberhasilan pendidikan di sekolah adalah kepala sekolah. Oleh karena itu, kompetensi dan kapabilitas kepala sekolah harus memadai
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya, pada bagian akhir ini penulis mengemukakan
Lebih terperincimasalah penelitian yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah, sistem pelayanan administratif, sistem penyelenggaraan proses pendidikan (pembelajaran dan
BAB VI KESIMPULAN, REKOMENDASI DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Bab IV ini mempakan deskripsi temuan penelitian yang mencakup masalah penelitian yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah, sistem pelayanan administratif,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. UUD 1945 memberikan posisi yang sangat tinggi pada Badan Pemeriksa
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UUD 1945 memberikan posisi yang sangat tinggi pada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagai suatu lembaga negara. Tugas BPK adalah memelihara transparansi dan akuntabilitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengelola dan memanfaatkan sumber daya manusia yang dimiliki sehingga dapat
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya manusia yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan produktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah upaya yang dilakukan negara untuk mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan adalah untuk
Lebih terperincimeningkatkan dan menindaklanjuti hasil penelitian ini. Oleh karena itu,
BABV KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Bab ini menyajikan beberapa kesimpulan hasil penelitian, implikasi, dan rekomendasi yang dikemukakan berdasarkan berbagai temuan selama penelitian dilaksanakan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi dilihat juga dari sikap dan mentalitasnya.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya dilihat dari
Lebih terperincikesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan tarap kehidupan
STRATEGI PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN TENAGA AKADEMIK PERGURUAN TINGGI DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDDDDXAN TINGGI (Studi Kasus di Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta) BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Guru memiliki peran yang penting dan menempati posisi strategis dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Guru memiliki peran yang penting dan menempati posisi strategis dan harus bertanggungjawab langsung maupun tidak langsung terhadap keberhasilan pendidikan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tercapai produktivitas kerja karyawan. Kinerja karyawan yang tinggi sangatlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini perekonomian dan teknologi secara terus-menerus berkembang dan bangsa Indonesia dituntut untuk meningkatkan kinerja disegala sektor usaha agar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki agar mengetahui,
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan yang ada di berbagai bidang usaha, baik bidang usaha manufaktur maupun jasa, menuntut organisasi untuk dapat menciptakan keunggulan bersaing. Organisasi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kepemimpinan yang bersifat transformatif, yang mampu mengembangkan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Kepemimpinan transformasional merupakan salah satu gaya kepemimpinan yang bersifat transformatif, yang mampu mengembangkan gerakan inovatif, mampu memberdayakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalu berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan nasional Indonesia menuju negara maju tidak lepas dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional Indonesia menuju negara maju tidak lepas dari pembangunan di bidang kesehatan, yang diarahkan pada tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor yang terpenting sekaligus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor yang terpenting sekaligus berpengaruh dalam situasi organisasi, karena sumber daya manusia merupakan salah satu faktor produksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mesin pertumbuhan yang berkelanjutan dan tempat perkembangan teknologi.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Semua perusahaan atau instansi, baik instansi pemerintah maupun pendidikan pasti memerlukan manajemen yang mempunyai kualitas sumber daya manusia yang tinggi.
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
158 BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, penulis mengambil kesimpulan untuk menjawab hipotesis mengenai analisis deskriptif yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu instansi pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan misi dan tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengelola sumber daya manusia. Saat ini sumber daya manusia dianggap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberlangsungan hidup dan pertumbuhan dari suatu organisasi bukan hanya ditentukan dari keberhasilan dalam mengelola keuangan, pemasaran serta produknya, tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Di dalam Perusahaan, senantiasa membutuhkan manajemen yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Di dalam Perusahaan, senantiasa membutuhkan manajemen yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan ataupun visi bagi perusahaan tersebut. Keberhasilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu usaha yang dikelola ataupun dijalankan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu usaha yang dikelola ataupun dijalankan perorangan atau secara bersama-sama (beberapa orang) untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Oleh karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai tingkat akurasi yang tinggi dengan urgensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai tingkat akurasi yang tinggi dengan urgensi dan signifikansi yang memadai bagi kehidupan manusia. Ini semua terindikasi dari fungsi strategis
Lebih terperinciterdahulu, maka kesimpulan peneliti sebagai berikut: semaka makin tinggi motivasi berprestasi guru.
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Persyaratan analisis data telah terpenuhi, dengan demikian kesimpulan yang dihasilkan dari analisis data dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian.
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR... xv. DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. transformasional dan iklim psikologis pada kinerja karyawan, maka berdasarkan pada
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Sesuai dengan tujuannya yaitu untuk menguji pengaruh perilaku kepemimpinan transformasional dan iklim psikologis pada kinerja karyawan, maka berdasarkan pada hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. nasional. Padahal, penyelenggaraannya telah menguras sekitar dua pertiga dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Program sertifikasi guru yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ternyata tidak memberi dampak perbaikan terhadap mutu pendidikan nasional.
Lebih terperinciPENGARUH KOMPENSASI, PERILAKU KEPEMIMPINAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PDAM KOTA SURAKARTA
PENGARUH KOMPENSASI, PERILAKU KEPEMIMPINAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PDAM KOTA SURAKARTA Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan salah satu organisasi pendidikan yang utama dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu organisasi pendidikan yang utama dalam jenjang pendidikan. Sekolah juga merupakan tempat untuk menyiapkan peserta didik menjadi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan peneliti terhadap "Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Sekolah Efektif (Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang berkualitas, maju, mandiri, dan modern. Pendidikan sangat penting dan menduduki posisi sentral
Lebih terperinciManual Mutu Akademik FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
Manual Mutu Akademik FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA Revisi : 1 Tanggal : 31 Maret 2015 Dikaji ulang oleh : Pembantu Dekan I Dikendalikan : Unit Penjaminan Mutu Fakultas Pertanian Disetujui
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam esensi pendidikan sesuai yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 20
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pendidikan menduduki posisi penting dalam kegiatan pembangunan
Lebih terperinciBAB V ALTERNATIF MODEL HIPOTETIK IMPLEMENTASI MANAJEMEN SEKOLAH BERMUTU. kemandirian dan kreativitas sekolah. Oleh sebab itu, SMPN RSBI sebagai
BAB V ALTERNATIF MODEL HIPOTETIK IMPLEMENTASI MANAJEMEN SEKOLAH BERMUTU A. ASUMSI Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah merupakan model manajemen dalam pengelolaan sekolah yang lebih menekankan pada
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab IV, maka pada bab V ini dapat penulis kemukakan beberapa kesimpulan dari penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan organisasi penghimpun orang-orang yang biasa di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan organisasi penghimpun orang-orang yang biasa di sebut dengan karyawan atau pegawai untuk menjalankan kegiatan rumah tangga perusahaan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen sumber daya manusia pada dasarnya merupakan langkahlangkah perencanaan, penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan dan penggunaan sumber daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan organisasi mengatasi berbagai tantangan dan berhasil
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberhasilan organisasi mengatasi berbagai tantangan dan berhasil meraih kesuksesan bergantung pada berbagai faktor. Misalnya mengelola sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi dalam bidang pekerjaannya. Oleh karena itu keberadaan suatu. perusahaan tidak terlepas dari unsur sumber daya manusia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya setiap perusahaan yang didirikan mempunyai harapan bahwa di kemudian hari akan mengalami perkembangan yang pesat di dalam lingkup usaha dari perusahaannya
Lebih terperinciSTANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN
STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran PS, serta pihak-pihak
Lebih terperinciPENGISIAN ANGKET REFORMASI BIROKRASI
PENGISIAN ANGKET Umur :... Jenis Kelamin :. Pendidikan :... Pangkat :... Lamanya bekerja :... Petunjuk : Pilihlah salah satu jawaban yang anda anggap paling sesuai dan berilah tanda silang pada jawaban
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Organisasi merupakan sistem dan kegiatan manusia yang bekerja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi merupakan sistem dan kegiatan manusia yang bekerja sama. Sejalan dengan itu, organisasi dikatakan sebagai suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karyawan sebagai sumber daya utama perusahaan dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen dan memberikan kinerja yang optimal sehingga konsumen
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan uji hipotesis yang dilakukan pada SMK
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan uji hipotesis yang dilakukan pada SMK yang berada di propinsi Jawa Barat mengenai kontribusi sosial ekonomi orangtua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek yang paling utama dalam menghadapi era globalisasi dimana keberhasilan suatu bangsa dalam melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan
BAB I PENDAHULUHUAN A. Latar Belakang Masalah UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun kinerja organisasi secara keseluruhan. Satu hal yang harus diperhatikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya, baik perusahaan swasta maupun pemerintah berupaya dan berorientasi pada tujuan jangka panjang yaitu berkembangnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. strategis dan sangat vital, meskipun berbagai faktor lain yang dibutuhkan itu telah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan sumber daya manusia di dalam perusahaan menempati posisi strategis dan sangat vital, meskipun berbagai faktor lain yang dibutuhkan itu telah tersedia.
Lebih terperinci1. Terdapat hubungan yang signifikan positif dan berarti Pelaksanaan Supervisi
94 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Terdapat hubungan yang
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Widyantoro, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia
1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Organisasi sebagai wadah kegiatan manusia yang memiliki tujuan tertentu, secara absolut sangatlah tergantung dari kualitas pengelolaan sumber daya manusia di dalamnya.
Lebih terperinciPEDOMAN SERTIFIKASI PENDIDIK UNTUK DOSEN TERINTEGRASI (Buku 1)
1 PEDOMAN SERTIFIKASI PENDIDIK UNTUK DOSEN TERINTEGRASI (Buku 1) TIM SERTIFIKASI DOSEN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2012 2 TUJUAN SERDOS 1. Menilai profesionalisme
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia menuju ke kehidupan yang lebih baik. Untuk
Lebih terperinciBAB-1 PENDAHULUAN. terhadap keberbasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam
BAB-1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan dunia ini semakin menyempit hingga membentuk suatu masyarakat dunia yang sating bergantung (Suriady
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan, oleh karena itu perusahaan perlu mengelola Sumber. perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam sebuah perusahaan potensi Sumber Daya Manusia pada dasarnya merupakan salah satu modal dan memegang peran yang paling penting dalam mencapai tujuan
Lebih terperinciBADAN PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
MANUAL SPMI UNIVERSITAS NGUDI WALUYO BADAN PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS NGUDI WALUYO MANUAL SPMI 1 dari 7 A. TUJUAN DAN MAKSUD MANUAL SPMI Penjaminan mutu Perguruan Tinggi adalah proses penetapan dan pemenuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan ekonomi yang terus mengalami perubahan, maka
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring perkembangan ekonomi yang terus mengalami perubahan, maka setiap perusahaan yang ada dituntut untuk selalu siap menghadapi tantangan dan persaingan. Tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan sarana yang dapat mempersatukan setiap warga negara menjadi suatu bangsa. Melalui pendidikan setiap peserta didik difasilitasi, dibimbing
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.818, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Rektor dan Ketua. Pengangkatan. Pemberhentian. Perguruan Tinggi. Keagamaan. Pemerintah. Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk menjalankan sistem pendidikan di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk menjalankan sistem pendidikan di Indonesia. Karena tanpa adanya manajemen dalam instansi pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang terpenting adalah sumber daya manusia. berjalan dengan baik adalah dipengaruhi oleh adanya hubungan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mencapai tujuan organisasi, suatu organisasi memerlukan sumber daya untuk mencapainya. Sumber daya itu antara lain sumber daya alam, sumber daya finansial,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. strategi organisasi yaitu pada saat membuat perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemimpin dengan gaya kepemimpinannya menentukan strategi organisasi baik jangka panjang maupun jangka pendek. Kepemimpinan ini berpengaruh langsung terhadap strategi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semua tingkatan manajemen di perusahaan. Bagaimanapun majunya. berhasil atau tidaknya suatu organisasi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan aset penting untuk menunjang keberhasilan suatu organisasi. Sumber daya manusia adalah pelaksana seluruh kebijakan organisasi sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2014-2018 Kata Pengantar RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bawahannya. Pengelolaan aktivitas setiap organisasi harus benar-benar tepat. manusia terutama yang memiliki etos kerja yang tinggi.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu penentu maju mundurnya sebuah perusahaan atau kantor tergantung kepada seorang pimpinan atau manajer bagaimana dia mengarahkan karyawan atau pegawainya
Lebih terperinci