LAMPIRAN 1 Panduan Penggunaan Perangkat SRA L

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAMPIRAN 1 Panduan Penggunaan Perangkat SRA L"

Transkripsi

1 LAMPIRAN 1 Panduan Penggunaan Perangkat SRA L

2 Siemens Radio Access Low Capacity SRA L I. Tujuan 1. Mahasiswa dapat memahami tentang salah satu perangkat media transimisi digital dengan teknologi gelombang mikro, yaitu SRA L. 2. Mahasiswa dapat melakukan konfigurasi perangkat SRA L dan menggunakan perangkat SRA L. II. Alat alat 1. Komputer 2. Perangkat SRA L (Indoor Unit dan Outdoor Unit) 3. Siemens Bit Error Measuring Set 4. Attenuator III. Landasan Teori Perangkat SRA L termasuk dalam perangkat dengan teknologi PDH versi Eropa. Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH) adalah suatu teknologi yang digunakan dalam jaringan telekomunikasi untuk mengangkut sejumlah besar data melalui peralatan transportasi digital, seperti serat optik dan sistem radio gelombang mikro. Sistem PDH versi Eropa dan Amerika memiliki sedikit perbedaan dalam beberapa detail teknis, tetapi prinsipnya tetap sama. PDH berdasarkan American Standarts Institute (ANSI) menetapkan standar laju bitnya adalah 1,5 Mbit/s. Sedangkan dalam sistem Eropa, PDH berdasarkan Conference Europeene des administrations des poster et des Telecommunication (CEPT) menetapkan standar laju bitnya adalah 2 Mbit/s. Hierarki PDH berdasarkan standar dari Eropa, Amerika, dan Jepang dapat dilihat pada gambar L-1. L-2

3 Gambar L.1. Ilustrasi Hierarki PDH (Plesiochron Digital Hierarchy) Perangkat SRA L terdiri dari 2 perangkat, yaitu : Indoor Unit dan Outdoor Unit. Perangkat Indoor Unit atau IDU terdiri dari beberapa komponen, antara lain : RTM, Controller Unit, Alarm Unit, Tributary Interface, D-channel, Q- channel, dan EOW expansion. Gambar L.2 Perangkat Indoor Unit (IDU) Outdoor Unit atau ODU memiliki spesifikasi frekuensi Frekuensi TX : MHz, Frekuensi RX : MHz, dan Shifter : +490 MHz. L-3

4 Gambar L.3 Perangkat Outdoor Unit (ODU) dengan antena Perangkat lain yang akan digunakan yaitu attenuator dan BER Test. Attenuator adalah sebuah perangkat yang berfungsi mengurangi nilai amplitude atau kekuatan dari suatu sinyal tanpa menyebabkan distrosi pada bentuk gelombang tersebut. Attenuator ini berfungsi memperlemah sinyal. Attenuator digunakan untuk meredam daya transmitter dari perangkat SRA L sehingga daya yang diterima di perangkat SRA L lawan sehingga daya yang masuk tidak melebihi batas spesifikasi daya terima. Jika melebihi spesifikasi daya terima, maka perangkat SRA L tidak mengalami kerusakan. Gambar L.4 Attenuator Siemens Bit Error Measuring Set (BER Test) merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengetahui besar kesalahan data yang terjadi pada jaringan transmisi dalam hal ini adalah radio yang ada. L-4

5 Gambar L.5 Siemens Bit Error Measuring Set (BER Test) Keterangan mengenai gambar perangkat BER Tes diatas, antara lain : a : led error, sebagai tanda jika terjadi error pada link atau jaringan b : led no signal, sebagai tanda bahwa jaringan belum atau tidak terhubung c : led no sync atau no frame, berfungsi sebagai tanda bahwa jaringan tidak sinkron atau tidak ada frame yang diterima. d : led AIS (Alarm Indication Signal), sebagai tanda bahwa jaringan putus. e : tombol clear Alarm, berfungsi menghilangkan tanda led error, led no signal, led no sync / no frame, dan led AIS. f k : tombol menu pada layar, berfungsi untuk memilih menu pada layar. l : tombol start atau stop, berfungsi untuk mengaktifkan BER Test. m : tombol locked, berfungsi untuk mengunci tampilan layar ketika proses tes kesalahan bit sedang dilakukan. o : tombol up p : tombol down t : jack banana kabel transmit (TX-ground) untuk ke tributari 120 Ohm u : jack banana kabel transmit (TX-A) untuk ke tributari 120 Ohm, 2 8 Mbit/s v : jack banana kabel transmit (TX-B) untuk ke tributari 120 Ohm, 2 8 Mbit/s y : jack banana kabel transmit (RX-ground) untuk ke tributari 120 Ohm z : jack banana kabel transmit (RX-A) untuk ke tributari 120 Ohm, 2 8 Mbit/s aa : jack banana kabel transmit (RX-B) untuk ke tributari 120 Ohm, 2 8 Mbit/s L-5

6 IV. Percobaan 1 Percobaan 1 adalah melakukan konfigurasi dari perangkat SRA L. Beberapa langkah awal untuk melakukan konfigurasi perangkat SRA L : 1. Nyalakan Radio SRA L. Lalu tunggu hingga Controller Unit melakukan startup (sekitar detik). 2. Cek keadaan perangkat. Lihat apakah keadaan led aktif, pada: Led ON LINE di RTM unit Led CH di RTM unit Led URG dan di controller unit 3. Tidak ada perangkat (card) yang gagal (led Δ harus tidak aktif) 4. Tidak ada Alarm untuk kondisi OPEN CABLE. 5. Periksa keadaan receive field (receive signal level) pada tampilan di RTM. Tampilan pertama RSL tersebut adalah -99 dbm (jika tidak bernilai -99 dbm, maka cek kabel IDU dan ODU atau inteferensi frekuensi). 6. Nyalakan komputer dan sambungkan komputer ke IDU. Untuk melakukan konfigurasi setiap perangkat SRA L, sambungkan kabel dari komputerke PC channel pada IDU di SRA L tersebut. 7. Run SRA L direct connection koneksi dial up dan pastikan TCP/IP running sebelum melanjutkan proses selanjutnya atau klik pada icon SRA L seperti pada gambar L.6. Gambar L.6 SRA L Direct connection L-6

7 8. Lalu akan muncul user and password seperti pada gambar L.7, gunakan sysmanager untuk USER NAME and admin user untuk PASSWORD. Gambar L.7 Koneksi SRA L. 9. Setelah langkah diatas selesai dilakukan, buka program Local Craft Terminal. Klik tampilan program LCT, seperti pada gambar L.8. Gambar L.8 Icon Program LCT L-7

8 10. Setelah masuk ke program LCT, klik File Open Map, seperti pada gambar L.9. Gambar L.9 Open Map pada Program LCT 11. Setelah langkah diatas selesai dilakukan, tampilan seperti gambar L.10 akan muncul, lalu pilihlah File LOCALNE.MAP. Gambar L.10 Pemilihan File LOCALNE.MAP 12. Setelah LOCALNE.MAP dipilih, maka akan muncul tampilan windows seperti pada gambar L.11. Lalu klik pada tulisan untuk melakukan konfigurasi. L-8

9 Gambar L.11 Tampilan File LOCALNE.MAP 13. Setelah itu akan muncul windows seperti gambar L.12 untuk login ke perangkat. Pilih Admin User untuk User Class dan readonly untuk Password. Gambar L.12 Login ke Perangkat melalui LOCALNE.MAP 14. Setelah akses diterima akan mucul tampilan seperti gambar L.13 untuk melakukan konfigurasi. Klik pada icon + disamping tulisan configuration lalu akan muncul beberapa bagian yang dapat dikonfigurasi. Bagian bagian penting untuk konfigurasi adalah equipment, system, Edit NE dan frekuensi. L-9

10 Gambar L.13 Blok Diagram Perangkat Outdoor Unit (ODU) 15. Konfigurasi perangkat yang digunakan pada perangkat SRA L dilakukan pada menu equipment. Gambar L.14 menampilakan menu equipment yang telah dipilih. Konfigurasi dilakukan sesuai dengan spesifikasi perangkat SRA L yang digunakan. Dalam tugas akhir ini, ada 2 buah perangkat SRA L yang digunakan dan perlu dikonfigurasi terlebih dahulu. Konfigurasi untuk perangkat SRA L, antara lain : a. RTM1, kapasitasnya 8x2 Mbit/s b. Q-adapter isikan unequipped c. EOW isikan equipped d. Alarm isikan standard, dan Trib Int isikan Standard 120 Ohm Gambar L.14 Tampilan Menu Equipment L-10

11 16. Setelah konfigurasi perangkat benar, proses konfigurasi dilanjutkan ke sistem (configuration system). Beberapa item yang perlu dikonfigurasi adalah kapasitas (capacity, 4x2 Mbit/s atau 8x2 Mbit/s), aktivasi sistem (System Activation, on atau off), Mode kanal pengguna (User Chan Mode, codirectional atau contradirectional), Daya RF TX (dapat diisi dengan nilai antara -4 sampai 20), seperti pada gambar L.15. Konfigurasi untuk perangkat SRA L, antara lain : a. Capacity isikan 8x2 Mbit/s b. System Activation : ON. c. User Chan Mode : contradirectional. d. RF TX Power : 10 dbm e. Link Id Code TX : 15 dan Link Id Code TX : 15 f. ODU Power Up : Normal dan ODU Power Down : Normal. Gambar L.15 Tampilan Menu System 17. Konfigurasi frekuensi (configuration frequency). Item yang perlu dikonfigurasi adalah nilai frekuesi Tx dan Rx. Nilai frekuensi tersebut terbatas dan batasannya berbeda beda sesuai dengan IDU yang digunakan. Selain itu, nilai shifter TX dan RX mengacu pada IDU yang digunakan. Kapasitas (capacity, 4x2 Mbit/s atau 8x2 Mbit/s). Frekuensi yang digunakan bisa diatur agar tidak terjadi interferensi dengan frekuensi lain yang telah digunakan oleh pihak lain. Nilai frekuensi yang ingin digunakan dapat diatur pada menu Frequency seperti gambar L.16. L-11

12 Konfigurasi untuk perangkat SRA L pertama, antara lain : a. Tx Frequency : , 500 MHz Rx Frequency : , 500 MHz b. Frequency mode : Continuous Mode c. Capacity : 8x2 Mbit/s Konfigurasi untuk perangkat SRA L kedua, antara lain : a. Tx Frequency : , 500 MHz Rx Frequency : , 500 MHz b. Frequency mode : Continuous Mode c. Capacity : 8x2 Mbit/s Gambar L.16 Tampilan Menu Frequency 18. Konfigurasi tributari (configuration tributary). Gambar L.17 kiri menunjukkan kapasitas tributari yang tersedia adalah 8x2 Mbit/s, tetapi sistem hanya menggunakan 4x2Mbit/s, sedangkan gambar L.17 kanan menunjukkan sistem dengan kapasitas tributari yang tersedia adalah 4x2Mbit/s dan sistem menggunakan semua kapasitas tributari yang tersedia. L-12

13 Gambar L.17 Tampilan Menu Tributary Konfigurasi Perangkat SRA L pertama dan kedua, yaitu : Trib 1 Trib 4 : enabled. 19. Langkah yang terakhir adalah pembuatan IP. Pembuatan IP dilakukan dengan membuka menu Network NE Address sehingga muncul tampilan seperti gambar L.18, kemudian klik modify untuk mengganti IP Address. IP Address dapat diisikan dengan angka berapa pun sesuai dengan kesepakatan pembuat jaringan (IP Address planner). Konfigurasi untuk perangkat SRA L pertama, antara lain : a. IP Address : b. Net Mask : Konfigurasi untuk perangkat SRA L kedua, antara lain : a. IP Address : b. Net Mask : L-13

14 Gambar L.18 Tampilan Menu NE Address V. Percobaan 2 Percobaan 2 ditujukan untuk percobaan pembuatan map jaringan. Langkah langkah pembuatan map adalah sebagai berikut : 1. Setelah melakukan langkah pengaktifan SRA L pada percobaan pertama. Bukalah program Net Builder pada start program Radio Management 6.5 Net Builder seperti gambar L.19. Gambar L.19 Program NetBuilder 2. Lalu program Net Builder akan terbuka. Untuk membuat map baru, klik File New. Setelah itu akan muncul tampilan seperti gambar L.20. L-14

15 Gambar L.20 Tampilan Program NetBuilder 3. Lalu klik kanan pada tulisan NewMap0 dan pilihlah background atau Edit background, setelah itu akan muncul windows untuk memilih background yang akan digunakan. Pilihlah Two_ne, seperti pada gambar L.21 karena jaringan hanya menggunakan 2 perangkat SRA L. Gambar L.21 Pemilihan Background Map L-15

16 4. Setelah tampilan pada program Net Builder berubah seperti gambar L.22. Gambar L.22 Tampilan Background Map Two_ne 5. Lalu masukan dua Net Element seperti pada gambar L.23. Isikan NE Name dengan sitea untuk perangkat SRA L pertama dan NE Name dengan siteb untuk perangkat SRA L kedua. Gambar L.23 Penambahan Net Element Pada MAP 6. Setelah NE Name terisi, klik Settings sehingga muncul windows seperti gambar L.24. Lalu isikan IP Address sesuai dengan IP Address perangkat yang telah di konfigurasi pada percobaan 1 langkah 19. Perangkat SRA L pertama dengan NE Name sitea, IP Address yang diisikan adalah L-16

17 Gambar L.24 Pengaturan IP untuk Net-Element 7. Setelah itu ulangi langkah 6 dan 7 untuk membuat net element baru dari perangkat SRA L kedua dengan NE Name : siteb dan IP Address : sesuai dengan data pada percobaan 1 langkah 19. Gambar L.25 menunjukkan pembuatan net elemen untuk site B. Gambar L.25 Pembuatan Net Element Site B 8. Langkah diatas merupakan langkah terakhir dari pembuatan map sehingga muncul tampilan map akhir seperti gambar L.26. L-17

18 Gambar L.26 Tampilan Map 2 Perangakt SRA L VI. Percobaan 3 Percobaan 3 dilakukan dengan melakukan simulasi gangguan pada perangkat SRA L. Pada percobaan ini akan digunakan 2 perangkat SRA L, attenuator, dan BER Test. Konfigurasi dari BER Tes : 1. Clock diatur menjadi eksternal dengan kapasitas 2Mbit/s 2. Output / Input : balance/balance 3. Pattern : PRBS Injection : Bit Error Off 5. Sensitivity : 0 db 6. Evaluation Pattern : CCITT G Interval : 24 hours Percobaan 3 dilakukan seperti pada gambar L.27 dengan menghubungkan attenuator diantara perangkat SRA L dan menghubungkan BER Tes ke DDF pada perangkat SRA L. Penghubungan kabel dari BER Tes ke DDF pada perangkat SRA L ditampilkan pada gambar L.28. Hubungkan kabel pertama, yaitu : banana plug ke perangkat BER Tes (u dan v) dan LSA Probe ke DDF bagian RX pada tributari 1. Kabel ke 2, yaitu : banana plug ke BER Tes (z dan aa) dan LSA Probe ke DDF bagian TX pada tributari 1. Akhirnya, lakukan looping dengan menggunakan kabel di sisi site B. L-18

19 Gambar L.27 Percobaan 3 Gambar L.28 BER Tes Banana plug LSA Probe - DDF L-19

20 Setelah pengkabelan dilakukan, lakukanlah percobaan dengan mengubah nilai attenuator dari nilai 8 3,5 dan amati perubahan receive signal level (RSL) pada masing masing site dan BER pada alat BER Tes dengan mengisi tabel dibawah ini. Tabel L-1. Percobaan 1 Nilai pada atenuator (db) RSL (dbm) BER Test Site A Site B BER L-20

21 VII. Percobaan 4 Percobaan 4 dilakukan dengan mengubah looping pada site B. Kabel untuk looping dicabut dan digantikan dengan mengaktifkan remote loop pada program LCT, configuration test, dan tampilan seperti pada gambar L.29. Setelah itu, lakukan percobaan dengan mengubah nilai attenuator dari angka 8 3,5. Gambar L.29 Remote loop Site B pada Program LCT Tabel L-2. Percobaan 2 Nilai pada atenuator (db) RSL (dbm) BER Test Site A Site B BER L-21

22 VIII. Percobaan 5 Percobaan 5 dilakukan untuk menguji jalur satu arah, yaitu : dari site A ke site B, seperti pada gambar L.30. Pengkabelan untuk percobaan ini dengan menghubungkan kabel pertama, yaitu : banana plug ke perangkat BER Tes (u dan v) dan LSA Probe ke DDF bagian RX pada tributari 1 di site A (Pada gambar, tributari 1, yaitu no 1. RX ). Kabel ke 2, yaitu : banana plug ke BER Tes (z dan aa) dan LSA Probe ke DDF bagian TX pada tributari 1 di site B (Pada gambar, tributari 1, yaitu no 1. TX ). Ambilah data pengamatan seperti pada percobaan sebelumnya. Gambar L.30 Percobaan 5 L-22

23 IX. Percobaan 6 Percobaan 6 dilakukan untuk menguji jalur satu arah, yaitu : dari site B ke site A, seperti gambar L.31. Pengkabelan untuk percobaan ini dengan menghubungkan kabel pertama, yaitu : banana plug ke perangkat BER Tes (u dan v) dan LSA Probe ke DDF bagian RX pada tributari 1 di siteb (Pada gambar, tributari 1, yaitu no 1. RX ). Kabel ke 2, yaitu : banana plug ke BER Tes (z dan aa) dan LSA Probe ke DDF bagian TX pada tributari 1 di site A (Pada gambar, tributari 1, yaitu no 1. TX ). Ambilah data pengamatan seperti pada percobaan sebelumnya. Gambar L.31 Percobaan 6 L-23

24 LAMPIRAN 2 Tabel Pin-Out Tributari 2 Mbit/s 1-4 L-24

25 Tabel L.1 Konektor Pin-Out Tributari 2 Mbit/s 1-4 PIN Sinyal Deskripsi 1 Tidak digunakan 2 GND (tambahan) Ground dari sisi TX kanal no 4 3 RX41-a Sepasang sisi negatif RX kanal no 4 4 TX41-a Sepasang sisi negatif TX kanal no 4 5 GND (tambahan) Ground dari sisi TX kanal no 3 6 RX31-a Sepasang sisi negatif RX kanal no 3 7 TX31-a Sepasang sisi negatif TX kanal no 3 8 GND (tambahan) Ground dari sisi TX kanal no 2 9 RX21-a Sepasang sisi negatif RX kanal no 2 10 TX21-a Sepasang sisi negatif TX kanal no 11 GND (tambahan) Ground dari sisi TX kanal no 1 12 RX11-a Sepasang sisi negatif RX kanal no 1 13 TX11-a Sepasang sisi negatif TX kanal no 1 14 GND (tambahan) Ground dari sisi TX kanal no 4 15 RX41-b Sepasang sisi positif RX kanal no 4 16 TX41-b Sepasang sisi positif TX kanal no 4 17 GND (tambahan) Ground dari sisi TX kanal no 3 18 RX31-b Sepasang sisi positif RX kanal no 3 19 TX31-b Sepasang sisi positif TX kanal no 3 20 GND (tambahan) Ground dari sisi TX kanal no 2 21 RX21-b Sepasang sisi positif RX kanal no 2 22 TX21-b Sepasang sisi positif TX kanal no 23 GND (tambahan) Ground dari sisi TX kanal no 1 24 RX11-b Sepasang sisi positif RX kanal no 1 25 TX11-b Sepasang sisi positif TX kanal no 1 L-25

26 LAMPIRAN 3 Contoh Rencana Pemasangan Perangkat SRA L Dan Daftar Pengecekan Perangkat SRA L L-26

27 Gelombang mikro Worksheet Elevation (m) Latitude S S Longitude E E True azimuth ( ) Vertical angle ( ) Antenna model VHP2-71W VHP2-71W Antenna height (m) Antenna gain (dbi) TX line type Circ. branching loss (db) Frequency (MHz) Polarization Vertical Path length (km) 3.63 Free space loss (db) Atmospheric absorption loss (db) 0.04 Net path loss (db) Radio model SRALxD ND 7-16 SRALxD ND 7-16 Configuration 1+1 HSB TX Power (watts) TX Power (dbm) EIRP (dbm) TX Channels 2L V 2H V RX threshold criteria BER 10-3 BER 10-3 RX threshold level (dbm) RX signal (dbm) Thermal fade margin (db) Geoclimatic factor 3.67E-05 Path inclination (mr) 8.71 Fade occurrence factor (Po) 9.38E-06 Worst month SESR 3.44E E-10 (seconds /month) 9.05e e-04 BBER - multipath 2.06E E-09 ESR - multipath 2.05E E-06 Worst month multipath unavailability 1.53E E-11 (seconds /month) 4.01e e-05 Rain region ITU Region P 0.01% rain rate (mm/hr) Flat fade margin - rain (db) Rain rate (mm/hr) Rain attenuation (db) Annual rain outage (min) 1.06e e-15 BBER - rain 2.05E E-09 ESR - rain 2.05E E-06 BBER - multipath + rain 2.06E E-09 ESR - multipath + rain 2.05E E-06 Annual unavailability 1.97E E-12 (minutes /year) 1.04e e-06 Mon, Jan RKB pl4 Reliability Method - ITU-R P.530-7/8 Rain - ITU-R P530-7 L-27

28 L-28

29 Preliminary checks Title work performed OK NOK NA Preliminary site checks Factory test must be available and attach Link Budget must be available and attach Before starting (on arrival at the site) - Check engineer s certificate of competency level - Check tools and equipment (completeness and calibrated with valid certificate. All equipment must be provided by vendor) Measurement MW Input Power DC (see Table 1 and Table 2) Indoor Unit is supplied by 48 V DC Measurement Interference Signal (see Table 3 ) Specification for PRx Interference is lower than BER Threshold Tabel 1 VInput MW Specification Nominal Voltage Indosat s Spec Input MW (VDC) - 48 VDC 43.2 VDC to 56.0 VDC Test Item Input DC Power MW Table 2 Neutral to (- 48 VDC) Vdc Neutral to Ground ( < 3 VDC ) Remark PRx Interference (dbm) Tabel 3 MAIN STANDBY L-29

30 Terminal inventory EQUIPMENTS CHECKING IDU ODU Note OK/NOK OK/NOK Attach the print out of Inventory ANTENNA CHECKING Type Diameter Serial Number Polarization Remark OK/NOK PC Management SW Package Windows Soft. Version Password Login IP Address Remark OK/NOK Configuration check Configuration HSB FD DIV N + 1 Freq. band 7 GHz 13 GHz 15 GHz 18 GHz...GHz Hardware Capacity 2 x 2 MBit/s 4 x 2 MBit/s 8 x 2 MBit/s 16 x 2 MBit/s Software Capacity 2 x 2 MBit/s 4 x 2 MBit/s 8 x 2 MBit/s 16 x 2 MBit/s Polarization Vertical Horizontal Indoor Unit Mechanical Check ITEM TO BE CHECKED STATUS Remark Installation of IDU OK NOK NA Label of IDU OK NOK NA Installation of DDF OK NOK NA Label of DDF OK NOK NA The equipment is correctly grounded OK NOK NA Outdoor Unit Mechanical Check ITEM TO BE CHECKED STATUS Remark Installation of ODU OK NOK NA Installation of antennas and braces OK NOK NA Installation of feeder or coaxial cable OK NOK NA Antenna polarization OK NOK NA Grounding for feeder or coaxial cable OK NOK NA Grounding for ODU OK NOK NA L-30

31 Local Test Performance ITEM TEST SPECIFICATION MEASUREMENT MAIN ST BY REMARK Transmit Power (dbm) Depend on type / target OK NOK NA Receive Power (dbm) 4 db from link budget OK NOK NA Transmit Frequency (khz) Depend on NDB OK NOK NA Receive Frequency (khz) Depend on NDB OK NOK NA Oscillator Frequency (khz)* 5 ppm NA NA OK NOK NA ID Link (Frame) TX / RX Depend on NDB** / / OK NOK NA VSWR* Depend on type NA OK NOK NA Compressor check* Depend on type NA OK NOK NA Alarm Check ITEM TEST SPECIFICATION MEASUREMENT MAIN ST BY REMARK IDU No Alarm OK NOK NA ODU No Alarm OK NOK NA HOUSEKEEPING* / AUX. ALARM* Working Normally OK NOK NA Hop Test Performance ITEM TEST SPECIFICATION MEASUREMENT MAIN ST BY REMARK BER vs. PRX* Depend on type NA NA OK NOK NA Service Channel Working Normally OK NOK NA Remote Control Working Normally OK NOK NA EOW Working Normally OK NOK NA Switching 1+1* Working Normally OK NOK NA (*) Please put NA if the test isn t done (**) Put the default if the NDB not state L-31

32 Quality Test ITEM TEST TX/RX AIS Test BER SPECIFICATION MEASUREMENT RESULT No Error at each ports for 2 minutes No Error at one port for 24 hours Please attach the print out OK NOK OK NOK Attachment Checking ITEM TO BE ATTACH STATUS Page Number Total Pages Bill Of Quantity (BOQ) as Equipment Inv. OK NOK NA Module Inventory OK NOK NA Factory test OK NOK NA Link Calculation OK NOK NA BER Tes Result OK NOK NA L-32

33 LAMPIRAN 4 Karakteristik Penerima Perangkat SRA L L-33

34 L-34

35 LAMPIRAN 5 Komposisi Perangkat SRA L dengan Tipe Sistem 1+0 L-35

36 L-36

ANALISIS PERFORMANSI PERANGKAT SIEMENS RADIO ACCESS LOW CAPACITY

ANALISIS PERFORMANSI PERANGKAT SIEMENS RADIO ACCESS LOW CAPACITY ANALISIS PERFORMANSI PERANGKAT SIEMENS RADIO ACCESS LOW CAPACITY Disusun oleh : Ricky Tedi Sutianto (0622110) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, Jl. Prof.Drg.Suria

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KEGAGALAN KOMUNIKASI POINT TO POINT PADA PERANGKAT NEC PASOLINK V4

BAB IV ANALISIS KEGAGALAN KOMUNIKASI POINT TO POINT PADA PERANGKAT NEC PASOLINK V4 BAB IV ANALISIS KEGAGALAN KOMUNIKASI POINT TO POINT PADA PERANGKAT NEC PASOLINK V4 Pada bab IV ini akan mengulas mengenai dua studi kasus diantara beberapa kegagalan sistem komunikasi point to point pada

Lebih terperinci

BAB IV PERENCANAAN JARINGAN TRANSMISI GELOMBANG MIKRO PADA LINK SITE MRANGGEN 2 DENGAN SITE PUCANG GADING

BAB IV PERENCANAAN JARINGAN TRANSMISI GELOMBANG MIKRO PADA LINK SITE MRANGGEN 2 DENGAN SITE PUCANG GADING BAB IV PERENCANAAN JARINGAN TRANSMISI GELOMBANG MIKRO PADA LINK SITE MRANGGEN 2 DENGAN SITE PUCANG GADING 4.1 Analisa Profil Lintasan Transmisi Yang di Rencanakan Jaringan Transmisi Gelombang mikro yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan adalah dengan melakukan pengukuran interference test yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan adalah dengan melakukan pengukuran interference test yaitu BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.. Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat pengamatan aktual. Metoda penelitian yang digunakan adalah dengan melakukan pengukuran interference test yaitu scan frekuensi

Lebih terperinci

BAB IV RANCANGAN JARINGAN TRANSMISI RADIO GELOMBANG MIKRO DENGAN PATHLOSS 4.0

BAB IV RANCANGAN JARINGAN TRANSMISI RADIO GELOMBANG MIKRO DENGAN PATHLOSS 4.0 BAB IV RANCANGAN JARINGAN TRANSMISI RADIO GELOMBANG MIKRO DENGAN PATHLOSS 4.0 Dalam merancang jaringan transmisi radio gelombang mikro hal pertama yang perlu dilakukan adalah menentukan bentuk dari jaringan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

BAB IV ANALISA HASIL PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI BAB IV ANALISA HASIL PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI IV.1 Analisa Planning Pada pekerjaan planning akan kami analisa beberapa plan yang sudah kami hitung pada bab sebelumnya yaitu path profile, RSL (Received

Lebih terperinci

SALURAN GELOMBANG MIKRO

SALURAN GELOMBANG MIKRO SALURAN GELOMBANG MIKRO LAPORAN PERENCANAAN LINK BUDGET CALCULATION DISUSUN OLEH : ERICO SEPTIAHARI D306051 PROGRAM STUDI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI AKADEMI TEKNIK TELEKOMUNIKASI SANDHY PUTRA PURWOKERTO

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Dua unit komputer 2. Path Profile 3. Kalkulator 4. GPS 5. Software D-ITG

Lebih terperinci

sinyal yang dihasilkan pada berbagai tahap. RF amplifier adalah perangkat luar yang harus dipasang sangat dekat dengan antena untuk mengurangi kerugia

sinyal yang dihasilkan pada berbagai tahap. RF amplifier adalah perangkat luar yang harus dipasang sangat dekat dengan antena untuk mengurangi kerugia BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi sistem jamming Sistem jamming dirancang untuk memberikan sinyal noise yang dapat dikonversi menjadi sinyal RF dari berbagai bandwidth sampai 36 MHz. Persyaratan untuk menjamming

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENILITIAN

BAB III METODOLOGI PENILITIAN BAB III METODOLOGI PENILITIAN 3.1 Rancangan Penilitian Penilitian ini meliputi dari pengamatan dilapangan pada jaringan Kantor Pajak Jakarta Pusat yang terhubung dengan Kantor Pusat PT Indosat dengan kapasitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERFORMANSI BWA

BAB IV ANALISA PERFORMANSI BWA BAB IV ANALISA PERFORMANSI BWA 4.1 Parameter Komponen Performansi BWA Berikut adalah gambaran konfigurasi link BWA : Gambar 4.1. Konfigurasi Line of Sight BWA Berdasarkan gambar 4.1. di atas terdapat hubungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Point to Point Komunikasi point to point (titik ke titik ) adalah suatu sistem komunikasi antara dua perangkat untuk membentuk sebuah jaringan. Sehingga dalam

Lebih terperinci

Kata Kunci : Radio Link, Pathloss, Received Signal Level (RSL)

Kata Kunci : Radio Link, Pathloss, Received Signal Level (RSL) Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISIS KEKUATAN DAYA RECEIVE SIGNAL LEVEL(RSL) MENGGUNAKAN PIRANTI SAGEM LINK TERMINAL DI PT PERTAMINA EP REGION JAWA Oleh : Hanief Tegar Pambudhi L2F006045 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS KEGAGALAN KOMUNIKASI POINT TO POINT PADA PERANGKAT TRANSMISI NEC PASOLINK V4

STUDI ANALISIS KEGAGALAN KOMUNIKASI POINT TO POINT PADA PERANGKAT TRANSMISI NEC PASOLINK V4 Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana STUDI ANALISIS KEGAGALAN KOMUNIKASI POINT TO POINT PADA PERANGKAT TRANSMISI NEC PASOLINK V4 Said Attamimi 1,Okkie Adhie Darmawan 2 1,2 Jurusan Elektro,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAR TEORI

BAB III LANDASAR TEORI BAB III LANDASAR TEORI 3.1 Sistem Transmisi PDH Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH) adalah teknologi yang digunakan dalam jaringan telekomunikasi untuk mengangkut data dalam jumlah besar melalui peralatan

Lebih terperinci

Dukungan yang diberikan

Dukungan yang diberikan PERKEMBANGAN KOMUNIKASI DATA NIRKABEL Pertengahan abad 20, teknologi nirkabel berkembang pesat, diimplementasikan dalam bentuk teknologi radio, televisi, telepon mobil, dll. Komunikasi lewat sistem satelit

Lebih terperinci

METODE PENGUJIAN ALAT DAN/ATAU PERANGKAT TELEKOMUNIKASI WIRELESS LOCAL AREA NETWORK

METODE PENGUJIAN ALAT DAN/ATAU PERANGKAT TELEKOMUNIKASI WIRELESS LOCAL AREA NETWORK LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2018 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN/ATAU PERANGKAT TELEKOMUNIKASI WIRELESS LOCAL AREA NETWORK METODE PENGUJIAN

Lebih terperinci

BAB III. sebagai penghubung antara suatu jaringan dengan jaringan yang lainnya. Oleh karena

BAB III. sebagai penghubung antara suatu jaringan dengan jaringan yang lainnya. Oleh karena BAB III KONFIGURASI BROADBAND WIRELESS ACCESS Broadband Wireless Access (BWA) adalah sebuah akses nirkabel yang dirancang sebagai penghubung antara suatu jaringan dengan jaringan yang lainnya. Oleh karena

Lebih terperinci

ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM

ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM User Manual Edisi September 2006 ELKAHFI Design & Embedded System Solution Daftar Isi Pengenalan Elkahfi Telemetry System Pendahuluan 1 Kelengkapan Telemetry System 2 Spesifikasi

Lebih terperinci

BAB IV INSTALASI RADIO UHF

BAB IV INSTALASI RADIO UHF BAB IV INSTALASI RADIO UHF 4.1 Penggunaan Radio Frekuensi Seiring dengan berkembangnya teknologi, kebutuhan akan teknologi telekomunikasi semakin berkembang. Salah satumedia transfer data dalam media telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISA. radio IP menggunakan perangkat Huawei radio transmisi microwave seri 950 A.

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISA. radio IP menggunakan perangkat Huawei radio transmisi microwave seri 950 A. 76 BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISA Pada Bab IV ini akan disajikan hasil penelitian analisa performansi kinerja radio IP menggunakan perangkat Huawei radio transmisi microwave seri 950 A. Pada penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Untuk pengumpulan dan pengolahan data hasil pengukuran dari perangkat telekomunikasi pelanggan yang dapat menimbulkan gangguan intermittent, maka kita perlu melakukan

Lebih terperinci

Membuat Jaringan Point-to-Point Wireless Bridge antar BTS dengan Router Mikrotik RB 411 dan Antena Grid

Membuat Jaringan Point-to-Point Wireless Bridge antar BTS dengan Router Mikrotik RB 411 dan Antena Grid Membuat Jaringan Point-to-Point Wireless Bridge antar BTS dengan Router Mikrotik RB 411 dan Antena Grid Pendahuluan Mikrotik RouterOS didesain bekerja pada mode routing. Mode bridge memungkinkan network

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN MINILINK ERICSSON

BAB III PERENCANAAN MINILINK ERICSSON BAB III PERENCANAAN MINILINK ERICSSON Tujuan utama dari perancangan Minilink Ericsson ini khususnya pada BTS Micro Cell adalah merencanakan jaringan Microwave untuk mengaktifkan BTS BTS Micro baru agar

Lebih terperinci

Sistem Transmisi KONSEP PERENCANAAN LINK RADIO DIGITAL

Sistem Transmisi KONSEP PERENCANAAN LINK RADIO DIGITAL Sistem Transmisi KONSEP PERENCANAAN LINK RADIO DIGITAL PERENCANAAN SISTEM KOMUNIKASI RADIO, MELIPUTI : * Perencanaan Link Radio (radio( link design) * Perencanaan Sub-sistem Radio (equipment( design) *

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PERENCANAAN LINK MICROWAVE Tujuan utama dari perencanaan link microwave adalah untuk memastikan bahwa jaringan microwave dapat beroperasi dengan kinerja yang tinggi pada segala

Lebih terperinci

BAB IV. Pada bab ini akan dibahas mengenai perhitungan parameter-parameter pada. dari buku-buku referensi dan dengan menggunakan aplikasi Java melalui

BAB IV. Pada bab ini akan dibahas mengenai perhitungan parameter-parameter pada. dari buku-buku referensi dan dengan menggunakan aplikasi Java melalui BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN RECEIVE SIGNAL LEVEL (RSL) PADA BROADBAND WIRELESS ACCESS (BWA) 4.1. Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perhitungan parameter-parameter pada Broadband Wireless Access (BWA)

Lebih terperinci

BAB III IMPLEMENTASI VSAT PADA BANK MANDIRI tbk

BAB III IMPLEMENTASI VSAT PADA BANK MANDIRI tbk BAB III IMPLEMENTASI VSAT PADA BANK MANDIRI tbk 3.1. Perencanaan Ruas Bumi Ruas bumi adalah semua perangkat stasiun bumi konsentrator Cipete (hub) termasuk semua terminal di lokasi pelanggan (remote).

Lebih terperinci

4.2. Memonitor Sinyal Receive CPE/SU Full Scanning BAB V. PENUTUP Kesimpulan Saran...

4.2. Memonitor Sinyal Receive CPE/SU Full Scanning BAB V. PENUTUP Kesimpulan Saran... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii PRAKATA... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR ISTILAH... xi INTISARI... xiii ABSTRACT...

Lebih terperinci

Modul 6 Drive Test 4G LTE

Modul 6 Drive Test 4G LTE Modul 6 1. TUJUAN a. Mahasiswa mampu mengoperasikan software Genex Probe dan beberapa tool lainnya untuk melakukan drive test jaringan 4G LTE b. Mahasiswa mampu mengukur beberapa parameter KPI jaringan

Lebih terperinci

PERANCANGAN JARINGAN TRANSMISI GELOMBANG MIKRO PADA LINK SITE MRANGGEN 2 DENGAN SITE PUCANG GADING

PERANCANGAN JARINGAN TRANSMISI GELOMBANG MIKRO PADA LINK SITE MRANGGEN 2 DENGAN SITE PUCANG GADING PERANCANGAN JARINGAN TRANSMISI GELOMBANG MIKRO PADA LINK SITE MRANGGEN 2 DENGAN SITE PUCANG GADING Said Attamimi 1,Rachman 2 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana, Jakarta,

Lebih terperinci

LINK BUDGET. Ref : Freeman FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO

LINK BUDGET. Ref : Freeman FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO LINK BUDGET Ref : Freeman 1 LINK BUDGET Yang mempengaruhi perhitungan Link Budget adalah Frekuensi operasi (operating frequency) Spektrum yang dialokasikan Keandalan (link reliability) Komponen-komponen

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Hasil Perhitungan Link Budget

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Hasil Perhitungan Link Budget IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Perancangan dan Analisa 1. Perancangan Ideal Tabel 5. Hasil Perhitungan Link Budget FSL (db) 101,687 Absorption Loss (db) 0,006 Total Loss 101,693 Tx Power (dbm) 28 Received

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Konfigurasi Pelanggan MPLS PT. Astra Graphia 73135 PT. ASTRA GRAPHIA, BADAN PERPUSTAKAAN & ARSIP DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA, JL.PERINTIS KEMERDEKAAN NO. 1 PULOGADUNG,

Lebih terperinci

ANALISIS COVERAGE AREA WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) b DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE

ANALISIS COVERAGE AREA WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) b DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE ANALISIS COVERAGE AREA WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) 802.11b DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE Dontri Gerlin Manurung, Naemah Mubarakah Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISIS INTERFERENSI TRANSMISI GELOMBANG MIKRO TERRESTRIAL PADA OPTIX RTN 600 MICROWAVE HUAWEI

TUGAS AKHIR ANALISIS INTERFERENSI TRANSMISI GELOMBANG MIKRO TERRESTRIAL PADA OPTIX RTN 600 MICROWAVE HUAWEI TUGAS AKHIR ANALISIS INTERFERENSI TRANSMISI GELOMBANG MIKRO TERRESTRIAL PADA OPTIX RTN 600 MICROWAVE HUAWEI Diajukan guna melengkapi sebagaian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun

Lebih terperinci

TEKNIK DIVERSITAS. Sistem Transmisi

TEKNIK DIVERSITAS. Sistem Transmisi TEKNIK DIVERSITAS Sistem Transmisi MENGAPA PERLU DIPASANG SISTEM DIVERSITAS PARAMETER YANG MEMPENGARUHI : AVAILABILITY Merupakan salah satu ukuran kehandalan suatu Sistem Komunikasi radio, yaitu kemampuan

Lebih terperinci

Materi II TEORI DASAR ANTENNA

Materi II TEORI DASAR ANTENNA Materi II TEORI DASAR ANTENNA 2.1 Radiasi Gelombang Elektromagnetik Antena (antenna atau areal) adalah perangkat yang berfungsi untuk memindahkan energi gelombang elektromagnetik dari media kabel ke udara

Lebih terperinci

BAB III PENGENALAN NEC PASOLINK V4

BAB III PENGENALAN NEC PASOLINK V4 BAB III PENGENALAN NEC PASOLINK V4 3.1 Pengenalan Pasolink Pasolink merupakan suatu perangkat sistem transmisi digital yang dikembangkan oleh NEC ( Nippon Electronic Company ) jepang. Sistem pasolink menyediakan

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 267 / DIRJEN / 2005 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 267 / DIRJEN / 2005 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 267 / DIRJEN / 2005 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT JARINGAN RADIO (RADIO NETWORK) BERBASIS UNIVERSAL MOBILE TELECOMMUNICATION SYSTEM

Lebih terperinci

PERANCANGAN JARINGAN TRANSMISI GELOMBANG MIKRO PADA LINK SITE MRANGGEN 2 DENGAN SITE PUCANG GADING

PERANCANGAN JARINGAN TRANSMISI GELOMBANG MIKRO PADA LINK SITE MRANGGEN 2 DENGAN SITE PUCANG GADING PERANCANGAN JARINGAN TRANSMISI GELOMBANG MIKRO PADA LINK SITE MRANGGEN 2 DENGAN SITE PUCANG GADING Said Attamimi 1,Rachman 2 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana, Jakarta,

Lebih terperinci

Istilah istilah umum Radio Wireless (db, dbm, dbi,...) db (Decibel)

Istilah istilah umum Radio Wireless (db, dbm, dbi,...) db (Decibel) Istilah istilah umum Radio Wireless (db, dbm, dbi,...) db (Decibel) Merupakan satuan perbedaan (atau Rasio) antara kekuatan daya pancar signal. Penamaannya juga untuk mengenang Alexander Graham Bell (makanya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN IMPLEMENTASI RADIO COMBA DI BANK MANDIRI TAMAN GALAXY

BAB IV ANALISA DAN IMPLEMENTASI RADIO COMBA DI BANK MANDIRI TAMAN GALAXY BAB IV ANALISA DAN IMPLEMENTASI RADIO COMBA DI BANK MANDIRI TAMAN GALAXY 4.1 KONFIGURASI JARINGAN BANK MANDIRI TAMAN GALAXY PT.INDOSAT PUSAT Adapun konfigurasi jaringan secara keseluruhan adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB III PENGUKURAN UNJUK KERJA ELT RESCUE 99 DAN ELT ADT 406 AF/AP

BAB III PENGUKURAN UNJUK KERJA ELT RESCUE 99 DAN ELT ADT 406 AF/AP BAB III PENGUKURAN UNJUK KERJA ELT RESCUE 99 DAN ELT ADT 406 AF/AP Pada BAB 2 telah dijelaskan terdapat dua tipe ELT yaitu Portable ELT dan Fixed ELT dan juga ELT yang hanya bekerja pada dua frekuensi

Lebih terperinci

PERAKITAN MEDIA KABEL UTP DAN RJ45 UNTUK KOMUNIKASI DATA

PERAKITAN MEDIA KABEL UTP DAN RJ45 UNTUK KOMUNIKASI DATA BAB 3. PERAKITAN MEDIA KABEL UTP DAN RJ45 UNTUK KOMUNIKASI DATA 3.1 TUJUAN 1. Mahasiswa mampu memahami kegunaan kabel UTP dengan konektor RJ45. 2. Mahasiswa mampu memahami fungsi dari masing-masing pin

Lebih terperinci

Mengeset IP Address Switch DLINK DES 3526 Oleh Happy Chandraleka (a.k.a. ÇäkrabiRâwÄ)

Mengeset IP Address Switch DLINK DES 3526 Oleh Happy Chandraleka (a.k.a. ÇäkrabiRâwÄ) Mengeset IP Address Switch DLINK DES 3526 Oleh Happy Chandraleka (a.k.a. ÇäkrabiRâwÄ) cakrabirawa@mail.ru Switch merupakan suatu perangkat jaringan yang digunakan untuk menghubungkan banyak komputer ke

Lebih terperinci

Saat ini saya akan menjelaskan tentang bentuk dari Jaringan Radio yang ada pada 3G yang pada dasarnya mirip juga dengan 2G.

Saat ini saya akan menjelaskan tentang bentuk dari Jaringan Radio yang ada pada 3G yang pada dasarnya mirip juga dengan 2G. TANGERANG AREA 1 Sebelum saya menjelaskan tentang cara untuk melakukan koneksi ke Node B untuk melihat software didalamnya. Ada beberapa hal tentang Node B yang akan saya paparkan dalam modul kali ini.

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Perangkat transmisi terdiri dari berbagai macam produk yang digunakan

BAB III PEMBAHASAN. Perangkat transmisi terdiri dari berbagai macam produk yang digunakan 1 BAB III PEMBAHASAN Perangkat transmisi terdiri dari berbagai macam produk yang digunakan oleh PT. XL Axiata dan berikut ini akan dijabarkan beberapa perangkat yang di temukan dilapangan pada saat proses

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 54 LAMPIRAN 1 Pengukuran VSWR Gambar 1 Pengukuran VSWR Adapun langkah-langkah pengukuran VSWR menggunakan Networ Analyzer Anritsu MS2034B adalah 1. Hubungkan antena ke salah satu port, pada Networ

Lebih terperinci

PERCOBAAN VI Komunikasi Data SISTEM KOMUNIKASI BLUETOOTH

PERCOBAAN VI Komunikasi Data SISTEM KOMUNIKASI BLUETOOTH PERCOBAAN VI Komunikasi Data SISTEM KOMUNIKASI BLUETOOTH 1. TUJUAN Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu : Mengetahui Konfigurasi WPAN dengan Bluetooth Mengetahui Indikator Kerja

Lebih terperinci

PRAKTIKUM KONEKSI JARINGAN MEDIA KABEL DAN WIFI LAPORAN. OLEH : SHOFIYATUN NAJAH NIM Offering E

PRAKTIKUM KONEKSI JARINGAN MEDIA KABEL DAN WIFI LAPORAN. OLEH : SHOFIYATUN NAJAH NIM Offering E PRAKTIKUM KONEKSI JARINGAN MEDIA KABEL DAN WIFI LAPORAN Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Praktikum Komunikasi Data dan Jaringan Komputer OLEH : SHOFIYATUN NAJAH NIM. 209533424878 Offering E UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Kata Kunci : Link Budget, Path Calculation, RSL (Receive Signal Level), Fade Margin. Abstract

Kata Kunci : Link Budget, Path Calculation, RSL (Receive Signal Level), Fade Margin. Abstract STUDI SISTEM MONITORING POWER JARAK JAUH PADA JARINGAN SELULER PT. SMARTFREN TELECOM PALEMBANG Parulian [1], Yuslan Basri [2], Sariati [2] Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Tridinanti

Lebih terperinci

PT Berca Cakra Teknologi. Cambium Networks

PT Berca Cakra Teknologi. Cambium Networks Making a link from A to B: a series of gains and losses Transmission Line (Loss) Antenna (Gain) Path (Loss) Antenna (Gain) Transmission Line (Loss) Radio (Output Power) Radio (Threshold) PT Berca Cakra

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 297 / DIRJEN / 2004 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 297 / DIRJEN / 2004 TENTANG KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 297 / DIRJEN / 2004 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS TERMINAL CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (CDMA) DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI Menimbang

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN

BAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN BAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN 2.1 Perencanaan Cakupan. Perencanaan cakupan adalah kegiatan dalam mendesain jaringan mobile WiMAX. Faktor utama yang dipertimbangkan dalam menentukan perencanaan jaringan berdasarkan

Lebih terperinci

PERCOBAAN 7 KOMUNIKASI WIRELESS MODE AD-HOC

PERCOBAAN 7 KOMUNIKASI WIRELESS MODE AD-HOC PERCOBAAN 7 KOMUNIKASI WIRELESS MODE AD-HOC A. TUJUAN 1. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja WLAN 2. Mahasiswa dapat melakukan konfigurasi WLAN mode ad-hoc 3. Mahasiswa dapat menggunakan aplikasi WLAN

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ANTENA. OMNIDIRECTIONAL 2.4 GHz

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ANTENA. OMNIDIRECTIONAL 2.4 GHz BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ANTENA OMNIDIRECTIONAL 2.4 GHz 3.1 Umum Pada bab ini akan diberikan teori perancangan dan pembuatan antena Omnidirectional 2,4 GHz, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,

Lebih terperinci

BAB III SISTEM JARINGAN TRANSMISI RADIO GELOMBANG MIKRO PADA KOMUNIKASI SELULER

BAB III SISTEM JARINGAN TRANSMISI RADIO GELOMBANG MIKRO PADA KOMUNIKASI SELULER BAB III SISTEM JARINGAN TRANSMISI RADIO GELOMBANG MIKRO PADA KOMUNIKASI SELULER 3.1 Struktur Jaringan Transmisi pada Seluler 3.1.1 Base Station Subsystem (BSS) Base Station Subsystem (BSS) terdiri dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Keterangan : Nodal Sensor Router Nodal Koordinator/Gateway Gambar 3.1. Konsep jaringan ZigBee Gambar 3.1. memperlihatkan konsep jaringan ZigBee yang terdiri

Lebih terperinci

PENGUKURAN VSWR MENGGUNAKAN SITE MASTER ANRITSU TYPE S332B

PENGUKURAN VSWR MENGGUNAKAN SITE MASTER ANRITSU TYPE S332B PENGUKURAN VSWR MENGGUNAKAN SITE MASTER ANRITSU TYPE S332B TUJUAN: Dalam Workshop ini memberikan pemahaman dasar dalam melakukan pengukuran VSWR, Return Loss, Distance to Fault dan Cable Loss. Setelah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN LINK BUDGET DALAM PENERAPAN METRO WDM

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN LINK BUDGET DALAM PENERAPAN METRO WDM BAB IV ANALISA PERHITUNGAN LINK BUDGET DALAM PENERAPAN METRO WDM 4.1 Perhitungan Rute Jaringan Jaringan akses transmisi serat optik yang dibangun dalam Aplikasi menjangkau 2 lokasi Bintaro Network Building

Lebih terperinci

Access Control System. Cara Menambahkan Device dan mendaftarkan user Ke ivms P a g e

Access Control System. Cara Menambahkan Device dan mendaftarkan user Ke ivms P a g e Access Control System Cara Menambahkan Device dan mendaftarkan user Ke ivms-4200 1 P a g e Fingerprint Access Control Terminal DS-K1T803MF AKtivasi Perangkat Berikut adalah cara mendaftarkan perangkat

Lebih terperinci

PRODI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI 2014 YUYUN SITI ROHMAH, ST., MT

PRODI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI 2014 YUYUN SITI ROHMAH, ST., MT PRODI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI 2014 YUYUN SITI ROHMAH, ST., MT Message Input Sinyal Input Sinyal Kirim Message Output TI Transducer Input Message Signal Transducer Output TO Sinyal Output Tx Transmitter

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI

PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI Perancangan merupakan sebuah proses yang sangat menentukan untuk merealisasikan alat tersebut. Proses perancangan dapat dilakukan dengan cara mempelajari karakteristik

Lebih terperinci

Analisa Perencanaan Power Link Budget untuk Radio Microwave Point to Point Frekuensi 7 GHz (Studi Kasus : Semarang)

Analisa Perencanaan Power Link Budget untuk Radio Microwave Point to Point Frekuensi 7 GHz (Studi Kasus : Semarang) Analisa Perencanaan Power Link Budget untuk Radio Microwave Point to Point Frekuensi 7 GHz (Studi Kasus : Semarang) Subuh Pramono Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Semarang E-mail : subuhpramono@gmail.com

Lebih terperinci

Pengukuran Coverage Outdoor Wireless LAN dengan Metode Visualisasi Di. Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Pengukuran Coverage Outdoor Wireless LAN dengan Metode Visualisasi Di. Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung Pengukuran Coverage Outdoor Wireless LAN dengan Metode Visualisasi Di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung Eki Ahmad Zaki Hamidi, Nanang Ismail, Ramadhan Syahyadin Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada tugas akhir ini yaitu berupa hardware dan software. Table 3.1. merupakan alat dan bahan yang digunakan. Tabel 3.1. Alat dan

Lebih terperinci

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG D: SPESIFIKASI TEKNIS

DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG D: SPESIFIKASI TEKNIS DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG D: SPESIFIKASI TEKNIS PT. XL AXIATA,Tbk 2014 DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN... 1 2. SPESIFIKASI INTERFACE FISIK DAN KELISTRIKAN... 2 2.1 Port Masukan Dan Port

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERFORMANSI JARINGAN DVB-T2 SEBELUM DAN SETELAH PEMASANGAN GAP FILLER

BAB IV ANALISA PERFORMANSI JARINGAN DVB-T2 SEBELUM DAN SETELAH PEMASANGAN GAP FILLER BAB IV ANALISA PERFORMANSI JARINGAN DVB-T2 SEBELUM DAN SETELAH PEMASANGAN GAP FILLER Dari perencanaan implementasi Gap Filler yang sudah dibahas di bab sebelumnya, dari beberapa lokasi blank spot dipilih

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN EIRP SISTEM MULTI NETWORK

BAB IV PERHITUNGAN EIRP SISTEM MULTI NETWORK BAB IV PERHITUNGAN EIRP SISTEM MULTI NETWORK 4.1 PERHITUNGAN EIRP JARINGAN IBS Dalam perencanaan jaringan indoor setiap operator mempunyai Key performance Index, maka dari itu berikut Tabel 4.1 Parameter

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. terhadap hasil konfigurasi yang telah diimplementasikan. Adapun evaluasi yang

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. terhadap hasil konfigurasi yang telah diimplementasikan. Adapun evaluasi yang BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Bab ini akan membahas secara rinci mengenai langkah-langkah yang dilakukan terhadap rancangan infrastruktur yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah proses implementasi

Lebih terperinci

de KITS Application Note AN51 How 2 Use de KITS SPC Character LCD w/ PC

de KITS Application Note AN51 How 2 Use de KITS SPC Character LCD w/ PC de KITS Application Note AN5 How 2 Use de KITS SPC Character LCD w/ PC Oleh: Tim IE Salah satu fitur yang diunggulkan oleh de KITS SPC Character LCD adalah kemampuannya untuk dihubungkan langsung dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ke lokasi B data bisa dikirim dan diterima melalui media wireless, atau dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. ke lokasi B data bisa dikirim dan diterima melalui media wireless, atau dari suatu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transmisi merupakan suatu pergerakan informasi melalui sebuah media jaringan telekomunikasi. Transmisi memperhatikan pembuatan saluran yang dipakai untuk mengirim

Lebih terperinci

PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT PERANGKAT

PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT PERANGKAT 2014, No.69 4 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT TROPOSCATTER PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT PERANGKAT TROPOSCATTER

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA SISTEM PROTEKSI MS-SP RING PADA RING 2

BAB IV ANALISA SISTEM PROTEKSI MS-SP RING PADA RING 2 BAB IV ANALISA SISTEM PROTEKSI MS-SP RING PADA RING 2 4.1 Desain Jaringan Optik Prinsip kerja dari serat optic ini adalah sinyal awal/source yang berbentuk sinyal listrik ini pada transmitter diubah oleh

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN MICROWAVE

BAB II JARINGAN MICROWAVE BAB II JARINGAN MICROWAVE 2.1. Transmisi Radio Microwave Minilink berfungsi sebagai perangkat untuk menghubungkan BSC (Base Station Controller) ke BTS (Base Transceiver Station) ataupun menghubungkan BTS

Lebih terperinci

Perencanaan Transmisi. Pengajar Muhammad Febrianto

Perencanaan Transmisi. Pengajar Muhammad Febrianto Perencanaan Transmisi Pengajar Muhammad Febrianto Agenda : PATH LOSS (attenuation & propagation model) FADING NOISE & INTERFERENCE G Tx REDAMAN PROPAGASI (komunikasi point to point) SKEMA DASAR PENGARUH

Lebih terperinci

RESET MIKROTIK HARDWARE RB 133C. Cara ini biasanya digunakan ketika permasalah yang dihadapi cukup serius, misalnya:

RESET MIKROTIK HARDWARE RB 133C. Cara ini biasanya digunakan ketika permasalah yang dihadapi cukup serius, misalnya: RESET MIKROTIK HARDWARE RB 133C Cara ini biasanya digunakan ketika permasalah yang dihadapi cukup serius, misalnya: Tidak bisa login berdasar IP atau MAC Address, kasusnya misal interfacenya, atau wlan

Lebih terperinci

STARTER KIT Application Note AN157 Browsing Internet Via GSM STARTER KIT

STARTER KIT Application Note AN157 Browsing Internet Via GSM STARTER KIT STARTER KIT STARTER KIT Application Note AN157 Browsing Internet Via GSM STARTER KIT Oleh: Tim IE Browsing merupakan kegiatan membuka alamat situs internet untuk tujuan tertentu. AN ini akan menjelaskan

Lebih terperinci

SPC Application Note. SPC Blue-Link (J2) Tabel 1 Hubungan SPC Blue-Link Dengan Komputer

SPC Application Note. SPC Blue-Link (J2) Tabel 1 Hubungan SPC Blue-Link Dengan Komputer SPC SPC Application Note AN183 SPC Blue-Link Config Tool Oleh: Tim IE Artikel berikut ini membahas aplikasi Graphical User Interface (GUI) / Config Tool untuk SPC Blue-Link dengan menggunakan bantuan program

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dan perangkat lunak yang digunakan. hasil rancangan yang ada. Halaman web dibuat dengan basis php

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dan perangkat lunak yang digunakan. hasil rancangan yang ada. Halaman web dibuat dengan basis php BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem Sistem yang dirancang menggunakan 2 komponen utama yang menjadi pendukung, yaitu komponen perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

Lebih terperinci

BAB III METODE ANALISIS

BAB III METODE ANALISIS BAB III METODE ANALISIS 3.1 Metodologi Analisis yang digunakan Pada penganalisisan ini menggunakan metodologi analisis Ex Post Facto dimana memiliki pengertian yaitu melakukan analisis peristiwa yang telah

Lebih terperinci

Jurnal ECOTIPE, Volume 1, No.2, Oktober 2014 ISSN

Jurnal ECOTIPE, Volume 1, No.2, Oktober 2014 ISSN Analisa Pengaruh Interferensi Terhadap Availability pada Jaringan Transmisi Microwave Menggunakan Software PATHLOSS 5.0 Studi Kasus di PT. Alita Praya Mitra Alfin Hikmaturrokhman 1, Eka Wahyudi 2, Hendri

Lebih terperinci

BAB III. IMPLEMENTASI WiFi OVER PICOCELL

BAB III. IMPLEMENTASI WiFi OVER PICOCELL 21 BAB III IMPLEMENTASI WiFi OVER PICOCELL 3. 1 Sejarah Singkat Wireless Fidelity Wireless fidelity (Wi-Fi) merupakan teknologi jaringan wireless yang sedang berkembang pesat dengan menggunakan standar

Lebih terperinci

BAB III METODE OPTIMALISASI PARAMETER JARINGAN ANTENNA VSAT

BAB III METODE OPTIMALISASI PARAMETER JARINGAN ANTENNA VSAT BAB III METODE OPTIMALISASI PARAMETER JARINGAN ANTENNA VSAT 3.1 Prosedur Instalasi VSAT Standar Operasional Prosedur lnstallasi VSAT adalah suatu standar installasi yang harus diterapkan pada saat installasi

Lebih terperinci

Daftar isi. Bagian 1: Pengantar. Bagian 2: Mengkonfigurasi Perangkat Dens.TV Box. Bagian 3: Menikmati layanan Dens.TV Box

Daftar isi. Bagian 1: Pengantar. Bagian 2: Mengkonfigurasi Perangkat Dens.TV Box. Bagian 3: Menikmati layanan Dens.TV Box Daftar isi Bagian 1: Pengantar Isi Perangkat Dens.TV Box Perangkat Dens.TV Box Remote Control Apa Yang Dibutuhkan 4 5 7 8 Bagian 2: Mengkonfigurasi Perangkat Dens.TV Box Menghubungkan Kabel Menyalakan

Lebih terperinci

BAB IV PENANGANAN GANGGUAN DAN. PERFORMANCE MONITORING PADA LINK EoS

BAB IV PENANGANAN GANGGUAN DAN. PERFORMANCE MONITORING PADA LINK EoS BAB IV PENANGANAN GANGGUAN DAN PERFORMANCE MONITORING PADA LINK EoS Pada jaringan SDH, penanganan gangguan dilakukan berdasarkan complaint dari pelanggan atau user yang menggunakan jaringan tersebut. Saat

Lebih terperinci

Membuat Jaringan Point-to-Point Wireless Bridge Antar BTS Menggunakan Antena Grid dengan Mikrotik RB 411

Membuat Jaringan Point-to-Point Wireless Bridge Antar BTS Menggunakan Antena Grid dengan Mikrotik RB 411 Membuat Jaringan Point-to-Point Wireless Bridge Antar BTS Menggunakan Antena Grid dengan Mikrotik RB 411 Cintia Elindria cintiaelind@gmail.com http://cintiaelind.blogspot.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen

Lebih terperinci

Month day, year. Site Master

Month day, year. Site Master Month day, year Site Master Site Master Site master adalah alat yang berfurngsi untuk mengukur nilai kerusakan dan nilai pelemahan pada sistem transmisi pemancar frekuensi (antenna). Di dalam alat ini

Lebih terperinci

Alat Pengukur Level Air

Alat Pengukur Level Air Alat Pengukur Level Air Deskripsi Sistem ini terdiri dari Bagian Controller, Bagian Sensor dan Bagian GSM Modem di mana Bagian controller berfungsi mendeteksi kondisi sensor dan mengirimkan kondisi tersebut

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. di lapangan yang dilakukan dengan percobaan di laboratorium Konfigurasi Uji Sistem di Laboratorium

BAB 3 METODOLOGI. di lapangan yang dilakukan dengan percobaan di laboratorium Konfigurasi Uji Sistem di Laboratorium BAB 3 METODOLOGI 3.1 Konfigurasi Uji Sistem Konfigurasi uji sistem ini dilakukan untuk memahami performa atau kinerja dari sistem GEPON Alloptic dan untuk menganalisa masalah implementasi di lapangan yang

Lebih terperinci

Untuk mengaktifkan Menu pada mesin TKS-FingerPrint, Tekan Tombol MEN NN Isi Sys Password : (default), kemudian tekan tombol

Untuk mengaktifkan Menu pada mesin TKS-FingerPrint, Tekan Tombol MEN NN Isi Sys Password : (default), kemudian tekan tombol 1 Penjelasan Detail Mengenai Menu TKS-FingerPrint Untuk mengaktifkan Menu pada mesin TKS-FingerPrint, Tekan Tombol MEN NN Isi Sys Password : 12345 (default), kemudian tekan tombol Tampil dilayar Mesin

Lebih terperinci

INSTALASI DAN KONFIGURASI DASAR PC-ROUTER DENGAN LINUX REDHAT 9.0

INSTALASI DAN KONFIGURASI DASAR PC-ROUTER DENGAN LINUX REDHAT 9.0 MODUL PRAKTIKUM INSTALASI DAN KONFIGURASI DASAR PC-ROUTER DENGAN LINUX REDHAT 9.0 Pendahuluan Routing adalah cara bagaimana suatu trafik atau lalu lintas dalam jaringan dapat menentukan lokasi tujuan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK. 4.1 Perancangan WLAN di Dinas Pariwisata. penempatan access point dipilih di tempat-tempat yang memang membutuhkan

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK. 4.1 Perancangan WLAN di Dinas Pariwisata. penempatan access point dipilih di tempat-tempat yang memang membutuhkan 36 BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK 4.1 Perancangan WLAN di Dinas Pariwisata Perancangan yang dilakukan berdasarkan observasi lapangan dan permintaan dari pihak Dinas Pariwisata Kota Batu sebagai perluasan dari

Lebih terperinci

Hendri 4 TA ( ) 1

Hendri 4 TA ( ) 1 Hendri 4 TA (061130330246) 1 SOAL 1. Jelaskan tentang definisi dari propagasi, gelombang radio dan propagasi gelombang radio dalam sistem telekomunikasi! 2. Sebutkan macam-macam mekanisme propagasi gelombang

Lebih terperinci

WIZnet. Application Note AN179 Wireless IP Printer 2 Oleh : Tim IE

WIZnet. Application Note AN179 Wireless IP Printer 2 Oleh : Tim IE WIZnet Application Note AN179 Wireless IP Printer 2 Oleh : Tim IE Aplikasi AN178 telah dijelaskan perihal penggunaan WIZFi210 untuk Thermal Printer yang terhubung ke PC secara wireless. Pada aplikasi tersebut

Lebih terperinci

Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom BANDUNG, 2012

Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom BANDUNG, 2012 PENGENALAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI Modul : 06 Media Transmisi Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom BANDUNG, 2012 1 2 3 Konfigurasi Sistem Transmisi Sistem

Lebih terperinci

SOFTWARE WIRELESSMON UNTUK MEMANTAU STATUS WIFI ADAPTER

SOFTWARE WIRELESSMON UNTUK MEMANTAU STATUS WIFI ADAPTER Nama : Aris Triyanto NIM : 11111073 Makul : Testing Jaringan Kelas : 22 SOFTWARE WIRELESSMON UNTUK MEMANTAU STATUS WIFI ADAPTER Informasi Product: Production : passmark WirelessMon ver 4 build 1009 Platform

Lebih terperinci

PC-Link. 1x Komputer / Laptop dengan OS Windows 2000, Windows XP atau yang lebih tinggi. Gambar 1 Blok Diagram AN200

PC-Link. 1x Komputer / Laptop dengan OS Windows 2000, Windows XP atau yang lebih tinggi. Gambar 1 Blok Diagram AN200 PC-Link PC-Link Application Note AN200 GUI Digital Input dan Output Oleh: Tim IE Aplikasi ini akan membahas software GUI (Grapic User Interface) yang digunakan untuk mengatur Digital Input dan Output pada.

Lebih terperinci