PETUNJUK PELAKSANAAN
|
|
- Sucianty Indradjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PETUNJUK PELAKSANAAN DIKLAT JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KESEHATAN MASYARAKAT JENJANG AHLI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Jl. Setiabudi No. 201 A Srondol Semarang
2 BAB I P E N D A H U L U A N A. LATAR BELAKANG Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan secara profesional, bermutu dan terjangkau bagi seluruh masyarakat, memerlukan tenaga kesehatan yang ditugaskan secara penuh untuk melaksanakan kegiatan teknis fungsional. Salah satu tugas teknis fungsional adalah Penyuluh Kesehatan Masyarakat. Tugas pokok Penyuluh Kesehatan Masyarakat adalah melaksanakan kegiatan advokasi, pembinaan suasana dan gerakan pemberdayaan informasi, membuat rancangan media, melakukan pengkajian/penelitian perilaku masayarakat yang berhubungan dengan kesehatan, serta merencanakan intervensi dalam rangka pengembangan perilaku masyarakat yang mendukung kesehatan. Jabatan Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat dan Angka Kreditnya ditetapkan berdasarkan 1
3 Surat Keputusan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor: 58/KEP/M.PAN/8/2000 tanggal 14 Agustus 2000, yang terdiri dari Penyuluh Kesehatan Masyarakat Terampil dan Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli. Penetapan Jabatan Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat tersebut untuk menjamin pembinaan karier kepangkatan, jabatan dan peningkatan profesionalisme Pegawai Negeri Sipil (PNS) tenaga kesehatan yang ditugaskan secara penuh untuk melaksanakan tugas teknis fungsional penyuluh kesehatan, yaitu dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan secara penuh di unit kerja di lingkungan Departemen Kesehatan dan Institusi/unit kesehatan di luar Departemen Kesehatan. Salah satu persyaratan dalam pengangkatan pertama jabatan fungsional penyuluh kesehatan masyarakat menurut Surat Keputusan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara tersebut adalah melalui pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan. Oleh karena itu untuk meningkatkan profesionalisme, pengetahuan dan keahlian para Penyuluh Kesehatan Masyarakat maka diselenggarakanlah Diklat Jabatan Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat Jenjang Ahli agar dapat melaksanakan penyelenggaraan 2
4 tugas pemerintahan dan pembangunan serta dapat memberikan pelayanan umum kepada masyarakat secara profesional. B. DASAR PELAKSANAAN 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara; 2. Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah ; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2000, tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil. 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 31 tahun 2007 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan dilingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah; 6. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 58 Tahun 2000 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat dan Angka Kreditnya; 3
5 7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 725 Tahun 2003 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Di Bidang Kesehatan; 8. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 15 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Diklat Fungsional; 9. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Penetapan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2016; 10. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 64 Tahun 2015 Tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran C. TUJUAN Tujuan Umum : Diklat Jabatan Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat Jenjang Ahli Tahun 2016 dimaksudkan agar peserta mampu melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pejabat fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli. 4
6 Tujuan Khusus : Setelah mengikuti DIKLAT, peserta mampu: 1. Melakukan persiapan kegiatan penyuluhan kesehatan masyarakat; 2. Melaksanakan advokasi kesehatan; 3. Melaksanakan penggalangan dukungan sosial; 4. Melaksanakan penyuluhan untuk pemberdayaan masyarakat; 5. Melaksanakan pengembangan pedoman penyuluhan; 6. Merumuskan sistem pengembangan penyuluhan; 7. Mengembangkan metode penyuluhan kesehatan; 8. Membuat karya tulis/karya ilmiah bidang kesehatan; 9. Mengembangkan teknologi tepat guna di bidang penyuluhan kesehatan masyarakat; 10. Menghitung angka kredit dan mengajukan DUPAK. 5
7 BAB II MANAJEMEN PENYELENGGARAAN A. Penyelenggara Penyelenggara Diklat Jabatan Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat Jenjang Ahli Tahun 2016 Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016, dengan membentuk Tim penyelenggara yang terdiri dari Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Tengah dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah di Semarang. B. Waktu dan Tempat Diklat Jabatan Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat Jenjang Ahli Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober s.d 4 Nopember 2016, bertempat di Kampus Sasana Widya Praja Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah, Jl. Setiabudi No. 201 A Semarang. C. Target Peserta dan Sasaran Peserta Target Peserta Diklat Jabatan Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat Jenjang Ahli Provinsi Jawa Tengah Tahun
8 sebanyak 30 orang PNS yang akan diangkat dalam Jabatan Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat di lingkungan RSUD/RSJD Provinsi Jawa Tengah, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. D. Kurikulum Kurikulum Diklat Jabatan Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat Jenjang Ahli Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 keseluruhan berjumlah 96 sebagai berikut: jam pelajaran dengan perincian NO MATERI JUMLAH JAMPEL PENGAJAR T P PL JLH I MATERI DASAR Kebijakan Diklat Aparatur Badan Diklat 2 Kebijakan Pembangunan Kesehatan dan Promosi Kesehatan, Jaminan Kesehatan Nasional serta Anti Korupsi 3 Jabatan Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat 4 Etika Profesi Penyuluh Kesehatan Masyarakat Dinkes Provinsi Jawa Tengah Dinkes Provinsi Jawa Tengah Dinkes Provinsi Jawa Tengah II MATERI POKOK Persiapan Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Dinkes Provinsi Jawa Tengah 2 Pelaksanaan Advokasi Kesehatan 3 Pelaksanaan Penggalangan Dukungan Sosial Bapelkes Salaman Bapelkes Salaman 7
9 4 Pelaksanaan Penyuluhan Untuk Pemberdayaan Masyarakat Dinkes Provinsi Jawa Tengah 5 Pelaksanaan Pengembangan Pedoman Penyuluhan 6 Perumusan Sistem Pengembangan Penyuluhan 7 Pengembangan Metode Penyuluhan Kesehatan 8 Karya Tulis/Karya Ilmiah Bidang Kesehatan 9 Teknologi Tepat Guna Di Bidang Penyuluhan Kesehatan Masyarakat 10 Penghitungan Angka Kredit dan Pengajuan DUPAK Dinkes Provinsi Jawa Tengah Dinkes Provinsi Jawa Tengah Dinkes Provinsi Jawa Tengah WI Badan Diklat Dinkes Provinsi Jawa Tengah Dinkes Provinsi Jawa Tengah III MATERI PENUNJANG Membangun Komitmen Belajar WI Badan Diklat 2 Rencana Tindak Lanjut WI Badan Diklat 3 Seminar Praktek Tim Praktek 4 Pre Test/Post Test Badan Diklat 5 Ujian Badan Diklat Jumlah Keterangan : T = Teori; P = Penugasan ; PL=Praktek Lapangan; JLH= Jumlah Sasaran peserta Diklat Jabatan Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat Jenjang Ahli Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 adalah : a. PNS pangkat serendah-rendahnya minimal Penata Muda, Golongan III a; 8
10 b. Ijazah minimal Sarjana (S1) atau Diploma IV Kesehatan; c.direkomendasikan untuk menjadi Jabatan Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat; d.telah melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan promosi kesehatan sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun; e. Membawa data kegiatan promosi kesehatan (yang pernah dilakukan sesuai dengan tugasnya); f. Belum pernah mengikuti diklat sejenis; g. Membawa laptop. E. Tenaga pengajar Tenaga pengajar Diklat Jabatan Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat Jenjang Ahli Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 berasal dari : 1. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah; 2. Balai Pelatihan Kesehatan Salaman di Semarang; 3. Widyaiswara Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah. F. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran menggunakan metode belajar orang dewasa (Andragogie ) dengan teknik : 1. Ceramah 2. Curah Pendapat 3. Praktek 4. Diskusi Kelompok 5. Penugasan Pembuatan laporan 9
11 G. Penilaian Peserta Untuk mengetahui seberapa jauh daya serap peserta dalam mengakomodasi materi maka diadakan penilaian kemampuan prestasi (NPRS) yang terdiri atas 4 (empat) komponen, sebagai berikut : 1. Sikap dan Perilaku di Kelas ( N ). Penilaian terhadap komponen ini dilakukan langsung oleh pengajar selama pelajaran materi inti/pokok berlangsung dan menyerahkan hasil penilaiannya kepada panitia setelah pelajaran berakhir. Sistem penilaian dalam komponen ini adalah sebagai berikut : a. Disiplin : 40% b. Kepemimpinan : 15% c. Kerjasama : 15% d. Prakarsa : 15% e. Motivasi : 15% Selanjutnya panitia penyelenggara merekap hasil penilaian tersebut selama kegiatan pendidikan dan pelatihan berlangsung untuk mendapatkan nilai bobot rata-rata komponen sikap dan perilaku peserta di dalam kelas. Bobot dari komponen penilaian ini adalah 30 %. 10
12 2. Praktek Lapangan (P). 1). Sikap dan Perilaku Setiap pengajar diwajibkan memberikan penilaian kepada peserta pada saat praktek lapangan,dengan komponen sebagai berikut : a) Disiplin : 10% b) Kepemimpinan : 10% c) Kerjasama : 10% d) Prakarsa : 5% e). Motivasi : 5% Selanjutnya panitia penyelenggara merekap hasil penilaian tersebut selama kegiatan praktek lapangan untuk mendapatkan nilai bobot rata-rata komponen sikap dan perilaku peserta. Bobot dari komponen sikap dan perilaku ini adalah 10 %. 2) Akademik Setiap pengajar diwajibkan memberikan penilaian akademik kepada peserta pada saat praktek lapangan,dengan komponen sebagai berikut : a). Mengidentifikasi : 10% b). Merumuskan : 10% c). Menganalisis : 10% 11
13 d). Memecahkan masalah : 10% e). Menyusun laporan : 20% Selanjutnya panitia penyelenggara merekap hasil penilaian tersebut selama praktek lapangan berlangsung untuk mendapatkan nilai bobot rata-rata komponen sikap dan perilaku peserta dalam praktek lapangan. Bobot dari komponen akademik ini adalah 10 %. Bobot dari komponen penilaian praktek lapangan meliputi sikap,perilaku dan akademik ini adalah 25 %. 3. Ujian Tertulis ( R ). Setiap peserta wajib mengikuti ujian tertulis. Penilaian hasil ujian dilaksanakan berdasarkan kemampuan mengerjakan soal ujian terhadap materi yang diujikan. Bobot dari komponen penilaian ini adalah 40 %. Penilaian hasil ujian di atas dilakukan oleh penyelenggara dan dituliskan dalam daftar nilai yang dinyatakan dalam angka bulat dari 0 s.d Panitia penyelenggara selanjutnya merekap hasil ujian tertulis tiap-tiap materi yang diujikan. 12
14 4. Sosiometri (Penilaian antar peserta) (S) Peserta diklat menilai masing-masing rekannya yang dianggap dapat menjadi panutan/contoh bagi rekan lainnya. Aspek yang dinilai meliputi aspek disiplin, kepemimpinan, kerjasama, prakarsa dan motivasi. Selanjutnya panitia penyelenggara merekap hasil penilaian tersebut untuk mendapatkan peringkat peserta dalam satu kelas. Bobot dari komponen ini : 5 %. Dari hasil penilaian 4 (empat) komponen tersebut diatas selanjutnya dilakukan penghitungan Nilai Prestasi (NPRS) setiap peserta, dengan rumus : NPRS = (N X 30) + (P X 25) + (R X 40) + S (5) Kategori Kelulusan. Peserta dapat dinyatakan lulus apabila mendapat NPR serendah-rendahnya = 65 atau > lebih 65. Kelulusan peserta dapat diklasifikasikan dalam tingkatan predikat, sebagai berikut : 13
15 No NP KETERANGAN Sangat Memuaskan Memuaskan Cukup Memuaskan Kurang Memuaskan Tidak Memuaskan H. Penghargaan Kepada peserta yang mengikuti diklat sampai selesai dan dinyatakan lulus akan diberikan Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP) yang dikeluarkan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan peserta yang tidak lulus diberi Surat Keterangan Pernah Mengikuti Diklat Jabatan Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat Jenjang Ahli Provinsi Jawa Tengah Tahun I. S a n k s i Terhadap pelanggaran tata tertib (terlampir) peserta akan dikenakan sanksi oleh Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah, berupa : 14
16 1. Teguran lisan 2. Teguran tertulis kepada peserta yang bersangkutan dengan tembusan kepada Kepala Instansi pengirim peserta; 3. Dinyatakan gugur. J. Evaluasi Evaluasi pelaksanaan Diklat terdiri dari Evaluasi Tenaga pengajar dan Evaluasi penyelenggaraan, yang dilaksanakan oleh Bidang Pengembangan Pengendalian dan Mutu Diklat (Bangdalmudik) Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah dengan menggunakan instrument quesioner yang harus diisi oleh peserta Diklat. 15
17 BAB III P E N U T U P Demikian Buku Petunjuk Pelaksanaan Diklat Jabatan Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat Jenjang Ahli Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 ini dibuat. Semoga buku ini dapat memberi kemudahan bagi peserta, penatar dan panitia pelaksana dalam penyelenggaraan diklat sehingga dapat berjalan dengan tertib dan lancar, serta dapat mencapai tujuan yang diharapkan. KEPALA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROVINSI JAWA TENGAH HERRU SETIADHIE, SH,M.Si Pembina Utama Madya NIP
18 TATA TERTIB DIKLAT JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KESEHATAN MASYARAKAT JENJANG AHLI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 I. KETENTUAN UMUM a. Para peserta wajib memenuhi semua peraturan yang ditetapkan panitia penyelenggara, yaitu yang berkaitan dengan Tata Tertib penyelenggaraan Diklat di dalam kelas, asrama maupun di lingkungan Kampus Sasana Widya Praja Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah; b. Waktu Pendidikan dan Pelatihan. Diklat akan diselenggarakan selama hari kerja, dilaksanakan mulai tanggal 24 Oktober s.d. 4 November 2016 dengan jumlah materi 96 jam pelajaran; c. Diklat dilaksanakan di Kampus Sasana Widya Praja Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah, Jl. Setiabudi No. 201 A Srondol Semarang. 17
19 II. TATA TERTIB PENYELENGGARAAN DIKLAT DALAM KELAS. a. Selama mengikuti Diklat, setiap peserta mempunyai status yang sama, yaitu sebagai Peserta Diklat, dan wajib menanggalkan atribut pangkat dan jabatannya; b. Peserta wajib mengindahkan semua tata tertib yang ditetapkan oleh panitia penyelenggara, menjaga sopan santun, menghormati pengajar dan pejabat / petugas yang sedang bertugas di lingkungan tempat penyelenggaraan diklat; c. Peserta wajib mengisi biodata formulir yang telah disediakan dan segera mengembalikan kepada penyelenggara dilengkapi dengan persyaratan yang diperlukan. Informasi pada biodata menjadi sumber data pembuatan sertifikat / STTPP, untuk itu biodata agar diisi dengan jelas dan benar termasuk percantuman gelar akademis. Kesalahan pengisian pada biodata, berpengaruh pada pengisian data di sertifikat / STTPP; d. Peserta wajib berpakaian rapi dan sopan. Untuk peserta pria memakai kemeja lengan panjang warna putih, berdasi dan celana panjang warna gelap. Untuk wanita dengan 18
20 baju warna putih, gaun berwarna gelap dan memakai dasi kupu-kupu; e. Peserta pria atau wanita yang tidak memenuhi ketentuan butir d tidak diperkenankan masuk kelas, dan ketidakhadirannya diperhitungkan dalam rekapitulasi kehadiran (butir o); f. Peserta wajib mengenakan Tanda Peserta (name tag) Diklat Jabatan Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat Jenjang Ahli Provinsi Jawa Tengah tahun 2016, selama Diklat berlangsung; g. Peserta wajib memilih pengurus kelas / ketua kelas yang akan mengurus kepentingan kelas masing-masing dan menjadi penghubung peserta dengan penyelenggara selama diklat berlangsung; h. Peseta wajib berada di ruang kelas selambat lambatnya 15 menit sebelum pelajaran dimulai; i. Peserta wajib mengisi daftar hadir setiap pergantian Penatar setiap hari, dan daftar hadir akan diedarkan oleh petugas kelas, sebelum pembelajaran dimulai; j. Para peserta diharuskan menempati kursi/tempat yang telah tersedia pada waktu diklat berlangsung; k. Peserta yang meninggalkan ruang kelas pada saat proses belajar mengajar berlangsung harus seijin pengajar; 19
21 l. Peserta tidak diperkenankan merokok, maupun menggunakan/menerima hand phone di dalam kelas (pada saat pembelajaran berlangsung); m. Para peserta yang karena sesuatu hal tidak dapat hadir mengikuti pelajaran dengan alasan apapun juga selambatlambatnya pada hari berikutnya harus memberitahukan kepada penyelenggara dan pengurus kelas, disertai dengan surat penjelasan penyebab ketidakhadirannya. Peserta yang sakit diharuskan melampirkan surat keterangan dokter; n. Jumlah kehadiran dalam diklat sebagai persyaratan untuk dapat mengikuti ujian sekurang-kurangnya adalah 90 % dari total jam latihan. Apabila ada peserta tidak hadir lebih dari 10 % dari total jam latihan, peserta tidak diperbolehkan mengikuti diklat lebih lanjut; o. Ketidakhadiran peserta sebanyak 10 % dari total jam latihan seperti tersebut dalam butir n hanya dapat diterima untuk alasan yang sangat penting disertai penjelasan tertulis yang dapat diterima oleh penyelenggara diklat/widyaiswara/fasilitator; p. Evaluasi atas kehadiran peserta diklat akan dilaksanakan 2 (dua) kali yaitu pada pertengahan dan akhir penyelenggaraan diklat; 20
22 q. Pada setiap akhir pelajaran peserta wajib mengisi formulir Evaluasi Widyaiswara/Instruktur. Formulir Evaluasi Penyelenggara akan diberikan menjelang diklat berakhir. Peserta diwajibkan mengisi obyektif hasil penilaiannya dan menyerahkan kepada penyelenggara melalui pengurus kelas. III. ALUR PENERIMAAN TAMU DAN IJIN KELUAR PESERTA DIKLAT a. Alur Penanganan Tamu di Graha Widya Praja 1. Petugas Lobby Graha Widya Praja menerima tamu dan menanyakan keperluan kunjungan; 2. Tamu mengisi buku tamu; 3. Petugas mempersilahkan tamu menunggu di ruang tunggu Lobby Graha Widya Praja; 4. Petugas menghubungi bidang yang akan ditemui, perwakilan bidang menemui tamu di ruang tunggu; 5. Setelah selesai berkunjung, petugas mempersilahkan tamu memilih kartu kepuasan masyarakat dan memasukkannya ke dalam kotak kepuasan masyarakat. 21
23 b. Alur Penanganan Tamu di Pos Gerbang Utama 1. Tamu diterima di Gerbang Utama Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah; 2. Petugas Keamanan Menanyakan keperluan : Kunjungan Dinas Kunjungan ke peserta diklat Kunjungan sewa gedung 3. Petugas Keamanan Pos Pintu Gerbang Utama menghubungi : petugas Lobby Graha Widya Praja/Petugas PKD di Sumbing-Muria-Sindoro-Merbabu-Merapi; 4. Petugas meminta kartu identitas tamu dan menukarkan dengan kartu tamu serta blanko saran : Kartu warna merah untuk Tamu Kantor dan Sewa Gedung; Kartu warna kuning untuk Tamu bagi peserta diklat; 5. Setelah tamu selesai berkunjung, Petugas meminta kartu tamu dan blanko saran sekaligus mengembalikan kartu identitas tamu. 22
24 c. Alur Penanganan Tamu Peserta Diklat Di Sekretariat Penyelenggara Diklat (07.30 s.d WIB) 1. Petugas Sekretariat menyapa tamu dan menanyakan maksud dan tujuan berkunjung; 2. Tamu mengisi buku tamu di Sekretariat diklat; 3. Petugas mempersilahkan tamu menunggu di ruang tunggu; 4. Petugas Sekretariat menghubungi peserta yang akan ditemui; 5. Setelah selesai berkunjung, petugas mempersilahkan tamu untuk mengisi blanko saran. Di Asrama (15.30 s.d WIB) 1. Petugas asrama menyapa tamu dan menanyakan maksud dan tujuan berkunjung; 2. Tamu mengisi buku tamu; 3. Petugas mempersilahkan tamu menunggu di ruang tunggu Lobby Asrama; 4. Petugas asrama menghubungi peserta yang akan ditemui; 5. Setelah selesai berkunjung, petugas mempersilahkan tamu untuk mengisi blanko saran. 23
25 d. Alur Penanganan Ijin Keluar Bagi Peserta Diklat 1. Peserta wajib lapor kepada petugas asrama yang akan mencatat keperluan ijin keluar; 2. Peserta menyerahkan kartu tanda peserta diklat, untuk ditukar dengan kartu ijin keluar (warna hijau); 3. Di Pos Gerbang Utama: Peserta menunjukkan kartu ijin keluar kepada Petugas di Pos Gerbang Utama; 4. Setelah selesai,peserta kembali ke Badan Diklat dengan menunjukkan kartu ijin keluar kepada petugas di pos gerbang utama; 5. Di Asrama : Peserta mengembalikan kartu ijin keluar kepada petugas asrama untuk ditukar dengan kartu tanda peserta. Catatan : Peserta kembali ke Asrama maksimal pukul WIB Apabila kehilangan kartu ijin keluar, WAJIB mengisi Formulir Kehilangan e. Alur Penanganan Ijin Keluar Bagi Non Peserta Diklat/Penyewa 24
26 1. Penyewa wajib melapor kepada Petugas Asrama, yang akan mencatat keperluan ijin keluar; 2. Penyewa menyerahkan kartu identitas, untuk ditukar dengan kartu ijin keluar (warna hijau); 3. Di Pos Gerbang Utama : Penyewa menunjukkan kartu ijin keluar kepada Petugas di Pos Gerbang Utama; 4. Setelah selesai, Penyewa kembali ke Badan Diklat dengan menunjukkan kartu ijin keluar kepada petugas di Pos Gerbang Utama; 5. Di Asrama: Penyewa mengembalikan kartu ijin keluar kepada petugas asrama untuk ditukarkan dengan kartu identitas penyewa. Catatan : Penyewa kembali ke Asrama maksimal pukul WIB Apabila kehilangan kartu ijin keluar, WAJIB mengisi Formulir Kehilangan 25
27 IV. HAK / FASILITAS PESERTA DIKLAT a. Untuk seluruh peserta disediakan konsumsi meliputi makan pagi, snack pagi, makan siang, snack sore dan makan malam; b. Penginapan / asrama; c. Peserta akan mendapatkan tas, makalah dan ATK (block note, ball point). Plh.KEPALA BIDANG DIKLAT FUNGSIONAL Kasubid Diklat Fungsional Kediklatan ACHDIAR MOH. SYAIFUL,SH,MM Pembina NIP
28 27
PETUNJUK PELAKSANAAN
PETUNJUK PELAKSANAAN DIKLAT JABATAN FUNGSIONAL BIDAN JENJANG AHLI ANGKATAN II PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Jl. Setiabudi No. 201 A Srondol
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN DIKLAT JABATAN FUNGSIONAL PERAWAT JENJANG AHLI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016
PETUNJUK PELAKSANAAN DIKLAT JABATAN FUNGSIONAL PERAWAT JENJANG AHLI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Jl. Setiabudi No. 201 A Srondol Semarang
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN TOT PENYUSUNAN DOKUMEN AKREDITASI PUSKESMAS PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016
PETUNJUK PELAKSANAAN TOT PENYUSUNAN DOKUMEN AKREDITASI PUSKESMAS PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Jl. Setiabudi No. 201 A Srondol Semarang
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN DIKLAT TEKNIS PENGAWASAN SEKOLAH SMA-SMK PROVINSI JAWA TENGAH ANGKATAN I TAHUN 2016
PETUNJUK PELAKSANAAN DIKLAT TEKNIS PENGAWASAN SEKOLAH SMA-SMK PROVINSI JAWA TENGAH ANGKATAN I TAHUN 2016 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pengawas Sekolah adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN DIKLAT TEKNIS PENDAMPINGAN SERTIFIKASI ORGANIK TANAMAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016
PETUNJUK PELAKSANAAN DIKLAT TEKNIS PENDAMPINGAN SERTIFIKASI ORGANIK TANAMAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sertifikasi organik adalah rangkaian kegiatan penerbitan
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN DIKLAT TEKNIS MANAJEMEN KEARSIPAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016
PETUNJUK PELAKSANAAN DIKLAT TEKNIS MANAJEMEN KEARSIPAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 I. P E N D A H U L U A N A. LATAR BELAKANG Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN DIKLAT TEKNIS PENGELOLAAN KEUANGAN DESA PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016
PETUNJUK PELAKSANAAN DIKLAT TEKNIS PENGELOLAAN KEUANGAN DESA PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pengelolaan keuangan desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan,
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN DIKLAT TEKNIS PEMBINAAN & PENGAWASAN BUMD PERBANKAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016
PETUNJUK PELAKSANAAN DIKLAT TEKNIS PEMBINAAN & PENGAWASAN BUMD PERBANKAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 I. P E N D A H U L U A N A. LATAR BELAKANG Selaku pemilik, Pemerintah Daerah memiliki kewenangan
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN DIKLAT TEKNIS PENERAPAN KONVENSI HAK ANAK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016
PETUNJUK PELAKSANAAN DIKLAT TEKNIS PENERAPAN KONVENSI HAK ANAK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 I. P E N D A H U L U A N A. LATAR BELAKANG Konvensi Hak Anak (Convention on the Rights of the Child), merupakan
Lebih terperinciPROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) AUDITOR AHLI ANGKATAN XXIII DI YOGYAKARTA TAHUN 2007
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) AUDITOR AHLI ANGKATAN XXIII DI YOGYAKARTA TAHUN 2007 Program Auditor Ahli S1 Akuntansi I LATAR BELAKANG 1 Pada pertengahan tahun 2007, Badan Pemeriksa Keuangan
Lebih terperinciPROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) AUDITOR AHLI ANGKATAN XXII DI MAKASSAR TAHUN 2007
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) AUDITOR AHLI ANGKATAN XXII DI MAKASSAR TAHUN 2007 I. LATAR BELAKANG 1. Pada pertengahan tahun 2007, Badan Pemeriksa Keuangan telah menerima pegawai baru yang berasal
Lebih terperinciPROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) TENTANG SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (SPKPD) DI YOGYAKARTA
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) TENTANG SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (SPKPD) DI YOGYAKARTA I LATAR BELAKANG 1 Dalam rangka mendukung terwujudnya good governance dalam penyelenggaraan
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN BAGI CPNS GOLONGAN I DAN II KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2017
PETUNJUK PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN BAGI CPNS GOLONGAN I DAN II KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2017 I. PENDAHULUAN A. NAMA DIKLAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN BAGI CALON PEGAWAI
Lebih terperinciPANDUAN PENYELENGGARAAN DIKLAT TEKNIS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL ANGKATAN I DAN II DI PUSDIKLAT KEMENDAGRI REGIONAL BUKITTINGGI TAHUN 2016
PANDUAN PENYELENGGARAAN DIKLAT TEKNIS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL ANGKATAN I DAN II DI PUSDIKLAT KEMENDAGRI REGIONAL BUKITTINGGI TAHUN 2016 A. LATAR BELAKANG Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN DIKLAT PRAJABATAN GOLONGAN III ANGKATAN XIV DAN XV TAHUN 2016 I. LATAR BELAKANG Calon Pegawai Negeri Sipil merupakan salah satu
PETUNJUK PELAKSANAAN DIKLAT PRAJABATAN GOLONGAN III ANGKATAN XIV DAN XV TAHUN 2016 I. LATAR BELAKANG Calon Pegawai Negeri Sipil merupakan salah satu unsur penyelenggara pemerintah dan pembangunan, sebagai
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1646, 2013 KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Pendidikan dan Pelatihan. Pengujian Mutu Barang. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76/M-DAG/PER/12/2013
Lebih terperinci*r:. E?iiiabt s=;&+ilfi. P=aSr/:
N *r:. E?iiiabT s=;&+ilfi P=aSr/: PETUNJUK PELAKSANAAN DIKLAT PENYULUH KEAMANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Jl. Setiabudi No. 20i
Lebih terperinciPHTXIH$WK PHX.&KSeru&&Wn,l
PHTXIH$WK PHX.&KSeru&&Wn,l DIKLAT DASAR ALII'I PENYULUF pertaltltffiffi#t, \"ili PETUNJUK PELAKSANAAN DIKLAT DASAR ALIH PENYULUH PERTANIAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Penerapan pelaporan akuntansi keuangan pemerintah. Untuk itu dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan A.
PETUNJUK PELAKSANAAN DIKLAT TEKNIS AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 ANGKATAN II I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Reformasi Keuangan Negara mengamanatkan pentingnya tata kelola
Lebih terperinciPanduan Diklat Inspektur Tambang Pertama BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan pengelolaan mineral dan batubara yang memenuhi prinsip eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi, perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan
Lebih terperinciNegara, pasal 32 mengamanatkan bahwa bentuk dan isi laporan. pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dan
PANDUAN PENYELENGGARAAN DIKLAT TEKNIS PELAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL BAGI PERANGKAT DAERAH ANGKATAN I DI PUSDIKLAT KEMENDAGRI REGIONAL BUKITTINGGI TAHUN 2016 A. LATAR BELAKANG Undang-undang nomor 17
Lebih terperinciPANDUAN PROGRAM ORIENTASI STUDI DAN PENGENALAN KAMPUS HARMONI 2016 STIE PERBANAS SURABAYA TAHUN AKADEMIK 2016/2017
PANDUAN PROGRAM ORIENTASI STUDI DAN PENGENALAN KAMPUS HARMONI 2016 STIE PERBANAS SURABAYA TAHUN AKADEMIK 2016/2017 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA Jl. Nginden Semolo 34-36 Surabaya 60118
Lebih terperinciP E N G U M U M A N Nomor : 800/ 3200 /II.09/2014
P E N G U M U M A N Nomor : 800/ 3200 /II.09/2014 TENTANG PENETAPAN TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN TES KOMPETENSI DASAR (TKD) DENGAN SISTEM COMPUTER ASISTED TEST (CAT) PENERIMAAN CPNS PEMERINTAH PROVINSI
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.950, 2011 SEKRETARIS NEGARA. Diklat Fungsional. Penerjemah. PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciPEDOMAN PENYELENGGARAAN PEMILIHAN ARSIPARIS TELADAN
Lampiran Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor : 7 Tahun 2009 Tanggal : 18 Mei 2009 PEDOMAN PENYELENGGARAAN PEMILIHAN ARSIPARIS TELADAN I. LATAR BELAKANG Dalam rangka pembinaan sumber
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO SEKRETARIAT DAERAH Jl. Angkatan 45 o. 9 Telp. (0286) Fax. (0286) Kode Pos, W O N O S O B O
PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO SEKRETARIAT DAERAH Jl. Angkatan 45 o. 9 Telp. (0286) 321221 Fax. (0286) 321221 Kode Pos, 56311 W O N O S O B O Wonosobo, 29 Maret 2016 Nomor : 864/ 0207 /Orpeg Sifat : Segera
Lebih terperinciXIV. WIDYAISWARA A. DASAR HUKUM
XIV. WIDYAISWARA A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999. 2. Peraturan Pemerintah Nomor
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Widyaiswara.
No.31, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Widyaiswara. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki semua prakondisi untuk mewujudkan visi Negara sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang
Lebih terperinciPANITIA SELEKSI SISTEM KARIR TERBUKA DILINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BINJAI TAHUN Sekretariat : Jl. Jend. Sudirman No. 6 Binjai Sumut PENGUMUMAN
PANITIA SELEKSI SISTEM KARIR TERBUKA DILINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BINJAI TAHUN 2017 Sekretariat : Jl. Jend. Sudirman 6 Binjai Sumut PENGUMUMAN : 12/PANSEL/X/2017 TENTANG SELEKSI SISTEM KARIR TERBUKA JABATAN
Lebih terperinciJalan Sapta Taruna Raya No. 1 Komp. PU Pasar Jumat Jakarta Telp , Fax
D E P A R TE M E N P E K E R J A A N U M U M S E K R E T A R I A T J E N D E R A L P U S A T P E N D I D I K A N D A N P E L A T I H A N B A L A I D I K L A T W I L A Y A H VI J A K A R T A Jalan Sapta
Lebih terperinci1. Peraturan Tata Tertib Kehidupan Kampus Dalam rangka menjaga ketertiban kampus, ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan mahasiswa di lingkungan
TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS 1. Peraturan Tata Tertib Kehidupan Kampus Dalam rangka menjaga ketertiban kampus, ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan mahasiswa di lingkungan kampus, yaitu : a. Merokok
Lebih terperinci2 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.111, 2014 KEMENHUT. Polisi Kehutanan. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.9/Menhut-II/2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS
Lebih terperinci2 Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419); 3. Undang-Undang Nomo
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1227, 2014 KEMENHUT. Polisi Kehutanan. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor P. 54/Menhut-II/2014
Lebih terperinciLampiran : 3 (tiga) Surat No. : DL.108/303/KDL/IV/2015 Tanggal : 21 April 2015 Yang bertandatangan di bawah ini : Nama : NIP : Jabatan/Golongan : Unit Kerja : SURAT PERSETUJUAN MENGIKUTI DIKLAT Bersedia
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG
1 BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PERSYARATAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIK DASAR PENYELIDIKAN DAN PENYIDIKAN BAGI CALON
Lebih terperinciSEKRETARIAT DAERAH Jl. Sindoro 2-4 Telp. (0286) Fax. (0286) Kode Pos, W O N O S O B O
PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO SEKRETARIAT DAERAH Jl. Sindoro 2-4 Telp. (0286) 321345 Fax. (0286) 321345 Kode Pos, 56311 W O N O S O B O Nomor Sifat Lampiran Perihal 864/ 0046 /Orpeg Penting 1 (satu ) berkas
Lebih terperinciPERATURAN BERSAMA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 06/PKS/M/2007 NOMOR 44 TAHUN 2007 TENTANG
PERATURAN BERSAMA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 06/PKS/M/2007 NOMOR 44 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENATA RUANG DAN ANGKA KREDITNYA PERATURAN
Lebih terperinci2 Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Peraturan
No.409, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN RB. Polisi Pamong Praja. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciGUBERNUR KEPULAUAN RIAU
GUBERNUR KEPULAUAN RIAU PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN
Lebih terperinciPEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL ASSESSOR SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR
2013, No.1242 4 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL ASSESSOR SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR PEDOMAN
Lebih terperinciPROSEDUR PENGANGKATAN PERTAMA DALAM JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER
PROSEDUR PENGANGKATAN PERTAMA DALAM JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2015 1 PENDAHULUAN I. Latar Belakang Dalam pelaksanaannya
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA BUPATI MAJALENGKA,
BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 4 TAHUN 2005 SERI : E PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG : PETUNJUK PELAKSANAAN PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH
Lebih terperincib. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas 1. Waktu dan Tempat pelaksanaan Semarang, J7 nnor?,u 2OLT
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH Jl'setiabudi Nomor 201 A semarang Kode pos :50235Terp. 147g066 Fax.7413ro1 Laman, Nomor Lampiran Hal 892.3 / o9 "t$o 1 lembar
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 127 TAHUN 2009 TENTANG
WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 127 TAHUN 2009 TENTANG PENINGKATAN JENJANG PENDIDIKAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a.
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS UJIAN DINAS PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN FASILITASI UJIAN DINAS PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH TAHUN 2017
Lampiran I Surat Gubernur Jawa Tengah Nomor : 864/014 Tanggal : 9 Januari 2017 PETUNJUK TEKNIS UJIAN DINAS PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN FASILITASI UJIAN DINAS PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III ANGKATAN XXII TAHUN 2015
PETUNJUK PELAKSANAAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III ANGKATAN XXII TAHUN 2015 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JL. SETIABUDI NOMOR 201 A SEMARANG 1 I. PENDAHULUAN. Indonesia
Lebih terperinciPERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG
PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH DAN ANGKA KREDITNYA
Lebih terperinciPeraturan Akademik Magister Manajemen
Peraturan Akademik Magister Manajemen Kehadiran Kuliah 75% a) Untuk mengoptimalkan proses belajar mengajar, kehadiran mahasiswa dalam perkuliahan tatap muka di kelas diwajibkan minimal 75% dari keseluruhan
Lebih terperinciPedoman Pelaksanaan Seleksi Calon Pengawas Sekolah Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul
PEDOMAN PELAKSANAAN SELEKSI CALON PENGAWAS SEKOLAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL TAHUN I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perhatian terhadap dunia pendidikan merupakan hal yang mutlak untuk terus
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.750, 2014 PERATURAN BERSAMA. Penyuluh Hukum. Jabatan Fungsional. Angka Kredit Pelaksanaan. PERATURAN BERSAMA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN
Lebih terperinciDESKRIPSI DIKLAT FUNGSIONAL (DF) BENDAHARA PENGELUARAN
DESKRIPSI DIKLAT FUNGSIONAL (DF) BENDAHARA PENGELUARAN A. UMUM - Pelaksanaan Diklat : 3 Mei s.d. 19 Mei 2010 - Sasaran Peserta : PNS Instansi Pusat atau Daerah (Dana Dekonsentrasi), sangat diutamakan pegawai
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS UJIAN DINAS PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN FASILITASI UJIAN DINAS PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH TAHUN 2016
PETUNJUK TEKNIS UJIAN DINAS PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN FASILITASI UJIAN DINAS PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH TAHUN 2016 I. DASAR Lampiran Surat Gubernur Jawa Tengah Nomor : Tanggal :
Lebih terperinciBUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 30 TAHUN 2011
BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IJIN BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN KETUA SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MAGELANG Nomor: 362 /PER/SM.200/J.4.9/02/2014
KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA PERTANIAN SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN (STPP) MAGELANG Jalan. Magelang Kopeng Km. 7 Kotak Pos 152 Magelang 56101 Telepon.:
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1307, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI. Pemeriksa Merk. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG JABATAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 66 /M.PAN/6/2005 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 66 /M.PAN/6/2005 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR
Lebih terperinciPEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN
5 2013, No.640 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45/PERMENTAN/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI
Lebih terperinciXXII. STATISTISI A. DASAR HUKUM
XXII. STATISTISI A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 2. Undang-Undang Nomor 16 tahun 1997
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN
KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 178/Dik-2/2012
Lebih terperinciTATA TERTIB PESERTA POSTER 2016
TATA TERTIB PESERTA POSTER 2016 1. Peserta wajib datang tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah ditentukan (06.00 WIB). 2. Peserta yang terlambat mendapatkan sanksi dari Komisi Disiplin. 3. Peserta
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 7 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PEMILIHAN ARSIPARIS TELADAN
PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 7 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PEMILIHAN ARSIPARIS TELADAN Arsip Nasional Republik Indonesia Jakarta 2009 PERATURAN KEPALA ARSIP
Lebih terperinciPANITIA SELEKSI TERBUKA CALON PEJABAT PIMPINAN TINGGI PRATAMA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016
PANITIA SELEKSI TERBUKA CALON PEJABAT PIMPINAN TINGGI PRATAMA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016 Alamat Sekretariat : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Majalengka Jalan Jend. Ahmad
Lebih terperinci2011, No Mengingat : 1. c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dal
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.563, 2011 KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah. Pedoman Diklat. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK
Lebih terperinciJabatan Fungsional Pustakawan Berdasarkan Permenpan dan RB Nomor 9 Tahun 2014
Jabatan Fungsional Pustakawan Berdasarkan Permenpan dan RB Nomor 9 Tahun 2014 Suharyanto Pustakawan Madya Perpustakaan Nasional RI Suharyanto_m @ yahoo.com -- FB : Suharyanto Mallawa Abstrak Jabatan fungsional
Lebih terperinciLEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGANGKATAN DALAM
Lebih terperinciMENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PEMERIKSA
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.288, 2014 KEMENPAN RB. Pemeriksa Keimigrasian. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO
Nomor Sifat Lampiran Perihal PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH Jl. Soekarno-Hatta 9 Telp. (0286) 321221 Fax. (0286) 321221 Kode Pos, 56311 W O N O S O B O 864/ /BKD/2017 Penting 1
Lebih terperinci2015, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
No.1648, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKOMINFO. Jabatan Fungsional. Pranata Hubungan Masyarakat. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.09/MEN/2008 TENTANG
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.09/MEN/2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN
Lebih terperinci2014, No Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lemb
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.288, 2014 KEMENPAN RB. Pemeriksa Keimigrasian. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBPKP. Auditor. Jabatan fungsional. Perpindahan Jabatan. Perlakukan Khusus. Pengangkatan.
No.1365, 2014 BPKP. Auditor. Jabatan fungsional. Perpindahan Jabatan. Perlakukan Khusus. Pengangkatan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2014
Lebih terperinciBAB VI PERATURAN AKADEMIK FAKULTAS
BAB VI PERATURAN AKADEMIK FAKULTAS 1. Disiplin Mahasiswa Berdasarkan SK Rektor tanggal 21 Oktober 2001 No. 460/SK-Rek/Rek/X/2001, mahasiswa yang melanggar peraturan disiplin mahasiswa akan dikenakan sanksi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan Pelatihan Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan Diklat A. LATAR BELAKANG. Tertib pembentukan peraturan perundang-undangan
PETUNJUK PELAKSANAAN DIKLAT TEI(NIS PERANCANG PERATURAN PERUNDANG.UNDANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2OL6 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembentukan peraturan perundang-undangan merupakan salah satu
Lebih terperinciBUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 26 TAHUN 2O16 TENTANG
SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 26 TAHUN 2O16 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG
PERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENERJEMAH DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KARIER PUSTAKAWAN MELALUI JABATAN FUNGSIONAL
PENGEMBANGAN KARIER PUSTAKAWAN MELALUI JABATAN FUNGSIONAL Yuyun Widayanti Pelaksana STAIN Kudus E-mail : (yuyun083@gmail.com) Abstrak : Jabatan fungsional pustakawan adalah salah satu jabatan fungsional
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 45/Permentan/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 45/Permentan/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a.
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Tunjangan Kinerja. Pemberian. Tata Cara.
No.1831, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Tunjangan Kinerja. Pemberian. Tata Cara. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN TUNJANGAN
Lebih terperinciXIX. PEREKAYASA A. DASAR HUKUM
XIX. PEREKAYASA A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1955, 2015 BKN. Diklat. Assessor SDM Aparatur. Penyelenggaraan. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,
PERATURAN BERSAMA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 7 Tahun 2005 NOMOR : 17 Tahun 2005 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS SELEKSI CALON PENGAWAS TK/SD, SMP, SMA DAN SMK
Lampiran: Surat Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Nomor : Tanggal : PETUNJUK TEKNIS SELEKSI CALON PENGAWAS TK/SD, SMP, SMA DAN SMK A. Persyaratan Umum 1. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Lebih terperinci2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (L
No.287, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN RB. Analis Keimigrasian. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciKEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG
KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER DAN
Lebih terperinciPANITIA SELEKSI JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA SECARA TERBUKA (SEKRETARIS DAERAH) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO TAHUN 2017 PENGUMUMAN
PANITIA SELEKSI JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA SECARA TERBUKA (SEKRETARIS DAERAH) TAHUN 2017 PENGUMUMAN NOMOR : 01/SET-PANSEL/II/2017 SELEKSI PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA SECARA TERBUKA (SEKRETARIS
Lebih terperinciTATA CARA BIMBINGAN TEKNIS HANDLING SEMEN BEKU
TATA CARA BIMBINGAN TEKNIS HANDLING SEMEN BEKU A. PERSIAPAN 1. Alokasi masing-masing provinsi (seluruh provinsi di Indonesia) dan atau UPT ditetapkan oleh Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak 2. Panitia
Lebih terperinciWALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG
WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PADANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N
BAB I P E N D A H U L U A N A. LATAR BELAKANG Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pedoman Pengembangan Sistem Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi di Lingkungan Kementerian
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1340, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI. Pemeriksa Desain Industri. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENJENJANGAN JABATAN FUNGSIONAL SANDIMAN
PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENJENJANGAN JABATAN FUNGSIONAL SANDIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA SANDI
Lebih terperinciIV. ANALIS KEPEGAWAIAN
IV. ANALIS KEPEGAWAIAN A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian; 2. Peraturan Pemerintah Nomor
Lebih terperinci- 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
- 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
Lebih terperinciKEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR*3 TAHUN 2011 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI (BPPT) PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR*3 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) JABATAN FUNGSIONAL
Lebih terperinciPANITIA SELEKSI JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA SECARA TERBUKA (JABATAN STRUKTURAL ESELON II.B) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO TAHUN 2017
PANITIA SELEKSI JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA SECARA TERBUKA TAHUN 2017 PENGUMUMAN NOMOR : 01/SET-PANSEL/II/2017 SELEKSI PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA SECARA TERBUKA TAHUN 2017 A. DASAR PELAKSANAAN
Lebih terperinciTATA CARA BIMBINGAN TEKNIS IB, PKb DAN ATR
TATA CARA BIMBINGAN TEKNIS IB, PKb DAN ATR A. PERSIAPAN 1. Alokasi masing-masing provinsi (seluruh provinsi di Indonesia) dan atau UPT ditetapkan oleh Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak 2. Panitia
Lebih terperinciJalan Sapta Taruna Raya No. 1 Komplek PU Pasar Jumat Jakarta Telp , Fax
K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M S E K R E T A R I A T J E N D E R A L P U S A T P E N D I D I K A N D A N P E L A T I H A N B A L A I D I K L A T P U W I L A Y A H V I JAKARTA Jalan Sapta
Lebih terperinci