EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN MELALUI BINA LINGKUNGAN KOMUNIKASI TERHADAP TOKOH MASYARAKAT SEKITAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN MELALUI BINA LINGKUNGAN KOMUNIKASI TERHADAP TOKOH MASYARAKAT SEKITAR"

Transkripsi

1 i EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN MELALUI BINA LINGKUNGAN KOMUNIKASI TERHADAP TOKOH MASYARAKAT SEKITAR (Kasus PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk., Kabupaten Bogor) DAVID RIZAR NUGROHO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 i

2 ii PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Efektivitas Komunikasi Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Melalui Bina Lingkungan Komunikasi terhadap Tokoh Masyarakat Sekitar, Kasus PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk., Kabupaten Bogor) adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun, sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Bogor, Juli 2011 David Rizar Nugroho I ii

3 iii ABSTRACT DAVID RIZAR NUGROHO. Communication Effectiveness of Corporate Social Responsibility Program Through Communication Meeting for Communities for Surrounding Community Leaders (Case PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk., Bogor Regency).Under direction of Dr. Ir. Basita Ginting, M.A. and Ir.Hadiyanto, M.S. Corporate Social Responsibility (CSR) is an action or a concept by a company based on the ability of the company as a form of social responsibility or their surrounding environment in which they operate. CSR program is a phenomenon of corporate strategy that accommodates the needs and interests of its stakeholders. The scope of CSR itself includes the company's involvement in social activities that are useful for society at large and comply with applicable laws in a society whether in relation to business activities or social activities in general and respect for the rights and interests of stakeholders that have a direct interest or indirectly against the interests of business. This study aims to (1) describe the characteristics of community leaders and the communication process in the village Bilikom target CSR program Indocement, (2) explain the relationship of the characteristics community leaders with the effectiveness of corporate communications, (3) explain the relationship of the communication process Bilikom with the effectiveness corporate communication in the village built CSR program Indocement. Characteristics of community leaders that correlated significantly with the effectiveness communication through Bilikom Indocement CSR programs, among others, among others (a) main job with the understanding of community leaders (b) long-serving with an attitude of community leaders, (c) social participation with community leaders actions, and also very significant are (a) main job with the attitudes of community leaders and (b) mass media exposure to attitudes and actions of community leaders. Bilikom communication process that correlated significantly with the effectiveness of CSR programs Indocement communication, among others (a) the credibility of the source with the attitude of community leaders, (b) how to speak the source with community leaders action, (c) methods of communication with the attitude of community leaders. Beside that, Bilikom communication process also has very significant correlation with the effectiveness of CSR programs Indocement communication, among others (a) the credibility of the source with and actions of community leaders, (b) the intensity of feedback with the understanding and actions of public figures. It is recommended to improve communication methods Bilikom and optimizing the use of other communication media such as magazines, newspapers or other mass media-related companies and CSR programs. It is intended that the villagers get a complete knowledge and information which will assist in the implementation of CSR programs. Keywords : communications effectiveness, corporate social responsibility, communication meeting for communities, Indocement. iii

4 iv RINGKASAN DAVID RIZAR NUGROHO, Efektivitas Komunikasi Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Melalui Bina Lingkungan Komunikasi terhadap Tokoh Masyarakat Sekitar (Kasus PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk., Kabupaten Bogor). Dibimbing oleh : Dr. Ir. Basita Ginting, M.A., dan Ir.Hadiyanto, M.S. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJP) atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan sesuai kemampuan perusahaan tersebut sebagai bentuk tanggungjawab mereka terhadap sosial atau lingkungan sekitar perusahaan itu berada. Program CSR merupakan fenomena strategi perusahaan yang mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholder-nya. CSR timbul sejak era di mana kesadaran akan sustainability perusahaan jangka panjang adalah lebih penting daripada sekedar profitability. Ruang lingkup dari CSR itu sendiri meliputi keterlibatan perusahaan dalam kegiatan kegiatan sosial yang berguna bagi masyarakat luas dan mematuhi aturan hukum yang berlaku dalam suatu masyarakat baik yang berkaitan dengan kegiatan bisnis maupun kegiatan sosial pada umumnya serta hormat pada hak dan kepentingan stakeholders yang mempunyai kepentingan langsung ataupun tidak langsung terhadap kepentingan bisnis. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (Indocement) adalah perusahaan penghasil semen dan merupakan produsen terbesar kedua di Indonesia. Indocement menjalankan program tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) untuk mendukung upaya Pemerintah Indonesia mencapai Sasaran Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals MDG) untuk pengentasan kemiskinan sampai tahun Efektivitas program CSR sangat tergantung dari aktivitas komunikasi yang dilakukan perusahaan, sejauh mana mendapat dukungan melalui sikap dari semua kalangan khususnya yang berkepentingan langsung terhadap kebijakan program CSR perusahaan. Efektivitas program CSR melalui Bina Lingkungan Komunikasi (Bilikom) yang dilakukan oleh Indocement sangat menentukan dalam membangun sikap masyarakat terhadap perusahaan, khususnya yang berada di sekitar beroperasinya perusahaan. Bilikom merupakan salah satu instrumen yang digunakan oleh Indocement untuk menjembatani kepentingan setiap stakeholders atas tanggung jawab sosial perusahaan. Berdasarkan konsep implementasi CSR, keberhasilan program sangat ditentukan peran masing-masing pemangku kepentingan. Proses komunikasi yang dilakukan perusahaan pada akhirnya akan melahirkan penilaian atau sikap terhadap citra perusahaan di mata masyarakat setempat. Sikap masyarakat lokal sangat ditentukan oleh proses komunikasi atas program CSR perusahaan. Tingkat efektivitas komunikasi perusahaan juga sangat ditentukan sejauh mana penilaian kalangan masyarakat lokal, pemerintah lokal, pengusaha lokal dan organisasi masyarakat khususnya yang terkait langsung dengan keberadaan perusahaan tersebut. Terkait hal tersebut, diperlukan penelitian mengenai efektivitas komunikasi program CSR Indocement melalui Bilikom terhadap masyarakat sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan karakteristik tokoh masyarakat dan proses komunikasi Bilikom di desa binaan program CSR PT iv

5 v Indocement Tunggal Prakarsa Tbk., Kabupaten Bogor, (2) menjelaskan hubungan karakteristik tokoh masyarakat dengan efektivitas komunikasi perusahaan, (3) menjelaskan hubungan proses komunikasi Bilikom dengan efektivitas komunikasi perusahaan di desa binaan program CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk., Kabupaten Bogor. Penelitian ini dilakukan di 12 Desa Binaan Indocement yang tersebar di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Citeureup, Klapanunggal dan Gunung Putri. Penelitian dirancang sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebesar 402 orang dengan pengambilan sampel secara proportional random sampling sebesar 80 orang. Pengolahan data dilakukan dengan analisis kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif menggunakan analisis korelasi, di mana korelasi antar peubah dilakukan dengan uji statistik korelasi rank Spearman data ordinal dan analisa khi-kuadrat (chi square) untuk data nominal dengan bantuan program SPSS 13.0 For Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Usia masyarakat anggota Bilikom berada pada level paruh baya yaitu berkisar antara umur 36 tahun sampai 52 tahun, dengan berpendidikan lanjutan (SMA dan perguruan tinggi). Pekerjaan utama para anggota Bilikom didominasi non pemerintahan desa namun memiliki jabatan dalam organisasi desa seperti Ketua RT, RW, BPD, dan kader PKK. Keterdedahan media massa masyarakat desa anggota Bilikom dapat dikategorikan sedang yaitu antara 1 sampai 3 jam sehari, namun sebagian besar masyarakat lebih sering mengkonsumsi media elektronik dibandingkan mengkonsumsi media cetak. (2) Pendapat tokoh masyarakat mengenai proses komunikasi pada Bilikom sudah baik dengan rataan skor sebesar 3,52, artinya masyarakat puas terhadap proses komunikasi yang berjalan di Bilikom. Disamping itu hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan efektivitas komunikasi tokoh masyarakat dinilai berada pada tingkatan pemahaman paham, sikap setuju dan tindakan tokoh masyarakat adalah sering mengikuti kegiatan CSR Indocement dengan penilaian berada pada skor 3,91. (3) Karakteristik tokoh masyarakat yang memiliki hubungan nyata dengan efektivitas komunikasi program CSR melalui Bilikom, antara lain: (a) pekerjaan utama dengan tingkat pemahaman tokoh masyarakat (b) lama menjabat dengan sikap tokoh masyarakat, (c) partisipasi sosial dengan tindakan tokoh masyarakat. Sedangkan yang memiliki hubungan sangat nyata antara lain: (a) pekerjaan utama dengang sikap tokoh masyarakat, (b) keterdedahan media massa dengan sikap dan tindakan tokoh masyarakat. (4) Proses komunikasi Bilikom yang berhubungan nyata dengan efektivitas komunikasi program CSR Indocement, antara lain (a) kredibilitas sumber dengan sikap, (b) cara berbicara sumber dengan tindakan masyarakat, (c) metode komunikasi dengan sikap tokoh masyarakat. Sedangkan yang memiliki hubungan sangat nyata antara lain: (a) kredibilitas sumber dengan tindakan tokoh masyarakat, (b) intensitas umpan balik dengan pemahaman dan tindakan tokoh masyarakat. Disarankan untuk memperbaiki metode komunikasi Bilikom serta optimalisasi penggunaan media komunikasi lain seperti majalah, surat kabar atau media massa lainnya yang berhubungan dengan perusahaan maupun program CSR. Hal tersebut bertujuan agar masyarakat desa mendapatkan pengetahun serta informasi yang lengkap yang nantinya akan membantu dalam pelaksanaan program CSR perusahaan. v

6 vi Hak Cipta milik IPB, tahun 2011 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB vi

7 vii EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN MELALUI BINA LINGKUNGAN KOMUNIKASI TERHADAP TOKOH MASYARAKAT SEKITAR (Kasus PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk., Kabupaten Bogor) Oleh : David Rizar Nugroho Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Mayor Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 vii

8 viii LEMBAR PENGESAHAN Judul Tesis Nama NIM Mayor : EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN MELALUI BINA LINGKUNGAN KOMUNIKASI TERHADAP TOKOH MASYARAKAT SEKITAR (KASUS PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK., KABUPATEN BOGOR) : David Rizar Nugroho : I : Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan Disetujui Komisi Pembimbing, Dr. Ir. Basita Ginting, M.A. Ketua Ir.Hadiyanto, M.S. Anggota Diketahui, Ketua Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan Dekan Sekolah Pascasarjana IPB Dr.Ir. Djuara Lubis, M.S. Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc. Agr. Tanggal Ujian : Tanggal Lulus : viii

9 ix PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas Rahmat dan karunia-nya kepada penulis, sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Tesis yang berjudul Efektivitas Komunikasi Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Melalui Bina Lingkungan Komunikasi Terhadap Tokoh Masyarakat Sekitar (Kasus PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk., Kabupaten Bogor ini disusun untuk memenuhi tugas akhir dalam usaha mencapai gelar Magister Sains pada Mayor Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan. Terselesaikannya penulisan tesis ini tidak terlepas dari bimbingan, perhatian, dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan rasa hormat yang sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak, sebagai berikut: 1. Dr.Ir. Basita Ginting, M.A., pembimbing I yang senantiasa memberikan bimbingan dan petunjuk kepada penulis dengan penuh kesabaran. 2. Ir. Hadiyanto, M.S., pembimbing II yang selalu memberikan arahan dan bimbingan yang bersifat membangun. 3. Dr.Ir. Amirudin Saleh, M.S., sebagai dosen penguji 4. Dr.Ir. Djuara Lubis, M.S., Ketua Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian Pedesaan Sekolah Pascasarjana IPB. 5. Segenap dosen dan staf administrasi pada Mayor Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan dan Sekolah Pasca Sarjana IPB pada umumnya yang telah memberikan kemudahan dalam pengurusan administrasi penulis. 6. Kepala Departemen dan staf CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk., yang memberikan kesempatan bagi penulis untuk melakukan penelitian serta membantu dalam perolehan data guna menyelesaikan tesis ini. 7. Kepala desa dan staf desa binaan serta peserta Bilikom PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk., yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membantu penulis dalam memperoleh data selama melakukan penelitian. 8. Drs. H. Rachmat Yasin, M.M., Bupati Bogor dan keluarga, Hj. Nurhayanti, SH., M.M., M.Si, Sekretaris Daerah Kabupaten Bogor, serta para kepala dinas di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bogor. ix

10 x 9. Dr. Ir. Wahyu Budi Priatna, M.Si. atas segala bimbingan, masukan, dan kritikan terhadap penulis guna penyelesaian tesis ini, serta seluruh staf pengajar Program Keahlian Komunikasi Diploma IPB atas semangat dan dukungannya. 10. Agnes Setyowati, M.Hum, Dekan Fakultas Sastra Universitas Pakuan, para pembantu dekan, ketua program studi, para dosen program studi Ilmu Komunikasi Fakultas Sastra Universitas Pakuan, Bogor. 11. Bapak tercinta Sutarno dan ibu terkasih Djawariah Damiati dan adik-adik tersayang Dewi Fajar Kurniasih beserta suami dan ponakan Wahyu Adam Faisalbari, Dyah Ayu Wulandari dan suami yang telah memberikan semangat dan dorongan kepada penulis sampai terselesaikannya penulisan tesis ini. 12. Dian Octavia, yang selalu mendampingi penulis dalam suka dan duka. 13. Enumerator, Inike Rahmaditiyani dan Ribut Aji W. yang setia melayani penulis dalam memperoleh data-data yang penulis perlukan selama di desa binaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 14. Teman-teman dan sahabat seperjuangan Mayor Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan angkatan 2006 serta kepada seluruh pihak yang turut membantu penulis dalam penyelesaian tesis ini. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dan pengorbanan yang telah diberikan kepada penulis sehingga tesis ini bisa terselesaikan. Penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat dan dapat membantu bagi pihak-pihak yang memerlukannya sebagai bahan referensi. Bogor, Juli 2011 David Rizar Nugroho x

11 xi RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto, Jawa Timur 13 September 1972, merupakan anak pertama dari pasangan Sutarno dan Djawariah Damiati. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Karawaci IV Tangerang pada tahun 1985 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 1988 di SMP Negeri V Tangerang. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMA Negeri Curug Tangerang diselesaikan pada tahun Penulis menyelesaikan pendidikan sarjana pada tahun 1997 dengan mengambil Jurusan Ilmu Sejarah, Fakultas Sastra di Universitas Udayana, Bali. Lulus kuliah, penulis bekerja sebagai wartawan di Harian Pagi Radar Bogor dan saat ini menjabat sebagai Pemimpin Redaksi di Harian Pakuan Raya, sebuah surat kabar lokal yang terbit di wilayah Bogor dan sekitarnya. Selain menjadi wartawan, penulis adalah staf pegajar di Program Keahlian Komunikasi, Diploma 3 IPB dan Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Sastra Universitas Pakuan. Sejak Juni 2010, penulis diangkat sebagai staf khusus bidang komunikasi publik, merangkap juru bicara Bupati Bogor. Tahun 2006, penulis melanjutkan pendidikan pasca sarjana Mayor Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan di Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. xi

12 xii DAFTAR ISI DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN.. Halaman PENDAHULUAN. 1 Latar Belakang. 1 Perumusan Masalah 4 Tujuan Penelitian.. 5 Kegunaan Penelitian... 6 Ruang Lingkup Penelitian... 6 TINJAUAN PUSTAKA... 8 Corporate Social Responsibility 8 Karakteristik Masyarakat Opinion Leader.. 16 Keterdedahan Media Komunikasi Perusahaan. 19 Komunikasi Kelompok 20 Aktivitas Komunikasi 21 Model Komunikasi Perusahaan 22 Hubungan dengan Komunitas. 22 Unsur-Unsur Komunikasi. 23 Kode dan Simbol Komunikasi. 25 Efektivitas Komunikasi. 26 Harapan Masyarakat Lokal.. 30 Persepsi Masyarakat. 31 Sikap Masyarakat.. 32 Kajian Penelitian Terdahulu.. 33 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Hipotesis. 39 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian 40 Lokasi dan Waktu Penelitian. 40 Populasi dan Sampel. 40 Teknik Pengumpulan Data Instrumen Penelitian Definisi Operasional.. 44 Validitas dan Reliabilitas Instrumen Analisis Data.. 49 HASIL DAN PEMBAHASAN. 51 Kondisi Geografis Kabupaten Bogor.. 51 Kondisi Kependudukan Kabupaten Bogor. 52 Potensi Pertanian, Perdagangan dan Industri Kab. Bogor xiv xv xvi xii

13 xiii Gambaran Umum PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Bentuk Tangung Jawab Soal PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 63 Departemen CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.. 67 Bina Lingkungan Komunikasi (Bilikom) PT Indocement Tbk 70 Deskripsi Lokasi Penelitian.. 73 Karakteristik Personal Responden.. 75 Deskripsi Proses Komunikasi Bilikom. 79 Tingkat Efektivitas Komunikasi Program CSR Indocement melalui Bilikom Hubungan Karakteristik Tokoh Masyarakat dengan Efektivitas Komunikasi Program CSR Indocement. 83 Hubungan Umur Tokoh Masyarakat dengan Pemahaman, Sikap dan Tindakan Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Pemahaman, Sikap, dan Tindakan. 85 Hubungan Pekerjaan Utama dengan Pemahaman, Sikap, dan Tindakan. 86 Hubungan Jabatan dengan Pemahaman, Sikap, dan Tindakan Hubungan Lama MenJabat dengan Pemahaman, Sikap, dan Tindakan Hubungan Keterdedahan Media Massa dengan Pemahaman, Sikap, dan Tindakan. 89 Hubungan Partisipasi Sosial dengan Pemahaman, Sikap, dan Tindakan.. 90 Hubungan Proses Komunikasi Bilikom dengan Efektivitas Komunikasi Program CSR Indocement Hubungan Kredibilitas Sumber dengan Pemahaman, Sikap, dan Tindakan.. 92 Hubungan Cara Berbicara Sumber dengan Pemahaman, Sikap, dan Tindakan.. 93 Hubungan Tingkat Penggunaan Sarana Komunikasi dengan Pemahaman, Sikap, dan Tindakan. 94 Hubungan Metode Komunikasi dengan Pemahaman, Sikap, dan Tindakan.. 94 Hubungan Intensitas Umpan Balik dengan Pemahaman, Sikap, dan Tindakan.. 95 KESIMPULAN DAN SARAN.. 97 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN. 103 xiii

14 xiv DAFTAR TABEL Halaman 1. Jumlah Peserta Bilikom Indocement Proporsi Pengambilan Sampel Penelitian di Desa Binaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Pertumbuhan Jumlah Penduduk di Kabupaten Bogor Jenis Kegiatan Community Development Program Indocement Jumlah Penduduk, Luas Wilayah, dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Klapanunggal, Gunung Putri, dan Citeureup Tahun Persentasi Jumlah Total UMKM di Kecamatan Klapanunggal, Gunung Putri dan Citeureup terhadap Jumlah Total UMKM di Kabupaten Bogor Tahun Distribusi Responden Menurut Karakteristik Personal yang Diamati Rata-Rata Skor Pendapat Tokoh Masyarakat mengenai Proses Komunikasi pada Bilikom Rata-Rata Skor Pendapat Tokoh Masyarakat mengenai Tingkat Efektivitas Komunikasi Program CSR melalui Bilikom Hubungan Karakteristik Tokoh Masyarakat dengan Efektivitas Komunikasi Program CSR Indocement melalui Bilikom Hubungan Proses Komunikasi dengan Efektivitas Komunikasi Program CSR Indocement melalui Bilikom xiv

15 xv DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Kerangka pemikiran efektivitas komunikasi program CSR Melalui Bina Komunikasi Lingkungan (Bilikom) Terhadap Masyarakat Sekitar (Kasus PT Indocement Tunggal Prakarsa. Tbk. Kabupaten Bogor) Perkembangan Produktivitas Tanaman Padi Sawah dan Padi Gogo Kabupaten Bogor Tahun Jumlah Penerbitan Surat Izin Usaha dan Perdagangan (SIUP) Kabupaten Bogor Tahun Kedudukan Bilikom (Bina Lingkungan Dan Komunikasi) PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk xv

16 xvi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Hasil Uji Validitas Efektivitas Komunikasi pada Bina Lingkungan dan Komunikasi (Bilikom) PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Hasil Uji Reliabilitas Efektivitas Komunikasi pada Bina Lingkungan dan Komunikasi (Bilikom) PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Peta Wilayah 12 Desa Binaan Program Tanggung Jawab Sosial PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Hasil Pengujian Korelasi Chi-Square antara Karakteristik Responden yaitu Tingkat Pendidikan, Pekerjaan Utama dan Jabatan dengan Efektivitas Komunikasi Hasil Pengujian Korelasi Rank-Spearman antara Karakteristik Responden, Proses Komunikasi dengan Efektivitas Komunikasi Kuesioner Penelitian 118 xvi

17 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJP) atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan sesuai kemampuan perusahaan tersebut sebagai bentuk tanggungjawab mereka terhadap sosial atau lingkungan sekitar di mana perusahaan itu berada. Program CSR merupakan fenomena strategi perusahaan yang mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholder-nya. CSR timbul sejak era di mana kesadaran akan sustainability perusahaan jangka panjang adalah lebih penting daripada sekedar profitability. Ruang lingkup dari CSR itu sendiri meliputi keterlibatan perusahaan dalam kegiatan kegiatan sosial yang berguna bagi masyarakat luas dan mematuhi aturan hukum yang berlaku dalam suatu masyarakat baik yang berkaitan dengan kegiatan bisnis maupun kegiatan sosial pada umumnya serta hormat pada hak dan kepentingan stakeholders yang mempunyai kepentingan langsung ataupun tidak langsung terhadap kepentingan bisnis. Sejarah teori CSR yang mulai muncul di tahun 1950-an telah mengalami pergeseran terutama perubahan yang terjadi di tahun 1990-an. Mulai dari tingkat analisis, dapat dinyatakan bahwa sifat makrososial telah bergeser menjadi organisasional; orientasi teoritis yang tadinya lebih bersifat etis dan kewajiban telah menjadi manajerial; orientasi etis yang tadinya eksplisit telah menjadi implisit, dan hubungan antara kinerja CSR dan kinerja keuangan yang tadinya terpisah atau tidak didiskusikan sama sekali kemudian berubah menjadi hubungan yang erat. CSR telah mengalami transformasi dari sesuatu yang dianggap merupakan beban biaya bagi perusahaan, menjadi sumberdaya yang sangat penting dan wajib dilaksanakan yaitu membuat CSR menjadi cara untuk meningkatkan keuntungan ekonomi perusahaan. John Elkington (1997) merumuskan Tripple Bottom Line (TBL) atau tiga fokus utama perusahaan dalam beroperasi, yaitu manusia dan masyarakat, ekonomi dan lingkungan atau juga terkenal dengan sebutan people, profit and planet (3P). Masyarakat tergantung pada ekonomi dan ekonomi tergantung pada masyarakat dan lingkungan, bahkan ekosistem global. Ketiga komponen TBL ini tidaklah stabil,

18 2 melainkan dinamis tergantung kondisi dan tekanan sosial, politik, ekonomi dan lingkungan, serta kemungkinan konflik kepentingan. Persoalan sosial kerap juga terjadi ketika berdirinya sebuah industri besar di dalam suatu komunitas masyarakat. Ada kecenderungan munculnya konflik akibat kehadiran perusahaan industri besar khususnya yang terkait dengan pengambilan sumberdaya alam seperti industri semen. Di sisi lain, kegiatan industri pertambangan membuka kesempatan kerja dan peluang berusaha bagi masyarakat sekitarnya, selanjutnya terdapat juga potensi konflik sosial akibat adanya pertambangan tersebut. Ketidakpercayaan terhadap perusahaan telah menyebar luas ketika hanya sedikit orang yang mendapatkan keuntungan dari perusahaan terhadap lingkungan sosialnya. Terlebih lagi banyak keluhan pekerja mengenai peningkatan stres, bekerja melampaui batas, dan ketidaknyamanan dalam bekerja. Kondisi tersebut, perusahaan melihat izin operasional mereka secara sosial di dalam ancaman. Perusahan merespons hal tersebut dengan cara berusaha menyakinkan masyarakat bahwa mereka memiliki pengaruh positif. Implementasi CSR yang sesungguhnya berkaitan erat dengan United Millennium Declaration yang berupa Millennium Development Goals (MDGs) yang disepakati oleh 189 negara anggota PBB. Delapan tujuan MDGs adalah: 1. MDG 1: Pengentasan kemiskinan dan kelaparan yang ekstrim 2. MDG 2: Pemerataan pendidikan dasar 3. MDG 3: Mendukung persamaan gender dan pemberdayaan perempuan 4. MDG 4: Mengurangi tingkat kematian anak 5. MDG 5: Meningkatkan kesehatan ibu 6. MDG 6: Perlawanan terhadap HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya 7. MDG 7: Menjamin lingkungan hidup yang berkelanjutan 8. MDG 8: Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan. CSR menjadi kewajiban bagi perusahaan untuk mendorong penghapusan tingkat kemiskinan dan kelaparan, pencapaian pendidikan dasar secara universal, dapat mengembangkan kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan, mengurangi tingkat kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu melakukan perlawanan terhadap HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya yang akhirnya mampu menjamin berlanjutnya pembangunan lingkungan serta dapat mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan. Adanya program CSR akan menciptakan 2

19 3 suatu kaitan emosional antara masyarakat dengan perusahaan yang nantinya akan berdampak pada brand awareness dan lama-kelamaan akan berkembang menjadi brand loyalty yang akan menciptakan ekuitas merek yang menguntungkan bagi perusahaan (Temporal dan Trott, 2005). PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (Indocement) adalah perusahaan penghasil semen dan merupakan produsen terbesar kedua di Indonesia. Indocement menjalankan program tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) untuk mendukung upaya Pemerintah Indonesia mencapai Sasaran Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals MDG) untuk pengentasan kemiskinan sampai tahun Perusahaan berkomitmen untuk mendukung lingkungan yang berkelanjutan dengan mengurangi pemakaian bahan bakar fosil. Efisiensi penggunaan energi adalah strategi bisnis yang baik, dan menjadi landasan perusahaan dalam upayanya memenuhi peningkatan permintaan pasar secara berkelanjutan. Program CSR Indocement dikembangkan dengan mengacu pada lima pilar yaitu pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial budaya dan agama, serta keamanan. Terkait dengan MDG, program CSR Perseroan telah mendukung pencapaian sasaran MDG 1 sampai MDG 7, dan menitikberatkan pada pengentasan kemiskinan (MDG 1) dan menjamin lingkungan hidup yang berkelanjutan (MDG 7). Efektivitas program CSR sangat tergantung dari aktivitas komunikasi yang dilakukan perusahaan, sejauh mana mendapat dukungan melalui sikap dari semua kalangan khususnya yang berkepentingan langsung terhadap kebijakan program CSR perusahaan. Komunikasi perusahaan dalam program CSR perusahaan dapat berjalan mulus apabila komunikasi yang dijalankan menghasilkan komunikasi yang efektif. Impelementasi di lapangan adalah dengan cara mensosialisasikan kebijakan seperti program CSR. Selanjutnya membuka kesempatan kepada semua pihak untuk memperkuat program sehingga dapat berjalan lancar melalui komunikasi yang efektif tersebut. Komunikasi antara perusahaan dan masyarakat, sebagai pemangku kepentingan dalam implementasi CSR sangat penting dilakukan guna terbangunnya kesamaan makna atas kehadiran perusahaan tersebut di daerah pemukiman masyarakat. Budiharsono (2003) mengemukakan, komunikasi modern bukan saja harus sanggup mengubah sikap dan suasana yang makin kondusif, melainkan harus 3

20 4 mampu membangun budaya baru yang sanggup menjaga suasana yang makin kondusif antara manajemen perusahaan dan masyarakat setempat. Setiap insan makin mampu, bebas dan sanggup mengembangkan prakarsa serta berpartisipasi secara utuh dengan pilihan yang banyak dan demokratis dalam mengimplementasikan suatu program atau tujuan bersama. Efektivitas program CSR melalui Bina Lingkungan Komunikasi (Bilikom) yang dilakukan oleh Indocement sangat menentukan dalam membangun sikap masyarakat terhadap perusahaan, khususnya yang berada di sekitar beroperasinya perusahaan. Bilikom merupakan salah satu instrumen yang digunakan oleh Indocement untuk menjembatani kepentingan setiap stakeholders atas tanggung jawab sosial perusahaan. Berdasarkan konsep implementasi CSR, keberhasilan program sangat ditentukan peran masing-masing pemangku kepentingan. Proses komunikasi yang dilakukan perusahaan pada akhirnya akan melahirkan penilaian atau sikap terhadap citra perusahaan di mata masyarakat setempat. Sikap masyarakat lokal sangat ditentukan oleh proses komunikasi atas program CSR perusahaan. Tingkat efektivitas komunikasi perusahaan juga sangat ditentukan sejauh mana penilaian kalangan masyarakat lokal, pemerintah lokal, pengusaha lokal dan organisasi masyarakat khususnya yang terkait langsung dengan keberadaan perusahaan tersebut. Terkait hal tersebut, diperlukan penelitian mengenai efektivitas komunikasi program CSR Indocement melalui Bilikom terhadap masyarakat sekitar. Perumusan Masalah Perusahaan berkepentingan untuk mengimplementasikan tanggung jawab sosialnya sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sesuai dengan amanat Undang-Undang Perseroan Terbatas (UU PT). Setiap program yang dijalankan memiliki tujuan-tujuan tertentu. Tujuan tersebut dapat berupa manfaat yang diperoleh komunitas lokal. Masyarakat mendapatkan lapangan pekerjaan, peningkatan kualitas keterampilan teknis, pengetahuan wiraswasta sehingga pendapatan masyarakat bertambah, terjadi peningkatan kualitas hidup. Selain itu adanya peningkatan pelayanan pendidikan dan kesehatan serta sarana dan prasarana seperti jalan, jembatan, air bersih dan penerangan bagi masyarakat. Di sisi internal perusahaan juga memungkinkan untuk menginginkan terjadinya 4

21 5 penambahan keuntungan maupun perolehan citra yang positif dari program CSR. Masyarakat sebagai penerima program CSR tentunya dapat merasakan manfaat, baik langsung maupun tidak langsung sehingga dapat mengusung hal-hal positif. Bagi perusahaan, program CSR dapat berguna untuk mempertahankan usaha perusahaan dengan membangun citra positif kepada masyarakat secara umum dan komunitas lokal secara khusus. Berdasarkan pemaparan latar belakang penelitian di atas, maka fokus penelitian ini adalah pentingnya pengukuran efektivitas komunikasi program CSR perusahaan melalui Bilikom (Bina Lingkungan Komunikasi) di desa binaan Indocement. Penelitian dilakukan dengan mengungkapkan hubungan antara karakteristik tokoh masyarakat sebagai wakil masyarakat dan proses komunikasi dengan efektivitas komunikasi program CSR melalui Bilikom. Efektivitas komunikasi program CSR di masyarakat lokal dipengaruhi karakteristik tokoh masyarakat dan proses komunikasi. Efektivitas komunikasi perusahaan melalui program CSR berhubungan erat dengan proses komunikasi perusahaan dengan masyarakat. Beberapa pertanyaan penelitian secara spesifik dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana karakteristik tokoh masyarakat dan proses komunikasi Bilikom? 2. Bagaimana hubungan karakteristik tokoh masyarakat dengan efektivitas komunikasi perusahaan? 3. Bagaimana hubungan proses komunikasi Bilikom dengan efektivitas komunikasi perusahaan? Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut, secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengukur efektivitas komunikasi program CSR Indocement melalui Bilikom. Lebih spesifik, tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah: 1. Mendeskripsikan karakteristik tokoh masyarakat dan proses komunikasi Bilikom di desa binaan program CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk., Kabupaten Bogor. 2. Menjelaskan hubungan karakteristik tokoh masyarakat dengan efektivitas komunikasi perusahaan. 5

22 6 3. Menjelaskan hubungan proses komunikasi Bilikom dengan efektivitas komunikasi perusahaan di desa binaan program CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk., Kabupaten Bogor. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi seluruh komponen masyarakat yang berkepentingan dalam pelaksanaan program CSR perusahaan. Khususnya hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai rekomendasi untuk: 1. Memberikan perluasan wawasan akademis tentang komunikasi perusahaan dan informasi penerapan program CSR perusahaan. 2. Bahan informasi dan masukan dalam melakukan advokasi kebijakan bagi organisasi masyarakat dan LSM yang berbasis lokal khususnya yang berbasis implementasi program CSR. 3. Bahan masukan dan studi banding bagi peneliti, pengusaha dan pihak-pihak yang membutuhkan informasi pelaksanaan program CSR. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian didesain sebagai penelitian kasus yang bersifat deskriptif korelasional. Metode survei digunakan untuk mendapatkan fakta-fakta yang faktual, baik tentang sosial, ekonomi dan politik terkait peran efektivitas komunikasi perusahaan pada program CSR melalui Bilikom pada sejumlah sampel yang dipilih. Populasi penelitian adalah para pemangku kepentingan program CSR Indocement yaitu tokoh masyarakat. Indocement termasuk salah satu perusahaan yang sudah menerapkan dan merealisasikan program CSR perusahaan sebagai bagian dari kewajiban dan tanggungjawab sosial perusahaan dalam mengimplementasikan kewajibannya khususnya di Kabupaten Bogor. Berdasarkan hal tersebut komunikasi perusahaan tidak selalu berjalan baik dalam mengimplementasikan program CSR. Hal ini disebabkan belum efektifnya komunikasi yang dilakukan dengan masyarakat lokal yang menjadi sasaran implementasi program CSR. Kabupaten Bogor memiliki potensi dalam berkembangnya industri besar yang secara historis awalnya bukan sebagai daerah Industri. Saat ini, Kabupaten Bogor sudah berkembang menjadi salah satu pusat industri besar di Indonesia, hal 6

23 7 ini bisa dilihat dengan makin banyaknya industri besar berdiri di Bogor. Indocement merupakan salah satu perusahaan besar yang sudah lama berdiri dan berkembang di tengah-tengah masyarakat sekaligus sudah melaksanakan kewajibannya dalam program CSR. Lebih umum ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas komunikasi perusahaan pada penyampaian informasi program CSR melalui Bilikom terhadap masyarakat sekitar. Lebih spesifik, tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah mendeskripsikan karakteristik tokoh masyarakat, proses komunikasi dalam Bilikom dan efektivitas komunikasi. Menganalisis hubungan antara karakteristik tokoh masyarakat dan proses komunikasi terhadap efektivitas komunikasi perusahaan pada penyampaian informasi mengenai program CSR perusahaan. 7

24 8 TINJAUAN PUSTAKA Corporate Social Responsibility Corporate Social Responsibility (CSR) saat menjadi frase yang semakin populer dan banyak diterapkan perusahaan di berbagai belahan dunia. Tanggung Jawab Sosial Korporasi (Corporate Social Responsibility) telah menjadi pemikiran para pembuat kebijakan sejak lama yaitu sekitar abad 17 dan mengalami perkembangan kajian yang mencerminkan dinamika implementatif yang terus mengalami perubahan. CSR duimulai diterapkan pada tahun 1700-an. Hal tersebut terbukti dalam Kode Hammurabi (1700-an SM) yang berisi 282 hukum telah memuat sanksi bagi para pengusaha yang lalai dalam menjaga kenyamanan warga atau menyebabkan kematian bagi pelanggannya. Dalam Kode Hammurabi disebutkan bahwa hukuman mati diberikan kepada orang-orang yang menyalahgunakan ijin penjualan minuman, pelayanan yang buruk dan melakukan pembangunan gedung di bawah standar sehingga menyebabkan kematian orang lain. Perhatian para pembuat kebijakan tentang CSR menunjukkan telah adanya kesadaran bahwa terdapat potensi timbulnya dampak buruk dari kegiatan usaha. Dampak buruk tersebut tentunya harus direduksi sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan kemaslahatan masyarakat sekaligus tetap ramah terhadap iklim usaha. Pada Tahun 1940-an CSR dikenal dengan istilah pengembangan masyarakat (Community Development). Secara resmi istilah Comdev dipergunakan di Inggris 1948, untuk mengganti istilah mass education (pendidikan massa). Akar munculnya model pengembangan masyarakat (Community Development) terkait dengan disiplin ilmu pendidikan (education). Di Amerika Serikat pengembangan masyarakat juga berakar dari disiplin pendidikan di tingkat pedesaan (rural extension program), sedangkan di perkotaan mereka mengembangkan organisasi komunitas (community organization) yang bersumber dari ilmu kesejahteraan Sosial yang diawali pada tahun NN.Sejarah CSR. [Diakses 3 Juli 2011] 8

25 9 Pengembangan masyarakat merupakan pembangunan alternatif yang komprehensif dan berbasis komunitas yang dapat melibatkan baik oleh Pemerintah, swasta, ataupun oleh lembaga-lembaga non pemerintah. Dari segi tujuan dapat bersifat spesifik, tidak selalu multi-tujuan. Beberapa alternatif pendekatan yang pernah terjadi di Amerika Serikat terkait dengan pengembangan masyarakat, antara lain: (1) pendekatan komunitas, (2) pendekatan pemecahan masalah, (3) pendekatan eksperimental, (4) pendekatan konflik kekuatan, (5) pengelolaan sumberdaya alam, dan (6) perbaikan lingkungan komunitas masyarakat perkotaan. Pendekatan komunitas merupakan pendekatan yang paling sering dipergunakan dalam pengembangan masyarakat. Pendekatan ini mempunyai tiga ciri utama (1) basis partisipasi masyarakat yang luas, (2) fokus pada kebutuhan sebagian besar warga komunitas, dan (3) bersifat holistik. Pendekatan ini menaruh perhatian pada kepentingan hampir semua warga. Keunggulan pendekatan ini adalah adanya partisipasi yang tinggi dari warga dan pihak terkait dalam pengambilan keputusan (perencanaan) dan pelaksanaan, serta dalam evaluasi dan menikmati hasil kegiatan bersama warga komunitas. Comdev semakin menjadi kebutuhan tidak saja bagi masyarakat, tetapi juga perusahaan. Perusahaan bukan lagi merupakan kesatuan yang independen dan terisolasi, sehingga manajer tidak hanya bertanggung jawab kepada pemilik tetapi juga kepada kepentingan yang lebih luas yang membentuk dan mendukungnya dari lingkungan sekitarnya. Dalam mengejar tujuan ekonomisnya, perusahaan menimbulkan berbagai konsekuensi sosial lainnya, baik kemanfaatan (keamanan, kenyamanan, dan kemakmuran bagi masyarakat) maupun biaya sosial (degradasi potensi sumberdaya lingkungan, limbah dan pencemaran). Perkembangan lebih lanjut, konsep Comdev ini mempunyai kontribusi yang signifikan terhadap CSR. Literatur-literatur awal yang membahas CSR pada tahun 1950-an menyebut CSR sebagai Social Responsibility (SR bukan CSR). Tidak disebutkannya kata corporate dalam istilah tersebut kemungkinan besar disebabkan pengaruh dan dominasi korporasi modern belum terjadi atau belum disadari. Menurut Howard R. Bowen dalam bukunya: Social Responsibility of The Businessman dapat dianggap sebagai tonggak bagi CSR modern. Pada tahun 1960-an banyak usaha dilakukan untuk memberikan formalisasi definisi CSR. Salah satu akademisi CSR yang terkenal pada masa itu adalah Keith Davis. Davis dikenal karena berhasil 9

26 10 memberikan pandangan yang mendalam atas hubungan antara CSR dengan kekuatan bisnis. Davis mengutarakan Iron Law of Responsibility yang menyatakan bahwa tanggung jawab sosial pengusaha sama dengan kedudukan sosial yang mereka miliki (social responsibilities of businessmen need to be commensurate with their social power). Sehingga, dalam jangka panjang, pengusaha yang tidak menggunakan kekuasaan dengan bertanggungjawab sesuai dengan anggapan masyarakat akan kehilangan kekuasaan yang mereka miliki sekarang. Kata corporate mulai dicantumkan pada masa ini. Hal ini bisa jadi dikarenakan sumbangsih Davis yang telah menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara tanggung jawab sosial dengan korporasi. 2 Tahun 1963, Joseph W. McGuire memperkenalkan istilah Corporate Citizenship. McGuire menyatakan bahwa: The idea of social responsibilities supposes that the corporation has not only economic and legal obligations but also certain responsibilities to society which extend beyond these obligations. McGuire kemudian menjelaskan lebih lanjut kata beyond dengan menyatakan bahwa korporasi harus memperhatikan masalah politik, kesejahteraan masyarakat, pendidikan, kebahagiaan karyawan dan seluruh permasalahan sosial kemasyarakatan lainnya. Oleh karena itu korporasi harus bertindak baik, sebagai mana warga negara (citizen) yang baik. 3 Tahun 1971, Committee for Economic Development (CED) menerbitkan Social Responsibilities of Business Corporations. Penerbitan yang dapat dianggap sebagai code of conduct bisnis tersebut dipicu adanya anggapan bahwa kegiatan usaha memiliki tujuan dasar untuk memberikan pelayanan yang konstruktif untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan masyarakat. CED merumuskan CSR dengan menggambarkannya dalam lingkaran konsentris. Lingkaran dalam merupakan tanggungjawab dasar dari korporasi untuk penerapan kebijakan yang efektif atas pertimbangan ekonomi (profit dan pertumbuhan); Lingkaran tengah menggambarkan tanggung jawab korporasi untuk lebih sensitive terhadap nilai-nilai dan prioritas sosial yang berlaku dalam menentukan kebijakan mana yang akan diambil; Lingkaran luar menggambarkan tanggung jawab yang mungkin akan muncul seiring 2 Loc.cit 3 Loc.cit 10

27 11 dengan meningkatnya peran serta korporasi dalam menjaga lingkungan dan masyarakat. Tahun 1970-an juga ditandai dengan pengembangan definisi CSR. Dalam artikel yang berjudul Dimensions of Corporate Social Performance, S. Prakash Sethi memberikan penjelasan atas perilaku korporasi yang dikenal dengan social obligation, social responsibility, dan social responsiveness. Menurut Sethi, social obligation adalah perilaku korporasi yang didorong oleh kepentingan pasar dan pertimbanganpertimbangan hukum. Dalam hal ini social obligatioan hanya menekankan pada aspek ekonomi dan hukum saja. Social responsibility merupakan perilaku korporasi yang tidak hanya menekankan pada aspek ekonomi dan hukum saja tetapi menyelaraskan social obligation dengan norma, nilai dan harapan kinerja yang dimiliki oleh lingkungan sosial. Social responsivenes merupakan perilaku korporasi yang secara responsif dapat mengadaptasi kepentingan sosial masyarakat. Social responsiveness merupakan tindakan antisipasi dan preventif. Dari pemaparan Sethi dapat disimpulkan bahwa social obligation bersifat wajib, social responsibility bersifat anjuran dan social responsivenes bersifat preventif. Dimensidimensi kinerja sosial (social performance) yang dipaparkan Sethi juga mirip dengan konsep lingkaran konsentris yang dipaparkan oleh CED. Tahun1980-an perkembangan CSR ditandai dengan usaha-usaha yang lebih terarah untuk lebih mengartikulasikan secara tepat apa sebenarnya corporate responsibility. Walaupun telah menyinggung masalah CSR pada Teori manajemen Peter F. Drucker baru mulai membahas secara serius bidang CSR pada tahun 1984, Drucker memberikan ide baru agar korporasi dapat mengelola aktivitas CSR yang dilakukannya dengan sedemikian rupa sehingga tetap akan menjadi peluang bisnis yang menguntungkan. 4 Tahun 1987, Persatuan Bangsa-Bangsa melalui World Commission on Environment and Development (WECD) menerbitkan laporan yang berjudul Our Common Future juga dikenal sebagai Brundtland Report untuk menghormati Gro Harlem Brundtland yang menjadi ketua WECD waktu itu. Laporan tersebut menjadikan isu-isu lingkungan sebagai agenda politik yang pada akhirnya bertujuan 4 Loc.cit 11

28 12 mendorong pengambilan kebijakan pembangunan yang lebih sensitif pada isu-isu lingkungan. Laporan ini menjadi dasar kerjasama multilateral dalam rangka melakukan pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Earth Summit dilaksanakan di Rio de Janeiro pada Dihadiri oleh 172 negara dengan tema utama Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan. Menghasilkan Agenda 21, Deklarasi Rio dan beberapa kesepakatan lainnya. Hasil akhir dari pertemuan tersebut secara garis besar menekankan pentingnya ecoefficiency dijadikan sebagai prinsip utama berbisnis dan menjalankan pemerintahan. Di antara negara-negara di Asia, penetrasi aktivitas CSR di Indonesia masih tergolong rendah. Pada tahun 2005 baru ada 27 perusahaan yang memberikan laporan mengenai aktivitas CSR yang dilaksanakannya. Menguatnya terpaan prinsip good corporate governance seperti fairness, transparency, accountability, dan responsibility telah mendorong CSR semakin besar artinya bagi dunia bisnis (Nursahid, 2006). Di Indonesia, CSR semakin menguat terutama setelah dinyatakan dengan tegas dalam UU No. 40 Tahun 2007 Pasal 74 ayat 1, 2, 3, dan 4 tentang Perseroan Terbatas (PT). UU tersebut menyebutkan bahwa (1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atas berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. (2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.(3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan peraturan pemerintah. Beberapa produk hukum yang mengatur mengenai pelaksanaan tanggung jawab sosial adalah Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perseroan Terbatas mempunyai kedudukan mandiri, artinya kedudukannya dalam hukum dipandang berdiri otonom terlepas dari orangperorangan yang berada dalam perseroan terbatas tersebut. Pasal 74 undang- Undang Perseroan Terbatas membahas lebih lanjut mengenai kewajiban perusahaan melakukan CSR. Tidak semua pelaku bisnis menolak ketentuan UU. 12

29 13 No. 40 Tahun 2007 ini, untuk kewajiban melakukan CSR sebaiknya diimbangi dengan insentif pajak. Tanpa insentif pajak perusahaan bisa menempuh berbagai cara agar kewajiban tersebut tidak dilaksanakan. CSR didefinisikan sebagai komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis, sosial, dan lingkungan (Suhandari M. Putri dalam Untung, 2008). CSR menurut Suharto (2008) diartikan sebagai komitmen industri untuk mempertanggungjawabkan dampak operasi dalam dimensi sosial, ekonomi, dan lingkungan serta menjaga agar dampak tersebut menyumbang manfaat kepada masyarakat dan lingkunganya. Keberadaan perusahaan idealnya bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Prinsip dasar CSR adalah pemberdayaan masyarakat setempat. Terkait dengan praktek CSR, pengusaha dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok, yakni hitam, merah, biru, dan hijau. Kelompok hitam adalah mereka yang tidak peduli dengan CSR, menjalankan bisnis hanya untuk kepentingan sendiri, tidak peduli pada aspek sosial dan lingkungan bahkan tidak memperhatikan kesejahteraan karyawannya. Kelompok merah adalah mereka yang mulai melaksanakan CSR, tetapi hanya memandangnya sebagai komponen biaya yang akan mengurangi keuntungannya. Kelompok biru, perusahaan yang menilai praktek CSR akan memberikan dampak positif bagi usahanya karena merupakan investasi, bukan biaya. Kelompok hijau sendiri merupakan perusahaan yang menempatkan CSR pada strategi inti dan jantung bisnisnya, dianggap sebagai kebutuhan yang merupakan modal sosial. Melaksanakan CSR secara konsisten dalam jangka panjang akan menumbuhkan rasa penerimaan masyarakat terhadap kehadiran perusahaan. Kecenderungan akhir-akhir ini di Indonesia banyak korporasi industri tambang telah menjalankan prinsip-prinsip CSR dalam tataran praktis, yaitu sebagai pengkaitan antara pengambilan keputusan dengan nilai etika, kaidah hukum serta menghargai manusia, masyarakat, dan lingkungan. Jika dipetakan, definisi CSR yang relatif mudah dipahami dan bisa dioperasionalkan adalah dengan mengembangkan konsep tripple bottom lines (Elkington, 1998) dan menambahkannya dengan satu line tambahan, yakni 13

30 14 procedure dengan demikian definisi CSR adalah kepedulian perusahaan yang menyisihkan sebagian keuntungannya (profit) bagi kepentingan pembangunan manusia (people) dan lingkungan (planet) secara berkelanjutan berdasarkan prosedur (procedure) yang tepat dan profesional (Suharto, 2007). Princess of Wales Foundation menjelaskan, terdapat lima hal penting yang dapat mempengaruhi implementasi CSR. Human Capital atau pemberdayaan masyarakat; environments yang berbicara mengenai lingkungan; Good Coorporate Governance, mekanisme bagaimana sumberdaya perusahaan dialokasikan menurut aturan hak dan kuasa ; social cohesion, dalam pelaksanaan CSR jangan sampai menimbulkan kecemburuan sosial; dan economic strenght, atau memberdayakan lingkungan menuju kemandirian ekonomi. Tanggal 26 Juli 2000, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendeklarasikan Global Compact Program sebagai sebuah gerakan internasional yang bersifat sukarela. Hal ini ditujukan kepada dunia bisnis, institusi, dan LSM di seluruh dunia untuk menerapkan sepuluh prinsip tentang Hak Asasi Manusia (HAM), tenaga kerja, lingkungan dan anti korupsi. Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi jembatan bagi kepentingan masyarakat internasional dan kepentingan bisnis perusahaan. Kesepuluh prinsip tersebut merupakan turunan dari peraturan-peraturan yang ada sebelumnya yakni prinsip dasar International Labour Organization (ILO) tentang Hak di tempat kerja, serta Deklarasi RIO tentang Lingkungan dan Pembangunan. Setelah hampir satu dekade didiskusikan secara mendalam, tanggal 1 November 2010 lalu sebuah standar mengenai bagaimana tanggung jawab sosial seharusnya dilaksanakan diluncurkan. Dokumen ISO 26000:2010 Guidance on Social Responsibility itu utamanya berisikan definisi, prinsip, subjek inti dan petunjuk bagaimana prinsip dan subjek inti tersebut ditegakkan di dalam organisasi. ISO mendefinisikan CSR sebagai tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak dari keputusan-keputusan dan kegiatan-kegiatannya pada masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat; mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional; serta terintegrasi dengan organisasi secara menyeluruh. 14

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJP) atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan sesuai kemampuan

Lebih terperinci

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian Perkembangan CSR (1) Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Indah Widowati, MP. Eko Murdiyanto, SP., M.Si. Pertemuan-3 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS UPN

Lebih terperinci

18 Februari CSR : SEKILAS SEJARAH dan KONSEP

18 Februari CSR : SEKILAS SEJARAH dan KONSEP 18 Februari 2009 CSR : SEKILAS SEJARAH dan KONSEP Siapa yang melupakan sejarah pasti akan mengulangi kejadian dalam sejarah tersebut. Pesan untuk tidak melupakan sejarah juga sering diungkapkan oleh Ir.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembukaan UUD 1945 mengamanatkan tujuan pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dapat dikatakan sebagai salah satu aktor ekonomi dalam satu wilayah, baik itu wilayah desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, dan negara. Sebagai salah satu

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 40 METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian dirancang sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) mengatakan, desain penelitian survei adalah

Lebih terperinci

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian Konseptualisasi CSR Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Indah Widowati, MP. Eko Murdiyanto, SP., M.Si. Pertemuan-1 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS UPN

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMUKA PENDAPAT KELOMPOK TANI DALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI USAHATANI PADI

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMUKA PENDAPAT KELOMPOK TANI DALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI USAHATANI PADI EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMUKA PENDAPAT KELOMPOK TANI DALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI USAHATANI PADI (Kasus di Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang NTT) IRIANUS REJEKI ROHI SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, laporan keuangan digunakan sebagai salah satu sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai kinerja perusahaan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era persaingan bisnis saat ini, sebuah perusahaan dituntut untuk mampu memiliki langkahlangkah inovatif yang mampu memberi daya saing dengan kompetitor. Selain

Lebih terperinci

STRATEGI MENSINERGIKAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DENGAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

STRATEGI MENSINERGIKAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DENGAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH STRATEGI MENSINERGIKAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DENGAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH (Kasus Program Community Development Perusahaan Star Energy di Kabupaten Natuna dan Kabupaten Anambas) AKMARUZZAMAN

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN

PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN (Studi Kasus di Desa Mambalan Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat Propinsi NTB) CHANDRA APRINOVA SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 @ Hak Cipta

Lebih terperinci

HUBUNGAN TERPAAN PESAN PENCEGAHAN BAHAYA DEMAM BERDARAH DENGAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA (KASUS: KELURAHAN RANGKAPAN JAYA BARU, KOTA DEPOK) KUSUMAJANTI

HUBUNGAN TERPAAN PESAN PENCEGAHAN BAHAYA DEMAM BERDARAH DENGAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA (KASUS: KELURAHAN RANGKAPAN JAYA BARU, KOTA DEPOK) KUSUMAJANTI HUBUNGAN TERPAAN PESAN PENCEGAHAN BAHAYA DEMAM BERDARAH DENGAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA (KASUS: KELURAHAN RANGKAPAN JAYA BARU, KOTA DEPOK) KUSUMAJANTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan merupakan suatu kesatuan usaha yang menghasilkan barang dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan merupakan suatu kesatuan usaha yang menghasilkan barang dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu kesatuan usaha yang menghasilkan barang dan jasa. Dalam setiap aktivitasnya, komunikasi adalah suatu instrumen yang penting dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin ketatnya persaingan dalam bisnis usaha di Indonesia mendorong banyak perusahaan untuk lebih berpikir ke depan guna menjalankan strategi yang terbaik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dan masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dan masing-masing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dan masing-masing perusahaan beradu strategi dan inovasi untuk menarik konsumen. Persaingan ketat yang ini

Lebih terperinci

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Efektivitas Komunikasi Masyarakat dalam Memanfaatkan Pertunjukan Wayang Purwa di Era Globalisasi: Kasus Desa Bedoyo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kerangka Sustainability yang mencakup aspek ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kerangka Sustainability yang mencakup aspek ekonomi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Konsep tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) tidak terlepas dari waktu ke waktu dan telah menjadi pemikiran para pembuat kebijakan sejak lama. Perhatian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sosial, ekonomi, politik, kesehatan, dan lingkungan makin banyak. Kemajuan

I. PENDAHULUAN. sosial, ekonomi, politik, kesehatan, dan lingkungan makin banyak. Kemajuan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Motivasi utama setiap perusahaan atau industri atau bisnis adalah meningkatkan keuntungan. Logika ekonomi neoklasik adalah bahwa dengan meningkatnya keuntungan dan kemakmuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pada aspek keuntungan secara ekonomis saja, yaitu nilai

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pada aspek keuntungan secara ekonomis saja, yaitu nilai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pembangunan sekarang ini, perusahaan tidak lagi berhadapan pada tanggung jawab pada aspek keuntungan secara ekonomis saja, yaitu nilai perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini tingkat persaingan antar perusahaan sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini tingkat persaingan antar perusahaan sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini tingkat persaingan antar perusahaan sangat ketat, hal itu juga berdampak pada perubahan tingkat kesadaran masyarakat mengenai perkembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia terus mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Meski bukan lagi menjadi isu baru, CSR dapat menjembatani

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS ORGANISASI DAN IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK. Oleh: Annisa Rahmawati I

EFEKTIVITAS ORGANISASI DAN IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK. Oleh: Annisa Rahmawati I EFEKTIVITAS ORGANISASI DAN IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK. Oleh: Annisa Rahmawati I34060667 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Corporate Social Responsibility (CSR) 2.1.1. Pengertian CSR Definisi Corporate Social Responsibility yang biasanya disingkat CSR adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis

Lebih terperinci

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR GORONTALO, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE

HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE (Kasus pada Dinas Pertanian dan Peternakan, Dinas Perkebunan, Dinas Kelautan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi ditandai dengan perkembangan industri pada. umumnya. Perkembangan industri merupakan hasil dari perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi ditandai dengan perkembangan industri pada. umumnya. Perkembangan industri merupakan hasil dari perkembangan 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi ditandai dengan perkembangan industri pada umumnya. Perkembangan industri merupakan hasil dari perkembangan perusahaan yang pesat. Perusahaan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE

HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE (Kasus pada Dinas Pertanian dan Peternakan, Dinas Perkebunan, Dinas Kelautan dan

Lebih terperinci

2014 KIROYAN PARTNERS. Hak Cipta dilindungi oleh Undang-undang.

2014 KIROYAN PARTNERS. Hak Cipta dilindungi oleh Undang-undang. . Hak Cipta dilindungi oleh Undang-undang. 1. CSR sama dengan community development 2. CSR sama dengan kedermawanan atau filantropi 3. CSR menyangkut aspek sosial semata-mata 4. CSR dilaksanakan oleh suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) pertama kali dikemukakan oleh Howard R. Bowen pada tahun 1953. Setelah itu,csr

Lebih terperinci

PENGARUH IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PERKEBUNAN TESIS. Oleh RIANTRI BARUS /MAG

PENGARUH IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PERKEBUNAN TESIS. Oleh RIANTRI BARUS /MAG PENGARUH IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PERKEBUNAN TESIS Oleh RIANTRI BARUS 117039025/MAG PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Berdasarkan UNFPA (2003) dalam Population and Development Strategies Series

BAB I PENDAHULUAN. 1 Berdasarkan UNFPA (2003) dalam Population and Development Strategies Series BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Beberapa waktu dalam dasawarsa terakhir ini, konsep mengenai programprogram Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan semakin

Lebih terperinci

PENGUATAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN AIR UNTUK KEBERLANJUTAN PELAYANAN AIR BERSIH

PENGUATAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN AIR UNTUK KEBERLANJUTAN PELAYANAN AIR BERSIH 1 PENGUATAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN AIR UNTUK KEBERLANJUTAN PELAYANAN AIR BERSIH (Studi Di Kampung Jetisharjo, Kelurahan Cokrodiningratan, Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development)

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development) 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini dunia usaha tidak lagi hanya memperhatikan catatan keuangan perusahaan semata (single bottom line), juga aspek sosial dan lingkungan yang biasa

Lebih terperinci

PERILAKU KOMUNIKASI APARAT PEMDA KABUPATEN DALAM PENGARUSUTAMAAN GENDER DI ERA OTONOMI DAERAH (Kasus pada Kabupaten Lampung Timur) ABDUL KHALIQ

PERILAKU KOMUNIKASI APARAT PEMDA KABUPATEN DALAM PENGARUSUTAMAAN GENDER DI ERA OTONOMI DAERAH (Kasus pada Kabupaten Lampung Timur) ABDUL KHALIQ PERILAKU KOMUNIKASI APARAT PEMDA KABUPATEN DALAM PENGARUSUTAMAAN GENDER DI ERA OTONOMI DAERAH (Kasus pada Kabupaten Lampung Timur) ABDUL KHALIQ SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 PERNYATAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kinerja keuangan perusahaan namun juga ingin mengetahui mengenai kinerja non

BAB I PENDAHULUAN. kinerja keuangan perusahaan namun juga ingin mengetahui mengenai kinerja non BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diera globalisasi saat ini kondisi keuangan saja tidak cukup untuk menjamin nilai perusahaan yang berkelanjutan, hal ini dikarenakan tuntutan dari para stakeholder

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Menimbang BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama kurun waktu 20-30 tahun terakhir ini, kesadaran masyarakat akan peran perusahaan dalam lingkungan sosial semakin meningkat. Banyak perusahaan besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility (CSR)).

BAB I PENDAHULUAN. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility (CSR)). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, menghadapi dampak globalisasi, kemajuan informasi teknologi, dan keterbukaan pasar, perusahaan harus secara serius dan terbuka memperhatikan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DI KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DI KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DI KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KENDAL, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung

Lebih terperinci

PEMANFAATAN INTERNET DAN CD ROM OLEH PENELITI DAN PEREKAYASA BADAN LITBANG PERTANIAN OLEH: INTAN YUDIA NIRMALA

PEMANFAATAN INTERNET DAN CD ROM OLEH PENELITI DAN PEREKAYASA BADAN LITBANG PERTANIAN OLEH: INTAN YUDIA NIRMALA PEMANFAATAN INTERNET DAN CD ROM OLEH PENELITI DAN PEREKAYASA BADAN LITBANG PERTANIAN OLEH: INTAN YUDIA NIRMALA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 SURAT PERNYATAAN Dengan ini Saya menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk menghalalkan segala cara untuk menekan biaya serendah-rendahnya dan meraih keuntungan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin maraknya komitmen untuk melaksanakan good governance. Pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. semakin maraknya komitmen untuk melaksanakan good governance. Pelaksanaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan-perusahaan di Indonesia pada saat ini semakin tumbuh dan berkembang, baik di dalam jumlah maupun jenis usaha yang dijalankan. Pada umumnya, tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia usaha semakin menyadari bahwa perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada nilai perusahaan yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal Tahun 2016 telah berlaku ASEAN Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Seiring berjalannya waktu, perkembangan teknologi adalah sesuatu hal yang pasti. Perkembangan teknologi semakin lama semakin berkembang dengan pesat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan atau dalam bahasa Inggris adalah enterprise terdiri dari satu

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan atau dalam bahasa Inggris adalah enterprise terdiri dari satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan atau dalam bahasa Inggris adalah enterprise terdiri dari satu atau lebih unit-unit usaha yang disebut pabrik. Perusahaan merupakan suatu lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manfaat ekonomi yang menjadi tujuan dibentuknya dunia usaha.

BAB I PENDAHULUAN. manfaat ekonomi yang menjadi tujuan dibentuknya dunia usaha. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Penelitian Salah satu isu penting yang masih terus menjadi perhatian dalam dunia usaha hingga saat ini yaitu terkait tentang tanggung jawab sosial perusahaan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT

PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (Studi Kasus di Desa Wonokromo Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta) Nurul Hidayah SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

KEEFEKTIVAN KOMUNIKASI MASYARAKAT ACEH DI BOGOR MENGENAI PENGELOLAAN DAMPAK TSUNAMI YUSNIDAR

KEEFEKTIVAN KOMUNIKASI MASYARAKAT ACEH DI BOGOR MENGENAI PENGELOLAAN DAMPAK TSUNAMI YUSNIDAR KEEFEKTIVAN KOMUNIKASI MASYARAKAT ACEH DI BOGOR MENGENAI PENGELOLAAN DAMPAK TSUNAMI YUSNIDAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 ABSTRAK YUSNIDAR. Keefektivan Komunikasi Masyarakat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Beras sangat penting dalam memelihara stabilitas ekonomi, politik dan keamanan nasional, karena beras merupakan bahan

PENDAHULUAN Latar Belakang Beras sangat penting dalam memelihara stabilitas ekonomi, politik dan keamanan nasional, karena beras merupakan bahan PENDAHULUAN Latar Belakang Beras sangat penting dalam memelihara stabilitas ekonomi, politik dan keamanan nasional, karena beras merupakan bahan pangan pokok utama sebagian besar masyarakat di Indonesia.

Lebih terperinci

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ( Corporate Social Responsibility ANDRI HELMI M, SE., MM.

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ( Corporate Social Responsibility ANDRI HELMI M, SE., MM. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ( Corporate Social Responsibility ANDRI HELMI M, SE., MM. 1 Definisi CSR Definisi CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PUSAT PT PP (PERSERO), TBK JULIANA MAISYARA

HUBUNGAN EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PUSAT PT PP (PERSERO), TBK JULIANA MAISYARA HUBUNGAN EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PUSAT PT PP (PERSERO), TBK JULIANA MAISYARA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini, perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada perubahan lingkungan yang menyebabkan semakin ketatnya persaingan dalam dunia industri. Makin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada waktu itu istilah yang umum dikenal adalah Social Responsibility (SR), hal

BAB I PENDAHULUAN. pada waktu itu istilah yang umum dikenal adalah Social Responsibility (SR), hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejarah perkembangan CSR modern diawali pada tahun 1950-an dimana pada waktu itu istilah yang umum dikenal adalah Social Responsibility (SR), hal ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia usaha kini berkembang pesat seiring dengan perkembangan pesat dalam dunia teknologi dan informasi yang kemudian melahirkan era globalisasi dan memicu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Dalam menjalankan sebuah perusahaan tentunya akan dibatasi oleh beberapa hal, salah satunya ialah kebijakan dan etika bisnis yang berlaku. Kebijakan yang dimaksud ialah

Lebih terperinci

PENGUATAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP TENAGA KERJA PENYANDANG CACAT TUBUH MELALUI POLA KEMITRAAN LOKAL

PENGUATAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP TENAGA KERJA PENYANDANG CACAT TUBUH MELALUI POLA KEMITRAAN LOKAL PENGUATAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP TENAGA KERJA PENYANDANG CACAT TUBUH MELALUI POLA KEMITRAAN LOKAL (Studi Kasus di Kelurahan Karadenan Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor) SRI HANDAYANI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat memberikan dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi Negara tersebut. Salah satu dampak positif dari pekembangan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. (corporate social responsibility) dikemukakan oleh John Elkington (1997) yang

PENDAHULUAN. (corporate social responsibility) dikemukakan oleh John Elkington (1997) yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Satu terobosan besar perkembangan gema tanggungjawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) dikemukakan oleh John Elkington (1997) yang terkenal

Lebih terperinci

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM PEMERINTAH PENANGGULANGAN KEMISKINAN

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM PEMERINTAH PENANGGULANGAN KEMISKINAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM PEMERINTAH PENANGGULANGAN KEMISKINAN (STUDI KASUS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM TAHAP PERENCANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN TAHUN 2010

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA, PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA, Menimbang : a. bahwa dalam upaya mewujudkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak dapat berdiri sendiri. Keberadaan perusahaan dalam lingkungan masyarakat membawa pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Sudah lama kita ketahui bahwa tujuan umum dari sebuah usaha didirikan adalah untuk mencari keuntungan atau laba, laba sendiri merupakan hasil yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja, serta kerusakan hutan dan lingkungan (Sembiring, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. kerja, serta kerusakan hutan dan lingkungan (Sembiring, 2005). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tidak dapat dipungkiri bahwa adanya perusahaan memberikan keuntungan bagi masyarakat. Dengan adanya perusahaan membuka lapangan pekerjaan dan menyediakan barang dan

Lebih terperinci

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN SEBAGAI TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DI KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Amerika Serikat sekitar satu setengah abad yang lalu (1840-an). Untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan Amerika Serikat sekitar satu setengah abad yang lalu (1840-an). Untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan konsep Corporate Governance sesungguhnya telah jauh dimulai bersama dengan dikembangkannya sistem korporasi di Inggris, Eropa, dan Amerika Serikat

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DALAM PEMBANGUNAN DI KABUPATEN BOYOLALI

EVALUASI PENERAPAN PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DALAM PEMBANGUNAN DI KABUPATEN BOYOLALI EVALUASI PENERAPAN PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DALAM PEMBANGUNAN DI KABUPATEN BOYOLALI Tesis Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-2 pada Program Studi Ilmu Lingkungan Wahyu

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PT JAMSOSTEK (PERSERO) (Kasus Pelatihan Penggunaan Mesin Jahit High Speed oleh PT Jamsostek

EVALUASI PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PT JAMSOSTEK (PERSERO) (Kasus Pelatihan Penggunaan Mesin Jahit High Speed oleh PT Jamsostek EVALUASI PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PT JAMSOSTEK (PERSERO) (Kasus Pelatihan Penggunaan Mesin Jahit High Speed oleh PT Jamsostek Cabang Semarang, Jawa Tengah) Oleh : NURINA PANGKAURIAN A14204012 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian dimanfaatkan oleh banyak perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari hasil tambang batubara. Keberadaan

Lebih terperinci

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. 1. Atas undangan Organisasi Kesehatan Dunia, kami, Kepala Pemerintahan, Menteri dan perwakilan pemerintah datang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sebuah perusahaan yang baik harus mampu mengontrol potensi finansial maupun potensi non finansial di dalam meningkatkan nilai perusahaan untuk eksistensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua lapisan masyarakat yang memenuhi syarat kuantitas dan kualitasnya.

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua lapisan masyarakat yang memenuhi syarat kuantitas dan kualitasnya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia seharusnya dapat di akses oleh semua lapisan masyarakat yang memenuhi syarat kuantitas dan kualitasnya. Tapi

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PEMBACA DALAM MEMPEROLEH INFORMASI GAYA HIDUP SEHAT

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PEMBACA DALAM MEMPEROLEH INFORMASI GAYA HIDUP SEHAT FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PEMBACA DALAM MEMPEROLEH INFORMASI GAYA HIDUP SEHAT (Studi Kasus Pembaca Tabloid Senior di Kecamatan Bogor Utara) Oleh : ENDANG SRI WAHYUNI PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Good Corpossrate Governance (GCG) adalah suatu istilah yang sudah tidak asing lagi. Dengan keadaan saat ini, khususnya dalam dunia perekonomian, pengelolaan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEER GROUP DENGAN KARAKTER DAN PERILAKU BULLYING REMAJA KARINA

HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEER GROUP DENGAN KARAKTER DAN PERILAKU BULLYING REMAJA KARINA HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEER GROUP DENGAN KARAKTER DAN PERILAKU BULLYING REMAJA KARINA DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 Hak Cipta

Lebih terperinci

Evaluation Partnership Program PT. PLN (Persero) APJ Banyuwangi with the Small Business Year 2010 Partners Patronage in Banyuwangi SKRIPSI.

Evaluation Partnership Program PT. PLN (Persero) APJ Banyuwangi with the Small Business Year 2010 Partners Patronage in Banyuwangi SKRIPSI. EVALUASI PROGRAM KEMITRAAN PT. PLN (PERSERO) AREA PELAYANAN DAN JARINGAN(APJ) BANYUWANGI DENGAN USAHA KECIL MITRA BINAAN TAHUN 2010 DI KABUPATEN BANYUWANGI Evaluation Partnership Program PT. PLN (Persero)

Lebih terperinci

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian Perkembangan CSR (2) Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Indah Widowati, MP. Eko Murdiyanto, SP., M.Si. Pertemuan-4 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS UPN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan keberlanjutan (sustainability) perusahaan telah menjadi isu perkembangan utama perusahaan.

Lebih terperinci

PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR HUBUNGAN PEMANFAATAN MEDIA KOMUNIKASI PRIMA TANI DAN AKSESIBILITAS KELEMBAGAAN TANI DENGAN PERSEPSI PETANI TENTANG INTRODUKSI TEKNOLOGI AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN (Kasus di Jawa Barat dan Sulawesi

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBAGIAN KERJA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI KANTOR DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SIDOARJO SKRIPSI

PENGARUH PEMBAGIAN KERJA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI KANTOR DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SIDOARJO SKRIPSI PENGARUH PEMBAGIAN KERJA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI KANTOR DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SIDOARJO (The Influence of The Job Division Toward the Work Effectivity of The Employee in The Education

Lebih terperinci

PENTINGKAH COORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY?

PENTINGKAH COORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY? PENTINGKAH COORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY? Ade Parlaungan Nasution Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Riau Kepulauan Batam Secara terminology Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu

Lebih terperinci

DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK TERHADAP MASYARAKAT LOKAL (Studi kasus di Desa Nambo, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate social responsibility (CSR) merupakan bagian penting dari strategi bisnis berkelanjutan

Lebih terperinci

B. Latar Belakang Penyusunan Pedoman Perilaku Perusahaan (Code of Conduct)

B. Latar Belakang Penyusunan Pedoman Perilaku Perusahaan (Code of Conduct) Bab I Pendahuluan A. Pengertian Umum Pedoman Perilaku Perusahaan atau Code of Conduct adalah norma tertulis yang menjadi panduan standar perilaku dan komitmen seluruh karyawan PT. Perkebunan Nusantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility mungkin

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility mungkin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility mungkin masih kurang populer di kalangan pelaku bisnis di Indonesia. Namun, tidak berlaku

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Sosial Responsibility

BAB IV PENUTUP. Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Sosial Responsibility BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Sosial Responsibility (CSR) adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai awal munculnya konsep pembangunan berkelanjutan adalah karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai awal munculnya konsep pembangunan berkelanjutan adalah karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai awal munculnya konsep pembangunan berkelanjutan adalah karena perhatian kepada lingkungan. Terutama sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui sedang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya. Kontribusi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya. Kontribusi dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjaga eksistensinya di dunia bisnis, perusahaan tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya. Kontribusi dan harmonisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sasaran Pembangunan Millennium (Millennium Development Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs) adalah delapan tujuan yang diupayakan untuk dicapai pada tahun

Lebih terperinci

Bab II. Corporate Social Responsibility

Bab II. Corporate Social Responsibility Bab II Corporate Social Responsibility 2.1. Definisi Corporate Social Responsibility (CSR) Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) kian berkembang. Namun belum ada standar maupun seperangkat kriteria

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan sebagai sebuah sistem, dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak dapat berdiri sendiri. Keberadaan perusahaan dalam lingkungan masyarakat membawa pengaruh

Lebih terperinci

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam melakukan kegiatan operasinya selalu berusaha untuk memaksimalkan laba untuk mempertahankan keberlangsungannya. Dalam upaya memaksimalkan laba

Lebih terperinci

TINJAUAN PELAKSANAAN COORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA PT P.P LONDON SUMATERA INDONESIA, Tbk MEDAN

TINJAUAN PELAKSANAAN COORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA PT P.P LONDON SUMATERA INDONESIA, Tbk MEDAN TINJAUAN PELAKSANAAN COORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA PT P.P LONDON SUMATERA INDONESIA, Tbk MEDAN TUGAS AKHIR Disusun sebagai Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3 Oleh DIANA FEBRY

Lebih terperinci

BUSINESS ETHIC AND GOOD GOVERNANCE Corporate Social Responsbility (E-LEARNING)

BUSINESS ETHIC AND GOOD GOVERNANCE Corporate Social Responsbility (E-LEARNING) Modul ke: BUSINESS ETHIC AND GOOD GOVERNANCE Corporate Social Responsbility (E-LEARNING) Fakultas Pascasarjana Dr. Anik Tri Suwarni, MM. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id KASUS PEMBUKA Pandangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan. Keberlanjutan perusahaan (corporate sustainability) hanya akan terjamin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi tersebut. Seiring dengan dinamika pembangunan, peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. kondisi tersebut. Seiring dengan dinamika pembangunan, peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan menuju bangsa yang maju, mandiri, sejahtera dan berkeadilan bukan merupakan suatu proses yang mudah dilalui. Banyak tantangan dan agenda pembangunan yang

Lebih terperinci

PROPOSAL KEGIATAN PELATIHAN MANAJEMEN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DAN COMMUNITY DEVELOPMENT

PROPOSAL KEGIATAN PELATIHAN MANAJEMEN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DAN COMMUNITY DEVELOPMENT PROPOSAL KEGIATAN PELATIHAN MANAJEMEN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DAN COMMUNITY DEVELOPMENT PT. CROWN CRACKERS Jl. Rungkut Industri IV/5-11 (031)8438297 8432117 Fax : 8439159 1. Judul Kegiatan

Lebih terperinci