PENYAKIT PARASITER - TREMATODE - H A N D A Y U U N T A R I
|
|
- Yandi Chandra
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENYAKIT PARASITER - TREMATODE - H A N D A Y U U N T A R I
2 TREMATODA Morfologi umum cacing penyebab : Pipih bilateral, seperti daun Hermaphrodit Tidak bersegmen Saluran pencernaan tdk sempurna Oral & Ventral sucker Telur beroperculum Operculu m
3 Common Trematodes Life Cycle Telur cacing Metacercari a Mirasidiu m Cercaria Sporokista Redia
4 Fasciola hepatica Predileksi : saluran empedu pada Liver/ Hepar Host : ruminansia, gajah, kuda, babi, anjing,kucing, Morfologi :
5 Fasciola hepatica Kerugian : Produktivitas menurun Harga jual turun Kematian Cara Penularan : Tertelannya metaserkaria Melalui inang antara Lymnea sp.
6 Fasciola hepatica Patogenesa : Migrasi cacing muda hemoragi, fibrosis, anemia Cacing dewasa pada bile duct proliferasi epitel bile duct, cholangitis, nekrosis, fibrosis kalsifikasi teraba berpasir Keluarnya cairan jaringan edema, ascites
7 Fasciola hepatica Gejala klinis : 1. Akut (ingesti metacercaria dlm jumlah banyak pd 1 waktu) - Penurunan BB - rasa sakit pada abdomen - Anemia - Ascites - Kematian mendadak 2. Subakut - Nafsu mkan turun - BB turun - Anemia haemorrhagic - Kerusakan hepar - Kematian dlm 4-8 minggu 3. Kronis - Penurunan BB - Produksi susu turun - Anemia - Edema submandibula - Ascites
8 Paramphistomiasis Causa : Cotylophoron cotylophorum, Paramphistomum cervii, Gastrothylax crumenifer, Gigantocotyle explanatum Predileksi : rumen, retikulum Host : ruminansia
9 Paramphistomiasis Patogenesa : - Tdk patogen kecuali dalam jumlah banyak - Nekrosis dan hemoragi PA : radang kataralis dan haemoragik, kerusakan kelenjar intestinal, degenerasi Lgl.
10 Paramphistomiasis
11 Schistosomiasis (Bilharziasis) Causa : S. japonicum, S.mansoni, S. curassoni, S. bovis, S. mattheei, S. leiperi, S. indicum, S. incognitum, S. spindale, S. rhodhaini, S. margrebowiei Morfologi : Cacing betina lebih panjang dari jantan Dioescious jenis kelamin terpisah (selalu dlm keadaan kopulasi) Jantan memiliki celah perut (canal gyneacophore/ventral groove)
12 Schistosomiasis (Bilharziasis) Lanjutan morfologi : Betina silindrik Telur berbentuk ovoid yang dilengkapi spina Cacing betina oral sucker dan ventral sucker Vulva cacing betina posterior
13 Schistosomiasis (Bilharziasis) SERKARIA Furkoserkaria Schistosomule SPOROKISTA Primer-sekunder Hepatopankreas DEWASA Hidup berpasangan pada vena MIRASIDIUM Oncomelania sp. TELUR Bersama feces
14 Schistosomiasis (Bilharziasis) Habitat : vena porta dan vena messeterica Host : manusia, anjing, kucing, sapi, kambing, babi, dan tikus Endemik : China, Jepang, Korea, Taiwan, Sulawesi
15 Schistosomiasis (Bilharziasis) Patogenesa : Pruritus bekas masuknya serkaria Ptechiae pada organ yang terkena Oedema subcutan Hati membengkak dan nyeri Abdominal pain, demam, malaise, diare
16 Paragonomiasis Causa : Paragonimus westermanii (manusia, felidae, canidae) Paragonimus kellicoti (felidae, canidae, tikus besar, babi, cerpelai) Paragonimus iloktsuenensis (tikus) Paragonimus ohirai (tikus dan anjing)
17 Paragonomiasis Habitat : paru-paru (jaringan peribronkhioli) kista Morfologi : Sperti biji kopi (dorsal cembung, ventral datar) Duri halus di seluruh permukaan tubuh Telur beroperkulum berwarna coklat keabu-abuan Telur dikeluarkan belum berembrio
18 Paragonomiasis CACING DEWASA CACING MUDA Migrasi (e. koleganse & diastase proteolitik) METASERKA RIA TELUR Sputum/feces Berkembang pada tmpt berair MIRASIDIUM Siput (inang antara I) Migrasi ke jar. limfa, otot, atau bronkhi SPOROKIST A SERKARIA Crustacea (inang antara II) REDIA
19 Paragonomiasis Patogenesa : Migrasi cacing muda kista jaringan emboli, mikroinfark, dan nekrosis parenkhim paru2 Pengeluaran telur iritasi pada parenkhim granuloma pseudotuberculosa Hiperplasia sel-sel epitel bronkhioli batuk
20 Paragonomiasis Gejala Klinis : Batuk kering sputum bergaris darah, coklat karat Rasa sakit pada paru2 dan demam ringan Rasa sakit pada bagian terbentuknya kista Epilepsi, paresis, gangguan visual otak Diagnosa : Telur pada sputum atau feces CFT, reaksi intradermal
TREMATODA PENDAHULUAN
TREMATODA PENDAHULUAN Trematoda termasuk dalam filum Platyhelminthes Morfologi umum : Pipih seperti daun, tidak bersegmen Tidak mempunyai rongga badan Mempunyai 2 batil isap : mulut dan perut. Mempunyai
Lebih terperinciDisebut Cacing Pipih (Flat Worm) dengan ciri antara lain:
Disebut Cacing Pipih (Flat Worm) dengan ciri antara lain: Tubuh simetri bilateral Belum memiliki sistem peredaran darah Belum memiliki anus Belum memiliki rongga badan (termasuk kelompok Triploblastik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sapi Bali Sapi bali adalah sapi potong asli Indonesia yang merupakan hasil
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sapi Bali Sapi bali adalah sapi potong asli Indonesia yang merupakan hasil domestikasi dari banteng (Bibos banteng) (Hardjosubroto, 1994). Menurut Williamson dan Payne (1993),
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sapi Bali 2.1.1 Asal-Usul dan Penyebaran Sapi Bali Sapi bali adalah sapi potong asli Indonesia yang merupakan hasil domestikasi dari banteng (Bibos banteng) (Hardjosubroto,
Lebih terperinciGambar 2.1. Telur Fasciola hepatica (Sumber : CDC, 2012)
16 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Trematoda Hati 2.1.1 Fasciola hepatica a. Morfologi dan Daur Hidup Cacing dewasa mempunyai bentuk pipih seperti daun, besarnya ± 30x13 mm. Bagian anterior berbentuk seperti
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Biduri (Calotropis spp.) Genera Calotropis terdiri dari dua spesies, dengan 90 % menghuni negara Asia
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biduri (Calotropis spp.) Genera Calotropis terdiri dari dua spesies, dengan 90 % menghuni negara Asia selatan dan paling endemik di India, Indonesia, Malaysia, Thailand, Srilanka
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Prevalensi Prevalensi adalah frekuensi dari penyakit yang ada dalam populasi tertentu pada titik waktu tertentu. Angka prevalensi dipengaruhi oleh tingginya insidensi dan lamanya
Lebih terperinciPLATYHELMINTHES. Dugesia tigrina. A. Karakteristik
A. Karakteristik PLATYHELMINTHES 1.Tubuh terdiri atas 3 lapisan sel: ektodermis, mesodermis, dan endodermis (triploblastik) 2. Hidup bebas atau parasit 3. Alat ekskresi berupa sel api 4. Alat pencernaan
Lebih terperinciEtiologi Fasciola sp, hidup di dalam hati dan saluran empedu. Cacing ini memakan jaringan hati dan darah.
1. Penyakit Parasit Cacing pada Ruminansia Walaupun penyakit cacingan tidak langsung menyebabkan kematian, akan tetapi kerugian dari segi ekonomi dikatakan sangat besar, sehingga penyakit parasit cacing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada manusia. Organisasi Kesehatan Dunia World Healt Organization (WHO)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gangguan penyakit pada ternak merupakan salah satu hambatan yang di hadapi dalam pengembangan peternakan. Peningkatan produksi dan reproduksi akan optimal, bila secara
Lebih terperinciLaporan Praktikum Penyakit Parasitik FASCIOLA GIGANTICA. Oleh FIKRI AFRIZAL NIM
Laporan Praktikum Penyakit Parasitik FASCIOLA GIGANTICA Oleh FIKRI AFRIZAL NIM 1102101010049 FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM, BANDA ACEH 2013 FASCIOLA GIGANTICA a. Morfologi
Lebih terperinciTerdiri dari 1. Nemathelminthes ( Cacing gilik / nema = benang) 2. Platyhelmintes (Cacing pipih) A. Trematoda (Cacing daun) B. Cestoda (Cacing pita)
Ani Radiati MKes Terdiri dari 1. Nemathelminthes ( Cacing gilik / nema = benang) 2. Platyhelmintes (Cacing pipih) A. Trematoda (Cacing daun) B. Cestoda (Cacing pita) NEMATODA USUS - Ascaris lumbricoides
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tanaman Biduri (Calotropis spp.) Biduri ( Calotropis spp.) merupakan tanaman yang tahan hidup pada
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Biduri (Calotropis spp.) Biduri ( Calotropis spp.) merupakan tanaman yang tahan hidup pada daerah kering dan toleran pada kadar garam yang relatif tinggi, tumbuh liar
Lebih terperinciLABORATORIUM PARASITOLOGI DAN ENTOMOLOGI
LABORATORIUM PARASITOLOGI DAN ENTOMOLOGI Kegiatan Infeksi cercaria Schistosoma japonicum pada hewan coba (Tikus putih Mus musculus) 1. Latar belakang Schistosomiasis atau disebut juga demam keong merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan hewan dapat menularkan penyakit, manusia tetap menyayangi hewan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan manusia sulit terlepas dari kehidupan hewan, baik sebagai teman bermain atau untuk keperluan lain. Meskipun disadari bahwa kedekatan dengan hewan dapat menularkan
Lebih terperinciCARA PERKEMBANGBIAKAN INVERTEBRATA
CARA PERKEMBANGBIAKAN INVERTEBRATA Dalam perkembangbiakannya,invertebrata memiliki cara reproduksi sebagai berikut 1. Reproduksi Generatif Reproduksi generative melalui fertilisasi antara sel kelamin jantan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ternak Itik Itik ( Anas sp.) merupakan unggas air yang cukup dikenal masyarakat. Nenek moyangnya berasal dari Amerika Utara dan merupakan itik liar ( Anas moscha) atau Wild
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Saanen adalah salah satu ternak dwiguna yang cukup potensial
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Saanen Kambing Saanen adalah salah satu ternak dwiguna yang cukup potensial dan perlu dikembangkan sebagai penyedia protein hewani yang dapat menghasilkan susu dan
Lebih terperinciCiri-ciri umum cestoda usus
Ciri-ciri umum cestoda usus Bentuk tubuh pipih, terdiri dari kepala (scolex) dilengkapi dengan sucker dan tubuh (proglotid) Panjang antara 2-3m Bersifat hermaprodit Hidup sebagai parasit dalam usus vertebrata
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 KERBAU
2 kejadian kecacingan pada kerbau. Namun, yang tidak kalah penting adalah informasi yang didapat dan pencegahan yang dilakukan, akan meningkatkan produktivitas ternak serta kesejahteraan peternak khususnya
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kabupaten Pringsewu merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Lampung yang
6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Kabupaten Pringsewu Kabupaten Pringsewu merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Tanggamus, dan dibentuk
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kuda (Equus caballus) Kuda sudah lama dikenal dan dimanfaatkan oleh manusia sebagai sumber daging, alat transportasi dan kemudian berkembang menjadi hewan yang digunakan sebagai
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Fasciola gigantica Klasifikasi dan Morfologi Fasciola gigantica
3 TINJAUAN PUSTAKA Fasciola gigantica Klasifikasi dan Morfologi Fasciola gigantica Fasciola gigantica dikenal dengan cacing hati merupakan parasit dari kelas trematoda yang hidup di dalam buluh empedu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sapi bali merupakan salah satu sapi lokal asli Indonesia yang tersebar
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sapi bali merupakan salah satu sapi lokal asli Indonesia yang tersebar hampir di seluruh Nusantara. Populasisapibali dibandingkan dengan sapi lainnya seperti sapi ongole,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Sapi pada umumnya memiliki tubuh yang besar dan memiliki rambut.
4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Sapi Ongole (Bos indicus) Sapi pada umumnya memiliki tubuh yang besar dan memiliki rambut. Rambut pada sapi berbeda-beda, pada sapi yang hidup di daerah panas memiliki rambut
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Budidaya Sapi Potong Ternak sapi khususnya sapi potong merupakan salah satu sumber daya penghasil bahan makanan berupa daging yang memiliki nilai
Lebih terperinciBAB 2 TI JAUA PUSTAKA
BAB 2 TI JAUA PUSTAKA 2.1. Infeksi Cacing Pita 2.1.1. Definisi Infeksi cacing pita atau taeniasis ialah penyakit zoonosis parasiter yang disebabkan cacing pita yang tergolong dalam genus Taenia (Taenia
Lebih terperinciPada dasarnya morfologi cacing dewasa terdiri dari : - Kepala/scolec, - Leher, -Strobila,
CESTODA JARINGAN Cacing dalam kelas Cestoidea disebut juga cacing pita karena bentuk tubuhnya yang panjang dan pipih menyerupai pita. Cacing ini tidak mempunyai saluran pencernaan ataupun pembuluh darah.
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Prevalensi Clinostomum complanatum pada ikan Betok (Anabas testudineus) di Yogyakarta
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Prevalensi Clinostomum complanatum pada ikan Betok (Anabas testudineus) di Yogyakarta Hasil penangkapan ikan air tawar dari Kali progo, Yogyakarta diketahui terdapat 7 jenis
Lebih terperinci2. Strongyloides stercoralis
NEMATODA USUS CIRI-CIRI UMUM Simetris bilateral, tripoblastik, tidak memiliki appendages Memiliki coelom yang disebut pseudocoelomata Alat pencernaan lengkap Alat ekskresi dengan sel renette atau sistem
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Taksonomi Fasciola gigantica Morfologi dan Siklus Hidup
TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Taksonomi Fasciola gigantica Fasciola spp yang lebih dikenal dengan nama cacing hati merupakan trematoda paling penting sebagai penyebab kerugian ekonomi pada ternak ruminansia
Lebih terperinciTREMATODA. A. Morfologi dan Daur hidup
TREMATODA A. Morfologi dan Daur hidup Trematoda berasal dari kata trematos, yang artinya berlubang dan berlekuk, yaitu cacing yang pada tubuhnya terdapat satu atau lebih bagian yang berlekuk untuk menempel
Lebih terperinciETIOLOGI : 1. Ada 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab: Virus Hepatitis A (HAV) Virus Hepatitis B (VHB) Virus Hepatitis C (CV) / Non A Non B
HEPATITIS REJO PENGERTIAN: Hepatitis adalah inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan kimia ETIOLOGI : 1. Ada 5
Lebih terperinciTATALAKSANA SKISTOSOMIASIS. No. Dokumen. : No. Revisi : Tanggal Terbit. Halaman :
Revisi Halaman 1. Pengertian Skistosoma adalah salah satu penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh cacing trematoda dari genus schistosoma (blood fluke). 2. Tujuan Prosedur ini sebagai acuan dalam
Lebih terperinciPOTENSI HEWAN RESERVOAR DALAM PENULARAN SCHISTOSOMIASIS PADA MANUSIA DI SULAWESI TENGAH
2004 Yusuf Ridwan Posted 14 December 2004 Makalah Pribadi Falsafah Sains (PPS 702) Sekolah Pasca Sarjana/S3 Institut Pertanian Bogor Desember 2004 Dosen: Prof. Dr. Ir. Rudy C. Tarumingkeng, M.F (Penanggung
Lebih terperinciFASCIOLOSIS PADA SAPI BALI DI UPTD. RPH KOTA MAKASSAR, TAMANGAPA PERIODE AGUSTUS 2014
PREVALENSI FASCIOLOSIS PADA SAPI BALI DI UPTD. RPH KOTA MAKASSAR, TAMANGAPA PERIODE AGUSTUS 2014 SKRIPSI NANA JUNITA PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015
Lebih terperinciPengaruh iradiasi ultraviolet (254 nm) terhadap pelemahan kemampuan menginfeksi mirasidium Fasciola gigantica
Pengaruh iradiasi ultraviolet (254 nm) terhadap pelemahan kemampuan menginfeksi mirasidium Fasciola gigantica Abstract Edy Riwidiharso dan Billalodin Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman Diterima
Lebih terperinciKEGIATAN YANG DILAKSANAKAN
KEGIATAN PENELITIAN Schistosomiasis atau disebut juga demam keong merupakan penyakit parasitik yang disebabkan oleh infeksi cacing yang tergolong dalam genus Schistosoma. Ada tiga spesies Schistosoma yang
Lebih terperinciBIONOMIK SCHISTOSOMA TAPONICUM PADAMENCIT(Musmusculus)DILABORATORIUM
BIONOMIK SCHISTOSOMA TAPONICUM PADAMENCIT(Musmusculus)DILABORATORIUM Anis Nurwidayatir, Phetisya PFSr, htan Tr' Ristil,Balai Litban gp\b?donggala, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan' Kementerian
Lebih terperinciPada pasien ditemukan mata anemis, limfadonepati menyeluruh, dan hepatomegali. Pemeriksaan fisik yang lain dalam batas normal.
SCHISTOSOMIASIS B7 Pendahuluan Penyakit infeksi merupakan masalah kesehatan dari masyarakan. Penyakit infeksi sendiri bisa muncul karena adanya bakteri, virus, kuman, ataupun parasite yang ada disekitar
Lebih terperinciTaenia saginata dan Taenia solium
Taenia saginata dan Taenia solium Mata kuliah Parasitologi Disusun Oleh : Fakhri Muhammad Fathul Fitriyah Ina Isna Saumi Larasati Wijayanti Sri Wahyuni Kelompok 6 DIV KESEHATAN LINGKUNGAN TAKSONOMI Taenia
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI
LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI A. KONSEP MEDIK 1. Pengertian Hepatomegali Pembesaran Hati adalah pembesaran organ hati yang disebabkan oleh berbagai jenis penyebab seperti infeksi virus hepatitis, demam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ascaris lumbricoides Manusia merupakan hospes beberapa nematoda usus. Sebagian besar nematoda ini menyebabkan masalah kesehatan masyarakat Indonesia (FKUI, 1998). Termasuk dalam
Lebih terperinciBAB IV PEMERIKSAAN PULSUS DAN PEREDARAN DARAH PERIFER
BAB IV PEMERIKSAAN PULSUS DAN PEREDARAN DARAH PERIFER A. PENDAHULUAN Pemeriksaan pulsus, vena superfisial, kapiler dan bilamana dikaitkan dengan pemeriksaan jantung sekaligus mempunyai arti yang sangat
Lebih terperinciPARASTOLOGI. Tugas 1. Disusun untuk memenuhi tugas praktik komputer 1. Editor : Vivi Pratika NIM : G0C PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN
1 PARASTOLOGI Tugas 1 Disusun untuk memenuhi tugas praktik komputer 1 Editor : Vivi Pratika NIM : G0C015098 PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Landak Jawa ( Hystrix javanica
14 TINJAUAN PUSTAKA Landak Jawa (Hystrix javanica) Klasifikasi Landak Jawa menurut Duff dan Lawson (2004) adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Mammalia Ordo : Rodentia Famili
Lebih terperinciPREVALENSI PARAMPHISTOMIASIS PADA SAPI BALI DI KABUPATEN MAROS
PREVALENSI PARAMPHISTOMIASIS PADA SAPI BALI DI KABUPATEN MAROS SKRIPSI OLEH : MUSDALIFAH O 111 11 267 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015 ii PREVALENSI
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Sapi Penggolongan sapi ke dalam suatu Genera berdasarkan pada persamaan karakteristik yang dimilikinya. Karakteristik yang dimiliki tersebut akan diturunkan ke generasi
Lebih terperinciRENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN
RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Pertemuan : Minggu ke 14 Waktu : 50 menit Pokok bahasan : 14. Kasus Penyakit di Klinik (Lanjutan) Subpokok bahsan : a. Penyakit Anemia hemolitik intravaskuler (keracunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan pangan hewani berkualitas juga semakin meningkat. Salah satu pangan hewani
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk di Indonesia semakin meningkat, menyebabkan kebutuhan akan pangan hewani berkualitas juga semakin meningkat. Salah satu pangan hewani berkualitas yang
Lebih terperinciSMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA
JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA Salah satu ciri mahluk hidup adalah membutuhkan makan (nutrisi). Tahukah kamu, apa yang
Lebih terperinciPrevalensi Trematoda pada Sapi Bali yang Dipelihara Peternak di Desa Sobangan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung
Prevalensi Trematoda pada Sapi Bali yang Dipelihara Peternak di Desa Sobangan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung THE PREVALENCE OF TREMATODES IN BALI CATTLE BREEDERS REARED IN THE SOBANGAN VILLAGE, MENGWI
Lebih terperinciInvestigasi Keberadaan Cacing Paramphistomum sp. Pada lambung sapi yang berasal dari Tempat Pemotongan Hewan di Kota Gorontalo
Jurnal Peternakan Investigasi Keberadaan Cacing Paramphistomum sp. Pada lambung sapi yang berasal dari Tempat Pemotongan Hewan di Kota Gorontalo David Romario Nusa Siswatiana Rahim Taha Tri Ananda Erwin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai 2 triliun/tahun. (Anonim. 2014). sebagai berikut : adanya parasite, adanya sumber parasit untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi parasit internal masih menjadi faktor yang sering mengganggu kesehatan ternak dan mempunyai dampak kerugian ekonomi yang besar terutama pada peternakan rakyat
Lebih terperinciAnjing Anda Demam, Malas Bergerak dan Cepat Haus? Waspadai Leptospirosis
Anjing Anda Demam, Malas Bergerak dan Cepat Haus? Waspadai Leptospirosis Leptospirosis adalah penyakit berbahaya yang diakibatkan oleh bakteri Leptospira interrogans sensu lato. Penyakit ini dapat menyerang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii RIWAYAT HIDUP... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi UCAPAN TERIMA KASIH... vii DAFTAR ISI... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam.)) 2.1.1 Klasifikasi Lamtoro Kingdom Divisio Sub Divisio Kelas Ordo Suku Genus : Plantae : Magnoliophyta : Spermatophyta : Magnolipsida :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu penyakit parasit yang menyerang ternak, seperti fascioliasis
1 BAB I PENDAHULUAN Salah satu penyakit parasit yang menyerang ternak, seperti fascioliasis yang disebabkan oleh cacing hati Fasciola gigantica menimbulkan banyak masalah dalam bidang peternakan. Fascioliasis
Lebih terperincibiologi SET 22 ANIMALIA 2 DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. FILUM PLATYHELMINTHES a. Struktur Tubuh b.
22 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi SET 22 ANIMALIA 2 A. FILUM PLATYHELMINTHES a. Struktur Tubuh Plathyhelmintes memiliki bentuk tubuh bilateral simetris. Bagian ujung anterior
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Taman Rekreasi Margasatwa Serulingmas Unta Punuk Satu (Camelus dromedarius)
TINJAUAN PUSTAKA Taman Rekreasi Margasatwa Serulingmas Taman Rekreasi Margasatwa (TRMS) Serulingmas terletak di hutan kota Banjarnegara yang dihijaukan sejak tahun 1994. Taman ini berada kurang lebih satu
Lebih terperinciTinjuan pustaka 1.1 Klasifikasi dan Morfologi Fasciolosis spp
Tinjuan pustaka 1.1 Klasifikasi dan Morfologi Fasciolosis spp Menurut Kusumamiharja (1992) klasifikasi taksonomi cacing hati sebagai berikut : Kingdom : Animalia Filum : Platyhelmints Kelas : Trematoda
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. domestikasi dari banteng (Bibos banteng) dan merupakan sapi asli sapi Pulau Bali. Sapi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sapi Bali Sapi bali merupakan sapi potong asli Indonesia yang merupakan hasil domestikasi dari banteng (Bibos banteng) dan merupakan sapi asli sapi Pulau Bali. Sapi bali merupakan
Lebih terperinciPENYAKIT-PENYAKIT DITULARKAN VEKTOR
PENYAKIT-PENYAKIT DITULARKAN VEKTOR dr. I NYOMAN PUTRA Kepala Bidang Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok DEMAM BERDARAH DENGUE (DHF) Definisi Merupakan penyakit
Lebih terperinciBIOLOGI LAUT Mollusca
MAKALAH BIOLOGI LAUT Mollusca MUSDALIFAH L211 13 006 MELINDA DAVID L211 13 016 JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015 KATA PENGANTAR Tiada untaian
Lebih terperincibio.unsoed.ac.id la l b T'b ', */'i I. PENDAHULUAN zt=r- (ttrt u1 II. JENIS PENYAKIT CACINGA}I '"/ *
i zt=r- (ttrt u1 la l b T'b ', */'i '"/ * I. JENIS.JENIS CACING PARASIT USUS YANG UMUM MENYERANG ANAK SEKOLAH DASAR-) Oleh : Dr. Bambang Heru Budianto, MS.**) I. PENDAHULUAN Penyakit cacing usus oleh masyarakat
Lebih terperinci1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hepar merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia, dengan berat 1.200-1.500 gram. Pada orang dewasa ± 1/50 dari berat badannya sedangkan pada bayi ± 1/18 dari berat
Lebih terperinciE. coli memiliki bentuk trofozoit dan kista. Trofozoit ditandai dengan ciri-ciri morfologi berikut: 1. bentuk ameboid, ukuran μm 2.
PROTOZOA Entamoeba coli E. coli memiliki bentuk trofozoit dan kista. Trofozoit ditandai dengan ciri-ciri morfologi berikut: 1. bentuk ameboid, ukuran 15-50 μm 2. sitoplasma mengandung banyak vakuola yang
Lebih terperinciSTUDI KASUS FASCIOLOSIS DI RPH PURWODADI KABUPATEN GROBOGAN- JAWA TENGAH: DIAGNOSIS, DERAJAT INFEKSI
STUDI KASUS FASCIOLOSIS DI RPH PURWODADI KABUPATEN GROBOGAN- JAWA TENGAH: DIAGNOSIS, DERAJAT INFEKSI Fasciola gigantica, DAN TINGKAT KERUSAKAN HATI PADA SAPI NATALINA PANJAITAN FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan mas menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut:
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Mas (Cyprinus carpio) 2.1.1 Klasifikasi dan morfologi Klasifikasi ikan mas menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut: Spesies Kingdom : Animalia Filum : Chordata Class
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Obat merupakan suatu bahan atau campuran bahan yang berfungsi untuk digunakan sebagai diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala
Lebih terperinciMODUL IDENTIFIKASI PARASIT CACING. Oleh :
MODUL IDENTIFIKASI PARASIT CACING Oleh : Dr. drh. I Made Dwinata, M.kes Dr. Drh. Ida Ayu Pasti Apsari, MP Dr. N. Adi Suratma, MP Drh. Ida Bagus Made Oka, M.kes FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Undang-undang Nomor 48 tahun 2008 tanggal 26 November 2008
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Wilayah Pringsewu Berdasarkan Undang-undang Nomor 48 tahun 2008 tanggal 26 November 2008 dibentuk Kabupaten Pringsewu dan diresmikan pada tanggal 3 April 2009 oleh Menteri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lambung merupakan perluasan organ berongga besar berbentuk kantung dalam rongga peritoneum yang terletak di antara esofagus dan usus halus. Saat keadaan kosong, bentuk
Lebih terperinciCOXIELLA BURNETII OLEH : YUNITA DWI WULANSARI ( )
COXIELLA BURNETII OLEH : YUNITA DWI WULANSARI (078114113) KLASIFIKASI ILMIAH Kingdom : Bacteria Phylum : Proteobacteria Class : Gamma Proteobacteria Order : Legionellales Family : Coxiellaceae Genus :
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mempunyai hasil alam yang berlimpah dan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbagai kepentingan. Salah satu dari hasil alam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sapi adalah salah satu ruminansia yang paling banyak di ternakkan di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sapi adalah salah satu ruminansia yang paling banyak di ternakkan di Indonesia, merupakan penyumbang daging terbesar dari kelompok ruminansia terhadap produksi daging
Lebih terperinciCATATAN SINGKAT IMUNOLOGI
CATATAN SINGKAT IMUNOLOGI rina_susilowati@ugm.ac.id Apakah imunologi itu? Imunologi adalah ilmu yang mempelajari sistem imun. Sistem imun dipunyai oleh berbagai organisme, namun pada tulisan ini sistem
Lebih terperinci2. Pengkajian Kesehatan. a. Aktivitas. Kelemahan. Kelelahan. Malaise. b. Sirkulasi. Bradikardi (hiperbilirubin berat)
. KOMPLIKASI Ensefalopai hepaic terjadi pada kegagalan hai berat yang disebabkan oleh akumulasi amonia serta metabolik toksik merupakan stadium lanjut ensefalopai hepaik. Kerusakan jaringan paremkin hai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Soil-Transmitted Helminths (STH) STH adalah cacing yang dalam siklus hidupnya memerlukan tanah yang sesuai untuk berkembang menjadi bentuk infektif. Ukuran sangat bervariasi,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Soil transmitted helminths adalah cacing perut yang siklus hidup dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Soil Transmitted Helminths 1. Pengertian Soil transmitted helminths adalah cacing perut yang siklus hidup dan penularannya melalui tanah. Di Indonesia terdapat lima species cacing
Lebih terperinciPREVALENSI FASCIOLOSIS PADA SAPI POTONG DI KECAMATAN MALUSETTASI KABUPATEN BARRU
PREVALENSI FASCIOLOSIS PADA SAPI POTONG DI KECAMATAN MALUSETTASI KABUPATEN BARRU SKRIPSI ETY FITRIANI PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015 PREVALENSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistem organ dikarenakan hipersensitivitas terhadap makanan tertentu yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alergi makanan merupakan gejala yang mengenai banyak organ atau sistem organ dikarenakan hipersensitivitas terhadap makanan tertentu yang sebagian besar diperantarai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ascaris lumbricoides merupakan cacing gelang yang. termasuk ke dalam golongan Soil Transmitted Helminths
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Ascaris lumbricoides merupakan cacing gelang yang termasuk ke dalam golongan Soil Transmitted Helminths (STH) yaitu cacing yang menginfeksi manusia dengan cara penularannya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ternak Sapi Sapi potong merupakan salah satu ternak penghasil daging terbesar setelah ternak unggas di Indonesia, namun produksi daging dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Vektor dalam arti luas adalah pembawa atau pengangkut. Vektor dapat berupa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vektor Vektor dalam arti luas adalah pembawa atau pengangkut. Vektor dapat berupa vektor mekanis dan biologis, juga dapat berupa vektor primer dan sekunder.vektor mekanis adalah
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Infeksi Trichuris trichiura adalah salah satu penyakit cacingan yang banyak
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Trichuris trichiura Infeksi Trichuris trichiura adalah salah satu penyakit cacingan yang banyak terdapat pada manusia. Diperkirakan sekitar 900 juta orang pernah terinfeksi
Lebih terperinciLaporan Pendahuluan Typhoid
Laporan Pendahuluan Typhoid Di UGD RSU AL-ISLAM H.M.MAWARDI KRIAN-SIDOARJO DISUSUN OLEH : Rani Nurlelasari 1101040 AKADEMI KEBIDANAN MITRA SEHAT SIDOARJO TAHUN AJARAN 2011-2012 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan
Lebih terperinciPENUNTUN PRAKTIKUM PARASITOLOGI
PENUNTUN PRAKTIKUM PARASITOLOGI ISFANDA, DVM, M.Si FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABULYATAMA ACEH BESAR 2016 BAB 1 PEMERIKSAAN TELUR TREMATODA Pemeriksaan Telur Cacing Dengan Metode Natif Tujuan untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang dapat menimbulkan kerugian ekonomi (Wibowo, 2014). Hal ini disebabkan
I. PENDAHULUAN Latar Belakang Penyakit Avian Influenza (AI) adalah salah satu penyakit infeksi penting yang dapat menimbulkan kerugian ekonomi (Wibowo, 2014). Hal ini disebabkan adanya kematian yang tinggi
Lebih terperinciPENYAKIT MENULAR. Website:
PENYAKIT MENULAR Penyakit Menular Penyakit menular memberikan Informasi insiden, period prevalence dan prevalensi penyakit secara klinis dengan/tanpa informasi laboratorium yang digali melalui kuisioner.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Chilo Sachhariphagus Boj. (Lepidoptera: Crambidae)
TINJAUAN PUSTAKA Chilo Sachhariphagus Boj. (Lepidoptera: Crambidae) Biologi Gambar 1. Telur C. sacchariphagus Bentuk telur oval, datar dan mengkilap. Telur berwarna putih dan akan berubah menjadi hitam
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
7 HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan Fisik Anjing Lokal Hewan yang digunakan adalah anjing lokal berjumlah 2 ekor berjenis kelamin betina dengan umur 6 bulan. Pemilihan anjing betina bukan suatu perlakuan
Lebih terperinciBAB III VIRUS TOKSO PADA KUCING
BAB III VIRUS TOKSO PADA KUCING 3.1. Virus Tokso Pada Kucing Toksoplasmosis gondii atau yang lebih sering disebut dengan tokso adalah suatu gejala penyakit yang disebabkan oleh protozoa toksoplasmosis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Petani merupakan kelompok kerja terbesar di berbagai negara di dunia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Petani merupakan kelompok kerja terbesar di berbagai negara di dunia termasuk di Indonesia. Walaupun terdapat kecenderungan yang semakin menurun, angkatan kerja yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tingkat konsumsi ayam dan telur penduduk Indonesia tinggi. Menurut Badan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ayam dan telur bukanlah jenis makanan yang asing bagi penduduk indonesia. Kedua jenis makanan tersebut sangat mudah dijumpai dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Bahkan
Lebih terperinciInfeksi melalui traktus genital pasca persalinan suhu 38 C terjadi antara hari 2-10 post partum
INFEKSI NIFAS PRINSIP DASAR Infeksi melalui traktus genital pasca persalinan suhu 38 C terjadi antara hari 2-10 post partum PREDISPOSISI - Malnutrisi - Anemia - Higiene jelek - Persalinan macet / bermasalah
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas
6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Morfologi Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas Branchiopoda, Divisi Oligobranchiopoda, Ordo Cladocera, Famili Daphnidae,
Lebih terperinciPREVALENSI DAN DERAJAT INFEKSI CACING SALURAN PENCERNAAN PADA INDAH KARTIKA SARI
SKRIPSI PREVALENSI DAN DERAJAT INFEKSI CACING SALURAN PENCERNAAN PADA SAPI PERANAKAN ONGOLE (PO) DAN LIMOUSIN DI KECAMATAN TIKUNG KABUPATEN LAMONGAN Oleh: INDAH KARTIKA SARI 061011253 FAKULTAS KEDOKTERAN
Lebih terperinciURAIAN MATERI 1. Kultur sel tunggal Sejalan dengan kemajuan teknologi DNA, ilmuwan telah mengembangkan dan menyempurnakan metode untuk melakukan
URAIAN MATERI 1. Kultur sel tunggal Sejalan dengan kemajuan teknologi DNA, ilmuwan telah mengembangkan dan menyempurnakan metode untuk melakukan kloning pada organisme multiseluler melalui kultur sel tunggal.
Lebih terperinci