Profil Daerah Kota Palu 2014 i

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Profil Daerah Kota Palu 2014 i"

Transkripsi

1

2

3 Profil Daerah Kota Palu 2014 i

4 PROFIL DAERAH KOTA PALU TAHUN 2014 Nomor Katalog : ISSN : Nomor Publikasi : Ukuran Buku : Jumlah Halaman Naskah : xviii : Tim Penyusun Gambar Kulit : Diterbitkan Oleh : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal Kota Palu Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya ii Profil Daerah Kota Palu 2014

5 KATA PENGANTAR Publikasi Profil Kota Palu Tahun 2014 merupakan terbitan yang memuat berbagai informasi tentang kondisi geografi, pemerintahan, kependudukan, sosial budaya, sumber daya alam, sarana dan prasarana (infrastruktur), industri, perdagangan, ekonomi dan keuangan. Sebagai terbitan tahunan, buku ini menyajikan data statistik yang menggambarkan keadaan daerah pada periode tersebut. Tujuan penyusunan Profil Kota Palu Tahun 2014 ini adalah melaksanakan amanat peraturan perundang-undangan. Kebijakan dan perencanaan pembangunan daerah harus didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Akhirnya, pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga publikasi ini bisa terbit. Mudah-mudahan publikasi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.. Palu, September 2014 WALI KOTA, H. RUSDY MASTURA Profil Daerah Kota Palu 2014 iii

6 iv Profil Daerah Kota Palu 2014

7 SAMBUTAN Kita menyadari bahwa data statistik mempunyai arti dan peranan yang amat penting baik untuk perencanaan, perumusan kebijaksanaan maupun pelaksanaan dan evaluasi hasil-hasil pembangunan. Oleh karenanya saya menyambut gembira dengan diterbitkannya buku Profil Daerah Kota Palu Tahun Buku ini menyajikan data secara komprehensif dari berbagai bidang, untuk itu saya minta agar semua unsur pelaksana dan penanggung jawab pembangunan di Kota Palu agar mengadakan evaluasi sudah sejauh mana hasil-hasil pembangunan yang telah kita capai serta mencermati dimana letak kelemahan dan kekurangannya untuk selanjutnya mengadakan perbaikan dan penyempurnaan guna peningkatan pada tahun yang akan datang. Kepada Walikota Palu beserta seluruh jajarannya yang telah berhasil menerbitkan buku ini, saya ucapkan terima kasih dan saya harapkan agar senantiasa meningkatkan mutu dan keragaman data yang disajikan. Terima kasih dan selamat bekerja, semoga Allah SWT senantiasa menyertai kita semua. Palu, September 2014 KEPALA BAPPEDA DAN PENANAMAN MODAL KOTA PALU, Ir. DHARMA GUNAWAN M., M.Si NIP Profil Daerah Kota Palu 2014 v

8 vi Profil Daerah Kota Palu 2014

9 DAFTAR ISI Halaman Judul Katalog Kata Pengantar Sambutan Kepala Bappeda dan PM Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar halaman i ii iii v vii ix xv BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Maksud dan Tujuan 3 BAB II SEJARAH KOTA PALU 5 BAB III KEBIJAKAN UMUM PEMBANGUNAN DAERAH Visi dan Misi RPJMD Kota Palu BAB IV GEOGRAFI Topografi Hidrologi dan Klimatologi Pemanfaatan Lahan 23 BAB V PEMERINTAHAN Administrasi Pemerintahan Organisasi Pemerintahan Aparatur Sipil Negara 30 BAB VI SOSIAL BUDAYA Demografi Ketenagakerjaan Keluarga Berencana Kesehatan Pendidikan Agama 68 BAB VII PERTANIAN Tanaman Pangan Hortikultura 75 Profil Daerah Kota Palu 2014 vii

10 7.3 Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan 85 BAB VIII KONSTRUKSI, INDUSTRI, PERTAMBANGAN, PENGGALIAN DAN ENERGI Konstruksi Industri Pertambangan dan Penggalian Energi 95 BAB IX PERDAGANGAN Neraca Perdagangan 102 BAB X PARIWISATA Hotel Restoran dan Rumah Makan Objek Wisata 111 BAB XI TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI Sarana Transportasi Sarana Komunikasi 119 BAB XII EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Lembaga Keuangan Harga-harga Pajak Pendapatan dan Belanja Daerah Ekonomi Makro Kota Palu 142 BAB XIII POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN Lembaga Politik Lembaga Non Profit Hukum dan Keamanan 153 BAB XIV PRESTASI DAERAH 161 BAB XV PENUTUP Kesimpulan Saran 170 viii Profil Daerah Kota Palu 2014

11 DAFTAR TABEL halaman Tabel 4.1 Jumlah, Letak, dan Ketinggian menurut Kecamatan 20 di Kota Palu Tahun 2013 Tabel 4.2 Nama Sungai yang Mengalir di Kota Palu menurut 21 Kecamatan Tabel 5.1 Ibu Kota Kecamatan, Jumlah Kelurahan, RT dan RW 29 Tahun 2013 Tabel 5.2 Banyaknya Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan 31 Pemerintah Kota Palu Tahun Tabel 5.3 Banyaknya Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan 31 Pemerintah Kota Palu Berdasarkan Eselon, Tahun 2013 Tabel 5.4 Jumlah Pegawai Daerah menurut SKPD dan Jenis 32 Kelamin Kota Palu Tahun 2013 Tabel 6.1 Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Rasio 40 Jenis Kelamin menurut Kecamatan di Kota Palu, 2013 Tabel 6.2 Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga dan Ratarata 40 Anggoto Rumah Tangga menurut Kecamatan di Kota Palu, 2013 Tabel 6.3 Penduduk menurut Kecamatan Umur dan Jenis 43 Kelamin, 2013 Tabel 6.4 Penduduk Berumur 15 Tahun ke atas menurut Jenis 48 Kegiatan di Kota Palu, 2013 Tabel 6.5 Jumlah Pencari Kerja yang Terdaftar menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin di Kota Palu 49 Tabel 6.6 Jumlah Lowongan/Kesempatan Kerja menurut 50 Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin di Kota Palu, Tahun 2013 Tabel 6.7 Jumlah Keluarga menurut Pentahapan Tahun Tabel 6.8 Banyaknya PUS dan Pencapaian KB Aktif menurut 53 Kecamatan Tahun 2013 Tabel 6.9 Jumlah Klinik dan Akseptor KB menurut Kecamatan Tahun Profil Daerah Kota Palu 2014 ix

12 Tabel 6.10 Jumlah Petugas KB menurut Jenis dan Kecamatan Tahun 2013 Tabel 6.11 Fasilitas Kesehatan menurut Kecamatan di Kota Palu Tahun 2013 Tabel 6.12 Praktek Kesehatan Perorangan menurut Kecamatan di Kota Palu Tahun 2013 Tabel 6.13 Banyaknya Tenaga Kesehatan menurut Jenis Pendidikan dan Kecamatan Tahun 2013 Tabel 6.14 Banyaknya Fasilitas Pendidikan Pra Sekolah menurut Kecamatan dan Jenisnya di Kota Palu Tahun 2013 Tabel 6.15 Banyaknya Fasilitas Pendidikan menurut Tingkat Pendidikan dan Status Sekolah di Kota Palu Tahun 2013 Tabel 6.16 Banyaknya Fasilitas Pendidikan Perguruan Tinggi menurut Status Kepemilikan di Kota Palu Tahun 2013 Tabel 6.17 Banyaknya Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Dasar dan Rasio Murid terhadap Guru, Tahun 2013 Tabel 6.18 Banyaknya Sekolah, Murid, Guru dan Rasio Murid terhadap Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri dan Swasta menurut Kecamatan Tahun 2013 Tabel 6.19 Banyaknya Sekolah, Murid, Guru dan Rasio Murid terhadapa Guru Sekolah Menengah Atas Negeri dan Swasta menurut Kecamatan Tahun 2013 Tabel 6.20 Banyaknya Sekolah, Murid, Guru dan Rasio Murid terhadap Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri dan Swasta menurut Kecamatan Tahun 2013 Tabel 6.21 Banyaknya Tempat Peribadatan di Kota Palu menurut Agama 2013 Tabel 7.1 Luas Panen, Hasil Perhektar dan Produksi Palawija Tahun 2013 Tabel 7.2 Luas Panen, Hasil Perhektar dan Produksi Tanaman Sayur-sayuran menurut Jenisnya, Tahun 2013 Tabel 7.3 Banyaknya Tanaman Buah-buahan dan Produksi menurut Jenisnya Tahun x Profil Daerah Kota Palu 2014

13 Tabel 7.4 Banyaknya Tanaman Obat-obatan dan Produksi 78 menurut Jenisnya Tahun 2013 Tabel 7.5 Luas Areal Tanaman Perkebunan menurut Jenis 80 Tanaman (Ha) Tahun 2013 Tabel 7.6 Populasi Ternak Besar dan Ternak Kecil menurut 82 Kecamatan dan Jenisnya Tahun 2013 Tabel 7.7 Jumlah Pemotongan Hewan Ternak dan Produksi 82 Daging menurut Hewan Ternak Tahun 2013 Tabel 7.8 Jumlah Alat Penangkap Ikan pada Usaha Peikanan 84 Laut Tahun Tabel 7.9 Jumlah Produksi dan Nilai Produksi Perikanan menurut Jenis Usaha Perikanan Kota Palu, Tabel 8.1 Jumlah Bangunan menurut Status Perizinan 89 menurut Kecamatan Tahun 2013 Tabel 8.2 Banyaknya Perusahaan Industri menurut Klasifikasi Industri Tahun Tabel 8.3 Nilai Investasi Perusahaan Industri menurut 92 Klasifikasi Industri (jutaan rupiah) Tahun Tabel 8.4 Produk Tambang dan Galian Menurut Kecamatan di 94 Kota Palu Tabel 8.5 Pembangkit Tenaga Listrik dan Daya Listrik Tahun Tabel 8.6 Banyaknya Pelanggan, Kwh yang Diproduksi, Terjual 96 dan yang Dipakai Sendiri/Hilang Tahun Tabel 8.7 Rata-rata Produksi Listrik yang Terjual (Kwh) 97 menurut Golongan Tarif Tahun Tabel 9.1 Neraca Perdagangan Kota Palu Tahun (000 US$) Tabel 9.2 Perkembangan Volume Ekspor menurut Pelabuhanpelabuhan 104 Penting Tahun (ton) Tabel 9.3 Perkembangan Volume Impor menurut Pelabuhanpelabuhan Penting Tahun (ton) 104 Tabel 10.1 Banyaknya Sarana dan Prasarana Akomodasi 109 menurut Klasifikasi Tahun Tabel 10.2 Jumlah Warung/Kedai Makan dan Rumah 111 Profil Daerah Kota Palu 2014 xi

14 Makan/Restoran, menurut Kecamatan di Kota Palu Tahun 2013 Tabel 10.3 Objek Wisata menurut Jenis dan Pengelola di Kota Palu Tahun 2013 Tabel 11.1 Jumlah Sarana Transportasi menurut Kecamatan Kota Palu Tahun 2013 Tabel 11.2 Panjang Jalan menurut Status dan Keadaan Jalan Tahun 2013 (Km) Tabel 11.3 Banyaknya Kewajiban Wajib Uji menurut Jenisnya Tahun Tabel 11.4 Arus Lalu lintas Pesawat Udara dan Penumpang di Bandara Mutiara Palu Tahun Tabel 11.5 Jumlah Barang, Bagasi dan Paket Pos yang Dibongkar dan Dimuat di Bandara Mutiara Palu Tahun (kg) Tabel 11.6 Lalu lintas Kapal, Jumlah Penumpang yang Datang dan Berangkat dan Jumlah Barang yang Dibongkar dan Dimuat di Pelabuhan Pantolan Tahun Tabel 11.7 Banyaknya Pelanggan dan Sarana Telekomunikasi menurut STO dan Jenis Penggunaan Tahun Tabel 11.8 Banyaknya Surat, Warka/Kartu Pos, Paket Pos dan Wesel Pos Dalam Negeri Tahun Tabel 11.9 Banyaknya Surat, Warka/Kartu Pos, Paket Pos dan Wesel Pos Luar Negeri Tahun Tabel Banyaknya Surat, Warkat/Kartu Pos, Paket Pos dan Wesel Pos Tahun 2013 Tabel 12.1 Posisi Tabungan Perbankan (juta rupiah) Tahun Tabel 12.2 Posisi Penghimpunan Dana Perbankan (juta rupiah) Tahun Tabel 12.3 Posisi Deposito Berjangka Bank (juta rupiah) Tahun Tabel 12.4 Perputaran Kliring Perbankan (juta rupiah) Tahun xii Profil Daerah Kota Palu 2014

15 Tabel 12.5 Jumlah Modal Dalam dan Luar Koperasi menurut 134 Jenis Koperasi Tahun (000 rupiah) Tabel 12.6 Rata-rata Harga Komoditi Penting Tahun Tabel 12.7 Rata-rata Harga Bahan Bangunan Tahun Tabel 12.8 Rata-rata Harga Eceran Sayur-sayuran dan Buahbuahan 137 (Rp/Kg) Tahun Tabel 12.9 Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan 138 menurut Sektor Pajak Tahun Tabel Jumlah Wajib PBB dan Luas Tanah yang Dikenakan 138 PBB menurut Sektor Pajak Tahun Tabel Jumlah Ketetapan, Tunggakan dan Target Realisasi 139 PBB menurut Objek Pajak Tahun 2013 Tabel Realisasi Penerimaan Daerah Otonomi Kota Palu 140 Tahun (000 rupiah) Tabel Realisasi Pengeluaran Daerah Otonomi Kota Palu 141 Tahun (000 rupiah) Tabel Realisasi Penerimaan dan Pembiayaan Daerah 142 Otonomi Kota Palu Tahun 2013 (000 rupiah) Tabel Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Kota Palu 143 Tabel 13.1 Nama-nama Partai Politik Peserta Pemilu Legislatif Tabel 13.2 Komposisi DPRD Kota Palu, Tahun Tabel 13.3 Jumlah Keputusan DPRD Kota Palu Tahun Tabel 13.4 Jumlah Lembaga Non Profit berdasarkan Jenis 152 menurut Kecamatan di Kota Palu Tabel 13.5 Jumlah Narapidana termasuk Pidana Kurungan/ 155 Pengganti Denda berdasarkan Putusan Pengadilan menurut Jenis Tindak Pidana dan Bulan, Tahun 2013 Tabel 13.6 Jumlah Narapidana termasuk Pidana Kurungan/ 155 Pengganti Denda berdasarkan Putusan Pengadilan menurut Kelompok Usia dan Jenis Kelamin Tahun Tabel 13.7 Banyaknya Kejahatan terhadap Jiwa/Badan dan Harta Benda menurut Jenisnya Tahun Profil Daerah Kota Palu 2014 xiii

16 Tabel 13.8 Tabel 13.9 Tabel 14.1 Banyaknya Perkara yang Diselesaikan dan yang menunggak di Pengadilan Agama menurut Kecamatan Tahun 2013 Jumlah Polisi menurut Wilayah Kerja dan Jenis Kelamin di Kota Palu Tahun 2013 Prestasi Daerah menurut Jenis Penghargaan Tahun xiv Profil Daerah Kota Palu 2014

17 DAFTAR GAMBAR halaman Gambar 4.1 Suhu Udara Kota Palu Tahun Gambar 4.2 Kelembapan Udara Kota Palu Tahun Gambar 5.1 Pembagian Luas Wilayah Kota Palu Dalam 8 28 Kecamatan Gambar 5.2 Jumlah PNS Daerah Kota Palu Tahun Gambar 6.1 Persentase Penduduk Kota Palu menurut 38 Kecamatan, 2013 Gambar 6.2 Jumlah Penduduk Kota Palu menurut Jenis Kelamin 39 dan Kecamatan, 2013 Gambar 6.3 Piramida Penduduk Kota Palu, Gambar 6.4 Kepadatan Penduduk Kota Palu Per Kecamatan 44 Tahun 2013 Gambar 6.5 Jumlah Kelahiran dan Kematian di Kota Palu 45 menurut Kecamatan Tahun 2013 Gambar 6.6 Jumlah Migrasi Masuk dan Keluar Kota Palu 46 menurut Kecamatan Tahun 2013 Gambar 6.7 Persentase Penduduk 15 tahun ke atas yang 47 Bekerja, Pengangguran dan Bukan Angkatan Kerja di Kota Palu 2013 Gambar 6.8 Jumlah Pencari Kerja yang Ditempatkan menurut 51 Sektor Kegiatan Ekonomi Tahun 2013 Gambar 6.9 Jumlah Pengguna KB Berdasarkan Alat Kontrasepsi 54 yang Digunakan Tahun Gambar 6.10 Banyaknya Guru Menurut Jenjang Pendidikan di 63 Kota Palu Tahun 2013 Gambar 6.11 Jumlah Siswa menurut Jenjang Pendidikan di Kota 63 Palu Tahun 2013 Gambar 6.12 Persentase Penduduk Kota Palu menurut Agama 68 Tahun 2013 Gambar 7.1 Luas Panen dan Produksi Tanaman Padi, Gambar 7.2 Populasi Ternak Besar dan Kecil di Kota Palu, 81 Tahun 2013 Gambar 7.3 Populasi Ternak Unggas di Kota Palu Tahun Profil Daerah Kota Palu 2014 xv

18 Gambar 7.4 Perkembangan Produksi Perikanan, Tahun (ton) Gambar 7.5 Persentase Luas Hutan menurut Penggunaan di Kota Palu Gambar 8.1 Laju Pertumbuhan PDRB pada Sektor Konstruksi di Kota Palu Tahun Gambar 8.2 Banyaknya Tenaga Kerja Perusahaan Industri menurut Klasifikasi Industri Gambar 8.3 Nilai Produksi Perusahaan Industri menurut Klasisfikasi Gambar 8.4 Nilai Tambah Perusahaan Industri menurut Klasifikasi Industri (juta rupiah) Gambar 8.5 Laju Pertumbuhan PDRB Sektor Pertambangan dan Penggalian Tahun Gambar 8.6 Perkembangan Produksi Listrik dan Yang Terjual Tahun (juta kwh) Gambar 8.7 Perkembangan Jumlah Gardu Listrik dan Jumlah Pelanggan PLN Tahun Gambar 8.8 Persentase Pelanggan PLN menurut Pengguna Listrik Gambar 9.1 Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Tahun (000 US$) Gambar 9.2 Laju Pertumbuhan PDRB Subsektor Perdagangan Kota Palu Tahun 2013 Gambar 10.1 Perkembangan Jumlah Kamar, Tempat Tidur, dan Tenaga Kerja Tahun Gambar 10.2 Persentase Tenaga Kerja pada Hotel menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2013 Gambar 10.3 Tingkat Penghunian Kamar Hotel menurut Klasifikasi Hotel (persen) Tahun Gambar 11.1 Jumlah Pelanggan Telepon menurut STO Tahun 2013 Gambar 12.1 Persentase Kantor Bank Menurut Status di Kota Palu Gambar 12.2 Posisi Kredit Perbankan menurut Sektor Ekonomi Tahun xvi Profil Daerah Kota Palu 2014

19 Gambar 12.3 Posisi Kredit Investasi Bank Pemerintah dan Bank 126 Swasta menurut Sektor Ekonomi Tahun Gambar 12.4 Persentase Koperasi menurut Kecamatan di Kota 131 Palu Tahun 2013 Gambar 12.5 Jumlah Koperasi dan Anggota menurut Jenis 132 Koperasi di Kota Palu Tahun 2013 Gambar 12.6 Jumlah Simpanan, Cadangan, Volume Usaha, dan 133 SHU menurut Jenis Koperasi di Kota Palu Tahun 2013 (juta rupiah) Gambar 12.7 Laju Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Tahun Gambar 12.8 Peranan Sektor-sektor Ekonomi terhadap PDRB 144 Kota Palu Tahun 2013 Gambar 13.1 Komposisi DPRD Kota Palu Tahun Gambar 13.2 Persentase Narapida menurut Jenis Kejahatan dan 154 Pelanggaran Tahun 2013 Gambar 13.3 Banyaknya Kasus Perceraian yang Masuk menurut Jenis Kasus 158 Profil Daerah Kota Palu 2014 xvii

20 xviii Profil Daerah Kota Palu 2014

21 Profil Daerah Kota Palu BAB I P E N D A H U L U A N

22 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah merupakan salah satu betuk pelaksanaan kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah yang menggunakan konsep otonomi luas, nyata dan bertanggung jawab. Sebagai konsekuensi otonomi daerah tersebut dikonstruksikan dalam sistem Negara Kesatuan, maka laporan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah berupa Profil Daerah merupakan salah satu sarana yang sangat penting sebagai perekat hubungan hirarkis antara pemerintah pusat dan daerah. Penyelengaraan pemerintahan daerah yang diuraikan dalam Profil Daerah sebagai wujud nyata serta upaya memetakan kondisi potensi dan sumber daya daerah, sehingga dapat dengan mudah diketahui adanya peluang pengembangan daerah dalam era persaingan bebas dalam pelaksanaan otonomi daerah. Profil daerah merupakan instrumen pendukung program pembangunan daerah yang amat penting dan strategis sebagai upaya memperkuat perencanaan pembangunan daerah. Profil Daerah Kota Palu Tahun 2014 memberikan gambaran umum tentang adanya kondisi fisik, karakteristik sosiodemografis, kondisi social politik dan social budaya, perekonomian daerah, sarana dan prasarana, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan sumber pembiayaan, kinerja pembangunan yang telah dilaksanakan di Kota Palu. Untuk penyelenggaraan pemerintahan serta untuk menghasilkan laporan yang akuran dan menghadapi perkembangan kemajuan ke depan penyajian Profil Daerah sangat penting dalam pelaksanaan Otonomi Daerah. 2 Profil Daerah Kota Palu 2014

23 Kota Palu merupakan ibu kota dari Provinsi Sulawesi Tengah. Kota Palu merupakan pusat pemerintahan dan pusat perekonomian di Sulawesi Tengah. Tidak bisa dipungkiri, pembangunan Kota Palu di segala bidang menunjukkan perkembangan yang signifikan. Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir ini, Kota Palu terus berbenah serta meningkatkan berbagai sumber daya baik hayati maupun non hayati. Pembangunan Kota Palu akan dapat terlaksana dengan baik dan terarah apabila dilakukan dengan perencanaan yang matang. 1.2 Maksud dan Tujuan Adapun maksud penyusunan profil daerah Kota Palu Tahun 2014 yaitu sebagai media informasi yang efektif, proporsional dan akuntabel untuk penyusunan program dan pengambilan kebijakan pembangunan di Kota Palu berdasarkan pada pendekatan perencanaan strategis dan evaluasi strategis dalam pengelolaan seluruh potensi sumber daya dan peluang pembangunan. Sedangkan tujuan dari penyusunan Profil Daerah Kota Palu Tahun 2014 ini adalah: 1. Memberikan informasi dan gambaran secara utuh mengenai Kota Palu kepada daerah lain, kepada swasta, dan masyarakat pada umumnya; 2. Sebagai bahan acuan untuk studi-studi terkait dengan pembangunan di Kota Palu; 3. Sebagai bahan perencanaan, evaluasi, dan monitoring pembangunan di Kota Palu pada masa mendatang. Profil Daerah Kota Palu

24 4 Profil Daerah Kota Palu 2014

25 Profil Daerah Kota Palu BAB II S E J A R A H K O T A P A L U

26 Palu adalah Kota Baru yang letaknya di muara sungai. Dr. Kruyt menguraikan bahwa Palu sebenarnya tempat baru dihuni orang (De Aste Toradja s van Midden Celebes). Awal mula pembentukan Kota Palu berasal dari penduduk Desa Bontolevo di Pegunungan Ulayo. Setelah pergeseran penduduk ke dataran rendah, akhirnya mereka sampai di Boya Pogego sekarang ini Kota Palu sekarang ini adalah bermula dari kesatuan empat kampung, yaitu: Besusu, Tanggabanggo (Siranindi) sekarang bernama Kamonji, Panggovia sekarang bernama Lere, Boyantongo sekarang bernama Kelurahan Baru. Mereka membentuk satu Dewan Adat disebut Patanggota. Salah satu tugasnya adalah memilih raja dan para pembantunya yang erat hubungannya dengan kegiatan kerajaan. Kerajaan Palu lama-kelamaan menjadi salah satu kerajaan yang dikenal dan sangat berpengaruh. Itulah sebabnya Belanda mengadakan pendekatan terhadap Kerajaan Palu. Belanda pertama kali berkunjung ke Palu pada masa kepemimpinan Raja Maili (Mangge Risa) untuk mendapatkan perlindungan dari Manado pada tahun Pada tahun 1888, Gubernur Belanda untuk Sulawesi bersama dengan bala tentara dan beberapa kapal tiba di Kerajaan Palu, mereka pun menyerang Kayumalue. Setelah peristiwa perang Kayumalue, Raja Maili terbunuh oleh pihak Belanda dan jenazahnya dibawa ke Palu. Setelah itu ia digantikan oleh Raja Jodjokodi. Pada tanggal 1 Mei 1888 Raja Jodjokodi menandatangani perjanjian pendek kepada Pemerintah Hindia Belanda. Berikut daftar susunan raja-raja Palu : 1. Pue Nggari (Siralangi) I Dato Labungulili Profil Daerah Kota Palu 2014

27 3. Malasigi Bulupalo Daelangi Yololembah Lamakaraka Maili (Mangge Risa) Jodjokodi Parampasi Djanggola Tjatjo Idjazah Setelah Tjatjo Idjazah, tidak ada lagi pemerintahan raja-raja di wilayah Palu. Setelah masa kerajaan telah ditaklukan oleh pemerintah Belanda, dibuatlah satu bentuk perjanjian Lange Kontruct (perjanjian panjang) yang akhirnya dirubah menjadi Karte Vorklaring (perjanjian pendek). Hingga akhirnya Gubernur Sulawesi Tengah menetapkan daerah administratif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tanggal 25 Februari Kota Palu termasuk dalam Afdeling Donggala yang kemudian dibagi lagi menjadi Arder Afdeling, antara lain Order Palu dengan ibu kotanya Palu, meliputi tiga wilayah pemerintahan Swapraja, yaitu : 1. Swapraja Palu 2. Swapraja Dolo 3. Swapraja Kulawi Pertumbuhan Kota Palu setelah Indonesia merebut kemerdekaan dari tangan penjajah Belanda kemudian Jepang pada tahun 1945 semakin lama semakin meningkat. Dimana hasrat masyarakat untuk lebih maju dari masa penjajahan dengan tekad membangun masing-masing daerahnya. Berkat usaha makin tersusun roda pemerintahannya dari pusat sampai ke daerah-daerah. Maka terbentuklah daerah Swatantra tingkat II Donggala sesuai peraturan pemerintah Nomor 23 Tahun 1952 yang selanjutnya Profil Daerah Kota Palu

28 melahirkan Kota Administratif Palu yang terbentuk dengan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun Berangsur-angsur susunan ketatanegaraan RI diperbaiki oleh pemerintah pusat disesuaikannya dengan keinginan rakyat di daerah-daerah melalui pemecehan dan penggabungan untuk pengembangan daerah, kemudian dihapuslah pemerintahan Swapraja dengan keluarnya peraturan yang antara lain adalah Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957 dan Undang- Undang Nomor 29 Tahun 1959 serta Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1964 Tentang Terbentuknya Dati I Propinsi Sulteng dengan Ibukota Palu. Dasar hukum pembentukan wilayah Kota Administratif Palu yang dibentuk tanggal 27 September 1978 atas Dasar Asas Dekontrasi sesuai Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah. Kota Palu sebagai Ibukota Propinsi Dati I Sulawesi Tengah sekaligus ibukota Kabupaten Dati II Donggala dan juga sebagai ibukota pemerintahan wilayah Kota Administratif Palu. Palu merupakan kota kesepuluh yang ditetapkan pemerintah menjadi kota administratif. Sebagai latar belakang pertumbuhan Kota Palu dalam perkembangannya tidak dapat dilepaskan dari keinginan rakyat di daerah ini dalam pencetusan pembentukan Pemerintahan wilayah kota untuk Kota Palu dimulai sejak adanya Keputusan DPRD Tingkat I Sulteng di Poso Tahun Atas dasar keputusan tersebut maka diambil langkah-langkah positif oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah dan Pemerintah Dati II Donggala guna mempersiapkan segala sesuatu yang ada kaitannya dengan kemungkinan Kota Palu sebagai Kota Administratif. Usaha ini diperkuat 8 Profil Daerah Kota Palu 2014

29 dengan SK Gubernur KDH Tingkat I Sulteng Nomor 225/Ditpem/1974 dengan membentuk Panitia Peneliti kemungkinan Kota Palu dijadikan Kota Administratif, maka pemerintah pusat telah berkenan menyetujui Kota Palu dijadikan Kota Administratif dengan dua kecamatan yaitu Kecamatan Palu Barat dan Kecamatan Palu Timur. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tanggal 12 Oktober 1994, Mendagri Yogi S. Memet meresmikannya Kotamadya Palu dan melantik Rully Lamadjido, SH sebagai walikotanya dengan pembagian wilayah menjadi empat kecamatan yakni Kecamatan Palu Barat, Kecamatan Palu Selatan, Kecamatan Palu Timur, dan Kecamatan Palu Utara. Berdasarkan Perda Nomor 4 tahun 2012 tentang pembentukan Kecamatan Ulujadi, Kec. Tatanga, Kec. Mantikulore, dan Kec. Tawaeli, wilayah Kota Palu terbagi atas delapan kecamatan dan empat puluh lima kelurahan. Delapan kecamatan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Kecamatan Palu Barat 2. Kecamatan Tatanga 3. Kecamatan Ulujadi 4. Kecamatan Palu Selatan 5. Kecamatan Palu Timur 6. Kecamatan Mantikulore 7. Kecamatan Palu Utara 8. Kecamatan Tawaeli Profil Daerah Kota Palu

30 10 Profil Daerah Kota Palu 2014

31 Profil Daerah Kota Palu BAB III KEBIJAKAN UMUM PEMBANGUNAN DAERAH

32 3.1 Visi dan Misi Kota Palu Berbagai isu strategis global, nasional, propinsi dan isu strategis Kota Palu yang lahir dari fakta dan realitas permasalahan yang menjadi prioritas untuk ditanggani sesegera mungkin serta dengan memperhatikan potensi wilayah, kondisi geografis, perekonomian daerah, sosial budaya, prasarana dan sarana, serta kodisi sumberdaya aparatur pemerintah yang ada sebagai modal dasar yang dimiliki oleh Kota Palu dan faktor-faktor strategis yang muncul, amanat pembangunan sebagai yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 dan arah pembangunan nasional (RPJMN), arah pembangunan Provinsi Sulawesi Tengah sebagaimana termuat dalam RPJMD Provinsi Sulawesi Tengah serta komitmen politik Walikota dan Wakil Walikota terpilih maka Visi Kota Palu Tahun dirumuskan sebagai berikut: KOTA TELUK BERBASIS JASA PARIWISATA, INDUSTRI, DAN PERDAGANGAN BERWAWASAN EKOLOGIS Visi tersebut merupakan suatu gambaran tentang keadaan dan upaya masa mendatang yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan pemerintah Kota Palu. Visi merupakan cara pandang jauh kedepan yang diharapkan menjadi acuan Pemerintah Kota Palu membawa dan menempatkan diri pada suatu tatanan berbangsa dan bernegara serta kedudukan hirarki kota sebagai pusat aktivitas kaum urban. Sesuai dengan amanat visi tersebut, maka kebijakan pembangunan daerah mengacu pada realitas masalah, potensi dan daya dukung lingkungan yang bercirikan nilainilai sosial budaya, sehingga kebijakan pembangunan tersebut diharapkan 12 Profil Daerah Kota Palu 2014

33 mampu membuka ruang bagi partisipasi publik, untuk mewujudkan pembangunan Kota yang melayani dan dinikmati oleh warganya bercirikan harmonis dalam keragaman. Untuk mewujudkan visi tersebut maka Pemerintah Kota Palu menetapkan empat misi yang harus dilaksanakan, yaitu: 1. Mewujudkan Pemerintahan Kota Palu yang bersih, berwibawa, dan demokratis; 2. Mewujudkan sumber daya manusia Kota Palu yang berdaya saing; 3. Mewujudkan infrastruktur Kota Palu yang harmonis dan berwawasan ekologis; 4. Mewujudkan perekonomian Kota Palu yang berbasis pada jasa pariwisata, industri, dan perdagangan. 3.2 RPJMD Kota Palu Beberapa isu strategis yang dimiliki Kota Palu antara lain kualitas Pelayanan Publik. Belum optimalnya pelayanan umum kepada masyarakat disebabkan rendahnya kualitas dan kuantitas sumber daya aparatur, rendahnya kinerja sumber daya aparatur, belum memadainya sistem kelembagaan (organisasi) dan ketatalaksanaan (manajemen) pemerintahan; rendahnya kesejahteraan aparatur pemerintah serta banyaknya penyalahgunaan wewenang di tingkat aparatur. a. Pelayanan Pendidikan Masalah pelayanan pendidikan di Kota Palu ditandai dengan biaya pendidikan yang mahal dan sulit diakses oleh masyarakat miskin. Profil Daerah Kota Palu

34 b. Pelayanan Kesehatan Pembangunan kesehatan yang selama ini telah dilaksanakan cukup memberikan hasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang ditandai dengan menurunnya angka kematian ibu melahirkan, angka kematian bayi, angka kesakitan dan kecacatan akibat penyakit menular dan tidak menular, dengan demikian umur harapan hidup penduduk semakin meningkat. c. Kurangnya Infrastruktur Kondisi infrastruktur di Kota Palu masih kurang, apalagi hal ini berkaitan dengan status Ibukota Propinsi Sulawesi Tengah menuju kebangkitan menjadi kota yang sejajar dengan kota maju lainnya. Infrastruktur yang meliputi sarana dan prasarana jalan layaknya sebuah kota maju belum memadai, sarana dan prasarana serta asesoris penerangan jalan yang tidak memadai sebagai ibukota propinsi, energi yang mendukung perkembangan investasi kota, air bersih, serta perumahan, sanitasi, pelayanan air minum, dan penyehatan lingkungan serta fasilitas infrastruktur penunjang pariwisata masih terbatas dari segi kuantitas maupun kualitasnya. d. Penataan Lingkungan Hidup Yang Berwawasan Ekologis Keberadaan sumberdaya alam, air, tanah dan sumberdaya yang lain menentukan aktivitas manusia sehari-hari. Kita tidak dapat hidup tanpa udara dan air. Sebaliknya ada pula aktivitas manusia yang sangat mempengaruhi keberadaan 14 Profil Daerah Kota Palu 2014

35 sumberdaya dan lingkungan di sekitarnya. Kerusakan sumberdaya alam banyak ditentukan oleh aktivitas manusia termasuk pengelolaan pertambangan rakyat poboya yang masuk pada katagori menghawatirkan. e. Keamanan dan Konflik Sosial. Palu sebagai ibu kota Propinsi Sulawesi Tengah adalah pusat politik, ekonomi, sosial budaya yang sarat dengan berbagai masalah yang kompleks dapat menjadi tempat yang subur tumbuh dan berkembangnya berbagai kejahatan. Masalah kamtibmas di wilayah Kota Palu dan sekitarnya yang terjadi semakin kompleks dan semakin meningkat. f. Pengembangan Kawasan Industri Palu (KIP) menuju Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Hasil pembangunan selama ini masih dirasakan belum cukup memadai untuk mengatasi kesenjangan kesejehteraan di berbagai wilayah dan kelompok masyarakat. Ketersediaan sumber daya alam yang melimpah belum bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang memadai. Visi dan misi menjadi acuan utama pembangunan daerah selama 5 (lima) tahun mendatang. Visi dan Misi pemerintah Daerah Tahun ini perlu dirumuskan dan dijabarkan lebih operasional ke dalam sejumlah prioritas pembangunan daerah sehingga lebih mudah diimplementasikan dan diukur tingkat keberhasilannya. Prioritas Pembangunan Daerah bertujuan untuk memberikan arah dan fokus pembagunan pada lima tahun mendatang, juga menjawab sejumlah Profil Daerah Kota Palu

36 tantangan yang dihadapi oleh Pemerintah dan pemangku kepentingan Kota Palu saat ini dan di masa mendatang sekaligus menjadi agenda utama Sebagian besar sumber daya dan kebijakan akan diprioritaskan untuk menjamin implementasi dari prioritas pembangunan daerah berdasarkan Misi Pemerintah Kota Palu. Adapun prioritas pembangunan Kota Palu pada periode antara lain: 1. Reformasi birokrasi dan tata kelola; 2. Pendidikan dan kesehatan; 3. Penanggulangan kemiskinan; 4. Infrastruktur dan energi; 5. Iklim investasi dan iklim usaha; 6. Lingkungan hidup dan pengelolaan bencana; 7. Kebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi; dan 8. Ekonomi dan kesejahteraan rakyat. 16 Profil Daerah Kota Palu 2014

37 Profil Daerah Kota Palu

38 18 Profil Daerah Kota Palu 2014

39 BAB IV G E O G R A F I Profil Daerah Kota Palu

40 4.1 Topografi Kota Palu dengan wilayah seluas 395,06 kilometer persegi, berada pada kawasan dataran lembah Palu dan teluk Palu yang secara astronomis terletak antara 0º,36-0º,56 Lintang Selatan dan 119º,45-121º,1 Bujur Timur, tepat berada di bawah garis Khatulistiwa dengan ketinggian meter dari permukaan laut. Keadaan geologi Kota Palu secara umum sama untuk semua kecamatan yaitu jenis tanah alluvial yang terdapat di lembah Palu. Tabel 4.1 Jumlah, Letak dan Ketinggian Kelurahan menurut Kecamatan di Kota Palu Tahun 2013 Kecamatan Jumlah Kelurahan Pantai Letak Bukan Pantai <500 Ketinggian Palu Barat Tatanga Ulujadi Palu Selatan Palu Timur Mantikulore Palu Utara Tawaeli Kota Palu Sumber : Kota Palu Dalam Angka Secara umum formasi geologi tanah di Kota Palu ini yang dilaporkan SPRS menunjukkan bahwa formasi geologinya terdiri dari batuan gunung 20 Profil Daerah Kota Palu 2014

41 berapi dan batuan terobosan yang tidak membeku (Inncous Intrusiverocks). Disamping pula batuan-batuan metamorfosis dan sedimen. Dataran lembah Palu diperkirakan cocok untuk pertanian intensif. Geologi tanah dataran lembah Palu ini terdiri dari bahan-bahan alluvial dan colluvial yang berasal dari metamorfosis yang telah membeku. Disamping itu tanahnya kemungkinan bertekstur sedang. Topografi daerah ini adalah datar sampai berombak-ombak dengan beberapa daerah yang berlembah. 4.2 Hidrologi dan Klimatologi Kota Palu dilalui oleh delapan sungai, diantaranya adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Nama Sungai yang Mengalir di Kota Palu menurut Kecamatan Kecamatan Nama Sungai 01 Palu Barat Sungai Palu 02 Tatanga Sungai Lewara 03 Ulujadi - Sungai Palu, 04 Palu Selatan Sungai Kawatuna Sungai Palu, 05 Palu Timur sungai Pondo Sungai Kawatuna, 06 Mantikulore Sungai Pondo, Sungai Watutela 07 Palu Utara Sungai Taipa Sungai 08 Tawaeli Pantoloan, Sungai Tawaeli Profil Daerah Kota Palu

42 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Sepember Oktober Nopember Desember Berbeda dengan daerah-daerah lain di Indonesia yang mempunyai dua musim, Kota Palu memiliki karakteristik yang spesifik, dikarenakan Kota Palu tidak dapat digolongkan sebagai daerah musim atau disebut sebagai Non Zona Musim Suhu Udara ( C) Gambar 4.1 Suhu Udara Kota Palu Tahun Kelembapan Udara (%) Gambar 4.2 Kelembapan Udara Kota Palu Tahun Profil Daerah Kota Palu 2014

43 Pada tahun 2013, rata-rata suhu udara di Kota Palu yang tercatat pada Stasiun Udara Mutiara Palu adalah 27,7 C Suhu terendah terjadi pada bulan Juli yaitu sebesar 26,64 C, dan suhu terpanas terjadi pada bulan Maret yaitu dengan temperature 28,47 C sedangkan bulan-bulan lainnya suhu udara berkisar antara 26,82 C - 28,18 C. Kelembaban udara rata-rata tertinggi terjadi pada bulan Juli yang mencapai 80,78 persen, sedangkan kelembaban udara terendah terjadi pada bulan Oktober yaitu 73,09 persen. 4.3 Pemanfaatan Lahan Lahan di Kota Palu terdiri dari lahan kering dan lahan basah. Lahan basah sebagian besar digunakan untah sawah, sementara lahan kering digunakan untuk lahan pertanian, perkebunan, kehutanan, industri, perumahan dan penggunaan lainnya. Rencana Pola Ruang Kota mencakup rencana pengembangan kawasan lindung dan kawasan budi daya pada wilayah daratan seluas ± ha dan wilayah laut seluas ± ha. Klasifikasi pola ruang wilayah Kota Palu terdiri atas kawasan lindung dan kawasan budidaya, sebagai berikut: a. Kawasan Lindung Kota Palu seluas ± ha yang terdiri atas: Hutan lindung; Kawasan perlindungan setempat, yang meliputi sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar mata air; Ruang terbuka hijau (RTH) kota, yang antara lain meliputi taman RT, taman RW, taman kota dan permakaman; Profil Daerah Kota Palu

44 Kawasan suaka alam dan cagar budaya; Kawasan rawan bencana alam, yang meliputi kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawan gelombang pasang dan kawasan rawan banjir dan kawasan lindung lainnya. b. Kawasan budi daya Kota Palu meliputi kawasan budi daya wilayah darat dengan luas ± ha dan Kawasan Budi Daya wilayah laut dengan luas ± ha yang terdiri atas: Kawasan perumahan yang dapat dirinci, meliputi perumahan dengan kepadatan tinggi, perumahan dengan kepadatan sedang, dan perumahan dengan kepadatan rendah; Kawasan perdagangan dan jasa, yang diantaranya terdiri atas pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern; Kawasan perkantoran yang diantaranya terdiri atas perkantoran pemerintahan dan perkantoran swasta; Kawasan industri, yang meliputi industri rumah tangga/kecil dan industri ringan; Kawasan pariwisata, yang diantaranya terdiri atas pariwisata budaya, pariwisata alam, dan pariwisata buatan; Kawasan ruang terbuka non hijau; Kawasan ruang evakuasi bencana meliputi ruang terbuka atau ruang-ruang lainnya yang dapat berubah fungsi menjadi melting point ketika bencana terjadi; Kawasan peruntukan ruang bagi kegiatan sektor informal; dan Kawasan peruntukan lainnya, meliputi antara lain: pertanian, pertambangan (disertai persyaratan yang ketat untuk 24 Profil Daerah Kota Palu 2014

45 pelaksanaan penambangannya), pelayanan umum (pendidikan, kesehatan, peribadatan, serta keamanan dan keselamatan), militer, dan lain-lain sesuai dengan peran dan fungsi kota. Profil Daerah Kota Palu

46 26 Profil Daerah Kota Palu 2014

47 BAB V P E M E R I N T A H A N Profil Daerah Kota Palu

48 5.1 Administrasi Pemerintahan Batas-batas wilayah administratif Kota Palu adalah sebagai berikut: Sebelah Utara : Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala; Sebelah Selatan : Kecamatan Marawola dan Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi; Sebelah Barat : Kecamatan Kinovaro dan Kecamatan Marawola Barat, Kabupaten Sigi; dan Sebelah Timur : Kecamatan Parigi Kabupaten Parigi Moutong, Kecamatan Tanantovea Kabupaten Donggala. Berdasarkan Perda Nomor 4 tahun 2012 tentang pembentukan Kecamatan Ulujadi, Kec. Tatanga, Kec. Mantikulore, dan Kec. Tawaeli, wilayah Kota Palu terbagi atas delapan kecamatan dan empat puluh lima kelurahan. Gambar 5.1 Pembagian Luas Wilayah Kota Palu Dalam 8 Kecamatan 7.58% 15.12% 52.35% 2.10% 3.78% 10.19% 6.93% 1.95% Palu Barat Tatanga Ulujadi Palu Selatan Palu Timur Mantikulore Palu Utara Tawaeli 28 Profil Daerah Kota Palu 2014

49 Kecamatan yang memiliki wilayah terluas adalah Kecamatan Mantikulore yaitu 206,80 km² (52,35%) dan kecamatan yang memiliki wilayah terkecil adalah Kecamatan Palu Timur yaitu seluas 7,71 km² (1,95%). 5.2 Organisasi Pemerintahan Dalam rangka meningkatkan kapasitas Pemerintah Daerah untuk pemberdayaan masyarakat melalui upaya pelayanan masyarakat secara lebih efektif, efisien dan berkeadilan, diperlukan penataan kembali administrasi dan manajemen pemerintahan yang bertumpu kepada nilainilai dan paradigma baru. Kota Palu memiliki 45 kelurahan, yang terdiri dari 286 RW dan RT. Tabel 5.1 Ibu kota Kecamatan, Jumlah Kelurahan, RT dan RW, Tahun 2013 Kecamatan Ibu Kota Kecamatan Jumlah Kelurahan Jumlah RW Jumlah RT (1) (2) (3) (4) (5) 01 Palu Barat Lere Tatanga Pengawu Ulujadi Tipo Palu Selatan Birobuli Utara Palu Timur Besusu Barat Mantikulore Talise Palu Utara Mamboro Tawaeli Lambara Kota Palu Profil Daerah Kota Palu

50 Orang 5.3 Aparatur Sipil Negara Pegawai Negeri berkedudukan sebagai unsur aparatur negara sebagai abdi masyarakat atau pelayan publik, Sedangkan fungsinya memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan dan pembangunan. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan sumber daya manusia yang memadai. Semakin tinggi pendidikan yang dimiliki diharapkan memunculkan PNS yang kompeten dan memiliki integritas tinggi. Pada Tahun 2013 jumlah PNS di lingkungan pemerintah daerah Kota Palu berjumlah orang. Jumlah tersebut dari tahun 2009 mengalami penurunan. Hal ini disebabkan salah satunya adalah karena moratorium PNS pada tahun Gambar 5.2 Jumlah PNS Daerah Kota Palu Tahun Profil Daerah Kota Palu 2014

51 Tabel 5.2 Banyaknya Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kota Palu Tahun Tingkat Pendidikan Jumlah PNS Daerah (1) (2) SD 51 SLTP/sederajat 62 SLTA/sederajat Diploma I 142 Diploma II 646 Diploma III/Akademi 712 S S S 3 1 Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kota Palu Tabel 5.3 Banyaknya Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kota Palu Berdasarkan Eselon, Tahun 2013 Eselon Jumlah PNS Daerah (1) (4) Eselon 1 0 Eselon 2 34 Eselon Eselon Eselon 5 32 JFT JFU Kota Palu Sumber: Badan Kepegawaian Daerah Kota Palu Profil Daerah Kota Palu

52 1 Tabel 5.4 Jumlah Pegawai Daerah menurut SKPD dan Jenis Kelamin Kota Palu Tahun Profil Daerah Kota Palu 2014 Nama SKPD L P Total BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN 2 BADA KEPEGAWAIAN DAERAH (1) (2) (3) (4) BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT BADAN LINGKUNGAN HIDUP BADAN NARKOTIKA KOTA PALU BADAN PELAKSANA PENYULUH DAN KETAHANAN PANGAN BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BADAN PENANGGULANGAN DAERAH BAPERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PENANAMAN MODAL DINAS KEBERSIHAN DAN PERTANAMAN DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DINAS KEPENDUDUKAN DAN DAN PENCATATAN SIPIL DINAS KESEHATAN DINAS PEKERJAAN UMUM,ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA DINAS PENATAAN RUANG DAN PERUMAHAN DINAS PENDAPATAN, PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH DINAS PENDIDIKAN DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN,KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH 22 DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN KELAUTAN DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA

53 Lanjutan Tabel 5.4 (1) (2) (3) (4) 24 DINAS TENAGA KERJA DAN SOSISAL GUDANG FARMASI INSPEKTORAT KANTOR PEMADAM KEBAKARAN KANTOR PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN DOKUMENTASI KANTOR SATUA POLISI PAMONG PRAJA KECEMATAN MANTIKULORE KECEMATAN PALU BARAT KECEMATAN PALU SELATAN KACEMATAN PALU TIMUR KECEMATAN PALU UTARA KECEMATAN TATAGA KECEMATAN TAWELI KECEMATAN ULU JADI KELURAHAN BAIYA KELURAHAN BALAROA KELURAHAN BARU KELURAHAN BESUSU BARAT KELURAHAN BESUSU TENGAH KELURAHAN BESUSU TIMUR KELURAHAN BIROBULI SELATAN KELURAHAN BIROBULI UTARA KELURAHAN BAYOGE KELURAHAN BULURI KELURAHAN DONGALA KODI KELURAHAN DUYU KELURAHAN KABONENA KELURAHAN KAMONJI KELURAHAN KAWATUNA KELURAHAN KAYUMALUE NGAPA KELURAHAN KAYUMALUE PAJEKO KELURAHAN LAMBARA KELURAHAN LASOANI KELURAHAN LAYANA INDAH KELURAHAN LERE KELURAHAN LOLU SELATAN KELURAHAN LOLU UTARA KELURAHAN MAMBORO KELURAHAN MAMBORO BARAT Profil Daerah Kota Palu

54 Lanjutan Tabel 5.4 (1) (2) (3) (4) 63 KELURAHAN NUNU KELURAHAN PALUPI KELURAHAN PANAU KELURAHAN PANTOLOAN KELURAHAN PANTOLOAN BOYA KELURAHAN PENGAWU KELURAHAN PETOBO KELURAHAN POBOYA KELURAHAN SILAE KELURAHAN SIRANINDI KELURAHAN TAIPA KELURAHAN TALISE KELURAHAN TANAMODINDI KELURAHAN TATURA SELATAN KELURAHAN TATURA UTARA KELURAHAN TAVANJUKA KELURAHAN TIPO KELURAHAN TONDO KELURAHAN UJUNA KELURAHAN WATUSAMPU PEMERINTAH KOTA PALU PUSKESMAS BIROBULI PUSKESMAS DUYU PUSKESMAS KAMONJI PUSKESMAS KAWATUNA PUSKESMAS MABELOPURA PUSKESMAS MAMBORO PUSKESMAS PANTOLOAN PUSKESMAS PETOBO PUSKESMAS SINGGANI PUSKESMAS TALISE PUSKESMAS TAWAELI PUSKESMAS TIPO RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ANUTAPURA SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) SD NEGERI PALU SD SWASTA PALU SEKRETARIAT DAERAH SEKRETARIAT DEWAN PENGURUS KORPRI Profil Daerah Kota Palu 2014

55 Lanjutan Tabel 5.4 (1) (2) (3) (4) 102 SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH 103 SEKRETARIAT KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA PALU 104 SMA NEGERI PALU SMA SWASTA PALU SMK NEGERI PALU SMK SWASTA PALU SMP NEGERI PALU SMP SWASTA PALU TK PEMBINA TK SWASTA PALU TK-SD SWASTA PALU UPTD URUSAN PENDIDIKAN TK DAN PENDIDIKAN DASAR KECAMATAN PALU BARAT 114 UPTD URUSAN PENDIDIKAN TK DAN PENDIDIKAN DASAR KECAMATAN PALU SELATAN 115 UPTD URUSAN PENDIDIKAN TK DAN PENDIDIKAN DASAR KECAMATAN PALU TIMUR 116 UPTD URUSAN PENDIDIKAN TK DAN PENDIDIKAN DASAR KECAMATAN PALU UTARA 117 KOMISI PEMILIHAN UMUM TOTAL Profil Daerah Kota Palu

56 36 Profil Daerah Kota Palu 2014

57 BAB VI S O S I A L B U D A Y A Profil Daerah Kota Palu

58 BAB VI S O S I A L B U D A Y A 6.1 Demografi Jumlah Penduduk Jumlah penduduk di suatu wilayah dipengaruhi oleh tiga komponen demografi yaitu kelahiran (birth), kematian (death) dan perpindahan penduduk (migration). Jumlah penduduk Kota Palu pada tahun 2013 mencapai jiwa dan tersebar di 8 kecamatan, yang terdiri dari jiwa penduduk laki-laki dan jiwa penduduk perempuan. Kecamatan Palu Timur memiliki jumlah penduduk tertinggi yaitu jiwa (18,92%) sedangkan yang terendah adalah Kecamatan Tawaeli yaitu hanya jiwa (5,45%). Gambar 6.1 Persentase Penduduk Kota Palu menurut Kecamatan, 2013 PALU UTARA; MANTIKULORE; 6,11% 16,74% TAWAELI; 5,45% PALU BARAT; 16,42% TATANGA; 10,53% PALU TIMUR; 18,92% [Diolah dari Hasil Proyeksi Penduduk 2013] PALU SELATAN; 18,53% ULUJADI; 7,30% Profil Daerah Kota Palu

59 Ditinjau dari jenis kelamin, pada tahun 2013 jumlah penduduk laki-laki tercatat sebanyak jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak jiwa. Gambar 6.2 menunjukkan perbandingan jumlah penduduk menurut jenis kelamin per kecamatan. Gambar 6.2 Jumlah Penduduk Kota Palu menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan, Laki-laki Perempuan [Diolah dari Hasil Proyeksi Penduduk 2013] Dari jumlah tersebut, jumlah penduduk laki-laki lebih banyak daripada penduduk perempuan. Rasio jenis kelamin penduduk Kota Palu tahun 2013 adalah 101. Artinya, tiap 100 penduduk perempuan ada 101 penduduk lakilaki. Seks rasio tertinggi terdapat pada Kecamatan Tawaeli yaitu 104. Berikut ditampilkan hasil perhitungan rasio jenis kelamin untuk masing-masing kecamatan. 38 Profil Daerah Kota Palu 2014

60 Tabel 6.1 Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Rasio Jenis Kelamin menurut Kecamatan di Kota Palu, 2013 Kecamatan Penduduk (Jiwa) Rasio Jenis Laki-Laki Perempuan Jumlah Kelamin (1) (2) (3) (4) (5) Palu Barat Tatanga Ulujadi Palu Selatan Palu Timur Mantikulore Palu Utara Tawaeli Kota Palu [Diolah dari Hasil Proyeksi Penduduk 2013] Tabel 6.2 Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga dan Rata-rata Anggota Rumah Tangga Menurut Kecamatan di Kota Palu, 2013 Kecamatan Jumlah Penduduk Rumah Tangga Rata-rata Anggota Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) Palu Barat Tatanga Ulujadi Palu Selatan Palu Timur Mantikulore Palu Utara Tawaeli Kota Palu [Diolah dari Hasil Proyeksi Penduduk 2013] Profil Daerah Kota Palu

61 Rata-rata jumlah anggota rumah tangga untuk tiap satu rumah tangga di Kota Palu adalah 4 orang Komposisi Umur Penduduk Piramida penduduk menggambarkan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin yang disajikan secara grafik. Sumbu horizontal (dasar piramida penduduk) menunjukkan jumlah penduduk dapat berupa jumlah absolut ataupun persentase, sedangkan sumbu vertikal menunjukkan umur. Dasar piramida dimulai dengan kelompok umur termuda dan dilanjutkan ke atas untuk kelompok umur yang lebih tua dan biasanya puncak piramida untuk kelompok umur yang lebih tua sering dibuat dengan sistem umur terbuka (75+), dan bagian kiri piramida digunakan untuk mewakili penduduk laki-laki sedangkan bagian kanan untuk penduduk perempuan. Gambar 6.3 menunjukkan komposisi atau struktur umur penduduk di Kota Palu terbesar selama tahun 2013 berada pada kelompok umur tahun, hal ini menunjukkan bahwa penduduk Kota Palu masih tergolong penduduk muda. Penduduk muda berusia dibawah 15 tahun umumnya dianggap sebagai penduduk yang belum produktif karena secara ekonomis masih tergantung pada orang tua atau orang lain yang menanggungnya. Selain itu, penduduk berusia di atas 65 tahun juga dianggap tidak produktif lagi sesudah melewati masa pensiun. Penduduk usia tahun, adalah penduduk usia kerja yang dianggap produktif. Dengan melihat perbandingan jumlah penduduk yang berusia non produktif dengan penduduk usia produktif dapat diketahui besarnya angka 40 Profil Daerah Kota Palu 2014

62 ketergantungan pada Tahun 2013 yaitu sebesar 39. Artinya bahwa setiap 100 orang yang berusia kerja (dianggap produktif) mempunyai tanggungan sebanyak 39 orang yang belum produktif dan dianggap tidak produktif lagi. Gambar 6.3 Piramida Penduduk Kota Palu, Laki-Laki Perempuan Profil Daerah Kota Palu

63 Gambaran lebih lengkap mengenai jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di Kota Palu pada tahun 2013 sebagaimana pada Tabel 4.5 berikut. Tabel 6.3 Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, 2013 Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah (1) (2) (3) (4) Kota Palu [Diolah dari Hasil Proyeksi Penduduk 2013] Kepadatan Penduduk Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka tingkat kepadatan penduduk juga mengalami peningkatan. Hingga akhir tahun 2013 dengan luas 42 Profil Daerah Kota Palu 2014

64 wilayah Kota Palu 395,06 km², kepadatan penduduk tercatat sebanyak 902 jiwa/km², artinya tiap km 2 wilayah Kota Palu dihuni sebanyak 902 jiwa. Bila dilihat penyebaran penduduk pada tingkat kecamatan, Kecamatan Palu Timur merupakan wilayah dengan kepadatan tertinggi yaitu jiwa/km², sedangkan Kecamatan Mantikulore merupakan wilayah yang terjarang penduduknya yaitu hanya sekitar 105 jiwa/km². Gambar 6.4 Kepadatan Penduduk Kota Palu Per Kecamatan Tahun 2013 (Jiwa/Km 2 ) [Diolah dari Hasil Proyeksi Penduduk 2013] Profil Daerah Kota Palu

65 wilayah Kota Palu 396,06 km², kepadatan penduduk tercatat sebanyak 902 jiwa/km², artinya tiap km 2 wilayah Kota Palu dihuni sebanyak 902 jiwa. Bila dilihat penyebaran penduduk pada tingkat kecamatan, Kecamatan Palu Timur merupakan wilayah dengan kepadatan tertinggi yaitu jiwa/km², sedangkan Kecamatan Mantikulore merupakan wilayah yang terjarang penduduknya yaitu hanya sekitar 327 jiwa/km². Gambar 6.4 Kepadatan Penduduk Kota Palu Per Kecamatan Tahun 2013 (Jiwa/Km 2 ) [Diolah dari Hasil Proyeksi Penduduk 2013] 44 Profil Daerah Kota Palu 2014

66 6.1.4 Fertilitas, Mortalitas, dan Migrasi Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, selama tahun 2013 jumlah kelahiran penduduk di Kota Palu mencapai orang. Jumlah kelahiran tertinggi pada tahun 2013 di Kecamatan Mantikulore yaitu sebesar jiwa. Sedangkan jumlah kelahiran terendah di Kecamatan Palu Utara yaitu 322 jiwa. Gambar 6.5 Jumlah Kelahiran dan Kematian di Kota Palu Menurut Kecamatan, Tahun Kematian Kelahiran Sumber : Kelurahan se-kota Palu Tingkat kelahiran kasar/crude Birth Rate (CBR) tahun 2013 sebesar 16. Angka tersebut mengandung arti bahwa pada tahun 2013 ada anak yang lahir sebesar 16 per 1000 orang penduduk Kota Palu. Profil Daerah Kota Palu

67 Jumlah kematian di Kota Palu sepanjang tahun 2013 sebesar 1834 orang. Besarnya tingkat kematian kasar/crude Death Rate (CDR) adalah 5 Angka ini berarti bahwa pada tahun 2013 setiap orang penduduk Kota Palu terdapat 5 kematian. Secara umum migrasi dipengaruhi oleh faktor ekonomi dalam hal ini kesempatan mendapatkan pekerjaan untuk mencapai peningkatan taraf hidup/kesejahteraan. Selain faktor ekonomi, juga dipengaruhi oleh aktivitas lainnya seperti bersekolah, mengurus rumah tangga, dan lainnya. Jumlah migrasi masuk penduduk tertinggi di Kecamatan Palu Selatan, sedangkan terendah di Kecamatan Tawaeli. Untuk migrasi keluar, tertinggi di Kecamatan Palu Selatan diikuti Kecamatan Palu Barat. Gambar 6.6 Jumlah Migrasi Masuk dan Keluar Kota Palu Menurut Kecamatan, Tahun Migrasi Masuk Migrasi Keluar Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 46 Profil Daerah Kota Palu 2014

68 6.2 Ketenagakerjaan Penduduk Usia Kerja (PUK) adalah penduduk yang berusia 15 tahun ke atas. Penduduk Usia Kerja diklasifikasikan menjadi 2 yaitu Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja. Yang tergolong Angkatan Kerja adalah penduduk usia kerja yang bekerja atau memiliki pekerjaan tapi sementara tidak bekerja, dan penganggur. Sedangkan Bukan Angkatan Kerja adalah penduduk usia kerja yang masih sekolah, mengurus rumah tangga atau melakukan kegiatan lainnya. Gambar 6.7 Persentase Penduduk 15 Tahun Ke atas yang Bekerja, Pengangguran dan Bukan Angkatan Kerja di Kota Palu, % 5% 59% Bekerja Pengangguran Bukan Angkatan Kerja [Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) 2013] Berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), pada tahun 2013, dari total penduduk usia kerja di wilayah Kota Palu, terdapat 63,57 persen penduduk yang termasuk dalam angkatan kerja, sementara sisanya 36,43 persen penduduk termasuk dalam bukan angkatan kerja. Profil Daerah Kota Palu

69 Berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), dari total angkatan kerja pada tahun 2013, penduduk Kota Palu yang bekerja tercatat sebesar 92,97 persen sedangkan yang diklasifikasikan sebagai penganggur sekitar 7,03 persen. Tabel 6.4 Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas menurut Jenis Kegiatan di Kota Palu, 2013 Jenis Kegiatan Persentase (1) (2) 1. Angkatan Kerja 63,57 Bekerja 92,97 Pengangguran 7,03 2. Bukan Angkatan Kerja 36,43 Sekolah 26,81 Mengurus Rumah Tangga 56,48 Lainnya 16,71 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 63,57 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 7,03 Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) 92,97 [Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) 2013] Pada tahun 2013, berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Palu, jumlah pencari kerja yang terdaftar sebanyak orang. Berdasarkan tingkat pendidikan, pencari kerja terbanyak adalah mereka yang berpendidikan S1 dan S2, diikuti yang berpendidikan SMU dan Diploma, sisanya berpendidikan SLTP dan SD. Meskipun demikian, ternyata lowongan kerja atau kesempatan kerja terbanyak diperuntukkan lulusan SMU sederajat. Hal ini menyebabkan banyaknya pengangguran lulusan S1 maupun S2. 48 Profil Daerah Kota Palu 2014

70 Tabel 6.5 Jumlah Pencari Kerja yang Terdaftar menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin di Kota Palu, Tahun 2013 Bulan Tingkat Pendidikan SD SLTP SMU/SMK Diploma I/ II/III Sarjana/ Pasca S L P L P L P L P L P (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jumlah Sumber : Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Palu Profil Daerah Kota Palu

71 Tabel 6.6 Jumlah Lowongan/Kesempatan Kerja menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin di Kota Palu, Tahun 2013 Bulan Jumlah Lowongan/Kesempatan Kerja Diploma SD SLTP SMU/SMK I/II/III Sarjana/ Pasca S L P L P L P L P L P (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jumlah Sumber : Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Palu 50 Profil Daerah Kota Palu 2014

72 Gambar 6.8 Jumlah Pencari Kerja Yang Ditempatkan menurut Sektor Kegiatan Ekonomi, Tahun Laki-laki Perempuan 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, Perkebunan dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas, dan Air Minum 5. Bangunan 6. Perdangan Besar dan Perdagangan Eceran serta Rumah Makan dan Hotel 7. Angkutan, Pergudangan dan Komunikasi 8. Keuangan dan Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan dan jasa Perusahaan 9. Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan Sumber: Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Palu 6.3 Keluarga Berencana Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu program pemerintah yang dirancang untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran. Tujuan umum program KB oleh pemerintah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk. Profil Daerah Kota Palu

73 6.3.1 Pentahapan Keluarga Kebutuhan pangan dan sandang, perumahan dan fasilitas tempat tinggal merupakan salah satu indikator yang dapat mencerminkan tingkat kesejahteraan. Unsur-unsur rumah yang sering menjadi indikator perumahan adalah kualitas dan fasilitas bangunan. Fenomena ini dijadikan sebagai ukuran untuk mengukur tingkat kesejahteraan menurut pentahapan keluarga ke dalam golongan keluarga pra sejahtera (Pra KS) dan keluarga sejahtera (KS). Tabel 6.7 Jumlah Keluarga menurut Pentahapan, Tahun 2013 Tahapan Keluarga Kecamatan Pra KS III KS I KS II KS III KS Plus Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 01 Palu Barat Tatanga Ulujadi Palu Selatan Palu Timur Mantikulore Palu Utara Tawaeli Kota Palu Sumber : Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Palu Pada tabel di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2013 jumlah Pra KS tercatat sebesar KK (11,93 persen), tahapan KS I sebesar KK (18,26 persen), tahapan KS II sebesar KK (29,91 persen), tahapan KS III sebesar KK (27,52 persen), dan tahapan KS III plus tercatat sebesar KK (12,38 persen). Pentahapan Pra KS merupakan tahapan tingkat bawah yang 52 Profil Daerah Kota Palu 2014

74 dikategorikan hidup dibawah garis kemiskinan. Sedangkan tahapan KS I dikategorikan sebagai penduduk yang rentan dengan kemiskinan. Sementara tahapan KS II, KS III, dan KS III plus dapat dikategorikan penduduk yang memiliki tingkat kesejahteraan menengah ke atas Alat Kontrasepsi Keluarga Berencana (KB) menunjukkan perkembangan ke arah yang lebih baik dengan dukungan dan partisipasi aktif dari masyarakat terutama pasangan usia subur. Data tentang KB dapat dilihat pada Tabel 6.8 Tabel 6.8 Banyaknya PUS dan Pencapaian KB Aktif menurut Kecamatan, Tahun 2013 Kecamatan PUS Target Pencapaian % terhadap Target PUS (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01 Palu Barat % 98% 02 Tatanga % 82% 03 Ulujadi % 74% 04 Palu Selatan % 86% 05 Palu Timur % 71% 06 Mantikulore % 62% 07 Palu Utara % 88% 08 Tawaeli % 79% Kota Palu % 80% Sumber: Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Palu Pada tahun 2013 jumlah pasangan usia subur (pasangan suami istri yang usia istrinya antara tahun) di Kota Palu mencapai pasang, sedangkan jumlah peserta KB yang aktif sebesar orang. Melihat jumlah peserta KB aktif, berarti sekitar 80 persen dari pasangan usia subur sedang ber- KB. Profil Daerah Kota Palu

75 Gambar 6.9 Jumlah Pengguna KB Berdasarkan Alat Kontrasepsi yang digunakan Tahun Pil Kondom IUD Suntik MOW Implan Sumber : Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Palu Gambar 6.10 menunjukkan bahwa pengguna KB dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Hal ini berarti kesadaran masyarakat akan pentingnya mengatur jumlah anak meningkat. Jenis alat/cara kontrasepsi yang paling diminati adalah suntikan (7.187), diikuti oleh yang menggunakan pil (5.664), IUD (2.260), kondom (1.413), implant (833), dan MOP/MOW (717). Untuk mendukung keberhasilan program Keluarga Berencana (KB) dalam rangka mengatur kelahiran maka pada setiap kecamatan telah dibentuk klinik KB. Pada tahun 2013 terdapat 74 klinik KB di Kota Palu. Data lengkap jumlah klinik KB dan akseptor tiap kecamatan sebagai berikut. 54 Profil Daerah Kota Palu 2014

76 Tabel 6.9 Jumlah Klinik dan Akseptor KB Menurut Kecamatan Tahun Unit Jumlah KemKes TNI Swasta Kecamatan Klinitonik tor nik tor tor Aksep- Kli- Aksep- Kli- Aksep- Aksep- Kli-nik (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Palu Barat Tatanga Ulujadi Palu Selatan Palu Timur Mantikulore Palu Utara Tawaeli Jumlah Sumber : Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Palu Pencapaian akseptor baru pada tahun 2013, secara keseluruhan sudah melampaui target, atau sekitar 226 persen. Jumlah akseptor tahun 2013 (17.974) meningkat dibanding jumlah tahun 2012 (12.697). Pencapaian jumlah akseptor baru, tidak terlepas dari keberadaan petugas KB di lapangan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya program KB tersebut. Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) adalah pegawai Negeri Sipil (PNS) atau non PNS yang diangkat oleh pejabat berwenang, Profil Daerah Kota Palu

77 sedangkan Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) merupakan jabatan fungsional PNS. Keduanya mempunyai tugas, tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan, pelayanan, pelaporan, evaluasi dan pengembangan program Keluarga Berencana Nasional. PLKB dan PKB merupakan ujung tombak penyuluhan KB yang berhubungan langsung dengan masyarakat dan atau sebagai penggerak masyarakat di desa/kelurahan binaannya agar mendapatkan akses dan kualitas pelayanan KB dan KS yang memadai. Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD) adalah mitra PKB/PLKB yang merupakan kader yang secara sukarela berperan aktif melaksanakan/mengelola Program Keluarga Berencana Nasional di tingkat Desa/Kelurahan. Berikut data jumlah petugas KB menurut kecamatan. Tabel 6.10 Jumlah Petugas KB menurut Jenis dan Kecamatan, Tahun 2013 Kecamatan PPKBD PKB/PLKB Jumlah (1) (2) (3) (4) 01 Palu Barat Tatanga Ulujadi Palu Selatan Palu Timur Mantikulore Palu Utara Tawaeli Kota Palu Sumber: Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Palu Dari tabel 6.9, petugas KB di Kota Palu cukup memadai, masing-masing kelurahan dibina oleh satu PPKBD. Jumlah petugas KB terbanyak terdapat di Kecamatan Mantikulore. 56 Profil Daerah Kota Palu 2014

78 6.4 Kesehatan Fasilitas Kesehatan Masalah Kesehatan perlu mendapat perhatian utama khususnya pada pemerataan pelayanan kesehatan agar seluruh masyarakat dapat dengan mudah menjangkau dan memenuhi kebutuhan kesehatan dengan kualitas pelayanan yang sesuai khususnya bagi masyarakat miskin. Tabel 6.11 Fasilitas Kesehatan Menurut Kecamatan di Kota Palu Tahun 2013 Kec Rumah Sakit Umum Bersalin Puskesmas Rawat Inap Tanpa Rawat Inap Pustu Poskes des Polin des Posyan du (1) (2) (3) (4) (5) (7) (8) (9) (10) Palu Barat Tatanga Ulujadi Palu Selatan Palu Timur Mantikulore Palu Utara Tawaeli Jumlah Sumber : Dinas Kesehatan Kota Palu Tabel 6.10 menunjukkan jumlah fasilitas kesehatan yang terdapat di Kota Palu pada tahun Terdapat 19 unit rumah sakit di Kota Palu, yang terdiri dari 10 rumah sakit umum dan 9 rumah sakit bersalin. Profil Daerah Kota Palu

79 Pemerintah menyediakan pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat. Hingga akhir tahun 2013 terdapat 12 unit Puskesmas, dengan 2 puskesmas berfasilitas rawat inap. Untuk pelayanan kesehatan ibu dan anak pemerintah juga membina 212 pos pelayanan terpadu (Posyandu). Selain itu, terdapat pula praktek perorangan seperti terlihat pada tabel berikut. Tabel 6.12 Praktek Kesehatan Perorangan Menurut Kecamatan di Kota Palu Tahun 2013 Kecamatan Dokter UmumTa Dokter Spesialis Praktek Perorangan Dokter Gigi Dokter Gigi Spesialis Bidan (1) (2) (3) (4) (5) (6) Palu Barat Tatanga Ulujadi Palu Selatan Palu Timur Mantikulore Palu Utara Tawaeli Kota Palu Sumber : Kelurahan se-kota Palu Tenaga Kesehatan Seiring dengan pembangunan fasilitas kesehatan, pemerintah juga menyiapkan tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, bidan, dan tenaga kesehatan lainnya. Pada tahun 2013 jumlah tenaga kesehatan di Kota Palu sebanyak orang dengan berbagai latar belakang pendidikan, tidak hanya lulusan bidang kesehatan saja. Rasio tenaga kesehatan terhadap penduduk 58 Profil Daerah Kota Palu 2014

80 Paramedis Akademi Dokter Kota Palu sebesar 8. Keadaan ini menggambarkan bahwa setiap 1000 orang penduduk Kota Palu terdapat 8 tenaga kesehatan. Tabel 6.13 Banyaknya Tenaga Kesehatan menurut Jenis Pendidikan dan Kecamatan Tahun 2013 Tenaga Kesehatan PALU BARAT TATA NGA ULU JADI PALU SEL PALU TIMUR MAN TIKU LORE PALU UTARA TAW AELI Kota Palu (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Spesialis Umum Gigi Farmasi/Apoteker Asisten Apoteker Kesehatan Non Kesehatan Bidan Perawat Lain-lain Non Perawat Jumlah Sumber : Dinas Kesehatan Kota Palu Profil Daerah Kota Palu

81 6.5 Pendidikan Pendidikan Pra Sekolah Pendidikan anak prasekolah merupakan awal bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, hal ini membawa dampak positif bagi perkembangan anak khususnya untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani serta mengembangkan bakat bakatnya secara optimal dan menyeluruh. Program pendidikan anak usia prasekolah kini telah banyak diselenggarakan oleh masyarakat dan lembaga, sebab kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan anak prasekolah semakin baik. Usia prasekolah merupakan kesempatan emas bagi anak untuk orientasi belajar anak yang sesungguhnya dalam mengembangkan sikap dan minat belajar serta berbagai potensi dan kemampuan dasar anak lewat pengembangan sikap mental yang positif. Tabel 6.14 Banyaknya Fasilitas Pendidikan Pra Sekolah menurut Kecamatan dan Jenisnya di Kota Palu Tahun 2013 Kelurahan PAUD TK/RA (1) (2) (3) Palu Barat Tatanga 4 13 Ulujadi 1 1 Palu Selatan 5 24 Palu Timur 8 23 Mantikulore Palu Utara 6 15 Tawaeli - 2 Jumlah Sumber : Kelurahan se-kota Palu 60 Profil Daerah Kota Palu 2014

82 6.5.2 Fasilitas Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu modal yang sangat penting untuk menjalani kehidupan bermasyarakat, dengan adanya pendidikan kita bisa mengetahui berbagai macam informasi dan pengetahuan. Pemerintah Kota Palu melalui Dinas Pendidikan berupaya meningkatkan sumber daya manusia terutama dengan memberi kesempatan kepada anak usia sekolah untuk memasuki jenjang pendidikan. Hal ini harus dibarengi dengan ketersediaan fasilitas pendidikan yang memadai. Berikut fasilitas pendidikan yang tersedia di Kota Palu pada tahun Tabel 6.15 Banyaknya Fasilitas Pendidikan menurut Tingkat Pendidikan dan Status Sekolah di Kota Palu Tahun 2013 Kecamatan Jenjang Pendidikan SD SLTP SMU SMK Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) PALU BARAT TATANGA ULUJADI PALU SELATAN PALU TIMUR MANTIKULORE PALU UTARA TAWAELI JUMLAH Sumber: Dinas Pendidikan Kota Palu Profil Daerah Kota Palu

83 Sedangkan untuk pendidikan tingkat perguruan tinggi, terdapat 4 Perguruan Tinggi Negeri (STAIN Datokarama, Akademi Keperawatan, Universitas Tadulako, Politeknik Kesehatan Palu) dan 21 Perguruan Tinggi Swasta. Tabel 6.16 Banyaknya Fasilitas Pendidikan Perguruan Tinggi Menurut Status Kepemilikan di Kota Palu Tahun 2013 Kecamatan Perguruan Tinggi Negeri Swasta (1) (2) (3) PALU BARAT 1 2 TATANGA - - ULUJADI - - PALU SELATAN - 2 PALU TIMUR - 9 MANTIKULORE 2 7 PALU UTARA 1 1 TAWAELI - - JUMLAH 4 21 Sumber: Dinas Pendidikan Kota Palu Tenaga Pendidikan Selain fasilitas pendidikan, tenaga pendidik juga sangat penting yang ada kemajuan pendidikan di Mantikulore juga dipengaruhi oleh faktor banyaknya tenaga pendidik yang ada di sekolah tersebut. Secara rinci alokasi tenaga pendidik masih belum merata, oleh karena itu akan dijelaskan dalam tabel tentang keadaan tenaga pendidik tersebut. 62 Profil Daerah Kota Palu 2014

84 Gambar 6.10 Banyaknya Guru Menurut Jenjang Pendidikan di Kota Palu Tahun Sumber : Dinas Pendidikan SD SLTP SMK SLTA Jumlah Siswa Gambar 6.11 Jumlah Siswa Menurut Jenjang Pendidikan di Kota Palu Tahun SD SLTP SMU SMK NEGERI SWASTA Sumber: Dinas Pendidikan Profil Daerah Kota Palu

85 Jumlah siswa di Kota Palu tahun 2013 baik negeri maupun swasta yang tercatat di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Palu yaitu SD siswa, SLTP siswa, SMU siswa, dan SMK siswa. Tabel 6.17 Banyaknya Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Dasar dan Rasio Murid terhadap Guru, Tahun 2013 Kecamatan Sekolah Murid Guru Rasio Murid terhadap Guru (1) (2) (4) (5) (6) 01 Palu Barat Tatanga Ulujadi Palu Selatan Palu Timur Mantikulore Palu Utara Tawaeli Kota Palu Sumber : Dinas Pendidikan Kota Palu 64 Profil Daerah Kota Palu 2014

86 Tabel 6.18 Banyaknya Sekolah, Murid, Guru dan Rasio Murid terhadap Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri dan Swasta menurut Kecamatan Tahun 2013 Kecamatan Sekolah Murid Guru Rasio Murid terhadap Guru (1) (2) (3) (4) (5) 01 Palu Barat Tatanga Ulujadi Palu Selatan Palu Timur Mantikulore Palu Utara Tawaeli Kota Palu Sumber : Dinas Pendidikan Kota Palu Profil Daerah Kota Palu

87 Tabel 6.19 Banyaknya Sekolah, Murid, Guru dan Rasio Murid terhadap Guru Sekolah Menengah Atas Negeri dan Swasta menurut Kecamatan Tahun 2013 Kecamatan Sekolah Murid Guru Rasio Murid terhadap Guru (1) (2) (3) (4) (5) 01 Palu Barat Tatanga Ulujadi Palu Selatan Palu Timur Mantikulore Palu Utara Tawaeli Kota Palu Sumber : Dinas Pendidikan Kota Palu 66 Profil Daerah Kota Palu 2014

88 Tabel 6.20 Banyaknya Sekolah, Murid, Guru dan Rasio Murid terhadap Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri dan Swasta menurut Kecamatan Tahun 2013 Kecamatan Sekolah Murid Guru Rasio Murid terhadap Guru (1) (2) (3) (4) (5) 01 Palu Barat Tatanga Ulujadi Palu Selatan Palu Timur Mantikulore Palu Utara Tawaeli Kota Palu Sumber : Dinas Pendidikan Kota Palu Profil Daerah Kota Palu

89 6.6 Agama Informasi tentang jumlah penduduk berdasarkan agama diperlukan untuk merencanakan penyediaan sarana dan prasarana peribadatan serta merencanakan suatu program kegiatan yang berkaitan dengan kerukunan antar umat beragama. Walaupun keyakinan agama antar penduduk Kota Palu berbeda, namun suasana kehidupan masyarakat tetap harmonis dan tumbuh sikap toleransi antar pemeluk agama. Hal ini karena adanya pembinaan dari pemerintah dan pengarahan dari tiap pemuka agama. Proporsi penduduk menurut agama yang dianut disajikan dalam Gambar Pemeluk agama Islam mendominasi dengan persentase sebesar 89,33 persen. Protestan 7,85 persen, Katholik 1, 4 persen, Hindu 1,02, dan Budha 0,40 persen Gambar 6.12 Persentase Penduduk Kota Palu Menurut Agama Tahun 2013 Islam; 89,33 Budha; 0,40 Hindu; 1,02 Katolik; 1,40 Protestan; 7,85 Sumber: Kementrian Agama Kota Palu 68 Profil Daerah Kota Palu 2014

90 Fasilitas peribadatan berguna untuk memperlancar aktivitas keagamaan masing-masing pemeluk agama. Jumlah peribadatan menurut kecamatan di Kota Palu disajikan pada tabel Tabel 6.21 Banyaknya Tempat Peribadatan di Kota Palu Menurut Agama, 2013 Kecamatan Islam Kristen Katholik Hindu Budha Masjid Surau Gereja Gereja Pura Vihara (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Palu Barat Tatanga Ulujadi Palu Selatan Palu Timur Mantikulore Palu Utara Tawaeli Kota Palu Sumber : Kelurahan se-kota Palu Profil Daerah Kota Palu

91 70 Profil Daerah Kota Palu 2014

92 BAB VII P E R T A N I A N Profil Daerah Kota Palu

93 Pembangunan di bidang ekonomi yang sedang dilakukan pemerintah daerah Kota Palu diarahkan pada sektor industri, perdagangan, dan jasa dengan didukung oleh sektor pertanian yang tangguh. Pembangunan disektor pertanian masih menjadi penting disebabkan jumlah penduduk yang berusaha dibidang pertanian masih relatif besar. Gambaran mengenai keadaan pertanian di Kota Palu yang menyangkut luas lahan yang digunakan, luas panen serta produksinya disajikan pada bab ini. Sektor pertanian terdiri dari beberapa sub sektor yaitu : 1. Tanaman Pangan 2. Hortikultura 3. Perkebunan 4. Peternakan 5. Perikanan 6. Kehutanan 72 Profil Daerah Kota Palu 2014

94 7.1 Tanaman Pangan a. P a d i Tanaman pangan terdiri dari komoditas padi dan palawija. Padi sawah yang memiliki luas panen 795 Ha pada tahun 2012 menjadi 537 Ha pada tahun 2013 atau turun sebesar 32,45 persen, sedangkan produksi padi dari ton tahun 2012, menjadi ton tahun 2013 atau mengalami penurunan sebesar 37,57 persen. Padi tersebar di semua kecamatan Kecuali Kecamatan Palu Timur yang merupakan pusat kegiatan perdagangan. Adapun daerah sentra penghasil padi diantaranya adalah Kecamatan Tawaeli, Kecamatan Palu Selatan, Kecamatan Mantikulore, dan Kecamatan Tatanga Luas panen (ha) Produksi (ton) Gambar 7.1 Luas Panen dan Produksi Tanaman Padi Tahun, Profil Daerah Kota Palu

95 b. Palawija Luas panen jagung pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 16,47 persen, yaitu dari 346 Ha pada tahun 2012 menjadi 403 Ha pada tahun Namun, kenaikan luas lahan ini tidak diiringi dengan kenaikan produksi jagung dari ton pada tahun 2012 menjadi ton pada tahun 2013 atau turun sekitar 16,96 persen. Tanaman palawija lainnya ada yang mengalami penurunan dan kenaikan. Tanaman palawija yang merupakan komoditas utama di Kota Palu adalah ubi kayu. Pada tahun 2013 produksi ubi kayu di Kota Palu mencapai 2.150,81 ton dari luas lahan seluas 98 ha. Komoditas utama kedua setelah ubi kayu adalah jagung, yakni produksi mencapai sebanyak 1.431,09 ton dari lahan seluas 468 ha dan merupakan lahan palawija terluas di Kota Palu. Tabel 7.1 Luas Panen, Hasil Perhektar dan Produksi Palawija Tahun 2013 Luas Panen Hasil Perhektar Produksi Palawija (Ha) (Ku/ha) (Ton) (1) (2) (3) (4) Jagung , ,09 Kedelai Kacang Tanah ,80 462,78 Kacang Hijau Ubi Kayu , ,81 Ubi Jalar ,91 719,26 Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Kelautan Kota Palu 74 Profil Daerah Kota Palu 2014

96 7.2 Hortikultura Pertanian Subsektor hortikultura meliputi tanaman sayuran, tanaman buah-buahan, tanaman obat (biofarmaka), dan tanaman bungabungaan. Tabel 7.2 Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Tanaman Sayur-sayuran menurut Jenisnya, Tahun 2013 Jenis Tanaman Luas Panen/ Hasil Per Hektar Produksi (Ha) (Ku/Ha) (Kuintal) (1) (2) (3) (4) 01 Bawang Merah , Bawang Putih Bawang Daun 14 47, Terung , Buncis Ketimun 63 86, Kentang Kubis Petsai / Sawi , Labu Siam Kangkung , Bayam , Wortel Lobak Kacang Merah Kacang Panjang 73 35, Cabe besar 88 55, Cabe rawit , Tomat , Petai Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Kelautan Kota Palu Profil Daerah Kota Palu

97 Komoditi Hortikultura sayuran yang dimonitor melalui survei pertanian oleh Dinas Pertanian, Kehutanan dan Kelautan Kota Palu dikelompokkan ke dalam tanaman sayuran, yang terdiri atas 20 jenis, antara lain bawang merah, petsai, tomat, bawang daun, ketimun, kacangankacangan, terung, lombok, bayam dan kangkung. Komoditas sayuran yang memiliki produksi terbesar di Kota Palu adalah terung dengan produksi mencapai kuintal dari lahan seluas 50 ha. Setelah itu menyusul tomat dengan produksi kuintal dari lahan seluas 145 ha. Sedangkan lahan hortikultura paling banyak ditanami bawang merah yaitu seluas 247 ha. Dan pada tahun 2013 produksi bawang merah adalah sebanyak kuintal. Bawang merah adalah salah satu produk utama Kota Palu yang digunakan sebagai bahan baku utama bawang goreng yang merupakan oleh-oleh khas dari Kota Palu. Adapun Kecamatan penghasil bawang merah adalah Kecamatan Tawaeli dan Kecamatan Palu Utara. 76 Profil Daerah Kota Palu 2014

98 Tabel 7.3 Banyaknya Tanaman Buah-buahan dan Produksi menurut Jenisnya Tahun 2013 Jenis Buah-buahan Banyaknya Tanaman (Rumpun/pohon) Produksi (Kuintal) (1) (2) (4) 01 Alpokat Anggur Belimbing Duku / Langsat Durian Jambu Biji Jambu Air Jeruk Mangga Manggis Melinjo Melon Nangka Nenas Pepaya Pisang Rambutan Salak Sawo Semangka Sirsak Sukun Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Kelautan Kota Palu Profil Daerah Kota Palu

99 Komoditas tanaman buah-buahan yang menjadi sasaran survei oleh Dinas Pertanian, Kehutanan dan Kelautan Kota Palu terdiri atas 22 jenis, yakni antara lain alpukat, anggur, belimbing, dukuh/langsat, durian, jambu biji, jambu air, jeruk, manga, manggis, melinjo, melon, nangka, Nenas, papaya, pisang, rambutan, salak, sawo, semangka, sirsak, dan sukun. Produksi tanaman buah-buahan yang terbesar adalah buah nangka yaitu sebanyak kuintal dari sejumlah pohon. Komoditas terbesar kedua adalah buah manga yaitu dengan produksi sebanyak kuintal dari sejumlah pohon. Tabel 7.4 Banyaknya Tanaman Obat-Obatan dan Produksi menurut Jenisnya, Tahun 2013 Hasil Per Luas Panen Jenis Tanaman M² Produksi (M²) (Kg/M²) (Kg) (1) (2) (3) (4) 01 Jahe , Laos , Kencur 74 5, Kunyit , Lempuyang 38 5, Temulawak , Tewireng 32 5, Temukunci 19 2, Dhingo/Drigo 17 3, Mengkudu , Keji Beling 108 5, Sambiloto 166 2, Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Kelautan Kota Palu 78 Profil Daerah Kota Palu 2014

100 Tanaman obat-obatan terdiri atas 12 jenis, yakni antara lain jahe, laos, kencur, kunyit, lempuyang, temulawak, tewireng, temukunci, dhingo/drigo, mengkudu, keji beling, sambiloto. Produksi tanaman biofarmaka di Kota Palu pada tahun 2013 yang terbesar adalah mengkudu yakni mencapai kg dari luas lahan ha. Komoditas terbesar kedua adalah kunyit, dengan luas lahan sebesar ha produksi kunyit pada tahun 2013 adalah kg. 7.3 Perkebunan Subsektor perkebunan yang paling besar di Kota Palu adalah pada komoditas kelapa dan kakao/coklat yang distribusinya hampir ada di setiap kecamatan kecuali Kecamatan Palu Timur. a. Kelapa Pada tahun 2013 luas tanam perkebunan kelapa di Kota Palu sebanyak 482,00 hektar. Tanaman perkebunan kelapa tersebut semuanya adalah perkebunan rakyat yang masing-masing terdapat di Kecamatan Tawaeli seluas 138 hektar, Kecamatan Ulujadi seluas 194,00 hektar, Kecamatan Mantikulore 72 hektar dan sisanya terdapat di kecamatan lain. Profil Daerah Kota Palu

101 b. Kakao (Coklat) Luas tanam perkebunan coklat di Kota Palu pada tahun 2013 seluas 570 hektar yang sebagian besar terletak di Kecamatan Tawaeli yaitu seluas 347 hektar dan sisanya terdapat di kecamatan lain. Tabel 7.5 Luas Areal Tanaman Perkebunan menurut Jenis Tanaman (Ha) Tahun 2013 Kecamatan Kelapa Kemiri Jambu Mete Coklat Kopi (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01 Palu Barat Tatanga Ulujadi Palu Selatan Palu Timur Mantikulore Palu Utara Tawaeli Kota Palu 482,00 82,00 27,00 570,00 - Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Kelautan Kota Palu 7.4 Peternakan Ternak Besar dan Kecil di wilayah Kota Palu terdiri dari Kerbau, Sapi, Kuda, Kambing, Domba dan Babi. Pada tahun 2013 populasi terbesar adalah kambing sebanyak ekor, kemudian sapi ekor dan domba ekor. Sementara populasi unggas terbesar adalah Ayam Pedaging sejumlah ekor, Ayam Buras ekor, Ayam Ras Petelur ekor dan itik ekor 80 Profil Daerah Kota Palu 2014

102 ekor ekor Gambar 7.2 Populasi Ternak Besar dan Kecil di Kota Palu, Tahun Ayam Ras Pedaging; Ayam ras petelur; Ayam Buras; Itik; 3228 Gambar 7.3 Populasi Ternak Unggas di Kota Palu, Tahun 2013 Profil Daerah Kota Palu

103 Tabel 7.6 Populasi Ternak Besar dan Ternak Kecil menurut Kecamatan dan Jenisnya Tahun 2013 Kecamatan Kerbau Sapi Kuda Kambing Domba Babi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 01 Palu Barat Tatanga Ulujadi Palu Selatan Palu Timur Mantikulore Palu Utara Tawaeli Kota Palu Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Kelautan Kota Palu Tabel 7.7 Jumlah Pemotongan Hewan Ternak dan Produksi Daging menurut Hewan Ternak, Tahun 2013 Hewan Ternak Jumlah hewan yang dipotong (ekor) Jumlah produksi daging (ton) (1) (2) (3) Kerbau 0 0 Sapi ,68 Kuda 43 7,53 Kambing ,32 Domba ,89 Babi 0 0 Unggas ,94 Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Kelautan Kota Palu 82 Profil Daerah Kota Palu 2014

104 7.5 Perikanan Produksi Perikanan di Kota Palu tahun 2013 tercatat sebesar 2.721,59 ton, dan naik 7,24 persen dari tahun 2012 yaitu sebesar 2.537,75 ton. Produksi tersebut terdiri dari produksi perikanan laut sebesar 2.673,04 ton, dan perikanan darat 48,55 ton. Selanjutnya perkembangan produksi perikanan dari tahun ke tahun dapat dilihat pada gambar berikut ini Perikanan Darat Perikanan Laut Gambar 7.4 Perkembangan Produksi Perikanan, Tahun (ton) Pada subsektor perikanan, Kota Palu memiliki potensi kelautan dikarenakan wilayahnya yang sebagian merupakan teluk Palu. Namun untuk budidaya perikanan darat di kolam-kolam tidak terlalu berpotensi. Produksi perikanan dengan cara penangkapan mengalami kenaikan hasil dari 2.508,25 ton pada tahun 2012 menjadi 2.673,04 ton pada tahun Produksi ikan dari sisi budidaya juga mengalami peningkatan hasil, untuk Profil Daerah Kota Palu

105 budidaya perikanan di kolam meningkat dari 24,7 ton di tahun 2012 menjadi 48,55 di tahun Sebagian besar rumah tangga perikanan (RTP) laut menggunakan jukung atau biasa disebut katinting ketika melaut, yaitu sebanyak 37,23% dari jumlah rumah tangga perikanan laut. Sebanyak 34,62% RTP laut menggunakan jukung, ada pula RTP laut yang tidak menggunakan perahu ketika melaut yaitu sebanyak 8,52%, hanya 0,27% saja RTP laut yang menggunakan kapal motor ketika melaut, sisanya menggunakan perahu motor yaitu sebanyak 19,37%. Tabel 7.8 Jumlah Alat Penangkap Ikan pada Usaha Perikanan Laut Tahun Jenis Alat Penangkap Ikan Tahun (1) (2) (3) (4) (5) (6) Payang Pukat Pantai Pukat Cincin Jaring Insang Hanyut Jaring Insang Tetap Jaring Angkat Jenis Alat Penangkap Ikan Pancing yang lain Perangkap Pengumpul Rumput Laut Muroani Lainnya Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Kelautan Kota Palu 84 Profil Daerah Kota Palu 2014

106 Tabel 7.9 Jumlah Produksi dan Nilai Produksi Perikanan menurut Jenis Usaha Perikanan Kota Palu, 2013 Jenis Usaha Perikanan Jumlah Nilai Produksi Produksi (ton) (000 rupiah) (1) (2) (3) Perikanan Laut - Perikanan Tangkap 2 673, Budidaya Laut Perairan Umum - - Perikanan Darat - Budidaya di Tambak Budidaya di Kolam 48, Budidaya di Sawah Karamba - - Produksi Ikan Laut Awetan - Penggaraman Pengasapan Pindang Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Kelautan Kota Palu Ket : data tidak tersedia 7.6 Kehutanan Meskipun Kota Palu merupakan ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah, namun Kota Palu juga memiliki lahan yang berfungsi sebagai hutan, baik merupakan hutan lindung, hutan produksi terbatas, maupun hutan suaka alam dan hutan wisata. Total luas hutan di Kota Palu adalah ha. Jenis hutan yang memiliki luas paling besar adalah Hutan Lindung yaitu ha ( 41,26%) sisanya adalah hutan produksi terbatas (4.376 ha) dan hutan suaka alam Profil Daerah Kota Palu

107 dan hutan wisata (5.789 ha). Selain itu, di Kota Palu tidak terdapat jenis hutan lain baik berupa hutan produksi tetap, hutan yang dapat di konversi, maupun kawasan hutan tetap. 34% 25% 41% Hutan Lindung Hutan Produksi Terbatas Hutan Suaka Alam dan Hutan Wisata Gambar 7.5 Persentase Luas Hutan menurut Penggunaan di Kota Palu 86 Profil Daerah Kota Palu 2014

108 BAB VIII KONSTRUKSI, INDUSTRI, PERTAMBANGAN, PENGGALIAN DAN ENERGI Profil Daerah Kota Palu

109 8.1 KONSTRUKSI Pembangunan di sektor konstruksi di Kota Palu dalam kurun waktu lima tahun terakhir terjadi begitu besar. Hal ini terlihat pada pertumbuhan PDRB di sector konstruksi yang terlihat pada gambar di bawah ini: 11,85 12,53 14,22 8,10 9, Gambar 8.1 Laju Pertumbuhan PDRB pada Sektor Konstruksi di Kota Palu Tahun Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa dari tahun 2009 pertumbuhan sektor konstruksi hanya 8,10 persen namun pada tahun 2013 pertumbuhannya melejit menjadi 14,22 persen. Kota Palu merupakan wilayah yang sedang berkembang dan sedang giat melaksanakan pembangunan fisik. Pembangunan perumahan terjadi di hamper seluruh wilayah Kota Palu baik yang dilakukan oleh perorangan maupun oleh para pengembang. Pembangunan sarana perdagangan berupa ruko dan pusatpusat perbelanjaan juga terjadi dimana-mana. 88 Profil Daerah Kota Palu 2014

110 Berdasarkan data dari Dinas Tata Ruang Kota Palu, jumlah bangunan yang memiliki IMB sebanyak bangunan. Jumlah tersebut dapat dikatakan sedikit apabila dilihat secara fisik bahwa di Kota Palu terdapat banyak sekali bangunan. Hal ini dapat terjadi dikarenakan kesadaran masyarakat yang kurang dengan membangun tanpa memiliki izin (IMB). Jumlah bangunan yang memiliki IMB paling banyak ada di Kecamatan Palu Selatan sebanyak bangunan dan kecamatan dengan bangunan yang memiliki IMB paling sedikit adalah Kecamatan Palu Timur sebanyak 147 bangunan saja. Tabel 8.1 Jumlah Bangunan Menurut Status Perizinan Menurut Kecamatan Tahun 2013 Jumlah Bangunan Kecamatan Memiliki IMB Tidak memiliki IMB (1) (2) (3) 01 Palu Barat Tatanga Ulujadi Palu Selatan Palu Timur Mantikulore Palu Utara Tawaeli 44 Kota Palu Sumber : Dinas Tata Ruang Kota Palu Profil Daerah Kota Palu

111 8.2 INDUSTRI Sebagaimana yang telah diamanatkan oleh RPJMD pembangunan industri ditujukan untuk memperluas lapangan kerja, pemerataan kesempatan berusaha, meningkatkan eksport, menunjang pembangunan di daerah, memanfaatkan sumber daya alam serta sumber daya manusia. Dewasa ini pemerintah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk membuka berbagai kegiatan di bidang industri. Data perusahaan industri yang disajikan dalam bab ini diperoleh dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kota Palu. Tabel 8.2 Banyaknya Perusahaan Industri menurut Klasifikasi Industri Tahun Klasifikasi Industri (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Industri Aneka (IA) Industri Logam, Mesin, Elektronik dan Kimia (ILMK) 3 Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan (IHPK) Jumlah Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi & UKM Kota Palu Jumlah perusahaan industri sesuai data yang diperoleh tahun 2013 tercatat sebanyak perusahaan yang terdiri dari: Industri Aneka 702 perusahaan, Industri Logam, Mesin, Elektronika dan Kimia sebanyak perusahaan, dan Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan sebanyak 90 Profil Daerah Kota Palu 2014

112 1.454 perusahaan. Dari keseluruhan perusahaan yang ada mampu menyerap tenaga kerja sebanyak orang. Keadaan ini cukup menggembirakan karena indikator tersebut menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya, baik mengenai jumlah perusahaan industri maupun daya serap tenaga kerjanya yang berdampak pada peningkatan nilai tambah sektor industri terhadap pendapatan regional Kota Palu. Jumlah perusahaan industri sesuai data yang diperoleh tahun 2013 tercatat sebanyak perusahaan yang terdiri dari: Industri Aneka 702 perusahaan, Industri Logam, Mesin, Elektronika dan Kimia sebanyak Gambar 8.2 Banyaknya Tenaga Kerja Perusahaan Industri menurut Klasifikasi Industri, Tahun Industri Aneka (IA) Industri Logam, Mesin, Elektronik dan Kimia (ILMK) Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan (IHPK) Profil Daerah Kota Palu

113 Meningkatnya jumlah perusahaan industri ini berdampak positif bagi tersedianya lapangan pekerjaan. Dalam kurun waktu lima tahun jumlah tenaga kerja yang bekerja di perusahaan industri mengalami peningkatan. Dari sejumlah tenaga kerja yang bekerja pada tahun 2009 kini pada tahun 2013 jumlah tersebut menjadi tenaga kerja. Sebagian besar tenaga kerja tersebut bekerja pada perusahaan industri hasil pertanian dan kehutanan (IHPK) yaitu sebanyak 55,11 persen, sebanyak 24,46 persen bekerja pada perusahaan industry logam, mesin, elektronik dan kimia (ILMK), dan sisanya sebanyak 20,43 persen bekerja pada perusahaan industri aneka (IA). Tabel 8.3 Nilai Investasi Perusahaan Industri menurut Klasifikasi Industri (Jutaan Rupiah) Tahun Klasifikasi Industri (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Industri Aneka (IA) , , , , , Industri Logam, Mesin, Elektronik dan Kimia (ILMK) Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan (IHPK) , , , , , , , , ,14 Jumlah , , , ,02 Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi & UKM Kota Palu 92 Profil Daerah Kota Palu 2014

114 Gambar 8.3 Nilai Produksi Perusahaan Industri menurut Klasifikasi Industri ( juta rupiah) Tahun Industri Aneka(IA) Industri Logam, Mesin, Elektronik dan Kimia (ILMK) Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan (IHPK) Gambar 8.4 Nilai Tambah Perusahaan Industri menurut Klasifikasi Industri (juta rupiah) Tahun Industri Aneka (IA) Industri Logam, Mesin, Elektronik dan Kimia (ILMK) Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan (IHPK) Profil Daerah Kota Palu

115 Nilai Tambah Industri tahun 2013 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, yaitu 284,23 milyar rupiah pada tahun 2012 dan 320,46 milyar rupiah pada tahun Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh bertambahnya nilai investasi di sektor Industri yaitu dari 180,11 milyar rupiah pada tahun 2012 menjadi 236,32 milyar rupiah pada tahun PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN Dalam lima tahun terakhir meskipun menyumbang hanya sebesar 3,97 persen terhadap total PDRB Kota Palu, sektor pertambangan di Kota Palu mengalami peningkatan yang cukup besar pada tahun Laju pertumbuhan PDRB pada sektor pertambangan dan penggalian pada tahun 2013 adalah sebesar 10,96 persen. Tabel 8.4 Produk Tambang dan Galian Menurut Kecamatan di Kota Palu Nama Kecamatan Produk Tambang dan Galian (1) (2) 01 Palu Barat - 02 Tatanga - 03 Ulujadi Pertambangan Pasir Besi Penggalian Batu Bangunan 04 Palu Selatan Pertambangan Pasir Besi 05 Palu Timur - 06 Mantikulore Penambangan Emas 07 Palu Utara Penambangan Pasir Besi 08 Tawaeli Penggalian Batu Bangunan Di Kota Palu terdapat tempat penambangan emas, yaitu di Kelurahan Poboya, Kecamatan Mantikulore. Selain itu terdapat pula penggalian pasir besi dan batu bangunan di Kecamatan Ulujadi, Kecamatan Palu Selatan, Kecamatan Palu Utara, dan Kecamatan Tawaeli. 94 Profil Daerah Kota Palu 2014

116 Juta Kwh Gambar 8.5 Laju Pertumbuhan PDRB Sektor Pertambangan dan Penggalian Tahun ,16 8,95 8,98 10,96 5, ENERGI Produksi listrik yang dibangkitkan oleh PT PLN area pelayanan Kota Palu selama Tahun 2013 adalah sebanyak ,256 ribu kilo watt. Dari 100 persen yang dibangkitkan, terjual hanya 69,70 persen atau sekitar ,192 ribu kilo watt. Sebanyak 30,30 persen hilang atau susut dalam pendistribusian Gambar 8.6 Perkembangan Produksi Listrik dan Yang Terjual Tahun (Juta Kwh) Tahun Terjual Diproduksi Profil Daerah Kota Palu

117 Tabel 8.5 Pembangkit Tenaga Listrik dan Daya Listrik Tahun Tenaga Listrik Pembangkit Tahun Terpasang Mampu Beban Puncak Tenaga Listrik (Kw) (Kw) (Kw) (1) (2) (3) (4) (5) 2009 Diesel/PLTU Diesel/PLTU Diesel/PLTU Diesel/PLTU Diesel/PLTU Sumber : Perusahaan Listrik Negara (PLN) Wilayah Suluttenggo Cabang Palu Tabel 8.6 Banyaknya Pelanggan, Kwh yang Diproduksi, Terjual dan yang Dipakai Sendiri/Hilang, Tahun Jumlah Diproduksi Terjual Dipakai Sendiri/ Tahun Pelanggan (Kwh) (Kwh) Hilang (Kwh) (1) (2) (3) (4) (5) Sumber : Perusahaan Listrik Negara (PLN) Wilayah Suluttenggo Cabang Palu 96 Profil Daerah Kota Palu 2014

118 Tabel 8.7 Rata-rata Produksi Listrik yang Terjual (Kwh) menurut Golongan Tarif Tahun Golongan Tarif (1) (2) (3) (4) (5) (6) S S S R R R R B B B B I I I I P P P H H Sumber : Perusahaan Listrik Negara (PLN) Wilayah Suluttenggo Cabang Palu Seluruh kelurahan di Kota Palu yaitu sebanyak empat puluh lima kelurahan sudah terjangkau oleh listrik. Pada tahun 2013 jumlah gardu yang tersebar di seluruh Kota Palu sebanyak 960 gardu. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 36,75 persen dari jumlah tahun lalu yaitu sebesar 702 gardu. Peningkatan jumlah gardu listrik seiring dengan Profil Daerah Kota Palu

119 meningkatnyan jumlah pelanggan PLN. Pada tahun 2013 jumlah pelanggan PLN sebesar Jumlah tersebut meningkat sebesar 11,06 persen Gambar 8.7 Perkembangan Jumlah Gardu Listrik dan Jumlah Pelanggan PLN Tahun Gardu Pelanggan (00) Gambar 8.8 Persentase Pelanggan PLN menurut Pengguna Listrik 0% 0% 6% 2% 92% Rumahtangga Industri Instansi Bisnis Sosial 98 Profil Daerah Kota Palu 2014

120 Jika dilihat dari jenis pengguna listrik, sebanyak 91,76 persen dari jumlah pelanggan PLN merupakan rumah tangga, sisanya adalah bisnis (5,71 persen), sosial (1,76 persen), instansi (0,66 persen), dan industri (0,12 persen). Profil Daerah Kota Palu

121 100 Profil Daerah Kota Palu 2014

122 BAB IX P E R D A G A N Profil G Daerah A N Kota Palu

123 000 US$ 9.1 Neraca Perdagangan Neraca Perdagangan yang tercatat pada beberapa pelabuhan penting di Kota Palu menunjukkan angka surplus dari tahun ke tahun. Nilai Ekspor dari tahun 2009 sampai 2013 mengalami penurunan, yaitu dari 244,079 juta US$ pada tahun 2009 dan kini menjadi 38,77 juta US$ pada tahun 2013, meskipun pada tahun 2010 nilai ekspor mengalami kenaikan menjadi sebesar 320,359 juta US$. Hal ini berarti semakin berkurang barang dan jasa yang dijual ke luar daerah Kota Palu. Hal ini juga menyebabkan neraca perdagangan (nilai surplus) berkurang dari tahun ke tahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 9.1 di bawah ini Ekspor Impor Gambar 9.1 Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kota Palu Tahun (000 US$) 102 Profil Daerah Kota Palu 2014

124 Berbeda dengan ekspor, nilai impor barang-barang yang masuk ke Kota Palu dalam kurun waktu lima tahun terjadi fluktuasi. Nilai impor pada tahun 2013 merupakan nilai yang terbesar selama lima tahun terakhir yaitu sebesar 15,468 juta US$. Dengan demikian neraca perdagangan pada tahun 2013 mengalami surplus sebesar 23,300 juta US$. Tabel 9.1 Neraca Perdagangan Kota Palu Tahun ( 000 US$) Tahun Ekspor Impor Surplus (1) (2) (3) (4) , , , , , , , , , , , , , , ,29 Sumber : Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Pantoloan, Kota Palu Kota Palu memiliki dua pelabuhan laut yaitu Pelabuhan Pantoloan di Kecamatan Tawaeli dan Pelabuhan Taipa di Kecamatan Palu Timur, dan satu pelabuhan udara yaitu Bandar Udara Mutiara Palu di Kecamatan Palu Selatan. Selain Pelabuhan Taipa, melalui pelabuhan-pelabuhan inilah datang dan keluarnya produk ekspor maupun impor dari dan ke Kota Palu. Pada tahun 2013 semua barang ekspor yang masuk ke Kota Palu melalui Pelabuhan Pantoloan, yaitu sebanyak ,322 ton. Angka ini menurun hampir sepertiga dari jumlah tahun sebelumnya yang mencapai ton (pada tahun 2012). Profil Daerah Kota Palu

125 Tabel 9.2 Perkembangan Volume Ekspor menurut Pelabuhan Pelabuhan Penting Tahun (Ton) Tahun Pelabuhan Udara/ Mutiara Palu Pelabuhan Laut Pantoloan Taipa Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) , , , , , , , , , , ,322 Sumber : Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Pantoloan, Kota Palu Tabel 9.3 Perkembangan Volume Impor menurut Pelabuhan Pelabuhan Penting Tahun ( Ton) Tahun Pelabuhan Udara Mutiara Palu 104 Profil Daerah Kota Palu 2014 Pelabuhan Laut Pantoloan Taipa Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) , , , , , , , , , , ,405 Sumber : Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Pantoloan, Kota Palu Jika dilihat berdasarkan volume, banyaknya volume impor pada tahun 2013 yang semuanya melalui Pelabuhan Pantoloan adalah ,405 ton. Volume ini meningkat lebih dari tiga kali lipatnya dari tahun sebelumnya yang hanya sebanyak 4.039,109 ton.

126 Gambar 9.2 Laju Pertumbuhan PDRB Subsektor Perdagangan Kota Palu, Tahun Pembangunan ekonomi pada sektor perdagangan di Kota Palu bisa dikatakan tinggi. Hal ini dapat terlihat pada laju pertumbuhan PDRB pada sektor tersebut tahun 2013 mencapai 9,78 persen. Dalam kurun waktu lima tahun laju pertumbuhan PDRB pada subsektor perdagangan mengalami kenaikan meskipun pada tahun 2012 pertumbuhannya lebih kecil (8,99 persen) daripada tahun 2011 (9,32 persen). Hal ini terlihat dari berkembangnya ruko-ruko yang dapat ditemui di sepanjang jalan-jalan utama di Kota Palu. Juga dengan bertambahnya pusat perbelanjaan di Kota Palu semakin menambah pula geliat perekonomian di Kota Palu. Profil Daerah Kota Palu

127 106 Profil Daerah Kota Palu 2014

128 BAB X P A R I W I S A T A Profil Daerah Kota Palu

129 10.1 HOTEL Dalam memberikan palayanan terhadap wisatawan asing maupun domestik yang datang ke Kota Palu, diperlukan tersedianya sarana akomodasi (hotel) yang memadai. Jumlah hotel di Kota Palu pada tahun 2013 tercatat sebanyak 74 unit atau mengalami kenaikan sebanyak 6 hotel/penginapan dari keadaan tahun Diantaranya adalah satu unit hotel berbintang dan lima unit hotel melati. Gambar 10.1 Perkembangan Jumlah Kamar, Tempat Tidur dan Tenaga Kerja Tahun Fasilitas kamar dan tempat tidur pada tahun 2013 tercatat sebanyak buah kamar dan tempat tidur. Bila dibandingkan dengan tahun 2012, menunjukkan adanya peningkatan jumlah baik kamar maupun jumlah tempat tidur. Jumlah tenaga kerja perhotelan pada tahun 2013 tercatat sebanyak orang yang sampai saat ini masih didominasi oleh tenaga kerja tamatan SLTA (71%) Kamar Tempat Tidur Jml Tenaga Kerja 108 Profil Daerah Kota Palu 2014

130 Tabel 10.1 Banyaknya Sarana dan Prasarana Akomodasi menurut Klasifikasi Tahun Hotel Berbintang Hotel Melati Jml Tahun Tempat Tempat Tenaga Unit Kamar Unit Kamar Tidur Tidur Kerja (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Palu 5% Gambar 10.2 Persentase Tenaga Kerja pada Hotel menurut Tingkat Pendidikan Tahun % 17% 7% Universitas Diploma SLTA SD/SLTP Profil Daerah Kota Palu

131 Gambar 10.3 Tingkat Penghunian Kamar Hotel menurut Klasifikasi Hotel (persen), Tahun ,42 66,47 65,14 63,55 69,73 25,99 32,24 31,77 30,17 25, Hotel Berbintang Hotel Non Bintang Tingkat hunian kamar pada hotel berbintang sebesar 69,73 persen, sedangkan pada hotel non bintang/akomodasi lainnya adalah 25,47 persen. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) pada hotel berbintang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sedangkan pada hotel non bintang TPK sejak tahun 2010 cenderung mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa wisatawan yang berkunjung ke Kota Palu lebih memilih untuk menginap di hotel berbintang. Adapun jumlah wisatawan yang menginap di hotel selama tahun 2013 adalah WNI sebanyak orang dan WNA orang Restoran dan Rumah Makan Berdasarkan data pendataan Potensi Desa (PODES) 2013, jumlah rumah makan di Kota Palu pada tahun 2013 sebanyak 54 unit, dan jumlah warung/kedai makan sebanyak 903, tersebar di seluruh kecamatan di Kota Palu. Kecamatan dengan jumlah warung/kedai makan terbanyak adalah 110 Profil Daerah Kota Palu 2014

132 Kecamatan Palu Selatan yaitu sebanyak 227 unit. Dan kecamatan dengan jumlah rumah makan/restoran terbanyak adalah Kecamatan Palu Utara yaitu 18 unit. Tabel 10.2 Jumlah Warung/Kedai Makan dan Rumah Makan/Restoran, menurut Kecamatan di Kota Palu Tahun 2013 Kecamatan Warung/Kedai Rumah Makan/ Makan Restoran (1) (2) (3) Palu Barat Tatanga Ulujadi 36 2 Palu Selatan Palu Timur Mantikulore Palu Utara 18 0 Tawaeli 45 0 Kota Palu Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Palu 10.3 Objek Wisata Kota Palu memiliki beberapa obyek wisata alam antara lain Pantai Talise, Pantai Tumbelaka, Pantai Nikki, dan Pantai Taipa. Selain itu obyek wisata lain yang ditawarkan adalah wisata air seperti Millenium Waterpark, Kolam renang Winners, Wisata pemandian Graha Tirta. Ada pula wisata budaya UPT Museum Sulawesi Tengah. Sektor pariwisata ini sangat berpeluang untuk dikembangkan karena dukungan akomodasi yang memadai seperti perhotelan dan restoran. Dengan dijadikannya Kota Palu sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) tentu memberikan peluang untuk Profil Daerah Kota Palu

133 dikembangkannya obyek-obyek wisata tersebut menjadi obyek wisata yang menarik dan representatif karena KEK tersebut membawa dampak terhadap menggeliatnya perekonomian di Kota Palu dan menjadi daya tarik bagi investor untuk mengembangkan usahanya di Kota Palu. Tabel 10.3 Objek Wisata Menurut Jenis dan Pengelola di Kota Palu, Tahun 2013 Jenis Nama Situs Kelurahan Pengelola (1) (2) (3) (4) Gedung Bersejarah 1. Museum Sulawesi Tengah 2. Kuburan Dato Karama 3. Kuburuan Guru Tua 4. Banue Oge atau Souraja Siranindi Lere Siranindi Lere Pemerintah Pemerintah Pemerintah Pemerintah Tempat Spiritual 1. Rumah Adat Babalia 2. Kuburan Dayapasu Balaroa Watusampu Pemerintah Non Pemerintah Taman Rekreasi 1. Tumbelaka 2. Niki Beach 3. Graha Tirta 4. Waterboom Millenium 5. Taipa Beach Tipo Buluri Petobo Tatura Selatan Taipa Non Pemerintah Non Pemerintah Non Pemerintah Non Pemerintah Non Pemerintah Wisata Tirta 1. Pantai Talise Talise Non Pemerintah 112 Profil Daerah Kota Palu 2014

134 BAB XI TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI Profil Daerah Kota Palu

135 11.1 Sarana Transportasi Di Kota Palu terdapat satu bandar udara yaitu Bandar Udara Mutiara Sis Aljufri. Bandara inilah yang menjadi pintu gerbang angkutan udara dari dan ke Kota Palu. Kota Palu memiliki dua 2 pelabuhan yaitu Pantoloan dan Taipa. Dari kedua pelabuhan tersebut yang mendapat kunjungan kapal dari luar negeri adalah Pelabuhan Pantoloan saja. Tabel 11.1 Jumlah Sarana Transportasi Menurut Kecamatan Kota Palu Tahun 2013 Jenis - jenis Sarana Transportasi Kecamatan Agen bus/ Pelabuhan Terminal minibus Laut (1) (2) (3) (6) Bandar Udara 01 Palu Barat Tatanga Ulujadi Palu Selatan Palu Timur Mantikulore Palu Utara Tawaeli Kota Palu Sumber: Dinas Perhubungan dan Infokom Kota Palu 114 Profil Daerah Kota Palu 2014

136 Transportasi Darat Kota Palu pada tahun 2013 memiliki ruas jalan sepanjang 918,60 km. Tabel menyajikan keadaan ruas jalan tahun Dari panjang jalan tersebut sebanyak 25,52% kondisi baik, 28,99% sedang, 16,01% rusak dan 29,49% rusak berat. Tabel 11.2 Panjang Jalan menurut Status dan Keadaan Jalan, Tahun 2013 (Km) Status Jalan No Keadaan Jumlah Negara *) Propinsi *) Non Kota Status (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Jenis Permukaan a. Diaspal b. Kerikil c. Tanah d. Tidak dirinci Jumlah Kondisi Jalan a. Baik b. Sedang c. Rusak d. Rusak Berat Jumlah Kelas Jalan a. Arteri Primer b. Arteri Sekunder c. Kolektor Primer d. Kolektor Sekunder e. Lokal Primer f. Lokal Sekunder g. Tidak dirinci Jumlah Sumber : Dinas Pekerjaan Umum, Energi dan Sumber Daya Mineral Kota Palu Profil Daerah Kota Palu

137 Tabel 11.3 Banyaknya Kendaraan Wajib Uji menurut Jenisnya Tahun Jenis Kendaraan (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Mobil Penumpang Umum Mobil Bus Umum Mobil Bus bukan Umum Mobil Barang Umum Mobil Barang bukan Umum Kendaraan Khusus Umum Kendaraan Khusus bukan Umum Kereta Gandeng Kereta Gandeng / Kereta Tempel bukan Umum Kendaraan Bermotor (Tiga Roda) Bukan Umum Jumlah Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Palu Jumlah kendaraan yang telah wajib uji pada Dinas Perhubungan Kota Palu selama tahun 2013 sebanyak kendaraan. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya kendaraan. Dari jenis kendaraan yang wajib uji tersebut, mobil barang umum dan bukan umum merupakan jumlah yang terbesar yaitu sebanyak kendaraan, mobil bus umum dan bukan umum mencapai 877 kendaraan, kereta gandeng bukan umum 58 kendaraan. 116 Profil Daerah Kota Palu 2014

138 Transportasi Udara Arus lalu lintas pesawat udara dan jumlah penumpang yang datang dan berangkat di Bandara Mutiara Sis Aljufri Palu disajikan pada Tabel Dari tahun 2009 sampai pada tahun 2013 terlihat adanya kenaikan jumlah kedatangan/keberangkatan pesawat, dan jumlah penumpang, baik yang datang maupun berangkat. Pada tabel 11.5 menunjukkan jumlah barang, bagasi dan paket pos bongkar maupun muat di Bandara Mutiara pada tahun Secara umum jumlah bagasi dan paket pos bongkar, muat di Bandara Mutiara Palu mengalami kenaikan. Tabel 11.4 Arus Lalu lintas Pesawat Udara dan Penumpang Di Bandara Mutiara Palu Tahun Pesawat (buah) Penumpang (org) Tahun Datang Berangkat Datang Berangkat Transit (1) (2) (3) (4) (5) (6) Sumber : Bandar Udara Mutiara Palu Profil Daerah Kota Palu

139 Tabel 11.5 Jumlah Barang, Bagasi dan Paket Pos yang Dibongkar dan Dimuat di Bandara Mutiara Palu Tahun (Kg) Barang Bagasi Paket Pos Tahun Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Sumber : Bandar Udara Mutiara Palu Transportasi Laut Lalu lintas kapal laut yang masuk dan keluar wilayah Kota Palu dilayani oleh 2 pelabuhan yaitu Pantoloan dan Taipa. Dari kedua pelabuhan tersebut yang mendapat kunjungan kapal dari luar negeri adalah Pelabuhan Pantoloan. Pada tahun 2013 kunjungan kapal pelayaran dalam negeri mengalami peningkatan apabila dibandingkan tahun Meningkatnya jumlah kunjungan kapal pelayaran dalam negeri pada tahun 2013 ternyata tidak diikuti dengan meningkatnya jumlah penumpang yang turun. Sedangkan penumpang yang berangkat melalui dua pelabuhan tersebut mengalami peningkatan dari tahun Jumlah 118 Profil Daerah Kota Palu 2014

140 penumpang yang datang pada tahun 2013 sebanyak orang, sedangkan yang berangkat sebanyak orang Tabel 11.6 Lalu-lintas Kapal, Jumlah Penumpang yang Datang dan Berangkat, dan Jumlah Barang yang Dibongkar dan Dimuat di Pelabuhan Pantoloan Tahun Kapal (buah) Penumpang (org) Barang (ton) Pelabuhan Dalam Luar Berang Datang Dibongkar Dimuat Negeri Negeri kat (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Pantoloan Taipa Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Palu 11.2 Sarana Komunikasi Dalam subsektor telekomunikasi, kebutuhan akan informasi yang cepat menuntut tersedianya sarana dan prasarana yang memadai dan mudah dijangkau oleh masyarakat. Ketersediaan sarana telekomunikasi dan jumlah pelanggan telekomunikasi di Kota Palu pada tahun 2013 disajikan pada tabel banyaknya pelanggan dari tahun ke tahun menunjukkan penurunan dikarenakan masyarakat yang beralih kepada telepon genggam. Profil Daerah Kota Palu

141 Jumlah Pelanggan (ribu) Tabel 11.7 Banyaknya Pelanggan dan Sarana Telekomunikasi menurut STO dan Jenis Penggunaan, Tahun RT/Sosial/ Telepon No STO Wartel usaha Umum (1) (2) (3) (4) (5) 1. STO 1 / Palu Timur STO 2 / Palu Selatan STO 3 / Palu Barat Sentral Tawaeli Kota Palu Sumber : PT. Telkom Tbk - Kandatel Palu Gambar 11.1 Jumlah Pelanggan Telepon menurut STO Tahun STO 1 / Palu Timur STO 2 / Palu Selatan STO STO 3 / Palu Barat Sentral Tawaeli 120 Profil Daerah Kota Palu 2014

142 Tabel 11.8 Banyaknya Surat, Warkat/Kartu Pos, Paket Pos dan Wesel Pos Dalam Negeri, Tahun Diterima Dikirim Tahun Surat Pos Warkat/ Kartu Pos Paket Pos Wesel Pos Surat Pos Warkat/ Kartu Pos Paket Pos Wesel Pos (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Sumber : PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang Palu Tabel 11.9 Banyaknya Surat, Warkat/Kartu Pos, Paket Pos dan Wesel Pos Luar Negeri Tahun Tahun Surat Pos Diterima Warkat/ Kartu Pos Paket Pos Wesel Pos Dikirim Surat Pos Warkat/ Kartu Pos Paket Pos Wesel Pos (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Sumber : PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang Palu Profil Daerah Kota Palu

143 Secara umum pelayanan jasa pos baik penerimaan maupun pengiriman benda pos lintas nasional dan internasional pada tahun 2013 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh perubahan perilaku masyarakat yang saat ini lebih menyukai telepon sebagai alat komunikasi. Tabel Banyaknya Surat, Warkat/Kartu Pos, Paket Pos dan Wesel Pos Tahun 2013 Wesel Pos Warkat/ Paket Arus Surat Surat Pos Nilai Kartu Pos Pos Jumlah (Juta Rp) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Diterima dalam Negeri 2. Diterima dari Luar Negeri 3. Dikirim dalam Negeri 4. Dikirim ke luar Negeri Sumber : PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang Palu 122 Profil Daerah Kota Palu 2014

144 BAB XII EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH Profil Daerah Kota Palu

145 12.1 Lembaga Keuangan a. Bank Pada tahun 2013 jumlah bank di Kota Palu sebanyak enam puluh dua kantor bank yang terdiri atas satu Bank Indonesia, empat Bank Perkreditan Rakyat (BPR), dan lima puluh tujuh Bank Umum. Jika dilihat berdasarkan statusnya maka kantor bank yang ada di Kota Palu terdiri atas lima kantor pusat, dua puluh dua kantor cabang, lima belas kantor cabang pembantu, lima kantor kas, dan lima belas kantor unit. Gambar 12.1 Persentase Kantor Bank Menurut Status di Kota Palu 8% Kantor Pusat 8% 24% 24% 36% Kantor Cabang Kantor Cabang Pembantu Kantor Kas Pada periode empat tahun terakhir posisi kredit perbankan di Kota Palu mengalami peningkatan. Apabila dilihat berdasarkan sektor ekonomi semua sektor mengalami peningkatan kecuali sektor listrik, gas, dan air. Sektor dengan posisi kredit paling besar adalah pada sektor ekonomi lainnya, yakni hingga mencapai (juta rupiah). Sektor dengan posisi kredit paling kecil adalah sektor listrik, gas, dan air sebesar (juta rupiah). 124 Profil Daerah Kota Palu 2014

146 juta rupiah Gambar 12.2 Posisi Kredit Perbankan menurut Sektor Ekonomi Tahun Pertanian, Perburuan dan Sarana Pertanian Pertambangan/ Penggalian, Perindustrian Listrik, Gas & Air Minum Konstruksi Perdagangan Perhubungan Jasa Dunia Usaha Jasa Sosial Masyarakat Lainnya Lonjakan investasi di Kota Palu cukup tinggi. Hal ini salah satunya dikarenakan Kota Palu merupakan salah satu koridor dari representasi wilayah Sulawesi dalam Masterplan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang dicanangkan oleh Menko Perekonomian Hatta Rajasa. Dimana Kota Palu merupakan salah satu wilayah yang dijadikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Posisi Kredit investasi paling besar ada di sektor perdagangan yakni mencapai juta rupiah. Profil Daerah Kota Palu

147 juta rupiah Gambar 12.3 Posisi Kredit Investasi Bank Pemerintah dan Bank Swasta menurut Sektor Ekonomi Tahun Pertanian, Perburuan dan Sarana Pertanian Pertambangan/Penggali an Perindustrian Listrik, Gas & Air Minum Konstruksi Perdagangan Perhubungan Jasa Dunia Usaha Jasa Sosial Masyarakat Lainnya 126 Profil Daerah Kota Palu 2014

148 Tabel 12.1 Posisi Tabungan Perbankan (Juta Rupiah) Tahun Tahun Posisi Akhir Penabung Nominal (1) (2) (3) (4) 2013 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah Profil Daerah Kota Palu

149 Tabel 12.2 Posisi Penghimpunan Dana Perbankan (Juta Rupiah) Tahun Giro Deposito Tabungan Jumlah Tahun Posisi Akhir (Jt rp) (VA) (Jt rp) (Jt rp + VA) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 2013 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah 128 Profil Daerah Kota Palu 2014

150 Tahun Tabel 12.3 Posisi Deposito Berjangka Bank (Jutaan Rupiah) Tahun Lainnya Posisi Akhir Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 2013 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah Profil Daerah Kota Palu

151 Tabel 12.4 Perputaran Kliring Perbankan (Juta Rupiah) Tahun Tahun Bulan Warkat (Lembar) Nominal (1) (2) (3) (4) 2013 Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Januari ,89 Pebruari ,96 Maret ,32 April ,11 Mei ,59 Juni ,81 Juli ,17 Agustus ,83 September ,61 Oktober ,15 Nopember ,56 Desember ,80 Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah 130 Profil Daerah Kota Palu 2014

152 b. Koperasi Pada tahun 2013 jumlah koperasi yang ada di Kota Palu sebanyak 318 unit koperasi yang tersebar di delapan kecamatan. Semua koperasi tersebut merupakan koperasi primer. Jumlah koperasi terbanyak adalah di Kecamatan Palu Timur yaitu sebanyak 115 unit dan paling sedikit terdapat di Kecamatan Palu Utara sebanyak sembilan unit. Gambar 12.4 Persentase Koperasi Menurut Kecamatan di Kota Palu Tahun 2013 Palu Utara Mantikulore 3% 18% Tawaeli 4% Palu Timur 36% Palu Barat 16% Tatanga 4% Ulujadi 3% Palu Selatan 16% Jika dilihat berdasarkan jenisnya, sebagian besar koperasi di Kota Palu merupakan koperasi serba usaha yaitu sebanyak 115 unit dengan jumlah anggota sebanyak anggota. Koperasi yang terbanyak kedua adalah Koperasi Pegawai Negeri yaitu 49 unit dengan jumlah anggota terbanyak yaitu sebanyak anggota. Sedangkan koperasi yang paling sedikit di Kota Palu adalah Koperasi Angkutan yaitu sebanyak satu unit saja dengan jumlah anggota sebanyak 31 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar Profil Daerah Kota Palu

153 120 Gamber 12.5 Jumlah Koperasi dan Anggota Menurut Jenis Koperasi di Kota Palu, Tahun Jumlah Koperasi Jumlah Anggota (00) Koperasi dengan simpanan terbesar adalah Koperasi Pegawai Negeri (KPN) dengan simpanan sebesar (000 rupiah), dan cadangan sebesar (000 rupiah). Koperasi ABRI memiliki simpanan sebesar (000 rupiah) dengan cadangan sebesar (000 rupiah). Koperasi Perikanan dan Nelayan merupakan koperasi yang memiliki simpanan paling sedikit yaitu sebesar (000 rupiah) dan tidak memiliki cadangan. Koperasi denga SHU terbesar adalah Koperasi Pegawai Negeri mencapai 2632,659 juta rupiah. 132 Profil Daerah Kota Palu 2014

154 Gambar 12.6 Jumlah Simpanan, Cadangan, Volume Usaha, dan SHU menurut Jenis Koperasi di Kota Palu Tahun 2013 (juta rupiah) Simpanan Cadangan Volume Usaha SHU Profil Daerah Kota Palu

155 Tabel 12.5 Jumlah Modal Dalam dan Luar Koperasi menurut Jenis Koperasi Tahun (000 Rupiah) Jenis Koperasi Modal Dalam Modal Luar (1) (2) (3) 01. Koperasi Unit Desa (KUD) Koperasi ABRI Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Koperasi Karyawan (Kopkar) Koperasi Industri /Kerajinan (Kopinkra) Koperasi Wanita (KW) Koperasi Pertanian (Koptan) Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Koperasi Pensiunan Koperasi Sekolah Koperasi Serba Usaha (KSU) Koperasi Kopas Koperasi Perikanan dan Nelayan Koperasi Angkutan Koperasi Lainnya Kota Palu Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi & UKM Kota Palu 134 Profil Daerah Kota Palu 2014

156 Tahun *) 12.2 Harga harga Pembangunan sektor ekonomi sangat tergantung pada keadaan fiskal dan moneter. Apabila keadaan tersebut tidak terkendali akan mengakibatkan tingginya inflasi, sehingga daya beli masyarakat terhadap barang menurun, atau sebagai pertanda bahwa nilai uang semakin merosot. Perkembangan harga sembilan bahan pokok di Kota Palu pada tahun 2013 cenderung meningkat, apabila dibandingkan dengan keadaan tahuntahun sebelumnya. Peningkatan tertinggi terjadi pada harga minyak kelapa yaitu meningkat 18,98 persen dari tahun sebelumnya. Beras (Rp/ Kg) Tepung Terigu (Rp/Kg) Tabel 12.6 Rata-rata Harga Komoditi Penting Tahun Ikan Asin Teri No 2 Rp/Kg) Minyak Kelapa (Rp/Botol =625 ml) Gula Pasir (Rp/ Kg) Garam Bata (Rp) Minyak Tanah (Rp/Lt) Sabun Cuci Sun light (Rp/ 200 ml) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Keterangan : *) harga rata-rata Profil Daerah Kota Palu

157 LanjutanTabel 12.6 Tahun Daging sapi Daging Ayam Kedelai Jagung (Rp/ (Rp/Kg) (Rp/ Kg) (Rp/ Kg) Kg) (1) (10) (11) (12) (13) Tahun Tabel12.7 Rata-rata Harga Bahan Bangunan Tahun Semen Tonasa (Rp/Zak) Besi 10 Seng Gelombang Batu Pondasi (1) (2) (3) (4) (5) Profil Daerah Kota Palu 2014

158 Tabel12.8 Rata-rata Harga Eceran Sayur-sayuran dan Buah-buahan (Rp/Kg) Tahun Kangkung Putih Kol Tahun Bayam Kentang Tomat (1) (2) (3) (4) (5) (6) Bawang Merah Bawang Putih Cabai Merah Cabai Rawit Pajak Penerimaan PBB merupakan salah satu sumber dana bagi pembangunan nasional maupun daerah. Jenis objek pajak dibedakan dalam 5 (lima) kategori mulai pedesaan sampai dengan pertambangan (Tabel 12.9). Total penerimaan pajak pada tahun 2013 mencapai juta rupiah. Pada tahun anggaran 2013, wajib pajak mencapai dengan areal tanah yang terkena pajak seluas hektar (Tabel 12.10). Jumlah wajib pajak di Kota Palu pada tahun 2013 meningkat dari tahun sebelumnya yaitu wajib pajak. Profil Daerah Kota Palu

159 Tabel 12.9 Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan menurut Sektor Pajak Tahun Penerimaan (000 rupiah) Sektor (1) (2) (3) (4) (5) 1 Pedesaan Perkotaan Perkebunan Kehutanan Pertambangan Jumlah Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Palu Tabel Jumlah Wajib PBB dan Luas Tanah yang Dikenakan PBB menurut Sektor Pajak, Tahun Sektor Wajib Pajak Luas Tanah (ha) (1) (2) (3) 1 Pedesaan Perkotaan Perkebunan Kehutanan Pertambangan Migas Non Migas Profil Daerah Kota Palu 2014 Jumlah , , , ,00 Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Palu

160 Tabel Jumlah Ketetapan, Tunggakan, dan Target Realisasi PBB menurut Objek Pajak Tahun 2013 Ketetapan Tunggakan Target Realisasi Sektor PBB 2012 s.d. Des (1) (2) (3) (4) (5) 1 Pedesaan Perkotaan Perkebunan Kehutanan IHH - NBT 5 Pertambangan Migas - Non Migas Jumlah Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Palu 12.4 Pendapatan dan Belanja Daerah Keberhasilan dan kelancaran roda pemerintahan suatu daerah, selain ditunjang oleh sumber daya manusia yang handal, juga dipengaruhi oleh sumber dana yang memadai, yaitu bersumber pada penerimaan daerah, dan selanjutnya direalisasikan untuk berbagai kegiatan baik yang menyangkut kegiatan administrasi, operasi, modal dan lainnya. Pada tahun anggaran 2013 realisasi Penerimaan Daerah Otonom Kota Palu mencapai 995,93 milyar rupiah. Sumber penerimaan terbesar adalah dari bagian pendapatan yang berasal dari dana perimbangan yang tercatat sebesar 653,08 milyar rupiah atau sekitar 65,57 persen dari seluruh penerimaan. Profil Daerah Kota Palu

161 Tabel Realisasi Penerimaan Daerah Otonomi Kota Palu Tahun (000 Rupiah) Sumber Penerimaan (1) (2) (3) 1 Pendapatan Asli Daerah a. Pajak Daerah b. Retribusi Daerah c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Dana Perimbangan a. Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak b. Dana Alokasi Umum c. Dana Alokasi Khusus Lain lain Pendapatan yg Sah Sumber : Jumlah Penerimaan Bagian Keuangan Setda Kota Palu 140 Profil Daerah Kota Palu 2014

162 Tabel Realisasi Pengeluaran Daerah Otonomi Kota Palu Tahun (000 Rupiah) Jenis Pengeluaran (1) (2) (3) A. Belanja Tidak Langsung Belanja Pegawai Belanja Bunga Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/ Kota dan Pemerintah Desa 6. Belanja Tidak Terduga Belanja biaya manajemen Pemerintah Daerah kepada PIP B. Belanja Langsung Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal Jumlah Belanja Sumber : Bagian Keuangan Setda Kota Palu Profil Daerah Kota Palu

163 Tabel Realisasi Penerimaan dan Pembiayaan Daerah Otonomi Kota Palu Tahun 2013 (000 Rupiah) Jenis Penerimaan dan Pembiayaan Daerah 2013 (1) (2) 1. Penerimaan Pembiayaan Daerah Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya 2. Penerimaan Pinjaman Daerah Penerimaan Piutang Daerah Pengeluaran Pembiayaan Daerah Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah Daerah Pembayaraan Pokok Hutang Sumber : Bagian Keuangan Setda Kota Palu 12.5 Ekonomi Makro Kota Palu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku pada tahun 2013 mencapai juta rupiah, sedang PDRB harga konstan mencapai juta rupiah. Laju pertumbuhan ekonomi Kota pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 cenderung naik, tahun 2011 yaitu 9,44 persen mengalami kenaikan 1,21 persen dari tahun 2010 sebesar 8,23 persen. Kemudian mengalami kenaikan kembali sebesar 0,17 persen menjadi 9,61 persen pada tahun Pada tahun 2013 laju pertumbuhannya menjadi 9,96%. 142 Profil Daerah Kota Palu 2014

164 Gambar 12.7 Laju Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Tahun Laju Pertumbuhan Ekonomi Laju Inflasi 8,23 6,4 9,44 9,61 9,96 7,57 5,87 4, Tabel Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Kota Palu Indikator Tahun (1) (3) (4) (5) (6) PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (juta) PDRB Atas Dasar Harga Konstan (juta) Tingkat Pertumbuhan Ekonomi 8,23 9,44 9,61 9,96 Pendapatan Perkapita (harga berlaku) (Rp) Inflasi 6,40 4,47 5,87 7,57 Profil Daerah Kota Palu

165 Gambar 12.8 Peranan Sektor-sektor Ekonomi terhadap PDRB Kota Palu Tahun 2013 Jasa-jasa; 30,89 Pertanian; 2,65 Pertambangan & Penggalian; 4,4 Industri Pengolahan; 11,62 Listrik, Gas dan Air Minum; 2,22 Bangunan; 10,21 Keu, persewaan & Jasa Perush; 12,17 Perdgn, Hotel & restaurant; 13,06 Pengangkutan & Komunikasi; 12,78 Diketahui bahwa sektor ekonomi yang paling berperan adalah sektor jasa-jasa dengan kontribusi sebesar 30,89 persen, kemudian disusul sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 13,06 persen, angkutan dan komunikasi 12,78 persen serta sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 12,17 persen. Untuk sektor industri pengolahan memberikan andil sebesar 11,62 persen kemudian sektor bangunan 10,21 persen. Sektor penggalian yang tercatat sebesar 4,40 persen kontribusinya masih diatas kontribusi yang disumbangkan oleh sektor pertanian dan sektor listrik dan air bersih yaitu masing-masing sebesar 2,65 dan 2,22 persen. Berdasarkan peranan dari masing-masing sektor tersebut, jelas terlihat bahwa perekonomian Kota Palu telah didominasi oleh sektor tersier (sektor jasa-jasa, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor angkutan 144 Profil Daerah Kota Palu 2014

166 dan komunikasi dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan) dengan peranan sebesar 68,90 persen terhadap total pendapatan regional Kota Palu. Perkembangan PDRB Perkapita atas dasar harga berlaku tahun 2012 mencapai rupiah mengalami kenaikan pada tahun 2013 yaitu sebesar rupiah. Profil Daerah Kota Palu

167 146 Profil Daerah Kota Palu 2014

168 BAB XIII POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN Profil Daerah Kota Palu

169 13.1 Lembaga Politik Jumlah partai peserta pemilu pada Pemilu Legislatif 2009 di Kota Palu sebanyak 38 partai politik. No. Urut Tabel 13.1 Nama-nama Partai Politik Peserta Pemilu Legislatif Profil Daerah Kota Palu 2014 Nama Partai Politik (1) (2) 01 Partai Hati Nurani Rakyat 02 Partai Karya Peduli Bangsa 03 Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia 04 Partai Peduli Rakyat Nasional 05 Partai Gerakan Indonesia Raya 06 Partai Barisan Nasional 07 Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia 08 Partai Keadilan Sejahtera 09 Partai Amanat Nasional 10 Partai Perjuangan Indonesia Baru 11 Partai Kedaulatan 12 Partai Persatuan Daerah 13 Partai Kebangkitan Bangsa 14 Partai Pemuda Indonesia 15 Partai Nasional Indonesia Marhaenisme 16 Partai Demokrat Pembaruan 17 Partai Karya Perjuangan 18 Partai Matahari Bangsa 19 Partai Penegak Demokrat Indonesia 20 Partai Demokrat Kebangsaan 21 Partai Republika Nusantara

170 Lanjutan Tabel Partai Pelopor 23 Partai Golongan Karya 24 Partai Persatuan Pembangunan 25 Partai Damai Sejahtera 26 Partai Nasional Benteng Kerakyatan Nasional 27 Partai Bulan Bintang 28 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 29 Partai Bintang Reformasi 30 Partai Patriot 31 Partai Demokrat 32 Partai Kasih Demokrasi Indonesia 33 Partai Indonesia Sejahtera 34 Partai Kebangkitan Nasional Ulama 35 Partai Merdeka 36 Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia 37 Partai Serikat Indonesia 38 Partai Buruh Sumber: KPU Kota Palu Jumlah anggota DPRD Kota Palu tercatat sebanyak 30 orang, yang terdiri dari Fraksi Golkar, Fraksi Demokrat, Fraksi PKS, Fraksi Palu Ngataku dan Fraksi Persatuan Amanat Bangsa. Dari 30 orang anggota DPRD tersebut hanya terdapat 6 orang perempuan dan sisanya adalah laki-laki. Dari jumlah tersebut sebanyak 10 orang diantaranya di komisi bidang pemerintahan, 9 orang di komisi bidang ekonomi keuangan, dan 11 orang di komisi bidang pembangunan. Profil Daerah Kota Palu

171 Gambar 13.1 Komposisi DPRD Kota Palu Tahun % 20% 10% 23% 20% Fraksi Golkar Fraksi Demokrat Fraksi PKS Fraksi Palu Ngataku Fraksi Persatuan Amanat Bangsa Tabel 13.2 Komposisi DPRD Kota Palu, Tahun 2013 Uraian Jumlah Anggota L P Jumlah (1) (2) (3) (4) A. FRAKSI: 1 Fraksi Golkar Fraksi Demokrat Fraksi PKS Fraksi Palu Ngataku Fraksi Persatuan Amanat Bangsa Sub Jumlah B. KOMISI: A Bidang Pemerintahan B Bidang Ekonomi Keuangan 9-9 C Bidang Pembangunan Sub Jumlah Sumber : DPRD Kota Palu 150 Profil Daerah Kota Palu 2014

172 Sejak terbentuknya, DPRD Kota Palu telah berhasil merumuskan sejumlah keputusan seperti yang disajikan pada Tabel Produk DPRD yang telah dihasilkan selama tahun 2013 adalah berupa Peraturan Daerah sebanyak 8 buah, Keputusan DPRD 21 buah, Keputusan Pimpinan Dewan 9 buah dan musyawah 9 buah. Tabel 13.3 Jumlah Keputusan DPRD Kota Palu, Tahun Keputusan (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Peraturan Daerah Keputusan DPRD Nota Keputusan Pimpinan Dewan Musyawarah Memorandum Panitia Anggaran Sumber : DPRD Kota Palu 13.2 Lembaga Non Profit Berdasarkan pendataan Potensi Desa 2013 oleh BPS pada tiap-tiap kelurahan diketahui bahwa di Kota Palu terdapat 186 lembaga non profit yang tersebar di seluruh kecamatan di Kota Palu. Lembaga-lembaga non profit tersebut terdiri atas organisasi masyarakat, partai politik, organisasi social, organisasi profesi, perkumpulan sosial/budaya/olahraga/hobi, lembaga keagamaan, dan organisasi bantuan kemanusiaan/beasiswa. Profil Daerah Kota Palu

173 Lembaga non profit yang paling banyak adalah kelompok organisasi masyarakat dan parpol sebanyak 65 lembaga. Kemudian pada posisi kedua yaitu organisasi sosial yaitu sebanyak 51 lembaga. Jika dilihat berdasarkan kecamatan, kecamatan yang paling banyak lembaga non profitnya adalah Kecamatan Palu Timur. Sedangkan kecamatan dengan lembaga non profit paling sedikit adalah Kecamatan Tawaeli yaitu hanya dua lembaga non profit. Tabel 13.4 Jumlah Lembaga Non Profit berdasarkan Jenis menurut Kecamatan di Kota Palu, Tahun 2013 Kecamatan Ormas dan Parpol Orsos Per Org kumpulan Profesi Sos/bud/ OR/Hobi LSM Lem baga Ke agama an Org bantuan kemanusia an/ beasiswa (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Palu Barat Tatanga Ulujadi Palu Selatan Palu Timur Mantikulore Palu Utara Tawaeli Kota Palu Sumber : Masing-masing kantor kelurahan 152 Profil Daerah Kota Palu 2014

174 13.2 Hukum dan Keamanan Salah satu indikator keamanan adalah tingkat kriminalitas. Tindak lanjut terhadap pelaku tindak kejahatan yang perkaranya diselesaikan di pengadilan berdasarkan putusan hakim adalah pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan (LP). Dari hasil registrasi LP yang ada di Kota Palu diketahui bahwa pada akhir tahun 2013 jumlah narapidana kurungan/pengganti denda berdasarkan putusan pengadilan berjumlah 493 orang, yang terdiri dari 459 orang napi laki-laki dan 34 orang napi perempuan. Jika dilihat berdasarkan umur jumlah napi dewasa sebanyak 492 napi, dan sisanya yaitu satu orang anak-anak. Dilihat dari tindak kejahatan yang dilakukan nampak bahwa yang terbanyak adalah tindak kejahatan narkoba, yaitu sebanyak 220 orang. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya secara keseluruhan tambahan Napi pada kedua LP yang ada di Kota Palu mengalami penurunan, yaitu 510 pada tahun 2012 menjadi 493 pada tahun Profil Daerah Kota Palu

175 Gambar 13.2 Persentase Narapidana menurut Jenis Kejahatan dan Pelanggaran Tahun % 2% 0% 1% 23% 3% 12% 2% 4% 2% 1% 2% 2% 45% Ketertiban Umum Kesusilaan Penganiayaan Perampokan Merusak Barang Korupsi Teroris Permalsuan Mata Uang Pembunuhan Pencurian Penggelapan Narkoba Perlindungan Anak Lain-lain 154 Profil Daerah Kota Palu 2014

176 Tabel 13.5 Jumlah Narapidana termasuk Pidana Kurungan/Pengganti Denda berdasarkan Putusan Pengadilan menurut Jenis Tindak Pidana dan Bulan, Tahun 2013 Bulan Tindak Pidana Pidana Khusus Pidana Umum Jumlah (1) (2) (3) (4) 01 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Sumber : Lembaga Pemasyarakatan Palu Tabel 13.6 Jumlah Narapidana termasuk Pidana Kurungan/ Pengganti Denda berdasarkan Putusan Pengadilan menurut Kelompok Usia dan Jenis Kelamin, Tahun Jenis kelamin Kelompok Usia Jumlah Laki-laki Perempuan (1) (2) (3) (4) Dewasa Pemuda Anak-anak 1-1 Total Sumber : Lembaga Pemasyarakatan Palu Profil Daerah Kota Palu

177 Untuk mengetahui tingkat kriminalitas yang sebenarnya sangatlah sulit, mengingat cukup banyak kejadian/tindak kriminal yang tidak dilaporkan kepada pihak berwajib, yang berwenang menangani masalahmasalah kriminalitas. Dari catatan Kepolisian Resort Kota Palu jumlah kasus kejahatan yang dilaporkan tahun 2013 sebanyak kasus. Jika dilihat berdasarkan jenis kejahatan tindak kriminalitas terbagi atas kejahatan terhadap jiwa/badan, seperti: penganiayaan berat, penganiayaan ringan, perkosaan/zinah, dan pembunuhan; dan kejahatan terhadap harta seperti: pencurian ringan, pencurian dengan kekerasan, penipuan, penggelapan, pengrusakan barang, pencurian dengan pemberatan, pencurian dalam keluarga, penadahan, pencurian kendaraan bermotor, dan pencurian lainnya. Pada tahun 2013 jumlah kejahatan terhadap jiwa terjadi sebanyak 993 kasus, dengan jenis kejahatan yang tertinggi adalah penganiayaan berat yakni sebanyak 565 kasus. Jumlah kejahatan terhadap harta yang terjadi selama 2013 sebanyak kasus, dengan jenis kejahatan yang tertinggi adalah adalah pencurian dengan pemberatan, yaitu sebanyak 565 kasus. Jika kita melihat data pada tahun sebelumnya, banyaknya kejahatan pada tahun 2013 meningkat begitu besar. Hal ini berarti bahwa tingkat kriminalitas yang terjadi di Kota Palu sudah banyak yang dilaporkan. Artinya kepercayaan masyarakat terhadap aparat pemerintah dalam hal ini adalah kepolisian sudah meningkat. 156 Profil Daerah Kota Palu 2014

178 Tabel 13.7 Banyaknya Kejahatan Terhadap Jiwa/Badan dan Harta Benda menurut Jenisnya Tahun Jenis Kejahatan (1) (5) (6) A. Kejahatan Terhadap Jiwa/Badan 1 Penganiayaan Berat Penganiayaan Ringan Perkosaan/Zinah Pembunuhan 2 B. Kejahatan Terhadap Harta 1 Pencurian Ringan Pencurian dgn Kekerasan Penipuan Penggelapan Pengrusakan/menghancurkan barang Pencurian dengan pemberatan Pencurian dalam keluarga 3 8 Penadahan 4 9 Pencurian kendaraan bermotor Pencurian lainnya 491 Sumber : Polres Kota Palu Jumlah Profil Daerah Kota Palu

179 Gambar 13.3 Banyaknya Kasus Perceraian yang Masuk menurut Jenis Kasus Sisa Tahun Lalu Cerai Talak Cerai Gugat Pada tahun 2013 jumlah kasus perceraian yang masuk ke kantor pengadilan agama Kota Palu sebanyak 727 kasus, diantaranya 466 kasus cerai gugat, 175 kasus cerai talak, dan 86 kasus yang merupakan sisa kasus tahun sebelumnya yang diselesaikan pada tahun Dari sebanyak 727 kasus perceraian yang masuk sejumlah 623 kasus telah diselesaikan dan sisanya sebanyak 104 kasus menjadi sisa kasus yang harus diselesaikan pada tahun mendatang. Jika dilihat menurut kecamatan, maka kecamatan dengan kasus perceraian terbanyak adalah Kecamatan Tatanga yaitu sebanyak 164 kasus. Sedangkan kecamatan dengan kasus perceraian terkecil adalah Kecamatan Palu Selatan dengan 20 kasus. 158 Profil Daerah Kota Palu 2014

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. persegi dan wilayah laut 189,480 kilometer persegi, terletak di bagian barat

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. persegi dan wilayah laut 189,480 kilometer persegi, terletak di bagian barat 34 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Sulawesi Tengah adalah sebuah provinsi di bagian tengah Pulau Sulawesi. Provinsi terbesar di pulau Sulawesi ini memiliki luas daratan 68,033 kilometer persegi dan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1994 TENTANG PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PALU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1994 TENTANG PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PALU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1994 TENTANG PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PALU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa berhubung dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

UU 4/1994, PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PALU. Oleh:PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor:4 TAHUN 1994 (4/1994) Tanggal:22 JULI 1994 (JAKARTA)

UU 4/1994, PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PALU. Oleh:PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor:4 TAHUN 1994 (4/1994) Tanggal:22 JULI 1994 (JAKARTA) UU 4/1994, PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PALU Oleh:PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor:4 TAHUN 1994 (4/1994) Tanggal:22 JULI 1994 (JAKARTA) Kembali ke Daftar Isi Tentang:PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2011-2015 Diperbanyak oleh: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN...I.

BAB I PENDAHULUAN...I. DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GRAFIK... x DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN... I. 1 1.1 Latar Belakang... I. 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I. 9 1.3 Hubungan RKPD dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Luas Wilayah Kota Palu Menurut Kecamatan Tahun 2015.. II-2 Tabel 2.2 Banyaknya Kelurahan Menurut Kecamatan, Ibu Kota Kecamatan Dan Jarak Ibu Kota Kecamatan Dengan Ibu Kota Palu Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah Organisasi Kota Serang terbentuk dan menjadi salah satu Kota di Propinsi Banten berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 bulan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i vii xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-2 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4 1.3.1 Hubungan RPJMD

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-nya kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010-2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar Bupati Murung Raya Kata Pengantar Perkembangan daerah yang begitu cepat yang disebabkan oleh semakin meningkatnya kegiatan pambangunan daerah dan perkembangan wilayah serta dinamisasi masyarakat, senantiasa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 LATAR BELAKANG... I-1 2.1 MAKSUD DAN TUJUAN... I-2 1.2.1 MAKSUD... I-2 1.2.2 TUJUAN... I-2 1.3 LANDASAN PENYUSUNAN...

Lebih terperinci

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIANN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahann yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya

Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya PROFIL KECAMATAN MANTIKULORE TAHUN 2014 ISBN : 978-602-7792-20-3 Ukuran Buku : 15 cm x 21 cm Jumlah Halaman : 95 + xiv Naskah : Tim Penyusun Gambar Kulit : Tim Penyusun Diterbitkan oleh : Badan Perencanaan

Lebih terperinci

Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya

Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya PROFIL KECAMATAN PALU TIMUR TAHUN 2014 ISBN : 978-602-7792-17-3 Ukuran Buku : 15 cm x 21 cm Jumlah Halaman : 98 + xiv Naskah : Tim Penyusun Gambar Kulit : Tim Penyusun Diterbitkan oleh : Badan Perencanaan

Lebih terperinci

OPTIMASI DISTRIBUSI BERAS MENGGUNAKAN METODE HUNGARIAN ( STUDI KASUS : PERUM BULOG DIVRE SULAWESI TENGAH )

OPTIMASI DISTRIBUSI BERAS MENGGUNAKAN METODE HUNGARIAN ( STUDI KASUS : PERUM BULOG DIVRE SULAWESI TENGAH ) JIMT Vol. 9 No. 1 Juni 2012 (Hal. 52-64) Jurnal Ilmiah Matematika dan Terapan ISSN : 2450 766X OPTIMASI DISTRIBUSI BERAS MENGGUNAKAN METODE HUNGARIAN ( STUDI KASUS : PERUM BULOG DIVRE SULAWESI TENGAH )

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BOYOLALI

- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BOYOLALI - 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOYOLALI, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN SIGI TAHUN 2016 BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 PEMERINTAH KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Pagar Alam Tahun 2018 disusun dengan mengacu

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 821 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN SERANG DITERBITKAN OLEH BAGIAN ORGANISASI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN, KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN GROBOGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN, KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN GROBOGAN PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN GROBOGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA B U P A T I WAKIL BUPATI

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA B U P A T I WAKIL BUPATI LAMPIRAN I : PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA B U P A T I WAKIL BUPATI DPRD DAERAH STAF AHLI Keterangan : INSPEKTORAT BAPPEDA : Garis Hubungan Kemitraan SATUAN POLISI PAMONG PRAJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN KETAPANG

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN KETAPANG PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN KETAPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi DAFTAR ISI Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan RPJMD dengan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG L PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016-2021 PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU 2016 Bab I Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... ix PENDAHULUAN I-1

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Kabupaten Toba Samosir Kabupaten Toba Samosir dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Utara sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 05 TAHUN 2011

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 05 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN PESAWARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PESAWARAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Berdasarkaan uraian sebelumnya, maka kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Topografinya, Kabupaten Subang dapat dibagi ke dalam 3 (tiga) zona/klasifikasi

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar i ii vii Bab I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum I-2 1.3 Hubungan Antar Dokumen 1-4 1.4 Sistematika Penulisan 1-6 1.5 Maksud dan Tujuan 1-7 Bab

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

D A F T A R I S I Halaman

D A F T A R I S I Halaman D A F T A R I S I Halaman B A B I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan I-2 1.3 Hubungan RPJM dengan Dokumen Perencanaan Lainnya I-3 1.4 Sistematika Penulisan I-7 1.5 Maksud

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA LAMPIRAN I PERATURAN STRUKTUR ORGANISASI DAERAH STAF AHLI 1. STAF AHLI HUKUM, POLITIK DAN PEMERINTAHAN 2. STAF AHLI EKONOMI, DAN PEMBANGUNAN 3. STAF AHLI KEMASYARAKATAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA SEKRETARIS

Lebih terperinci

BAB I. Bogor. Kota. Laporan. Pemerintah. daerah mengerahkann. Karena. tata kelola. banyak kelebihbaikan. pemerintahan. masyarakat. yang.

BAB I. Bogor. Kota. Laporan. Pemerintah. daerah mengerahkann. Karena. tata kelola. banyak kelebihbaikan. pemerintahan. masyarakat. yang. BAB I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme telah secara tegas mengamanatkan tata kelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR HAL i iv vi vii BAB I PENDAHULUAN I - 1 1.1 DASAR HUKUM I - 4 1.2 GAMBARAN UMUM DAERAH I - 3 1. Kondisi Geografis Daerah I - 5 2. Batas Administrasi

Lebih terperinci

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... 3 1.3 Hubungan Antar Dokumen Perencanaan... 5 1.4 Sistematika

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO,

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1 Program Prioritas Pada bab Indikasi rencana program prioritas dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau ini akan disampaikan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

A. Gambaran Umum Daerah

A. Gambaran Umum Daerah Pemerintah Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Daerah K ota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat, terletak di antara 107º Bujur Timur dan 6,55 º

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA. Sejarah dan Profil Kabupaten Labuhan Batu Utara

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA. Sejarah dan Profil Kabupaten Labuhan Batu Utara BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA Sejarah dan Profil Kabupaten Labuhan Batu Utara Sejarah Singkat Sebutan Labuhanbatu bermula ketika pada tahun 1862 Angkatan Laut Belanda

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------------------------------------ i DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2008 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 5TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BREBES

PERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BREBES PERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BREBES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iii x xi BAB I PENDAHULUAN... I - 1 A. Dasar Hukum... I - 1 B. Gambaran Umum Daerah... I - 4 1. Kondisi Geografis Daerah...

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G Design by (BAPPEDA) Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Martapura, 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH

Lebih terperinci

Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya

Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya PROFIL KECAMATAN PALU UTARA TAHUN 2014 ISBN : 978-602-7792-19-7 Ukuran Buku : 15 cm x 21 cm Jumlah Halaman : 104 + xi Naskah : Tim Penyusun Gambar Kulit : Tim Penyusun Diterbitkan oleh : Badan Perencanaan

Lebih terperinci

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan.... DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Gambar Daftar Grafik i ii vii viii Bab I Pendahuluan. 1.1. Dasar Hukum..... 1.2. Profil Wilayah Kabupaten Sijunjung... 1.2.1 Kondisi Fisik

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN INTISARI ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN INTISARI ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERNYATAAN... ii INTISARI... iv ABSTRACT... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KABUPATEN BOJONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOJONEGORO,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... D A F T A R I S I Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... (i) (ii) (viii) PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG - 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS-DINAS DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PENAJAM

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (ILPPD) Kota Tangerang Tahun 2012 Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah memberikan kewenangan kepada

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran...

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran... DAFTAR ISI HALAMAN BAB 1 A. Latar Belakang... 1 B. Maksud dan Tujuan... 2 C. Sejarah Singkat Kabupaten Tanggamus... 3 D. Gambaran Umum Daerah... 4 E. Sistematika Penyajian... 20 BAB 2 A. Instrumen Pendukung

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL

PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TEGAL, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut Peraturan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 TANJUNGPANDAN, MARET 2014 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat

Lebih terperinci

BUPATI WAKIL BUPATI SEKRETARIS DAERAH ASISTEN PEREKONOMIAN DAN PEMBANGUNAN BAGIAN ADMINISTRASI SUMBER DAYA ALAM BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN

BUPATI WAKIL BUPATI SEKRETARIS DAERAH ASISTEN PEREKONOMIAN DAN PEMBANGUNAN BAGIAN ADMINISTRASI SUMBER DAYA ALAM BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH NOMOR : 13 TAHUN 2008 TANGGAL : 8 MEI 2008 STRUKTUR ORGANISASI DAERAH BUPATI WAKIL BUPATI STAF AHLI : 1. EKONOMI DAN PEMBANGUNAN 2. HUKUM DAN POLITIK. 3. PEMERINTAHAN SEKRETARIS

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso KATA PENGANTAR Sebagai upaya mewujudkan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan sistematis guna menunjang pembangunan daerah dan mendorong perkembangan wilayah

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Daftar Tabel. Tabel Jumlah Partai Politik, Lsm Dan Ormas Di Tingkat Kabupaten 21 GAMBARAN UMUM

DAFTAR TABEL. Daftar Tabel. Tabel Jumlah Partai Politik, Lsm Dan Ormas Di Tingkat Kabupaten 21 GAMBARAN UMUM DAFTAR TABEL GAMBARAN UMUM Kondisi Geografis Tabel 1.1.1. Luas Wilayah Menurut Klasifikasi Ketinggian Tempat Di Kabupaten Subang, 6 Tabel 1.1.2. Luas Wilayah Menurut Klasifikasi Kemiringan Lereng Di Kabupaten

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR TAHUN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR TAHUN 2016-2021 PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR TAHUN 2016 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA 1 1 PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR : 08 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum dari penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan terbitnya Undang-undang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT. STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN NOMOR : 09 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN NOMOR : 09 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN NOMOR : 09 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKULU SELATAN, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : DR.

Lebih terperinci

WALIKOTA WAKIL WALIKOTA ASISTEN PEREKONOMIAN DAN PEMBANGUNAN BAGIAN ADMINISTRASI PEREKONOMIAN BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN

WALIKOTA WAKIL WALIKOTA ASISTEN PEREKONOMIAN DAN PEMBANGUNAN BAGIAN ADMINISTRASI PEREKONOMIAN BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN KONSEP I BAGAN SUSUNAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO. WALIKOTA WAKIL WALIKOTA STAF AHLI ASISTEN PEMERINTAHAN ASISTEN PEREKONOMIAN DAN PEMBANGUNAN ASISTEN ADMINISTRASI

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 DAFTAR TABEL Taks Halaman Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 Tabel 2.2 Posisi dan Tinggi Wilayah Diatas Permukaan Laut (DPL) Menurut Kecamatan di Kabupaten Mamasa... 26 Tabel

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Pembangunan Daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : IKHTISAR EKSEKUTIF Sistem AKIP/LAKIP Kabupaten Sukabumi adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban yang baik, transparan

Lebih terperinci

BUPATI DONGGALA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DONGGALA,

BUPATI DONGGALA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DONGGALA, BUPATI DONGGALA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS-DINAS

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat : : PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA LUBUKLINGGAU, a. bahwa untuk

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 No. 10, 2008 LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN

Lebih terperinci

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 Prioritas Misi Prioritas Meningkatkan infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah 2 1 jalan dan jembatan Kondisi jalan provinsi mantap

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 6 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 6 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KOTA PEKALONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 821 Tahun 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN SERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Daftar Isi. KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii

Daftar Isi. KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii Daftar Isi KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii BAB. I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Dasar Hukum... I-1 1.2. Gambaran Umum Wilayah... I-2 1.2.1. Kondisi Geografis Daerah... I-2 1.2.2. Topografi...

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT SALINAN GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA

Lebih terperinci

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALBAR

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALBAR Urusan Pemerintahan 1 - URUSAN WAJIB 1.20 - Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, 1.20.05 - BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALBAR 15.090.246.60 5.844.854.40

Lebih terperinci

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Pada bab ini akan disampaikan seluruh program dalam RPJMD 2013-2017 baik yang bersifat Program Unggulan maupun program dalam rangka penyelenggaraan Standar Pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, semakin membuka kesempatan yang cukup luas bagi daerah untuk mewujudkan otonomi daerah yang nyata dan bertanggung jawab,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI LANDAK, : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar...

DAFTAR ISI. Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... i iii vii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum... I-2 1.3 Maksud dan Tujuan... I-4 1.4 Hubungan Antar Dokumen...

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSKESMAS DAN PERIZINAN SARANA PELAYANAN

Lebih terperinci

Tabel 4.3. Prioritas Pembangunan, Program, Indikator dan Target Kinerja SKPD Tahun 2016

Tabel 4.3. Prioritas Pembangunan, Program, Indikator dan Target Kinerja SKPD Tahun 2016 Tabel 4.3. Prioritas Pembangunan, Program, Indikator dan Target Kinerja SKPD Tahun 2016 No. Prioritas Pembangunan Program/Pembangunan Indikator Kinerja Target SATUAN AWAL 2014 2015 2016 2017 2018 1 Percepatan

Lebih terperinci