KONSEP DAN IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH/MADRASAH
|
|
- Sri Yuliana Pranoto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 9 KONSEP DAN IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH/MADRASAH Abdurrohman Mashuri * *Dosen Fak. Tarbiyah IAIT Kediri ABSTRAK Pendidikan kita khususnya madrasah mengalami penurunan kwalitas baik akademk dan non akademik disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang menggunakan pendekatan educational production function yang lebih mementingkan aspek input, kebijakan sentralistik, dan lemahnya peran serta masyarakat. Solusi dari permasalahan tersebut, perlu adanya implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). MBS adalah paradigma baru pengembangan pendidikan yang berorientasi pada kebutuhan madrasah dan kebutuhan daerah masing-masing. MBS merupakan kebijakan strategis dalam pengembangan madrasah yang melibatkan seluruh unsur madrasah (bottom up planing policy) Kata kunci: Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah Pendahuluan Kita menyadari dalam dinamika dan peradaban global saat ini, madrasah mengalami tantangan yang sangat berat. Yakni masyarakat mulai terbelenggu dengan pandangan positivisme, materialisme, dan kapitalisme sehingga segala sesuatu yang tidak memberikan faedah, keuntungan, dan peluang akan ditinggalkan. Bertolak dari pandangan di atas bahwa madrasah dianggap marginal oleh
2 masyarakat memang cukup beralasan. Masyarakat menganggap madrasah tidak profesional, tidak berkualitas, nem dibawah rata rata, out put tidak mampu berkompetisi dengan yang lain, dan bahkan dianggap manajemen madrasah amburadul (Common Sense). Hal ini diperkuat pandangan bahwa kelemahan sistem pendidikan madrasah, yakni (1) mementingkan materi di atas metodologi, (2) mementingkan memori diatas analisis dan dialog, (3) mementingkan pikiran vertikal diatas literal, (4) mementingkan penguatan pada otak kiri diatas otak kanan, (5) materi pelajaran agama yang diberikan masih bersifat tradisional, belum menyentuh aspek rasional, (6) penekanan yang berlebihan pada ilmu sebagai produk final, bukan pada proses metodologinya, dan (7) mementingkan orientasi memiliki di atas menjadi. 1 Pandangan ini, dapat terbukti di lapangan bahwa madrasah-madrasah yang ada di lapangan (misalnya: Tulungagung, Blitar, Kediri, Trenggalek, Pacitan, Ponorogo, Madiun, Malang, dan bahkan hampir seluruh madrasah yang ada di Indonesia) terutama madrasah swasta tidak mampu memberikan pembaharuan dan pencerahan bagi pendidikan Islam, akibat mendirikan madrasah yang hanya mementingkan kuantitas bukan kualitas. Begitu juga keberadaan Madrasah Ibtidaiyah swasta sebagian besar mengalami nasib yang sama, yakni keberadaannya la yamutu wala yahya / wujuduhu kaadamihi, 2 dapat dibilang hidup segan mati tak mau. Hal tersebut disebabkan oleh, pertama kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan pendekatan educational production function yang tidak dilaksanakan secara konsekwen. Pendekatan ini masih melihat bahwa lembaga pendidikan berfungsi sebagai pusat produksi 3 yang apabila dipilih semua input (masukan) yang diperlukan dalam kegiatan produksi tersebut, maka lembaga ini akan menghasilkan output yang dikehendaki. Dalam kenyataan, mutu pendidikan yang diharapkan tidak terjadi, mengapa? Karena selama ini dalam menerapkan pendekatan education production function terlalu memusatkan pada input pendidikan dan kurang memperhatikan pada proses pendidikan. Padahal, proses pendidikan sangat menentukan output pendidikan. Kedua, penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara sentralistik, sehingga sekolah sebagai penyelenggara pendidikan sangat tergantung pada keputusan birokrasi yang kadang-kadang kebijakan yang dikeluarkan tidak sesuai dengan kondisi setempat. Dengan demikian sekolah/madrasah kehilangan kemandirian, motivasi, inisiatif untuk mengembangkan dan memajukan lembaganya termasuk peningkatan mutu pendidikan sebagai salah satu tujuan pendidikan nasional. Ketiga, peran serta masyarakat, khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini sangat minim. Partisipasi masyarakat pada umumnya selama ini lebih banyak bersifat dukungan dana, bukan pada proses pendidikan (pengambilan keputusan, monitoring, evaluasi, dan akuntabilitas). Berkaitan dengan akuntabilitas, sekolah/madrasah tidak mempunyai beban untuk mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan pendidikan kepada masyarakat, khususnya orang tua siswa sebagai salah satu pihak utama yang berkepentingan dengan pendidikan. 4 Berdasarkan kenyataan-kenyataan tersebut, perlu dilakukan upaya-upaya perbaikan, salah satunya yang sekarang sedang dikembangkan adalah reorientasi
3 penyelenggaraan pendidikan, melalui Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (School Based Management). Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah a. Pengertian Istilah manajemen berbasis sekolah merupakan terjemahan dari School Based Management. Istilah ini pertama kali muncul di Amerika Serikat ketika masyarakat mulai mempertanyakan relevansi pendidikan dengan tuntutan dan perkembangan masyarakat setempat. MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah (pelibatan masyarakat) dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional. Otonomi diberikan agar sekolah leluasa mengelola sumber daya dan sumber dana dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat. Pelibatan masyarakat dimaksudkan agar mereka lebih memahami, membantu, dan mengontrol pengelolaan pendidikan. 5 Jadi, Manajemen Berbasis Sekolah (School Based Management) adalah penyerasian sumber daya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah/madrasah 6 melibatkan semua kelompok kepentingan yang terkait dengan madrasah secara langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan madrasah atau untuk mencapai tujuan mutu madrasah dalam pendidikan nasional. b. Esensi Manajemen Berbasis Sekolah Esensi dari MBS adalah otonomi dan pengambilan keputusan partisipasi untuk mencapai sasaran mutu madrasah. Otonomi dapat diartikan sebagai kewenangan (kemandirian) yaitu kemandirian dalam mengatur dan mengurus dirinya sendiri. Jadi, otonomi madrasah adalah kewenangan madrasah untuk mengatur dan mengelola kepentingan warga madrasah sesuai dengan peraturan perundangundangan pendidikan nasional yang berlaku. Kemandirian yang dimaksud harus didukung oleh sejumlah kemampuan, yaitu kemampuan untuk mengambil keputusan yang terbaik, kemampuan berkomunikasi dengan cara yang efektif, kemampuan memecahkan persoalan-persoalan madrasah, kemampuan adaptif dan antisipatif, kemampuan bersinergi dan berkolaborasi, dan kemampuan mampu memenuhi kebutuhan sendiri. Pengambilan keputusan partisipatif adalah suatu cara untuk mengambil keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan demokratik dimana komite madrasah (guru, karyawan, siswa, orang tua, masyarakat) didorong untuk terlibat langsung dalam proses pengambilan keputusan yang akan berkontribusi terhadap pencapaian tujuan madrasah. Pengambilan keputusan partisipatif adalah cara pengambilan keputusan yang melibatkan keikutsertaan guru, siswa, orang tua siswa, karyawan untuk mencapai tujuan madrasah. Dengan pengambilan keputusan yang bersifat partisipatif ini, diharapkan warga madrasah dan masyarakat ikut berpartisipasi dalam pengembangan madrasah. Oleh sebab itu, peran orang tua siswa dan BP 3 dituntut tidak hanya dalam bentuk dana semata, tetapi juga dalam bentuk pemikiran bahkan penyusunan rencana pengembangan madrasah dan pemeriksaan akuntabilitas pelaksanaannya. 7 Hal ini sesuai dengan UU No 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa masyarakat sebagai mitra
4 pemerintah berkesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan serta dalam penyelengaraan pendidikan nasional (pasal 47). Pengambilan keputusan partisipatif berangkat dari asumsi bahwa jika seseorang dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan tersebut, sehingga yang bersangkutan akan merasa memiliki keputusan tersebut, sehingga yang bersangkutan akan bertanggung jawab dan berdedikasi sepenuhnya untuk mencapai tujuan madrasah. Singkatnya makin besar tingkat partisipasi, makin besar pula rasa memiliki, makin besar pula rasa memiliki, makin besar pula rasa tanggung jawab, makin besar pula rasa tanggung jawab, makin besar pula dedikasinya. Dengan pola MBS, madrasah memiliki kewenangan (kemandirian) yang lebih besar dalam mengelola manajemennya sendiri. Kemandirian tersebut diantaranya meliputi penetapan sasaran peningkatan mutu, penyusunan rencana peningkatan mutu, dan melakukan evaluasi peningkatan mutu. Disamping itu, madrasah memiliki kemandirian dalam menggali partisipasi kelompok yang berkepentingan dengan madrasah. Disinilah letak ciri khas MBS. Berdasarkan konsep dasar yang telah diuraikan diatas, maka perlu dilakukan penyesuaian diri dari pola lama manajemen pendidikan menuju pola baru manajemen pendidikan masa depan yang lebih bernuansa otonomi yang demokratis. Gambaran dari pola manajemen lama menuju pola baru manajemen pendidikan masa depan: Pola Lama Menuju Pola Baru 1. Subordinasi 1. Otonomi 2. Pengambilan Keputusan Terpusat 2. Peng. Kep. Partisipasi 3. Ruang gerak kaku 3. Ruang gerak luwes 4. Pendekatan birokratik 4. Pend. Profesional 5. Sentralistik 5. Desentralistik 6. Diatur 6. Motivasi Diri 7. Overegulasi 7. Deregulasi 8. Mengontrol 8. Mempengaruhi 9. Mengarahkan 9. Memfasilitasi 10. Menghindar resiko 10. Mengelola resiko 11. Gunakan uang semuanya 11.Gun. seefisien mungkin 12. Individu yang cerdas 12. Informasi terbagi 13. Pendelegasian 13. Pemberdayaan 14. Organisasi hirarkis 14. Organisasi datar 8
5 Sesudah melalui penerapan MBS, maka akan nampak karakteristik madrasah: 1. Pengelolaan madrasah akan lebih desentralistik 2. Perubahan madrasah akan lebih didorong oleh motivasi internal daripada diatur oleh luar sekolah. 3. Regulasi pendidikan menjadi lebih sederhana 4. Peranan para pengawas bergeser dari mengontrol menjadi mempengaruhi dari mengarahkan menjadi memfasilitasi dan dari menghindari resiko menjadi mengelola resiko. 5. Akan mengalami peningkatan manajemen 6. Dalam bekerja menggunakan team work 7. Pengelolaan informasi akan lebih mengarah kesemua kelompok kepentingan madrasah 8. Manajemen madrasah akan lebih menggunakan pemberdayaan dan struktur organisasi akan lebih datar sehingga akan lebih sederhana dan efisien. c. Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah MBS bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan mutu dan relevansi pendidikan di madrasah serta memandirikan atau memberdayakan madrasah melalui pemberian kewenangan, keluwesan, dan sumber daya untuk meningkatkan mutu madrasah 9. Dengan kemandirian tersebut madrasah akan: 1. Madrasah sebagai lembaga pendidikan lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi dirinya disbanding dengan lembaga-lembaga lainnya. 2. Madrasah dapat mengoptimalkan sumberdaya yang tersedia untuk memajukan lembaganya. 3. Madrasah lebih mengetahui sumber daya yang dimilikinya dan input pendidikan yang akan dikembangkan serta didayagunakan dalam proses pendidikan serta dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik. 4. Madrasah dapat bertanggung jawab tentang mutu pendidikan masing-masing kepada pemerintah, orang tua peserta didik, dan masyarakat pada umumnya sehingga madrasah akan berusaha semaksimal mungkin untuk melaksanakan dan mencapai sasaran mutu pendidikan yang telah direncanakan. 5. Madrasah dapat melakukan persaingan sehat dengan madrsah dan sekolah lainnya untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui upaya-upaya inovatif dengan dukungan orang tua peserta didik, masyarakat, pemerintah daerah setempat. Dalam rangka menuju madrasah swakelola mandiri (managing of school), perlu menciptakan madrasah yang efektif, adapun cirri madrasah efektif: 1. Visi dan misi jelas, dan target mutu sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. 2. Madrasah memiliki output yang selalu meningkat setiap tahun 3. Lingkungan madrasah aman, tertib, dan menyenangkan bagi warga madrasah 4. Seluruh personil madrasah memiliki visi, misi, dan harapan yang tinggi untuk berprestasi secara optimal 5. Madrasah memiliki system evaluasi yang kontinyu dan komprehensif terhadap berbagai aspek akademik dan non akademik.
6 Gambaran madrasah efektif (effective school) Lingkungan Aman dan Tertib Memiliki Misi dan Target Mutu Komunikasi dan dukungan intensif orang tua Pemanfaatan hasil Evaluasi Madrasah Efektif Memiliki kepemimpinan yang kuat Harapan berprestasi yang tinggi dari personil madrasah Evaluasi aspek Akademis dan administratif Pengembangan staf terus menerus sesuai tuntutan IPTEK Bagan diatas dapat ditelaah bahwa Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan strategi untuk mencapai madrasah yang efektif. Intinya adalah pemberian wewenang lebih besar kepada madrasah untuk melakukan pengelolaan sendiri berdasar pada prinsip-prinsip MBS (fokus pada mutu, bottom up planning & decision making, pemberdayaan masyarakat, dan peningkatan mutu madrasah secara berkelanjutan. 10 Sehingga otonomi madrasah terbuka luas dalam peningkatan kualitas pendidikan baik akademik dan non akademik terciptalah madrasah efektif. Dengan sifat otonominya, madrasah diharapkan tidak menjadi institusi mekanik, birokratik, dan kaku tetapi menjadi sebuah institusi yang organik, demokratik, dan inovatif. Dengan terjadinya perubahan peran, fungsi dan tanggung jawab dari seluruh warga madrasah untuk mengambil keputusan secara partisipatif harus dijadikan momentum manajemen pendidikan yang bermutu. d. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Dalam proses implementasi Manajemen Berbasis Sekolah perlu adanya pengawasan. Pertama, proses pengawasan terdiri : menetapkan alat pengukur (standart), mengadakan penilaian (evaluate) dan mengadakan tindak perbaikan (corrective action). Kedua, pelaksanaan pengawasan dilakukan secara periodik, tidak menunggu sampai terjadi hambatan. Pengawasan dilaksanakan dalam suasana kemitraan, pengawasan yang dilakasanakan oleh kepala madrasah bersifat membimbing dan membantu mengatasi kesulitan dan hambatan yang dihadapi oleh guru dan staf madrasah. Sebelum Manajemen Berbasis Sekolah dilaksanakan, terlebih adhulu disosialisasikan keseluruh warga madrasah (guru, konselor, wakil kepala madrasah, siswa, karyawan, dan orang tua siswa). Diharapkan dalam sosialisasi ini, dibaca dan dipahami sistem, budaya, dan sumber daya madrasah secermat-cermatnya dan direfleksikan kecocokannya dengan sistem, budaya, sumber daya yang dibutuhkan
7 untuk menyelenggarakan pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah. 11 Semua ini dimaksudkan agar pelaksanaannya mendapat dukungan (restu)dari semua unsur yang terlibat dan terkait dengan program peningkatan mutu kwalitas madrasah. Penyusunan rencana peningkatan mutu kwalitas madrasah dilakukan melalui analisis situasi (out put) madrasah yang hasilnya berupa tantangan (ketidaksesuaian antara sasaran sekarang dengan sasaran yang diharapkan. Kegiatan analisis ini dilakukan oleh kepala madrasah dengan guru-guru pada waktu rapat madrasah setelah melakukan identifikasi fungsi-fungsi yang diperlukan untuk mencapai sasaran peningkatan mutu madrasah. Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka madrasah bersama semua unsurunsurnya membuat rencana untuk jangka pendek, menengah, dan panjang, beserta program-programnya untuk merealisasikan rencana tersebut. Oleh karena madrasah tidak selalu memiliki sumber daya yang cukup untuk memenuhi semua kebutuhan bagi pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah, maka perlu dibuat skala prioritas untuk jangka pendek, menengah, dan panjang. Yang perlu diperhatikan oleh madrasah dalam penyusunan rencana adalah keterbukaan dan keterlibatan semua pihak yang menjadi stake holder pendidikan, khususnya orang tua siswa dan masayarakat, sebab mereka adalah mitra kerjasama dalam peningkatan mutu pendidikan madrasah. Dengan demikian akan diperoleh kejelasan, berapa kemampuan madrasah dan pemerintah untuk menanggung biaya rencana yang telah ditetapkan, dan berapa sisanya yang harus ditanggung oleh orang tua siswa dan masyarakat. Dengan keterbukaan, maka kemungkinan kesulitan memperoleh sumber dana untuk melaksanakan rencana dapat dihindari. 12 Dengan demikian, komite madrasah yang anggotanya terdiri dari orang tua siswa, wakil dari siswa, wakil dari madrasah, wakil dari organisasi profesi, wakil dari pemerintah, dan wakil dari masyarakat. Rencana yang dibuat oleh madrasah ini, sudah menjelaskan secara detail dan lugas tentang: aspek-aspek mutu yang ingin dicapai, kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan, siapa yang harus melaksanakan, kapan dan dimana harus dilaksanakan, dan berapa biaya yang diperlukan untuk memudahkan madrasah dalam melaksanakan dan memperoleh dukungan (restu) dari pemerintah, orang tua siswa dan masyarakat, baik secara mental dan finansial demi terlaksana dan suksesnyanya progam tersebut. Disamping itu, implementasi Manajemen Berbasis perlu adanya kemampuan leadership dan manajerial dari kepala madrasah dan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang memadai. Sebab kepala madrasah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan madrasah dan pendidikan 13 pada umumnya. Dengan kemampuan leadership dan manajerial kepala madrasah yang profesional dalam pengkoordinasian, penyerasian sumber daya yang dilakukan secara mandiri dan melibatkan semua unsur madrasah dalam pengambilan keputusan merupakan kunci keberhasilan dalam implementasi Manajemen Berbasis Sekolah.
8 Penutup Madrasah dalam pandangan masyarakat dijadikan lembaga nomer dua, disebabkan beberapa hal diantaranya: 1. Menggunakan pendekatan educational production function yang tidak konsekwen lebih mementingkan input pendidikan bukan proses pendidikan, 2. Penyelenggaraan pendidikan Sentralistik, 3. Peran serta masyarakat (khususnya orang tua siswa) sangat minim. Beberapa persoalan atau kendala dalam peningkatan kualitas pendidikan baik akademik non akademik perlu dilakukan perbaikan, salah satu diantaranya melalui implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). MBS merupakan konsep peningkatan kualitas pendidikan madrasah secara mandiri. Dengan pelaksanaan MBS optimal akan tercipta madrasah yang efektif. Dalam proses implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), perlu adanya pengawasan, pertama proses pengawasanterdiri: menetapkan alat pengukur (standart), evaluasi, mengadakan tindakan perbaikan. Kedua, pelaksanaan pengawasan dilakukan secara periodik. Sebelum MBS dilaksanakan perlu adanya sosialisasi keseluruh warga madrasah. Kemudian seluruh unsur madrasah membuat rencana pelaksanaan MBS dengan menetapkan programnya baik jangka pendek, menengah, dan panjang. Endnote 1 Mastuhu, Memberdayakan Sistem Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 1999), h Telaah keberadaan madrasah dapat dilihat dalam hasil penelitian di Malang, M. Eka Mahmud, Kepemimipinan Kepala Madrasah Dalam Melaksanakan Inovasi Pendidikan, Studi Kasus di Madrasah Ibtidaiyah Jenderal Sudirman Malang, Jawa Timur, Tesis Tidak Dipublikasikan, (Malang: STAIN Malang, 2001), h Ali Maksum, Luluk Yunan Ruhendi, Paradigma Pendidikan Universal di Era Modern & Postmodern, Mencari Visi Baru Atas Realitas Baru Pendidikan Kita, (Yogyakarta: IRCiSoD, 2004), h Ketiga hal tersebut merupakan faktor penyebab kemunduran dunia pendidikan, dapat dilihat dalam tulisan Eman Suparman, Juni, 2004, h E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep Strategi, dan Implementasi, (Bandung: Rosdakarya, 2002), h Kata madrasah dalam tulisan ini penulis menyamakan artinya dengan kata sekolah, dapat ditelaah dalam pandangan Karel Steenbrink dalam bukunya Pesantren, Madrasah, dan Sekolah kata madrasah dan sekolah tidak ada perbedaan, yang membedakan hanya kurun waktu. 7 M. Samani dalam Suhadi Winoto, Jurnal Pendidikan Humaniora dan Sain, Th 9, Nomor 1, Maret 2003, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Malang, h Eman Suparman, h Supriono S, Ahmad Sapari, Manajemen Berbasis Sekolah, (t.k: Penerbit SIC Cabang Jatim, 2001), h MBS Sukses, Depdiknas, Dirjen Pendidikan Dasar & Menengah, Direktorat Pendidikan Menengah Umum, 2005, h Suhadi Winoto, Jurnal Pendidikan Humaniora dan Sain, Th 9, Nomor 1, Maret 2003, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Malang, h. 32.
9 12 Ibid. 13 E. Mulyasa, Manajemen,, h. 126
HAKIKAT MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) 1 (School Based Management/SBM)
HAKIKAT MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) 1 (School Based Management/SBM) Oleh: Setya Raharja 2 Rasional dan Konsep Dasar MBS Manajemen berbasis sekolah (MBS) secara umum dimaknai sebagai desentralisasi
Lebih terperinciManajemen Mutu Pendidikan
Manajemen Mutu Pendidikan Pengertian Mutu Kata Mutu berasal dari bahasa inggris, Quality yang berarti kualitas. Dengan hal ini, mutu berarti merupakan sebuah hal yang berhubungan dengan gairah dan harga
Lebih terperinciMANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH Oleh: Hamid Abstrak: Sejak tahun 1998 sampai sekarang, era reformasi telah membawa perubahan mendasar dalam berbagai segi kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang Bab I Pendahuluan Salah satu permasalahan pendidikan di Indonesia adalah kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan berhubungan dengan proses penyelenggaraan pendidikan, sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tatanan kehidupan masyarakat yang semrawut merupakan akibat dari sistem
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tatanan kehidupan masyarakat yang semrawut merupakan akibat dari sistem perekonomian yang tidak kuat, telah mengantarkan masyarakat bangsa pada krisis yang berkepanjangan.
Lebih terperinciManajemen Berbasis Sekolah
Manajemen Berbasis Sekolah Afid Burhanuddin, M.Pd. Apa yang hendak di capai? Kompetensi dasar: Memahami konsep manajemen berbasis sekolah Indikator Memahami konsep MBS Melaksanakan analisa SWOT (Strength,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan Undang- undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah membawa nuansa pembaharuan
Lebih terperinciPENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH PADA ERA GLOBALISASI. Paningkat Siburian. Abstrak
30 PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH PADA ERA GLOBALISASI Paningkat Siburian Abstrak Manajemen Berbasis Sekolah adalah suatu model pengelolaan sekolah yang memberdayakan semua pihak
Lebih terperinciPERUMUSAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH Oleh : Suyanto SMK 2 Wonosobo. Faktor keberhasilan pendidikan di SMK yang dapat dilihat secara umum
PERUMUSAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH Oleh : Suyanto SMK 2 Wonosobo A. Pendaluluan Faktor keberhasilan pendidikan di SMK yang dapat dilihat secara umum adalah: 1. Terserapnya tamatan di dunia kerja sesuai
Lebih terperinciMANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DAN RELEVANSINYA DI ERA PENDIDIKAN MASA KINI. DR. H. Ma mur Sutisna WD, M.M.Pd Dosen FKIP Universitas Subang ABSTRAK
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DAN RELEVANSINYA DI ERA PENDIDIKAN MASA KINI DR. H. Ma mur Sutisna WD, M.M.Pd Dosen FKIP Universitas Subang ABSTRAK Banyak masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan, serta efisiensi manajemen pendidikan dalam menghadapi tuntutan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pendidikan nasional Indonesia dimaksudkan untuk menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan, serta efisiensi manajemen
Lebih terperinciMATERI KULIAH MANAGEMEN BERBASIS SEKOLAH. By: Estuhono, S.Pd, M.Pd
MATERI KULIAH MANAGEMEN BERBASIS SEKOLAH By: Estuhono, S.Pd, M.Pd Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Estuhono, S.Pd, M.Pd Latar Belakang Muncul MBS 1. UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Lebih terperinciDinamika Sosial Dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah Untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan Pada Satuan Pendidikan Pada Era Otonomi Daerah
Dinamika Sosial Dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah Untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan Pada Satuan Pendidikan Pada Era Otonomi Daerah oleh Siti Irene Astuti D PENDAHULUAN Desentralisasi Pendidikan
Lebih terperinciPENINGKATAN EFEKTIVITAS SEKOLAH
PENINGKATAN EFEKTIVITAS SEKOLAH ( Studi pada SD Negeri Sobokerto 1 dan MI Al-Islam Ngesrep 1 ) TESIS Oleh : Nama : Retnaning Winastuti NIM : Q.100030109 Program Studi : Magister Manajemen Pendidikan Konsentrasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. Penataan sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan global, Indonesia memerlukan sumber daya manusia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era persaingan global, Indonesia memerlukan sumber daya manusia (SDM) yang cerdas, sehat, jujur, berakhlak mulia, berkarakter, dan memiliki kepedulian sosial
Lebih terperinciPENERAPAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DI SATUAN PENDIDIKAN (Darwis Sasmedi, Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan)
PENERAPAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DI SATUAN PENDIDIKAN (Darwis Sasmedi, Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan) Pendahuluan Tantangan yang dihadapi oleh kepala sekolah semakin beragam dan cepat berubah.
Lebih terperinciUNJUK KERJA KOMITE SEKOLAH DI SMA NEGERI 3 SEMARANG TESIS
UNJUK KERJA KOMITE SEKOLAH DI SMA NEGERI 3 SEMARANG TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajeman Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI PADA SMA NEGERI 1 SRAGEN DAN SMA NEGERI 1 GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN TESIS. Disusun oleh : AGUS SUHONO
IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI PADA SMA NEGERI 1 SRAGEN DAN SMA NEGERI 1 GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN TESIS Disusun oleh : AGUS SUHONO N I M. : Q 100040102 Program Studi : Magister Manajemen Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan menghadapi dua tuntutan yaitu tuntutan dari masyarakat dan tuntutan dunia usaha. Hal yang menjadi tuntutan yaitu tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan peningkatan kualitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia pada saat ini berada di bawah negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, dan Filipina dalam hal pengembangan sumber daya manusia. Hal ini terlihat dari Human
Lebih terperinciInisiasi 1 Manajemen Berbasis Sekolah
Inisiasi 1 Manajemen Berbasis Sekolah Saudara mahasiswa, Selamat berjumpa dengan matakuliah Manajemen Berbasis Sekolah. Saudara mahasiswa saat ini Anda dalam kegiatan tutorial online. Dalam tutorial online
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu permasalahan pendidikan di Indonesia adalah kualitas pendidikan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu permasalahan pendidikan di Indonesia adalah kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan berhubungan dengan proses penyelenggaraan pendidikan, sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. panjang, persiapan yang matang, dukungan sumber daya manusia dan sumber
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu upaya dan usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas sesuai
Lebih terperinciLANDASAN IMPLEMENTASI MBS
LANDASAN IMPLEMENTASI MBS Oleh: H. Syaiful Sagala Seminar Manajemen Berbasis sekolah (MBS) diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar Kemendikbud Tanggal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Visi reformasi pembangunan dalam upaya menyelamatkan kehidupan nasional yang tertera dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) adalah terwujudnya masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara hakiki pambangunan pendidikan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan manusia. Upaya-upaya pembangunan di bidang pendidikan, pada dasarnya diarahkan
Lebih terperinciBAB V PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN. secara berurutan sebagaimana telah disajikan dalam
BAB V PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini, semua data penelitian yang telah dipresentasikan di Bab terdahulu akan dibahas secara berurutan sebagaimana telah disajikan dalam penyajian data. Peneliti
Lebih terperinciKISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH
Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia mulai memberlakukan desentralisasi tata kelola sistem pendidikan dasar dan menengah sebagai bagian dari pengalihan tanggung
Lebih terperinciPENDIDIKAN MANAJEMEN OUT PUT MENINGKATKAN MUTU SEKOLAH. Oleh, Fauziah Zainuddin,S.Ag.,M.Ag.
PENDIDIKAN MANAJEMEN OUT PUT MENINGKATKAN MUTU SEKOLAH Oleh, Fauziah Zainuddin,S.Ag.,M.Ag. Abstrak : Manajemen output merupakan hasil dari proses pendidikan, maka implementasi dari teori-teori itu perlu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Madrasah sebagai salah satu sarana untuk mencetak generasi yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Madrasah sebagai salah satu sarana untuk mencetak generasi yang mempunyai intelektualitas yang tinggi dan kepribadian yang sholeh sholehah haruslah senantiasa dilestarikan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kita saat ini adalah peningkatan mutu pendidikan. Mengingat dalam konteks
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tema penting dalam penyelenggaraaan pendidikan di negara kita saat ini adalah peningkatan mutu pendidikan. Mengingat dalam konteks bangsa Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Refika Aditama, 2008), cet. 1, hlm Rohiat, Kecerdasan Emosional Kepemimpinan Kepala Sekolah,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu persoalan pendidikan yang sedang dihadapi bangsa kita adalah persoalan mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Berbagai usaha telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang merupakan salah satu pilar pendidikan yaitu masyarakat, karena kegiatannya berlangsung di lingkungan masyarakat dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal abad XXI, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut
Lebih terperinciProf. Dr. H. D. Budimansyah, M.Si.
FUNGSI DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN Disampaikan pada Workshop Bantuan Sosial Komite Sekolah Angkatan II Tanggal 12 Juni 2012 Oleh Prof. Dr. H. D. Budimansyah, M.Si.
Lebih terperinciKisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS
Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS Berikut Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah (UKKS) DIMENSI KOMPETENSI INDIKATOR Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Merumuskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan sangat ditentukan oleh perkembangan dunia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan sangat ditentukan oleh perkembangan dunia pendidikan, dimana dunia pendidikan mempunyai peran yang sangat startegis dalam menentukan arah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu negara untuk menjadi negara maju, bermartabat, dan sejahtera. Upaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi suatu negara untuk menjadi negara maju, bermartabat, dan sejahtera. Upaya peningkatan
Lebih terperinciPENGARUH KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA PELAKSANAAN PROGRAM MPMBS PADA SMA NEGERI 2 WONOGIRI TAHUN 2005 TESIS.
PENGARUH KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA PELAKSANAAN PROGRAM MPMBS PADA SMA NEGERI 2 WONOGIRI TAHUN 2005. TESIS Oleh : H. MUH. ALI SUKARDJA NIM : Q. 100.010.104 Program Studi : Magister
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Reformasi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998 berdampak ke hampir seluruh aspek kehidupan bangsa. Salah satu dampak dari adanya reformasi adalah perubahan
Lebih terperinciPENINGKATAN MUTU MADRASAH (Analisis Keefektifan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Madrasah) Buna i
PENINGKATAN MUTU MADRASAH (Analisis Keefektifan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Madrasah) Buna i Abstrak: Madrasah merupakan salah satu institusi pendidikan Islam yang perlu mendapatkan perhatian dalam
Lebih terperinciyang sistematis untuk mendukung pengambilan keputusan kepala sekolah
BAB VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Secara umum kepala SLTP telah melakukan langkah-langkah pengambilan keputusan sesuai dengan teori yang ada. Proses pengambilan keputusan telah dilaksanakan
Lebih terperinciPELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MTs SHABILUL HUDA KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MTs SHABILUL HUDA KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan. Perkembangan dunia pendidikan yang terus berkembang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran serta dukungan penuh dari masyarakat dalam dunia pendidikan sangat diperlukan. Perkembangan dunia pendidikan yang terus berkembang memerlukan adanya partisipasi
Lebih terperinciB A B I PENDAHULUAN. Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, yang berlaku
1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, yang berlaku mulai tahun 2001, berusaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mengutamakan perluasan pengetahuan. Diharapkan pendidikan dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan penyempurnaan pendidikan di Indonesia terus diupayakan. Pendidikan pada umumnya merupakan pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan
Lebih terperinciKISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH
Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran
Lebih terperinciMANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH. Cicih Sutarsih, M.Pd
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH Bahan Diklat Teknis Manajemen Kepala Sekolah SMP di Lingkungan Provinsi Jawa Barat Oleh: Cicih Sutarsih, M.Pd UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Desember 2006 KONSEP DASAR MANAJEMEN
Lebih terperinciMANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR MENURUT PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA
MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR MENURUT PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA Al Darmono Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Ngawi Abstrak Menurut perundang-undangan, pendidikan dasar merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia menuju ke kehidupan yang lebih baik. Untuk
Lebih terperinciPilihlah satu jawaban yang paling tepat
Naskah Soal Ujian Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Petunjuk: Naskah soal terdiri atas 7 halaman. Anda tidak diperkenankan membuka buku / catatan dan membawa kalkulator (karena soal yang diberikan tidak
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) 2.1.1. Pengertian MBS Dalam era otonomi daerah, persoalan pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan memerlukan adanya perbaikan dan reorientasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang merupakan tempat dimana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang merupakan tempat dimana proses pendidikan dilakukan, mempunyai sistem yang dinamis dan kompleks. Kegiatan sekolah bukan
Lebih terperinciPenerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sumber. Pada kenyataannya, pendidikan bukanlah suatu upaya yang sederhana, melainkan suatu
Lebih terperinciBAB II TELAAH PUSTAKA
BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Pendidikan Departemen Pendidikan Nasional (2001), mendiskripsikan bahwa dalam paradigma baru manajemen manajemen pendidikan menegaskan fungsi-fungsi pendidikan yang
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi komunikasi bencana yang dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan pengelolaan komunikasi bencana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional saat ini sedang mengalami berbagai perubahan yang cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, sekolah,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, sekolah, masyarakat, orang tua dan stake holder yang lain. Pemerintah telah memberikan otonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
Lebih terperinciFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAU BAU
KEBIJAKAN AKADEMIK FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAU BAU DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i KATA PENGANTAR ii BAB I. PENDAHULUAN 1 BAB II. ARAH KEBIJAKAN 2 2.1 Kebijakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas peyelenggaraan pendidikan selalu terkait dengan masalah sumber daya manusia yang terdapat dalam institusi pendidikan tersebut. Masalah sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. M, telah membawa perubahan besar pada kebijakan pengembangan sektor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dalam bidang politik di Indonesia pada penghujung abad ke 20 M, telah membawa perubahan besar pada kebijakan pengembangan sektor pendidikan. Dengan ditetapkannya
Lebih terperinciEVALUASI PELAKSANAAN MBS DI SEKOLAH DASAR. Siswo Utomo
EVALUASI PELAKSANAAN MBS DI SEKOLAH DASAR Siswo Utomo A. Pendahuluan Lahirnya Undang-Undang No.22 Tahun 1999 tentang otonomi pemerintahan daerah merupakan wujud dari desentralisasi sistem pemerintahan
Lebih terperincibagian ini akan disajikan secara ringkas mengenai; (a) Kesimpulan hasil penelitian, (b) Rekomendasi hasil penelitian. Pokok-pokok kesimpulan
BABV KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Setelah menganalisa dan membahas hasil penelitian pada bab IV, pada bagian ini akan disajikan secara ringkas mengenai; (a) Kesimpulan hasil penelitian, (b) Rekomendasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang memberi keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pentingnya peningkatan kualitas pendidikan sebagai prasyarat mempercepat terwujudnya suatu masyarakat yang demokratis, pendidikan yang berkualitas tidak hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi yang ditandai dengan persaingan yang ketat dalam semua aspek kehidupan, memberi pengaruh terhadap tuntutan akan kualitas sumber daya manusia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sejak tahun 1998 merupakan era transisi dengan tumbuhnya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sejak tahun 1998 merupakan era transisi dengan tumbuhnya proses demokrasi. Diterbitkannya UU No. 22 Tahun 1999 yang telah diubah menjadi UU No. 32
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan terwujud dengan baik apabila didukung secara optimal oleh pola. upaya peningkatan pola manajerial sekolah.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peningkatan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia akan terwujud dengan baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang bersifat universal. Di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang bersifat universal. Di Indonesia, pendidikan merupakan kebutuhan setiap warga negara agar memperoleh pengetahuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya dengan sekadarnya (asal selesai) maka hasilnya pun biasa-biasa saja. Baik
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan ilmu pengetahuan dan kompetensi anak bangsa mutlak ditentukan oleh tingkat perkembangan dunia pendidikan, semakin baik pengelolaan dan perkembangannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas SDM. Peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan telah
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORITIS
BAB II KERANGKA TEORITIS A. Kepemimpinan Siagian (2002) mengemukakan bahwa kepemimpinan memainkan peranan yang dominan, krusial, dan kritikal dalam keseluruhan upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja,
Lebih terperinciSTRATEGI IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
STRATEGI IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH KELOMPOK 9 M.FAHMI ENESTASIA DEWI HESTI KHARISMA PUTRI JULIANTI VINDA HARI YANTI PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UNIVERSITAS RIAU 2014 1 STRATEGI MANAJEMEN BERBASIS
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG
LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG PENDIDIKAN BERBASIS KAWASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harkat dan martabat manusia dapat ditingkatkan. Melalui pendidikan manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan saat ini merupakan kebutuhan primer setiap manusia. Karenanya, pendidikan tidak boleh dianggap sepele karena dengan pendidikan harkat dan martabat
Lebih terperinciStrategi Pengembangan Sekolah Efektif untuk Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi
Strategi Pengembangan Sekolah Efektif untuk Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi Tjondro Indrasutanto Abstrak. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya
Lebih terperinciKEWIRAUSAHAAN DALAM PENDIDIKAN (Menggagas Peluang Bisnis Bagi Sekolah Dasar Di Era Otonomi Daerah)
KEWIRAUSAHAAN DALAM PENDIDIKAN (Menggagas Peluang Bisnis Bagi Sekolah Dasar Di Era Otonomi Daerah) Oleh: Drs. H. Johar Permana, M.A. A. TANTANGAN DAN PERMASALAHAN Pengaruh globalisasi, Harapan masyarakat
Lebih terperinciSTRATEGI PENCAPAIAN STANDAR PENGELOLAAN SMP
STRATEGI PENCAPAIAN STANDAR PENGELOLAAN SMP Paningkat Siburian Abstrak Strategi pencapaian standar pengelolaan pendidikan merupakan cara dan upaya untuk merubah pengelolaan pendidikan pada SMP saat ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. investasi. Dengan demikian nilai modal ( human capital ) suatu bangsa tidak hanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu bentuk investasi sumber daya manusia ( SDM ) yang lebih penting dari investasi modal fisik. Pendidikan memberikan sumbangan yang amat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kinerja mengajar guru merupakan komponen paling utama dalam meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga pendidik, terutama guru,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah, sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan melalui pemberdayaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program manajemen berbasis sekolah adalah program yang dicanangkan pemerintah, sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan melalui pemberdayaan sekolah. Program
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT
9 BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT 2.1 Standar Pengelolaan Pendidikan Berdasarkan Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya, maka
BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya, maka dapat diketahui bahwa Perencanaan untuk menyusun program yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan di MI islamiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta dipupuk secara efektif melalui strategi dan pengelolaan pendidikan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembangunan nasional, potensi sumber daya manusia merupakan asset nasional yang sangat penting. Potensi ini hanya dapat digali dan dikembangkan serta dipupuk secara
Lebih terperinciMENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI)
MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH A. Prawacana DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI) Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan formal
Lebih terperinciyang ditetapkan oleh pemerintah pusat, propinsi, kabupaten dan kota.
158 BABV KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Dalam bab terakhir ini, disajikan kesimpuian yang merupakan intisari dari keseluruhan pelaksanaan peneiitian yang sekaligus merupakan jawaban atas pertanyaan peneiitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan, yang secara umum bertumpu pada dua paradigma baru yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Reformasi bidang politik di Indonesia pada penghujung abad ke 20 M telah membawa perubahan besar pada kebijakan pengembangan sektor pendidikan, yang secara umum bertumpu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa dan Negara yang otentik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pembangunan suatu bangsa dan Negara yang otentik terletak pada SDM yang berkualitas, serta memiliki tujuan yang transparan serta berwawasan jauh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah Seutuhnya (Integrated School Development) disingkat SID. dan sumber daya untuk meningkatkan mutu sekolah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya peningkatan mutu pendidikan melalui pendidikan pemberdayaan dan kemandirian sekolah dalam mengelola institusinya, telah dilakukan Depdiknas sejak lama.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana diketahui bahwa sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 memberikan keleluasaan kepada daerah untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan terus menjadi topik yang diperbincangkan oleh banyak pihak. Pendidikan seperti magnet yang sangat kuat karena dapat menarik berbagai dimensi dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, seperti misalnya pengembangan kurikulum nasional dan lokal, peningkatan
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA SALATIGA TAHUN 2017
PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA SALATIGA TAHUN 2017 Dishubkombudpar 55 BAB II PERENCANAANKINERJA A. RENCANA STRATEGIS SKPD Penetapan Visi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Negara Republik Indonesia dinyatakan bahwa salah satu tujuan negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan kehidupan. bangsa sebagaima diamanatkan dalam Undang Undang Dasar 1945.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaima diamanatkan dalam Undang Undang Dasar 1945. Dalam rangka itu, pemerintah telah berupaya
Lebih terperinciDAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12
JUKNIS PENYUSUNAN RENCANA KERJA SMA DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12 G. URAIAN PROSEDUR KERJA
Lebih terperinci