BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Terminal Penumpang Bandar Udara Internasional (Keputusan Menteri Perhubungan KM 11 Th.2010) Pengertian Bandar Udara Bandar udara adalah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batasbatas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muat barang, dan tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya, yang terdiri atas bandar udara umum dan bandar udara khusus yang selanjutnya bandar udara umum disebut dengan bandar udara (Kemenhub-KM 11, 2010). Terminal penumpang harus mampu menampung kegiatan operasional, administrasi, dan komersial serta memenuhi persyaratan keamanan, dan keselamatan operasi penerbangan, disamping persyaratan lain yang berkaitan dengan masalah bangunan Fungsi Bandar Udara Terminal bandar udara adalah salah satu elemen terpenting pada suatu bandara yang mempunyai peranan penting untuk menyediakan pelayanan transportasi udara. Sebagai salah satu fasilitas pelayanan dalam suatu bandar udara, maka keberadaan terminal penumpang mempunyai beberapa fungsi, diantaranya yaitu : Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 10

2 1. Fungsi bandar udara sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan pemerintahan, merupakan pelaksanaan kegiatan pengoperasian bandar udara, meliputi : a. Pembinaan kegiatan penerbangan yang dilaksanakan oleh otoritas bandar udara. b. Kepabeanan yang dilaksanakan oleh instansi yang membidangi urusan kepabeanan c. Keimigrasian yang dilaksanakan oleh instansi yang membidangi urusan keimigrasian. d. Kekarantinaan yang dilaksanakan oleh instansi yang membidangi urusan kekarantinaan. 2. Fungsi bandar udara sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan perusahaan, merupakan plaksanaan kegiatan usaha sebagai operator bandar udara yang berorientasi pada pengusahaan dan keuntungan, meliputi : a. Kegiatan pelayanan jasa kebandarudaraan yang dilaksanakan oleh badan usaha bandar udara atau unit penyelenggara bandar udara. b. Kegiatan pelayanan jasa terkait bandar udara yang dilaksanakan oleh badan usaha bandar udara atau unit penyelenggara bandar udara serta badan hukum Indonesia atau perorangan Penggunaan dan Klasifikasi Bandar Udara Penggunaan badar udara Internasional berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM 11 tahun 2010 yaitu : 1. Bandar Udara Internasional Yang ditetapkan untuk melayani rute penerbangan dalam negeri dan rute penerbangan dari dan ke luar negeri berdasarkan perjanjian bilateral dan/atau multilateral. Bandar udara internasional dikelompokan atas : a. Bandar udara internasional utama, merupakan bandar udara yang ditetapkan malalui perjanjian bilateral dan/atau multilateral sebagai bandar udara yang melayani rute penerbangan dalam negeri serta rute penerbangan dari dan keluar negeri dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Sebagai bandar udara yang terbuka untuk melayani penerbangan dengan hak angkut (trffic right), kapasitas dan frekuensi penerbangan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 11

3 yang tidak terbatas yang ditetapkan melalui perjanjian bilateral dan/atau multilateral yang telah memberlakukan pembukaan pasar angkutan udara menuju ruang udara tanpa batasan hak angkut untuk angkutan penumpang dan kargo. 2. Sebagai bandar udara yang tebuka untuk melayani penerbangan langsung jarak jauh, penerbangan jarak menengah dan jarak dekat dengan rute penerbangan, kapasitas, frekuensi dan hak angkut penerbangan yang ditetapkan melalui perjanjian bilateral dengan negara mitra Sistem Terminal Penumpang Bandar Udara Sistem terminal penumpang merupakan penghubung utama antara jalan masuk darat dengan pesawat. Tujuan sistem ini adalah untuk memberikan daerah pertemuan antara penumpang dan cara jalan masuk bandar udara, guna memproses penumpang yang memulai ataupun mengakhiri suatu perjalanan udara dan untuk mengangkut bagasi dan penumpang ke pesawat ataupun sebaliknya. Menurut Robert Horronjeff dan Francis X. Mckelvey dalam bukunya perencanaan dan perancangan bandara udara jilid kedua, ada tiga bagian utama dari sistem terminal penumpang, yaitu : 1. Jalan masuk (access Interface) Daerah pertemuan dengan jalan masuk dimana penumpang berpindah dari cara perjalanan pada jalan masuk ke bagian pemrosesan penumpang. 2. Sistem pemrosesan Merupakan bagian dimana penumpang diproses dalam persiapan untuk memulai atau mengakhiri suatu perjalanan udara. Kegiatan-kegiatan utama dalam bagian ini adalah penjualan tiket, lapor Masuk bagasi, pengambilan bagasi, pemesanan tempat duduk, pelayanan pengawasan federal dan keamanan. 3. Pertemuan dengan pesawat (Flight Interface) Bagian dimana penumpang berpindah dari bagian pemrosesan ke pesawat, kegiatan-kegiatan yang terjadi dalam bagian ini meliputi pemindahan muatan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 12

4 ke dan dari pesawat serta naik turunnya penumpang, dan barang ke dan dari pesawat. Gambar 1 : Skema bagian-bagian dari sistem terminal penumpang Sumber : perencanaan dan perancangan bandar udara jilid 2, Robert Horronjeff dan Francis X Mc Kelvey Sistem Terminal Penumpang Bandar Udara Sistem pengoperasian terminal untuk lalu lintas internasional dipisahkan dari arus lalu lintas dalam negeri, karena perlu penanganan khusus. Berdasarkan pengoperasian maskapai penerbangan ada tiga macam konsep terminal penumpang, yaitu : 1. Konsep Terpusat (Centralised Concept) Pada sistem ini, semua aktifitas pelayanan, dan pengelolaan penumpang serta barang diproses dalam satu bangunan, hanya penangananya dilakukan oleh masing-masing maskapai penerbangan yang ada. Keuntungan : a. Pengaturan sederhana Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 13

5 b. Jarak tempuh perpindahan penumpang menjasi relatif dekat, penjagaan keamanan relatif mudah, biaya murah. Kerugian : a. Identitas dari masing-masing maskapai tidak terlihat jelas. Gambar 2 : konsep terpusat Sumber : Time Saver Standard for Building Types, Joseph de Chiara 2. Konsep Konsolidasi (consolidated Concept) Pada sistem ini, pemrosesan penumpang, dan barang berada dalam satu bangunan yang ditangani oleh satu badan pengelola. Keuntungan : a. Pengaturan sederhana sehingga biaya relatif murah b. Adanya penghematan ruang karena menghilangkan ruang yang fungsinya sama, c. Jarak tempuh perpindahan penumpang relatif dekat d. Penjagaan keamanan relatif mudah. Kerugian : a. Identitas dari masing-masing maskapai tidak mempunyai identitas karena seluruh maskapai berbaur dalam satu area. b. Kurang maksimalnya fleksibilitas dan kemampuan perluasan aktifitas terminal karena adanya zona kaku dan aktifitas yang disatukan. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 14

6 Gambar 3 : Konsep konsolidasi Sumber : Time Saver Standard for Building Types, Joseph de Chiara 3. Konsep Desentralisasi (Decentralized Concept) Pada sistem ini, pemrosesan penumpang dan barang ditangani oleh masing-masing maskapai penerbangan yang menempati bagian bangunan (unit) yang terpisah serta memiliki fasilitas tersendiri dalam mengurus penumpang, barang, bagasi, air cargo, serta pengunjung. Keuntungan : a. Pengaturan dan pengawasan lebih mudah karena dilakukan oleh masingmasing maskapai. b. Identitas dari masing-masing maskapai dapat terlihat dengan jelas. Kerugian : a. Biaya relatif mahal karena sistem ini membutuhkan banyak personil dan peralatan. b. Jarak yang ditempuh penumpang pada saat transfer pesawat menjadi semakin jauh. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 15

7 c. Adanya kecenderungan membingungkan nagi para penumpang karena pada saat mencari maskapai tertentu yang disebabkan letak masingmasing maskapai terpencar. d. Pemborosan ruang-ruang publik dan concessioner akibat kebutuhan terhadap fungsi yang sama. Gambar 4 : konsep desentralisasi Sumber : Time Saver Standard for Building Types, Joseph de Chiara 2.2. Konsep Desain Terminal Penumpang Bandar Udara Konsep Distribusi Horisontal 1. Konsep Terminal Linear Pada konsep ini terminal terdiri dari sebuah ruang tunggu bersama dan daerah pelayanan tiket dengan pintu ke luar menuju apron parkir pesawat. Konsep ini menawarkan kemudahan jalan masuk dan jarak berjalan kaki yang relatif pendek apabila penumpang diangkut ke suatu tempat di dekat pintu (gate) keberangkatan oleh sistem sirkulasi kendaraan. Keuntungan : a. Kemudahan jalan masuk dan jarak berjalan relatif pendek b. Pengembangan mudah dengan fleksibilitas tinggi Kerugian : Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 16

8 Penggunaan ruang tunggu bersama kurang efisien dan membingungkan penumpang pada saat informasi keberangkatan ataupun kedatangan. Gambar 5 : Kiri : Single level terminal, kanan : two level terminal (passenger boarding bridges) Gambar 6 : Kiri : two level terminal (linear airside concourse), kanan : curvilinear two-level terminal Sumber : Time Saver Standard for Building Types, Joseph de Chiara 2. Konsep Terminal dengan Dermaga Jari (Finger Piers) Adalah suatu konsep yang memarkir pesawat berjajar pada kedua sisi dermaga, selasar untuk penumpang digabungkan ke terminal utama, pemrosesan tiket, penumpang, bongkar muat bagasi diatur di pusat terminal utama. Keuntungan : a. Kemampuannya untuk dikembangkan sesuai meningkatnya kebutuhan. b. Relatif lebih ekonomis ditinjau dari modal dan biaya operasi. Kerugian : a. Jarak berjalan kaki yang jauh dari pelataran depan ke pesawat. b. Kurangnya hubungan langsung antara peralatan depan dengan posisi pintu ke pesawat. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 17

9 Gambar 7 : (kiri) : single central pier, (kanan) : dual pier Sumber : Time Saver Standard for Building Types, Joseph de Chiara Gambar 8 : (kiri) : split pier, (kanan) : pier satelite Sumber : Time Saver Standard for Building Types, Joseph de Chiara 3. Konsep Terminal dengan Dermaga Jarak Jauh (Remote Piers) Dalam konsep ini, kompleks terminal mencakup bangunan terminal utama dengan dilengkapi akses menuju dermaga jarak jauh yang melewati koridor bawah apron pesawat. Kompleks terminal bisa mencakup satu atau lebih dermaga. Dermaga yang banyak (multiple) biasanya di desain sejajar dengan yang lain untuk memudahkan geometris dan pengoperasian pada sisi udara. Konsep ini mempunyai kapasitasyang sangat tinggi untuk pintu masuk pesawat dalam Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 18

10 jumlah yang besar dengan pengoperasian yang sangat efisien pada sisi udara. Pemrosesan penumpang dan pelayanan berasa di terminal utama dan di dermaga jarak jauh. Gambar 9 : konsep terminal dengan dermaga jarak jauh (remote piers) Sumber : Time Saver Standard for Building Types, Joseph de Chiara 4. Konsep Terminal Satelit (Remote Satelite) Konsep satelit terdiri dari sebuah gedung yang dikelilingi oleh pesawat yang terpisah dari terminal dan biasanya dicapai melalui penghubung (connector) yang terletak pada permukaan tanah, di bawah tanah atau di atas tanah yang terpisah dari terminal dan biasanya di parkir dalam posisi melingkar atau sejajar mengelilingi satelit. Keuntungan : a. Kemampuan penyesuaian terhadap ruang tunggu keberangkatan bersama dan fungsi lapor masuk. b. Kemudahan maneuver pesawat di sekitar struktur satelit. Kerugian : Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 19

11 a. Biaya konstruksi relatif tinggi b. Kesulitan untuk memperluas struktur satelit. c. Adanya jarak berjalan kaki bagi penumpang yang terlalu jauh. Gambar 10 : konsep terminal satelit (remote satelite) Sumber : Time Saver Standard for Building Types, Joseph de Chiara 5. Konsep Terminal Tranporter (mobil / kendaraan) Pada konsep ini pesawat dan fungsi-fungsi pelayanan pesawat letaknya terpisah dari terminal. Untuk mengangkut penumpang yang akan naik ke pesawat atau yang baru turun dari pesawat dari dan ke terminal, disediakan kendaraan. Sedangkan pemrosesan tiket, penumpang, dan barang dipusatkan di terminal utama. Keuntungan : a. Memungkinkan pesawat melakukan maneuver tanpa bantun di dalam dan di luar posisi parkir. b. berkurangnya jarak berjalan kaki bagi penumpang. Kerugian : Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 20

12 a. jarak perpindahan penumpang dan barang relatif jauh. b. Biaya relatif mahal karena memerlukan kendaraan khusus yang mengangkut penumpang dari terminal ke pesawat atau sebaliknya. Gambar 11 : konsep terminal transporter dengan bus Sumber : Time Saver Standard for Building Types, Joseph de Chiara Gambar 12 : konsep terminal transporter dengan mobile lounge Sumber : Time Saver Standard for Building Types, Joseph de Chiara 6. Konsep Unit Terminal Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 21

13 Dalam konsep unit terminal, sebuah maskapai penerbangan atau beberapa maskapai penerbangan mengakomodasi kebutuhan terminal secara individual atau berdiri sendiri. Bangunan terminal individual ini terhubung bersama oleh akses jalan. Konsep ini memperlihatkan secara lebih khusus identitas dari setiap maskapai penerbangan. Proses transfer antara datu maskapai penerbangan ke maskapai lainnya dan antara satu terminal ke terminal lainnya sangat susah bagi penumpang. Gambar 13 : konsep unit terminal. DI John F.Kennedy International Airport Sumber : Time Saver Standard for Building Types, Joseph de Chiara Konsep Distribusi Vertikal 1. Konsep Satu Level Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 22

14 Pada konsep ini semua aktifitas pelayanan penumpang, bagasi, dan barang serta bongkar muat berada pada satu level. Keuntungan : a. Desain konstruksi serta layout bangunan sederhana karena semua pemrosesan penumpang dan bagasi dilakukan pada satu lantai yang ketinggiannya sama dengan ketinggian apron. b. Efisiensi bagi maskapai penerbangan tidak padat. Kerugian : a. Terjadi benturan sirkulasi antara penumpang dengan layanan operasional. Gambar 14 : konsep satu level Sumber : The Modern Airport Terminal, Brian Edwards 2. Konsep Satu Setengah Level Pada sistem ini curb sistem ke terminal berada di lantai satu publik hall, chek-in, dan pemrosesan barang, tetapi untuk ruang penumpang berada pada lantai dua. Keuntungan : a. Lebih efektif dalam penanganan arus kedatangan dan keberangkatan. b. Pemisahan arus kedatangan dan keberangkatan dapat dilakukan secara horizontal. c. Fasilitas komersial dan kegiatan administrasi dapat dilakukan di tingkat ke dua. Kerugian : Masih memungkinkan terjadi tabrakan arus sirkulasi kedatangan dan keberangkatan. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 23

15 Gambar 15 : konsep satu setengah level Sumber : The Modern Airport Terminal, Brian Edwards 3. Konsep Dua Level Pada konsep ini sistem operasional digabungkan secara terpusat. Kemudian pemisahan dilakukan secara vertikal. Lantai satu digunakan untuk penumpang kedatangan, barang dan bagasi, sedangkan lantai dua untuk pengoperasian penumpang keberangkatan, administrasi serta pengunjung. Keuntungan : a. Ketinggian pintu pesawat menjadi acuan desain level atas sehingga pintu pesawat langsung bisa didekatkan ke level atas terminal. b. Penggunaan sistem ini dapat menghindari terjadinya crossing sirkulasi. Kerugian : Biaya konstruksi mahal dan meningkatnya biaya operasional. Gambar 16 : konsep dua level Sumber : The Modern Airport Terminal, Brian Edwards 4. Konsep Multi Level Pada konsep ini sistem operasional digabungkan secara terpisat. Kemudian pemisahan dilakukan secara vertikal, lantai satu digunakan untuk penumpang kedatangan, barang, dan bagasi, kemudian lantai dua untuk pengoperasian penumpang keberangkatan seta pengunjung, sedangkan lantai atasnya untuk administrasi, dan area komersial. Keuntungan : a. Penggunaan sistem ini dapat menghindari terjadinya crossing sirkulasi Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 24

16 b. Dapat dilakukannya pemisahan aspek fungsional. c. Pintu pesawat langsung bisa didekatkan ke level atas teminal. Kerugian : a. Biaya konstruksi mahal b. Meningkatnya biaya operasional c. Transportasi secara vertikal untuk pengguna terminal menjadi relatif lebih rumit. Gambar 17 : konsep multi level Sumber : The Modern Airport Terminal, Brian Edwards 2.3. Kaitan Terminal dengan Landing Movement (Runway dan Apron) Apron merupakan penghubung antar gedung terminal dengan lapangan udara. Apron mencakup daerah parkir pesawat yang disebut ramp dan daerah untuk menuju ke ramp tersebut HubunganTerminal dengan Landasan Pacu (Runway) Hubungan antara terminal dengan landasan pacu yang dikehendaki adalah terdapatnya jarak untuk menempuh landas hubung yang sesingkat mungkin dari daerah terminal ke ujung lepas landas landasan pacu dan untuk memperpendek jarak tempuh landas hubung yang sesingkat mungkin bagi pesawat yang mendarat (Perencanaan dan Perancangan Bandar Udara Jilid 1, Robert Horronjeff & Francis X.Mc Kelvey). Hubungan antara terminal dengan landasan pacu dapat dijelaskan seperti gambar-gambar di bawah ini. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 25

17 2.4. Persyaratan Teknis Pengoperasian Fasilitas Sisi Darat (SKEP 77-VI-2005) Jumlah penumpang waktu sibuk (PWS) tergantung besarnya jumlah penumpang tahunan bandar udara dan bervariasi untuk tiap bandar udara, namun untuk memudahkan perhitungan guna keperluan verifikasi di gunakan jumlah penumpang waktu sibuk sebagai berikut yang diambil dari hasil studi oleh JICA. Jumlah penumlang transfer dianggap sebesar dua puluh persen dari jumlah penumpang waktu sibuk. Tabel berikut menjelaskan perhitungan jumlah penumpang waktu sibuk hasil perhitungan rumus-rumus dalam SKEP 347/XII/99, Tabel 1 : Jumlah Penumpang Waktu Sibuk Penumpang Waktu Sibuk (Orang) Jumlah Penumpang Transfer (Orang) 50 (terminal kecil) (terminal sedang) (terminal menengah) (terminal besar) Bangunan Terminal A. Terminal Penumpang a. Keberangkatan 1. Kerb. Secara umum panjang kerb keberangkatan adalah panjang bagian depan yang bersisian dengan jalan dari bangunan terminal tersebut. Lebar kerb keberangkatan untuk jumlah penumpang waktu sibuk di bawah 100 orang adalah 5m dan 10m untuk jumlah penumpang waktu sibuk diatas 100 orang. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 26

18 Tabel 2 : Lebar Kerb Standar Penumpang waktu sibuk (orang) Lebar kerb minimal (m) Panjang (m) Sepanjang Bangunan Terminal 2. Hall Keberangkatan Hall keberangkatan harus cukup luas untuk menampung penumpang datang pada waktu sibuk sebelum mereka masuk menuju ke check-in area. A= 0,75 [a (1+f) + b] + 10 A = Luas Hall Keberangkatan (m²) a = Jumlah penumpang berangkat pada waktu sibuk b = jumlah penumpang transfer f = jumlah pengantar/penumoang (2 orang) Tabel 3 : Hasil perhitungan Luas Hall Keberangkatan Besar Terminal Luas Hall Keberangkatan (m²) Kecil 132 Sedang Menengah Besar Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 27

19 3. Security Gate Jumlah gate disesuaikan dengan banyaknya pintu masuk menuju area steril. Jenis yang digunakan dapat berupa walk through metal detector, hand held metal detector serta baggage x-ray machine. Minimal tersedia masing-masing satu unit dan minimal tiga orang petugas untuk pengoperasian satu gate dengan ketiga item tersebut. Tabel 4 : Hasil Perhitungan Kebutuhan Security Gate Besar Terminal Jumlah Security Gate (Unit) Kecil 1 Sedang 1 Menengah 2 4 Besar 5 4. Ruang Tunggu Keberangkatan Ruang tunggu keberangkatan harus cukup untuk menampung penumpang waktu sibuk selama menunggu waktu chek-in, dan selama penumpang menunggu saat boarding setelah chek-in. Pada ruang tunggu dapat disediakan fasilitas komersial bagi penumpang untuk berbelanja selama waktu menunggu. A = C - [.. ] m² + 10% A = Luas ruang tunggu keberangkatan C = Jumlah penumpang datang pada waktu sibuk u = Rata-rata waktu menunggu terlama (60 menit) i = Proprosi penumpang menunggu terlama (0,6) v = Rata-rata waktu menunggu tercepat (20 menit) k = Proporsi penumpang menunggu tercepat (0,4) Tabel 5 : Hasil Perhitungan Luas Ruang Tunggu Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 28

20 Besar Terminal Jumlah Luas Ruang Tunggu Kecil 75 Sedang Menengah Besar Chek-in Area Chek-in area harus cukup untuk menampung penumpang waktu sibuk selama mengantri untuk chek-in. A = 0,25 (a + b) m² (+10%) A = Luas area chek-in (m²) a = Jumlah penumpang berangkat pada waktu sibuk b = Jumlah penumpang transfer Tabel 6 : Hasil perhitungan luas chek-in area Besar Terminal Jumlah Luas Check-in Area Kecil 16 Sedang Menengah Besar Check-in Counter Meja chek-in counter harus dirancang dengan untuk dapat menampung segala peralatan yang dibutuhkan untuk chek-in Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 29

21 (komputer, printer, dll) dan memungkinkan gerakan petugas yang efisian. N = [ ] x t1counter (1+10%) N = jumlah meja A = jumlah penumpang berangkat pada waktu sibuk B = jumlah penumpang transfer (20%) T1 = waktu pemrosesan chek-in per-penumpang (2menit/penumpang) Tabel 7 : Hasil perhitungan jumlah check-in counter Besar Terminal Jumlah Chek-in Counter Kecil 3 Sedang 3-5 Menengah 5-22 Besar Timbang Bagasi Jumlah timbangan sesuai dengan banyaknya jumlah chek-in counter. Timbangan di letakkan menyatu dengan chek-in counter. Menggunakan timbangan mekanikal maupun digital. Deviasi timbangan ± 2,5%. 8. Fasilitas Custom Imigration Quarantine. Pemeriksaan passport diperlukan untuk terminal penumpang keberangkatan internasional/ luar negeri serta pemeriksaan orangorang yang masuk dalam daftar cekal dari imigrasi. N = ₂ (+10%) N = jumlah gate passport control Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 30

22 a = jumlah penumpang berangkat pada waktu sibuk b = jumlah penumpang transfer t₂ = waktu pelayanan counter (0,5 menit / penumpang) Tabel 8 : Hasil perhitungan jumlah meja pemeriksaan Besar Terminal Jumlah Meja Pemeriksa Kecil 1 Sedang 1-2 Menengah 2-6 Besar Tempat Duduk Kebutuhan tempat duduk diperkirakan sebesar 1/3 penumpang pada waktu sibuk. N = N = jumlah tempat duduk yang diperlukan a = jumlah penumpang berangkat pada waktu sibuk 10. Fasilitas Umum Untuk toilet diasumsikan 20% dari penumpang waktu sibuk menggunakan fasilitas toilet. Kebutuhan ruang perorang ~1 m². Penempatan toilet pada ruang tunggu, hall keberangkatan, hall kedatangan. N = 0,2 1²+10% N = jumlah toilet a = jumlah penumpang berangkat pada waktu sibuk Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 31

23 11. Penerangan Ruang Terminal Penerangan buatan untuk masing-masing bagian pada terminal penumpang terlihat dalam standar berikut. Tabel 9 : Standar Penerangan Ruang Terminal No Jenis Ruang Public concourse Check in Consession Ruang kantor Ruang kontrol Counter penerbangan Koridor Hall keberangkatan CIP Area bagasi Bea cukai Imigrasi Karantina Toilet Intensitas Penyinaran Lux Lux Lux Lux Lux Lux Lux Lux Lux Lux Lux Lux Lux Lux b. Kedatangan 1. Baggage Claim Area A = 0,9+10% Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 32

24 A = Luas baggage clam area c = jumlah penumpang datang pada waktu sibuk 2. Custom Immigration Quarantine Meja pemeriksaan passport di layani oleh petugas imigrasi yang memeriksa keaslian passport dan maksud tujuan kedatangan penumpang, serta apakah penumpang termasuk daftar notice dari kepolisian / interpol, serta pemeriksaan barang berbahaya / terlarang yang dibawa penumpang dan barang terkena bea masuk. N = +10% N = jumlah gate passport control a = jumlah penumpang berangkat pada waktu sibuk b = jumlah penumpang transfer t2 = waktu pelayanan counter (0,5 menit / penumpang) 3. Hall Kedatangan Hall kedatangan harus cukup luas untuk menampung penumpang serta penjemput penumpang pada waktu sibuk. Area ini dapat pula mempunyai fasilitas komersial. A =0,375 "++2..#+10% A = Luas area hall keberangkatan b = jumlah penumpang transfer c = jumlah penumpang datang pada waktu sibuk f = jumlah pengunjung per penumpang (2 orang) 4. Kerb Kedatangan Lebar kerb kedatangan sama seperti pada terminal keberangkatan dan panjang kerb sepanjang sisi luar bangunan terminal kedatangan yang bersisian dengan jalan umum. Tabel 10 : Tabel perhitungan lebar kerb Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 33

25 Penumpang Waktu Sibuk (orang) Lebar Kerb Minimal Panjang (m) (m) 5 Sepanjang Bangunan Terminal Fasilitas Umum / Toilet Fasilitas umum / toilet pada terminal kedatangan mempunyai acuan yang sama seperti pada bangunan terminal keberangkatan 2.5. Studi Kasus Pulkovo International Airport Bandar udara internasional Pulkovo merupakan bandar udara terbesar ke tiga di Rusia tepatnya di Saint Petersburg yang di arsiteki oleh Grimshaw Architects, Ramboll, Pascall+Watson. Resmi dibuka untuk umum pada tahun 2014 dan mampu mentransfer 12 juta penumpang pertahun dan akan bertambah menjadi 17 juta pertahun setelah pengembangan di tahun Teta letak internal terminal terdiri dari zona yang berbeda dan terhubung. Dengan mengedepankan peran bandar udara sebagai ruang publik yang besar untuk para penumpang dan pengunjung. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 34

26 Gambar 18 : denah keberangkatan penumpang Sumber : Grimshaw dalam mendesain bandar udara Pulkovo ini sangat mengedepankan nilai kepraktisan dan keterbangunan serta konsen terhadap sustainable building tanpa mengesampingkan bentuk dan ruang dari bandar udara. Bandara udara dirancang dengan merespon iklim St.Petersburg yang ekstrem misalnya hujan salju khas musim dingin. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 35

27 Gambar 19 : denah mezzanine (keberangkatan penumpang) Sumber : Gambar 20 : denah kedatangan penumpang Sumber : Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 36

28 Gambar 21 : denah kedatangan penumpang lantai 2 Sumber : Gambar 22 : tampak dan Potongan Sumber : Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 37

29 Gambar 23 : suasana di dalam bandar udara Sumber : Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 38

30 Gambar 24 : suasana Eksterior Bandar Udara Pulkovo Sumber : Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 39

31 Terminal 3 Existing Bandara Soekarno-Hatta Luas Bangunan : m² Kapasitas penumpang : 4 Juta penumpang/tahun Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 40

32 gambar 25 : terminal 3 eksisting sumber : google image Incheon International Airport Bandar udara Incheon merupakan bandar udara terbesar di Korea Selatan dan Asia. Dan menjadi bandara udara terbaik dunia tiga tahun berturut turut pada tahun 2006, 2007, dan 2008 menurut survey Global Traveller. Bandara Incheon melayani 63 maskapai penerbangan dan menjadi bandara penghubung untuk kawasan Asia Timur. gambar 26 : denah aksonometri lantai 1 dan 2 sumber : google image Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 41

33 gambar 27 : denah lantai 3 (keberangkatan) sumber : google image Bandara Incheon dibangun dalam empat tahap disesuaikan dengan pertumbuhan penumpang bandara yang terus mengalami peningkatan. Pada tahap satu, kapasitas bandara 30 juta penumpang pertahun dengan luas mencapai m². Pada tahap kedua, bandara yang selesai dibangun tahun 2008 ini mampu mengakomodasi penumpang hingga 44 juta penumpang pertahun dengan tambahan luas m². Bandara terintegrasi dengan dilengkapi sarana transportasi massal kereta api dan people mover system untuk mobilisasi penumpang dari concourse ke terminal utama. gambar 28 : Area chek in counter bandara sumber : google image Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 42

34 gambar 29 : Interior bandara sumber : archdaily.com Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 43

BAB II: STUDI PUSTAKA

BAB II: STUDI PUSTAKA BAB II: STUDI PUSTAKA 2.1. Pengertian Bandar Udara Mengacu pada Undang-undang No 15 tahun 1992 tentang Penerbangan dan PP No. 70 tahun 2001 tentang Kebandarudaraan. Bandar udara adalah lapangan terbang

Lebih terperinci

LAMPIRAN Tinjauan Terminal Penumpang Bandar Udara Internasional Pengertian Fungsi

LAMPIRAN Tinjauan Terminal Penumpang Bandar Udara Internasional Pengertian Fungsi LAMPIRAN Tinjauan Terminal Penumpang Bandar Udara Internasional 2.1.1 Pengertian Menurut Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM 11 Tahun 2010 Tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional, Bandar Udara adalah

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Lapangan Terbang Sebuah lapangan terbang melingkupi kegiatan yang sangat luas, yang mempunyai kebutuhan yang berbeda.sistem lapangan terbang dibagi dua, yaitu sisi darat

Lebih terperinci

BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDARA INTERNASIONAL SAM RATULANGI

BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDARA INTERNASIONAL SAM RATULANGI BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDARA INTERNASIONAL SAM RATULANGI 4.1 Pendekatan Pelaku dan Aktifitas pada Terminal Penumpang Tabel 4. 1 Pendekatan Pelaku dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bandar Udara Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2012 Tentang Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Bandar Udara, 1. Kebandarudaraan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bandar Udara Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 56 tahun 2015 tentang kegiatan pengusahaan di bandar udara ; 1. kebandarudaraan adalah

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TERMINAL 3 SOEKARNO-HATTA INTERNATIONAL AIRPORT (SHIA)

PENGEMBANGAN TERMINAL 3 SOEKARNO-HATTA INTERNATIONAL AIRPORT (SHIA) LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR PENGEMBANGAN TERMINAL 3 SOEKARNO-HATTA INTERNATIONAL AIRPORT (SHIA) DI SUSUN OLEH: RISNAWATI ANGGIE LIANIE (NIM: 41210120011) PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB 2 STUDI PUSTAKA. Sastranegara Bandung, data fasilitas sisi darat (landside) berupa detail gedung

BAB 2 STUDI PUSTAKA. Sastranegara Bandung, data fasilitas sisi darat (landside) berupa detail gedung BAB 2 STUDI PUSTAKA 2.1 Umum Dalam studi ini ruang lingkup penelitian pada Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung, data fasilitas sisi darat (landside) berupa detail gedung terminal (terminal building),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bandar Udara Menurut Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2012 Tentang Pembangunan dan pelestarian lingkungan hidup bandar udara, 1. kebandarudaraan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP RI NO 70 Tahun 2001 Tentang Kebandarudaraan Pasal 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP RI NO 70 Tahun 2001 Tentang Kebandarudaraan Pasal 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Umum 2. 1. 1. Bandar udara Menurut PP RI NO 70 Tahun 2001 Tentang Kebandarudaraan Pasal 1 Ayat 1, bandar udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan

Lebih terperinci

Terminal penumpang bandar udara

Terminal penumpang bandar udara Standar Nasional Indonesia Terminal penumpang bandar udara ICS 93.120 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi...

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Bandar Udara Menurut PP RI NO 70 Tahun 2001 Tentang Kebandarudaraan Pasal 1 Ayat 1, bandar udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan lepas landas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1986), Bandar Udara adalah. operator pelayanan penerbangan maupun bagi penggunanya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1986), Bandar Udara adalah. operator pelayanan penerbangan maupun bagi penggunanya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bandar Udara Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1986), Bandar Udara adalah Sebuah fasilitas tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat. Bandar Udara

Lebih terperinci

BAB II BATASAN DAN PENGERTIAN TENTANG BANDAR UDARA

BAB II BATASAN DAN PENGERTIAN TENTANG BANDAR UDARA BAB II BATASAN DAN PENGERTIAN TENTANG BANDAR UDARA II.1. Bandar Udara II.1.1. Pengertian Bandar Udara Perkembangan sebuah kota sangat dipengaruhi oleh ketersediaan moda transportasi pendukung untuk memfasilitasi

Lebih terperinci

Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang 1

Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sebagai Ibu Kota Propinsi Jawa Tengah, kota Semarang strategis untuk dijadikan sebagai transit point dalam berbagai penyelenggaraan kegiatan yang berskala lokal, regional

Lebih terperinci

Analisis Kapasitas Terminal Penumpang Di Bandar Udara SMB II Palembang

Analisis Kapasitas Terminal Penumpang Di Bandar Udara SMB II Palembang Jurnal Penelitian Perhubungan Udara WARTA ARDHIA Analisis Kapasitas Terminal Penumpang Di Bandar Udara SMB II Palembang Analysis Capacity of Passengers Terminal at SMB Palembang Airport Lita Yarlina Peneliti

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1. Pengorganisasian Ruang Organisasi ruang dalam dengan ruang luar (publik) adalah sebagai berikut : 1. Ruang Publik/Non-Steril Ruang yang berfungsi menampung

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Persyaratan Teknis Pengoperasian Fasilitas Sisi Darat Bandar Udara Menurut Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Nomor: SKEP/77/VI/2005 1. Daerah Terminal Keberangkatan

Lebih terperinci

B. Klasifikasi Bandar Udara Di dalam UU no.1 tahun 2009 tentang penerbangan, menyebutkan 6 jenis bandar udara, yaitu:

B. Klasifikasi Bandar Udara Di dalam UU no.1 tahun 2009 tentang penerbangan, menyebutkan 6 jenis bandar udara, yaitu: A. Pengertian Terminal Penumpang Bandar Udara Menurut Petunjuk Teknis LLAJ tahun 1995, Terminal Penumpang adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan menaikkan dan menurunkan penumpang, perpindahan

Lebih terperinci

Pengembangan Terminal Bandar Udara Tunggul Wulung

Pengembangan Terminal Bandar Udara Tunggul Wulung BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BANDAR UDARA TUNGGUL WULUNG CILACAP 5.1. Dasar Studi Besaran Studi besaran ruang lebih terinci dan dianalisa berdasarkan standar dan asumsi.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 697, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Bandar Udara. Ketersediaan Waktu Terbang. Alokasi. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 57 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

TERMINAL BANDAR UDARA INTERNASIONAL DI YOGYAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR HIJAU

TERMINAL BANDAR UDARA INTERNASIONAL DI YOGYAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR HIJAU TERMINAL BANDAR UDARA INTERNASIONAL DI YOGYAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR HIJAU Binsar Siahaan Universitas Atmajaya Yogyakarta, Jl. Babarsari 44 Yogyakarta Abstrak: Daerah Istimewa Yogyakrta merupakan

Lebih terperinci

2015, No Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75); 5

2015, No Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75); 5 No.1771, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Pengguna Jasa. Bandar Udara. Pelayanan. Standar. Pencabutan PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 178 Tahun 2015 TENTANG STANDAR

Lebih terperinci

Direktur Jenderal Perhubungan Udara tentang Penataan

Direktur Jenderal Perhubungan Udara tentang Penataan KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR :...KE..Z05..TAHUM.2016. TENTANG PENATAAN AREA KOMERSIAL PADA TERMINAL PENUMPANG BANDAR

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Persyaratan Teknis Pengoperasian Fasilitas Sisi Darat Bandar Udara Menurut Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Nomor: SKEP/77/VI/2005 1. Daerah Terminal Keberangkatan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa perhitungan dan evaluasi pada Tugas Akhir ini, dapat disimpulkan beberapa hal berikut : 1. Berdasarkan hasil analisa dan evaluasi check

Lebih terperinci

2.2 Klasifikasi Bandar Udara Di dalam UU no.1 tahun 2009 tentang penerbangan, menyebutkan 6 jenis bandar udara, yaitu:

2.2 Klasifikasi Bandar Udara Di dalam UU no.1 tahun 2009 tentang penerbangan, menyebutkan 6 jenis bandar udara, yaitu: BAB II TINJAUAN TENTANG TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA 2.1 Pengertian Terminal Penumpang Bandar Udara Menurut Petunjuk Teknis LLAJ tahun 1995, Terminal Penumpang adalah prasarana transportasi jalan untuk

Lebih terperinci

Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang

Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang LEMBAR PENGESAHAN Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) BANDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG disusun oleh : MARSYA PARAMITA S NIM L2B006052 Dinyatakan telah memenuhi persyaratan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Umum 2. 1. 1. Bandar udara Menurut PP RI NO 70 Tahun 2001 Tentang Kebandarudaraan Pasal 1 Ayat 1, bandar udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP RI No.70 Tahun 2001 tentang Kebandar udaraan, Pasal 1 Ayat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP RI No.70 Tahun 2001 tentang Kebandar udaraan, Pasal 1 Ayat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bandar Udara Menurut PP RI No.70 Tahun 2001 tentang Kebandar udaraan, Pasal 1 Ayat 1, bandar udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan lepas

Lebih terperinci

2 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014; 3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fung

2 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014; 3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fung BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.89, 2015 KEMENHUB. Alokasi. Ketersediaan Waktu Terbang. Bandar Udara. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 13 TAHUN

Lebih terperinci

cxütçvtçztç hätçz gxüå ÇtÄ cxçâåñtçz UtÇwtÜ hwtüt g} Ä ~ e ãâà ctätçz~t etçt

cxütçvtçztç hätçz gxüå ÇtÄ cxçâåñtçz UtÇwtÜ hwtüt g} Ä ~ e ãâà ctätçz~t etçt BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG I.1.1 Latar Belakang Kelayakan Proyek Kemudahan terjadinya mobilisasi dengan menggunakan pesawat terbang saat ini sedang diupayakan oleh Pemerintah Kota Palangka Raya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP BANDAR UDARA DAN TERMINAL

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP BANDAR UDARA DAN TERMINAL BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP BANDAR UDARA DAN TERMINAL 2.1 Definisi Bandar Udara Definisi menurut Kementrian Perhubungan Republik Indonesia, Bandar Udara adalah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan

Lebih terperinci

STUDI PENGEMBANGAN BANDAR UDARA HANG NADIM BATAM

STUDI PENGEMBANGAN BANDAR UDARA HANG NADIM BATAM STUDI PENGEMBANGAN BANDAR UDARA HANG NADIM BATAM Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : AGUSTINUS BUDI SULISTYO NPM :

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.716, 2015 KEMENHUB. Angkutan Udara Niaga. Keterlambatan Penerbangan. Penanganan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 89 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bandar Udara dan Sistem Lapangan Terbang... Bandar udara Menurut PP RI NO 70 Tahun 00 Tentang Kebandarudaraan Pasal Ayat, bandar udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan

Lebih terperinci

Laporan Perancangan Arsitektur Akhir PENGEMBANGAN TERMINAL 3 SOEKARNO-HATTA INTERNATIONAL AIRPORT ( SHIA ) BAB I: PENDAHULUAN

Laporan Perancangan Arsitektur Akhir PENGEMBANGAN TERMINAL 3 SOEKARNO-HATTA INTERNATIONAL AIRPORT ( SHIA ) BAB I: PENDAHULUAN BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, tercatat sebagai bandara tersibuk di Indonesia sekaligus bandara dengan lalu lintas tersibuk kedelapan di dunia versi Airport World.

Lebih terperinci

TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL YOGYAKARTA DI KULON PROGO

TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL YOGYAKARTA DI KULON PROGO LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL YOGYAKARTA DI KULON PROGO TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL YOGYAKARTA YANG MEREPRESENTASIKAN TIGA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah.

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi sangat diperlukan bagi kehidupan manusia untuk memenuhi kebutuhannya, transportasi juga merupakan sarana yang sangat penting dalam memperlancar

Lebih terperinci

EVALUASI PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA

EVALUASI PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA EVALUASI PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA Raden Griska Savitri Graha Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan Jln. Ciumbuleuit 94, Bandung Telp. (022) 545675 griskasavitrigraha@gmail.com

Lebih terperinci

SOEKARNO HATTA INTERNATIONAL AIRPORT TRANSIT HOTEL DENGAN PENEKANAN DESAIN SUSTAINABLE DESAIN

SOEKARNO HATTA INTERNATIONAL AIRPORT TRANSIT HOTEL DENGAN PENEKANAN DESAIN SUSTAINABLE DESAIN SOEKARNO HATTA INTERNATIONAL AIRPORT TRANSIT HOTEL DENGAN PENEKANAN DESAIN SUSTAINABLE DESAIN Oleh: Destiawan Miftahussalam, Agung Dwiyanto, Indriastjario Bandara Soekarno hatta merupakan bandara utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hairul Azhar, 2014 kajian kapasitas terminal penumpang dan apron bandar udara h.as. hanandjoeddintanjungpandan

BAB I PENDAHULUAN. Hairul Azhar, 2014 kajian kapasitas terminal penumpang dan apron bandar udara h.as. hanandjoeddintanjungpandan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Belitung yang merupakan bagian dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mempunyai potensi sumber daya alam yang potensial baik di laut maupun di darat. Di antaranya

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data yang ada yaitu pada tahun 2028 perkiraan jumlah penumpang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data yang ada yaitu pada tahun 2028 perkiraan jumlah penumpang BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6. 1. Kesimpulan Berdasarkan data yang ada yaitu pada tahun 2028 perkiraan jumlah penumpang sebanyak 25,085,594.74 orang dan pada jam sibuk sebanyak 1591 orang, maka hasil perhitungan

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL YOGYAKARTA

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL YOGYAKARTA BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL YOGYAKARTA VI.1. Konsep Perencanaan VI.1.1. Konsep Programatik Perencanaan Konsep programatik perencanaan terbagi

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA TERMINAL PENUMPANG 1A BANDAR UDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA

EVALUASI KINERJA TERMINAL PENUMPANG 1A BANDAR UDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA EVALUASI KINERJA TERMINAL PENUMPANG 1A BANDAR UDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA PROGRAM SARJANA LINTAS ( S-1 ) LINTAS JALUR JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB V PENDEKATAN KONSEP PERANCANGAN BANDARA

BAB V PENDEKATAN KONSEP PERANCANGAN BANDARA BAB V PENDEKATAN KONSEP PERANCANGAN BANDARA Perancangan bangunan terminal belum bisa dilakukan ketika masterplan bandara belum ada. Perancangan bangunan terminal perlu memperhatikan posisi landasan pacu

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1297, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Jaringan. Rute. Penerbangan. Angkutan Udara. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 88 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR OPTIMALISASI KAPASITAS APRON TERMINAL 2 BANDAR UDARA SOEKARNO-HATTA AKIBAT PERPINDAHAN PESAWAT INTERNASIONAL

TUGAS AKHIR OPTIMALISASI KAPASITAS APRON TERMINAL 2 BANDAR UDARA SOEKARNO-HATTA AKIBAT PERPINDAHAN PESAWAT INTERNASIONAL TUGAS AKHIR OPTIMALISASI KAPASITAS APRON TERMINAL 2 BANDAR UDARA SOEKARNO-HATTA AKIBAT PERPINDAHAN PESAWAT INTERNASIONAL Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan Program Strata Satu (S-1) Teknik Sipil

Lebih terperinci

Perancangan Ulang Interior Terminal Keberangkatan Bandar Udara Syamsudin Noor

Perancangan Ulang Interior Terminal Keberangkatan Bandar Udara Syamsudin Noor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandar Udara merupakan sarana yang disediakan sebagai tempat keberangkatan dan kedatangan seseorang atau beberapa orang yang berpergian menggunakan transportasi pesawat

Lebih terperinci

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Berdasarkan uraian pada analisa sebelumnya yang didasarkan pada teori dan data, maka langkah selanjutnya adalah menjadikan analisa tersebut ke dalam konsep berupa pernyataan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum 2.1.1. Bandara Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization) Bandara atau bandar udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk

Lebih terperinci

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR LP3A PENGEMBANGAN TERMINAL BANDAR UDARA TUNGGUL WULUNG CILACAP

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR LP3A PENGEMBANGAN TERMINAL BANDAR UDARA TUNGGUL WULUNG CILACAP LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR LP3A PENGEMBANGAN TERMINAL BANDAR UDARA TUNGGUL WULUNG CILACAP Diajukan Oleh : Christoffel Panjaitan 21020111120038 Dosen Pembimbing I : Ir. Agung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Umum 2. 1. 1. Bandara Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization) Bandara atau bandar udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk

Lebih terperinci

Terminal kargo bandar udara

Terminal kargo bandar udara Standar Nasional Indonesia Terminal kargo bandar udara ICS 93.120 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi...

Lebih terperinci

EVALUASI PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA

EVALUASI PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA EVALUASI PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA Raden Griska Savitri Graha Parahyangan Catholic University Jln. Ciumbuleuit 94, Bandung Telp: (022) 545675 griskasavitrigraha@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Latar belakang Belakang pengadaan proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Latar belakang Belakang pengadaan proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1. Latar belakang Belakang pengadaan proyek Bandar udara merupakan sebuah fasilitas tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat. Bandara yang paling

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandar Udara Adisucipto yang berada di Kabupaten Sleman, Yogyakarta merupakan bandar udara yang digunakan sebagai bandara militer dan bandara komersial untuk penerbangan

Lebih terperinci

lib.archiplan.ugm.ac.id

lib.archiplan.ugm.ac.id HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR HALAMAN PERSEMBAHAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR DIAGRAM ABSTRAK ABSTRACT BAB I LATARBELAKANG DAFTAR ISI i ii iii v vi xii xiii xv xvii xviii

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1865, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Bandar Udara. Operasi Iraguler. Penaganan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 190 TAHUN 2015 TENTANG MANAJEMEN PENANGANAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP RI No.70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan, Pasal 1 Ayat. sebagai tempat perpindahan antar moda transportasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP RI No.70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan, Pasal 1 Ayat. sebagai tempat perpindahan antar moda transportasi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bandar Udara Menurut PP RI No.70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan, Pasal 1 Ayat 1, bandar udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan lepas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Berangkat Transit Total % Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Berangkat Transit Total % Pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsep Low Cost Carrier telah merubah aturan main dalam industri penerbangan. Low Cost Carrier adalah konsep di mana maskapai penerbangan memiliki tarif lebih rendah

Lebih terperinci

TERMINAL ANTARMODA MONOREL BUSWAY DI JAKARATA

TERMINAL ANTARMODA MONOREL BUSWAY DI JAKARATA TERMINAL ANTARMODA MONOREL BUSWAY DI JAKARATA Oleh : Johansyah, Abdul Malik, Bharoto Jakarta merupakan pusat pemerintahan Indonesia, dan juga merupakan pusat bisnis dan perdagangan, hal ini merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Fasilitas Pelayanan Elektronika Pengamanan terdiri dari X-Ray, Walk

BAB I PENDAHULUAN. 1. Fasilitas Pelayanan Elektronika Pengamanan terdiri dari X-Ray, Walk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bandar Udara Soekarno Hatta adalah Bandar Udara Internasional yang dikelola oleh PT. Angkasa Pura II (Persero) bergerak di bidang pelayanan jasa kebandarudaraan.

Lebih terperinci

STUDI PENGEMBANGAN BANDAR UDARA TAMBOLAKA SUMBA BARAT

STUDI PENGEMBANGAN BANDAR UDARA TAMBOLAKA SUMBA BARAT STUDI PENGEMBANGAN BANDAR UDARA TAMBOLAKA SUMBA BARAT Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Serjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : PAULUS NDAPAMERANG NPM :

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERLUASAN RUANG TUNGGU TERMINAL DOMESTIK BANDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG

PERENCANAAN PERLUASAN RUANG TUNGGU TERMINAL DOMESTIK BANDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG PERENCANAAN PERLUASAN RUANG TUNGGU TERMINAL DOMESTIK BANDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG Fitra Guntari (1). Oka Fatra.,S.SiT.,S., MT (2), Ambar Sugiyanto (3) Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bandar Udara dan Sistem Lapangan Terbang. Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization):

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bandar Udara dan Sistem Lapangan Terbang. Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization): BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bandar Udara dan Sistem Lapangan Terbang 2.1.1. Bandar udara Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization): Bandar udara adalah area tertentu di daratan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1046, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Kebandarudaraan. Nasional. Tatanan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR PM 69 TAHUN 2013 TENTANG TATANAN KEBANDARUDARAAN NASIONAL

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Direktorat Jendral Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, bandar udara adalah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batas-batas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM BANDARA INTERNASIONAL

BAB II TINJAUAN UMUM BANDARA INTERNASIONAL BAB II TINJAUAN UMUM BANDARA INTERNASIONAL 2.1 Pengertian Bandara Menurut Keputusan Menhub No. 44/2002 Tatanan Kebandarudaraan Nasional, bandar udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat

Lebih terperinci

PERANCANGAN TERMINAL BANDAR UDARA INTERNASIONAL KULON PROGO DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR PERANCANGAN JURUSAN ARSITEKTUR

PERANCANGAN TERMINAL BANDAR UDARA INTERNASIONAL KULON PROGO DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR PERANCANGAN JURUSAN ARSITEKTUR BAB I PENDAHULUAN I. 1. I. 1. 1. LATAR BELAKANG Latar Belakang Eksistensi Proyek Transportasi udara mengalami perkembangan yang pesat setiap tahun. Hal ini disebabkan peranan transportasi udara yang sangat

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN DAN SARAN 113 KESIMPULAN DAN SARAN 6. 1. Kesimpulan Perencanaan pengembangan Bandar Udara adalah salah satu perencanaan yang sangat unik.karena belum tentu dapat di prediksi berdasarkan angka-angka yang ada, banyak

Lebih terperinci

Menimbang: a. bahwa dalam rangka mendukung kegiatan Layanan Tunggal

Menimbang: a. bahwa dalam rangka mendukung kegiatan Layanan Tunggal KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Jalan Merdeka Barat No. 8 Jakarta 10110 KotakPosNo. 1389 Jakarta 10013 Telepon : 3505550-3505006 (Sentral) Fax:3505136-3505139 3507144 PERATURAN

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS. Gambar 15. Peta lokasi stasiun Gedebage. Sumber : BAPPEDA

BAB III ANALISIS. Gambar 15. Peta lokasi stasiun Gedebage. Sumber : BAPPEDA BAB III ANALISIS 3.1 Analisis tapak Stasiun Gedebage terletak di Bandung Timur, di daerah pengembangan pusat primer baru Gedebage. Lahan ini terletak diantara terminal bis antar kota (terminal terpadu),

Lebih terperinci

Revitalisasi adalah suatu proses atau cara dan perbuatan untuk menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya terberdaya sehingga revitalisasi berarti

Revitalisasi adalah suatu proses atau cara dan perbuatan untuk menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya terberdaya sehingga revitalisasi berarti BAB 1 PENDAHULUAN 1.1! Latar Belakang Sistem transportasi udara di Indonesia semakin berperan dalam pengembangan perekonomian dan merupakan kewenangan transportasi udara untuk dapat melayani seluruh wilayah

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERANCANGAN BAB III KONSEP PERANCANGAN 1. PROGRAM TAPAK Berdasarkan Rencana Pengembangan Bandar Udara Ahmad Yani Semarang bahwa tapak pengembangan terminal penumpang terdapat pada sisi utara landasan, dengan luas

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA KAPASITAS APRON DAN OPTIMALISASI PARKING STAND DI TERMINAL KARGO BANDAR UDARA SOEKARNO - HATTA

TUGAS AKHIR ANALISA KAPASITAS APRON DAN OPTIMALISASI PARKING STAND DI TERMINAL KARGO BANDAR UDARA SOEKARNO - HATTA TUGAS AKHIR ANALISA KAPASITAS APRON DAN OPTIMALISASI PARKING STAND DI TERMINAL KARGO BANDAR UDARA SOEKARNO - HATTA Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S1) OCTO AHMAD QOMARULLAH

Lebih terperinci

Kata Kunci : Transposrtasi, Bandara, Terminal Penumpang Bandara Pusako Anak Nagari, Ikon Daerah

Kata Kunci : Transposrtasi, Bandara, Terminal Penumpang Bandara Pusako Anak Nagari, Ikon Daerah TERMINAL PENUMPANG BANDARA PUSAKO ANAK NAGARI KAB. PASAMAN BARAT TERMINAL PENUMPANG BANDARA PUSAKO ANAK NAGARI KAB. PASAMAN BARAT Oleh : Ricky Masri, Abdul Malik, Bharoto Keberadaan Bandar Udara Pusako

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun KA Bandara Internasional Soekarno-Hatta Penekanan Desain High Tech Architecture

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun KA Bandara Internasional Soekarno-Hatta Penekanan Desain High Tech Architecture BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta atau Soekarno-Hatta International Airport (SHIA) merupakan bandara terbesar dan utama Indonesia. Secara administratif bandara

Lebih terperinci

[[PERANCANGAN INTERIOR BANDARA INTERNASIONAL KERTAJATI MAJALENGKA]] BAB I PENDAHULUAN

[[PERANCANGAN INTERIOR BANDARA INTERNASIONAL KERTAJATI MAJALENGKA]] BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bandara Internasional Kertajati Majalengka yang akan dibangun menggantikan fungsi sebagai moda transportasi bandara yang lama yaitu Bandar Udara Internasional Husein

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Kebutuhan manusia akan bergerak dari suatu tempat ke tempat yang lain sudah ada sejak dahulu kala, dapat dikatakan bahwa transportasi berumur setua manusia. Namun

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1331,2014 KEMENHUB. Organisasi. Kantor Unit Penyelenggara. Bandar Udara. Kriteria. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 39 TAHUN 2014 TENTANG KRITERIA

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI STUDI DALAM PENGEMBANGAN KA BANDARA SOEKARNO-HATTA

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI STUDI DALAM PENGEMBANGAN KA BANDARA SOEKARNO-HATTA BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI STUDI DALAM PENGEMBANGAN KA BANDARA SOEKARNO-HATTA Pada bab sebelumnya telah dilakukan analisis-analisis mengenai karakteristik responden, karakteristik pergerakan responden,

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan - Universitas Gadjah Mada. Pertemuan Kesembilan TRANSPORTASI UDARA

Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan - Universitas Gadjah Mada. Pertemuan Kesembilan TRANSPORTASI UDARA Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan - Universitas Gadjah Mada Pertemuan Kesembilan TRANSPORTASI UDARA Transportasi udara dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelompok: 1. Penerbangan domestik 2. Penerbangan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Lapangan Terbang Sebuah lapangan terbang melingkupi kegiatan yang sangat luas, yang mempunyai kebutuhan yang berbeda. Sistem lapangan terbang dibagi dua, yaitu sisi darat

Lebih terperinci

TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL NYI AGENG SERANG DI KULON PROGO YOGYAKARTA

TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL NYI AGENG SERANG DI KULON PROGO YOGYAKARTA TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL NYI AGENG SERANG DI KULON PROGO YOGYAKARTA Maulina Sukmawatie Budiharjo, Agung Kumoro W, Tri Yuni Iswati Program Studi Arsitektur Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

Pelabuhan Teluk Bayur

Pelabuhan Teluk Bayur dfe Jb MWmw BAB IV KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. Konsep Dasar Aksesibilitas A. Pencapaian pengelola 1. Pencapaian langsung dan bersifat linier dari jalan primer ke bangunan. 2. Pencapaian

Lebih terperinci

REDESAIN TERMINAL BANDARA SILANGIT

REDESAIN TERMINAL BANDARA SILANGIT LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR REDESAIN TERMINAL BANDARA SILANGIT Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Arsitektur Dosen Pembimbing : Arnis

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Nomor : SKEP/91/V/2007 TENTANG PENILAIAN KINERJA BANDAR UDARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Nomor : SKEP/91/V/2007 TENTANG PENILAIAN KINERJA BANDAR UDARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Nomor : SKEP/91/V/2007 TENTANG PENILAIAN KINERJA BANDAR UDARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bandar Udara sebagai prasarana pokok sektor transportasi udara dalam penyelenggaraan penerbangan merupakan tempat untuk pelayanan jasa angkutan udara harus ditata secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB II Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN BAB II Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan hal yang sangat melekat dalam kehidupan manusia. Kebutuhan manusia terhadap barang yang tidak dapat dipenuhi disatu tempat tertentu

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik In

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik In BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 292, 2015 KEMENHUB. Penumpang. Angkutan Udara. Dalam Negeri. Standar Pelayanan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 38 TAHUN 2015

Lebih terperinci

Survey Sterilisasi Bandara International sesuai standar pengawasan yang optimal dan efektif

Survey Sterilisasi Bandara International sesuai standar pengawasan yang optimal dan efektif Survey Sterilisasi Bandara International sesuai standar pengawasan yang optimal dan efektif Setiap bandar udara memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Oleh karenanya, untuk pengawasan atas arus penumpang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTER. PERHUBUNGAN NOMOR: KM 11 TAHUN 2010 TENTANG TATANAN KEBANDARUDARAAN NASIONAL

PERATURAN MENTER. PERHUBUNGAN NOMOR: KM 11 TAHUN 2010 TENTANG TATANAN KEBANDARUDARAAN NASIONAL MENTERI PERHUBUNGAN REPUBUK INDONESIA PERATURAN MENTER. PERHUBUNGAN NOMOR: KM 11 TAHUN 2010 TENTANG TATANAN KEBANDARUDARAAN NASIONAL Menimbang: a. bahwa dalam Pasal 200 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, Pemerintah Daerah diberikan

Lebih terperinci

2 Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

2 Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1295. 2015 KEMENHUB. Terminal. Penumpang Angkutan Jalan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 132 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Terminologi Judul 2.1.1 Pengertian Perancangan Interior Diambil dari pengertian Desain Interior adalah karya seni yang mengungkapkan dengan jelas dan tepat tata kehidupan manusia

Lebih terperinci

2012, No.71 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kebandarudaraan adalah segala sesuatu yang berkaita

2012, No.71 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kebandarudaraan adalah segala sesuatu yang berkaita LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.71, 2012 LINGKUNGAN HIDUP. Bandar Udara. Pembangunan. Pelestarian. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5295) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR BANDAR UDARA INTERNASIONAL DI YOGYAKARTA

TUGAS AKHIR BANDAR UDARA INTERNASIONAL DI YOGYAKARTA BAB II TINJAUAN UMUM PERANCANGAN BANDAR UDARA 2.1. Bandar Udara 2.1.1. Pengertian Bandar Udara Bandar udara adalah sebuah titik akses, interaksi, hubungan timbal-balik antara masyarakat lokal, antar daerah

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN FASILITAS TERMINAL PENUMPANG DOMESTIK BANDAR UDARA NGURAH RAI BALI

ANALISIS KEBUTUHAN FASILITAS TERMINAL PENUMPANG DOMESTIK BANDAR UDARA NGURAH RAI BALI ANALISIS KEBUTUHAN FASILITAS TERMINAL PENUMPANG DOMESTIK BANDAR UDARA NGURAH RAI BALI Putu Yudhya Pratama 1, I Gusti Raka Purbanto 2, I Wayan Suweda 2 1 Alumni Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bandar Udara Husein Sastranegara merupakan salah satu bandar udara penting di kawasan Barat Indonesia selain Bandar Udara Soekarno Hatta, Jakarta. Keberadaannya

Lebih terperinci