Hubungan Antara Faktor Eksternal Petani dengan Tingkat Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe Kab.
|
|
- Ade Oesman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Hubungan Antara Faktor Eksternal Petani dengan Tingkat Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe Kab.Maros Oleh : Ir. Pangerang, MP dan Ir. Mudakkir (Penyuluh Pertanian Kabupaten pada BPP-KP Kabupaten Maros) AgronomiPertanian@gmail.com AgronomiPertanian.blogspot.com ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros yang dimulai dari bulan Mei 2014 sampai bulan Agustus Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui tingkat penerapan komponen teknologi PTT padi sawah di Kecamatan Moncongloe. 2) Untuk mengetahui hubungan antara faktor eksternal yaitu partisipasi petani dalam kelompok, ketersediaan buruh tani, ketersediaan informasi, intensitas penyuluhan, Frekwensi mengunjungi sumber informasi dengan Tingkat Penerapan Paket Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe. 3) Untuk mengetahui hubungan antara tingkat penerapan Teknologi PTT padi sawah dengan peningkatan produktivitas padi di Kecamatan Moncongloe. Penelitian ini merupakan penelitian survei yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah keseluruhan petani yang ada pada Kecamatan Moncongloe yang melakukan pengembangan padi melalui Penerapan Teknologi PTT Padi sawah, Metode pemilihan sampel yaitu purposive sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan secara sengaja dan bertahap yaitu pemilihan 4 desa/kelurahan, setiap desa/kelurahan dipilih 4 kelompok tani dan setiap kelompok tani dipilih 5 orang petani secara acak sederhana sehingga jumlah responden secara keseluruhan sebanyak 80 orang. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Analisis Deskriptif dan Analisis Uji Chi-Square dengan menggunakan Program SPSS 16. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa: Pertama adalah tingkat penerapan komponen teknologi PTT padi,sawah di Kecamatan Moncongloe yaitu komponen penggunaan varietas unggul, tanam bibit mudah, tanam 1-3 bibit per lubang, penggunaan pupuk organik, pengairan berseling, pengendalian OPT ramah lingkungan adalah tingkat penerapannya tergolong dalam kategori rendah, sedangkang komponen penggunaan benih bermutu, pengaturan populasi tanam, pemupukan berimbang tergolong, panen tepat waktu dan penanganan pasca panen tingkat penerapannya tergolong dalam kategori tinggi; Kedua adalah terdapat hubungan yang signifikan antara faktor eksternal petani yaitu partisipasi petani dalam kelompok, ketersediaan buruh tani, ketersediaan informasi, intensitas penyuluhan, Frekwensi mengunjungi sumber informasi dengan Tingkat Penerapan Paket Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe. Ketiga adalah terdapat hubungan yang signifikan antara Tingkat Penerapan PTT Sawah dengan peningkatan produktivitas padi sawah di Kecamatan Moncongloe. PENDAHULUAN Pengembangan sektor tanaman pangan merupakan salah satu strategi kunci dalam memacu pertumbuhan ekonomi pada masa yang akan datang. Selain berperan sebagai sumber penghasil devisa yang besar, juga merupakan sumber kehidupan bagi sebagian besar penduduk Indonesia Berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah melalui Departemen Pertanian Republik Indonesia dalam meningkatkan produksi padi diantaranya yaitu meningkatkan produksi, produktivitas dan kwalitas padi melalui penerapan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) yang yang dimulai sejak tahun 2008 dan pada tahun 2013 Departemen Pertanian Republik Indonesia memfokuskan SL-PTT 2013 melalui pola pertumbuhan, pengembangan dan pemantapan dengan pendekatan kawasan skala luas, terintegrasi dari hulu sampai hilir, peningkatan jumlah paket bantuan sebagai instrumen stimulan, serta dukungan pendampingan dan pengawalan. Makalah Ini Disampaikan Pada Seminar Tanggal 10 Maret 2015 di BPP dan KP Kab. Maros Page 1
2 Tujuan program SL-PTT antara lain : 1) meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perubahan sikap petani guna mempercepat penerapan komponen teknologi PTT padi dalam usahataninya agar replikasi/ penyebarluasan teknologi ke petani sekitarnya berjalan lebih cepat. 2). meningkatkan produktivitas, produksi dan pendapatan serta kesejahteraan petani melalui peningkatan produktivitas padi inbrida 0,75 ton per hektar, padi hibrida 2,0 ton per hektar dan padi lahan kering/gogo 0,5 ton per hektar (Dirjen Tanaman Pangan, 2013) Beberapa hasil kajian mengenai PTT di Sulawesi diantaranya yang dilakukan oleh Arafah, dkk (2001,2002,2003) bahwa produktivitas padi yang dihasilkan dengan menerapkan PTT padi sawah yaitu 6,5-8,3 ton/ha begitu juga hasil kajian oleh BPTP Sul-Sel bahwa hasil pendampingan SL- PTT tahun 2010, tahun 2011, dan tahun 2013 rata produktivitas dapat mencapai kurang lebih 10 ton/ha (BPTP Sul-Sel, 2013) Kabupaten Maros telah melaksanakan SL- PTT padi sejak tahun tahun 2008, dengan harapkan petani mampu menerapkan komponen teknologi PTT setelah selesai mengikuti SL-PTT, serta diharapkan juga bisa mengajak masyarakat luas untuk ikut menerapkan komponen PTT padi sehingga secara umum produktivitas, produksi dan kwalitas padi dapat lebih ditingkatkan di Kabupaten Maros. Data Statistik Kabupaten Maros menunjukkan bahwa rata-rata luas panen padi di Kabupaten Maros sejak dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 yaitu seluas hektar dengan tingkat perkembangan rata-rata luas panen setiap tahun yaitu sebesar 2,08%, namun pada tahun 2011 luas panen menurun sebesar 0,12% dan pada tahun 2013 sebesar 2,34%. Sedangkan produktivitas padi di Kabupaten Maros sejak dari tahun 2009 sampai dengan tanam, penggunaan bibit muda (<21 hari), tanam bibit 1-3 batang per rumpun, pengairan secara efektif dan efisien, penyiangan dengan landak atau gasrok, serta panen tepat waktu dan gabah segera dirontok (Badan Litbang Pertanian, 2010). tahun 2013 yaitu sebesar 62,57 kwintal per hektar dengan tingkat perkembangan peningkatan produktivitas 0,05% setiap tahun, namun pada tahun 2013 mengalami penurunan produktivitas sebesar 10,53%, hal ini juga berdampak pada penurunan produksi padi kabupaten Maros pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 12,62 %, namun produksi padi kabupaten Maros untuk lima tahun terakhir menunjukkan kenaikan rata-rata sebesar 2,32% setiap tahun. Dengan demikian bahwa Produktivitas padi di Kabupaten Maros dari tahun 2009 sampai tahun 2013 hanya mengalami kenaikan sebesar 0,05 % setiap tahun, masih rendah dibanding dengan harapan bahwa dengan Imenerapkan PTT padi sawah dapat meningkatkan produktivitas padi yaitu untuk padi inbrida 0,75 ton per hektar dan padi hibrida 2,0 ton per hektar hal ini diduga disebabkan karena faktor iklim yang tidak menentu serta tingkat penerapan komponen PTT padi sawah yang dilakukan oleh petani masih belum optimal atau masih rendah sesuai yang diharapkan. Salah satu cara untuk mengurangi senjang hasil adalah dengan menerapkan teknologi yang spesifik lokasi dengan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) yang merupakan suatu pendekatan inovatif dan dinamis dalam upaya meningkatkan produksi dan pendapatan petani melalui perakitan komponen teknologi secara partisipatif bersama petani yang meliputi: varietas unggul baru, benih bermutu dan berlabel, pemberian bahan organik melalui pengembalian jerami atau pupuk kandang ke sawah dalam bentuk kompos, pengaturan populasi tanaman secara optimumpemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah, pengendalian OPT (organisme pengganggu tanaman) dengan pendekatan PHT (pengendalian hama terpadu), pengolahan tanah sesuai musim dan pola Penerapan teknologi yang masih rendah di tingkat petani, berakibat pada rendahnya produktivitas dan pendapatan petani. Perbaikan teknologi dan sistem budidaya diharapkan dapat meningkatkan produktivitas yang pada akhirnya Makalah Ini Disampaikan Pada Seminar Tanggal 10 Maret 2015 di BPP dan KP Kab. Maros Page 2
3 meningkatkan pendapatan petani. Oleh karena itu, kajian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor eksternal yaitu partisipasi petani dalam kelompok, ketersediaan buruh tani, ketersediaan informasi, intensitas penyuluhan, Frekwensi mengunjungi sumber informasi dengan tingkat penerapan Paket teknologi PTT padi sawah di Kecamatan Moncongloe. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana tingkat penerapan komponen teknologi PTT padi sawah di Kecamatan Moncongloe? 2. Apakah terdapat hubungan antara faktor eksternal yaitu partisipasi petani dalam kelompok, ketersediaan buruh tani, ketersediaan informasi, intensitas penyuluhan, Frekwensi mengunjungi sumber informasi dengan tingkat penerapan Paket teknologi PTT padi sawah di Kecamatan Moncongloe? 3. Apakah terdapat hubungan antara tingkat penerapan Teknologi PTT padi sawah dengan peningkatan produktivitas padi di Kecamatan Moncongloe? Hipotesis 1. Tingkat penerapan komponen teknologi PTT padi sawah Kecamatan Moncongloe tergolong rendah 2. Terdapat hubungan antara faktor eksternal yaitu partisipasi petani dalam kelompok, ketersediaan buruh tani, tersediaan informasi, intensitas penyuluhan, Frekwensi mengunjungi sumber informasi dengan tingkat penerapan Paket teknologi PTT padi sawah di Kecamatan Moncongloe. 3. Terdapat hubungan antara tingkat penerapan teknologi PTT dengan peningkatan produktivitas padi sawah. METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Untuk mengetahui tingkat penerapan komponen teknologi PTT padi sawah di Kecamatan Moncongloe. 2. Untuk mengetahui hubungan antara faktor eksternal yaitu partisipasi petani dalam kelompok, ketersediaan buruh tani, ketersediaan informasi, intensitas penyuluhan, Frekwensi mengunjungi sumber informasi dengan tingkat penerapan Paket teknologi PTT padi sawah di Kecamatan Moncongloe 3. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat penerapan Teknologi PTT padi sawah dengan peningkatan produktivitas padi di Kecamatan Moncongloe. yang dimulai dari bulan Mei 2014 sampai bulan Agustus Metode pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah: Metode purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang disesuaikan dengan kriteria tertentu yaitu dalam pengambilan populasi dan sampel didasarkan pada pertimbangan bahwa wilayah tersebut adalah merupakan wilayah pengembangan padi sawah yang telah mengikuti Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) padi di sawah. Pengambilan sampel dilakukan secara bertahap dengan pemilihan desa, dan kelompok tani yang dilakukan secara sengaja, sedangkan pemilihan sampel penelitian dilakukan secara acak sederhana yaitu : Tahap pertama, dipilih 4 desa/kelurahan secara sengaja di wilayah Kecamatan yang telah melaksanakan program SL-PTT padi sawah.. Tahap kedua, dari setiap desa/kelurahan dipilih 4 kelompok tani yang telah melaksanakan SL- Makalah Ini Disampaikan Pada Seminar Tanggal 10 Maret 2015 di BPP dan KP Kab. Maros Page 3
4 PTT Padi sawah. Tahap ketiga, pada kelompok tani tersebut di atas dilakukan pemilihan petani responden sebagai unit analisis tingkat petani dengan jumlah sampel 5 orang petani untuk setiap kelompok yang dipilih secara acak sederhana (Simple Random sampling). Jadi Teknik Analisis Data Analisis Deskriptif : Analisis Deskriptif adalah analisis yang berhubungan dengan pengumpulan data dan peringkasan data yang dapat disajikan dalam bentuk tabel atau grafik sebagai dasar pengambilan keputusan (Santoso Singgih, 2014). Hipotesis yang pertama yaitu Tingkat penerapan komponen teknologi PTT padi sawah di Kecamatan Moncongloe akan dianalisis dengan menggunakan Analisis Deskriptif yang dimaksudkan untuk menjelaskan atau menginterpretasikan data yang ada dalam bentuk tabel atau mengkaji secara mendalam, sehingga dapat digambarkan mengenai tingkat penerapan Hipotesis yang ketiga yaitu Tedapat hubungan antara tingkat penerapan teknologi PTT padi sawah dengan tingkat produktivitas padi sawah Hipotesis kedua, dan ketiga dianalisis dengan Analisis UJI CHI-SQUARE dengan menggunakan Program SPSS 16. Menurut Sudjana (2002) dan Walpole (1995) bahwa untuk Uji Independen antara dua faktor digunakan rumus (1) yaitu ; X (1) Keterangan : = Chi-Square N = Jumlah Sampel A,B,C,D = Nilai Tabel dalam Kontigensi ½ N = Jumlah Responden dibagi dua X 2 = N{ ( AD BC) ( N)} ( A+ B)( C + D)( A+ C)( B+ D) 2 - Pengambilan kesimpulan didasarkan pada : 1. Jika X 2 Hit X 2 Tabel = terdapat hubungan antara kedua variabel. 2. Jika X 2 Hit X 2 Tabel = tidak terdapat hubungan antara kedua variabel jumlah responden sebanyak 80 orang, yang diambil dari 5 orang untuk tiap kelompok tani, 4 kelompok tani untuk setiap desa/ kelurahan dengan jumlah desa/kelurahan sebanyak 4 untuk wilayah kecamatan Moncongloe. setiap komponen teknologi PTT padi sawah di Kecamatan Moncongloe. Analisis UJI CHI-SQUARE. Crosstab dan Chi-Squae adalah analisis yang digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel Kategorikal atau digunakan melakukan uji kesesuaian dua variabel yang datanya berskala ordinal (Mustari Kahar, 2012). Hopitesis yang kedua yaitu Terdapat hubungan antara faktor eksternal yaitu partisipasi petani dalam kelompok, ketersediaan buruh tani, ketersediaan informasi, intensitas penyuluhan, frekwensi mengunjungi sumber informasi dengan tingkat penerapan Paket teknologi PTT padi sawah di Kecamatan Moncongloe. Jika hasil Analisis Chi- Square ini menunjukkan adanya hubungan antara kedua variabel maka selanjutnya untuk mengetahui derajat hubungan antara faktor yang satu dengan faktor yang lain digunakan rumus (2) yaitu : C = 2 Keterangan : 2 X X + N C = Koefisien kontingensi X 2 = Chi-Kuadrat N = Banyaknya sampel Menurut Singarimbun dan Effendi (1987) bahwa makin besar Koefisien kontingensi berarti hubungan antara dua variabel sangat erat, dan C akan berkisar antara 0 dan 1,00. Sedangkan menurut Sudjana (2002) bahwa agar C yang diperoleh dapat dipakai untuk menilai derajat asosiasi antar faktor, maka harga C perlu dibandingkan dengan koefisien kontingensi maksimun dengan rumus (3) : Makalah Ini Disampaikan Pada Seminar Tanggal 10 Maret 2015 di BPP dan KP Kab. Maros Page 4
5 m - 1 C maks = m Keterangan : (3) C maks = Koefisien kontingensi maksimun m = harga minimum antara baris dan kolom Kesimpulan didasarkan pada Makin dekat harga C kepada C maks makin besar derajat asosiasi antar faktor dengan kata lain faktor yang satu makin berkaitan dengan faktor lain. Defenisi Operasional 1. Komponen Paket Teknologi PTT adalah komponen teknologi yang dapat diterapkan oleh petani, yaitu komponen teknologi dasar dan komponen teknologi penunjang. 2. Komponen teknologi dasar merupakan komponen yang memiliki peranan penting dalam peningkatan hasil. Komponen ini sangat dianjurkan untuk diterapkan semua. Termasuk ke dalam komponen teknologi dasar yaitu: 1) Varietas unggul baru; 2) Benih bermutu dan berlabel; 3) Peningkatan populasi tanaman dengan sistem tanam jajar legowo; 4) Pemupukan berimbang tepat lokasi; 5) Pengendalian OPT melalui PHT; 6) Pemberian pupuk organik. 3. Komponen teknologi penunjang merupakan komponen yang memiliki peranan dalam mendukung dan memantapkan penerapan komponen teknologi dasar. Komponen ini sebaiknya diterapkan berdasarkan pemilihan komponen dasar serta kondisi setempat. Komponen teknologi yang termasuk dalam teknologi penunjang yaitu: 1)Pengolahan tanah yang tepat; 2) Tanam bibit muda (< 21 hari); 3) Tanam 1 3 bibit per lubang; 4) Pengairan berselang; 5) Penyiangan dengan landak (gasrok); dan 6) Panen tepat waktu. 7) Penangaan Pasca Panen. 4. Penerapan Komponen Paket Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi sawah adalah kemampuan dari petani untuk mengaplikasikan setiap komponen teknologi PTT padi sawah dalam pengembangan usaha tani padi. Pengukurannya yaitu : a. Petani yang menerapkan komponen paket teknologi sesuai dengan anjuran diberi skor 3 b. Petani yang menerapkan komponen paket teknologi tetapi kurang sesuai dengan anjuran diberi skor 2. c. Petani yang menerapkan komponen paket teknologi tetapi tidak sesuai dengan anjuran diberi skor 1 Penerapan dikategorikan : Tingkat penerapan tinggi adalah jika nilai skor penerapan petani dari nilai rata -rata skor petani responden. Tingkat penerapan rendah adalah jika nilai skor penerapan petani < dari nilai rata-rata skor petani responden. 5. Faktor eksternal yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu partisipasi petani dalam kelompok, ketersediaan buruh tani, ketersediaan informasi, intensitas penyuluhan, Frekwensi mengunjungi sumber informasi 6. Petani Partisipatif adalah partisipasi petani dalam kelompok untuk mengikuti pertemuan-pertemuan yang diadakan oleh kelompok tani baik itu pertemuan SL-PTT maupun pertemuan lainnya yang dianggap penting oleh kelompok. Pengukurannya yaitu : a. Frekwesi mengikuti pertemuan lebih dari 6 kali dalam satu musim tanam diberi skor 3 b. Frekwesi mengikuti pertemuan 3-6 kali dalam satu musim tanam diberi skor 2 c. Frekwesi mengikuti pertemuan kurang dari 3 kali dalam satu musim tanam diberi skor 1 Petani Partisipatif dikategorikan sebagai berikut : a. Petani partisipatif tinggi apabila nilai skor partisipatif petani mengikuti pertemuan dari nilai rata-rata skor partisipatif petani mengikuti pertemuan b. Petani partisipatif rendah apabila nilai skor partisipatif petani mengikuti pertemuan < dari nilai rata-rata skor Makalah Ini Disampaikan Pada Seminar Tanggal 10 Maret 2015 di BPP dan KP Kab. Maros Page 5
6 partisipatif petani mengikuti pertemuan 7. Ketersediaan buruh tani adalah ketersediaan tenaga kerja sewaan yang dibayar jasanya oleh petani karenan keterampilan yang dimiliki untuk melakukan kegiatan usahatani padi seperti melaksanakan penanaman dan panen Pengukurannya yaitu : a. Buruh tani mudah diperoleh karena baik jumlah, maupun biayanya sangat terjangkau dan dapat digunakan kapan saja, diberi skor 3 b. Buruh tani. tidak mudah diperoleh karena buruh tani masih kurang, dan biayanya mahal, diberi skor 2 c. Buruh tani tidak ada jadi tidak menggunakannnya diberi skor 1 Buruh tani dikategorikan sebagai berikut a. Buruh tani tersedia (tinggi) apabila nilai skor ketersediaan buruh tani dari nilai rata-rata skor ketersediaan buruh tani b. Buruh tani tidak tersedia (rendah) apabila nilai skor ketersediaan buruh tani < dari nilai rata-rata skor ketersediaan buruh tani 8. Ketersediaan informasi adalah kemudahan dalam memperoleh informasi saat dibutuhkan oleh petani yang dapat diperoleh dari sumber informasi (instansi terkait, media masa, media elektronik, dan lain-lain). Pengukurannya yaitu : a. Sangat mudah mendapatkan informasi tentang PTT dan dapat diperoleh kapan saja dibutuhkan. Diberi skor 3 b. Mudah memperoleh informasi tentang P TT tetapi memerlukan waktu diberi skor 2 c. Tidak mudah mendapatkan informasi PTT karena tidak tersedia atau tidak tepat waktu saat dibutuhkan Ketersediaan Informasi dikategorikan sebagai berikut : a. Informasi tersedia (tinggi) apabila nilai skor ketersedian informasi dari nilai rata-rata skor ketersedian informasi b. Informasi tidak tersedia (rendah) apabila nilai skor ketersedian informasi < dari nilai rata-rata skor ketersedian informasi 9. Frekwensi mengunjungi sumber informasi adalah jumlah kunjungan petani untuk mendapatkan informasi tentang Teknologi PTT yang dibutuhkan kepada sumber informasi ( Dinas Pertanian Kabupaten, BPP dan KP Kabupaten, BPP Kecamatan, UPTD/KCD Kecamatan,PPL ). Pengukurannya yaitu : a. Frekwensi kunjungan Lebih dari 10 kali dalam satu musim tanam diberi skor 3 b. Frekwensi kunjungan 6 10 kali per bulan dalam satu musim tanamdiberi skor 2 c. Frekwensi kunjungan Kurang dari 6 kali per dalam satu musim tanam diberi skor 1 Kunjungan petani dikategorikan sebagai berikut : a. Petani aktif (tinggi) apabila nilai skor kunjungan petani dari nilai rata -rata skor kunjungan petani b. Petani tidak aktif (rendah) apabila nilai skor kunjungan petani < dari nilai rata -rata skor kunjungan petani 10. Intensitas penyuluhan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seberapa banyak petani menerima penyuluhan dalam satu musim tanam tentang teknologi PTT padi sawah, ( baik penyuluhan yang diberikan secara perorangan kepada petani oleh Penyuluh pertanian atau petugas pertanian, maupun penyuluhan yang diterima saat mengikuti pertemuan yang diadakan oleh instansi terkait pertanian). pengukuran dilakukan dengan cara: a. Apabila penyuluhan diterima lebih dari 10 kali dalam satu musim tanam diberi skor 3, Makalah Ini Disampaikan Pada Seminar Tanggal 10 Maret 2015 di BPP dan KP Kab. Maros Page 6
7 b. Apabila penyuluhan diterima 6-10 kali dalam satu musim tanam diberi skor 2, c. Apabila penyuluhan diterima kurang dari 6 kali dalam satu musim tanam diberi skor 1,. Penyuluhan dikategorikan sebagai berikut : a. Intensitas Penyuluhan (tinggi) apabila nilai skor intensitasi penyuluhan yang diterima petani dari nilai rata -rata skor intensitasi penyuluhan yang diterima petani b. Intensitas Penyuluhan (rendah) apabila nilai skor intensitasi penyuluhan yang diterima petani < dari nilai rata -rata skor intensitasi penyuluhan yang diterima petani. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Tingkat Penerapan Komponen PTT Padi Sawah 1. Pengolahan Tanah Hasil analisis menunjukan bahwa dari 80 orang petani responden terdapat 63 orang (78,8%) yang mempunyai nilai skor diatas rata-rata skor 2,78 dengan demikian tingkat penerapan pengolahan tanah dikategorikan tinggi atau sudah teknologi PTT padi sawah dan 17 orang (21,2%) petani responden rata-rata skor < 2,78 yang dikategorikan rendah atau belum teknologi PTT padi sawah. 2. Penggunaan Vaietas Unggul Hasil analisis menunjukkan bahwa Kecamatan Moncongloe untuk komponen penggunaan varietas unggul dari 80 orang terdapat 22 orang (27,5%) petani responden yang yang mempunyai nilai skor diatas rata-rata skor 2,24 yang dikategoringkan tingkat penerapan komponen PTT yaitu penerapan penggunaan varietas unggul dikategorikan tinggi atau sudah sesuai dengan anjuran anjuran paket teknologi PTT padi sawah dan 58 0rang (72,5 %) petani responden rata-rata skor < 2,24 yang dikategorinkan tingkat penerapan rendah atau tingkat. Penerapan penggunaan varietas unggul belum teknologi PTT padi sawah. 3. Pengunaan Benih Bermutu. Hasil analisis menunjukkan bahwa Kecamatan Moncongloe untuk komponen penggunaan benih bermutu yaitu dari 80 orang terdapat 62 orang (77,5 %) petani responden yang mempunyai nilai skor diatas rata-rata skor 1,80 yang dikategorikan bahwa tingkat penerapan penggunaan benih bermutu dikategorikan tinggi atau sudah teknologi PTT padi sawah dan 18 0rang (22,5 %) petani responden rata-rata skor < 1,80 yang dikategorikan tingkat penerapan rendah atau tingkat. penerapan penggunaan benih bermutu belum teknologi PTT padi sawah. 4. Pengaturan Populasi Jarak Tanam Hasil analisis menunjukkan bahwa Kecamatan Moncongloe untuk komponen pengaturan populasi tanam sistem yaitu dari 80 orang terdapat 65 orang (81,2%) petani responden yang mempunyai nilai skor diatas rata-rata skor 1,86 yang dikategorikan bahwa tingkat penerapan pengaturan populasi tanam dikategorikan tinggi atau sudah Makalah Ini Disampaikan Pada Seminar Tanggal 10 Maret 2015 di BPP dan KP Kab. Maros Page 7
8 teknologi PTT padi sawah dan 15 0rang (18,8 %) petani responden rata-rata skor < 1,86 yang dikategorikan tingkat penerapan rendah atau tingkat. penerapan pengaturan populasi tanam belum teknologi PTT padi sawah. 5. Tanam Bibit Mudah Hasil analisis menunjukkan bahwa Kecamatan Moncongloe untuk komponen tanam bibit muda yaitu dari 80 orang terdapat 14 orang (17,5 %) petani responden yang mempunyai nilai skor diatas rata-rata skor 1,26 yang dikategorikan bahwa tingkat penerapan tanam bibit muda dikategorikan tinggi atau sudah teknologi PTT padi sawah dan 66 0rang (82,5 %) petani responden rata-rata skor < 1,26 yang dikategorikan tingkat penerapan rendah atau tingkat. penerapan tanam bibit muda tidak sesuai dengan anjuran paket teknologi PTT padi sawah. 6. Tanam 1-3 Bibit perlubang Hasil analisis menunjukkan bahwa Kecamatan Moncongloe untuk komponen tanam 1-3 bibit per lubang yaitu dari 80 orang terdapat 15 orang (18,8 %) petani responden yang mempunyai nilai skor diatas rata-rata skor 1,31 yang dikategorikan bahwa tingkat penerapan dikategorikan tinggi atau sudah teknologi PTT padi sawah dan 65 0rang (81,2 %) petani responden rata-rata skor < 1,26 yang dikategorikan tingkat penerapan rendah atau tingkat penerapan tanam 1-3 bibit per lubang tidak teknologi PTT padi sawah 7. Penggunaan Pupuk Organik Hasil analisis menunjukkan bahwa Kecamatan Moncongloe untuk komponen Penggunaan Pupuk Organik yaitu dari 80 orang terdapat 14 orang (17,5 %) petani responden yang mempunyai nilai skor diatas rata-rata skor 1,23 yang dikategorikan bahwa tingkat penerapan Penggunaan Pupuk Organik dikategorikan tinggi atau sudah teknologi PTT padi sawah dan 66 0rang (82,5%) petani responden rata-rata skor < 1,23 yang dikategorikan tingkat penerapan rendah atau tingkat. penerapan Penggunaan Pupuk Organik kurang teknologi PTT padi sawah 8. Pemupukan Berimbang Hasil analisis menunjukkan bahwa Kecamatan Moncongloe untuk komponen Penggunaan pemupukan berimbang yaitu dari 80 orang terdapat 44 orang (55,0 %) petani responden yang mempunyai nilai skor diatas rata-rata skor 1,71 yang dikategorikan bahwa tingkat penerapan Penggunaan pemupukan berimbang dikategorikan tinggi atau sudah teknologi PTT padi sawah dan 36 0rang (45,0%) petani responden rata-rata skor < 1,71 yang dikategorikan tingkat penerapan rendah atau tingkat. penerapan Penggunaan pemupukan berimbang kurang teknologi PTT padi sawah 9. Pengairan berseling Hasil analisis menunjukkan bahwa Kecamatan Moncongloe untuk komponen pengairan berseling yaitu dari 80 orang terdapat 26 orang (32,5 %) petani responden yang mempunyai nilai skor diatas rata-rata Makalah Ini Disampaikan Pada Seminar Tanggal 10 Maret 2015 di BPP dan KP Kab. Maros Page 8
9 skor 1,34 yang dikategorikan bahwa tingkat penerapan pengairan berseling dikategorikan tinggi atau sudah teknologi PTT padi sawah dan 54 orang (67,5%) petani responden rata-rata skor < 1,34 yang dikategorikan tingkat penerapan rendah atau tingkat. penerapan pengairan berseling kurang sesuai dengan anjuran paket teknologi PTT padi sawah 10. Pengendalian OPT Ramah Lingkungan Hasil analisis dibawah menunjukkan bahwa tingkat penerapan PTT padi sawah di Kecamatan Moncongloe untuk komponen Pengendalian OPT Ramah Lingkungan yaitu dari 80 orang terdapat 21 orang (26,2%) petani responden yang mempunyai nilai skor diatas rata-rata skor 2,24 yang dikategorikan bahwa tingkat penerapan Pengendalian OPT Ramah Lingkungan dikategorikan tinggi atau sudah sesuai dengan anjuran paket teknologi PTT padi sawah dan 59 orang (73,8%) petani responden yang mempunyai nilai skor dibawah rata-rata skor < 2,24 yang dikategorikan tingkat penerapan rendah atau tingkat. penerapan Pengendalian OPT Ramah Lingkungan kurang sesuai dengan anjuran paket teknologi PTT padi sawah 11. Panen Tepat Waktu Hasil analisis dibawah menunjukkan bahwa tingkat penerapan PTT padi sawah di Kecamatan Moncongloe untuk komponen panen tepat waktu yaitu dari 80 orang terdapat 63 orang (78,8%) petani responden yang mempunyai nilai skor diatas rata-rata skor 2,79 yang dikategorikan bahwa tingkat penerapan panen tepat waktu dikategorikan tinggi atau sudah teknologi PTT padi sawah dan 17 orang (21,3%) petani responden rata-rata skor < 2,79 yang dikategorikan tingkat penerapan rendah atau tingkat. penerapan komponen panen tepat waktu kurang teknologi PTT padi sawah 12. Penangan Pasca Panen Hasil analisis menunjukkan bahwa Kecamatan Moncongloe untuk komponen penanganan pasca panen waktu yaitu dari 80 orang terdapat 62 orang (77,5%) petani responden yang mempunyai nilai skor diatas rata-rata skor 2,78 yang dikategorikan bahwa tingkat penerapan penanganan pasca panen dikategorikan tinggi atau sudah teknologi PTT padi sawah dan 18 orang (22,5%) petani responden rata-rata skor < 2,78 yang dikategorikan tingkat penerapan rendah atau tingkat. penerapan penanganan pasca panen kurang teknologi PTT padi sawah B. Hubungan antara Faktor Eksternal dengan Tingkat Penerapan PTT padi Sawah 1. Hubungan antara Partisipasi dalam Kelompok tani dengan Tingkat Penerapan PTT Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros Petani Partisipatif adalah partisipasi petani dalam kelompok untuk mengikuti pertemuanpertemuan yang diadakan oleh kelompok tani baik itu pertemuan SL-PTT maupun pertemuan lainnya yang dianggap penting oleh kelompok. Tabel 5.13 menunjukkan bahwa dari 80 orang petani responden tedapat 34 orang (42,5%) tingkat partisipanya dalam kelompok tergolong tinggi, 46 orang (57,5%) tingkat partisipanya dalam kelompok tergolong rendah, sehingga secara umum dapat Makalah Ini Disampaikan Pada Seminar Tanggal 10 Maret 2015 di BPP dan KP Kab. Maros Page 9
10 disimpulkan bahwa petani di Kecamatan Mongcongloe mempunyai tingkat partisipasi dalam kelompok tani tergolong rendah. Sedangkan tingkat penerapatan PTT padi sawah tedapat 35 Orang (43,8%) tergolong tinggi, dan 45 orang (56,2%) tergolong rendah, sehingga secara umum dapat disimpulkan bahwa tingkat penerapaan PTT padi sawah yang dilakukan oleh petani di Kecamatan Mongcongloe masih tergolong rendah. Tabel Hubungan antara Partisipasi dalam Kelompok tani dengan Tingkat Penerapan PTT Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros Partisipasi Dalam Kelompok Total Tingkat Penerapan PTT Tinggi Rendah Tinggi Count Total Expected Count % of Total 32.5% 10.0% 42.5% Rendah Count Expected Count % of Total 11.2% 46.2% 57.5% Count Expected Count % of Total 43.8% 56.2% 100.0% Sumber Data : Data Primer Setelah Diolah Tahun 2014 dengan SPSS.16 Selanjutnya dari tabel 5.13 menunjukkan bahwa dari 34 orang petani responden yang memiliki partisipanya dalam kelompok tergolong tinggi terdapat 26 orang (32,5%) petani responden yang tingkat partisipasinya dalam kelompok tinggi dengan tingkat penerapan PTT tinggi. dan 8 orang (10,0%) petani responden yang tingkat partisipasinya tinggi dengan tingkat penerapan PTT rendah. Sedangkan petani responden yang mempunyai partisipasi dalam kelompok tergolong sebanyak rendah 46 orang, dan dari 46 orang tersebut terdapat 9 orang (11,2%) pertain responden tergolong kategori tingkat partisipanya rendah dengan tingkat penerapan PTT tinggi, 37 orang (46,2 %) petani responden tergolong tingkat partisipanya rendah dengan tingkat penerapan PTT rendah. Hasil analisis Uji Chi-Square Tests pada tabel 5.14 diperoleh nilai Pearson Chi- Square (X 2 Hitung) = 25,725 sedangkan X 2 tabel (0,95 db 1) = 3,841 Jadi (X 2 Hitung) = 25,725 lebih besar dari (X 2 tabel ) = 3,841 dan juga terlihat pada kolom Asymp. Sig. (2-sided) adalah 0,000 atau probabilitas 0,05 > 0,000. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang sangat nyata antara patisipasi petani responden dalam kelompok dengan Kecamatan Mongcongloe Kabupaten Maros. Untuk mengetahui derajat hubungannya digunakan Contingency Coefficient (C). Nilai Contingency Coefficient (C) diperoleh C = 0,493 dan nilai C maks = 0,707 bila dibandingkan nilai C dengan nilai C maks ( 0,493 dengan 0,701) hubungan ini sangat dekat sehingga dapat disimpulkan bahwa derajat hubungan antara patisipasi petani responden dalam kelompok dengan Kecamatan Mongcongloe Kabupaten Maros cukup besar. Makalah Ini Disampaikan Pada Seminar Tanggal 10 Maret 2015 di BPP dan KP Kab. Maros Page 10
11 Tabel Uji Chi-Square Tests Hubungan antara Partisipasi dalam Kelompok tani dengan Tingkat Penerapan PTT Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros Value df Asymp. Sig. (2- sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square a Continuity Correction b Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases b a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is b. Computed only for a 2x2 table X 2 hitung = 25,725 X 2 tabel (0,95 db 1) = 3,841 C= 0,493 nilai C maks = 0, Hubungan antara Ketersediaan Buruh Tani dengan Tingkat Penerapan PTT Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros Ketersediaan buruh tani adalah ketersediaan tenaga kerja sewaan yang dibayar jasanya oleh petani karenan keterampilan yang dimiliki untuk melakukan kegiatan usahatani padi seperti melaksanakan penanaman dan panen Tabel Hubungan antara Ketersediaan Buruh Tani dengan Tingkat Penerapan PTT Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros Tingkat Penerapan PTT Tinggi Rendah Total Ketersediaan Buruh Tani Tinggi Count Expected Count % of Total 30.0% 13.8% 43.8% Rendah Count Expected Count % of Total 13.8% 42.5% 56.2% Total Count Expected Count % of Total 43.8% 56.2% 100.0% Sumber Data : Data Primer Setelah Diolah Tahun 2014 dengan SPSS.16 Tabel 5.15 menunjukkan bahwa dari 80 orang petani responden tedapat 35 orang (43,8%) mengatakan bahwa tingkat ketersediaan buruh tani tergolong tinggi, sedangkan 45 orang (56,2 %) menyatakan bahwa tingkat ketersediaan buruh tani Makalah Ini Disampaikan Pada Seminar Tanggal 10 Maret 2015 di BPP dan KP Kab. Maros Page 11
12 tergolong rendah, sehingga secara umum dapat disimpulkan bahwa di Kecamatan Mongcongloe tingkat ketersediaan buruh tani masih tergolong rendah. Selanjutnya pada tabel 5.15 menunjukkan bahwa, dari 35 orang petani responden menyatakan bahwa tingkat ketersediaan buruh tani tergolong tinggi terdapat. 24 orang (30,0%) petani responden menyatakan bahwa tingkat ketersediaan buruh tani tergolong tinggi dengan tingkat penerapan PTT tinggi, 11 orang (13,8%) petani responden menyatakan bahwa tingkat ketersediaan buruh tani tergolong tinggi dengan tingkat penerapan PTT rendah. Sedangkan yang menyatakan bahwa tingkat ketersediaan buruh tani rendah terdapat 45 orang petani responden. Dari 45 petani responden tersebut, terdapat 11 orang (13,8%) yang menyatakan bahwa tingkat ketersediaan buruh tani rendah dengan tingkat penerapan PTT tinggi, 34 orang (42,5 %) petani responden menyatakan bahwa tingkat ketersediaan buruh tani tergolong rendah dengan tingkat penerapan PTT rendah. Tabel Uji Chi-Square Tests Hubungan Ketersediaan Buruh Tani dengan Tingkat Penerapan PTT Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square a Continuity b Correction Likelihood Ratio Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases b a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is b. Computed only for a 2x2 table X 2 hitung = 15,578 X 2 tabel (0,95 db 1) = 3,841 C= 0,404 nilai C maks = 0,707 Hasil analisis Uji Chi-Square Tests pada tabel 5.16 diperoleh nilai Pearson Chi- Square (X 2 Hitung) = 15,578 sedangkan X 2 tabel (0,95 db 1) = 3,841 Jai (X 2 Hitung) = 15,578 lebih besar dari (X 2 tabel ) = 3,841 dan juga terlihat pada kolom Asymp. Sig. (2-sided) adalah 0,000 atau probabilitas 0,05 > 0,000. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang sangat nyata antara ketersediaan buruh tani dengan tingkat penerapan PTT padi sawah di Kecamatan mengetahui derajat hubungannya digunakan Contingency Coefficient (C). Nilai Contingency Coefficient (C) diperoleh C = 0,525 dan nilai C maks = 0,707 bila dibandingkan nilai C dengan nilai C maks ( 0,525 dengan 0,701) hubungan ini sangat dekat sehingga dapat disimpulkan bahwa derajat hubungan antara ketersediaan buruh tani dengan tingkat penerapan PTT padi sawah di Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros cukup besar Moncongloe Kabupaten Maros. Untuk 3. Hubungan antara Ketersediaan Infomasi dengan Tingkat Penerapan PTT Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros Makalah Ini Disampaikan Pada Seminar Tanggal 10 Maret 2015 di BPP dan KP Kab. Maros Page 12
13 Ketersediaan informasi adalah kemudahan dalam memperoleh informasi saat dibutuhkan oleh petani yang dapat diperoleh dari sumber informasi (instansi terkait, media masa, media elektronik, dan lain-lain). Tabel Hubungan antara Ketersediaan Infomasi dengan Tingkat Penerapan PTT Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros Ketersediaan Informasi Tingkat Penerapan PTT Tinggi Rendah Total Tinggi Count Expected Count % of Total 32.5% 7.5% 40.0% Rendah Count Expected Count % of Total 11.2% 48.8% 60.0% Total Count Expected Count % of Total 43.8% 56.2% 100.0% Sumber Data : Data Primer Setelah Diolah Tahun 2014 dengan SPSS.16 Tabel 5.17 menunjukkan bahwa dari 80 orang petani responden tedapat 32 orang (40,0%) menyatakan bahwa tingkat ketersediaan informasi tergolong tinggi, sedangkan 48 orang (60,0%) menyatakan bahwa tingkat ketersediaan informasi tergolong rendah, sehingga secara umum dapat disimpulkan bahwa di Kecamatan Mongcongloe tingkat ketersediaan infomasi masih tergolong rendah. Selanjutnya pada tabel 5.17 menunjukkan bahwa dari 32 orang petani responden yang menyatakan bahwa tingkat ketersediaan informasi tergolong tinggi. Dari 32 orang petani responden tersebut terdapat. 26 orang (32,5%) petani responden menyatakan bahwa tingkat ketersediaan informasi tergolong tinggi dengan tingkat penerapan PTT tinggi, 6 orang (7,5%) petani responden menyatakan bahwa tingkat ketersediaan informasi tergolong tinggi dengan tingkat penerapan PTT rendah. tergolong rendah sebanyak 48 orang petani responden. Dari 48, terdapat 9 orang (11,2%) petani responden yang menyatakan bahwa tingkat ketersediaan informasi tergolong rendah dengan tingkat penerapan PTT tinggi, dan 39 orang (48,8 %) petani responden menyatakan bahwa tingkat ketersediaan infomasi tergolong rendah dengan tingkat penerapan PTT rendah. Hasil analisis Uji Chi-Square Tests pada tabel diperoleh nilai Pearson Chi-Square (X 2 Hitung) = 30,476 sedangkan X 2 tabel (0,95 db 1) = 3,841 Jai (X 2 Hitung) = 30,476 lebih besar dari (X 2 tabel ) = 3,841 dan juga terlihat pada kolom Asymp. Sig. (2-sided) adalah 0,000 atau probabilitas 0,05 > 0,000. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang sangat nyata antara ketersediaan informasi dengan tingkat penerapan PTT padi sawah di Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros. Untuk mengetahui derajat hubungannya digunakan Contingency Sedangkan yang menyatakan Coefficient (C). bahwa tingkat ketersediaan informasi Tabel 5.18 Uji Chi-Square Tests Hubungan Ketersediaan Informasi dengan Tingkat Penerapan PTT Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros Makalah Ini Disampaikan Pada Seminar Tanggal 10 Maret 2015 di BPP dan KP Kab. Maros Page 13
14 Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square a Continuity Correction b Likelihood Ratio Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases b 80 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is b. Computed only for a 2x2 table X 2 hitung = 30,476 X 2 tabel (0,95 db 1) = 3,841 C= 0,525 nilai C maks = 0,707 Nilai Contingency Coefficient (C) diperoleh C = 0,525 dan nilai C maks = 0,707 bila dibandingkan nilai C dengan nilai C maks ( 0,525 dengan 0,701) hubungan ini sangat dekat sehingga dapat disimpulkan bahwa derajat hubungan antara ketersediaan informasi dengan Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros cukup besar 4. Hubungan antara Intensitas Penyuluhan dengan Tingkat Penerapan PTT Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros Intensitas penyuluhan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seberapa banyak petani menerima penyuluhan dalam satu musim tanam tentang teknologi PTT padi sawah, ( baik penyuluhan yang diberikan secara perorangan kepada petani oleh Penyuluh pertanian atau petugas pertanian, maupun penyuluhan yang diterima saat mengikuti pertemuan yang diadakan oleh instansi terkait pertanian). Tabel Hubungan antara Intensitas Penyuluhan dengan Tingkat Penerapan PTT Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros Intensitas Penyuluhan Tingkat_Penerapan PTT Tinggi Rendah Total Tinggi Count Expected Count % of Total 35.0% 12.5% 47.5% Rendah Count Expected Count % of Total 8.8% 43.8% 52.5% Total Count Expected Count % of Total 43.8% 56.2% 100.0% Sumber Data : Data Primer Setelah Diolah Tahun 2014 dengan SPSS.16 Tabel 5.19 menunjukkan bahwa dari 80 intensitas penyuluhan yang diterima orang petani responden tedapat 38 dalam satu musim tanam tergolong orang (47,5 %) menyatakan bahwa tinggi, sedangkan 42 orang (52,5 %) Makalah Ini Disampaikan Pada Seminar Tanggal 10 Maret 2015 di BPP dan KP Kab. Maros Page 14
15 menyatakan bahwa tingkat ketersediaan inpormasi tergolong rendah, sehingga secara umum dapat disimpulkan bahwa di Kecamatan Mongcongloe tingkat intensitas penyuluhan yang diterima petani tergolong rendah. Selanjutnya pada tabel 5.19 menunjukkan bahwa dari 38 orang petani responden yang menyatakan bahwa intensitas penyuluhan yang diterima tergolong tinggi, terdapat 28 orang (35,0%) petani responden tergolong kedalam intensitas penyuluhan tinggi dengan tingkat penerapan PTT tinggi, 10 orang (12,5%) tergolong intesitas penyuluhan tinggi dengan tingkat penberapan PTT rendah. Petani responden yang menyatakan bahwa intensitas penyuluhan yang diterima tergolong rendah sebanyak 42 orang, dan dari 42 orang petani responden tedapat 7 orang (8,8 %) petani responden tergolong kedalam intensitas penyuluhan rendah dengan tingkat penerapan PTT tinggi, danh 35 orang (43,8 %) tergolong intesitas penyuluhan rendah dengan tingkat penerapan PTT rendah. Tabel 5.20 Uji Chi-Square Tests Hubungan Intensitas Penyuluhan dengan Tingkat Penerapan PTT Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square a Continuity Correction b Likelihood Ratio Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1- sided) Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases b a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is b. Computed only for a 2x2 table X 2 hitung = 26,355 X 2 tabel (0,95 db 1) = 3,841 C= 0,498 nilai C maks = 0,707 Hasil analisis Uji Chi-Square Tests pada mengetahui derajat hubungannya tabel 5.20 diperoleh nilai Pearson Chi- digunakan Contingency Coefficient (C). Square (X 2 Hitung) = 26,355 sedangkan X 2 tabel (0,95 db 1) = 3,841 Jai (X 2 Nilai Contingency Coefficient (C) Hitung) = 26,355 lebih besar dari (X 2 diperoleh C = 0,498 dan nilai C tabel ) = maks = 0,707 bila dibandingkan nilai C dengan 3,841 dan juga terlihat pada kolom nilai C Asymp. Sig. (2-sided) adalah 0,000 atau maks ( 0,498 dengan 0,701) hubungan ini sangat dekat sehingga probabilitas 0,05 > 0,000. Hal ini dapat dapat disimpulkan bahwa derajat disimpulkan bahwa terdapat hubungan hubungan antara intensitas penyuluhan yang sangat nyata antara intensitas dengan tingkat penerapan PTT padi penyuluhan dengan tingkat penerapan sawah di Kecamatan Moncongloe PTT padi sawah di Kecamatan Kabupaten Maros cukup besar. Moncongloe Kabupaten Maros. Untuk 5. Hubungan Fekwensi Mengunjungi Sumber Infomasi dengan Tingkat Penerapan PTT Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros Frekwensi mengunjungi sumber informasi adalah jumlah kunjungan petani untuk mendapatkan informasi tentang Teknologi PTT yang dibutuhkan kepada sumber Makalah Ini Disampaikan Pada Seminar Tanggal 10 Maret 2015 di BPP dan KP Kab. Maros Page 15
16 informasi ( Dinas Pertanian Kabupaten, BPP dan KP Kabupaten, BPP Kecamatan, UPTD/KCD Kecamatan,PPL ). Tabel Hubungan antara Fekwensi Mengunjungi Sumber Informasi dengan Tingkat Penerapan PTT Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros Frekwensi Mengunjungi Sumber Informasi Tingkat Penerapan PTT Tinggi Rendah Tinggi Count Total Expected Count % of Total 32.5% 13.8% 46.2% Rendah Count Expected Count % of Total 11.2% 42.5% 53.8% Total Count Expected Count % of Total 43.8% 56.2% 100.0% Sumber Data : Data Primer Setelah Diolah Tahun 2014 dengan SPSS.16 Tabel 5.21 menunjukkan bahwa dari 80 rendah sebanyak 43 orang, dan dari 43 orang petani responden tedapat 37 orang responden tedapat terdapat 9 orang orang (46,2 %) menyatakan bahwa (11,2%) petani responden tergolong frekwensi mengunjungi sumber informasi kedalam frekwensi mengunjungi sumber dalam satu musim tanam tergolong tinggi, informasi rendah dengan tingkat sedangkan 43 orang (53,8 %) menyatakan penerapan PTT tinggi, dan 34 orang (42,5 frekwensi mengunjungi sumber informasi %) tergolong frekwensi mengunjungi tergolong rendah, sehingga secara umum sumber informasi rendah dengan tingkat dapat disimpulkan bahwa petani di penerapan PTT rendah. Hasil analisis Uji Kecamatan Mongcongloe frekwensi Chi-Square Tests pada tabel mengunjungi sumber infomasi tergolong diperoleh nilai Pearson Chi-Square rendah. (X 2 Hitung) = 19,673 sedangkan X 2 tabel (0,95 db 1) = 3,841 Jai (X Selanjutnya pada tabel Hitung) = 19,673 lebih besar dari (X menunjukkan bahwa dari 37 orang petani 2 tabel ) = 3,841 dan juga terlihat pada kolom Asymp. Sig. (2-sided) responden yang frekwensinya adalah 0,000 atau probabilitas 0,05 > mengunjungi sumber informasi tergolong 0,000. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tinggi, terdapat 26 orang (32,5%) petani terdapat hubungan yang sangat nyata responden tergolong kedalam frekwensi antara frekwensi mengunjungi sumber tinggi dengan tingkat penerapan PTT informasi dengan tingkat penerapan PTT tinggi, 11 orang (13,8 %) tergolong padi sawah di Kecamatan Mongcongloe frekwensi tinggi dengan tingkat penerapan Kabupaten Maros. Untuk mengetahui PTT rendah. derajat hubungannya digunakan Petani responden yang frekwensi Contingency Coefficient (C). mengunjungi sumber diterima tergolong Tabel Uji Chi-Square Tests Hubungan antara Fekwensi Mengunjungi Sumber Informasi dengan Tingkat Penerapan PTT Padi Sawah informasi di Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros Value df Asymp. Sig. (2- sided) Exact Sig. (2- sided) Exact Sig. (1- sided) Makalah Ini Disampaikan Pada Seminar Tanggal 10 Maret 2015 di BPP dan KP Kab. Maros Page 16
17 Pearson Chi-Square a Continuity Correction b Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases b a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is b. Computed only for a 2x2 table X 2 hitung = 19,673 X 2 tabel (0,95 db 1) = 3,841 C= 0,444 nilai C maks = 0,707 Nilai Contingency Coefficient (C) diperoleh C = 0,444 dan nilai C maks = 0,707 bila dibandingkan nilai C dengan nilai C maks ( 0,444 dengan 0,701) sangat dekat sehingga dapat disimpulkan bahwa derajat hubungan antara Tingkat frekwensi mengunjungi sumber informasi dengan Kecamatan Mongcongloe Kabupaten Maros cukup besar. C. Hubungan antara Tingkat Penerapan PTT dengan Peningkatan Produktivitas Padi Sawah Penerapan teknologi yang masih sederhana di tingkat petani, berakibat pada rendahnya produktivitas dan pendapatan petani. Perbaikan teknologi dan sistem budidaya padi sawah diharapkan dapat meningkatkan produktivitas yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan petani. Salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas adalah melalui penerapan teknologi yang spesifik lokasi dengan pendekatan Pengelolaan Tanaman dan Sumber Daya Terpadu (PTT) Padi sawah. Penerapan Paket Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi sawah adalah kemampuan dari petani untuk mengaplikasikan teknologi PTT padi sawah dalam pengembangan usaha tani padi. Tabel 5.23 menunjukkan bahwa dari 80 orang petani responden tedapat 35 orang (43,8 %) yang tingkat penerapan PTT padi sawah tinggi, dan 45 0rang(56,2%) yang tingkat penerapan PTT padi sawah rendah sehingga dapat disimpulkan bahwa di Kecamatan Moncongloe tingkat penerapat PTT yang dilakukan oleh petani masih tergolong rendah. Sedangkat tingkat kenaikan produktivitas padi sawah dari 80 orang petani responden terdapat 31 orang (38,8%) yang tingkat kenaikan produktivitasnya masuk kategori tinggi, 49 orang(61,2%) yang masuk kategori rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kenaikan produktivitas padi dikecamatan Moncongloe dikategorikan masih rendah. Selanjutnya pada tabel 5.34 menunjukkan bahwa dari 35 orang (43,8%) yang tingkat penerapannya tinggi terdapat 26 orang (32,5%) yang tergolong dalam tingkat penerapan PTT tinggi dan tingkat kenaikan produktivitas tinggi, dan hanya 9 orang(11,2%) yang tergolong dalam tingkat penerapan PTT tinggi dan tingkat kenaikan produktivitas rendah.tabel Hubungan antara Tingkat Penerapan PTT dengan Peningkatan Produktivitas Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe KenaikanProduktivitas Tinggi Rendah Total Makalah Ini Disampaikan Pada Seminar Tanggal 10 Maret 2015 di BPP dan KP Kab. Maros Page 17
18 Tingkat Penerapan PTT Tinggi Count Expected Count % of Total 32.5% 11.2% 43.8% Rendah Count Expected Count % of Total 6.2% 50.0% 56.2% Total Count Expected Count % of Total 38.8% 61.2% 100.0% Sedangkan tingkat penerapan PTT rendah 45 orang(56,2%), dari 45 orang tersebut terdapat 31 orang(38,8%) yang tergolong dalam tingkat penerapan PTT rendah dan tingkat kenaikan produktivitas tinggi, dan terdapat 49 oang (61,2%) yang tergolong dalam tingkat penerapan PTT rendah dan tingkat kenaikan produktivitas rendah. Tabel Uji Chi-Square Tests Hubungan antara Tingkat Penerapan PTT dengan Peningkatan Produktivitas Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros Value df Asymp. Sig. (2- sided) Pearson Chi-Square a Continuity Correction b Likelihood Ratio Exact Sig. (2- sided) Exact Sig. (1- sided) Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases b a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is b. Computed only for a 2x2 table X 2 hitung = 33,105 X 2 tabel (0,95 db 1) = 3,841 C= 0,541 nilai C maks = 0,707 Hasil analisis Uji Chi-Square Tests pada tabel 5.24 diperoleh nilai Pearson Chi-Square (X 2 Hitung) = 33,105 sedangkan X 2 tabel (0,95 db 1) = 3,841 Jai (X 2 Hitung) = 33,105 lebih besar dari (X 2 tabel ) = 3,841 dan juga terlihat pada kolom Asymp. Sig. (2-sided) adalah 0,000 atau probabilitas 0,05 > 0,000. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang sangat nyata antara Tingkat Penerapan PTT dengan Peningkatan Produktivitas Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe. Untuk mengetahui derajat hubungannya digunakan Contingency Coefficient (C).. Nilai Contingency Coefficient (C) diperoleh C = 0,541 dan nilai C maks = 0,707 bila dibandingkan nilai C dengan nilai C maks ( 0,541 dengan 0,701) sangat dekat sehingga dapat disimpulkan bahwa derajat hubungan antara Tingkat Penerapan PTT dengan Peningkatan Produktivitas Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe sangat kuat. Hasil analisis diatas menunjukkan bahwa makin tinggi tingkat penerapan PTT padi sawah makin tinggi pula tingkat kenaikan produktivitas padi yang dihasilkan dan sebaliknya makin rendah tingkat penerepan PTT padi sawah makin rendah pula tingkat kenaikan produktivitas padi yang dihasilkan. Kecamatan Moncongloe termasuk kategoti tingkat penerapan PTT rendah dengan tingkat kenaikan produktivitas rendah hal ini disebabkan karena beberapa komponen teknologi PTT yang belum maksimun diterapkan dan masuk kategori penerapan rendah seperti penggunaan benih bermutu, pengaturan populasi jaran Makalah Ini Disampaikan Pada Seminar Tanggal 10 Maret 2015 di BPP dan KP Kab. Maros Page 18
Hubungan antara Karakteristik Petani dengan Tingkat Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros.
Hubungan antara Karakteristik Petani dengan Tingkat Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros. Oleh : Ir. Pangerang, MP dan Ir. Mudakkir (Penyuluh Pertanian
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Uji Reliabilitas Dari hasil uji reliabilitas yang penulis lakukan terhadap 30 responden Duta Suara Gading Serpong yang pernah membeli Earphone dapat disimpulkan
Lebih terperinciLampiran 1. Karaketeristik Sampel Petani Padi Sawah Metode SRI di Kecamatan Beringin Tahun 2015
Lampiran 1. Karaketeristik Sampel Petani Padi Sawah Metode SRI di Kecamatan Beringin Tahun 2015 No Kelompok Tani Luas Lahan (Ha) Umur (Tahun) Lama Bertani (Tahun) Jumlah Tanggungan (Jiwa) Tingkat Pendidikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Program adalah pernyataan tertulis tentang keadaan, masalah, tujuan dan cara mencapai tujuan yang
Lebih terperinciPERILAKU MAHASISWA GUNADARMA KAMPUS DEPOK KREDIT DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN KARTU KREDIT. Hertyn Frianka/ /3EA12
PERILAKU MAHASISWA GUNADARMA KAMPUS DEPOK SEBAGAI KONSUMEN KARTU KREDIT DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN KARTU KREDIT Hertyn Frianka/13210279/3EA12 LATAR BELAKANG PEMBAYARAN DI ERA GLOBALISASI YANG MENUNTUT UNTUK
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa
31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah respon petani terhadap kegiatan penyuluhan PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II,
Lebih terperinciPERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA
PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA M. Eti Wulanjari dan Seno Basuki Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah
Lebih terperinciAbstrak
Peningkatan Produktivitas dan Finansial Petani Padi Sawah dengan Penerapan Komponen Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) (Studi Kasus di Desa Kandai I Kec. Dompu Kab. Dompu) Yuliana Susanti, Hiryana
Lebih terperinciSURAT PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN Berdasarkan permintaan dan permohonan serta penjelasan peneliti yang sudah disampaikan kepada saya bahwa akan dilakukan penelitian tentang Hubungan Manajemen Keperawatan
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
75 KUESIONER PENELITIAN Hubungan Antara Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Ibu Melaksanakan Imunisasi Dasar pada Anak di Desa Tigabolon Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun Tahun 2014 Petunjuk Pengisian
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PELAYANAN KB DENGAN KEIKUTSERTAAN PRIA DALAM PROGRAM KB DI KECAMATAN PANGURURAN KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2015 1. Identitas Responden No. Responden :
Lebih terperinciCase Processing Summary. Cases. Valid Missing Total. PenolongPersalinan. Tenaga Kesehatan. Chi-Square Tests. Asymp. Sig. (2-
CROSSTABS /TABLES=KategoriPendidikan BY Crosstabs Case Processing Summary Valid Missing KategoriPendidikan * 58 100.0% 0.0% 58 100.0% Count KategoriPendidikan * Crosstabulation Non KategoriPendidikan Rendah
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA PERAWAT DI RS MEDISTRA, JAKARTA
LEMBAR KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA PERAWAT DI RS MEDISTRA, JAKARTA Ibu yang terhormat, saat ini kami mahasiswa Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas
Lebih terperinciHUBUNGAN KELELAHAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEMETIK TEH DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV BAH BUTONG KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2014
Lampiran 1 Lembar Pengukuran HUBUNGAN KELELAHAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEMETIK TEH DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV BAH BUTONG KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2014 Karakteristik Responden Nama :
Lebih terperinciMINAT PETANI TERHADAP KOMPONEN PTT PADI SAWAH PENDAHULUAN
MINAT PETANI TERHADAP KOMPONEN PTT PADI SAWAH Siti Rosmanah, Wahyu Wibawa dan Alfayanti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu ABSTRAK Penelitian untuk mengetahui minat petani terhadap komponen
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM K3 DENGAN TERJADINYA KECELAKAAN KERJA PADA PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA DURI TAHUN 20011
LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM K3 DENGAN TERJADINYA KECELAKAAN KERJA PADA PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA DURI TAHUN 20011 DATA UMUM Umur : Pendidikan Terakhir : Masa Kerja
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH SIKAP KERJA MANUAL HANDLING
76 Lampiran 1 Kuesioner penelitian ANALISIS PENGARUH SIKAP KERJA MANUAL HANDLING TERHADAP KELUHAN SUBJEKTIF NYERI PINGGANG LEHER NON SPESIFIK PADA TENAGA ANALIS KESEHATAN DI INSTALASI LABORATORIUM RUMAH
Lebih terperinciKUESIONER PENDATAAN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA PERDARAHAN POST PARTUM PADA IBU BERSALIN DI RSUD DELI SERDANG LUBUK PAKAM
KUESIONER PENDATAAN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA PERDARAHAN POST PARTUM PADA IBU BERSALIN DI RSUD DELI SERDANG LUBUK PAKAM A. Data Umum Nama Reponden : Umur : Pendidikan : Pekerjaan
Lebih terperinciLampiran 6 TABULASI DATA UMUM Lansia di RT 02 RW 02 Dusun Gadel Desa Sidorejo Kec. Sukorejo Kab. Ponorogo
Lampiran 6 TABULASI DATA UMUM Lansia di RT 02 RW 02 Dusun Gadel Desa Sidorejo Kec. Sukorejo Kab. Ponorogo No Usia (tahun) Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Tinggal Bersama Hub. Keluarga Tingkat Ketergantungan
Lebih terperinci: Perwira / Bintara / Tamtama Asuransi lain selain BPJS :
KUESIONER PENELITIAN DETERMINAN PEMANFAATAN ULANG SARANA PELAYANAN KESEHATAN OLEH ANGGOTA POLRI DAN KELUARGANYA DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TEBING TINGGI TAHUN 2015 Petunjuk pengisian kuesioner 1. Jawablah
Lebih terperinciLEMBAR KUESIONER HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA FKM USU TAHUN 2015
LEMBAR KUESIONER HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA FKM USU TAHUN 2015 Nama : Umur : Jenis kelamin : Tahun angkatan : Jadwal makan 1. Apakah setiap hari anda biasa sarapan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...
Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi... PENDAHULUAN P ada dasarnya pengelolaan tanaman dan sumber daya terpadu (PTT) bukanlah suatu paket teknologi, akan tetapi lebih merupakan metodologi atau
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KOMUNIKASI PERSUASIF BIDAN TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN SUSU FORMULA PADA BAYI USIA0-6
LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KOMUNIKASI PERSUASIF BIDAN TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN SUSU FORMULA PADA BAYI USIA0-6 BULAN DI KELURAHAN DURIAN KECAMATAN BAJENIS I. Identitas Responden
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 2 LEMBAR PENJELASAN SUBYEK PENELITIAN Saya Dheeba Kumaraveloo, mahasiswa dari Fakultas Kedokteran akan mengadakan penelitian yang berjudul Hubungan antara Tidur Larut Malam dengan terjadinya Akne
Lebih terperinciBunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl. Irian Km.6,5 Bengkulu 38119
1 KAJIAN KEBUTUHAN DAN PELUANG (KKP) PADI Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl. Irian Km.6,5 Bengkulu 38119 Padi merupakan tulang punggung pembangunan subsektor tanaman pangan
Lebih terperinciLEMBAR PENJELASAN. Saya selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Utara dengan: Nama : Ardytia Lesmana Stambuk : 2008
LAMPIRAN II LEMBAR PENJELASAN Dengan Hormat, Saya selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Utara dengan: Nama : Ardytia Lesmana Stambuk : 2008 akan melaksanakan penelitian dengan judul Perbedaan
Lebih terperinciAnalisis Data Kategorikal
Analisis Data Kategorikal Topik: Data & skala pengukuran Uji hipotesis untuk data kontinu Uji hipotesis untuk data kategorikal Desain penelitian kesehatan Ukuran asosiasi Regresi Logistik Target: Mahasiswa
Lebih terperinciLAMPIRAN. Surat Pernyataan Persetujuan untuk Ikut Serta dalam Penelitian (Informed Consent)
LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Pernyataan Persetujuan untuk Ikut Serta dalam Penelitian (Informed Consent) Yang bertanda tangan dibawah ini: N a m a : U s i a : Alamat : Pekerjaan : Dengan sesungguhnya menyatakan
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DI KLINIK HARIANTARY MEDAN HELVETIA TAHUN 2008 I. Identitas pasien Nama : No : Umur :
Lebih terperinciFAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA 2016
96 Lampiran 1 KUESIONER HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN (B6, B12, B9), OLAHRAGA DAN KUALITAS TIDUR PADA MAHASISWA UNIVERSITAS ESA UNGGUL No. Responden : FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI UNIVERSITAS
Lebih terperinciOleh: Teti Tresnaningsih 1, Dedi Herdiansah S 2, Tito Hardiyanto 3 1,2,3 Fakultas Pertanian Universitas Galuh ABSTRAK
TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADA USAHATANI PADI SAWAH (ORYZA SATIVA L.) (Suatu Kasus Di Desa Rejasari Kecamatan Langensari Kota Banjar) Oleh: Teti Tresnaningsih 1, Dedi
Lebih terperinciPERMOHONAN MENJADI RESPONDEN PENELITI
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN PENELITI Kepada Yth. Bapak/Ibu selaku responden Di tempat. Dengan Hormat, Saya yang bertandatangan di bawah ini adalah mahasiswa Departemen
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
Lampiran. KUESIONER HUBUNGAN PERILAKU IBU HAMIL DAN MOTIVASI PETUGAS KESEHATAN DENGAN KEPATUHAN DALAM MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DI PUSKESMAS MAMAS KECAMATAN DARUL HASANAH KABUPATEN ACEH TENGGARA TAHUN
Lebih terperincilampiran data hasil pemeriksaan No Usia (tahun) lama bermain gitar bermain gitar di café/tempat hiburan lama bermain gitar dalam sehari tangan yang digunakan bermain chord nyeri di pergelangan tangan saat
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN PENELITI. Alamat: Jln Patra Raya Kp.Guji Rt 03/02 Kelurahan Duri Kepa Kecamatan Kebon
Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN PENELITI Responden yang saya hormati, Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Miki Sutrisno Nim : 2008-33-029 Alamat: Jln Patra Raya Kp.Guji Rt 03/02 Kelurahan Duri
Lebih terperinciKUISIONER PENELITIAN
Lampiran 1 : KUISIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN ORANG TUA TERHADAP PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT ANAK PRASEKOLAH DI TK ISLAM AN-NIZAM MEDAN TAHUN 2015 Oleh : Syarifah Fatimah (NIM. 131021019)
Lebih terperinciPENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH ABSTRAK
PENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH Andi Ishak, Bunaiyah Honorita, dan Yesmawati Balai Pengkajian Teknologi
Lebih terperinciLampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN. Saya yang bertanda tangan dan bertanggung jawab dengan pernyataan di bawah ini: Nama : Umur :
50 Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN Saya yang bertanda tangan dan bertanggung jawab dengan pernyataan di bawah ini: Nama : Umur : Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden dari penelitian
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
Umur * CD4 + Crosstabulation cd4 1-49 50-99 100-149 Total umur 35 Count 3 4 2 9 Expected Count 4.5 3.0
Lebih terperinciKUESIONER TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN PESERTA
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN PESERTA BPJS KESEHATAN TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN DI DUA PUSKESMAS DI KOTA MEDAN PADA BULAN AGUSTUS 2015 Kuesioner ini
Lebih terperinciIdentitas Responden 1. Nomor Responden : 2. Nama : 3. Jenis Kelamin : 4. Umur : 5. Pendidikan Terakhir : 6. Pekerjaan :
Lampiran 1 Observasi dan kusioner penelitian HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN KESEHATAN DIARE SERTA KUALITAS AIR SUNGAI PADA PENGGUNA AIR SUNGAI DELI DI KELURAHAN SUKARAJA KECAMATAN MEDAN
Lebih terperinciMETODELOGI PENELITIAN. sistematis, faktual dan akuran mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Dasar Metode penelitian adalah suatu cara yang harus di tempuh dalam suatu penelitian untuk mencapai tujuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Lebih terperinci(Berilah tanda (X) pada salah satu jawaban yang anda rasa benar) 1. Apa yang ibu ketahui tentang kantong plastik?
Lampiran I Kuesioner Penelitian HUBUNGAN KARAKTERISTIK PENGETAHUAN DAN SIKAP PADA IBU PEMBELI DAN PEDAGANG DENGAN PENGGUNAAN KANTONG PLASTIK DI PASAR TRADISIONAL FIRDAUS KECAMATAN MEDAN TEMBUNG TAHUN 2014
Lebih terperinciCase Processing Summary. Cases. Valid Missing Total. Umur * Kecelakaan Kerja % 0 0.0% % Pendidikan * Kecelakaan Kerja
Case Processing Summary Cases Valid Missing N N N Umur * Pendidikan * Kecelakaan Kerja Jumlah Jam Kerja * Massa Kerja * Kecelakaan Kerja Umur * Crosstabulation Tidak Umur 12-16 3 3 6 17-25 44 20 64 26-35
Lebih terperinciUJI CHI SQUARE. (Uji data kategorik)
UJI CHI SQUAR (Uji data kategorik) A. Pendahuluan Uji statistik nonparametrik ialah suatu uji statistik yang tidak memerlukan adanya asumsi-asumsi mengenai sebaran data populasinya (belum diketahui sebaran
Lebih terperinciSURAT PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk turut berpartisipasi sebagai responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan
Lebih terperinciKUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PEKERJA TERHADAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PEKERJA TERHADAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) 1.1 Pengantar Assalaamua laikum wr.wb Dengan ini saya perkenalkan bahwa saya adalah mahasiswi program
Lebih terperinciLampiran 1. I. Data Responden
Lampiran 1 KUESIONER HUBUNGAN KUALITAS MIKROBIOLOGIS AIR SUMUR GALI DAN PENGELOLAAN SAMPAH DI RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA KELUARGA DI KELURAHAN TERJUN KECAMATAN MEDAN MARELAN TAHUN 2013 I.
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN. PT. Adhi Karya Tbk Duri, Riau kerja dengan gejala photokeratitis pada pekerja las PT. Adhi Karya Persero Tbk Duri, Riau
LAMPIRAN 1 : Kuesioner gejala pothokeratitis pada pekerja pengelasan PT. Adhi Karya Tbk Duri, Riau 2016 KUESIONER PENELITIAN PT. Adhi Karya Tbk Duri, Riau 2016 Selamat pagi / siang Saya Mulyana Agustin
Lebih terperinciKepada Yth : Rekan rekan Perawat Bayi/VK. Di RS Budi Lestari Bekasi
Kepada Yth : Rekan rekan Perawat Bayi/VK Di RS Budi Lestari Bekasi Sehubungan untuk meningkatkan mutu pelayanan Rumah sakit dan untuk mengembangkan pola Inisiasi Menyusui Dini pada bayi baru lahir diruang
Lebih terperinciLAMPIRAN KARAKTERISTIK RESPONDEN
42 LAMPIRAN KARAKTERISTIK RESPONDEN Jenis Kelamin Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Laki - Laki 21 50.0 50.0 50.0 Valid Perempuan 21 50.0 50.0 100.0 Total 42 100.0 100.0 Umur Responden
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN Judul : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Dengan Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) Di Wilayah Kerja Puskesmas Maga Kabupaten Mandailing Natal
Lebih terperinciLAMPIRAN I. No. Responden : Tanggal Wawancara : I. KARAKTERISTIK RESPONDEN. 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis kelamin : 4. Lama bekerja : Jam/hari
LAMPIRAN I KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN HYGIENE PERORANGAN DAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI DENGAN KELUHAN GANGGUAN KULIT PADA PEKERJA PENGUPAS UDANG DI KELURAHAN PEKAN LABUHAN KECAMATAN MEDAN LABUHAN
Lebih terperinciKUESIONER A DATA DEMOGRAFI
KUESIONER A DATA DEMOGRAFI Petunjuk pengisisan Isilah jawaban pada pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda (X) pada kotak yang tersedia. Data ini dirahasiakan dan hanya dibaca oleh peneliti. Coret
Lebih terperinciLampiran 1. Kuesioner Penelitian
90 Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN Saya yang bernamaresky Arisda Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat akan melakukan penelitian yang berjudul Faktor-faktor yang memengaruhi
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
Lampiran KUESIONER PENELITIAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERKAWINAN USIA MUDA PADA PENDUDUK KELOMPOK UMUR 12-19 TAHUN DI DESA PUJIMULIO KECAMATAN SUNGGAL KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013 No. Responden
Lebih terperinciTingkat Partisipasi Ibu Hadir Tidak Hadir
Lampiran I KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT PARTISIPASI IBU BALITA DALAM PENIMBANGAN BALITA KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DARUSSALAM KECAMATAN MEDAN PETISAH TAHUN
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUTUSAN MEMILIH PIL KB DI KELURAHAN TANJUNG SELAMAT KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN TAHUN 2014
KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUTUSAN MEMILIH PIL KB DI KELURAHAN TANJUNG SELAMAT KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN TAHUN 2014 A. Identitas Responden 1. Nama :... 2. Umur :... Tahun
Lebih terperinciMODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI
MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI Prof. Dr. Marwoto dan Prof. Dr. Subandi Peneliti Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian MALANG Modul B Tujuan Ikhtisar
Lebih terperinci- Umur : tahun. - Pendidikan Terakhir : 1. SD 2. SMP 3. SMA 4. Akademi/Diploma 5. Perguruan Tinggi
73 GAMBARAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN KADER DALAM PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BAYI DAN BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DESA LALANG TAHUN 2014 A. Karakteristik Kader Nomor Responden : Nama Posyandu : Tgl.
Lebih terperinciPEDOMAN PENGAMATAN PERAWAT HUBUNGAN PELAKSANAAN EDUKASI PERAWAT TERHADAP TINGKAT NYERI PASIEN PASCA TINDAKAN NASOLARINGOSCOPY
No. Kuisioner : PEDOMAN PENGAMATAN PERAWAT HUBUNGAN PELAKSANAAN EDUKASI PERAWAT TERHADAP TINGKAT NYERI PASIEN PASCA TINDAKAN NASOLARINGOSCOPY Petunjuk Pengisian : 1. Isilah semua pernyataan dalam kuisioner
Lebih terperinciLEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN. Nama Saya Fauziah, sedang menjalani sedang menjalani pendidikan di
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN Assalammualaikum Wr. Wb/ Salam Sejahtera Dengan Hormat, Nama Saya Fauziah, sedang menjalani sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan Pendidik Fakultas
Lebih terperinciLAMPIRAN. Atas perhatian dan kerjasamanya dalam pengisian kuesioner ini, saya ucapkan terima kasih. Yogyakarta, November 2011.
8 LAMPIRAN Kuesioner Kepada Yth. Bapak/ibu/Saudara/i Responden Penelitian Di Yogyakarta Dengan Hormat, Pada saat ini saya adalah Singgih Wibisono Mahasiswa Jurusan Manajemen Universitas Negeri Yogyakarta
Lebih terperinciLampiran 1 PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
Lampiran 1 PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN Kepada Yth. Saudara/i... Di RS Dengan Hormat, Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi D IV Keperawatan Poltekke Kemenkes
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN PROSES PENYEMBUHAN PADA PENDERITA KUSTA DI KABUPATEN BENGKALIS RIAU TAHUN 2010
KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN PROSES PENYEMBUHAN PADA PENDERITA KUSTA DI KABUPATEN BENGKALIS RIAU TAHUN 2010 No. Urut Responden : Alamat Responden : Tanggal Wawancara
Lebih terperinciDENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT
DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT Penerapan Padi Hibrida Pada Pelaksanaan SL - PTT Tahun 2009 Di Kecamatan Cijati Kabupaten Cianjur Jawa Barat Sekolah Lapang (SL) merupakan salah satu metode
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. bidang penggilingan padi. Penggilingan Padi Karto terletak di Desa Bangun
digilib.uns.ac.id 40 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penggilingan Padi Karto merupakan industri informal yang bergerak di bidang penggilingan padi. Penggilingan Padi Karto terletak
Lebih terperinciKUESIONER GAMBARAN TAYANGAN IKLAN FAST FOOD
KUESIONER GAMBARAN TAYANGAN IKLAN FAST FOOD (MAKANAN SIAP SAJI) DI TELEVISI DAN KEBIASAAN MAKAN FAST FOOD (MAKANAN SIAP SAJI) DAN KEJADIAN OBESITAS PADA PELAJAR SMA SWASTA CAHAYA MEDAN TAHUN 2013 I. INFORMASI
Lebih terperinciUji Statistik yang Digunakan Untuk ANALISA BIVARIAT
1 Uji Statistik yang Digunakan Untuk ANALISA BIVARIAT Variabel I Variabel II Jenis uji statistik yang digunakan Katagorik Katagorik - Kai kuadrat - Fisher Exact Katagorik Numerik - Uji T - ANOVA Numerik
Lebih terperinciSURAT PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN
Lampiran 5 SURAT PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN Berdasarkan permintaan dan permohonan serta penjelasan peneliti yang sudah disampaikan kepada saya bahwa akan dilakukan penelitian tentang Hubungan pola asuh
Lebih terperinciLampiran 1. KUESIONER PENILAIAN STRES KERJA PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) RANTAUPRAPAT
Lampiran 1. KUESIONER PENILAIAN STRES KERJA PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) RANTAUPRAPAT I. KARAKTERISTIK RESPONDEN No. Responden : Umur : Tahun Jenis Kelamin : Laki-Laki/Perempuan Masa
Lebih terperinciLAMPIRAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL
LAMPIRAN LAMPIRAN I Kuesioner Balita DI KECAMATAN SEPATAN TIMUR TANGERANG PROGRAM STUDI ILMU GIZI 2016 Saya adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
Lampiran I KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KELUHAN KULIT PADA PEMULUNG DAN GAMBARAN FASILITAS SANITASI DI TPA TERJUN KELURAHAN TERJUN KECAMATAN MEDAN MARELAN TAHUN 2013 Keterangan
Lebih terperinciLAMPIRAN Case Processing Summary Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN ANALISIS SPSS : 1. Analisis Crosstabs Tujuannya adalah untuk mencari koef. Contingency menggunakan chi-square test Case Processing Summary Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent
Lebih terperinciKuesioner Penelitian
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Hubungan Faktor Resiko dengan Terjadinya Nyeri Punggung Bawah ( Low Back Pain) Pada Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Di Pelabuhan Belawan Medan Tahun 2015 Nomor Responden
Lebih terperinciHASIL PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA PENYAKIT KELAMIN ANALISA UNIVARIAT
Statistics N Mean Std. Error of Mean Median Mode Std. Dev iation Minimum Maximum Missing Kejadian Tekanan Rasa Media Gonta Ganti Peny akit Nilai Agama Pacar Penasaran Informasi Pasangan Faktor Kelamin
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERAWATAN KEHAMILAN PADA IBU HAMIL YANG MENGALAMI ABORTUS SPONTAN TAHUN 2013
Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERAWATAN KEHAMILAN PADA IBU HAMIL YANG MENGALAMI ABORTUS SPONTAN TAHUN 2013 No. Responden : Petunjuk pengisian : Isilah
Lebih terperinciUNIVERSITAS SUMATERA UTARA LEMBAR OBSERVASI
LAMPIRAN 1 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA LEMBAR OBSERVASI HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN DENGAN JUMLAH KOLONI KUMAN PADA TELAPAK TANGAN PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA MEDAN TAHUN 2016
Lebih terperinciUtomo, M., Eddy Rifai dan Abdulmutalib Thahir Pembangunan dan Alih Fungsi Lahan. Lampung: Universitas Lampung.
Utomo, M., Eddy Rifai dan Abdulmutalib Thahir. 1992. Pembangunan dan Alih Fungsi Lahan. Lampung: Universitas Lampung. Wiradi, Gunawan. 2000. Reforma Agraria: Perjalanan Yang Belum Berakhir. Yogyakarta:
Lebih terperinciLAMPIRAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
LAMPIRAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Denpasar, November 2011 Kepada Yth. Calon Responden Penelitian Di Denpasar Selatan Dengan Hormat, Saya yang bertanda tangan dibawah ini Mahasiswa Magister Ilmu Kesehatan
Lebih terperinciINSTRUMEN PENELITIAN
Lampiran 1 INSTRUMEN PENELITIAN HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TATANAN KELUARGA IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KAMPUNG BOJONG KELURAHAN RAWABUAYA TAHUN 2014 PETUNJUK PENGISIAN
Lebih terperinciKUESIONER KUESIONER RESPONDEN. Bapak / Ibu / Saudara / i yang saya hormati,
KUESIONER UNIVERSITAS ESA UNGGUL MANAJEMEN RUMAH SAKIT KUESIONER RESPONDEN Bapak / Ibu / Saudara / i yang saya hormati, Saya adalah mahasiswi semester akhir di Universitas Esa Unggul. Saat ini saya sedang
Lebih terperinciNomor Kuisioner : tanggal Pengisian : DATA UMUM RESPONDEN
LEMBAR KUESIONER PENELITIAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEENGGANAN PASANGAN USIA SUBUR DALAM PENGGUNAAN KB IUD DI DESA TANJUNG REJO KECAMATAN PERCUT SEI TUAN TAHUN 2010 Nomor Kuisioner : tanggal Pengisian
Lebih terperinciLampiran 2. Berat badan patokan untuk perhitungan kecukupan gizi
Lampiran 1. Kurva standar kafein Absorbansi 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 y = 0.0502x + 0.0146 R 2 = 0.9971 Absorbansi Linear (Absorbansi) 0 0 5 10 15 20 25 Konsentrasi (ppm) Lampiran 2. Berat badan patokan untuk
Lebih terperinciLAMPIRAN. Case Processing Summary. Descriptives. 95% Confidence Interval for Mean. Tests of Normality. Kolmogorov-Smirnov a
LAMPIRA Case Processing Summary Cases Missing Total Total Penerapan Kewaspadaan Standar 205 100.0% 0 0.0% 205 100.0% Descriptives Statistic Std. Error Mean 232.44.365 95% Confidence Interval for Mean Lower
Lebih terperinciLampiran 2
Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 HUBUNGAN PERAN SUPERVISI KEPALA RUANGANDENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DALAM MELAKSANAKANASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD DR. PIRNGADI
Lebih terperinciKUESIONER PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI, PEMUNGKIN DAN KEBUTUHAN TERHADAP PEMANFAATAN PELAYANAN JAMPERSAL DI PUSKESMAS PARONGIL KABUPATEN DAIRI
Lampiran 1 KUESIONER PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI, PEMUNGKIN DAN KEBUTUHAN TERHADAP PEMANFAATAN PELAYANAN JAMPERSAL DI PUSKESMAS PARONGIL KABUPATEN DAIRI Petunjuk Pengisian - Mohon angket ini diisi oleh
Lebih terperinciKuesioner Penelitian
Kuesioner Penelitian HUBUNGAN DIFUSI INOVASI DENGAN PEMANFAATAN OVITRAP OLEH IBU RUMAH TANGGA DI KELURAHAN SEI KERA HILIR I KECAMATAN MEDAN PERJUANGAN KOTA MEDAN TAHUN 2010 No. Responden : Identitas responden:
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN TINGKAT KEBISINGAN DENGAN KELUHAN KESEHATAN PADA MASINIS KERETA API DIPO LOKOMOTIF MEDAN TAHUN 2011 No.
KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN TINGKAT KEBISINGAN DENGAN KELUHAN KESEHATAN PADA MASINIS KERETA API DIPO LOKOMOTIF MEDAN TAHUN 2011 No. Responden: I. KARAKTERISTIK RESPONDEN 1. Nama : 2. Umur : 3. Pendidikan
Lebih terperinciI. Identitas Responden
81 Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KARAKTERISTIK, AKTIFITAS FISIK DAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU HAMIL TERHADAP KEJADIAN PREEKLAMSIA DI RSUD RANTAU PRAPAT Kasus Kontrol I. Identitas Responden
Lebih terperinciLampiran 2
Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 LEMBAR KUESIONER HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG DISCHARGE PLANNING DENGAN KESIAPAN PERAWAT MEMBERIKAN DISCHARGE PLANNING KEPADA PASIEN
Lebih terperinciLampiran 2. Surat Izin Penelitian
Lampiran 2. Surat Izin Penelitian 40 41 Lampiran 3. Lembaran Informed Consent SURAT PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Usia : Alamat : Menyatakan bahwa : 1. Saya telah
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN PENGARUH PENGETAHUAN DAN MOTIF EKONOMI TERHADAP PENGGUNAAN FORMALIN DAN BORAKS OLEH PEDAGANG
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PENGETAHUAN DAN MOTIF EKONOMI TERHADAP PENGGUNAAN FORMALIN DAN BORAKS OLEH PEDAGANG DALAM PANGAN SIAP SAJI (BAKSO) DI MEDAN DENAI DAN MEDAN
Lebih terperinciLEMBAR KUESIONER FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ASI EKSKLUSIF TERHADAP IBU YANG MEMPUNYAI BAYI 7-12 BULAN DI DESA
LEMBAR KUESIONER FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ASI EKSKLUSIF TERHADAP IBU YANG MEMPUNYAI BAYI 7-12 BULAN DI DESA PANGIRKIRAN KEC. HALONGONAN KAB. PADANG LAWAS UTARA TAHUN 2015 Responden adalah ibu-ibu
Lebih terperinciSTRURKTUR ORGANISASI RSUD BATARA GURU BELOPA
LAMPIRAN STRURKTUR ORGANISASI RSUD BATARA GURU BELOPA Direktur RSUD Batara Guru Bagian Tata Usaha Bagian Pelayanan Medik & Keperawatan Bidang Pengembangan SDM & RM Bidang Pengawasan & Pemeliharaan Sarana
Lebih terperinciDAFTAR RIWAYAT HIDUP. Universitas Sumatera Utara
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Lamhot Sastrawijaya Fernandez Tempat / Tanggal Lahir : Bekasi, 23 November 1991 Agama : Kristen Protestan Alamat : Jl. Abadi blok D7. Perum. Villa Setiabudi Abadi 2 Kel. Tanjung
Lebih terperinciUmur Diagnosis Jenis kelamin Jumlah Kolesterol
Lembar 1 Lembar Pengamatan No No. MR Umur Diagnosis Jenis kelamin Jumlah Kolesterol CT.Scan Lampiran 2 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Pas Photo 3x4 cm Nama : Syarifah Qadrina A Tempat / Tanggal Lahir : Banda Aceh/15
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN ( Informed Concent)
LAMPIRAN Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN ( Informed Concent) Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Umur : Telah mendapatkan penjelasan mengenai tujuan, manfaat, jaminan kerahasiaan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 1 LAMPIRAN 2 DAFTAR PERTANYAAN (Hubungan antara pemakaian alat kontrasepsi yang mengandungi kombinasi hormonal (pil) dengan kejadian vaginal discharge patologis) Instruksi =Kuesioner ini membantu
Lebih terperincikejadian yang mengganggu proses kerja? (Jika tidak pernah lanjut ke pertanyaan C) 5. Apabila pernah, jenis kejadian apa yang anda alami?
Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA BAGIAN LOADING RAMP DI PABRIK NEGERI LAMA SATU PT. HARI SAWIT JAYA KABUPATEN LABUHAN BATU TAHUN 2017 A. Identitas
Lebih terperinci