Pemakaian Deiksis Persona dalam Bahasa Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pemakaian Deiksis Persona dalam Bahasa Indonesia"

Transkripsi

1 Pemakaian Deiksis Persona dalam Bahasa Indonesia Oleh : Harits Utama 1 Abstrak Pronomina persona dalam bahasa Indonesia terbagi menjadi tiga bentuk, pronomina persona pertama, kedua, dan ketiga yang masing-masing dibedakan pula dalam bentuk tunggal dan jamak. Pemakaian pronomina atau kata ganti orang ini acapkali keluar dari kaidah yang semestinya. Skripsi ini bertujuan meneliti pemakaian pronomina persona dalam bahasa Indonesia serta bentuk pemakaian pronomina persona yang menyimpang dari kaidah mengaturnya. Penggunaan kata ganti diri diatur dalam aspek kesantunan berkomunikasi. Ada kalanya penutur menggunakan kata ganti diri yang menunjukkan kesopanan jika berhadapan dengan lawan tutur yang lebih tua dan ada kalanya penutur menggunakan kata ganti diri yang menunjukkan keakraban jika berhadapan dengan lawan tutur yang sebaya atau lebih muda. Penggunaan bahasa semacam ini memperhatikan aspek sosiolinguistik dalam tindak komunikasi. Selain itu, hasil penelitian ini juga membuktikan adanya pembalikan dalam pemakaian kata ganti persona. Namun, pembalikan ini merupakan suatu hal yang lazim dilakukan oleh penutur bahasa Indonesia. Kata Kunci : Deiksis, Pronomina, Pembalikan, Sosiolinguistik, Referen, Rujukan Pendahuluan Dalam kegiatan berbahasa, sering digunakan kata-kata atau frasa-frasa yang rujukannya berpindah-pindah atau berganti-ganti, tergantung pada siapa yang menjadi pembicara, saat atau waktu tindak tutur terjadi dan tempat dituturkannya kata-kata itu. Dalam bidang 1inguistik terdapat pula istilah rujukan atau sering disebut referensi, yaitu kata atau frase yang menunjuk kepada kata, frase atau ungkapan yang akan diberikan. Rujukan semacam itu oleh Nababan (1987:40) disebut deiksis. Pengertian deiksis menurut pandangan tradisional dibedakan dengan pengertian katafora dan anafora. Deiksis katafora diartikan sebagai tuturan luar. Menurut pandangan yang menjadi pusat orientasi si penuturnya, deiksis katafora mengacu pada hal-hal yang berada si luar konteks wacana, sedangkan anafora merujuk di dalam tuturan, baik yang mengacu pada kata yang berada di belakang maupun yang merujuk pada kata yang berada di depan (Lyons, 1977:638). Sementara Nansi (1983:181) memberikan definisi 1 Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran, 2012

2 deiksis sebagai rujukan suatu kata yang berpindah dan bergantung pada siapa yang berbicara, di mana pembicara atau pendengar dan waktu dituturkannya katakata tersebut. Berdasarkan jenisnya, deiksis dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu, deiksis persona, deiksis waktu, dan deiksis ruang. Deiksis persona menyangkut kata ganti persona di dalamnya, deiksis waktu berhubungan dengan pemakaian waktu (temporal), sedangkan deiksis ruang berhubungan dengan kata ganti tunjuk (demonstrativa). Komunikasi yang peserta tindak ujarannya berpijak pada ruang dan waktu yang sama ini bersifat egosentris (berpusat pada penutur), atau menurut Lyons (1977, dalam Kaswanti Purwo, 1984:156), si pembicara berada pada titik nol; segala sesuatu diarahkan pada sudut pandang penutur. Penutur atau pembicara yang pada umumnya menjadi acuan kata ganti dapat berganti peran dalam tindak komunikasi tertentu. Penunjukan yang bertitik labuh pada si pembicara dan tidak egosentris disebut pembalikan deiksis. Pembalikan deiksis adalah penciptaan dasar deiktis bukan dalam persona penutur, tempat penutur, atau saat penutur melainkan dalam persona lain penutur beridentifikasi dengannya (Verhaar, 2008: 410). Lyons (dalam Kaswanti Purwo, 1984: 156) membicarakan apa yang disebutnya situasi tuturan yang kanonik (the canonical situation of utterance). Dalam situasi tuturan kanonik ini semua peserta tindak ujaran hadir dalam dimensi ruang dan waktu yang sama; masingmasing dapat melihat satu sama lain, dapat mempergunakan panca indranya untuk menangkap hal-hal yang paralingual (seperti gerak-gerik, isyarat tangan, mata). Selain mengacu pada referennya, penggunaan kata ganti diri juga memperhatikan aspek sosial. Deiksis persona dalam bahasa Indonesia memiliki beragam bentuk dan macamnya. Seperti dua bentuk kata ganti persona pertama: aku dan saya, masing-masing memiliki perbedaan dalam pemakaiannya. Kata aku hanya dapat dipakai dalam situasi informal, misalnya di antara dua peserta tindak ujaran yang saling mengenal atau sudah akrab hubungannya. Kata saya digunakan dalam situasi formal (misalnya, dalam suatu ceramah, perkuliahan,atau di antara dua peserta tindak ujaran yang belum saling menganal). Namun, selain itu, kata

3 saya dapat pula dipakai dalam situasi informal atau dengan kata lain kata saya dapat digunakan dalam konteks pemakaian yang sama dengan kata aku. Berbeda dengan kata saya, kata ganti persona pertama aku tidak terkesan sopan jika digunakan kepada orang yang lebih tua. Pembahasan Menurut Kaswanti Purwo (1984: 1) sebuah kata dikatakan bersifat deiksis apabila rujukannya berpindah-pindah atau berganti-ganti, bergantung siapa yang menjadi pembicara, saat dan tempat dituturkannya kata-kata itu. Dalam bidang linguistik terdapat pula istilah rujukan atau sering disebut referensi, yaitu kata atau frase yang menunjuk kata, frase atau ungkapan yang akan diberikan. Sistem deiksis bahasa yang satu dengan bahasa yang lain adalah berbeda. Hal ini dimungkinkan karena tiap-tiap bahasa memiliki kaidah bahasa dan latar belakang budaya tersendiri yang berbeda dengan kaidah latar belakang budaya bahasa yang lain. Perbedaan ini membawa konsekuensi tersendiri bagi orang yang akan mempelajari atau mendalami dan menggunakannya dalam tindak komunikasi. Pronomina Persona Pertama Dalam Bahasa Indonesia, pronomina persona pertama tunggal adalah saya dan aku. Bentuk saya, biasanya digunakan dalam tulisan atau ujaran yang resmi. Bentuk saya, dapat juga dipakai untuk menyatakan hubungan pemilikan dan diletakkan di belakang nomina yang dimilikinya, misalnya: rumah saya, paman saya. Pronomina persona pertama aku, lebih banyak digunakan dalam situasi nonformal dan lebih banyak menunjukkan keakraban antara pembicara/penulis dan pendengar/pembaca. Pronomina persona aku mempunyai variasi bentuk, yaitu ku dan ku. Pronomina Persona Pertama Tunggal saya Pada pronomina persona pertama tunggal bentuk saya digunakan pembicara untuk menunjuk dirinya sendiri. Biasanya bentuk ini dipakai dalam situasi yang formal, misalnya seperti dalam sebuah wawancara. Untuk pronomina persona pertama tunggal saya ditemukan data:

4 (1) Memperluas jaringan internasional yang akan bermanfaat untuk karier masa depan saya. (K/ Selasa, 27 Maret 2012/ 35). Pronomina Persona Pertama Tunggal aku Pada pronomina persona pertama tunggal bentuk aku digunakan pembicara untuk menunjuk dirinya sendiri. Berbeda dengan bentuk saya, bentuk aku biasanya dipakai dalam situasi yang tidak formal, misalnya seperti pada percakapan biasa antar-teman. (2) Permainan kita belum berakhir, Mir. Aku mungkin takkan pernah mendapat teman sepertimu lagi! (B/ Kamis, 17 November 2011/ 25). Bentuk pronomina persona pertama tunggal aku merupakan kata ganti orang pertama yang asli. Bentuk pronomina persona pertama tungal saya merupakan kata ganti persona pinjaman dari bentuk sahaya. Bentuk pronomina persona pertama tunggal aku memiliki dua variasi bentuk, yakni ku dan ku. Berdasarkan distribusi sintaksisnya, bentuk ku merupakan bentuk lekat kanan, sedangkan bentuk ku merupakan bentuk lekat kiri. Bentuk lekat kanan seperti itu dalam bahasa Indonesia dapat dijumpai dalam konstruksi posesif dan dalam konstruksi posesif bentuk persona senantiasa lekat kanan. (3) Pinjam uangku saja! bisik Udin tiba-tiba. (B/ Kamis, 5 Januari 2012/ 47). Di samping digunakan dalam kostruksi posesif, bentuk ku dapat pula menduduki fungsi objek dan berperan objektif. (4) Kamu memandangku setelah mengamati pas fotoku. (Nov/ BKMD/ 2). Selain menduduki fungsi objek dan berperan objektif, bentuk ku dapat pula menduduki fungsi subjek dan berperan subjektif. (5) Pak Sanchez marah. Hei Gomez! Keluar dari kiosku sekarang juga! (B/ Kamis, 17 November 2011/ 18). Bentuk ku sebagai bentuk lekat kiri dalam hal pemakaiannya sama sekali berbeda dengan bentuk ku. Bentuk ku umumnya diletakkan pada kata yang terletak disebelah kirinya, dalam rangkaian verba dan mengisi kostituen pelaku. Perhatikan beberapa data berkut.

5 (6) Mengapa kutemukan ini di bulan Februari? (Nov/ BKMD/ 111). (7) Kujemput kamu besok pagi? (Nov/ BKMD/ 90). Kedua bentuk kata ganti persona tersebut masing-masing memiliki perbedaan dalam pemakaian. Kata aku hanya dapat dipakai dalam situasi informal, misalnya di antara dua peserta tindak ujaran yang saling mengenal atau sudah akrab hubungannya. Kata saya biasanya digunakan dalam situasi formal, misalnya dalam suatu ceramah, kuliah, atau di antara dua peserta tindak ujaran yang belum saling mengenal. Akan tetapi, kata saya juga dapat dipakai dalam situasi informal. Kata saya bisa dipergunakan dalam konteks pemakaian yang sama dengan halnya kata aku. Selain pronomina persona pertama tunggal, bahasa Indonesia mengenal pronomina persona pertama jamak, yakni kami dan kita. Pronomina Persona Pertama Jamak kami Pronomina persona pertama jamak bentuk kami bersifat eksklusif; artinya, pronomina itu mencakupi pembicara/penulis dan orang lain dipihaknya, tetapi tidak mencakupi orang lain dipihak pendengar/pembacanya. (8) Kami akan beangkat pukul enam pagi. Implikasi kalimat (8) adalah bahwa hanya pihak pembicara/orang pertama yang turut serta dalam keberangkatan pukul enam pagi tersebut sedangkan pendengar/lawan bicara tidak. Pronomina persona pertama jamak bentuk kami juga dipakai dengan pengertian tunggal untuk mengacu pada penbicara/ penulis dalam situasi yang formal. Perhatikan data berikut: (9) Saya bangga dengan penyelenggaraan HNMUN 2012 karena bisa membuktikan bahwa kami sebagai generasi muda yang peduli dengan berbagai permasalahan global. Kami ingin menyumbangkan ide atau gagasan melalui HNMUN 2012 yang diikuti lebih dari 3000 peserta, kata Dominik P. Nieszporowski, Secretary General Harvard National Model United Nations (K/ Selasa, 27 Maret 2012/ 35). Pronomina Persona Pertama Jamak kita

6 Pronomina persona pertama jamak bentuk kita bersifat inklusif; artinya, pronomina itu mencakupi tidak saja pembicara/penulis, tetapi juga pendengar/pembaca, dan mungkin pula pihak lain. (10) Kita akan berangkat pukul enam pagi. Implikasi kalimat (10) adalah bahwa bukan hanya pembicara/orang pertama saja yang turut serta dalam keberangkatan pada pukul enam pagi tersebut, tetapi juga pendengar/ lawan tutur akan ikut. Perhatikan data lainnya: (11) Mbak Anya Dwinov, bisa kita kerja sama di bidang agen perjalanan dan sebagainya? (K/ Selasa, 27 Maret 2012/ 33). (12) Paman Kikuk mengajak Husin, Asta, dan Bibi Ndari makan di restoran apung. Di sini, kita bisa makan sambil mincing, lo! ujar Paman Kikuk. (B/ Kamis, 27 Oktober 2011/ 24). Pronomina Persona Kedua Pronomina persona kedua tunggal mempunyai beberapa wujud, yakni engkau, kamu, Anda, kau dan mu. Beriikut ini adalah data pemakaiannya. Pronomina Persona Kedua Tunggal engkau dan kamu Bentuk pronomina persona kedua tunggal adalah engkau dan kamu. Kedua bentuk kata ganti persona kedua tunggal tersebut masing-masing mempunyai bentuk variasi kau dan mu. Bentuk persona ini biasanya dipergunakan oleh: a) Orang tua terhadap orang yang lebih muda yang telah dikenal dengan baik dan lama. b) Orang yang mempunyai status sosial yang lebih tinggi untuk menyapa lawan bicara yang statusnya lebih rendah. c) Orang yang mempunyai hubungan akrab, tanpa memandang umur atau stastus sosial. Perhatikan beberapa data berikut. (13) Arya, kamu itu justru spesial, karena kamu cadel. Jadi, tidak ada gunanya sedih atau marah! Mama menenangkan Arya. (B/ Kamis, 22 Desember 2011/ 18). (14) Engkau mau bertempur? Berapa kali Ayah sudah melarang. Engkau jangan campur-campur dengan bertempur-tempur! Apa

7 engkau pikir engkau bisa menang dengan pistol kecil itu? (Nov/ JTAU/ 19). (15) Tapi, omong-omong, dari mana tantemu dapat ide tentang gelang manik itu? (B/ Kamis, 29 September 2011/ 19). Seperti halnya kata ganti persona pertama, bentuk variasi dari kata ganti persona kedua tunggal, yakni mu dan kau juga memiliki tugas masing-masing. Berdasarkan distribusi sintaksisnya bentuk mu merupakan bentuk lekat kanan, sedangkan bentuk kau merupakan bentuk lekat kiri. Bentuk lekat kanan pada kata ganti persona kedua dapat kita jumpai dalam kostruksi poseseif. Perhatikan data berikut. (16) Ya, Tuhan! Angsa putihmu pecah? Siapa yang melakukan? (Nov/ BKMD/ 9). (17) Semalam Papa masuk kamarmu dan mendengar suara jangkrik di bawah tempat tidurmu. Kenapa ada jangkrik di sana, Dio? tanya Papa lembut. (B/ Kamis, 5 Januari 2012/ 37). Di samping digunakan dalam konstruksi posesif, bentuk mu dapat juga menduduki fungsi objek dan berperan objektif. (18) Jangan menyalahkan diri sendiri. Kamu tinggal mencari titik untuk bangkit kembali. Aku akan membantumu. (Nov/ BKMD/ 115). Bentuk kau sebagai bentuk lekat kiri dalam hal pemakaiannya sama sekali berbeda dengan bentuk mu. Bentuk kau umumnya diletakkan pada kata yang terletak di sebelah kirinya sebagai pengisi konstituen pelaku. (19)... Kalau kau mau kakimu sembuh, mintalah pada ratu pantai selatan ini, (B/ Kamis, 5 Januari 2012/ 10). Pronomina Persona Kedua Tunggal Anda Pronomina persona kedua tunggal Anda dimaksudkan untuk menetralkan hubungan, seperti halnya kata you dalam bahasa Inggris. Meskipun kata itu telah banyak dipakai, struktur nilai sosial budaya kita masih membatasi pemakaian pronomina itu. Pronomina Anda dipakai pada saat: 1. Dalam hubungan yang takpribadi sehingga Anda tidak diarahkan pada satu orang khusus.

8 2. Dalam hubungan tatap muka tetapi pembicaranya tidak ingin terlalu formal ataupun terlalu akrab. Lihat beberapa data berikut: (20) Anda tidak akan menemukan telepon fixed line di meja-meja kantor kami, ungkap dia. (MI/ Senin, 2 April 2012/ 19) (21) Kiat-kiat apa yang Anda lakukan dalam berinvestasi? Apakah perrnah mengalami kerugian? (K/ Selasa, 27 Maret 2012/ 33) Pronomina Persona Kedua Jamak kalian Bentuk persona kedua di samping mempunyai bentuk tunggal seperti tersebut di atas juga memiliki bentuk jamaknya, yaitu kalian dan bentuk persona kedua tunggal yang ditambah dengan kata sekalian, seperti anda sekalian, kamu sekalian, dan sebagainya. Meskipun bentuk kalian tidak terikat pada tata krama sosial, yang status sosialnya lebih rendah umumnya tidak memakai bentuk itu terhadap orang yang lebih tua atau orang yang berstatus sosial lebih tinggi. (22) Kenapa kalian murung? Apa yang terjadi? (B/ Kamis, 17 November 2011/ 11). (23) Benar kata Andi dan Lucki. Kalian sama keras kepalanya! (Nov/ BKMD/ 150). Pronomina Persona Ketiga Pronomina persona ketiga tunggal terdiri atas ia, dia, nya dan beliau. Dalam posisi sebagai subjek, atau di depan verba, ia dan dia sama-sama dapat dipakai. Akan tetapi, jika berfungsi sebagai objek, atau terletak di sebelah kanan dari yang diterangkan, hanya bentuk dia dan nya yang dapat muncul. Pronomina persona ketiga tunggal beliau digunakan untuk menyatakan rasa hormat, yakni dipakai oleh orang yang lebih muda atau berstatus sosial lebih rendah daripada orang yang dibicarakan. Dari keempat pronomina tersebut, hanya dia, nya dan beliau yang dapat digunakan untuk menyatakan milik. Pronomina Persona Ketiga Tunggal ia Pronomina persona ketiga tunggal ia menunjuk pada persona di luar percakpan antara pembicara dan pendengar. Pada penggunaannya dalam kalimat, bentuk kata ganti persona ketiga tuggal ia hanya bisa berfungsi sebagai subjek.

9 (24) Kuma sangat gembira. Ia malah kini mempunyai banyak sahabat sejati. (B/ Kamis, 3 November 2011/ 11). Pronomina Persona Ketiga Tunggal dia Pronomina persona ketiga tunggal ia dan dia dalam banyak hal berfungsi sama. Akan tetapi, jika bentuk ia hanya dapat berfungsi sebagai subjek, bentuk dia dapat pula berfungsi sebagai objek. Data bentuk dia sebagai subjek: (25) Pipi sangat sedih. Dia memang berbeda dengan teman-teman kurcacinya. (B/ Kamis, 20 Oktober 2011/ 46). Data bentuk dia sebagai objek: (26) Sejak saat itu, Kuma tidak terkenal lagi. Ia hanya menjadi ayam biasa. Banyak ayam lain yang sudah bisa berkokok indah seperti dia. (B/ Kamis, 3 November 2011/ 11). Pronomina Persona Ketiga Tunggal nya Pronomina persona ketiga tunggal nya menunjuk pada persona di luar percakpan antara pembicara dan pendengar. Pada penggunaannya dalam kalimat, bentuk kata ganti persona ketiga tuggal nya hanya bisa berfungsi sebagai objek. Perhatikan data berikut: (27) Sebenarnya Rosa baik. Aku senang berteman dengannya. (B/ Kamis, 3 November 2011/ 32). (28) Akan tetapi, kali ini, Amir benar-benar keterlaluan. Sudah beberapa hari, Angga gagal mencarinya. (B/ Kamis, 17 November 2011/ 24). Pronomina Persona Ketiga Tunggal beliau Pronomina persona ketiga tunggal beliau digunakan untuk menyatakan rasa hormat. Oleh karena itu, beliau dipakai oleh orang yang lebih muda atau berstatus sosial lebih rendah dari pada orang yang dibicarakan. (29) Siapa to yang tidak kenal HB IX. Beliau raja yang mau turun dan menyapa rakyat kecil. ucap Suwarto. (K/ Senin, 21 Mei 2012/ 1). Pronomina Persona Ketiga Jamak mereka Pronomina persona ketiga jamak adalah mereka. Pada umumnya mereka hanya dipakai untuk insan. Benda atau konsep yang jamak dinyatakan dengan

10 cara yang lain; misalnya dengan mengulang nomina tersebut (reduplikasi) atau dengan mengubah sintaksisnya. Mereka tidak mempunyai variasi bentuk sehingga dalam posisi mana pun hanya bentuk itulah yang dipakai, misalnya usul mereka, rumah mereka. (30) Tidak apa-apa kami mencoba pakaian Tira? Li-El dan Dania bertanya khawatir. Akhirnya mereka bertiga mencoba berbagai penampilan. Suasana makin seru saat ketiganya berjalan-jalan di kamar, bergaya bak peragawati. Ada peragaan busana mendadak di kamar Tira. (B/ Kamis, 13 Oktober 2011/ 10). Pembalikan Deiksis Persona dalam Bahasa Indonesia Dalam penggunaannya, kata yang bersifat deiktis adalah kata yang referen atau acuannya dapat berpindah-pindah. Kefleksibelan kata-kata atau leksemleksem deiktis acapkali berpengaruh pada makna kata dan maksud penutur. Hal ini merupakan fenomena-fenomena tindak tutur yang bukan pada tempatnya katakata itu digunakan. Kata ganti persona terdiri dari bentuk persona pertama, persona kedua dan persona ketiga. Di dalam bahasa Indonesia, bentuk ini masih dibedakan atas bentuk tunggal dan bentuk jamak. Pemakaian ketiga bentuk kata ganti ini dalam percakapan dapat keluar dari aturan yang ada. Pembalikan Deiksis Persona Bentuk Persona Pertama untuk Persona Kedua Pada kasus pembalikan deiksis persona bentuk persona pertama menunjuk persona kedua ditemukan data sebagai berikut: (31) Jadi sekarang Li-El bersiap-siap tanpa semangat. Senangnya kalau aku tidak ikut, ujar mama dari pintu kamar. Ah, Mama mengatakan isi pikiran Li-El dengan tepat. Mama melangkah masuk, tersenyum geli memandang barang-barang Li-El yang masih berantakan. (B/ Kamis, 29 September 2011/ 10). Pada data (31), kata aku adalah salah satu dari bentuk persona pertama, tetapi digunakan untuk menunjuk atau berreferen pada si lawan bicara atau

11 persona kedua. Bentuk pembalikan deiksis persona pertama menjadi persona kedua seperti pada data di atas diucapkan Mama untuk menyindir Li-El. Hal ini dipertegas oleh pernyataan selanjutnya sebagai berikut: Mama mengatakan isi pikiran Li-El dengan tepat. Data lainnya: (32) Tapi, bukan berarti aku melarangmu belajar meniup flute, tiba-tiba kamu memberi harapan. (Nov/ BKMD/ 5). Kata aku dalam kalimat (32) di atas diucapkan oleh persona kedua (kamu). Makna dari kata ganti aku tetap sebagai kata ganti orang pertama, tetapi referennya berpindah menunjuk orang kedua. Deiksis persona ini mengalami pembalikan deiksis. Pembalikan Deiksis Persona Bentuk Persona Pertama untuk Menunjuk Persona Ketiga Pada kasus pembalikan deiksis persona bentuk persona pertama menunjuk persona ketiga ditemukan data sebagai berikut: (33) Pernahkah terlintas dalam pikiranmu, tentang seseorang yang hadir di beranda dan berkata, Kartu Valentine itu dariku. (Nov/ BKMD/ 111). Pada data (33) di atas, seseorang adalah pelaku dari kalimat terebut yang merupakan orang ketiga. Namun, dalam data ini ia berganti menjadi orang pertama yang berubah menjadi bentuk ku pada kalimat Kartu Valentine itu dariku. Pembalikan deiksis dari persona ketiga yang ditandai oleh kata seseorang berubah posisi acuannya menjadi persona pertama yang dipertegas oleh kata ganti ku. Kemudian ditemukan data lainnya seperti: (34) Pernahkah engkau benar-benar merasa takjub, ketika sekali lagi ia mengatakan, Burung kolibri merah dadu itu kuterbangkan dari hatiku, sungguh, hanya untukmu. Sungguh. (Nov/ BKMD/ 112). Pada contoh (34) di atas, kata ganti ia yang berperan menunjuk kata ganti orang ketiga berubah fungsi menunjuk persona pertama. ketika sekali lagi ia mengatakan, Burung kolibri merah dadu itu kuterbangkan dari hatiku Kata

12 ganti persona ketiga ia, memosisikan acuannya sebagai kata ganti orang pertama menjadi ku dan ku. Pembalikan Deiksis Persona Bentuk Persona Kedua untuk Menunjuk Persona Pertama Pada kasus pembalikan deiksis persona bentuk persona kedua menunjuk persona pertama ditemukan data sebagai berikut: (35) Arga yang baik, aku tahu engkau akan datang sore ini. Aku kangen, seperti juga sahabat-sahabatmu lainnya yang lama tak berjumpa. Kamu mungkin ingin bertanya setelah menyatakan cinta padaku, Apakah kamu mencintaiku? Akan kujawab dengan setulus hati, Ya. (Nov/ BKMD/ 91). Deiksis persona kamu adalah kata ganti orang kedua, tapi tidak pada contoh (35) di atas. Kata kamu di atas diucapkan oleh persona pertama untuk menunjuk dirinya sendiri. Kamu mungkin ingin bertanya setelah menyatakan cinta padaku, Deiksis persona kamu di sini masih berreferen pada orang kedua karena kalimat ini disebutkan oleh orang pertama. Akan tetapi, pada kalimat selanjutnya Apakah kamu mencintaiku?, diucapkan oleh orang pertama yang seolah-olah dia adalah orang kedua sehingga kata kamu di sini tidak lagi mengacu pada orang kedua melainkan menunjuk orang pertama. Pembalikan Deiksis Persona Bentuk Persona Kedua untuk Persona Ketiga Pada kasus pembalikan deiksis persona bentuk persona kedua menunjuk persona ketiga ditemukan data sebagai berikut: (36) Yang disangkakan, yang Anda (wartawan) muat di koran, TV, yakni penerimaan uang oleh Chandra tidak terbukti. Pertemuan Nazaruddin dengan CMH (Chandra), secara tempus (waktu) juga dilakukan saat Nazar belum jadi apa-apa, jadi pertemuannya tidak relevan, ujar Bibit. (MI/ Kamis, 6 Oktober 2011/ 1). Kata anda (36) sebagai bentuk persona kedua juga dapat dipergunakan dalam pembalikan deiksis seperti ini. Kata anda pada contoh di atas menunjuk pada wartawan, bukan pembaca. Jika pada situasi seperti pemberitaan koran

13 tersebut posisi persona kedua terletak pada pembaca, kata anda itu mengalami pembalikan deiksis terhadap referennya Pembalikan Deiksis Persona Bentuk Persona Ketiga untuk Persona Pertama Pada kasus pembalikan deiksis persona bentuk persona ketiga menunjuk persona pertama ditemukan data sebagai berikut: (37) Seperti yang sudah penulis sebutkan di atas [... ] Pada kalimat (37) di atas bentuk penulis dipakai untuk menunjuk pada persona pertama. Kata tersebut digunakan oleh para pengarang buku untuk menghindari penyebutan bentuk persona pertama (untuk menyebut dirinya sendiri). Data lainnya: (38) Berapa nomor handphone kamu? Oh, nih, nomornya , disave ya, Pada data (38) di atas bentuk nya bukan menunjuk pada orang ketiga melainkan menunjuk diri si pembicara/orang pertama. Dalam data tersebut terjadi pembalikan fungsi deiksis dari orang ketiga menjadi orang pertama. Pembalikan Deiksis Persona Bentuk Persona Ketiga untuk Persona Kedua Pada kasus pembalikan deiksis persona bentuk persona ketiga menunjuk persona kedua ditemukan data sebagai berikut: (39) Akhirnya, setelah perjalanan empat meter yang terasa satu kilometer, Bintang sampai di depan meja yang dituju, tempat seorang perempuan berponi pagar dengan rambut dikuncir duduk sendirian. Takseperti anak-anak lain di kelas tersebut yang mulai bersosialisasi dengan penghuni bangku tetangga, perempuan cantik berponi itu hanya duduk diam dan memandang yang lainnya dengan bosan. Sorry, kursi sebelahnya kosong? tanya Bintang. Perempuan berponi pagar pengalihkan pandangannya pada Bintang. (Nov/ H&T/ 11).

14 Pada data (39), bentuk persona ketiga ( nya) pada contok kalimat Sorry, kursi sebelahnya kosong? dipergunakan untuk menunjuk persona kedua. Pembalikan deiksis seperti ini hanya dapat terjadi pada bentuk terikat nya, dan tidak pada bentuk bebas seperti ia, dia, beliau. Bentuk nya yang dapat dipakai dalam pembalikan deiksis hanyalah bentuk yang berada di dalam konstruksi posesif; bentuk nya dalam konstruksi seperti membelinya dan dibelinya tidak dapat dipergunakan dalam pembalikan deiksis. Pembalikan deiksis seperti ini hanya dapat terjadi pada bentuk terikat nya, dan tidak pada bentuk bebas seperti ia, dia, beliau. Bentuk nya yang dapat dipakai dalam pembalikan deiksis hanyalah bentuk yang berada di dalam konstruksi posesif; bentuk nya dalam konstruksi seperti membelinya dan dibelinya tidak dapat dipergunakan dalam pembalikan deiksis. Yang dapat pula disebut dengan peristiwa pembalikan deiksis adalah apa yang lazim disebut tuturan berbalik. Perhatikan data tuturan berbalik dalam bahasa Indonesia berikut: (40) A : Wah, saya tidak bisa. Ada beberapa kemungkinan tanggapan (respon) pada pernyataan (49) tersebut. a. B : Jangan mengatakan saya tidak bisa sebelum kamu sendiri mencobanya. b. B : Jangan mengatakan tidak bisa sebelum kamu sendiri mencobanya. c. B : Jangan mengatakan kamu tidak bisa sebelum kamu sendiri mencobanya. Dalam bahasa Indonesia ada tiga kemungkinan konstruksi untuk menanggapi pernyataan si A (40). Di antara ketiga konstruksi itu hanya jawaban (40a) yang memperlihatkan peristiwa pembalikan deiksis. Simpulan Kata ganti persona pertama; adalah katagorisasi rujukan pembicara pada dirinya sendiri atau dengan kata lain kata ganti persona pertama merujuk pada orang yang sedang berbicara. Kata ganti persona pertama dibagi menjadi dua, yaitu tunggal dan jamak. Kata ganti persona pertama tunggal memiliki dua bentuk, aku yang merupakan bentuk akrab/nonformal dan saya yang merupakan

15 bentuk formal, sedangkan kata ganti persona pertama jamak memiliki bentuk kami yang merupakan bentuk eksklusif dan kita yang merupakan bentuk inklusif. Kata ganti persona kedua; adalah kategorisasi rujukan pembicara kepada lawan bicara. Kata ganti persona kedua memiliki bentuk engkau dan kamu yang merupakan bentuk akrab/informal dan bentuk anda yang merupakan bentuk formal. Kata ganti persona kedua juga memiliki bentuk jamak, yaitu kalian. Kata ganti persona ketiga; adalah katagorisasi rujukan pembicara kepada orang yang berada di luar tindak komunikasi, atau dengan kata lain bentuk kata ganti persona ketiga merujuk orang yang tidak berada baik pada pihak pembicara maupun pada pihak lawan bicara. Bentuk tunggal kata ganti orang ketiga adalah ia dan dia. Selain kedua bentuk tersebut dikenal juga bentuk ketakziman beperti bentuk beliau. Bentuk jamak dari kata ganti orang ketiga adalah mereka. Seiring dengan penggunaannya dalam tindak komunikasi, deiksis kini tidak lagi menunjuk sesuai aturan yang berlaku. Deiksis persona tidak lagi bergantung pada apa yang disebut dengan kata ganti orang pertama, kedua dan ketiga. Berdasarkan referen yang diacunya, deiksis persona bisa dengan bebas memilih sebagai bentuk kata ganti persona ke berapa ia memosisikan keberadaanya dalam konteks. Dalam bahasa Indonesia penggunaan sistem deiksis persona merujuk pada penggunaan sistem bentuk kata ganti persona yang memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda-beda. Hal ini disebut dengan pembalikan deksis. Daftar Sumber Chaer, Abdul dan Leonie Agustina Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta Kaswanti Purwo, Bambang Deiksis dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA Roely Ardiansyah Fakultas Bahasa dan Sains, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Abstrak Deiksis dalam bahasa Indonesia merupakan cermin dari perilaku seseorang

Lebih terperinci

DEIKSIS DALAM RUBRIK AH TENANE PADA SURAT KABAR HARIAN UMUM SOLOPOS

DEIKSIS DALAM RUBRIK AH TENANE PADA SURAT KABAR HARIAN UMUM SOLOPOS DEIKSIS DALAM RUBRIK AH TENANE PADA SURAT KABAR HARIAN UMUM SOLOPOS Wisnu Nugroho Aji Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Widya Dharma Klaten wisnugroaji@gmail.com Abstrak Bahasa

Lebih terperinci

PEMAKAIAN DEIKSIS PERSONA, LOKASIONAL, DAN TEMPORAL DALAM NOVEL AYAT-AYAT CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY SKRIPSI

PEMAKAIAN DEIKSIS PERSONA, LOKASIONAL, DAN TEMPORAL DALAM NOVEL AYAT-AYAT CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY SKRIPSI PEMAKAIAN DEIKSIS PERSONA, LOKASIONAL, DAN TEMPORAL DALAM NOVEL AYAT-AYAT CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

DEIKSIS ARTIKEL HARIAN SUARA MERDEKA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI NONFIKSI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA

DEIKSIS ARTIKEL HARIAN SUARA MERDEKA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI NONFIKSI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DEIKSIS ARTIKEL HARIAN SUARA MERDEKA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI NONFIKSI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA Oleh: Dwi Setiyaningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia kireidedew82@yahoo.co.id

Lebih terperinci

ANALISIS DEIKSIS DALAM CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGANYAR

ANALISIS DEIKSIS DALAM CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGANYAR ANALISIS DEIKSIS DALAM CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGANYAR Erdi Sunarwan, Muhammad Rohmadi, Atikah Anindyarini Universitas Sebelas Maret E-mail: sn_erdi@yahoo.com Abstract: The objective of this

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat suku Jawa untuk berkomunikasi antarsesama masyarakat Jawa.

PENDAHULUAN Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat suku Jawa untuk berkomunikasi antarsesama masyarakat Jawa. 1 PENDAHULUAN Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat suku Jawa untuk berkomunikasi antarsesama masyarakat Jawa. Dalam interaksi sosial masyarakat Jawa, lebih cenderung menggunakan komunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Objek dalam penelitian kualitatif adalah objek yang alamiah, atau natural setting, sehingga metode

Lebih terperinci

PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS EDISI JANUARI FEBRUARI 2010 SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS EDISI JANUARI FEBRUARI 2010 SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS EDISI JANUARI FEBRUARI 2010 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semantik merupakan ilmu tentang makna, dalam bahasa Inggris disebut meaning.

BAB I PENDAHULUAN. Semantik merupakan ilmu tentang makna, dalam bahasa Inggris disebut meaning. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semantik merupakan ilmu tentang makna, dalam bahasa Inggris disebut meaning. Vehaar (1999: 14) mengemukakan bahwa semantik (Inggris: semantics) berarti teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. apabila referennya berpindah-pindah tergantung pada siapa yang menjadi si

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. apabila referennya berpindah-pindah tergantung pada siapa yang menjadi si BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Purwo menjelaskan bahwa sebuah kata dapat dikatakan bersifat deiksis apabila referennya berpindah-pindah tergantung pada siapa yang menjadi si pembicara dan juga tergantung

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DEIKSIS SEMANTIK DALAM CERPEN SILUET JINGGA KARYA ANGGI P

PENGGUNAAN DEIKSIS SEMANTIK DALAM CERPEN SILUET JINGGA KARYA ANGGI P PENGGUNAAN DEIKSIS SEMANTIK DALAM CERPEN SILUET JINGGA KARYA ANGGI P Rini Damayanti Universitas Wijaya Kusuma Surabaya just_arinda@yahoo.com Abstract This research aims to determine the use of form semantic

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam mencari informasi dan berkomunikasi. Klausa ataupun kalimat dalam

I. PENDAHULUAN. dalam mencari informasi dan berkomunikasi. Klausa ataupun kalimat dalam 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesatuan bahasa terlengkap dan tertinggi dalam hierarki gramatikal yaitu wacana, pemahaman mengenai wacana tidak bisa ditinggalkan oleh siapa saja terutama dalam

Lebih terperinci

DEIKSIS PERSONA DALAM BAHASA MELAYU KUTAI TENGGARONG

DEIKSIS PERSONA DALAM BAHASA MELAYU KUTAI TENGGARONG DEIKSIS PERSONA DALAM BAHASA MELAYU KUTAI TENGGARONG Nurul Masfufah Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Timur Jalan Batu Cermin Nomor 25 Sempaja, Samarinda Pos-el: mashfufahnurul@yahoo.com Abstrak Kajian

Lebih terperinci

Analisis Deiksis dalam Komik Angkara Tan Nendra Karya Resi Wiji S. dalam Majalah Panjebar Semangat

Analisis Deiksis dalam Komik Angkara Tan Nendra Karya Resi Wiji S. dalam Majalah Panjebar Semangat Analisis Deiksis dalam Komik Angkara Tan Nendra Karya Resi Wiji S. dalam Majalah Panjebar Semangat Oleh: Anis Cahyani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa namakuaniscahyani@yahoo.com Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia yang lain. Kebutuhan akan bahasa sudah jauh sebelum manusia mengenal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alasan peneliti memilih judul Penggunaan Campur Kode ceramah ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5 November 2013. Peneliti ingin

Lebih terperinci

b. Untuk memperkenalkan bahasa Batak Toba kepada masyarakat sebagai salah satu bahasa daerah yang turut memperkaya kebudayaan nasional.

b. Untuk memperkenalkan bahasa Batak Toba kepada masyarakat sebagai salah satu bahasa daerah yang turut memperkaya kebudayaan nasional. 1.4.2 Manfaat Penelitian a. Untuk mengetahui bagaimana sebenarnya pemakaian kata sapaan dalam bahasa Batak Toba. b. Untuk memperkenalkan bahasa Batak Toba kepada masyarakat sebagai salah satu bahasa daerah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ialah penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu

Lebih terperinci

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24 Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/2014 11:41:24 2 Buku BI 3 (12 des).indd 2 16/12/2014 11:41:25 Bintang berkunjung ke rumah Tante Menik, adik ibunya. Tante Menik seorang wartawati. Rumah Tante Menik kecil,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sesuai dengan norma norma dan nilai nilai sosial dan saling

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sesuai dengan norma norma dan nilai nilai sosial dan saling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesantunan dalam berbahasa di lingkungan masyarakat dan sekolah sangatlah penting, karena dengan bertutur dan berkomunikasi dengan santun dapat menjaga nilai diri sebagai

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI

NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana berkomunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Peranan bahasa sangat membantu manusia dalam menyampaikan gagasan, ide, bahkan pendapatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas komunikasi tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas komunikasi tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas komunikasi tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Manusia dalam mempertahankan hidupnya manusia tidak dapat hidup tanpa orang lain. Interaksi mempunyai

Lebih terperinci

ANALISIS DEIKSIS PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X OTOMOTIF SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

ANALISIS DEIKSIS PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X OTOMOTIF SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ANALISIS DEIKSIS PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X OTOMOTIF SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015 SINTAKSIS Pengantar Linguistik Umum 26 November 2014 Morfologi Sintaksis Tata bahasa (gramatika) Bahasan dalam Sintaksis Morfologi Struktur intern kata Tata kata Satuan Fungsi Sintaksis Struktur antar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Pada umumnya seluruh kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengandung banyak pengetahuan didalamnya. Tidak jarang ditemui kesulitan

BAB I PENDAHULUAN. mengandung banyak pengetahuan didalamnya. Tidak jarang ditemui kesulitan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alquran diturunkan Allah untuk umat manusia khususnya umat Islam, mengandung banyak pengetahuan didalamnya. Tidak jarang ditemui kesulitan dalam memahami

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacu kepada nomina lain (Alwi, dkk.,

II. LANDASAN TEORI. Pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacu kepada nomina lain (Alwi, dkk., II. LANDASAN TEORI 2.1 Pronomina Pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacu kepada nomina lain (Alwi, dkk., 2003: 249). Pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengganti orang atau benda (Depdikbud,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI Oleh: Latifah Dwi Wahyuni Program Pascasarjana Linguistik Deskriptif UNS Surakarta Abstrak Komunikasi dapat

Lebih terperinci

S a t u DI PAKUAN EXPRESS

S a t u DI PAKUAN EXPRESS S a t u DI PAKUAN EXPRESS Ya, awal tahun 2008. Pindah ke rumah sendiri. Berpisah dari orangtua, pindah kerja pula ke Jakarta. Meninggalkan kenyamanan kerja di Bogor rupanya membuatku terkaget-kaget dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, karena bahasa tidak terlepas dari

BAB II LANDASAN TEORI. peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, karena bahasa tidak terlepas dari 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Semantik Bahasa merupakan alat komunikasi penting bagi umat manusia. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, karena bahasa tidak terlepas dari makna dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat

BAB I PENDAHULUAN. manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan fenomena yang tidak dapat dilepaskan dari segala kegiatan manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Chaer (2011: 1) mengemukakan bahwa bahasa adalah sistem lambang berupa bunyi, bersifat

Lebih terperinci

Merupakan salah satu bentuk konstruksi sintaksis yang tertinggi. Secara tradisional: suatu rangkaian kata yang mengandung pengertian dan pikiran yang

Merupakan salah satu bentuk konstruksi sintaksis yang tertinggi. Secara tradisional: suatu rangkaian kata yang mengandung pengertian dan pikiran yang KALIMAT Merupakan salah satu bentuk konstruksi sintaksis yang tertinggi. Secara tradisional: suatu rangkaian kata yang mengandung pengertian dan pikiran yang lengkap. Secara struktural: bentuk satuan gramatis

Lebih terperinci

ANALISIS DEIKSIS DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENULIS DI KELAS X

ANALISIS DEIKSIS DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENULIS DI KELAS X ANALISIS DEIKSIS DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENULIS DI KELAS X Oleh: Isnani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

ANALISIS DEIKSIS PERSONA DAN TEMPORAL PADA RUBRIK JATI DIRI HARIAN JAWA POS EDISI FEBRUARI-MARET 2010 SKRIPSI

ANALISIS DEIKSIS PERSONA DAN TEMPORAL PADA RUBRIK JATI DIRI HARIAN JAWA POS EDISI FEBRUARI-MARET 2010 SKRIPSI ANALISIS DEIKSIS PERSONA DAN TEMPORAL PADA RUBRIK JATI DIRI HARIAN JAWA POS EDISI FEBRUARI-MARET 2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra

Lebih terperinci

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan. 1st Spring Hujan lagi. Padahal ini hari Minggu dan tak ada yang berharap kalau hari ini akan hujan. Memang tidak besar, tapi cukup untuk membuat seluruh pakaianku basah. Aku baru saja keluar dari supermarket

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jenis interaksi antarmanusia sangat beragam. Salah satu contoh interaksi terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. Jenis interaksi antarmanusia sangat beragam. Salah satu contoh interaksi terjadi pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Pokok Bahasan Jenis interaksi antarmanusia sangat beragam. Salah satu contoh interaksi terjadi pada acara temu wicara di televisi dalam bentuk komunikasi. Komunikasi dalam acara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka digilib.uns.ac.id BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka Ada tiga kajian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Ketiga kajian tersebut adalah makalah berjudul Teori Pengikatan

Lebih terperinci

Ketika mimpi menjadi sebuah bayangan, aku menanyakan "kapan ini akan terwujud?" Mungkin nanti, ketika aku telah siap dalam segalagalanya

Ketika mimpi menjadi sebuah bayangan, aku menanyakan kapan ini akan terwujud? Mungkin nanti, ketika aku telah siap dalam segalagalanya Live is a dream Mengertikah engkau saat purnama datang menjelang? Entah apa yang ku maksud saat ini aku pun tak mengerti Tetapi yang jelas aku berusaha untuk memulihkan semua rasa yang ada sebelumnya ketika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kata deiksis berasal dari bahasa Yunani deiktikos yang memiliki arti

BAB I PENDAHULUAN. Kata deiksis berasal dari bahasa Yunani deiktikos yang memiliki arti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata deiksis berasal dari bahasa Yunani deiktikos yang memiliki arti penunjukan secara langsung (Purwo, 1984: 2). Dardjowidjojo (1988: 35) bersama beberapa ahli bahasa

Lebih terperinci

Kecakapan Antar Personal

Kecakapan Antar Personal Kecakapan Antar Personal Essay Sopan santun dalam Komunikasi Oleh : Andrian Ramadhan Febriana 10512318 Sistem Informasi 8 Berkomunikasi merupakan salah satu faktor penting dalam melaksanakan kehidupan

Lebih terperinci

ANALISIS DEIKSIS DALAM NOVEL EMPRIT ABUNTUT BEDHUG KARYA SUPARTO BRATA

ANALISIS DEIKSIS DALAM NOVEL EMPRIT ABUNTUT BEDHUG KARYA SUPARTO BRATA ANALISIS DEIKSIS DALAM NOVEL EMPRIT ABUNTUT BEDHUG KARYA SUPARTO BRATA Oleh: Gumilang Laksana program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa laksanagumilang@yahoo.com Abstrak. Penelitian ini bertujuan:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kata deiksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu deiktikos yang berarti hal

BAB I PENDAHULUAN. Kata deiksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu deiktikos yang berarti hal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata deiksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu deiktikos yang berarti hal penunjukan secara langsung. Istilah tersebut digunakan oleh tata bahasawan Yunani

Lebih terperinci

PEMERIAN TENTANG DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA (RUMUSAN TENTANG TIPE BAHASA INDONESIA) Oleh: Dra. Rahayu Sulistyowati. Abstrak

PEMERIAN TENTANG DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA (RUMUSAN TENTANG TIPE BAHASA INDONESIA) Oleh: Dra. Rahayu Sulistyowati. Abstrak PEMERIAN TENTANG DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA (RUMUSAN TENTANG TIPE BAHASA INDONESIA) Oleh: Dra. Rahayu Sulistyowati Abstrak Tulisan ini membahas tentang rumusan tipe-tipe deiksis dalam bahasa Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai mahluk sosial pasti melakukan proses komunikasi dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai mahluk sosial pasti melakukan proses komunikasi dalam kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai mahluk sosial pasti melakukan proses komunikasi dalam kehidupan bermasyarakat, karena untuk membentuk suatu hubungan atau kerja sama pasti diawali

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. mengalami perkembangan seiring dengan pengguna bahasa. Bahasa merupakan alat

BAB l PENDAHULUAN. mengalami perkembangan seiring dengan pengguna bahasa. Bahasa merupakan alat BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa melakukan hubungan interaksi dengan manusia lain untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dalam melakukan interaksi tersebut manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesalahan berbahasa ini tidak hanya terjadi pada orang-orang awam yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi tertentu, tetapi sering

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

Hemat Energi. Belajar Apa di Pelajaran 8? Menjelaskan isi drama dan memerankan drama melalui kegiatan mendengarkan

Hemat Energi. Belajar Apa di Pelajaran 8? Menjelaskan isi drama dan memerankan drama melalui kegiatan mendengarkan 8 Hemat Energi Bertelepon dan bermain drama hampir sama. Dalam dua kegiatan tersebut terdapat percakapan. Tahukah kamu bagaimana berbicara di telepon? Apa pula yang dinamakan drama itu? Belajar Apa di

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana dalam Chaer, 2003:

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana dalam Chaer, 2003: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Pada umumnya seluruh kegiatan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi leksikal yang terdapat dalam wacana naratif bahasa Indonesia. Berdasarkan teori Halliday dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam berkomunikasi manusia memerlukan sarana untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian tentang analisis deiksis dalam novel yang Miskin Dilarang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian tentang analisis deiksis dalam novel yang Miskin Dilarang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Yang Relevan Sebelumnya Penelitian tentang analisis deiksis dalam novel yang Miskin Dilarang Maling Karya Salman Rusydie Anwar belum ada yang meneliti. Akan tetapi penelitian-penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Deiksis Linguistik adalah ilmu yang mencoba untuk memahami bahasa dari sudut pandang struktur internal (Gleason, 1961:2). Struktur internal linguistik ialah fonologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud, serta tujuan kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud, serta tujuan kepada orang lain. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkomunikasi merupakan suatu kegiatan yang mempergunakan bahasa sebagai alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud, serta tujuan kepada orang lain.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa penelitian mengenai hal tersebut, tetapi penelitian tentang Deiksis Dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa penelitian mengenai hal tersebut, tetapi penelitian tentang Deiksis Dalam 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Relevan Penelitian kebahasaan yang berhubungan dengan kajian pragmatik khususnya pada kajian deiksis bukanlah hal yang baru lagi dalam penelitian bahasa. Sudah ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan

BAB I PENDAHULUAN. sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Analisis kalimat dapat dilakukan pada tiga tataran fungsi, yaitu fungsi sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan gramatikal antara

Lebih terperinci

Soedjono-Tresno Private High School (STPHS) (I)

Soedjono-Tresno Private High School (STPHS) (I) CHAPTER 1 Soedjono-Tresno Private High School (STPHS) (I) Kepala Sekolah Soedjono-Tresno Private High School atau STPHS, Christoper Rumbewas, menerima sejumlah buku, berkas siswa, dan juga seragam sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa (language) merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang dilakukannya penelitian. Selanjutnya dalam Bab 1 ini, penulis juga menjelaskan tentang identifikasi masalah, pembatasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prosa dalam pengertian kesusastraan disebut fiksi (fiction), teks naratif

BAB I PENDAHULUAN. Prosa dalam pengertian kesusastraan disebut fiksi (fiction), teks naratif BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prosa dalam pengertian kesusastraan disebut fiksi (fiction), teks naratif atau wacana naratif. Istilah fiksi dalam pengertian ini berarti cerita rekaan atau cerita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra karena di dalamnya terdapat media untuk berinteraksi antara

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra karena di dalamnya terdapat media untuk berinteraksi antara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kajian mengenai bahasa menjadi suatu kajian yang tidak pernah habis untuk dibicarakan karena bahasa telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Bahasa adalah alat

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dan bahasa adalah dua komponen yang tidak terpisahkan satu sama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dan bahasa adalah dua komponen yang tidak terpisahkan satu sama 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dan bahasa adalah dua komponen yang tidak terpisahkan satu sama lain. Bahasa merupakan media yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan dan mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa yaitu mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa merupakan sarana komunikasi yang utama. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa merupakan sarana komunikasi yang utama. Bahasa adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu melakukan komunikasi antar sesamanya. Setiap anggota masyarakat selalu terlibat dalam komunikasi, baik dia berperan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pragmatik adalah studi tentang makna yang disampaikan oleh penutur (atau penulis)

BAB I PENDAHULUAN. pragmatik adalah studi tentang makna yang disampaikan oleh penutur (atau penulis) 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Yule dalam bukunya (1996: 3) yang berjudul Pragmatik, mengatakan bahwa pragmatik adalah studi tentang makna yang disampaikan oleh penutur

Lebih terperinci

DEIKSIS PERSONA, TEMPAT, DAN WAKTU DALAM CERITA RAKYAT DAYAK KANAYATN

DEIKSIS PERSONA, TEMPAT, DAN WAKTU DALAM CERITA RAKYAT DAYAK KANAYATN DEIKSIS PERSONA, TEMPAT, DAN WAKTU DALAM CERITA RAKYAT DAYAK KANAYATN ARTIKEL PENELITIAN OLEH YOSEFHA ELLA NIM F11112001 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN

Lebih terperinci

LARAS dan RAGAM BAHASA

LARAS dan RAGAM BAHASA LARAS dan RAGAM BAHASA STMIK CIC CIREBON - 2016 Kedudukan Bahasa Indonesia FUNGSI BAHASA LARAS & RAGAM BAHASA Implikasi BI dalam hidup sehari-hari LARAS BAHASA Adalah kesesuaian antara bahasa dan fungsi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Biau. Kabupaten Buol. Adapun penelitian sejenis yang pernah diteliti antara lain:

BAB II LANDASAN TEORI. Biau. Kabupaten Buol. Adapun penelitian sejenis yang pernah diteliti antara lain: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Penelitian tentang alih kode dan campur kode, sudah banyak diteliti oleh para peneliti sebelumnya. Namun sejauh ini belum ada yang melakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah ide-ide penggambaran hal-hal atau benda-benda ataupun gejala

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah ide-ide penggambaran hal-hal atau benda-benda ataupun gejala BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah ide-ide penggambaran hal-hal atau benda-benda ataupun gejala sosial yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo,dkk. 1985:46)

Lebih terperinci

DEIKSIS DALAM SERI CERITA RAKYAT KALANTIKA PENULIS CHAIRIL EFFENDY

DEIKSIS DALAM SERI CERITA RAKYAT KALANTIKA PENULIS CHAIRIL EFFENDY DEIKSIS DALAM SERI CERITA RAKYAT KALANTIKA PENULIS CHAIRIL EFFENDY Irma Sari, Sisilya Saman, Agus Syahrani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Tanjungpura, Pontianak

Lebih terperinci

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PERCAKAPAN STAF FKIP UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PERCAKAPAN STAF FKIP UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PERCAKAPAN STAF FKIP UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR Nur Hafsah Yunus MS 1, Chuduriah Sahabuddin 2, Muh. Syaeba 3 Universitas

Lebih terperinci

RAGAM BAHASA PEDAGANG KAKI LIMA DI TERMINAL PURABAYA SURABAYA: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK. Ratna Dewi Kartikasari Universitas Muhammadiyah Jakarta

RAGAM BAHASA PEDAGANG KAKI LIMA DI TERMINAL PURABAYA SURABAYA: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK. Ratna Dewi Kartikasari Universitas Muhammadiyah Jakarta RAGAM BAHASA PEDAGANG KAKI LIMA DI TERMINAL PURABAYA SURABAYA: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK Ratna Dewi Kartikasari Universitas Muhammadiyah Jakarta ABSTRAK Penelitian ini mengaji tentang ragam bahasa Pedagang

Lebih terperinci

Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali:

Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali: Noand Hegask Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali: Kisah-kisah pendek dan sajak rumpang Diterbitkan melalui: Nulisbuku.com Darah Biasanya keluar rumah Saat tengah malam Sambil menangis Hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sikap bahasa merupakan sebagian dari sosiolinguistik yang mengkaji tentang bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sikap bahasa merupakan sebagian dari sosiolinguistik yang mengkaji tentang bahasa. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sikap bahasa merupakan sebagian dari sosiolinguistik yang mengkaji tentang bahasa. Jadi sikap bahasa tidak bisa lepas dari sosiolinguistik. Kebebasan memilih dan menggunakan

Lebih terperinci

ANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA RUBRIK INDIKATOR HARIAN REPUBLIKA EDISI DESEMBER 2009

ANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA RUBRIK INDIKATOR HARIAN REPUBLIKA EDISI DESEMBER 2009 ANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA RUBRIK INDIKATOR HARIAN REPUBLIKA EDISI DESEMBER 2009 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat sarjanah S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia

Lebih terperinci

PRAGMATIK. Penjelasan. Sistem Bahasa. Dunia bunyi. Dunia makna. Untuk mengkaji pragmatik... Contoh-contoh sapaan tersebut...

PRAGMATIK. Penjelasan. Sistem Bahasa. Dunia bunyi. Dunia makna. Untuk mengkaji pragmatik... Contoh-contoh sapaan tersebut... PRAGMATIK Pengantar Linguistik Umum 10 Desember 2014 APAKAH PRAGMATIK ITU? Sistem Bahasa Penjelasan Pragmatik Dunia bunyi Pragmatik Struk tur baha sa* Dunia makna Pragmatik Di dalam dunia bunyi dan dunia

Lebih terperinci

Seorang pria menyelinap keluar dari balik pohon, dan Endra mengenalinya sebagai pemandunya, Lole.

Seorang pria menyelinap keluar dari balik pohon, dan Endra mengenalinya sebagai pemandunya, Lole. Hampir sore, saat Endra berada di hutan bedugul. Jari-jari lentik sinar matahari menembus kanopi puncak pepohonan menerangi kerimbunan hutan. Suara burung mengiringi langkahnya menembus batas hutan terlarang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diuraikan mengenai: (1) latar belakang; (2)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diuraikan mengenai: (1) latar belakang; (2) BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini akan diuraikan mengenai: (1) latar belakang; (2) fokus masalah; (3) rumusan masalah; (4) tujuan penelitian; (5) manfaat penelitian; dan (6) definisi operasional.

Lebih terperinci

Oleh : Dwi Prihatin NIM K BAB I PENDAHULUAN

Oleh : Dwi Prihatin NIM K BAB I PENDAHULUAN Kajian pemakaian bahasa dalam SMS (Short Message Service) mahasiswa program studi pendidikan bahasa, sastra indonesia dan daerah FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta (Sebuah Tinjauan Sosiolinguistik)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada dua proses yang terjadi, yaitu proses kompetensi dan proses performansi.

BAB I PENDAHULUAN. ada dua proses yang terjadi, yaitu proses kompetensi dan proses performansi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerolehan bahasa atau akuisisi bahasa adalah proses yang berlangsung di dalam otak seorang anak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya (Simanjuntak:1987:157).

Lebih terperinci

Anak laki-laki itu segera mengangkat kakinya. Maaf, ujarnya, sementara si anak

Anak laki-laki itu segera mengangkat kakinya. Maaf, ujarnya, sementara si anak PROLOG S eorang anak laki-laki berjalan menuju rumahnya dengan lemas. Padahal ini adalah hari pertamanya masuk SD, seharusnya dia merasa senang. Dia juga termasuk anak lakilaki yang pemberani karena dia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapat dari seorang penutur kepada mitra tutur. mengemukakan pendapat, yang perlu diperhatikan bukan hanya kebahasaan

BAB I PENDAHULUAN. pendapat dari seorang penutur kepada mitra tutur. mengemukakan pendapat, yang perlu diperhatikan bukan hanya kebahasaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia memperlakukan bahasa sebagai alat komunikasi. Keinginan dan kemauan seseorang dapat dimengerti dan diketahui oleh orang lain melalui bahasa dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kridalaksana (1983: 107) menjelaskan modalitas memiliki beberapa arti.

BAB I PENDAHULUAN. Kridalaksana (1983: 107) menjelaskan modalitas memiliki beberapa arti. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kridalaksana (1983: 107) menjelaskan modalitas memiliki beberapa arti. Pertama, klasifikasi proposisi menurut hal yang menyungguhkan atau mengingkari kemungkinan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa. Chaer dan Leonie (2010:14 15) mengungkapkan bahwa dalam komunikasi, bahasa berfungsi sebagai

Lebih terperinci

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM MENGUNGKAPKAN PERINTAH

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM MENGUNGKAPKAN PERINTAH KESANTUNAN BERBAHASA DALAM MENGUNGKAPKAN PERINTAH Yeni Mulyani Supriatin Balai Bahasa Bandung PENGANTAR Sopan santun dapat ditunjukkan tidak hanya dalam bentuk tindakan, tetapi juga dalam bentuk tuturan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penulis) maupun sebagai komunikan (mitra-bicara, penyimak, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. penulis) maupun sebagai komunikan (mitra-bicara, penyimak, atau pembaca). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas dari peristiwa komunikasi. Setiap anggota masyarakat dan komunitas tertentu selalu terlibat dalam komunikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa bidang-bidang tertentu. Karakteristik masing-masing komunitas

BAB I PENDAHULUAN. bahasa bidang-bidang tertentu. Karakteristik masing-masing komunitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Register salah satu cabang kajian sosiolinguistik yang mempelajari bahasa bidang-bidang tertentu. Karakteristik masing-masing komunitas maupun bidang-bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Manusia sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan komunikasi sehari-hari, salah satu alat yang paling sering digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Manusia sebagai makhluk individual

Lebih terperinci

CAMPUR KODE BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA JAWA PADA SIARAN RADIO JAMPI SAYAH DI RADIO SKB POP FM GOMBONG

CAMPUR KODE BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA JAWA PADA SIARAN RADIO JAMPI SAYAH DI RADIO SKB POP FM GOMBONG CAMPUR KODE BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA JAWA PADA SIARAN RADIO JAMPI SAYAH DI RADIO SKB POP FM GOMBONG Oleh : Siti Masitoh program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa cungkringaja83@yahoo.com

Lebih terperinci

Aktivitas untuk Belajar tentang Doa

Aktivitas untuk Belajar tentang Doa Aktivitas untuk Belajar tentang Doa MENIRU TELADAN ORANG DEWASA Anak membutuhkan banyak kesempatan untuk mendengar orang dewasa berdoa. Sikap orang dewasa yang tulus dan penuh hormat dalam berdoa amat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sepuluh. Menurut Kridalaksana kelas kata terbagi sepuluh macam sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. sepuluh. Menurut Kridalaksana kelas kata terbagi sepuluh macam sebagai 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kata unsur terpenting di dalam bahasa. Tanpa kata mungkin tidak ada bahasa, sebab itulah kata yang merupakan perwujudan bahasa (Chaer,2011:86). Kelas kata dalam bahasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bahasa, karena bahasa merupakan suatu alat untuk menjalin komunikasi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. bahasa, karena bahasa merupakan suatu alat untuk menjalin komunikasi dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat terlepas dari penggunaan bahasa, karena bahasa merupakan suatu alat untuk menjalin komunikasi dalam lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari kegiatan berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari kegiatan berkomunikasi. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari kegiatan berkomunikasi. Kegiatan berkomunikasi dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, bahkan seiring berkembangnya

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR LOKUSI DAN PERLOKUSI DALAM NOVEL SURAT KECIL UNTUK TUHAN KARYA AGNES DAVONAR

TINDAK TUTUR LOKUSI DAN PERLOKUSI DALAM NOVEL SURAT KECIL UNTUK TUHAN KARYA AGNES DAVONAR TINDAK TUTUR LOKUSI DAN PERLOKUSI DALAM NOVEL SURAT KECIL UNTUK TUHAN KARYA AGNES DAVONAR NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan ciri yang paling khas manusia yang membedakan dengan makhluk-makhluk lain. Dengan bahasa manusia dapat mengadakan komunikasi, sebab bahasa adalah alat

Lebih terperinci